BAB VII HARGA TRANSFER (Bagian Pertama) Permasalahan yang dihadapi: berapa harga yang wajar yang dibebankan terhadap produk atau jasa yang ditransfer? Harga tranfer bukan tujuan utama dari akuntansi tetapi lebih pada aspek behavioral 1. Pengertian transfer: Arti luas: harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungj awaban dalam satu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawabannya. Arti sempit harga barang atau jasa yang ditransfer antar pus at 1aba atau setidaktidaknya salah satu dari pus at pertanggungjawaban yang terlibat adalah pusat laba. 2. Syarat terpenuhinya harga transfer a. Sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh suatu pus at laba untuk dapat menentukan trade off yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan. b. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade off antara biaya - pendapatan yang telah ditetapkan. Setiap pusat laba harus dapat memaksimalkan laba perusahaan dengan j alan memaksimalkan lab a divisinya. c. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. d. Tujuan penetapan harga transfer 3. Harga transfer merupakan mekanisme penting untuk mendistribusikan pendapatan kepada dua atau lebih pusat lab a yang melakukan transaksi. Dengan demikian pusat laba harus didesain sehingga memenuhi tujuan: a. Menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade off b. Memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence c. Membantu menilai kinerja ekonomi pusat laba yang terkait d. Sistemnya sederhana untuk dipahami dan mudah diadministrasikan. Tujuan penetapan harga transfer sendiri adalah sebagai berikut e. Evaluasi prestasi divisi secara akurat, artinya tidak satupun manajer divisi yang memperoleh keuntungan dengan mengorbankan kepentingan divisi lain. f. Keselarasan tujuan, artinya para manajer mengambil keputusan yang memaksimalkan laba perusahaan dengan memaksimalkan laba divisinya. g. Tetap terjaga otonomi divisi, artinya tidak ada campur tangan manajemen puncak terhadap kebebasan manajemen divisi dalam mengambil keuntungan. 4. Metoda penetapan harga tranfer yang waiar dalam kaitannya penilaian kinerja pusat laba a. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar Sistem ini menggunakan harga yang ditetapkan oleh mekanisme permintaan dan penawaran pasar. Penggunaan metoda ini umurnnya dianggap sebagai cara yang terbaik dalam memecahkan masalah harga transfer, alasannya: 1) penggunaan harga pasar cocok dengan konsep pusat laba dan menjadikan penilaian prestasi atas dasar laba menjadi layak untuk diterapkan. 2) Penggunaan harga transfer ini juga dapat mengoptimalkan suatu divisi untuk memperoleh laba. 3) Harga transfer ini konsisten dengan filosofi desentralisasi perusahaan yang berpengaruh terhadap penentuan kriteria untuk evaluasi prestasi divisi yang membantu mengidentifIkasi operasi perusahaan yang menguntungkan dan tidak Situasi yang ideal untuk penerapan harga transfer ini adalah: 1) Orang yang kompeten, idealnya manajer pusat laba tertarik dengan prestasi jangka panjang tidak hanya jangka pendek. 2) Atmosfrr yang baik, manajer harus menyadari tingkat keuntungan yang diukur dalam laporan keuangannya sebagai tujuan penting dan pertimbangan signifikan dalam penilaian prestasi mereka. Mereka harus menyadari bahwa harga transfer tersebut adalah adiI. 3) Harga pasar, harga transfer yang ideal didasarkan atas harga pasar normal yang tetap untuk produk sama yang ditransfer. 4) Bebas terhadap sumber, manajer dibebaskan memilih alternatif yang terbaik. 5) Aliran informasi yang penuh, manajer harus tabu tentang alternatif yang tersedia, biaya serta pendapatan relevan untuk harga transfer. 6) Negosiasi, diperlukan mekanisme kerja yang lancar untuk menegosiasi 'kontrak' antar unit usaha. Kendala: 1) Pasar terbatas Pada banyak perusahaan pasar untuk pusat laba penjual dan pembeli biasanya terbatas, alasannya: a) Kapasitas internal yang terbatas sehingga tidak memungkinkan pengembangan penjualan produk ke pihak eksternal b) Jika perusahaan merupakan produsen untuk produk yang sangat khas saja, sehingga produk tersebut tidak dijual dipasar ekstern. Dalam kondisi pusat laba penjual hanya dapat menjual kepada pasar internal, maka keputusan yang dibatasi adalah keputusan sumber. c) Jika perusahaan telah melakukan investasi yang signiftkan pada fasilitas produksi. Dalam kondisi ini, pertimbangan untuk lebih mengoptimalkan fasilitas produksi menjadi hal penting, walaupun produk yang akan dibutuhkan ada pada pasar ekstern, dengan demikian keputusan sumber yang dibatasi. Pembentukan harga dapat dieari dengan eara: meneari publikasi, lelang, harga yang ada dipasar. 2) Kelebihan atau kekurangan kapasitas industri b. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pokok Alasan: 1) Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang ditransfer. Keadaan ini timbul jika produk yang ditransfer merupakan produk yang belum selesai sehingga ridak diperjualbelikan di pasar. 2) Kesulitan dalarn penentuan harga jual yang disebabkan oleh perselisihan antar manajer divisi. Kesulitan ini timbul jika di pasar ada beberapa maearn harga dan jika produk yang ditransfer tidak persis sarna dengan yang ada di pasar. 3) Jika produk yang ditransfer mengandung formula atau proses rahasia sehingga tidak diinginkan untuk diungkap kepada pihak lain. Dalarn metoda ini yang harus diperhatikan adalah definisi harga pokok dan penentuan besarnya markup. 1) Definisi harga pokok, harga pokok yang digunakan adalah harga pokok standar bukan harga pokok sesungguhnya. Hal ini karenakan harga pokok sesungguhnya mengandung inefisiensi yang terj adi pada pus at laba penjual. 2) Penentuan markup a) Dasar penentuan tingkat laba Dasar penentuan tingkat laba ini bisa dilakukan berdasar biaya dan dapat dilakukan berdasar return on investment. Kesulitannya adalah bila berdasar biaya tidak memperhitungkan investasi yang dilakukan. Sebaliknya jika berdasar investasi, sulit menentukan besarnya investasi yang layak diperhitungkan. b) Besarnya laba Berbagai pendekatan yang bisa dilakukan adalah: 1) dengan menggunakan profit margin perusahaan lain jika produknya tidak sarna, 2) berdasar taksiran return on investment yang dilakukan, 3) berdasar laba j ika divisi penjual dianggap sebagai unit usaha yang independen (pusat laba), 4) jika divisi penjual, selain mentransfer produknya ke divisi pembeli juga menjual ke pihak lain maka lab a dapat ditentukan dari persentasi profit margin rata-rata berdasar harga pokok standar. Masalah yang dihadapi kadang terjadi ketidak adilan dalarn penentuan harga transfer. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan beberapa cara: 1) Kesepakatan antar pusat laba 2) Penentuan harga dua langkah Harga transfer pusat laba penjual yang akan dibebankan kepada pusat laba pembeli dihitung dengan eara membebankan sebesar biaya variabel standar dan seeara periodik (biasanya bulanan) pus at laba penjual membebankan biaya tetap untuk produk yang dijual dan persentase keuntungan secara proposional kepada pusat laba pembeli. Misalkan , pusat laba penjual mentransfer secara intern semua produk A yang dihasilkan ke pusat laba pembeli. Data-data berkaitan dengan pusat laba penjual adalah sebagai berikut: Biaya variabel per unit Rp, 5,Biaya tetap per bulan Rp 20.000,Investasi yang digunakan Rp 1.200.000,Laba yang diharapkan 10%. Dengan asumsi jumlah produk yang ditransfer sebanyak 5000 unit, maka besamya harga transfer produk A ke divisi penjual adalah Rp 11,- per unit. Ini diperoleh dari Biaya variabel5000 x Rp 5,Rp 25.000 Biaya tetap per bulan Rp 20.000 Laba yang diharapkan 0,1 x Rp 1.200.000 Rp 10.000 Dengan kata lain harga perunitnya adalah Rp 11,- (55.000 / 5000 unit). Harga inilah yang akan dibayar pusat laba pembeli kepada pusat laba penjual. Jika unit yang diproduksi dan ditransfer hanya 4000 unit, maka besamya harga transfer yang harus dibayar oleh pusat laba pembeli adalah Rp 44.000,0 (4000 unit x Rp 11,-) 3) Pembagian laba Dalam metoda ini, produk yang ditransfer ke pusat laba pembeli (pusat laba hilir) diharga sebesar biaya variabel standar. Biaya variabel dari pusat laba pembeli ini kemudian ditambah dengan biaya variabel yang dikeluarkan pusat laba pembeli untuk mendapatkan jumlah biaya variabel kumulatif Setelah produk tersebut dijual, pusat laba pembeli membagi kontribusi yang diperoleh (harga jual dikurangi biaya variabel) kepada pus at laba penjual secara proposional. 4) Penentuan harga dengan metoda dua himpunan harga Divisi produksi menjual produknya ke divisi pembeli dikredit sebesar harga jual ke konsumen (pihak ekstern), sedangkan divisi pembeli yang membeli produk dari divisi penjual didebit sebesar biaya variabel standarpenuh. Seleisih antara harga jual dan biaya standar penuh dibebankan ke rekening kantor pus at, dan akan dieliminiasi pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Kelemahan metoda ini, penjumlahan laba dari semua pusat laba lebih besar dibandingkan dengan jumlah laba perusahaan. Kondisi ini hams disadari oleh manajemen puncak dalam menyetujui anggaran dan melakukan evaluasi prestasi terhadap pusat laba. c. Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi Negosiasi adalah proses formal untuk menentukan besamya harga transfer antar pusat laba yang terlibat, tanpa campur tangan dari kantor pusat. Dua pihak harus bebas. 1) Kebaikan: Apabila pusat laba penjual mempunyai kapasitas menganggur, sedang pasar dari produk tersebut sempit, maka akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. 2) Kelemahan: Jika barang tersebut dibutuhkan oleh pusat laba pembeli sedang di pasra bebas tidak ada, maka pusat laba penjual menjadi yang menang dalam kompromi penentuan harga. Penyelesaian konflik dapat ditangani oleh komite arbitrasi. BAB VII HARGA TRANSFER (Bagian Kedua) A. Penentuan harga 1. Penentuan harga ditentukan oleh perimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar 2. Perimbangan ini dipengaruhi oleh perilaku supplier dan demander B. Informasi biaya penuh memberikan manfaat: 1. Mengurangi ketidakpastian 2. Sebagai dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. 3. Memungkinkan manajer penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing 4. Merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. C. Metoda Penentuan Harga a. Harga jual normal b. Cost plus pricing a. Variable Costing b. Full Costing Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik (variable + tetap) Taksiran total biaya produksi Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran Taksiran total biaya komersial Taksiran biaya penuh c. Harga Jual Perunit xx xx xx xx xx xx xx xx Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variable Taksiran total biaya produksi variable Biaya administrasi dan umum variable Biaya pemasaran variable Taksiran total biaya variable Biaya tetap: Biaya overhead pabrik tetap Biaya administrasi dan umum tetap Biaya pemasaran tetap Taksiran total biaya tetap Taksiran total biaya penuh xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx d. Harga Jual dalam Cost Type Contract Jika dalam keadaan normal, harga jualproduk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan menggunakan metoda cost plus pricing berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar. Dalam cost type contract haga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk Biaya langsung proyek Biaya tidak langsung Total biaya penuh projek Laba X% x Total biaya penuh projek Harga jual yang dibebankan xx xx xx xx xx e. Harga Jual Pesanan Khusus Dalam penentuan harga jual pesanan khusus, informasi akuntansi diferensial merupakan dasar yang dipakai sebagai landasan penentuan harga jual f. Harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah, biaya penuh masa yang akan datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing g. Harga transfer Harga transfer adalah harga barang atau jasa yang dipertukarkan antar unit-unit yang ada dalam suatu organisasi Dalam artian luas, harga transfer ini meliputi semua bentuk alokasi biaya antara departemen-departemen pembantu dan departemen produksi. Sebagai contoh: a. Biaya listrik di alokasikan dari departemen pembangkit listrik ke departemendepartemen yang menikmati listrik b. Harga jual produk pusat penghasil laba yang ditransfer ke puat laba lain di dalam perusahaan yang sama. Dalam harga transfer perlu diperhatikan struktur organisasi perusahaan. Salah satu syarat adanya harga transfer yaitu terdapat desentralisasi dalam pelimpahan kewenangan. Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan. Ada tiga tipe desentralisasi yaitu: a. Desentralisasi berdasar fungsi b. Desentralisasi berdasar daerah c. Desentralisasi berdasar laba Dalam artian sempit, harga transfer hanya dibatasi penggunaannya untuk hargan atau jasa yang ditransfer dari pusat penghasil laba yang satu ke pusat penghasil laba yang lain dalam organisasi yang sama. Pusat laba A Biaya-biaya Material/Bahan baku Biaya variable lainnya Kontribusi Harga Pusat laba B Pusat laba C A B C Gabungan 20 25 30 75 75 25 50 150 150 200 0 350 20 250 80 350 Masalah-masalah dalam Harga Transfer Menyangkut penentuan harga transfer yang adil bagi semua pihak yang terlibat Masalah motivasi Masalah yang muncul Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer Dasar yang digunakan dalam penentuan harga tranfer Pengukuran prestasi Masalah pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan Metoda Penentuan Harga Transfer Metoda penentuan harga transfer dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Harga transfer atas dasar biaya b. Harga transfer atas dasar harga pasar Harga Transfer atas Dasar Biaya Dalam penentuan harga transfer atas dasar biaya, terdapat dua pengertian biaya yaitu biaya lengkap (full cost) dan biaya variabel. Jika harga transfer didasarkan atas biaya lengkap maka biaya yang dipakai sebagai dasar terdiri dari semua biaya untuk menghasilkan produk atau jasa sampai dengan dalam keadaan siap untuk ditransfer. Biaya tersebut meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Harga transfer yang didasarkan biaya variabel hanya terdiri atas biaya-biaya variabel untuk menghasilkan produk atau jasa sampai dengan dalam keadaan siap untuk ditransfer. Biaya lengkap Biaya variabel Rp xx Rp xx Rp xx Biaya variable Biaya produksi variable Biaya pemasaran Biaya administrasi variable Total biaya variable dan umum Biaya tetap Biaya produksi tetap Biaya pemasaran tetap Biaya administrasi dan umum tetap Total biaya tetap Total biaya lengkap sebagai dasar penentuan harga transfer Rp xx Biaya Produksi variable Biaya pemasaran Biaya administrasi dan umum variable Total biaya lengkap sebagai dasar penentuan harga transfer Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Biaya yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer dapat berupa biaya historis (biaya sesungguhnya dikeluarkan untuk produk atau j asa yang ditransfer) atau biaya standar. Jika harga transfer ditentukan sebesar biaya lengkap yang telah dikeluarkan oleh unit pengirim, harga transfer ini tidak dapat menimbulkan insentip bagi unit pengirim untuk melakukan transfer barang atau jasa kepada unit penerima. Metoda penentuan harga transfer ini menyebabkan laba unit pengirim dihitung terlalu rendah sedangkan laba unit penerima dihitung terlalu tinggi. Bila harga transfer ditentukan sebesar biaya variabel yang telah dikeluarkan oleh unit pengirim, informasi yang dihasilkan lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan j angka pendek. Sebagai contoh, menejer unti penerima dapat menambahkan biaya variabel unitnya kepada barang atau j asa yang diterima dari unit pengirim sehingga jumlah biaya variabel (baik dari unit pengirim maupun penerima) dapat digunakan sebgai harga jual minimum produk atau jasa yang dihasilkan oleh unit penerima. Harga berapapun di atas tetal biaya variabel tersebut berarti tambahan laba bagi perusahaan. Ditinjau dari pengukuran prestasi, metoda harga transfer ini tidak adil bagi unit pengirim. Harga transfer tersebut disamping tidak memperhitungkan laba bagi unit pengirim, juga tidak dapat menutup biaya tetap unit pengirim. Karena harga transfer yang ditentukan sebesar biaya, baik biaya lengkap maupun biaya variabel - tidak baik ditinjau dari sudut pengukuran prestasi, maka timbul metoda penentuan harga transfer yang disebut cost plus a markup. Pada umumnya metoda ini digunakan jika tidak terdapat harga pasar bagi barang atau jasa yang ditransfer. Biaya Variabel Biaya tetap Total biaya lengkap Ditambah:markup Harga transfer Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Atau Biaya variable Ditambah: markup Harga transfer Rp xx Rp xx Rp xx Jika markup ditambahkan pada biaya variabel, maka harga transfer yang dihasilkan dimaksudkan untuk menutup di samping biaya variabel juga biaya tetap dan sejumlah lab a yang disetujui antara unit pengirim dan unit penerima. Jika markup ditambahkan kepada biaya lengkap, haraga transfer yang dihasilkan dimaksudkan untuk menutup di samping biaya lengkap juga sejumlah laba yang disetujui antara unit pengirim dan unit penerima. Seringkali markup yang ditambahkan pada biaya ditentukan sebesar return on investment. Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar Jika harga transfer ditentukan berdasarkan harga pasar, maka tranfer yang terjadi adalah adil. Bagi pengirim, harga pasar merupakan penghasilan yang akan dikorbankan di dalam transfer produk kepada unit penerima, sedangkan bagi unit penerima harga pasar tersebut merupakan baiay yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak luar. Umumnya yang digunakan adalah harga pasar minus. Perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut: Keterangan Harga pasar Dikurangi Potongan volume Biaya penjualan Biaya penagihan Biaya penggudangan Harga transfer dalam persentase harga pasar Persen xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Latihan Divisi komponen memproduksi suku cadang yang digunakan oleh divisi barang. Biaya produksi suku cadang adalah sebagai berikut: Bahan Iangsung $10 Tenaga kerja Iangsung $2 Overhead variabel $3 Overhead tetap $ 5 (didasarkan pada volume 200.000 suku cadang. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan divisi komponen adalah sebagai berikut: Biaya penjualan dan administrasi tetap $ 500.000 Biaya penjualan variabel per unit $1 Suku cadang biasanya dijual dengan harga antara $28 dan $30 dalam pasar eksternal. Saat ini, divisi komponen menjual produknya kepada pelanggan eksternal $29. Divisi ini mampu memproduksi 200.000 unit pertahun; namun, karena kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, hanya 150.000 unit yang diperkirakan akan diproduksi selama tahun yang akan datang. Biaya penjualan variabel dapat dihindari apabila suku cadang dijual secara internal. Divisi barang membeli suku cadang serupa dari pemasok eksternal dengan harga $28. Divisi ini diperkirakan bahwa kebutuhan suku cadang selama tahun yang akan datang adalah 50.000 unit. Manajer divisi barang telah mengajukan tawaran untuk membeli 50.000 unit dari divisi komponen seharga $18. Diminta: 1. Hitunglah harga transfer minimum yang dapat diterima divisi komponen. 2. Hitunglah harga transfer maksimum yang bersedia dibayar oleh manajer divisi barang. 3. Haruskah transfer internal dilakukan? Mengapa? Apabila anda adalah manajer divisi komponen, bersediakah anda menjua150.000 suku cadang dengan harga $18 per unit? Jelaskan! 4. Seandainya total aktiva operasi rata-rata divisi komponen adalah $10 juta. Hitunglah ROI untuk tahun yang akan datang, dengan menganggap bahwa 50.000 unit tersebut ditransfer ke divisi barang dengan harga $21 per unit.