1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan bukan hanya isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Jika pangan tidak aman dikonsumsi, praktis tak ada nilainya sama sekali, walaupun makanan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya. Sudut perhatian konsumen atas keamanan pangan meliputi bahan yang terkandung didalamnya, adanya kontaminasi, pestisida, residu obat ternak, juga keamanan dari bahan tambahan makanan. Indonesia memiliki iklim tropis basah yang dapat memberi peluang besar tumbuh suburnya berbagai jenis mikroorganisme pada komoditi pertanian. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi baik sebagai bahan makanan maupun bahan pakan. Sebagai bahan makanan salah satunya dapat digunakan sebagai bahan dasar dari bumbu kacang. Pedagang kaki lima yang berada disekitar kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto banyak menyediakan makanan yang mengandung bumbu kacang, diantaranya adalah gado-gado, siomay, dan cilok. Ketiganya merupakan makanan tradisional di Indonesia. Gado-gado adalah makanan yang terdiri dari sayur-sayuran, sedangkan siomay dan cilok adalah makanan yang berbahan dasar tepung tapioka. Selain para mahasiswa 1 Identifikasi Bakteri Salmonella..., Ana Fitriyani, FKIP UMP, 2014 2 yang mengkonsumsi jajanan ditempat tersebut, masyarakat umum juga dapat menikmati ketiga makanan yang disediakan pedagang kaki lima di sekitar kampus. Ketiga makanan tersebut belum menjamin kebersihannya. Sering kali terlihat penjual kaki lima melakukan proses penyiapan makanan yang kurang baik. Mereka sering kali mengabaikan prosedur kebersihan, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi pada produk makanan. Misalnya membiarkan makanan tetap terbuka ketika tidak ada pembeli, proses pencucian peralatan makan yang terkadang tidak menggunakan sabun, menggunakan tangan telanjang untuk mempersiapkan makanan, membiarkan sampah terbuka dan letaknya berdekatan dengan tempat penyajian, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat membuat makanan terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen, sehingga membahayakan kesehatan masyarakat. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh penjual, terbatasnya sarana sanitasi, atau tidak adanya kesadaran dari penjual maupun masyarakat akan pentingnya kesehatan. Penelitian ini difokuskan pada mikroorganisme patogen yang sering ada dalam makanan yang tidak bersih yaitu Salmonella sp. dan bakteri indikator sanitasi yaitu Escherichia coli. Kedua bakteri tersebut yang sering kali menyebabkan keracunan makanan. Salmonella merupakan salah satu bakteri patogen penyebab infeksi saluran pencernaan. Bakteri ini masuk kedalam saluran pencernaan melalui makanan tercemar yang dikonsumsi manusia. Manusia dan hewan secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi sumber kontaminasi makanan oleh Salmonella. Beberapa sumber kontaminasi secara langsung Identifikasi Bakteri Salmonella..., Ana Fitriyani, FKIP UMP, 2014 3 antara lain kotoran hewan, kotoran manusia, atau dari air yang terkena polusi air buangan yang mengandung Salmonella. Kontaminasi tidak langsung misalnya melalui tangan manusia atau alat-alat yang digunakan (Rinihapsari & Srianta, 2003). Rinihapsari & Srianta (2003) mengatakan, satu saja sel Salmonella masuk ke dalam saluran pencernaan dan tahan terhadap kondisi lingkungan pada jalur pencernaan, maka bakteri dapat menempel pada dinding usus dan berkembang biak sehingga menginfeksi bagian usus tempat tumbuhnya. Bakteri Salmonella pada kondisi tertentu, mampu menembus dinding usus halus dan masuk ke dalam aliran darah sehingga dapat menginfeksi organorgan terutama hati sehingga Salmonella tidak boleh ada di dalam makanan. Kondisisi demikian menjadi penting sekali untuk mengetahui ada tidaknya Salmonella pada produk pangan. Hal tersebut menjadi sangat penting untuk pangan yang disediakan untuk konsumsi banyak orang, misalnya pangan yang disediakan oleh pedagang kaki lima kampus seperti gado-gado, siomay dan cilok terutama bumbu dari ketiga makanan tersebut yang kurang higienis khususnya dalam mengolah dan menyajikannya. Bakteri E. coli termasuk dalam famili Enterobacteriaceae yang merupakan bakteri enterik. Bakteri enterik ialah bakteri yang bisa bertahan di dalam saluran pencernaan, termasuk saluran pencernaan rongga mulut, esofagus, lambung, usus, rektum, dan anus. E. coli bisa hidup sebagai bakteri aerob maupun bakteri anaerob. Oleh karena itu, E. coli dikategorikan sebagai anaerob fakultatif (Atmiati, 2012). Identifikasi Bakteri Salmonella..., Ana Fitriyani, FKIP UMP, 2014 4 Dengan melihat kondisi tersebut maka sangat perlu dilakukan identifikasi Salmonella sp. dan E. coli pada bumbu gado-gado, siomay dan cilok yang disediakan oleh para penjual di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu: “Apakah terdapat bakteri Salmonella sp. dan E. coli pada bumbu gado-gado, siomay dan cilok yang di sediakan pedagang kaki lima di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto?” 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Salmonella sp. dan E. coli yang terdapat pada bumbu gado-gado, siomay, dan cilok yang di sediakan pedagang kaki lima di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang bakteri Salmonella sp. dan E. coli yang terdapat pada bumbu gado-gado, siomay dan cilok yang disediakan pedagang kaki lima di sekitar kampus, sehingga dapat dijadikan rekomendasi untuk pola pembinaan dan pengawasan makanan yang perlu dilakukan oleh pedagang kaki lima. Identifikasi Bakteri Salmonella..., Ana Fitriyani, FKIP UMP, 2014