Fluoroquinolone untuk Meningitis Tuberkulosa

advertisement
LAPORAN
BERITA TERKINI
KASUS
Fluoroquinolone untuk
Meningitis Tuberkulosa
M
eningitis tuberkulosa dapat terjadi melalui 2 tahapan. Tahap
pertama adalah ketika basil Mycobacterium tuberculosis masuk
melalui inhalasi droplet menyebabkan infeksi
terlokalisasi di paru dengan penyebaran ke
limfonodi regional. Basil tersebut dapat masuk
ke jaringan meningen atau parenkim otak
membentuk lesi metastatik kaseosa foci subependimal yang disebut rich foci. Tahap kedua
adalah bertambahnya ukuran rich foci sampai
kemudian ruptur ke dalam ruang subarachnoid dan mengakibatkan meningitis.
Meningitis tuberkulosa merupakan bentuk
tuberkulosis paling fatal dan menimbulkan
gejala sisa yang permanen; oleh karena itu,
dibutuhkan diagnosis dan terapi yang segera.
Penyakit ini merupakan tuberkulosis ekstrapulmoner kelima yang sering dijumpai dan
diperkirakan sekitar 5,2% dari semua kasus
tuberkulosis ekstrapulmoner serta 0,7% dari
semua kasus tuberkulosis. Gejala klinis saat
akut adalah defisit saraf kranial, nyeri kepala,
meningismus, dan perubahan status mental.
Gejala prodromal yang dapat dijumpai adalah
nyeri kepala, muntah, fotofobia, dan demam.
Terapi antibiotik yaitu isoniazid, rifampicin,
pyrazinamide, dan streptomycin. Terapi antituberkulosis yang dikombinasikan dengan
steroid dapat memperbaiki outcome. Fluoroquinolone dipertimbangkan sebagai terapi
MDR tuberkulosis tetapi peranannya dalam
meningitis tuberkulosa belum diketahui.
ngah 0,48; rentang 0,47-0,50) dan ciprofloxacin
(nilai tengah 0,26; rentang 0,11-0,77), dengan
nilai p < 0,001.
Respons terapi pasien dengan kadar fluoroquinolone plasma dan cairan serebrospinal yang
rendah atau tinggi, lebih buruk dibandingkan
dengan kadar intermediate.
Simpulan studi ini adalah pasien meningitis
tuberkulosis besar kemungkinan mendapatkan manfaat dari terapi fluoroquinolone yang
terlihat dari kaitan pajanan-respons yang
berkaitan dengan perbaikan outcome. Fluoroquinolone menambah aktivitas antituberkulosis pada terapi standar tetapi, harus dimulai
sesegera mungkin sebelum terjadi koma un-
tuk mendapatkan outcome lebih baik.
Meningitis tuberkulosa merupakan penyakit
tuberkulosis ekstrapulmoner yang sifatnya
fatal dan harus segera didiagnosis dan diterapi. Kemungkinan besar pasien meningitis
tuberkulosa mendapatkan manfaat dari terapi
fluoroquinolone. (HLI)
REFERENSI:
1.
Tuberculous meningitis. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview
2.
Thwaites GE, Bhavnani SM, Chau TTH, Hammel JP,
Torok ME, Wart SAV, et. al. A randomized pharmacokinetic and pharmacodynamic comparison of fluoroquinolones for tuberculous meningitis. Antimicrob
Agents Chemother 2011; doi:10.1128/AAC.00064-11.
Sebuah studi oleh Thwaites dkk. dilakukan
secara acak pada 61 pasien dewasa (usia >14
tahun) meningitis tuberkulosis. Pasien mendapat terapi anti-tuberkulosis standar saja (n=15)
atau kombinasi terapi anti-tuberkulosis dengan ciprofloxacin 750 mg tiap 12 jam (n=16),
levofloxacin 500 mg tiap 12 jam (n=15), atau
gatifloxacin 400 mg tiap 24 jam (n=15) selama
60 hari pertama.
Penetrasi levofloxacin dalam cairan serebrospinal lebih besar (nilai tengah 0,74; rentang
0,58-1,03) dibandingkan gatifloxacin (nilai te-
CDK-191/ vol. 39 no. 3, th. 2012
CDK-191_vol39_no3_th2012.indd 205
205
4/3/2012 11:48:06 AM
Download