BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan saluran pencernaan (FAO/WHO, 2001). Selain diketahui memiliki efek protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak manfaat lain bagi tubuh antara lain sebagai antiinflamasi, antitumor, antihipertensi dan memiliki efek hipokolesterol (Zhou, 2000). Potensi probiotik dalam mendukung kesehatan tubuh meningkatkan daya tarik probiotik sebagai ingredient dalam pangan fungsional, salah satunya produk susu terfermentasi. Bakteri probiotik yang digunakan pada bidang pangan merupakan Bakteri Asam Laktat (BAL) dan umumnya berasal dari genus Lactobacillus dan Bifidobacterium. Seiring perkembangan penelitian mengenai BAL, identifikasi strain-strain baru bakteri potensi probiotik semakin banyak dilakukan. Bakteri-bakteri tersebut umumnya berasal dari manusia ataupun makanan fermentasi. Isolasi bakteri potensi probiotik yang berasal dari makanan fermentasi telah dilakukan di Indonesia. Salah satu bakteri indigenous potensi probiotik tersebut berasal dari dadih (fermentasi susu kerbau). Hasil identifikasi menunjukan bakteri tesebut tergolong sebagai Lactobacillus plantarum dan kemudian disebut Lactobacillus plantarum Dad 13. Beberapa penelitian terhadap L. plantarum Dad 13 telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bakteri tersebut tahan terhadap garam empedu, menghambat bakteri patogen, dan dapat digunakan sebagai kultur starter untuk produksi susu fermentasi dalam skala industri (Rahayu et al., 2013). Penelitian secara in vivo menujukan, pemberian L. plantarum Dad 13 dapat mempengaruhi mikroflora feses pada tikus wistar yang telah diinfeksi bakteri patogen E. coli (Sumaryati et al., 2009). Selain itu, pemberian susu fermentasi yang mengandung L. plantarum Dad 13 pada subyek orang dewasa menunjukan kemampuan bakteri ini untuk dapat tumbuh dan berkembang biak pada saluran pencernaan (Rahayu et al., 2014). Dari uraian tersebut dapat dikatakan, L. plantarum Dad 13 memiliki potensi besar untuk dapat digunakan sebagai ingredient pangan fungsional dalam indutsri pangan di Indonesia. Akan tetapi, saat ini belum ada penelitian lebih lanjut mengenai keamanan strain tersebut bila nantinya dipasarkan secara industri dan dikonsumsi dalam jangka panjang. Meskipun BAL dikatakan aman untuk dikonsumsi dan tidak dikategorikan sebagai bakteri patogen, secara teori BAL dapat merugikan bagi tubuh antara lain memiliki resiko infeksi, gangguan metabolisme tubuh, gangguan imunitas, dan transfer gen resisten antibiotik (Salminen et al., 1998). Selain itu, beberapa laporan menyebutkan kasus bakterimia yang diketahui berkaitan dengan genus Lactobacillus (Salminen et al., 2006). Analisa keamanan bagi strain bakteri potensi probiotik telah banyak dilakukan sebelumnya. Salah satu cara untuk mengevaluasi keamanan strain bakteri probiotik dilakukan dengan model hewan coba. Model hewan coba digunakan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut berpotensi menyebabkan infeksi. Adapun indikator infeksi yang diamati antara lain: status kesehatan hewan coba (biokimia darah), analisa mikrobiologi kultur darah, dan berat indeks limpa (Sanders et al., 2010). Salah satu contoh evaluasi keamanan bakteri potensi probiotik yang telah dilakukan yakni pada strain Lactobacillus salivarius CECT5713, Lactobacillus rhamnossus HN001, dan Lactobacillus acidophilus HN017, bakteri diberikan dengan dosis 1010 CFU/tikus/hari selama 28 hari secara oral. Evaluasi keamanan dinilai dengan melihat efek yang ditimbulkan pasca intervensi antara lain ada atau tidaknya kematian, perbedaan pada berat badan, konsumsi makan, analisa biokima darah, dan juga analisa bakteri pada sampel organ. Dari hasil analisa tersebut tidak ditemukan adanya pengaruh pemberian terhadap analisa yang diamati dan kemudian bakteri tersebut dikatakan aman untuk dikonsumsi (Shu et al., 2000). Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan penelitian mengenai keamanan bakteri L. plantarum Dad 13 berdasarkan anjuran studi keamanan terhadap bakteri potensi probiotik (Sanders et al., 2010). Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan analisa keamanan bagi bakteri indigenous probiotik L. plantarum Dad 13 menggunakan tikus Sprague Dawley sebagai model hewan coba. Adapun dosis yang diberikan sebesar 1011 CFU/ml/hari dengan lama pemberian 28 hari. Dosis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah probiotik dalam produk pangan (107-109 CFU/ml) diberikan sebagai alternatif cara untuk mengetahui efek konsumsi jangka panjang bakteri potensi probiotik tersebut. Evaluasi keamanan pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati adanya perubahan fisiologis seperti perubahan kondisi umum hewan coba, perubahan berat organ, total dan profil leukosit, kadar malonaldialdehid (MDA), aktivitas enzim Glutamic Oxalacetic Transaminase (GOT), morfologi saluran cerna dan analisa bakteri pada darah, limpa, liver, dan ginjal. 1.2 Perumusan Masalah Apakah pemberian Lactobacillus plantarum Dad 13 dosis tinggi (1011 CFU/ml/hari) secara oral menimbulkan indikasi gangguan kesehatan pada tikus Sprague Dawley? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mendapatkan informasi keamanan bakteri Lactobacillus plantarum Dad 13 pada tikus Sprague Dawley. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus plantarum Dad 13 dosis tinggi (1011 CFU/ml/hari) terhadap kondisi umum hewan coba (berat badan dan konsumsi pakan). 2. Mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus plantarum Dad 13 dosis tinggi (1011 CFU/ml/hari) terhadap indeks berat liver, limpa, dan ginjal. 3. Mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus plantarum Dad 13 dosis tinggi (1011 CFU/ml/hari) terhadap akitivitas sel darah putih, kadar MDA, dan aktivitas GOT. 4. Mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus plantarum Dad 13 dosis tinggi (1011 CFU/ml/hari) terhadap morfologi saluran cerna 5. Mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus plantarum Dad 13 dosis tinggi (1011 CFU/ml/hari) terhadap kejadian translokasi bakteri pada organ dan darah. 1.4 Manfaat penelitian Sebagai salah satu kajian keamanan bakteri potensi probiotik Lactobacillus plantarum Dad 13 sehingga nantinya bakteri ini dapat digunakan secara luas dalam produk pangan.