BAB 5

advertisement
BAB 5
Penentuan dan Peramalan
Nilai Tukar Valuta Asing
Struktur Paparan
Overview materi sebelumnya
 Sebuah Peta Menuju penentuan nilai tukar
 Penentuan nilai tukar jalur teoritis
 Kasus Ilustratif
 Peramalan Nilai Tukar

Overview materi sebelumnya
Hubungan Nilai Tukar dengan Paritas tingkat bunga
dan Efek Fisher
Perbedaan dalam tingkat
bunga
Sama
dengan
Sama
dengan
Sama
dengan
Perbedaan antara nilai
kurs forward dan kurs
spot
Perbedaan dalam tingkat
inflasi yang diharapkan
Sama
dengan
Perubahan yang
diharapkan dalam kurs
spot
Review Materi Sebelumnya dan
Latihan Soal
1. Jika Suatu investor memilih menyimpan
dananya dalam dolar, dan menerima hanya
6%/tahun, sedangkan kalau menyimpan
dalam rupiah akan menerima 14%
pertahun,
berarti
pemodal/investor
y=tersebut
mengharakan
rupiah
terdepresiasi berapa % terhadap dolar?
Rumus =( 1+rrp)=(1+rs)*(1+depresiasi
Dalam Rupiah)
Review Materi Sebelumnya dan
Latihan Soal

2. jika Kurs 1 US$= 8600, maka harga
barang di Amerika Serikat yang senilai $10
akan sebesar Rp. 86000. Apabila Inflasi di
Indonesia sebesar 9% dan Amerika serikat
sebesar 3% maka harga barang tersebut
akan naik sebesar 9% di Indonesia dan 3%
di AS. Berapa Rasio Harga barang tersebut
adalah berapa?
Sebuah Peta Menuju Penentuan Nilai
Tukar
1.
2.
3.
4.
Apakah ada pasar modal
dan uang likuid yang maju
dalam mata uang tersebut
?
Pasar Aset
1. Tingkat bunga riil relatif
2. Prospek pertumbuhan ekonomi
3. Permintaan dan penawaran
4. Pandangan mengenai stabilitas
politik
5. Spekulasi dan likuiditas
6. Resiko dan kendali politik
Kondisi Paritas :
Tingkat inflasi relatif
Tingkat bunga relatif
Nilai tukar fordward
Paritas tingkat bunga
Nilai Tukar
Spot
Apakah sistem perbankan
yang sehat dan aman
berlaku untuk mendukung
aktivitas perdagangan
mata uang ?
Neraca Pembayaran
1. Saldo transaksi berjalan
2. Investasi portofolio
3. Investasi asing langsung
4. Rezim nilai tukar
5. Cadangan moneter resmi
Penentuan Nilai Tukar: Jalur Teoritis
Tiga (3) pandangan mengenai nilai tukar :
1. Memandang nilai tukar sebagai harga
relatif dari uang (pendekatan moneter)
2. Relatif harga barang (Pendekatan Paritas
daya beli)
3. Harga relatif obligasi
Pendekatan Paritas Daya Beli (PPP)
Ekuilibium jangka panjang nilai tukar ditentukan oleh
rasio harga-harga domestik relatif terhadap harga-harga
luar negeri :
1. PPP adalah yang tertua sekaligus yang paling banyak
diikuti dari sluruh teori nilai tukar
2. Hampir seluruh teori penentuan nilai tukar memiliki
elemen-elemen PPP yang menempel di dalam
kerangka kerjanya.
3. Namun, kalkulasi dan peramalan PPP dapat diganggu
oleh perbedaan struktural di semua negara dan juga
keraguan data yang signifikan dalam hal perkiraan.
Pendekatan Neraca Pembayaran
(Arus)





Ekuilibium nilai tukar ditemukan saat arus masuk bersih (arus
keluar) valuta asing timbul dari aktivitas transaksi berjalan yang
cocok dengan arus keluar bersih (arus masuk) valuta asing yang
timbul dari aktivitas transaksi keuangan
Terus menikmati daya tarik yang besar karena transaksi neraca
pembayaran adalah salah satu aktivitas ekonomi internasional yang
paling sering di catat dan dilaporkan
Kritik terhadap pendekatan neraca pembayaran timbul dari
penekanan teori tersebut terhadap arus mata uang dan modal dari
pada stock uang atau aset-aset keuangan
Stock uang atau aset-aset keuangan relatif tidak memiliki peranan
dalam penentuan nilai tukar.
Pendekatan neraca pembayaran sebagian besar ditolak oleh
komunitas akademis saat ini, sementara masyarakat praktisipartisipan psar, termasuk pedagang mta uang sendiri-masih
tergantung pada variasi-variasi berbeda dari teori tersebut untuk
pengambilan keputusan mereka.
Pendekatan Moneter
Perubahan dalam dalam penawaran dan permintaan uang adalah
determinan utama dari inflasi
Harga bersifat fleksibel dalam jangka pendek dan juga jangka
panjang, jadi mekanisme transaksi dampak segera
Penentuan nilai tukar, aktivitas ekonomi riil diturunkan ke sebuah
peran yang hanya mempengaruhi nilai tukar melalui perubahan
terhadap permintaan uang.
Pendekatan moneter mengabaikan sejumlah faktor:
1. Kegagalan PPP berlaku dalam jangka pendek sampai jangka
menengah
2. Permintaan uang terlihat relatif tidak stabil sepanjang waktu
3. Tingkat aktivitas ekonomi dan jumlah pasar uang beredar
terlihat saling terkait, bukannya independen
Pendekatan Pasar Aset (Harga
Relatif Obligasi)



Pergeseran dalam penawaran dan permintaan untuk
aset-aset keuangan mengubah nilai tukar
Banyak perkembangan teoritis makro-ekonomi pada
1980-an berfokus pada bagaimana kebijakan moneter
dan keuangan mengubah persepsi relatif pengembalian
dan resiko untuk persediaan aset keuangan yang
menngerakkan perubahan nilai tukar
Teori substitusi mata uang, kemampuan investor
individual dan komersial untuk mengubah komposisi
kepemilikan moneter dalam portofolio mereka,
mengikuti premis dasar yang sama mengenai kerangka
kerja keseimbangan dan keseimbangan ulang portofolio
Analisis Teknis
Fitur utama dari analisis teknis adalah
asumsi bahwa nilai tukar, atau oleh
karenanya, setiap harga yang digerakkan
pasar, mengikuti tren
 Sebagian besar teori analisis membedakan
nilai wajar dari nilai pasar.

Pendekatan Pasar Aset Terhadap
Peramalan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tingkat bunga riil relatif adalah satu pertimbangan utama untuk
investor dalam obligasi asing dan instrumen pasar uang jangka
pendek
Prospek untuk pertumbuhan ekonomi dan profabilitas adalah
determinan yang penting dari investasi ekuitas lintas batas baik
dalam sekuritas maupun investasi asing langsung
Likuiditas pasar modal sangat penting bagi investor institusi/
lembaga asing
Infrastruktur sosial dan ekonomi suatu negara
Keamanan politik
Kredibilitas praktik tata kelola perusahaan yang baik
Penularan atau penyebaran suatu krisis di sebuah negara ke negara
tetangga dan negara lain
Spekulasi dapat menyebabkan krisis mata uang atau yang lain
semakin buruk
Pendekatan Pasar Aset Di Negara
Maju
Investor asing rela untuk memegang
sekuritas dan melakukan investasi asing
langsung ke negara maju terutama
berdasarkan pada tingkat bunga riil relatif
dan gambaran mengenai profitabilitas dan
pertumbuhan ekonomi.
Disekulibrium : Nilai Tukar Dalam
Pasar Yang Sedang Berkembang
Krisis Asia. Faktor hubungan tipis antara bisnis,
pemerintah, dan masyarakat
 Krisis Rusia. Kerugian rubel yang relatif stabil
 Krisis Argentina. Struktur currency board,
program penghematan oleh kebutuhan untuk
mempertahankan nilai tukar

Kasus Ilustrasi Krisis Asia

Akar krisis mata uang ASIA adalah berasal dari fundamental
Ekonomi kawasan Asia. Transisi bangsa ASIA dari Eksportir
Bersih menjadi Importir bersih. Dimulai sejak tahun 1990 di
Thailand, ekonomi yang berkembang pesat di Timur Jauh
menyebabkan kawasan ini mulai menimpor lebih banyak dari
pada meng-ekspor, sehingga hal ini menyebabkan memerlukan
arus masuk modal bersih (net capital inflow) yang besar untuk
mendukung mata uangnya. Selama modal terus mengalir
masuk –modal untuk pabrik, manufactur, proyek-proyek, dan
pembangunan infrastruktur bahkan spekulasi real estate- nilai
tukar mata uang yang dipatok kawasan ini dapat
dipertahankan.namun apabila aliran modal terhenti, krisis pun
tidak dapat dihindarkan.
Kasus Ilustrasi Krisis Asia


Beberapa akar yang paling jelas terlihat dari krisis itu adalah
arus masuk ke Thailand yang berlebihan pada tahun 1996 dan
awal 1997. dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
naiknya laba yang melatarbelakangi terjadinya krisis tersebut,
berbagai perusahaan, bank, dan perusahaan pembiayaan
Thailand telah mendapatkan akses untuk mendapatkan modal
dipasar international, yaitu menemukan utang luar negeri
dalam bentuk dolar yang lebih murah dari dalam negeri.
Ketika arus modal terus masuk ke berbagai bentuk investasi di
Thailand misalnya manufacturing, real eastate bahkan equity
market margin –lending. Ketika gelembung investasi semakin
membersar beberapa partisipan mempertanyakan kemampuan
ekonomi Thailand untuk membayar kembali utangnya yang
meningkat, sehingga tiba-tiba Bath terkenan tekanan yang
berat.
Peraga.5.2 Beberapa Ekonomi dan mata uang Asia, JuliNovember 2007
Transaksi
Kewajiban
Nilai Tukar
berjalan
kepada
Juli
November %Perubahan
1996 (miliar US$)Bank Asing (miliar US$) (per US$) (per US$)
Ekonomi yang Lebih lemah
Indonesia
Korea (won)
Malaysia(ringgit)
Filipina (Peso)
Thailand (bath)
Ekonomi Yang Lebih Kuat
Cina (Yuan)
Hong Kong (dolar)
Singapura (Dolar)
Taiwan(dolar)
-9
-23,1
-8
3
-14,7
29,7
36,5
27
2,8
48
2.400
900
2,5
27
25
3.600
1100
3,5
34
40
-33,33%
-18,18%
-28,57%
-20,59%
-37,50%
47,2
0,26
14,3
11
56
28,8
55,3
17,6
8,4
7,75
1,43
27,8
8,4
7,73
1,6
32,7
0,00%
0,26%
-10,63%
-14,98%
Ambruknya mata uang kawasan
ASIA





Pasar-pasar investasi Thailand terhenti, yang mengakibatkan
kerugian dan kegagalan bank secara besar-besaran.
Pada tanggal 2 juli 1997, Bank central Thailand akhirnya
mengijinkan bath mengambang
Bath jatuh 17% terhadap dolar AS dan lebih dari 12% terhdap
yen Jepang hanya dalam hitungan jam.
Menjelang bulan November, Bath telah anjlok dari bath 15/$
menjadi bath 40/$, jatuh sekitar 38%.
Sesudah itu, spekulator dan filantropis international George
Soros menjadi objek dari banyak kritik, terutama perdana
menteri Malaysia, Dr. Mahathir Muhammad, sebagai penyebab
krisis karena spekulasi besar-besaran yang dilakukan oleh
pemegang dan hedge.
Ambruknya mata uang
kawasan ASIA
Dalam beberapa hari saja terjadi tequela
effect versi Asia, sejumlah negara tetangga
Asia. Termasuk Peso Filipina, Ringgit Malaysia,
dan Rupiah Indonesia yang jatuh dalam hanya
dalam beberapa bulan saja.
 Meskipun hongkong mampu bertahan (
dengan pengorbanan besar cadangan voluta
sing bank central), Won Korea tidak begitu
beruntung yang harus ambruk dari won900/$
menjadi won1100/$.
 Satu-satunya mata uang yang tidak jatuh
sesudah dolar Hongkong adalah Yuan China.

Kompleksitas Kausal




Ada beberapa perbedaan penyebab walaupun secara spesifik
memiliki penyebab yang agak berbeda misalnya sosialisme
korporate, tatakelola perusahaan dan stabilitas perbankan
serta manajemen.
SOSIALISME KORPORAT. Meskipun pasar-pasar barat telah
lama mengenal volatilitas pasar bebas, negara-negara Asia
Pasca perang dunia II sebagian besar hanya mengenal.
Tata kelola perusahaan : banyak perusahaan lokal beroparasi
dalam lingkungan bisnis Timur Jauh seringkali dikendalikan
oleh keluarga atau kelompok yang terkait dengan partai
berkuasa atau badan negara yang bersangkutan. Kecendrungan
ini disebut sebagai Kroniisme, yang berarti bahwa kepentingan
pemegang saham minoritas dan para kreditor sering
dinomorduakan terhadap motivasi utama manajemen
korporat.
Kompleksitas Kausal

Kompleksitas Kausal
- Sosial korporat
- Tata kelola perusahaan
- Likuiditas dan manajemen perbankan
Kasus Ilustratif : Krisis Rusi 1998

Krisis Rusia yang terjadi bulan Agustus 1998 merupakan punck
kemerosotan yang berkelanjutan dalam berbagai ekonomi
umum di Rusia.
Keambrukan Pada Bulan Agustus
Pada hari jumat tanggal 7 Agustus 1998, Bank Sentral Rusia
mengumumkan bahwa cadanagn mata uangnya telah turun
sebesar $800 juta dalam minggu terkahir Juli hingga ke
tingkat 418,4 milyar pada tanggal 31 Juli.
Pada hari senin tanggal 10 Agustus, saham Rusia jatuh lebih
dari 5% ketika para investor ketakutan terhadap devaluasi
mata uang (renminbi).





Hari Kamis tanggal 13 Agustus para pejabat pemerintah senior
mengeluarkan proses releases yang menjanjikan pemerintah akan
menstabilkan pasar dan menjamin seluruh rakyat bahwa segalanya
terkendali.
Jum’at tanggal 14 Agustus Press releases dan pernyataan komitmen
dari para pejabat pemerintah senior terus berlanjut.
Senin, 17 Agustus pintu air dibuka.
Selasa, 18 Agustus, rubel terus jatuh dengan cepat melampaui batas
Rub 9,50/$.
Kejatuhan itu berlanjut hingga minggu berikutnya.
Akibatnya
 Berjuang keras menemukan cara membayar utang pemerintah dan
utang swasta yang beredar tanpa memperburuk itu lebih lanjut.
 Biaya yang ditimbulkan oleh krisis terhadap masyarakat Rusia.
Kasus Ilustratif : Krisis Argentina
2002


Currency board
Pada tahun 1991 peso Argentina telah dipatok terhadap dollar AS
pada nilai tukar satu untuk satu. Argentina mengadopsi currency
board. Idenya elegan dan sederhana: membatasi tingkat
pertumbuhan dalam jumlah mata uang beredar negara sampai pada
tingkat dimana negara menerima arus masuk bersih dollar AS
sebagai hasil dari petumbuhan perdagangan dan surplus umum.
Krisis Ekonomi 2001
Peso Argentina dinilai terlalu tinggi
Rezim currency board telah menghapus kebijakan moneter
alternatif untuk kebijakan makroekonomi
Defisit anggaran pemerintah Argentina dan defisit pengeluaran
tidak terkendali lagi.


Reaksi Balik Sosial
Saat kondisi perekonomian terus memburuk, bank menderita
pelarian dana yang meningkat. Para penabung takut bahwa peso
akan didevaluasi, mengantri untuk menarik uang mereka, baik
tabungan dalam peso Argentina maupun dollar AS.
Devaluasi
Minggu, 06 Januari 2002, Dulhade mendevaluasi peso dari Ps
1,00/$ ke Ps 1,40/$. Diharapkan bahwa sekali peso didevaluasi,
negara dapat menenangkan kegelisahan rakyatnya.
Dua minggu stelah devaluasi, bank-bank masih ditutuphampir
seluruh pemerintah negara bagian di luar Buenos Aires, pada
dasarnya bangkrut dan tidak memiliki akses pembiayaan.
3 Februari 2002, pemrintah Argentina mengumumkan peso akan
diambangkan.
Kompleksitas Kausal

Ada beberapa perbedaan penyebab walaupun secara spesifik
memiliki penyebab yang agak berbeda misalnya sosialisme korporate,
tatakelola perusahaan dan stabilitas perbankan serta manajemen.

SOSIALISME KORPORAT. Meskipun pasar-pasar barat telah lama
mengenal volatilitas pasar bebas, negara-negara Asia Pasca perang
dunia II sebagian besar hanya mengenal.

Tata kelola perusahaan : banyak perusahaan lokal beroparasi dalam
lingkungan bisnis Timur Jauh seringkali dikendalikan oleh keluarga
atau kelompok yang terkait dengan partai berkuasa atau badan
negara yang bersangkutan. Kecendrungan ini disebut sebagai
Kroniisme, yang berarti bahwa kepentingan pemegang saham
minoritas dan para kreditor sering dinomorduakan terhadap
motivasi utama manajemen korporat.

Peramalan Nilai Tukar
Periode ramalan
Rezim
Metode peramalan
yang
direkomendasikan
Jangka Pendek
Nilai tukar tetap
1. Asumsikan nilai tukar
tetap dipertahankan
2. Indikasi tekanan pada
nilai tukar tetap
3. Kendali modal; nilai
tukar pasar gelap
4. Indikator kemampuan
pemerintah untuk
mempertahankan nilai
tukar tetap
5. Perubahan dalam
cadangan mata uang
Peramalan Nilai Tukar
Jangka
Pendek
Nilai Tukar
Mengambang
Metode peramalan yang
direkomendasikan
1. Metode Teknis yang menangkap tren
2. Nilai tukar forward sebagai ramalan
- < 30 hari ; asumsi suatu rangkaian dari
kejadian acak
- 30-90 hari; nilai tukar forward
3. 90-360 hari; kombinasikan trend dengan
analisis fundamental
4. Analisis fundamental terhadap kekhawatiran
inflasi
5. Deklarasi dan persetujuan pemerintah
mengenai tujuan nilai tukar
6. Persetujuan kerjasama dengan negaranegara lain
Peramalan Nilai Tukar
Jangka Panjang Nilai Tukar tetap
Metode peramalan yang
direkomendasikan
1. Analisis fundamental
2. Manajemen Neraca pembayaran
3. Kemampuan untuk mengendalikan
inflasi domestik
4. Kemampuan untuk menghasilkan
cadangan mata uang utama untuk
digunakan mengintervensi
5. Kemampuan untuk mencapai
surplus perdagangan
Peramalan Nilai Tukar
Jangka
Panjang
Nilai Tukar
mengambang
Metode peramalan yang
direkomendasikan
1. Fokus pada fundamental-fundamental
penyebab inflasi PPP ( paritas daya beli)
2. Indikator Kesehatan Perekonomian
umum, seperti pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas
3. Analisis Teknis mengenai trend jangka
panjang, riset baru, mengindikasikan
kemungkinan
“Gelombang’’
Teknis
Jangka Panjang
Beberapa Kesimpulan mengenai teori dan praktek
dalam peramalan nilai tukar


Dalam beberapa dekade studi teoritis dan empiris,
nilai tukar memang setia kepada prinsip dan teori
fundamental. Oleh karena itu ada suatu lintasan
ekuilibrium fundamental untuk suatu nilai sebuah
mata uang.
Juga terlihat dalam jangka pendek, sejumlah
kejadian acak, friksi institusi, dan faktor-faktor
teknis dapat menyebabkan nilai mata uang untuk
menyimpang secara signifikan dari lintasan
fundamental jangka panjangnya. Perilaku ini
disebut Noise (Ganguan). Oleh karena itu,
penyimpangan lintasan jangka panjang tidak hanya
terjadi tetapi, namun terjadi secara teratur dan
dan relatif berumur panjang.
Menbedakan Noise Jangka pendek dan Tren Jangka
Panjang
Kejadian acak/teknis dapat
menggerakkan nilai tukar dari lintasan
equilibrium
Jalur Equilibrium
fundamental
Mata
Uang
Asing
Kekuatan jangka pendek dapat mempengaruhi
noise/gangguan volatilitas jangka pendek disekitar
lintasan jangka panjang
waktu
Gambar 5.10
Menbedakan Noise Jangka pendek dan Tren Jangka Panjang
Note terhadap gambar 5.10


Jika pasar setuju mengenai lintasan jangka panjang umum
dan memiliki ekspektasi yang menstabilkan, nilai mata
uang secara periodik akan kembali ke lintasan jangka
panjang. Namun hal ini merupakan titik kritis, bahwa saat
nilai mata uang naik hampir seluruh peserta pasar
melihatnya sebagai penilaian terlalu tinggi (overvalue)
sehingga mereka merespon dengan menjual mata uang,
menyebabkan harganya jatuh.
Dengan cara yang sama saat nilai mata uang harganya
jatuh dibawah lintasan jangka panjang, peserta merespon
dengan membeli mata uang sehingga menyebabkab
harganya naik. Hal ini apa yang disebut dengan
ekspektasi yang menstabilkan.
Dinamika Nilai Tukar : melampui Batas
(Overshooting)
Nilai Tukar Spot, $/€
S1
S2
S1
t1
t2
Waktu
Terimakasih
SUHADA, MBA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Download