BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel dan konsep teknik sistem daya nirkabel. 2.1 Resistansi Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang melalui konduktor. Kerugian akan selalu muncul ketika arus bergerak melalui konduktor. Daya yang dihamburkan oleh resistor terutama akan berada dalam bentuk panas dan ditunjukkan oleh rumus. Pdiss V .I ................................................ (2.1) 2.1.1 Resistansi dalam kawat Penghantar Hambatan kawat untuk arus DC atau frekuensi rendah ditunjukkan oleh resistivitas dari material, luas penampang dan panjang kawat Rdc ................................................ (2.2) Ketika frekuensi meningkat, distribusi arus dalam perubahan kawat. Arus mengalir terdistribusi secara merata dan terkonsentrasi di sepanjang permukaan konduktor. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kedalaman kulit adalah ukuran seberapa jauh perubahan ini telah pergi dan didefinisikan sebagai jarak dari permukaan luar ke mana kepadatan saat ini telah jatuh ke 37% dari nilainya pada permukaan, Gambar. 2.1. 2 ................................................ (2.3) Gambar 2.1 Kedalaman Kulit Konduktor 2.1.2 Induktansi Induktansi adalah properti dari konduktor, definisi elektromagnetik dari induktansi L adalah rasio fluks magnetik linkage ke arus L ................................................. (2.4) 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2 Hukum Ampere Hukum Ampere ditemukan oleh André-Marie amper pada tahun 1826, ditetapkan bahwa "Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah konduktor akan menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan arusnya. H dL I enc ....................................... (2.5) Pada persamaan. (1) Hukum Ampere menyatakan, bahwa berbentuk seperti apa sebuah kawat yang dialiri arus listrik, dan berapapun arus yang mengalir di dalamnya maka kuat medan magnet di setiap titik di sepanjang kawat yang dialiri arus adalah sama dengan jumlah arus yang mengalir dalam kawat tersebut. Sebuah kawat yang diberikan, medan magnet, H maka dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan. (2.6) di mana R, adalah jari-jari loop dapat dilihat bagaimana bentuk garis-garis gaya medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir dalam konduktor H I en c 2R .............................................. (2.6) 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.2 Garis Gaya Magnet pada Hukum Ampere 2.3 Hukum Induksi Magnetik Faraday Hukum Faraday untuk Induksi Magnetik menyatakan bahwa “medan elektromagnetik yang berubah-ubah dalam waktu (t) akan menyebabkan gaya gerak listrik (ggl) dalam rangkaian tertutup.” Arah ggl yang dijelaskan dalam Hukum Lenz – “arus dalam loop selalu dalam arah seperti melawan perubahan fluks Magnetic yang dihasilkan itu”. Persamaan Hukum Faraday untuk Induksi Magnetic dinyatakan sebagai berikut: ggl N d ..................................................... (2.7) dt 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada persamaan. dapat dilihat bahwa ggl induksi sebanding dengan perubahan fluks, dφ. Gaya gerak listrik (ggl), berbanding terbalik dengan perubahan waktu dt, saat ggl induksi tertinggi maka dt adalah terkecil. Jumlah lilitan N, akan sebanding dengan ggl induksi sesuai banyaknya lilitan di kumparan, semakin besar ggl yang dihasilkan. Tanda minus adalah dasar daripada Hukum Lenz yang menyatakan bahwa “ fluks, dφ yang berubah-ubah akan menyebabkan arus dan medan magnet saling dapat berlawanan”. dilihat bagaimana sistem kerja induksi elektromagnetik. Sebagai contoh disini yang dihasilkan dari baterai mengalir ke kumparan pertama dan menghasilkan medan elektromagnetik. Ketika sirkuit kumparan tertutup kedua adalah dekat medan elektromagnetik, beban akan diberi energi, dan dalam hal ini, bola lampu akan menyala. Gambar 2.3 Induksi Elektromagnetik 2.4 Kopling Induktif versus Kopling Resonansi Magnetik 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kopling Induktif atau Inductive Power Transfer (IPT) adalah sistem kopel induktif yang didasari atas hukum induksi Faraday dan hukum rangkaian Ampere. Medan magnet yang terintegrasi sepadan dengan arus yang mengalir pada loop (koil transmisi) didefinisikan dengan hukum rangkaian Ampere. Menurut hukum induksi Faraday, medan magnet yang bervariasi terhadap waktu menginduksi medan listrik dalam koil penerima. Konfigurasi awal sistem IPT menggunakan induktor yang di-seri-kan dengan koil. Analogi sama dengan trafo yang dikopel renggang. Belakangan, topologi dasar IPT telah diadopsi dengan pengkompensasian kapasitor. Sebaliknya, teknologi resonansi magnetik pada awalnya digunakan dengan koil resonansi-diri „self-resonance‟ yang beresonansi dengan induktansidiri „self-inductance‟ dan kapasitansi parisitik „parasitic capacitance‟ pemilihan frekuensi untuk desain berbasis IPT terbatas pada frekuensi kilohertz sementara sistem berbasis resonansi magnetik dapat beroperasi di frekuensi hingga beberapa Megahertz. skema IPT khas terbatas pada beberapa sentimeter sedangkan magnetic resonance WPT dapat digunakan pada jangkah frekuensi yang lebih besar. 2.5 Frekuensi Resonansi Resonansi adalah fenomena yang mana sebuah sistem atau benda bergetar pada frekuensi alami dan pada amplitudo maksimum. Ketika sistem berosilasi atau bergetar pada frekuensi yang selaras dengan 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ frekuensi alami, dikatakan bahwa sistem berosilasi pada frekuensi resonansi. Resonansi dapat digunakan untuk mentransfer energi ketika dua benda bergetar pada frekuensi yang sama. 2.6 Kopling Resonansi Magnetik Kopling resonansi magnetik menerapkan konsep frekuensi resonansi dan induksi magnetik. Metode kopling resonansi magnetik diinginkan untuk meningkatkan efisiensi transmisi daya dan jarak transmisi. Pemancar menghasilkan arus bolak-balik (AC) yang ber-osilasi pada frekuensi resonansi dari kumparan pemancar di mana kumparan disetel ke frekuensi yang sama. Kemudian di sisi lain, kumparan penerima menangkap medan magnet di mana kumparan juga disetel pada frekuensi resonansi yang sama sebagai pemancar yang terhubung ke beban. Ketika kumparan disetel ke frekuensi yang sama, posisi kumparan sekunder dan objek antara kumparan tidak akan mempengaruhi transmisi yang disiapkan di dalam medan magnet kumparan primer. Fenomena ini disebut perpindahan energi non-radiasi. Pada persamaan. (2.4) dapat dilihat bahwa frekuensi resonansi tergantung pada induktansi dan kapasitansi. f 1 2 LC ............................................. (2.8) 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dimana f = adalah frekuensi resonansi, L = Induktansi, C = Kapasitansi Pada gambar 2.4, dapat dilihat induktor resonansi dan kapasitor resonansi dalam kotak oranye yang akan bertanggung jawab dalam menciptakan resonansi pada kedua sisi. Ini disebut rangkaian LC-tuned. Resistor, RA dan RB mewakili tahanan (ohm) untuk resonator. Gambar 2.4 Skematik Diagram dari Kopling Resonansi Magnetik Kumparan, kumparan Tx dan kumparan Rx adalah komponen yang penting dalam keseluruhan sistem. Kumparan dapat dimanipulasi dengan parameter berikut: bentuk kumparan, jumlah putaran, ukuran dan diameter kumparan, diameter dan jenis yang kawat. Fungsi dari kapasitor resonan, Cs dan Cr di sirkuit LC-tuned adalah untuk menghasilkan frekuensi resonansi dari kumparan pemancar dan kumparan penerima. Nilai kapasitor harus konsisten dengan induktansi resonan agar menghasilkan frekuensi resonansi yang akurat. Sirkuit LCtuned perlu tepat dan hampir sama identik dengan frekuensi yang 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dihasilkan oleh pewaktuan untuk mencapai efek magnetik kopling resonansi. Pada persamaan. (2.5) dapat dilihat bahwa nilai kapasitor berasal dari Persamaan. (2.4): C 1 (2f ) 2 L ................................................ (2.9) 2.7 Keuntungan dan kerugian Transfer Daya Tanpa Kabel Transmisi daya nirkabel tentu banyak membantu dalam hal menghilangkan peran saluran transmisi dalam berbagai jenis kenyamanan kelistrikan. Misalnya, dalam jala-jala listrik, WPT mengurangi penggunaan kabel transmisi yang saling berhubungan dan semrawut. Dengan diterapkannya saluran transmisi tanpa kabel, biaya pengadaan sistem kelistrikan dan biaya pemeliharaan kabel yang ada akan berkurang secara radikal. Implikasinya adalah, biaya energi listrik bagi konsumen juga dapat di reduksi. Selanjutnya, gangguan listrik karena kegagalan kabel tembaga, sirkuit pendek atau gangguan eksternal dan pemeliharaan jalan dapat dicegah. Selain itu, dalam skala yang lebih kecil, WPT membantu dalam mengisi perangkat listrik mereka dengan nyaman. Juga, akan mengurangi kebutuhan ruang sebagai tempat kawat dan kabel. Namun, sisi negatifnya WPT adalah sebuah bidang baru dimana kelayakan dan efisiensi WPT saat ini dinilai belum ekonomis atau belum sesuai dengan harapan. Selain itu, biaya komponen WPT di pasaran masih tinggi. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/