PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) AL-SALAM CINERE DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.sy) Oleh: M. ROFIU’DDIN MANSHUR NIM. 205046100618 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) AL-SALAM CINERE DEPOK Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Muamalat Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: M. ROFIU’DDIN MANSHUR NIM. 205046100618 Menyetujui, Pembimbing I, Dr. H. Abdurrahman Dahlan, M.A. NIP. 195811101988031001 Pembimbing II, AM. Hasan Ali,S.Ag, M.Si. NIP. 150370226 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemimpin dan hamba atau pengikut mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan merupakan fitrah insaniyah bagi seluruh umat manusia, yang sudah lama ada sejak zaman Nabi Adam sampai dengan zaman modern sekarang ini. Pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena tidak hanya sebagai pemberi perintah akan tetapi dapat juga sebagai pengatur serta penunjuk arah bagi orang yang mengikutinya agar tetap di jalan yang lurus dan benar.1 Negara Indonesia sepanjang tahun 1997 sampai dengan tahun 2010 sekarang ini, masih mengalami krisis kepemimpinan dibidang politik ditandai dengan adanya rezim soeharto yaitu ketika masa orde baru yang mengakibatkan timbulnya macammacam konflik serta kekacauan politiik, dibidang ekonomi ditandai dengan pencopotan gubernur BI (Bank Indonesia) yaitu ketika dijabat oleh Miranda Swaray Gultom karena masa jabatannya telah berakhir lalu digantikan oleh Aulia Pohan karena terlibat kasus korupsi lalu kemudian digantikan oleh Boediono sebelum menjabat menjadi wakil presiden. ini mengakibatkan ketidak percayaan serta menurunnya kredibilitas BI (Bank Indonesia) dimata masyarakat sehingga segala bidang mengalami imbasnya khususnya dunia perbankan nasional. 1 Siagian P, “Kepemimpinan” Teori dan Pengembangannya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1999), h.20 2 Pemerintah khususnya perbankan nasional akan lebih baik serta tidak mengalami hal yang demikian jika mengambil pelajaran (ikhtibar) dengan kesuksesan yang didapat ketika masa pemerintahan periode islam yang ketika itu terjadi pada masa khulafaur rasyidin, islam mengalami kejayaan berkat semangat dari khalifah Abu Bakar Assidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan khalifah Ali bin Abi Thalib untuk memajukan perekonomian dengan memberlakukan kebijakan yang di dasarkan kepada aturan syariah (Al-Qur’an dan Hadits) tanpa mengesampingkan hubungan antara kaum muslim dan non muslim yang ketika itu masih dalam keadaan perang, prinsip keadilan sangat mereka pegang akibatnya rakyat yang pada saat itu kekurangan makanan, minuman dan kebutuhan hidup lainnya memperoleh kecukupan serta kemakmuran.2 Setiap perusahaan mempunyai gaya kepemimpinan yang bermacam-macam salah satu contohnya gaya kepemimpinan Soichiro asal jepang pada perusahaan Honda motor yang mengalami kemajuan dengan berkembangnya produksi akan kendaraan bermotor tiap tahunnya dapat memproduksi salah satunya di indonesia ± 2.700 unit tiap harinya peningkatan jumlah perusahaan cabang diberbagai negara yang mencapai (85%) keadaan itu tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang tegas, disiplin yang ia terapkan terhadap semua pekerjanya sehingga tak ada seorangpun yang bermalas-malasan.3 2 Thoyar Husni, Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, Suksesi Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin, (Vol. 2 No. 1 Tahun 2001) h.24-27 3 Artikel Diakses Pada Tanggal 22 September 2010 dari http://Rahman’s weblog.com 3 Kemudian gaya kepemimpinan yang dipakai oleh Abdul Fatah pada perusahaan CV. Fuji Karya Mandiri yang bergerak dibidang metal dengan produksi rata-rata setiap harinya pada tahun 2010 ini mengalami peningkatan produksi pembuatan pagar besi, komponen pemancar mencapai (75%) yang mempekerjakan pada awalnya hanya berjumlah 4 orang sekarang dapat memperkerjakan karyawan menjadi 15 orang di daerah sukabumi, hal itu tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang kharismatik dan disiplin terhadap waktu.4 Untuk mencapai tujuan perusahaan serta meningkatkan BPRS Al-Salaam supaya dapat bersaing diperlukan adanya gaya kepemimpinan, Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana dampak yang terjadi dengan gaya kepemimpinan dapat meningkat dan menurunkan kinerja karyawannya. Peneliti ketika melakukan studi pendahuluan di BPRS Al-Salam dengan memberikan beberapa pernyataan tertulis tentang gaya kepemimpinan kepada karyawan menemukan bahwa gaya kepemimpinan yang dipakai oleh pimpinan BPRS hampir mendekati gaya kepemimpinan direktif. hal itu terindikasi dari 10 orang yang diberikan pertanyaan ada 7 orang yang menjawab gaya kepemimpinannya dengan jawaban yang menjurus kepada gaya kepemimpinan direktif, itu merupakan dugaan sementara untuk lebih jelasnya peneliti melakukan penelitian terhadap objek yang akan diteliti apabila gaya kepemimpinan di sana menggunakan gaya kepemimpinan direktif maka akan menimbulkan masalah dan dapat mengakibatkan kinerja karyawan 4 Data diperloleh hasil dari wawancara langsung Dengan Direktur Perusahaan CV. Fuji Karya Mandiri, Bapak Abdul Fatah 17 September 2010. 4 menjadi menurun oleh karena gaya kepemimpinan seperti ini pemimpin berkuasa sepenuhnya terhadap program-program yang akan dibuat dan bawahan wajib mengikuti perintah pemimpin, karyawan tidak dilibatkan dalam penentuan kegiatan dan keputusan akibatnya bawahan menjadi tertekan terhadap kebijakan yang dibuat, rutinitas kerja menjadi membosankan dan bawahan tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.5 Tantangan utama BPRS Al-Salam untuk membangun daya saing yang berkelanjutan terletak pada kompetensi sunberdaya manusianya. Kompetensi manajerial menjadi penting dan mutlak dimiliki oleh setiap SDM, khususnya di PT. BPRS Al-Salam Cinere-Depok, agar kerumitan menjalankan roda pengelolaan perusahaan dapat ditangani dan diatasi secara benar. Perusahaan memerlukan good management artinya harus mengembangkan SDM sebagai good manager dan organisasi yang baik. Berbicara soal organisasi, maka ada pihak yang memerintah yang disebut pimpinan yang diperintah / bawahan. Dengan demikian guna meningkatkan profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan bawahannya untuk bekerja sama dalam melaksanakan tugasanya secara efektif dan efisien. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal, tergantung dari gaya kepemimpinan pada para atasannya, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan atau pekerjaan dari semua jabatannya yang ada dibawah tanggung jawabnya. Dalam suatu organisasi yaitu perusahaan seorang 5 Ibid, h.23 5 pemimpin pasti mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, diantaranya gaya kepemimpinan otokrasi, demokratis dan lain sebagainya. Semua gaya kepemimpinan tersebut tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan masing-masing, tinggal bagaimana seorang pemimpin menerapkan dalam suatu organisasi perusahaan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan dari gaya tersebut, maka dalam ini penulis mengkhususkan pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini merupakan sarana untuk mengarahkan segenap kekuatan dibawahnya sehingga secara bersama-sama mencapai tujuan organisasi efektif dan efisien. Mengingat pentingnya pengaruh gaya kepemimpinan dalam proses kerja suatu perusahaan sehingga karyawan mampu meningkatkan kinerja pekerjaannya secara lebih baik, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ALSALAM CINERE (DEPOK)”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan karena keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam maka tidak semua masalah akan diteliti, maka penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dibatasi hanya pada BPRS Al-Salam 6 saja. Perumusan masalah pada suatu penelitian adalah untuk memudahkan masalah agar dapat lebih terarah dan jelas, sehingga diperoleh langkah-langkah pemecahan masalah yang efektif dan efisien. Adapun pembatasan masalahnya, adalah: a. Gaya kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran atau perilaku pemimpin dalam bertindak pada karyawannya. b. Kinerja karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana karyawan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam perusahaan/bank. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: a. Bagaimana gaya kepemimpinan kepala cabang pada BPRS Al-Salaam Cinere (Depok)? b. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala cabang terhadap kinerja karyawan pada BPRS Al-Salam Cinere (Depok)? c. Bagaimana kesesuaian gaya kepemimpinan dengan konsep Manajemen Islam? C. Tujuan dan Manfaat/kegunaan penelitian Dalam penelitian karya ilmiah ini, terdapat beberapa tujuan mendasar dan manfaat/kegunaan dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuannya, adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala cabang pada BPRS Al-Salam Cinere (Depok). 7 2. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala cabang terhadap kinerja karyawan pada BPRS Al-Salam Cinere (depok). Sedangkan manfaat/kegunaannya: Manfaat penelitian antara lain: 1. Manfaat bagi Akademisi 1). Untuk menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta menambah khasanah pengetahuan tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan BPR Syariah. 2). Untuk menambah wawasan intelektualitas di bidang BPR Syariah 3). Menjadi referensi dan sarana penilaian bagi kalangan akademis maupun praktisi dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain. 2. Manfaat bagi Praktisi Bagi Perusahaan BPR Syariah, penelitian ini akan menghasilkan informasi penting yang dapat dijadikan input/masukan yang bermanfaat bagi BPR Syariah mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan guna pengembangan kredibilitas dan kapabilitas BPR Syariah. 8 3. Manfaat bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang ekonomi Islam pada umumnya dan juga mengenai kinerja dan gaya kepemimpinan BPR Syariah. D. Tinjauan Kajian Terdahulu Berdasarkan Penelusuran yang telah dilakukan terhadap sumber kepustakaan dan penelitian yang terdahulu penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan sangat penting untuk perkembangan bagi BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) Al-Salam Cinere Depok. a. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bebi Sanusi mahasiswa S1 fakultas psikologi tahun 2002 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja dan prestasi kerja karyawan pada PP Muhammadiyah cab. Kramat jati”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pada skripsi ini membahas gaya kepemimpinan kolektif kolegial dimana pemimpin dihadapkan oleh pemimpin yang lain dalam pengambilan keputusannya. b. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Andry Cahyono mahasiswa S1 fakultas ekonomi tahun 2004 Universitas Negeri Malang dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Semangat Dan Kegairahan Kerja Karyawan PT. TELKOM Cabang Tulungagung”. jenis penelitian yang digunakan dalam 9 penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pada skripsi ini lebih membahas gaya kepemimpinan otokratik, partisipatif dan free rein mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan pada PT. Telkom Cabang Tulungagung. c. Jurnal Komunikasi Antara Perguruan Tinggi Agama (Konsep Max Webber Tentang Kepemimpinan Kharismatik), Vol. 11 No. 3 Tahun 2000. Jurnal ini membahas konsep kepemimpinan Max Webber bahwa kepemimpinan kharismatik merupakan kepemimpinan yang menonjolkan sikap kewibawaan yang dapat berpengaruh terhadap sikap bawahan kearah yang lebih baik serta bawahan hanya mengikuti satu orang yang memiliki sifat kepemimpinan tersebut hal ini dapat berakibat terhadap hubungan yang harmonis antara pemimpin dengan bawahan. d. Jurnal Kajian Agama dan Filsafat (Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan sistem imbalan terhadap motivasi kerja), Vol. 2 No. 2 Agustus tahun 2003. Jurnal ini membahas bahwa gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap bawahan yaitu pemimpin akan membawa bawahan untuk mengikuti aturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan dan ke arah yang lebih baik lagi serta dengan memberikan imbalan berupa bonus insentif dan kenaikan jabatan kepada bawahan dapat membuat bawahan termotivasi agar kinerjanya dapat meningkat. e. Dalam skripsi ini lebih membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan dari tinjauan terdahulu yang telah 10 disebutkan diatas, pembahasan penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan yang akan dikaji oleh peneliti berbeda dari skripsi sebelumnya dan belum ada yang membahasnya. E. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Pendekatan Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok, dengan menggunakan bantuan statistik yaitu regresi. Sedangkan untuk menjabarkan data-data deskriptif dijawab secara kualitatif. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (Field Research) untuk mengetahui secara langsung respon atau tanggapan dari responden. Karena melakukan penelitian langsung ke lembaga yang dijadikan obyek penelitian yaitu BPRS AlSalaam Cabang Depok. 3. Sumber Data a. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari responden yaitu karyawan BPRS Cabang Depok melalui kuisioner b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari: 11 1. Data internal pada PT. BPRS. 2. Penelitian-penelitian terkait 3. Buku-buku yang berkaitan dengan BPRS dan manajemen sumber daya manusia. 4. Majalah, koran, brosur dan jurnal yang memuat artikel-artikel mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 5. Dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 4. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 6Populasi dari penelitian ini adalah Karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok. Yang berjumlah 30 orang.7 Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. 8 Dalam hubungan dengan penarikan sampel S. Arikunto mengemukakan apabila Sampel yang 6 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta, 2007), h.61. Data didapatkan dari wawancara dengan kepala cabang PT. BPRS AlSalaam Cabang Depok, yaitu Bapak Abdilla Jentha Putera, Depok 3, Juni, 2010. 6 Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998), h.117. 7 12 diambil kurang dari 100 orang, lebih baik sampelnya diambil semua dari total sampling, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang karyawan, dimana semua populasi dijadikan responden. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode survey dengan hitungan regresi, karena ingin memperoleh informasi mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok, maka metode survei digunakan dalam mengumpulkan data, data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif. Survei yang digunakan adalah dengan menemui responden secara langsung/bertatap muka, ini disebut survei individu, yang menggunakan alat; a. Kuesioner, yaitu menyebarkan sejumlah pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup kepada karyawan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. BPRS AlSalaam Cabang Depok b. Studi Pustaka, digunakan untuk melengkapi kekurangan yang terjadi dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian. 13 6. Instrumen Pengumpulan Data a. Instrumen Gaya Kepemimpinan Definisi operasional dari gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Atau dengan kata lain gaya kepemimpinan mempunyai 2 kriteria, yaitu (1) kepekaan, kecakapan untuk merasakan dan mengerti kebutuhan manusia dalam berbagai situasi yang dihadapi pemimpin dan (2) keluwesan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi apapun sehingga gaya atau pendekatan kepemimpinan dituntut atau diperlukan dalam situasi yang nyata.9 b. Instrumen Kinerja Kinerja adalah gambaran hasil kerja yang dilakukan karyawan terkait dengan tugas yang diembannya dan merupakan tanggung jawabnya. c. Indikator – Indikator Penelitian Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur, dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir 9 A.M. Mangunhardjana, SJ, Kepemimpinan: teori dan pengembangannya, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 11. 14 pertanyaan atau pernyataan.10 Dari instrumen gaya kepemimpinan dan kinerja yang telah dijelaskan di atas indikatornya sebagai berikut: Tabel 1.1 Pemimpin Variabel Indikator Pernyataan Skala Gaya - Gaya Kepemimpinan direktif (X) kepemimpinan - Saya menjelaskan Interval tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok - Saya memberitahukan kepada para pegawai tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan. Saya menetapkan hubungan yang jelas tentang garis-garis untuk komando. Saya melakukan instruksi yang jelas kepada para pegawai.. Saya mengatakan kepada para pegawai bagaimana caranya mendapatkan hadiah. - Saya menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol para pegawai. - Gaya kepemimpinan - Saya menunjukan hal- Interval supportive hal yang dapat menarik minat para pegawai.. Saya berupaya mengembangkan sifat bersahabat. Saya memberi 10 Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis” cet. 10, (Bandung : CV. Alfabetha, 2007) h.98 15 kesempatan kepada para pegawai untuk menyampaikan perasaan dan perhatiannya. - Saya memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok pegawai. - Saya memberi hadiah kepada para pegawai agar mereka selalu semangat bekerja. - Saya menekankan hubungan antara pribadi kepada para pegawai. - Gaya kepemimpinan - Saya mengajak anggota Interval partisipatif kelompok bersama-sama merumuskan tujuan. - Saya bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menyusun tugasnya masing-masing. - Saya menggunakan partisipasi dari anggota kelompok untuk melancarkan komunikasi antar pegawai. Saya lebih memperhatikan kerja kelompok dari pada kompetisi individual. Saya memberi kesempatan kepada para pegawai untuk mendiskusikan masalahmasalah dengan pemimpin. - Saya memberikan perhatian pada kelompok yang tidak sukses dalam kerja. 16 Tabel 1.2 Kinerja Variabel Indikator -Kinerja - Mutu Pekerjaan Karyawan(Y) -Kejujuran Karyawan -Kehadiran (Absensi) Tolak Ukur Skala - Cara berpakaian - Kemampuan (skill) - Kerajinan - Kedisiplinan - Kinerja yang dihasilkan - Profit yang didapatkan - Disiplin tepat waktu. Interval - Sikap Karyawan - Menghormati Atasan - Saling Menghargai - Sopan-Santun - Kreativitas Karyawan - Menghasilkan sesuatu yang beda - Kerjasama - Saling berpartisipasi satu sama lain. -Keandalan - Tepat Waktu - Kompeten dalam segala hal -Pengetahuan tentang - Memiliki wawasan yang luas pekerjaan -Tanggung Jawab - Tidak lalai dalam bekerja - Memanfaatkan tugas pekerjaan secara efektif 7. Variabel Penelitian X Gaya kepemimpinan Y Kinerja karyawan 17 Variabel independen (X) adalah variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini adalah variabel gaya kepemimpinanVariabel Dependen (Y) Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam penelitian adalah kinerja karyawan. 8. Teknik Pengujian Instrumen Sebelum mengolah data dengan menggunakan rumus regresi, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan: a. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrumen pengukur dalam penelitian. Pengujian ini untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian agar dapat memberikan informasi yang akurat tentang hal yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Uji coba kuesioner yang disebar untuk uji Validitas dan Reliabilitas berjumlah 20 kuesioner. Responden untuk uji coba kuesioner adalah karyawan BPRS AlSalaam cabang Depok. Untuk membantu pengujian validitas, maka pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesis operasional, yaitu Ho dan Ha Ho : Instrumen penelitian tidak valid Ha : Instrumen penelitian valid prosedur 18 2) Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah indeks validitasnya > 0,44. Dengan demikian, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,44 maka butir instrumen tersebut tidak valid. Semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya 3) Menentukan pendekatan (alat) statistik yang digunakan dengan kriteria pengujian: Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak Jika r hitung < r tabel maka Ho diterima 4) Melakukan perhitungan sesuai dengan pendekatan (alat) statistika menggunakan program komputer SPSS 16. 5) Mengambil kesimpulan b. Uji Realibilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui koefisien alat ukur jika dilakukan dengan pengukur ulang. Suatu kuesioner reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten / stabil dari waktu ke waktu. Program SPSS 16 memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Untuk membantu pengujian reliabilitas, maka prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 19 1) Merumuskan hipotesis operasional, yaitu Ho dan Ha Ho : Instrumen penelitian tidak reliabel Ha : Instrumen penelitian reliable 2) Metode alpha cronbach, batasan reliabilitas sebenarnya sudah ditentukan. Batasan tersebut adalah: Koefisien alpha berada di atas angka 0,8 baik Koefisien alpha berada di 0,7 dapat diterima Koefisien alpha berada di bawah 0,6 kurang baik/tidak reliable11. 3) Menentukan pendekatan (alat) statistik yang digunakan dengan kriteria pengujian: a. Jika r Alpha > r tabel maka Ho ditolak b. Jika r Alpha < r tabel maka Ho diterima 4) Melakukan perhitungan sesuai dengan pendekatan (alat) statistika menggunakan program komputer SPSS 5) Mengambil kesimpulan 9. Pengolahan Data a. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu analisia deskriptif dan analisis regresi. Analisis deskripsi dilakukan dengan menyajikan data melalui distribusi frekuensi untuk 11 Dwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: ANDI, 2008), h.172. 20 mengetahui distribusi respon dari setiap responden (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-Ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju), grafik responden berdasarkan jumlah laki-laki dan perempuan, tingkat pendidikan, umur dan masa kerja dan statistik deskriptif untuk mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai standar deviasi dari setiap pertanyaan variabel gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan. Sedangkan analisa regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel output/dependen (y) dengan satu atau beberapa variabel input/independen (x), hubungan matematis digunakan sebagai suatu model regresi yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksikan nilai output (y) berdasarkan nilai input (x) tertentu.12 Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok. Persamaan dari regresi sederhana yaitu: Y = a+bX Dimana: Y adalah variabel dependen X adalah variabel independen a adalah intersep b adalah koefisien variabel x 12 Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, SPSS Complate Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Sofware SPSS (Jakarta: Salemba Infotek, 2009), h. 82 21 Untuk mengetahui Korelasi antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, maka korelasi dilambangkan dengan nilai R = koefisien korelasi, jika nilai R tidak lebih dari harga (-1<R<+1), apabila R= - 1 artinya korelasinya negatif sempurna, R=0 tidak ada korelasi dan R= 1 berarti korelasinya sempurna positif. Selanjutnya harga R akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai R untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan, penjelasannya sebagai berikut: Tabel 1.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi Kofisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Tingkat hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sedangkan untuk koefisien determinasi didalam penelitian ini dilambangkan dengan nilai R square. Koefisien determinasi (R square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. 22 F. Sistematika Penulisan Bab Pertama : Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat/kegunaan penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodelogi penelitian, serta sistematika penulisan. Bab kedua : Bab kedua berisikan tentang tinjauan umum yang menjelaskan tentang pengertian gaya kepemimpinan, teknik kepemimpinan, sifat-sifat pemimpin, etika seorang pemimpin, kinerja karyawan, manfaat penilaian kerja, metode penilaian kerja, penggunaan penilaian kerja. Bab Ketiga : Bab Ketiga menjelaskan tentang gambaran umum BPRS AlSalam, sejarah berdiri Bank BPRS Al-Salam, prinsip operasional BPRS Al-Salaam, visi dan misi, struktur organisasi. Bab Keempat : Bab keempat menjelaskan hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, profil responden, hasil uji validitas dan realibilitas, pengaruh gaya kepemimpinan Secara kuantitatif deskriptif terhadap kinerja karyawan. Bab Kelima : Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan, saran. BAB II TINJAUAN UMUM A. Gaya Kepemimpinan 1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan mempunyai dua kata yaitu gaya dan kepemimpinan. Gaya adalah kekuatan, kesanggupan berbuat, kuat, sikap, ragam (cara, rupa, bentuk dan sebagainya), cara melakukan gerakan, tingkah laku. Dari kata itu munculah gaya yang dimaksud adalah ragam cara serta kekuatan seseorang dalam mempengaruhi seseorang yang lain.1 Kepemimpinan dalam islam merupakan sunnatullah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang telah dijelaskan dalam AlQur’an dan Hadits. Banyak sekali istilah yang telah disebutkan dalam AlQur’an antara lain: Amir, khalifah, imamah, ra’in dan lain sebagainya, hal ini berarti Al-Qur’an telah memberikan pedoman kepada umat manusia dalam menjalankan segala tindakan kepemimpinannya tidak terlepas pada hukum Syariat Islam jika manusia melaksanakannya maka akan mendapatkan rahmat, kebahagiaan, dan kesuksesan dalam memimpin di dunia maupun di akhirat. Manusia diciptakan ke muka bumi ini adalah sebagai khalifah (pemimpin) bagi manusia yang lain, sebagaimana Allah S.W.T mengutus manusia dengan dua alasan ke muka bumi ini yaitu; alasan pertam 1 Tim penyusun departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.11 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.258. 23 24 manusia dengan dua alasan ke muka bumi ini yaitu; alasan pertama adalah manusia diutus ke muka bumi ini untuk menjadi hamba yang senantiasa menyembah kepada robb-Nya, Allah S.W.T berfirman: (56 : )اﻟﺰارﯾﺖ Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Ad-dzariyat:56) Pada ayat tersebut Allah S.W.T memberikan gambaran kepada umat manusia sebagai hamba, pengikut atau bawahan yang wajib ta’at mutlaq kepadaNya. Alasan kedua adalah manusia diutus ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah atau pemimpin, Allah berfirman: (30 : )اﻟﺒﻘﺮة Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" 25 Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al-Baqarah:30). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Bukhari dan Muslim mengenai kewajiban dan tanggung jawab seorang pemimpin yang ada di bawah ini: , , , , : , , . , , ( ). Ibnu Umar r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “ketahuilah bahwa masing-masing kamu akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, seorang penguasa adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang lelaki/suami adalah pemimpin keluarganya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang wanita/istri adalah pemimpin yang mengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang budak adalah seorang pemimpin yang mengurus harta majikannya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” Ketahuilah, masing-masing kamu adalah pemimpin dan 26 masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. 2 (H.R Bukhari dan Muslim) , ( ). , , Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya pemimpin adalah ibarat sebuah perisai yang digunakan untuk bertempur dan menjadi pelindung jika dia melaksanakan tugas dengan bertakwa kepada Allah dan berlaku adil maka dia akan mendapatkan pahala, tetapi jika dia melaksanakan tugas tanpa ketakwaan dan keadilan maka dia berdosa dalam kepemimpinannya”.3 (H.R Bukhari dan Muslim) Dua ayat dan hadits tersebut di atas memperjelas bahwa seseorang merupakan khalifah bagi yang lain, namun demikian ada orang yang mampu memimpin orang yang banyak, ada yang hanya dapat memimpin dirinya saja. Melalui tersebut di atas dapat kita pahami bahwasanya kepemimpinan adalah suatu ketetapan dari Allah SWT yang keberadaannya tidak mungkin ditawar lagi. Adanya kepemimpinan dalam Islam di dunia ini merupakan suatu jeharusan yang mutlak. 2 Makmur Daud, Kitab Shahih Bukhari dan Muslim, Syaikh Abu Abdillah Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Bardizbah, (Jakarta: FA. Widjaya 1984), h.229 3 Ibid, h.231 27 Kepemimpinan adalah usaha seseorang untuk mengubah perilaku pihak lain, apalagi anggota-anggota tersebut secara nyata nampak berubah kearah yang baik maka kepemimpinannya dinyatakan berhasil4. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu, kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan oganisasi yang merupakan posisi kunci karena kepemimpinan seorang manajer berperan sebagai penyelaras dalam proses kerja sama antar manusia dalam organisasinya 5. Menurut Stoner kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. 6 Robert Tannembaum, Irving R, Weschler, dan Fred Massarik mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh perseorangan dalam situasi tertentu secara langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuantujuan umum dan khusus. Hal yang sama dikemukakan oleh stogdill bahwa kepemimpinan atau leadership adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan 4 Bass, Bernard M, Leadership and performance beyonce expection (Terjemahan), (New York: Free press, 2005), h.117. 5 Abi sujak, Kepemimpinan Manajer:eksistensinya dalam perilaku organisasi, (Jakarta: Rajawali, 2007), Cet.1, h.21. 6 T. Hani Handoko, Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Liberty,2008), h. 48 28 kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan mencapainya.7 Selain itu definisi yang dikemukan oleh bennis tentang kepemimpinan (leadership) adalah “the prosses by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner”. Kepemimpinan adalah proses dimana seorang agen menyebabkan seorang bawahan bertingkah laku menurut satu cara tertentu.8 Segala kegiatan, tindakan atau keputusan yang dilakukan pemimpin sangat berpengaruh terhadap kerja kelompok, artinya apapun tindakan yang dilakukan dapat menurunkan atau pun menaikan produktivitas serta kinerja dari karyawan. Menurut Hersey dan Blanchard mendefinisikan pemimpin adalah “leadership is the process of influencing the activities of an individual or group in effort toward goal achievment in a given situation”. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau suatu kelompok dalam upaya mencapai tujuan dalam situasi tertentu.9. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Selanjutnya dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain 7 Kartono K, Psikologi sosial untuk manajemen, Perusahaan, dan industri, (Jakarta: PPN press, 2002), h.35. 8 Ibid, h.52. 9 Ibid, h.36 29 seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.10 Dari berbagi macam teori yang disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi bawahan dengan berbagai macam cara/tekniknya masing-masing dan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakan, mengarahkan seseorang atau kelompok kearah yang lebih baik dan positif melalui proses yang panjang. Apapun yang diucapkan maupun yang diperbuat oleh pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja dari karyawan maka dari itu seorang pemimpin harus mahir dalam berkomunikasi sehingga mengetahui kelemahan ataupun kelebihan bawahan disamping itu pemimpin haruslah mempunyai moral dan etika yang baik sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis antara pemimpin dengan bawahan dengan demikian kemajuan perusahaan akan tercapai sebagaimana yang telah dicita-citakan bersama. 2.Model kepemimpinan Menurut Abu sinn dalam memimpin perusahaan terdapat 3 model kepemimpinan yang mempengaruhi perilaku individu dalam perusahaan diantaranya adalah model demokrasi, autoritarian, dan laissez-faire: 10 Thoha miftah, Kepemimpinan dalam manajemen, (Yogyakarta: Rajawali pers, 2006), h.48. 30 a. Model Demokrasi, tipe model pemimpin demokrasi sangat membutuhkan masukan-masukan tambahan dari karyawan atau kelompok dalam memutuskan serta memecahkan masalah dan sangat terbuka terhadap idea tau pendapat baru. Tugasnya hanya memimpin dalam rapat/musyawarah dan anggota lain bebas untuk mengungkapkan pendapatnya serta menampung semua pendapat dari anggota kemudian meramunya untuk menemukan suatu solusi atau gagasan yang baik. b. Model Autotarian (otoriter), dalam tipe model kepemimpinan ini seorang pemimpin merasa bahwa ia memegang kekuasaan/wewenang penuh terhadap apa saja program yang dibuat juga ia tidak memerlukan masukan atau usulan serta musyawarah terlebih dahulu setelah itu anggota wajib mentaati serta mematuhi program yang telah dibuat. c. Model Laissezfaire (liberal) dalam tipe model pemimpin seperti ini dalam memimpin anggota/bawahannya hanya memutuskan kebijakan penting serta memberikan informasi dan fasilitas yang dibutuhkan karyawan dia tidak mengajarkan bagaimana cara mengerjakan pekerjaannya akibatnya pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki hasil dari pekerjaan tinggi/baik atau pun bisa rendah/buruk.12 Menurut hersey dan Blanchard model kepemimpinan dibaginya kedalam empat gaya diantaranya: 12 Ibid, h.134-136 31 a. Direktif, pemimpin banyak memberi pengarahan dan sedikit memberi dukungan akibatnya kemampuan karyawan tinggi dan kemauannya dalam bekerja menjadi rendah. Kemampuan karyawan tinggi dikarenakan karyawan diberikan tekanan terhadap tugas pekerjaanya yang mengakibatkan adanya unsur keterpaksaan bukan dari kesadaran pribadi karyawan dalam menyelesaikan tugasnya itu. b. Melatih, pemimpin banyak mengarahkan dan banyak juga mendukung akibatnya kemampuan karyawan tinggi dan kemauannya dalam bekerja menjadi tinggi. Artinya pemimpin memberikan pelatihan kepada karyawan terlebih dahulu terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan dan banyak memberikan petunjuk kepada karyawan ketika karyawan menemukan masalah dalam melaksanakan pekerjaannya. c. Supportif, pemimpin banyak mendukung tapi kurang memberikan arahan akibatnya kemampuan rendah dan kemauan dalam bekerja tinggi. Artinya pemimpin banyak memberikan masukan atau dukungan moral akan tetapi tidak memberikan petunjuk pengerjaan agar tugas-tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan cepat.13 d. Mendelegasikan, pemimpin kurang memberi dukungan dan juga kurang dalam hal memberikan pengarahan akibatnya kemampuan rendah dan kemauannya dalam bekerja rendah. Artinya pemimpin tidak melakukan kedua hal yang 13 Hersey p. dan Blanchard K, Manajemen Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumber Daya Manusia edisi 4 (Jakarta: PT. Penerbit Erlangga, 2007), h.118-124. 32 wajib diberikan kepada karyawan baik dukungan moral maupun petunjuk pengerjaan tugas yang dampaknya karyawan menjadi enggan untuk menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Menurut Soewarno ada Tiga tipe dasar pemimpin sebagai bentuk-bentuk proses pemecahan masalah dan mengambil keputusan, adalah sebagai berikut: a. Pemimpin Otokratis Pemimpin yang bersifat otokratis memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: perintah-perintahnya harus selalu diikuti, menentukan kebijaksanaan karyawan tanpa sepengetahuan mereka, tidak memberikan penjelasan secara terperinci tentang rencana yang akan datang, tetapi sekedar mengatakan kepada anggotanya tentang langkah-langkah yang dibuat bawahan/karyawan wajib menjalankannya, Memberikan pujian kepada meraka yang selalu menurut kehendaknya dan melontarkan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti kehendaknya, Selalu menjaga jarak dengan anggota sehingga terlihat kerenggangan hubungan antara pemimpin dengan anggota . b. Pemimpin demokratis Pemimpin seperti ini sangat menjunjung rasa kebersamaan dengan anggota karyawan. pemimpin hanya memberikan perintah setelah mengadakan musyawarah dahulu dengan anggotanya dan mengetahui bahwa anggota dapat menerima kebijakan yang akan dibuat, Pemimpin tidak akan meminta anggotanya mengerjakan sesuatu pekerjaan tanpa terlebih dahulu memberitahukan rencana yang akan mereka lakukan baik atau buruk benar 33 atau salah merupakan tanggung jawab yang diemban bersama-sama, Dalam pelaksanaannya pemimpin demokratis dapat menciptakan hubungan yang baik antara pemimpin dengan anggota. c. Pemimpin Liberal atau Laissez-Faire Pemimpin liberal yaitu pemimpin memberikan kebebasan tanpa pengendalian dalam kegiatan kepemimpinannya, Pemimpin tidak memimpin atau mengendalikan bawahan sepenuhnya dan tidak pernah ikut serta dengan bawahannya ketika itu pemimpin hanya memberikan mengawasi saja karena pemimpin seperti ini beranggapan antara keduanya mempunyai tugas dan kapasitasnya masing-masing.14 Gaya Kepemimpinan Islam selalu berpegang teguh terhadap aturan syariah yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits rasulullah SAW dan memegang teguh prinsip-prinsip diantaranya: 1. Prinsip Keadilan, pemimpin sangat memegang teguh keadilan karena dengan pemimpin yang adil dengan membedakan antara yang salah dan yang benar, serta dapat memutuskan sesuai dengan porsinya. 2. Prinsip Kejujuran, pemimpin yang jujur adalah pemimpin yang dalam segala aktifitasnya tidak menggunakan kekuatan. 3. Setia, Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah. Tujuan Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja 14 Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen (Jakarta: CV Haji Masagung, 2006) hal. 76 34 berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas. 4. Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam, Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.. 5. Pengemban Amanah, Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Qur'an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.15 Adapun karater kepemimpinan dalam Islam yang ideal itu dapat di kategorikan sebagai berikut; a) Amanah, merupakan kunci kesuksesan setiap pekerjaan, dan sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin, karena ia di beri amanah untuk mengelola organisai yang cakupannya sangat luas dan memerhatikan hak-hak orang banyak. b) Memiliki Ilmu dan Keahlian, Maksudnya adalah menerapkan manajemen dengan mengetehui sepesialisasi bidang pekerjaanya dan ahli dalam 15 Hasanuddin AH, Rethorika Dakwah dan Publisistik Dalam Islam, (Semarang: CV. Usaha Nasional, 2002) h.142-145 35 spesialisasi tersebut , karena tanpa ilmu dan keahlian maka tidak akan berjalan dengan efektif. c) Memiiki Kekuatan dan Mampu Merealisir, Jika seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan, maka ia tidak sanggup untuk mengendalikan anggotanya , dan jika pemimpin tidak memiliki potensi merealisir keputusanya maka ia tidak lebih sebagai dekorasi. d) Rendah Diri, pemimpin harus kuat tapi tidak keras, juga ia harus rendah diri , namun tidak lemah untuk mendapat hati sehingga seluruh anggota mau bekerja sama dengannya. e) Toleransi dan Sabar.Karena keduanya adalah syarat bagi siapa saja yang memiliki kedudukan dikehidupan ini. Adapun kedua sifat tersebut seoramg tidak akan memimpin dengan baik tanpa menggunakan kedua sifat tersebut yang merupakan dua sifat terkait. f) Benar, Adil, Jujur, dan Dapat Dipercaya. Pemimpin yang jujur dan adil merupakan pemimpin yang dikehendaki Allah, karena Allah senantiasa menyeru untuk berlaku adil dan berbuat baik sesama manusia karena dengan begitu hubungan sosial akan tetap terjaga. g) Musyawarah, Pemimipin yang sukses harus mampu membangun suasana dialogis dan komunikasi yang baik antara komponen dalam organisasi dengan jalan melakukan musyawarah sehingga seluruh komponen mereka ikut terlibatkan dengan begitu keputusan yang dibuat merupakan keputusan yang telah disepakati bersama-sama. 36 h) Cerdik dan Memiliki Firasat. Pemimpin harus memiliki kecerdikan dan insting yang kuat dalam merespon fenomena yang ada, sehingga dapat melihat kesuksesan bagi organisasinya.11 Dari berbagai macam teori yang disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memimpin perusahaan mempunyai berbagai macam model kepemimpinan yang dapat dijadikan rujukan teori untuk dapat di aplikasikan dengan mencocokan kondisi dan situasi perusahaan masing-masing. Demokrasi merupakan model kepemimpinan yang sering menggunakan alat yaitu dengan musyawarah sehingga antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesepakatan bersama dalam memutuskan dan memecahkan masalah, model autotarian (otoriter) sangat mengesampingkan hubungan pemimpin dengan bawahan dan ketika mengambil keputusan serta memecahkan masalah berdasarkan kemauannya serta berprinsip pemimpin mempunyai wewenang penuh dalam segala kegiatan perusahaan sama dengan model direktif, model laissez faire pemimpin hanya memberikan fasilitas yang dibutuhkan bawahan/karyawan tanpa memberikan pengarahan tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh bawahan/karyawan. gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan kemauan bawahan dalam bekerja apabila gaya yang dipakainya bagus sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan pekerjaan maka kemampuan serta kemauan akan tinggi begitu pula sebaliknya 11 Khotib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam Dan Dakwah, (Jakarta: CV. Amzah, 2006)h.47-54 37 apabila gaya yang dipakainya buruk maka akibatnya kemampuan dan kemauan bawahan/karyawan menjadi rendah dan bahwa tipe/gaya yang digunakan pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja dari anggota/karyawan maka dari itu pemimpin harus tepat dalam menngambil model kepemimpinan yang cocok bagi perusahaannya. 3. Sifat-sifat kepemimpinan Menurut Burt Nanus membagi sifat-sifat kepemimpinan diantaranya: 1. Berpandangan jauh ke depan, pemimpin mempunyai pandangan jauh ke depan yaitu mempelajari kegiatan yang dibuat sekarang dan resiko apa saja yang akan dihadapi maupun kegiatan yang akan dilakukan bulan atau tahun depan serta resiko atau masalah yang akan dihadapi akan datang. 2. Menguasai perubahan, Pemimpin membuat suatu perubahan terhadap kegiatan kepemimpinannya selalu mengevaluasi kegiatan yang dibuat apabila telah dianggap kurang baik bagi anggota karyawan maka harus dirubah dengan kegiatan baru yang sesuai dengan perkembangan yang ada di luar perusahaan. 3. Desain organisasi, Organisasi merupakan sesuatu hal yang harus ada dalam perusahaan karena wujud dari kerja sama kelompok. Maka dari itu pemimpin harus dapat merancang organisasi yang tepat dengan menempatkan posisi atau jabatan yang sesuai dengan kemampuan masingmasing anggota karyawan. 4). Akhlak yang terpuji, Pemimpin adalah orang yang adil, jujur, toleran, terpercaya, peduli, terbuka, loyal, dan berkomitmen 38 terhadap tradisi masa lalu yang terbaik akibatnya karyawan akan menghargai dan mengikuti sifat-sifat pemimpin seperti ini karena pemimpin adalah contoh bagi orang yang mengikutinya.16 Menurut Keith Davis, mensyaratkan empat macam sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah: a. Intelegensi (kecerdasan) harus dimiliki oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan masalah-masalah yang akan dihadapi pemimpin harus cerdas ketika perusahaan mendapatkan masalah dengan mencari solusi yang terbaik. b. Kematangan dan keluasan pandangan sosial, pemimpin sangat matang dari segi sikap maupun segala aktivitas-aktivitas sosial yang berada di luar perusahaan dengan begitu pemimpin tidak hanya ingin dihargai akan tetapi juga menghargai seseorang. c. Motivasi dari dalam untuk berprestasi, karena pemimpin ingin berprestasi maka ia akan selalu memotivasi diri untuk melakukan pekerjaannya secara profesional. d. Mempunyai kemauan untuk mengadakan hubungan antar manusia pemimpin mempunyai sifat sosial yang tinggi maka pemimpin selalu mengadakan hubungan yaitu antara relasi, karyawan maupun dari luar perusahaan.16 Menurut Ordway Tead mempunyai pendapat tentang sifat-sifat pemimpin diantaranya: 16 Ibid, h.27 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT. Radja grafindo persada, 2004), h.251. 16 39 a. Energi jasmani dan mental, pemimpin menyiapkan diri dengan fisik jasmani dan mental yang kuat karena tugas pemimpin sangat berat dan merupakan pekerjaan yang melelahkan. b. Kesadaran akan tujuan dan arah, pemimpin mempunyai keyakinan yang teguh dan kegunaan dari semua perilaku yang digunakan serta sangat tahu kemana arah yang akan dituju dan memberikan manfaat bagi kelompok. c. Antusiasme, yaitu pekerjaan memberikan motivasi tersendiri bagi pemimpin untuk selalu ingin tahu dan bergerak maju. d. Keramahan dan kecintaan, kasih sayang bisa menjadi dedikasi tenaga penggerak yang positif untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak sedangkan keramahan memberikan pengaruh pemimpin dalam mencapai tujuan. e. Integritas segala ketulusan hati dan kejujuran pemimpin memberikan ketauladanan, agar ia dapat dia dipatuhi dan diikuti anggota kelompoknya. f. Ketegasan dalam mengambil keputusan yaitu memberikan keputusan secara tepat, tegas, dan cepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya. g. Kecerdasan kemampuan pemimpin untuk melihat dan mematuhi dengan baik, mengetahui sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang sangat genting dan cepat menyelesaikannya dalam waktu yang singkat. 40 h. Kepercayaan, bahwa para anggota dipimpin dengan baik dipengaruhi secara positif dan diarahkan pada sasaran yang benar.17 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah orang yang mempunyai pandangan jauh kedepan (visioner), berkemauan kuat, integritas yang tinggi, berani, menguasai perubahan, dan tidak ada hentihentinya untuk belajar dari masalah dari pengalaman yang dihadapi dan mempunyai sifat sosial yang tinggi dan lain-lain. karena sifat-sifat pemimpin yang disebutkan di atas berguna dalam memberikan keputusan serta mendukung karyawan untuk berprestasi dalam kerjanya. 4. Teknik-teknik pemimpin Pemimpin ketika mengambil keputusan dam memecahkan suatu masalah dalam perusahaan memiliki teknik-teknik khusus yang berguna bagi kemajuan perusahaan. menurut Gary yuki teknik pemimpin yang harus dimiliki dan harus dikembangkan diantaranya: Perhatian terhadap prestasi, pemimpin memberikan perhatian kepada bawahan atau pegawai yang berprestasi dan mempunyai kinerja yang tinggi. Tenggang rasa, pemimpin membina sikap yang ramah serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka kepada bawahan dalam perusahaan. Inspirasi, pemimpin merangsang membangun rasa antusias bawahannya dalam mengerjakan pekerjaan sehingga memunculkan rasa percaya diri anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Penghargaan berupa 17 Toha Miftah, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Radja Grafindo persada, 2006), h.38. 41 pengakuan, pemimpin menekankan perhatian pada penghargaan dan pengakuan terhadap prestasi bawahan secara efektif dan terhadap kontribusi yang telah diberikan untuk perusahaan. Merancang kemungkinan-kemungkinan penghargaan, pemimpin menghargai prestasi bawahan dengan memberikan kenaikan upah, promosi, karena telah menyelesaikan tugas-tugas yang sangat banyak dari pemimpin. Partisipasi keputusan, pemimpin berkonsultasi dengan bawahan dan memberi kesempatan kepada bawahan untuk mempengaruhi keputusan. Pendelegasian otonomi, pemimpin mendelegasikan otoritas dan tanggung jawab tehadap bawahan serta mengizinkan untuk menetapkan bagaimana mengerjakan pekerjaannya. Penjelasan peranan, pemimpin menginformasikan kepada bawahan tentang tugas-tugas dan tanggung jawabnya, menetapkan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang harus ditaati serta memahami keluhan yang dirasakan oleh mereka. Penetapan tujuan, pemimpin menekankan pentingnya penetapan tujuan dan setiap perbuatan tertentu bagi setiap aspek pekerjaan. Pelatihan, pemimpin menetapkan kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan oleh bawahan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan sesuai keperluan. Penyebaran informasi, pemimpin memberikan informasi kepada bawahan tentang pengembangan yang mempengaruhi segala kegiatan yang ada di perusahaan. Pemecahan masalah, pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan pada saat masalah tersebut harus diselesaikan dengan cepat. Fasilitas kerja, perhatian pemimpin terhadap kelengkapan peralatan, jasa-jasa pendukung serta berbagai sumber lainnya yang dapat 42 memperlancar tugas bawahan. Fasilitas interaksi, pemimpin menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan agar bawahan dapat berinteraksi secara kekeluargaan, bekerja sama, saling tukar informasi dan ide, serta saling membantu antar sesama anggota kelompok. Pengelolaan konflik, perhatian pemimpin untuk mencegah terjadinya konflik serta membantu menyelesaikan konflik yang dialami bawahannya. Kedisiplinan, pemimpin menerapkan kedisiplinan baik bagi dirinya dan juga bawahannya serta memberikan hukuman bagi yang melanggarnya dengan memberikan sanksi dan juga pemecatan18. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian berpendapat bahwa pemimpin mempunya 5 teknik kepemimpinan yaitu12: 1. Pemetaan pemikiran, Teknik ini digunakan untuk membentuk persepsi tentang masalah yang dihadapi. Untuk permasalahan-permasalahan yang sederhana, yang tidak terlalu memerlukan pemikiran yang mendalam. 2. Teknik Delphy: Teknik delphy biasanya dilakukan dengan tidak melibatkan orang dalam organisasi sebagai pengambil keputusan, melainkan pihak luar (misalnya sekelompok ahli). 3. Teknik Kelompok Nominal: Teknik ini mirip dengan teknik delphy hanya bedanya para ahli yang terlibat dalam pengambilan keputusan bertemu secara tatap muka. 18 Sujak Abi, Kepemimpinan Manajer: eksistensinya dalam perilaku organisasi, ed.1 Cet.1, (Jakarta: Rajawali, 1990), h.7-9 12 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Bumi Aksara, 2005), h.76-79. 43 4. Teknik Synetics: Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik brainstorming, melibatkan seorang ahli dalam pengambilan keputusan, baik dari organisasi sendiri atau orang luar yang bertindak sebagai nara sumber. 5.Teknik kepemimpinan merupakan suatu cara yang dipergunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, sehingga diharapkan dapat diarahkan kearah pencapaian tujuan organisasi.19 Adapun teknik-teknik kepemimpinan menurut Pamudji yaitu: a. Teknik Pematangan atau Penyiapan, Teknik penerangan atau penyiapan ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan yang jelas dan faktual kepada orang-orang, sehingga mereka dapat memiliki keterangan yang jelas dan dalam mengenai sesuatu hal yang menyebabkan timbulnya kemauan untuk mengikuti pemimpin sesuai dengan rasa, hati dan akal mereka. b. Teknik Human Relations, Teknik seperti ini mengedepankan hubungan sosial, Proses atau rangkaian kegiatan memotivasi orang, yaitu keseluruhan proses pemberian motif (dorongan) agar orang mau bergerak. Dalam hal ini yang dapat dijadikan motif yaitu pemenuhan kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisik (sandang, pangan, dan papan) serta kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan untuk diikut sertakan dan lain-lain. 19 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Bumi Aksara, 2005), h.76-79 44 c. Teknik menjadi teladan, Pemberian contoh yang baik dari pemimpin agar para bawahan dapat mengikuti sikapnya yang baik dalam bertindak. Dengan memberikan contoh- contoh yang baik, diharapkan orang- orang yang digerakkan mau mengikuti apa yang dilihat. hakekat dari pemberian contoh ini diwujudkan dalam dua aspek, yaitu aspek negatif dalam bentuk laranganlarangan atau pantangan- pantangan dan aspek positif dalam bentuk anjurananjuran atau keharusan- keharusan berbuat. d. Teknik Pendekatan dan Pemberian Perintah, Teknik persuasif atau ajakan menunjukkan kepada suatu suasana dimana antara kedudukan pimpinan dengan bawahan tidak terdapat batasan- batasan yang jelas, sehingga pemimpin tidak dapat menggunakan kekuatan dan kekuasaannya, sedangkan teknik pemberian perintah yaitu menyuruh orang yang diberi perintah untuk mematuhi yang memberi perintah melakukan sesuatu. Ketaatan terhadap perintah disebabkan karena wibawa pemimpin yang timbul karena pemimpin memiliki kelebihan- kelebihan disamping pemimpin tersebut diterima sebagai bagian dari mereka, dan mendapat kepercayaan juga karena adanya rasa patuh atas dasar hukum di kalangan pengikut. e. Teknik Penggunaan Sistem Komunikasi yang cocok Teknik penggunaan sistem komunikasi yang cocok yaitu menyampaikan suatu maksud atau keinginan kepada pihak lain baik dalam bentuk penerangan, persuasi, perintah dan sebagainya. dalam hal ini yang terpenting bahwa apa yang diinginkan pimpinan dalam memberikan perintah dapat dipahami dengan baik oleh 45 bawahan, sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan tugas. Biasanya komunikasi ini bersifat dua arah, yaitu dari pimpinan ke bawahan yang berisi perintah- perinyah atau informasi- informasi dan dari bawahan ke atasan yang berisikan laporan- laporan dan saran- saran. f. Teknik Penyediaan Fasilitas- Fasilitas Teknik penyediaan fasilitas yaitu dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh anggota karyawan yaitu dengan memberikan Kecakapan, yang dapat diberikan melalui pendidikan dan pelatihan, Uang biasanya disediakan dalam anggaran belanja, Waktu mutlak diperlukan untuk melakukan sesuatu walaupun tersedia fasilitas- fasilitas lainnya sedangkan waktu selalu terbatas, Perlengkapan keja, Perangsang, adalah sesuatu untuk menarik sehingga dapat menimbulkan kegairahan atau keinginan untuk memilikinya atau mendapatkannya. hal ini dapat berupa materi seperti penghasilan tambahan dan dapat berupa non materi berupa kebanggaan dan kepuasan.20 Dari uraian kalimat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus dapat mempunyai teknik pemimpin yang digunakan oleh pemimpin dalam mengambil keputusan dalam memutuskan dan memecahkan masalah karena dalam suatu organisasi antara pemimpin mempunyai hak serta kewajiban yang harus dipenuhi oleh keduanya, tenggang rasa, teknik memecahkan dan memutuskan masalah, menyelesaikan konflik, memberikan 20 Pamudji, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: CV. Bumi Aksara, 2001), h.114-115. 46 fasilitas yang dibutuhkan anggota, memberikan kenaikan upah apabila karyawan berprestasi dalam bekerja dan lain sebagainya dengan memberikan hak dan kewajiban pemimpin dengan anggota maupun hak dan kewajiban yang diberikan anggota karyawan untuk pemimpin dengan memaksimalkan kinerja maupun kualitas kerjanya untuk kemajuan perusahaan. 5. Etika-etika pemimpin Etika-etika pemimpin sangat diperlukan oleh pemimpin untuk membatasi perilaku/sikap yang dapat menyebabkan hubungan antara pemimpin dengan bawahan menjadi renggang atau keharmonisan menjadi tidak tercipta oleh karena itu pemimpin diharapkan dapat memiliki etika-etika luhur antara lain: a. Dedikasi, merupakan etika yang ditunjukan pemimpin kepada karyawannya agar karyawannya merasakan kenyamanan dalam bekerja. Pemimpin yang mempunyai dedikasi yang cukup tinggi akan membela, melayani, mendorong baik karyawannya maupun rekan kerjanya untuk mencapai cita-cita bersama sebagai wujud kecintaan dan pengabdiannya untuk perkembangan serta kemajuan perusahaan.21 b. Empathy, merupakan etika yang ditunjukan pemimpin kepada bawahannya dengan merasakan apa yang dirasakan karena pemimpin mempunyai kemampuan dapat mengetahui lewat kenyataan dan perasaannya sehingga dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan kelompok kerja karyawan maupun 21 Tasmara toto, SpiritualCentered Leadership(kepemimpinan berbasis spiritual Cet.1, (Jakarta: Gema Insani,2006), h.85-87 47 lingkungan kerja efek yang dapat ditimbulkan adalah kegairahan untuk memperkuat kredibilitas dan kompetensi orang yang dipimpinnya tanpa hentihenti.22 c. Memaafkan dan melupakan kesalahan, merupakan etika yang ditunjukan pemimpin kepada bawahannya karena pemimpin yang baik adalah orang yang mempunyai jiwa besar yaitu dengan memaafkan bawahan/karyawannya yang telah melakukan kesalahan betapa pun besar kesalahan yang diperbuat begitu juga sebaliknya.23 d. Cinta, merupakan etika yang ditujukan pemimpin karena hidupnya yang penuh degan cinta dan dia menumbuhkan sikap saling mencintai dilingkungan pekerjaannya.24 e. Melayani, merupakan etika yang ditujukan pemimpin karena dia adalah orang yang selalu haus dengan melayani sesamanya bukan hanya ditempat kerja akan tetapi dimanapun dia berada, melayani bukan untuk hanya memberikan materi,dan tanpa mengharapkan pamrih dari siapapun yang ditolongnya. Menurut Blanchard dan peale bahwa pemimpin yang beretika yaitu:13 Pemimpin harus berperilaku sewajarnya dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi oleh karena pemimpin merupakan contoh bagi karyawan maka pemimpin dilarang untuk perilaku yang melanggar moral kemanusiaan. Lalu 22 Ibid, h.90-92 Ibid, 107-110 24 Ibid, 187-189. 23 48 dengan hanya mempunyai kepercayaan diri tidak cukup akan tetapi pemimpin harus pula mempunyai kesabaran dengan kesabaran pemimpin terhindari keputusan salah dan spekulatif. Pemimpin mempunyai keteguhan pendrian terhadap apa yang diputuskan dengan keteguhan dapat memberikan semangat tersendiri bagi karyawan. Pemimpin mempunyai perilaku yang konsisten tidak akan berubah-ubah perilaku yang sudah menjadi identitas pemimpin.25 Dari beberapa teori yang diungkapkan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa etika pemimpin merupakan salah satu yang harus dipegang oleh pemimpin, etika pemimpin memberikan nilai-nilai akhlak yang terpuji yang memberikan pengaruh yang besar terhadap tujuan dari organisasi yang jelas. Pemimpin yang mempunyai dedikasi dan kecintaan terhadap pekerjaan dan anggota karyawan yang terlibat didalamnya memiliki perasaan bahwa pemimpin tidak dapat melakukan apa-apa tanpa adanya karyawan serta dedikasi atau cinta dapat membuat pekerjaan nyaman dan harmonis, pemimpin yang pecaya diri dapat terhindar dari keputusan yang akan merugikan bagi dirinya dan juga perusahaan, empathy dengan merasakan apa yang dirasakan oleh anggota karyawan maka dapat mengetahui hambatan atau kendala yang dihadapi oleh anggota karyawan, pemimpin menjunjung tinggi moral kemanusiaan sehingga tidak adanya diskriminatif terhadap anggota 25 Hersey p. dan Blanchard K, Manajemen Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumber Daya Manusia edisi 4 (Jakarta: PT. Penerbit Erlangga, 2007), h.118-124. 49 karyawan, sabar terhadap masalah yang dihadapi merupakan kunci kesuksesan pemimpin dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi, setelah nilai-nilai luhur telah dilaksanakan maka pemimpin akan timbul rasa saling memaafkan ketika anggota karyawannya melakukan kesalahan. B. Kinerja karyawan 1. Pengertian kinerja karyawan Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh maier sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and potter menyatakan bahwa kinerja adalah “succesfull role achievment” yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja mengacu pada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk pekerjaan seluruh karyawan. Kinerja juga merefleksikan seberapa baik para karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan yang sudah ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. 14 Kinerja menurut A.A. Anwaar Prabu Mangkunegara bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan 14 Henry, Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi III, (Yogyakarta: STIE YKPN, 2004), h.339. 50 dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibeikan kepadanya.15 Menurut Veithzal Rivai kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannnya dalam perusahaan, yang mana kinerja karyawan sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. 16 Menurut Dale S. Beach seperti yang dikutip Ruky (2001) kinerja adalah sebuah penilaian sistematis atas individu karyawan mengenai prestasi kerjanya dan potensinya untuk pengembangan.17 Menurut John SoePrianto (2003), Kinerja adalah hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.18 Suyadi P.S (2003) mendefinisikan kinerja sebagai kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai 15 Artikel diakses pada 7 Junidari http://fianka.wordpress.com/2010/06/07/pengertiankinerja./ 2010. 16 Riva’i veithzal, kepemimpinan dan prilaku organisasi (jakarta, PT Radja Grafindo Persada 2004), Cet ke 2 , h.309. 17 Husain Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, h. 209 18 Ibid, h.209 51 tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.19 Armstrong dan Baron (1998:15) Mendefinisikan Bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. 20 Kinerja karyawan muncul ketika mengukur keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pada saat tersebut dapat menjadi tolak ukur pemimpin ketika ingin menilai terhadap penyelesaian tugas yang diberikan pimpinan. 2.Penggunaan Hasil Penilaian Kinerja Hasil penilaian kinerja karyawan digunakan perusahaan untuk mengambil kebijakan berkenaan dengan: a.Promosi: adalah mutasi yang memperbesar kewenangan dan tanggung jawab karyawan ke jabatan lain yang lebih tinggi didalam didalam suatu organisasi. 21 Karyawan yang mendapat promosi adalah karyawan yang memiliki kinerja yang baik, perusahaan memberikan promosi bertujuan untuk merangsang karyawannya agar lebih bergairah dalam bekerja, berdisiplin tinggi dan dapat meningkatkan kinerjanya. 19 Ibid, h. 209 Armstrong, Michael dan Angela Baron. Performance Management. (London: Institute of Personel and Development), 2000, h. 15 21 Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya manusia, h. 133 20 52 b.Mutasi: Malayu S.P mendefinisikan mutasi sebagai suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan secara horizontal maupun vertical (promosi dan demosi) didalam satu organisasi yang pada dasarnya merupakan salah satu fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam perusahaan tersebut.22 Mutasi merupakan cara untuk menempatkan karyawan pada posisi yang tepat, agar lebih termotivasi dalam bekerja dan dapat meningkatkan kinerjanya. c.Demosi: Adalah suatu perpindahan karyawan dalam suatu organisasi dari satu posisi keposisi lain yang lebih rendah baik posisi, jabatan maupun kewenangannya dan melibatkan juga penurunan status, maupun gajinya. 23 Demosi dilakukan untuk melindungi organisasi dari penempatan karyawan yang tidak sesuai dan merupakan sebuah hukuman bagi karyawan yang memiliki kinerja dibawah standar. 3. Metode Penilaian Kinerja Menurut T. Hani Handoko ada enam metode penilaian kinerja karyawan: 24 a.Rating Scale Evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja. 22 Ibid, h. 132 Ibid, h. 133 24 Anwar prabu mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.5, h.69 23 53 b.Metode ranking Merupakan metode yang penilaian yang membandingkan karyawan yang satu dengan yang lain.kemudian mengurutkan tingkat pekerjaan mereka dari kinerja yang paling bagus sampai yang paling jelek. Dari metode-metode penilaian kinerja seperti yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode penilaian kinerja karyawan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Oleh karena ketika perusahaan menilai atau mengukur melalui skala perbandingan kinerja pada tahun lalu dan pada saat ini apakah kinerja karyawan mengalami peningkatan atau sebaliknya mengalami penurunan. Metode penilaian kinerja merupakan salah satu langkah yang diambil ketika perusahaan ingin mempromosikan karyawan yang mengalami peningkatan kinerjanya ataupun dampak yang lebih buruk adalah memberhentikan karyawan pada saat kinerjanya menurun dan dianggap karyawan tersebut sudah tidak lagi memberikan kontribusi dalam usaha memajukan perusahaan. a. Manfaat penilaian kinerja Dalam hal penilaian kinerja dapat memberi manfaat seperti yang dikemukakan oleh handoko diantaranya: 25 Keputusan-keputusan penempatan, Promosi dan transfer biasanya didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa lalu atau antisipasinya. Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan, Prestasi kerja atau kinerja yang jelek mungkin menunjukan perlunya latihan. Demikian pula sebaliknya, kinerja yang 25 Ibid 54 baik mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja, Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk meningkatkan prestasi. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya. Melihat ketidak akuratan informasional, Prestasi kerja yang jelek menunjukan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana sumber daya manusia, atau komponenkomponen lain dari sistem informasi manajemen personalia, menggantungkan pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia tidak tepat. Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan, Prestasi kerja yang jelek merupakan tanda kesalahan dalam pekerjaan. Penilaian pretasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut. Perencanaan dan penembangan karir,Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti. Mendeteksi penyimpangan proses staffing Prestasi kerja yang baik atau buruk adalah mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia. Melihat tantangan-tantangan eksternal, Kadang-kadang prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, dan masalah pribadi lainnya. Menjamin kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. 55 Dari beberapa teori yang diungkapkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat penilaian kinerja dapat mengetahui kinerja dari karyawan tiap tahunnya baik atau buruknya, berguna juga dalam memberikan kompensasi atau untuk jenjang karir pada perusahaan baik pula untuk mengetahui kesalahan dari karyawan yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi kerja baik masalah intern maupun ekstern yang dapat menghambat laju perkembangan perusahaan. Penilaian kinerja juga bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja, produktivitas organisasi serta unit kerja pada umumnya kemudian dapat pula mengetahui kinerja dari tiap-tiap individu pegawai pada tiap jabatan sehingga mengetahui penurunan atau peningkatan sehingga ketika dalam memberikan upah, promosi jabatan tidak ada yang merasa diperlakukan tidak adil. manfaat penilaian kinerja dapat pula untuk mengetahui kondisi keuangan personalia maupun pegawai sert pelatihan pengembangan yang berguna bagi pegawai ketika melaksanakan tugas yang telah diberikan pelatihan dan pengembangn pegawai berguna bagi individu pegawai maupun bagi perusahaan. BAB III GAMBARAN UMUM PT. BPRS ALSALAAM A. Sejarah Singkat PT. BPRS AlSalaam PT. BPR Syariah Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Syariah AlSalaam didirikan pada 9 oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai oleh para alumni Institut Teknologi Bandung(ITB) yang aktif di masjid Salman pada saat jadi mahasiswa. Kebersamaanya selama menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut, telah mendorong para alumni ini melanjutkan kegiatan amalnya seperti yang telah mereka lakukan dahulu di masjid Salman ITB dengan cara membentuk lembaga yang bergerak dibidang sosial dengan yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan cara mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat dengan nama BPR AlSalaam. 1 Pendirian BPR AlSalaam ini bermaksud untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah, dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman. Berbeda dengan usaha swasta pada umumnya, BPR AlSalaam merupakan usaha yang berlandaskan prinsip kebersamaan yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR AlSalaam hadir untuk memberikan pelayanan Retail Banking bagi kemajuan bersama sesuai dengan mottonya yaitu maju dalam kebersamaan. 1 Annual Report BPR Syariah AlSalaam 2005, h.2 56 57 Kegiatan operasional BPR ini dimulai pada tanggal 29 febuari 1992 berdasarka akte No.30 dari Abdul Latief Notaris di Jakarta, diubah dengan akte No. 14 tanggal 5 desember 1991 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2-7973. HT.01.01.TH.09 tanggal 19 desember 1991 dan terdaftar pada kantor Pengadilan Negeri Bogor dengan No. WB.DH.1.PR.01.10.92 serta diumumkan dalam tambahan No. 657 dari Berita Negara RI No. 70 tanggal 1 september 2002.1 Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi sistem operasional dari sistem konvensional menjadi sistem syariah, maka pada bulan maret 2006 perseroan ini resmi beroperasi dengan sistem syariah. Proses konversi ini dilakukan melalui sistem kemitraan dengan PT. Permodalan Madani yang diharapkan dapat memperkuat permodalan bank, pengembangan pasar, peningkatan sumber daya manusia, aspek teknologi informasi dan manajemen. Proses konversi dilakukan dengan proses sosialisasi terhadap nasabah melalui pola konfirmasi positif dengan cara mendatangani setiap nasabah serta pola konfirmasi negatif dengan cara mengirim surat pemberitahuan. BPR Syariah AlSalaam baru memiliki satu kantor pusat dengan empat kantor kas. Jumlah modal yang disetor pada awal pendiriannya tahun 1991 sebesar Rp. 69,8 juta dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Pada tahun 2003 modal yang disetor telah mencapai Rp. 1,28 milyar dengan jumlah pemegang saham sebanyak 103 orang. Selanjutnya untuk mendukung pengembangan perbankan 1 Annual Report BPR Syariah AlSalaam 2005, h. 17 58 ini,telah disetujui peningkatan modal dasar perseroan dalam rencana Undang-Undang Perbankan Syariah tahun 2003 dari Rp. 1 milyar menjadi 5 milyar. Peningkatan tersebut juga telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI melalui surat Keputusan No. C-04029HT.01.04.TH.2004. B. Visi Misi PT. BPR Syariah AlSalaam Untuk lebih mengefektifkan jalannya roda operasional BPR Syariah AlSalaam, maka bank ini mengacu kepada visi dan misi yang telah disepakati dan ditetapkan serta berlaku dilingkungan kerja BPR Syariah AlSalaam. Visi PT. BPR Syariah AlSalaam adalah menjadi BPR Syariah terbesar di Indonesia. Sedangkan misi dari PT. BPR Syariah AlSalaam ialah menjadi keuangan yang menghasilkan produk dan jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan situasi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral dengan berorientasikan pada pengembangan usaha kecil dan menegah menuju kesejahteraan bagi stokeholder2. Untuk mencapai visi misi tersebut BPR AlSalaam telah menghasilkan berbagai varian produk dan jasa yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam rangka mendukung pengembangan usahanya C. Prinsip Operasional PT. BPR Syariah AlSalaam Sebagai bank berbasis syariah, PT. BPR Syariah melakukan kegiatan operasionalnya secara konsisten mengacu pada ketentuan-ketentuan syar’I sebagaimana terkandung dalam Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW serta fatwa 2 Annual Report BPR Syariah AlSalaam 2005, h. 1 59 Ulama. Adapun prinsip-prinsip syariah yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah AlSalaam antara lain adalah sebagai berikut:3 1. Musyarakah, yaitu prinsip suatu kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama. 2. Mudharabah, yaitu prinsip kerjasama antara dua pihak dengan cara pihak bank menyediakan dana penuh 100% sebagai modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usahanya. Kerugian ditanggung oleh bank selama kerugian itu bukan diakibatkan oleh kelalaian pihak pengelola dan keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. 3. Murabahah, yaitu prinsip jual beli barang antara penjual dan pembeli dengan harga asal yang diketahui bersama, kemudian ditambah keuntungan tertentu untuk si penjual sesuai dengan kesepakatan. 4. Bai al-Istisna, yaitu kontrak jual beli barang antara pembuat barang dan pembeli, dengan harga dan cara pembayarannya yang telah disepakati bersama. 5. Ijarah muntahiah bittamlik, yaitu prinsip atau akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan penyewa. Produk dan Jasa PT. BPR Syariah AlSalaam terdiri atas dua bagian yaitu penghimpunan dana dan pembiayaan. Penghimpunan dana terdiri dari atas:4 3 Dahlan Siamat, manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1999), Edisi ke-2, h. 474 4 Profil PT. BPR Syariah AlSalaam 2005, h. 15 60 1. Tabungan wadiah umum AlSalaam. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat dan cara-cara tertentu. Produk tabungan yang ada di BPR Syariah adalah tabungan wadiah yadhamah yaitu tabungan yang berupa titipan nasabah pada bank. Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut. Bila bank mendapat keuntungan maka nasabah akan mendapat bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada rekening tabungan para rekening nasabah setiap bulan. Adapun besar bonus dibagi berdasarkan keuntungan yang diperoleh dan kebijakan bank. 2. Tabungan wadiah bulanan AlSalaam. Tabungan ini adalah tabungan yang diwajibkan untuk nasabah yang memiliki pinjaman di BPR Syariah AlSalaam 3. Tabungan wadiah arisan. Tabungan ini adalah tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dengan jangka waktu 3 bulan, dan akan mendapatkan hadiah atau bonus apabila nasabah beruntung 4. Deposito mudharabah. Secara umum, deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang hanya ditarik oleh deposan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan pihak bank. Sedangkan deposito mudharabah adalah bank menerima dana dari masyarakat untuk diikutkan sebagai peserta sementara pada usaha bank, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal. Pada deporsito mudharabah ini, antara pihak 61 bank dengan nasabah terlebih dahulu ada kesepakatan mengenai nisbah bagi hasilnya. Adapun jasa yang ditawarkan PT. BPR Syariah AlSalaam adalah produk pembiayaan. Produk pembiayaan ini terdiri atas:5 1. Pembiayaan kelompok pegawai. Pembiayaan yang diberikan kepada karyawan pemerintah maupun swasta yang bekerja sama dengan BPR Syariah AlSalaam. 2. Pembiayaan kepemilikan sepeda motor. Pembiayaan yang ditunjukkan kepada nasabah yang bermaksud melakukan pembelian sepeda motor. 3. Pembiayaan modal kerja umum. Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan badan usaha dalam hal tambahan modal kerja berupa pengadaan barang dagangan, jasa konstruksi, jasa produksi barang pesanan, penyewaan barang dengan sistem mudharabah, musyarakah, murabahah dan ijarah. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh BPRS AlSalaam mengacu pada prinsip syariah. Dari sisi penghimpunan dana pada produk tabungan menggunakan akad wadiah yadhamah dimana pihak nasabah menitipkan sejumlah dana kepada pihak bank (penerima titipan), dana tersebut dikelola oleh bank dan nasabah hanya mendapatkan sejumlah bonus dari pihak bank. Sedangkan produk deposito menggunakan akad mudharabah, pihak bank sebagai pengelola (mudharib) dan nasabah sebagai penyandang dana (shahibul maal), mereka berbagi keuntungan dari usaha yang dikelola bank selaku mudharib. Pada penyaluran dana produk pembiayaan atas dasar akad mudharabah, musyarakah, murabahah dan ijarah. 5 Profil PT. BPR Syariah AlSalaam 2005, h. 17 62 D. Struktur Organisasi PT. BPR Syariah AlSalaam PT. BPR Syariah AlSalaam secara struktur tidak terpisah dengan unit-unit organisasi BPR lainnya. Struktur organisasi yang ada pada PT. BPR Syariah AlSalaam telah memenuhi standar berdirinya sebuah institusi yang bergerak dalam pelayanan masyarakat serta didukung pula oleh sumber daya insan yang unggul dan professional. Adapun ilustrasi dari struktur organisasi PT. BPR Syariah AlSalaam adalah sebagai pimpinan tertinggi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, kemudian Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk memastikan dan menjamin operasional bisnis syariah BPR sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi islam. Dibawah ini adalah pembagian kerjanya. a. Fungsi utama Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut: 1. Memberikan nasehat kepada manajemen tentang pengelolaan dan pengembangan bisnis syariah BPR dari aspek syariah. 2. Bertindak sebagai pemerintahan antara BPR dengan Dewan Syariah Nasional untuk kajian dan fatwa yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan bisnis syariah BPR seperti produk, jasa, sistem penunjang, dan lain sebagainya. 3. Melaporkan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis perbankan syaariah BPR kepada Dewan Syariah Nasional dan atau lembaga-lembaga eksternal lainnya yang terkait sesuai dengan ketentuan dan aturan pengelolaan bisnis perbankan syariah. 63 b. Satuan Pengawas Intern Badan ini bertugas untuk menjaga prinsip kehati-hatian bagi BPRS AlSalaam dalam melakukan kegiatan operasional anggota satuan pengawas intern yang telah ditunjuk oleh RUPS. Secara umum tugas dan tanggung jawab satuan pengawas intern adalah: 1. Membuat kebijakan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional sehingga sesuai dengan tujuan operasional 2. Melakukan pemeriksaan internal terhadap BPRS AlSalaam 3. Melakukan pengawasan kegiatan operasional 4. Membuat laporaan hasil pengawasan c. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah orang yang dipilih oleh RUPS. Persyaratan pemilihan pengurus dicantumkan dalam AD/ART secara umum. Pada BPRS AlSalaam ketentuan Dewan Komisaris sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris BPRS AlSalaam dipilih oleh RUPS 2. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris 3. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas perkembangan BPRS AlSalaam dalam memeriksa, memberikan pengarahan, mengontrol operasional dan membantu dewan direksi dalam memecahkan masalah yang dihadapi d. Dewan Direksi 1. Direksi dipilih oleh dewan komisaris 64 2. Direksi bertanggung jawab atas perkembangan BPRS AlSalaam, membantu para karyawan dan memberikan laporan kepada komisaris 3. Bertindak mewakili BPRS AlSalaam dalam hal yang terkait usaha BPRS AlSalaam 4. Menyetujui arus kas sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan kepadanya. 5. Membuat rencana kerja anggaran tahunan dan memonitor realisasi anggaran tahun berjalan. e. Remedial Head (Kepala Bagian Penanganan Pembiayaan Bermasalah) Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: 1. Melakukan penanganan terhadap nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya 2. Melakukan penagihan langsung terhadap nasabah yang bermasalah terhadap pembiayaannya 3. Melakukan sita jaminan bila nasabah tidak membayar kewajibannya 4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direksi f. Accounting Head ( Kepala Bagian Akuntansi) Tugas dan kewajibannya antara lain: 1. Upload data kekantor kas 2. Memeriksa hasil auto debet 3. Mendaftarkan premi asuransi 4. Mengembalikan selisih lebih premi asuransi 65 5. Mencetak kas utama 6. Mencetak mutasi harian deposito dan tabungan g. Legal Hand ( Kepala Bagian Hukum) Tugas Pokok : 1. Mengarahkan dan membina personil yang berada dibawah supervise bidang hukum 2. Meneliti dan menilai serta memberikan saran mengenai kewenangan calon nasabah dalam pengajuan pembiayaan 3. Melakukan analisa yuridis atas permohonan pembiayaan 4. Menyiapkan berkas-berkas pengikatan 5. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih ada ruang lingkup tugas dan urusan BPRS AlSalaam h. Menajemen Information Sistem Head (MIS)/Kepala Bagian Sistem Teknologi Informasi Tugas Pokok; 1. Bertanggung jawab atas penyediaan sistem komputerisasi baik software ( perangkat lunak computer, seperti: program, sistem, dll) maupun hardware yang digunakan dalam kegiatan operasional bank. 2. Melakukan perawatan berkala terhadap software maupun hardware computer 3. Melakukan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan operasional bank 4. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh direksi 66 i. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Insani (Human Resource Development)/ HRD Head Fungsi: membantu direksi dalam tugasnya sehari-hari dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasi tugas-tugas yang menyangkut urusan personalia. Tugas pokok: 1. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personalia pada bagian personalia dan SDI 2. Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen atau peraturan dari Bank Indonesia. 3. Mengkoordinasi bagian personalia dan SDI mengenai, mengurus dan menyelenggarakan sesuatu terkait kepegawaiaan, menyelenggarakan pendidikan secara teratur dan berkesinambungan serta mengurus sistem penggajian yang baik. j. Kepala Cabang Fungsi: membawa BPRS menjadi bank pembiayaan yang bernafaskan keislaman agar terus berkembang, maju serta mampu bersaing dengan bank pembiayaan lain, dapat mengahadapi tantangan yang dihadapi kedepannya serta mengatur urusan yang menyangkut pembiayaan dan meningkatkan kualitas SDM karyawannya. Wewenang: memberikan imbalan untuk karyawannya yang berprestasi dengan promosi kenaikan jabatan, insentif dan lain sebagainya. 67 Menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuannya masing-masing serta memberhentikan karyawan yang dianggap sudah tidak kompeten agar tidak menghambat perekembangan BPRS Al-Salaam kedepannya. Tugas pokoknya antara lain: 1. Menandatangani surat-surat berharga atas nama bank serta memo yang telah diparaf oleh pejabat yang berwenang dalam kegiatan bank 2. Menetapkan dan menyetujui serta memerintahkan kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penarikan, penyetoran dan pemindah bukuan. 3. Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan pembayaran dalam rangka realisasi pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah bank dalam batas wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi sesuai tata cara dan prosedur yang telah ditetapkan 4. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah yang cidera janji (wanprestasi) 5. Mengatur dan menetapkan staf yang berkompeten dalam pelaksanaan dilingkungan bank. 6. Menilai prestasi kerja karyawan dan mengambil langkah-langkah perbaikan dalam upaya peningkatan produktifitas dan penerbitan personalia. 7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS. 68 Untuk mengetahui lebih jelas, maka dibawah ini merupakan gambar struktur organisasi BPRS AlSalaam. 6 6 Artikel diakses pada 12 Juni dari http://bprsalsalaam.com/struktur organisasi 69 BAB IV HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BPRS AL-SALAM A. Deskripsi Data 1. Karakteristik Responden Pegawai Bank BPRS Alsalaam cabang Depok yang dijadikan sampel N=30 merupakan jumlah keseluruhan pegawai dan dibawah ini adalah profil responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia dan masa kerja. a) Grafik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 4.1 Dari grafik diatas menunjukkan bahwa responden terdiri dari sebagian besar 60% didominasi oleh pria yaitu sebanyak 18 orang, dan sisanya 40% hanya terdiri dari 12 wanita b) Grafik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 70 Gambar 4.2 Dari grafik diatas menunjukkan bahwa responden sebagian besar (63,3%) pendidikan terakhirnya (S1) yaitu sebanyak 19 orang. Urutan kedua 20% pendidikan terakhirnya adalah SMA sebanyak 6 orang dan (16,7%) pendidikan terakhirnya adalah D3 sebanyak 5 orang. c) Grafik Responden Berdasarkan Umur Gambar 4.3 71 Dari grafik diatas menunjukkan bahwa responden sebagian besar (83,3%) berumur antara 20 tahun sampai 29 tahun yaitu sebanyak 25 orang, sedangkan urutan kedua (13,3%) adalah usia 30 tahun sampai 39 tahun sebanyak 4 orang dan yang terakhir (3%) usia dibawah 20 tahun sebanyak 1 orang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan PT. BPRS AlSalaam cabang Depok merupakan usia produktif. d) Grafik Responden Berdasarkan Masa Kerja Gambar 4.4 Dari grafik diatas menunjukkan bahwa responden sebagian besar (53.3%) masa kerja 1 sampai 2 tahun sebanyak 16 orang, sedangkan (36,7%) masa kerja lebih dari 2 tahun sebanyak 11 orang, dan (10%) masa kerja kurang dari 1 tahun. 2. Gaya kepemimpinan BPRS AlSalaam Cabang Depok Untuk melihat dan mengetahui gaya kepemimpinan yang dipakai kepala cabang BPRS Al-Salam Cabang Depok maka ditampilkan hasil kuesioner gaya kepemimpinan untuk melihat jawaban dari 30 responden terhadap 18 pernyataan 72 tentang macam-macam gaya kepemimpinan. Jawaban masing-masing pernyataan sebagai berikut: Tabel 4.5 Pemimpin hanya menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Setuju 5 16.6 16.6 16.6 Tidak setuju 25 83.3 83.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin hanya menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok. Responden yang menjawab setuju sebanyak 5 orang (16,6%) menyatakan setuju dengan pertanyaan ini tanpa menyebutkan alasannya. Sedangkan 25 responden (83,3%) menyatakan tidak setuju, menurut responden hal ini disebabkan Karena pemimpin menjelaskan tugas yang harus dikerjakan individu. Tabel 4.6 Pemimpin menunjukan hal-hal yang dapat menarik minat kerja pegawai Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Tidak setuju 21 70.0 70.0 70.0 Setuju 9 30.0 30.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin menunjukan hal-hal yang dapat minat kerja pegawai. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 21 orang prosentasenya (70%) disebabkan karena pemimpin 73 jarang menggunakan komunikasi secara persuasif terhadap karyawan sehingga minat kerja pegawai menjadi berkurang. Sedangkan 9 orang responden dengan porsentasenya (30%) menjawab setuju dengan pernyataan yang disebutkan di atas tanpa menyebutkan alasannya. Tabel 4.6 Pemimpin mengajak anggota kelompok bersama-sama merumuskan tujuan Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Tidak setuju 4 13.3 13.3 13.3 Setuju 16 53.3 53.3 86.7 Sangat Setuju 10 33.3 33.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin mengajak anggota kelompok bersama-sama merumuskan tujuan. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 orang prosentasenya (13,3%) karena beberapa karyawan menganggap pemimpin lebih banyak dalam merumuskan tujuan hanya dari pendapat individu yang dianggapnya kompeten. Sedangkan karyawan yang menjawab setuju 16 orang prosentasenya (53,3%) dan (33,3%) sebanyak 10 orang menjawab sangat setuju dengan pernyataan di atas tanpa menyebutkan alasannya. Tabel 4.7 Pemimpin memberitahukan kepada para pegawai tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 20 66.6 66.6 96.7 Tidak Setuju 9 30.0 30.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 74 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin memberitahukan kepada para pegawai tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan. Responden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang prosentasenya (66,6%) karena pemimpin selalu memberitahukan kepada pegawai yang belum lama bekerja tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan supaya tidak terjadi kesalahan dalam bekerja. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju 9 orang prosentasenya (30%) dan (3,3%) sebanyak 1 orang menjawab ragu-ragu alasannya karena karyawan yang sudah cukup lama bekerja menganggap pemimpin telah memberitahukan sebelumnya tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan dan sudah tidak perlu lagi memberitahukan kembali, ada juga satu orang karyawan yang ragu-ragu menganggap pemimpin kadang memberitahukan kadang tidak. Tabel 4.8 Pemimpin berupaya mengembangkan sifat bersahabat Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 20 66.6 66.6 96.7 Tidak Setuju 9 30.0 30.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin berupaya mengembangkan sifat bersahabat. Responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang prosentasenya (3,3%), yang menjawab tidak setuju 9 orang prosentasenya (30%) karena karyawan yang ragu-ragu beranggapan pemimpin kadang bersahabat 75 ketika karyawan baik dalam bekerja dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu kadang juga pemimpin kurang bersahabat ketika dalam rapat-rapat yang melibatkan karyawan pemimpin lebih menunjukan wibawanya dengan ketegasan dan sedikit berkomunikasi, karyawan yang tidak setuju beranggapan sama saja perlakuan yang ditunjukan pemimpin baik pada saat karyawan baik dalam bekerja maupun dalam rapat pemimpin kaku dan kurang bersahabat. Sedangkan sebanyak 20 orang dengan porsentase (66,6%) menjawab setuju dengan pernyataan ini tanpa menyebutkan alasannya. Tabel 4.9 Pemimpin bekerjasama dengan anggota kelompok untuk menyusun tugasnya masingmasing Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 2 6.6 6.6 6.6 Tidak setuju 5 20.0 20.0 94.4 Setuju 23 76.6 76.6 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menyusun tugasnya masing-masing. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 5 orang prosentasenya (20%) karena karyawan beranggapan pemimpin lebih memilih langsung mendatangi individu karyawan untuk memberikan tugas yang akan dikerjakannya. Sedangkan yang menjawab setuju 23 orang prosentasenya (76,6%) dan (6,6%) sebanyak 2 orang menjawab ragu-ragu, karyawan yang ragu-ragu menganggap bahwa kadang pemimpin bekerja sama dengan anggota kelompok 76 dengan memberikan tugas kepada ketua kelompok karyawan kemudian apabila mengalami kesulitan pemimpin memberikan petunjuk serta pengarahan kepada karyawan dalam mengerjakannya jika pemimpin merasa bahwa pekerjaan itu sanggup dikerjakan individu karyawan maka pemimpin datang langsung untuk memberikan dan memberitahukan tugas yang akan dikerjakannya. Karyawan yang menjawab setuju menganggap pemimpin lebih banyak bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menysusun tugasnya masing-masing. Tabel 4.10 Pemimpin menetapkan hubungan yang jelas tentang garis-garis komando Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 4 13.3 13.3 13.3 Setuju 8 26.6 26.6 86.7 Tidak Setuju 18 60.0 60.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin menetapkan hubungan yang jelas tentang garis-garis komando. Responden yang menjawab setuju sebanyak 8 orang prosentasenya (26,6%) karena karyawan setuju dengan pertanyaan ini dan tidak memberikan alasannya. Sedangkan yang menjawab tidak setuju 18 orang prosentasenya (60%) karena pemimpin hanya memberikan gambaran umum tidak secara rinci(jelas) ketika menetapkan hubungan tentang garis-garis komando dan (13,3%) sebanyak 4 orang menjawab ragu-ragu karena karyawan beranggapan pemimpin kadang memberikan hanya memberikan gambaran umum tidak secara rinci(jelas) kadang juga pemimpin jelas dalam menetapkan hubungan tentang garis-garis komando. 77 Tabel 4.11 Pemimpin memberi perhatian bagi karyawan yang berprestasi dengan mendapat imbalan (promosi, jabatan, bonus) Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 8 26.7 26.7 26.7 Setuju 8 26.7 26.7 73.3 Tidak Setuju 14 46.7 46.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin memberikan perhatian bagi karyawan yang berprestasi dengan mendapat imbalan (promosi, jabatan, bonus). Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang prosentasenya (46,7%) yang menjawab setuju 8 orang prosentasenya (26,7%) karena karyawan sangat setuju dan setuju dengan pertanyaan ini tanpa memberikan alasan. Sedangkan (26,7%) sebanyak 8 orang menjawab ragu-ragu dengan alasan pemimpin memberikan perhatian dengan mendapat imbalan(promosi, jabatan, bonus) pada saat karyawan sudah cukup lama bekerja, rajin dan berprestasi kadang juga pemimpin sangat jarang memberikan perhatian pada saat karyawan bekerja kurang bersemangat dan berprestasi dalam bekerja Tabel 4.12 Pemimpin menggunakan partisipasi dari anggota kelompok untuk melancarkan komunikasi antar pegawai Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 20 66.7 66.7 73.3 Tidak setuju 8 26.7 26.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 78 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pertanyaan pemimpin menggunakan partisipasi anggota kelompok untuk melancarkan komunikasi antar pegawai. Responden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang prosentasenya (66,7%) dengan alasan pemimpin sangat menghargai keikut sertaan anggota kelompok ketika menentukan kebijakan dan menyampaikan ide, sehingga karyawan mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi serta menyampaikan keluhan yang dihadapi selain itu juga memberikan masukan-masukan bagi pemimpin untuk mengevaluasi dan memperbaiki segala kebijakan dan keputusan yang dibuat. Sedangkan yang menjawab tidak setuju 8 orang prosentasenya (26,7%) karena karyawan beranggapan pemimpin jarang mengikut sertakan karyawan dalam membuat kebijakan dan keputusan dalam memecahkan masalah dan sebanyak 2 orang dengan porsentase (6,7%) menjawab ragu-ragu dengan alasan pemimpin kadang mengikut sertakan karyawan dalam menentukan kebijakan dan menyampaikan ide kadang juga pemimpin yakin dengan kebijakan dan keputusan yang dibuat. Tabel 4.13 Pemimpin melakukan instruksi yang jelas kepada para pegawai Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 21 70.0 70.0 76.7 Tidak Setuju 8 26.7 26.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas yang berisi pemimpin melakukan instruksi yang jelas kepada para pegawai. Responden yang menjawab setuju sebanyak 21 orang 79 prosentasenya (70%) karena karyawan beranggapan pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas kepada para pegawai yang membutuhkan bimbingan dalam bekerja. Sedangkan 8 orang yang menjawab tidak setuju prosentasenya (26,7%) beranggapan pemimpin sudah tidak perlu memberikan instruksi yang jelas khususnya karyawan dibagian back office serta accont officer yang harus bekerja secara professional dan (3,3%) sebanyak 1 orang menjawab ragu-ragu dengan alasan pemimpin kadang memberikan insruksi secara jelas kepada seluruh karyawan kadang juga pemimpin hanya memberikan instruksi yang jelas untuk karyawan yang bekerja dibagian teller dan customer service. Tabel 4.14 Pemimpin memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok pegawai Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 5 16.6 16.6 16.6 Setuju 19 63.3 63.3 83.4 Tidak setuju 6 20.0 20.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok pegawai. Responden yang menjawab setuju sebanyak 19 orang prosentasenya (63,3%) dengan alasan pemimpin sangat peka terhadap situasi serta kondisi psikologi karyawan sehingga ketika terjadi konflik pemimpin bertindak sebagai penengah dalam pertengkaran. 80 Sedangkan yang menjawab tidak setuju 6 orang prosentasenya (20%) karena karyawan beranggapan pemimpin bertindak lambat sebagai penengah ketika terjadi pertengkaran dan (16,6%) sebanyak 4 orang menjawab ragu-ragu dengan alasan pemimpin kadang bersikap sebagai penengah ketika terjadi konflik dan kadang juga pemimpin bersikap biasa apabila pertengkaran tersebut menyangkut pribadi karyawan selama tidak mengganggu kemajuan perusahaan. Tabel 4.15 Pemimpin lebih memperhatikan kerja kelompok daripada kompetisi individual Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 4 13.3 13.3 13.3 Setuju 8 26.6 26.6 86.7 Tidak Setuju 18 60.0 60.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin lebih memperhatikan kerja kelompok daripada kompetisi individual. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 18 orang prosentasenya (60%) dengan alasan pemimpin memperhatikan kerja kelompok hanya ketika dalam bekerja saja akan tetapi pada saat ingin mengetahui kualitas dari karyawan pemimpin lebih memperhatikan kompetisi individual hal ini dapat memberikan informasi tentang perkembangan dari karyawan itu sendiri dan juga pada saat pemimpin ingin memberikan bonus, kompensasi, dan kenaikan jabatan. Sedangkan yang menjawab setuju 8 orang prosentasenya (26,6%) beberapa karyawan setuju dengan pertanyaan ini tanpa memberikan alasannya dan (13,3%) sebanyak 4 orang menjawab ragu-ragu menganggap pemimpin kadang 81 memperhatikan kerja kelompok dan kadang juga lebih melihat kompetisi kemampuan individual masing-masing. Tabel 4.16 Pemimpin mengatakan kepada para pegawai bagaimana caranya mendapatkan hadiah Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sangat Tidak Setuju 1 3.3 3.3 3.3 Tidak Setuju 2 6.6 6.6 6.6 Ragu-Ragu 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 21 70.0 70.0 86.8 Sangat Setuju 5 16.6 16.6 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin mengatakan kepada para pegawai bagaimana caranya mendapatkan hadiah. Responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang prosentasenya (3,3%) yang menjawab tidak setuju 2 orang prosentasenya (6,6%) karena tiga orang karyawan tersebut beranggapan pemimpin tidak menggunakan perkataan akan tetapi lebih menggunakan tindakan dengan cara pemimpin memanggil karyawannya yang rajin dan tepat waktu dalam bekerja ke dalam ruangannya untuk diberikan hadiah. Sedangkan 1 orang prosentasenya (3,3%) menjawab ragu-ragu karena satu orang karyawan ini menganggap memang pemimpin mengatakan bagaimana caranya mendapatkan hadiah akan tetapi pemimpin hanya mengawasi saja kemudian apabila karyawan tersebut rajin dan tepat waktu dalam bekerja pemimpin akan memanggilnya ke ruangan untuk diberikan hadiah. 21 orang karyawan prosentasenya 82 (70%) menjawab setuju dan (16,6%) sebanyak 5 orang menjawab sangat setuju dengan pertanyaan tanpa menyebutkan alasannya. Tabel 4.17 Pemimpin memberi hadiah kepada para pegawai agar mereka selalu semangat bekerja Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 19 63.3 63.3 93.3 Tidak Setuju 9 30.0 30.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin memberi hadiah kepada para pegawai agar semangat bekerja. Responden yang menjawab setuju sebanyak 19 orang prosentasenya (63,3%) karena karyawan menganggap pemimpin memperhatikan sekali kesejahteraan karyawan dengan memberikan hadiah kepada para pegawai yang berprestasi agar mereka merasa bangga terhadap hasil kerja kerasnya selama ini dan dapat meningkatkan prestasi kerjanya lagi. Sedangkan yang menjawab tidak setuju 9 orang prosentasenya (30%) karena karyawan beranggapan pemimpin hanya memberikan hadiah kepada karyawan yang berprestasi yang sudah cukup lama dalam bekerja dan (6,7%) sebanyak 2 orang menjawab ragu-ragu alasannya karyawan beranggapan kadang pemimpin memberikan karyawan hadiah kadang juga karyawan yang berprestasi diberikan hadiah dinilai berdasarkan dari peringkat kerjanya di BPRS Al-Salam. 83 Tabel 4.18 Pemimpin memberi kesempatan kepada para pegawai untuk mendiskusikan masalahmasalah dengan pemimpin Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Setuju 13 43.3 43.3 43.3 Ragu-Ragu 4 13.3 13.3 13.3 Tidak Setuju 9 30.0 30.0 43.4 Sangat Setuju 4 13.3 13.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin memberi kesempatan kepada para pegawai untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pemimpin. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang prosentasenya (30%) dengan alasan pemimpin memang menerima masukan dan pendapat dari karyawan tentang masalah-masalah yang dihadapi dengan pemimpin tetapi tidak menggunakan masukan dan pendapat karyawan itu untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Sedangkan yang menjawab setuju 13 orang prosentasenya (43,3%), sebanyak 4 orang menjawab sangat setuju dengan porsentase (13,3%) dengan alasan karyawan menganggap pemimpin selalu membuka forum diskusi baik ketika rapat maupun ketika ada waktu senggang untuk mendiskusikan masalah-masalah karyawan dengan pemimpin untuk mencari solusi berdasarkan musyawarah bersama. 4 orang prosentasenya (13,3%) menjawab ragu-ragu karena empat orang karyawan menganggap pemimpin kadang membuka forum diskusi baik pada saat rapat maupun di luar rapat tentang masalah-masalah yang dihadapi dengan pemimpin kadang juga hanya membuka diskusi pada saat rapat bersama anggota saja. 84 Tabel 4.19 Pemimpin menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol para pegawai Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Tidak Setuju 10 33.3 33.3 33.3 Ragu-Ragu 4 13.3 13.3 13.3 Setuju 12 40.0 40.0 53.4 Sangat Setuju 4 13.3 13.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin menggunakan hadiah atau hukuman untuk mengontrol para pegawai. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang prosentasenya (33,3%) karena karyawan menganggap pemimpin tidak hanya menggunakan hadiah dan hukuman dalam mengontrol para pegawai akan tetapi dengan cara memerintahkan kepala masing-masing bagian untuk mengawasi kinerja dari karyawan itu (13,3%) sebanyak 4 orang menjawab ragu-ragu karena karyawan menganggap pemimpin kadang menggunakan hukuman dan hadiah kadang juga memerintahkan kepala masingmasing bagian untuk mengontrol serta mengawasi kinerja karyawannya. Sedangkan yang menjawab setuju 12 orang prosentasenya (40%) dengan alasan karyawan menganggap pemimpin cukup baik untuk menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol pegawainya dan 4 orang responden dengan prosentasenya (13,3%) menjawab sangat setuju dengan alasan karyawan menganggap sangat setuju dengan tindakan pemimpin yang dinilai cukup efektif dan efisien menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol para karyawannya. 85 Tabel 4.20 Pemimpin menekankan hubungan antar pribadi kepada para pegawai Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 2 6.6 6.6 6.6 Setuju 12 40.0 40.0 93.4 Tidak Setuju 16 53.3 53.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pemimpin menekankan hubungan antar pribadi kepada para pegawai. Responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang prosentasenya (6,6%) karena karyawan menganggap pemimpin kadang menekankan hubungan pribadi kepada para pegawai kadang juga pemimpin bersikap biasa ketika di tempat bekerja, yang menjawab tidak setuju 16 orang prosentasenya (53,3%) alasannya ialah karyawan menganggap pemimpin bersikap biasa tidak menekankan hubungan pribadi lebih menekankan hubungan antar pribadi hanya di luar tempat kerja. Sedangkan (40%) sebanyak 12 orang menjawab setuju karena karyawan menganggap pemimpin menekankan hubungan antar pribadi ketika diempat bekerja maupun di luar tempat kerja. Pemimpin memberikan perhatian pada kelompok yang tidak sukses dalam bekerja Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ragu-Ragu 3 10.0 10.0 10.0 Setuju 6 20.0 20.0 80.0 Tidak Setuju 21 70.0 70.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pertanyaan pemimpin memberikan perhatian pada kelompok yang tidak sukses dalam bekerja. Responden 86 yang menjawab tidak setuju sebanyak 21 orang prosentasenya (70%) karena karyawan menganggap pemimpin memberikan perhatian tidak hanya kelompok saja akan tetapi pada individu masing-masing anggota selain itu pemimpin leboh memberikan perhatiannya pada karyawan yang sukses dan berprestasi dalam bekerja, dan (10%) sebanyak 3 orang menjawab ragu-ragu dengan alasan karyawan menganggap kadang pemimpin cukup dengan memberikan perhatian pada anggota kelompok kadang juga memberikan perhatiannya kepada individu masing-masing kelompok yang tidak sukses dalam bekerja. Sedangkan yang menjawab setuju 6 orang prosentasenya (20%) dengan alasan karyawan menganggap pemimpin lebih memberikan perhatiannya kepada anggota kelompok yang tidak sukses dalam bekerja dengan memberikan dukungan moral. 3. Kinerja Karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok Untuk melihat kinerja karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok maka ditampilkan hasil kuesioner kinerja untuk melihat jawaban dari 30 responden terhadap 16 pernyataan kinerja. Jawaban masing-masing pernyataan sebagai berikut: Tabel 4.22 Saya memberikan kualitas mutu pekerjaan yang terbaik terhadap pemimpin dan perusahaan tempat saya bekerja Frequency Valid tidak setuju Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 3.3 3.3 3.3 ragu-ragu 10 33.3 33.3 36.7 setuju 12 40.0 40.0 76.7 7 23.3 23.3 100.0 30 100.0 100.0 sangat setuju Total 87 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya memberikan kualitas mutu pekerjaan yang terbaik terhadap pemimpin dan perusahaan tempat saya bekerja. Responden yang menjawab setuju sebanyak 12 orang prosentasenya (40%) karena karyawan yang setuju dengan pernyataan ini adalah karyawan yang mempunyai mutu kualitas pekerjaan yang baik dan mempunyai pengalaman akademik maupun pengalaman non akademik yang cukup luas terhadap bidang pekerjaan yang diambil. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu 10 orang prosentasenya (33,3%) alasannya ialah karyawan belum terlalu paham dan mengerti tentang bidang pekerjaannya sehingga belum dapat mengukur kualitas serta memaksimalkan kemampuannya dalam bekerja hal ini dirasakan oleh karyawan yang baru atau belum lama bekerja, 7 orang prosentasenya (23,3%) menjawab sangat setuju karena karyawan beranggapan telah memaksimalkan mutu kemampuannya dalam bekerja dan turut banyak membantu kemajuan perusahaan, dan (3,3%) sebanyak 1 orang menjawab tidak setuju dengan alasan karyawan tidak mengetahui sama sekali bidang pekerjaannya karena diluar dari bidang yang dikuasainya kemudian cukup banyak melakukan kesalahan akibatnya mutu kualitas yang diberikan rendah. Tabel 4.23 Saya selalu memegang teguh kejujuran disegala aktifitas pekerjaan/profesi untuk memajukan perusahaan Frequency Valid ragu-ragu setuju Percent Valid Percent 11 36.7 36.7 Cumulative Percent 36.7 9 30.0 30.0 63.3 sangat setuju 10 33.3 33.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 88 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya selalu memegang teguh kejujuran disegala aktifitas pekerjaan/profesi saya untuk memajukan perusahaan. Responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 11 orang prosentasenya (36,7%) alasannya karyawan terkadang memegang teguh kejujuran dengan tidak melakukan korupsi atau tindakan lain yang merugikan perusahaan diluar dari pengawasan pemimpin dan kadang juga karyawan berpura-pura menyibukan diri dengan tugas yang ada di meja pekerjaan, yang menjawab sangat setuju 10 orang prosentasenya (33,3%) dan (30%) sebanyak 9 orang menjawab setuju karena karyawan memang mempunyai sifat kejujuran yang tinggi baik di tempat kerja maupun di masyarakat karena dari latar belakang keluarga baik-baik Tabel 4.24 Saya selalu hadir tepat waktu ditempat pekerjaan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak setuju 3 10.0 10.0 10.0 ragu-ragu 5 16.7 16.7 26.7 16 53.3 53.3 73.3 6 20.0 20.0 100.0 30 100.0 100.0 setuju sangat setuju Total Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya selalu hadir tepat waktu ditempat pekerjaan. Responden yang menjawab setuju sebanyak 16 orang prosentasenya (53%), yang menjawab sangat setuju 6 orang prosentasenya (20%) karena hampir seluruh karyawan patuh terhadap peraturan untuk datang ke tempat pekerjaan tepat waktu, 5 orang karyawan prosentasenya (16,7%) menjawab raguragu alasannya karena lima orang karyawan ini kadang mematuhi peraturan dengan datang tepat waktu akan tetapi pernah juga pernah merasakan datang terlambat ke 89 tempat pekerjaan, dan (10%) sebanyak 3 orang menjawab tidak setuju dengan alasan tiga orang karyawan ini tempatnya tinggalnya jauh dan sering terjebak kemacetan akibatnya sering terlambat ke tempat kerja. Tabel 4.25 Saya selalu menghadiri pertemuan-pertemuan penting dengan perusahaan lain maupun tugas yang diberikan pemimpin Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak setuju 1 3.3 3.3 3.3 ragu-ragu 8 26.7 26.7 96.7 100.0 setuju 21 70.0 70.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya selalu menghadiri pertemuan-pertemuan penting dengan perusahaan lain maupun tugas yang diberikan pemimpin. Responden yang menjawab setuju sebanyak 21 orang prosentasenya (70%) karena karyawan selalu menghadiri pertemuan-pertemuan serta tugas penting karena itu merupakan kewajiban dari pemimpin yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yang menjawab ragu-ragu 8 orang prosentasenya (26,7%) karena karyawan kadang memenuhi untuk datang ke pertemuan penting kadang juga karyawan lebih mementingkan tugas yang diberikan pimpinan yang belum terselesaikan dan (3,3%) sebanyak 1 orang menjawab tidak setuju alasannya satu orang karyawan ini mengakui kesalahan yaitu pernah tidak hadir dalam pertemuan dan tugas penting yang diberikan pimpinan. 90 Tabel 4.26 Saya harus mampu menunjukan sikap kerja yang baik sesuai dengan kemampuan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak setuju 10 33.3 33.3 33.3 setuju 14 46.6 46.6 66.7 100.0 sangat setuju Total 6 20.0 20.0 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya harus mampu menunjukan sikap kerja yang baik sesuai dengan kemampuan. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang prosentasenya (33,3%) karena karyawan merasa sikap kerja yang ditunjukan kurang baik dengan menelepon pada saat jam kerja dan juga makan makanan ringan, yang menjawab setuju 14 orang prosentasenya (46,6%) dan (20%) sebanyak 6 orang menjawab sangat setuju karena karyawan mampu menunjukan sikap kerja yang baik sesuai dengan kemampuan tanpa menyebutkan alasannya. Tabel 4.27 Saya memiliki kreatifitas yang unggul dibandingkan dengan karyawan lain yang berguna bagi kemajuan perusahaan Frequency Valid Setuju sangat setuju Total Percent 23 76.7 Valid Percent Cumulative Percent 76.7 76.7 100.0 7 23.3 23.3 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya memiliki kreatifitas yang unggul dibandingkan dengan karyawan lain yang berguna bagi kemajuan perusahaan. Responden yang menjawab setuju sebanyak 23 orang prosentasenya (76,7%) karena setiap karyawan saling berkompetisi memberikan kreatifitas yang berbeda dengan yang lain untuk memajukan perusahaan untuk 91 mendapatkan hadiah atau imbalan, yang menjawab sangat setuju 7 orang prosentasenya (23,3%) karena karyawan sangat setuju dengan pernyataan ini ketika karyawan mempunyai kreatifitas yang berbeda dengan yang lain pimpinan akan memberikan perhatiannya dengan memberikan hadiah atau imbalan. Tabel 4.28 Saya mampu bekerja sama dengan rekan kerja saya dalam menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikan dengan tuntas Frequency Valid ragu-ragu setuju sangat setuju Total Percent Valid Percent Cumulative Percent 3 10.0 10.0 10.0 20 66.7 66.7 90.0 100.0 7 23.3 23.3 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya mampu bekerja sama dengan rekan kerja saya dalam menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikan dengan tuntas. Responden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang prosentasenya (66,7%) dan yang menjawab sangat setuju 7 orang prosentasenya (23,3%) alasannya dengan bekerja sama dengan rekan kerja karyawan akan dapat menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikan dengan tuntas. Sedangkan (10%) sebanyak 3 orang menjawab ragu-ragu karena karyawan kadang dengan bekerja sendiri dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas kadang juga karyawan bekerja sama dengan rekan kerjanya ketika pekerjaan yang diberikan cukup banyak. 92 Tabel 4.29 Dalam kondisi bagaimanapun saya dapat diandalkan menjadi karyawan yang handal dalam jabatan yang saya peroleh Frequency Valid ragu-ragu setuju Valid Percent Cumulative Percent 3 10.0 10.0 19 63.3 63.3 73.3 8 26.7 26.7 100.0 30 100.0 100.0 sangat setuju Total Percent 10.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan dalam kondisi bagaimanapun saya dapat diandalkan menjadi karyawan yang handal dalam jabatan yang saya peroleh. Responden yang menjawab setuju sebanyak 19 orang prosentasenya (63,3%) yang menjawab sangat setuju 8 orang prosentasenya (26,7%) karena karyawan mempunyai pengalaman cukup banyak baik akademik maupun non akademik yang sesuai dengan jabatannya sehingga karyawan jarang menemukan kesulitan dalam bekerja. Sedangkan (10%) sebanyak 3 orang menjawab ragu-ragu alasannya kadang tugas yang diberikan pimpinan dapat dikerjakan dengan baik kadang juga karyawan yang belum lama bekerja sulit untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaannya. Tabel 4.30 Saya memiliki pengetahuan yang sangat luas dan dapat memaksimalkan pengetahuan yang saya miiki tentang pekerjaan yang digeluti Frequency Valid ragu-ragu Percent Valid Percent Cumulative Percent 8 26.7 26.7 26.7 setuju 12 40.0 40.0 73.3 sangat setuju 10 33.3 33.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 93 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya memiliki pengetahuan yang sangat luas dan dapat memaksimalkan pengetahuan yang dimiliki tentang pekerjaan yang digeluti. Responden yang menjawab setuju sebanyak 12 orang prosentasenya (40%), yang menjawab sangat setuju 10 orang prosentasenya (33,3%) karyawan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan ini tanpa memberikan alasan atas jawabannya ini. Sedangkan (26,7%) sebanyak 8 orang menjawab ragu-ragu alasannya karena karyawan kadang dapat memaksimalkan pengetahuan yang dimiliki tentang pekerjaan yang digeluti kadang juga karyawan kurang bisa memaksimalkan pengetahuan yang dimiliki ketika lupa bagaimana cara mengatasi masalah pekerjaannya. Tabel 4.31 Saya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi serta tanggung jawab sebagai bawahan/karyawan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ragu-ragu 7 23.3 23.3 23.3 Setuju 20 66.7 66.7 76.7 sangat setuju 3 10.0 10.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan pekerjaan saya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi serta tanggung jawab sebagai bawahan/karyawan. Responden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang prosentasenya (66.7%) dan (10%) sebanyak 3 orang menjawab sangat setuju karena 94 karyawan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu 7 orang prosentasenya (23,3%) alasannya kadang karyawan dapat bertanggung jawab hanya pada saat pimpinan datang dan mengawasi kadang juga karyawan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya. Tabel 4.32 Saya dapat memanfaatkan waktu kerja dengan mengerjakan tugas-tugas lain yang menjadi prioritas utama Frequency Valid ragu-ragu Percent Valid Percent Cumulative Percent 5 16.7 16.7 16.7 setuju 15 50.0 50.0 66.7 sangat tidak setuju 10 33.3 33.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya dapat memanfaatkan waktu kerja dengan mengerjakan tugas-tugas lain yang menjadi prioritas utama. Responden yang menjawab setuju sebanyak 15 orang prosentasenya (50%) dan yang menjawab sangat setuju 10 orang prosentasenya (33,3%) karena karyawan dapat memilih mana pekerjaan penting yang harus diselesaikan dengan cepat dan tuntas serta mana yang masih dapat dikerjakan setelah pekerjaan penting tersebut telah diselesaikan. Sedangkan (16,7%) sebanyak 5 orang menjawab ragu-ragu alasannya lima orang karyawan ini lebih mengutamakan pekerjaan yang penting dan kadang juga mengutamakan pekerjaan diluar pekerjaan penting. 95 Tabel 4.33 kondisi kesehatan fisik saya baik dalam menyelesaikan tugas Frequency Valid ragu-ragu Setuju Valid Percent Cumulative Percent 6 20.0 20.0 20.0 15 50.0 50.0 70.0 9 30.0 30.0 100.0 30 100.0 100.0 sangat setuju Total Percent Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan kondisi kesehatan fisik saya baik dalam menyelesaikan tugas. Responden yang menjawab setuju sebanyak 15 orang prosentasenya (50%), yang menjawab sangat setuju 9 orang prosentasenya (30%) karena karyawan merasa pekerjaan ini menyangkut masalah keuangan maka memerlukan konsentrasi dan fisik yang baik. Sedangkan (20%) sebanyak 6 orang menjawab ragu-ragu karena terkadang enam orang karyawan ini memilki kondisi fisik yang baik dalam bekerja kadang juga mengalami gangguan kesehatan akan tetapi masih dapat bekerja. Tabel 4.34 Saya kurang berkonsentrasi dalam bekerja disaat saya sakit ringan (flu) Frequency Valid sangat setuju Percent Valid Percent Cumulative Percent 16 53.3 53.3 53.3 setuju 2 6.7 6.7 6.7 ragu-ragu 5 16.7 16.7 40.0 tidak setuju 7 23.3 23.3 100.0 30 100.0 100.0 Total Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya kurang berkonsentrasi dalam bekerja disaat saya sakit ringan (flu). Responden yang 96 menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang prosentasenya (53,3%) dan sebanyak 2 orang menjawab setuju dengan porsentasenya (6,7%) karena ketika dalam keadaan flu mengganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja. Sedangkan yang menjawab tidak setuju 7 orang prosentasenya (23,3%) karena ketika karyawan terserang flu masih dapat bekerja dengan menggunakan masker dan obat untuk meredakan sakitnya, yang menjawab ragu-ragu 5 orang prosentasenya (16,7%) alasannya kadang karyawan masih dapat bekerja ketika terserang flu kadang juga sulit berkonsentrasi dan tidak dapat bekerja ketika terserang flu cukup berat. Tabel 4.35 Saya percaya diri bahwa pekerjaan mampu diselesaikan dengan baik Frequency Valid ragu-ragu setuju sangat setuju Total Percent Valid Percent Cumulative Percent 8 26.7 26.7 26.7 20 66.7 66.7 73.3 2 6.7 6.7 100.0 30 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pertanyaan saya percaya diri bahwa pekerjaan mampu diselesaikan dengan baik. Responden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang prosentasenya (66,7%), yang menjawab ragu-ragu 8 orang prosentasenya (26,7%) dan (6,7%) sebanyak 2 orang menjawab sangat setuju. Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh jumlah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden yang menjawab ragu-ragu hal ini berarti sebagian besar karyawan memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 97 Tabel 4.36 Saya kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Setuju 3 10.0 10.0 10.0 ragu-ragu 1 3.3 3.3 3.3 19 63.3 63.3 86.7 7 23.3 23.3 100.0 30 100.0 100.0 tidak setuju sangat tidak setuju Total Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 19 orang prosentasenya (63,3%), yang menjawab sangat tidak setuju 7 orang prosentasenya (23,3%), yang menjawab setuju 3 orang prosentasenya (10%) dan (3,3%) sebanyak 1 orang menjawab ragu-ragu. Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh jumlah responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang menjawab setuju dan raguragu tentang pernyataan saya kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan hal ini berarti sebagian besar karyawan memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tabel 4.37 Saya dapat dipercaya oleh rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik Frequency Valid ragu-ragu Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 17 56.7 56.7 60.0 sangat setuju 12 40.0 40.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 98 Berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pernyataan saya dapat dipercaya oleh rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Responden yang menjawab setuju sebanyak 17 orang prosentasenya (56,7%), yang menjawab sangat setuju 12 orang prosentasenya (40%) dan (3,3%) sebanyak 1 orang menjawab raguragu. Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden yang menjawab ragu-ragu yang berarti sebagian besar karyawan merasa dipercaya oleh rekan kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 4. Interpretasi Data Interpretasi data ini digambarkan melalui variasi jawaban responden yang dilihat dari besarnya nilai mean dan standar deviasi. Mean digunakan dengan melihat besarnya nilai yang mendekati skala likert, sehingga bisa diihat rata-rata jawaban karyawan atas item pertanyaan tertentu. Sementara standar deviasi, semakin besar deviasi semakin besar pula variasi jawaban yang terjadi. Sebaliknya, semakin kecil deviasi semakin kecil besarnya variasi (jawaban cukup merata). Dibawah ini adalah interpretasi data statistik gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan BPRS AlSalaam. a. Statistik gaya kepemimpinan Dalam penilaian mengenai gaya kepemimpinan, penulis mengambil dari beberapa macam gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan direktif indikatornya yaitu pemimpin menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan karyawan atau kelompok, memberitahukan kepada para pegawai tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan, menetapkan hubungan yang jelas 99 tentang garis-garis untuk komando, melakukan instruksi yang jelas kepada para pegawai, mengatakan kepada para pegawai bagaimana caranya mendapatkan hadiah, menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol para pegawai. Gaya kepemimpinan supportif indikatornya yaitu pemimpin menunjukan hal-hal yang dapat menarik minat para pegawai, berupaya mengembangkan sifat bersahabat, member kesempatan kepada para pegawai untuk menyampaikan perasaan dan perhatiannya, memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok pegawai, memberi hadiah kepada para pegawai agar mereka selalu semangat dalam bekerja, menekankan hubungan antara pribadi kepada para pegawai. Gaya kepemimpinan partisipatif indikatornya yaitu pemimpin mengajak anggota kelompok bersama-sama merumuskan tujuan, bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menyusun tugasnya masing-masing, menggunakan partisipasi dari anggota kelompok untuk melancarkan komunikasi antara pegawai, memperhatikan kerja kelompok daripada kompetisi individual, memberi kesempatan kepada para pegawai untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pemimpin, memberikan perhatian pada kelompok yang tidak sukses dalam bekerja Dibawah ini merupakan statistik gaya kepemimpinan, dimana dapat dilihat rincian mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai standar deviasi dari setiap pernyataan variabel gaya kepemimpinan. 100 Tabe 4.38 Statistik Deskripsi Gaya Kepemimpinan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation GK 1 30 2.00 4.00 3.2567 .49013 GK 2 30 2.00 4.00 3.2210 .40684 GK 3 30 2.00 5.00 2.1343 .68145 GK 4 30 3.00 5.00 3.1423 .43417 GK 5 30 2.00 4.00 3.2533 .50401 GK 6 30 2.00 4.00 3.1867 .82768 GK 7 30 2.00 4.00 3.7845 .56324 GK 8 30 2.00 4.00 3.8790 .84690 GK 9 30 2.00 4.00 3.6578 .55086 GK 10 30 2.00 4.00 3.4223 .50401 GK 11 30 2.00 4.00 3.5433 .77608 GK 12 30 1.00 5.00 2.1345 1.11880 GK 13 30 2.00 4.00 3.5644 .73968 GK 14 30 2.00 5.00 2.4487 1.77110 GK 15 30 2.00 5.00 2.3489 .56832 GK 16 30 2.00 4.00 3.7654 1.13664 GK 17 30 2.00 4.00 3.5489 1.14269 GK 18 30 2.00 4.00 3.5644 .71116 Valid N (listwise) 30 Berdasarkan hasil SPSS. 16 diatas,yaitu beberapa statistik mengenai gaya kepemimpinan, diketahui bahwa secara umum gaya kepemimpinan, mean dari setiap indikator dinilai antara (rentang 2-4). Dengan skor tidak mendekati angka 4 yang berarti karyawan masih ragu atau belum setuju dan juga tidak mendekati angka 2 ataupun angka 1 yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Dari semua item yang ditulis hampir semuanya rata tidak ada skor tinggi maupun skor yang sangat rendah hal ini berarti gaya kepemimpinan yang dipakai bersifat konfergensi yang menggunakan beberapa macam gaya kepemimpinan. b. Statistik Kinerja Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk melihat hasil kinerja karyawan BPRS 101 AlSalaam Cabang depok, dalam penelitian ini yang menjadi subjek yang menilai dalam penilaian kinerja adalah diri tenaga kerja itu sendiri (self evaluation), dan terdapat 10 indikator dalam penilaian kinerja, indikator tersebut yaitu mutu pekerjaan, kejujuran karyawan, kehadiran (absensi), sikap karyawan, kreativitas karyawan, kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab, pemanfaatan waktu kerja. Dibawah ini merupakan statistik kinerja, dimana dapat dilihat rincian mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai standar deviasi dari setiap pertanyaan variabel kinerja karyawan. Tabel 4.39 Statistik Deskripsi Kinerja Karyawan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KINERJA 19 30 2.00 5.00 3.8333 .83391 KINERJA 20 30 3.00 5.00 3.9667 .85029 KINERJA 21 30 2.00 5.00 3.8333 .87428 KINERJA 22 30 2.00 4.00 3.6667 .54667 KINERJA 23 30 2.00 5.00 3.1000 1.15520 KINERJA 24 30 4.00 5.00 4.2333 .43018 KINERJA 25 30 3.00 5.00 4.1333 .57135 KINERJA 26 30 3.00 5.00 4.1667 .59209 KINERJA 27 30 3.00 5.00 4.0667 .78492 KINERJA 28 30 3.00 5.00 3.8667 .57135 KINERJA 29 30 3.00 5.00 4.1667 .69893 KINERJA 30 30 3.00 5.00 3.4531 .71197 KINERJA 31 30 2.00 5.00 2.4564 1.29588 KINERJA 32 30 3.00 5.00 3.1455 .92289 KINERJA 33 30 1.00 4.00 2.5672 .55086 KINERJA 34 30 3.00 5.00 3.4332 .83045 Valid N (listwise) 30 Berdasarkan hasil SPSS. 16 diatas,yaitu beberapa statistik mengenai kinerja karyawan, diketahui bahwa secara umum kinerja, mean dinilai dari setiap indikator dinilai antara (rentang 2-4). Akan tetapi, untuk item 31, dengan pernyataan saya 102 kurang berkonsentrasi dalam bekerja disaat saya sakit ringan (flu), dinilai paling rendah dengan skor 2,4. Pernyataan ini adalah pernyataan negatif dimana nilai 2 artinya karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan masih baik dalam bekerja, disaat karyawan sedang sakit ringan. Sedangkan untuk item 24, dengan pernyataan saya memiliki kreativitas yang unggul dibandingkan dengan karyawan lain yang berguna bagi kemajuan perusahaan, dinilai paling tinggi sebesar 4,23 dimana rata-rata karyawan menjawab setuju. Artinya setiap karyawan merasa bahwa memiliki kreativitas yang unggul sesuai dengan bidangnya masing-masing yang berguna bagi kemajuan perusahaan. Dengan unggulnya kreativitas karyawan memberikan dampak positif bagi kemajuan perusahaan yang dapat meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain, B. Penghitungan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan BPRS AlSalaam Cabang Depok 1. Uji Persyaratan Data Uji Validitas dan Reabilitas Dalam penelitian ini kuesioner harus diuji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu. Uji validitas bertujuan untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang tidak layak sehingga harus dihilangkan. Sementara itu uji reabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner dapat dipakai berulang-ulang sebagai ciri dari instrumen yang realibel. Kuesioner yang disebar untuk uji validitas dan rabilitas berjumlah 20 kuesioner. 103 Dibawah ini adalah hasil uji validitas dan reabilitas variabel gaya kepemimpinan dan kinerja dengan menggunakan program SPSS.16. a) Variabel Gaya Kepemimpinan Tabel 4.40 Hasil Uji Reabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Cronbach's Alpha N of Items .927 18 Tabel 4.41 Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Hasil pengujian Item Pertanyaan GK Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted GK 1 .874 .921 Valid GK 2 .675 .922 Valid GK 3 .797 .925 Valid GK 4 .632 .924 Valid GK 5 .579 .926 Valid GK 6 .532 .925 Valid GK 7 .578 .925 Valid GK 8 .609 .924 Valid GK 9 .481 .926 Valid GK 10 .679 .924 Valid GK 11 .584 .924 Valid GK 12 .818 .925 Valid GK 13 .584 .924 Valid GK 14 .890 .921 Valid GK 15 .580 .923 Valid GK 16 .701 .922 Valid GK 17 .701 .920 Valid GK 18 .829 .924 Valid b) Variabel Kinerja Tabel 4.42 Hasil Uji Reabilitas Variabel Kinerja Cronbach's Alpha N of Items .944 16 104 Tabel 4.43 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Item pertanyaan Kinerja Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Hasil pengujian KINERJA 19 .564 .943 Valid KINERJA 20 .534 .943 Valid KINERJA 21 .563 .942 Valid KINERJA 22 .678 .940 Valid KINERJA 23 .679 .944 Valid KINERJA 24 .693 .942 Valid KINERJA 25 .820 .942 Valid KINERJA 26 .673 .942 KINERJA 27 .820 .944 Valid Tidak Valid KINERJA 28 .531 .942 Valid KINERJA 29 .491 .942 Valid KINERJA 30 .601 .943 Valid KINERJA 31 .775 .943 Valid KINERJA 32 .734 .941 Valid KINERJA 33 .628 .940 Valid KINERJA 34 .820 .942 Valid Dari hasil uji validitas dan reabilitas diatas tampak bahwa hasil uji variabel gaya kepemimpinan keseluruhan item valid dan variabel kinerja 15 item pertanyaan adalah valid, karena nilai-nilai korelasi (corrected item total correlation) berada diatas standar. Menurut tabel r (product moment) untuk n sebesar 20 dan alpha 5%, ditetapkan r = 0,444, sedangkan terdapat 1 variabel kinerja yang tidak valid karena berada dibawah standar, sehingga item ini dihilangkan. Untuk uji reabilitas diketahui bahwa nilai alpha dan uji Cronbach pada variabel gaya kepemimpinan sebesar 0,927 dan variabel kinerja sebesar 0,944 lebih besar dari 0,444 maka kuesioner adalah realibel. 2. Uji Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan 105 Didalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara gaya kepemimpinan (variabel independen) terhadap kinerja karyawan (variabel dependen) menggunakan analisis regresi sederhana. Persamaan regresi linear sederhana yaitu: Y = a + bX Dimana: Y adalah variabel dependen X adalah variabel independen a adalah intersep b adalah koefisien variabel x Untuk menganalisis regresi linear sederhana, analisisnya menggunakan program SPSS.16. dibawah ini adalah hasil analisisnya. Tabel 4.44 Hasil Uji Korelasi b Model Summary Model 1 R R Square a .723 .523 Berdasarkan tabel Model Summary, hasil penelitian ini nilai R = 0,723 artinya korelasi antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja sebesar 0,723. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel dibawah ini 106 Tabel 4.45 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat . Berdasarkan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,723 termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Hasil pada tabel model summary menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,523 artinya bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar (52,3%) sedangkan sisanya (47,7%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Tabel 4.46 Hasil Persamaan Regresi a Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Gaya kepemimpinan Std. Error 36.400 10.168 .943 .123 Standardized Coefficients Beta T .723 Sig. 3.580 .001 7.655 .000 107 Dari tabel coefficient diatas Model persamaan regresinya dapat dilihat dari koefisien (unstandardized coefficients B), yaitu: Y = 36,400 + 0,943 X Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa nilai 36,400 merupakan nilai konstanta a yang menunjukkan bahwa apabila variabel gaya kepemimpinan konstan atau tetap maka kinerja karyawan sebesar 36,400. Jika terjadi peningkatan untuk variabel gaya kepemimpinan mengalami peningkatan 1 satuan, maka kinerja karyawan mengalami peningkatan sebesar 0,943. 108 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian, diketahui sebagai berikut. 1. Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh kepala cabang BPRS Al-Salam tidak mengacu hanya kepada salah satu model gaya kepemimpinan, tetapi menggunakan model gaya kepemimpinan yang bersifat konfergensi yaitu keadaan menuju satu titik pertemuan yang berarti menggabungkan semua model gaya kepemimpinan baik Direktif, melatih, Supportif, maupun Mendelegasikan. Gaya Kepemimpinan Direktif (direktur) gaya kepemimpinan seperti ini digunakan kepala cabang BPRS pada saat menginstruksikan karyawan untuk menjalankan perintah serta menyelesaikan tugas-tugas pembiayaan yang belum terselesaikan dengan menggunakan gaya kepemimpinan seperti ini dipandang berhasil dan pengaruh pemimpin sangat kuat didalamnya, Gaya Kepemimpinan Melatih (coaching) gaya kepemimpinan melatih digunakan oleh kepala cabang BPRS pada saat memberikan arahan-arahan dan mengawasi penyelesaian aktifitas, juga memberikan penjelasan cara mengambil sikap, memberikan usulan yang tepat dan mendukung setiap peningkatan karyawannya dengan begitu kepala cabang dapat lebih dekat dengan karyawan, gaya kepemimpinan dipandang kepala cabang cukup berhasil serta pengaruh pemimpin cukup kuat. Gaya Kepemimpinan Supportif (mendukung) gaya kepemimpinan seperti ini digunakan kepala cabang BPRS pada saat kepala cabang merasa bahwa karyawannya sudah memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan berkompeten. Gaya Kepemimpinan Delegasi gaya kepemimpinan seperti ini digunakan 109 kepala cabang BPRS pada saat telah cukup untuk memberikan instruksi, pengarahan, dan mendukung karyawannya sehingga sedikit saja memberikan hal itu. 2. Dari uji regresi sederhana pengaruh antara gaya kepemimpinan sebagai variabel X terhadap kinerja karyawan sebagai variabel Y. bahwa korelasi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan sebesar R = 0,723 termasuk kategori hubungan kuat. Koefisien determinasinya sebesar 0,523 yang berarti gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 52,3% sedangkan 47,7% dipengaruhi faktor lain. Dan hasil persamaan regresinya yaitu: Y = 36,400 + 0,943 X, artinya bahwa nilai 36,400 merupakan nilai konstanta a yang menunjukkan bahwa apabila variabel gaya kepemimpinan konstan atau tetap maka kinerja karyawan sebesar 36,400. Jika terjadi peningkatan untuk variabel gaya kepemimpinan mengalami peningkatan 1 satuan, maka kinerja karyawan mengalami peningkatan sebesar 0,943. 3. Kesesuaian gaya kepemimpinan kepala cabang BPRS dianggap telah memenuhi kriteria kepemimpinan islam dalam manajemen syariah yang telah menjadi landasan dari berdirinya BPRS Al-Salaam yaitu memegang teguh nilai-nilai keislaman diantaranya: pemimpin yang berakhlak mulia, amanah, menerapkan syariah dalam kegiatan muamalat (pembiayaannya) dan bernafaskan keislaman. 110 B. Saran 1. Untuk meningkatkan kualitas gaya kepemimpinan PT. BPRS AlSalaam Cabang Depok, hendaknya kepala cabang lebih meningkatkan interaksi dengan seluruh karyawan sehingga gaya kepemimpinan yang dipakai sekarang akan lebih optimal dan lebih berpengaruh terhadap karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan kedepannya. 2. Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, dengan ditemukan 47,7% dipengaruhi faktor lain, maka hal ini bisa diteliti oleh peneliti lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998. Al-qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, Departemen Agama RI. Armstrong, Michael dan Angela Baron. Performance Management. (London: Institute of Personel and Development), 1998 Artikel diakses pada 7 Juni dari http://fianka.wordpress.com/2008/09/11/pengertiankinerja. Antonio Syafi’i Muhammad (Nanus Burn), Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager, Cet.I (Jakarta: Pro LM Centre, 2007) Bass, Bernard M, Leadership and performance beyonce expection (Terjemahan), (New York: Free press, 1996), Brotosuharjo Hartanto dan Mungu Jiwo, Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan Merit system, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2003) Handoko Hani T, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Edisi Kedua, Yogyakarta 1987.. Kartono Kartini, Psikologi sosial untuk manajemen, Perusahaan, dan industri, (Jakarta: PPN press, 2002), . Kertonegoro Sentanoe, Manajemen Organisasi, Widya Press, Jakarta, 1994 Komaruddin, Manajemen Berdasarkan Sasaran, Bumi Aksara, Edisi Pertama, Jakarta, 1990 Kurniawan Heri dan Yamin Sofyan, SPSS Complate Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Sofware SPSS, Salemba Infotek, Jakarta, 2009. Mangunhardjana AM, Kepemimpinan: teori dan pengembangannya, Kanisius, Yogyakarta, 1986 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam manajemen, (Yogyakarta: Rajawali pers, 1997). Priyatno Dwi, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2008. Reksohadiprojo soekanto, dan Handoko Hani T, Organisasi Perusahaan, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta, 1996. Siagian P, “Kepemipinan” teori dan pengembangannya, PT. gramedia pustaka, Jakarta, 1999. Siamat Dahlan, manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1999), Sudjana, Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung, 1992. Sugiyono Prof. Dr, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2007. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2007... Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis” cet. 10, CV. Alfabetha, Bandung, 2007. Sujak Abi, Kepemimpinan Manajer:eksistensinya dalam perilaku organisasi, (Jakarta: Rajawali, 1990) Tasmara toto, SpiritualCentered Leadership(kepemimpinan berbasis spiritual Cet.1, (Jakarta: Gema Insani,2006) Tim penyusun departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 11, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Umar Husein, “Desain penelitian MSDM dan perilaku karyawan”, PT. Radja Grafindo persada, Jakarta, 2008.