Pelatihan Volunteer untuk Keadilan Iklim “Selangkah Upaya Untuk Mewujudkan Keadilan Iklim” Pendahuluan Sejak revolusi industri manusia telah membawa dunia ke dalam kondisi rentan yang semakin parah, zat emisi terus dikeluarkan, baik industri rumah tangga, pabrik, maupun kendaraan bermotor. Laporan resmi dari UNFCCC menunjukan bahwa pada konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini harus segera dihentikan karena semakin tingginya konsentrasi gas maka ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia pun semakin tinggi. Namun, upaya untuk menahan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir tidaklah mudah. Dibutuhkan tindakan nyata di tingkat nasional dan kerjasama internasional untuk dapat mencapai harapan tersebut. Sejak tahun 1992, dunia menyadari perlunya suatu kerjasama internasional yang komprehensif dan signifikan untuk membuat konsentrasi gas rumah kaca tidak lagi membahayakan. Melalui suatu Framework Convention on Climate Change disepakati bahwa konsentrasi gas rumah kaca di tingkat global harus diturunkan hingga pada level tahun 1990. Kondisi yang sekarang terjadi merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh masyarakat internasional. Namun tanggung jawab yang perlu dilakukan untuk merespon tanggung jawab bersama ini dilakukan dengan porsi yang berbeda. Hal ini disebut sebagai prinsip common but differentiated responsibility. Berdasar pada prinsip tersebut maka negara-negara industri wajib menurunkan emisi dan wajib membantu negara berkembang untuk dapat beradaptasi. Hal ini dikarenakan negara industri menjadi negara-negara yang terlebih dahulu melakukan pembangunan dan menghasilkan emisi. Atas dasar logika itulah kemudian negara industri memiliki tanggung jawab lebih besar atas konsentrasi rumah kaca yang terjadi hingga saat ini. Namun semua ini tidak berjalan sesuai dengan konsep yang tertuang di dalam perangkat internasional yang ada. Konsentrasi gas rumah kaca terus meningkat karena komitmen pemotongan emisi yang wajib dilakukan oleh negara industri terus diingkari. Di sisi lain, negara berkembang semakin rentan akibat konsentrasi gas rumah kaca yang terus meningkat, iklim berubah, dunia makin panas akibat hasil peradaban. Dampaknya sangat terasa di Indonesia sebagai negara kepulauan. Kenaikan air laut, kekeringan, penyebaran wabah penyakit, menjadi dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Maksud dan Tujuan Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan suatu tindakan nyata dari semua orang untuk dapat memberikan pressure bagi negara-negara industri untuk menaati komitmen dalam mengurangi emisi. Selain itu negara industri juga harus melaksanakan komitmen untuk bertanggung jawab memberikan dukungan teknologi dan pembiayaan bagi negara berkembang agar dapat selamat dari perubahan iklim. Atas dasar tersebut, Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim (CSF) bekerjasama dengan Institue for Essential Service Reform (IESR) dan Rombong Belajar Kukusan (RBK) bermaksud mengadakan kegiatan pelatihan yang bertemakan “Langkah kecil untuk wujudkan keadilan iklim”. Adapun tujuan dari pelatihan ini, adalah : 1. Membangun kesadaran kritis masyarakat mengenai landasan mendasar gerakan keadilan iklim di Indonesia dan internasional. 2. Membangun kelompok yang terdiri dari agent of change yang dapat memberikan pressure secara konkrit dalam upaya mendorong keadilan iklim di Indonesia dan internasional. 3. Membangun strategi kampanye publik dan penggalangan opini publik untuk dapat mengarusutamakan keadilan iklim. Metode dan Materi Dalam pelatihan ini, metode yang akan digunakan adalah metode diskusi interaktif yang akan diikuti oleh 20 orang yang terpilih melalui seleksi terbuka. Dari orang-orang yang terpilih diharapkan mereka dapat mendinamisir gerakan awal untuk mendorong kesadaran kritis masyarakat yang lebih luas terkait dengan keadilan iklim. Pemutaran film, diskusi kasus, metode komunikasi, dan strategi kampanye akan menjadi metode dalam pelatihan ini sehingga para peserta diharapkan tidak hanya menjadi peserta pasif, tapi dapat secara langsung mempraktekan segala materi yang didapatkan di dalam pelatihan. Prasyarat Dan Tata Cara Pendaftaran Untuk dapat mengikuti pelatihan ini, maka syarat yang harus dipenuhi adalah : 1. Memiliki ketertarikan terhadap isu perubahan iklim 2. Memiliki kemauan untuk menjadi volunteer dari kampanye keadilan iklim 3. Bersedia untuk mengikuti pelatihan selama 2 hari (16-17 Juli 2010) di Sekretariat CSF (Jl. Mampang Prapatan VI no. 67, Jakarta Selatan) 4. Bersedia untuk berperan serta dalam kegiatan kampanye keadilan iklim 5. Mengisi formulir pendaftaran yang terlampir di kerangka acuan ini. 6. Bersedia untuk berperan serta dalam kegiatan kampanye keadilan iklim 7. Mengisi formulir pendaftaran yang terlampir di kerangka acuan ini. 8. Penyelenggara akan melakukan seleksi seleksi profil dan tulisan dari para calon peserta. Hanya akan ada 20 peserta yang lolos dan berhak mengikuti pelatihan ini. 9. Penyelenggara akan menanggung biaya transportasi dan konsumsi peserta selama pelatihan berlangsung 10. Menjawab pertanyaan dan membuat tulisan tentang tentang tema yang telah ditentukan. Formulir Pelatihan Perubahan Iklim CSF (Civil society forum for climate justice) bekerjasama dengan IESR (Institue for Essential Service Reform)dan RBK (Rombong Belajar Kukusan) membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia untuk ambil bagian menjadi relawan pembela keadilan iklim. Nama Alamat Nomor Telp/HP Tempat Tgl lahir Pekerjaan Kegiatan saat ini 1. : : : : : : ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… Pertanyaan dan Tema Essay Apa yang Anda ketahui tentang perubahan iklim dan keadilan iklim? Jelaskan! 2. Pilih salah satu dari 4 pertanyaan di bawah ini (a/b/c/d) untuk dijawab. Jawaban dapat diketik dalam kertas/file lain yang terpisah. (maksimal jawaban satu lembar A4) a. Dalam konteks perubahan iklim yang terjadi saat ini, ada ancaman mendasar yang dirasakan oleh manusia. Keselamatan manusia (Human Security) menjadi semakin terancam akibat perubahan iklim. Menurut Anda, apakah kebijakan nasional yang ada di Indonesia, terkait perubahan iklim, sudah cukup memberikan jaminan keselamatan manusia? (Ya/Tidak) Jelaskan: ……… b. Sejak abad ke 18, negara Industri melakukan pembangunan, era dimana negara-negara berkembang masih bergelut dengan kolonialisasi barat. Kondisi penjajahan tersebut meninggalkan banyak jejak destruktif di negara berkembang, termasuk Indonesia. Setelah kemerdekaan, model pembangunan/peradaban yang ditinggalkan oleh pemerintah kolonial terus dikenalkan kepada negara-negara bekas jajahannya. Pembangunan yang mengedepankan harmonisasi dengan alam (model tradisional yang rendah karbon) terus digantikan oleh model-model pembangunan yang instan dan cenderung eksploitatif (high carbon foot print). Seiring berjalannya waktu, sumber daya dan kondisi alam di negara berkembang terus menerus terdegradasi. Hal ini tidak lepas dari kerusakan yang diperkenalkan oleh dunia barat. Fenomena ini yang kemudian kita sebut dengan utang ekologis atau "ecological debt". Ecological debt menjadi tuntutan yang kita berikan kepada negara utara (negara industri, red) untuk membayar segala kerusakan yang mereka sebabkan akibat dari pengenalan model-model pembangunan yang boros sumber daya. Menurut Anda, apakah Ecological Debt memiliki kaitan dengan perubahan iklim saat ini? (Ya/Tidak) Jelaskan: ………… c. Tenurial adalah penguasaan atas suatu wilayah, sumber daya, dan hal lainnya yang terkait dengan kehidupan masyarakat. Dalam konteks perubahan iklim, permasalahan tenurial sangat terkait erat dengan hak membangun dari masyarakat lokal. Seperti kita ketahui, masyarakat adat dan komunitas lokal seringkali tidak mendapatkan tempat dan jaminan hukum dari pemerintah melalui beberapa kebijakan yang ada. Pada kenyataannya mereka cenderung terusir dari wilayah mereka padahal model pembangunan yang mereka lakukan merupakan model pembangunan yang rendah karbon. Menurut anda, apakah tenurial dapat dijadikan solusi dalam menyelesaian masalah perubahan iklim di Indonesia? (Ya/Tidak) Jelaskan : ………… d. Dewasa ini semakin banyak produsen yang menciptakan barang-barang baru yang diproduksi serta dipasarkan kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan pola konsumsi masyarakat pun semakin meningkat seiring dengan produksi barang yang semakin banyak jumlah dan jenisnya. Menurut Anda, Apakah pola produksi dan konsumsi yang ada di masyarakat selama ini dapat menyelesaikan masalah perubahan iklim di Indonesia? (Ya/tidak) Jelaskan : ............ Formulir dan essay paling telat diterima pada tanggal 14 Juli 2010 pukul 23.59. Kirim langsung formulir dan essay Anda, sertakan nama lengkap pada subject email ke alamat berikut: [email protected] [email protected] [email protected] contact person Fay : 0815 8070 717 Giorgio: 081385770196 Inka : 08561075410