BANYAK ATURAN, BADAN USAHA MILIK NEGARA KESULITAN BERGERAK LELUASA detik.com Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai banyaknya aturan yang perlu dipatuhi Badan Usaha Milik Negarai (BUMN) membuat perusahaan-perusahaan pelat merah ini sulit bergerak leluasa dalam melakukan ekspansi bisnis. Anggota BPK Achsanul Kosasih mengatakan ada sembilan aturan yang perlu ditaati oleh BUMN dalam menjalankan bisnisnya, antara lain Undang-Undang (UU) Perseroan Terbatas (PT), pasar modal, sektoral, pembendaharaan negara, Keputusan BUMN dan Peraturan BPK dan peraturan yang lainnya. "Tapi kalau swasta itu hanya tiga aturannya UU PT, pasar modal, dan sektoral. Sehingga swasta lebih fleksibel karena tidak terbebani," kata Achsanul Kosasih. Selain itu, Achsanul Kosasih pun melihat banyak BUMN yang mengalami kerugian karena salah strategi dalam menjalankan bisnis. Kesalahan terbesar yaitu salah investasi, sehingga membuat perusahaan tersebut terbebani keuangannya. "Lalu, ada juga yang rugi kurs," ucap Achsanul Kosasih. Guna mengembangkan BUMN ke depan, BPK menyambut positif dengan rencana pemerintah yang memangkas setoran deviden BUMN. Achsanul Kosasih mencontohkan sisi positif dari pemangkasan deviden tersebut, Bank Mandiri membayar deviden sebesar Rp3,4 triliun tetapi dengan nilai sebesar itu Bank Mandiri kehilangan delapan kali untuk melakukan ekspansi. "Kemudian, kalau BUMN dipaksakan membayar deviden, maka menghilangkan hak rakyat untuk kredit. Gambaran lain, setiap Rp1 triliun investasi, maka mempekerjakan 1.000 orang jadi karyawan, bayangkan kalau Rp3,4 triliun, bisa lebih banyak," tutur Achsanul Kosasih lebih lanjut. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Sumber berita: 1. nasional.kontan.co.id, BPK: Terlalu Banyak Aturan, BUMN Sulit Bergerak, Selasa, 13 Januari 2015. 2. bisniskeuangan.kompas.com, BPK: Banyak Aturan, BUMN Kesulitan Bergerak Leluasa, Rabu, 14 Januari 2015. Catatan: Sesuai Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pendirian BUMN dilaksanakan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut: a. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b. mengejar keuntungan; c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan pada BUMN bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); Termasuk dalam APBN yaitu meliputi pula proyek-proyek APBN yang dikelola oleh BUMN dan/atau piutang negara pada BUMN yang dijadikan sebagai penyertaan modal negara. b. Kapitalisasi cadangan; Kapitalisasi cadangan adalah penambahan modal disetor yang berasal dari cadangan. c. Sumber lainnya. Yang dimaksud dengan sumber lainnya tersebut, antara lain keuntungan revaluasi aset. Setiap penyertaan modal negara dalam rangka pendirian BUMN atau perseroan terbatas yang dananya berasal dari APBN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Demikian juga dengan adanya setiap perubahan penyertaan modal negara, baik berupa penambahan maupun pengurangan, termasuk perubahan struktur kepemilikan negara atas saham dalam BUMN ditetapkan dengan PP. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum BUMN terdiri dari Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (Perum). Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Sedangkan Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. i Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara). Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum