Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Proses Berpikir Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika di tinjau dari Tipe Kepribadian Keirsey Khusnul Khamidah1, Suherman2 1,2 IAIN Raden Intan; [email protected] Submitted : 18-06-2016, Revised : 21-09-2016, Accepted : 16-12-2016 Abstract This study aims to describe the process of mathematical thinking of students in solving mathematical problems in terms of Keirsey's personality type. This research is a qualitativedescriptive research. Research subjects taken are MAN 2 Tulang Bawang Barat class XI students by purposive sampling. Research subjects amounted to 2 people from each personality type. Data collection is done by observation, interview, and documentation. Data validity using technique triangulation. Data analysis techniques used are the concept of Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that each of Keirsey's students in solving mathematical problems was more likely to be a student of a Guardian personality type. In solving mathematical problems begins with the acceptance of information marked by understanding the problem involves knowing what is known (M1), knowing what is being asked (M2), knowing the required requirements in problem solving (M3), as well as making the model of math from the problem with its own understanding (M4). Then proceed with the processing of information marked by implementing the problem solving plan (R1) and proceed with executing the plan to get the answer (P1), but the steps are not complete. While in re-checking the answer (C1) students do re-check, then in drawing conclusion (C2), students draw conclusions only on some tests. Keywords: Mathematical; Keirsey; Thinking. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir matematis siswa dalam meyelesaikan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Subjek penelitian yang diambil adalah siswa MAN 2 Tulang Bawang Barat kelas XI dengan cara purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah 2 orang dari masing-masig tipe kepribadian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari masingmasing siswa yang bertipe kepribadian Keirsey dalam memecahkan masalah matematika lebih cenderung pada siswa yang bertipe kepribadian Guardian. dalam memecahkan masalah matematika di mulai dengan penerimaan informasi yang ditandai dengan memahami masalah meliputi mengetahui apa yang diketahui (M1), mengetahui apa yang ditanyakan (M2), mengetahui syarat-syarat yang diperlukan dalam pemecahan masalah (M3), serta membuat model maematika dari masalah dengan pengertian sendiri (M4). Kemudia dilanjutkan dengan pengolahan informasi yang ditandai dengan melaksanakan rencana penyelesaian dari masalah 231 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 (R1) dan dilanjutkan dengan melaksanakan pelaksanaan rencana untuk mendapatkan jawaban (P1), namun langkah-langkahya kurang lengkap. Sedangkan dalam pengecekan kembali jawaban (C1) siswa melakukan pengecekan kembali, kemudian dalam menarik kesimpulan (C2), siswa menarik kesimpulan hanya pada sebagian tes. Kata Kunci : Berpikir; Keirsey; Matematis. PENDAHULUAN Kemampuan pemecahan masalah merupakan kompetensi dalam kurikulum matematika yang harus dimiliki siswa (Suherman, 2015). Melalui kegiatan pemecahan masalah, aspekaspek yang penting dalam pembelajaran matematika dapat dikembangkan dengan baik. Di dalam dunia pendidikan matematika, biasanya masalah merupakan pertanyaan atau soal matematika yang harus dijawab atau direspon. Berdasarkan prapenelitian melaluli wawancara dengan seorang guru bidang studi matematika di MAN 2 Tulang Bawang Barat bernama Bapak Masagus Romli menyatakan bahwa pembelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional, didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber belajar, dan siswa masih merasa pasif menerima apa yang disampaikan guru. Kegiatan siswa meliputi siswa datang, duduk, menulis materi yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis, mendengarkan guru menjelaskan materi dan mengerjakan tugas. Keadaan ini menjadikan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, tingkat perhatian siswa rendah, dan cepat bosan bila mendengarkan penjelasan dari guru, serta banyak siswa yang ngantuk, malas mengerjakan tugas ketika mengikuti pembelajaran matematika. Hanya beberapa siswa yang aktif itu saja yang lebih mendominasi didalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Berangkat dari pembelajaran guru MAN 2 Tulang Bawang Barat, yang masih konvensional maka berdampak pada hasil belajar siswa pada materi statistika, banyak siswa yang mengalamai kesulitan memahami penyajian data dalam bentuk tabel, grafik maupun diagram dan masih banyak pula yang kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan membuat tabel frekuensi, menentukan rata-rata, median, modus. Kebanyakan siswa bekerja kurang memperhatikan langkah-langkah penyelesaianya. Hanya sebagian kecil siswa yang berhasil menuntaskan belajarnya. Siswa hanya mementingkan hasil akhir jawabanya, sehingga banyak langkah-langkah yang tidak di tempuh padahal merupakan langkah yang menentukan hasil jawaban akhir. Beberapa ahli menemukan beberapa cara dalam menyelesaikan masalah matematika, diataranya adalah Polya. Model pemecahan masalah menurut Polya terdiri dari empat model pemecahan masalah yang tersusun secara praktis dan sistematis. Dengan adanya langkahlangkah tersebut siswa dapat menyelesaikan masalah matematika dengan mudah. Lagkahlangkah dalam memecahkan masalah menurut Polya diantaranya adalah analyzing and understanding a problem, designing and planning a solution, exploring solution to difficult problem, verifying a solution. Langkah pertama dalam pemecahan masalah matematika menurut Polya, yaitu analyzing and understanding a problem menganalisis dan memahami masalah. Pada langkah ini, siswa 232 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 harus dapat menganalisis dan memahami masalah yang ada dengan cara menetukan dan mencari apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah tersebut. Langkah kedua yaitu designing and planning a solution merancang dan merencanakan solusi. Pada langkah ini, siswa harus dapat merancang dan merencanakan solusi yang ada berdasarkan apa yang telah diketahui dan ditanyakan pada masalah sesuai dengan langkah pertama. Langkah ke tiga yaitu exploring solution to difficult problem mencari solusi dari masalah. Pada langkah ini, siswa harus menentukan solusi untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada langkah kedua. Langkah ke empat yaitu verifying a solution memeriksa solusi. Pada langkah ini siswa harus dapat memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, apakah jawabanya sudah benar dan sesuai dengan apa yang ditanyakan pada masalah atau belum. Peserta didik tidak dapat menghindari dari kesulitan dalam belajar matematika. Harus disadari bahwa pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Menghindar dari kesulitan termasuk dalam belajar matematika hanya untuk tujuan pragmatis, mencari mudahnya saja, sama artinya dengan menjerumuskan diri dalam kebodohan, dan akan berhadapan dengan kesulitan lain yang lebih besar. Oleh karena itu siswa perlu berusaha memotivasi diri untuk lebih menyenangi matematika. Siswa perlu menanamkan dalam benaknya bahwa matematika itu penting (Yuwono, 2010). Topik tentang pemecahan masalah dimungkinkan akan terus mendominasi diskusi tentang kurikulum matematika di abad ke dua puluh satu. Para matematikawan, pendidik matematika, ahli psikologi, dan guru terus bekerja keras untuk mencari prosedur yang cocok sehingga membantu murid-murid menjadi pemecah masalah dalam situasi di dunia nyata (Yuwono, 2010). Dalam memecahkan masalah, siswa melakukan proses berpikir dalam benak sehingga siswa dapat sampai pada jawaban. Dalam pemecahan masalah matematika, tidak hanya kemampuan untuk menyelesaikan masalah saja yang diperlihatkan oleh siswa, tetapi juga diperlukan proses berfikir siswa yang baik (Syazali, 2015). Proses berfikir tersebut biasanya akan terjadi sampai siswa berhasil memperoleh jawaban yang benar. Mengetahui proses berpikir peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah matematika sebenarnya sangat penting bagi guru. Dengan mengetahui proses berpikir siswa, guru dapat melacak letak dan jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan terhadap kondisi peserta didik akan membuahkan suatu kesimpulan bahwa setiap peserta didik selalu mempunyai perbedaan. Perbedaan harus diterima dan dimanfaatkan dalam belajar. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat dijadikan sumber informasi belajar dan pemahaman bagi siswa itu sendiri. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa pasti sangat beragam, oleh karena itu proses berpikirnya pun pasti tidaklah sama (Dewiyani, 2012). Perbedaan tingkah laku pada setiap individu, peserta didik, maupun pengajar terjadi karena pengaruh dari kepribadian yang berbeda-beda. Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia sangat bermacam-macam, bahkan mungkin sama banyak dengan banyaknya orang, segolongan ahli berusaha menggolong-golongkan manusia ke dalam tipetipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah yang paling efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik. David Keirsey, seorang ahli bidang psikologi dari 233 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 California State University, menggolongkan tipe kepribadian menjadi 4 tipe, yaitu : Guardian, Artisan, Rational, dan Idealist (Dewiyani, 2012). Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalahan penelitian ini adalah “proses berpikir matematis siswa yang bertipe kepribadian manakah yang lebih dominan, dalam menyelesaikan permasalahan matematika khususnya pada siswa MAN 2 Tulang Bawang Barat Kelas XI IPA?”. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penlitian kualitatif. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan siswa. Wawancara dilakukan pada saat siswa sudah menyelesaikan atau memecahkan masalah matematika berdasarkan tipe kepribadian. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah 8 orang siswa kelas XI program ilmu alam MAN 2 Tulang Bawang Barat semester genap tahun ajaran 2015/2016. Delapan siswa tersebut terdiri dari 2 orang siswa bertipe kepribadian Guardian, 2 orang siswa bertipe kepribadian Artisant, 2 orang siswa bertipe kepribadian Rational, dan 2 orang siswa bertipe kepribadian Idealis. Peneliti menggunakan satu kelas untuk memberikan tes penggolongan tipe kepribadian Keirsey. Dari hasil tes tersebut dipilih 2 orang siswa tipe kepribadian Guardian, 2 orang siswa tipe kepribadian Artisan, 2 orang siswa tipe kepribadian Rational, dan 2 orang siswa tipe kepribadian Idealis. Dengan meminta pertimbangan dari guru. Pertimbangan tersebut terkait dengan salah satu kriteria penentuan subyek yaitu dipilih siswa yang dapat mengungkapkan secara bagus. Soal tes penggolongan tipe kepribadian menggunakan The Keirsey Temperament Sorter (KTS) yang dibuat oleh David Keirsey. Soal tesebut menggunakan bahasa Inggris sehingga harus di terjemahkan dalam bahasa Indonesia untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan dan memahami tes tersebut. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Proses analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik, yang berarti peneliti menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. peneliti menggunakan tes soal pemecahan masalah dan wawancara untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diatas dapat dilihat bahwa pada masalah yang pertama meliputi menganalisis dan memahami masalah, merancang dan merencanakan solusi, mencari solusi dari masalah, memeriksa solusi berikut rangkuman hasil proses berpikir siswa pada masalah pertama. Kode “P” berarti Peneliti. Kode “G.2” berarti Guardian pertama. Kode “G.3” berarti Guardian ketiga. Kode “A.1” berarti Artisan pertama. Kode “A.3” berarti Artisan ketiga. Kode “I.1” berarti Idelaist pertama 234 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Tabel 1. Rangkuman Hasil Proses Berpikir Siswa pada Masalah Pertama Proses Berpikir Yang Digunakan Tipe Menganalisis Merancang Kepribadian Dan Mencari solusi Memeriksa Dan Siswa Memahami Dari masalah Solusi Merencanakan solusi Masalah Dapat membaca 1. Pada saat menyusun 1. Dapat 1. Tidak masalah secara perencanaan masalah mengguakan memeriksa keseluruhan subjek G.2 rencana jawaban mengaitkan dan pemecahan 2. Tidak menyebutkan masalah dari menuliskan beberapa yang ia awal yaitu dapat apa yang ketahui tentang cara meyebutkan telah membuat tabel dengan benar dikerjakan idstribusi frekuensi yang diketahui pada 2. Dapat menentukan dan apa yang proses ini. rumus tepi atas dan ditanyakan dari tepi bawah kelas yang masalah. subjek ketahui 2. Belum dapat menyelesaikan masalah berdasarkan G.2 langkah-langkah pemecahan masalah yang telah disusun. (membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah menentukan range, banyak kelas, panjang kelas, batas atas kelas dan batas bawah kelas lalu membuat tabel). 1. Dapat 1. Pada saat menyusun 1. Tidak dapat 1 memeriksa dengan perencanaan masalah menyelesaiakan kembali G.3 mudah subjek G.3 mengaitkan masalah jawaban menyebutkan pengetahuan yang berdasarkan 235 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Proses Berpikir Yang Digunakan Tipe Kepribadian Siswa A.1 Menganalisis Dan Memahami Masalah apa yang diketahui apa yang ditanyakan dari masalah Merancang Dan Merencanakan solusi Mencari solusi Dari masalah Memeriksa Solusi telah diketahui untuk menyempurnakan tabel ditribusi frekuensi. langkahyang telah langkah diperoleh. pemecahan 2 meyakini masalah yag jawaban telah disusun yang telah (siswa hanya diperoleh memuat tabel sehingga ditribusi siswa tidak frekuensi mengganti dengan jawabanya. sepengetahuan siswa saja, sehingga jawaban yang peroleh belum tepat.) 1. Dapat 1. Pada saat menyususn 1. Belum dapat 1. Tidak dengan perencanaan masalah, menjewab memeriksa mudah subjek A.1 tidak dapat masalah solusi mebaca mengaitkan apa yang berdasarkan langkah masalah diketahui dengan apa langkahdemi secara yang ditanyakan langkah langkah keseluruhan 2. Tidak dapat mebuat pemecahan pekerjaan 2. Dapat dan tabel ditribusi frekuensi masalah yang yang telah mudah telah disusun dibuat. menyebutkan dan jawaban Hanya apa yang yang diperoleh mebuat diketahui belum tepat. coretpada masalah coretan dan pada menyebutkan kertas. apa yang ditanyakan 236 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Proses Berpikir Yang Digunakan Tipe Kepribadian Siswa A.3 I.1 Menganalisis Merancang Dan Mencari solusi Memeriksa Dan Memahami Dari masalah Solusi Merencanakan solusi Masalah 1. Dapat 1. Pada saat menyususn 1. Belum dapat 1. Tidak menyebutkan perencanaan masalah, menjewab memeriksa apa yang subjek A.3 tidak dapat masalah solusi diketahui apa mengaitkan apa yang berdasarkan langkah yang diketahui dengan apa langkahdemi ditanyakan yang ditanyakan langkah langkah dari masalah 2. Tidak dapat mebuat pemecahan pekerjaan tabel ditribusi masalah yang yang telah frekuensi telah disusun dibuat. dan jawaban yang diperoleh belum tepat. 1. Dapat 1. Pada saat menyusun 1. Belum dapat 1. Tidak dengan perencanaan masalah mejawab memeriksa mudah subjek I.1 mengaitkan masalah sesuai solusi mebaca dan menyebutkan dengan langkah masalah beberapa yang ia langkahdemi secara ketahui tentang cara langkah langkah keseluruhan membuat tabel pemecahan pekerjaan 2. Dapat dan distribusi frekuensi. masalah yang yang telah mudah 2. Dapat membuat tabel telah disusun dibuat. menyebutkan distribusi frekuensi dan tabel apa yang sesuai kemampuan ditribusi yang diketahui siswa dilakukan pada masalah belum tepat. dan menyebutkan apa yang ditanyakan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan di atas dapat dilihat bahwa pada masalah yang pertama meliputi menganalisis dan memahami masalah, merancang dan merencanakan solusi, mencari solusi dari masalah, memeriksa solusi berikut rangkuman hasil proses berpikir siswa pada masalah kedua: 237 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Tabel 2. Rangkuman Hasil Proses Berpikir Siswa Pada Masalah Kedua Proses berpikir yang digunakan Tipe Menganalisis Merancang kepribadian Dan Dan Mencari solusi Memeriksa Siswa Memahami Merencanakan Dari masalah solusi masalah solusi 1 Dapat dengan 1. Dapat 1. Dapat 1. Tidak mudah mebaca menyebutkan menyelesaiakan memeriksa masalah secara pengetahuan masalah solusi keseluruhan pendukung (siswa berdasarkan langkah 2 Dapat dengan dapat menuliskan langkahdemi mudah rumus tabel langkah langkah menyebutkan ditribusi kumulatif pemecahan pekerjaan apa yang “lebih dari”) masalah yag yang telah diketahui dan Pada saat telah disusun dibuat. G.2 apa yang menyusun (siswa hanya Hanya ditanyakan dari perencanaan membuat tabel mebuat masalah. masalah subjek frekuensi coretG.2 mengaitkan kumulatif “lebih coretan pengetahuan yang dari”. da ogive pada kertas. telah diketahui positif. meki untuk jawaban yang menyempurnakan diperoleh tabel ditribusi belum tepat). frekuensi. 1. Dapat membaca 1. Dapat 1. Dapat 1. siswa apa yang menyebutkan menjawab memeriksa diketahu dan pengetahuan masalah kembali apa yang pendukung (siswa dengan jawaban ditanyakan dari dapat menuliskan berdasarkan yang masalah. rumus tabel langkahdidapat. 2. Dapat dengan ditribusi kumulatif langkah 2. Meyakini mudah “kurang dari” dan pemecahan hasil menyebutkan “lebih dari”) masalah yang pemecahan G.3 apa yang 2. Pada saat telah disusun masalah diketahui apa menyusun mulai mebuat yang yang ditanyakan perencanaan tabel frekuensi diperoleh dari masalah masalah subjek kumaltif G.3 mengaitkan “kurang dari”. pengetahuan yang telah 2. Degan diketahui untuk membuat menyempurnakan taebel 238 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Proses berpikir yang digunakan Tipe Menganalisis Merancang kepribadian Dan Dan Mencari solusi Memeriksa Siswa Memahami Merencanakan Dari masalah solusi masalah solusi tabel ditribusi frekuensi frekuensi. kumulatif kemudian menentukan ogive positif dan ogive negatif sehingga siswa dapat mendapatkan jawaban meskipun jawaban yang diperoleh belum sesui dengan yang diminta. 1. Dapat dengan 1. Pada saat 1. Belum dapat 1. Tidak mudah mebaca menyususn menjewab memeriksa masalah secara perencanaan masalah solusi keseluruhan masalah, subjek berdasarkan langkah 2. Dapat dan A.1 tidak dapat langkahdemi mudah mengaitkan apa langkah langkah menyebutkan yang diketahui pemecahan pekerjaan apa yang dengan apa yang masalah yang yang telah A.1 diketahui pada ditanyakan telah disusun dibuat. masalah dan 2. Tidak dapat dan jawaban Hanya menyebutkan mebuat tabel yang diperoleh mebuat apa yang ditribusi frekuensi belum tepat. coretditanyakan. coretan pada kertas. A.3 1. Dapat menyebutkan apa yang diketahui apa yang 1 Pada saat menyususn perencanaan masalah, subjek A.3 tidak dapat 1. Belum dapat menjewab masalah berdasarkan langkah- 1. Tidak memeriksa solusi langkah demi 239 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Tipe kepribadian Siswa I.1 Proses berpikir yang digunakan Menganalisis Merancang Dan Dan Mencari solusi Memahami Merencanakan Dari masalah masalah solusi ditanyakan dari mengaitkan apa langkah masalah yang diketahui pemecahan dengan apa yang masalah yang ditanyakan telah disusun 2 Tidak dapat dan jawaban mebuat tabel yang diperoleh ditribusi frekuensi belum tepat. Memeriksa solusi langkah pekerjaan dikarenakan siswa tidak dapat menjawab pertayaan. 1. Dapat dengan 1. Pada saat 1. Belum dapat 1. Tidak mudah mebaca menyusun mejawab memeriksa masalah secara perencanaan masalah sesuai solusi keseluruhan masalah subjek dengan langkah 2. Dapat dan I.1 mengaitkan langkahdemi mudah dan menyebutkan langkah langkah menyebutkan beberapa yang ia pemecahan pekerjaan apa yang ketahui tentang masalah yang yang telah diketahui pada cara membuat telah disusun dibuat. masalah dan ogive negatif dan dan hasil yang menyebutkan ogive positif. diperoleh apa yang 2. Tidak dapat belum sesuai ditanyakan. membuat tabel dengan yang frekuensi diminta. kumulati “urang dari” dan “lebih dari” Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan di atas dapat dilihat bahwa pada masalah yang pertama meliputi menganalisis dan memahami masalah, merancang dan merencanakan solusi, mencari solusi dari masalah, memeriksa solusi berikut rangkuman hasil proses berpikir siswa pada masalah ketiga: Tabel 3. Rangkuman Hasil Proses Berpikir Siswa Pada Masalah Ketiga 240 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Tipe kepribadian Siswa G.2 G.3 Menganalisis Dan Memahami masalah 1 Dapat dengan mudah mebaca masalah secara keseluruhan 2 Dapat dengan mudah menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah. 1 Dapat membaca apa yang diketahu dan apa yang ditanyakan dari masalah. 2 Dapat dengan mudah menyebutkan apa yang diketahui apa yang ditanyakan dari masalah Proses berpikir yang digunakan Merancang Dan Mencari solusi Memeriksa Merencanakan Dari masalah solusi solusi 1. Dapat 1. Dapat 1. Dapat menyebutkan menyelesaiakan memeriksa pengetahuan masalah solusi pendukung berdasarkan langkah tentang diagram langkah-langkah demi (lingkaran, pemecahan langkah batang. masalah yag pekerjaan histogram) telah disusun yang telah 2. Pada saat (siswa dapat dibuat. menyusun menbuat Hanya perencanaan diagram mebuat masalah subjek lingkaran, coretG.2 mengaitkan diagram batang, coretan pengetahuan histogram dan pada yang telah poligon kertas. diketahui untuk frekuensi.dengan menyempurnakan benar. gambar diagram. 1. Dapat 1. Dapat menjawab 1 Dapat menyebutkan masalah dengan memeriksa pengetahuan berdasarkan kembali pendukung langkah-langkah hasil yang tentang diagram pemecahan diperoleh. (lingkaran, masalah yang 2 Meyakini batang. telah disusun terhadap histogram) mulai mebuat langkah 2. Pada saat diagram. pemecahan menyusun masalah perencanaan yang masalah subjek dilakukan. G.3 mengaitkan pengetahuan yang telah diketahui untuk menyempurnakan gambar diagram. 241 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Proses berpikir yang digunakan Tipe Menganalisis Merancang kepribadian Dan Dan Mencari solusi Memeriksa Siswa Memahami Merencanakan Dari masalah solusi masalah solusi 1. Dapat 1. Pada saat 1 Dapat menjewab 1. Dapat dengan menyususn masalah meneliti mudah perencanaan berdasarkan lagkah mebaca masalah, subjek langkah-langkah pemecahan masalah A.1 dapat pemecahan masalah secara mengaitkan apa masalah yang yang telah keseluruhan yang diketahui telah disusun disusun. 2. Dapat dan dengan apa yang A.1 mudah ditanyakan menyebutkan apa yang diketahui pada masalah dan menyebutkan apa yang ditanyakan. 1. Dapat 1. Pada saat 1. Dapat menjawab 1. Memeriksa menyebutkan menyususn masalah solusi apa yang perencanaan berdasarkan langkah diketahui apa masalah, subjek langkah-langkah demi yang A.3 dapat pemecahan langkah ditanyakan mengaitkan apa masalah yang pekerjaan dari masalah yang diketahui telah disusun 2. Dapat dan dengan apa yang meski ada A.3 mudah ditanyakan jawaban yang menyebutkan 2. siswa dapat tidak dijawab. apa yang membuat diketahui diagram pada masalah dan menyebutkan apa yang ditanyakan 1. Dapat dengan 1. Pada saat 1. Dapat menjawab 1. Dapat mudah menyusun masalah memeriksa I.1 mebaca perencanaan berdasarkan solusi masalah masalah subjek I.1 langkah-langkah langkah 242 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Tipe kepribadian Siswa Menganalisis Dan Memahami masalah secara keseluruhan 2. Dapat dan mudah menyebutkan apa yang diketahui pada masalah dan menyebutkan apa yang ditanyakan. Proses berpikir yang digunakan Merancang Dan Mencari solusi Merencanakan Dari masalah solusi mengaitkan dan pemecahan menyebutkan masalah yang beberapa yang ia telah disusun ketahui tentang meski ada cara membuat jawaban yang ogive negatif dan tidak dijawab. ogive positif. Memeriksa solusi demi langkah pekerjaan yang telah dibuat. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pengambilan data menggunakan dua teknik yang berbeda yaitu teknik observasi dan teknik wawancara, tidak ditemukan perbedaan data yang diperoleh, yaitu untuk memahami masalah siswa tidak merasa kesulitan dalam memahami masalah siswa dapat menentukan apa yang diketuhi dan apa yang ditanyakan dari soal. Meskipun terdapat sedikit kesulitan untuk memahami masalah nomor satu, akhirnya siswa dapat memahami masalah dengan cara membaca sola secara berulang-ulang. Analisis proses berpikir siswa Guardian dalam memecahkan masalah matematika mengacu pada langkah-langkah Polya, dimulai dari proses berpikir siswa dalam memahami masalah, menyusun recana penyelesaian, menyelesaikan masalah ssuai perencanaan, sampai memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa siswa Guardian dalam memahami masalah baik pada masalah pertama, kedua, dan ketiga siswa dapat secara langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan pada masalah dengan lancar dan benar. Siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah dan siswa menggunakan semua hal yang diketahui untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa dapat memahami masalah. Hasil analisis data berikutnya adalah siswa Guardian menyusun rencana penyelesaian, baik pada masalah pertama sampai ketiga. dalam menyusun rencana penyelesaian, siswa dapat menentukan dengan lancar langkah apa saja yang digunakan untuk bisa menyelesaikan masalah kecuali pada masalah nomor satu, pada soal nomor satu siswa tidak dapat menyusun rencana penyelesaian. Siswa kesulitan menentukan langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi. Sehingga siswa memutuskan untuk tidak menulisakan jawaban. Dalam menyusun rencana penyelesaian pada masalah nomor dua siswa Guardian tidak keseluruhan dalam menuliskan langkah penyelesaianya sedang pada masalah nomor tiga siswa Guardian dapat 243 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 menelesaikan masalah dengan benar. dengan demikin dapat dikatakan bahwa aiawa Guardian dapat menyelesaikan masalah dengan perencanaan. Pemeriksaan kembali hasil yang telah diperoleh, siswa Guardian meyakini dari hasil yang telah diperolehnya, siswa dapat dengan lancar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya, yaitu dengan melihat kesesuaian antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang diketahui pada masalah. dengan demikian, dapat dikatakan bahawa siswa Guardian memriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Analisis porises berpikir yang dilakukan siswa Artisan dalam memecahkan masalah matematika mengacu pada langkah-langkah polya, di mulai dari proses berpikir siswa dalam menganalisis masalah, menyusun rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan, sampai memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa siswa Artisan dalam memahami masalah baik pada masalah pertama maupun masalah ketiga, siswa dapat secara langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan hal yang ditanya pada masalah denganlancar dan benar, baik pada masalah pertama maupun masalah ketiga. siswa tidak memerlukan informasi lain untuk dapat menyelesaikan masalah selain hal-hal yang telah diketahui pada masalah dan siswa menggunakan semua hal yang diketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut. dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa dapat menganalisis dan memahami masalah. Hasil analisis data selanjutnya adalah siswa Artisan dalam memnyusun rencana penyelesaian, pada masalah pertama dan kedua siswa Artisan baik A.1 dan A.2 tidak dapat menentukan langkah apa saja yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan lancar dan benar. siswa tidak dapat menyebutkan apa saja langkah-langkah yang akan digunakan sehingga siswa tidak mendapatkan jawaban yang benar. siswa merasa kesulitan untuk menentukan langkah penyelesaian masalah. sedangkan pada masalah ke tiga siswa A.1 dan A.2 dapat menentukan langkah apa yang akan digunakan dalam memnyelesaikan masalah ketiga, namun sedikit kurang lancar. Penyelesaian masalah sesuai dengan perencanaan, siswa Artisan tidak dapat meyelesaikan masalah pertama dan kadua, pada masalah ketiga siswa A.1 dan A.2 dapat meyelesaikan masalah sesuia dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelunya yaitu dengan menggambar diagram lingkaran, batang. siswa tidak menuliskan rumus dalam membuat diagram lingkaran dan hanya mengira-ngira saja. dengan demikian siswa melakuka proses berpikir dalam menyelesaikan permasalahan sesuai perencanaan pada masalah nomor tiga. Pemeriksaan kembali hasil yang elah diperoleh, siswa Artisan tidak dapat meyakini hasil yang telah diperoleh, pada hasil jawaban nomor tiga. siswa tidak menentukan dengan lancar dan benar rumus membuat diagram lingkaran siswa hanya mengira-ngira jawaban. dengan demikin siswa Artisan tidak melakukan proses berpikir dalam memeriksa kemabli hasil yang diperoleh. Analisis proses berpikir yang dilakukan siswa Idealist dalam memecahkan masalah matematika mengacu pada langkah-langkah polya, di mulai dari proses berpikir siswa dalam menganalisis masalah, menyusun rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan, sampai memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. 244 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa siswa Idealist dalam memahami masalah baik pada masalah pertama maupun masalah ketiga, siswa dapat secara langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan hal yang ditanya pada masalah denganlancar dan benar, baik pada masalah pertama maupun masalah ketiga. siswa tidak memerlukan informasi lain untuk dapat menyelesaikan masalah selain hal-hal yang telah diketahui pada masalah dan siswa menggunakan semua hal yang diketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut. dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa dapat menganalisis dan memahami masalah. Hasil analisis data selanjutnya adalah siswa Idealist dalam menyusun rencana penyelesaian, pada masalah pertama siswa Idealist tidak dapat menentukan langkah apa saja yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan lancar dan benar. siswa tidak dapat menyebutkan apa saja langkah-langkah yang akan digunakan sehingga siswa tidak mendapatkan jawaban yang benar. siswa merasa kesulitan untuk menentukan langkah penyelesaian masalah. sedangkan pada masalah ke kedua dan tiga siswa Idealist dapat menentukan langkah apa yang akan digunakan dalam memnyelesaikan masalah ketiga, namun sedikit kurang lancar. dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa Idealist dapat menyusun rencana penyelesaian. Penyelesaian masalah sesuai dengan perencanaan, siswa Idealist tidak dapat meyelesaikan masalah pertama dan kadua, pada masalah ketiga siswa Idealist dapat meyelesaikan masalah sesuia dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelunya yaitu dengan menggambar diagram lingkaran, batang. dengan demikian siswa melakuka proses berpikir dalam menyelesaikan permasalahan sesuai perencanaan pada masalah nomor tiga. Pemeriksaan kembali hasil yang elah diperoleh, siswa Idealist baik pada masalah pertama maupun kedua dan ketiga. siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, pada masalah ketiga. siswa dapat menentukan dengan lancar dan benar cara memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya, yaitu dengan melihat kesesuaian antara hasil yang telah diperoleh dengan yang diketahui pada masalah. dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa Idealist melakukan proses berpikir dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan dari hasil wawancara terlihat bahwa selama siswa menyelesaikan masalah, siswa tidak pernah mengeluh terhadap maslaah yang diberikan. jika siswa mengalami keraguan dalam menyelesaikan masalah, siswa tidak pernah putus asa dan selalu berusaha untuk bisa menyelesaikan masalah, siswa tidak pernah putus asa dan berusaha untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut sehingga mendapatkan hasil yang baik. siswa tidak begitu saja percaya Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa selama siswa menyelesaikan masalah, siswa tidak pernah mengeluh terhadap masalah yang diberikan. jika siswa mengalmi kesultan dalam menyelesaikan masalah, siswa mencari masalah lain yang bisa diselesaikan terlebih dahulu sehingga tidak memakan waktu yang diberikan. siswa melakukan pemeriksaan kembali terhadap hasil yang diperoleh, siswa meyakini hasil yang telah didapat sehingga siswa tidak mengganti jawaban yang telah diperoleh. Hal ini sesuai dengan teori Keirsey yang mengatakan bahwa orang dengan tipe kepribadian Guardian adalah tipe orang yang konservatif kurang menyenangi perubahan, 245 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 kurang menyenangi hal yang baru, pandai dalam memimpin, teliti, memiliki ingatan yang kuat, mengerjakan sesuatu tepat waktu, menyukai pengulangan dan drill dalam menerima materi. Lain dengan seseorang yang bertipe kepribadian Artisan, orang yang bertipe kepribadian Artisan adalah tipe orang yang senang bertindak sebelum berfikir, mengikuti kata hati, melakukan sesuatu ketika mendesak, seslalu ingin menjadi perhatian, cenderung tergesagesa, cepat bosan. Sedangkan tipe Idealist adalah tipe orang yang pengamat yang tajam, lebih suka menyelesaikan tugas secara pribadi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan maka proses berpikir matematis siswa yang lebih dominan adalah siswa yang bertipe kepribadian Guardian, dalam memecahkan masalah matematika di mulai dengan penerimaan informasi yang ditandai dengan memahami masalah meliputi mengetahui apa yang diketahui (M1), mengetahui apa yang ditanyakan (M2), mengetahui syarat-syarat yang diperlukan dalam pemecahan masalah (M3), serta membuat model maematika dari masalah dengan pengertian sendiri (M4). Kemudia dilanjutkan dengan pengolahan informasi yang ditandai dengan melaksanakan rencana penyelesaian dari masalah (R1) dan dilanjutkan dengan melaksanakan pelaksanaan rencana untuk mendapatkan jawaban (P1), namun langkah-langkahya kurang lengkap. Sedangkan dalam pengecekan kembali jawaban (C1) siswa melakukan pengecekan kembali, kemudian dalam menarik kesimpulan (C2), siswa menarik kesimpulan hanya pada sebagian tes. Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, pembelajaran pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya disarankan kepada guru matematika sebagai berikut. 1. Guru harus dapat memberikan motovasi dan perhatian yang lebih kepada siswa yang bertipe kepribadian berbeda-beda pada saat siswa dihadapkan dengan soal matematika dalam bentuk pemecahan masalah. 2. Guru harus membiasakan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah-langkah Polya untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan masalah. 3. Dalam memahami masalah, guru harus membiasakan siswa untuk dapat menuliskan halhal yang diketahui dan membiasakan siswa untuk dapat memerikasa kembali hasil yang telah diperoleh setealh siswa menyelesaikan masalah. Agar siswa dapt meyakini hasil yang telah diperolehnya. 4. Guru harus membiasakan dan dapat memberikan dorongan kepada siswa agar siswa dapat lebih kreatif untuk menemukan cara lain dalam menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Daftar Pustaka Dewiyani. (2012). The Thinking Process Profile The Students of Informatics System Departement in Solving The Mathematics Problem Based on The Personality Type and Gender. Prosiding Seminar Nasional (p. 61). Surabaya: STIKOM. 246 Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016, Hal 231 - 248 Suherman. (2015). Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Pola Bilangan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 81-90. Syazali, M. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis . Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 91-98. Yuwono, A. (2010). Profil Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kpribadian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 247