Orang yang terinfeksi ulang Hepatitis C lebih mungkin untuk menghapus virus secara spontan, menunjukkan imunitas parsial Oleh: Liz Highleyman, hivandhepatitis.com, 26 Januari 2010 Tidak seperti penyakit yang hanya didapat sekali karena tubuh mengembangkan kekebalan, infeksi HCV dapat terjadi lagi setelah penghapusan spontan atau suksesnya pengobatan. Namun, tidak jelas seberapa sering hal ini terjadi atau apakah sistem kekebalan memberikan beberapa tingkat perlindungan terhadap infeksi ulang. William Osburn dari Johns Hopkins dan rekan-rekannya mengikuti kelompok pengguna narkoba suntikan aktif (injecting drug user/IDU)--sebuah kelompok dengan pajanan terhadap HCV terus-menerus – yang telah secara spontan mengendalikan infeksi awal untuk menentukan apakah penghapusan virus pada awal infeksi memberikan perlindungan terhadap infeksi kronis di masa depan (bertahan lebih dari 6 bulan). Studi ini melibatkan 22 IDU aktif yang telah menghapus HCV pada infeksi utama selama setidaknya 60 hari. Peserta dimonitor setiap bulan untuk memeriksa kembali infeksi, yang didefinisikan sebagai deteksi infeksi HCV baru. Perlindungan kekebalan dinilai berdasarkan pada besarnya dan lamanya viremia (virus yang dapat dideteksi dalam darah) setelah infeksi dan re-generasi sel T dan tanggapan netralisasi antibodi. Hasil • Infeksi ulang HCV terjadi pada 11 IDU – atau 50% dari studi peserta – yang sebelumnya mengendalikan secara spontan infeksi primer HCV. • 83% dari pasien yang terinfeksi ulang menunjukkan penghapusan virus secara spontan untuk kedua kalinya – yang jauh lebih tinggi – sekitar 25% dari orang yang secara alami menghapus virus pada infeksi awal. • Durasi dan tingkat maksimum viremia selama episode berikutnya dari infeksi ulang secara signifikan lebih rendah daripada yang terlihat pada infeksi awal pada individu yang sama. • Berbeda dengan infeksi kronis, infeksi ulang HCV dikaitkan dengan peningkatan yang signifikan dalam luasnya tanggapan sel T. • Antibodi yang menetralkan terhadap “partikel semu” HCV terdeteksi dalam 60% dari peserta yang terinfeksi kembali selama infeksi akut. Sebaliknya, antibodi reaktif silang yang menetralisir jarang terdeteksi pada orang-orang yang mengembangkan infeksi kronis. Berdasarkan hasil ini, para peneliti menyimpulkan, “infeksi ulang HCV dikaitkan dengan penurunan besaran dan durasi viremia (dibandingkan dengan infeksi awal), memperluas respons imun selular, dan generasi tanggapan silang reaktif humoral.” “Temuan ini konsisten dengan perkembangan kekebalan adaptif yang tidak mensterilkan, tapi melindungi terhadap penyakit kronis,” tambah mereka. Hasil ini penting karena jika infeksi HCV dapat memicu produksi sel T dan/atau menetralkan tanggapan antibodi, adalah lebih mungkin bahwa vaksin yang efektif dapat dikembangkan. Department of Medicine & Department of Oncology, Johns Hopkins Medical Institutions, Baltimore, MD; Department of Infectious Diseases, Southwest Hospital, Third Military Medical University, Chongqing, China. Ringkasan: People Re-infected with Hepatitis C Are More Likely to Spontaneously Clear Virus, Indicating Partial Immunity Sumber: WO Osburn, BE Fisher, KA Dowd, and others. Spontaneous Control of Primary Hepatitis C Virus Infection and Immunity against Persistent Reinfection. Gastroenterology 138(1): 315-324 (Abstract). January 2010. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/