BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan titik sentra perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Ketika pemasar mengetahui bahwa konsumen yang menginginkan produknya hanya sebagian kecil saja dari suatu populasi, dan dengan karakteristik yang khusus, maka upaya-upaya pemasaran bisa diarahkan dan difokuskan pada kelompok tersebut. Dengan memfokuskan bidikan, maka biaya yang dikeluarkan untuk promosi akan lebih murah dan tepat sasaran. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen secara individu seperti persepsi, cara memperoleh informasi, sikap, kepribadian dan gaya hidup perlu dianalisis. Selain itu perlu dianalisis faktor lingkungan seperti budaya, kelas sosial, kelompok rujukan, keluarga dan lainnya yang semuanya bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Para pemasar yang memahami perilaku konsumen juga kan mampu mempengaruhi perilaku tersebut sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan pemasar. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu dan merek tertentu yang ditawarkan pemasar tersebut. Proses mempengaruhi konsumen biasanya dilakukan melalui strategi pemasaran yang tepat. 4 Pemasaran adalah adanya pertukaran dari satu pihak dengan pihak lain, baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun yang sifatnya luas dan kompleks (Nugroho J. Setiadi, 2005:6). Pemasaran merupakan ujung tombak dari perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan meningkatkan keuntungan. Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi. Phillip Kotler (2005:10) Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Dengan mengacu kepada beberapa definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pemasaran adalah segala sesuatu atau apa saja yang ditawarkan di suatu pasar untuk mendapat perhatian untuk dibeli, dipakai atau dikonsumsi, yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 2.2 Fungsi Pemasaran Marketing atau Pemasaran adalah suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. 5 Dengan adanya pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai atau disukai. Fungsi-Fungsi Pemasaran : 1. Fungsi Pertukaran Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali. 2. Fungsi Distribusi Fisik Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan. 3. Fungsi Perantara Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko, pembiayaan, standarisasi / penggolongan produk. 6 pencarian informasi serta 2.3. Pengertian Perilaku Konsumen Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Nugroho J. Setiadi, 2003:3). Perilaku konsumen (Supranto & Nandan Limakrisna, 2007:4) Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk barang dan jasa termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. Dari definisi tersebut diatas terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu :(1) perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; serta (3) hal tersebut melibatkan pertukaran. Perilaku konsumen adalah dinamis. Itu berarti bahwa perilaku konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian 7 pula pada pengembangan strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran. Itu merupakan hal terakhir yang di tekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. 2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangananggapan (stimulus-respond model) yang di perhatikan pada gambar 2.1.Rangsangan pemasaran dan Lingkungan masuk ke kesadaran pembeli Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas Pemasar adalah memahami apa yang terjadi pada kesadaran pmbeli sejak masuknya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam. 8 Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benarbenar diperhitungkan. Menurut Phillip Kotler (2005:203) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli (kotler 2004:183) Perangsang Penjualan Perangsang Lainnya Ciri-ciri pembeli Proses keputusan pembeli Keputusan pembeli Produk Harga Saluran Pemasaran Promosi Ekonomi Teknologi Politik Budaya Budaya Sosial Pribadi Psikologi Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Pemilihan Produk Pemilihan merk Pemilihan saluran Pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah pembelian 2.4.1. Faktor-Faktor Budaya Faktor budaya mempunyai pengaruh paling luas dan dalam terhadap perilaku konsumen yang termasuk dalam faktor budaya meliputi kultur, sub kultur dan kelas sosial. a) Budaya Merupakan penentuan keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Kumpulan nilai nilai dasar, presepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seseorang anggota masyarkat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. 9 b) Sub budaya Dimana sub budaya lebih menampakkan identifiksi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya mencakup kebangsaan , agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. c) Kelas sosial Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. 2.4.2 Faktor-Faktor Sosial Sebagai tambahan terhadap faktor kebudayaan, perilaku konsumen dipengaruhi juga oleh faktor sosial, meliputi kelompok kelompok referensi, kelompok peran dan status. a) Kelompok Acuan Kelompok acuan seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok disasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak sesuai oleh individu. 10 b) Keluarga Organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. c) Peran dan status Seseorang Umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya, keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. 2.4.3. Faktor-Faktor Pribadi Karakteristik pribadi membentuk individu-individu yang unik dan memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian, yang termasuk dalam kelompok perseorangan meliputi : usia dan tahap siklus, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. a) Usia dan tahap siklus hidup Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengindentifikasikan tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk atau jasa tertentu. 11 c) Gaya hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. d) Kepribadian dan konsep diri Yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia (human psychological tratis) yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. \ 2.4.4 Faktor-Faktor Psikologi Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama-motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. a) Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak. b) Persepsi Proses yang dilalui orang dalam memilih, mengordinasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berari mengenal dunia, bentuknya: 12 1. Perhatian selektif adalah kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi. 2. Distorsi selektif adalah menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah diyakini. 3. Ingatan selektif adalah kecenderungan dalam mempertahankan informasi yang mendukung pendirian dan kepercayaan orang. c) Proses belajar Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. d) Kepercayaan dan sikap Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. 2.5 Motivasi Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah merupakan tugas penting bagi para produsen, untuk itu pihak produsen atau perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk yang ditujukan pada konsumen harus memiliki strategi yang jitu. Untuk itu perusahaan harus memahami konsep perilaku konsumen agar konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan melakukan transaksi pembelian dan merasakan kepuasan terhadap produk yang ditawarkan sehingga konsumen menjadi pelanggan tunggal (loyal). Di dalam hal ini produsen harus memahami konsep motivasi konsumen di dalam melalukan 13 pembelian. Para produsen kebanyakan kurang dapat memahami motivasi yang lebih mendalam mengenai konsumennya, mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Bagaimanapun juga pemasar atau produsen harus mempelajari keinginan, preferensi, serta perilaku belanja dan pembelian pelanggan pasar sasarannya. Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. ketidakcocokan Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diiginkan atau yang disukai. Karena ketidak cocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang dipacu sebagai dorongan (drive). Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar pula urgensi respon yang dirasakan. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan bersifat psikogenis yaitu kebutuhan yang muncul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. 2.5.1 Teori-teori motivasi: 1) Teori motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian besar bersifat dibawah 14 sadar. Freud melihat bahwa seseorang akan menekan berbagai keinginan seiring dengan proses pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan sosial. 2) Teori motivasi Maslow, menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Mengapa seseorang mempergunakan waktu dan energi yang besar untuk mengejar harga diri? Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki, dari kebutuhan yang paling mendesak hingga yang kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri . 3) Teori motivasi Herzberg, mengembangkan “teori motivasi dua faktor” yang membedakan antara faktor yang menyebabkann ketidakpuasan dan faktor yang menyebabkan kepusan. Teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual haruslah menghindari faktor-faktor yang menimbulkan kepuasaan. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan atau motivator-motivator utama dari pembelian dipasar komputer dan memastikan hal-hal ini tersedia. 2.5.2. Dinamika Proses Motivasi Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian serta konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu manfaat utilitarian dan manfaat hedonik atau pengalaman. 15 Manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional yang objektif. Manfaat hedonik, sebaliknya, mencakupi respon emosional, kesenangan, panca indera, mimpi, dan pertimbangan estetis. Kriteria yang digunakan sewaktu mempertimbangkan manfaat hedonik bersifat subjektif dan simbolik. Kedua jenis manfaat menjadi diekspresikan sebagai kriteria evaluatif yang digunakan di dalam proses penimbangan dan penyeleksian alternatif terbaik. Ekspresi motivasi dalam pembelian dan pemakaian produk ( Manfaat Utilitarian dan Hedonistik), dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.2. Model Perilaku Pembeli (kotler 2005:203) Utilitarian (sifat produk yang objektif) Evaluasi alternatif, Pembelian, Pemakaian Kebutuhan Hedonik/Pengalaman (subjek/emosional) Agar permberian motivasi berjalan dengan lancar maka harus ada proses motivasi yang jelas. Proses motivasi tersebut terdiri dari: 16 a) Tujuan Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu. b) Mengetahui Kepentingan Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata. c) Komunikasi Efektif Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka lakukan. d) Integrasi Tujuan Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar, sedangkan tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Kedua kepentingan diatas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi. e) Fasilitas Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan 17 Gambar 2.3. Model Perilaku Konsumen (kotler 2005:203) 6.Kebutuhan yang tidak terpenuhi terpenuhi dinilai kembali oleh konsumen 1. Kebutuhan yang tidak terpenuhi 2. Mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan KONSUMEN 3. Perilaku yang berorientasi pada tujuan 5.Imbalan atau hukum 4.Hasil karya (evaluasi dari tujuan yang tercapai) 2.6. Proses keputusan pembelian Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Lihat Gambar berikut: Gambar 2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembeli (Kotler 2004:204) Mengenali Kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alterntif 18 Keputusan membeli Perilaku Pasca pembelian Tugas pemasaran adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi, dan resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada teman-teman mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian. Gambar diatas, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang. 2. Pencarian Informasi. Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. 19 Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang di pertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relative dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok: 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2. Sumber Komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran. 3. Sumber umum : media masa organisasi konsumen 4. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk. Informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi dan atau evaluasi. 3. Evaluasi alternatif. Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir? Ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. 20 4. Keputusan membeli. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang palig disukai. 5. Perilaku sesudah Pembelian. Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau keidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Dengan pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli, para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Juga dengan mengerti berbagai partisipasi dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama dalam perilaku membeli mereka, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang lebih efektif bagi pemasaran mereka. 2.6.1 Jenis Pengambilan Keputusan Konsumen Konsumen memiliki bermacam-macam cara dalam memutuskan pembeliannya, tergantung waktu yang tersedia dan jenis produk yang akan dibelinya, tingkat risiko, serta tingkat keterlibatannya. Ada pun jenis keputusan 21 yang akan dibahas di sini adalah penyelesaian masalah yang berkelanjutan, penyelesaian masalah yang terbatas, dan tanggapan yang dipertimbangkan. a) Penyelesaian masalah yang berkelanjutan Dalam hal ini konsumen akan melakukan pencarian informasi, baik secara internal mau pun eksternal, menghabiskan banyak waktu untuk mencari solusi terbaik secermat mungkin. Masalah ini biasanya berkaitan dengan produk yang tidak biasa, di mana konsumen tidak memiliki pengalaman sebelumnya, tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk, dan akan menanggung risiko keuangan yang tidak kecil, seperti untuk pembelian mobil, rumah, dan produk-produk lainnya, yang menuntut keterlibatan tinggi dari pembelinya. Komunikasi pemasaran harus diarahkan pada penyediaan banyak informasi guna membantu proses pengambilan keputusan. Ketentuan informasi melalui literatur penjualan seperti brosur dan selebaran, situs web, keberadaan sales person, demo produk, dan iklan. b) Penyelesaian masalah yang terbatas Dalam hal ini konsumen biasanya telah memiliki pengalaman produk, atau telah sering melakukan pencarian secara internal dan eksternal untuk memperoleh informasi terbaru atau untuk meyakinkan bahwa keputusannya telah tepat. Komunikasi pemasaran diarahkan pada pemberian informasi mengenai perubahan produk atau hal-hal baru tentang produk, seperti misalnya penerbitan majalah atau pun katalog secara rutin yang dikirimkan pada pelanggan secara cuma-cuma. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga 22 ingatan konsumen/pelanggan dan memberikan perhatian kepada mereka, sehingga diharapkan konsumen akan semakin loyal, meningkatkan konsumsi produk, atau mendorong komunikasi lisan untuk menarik konsumen barru. c) Perilaku respon masyarakat Dalam hal ini konsumen lebih mengandalkan informasi eksternal, dan hanya memerlukan sedikit waktu mau pun usaha. Mereka telah melakukan beberapa pembelian sehingga memiliki banyak pengalaman mengenai produk. Biasanya keputusan pembelian semacam ini dilakukan untuk produk seharihari seperti sabun, pasta gigi, dan sebagainya. Komunikasi pemasaran hendaknya difokuskan pada usaha mengingatkan konsumen, memberikan pembelajaran, dan pembelajaran ini dapat ditingkatkan melalui pengulangan pesan, selain pengulangan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian dan kesadaran konsumen akan keberadaan produk atau merek. 2.6.2 Resiko Pembelian Hal terpenting terkait dengan proses keputusan pembelian adalah tingkat risiko yang diterima oleh pembeli. Risiko ini memang memungkinkan ketidakpastian pembelian dan hasil yang akan mengakibatkan keputusan untuk membeli suatu produk. Risiko dapat terjadi karena pembeli tidak memiliki atau memiliki sedikit pengalaman mengenai produk. Pembeli tidak mempunyai kemampuan untuk mengatasi apa yang menjadi keputusan dan mereka terpaksa mengubah keputusan untuk membeli produk lain dikarenakan sumber (waktu mau pun keuangan) yang terbatas. 23 Tingkat risiko tiap orang berbeda-beda, terkait dengan lingkungan, kepercayaan dan konsep perilaku pembelian mereka. Setiap individu memiiki kecenderungan pada level risiko yang lebih rendah atau lebih tinggi. Tingkat ini bisa berbeda menurut pengalamannya membeli produk tertentu, faktor demografis, seperti usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan berbagai faktor lainnya. Pertanyaan utamanya adalah bagaimana pembeli dapat dibantu untuk mengurangi tingkat risiko yang tinggi selama tahap sebelum dan setelah pembelian dalam proses keputusan pembelian? Mereka harus menguasai informasi. Informasi melalui media masa, melalui hubungan lisan dan melalui penjualan (sales representative) untuk menunjukkan hasil yang mungkin dapat dicapai atau untuk mengurangi tingkat risiko. Loyalitas merek juga dapat menjadi alat dalam mengurangi risiko apabila sedang meluncurkan produk baru. Pemberian garansi, legitimasi pihak ketiga, jaminan uang kembali, dan berbagai fasilitas perawatan produk dapat juga digunakan sebagai alat untuk meminimalkan risiko. 2.6.3 Mengurangi risiko lebih besar Iklan majalah sering didapati pada halaman belakang, sedangkan lampiran surat kabar mingguan memberikan serangkaian teks, atau karya visual yang enak dilihat. Kesan egois dan sosial disamarkan dengan penempatan adegan visual yang tepat dan menggambarkan orang yang menggunakan produk dapat dianggap sebagai representasi target pasar. Risiko keuangan dikurangi dengan peluang membeli saat ini dengan potongan harga, garansi, atau pun jaminan uang kembali. 24 Sedangkan risiko waktu dapat dikurangi melalui kesempatan beli sekarang juga dan pesan antar sampai tempat tujuan, sehingga konsumen tidak harus repot-repot pergi. 2.6.4 Keterlibatan Konsumen Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan keterlibatan secara kognitif, yang tiap-tiap individu bisa berbeda-beda. Keterlibatan yang tinggi terjadi jika konsumen merasa pembeliannya mengandung risiko yang cukup besar, tidak hanya terkait dengan hal-hal yang sifatnya individual, misalnya pembelian rumah, mobil, asuransi, dan sebagainya. Sedangkan jika konsumen tidak terlalu banyak pertimbangan dan informasi dalam memutuskan pembeliannya, maka dikatakan keterlibatannya rendah, misalnya membeli sabun, pasta gigi, dan sebagainya. Ada beberapa produk yang dapat membangkitkan keterlibatan tinggi berdasar atas dampak emosional yang terjadi pada pembeli. Hal seperti ini dinamakan konsumsi hedonisme. Hirschmann dan Holbrook (1982) dalam Fill (2006) menyatakan hal tersebut sebagai aspek perilaku konsumen, yang terkait dengan multi sensor, aspek emosi dan imajinasi konsumen terhadap produk, yang akarnya ada pada studi motivasi dan pembelajaran kognitif. Interpretasi perilaku konsumen ini berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa pembeli mengalami respon emosi pada tindakan membeli produk tertentu. Imajinasi terkait dengan warna, aroma, dan sebagainya. 25 2.7 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan Erna Ferrinadewi Atribut Produk yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Pelembab Wajah Citra dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen 2007, Kosmetik adalah produk yang unik karena mengandung resiko penggunaan bagi konsumen disamping manfaat sosialnya. Konsumen cenderung untuk mempertimbangkan atribut-atribunya dalam rangka mengurangi resiko yang mungkin dihadapinya. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan attribut produk manakah yang dinilai konsumen menjadi atribut terpenting dalam memilih kosmetik. Kemudian hasilnya digunakan dalam analisis gap untuk mengevaluasi kepuasan konsumen. Studi ini juga menggunakan analisa faktor untuk kemudia dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh setiap faktor terhadap kepuasan konsumen. Hasilnya, terdapat 3 faktor atribut yang dinilai penting oleh konsumen dalam pemilihan kosmetik yaitu faktor kualitas, resiko dan merek. Faktor kualitas dan faktor merek berpengaruh lebih besar terhadap kepuasan konsumen kosmetik daripada faktor resiko. Kepuasan konsumen telah banyak menjadi topik penelitian. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara konsep ini dengan konsep perilaku konsumen lainnya seperti hubungan antara kepuasan konsumen dengan kesetiaan. Kesetiaan menjadi tujuan akhir perusahaan karena adanya keyakinan bahwa memepertahankan konsumen yang ada 5 kali lebih murah daripada mendapatkan konsumen baru. Perusahaan yang telah mampu memuaskan konsumen dan memiliki konsumen yang setia cenderung mampu bertahan dalam perubahan kondisi ekonomi. Perusahaan penerbangan, 26 Southwest Airline, mampu membukukan keuntungan yangsignifikan setelah terjadi peristiwa terorisme 11 September (Kiger, 2002). Di era persaingan yang semakin ketat ini, salah satu cara untuk mendapatkan konsumen yang loyal adalah dengan memuaskan kebutuhan konsumen secara konsisten dari waktu ke waktu. Banyak cara yang dapat digunakan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Seringkali perusahaan berlomba-lomba menyediakan produk dengan harga yang murah dengan anggapan konsumen hanya mempertimbangkan harga dalam keputusan pembelian. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Berbagai teori perilaku pelanggan dan pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak saja dipengaruhi oleh motivasinya melainkan juga halhal eksternal seperti budaya, sosial dan pribadi dan psikologi. Keputusan pembelian dan pilihan produk seringkali dipengaruhi oleh dorongan-dorongan yang sifatnya psikologis. Tidak jarang kita temui konsumen memutuskan untuk memilih dan mengkonsumsi produk tertentu dalam rangka aktualisasi diri sekaligus sebagai sarana masuk kedalam komunitas yang diharapkannya. Misalkan dalam konsumsi kosmetik. Produk memang tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsionalnya saja namun juga memuaskan kebutuhan sosial dan psikologi. Kosmetik merupakan produk yang unik karena selain produk ini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar wanita akan kecantikan sekaligus seringkali menjadi sarana bagi konsumen untuk memperjelas identitas dirinya secara sosial dimata masyarakat (Fabricant & Gould, 1993). Lebih lanjut itu produk ini sesungguhnya memiliki resiko pemakaian yang perlu diperhatikan 27 mengingat kandungan bahan-bahan kimia tidak selalu memberi efek yang sama untuk setiap konsumen. Namun demikian bagaimana sesungguhnya penilaian konsumen akan produk kosmetik sehingga produk tersebut dinilai memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen untuk menjadi cantik. Salah satu cara pemasar membedakan produknya dengan pesaing adalah dengan menyediakan atribut produk yang unik oleh karena itu penting bagi pemasar untuk mengetahui sejauh manakah atribut produknya mampu menghantarkan kebutuhan psikologi yang diharapkan konsumen dalam hal ini perasaan puas. Studi ini bermaksud untuk menemukan atribut produk apa saja yang dinilai penting oleh konsumen dalam pemilihan kosmetik dan mengevaluasi kepuasan mereka. Kesimpulannya adalah Kepuasan konsumen terjadi ketika harapan telah terpenuhi. Harapan konsumen tidak bersifat statis karena konsumen adalah mahluk sosial yang berinteraksi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Artribut produk adalah manifestasi harapan konsumen. Sehingga penilaian konsumen akan tingkat pentingnya atribut produk dapat berubah. Salah satu cara memenangkan persaingan adalah melakukan diferensiasi produk. Diferensiasi yang efektif adalah dengan memperbaharui atribut produk yang secara tidak langsung merupakan harapan konsumen. Meskipun produk diproduksi secara masal namun bila didesain untuk memenuhi harapan tiap individual maka nilai konsumen akan bertambah. Pemasar diharapkan senantiasa meneliti perubahan harapan konsumen dalam rangka pembaharuan atribut produk sebagai alat diferensiasi dengan pesaing. 28