EFEKTIVITAS MEREK PERSONAL DALAM MEMBENTUK MEREK

advertisement
EFEKTIVITAS MEREK PERSONAL DALAM MEMBENTUK
MEREK KORPORAT MENGGUNAKAN EPIC MODEL
(Studi pada Merek Yussy Akmal Bread and Cake di Kota Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
MAHPUDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF PERSONAL BRAND FORM OF CORPORATE
BRAND USE EPIC MODEL
(Study at Brand Yussy Akmal in Bandar Lampung)
By
Mahpudin
Brand is one of the factors which determine consumer decisions and is one
indicator of the quality of a product. The use of personal brand as a corporate
brand is one of the strategies to create effective brand. This research is
designated to determine the process of establishing a personal brand as a
corporate brand Yussy Akmal Bread and Cake, and to determine the level of
effectiveness of brand Yussy Akmal using the EPIC model on consumers Yussy
Akmal in Bandar Lampung.
This research uses questionnaire as the main data source which consists of three
parts, respondent demographic profile, brand awareness and respondents
statements regarding EPIC dimensions comprise of empathy, persuasion, impact
and comunication. The research sample were taken by purposive sampling. Data
analysis used quantitative analysis that test reliability, validity and analysis of
simple tabulation.
The results showed that the formation of Yussy Akmal personal brand as a
corporate brand has been established since the founding of the Yussy Akmal
Bread and Cake firm. Analysis methods of EPIC model to the brand Yussy Akmal
resulted in a score of 4.19 for the dimension of empathy, a score of 3.88 for the
dimension of persuasion, a score of 3.41 for the dimensions of impact and 3.84 to
comunication dimension so that the four dimensions, declared effective on Yussy
Akmal brand. The average EPIC rate is 3.83, it indicates that the overall brand
Yussy Akmal considered effective in shaping the corporate brand.
Keywords: Effectiveness of Brand, EPIC Model, Yussy Akmal
ABSTRAK
EFEKTIVITAS MEREK PERSONAL DALAM MEMBENTUK MEREK
KORPORAT MENGGUNAKAN EPIC MODEL
(Studi pada Merek Yussy Akmal di Kota Bandar Lampung)
Oleh
Mahpudin
Merek merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan konsumen dan
merupakan salah satu indikator kualitas terhadap suatu produk. Penggunaan
merek personal sebagai merek korporat adalah salah satu strategi untuk
menciptakan merek yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pembentukan merek personal sebagai merek korporat Yussy Akmal Bread and
Cake dan untuk mengetahui tingkat efektivitas merek Yussy Akmal dengan
menggunakan metode EPIC Model pada konsumen Yussy Akmal di Kota Bandar
Lampung.
Penelitian ini mengambil populasi dan sampel pada konsumen Yussy Akmal
bread and cake di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian adalah deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif
dengan alat pengumpulan data utama berupa kuesioner. Lembar kuesioner terbagi
menjadi tiga bagian yaitu profil demografi responden, brand awareness dan
pernyataan-pernyataan responden mengenai dimensi-dimensi EPIC yang meliputi
dimensi empathy, persuasion, impact dan comunication. Sampel penelitian ini
diambil secara purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis kuantitatif yaitu uji reliabilitas, uji validitas dan analisis tabulasi
sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan merek personal Yussy Akmal
sebagai merek korporat sudah dibentuk sejak berdirinya PO. Yussy Akmal Bread
and Cake. Analisis metode EPIC Model terhadap merek Yussy Akmal
menghasilkan skor 4,19 untuk dimensi empathy, skor 3,88 untuk dimensi
persuasion, skor 3,41 untuk dimensi impact dan 3,84 untuk dimensi comunication
sehingga keempat dimensi tersebut dinyatakan efektif terhadap merek Yussy
Akmal. Dari perhitungan diatas diperoleh nilai EPIC rate 3,83, hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan merek Yussy Akmal dinilai efektif dalam
membentuk merek korporat.
Kata kunci: Efektivitas Merek, EPIC Model, Yussy Akmal
EFEKTIVITAS MEREK PERSONAL DALAM MEMBENTUK
MEREK KORPORAT MENGGUNAKAN EPIC MODEL
(Studi pada Merek Yussy Akmal Bread and Cake di Kota Bandar Lampung)
Oleh
Mahpudin
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SAERJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mesuji Timur Kabupaten Mesuji
Propinsi Lampung pada tanggal 30 Desember 1993. Anak
ke empat dari empat bersaudara, pasangan bapak Samin dan
Ibu Sumiyati.
Pendidikan formal diawalai di Sekolah Dasar (SD) Negeri
01 Pangkal Mas Jaya Mesuji Timur pada tahun 1999 dan selesai tahun 2005.
Tahun 2005 penulis diterima di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 03
Mesuji Timur yang diselesaikan pada tahun 2008. Setelah itu, penulis melanjutkan
ke SMAN 01 Pabuaran Serang Banten pada tahun 2008, dan kembali ke Lampung
tahun 2009. Tahun 2009 penulis kembali melanjutkan pendidikan menengah di
SMK Dharma Utama Mesuji Timur dengan jurusan Menejemen dan program
studi Akuntansi yang diselesaikan tahun 2012. Ditahun yang sama diterima di
jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses
Pendidikan (PMPAP).
Pendidikan nonformal yang pernah penulis ikuti ialah bimbel tahsin Al-Qur’an di
Ma’had Aly Darul Fattah pada tahun 2012, Ma’had As-syamil Masjid Al-Wasi’i
pada tahun 2014-2015, Tahun 2015 penulis juga pernah mengikuti Sekolah Pasar
Modal Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila.
Dalam bidang akademik, masa SMK pernah mengikuti Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mesuji
selama 2 bulan pada tahun 2011. Ditahun yang sama penulis juga pernah magang
kerja di PT Langgeng Motor Yamaha Simpang Pematang Kabupaten Mesuji
selama 1 bulan. Di Kampus penulis pernah meraih juara satu lomba menulis opini
seUniversitas Lampung yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Koperasi Mahasiswa tahun 2013. Pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata
(KKN) pada tahun 2014 di Kampung Sri Tunggal Kecamatan Buay Bahuga
Kabupaten Way Kanan selama 40 hari. Pengalaman sosial lainya juga penulis
dapatkan saat mengikuti kemah bakti di desa binaan di Jati Mulyo Lampung
Selatan pada tahun 2013.
Pengalaman organisasi penulis dimulai sejak duduk di bangku SMK. Pada tahun
2010-2011 pernah menjadi ketua OSIS di SMK Dharma Utama Mesuji Timur.
Pada tahun 2012 penulis aktif di organisasi Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebagai
staf usaha. Menjadi staf pengajar di TPQ Kawula Masjid Alwasi’i pada tahun
2012, dan tahun 2013 diamanahi menjadi Ketua TPQ/TKA (Taman Pendidikan
Qur’an) Kawula Masjid Al-Wasi’i Unila. Tahun 2013 penulis aktif di Unit
Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Forum Studi Pengembanga Islam (FSPI)
Fisip Unila sebagai Sekretaris Biro Bimbingan Baca Qur’an (BBQ). Pada tahun
2014-2016 dipercaya sebagai Sekretaris di organisasi BPH (Badan Pelaksana
Harian) Masjid Al-Wasi’i Universitas Lampung.
“Efektivitas Merek Personal dalam Membentuk Merek Korporat Menggunakan
EPIC Model” menjadi judul skripsi penulis untuk menyelesaikan studi Sarjana
Ilmu Administrasi Bisnis da Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.
MOTTO
“Seseorang yang Optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap
malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap
kesempatan”
Ketahuilah,
Happiness is not money, but a peace of mind and soul
Kebahagiaan bukanlah uang, namun ketenangan pikiran dan jiwa.
Oleh karena itu,
Do your best at any moment that you have.
Lakukan yang terbaik pada setiap saat yang kamu miliki.
Karena Rosulullah SAW telah Bersabda:
“Sebaik-baik Manusia Adalah yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”
(Al-Hadist)
PERSEMBAHAN
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha
mulia Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu beberapa derajat
(QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan
bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warnawarni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku
Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Terucap Syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih
sayang dan baktiku kepada:
Ibundaku tercinta (Sumiyati) & Ayahandaku tersayang (Samin)
Yang telah menjadi sosok orang tua yang sangat aku kagumi, yang telah membesarkanku dengan penuh
kesabaran, menjadi contoh dalam setiap langkahku dalam hidup bermasyarakat dan selalu mendukungku
dalam menggapai cita-cita.
Ayunda dan Kakandaku (Sukanah, Supini & Suwandi)
Yang telah menjadi salah satu sumber semangatku untuk membahagiakan keluarga.
Bapak/Ibu Guruku
Yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang tidak bisa kuhitung berapa banyaknya barokah dan
do’anya.
Sahabat-sahabatku
Yang telah menemaniku saat senang ataupun sedih, selalu menjadi alasanku untuk tersenyum dan selalu
hiasi hariku dengan canda riangmu.
Serta untuk Almamaterku Tercinta
SANWACANA
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah begitu
banyak memberikan karunia, hidayah dan rahmatNya kepada penulis dan dengan izinNya penulis mampu menyelesaikan tugas ahir kuliah atau sekripsi ini. Shalawat kepada
Rasulullah Muhammad SAW yang selalu menjadi inspirasi bagi penulis dan
mengajarkan penulis bahwa perjuangan penulis belumlah seberapa jika dibandingkan
perjuangannya yang sangat besar sehinggan penulis dapat merasakan nikmatnya
berislam saat ini.
Skripsi dengan judul “Efektivitas Merek Personal dalam Membentuk Merek Korporat
Menggunakan EPIC Model (Studi pada Merek Yussy Akmal Bread and Cake di Kota
Bandar Lampung)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat
dan rasa banggga penulis mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada:
1. ALLAH SWT. Terimakasih untuk segala-galanya;
2. Ibunda tercinta, yang telah bersedia mengandung dengan lelah yang bertambahtambah untuk kemudian melahirkan penulis kedunia ini, membesarkan penulis,
mendidik dengan sepenuh hati dan senantiasa mendo’akan penulis;
3. Ayahanda, sosok lelaki yang penulis banggakan karena selalu memberikan
dorongan, motivasi, dan mendidik penulis menjadi seorang yang selalu sabar,
sederhana dan selalu bergerak maju kedepan, terimakasih pula atas segala
pengorbanan yang diberikan sejak penulis lahir kedunia hingga saat ini. Mohon
maaf tidak tepat waktu 
4. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung;
5. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku ketua jurusan Administrasi Bisnis;
6. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku sekretaris jurusan, dan juga
pembimbing utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan
kritik dalam proses penyelesaian sekripsi ini. Terimakasih juga atas pengalaman
hidup yang dibagikan kepada penulis. Penulis mohon maaf atas salah dan khilaf
selama ini;
7. Bapak Drs. Dian Komarsyah D., M.S., sebagai penguji utama. Terimakasih untuk
masukan, saran-saran dan kritik yang diberikan selama proses penyelesaian sekripsi
ini, terimakasih juga atas nasihat-nasihat yang diberikan kepada penulis selama
menempuh pendidikan di Unila. Penulis juga mohon maaf atas salah dan khilaf
selama ini;
8. Bapak Deddy Aprilani, S.A.N., M.A., selaku pembimbing akademik, terimakasih
atas bimbingannya, nasihat, motivasi dan pelajaran hidup yang diberikan selama
penulis kuliah di Unila;
9. Seluruh Dosen, karyawan dan staff jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Lampung;
10. Ibu Yussy Akmal selaku owner P.O. Yussy Akmal Bread and Cake, dan seluruh
karyawan perusahaan Yussy Akmal yang telah bersedia dengan senang hati
membantu penulis selama penelitian;
11. Sahabat-sahabat Jurusan Administrasi Bisnis 2012, Mas Aan OLX, M. Sulaiman,
Arif Rachman, Dwi Prasetyo, Bapak Rohmanudin, Ivan Sanjaya, Widi, mas Huda,
kang Abdul, Akhi Ical, Afif, Kossi, Ardi, Eldo, Bagus, Wawan, Ika Aprilia, Riza,
Nani, Jeng Anjar, Putri, Dewi, Rani, Nila, Wiwin, Eka, Lestarida beserta seluruh
keluarga besar HMJ Administrasi Bisnis. Terimaksih atas kebersamaannya. Sukses
untuk kita semua;
12. Pengurus Masjid Al-Wasi’i Pak Sulton Djasmi, Pak Munawir (alm), Pak fachri, Pak
Dzakwan, Pak Yahya, Pak Ujang, Pak Pandri, Abi Ageng, Pak zulhendri, Pak
sugeng, terimakasih atas bimbingannya selama ini;
13. Saudara-saudaraku di BPH Masjid Al-Wasi’i, Kak Hendra, S.Pd., Kak Reza Dwi
Permana, S.T., kak Dedi Irawan, S.Sos., kak Ave S. Fauzisar, S.Pd., Kak firdaus,
S.T., Kak Muhrodin, S.Pd., kak Mutakin, Kak Arif Rahman, Maqbullah Rahman,
Abdul Ajis, Abdul Azis, Anas Fausi, Megi Adiguna, Maksum Soleh, Yogi Prayogo,
Atmim Al-aqso, Rifki maulana, Hariri, Karim Amrullah, Usmanudin, Kalian
sungguh luar biasa, berjuang bersama kalian memberikan kesan yang mendalam
bagi penulis. Dari sinilah narasi perjuangan penulis dimulai. jangan bosan untuk
tetap saling menasehati dalam kebaikan. Jazakallah khoir atas kebersamaanya;
14. Para Pengusaha Al-Wasi’i, Kak Udin rental @leaf.com, Ibu Muji Saung Kopi, Kak
Ipul Rental Bias, Kak Veri Juragan Pulsa, Kak Muslim Kantin Sehati, Bang Ossi
Kantin Sesama, Ibu Gina Kantin Kurnia, Teh Eli Kantin Wasi’i, Mbak Murni Toko
busana umi syahidah dan seluruh keluarga besar masjid Al-Wasi’i.
15. Keluarga TPA Kawula Al-Wasi’i, kak Radius (alumni), kak Dedi Daeng, mbak
Odang (alumni) mbak Efril, mbak Eva, mbak Diah, mbak Anggun, Mela, Ebi, Ayu,
Retno, Desi, jasa kalian luar biasa. Untuk santri-santriku juga, terus belajar ya. 
16. Sahabat-sahabatku di FSPI FISIP Unila, Kak Azis, Kak Nanang, Kak Nugroho, Kak
Marzuki, Kak Imam, Kak Ogi, Mbak Eva, Mbak Evi, Mbak Resti, Wahyu Hidayat,
Endriyanto, Firdaus, Ihsan, Eko, Bayu, To’at, Isma, Sholeh, Ari, Juanda, Nadiril,
Arif, Ikhwan, Risky, Ika, Mona, Mela, Herdiyani, Ajeng, Rizky Fitria, Tince, Imah,
Rika, Fitria dan semua laskar muda FSPI 2013, 2014, 2015. Sebuah kebahagiaan
bagi penulis dipertemukan dan berkenalan dengan orang-orang berkepribadian
istimewa di komunitas ini;
17. Keluarga baruku saat KKN di Kampung Sri Tunggal Way Kanan, Batinta, Putri
kembar, mbak Erna, Mbak Ucha, Ramadhani, Bang Torik, Pak Suherman, Ibu Binti,
Nissa, Mas Supri, Pak Afit Jalil, Pak Hamzah, Cak Agus, Pak Mukhid, Pak Wahid,
Pak Julis, Pak Mahmudi, Pak Basir, Erlina, Nurul, Mas Andi, Mas Edi, Mas Lutfi,
Zainudin, terimakasih banyak atas bantuan dan kerjasamanya, serta pengalaman dan
ilmu yang tak terhingga selama penulis pengabdian di kampung Sri tunggal;
18. Spesial untuk adik-adikku Fadhila Khoirunnisa, Rohmat Samsudin, Rizki Nur
Kholis, Al-Amin, tetap semangat belajar dimanapun berada. Kakak-kakaku,
Sukanah, Supini, Suwandi, kang Samsul, Kang Endar, terimakasih atas dukungan
dan do’anya;
19. Bapak-Ibu Guruku di SMK Dharma Utama: Pak Supri, Pak Solikul Hadi, Pak
Angga, Pak Eko, Pak Iryanto, Pak Mufid, Ibu Iis, Ibu Khusnul, Miss Ria,
terimakasih atas bimbingannya;
20. Kawan-kawan SMK Dharma Utama, Kang Muhtar, Kang Aris, Kang Yudi, Kang
Dedi, Kang Iwan, Kak Sadam, Sai’in, Khoirul, Bambang, Dayat, Adi, Labanos,
Ibnu, Andre, Nuning, Duwi, Kasih, Vina, Karlina, Rahayu, Winda, Isnaini, Ani
Nurmayanti, Dalfa, Sugiyanto, Sri Wahyuni, Septi, Arianti, Andi. gaul bersama
kalian membuatku rindu. ☻
21. Keluarga baru di Tanjung Menang: Bapak Supadi, Ibu Marsiyem, Mas Didik, Mbak
Tri, Mas Tarminto, Mbak Ju, Darwanto, Dea. Terimakasih atas bantuannya, sudah
berkenan menerima penulis sebagai keluarga selama penulis menempuh pendidikan
di SMK Dharma Utama;
22. Saudara-saudara seperjuangan di Universitas Lampung: Kang Ahmad Nur Hidayat,
Tohirin, Bahrul, Bayu, Budi, Listiani, Sunarti, Pipin, Adit, Septa, Kak Ali Akbar,
Kak Didik, Ikbal, Adi, Tomi, Heru, Edius, Riki, Ahmad Fauzi, Agil Prayoga, Uje.
Terimaksih atas kebersamaannya;
23. Pihak-pihak
yang
telah
memberikan
dukungan
dan
bantuannya
dalam
menyelesaikan skripsi ini terutama mas Aan Olx (terimakasih sudah menemani
penulis untuk ‘blusukan’);
24. Almamater Universitas Lampung;
Akhir kata mudah-mudahan buah karya ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 21 Juni 2016
Penulis
Mahpudin
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.........................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
iv
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
1
1
5
6
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
A. Merek (Brand) .....................................................................................
1. Pengertian Merek ...........................................................................
2. Manfaat Merek...............................................................................
3. Tingkatan Merek ............................................................................
4. Syarat-Syarat Memilih Merek........................................................
5. Karakteristik Merek .......................................................................
B. Konsep Branding .................................................................................
C. Personal Brand (Merek Personal) .......................................................
1. Definisi Personal Branding ...........................................................
2. Tiga Elemen Personal Branding ...................................................
a. You ...........................................................................................
b. Promise ....................................................................................
c. Relationship .............................................................................
3. Delapan Konsep dalam Personal Branding...................................
a. Spesialisasi (the law of specialization) ....................................
b. Kepemimpinan (The Law of Leadership) ................................
c. Kepribadian (The Law of Personality).....................................
d. Perbedaan (The Law of Distinctiveness) ..................................
e. Terlihat (The Law of Visibility)................................................
f. Kesatuan (The Law of Unity) ...................................................
g. Keteguhan (The Law of Persistence) .......................................
h. Nama Baik (The Law of Goodwill)..........................................
4. Karakteristik Personal Branding ...................................................
D. Corporate Brand (Merek Korporat) ....................................................
E. Keterkaitan antara Personal Branding dan Corporate Branding ........
F. Ekuitas Merek (Brand Equity) .............................................................
a. Loyalitas Merek (Brand Loyality) ...........................................
b. Kesadaran Merek (Brand Awaraness) .....................................
7
7
7
8
10
10
11
12
13
13
14
14
14
15
15
15
16
16
16
17
17
17
17
18
19
23
25
26
27
c. Asosiasi Merek (Brand Association.........................................
d. Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality ................
G. EPIC Model .........................................................................................
1. Dimensi Empati (Empathy)............................................................
2. Dimensi Persuasi (Persuasion) .....................................................
3. Dimensi Dampak (Impact) ............................................................
4. Dimensi Komunikasi (Communication) ........................................
H. Penelitian Terdahulu ............................................................................
I. Kerangka Pemikiran.............................................................................
27
27
28
28
29
30
31
32
33
BAB 111. METODE PENELITIAN...................................................................
A. Jenis Penelitian....................................................................................
B. Lokasi Penelitian.................................................................................
C. Fokus Penelitian..................................................................................
D. Definisi Konseptual.............................................................................
1. Dimensi Empati.............................................................................
2. Dimensi Persuasi...........................................................................
3. Dimensi Impact .............................................................................
4. Dimensi Komunikasi.....................................................................
E. Definisi Operasional ...........................................................................
F. Populasi dan Sampel....................................................................... ....
G. Sumber Data Penelitian.................................................................. ....
H. Teknik Pengumpulan Data..................................................................
1. Kuesioner ......................................................................................
2. Wawancara....................................................................................
3. Dokumentasi .................................................................................
I. Uji Kualitas Data...................................................................... ..........
1. Uji Validitas..................................................................................
2. Uji Reliabilitas ..............................................................................
J. Teknik Analisis Data.................................................................. ........
1. Sekala Pengukuran........................................................................
2. Analisis Tabulasi Sederhana.........................................................
3. Sekor Rata-rata .............................................................................
36
36
37
37
38
38
38
38
39
39
40
42
42
42
43
44
44
44
45
45
45
46
46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................
A. Deskripsi Objek Penelitian .........................................................................
1. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................................
2. Produk Yussy Akmal ............................................................................
3. Struktur Organisasi ...............................................................................
B. Hasil Penelitian ...........................................................................................
1. Pembentukan Merek Personaln sebagai Merek Korporat Yussy
Akmal bread and cake ..........................................................................
2. Keterkaitan antara Merek Personal dengan Merek Korporat Yussy
Akmal bread and cake .........................................................................
3. Efektivitas Merek Yussy Akmal menggunakn EPIC Model ................
a. Uji Validitas dan Reliabilitas ..........................................................
b. Analisis Data...................................................................................
1) Gambaran Umum Responden ...................................................
2) Analisis Brand Awareness ........................................................
a) Analisis Top of Mind...........................................................
49
49
49
50
51
52
52
55
58
58
60
60
69
70
b) Analisis Brand Recall .........................................................
c) Analisis Brand Recognition ................................................
d) Sumber Media Informasi ....................................................
c. Perhitungan Hasil............................................................................
1) Faktor Empati (empathy) ..........................................................
2) Faktor Persuasi (persuasive) .....................................................
3) Faktor Dampak (Impact)...........................................................
4) Faktor Komunikasi (comunication) ..........................................
C. Pembahasan.................................................................................................
1. Pembentukan merek Personal Yussy Akmal sebagai Merek Korporat
2. Hasil Epic Model Merek Yussy Akmal ................................................
72
73
75
77
77
78
79
80
83
83
84
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
88
88
90
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN
92
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran..........................................................................
4.1 Bagan struktur Organisasi Yussy Akmal ..........................................
4.2 Diagram Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................
4.3 Diagram responden Berdasarkan Usia ..............................................
4.4 Diagram responden Berdasarkan Pendidikan ...................................
4.5 Diagram Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...........................
4.6 Diagram Pengeluaran Responden Perbulan ......................................
4.7 Diagram Pembelian Produk Merek Yussy Akmal ............................
4.8 Diagram Analisis Top of Mind Brand Awareness.............................
4.9 Diagram Analisis Brand Recall – Brand Awareness ........................
4.10 Diagram Analisis Brand Recognition .............................................
4.11 Diagram Media Informasi Responden ............................................
4.12 EPIC Model Merek Yussy Akmal ..................................................
35
51
61
62
64
65
67
68
71
72
74
75
82
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Tampilan Merek Yussy Akmal .........................................................
2. Daftar Produk Yussy Akmal .............................................................
3. Contoh Produk Yussy Akmal ...........................................................
4. Proses Wawancara dengan Yussy Akmal .........................................
5. Pedoman Wawancara ........................................................................
6. Transkrip Wawancara .......................................................................
7. Member Check Hasil Wawancara .....................................................
8. Kuesioner Penelitian .........................................................................
9. Data Profil Demografi Responden ....................................................
10. Jawaban Responden ..........................................................................
11. Output SPSS 22 Uji Validitas ...........................................................
12. Output SPSS 22 Uji Reliabilitas .......................................................
Halaman
95
96
98
100
101
105
113
120
124
127
130
138
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Daftar Perusahaan kue dan roti yang menggunakan merek personal
Sebagai merek korporat ....................................................................
2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................
3.1 Definisi Operasional..........................................................................
3.2 Sekala Likert......................................................................................
4.1 Validitas Pertanyaan Dimensi Empati ..............................................
4.2 Validitas Pertanyaan Dimensi Persuasi.............................................
4.3 Validitas Pertanyaan Dimensi Impact...............................................
4.4 Validitas Pertanyaan Dimensi Komunikasi ......................................
4.5 Case Processing Summary................................................................
4.6 Reliability Statistics...........................................................................
4.7 Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..............................
4.8 Analisis Responden Berdasarkan Usia..............................................
4.9 Analisis Responden Berdasarkan Pendidikan...................................
4.10 Analisis responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...........................
4.11 Rata-rata Pengeluaran Responden Perbulan ...................................
4.12 Sampel Intensitas Pembelian Yussy Akmal....................................
4.13 Analisis Taop of Mind – Brand Awareness.....................................
4.14 Analisis Brand Recall – Brand Awareness .....................................
4.15 Analisis Brand Recognition ............................................................
4.16 Sumber Informasi Responden .........................................................
4.17 Dimensi Empati Merek yussy Akmal .............................................
4.18 Dimensi Persuasi Merek Yussy Akmal...........................................
4.19 Dimensi Impact Merek Yussy Akmal.............................................
4.20 Dimensi Komunikasi Merek Yussy Akmal ....................................
4.21 Hasil Rata-rata EPIC Model Merek Yussy Akmal .........................
21
32
39
46
59
59
59
59
60
60
61
63
64
66
67
68
71
73
74
75
77
78
80
81
85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki abad ke 21, masyarakat ekonomi bergerak menuju globalisasi yang
merupakan sebuah proses dimana konsumen, perusahaan, pemerintah tidak lagi
dibatasi oleh batasan negara (Price, Arnold & Zinhkan, 2004). Globalisasi
merupakan perubahan yang paling besar dalam ekonomi dunia, karena globalisasi
memunculkan pasar global dan para pesaing global, yang menggantikan para
pesaing lokal (Kotler, 1997). Seiring dengan peristiwa tersebut maka persaingan
menjadi semakin ketat, perusahaan dituntut untuk mampu melakukan berbagai
upaya guna mendapatkan perhatian dari konsumen, serta mampu meraih pangsa
pasar terbesar dalam persaingan. Untuk mencapai hal-hal tersebut bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah karena situasi pasar yang sulit diprediksi. Oleh karena itu
perusahaan harus mampu memilih strategi pemasaran yang tepat dalam memasuki
persaingan tersebut.
Salah satu upaya atau strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan
membentuk identitas perusahaan atau produk. Pembentukan dilakukan dengan
maksud agar produk memiliki perbedaan dengan produk pesaing. Produk
merupakan salah satu bentuk output yang dihasilkan oleh perusahaan.
2
Untuk membentuk sebuah identitas produk salah satunya dapat dilakukan dengan
menetapkan sebuah merek terhadap produk. Merek mampu menyebabkan seorang
konsumen menjadi loyal terhadap produk tertentu. Oleh karena itu, persaingan
tidak hanya terjadi dalam promosi saja tetapi juga terjadi di dalam persaingan
merek. Tjiptono (2011), menyatakan bahwa di masa mendatang, pertarungan
pemasaran akan menjadi pertarungan antar merek, perusahaan-perusahaan
berusaha untuk membangun merek global (global brands) dan berupaya mencari
pasar potensial di seluruh penjuru dunia.
Merek merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan konsumen dan
merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus indikator evaluasi terhadap
suatu produk. Menurut Zhivago (2007) dalam Hidayat (2012) brand atau merek
tidak hanya berupa suatu ikon, slogan atau pernyataan melainkan sebuah janji
yang harus ditepati. Janji yang diselipkan dalam brand ialah kualitas, kepuasan
pelanggan dan hubungan baik dengan pelanggan. Kevin Roberts, CEO (Chief
Executive Officer) dari biro iklan Saatchi & Saatchi worldwide menegaskan
“membuat brand haruslah mampu menciptakan suatu nama yang tak tergantikan,
dan itu bisa dilakukan dengan pendekatan emosional, misteri (rasa penasaran),
sensualitas, dan kedekatan (keintiman).” (Majalah marketing, edisi 3 januari
2011).
Identitas brand tentunya harus memiliki nilai benefit di dalam memberikan
sebuah persepsi tertentu yang umumnya bersifat positif. Kekuatan branding
dipandang berpengaruh terhadap suksesnya membangun brand awareness dan
meningkatkan penjualan (Susanto & Wijanarko, 2004).
3
Pembentukan branding kini tidak hanya sebatas pada product branding namun
juga membentuk branding pada manusia. Identitas dan citra seseorang dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan orang tersebut.
Memiliki identitas diri dan pencitraan berarti berusaha untuk memposisikan diri
dan membuat diri diingat orang lain sesuai dengan ciri khas. Pada manusia, brand
yang melekat dalam dirinya disebut dengan personal brand. Seperti branding
suatu produk, personal brand bertujuan untuk membangun asosiasi dan harapan
target audience terhadap diri seseorang (Handoko, 2012). Dwiarko dalam artikel
di kompasiana.com (2011) menjelaskan bahwa personal brand mampu
memperlihatkan keistimewaan dan keunggulan seseorang dalam bidang tertentu.
Personal brand adalah cerminan dari kemampuan, keunggulan, reputasi
seseorang.
Menurut Royan, (2005) dalam Tristantia (2012)
“Personal brand yang kuat bila dihubungkan dengan suatu produk maupun suatu
situasi, maka dapat membentuk suatu brand personality ataupun corporate
personality brand. Hal ini merupakan sebuah usaha perusahaan dalam
memperluas corporate brand equity untuk menciptakan pengakuan atas merek
produk (brand recognition). Corporate brand yang dibangun berdasarkan
individu tersebut sebagai endorser. Endorser adalah orang yang terlibat dalam
komunikasi penyampaian pesan pemasaran sebuah produk, dapat secara langsung
maupun secara tidak langsung. Disadari atau tidak, pesan yang disampaikan oleh
sumber yang menarik akan mendapat perhatian yang besar dan mudah diingat”.
Kondisi saat ini produk-produk seperti consumer goods (barang konsumsi)
menghadapi tekanan yang lebih besar dalam mendapatkan market share (pangsa
pasar) dari konsumen, terutama karena mereka selalu dihadapkan pada konsumen
yang terus menerus mendapatkan berbagai macam tawaran dari produk lama
maupun produk baru.
4
Fenomena tersebut dapat dilihat dari kondisi persaingan saat ini yang terjadi pada
produk fast food (makanan cepat saji) seperti kue dan roti di Kota Bandar
Lampung. Beberapa perusahaan kue dan roti dengan merek global seperti Dunkin
Donuts, McDonal, Holland Bakerry, JCO, Moko Donuts, Italia breads and cake
dan lainnya bermunculan di Kota Bandar Lampung, namun demikian beberapa
perusahaan sejenis bertahan dengan merek lokal dalam upaya menarik konsumen
seperti Yussy Akmal, Shereen cake and breads, Yunnatan toko, Jasslyin K. cakes,
rose bread, roti boy dan perusahaan lokal lainnya. Persainganpun tidak dapat
dihindari antara perusahaan kue dan roti dengan merek global dan perusahaan kue
dan roti dengan merek lokal dalam memperebutkan pangsa pasar.
Yussy Akmal bread and Cakes adalah salah satu usaha makanan cepat saji di
Kota Bandar Lampung yang terus berupaya membangun kepercayaan konsumen
melalui brand equity yang dimilikinya. Personal brand Yussy Asifaurini Akmal
sudah dibentuk sejak awal berdirinya perusahaan Yussy Akmal Bread and Cakes
pada tahun 2010 yang menyediakan berbagai macam kue dan roti khas lampung.
Tidak heran bila Yussy Akmal kerap diidentikkan dengan oleh-oleh lampung dan
kemampuannya dalam kuliner tidak diragukan lagi. Personal brand Yussy Akmal
yang dijadikan sebagai corporate brand telah mendapatkan tempat dihati
konsumen. Hal ini berdasarkan ungkapan dari 30 responden yang 90%
mengetahui tentang Yussy Akmal, angka tersebut menandakan bahwa Yussy
Akmal telah memiliki suatu kepercayaan dari konsumen.
5
Setiap merek, baik merek personal (personal brand) maupun merek perusahaan
(corporate brand) memiliki sebuah kepribadian atau karakter yang membuatnya
berbeda dari yang lain, setiap merek memiliki karakter unik yang telah diciptakan
secara kreatif oleh pemasar, dan itulah yang menjadi alasan konsumen untuk
memilih merek tersebut. Ada sebagian masyarakat yang mengetahui Yussy Akmal
tetapi tidak tahu bentuk atau jenis produk yang dijual berupa kue dan roti. Untuk
itu, peneliti ingin meneliti seberapa efektifkah ekuitas merek personal Yussy
Akmal yang dijadikan sebagai merek perusahaan Yussy Akmal Bread and Cakes.
Penelitian untuk mengetahui efektivitas erek yussy akmal dilakukan pada
konsumen yussy akmal yang ada di Kota Bandar Lampung. Sehingga penelitian
ini mengambil judul: “Efektivitas Merek Personal dalam Membentuk Merek
Korporat Menggunakan Epic Model (Studi pada Merek Yussy Akmal Bread
and Cake di Kota Bandar Lampung)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembentukan merek personal Yussy Asifaurini Akmal
sebagai merek korporat Yussy Akmal Bread and Cake?
2. Seberapa efektifkah merek Yussy Akmal jika dianalisa menggunakan EPIC
Model?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pembentukan merek personal Yussy Asifaurini
Akmal sebagai merek korporat Yussy Akmal bread and cake.
2. Untuk mengetahui dan mengukur tingkat efektivitas merek Yussy Akmal di
Bandar Lampung dengan menggunakan Epic Model.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan
khususnya ilmu pemasaran berupa temuan empiris, mengenai merek. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan
sebagai literatur penelitian selanjutnya.
2. Aspek Praktis
Penulis berharap bisa mengetahui tingkat efektifitas merek Yussy Akmal
menurut konsumen Yussy Akmal di Kota Bandar Lampung dengan
menggunakan Epic Model. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan
gambaran atau data tentang ekuitas merek yang dimiliki Yussy Akmal sebagai
bahan evaluasi merek Yussy Akmal Bread and Cake.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Merek (Brand)
Merek (brand) merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek
dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang
maupun jasa. Sebagai contoh: Apabila terdapat 2 (dua) botol air mineral yang diisi
dengan jenis air mineral yang sama baik dalam hal kualitas maupun kuantitas,
maka air mineral yang diberi merek akan lebih dianggap bernilai, lebih bagus dan
lebih berkualitas dibandingkan dengan air mineral yang tidak diberi merek.
(http://odbrand.com/2011/10/08/pentingnya-brand-merek-bagi-perusahaan/,
diakses pada 18 februari 2016)
1. Pengertian Merek
Menurut Kotler dan Keller (2009), merek adalah nama, istilah, lambang atau
dsain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau
jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka
dari pesaing. Sedangkan menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1
merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
8
Menurut Alma (2007) memberikan definisi bahwa merek adalah suatu tanda atau
simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat
berupa kata-kata, gambar atau kombinasi dari keduanya.
Berdasarkan definisi di atas, maka merek adalah suatu dimensi (nama kata, huruf,
warna,
lambang
atau
kombinasi
dari
dimensi-dimensi
tersebut)
yang
mendeferensiasikan barang atau jasa dari pesaingnya yang dirancang sebagai
identitas perusahaan. Merek terdiri dari beberapa bagian sebagaimana yang
diungkapkan Kotler & Keller (2009)
a. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek dan yang dapat
diucapkan.
b. Tanda merek (brand merk) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal
tetapi tidak dapat diucapkan, seperti lambang, dsain, huruf, atau warna khusus.
c. Tanda merek dagang (trademark) adalah merek atau bagian dari merek yang
dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang
istimewa.
d. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi undang-undang
untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual produk yang dihasilkan.
2. Manfaat Merek
Belakangan ini, hampir semua produk diberi merek bahkan produk-produk yang
sebelumnya tidak memerlukan merek. Merek sangat diperlukan oleh suatu
produk, karena selain merek memiliki nilai yang kuat merek juga bermanfaat bagi
konsumen, produsen, publik, seperti yang dikemukakan oleh Simamora (2001),
yaitu:
9
a. Bagi konsumen, manfaat merek adalah:
1. Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu
2. merek membantu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru
yang mungkin bermanfaat bagi mereka.
b. Bagi produsen, manfaat merek adalah:
1. Merek memudahkan penjual mengolah pesanandan menelusuri masalahmasalah yang timbul.
2. Merek memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas
produk.
3. Merek memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang setia dan
menguntungkan.
4. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
c. Bagi publik, manfaat merek adalah:
1. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih
konsisten.
2. merek meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan
informasi tentang produk dan dimana membelinya.
3. meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk
menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.
10
3. Tingkatan Merek
Brand atau merek mengidentifikasi penjual dan pembeli. Merek dapat berupa
nama, merek dagang, logo atau symbol lain. Merek memiliki enam level
pengertian menurut Kotler (2000):
1. Atribut, merek pertama-tama mengingatkan
orang pada atribut-atribut
tertentu. Atribut tersebut mencirikan produk sehingga menjadi hal pertama
yang diingat oleh konsumen.
2. Manfaat, pelanggan tidak hanya membeli atribut, mereka juga membeli
manfaat. oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional.
3. Nilai, merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai oleh pembeli
yang dinilai oleh pembeli adalah prestasi, keamanan dan persentase tinggi.
Pemasar harus mengetahui nilai yang sesuai dengan paket manfaat yang
diinginkan oleh konsumen.
4. Budaya, merek mencerminkan budaya tertentu.
5. Kepribadian, merek juga menggambarkan kepribadian. Konsumen biasanya
mencocokkan kepribadian mereka yang sesuai dengan merek.
6. Pemakai, merek yang menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk.
4. Syarat-Syarat Memilih Merek
Bagaimanapun kecilnya merek yang telah dipilih mempunyai pengaruh terhadap
kelancaran penjualan. Sehingga untuk setiap perusahaan hendaknya dapat
menetapkan merek atau cap yang dapat menimbulkan kesan yang positif.
11
Untuk itu maka syarat-syarat merek dibawah ini perlu diperhatikan menurut Alma
(2007), merek harus:
1. Mudah diingat
Memilih merek sebaiknya mudah diingat, baik kata-katanya maupun
gambarnya atau kombinasi sebab dengan demikian konsumen atau calon
konsumen mudah mengingatnya.
2. Menimbulkan kesan positif
Dalam memberikan merek harus dapat diusahakan yang dapat menimbulkan
kesan positif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, jangan kesan negatif.
3. Tepat untuk promosi
Selain kedua syarat di atas, maka untuk merek tersebut sebaiknya dipilih yang
bilamana dipakai untuk promosi sangat baik. Merek-merek yang mudah
diingat dan dapat menimbulkan kesan positif tentu baik bila dipakai untuk
promosi.
5. Karakteristik Merek yang Baik
Setelah diputuskan untuk memberi merek pada produk, selanjutnya perlu
diputuskan merek apa yang digunakan. merek apapun yang digunakan semestinya
mengandung sifat berikut ini seperti yang dikemukakan oleh Simamora (2001):
1. Mencerminkan manfaat dan kualitas
2. Singkat dan sederhana
3. Mudah diucapkan, didengar, dibaca dan diingat
4. Memiliki kesan yang berbeda dari merek-merek yang sudah ada
12
5. Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi
negatif dalam bahasa asing
6. Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak paten.
Setiap perusahaan dalam menentukan brand bagi produknya harus mempunyai
dan memenuhi karakteristik di atas. Apabila merek sudah mempunyai dan
memenuhi karakteristik tersebut, maka merek itu dapat diterima konsumen.
B. Konsep Branding
Penjelasan mengenai merek (brand) akan berhubungan dengan corporate identity
dan corporate image. Branding adalah segala sesuatu yang dapat membuat ikatan
emosi. Brand mengacu pada nama perusahaan, logo, slogan, ekspresi visual atau
tampilan perusahaan. Upaya branding dapat dilakukan dengan banyak cara,
namun yang umum dilakukan adalah dengan menentukan brand personality,
brand positioning, dan brand identifiers (brand drivers). Brand personality adalah
bauran spesifik dari sifat manusia yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa.
Penelitian menunjukkan bahwa brand yang memiliki personalitas akan disukai
konsumen karena manusia cenderung memilih brand yang mempunyai
personalitas yang cocok dengan personalitas konsumen.
Brand positioning menunjukkan bagaimana suatu brand ditempatkan dalam benak
konsumen. Positioning merupakan citra dan gambaran produk yang menunjukkan
keunikan personalitas suatu brand dibandingkan dengan produk lain yang sejenis.
Brand identifiers adalah elemen brand yang dapat mengidentifikasi dan
membedakan suatu produk. Brand identifiers digolongkan menjadi tiga kelompok
yakni elemen brand itu sendiri, produk, dan asosiasi lain yang memiliki makna
13
terkait dengan brand tersebut (seperti seseorang, suatu tempat, atau suatu
peristiwa atau pengalaman tertentu). Branding dibedakan menjadi personal
branding dan corporate branding.
C. Merek Personal (Personal Brand)
1. Definisi personal branding
Berikut adalah beberapa definisi mengenai personal branding:
a. Sebuah pencitraan pribadi yang mewakili serangkaian keahlian, suatu ide
cemerlang, sebuah sistem kepercayaan, dan persamaan nilai yang dianggap
menarik oleh orang lain. Personal Branding adalah segala sesuatu yang ada
pada diri anda yang membedakan dan menjual, seperti pesan anda,
pembawaan diri dan taktik pemasaran.
b. Personal Branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara lebih
banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif. (Montoya
& Vandehey, 2008).
c. Personal Branding adalah sesuatu tentang bagaimana mengambil kendali atas
penilaian orang lain terhadap anda sebelum ada pertemuan langsung dengan
anda. (Montoya & Vandehey, 2008).
d. Kemampuan menggunakan atribut-atribut secara bebas yang menunjukkan
kemampuan anda dalam mengatur harapan-harapan yang ingin orang lain
terima dalam pertemuannya dengan anda. (Montoya & Vandehey, 2008)
Dapat disimpulkan bahwa personal branding adalah suatu proses membentuk
persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki oleh seseorang,
14
diantaranya adalah kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai, dan bagaimana
stimulus-stimulus ini menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada
akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran.
2. Tiga elemen personal branding
Menurut Montoya & Vandehey (2008) dalam membangun personal branding
diperlukan elemen-elemen utama. Elemen-elemen tersebut
harus
saling
terintegrasi dan dibangun bersamaan. Personal branding mempunyai tiga elemen
utama yaitu:
a. You
Seseorang dapat membentuk sebuah personal branding melalui sebuah
metode
komunikasi
yang
disusun
dengan
baik.
Dirancang
untuk
menyampaikan dua hal penting kepada terget market, yaitu siapakah
seseorang tersebut sebagai suatu pribadi? Dan spesialisasi apa yang seseorang
itu lakukan?. Personal brand adalah sebuah gambaran mengenai apa yang
masyarakatkan pikirkan tentang sesorang. Hal tersebut mencerminkan nilainilai, kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat sesorang berbeda
dengan yang lainnya.
b. Promise
Personal brand atau merek personal adalah sebuah janji dan tanggung jawab
untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal
brand itu sendiri.
15
c. Relationship
Sebuah personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi
yang baik dengan klien. Semakin banyak atribut-atribut yang dapat diterima
oleh klien dan semakin tingginya tingkat kekuasaan seseorang menunjukkan
semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal brand tersebut.
3. Delapan Konsep dalam Personal Branding (The Eight Laws of Personal
Branding)
Delapan hal berikut adalah konsep utama yang menjadi acuan dalam membangun
suatu personal branding seseorang (Montoya, 2008):
a. Spesialisasi (the law of specialization)
Ciri khas dari sebuah personal brand yang hebat adalah ketepatan pada sebuah
spesialisasi, terkonsentrasi hanya pada sebuah kekuatan, keahlian atau
pencapaian tertentu. Spesialisasi dapat dilakukan pada satu atau beberapa cara,
yakni:
1. Kemampuan (Ability) misalnya sebuah visi yang strategis dan prinsipprinsip awal yang baik.
2. Prilaku
(Behavior)
misalnya
keterampilan
dalam
memimpin,
kedermawanan atau kemampuan untuk mendengarkan.
3. Gaya hidup (Lifestyle) misalnya hidup dalam kapal (tidak dirumah seperti
kebanyakan orang), melakukan perjalanan jauh dengan sepeda.
16
4. Misi (Mission) misalnya dengan melihat orang lain melebihi persepsi
mereka sendiri.
5. Produk (Product) misalnya futurist yang menciptakan suatu tempat kerja
yang menakjubkan.
6. Profesi
(Profession)
pelatih
kepemimpinan
yang
juga
seorang
psychotherapist.
7. Jasa (Service) misalnya konsultan yang bekerja sebagai seorang nonexecutive director
b. Kepemimpinan (The Law of Leadership)
Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dapat memutuskan sesuatu
dalam suasana penuh ketidakpastian dan memberikan suatu arahan yang jelas
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah personal brand yang dilengkapi
dengan kekuasaan dan kredibilitas sehingga mampu memposisikan seseorang
sebagai pemimpin yang terbentuk dari kesempurnaan seseorang.
c. Kepribadian (The Law of Personality)
Sebuah personal brand yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian
yang apa adanya, dan hadir dengan segala ketidak sempurnaannya. Konsep ini
menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep kepemimpinan (the
law of leadership), seseorang harus memiliki kepribadian yang baik, namun
tidak harus menjadi sempurna.
d. Perbedaan (The Law of Distinctiveness)
Sebuah personal brand yang efektif perlu ditampilkan dengan cara yang
berbeda dengan yang lainnya. Banyak ahli pemasaran membangun suatu
17
merek dengan konsep yang sama dengan kebanyakan merek yang ada di
pasar, dengan tujuan untuk menghindari konflik. Namun hal ini justru
merupakan suatu kesalahan karena merek-merek mereka akan tetap tidak
dikenal diantara sekian banyak merek yang ada di pasar.
e. Terlihat (The Law of Visibility)
Untuk menjadi sukses, personal brand harus dapat dilihat secara konsisten
terus-menerus sampai personal brand seseorang dikenal. Untuk menjadi
visible, seseorang perlu mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya,
menggunakan setiap kesempatan yang ditemui dan memiliki beberapa
keberuntungan.
f. Kesatuan (The Law of Unity)
Kehidupan pribadi seseorang dibalik personal brand harus sejalan dengan
etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari merek tersebut. Kehidupan
pribadi selayaknya menjadi cermin dari sebuah citra yang ingin ditanamkan
dalam personal brand.
g. Keteguhan (The Law of Persistence)
Setiap personal brand membutuhkan waktu untuk tumbuh. Selama dalam
proses tumbuh tersebut berjalan, penting untuk selalu memperhatikan setiap
tahapan dan trend. Seseorang harus tetap teguh pada peronal brand awal yang
telah dibentuk, tanpa pernah ragu-ragu dan berniat merubahnya.
h. Nama Baik (The Law of Goodwill)
18
Sebuah personal brand akan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan
lama jika seseorang di belakangnya dipersepsikan dengan cara yang positif.
Seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang
diakui secara umum positif dan bermanfaat.
4. Karakteristik Personal Branding (Khas, Relevan dan Konsisten)
Pembentukan personal branding adalah layaknya seperti cara kerja merek bisnis.
Dengan perlakuan yang sama itu maka perlu dipahami bagaimana cara kerja dari
suatu merek bisnis. Prinsip dan ide-ide yang dikembangkan selama bertahuntahun di dalam bisnis dikembangkan dan disesuaikan untuk membangun sebuah
personal branding.
Personal branding merupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara dalam
benak orang lain, maka yang menjadi inti persoalannya adalah bagaimana orang
lain memandang seseorang tersebut pada sisi yang positif dan tertarik untuk
menggunakan jasanya. Terdapat tiga komponen utama yang tergabung menjadi
satu, yang menentukan kekuatan dari suatu personal branding (McNally & Speak,
2004). Merek yang kuat adalah:
a. Merek yang Khas: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut
memiliki suatu sudut pandang. Disini merek harus memiliki ciri yang berbeda
dari yang lainnya melalui keunikan yang dimiliki.
b. Merek yang Relevan: Merek yang relevan adalah apa yang dimiliki oleh
merek tersebut terkait dengan yang dianggap penting oleh orang lain.
Relevansi ini terkait dengan objek atau target dari konsumen yang dibidik,
19
karena jika tidak sesuai maka persepsi positif tidak akan timbul dan terkadang
jika sudah mengganggu malah akan timbul persepsi negatif.
c. Merek yang Konsisten: orang menjadi yakin di dalam suatu hubungan
berdasarkan pada perilaku konsisten yang mereka rasakan atau mereka amati.
Seperti halnya perlakuan pada produk, image positif yang telah terbentuk pada
konsumen haruslah konsisten, karena pada personal branding yang lebih
terkait pada jasa, hubungan atau relasi konsumen sangat kental sehingga jika
sampai image dari seseorang berubah persepsi dari masyarakat yang ukan
tidak mungkin akan menjadikan persepsi yang negatif.
Ketika tindakan-tindakan seseorang bersifat khas, relevan dan konsisten, maka
masyarakat akan mulai memandang personal brand. Seseorang yang menciptakan
dan
memelihara
hubungan
yang
bersifat
emosional
tersebut
dengan
memperlihatkan sikap yang khas, relevan dan konsisten.
D. Merek Korporat (Corporate Brand)
Corporate Brand lebih menekankan pada sebuah organisasi itu sendiri,
dibandingkan dengan produk-produk yang diciptakan dan dipasarkan oleh
perusahaan tersebut, mewakili poin utama dari sebuah diferensiasi dan
competitive advantage dalam sebuah pasar (Schultz, Antorini & Csaba, 2005).
Sementara Aaker, (2004) mengatakan merek korporat (corporate brand) adalah
sebagai sebuah merek yang mewakili apa yang yang akan diberikan oleh sebuah
organisasi dan berdiri di belakang penawaran tersebut, sebuah corporate brand
didefinisikan sebagai suatu hal yang terpenting bagi sebuah organisasi.
20
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa merek korporat adalah
bagian yang terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan yang digunakan
sebagai penjamin dari kualitas sebuah produk atau jasa yang ditawarkan dalam
sebuah pasar. Merek apa pun, terutama merek yang mengalami kemunduran dapat
mengambil keuntungan dari nama perusahaan yang sudah lebih terkenal dan
mengidentifikasikan apa yang membuat produk tersebut pernah berhasil
sebelumnya. Nama sebuah perusahaan biasanya lebih dipercaya oleh konsumen
daripada merek sebuah produk itu sendiri.
Sebuah nama perusahaan dapat menciptakan sebuah persepsi yang kemudian
menjadi
aset
perusahaan
dalam
menggambarkan
kemampuannya
untuk
menciptakan produk-produk atau jasa yang berkualitas dan inovatif bagi
konsumen, contohnya Carrefour, merek perusahaan retail raksasa asal prancis ini
telah mampu menciptakan image harga murah dan sistem berbelanja lengkap dan
nyaman diseluruh benak konsumen Indonesia.
Sebuah merek korporat (corporate brand) berkaitan erat dengan pencitraan
sebuah perusahaan (corporate image), kampanya untuk membentuk sebuah
corporate image yang baik seringkali harus dilakukan untuk menciptakan sebuah
asosiasi kepada merek korporat (corporate brand) sebagai suatu kesatuan, dan
sebagai akibatnya, konsumen cenderung untuk tidak menghiraukan atau
mengurangi peranan dari individual produk atau sub-brand yang dimiliki
perusahaan. Saat ini di Kota Bandar Lampung mulai banyak perusaan yang
menjalankan strategi corporate brand, terutama pada industri retail maupuan
kuliner yang biasanya menggunakan nama pribadi sebagai nama (merek)
21
perusahaan. Berikut data perusahaan kue dan roti yang menggunakan nama
pribadi sebagai nama (merek) perusahaan dan merek produknya.
Tabel 2.1
Daftar Perusahaan kue dan roti yang menggunakan merek personal sebagai
merek korporat di Kota Bandar Lampung
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama perusahaan
Yussy Akmal
Shereen cake & bread
Rose bread
Alvin Bread and Cake
Jesslyn K. Cakes
Yunnatan Toko
Roti Boy
Alamat
Jl. ZA Pagar Alam Kedaton Bandar Lampung
Jl. Jenderal Sudirman No. 63 (Tanjung Karang)
Jl. Zainal Abidin Pagar Alam Bandar Lampung
Jl. Zainal Abidin Pagar Alam Bandar Lampung
Jl. Jendral Ahmad Yani Bandar Lampung
Jl. RA Kartini 7-B Bandar Lampung
JL Hayam Wuruk Bandar Lampung
Sumber: http://wowlampung.com/2013/toko-roti.html data diolah peneliti
Menurut Aaker (2004) Sebuah corporate branding yang sukses seringkali
dibangun dari hubungan yang kuat antara apa yang top management perusahaan
coba untuk capai (strategic vision), apa yang karyawan perusahaan yakin dan
percaya (organizational culture), dan bagaimana pihak luar-stakeholders
mencitrakan perusahaan tersebut (corporate image). Ketiga faktor tersebut akan
mampu mengidentifikasi dan menentukan kinerja sebuah corporate brand.
Ada lima hal terpenting dalam membangun sebuah corporate branding:
a. People
Sumber daya manusia yang ada pada perusahaan, terutama yang memberikan
pelayanan secara langsung sangat berpengaruh pada pembentukan image dari
sebuah merek perusahaan (corporate brand). Jika pegawai dalam perusahaan
terlihat ramah dengan konsumen, memiliki respon dan kompetensi yang baik,
maka sebuah corporate brand akan mendapatkan lebih banyak perhatian,
lebih dihargai, disukai dan akhirnya menciptakan kesetiaan konsumen. Yang
berpengaruh bukan hanya pada apa yang mereka kerjakan, tetapi pada tingkah
22
laku, dan budaya karyawan perusahaan yang membuat mereka mampu
melakukan tindakan-tindakan positif tersebut.
b. Values & Priorities
Nilai-nilai dan prioritas adalah hal terpenting dalam sebuah perusahaan. Nilai
dan prioritas ini akan dipegang teguh oleh perusahaan dalam keadaan apa pun
dan menjadi dasar penentuan strategi bisnis perusahaan. Inovasi, kualitas dan
fokus terhadap konsumen biasanya menjadi nilai-nilai dan prioritas utama
yang dipegang oleh sebuah perusahaan. Inovasi, kualitas dan fokus terhadap
konsumen mampu mendukung terciptanya corporate brand.
c. Innovation
Sebuah organisasi yang memiliki citra sebagai perusahaan yang berinovasi
tinggi akan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan. Sebuah inovasi
mampu meningkatkan penerimaan konsumen terhadap produk-produk
baru yang ditawarkan oleh perusahaan.
d. Perceived Quality
Perceived quality atau kualitas yang dipersepsikan oleh konsumen
membutuhkan sebuah komitmen akan kualitas dari suatu organisasi.
Menciptakan sebuah perceived quality lebih sulit daripada menciptakan
persepsi inovatif. Sebuah persepsi perlu untuk dibentuk dan dijaga. Segala
hal kecil yang dapat dilihat dan dirasakan oleh konsumen yang berkaitan
dengan perusahaan dapat mempengaruhi perceived quality.
e. Concern for Customers
23
Sebuah perusahaan harus memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap
konsumen. Apabila konsumen merasa dihargai dan diperlakukan dengan
prioritas yang tinggi, maka konsumen akan membicarakan hal yang baik
mengenai perusahaan tersebut.
E. Keterkaitan antara Personal Branding dan Corporate Branding
Personal branding memiliki hubungan erat dan berbanding lurus dengan corporate
branding. Reputasi dan kredibilitas seseorang dapat dialihkan kepada korporat
dimana seseorang tersebut berada, sehingga mampu memberikan nilai kapitalisasi
yang tinggi. Disisi lain reputasi dan kredibilitas yang buruk juga mampu
memberikan dampak negatif bagi perusahaan.
Personal branding dan corporate branding bisa saling menguatkan jika dikelola
secara terintegrasi, personal branding dapat “dijual” untuk kepentingan
membangun corporate branding. Jasa profesional atau produk diyakini lebih
mudah dijual kepada klien atau konsumen jika mereknya sudah dikenal. Adanya
merek membuat konsumen lebih percaya kepada apa yang ditawarkan.
Berikut ini adalah enam elemen yang secara ringkas akan mampu menjelaskan
keterkaitan antara personal branding dan corporate branding dari sisi yang
sedikit berbeda:
1. Reason why
Sebuah nama merek besar harus memiliki dasar alasan kuat yang mampu
meyakinkan target market perusahaan bahwa merek tersebut akan mampu
memenuhi semua keuntungan-keuntungan yang ditawarkan. Personal brand juga
24
harus memiliki alasan-alasan yang kuat yang nantinya dapat dijadikan dasar oleh
audience sehingga audience yakin bahwa seseorang dengan personal brand
tersebut mampu memberikan kekuatan-kekuatan unik yang dijanjikan.
2. Brand Character
Setiap merek, baik corporate brand maupun personal brand, memiliki sebuah
kepribadian atau karakter yang membuatnya berbeda dari yang lain. Setiap merek
memiliki karakter unik yang telah diciptakan secara kreatif oleh pemasar.
Karakter unik inilah yang dapat menjadi alasan konsumen untuk memilih merek
tersebut.
3. Benefits/Unique Strength
Sebuah corporate brand harus menawarkan keunggulan yang spesifik kepada
target marketnya. Hal ini tidak berbeda dengan personal brand yang perlu
mengkomunikasikan kekuatan-kekuatan unik yang membedakan antara diri
sendiri dengan yang lainnya.
4. Competition/Comparison
Perusahaan yang menjalankan corporate brand perlu mengetahui pesaing-pesaing
mereka dengan tujuan untuk memahami alasan konsumen mau memilih produk
mereka dibandingkan dengan produk pesaingnya. Di dalam personal brand juga
perlu mengetahui orang lain sebagai pesaing yang akan dibandingkan dengan
perusahaan itu sendiri. Hal ini yang disebut sebagai personal brand comparison.
5. Needs
25
Perusahaan menjawab kebutuhan konsumen melalui produk-produk dan jasa yang
dimiliki. Di dalam personal brand juga akan berusaha memenuhi kebutuhan yang
diinginkan oleh audience.
6. Target market/Audience
Target konsumen atau calon konsumen bagi produk dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan adalah beragam, tergantung dari jenis produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Sebagai personal branding harus fokus terhadap target audience
yang diinginkan. Jika produk yang ditawarkan sama dengan produk yang
perusahaan tawarkan, maka akan tercipta kesamaan target market/audience.
F. Ekuitas Merek (Brand Equity)
Kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci
kesuksesan. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan, setiap perusahaan
harus meningkatkan “brnad” atau citra merek yang telah ada sehingga dapat
menciptakan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan. Merek memberi tanda
pada konsumen mengenai sumber merek tersebut, dan melindungi konsumen
maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produk yang
tampak identik.
Untuk mengetahui ekuitas merek pada produk-produk yang dimiliki oleh setiap
perusahaan diperlukan penelitian aset-aset yang membentuk ekuitas merek (brand
equity), sehingga perusahaan dapat menyesuaikan aktivitas pemasaran yang
dilakukan melalui merek yang terbentuk dibenak konsumen untuk dapat
meningkatkan ekuitas merek perusahaan. Brand equity atau ekuitas merek
merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu
26
merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusaan
(Susanto dan Wijarnoko, 2004).
Menurut Kotler (2009) Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan kepada
produk atau jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir,
merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek dan juga harga, pangsa
pasar dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. Sementara Aaker
(2004) mendefinisikan ekuitas merek sebagai seperangkat aset dan liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang dapat
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa
kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan. Sesuai dengan definisi tersebut,
ekuitas merek dapat bernilai baik bagi perusahaan dan bagi konsumen.
Menurut Aaker dalam Sutriono (2012) ekuitas merek terdiri dari Loyalitas Merek
(brand loyality), Kesadaran Merek (brand awaraness), Asosiasi Merek (brand
association) dan Persepsi Kualitas Merek (brand perceived quality).
a. Loyalitas Merek (Brand Loyality)
Menurut Rangkuti (2008), loyalitas merek adalah suatu ukuran kesetiaan
konsumen terhadap suatu merek. Simamora (2003), menyatakan bahwa
loyalitas merek adalah ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek.
Sedangkan menurut Durianto dkk (2004), loyalitas merek merupakan suatu
ukuran ketertarikan seseorang pelanggan kepada sebuah merek.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merek
merupakan ukuran kesetiaan, kedekatan atau keterkaitan pelanggan pada
27
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut dihadapai adanya perubahan yang baik menyangkut harga
maupun atribut lainnya.
b. Kesadaran Merek (Brand Awaraness)
Menurut Aaker dalam Rangkuti (2008), kesadaran merek adalah kemampuan
seseorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Sedangkan menurut
Tjiptono (2005), mengatakan bahwa kesadaran merek merupakan kemampuan
konsumen untuk mengenali atau mengingatkan bahwa sebuah merek
merupakan anggota dari kategori produk tertentu. Berdasarkan beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek merupakan
kemampuan seorang konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk.
c. Asosiasi Merek (Brand Association)
Menurut Aaker dalam Rangkuti (2008), asosiasi merek adalah segala hal yang
berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Simamora (2003),
menyatakan bahwa asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan tentang
merek dalam ingatan. Sedangkan menurut Durianto dkk (2004), asosiasi
merek merupakan segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait
dengan ingatan mengenai suatu merek.
d. Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality)
28
Menurut Aaker dalam Rangkuti (2008), persepsi kualitas merek adalah
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya.
Simamora (2003) menyatakan bahwa persepsi kualitas merek adalah persepsi
pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
ditinjau dari fungsinya secara relative dengan produk lain
G. Epic Model
Rangkuti (2008) mengungkapkan Epic model merupakan model analisis
efektivitas periklanan yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan
peneliti pemasaran terkemuka di dunia yang mencakup empat dimensi kritis yaitu:
empati (empathy), persuasi (persuation), dampak (impact) dan komunikasi
(comunication). Metode EPIC Model mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
metode lainnya, karena penilaian dari empat dimensi EPIC diukur secara terpisah.
Sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang terdeteksi
kurang efektif menurut EPIC dari sisi empat dimensi tersebut. Dari keempat
dimensi kritis yang diukur dalam EPIC Model ini, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dimensi Empati (Empathy)
Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu
merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau
fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain, Kamus besar bahasa
Indonesia (1988).
29
Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, menurut Peter dan Jerry
(1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal
psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan
kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang sederhana afeksi melibatkan
perasaan sedangkan kognisi melibatkan pemikiran. Variasi tanggapan afektif
dapat berupa penilaian yang positif ataupun negatif, menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang
dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya, termasuk juga
pengetahuan yang diperoleh seseorang dari pengalaman serta yang tertanam
dalam ingatan mereka. Proses psikologis berkaitan dengan pemberian
perhatian pada aspek-aspek lingkungan, memori masa lalu, pembentukan
evaluasi dan pembuatan keputusan pembelian. Aspek kognitif meliputi proses
berpikir sadar, tidak sadar dan otomatis.
2. Dimensi Persuasi (Persuation)
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan
untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang
iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan
konsumen untuk memberi serta memperoleh gambaran kemampuan suatu
iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek.
Persuasi merupakan perubahan kepercayaan sikap dan keinginan berprilaku
yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Komunikasi promosi seperti
30
periklanan yang dapat mempengaruhi dapat menggunakan dua proses kognitif
yaitu: jalur sentral dan jalur periferal menuju persuasi. Proses persuasi yang
akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan
produk.
Jalur sentral menuju persuasi cenderung muncul ketika keterlibatan konsumen
meningkat. Pada jalur sentral, konsumen memfokuskan diri pada pesan produk
dalam iklan. Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam iklan tersebut,
lalu membentuk kpercayaan tentang ciri-ciri dan konsekuensi produk, serta
mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan.
Jalur periferal menuju persuasi cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan
konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen tidak memfokuskan
diri pada pesan produk dalam sebuah iklan, tetapi pada stimulus periferal,
seperti artis, gambar, warna atau musik yang populer dan menarik. Perasaan
konsumen yang berkaitan dengan stimulus lain ini akan mempengaruhi
kepercayaan dan sikap mereka terhadap suatu merek produk.
3. Dimensi Dampak (Impact)
Dimensi ini menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu merek
mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang
diharapkan dari merek adalah jumlah pengetahuan produk (product
knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involment)
konsumen dengan produk atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat
31
pengetahuan produk (level of product knowledge) yang berbeda-beda, yang
dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan
pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk
yaitu: kelas produk, bentuk produk, merek produk, dan ciri produk. Selain itu,
konsumen juga dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk yaitu
pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat
menggunakan produk, dan nilai yang akan dicapai dari suatu produk.
Keterlibatan (involment) mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya
atau relevansi personal suatu obyek, kejadian atau aktivitas. Konsumen yang
melihat bahwa suatu produk memiliki konsekuensi yang relevan secara
pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk tersebut dan
memiliki hubungan dengan produk tersebut.
Konsekuensi dengan produk atau merek memiliki aspek kognitif maupun
pengaruh secara kognitif, yang termasuk dalam keterlibatan adalah
pengetahuan arti akhir tentang konsekuensi penting yang disebabkan oleh
penggunaan produk. Yang juga termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh
seperti evaluasi produk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang
akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih besar seperti emosi dan
perasaan yang kuat. Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan
serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat membuat
keputusan.
4. Dimensi Komunikasi (Comunication)
32
Memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan
utama yang disampaikan, pemahaman konsumen serta kekuatan kesan yang
ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk
mengembangkan
strategi
pemasaran
yang
berhasil
yang merupakan
permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi
menentukan
informasi
apa
yang
harus
dikomunikasikan,
kemudian
mengenkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol yang paling tepat
(menggunakan kata, gambar, atau tindakan).
Kemudian konsumen dapat
mengambil tindakan, seperti melalkukan pembelian.
H. Penelitian Terdahulu
Melihat masalah dan judul penelitian yang akan diteliti, maka diperlukan adanya
pemaparan tentang penelitian terdahulu guna mengungkapkan fenomena yang
sama dalam sudut pandang yang berbeda sehingga diharapkan dapat memperkaya
pengetahuan.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
1
Nama
Peneliti
Yudi
Farola
Bram
(2008)
Judul Penelitian
Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
Analisis
Efektivitas Iklan
sebagai Salah Satu
Strategi Pemasaran
Perusahaan
Percetakan
dan
Penerbitan
PT.
Rambang dengan
Menggunakan
EPIC Model
Penelitian
ini
menggunakan
desain
riset
deskriftif untuk
menjelaskan
efektifitas iklan
Perusahaan
Percetakan dan
Penerbitan
PT
Rambang
Palembang
terhadap upaya
meningkatkan
volume penjualan
Efektivitas iklan dari ke
empat
faktor
EPIC
tersebut
dinyatakan
efektif
karena
berdasarkan
analisa
didapatkan
hasil
perhitungan dari masingmasing variabel berturutturut adalah 3,558; 2,395;
3,570;
dan
3,870.
Ternyata
faktor
Comunication
menjadi
faktor
yang
paling
dominan diantara faktor
33
di Perusahaan ini.
2
Firdaus
(2009)
Pengukuran
Efektivitas Iklan
Televisi
Sepeda
Motor
Yamaha
Versi Lagu Group
Brand
Dewa
“Yamaha Semakin
di Depan” dengan
pendekatan EPIC
Model.
(Pada
Dealer
Sepeda
Motor
Yamaha
Timbul
Jaya
Blitar)
Fakultas
Ekonomi
Universitas Islam
Negeri
(UIN)
Malang.
3
Mutia
Kurnia
(2014)
Efektivitas merek
dan
Dsain
kemasan
dalam
membentuk citra
produk di serambi
Botani,
Botani
Square Bogor.
Sumber: Jurnal
I. Kerangka Pemikiran
Teknik analisis
yang digunakan
adalah
uji
validitas dan uji
reliabilitas
dan
analisis tabulasi
sederhana
dan
skor rata-rata
lainnya. Perusahaan dapat
lebih menekankan pada
peningkatan
dan
mempertahankan
efektivitas iklan.
Iklan televisi sepeda
motor Yamaha versi
lagu group band
Dewa “Yamaha
Semakin Didepan”
secara keseluruhan
adalah termasuk iklan
yang efektif dari
masing-masing
dimensi yaitu,
dimensi Empathy,
dimensi Persuasion,
dimensi Impact dan
dimensi
Communication
responden terhadap
iklan televisi sepeda
motor Yamaha versi
lagu group band
Dewa “Yamaha
Semakin Didepan”
masuk dalam rentang
sangat efektif.
Merek
dan
desain
kemasan
memiliki
hubungan nyata positif
dengan citra produk. Hal
ini menunjukkan bahwa
semakin menarik merek
dan desain kemasan suatu
produk maka citra produk
yang terbentuk akan
cenderung baik pula.
Namun merek dan desain
kemasan belum cukup
efektif dalam membentuk
citra produk Serambi
Botani sebab merek dan
desain kemasan belum
menimbulkan citra yang
baik dimata masyarakat.
34
Kerangka pemikiran akan memberi arahan kepada peneliti dan pembaca didalam
memahami permasalahan dalam penelitian. Yussy Asifaurini Akmal membangun
personal brand sejak awal berdirinya Yussy Akmal Bread and Cakes di Kota
Bandar Lampung. Yussy Akmal memilih menggunakan personal brand sebagai
corporate brand untuk membangun brand equity perusahaannya. Brand atau
merek berfungsi sebagai identitas untuk membedakan produk dengan produk
pesaing. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis pores pembentukan
merek personal Yussy Asifaurini Akmal yang sudah ada sesuai dengan delapan
konsep merek personal
yaitu spesialisasi
(the law of specialization),
kepemimpinan (the law of leadership), kepribadian (the law of personality),
perbedaan (the law of distinctiveness), terlihat (the law of visibility), kesatuan (the
law of unity), keteguhan (the law of persistence) dan nama baik (the law of good
will).
Setelah menganalisis personal branding yang telah diterapkan Yussy Asifaurini
Akmal tersebut kemudian penulis ingin mendeskripsikan bagaimana keterkaitan
antara merek personal dan merek korporat Yussy Akmal bread and cake melalui
enam elemen yang menjelaskan keterkaitan tersebut yaitu reason why, brand
character, benefits/unique strength, competition/comparison, needs dan target
market/audience, kemudian apakah merek personal yang dijadikan sebagai merek
korporat tersebut sudah cukup efektif bila diukur menggunakan EPIC Model yang
dilihat dari dimensi empati, persuasi, dampak dan komunikasi. Setelah
mendeskripsikan hasil analisis tersebut diharapkan dapat diketahui efektivitas
merek sebagai evaluasi ekuitas merek Yussy Akmal Bread and Cakes.
35
Merek Personal
Merek Korporat
Merek Yussy Akmal
EPIC Model
Feedback
1. Empati
- Pendapat tentang merek
- Menyukai
2. Persuasi
- Tertarik
- Perubahan kepercayaan
- Keinginan membeli
3. Dampak
- Pengetahuan produk
- keterlibatan
4. Komunikasi
- Kemampuan menginat pesan
- Pemahaman konsumen
- Kekuatan pesan
Efektif
Feedback
Tidak Efektif
36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2014) metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sementara metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif
didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
dari fenomena yang terjadi (Bogdan dan Taylor dalam Moloeng, 2005). Menurut
Sumanto (1990) pendekatan deskriptif kualitataif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasi kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat yang sedang terjadi
atau kecenderungan yang tengah berkembang.
37
Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan bagaimana personal
brand Yussy Asifaurini Akmal dan citra yang dihasilkan dari personal brand yang
dibentuknya selama ini, dalam membentuk corporat brand (merek korporat)
Yussy Akmal Bread and Cakes perusahaan kue dan roti yang dimilikinya.
Kemudian apakah merek korporat yang dibentuk melalui merek personal tersebut
sudah cukup efektif jika diukur dengan EPIC Model. Efektif atau tidak efektifnya
merek korporat tersebut akan dibuktikan dari penelitian yang dilakukan kepada
konsumen Yussy Akmal yang memiliki karakteristik yang sesuai untuk menjadi
informan penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitiannya.
Penentuan lokasi penelitian, Moleong (2005) menentukan cara terbaik untuk
ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki
lapangan dan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada dilapangan.
Sementara itu keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga perlu
juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang
diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive), dilakukan di
Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berguna untuk membatasi objek penelitian yang diangkat.
Manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada banyaknya data yang
diperoleh dilapangan.
38
Penelitian ini memiliki dua fokus utama, yaitu bagaimana pembentukan personal
brand Yussy Asifaurini Akmal sebagai corporate brand Yussy Akmal Bread and
Cakes, perusahaan kue dan roti yang didirikannya sejak 2010 lalu dan bagaimana
tingkat efektivitas merek Yussy Akmal Bread and Cakes bila diukur dengan
menggunakan EPIC Model. Yussy Akmal Bread and Cakes sebagai perusahaan
yang bergerak dibidang kuliner atau makanan cepat saji (fastfood) yang dirintis
oleh Yussy Asifaurini Akmal mengalami fase naik turun sampai pada akhirnya
menuai kesuksesan dan menempatkan posisinya sebagai salah satu toko khas
oleh-oleh lampung dengan produk unggulan pie pisang dan terus berinovasi maju,
tak lepas dari peran pendiri dan penggagasnya yaitu Yusssy Asifaurini Akmal.
D. Definisi Konseptual
1. Dimensi Empati (Empathy)
Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu
merek dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan
antara suatu merek dengan pribadi mereka (Durianto, 2003)
2. Dimensi Persuasi (Persuasive)
Durianto (2003) menjelaskan bahwa dimensi persuasi menginformasikan
apa yang dapat diberikan suatu merek produk untuk peningkatan atau
penguatana karakter merek korporat.
3. Dimensi Impact
Dimensi Impact menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori serupa, dan apakah merek mampu
menarik perhatian konsumen dalam pesan yang disampaikan (Durianto,
2003)
39
4. Dimensi Komunikasi (Communication)
Dimensi
komunikasi
memberikan
informasi
tentang
kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut
(Durianto, 2003)
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah
konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi
(indicator) dari suatu konsep/variabel (Noor, 2012). Definisi operasional lebih
menekankan kepada hal-hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran/indicator
dari suatu variabel dan ukuran tersebut mudah diukur. Definisi operasional
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Definis Operasional
No
1
2
Variabel
Dimensi Empati
Dimensi Persuasif
3
Dimensi Impact
4
Dimensi Komunikasi
Definisi Variabel
Menginformasikan apakah konsumen
menyukai suatu bentuk komunikasi
pemasaran dan menggambarkan
bagaimana konsumen melihat
hubungan antara merek dengan
pribadinya.
Menginformasikan apa yang dapat
diberikan suatu merek personal untuk
penguatan karakter suatu merek
korporat, sehingga pemasar
memperoleh pemahaman tentang
dampak komunikasi merek terhadap
keinginan konsumen untuk membeli.
Menunjukkan apakah suatu merek
dapat terlihat menonjol dibandingkan
merek lain pada kategori yang serupa
Memberikan informasi tentang
kemampuan konsumen dalam
mengingat pesan utama yang
disampaikan, pemahaman konsumen
dan kekuatan kesan yang ditinggalkan
pesan tersebut.
Indikator
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
a.
b.
c.
Afeksi
(Pendapat
tentang
merek)
Kognisisi
(menyukai)
Rasa
ketertarikan
Perubahan
kepercayaan
Keinginan
membeli
Pengetahuan
produk
Keterlibatan
Kemampuan
mengingat
pesan
Pemahaman
konsumen
Kekuatan
pesan
40
Sumber: Durianto (2003)
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan
perhatian peneliti. Obyek peneliti dapat berupa mahluk hidup, benda, system dan
prosedur, fenomena, dan lain sebagainya (Kountur, 2009). Pada penelitian ini
populasi yang diteliti adalah masyarakat Bandar Lampung, yaitu responden yang
mengetahui dan pernah membeli produk (konsumen) Yussy Akmal di Kota
Bandar Lampung.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya akan dianggap bisa
mewakili keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling dan accidental sampling. Penentuan informan
secara purposive sampling yaitu cara penentuan informan yang ditetapkan secara
sengaja atas dasar kriteria atau pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini,
pemilihan informan didasarkan kriteria dengan urutan sebagai berikut:
1. Tinggal di Kota Bandar Lampung
2. Mengetahui atau pernah membeli produk Yussy Akmal Bread and Cakes
3. Bersedia menjadi informan
Sementara itu, accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
sesuka hati, pemilihan anggota sampel hanya pada momen atau saat tertentu saja
(penentuan sampel dilakukan dengan memilih mereka yang pada saat dilakukan
penelitian berada pada atau lokasi penelitian) namun tetap sesuai dengan syarat
yang terdapat dalam purposive sampling. Alasan pengambilan sampel
menggunakan metode ini adalah karena populasi dalam penelitian ini dianggap
41
homogen sehingga memenuhi persyaratan untuk menggunakan metode accidental
sampling sebagai metode pangambilan sampel.
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung
Yussy Akmal Bread and Cakes Bandar Lampung. Jumlah responden yang diambil
berjumlah 91 orang dengan asumsi bahwa jumlah pengunjung Yussy Akmal
Bread and Cakes adalah 1.000 orang dalam dua minggu. Namun untuk
meminimalisir kesalahan pada data yang diterima, maka peneliti mengambil
responden dalam jumlah yang lebih banyak yaitu 100 orang. Penentuan jumlah
responden ini ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu:
n=
1+
Keterangan:
n
: ukuran sampel
N
: ukuran populasi
e
: batas toleransi kesalahan (error tolerance) 10%
n=
n=
1000
1 + 1000 0,1
= 90,9009
n = 91
Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang meliputi elemen empati,
persuasi, impact atau dampak dan komunikasi. Dari kuesioner tersebut didapatkan
data deskriptif mengenai kefektifan merek personal dalam membentuk merek
korporat.
42
Sementara itu, untuk informan pada penelitian ini adalah pemilik toko Yussy
Akmal Bread and Cakes sebagai informan dikarenakan pihak tersebut terlibat
langsung dalam pembentukan merek personal sebagai merek korporat Yussy
Akmal Bread and Cakes di Kota Bandar Lampung.
G. Sumber Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu data
primer dan data skunder. Purhantara (2010) mengatakan bahwa data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti
memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumeninstrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data sekunder merupakan data atau
informasi yang diperoleh secara tidak langsung melalui media penunjang. Data
sekunder dapat berupa dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari buku,
internet, surat kabar, jurnal dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian
ini. Data ini diperlukan agar hasil penelitian memperoleh tingkat kepercayaan
yang memadai.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014). Berdasarkan penelitian ini, jenis data
yang digunakan untuk mengetahui dimensi EPIC (Emphaty, Persuasion,
Impact and Comunication) adalah pertanyaan berupa kuesioner.
43
Data ini berasal dari responden melalui kuesioner kepada konsumen Yussy
Akmal Bread and Cake di Kota Bandar Lampung.
Pertanyaan yang ada dalam kuesioner memiliki bobot dan kategori dengan
menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala multi item, yaitu skala
yang digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap suatu objek dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan atau pernyataan (statement). Dengan jumlah
pertanyaan itu, kemudian diambil suatu kesimpulan dengan suatu cara yang
disebut technique of summated reting. Dalam tahap pengolahan data, jawaban
diganti dengan angka satu sampai lima agar dapat dijumlahkan. Dari jumlah
skala statemen dapat diketahui apakah responden secara keseluruhan
menunjukkan sikap yang baik (positif) atau tidak baik (negatif).
2. Wawancara (Interview)
Purhantara (2010) mendefinisikan wawancara adalah proses percakapan
dengan maksud untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan kepada orang lain yang
diwawancarai. Metode pengumpulan data dengan wawancara merupakan cara
yang banyak digunakan oleh para peneliti sehingga metode ini sangat populer.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana
pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan subjek
penelitian atau responden.
Peneltian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur (mendalam)
dengan pemiliki Yussy Akmal Bread and cake sebagai informan.
44
3. Dokumentasi
Moleong (2005) mendefinisikan Dokumen adalah setiap bahan tertulis
ataupun film, yang digunakan sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramal. Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiyono, 2008). Dengan
adanya dokumen hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih
kredibel kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto saat wawancara
yang berguna untuk meningkatkan tingkat kredibilitas/kepercayaan dari proses
observasi atau wawancara.
I. Uji Kualitas Data
Alat bantu analisis yang digunakan adalah program aplikasi statistik yaitu
softwere SPSS (Statistic For Product and Service Solution) for windows ver 22.
Sebelum mengadakan penganalisisan dilakukan juga pengujian data untuk
menjaga agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa uji
dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dalam penelitian
tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas akan dilakukan
dengan menghitung koefisien korelasi antar subjek pada item pertanyaan
dengan skor test yang diperoleh dari hasil kuesioner, yaitu dengan mencari
45
nilai koefisien korelasi (r) dari masing-masing pertanyaan dan dibandingkan
dengan nilai kritik tabel korelasi r. Bila r hitung > r tabel, maka
pertanyaan/variabel tersebut telah signifikan. Hal ini berarti bahwa
pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki validitas konstrak, yaitu memiliki
konsistensi internal yang berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut
mengukur aspek yang sama.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana instrument dapat
diberikan hasil yang relatif sama bisa dilakukan pengukuran kembali terhadap
subyek yang sama (Kriyantono, 2006). Suatu instrument yang mempunyai
reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa instrument tersebut memiliki
kehandalan untuk digunakan suatu pengukuran. Dalam penelitian ini mencari
reliabilitas instrumen yang sekornya merupakan rentangan antara beberapa
nilai dalam bentuk skala 1-5 dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien
alpha (α) dari Cronbach dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti
dinyatakan reliabel apabila nilai alpha Cronbach (α) > 0,6.
J. Teknik Analisis Data
1. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.
Menurut Kriyantono (2006) skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
kejadian atau gejala sosial. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan
46
seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk
memberikan jawaban dari lima pilihan jawaban, dimana masing-masing jawaban
memiliki nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini digunakan pertanyaan tertutup
dengan rentang skala penilaian yaitu:
Tabel 3.2
Skala Likert
Penilaian
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Tidak Setuju (TS)
2
Netral (N)
3
Setuju (S)
4
Sangat Setuju (SS)
5
Sumber: data diolah peneliti 2016
Bobot
2. Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam
menganalisis
efektifitas
merek
pada
permasalahan
ini,
penulis
menggunakan analisis tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot,
Durianto (2003) dalam Firdaus (2009). Dalam analisis tabulasi sederhana, data
yang diperoleh diolah ke bentuk persentase dengan rumus:
=∑
Dimana:
100%
P
: persentase responden yang memilih kategori tertentu
Fi
: jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑fi
: banyaknya jumlah responden
3. Skor Rata-rata
47
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Cara
menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing
bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus penghitungnya:
=
∑ .
∑
Dimana:
: rata-rata berbobot
Fi
: frekuensi
wi
: bobot
setelah itu digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan
responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif
jawaban yang berbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0
hingga 6 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif.
Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus sebagai berikut:
Rs =
(
)
Dimana:
R (bobot)
: bobot terbesar-bobot terkecil
M
: banyaknya kategori bobot
Rentang skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka
rentang skala penelitian yang didapat adalah:
Rs =
5−1
= 0,8
5
Sehingga posisi keputusannya menjadi:
48
STE
1,00
TE
1,80
CE
2,60
3,40
E
4,20
SE
5,00
Keterangan:
STE
: Sangat Tidak Efektif
(masuk skala 1,00 – 1,80)
TE
: Tidak Efektif
(masuk skala 1,80 – 2,60)
CE
: Cukup Efektif
(masuk skala 2,60 – 3,40)
E
: Efektif
(masuk skala 3,40 – 4,20)
SE
: Sangat Efektif
(masuk skala 4,20 – 5,00)
Setiap dimensi EPIC Model akan dianalisis secara terpisah dengan menggunakan
metode skor rata-rata untuk mengetahui efektivitas tiap dimensi tersebut dalam
merek Yussy Akmal Bread and Cake yang nantinya nilai rata-rata itu akan
dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari Sangat Tidak Efektif (STE)
sampai dengan Sangat Efektif (SE).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan kepada
uraian teori-teori dan analisis mengenai Efektivitas merek personal dalam
membentuk merek korporat menggunakan Epic Model disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembentukan merek personal sebagai merek korporat PO. Yussy Akmal bread
and cake sudah dibentuk sejak berdirinya perusahaan Yussy Akmal. Proses
pembentukan merek Yussy Akmal cukup sederhana, bermula dari hobi
berjualan kue dan roti disekolah, kemudian Yussy semakin dikenal
masyarakat hingga ia mendirikan perusahaan perseorangan (PO) Yussy Akmal
Bread and Cake dan tetap menggunakan nama pribadinya sebagai merek
korporat dengan maksud suapaya lebih mudah diingat konsumen.
2. Merek personal Yussy Akmal sudah sesuai dengan delapan konsep personal
brand, keterkaitannya dengan corporate brand juga sudah sesuai dengan enam
elemen keterkaitan merek personal dengan merek korporat. Yussy Akmal
dikenal sebagai perusahaan yang memiliki inovasi tinggi. Hal ini tentu tidak
lepas dari peran owner PO Yussy Akmal dan personal brand yang
89
dilakukannya. Yussy menyalurkan merek personalnya ke perusahaannya
dengan cara yang berbeda. Cara ini adalah Yussy memegang single control
perusahaan dan menjaga kualitas produk Yussy Akmal Bread and Cake.
Dengan sifatnya yang ulet dan pekerja keras Yussy membuktikan kualitas diri
dan perusahaannya dengan menciptakan produk unggulan khas daerah
Lampung pie susu pisang yang menjadi alternatif panganan oleh-oleh khas
daerah berbahan dasar pisang. Semua yang dilakukannya membuat Yussy
Akmal memiliki personal brand dan perusahannya memiliki corporate brand
serta brand equity yang kuat.
3. Hasil perhitungan Epic Model efektivitas merek Yussy Akmal dimensi empati
(empathy) berada pada rentang efektif dengan skor 4,19. Responden menilai
bahwa merek Yussy Akmal menarik perhatian responden dan responden
menyukai merek tersebut.
4. Dimensi persuasi (persuation) merek Yussy Akmal masuk dalam rentang
efektif yaitu dengan skor 3,88. Hal ini menunjukkan bahwa merek Yussy
Akmal memberikan dampak positif terhadap keinginan pembelian produk
Yussy Akmal.
5. Dimensi Dampak (Impact) untuk merek Yussy Akmal memperoleh skor 3,41,
yang artinya merek yussy akmal untuk dimensi impact berada pada rentang
efektif. Sehingga dengan skor tersebut dapat diketahui bahwa responden
memiliki pengetahuan yang cukup atas merek Yussy Akmal bread and cake.
90
6. Dimensi Komunikasi (comunication) untuk merek yussy akmal berada pada
rentang efektif dengan skor 3,84. Hal ini berarti merek Yussy Akmal dinilai
jelas
dalam
menyampaikan
pesannya
yaitu
yussy
akmal
mampu
mengkomunikasikan maksud dan produk yang dihasilkan perusahaan.
7. Setelah dilakukan pengujian, keempat dimensi di atas dinyatakan efektif
terhadap merek Yussy Akmal bread and cake. Nilai EPIC rate 3,83 yang
diperoleh dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa merek yussy akmal dinilai efektif
dalam membentuk merek korporat.
B. Saran
1. Sebaiknya PO. Yussy Akmal Bread and Cake lebih aktif memperkenalkan
mereknya kepada masyarakat melalui media cetak daerah seperti koran
Radar lampung, Lampung Pos, Tribun Lampung maupun media lokal
lainnya serta memperhatikan desain merek dalam hal persuasi terhadap
masyarakat dan kemampuan merek dalam meningkatkan product
knowledge (pengetahuan produk) konsumen. Karena pada dasarnya merek
yang menarik dan disukai belum merupakan jaminan bahwa merek
tersebut akan mempengaruhi masyarakat untuk membeli produk yang
ditawarkan.
2. Desain kemasan hendaknya dilengkapi dengan logo sertifikasi halal dari
MUI, agar konsumen merasa aman dalam mengkonsumsi produk Yussy
Akmal. Selain itu pihak Yussy Akmal sebaiknya juga menambahkan
91
nomor legalitas produk dari BPOM untuk menambah kepercayaan
konsumen.
3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti disarankan menggunakan kuesioner
dengan pertanyaan terbuka sehingga dapat membahas mengapa responden
lebih tertarik dengan satu merek dibanding merek lainnya.
4. Pada penelitian selanjutnya, peneliti disarankan untuk menggunakan alat
pengukur lainnya atau metode selain EPIC Model. Hal ini dapat
memperlihatkan nilai variabel yang diteliti dengan tingkat signifikan yang
dapat dibuktikan dengan uji statistik sehingga dapat diketahui dengan jelas
variabel manakah yang paling mempengaruhi merek.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchori. 2007. Menejemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. CV.Alfabeta:
Bandung
Durianto, Darmadi. 2005. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Alfabeta:
Bandung
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Brand Equity Ten, Strategi Memimpin Pasar. PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Firdaus. 2009. Pengukuran Efektivitas Iklan Televisi Sepeda Motor Yamaha
dengan Pendekatan EPIC Model. Jurnal. Universitas Islam Negeri:
Malang
Frans M. Royan.2005. Cluster strategi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Hidayat, Roni. 2012. Strategi Personal Branding Pada Praktisi Industri Kreatif.
Skripsi tidak diterbitkan: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
KBBI. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Aplikasi offline Versi 6.2
Kevin Robert. 2011. Kekuatan Brand dalam Bisnis. Majalah Marketing edisi 3,
januari. PT. Info Cahaya Hero: Jakarta
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Alih
Bahasa: Alexander Sindoro. Prenhallindo: Jakarta
Kotler,
Philip. 2000. Menejemen Pemasaran,
Implementasi dan kontrol, buku empat: Jakarta
Analisis,
Perencanaan,
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran. Alih bahasa Benyamin Molan Buku
kedua, Edisi keduabelas. PT.INDEKS: Jakarta
Kotler, Philip dan Keller, lane Kevin. 2009. Manajemen pemasaran. Ghalia
Indonesia: Jakarta
Kountur, Ronny. 2009. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Manajemen PPM: Jakarta
Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. PT Kencana:
Jakarta
Kurnia, Mutia. 2014. Efektivitas Merek dan DesainKemasan dalam Membentuk
citra produk di Serambi Botani Square. Jurnal. Institut Pertanian Bogor: Bogor
93
McNally David and Speak, Karl D.2004. Ebook. Be Your Own Brand Resep Jitu
Meraih Personal Brand yang Unggul. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Bandung
Montoya, Peter & Vandehey. 2008. The Brand Called You, Make Your Business
Stand Out in a Crowded Market Place. McGraw-Hill: USA
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Kencana Prenada Media Group:
Jakarta
Price, Anold dan Zihnkan. 2004. Consumers. Firt Edition. McGraw-Hill: New
York
Purhantara, wahyu. 2010. Metode penelitian kualitatif untuk bisnis. Graha ilmu:
Peter J. Paul, Olson Jerry C. 1999. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Erlangga: Jakarta
Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Graha Ilmu:
Yogyakarta
Rengkuti, Freddy. 2008. The Power of Brand’s. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
Simamora Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung
Susanto dan Hilmawan Wijanarko. 2004. Power Branding: Membangun merek
Unggul dan Organisasi Pendukungnya. PT. Mizan Publik: Jakarta
Sutriono, Taat. 2012. Analisis Brand Equity Produk Pembalut Wanita. Sekripsi
tidak diterbitkan: Universitas Lampung
Sumanto. 1990. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Andi Offset:
Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2011. Strategi Pemasaran, edisi kedua. Andi: Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Andi: Yogyakarta
Tristantia, Anugrah. 2012. Efektivitas Endorser pada Iklan Media Televisi.
Skripsi. Universitas Lampung: Bandar Lampung
Bram, Yudi Farola. 2008. Analisis Efektivitas Iklan sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan dan Penerbitan Menggunakan EPIC Model.
Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional: Jakarta
94
Internet
Anugraheni, Titis. 2012. Peran personal brand Steve jobs di mata pengguna apple
dalam corporate branding apple inc.
http://www.academia.edu/4311969/Peran_personal_brand_Steve_Jobs_Da
lam_Corporate_Branding_Apple_Inc, diakses tanggal 21 Desember 2015
Aaker, 2004. Brand Equity & Advertising: Advertising’s Role in Building Strong
Brands.ebook
http://journals.ama.org/doi/abs/10.1509/jm.10.0522?journalCode=jmkg,
di akses tanggal 18 februari 2016
Dwiarko. 2011. Kekuatan Personal Branding, http://kompasiana.com, diakses
tanggal 16 Desember 2015
Handoko,
Handri.
2012.
Macam-macam
Brand
dan
definisinya,
http://gallandri.blogspot.com/2012/10/macam-macam-brand-dandefinisinya.html diakses tanggal 09 desember 2015
Montoya, Peter dan Vandehey 2008. The Brand Called You: the ultimate brandBuilding and Business Development Handbook to transform anyone into
an Indispensable Personal Brand. Personal Branding Press,
http://repository.upi.edu/11291/9/S_MBS_0907328_Personalbrand.pdf
diakses tanggal 11 desember 2015
Odbrand.
2011.
Pentingnya
Brand
(merek)
bagi
Perusahaan.
http://odbrand.com/2011/10/08/pentingnya-brand-merek-bagi-perusahaan/
diakses tanggal 18 februari 2016
Schultz, Antorini & Csaba.2005. Corporate Branding: Purpose/people/process:
Towards the Second Wave of Corporate Branding. Copenhagen Business
School Press. Denmark, http://www.slideshare.net/indrapurba1/strategimerek-19060422#btnNext diakses tanggal 09 desember 2015
Susanto, Ronald. 2009. Brand Equity yang Dibangun melalui Personal Branding.
Skripsi
tidak
diterbitkan:
Universitas
Indonesia,
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128417-T%2026622-Brand%20equityHA.pdf, diakses tanggal 23 Februari 2016
UU merek no 15 tahun 2001
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/300/nprt/11/undangundangnomor-15-tahun-2001, diakses tanggal 8 februari 2016
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/300/nprt/11/undangundangnomor-15-tahun-2001, diakses tanggal 19 februari 2016
www.merdeka.com/artikel,19/06/2013, diakses 21 april 2016 pukul 14:28
Download