booklet Prinsip-prinsip Pemuridan.pmd

advertisement
Belas Kasih Seorang Murid
Prinsip-Prinsip Pemuridan
Diterbitkan oleh:
Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia
untuk kalangan sendiri
Cetakan Pertama, Maret 2006
Nihil obstat:
Jakarta, 2 November 2005
RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto Pr.
Imprimatur:
Bogor, 19 Desember 2005
+ Cosmas Michael Angkur OFM
Uskup Bogor,
Episcopal Advisor BPN
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Setiap kutipan ke dalam buku lain harus dengan ijin tertulis dari
Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik Indonesia.
Rancang Sampul: Andreas Ambar Purwanto
Ilustrasi: Hermano Leon
Setting: Andreas Ambar Purwanto
Seri Buku Pegangan Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia:
1. Seminar Hidup Baru Dalam Roh
2. Seminar Pertumbuhan Rohani
3. Dasar Kedewasaan Kristen
4. Prinsip-prinsip Pemuridan
5. Kepemimpinan Rohani Dan Bekerja Sama Sebagai
Pemimpin
2
kita dapat memahami perasaan-perasaan orang lain
seolah-olah itu adalah perasaan kita sendiri.
Belas kasihan seperti inilah yang harus ada dalam Tubuh
Kristus dan kita harus menganggapnya sebagai suatu
previlegi, supaya kita dapat saling melayani.
(bdk. Hos 11:4: “Aku menarik mereka dengan tali
kesetiaan, dengan ikatan kasih”).
c. Paulus
Flp 2:1: “Jadi karena dalam Kristus ada nasehat, ada
penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra
dan belas kasihan, …”
Paulus mendorong orang-orang percaya untuk memiliki
afeksi dan simpati ini terhadap satu sama lain, dan dengan
demikian sempurnalah sukacitanya.
d. Yesus
Yesus
dalam
Mat
25:31-46
membicarakan
kedatanganNya yang kedua. Dia menjelaskan kebutuhankebutuhan yang jelas yang ada dalam dunia dan
memperlihatkan betapa pentingnya bahwa kita sebagai
murid-muridNya harus melayani kebutuhan-kebutuhan ini.
Ini merupakan tindakan belas kasihan, tindakan melihat
kebutuhan dan berbuat sesuatu.
Perintah Yesus kepada ahli hukum dalam Luk 10, sesudah
Dia menceritakan cerita orang Samaria yang baik hati,
merupakan perintah yang menggema sepanjang segala
abad, yang sangat relevan juga bagi kita di jaman sekarang
ini, seperti bagi ahli hukum itu. Tidak hanya dalam kaitannya
dengan belas kasihan, tetapi juga dalam semua prinsipprinsip pemuridan.
Saya bersama Yesus mendorong Anda untuk :
“Pergi dan perbuatlah demikian”
107
Prinsip-prinsip Pemuridan
Setiap talenta bernilai 15 tahun gaji untuk seorang pekerja.
Tuan yang pengampun itu menunjukkan belas kasih. Tapi
kemudian hamba itu melihat sesama hamba yang
mempunyai hutang kepadanya sebesar 100 dinar. Satu
dinar adalah upah sehari bagi seorang pekerja. Dia tidak
menunjukkan belas kasihan.
Dalam ayat 35 Yesus memberikan peringatan yang sangat
keras, agar kita menunjukkan belas kasih dan mengampuni,
sebagaimana kita juga telah menerima belas kasihan dari
Allah.
b. Petrus
I Ptr 3:8: “Hendaklah kamu semua mengasihi saudarasaudara, penyayang ……”.
Kali ini kita adalah “sumpathecs” – menderita bersama.
Rom 12:5: “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita
dan menangislah dengan orang yang menangis”.
I Kor 12:26: “Karena itu jika satu anggota menderita,
semua anggota turut menderita; jika satu anggota
dihormati, semua anggota turut bersukacita”.
Jika jari kaki kita tersandung, seluruh tubuh bereaksi!
Artinya lebih lanjut dijelaskan dalam Ibrani, yaitu:
Ibr 13:3: “Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena
kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan
ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenangwenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini”.
Daftar Isi
Kata pengantar
5
Pengantar
7
I. Panggilan Menjadi Murid
9
II. Menjadi Murid
15
III. Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid
22
IV. Relasi Seorang Murid
29
V. Murid dan Firman Allah
34
VI. Kehidupan Seorang Murid
40
VII. Dalih-dalih Pemuridan
51
VIII. Ujian Bagi Seorang Murid
58
IX. Teladan Seorang Murid
68
X. Buah Seorang Murid
75
XI. Bimbingan Seorang Murid
83
XII. Persaudaraan Seorang Murid
95
XIII. Belas Kasih Seorang Murid
101
Karena itu teladan belas kasihan Petrus merupakan teladan
yang mengajar kita, bagaimana kita seharusnya
berhubungan dengan saudara-saudara kita. Belas kasihan
ini merupakan perhatian yang mendalam yang ada, jika
106
3
Belas Kasih Seorang Murid
c. Orang Samaria yang baik hati
Dalam Luk 10 dapat kita baca perumpamaan tentang
orang Samaria yang baik
hati. Alasan mengapa Yesus
menceritakan perumpamaan ini adalah untuk memperlihatkan teladan atau
contoh belas kasihan dan
cara bagaimana kita harus
menunjukkan belas kasihan.
Dalam kasus ini orang yang
telah dirampok dan dianiaya
sangat membutuhkan pertolongan. Pertama Yesus memperlihatkan kurangnya belas
kasihan dalam diri Imam dan orang Lewi. Kemudian Dia
memperlihatkan cara bagaimana belas kasihan harus
dilakukan.
Perhatikanlah contoh orang Samaria:
· Dia membahayakan dirinya sendiri.
· Dia mengalahkan kecurigaan-kecurigaan atau prasangka.
· Dia mengorbankan kenikmatan fisik. Dia menanggung
ketidak-nyamanan fisik.
· Dia menyumbangkan uangnya.
· Dia tetap memberi perhatian.
Di kemudian hari Yohanes menunjukkan kebenaran pokok:
I Yoh 3:17: “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan
melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup
pintu hatinya terhadap saudaranya itu bagaimanakah kasih
Allah dapat tetap di dalam dirinya?”
3. Panggilan untuk berbelas kasih
a. Guru yang pemaaf atau pengampun
Dalam Mat 18:23-35 kita lihat seorang tuan yang
mengampuni hambaNya yang berhutang sepuluh ribu
talenta.
4
105
Prinsip-prinsip Pemuridan
Apakah Allah telah lupa menjangkau mereka, umat
pilihanNya? Belas kasihNya lebih besar daripada belas kasih
seorang ibu kepada anaknya yang masih menyusu. Belas
kasihNya menuntut penyelenggaraanNya.
Yoh 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang
tunggal ……”
Noda-noda paku yang membentuk di tanganNya
selamanya menjadi peringatan akan belaskasihNya kepada
umatNya. Untuk menunjukkan belas kasih seperti ini: Dia
harus membayar mahal.
Seseorang pernah berkata: “Kasih itu menarik, tetapi
prakteknya sulit, mengerikan”.
b. Teladan Yesus
Tak perlu diragukan bahwa Yesus
mencintai umatNya. Namun demikian
ada
saat-saat
bahwa
Alkitab
mengatakan secara khusus Dia “tergerak
oleh belas kasihan”. (bdk. Mat 9:36 dan
14:14).
Kata Pengantar
Setelah bertahun-tahun Pembaharuan Katolik di Indonesia
mengadakan pembinaan dan pengajaran dari berbagai sumber
maka kita mempunyai buku pegangan yang sudah tidak asing
lagi. Sekarang buku Prinsip-prinsip Pemuridan ini sudah resmi
menjadi buku yang diakui.
Semoga bahan ini dapat bermanfaat dan dipergunakan untuk
membina dan melatih peserta segenap warga karismatik Katolik
di keuskupan dan paroki kita masing-masing.
Selamat berkarya, selamat melayani.
Tuhan memberkati kita semua.
Jakarta, 10 Februari 2006
Joseph Tedjaindra
Koordinator
Antonius Gunardi, MSF
Co-Moderator
Ini merupakan reaksi Yesus terhadap kebutuhan
yang dihadapi oleh Yesus. Kebutuhan lahiriah umat,
misalnya sakit penyakit dan dosa membangkitkan perasaan
belas kasih yang mendalam dalam diri Yesus dan
mendorong Dia untuk berbuat sesuatu.
Belas kasihan ini adalah belas kasihan yang mendorong.
Setiap kebutuhan, bahkan kebutuhan yang sekarang kita
rasakan membangkitkan dalam diri Yesus rasa belas
kasihan yang sama. Setiap kali Yesus tergerak oleh belas
kasihan, Dia pasti berbuat sesuatu.
104
5
Belas Kasih Seorang Murid
Ibr 4:15: Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak
dapat turut merasakankelemahan-kelemahan kita.
Sebaliknya ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti
kita sendiri; hanya ia tidak berbuat dosa.
2. Teladan belas kasih
a. Teladan dari Allah
Belas kasih yang menunjukkan kasihan (mercy). Seluruh
rencana dan pelayanan Allah adalah pelayanan belas
kasihan. Dia melayani sampai kepada orang-orang yang
tidak layak untuk dilayani. Dia mengampuni pendosa.
Mzm 78:38: “Tapi Allah mengasihi dan mengampuni
umatNya dan tidak membinasakan”.
Di sini belas kasih Allah sedemikian besarnya sehingga Dia
mengampuni dosa umat Israel. Belas kasih yang sabar.
Mzm 145:8: “Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang
sabar dan besar kasih setiaNya”.
Orang Israel di sini menunjukkan bahwa alasan kesabaran
Allah adalah kasihNya yang besar, seperti kasih ibu untuk
anaknya. Ini mengingatkan kita bahwa
I Ptr 4:8: “kasih menutupi banyak sekali dosa”
Belas kasih yang menyediakan, menyelenggarakan.
Yes 49:15: “Dapatkah seorang perempuan melupakan
bayinya sehingga ia tidak menyayangi anak dari
kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak
akan melupakan engkau”.
Yes 49:12-16 memberikan salah satu gambaran yang
paling hidup tentang belas kasih Allah yang diketemukan
dalam Kitab Suci, yaitu tentang penebusan umat Allah.
Orang-orang yang ditebus akan datang dari utara, barat
dan dari tanah Sinim – Mesir (ayat 12).
6
103
Prinsip-prinsip Pemuridan
Pengantar
kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak
akan melupakan engkau.
b. Kata-kata Perjanjian Baru
Splanchnizomai: Ini berarti “tersentuh bagian batin kita”,
“hati tergoncang di dalam”.
Dengan jelas ini melukiskan sikap Yesus terhadap
kebutuhan manusia di sekitarNya. Bila Dia memandang
orang banyak Dia sering dilukiskan sebagai “tergerak oleh
belas kasih”. HatiNya, secara harafiah “isi perut”Nya
terguncang di dalamNya waktu melihat pemandangan di
hadapanNya. Kita juga harus tergerak oleh kebutuhan yang
ada di hadapan kita.
Oikteiro: perasaan sedih karena
penderitaan orang lain.
Jadi memang mengandung rasa
belaskasihan.
Sumpatheo: menderita bersama
orang lain.
Idenya adalah memahami cara
seseorang merasakan dan dapat
juga berarti merasakan hal yang sama.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Bersama ini kami sajikan bahwa renungan mengenai prinsipprinsip pemuridan. Kami rasa bahwa bahan ini mudah dan cepat
dapat dipahami oleh murid-murid Yesus di manapun. Maka pada
kesempatan ini kami haturkan banyak terima kasih kepada
Pastor F.X. Sukarno OSC – Bandung yang telah menyediakan
waktunya untuk mengalihkan buku renungan ini ke dalam bahasa
Indonesia.
Semoga dengan renungan prinsip-prinsip pemuridan ini banyak
anggota umat dibantu untuk menjadi murid-murid Yesus yang
aktif.
Shalom dalam kasihNya.
Soli Deo Gloria
Jakarta, 3 Juni 1993
Pastor L. Sugiri, SJ
Eleeo: Menaruh belas kasihan.
Ini lawan dari iri hati terhadap keberuntungan orang lain.
Perasaan belas kasih atas kemalangan orang lain.
Metriopatheo: menaruh belas kasihan.
“Metrio” berarti moderat. Artinya “tidak terganggu” oleh
kesalahan atau kebodohan orang lain.
Ibr 5:2: Imam agung itu sendiri lemah dalam banyak hal
dan karena itu ia dapat berlaku lemah lembut terhadap
orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan yang sesat
jalannya.
102
7
XIII. Belas Kasih Seorang Murid
Tuhan Yesus Kristus adalah orang yang penuh belas kasih. Sering
dalam Kitab Suci kita melihat bahwa Dia menaruh belas kasih
kepada orang-orang, kepada orang banyak, kepada setiap
individu.
Banyak orang di jaman ini bersikap keras
dan acuh tak acuh terhadap kebutuhankebutuhan yang ada di sekitar kita.
Dalam bab ini kita akan memeriksa apa
artinya berbelas kasih (iba), dengan
melihat kehidupan dan contoh-contoh
orang-orang yang berbelas kasih dalam
Alkitab. Dengan berbuat demikian kita
akan melihat kebutuhan untuk menjadi
orang yang berbelas kasih dan penuh
perhatian di jaman kita ini.
1. Arti belas kasih
a. Kata-kata Perjanjian Lama
Chamal berarti “menyatakan simpati terhadap orang lain,
merasa senasib”. Jadi menunjukkan belas kasih.
Racham berarti “memegang dengan lemah lembut”, dengan
maksud untuk mencintai atau menaruh belas kasihan. Kata
ini ada kaitannya dengan “rahim”.
Ini berarti “sikap belas kasih yang dalam seperti belas kasih
seorang ibu terhadap bayi kecilnya yang tak berdaya”.
Lagi kata ini menjelaskan kepada kita hati Allah.
Yes 49:15: Dapatkah seorang perempuan melupakan
bayinya sehingga ia tidak menyayangi anak dari
8
101
Prinsip-prinsip Pemuridan
4. Transformasi dari persekutuan
Kita menjadi seperti orang-orang dengan siapa kita bersekutu.
Ams 13:20: “Siapa bergaul dengan orang bijak, menjadi
bijak, tetapi siapa bergaul dengan orang bebal, menjadi
malang”.
Kejadian di Tiongkok:
Gadis umur 11 tahun harus dididik kembali, karena 11 tahun
dia hidup di kandang babi. Dia dalam segala hal seperti babi.
Dalam psikologi, ini disebut “meniru”. Gadis itu meniru babi.
Alkitab juga mengingatkan akan pengaruh dari persekutuan
yang negatif.
Ams 13:20: “Siapa bergaul dengan orang bebal menjadi
malang”.
I Kor 10:20: “Aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan
roh-roh jahat”.
Persekutuan dengan iblis membuat orang menyembah rohroh jahat.
Gal 6:8: “Sebab barang siapa menabur dalam dagingnya, ia
akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa
menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari
Roh itu”.
Segi positif diperlihatkan dalam Ef 5:1 di mana kita diajak
untuk menjadi penurut-penurut Allah.
Ini dimungkinkan jika kita bersekutu dengan Dia.
I. Panggilan Seorang Murid
Seorang murid tidak hanya menerima pandangan-pandangan
dan ajaran-ajaran Sang Guru, tetapi juga menjalankan
pandangan dan ajaran Sang Guru. Karena kita ini murid-murid
Yesus, maka kita harus mempelajari pribadi Yesus dan
mempraktikkan apa yang telah kita pelajari. Inilah hakikat dari
pemuridan.
Gordon Mc Donald berkata:
“Pemuridan yang sejati adalah komitmen yang utuh kepada
Tuhan Yesus Kristus”.
1. Oleh Siapa Kita Dipanggil
Yang paling penting dalam pemuridan ialah orang (tokoh)
yang kita ikuti. Kita menjadi pengikut-pengikut Yesus karena
kita menyertai Dia dan ingin menjadi seperti Dia. Inilah tujuan
dari iman kita.
a. Yesus memilih orang
Mat 4:18-22 : Bagaimana Yesus memilih murid-muridNya
§ Dia melihat mereka: ayat 18
§ Dia memanggil mereka: ayat 19
§ Mereka mengikuti Dia: ayat 20
Pertama, Yesus memilih murid-muridNya. Dalam Yoh
15:16, Yesus berkata kepada mereka bahwa mereka tidak
memilih Dia; tetapi Dia yang memilih mereka. Kenyataan
bahwa kita secara pribadi telah dipilih oleh Yesus, itu berarti
bahwa kita ini dit zzerima dan dihargai dan hal itu sudah
seharusnya mendorong kita.
b. Yesus Menarik Orang
Yesus itu seperti sebuah magnet yang menarik perhatian
segala apa saja yang berada disekitarNya. “Apabila Aku
100
9
Prinsip-prinsip Pemuridan
ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik
semua orang datang kepadaKu” (Yoh
12:32).
Ada daya tarik dalam diri Yesus yang
tidak dapat dijelaskan. Bila Yesus
berbicara, banyak orang tertarik
kepadaNya. Mereka itu berjalan
berpuluh-puluh kilometer dan tinggal
berhari-hari untuk mendengarkan Dia
berbicara.
c. Yesus Menantang Orang
Para pemimpin agama Yahudi tidak senang kepada Yesus,
karena Dia menantang keberadaan mereka yang nyaman.
Yesus menantang setiap
orang yang dijumpaiNya.
Yesus sendiri menantang
kita untuk menerima Dia
atau menolak Dia.
Kepada para murid Ia
berkata: “Lemparkan
jalamu ke dalam air!”
Kepada pemuda yang
kaya: “Juallah semua
milikmu” Kepada Petrus:
“Berjalanlah di atas air!”
Yesus tidak hanya memanggil kita, tetapi Dia membuat panggilan kita itu mungkin. Ibr 9:15
menyatakan bahwa Yesus telah memberikan hidupNya
supaya kita memperoleh warisan abadi.
Persaudaraan Seorang Murid
d. Tubuh Kristus
Persekutuan meja Tuhan mengingatkan kita bahwa kita
merupakan Tubuh Kristus. Inilah
suatu contoh yang jelas ke
arah mana persekutuan kita
dipanggil.
Rom 12:5: “Demikian
juga kita, walaupun banyak,
adalah satu tubuh di dalam
Kristus, tetapi kita masingmasing adalah anggota yang
seorang terhadap
yang lain”.
Secara mengagumkan suatu tubuh
dipersatukan dan
berfungsi, itulah
cara Gereja Yesus
Kristus dijelaskan.
I Kor 12 juga
menjelaskan kebenaran yang mengagumkan ini.
e. Pokok anggur dan ranting-rantingnya
Yoh 15 memberikan penjelasan, bahwa Yesus adalah
pokok anggur dan kita adalah carang-carangnya. Walau
kata “persekutuan” tidak disebut, namun ini merupakan
suatu contoh yang jelas tentang macam persekutuan yang
seharusnya ada antara Kristus dan orang-orang kudus.
Itu menunjukkan kesatuan. Itu menunjukkan bahwa hidup
dan kelimpahan buah-buah tidak mungkin kalau terpisah
dari Kristus. Buah yang kita hasilkan merupakan hasil
langsung persekutuan kita dengan Dia.
§ Yesus melihat potensi murid-muridNya
10
99
Prinsip-prinsip Pemuridan
Inilah persekutuan kita dengan Yesus
Inilah hal-hal yang akan kita lakukan bersama-sama.
3. Contoh-contoh persekutuan
a. Gereja perdana
Dalam Kis 2:42 dikatakan bahwa umat Gereja Perdana
terus bersekutu. Kelihatan dari ayat 44-47 bahwa ada segisegi tertentu dari persekutuan mereka yang pantas
mendapat perhatian.
· Mereka percaya bersama-sama.
· Mereka membagikan milik mereka.
· Mereka berkumpul dalam bait Allah bersama-sama.
· Mereka memecahkan roti di rumah-rumah mereka
bersama-sama.
· Mereka makan bersama-sama.
b. Sumbangan dari para rasul
Dalam II Kor 9:10-14 Paulus mengajar para kudus tentang
pemberian sumbangan dan terutama Paulus menyatakan
perlunya bersekutu dengan cara ini.
Dalam II Kor 9:13 kata yang diterjemahkan “membagikan”
adalah koinonia. Pemberian dan sumbangan kita kepada
para Kudus dan mungkin juga kepada Tuhan merupakan
tindakan persekutuan. Ini merupakan partisipasi dengan
seseorang.
c. Pelayanan komunio
I Kor 10:16-17 berbicara tentang aspek persekutuan dari
komunio. Perlu diperhatikan bahwa persekutuan komunio
bukan hanya sekedar persekutuan dengan Allah tetapi
meliputi persekutuan tubuh. Ini sangat jelas nyata jika kita
memeriksa ayat-ayat secara hati-hati dan teliti.
Piala berkat merupakan partisipasi (koinonia) dalam darah
dan roti dalam Tubuh Kristus. Karena itu pelayanan komunio
merupakan pengakuan persatuan Tubuh Kristus.
98
Panggilan Seorang Murid
Dia tidak hanya melihat beberapa nelayan, Dia melihat
juga mereka dapat menjadi apa setelah menerima
pengajaran kasih, kuasa dan rahmatNya. Bila Yesus
melihat diri kita, Dia tidak hanya melihat kita seperti apa
adanya sekarang, tetapi Dia melihat juga kita dapat
menjadi apa bila Dia bekerja dalam hidup kita dan
mengubah kita.
§ Bila kita kelak dipakai oleh Allah, kita harus mengikuti Dia sekarang
Tantangan Yesus ditujukan pada orang Yahudi yang
memperlihatkan kurangnya kualitas sebagai seorang
murid. Lalu siapa yang dapat menjadi murid Yesus?
Kualitas bagaimana yang dicari Yesus untuk seorang
murid? Inteligensi? Penampilan? Latar belakang keluarga?
Pertama-tama Yesus mencari orang yang bersedia
mengikuti. Langkah pertama bukanlah orang yang
berpengalaman, atau orang yang berbakat, tetapi orang
yang mau ikut. Kesediaan ini membuka hidup baru bagi
kita! Murid-murid tidak pernah sama lagi sesudah mereka
menjawab panggilan Yesus. Yang penting adalah kita
bersedia mengikuti Yesus.
2. Dari apa kita dipanggil
Menurut Mazmur 107, kita diselamatkan atau dibebaskan
dari 3 hal:
a. Ketidakberdayaan pribadi (personal insufficiency)
Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara
(ayat 4)
Ciri utama dari padang gurun ialah tidak ada sesuatu yang
berharga dapat tumbuh di sana. Dari situ kita dipanggil.
Kita dipanggil dari kehidupan yang tanpa tujuan; kita
mengembara di tempat yang tidak ada gunanya. Hidup
tanpa arti. Mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah
lesu di dalam diri mereka… (ayat 5).
11
Prinsip-prinsip Pemuridan
Ini mengingatkan kita pada Luk 10, mengenai orang yang
dirampok di tengah jalan ke Yerikho. Dalam diri kita ada
suatu kerinduan akan pemuasan. Ada dosa dalam diri kita.
b. Dosa
“Ada orang-orang yang roboh di dalam gelap dan kelam,
terkurung dalam sengsara dan besi”. (ayat 10)
Dosa membelenggu kita. Gambaran biblis yang hidup
tentang hal ini ialah Israel dalam perbudakan di Mesir. Jaman
sekarang yang memperbudak dan menjerat adalah dunia,
daging dan iblis.
c. Konsekuensi dari dosa
Ada orang-orang yang menjadi sakit oleh sebab kelakuan
mereka yang berdosa (ayat 17).
Dosa membawa konsekuensi. Bila kita melanggar hukum
Allah konsekuensinya tidak bisa dihindarkan dan dielakkan.
Kodrat hakiki dari dosa adalah menghancurkan. Allah tidak
mau manusia yang Dia ciptakan dihancurkan oleh dosa.
Keselamatan bukanlah sekedar pelepasan dari hukuman
dosa, tetapi juga dari akibat-akibat dosa. Yesus
menyembuhkan luka-luka yang diakibatkan oleh dosa
dalam hidup kita. Kita tidak hanya menerima pengampunan
atas dosa-dosa kita, tetapi juga penyembuhan.
3. Kepada siapa kita dipanggil
a. Hubungan persaudaraan
Kita dipanggil kepada persekutuan dengan anakNya (I Kor
1:9)
Para murid Yesus mempunyai hubungan pribadi yang dekat
dengan Yesus. Hubungan pribadi yang akrab dengan Yesus
inilah yang lebih penting daripada ajaranNya.
12
Persaudaraan Seorang Murid
tentang pengenalan Yesus semua menunjuk pada
persekutuan.
Flp 3:10: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya,
dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematianNya”.
Bila kita bersekutu dengan Yesus ada aliran hidup Yesus,
kuasa Yesus mengalir di dalam diri kita. Semakin kita
“mengenal” Dia semakin hidup Yesus nyata dalam diri kita.
Jika kita menginginkan kasih, damai, sukacita, kekuatan,
kuasa, otoritas atau iman kita pergi ke sumber semuanya
tadi, yaitu Yesus Tuhan!
Bila kita bersekutu, terjadi aliran kasih, damai dsb dari Allah
ke dalam diri kita. Jaman sekarang ada banyak orang
mempunyai relasi atau pertalian dengan Allah, tetapi
mereka tidak mempunyai persekutuan dengan Allah.
Jika Yesus memanggil kita untuk menjadi murid-muridNya,
Dia memanggil kita untuk bersekutu, menjadi partnerNya
atau mitraNya, untuk ikut mengambil bagian dan untuk
berkomunikasi.
Hal-hal apa saja yang diperintahkan kepada kita yang harus
kita lakukan “bersama-sama dengan” Yesus?
Inilah hal-hal yang menjelaskan sedikit tentang misteri
Persekutuan dengan Yesus:
· Kita hidup bersama dengan Dia (Rom 6:8)
· Kita menderita bersama dengan Dia (Rom 8:17)
· Kita disalibkan bersama dengan Dia (Rom 6:6)
· Kita dibangkitkan bersama dengan Dia (Kol 2:12)
· Kita dihidupkan bersama dengan Dia (Rom 8:17)
· Kita dimuliakan bersama dengan Dia (Rom 8:17)
· Kita menjadi ahli waris bersama dengan Dia (8:17)
· Kita memerintah bersama dengan Dia (II Tim 2:12)
97
Prinsip-prinsip Pemuridan
Kita dapat mempunyai pertalian tanpa persaudaraan tetapi
tidak sebaliknya.
Contoh: sekarang saya tinggal 500 kilometer dari ibu saya.
Kami masih mempunyai pertalian. Dia tetap ibu saya
meskipun dia tinggal jauh dari saya. Kami tidak dapat
bersekutu banyak karenanya. Kami tidak dapat secara
timbal balik menikmati manfaat persekutuan ibu dan anak
karena keadaan dan jarak yang jauh menjadi penghalang.
c. Komunikasi
Komunikasi ini dapat dianggap sebagai tindakan partisipasi,
tetapi dapat juga tindakan “membagikan pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan dengan” seseorang atau
“membagikan persahabatan dengan” seseorang.
Dalam arti ini persekutuan dapat merupakan tindakan saling
membangun dan saling menyemangati, yang sedemikian
penting, terutama bagi kita dalam gereja.
Aspek lain dari komunikasi adalah hanya sekedar
menghabiskan waktu bersama seseorang, mungkin tidak
berbuat sesuatu yang khusus, tetapi hanya berada
bersama.
2. Misteri persekutuan atau persaudaraan
Bila orang bersekutu, sesuatu terjadi diantara mereka. Dari
persekutuan muncul aliran hidup. Ini terjadi dalam alam
semesta juga. Ada aliran atau arus sukacita, damai atau
kita disemangati.
“Takut akan Tuhan” adalah suatu pertalian
“Pengetahuan akan Tuhan” adalah persekutuan.
Paulus dalam Flp 3:10 berbicara tentang cara-cara di mana
dia ingin “mengenal” Yesus. Cara-cara dimana dia berbicara
96
Panggilan Seorang Murid
Relasi dengan pribadi Yesus adalah hakikat dari pemuridan.
Panggilan kita adalah panggilan kepada persekutuan ini.
Ketika Budha akan meninggal dunia, murid-muridNya
bertanya bagaimana mereka dapat mengingatnya dengan
cara yang lebih baik. Dia berkata kepada mereka supaya
jangan kuatir untuk mengingatnya, tetapi yang paling
penting adalah mengingat ajaran-ajaranNya. Kristianitas
sangat berbeda; yang terpenting bagi seorang murid Yesus
ialah relasi dengan Dia. Relasi dengan Kristus lebih penting
dari pada pelayanan. Ajaran Yesus adalah jalan untuk
membangun relasi dengan Kristus.
b. Pelayanan
Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia
(Mat 4:19).
Yesus memanggil murid-muridNya kepada hubungan
persaudaraan, tetapi kemudian memerintahkan mereka
untuk melayani. Merupakan suatu kegembiraan dan
kehormatan bagi seorang murid bila diperbolehkan ikut
mengambil bagian dalam karya Sang Guru.
Hambatan untuk Pelayanan
§ Ambisi
Para murid sering bertanya kepada Yesus siapa yang
terbesar. Mereka lebih mencari status daripada
kepelayanan (servanthood). Roh dunia ini lebih mencari
status daripada kepelayanan. Sikap ini menghambat kita
dalam pelayanan. Jawaban Yesus terhadap murid-murid
yang mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara
mereka ialah: “mencuci kaki murid-muridNya”.
Sikap inilah yang harus ada dalam diri kita, yaitu berusaha
melayani orang-orang daripada mencari posisi,
kedudukan atau status.
§ Mengasihi diri sendiri (self pity)
13
Prinsip-prinsip Pemuridan
Luk 18:28: “ Kami ini telah meninggalkan segala
kepunyaan kami dan mengikut Engkau”.
XII. Persaudaraan Seorang Murid
Mengasihi diri sendiri (self pity) juga menjadi penghalang
untuk pelayanan. Ada saat-saat (karena keadaan) kita
digoda untuk menaruh kasihan kepada kita sendiri.
Kemudian kita merasa bahwa Allah berhutang sesuatu
kepada kita. Pelayan tidak boleh menuntut kondisikondisi pelayanan.
Yak 1:5-8: “Tetapi apabila diantara kamu ada yang
kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada
Allah”.
Gal 5:13 mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak
hanya dipanggil untuk melayani Yesus saja, tetapi juga
melayani satu sama lain.
c. Ketaatan
1 Yoh 5:2: “Kita tahu bahwa kita adalah anak-anak Allah,
jika kita melaksanakan perintah-perintahNya”.
Paul Yonggi Cho berkata, bahwa dia membangun gereja
yang besar di dunia dengan melakukan dua hal, yaitu:
“Saya berdoa dan saya taat”.
Yesus berkata, “Tidak setiap orang yang berteriak Tuhan,
Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan, tetapi hanya
mereka yang melakukan kehendak Bapa”.
Dalam Mat 7:21 baik orang bijaksana maupun orang
bodoh mendengarkan Firman Tuhan. Perbedaan yang
hakiki di antara mereka ialah bahwa orang yang
membangun rumahnya di atas karang tidak hanya
mendengarkan tetapi juga menaati Firman Tuhan.
Kini kita akan melihat apa yang terjadi atas diri kita bila kita
menjadi murid. Ada berbagai macam tahap dalam pemuridan.
Kita dapat melihat pada tahap mana kita berada.
1. Arti persaudaraan
a. Kemitraan
Bahasa Yunaninya adalah koinonia dan berbicara tentang
“partner = mitra” atau “companion = sahabat”.
Itu berarti orang yang bersaudara mempunyai sesuatu
bersama-sama. Itu menunjukkan bahwa dasar
persaudaraan adalah relasi (relationship), pertalian. Kita
tidak dapat punya persaudaraan jika pertalian kita dibangun
terlebih dahulu. Kemitraan ini karenanya menunjukkan
adanya sikap saling menerima.
Hal ini diperlihatkan juga oleh kata lain, methoce yang
didapatkan bersama-sama dengan koinonia dalam II Kor
6:14 : “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab
persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimana terang dapat bersatu
dengan gelap?”
b. Partisipasi
Koinonia dapat juga ditafsirkan sebagai “melakukan sesuatu
bersama dengan seseorang”. Ini berasal dari bahasa Yunani
koinonos yang berarti “orang yang turut ambil bagian”.
Dalam arti ini persaudaraan bukanlah sesuatu yang pasif,
tetapi aktif dan selanjutnya belum terlaksana sebelum ada
“tindakan” partisipasi. Persaudaraan adalah sesuatu yang
kita kerjakan.
1. Tahap-tahap pemuridan
14
95
Prinsip-prinsip Pemuridan
Ams 12:15: “Jalan orang bodoh itu lurus dalam
anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasehat,
ia bijak”.
e. Terbuka terhadap pengajaran
Ams 15:31: “Orang yang mengarahkan telinga kepada
tegoran yang membawa kepada kehidupan, akan tinggal
ditengah-tengah orang bijak”.
Jika kita bijak kita akan memperhatikan teguran pemimpinpemimpin kita. Mereka lebih berpengalaman daripada kita
dan dapat menolong kita.
Ams 19:20: “Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan,
supaya engkau menjadi bijak di masa depan”.
Kesimpulan:
· Doa adalah unsur pokok yang harus ada untuk memperoleh
bimbingan Allah.
· Tanpa doa semua prinsip yang lain tidaklah mencukupi. Persekutuan dengan Bapa di surga setiap hari merupakan rahasia untuk mengenal kehendak Allah.
Ams 2:6: “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat”.
II. Menjadi Murid
a. Mereka ingin tahu
Bacalah Yoh 1:37-39
Mereka sedemikian ingin tahu, sehingga Yesus bertanya
kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Sebenarnya
mereka hanya ingin mengetahui lebih banyak tentang
Yesus. Mereka bersedia mendengarkan. Mereka bersedia
diajar. Mereka ingin belajar.
Jawaban Yesus adalah
mengajar mereka.
Setiap murid melewati tahap
ini. Ada keinginan untuk
mengetahui tentang Yesus,
mendengar lebih banyak
tentang Allah dan Gereja dan
bagaimana Dia bekerja
dalam hidup manusia.
b. Mereka menjadi yakin
Setelah berbicara dengan Yesus, Andreas menjadi yakin
bahwa Yesus adalah Mesias (Yoh 1:41). Begitu yakinnya
dia, sehingga ia lari kepada Petrus dan bicara tentang Yesus.
Tahap kedua dari pemuridan ialah bila kita menjadi yakin
bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias, Juru
Selamat yang dapat menolong kita.
Dari sifat ingin tahu sampai berubah menjadi yakin bahwa
Yesus adalah Mesias itu merupakan karya Roh Kudus yang
mewahyukan kebenaran kepada kita karena kita
mencarinya.
Dari sifat ingin tahu sampai berubah menjadi yakin bahwa
Yesus adalah Mesias itu merupakan karya Roh Kudus yang
94
15
Prinsip-prinsip Pemuridan
mewahyukan kebenaran kepada kita karena kita
mencarinya.
Kita membutuhkan discernment untuk melihat seperti Dia
melihat.
Yesus berkata apabila kita mencari, maka kita akan
mendapatkannya.
c. Harus ada motif yang benar
Motif dan keinginan yang salah akan selalu membawa
penilaian yang jelas. Contoh yang baik tentang hal ini ialah
bahwa “cinta itu buta”. Bila seorang gadis tergila-gila kepada
seorang pemuda penilaiannya terlalu dipengaruhi olehnya,
mengakibatkan penilaian yang jelek.
c. Mereka menjadi komit
Mat 4:18-20 melukiskan panggilan Petrus dan Andreas.
Mereka pasti sudah mendengarkan Yesus berbicara berkali-kali
dan mereka pasti yakin, tetapi
mereka belum menjadi murid
Yesus. Yesus menantang
mereka untuk mengikuti Dia.
Inilah tahap komitmen
Komitmen berarti segera
meninggalkan apa yang sedang
mereka kerjakan dan mengikuti
Yesus. Adalah mungkin bahwa
meskipun mereka yakin akan
tuntutan Yesus, tetapi mereka
tidak bersedia meninggalkan
segalanya untuk mengikuti
Yesus. Seandainya mereka tidak
bersedia, mereka tidak menjadi murid-muridNya.
Untuk menjadi murid-murid Yesus kita harus memiliki
komitmen seperti para rasul. Menolak memberikan
semuanya kepada Yesus berarti ada sesuatu yang lain yang
kita ikuti yang kita anggap lebih penting daripada Yesus
(Luk 14:26-27).
Yesus ingin memperlihatkan kepada mereka kebenaran.
Pekerjaan kita, keluarga kita, ambisi kita dan bahkan hidup
kita sendiri harus menjadi nomor dua setelah komitmen
kita kepada Yesus.
16
Bimbingan Seorang Murid
Kita harus hati-hati terutama bila kita sangat menginginkan
sesuatu supaya penilaian kita tidak dipengaruhi. Kita harus
mencoba mengarahkan dengan seksama maksud-maksud
atau tujuan-tujuan kita, menimbang dengan hati-hati
mengapa kita menginginkan sesuatu.
Benarlah bahwa kita bergembira dalam Tuhan, Dia akan
memberikan kepada kita keinginan-keinginan hati kita;
demikian pula jika kita mencari dan mengejar tujuan-tujuan
kita sendiri, kita akan gagal.
d. Bersekutu dengan orang bijak
Ams 13:20: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi
bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi
malang”.
Kita harus berhati-hati supaya jika sedang
mempertimbangkan keputusan kita, kita tidak dipengaruhi
oleh “pendapat” orang bebal. Kita semua mempunyai
“kawan-kawan” yang akan mengatakan kepada kita apa
yang ingin kita dengar. Mereka cepat memberi komentar
karena mereka tidak harus berjalan dengan sepatu kita.
Karena itu bila kita membuat keputusan kita harus selalu
mencari pertolongan dan nasehat orang-orang bijak dari
Allah yang mempunyai pengalaman dan yang dapat
membimbing kita.
93
Prinsip-prinsip Pemuridan
Menjadi Murid
4. Mengembangkan hikmat kebijaksanaan
a. Mencari Keseimbangan
Yer 5:1: “Periksalah di tanah-tanah lapangnya, apakah
kamu dapat menemui seseorang, apakah ada yang
melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran”.
Catatan: Ini tidak berarti bahwa kita dapat melalaikan
keluarga kita atau melakukan pekerjaan seenaknya sendiri.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa kita harus
komitmen kepada keluarga. Yang dimaksudkan ialah bahwa
Yesus harus didahulukan.
Orang yang mampu berbuat adil adalah orang yang mencari
kebenaran! Firman Allah adalah kebenaran. Kita harus
menyediakan waktu untuk mempelajari Alkitab.
Pemuridan yang sejati adalah komitmen yang utuh,
tuntas kepada Kristus Tuhan
II Tim 3:16: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran”.
Jika kita membaca dan mempelajari Firman Allah, kita
menaruh hukum Allah dalam hati kita. Ini membuat kita
mampu membuat penilaian lebih baik. Membaca Firman
Allah juga membantu kita untuk memperoleh konsep yang
seimbang tentang ajaran-ajaran Alkitab.
Kitab Amsal khususnya bermanfaat dalam membuat
keputusan-keputusan.
b. Tambahkan pengertianku
Yoh 7:24: “Janganlah menghakimi menurut apa yang
nampak, tetapi hakimilah dengan adil”.
Kita dapat belajar terutama tentang jalan-jalan (cara-cara)
Allah dengan melihat bagaimana Allah bekerja dalam hidup
orang-orang lain dalam Alkitab dan di jaman ini. Kita dapat
melihat bagaimana orang-orang besar dalam Alkitab
mengambil keputusan dan melihat hasilnya untuk kita
sendiri. Kitab Suci penuh dengan contoh-contoh yang baik
maupun yang jelek tentang ini. Kita dapat belajar dari cara
Allah bergerak dalam hidup kita sendiri sampai saat ini.
Allah tidak melihat seperti manusia melihat.
92
Pada suatu hari seekor ayam dan seekor babi memutuskan
bahwa mereka akan memberikan kepada petani hadiah
ulang tahun, karena dia seorang petani yang baik dan
memelihara mereka dengan baik. Mereka mau
memberikan kepada petani itu ham dan telur untuk makan
pagi. Waktu mendengar usul ini babi merasa sangat gelisah.
Babi berkata kepada ayam-ayam: bagimu itu hanya suatu
sumbangan saja, tetapi bagi saya itu merupakan komitmen
total.
Allah tidak mencari orang yang hanya bersedia
memberikan suatu sumbangan. Dia mencari orang yang
mau komit secara total.
Komitmen adalah kualitas vital dari pemuridan. Bila kita
komit, kita dapat mengubah dunia.
2. Proses pemuridan
a. Roh Kudus menyatakan bersalah
Proses menjadi seorang murid dimulai ketika Roh Kudus
menunjukan kepada kita kebutuhan kita. Dia menyatakan
bahwa dosa itu salah.
Yoh 16:8: “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa”.
Sering kita menyadari bahwa kita ini orang berdosa. Banyak
orang dibelenggu dosa; dan keinginan mereka untuk
17
Prinsip-prinsip Pemuridan
dibebaskan dari dosa hanya
dapat diwujudkan jika mereka
melihat kebutuhan yang
sebenarnya.
Contoh, seorang pemuda yang
berprofesi sebagai manajer bank
menderita penyakit kanker.
Saya katakan kepadanya, “dosa
bagaikan kanker, seperti kanker
yang akan menghancurkan
batinnya”. Dokter tidak dapat
menolongnya, tetapi Tuhan
Yesus dapat “mengangkat dan
mengampuni” dosanya. Pada hari itu juga dia menemukan
Tuhan Yesus – dia bertobat dan mendapatkan
pengampunan. Seminggu kemudian dia kembali ke
rumahnya dengan tubuh yang baru, kanker tidak dapat
menghancurkannya.
b. Roh Kudus memperbaharui
Allah adalah Roh. Untuk mengenal Allah kita harus hidup
secara rohani. Roh manusia adalah bagian dari manusia
yang peka terhadap Allah. Dosa asal menyebabkan
kematian rohani yang menghancurkan manusia dengan
Allah.
Namun bila kita menjadi murid, roh kita lahir kembali, kita
menjadi secara rohani sadar dan tidak akan pernah sama
lagi. Kita diciptakan baru.
Sebagaimana tubuh itu peka terhadap dunia jasmaniah di
sekitar kita melalui kelima indera, demikian juga roh kita
memungkinkan kita menjadi peka terhadap Allah dan
memungkinkan kita mengenalNya. Kita diajak untuk
mengecap, melihat, mendengar, menyentuh dan
18
Bimbingan Seorang Murid
khusus ini pernah terjadi, tetapi itu bukan norma untuk
mencari bimbingan, dan kita seharusnya hanya
melakukannya bila dibimbing oleh Tuhan.
d. Metode pengumpulan pendapat
Orang ini mengadakan pengumpulan pendapat dari temantemannya sebelum memutuskan apa yang harus
diperbuat. Mayoritas menang. Problemnya adalah bila kita
melakukan itu, kita selalu akan memperoleh bimbingan
manusia dan bukan bimbingan Allah. Jalan keluar yang
mudah itu tidak selalu jalan yang terbaik – jarang
merupakan jalan Tuhan.
e. Melempar koin (mata uang logam)
Dalam Perjanjian Lama mereka menggunakan urin dan
thusneis seperti sepasang dadu untuk menentukan
kehendak Allah. Metode ini berhenti ketika Roh Kudus
datang pada hari raya Pentakosta. Roh Kudus diberikan
untuk menjadi pembimbing kita. Kita tidak perlu kembali
lagi ke metode lama, sebab Allah telah memberikan kepada
kita cara yang lebih baik.
f. Tradisi
Kita tidak pernah boleh berkata bahwa sesuatu dikehendaki
Allah hanya karena itu merupakan cara dengan mana kita
selalu melakukannya (suatu tradisi). Kita harus memberi
kesempatan kepada Allah untuk mengubah apa saja dan
bekerja secara berbeda dengan cara Dia bekerja di masa
lampau.
g. Delegasi
Kita harus mengambil keputusan sendiri. Akan tiba saatnya
dalam hidup kita bahwa orang tua kita tidak lagi akan
mengambil keputusan untuk kita. Kita harus melakukannya
sendiri. Kita jangan menyuruh orang lain mengambil
keputusan untuk kita.
91
Prinsip-prinsip Pemuridan
3. Cara mencari hiburan yang salah
a. Metode “Kartu Janji” (“Roti Hidup”)
Kartu janji adalah ayat Kitab Suci yang dicetak pada kartu
dan ditaruh dalam kotak janji. Maksudnya ada terdapat
banyak janji yang baik di dalamnya yang dapat
memberikan semangat dan dorongan kepada orang
beriman.
Persoalannya adalah bahwa setiap orang akan menjadi
pemenang, karena semua janji di dalam kotak itu adalah
baik. Melalui metode ini, Allah hanya diijinkan “memberkati”,
bukan mengoreksi. Misalnya,
Ul 31:27: “Sebab Aku mengenal kedegilan dan tegar
tengkukmu.” Tidak akan terdapat dalam kotak tersebut!
Allah tidak selalu mengatakan kepada kita apa yang ingin
kita dengar. Ada saat-saat dimana kita harus menyesal
dan berubah. Kotak janji itu baik untuk mencari dorongan
atau semangat tetapi bukan tempat yang baik untuk
mencari bimbingan.
b. Menunjukkan jari
Ini dilakukan bila kita membuka Alkitab sembarangan dan
dengan menunjuk jari pada suatu ayat dan berkata:
“Terima kasih Tuhan!” persoalannya ialah bahwa Allah tidak
selalu bekerja secara demikian.
c. Menggelar bulu domba (menurut Gideon)
Sementara orang merasa, bahwa setiap kali mereka
membuat suatu keputusan, mereka harus mengeluarkan
mantolnya. Misalnya: “Jika besok hujan, saya tahu bahwa
Allah menginginkan saya untuk melakukannya”.
Tetapi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah
Allah akan mengatur atau memerintahkan cuaca disekitar
kita untuk memuaskan gagasan kita sesuai keinginan kita.
Jawabannya jelas tidak. Dalam keadaan-keadaan yang
90
Menjadi Murid
merasakan kehadiran Tuhan melalui daya tangkap
(persepsi) rohani kita.
c. Roh Kudus Memberi Jaminan atau kepastian
Rom 8:16: bila kita berseru “Abba, Bapa”, Roh Kudus
bersaksi bersama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak
Allah. Roh Kudus mengajarkan kepada kita, tentang:
“siapakah kita di dalam Kristus”.
3. Langkah-langkah menuju pemuridan
Yes 53:6: mengajarkan kepada kita, bahwa problem utama
manusia adalah: “manusia menempuh jalannya sendiri”.
Bila kita menjadi murid, kita keluar dari kerajaan kegelapan,
kita diatur atau diperintah oleh iblis melalui kehendak kita
sendiri. Kita masuk ke dalam kerajaan terang, kita diatur
atau diperintah oleh Tuhan.
Terang atau cahaya dalam Alkitab tidak hanya berbicara
tentang penerangan tetapi juga tentang pemerintahan. Bila
kita menerima cahaya atau terang, diharapkan kita berjalan
dalam terang. Ini dapat berupa cahaya Firman Allah atau
pernyataan bersalah dari Roh Allah.
Bila kita taat kepada terang Allah, kita berada di bawah
pemerintahan Allah. Kita tidak lagi berjalan menurut keinginan
dan ambisi kita sendiri, tetapi karena ketaatan kita menjadikan
Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita.
Ada 3 langkah yang membawa kita dari pemerintahan sendiri
kepada pemerintahan Allah. Langkah-langkah ini dijelaskan
dengan singkat oleh Petrus pada hari Pentakosta.
Kis 2:38: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia
Roh Kudus”.
19
Prinsip-prinsip Pemuridan
a. Berpaling dari jalan kita
Langkah pertama adalah penyesalan atau pertobatan.
Menyesal atau bertobat berarti berubah sama sekali,
berpaling seratus delapan puluh derajat. Itu berarti:
§ Kita berpaling dari jalan kita sendiri
§ Kita berpaling membelakangi jalan kita sendiri.
§ Kita menerima pengampunan dan memasuki
Kerajaan Allah.
§ Kita menjalin relasi dengan Bapa, melalui darah
Kristus yang menguduskan.
b. Mati terhadap jalan kita
Langkah kedua ialah baptisan. Ini melambang-kan mati
terhadap jalan kita sendiri. Bacalah Rom 6:3-5
Dalam Alkitab tertulis, bila kita dibaptis, kita disalibkan
bersama Kristus dan menanggalkan kedagingan kita,
berarti: kita mati terhadap diri kita sendiri dan
menguburkan manusia
lama kita. Setelah itu hidup
yang kita tempuh, kita
hayati oleh iman akan
Yesus.
Sebagaimana tertulis dalam
Kitab Suci:
Rom 6:11: “Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu
telah mati bagi dosa, tetapi
kamu hidup bagi Allah dalam
Kristus Yesus”.
c. Menempuh jalan Allah
Langkah ketiga adalah menerima karunia Roh Kudus.
Seringkali kita didorong (menurut Kitab Suci) untuk dipenuhi
20
Bimbingan Seorang Murid
Allah senantiasa berkarya menurut prinsip-prinsip
FirmanNya dan kita jangan pernah menafsirkan prinsipprinsip itu berdasarkan situasi, tetapi justru menerapkan
prinsip pada situasi!
Jika kita mendapatkan firman dari Allah yang khusus
untuk situasi kita yang subyektif, “Firman dari Allah” itu
harus sesuai dengan firman Allah yang tertulis dan
obyektif.
· Kebijaksanaan
Pengertian berarti kita memiliki fakta-fakta.
Pengertian adalah kesadaran kita akan implikasi faktafakta itu.
Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membuat
pilihan-pilihan yang benar atau tepat. Karena itu kita harus
menerapkan pengertian kita akan fakta-fakta itu untuk
mengetahui kehendak Allah.
d. Pertimbangan-pertimbangan yang lain
· Peneguhan Profetis
Dalam Kis 12:2 kita lihat bahwa Allah telah memanggil
Paulus dan Barnabas. Pelayanan Profetis dari penatuapenatua meneguhkan bimbingan mereka.
· Nasehat yang Saleh
Kita jangan berkeliling mendatangi orang-orang untuk
minta juga pendapat mereka, kita harus memeriksa
kemajuan kita juga melalui pastor kita yang punya
pengalaman dalam menempuh jalan Tuhan.
· Penyediaan atau Pengadaan
Hudson Taylor pernah berkata: “Jika Allah membimbing,
Dia menyediakan atau mengurus, memelihara”.
89
Prinsip-prinsip Pemuridan
Berbicara tentang kawanan dombaNya Yesus berkata:
Yoh 10:27: “Domba-dombaku mendengarkan suaraKu dan
Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
Maka hidup doa kita sangatlah penting. Jika kita tidak
menyediakan waktu untuk berdoa kita tidak akan
mengetahui bimbingan Roh. Semua keputusan yang besar
maupun yang kecil harus diangkat ke hadapan Allah dalam
doa.
c. Kenyataan atau keadaan (circumstances)
Allah selalu membimbing kita dalam kenyataan atau
keadaan tertentu di mana kita berada. Semuanya ini diatur
oleh Tuhan untuk mengajarkan sesuatu kepada kita.
Circumstances = seluruh keadaan, kekayaan atau peristiwa
yang tak dapat dikuasai oleh seseorang. Bila mencari
bimbingan, kita harus mempertimbangkan keadaan kita.
Bagaimana caranya?
Menjadi Murid
dengan Roh Kudus. Melalui cara ini kita menjalin relasi secara
istimewa dengan Roh Kudus. Karunia Roh Kudus
merupakan janji Allah bagi setiap orang yang percaya. Allah
memberikan kepada kita Roh Kudus karena kita
memerlukan kuasaNya dalam hidup kita. Bila kita dipenuhi
dengan Roh Kudus kita memperoleh kuasa untuk berjalan
di jalan Allah!
Semua murid Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus. Jika kita
harus menempuh jalan Tuhan dalam kemenangan, kita juga
membutuhkan dipenuhi dengan Roh Kudus. Karunia Roh
Kudus bukan hanya untuk orang-orang tertentu, tapi untuk
setiap orang yang percaya. Kita perlu menerima karunia
Allah.
Ketiga langkah ini membentuk dasar hidup seorang yang
percaya. Tanpa dasar ini kita berjuang tanpa kemajuan.
· Pengetahuan
Kita harus mengetahui fakta-fakta. Harus ada
pertimbangan masak-masak tentang keadaan-keadaan
kita. Kadang-kadang kita bahkan tidak ingin mengetahui
fakta-fakta karena kita telah mengambil keputusan.
Bahkan mungkin kita takut menyelidiki fakta-fakta, karena
fakta-fakta itu berlawanan dengan apa yang ingin kita
kerjakan.
· Pengertian
Kita jangan mengambil keputusan-keputusan yang hanya
didasarkan atas fakta-fakta atau konsep-konsep kita
tentang situasi. Kita harus belajar memahami segala
sesuatu dari sudut pandang Allah. Pengertian ini datang
jika kita berjalan bersama Allah dan mengenalNya.
88
21
Bimbingan Seorang Murid
III. Harga yang Harus Dibayar
oleh Seorang Murid
Yesus tidak pernah berjanji bahwa jalan seorang murid adalah
mudah. Benarlah bahwa Dia ingin memberkati setiap orang
beriman, tetapi maksudNya adalah membangun GerejaNya.
Menjadi seorang murid berarti menjadi bagian dari maksud atau
tujuan ilahi itu.
1. Murid harus menyangkal diri
Mat 16:24: lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya:
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.
Dalam bahasa Yunani “menyangkal” berarti “secara total
menolak”. Ini berarti secara total menolak kehendak sendiri,
keinginan untuk mengerjakan urusan kita sendiri, mengejar
tujuan dan ambisi kita sendiri, untuk mengikuti Yesus Kristus.
a. Berserah kepada Kristus
Problem terbesar dari manusia adalah: manusia berpaling
kepada jalannya sendiri. pemecahannya ialah: secara total
mau berpaling dari jalannya sendiri. kita harus berpaling
dari kerajaan kita sendiri ke dalam Kerajaan Allah. Bila kita
mau melakukan itu, maka Yesus menjadi Raja kita dan
kita harus taat kepadaNya. Menyangkal diri berarti bahwa
kita menyerahkan kehendak kita, affeksi kita, tubuh dan
jiwa kita, kita tidak lagi mencari kebahagiaan kita sendiri,
tetapi kita mencari Kerajaan Allah.
b. Menaati Kristus
Mat 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga,
melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di
sorga”.
Di sini Yesus memperlihatkan pentingnya ketaatan. Tujuan
penebusan adalah memperbaiki kita untuk taat. Yang
22
Jika kita menaruh Firman Allah dalam hati kita, maka jika
kita berjalan, Firman Allah akan menjadi pembimbing kita.
b. Roh Kudus
Mat 4:1: “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun
untuk dicobai iblis”.
Yoh 16:13: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh kebenaran,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”.
* Apa artinya “Dipimpin oleh Roh Kudus?”
Ini merupakan keyakinan batin yang mendalam, bahwa
Allah berbicara kepada kita. Secara fisik kita mempunyai
lima indera.
Seperti yang dinasehatkan dalam Alkitab, agar kita “Secara
rohani juga mempunyai daya tangkap yang kuat”;
“kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu” (Mzm
34:9) atau “kami adalah bau yang harum dari Kristus
bagi Allah” (II Kor 2:15)
Alkitab tidak memaksudkannya dalam arti fisik (indra fisik),
tapi harus dimengerti secara rohani.
Roh kita, yang diperbaharui dan dihuni oleh Roh Kudus,
tidak peka terhadap barang-barang material di sekitar kita,
tetapi secara rohani peka terhadap Allah.
Jika kita tumbuh dalam Tuhan kita mengenal “SUARA”Nya,
semakin dan semakin mengenal suaraNya.
Yes 52:6 “Sebab itu umatKu akan mengenal namaKu dan
pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia
yang berbicara, ya Aku!” (ayat ini mengajarkan pada kita
bahwa pada hari-hari terakhir umat Allah akan mengetahui
suaraNya dengan jelas)
87
Prinsip-prinsip Pemuridan
e. Ada janji bimbingan
Jika Yesus menyuruh kita untuk meminta, mencari dan
mengetok; Dia mengulangi prinsip bimbingan yang
terjamin.
membuat kita menjadi murid adalah ketaatan dan bukan
suatu pernyataan atau pengakuan. Dalam seluruh
Perjanjian Lama kita lihat bahwa dari manusia dituntut
ketaatan yang tulus sepenuh hati.
Yes 58:11: “Tuhan akan menuntun engkau senantiasa”.
Yes 45:2: memberi janji kepada Cyrus : “Aku sendiri
hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan
gunung-gunung”.
· Kepada Israel dituntut supaya taat. “Lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu!” (Ul 26:16)
Cyrus disini adalah type orang yang diurapi Allah.
Setiap orang yang dengan jujur berusaha mengikuti Tuhan
dan berjalan menurut prinsip-prinsip Firman akan dibimbing
oleh Tuhan. Janji bimbingan Allah diperuntukkan bagi kita
(orang-orang beriman) sampai kita mati.
Mzm 48:15: “Dialah yang memimpin kita”.
2. Metode Allah dalam bimbingan
a. Firman Allah
Mzm 119:105: Firman itu pelita bagi kakiku dan terang
bagi jalanku.
Firman Allah menunjukkan pada kita tempat di mana Allah
menghendaki kita berjalan. Bimbingan itu berupa terang
yang dipancarkan pada langkah kita yang berikutnya.
Bimbingan itu dengan jelas menunjukkan kepada kita di
mana menempatkan kaki kita. Terang dalam Alkitab adalah
kebenaran dan pemerintahan.
Bila kita berjalan dalam terang Allah kita berjalan dalam
kebenaran yang telah Dia berikan kepada kita, tetapi juga
di bawah pemerintahanNya. Jika kita tidak mempelajari
Firman Allah kita tidak akan mendapat bimbingan dari Allah.
Ams 6:20-23 memberikan pengajaran lebih jauh tentang
ini.
86
Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid
· Bagi Yosua ketaatan adalah harga dari sukses (Yos 1:8)
· Kepada Abraham ketaatan menuntut agar Abraham menyerahkan putra tunggalnya yang sangat disayang dan
dikasihinya (Kej 22:2 dan seterusnya)
· Bagi Saul ketaatan lebih baik daripada persembahan.
Kita sering mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan
untuk Allah, namun demikian kita masih belum taat.
Kemudian kita menenangkan suara hati kita dengan
mempersembahkan korban, yang menurut kita berkenan
di hadapan Allah.
Misalnya, jika Allah memanggil kita untuk tugas perutusan,
maka bagaimanapun besarnya jumlah persembahan untuk
misi itu, tidak dapat menghapuskan penolakan kita
terhadap panggilan untuk perutusan. Kita memperoleh
keselamatan karena ketaatan Yesus.
Dia taat sampai mati, bahkan mati disalib. Setiap murid
harus membayar harga ketaatan itu.
c. Mencintai Kristus
Luk 14:26: “Jika seorang datang kepadaKu dan ia tidak
membenci bapaknya, ibunya, istrinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.
23
Prinsip-prinsip Pemuridan
“Membenci” di sini berarti: “to love less – cintanya kurang”.
Kata “membenci” ini dipakai juga di tempat lain dalam Kitab
Suci untuk menunjukkan pikiran yang sama.
Dalam Kej 29:30-31 Yakob mencintai Rahel dan
“membenci” Lea, yang berarti ia lebih cinta kepada Rahel
daripada kepada Lea.
Cinta kita kepada diri kita sendiri harus lebih kecil
dibandingkan cinta kita kepada Yesus. Untuk itu dipakai
istilah “membenci”. Kita diperintahkan untuk “mencintai
Tuhan dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatan-mu dan dengan
segenap akal budimu” Luk
10:27.
Kasih kita yang pertama itu
hanya untuk Yesus.
2. Murid harus memanggul
salibnya
Bila seseorang dijatuhi
hukuman mati disalib,
sebagian hukumannya yaitu:
dia harus memanggul salibnya
sendiri. Salib adalah alat kematian. Terhukum harus
memanggul salibnya di hadapan umum. Ini menyebabkan
rasa malu dan tertekan.
Ungkapan “memanggul salib kita sendiri” berarti: “memanggul
apa saja yang kita jumpai di tengah jalan, karena kita telah
mengambil keputusan untuk mengikuti Kristus”.
Hal itu tidak berarti bahwa kita menciptakan kesulitan untuk
diri kita sendiri. tetapi artinya adalah kita melaksanakan
tanggung jawab kita kepada Kristus dan dengan sukacita
kita menanggung semua akibatnya. Sukacita berasal dari
24
Bimbingan Seorang Murid
Di sini Pemazmur merindukan kesucian melebihi segalagalanya. Lagi dalam Mzm 143:10 seruannya ialah:
“Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah
Allahku! Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku di
tanah yang rata!”
Alasan untuk hidup suci ini diketemukan dalam Kitab Amsal:
· Ams 11:3: “Orang yang jujur dipimpin oleh
ketulusannya”.
· Ams 11:5: “Jalan orang yang saleh diratakan oleh
kebenarannya”.
d. Harus ada ketergantungan pada Allah
Yer 10:23: “Aku tahu ya Tuhan bahwa manusia tidak
berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang
berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya”.
Kita bahkan tidak tahu bagaimana kita hidup, tetapi harus
tergantung pada Allah. Bila kita mempercayai Allah, Dia
akan menghindarkan kita dari ketergantungan pada diri
sendiri, Allah ingin mempertahankan kita dalam keadaan
tergantung padaNya.
Ams 3:5-6: “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu
sendiri!”
Allah mempunyai rencana untuk hidup kita. Dia punya
rencana untuk gereja kita, bangsa kita… seluruh dunia.
Kita tidak pernah dapat mengetahui bimbinganNya sebelum
kita menjadi tergantung padaNya. Allah tidak dapat
membawa kita kemana pun kecuali jika kita mau
mempercayaiNya.
85
Prinsip-prinsip Pemuridan
Hal pertama yang harus kita lakukan untuk menjadi
seorang murid ialah menyangkal diri. Ambisi, keinginan,
impian yang kita miliki sebelum kita bertemu Yesus harus
kita sangkal dan kita tinggalkan.
Jelaslah bahwa setan berusaha menyesatkan kita. Semua
godaan setan dimaksudkan untuk mendorong kita keluar
dari jalan yang benar.
Dalam Kitab Amsal ada banyak nasehat supaya berhatihati terhadap jerat atau perangkap musuh.
Ams 7:25: “Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan
perempuan itu dan janganlah menyesatkan dirimu di jalanjalannya”.
II Ptr 2:14-15 melukiskan orang yang tersesat: “Mata
mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu
berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah.
Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka
adalah orang-orang yang terkutuk! Oleh karena mereka
telah meninggalkan jalan-jalan yang benar, maka
tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan bileam, anak Beor
yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan
yang jahat”.
Masalahnya ialah nafsu mereka dan keserakahan mereka.
Mereka melihat dengan mata mereka dan kemudian
menginginkannya dengan hati mereka.
c. Harus ada kerinduan akan kesucian
Mzm 139:23-24: “Selidikilah aku ya Allah dan kenalilah
hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah
apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang
kekal”.
84
Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid
mengetahui, bahwa kesengsaraan kita yang disebabkan oleh
kerelaan melaksanakan kehendak Allah itu akan membawa
keselamatan bagi orang-orang yang sesat.
Tentang Yesus telah dikatakan dalam Ibr 12:2: “yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita
yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah
kanan tahta Allah”.
Jalan menuju penyaliban adalah perjalanan satu jurusan dan
karena itu tidak dapat berjalan balik kembali. Memanggul salib
berarti penyangkalan diri. Yesus masih menambahkan: “setiap
hari”. Ini berarti suatu keputusan untuk setiap hari memanggul
salib.
Bagi Yesus – salib adalah bagian yang sulit dari kesediaan
melakukan apa yang perlu untuk melaksanakan kehendak
Bapa. Dalam mencari untuk melakukan kehendak Allah, kita
harus menanggung kesulitan-kesulitan dan bahkan
penganiayaan.
Inilah salib yang harus kita pikul.
Yoh 15:30 : “Seorang hamba
tidaklah lebih tinggi daripada
tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan
menganiaya kamu”.
II Tim 3:12 : “Memang setiap orang
yang mau hidup beribadah di dalam
Kristus Yesus akan menderita
aniaya”.
Rom 6:6 : “Karena kita tahu, bahwa
manusia lama kita telah turut
disalibkan, supaya tubuh dosa kita
25
Prinsip-prinsip Pemuridan
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa”.
Gal 2:19 : “Aku telah disalibkan dengan Kristus”.
Gal 5:24 : “Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia
telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya”.
Yesus maksudkan untuk melakukannya dengan sengsara.
Yesus menghendaki kita untuk melakukannya sekarang.
Karya pengudusan adalah karya sehari-hari Roh Allah yang
dimungkinkan oleh keinginan untuk setiap hari disalibkan
bersama Kristus.
3. Membuat Perhitungan
Yesus dengan jelas mengajar murid-muridNya tentang
membuat perhitungan untuk menjadi seorang murid.
Sebelum kita membuat keputusan-keputusan biasanya kita
mempertimbangkan faktor-faktor. Kita dengan tenang dan
dengan sengaja merenungkan apa yang akan terlibat dalam
keputusan-keputusan kita.
Dalam Mat 21:28-32 Yesus menceritakan perumpamaan
orang yang mempunyai 2 putra. Ia menyuruh yang pertama
untuk pergi dan bekerja di kebun anggur dan dia menolak
untuk pergi, tetapi kemudian menyesal, lalu pergi. Yang kedua
berkata dia mau pergi, tetapi kenyataannya tidak pergi.
Ketika Yesus memanggil kita untuk menjadi murid-muridNya,
Dia menyuruh kita untuk pergi bekerja di kebun anggurNya.
Dengan cepat berkata bahwa kita akan pergi dan kemudian
tidak pergi adalah kemunafikan dan mendatangkan malu.
Oleh karena itu kita perlu terlebih dulu membuat perhitungan.
Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita
sungguh-sungguh percaya Injil, apakah kita sungguh-sungguh
26
XI. Bimbingan Seorang Murid
Dalam Perjanjian Lama bimbingan secara dasariah diartikan
mentaati atau tidak mentaati Firman Tuhan. Diandaikan bahwa
orang berusaha mengetahui kehendak Tuhan.
Dalam Perjanjian Baru, bimbingan adalah mengikuti jejak Yesus,
Sang Pembimbing!
1. Prinsip-prinsip Bimbingan
a. Harus ada kerinduan akan kehendak Allah
Ibr 10:7: Lalu Aku berkata, “Sungguh, Aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan
kehendakMu, ya Allahku”.
Hidup Kristus diringkas oleh keinginanNya atau
kerinduanNya untuk melakukan kehendak Bapa. Jika kita
ingin menyerupai Dia, maka harus juga ada keinginan atau
kerinduan untuk melakukan apa yang dikehendaki Bapa
untuk kita lakukan, taat!
Seringkali pemazmur berseru kepada Tuhan agar Allah
“mengajar dia jalan-jalanNya”. Karena itu prinsip bimbingan
yang pertama ialah: kita rindu melakukan kehendak Allah.
Seringkali orang-orang beriman tidak mentaati apa yang
dikatakan Allah karena mereka menunggu mendengarkan
apa yang ingin mereka dengarkan. Hal ini membawa kita
kepada prinsip yang berikut.
b. Kita harus meninggalkan jalan kita
Mat 16:24: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku”.
83
Prinsip-prinsip Pemuridan
The gifts of the Spirit describe what the believer DOES as a
member of the body of Christ, for example:
Teaching, encouraging, speaking a word of wisdom or
prophesying.
3. A gift by nature is rather received than demanded.
Paul requires Christians to bear the fruit of the Spirit: love,
be joyful etc.
But nowhere he commands believers to exercise spiritual
gifts. Rather they are to be desired and received as the Spirit
gives them.
4. Fruits is Christ like character which the Spirit desires to produce in all Christians. No one may say: “Don’t expect me to
love; this is not my gift”. Everyone is to bear all of the fruit.
Spiritual gifts are just the opposite. In diversity, members
of the body exercise different gifts as the Spirit chooses to
manifest them.
5. The fruit of the Spirit is for all times and places, while spiritual
gifts are for specific times and needs. The Spirit blows where
he wills.
Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid
mengenal Tuhan. Jika kita yakin, kita harus mengikutiNya
dengan sepenuh hati. Banyak orang beriman dewasa ini yang
berkata “Ya Tuhan” tetapi kenyataannya tidak taat.
Luk 14:28-33 memperlihatkan bahwa pemuridan adalah
suatu komitmen yang menyeluruh. Jika kita tidak komit kita
bukan murid.
Luk 14:33 “Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu
yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak
dapat menjadi muridKu.”
Paulus dalam Flp 3:7-8 merangkumkan sikapnya sendiri.
Dengan kehilangan segalanya kita mendapatkan segalanya!
Dengan mati kita hidup!
4. Murid harus mengikuti Yesus
Kata Yunani yang digunakan untuk “mengikuti” Yesus adalah
“akoloutheo”. Arti harafiah dari akoloutheo adalah “pergi
dengan cara yang sama atau menempuh jalan yang
sama”.Mati terhadap diri sendiri, memanggul salib dan
membuat perhitungan hanya merupakan persiapan hati, sikap
dan pikiran untuk mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus berarti
“memanggul kukNya di atas bahu kita”, sehingga kita dapat
belajar dari Dia. Dalam arti ini “mengikuti” adalah permulaan
dari pemuridan.
Dalam mengemban panggilan kita yang baru,
kita harus meletakkan yang lama.
Dalam mengikuti Yesus, Yakobus dan
Yohanes pertama-tama harus
meninggalkan
jalanya.
Jala
menggambarkan gaya hidup dan
panggilan mereka yang lama.
Lihatlah contoh pemuda yang kaya yang
bertanya kepada Yesus bagaimana masuk ke dalam Kerajaan
82
27
Prinsip-prinsip Pemuridan
Surga (Mat 19:16-22). Dia tidak mau menerima tawaran
Yesus hanya karena dia tidak bersedia meninggalkan gaya
hidupnya yang lama. Banyak orang beriman dewasa ini
kehilangan warisan mereka yang sejati, karena ketidaksediaan
mereka untuk meninggalkan perahu dan jala mereka untuk
mengikuti Yesus.
NB: Hal ini tidak berarti bahwa bila kita menerima Kristus,
kita harus meletakkan jabatan dan melepaskan pekerjaan
kita. Kita harus meninjau kembali gaya hidup kita dan jalan
hidup kita untuk memastikan bahwa kita berada dimana
Kristus menghendaki kita berada. Dengan kata lain kita harus
membuat komitmten untuk mengikut Yesus.
Yesus dengan sabar menantikan keputusan kita untuk komit
mengikuti Dia setelah kita mengadakan pertimbanganpertimbangan.
Buah Seorang Murid
tetapi menghasilkan kayu. Pucuk atau tunas yang baru
karena dipotong untuk membiarkan getah dipakai untuk
membentuk buah.
Inilah kesamaan penanganan Allah dalam hidup kita. Ia
memangkas semuanya yang menghalangi kita untuk
berbuah dan yang menghalangi kita untuk memuliakan
Yesus.
Hal-hal apa yang dipangkas oleh Bapa? Perumpamaan
yang lain memberikan jawaban sebagai berikut:
Mrk 4:19: “Lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya
kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain
mesuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah”.
· Kekuatiran dunia
· Tipu daya kekayaan
· Keinginan-keinginan akan hal yang lain
Inilah hal-hal yang oleh Bapa secara terus-menerus
ditangani dalam diri kita. Dalam diri kita harus ada kemauan
untuk membiarkan perlakuan atau penanganan Allah dalam
hidup kita, agar kita dapat menghasilkan buah lebih banyak
lagi.
Tambahan:
Spiritual Gifts and Fruits of the Spirit
1. Spiritual gifts which build the body of Christ for worship, service and witness supplement there fruits. The difference
between fruit and gifts lies in their NATURE and PURPOSE.
2. The first distinction involves: being and doing, character and
action.
The fruits of the spirit describe the kind of person a christian
should be: his attitudes dan motivation: loving, joyful, patient,
gentle, self controlled.
28
81
Prinsip-prinsip Pemuridan
Bidang-bidang nafsu utama yang dibicarakan Alkitab ialah
seks, makan dan kekayaan. Karena itu terutama kita harus
menguasai diri kita dalam bidang-bidang ini. Kita cenderung
gagal dalam menguasai bidang-bidang ini.
Ini berarti juga bahwa kita harus membatasi diri bukan
hanya dalam penguasaan kekayaan kita, tetapi juga dalam
mencarinya. Penguasaan lidah juga sering dibicarakan
dalam Alkitab.
1. Pemeliharaan agar berbuah
Bagaimana kita menghasilkan buah ini dalam hidup kita? (baca
Yoh 15)
a. Relasi
Yesus adalah pokok anggur dan kita cabang-cabangNya.
Kekuatan, makanan, hidup cabang ada dalam pokok
anggur.
Melalui relasi yang intim dengan Yesus kita dapat
menghasilkan buah-buah dalam hidup kita.
Yoh 15:4: “sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur
demikian juga kamu tidak dapat berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku”.
Selanjutnya Yesus berkata bahwa relasi ini merupakan
sarana dan melalui sarana ini kita menghasilkan buah lebih
banyak lagi (ayat 5).
b. Pemangkasan
Bapa pemangkas (membersihkan) cabang-cabang.
Alasannya agar dapat menghasilkan buah lebih banyak.
Apakah hakekat dari “pemangkasan” ini!
Dalam arti harafiah cabang menggunakan paling banyak
dari sumber-sumbernya untuk tumbuh menjadi kayu. Ini
berarti bahwa cabang tersebut tidak menghasilkan buah,
80
IV. Relasi Seorang Murid
Rom 12:4-5 : “Sebab sama seperti pada satu tubuh, kita
mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu
mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun
banyak adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masingmasing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain”.
Gereja adalah Tubuh Kristus. Anggota-anggota Gereja adalah
bagian-bagian dari tubuh nyata dan hidup. Meskipun demikian
kita semua berbeda dan semua anggota mempunyai sifat-sifat
atau ciri-ciri yang khas.
Kita juga mempunyai pelayan yang berbeda-beda. Yesus
memberikan kepada Gereja berbagai macam pelayan, yaitu:
rasul, nabi, gembala, guru, penginjil, dan banyak lain lagi. Mereka
semua berbeda-beda, namun demikian semua pelayan sama
pentingnya dan sama dibutuhkannya. Itulah sebabnya Yesus
mempersatukan kita bersama dalam Gereja. Dia menempatkan
kita sedemikian rupa, sehingga kita berhubungan satu dengan
yang lain.
Alkitab berbicara banyak tentang persatuan. Rasul Paulus
berulang kali menasehati orang-orang beriman untuk “bersatu”.
Seringkali St. Paulus menangani problem-problem yang
menghalang-halangi persatuan ini.
Tiga macam relasi:
1. Relasi kita dengan Allah
Penting sekali memupuk relasi kita dengan Yesus. Kita harus
mengenal Dia dan kita harus mengalami kebangkitanNya.
Bila kita mempunyai relasi yang intim dengan Yesus maka
ada aliran kuasa ilahi. Yesus menjadi sumber kekuatan kita.
Bagaimana kita menarik kuasa Tuhan?
29
Prinsip-prinsip Pemuridan
Jika kita menginginkan Kuasa Allah, kita membutuhkan
persekutuan dengan Dia. Relasi adalah persyaratan untuk
persekutuan. Persekutuan adalah komunikasi.
Jika kita bersekutu dengan Allah terdapat komunikasi
kuasaNya, kekuatanNya, kasih, damai, sukacita dan
hidupNya.
Persekutuan dengan melakukan sesuatu terhadap seseorang.
Kita bersekutu dengan Allah bila kita berdoa, membaca
Alkitab, bila kita mengabdi Dia, bila kita menyembah sujud
kepadaNya. Bila kita bersekutu dengan orang lain Dia juga
ada di sana.
Bentuk persekutuan dengan Allah yang paling erat dan paling
akrab ialah menyembah sujud atau beribadat. Kita menerima
paling banyak kuasa dari Allah, ketika kita menyembah sujud
dalam ibadat kepadaNya.
Untuk menjelaskan segi lain dari relasi ini kita dapat melihat I
Sam 15:22. Saul melaksanakan perintah-perintahNya, tetapi
sesudah pertempuran dia menahan binatang-binatang untuk
dipersembahkan kepada Tuhan. Saul merasa bahwa dia
melaksa-nakan tugasnya terhadap Allah, tetapi dia tidak taat.
Relasi kita dengan Allah berdasarkan atas kesetiaan kita.
Relasi kita bukan didasarkan atas tugas, tetapi atas kasih.
Lihatlah Gereja di Efesus dalam Why 2. Ini adalah Gereja
yang aktif, sehat dalam ajaran, sabar dalam penderitaan,
tetapi kurang dalam kasih.
30
Buah Seorang Murid
d. Panjang sabar
Seorang penulis mengungkapkan begini: “Menenangkan
kemarahan kita dan keinginan kita untuk membalas
dendam, bila kita diperlakukan tidak baik.
Alasan-alasan untuk bersabar:
· Kita harus seperti Yesus yang mengampuni siapa saja!
· Bukan hak kita untuk membalas, karena Allah yang
menjadi hakim.
· Kita tidak mengetahui segala-galanya, karena itu
janganlah
bereaksi jika kita ditipu oleh keadaan.
e. Kebaikan hati
Kebaikan hati berarti baik kepada setiap orang.
Ef 2:7: “…supaya pada masa yang akan datang Ia
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang
melimpah-limpah sesuai dengan kebaikanNya terhadap
kita dalam Kristus Yesus”.
Yesus menghayati hidupNya dengan menyampaikan
kebaikan kepada orang-orang lain dan meminta kita agar
kita berbuat demikian juga.
f. Iman atau kesetiaan
Kata Yunani “pistis” terutama berarti iman akan Allah. Dapat
berarti juga kesetiaan kepada sesama kita.
Why 2:4 : “Karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang
semula”.
g. Kelembutan hati
Penting bahwa kita mempunyai hati yang rendah dan lemah
lembut. Inilah sikap yang harus kita perlihatkan kepada
orang-orang lain. Tidak berarti kita harus bersifat pengecut
atau menjauhkan diri dari tanggung jawab kita.
Apakah kasih yang semula? Kasih semula adalah spontan,
menarik, menggembirakan, mempesonakan, menawan dan
memikat setiap bagian hidup kita! Allah tidak menghendaki
h. Penguasaan diri
Bahasa Yunaninya ialah “enkrateia”, yang berarti
“mempunyai kuasa atas diri sendiri”.
79
Prinsip-prinsip Pemuridan
Kita harus menghargai dan menghormati obyek dari kasih
kita. Paulus memberikan nasehat untuk menghasilkan buah
kasih dengan mengasihi Allah dan sesama kita.
kita menggantikan kasih itu dengan tugas. Dia tidak
menghendaki kita menggantikan kehadiran Allah yang dinamis
dan hidup dengan ritual. Kita harus mengasihi Dia.
b. Suka cita
“Chara” adalah bahasa Yunani untuk sukacita. Chara
mengandung arti “kegembiraan yang tenang”. Bagi orang
Kristiani ini lebih daripada perasaan. Sukacita ini tidak
tergantung pada keadaan.
2. Relasi dengan sesama
Hal pertama yang dikatakan Allah adalah “tidak baik kalau
manusia itu seorang diri saja”. Allah melihat Adam sendirian,
maka Allah berkata “tidak baik!” Adam berkata “Amin”.
Rom 14:17: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan
dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita oleh Roh Kudus”.
Kerajaan Allah ada dalam Tuhan Yesus.
Dia adalah kebenaran kita, Dia adalah
kedamaian kita dan Dia adalah
sukacita kita.
Dalam Yoh 15:11 Yesus berkata
kepada murid-muridNya bahwa
“Semuanya
itu
Kukatakan
kepadamu, supaya sukacitaKu ada di
dalam kamu dan sukacitamu menjadi
penuh”.
Kita mempunyai sukacita karena kita mempunyai Yesus.
Jika kita tidak memiliki Yesus kita tidak mempunyai suka
cita. Suka cita ini merupakan sumber kekuatan.
c. Damai
Damai dengan Allah, Yesus adalah damai kita karena Dia
adalah orang yang memberikan damai yang kita punyai.
Ef 2:14: “Karena Dialah damai sejahtera kita …”
Eirene = damai (Yunani) berasal dari kata kerja eiro yang
berarti mempersatukan (Ef 2:14 dst)
78
Relasi Seorang Murid
Bahkan waktu Yesus mengutus murid-muridNya, Ia mengutus
mereka berpasang-pasang.
Relasi kita dengan sesama kita adalah berharga. Relasi itu
membawa perlindungan, keseimbangan, saling
menyemangati, persekutuan dan kekuatan. Kita saling
membutuhkan satu sama lain. Kita harus saling mengasihi.
Alkitab mengatakan kita harus saling menasehati satu sama
lain setiap hari.
Bila kita diselamatkan kita menerima Yesus. Kita menjadi
bagian dari Tubuh Kristus. Bagaimanakah tulang paha
dihubungkan dengan tulang lutut? Memang kedua tulang itu
ada hubungannya. Kedua tulang itu digabungkan.
Satu sama lain harus ada komitmen. Bila kita datang untuk
menyambut Tubuh Kristus ada komitmen yang horizontal
maupun vertikal. Jika saya telah menerima Yesus, saya telah
menerima sesama saya. Karena itu kita komit satu sama
lain.
Ada Kristus yang bersifat pribadi dan menebus, tapi ada juga
tubuh Kristus (Corporate Christ). Kita adalah anggota-anggota
dari komunitas ini. Lagipula kita membutuhkan relasi ini, jika
kita mau hidup dalam kemenangan.
Allah telah melakukan hal-hal yang menakjubkan bagi kita.
Dia tidak hanya mengampuni kita, Dia telah menempatkan
31
Prinsip-prinsip Pemuridan
kita dalam sebuah keluarga dan mengikat kita bersama
dengan orang lain. Bila kita menerima keselamatan, kita tidak
hanya sekedar diterima oleh Allah, kita juga diterima oleh
umat Allah.
Tidaklah peduli apa profesi kita, apa suku bangsa kita,
bagaimana kepandaian kita.
Kita diterima, kita berharga, kita dicintai. Bila Yesus berkata
“Hendaklah saling mengasihi”, Ia memerintah kita untuk
melakukan sesuatu yang akan mendatangkan kuasa dan
berkat untuk hidup kita dan hidup orang lain. Ini merupakan
kesaksian bagi dunia.
3. Relasi dalam Gereja
a. Komitmen
Gereja di masa lampau
telah menderita karena
kurangnya relasi, kurangnya kasih. Sementara orang pergi ke
gereja karena mereka
merasa “harus” ke
gereja, kalau tidak ke
gereja mereka merasa
berdosa. Mereka ke
gereja karena senang
mendengarkan koor, dan seterusnya. Tetapi mereka tidak
bersedia bergabung dalam suatu wadah, dalam suatu
kegiatan. Mereka tidak mau membuat suatu komitmen.
Mereka tidak mau loyal satu sama lain. Orang-orang yang
demikian justru orang-orang yang rajin melontarkan kritik.
Sangat mudah mengkritik bila kita tidak punya komitmen
untuk menjalin relasi. Maka dari itu maha penting untuk
komit, bukan saja kepada Allah tetapi juga komit kepada
satu sama lain.
32
Buah Seorang Murid
Roh Kristus, kuasa Kristus yang mampu melahirkan kembali
dan mengubah.
e. Buah menyiapkan jalan keberhasilan
Buah itu sangat vital untuk regenerasi.
· Apel jatuh dari pohonnya
· Tanahnya keras
· Buah apel mulai membusuk
· Bagian yang bermanfaat (baik) dari apel itu masuk ke
dalam tanah
· Kelembaban menghancurkan tanah
· Organisme-organisme yang membuat apel menjadi
busuk dan ulat-ulat yang mencari makanan juga
membantu menghancurkan tanah.
· Karena itu buah menyiapkan tanah yang keras untuk
menerima benih
· Buah mengandung makanan dan kelembaban yang
dibutuhkan oleh benih itu untuk berkecambah (tumbuh)
dan mengakar di tanah.
· Benih dapat tumbuh jika ditaburkan begitu saja, tetapi
benih tersebut mempunyai sesuatu yang jauh lebih baik,
yaitu jika mempunyai buah untuk menyiapkan tanah.
Allah menaruh bakal buah dalam benih untuk suatu tujuan.
Kita berbuah untuk suatu maksud atau tujuan
2. Buah Roh Kudus
Dalam Gal 5:22-23 ada daftar ciri-ciri atau sifat-sifat yang
dianggap sebagai buah-buah Roh Kudus. Inilah sifat-sifat yang
dihasilkan oleh Roh Kudus dalam hidup kita.
a. Kasih atau Agape
Untuk menghasilkan buah kasih kita harus membiarkan
Roh Allah untuk menyempurnakan watak Yesus dalam diri
kita. Semakin kita menyerupai Yesus semakin kita
memperlihatkan buah Roh.
77
Prinsip-prinsip Pemuridan
keluarganya, kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan
bahkan kebutuhan-kebutuhan bangsa.
Kita harus menghasilkan buah untuk memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan orang hanya dapat dipenuhi oleh
Yesus Kristus. Allah memasok atau menyediakan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini melalui kita.
Perhatikan bahwa buah tidak pernah bermanfaat sebelum
dibagikan. Buah-buah kita baru bermanfaat kalau dapat
dinikmati orang lain.
d. Buah mengandung benih untuk menghasilkan buah
kembali
Buah apel menghasilkan buah apel, tanaman jagung
menghasilkan buah jagung. Petani mengetahui jenis
panenan apa yang akan dia peroleh karena mengetahui
apa yang dia tabur.
Mat 7:17: “Demikianlah setiap
pohon yang baik menghasilkan
buah yang baik, sedang pohon
yang tidak baik menghasilkan
buah yang tidak baik”.
Buah rohani dalam hidup kita
adalah buah dari benih Injil yang
ditaburkan dalam diri kita. Bila kita
melayani orang-orang, kita
memperlihatkan buah Injil
kebenaran dan kita menabur
benih Injil ke dalam hidup mereka.
Benih dalam dirinya mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan buah dalam diri orang lain. Benih itu ialah
Injil. Bukan hanya sekedar filsafat, tetapi hidup Kristus,
76
Relasi Seorang Murid
b. Persatuan
Di lembah tulang-tulang kering, Allah pertama-tama
mempersatukan tulang-tulang tersebut, kemudian Dia
menambahkan otot dan daging. Kehidupan yang begitu
diperlukan untuk Gereja dan orang beriman hanyalah
mungkin dimana ada persatuan. Persatuan perlu dipelihara,
dipupuk dan dikembangkan.
c. Wewenang atau Otoritas
Untuk dapat berelasi, kita harus menerima otoritas. Allah
telah membentuk Gereja sedemikian rupa strukturnya
supaya Gereja dapat bertumbuh.
Kitab Suci mengacu kepada Gereja sebagai gedung yang
oleh Yesus dipasang. Setiap batu dihubungkan dengan batu
yang lain dan dikelilingi oleh batu-batu yang lain. Saudara
atau dalam Gereja dihubungkan secara demikian satu
dengan yang lain. Hidup kita tergantung dari orang lain.
Hidup mereka tergantung dari kita. Kita semua tergantung
pada Kristus. Kita semua bagian dari suatu struktur.
Kitab Suci berbicara tentang Gereja sebagai tubuh, pohon
anggur atau pasukan. Semua konsep ini menuntut bahwa
kita harus dekat dengan sedikit orang, tetapi berelasi
dengan banyak orang.
· Tubuh tidak berfungsi jika bagian-bagian tubuh itu tidak
digabungkan, tidak dihubung-hubungkan.
· Pohon anggur tidak akan menghasilkan buah.
· Pasukan tidak akan memperoleh kemenangan.
· Kabel besar terdiri dari kawat kecil-kecil, yang menghasilkan kekuatan besar, mampu menahan beban
yang berat.
· Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
· Rukun agawe sentosa.
· Concordia res parvae crescent.
Yoh 8:31-32: “Maka kata Yesus kepada orang-orang Yahudi
yang percaya kepadaNya: Jikalau kamu tetap dalam firmanKu,
33
V. Murid dan Firman Allah
X.Buah Seorang Murid
kamu adalah benar-benar muridKu dan kamu akan mengetahui
kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.
Untuk melihat buah murid pertama-tama perlu kita mengerti
sifat-sifat dari buah alamiah.
Murid-murid Yesus adalah mereka yang percaya kepadaNya.
Kata “percaya” digunakan 134 kali (dalam ke-4 Injil). Dalam
Injil Yohanes ada 99 kali. Persyaratan pertama untuk menjadi
murid Kristus adalah percaya.
1. Hakikat Buah
a. Buah adalah hasil dari kematangan atau kedewasaan
Hanya pohon yang matang menghasilkan buah. Untuk menjadi
matang atau dewasa pohon harus
diurus baik-baik, ditanam di tanah
yang baik atau subur dengan
cukup sinar matahari dan cukup
air. Ini merupakan suatu proses
yang memerlukan waktu dan
usaha.
Untuk percaya, kita harus mengetahui. Firman Allah memberi
iman untuk mengetahui. Karena itu kita harus mempelajarinya,
merenungkannya dan memenuhi hati kita dan budi kita dengan
firman Allah tersebut, supaya kita dapat melaksanakan maksudmaksud Allah dalam hidup kita.
Dalam Injil Yoh 8:31-33 Yesus menyatakan 3 hal yang sungguhsungguh menolong kita untuk menjadi murid-muridNya.
· Tetap dalam Firman
· Mengetahui kebenaran
· Dimerdekakan
Mari kita pelajari pentingnya Firman Allah dalam kehidupan
seorang murid.
1. Tetap dalam firman
Yoh 8:31: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu”; tetap dalam
firman Allah berarti hidup dalam firman. Artinya:
a. Terus-menerus belajar
Kata “disciple” = murid, berarti “yang belajar” (learner).
Kita tidak akan pernah mengetahui segala sesuatu dan
karena itu hidup adalah pengalaman belajar terus menerus.
Bila kita berhenti belajar, kita berhenti tumbuh dan kita
berhenti hidup. Roh Allah adalah guru kita dalam belajar
ini. Firman adalah makanan rohani kita.
34
b. Buah adalah hasil dari kematian
Buah tidak akan keluar, sebelum benih jatuh ke tanah dan
mati (I Kor 15:36). Untuk tumbuh – benih harus mati.
Dalam Yoh 12:24 Yesus menunjukkan bahwa dagingNya
harus disalibkan. “Aku berkata kepadamu : “sesungguhnya
jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,
ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah”.
Daging kita perlu disalibkan juga. Jika kita membiarkan
Roh Allah mengerjakan ini dalam hidup kita, Dia juga akan
menghasilkan buah Roh.
c. Buah dihasilkan untuk suatu tujuan
Ibr 6:7 mengatakan bahwa tumbuh-tumbuhan ditanam
untuk suatu tujuan; disiram untuk suatu tujuan. Tumbuhtumbuhan menghasilkan buah untuk tujuan yang khusus.
Petani menanam makanan bukan hanya untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
75
Prinsip-prinsip Pemuridan
Kita harus melaksanakan pelayanan dan pengabdian di
rumah Tuhan.
g. Kesetiaan atau kejujuran dapat dipercaya
Kita harus melaksanakan tanggung jawab kita dengan
sungguh-sungguh dan setia.
I Kor 4:2: “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan
yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat
dipercayai”.
Ibr 3:5: “Dan Musa memang setia dalam segenap rumah
Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang
apa yang akan diberitakan kemudian”.
Teladan kesetiaan Musa adalah suatu kesaksian. Kita juga
harus setia kepada orang lain dan harus dapat dipercaya.
Ini akan menjadi kesaksian dan teladan baik bagi orangorang lain.
h. Kegiatan atau semangat atau kerajinan
II Kor 9:2: “Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang
bagi banyak orang”.
Timotius membaktikan dirinya kepada pelayanan yang dia
terima dari Allah.
Yoh 2:17: “Cinta akan rumahKu menghanguskan aku”.
Dalam hubungan ini doa adalah suatu aspek yang paling
penting.
RumahNya = Rumah Doa
74
Murid dan Firman Allah
Kita setiap hari perlu makan. Kalau tubuh kita ingin tumbuh
sehat dan kuat kita perlu makan secara teratur. Demikian
pula halnya untuk pertumbuhan rohani kita. Makanan
rohani yang teratur akan menyebabkan pertumbuhan
rohani yang sehat. Sebaliknya, melalaikan makanan rohani
akan mencekik pertumbuhan rohani kita.
b. Membiarkan firman Allah meresap
Bila kita membaca Firman Allah, Firman itu merasuk ke
dalam diri kita.
Allah menghendaki FirmanNya merembes dan meresap.
Dia ingin FirmanNya menjadi bagian dari hidup kita,
mempengaruhi pikiran dan perbuatan-perbuatan kita. Inilah
dasar dari pemuridan. Orang Yahudi misalnya terusmenerus mengulangi kata-kata shema.
Ul 6:4: “Dengarlah hai orang Israel : Tuhan itu Allah kita,
Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu”.
Kita perlu membiarkan Firman Allah meresap ke dalam
hati kita. Allah mencintai kita, kita seharusnya mengasihi
Dia. Jika kita mencintai Dia, kita akan melaksanakan
perintah-perintahNya. Melalui FirmanNya – Dia akan
menyingkapkan diriNya kepada kita.
Yoh 14:21: “Barang siapa memegang perintahKu dan
melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan
barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu
dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan
diriKu kepadanya”.
35
Prinsip-prinsip Pemuridan
Kita tidak hanya perlu membaca Firman Allah tetapi kita
harus juga membiarkan Firman tersebut mempengaruhi
hidup kita untuk mengubah kita.
c. Menaati firman
Bagaimana kita menerima keselamatan? Kita percaya! Ini
tidak hanya sekedar berkata “Saya percaya”, tetapi
percaya yang aktif.
Mat 7:21: “Dia yang melakukan kehendak BapaKu yang
di sorga”.
Dalam Mat 7, Yesus menceritakan sebuah perumapamaan
untuk menjelaskan kebenaran ini.
Ayat 24: Orang ini mendengarkan Firman dan
melakukannya.
Ayat 26: Orang ini mendengarkan Firman, tetapi tidak
melakukannya.
Mendengarkan Firman saja bukan merupakan jawaban.
Kedua orang tersebut mendengarkan Firman. Orang
dengan pondasi adalah orang yang melaksanakan Firman.
Dia menerapkannya dalam hidupnya.
Kita ambil contoh dalam kitab Yosua 1. Yosua mendapat
panggilan agung tetapi ada satu hal yang menghambatnya.
Apakah menyeberangi sungai Yordan? Apakah berjalan
mengelilingi tembok Yerikho? Jawabannya terdapat dalam
ayat 7.
Yos 1:7: “Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh
hukum yang telah diperintahkan kepadamu”.
Kita membutuhkan keberanian untuk melakukan semua yang
telah dikatakan oleh Firman Allah. Bukankah halanganhalangan yang ada di jalan kita yang akan mengalahkan kita,
tetapi kegagalan kita untuk taat kepada Allah.
36
Teladan dari Seorang Murid
akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang
kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat”.
Jika kita berjalan di jalan Tuhan, kita akan menjadi berkat
bagi orang lain.
c. Kasih
Nasehat selanjutnya adalah mengasihi Jorah.
· Ini adalah perintah Allah dalam hukum.
· Ini merupakan perintah Yesus dalam Perjanjian Baru.
· Ini merupakan perintah Paulus dalam surat-suratnya.
· Ini merupakan buah pertama dari Roh Kudus.
d. Iman atau kesetiaan
Teladan orang Kristen ditandai oleh kenyataan bahwa kita
“hidup karena percaya, bukan karena melihat”.
I Tes 1:3: “Sebab kami selalu mengingat pekerjaan
imanmu”.
Iman yang dimiliki orang-orang Tesalonika nyata dalam
hidup mereka.
e. Kesucian
Hidup suci adalah sangat penting jika kita mau menjadi
teladan yang baik bagi orang-orang lain.
Rom 6:22: “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan
dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu
beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan
dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal”.
f. Pelayanan
Paulus mendesak Timotius untuk memperhatikan
pelayanannya. Baginya pelayanan itu ialah membaca Kitab
Suci, berkotbah dan mengajar, tetapi kita semua
mempunyai pelayanan yang kita terima dari Allah untuk
kita laksanakan.
73
Prinsip-prinsip Pemuridan
d. iman atau kesetiaan
e. kesucian
f. pelayanan
g. dapat dipercaya
h. kegiatan atau semangat atau kerajinan.
a. Perkataan
Kitab Suci mengajak kita untuk hati-hati dengan perkataan
kita. Ada contoh-contoh yang positif dan negatif tentang
menggunakan perkataan, meskipun menurut Yak 3:10
hanya berkat saja yang keluar dari mulut kita, bukan kutuk.
Yak 3:10: “dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.
Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh terjadi demikian”.
Kol 3:8: “Tetapi sekarang buanglah semuanya ini, yaitu
marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang
keluar dari mulutmu”.
I Tim 3:8: “Demikian juga diakon-diakon haruslah orang
terhormat, jangan bercabang lidah”.
Yud 8: “Namun demikian orang-orang yang bermimpimimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan
menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang
mulia di sorga.”
I Ptr 3:10: “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau
melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap
yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang
menipu”.
b. Kelakuan
Timotius jelas setia kepada nasehat-nasehat Paulus.
I Kor 4:17: “Justru itulah sebabnya Aku mengirimkan
kepadamu Timotius, yang adalah anakKu yang kekasih
dan setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu
72
Murid dan Firman Allah
2. Mengetahui firman Allah
Yoh 8:31: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benarbenar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui
kebenaran”.
Terus-menerus tetap dalam kebenaran membawa kita
kepada pengetahuan tentang kebenaran.
Ada 2 kata Yunani yang berarti “mengetahui”, yaitu:
· Oida– pengetahuan mental
· Ginosko– pengetahuan eksperiential.
Kita tidak hanya mempunyai pengetahuan mental tentang
firman, tetapi juga pengetahuan eksperiensial.
Kata “mengetahui” terdapat 140 kali dalam Injil Yohanes.
Allah tidak menghendaki kita ini tidak berpengetahuan. Dia
menghendaki kita mengetahui bukan hanya dengan otak
kepala saja tetapi juga dengan hati.
Bagaimana kita dapat mengetahui firman Allah?
(Baca : Yak 1:21-22).
a. Buanglah yang kotor dan yang jahat
Yang kotor dalam bahasa Yunani adalah rhuparia yang
berarti sampah, kotoran, kemesuman dan kebusukan,
adalah kata yang menjijikan.
Sama dengan kata Yunani untuk “tahi telinga”. Tahi telinga
menyebabkan kesulitan untuk mendengar. Kita menjadi
tidak peka terhadap suara Allah. Kita harus bersih dari tahi
telinga supaya kita dapat mendengar.
Pentingnya untuk bersih dari kotoran nampak nyata dari
kata kerja yang dipilih, yaitu: “buanglah”, yang berarti
“lucutilah” seperti seseorang akan membuka atau melucuti
pakaiannya yang terbakar untuk menyelamatkan dirinya.
Manusia dalam situasi seperti itu, secara harafiah akan
37
Prinsip-prinsip Pemuridan
merobek pakaiannya seolah-olah hidupnya tergantung
padanya. Nasehat yang sederhana ini mengajak kita untuk
berbuat yang sama, membuka dosa seolah-olah pakaian
yang terbakar, sebab hidup rohani kita tergantung padanya.
b. Terimalah firman
Kita tidak punya pilihan menerima Firman Allah atau tidak.
Dengan rendah hati kita menerima apa yang datang. Allah
memberikan apa yang baik untuk kita. Dia memberikan
kepada kita apa yang kita butuhkan.
Kita sering mendengar khotbah atau membaca sesuatu
dalam buku dan beranggapan bahwa hal itu baik untuk
orang lain, tapi bukan untuk kita. Kita harus selalu
menerapkan Firman yang kita dengar, pertama-tama untuk
hidup kita sendiri. Jika Allah ingin orang lain mendengarnya,
Dia akan mengatakannya kepada mereka. Firman itu
mungkin berarti penderitaan atau kesengsaraan, tapi kita
harus menerimanya dengan syukur dan bersukacita di
dalamnya.
c. Pelaku firman
Yak 1:22: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman
dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak
demikian, kamu menipu diri sendiri”.
Orang yang setia dalam hal ini tidak ditipu dan akan diberkati
dalam semua hal yang dikerjakannya.
3. Dibebaskan oleh firman Allah
Yoh 8:32: “Kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.
Salah satu berkat yang terbesar dari Firman Allah ialah bahwa
Firman itu memerdekakan atau membebaskan kita:
* Bebas dari dosa (Mzm 119:11)
* Bebas dari ketidakmurnian (Mzm 119:9)
* Bebas dari kegelapan (Mzm 119:105)
38
Teladan dari Seorang Murid
mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus yang adalah gambaran
Allah”.
Di manakah orang-orang
yang tidak percaya dapat
melihat “cahaya Injil
tentang
kemuliaan
Kristus?”
II Kor 3:18: “dan kita
semua mencerminkan
kemuliaan Tuhan dengan
muka
yang
tidak
berselubung. Dan karena
kemuliaan itu datangnya dari
Tuhan yang adalah Roh, maka
kita diubah menjadi serupa dengan
gambarNya, dalam kemuliaan yang
semakin besar”.
Teladan kita, yang dibentuk dalam diri kita oleh Roh Kudus,
merupakan manifestasi Yesus Kristus di dunia.
3. Menjadi teladan yang baik
I Tim 4:12: “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah
karena engkau muda. Jadilah teladan bagi semua orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu”.
Paulus menghendaki Timotius menjadi teladan yang baik.
Dalam ayat 12 dan seterusnya, Paulus memberikan secara
rinci dalam hal apa saja Timotius harus menjadi teladan yang
baik.
a. perkataan
b. kelakuan
c. kasih
71
Prinsip-prinsip Pemuridan
Teladan mereka membuktikan bahwa iman mereka adalah
benar nyata. Hasilnya ialah bahwa orang-orang Tesalonika
berpaling dari berhala-berhala untuk mengabdi Allah yang
benar dan hidup.
Ayat 9: bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala
kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan benar.
b. Kita memberi contoh untuk diikuti orang-orang lain
Dalam pikiran Paulus, jelas sangat penting memberikan
teladan yang baik, karena dia tahu bahwa orang-orang
memperhatikan dan meniru dia.
Renungkan contoh berikut:
· Nigel, seorang anak yang sah yang disembunyikan dan
dibesarkan di kandang ayam, karena rasa malu. Ketika
dia ditemukan pada umur 7 tahun dia didapati berjalan,
makan dan bersuara seperti ayam.
· Seorang anak gadis yang berumur 11 tahun di Beijing
dibesarkan bersama-sama dengan babi. Waktu
diketemukan perbuatannya seperti babi.
Murid dan Firman Allah
*
*
*
*
Bebas dari hilang semangat atau putus asa (Rom 15:4)
Bebas dari kebencian (I Yoh 2:5)
Bebas dari kebimbangan (I Yoh 5:13)
Bebas dari kematian (Yoh 8:51)
Bila kita hilang semangat, maka kita harus membiarkan
Firman Allah berkarya. Jika kita terkulai atau terikat, kita harus
menuntut janji-janji Allah. Maka kita akan dilepaskan dari
ikatan-ikatan yang merintangi kita dan menghalangi hidup
kita. Kita akan dibebaskan dari rasa takut dan gagal.
Firman Allah tidak akan mengecewakan kita (baca : Yes
55:10-11).
Contoh-contoh ini menunjukkan dengan jelas betapa besar
pengaruh lingkungan terhadap diri kita.
Sabda Yesus bahwa kita adalah “garam dan terang”
menunjukkan pentingnya kehadiran kita dalam
masyarakat.
c. Kita menyatakan Yesus kepada dunia
I Kor 6:20: “karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”.
Paulus di sini memberikan contoh hidup yang suci yang
menyatakan atau memaklumkan pribadi Yesus kepada
dunia.
II Kor 4:4: “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah jaman ini, sehingga
70
39
Teladan dari Seorang Murid
VI. Hidup Seorang Murid
Bila kita mempelajari pemuridan, sangatlah penting bahwa kita
mempelajari hidup yang aktual dari seorang murid.
Bagaimanakah sikap murid terhadap Allah dan terhadap orangorang lain?
Kitab Amsal memberikan pengertian yang
jelas tentang hal-hal ini semua. Maka
dari itu, jika kita merenungkan hidup
seorang murid kita akan
menggunakan Kitab Amsal
3 sebagai bimbingan
untuk kita. Di sini kita
tahu
apa
yang
menjadi tanggung
jawab kita dan apa
yang terjadi jika kita
dengan setia memenuhi tanggung jawab
itu.
Ada 7 unsur yang perlu kita pelajari.
1. Ajaran
a. Apa yang kita lakukan?
* Jangan melupakan ajaran Allah (ayat 1).
Bahasa Ibrani “ajaran” adalah “torah” yang berarti ‘hukum
Allah’. Kita sedang mempelajari prinsip-prinsip pemuridan
karena Allah bersama kita perlu mengetahui ajaranajaranNya.
Allah berkata ajaran “Ku”. Ini adalah ajaran yang didasarkan
atas Firman Allah. Inilah Firman yang Allah kehendaki untuk
kita ikuti dan kita hormati. Nasehat untuk tidak melupakan
ajaran Tuhan mungkin secara tidak langsung menyatakan
bahwa kita manusia cenderung mudah lupa. Biasalah bagi
40
Kol 2:15 Paulus menyatakan bahwa Kristus telah menjadi
“tontonan umum”. “Ia telah melucuti pemerintahpemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan
mereka tontonan dalam kemenanganNya atas mereka”.
Kata ini juga digunakan dalam Ibr 6:6 ketika mereka yang
menolak Kristus dengan murtad menghinaNya di muka
umum.
2. Pentingnya Teladan Kita
a. Kita memberi kesaksian tentang iman kita
Yak 2: 18: “…… aku akan
menunjukkan kepadamu
imanku dari perbuatanperbuatanku”.
Iman tanpa perbuatan
adalah mati. Di sini kita
melihat bahwa teladan
kita “dengan jelas
menyatakan” iman
kita. Kita adalah
teladan Kristianitas!
Flp 3:17: “Saudarasaudara, ikutlah
teladanku dan perhatikanlah mereka
yang hidup sama
seperti kami yang
menjadi teladanmu”.
Dalam I Tes 1 Paulus menunjukkan bagaimana Injil
disampaikan tidak hanya dalam kata-kata, tetapi ayat 5:
“bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena
kamu”.
69
Hidup Seorang Murid
IX. Teladan dari Seorang Murid
kita untuk membiarkan hal-hal duniawi menutupi Allah dan
FirmanNya.
Alkitab berkata bahwa kita adalah terang dunia. Sebagai murid
kita harus hidup sedemikian rupa sehingga hidup kita akan
memuliakan Allah. KarakterNya, kekudusanNya, kasihNya,
hidupnya nampak kepada semua orang melalui umatNya.
Salah satu dosa besar dari bangsa Israel dalam Perjanjian
Lama adalah bahwa mereka melupakan Tuhan. Kitab
Yeremia terutama membicarakan dosa ini.
1. Definisi Teladan
Definisi positif dari teladan ialah “kelakuan yang
pantas untuk ditiru”.
Definisi negatifnya: “menghukum
seseorang sehingga orang-orang lain
menjadi takut untuk bertindak
seperti yang telah dilakukan oleh
orang itu”.
a. Teladan yang positif
Yoh 13:15 Yesus mencuci kaki para rasulNya,
yang merupakan teladan
apa yang harus mereka
lakukan.
Yak 5:10Yakobus menggunakan
teladan para Nabi sebagai teladan yang harus
kita tiru.
I Ptr 2:21 Petrus menyatakan bahwa Kristus meninggalkan kepada kita suatu teladan yang harus kita ikuti.
b. Teladan yang negatif
Dalam II Ptr 2:6 Petrus menunjukkan bagaimana Allah
menggunakan kehancuran Sodom dan Gomora sebagai
peringatan atau sebagai contoh atau teladan.
68
Yer 2:32 : “Dapatkah seorang dara melupakan
perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan
melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umatKu melupakan
Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya”.
Melalaikan ajaran yang sehat sama dengan memenuhi
keinginan-keinginan yang tidak ada gunanya. Sikap yang
demikian di pihak kita menghambat maksud-maksud Allah.
Pekerjaan iblis tidak hanya membuat kita melupakan ajaran
yang sehat, tetapi menghalang-halangi kita untuk
mengetahuinya.
Simpanlah perintah-perintahNya dalam hatimu. Hati adalah
pusat emosi kita. Seluruh pribadi kita perlu memperhatikan
perintah-perintah Allah.
Lihatlah prosedur memprogram sebuah komputer.
Komputer bekerja berdasarkan informasi yang telah
diberikan ke dalam memorinya. Jika informasi yang salah
dimasukkan ke dalam komputer, maka komputer tidak
dapat berfungsi dengan benar.
Otak kita bekerja seperti itu. Kita perlu mengisi ingatan
(memory) kita dengan kebenaran. Jika kita mempercayai
kebohongan-kebohongan si iblis atau memprogram
pikiran-pikiran kita dengan hal-hal yang tidak benar, maka
keputusan-keputusan yang kita buat tidaklah dibenarkan.
Dengan demikian mungkin kita disesatkan. Banyak ayatayat kitab suci mengajarkan kebenaran yang penting ini.
41
Prinsip-prinsip Pemuridan
Ams 4:23 : “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan”.
Yes 26:3 : “Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai
sejahtera sebab kepadaMulah ia percaya!”
Ujian Seorang Murid
5. Mengalahkan pencobaan
Prinsip-prinsip berikut akan mendorong kita untuk menang
dalam pencobaan dan matang sebagai murid. Jalan tercepat
untuk mengalahkan pencobaan adalah menerima apa adanya.
Jangan memeranginya, dan mohon kekuatan kepada Allah.
Baca ayat-ayat berikut:
* Yer 31:33
* Ibr 8:10
* Rom 10:9
* Rom 2:15
* Yoh 7:38
* Luk 6:45
* I Tim 1:5
* Mat 5:8
* Mat 12:34
Iman yang sejati selalu menang. Kita punya janji bahwa kita
akan selalu melangkah dalam kemenangan jika kita
mempercayai Kristus. Iman itu sekuat ketaatan. Kita harus
selalu melakukan apa yang kita ketahui harus kita lakukan.
Ketahuilah bahwa pencobaan datang kepada kita pada
waktunya yang benar dan bahwa pelepasan tiba pada
saatnya yang tepat. Sabarlah!
Bila kita memprogram hati kita dengan benar kita berfungsi
dengan benar.
Kita semua adalah kita seperti apa adanya sekarang ini, karena
jalan yang telah kita tempuh atau lalui. Tangan Sang Tukang
Periuk menempel pada hidup kita untuk mencetak kita,
membentuk kita dan menjadikan kita bejana-bejana
kehormatan. Pukulan, bantingan, pemanasan dengan api,
semuanya perlu jika mau dipakai oleh Allah.
b. Apa yang kita peroleh?
* Umur yang panjang
Ada hasil yang langsung dalam mengikuti ajaran Allah – kita
akan hidup lebih lama. Hidup yang panjang bukanlah
merupakan karunia yang diberikan secara adikodrati, tetapi
merupakan akibat yang wajar mengikuti dari jalan Allah.
Pencobaan yang datang dari Allah dimaksudkan untuk
pertumbuhan rohani kita.
Stress, pertengkaran, mencari kenikmatan, mengejar
untung dan khawatir akan segalanya melenyapkan damai
yang menyebabkan umur panjang.
* Kemakmuran
Mzm 119:165: “Besarlah ketentraman pada orang-orang
yang mencintai tauratMu, tidak ada batu sandungan bagi
mereka”.
42
67
Prinsip-prinsip Pemuridan
c. Dusta
Mzm 119:69: “Orang yang kurang ajar menodai aku
dengan dusta”
Daud dicobai ketika orang-orang berdusta kepadanya.
Yesus sering kali dituduh palsu. Orang-orang berdusta
tentang Dia. Ini mungkin juga terjadi atas diri kita dan dapat
sangat mengesankan.
d. Perangkap
Mzm 119:85: “Orang-orang
yang kurang ajar telah
menggali lobang bagiku”.
Sebagai orang-orang beriman
kita merupakan tantangan bagi
orang-orang di sekitar kita, sikap
kita dan perbuatan-perbuatan kita.
Suara batin orang-orang di sekitar kita
dapat dipuaskan jika kita gagal atau
jatuh.
Sebagai akibatnya sementara orang
akan menyerang moral, etika,
bahkan iman kita. Teman-teman
mungkin mendorong kita untuk
menggunakan materi kantor untuk
keuntungan pribadi.
Bila kita melawan dorongannya kita memuliakan Yesus!
e. Dihinakan
Setan sering memberikan kita ide bahwa kita ini orang
yang aneh atau “percaya kepada Alkitab itu sinting” supaya
mengacaukan kita. Alkitab mengatakan bahwa Yesus itu
direndahkan sedemikian rupa sehingga Dia disebut “cacing
atau ulat” (Mzm 22:6-8). Proses perendahan ini berat
dan sulit, tapi ada jaminan bahwa kemuliaan Kristus bersinar
terang.
66
Hidup Seorang Murid
Kemakmuran dan perlindungan ini adalah buah dari cinta
kita kepada hukum Allah. Dua hasil ini bukanlah anugerah
adikodrati, tetapi merupakan hasil dari penerapan prinsipprinsip pemuridan ke dalam hidup sehari-hari.
2. Kesetiaan dan kejujuran (dapat dipercaya)
a. Apa yang kita perbuat?
Dalam bab 3 kita telah melihat 2 tanggung jawab yang
harus kita laksanakan atau penuhi terhadap Allah, yaitu
kesetiaan dan kejujuran.
* Setia dalam panggilan kita
Kita harus setia dalam relasi kita dengan Allah dan terhadap
ajaranNya, yang dinyatakan melalui perbuatan-perbuatan
kita. Kita harus tahu tempat kita dalam Gereja. Kita harus
tahu pelayanan khusus yang dikehendaki Tuhan bagi kita.
Kemudian kita harus melaksanakan pelayanan tersebut
dengan rajin.
Kata “kesetiaan” dalam Amsal 3 dapat juga diterjemahkan
“belas kasih”. Kesetiaan ini harus nyata dengan
menunjukkan belas kasih, yang merupakan salah satu
pelayanan yang utama dalam Perjanjian Baru.
Banyak orang dalam Gereja mengkritik pastor, dewan
paroki dan sebagainya. Walaupun sebenarnya mereka
sendiri gagal dalam memasuki pelayanan yang diberikan
Tuhan untuk mereka laksanakan. Kita harus hati-hati,
supaya kita jangan terlalu cepat mengkritik, karena kita
ingin membenarkan kegagalan kita sendiri.
Bila kita suka mengkritik pemimpin-pemimpin atau orang
lain, kita menaburkan benih-benih ketidak-setiaan di antara
orang-orang yang kita ajak berkomunikasi. Kesetiaan
kepada Allah dan orang lain dinyatakan oleh keinginan untuk
memberi semangat dan membangun, bukannya mengkritik
43
Prinsip-prinsip Pemuridan
Ujian Seorang Murid
dan meruntuhkan. Kesetiaan merupakan belas kasih yang
membawa penyembuhan dan damai di antara umat Allah.
mengikuti kemuliaan dunia. JawabanNya diambil dari Ul
6:13.
Jujur dalam hidup kita. Pohon yang mempunyai akar yang
dalam akan kokoh berdiri. Sebagaimana dikatakan dalam
Yes 54:2: “pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!”
Mat 4:10: “Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan
hanya kepada Dia sajalah, engkau berbakti”.
Kitab Ul 6:8-9 merekam kata-kata dari shema. Allah
berkata kepada bangsa Israel untuk mengikatkan perintahperintah Allah secara fisik pada diri mereka. Allah
menghendaki agar kita mengikut perintahNya dan tidak
melupakanNya.
b. Apa yang kita peroleh?
* Kita akan mendapat perkenan
Dengan kata lain, kita akan dikasihi oleh Allah dan manusia.
Luk 2:52: “Dan Yesus bertambah besar dan bertambah
hikmatNya dan besarNya dan makin dikasihi oleh Allah
dan manusia”.
Ada buah kesetiaan dan kejujuran yang diakui oleh orangorang di sekitar kita, baik oleh orang-orang Kristen maupun
non-Kristen. Jika kita hidup secara demikian kita juga akan
dikasihi oleh Allah. Dia akan berkenan kepada kita. Kita
mendapatkan nama baik.
Kita boleh bertanya kepada diri kita sendiri apa yang
dipikirkan orang lain tentang diri kita? Hal ini tidak menjadi
soal, terutama jika orang tidak menyukai kita atau
mengritik kita karena iri hati. Firman Allah di sini jelas. Jika
kita jujur dan dapat dipercaya dalam hidup kita, orang lain
akan menghargai kita.
Yang terutama dan terpenting yang harus kita pelajari dari
godaan-godaan Yesus ialah hidup oleh firman Allah. Bila
dicobai, jalan keluarnya terdapat dalam firman Allah,
4. Beberapa dari pencobaan-pencobaan
Untuk merenungkan beberapa pencobaan-pencobaan dari
pemuridan kita akan memeriksa kata-kata dari pemazmur
dalam Mzm 119
a. Kesia-siaan
Mzm 119:37: “Lalukanlah mataku daripada melihat hal
yang hampa (kesia-siaan)!”
Kesia-siaan adalah sesuatu yang hampa dan tak ada
gunanya. Salah satu pencobaan yang terbesar yang kita
hadapi ialah menggunakan waktu yang berharga, tenaga
dan uang untuk hal-hal yang tak ada gunanya!
b. Cemoohan
Mzm 119:51: “Orang-orang yang kurang ajar sangat
mencemoohkan aku”.
Yesus diejek dan dihina, demikian pula kita akan
mengalaminya. Bila kita ditertawakan karena iman kita,
kita dicobai.
Di hadapan Allah dan manusia, hidup oleh iman membuat
Allah berkenan kepada kita.
44
65
Prinsip-prinsip Pemuridan
c. Gunung yang sangat tinggi
Godaan terakhir sangat paralel dengan cerita Musa ketika
Allah memburu dia ke Gunung Nebo dan memperlihatkan
kepadanya tanah terjanji. Suatu kebiasaan kuno yang
berdasarkan hukum adalah si penjual membawa si pembeli
ke tempat yang memungkinkan pandangan luas dan jelas
untuk “melihat dan menerima dengan matanya”.
3. Percaya (trust)
a. Apa yang kita perbuat?
* Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu
Bahasa Ibraninya “percaya” itu mengandung pengertian
tertelungkup tanpa daya. Dengan segenap hatimu.
Ketergantungan yang mutlak! Kecenderungan kita adalah
percaya pada diri sendiri, kita akan kalah dan terluka.
Dengan demikian hal ini merupakan suatu godaan
ketamakan, yang dalam Alkitab disebut sebagai
penyembah berhala. Peringatan dalam kitab Ulangan
adalah bahwa kekayaan dan kemakmuran dapat
menyebabkan umat Allah mengikuti ilah-ilah lain.
* Jangan mengandalkan atau bersandar pada
pengertianmu sendiri.
Kita harus menyandarkan diri kita kepada Allah. Allah
menjadi sandaran dan penolong kita. Kalau kita bersandar
pada pengertian kita sendiri, kita akan kalah dan terluka.
Ul 8:18-19: “Tetapi jika engkau sama sekali melupakan
Tuhan, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah
kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, Aku
memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti
binasa”.
II Raj 18:21: “Sesungguhnya, engkau berharap pada
tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang
akan menusuk dan menembus tangan orang yang
bertopang kepadanya. Beginilah keadaan Firaun, raja Mesir,
bagi semua orang yang berharap kepadanya”.
Setan selalu memperlihatkan
kepada kita “kemuliaan dunia”.
* Mengakui Allah dalam semua jalan-jalanmu
II Ptr 1:3: “Karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan
kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang
saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil
kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib”.
Betapa gampangnya bagi
Yesus menempuh jalan keluar
yang mudah. Taruhannya ialah
Yesus harus menjual jiwaNya
untuk melakukan itu. Dengan
demikian misiNya gagal.
Inilah pola godaan bagi kita di
jaman ini. Kita hidup di jaman
serba cepat dan mudah.
Yesus menolak jalan yang
mudah untuk melakukan kehendak Allah. Dia menolak
64
Hidup Seorang Murid
Pemazmur berkata bahwa Allah mengetahui segala sesuatu
yang dia lakukan dan segala sesuatu yang dia pikirkan
(Mzm 139:2). Karena itu kita perlu berkonsultasi dengan
Dia dalam setiap keputusan dan setiap perbuatan.
b. Apa yang kita peroleh?
* Dia membuat jalan kita lurus
Jika kita mengakui Allah, kita boleh yakin bahwa Dia akan
membimbing kita. The path leads to the ultimate purpose
of our lives – jalan yang menuju kepada tujuan akhir dari
hidup kita ialah menjadi seperti Yesus. Jalan itu membawa
45
Prinsip-prinsip Pemuridan
kita ke sana! Jalan yang dipersiapkan dan direncanakan
Allah bagi kita.
4. Relasi
a. Apa yang kita perbuat?
* Jangan bijaksana di matamu sendiri
Kita mempunyai relasi yang khusus dengan Allah. Ini berarti
mengakui tidak hanya siapa Dia, tetapi juga siapa kita ini.
Kita jangan berpikir terlalu tinggi tentang kebijaksanaan
kita sendiri, sehingga kita merasa bahwa kita dapat
membuatnya tanpa Allah.
I Kor 3:18: “Janganlah ada orang yang menipu dirinya
sendiri. Jika ada diantara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh,
supaya ia berhikmat”.
* Takutlah akan Tuhan
Takut akan Tuhan adalah suatu relasi. Di dalamnya terdapat
pengertian tentang siapa Allah itu dan siapa kita ini.
Relasi ini merupakan obat penawar untuk menjadi
bijaksana di mata kita sendiri. relasi ini membuat kita selalu
sadar akan ketergantungan kita yang total pada Allah.
* Berpalinglah dari yang jahat
Harus ada keinginan untuk tidak berbuat kejahatan.
Roh harus terbuka sebelum Allah dapat menolong daging
kita. Dosa dan kejahatan harus diakui sebagai dosa dan
kejahatan dan harus ada usaha yang sadar dan tekun
untuk meninggalkannya.
b. Apa yang kita peroleh?
* Penyembuhan daging kita
Terjemahan harafiah dari “daging” menunjuk pada pusar
dan tulang-tulang. Pusar adalah sumber awal dari makanan,
46
Ujian Seorang Murid
Perhatikan: di sini kata “godaan” adalah peiramos dan
mempunyai arti ganda: percobaan lahiriah yang menuju
godaan batiniah. Dengan kata lain kebutuhan-kebutuhan
kita dipakai iblis untuk mempersoalkan dan menggerogoti
kepercayaan kita kepada Allah. Jawaban Yesus yang diambil
dari Kitab Ul 8:3 menyatakan hati yang percaya.
Mat 4:4: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”.
Perhatikan: lebih jauh Yesus kemudian menyatakan bahwa
kita dapat mempercayai Allah, ketika dalam khotbah di
gunung Dia berkata :
Mat 7:9: “Adakah seorang daripadamu yang memberi batu
kepada anaknya jika ia meminta roti?”
Sebagai murid-murid Yesus, kepercayaan kita kepada Allah
akan dicobai, sebagaimana Yesus juga dicobai. Jika kita
adalah murid-muridNya kita harus mempercayai Dia.
b. Bubungan bait Allah
Ketika Yesus memperlihatkan kepada setan bahwa Dia
mempercayai Bapa, maka setan menggunakan ini sebagai
makanan untuk serangannya yang berikut. Pemeliharaan
dalam bahaya merupakan janji ilahi. Tapi disini setan
menginginkan agar Yesus memasukan diriNya dalam
bahaya, untuk mencobai Allah.
Dengan sengaja membahayakan diri sendiri dan kemudian
memohon perlindungan Tuhan adalah Dosa.
Mat 4:7: “Janganlah Engkau mencobai Tuhan Allahmu”.
Yesus menolak mencobai Allah, maka kitapun harus
demikian.
63
Prinsip-prinsip Pemuridan
dan diburu terus-menerus oleh pemimpin-pemimpin agama
yang berusaha menjebak Dia.
Pada awal sekali pelajaranNya, (Mat 4) Yesus dipimpin oleh
Roh Kudus menuju padang
gurun untuk dicobai oleh si
iblis. Godaan-godaan ini
melambangkan cara bagaimana Yesus di kemudian hari
dicobai.
Ada paralel yang jelas antara
pencobaan Yesus di padang
gurun selama 40 hari dan
pencobaan Israel selama 40
tahun. Ketika Yesus menjawab setan, ketiga kutipan
diambil dari Kitab Ul 6-8 yang merupakan kurun waktu
pengalaman Israel di padang gurun.
Marilah kita lihat godaan-godaan di padang gurun.
a. Mengubah batu menjadi roti
Ini bukan godaan menjadi egoistis saja. Dalam Perjanjian
Lama Allah berjanji menyediakan makanan bagi anakanakNya. Tantangan setan adalah menggerogoti
kepercayaan Yesus kepada BapaNya. Dengan menantang
Yesus mengubah batu menjadi roti, setan secara tidak
langsung menyatakan bahwa Allah tidak menyediakan atau
mengurus kebutuhan-kebutuhan Yesus dan karena itu
Yesus harus menyediakanNya sendiri.
Setan di jaman sekarang menggunakan metode-metode
yang sama juga. Dia sering mendorong kita untuk melihat
keadaan-keadaan kita, mungkin dengan membuat kita
membanding-bandingkan dan kemudian mempertanyakan
penyelenggaraan ilahi. Dia menggunakan keadaan untuk
menggerogoti relasi dengan Allah.
62
Hidup Seorang Murid
tulang-tulang merupakan kekuatan orang. Perbandingan
tersebut menunjuk makanan rohani dan jasmani bagi hidup
kita.
* Penyegaran bagi tulang-tulang kita
Bahasa Ibrani “penyegaran” juga berarti obat.
Ams 17:22: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur,
tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang!”
Allah tidak menghendaki kita menjadi tulang-tulang kering!
Bila tulang-tulang itu kering, maka menjadi lemah dan
mudah patah. Allah menginginkan tulang-tulang kita
disegarkan oleh kehadiranNya. Relasi yang benar
mendatangkan anugerah yang nyata. Cara manusia
diciptakan mewajibkan manusia untuk hidup dalam relasi
yang layak dengan penciptaNya jika ingin mendapatkan
berkat.
5. Ibadat
a. Apa yang kita laksanakan?
* Hormatilah Allah dengan kekayaanNya
Allah mengharapkan kita untuk bermurah hati dalam
pemberian kita. Allah mengharapkan kita untuk menjadi
pengurus yang baik dari semuanya yang telah Dia berikan.
Dia memberkati kita supaya kita menjadi berkat bagi orangorang lain (bdk Kej 12:2-3)
Allah mengajar kita bahwa ini merupakan cara
menunjukkan kasih kita dan syukur kita kepada Allah (Yes
43:23).
Kita juga dapat menghormati Allah dengan hormat kepada
orang-orang miskin!
Ams 14:31: “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang
miskin memuliakan Dia”.
47
Prinsip-prinsip Pemuridan
* Berikan kepadaNya buah-buah pertama
Memberikan kepada Allah buah-buah pertama melibatkan
kepercayaan (trust). Kita tidak tahu apakah kita akan
menuai semua panenan, tetapi kita menunjukan iman kita
dan kepercayaan kita (trust) kita dengan memberikan
kepada Allah lebih dahulu.
Ams 11:29 memperlihatkan kepada kita bahwa harus
memberi dengan murah hati.
Ams 11:29: “Ada yang menyebar harta tetapi bertambah
kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun
selalu berkekurangan”.
b. Apa yang kita peroleh?
* Lumbung penuh
Kitab Suci mengajarkan kepada kita bahwa kita akan
makmur jika kita memberi kepada Allah. Dia memarahi
pelahap.
* Tong besar pecah
Juga akan ada kelimpahan anggur. Anggur dalam Perjanjian
Lama dikatakan membuat hati gembira. Ini berbicara
tentang sukacita.
Jadi ada 2 janji : kelimpahan materi dan hati yang penuh
sukacita.
6. Disiplin atau didikan
Allah ingin mendisiplinkan kita. Dia melakukan ini dengan
menangani keinginan-keinginan daging kita. Dia melakukan
ini karena kita adalah anak-anakNya
Ibr 12:5-6: “Dan sudah lupakah kamu akan nasehat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai
anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena
48
Ujian Seorang Murid
Pada saat-saat pencobaan kesetiaan kita juga diuji. Bukan
hanya kesetiaan kita kepada Yesus, tetapi juga kesetiaan
kita kepada kepemimpinan dan kesetiaan satu sama lain.
Ketika Paulus dan Barnabas menghadapi saat-saat yang
sulit, Markus meninggalkan mereka. Baca Kisah Para Rasul.
Paulus merasa bahwa Markus tidak setia. Paulus tidak mau
dalam timnya ada orang yang tidak setia. Karena persoalan
tersebut Paulus berpisah dengan Barnabas. Akhirnya
persoalan ini ditangani dan Markus menjadi murid yang
berdaya guna.
Karena itu para Diakon diuji terlebih dahulu. Sebagai
pemimpin kita tidak akan pernah tahu seperti apa orangorang kita itu sebelum adanya pencobaan. Allah tidak akan
memberi kesempatan kepada kita untuk mengalami
pencobaan, karena kita adalah
orang-orang yang perlu diuji.
3. Pencobaan Yesus
Yesus pasti dicobai. Luk 22:28
mengatakan bahwa para murid
tetap tinggal bersama-sama Yesus
dalam segala pencobaan yang
dialamiNya.
Ibr 2:8: “Sebab oleh karena Ia
sendiri telah menderita karena
pencobaan, maka dapat menolong
mereka yang dicobai”.
Ibr 4:18: “Sama dengan kita, Ia
telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa”.
Sebagian dari cobaan-cobaan ini dijelaskan secara ringkas
kemudian, tetapi orang hanya harus membaca ke empat
Injil untuk melihat dengan jelas bagaimana Yesus didesak
61
Prinsip-prinsip Pemuridan
kepahitan, egoisme, ketamakan, harus dibuang dan diganti
dengan sifat-sifat yang menarik, kemurahan, belas kasih,
cinta kasih.
Salah satu hal yang paling jelek yang kita lakukan bila
menghadapi ujian atau pencobaan adalah menyerah.
Seorang murid Yesus tidak pernah boleh lari atau
meninggalkan tugasnya. Yesus tidak pernah lari.
Yak 1:3: “Ujian terhadap manusia itu menghasilkan
ketekunan”
c. Iman diuji
I Ptr 1:6-7: “Sekalipun sekarang ini kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud
semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
imanmu”.
I Kor 10:13 mengatakan bahwa Allah tidak akan
membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Sering
terjadi jika kita sedang mengalami pencobaan, kita merasa
bahwa pencobaan itu terlalu berat, tetapi Allah mengetahui
dan mengenal diri kita sendiri dan Dia mengetahui kekuatan
kita. Kita dapat mempercayai Allah dalam hal ini, karena
kasih dan kemurahanNya. Dia menginginkan yang terbaik
bagi kita.
Pencobaan juga menguji panggilan kita. Bila kita tetap terus
melaksanakan apa yang difirmankan oleh Allah, Dia akan
memberikan kita kemenangan pada waktu pencobaan.
Sebaliknya kadang-kadang terjadi sebagai petunjuk bagi
kita. Kegagalan mungkin menyatakan kepada kita bahwa
kita di tempat yang salah pada waktu yang salah pula.
Kita jangan mencoba melakukan pelayanan yang bukan
panggilan kita untuk kita lakukan.
60
Hidup Seorang Murid
Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah
orang yang diakuiNya sebagai anak.”
a. Apa yang kita perbuat?
* Jangan memandang rendah didikan Tuhan
Memandang rendah berarti menolak. Kita harus mengambil
keputusan untuk menerima didikan Tuhan. Seringkali terjadi
atas diri kita, hal-hal yang tidak kita pahami. Kita lalu
bertanya dengan sedih: mengapa ini terjadi?
Jawabnya ialah bahwa Allah lebih tertarik pada kematangan
atau kedewasaan kita daripada kenyamanan atau
keenakan kita. Dia membiarkan hal-hal terjadi atas diri
kita yang tidak kita pahami agar kita percaya dan diubah.
Bila hal-hal ini terjadi kita harus bersukacita!
* Jangan membenci teguranNya
Sering kita tidak tahu bahwa ini terjadi demi kebaikan kita
sendiri. Inilah tanggapan kedagingan kita. Kuncinya di sini
adalah kepercayaan (trust). Allah mengetahui yangpaling
baik untuk kita dan Dia selalu melakukan apa yang terbaik.
b. Apa yang kita peroleh?
* Kita menjadi tahu bahwa kita dicintai
Orang tua yang tidak mendidik atau mendisiplinkan anakanaknya tidak mencintai mereka. Allah mencintai kita dan
menginginkan yang terbaik bagi kita. Dia akan melakukan
hal-hal tertentu demi kebaikan kita.
Rom 8:28: “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia”.
Kita menjadi tahu bahwa kita ini berharga dihadapan Allah.
Alasan Allah menginginkan kita tumbuh seperti Dia adalah
karena kita adalah anak-anakNya yang berharga.
DidikanNya menyebabkan kita bertumbuh seperti Dia.
49
Prinsip-prinsip Pemuridan
7. Kebijaksanaan
a. Apa yang kita perbuat?
Menemukan kebijaksanaan dan memperoleh pengertian.
b. Apa yang kita peroleh?
* Keuntungan yang lebih baik daripada emas, perak, batu
permata.
* Umur panjang
* Kekayaan dan kehormatan
* Jalan yang menyenangkan dan damai
* Hidup dan berkat
Pohon kehidupan di taman Eden adalah lambang buahbuah relasi yang benar. Bukan buah dari pohon ini yang
dimakan Adam dan Hawa.
Ujian Seorang Murid
kepada umatNya: akan banyak berkat, bila kita setia pada
perjanjian.
2. Alasan-alasan kita dicobai atau diuji
Mengapa kita dicobai atau diuji?
· Syarat-syarat bagi diakon:
I Tim 3:10: “Mereka juga harus diuji dahulu”.
Sebelum suatu produk baru dipasarkan perlu diuji dahulu atau
dites. Misalnya: mobil, pesawat terbang dan lain-lain.
Presiden Amerika pernah menyuruh seorang salesman untuk
menguji baju anti peluru yang mau dijualnya; Presiden minta
didemontrasikan! Setelah ditest, baru presiden membelinya.
Ujian adalah salah satu sarana yang digunakan Allah untuk
melaksanakan maksud-maksudNya. Orang yang diuji bahkan
mungkin tidak tahu bahwa itu suatu ujian, tidak tahu
mengapa, bahwa belakangan dia dapat melihat semua
dengan lebih jelas. Bila kita lulus diuji, kita mempunyai iman
yang lebih kuat serta pengalaman belajar.
Marilah kita lihat hal-hal yang khusus yang merupakan
buah-buah dalam hidup kita berkat ujian tersebut.
a. Kelemahan dan dosa disingkapkan
Orang yang lemah, tidak setia, mencari diri sendiri dan
malas, sifat-sifat itu disingkapkan selama waktu diuji. Orangorang menjadi sadar akan bidang-bidang dalam hidup
mereka yang perlu diubah. Para pemimpin menjadi sadar
akan kelemahan-kelemahan dalam diri orang-orang,
sehingga mereka dapat mengoreksi mereka.
b. Watak dikembangkan
Pada saat kita harus berjuang dan berusaha keras, watak
kita dikembangkan. Sikap-sikap yang salah, misalnya:
50
59
VIII. Ujian Seorang Murid
VII Dalih-dalih Pemuridan
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa murid-murid akan diuji.
Maka berikut ini kita bahas mengenai:
1. Arti dari ujian itu.
2. Alasan-alasan mengapa diuji.
3. Contoh orang yang diuji atau dicobai.
4. Bentuk-bentuk pencobaan.
Mat 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga”.
1. Arti ujian (pencobaan)
a. Perjanjian Baru
Kata tes atau uji sebenarnya digunakan pada abad pertama
dalam arti “tes medis” (uji kesehatan).
Dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan sebagai:
· temptation : godaan
· test : pencobaan
· prove : mencoba atau menguji
* Dari sudut pandang setan, ini berarti godaan. Maksud
setan ialah menjatuhkan kita.
* Dari sudut pandang kita, ini berarti “pencobaan” atau
“ujian”. Pencobaan ini bukan sesuatu yang kita senangi,
tetapi sesuatu yang sulit, yang tidak menyenangkan.
* Dari sudut pandang Allah, ini berarti menguji atau
mencoba. Allah ingin agar kita dikuatkan, mempunyai
kepercayaan lebih besar, dan kuat imannya.
b. Perjanjian Lama
Perjanjian lama menggunakan kata: “nasah” yang
mengandung arti: ujian dari partner dalam perjanjian, untuk
melihat apakah dia mentaati bagiannya dalam perjanjian
itu.
Dalam Perjanjian Lama Allah tidak pernah “menguji” orang
kafir, Allah hanya menguji umatNya sendiri. Dia menjanjikan
58
Dalam pelajaran kali ini kita akan melihat dalih-dalih pemuridan.
Mungkin kita merasa bahwa kita tidak membuat dalih-dalih untuk
menjadi macam murid yang dikehendaki oleh Allah. Jika kita
mempelajari dalih-dalih yang diajukan orang-orang kepada Yesus
untuk menerangkan ketidak-taatan mereka, kita akan melihat
bahwa dalih-dalih ini sangat nyata, riil dan sangat pribadi hari ini.
Sementara kita mendalami pelajaran ini kita harus memeriksa
diri kita sendiri. Sebagaimana sudah kita lihat dalam Mat 7:21
Yesus mengajarkan pentingnya ketaatan.
Tujuan dari penebusan adalah bukan saja memperbaiki relasi,
tetapi juga ketaatan. Ajaran Yesus di sini menunjukkan bahwa
ketaatan dan bukan pernyataan (profession) yang membuat
kita itu muridNya. Tidaklah cukup memanggil Dia “Tuhan”. Kita
harus taat kepadanya. Jadi murid harus bersedia membayar
harga ketaatan. Hal yang menyedihkan adalah bahwa banyak
orang masih membuat dalih-dalih untuk tidak taat kepada Yesus.
Yesaya mengatakan bahwa tidak cukup menghormati Allah
dengan bibir kita, padahal hati kita jauh daripadaNya (Yes 29:13).
Yes 29:13: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan
mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
menjauh daripadaKu”.
Dalih-dalih pemuridan merupakan alasan-alasan yang
dikemukakan calon-calon murid untuk tidak taat.
Injil Luk 9:57:62 memberikan 3 dalih utama untuk menjadi
murid.
51
Prinsip-prinsip Pemuridan
* Orang yang tidak komit
* Orang yang menunda-nunda
* Orang yang ragu-ragu atau goyang.
1. Orang yang tidak komit
Luk 9:57-58: Ketika Yesus dan murid-muridNya melanjutkan
perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada
Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau
pergi”. Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang
dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya”.
Orang ini mempunyai kesulitan untuk komit.
Dia dengan sukarela mau mengikut Yesus, walaupun
tawarannya bukan keluar dari komitmen yang sepenuh hati,
tetapi hanya dorongan sesaat.
Dalih-dalih Pemuridan
Di mana Yesus mendapatkan ketaatan? Ibr 2:8-9 berkata
bahwa Dia belajar menjadi taat melalui situasi-situasi yang sulit.
Dia tidak belajar dengan suka memberontak. Dia belajar
ketaatan dengan menjadi taat, ketaatanNya menghasilkan
keselamatan kita. Ketaatan kita tidak hanya menyediakan
keselamatan kita untuk kita, tetapi keselamatan dapat diperoleh
melalui kita.
Mat 21:28-32 menceritakan perumpamaan tentang dua anak
laki-laki. Seorang melayani Allah hanya dengan bibirnya. Seorang
lagi semula menolak, tetapi lalu menyesal. Allah tidak ingin
mendengar dalih-dalih kita. Dia menginginkan ketaatan kita. Jika
semula kita menolak, Allah menghendaki supaya kita bertobat
atau menyesal. Dia ingin supaya kita mengikuti jejak Yesus.
Itulah pemuridan yang sejati.
Yesus tidak mengundang dia untuk mengikutiNya. Yesus juga
tidak menolak tawarannya. Yesus hanya menjelaskan
komitmen yang dasariah untuk pemuridan. Orang itu terjebak
oleh dorongan sesaat. Dia ingin menjadi murid, tetapi dia
tidak memikirkan konsekuensi-konsekuensi menjadi seorang
murid.
Dalam tahun 1980, Blondin seorang yang ahli berjalan di atas
tali, menyeberangi jeram Niagara beberapa kali pada tali yang
direntangkan 160 kaki di atas air terjun Niagara. Kemudian
dia bertanya kepada orang banyak, apakah mereka percaya
bahwa dia dapat memanggul orang meniti tali di atas jeram
ini. Semua percaya bahwa dia dapat melakukannya. Kemudian
dia mendekati satu orang yang ada di paling depan yang
nampak sangat bergembira dan dia meminta orang tersebut
untuk naik ke atas bahunya. Orang tersebut menolak dan
semua orang tiba-tiba diam seribu bahasa. Berteriak dengan
mulut memang gampang, tetapi untuk mempraktikkan, itu
lain soal.
52
57
Prinsip-prinsip Pemuridan
belum berkata “tidak” kepada dunia, tetapi masih terus
melihat kebelakang. Dia belum berkata “tidak” kepada halhal yang menghalangi jalan untuk melayani Allah.
Perhatikan bahwa dia belum kembali ke dunia, tetapi itulah
yang dia lihat. Suatu prinsip bahwa kita pergi ke tempat yang
kita lihat. Pembajak yang mengagumi benda tetangganya di
sawah sebelah tidak akan membajak dengan lurus. Kita tidak
akan tetap berada di jalan yang sempit dan lurus, kalau mata
kita selalu melihat ke kiri dan ke kanan. Cepat atau lambat
akan tiba saatnya bahwa kita akan menyimpang.
Sebagaimana membajak menuntut perhatian yang tak
terbagi dari sang pembajak, demikian juga mengikut Yesus
menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang murid. Sekali
kita memulai tugas kita, kita harus menyelesaikannya.
Ada contoh yang jelas tentang hal ini dalam Perjanjian Lama
(I Raj 19:19-21). Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa
yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu.
Elisa, murid – seperti kita, bertanya apakah dia boleh
mengucapkan “selamat tinggal” kepada bapa dan ibunya.
Tujuannya sangat jelas. Dia tidak tergoda untuk tetap tinggal,
tetapi malah menyembelih lembu-lembu dan memasaknya
serta memberikan kepada orang-orang untuk dimakan.
Lembu-lembu ini merupakan sarana untuk nafkahnya. Ia
membakar “jembatannya”. Dia menyeberangi “Laut
Merah”nya ke tempat pelayanan, dari mana dia tidak akan
kembali.
4. Manusia Yesus
Kita tidak melihat apa yang terjadi dengan orang-orang yang
suka membuat dalih-dalih. Akhirnya marilah kita sekarang melihat
orang yang tidak membuat dalih. Contohnya ialah Yesus!
Yesus taat sampai mati (Flp 2:8)
56
Dalih-dalih Pemuridan
Orang itu berkata bahwa dia mau ikut Yesus ke mana saja
Dia pergi. Yesus menjawab bahwa Dia tidak punya tujuan
khusus ke mana Dia mau pergi. Orang ini mempunyai
konsepnya sendiri tentang pemuridan dan apa artinya
pemuridan. Mungkin dia melihat murid-murid Yesus yang lain
dan berpikir bahwa mereka tampak bahagia dan puas.
Perhatikan bahwa orang itu tidak memberikan dalih di sini.
Dalih-dalih baru nanti menyusul.
Kadang-kadang kita berpikir pemuridan mengerjakan apa
yang dikerjakan oleh Saudara X. kita tidak dapat memilih
apa yang ingin kita kerjakan. Yesus memanggil kita untuk
secara total taat kepadaNya. Pemuridan adalah komitmen
pribadi dan total kepada Yesus Kristus.
Apakah kita bersedia bersandar pada Allah atau mempercayai
Allah untuk melakukan apa saja yang dikehenadakiNya dan
pergi kemana saja Dia kehendaki kita pergi?
2. Orang yang suka menunda-nunda
Luk 9:59-60: Lalu Ia berkata kepada orang lain : “Ikutlah
Aku!” tetapi orang itu berkata : “Ijinkanlah aku pergi terlebih
dahulu mengubur Bapaku”. Tetapi Yesus berkata kepadanya
: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau,
pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana”.
Orang ini mempunyai problem dalam menentukan prioritas.
Secara sepintas nampaknya Yesus agak keras terhadap orang
ini. Dalam tradisi Yahudi mengubur bapak itu tanggung jawab
anak laki-laki tertua. Maka mungkin dia itu anak laki-laki tertua.
Apakah bapaknya sudah mati? Pasti belum. Karena belum
ada lemari pendingin di jaman itu, maka mereka mengubur
orang mati segera pada hari kematiannya. Jadi orang itu
tidak berada di kelompok orang banyak, tapi di rumah untuk
mengurus semuanya.
53
Prinsip-prinsip Pemuridan
Bapak orang ini mungkin bahkan tidak sakit, mungkin hanya
karena tua dan lemah dan anak tidak mau melalaikan
kewajibannya. Dia merasa dia tidak dapat meninggalkan
bapaknya sampai dia meninggal dan tugasnya selesai.
Lalu apa masalahnya?
Dia menaruh sesuatu di hadapan Allah yang menyebabkan
dia tidak taat kepada panggilan langsung dari Yesus Kristus.
Bila kita menaruh apa saja di hadapan Allah, maka barangbarang itu akan menjadi penghalang bagi kita.
Dalam ayat 59 kita melihat poin yang sangat penting tentang
situasi ini. Dia tidak sukarela, Yesus mencomotnya. Yesus
memilihnya, tetapi dengan berbuat demikian mengganggu
rencananya.
Kita mendapatkan pelajaran di sini. Bila Roh Kudus berbicara
kepada kita, sangatlah penting bahwa kita melepaskan segala
sesuatu, sehingga tidak menjadi penghalang untuk mengikuti
panggilan Yesus.
Contoh yang paling jelas tentang hal ini adalah panggilan Yesus
kepada murid-muridnya. Kitab Suci berkata : “mereka segera
meninggalkan jala mereka dan mengikut Dia” (Mat 4:20).
Abraham juga teladan atau contoh yang baik. Dia tidak
melekat pada apapun, yang dapat menghalangi panggilan
Allah. Dia bahkan bersedia menyerahkan anaknya (Kej 22).
Kita juga di jaman modern ini juga mempunyai contoh-contoh
yang baik. Di seluruh dunia ada banyak misionaris yang telah
bersedia meninggalkan rumah, keluarga, ambisi dan bangsa
untuk menjawab panggilan Yesus. Oleh tindakan mereka,
mereka memperlihatkan prioritas mereka.
Perhatikan 3 hal yang dikatakan Yesus kepadanya.
54
Dalih-dalih Pemuridan
a. PerintahNya jelas
Apa yang Yesus inginkan untuk dikerjakan olehnya.
b. PerintahNya bersifat pribadi
Perintahnya berupa kata yang khusus yang secara langsung
diucapkan kepada orang itu. Nampaknya dia memenuhi
pengarahan-pengarahan yang perlu untuk memenuhi
panggilan yang sedemikian agung yaitu mewartakan
Kerajaan Allah.
c. PerintahNya tepat waktu
PerintahNya bagi orang itu tepat waktunya, tetapi dia gagal
memberi tanggapan. Rencana orang itu lebih penting
baginya daripada rencana Yesus bagi dia. Inilah perangkap
di jaman ini. Banyak murid terperangkap di dalamnya. Yesus
memanggil banyak orang, tetapi mereka tidak tanggap,
karena prioritas-prioritas pribadi.
* Murid harus bersedia mengesampingkan segala sesuatu
untuk mentaati Yesus.
* Seorang murid harus selalu mencari Kerajaan Allah
terlebih dahulu.
3. Orang yang ragu-ragu
Luk 9:61-62: “Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan
mengikut Engkau, Tuhan, tetapi ijinkanlah aku pamitan dahulu
dengan keluargaku”. Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang
yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak
layak untuk Kerajaan Allah”.
Bila kita amati situasi di atas kita ketemukan bahwa masalah
orang ini ialah godaan. Saya akan mengikut Engkau, Tuhan,
tetapi….
Ketika Yesus nampak keras pada orang tersebut, perlu kita
ketahui bahwa Yesus mengenal hati manusia. Dia mengetahui
pikiran di balik kata-kata. Dengan jelas hati orang itu bingung
karena hal-hal di sekeliling dia, bukan hanya keluarganya. Dia
55
Download