Belas Kasih Seorang Murid Prinsip-Prinsip Pemuridan Diterbitkan oleh: Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia untuk kalangan sendiri Cetakan Pertama, Maret 2006 Nihil obstat: Jakarta, 2 November 2005 RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto Pr. Imprimatur: Bogor, 19 Desember 2005 + Cosmas Michael Angkur OFM Uskup Bogor, Episcopal Advisor BPN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Setiap kutipan ke dalam buku lain harus dengan ijin tertulis dari Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik Indonesia. Rancang Sampul: Andreas Ambar Purwanto Ilustrasi: Hermano Leon Setting: Andreas Ambar Purwanto Seri Buku Pegangan Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia: 1. Seminar Hidup Baru Dalam Roh 2. Seminar Pertumbuhan Rohani 3. Dasar Kedewasaan Kristen 4. Prinsip-prinsip Pemuridan 5. Kepemimpinan Rohani Dan Bekerja Sama Sebagai Pemimpin 2 kita dapat memahami perasaan-perasaan orang lain seolah-olah itu adalah perasaan kita sendiri. Belas kasihan seperti inilah yang harus ada dalam Tubuh Kristus dan kita harus menganggapnya sebagai suatu previlegi, supaya kita dapat saling melayani. (bdk. Hos 11:4: “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih”). c. Paulus Flp 2:1: “Jadi karena dalam Kristus ada nasehat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, …” Paulus mendorong orang-orang percaya untuk memiliki afeksi dan simpati ini terhadap satu sama lain, dan dengan demikian sempurnalah sukacitanya. d. Yesus Yesus dalam Mat 25:31-46 membicarakan kedatanganNya yang kedua. Dia menjelaskan kebutuhankebutuhan yang jelas yang ada dalam dunia dan memperlihatkan betapa pentingnya bahwa kita sebagai murid-muridNya harus melayani kebutuhan-kebutuhan ini. Ini merupakan tindakan belas kasihan, tindakan melihat kebutuhan dan berbuat sesuatu. Perintah Yesus kepada ahli hukum dalam Luk 10, sesudah Dia menceritakan cerita orang Samaria yang baik hati, merupakan perintah yang menggema sepanjang segala abad, yang sangat relevan juga bagi kita di jaman sekarang ini, seperti bagi ahli hukum itu. Tidak hanya dalam kaitannya dengan belas kasihan, tetapi juga dalam semua prinsipprinsip pemuridan. Saya bersama Yesus mendorong Anda untuk : “Pergi dan perbuatlah demikian” 107 Prinsip-prinsip Pemuridan Setiap talenta bernilai 15 tahun gaji untuk seorang pekerja. Tuan yang pengampun itu menunjukkan belas kasih. Tapi kemudian hamba itu melihat sesama hamba yang mempunyai hutang kepadanya sebesar 100 dinar. Satu dinar adalah upah sehari bagi seorang pekerja. Dia tidak menunjukkan belas kasihan. Dalam ayat 35 Yesus memberikan peringatan yang sangat keras, agar kita menunjukkan belas kasih dan mengampuni, sebagaimana kita juga telah menerima belas kasihan dari Allah. b. Petrus I Ptr 3:8: “Hendaklah kamu semua mengasihi saudarasaudara, penyayang ……”. Kali ini kita adalah “sumpathecs” – menderita bersama. Rom 12:5: “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis”. I Kor 12:26: “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita”. Jika jari kaki kita tersandung, seluruh tubuh bereaksi! Artinya lebih lanjut dijelaskan dalam Ibrani, yaitu: Ibr 13:3: “Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenangwenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini”. Daftar Isi Kata pengantar 5 Pengantar 7 I. Panggilan Menjadi Murid 9 II. Menjadi Murid 15 III. Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid 22 IV. Relasi Seorang Murid 29 V. Murid dan Firman Allah 34 VI. Kehidupan Seorang Murid 40 VII. Dalih-dalih Pemuridan 51 VIII. Ujian Bagi Seorang Murid 58 IX. Teladan Seorang Murid 68 X. Buah Seorang Murid 75 XI. Bimbingan Seorang Murid 83 XII. Persaudaraan Seorang Murid 95 XIII. Belas Kasih Seorang Murid 101 Karena itu teladan belas kasihan Petrus merupakan teladan yang mengajar kita, bagaimana kita seharusnya berhubungan dengan saudara-saudara kita. Belas kasihan ini merupakan perhatian yang mendalam yang ada, jika 106 3 Belas Kasih Seorang Murid c. Orang Samaria yang baik hati Dalam Luk 10 dapat kita baca perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Alasan mengapa Yesus menceritakan perumpamaan ini adalah untuk memperlihatkan teladan atau contoh belas kasihan dan cara bagaimana kita harus menunjukkan belas kasihan. Dalam kasus ini orang yang telah dirampok dan dianiaya sangat membutuhkan pertolongan. Pertama Yesus memperlihatkan kurangnya belas kasihan dalam diri Imam dan orang Lewi. Kemudian Dia memperlihatkan cara bagaimana belas kasihan harus dilakukan. Perhatikanlah contoh orang Samaria: · Dia membahayakan dirinya sendiri. · Dia mengalahkan kecurigaan-kecurigaan atau prasangka. · Dia mengorbankan kenikmatan fisik. Dia menanggung ketidak-nyamanan fisik. · Dia menyumbangkan uangnya. · Dia tetap memberi perhatian. Di kemudian hari Yohanes menunjukkan kebenaran pokok: I Yoh 3:17: “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” 3. Panggilan untuk berbelas kasih a. Guru yang pemaaf atau pengampun Dalam Mat 18:23-35 kita lihat seorang tuan yang mengampuni hambaNya yang berhutang sepuluh ribu talenta. 4 105 Prinsip-prinsip Pemuridan Apakah Allah telah lupa menjangkau mereka, umat pilihanNya? Belas kasihNya lebih besar daripada belas kasih seorang ibu kepada anaknya yang masih menyusu. Belas kasihNya menuntut penyelenggaraanNya. Yoh 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal ……” Noda-noda paku yang membentuk di tanganNya selamanya menjadi peringatan akan belaskasihNya kepada umatNya. Untuk menunjukkan belas kasih seperti ini: Dia harus membayar mahal. Seseorang pernah berkata: “Kasih itu menarik, tetapi prakteknya sulit, mengerikan”. b. Teladan Yesus Tak perlu diragukan bahwa Yesus mencintai umatNya. Namun demikian ada saat-saat bahwa Alkitab mengatakan secara khusus Dia “tergerak oleh belas kasihan”. (bdk. Mat 9:36 dan 14:14). Kata Pengantar Setelah bertahun-tahun Pembaharuan Katolik di Indonesia mengadakan pembinaan dan pengajaran dari berbagai sumber maka kita mempunyai buku pegangan yang sudah tidak asing lagi. Sekarang buku Prinsip-prinsip Pemuridan ini sudah resmi menjadi buku yang diakui. Semoga bahan ini dapat bermanfaat dan dipergunakan untuk membina dan melatih peserta segenap warga karismatik Katolik di keuskupan dan paroki kita masing-masing. Selamat berkarya, selamat melayani. Tuhan memberkati kita semua. Jakarta, 10 Februari 2006 Joseph Tedjaindra Koordinator Antonius Gunardi, MSF Co-Moderator Ini merupakan reaksi Yesus terhadap kebutuhan yang dihadapi oleh Yesus. Kebutuhan lahiriah umat, misalnya sakit penyakit dan dosa membangkitkan perasaan belas kasih yang mendalam dalam diri Yesus dan mendorong Dia untuk berbuat sesuatu. Belas kasihan ini adalah belas kasihan yang mendorong. Setiap kebutuhan, bahkan kebutuhan yang sekarang kita rasakan membangkitkan dalam diri Yesus rasa belas kasihan yang sama. Setiap kali Yesus tergerak oleh belas kasihan, Dia pasti berbuat sesuatu. 104 5 Belas Kasih Seorang Murid Ibr 4:15: Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak dapat turut merasakankelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita sendiri; hanya ia tidak berbuat dosa. 2. Teladan belas kasih a. Teladan dari Allah Belas kasih yang menunjukkan kasihan (mercy). Seluruh rencana dan pelayanan Allah adalah pelayanan belas kasihan. Dia melayani sampai kepada orang-orang yang tidak layak untuk dilayani. Dia mengampuni pendosa. Mzm 78:38: “Tapi Allah mengasihi dan mengampuni umatNya dan tidak membinasakan”. Di sini belas kasih Allah sedemikian besarnya sehingga Dia mengampuni dosa umat Israel. Belas kasih yang sabar. Mzm 145:8: “Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya”. Orang Israel di sini menunjukkan bahwa alasan kesabaran Allah adalah kasihNya yang besar, seperti kasih ibu untuk anaknya. Ini mengingatkan kita bahwa I Ptr 4:8: “kasih menutupi banyak sekali dosa” Belas kasih yang menyediakan, menyelenggarakan. Yes 49:15: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau”. Yes 49:12-16 memberikan salah satu gambaran yang paling hidup tentang belas kasih Allah yang diketemukan dalam Kitab Suci, yaitu tentang penebusan umat Allah. Orang-orang yang ditebus akan datang dari utara, barat dan dari tanah Sinim – Mesir (ayat 12). 6 103 Prinsip-prinsip Pemuridan Pengantar kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. b. Kata-kata Perjanjian Baru Splanchnizomai: Ini berarti “tersentuh bagian batin kita”, “hati tergoncang di dalam”. Dengan jelas ini melukiskan sikap Yesus terhadap kebutuhan manusia di sekitarNya. Bila Dia memandang orang banyak Dia sering dilukiskan sebagai “tergerak oleh belas kasih”. HatiNya, secara harafiah “isi perut”Nya terguncang di dalamNya waktu melihat pemandangan di hadapanNya. Kita juga harus tergerak oleh kebutuhan yang ada di hadapan kita. Oikteiro: perasaan sedih karena penderitaan orang lain. Jadi memang mengandung rasa belaskasihan. Sumpatheo: menderita bersama orang lain. Idenya adalah memahami cara seseorang merasakan dan dapat juga berarti merasakan hal yang sama. Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Bersama ini kami sajikan bahwa renungan mengenai prinsipprinsip pemuridan. Kami rasa bahwa bahan ini mudah dan cepat dapat dipahami oleh murid-murid Yesus di manapun. Maka pada kesempatan ini kami haturkan banyak terima kasih kepada Pastor F.X. Sukarno OSC – Bandung yang telah menyediakan waktunya untuk mengalihkan buku renungan ini ke dalam bahasa Indonesia. Semoga dengan renungan prinsip-prinsip pemuridan ini banyak anggota umat dibantu untuk menjadi murid-murid Yesus yang aktif. Shalom dalam kasihNya. Soli Deo Gloria Jakarta, 3 Juni 1993 Pastor L. Sugiri, SJ Eleeo: Menaruh belas kasihan. Ini lawan dari iri hati terhadap keberuntungan orang lain. Perasaan belas kasih atas kemalangan orang lain. Metriopatheo: menaruh belas kasihan. “Metrio” berarti moderat. Artinya “tidak terganggu” oleh kesalahan atau kebodohan orang lain. Ibr 5:2: Imam agung itu sendiri lemah dalam banyak hal dan karena itu ia dapat berlaku lemah lembut terhadap orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan yang sesat jalannya. 102 7 XIII. Belas Kasih Seorang Murid Tuhan Yesus Kristus adalah orang yang penuh belas kasih. Sering dalam Kitab Suci kita melihat bahwa Dia menaruh belas kasih kepada orang-orang, kepada orang banyak, kepada setiap individu. Banyak orang di jaman ini bersikap keras dan acuh tak acuh terhadap kebutuhankebutuhan yang ada di sekitar kita. Dalam bab ini kita akan memeriksa apa artinya berbelas kasih (iba), dengan melihat kehidupan dan contoh-contoh orang-orang yang berbelas kasih dalam Alkitab. Dengan berbuat demikian kita akan melihat kebutuhan untuk menjadi orang yang berbelas kasih dan penuh perhatian di jaman kita ini. 1. Arti belas kasih a. Kata-kata Perjanjian Lama Chamal berarti “menyatakan simpati terhadap orang lain, merasa senasib”. Jadi menunjukkan belas kasih. Racham berarti “memegang dengan lemah lembut”, dengan maksud untuk mencintai atau menaruh belas kasihan. Kata ini ada kaitannya dengan “rahim”. Ini berarti “sikap belas kasih yang dalam seperti belas kasih seorang ibu terhadap bayi kecilnya yang tak berdaya”. Lagi kata ini menjelaskan kepada kita hati Allah. Yes 49:15: Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anak dari 8 101 Prinsip-prinsip Pemuridan 4. Transformasi dari persekutuan Kita menjadi seperti orang-orang dengan siapa kita bersekutu. Ams 13:20: “Siapa bergaul dengan orang bijak, menjadi bijak, tetapi siapa bergaul dengan orang bebal, menjadi malang”. Kejadian di Tiongkok: Gadis umur 11 tahun harus dididik kembali, karena 11 tahun dia hidup di kandang babi. Dia dalam segala hal seperti babi. Dalam psikologi, ini disebut “meniru”. Gadis itu meniru babi. Alkitab juga mengingatkan akan pengaruh dari persekutuan yang negatif. Ams 13:20: “Siapa bergaul dengan orang bebal menjadi malang”. I Kor 10:20: “Aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat”. Persekutuan dengan iblis membuat orang menyembah rohroh jahat. Gal 6:8: “Sebab barang siapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu”. Segi positif diperlihatkan dalam Ef 5:1 di mana kita diajak untuk menjadi penurut-penurut Allah. Ini dimungkinkan jika kita bersekutu dengan Dia. I. Panggilan Seorang Murid Seorang murid tidak hanya menerima pandangan-pandangan dan ajaran-ajaran Sang Guru, tetapi juga menjalankan pandangan dan ajaran Sang Guru. Karena kita ini murid-murid Yesus, maka kita harus mempelajari pribadi Yesus dan mempraktikkan apa yang telah kita pelajari. Inilah hakikat dari pemuridan. Gordon Mc Donald berkata: “Pemuridan yang sejati adalah komitmen yang utuh kepada Tuhan Yesus Kristus”. 1. Oleh Siapa Kita Dipanggil Yang paling penting dalam pemuridan ialah orang (tokoh) yang kita ikuti. Kita menjadi pengikut-pengikut Yesus karena kita menyertai Dia dan ingin menjadi seperti Dia. Inilah tujuan dari iman kita. a. Yesus memilih orang Mat 4:18-22 : Bagaimana Yesus memilih murid-muridNya § Dia melihat mereka: ayat 18 § Dia memanggil mereka: ayat 19 § Mereka mengikuti Dia: ayat 20 Pertama, Yesus memilih murid-muridNya. Dalam Yoh 15:16, Yesus berkata kepada mereka bahwa mereka tidak memilih Dia; tetapi Dia yang memilih mereka. Kenyataan bahwa kita secara pribadi telah dipilih oleh Yesus, itu berarti bahwa kita ini dit zzerima dan dihargai dan hal itu sudah seharusnya mendorong kita. b. Yesus Menarik Orang Yesus itu seperti sebuah magnet yang menarik perhatian segala apa saja yang berada disekitarNya. “Apabila Aku 100 9 Prinsip-prinsip Pemuridan ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu” (Yoh 12:32). Ada daya tarik dalam diri Yesus yang tidak dapat dijelaskan. Bila Yesus berbicara, banyak orang tertarik kepadaNya. Mereka itu berjalan berpuluh-puluh kilometer dan tinggal berhari-hari untuk mendengarkan Dia berbicara. c. Yesus Menantang Orang Para pemimpin agama Yahudi tidak senang kepada Yesus, karena Dia menantang keberadaan mereka yang nyaman. Yesus menantang setiap orang yang dijumpaiNya. Yesus sendiri menantang kita untuk menerima Dia atau menolak Dia. Kepada para murid Ia berkata: “Lemparkan jalamu ke dalam air!” Kepada pemuda yang kaya: “Juallah semua milikmu” Kepada Petrus: “Berjalanlah di atas air!” Yesus tidak hanya memanggil kita, tetapi Dia membuat panggilan kita itu mungkin. Ibr 9:15 menyatakan bahwa Yesus telah memberikan hidupNya supaya kita memperoleh warisan abadi. Persaudaraan Seorang Murid d. Tubuh Kristus Persekutuan meja Tuhan mengingatkan kita bahwa kita merupakan Tubuh Kristus. Inilah suatu contoh yang jelas ke arah mana persekutuan kita dipanggil. Rom 12:5: “Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus, tetapi kita masingmasing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain”. Secara mengagumkan suatu tubuh dipersatukan dan berfungsi, itulah cara Gereja Yesus Kristus dijelaskan. I Kor 12 juga menjelaskan kebenaran yang mengagumkan ini. e. Pokok anggur dan ranting-rantingnya Yoh 15 memberikan penjelasan, bahwa Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah carang-carangnya. Walau kata “persekutuan” tidak disebut, namun ini merupakan suatu contoh yang jelas tentang macam persekutuan yang seharusnya ada antara Kristus dan orang-orang kudus. Itu menunjukkan kesatuan. Itu menunjukkan bahwa hidup dan kelimpahan buah-buah tidak mungkin kalau terpisah dari Kristus. Buah yang kita hasilkan merupakan hasil langsung persekutuan kita dengan Dia. § Yesus melihat potensi murid-muridNya 10 99 Prinsip-prinsip Pemuridan Inilah persekutuan kita dengan Yesus Inilah hal-hal yang akan kita lakukan bersama-sama. 3. Contoh-contoh persekutuan a. Gereja perdana Dalam Kis 2:42 dikatakan bahwa umat Gereja Perdana terus bersekutu. Kelihatan dari ayat 44-47 bahwa ada segisegi tertentu dari persekutuan mereka yang pantas mendapat perhatian. · Mereka percaya bersama-sama. · Mereka membagikan milik mereka. · Mereka berkumpul dalam bait Allah bersama-sama. · Mereka memecahkan roti di rumah-rumah mereka bersama-sama. · Mereka makan bersama-sama. b. Sumbangan dari para rasul Dalam II Kor 9:10-14 Paulus mengajar para kudus tentang pemberian sumbangan dan terutama Paulus menyatakan perlunya bersekutu dengan cara ini. Dalam II Kor 9:13 kata yang diterjemahkan “membagikan” adalah koinonia. Pemberian dan sumbangan kita kepada para Kudus dan mungkin juga kepada Tuhan merupakan tindakan persekutuan. Ini merupakan partisipasi dengan seseorang. c. Pelayanan komunio I Kor 10:16-17 berbicara tentang aspek persekutuan dari komunio. Perlu diperhatikan bahwa persekutuan komunio bukan hanya sekedar persekutuan dengan Allah tetapi meliputi persekutuan tubuh. Ini sangat jelas nyata jika kita memeriksa ayat-ayat secara hati-hati dan teliti. Piala berkat merupakan partisipasi (koinonia) dalam darah dan roti dalam Tubuh Kristus. Karena itu pelayanan komunio merupakan pengakuan persatuan Tubuh Kristus. 98 Panggilan Seorang Murid Dia tidak hanya melihat beberapa nelayan, Dia melihat juga mereka dapat menjadi apa setelah menerima pengajaran kasih, kuasa dan rahmatNya. Bila Yesus melihat diri kita, Dia tidak hanya melihat kita seperti apa adanya sekarang, tetapi Dia melihat juga kita dapat menjadi apa bila Dia bekerja dalam hidup kita dan mengubah kita. § Bila kita kelak dipakai oleh Allah, kita harus mengikuti Dia sekarang Tantangan Yesus ditujukan pada orang Yahudi yang memperlihatkan kurangnya kualitas sebagai seorang murid. Lalu siapa yang dapat menjadi murid Yesus? Kualitas bagaimana yang dicari Yesus untuk seorang murid? Inteligensi? Penampilan? Latar belakang keluarga? Pertama-tama Yesus mencari orang yang bersedia mengikuti. Langkah pertama bukanlah orang yang berpengalaman, atau orang yang berbakat, tetapi orang yang mau ikut. Kesediaan ini membuka hidup baru bagi kita! Murid-murid tidak pernah sama lagi sesudah mereka menjawab panggilan Yesus. Yang penting adalah kita bersedia mengikuti Yesus. 2. Dari apa kita dipanggil Menurut Mazmur 107, kita diselamatkan atau dibebaskan dari 3 hal: a. Ketidakberdayaan pribadi (personal insufficiency) Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara (ayat 4) Ciri utama dari padang gurun ialah tidak ada sesuatu yang berharga dapat tumbuh di sana. Dari situ kita dipanggil. Kita dipanggil dari kehidupan yang tanpa tujuan; kita mengembara di tempat yang tidak ada gunanya. Hidup tanpa arti. Mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu di dalam diri mereka… (ayat 5). 11 Prinsip-prinsip Pemuridan Ini mengingatkan kita pada Luk 10, mengenai orang yang dirampok di tengah jalan ke Yerikho. Dalam diri kita ada suatu kerinduan akan pemuasan. Ada dosa dalam diri kita. b. Dosa “Ada orang-orang yang roboh di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara dan besi”. (ayat 10) Dosa membelenggu kita. Gambaran biblis yang hidup tentang hal ini ialah Israel dalam perbudakan di Mesir. Jaman sekarang yang memperbudak dan menjerat adalah dunia, daging dan iblis. c. Konsekuensi dari dosa Ada orang-orang yang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa (ayat 17). Dosa membawa konsekuensi. Bila kita melanggar hukum Allah konsekuensinya tidak bisa dihindarkan dan dielakkan. Kodrat hakiki dari dosa adalah menghancurkan. Allah tidak mau manusia yang Dia ciptakan dihancurkan oleh dosa. Keselamatan bukanlah sekedar pelepasan dari hukuman dosa, tetapi juga dari akibat-akibat dosa. Yesus menyembuhkan luka-luka yang diakibatkan oleh dosa dalam hidup kita. Kita tidak hanya menerima pengampunan atas dosa-dosa kita, tetapi juga penyembuhan. 3. Kepada siapa kita dipanggil a. Hubungan persaudaraan Kita dipanggil kepada persekutuan dengan anakNya (I Kor 1:9) Para murid Yesus mempunyai hubungan pribadi yang dekat dengan Yesus. Hubungan pribadi yang akrab dengan Yesus inilah yang lebih penting daripada ajaranNya. 12 Persaudaraan Seorang Murid tentang pengenalan Yesus semua menunjuk pada persekutuan. Flp 3:10: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya”. Bila kita bersekutu dengan Yesus ada aliran hidup Yesus, kuasa Yesus mengalir di dalam diri kita. Semakin kita “mengenal” Dia semakin hidup Yesus nyata dalam diri kita. Jika kita menginginkan kasih, damai, sukacita, kekuatan, kuasa, otoritas atau iman kita pergi ke sumber semuanya tadi, yaitu Yesus Tuhan! Bila kita bersekutu, terjadi aliran kasih, damai dsb dari Allah ke dalam diri kita. Jaman sekarang ada banyak orang mempunyai relasi atau pertalian dengan Allah, tetapi mereka tidak mempunyai persekutuan dengan Allah. Jika Yesus memanggil kita untuk menjadi murid-muridNya, Dia memanggil kita untuk bersekutu, menjadi partnerNya atau mitraNya, untuk ikut mengambil bagian dan untuk berkomunikasi. Hal-hal apa saja yang diperintahkan kepada kita yang harus kita lakukan “bersama-sama dengan” Yesus? Inilah hal-hal yang menjelaskan sedikit tentang misteri Persekutuan dengan Yesus: · Kita hidup bersama dengan Dia (Rom 6:8) · Kita menderita bersama dengan Dia (Rom 8:17) · Kita disalibkan bersama dengan Dia (Rom 6:6) · Kita dibangkitkan bersama dengan Dia (Kol 2:12) · Kita dihidupkan bersama dengan Dia (Rom 8:17) · Kita dimuliakan bersama dengan Dia (Rom 8:17) · Kita menjadi ahli waris bersama dengan Dia (8:17) · Kita memerintah bersama dengan Dia (II Tim 2:12) 97 Prinsip-prinsip Pemuridan Kita dapat mempunyai pertalian tanpa persaudaraan tetapi tidak sebaliknya. Contoh: sekarang saya tinggal 500 kilometer dari ibu saya. Kami masih mempunyai pertalian. Dia tetap ibu saya meskipun dia tinggal jauh dari saya. Kami tidak dapat bersekutu banyak karenanya. Kami tidak dapat secara timbal balik menikmati manfaat persekutuan ibu dan anak karena keadaan dan jarak yang jauh menjadi penghalang. c. Komunikasi Komunikasi ini dapat dianggap sebagai tindakan partisipasi, tetapi dapat juga tindakan “membagikan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan dengan” seseorang atau “membagikan persahabatan dengan” seseorang. Dalam arti ini persekutuan dapat merupakan tindakan saling membangun dan saling menyemangati, yang sedemikian penting, terutama bagi kita dalam gereja. Aspek lain dari komunikasi adalah hanya sekedar menghabiskan waktu bersama seseorang, mungkin tidak berbuat sesuatu yang khusus, tetapi hanya berada bersama. 2. Misteri persekutuan atau persaudaraan Bila orang bersekutu, sesuatu terjadi diantara mereka. Dari persekutuan muncul aliran hidup. Ini terjadi dalam alam semesta juga. Ada aliran atau arus sukacita, damai atau kita disemangati. “Takut akan Tuhan” adalah suatu pertalian “Pengetahuan akan Tuhan” adalah persekutuan. Paulus dalam Flp 3:10 berbicara tentang cara-cara di mana dia ingin “mengenal” Yesus. Cara-cara dimana dia berbicara 96 Panggilan Seorang Murid Relasi dengan pribadi Yesus adalah hakikat dari pemuridan. Panggilan kita adalah panggilan kepada persekutuan ini. Ketika Budha akan meninggal dunia, murid-muridNya bertanya bagaimana mereka dapat mengingatnya dengan cara yang lebih baik. Dia berkata kepada mereka supaya jangan kuatir untuk mengingatnya, tetapi yang paling penting adalah mengingat ajaran-ajaranNya. Kristianitas sangat berbeda; yang terpenting bagi seorang murid Yesus ialah relasi dengan Dia. Relasi dengan Kristus lebih penting dari pada pelayanan. Ajaran Yesus adalah jalan untuk membangun relasi dengan Kristus. b. Pelayanan Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia (Mat 4:19). Yesus memanggil murid-muridNya kepada hubungan persaudaraan, tetapi kemudian memerintahkan mereka untuk melayani. Merupakan suatu kegembiraan dan kehormatan bagi seorang murid bila diperbolehkan ikut mengambil bagian dalam karya Sang Guru. Hambatan untuk Pelayanan § Ambisi Para murid sering bertanya kepada Yesus siapa yang terbesar. Mereka lebih mencari status daripada kepelayanan (servanthood). Roh dunia ini lebih mencari status daripada kepelayanan. Sikap ini menghambat kita dalam pelayanan. Jawaban Yesus terhadap murid-murid yang mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka ialah: “mencuci kaki murid-muridNya”. Sikap inilah yang harus ada dalam diri kita, yaitu berusaha melayani orang-orang daripada mencari posisi, kedudukan atau status. § Mengasihi diri sendiri (self pity) 13 Prinsip-prinsip Pemuridan Luk 18:28: “ Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau”. XII. Persaudaraan Seorang Murid Mengasihi diri sendiri (self pity) juga menjadi penghalang untuk pelayanan. Ada saat-saat (karena keadaan) kita digoda untuk menaruh kasihan kepada kita sendiri. Kemudian kita merasa bahwa Allah berhutang sesuatu kepada kita. Pelayan tidak boleh menuntut kondisikondisi pelayanan. Yak 1:5-8: “Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah”. Gal 5:13 mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak hanya dipanggil untuk melayani Yesus saja, tetapi juga melayani satu sama lain. c. Ketaatan 1 Yoh 5:2: “Kita tahu bahwa kita adalah anak-anak Allah, jika kita melaksanakan perintah-perintahNya”. Paul Yonggi Cho berkata, bahwa dia membangun gereja yang besar di dunia dengan melakukan dua hal, yaitu: “Saya berdoa dan saya taat”. Yesus berkata, “Tidak setiap orang yang berteriak Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan, tetapi hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa”. Dalam Mat 7:21 baik orang bijaksana maupun orang bodoh mendengarkan Firman Tuhan. Perbedaan yang hakiki di antara mereka ialah bahwa orang yang membangun rumahnya di atas karang tidak hanya mendengarkan tetapi juga menaati Firman Tuhan. Kini kita akan melihat apa yang terjadi atas diri kita bila kita menjadi murid. Ada berbagai macam tahap dalam pemuridan. Kita dapat melihat pada tahap mana kita berada. 1. Arti persaudaraan a. Kemitraan Bahasa Yunaninya adalah koinonia dan berbicara tentang “partner = mitra” atau “companion = sahabat”. Itu berarti orang yang bersaudara mempunyai sesuatu bersama-sama. Itu menunjukkan bahwa dasar persaudaraan adalah relasi (relationship), pertalian. Kita tidak dapat punya persaudaraan jika pertalian kita dibangun terlebih dahulu. Kemitraan ini karenanya menunjukkan adanya sikap saling menerima. Hal ini diperlihatkan juga oleh kata lain, methoce yang didapatkan bersama-sama dengan koinonia dalam II Kor 6:14 : “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimana terang dapat bersatu dengan gelap?” b. Partisipasi Koinonia dapat juga ditafsirkan sebagai “melakukan sesuatu bersama dengan seseorang”. Ini berasal dari bahasa Yunani koinonos yang berarti “orang yang turut ambil bagian”. Dalam arti ini persaudaraan bukanlah sesuatu yang pasif, tetapi aktif dan selanjutnya belum terlaksana sebelum ada “tindakan” partisipasi. Persaudaraan adalah sesuatu yang kita kerjakan. 1. Tahap-tahap pemuridan 14 95 Prinsip-prinsip Pemuridan Ams 12:15: “Jalan orang bodoh itu lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasehat, ia bijak”. e. Terbuka terhadap pengajaran Ams 15:31: “Orang yang mengarahkan telinga kepada tegoran yang membawa kepada kehidupan, akan tinggal ditengah-tengah orang bijak”. Jika kita bijak kita akan memperhatikan teguran pemimpinpemimpin kita. Mereka lebih berpengalaman daripada kita dan dapat menolong kita. Ams 19:20: “Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan”. Kesimpulan: · Doa adalah unsur pokok yang harus ada untuk memperoleh bimbingan Allah. · Tanpa doa semua prinsip yang lain tidaklah mencukupi. Persekutuan dengan Bapa di surga setiap hari merupakan rahasia untuk mengenal kehendak Allah. Ams 2:6: “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat”. II. Menjadi Murid a. Mereka ingin tahu Bacalah Yoh 1:37-39 Mereka sedemikian ingin tahu, sehingga Yesus bertanya kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Sebenarnya mereka hanya ingin mengetahui lebih banyak tentang Yesus. Mereka bersedia mendengarkan. Mereka bersedia diajar. Mereka ingin belajar. Jawaban Yesus adalah mengajar mereka. Setiap murid melewati tahap ini. Ada keinginan untuk mengetahui tentang Yesus, mendengar lebih banyak tentang Allah dan Gereja dan bagaimana Dia bekerja dalam hidup manusia. b. Mereka menjadi yakin Setelah berbicara dengan Yesus, Andreas menjadi yakin bahwa Yesus adalah Mesias (Yoh 1:41). Begitu yakinnya dia, sehingga ia lari kepada Petrus dan bicara tentang Yesus. Tahap kedua dari pemuridan ialah bila kita menjadi yakin bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias, Juru Selamat yang dapat menolong kita. Dari sifat ingin tahu sampai berubah menjadi yakin bahwa Yesus adalah Mesias itu merupakan karya Roh Kudus yang mewahyukan kebenaran kepada kita karena kita mencarinya. Dari sifat ingin tahu sampai berubah menjadi yakin bahwa Yesus adalah Mesias itu merupakan karya Roh Kudus yang 94 15 Prinsip-prinsip Pemuridan mewahyukan kebenaran kepada kita karena kita mencarinya. Kita membutuhkan discernment untuk melihat seperti Dia melihat. Yesus berkata apabila kita mencari, maka kita akan mendapatkannya. c. Harus ada motif yang benar Motif dan keinginan yang salah akan selalu membawa penilaian yang jelas. Contoh yang baik tentang hal ini ialah bahwa “cinta itu buta”. Bila seorang gadis tergila-gila kepada seorang pemuda penilaiannya terlalu dipengaruhi olehnya, mengakibatkan penilaian yang jelek. c. Mereka menjadi komit Mat 4:18-20 melukiskan panggilan Petrus dan Andreas. Mereka pasti sudah mendengarkan Yesus berbicara berkali-kali dan mereka pasti yakin, tetapi mereka belum menjadi murid Yesus. Yesus menantang mereka untuk mengikuti Dia. Inilah tahap komitmen Komitmen berarti segera meninggalkan apa yang sedang mereka kerjakan dan mengikuti Yesus. Adalah mungkin bahwa meskipun mereka yakin akan tuntutan Yesus, tetapi mereka tidak bersedia meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Seandainya mereka tidak bersedia, mereka tidak menjadi murid-muridNya. Untuk menjadi murid-murid Yesus kita harus memiliki komitmen seperti para rasul. Menolak memberikan semuanya kepada Yesus berarti ada sesuatu yang lain yang kita ikuti yang kita anggap lebih penting daripada Yesus (Luk 14:26-27). Yesus ingin memperlihatkan kepada mereka kebenaran. Pekerjaan kita, keluarga kita, ambisi kita dan bahkan hidup kita sendiri harus menjadi nomor dua setelah komitmen kita kepada Yesus. 16 Bimbingan Seorang Murid Kita harus hati-hati terutama bila kita sangat menginginkan sesuatu supaya penilaian kita tidak dipengaruhi. Kita harus mencoba mengarahkan dengan seksama maksud-maksud atau tujuan-tujuan kita, menimbang dengan hati-hati mengapa kita menginginkan sesuatu. Benarlah bahwa kita bergembira dalam Tuhan, Dia akan memberikan kepada kita keinginan-keinginan hati kita; demikian pula jika kita mencari dan mengejar tujuan-tujuan kita sendiri, kita akan gagal. d. Bersekutu dengan orang bijak Ams 13:20: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang”. Kita harus berhati-hati supaya jika sedang mempertimbangkan keputusan kita, kita tidak dipengaruhi oleh “pendapat” orang bebal. Kita semua mempunyai “kawan-kawan” yang akan mengatakan kepada kita apa yang ingin kita dengar. Mereka cepat memberi komentar karena mereka tidak harus berjalan dengan sepatu kita. Karena itu bila kita membuat keputusan kita harus selalu mencari pertolongan dan nasehat orang-orang bijak dari Allah yang mempunyai pengalaman dan yang dapat membimbing kita. 93 Prinsip-prinsip Pemuridan Menjadi Murid 4. Mengembangkan hikmat kebijaksanaan a. Mencari Keseimbangan Yer 5:1: “Periksalah di tanah-tanah lapangnya, apakah kamu dapat menemui seseorang, apakah ada yang melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran”. Catatan: Ini tidak berarti bahwa kita dapat melalaikan keluarga kita atau melakukan pekerjaan seenaknya sendiri. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa kita harus komitmen kepada keluarga. Yang dimaksudkan ialah bahwa Yesus harus didahulukan. Orang yang mampu berbuat adil adalah orang yang mencari kebenaran! Firman Allah adalah kebenaran. Kita harus menyediakan waktu untuk mempelajari Alkitab. Pemuridan yang sejati adalah komitmen yang utuh, tuntas kepada Kristus Tuhan II Tim 3:16: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Jika kita membaca dan mempelajari Firman Allah, kita menaruh hukum Allah dalam hati kita. Ini membuat kita mampu membuat penilaian lebih baik. Membaca Firman Allah juga membantu kita untuk memperoleh konsep yang seimbang tentang ajaran-ajaran Alkitab. Kitab Amsal khususnya bermanfaat dalam membuat keputusan-keputusan. b. Tambahkan pengertianku Yoh 7:24: “Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil”. Kita dapat belajar terutama tentang jalan-jalan (cara-cara) Allah dengan melihat bagaimana Allah bekerja dalam hidup orang-orang lain dalam Alkitab dan di jaman ini. Kita dapat melihat bagaimana orang-orang besar dalam Alkitab mengambil keputusan dan melihat hasilnya untuk kita sendiri. Kitab Suci penuh dengan contoh-contoh yang baik maupun yang jelek tentang ini. Kita dapat belajar dari cara Allah bergerak dalam hidup kita sendiri sampai saat ini. Allah tidak melihat seperti manusia melihat. 92 Pada suatu hari seekor ayam dan seekor babi memutuskan bahwa mereka akan memberikan kepada petani hadiah ulang tahun, karena dia seorang petani yang baik dan memelihara mereka dengan baik. Mereka mau memberikan kepada petani itu ham dan telur untuk makan pagi. Waktu mendengar usul ini babi merasa sangat gelisah. Babi berkata kepada ayam-ayam: bagimu itu hanya suatu sumbangan saja, tetapi bagi saya itu merupakan komitmen total. Allah tidak mencari orang yang hanya bersedia memberikan suatu sumbangan. Dia mencari orang yang mau komit secara total. Komitmen adalah kualitas vital dari pemuridan. Bila kita komit, kita dapat mengubah dunia. 2. Proses pemuridan a. Roh Kudus menyatakan bersalah Proses menjadi seorang murid dimulai ketika Roh Kudus menunjukan kepada kita kebutuhan kita. Dia menyatakan bahwa dosa itu salah. Yoh 16:8: “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa”. Sering kita menyadari bahwa kita ini orang berdosa. Banyak orang dibelenggu dosa; dan keinginan mereka untuk 17 Prinsip-prinsip Pemuridan dibebaskan dari dosa hanya dapat diwujudkan jika mereka melihat kebutuhan yang sebenarnya. Contoh, seorang pemuda yang berprofesi sebagai manajer bank menderita penyakit kanker. Saya katakan kepadanya, “dosa bagaikan kanker, seperti kanker yang akan menghancurkan batinnya”. Dokter tidak dapat menolongnya, tetapi Tuhan Yesus dapat “mengangkat dan mengampuni” dosanya. Pada hari itu juga dia menemukan Tuhan Yesus – dia bertobat dan mendapatkan pengampunan. Seminggu kemudian dia kembali ke rumahnya dengan tubuh yang baru, kanker tidak dapat menghancurkannya. b. Roh Kudus memperbaharui Allah adalah Roh. Untuk mengenal Allah kita harus hidup secara rohani. Roh manusia adalah bagian dari manusia yang peka terhadap Allah. Dosa asal menyebabkan kematian rohani yang menghancurkan manusia dengan Allah. Namun bila kita menjadi murid, roh kita lahir kembali, kita menjadi secara rohani sadar dan tidak akan pernah sama lagi. Kita diciptakan baru. Sebagaimana tubuh itu peka terhadap dunia jasmaniah di sekitar kita melalui kelima indera, demikian juga roh kita memungkinkan kita menjadi peka terhadap Allah dan memungkinkan kita mengenalNya. Kita diajak untuk mengecap, melihat, mendengar, menyentuh dan 18 Bimbingan Seorang Murid khusus ini pernah terjadi, tetapi itu bukan norma untuk mencari bimbingan, dan kita seharusnya hanya melakukannya bila dibimbing oleh Tuhan. d. Metode pengumpulan pendapat Orang ini mengadakan pengumpulan pendapat dari temantemannya sebelum memutuskan apa yang harus diperbuat. Mayoritas menang. Problemnya adalah bila kita melakukan itu, kita selalu akan memperoleh bimbingan manusia dan bukan bimbingan Allah. Jalan keluar yang mudah itu tidak selalu jalan yang terbaik – jarang merupakan jalan Tuhan. e. Melempar koin (mata uang logam) Dalam Perjanjian Lama mereka menggunakan urin dan thusneis seperti sepasang dadu untuk menentukan kehendak Allah. Metode ini berhenti ketika Roh Kudus datang pada hari raya Pentakosta. Roh Kudus diberikan untuk menjadi pembimbing kita. Kita tidak perlu kembali lagi ke metode lama, sebab Allah telah memberikan kepada kita cara yang lebih baik. f. Tradisi Kita tidak pernah boleh berkata bahwa sesuatu dikehendaki Allah hanya karena itu merupakan cara dengan mana kita selalu melakukannya (suatu tradisi). Kita harus memberi kesempatan kepada Allah untuk mengubah apa saja dan bekerja secara berbeda dengan cara Dia bekerja di masa lampau. g. Delegasi Kita harus mengambil keputusan sendiri. Akan tiba saatnya dalam hidup kita bahwa orang tua kita tidak lagi akan mengambil keputusan untuk kita. Kita harus melakukannya sendiri. Kita jangan menyuruh orang lain mengambil keputusan untuk kita. 91 Prinsip-prinsip Pemuridan 3. Cara mencari hiburan yang salah a. Metode “Kartu Janji” (“Roti Hidup”) Kartu janji adalah ayat Kitab Suci yang dicetak pada kartu dan ditaruh dalam kotak janji. Maksudnya ada terdapat banyak janji yang baik di dalamnya yang dapat memberikan semangat dan dorongan kepada orang beriman. Persoalannya adalah bahwa setiap orang akan menjadi pemenang, karena semua janji di dalam kotak itu adalah baik. Melalui metode ini, Allah hanya diijinkan “memberkati”, bukan mengoreksi. Misalnya, Ul 31:27: “Sebab Aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu.” Tidak akan terdapat dalam kotak tersebut! Allah tidak selalu mengatakan kepada kita apa yang ingin kita dengar. Ada saat-saat dimana kita harus menyesal dan berubah. Kotak janji itu baik untuk mencari dorongan atau semangat tetapi bukan tempat yang baik untuk mencari bimbingan. b. Menunjukkan jari Ini dilakukan bila kita membuka Alkitab sembarangan dan dengan menunjuk jari pada suatu ayat dan berkata: “Terima kasih Tuhan!” persoalannya ialah bahwa Allah tidak selalu bekerja secara demikian. c. Menggelar bulu domba (menurut Gideon) Sementara orang merasa, bahwa setiap kali mereka membuat suatu keputusan, mereka harus mengeluarkan mantolnya. Misalnya: “Jika besok hujan, saya tahu bahwa Allah menginginkan saya untuk melakukannya”. Tetapi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah Allah akan mengatur atau memerintahkan cuaca disekitar kita untuk memuaskan gagasan kita sesuai keinginan kita. Jawabannya jelas tidak. Dalam keadaan-keadaan yang 90 Menjadi Murid merasakan kehadiran Tuhan melalui daya tangkap (persepsi) rohani kita. c. Roh Kudus Memberi Jaminan atau kepastian Rom 8:16: bila kita berseru “Abba, Bapa”, Roh Kudus bersaksi bersama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Roh Kudus mengajarkan kepada kita, tentang: “siapakah kita di dalam Kristus”. 3. Langkah-langkah menuju pemuridan Yes 53:6: mengajarkan kepada kita, bahwa problem utama manusia adalah: “manusia menempuh jalannya sendiri”. Bila kita menjadi murid, kita keluar dari kerajaan kegelapan, kita diatur atau diperintah oleh iblis melalui kehendak kita sendiri. Kita masuk ke dalam kerajaan terang, kita diatur atau diperintah oleh Tuhan. Terang atau cahaya dalam Alkitab tidak hanya berbicara tentang penerangan tetapi juga tentang pemerintahan. Bila kita menerima cahaya atau terang, diharapkan kita berjalan dalam terang. Ini dapat berupa cahaya Firman Allah atau pernyataan bersalah dari Roh Allah. Bila kita taat kepada terang Allah, kita berada di bawah pemerintahan Allah. Kita tidak lagi berjalan menurut keinginan dan ambisi kita sendiri, tetapi karena ketaatan kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita. Ada 3 langkah yang membawa kita dari pemerintahan sendiri kepada pemerintahan Allah. Langkah-langkah ini dijelaskan dengan singkat oleh Petrus pada hari Pentakosta. Kis 2:38: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. 19 Prinsip-prinsip Pemuridan a. Berpaling dari jalan kita Langkah pertama adalah penyesalan atau pertobatan. Menyesal atau bertobat berarti berubah sama sekali, berpaling seratus delapan puluh derajat. Itu berarti: § Kita berpaling dari jalan kita sendiri § Kita berpaling membelakangi jalan kita sendiri. § Kita menerima pengampunan dan memasuki Kerajaan Allah. § Kita menjalin relasi dengan Bapa, melalui darah Kristus yang menguduskan. b. Mati terhadap jalan kita Langkah kedua ialah baptisan. Ini melambang-kan mati terhadap jalan kita sendiri. Bacalah Rom 6:3-5 Dalam Alkitab tertulis, bila kita dibaptis, kita disalibkan bersama Kristus dan menanggalkan kedagingan kita, berarti: kita mati terhadap diri kita sendiri dan menguburkan manusia lama kita. Setelah itu hidup yang kita tempuh, kita hayati oleh iman akan Yesus. Sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci: Rom 6:11: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus”. c. Menempuh jalan Allah Langkah ketiga adalah menerima karunia Roh Kudus. Seringkali kita didorong (menurut Kitab Suci) untuk dipenuhi 20 Bimbingan Seorang Murid Allah senantiasa berkarya menurut prinsip-prinsip FirmanNya dan kita jangan pernah menafsirkan prinsipprinsip itu berdasarkan situasi, tetapi justru menerapkan prinsip pada situasi! Jika kita mendapatkan firman dari Allah yang khusus untuk situasi kita yang subyektif, “Firman dari Allah” itu harus sesuai dengan firman Allah yang tertulis dan obyektif. · Kebijaksanaan Pengertian berarti kita memiliki fakta-fakta. Pengertian adalah kesadaran kita akan implikasi faktafakta itu. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan yang benar atau tepat. Karena itu kita harus menerapkan pengertian kita akan fakta-fakta itu untuk mengetahui kehendak Allah. d. Pertimbangan-pertimbangan yang lain · Peneguhan Profetis Dalam Kis 12:2 kita lihat bahwa Allah telah memanggil Paulus dan Barnabas. Pelayanan Profetis dari penatuapenatua meneguhkan bimbingan mereka. · Nasehat yang Saleh Kita jangan berkeliling mendatangi orang-orang untuk minta juga pendapat mereka, kita harus memeriksa kemajuan kita juga melalui pastor kita yang punya pengalaman dalam menempuh jalan Tuhan. · Penyediaan atau Pengadaan Hudson Taylor pernah berkata: “Jika Allah membimbing, Dia menyediakan atau mengurus, memelihara”. 89 Prinsip-prinsip Pemuridan Berbicara tentang kawanan dombaNya Yesus berkata: Yoh 10:27: “Domba-dombaku mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”. Maka hidup doa kita sangatlah penting. Jika kita tidak menyediakan waktu untuk berdoa kita tidak akan mengetahui bimbingan Roh. Semua keputusan yang besar maupun yang kecil harus diangkat ke hadapan Allah dalam doa. c. Kenyataan atau keadaan (circumstances) Allah selalu membimbing kita dalam kenyataan atau keadaan tertentu di mana kita berada. Semuanya ini diatur oleh Tuhan untuk mengajarkan sesuatu kepada kita. Circumstances = seluruh keadaan, kekayaan atau peristiwa yang tak dapat dikuasai oleh seseorang. Bila mencari bimbingan, kita harus mempertimbangkan keadaan kita. Bagaimana caranya? Menjadi Murid dengan Roh Kudus. Melalui cara ini kita menjalin relasi secara istimewa dengan Roh Kudus. Karunia Roh Kudus merupakan janji Allah bagi setiap orang yang percaya. Allah memberikan kepada kita Roh Kudus karena kita memerlukan kuasaNya dalam hidup kita. Bila kita dipenuhi dengan Roh Kudus kita memperoleh kuasa untuk berjalan di jalan Allah! Semua murid Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus. Jika kita harus menempuh jalan Tuhan dalam kemenangan, kita juga membutuhkan dipenuhi dengan Roh Kudus. Karunia Roh Kudus bukan hanya untuk orang-orang tertentu, tapi untuk setiap orang yang percaya. Kita perlu menerima karunia Allah. Ketiga langkah ini membentuk dasar hidup seorang yang percaya. Tanpa dasar ini kita berjuang tanpa kemajuan. · Pengetahuan Kita harus mengetahui fakta-fakta. Harus ada pertimbangan masak-masak tentang keadaan-keadaan kita. Kadang-kadang kita bahkan tidak ingin mengetahui fakta-fakta karena kita telah mengambil keputusan. Bahkan mungkin kita takut menyelidiki fakta-fakta, karena fakta-fakta itu berlawanan dengan apa yang ingin kita kerjakan. · Pengertian Kita jangan mengambil keputusan-keputusan yang hanya didasarkan atas fakta-fakta atau konsep-konsep kita tentang situasi. Kita harus belajar memahami segala sesuatu dari sudut pandang Allah. Pengertian ini datang jika kita berjalan bersama Allah dan mengenalNya. 88 21 Bimbingan Seorang Murid III. Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid Yesus tidak pernah berjanji bahwa jalan seorang murid adalah mudah. Benarlah bahwa Dia ingin memberkati setiap orang beriman, tetapi maksudNya adalah membangun GerejaNya. Menjadi seorang murid berarti menjadi bagian dari maksud atau tujuan ilahi itu. 1. Murid harus menyangkal diri Mat 16:24: lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Dalam bahasa Yunani “menyangkal” berarti “secara total menolak”. Ini berarti secara total menolak kehendak sendiri, keinginan untuk mengerjakan urusan kita sendiri, mengejar tujuan dan ambisi kita sendiri, untuk mengikuti Yesus Kristus. a. Berserah kepada Kristus Problem terbesar dari manusia adalah: manusia berpaling kepada jalannya sendiri. pemecahannya ialah: secara total mau berpaling dari jalannya sendiri. kita harus berpaling dari kerajaan kita sendiri ke dalam Kerajaan Allah. Bila kita mau melakukan itu, maka Yesus menjadi Raja kita dan kita harus taat kepadaNya. Menyangkal diri berarti bahwa kita menyerahkan kehendak kita, affeksi kita, tubuh dan jiwa kita, kita tidak lagi mencari kebahagiaan kita sendiri, tetapi kita mencari Kerajaan Allah. b. Menaati Kristus Mat 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga”. Di sini Yesus memperlihatkan pentingnya ketaatan. Tujuan penebusan adalah memperbaiki kita untuk taat. Yang 22 Jika kita menaruh Firman Allah dalam hati kita, maka jika kita berjalan, Firman Allah akan menjadi pembimbing kita. b. Roh Kudus Mat 4:1: “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis”. Yoh 16:13: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”. * Apa artinya “Dipimpin oleh Roh Kudus?” Ini merupakan keyakinan batin yang mendalam, bahwa Allah berbicara kepada kita. Secara fisik kita mempunyai lima indera. Seperti yang dinasehatkan dalam Alkitab, agar kita “Secara rohani juga mempunyai daya tangkap yang kuat”; “kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu” (Mzm 34:9) atau “kami adalah bau yang harum dari Kristus bagi Allah” (II Kor 2:15) Alkitab tidak memaksudkannya dalam arti fisik (indra fisik), tapi harus dimengerti secara rohani. Roh kita, yang diperbaharui dan dihuni oleh Roh Kudus, tidak peka terhadap barang-barang material di sekitar kita, tetapi secara rohani peka terhadap Allah. Jika kita tumbuh dalam Tuhan kita mengenal “SUARA”Nya, semakin dan semakin mengenal suaraNya. Yes 52:6 “Sebab itu umatKu akan mengenal namaKu dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku!” (ayat ini mengajarkan pada kita bahwa pada hari-hari terakhir umat Allah akan mengetahui suaraNya dengan jelas) 87 Prinsip-prinsip Pemuridan e. Ada janji bimbingan Jika Yesus menyuruh kita untuk meminta, mencari dan mengetok; Dia mengulangi prinsip bimbingan yang terjamin. membuat kita menjadi murid adalah ketaatan dan bukan suatu pernyataan atau pengakuan. Dalam seluruh Perjanjian Lama kita lihat bahwa dari manusia dituntut ketaatan yang tulus sepenuh hati. Yes 58:11: “Tuhan akan menuntun engkau senantiasa”. Yes 45:2: memberi janji kepada Cyrus : “Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung”. · Kepada Israel dituntut supaya taat. “Lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu!” (Ul 26:16) Cyrus disini adalah type orang yang diurapi Allah. Setiap orang yang dengan jujur berusaha mengikuti Tuhan dan berjalan menurut prinsip-prinsip Firman akan dibimbing oleh Tuhan. Janji bimbingan Allah diperuntukkan bagi kita (orang-orang beriman) sampai kita mati. Mzm 48:15: “Dialah yang memimpin kita”. 2. Metode Allah dalam bimbingan a. Firman Allah Mzm 119:105: Firman itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Firman Allah menunjukkan pada kita tempat di mana Allah menghendaki kita berjalan. Bimbingan itu berupa terang yang dipancarkan pada langkah kita yang berikutnya. Bimbingan itu dengan jelas menunjukkan kepada kita di mana menempatkan kaki kita. Terang dalam Alkitab adalah kebenaran dan pemerintahan. Bila kita berjalan dalam terang Allah kita berjalan dalam kebenaran yang telah Dia berikan kepada kita, tetapi juga di bawah pemerintahanNya. Jika kita tidak mempelajari Firman Allah kita tidak akan mendapat bimbingan dari Allah. Ams 6:20-23 memberikan pengajaran lebih jauh tentang ini. 86 Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid · Bagi Yosua ketaatan adalah harga dari sukses (Yos 1:8) · Kepada Abraham ketaatan menuntut agar Abraham menyerahkan putra tunggalnya yang sangat disayang dan dikasihinya (Kej 22:2 dan seterusnya) · Bagi Saul ketaatan lebih baik daripada persembahan. Kita sering mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan untuk Allah, namun demikian kita masih belum taat. Kemudian kita menenangkan suara hati kita dengan mempersembahkan korban, yang menurut kita berkenan di hadapan Allah. Misalnya, jika Allah memanggil kita untuk tugas perutusan, maka bagaimanapun besarnya jumlah persembahan untuk misi itu, tidak dapat menghapuskan penolakan kita terhadap panggilan untuk perutusan. Kita memperoleh keselamatan karena ketaatan Yesus. Dia taat sampai mati, bahkan mati disalib. Setiap murid harus membayar harga ketaatan itu. c. Mencintai Kristus Luk 14:26: “Jika seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapaknya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”. 23 Prinsip-prinsip Pemuridan “Membenci” di sini berarti: “to love less – cintanya kurang”. Kata “membenci” ini dipakai juga di tempat lain dalam Kitab Suci untuk menunjukkan pikiran yang sama. Dalam Kej 29:30-31 Yakob mencintai Rahel dan “membenci” Lea, yang berarti ia lebih cinta kepada Rahel daripada kepada Lea. Cinta kita kepada diri kita sendiri harus lebih kecil dibandingkan cinta kita kepada Yesus. Untuk itu dipakai istilah “membenci”. Kita diperintahkan untuk “mencintai Tuhan dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatan-mu dan dengan segenap akal budimu” Luk 10:27. Kasih kita yang pertama itu hanya untuk Yesus. 2. Murid harus memanggul salibnya Bila seseorang dijatuhi hukuman mati disalib, sebagian hukumannya yaitu: dia harus memanggul salibnya sendiri. Salib adalah alat kematian. Terhukum harus memanggul salibnya di hadapan umum. Ini menyebabkan rasa malu dan tertekan. Ungkapan “memanggul salib kita sendiri” berarti: “memanggul apa saja yang kita jumpai di tengah jalan, karena kita telah mengambil keputusan untuk mengikuti Kristus”. Hal itu tidak berarti bahwa kita menciptakan kesulitan untuk diri kita sendiri. tetapi artinya adalah kita melaksanakan tanggung jawab kita kepada Kristus dan dengan sukacita kita menanggung semua akibatnya. Sukacita berasal dari 24 Bimbingan Seorang Murid Di sini Pemazmur merindukan kesucian melebihi segalagalanya. Lagi dalam Mzm 143:10 seruannya ialah: “Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!” Alasan untuk hidup suci ini diketemukan dalam Kitab Amsal: · Ams 11:3: “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya”. · Ams 11:5: “Jalan orang yang saleh diratakan oleh kebenarannya”. d. Harus ada ketergantungan pada Allah Yer 10:23: “Aku tahu ya Tuhan bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya”. Kita bahkan tidak tahu bagaimana kita hidup, tetapi harus tergantung pada Allah. Bila kita mempercayai Allah, Dia akan menghindarkan kita dari ketergantungan pada diri sendiri, Allah ingin mempertahankan kita dalam keadaan tergantung padaNya. Ams 3:5-6: “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri!” Allah mempunyai rencana untuk hidup kita. Dia punya rencana untuk gereja kita, bangsa kita… seluruh dunia. Kita tidak pernah dapat mengetahui bimbinganNya sebelum kita menjadi tergantung padaNya. Allah tidak dapat membawa kita kemana pun kecuali jika kita mau mempercayaiNya. 85 Prinsip-prinsip Pemuridan Hal pertama yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang murid ialah menyangkal diri. Ambisi, keinginan, impian yang kita miliki sebelum kita bertemu Yesus harus kita sangkal dan kita tinggalkan. Jelaslah bahwa setan berusaha menyesatkan kita. Semua godaan setan dimaksudkan untuk mendorong kita keluar dari jalan yang benar. Dalam Kitab Amsal ada banyak nasehat supaya berhatihati terhadap jerat atau perangkap musuh. Ams 7:25: “Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu dan janganlah menyesatkan dirimu di jalanjalannya”. II Ptr 2:14-15 melukiskan orang yang tersesat: “Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan-jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan bileam, anak Beor yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat”. Masalahnya ialah nafsu mereka dan keserakahan mereka. Mereka melihat dengan mata mereka dan kemudian menginginkannya dengan hati mereka. c. Harus ada kerinduan akan kesucian Mzm 139:23-24: “Selidikilah aku ya Allah dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”. 84 Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid mengetahui, bahwa kesengsaraan kita yang disebabkan oleh kerelaan melaksanakan kehendak Allah itu akan membawa keselamatan bagi orang-orang yang sesat. Tentang Yesus telah dikatakan dalam Ibr 12:2: “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah”. Jalan menuju penyaliban adalah perjalanan satu jurusan dan karena itu tidak dapat berjalan balik kembali. Memanggul salib berarti penyangkalan diri. Yesus masih menambahkan: “setiap hari”. Ini berarti suatu keputusan untuk setiap hari memanggul salib. Bagi Yesus – salib adalah bagian yang sulit dari kesediaan melakukan apa yang perlu untuk melaksanakan kehendak Bapa. Dalam mencari untuk melakukan kehendak Allah, kita harus menanggung kesulitan-kesulitan dan bahkan penganiayaan. Inilah salib yang harus kita pikul. Yoh 15:30 : “Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu”. II Tim 3:12 : “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya”. Rom 6:6 : “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita 25 Prinsip-prinsip Pemuridan hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa”. Gal 2:19 : “Aku telah disalibkan dengan Kristus”. Gal 5:24 : “Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya”. Yesus maksudkan untuk melakukannya dengan sengsara. Yesus menghendaki kita untuk melakukannya sekarang. Karya pengudusan adalah karya sehari-hari Roh Allah yang dimungkinkan oleh keinginan untuk setiap hari disalibkan bersama Kristus. 3. Membuat Perhitungan Yesus dengan jelas mengajar murid-muridNya tentang membuat perhitungan untuk menjadi seorang murid. Sebelum kita membuat keputusan-keputusan biasanya kita mempertimbangkan faktor-faktor. Kita dengan tenang dan dengan sengaja merenungkan apa yang akan terlibat dalam keputusan-keputusan kita. Dalam Mat 21:28-32 Yesus menceritakan perumpamaan orang yang mempunyai 2 putra. Ia menyuruh yang pertama untuk pergi dan bekerja di kebun anggur dan dia menolak untuk pergi, tetapi kemudian menyesal, lalu pergi. Yang kedua berkata dia mau pergi, tetapi kenyataannya tidak pergi. Ketika Yesus memanggil kita untuk menjadi murid-muridNya, Dia menyuruh kita untuk pergi bekerja di kebun anggurNya. Dengan cepat berkata bahwa kita akan pergi dan kemudian tidak pergi adalah kemunafikan dan mendatangkan malu. Oleh karena itu kita perlu terlebih dulu membuat perhitungan. Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita sungguh-sungguh percaya Injil, apakah kita sungguh-sungguh 26 XI. Bimbingan Seorang Murid Dalam Perjanjian Lama bimbingan secara dasariah diartikan mentaati atau tidak mentaati Firman Tuhan. Diandaikan bahwa orang berusaha mengetahui kehendak Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, bimbingan adalah mengikuti jejak Yesus, Sang Pembimbing! 1. Prinsip-prinsip Bimbingan a. Harus ada kerinduan akan kehendak Allah Ibr 10:7: Lalu Aku berkata, “Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendakMu, ya Allahku”. Hidup Kristus diringkas oleh keinginanNya atau kerinduanNya untuk melakukan kehendak Bapa. Jika kita ingin menyerupai Dia, maka harus juga ada keinginan atau kerinduan untuk melakukan apa yang dikehendaki Bapa untuk kita lakukan, taat! Seringkali pemazmur berseru kepada Tuhan agar Allah “mengajar dia jalan-jalanNya”. Karena itu prinsip bimbingan yang pertama ialah: kita rindu melakukan kehendak Allah. Seringkali orang-orang beriman tidak mentaati apa yang dikatakan Allah karena mereka menunggu mendengarkan apa yang ingin mereka dengarkan. Hal ini membawa kita kepada prinsip yang berikut. b. Kita harus meninggalkan jalan kita Mat 16:24: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. 83 Prinsip-prinsip Pemuridan The gifts of the Spirit describe what the believer DOES as a member of the body of Christ, for example: Teaching, encouraging, speaking a word of wisdom or prophesying. 3. A gift by nature is rather received than demanded. Paul requires Christians to bear the fruit of the Spirit: love, be joyful etc. But nowhere he commands believers to exercise spiritual gifts. Rather they are to be desired and received as the Spirit gives them. 4. Fruits is Christ like character which the Spirit desires to produce in all Christians. No one may say: “Don’t expect me to love; this is not my gift”. Everyone is to bear all of the fruit. Spiritual gifts are just the opposite. In diversity, members of the body exercise different gifts as the Spirit chooses to manifest them. 5. The fruit of the Spirit is for all times and places, while spiritual gifts are for specific times and needs. The Spirit blows where he wills. Harga yang Harus Dibayar oleh Seorang Murid mengenal Tuhan. Jika kita yakin, kita harus mengikutiNya dengan sepenuh hati. Banyak orang beriman dewasa ini yang berkata “Ya Tuhan” tetapi kenyataannya tidak taat. Luk 14:28-33 memperlihatkan bahwa pemuridan adalah suatu komitmen yang menyeluruh. Jika kita tidak komit kita bukan murid. Luk 14:33 “Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu.” Paulus dalam Flp 3:7-8 merangkumkan sikapnya sendiri. Dengan kehilangan segalanya kita mendapatkan segalanya! Dengan mati kita hidup! 4. Murid harus mengikuti Yesus Kata Yunani yang digunakan untuk “mengikuti” Yesus adalah “akoloutheo”. Arti harafiah dari akoloutheo adalah “pergi dengan cara yang sama atau menempuh jalan yang sama”.Mati terhadap diri sendiri, memanggul salib dan membuat perhitungan hanya merupakan persiapan hati, sikap dan pikiran untuk mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus berarti “memanggul kukNya di atas bahu kita”, sehingga kita dapat belajar dari Dia. Dalam arti ini “mengikuti” adalah permulaan dari pemuridan. Dalam mengemban panggilan kita yang baru, kita harus meletakkan yang lama. Dalam mengikuti Yesus, Yakobus dan Yohanes pertama-tama harus meninggalkan jalanya. Jala menggambarkan gaya hidup dan panggilan mereka yang lama. Lihatlah contoh pemuda yang kaya yang bertanya kepada Yesus bagaimana masuk ke dalam Kerajaan 82 27 Prinsip-prinsip Pemuridan Surga (Mat 19:16-22). Dia tidak mau menerima tawaran Yesus hanya karena dia tidak bersedia meninggalkan gaya hidupnya yang lama. Banyak orang beriman dewasa ini kehilangan warisan mereka yang sejati, karena ketidaksediaan mereka untuk meninggalkan perahu dan jala mereka untuk mengikuti Yesus. NB: Hal ini tidak berarti bahwa bila kita menerima Kristus, kita harus meletakkan jabatan dan melepaskan pekerjaan kita. Kita harus meninjau kembali gaya hidup kita dan jalan hidup kita untuk memastikan bahwa kita berada dimana Kristus menghendaki kita berada. Dengan kata lain kita harus membuat komitmten untuk mengikut Yesus. Yesus dengan sabar menantikan keputusan kita untuk komit mengikuti Dia setelah kita mengadakan pertimbanganpertimbangan. Buah Seorang Murid tetapi menghasilkan kayu. Pucuk atau tunas yang baru karena dipotong untuk membiarkan getah dipakai untuk membentuk buah. Inilah kesamaan penanganan Allah dalam hidup kita. Ia memangkas semuanya yang menghalangi kita untuk berbuah dan yang menghalangi kita untuk memuliakan Yesus. Hal-hal apa yang dipangkas oleh Bapa? Perumpamaan yang lain memberikan jawaban sebagai berikut: Mrk 4:19: “Lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain mesuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah”. · Kekuatiran dunia · Tipu daya kekayaan · Keinginan-keinginan akan hal yang lain Inilah hal-hal yang oleh Bapa secara terus-menerus ditangani dalam diri kita. Dalam diri kita harus ada kemauan untuk membiarkan perlakuan atau penanganan Allah dalam hidup kita, agar kita dapat menghasilkan buah lebih banyak lagi. Tambahan: Spiritual Gifts and Fruits of the Spirit 1. Spiritual gifts which build the body of Christ for worship, service and witness supplement there fruits. The difference between fruit and gifts lies in their NATURE and PURPOSE. 2. The first distinction involves: being and doing, character and action. The fruits of the spirit describe the kind of person a christian should be: his attitudes dan motivation: loving, joyful, patient, gentle, self controlled. 28 81 Prinsip-prinsip Pemuridan Bidang-bidang nafsu utama yang dibicarakan Alkitab ialah seks, makan dan kekayaan. Karena itu terutama kita harus menguasai diri kita dalam bidang-bidang ini. Kita cenderung gagal dalam menguasai bidang-bidang ini. Ini berarti juga bahwa kita harus membatasi diri bukan hanya dalam penguasaan kekayaan kita, tetapi juga dalam mencarinya. Penguasaan lidah juga sering dibicarakan dalam Alkitab. 1. Pemeliharaan agar berbuah Bagaimana kita menghasilkan buah ini dalam hidup kita? (baca Yoh 15) a. Relasi Yesus adalah pokok anggur dan kita cabang-cabangNya. Kekuatan, makanan, hidup cabang ada dalam pokok anggur. Melalui relasi yang intim dengan Yesus kita dapat menghasilkan buah-buah dalam hidup kita. Yoh 15:4: “sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur demikian juga kamu tidak dapat berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”. Selanjutnya Yesus berkata bahwa relasi ini merupakan sarana dan melalui sarana ini kita menghasilkan buah lebih banyak lagi (ayat 5). b. Pemangkasan Bapa pemangkas (membersihkan) cabang-cabang. Alasannya agar dapat menghasilkan buah lebih banyak. Apakah hakekat dari “pemangkasan” ini! Dalam arti harafiah cabang menggunakan paling banyak dari sumber-sumbernya untuk tumbuh menjadi kayu. Ini berarti bahwa cabang tersebut tidak menghasilkan buah, 80 IV. Relasi Seorang Murid Rom 12:4-5 : “Sebab sama seperti pada satu tubuh, kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masingmasing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain”. Gereja adalah Tubuh Kristus. Anggota-anggota Gereja adalah bagian-bagian dari tubuh nyata dan hidup. Meskipun demikian kita semua berbeda dan semua anggota mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang khas. Kita juga mempunyai pelayan yang berbeda-beda. Yesus memberikan kepada Gereja berbagai macam pelayan, yaitu: rasul, nabi, gembala, guru, penginjil, dan banyak lain lagi. Mereka semua berbeda-beda, namun demikian semua pelayan sama pentingnya dan sama dibutuhkannya. Itulah sebabnya Yesus mempersatukan kita bersama dalam Gereja. Dia menempatkan kita sedemikian rupa, sehingga kita berhubungan satu dengan yang lain. Alkitab berbicara banyak tentang persatuan. Rasul Paulus berulang kali menasehati orang-orang beriman untuk “bersatu”. Seringkali St. Paulus menangani problem-problem yang menghalang-halangi persatuan ini. Tiga macam relasi: 1. Relasi kita dengan Allah Penting sekali memupuk relasi kita dengan Yesus. Kita harus mengenal Dia dan kita harus mengalami kebangkitanNya. Bila kita mempunyai relasi yang intim dengan Yesus maka ada aliran kuasa ilahi. Yesus menjadi sumber kekuatan kita. Bagaimana kita menarik kuasa Tuhan? 29 Prinsip-prinsip Pemuridan Jika kita menginginkan Kuasa Allah, kita membutuhkan persekutuan dengan Dia. Relasi adalah persyaratan untuk persekutuan. Persekutuan adalah komunikasi. Jika kita bersekutu dengan Allah terdapat komunikasi kuasaNya, kekuatanNya, kasih, damai, sukacita dan hidupNya. Persekutuan dengan melakukan sesuatu terhadap seseorang. Kita bersekutu dengan Allah bila kita berdoa, membaca Alkitab, bila kita mengabdi Dia, bila kita menyembah sujud kepadaNya. Bila kita bersekutu dengan orang lain Dia juga ada di sana. Bentuk persekutuan dengan Allah yang paling erat dan paling akrab ialah menyembah sujud atau beribadat. Kita menerima paling banyak kuasa dari Allah, ketika kita menyembah sujud dalam ibadat kepadaNya. Untuk menjelaskan segi lain dari relasi ini kita dapat melihat I Sam 15:22. Saul melaksanakan perintah-perintahNya, tetapi sesudah pertempuran dia menahan binatang-binatang untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Saul merasa bahwa dia melaksa-nakan tugasnya terhadap Allah, tetapi dia tidak taat. Relasi kita dengan Allah berdasarkan atas kesetiaan kita. Relasi kita bukan didasarkan atas tugas, tetapi atas kasih. Lihatlah Gereja di Efesus dalam Why 2. Ini adalah Gereja yang aktif, sehat dalam ajaran, sabar dalam penderitaan, tetapi kurang dalam kasih. 30 Buah Seorang Murid d. Panjang sabar Seorang penulis mengungkapkan begini: “Menenangkan kemarahan kita dan keinginan kita untuk membalas dendam, bila kita diperlakukan tidak baik. Alasan-alasan untuk bersabar: · Kita harus seperti Yesus yang mengampuni siapa saja! · Bukan hak kita untuk membalas, karena Allah yang menjadi hakim. · Kita tidak mengetahui segala-galanya, karena itu janganlah bereaksi jika kita ditipu oleh keadaan. e. Kebaikan hati Kebaikan hati berarti baik kepada setiap orang. Ef 2:7: “…supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikanNya terhadap kita dalam Kristus Yesus”. Yesus menghayati hidupNya dengan menyampaikan kebaikan kepada orang-orang lain dan meminta kita agar kita berbuat demikian juga. f. Iman atau kesetiaan Kata Yunani “pistis” terutama berarti iman akan Allah. Dapat berarti juga kesetiaan kepada sesama kita. Why 2:4 : “Karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula”. g. Kelembutan hati Penting bahwa kita mempunyai hati yang rendah dan lemah lembut. Inilah sikap yang harus kita perlihatkan kepada orang-orang lain. Tidak berarti kita harus bersifat pengecut atau menjauhkan diri dari tanggung jawab kita. Apakah kasih yang semula? Kasih semula adalah spontan, menarik, menggembirakan, mempesonakan, menawan dan memikat setiap bagian hidup kita! Allah tidak menghendaki h. Penguasaan diri Bahasa Yunaninya ialah “enkrateia”, yang berarti “mempunyai kuasa atas diri sendiri”. 79 Prinsip-prinsip Pemuridan Kita harus menghargai dan menghormati obyek dari kasih kita. Paulus memberikan nasehat untuk menghasilkan buah kasih dengan mengasihi Allah dan sesama kita. kita menggantikan kasih itu dengan tugas. Dia tidak menghendaki kita menggantikan kehadiran Allah yang dinamis dan hidup dengan ritual. Kita harus mengasihi Dia. b. Suka cita “Chara” adalah bahasa Yunani untuk sukacita. Chara mengandung arti “kegembiraan yang tenang”. Bagi orang Kristiani ini lebih daripada perasaan. Sukacita ini tidak tergantung pada keadaan. 2. Relasi dengan sesama Hal pertama yang dikatakan Allah adalah “tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja”. Allah melihat Adam sendirian, maka Allah berkata “tidak baik!” Adam berkata “Amin”. Rom 14:17: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”. Kerajaan Allah ada dalam Tuhan Yesus. Dia adalah kebenaran kita, Dia adalah kedamaian kita dan Dia adalah sukacita kita. Dalam Yoh 15:11 Yesus berkata kepada murid-muridNya bahwa “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh”. Kita mempunyai sukacita karena kita mempunyai Yesus. Jika kita tidak memiliki Yesus kita tidak mempunyai suka cita. Suka cita ini merupakan sumber kekuatan. c. Damai Damai dengan Allah, Yesus adalah damai kita karena Dia adalah orang yang memberikan damai yang kita punyai. Ef 2:14: “Karena Dialah damai sejahtera kita …” Eirene = damai (Yunani) berasal dari kata kerja eiro yang berarti mempersatukan (Ef 2:14 dst) 78 Relasi Seorang Murid Bahkan waktu Yesus mengutus murid-muridNya, Ia mengutus mereka berpasang-pasang. Relasi kita dengan sesama kita adalah berharga. Relasi itu membawa perlindungan, keseimbangan, saling menyemangati, persekutuan dan kekuatan. Kita saling membutuhkan satu sama lain. Kita harus saling mengasihi. Alkitab mengatakan kita harus saling menasehati satu sama lain setiap hari. Bila kita diselamatkan kita menerima Yesus. Kita menjadi bagian dari Tubuh Kristus. Bagaimanakah tulang paha dihubungkan dengan tulang lutut? Memang kedua tulang itu ada hubungannya. Kedua tulang itu digabungkan. Satu sama lain harus ada komitmen. Bila kita datang untuk menyambut Tubuh Kristus ada komitmen yang horizontal maupun vertikal. Jika saya telah menerima Yesus, saya telah menerima sesama saya. Karena itu kita komit satu sama lain. Ada Kristus yang bersifat pribadi dan menebus, tapi ada juga tubuh Kristus (Corporate Christ). Kita adalah anggota-anggota dari komunitas ini. Lagipula kita membutuhkan relasi ini, jika kita mau hidup dalam kemenangan. Allah telah melakukan hal-hal yang menakjubkan bagi kita. Dia tidak hanya mengampuni kita, Dia telah menempatkan 31 Prinsip-prinsip Pemuridan kita dalam sebuah keluarga dan mengikat kita bersama dengan orang lain. Bila kita menerima keselamatan, kita tidak hanya sekedar diterima oleh Allah, kita juga diterima oleh umat Allah. Tidaklah peduli apa profesi kita, apa suku bangsa kita, bagaimana kepandaian kita. Kita diterima, kita berharga, kita dicintai. Bila Yesus berkata “Hendaklah saling mengasihi”, Ia memerintah kita untuk melakukan sesuatu yang akan mendatangkan kuasa dan berkat untuk hidup kita dan hidup orang lain. Ini merupakan kesaksian bagi dunia. 3. Relasi dalam Gereja a. Komitmen Gereja di masa lampau telah menderita karena kurangnya relasi, kurangnya kasih. Sementara orang pergi ke gereja karena mereka merasa “harus” ke gereja, kalau tidak ke gereja mereka merasa berdosa. Mereka ke gereja karena senang mendengarkan koor, dan seterusnya. Tetapi mereka tidak bersedia bergabung dalam suatu wadah, dalam suatu kegiatan. Mereka tidak mau membuat suatu komitmen. Mereka tidak mau loyal satu sama lain. Orang-orang yang demikian justru orang-orang yang rajin melontarkan kritik. Sangat mudah mengkritik bila kita tidak punya komitmen untuk menjalin relasi. Maka dari itu maha penting untuk komit, bukan saja kepada Allah tetapi juga komit kepada satu sama lain. 32 Buah Seorang Murid Roh Kristus, kuasa Kristus yang mampu melahirkan kembali dan mengubah. e. Buah menyiapkan jalan keberhasilan Buah itu sangat vital untuk regenerasi. · Apel jatuh dari pohonnya · Tanahnya keras · Buah apel mulai membusuk · Bagian yang bermanfaat (baik) dari apel itu masuk ke dalam tanah · Kelembaban menghancurkan tanah · Organisme-organisme yang membuat apel menjadi busuk dan ulat-ulat yang mencari makanan juga membantu menghancurkan tanah. · Karena itu buah menyiapkan tanah yang keras untuk menerima benih · Buah mengandung makanan dan kelembaban yang dibutuhkan oleh benih itu untuk berkecambah (tumbuh) dan mengakar di tanah. · Benih dapat tumbuh jika ditaburkan begitu saja, tetapi benih tersebut mempunyai sesuatu yang jauh lebih baik, yaitu jika mempunyai buah untuk menyiapkan tanah. Allah menaruh bakal buah dalam benih untuk suatu tujuan. Kita berbuah untuk suatu maksud atau tujuan 2. Buah Roh Kudus Dalam Gal 5:22-23 ada daftar ciri-ciri atau sifat-sifat yang dianggap sebagai buah-buah Roh Kudus. Inilah sifat-sifat yang dihasilkan oleh Roh Kudus dalam hidup kita. a. Kasih atau Agape Untuk menghasilkan buah kasih kita harus membiarkan Roh Allah untuk menyempurnakan watak Yesus dalam diri kita. Semakin kita menyerupai Yesus semakin kita memperlihatkan buah Roh. 77 Prinsip-prinsip Pemuridan keluarganya, kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan bahkan kebutuhan-kebutuhan bangsa. Kita harus menghasilkan buah untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan orang hanya dapat dipenuhi oleh Yesus Kristus. Allah memasok atau menyediakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini melalui kita. Perhatikan bahwa buah tidak pernah bermanfaat sebelum dibagikan. Buah-buah kita baru bermanfaat kalau dapat dinikmati orang lain. d. Buah mengandung benih untuk menghasilkan buah kembali Buah apel menghasilkan buah apel, tanaman jagung menghasilkan buah jagung. Petani mengetahui jenis panenan apa yang akan dia peroleh karena mengetahui apa yang dia tabur. Mat 7:17: “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik”. Buah rohani dalam hidup kita adalah buah dari benih Injil yang ditaburkan dalam diri kita. Bila kita melayani orang-orang, kita memperlihatkan buah Injil kebenaran dan kita menabur benih Injil ke dalam hidup mereka. Benih dalam dirinya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan buah dalam diri orang lain. Benih itu ialah Injil. Bukan hanya sekedar filsafat, tetapi hidup Kristus, 76 Relasi Seorang Murid b. Persatuan Di lembah tulang-tulang kering, Allah pertama-tama mempersatukan tulang-tulang tersebut, kemudian Dia menambahkan otot dan daging. Kehidupan yang begitu diperlukan untuk Gereja dan orang beriman hanyalah mungkin dimana ada persatuan. Persatuan perlu dipelihara, dipupuk dan dikembangkan. c. Wewenang atau Otoritas Untuk dapat berelasi, kita harus menerima otoritas. Allah telah membentuk Gereja sedemikian rupa strukturnya supaya Gereja dapat bertumbuh. Kitab Suci mengacu kepada Gereja sebagai gedung yang oleh Yesus dipasang. Setiap batu dihubungkan dengan batu yang lain dan dikelilingi oleh batu-batu yang lain. Saudara atau dalam Gereja dihubungkan secara demikian satu dengan yang lain. Hidup kita tergantung dari orang lain. Hidup mereka tergantung dari kita. Kita semua tergantung pada Kristus. Kita semua bagian dari suatu struktur. Kitab Suci berbicara tentang Gereja sebagai tubuh, pohon anggur atau pasukan. Semua konsep ini menuntut bahwa kita harus dekat dengan sedikit orang, tetapi berelasi dengan banyak orang. · Tubuh tidak berfungsi jika bagian-bagian tubuh itu tidak digabungkan, tidak dihubung-hubungkan. · Pohon anggur tidak akan menghasilkan buah. · Pasukan tidak akan memperoleh kemenangan. · Kabel besar terdiri dari kawat kecil-kecil, yang menghasilkan kekuatan besar, mampu menahan beban yang berat. · Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. · Rukun agawe sentosa. · Concordia res parvae crescent. Yoh 8:31-32: “Maka kata Yesus kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, 33 V. Murid dan Firman Allah X.Buah Seorang Murid kamu adalah benar-benar muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”. Untuk melihat buah murid pertama-tama perlu kita mengerti sifat-sifat dari buah alamiah. Murid-murid Yesus adalah mereka yang percaya kepadaNya. Kata “percaya” digunakan 134 kali (dalam ke-4 Injil). Dalam Injil Yohanes ada 99 kali. Persyaratan pertama untuk menjadi murid Kristus adalah percaya. 1. Hakikat Buah a. Buah adalah hasil dari kematangan atau kedewasaan Hanya pohon yang matang menghasilkan buah. Untuk menjadi matang atau dewasa pohon harus diurus baik-baik, ditanam di tanah yang baik atau subur dengan cukup sinar matahari dan cukup air. Ini merupakan suatu proses yang memerlukan waktu dan usaha. Untuk percaya, kita harus mengetahui. Firman Allah memberi iman untuk mengetahui. Karena itu kita harus mempelajarinya, merenungkannya dan memenuhi hati kita dan budi kita dengan firman Allah tersebut, supaya kita dapat melaksanakan maksudmaksud Allah dalam hidup kita. Dalam Injil Yoh 8:31-33 Yesus menyatakan 3 hal yang sungguhsungguh menolong kita untuk menjadi murid-muridNya. · Tetap dalam Firman · Mengetahui kebenaran · Dimerdekakan Mari kita pelajari pentingnya Firman Allah dalam kehidupan seorang murid. 1. Tetap dalam firman Yoh 8:31: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu”; tetap dalam firman Allah berarti hidup dalam firman. Artinya: a. Terus-menerus belajar Kata “disciple” = murid, berarti “yang belajar” (learner). Kita tidak akan pernah mengetahui segala sesuatu dan karena itu hidup adalah pengalaman belajar terus menerus. Bila kita berhenti belajar, kita berhenti tumbuh dan kita berhenti hidup. Roh Allah adalah guru kita dalam belajar ini. Firman adalah makanan rohani kita. 34 b. Buah adalah hasil dari kematian Buah tidak akan keluar, sebelum benih jatuh ke tanah dan mati (I Kor 15:36). Untuk tumbuh – benih harus mati. Dalam Yoh 12:24 Yesus menunjukkan bahwa dagingNya harus disalibkan. “Aku berkata kepadamu : “sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”. Daging kita perlu disalibkan juga. Jika kita membiarkan Roh Allah mengerjakan ini dalam hidup kita, Dia juga akan menghasilkan buah Roh. c. Buah dihasilkan untuk suatu tujuan Ibr 6:7 mengatakan bahwa tumbuh-tumbuhan ditanam untuk suatu tujuan; disiram untuk suatu tujuan. Tumbuhtumbuhan menghasilkan buah untuk tujuan yang khusus. Petani menanam makanan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan 75 Prinsip-prinsip Pemuridan Kita harus melaksanakan pelayanan dan pengabdian di rumah Tuhan. g. Kesetiaan atau kejujuran dapat dipercaya Kita harus melaksanakan tanggung jawab kita dengan sungguh-sungguh dan setia. I Kor 4:2: “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai”. Ibr 3:5: “Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian”. Teladan kesetiaan Musa adalah suatu kesaksian. Kita juga harus setia kepada orang lain dan harus dapat dipercaya. Ini akan menjadi kesaksian dan teladan baik bagi orangorang lain. h. Kegiatan atau semangat atau kerajinan II Kor 9:2: “Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang bagi banyak orang”. Timotius membaktikan dirinya kepada pelayanan yang dia terima dari Allah. Yoh 2:17: “Cinta akan rumahKu menghanguskan aku”. Dalam hubungan ini doa adalah suatu aspek yang paling penting. RumahNya = Rumah Doa 74 Murid dan Firman Allah Kita setiap hari perlu makan. Kalau tubuh kita ingin tumbuh sehat dan kuat kita perlu makan secara teratur. Demikian pula halnya untuk pertumbuhan rohani kita. Makanan rohani yang teratur akan menyebabkan pertumbuhan rohani yang sehat. Sebaliknya, melalaikan makanan rohani akan mencekik pertumbuhan rohani kita. b. Membiarkan firman Allah meresap Bila kita membaca Firman Allah, Firman itu merasuk ke dalam diri kita. Allah menghendaki FirmanNya merembes dan meresap. Dia ingin FirmanNya menjadi bagian dari hidup kita, mempengaruhi pikiran dan perbuatan-perbuatan kita. Inilah dasar dari pemuridan. Orang Yahudi misalnya terusmenerus mengulangi kata-kata shema. Ul 6:4: “Dengarlah hai orang Israel : Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”. Kita perlu membiarkan Firman Allah meresap ke dalam hati kita. Allah mencintai kita, kita seharusnya mengasihi Dia. Jika kita mencintai Dia, kita akan melaksanakan perintah-perintahNya. Melalui FirmanNya – Dia akan menyingkapkan diriNya kepada kita. Yoh 14:21: “Barang siapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya”. 35 Prinsip-prinsip Pemuridan Kita tidak hanya perlu membaca Firman Allah tetapi kita harus juga membiarkan Firman tersebut mempengaruhi hidup kita untuk mengubah kita. c. Menaati firman Bagaimana kita menerima keselamatan? Kita percaya! Ini tidak hanya sekedar berkata “Saya percaya”, tetapi percaya yang aktif. Mat 7:21: “Dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga”. Dalam Mat 7, Yesus menceritakan sebuah perumapamaan untuk menjelaskan kebenaran ini. Ayat 24: Orang ini mendengarkan Firman dan melakukannya. Ayat 26: Orang ini mendengarkan Firman, tetapi tidak melakukannya. Mendengarkan Firman saja bukan merupakan jawaban. Kedua orang tersebut mendengarkan Firman. Orang dengan pondasi adalah orang yang melaksanakan Firman. Dia menerapkannya dalam hidupnya. Kita ambil contoh dalam kitab Yosua 1. Yosua mendapat panggilan agung tetapi ada satu hal yang menghambatnya. Apakah menyeberangi sungai Yordan? Apakah berjalan mengelilingi tembok Yerikho? Jawabannya terdapat dalam ayat 7. Yos 1:7: “Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu”. Kita membutuhkan keberanian untuk melakukan semua yang telah dikatakan oleh Firman Allah. Bukankah halanganhalangan yang ada di jalan kita yang akan mengalahkan kita, tetapi kegagalan kita untuk taat kepada Allah. 36 Teladan dari Seorang Murid akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat”. Jika kita berjalan di jalan Tuhan, kita akan menjadi berkat bagi orang lain. c. Kasih Nasehat selanjutnya adalah mengasihi Jorah. · Ini adalah perintah Allah dalam hukum. · Ini merupakan perintah Yesus dalam Perjanjian Baru. · Ini merupakan perintah Paulus dalam surat-suratnya. · Ini merupakan buah pertama dari Roh Kudus. d. Iman atau kesetiaan Teladan orang Kristen ditandai oleh kenyataan bahwa kita “hidup karena percaya, bukan karena melihat”. I Tes 1:3: “Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu”. Iman yang dimiliki orang-orang Tesalonika nyata dalam hidup mereka. e. Kesucian Hidup suci adalah sangat penting jika kita mau menjadi teladan yang baik bagi orang-orang lain. Rom 6:22: “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal”. f. Pelayanan Paulus mendesak Timotius untuk memperhatikan pelayanannya. Baginya pelayanan itu ialah membaca Kitab Suci, berkotbah dan mengajar, tetapi kita semua mempunyai pelayanan yang kita terima dari Allah untuk kita laksanakan. 73 Prinsip-prinsip Pemuridan d. iman atau kesetiaan e. kesucian f. pelayanan g. dapat dipercaya h. kegiatan atau semangat atau kerajinan. a. Perkataan Kitab Suci mengajak kita untuk hati-hati dengan perkataan kita. Ada contoh-contoh yang positif dan negatif tentang menggunakan perkataan, meskipun menurut Yak 3:10 hanya berkat saja yang keluar dari mulut kita, bukan kutuk. Yak 3:10: “dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh terjadi demikian”. Kol 3:8: “Tetapi sekarang buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu”. I Tim 3:8: “Demikian juga diakon-diakon haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah”. Yud 8: “Namun demikian orang-orang yang bermimpimimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.” I Ptr 3:10: “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu”. b. Kelakuan Timotius jelas setia kepada nasehat-nasehat Paulus. I Kor 4:17: “Justru itulah sebabnya Aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakKu yang kekasih dan setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu 72 Murid dan Firman Allah 2. Mengetahui firman Allah Yoh 8:31: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benarbenar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran”. Terus-menerus tetap dalam kebenaran membawa kita kepada pengetahuan tentang kebenaran. Ada 2 kata Yunani yang berarti “mengetahui”, yaitu: · Oida– pengetahuan mental · Ginosko– pengetahuan eksperiential. Kita tidak hanya mempunyai pengetahuan mental tentang firman, tetapi juga pengetahuan eksperiensial. Kata “mengetahui” terdapat 140 kali dalam Injil Yohanes. Allah tidak menghendaki kita ini tidak berpengetahuan. Dia menghendaki kita mengetahui bukan hanya dengan otak kepala saja tetapi juga dengan hati. Bagaimana kita dapat mengetahui firman Allah? (Baca : Yak 1:21-22). a. Buanglah yang kotor dan yang jahat Yang kotor dalam bahasa Yunani adalah rhuparia yang berarti sampah, kotoran, kemesuman dan kebusukan, adalah kata yang menjijikan. Sama dengan kata Yunani untuk “tahi telinga”. Tahi telinga menyebabkan kesulitan untuk mendengar. Kita menjadi tidak peka terhadap suara Allah. Kita harus bersih dari tahi telinga supaya kita dapat mendengar. Pentingnya untuk bersih dari kotoran nampak nyata dari kata kerja yang dipilih, yaitu: “buanglah”, yang berarti “lucutilah” seperti seseorang akan membuka atau melucuti pakaiannya yang terbakar untuk menyelamatkan dirinya. Manusia dalam situasi seperti itu, secara harafiah akan 37 Prinsip-prinsip Pemuridan merobek pakaiannya seolah-olah hidupnya tergantung padanya. Nasehat yang sederhana ini mengajak kita untuk berbuat yang sama, membuka dosa seolah-olah pakaian yang terbakar, sebab hidup rohani kita tergantung padanya. b. Terimalah firman Kita tidak punya pilihan menerima Firman Allah atau tidak. Dengan rendah hati kita menerima apa yang datang. Allah memberikan apa yang baik untuk kita. Dia memberikan kepada kita apa yang kita butuhkan. Kita sering mendengar khotbah atau membaca sesuatu dalam buku dan beranggapan bahwa hal itu baik untuk orang lain, tapi bukan untuk kita. Kita harus selalu menerapkan Firman yang kita dengar, pertama-tama untuk hidup kita sendiri. Jika Allah ingin orang lain mendengarnya, Dia akan mengatakannya kepada mereka. Firman itu mungkin berarti penderitaan atau kesengsaraan, tapi kita harus menerimanya dengan syukur dan bersukacita di dalamnya. c. Pelaku firman Yak 1:22: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri”. Orang yang setia dalam hal ini tidak ditipu dan akan diberkati dalam semua hal yang dikerjakannya. 3. Dibebaskan oleh firman Allah Yoh 8:32: “Kebenaran itu akan memerdekakan kamu”. Salah satu berkat yang terbesar dari Firman Allah ialah bahwa Firman itu memerdekakan atau membebaskan kita: * Bebas dari dosa (Mzm 119:11) * Bebas dari ketidakmurnian (Mzm 119:9) * Bebas dari kegelapan (Mzm 119:105) 38 Teladan dari Seorang Murid mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah”. Di manakah orang-orang yang tidak percaya dapat melihat “cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus?” II Kor 3:18: “dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar”. Teladan kita, yang dibentuk dalam diri kita oleh Roh Kudus, merupakan manifestasi Yesus Kristus di dunia. 3. Menjadi teladan yang baik I Tim 4:12: “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi semua orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu”. Paulus menghendaki Timotius menjadi teladan yang baik. Dalam ayat 12 dan seterusnya, Paulus memberikan secara rinci dalam hal apa saja Timotius harus menjadi teladan yang baik. a. perkataan b. kelakuan c. kasih 71 Prinsip-prinsip Pemuridan Teladan mereka membuktikan bahwa iman mereka adalah benar nyata. Hasilnya ialah bahwa orang-orang Tesalonika berpaling dari berhala-berhala untuk mengabdi Allah yang benar dan hidup. Ayat 9: bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan benar. b. Kita memberi contoh untuk diikuti orang-orang lain Dalam pikiran Paulus, jelas sangat penting memberikan teladan yang baik, karena dia tahu bahwa orang-orang memperhatikan dan meniru dia. Renungkan contoh berikut: · Nigel, seorang anak yang sah yang disembunyikan dan dibesarkan di kandang ayam, karena rasa malu. Ketika dia ditemukan pada umur 7 tahun dia didapati berjalan, makan dan bersuara seperti ayam. · Seorang anak gadis yang berumur 11 tahun di Beijing dibesarkan bersama-sama dengan babi. Waktu diketemukan perbuatannya seperti babi. Murid dan Firman Allah * * * * Bebas dari hilang semangat atau putus asa (Rom 15:4) Bebas dari kebencian (I Yoh 2:5) Bebas dari kebimbangan (I Yoh 5:13) Bebas dari kematian (Yoh 8:51) Bila kita hilang semangat, maka kita harus membiarkan Firman Allah berkarya. Jika kita terkulai atau terikat, kita harus menuntut janji-janji Allah. Maka kita akan dilepaskan dari ikatan-ikatan yang merintangi kita dan menghalangi hidup kita. Kita akan dibebaskan dari rasa takut dan gagal. Firman Allah tidak akan mengecewakan kita (baca : Yes 55:10-11). Contoh-contoh ini menunjukkan dengan jelas betapa besar pengaruh lingkungan terhadap diri kita. Sabda Yesus bahwa kita adalah “garam dan terang” menunjukkan pentingnya kehadiran kita dalam masyarakat. c. Kita menyatakan Yesus kepada dunia I Kor 6:20: “karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”. Paulus di sini memberikan contoh hidup yang suci yang menyatakan atau memaklumkan pribadi Yesus kepada dunia. II Kor 4:4: “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah jaman ini, sehingga 70 39 Teladan dari Seorang Murid VI. Hidup Seorang Murid Bila kita mempelajari pemuridan, sangatlah penting bahwa kita mempelajari hidup yang aktual dari seorang murid. Bagaimanakah sikap murid terhadap Allah dan terhadap orangorang lain? Kitab Amsal memberikan pengertian yang jelas tentang hal-hal ini semua. Maka dari itu, jika kita merenungkan hidup seorang murid kita akan menggunakan Kitab Amsal 3 sebagai bimbingan untuk kita. Di sini kita tahu apa yang menjadi tanggung jawab kita dan apa yang terjadi jika kita dengan setia memenuhi tanggung jawab itu. Ada 7 unsur yang perlu kita pelajari. 1. Ajaran a. Apa yang kita lakukan? * Jangan melupakan ajaran Allah (ayat 1). Bahasa Ibrani “ajaran” adalah “torah” yang berarti ‘hukum Allah’. Kita sedang mempelajari prinsip-prinsip pemuridan karena Allah bersama kita perlu mengetahui ajaranajaranNya. Allah berkata ajaran “Ku”. Ini adalah ajaran yang didasarkan atas Firman Allah. Inilah Firman yang Allah kehendaki untuk kita ikuti dan kita hormati. Nasehat untuk tidak melupakan ajaran Tuhan mungkin secara tidak langsung menyatakan bahwa kita manusia cenderung mudah lupa. Biasalah bagi 40 Kol 2:15 Paulus menyatakan bahwa Kristus telah menjadi “tontonan umum”. “Ia telah melucuti pemerintahpemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan dalam kemenanganNya atas mereka”. Kata ini juga digunakan dalam Ibr 6:6 ketika mereka yang menolak Kristus dengan murtad menghinaNya di muka umum. 2. Pentingnya Teladan Kita a. Kita memberi kesaksian tentang iman kita Yak 2: 18: “…… aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatanperbuatanku”. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Di sini kita melihat bahwa teladan kita “dengan jelas menyatakan” iman kita. Kita adalah teladan Kristianitas! Flp 3:17: “Saudarasaudara, ikutlah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu”. Dalam I Tes 1 Paulus menunjukkan bagaimana Injil disampaikan tidak hanya dalam kata-kata, tetapi ayat 5: “bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu”. 69 Hidup Seorang Murid IX. Teladan dari Seorang Murid kita untuk membiarkan hal-hal duniawi menutupi Allah dan FirmanNya. Alkitab berkata bahwa kita adalah terang dunia. Sebagai murid kita harus hidup sedemikian rupa sehingga hidup kita akan memuliakan Allah. KarakterNya, kekudusanNya, kasihNya, hidupnya nampak kepada semua orang melalui umatNya. Salah satu dosa besar dari bangsa Israel dalam Perjanjian Lama adalah bahwa mereka melupakan Tuhan. Kitab Yeremia terutama membicarakan dosa ini. 1. Definisi Teladan Definisi positif dari teladan ialah “kelakuan yang pantas untuk ditiru”. Definisi negatifnya: “menghukum seseorang sehingga orang-orang lain menjadi takut untuk bertindak seperti yang telah dilakukan oleh orang itu”. a. Teladan yang positif Yoh 13:15 Yesus mencuci kaki para rasulNya, yang merupakan teladan apa yang harus mereka lakukan. Yak 5:10Yakobus menggunakan teladan para Nabi sebagai teladan yang harus kita tiru. I Ptr 2:21 Petrus menyatakan bahwa Kristus meninggalkan kepada kita suatu teladan yang harus kita ikuti. b. Teladan yang negatif Dalam II Ptr 2:6 Petrus menunjukkan bagaimana Allah menggunakan kehancuran Sodom dan Gomora sebagai peringatan atau sebagai contoh atau teladan. 68 Yer 2:32 : “Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umatKu melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya”. Melalaikan ajaran yang sehat sama dengan memenuhi keinginan-keinginan yang tidak ada gunanya. Sikap yang demikian di pihak kita menghambat maksud-maksud Allah. Pekerjaan iblis tidak hanya membuat kita melupakan ajaran yang sehat, tetapi menghalang-halangi kita untuk mengetahuinya. Simpanlah perintah-perintahNya dalam hatimu. Hati adalah pusat emosi kita. Seluruh pribadi kita perlu memperhatikan perintah-perintah Allah. Lihatlah prosedur memprogram sebuah komputer. Komputer bekerja berdasarkan informasi yang telah diberikan ke dalam memorinya. Jika informasi yang salah dimasukkan ke dalam komputer, maka komputer tidak dapat berfungsi dengan benar. Otak kita bekerja seperti itu. Kita perlu mengisi ingatan (memory) kita dengan kebenaran. Jika kita mempercayai kebohongan-kebohongan si iblis atau memprogram pikiran-pikiran kita dengan hal-hal yang tidak benar, maka keputusan-keputusan yang kita buat tidaklah dibenarkan. Dengan demikian mungkin kita disesatkan. Banyak ayatayat kitab suci mengajarkan kebenaran yang penting ini. 41 Prinsip-prinsip Pemuridan Ams 4:23 : “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Yes 26:3 : “Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera sebab kepadaMulah ia percaya!” Ujian Seorang Murid 5. Mengalahkan pencobaan Prinsip-prinsip berikut akan mendorong kita untuk menang dalam pencobaan dan matang sebagai murid. Jalan tercepat untuk mengalahkan pencobaan adalah menerima apa adanya. Jangan memeranginya, dan mohon kekuatan kepada Allah. Baca ayat-ayat berikut: * Yer 31:33 * Ibr 8:10 * Rom 10:9 * Rom 2:15 * Yoh 7:38 * Luk 6:45 * I Tim 1:5 * Mat 5:8 * Mat 12:34 Iman yang sejati selalu menang. Kita punya janji bahwa kita akan selalu melangkah dalam kemenangan jika kita mempercayai Kristus. Iman itu sekuat ketaatan. Kita harus selalu melakukan apa yang kita ketahui harus kita lakukan. Ketahuilah bahwa pencobaan datang kepada kita pada waktunya yang benar dan bahwa pelepasan tiba pada saatnya yang tepat. Sabarlah! Bila kita memprogram hati kita dengan benar kita berfungsi dengan benar. Kita semua adalah kita seperti apa adanya sekarang ini, karena jalan yang telah kita tempuh atau lalui. Tangan Sang Tukang Periuk menempel pada hidup kita untuk mencetak kita, membentuk kita dan menjadikan kita bejana-bejana kehormatan. Pukulan, bantingan, pemanasan dengan api, semuanya perlu jika mau dipakai oleh Allah. b. Apa yang kita peroleh? * Umur yang panjang Ada hasil yang langsung dalam mengikuti ajaran Allah – kita akan hidup lebih lama. Hidup yang panjang bukanlah merupakan karunia yang diberikan secara adikodrati, tetapi merupakan akibat yang wajar mengikuti dari jalan Allah. Pencobaan yang datang dari Allah dimaksudkan untuk pertumbuhan rohani kita. Stress, pertengkaran, mencari kenikmatan, mengejar untung dan khawatir akan segalanya melenyapkan damai yang menyebabkan umur panjang. * Kemakmuran Mzm 119:165: “Besarlah ketentraman pada orang-orang yang mencintai tauratMu, tidak ada batu sandungan bagi mereka”. 42 67 Prinsip-prinsip Pemuridan c. Dusta Mzm 119:69: “Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta” Daud dicobai ketika orang-orang berdusta kepadanya. Yesus sering kali dituduh palsu. Orang-orang berdusta tentang Dia. Ini mungkin juga terjadi atas diri kita dan dapat sangat mengesankan. d. Perangkap Mzm 119:85: “Orang-orang yang kurang ajar telah menggali lobang bagiku”. Sebagai orang-orang beriman kita merupakan tantangan bagi orang-orang di sekitar kita, sikap kita dan perbuatan-perbuatan kita. Suara batin orang-orang di sekitar kita dapat dipuaskan jika kita gagal atau jatuh. Sebagai akibatnya sementara orang akan menyerang moral, etika, bahkan iman kita. Teman-teman mungkin mendorong kita untuk menggunakan materi kantor untuk keuntungan pribadi. Bila kita melawan dorongannya kita memuliakan Yesus! e. Dihinakan Setan sering memberikan kita ide bahwa kita ini orang yang aneh atau “percaya kepada Alkitab itu sinting” supaya mengacaukan kita. Alkitab mengatakan bahwa Yesus itu direndahkan sedemikian rupa sehingga Dia disebut “cacing atau ulat” (Mzm 22:6-8). Proses perendahan ini berat dan sulit, tapi ada jaminan bahwa kemuliaan Kristus bersinar terang. 66 Hidup Seorang Murid Kemakmuran dan perlindungan ini adalah buah dari cinta kita kepada hukum Allah. Dua hasil ini bukanlah anugerah adikodrati, tetapi merupakan hasil dari penerapan prinsipprinsip pemuridan ke dalam hidup sehari-hari. 2. Kesetiaan dan kejujuran (dapat dipercaya) a. Apa yang kita perbuat? Dalam bab 3 kita telah melihat 2 tanggung jawab yang harus kita laksanakan atau penuhi terhadap Allah, yaitu kesetiaan dan kejujuran. * Setia dalam panggilan kita Kita harus setia dalam relasi kita dengan Allah dan terhadap ajaranNya, yang dinyatakan melalui perbuatan-perbuatan kita. Kita harus tahu tempat kita dalam Gereja. Kita harus tahu pelayanan khusus yang dikehendaki Tuhan bagi kita. Kemudian kita harus melaksanakan pelayanan tersebut dengan rajin. Kata “kesetiaan” dalam Amsal 3 dapat juga diterjemahkan “belas kasih”. Kesetiaan ini harus nyata dengan menunjukkan belas kasih, yang merupakan salah satu pelayanan yang utama dalam Perjanjian Baru. Banyak orang dalam Gereja mengkritik pastor, dewan paroki dan sebagainya. Walaupun sebenarnya mereka sendiri gagal dalam memasuki pelayanan yang diberikan Tuhan untuk mereka laksanakan. Kita harus hati-hati, supaya kita jangan terlalu cepat mengkritik, karena kita ingin membenarkan kegagalan kita sendiri. Bila kita suka mengkritik pemimpin-pemimpin atau orang lain, kita menaburkan benih-benih ketidak-setiaan di antara orang-orang yang kita ajak berkomunikasi. Kesetiaan kepada Allah dan orang lain dinyatakan oleh keinginan untuk memberi semangat dan membangun, bukannya mengkritik 43 Prinsip-prinsip Pemuridan Ujian Seorang Murid dan meruntuhkan. Kesetiaan merupakan belas kasih yang membawa penyembuhan dan damai di antara umat Allah. mengikuti kemuliaan dunia. JawabanNya diambil dari Ul 6:13. Jujur dalam hidup kita. Pohon yang mempunyai akar yang dalam akan kokoh berdiri. Sebagaimana dikatakan dalam Yes 54:2: “pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!” Mat 4:10: “Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah, engkau berbakti”. Kitab Ul 6:8-9 merekam kata-kata dari shema. Allah berkata kepada bangsa Israel untuk mengikatkan perintahperintah Allah secara fisik pada diri mereka. Allah menghendaki agar kita mengikut perintahNya dan tidak melupakanNya. b. Apa yang kita peroleh? * Kita akan mendapat perkenan Dengan kata lain, kita akan dikasihi oleh Allah dan manusia. Luk 2:52: “Dan Yesus bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”. Ada buah kesetiaan dan kejujuran yang diakui oleh orangorang di sekitar kita, baik oleh orang-orang Kristen maupun non-Kristen. Jika kita hidup secara demikian kita juga akan dikasihi oleh Allah. Dia akan berkenan kepada kita. Kita mendapatkan nama baik. Kita boleh bertanya kepada diri kita sendiri apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita? Hal ini tidak menjadi soal, terutama jika orang tidak menyukai kita atau mengritik kita karena iri hati. Firman Allah di sini jelas. Jika kita jujur dan dapat dipercaya dalam hidup kita, orang lain akan menghargai kita. Yang terutama dan terpenting yang harus kita pelajari dari godaan-godaan Yesus ialah hidup oleh firman Allah. Bila dicobai, jalan keluarnya terdapat dalam firman Allah, 4. Beberapa dari pencobaan-pencobaan Untuk merenungkan beberapa pencobaan-pencobaan dari pemuridan kita akan memeriksa kata-kata dari pemazmur dalam Mzm 119 a. Kesia-siaan Mzm 119:37: “Lalukanlah mataku daripada melihat hal yang hampa (kesia-siaan)!” Kesia-siaan adalah sesuatu yang hampa dan tak ada gunanya. Salah satu pencobaan yang terbesar yang kita hadapi ialah menggunakan waktu yang berharga, tenaga dan uang untuk hal-hal yang tak ada gunanya! b. Cemoohan Mzm 119:51: “Orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan aku”. Yesus diejek dan dihina, demikian pula kita akan mengalaminya. Bila kita ditertawakan karena iman kita, kita dicobai. Di hadapan Allah dan manusia, hidup oleh iman membuat Allah berkenan kepada kita. 44 65 Prinsip-prinsip Pemuridan c. Gunung yang sangat tinggi Godaan terakhir sangat paralel dengan cerita Musa ketika Allah memburu dia ke Gunung Nebo dan memperlihatkan kepadanya tanah terjanji. Suatu kebiasaan kuno yang berdasarkan hukum adalah si penjual membawa si pembeli ke tempat yang memungkinkan pandangan luas dan jelas untuk “melihat dan menerima dengan matanya”. 3. Percaya (trust) a. Apa yang kita perbuat? * Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu Bahasa Ibraninya “percaya” itu mengandung pengertian tertelungkup tanpa daya. Dengan segenap hatimu. Ketergantungan yang mutlak! Kecenderungan kita adalah percaya pada diri sendiri, kita akan kalah dan terluka. Dengan demikian hal ini merupakan suatu godaan ketamakan, yang dalam Alkitab disebut sebagai penyembah berhala. Peringatan dalam kitab Ulangan adalah bahwa kekayaan dan kemakmuran dapat menyebabkan umat Allah mengikuti ilah-ilah lain. * Jangan mengandalkan atau bersandar pada pengertianmu sendiri. Kita harus menyandarkan diri kita kepada Allah. Allah menjadi sandaran dan penolong kita. Kalau kita bersandar pada pengertian kita sendiri, kita akan kalah dan terluka. Ul 8:18-19: “Tetapi jika engkau sama sekali melupakan Tuhan, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, Aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa”. II Raj 18:21: “Sesungguhnya, engkau berharap pada tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menusuk dan menembus tangan orang yang bertopang kepadanya. Beginilah keadaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya”. Setan selalu memperlihatkan kepada kita “kemuliaan dunia”. * Mengakui Allah dalam semua jalan-jalanmu II Ptr 1:3: “Karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib”. Betapa gampangnya bagi Yesus menempuh jalan keluar yang mudah. Taruhannya ialah Yesus harus menjual jiwaNya untuk melakukan itu. Dengan demikian misiNya gagal. Inilah pola godaan bagi kita di jaman ini. Kita hidup di jaman serba cepat dan mudah. Yesus menolak jalan yang mudah untuk melakukan kehendak Allah. Dia menolak 64 Hidup Seorang Murid Pemazmur berkata bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang dia lakukan dan segala sesuatu yang dia pikirkan (Mzm 139:2). Karena itu kita perlu berkonsultasi dengan Dia dalam setiap keputusan dan setiap perbuatan. b. Apa yang kita peroleh? * Dia membuat jalan kita lurus Jika kita mengakui Allah, kita boleh yakin bahwa Dia akan membimbing kita. The path leads to the ultimate purpose of our lives – jalan yang menuju kepada tujuan akhir dari hidup kita ialah menjadi seperti Yesus. Jalan itu membawa 45 Prinsip-prinsip Pemuridan kita ke sana! Jalan yang dipersiapkan dan direncanakan Allah bagi kita. 4. Relasi a. Apa yang kita perbuat? * Jangan bijaksana di matamu sendiri Kita mempunyai relasi yang khusus dengan Allah. Ini berarti mengakui tidak hanya siapa Dia, tetapi juga siapa kita ini. Kita jangan berpikir terlalu tinggi tentang kebijaksanaan kita sendiri, sehingga kita merasa bahwa kita dapat membuatnya tanpa Allah. I Kor 3:18: “Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada diantara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat”. * Takutlah akan Tuhan Takut akan Tuhan adalah suatu relasi. Di dalamnya terdapat pengertian tentang siapa Allah itu dan siapa kita ini. Relasi ini merupakan obat penawar untuk menjadi bijaksana di mata kita sendiri. relasi ini membuat kita selalu sadar akan ketergantungan kita yang total pada Allah. * Berpalinglah dari yang jahat Harus ada keinginan untuk tidak berbuat kejahatan. Roh harus terbuka sebelum Allah dapat menolong daging kita. Dosa dan kejahatan harus diakui sebagai dosa dan kejahatan dan harus ada usaha yang sadar dan tekun untuk meninggalkannya. b. Apa yang kita peroleh? * Penyembuhan daging kita Terjemahan harafiah dari “daging” menunjuk pada pusar dan tulang-tulang. Pusar adalah sumber awal dari makanan, 46 Ujian Seorang Murid Perhatikan: di sini kata “godaan” adalah peiramos dan mempunyai arti ganda: percobaan lahiriah yang menuju godaan batiniah. Dengan kata lain kebutuhan-kebutuhan kita dipakai iblis untuk mempersoalkan dan menggerogoti kepercayaan kita kepada Allah. Jawaban Yesus yang diambil dari Kitab Ul 8:3 menyatakan hati yang percaya. Mat 4:4: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”. Perhatikan: lebih jauh Yesus kemudian menyatakan bahwa kita dapat mempercayai Allah, ketika dalam khotbah di gunung Dia berkata : Mat 7:9: “Adakah seorang daripadamu yang memberi batu kepada anaknya jika ia meminta roti?” Sebagai murid-murid Yesus, kepercayaan kita kepada Allah akan dicobai, sebagaimana Yesus juga dicobai. Jika kita adalah murid-muridNya kita harus mempercayai Dia. b. Bubungan bait Allah Ketika Yesus memperlihatkan kepada setan bahwa Dia mempercayai Bapa, maka setan menggunakan ini sebagai makanan untuk serangannya yang berikut. Pemeliharaan dalam bahaya merupakan janji ilahi. Tapi disini setan menginginkan agar Yesus memasukan diriNya dalam bahaya, untuk mencobai Allah. Dengan sengaja membahayakan diri sendiri dan kemudian memohon perlindungan Tuhan adalah Dosa. Mat 4:7: “Janganlah Engkau mencobai Tuhan Allahmu”. Yesus menolak mencobai Allah, maka kitapun harus demikian. 63 Prinsip-prinsip Pemuridan dan diburu terus-menerus oleh pemimpin-pemimpin agama yang berusaha menjebak Dia. Pada awal sekali pelajaranNya, (Mat 4) Yesus dipimpin oleh Roh Kudus menuju padang gurun untuk dicobai oleh si iblis. Godaan-godaan ini melambangkan cara bagaimana Yesus di kemudian hari dicobai. Ada paralel yang jelas antara pencobaan Yesus di padang gurun selama 40 hari dan pencobaan Israel selama 40 tahun. Ketika Yesus menjawab setan, ketiga kutipan diambil dari Kitab Ul 6-8 yang merupakan kurun waktu pengalaman Israel di padang gurun. Marilah kita lihat godaan-godaan di padang gurun. a. Mengubah batu menjadi roti Ini bukan godaan menjadi egoistis saja. Dalam Perjanjian Lama Allah berjanji menyediakan makanan bagi anakanakNya. Tantangan setan adalah menggerogoti kepercayaan Yesus kepada BapaNya. Dengan menantang Yesus mengubah batu menjadi roti, setan secara tidak langsung menyatakan bahwa Allah tidak menyediakan atau mengurus kebutuhan-kebutuhan Yesus dan karena itu Yesus harus menyediakanNya sendiri. Setan di jaman sekarang menggunakan metode-metode yang sama juga. Dia sering mendorong kita untuk melihat keadaan-keadaan kita, mungkin dengan membuat kita membanding-bandingkan dan kemudian mempertanyakan penyelenggaraan ilahi. Dia menggunakan keadaan untuk menggerogoti relasi dengan Allah. 62 Hidup Seorang Murid tulang-tulang merupakan kekuatan orang. Perbandingan tersebut menunjuk makanan rohani dan jasmani bagi hidup kita. * Penyegaran bagi tulang-tulang kita Bahasa Ibrani “penyegaran” juga berarti obat. Ams 17:22: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang!” Allah tidak menghendaki kita menjadi tulang-tulang kering! Bila tulang-tulang itu kering, maka menjadi lemah dan mudah patah. Allah menginginkan tulang-tulang kita disegarkan oleh kehadiranNya. Relasi yang benar mendatangkan anugerah yang nyata. Cara manusia diciptakan mewajibkan manusia untuk hidup dalam relasi yang layak dengan penciptaNya jika ingin mendapatkan berkat. 5. Ibadat a. Apa yang kita laksanakan? * Hormatilah Allah dengan kekayaanNya Allah mengharapkan kita untuk bermurah hati dalam pemberian kita. Allah mengharapkan kita untuk menjadi pengurus yang baik dari semuanya yang telah Dia berikan. Dia memberkati kita supaya kita menjadi berkat bagi orangorang lain (bdk Kej 12:2-3) Allah mengajar kita bahwa ini merupakan cara menunjukkan kasih kita dan syukur kita kepada Allah (Yes 43:23). Kita juga dapat menghormati Allah dengan hormat kepada orang-orang miskin! Ams 14:31: “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin memuliakan Dia”. 47 Prinsip-prinsip Pemuridan * Berikan kepadaNya buah-buah pertama Memberikan kepada Allah buah-buah pertama melibatkan kepercayaan (trust). Kita tidak tahu apakah kita akan menuai semua panenan, tetapi kita menunjukan iman kita dan kepercayaan kita (trust) kita dengan memberikan kepada Allah lebih dahulu. Ams 11:29 memperlihatkan kepada kita bahwa harus memberi dengan murah hati. Ams 11:29: “Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan”. b. Apa yang kita peroleh? * Lumbung penuh Kitab Suci mengajarkan kepada kita bahwa kita akan makmur jika kita memberi kepada Allah. Dia memarahi pelahap. * Tong besar pecah Juga akan ada kelimpahan anggur. Anggur dalam Perjanjian Lama dikatakan membuat hati gembira. Ini berbicara tentang sukacita. Jadi ada 2 janji : kelimpahan materi dan hati yang penuh sukacita. 6. Disiplin atau didikan Allah ingin mendisiplinkan kita. Dia melakukan ini dengan menangani keinginan-keinginan daging kita. Dia melakukan ini karena kita adalah anak-anakNya Ibr 12:5-6: “Dan sudah lupakah kamu akan nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena 48 Ujian Seorang Murid Pada saat-saat pencobaan kesetiaan kita juga diuji. Bukan hanya kesetiaan kita kepada Yesus, tetapi juga kesetiaan kita kepada kepemimpinan dan kesetiaan satu sama lain. Ketika Paulus dan Barnabas menghadapi saat-saat yang sulit, Markus meninggalkan mereka. Baca Kisah Para Rasul. Paulus merasa bahwa Markus tidak setia. Paulus tidak mau dalam timnya ada orang yang tidak setia. Karena persoalan tersebut Paulus berpisah dengan Barnabas. Akhirnya persoalan ini ditangani dan Markus menjadi murid yang berdaya guna. Karena itu para Diakon diuji terlebih dahulu. Sebagai pemimpin kita tidak akan pernah tahu seperti apa orangorang kita itu sebelum adanya pencobaan. Allah tidak akan memberi kesempatan kepada kita untuk mengalami pencobaan, karena kita adalah orang-orang yang perlu diuji. 3. Pencobaan Yesus Yesus pasti dicobai. Luk 22:28 mengatakan bahwa para murid tetap tinggal bersama-sama Yesus dalam segala pencobaan yang dialamiNya. Ibr 2:8: “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka dapat menolong mereka yang dicobai”. Ibr 4:18: “Sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa”. Sebagian dari cobaan-cobaan ini dijelaskan secara ringkas kemudian, tetapi orang hanya harus membaca ke empat Injil untuk melihat dengan jelas bagaimana Yesus didesak 61 Prinsip-prinsip Pemuridan kepahitan, egoisme, ketamakan, harus dibuang dan diganti dengan sifat-sifat yang menarik, kemurahan, belas kasih, cinta kasih. Salah satu hal yang paling jelek yang kita lakukan bila menghadapi ujian atau pencobaan adalah menyerah. Seorang murid Yesus tidak pernah boleh lari atau meninggalkan tugasnya. Yesus tidak pernah lari. Yak 1:3: “Ujian terhadap manusia itu menghasilkan ketekunan” c. Iman diuji I Ptr 1:6-7: “Sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu”. I Kor 10:13 mengatakan bahwa Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Sering terjadi jika kita sedang mengalami pencobaan, kita merasa bahwa pencobaan itu terlalu berat, tetapi Allah mengetahui dan mengenal diri kita sendiri dan Dia mengetahui kekuatan kita. Kita dapat mempercayai Allah dalam hal ini, karena kasih dan kemurahanNya. Dia menginginkan yang terbaik bagi kita. Pencobaan juga menguji panggilan kita. Bila kita tetap terus melaksanakan apa yang difirmankan oleh Allah, Dia akan memberikan kita kemenangan pada waktu pencobaan. Sebaliknya kadang-kadang terjadi sebagai petunjuk bagi kita. Kegagalan mungkin menyatakan kepada kita bahwa kita di tempat yang salah pada waktu yang salah pula. Kita jangan mencoba melakukan pelayanan yang bukan panggilan kita untuk kita lakukan. 60 Hidup Seorang Murid Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.” a. Apa yang kita perbuat? * Jangan memandang rendah didikan Tuhan Memandang rendah berarti menolak. Kita harus mengambil keputusan untuk menerima didikan Tuhan. Seringkali terjadi atas diri kita, hal-hal yang tidak kita pahami. Kita lalu bertanya dengan sedih: mengapa ini terjadi? Jawabnya ialah bahwa Allah lebih tertarik pada kematangan atau kedewasaan kita daripada kenyamanan atau keenakan kita. Dia membiarkan hal-hal terjadi atas diri kita yang tidak kita pahami agar kita percaya dan diubah. Bila hal-hal ini terjadi kita harus bersukacita! * Jangan membenci teguranNya Sering kita tidak tahu bahwa ini terjadi demi kebaikan kita sendiri. Inilah tanggapan kedagingan kita. Kuncinya di sini adalah kepercayaan (trust). Allah mengetahui yangpaling baik untuk kita dan Dia selalu melakukan apa yang terbaik. b. Apa yang kita peroleh? * Kita menjadi tahu bahwa kita dicintai Orang tua yang tidak mendidik atau mendisiplinkan anakanaknya tidak mencintai mereka. Allah mencintai kita dan menginginkan yang terbaik bagi kita. Dia akan melakukan hal-hal tertentu demi kebaikan kita. Rom 8:28: “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”. Kita menjadi tahu bahwa kita ini berharga dihadapan Allah. Alasan Allah menginginkan kita tumbuh seperti Dia adalah karena kita adalah anak-anakNya yang berharga. DidikanNya menyebabkan kita bertumbuh seperti Dia. 49 Prinsip-prinsip Pemuridan 7. Kebijaksanaan a. Apa yang kita perbuat? Menemukan kebijaksanaan dan memperoleh pengertian. b. Apa yang kita peroleh? * Keuntungan yang lebih baik daripada emas, perak, batu permata. * Umur panjang * Kekayaan dan kehormatan * Jalan yang menyenangkan dan damai * Hidup dan berkat Pohon kehidupan di taman Eden adalah lambang buahbuah relasi yang benar. Bukan buah dari pohon ini yang dimakan Adam dan Hawa. Ujian Seorang Murid kepada umatNya: akan banyak berkat, bila kita setia pada perjanjian. 2. Alasan-alasan kita dicobai atau diuji Mengapa kita dicobai atau diuji? · Syarat-syarat bagi diakon: I Tim 3:10: “Mereka juga harus diuji dahulu”. Sebelum suatu produk baru dipasarkan perlu diuji dahulu atau dites. Misalnya: mobil, pesawat terbang dan lain-lain. Presiden Amerika pernah menyuruh seorang salesman untuk menguji baju anti peluru yang mau dijualnya; Presiden minta didemontrasikan! Setelah ditest, baru presiden membelinya. Ujian adalah salah satu sarana yang digunakan Allah untuk melaksanakan maksud-maksudNya. Orang yang diuji bahkan mungkin tidak tahu bahwa itu suatu ujian, tidak tahu mengapa, bahwa belakangan dia dapat melihat semua dengan lebih jelas. Bila kita lulus diuji, kita mempunyai iman yang lebih kuat serta pengalaman belajar. Marilah kita lihat hal-hal yang khusus yang merupakan buah-buah dalam hidup kita berkat ujian tersebut. a. Kelemahan dan dosa disingkapkan Orang yang lemah, tidak setia, mencari diri sendiri dan malas, sifat-sifat itu disingkapkan selama waktu diuji. Orangorang menjadi sadar akan bidang-bidang dalam hidup mereka yang perlu diubah. Para pemimpin menjadi sadar akan kelemahan-kelemahan dalam diri orang-orang, sehingga mereka dapat mengoreksi mereka. b. Watak dikembangkan Pada saat kita harus berjuang dan berusaha keras, watak kita dikembangkan. Sikap-sikap yang salah, misalnya: 50 59 VIII. Ujian Seorang Murid VII Dalih-dalih Pemuridan Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa murid-murid akan diuji. Maka berikut ini kita bahas mengenai: 1. Arti dari ujian itu. 2. Alasan-alasan mengapa diuji. 3. Contoh orang yang diuji atau dicobai. 4. Bentuk-bentuk pencobaan. Mat 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga”. 1. Arti ujian (pencobaan) a. Perjanjian Baru Kata tes atau uji sebenarnya digunakan pada abad pertama dalam arti “tes medis” (uji kesehatan). Dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan sebagai: · temptation : godaan · test : pencobaan · prove : mencoba atau menguji * Dari sudut pandang setan, ini berarti godaan. Maksud setan ialah menjatuhkan kita. * Dari sudut pandang kita, ini berarti “pencobaan” atau “ujian”. Pencobaan ini bukan sesuatu yang kita senangi, tetapi sesuatu yang sulit, yang tidak menyenangkan. * Dari sudut pandang Allah, ini berarti menguji atau mencoba. Allah ingin agar kita dikuatkan, mempunyai kepercayaan lebih besar, dan kuat imannya. b. Perjanjian Lama Perjanjian lama menggunakan kata: “nasah” yang mengandung arti: ujian dari partner dalam perjanjian, untuk melihat apakah dia mentaati bagiannya dalam perjanjian itu. Dalam Perjanjian Lama Allah tidak pernah “menguji” orang kafir, Allah hanya menguji umatNya sendiri. Dia menjanjikan 58 Dalam pelajaran kali ini kita akan melihat dalih-dalih pemuridan. Mungkin kita merasa bahwa kita tidak membuat dalih-dalih untuk menjadi macam murid yang dikehendaki oleh Allah. Jika kita mempelajari dalih-dalih yang diajukan orang-orang kepada Yesus untuk menerangkan ketidak-taatan mereka, kita akan melihat bahwa dalih-dalih ini sangat nyata, riil dan sangat pribadi hari ini. Sementara kita mendalami pelajaran ini kita harus memeriksa diri kita sendiri. Sebagaimana sudah kita lihat dalam Mat 7:21 Yesus mengajarkan pentingnya ketaatan. Tujuan dari penebusan adalah bukan saja memperbaiki relasi, tetapi juga ketaatan. Ajaran Yesus di sini menunjukkan bahwa ketaatan dan bukan pernyataan (profession) yang membuat kita itu muridNya. Tidaklah cukup memanggil Dia “Tuhan”. Kita harus taat kepadanya. Jadi murid harus bersedia membayar harga ketaatan. Hal yang menyedihkan adalah bahwa banyak orang masih membuat dalih-dalih untuk tidak taat kepada Yesus. Yesaya mengatakan bahwa tidak cukup menghormati Allah dengan bibir kita, padahal hati kita jauh daripadaNya (Yes 29:13). Yes 29:13: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh daripadaKu”. Dalih-dalih pemuridan merupakan alasan-alasan yang dikemukakan calon-calon murid untuk tidak taat. Injil Luk 9:57:62 memberikan 3 dalih utama untuk menjadi murid. 51 Prinsip-prinsip Pemuridan * Orang yang tidak komit * Orang yang menunda-nunda * Orang yang ragu-ragu atau goyang. 1. Orang yang tidak komit Luk 9:57-58: Ketika Yesus dan murid-muridNya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi”. Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya”. Orang ini mempunyai kesulitan untuk komit. Dia dengan sukarela mau mengikut Yesus, walaupun tawarannya bukan keluar dari komitmen yang sepenuh hati, tetapi hanya dorongan sesaat. Dalih-dalih Pemuridan Di mana Yesus mendapatkan ketaatan? Ibr 2:8-9 berkata bahwa Dia belajar menjadi taat melalui situasi-situasi yang sulit. Dia tidak belajar dengan suka memberontak. Dia belajar ketaatan dengan menjadi taat, ketaatanNya menghasilkan keselamatan kita. Ketaatan kita tidak hanya menyediakan keselamatan kita untuk kita, tetapi keselamatan dapat diperoleh melalui kita. Mat 21:28-32 menceritakan perumpamaan tentang dua anak laki-laki. Seorang melayani Allah hanya dengan bibirnya. Seorang lagi semula menolak, tetapi lalu menyesal. Allah tidak ingin mendengar dalih-dalih kita. Dia menginginkan ketaatan kita. Jika semula kita menolak, Allah menghendaki supaya kita bertobat atau menyesal. Dia ingin supaya kita mengikuti jejak Yesus. Itulah pemuridan yang sejati. Yesus tidak mengundang dia untuk mengikutiNya. Yesus juga tidak menolak tawarannya. Yesus hanya menjelaskan komitmen yang dasariah untuk pemuridan. Orang itu terjebak oleh dorongan sesaat. Dia ingin menjadi murid, tetapi dia tidak memikirkan konsekuensi-konsekuensi menjadi seorang murid. Dalam tahun 1980, Blondin seorang yang ahli berjalan di atas tali, menyeberangi jeram Niagara beberapa kali pada tali yang direntangkan 160 kaki di atas air terjun Niagara. Kemudian dia bertanya kepada orang banyak, apakah mereka percaya bahwa dia dapat memanggul orang meniti tali di atas jeram ini. Semua percaya bahwa dia dapat melakukannya. Kemudian dia mendekati satu orang yang ada di paling depan yang nampak sangat bergembira dan dia meminta orang tersebut untuk naik ke atas bahunya. Orang tersebut menolak dan semua orang tiba-tiba diam seribu bahasa. Berteriak dengan mulut memang gampang, tetapi untuk mempraktikkan, itu lain soal. 52 57 Prinsip-prinsip Pemuridan belum berkata “tidak” kepada dunia, tetapi masih terus melihat kebelakang. Dia belum berkata “tidak” kepada halhal yang menghalangi jalan untuk melayani Allah. Perhatikan bahwa dia belum kembali ke dunia, tetapi itulah yang dia lihat. Suatu prinsip bahwa kita pergi ke tempat yang kita lihat. Pembajak yang mengagumi benda tetangganya di sawah sebelah tidak akan membajak dengan lurus. Kita tidak akan tetap berada di jalan yang sempit dan lurus, kalau mata kita selalu melihat ke kiri dan ke kanan. Cepat atau lambat akan tiba saatnya bahwa kita akan menyimpang. Sebagaimana membajak menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang pembajak, demikian juga mengikut Yesus menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang murid. Sekali kita memulai tugas kita, kita harus menyelesaikannya. Ada contoh yang jelas tentang hal ini dalam Perjanjian Lama (I Raj 19:19-21). Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu. Elisa, murid – seperti kita, bertanya apakah dia boleh mengucapkan “selamat tinggal” kepada bapa dan ibunya. Tujuannya sangat jelas. Dia tidak tergoda untuk tetap tinggal, tetapi malah menyembelih lembu-lembu dan memasaknya serta memberikan kepada orang-orang untuk dimakan. Lembu-lembu ini merupakan sarana untuk nafkahnya. Ia membakar “jembatannya”. Dia menyeberangi “Laut Merah”nya ke tempat pelayanan, dari mana dia tidak akan kembali. 4. Manusia Yesus Kita tidak melihat apa yang terjadi dengan orang-orang yang suka membuat dalih-dalih. Akhirnya marilah kita sekarang melihat orang yang tidak membuat dalih. Contohnya ialah Yesus! Yesus taat sampai mati (Flp 2:8) 56 Dalih-dalih Pemuridan Orang itu berkata bahwa dia mau ikut Yesus ke mana saja Dia pergi. Yesus menjawab bahwa Dia tidak punya tujuan khusus ke mana Dia mau pergi. Orang ini mempunyai konsepnya sendiri tentang pemuridan dan apa artinya pemuridan. Mungkin dia melihat murid-murid Yesus yang lain dan berpikir bahwa mereka tampak bahagia dan puas. Perhatikan bahwa orang itu tidak memberikan dalih di sini. Dalih-dalih baru nanti menyusul. Kadang-kadang kita berpikir pemuridan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Saudara X. kita tidak dapat memilih apa yang ingin kita kerjakan. Yesus memanggil kita untuk secara total taat kepadaNya. Pemuridan adalah komitmen pribadi dan total kepada Yesus Kristus. Apakah kita bersedia bersandar pada Allah atau mempercayai Allah untuk melakukan apa saja yang dikehenadakiNya dan pergi kemana saja Dia kehendaki kita pergi? 2. Orang yang suka menunda-nunda Luk 9:59-60: Lalu Ia berkata kepada orang lain : “Ikutlah Aku!” tetapi orang itu berkata : “Ijinkanlah aku pergi terlebih dahulu mengubur Bapaku”. Tetapi Yesus berkata kepadanya : “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana”. Orang ini mempunyai problem dalam menentukan prioritas. Secara sepintas nampaknya Yesus agak keras terhadap orang ini. Dalam tradisi Yahudi mengubur bapak itu tanggung jawab anak laki-laki tertua. Maka mungkin dia itu anak laki-laki tertua. Apakah bapaknya sudah mati? Pasti belum. Karena belum ada lemari pendingin di jaman itu, maka mereka mengubur orang mati segera pada hari kematiannya. Jadi orang itu tidak berada di kelompok orang banyak, tapi di rumah untuk mengurus semuanya. 53 Prinsip-prinsip Pemuridan Bapak orang ini mungkin bahkan tidak sakit, mungkin hanya karena tua dan lemah dan anak tidak mau melalaikan kewajibannya. Dia merasa dia tidak dapat meninggalkan bapaknya sampai dia meninggal dan tugasnya selesai. Lalu apa masalahnya? Dia menaruh sesuatu di hadapan Allah yang menyebabkan dia tidak taat kepada panggilan langsung dari Yesus Kristus. Bila kita menaruh apa saja di hadapan Allah, maka barangbarang itu akan menjadi penghalang bagi kita. Dalam ayat 59 kita melihat poin yang sangat penting tentang situasi ini. Dia tidak sukarela, Yesus mencomotnya. Yesus memilihnya, tetapi dengan berbuat demikian mengganggu rencananya. Kita mendapatkan pelajaran di sini. Bila Roh Kudus berbicara kepada kita, sangatlah penting bahwa kita melepaskan segala sesuatu, sehingga tidak menjadi penghalang untuk mengikuti panggilan Yesus. Contoh yang paling jelas tentang hal ini adalah panggilan Yesus kepada murid-muridnya. Kitab Suci berkata : “mereka segera meninggalkan jala mereka dan mengikut Dia” (Mat 4:20). Abraham juga teladan atau contoh yang baik. Dia tidak melekat pada apapun, yang dapat menghalangi panggilan Allah. Dia bahkan bersedia menyerahkan anaknya (Kej 22). Kita juga di jaman modern ini juga mempunyai contoh-contoh yang baik. Di seluruh dunia ada banyak misionaris yang telah bersedia meninggalkan rumah, keluarga, ambisi dan bangsa untuk menjawab panggilan Yesus. Oleh tindakan mereka, mereka memperlihatkan prioritas mereka. Perhatikan 3 hal yang dikatakan Yesus kepadanya. 54 Dalih-dalih Pemuridan a. PerintahNya jelas Apa yang Yesus inginkan untuk dikerjakan olehnya. b. PerintahNya bersifat pribadi Perintahnya berupa kata yang khusus yang secara langsung diucapkan kepada orang itu. Nampaknya dia memenuhi pengarahan-pengarahan yang perlu untuk memenuhi panggilan yang sedemikian agung yaitu mewartakan Kerajaan Allah. c. PerintahNya tepat waktu PerintahNya bagi orang itu tepat waktunya, tetapi dia gagal memberi tanggapan. Rencana orang itu lebih penting baginya daripada rencana Yesus bagi dia. Inilah perangkap di jaman ini. Banyak murid terperangkap di dalamnya. Yesus memanggil banyak orang, tetapi mereka tidak tanggap, karena prioritas-prioritas pribadi. * Murid harus bersedia mengesampingkan segala sesuatu untuk mentaati Yesus. * Seorang murid harus selalu mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu. 3. Orang yang ragu-ragu Luk 9:61-62: “Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi ijinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku”. Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”. Bila kita amati situasi di atas kita ketemukan bahwa masalah orang ini ialah godaan. Saya akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi…. Ketika Yesus nampak keras pada orang tersebut, perlu kita ketahui bahwa Yesus mengenal hati manusia. Dia mengetahui pikiran di balik kata-kata. Dengan jelas hati orang itu bingung karena hal-hal di sekeliling dia, bukan hanya keluarganya. Dia 55