MANAJEMEN PROYEK DALAM EVALUASI DAN PENGENDALIAN PROYEK PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI XL PT. NETWAVE MULTI MEDIA Aldo Santoso, Hansluke, Patricia Elias Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini ialah untuk melakukan evaluasi dan pengendalian proyek pembangunan menara telekomunikasi yang dikerjakan oleh PT. Netwave Multi Media. Evaluasi dan pengendalian ini dilakukan untuk menghindari proyek dari keterlambatan waktu penyelesaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan CPM (Crtitical Path Method), PERT (Progam Evaluation and Review Technique), dan Crashing. Hasil dari penelitian menggunakan CPM menyatakan bahwa proyek dapat selesai dalam waktu 80 hari, dan di dalam pengerjaan proyek terdapat 27 kegiatan kritis dari total 31 kegiatan yang harus dikerjakan. Kegiatan kritis tersebut adalah kegiatan a-b-c-d-e-f-g-h-i-j-k-lm-n-o-p-q-s-t-x-y-z-aa-ab-ac-ad-ae. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan medote PERT didapati bahwa probabilitas proyek dapat diselesaikan tepat waktu atau lebih cepat adalah sebesar 96,25%. Melalui metode crashing, percepatan pengerjaan membutuhkan biaya percepatan sebesar Rp 800.000,00/hari dan Rp 1.210.000,00/hari untuk masingmasing kegiatan yang dipercepat. Dengan menerapkan metode-metode tersebut pada PT. Netwave Multi Media diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan kritis proyek dari keterlambatan yang dapat membuat penyelesaian proyek menjadi terlambat secara keseluruhan. (AS) Kata Kunci: Proyek, , CPM, Kegiatan Kritis, PERT, Crashing. Pendahuluan Salah satu bisnis yang sedang berkembang pada era modern ini adalah bisnis konstruksi menara telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat dari ulasan DISHUBOKIMFO mengenai operator seluler yang ada di Indonesia ,dimana sebelas tahun lalu hanya ada 3 operator seluler sedangkan pada tahun 2014 ini terdapat belasan operator seluler yang ada di Indonesia. Adapun hasil analisis Mason mengungkapkan, rata-rata setiap tahunnya pertumbuhan menara telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) di Indonesia untuk periode 2011-2016 sekitar 12%. Berdasarkan analisis yang dilakukan Mason, pada tahun 2013 ada sekitar 155 ribu BTS baru, tahun 2014 ada sebanyak 173 ribu BTS baru. Pertumbuhan dari menara sendiri untuk periode 2011-2016 sekitar 5% dimana penyedia menara memimpin pertumbuhan sekitar 13% dan operator 1%. Pada 2014 diperkirakan akan ada 74 ribu menara berdiri sedangkan 2013 sekitar 71 ribu menara. http://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=BTS-di-Indonesia-Tumbuh-12-Per-Tahun Agar mampu menjadi perusahaan kontraktor yang sukses di bidang konstruksi menara telekomunikasi ,ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan ,yaitu kualitas biaya, pengiriman, keamanan dan pelayanan, serta ketepatan waktu . Diperlukan perhitungan yang cermat agar perusahaan dapat memenangkan setiap tender dari proyekproyek yang akan dijalankan . Konsumen pasti akan memilih perusahaan yang menawarkan nilai proyek yang masuk akal, baik dari segi biaya maupun waktu . Salah satu perusahaan yang sukses dan terus berkembang di bisnis ini adalah PT. Netwave Multi Media (NMM). PT.NMM merupakan salah satu perusahaan kontraktor menara telekomunikasi di Indonesia yang memulai bisnis ini pada tahun 2009. Sejak memulai bisnis ini dari tahun 2009 hingga pertengahan 2014 nilai kontraknya sebesar 150 miliar rupiah. Banyak operator seluler yang mempercayakan pembangunan menara selulernya kepada PT. NMM, seperti Esia, 3(Tri), Telkomsel, Indosat, Axis, dan XL. Pembangunan menara telekomunikasi XL di Sukamekar, Serang, Banten oleh PT. NMM dimulai pada 8 Agustus 2014 yang rencananya diselesaikan pada tanggal 22 Oktober 2014. Menara akan dibangun dengan memiliki tinggi 52 meter dengan tujuan untuk digunakan sebagai perluasan jaringan seluler operator XL. Pada proses pembangunan, penjadwalan proyek sangat diperhatikan karena jika proyek tidak selesai tepat waktu maka kontraktor akan dikenakan denda oleh pemilik.. Akan tetapi harus disadari bahwa proyek konstruksi merupakan suatu proyek yang bersifat kompleks dan dinamis, sehingga terdapat banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan proyek konstruksi. Pada perjalanannya,proyek pembangunan menara telekomunikasi memang tidak selalu sesuai seperti yang direncanakan. Adapun beberapa masalah yang mengakibatkan proyek tidak berjalan sesuai rencana , yaitu: 1. Keterlambatan pengiriman material Pihak-pihak yang bekerja sama dengan PT. NMM dalam penyediaan material seringkali menghadapi permasalahan internalnya sendiri, sehingga mengakibatkan kewajibannya dalam melakukan pengiriman material menjadi terlambat yang berujung pada terlambatnya pembangunan proyek . 2. Cuaca Pembangunan menara telekomunikasi sangat bergantung pada kondisi cuaca, dan terkadang cuaca tidak dapat diprediksi . 3. Isu-isu komunitas/sosial (Community issues) Dengan banyaknya perizinan yang harus diselesaikan,baik dari pemerintahan dan juga warga sekitar,seringkali ditemukan bahwa persetujuan dari warga sekitar tempat menara akan dibangun lebih sulit didapatkan. Hal ini menjadi salah satu penyebab keterlambatan proyek. Dengan adanya hal-hal yang membuat proyek tidak selalu berjalan sesuai rencana, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisa sejauh mana tingkat penyelesaian proyek (efektivitas dan efisiensi) berdasarkan pendekatan model manajemen proyek. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini akan diangkat beberapa masalah yang berkaitan dengan konsep manajemen proyek. Adapun identifikasi masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana analisis aktivitas proyek dengan menggunakan model manajemen proyek ? 2. Apakah aktivitas di dalam proyek yang dapat menyebabkan proyek tidak tepat waktu? 3. Berapa probabilitas proyek pembangunan menara telekomunikasi XL dapat selasai lebih cepat dari waktu yang ditentukan? 1.3 Ruang Lingkup Dengan tujuan implementasi agar manajemen proyek menjadi lebih terarah dan terfokus, maka ruang lingkup penelitian ini adalah proyek pembangunan menara telekomunikasi XL oleh PT. Netwave Multi Media. Tujuan • Mengetahui analisa penjadwalan proyek pembangunan menara telekomunikasi XL yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi proyek pembangunan . • Mengetahui aktivitas yang dapat menyebabkan proyek tidak berjalan sesuai rencana. • Mengetahui probabilitas proyek pembangunan menara telekomunikasi XL dapat lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Metode Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang mencari fakta dengan interpretasi yang tepat, dengan cara mendeskripsikan secara sistematis objek yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah : • Metode Analisis CPM dan PERT CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode analisis jaringan kerja yang dimaksudkan untuk mengasumsikan waktu dan biaya pada setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan pasti. Perbedaan yang paling terlihat antara metode jalur kritis (CPM) dengan PERT (ProgramEvaluation and Review Technique) adalah CPM lebih menekankan pada faktor biaya dalam perencanaan. sedangkan PERT lebih menekankan pada faktor waktu. Apabila waktu pengerjaan bisa ditaksir dengan cukup akurat dan apabila biaya bisa diperkirakan sebelumnya dengan cukup tepat. Sebaliknya apabila ada ketidakpuasan yang cukup besar dalam menaksir waktu, maka PERT lebih baik dipergunakan daripada CPM. Jalur kritis (Critical Path) adalah jalur yang memiliki rangkaian komponenkomponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis yang dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Kadang- kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja. • Crashing Crashing apat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi dalam hal ini merupakan pengurangan waktu normal aktivitas,dapat disebut juga sebagai percepatan waktu.Crashing merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya waktu proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas proyek yang penting menjadi kurang dari waktu normal aktivitas. Percepatan waktu proyek seringkali bertujuan untuk memperoleh biaya total yang minimum atau terkadang bertujuan untuk mengejar suatu momen tertentu (Herjanto, 2007). Langkah crashing sebuah proyek adalah sebagai berikut : 1. Hitung biaya crash per minggu (atau satuan waktu lain) untuk setiap kegiatan dalam jaringan. Jika biaya crash linear menurut waktu, maka rumus berikut dapat digunakan : Biaya crash per periode = ( biaya crash – biaya normal) (waktu normal – waktu crash) 2. Dengan menggunakan waktu kegiatan sekarang temukan jalur kritis pada jaringan proyek. Kenali kegiatan kritis Jika hanya ada satu jalur kritis,pilihlah kegiatan jalur kritis yang (a) masih bisa dilakukan crash dan (b) mempunyai biaya crash terkecil per periode. 3. Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis , maka pilih satu kegiatan dari setiap jalur kritis sedemikian rupa sehingga (a) setiap kegiatan yang dipilih masih bisa dilakukan crash dan (b) biaya crash total per periode dari semua kegiatan yang dipilih merupakan yang terkecil. Crash setiap kegiatan dengan satu periode. 4. Perbaharui semua waktu kegiatan. Jika waktu kegiatan yang diinginkan telah tercapai berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2. Hasil dan Pembahasan Setelah mendapatkan hasil pengolahan data dan perhitungan CPM, maka diketahui bahwa ada 27 kegiatan krtitis dalam proyek pembangunan menara telekomunikasi XL, yaitu a-b-c-d-e-f-g-h-i-j-k-l-m-n-o-p-q-s-t-x-y-z-aa-ab-ac-ad-ae dan juga diketahui 4 kegiatan yang tidak kritis,yaitu r,u,v, dan w. Kegiatan kritis yang didapatkan sebaiknya tidak terlambat dalam pengerjaannya, karena dapat membuat kegiatan yang lain mengalami kemunduran yang berakibat pada selesainya proyek yang tidak sesuai rencana. Hasil Perhitungan CPM Menggunakan Software QM for Windows 2 Selain hasil perhitungan CPM, didapati juga hasil perhitungan PERT yang menunjukkan bahwa waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan proyek adalah 80 hari ,lebih cepat 5 hari dari rencana awal perusahaan yaitu 85 hari, dengan peluang sebesar 96,25%. Dengan diketahuinya varians masing-masing kegiatan, maka dapat dihitung varians proyek keseluruhan , dengan cara menjumlahkan varians kegiatan kritis. Hasil probabilitas varians dan standar deviasi dengan software QM Varians proyek = 0 + 0 + 0.44445 + 0.44445 + 1.77778 + 1.77778 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0.44445 + 0 + 0 + 0 +0.44445 + 0 + 1 + 0.11111 + 0 + 0 + 0 + 0.44445 +0+0+0+0+0 = 7,88892 Deviasi standar = √ 7,88892= 2,80872 hari Menghitung Probabilitas proyek : Z = ࢞ – ࣆ /࣌ Z = (85 hari –80 hari) / 2,80872 = 1,7801 Merujuk pada Tabel normal , terdapat peluang 0,9625. Artinya ada peluang 96,25% proyek dapat selesai 85 hari atau kurang dari itu. Adanya percepatan waktu dalam penyelesaian proyek, maka juga ikut meningkat. biaya kegiatan Dapat dilihat dari hasil crashing proyek, percepatan kegiatan tower erection (q) selama 3 hari mengakibatkan biaya bertambah sebesar Rp 2.400.000,00 atau sama dengan Rp 800.000,00/hari, dan pemasangan dinding bata (z) yang dipercepat 2 hari menghabiskan biaya tambahan sebesar Rp 2.420.000,00 atau sebanyak Rp 1.210.000,00/hari. Manfaat dari kegiatan crashing ini adalah perusahaan dapat memulai kegiatan proyek yang lain di depan jadwal dan dengan adanya percepatan ini perusahaan mendapat reward dari pemilik proyek. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian pada proyek pembangunaan menara telekomunikasi XL, maka dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : • Pada proyek pembangunan menara telekomunikasi XL terdapat kegiatan kritis berdasarkan dari hasil pendekatan CPM, yaitu kegiatan a-b-c-d-e-f-gh-i-j-k-l-m-n-o-p-q-s-t-x-y-z-aa-ab-ac-ad-ae. Kegiatan kritis ini memiliki pengaruh besar terhadap waktu penyelesaian proyek. Apabila kegiatan kritis ini ditunda atau tertunda pengerjaannya, maka dapat membuat kegiatan yang lain mengalami kemunduran didalam pengerjaannya. • Pada hasil pendekatan CPM juga didapati kegiatan tidak kritis, yaitu kegiatan r,u,v, dan w dengan waktu slack 15 hari untuk r ,dan 8 hari untuk u,v,w. • Berdasarkan analisa pendekatan CPM dan PERT yang digunakan pada penelitian pembangunan menara telekomunikasi XL, didapati juga bahwa proyek dapat dipercepat 5 hari, yaitu dari 85 hari berdasarkan perencanaan perusahaan menjadi 80 hari. • Terdapat probabilitas proyek sebesar 96,25% proyek pembangunan menara telekomunikasi XL selesai dalam waktu 85 hari atau lebih cepat dari itu. • Berdasarkan Metode crashing, apabila percepatan kegiatan dilakukan 5 hari mengakibatkan biaya bertambah Rp 800.000,00/hari untuk kegiatan tower erection dimana percepatan dilakukan sebanyak 3 hari dan Rp 1.210.000,00/hari untuk pemasangan dinding bata yang dilakukan percepatan sebanyak 2 hari. Daftar Pustaka Abdullah, K.A., et al. (2012). Implementations of Spreadsheet Modeling for Generalized Critical Path Method, 6, 120-125. Adegoke, A. S .(2011). Measuring Process Effectiveness Using Cpm/Pert, 6 ,6. Ervianto, Wulfram I. (2007). Teori-Aplikasi Manajemen (Proyek Konstruksi). Andi : Yogyakarta Gray, Clifford F. & Larson, Erik W. (2008). Project Management The Managerial Process. United States of America : The McGraw – Hill Education. Heizer, Jay.& Render, Barry. (2011). Operations Management . 10th. Edition. United States of America : Pearson Education, Inc. Herjanto, Eddy. (2007). Manajemen Operasi. Jakarta : Grasindo. Humaidi, N & Nor Asarani, A.M.(2012).International Journal of Innovation, Management and Technology, 3, 6. Mingus, Nancy. (2006). Alpha Teach Yourself : Project Management dalam 24 jam. Jakarta : Prenada Media Mohanty, A. , Mishra, J. & Satpathy, B.(2011). Activity modes selection for project crashing through deterministic simulation, 4, 610-623. Petrovan, A. & Costea,Cristinel.(2010). Carpathian Journal of Electronic and Computer Engineering, 3, 99-102. Render, Barry. Stair, Ralph M. & Hanna, Michael E. (2011). Quantitative Analysis for Management. 11th. Edition. United States of America : Pearson Prentice Hall Santosa, Budi. (2008). Manajemen Proyek. Jakarta : Graha Ilmu Soeharto, Iman. (2002). Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional). Jakarta: Erlangga SS.(2014). BTS di Indonesia Tumbuh 12% Per Tahun. 20-05-2014 from http://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=BTS-di-Indonesia-Tumbuh-12-Per-Tahun Taylor III, W. Bernard. (2012). Introduction to Management Science. 11th. Edition. United States of America : Pearson Education, Inc.