Bavituximab: Strategi baru untuk melawan virus Oleh: aidsmeds.com, 25 November 2008 Bavituximab adalah obat antivirus jenis baru yang dapat bekerja melawan berbagai jenis infeksi virus – bahkan mungkin melawan HIV. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine edisi 23 November dan dilaporkan oleh Science Daily. Bavituximab menunjukkan harapan untuk melawan virus Pichinde (yang menyerang tikus) dan virus sitomegalo (CMV) dalam penelitian pada hewan percobaan. Kebanyakan obat antivirus dirancang untuk bekerja secara khusus pada protein yang dikaitkan secara langsung dengan virus. Hal ini berarti bahwa apabila protein virus berevolusi menjadi resistan terhadap dampak obat, obat tidak lagi dapat bekerja dengan baik. Bavituximab menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam pengobatan infeksi virus: bavituximab membantu tubuh mengenali bahwa sel telah terinfeksi virus, memungkinkan sistem kekebalan untuk membidik dan menghancurkan sel yang terinfeksi. Secara khusus, obat tersebut mengikat pada molekul lemak pada sel yang disebut fosfatidilserine. Kenyataan bahwa obat tersebut mengikat pada molekul sel dan bukan pada molekul virus, memberi kesan bahwa virus tidak akan mengembangkan resistansi terhadap bavituximab. Apabila sel manusia terinfeksi oleh jenis virus tertentu, molekul fosfatidilserine berpindah dari tempat semula yang di dalam sel, ke permukaan luar sel. Philip Thorpe MD, dari University of Texas Southwestern Medical Center di Dallas, AS mengembangkan bavituximab untuk mengikat pada fosfatidilserine yang berada di bagian luar permukaan sel, sehingga menandai sel untuk diberantas. Untuk menentukan efektivitas obat terhadap virus, Dr. Thorpe dan rekan Melina Soares MD, dan Steven King MD, mengobati hewan percobaan yang terinfeksi virus Pichinde, yang menyebabkan penyakit mematikan yang disebut demam Lassa. Bavituximab berhasil mengobati infeksi dan melindungi hewan percobaan dari kematian. Kemudian, tim Thorpe mengobati dan menyembuhkan tikus yang terinfeksi CMV, penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan, pneumonia dan penyakit lain pada orang dengan jumlah CD4 sangat rendah. Saat ini bavituximab sedang ditelitikan pada manusia dengan virus hepatitis C (HCV), dan hasil sementara memberi kesan bahwa obat tersebut mampu mengurangi tingkat virus dalam darah. HIV adalah virus lain yang menyebabkan fosfatidilserine berpindah ke luar sel yang terinfeksi, oleh karena itu HIV mungkin juga rentan terhadap pengobatan dengan bavituximab. Ringkasan: Bavituximab: A New Strategy for Fighting Viruses Sumber: Nature Medicine Published online: 23 November 2008 doi:10.1038/nm.1885 Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/