BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan
mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa
Indonesia.Kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menyusun laporan
keuangan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah.
Konsep akuntabilitas di Indonesia memang bukan merupakan hal yang
baru, hampir seluruh instansi dan lembaga pemerintah menekankan konsep
akuntabilitas
ini
khususnya
dalam
menjalankan
fungsi
administratif
kepemerintahan. Meskipun begitu akhir-akhir ini media massa sering sekali
menginformasikan tentang Pejabat Negara/Daerah yang
melakukan praktek
korupsi. KPK selaku badan yang khusus dibuat untuk mengatasi masalah korupsi
ini pun harus bekerja keras. Bagaimana tidak korupsi seakan-akan sudah
mendarah daging di seluhur lapisan masyarakat. Menurut penulis inilah dampak
dari kurangnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan.
Kinerja Instansi Pemerintah adalah “gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari
visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang ditetapkan” . Banyak pendapat para ahli terkait dengan kinerja
pemerintah daerah, baik dari sisi definisi, pengukuran, indikator, dan evaluasi
kinerja. Setelah suatu sistem pengelolaan keuangan terbentuk, perlu disiapkan
suatu alat untuk mengukur kinerja dan mengendalikan pemerintahan agar tidak
Universitas Sumatera Utara
terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), tidak adanya kepastian hukum
dan stabilitas politik, dan ketidakjelasan arah dan kebijakan pembangunan.
Pengukuran
kinerja
memiliki
kaitan
erat
dengan
akuntabilitas.
Untuk
memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan manajemen kinerja yang di
dalam terdapat indikator kinerja dan target kinerja.Pelaporan kinerja, dan
mekanisme reward and punishment. Indikator pengukuran kinerja yang baik
mempunyai karakteristik relevant, jelas, cost-effective, dan simple, serta berfungsi
sebagai sinyal yang menunjukkan bahwa terdapat masalah yang memerlukan
tindakan manajemen dan investigasi lebih lanjut (Sumarsono,2010:84)
Akuntabilitas publik dan keterbukaan merupakan dua sisi koin yang tidak
terpisahkan sebagai bagian dari prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good
Governance). Implikasinya, kini keduanya menjadi bahasan yang banyak dan
dapat di pertukarkan, penerapannya pada pola perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah yang partisipatif sebagai suatu konsekuensi
logis (Akbar, 2012:2).
Lucy Auditya (2013:26) dalam jurnalnya mengatakan bahwa Akuntabilitas
(accountability) secara harfiah dapat diartikan sebagai pertanggungjawaban,
namun penerjemahan secara sederhana ini dapat mengaburkan arti kata
accountability itu sendiri bila dikaitkan dengan pengertian akuntansi dan
manajemen.
Dalam hal pelaksanaan transparansi pemerintah, media massa mempunyai
peranan yang sangat penting, baik sebagai sebuah kesempatan untuk
berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan berbagai informasi yang relevan,
juga sebagai penonton atas berbagai aksi pemerintah dan prilaku menyimpang
Universitas Sumatera Utara
dari aparat birokrasi. Untuk melaksanakan itu semua, media membutuhkan
kebebasan pers sehingga dengan adanya kebebasan pers maka pihak media akan
terbebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh kepentingan bisnis.
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil-hasil yang dicapai.
Annisaningrum (2010:2), transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan
bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya
yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan. Penyelengaraan pemerintahan yang transparan akan memiliki kriteria:
adanya pertanggungjawaban terbuka; adanya aksesibilitas terhadap laporan
keuangan; adanya publikasi laporan keuangan, hak untuk tahu hasil audit dan
ketersediaan informasi kinerja.
Pelaksaan otonomi daerah ini sudah dilakukan selama atu dasawarsa.
pelaksanaan otonomi daerah ini tiga tujuan yaitu tujuan politik, tujuan
administratif dan tujuan ekonomi. tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi
daerah diantaranya adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui
partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan
administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah
adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk
sumber kuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di
Universitas Sumatera Utara
daerah, tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia adalah terwujudnya peningkatan Indeks pembangunan manusia sebagai
indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.Pelaksanaan otonomi
daerah saat ini di Indonesia masih tidak
maksimal,karena itu good
govermancemasih harus ditingkatkan. Fenomena yang menunjukkan bahwa
akuntabilitas dan transparansi belum berjalan dengan maksimal adalah banyaknya
para koruptor yang di tahan oleh KPK.
Untuk menciptakan pemerintahaan yang baik (good govermance) secara
spesifik adalah dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.Unsur yang
panting dalam mewujudkan good govermance adalah akuntabilitas. Akuntabilitaa
terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala kegiatan
terutama
di
bidang
administrasi
keuangan
kepada
pihak
yang
lebih
tinggi/atasannya.
Istilah akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian tindakan pada
pencapaian tujuan. Tolak ukur atau indikator pengukuran kinetja adalah
kewajiban individu dan organisasi untuk mempertanggungjawabkan pencapaian
kinerjanya melalui pengukuran yang objektif. Media pertanggungjawaban dalam
konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban saja, tetapi
mencakup praktlk-praktik kemudahan yang memberikan mandat mendapatkan
lnformasi,baik langsung maupun tidak langsung,secara lisan maupun tertulis.
Dengan demikian, akuntabilitas akan subur pada lingkungan yang mengutamakan
transparansi sebagai Iandasan pertanggungjawaban.
Dibalik pentingnya pelaksanaan good govermance tersebut, ternyata
pelaksanaannya menghadapi banyak kendala yang cukup rumit Disatu pihak
Universitas Sumatera Utara
pemerintah daerah dituntut untuk mewujudkan good govermance sementara
dipihak lain sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk semua kegiatan terutama
menyangkut teknologi informasi dan sumber daya manusia belum memadai. Hal
tersebut dapat dipahami mengingat pemenuhan segala kebutuhan persyaratan
minimal memerlukan biaya dan tenaga ahli tidak sedikit. Pemerintah daerah
mempunyai dana yang terbatas. personalia yang mempnyai kemampuan juga
terbatas, sementara di sebagian daerah untuk menggali sumber pendapatan asli
daerah relatif sulit dan merekrut tenaga profesional memerlukan pembiayaan yang
besar,karena itu melihat pentingnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan,penulis berminat untuk menyusun laporan tugas akhir mengenai
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah dengan judul
“AKUNTABILITAS
DAN
TRANSPARANSI
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep,Mekanisme dan implementasi Akuntabilitas Keuangan
Daerah Kota Medan?
2. Apa saja Sarana akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan
daerah?
3. Apa saja Hambatan untuk menciptakan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan daerah di BPKD kota Medan?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan daerah di BPKD kota Medan sudah diterapkan dengan aspek
ekonomis, efektivitas, dan efisiensi.
2. Untuk mengetahui proses yang dilakukan oleh BPKD kota Medan untuk
menciptakan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
3. Untuk mengetahui dan memahami konsep akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan daerah di BPKD kota Medan.
4. Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
menghambat
akuntabilitas
dantransparansi pengelolaan keuangan daerah
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat :
a. Bagi Peneliti
Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan tentang transparansi
dan akuntabilitas keuangan yang dilaksanakan pada BPKD kota Medan.
b. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan bagi BPKD kota Medan dan menjadi suatu
pertimbangaan dalam menciptakan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan daerah.
c. Bagi Peneliti lainnya
Penlitian ini diharapkan dapat memperkuat dan mendukung penelitian
empiris sebelumnya dan segala keterbatasan penelitian ini dapat menjadi
bahan penyempurna untuk selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Download