pengaruh suku bunga dan cadangan devisa terhadap nilai tukar

advertisement
PENGARUH SUKU BUNGA DAN CADANGAN DEVISA
TERHADAP NILAI TUKAR SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP STABILITAS HARGA
Oleh :
YANAH
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon
ABSTRACT
The global financial crisis that occurred in 2008 caused by the
loosening of U.S. monetary policy is the application of low interest rates for
mortgages and supported by government policies that make home ownership
program . The global financial crisis has an impact on the Indonesian
economy . The purpose of this study was to determine the effect of interest
rate and foreign exchange reserves of the exchange rate and its impact on
price stability, either simultaneously or partially . Analytical tool in this
study using Path Analysis Model Decomposition . This study uses
quantitative methods with time series data from July 2005 to July 2013 .
Type of data used is secondary data obtained from Bank Indonesia through
www.bi.go.id. Based on a statistical analysis of the sub - structure 1 , it can
be concluded that the interest rate and foreign exchange reserves as a whole
significantly affect the currency exchange rate of the IDR against the USD .
Partially foreign exchange reserves have an influence on the exchange rate
while the interest rate does not affect the exchange rate . Results in the
analysis of substructure - 2 it can be seen that the interest rate , foreign
exchange reserves and the exchange rate has an impact on the overall price
stability . Partially interest rates affect the price stability while foreign
reserves and the exchange rate does not have a significant impact on price
stability .
Keywords :Interest Rate, FX Intervention, Foreign Exchange,
Price Stabilization JEL : E42, E30
H a l a m a n | 100
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 disebabkan oleh
longgarnya kebijakan moneter AS yaitu penerapan suku bunga rendah untuk
kredit kepemilikan rumah dan di dukung oleh kebijakan pemerintah yang
membuat program kepemilikan rumah melalui lembaga-lembaga pemerintah
seperti Fannie Mae dan Freddie Mac. Permintaan rumah yang melonjak
tajam menyebabkan harga rumah mengalami kenaikan, kondisi ini
mendorong bank-bank untuk mengucurkan kredit perumahan secara agresif
sehingga pada saat yang sama terjadi penurunan standar kehati-hatian dalam
penyaluran kredit perumahan. Kombinasi penurunan suku bunga, harga
rumah yang terus meningkat dengan cepat, melonggarnya standar perbankan
dalam pemberian kredit, serta dorongan dari pemerintah untuk meningkatkan
kepemilikan rumah pribadi merupakan faktor-faktor yang memicu
peningkatan kredit perumahan yang beresiko tinggi (subprime loans).Krisis
keuangan global memiliki dampak terhadap pertumbuhan perekonomian
Indonesia, yaitu pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya
mencapai 6,1% lebih rendah dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 6,3%1.
Kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem
keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal dan eksternal,
melalui kebijakan suku bunga sebagaiinstrumen kebijakan utama2 dan
penerimaan devisa sehingga berdampak positif terhadap stabilitas nilai tukar
rupiah3. Instrumen makroprudensial merupakan pendukung instrumen
moneter dalam mencapai stabilitas moneter dan keuangan bukan sebagai
pengganti sehingga diperlukan integrasi antara kedua kebijakan tersebut4.
Menurut Louis & Erlend (2012:32), kebijakan makroprudensial yang
efektif adalah :
1. Mendirikan tiang penyokong institusional
2. Mengukur risiko sistemik
3. Menjalin kerjasama internasional
Ada beberapa penelitian mengenai kebijakan makroprudensial,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Javier, Emine & Enrique (2012),
penelitiannya mengembangkan a quantitative general equilibrium
framework dalam interaksi yang mengarahkan financial amplification
mechanism untuk mempelajari dampak dari kebijakan makroprudensial. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa quantitatif analisis menunjukan bahwa
efektifitas kebijakan makroprudensial tergantung pada set informasi
1
Bank Indonesia (2008)
Bank Indonesia (2012:189)
3
Ibid (2012:201)
4
Ibid (2012:190)
2
H a l a m a n | 101
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
pemerintah, keketatan batasan kredit dan langkah pada optimism surges
dalam tingkat awal inovasi keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Anil, Richard & Charles (2011),
dilatarbelakangi oleh kondisi bahwa banyak regulator keuangan yang merasa
khawatir terhadap sistem perbankan dan perekonomian dari kegagalan
kreditatau credit crunch. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat fire sales
dalam krisis yang terjadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ricardo (2009) mengenai kebijakan
suku bunga dengan indikator federal reserve, kebijakan quantitatif
menggunakan inflasi sebagai indikator dan kebijakan kredit. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bahaya utama inflasi adalah federal reserve dapat
kehilangan kebijakan independennya sehingga berdampak terhadap krisis.
Untuk menginterpretasikan kebijakan kredit digunakan model capital market
dengan institusi keuangan yang berbeda dan peranan securitization,
leveraging dan mark to market accounting. Hasil penelitian
merekomendasikan bahwa penyediaan kredit untuk pedagang dalam pasar
saham lebih merespon secara efektif daripada perluasan kredit kepada
peminjam pemula.
Manuel (2011) penelitiannya dilatarbelakangi oleh kondisi krisis yang
terjadi pada tahun 2007 sebagai dampak dari proceeding credit dan house
bubbles. Hasil penelitian menunjukan bahwa stabilitas moneter harus
diarahkan secara langsung terhadap stabilitas harga dan kontribusi bank
sentral tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang tetapi juga
untuk stabilitas keuangan.
Oscar, Moritz & Alan (2011) melakukan penelitian terhadap 14 negara
berkembang lebih dari 140 tahun (1870-2008), hasil penelitian menunjukan
bahwa pertumbuhan kredit muncul sebagai prediktor tunggal terbaik dari
ketidakstabilan keuangan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar pengaruh suku bunga dan cadangan devisa terhadap
nilai tukar secara simultan dan parsial?
2. Seberapa besar dampak suku bunga, cadangan devisa dan nilai tukar
terhadap stabilitas harga secara simultan dan parsial?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga dan cadangan devisa terhadap
nilai tukar.
H a l a m a n | 102
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
2. Untuk mengetahui dampak suku bunga, cadangan devisa dannilai tukar
terhadap stabilitas harga.
LANDASAN TEORI
Suku Bunga
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik.Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan
BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan5.
Cadangan Devisa
Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan mata
uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan
asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan
(reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk
menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan
cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau
lembaga keuangan6.
a. Nilai Tukar
Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah
sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap
pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masingmasing negara atau wilayah.Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang
pernyataan besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang"
atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang"
(disebut pula sebagai "dasar mata uang"). sebagai contoh, dalam penggalan
disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR)
yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan
penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah EUR7
b. Stabilitas Harga
Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus
menerus. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi
adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
5
Bank Indonesia (2013)
Wikipedia (2013)
7
Ibid (2013)
6
H a l a m a n | 103
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat. Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice
antara lain:
1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar
dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara
penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar
berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran
level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam
suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB
atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK dikelompokan menjadi:
1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau
persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan
dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:
o Interaksi permintaan-penawaran
o Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional,
inflasi mitra dagang
o Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
2. Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi
volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental.
Komponen inflasi non inti terdiri dari :
o Inflasi
Komponen
Bergejolak
(Volatile
Food)
:
Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam
kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau
faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun
perkembangan harga komoditas pangan internasional.
o Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered
Prices):
Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa
kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif
listrik, tarif angkutan, dll.
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push
inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi
inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh
depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara
partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah
(administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam
dan terganggunya distribusi.
Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya
permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks
makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi
H a l a m a n | 104
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari
pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi
dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam
menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan
ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut lebih cenderung bersifat adaptif atau
forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di
tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar
keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum
regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang secara umum diperkirakan
mencukupi dalam mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang
dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari
komdisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat penentuan
UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kenaikan upah
tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan.
Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi
didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil
memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat
akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya
menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Kedua,
inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi
pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris
menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan
masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada
akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi
domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara
tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif
sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah8.
Hipotesis penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1.Suku bunga dancadangan devisa secara simultan maupun parsial
berpengaruh terhadap nilai tukar.
2. Suku bunga, cadangan devisa dan nilai tukar secara simultan maupun
parsial berpengaruh terhadap stabilitas harga.
8
Ibid (2013)
H a l a m a n | 105
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
c.
Paradigma Penelitian
Berdasarkan hipotesis penelitian, maka paradigma dalam penelitian ini
adalah
1
3
5
X1
2
Y
4
Z
6
X2
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Metodologi dan Data Yang Digunakan
Metodologi penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Alat
analisis yang digunakan adalah Path Analysis model Dekomposisi dengan
tujuan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien
jalur setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1dan
X2terhadap Y serta dampaknya terhadap Z. Model Dekomposisi menekankan
pada pengaruh yang bersifat kausalitas antarvariabel baik pengaruh langsung
maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan hubungan
yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan korelasional yang terjadi
antarvariabel eksogen tidak termasuk dalam perhitungan ini.
Perhitungan menggunakan analisis jalur dengan model Dekomposisi
pengaruh kausal antarvariabel dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut9
:
1.
Dirrect causal effects (Pengaruh Kausal Langsung = PKL) adalah
pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terjadi
tanpa melalui variabel endogen lain.
2.
Indirect causal effects (Pengaruh Kausal Tidak Langsung = PKTL)
adalah pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen yang
terjadi melalui variabel endogen lain yang terdapat dalam satu model
kausalitas yang sedang dianalisis.
3.
Total Causal Effects (Pengaruh Kausal Total = PKT) adalah jumlah
dari pengaruh kausal langsung (PKL) dan pengaruh kausal tidak
langsung (PKTL) atau PKT = PKL + PKTL.
9
Riduwan & Kuncoro (2008 :152)
H a l a m a n | 106
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Langkah-langkah pengujian Path Analysis model Dekomposisi adalah
sebagai berikut10:
1. Membuat paradigma penelitian
2. Merumuskan masalah penelitian
3. Membuat model hipotesis
4. Membuat diagram jalur dan persamaan struktur
5. Menguji tiap hipotesis untuk tiap sub-struktur
6. Membuat diagram hubungan kausal empiris antarvariabel penelitian
7. Memaknai hasil analisis jalur
8. Merangkum ke dalam tabel
Berdasarkan paradigma penelitian, maka diagram jalur dalam penelitian ini
adalah :
Gambar 2. Diagram Jalur
X1
Z
Y
X2
Berdasarkan hipotesis penelitian, maka Sub Struktur dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Sub Struktur -1 Hipotesis-1
Persamaan struktur :
Gambar 3. Sub struktur-1 Hubungan Kausal X1 dan X2 terhadap Y
X1
Y
X2
2. Sub Struktur-2 Hipotesis 2
Persamaan struktur :
10
Ibid (2008:154-172)
H a l a m a n | 107
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Gambar 4. Sub Struktur-2 Hubungan Kausal X1, X2, dan Y terhadap Z
X1
X2
Y
Z
Jenis data dalam penelitian ini adalah data times series bulanan dari
bulan Juli 2005 sampai Juli 2013. Data BI rate, cadangan devisa, nilai tukar
dan Indeks harga konsumen diperoleh dari Bank Indonesia melalui
www.bi.go.id. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
Variabel
Suku
Bunga
(X1)
Cadangan
Devisa
(X2)
Nilai
Tukar (Y)
Indikator
BI Rate
Stabilitas
Harga (Z)
Indeks Harga Konsumen
Skala
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil Penelitian
Pengaruh Suku Bunga dan Cadangan Devisa Terhadap Nilai Tukar
Dari hasil pengolahan data program SPSS versi 19 pada sub struktur-1,
dapat dilihat pada tabel 2 sampai 4, koefisien jalur yang diperoleh diuji
sebagau berikut
H a l a m a n | 108
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Tabel 2
ANOVAb
Sum of
Mean
Model
Squares
Df
Square
1
Regression
185,689
2
92,844
Residual
658,970
94
7,010
Total
844,658
96
a. Predictors: (Constant), Cadangan Devisa, BI Rate
b. Dependent Variable: Nilai Tukar
F
Sig.
13,244 ,000a
Tabel 3
Model Summary
Model
1
R
,469a
Change Statistics
Std.
Adjusted Error of
R
R
R
the
Square
F
Square Square Estimate Change Change df1 df2
,220
,203
2.6477
,220 13,244
2 94
a. Predictors: (Constant), Cadangan Devisa, BI Rate
Tabel 4
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
,514
1,058
-,018
,130
-,013
-,346
,067
-,468
Model
(Constant)
BI Rate
Cadangan
Devisa
a. Dependent Variable: Nilai Tukar
T
,486
-,141
-5,128
Sig.
,628
,888
,000
1. Pengujian secara simultan
Uji secara simultan ditunjukkan oleh Tabel 2. ANOVA. Hipotesis statistik
dirumuskan :
, artinya suku bunga dan cadangan devisa secara
simultan berpengaruh terhadap nilai tukar
, artinya suku bunga dan cadangan devisa secara
simultan tidak berpengaruh terhadap nilai tukar
H a l a m a n | 109
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Sig. F
Change
,000
Dari tabel ANOVA diketahui bahwa nilai F sebesar 13.244 dengan
nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya suku bunga dan cadangan devisa secara simultan berpengaruh
terhadap nilai tukar.
Besarnya koefisien determinan adjusted R square = 0.203 = 20.3 %
dan besarnya pengaruh variabel lain = 1- 0.203 = 0.797 = 79.7 %.
2. Pengujian secara parsial
a. Pengaruh suku bunga terhadap nilai tukar
Uji secara parsial ditunjukkan oleh Tabel 3 Coefficients. Hipotesis
penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai
berikut :
, artinya suku bunga berpengaruh terhadap nilai tukar
, artinya suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai tukar
Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur dengan cara membandingkan
antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig (0.05 £ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan
2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya signifikan
Pada tabel 4 Coefficients diketahui bahwa nilai Sig 0.888 ≥ 0.05, maka
Ho diterima dan Ha ditolak, artinya suku bunga tidak berpengaruh
terhadap nilai tukar
b. Pengaruh cadangan devisa terhadap nilai tukar
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik sebagai berikut :
, artinya cadangan devisa berpengaruh terhadap nilai tukar
, artinya cadangan devisa tidak berpengaruh terhadap nilai
tukar
Pada tabel 4 Coefficients diketahui bahwa nilai Sig 0.000 £ 0.05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya cadangan devisa berpengaruh
terhadap nilai tukar.
H a l a m a n | 110
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Tabel 5
Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 1
Pengaruh
Koefisien Nilai Nilai
Hasil
Koefisien
antarvariabel Jalur
t
F
Pengujian Determinan
(Beta)
Suku bunga -0.013
13.244 H0
0.203
terhadap
0.141
diterima
Atau
Nilai tukar
20.3%
Cadangan
-0.468
H0 ditolak
devisa
5,128
terhadap
Nilai tukar
Koefisien
variabel
lain
0.797
Atau
79.7%
Dampak Suku Bunga, Cadangan Devisa dan Nilai Tukar Terhadap
Stabilitas Harga
Dari hasil pengolahan data program SPSS versi 19 pada sub struktur-2,
dapat dilihat pada tabel 6 sampai 8, koefisien jalur yang diperoleh diuji
sebagai berikut
Tabel 6
ANOVAb
Sum of
Mean
Model
Squares
Df
Square
F
Sig.
2
Regression
1205,108
3
401,703 103,616 ,000a
Residual
360,545
93
3,877
Total
1565,653
96
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, BI Rate, Cadangan Devisa
b. Dependent Variable: Stabilitas Harga
H a l a m a n | 111
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Tabel 7
Model Summary
Change Statistics
Model
2
R
Squar
R Adjuste Std. Error
e
Squ
dR
of the
Chan
F
df df
R
are Square
Estimate
ge
Change 1 2
,877 ,770
,762
1.96897 ,770 103,616 3 93
a
Sig.
F
Cha
nge
,000
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, BI Rate, Cadangan Devisa
Tabel 8
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-6,026
,788
1,701
,097
,879
-,018
,057
-,018
Model
(Constant)
BI Rate
Cadangan
Devisa
Nilai Tukar
,040
,077
a. Dependent Variable: Stabilitas Harga
,030
T
-7,651
17,625
-,314
Sig.
,000
,000
,754
,525 ,601
1. Pengujian secara simultan
Uji secara simultan ditunjukkan oleh Tabel 6. ANOVA. Hipotesis
statistik dirumuskan:
, artinya suku bunga, cadangan devisa dan nilai
tukar secara simultan berpengaruh terhadap
stabilitas harga
, artinya suku bunga, cadangan devisa dan nilai
tukar secara simultan tidak berpengaruh
terhadap stabilitas harga
Dari tabel ANOVA diketahui bahwa nilai F sebesar 103.616 dengan
nilai probabilitas (Sig) = 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
H a l a m a n | 112
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
artinya suku bunga, cadangan devisa dan nilai tukar secara simultan
berpengaruh terhadap stabilitas harga.
Besarnya koefisien determinan adjusted R square =0.762 = 76.2% dan
besarnya pengaruh variabel lain = 1- 0.762 = 0.238 = 23.8 %
2. Pengujian secara parsial
a. Dampak suku bunga terhadap stabilitas harga
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
sebagai berikut :
, artinya suku bunga berpengaruh terhadap stabilitas harga
, artinya suku bunga tidak berpengaruh terhadap stabilitas harga
Pada tabel 8 Coefficients diketahui bahwa nilai Sig 0.000 £ 0.05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya suku bunga berpengaruh terhadap
stabilitas harga
b. Dampak cadangan devisa terhadap stabilitas harga
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
sebagai berikut :
, artinya cadangan devisa berpengaruh terhadap stabilitas harga
, artinya cadangan devisa tidak berpengaruh terhadap stabilitas
harga
Pada tabel 8 Coefficients diketahui bahwa nilai Sig 0.754 ≥ 0.05, maka
Ho diterima dan Ha ditolak, artinya cadangan devisa tidak berpengaruh
terhadap stabilitas harga
c. Dampak nilai tukar terhadap stabilitas harga
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
sebagai berikut :
, artinya nilai tukar berpengaruh terhadap stabilitas harga
, artinya nilai tukar tidak berpengaruh terhadap stabilitas harga
Pada tabel 8 Coefficients diketahui bahwa nilai Sig 0.601 ≥ 0.05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya nilai tukar tidak berpengaruh
terhadap stabilitas harga
H a l a m a n | 113
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Tabel 9
Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 1
Pengaruh
Koefisie Nilai t Nilai F Hasil
Koefisien Koefisien
antarvariab n Jalur
Pengujia Determina variabel
el
(Beta)
n
n
lain
Suku
0,879
17.62 103.61 H0
0.762
0.238
bunga
5
6
ditolak
Atau
Atau
terhadap
76.2%
23.8%
Stabilitas
harga
Cadangan -0,018
H0
devisa
0.314
diterima
terhadap
Stabilitas
harga
Nilai tukar 0,030
0.525
H0
terhadap
diterima
Stabilitas
harga
Tabel 10
Rangkuman Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung,
Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Suku bunga, Cadangan devisa dan
Nilai tukar terhadap Stabilitas harga
Pengaruh Variabel
Pengaruh
Langsung Tidak Langsung Total
Melalui NPF
Suku bunga terhadap Nilai -0.013
-0.013
tukar
Suku bunga terhadap
0.879
-0.00039
0.87861
Stabilitas harga
Cadangan devisa terhadap -0.468
-0.468
Nilai tukar
Cadangan devisa terhadap -0.018
-0.01404
-0.00396
Stabilitas harga
Nilai tukar terhadap
0.030
0.030
Stabilitas harga
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga acuan memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai tukar sebesar -0.013 =
H a l a m a n | 114
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
1.3%, artinya jika nilai suku bunga acuan ditingkatkan maka nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS akan mengalami penurunan sebesar 1.3% hal ini
berarti bahwa suku bunga acuan hanya memiliki pengaruh yang sangat
rendah terhadap nilai tukar. Suku bunga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap stabilitas harga sebesar 0.87861 = 87.86%, artinya jika
nilai suku bunga acuan ditingkatkan maka akan meningkatkan stabilitas
harga, hal ini berarti bahwa BI rate memiliki pengaruh yang kuat terhadap
stabilitas harga.
Cadangan devisa memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar -0.468 = 46.8%, artinya jika
nilai cadangan devisa ditingkatkan maka nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS akan mengalami penurunan sebesar 46.8%, hal ini berarti bahwa
cadangan devisa memiliki pengaruh yang rendah terhadap nilai tukar.
Cadangan devisa memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
stabilitas harga sebesar -0.00396 = 0.39%, artinya cadangan devisa memiliki
pengaruh yang sangat rendah terhadap stabilitas harga.
Nilai tukar memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
stabilitas harga sebesar 0.030 = 3%, hal ini berarti bahwa jika nilai tukar
meningkat sebesar 1, maka akan meningkatkan stabilitas harga sebesar 3%,
artinya bahwa nilai tukar hanya memiliki pengaruh yang sangat rendah
terhadap stabilitas harga.
Hasil penelitian yang dilakukan Ricardo (2009) menunjukan bahwa
suku bunga merupakan instrumen utama dalam melakukan kebijakan untuk
menjaga stabilitas sistem keuangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Manuel (2011) diketahui bahwa kebijakan yang dilakukan harus
diarahkan pada stabilitas harga. Dengan demikian, hasil penelitian penulis
mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ricardo (2009) dan
Manuel (2011).
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam sub-struktur 1 maka dapat
disimpulkan bahwa suku bunga dan cadangan devisa secara keseluruhan
signifikan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata
uang dollar Amerika Serikat. Secara parsial cadangan devisa memiliki
pengaruh terhadap nilai tukarsedangkan suku bunga tidak berpengaruh
terhadap nilai tukar. Hasil analisis dalam substruktur-2 dapat diketahui
bahwa suku bunga, cadangan devisa dan nilai tukar secara keseluruhan
memiliki dampak terhadap stabilitas harga. Secara parsial suku bunga
berpengaruh terhadap stabilitas harga sedangkan cadangan devisa dan nilai
tukar tidak memiliki dampak yang berarti terhadap stabilitas harga di
Indonesia.
H a l a m a n | 115
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Berdasarkan hasil penelitian maka rekomendasi penulis adalah untuk
menjaga stabilitas harga di Indonesia dapat dilakukan dengan cara menaikan
atau menurunkan nilai suku bunga acuan, yaitu BI rate, karena jika nilai BI
rate ditingkatkan maka akan meningkatkan stabilitas harga. Dengan
demikian nilai BI rate harus selalu di perbaharui secara berkala disesuaikan
dengan kondisi perekonomian global agar sistem keuangan dapat tetap stabil.
Target stabilitas sistem keuangan harus diarahkan kepada stabilitas harga
bukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang sebagaimana penelitian yang
telah dilakukan oleh Manuel (2011). Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Louis & Erlend (2012:32), kebijakan makroprudensial yang efektif adalah :
dengan mendirikan tiang penyokong institusional karena risiko yang terjadi
pada institusional individu dapat berdampak terhadap ketidakstabilan sistem
keuangan secara keseluruhan. Selain itu mengukur risiko sistemik sangat
penting agar dapat melakukan kebijakan yang tepat sasaran. Di samping itu,
perlu menjalin kerjasama internasional, karena krisis keuangan timbul karena
adanya interkoneksi perekonomian antara negara di dunia, sehingga
diperlukan informasi yang akurat mengenai kondisi perekonomian global
agar dapat menentukan strategi yang tepat untuk mencegah terjadinya
dampak krisis yang besar terhadap perekonomian domestik.
DAFTAR PUSTAKA
Anil K Kashyap, Richard Berner & Charles. A. E. Goodhart,
“Macroprudential Toolkit”, IMF Economic Review, 2011,
59 (2), hal.145-161
Bank Indonesia,“Laporan Perekonomian Indonesia”, 2008
_____________, Laporan Perekonomian Indonesia, 2012
_____________, Data Cadangan Devisa diakses melalui www.bi.go.id pada
tanggal 18 September 2013
_____________,”Data Kurs Mata Uang Rupiah Terhadap US Dollar, diakses
melalui www.bi.go.id pada tanggal 18 September 2013
____________, “ Data BI rate”, diakses melalui www.bi.go.id pada tanggal
19 September 2013
____________, “Data Indeks Harga Konsumen” diakses melalui
www.bi.go.id pada tanggal 20 September 2013
Javier Bianchi, Emine Boz & Enrique Gabriel Mendoza, “Macroprudential
Policy in a Fisherian Model of Financial Innovation”, IMF
Economic Review, 2012, 60 (2), hal.223-269
Manuel Sanchez, “Financial Crisis, Prevention, Correction and Monetary
Policy, Cato Journal, 2011, 31 (3), hal. 521-534
H a l a m a n | 116
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Oscar, Moritz & Alan, “Financial Crisis, Credit Boom and External
Imbalances : 140 years of Lessons”, IMF Economic
Review, 2011, 59 (2), hal.340-378
Louis I Jacome & Erlend W Nier, Protection The Whole, International
Moneter Fund, Finance and Development, 2012, hal. 30-33
Ricardo Reis, “Interpreting the Unconventional US Monetary Policy of
2007-09”, Brooking Paper of Economic Activity, Mimeo,
Columbia University, 2009
Riduwan & Kuncoro. A. E, (2008), Cara Menggunakan dan Memaknai
Analisis Jalur (Path Analysis), Bandung : Alfabeta
Wikipedia, Cadangan devisa, melalui www.wikipedia.org diakses pada
tanggal 11 Oktober 2013
_________, Nilai Tukar, melalui www.wikipedia.org diakses pada tanggal
11 Oktober 2013
H a l a m a n | 117
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 3 No.1 September-Desember 2014
Download