ffi 16 L7 18 19 Pengaruh Penerapan Concept Attainment Modelterhadap Aktivitas dan Hasil Belajar siswa SMAN 10 palembang pada MateriAnimaria Riski Putri puspitahati, Diunaidah Zen, Kodri Madang Pengaruh penerapan Model pembelajaran proje* Based Leorning(pjBl) terhadap Keterampilan Proses Sains {KPS} dan Hasil Belajar peserta Didik pada Materi pencemaran Lingkungan Keras x SMAN r rndralaya Sella Wahidalr, Siti Huzaifah, dan Diunaidah Zen .............................. Potensi pembelajaran Koraboratif Berbasis Masalah (PKBM) dalam Meni ngkatkan Literasi Lingkungan Wulandari Saputri dan Saleh Hidayat..... Penerapan Pendekatan saintifik dan Penanaman Karakter melalui Metode Pembelajaran Talking Str'ck Berbantuan Poster pada Materi Sistem Reproduksi L75 L94 2L7 diSMA z0 2l 22 23 24 25 26 27 Nila Sukma Dewi.......... upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas XISMAN 10 palembang Suprihatini Rahayu.... Profil Praktikum AnatomiTumbuhan di LPTK {Fietd Studypada praktikum Anatomi Tumbuhan di LPTK) Ermayanti, Nuryani Rustaman, Adi Rahmat ................ Keanekaragaman dan Kelimpahan serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan seberang ulu 1 Kota palembang dan sumbangannya pada pembelajaran BiologiSMA Riyanto, Peri purwanto, Zainar Arifin, dan Rahmi susanti...... Keanekaragaman Hayati Biota lantai Hutan Mangrove di Daerah pesisir TanjungApi-Apisumatera selatan dan Kontribusinya sebagai LKpD pada Pembelajaran Biologi di SMA Rigo Lega Satria, Didi Jaya Santri, dan Kodri Madang.... Efek Ektrak Daun Asam Jawa (Tamorindus indicaltot rU.p Kadar Asam Urat Mencit Galur Sub Swiss Webster dan Kontribusinya pada LKpD pembelajaran BiologiSMA Miken Prapenca, Lucia Maria, Kodri Madang.... Kajian kekerabatan Fabales Berdasarkan Karakter Morfologi Serbuk Sari sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA Apriani puji Lestari, Didi Jaya santri, dan Tasmania puspita...... Keanekaragaman Protista Perairan di Desa Bumi pratama Mandira Kecamahn Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering llir dan Kontribusinya pada LKpD Pembelajaran Biologi SMA LydianaElvandari,DidiJayaSantri,danKodriMadang.... lnventarisasi Jenis Tumbuhan Liar Peraira n (Aquatic Weedsl di Lahan Basah Pasang Surut Delta Telang tl Banyu Asin dan Kontribusinya pada pembelajaran Biologi disekolah Menengah Atas Endang Dayat...... 227 234 249 2s5 276 296 310 32t 330 @ W{|trffffi#iY#.t {enpetitir, s e,ta Mddnter KEAI\TEKARAGAMAN DAI\I KELIIVIP,AIIAN SERANGGA DI KAWASAI\I JAKABARING KECAMATAI\T SEBERANG TII,U I KOTA PALEMBAITG DAN PBqEIJATTT, *T#["ffi Riyanto, Peri Purwanto, Zainal Arifin, dan Rahmi Susanti penetitian t"p*guegr a*o?:mr1an di semnssa Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang telah dilalaanakan puaa Ufao funi sampai dengai Agustus 2015- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekarag;an rlan kelimpahan serangga serta dampak perubatran peruntukkan rarrlan te*auap l"*r?urgu.dan kelimpahan sgTngga yang terdapat di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang. Metod€ yang dilahrkan dengan cara survei t-argr*g te tapartan-aengan merggunakalr alat tangtcap dan peranglcap serangga. Serangga-serzngga 5,16119 ;i femulcan dalam penelitian ini terdiri atas 9 ordo, o+ amiu, tot spesiei-dan zto+ inaivilu. ordo-ordo yang ditemukan yaitu Blattodea, Coleoptera, Diptera, Himiptera, Hymenopter4 Lepidopter4 Mantodea odonatq orthoptera. tndeks Keanekaragaman i".*ggu di Kawasan lir<au:ar'rng 1.60 yang-[rarti keanekaragam*nya s"dang. Indeks te*"*tu0.ir yang @): menggambarkan bahwa kemerataannya rendah (tidak berlimpah) dan InAei$ dominansi lerdngga (DF 0.48 yang menunjukkan ada beberapa jenis serangga yang mendominansi kawasan tersebut. Keanekaragaman serangga t"rtinggite*aapat di rafr *fi tlr rp"ri"t), area timbunan (73 spesies), area perumahaa (71 spesiJs), dan yang terendah ierdapat di area perkantoran dengan 67 spesies). Kelimpahan serangga tertinggilerdapat di area'perumahan (3082 individu) dsngan KR: 43,38%, area perkmtoilr (2102;dividui dengan vrp.: zs.syl, (H'F KR: 19.54% dan yang terendah t"riuput di rawa asli 7.4ylo. ?erubahan riog[*g seperti berkurangnya keanekaragaman vegetasi tumbuhan dan ketersediu* *itao* di masing-masin lokasi pengambilan sampel menyebabkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan -r"*"ggu V-g area timbunan (1388 individu) dengan (532 individu) dengan KR: didapatkan berbeda-beda disetiap lokasi tersebut. Informasi mengenai keanekaragfran dan kelimpahan serangga yang terdapat di Kaw-asan Jakabaring nantinfr amn aisumbaigkan pada materi pelajaran bi9l9q SIIA kelas X pada materi pokoi-Arthroioda Kompetensi"Dasar 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewar dan peranannya bagi kehidupan dengan menggunakan model pembelaiaran Group Iwestigaion Hasil pu"Utiar-ut o disumbangkan dalam knruk Rencana Pelaksanaan Pembclajaran fnppl aan femUarfe4a Siswa (LKS). Kata Kunci: Keanekaragaman, Kelimpahan, Serangga" Jakabaring. Pendahuluan Kota Palembang merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian rata-rata{ 72 metet di atas permukaan laut (Pokja Sanitasi Kota Palembang,2010). Kota palemh dipisahkan oleh Sungai Musi yang merupakan sungai terbesar di Sumatera Selatan dua bagian wilayah yaitu wilayah Seberang Ilir dan Seberang Ulu (Errawati, dkk., wilayah seberang Ilir merupakan wilayah yang selama ini dijadikan pusat kegiatan seperti pemerintahaq perkantoran, perdagangan, kondisi tersebutmenyebabkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Seberang IIir sangat dan kebutuhan lahan semakin tidak terpenuhi untuk masa yang akan datang mendorong Pemerintatr Kota Palembang untuk melalcukan pengembangan kota ke wilayah seberang ulu, termasuk di dalarnnya iatah Kawasan (Wicaksono, 2003). 256 qosrar^{gsE9u.r9{AL$rfr sr@mt AenfrfrQ*n $io{agi dan IQn yW hrsvatfr {pnptiafi senager{ard{tnr Jakabaring merupakan kawasan yang didominasi oleh rawa lebak. Rawa Lebak dalah rawa yang letaknya jauh dari pantai dan genangan aimya tidak dipengaruhi oleh Fsang surut air sungai tetapi dipengaruhi oleh luapan air sungai dan/atau air hujan yang Detrggenang secara periodik atau'terus menerus (PP RI'No. 73, 2AB). Dalam proses pcmbangunan di Kawasan Jakabaring seperti pembangunan area perkantoran, ruko-ruko, dm perumahan dilakukan dengan cara penimbunan lahan terlebih datrulu (Islami, z}ru). hoses penimbunan lahan dan pembangunan yang dilalarkan menyebabkan struktur dan tomposisi ekosistem di wilayah tersebut berbeda dari kondisi alaainya. Perbedaan struktur n*n komposisi ekosistem yang berbeda dari kondisi alaminya ini menyebabkan perbedaan hrakter ekosistem yang mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan biota di dalamnya (Wolda, 1983 dikutip Erawati dan Kalrono, 2010). Salah satu biota yang upengaruh keanekaragaman dan kelimpahannya ialah serangga. Serangga menrpakan hewan yang dapat dijadikan sebagai ndrkator keadaan ekosistem suatu wilayah. Tingkat keanekaragaman dan kelimpahan serangga yang tinggi menggambarkan bahwa ekosistem wilayah tersebut memiliki kondiii habitat yang masih dami sedangkan jika keanekaragaman A* t"ti-pahan serangga yang dimiliki ekosistem sntu wilayah rendah maka habitat dalam ekosistem tersebut sudah terganggu (Rahmat, 2013). Hal ini didukung juga oleh pmyataan Tarumingkeng (1994) dikutip Silatahi (2009) yang menyatakan bahwa keanekaragaman dan kelimpahan suatu makhluk hidup menggambarkan keadaan habitat dalam ekosistem tempat tinggalnya Serangga adalah herran yang termas-uk ke datam Phylgm Arropoda dan Kelas Insekta yang terbagi kedalam beberapa Ordo/Bangsa diantaranya ialah Bangsa Capung (Odonata), Bangsa Belalang (Orthoptera), Bangsa Kupu-kupu dan Ngengat (Lepidopteru), Bangsa Lalat (Diptera), Bangsa Kepik (Hemiptera), Bangsa Kumbang (Coleoptera), Bangsa Semut dan Lebatr (Hynpnoptera), dan lain-lain (Yayasan Kanopi Indonesi4 2013). Serangga adalah kelompok hewan yang jumlalrnya pding banyak dari total jumlah hewan yang terdapat di muka bumi (Pracaya,1999; RahmaL 2013) sehingga tidak mengherankan jika serangga dapat dijumpai diberbagai ntacarn tempat salah satunya di Kawasan Jakabaring. lenclitian tentang keanekaragaman dan kelimpahan serangga di Kawasan Jakabaring baik itu di lalmn rawa asli, rawa yang telah ditimbun dan dibangun perkantoran maupun perumahan sangat jarang atau bahkan belum pernah dilah*an. Umtmnya penelitian tentang kemekaragman dan kelimpahan sera*gga di lahm rawa berptsat pada lahan rawa lebak yang telah meqiadi lahan pertanian s€eerti penelitian ymg dilakukan oleh Johmi dan Sartiani (2013) yang meneliti keanekmgaman spesies @angsa Thrips (Thysanoptra: Thrypidae) di sekitar pertaaman cabu (Capsieum $nnuam l.) di dataran rendatr dan di lahan lebak wilayah Jarnbi danpenelitian yang dilakukan oleh Herlinda dkk. (2008) yang meneliti perbandingan keanekaragarnan spsies dan kelimpahan Arthro@a predator penghuni tanah di sawah lebak yang diaplikasi dan tanpa aplikasi insektisida. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakulffin peneliti, Kawasan Jakabaring masih memiliki vegetasi yang cukup berlimpah. Tumbuhan-tumbuhan yang ada di Kawasan Jakabaring menjadi habitat berbagai jenis makhluk hidup, salah satunya iatah serangga. Seirirng dengan semakin banyaknya penimbunan lahan dan pembangunan yang I I 2s7 I I @tri,tri{|ffiff{#ffiT#rt,Konpeutir,sertatBertoranser kawasan tersebut akan terus berkurang sehingga perh dan kelimpah diadakan penelitian untuk memperoleh informasi tentang keanekaragaman serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembangpenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahr serangga serta darrpak perubahan peruntukkan lahan terhadap keanekaragaman ulu tr kelimpahan serangga yang terdapat di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang dilakukan maka vegetasi di dr Kota Palembang. pemba Manfaat penelitian adalah memberikan informasi bagi peneliti dan mengenai keanekaragaman dan kelimpahan serangga di Kawasan JakabaringKecamf tambahan Seberang Ulu I Kota Palembang, selain itu juga dapat dijadikan materi pd pembelajaran Biologi SMA, t*rususnya kelas X pada kompetensi d83r kehidupn3.4.Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi Metodologi Penelitian penelitian ini dilakukan di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu 1 KA palembang. Untuk pengawetan dan identifftasi dilat<ukan di Laboratorium Biologi FKp dengr Unsri Inderalaya. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai (2ml Agustus 20l5.penelitian ini dilatcukan dengan metode survei. Menurut Nasir Oil*ip Kautsar QOOZ) metode t ifll.i merupakan suatu metode yang digunakan unli memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan )qi faktual.Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, pinset, termolet! ffi hygrometer, jaring ,"*ngga botol sampel, lup, cawan petri, kamera, mikroskop, penelitl{ identifikasi, serta alat perangkap serangga yang mendukung pelaksanaan 7Oq ini.Batmn yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain aquadesh alkohol formalin 40Yo,ar deterjen, kertas label, lem lalat, atraktan dan lainJain' Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian yaitu acrurn JakabaringKecamatan Seberang Ulu I Kota Patembang sebagai bahan ditl menentukan metode dan teknik pengambilan sarirpel.Lokasi penelitian pendahuluan berdasarkan metode purposive sampling. DaIi hasil observasi (stasiun 1)l lahan ditetapkan 4 lokasi pengambilan sampel, yaitu lahan rawa lebak asli dan ditimbnndan belum ada bangrman (stasiun 2), area perkantoran (stasiuu 3), (stasim 4). 258 ,d1\. ( e ) qosIOINqs*wwK$gsrot{lL W,p*tUrns" 6aAgi d"n rpA yng hwaotlf, {onpetitiJ setto asrLordftir Gambar I Peta kecamatan yang ada di Kota Palembang Sumber www.indovisionesia.com Gambar 2 Lokasi Penelitian di Kecamataa Seberang Ulu I Sumber: Google MaPs jelajah Metode pengambilan sampel disetiap lokasi, menggunakan metode pencuplikan (Suryabrata, 1983 dikutip Suryaningsih, dkk., 2011) sejauh 1 km dengan cara langsung (hand collection), menggunakan alat tangkap dan perangkap serangga' pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali disetiap stasiun pengamatan dengan di stasiun 1, interval waktu selama tujuh hari. Hari pe*ama dilakukan pengambilan sampel kelimq hari kedua di stasiun 2, hai- ketiga di stasiun 3, hari keempat di stasiun 4, had keeram, dan ketujuh dilakukan identifikasi di Laboratorium Biologi FI(IP Unsri Pada saat Inderalaya, hari kedelapan dilakukan pengulangan di stasiun 1 dan seterusnya' pH air rawa' pengambilan sampel akan dicatat suhu, kelembaban udata, pH tanah dan pror", pengambilan sampel semngga dilakukan dengan cara pencuplikan langswrg (hand jaring ayvn (insect net dan aquatik collection), menggunanakan alat tangkap serangga yaitu jafuh (pilfall trap), net), perangkap seran gga ywtu permgl<ap lem (sticky trap), perangkap perangkap mengikuti dan perangkap .uhuyu (light trap). Penangkapan dan pemasangan 259 @ em[;&*n Aio fu ; fan tefr1 ang daeratr jelajah sejauh I Inowaf, trqnptiafi s erta aer<gra*lar km dan jika da€rah yang dijelajahi belum mencapai jarak 1 kn I maka dilalnrkan pembelokan kearah sebelumnya dengan jarak antar daerah jelajah sejauh m, hal tersebut dilalokan secara berulang sampai jarak yang ditempuh mencapai I lm. Proses pengambilan sampel dengan menggunakan alat tangkap dan perangkap dimodifftasi atau disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat (Iftan, dkk., 2006). dergt langsung, menggunakan alat tangkap dan perangkap serangga sebagai berikt Proses Pengarnbilan sarnpel serangga pencuplikan l- 2. 3. di daerah terestial, dilalrukan Pencuplikan Langsung (hand collection) dilakukan terhadap yang tidak tertangkap/terlewatkan dari penangkapan menggunakan alat tangkap perangkap serangga di setiap lokasi pengambilan sampel (Toda dan Kitchiry, teee); Jaring serangga (Insectnef) digunakan untuk menangkap serangga yang atau tefiapat pada tanaman 'dan, seftmgga-serangga terbeng dengan mengayunkan jaring ke kiri dan ke kanan sepanjang daerah jelajah yang dari pukul08.00-16.00 WIB (Rahmat, 2013); Perangkap",.,Lem ,{sticky "IrW),."me.Wakaa",perangkap* yaog .rdtgunakan menaugkap serangga yang terbang. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maka jperangkap ini,dimodiflkasi dengan menambatrkari metil eugenol s ataktqn. Perangkap ihiAi pasang dengan ketinggian I m dari pernurkaan * sebanj'ak lima perangkap disetiap stasiun pengarnbilan sampel dgngan j masing-masing perangkap lem sejautr 200 m dan dibiarkan selama 24 j (Bism.artq 2011); 4. Perang{ap Jatu}r (pitfatt trap) menrpakan pranglrclp yang dieunakan menangf,ap serangga yang berada di permukaan tanah. Perangkap ini di dengan: ctlm membenamkan cangkir plastik dan mulut cangkir sejajar permukaau;tanah kemudian diisi larutan deterjen sebanyak *' l/4 basan untuk me*buaun,$.erangga yang terperaogkap dan di bagian atas perangkap penutupdari kiplck.'Perangkap'ini di.pusang sebirnyak 5 perangkapdf'sotiap pengarnbilan sarrpel dengan jg{ masing-masing perangkap jatuh sejauh 200 m dibiarkan selama 24 jam (Bismarlq 20I l); 5. Perangkap Catraya (light trap) merupakan perangkap yang digunakan menangkap serangga yang tertarik dengan cahaya. Perangkap ini menggu lampu emergensi sebagai sumber cahaya, di bgian bawatr lampu di sec baskom yang berisi taruun Aiterjln yang Uemrngsi memati$n serangga yang sekaligus menaqpungnya Perangkap ini di pasang sebanyak 3 perangkap di stasiu(r pengamtilan sampel dari jam 11.30 WIB tlan diambit jam 08.00 (Bismarh 20ll). 260 lr**faa srEwr*{AKhrASrA$-frt Eio fo6i dan IAA yng Inatntif, \onptitif, Jaing Serangga (Sweep net) s er.ta $erLoraiter Perangkap Lem Perangkap Jatuh Perangkap Calraya Jaring Serangga (Akuatik net) Gambar 3 alat tangkap dan perangkap serangga 5' Aqwtik net digunakart untuk menangkap serangga yang berad a di dalaat air atau di permukaan air. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengayunkan jaring di dalam air kemudian diangkat dan serasah-serasah yang masuk ke jaring dalam dibersihkan untuk mengambil serangga yang terperangkap di dalamnya (Resh dan Carde,2003). serangga-serungga yang didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel lang berisi alkohol 70% danuntuk serangga besar dan bersayap seperti capung dan kupukupu disuntik dengan formalin 40Yo dan dimasukkan ke dalam toples. Serangga yang diambil dari lapangan dikoleksi dan diidentifikasi jenisnya. Proses identifikasi dilak*kan dengan cara mengamati bentuk luar (morfologi) dengan bantuan lup, mikroskop stereo binokulea dan difoto agar dapat dicocokkan dengan gambar yaag ada di web resmi sehingga dapat ditentukan famili dan nama spesiesnya. Identifikasi menggunakan buku Borror dkk. (1992) dan web-web resmi sepeti http://bugguide.net, http://wwwinaturalist.org/. . http://www.antbase.net/, htto://www.americaninsects.net/. http://www.discoverlife.org/, rtsn lain-lain. 261 @ (? Josr0ryl,rgsw.94r9{AK$tASroScaL giobgi dan lPfrtang hrouahf, {onpti*f, ssrta $el{gffe{ter <PenfrfrQgn Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di 'lapangan akan dianalisis dr selanjutnya diolah menggunakan indeks-indeks ekologi. Beberapa komponen ekolrryi 1. Indeks Keanekaragaman Jenis (H') Untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga, maka dapat ditentukan dengr indeks Shannon-Weiner sebagai berikut: r S H': Pi: niN - X (pt ln pt) i-l (Krohne,2001). Keterangan:H' adalah indeks keanekaragaman jenis Shannon-Weiner, p1 kelimpahan, niadalah jumlah individu tiap spesies, dan N adalah jumlah total i Nilai H' berkisar antara 1-3 jika; H'(1: 1 Keanekaragaman rendah, Keanekarbgalnan sedang, dan H'>3: Keanekmagaman tinggi 2. Indeks Dominansi (D) Untuk mengetahui dominansi serangga pada setiap stasiun yang berbeda, dapatditentukan dengan indeks dominansi Simpson sebagai berikut: D: E (pr)' q Keterangan: D adalatr indeks dominansi Simpson, Pi adalah kelimpahan, 1989 dikutip Pratiwi, 2009). 3. Kemerataan (E) Indeks kemerataan jenis dapat dihitung dengan menggunakan nrmus Pielou berikut H, E: LnS Keterangan: E adalah indeks kemerataan, adalah jumlah total jenis (Bismark, 20 1 1). H' adalah indeks keanekaragamaq dt Ilasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kawasan Jakabaring Kecamatan Ulu I Kota Palembang ditemukan 9 ordo serangga yang terdiri atas 64 famili, 161 dan 7104 individu. Jenis-jenis spesies serangga yang ditemukan secara lengkap dilihat pada lampiran 1, sedangkan untuk jenis-jenis ordo dan famili yang ditemukan dilihat pada Tabel lberikut: Tabel l.Keanekaragaman Serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberrrg Ulu I Kota Palem @ ffiffiy;ffitr#{ffi* Konpw (1) Blattodea Blattellidae Ectobiidae Rhinotermitidae (21 (3) Coleoptera Anthicidae Anthribidae Cantharidae .J { \J .J .J { .\/ { \ { { {- { ./ \l I { 3 { { .l \l { { -i/ .l I .l { I I v: 3 a J 3 {" { { { { 2 I 2 .l .l I { \l { .l { "l I 1 .l .l 2, a J ./ { { 8.- 2 .1 .J ./ \I I I { { \I I 6 1 { Chrvsomelidae Coccinellidae Curculionidae Elateridae Hvdroohilidae Issidae Lvcidae Scarabaeidae Staphvlimdae Tenebrionidae 1,1 1{ \J "rJ ^l \i { ^l { { 1 { 2 .l 2 { { a J I Hemintera Alvdidae Cercopidae Cicadellidae Coreidae Corixidae Delphacidae Flatidae Gerridae Lveaeidae Meennoolidae Pentatomidae Plataspididae Reduviidae (s) -,rJ 1 Lauxaniidae Muscidae Phoridae Stratiomyidae Svrphidae Tephritidae (4) { Carabidae Diptera Agromyzidae Asilidae Calliohoridae Culicidae Dolichooodidae Hvbotidae serta$erf,anr.r ,1 2 { { \I .J 2 1\, 5 .J 2 .J I { \, \I 1/ 'v 1/ { {: "{ I .1 263 1 t 1\l Ilvmenoptera 1 I { \, J 1 2 @ (RQsrCIrNgS\Es4r9{n*9rfl enfrfifgr&b@i fan Apidae Braconidae Crabronidae Evaniidae Formicidae lchnefmonidae Pompilidae \, { .,1 ./ { .J \I ,l , { { I 2 ./ ./ 19 { { { { '{ I I { ./ 7 ./ ./ Sohecidae Vesoidae (6) SrU$rr lAflwtg lrrowtil Kpnptitif, sefiaW$al$cr \l I 3 2 Lepidoptera Crambidae Hesperiidae Nvmohalidae Papilionidae Pieridae { { { { ./ \, 1|i ./ \I .l { \, { { { I I 6 2 I fft Mantodea Mantidae { { (8) Odonata ./ ./ Libellulidae { { (9) Orthoptera ./ ./ ./ ./ Acrididae ./ Grvllidae \I { { ./ Grvllotalpidae .l Pyrgomorphidae '! Tetrisidae \, Tettisoniida€ { { Total Spesies 85 73 67 7t Ket: STI= Rawa Asli, ST2= Timbunan, ST3: Perkantoran, ST4: Perumatran. ({)= serangga ditemukkaq (-)=serangga tidak ditemukan I 2 6 8 8 I I 2 2 terlihat bahwa tingkat keanekaragaman serangga yq; didapatkan befteda-beda diseti+p stasiun pengamatan.. Stasiun yang memiffi keanekaragarnan ser4ngga tertiaggi didapatkan di sasiqr 7 dengan 85 spesies, stasirp_Z dengan 73 spesies, stasiun 4 dengan 7l spesies dan stasiun 3 merupakan stasitm yq mendapatkan keanekarag.rman seftmgga terendatr yaitu 67 spesies. Selain t'nglrr keanekaragamaq tingkat kelimpahan serangga yang terdapat disetiap pengarnatanpun berbeda-beda (Lihat tabel 2). Kelimpahan serangga tertinggi terda@ C stasiun 4 yarflu 3082 individu dengaa nilai kelimpahan rclatif (KR)= 43.38yo, kemrdir stasiun 3 yaitu 2102 individu dengan KR: 29.59olo, stasiun 2 yaitu 1388 individu KR= 19.54yo, dan stasiun I merupakan stasiun yang memiliki kelimpahan terendah 532 individu dengan KR= 7.49o/o. Hal ini dikarenakan masing-masing stasiun memiliki kondisi ekosistem yang berbeda. Menurut Wolda (1983) dikutip Erawati Berdasarkan Tabel I Kahono (2010) yang menyatakan bahwa strulchr dan komposisi ekosistem yang pada suatu tempat akan berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman dan biota (serangga) yang hidup didalamnya. 264 4E(a$owgslEilwrq,9{xsrcJaL enAtW dAAgi dan IQf yg lrww$ KsnPM stt cufgaLtcr ulu Tebel2. Ketimpahan serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Kota Palemba f, Serangga @kor) Jumlah Ordo No. sr4 sT3 sT2 srl I Blattodea l6 r1 1 2 30 ) Coleoptera 47 47 11 23 t28 J. Diptera 242 1020 1808 2870 5940* 4. Hemiptera 48 t7 11 31 t07 5. Hymenoptera 93 159 215 tr1s s82 6. Lepidoptera 39 49 31 22 141 7. Mantodea 0 0 1 2 3 Odonata 12 42 4 9 67 Orthoptera Jumlah 35 43 20 8 106 532 r388 2102 3082* 7fi4 q 9. 10. Ket: *: I Nilai Tertinggi terendah Stasiun 1 memiliki tin€kat keanekaragaman tertinggi dan kelim.nahan ya\g tinggi ini dapat dibandingkan stasiun-stasiun lainnya. Tingkat keanekaragaman pada tumbuhan rawa terjadi karena vegetasi yang terdapat di stasiun 1 tidak hanya terbatas juga.lleh beberapa seperti purun tikus, bundung, lingi, dan lain-lain tetapi rawa sehingga sumber nrmbuhan perdu dan kelompok rumput teki yang berada di tepi yangtr,Ill9gl wkanan yang yangterdapatdi stasiun 1 brjragaar. Keanekarugaman serangga karena semakin iai berpengaruh terhadap rendahnya kelimpahan seratrgga yang didapatkan akan terjadi persaingan antar banyak jenis serangga yang terdapat di stasiun tersebut maka serangga greaator Vfe s€rangga yang memiliki jenis makanan yang sama atau adanya tin$f memakan seftmgga lain sehingga secaf,a trd4k langsung terjadi rylg"iqlian yang dikutip Siregar, dl'rft' kelimpahan serangga di sAsiun tersebut. Menunrt Oka (1995) s€rangga (2014) menyatakan bahwa dalam ekosistem alami semua makhluk termasuk tidak terdapat peledakan berada dalam keadaan seimbang dan saring mengonaol sehingga populasi pada jenis tertentu. oleh bermacamStasiun 2 merupakan area timbunan yang telah banyak ditumbuhi tumbuhan macalnjenis rumput dan disalah satu sisi atea trmbt;rrran t*dapt kelompok yang awalnya perdu dan sisi lain masih berupa rawa asli. Berubahnya kondisi lingkungan jenis serangga serta rawa asli ini mempengaruhi tingkat keanekaragaman dan kelimpahan rendah dan yang didapatkan peniliti. Tingkat keanekaragaman pada stasiun ini lebih jenis-jenis serangga yang tingkat kelimpatrannya lebih tinggi dibandingkan stasiun I serta vegetasi dtdap*msebagian brbeda dari staisiun 1. Hal ini dikarenakan berkurangnya dari serangan tumbuhan yang berperan sebagai sumber makanan dan tempat berlindung meningkat karena sinar predator maupun tingtungan yang suhu dan kelembaban udaranya langsung tanpa adanya hambatan dari vegetasi tumbuhan. Tiflgkat matahari I ini mempengaruhi keanekaragaman ,"*g!u yang lebih rendah dibandingkan stasiun 265 @ffii&i{8tr*##{f,i'ffiq,r{onpetitif, se*acB*{aragser tt.: atau meningkatkan jumlah serangga pada jenis tertentu karena hil4ngnya musuh alami atau berkurangnya serangga yang rnemakan sumber makanan yang sama. Lingkungan hidup dan vegetasi tumbuhan yang berbeda menyebabkan jenis-jenis serangga yang didapatkan di stasiun 2 berbeda dari stasiun seperti adanya kelompok tumbuhan perdu yang berbunga meyebabkan jenis kupu-kupu yary tidak didapatkan di stasiun I didapatkan di stasiun 2, banyak'rrya jenis rerumputan yang terdapat di area timbunan yang cukup luas menyediakan tempat yang sesuai untuk beberapa jenis belalang dan capung yang tidak terdapat di stasiun 7, danlainJain. Stasiun 3 merupakan area perkantoran yang memiliki tingkat keanekaragaraan terendah dan kelimpahan tertinggi kedua setelah stasiun 4. Berkurangnya tingkat keanekaragaman serangga di area perkantoran dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang bekerja disana, baik itu karena polusi kendaraan yang mereka bawa dan aktivitas lainnya atau penan€unan tumbuhan yang tidak beranekaragamyang sekaligus menyebabkan kelimpahan serangga di stasitrn tersebut meningkat pada jenis tertentu saja karena berkurangnya serzmgga yang memiliki makanan yang silma disebabkan serangga tersebrn tidak mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada. Tingkat keanekarangam serangga di stasiun 4 berada pada posisi terendah ketiga atau lebrh tinggi dari stasiun 3 tetapi Iebih rendah dibandingkan dengan stasiun dan 2 serta memiliki kelimpahan serangga tertinggi dibandingkan stasiun-stasiun lainnya Kelimpahan serangga yang tinggr ini terjadi karena stasiun 4 yang merupakan area perumahanmemiliki bangunan rumah yang tidak terlalu padat sehingga jarak antar rumah (lahan kosong) dapat ditumbuhi oleh tumbuhan liar dengan jumlah yang cukup berlimpah selain itu bagian belakang dafi perumahan merupakan tanah timbunan yang sudah la.,r.p tertimbun dan sudatr didominasi oleh kelompok tumbuhan perdu. Sedangkan tingkd keanekaragaman yang cukup rendah di stasiun ini dikarenakan banyaknya aktivitas manusia yang terjadi di stasiun tersebut serta polusi udara yang disebabkan banyaknp kendaraan pribadi seperti mobil atau motor yang melinks, hal ini berpengaruh terhadq ting!<at keanekaragarnan serangga yang hadir karena walaupun vegetasi tumbuhan di stasiun ini cukup berlimpah namun sebagian besar dari jenis-jenis serangga tersebut akan lebih memilih melahrkan aktivitas di tempat yang jauh dari gangguan manusia seperti di bagian belakang dari perumahan yang memiliki banyak vegetasi tumbuhan. Spesies-spesies serangga yang mewakili setiap ordo yang didapatkan di Kawasao Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota palembang. I I t-, I ffis, t.., . ii: fu- CE: 266 I i I rffi @ **osIa INg srEe4le{n*!{As ru{nf, wrtaW &rtog, d* Iafl ytr6 ltwrtotif, Kotnptinf, srta aetdatd&tx trc H-:. Gambm I ::;.r. ::r+ ;f;: ordo, (A)-tsclmoptera 4. spesies-spesie senmggayang mewakili (C) Er istal is b ilmatalblattodea;, @l ne"* rpilaclma a/gus (Coleoptera), tenm @iptera'1, (D) Gonocerus insidiator (Hemiptera)' (E) Xy!99opa asentuans(Hvmenoptera),(F)Jwtoniacoenia(rpidoptera),(G) (FI) Neurot lemis fluctuans (Odonata), (I) Sragmomanriis sp. lMantodea), Enc optolophus sub gracilis (Orthoptera)' Hasil pengarnbilan sampel serangga yang diwakili setiap ordo yang dilakukan Lllu I menggunakan enam macam metode di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Kota Palembang dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Seberang Tabet 3. Keanekaragaman Serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan cara ulu I Kota Palembang yang dikelompokhan berdasarkan M4 M5 M6 Jumlah 0 6 ,3 0 9 3 2 23 6 2 39 2 2 ) 11 11 0 28 0 4 2 t2 7 4 29 9 l0 9 14 1I 0 53 Lepidoptera 0 n 0 2 I 0 t4 Mantodea 0 0 0 1 2 0 J Odonata 0 6 0 0 0 0 6 ,0 10 4 10 4 0 28 t4 46 t9 79*, Ordo Blattodea MI 0 0 Coleoptera J Diptera Hemiptera Hymenoptera Orttroptera Jurnlah i M2 M3 ,6** 209 45. Mr3: Pitfall traP,M4: light tr1y,,. *) Nilai Tertinggi, ** : Nilai -Terendah M5= sticky trap, M6: aquatic net. jeni-jenis merupakan metode yang paling banyak mendapatkan ini dapat terjadi la[ena serarrgga terutama serangga yang berasal dari ordo coleoptera. Hal prugkap cahayayang dipasang memiliki intensitas c*ayayang sangat terang dan uakfu yang digunakan relatif lama yaitu mulai'pukul 17.30-08.00 serta tempat meletakkan perangkap jauh d4n sumber catraya lain sehingga serangga-serangga yang terdapat perangkap berkumpul pada satu tempat yaitu perangkap cahaya yang telah M4 (light trap) disekitar ddri ordo dipasang peneliti. Jenis serangga yang paling banyak ditemukan berasal kelompok seranggayang C,oleoptera. Menurut Pracaya(1999) ordo Coleoptera jenis lain sehingga tidak memiliki keanekaragaman jenis terbesar dari serangga-serangga jumlatr yang lebih banyak' uengherankan jika serangga jenis ini didapatkan dalam yang M6 (aquatic nef) merupakan metode aquatic net yatlg menangkap serangga bsada di dalam maupun di permukaan air. Metode ini mendapatkan keanekaragaman 267 @ Konptitif,smarBerforafiser seftmgga dengan jumlah yang paling sedikit dari seluruh metode yang digunakan hanya mendapatkan serangga yang berasal dari ordo Hemiptera dan Coleoptera. Jenb dr serangga yang paling banyak didapatkan berasal dari ordo Hemiptera.Hal ini dapat terjafi karena metode ini hanya digunakan di area rawa asli yang memiliki air dan spesies-spesicr yang paling banyak tertangkap berasal dari ordo Hemiptera dan merupakan spesies y@g berada/beraktiviks di permukaan air sehingga lebih mudah ditemukan. Untuk lebih jelas melihat perbandingan keanekaragaman serangga yang didaparkr dapat dilihat padaGanrbar 5 berikut: IBlattod€. rColeo@r HDiptera SHemipre 0 #rs o o. lt .E s rMantode* E10 = IOdonata IOrthoilel. M1 M3 C:ra Gambar S.Grafik Keanekaragaman Serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang yang dikelompokkan berdasarkancara penangkapan. tabe!1. Kelimpahan Serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Ordo Blattodea Dikelom M1 M2 Berdasarkan Cara Pena M3 M4 M5 0 0 0 t6 6 3 3 107 ) 0 M6 Jumlah 0 30 96 t4 t4 6 128 2 22 5807 0 5940 5 5 56 15 t6 rc7 299 26 131 104 22 0 582 68 0 0 72 1 Mantodea 0 0 I 2 0 0 l4l 0 Odonata 0 67 0 0 0 0 67 Coleoptera Diptera Hemiptera Hymenoptera Lepidoptera Orthoptera 3 0 31 8 61 6 0 106 412 202 149 438 5881* 22** 7tM Ket: Ml: hand collection, M2: insect net, lvB: pitfall trap, M4: light trap, M5: sticlE trap, M6: aquatic net. *: Nilai Tertinggi, ** : Nilai Terendah Jumlah 268 crD-' sLoSTINgSl*|tt'{fl qSfASIot'tAL ;;;frfrs" diAgi do" Ien yan6 Inwatif Konpetitif' setta aerQ*ra&ter bahwa metode yang paling banyak Berdasarkan Tabel 4 dapat kita simpulan trap (M5)' Hal ini dapat terjadi karena mendapatkan serangga adalah metode sticky didominasi oleh ordo Diptera terutama lalat kelimpahan serangga yang didapatkan ,*gui mencapai 4793 individu dan diikuti buah yaitu spesies ophiomyia sp. yangjumlahnya jumlahnya mencapai 968 individu 'sehingga sangat oleh Bactrocera popoyru yang lainnya' Serangga jenis ini didapatkan dalam mempengaruhi kelimpahan jenis serangga yang dipasang diberi atraktan metil jumlah yang sangat besm karena perangkap lem ult* yang berupa metil eugenol merupakan eugenol. Menurut Muryati, dkk. (20081 't ke serangga dari ordo Diptera yang termasuk penarik serangga y*g.r"mif untuk *"rr*it perangftap ini juga dilengkapi dengan dalam kelompok lalat buah. Selain metil eugenol, yang dilak'kan Rozziansha (2010) kertas berwarna kuning. Berdasarkan penelitian dengan yang paling banyak mendapatkan seftmgga ialah melaporkan juga lem yang ditempelkan pada perangkap menggunakan perangkap bewarna kuning dan jumlah sengaja menabrak perangkap sehingga berfungsi menangkap serangga yang tidlk serangga yang tertangkap semakin banyak' adalah aquatic net $vl6)' Metode yang paling sedikit mendapatkan serangga 22 individu' Hal ini tetjadi karena metode metode ini mendapat serangga dengan dan pada saat melakukan penelitian ini hanya digunakan di satu lokasi yuito ,u*u asli tidak terlalu tinggi dan sebagian kondisi air di rawa asli Jakabaring yang menggeoang yang mempersulit ruang gerak peneliti untuk besar area rawa ditutupi oleh tumbuhan atau di permukaan air' mendapatkan ser,mgga yang berada di dalam jumtatr individu serangga yang didapatkan, Untuk leuin-j-etas melihat perbandingan bahwa j"td; lBlattodea IColeoptera 5000 E= Eaooo b{ Diptera f Hemiptera E lHymenoptera -g Esooo xLepidoptera rMantodea 2000 lOdonata r -* "i Orthoptera *-*--.,*.*-@*l--'---*l"r;*r M1 Gam*-u. Graft I Kota M3 M2 M4 Jrdb*i"t Kecamatan seberang peffmgkapa* yang diietompokkan berdasarkan cara Kermffi p"f"r"[*g tllu serangga dipengaruhi oleh banyak fal(or' Tingkat keanekaragaman dan kelimpahan tingkat keanekaragaman dan kelimpahan serangga Faktor-fakto yaugdapat menentukan r 269 @ ffif,;y8fftr#mtr*i Kompt tir, s ert a $ ern$aLter diantaranya ialah faktor lingkungan dan ketersediaan makanan. Perubahan kondisi lingkungan menyebabkan perubahan ekosistem yang berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan serangga yang terdapat didalamnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa lingkungan rawa asli memiliki tingkat keanekaragaman serangga yang tinggi dan kelimpahan serangga yang rendah kemudian dilakukan penimbtrnan lahan sehingga vegetasi tumbuhan yang terdapat di area tersebut berkurang yang berpengaruh terhadap turunnya tingkat keanekaragaman serangga dan meningkatnya tingkat kelimpahan serangga- Tingkat kelimpahan serangga yang meningkat dikarenakan berkurangnya serangga yang memiliki jenis makanan yang surma akibat dari tidak adanya tempat berlindung baik itu dari serangan predator atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung sehingga serangga yang mampu bertalran hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut memiliki tingkat kelimpahan yang lebih tinggr. Lihat gambar 8 berikut: : . -flIl Hand Collection -fl.lnsect Net --n-L- Pitfall Trap light Trap Sticky Trap Aquatic Net Cara Penanglopan Gambm 8. Gmfik dampak perubahan peruntukkan latran terhadap kehadiran Serangga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I KotaPalembang Lahan rawa asli yang telah ditimbun kemudian beralih fungsi menjadi area perkantoran atau perumahan akan berpengaruh terhadap menurunnya tingkd keanekaragaman semngga dan meningkatnya kelimpahan serangga. Seperti yang terlihd pada gambar 8 di atas bahwa di area perkantoran didapatkan jumlah individu semnggr yang lebih tinggi dari area timbunan hal ini dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakuka manusia di area tersebut dan jumlah vegetasi tumbuhan yang tidak beragam meyebabkm keanekaragaman serangga di area tersebut menurun sehingga serangga yang dapat bertahm hidup dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut memiliki jumlah individu yang meningkat. Jumlah individu semrgga tertinggi didapatkan di atea perumahan hal ini daei terjadi karena area perumahan tersebut memiliki bangunan rumatr yang tidak terlalu padr dan di belakang perumatran merupakan lahan yang telah lama ditimbun dan diturnbuhi ole[ berbagai macam tumbuhan perdu dan rerumputan. Karena pengaruh banyaknya altivitrs 270 J-. qaSICIINgSrEfu4IfifflX*{nslo$'ffr r een$fifon Aia hgi dar ItPff yan6 lwvatif, {ontptitif ssrta {BclQ*rdftet . manusia yang terdapat di arwtersebut menyebabkr;n serangga yang dapat bertahan hidup terbatas pada jenis tertentu saja dan jumlahnya meningkat karena jumlah sumber makanan yang berlirnpah. Untuk mbngetahui keanekaragrrman, dominansi, dan kelimpahan serangga di Kawasan Jakabaring Kecarnatan Seberang Ulu I Kota Patembang'perhl dilaln*an Tabel 5. Indeks Keanekaragaman, Dominansi, dan Kemerataan Serangga di Kawasan,Iakabarinc Kecahatan Seberane UIU I Kota Palem No Karakteristik Komunitas I Jumlah lndividu 2 Indeks keanekaragaman spesies (Fl' ) Iirdeks dominansi spesies (D) Indeks kemerataan spesies (E) 3 4 Ket: sTl ST2 ST3 sr4 Semua Stasiun 532 1388 ,2102 3082* 2.82* 4.94 1.40 0.13 0.55 0.36' 0.39* 4.97 0.63* 0.19 vt04 I.60 *:JumtahJenis,H','D,danEtertinggi. , 0:47 , 0"28 i 0.48 0.31 ' Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa indeks- keane.karagaman tertinggi terdapat di stasiun I (rawa asli), jumlah individu'dan indeks dominansi tertinggr,terdapat di stasiun 4 (area perumahan), dan indeks kemerataan tertinggi terdapat di stasit t 2 (areatimbunan). Kawasan Jakabaring Kecama.tan Indeks Keanekaragaman serangga (H') Seberang Ulu I Kota Palembang secaxa keseluruhan bernilai 1.60 yaog mengindikasikan ,di bahwa tingkat keanekaragaman serangga di wilayat te,rsebut tergolong sedang atau bisa dikatakan tingkat produktivitas cukup, kondisi ekosistem seimbang, dan tetanan ekologi sedang. Indeks keanekaragaman ini tidak dapat dijadikan.acum untuk.mengetahui kelimpahan serangga di Kawasan tersebut. Uutuk mengetahui kelimpalran serangga di kawasan tersebut perlu dilakukan perhitungan indeks kemerataaq yaqg dapat menjelaskan kelimpahan jumlah individu tiap spesies. Indeks kemerataan serangga (E) di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang secara keseluruhan bernilai 0,31, Nilai,ini menggambarkan bahwa serangga di kawasan tersebut berada dalam keadaan tertekan atau nilai kemerataap4ya rendah (tidak berlimpah). ,Menurut Brower dan Za\ (1998) yang dikutip Puti, (2005) yang moayatakan bahw"a jika Nilai iadeks.' E <. Q4 meau4iukkaa kemerataan jenis tetgolong rendah atau komunitas tertekan",0,4 5ES0,6 menunjukkan kemerataan,jenis tergolong sedang, komunitas stabil E > 0,6 menunjukkankemerataan.jenis tergolong tinggi (komunitas berl impah). lndeks,dominansi (D) serangga dr Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I KotaPalembrang secara keselunrhan bemilai 0.48. Hal ini merrunjukkan ada beberapa jenis serangga yang mendominansi kawasan tersebut dan sesuai dengan indeks keanekaragaman yang tergolong 5e64rg. Menurut Brower, and Jerrold (1977)yang dikutip Hamsialu (2004) menyatakan bahwa indeks dominansi berkisar antara 0 - 1. Jika irldeks dominasi rnendekati an*a 0 berarti harnpir tidak ada indiv,idu serangga yang mendominansi witayah tersebut dan biasarrya diikuti oleh indeks keanekaragaman,,yang tinsg sedangkan jika indeks 271 @tri{#i{EfftrWiY#.t{onpetittf sertdcBertoranser I dominansi mendekati angka maka ada salah safu jenis serangga yang mendominansi wilayah tersebut dan indeks keanekaragaman semakin kecil. Dari penjelasan ini dapd disimpulkan bahwa indeks dominansi berbanding terbalik dengan keanekaragauran. Keanekaragaman dan kelimpahan serangga secara umum dapat dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada disekitamya- Dalam penelitian ini dilakukan pengukurao faktor lingkungan dengan beberapa alat ukur yaitu thermorneter untuk mengukur strhu udara, hygrometer unfuk mengukur kelembaban udara, soil tester untuk mengukur pH tanah, dan kertqs lakmus untuk mengukurpH air. Pengukuran faktor lingkungan dilakukan oleh peneliti pada saat pe4gambilan sampel di lapangan. Suhu udara di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang berkisar arfiaru30-35oCkisaran suhu ioi u"ruou;;*; rrh" optimgm dan maksimum dan merupakan suhu yang masih efektif bagi serangga untuk bertahm dan mernperbanyak kefurunan karena menurut Natawigena" (lgg0) yqdrg dikutip tduP Kautsar, (2013) menyatakan bahwa kisaran suhu yang umwnnya efektif bagi kehidupan semngga ialah 150C (suhu minimum), 250C lsuhu optimum), dan 450C (suhu maksimum) terdapat di lokasi penelitian masih berada di antara suhu optimum dan maksimum. Kelembaban udara yang terdapat di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu Kota Palembang berkisar arfiara 62a/o35Yo. Tingkat kelernbahn udara,yang berada dilokasi penelitian ini masih sesuai dengan.kelembaban udara yang dibutuhkan ,oleh serangga untuk aktivitas hidupnya karena kisaran kelembaban udara yang dibutuhkm seftrngga berkisar antara 73-100%. Tingkat kelembaban yang sesuai,dengan kebutuhm serangga untuk melakukan aktivitas metabolisme di dalarn tubuhnya akan memperc€pal perkembangan hidup serangga itu sendiri (pracaya, 1999). Kadar keasaman (pH) tanah di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang,tllu tr Kota Palembang berkisar antara 6,8 - 7 danpH air rawa 5. Kisaran pH tanah di Kawasm Jakabaring tergolong netral sehingga tidak berpengaruh terhadap. aktivitas seftrnggr permukaan tanah. Kisaran pH air rawa di,Kawasan Jakabaring sedikit mempengaruhi jumlah serangga yang tetdapat di area tersebut karena berada dibawah pH ideal bagi kelangsungan hidup serangga yang siklus hidupnya berada di air. Menurut Wardhana Q0Aq dikutip Juliantara Q0l4) yang menyatakan bahwa suhu ideal bagi kelangsungm hidup organisme air berkisar antara 6,5 - 7,5 . -iin I Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai keanekaragarnan dan kelimpahan sexangga y&g tefiapt di Kawasan Jakabariry ' Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang dan nantinya akan disumbangkan pada materi pelajaran biologi kelas X pada materi pokok Arthropoda .Kompetensi Dasr 3.4 Mendeskripsikan Ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidrryu dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigatioa. Hasil penelitian aken disumbangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPp), danLem6r6etts Model pembelajaran Group Investigatiozrnerupakan model pembelajaran yary menuntun siswa untuk aktif dalam proses pembelajar dengan membentuk kelompok kecit Dalam model pembelajaran ini siswa dilatih untuk bekerja secara disiplin dalm memecalrkan suafu'masalah dan menuntut siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi 272 ,\ cqos/A$.{qSqg4l^{fl q,9{rSIaJ'r7L wttrftp AAbgi [m Ia, yA IMM6, {onpffi sma MF64W dengan baik antar sesama kelompok dengan memadukan ide atau pendapat yang berbeda. Setain itu dalam proses pernbetajaran guru hanya berperan sebagai fasilisator atau konsultan sehingga siswa dapatberperan lebih aktif (Krismanto, 2003). **t*B:[lr*t* penelitian yang dilakukan, serangga yang didapatkkan terdiri atas 9 ordo, 64 famili, 161 spesies dan 7104 individu. Indeks Keanekaragrlman serangga (H') di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang tJIu I Kota Palembang beradapadaangka I.60 yang berarti bahwa keanekmagamannya sedang. Indeks kemerataan (E) berada pada a0gka 0.31 yang mengganrbarkan bahwa seftrngga di kawasan tersebut berada dalam keadaan tertekan atau nilai kemerataannya rendah (tidak berlimpah) dan Indeks dominansi @) serangga berada pada angka 0.48 yang menunjukkan ada beberapa jenis s€rangga yang mendominansi kawasan tersebut dan ,sesuai dengan indeks keanekaragaman yang tergolong sedang. Keaneknragasran serangga tertinggr terdapat di stasitm .l.yaitu rawa asli dengan (area timbunan) 73 jumlah spesies yaitu 85 spesies, kemudian diikuti oleh stasiun spesies, stasiun 4 (mea perumahan) 71 spesies,- dan yang terendah terdapat di stasiun 3 (area perkantoran) dengan 67 spesies. Kelimpahan seranggA tertinggi terdapat di area perumahan (3082 individu) dengan KR: 43,38o/o, ateaperkantoran (2102 individu) dengan KR: 29.59Yo, area timbunao (13SS individu) dengan KR: l9.54yo dan yang terendah 2 '"'u""'rm'# X,? #illPf "ffiT ffi ';fi f masih memiliki keadaan ekosistem yang seimbang karena memilki keanekaragar-n vegelasi tumbuh4 yang tinggi sehlngga keanekaragaman serangga yang terdapal di st4siun tersebut lebih tinggi dibandingkan stasiun-stasiuq lainnya. Ketika rawa asli beralih fungsi mer{adi area timbunqrr maka kondisi ekosistem tersebut mulai terganggu yang menyebabkan berkurangnya tingkat keanekaraganum dan meningkatkan kelimpahan serangga pada jenis-jenis tertentu. Selanjutnya.area tirnbunan tersebut kemudian beralih fungsi menjadi area perkantoran maka tingkat keanekaragamau serangga akan terus berkur-ang dikarenakan berkurangnya vegetasi tumbuhan dan adanya aktivitas manusia yang mengganggu serta meningkatkan kelimpahan seraogga yang mampu bera{aptasi dengan lingkungao tersebut karena berkurangn- ya serangga yang memiliki sumber makanan yang sama. Ketika area timbunan yang dijadikan area perumalran dan pembangunan perumahan tersebut tidak terlalu padaU,masih terdapat lahan yang dapat ditumbuhi tumbuhan liar dan kondisi tingkungan ymg, tidak terlalu kotor maka tingkat leanekaragman akan sedikit meningkat bila dibandingkan dengan area perkantoran dan memiliki tingkat kelimpahan tertinggi dibandingkan stasiun-stasiun lain karena memiliki sumber makanan yang sangat berlimpah bagi jenis-j enis serangga tertentu. keanekaragarnan dan kelimpahan seranga di Kawasan Jakabaring Kecamatan Seberang Utu I Kota Palembang, peneliti melihat kawasan tersebut masih memiliki banyak lahan yang belum terbangun dengan vegetasi tumbuhan yang beragam. Seiring dengan semakin pesatrya pembangunan di kawasan tersebut peneliti Dari hasil penelitian 273 @ ffiiffiEtrf:#ffiffi,f ***)r* se,ta rBarn*raftcr menyarankan untuk tahun-tahun yang akan datang dilalorkan lagi penelitian yang sama untuk melihat perbedaan keanekaragaman dan kelimpahan serangga dengan kondisi vegetasi tumbuhan yang berkurang akibat pembangunan. Nomor: Penelitian ini 023.04.1.67345312015 tanggal l4November 2014 Daftar Isian Pelaksaruuul Anggaran Universitas Sriwijaya Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan pekerjaan penelitian Unggulan Perguruan Tinggl Universitas Sriwrjaya Nomor: 122/lJN9.3.l tLTt2Ol 5 tanggal: 5 Maret 201 5. dibantu oleh anggaran DIPA Universitas Sriwijaya Daftar Pustaka Badan Penelitian dan Pengernbangan Penanian. 2006. Kwolcteristik dan Pengelolaan Lahan Rana. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bismark, M. 2011. Prasedur Operasi Standor (SOP) untuk Survei Keragaman Jenis pada Kmuasan Konservasi. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Borror, Donald J, Charles A, Triplehorn, dan Norman F Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi Ke-6. Dialihbahasakan oleh Partosoedjono. Yoyakarta: Gajah Mada University Press. Erawati, Nety Virgodan Sih Kahono. 2010. Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang dan Kerabatnya (Orthoptera) pada Dua Ekosistem Pegunungan di Taman Nasional Gunnng Halimun-Salak. Jurnal Entomologi Indonesio,7 (2): I00-I15. Ernawati, Yunizar, Eko Prianto, dan A. Ma'suf. 2A09. Biologi Reproduksi Ikan Juaro (Pangasius Polyuranodon) di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumafia Selatan. Jurnol Penelitian Ha'yati. 1 5 : 45-52. Herlinda, Siti, Waluyo, S. P. Estuningsih, dan Chandra Irsan. 2008. Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Arthropoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi Insektisida. Jurnal Entomologi Indonesia. 5 Q): 96-107 . Islami, Fajar Sadik. 2Aru. Arahan Penataan Kawasan Permukiman di Daerah Reklamasi Rawa Melalui Pendekatan Siklus Hidrologi (Studi Kasus: Kawasan Jakabaring Palembang). Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Johari, Asni dan Dewi Sartiami. 2013. Keanekaragaman Spesies Pemangsa Thrips (Thysanoptera: Thrypidae) di Sekitar Pertanaman Cabai (Capsicum annuum L.) di Dataran Rendah dan di t-ahan Irbak Wilayah Ja:nrtrlr. Jurnal Lahan Suboptimal. 2 (1): 28-3a. Juliantara,I K. Putra. 2A14. Toksisitas Detergen dan Pewama Kain Sintetis terhadry Anggang-Anggang (Gerris Marginatus).Tesis. Denpasar. Universitas Udayana. Kautsar. M. Alvin. 2013. Keanekaragaman Jenis Serangga Noktunral di Kebun Botani Kampus FKIP Universitas Sriwijaya Inderalaya dan Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi di SMA. Slripsi.Inderalaya: FKIP Universitas Sriwijaya. Khan, Inamullah, Sadrud Din, Said Khan Khatil dan Muhammad Ather Rafi. 2006. Survey of predatory Coccinellids (Coleoptera: Coccinellidae) in the Chitral Disrict, Pakistan. Journal of Insect Science,T (7): l-6. 274 I i WOSIDINQStE1lLlg{flK*{fr SIU}{frL *nfr&Lan Ais hgi dc*. IcPfl yng Inwotif, Kompetitf, sma W.tafipr Krismanton A1. 2003, Beberapa Teknilq Model, dan .strateg.i datam Perqbelajaran Matematika. Makalah disampaikan dalam Pelatihan tnstnlrtWlpengembasgan SMU, pada tanggal 28 Juli,s.d. 10 Agustus 2003 di Yoryakarta Krohne, David T.2001,. General Ecologt. California: BrookslCole. , . Muryati, A. Hasyim, dan Riska. 2008. Preferensi Spesies Lalat Buah terhadap Atraktan Metil Eugenol dan Cue-Lure dan Populasinya di Sumatera Bmat dan Riau. Jurnal Horticulture. 18 (2): 227-233. Pokja Sanitasi Kota Palembang, 2010, Bulu Patih Sanitasi Kota Palembang. Palembang: , Pokja Sanitasi Kota Palembang. Pracaya. 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: PT Penebar Swadaya. Pratiwi, Rianta 2009. Komposisi Keberadaan Krustasea di Mangrove Delta Mahakam Katimantan Timur. Makara, Sains,l3 (l): 65-76. hrtri, Indra A.S.L.P. 2015. Ekosistem Hutan Pegunungan Bawah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung: Hotspot Keanekaragaman Hayati Bwung Dan Manajemen Konservasinya. Jurnal Penelitian Kehutansn Wallacea.4 (2) 115-128. Rahmal Ade. 2013. Pelatihan lnventarisasi dan Monitoring Flora dan Fauna (Modul Pengenalan Inventarisasi Serangga). http://cwmbc.co.id/reportcl/. Diakses t-tlggal 7 Febnrari 2015. Republik Indonesia. 2013. Peraturan Penterintah Repubtik Indonesia Nomor 73.Tahun 2013 Tentang Rawa. Sekretariat Negara. Jakarta. Resh, Vincent H., dan Ring T. Carde. Cfal. ZOOI . Encyclopedia of Insect. California: Academic Press. Rozziansha, Tjut Ahmad Perdana. 2010. Keanekaragamao Serangga Hymenoptera (Khususnya Parasitoid) pada Areal Persawahan, Kebun Sayur dan Hutan di Daerah Bogor. Sbipsi. Bogon Fakultas Pertanian IPB. Silalahi, Boy Risman.2009. Studi Tentang Keanekaragaman dan Distribusi Serangga Air di Danau Lau Kawar Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Slripsi. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. AA Ketut Darmadi. 2011. Inventarisasi Gulqa,pada Tanaman Jagrrng (Zea Mays L.) di Latran. Sawah Kelurahan Padang Suryaningsih, Martin Joni, dan Galak,Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Simbiosis, I (1): 1- 8. Toda MJ, Kircing RL. 1999. Forest Ecosystem: the assessment of plant and animal biodiversity inforest ecosystem.Intenrational Biodiversity Ob-servation Year. Wicaksono, Bambang. 2003. Kajian Pertembangan Kawasan Seberang Ulu :sebagai Arahan Pengembangan Kota Palembang Bagran Selatan. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Yayasan Kanopi Indonesia 2A1.3. Flora dan Fauna di Terrninol BBM Rewulu (Edisi , Burung don Serangga). Yogyakarta: Yayasan Kanopi Indonesia 275