i PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA

advertisement
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS X MIA PADA PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW IV DAN JIGSAW I
DI SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Lisarawati
13303241063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
i
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS X MIA PADA PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW IV DAN JIGSAW I
DI SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh:
Lisarawati
13303241063
Dosen Pembimbing : Regina Tutik Padmaningrum
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) ada atau tidaknya perbedaan
aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, (2) ada atau tidaknya
perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik yang sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw IV, (3) ada atau tidaknya perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I, serta (4) ada atau tidaknya perbedaan hasil
belajar kimia peserta didik mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal
peserta didik dikendalikan secara statistik.
Penelitian di SMA Negeri 1 Mertoyudan dengan sampel kelas X MIA 3
dan X MIA 4. Instrumen yang digunakan adalah RPP, angket, lembar observasi
dan soal ujian. Metode analisis yang digunakan yaitu uji-t beda subjek, uji-t sama
subjek dan uji anakova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan aktivitas
belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, (2) ada perbedaan antara
aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV, (3) ada perbedaan
antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I,
serta (4) ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti
pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV
dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, Jigsaw I dan Jigsaw IV
ii
THE DIFFERENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT AND ACTIVITY
OF CLASS X MIA LEARNERS ON ON THE MODEL OF
COOPERATIVE LEARNING JIGSAW I AND IV
TYPE IN SMA N 1 MERTOYUDAN IN
ACADEMIC YEAR 2016/2017
By:
Lisarawati
13303241063
Supervisior: Regina Tutik Padmaningrum
ABSTRACT
The aims of this research were to know: (1) whereabouts the difference on
students learning activity who follow the chemistry learning activity use the
model of cooperative learning Jigsaw IV and I type, (2) whereabouts the
difference between students learning activity before and after follow chemistry
learning use the model of cooperative learning Jigsaw IV type, (3) whereabouts
the difference between students learning activity before and after follow chemistry
learning use the model of cooperative learning Jigsaw I type, (4) whereabouts the
difference of learning achievement of the students chemistry learning follow the
chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw IV and I type, if
prior knowlegde controlled on statistic.
This research was conducted in SMA N 1 Mertoyudan with the samples
are the class X MIA 3 and 4. The instruments that used were lesson plans,
questionaire, observation sheets and test.The data analysed methods used are
paired samples t-test, independent sample t-test and anacova test.
The research result showed that: (1) there was no difference in students
learning activity who follow chemistry learning use the model of cooperative
learning Jigsaw IV and I type, (2) there was a difference between in students
learning activity before and after follow the chemistry learning use the model of
cooperative learning Jigsaw IV type, (3) there was a difference between in
students learning activity before and after follow the chemistry learning use the
model of cooperative learning Jigsaw I type, (4) there was a difference in the
students’ learning chemistry results who follow the chemistry learning use the
model of cooperative learning Jigsaw Iv and I type, if prior knowlegde controlled
statistically.
Keywords: activity, learning achievement, Jigsaw I and Jigsaw IV
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Lisarawati
NIM
: 13303241063
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Fakultas
: MIPA UNY
Judul Penelitian
: Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X MIA pada
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw IV dan
Jigsaw I di SMANegeri 1 Mertoyudan Tahun Ajaran
2016/2017
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh
orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi di
perguruan tinggi lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai
acuan, dan dinyatakan dalam teks. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 3 Juli 2017
Yang menyatakan,
Lisarawati
NIM 13303244017
iv
v
vi
MOTTO
Sebaik-baik hamba ialah yang berguna bagi hamba yang lain
Sebaik-baik manusia ialah yang mau menerima pendapat, kritik dan saran dari
orang lain.
Rendah hati tidak akan membuat manusia menjadi rendah diri
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya tujukan kepada mereka yang telah memberikan semangat,
motivasi dan dorongan untuk tetap semangat dan yakin dengan kemampuan yang
saya miliki antara lain:
vii

Bapak dan Ibuku tersayang, terimakasih atas dorongan, dukungan,
pengorbanan, doa dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu berikan selama ini.

Keluargaku yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

Keluarga Pendidikan Kimia C 2013 yang telah memberikan warna selama
saya kuliah di UNY.

Teman-teman yang membantu saya mengambil data, Fina, Silmi, Susanti,
Ayuk, dan Auliya yang jauh-jauh dari semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur berkah dan rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Kelas X MIA pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I di
SMA Negeri 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini merupakan
laporan penelitian sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia yang akan menyelesaikan studi.
Penelitian dan penulisan laporan yang telah diselesaikan tidak dapat terlaksana
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan RahmatNya sehingga tugas
akhir skripsi dapat terlaksana dengan baik.
2. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas MIPA UNY yang telah
memberikan kelancaran bagi penulis dalam penyelesaian laporan penelitian.
3. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia yang telah
memberikan kelancaran bagi penulis dalam penelitian dan penyelesaian
laporan.
4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penelitian dan
penyelesaian laporan.
5. Ibu Regina Tutik Padmaningrum,M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah
sabar membimbing dan memotivasi
penulis
selama penelitian dan
penyelesaian laporan.
6. Ibu Dr. Eli Rohaeti, selaku penguji utama yang telah memberikan saran
sehingga laporan penelitian yang telah disusun menjadi lebih baik
7. Bapak Edy Yunanto, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Mertoyudan yang
telah memberikan ijin penelitian.
8. Pak Sigit selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Mertoyudan yang telah
membimbing dan membantu penulis selama proses penelitian di sekolah.
ix
9. Peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2016/2017
terutama kelas X IPA 4 yang telah meluangkan waktu belajar kimia bersama
selama penelitian.
10. Semua rekan-rekan yang telah meluangkan waktu untuk membantu menjadi
observer penelitian yang telah meluangkan waktu menjadi observer penelitian.
11. Pihak lain yang telah membantu kelancaran penelitian dan penyusunan skripsi
ini baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Sesuatu yang dilakukan dengan sungguh akan menghasilkan karya yang
tidak mengecewakan, semoga karya ini bermanfaat bagi berbagai pihak. Sebuah
karya akan semakin sempurna karena kritik dan saran yang membangun, begitu
juga dengan laporan ini.
Yogyakarta, 3 Juli 2017
Yang menyatakan,
Lisarawati
NIM 13303241063
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................................... ii
ABSTRACT ....................................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... xxivv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 8
A. Deskripsi Teori ................................................................................................ 8
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................28
C. Kerangka Berpikir .........................................................................................30
xi
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................31
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 33
A. Desain Penelitian ...........................................................................................33
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................33
C. Definisi Operasional Variabel .......................................................................33
D. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling .......................................34
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ....................................34
F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................. 49
A. Hasil Penelitian ..............................................................................................49
B. Pembahasan ...................................................................................................56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 67
A. Kesimpulan ....................................................................................................73
B. Saran ..............................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................................... 78
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbandingan Model Jigsaw I, Jigsaw II, Jigsaw III dan Jigsaw IV .......16
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar .......................35
xii
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik ........................36
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Peserta Didik ..............................................37
Tabel 5. Pengkategorian Skor Aktivitas Belajar Kimia ........................................ 47
Tabel 6. Data Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik............ 49
Tabel 7. Data Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik .......................................... 50
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik....... 51
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Terhadap Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik 51
Tabel 10. Ringkasan Uji Homogenitas ................................................................. 52
Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji-T Sama Subjek .................................................... 54
Tabel 12. Interval Skor Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik ............................ 55
Tabel 13.Kategori Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik .................................... 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian..................................................................... 48
Gambar 2. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw I.................................................... 59
Gambar 3. Peserta Didik di Kelas Jigsaw I Mengerjakan Kuis ........................... 59
Gambar 4. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw IV ................................................ 61
Gambar 5. Peserta Didik di Kelas Jigsaw IV Mengerjakan Kuis ........................ 62
Gambar 6. Grafik Aktivitas ................................................................................. 65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Jigsaw I.................................................................................... 79
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV ............................................................................... 100
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik ........... 120
Lampiran 4. Angket Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik.............................. 132
Lampiran 5. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Sebelum Divalidasi ........ 135
Lampiran 6. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Sesudah Divalidasi ......... 149
Lampiran 7. Lembar Kerja Peserta Didik .......................................................... 159
Lampiran 8. Data Hasil Belajar Kimia Peserta Didik ........................................ 188
Lampiran 9. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik berdasarkan Angket ............ 189
Lampiran10. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik berdasarkan Lembar Observasi
....................................................................................................... 190
Lampiran 11. Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kimia......................................... 191
Lampiran 12. Data Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ............................... 193
Lampiran 13. Data Hasil Uji Korelasi ................................................................ 194
Lampiran 14. Data Hasil Uji Interaksi ................................................................ 195
Lampiran 15. Data Hasil Uji-t Beda Subjek Aktivitas Belajar Kimia ............... 196
Lampiran 16. Data Hasil Uji-t Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
di Kelas Jigsaw I ........................................................................ 197
Lampiran 17. Data Hasil Uji-t Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
di Kelas Jigsaw IV....................................................................... 198
Lampiran 18. Data Hasil Uji Anakova ................................................................ 198
Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia ........................ 200
xv
Lampiran 20. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw I................................................ 204
Lampiran 21. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw IV.............................................. 205
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika terdapat
kerjasama yang baik antara peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik
dengan peserta didik. Kerja sama dalam kelompok akan berjalan dengan baik,
maka diperlukan adanya komunikasi yang baik melalui kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia
selalu dikembangkan dan diperbaharui berbagai aspek pendidikan. Pembaharuan
dalam bidang pendidikan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sarana
prasarana, metode pembelajaran, bahan ajar yang digunakan dan menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman dan
senang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan dibeberapa sekolah masih bersifat
teacher centered, sehingga peserta didik hanya berperan sebagai objek belajar.
Proses pembelajaran berjalan hanya satu arah, pendidik yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran sedangkan peserta didk kurang aktif dalam pembelajaran. Suasana
kelas yang kurang menyenangkan juga membuat peserta didik menjadi pasif dan
terkadang merasa tertekan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini,
menyebabkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta menjadi kurang muncul.
Peserta didik hanya mendengarkan dan menerima materi pelajaran tanpa ikut
berperan dalam berbagi dan mengumpulkan informasi, hal ini menyebabkan hasil
belajar dan beberapa indikator aktivitas belajar peserta didik kurang muncul.
1
Indikator aktivitas belajar peserta didik seperti kegiatan visual, lisan, menulis,
emosi, mental, dan mendengarkan kurang muncul dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran akan berjalan efektif dan efisien jika menggunakan model
pembelajaran yang tepat, salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan
dalam pembelajaran kimia adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative
learning). Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dimana
peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yanng berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
saling membutuhkan bantuan orang lain. Belajar berkelompok secara kooperatif
akan melatih peserta didik untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas
dan tanggunng jawab. Selain itu, setiap peserta didik akan menyadari kekurangan
dan kelebihan masing-masing (Shoimin, 2014: 45). Model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar, sehingga peserta didik
dituntut untuk bekerjasama dalam struktur tugas dan tujuan (Suprijono, 2011: 61).
Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif akan
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah, peserta didik menjadi lebih aktif dalam memecahkan
masalah dan bertangung jawab mempelajari materi yang diperolehnya
(Hidayahtun, 2011).
2
Kurikulum yang berlaku di pendidikan dasar dan menengah atas adalah
kurikulum 2013, peserta didik diharapkan mampu berkomunikasi yang luas dan
mampu menyampaikan informasi yang baru dan informasi yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari dengan penerapan ilmu kimia yang dipelajari. Selain itu,
pada kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk mandiri dalam mencari konsep
dan informasi yang luas tentang peranan ilmu yang dipelajari tidak hanya terpaku
pada buku pelajaran tetapi sumber-sumber lain yang mendukung kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus dibuat agar peserta
didik aktif dalam menanggapi informasi yang diperoleh maupun yang diberikan
oleh pendidik. Salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
melalui model pembelajaran ini peserta didik akan belajar secara mandiri
sehingga aktivitas belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik akan
meningkat.
Model pembelajaran Jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan
cara peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 peserta
didik secara heterogen. Kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran ini,
peserta didik memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah
informasi
yang
didapat
dan
dapat
pula
meningkatkan
keterampilan
berkomunikasi. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan harus bisa
menyampaikan kepada kelompoknya. Model kooperatif tipe Jigsaw pendidik
hanya bertindak sebagai fasilitator kegiatan. Kegiatan pembelajaran untuk
merangsang minat peserta didik, pendidik menyampaikan pelajaran dengan cara
ceramah, presentasi, memberi pertanyaan, menyampaikan masalah, atau
3
menampilkan film. Peserta didik kemudian dibagi menjadi kelompok yang
heterogen. Peserta didik akan mengumpulkan informasi serta mengolah informasi
secara berkelompok dan mengomunikasi informasi ke peserta didik lain secara
indidvidu. Diharapkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik (Jansoon, 2008).
Kelebihan model pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu: 1) memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kreatifitas kemampuan dan daya pemecahan
masalah menurut kehendaknya sendiri. 2) terjalin hubungan yang seimbang antara
peserta didik dan pendidik sehingga suasana belajar menjadi sangat akrab. 3)
memotivasi pendidik untuk lebih aktif dan kreatif mampu memadukan berbagai
pendekatan belajar yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individu (Shoimin,
2014: 93).
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw, memiliki beberapa tipe antara lain:
Jigsaw I, Jigsaw II, Jigsaw II dan Jigsaw IV. Penelitian ini menggunakan model
kooperatif Jigsaw I dan Jigsaw IV. Perbedaan dari kedua model terdapat pada
langkah-langkah pembelajarannya. Model kooperatif Jigsaw I tidak terdapat
perkenalan, kuis kelompok ahli, kuis bersama, evaluasi pembelajaran, dan reteaching. Model kooperatif Jigsaw IV memiliki langkah pembelajaran yang lebih
lama yakni pendahuluan, kuis pada materi dalam kelompok ahli, kuis pada semua
materi, mengevaluasi kegiatan pembelajaran, penilaian individu dan kelas, reteaching (Holliday, 2002).
Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Mertoyudan, kegiatan pembelajaran
yang digunakan kurang bervariasi seperti masih menggunakan metode ceramah
dan diskusi biasa. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan belajar, sehingga
4
kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher centered belum student centered.
Berdasarkan data kemampuan awal peserta didik, hasil ulangan harian materi
elektrolit dan nonelektrolit menunjukkan bahwa kamampuan awal peserta didik
masih kurang. Terdapat peserta didik yang memperoleh nilai ulangan harian yang
dibawah batas ketuntasan minimal. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw I dan Jigsaw IV diharapkan indikator aktivitas belajar seperti kegiatan
visual, lisan, menulis, emosi, mental, dan mendengarkan peserta didik akan
meningkat dengan baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan pembelajaran di SMA Negeri 1
Mertoyudan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Mertoyudan telah
menerapkan kurikulum 2013, namun Metode ceramah masih diterapkan pada
kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik cenderung pasif.
2. Kegiatan pembelajaran masih teacher centered belum student centered.
3. Pada pembelajaran dengan metode ceramah aktivitas belajar peserta didik
kurang
muncul
sehingga
beberapa
aspek
aktivitas
belajar
seperti
tanggungjawab, percaya diri dan kemampuan untuk berpendapat yang
dimiliki peserta didik kurang muncul.
4. Metode pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi.
C. Pembatasan Masalah
Terdapat banyaknya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, maka dalam
penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa masalah berikut :
1. Aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik yang masih relatif rendah.
5
2. Materi pembelajaran dibatasi hanya pada materi kelas X semester 2 yakni
materi redoks.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan, latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ;
1. Adakah perbedaan aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan
yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I?
2. Adakah perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1
Mertoyudan
sebelum
dan
sesudah
mengikuti
pembelajaran
kimia
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV?
3. Adakah perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1
Mertoyudan
sebelum
dan
sesudah
mengikuti
pembelajaran
kimia
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I?
4. Adakah perbedaan hasil belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1
Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal
peserta didik dikendalikan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti
pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
IV dan Jigsaw I.
6
2. Ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar antara peserta didik sebelum
dan
sesudah
mengikuti
pembelajaran
kimia
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV.
3. Ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar antara peserta didik sebelum
dan
sesudah
mengikuti
pembelajaran
kimia
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I.
4. Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti
pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik dikendalikan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi peserta didik: meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran kimia
melalui metode pembelajaran kooperatif Jigsaw IV selain itu juga
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
2. Bagi pendidik: memberikan pilihan alternatif model pembelajaran agar
peserta didik mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap
sosial yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Bagi mahasiswa: memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat
diterapkan dan penelitiannya.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas
baik proses maupun lulusan pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh
yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran
sangat tergantung dari kemampuan pendidik dalam melaksanakan atau mengemas
proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan
memberikan kontribusi sangat dominan bagi peserta didik (Muhith, 2007: 1).
Pembelajaran yang efektif tidak hanya ditentukan oleh kemampuan atau
kualitas pendidik, tetapi juga ditentukan oleh berbagai elemen atau faktor secara
stimulan. Efisiensi dan efektivitas mengajar ditentukan oleh kemampuan pendidik
dalam melakukan inovasi atau improvisasi
dalam pembelajaran
untuk
memperoleh efektivitas dan efisiensi mengajar diperlukan kemampuan pendidik
dalam mengembangkan berbagai komponen yang ada dalam pembelajaran
(Muhith, 2007: 32-33)
Pembelajaran kimia dapat menggunakan pembelajaran kooperatif yang
dapat meningkatkan nilai dan hasil belajar peserta didik. Belajar melalui
kooperatif dapat dijelaskan dari perspektif sosial dan perspetif kognitf. Perspektif
sosial artinya setiap peserta didik akan saling membantu dalam belajar agar semua
anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Perspektif kognitif artinya adanya
interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi untuk mengolah
informasi. Pembelajaran kimia pendidik diiharapkan tidak berperan sebagai satu-
8
satunnya sumber belajar, akan tetapi harus dapat menfasilitasi agar peserta didik
belajar secara aktif dalam tim (Suyanti, 2010: 99-100).
Pembelajaran kimia dapat menggunakan berbagai model yang dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik dalam kelas. Salah
satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia adalah model
kooperatif. Kegiatan berlangsung lebih efektif dan meningkatkan kemampuan
peserta didik dari berbagai perspektif melalui penerapan model tersebut. Peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran akan lebih aktif dan proses pembelajaran
bersifat student centered bukan teacher centered.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik (Payri, 2015). Model pembelajaran merupakan landasan dalam
kegiatan pembelajaran yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi
kurikulum dan implikasinya dalam kelas. Model pembelajaran digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas dan aktivitas
belajar mengajar. Melalui model pembelajaran peserta didik dibantu oleh pendidik
untuk
mendapatkan
informasi,
ide,
keterampilan,
cara
berpikir,
dan
mengekspresikan ide (Suprijono, 2009: 45-46).
Pembelajaran kooperatif disebut juga kelompok belajar, merupakan istilah
generik bagi bermacam prosedur inruksional yang melibatkan kelompok kecil
yang interaktif. Peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas
akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar
bersama dalam kelompok mereka serta dengan kelompok yag lain. Pada dasarnya
model pembelajaran kooperatif, para peserta didik saling berbagi, bertukar pikiran
9
tentang berbagai hal (Warsono dan Hariyanto, 2012: 161). Tujuan pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan
pengetahuan,
konsep,
kemampuan
dan
pemahaman peserta didik (Slavin, 2005: 33).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima perbedaan, dan
pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif menuntut
kerjasama dan interdepensi peserta didik dalam struktur tugas agar hasil belajar
dapat tercapai. Aksentuasi model pembelajaran kooperatif adalah interaksi
kelompok. Interaksi kelompok dalam kegiatan pembelajaran kooperatif dapat
mengembangkan keterampilan sosial. Komponen keterampilan sosial adalah
kecakapan
berkomunkasi,
kecakapan
bekerja
kooperatif
dan
solidaritas
(Suprijono, 2009: 61-62).
Pelaksanaann pembelajaran kooperatif harus diperhatikan beberapa
langkah agar implementasi pembelajaran kooperatif dapat berlangsung, antara
lain:
a.
Pengaturan tempat yang mendukung terbentuknya kelompok yang heterogen,
selain itu juga memperhatikan gender, ras/suku, dan yang paling penting
adalah heterogen dalam kecakapan peserta didik harus beragam dalam setiap
kelompok.
b.
Setiap peserta didik mengetahui manfaat dari pembelajaran kooperatif.
c.
Setiap peserta didik memiliki tugas masing-masing dalam kelompok dan
bertanggungjawab secara mandiri terhadap tugasnya.
d.
Tugas dalam kelompok dibagi secara adil oleh semua anggota kelompok
(Warsono dan Hariyanto, 2012: 162).
10
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang terdiri dari
beberapa peserta didik dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang
berbeda. Anggota kelompok dalam model ini harus heterogen, memiliki
kecerdasan yang berbeda, memilik tanggung jawab yang berbeda antar anggota
kelompok, namun setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk
membantu peserta didik yang lain agar memahami materi pelajaran yang sedang
didiskusikan.
Pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini, peserta didik dibagi menjadi
dua kelompok yakni kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota kelompok pada
setiap pertemuan berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa
toleransi dan menerima perbedaan. Model pembelajaran kooperatif juga mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik. dalam kegiatan pembelajaran peserta
didik memiliki memiliki tanggungjawab untuk bertukar informasi dan berdiskusi
untuk memecahkan suatu permasalahan, sehingga semua anggota kelompok
memahami pemecahan permasalahan yang sedang didiskusikan.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menerapkan model diskusi
dalam dua tahap. Diskusi tahap pertama, peserta didik dikelompokkan sesuai
dengan karakterisitik materi, kelompok ini disebut dengan kelompok asal. Peserta
didik dalam kelompok ini mendapat submateri yang berbeda pada setiap anggota
kelompok sehingga peserta didik bekerja secara individual. Diskusi tahap kedua
dibentuk kelompok ahli yang sesuai dengan materi yang dibahas, kelompok ahli
bertugas membahas materi secara mendalam. Kelompok ahli kembali ke
kelompok asal untuk berbagi materi yang telah didiskusikan dalam kelompok ahli,
11
sehingga setiap anggota kelompok asal memahami semua materi yang telah
didiskusikan (Saefuddin dan Berdiati, 2014: 116).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan
akuntabilitas peserta didik. Peserta didik tidak hanya belajar tentang materi
pelajaran, tetapi peserta didik juga belajar untuk berbagi dan menjelaskan
informasi kepada peserta didik yang lain. Kegiatan pembelajaran peserta didik
akan saling bergantung dengan peserta didik yang lain dan bekerja sama dalam
mempelajari materi tertentu (Maonde, dkk, 2015)
Pembelajaran sains dapat menggunakan model pembelajaran ini atau
dengan mengkolaborasikan dengan model atau metode pembelajaran yang lain.
Hal ini dikarenakan, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membuat peserta
didik fokus pada topik tertentu (Jansoon, 2008).
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Pendidik menjelaskan topik yang akan dipelajari.
b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakkan 4-5
peserta didik (kelompok asal).
c. Setiap peserta didik dalam kelompok asal diberi materi dan tugas yang
berbeda.
d. Anggota kelompok asal yang mendapat materi yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi yang sama.
e. Peserta didik kembali ke kelompok asal untuk berbagi hasil diskusi dalam
kelompok asal.
12
f. Peserta didik dan pendidik menyimpulkan hasil diskusi (Saefuddin dan
Berdiati, 2014: 118-119).
Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang
digunakan adalah Jigsaw I dan Jigsaw IV. Model kooperatif tipe Jigsaw I
merupakan Model kooperatif Jigsaw yang pada umumnya yakni, peserta didik
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan dua tahap diskusi. Diskusi pertama
peserta didik dalam kelompok asal yang beranggotakan empat peserta didik dan
diskusi kedua peserta didik dalam kelompok ahli yang beranggotakan sembilan
peserta didik. Peserta didik dalam kelompok asal mendapatkan materi pelajaran
yang berbeda-beda yang terdapat pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Peserta didik dalam kelompok ahli merupakan peserta didik yang memiliki LKPD
yang sama, peserta didik dalam kelompok ahli memiliki tanggungjawab untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi dan memahami materi yang terdapat di
LKPD. Setelah kegiatan diskusi pada kelompok ahli, anggota kelompok ahli
kembali ke kelompok asal untuk berbagi informasi.
4. Model Pembelajaran Jigsaw IV
Jigsaw IV yang dikembangkan oleh Holliday, mencakup tiga fitur baru
yang penting, yaitu pendahuluan, kuis, dan re-teaching setelah penilaian individu
(Holliday dalam Jansoon, 2008). Aktivitas belajar model pembelajaran Jigsaw IV
dapat diurutkan menjadi sembilan proses, yaitu :
a. Pendahuluan. Pendidik membentuk kelompok asal. Para anggota dari setiap
kelompok asal dibagi dalam kelompok-kelompok ahli.
b. Lembar ahli ditugaskan untuk kelompok ahli;
13
c. Kelompok ahli menjawab pertanyaan dari lembar kerja (LKPD) sebelum
kembali ke kelompok asal.
d. Kuis pada materi dalam kelompok ahli digunakan untuk memeriksa akurasi
kelompok ahli.
e. Masing-masing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk
berbagi informasi dengan kelompok asal mereka.
f. Kuis pada semua materi, pada kegiatan ini kelompok paling banyak
menjawab soal akan menjadi kelompok yang menang.
g. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
h. Penilaian individu dan kelas. Setiap peserta didik dinilai kembali
menggunakan post-test.
i. Re-teaching. Pendidik mengajarkan topik sulit yang ditemukan berdasarkan
penilaian post-test (Holliday, 2002).
Kegiatan pembelajaran untuk merangsang minat peserta didik, pendidik
menyampaikan pelajaran dengan cara ceramah, presentasi, memberi pertanyaan,
menyampaikan masalah, atau menampilkan film. Peserta didik kemudian dibagi
menjadi kelompok yang heterogen. Setiap peserta didik diberi lembar kerja
peserta didik dengan tema atau topik yang berbeda-beda pada setiap anggota
kelompoknya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV, kelompok ahli
kembali ke kelompok asalnya untuk mengajar semua anggota kelompok asal dan
mengerjakan kuis kelompok yang berdasarkan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Pendidik menelaah dan menjelaskan setiap konsep yang tidak dimengerti oleh
peserta didik. peserta didik kemudian mengerjakan kuis individu, dan skor
dikombinasikan untuk menghasilkan skor tim keseluruhan. Akhirnya, pendidik
14
melakukan re-teaching tentang materi yang dianggap masih sulit oleh peserta
didik setelah proses penilaian indvidu (Jansoon, 2008). Perbandingan antara
model Jigsaw I ,Jigsaw II, Jigsaw III dan Jigsaw IV dapat dilihat pada Tabel 1.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV pada penelitian
ini adalah:
a. Pendahulan, pendidik memberikan apersepsi sebelum kegiatatan pembelajaran.
b. Pendidik membagi peserta didik menjadi sembilan kelompok, satu kelompok
berisi empat peserta didik.
c. Pendidik memmbagikan LKPD dengan materi yang berbeda-beda.
d. Peserta didik bergabung dengan temannya yang mempunyai LKPD dengan
materi yang sama untuk membentuk kelompok ahli.
e. Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang
dibahasa dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di LKPD.
f. Anggota kelompok ahli menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.
Pertanyaan diberikan secara lisan dan dijawab secara lisan oleh peserta didik.
Tujuan memberikan pertanyaan pada kelompok ahli adalah untuk mengecek
pemahaman kelompok ahli tentang materi yang didiskusikan.
g. Peserta didik kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan
informasi yang diperoleh dari kelompok ahli.
h. Peserta didik mengikuti kuis kelompok. Kuis kelompok diberikan secara lisan
oleh pendidik dan dijawab secara lisan oleh pesert didik. Kuis kelompok
dijawab secara kelompok, kelompok yang memiliki nilai paling tinggi
merupakan kelompok yang menang.
i. Peserta didik mengerjakan kuis individu.
15
j. Pendidik melakukan re-teaching. Pendidik menanyakan permasalahan atau
kesulitan pada materi yang didiskusikan dan kuis individu. Pendidik akan
menjelaskan kembali materi pelajaran dan kuis yang dianggap sulit oleh
peserta didik.
Tabel 1. Perbandingan Model Jigsaw I, Jigsaw II, Jigsaw III dan Jigsaw IV
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
5.
Langkah
Pembelajaran
Perkenalan
Pembagian kelompok
ke kelompok ahli
Anggota kelompok
ahli menjawab soal
untuk kelompok ahli
Kuis
Anggota kelompok
kembali ke kelompok
asal
Kuis
Mengevaluasi proses
pembelajaran
Tes kemampuan
individu dan
perangkingan
Re-teaching
Model Pembelajaran Jigsaw
I
II
III
IV
(Jansoon, (Holliday, (Holliday, (Holliday,
2008)
2002 )
2002 )
2002)
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
√
√
√
√
-
-
-
√
-
-
√
√
-
√
√
√
-
-
-
√
Aktivitas belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
pembelajaran.
Aktivitas belajar dapat bersifat
fisik maupun mental. Dalam
kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas belajar akan
optimal jika adanya keterkaitan antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental
(Sadirman, 2011: 100).
16
Kegiatan pembelajaran tidak hanya menghafal fakta atau informasi.
Belajar merupakan berbuat dan mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas peserta didik. Proses belajar melibatkan aktivitas fisik dan psikis pada
peserta
didik,
sedangkan
pendidik
sebagai
pendamping/fasilitator
yang
menfasilitasi agar peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan (Arifin dan Setiyawan, 2012: 60).
Peserta didik merupakan makhluk hidup yang didalam dirinya terdapat
potensi yang sedang berkembang. Pengajaran efektif menyediakan kesempatan
belajar
sendiri
atau
melakukan
aktivitas
sendiri.
Pengajaran
modern
menitikberatkan pada asas aktivitas sejati. Peserta didik belajar agar memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan mengembangkan keterampilannya
(Hamalik, 2009: 171-172).
Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari pengajaran yang menggunakan asas
aktivitas yaitu:
a. Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
b. Peserta didik mampu mengembangkan seluruh kemampuan pribadi secara
integral
c. Memupuk kerjasama antar peserta didik
d. Peserta didik bekerja sesuai minat dan kemampuan sendiri
e. Menciptakan kondisi kelas yang disiplin dan suasana belajar menjadi
demokratis
f. Pengajaran dilakukan secara realitis dan konkrit (Hamalik, 2009: 175).
17
Macam-macam aktivitas belajar berdasarkan kegiatan belajar adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan visual terdiri dari membaca, melihat gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati pekerjaan orang lain.
b. Kegiatan-kegiatan
lisan
terdiri
dari
mengemukakan
suatu
fakta,
menghubungkan dengan kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan terdiri dari mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu suara
atau pendapat orang lain.
d. Kegiatan-kegiatan menulis terdiri dari membuat rangkuman, megerjakan tes,
mengisi angket dan memeriksa karangan (Hamalik, 2009:172-173).
Jenis- jenis aktivitas belajar yang lain, seperti :
a. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
b. Motor activities seperti melakukan percobaan, bermain dan membuat
konstruksi.
c. Mental
activities
seperti
menanggapi,
mengingat,
memecahkan
soal,
mengabalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
d. Emotional activities seperti minat, merasa bosan, gembira, semangat,
bergairah, gugup dan tenang (Sadirman, 2011: 101).
Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku peserta didik selama kegiatan
pembelajaran. Kegiatan berupa kegiatan fisik maupun psikis. Aktivitas belajar
tidak hanya kegiatan menulis, mendengarkan dan mengahafal materi yang
18
diberikan oleh pendidik. Aktivitas belajar memiliki banyak jenis, seperti kegiatan
visual, lisan, mendengarkan, menulis, mental, emosional, dan menggambar.
Aspek aktivitas belajar peserta didik dalam penelitian ini, antara lain:
a. Kegiatan visual yakni kemampuan membaca materi pelajaran.
b. Kegiatan lisan terdiri dari keaktifan dalam berpendapat, kemampuan bertukar
pendapat, kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota
kelompok, keaktifan mengajukan pertanyaan, kemampuan menanggapi
pendapat orang lain dan menjelaskan materi kepada anggota kelompok.
c. Kegiatan menulis terdiri dari kemampuan mengerjakan LKPD, kemampuan
mengerjakan soal tes individu, dan menuliskan materi yang akan dijelaskan.
d. Kegiatan emosi terdiri dari minat peserta didik dalam diskusi, merasa senang
saat melakukan kegiatan diskusi, dan toleransi antar anggota kelompok.
e. Kegiatan mental terdiri dari kemampuan memecahkan masalah dan
bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan.
f. Kegiatan mendengarkan terdiri dari mendengarkan penyajian materi dari
pendidik atau teman yang lain dan mendengarkan pendapat orang lain.
6. Hasil belajar
Hasil belajar dapat berupa pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009: 5-7). Hasil
belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor peserta didik
dan faktor lingkungan. Faktor yang berasal dari peserta didik berupa kemampuan
yang dimiliki oleh peserta didik. Faktor kemampuan peserta didik berpengaruh
sangat besar terhadap hasil belajar peserta didik. Faktor lain yang mempengaruhi
19
hasil belajar adalah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 2010: 39).
Hasil belajar peserta didik dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi,
karena kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui materi pembelajaran yang
telah dikuasi oleh peserta didik atau belum dikuasai, dan apakah kegiatan
pembelajaran sesuai dengan recana (Djamarah, 2010: 208).
Menurut Oselumese, dkk (2016) hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a.
Lokasi sekolah, lokasi sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik. Lokasi sekolah yang tenang dan jauh dari keramaian mampu
meningkatkan daya konsentrasi peserta didik.
b.
Fasilitas sekolah, fasilitas berupa buku pegangan dan fasilitas penunjang
kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik.
c.
Teknologi, teknologi sangat berpengaruh untuk peningkatan hasil belajar
peserta didik. teknologi yang disediakan oleh pihak berupa LCD, proyektor
dan akses internet. Hasil belajar peserta didik akan meningkatkan jika
teknologi yang disediakan oleh pihak sekolah dapat digunkan dengan baik,
dan teknologi yang disediakan lebih variatif.
Hasil belajar merupakan pencapian peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hasil belajar pada penelitian ini berupa hasil tes dan hasil
kuis indvidu yang dilakukan pada setiap pertemuan. Tes hasil belajar peserta didik
menggunakan soal objektif yang berjumlah 50 butir soal dengan lima alternatif
jawaban, tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yakni pada pertemuan
20
keempat. Kuis individu berupa soal urain yang diberikan pada setiap akhir
kegiatan pembelajaran.
7. Reaksi Redoks
Menurut kurikulum 2013 konsep redoks dan tata nama senyawa terdapat
di kelas X semester 2 yang terdiri dari dua Kompetensi Dasar (KD), yaitu:
KD 3.9 Menentukan bilangan oksidasi untuk mengindentifikasi reaksi reduksi dan
oksidasi serta penamaan senyawa.
KD 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan.
Berdasarkan kedua Kompetensi Dasar tersebut maka materi pembelajaran
dijabarkan menjadi tiga materi pembelajaran yaitu:
a.
Konsep redoks
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi ada tiga yaitu, konsep reaksi oksidasi
reduksi yang melibatkan oksigen, konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan
elektron dan konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan bilangan oksidasi
(Mulyanti, 2015: 85-87)
1) Konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan oksigen
Reaksi yang berlangsung tanpa adanya perpindahan elektron biasanya
meliputi penggabungan atau pemisahan ion-ion atau molekul-molekul. Reaksireaksi yang disertai terjadinya perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
dikenal sebagai reaksi oksidasi-reduksi atau disebut dengan reaski redoks.
Sebagai contoh penggabungan satu atom natrium dengan satu atom klor yang
dapat dipandang sebagai hasil perpindahan satu elektron dari atom natrium ke
atom klor (Sastrohamidjojo, 2010: 107).
21
Contoh reaksi oksidasi reduksi dalam kehidupan sehari-hari adalah
pembuatan besi logam dari hematit dalam tungku sembur, reaksi kimianya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Fe2O3(s) + 3CO(g)
2Fe(s) + 3CO2(g)
Pada reaksi di atas CO(g) mengambil atom O dari Fe2O3(s) menghasilkan
3CO2(g) dan unsur bebas besi. Istilah oksidasi berdasarkan reaksi di atas adalah
reaksi zatnya yang memperoleh atom O, sedangkan reduksi adalah reaksi zatnya
yang kehilangan atom O. CO(g) adalah zat yang teroksidasi dan Fe2O3(s) adalah
zat yang tereduksi. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan pada transfer
atom O sangat terbatas, maka muncul konsep reaksi oksidasi reduksi yang lain
(Petrucci dkk, 2008: 150).
2) Konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu zat, sedangkan reduksi
adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Contoh reaksi oksidasi reduksi adalah
besi bereaksi dengan oksigen seperti reaksi berikut:
4Fe(s) + 3O2(g)
2Fe2O3(g)
Besi yang semula sebagai atom netral yang bermuatan listrik melepaskan
elektron membentuk ion Fe3+. Jika oksida besi direduksi menjadi logam besi,
maka ion Fe3+ mengambil elektron untuk membentuk atom Fe. Reaksi pelepasan
dan pengambilan elektron diasosiakan dengan istilah oksidasi dan reduksi (Brady,
1999: 146).
3) Konsep reaksi oksidasi reduksi melibatkan bilangan oksidasi (BO)
Oksidasi menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan arti
adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Reduksi menyatakan setiap penurunan
22
dalam bilangan oksidasi. Dalam oksidasi dan reduksi yatu kenaikan
penurunan bilangan oksidasi
dan
dihasilkan dari perpindahan elektron-elektron
(Sastrohamidjojo, 2010: 111).
Fe2O3(s) + 3CO(g)
2Fe(s) + 3CO2(g)
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, BO oksigen adalah -2 dan BO besi
mengalami perubahan. BO besi turun dari +3 pada Fe2O3(s) menjadi 0 pada unsur
bebas besi. BO karbon naik dari +2 pada CO(g) menjadi +4 pada CO2(g). Pada
reaksi di atas, BO beberapa unsur meningkat pada proses oksidasi dan BO
beberapa unsur menurun dalam proses reduksi (Petrucci dkk, 2008: 151).
Zat pengoksidasi didefinisikan zat yang di dalam reaksi redoks
menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Zat pereduksi adalah zat yang di
dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami reduksi (Sudarmo, 2013:
153).
Pada beberapa reaksi oksidasi reduksi terdapat reaksi yang disebut reaksi
disproporsionasi yang artinya zat yang sama mengalami oksidasi dan reduksi.
Contohnya adalah dekomposisi hidrogen peroksida menghasilkan oksigen. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
2H2O2(aq)
2H2O(l) + O2(g)
Pada persamaan reaksi di atas bilangan oksidasi oksigen berubah dari -1
pada H2O2 menjadi -2 pada H2O (reduksi) dan menjadi 0 pada O2 (oksidasi). H2O2
pada reaksi di atas mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus (Petrucci dkk, 2008:
157).
b.
Bilangan Oksidasi
23
Bilangan positif maupun negatif yang diberi tanda pada atom dalam sutau
senyawa, agar dapat diketahui perubahnnya dalam reaksi redoks disebut bilangan
oksidasi (Brady, 1999: 148). Semua atom yang berada dalam unsur, senyawa
ataupun ion mempunyai bilangan oksidasi masing-masing. Bilangan oksidasi
berfungsi untuk menyatakan muatan yang dimiliki oleh atom (Mulyanti, 2015:
89).
Aturan-aturan untuk menentukan bilangan oksidasi, sebagai berikut:
1) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap zat mempunyai bilangan oksidasi 0.
Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O (Sastrohamidjojo, 2010 : 108).
2) Bilangan oksidasi dari suatu ion yang mengandung satu atom sama dengan
muatan yang ada dalam ion. Bilangan oksidasi atom-atom pada ion Na+, Al3+
dan S2- mempunyai bilangan oksidasi +1, +3 dan -2.
3) Jumlah semua bilangan oksidasi dari semua atom dalam senyawa adalah nol.
Bilangan oksidasi dari ion yang mengandung banyak atom, jumlah bilangan
oksidasinya sama dengan jumlah muatan yang ada pada ion (Brady, 1999:
149).
4) Bilangan
oksidasi
senyawa
kovalen
netral
ditentukan
oleh
nilai
keelektronegatifan unsur-unsur dalam senyawa. Unsur yang mempunyai
keelektronegatifan lebih besar memiliki bilangan oksidasi bernilai negatif,
sedangkan unsur yang memiliki keelektronegatifan lebih kecil mempunyai
bilangan oksidasi bernilai positif (Mulyanti, 2015: 90).
5) Beberapa unsur mempunyai bilangan oksidasi yang disesuaikan dengan
elektron valensi atau nomor golongan (Mulyanti, 2015: 90).
6) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekekalan muatan. Hal ini
24
dapat dinyatakan dalam keadaan-keadaan berikut:
a) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan
menjadi nol.
b) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu
atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi sama
dengan muatan pada ion (Sastrohamidjojo, 2010: 108-110).
c. Tata nama senyawa
1) Tata nama senyawa anorganik
a) Senyawa biner dari logam dan nonlogam
Senyawa yang terbentuk dari dua unsur, jika unsur penyusunnya dari
unsur logam dan nonlogam
disebut dengan senyawa biner dari logam dan
nonlogam. Aturan penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah
tulis nama logam tanpa modifikasi, kemudian tulis nama nonlogam yang
dimodifikasi dengan akhiran –ida. Contohnya adalah MgI3 nama senyawanya
adalah magnesium iodida (Petrucci dkk, 2008: 84).
b) Senyawa biner dari dua unsur nonlogam
Senyawa biner ini bukan tersusun dari unsur logam dengan unsur
nonlogam, tetapi tersusun dari senyawa molekul. Aturan penamaan senyawa ini
adalah tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian tulis nama
unsur dengan bilangan oksidasi negatif dengan akhiran –ida. Contohnya senyawa
HCl nama senyawanya adalah hidrogen klorida (Petrucci dkk, 2008: 86).
Penamaan senyawa biner dari dua unsur nonlogam dapat menggunakan
sistem awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap
macam unsur dalam satu molekul zat. Awalan beserta artinya adalah sebagai
berikut:
25
mono-
: satu
heksa-
: enam
di-
: dua
hepta-
: tujuh
tri-
: tiga
okta-
: delapan
tetra-
: empat
nona-
: sembilan
penta-
: lima
deka-
: sepuluh
Contohnya adalah NO2 nama senyawanya adalah nitrogen dioksida
(Brady, 1999: 156).
c)
Ion poliatomik
Ion poliatomik merupakan ion yang tersusun dari dua atau lebih atom.
beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut:
Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah
OH- nama ionnya adalah ion hidrosida. Akhiran yang lazim adalah –it dan –at,
dan beberapa berawalan hipo- atau per-.
Nonlogam seperti Cl, N, P dan S membentuk deret anion okso yang
mengandung jumlah oksigen berbeda. Penamaanya terkait dengan bilangan
oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom O, dimulai dari hipo- hingga per-,
berdasarkan meningkatnya bilangan oksidasi nonlogam atau meningkatnya jumlah
atom oksigen, berikut adalah urutannya:
Hipo----it
-----it
-----at
per------at
Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 (Petrucci dkk, 2008: 87).
d) Asam dan basa
Asam adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen.
Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama anion
26
dengan akhiran –ida. Contonhya, HF nama senyawanya adalah asam fluorida (Sri
Mulyanti, 2015: 29).
Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion
hidroksida berikatan dengan kation logam terutama golongan alkali, alkali tanah
dan logam alumunium. Penamaan senyawa basa adalah nama logam diikuti
dengan nama hidroksida. Contohnya, NaOH nama senyawanya adalah natrium
hidroksida (Mulyanti, 2015: 30).
2) Tata nama senyawa organik
Semua senyawa organik mengandung atom karbon, hampir semua
mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen atau sulfur. Terdapat banyak senyawa
organik di alam dan molekulnya juga rumit, nama senyawa organik juga rumit.
Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan nama sitematik
(Petrucci dkk, 2008: 90).
a)
Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa hanya yang mengandung atom karbon
dan hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena dan
alkuna. Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal.
Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8). Alkena adalah
hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Contohnya adalah etuna
(C2H4) dan propena (C3H6) (Petrucci dkk, 2008: 91).
b) Alkohol
Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus hidroksil (Petrucci dkk,
2008: 97). Contohnya adalah CH3OH (metanol) dan C5H5OH (etanol) (Unggul
Sudarmo, 2013: 186).
27
c)
Asam karboksilat
Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksilat (Petrucci dkk,
2008: 97). Contohnya adalah CH3COOH (asam etanoat atau asam asetat) dan
HCOOH (asam metanoat) (Sudarmo, 2013: 186).
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Maritya Dyah Minyaningrum (2011)
tentang “Perbandingan Keefektifan antara Metode Pembelajaran Jigsaw dan
Syndicate Group Terhadap Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2010/2011” menyimpulkan bahwa
ada perbedaan pada aktivitas belajar peserta didik kelas X semester 2 SMA Negeri
Cilacap tahun ajaran 2010/2011 dengan menggunakan model Jigsaw dan model
syindicate group. Penelitian ini relevan pada aspek aktivitas belajar kimia peserta
didik dan model pembelajaran tipe Jigsaw dan analisis data yang digunakan
menggunakan uji-t sama subjek dan uji-t beda subjek. Berdasarkan analisis data
yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan aktivitas belajar peserta didik yang
menggunakan model Jigsaw. Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian dan
sampel penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah (2015) tentang “Perbedaan
Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Scientific
Approach dan Model Direct Intruction Pada Materi Laju Reaksi Terhadap
Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1
Prambanan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015”
menyimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik yang mengikuti
kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw berbasis scientific approach
28
dengan model direct intruction pada materi laju reaksi jika kemampuan awal
dikendalikan. Penelitian ini relevan pada model pembelajaran tipe Jigsaw, analisis
data menggunakan analisis anakova dan variabel terikat. Berdasarkan analisis
yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar peserta didik yang
menggunakan model Jigsaw. Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian dan
sampel penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Turkmen dan Buyukaltay (2015) tentang
“which one is better? Jigsaw II versus Jigsaw IV on the Subject of the Building
Blocks of Matter and Atom” menyimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe
Jigsaw IV. Penelitian ini relevan pada aspek hasil belajar kimia peserta didik,
model pembelajaran tipe Jigsaw IV dan analisis data menggunkana uji-t melalui
program SPSS. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan ada
peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model Jigsaw IV.
Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian, sampel penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Timayi, dkk (2015) tentang “Effects of
Jigsaw IV Cooperative Learning Strategy (J4CLS) on Academic Performance of
Secondary School Students in Geometry” menyimpulkan bahwa ada perbedaan
hasil belajar peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw IV dan lecture method. Kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw IV memusatkan kegiatan pembelajaran yang memusatkan
pada peserta didik (student centered). Penelitian ini relevan pada aspek hasil
belajar kimia peserta didik dan model pembelajaran tipe Jigsaw IV dibandingkan
dengan Jigsaw II. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan ada
29
peningkatan aktivitas belajar peserta didik yang menggunakan model Jigsaw IV.
Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian, sampel penelitian dan
teknik
analisis data yang digunakan berupa uji anova.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah baik sekolah formal
ataupun nonformal berjalan hanya satu arah, pendidik yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran sedangkan peserta didk kurang aktif dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran berpusat pada pendidik bukan peserta didik. Suasana kelas yang
kurang menyenangkan juga membuat peserta didik menjadi pasif dan merasa
tertekan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini, menyebabkan hasil
belajar dan aktivitas belajar peserta menjadi kurang muncul. Peserta didik hanya
mendengarkan dan menerima materi pelajaran tanpa ikut berperan dalam berbagi
dan mengumpulkan informasi, hal ini menyebabkan hasil belajar dan beberapa
indikator aktivitas belajar peserta didik kurang muncul. Kegiatan pembelajaran
perlu dilakukan inovasi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif
dan menyenangkan, agar proses pembelajaran tidak bersifat teacher centered
melainkan student centered. Salah satu kegiatan pembelajaran yang inovatif
adalah dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Pelaksanaan kurikulum 2013, pendidik hanya berperan sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran, maka pendidik hendaknya menyiapkan model
pembelajaran yang variatif, inovatif, dan kreatif. Hal ini sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pendidik hanya berperan sebagai fasilator
kegiatan pembelajaran.
30
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, merupakan model pembelajaran
yang menyenangkan dan bersifat student centered. Peserta didik tidak menjadi
objek dalam kegiatan pembelajaran, teapi berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Pendidik hanya berperan sebagai failitator, pendidik akan
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran akan bertanggung jawab dengan
semua tugas
yang diberikan dan bertanggung jawab dengan anggota
kelompoknya. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk
mengajarkan materi yang dipelajari kepada peserta didik yang lain.
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw IV.
Penggunaan dua model pembelajaran ini diikuti dengan membandingkan aktivitas
belajar kimia dan hasil belajar kimia peserta didik. Perbedaan model pembelajaran
ini diharapkan mampu membedakan aktivitas belajar peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Penggunaan dua model pembelajaran memungkikan hasil belajar
peserta didik juga berbeda, sehingga dapat diketahui model pembelajaran yang
baik untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
D.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah:
1. Ada perbedaan signifikan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA
Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dengan Jigsaw I.
2. Ada perbedaan signifikan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA
Negeri 1 Mertoyudan yang sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV.
31
3. Ada perbedaan signifikan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA
Negeri 1 Mertoyudan yang sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I.
4. Ada perbedaan signifikan hasil belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1
Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal
peserta
didik
32
dikendalikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian termasuk penelitian quasi experimental posttest only design dan
pretest posttest design
dengan pendekatan kuantitatif.
Posttest only design
digunakan untuk variabel hasil belajar dan variabel aktivitas belajar peserta didik
menggunakan pretest posttest design. Perlakuan yang diberikan untuk kelas X
MIA 3 dengan menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4
menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw IV.
B. Waktu dan Tempat Penelitan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Januari-28 Februari 2017 di SMA
Negeri 1 Mertoyudan, Magelang.
C. Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian meliputi tiga jenis variabel, yaitu :
1.
Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian meliputi pembelajaran kimia dengan model
pembelajaran Jigsaw tipe I dan Jigsaw tipe IV.
2.
Variabel Terikat
Variabel terikat meliputi hasil belajar peserta didik dan aktivitas belajar
peserta didik dalam pembelajaran kimia.
3.
Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan adalah kemampuan awal peserta didik yaitu nilai
hasil ulangan pada materi elektrolit dan nonelektrolit.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1.
Populasi penelitian
33
Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X semester II SMA Negeri I
Mertoyudan tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 141 peserta didik yang
terbagi dalam 4 kelas.
2.
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 3 sebanyak 36 peserta didik
dan kelas X MIA 4 sebanyak 36 peserta didik. Kelas X MIA 3 menggunakan
model kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4 menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw IV.
3.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah
purposive
sampling
yang
artinya
teknik
pengambilan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015: 99). Sampel dipilih kelas yang kondusif,
jumlah peserta didik yang sama, kesamaan pendidik yang mengampu mata
pelajaran kimia dan mempertimbangkan nilai ulangan pada materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
E.
Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ada dua, yaitu RPP untuk kelas yang
menggunakan model pembelajaran Jigsaw I dan RPP untuk kelas yang
menggunakan model pembelajaran Jigsaw IV. RPP model pembelajaran Jigsaw I
dapat dilihat pada Lampiran 1. RPP model pembelajaran Jigsaw IV dapat dilihat
pada Lampiran 2.
34
b.
Lembar Observasi Aktivitas Belajar
Lembar observasi aktivitas belajar berisi pertanyaan yang akan diisi oleh
observer. Lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada
Lampiran 3. Peneliti menggunakan lembar obervasi aktivitas belajar peserta didik
yang diadaptasi dari Maritya Dyah Nindyaningrum dalam skripsi yang berjudul
“Perbandingan Keefektifan antara Metode Pembelajaran Jigsaw dan Syndicate
Group Terhadap Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Peserta didik
Kelas X SMA Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2010/2011”.
Tabel 2. Kisi – Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Indikator
Kegiatan visual
Kegiatan lisan
Kegiatan Menulis
Kegiatan emosi
Kegiatan mental
Kegiatan mendengarkan
Jumlah total
Nomor Pernyataan
1
2, 3, 4, 5, 6, 7
8, 9, 10
11, 12, 13
14, 15
16, 17
Jumlah Butir
1
6
3
3
3
2
17
c. Angket Aktivitas Belajar
Angket aktivitas belajar berisi pertanyaan yang akan diisi peserta didik.
Angket aktivitas belajar kimia peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 4.
Peneliti menggunakan angket aktivitas belajar peserta didik yang diadaptasi dari
Maritya Dyah Nindyaningrum yang berjudul “Perbandingan Keefektifan antara
Metode Pembelajaran Jigsaw dan Syndicate Group Terhadap Motivasi, Aktivitas
dan Prestasi Belajar Kimia Peserta didik Kelas X SMA Negeri 2 Cilacap Tahun
Ajaran 2010/2011”. Angket aktivitas belajar kimia peserta didik divalidasi secara
logis oleh dosen pembimbing dan ibu Dr. Eli Rohaeti, namun tidak divalidasi
secara empiris.
35
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kegiatan
Visual
Kegiatan
Lisan
Kemampuan membaca materi
pelajaran
Keaktifan dalam berpendapat
Kemampuan bertukar pendapat
Kepercayaan diri dalam
memberikan penjelasan kepada
anggota kelompok
Keaktifan mengajukan pertanyaan
Kemampuan menanggapi pendapat
orang lain
Menjelaskan materi kepada anggota
kelompok
Kegiatan Kemampuan mengerjakan Lembar
Menulis Kerja Siswa (LKS)
Kemampuan mengerjakan soal tes
individu
Menuliskan materi yang akan
dijelaskan
Kegiatan Minat Siswa dalam berdiskusi
Emosi
Merasa senang saat melakukan
kegiatan diskusi
Toleransi antar anggota kelompok
Kegiatan Kemampuan memecahkan masalah
Mental
Bertanggung jawab dengan tugas
yang telah diberikan
Kegiatan Mendengarkan penyajian materi
Mendeng dari pendidik atau teman yang lain
arkan
Mendengarkan pendapat orang lain
JUMLAH
Bentuk
Pernyataan
Positif Negatif
1
8
2
3,4 0
5
7,
10
13
29
3
2
2
6, 9
11
36
16
3
2
12
26, 31
3
14
22, 33
3
15,25
18
3
17
2
2
19
21
4
37
2
2
23
24
26
38
28
39
2
2
2
27, 32
34
3
35,
20
2
40
Σ
d. Soal Hasil Belajar
Soal hasil belajar terdiri dari 50 butir soal pilihan ganda dengan lima
alternatif jawaban. Soal hasil belajar kimia peserta didik divalidasi secara logis
dan empiris. Penyusunan soal didahului dengan penyusunan kisi-kisi soal hasil
belajar kimia peserta didik untuk memenuhi validitas logis. Validasi soal hasil
belajar kimia peserta didik dilakukan oleh dosen pembimbing. Validasi empiris
soal hasil belajar kimia peserta didik dilakukan dengan menguji soal-soal hasil
36
belajar kimia peserta didik selain kelas yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Soal hasil belajar peserta didik sebelum
dan sesudah divalidasi dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Kisi-kisi
soal hasil belajar kimia peserta didik pada materi redoks sebelum dan sesudah
validasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Peserta Didik
Materi pelajaran
Perkembangan
reaksi reaksi
redoks
C1
1, 2*, 3*,
4*, 8*,
12*, 16*,
39*, 30*,
22*
C2
Aspek Kognitif
C3
C4
38*
Σ
11
Bilangan
oksidasi unsur
dalam senyawa
dan ion
9*, 40*, 5*, 6*, 7*, 10, 11*,
43*, 44*, 14*, 15*, 18*, 19*,
45, 46,
21*, 23*, 26*, 27*,
29*, 31*, 32*, 33*,
34*, 35*,36, 37*, 41*,
43*, 47, 48*, 50*
32
Tata nama
senyawa
7
10
13, 17,
20*, 24*,
25, 28*,
49*
13
26
1
50
9
8
1
40
Jumlah butir
soal total
Jumlah butir
soal valid
23
Keterangan: * adalah butir soal yang valid
e.
Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan peserta didik untuk
berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. LKPD pada setiap pertemuan
mempunyai empat jenis dengan submateri pelajaran yang berbeda-beda. LKPD
berisi materi pelajaran dan pertanyaan yang harus dijawab peserta didik dalam
kelompok asal. LKPD yang digunakan di kelas Jigsaw I maupun Jigsaw IV
adalah sama, LKPD dapat dilihat pada lampiran 7.
f. Analisis Instrumen Penelitian
37
Instrumen soal hasil belajar kimia harus memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas.
1) Validitas Butir Soal
Validitas merupakan syarat terpenting dalam instrumen penilaian. Instrumen
penilaian yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur apa sebenarnya yang
akan diukur (Purwanto, 2013: 138). Validitas butir soal objektif dengan
menggunakan rumus korelasi point biserial :
rpbis =
𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐵
𝑝
√𝑞
Keterangan :
rpbis
: korelasi point biserial
Mp
: rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya
Mt
: rerata skor total
SB
: simpangan baku
p
: proporsi peserta didik yang menjawab benar
q
: proporsi peserta didik yang menjawab salah (Arikunto, 2012: 93)
Harga rpbis dikonsultasikan dengan harga rTabel pada taraf signifikan 5 %. Bila
harga rpbis > rTabel , maka butir soal valid dan dapat diujikan.
2) Reliabilitas Butir Soal
Butir soal yang reliabel jika butir soal tersebut digunakan oleh orang atau
kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda atau butir soal digunakan oleh
orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau waktu
yang berbeda hasilnya tetap atau konsisten (Suryabrata, 2012: 58). Penentuan
reliabilitas soal pilihan ganda yang valid dicari dengan menggunakan rumus KR20, yaitu :
38
𝑘
r11 = k−1 [
𝐵2 −Ó𝑝𝑞
𝑆𝐵2
]
Keterangan :
r11
: koefisien reliabilitas soal
k
: jumlah butir soal
Σpq
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
SB
: simpangan baku (Arikunto, 2012: 115)
Kriteria koefisien reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
< 0,200
: tidak reliabel
0,200-0,399
: reliabilitas rendah
0,400-0,599
: reliabilitas sedang
0,600-0,799
: reliabilitas tinggi
0,800-1,000
: reliabilitas sangat tinggi (Arikunto, 2012: 75).
2. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan 4 teknik, yaitu ujian, angket, observasi
dan dokumentasi.
a.
Teknik Ujian
Teknik ujian dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar kimia peserta
didik. Data hasil belajar kimia peserta didik diperoleh dari tes hasil belajar setelah
kegiatan pembelajaran selesai.
b.
Teknik Angket
Teknik angket dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar kimia
peserta didik. Data aktivitas belajar peserta didik diperoleh dari skor angket
aktivitas belajar kimia peserta didik yang diisi sebelum dan setelah proses
pembelajaran.
c.
Teknik observasi
39
Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi aktivitas
belajar peserta didik pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan oleh observer
yaitu mahasiswa Jurusan Kimia UNY dan UNNES yang bernama Herfina
Prasetyaning Dewi, Zamuruda Silmi, Rahayu Septiana dan Aulia Parahita.
d. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan
peserta didik yang berupa nilai ujian materi elektrolit dan nonelektrolit. Data yang
diperoleh berupa data nilai mentah dalam bentuk Ms. Ecxel.
F. Teknik analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis yaitu anakova, uji t sama subjek dan
uji t beda subjek. Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji persyaratan
hipotesis.
1.
Uji persyaratan
a. Uji Homonegitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi
yang sama atau tidak (Arikunto, 2012: 414). Pada penelitian ini uji normalitas
dilakukan terhadapap data kemampuan awal, hasil belajar, aktivitas belajar awal
dan aktivitas belajar akhir. Langkah-langkah uji homogenitas melalui SPSS Edisi
21 yaitu :
1) Membuka program SPSS edisi 21.
2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X dan Y, pada
Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data yang ingin
dianalisis (kemampuan awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas
awal peserta didik/aktivitas akhir peserta didik) dan tulis nama kelas berupa
kode 1 untuk kelas X MI3 dan 2 untuk kelas X MIA 4.
40
3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis (kemampuan
awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas awal peserta
didik/aktivitas akhir peserta didik) pada kolom X dan nama kelas pada kolom
Y.
4) Klik Analyze
Descriptives Statistics
Explore.
5) Memilih X sebagai Dependent List dan Y sebagai Factor List.
6) Klik tombol Plots.
7) Pilih Levene Test untuk Unstransormed.
8) Klik Continue
Ok (Nisfiannoor, 2009: 88).
Data berasal dari populasi yang homogen jika nilai signifikan (p)> 0,05
(Nisfianoor, : 103) Pada program SPSS Edisi 21 dapat dilihat pada Tabel Based
on Mean jika diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data yang dianalisis homogen.
b.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dari data penelitian
terdistribusi normal atau tidak (Hasibuan, Syah, dan Supardi, 2009: 67). Pada
penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadapap data kemampuan awal, hasil
belajar, aktivitas belajar awal dan aktivitas belajar akhir. Langkah-langkah uji
normalitas melalui SPSS Edisi 21 yaitu :
1) Membuka program SPSS edisi 21.
2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X dan Y, pada
Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data yang ingin
dianalisis (kemampuan awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas
awal peserta didik/aktivitas akhir peserta didik) dan tulis nama kelas berupa
kode 1 untuk kelas X MIA 3 dan 2 untuk kelas X MIA 4.
41
3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis (kemampuan
awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas awal peserta
didik/aktivitas akhir peserta didik) pada kolom X dan nama kelas pada kolom
Y.
4) Klik Analyze
Descriptives Statistics
Explore.
5) Memilih X sebagai Dependent List dan Y sebagai Factor List.
6) Klik tombol Plots.
7) Pilih Normality Test With Plots.
8) Klik Continue
Ok.
Data berasal dari populasi yang homogen jika nilai signifikan (p)> 0,05
(Nisfiannoor, 2009: 103) Pada program SPSS Edisi 21 dapat dilihat pada Tabel
Test of Normality pada kolom Shapiro-Wilk jika nilai signifikan diperoleh lebih
besar dari 0,05 maka data yang dianalisis normal.
c. Uji Korelasi Pearson
Uji korelasi digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua
variabel. Koefisein korelasi positif jika tinggi rendahnya setiap skor pada suatu
variabel akan diikuti secara konsisten oleh variabel yang lain. Koefisien korelasi
rendah negatif jika tinggi rendahnya setiapa skor tidak diikuti oleh variabel yang
lain.
Pada penelitian ini uji korelasi dilakukan terhadap data kemampuan awal
yang dikorelasikan dengan hasil belajar dan aktivitas belajar menggunakan
program SPSS 21. Menurut Nissfianoor (2009) langkah-langkah uji korelasi
Pearson adalah sebagai berikut:
1) Masukkan data kemampuan awal dan hasil belajar peserta didik pada Data
View.
42
2) Klik Analyze
Correlate
Bivariate
3) Data kemampuan awal dan hasil belajar peserta didik dipindahkan ke kotak
Variables
4) Klik Correlation Coefficients klik Pearson.
5) Klik Options
6) Klik Continue
Statistics
means and standard deviations.
Ok.
7) Lakukan langkah 1) sampai 6) untuk mengetahui hubungan antara
kemampuan awal peserta didik dengan aktivitas belajar.
d.
Uji interaksi antara covariate dengan fixed factor
Uji anakova mensyaratkan agar tidak ada interaksi antara kemampuan awal
dengan perlakuan yang diberikan. Menurut Trihendradi (2013) langkah-langkah
uji interaksi dengan menggunakan program SPSS 21 adalah sebagai berikut:
1) Masukkan data kemampuan awal, hasil belajar, aktivitas belajar peserta didik
dan identitas kelas pada Data View.
2) Klik Analyze
General Linear Model
Univariate.
3) Masukkan data kemampuan awal ke dalam covariate, hasil belajar dan
aktivitas belajar ke dalam depedent value
dan identitas kelas (1= kelas
Jigsaw I dan 2 = kelas Jigsaw IV) ke dalam fixed factor.
4) Klik Models
Custom
5) Aktifkan variabel identitas kelas dan pindahkan ke kolom model.
6) Pada Built Terms, pilih interaction.
7) Klik Continue
Options
Estimates of effect size
Continue.
8) Klik Ok.
Hasil analisis menunjukkan tidak ada interaksi antara covariate dengan fixed
factor jika taraf signifikan > 0,05.
43
2.
Uji Hipotesis
a.
Uji t beda subjek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keadaan
satu faktor dengan dua sampel. Uji terhadap gain skor, yaitu selisih antara skor
aktivitas awal dan skor aktivitas akhir, baik untuk kelas Jigsaw I maupun kelas
Jigsaw IV. Hipotesis nolnya (H0) adalah tidak ada perbedaan aktivitas belajar
peserta didik antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I. Langkah-langkah uji t beda
subjek menggunakan program SPSS Edisi 21 adalah:
1) Membuka program SPSS edisi 21.
2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X dan Y, pada
Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data gain skor
aktivitas belajar kimia peserta didik dan nama kelas (kode angka 1 untuk
kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4).
3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis data gain skor
aktivitas belajar kimia peserta didik pada kolom X dan nama kelas (kode
angka 1 untuk kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4) pada
kolom Y.
4) Klik Analyze
Compare Means
t-test independent samples.
5) Memasukan gain Skor pada Test Variabel(s) dan nama kelas pada Grouping
Variabels.
6) Klik Define Groups, group 1 ditulis angka 1 dan group 2 ditulis angka 2,
kemudian Continue (Suharjo, 2008: 11-13).
44
Pada tabel Independent Samples Test, jika nilai sig(2-tailed) lebih kecil dari
pada 0,05 maka ada perbedaan pada data penelitian atau H0 ditolak (Suharjo,
2008: 14).
b.
Uji t sama subjek
Analisis ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam
satu kelompok. Data yang digunakan dapat berupa data dari sampel yang sama
tetapi pengujian dilakukan dua kali dalam waktu yang berbeda atau menggunakan
interval waktu tertentu (Sarwono, 2009: 134). Pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah proses
pembelajaran kimia pada kelas X MIA 3 dan X MIA 4. Hipotesis nol adalah tidak
ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah proses
pembelajaran baik kelas Jigsaw I maupun kelas Jigsaw IV. Langkah-langkah uji t
sama subjek menggunakan program SPSS Edisi 21 adalah:
1) Membuka program SPSS edisi 21.
2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis sebelum dan
sesudah, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data
aktivitas awal belajar kimia peserta didik dan data aktivitas akhir belajar
kimia peserta didik.
3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis data aktivitas
awal belajar kimia peserta didik pada kolom sebelum dan data aktivitas akhir
belajar kimia peserta didik pada kolom sesudah.
4) Klik Analyze
Compare Means
Paired Samples T-Test.
5) Klik Variabel yang akan dianalisis pada kolom Test Variabel(s).
6) Klik Options, menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
7) Klik Continue
Ok (Suharjo, 2008: 17-19).
45
Pada tabel Paired Smples Correlations, jika nilai probabilitas (Sig.) lebih
kecil dari 0,05 (Sig.<0,05) maka ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik
sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran (Suharjo, 2008: 20).
c.
Uji Anakova
Uji anakova satu jalur ini digunakan untuk menguji efektivitas perlakuan
yang diberikan. Hipotesis nolnya (H0) adalah tidak ada perbedaan yang signifikan
pada hasil belajar kimia peserta didik antara peserta didik yang mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw IV
dan Jigsaw I. Hipotesis nol diuji dengan menggunakan analisis anakova
menggunakan program SPSS Edisi 21. Langkah-langkah analisis anakova
menggunakan program SPSS Edisi 21 sebagai berikut:
1) Membuka program SPSS edisi 21.
2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X, Y, dan Z.
Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis kemampuan awal
peserta didik, hasil belajar peserta didik dan kelas (kode angka 1 untuk kelas
X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4).
3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis data kemampuan
awal peserta didik pada kolom X, data hasil belajar peserta didik pada kolom
Y, dan nama kelas (kode angka 1 untuk kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk
kelas X MIA 4) pada kolom Z.
4) Klik Analyze
General Linear Model
Univariate.
5) Masukkan data kemampuan awal peserta didik (X) pada Tabel Covariate(s),
data hasil belajar kimia peserta didik (Y) pada Tabel Variabel Dependen, dan
data kelas (Z) pada Tabel Fixed Factor(s).
6) Kemudian klik Ok (Widhiarso, 2010: 2-3).
46
Harga F0 dibandingkan dengan F Tabel pada taraf signifikan 5% . Apabila
harga F0 > F, maka ada perbedaan data, atau jika p hitung <0,05 maka H0 ditolak,
berarti ada perbedaan yang signifikan.
3.
Deskripsi Data Aktivitas Belajar Kimia
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran data hasil
penelitian. Data aktivitas belajar kimia peserta didik diperoleh dari angket dan
lembar observasi. Data aktivitas belajar kimia peserta didik digunakan untuk
analisis uji-t sama subjek dan beda subjek. Data aktivitas belajar kimia yang
berasal dari lembar observasi berupa data kuantitatif kemudian akan
dideskripsikan menggunakan pengkategorian yang dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengkategorian Skor Aktivitas Belajar Kimia
No.
Rumus
Kategori
1.
̅ i + 1,8 Sbi
X>𝑋
2.
̅ i + 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋
̅ i + 1,8 Sbi
𝑋
B (Baik)
3.
̅ i - 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋
̅ i + 0,6 Sbi
𝑋
C (Cukup)
4.
̅ i - 1,8 Sbi < X ≤ 𝑋
̅ i - 0,6 Sbi
𝑋
K (Kurang)
5
̅ i – 1,8 Sbi)
X ≤ (𝑋
SB (Sangat Baik)
SK (Sangat Kurang)
Keterangan:
1
̅ i = rata-rata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
𝑋
2
1
1
Sbi = simpangan baku ideal ( 2 ) ( 3 ) (skor maksimal ideal – skor minimal ideal
X = skor empiris (Widoyoko, 2009: 238).
47
Secara garis besar, langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Kelas X MIA SMA Negeri 1 Mertoyudan
Kelas Sampel
Kelas X MIA 3
Kelas X MIA 4
Data kemampuan awal
Data kemampuan awal
Data aktivitas belajar
Data aktivitas belajar
Jigsaw I
Jigsaw IV
Data hasil belajar dan aktivitas belajar
Analisis data
kesimpulan
Gambar 1. Diagram alur penelitian
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu data kemampuan
awal peserta didik, data hasil belajar peserta didik, dan data aktivitas belajar kimia
peserta didik.
1.
Data Hasil Belajar Kimia
Data kemampuan awal yang digunakan merupakan nilai ulangan materi
elektrolit dan nonelektrolit. Ringkasan data kemampuan awal dan hasil belajar
kimia peserta didik dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Kemampuan awal dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik
Aspek
Jumlah Peserta didik
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
Keterangan :
Kelas
X MIA 3(Jigsaw I)
X1
Y1
36
36
84
80
47
58,75
63,11
68,03
X
= kemampuan awal
Y
= hasil belajar kimia
X MIA 4 (Jigsaw IV)
X2
Y2
36
36
84
82,38
32
51,63
64,12
71,14
Berdasarkan Tabel 6, nilai rata-rata kemampuan awal peserta didik antara
kelas X MIA 3 dan kelas X MIA 4 mirip. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut hasil belajar peserta didik sebelum diberi perlakuan mirip. Data
kemampuan awal peserta didik dan hasil belajar kimia peserta didik dapat dilihat
pada Lampiran 8.
2.
Data Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Data aktivitas belajar kimia peserta didik diperoleh dari angket aktivitas
belajar yang diberikan sebelum dan sesudah kelas diberi perilakuan. Data aktivitas
49
belajar kimia peserta didik juga diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar
kimia selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Ringkasan data aktivitas belajar
kimia peserta didik data dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Sumber
Kelas
Angket
X MIA 3 (Jigsaw I)
X MIA 4 (Jigsaw IV)
Lembar observasi
X MIA 3 (Jigsaw I)
X MIA 4 (Jigsaw IV)
Rerata nilai aktivitas belajar
kimia
Awal
73,64
Akhir
79,78
Awal
73,74
Akhir
80,60
Pertemuan I
75,72
Pertemuan II
78,89
Pertemuan III
81,50
Pertemuan I
78,50
Pertemuan II
79,12
Pertemuan III
81,37
Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai aktivitas belajar awal peserta
didik berdasarkan data dari angket aktivitas belajar kimia antara kelas X MIA 3
dengan kelas X MIA 4 tidak terpaut jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
kelas tersebut memiliki aktivitas belajar kimia yang mirip sebelum diberikan
perlakuan. Data aktivitas belajar kimia aktivitas belajar kimia peserta didik dapat
dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10.
3. Uji Validitas Instrumen
Hasil validitas soal hasil belajar kimia peserta didik sebanyak 50 butir soal
yang diujikan pada 65 peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Mertoyudan diperoleh
40 soal valid. Ringkasan hasil validasi butir soal hasil belajar kimia terdapat pada
Lampiran 11.
4. Uji Reliabilitas Instrumen
Nilai relibialitas butir soal hasil belajar kimia sebesar 0,89365 berdasarkan
perhitungan menggunakan rumus KR-20 . Hasil perhitungan tersebut menunjukan
50
bahwa instrumen untuk soal hasil belajar kimia termasuk memiliki reliabilitas
tinggi.
5. Uji Prasyarat Hipotesis
a. Uji Normalitas
Hasil perhitungan normalitas dengan menggunakan program SPSS Edisi 21
disajikan dalam Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
Data
Kemampuan awal peserta didik
Pengetahuan Akhir peserta didik
Kelas
X MIA 3
X MIA 4
X MIA 3
X MIA 4
P
0,079
0,428
0,129
0,498
Sebaran
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Terhadap Aktivitas Belajar Peserta Didik
Data
Kelas
Aktivitas belajar awal peserta X MIA 3
didik
X MIA 4
Aktivitas belajar Akhir peserta X MIA 3
didik
X MIA 4
P
0,990
0,228
0,194
0,693
Sebaran
Normal
Normal
Normal
Normal
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normal karena
memenuhi syarat yaitu p>0,05. Berdasarkan perhitungan normalitas, maka data
kemampuan awal, data aktivitas belajar, data pengetahuan akhir, dan data aktivitas
belajar akhir peserta didik telah memenuhi syarat normal. Hasil uji normalitas
terdapat pada Lampiran 12.
b.
Uji Homogenitas
Hasil perhitungan homogenitas dengan menggunakan program SPSS Edisi
21 disajikan dalam Tabel 10. Berdasarkan perhitungan homogenitas, data
kemampuan awal, pengetahuan akhir, aktivitas belajar awal, aktivitas belajar akhir
peserta didik telah memenuhi syarat homogen karena telah memenuhi syarat
51
p>0,05 dan fhitung < fTabel . Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Ringkasan Uji Homogenitas
Keterangan
Kemampuan
peserta didik
Pengetahuan
peserta didik
Aktivitas belajar
peserta didik
Aktivitas belajar
peserta didik
p
awal 0,231
fhitung
1,459
ftabel
3,978
df
70
Status
Homogen
akhir 0,515
0,427
3,978
70
Homogen
awal 0,512
0,435
3,978
70
Homogen
akhir 0,235
1,436
3,978
70
Homogen
c. Uji korelasi
Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson.
Berdasarkan uji korelasi antara kemampuan awal dengan hasil belajar
menghasilkan nilai signifikan (p) 0,03 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kemampuan awal dengan hasil belajar.
Semakin tinggi kemampuan awal maka semakin tinggi hasil belajar peserta didik,
maka kemampuan awal peserta didik perlu dikendalikan.
Berdasarkan uji korelasi antara kemampuan awal dengan aktivitas belajar
menghasilkan nilai signifikan (p) 0,498 > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kemampuan awal dengan aktivitas belajar,
sehingga dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate (anakova) buka
multivariate (mankova). Perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 13.
d. Uji interaksi
Berdasarkan analisis univariate terhadap data kemampuan awal dan hasil
belajar peserta didik menunjukkan nilai signifikan (p) 0,758 > 0,05 menunjukkan
bahwa tidak ada interaksi antara kemampuan awal dan perlakuan yang diberikan
52
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Perhitungan uji interaksi
terdapat pada Lampiran 14.
6. Uji Hipotesis
a. Uji-t beda subjek
Uji-t beda subjek digunakan untuk mengetahui dua sampel yang tidak
berhubungan dengan satu faktor dua sampel. Faktor yang diamati adalah aktivitas
belajar kimia peserta didik. uji-t beda subjek menggunakan selisih antara skor
aktivitas awal belajar kimia dan skor aktivitas akhir belajar kimia pada kelas X
MIA 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I maupun
kelas X MIA 4 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
IV.
Hasil uji-t beda subjek menghasilkan nilai p= 0,696, thitung= 0,392, ttabel=
1,994 dan df= 70. Berdasarkan harga p dan thitung dari data aktivitas belajar kimia
peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw I dan Jigsaw IV dapat diketahui bahwa nilai p>0,05 dan thitung < ttabel
sehingga hipotesis H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Perhitungan uji-t beda
subjek aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 dan X MIA 4 dapat
dilihat pada Lampiran 15.
b.
Uji-t sama subjek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan satu
sampel dengan pengamatan dua kali. Uji-t sama subjek digunakan untuk
mengetahui perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah
mengikuti proses pembelajaran kimia pada kelas X MIA 3 dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4 dengan
53
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Ringkasan hasil ujit sama subjek terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji-t Sama Subjek
Data
p
Aktivitas belajar peserta 0,000
didik kelas X MIA 3
Aktivitas belajar peserta 0,000
didik kelas X MIA 4
thitung
4,232
ttabel
2,0315
df
35
6,729
2,0315
35
Keterangan
Ada
perbedaan
Ada
perbedaan
Berdasarkan harga p, thitung dan ttabel dari data aktivitas belajar kimia peserta
didik kelas X MIA 3 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw I dapat diketahui bahwa p<0,05 dan thitung > ttabel dimana
thitung= 4,232 dan ttabel=2,0315, sehingga hipotesis H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa
ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik Kelas X MIA 3 sebelum dan
sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Perhitungan uji-t
sama subjek aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 dapat dilihat pada
Lampiran 16.
Berdasarkan harga p, thitung dan ttabel dari data aktivitas belajar kimia peserta
didik kelas X MIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw IV dapat diketahui bahwa p<0,05 dan thitung > ttabel dimana
thitung= 6,729dan ttabel=2,0315, sehingga hipotesis H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa
ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik Kelas X MIA 4 sebelum dan
sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Perhitungan
uji-t sama subjek aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 dapat dilihat
pada Lampiran 17.
c.
Uji anakova
Analisis ini digunakan untuk meguji ada tidaknya perbedaan rerata suatu
variabel terkait antara dua kelompok dengan mengendalikan kovariabelnya yang
54
berupa nilai kemampuan awal peserta didik. Hipotesis nolnya (H0) adalah tidak
ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia peserta didik antara peserta
didik yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw I dan
Jigsaw IV.
Hasil uji Anakova menghasilkan nilai p= 0.046, fhitung= 4.146, ftabel= 3.974 dan
df= 1:72. Nilai fhitung > ftabel dimana fhitung = 4,146 dan ftabel = 3,974 serta nilai
p<0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada hasil belajar peserta didik yang mengikuti model pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Hasil uji anakova
dapat dilihat pada Lampiran 19.
7.
Deskripsi Skor Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Data kuantitatif yang diperoleh dari lembar aktivitas belajar kimia peserta
didik teridir dari 17 butir pernyataan yang terdiri dari 6 aspek aktivitas belajar
kimia dan 17 indikator aktivitas belajar kimia peserta didik. lembar observasi diisi
berdasarkan skala Likert, maka dapat diketahui skor tertinggi ideal adalah 85, skor
terendah ideal adalah 17, rata-rata ideal sebesar 51 dan simpangan baku ideal
sebesar 11.33. Skor tersebut dikonversikan ke dalam pengkategorian skor aktivitas
belajar kimia peserta didik sehingga diperoleh interval skor yang dapat dilihat
pada Tabel 12.
Tabel 12. Interval Skor Aktivitas Belajar Peserta Didik
No.
Interval Skor
1.
X > 71,394
2.
57,798 < X ≤ 71,394
3
44,202 < X ≤ 57,798
4.
30,606 < X ≤ 44,202
5.
X ≤ 30,606
55
Kategori
SB (Sangat Baik)
B (Baik)
C (Cukup)
K (Kurang)
SK (Sangat Kurang)
Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 19, kategori aktivitas belajar
kimia pada kelas Jigsaw I dan kelas Jigsaw IV dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kategori Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Kategori
Aktivitas
Belajar
SB
B
C
K
SK
Pert. 1
Σ %
29 81
3 8
4 1
0 0
0 0
Kelas Jigsaw I
Pert. 2
Pert. 3
Σ %
Σ %
29 81
32 89
6 16
3 8
0 0
0 0
1 3
1 3
0 0
0 0
Pert. 1
Σ %
30 84
6 16
0 0
0 0
0 0
Kelas Jigsaw IV
Pert. 2
Pert. 3
Σ %
Σ %
35 97
33 92
1 3
3 8
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
B. Pembahasan
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Mertoyudan Tahun ajaran 2016/2017,
sebagai sampel penelitian adalah kelas X MIA 3 dan X MIA 4. Kelas X MIA 3
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Materi pelajaran
yang digunakan dalam penelitian ini sama yaitu materi reaksi reduksi oksidasi dan
tata nama senyawa.
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
angket aktivitas belajar kimia peserta didik, lembar observasi aktivitas belajar
kimia peserta didik, kuis individu, dan soal hasil belajar kimia peserta didik. RPP
untuk kelas Jigsaw I dan Jigsaw IV berbeda. Perbedaanya terletak pada langkahlangkah pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran pada kelas Jigsaw IV
terdapat kuis kelompok ahli yang dilakukan di kelompok ahli untuk menguji
pemahaman kelompok ahli, terdapat kuis kelompok untuk menguji pemahaman
materi pada kelompok asal dan di akhir dengan re-teaching yang bertujuan untuk
56
mengulang materi yang belum dipahami oleh peserta didik, sedangkan Jigsaw I
tidak ada.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia
Pelaksanaan pembelajaran kimia dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelas
yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan
Jigsaw IV. Kegiatan pembelajaran pada kedua dilakukan selama sembilan jam
pelajaran yang terbagi menjadi tiga pertemuan setiap pertemuan dilakukan selama
tiga jam pelajaran. Pada kedua kelas, pertemuan pertama mempelajari materi
perkembangan konsep redoks, pertemuan kedua mempelajari materi bilangan
oksidasi dan pertemuan ketiga mempelajari tata nama senyawa.
a. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I
Proses
pembelajaran
dilakukan
sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan langkah model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
I dilakukan dalam lima langkah. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali
dengan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan, sehingga peserta didik mengetahui gambaran mengenai model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Langkah pertama yang dilakukan pendidik adalah memaparkan materi yang
akan dipelajari, kemudian membagi kelas menjadi sembilan kelompok, kelompok
ini disebut dengan kelompok asal (Lampiran 20). Setiap kelompok beranggotakan
empat peserta didik. Kelompok dibentuk oleh peserta didik dan pada setiap
pertemuan kelompok anggota kelompok beranggotakan peserta didik yang
berbeda.
57
Langkah kedua adalah membagi LKPD, setiap anggota kelompok asal
memperoleh LKPD yang berbeda-beda. Masing-masing peserta didik memiliki
tanggungjawab terhadap LKPD yang diperolehnya. LKPD pada setiap pertemuan
berbeda-beda, sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari pada setiap
pertemuan.
Pada langkah ketiga, pendidik membagi kelompok asal menjadi kelompok ahli.
Kelompok ahli berasal dari kelompok asal yang memperoleh LKPD yang
memiliki submateri yang sama. Setiap kelompok ahli beranggotakan sembilan
peserta didik yang berasal dari kelompok sembilan asal yang berbeda-beda.
Anggota kelomppok ahli pada setiap pertemuan beranggotakan peserta didik yang
berbeda, hal ini karena submateri yang diperoleh oleh peserta didik pada setiap
pertemuan juga berbeda.
Langkah keempat dalam model pembelajaran ini adalah anggota kelompok ahli
mengerjakan pertanyaan yang terdapat di dalam LKPD. Anggota kelompok ahli
juga bertanggungjawab mencari informasi dan berdiskusi tentang submateri yang
diperoleh agar kelompok ahli benar-benar memahami materi yang diperoleh
seperti yang pada Gambar 2. Peserta didik berdiskusi dan mencari informasi dari
berbagai sumber, seperti buku paket, buku pegangan peserta didik dan internet,
kadang-kadang peserta didik juga bertanya kepada pendidik jika kesulitan dalam
menjawab pertanyaan dalam LKPD. Pada kegiatan ini terdapat beberapa kendala
yakni, adanya peserta didik yang pasif dalam kelompok, peserta didik yang
bergurau dengan teman yang lain sehingga membuat kondisi kelas menjadi ramai,
dan peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan diskusi hanya bermain telepon
genggam. Cara mengatasi kendala ini pendidik menegur peserta didik dan
memantau kegiatan diskusi secara langsung.
58
Gambar 2. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw I
Langkah kelima adalah anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal
untuk berbagi informasi dengan kelompok asal. Pada kegiatan ini peserta didik
bertanggung jawab untuk berbagi informasi yang diperoleh dari diskusi dengan
kelompok asal untuk diinformasikan untuk anggota kelompok asal, sehingga
semua anggota asal memahami materi pelajaran pada kegiatan pembelajaran hari
itu. Pada kegiatan ini, peserta didik semangat untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok asal lainnya meskipun ada beberapa peserta didik yang merasa malu
dan tidak percaya diri saat menjelaskan. Peserta didik juga bertanya kepada
pendidik jika mengalami kesulitan dalam menjelaskan kepada anggota kelompok.
Gambar 3. Peserta Didik di Kelas Jigsaw I Mengerjakan Kuis
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I diakhiri dengan kuis individu
pada setiap satu siklus pembelajaran seperti pada Gambar 3. Tujuan kuis untuk
59
mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari pada hari itu.
Hambatan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada saat melakukan
penelitian di kelas Jigsaw I adalah beberapa peserta didik cenderung pasif dan
tidak mengerjakan LKPD secara diskusi hanya melihat perkerjaan peserta didik
yang lain.
b. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV
Kegiatan
pembelajaran
disesuaikan
dengan
langkah-langkah
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV yang sesuai denga Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dilakukan dalam
sembilan
langkah.
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
diawali
dengan
memberikan pengarahan dan penjelasan tentang pembelajaran yang yang akan
dilaksanakan, sehingga peserta didik mengetahui gambaran mengenai model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Langkah pertama (perkenalan) pendidik melalukan pendahuluan dengan
melakukan apersepsi dan menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan
dipelajari. Langkah kedua pendidik membagi kelas menjadi sembilan kelompok.
Kelompok ini disebut dengan kelompok asal (Lampiran 21). Setiap kelompok
beranggotakan empat peserta didik. Kelompok asal dibentuk oleh peserta didik
dan pada setiap pertemuan beranggotakan peserta didik yang berbeda. Setiap
anggota kelompok asal memperoleh LPKD yang berbeda-beda pada setiap
anggota kelompok asal.
Langkah ketiga membagi kelompok asal menjadi kelompok ahli. Setiap
kelompok ahli beranggotakan sembilan peserta didik yang berasal dari kelompok
asal yang berbeda-beda. Setiap kelompok ahli mendapatkan submateri yang
berbeda-beda.
60
Langkah keempat pada model pembelajaran ini, anggota kelompok ahli
mengumpulkan informasi, berdikusi dan mengerjakan lembar kerja peserta didik
(LKPD) seperti yang terlihat pada Gambar 4. Kendala yang ada pada kegiatan ini
adalah adanya peserta didik yang pasif dalam kelompok ahli, peserta didik yang
bergurau dengan anggota kelompok lain, peserta didik yang tidak serius dan
peserta didik yang bermain dengan telepon genggam. Pendidik langsung menegur
peserta didik yang tidak serius dan memantau langsung kegiatan diskusi.
Gambar 4. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw IV
Langkah kelima adalah kuis kelompok, tujuan dari kuis ini untuk mengetahui
pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran yang didiskusikan dalam
kelompok ahli. Anggota kelompok ahli diberi beberapa pertanyaan sebagai kuis
kelompok ahli.
Materi yang ditanyakan seperti yang terdapat di LKPD,
pertanyaan diberikan secara lisan dan dijawab secara lisan oleh peserta didik.
Langkah kelima adalah anggota kelompok ahli ke kembali kelompok asal
untuk berbagi informasi dengan kelompok asal. Pada kegiatan ini setiap anggota
kelompok asal saling tukar informasi yang didapat dalam diskusi kelompok ahli.
Peserta didik dalam kegiatan ini akan mendapatkan informasi tentang semua
materi yang diskusikan pada semua kelompok ahli. Kendala pada kegiatan ini
adalah beberapa peserta didik merasa malu saat menginformasikan materi kepada
61
anggota kelompok yang lain, beberapa peserta didik tidak memahami materi yang
menjadi tanggung jawabnya, dan ada peserta didik yang kesulitan dalam
memahami materi yang diinformasikan oleh peserta didik yang lain. Cara
mengatasi kendala ini adalah pendidik memantau lanngsung kegiatan diskusi dan
membantu peserta didik dalam menjelaskan materi.
Langkah keenam adalah kuis kelompok. Semua kelompok mengikuti kuis
untuk semua materi yang didiskusikan pada hari itu. Pada kegiatan ini kelompok
yang paling banyak menjawab pertanyaan akan menjadi pemenang. Kuis berupa
pertanyaan lisan dan dijawab secara lisan oleh peserta didik. Kelompok yang
mendapat jumlah skor paling banyak merupakan kelompok yang menang.
Langkah ketujuh adalah mengevaluasi proses pembelajaran pada hari itu agar
kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat berlangsung dengan lancar.
Langkah kedelapan adalah kuis individu. Setiap peserta didik mengerjakan kuis
dengan materi yang didiskusikan pada kegiatan hari tersebut seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 5. Tujuan dari kuis individu untuk mengetahui pemahaman
peserta didik tentang materi yang dipeljari. Hasil kuis individu digunakan sebagai
nilai hasil belajar pada kegiatan hari itu.
Gambar 5. Peserta Didik di Kelas Jigsaw IV Mengerjakan Kuis
62
Langkah kesembilan adalah re-teaching. Pendidik mengajarkan dan
membahas materi pelajaran yang sulit berdasarkan penilaian kuis individu.
Pendidik juga mengajarkan materi pelajaran yang belum dipahami oleh peserta
didik.
2.
Perbedaan Aktivitas belajar kimia peserta didik yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV
Hipotesis alternatif yang digunakan adalah ada perbedaan aktivitas belajar
kimia peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif Jigsaw I dan Jigsaw IV. Berdasarkan perhitungan uji-t
beda subjek menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifkan aktivitas belajar
kimia peserta didik yang mengikuti model kooperatif Jigsaw I dan Jigsaw IV
Aktivitas belajar kimia peserta didik antara kelas X MIA 3 dengan kelas X
MIA 4 tidak terdapat perbedaan disebabkan beberapa hal diantaranya:
a. Pembelajaran baik dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe
Jigsaw I maupun dengan Jigsaw IV sama-sama peserta didik mencari
informasi, mengolah informasi dan mendiskusikan secara berkelompok
sehingga setiap anggota kelompok aktif mencari dan mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan oleh kelompok (Jansoon, 2008).
b. Pendidik dalam model pembelajaran pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw I
maupun dengan Jigsaw IV hanya berperan sebagai fasilitator, peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran dapat bertanya kepada
pendidik. Peserta didik akan menjadi aktif bertanya menggali informasi yang
belum diketahui kepada peserta didik yang lain ataupun kepada pendidik
(Jansoon, 2008).
c. Kedua model tersebut merupakan model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran yang membuat peserta didik untuk aktif di dalam kelas. Peserta
63
didik akan bekerjasama untuk meningkatkan pembelajaran dengan berbagai
cara. Peserta didik akan lebih termotivasi jika bekerja dalam kelompok belajar
yang tepat dan waktu yang tepat (Payri, 2015).
Berdasarkan uji-t beda subjek menunjukkan tidak ada perbedaan, tetapi
aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 dan kelas X MIA 4
mengalami perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan mengalami
perubahan. Aktivitas belajar kimia peserta didik masing-masing kelas mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada grafik aktivitas
belajar kimia berdasarkan data observasi aktivitas belajar kimia Gambar 5.
Berdasarkan grafik aktivitas belajar kimia, aktivitas belajar kimia peserta
didik mengalami kenaikan pada setiap pertemuan. Hal ini dikarenakan peserta
didik sudah paham tentang model pembelajaran yang dilaksanakan sehingga,
peserta didik langsung aktif dalam kegiatan diskusi kelompok asal dan kelompok
ahli.
Perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti kelas Jigsaw I pada
setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 16, yang menyatakan
bahwa aktivitas belajar kelas Jigsaw IV pada setiap pertemuan tidak ada yang
memiliki kategori kurang atau sangat kurang, bahkan sebagian besar aktivitas
belajar peserta didik kategori sangat baik pada setiap pertemuan. Kelas Jigsaw I
masih terdapat peserta didik yang memiliki kategori aktivitas belajar yan kurang,
selain itu persentase peserta didik dengan aktivitas belajar yang sangat baik lebih
rendah dari pada kelas Jigsaw IV. Kencenderungan peningkatan aktivitas belajar
peserta didik dapat dilihat pada Gambar 6.
64
Aktivitas Belajar
82
81
80
aktivitas belajar kimia
kelas X MIA 3
79
78
77
aktivitas belajar kimia
kelas X MIA 4
76
75
0
1
2
3
4
Pertemuan KeGambar 6. Grafik Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Berdasarkan Gambar 6, kecenderungan aktivitas belajar peserta didik kelas
Jigsaw I mengalami peningkatan aktivitas belajar pada setiap pertemuannya.
Aktivitas belajar kelas Jigsaw I meningkat sangat signifikan pada setiap
pertemuannya. Meningkatnya aktivitas belajar peserta didik di kelas Jigsaw I
dikarenakan peserta didik tidak merasa malu dan tertekan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Selain itu, jadwal pelajaran kimia di kelas Jigsaw I
dilakukan di pagi hari, sehingga peserta didik masih semangat dan belum
mengalami kelelahan. Aktivitas belajar kelas Jigsaw IV mengalami peningkatan,
namun tidak signifikan. Hal ini dikarenakan, kelas Jigsaw IV sudah aktif sejak
awal pertemuan. Selain itu, jadwal kelas Jigsaw IV selalu pada jam siang,
sehingga peserta didik sudah mengalami kelelahan dan aktivitas belajar peserta
didik cenderung mengalami peningkatan tetapi sedikit.
Peserta didik pada umumnya akan lebih konsentrasi, fokus dan aktif saat
kegiatan pembelajaran berlangsung pada pagi hari. Pagi hari peserta didik masih
segar sehingga peserta didik lebih berminat untuk belajar. Belajar pada waktu
siang hari, peserta didik sudah banyak yang mengalami kelelahan karena aktivitas
di pagi hari Lestari (2015).
65
Kondisi lingkungan kelas juga mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik.
Peserta kelas X MIA 3 terdapat beberapa peserta didik yang sangat aktif sehingga
dapat mempengaruhi peserta didik yang kurang aktif, tetapi masih terdapat
beberapa peserta didik yang kurang aktif meskipun sudah diajak aktif oleh peserta
didik yan lain. Kelas X MIA 4, sebagian besar peserta didik sangat aktif sehingga
peserta didik yang kurang aktif akan berusaha ikut aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut Sukmadinata (2003), karakteristik peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran berbeda-beda meliputi kecerdasan, bakat, sikap, minat dan
keterampilan. Keberagaman karakteristik individu juga dipengaruhi oleh faktor
bawaan dari keturunan. Faktor pengalaman karena pengaruh lingkungan.
Lingkungan dan suasana kelas pada saat kegiatan pembelajaran mempangaruhi
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 lebih besar dari pada
kelas X MIA 3 pada pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan dari tujuh belas
indikator aktivitas belajar kimia, kelas X MIA 4 memiliki skor lebih besar pada
dua belas indikator sedangkan kelas X MIA 3 memiliki skor lebih besar hanya
pada lima indikator. Indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah kelas X
MIA 3 dibandingkan dengan kelas X MIA 4 adalah indikator menuliskan materi
yang akan dijelaskan. Kemampuan menulis kelas X MIA 3 sebesar 71 dan kelas X
MIA 4 sebesar 124. Pada pertemuan pertama, kemampuan membaca materi
pelajaran merupakan indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah pada
kedua kelas.
Pertemuan kedua, aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 dan X MIA 4 tidak
memiliki perbedaan yang sangat besar. Meskipun perbedaan aktivitas belajar
66
kimia peserta didik hanya sedikit, namun kemampuan menuliskan materi yang
akan dijelaskan kelas X MIA 3 mengalami peningkatan dari pada kelas X MIA
4. Kelas X MIA 3 memiliki skor sebanyak 90 dan kelas X MIA 4 turun menjadi
72. Pada pertemuan kedua, kemampuan membaca materi pelajaran merupakan
indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah.
Pertemuan ketiga, aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 dan X MIA 4 tidak
memiliki perbedaan yang sangat besar. Aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3
lebih besar dari pada kelas X MIA 4. Hal ini dikarenakan, kemampuan bertukar
pendapat dan kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota
kelompok peserta didik kelas X MIA 3 mengalami peningkatan yang signifikan
sedangkan kelas X MIA 4 mengalami peningkatan namun tidak signifikan. Hal ini
dikarenakan kelas X MIA 4 mengalami kesulitan dalam materi tata nama
senyawa, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam kemampuan lisan
(kemampuan bertukar pendapat dan kepercayaan diri dalam memberikan
penjelasan kepada anggota kelompok). Aktivitas belajar kimia peserta didik yang
paling rendah dari setiap pertemuan adalah kemampuan peserta didik membaca
materi pelajaran. Peserta didik akan membaca materi pelajaran ketika disuruh oleh
pendidik atau hanya saat mengerjakan LKPD. Tidak semua peserta didik mau
untuk membaca sebelum kegaiatan pembelajaran meskipun sudah ditegur oleh
pendidik.
3.
Perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV
Hipotesis alternatif ketiga adalah ada perbedaan aktivitas belajar kimia
peserta didik kelas XMIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran
kooperatif Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan tahun ajaran 2016/2017.
Berdasarkan perhitungan uji-t sama subjek menunjukkan ada perbedaan aktivitas
67
belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model
pembelajaran kooperatif Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan tahun ajaran
2016/2017.
Aktivitas belajar kimia peserta didik kelas Jigsaw IV mengalami peningkatan
sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan peserta didik merasa
senang dengan kegiatan pembelajaran. Peserta didik nyaman dengan kegiatan
pembelajaran sehingga tidak enggan untuk melakukan aktivitas belajar. Selain itu
peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran karena kelompok asal dibentuk
sendiri oleh peserta didik. Peserta didik tidak merasa takut dengan pendidik.
Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar kimia peserta didik
adalah antusias untuk mengikuti kegiatan diskusi dan tdak merasa malu untuk
bertanya dengan pendidik atau pun antar teman. Peserta didik dalam kelas ini juga
saling membantu anggota kelompok yang lain untuk memahami materi pelajaran.
Menurut Turkmen (2015), pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV merupakan
model kooperatif pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik saling berinteraksi dengan peserta didik yang lain
dalam kegiatan, kegiatan pembelajaran lebih efektif dan peserta didik lebih
tertarik dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran ini sesuai untuk materi
pelajaran sains pada semua tingkat sekolah.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar kimia peserta didik ada dua
yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor fisiologis dan
faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan fisik dan keadaan jasmani,
sedangkan faktor psikologis meliputi perhatian, tanggapan, dan ingatan. Keadaan
fisik meliputi pancaindera yang berfungsi dengan baik atau tidak. Keadaan
jasmani dalam belajar digambarkan dengan segar atau tidaknya tubuh peserta
68
didik. Kondisi jasmani peserta didik bisa mengalami kelelahan dikarenakan
bermain saat istirahat atau kegiatan fisik lainnya. Kondisi peserta didik yang
mengalami kelelahan ditandai dengan menguap di dalam kelas, sehingga peserta
didik tidak konsentrasi dalam belajar. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi
aktivitas belajar peserta didik adalah faktor psikologis. Hal ini dikarenakan
aktivitas belajar melibatkan faktor perhatian, ingatan, dan tanggapan. Aktivitas
yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan memperhatikan
penjelasan materi, kegiatan bertanya, kegiatan menanggapi, kegiatan mengulang
materi pelajaran dan kegiatan memecahkan masalah (Maradona, 2016).
Hambatan yang didapat pendidik pada kelas Jigsaw IV pada pertemuan
ketiga peserta didik kelihatan kelelahan dan merasa bosan. Hal ini, dikarenakan
jadwal pelajaran kelas Jigsaw IV selalu siang yakni jam 13.00 WIB. Selain itu,
kondisi kelas sangat panas dan setiap pergantian jam peserta didik harus pindah
kelas (rolling class) peserta sudah kelelahan sehingga kegiatan diskusi pada
pertemuan terakhir peserta didik kurang aktif.
Menurut Lestari (2015) peserta didik pada umumnya akan lebih konsentrasi,
fokus dan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada pagi hari. Pagi hari
peserta didik masih segar sehingga peserta didik lebih berminat untuk belajar.
Belajar pada waktu siang hari, peserta didik sudah banyak yang mengalami
kelelahan karena aktivitas di pagi hari. Peserta didik cenderung mengantuk dan
kurang berminat untuk belajar, tetapi tidak semua peserta didik yang terpengaruh
pada perbedaan waktu belajar. Beberapa peserta didik lebih suka belajar pada
waktu siang dan sore hari.
4.
Perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I
69
Hipotesis alternatif kedua adalah ada perbedaan aktivitas belajar kimia
peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan sebelum dan sesudah mengikuti
model pembelajaran kooperatif Jigsaw I. Berdasarkan perhitungan uji-t sama
subjek menunjukkan ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik di SMA
Negeri 1 Mertoyudan sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran
kooperatif Jigsaw I.
Aktivitas belajar kimia peserta didik mengalami kenaikan dikarenakan
peserta didik merasa tidak mendapat tekanan dari pendidik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran secara menegangkan. Peserta didik merasa senang dan
santai saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, pelajaran pada kelas ini
dilakukan pada jam pertama dan kedua, sehingga peserta didik antusias untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran dan peserta didik belum mengantuk, lelah dan
jenuh. Menurut Wardani (2011), secara umum model pembelajaran kooperatif
dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Peserta didik lebih semangat untuk belajar, sehingga aktivitas belajar peserta didik
meningkat.
5. Perbedaan Hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV
Hipotesis alternatif yang digunakan adalah ada perbedaan hasil belajar kimia
peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan
kooperatif tipe Jigsaw IV. Berdasarkan perhitungan anakova menunjukkan adanya
perbedaan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV, jika
kemampuan awal dikendalikan secara statistik. Rerata hasil belajar kimia peserta
didik kelas X MIA 3 meningkat sebesar 4,91667 poin sedangkan untuk kelas X
MIA 4 meningkat sebesar 6,97569 poin. Berdasarkan data tersebut hasil belajar
70
kimia peserta didik kelas X MIA 4 lebih tinggi dari pada kelas X MIA 4. Hasil
tersebut mendukung hipotesis adanya perbedaan hasil belajar kimia peserta didik
yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV.
Pembelajaran dengan mengunakan model kooperatif dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik, hal ini terbukti dengan hasil belajar peserta didik pada
kedua kelas mengalami peningkatan. Pada kegiatan pembelajaran ini peserta didik
merasa senang dan tidak tertekan (Prastiwi, 2015).
Hasil belajar peserta didik pada kedua kelas mengalami peningakatan setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran memiliki tanggung
jawab untuk membantu peserta didik yang lain untuk memahami materi yang
dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie (2002) pada model kooperatif tipe
Jigsaw terdapat lima unsur yang mendukung hasil belajar peserta didik meningkat
yakni:
a. Saling ketergantungan antara peserta didik yakni peserta didik dalam saatu
kelompok saling memotivasi peserta didik yan lain untuk memahami materi
pelajaran.
b. Tanggung jawab perorangan. Model pembelajaran tipe Jigsaw, peserta didik
bertanggung jawab untuk memahami materi yang didapat untuk disampaikan
kepeserta didik yang lain.
c. Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan peserta didik yang
lain dan tanya dengan pendidik untuk memahami materi yang diberikan.
d. Komunikasi
antar
anggota,
peserta
didik
saling
tergantung
untuk
mendengarkan penyampaian materi yng disampaikan oleh peserta didik yang
71
lain. Proses ini juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
kemampuan mengemumakakan pendapat.
e. Evaluasi kerja kelompok agar proses pembelajaran dan hasil kerja antar
peserta didik menjadi lebih efektif.
Hasil belajar kimia peserta didik kelas Jigsaw IV menunjukkan ada
peningkatan yang lebih tinggi dari kelas Jigsaw I. Hal ini, pada Jigsaw IV,
terdapat kuis pada kelompok ahli yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
peserta didik tentang materi yang didiskusikan pada kelompok ahli. Pada kelas
Jigsaw IV terdapat kuis pada materi bersama. Kelas Jigsaw IV diakhiri dengan
re-teaching, pendidik mengajarkan dan menjelaskan materi yang dianggap sulit
oleh peserta didik, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan lagi pada
materi yang diajarkan. Perbedaan pada kelas Jigsaw I adalah peserta didik tidak
diuji pemahaman materi pada kelompok ahli sehingga pendidik tidak mengetahui
kemampuan peserta didik pada kelompok ahli. Kelas Jigsaw I tidak diakhiri
dengan re-teaching. Meskipun hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3
yang mengikuti kelas Jigsaw I lebih rendah dari pada kelas X MIA 4 yang
mengikuti kelas Jigsaw IV, namun hasil belajar peserta didik kelas X MIA 3
mengalami peningkatan sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw I.
Menurut Holliday (2002), re-teaching sangat penting bagi peserta didik yang
belum memahami materi pelajaran yan sedang dipelajari. Re-teaching membantu
peserta didik untuk meningkat hasil belajar pada kegiatan pembelajaran yan
berlangsung, sehingga pada kegiatan pembelajaran yang selanjutnya peserta didik
tidak mengalami kesulitan.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidak ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti
pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
I dan Jigsaw IV.
2.
Ada perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw IV.
3. Ada perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw I.
4. Ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran
kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw
IV, jika kemampuan awal dikendalikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan
saran-saran sebagai berikut:
1.
Perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV
di SMA Negeri 1 Mertoyudan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar kimia peserta didik.
2.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV
sebaiknya dilaksanakan pada jam pelajaran awal.
73
3.
Sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
proses pembelajaran.
4.
Peserta didik hendaknya memanfaatkan waktu dengan baik pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
5.
Pendidik diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw I dan Jigsaw IV pada permasalahan yang berbeda.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012) Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi
Aksara
Brady, J. E. (1999). Kimia universitas asas dan struktur edisi kelima jilid satu.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Djamarah, S.B. (2010). Pendidik dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Hamalik, O.(2009). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hasibuan, A. A., Syah, D. & Supardi. (2009). Pengantar statitik pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Hidayahtun, I. N. (2011). Perbandingan keefektifan antara metode pembelajaran
Jigsaw dan Syndicate group terhadap motivasi, aktivitas dan prestasi
belajar kimia peserta didik kelas X Semester 2 SMA Negeri 3 Bantul
tahun ajaran 2010/2011. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Holliday, D. C. (2002). Jigsaw IV: Using student/teacher concerns to improve
Jigsaw III. Lanham, MD: University Press of America.
Jansoon, N., Somsook, S., & Coll, R.K. (2008). Thai undergraduate chemistry
practical learning experiences using the Jigsaw IV method. Journal of
Science and Mathematics Education in Southeast Asia, 31(2), 178200.
Junior, T. U. G. (2013). Application of accelereted learning in teaching
enviromental control system in Qassim University. International
Journal of Education and Learning, 2(2), 27-38.
Lestari, Indah. (2015). Pengaruh waktu belajar dan minat belajar terhadap hasil
belajar matematika. Jurnal Formatif, 3(2), 115-125.
Lie, Anita. (2002). Cooperative learning mempraktikkan cooperative learning di
ruang kelas. Jakarta: Grasindo.
Maonde, F., et al. (2015). The discrepancy of students’ mathematic achievement
through cooperative learning model, and the ability in mastering
languages and science. International Journal of Education and
Research, 3(1), 141-158.
Maradona. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa
kelas IV B SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 17, 1.6191.628
Minyaningrum, M. D. (2011). Perbandingan keefektifan antara metode
pembelajaran Jigsaw dan Syndicate group terhadap motivasi,
aktivitas dan prestasi belajar kimia peserta didik kelas X SMA Negeri
75
2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Muhith, S. (2007). Pembelajaran kontekstual. Semarang: Ra Sail Media Gruop.
Mulyanti, S. (2015). Kimia dasar jilid 1. Bandung: Alfabeta.
Mutmainah. (2015). Perbedaan pembelajaran menggunakan model kooperatif
tipe Jigsaw berbasis scientific approach dan model direct intruction
pada materi laju reaksi terhadapa motivasi dan prestasi belajar kimia
peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan Sleman tahun Ajaran
2014/2015 Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Oselumese,
B. I., Omoike, D., & Andrew, O. (2016). Environmental influence
on students’ academic performance in secondary school. International
Journal of Fundamental Psychology and Social Science, 6(1), 10-14.
Payri, D. (2015). Cooperative Learning: School education. International journal
of scientific research, 4, 66-70.
Petrucci, et al. (2008). Kimia dasar prinsip-prinsip dan aplikasi moderen edisi
kesembilan jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Prastiwi, M. N. B., (2015). Efektivitas penerapan metode Jigsaw pada
pembelajaran topik Sel Elektrokimia ditinjau dari aspek prestasi
belajar kimia dan sikap ilmiah peserta didik kelas XII IPA SMA
Negeri 2 Bantul tahun ajaran 2014/2015. Skripsi sarjana, tidak
diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Purwanto, N. (2013). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sadirman AM. (1996). Interaksi dan motivai belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Saefuddin, A. & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran efektif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Sastrohamidjojo, H. (2010). Kimia dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah panduan lengkap untuk belajar komputasi
statistik menggunakan spps 16. Yogyakarta: Andi.
Setiyawan, A. & Arifin, Z. (2012). Pengembangan pembelajaran aktif dengan
ICT. Yogyakarta: PT Skripta Media Creative.
Shoimin, A. (2016). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
76
Slavin, R. E. (2010). Cooperative learning teori, riset, dan praktik. Bandung:
Nusa Media.
Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, N. (2010). Dasar –dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. (2015). Statistik nonparametris untuk penlitian. Bandung: Alfabeta.
Suharjo, B. (2008). Analisis regresi terapan dengan SPSS. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suryabrata, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suyanti, S. B. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Timayi, J. M., Bolaji, C., and Kajuru, Y. K. N. (2015). Effects of Jigsaw IV
Cooperative Learning Strategy (J4CLS) on academic performance of
secondary school students in geometry. International Journal of
Mathematics Trends and Technology, 28(1), 12-18.
Trihendra, C. (2013). Langkah-langkah mudah menguasai SPSS 21. Yogyakarta:
Andi
Turkmen, H. & Buyukaltay, D. (2015). Which one is better? Jigsaw II versus
Jigsaw IV on the subject of the building blocks of matter and atom.
Journal of Education iin Science, Environment and Health, 1, 87-94.
Wardani, G. A., (2011). Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TSTS terhadap aktivitas belajar dan prestasi belajar kimia
peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran
2010/2011. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Warsono & Hariyanto. (2012). Pembelajaran aktif teori dan asesmen. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset
Widyoko, E. P. (2014). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widhiarso, W. (2010). Aplikasi Analisis Kovarian dalam Psikologi Eksperimen.
Manuskrip tidak dipublikasikan. Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta
77
LAMPIRAN
78
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw I)
Pertemuan 1
A. Identitas
Satuan pendidikan
: SMA N 1 Mertoyudan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
: Reaksi reduksi oksidasi
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran
B. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat
tentatif.
79
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi
dan oksidasi serta penamaan senyawa
4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan
D. Indikator
1. Menjelaskan pengertian bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion.
3. Membedakan konsep oksidasi reduksi di tinjau dari penangkapan dan
pelepasan oksigen, serah terima elektron, dan perubahan bilangan oksidasi.
4.
Menjelaskan reaksi redoks.
E. Materi
➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi
1. Pelepasan dan pengikatan elektron
Oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Reduksi
merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat.
2. Transfer elektron
Reaksi-reaksi yang disertai perpindahan elektron dari suatu atom ke atom
lain disebut dengan reaksi oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah reaksi pelepasan
elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
3. Perubahan bilangan oksidasi
Oksidasi menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan arti
adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Sedangkan pengertian reduksi
menyatakan setiap penurunan dalam bilangan oksidasi. Dalam oksidasi dan
reduksi yatu kenaikan dan penurunan bilangan-bilangan oksidasi dihasilkan
80
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
dari perpindahan elektron-elektron. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi
bersama-sama
Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam
bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam
bilangan oksidasi.
➢ Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang
memberikan pengertian-pengertian seperti :
a) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0.
Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O.
b) Pada ion-ion yang sederhana (yaituyang mengandung satu atom) bilangan
oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut. Contohnya adalah
Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium adalah +3. Pada unsurunsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya membentuk ion-ion +1.
Bilangan oksidasinya dalam semua persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur
golongan II, hanya membentuk ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut
selalu mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam semua persenyawaan.
c) Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi dari
setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian pada
senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen
mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa
peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2
oksigen mempunya bilangan oksidasi +2.
d) Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari
hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti
NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1.
e) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini
dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ;
a) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka
dijumlahkan menjadi nol.
b) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari
81
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi
sama dengan muatan pada ion.
Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi
merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus
yang menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif
bahkan nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi
bilangan oksidasinya adalah -2.
F. Strategi pembelajaran
Model
: kooperatif tipe Jigsaw I
G. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
1. Media pembelajaran
a. papan tulis
2. Alat dan bahan
a. Alat
1. kertas folio
b. Bahan
1. Lembar kerja siswa
H. Langkah-langkah pembelaja
No.
Kegiatan
Alokasi
waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
10 menit
a. Membuka pelajaran
•
Salam pembuka, doa dan presensi
•
Mengecek kesiapan belajar peserta didik
b. Menyampaikan topik
Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2. Kegiatan inti
70 menit
➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik
sebagai kelompok asal.
➢ Peserta
didik
bergabung
kelompoknya masing-masing.
82
sesuai
dengan
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda
➢ Peserta didik dalam kelompok asal akan mendapat
satu LKPD yang berbeda dengan anggota
kelompok pada kelompok asal.
➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan
temannya yang mempunyai materi yang sama dari
kelompok asal yang lain untuk membentuk
kelompok ahli.
➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD
yang diberikan oleh pendidik.
➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari
informasi tentang materi yang akan dibahas dari
berbagai sumber.
➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang
telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan
dengan konsep materi yang dipelajari.
➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal
menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang
semua materi yang dipelajari pada hari itu secara
berkelompok. Nilai yang didapat dari menjawab
pertanyaan dipakai sebagai nilai kelompok.
➢ Peserta
didik
menyampaikan
materi
yang
dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas,
tepat dan cermat.
3.
➢ Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran 10 menit
pada hari ini.
➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan datang.
➢ Guru
mengakhiri
kegiatan
dengan berdoa dan salam.
83
pembelajaran
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
I. Penilaian
Aspek yang
dinilai
Pengetahuan
Aktivitas belajar
siswa
Instrumen penilaian Cara penilaian
Keterangan
Lembar soal
Lembar angket
aktivitas belajar
siswa
Terlampir
Terlampir
84
Ujian tertulis
Mengisi angket
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
KUIS PERTEMUAN 1
1. Jelaskan perkembangan konsep redoks!
2. Apakah yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor?
3. Tentukan reaksi reduksi atau oksidasikah pada reaksi-reaksi berikut ini!
a. C + O2
CO2
3+
b. Fe
Fe2+
4. Tunjukan perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi berikut
PbO + H2SO4
PbSO4 + H2O
5. Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi untuk reaksi
berikut!
Fe + 2HCl
FeCl2 + H2
6. Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing unsur berikut ini!
a. B, C, H2 dan O2
b. LiOH, KF dan NaOH
c. CaCl2 dan Ba(OH)2
d. BF3 dan Al(OH)3
1.
2.
3.
4.
5.
KUNCI JAWABAN
Perkembangan konsep redoks ada 3, yaitu:
a. Pelepasan oksigen (reduksi) dan pengikatan oksigen (okidasi).
b. Pelepasan elektron (oksidasi) dan pengikatan elektron (reduksi).
c. Peningkatan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan
oksidasi (reduksi).
Oksidator adalah zat yang menyebabkab zat lain mengalami oksidasi.
Reduktor adalah zat yang menyebabkan zat lain tereduksi.
a. Oksidasi
b. Reduksi
PbO + H2SO4
PbSO4 + H2O (tidak ada perubahan)
+2-2 +2+6-2
+2+6-2 +2-2
Reduktor: Fe, oksidator: 2HCl, hasil oksidasi: FeCl2 dan hasil reduksi: H2
a. Semua bilangan oksidasina nol (0).
b. LiOH KF
NaOH
+1-2+1 +1-1 +1-2+1
c. CaCl2 Ba(OH)2
+2-1 +2-2-1
d. BF3 Al(OH)3
+3-1 +3-2+1
85
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw I)
Pertemuan 2
B. Identitas
Satuan pendidikan
: SMA N 1 Mertoyudan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
: Reaksi reduksi oksidasi
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
86
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi
dan oksidasi serta penamaan senyawa
4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan
C. Indikator
1.
Menentukan bilangan oksidasi.
2.
Membedakan reaksi autoredoks dengan reaksi redoks biasa.
D. Materi
➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi
Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam
bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam
bilangan oksidasi.
Reaksi disproporsionasi adalah reaski redoks yang oksidator dan
reduktornya merupakan zat yang sama . reaksi konproporsionasi merupakan
reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang
sama.
➢ Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang
memberikan pengertian-pengertian seperti :
➢ Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi
0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O.
➢ Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom)
bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut.
Contohnya adalah Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium
adalah +3. Pada unsur-unsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya
87
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
membentuk
ion-ion
+1.
Bilangan
oksidasinya
dalam
semua
persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II, hanya membentuk
ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai bilangan
oksidasi +2 dalam semua persenyawaan.
➢ Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi
dari setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian
pada senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen
mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa
peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2
oksigen mempunya bilangan oksidasi +2.
➢ Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari
hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti
NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1.
➢ Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini
dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ;
c) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka
dijumlahkan menjadi nol.
d) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari
satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan
menjadi sama dengan muatan pada ion.
Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi
merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang
menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan
nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan
oksidasinya adalah -2.
E. Strategi pembelajaran
Model
: kooperatif tipe Jigsaw I
F. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
1. Media pembelajaran
a. papan tulis
2. Alat dan bahan
a. Alat
88
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
1. kertas folio
b. Bahan
G. Langkah-langkah pembelajaran
No. Kegiatan
Alokasi
waktu
1.
Kegiatan Pendahuluan
10 menit
a. Membuka pelajaran
•
Salam pembuka, doa dan presensi
•
Mengecek kesiapan belajar peserta didik
b. Apersepsi
Pendidik menanyakan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
Apakah yang dimaksug dengan reaksi redoks?
Suatu reaksi pasti terdapat reaktan dan produk,
bagaimanakah nama pereaktan dan produk dalam
suatu reaksi?
Bagaimanakah aturan dalam memberi nama pada
suatu senyawa?
c. Menyampaikan topik
Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2.
Kegiatan inti
70 menit
➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik
sebagai kelompok asal.
➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dengan materi yang berbeda-beda
➢ Peserta didik dalam kelompok asal akan mendapat
satu LKPD yang berbeda dengan anggota kelompok
pada kelompok asal.
➢ Peserta
didik
mencari
dan
bergabung
dengan
temannya yang mempunyai materi yang sama dari
89
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
kelompok asal yang lain untuk membentuk kelompok
ahli.
➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang
diberikan oleh pendidik.
➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi
tentang materi yang akan dibahas dari berbagai
sumber.
➢ Peserta
didik
dalam
kelompok
menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah
diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan
konsep materi yang dipelajari.
➢ Peserta
didik
kembali
dalam
kelompok
asal
menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang semua
materi
yang
dipelajari
pada
hari
itu
secara
berkelompok. Nilai yang didapat dari menjawab
pertanyaan dipakai sebagai nilai kelompok.
➢ Peserta didik menyampaikan materi yang dipelajari ke
anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan
cermat.
3.
➢ Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran pada 10 menit
hari ini.
➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan datang.
➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan salam.
H. Penilaian
Aspek yang
dinilai
Pengetahuan
Aktivitas belajar
siswa
Instrument
penilaian
Lembar soal
Lembar angket
aktivitas belajar
siswa
90
Cara penilaian
Keterangan
Ujian tertulis
Terlampir
Terlampir
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
KUIS PERTEMUAN 2
1. Tentukan bilangan oskidasi pada unsur-unsur berikut ini!
a. Na2O2, H2O2 , dan BaO2
b. H2S, HCl dan HI
c. LiH, CaH2 dan KH
d. SO3, LiOH dan H2SO4
2. Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi dan reaksi
konproporsionasi!
3. Tunjukan terjadinya reaksi oksidasi dan reduski pada reaksi berikut!
Tentukan pula reaksi tersebut termasuk reaksi disproporsionasi atau reaksi
konproporsionasi!
3I2 + 6KOH
5KI + KIO3 + 3H2O
4. Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi
berikut!
5Fe2+ + MnO4- + 8 H+
5Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O
5. Tentukan reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan reaksi redoks!
a. MnO2 + 4HCl
MnCl2 + 2H2O + Mn2+
b. 2NaOH + H2SO4
Na2SO4 + 2H2O
KUNCI JAWABAN
1. a. Na2O2 H2O2 , dan BaO2
+1-1 +1-1
+2-2
c. H2S, HCl dan HI
+1-2 +1-1
+1-1
d. LiH, CaH2 dan KH
+1-1 +2-1
+1-1
e. SO3, LiOH dan H2SO4
+6-2 +1-2+1 +1+6-2
2. Reaksi disproporsionasi adalah peristiwa yang dimana satu zat dapat
mengalami reaksi oksidasi sekaligus reaksi reduksi. Rekasi
konproporsionasi adalah peritiwa yang menghasilkan satu zat hasil dari
reaksi okdasi dan redusksi.
3. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang disebut dengan reaksi
disproporsionasi.
4. Oksidator: MnO4- , reduktor: 5Fe2+, hasil oksidasi: 5Fe3+, hasil reduksi:
Mn2+
5. a. Reaksi redoks dan b. Bukan reaksi redoks.
91
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw I)
Pertemuan 3
A. Identitas
Satuan pendidikan
: SMA N 1 Mertoyudan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
: Reaksi reduksi oksidasi
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran
B. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat
tentatif.
92
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi
dan oksidasi serta penamaan senyawa
4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan
D. Indikator
1.
Menjelaskan pengertian rumus dan nama kimia
2.
Memberi nama dan rumus senyawa ionik, kovalen biner, hidrokarbon
3.
Memberi nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi.
E. Materi
Tata nama senyawa
1. Nama senyawa anorganik
a) Senyawa biner dari logam dan nonlogam
Senyawa yang terbentuk dari dua unsur, jika unsur penyusuannya dari
unsur logam dan nonlogam disebut dengan senyawa biner dari logam dan
nonlogam. Aturan penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah
tulis nama logam tanpa modifikasi, kemudian tulis nama nonlogam yang
dimodifikasi dengan akhiran –ida. Contohnya adalah MgI3 nama senyawanya
adalah magnesium iodida (Petrucci dkk, 2008: 84).
b) Senyawa biner dari dua unsur nonlogam
Senyawa biner ini bukan tersusun dari unsur logam dengan unsur
nonlogam, tetapi tersusun dari senyawa molekul. Aturan penamaan senyawa
ini adalah tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian tulis
nama unsur dengan bilangan oksidasi negatif dengan akhiran –ida.
Contohnya senyawa HCl nama senyawanya adalah hidrogen klorida (Petrucci
93
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
dkk, 2008: 86).
Penamaan senyawa biner dari dua unsur nonlogam dapat menggunakan
sistem awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap
maca unsur dalam satu molekul zat. Awalan beserta artinya adalah sebagai
berikut:
mono-
: satu
heksa-
: enam
di-
: dua
hepta-
: tujuh
tri-
: tiga
okta-
: delapan
tetra-
: empat
nona-
: sembilan
penta-
: lima
deka-
: sepuluh
Contohnya adalah NO2 nama senyawanya adalah nitrogen dioksida (Brady,
1999: 156).
c) Ion poliatomik
Ion poliatomik merupakan ion yang tersusun dari dua atau lebih atom.
beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut:
Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah
OH- nama ionnya adalah ion hidrosida. Akhiran yang lazim adalah –it dan –
at, dan beberapa berawalan hipo- atau per-.
Nonlogam seperti Cl, N, P dan S membentuk deret anion okso yang
mengandung jumlah oksigen berbeda. Penamaanya terkait dengan bilangan
oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom O, dimulai dari hipo- hingga
per-,
berdasarkan
meningkatnya
bilangan
oksidasi
nonlogam
atau
meningkatnya jumlah atom oksigen, berikut adalah urutannya:
Hipo----it
-----it
-----at
per------at
Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 (Petrucci dkk, 2008:
87).
d) Asam dan basa
Asam adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen.
Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama
anion dengan akhiran –ida. Contonhya, HF nama senyawanya adalah asam
fluorida (Sri Mulyani, 2015: 29).
Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion
hidroksida berikatan dengan kation logam terutama golongan alkali, alkali
94
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
tanah dan logam alumunium. Penamaan senyawa basa adalah nama logam
diikuti dengan nama hidroksida. Contohnya, NaOH nama senyawanya adalah
natrium hidroksida (Sri Mulyani, 2015: 30).
2. Nama senyawa organik
Semua senyawa organik mengandung atom karbon, hampir semua
mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen atau sulfur. Terdapat banyak
senyawa organik di alam dan molekulnya juga rumit, nama senyawa organik
juga rumit. Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan
nama sitematik (Petrucci dkk, 2008: 90).
a) Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa hanya yang mengandung atom karbon
dan hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena
dan alkuna. Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan
tunggal. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8).
Alkena adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Contohnya
adalah etuna (C2H4) dan propena (C3H6) (Petrucci dkk, 2008: 91).
b) Alkohol
Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus hidroksil (Petrucci dkk,
2008: 97). Contohnya adalah CH3OH (metanol) dan C5H5OH (etanol)
(Unggul Sudarmo, 2013: 186).
c) Asam karboksilat
Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksilat (Petrucci dkk,
2008: 97). Contohnya adalah CH3COOH ( asam etanoat atau asam asetat) dan
CHCOOH (asam metanoat) (Unggul Sudarmo, 2013: 186).
F. Strategi pembelajaran
Model
: kooperatif tipe Jigsaw I
G. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
1. Media pembelajaran
a. papan tulis
2. Alat dan bahan
a. Alat
1. kertas folio
b. Bahan
95
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
1. Lembar kerja siswa
H. Langkah-langkah pembelajaran
No.
Kegiatan
Alokasi
waktu
1.
Kegiatan Pendahuluan
10
a. Membuka pelajaran
menit
•
Salam pembuka, doa dan presensi
•
Mengecek kesiapan belajar peserta didik
d. Menyampaikan topik
Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2.
Kegiatan inti
70
➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa menit
kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik
sebagai kelompok asal.
➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dengan materi yang berbeda-beda
➢ Peserta didik dalam kelompok asal akan mendapat
satu LKPD yang berbeda dengan anggota kelompok
pada kelompok asal.
➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan
temannya yang mempunyai materi yang sama dari
kelompok
asal
yang
lain
untuk
membentuk
kelompok ahli.
➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang
diberikan oleh pendidik.
➢ Peserta
didik
dalam
kelompok
ahli
mencari
informasi tentang materi yang akan dibahas dari
berbagai sumber.
➢ Peserta
didik
dalam
kelompok
menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah
diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan
96
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
konsep materi yang dipelajari.
➢ Peserta
didik
kembali
dalam
kelompok
asal
menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang
semua materi yang dipelajari pada hari itu secara
berkelompok. Nilai yang didapat dari menjawab
pertanyaan dipakai sebagai nilai kelompok.
➢ Peserta didik menyampaikan materi yang dipelajari
ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan
cermat.
3.
➢ Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran pada 10
hari ini.
menit
➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan datang.
➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan salam.
I. Penilaian
Aspek yang dinilai
Instrument penilaian
Cara
Keterangan
penilaian
Pengetahuan
Lembar soal
Ujian tertulis
Terlampir
Aktivitas belajar
Lembar angket aktivitas
Mengisi
Terlampir
siswa
belajar siswa
angket
97
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
KUIS PERTEMUAN 3
I. Tuliskan nama IUPAC senyawa berikut ini:
a. Ba(OH)2
b. Fe(OH)3
c. HCl
d. HI
II. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut!
a. Besi(II) oksida
b. Asam sulfat
c. Tembaga(II) sulfida
d. Natrium fosfat
III. Tuliskan nama ion-ion berikut ini!
a. SO32b. Fc. Pb4+
d. Ba2+
IV. Tuliskan nama IUPAC senyawa-senyawa berikut!
a. SO2
b. CO
c. N2O5
d. AlCl3
V. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini!
a. Nitrogen oksida
b. Amonia
c. Tembaga(II) klorida
d. Besi(III) klorida
VI. Tuliskan nama IUPAC senyawa-senyawa berikut ini!
a. NaClO
b. NaClO2
c. NaClO3
d. NaClO4
98
Lampiran 1. RPP Jigsaw I
KUNCI JAWABAN
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
e.
f.
g.
h.
5.
a.
b.
c.
d.
6.
a.
b.
c.
d.
Tuliskan nama senyawa berikut ini:
Barium(II) hidroksida
Besi(III) hidroksida
Asam klorida
Asam iodida
Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut!
FeO
H2SO4
CuS
Na3PO4
Tuliskan nama ion-ion berikut ini!
sulfit
flourida
Timbal(IV)
Barium
Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut!
Sulfur dioksida
Karbon monoksida
Dinitrogen pentaoksida
Alumuniun klorida
Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini!
NO
NH3
CuCl2
FeCl3
Tuliskan nama trivial senyawa-senyawa berikut ini!
Natrium hipoklorit
Natrium klorit
Natrium klorat
Natrium perklorat
99
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw IV)
Pertemuan 1
A. Identitas
Satuan pendidikan
: SMA N 1 Mertoyudan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
: Reaksi reduksi oksidasi
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran
B. Kompetensi Inti
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat
tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)
99
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi
dan oksidasi serta penamaan senyawa
4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan
D. Indikator
1.
Menjelaskan pengertian bilangan oksidasi.
2.
Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion.
3.
Membedakan konsep oksidasi reduksi di tinjau dari penangkapan dan
pelepasan oksigen, serah terima elektron, dan perubahan bilangan oksidasi.
4.
Menjelaskan reaksi redoks.
E. Materi
➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi
1. Pelepasan dan pengikatan elektron
Oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Reduksi
merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat.
2. Transfer elektron
Reaksi-reaksi yang disertai perpindahan elektron dari suatu atom ke atom
lain disebut dengan reaksi oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah reaksi pelepasan
elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
3.
Perubahan bilangan oksidasi
Oksidasi menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan arti
adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Sedangkan pengertian reduksi
menyatakan setiap penurunan dalam bilangan oksidasi. Dalam oksidasi dan
reduksi yatu kenaikan dan penurunan bilangan-bilangan oksidasi dihasilkan
dari perpindahan elektron-elektron. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi
bersama-sama
100
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam
bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam
bilangan oksidasi.
➢ Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang
memberikan pengertian-pengertian seperti :
a) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi
0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O.
b) Pada ion-ion yang sederhana (yaituyang mengandung satu atom)
bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut.
Contohnya adalah Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium
adalah +3. Pada unsur-unsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya
membentuk
ion-ion
+1.
Bilangan
oksidasinya
dalam
semua
persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II, hanya membentuk
ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai bilangan
oksidasi +2 dalam semua persenyawaan.
c) Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi
dari setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian
pada senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen
mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa
peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2
oksigen mempunya bilangan oksidasi +2.
d) Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari
hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti
NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1.
e) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini
dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ;
1) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka
dijumlahkan menjadi nol.
2) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih
dari satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan
101
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
menjadi sama dengan muatan pada ion.
Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi
merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang
menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan
nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan
oksidasinya adalah -2.
F. Strategi pembelajaran
Model
: kooperatif tipe Jigsaw IV
G. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
1. Media pembelajaran
a. papan tulis
2. Alat dan bahan
a. Alat
1. kertas folio
b. Bahan
1. Lembar kerja siswa
H. Langkah-langkah pembelajaran
No.
Kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
II.
Pendahuluan
10 menit
a. Membuka pelajaran
•
Salam pembuka, doa dan presensi
•
Mengecek kesiapan belajar peserta didik
b. Apersepsi
Pendidik
memberikan
contoh
reaksi
dalam
kehidupan segari-hari.
Peristiwa
pengkaratan
besi
dan
peristiwa
membakar kertas, peristiwa tersebut merupakan
peristiwa sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Apakah yang menyebabkan besi bisa
berkarat dan kertas bisa terbakar? Dan mengapa
besi bisa berkarat dan kertas bisa terbakar?
102
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
c. Menyampaikan topik
Reaksi Reduksi dan Oksidasi
Kegiatan
III.
inti
100 menit
➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik
sebagai kelompok asal.
➢ Peserta
didik
bergabung
sesuai
dengan
kelompoknya masing-masing.
➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dengan materi yang berbeda-beda
➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan
temannya yang mempunyai materi yang sama
untuk membentuk kelompok ahli.
➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD
yang diberikan oleh pendidik.
➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari
informasi tentang materi yang akan dibahas dari
berbagai sumber.
➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang
telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan
dengan konsep materi yang dipelajari.
➢ Anggota
kelompok
ahli
menjawab
beberapa
pertanyaan yang diberikan oleh pendidik sebagai
kuis dan mengecek pemahaman anggota kelompok
ahli.
➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal untuk
didik menyampaikan materi yang dipelajari ke
anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan
cermat.
➢ Peserta didik menyelesaikan pertanyaan sebagai
kuis tentang semua materi yang dipelajari pada hari
itu secara berkelompok.
103
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
➢ Peserta didik mengerjakan kuis individu.
IV.
➢ Pendidik menanyakan kejelasan materi yang 25 menit
dipelajari dan kesulitan dalam mengerjakan kuis
individu.
➢ Peserta didik menyimpulkan tentang Bilangan
Oksidasi dan Konsep oksidasi dan reduksi.
➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan datang.
➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan salam.
I. Penilaian
Aspek yang
dinilai
Pengetahuan
Aktivitas belajar
siswa
Instrument
penilaian
Lembar soal
Lembar angket
aktivitas belajar
siswa
104
Cara penilaian
Keterangan
Ujian tertulis
Mengisi angket
Terlampir
Terlampir
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
KUIS PERTEMUAN 1
1. Jelaskan perkembangan konsep redoks!
2. Apakah yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor?
3. Tentukan reaksi reduksi atau oksidasikah pada reaksi-reaksi berikut ini!
a. C + O2 CO2
b. Fe3+
Fe2+
4. Tunjukan perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi berikut
PbO + H2SO4
PbSO4 + H2O
5. Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi untuk reaksi
berikut!
Fe + 2HCl
FeCl2 + H2
6. Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing unsur berikut ini!
a. B, C, H2 dan O2
b. LiOH, KF dan NaOH
c. CaCl2 dan Ba(OH)2
d. BF3 dan Al(OH)3
KUNCI JAWABAN
1. Perkembangan konsep redoks ada 3, yaitu:
a. Pelepasan oksigen (reduksi) dan pengikatan oksigen (okidasi).
b. Pelepasan elektron (oksidasi) dan pengikatan elektron (reduksi).
c. Peningkatan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan
oksidasi (reduksi).
2. Oksidator adalah zat yang menyebabkab zat lain mengalami oksidasi.
Reduktor adalah zat yang menyebabkan zat lain tereduksi.
3. a. Oksidasi
b. Reduksi
4. PbO + H2SO4
PbSO4 + H2O (tidak ada perubahan)
+2-2 +2+6-2
+2+6-2 +2-2
V. Reduktor: Fe, oksidator: 2HCl, hasil oksidasi: FeCl2 dan hasil reduksi: H2
a. Semua bilangan oksidasina nol (0).
b. LiOH KF
NaOH
+1-2+1 +1-1 +1-2+1
c. CaCl2 Ba(OH)2
+2-1 +2-2-1
d. BF3 Al(OH)3
+3-1 +3-2+1
105
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw IV)
Pertemuan 2
I. Identitas
Satuan pendidikan
: SMA N 1 Mertoyudan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
: Reaksi reduksi oksidasi
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran
II.
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
III.
Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
3.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
106
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
3.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi
dan oksidasi serta penamaan senyawa
4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan
IV. Indikator
1.
Menentukan bilangan oksidasi.
2.
Membedakan reaksi autoredoks dengan reaksi redoks biasa.
V. Materi
➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi
Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni
senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam
bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu senyawa
yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam bilangan
oksidasi.
Reaksi disproporsionasi adalah reaski redoks yang oksidator dan reduktornya
merupakan zat yang sama . reaksi konproporsionasi merupakan reaksi redoks
dimana hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama.
➢ Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang
memberikan pengertian-pengertian seperti :
a) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0.
Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O.
b) Pada ion-ion yang sederhana (yaituyang mengandung satu atom) bilangan
oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut. Contohnya adalah Al3+,
maka bilangan oksidasi dari ion alumunium adalah +3. Pada unsur-unsru
golongan I dalam tabel periodik unsur hanya membentuk ion-ion +1. Bilangan
oksidasinya dalam semua persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II,
107
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
hanya membentuk ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai
bilangan oksidasi +2 dalam semua persenyawaan.
c) Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi dari
setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian pada
senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen
mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa peroksida
bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2 oksigen mempunya
bilangan oksidasi +2.
d) Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari
hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti NaH,
hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1.
e) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini dapat
dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ;
•
Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan
menjadi nol.
•
Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu
atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi sama
dengan muatan pada ion.
Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi
merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang
menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan nol.
Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan
oksidasinya adalah -2.
VI. Strategi pembelajaran
Model
: kooperatif tipe Jigsaw IV
VII. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
1. Media pembelajaran
a. papan tulis
2. Alat dan bahan
a. Alat
1. kertas folio
b. Bahan
1. Lembar kerja siswa
108
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
VIII.
No.
Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Alokasi
waktu
1.
Kegiatan Pendahuluan
10
b. Membuka pelajaran
menit
•
Salam pembuka, doa dan presensi
•
Mengecek kesiapan belajar peserta didik
c. Apersepsi
Menanyakan materi pelajaran pada pertemuan
sebelumnya.
d. Menyampaikan topik
Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2.
Kegiatan inti
100
➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa menit
kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik
sebagai kelompok asal.
➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dengan materi yang berbeda-beda
➢ Peserta
didik
mencari
dan
bergabung
dengan
temannya yang mempunyai materi yang sama untuk
membentuk kelompok ahli.
➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang
diberikan oleh pendidik.
➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi
tentang materi yang akan dibahas dari berbagai
sumber.
➢ Peserta
didik
dalam
kelompok
menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah
diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan
konsep materi yang dipelajari.
➢ Anggota
kelompok
ahli
109
menjawab
beberapa
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
pertanyaan yang diberikan oleh pendidik sebagai kuis
dan mengecek pemahaman anggota kelompok ahli.
➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal untuk
didik menyampaikan materi yang dipelajari ke
anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat.
➢ Peserta didik menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis
tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu
secara berkelompok.
➢ Peserta didik mengerjakan kuis individu..
3.
➢ Pendidik
menanyakan
kejelasan
materi
yang 25
dipelajari dan kesulitan dalam mengerjakan kuis menit
individu.
➢ Peserta didik menyimpulkan tentang Bilangan
Oksidasi dan Konsep oksidasi dan reduksi.
➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang
akan datang.
➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan salam.
I. Penilaian
Aspek yang
dinilai
Pengetahuan
Aktivitas belajar
siswa
Instrument
penilaian
Lembar soal
Lembar angket
aktivitas belajar
siswa
110
Cara penilaian
Keterangan
Ujian tertulis
Terlampir
Terlampir
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
KUIS PERTEMUAN 2
1. Tentukan bilangan oskidasi pada unsur-unsur berikut ini!
a. Na2O2, H2O2 , dan BaO2
b. H2S, HCl dan HI
c. LiH, CaH2 dan KH
d. SO3, LiOH dan H2SO4
2. Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi dan reaksi
konproporsionasi!
3. Tunjukan terjadinya reaksi oksidasi dan reduski pada reaksi berikut!
Tentukan pula reaksi tersebut termasuk reaksi disproporsionasi atau reaksi
konproporsionasi!
3I2 + 6KOH
5KI + KIO3 + 3H2O
4. Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi
berikut!
5Fe2+ + MnO4- + 8 H+
5Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O
5. Tentukan reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan reaksi redoks!
a. MnO2 + 4HCl
MnCl2 + 2H2O + Mn2+
b. 2NaOH + H2SO4
Na2SO4 + 2H2O
KUNCI JAWABAN
1. a. Na2O2 H2O2 , dan BaO2
+1-1 +1-1
+2-2
b. H2S, HCl dan HI
+1-2 +1-1
+1-1
c. LiH, CaH2 dan KH
+1-1 +2-1
+1-1
d. SO3, LiOH dan H2SO4
+6-2 +1-2+1 +1+6-2
2. Reaksi disproporsionasi adalah peristiwa yang dimana satu zat dapat
mengalami reaksi oksidasi sekaligus reaksi reduksi. Rekasi
konproporsionasi adalah peritiwa yang menghasilkan satu zat hasil dari
reaksi okdasi dan redusksi.
3. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang disebut dengan reaksi
disproporsionasi.
4. Oksidator: MnO4- , reduktor: 5Fe2+, hasil oksidasi: 5Fe3+, hasil reduksi:
Mn2+
5. a. Reaksi redoks dan b. Bukan reaksi redoks
111
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw IV)
Pertemuan 3
I. Identitas
Satuan pendidikan
: SMA N 1 Mertoyudan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
: Reaksi reduksi oksidasi
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran
II.
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
III.
Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
112
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi
dan oksidasi serta penamaan senyawa
4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan
bilangan oksidasi melalui percobaan.
IV. Indikator
1. Menjelaskan pengertian rumus dan nama kimia
2. Memberi nama dan rumus senyawa ionik, kovalen biner, hidrokarbon
3. Memberi nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi.
V. Materi
➢ Tata nama senyawa
1) Nama senyawa anorganik
a) Senyawa biner dari logam dan nonlogam
Senyawa yang terbentuk dari dua unsur, jika unsur penyusuannya dari unsur
logam dan nonlogam disebut dengan senyawa biner dari logam dan nonlogam.
Aturan penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah tulis nama
logam tanpa modifikasi, kemudian tulis nama nonlogam yang dimodifikasi
dengan akhiran –ida. Contohnya adalah MgI3 nama senyawanya adalah
magnesium iodida (Petrucci dkk, 2008: 84).
b) Senyawa biner dari dua unsur nonlogam
Senyawa biner ini bukan tersusun dari unsur logam dengan unsur nonlogam,
tetapi tersusun dari senyawa molekul. Aturan penamaan senyawa ini adalah tulis
nama unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian tulis nama unsur dengan
bilangan oksidasi negatif dengan akhiran –ida. Contohnya senyawa HCl nama
senyawanya adalah hidrogen klorida (Petrucci dkk, 2008: 86).
Penamaan senyawa biner dari dua unsur nonlogam dapat menggunakan sistem
awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap maca unsur
dalam satu molekul zat. Awalan beserta artinya adalah sebagai berikut:
113
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
mono- : satu
heksa-
: enam
di-
: dua
hepta-
: tujuh
tri-
: tiga
okta-
: delapan
tetra- : empat
nona-
: sembilan
penta- : lima
deka-
: sepuluh
Contohnya adalah NO2 nama senyawanya adalah nitrogen dioksida (Brady, 1999:
156).
c) Ion poliatomik
Ion poliatomik merupakan ion yang tersusun dari dua atau lebih atom.
beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut:
Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah OHnama ionnya adalah ion hidrosida. Akhiran yang lazim adalah –it dan –at, dan
beberapa berawalan hipo- atau per-.
Nonlogam seperti Cl, N, P dan S membentuk deret anion okso yang
mengandung jumlah oksigen berbeda. Penamaanya terkait dengan bilangan
oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom O, dimulai dari hipo- hingga per-,
berdasarkan meningkatnya bilangan oksidasi nonlogam atau meningkatnya jumlah
atom oksigen, berikut adalah urutannya:
Hipo----it
-----it
-----at
per------at
Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 (Petrucci dkk, 2008: 87).
d) Asam dan basa
Asam adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen.
Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama anion
dengan akhiran –ida. Contonhya, HF nama senyawanya adalah asam fluorida (Sri
Mulyani, 2015: 29).
Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion
hidroksida berikatan dengan kation logam terutama golongan alkali, alkali tanah
dan logam alumunium. Penamaan senyawa basa adalah nama logam diikuti
dengan nama hidroksida. Contohnya, NaOH nama senyawanya adalah natrium
hidroksida (Sri Mulyani, 2015: 30).
2) Nama senyawa organik
Semua
senyawa
organik
mengandung
atom
karbon,
hampir
semua
mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen atau sulfur. Terdapat banyak senyawa
114
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
organik di alam dan molekulnya juga rumit, nama senyawa organik juga rumit.
Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan nama sitematik
(Petrucci dkk, 2008: 90).
a) Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa hanya yang mengandung atom karbon dan
hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena dan
alkuna. Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal.
Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8). Alkena adalah
hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Contohnya adalah etuna
(C2H4) dan propena (C3H6) (Petrucci dkk, 2008: 91).
b) Alkohol
Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus hidroksil (Petrucci dkk, 2008:
97). Contohnya adalah CH3OH (metanol) dan C5H5OH (etanol) (Unggul
Sudarmo, 2013: 186).
c)
Asam karboksilat
Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksilat (Petrucci dkk,
2008: 97). Contohnya adalah CH3COOH ( asam etanoat atau asam asetat) dan
CHCOOH (asam metanoat) (Unggul Sudarmo, 2013: 186).
VI. Strategi pembelajaran
Model
: kooperatif tipe Jigsaw IV
VII. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
1. Media pembelajaran
a. papan tulis
2. Alat dan bahan
a. Alat
1. kertas folio
b. Bahan
1. Lembar kerja siswa
VIII. Langkah-langkah pembelajaran
No. Kegiatan
Alokasi waktu
1.
10 menit
Kegiatan Pendahuluan
a. Membuka pelajaran
•
Salam pembuka, doa dan presensi
115
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
•
Mengecek kesiapan belajar peserta didik
b. Apersepsi
Menanyakan
materi
pelajaran
pada
pertemuan
sebelumnya.
c. Menyampaikan topik
Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2.
Kegiatan inti
70 menit
➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik
sebagai kelompok asal.
➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dengan materi yang berbeda-beda
➢ Peserta
didik
mencari
dan
bergabung
dengan
temannya yang mempunyai materi yang sama untuk
membentuk kelompok ahli.
➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang
diberikan oleh pendidik.
➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi
tentang materi yang akan dibahas dari berbagai
sumber.
➢ Peserta
didik
dalam
kelompok
menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah
diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan
konsep materi yang dipelajari.
➢ Anggota
kelompok
ahli
menjawab
beberapa
pertanyaan yang diberikan oleh pendidik sebagai kuis
dan mengecek pemahaman anggota kelompok ahli.
➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal untuk
didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota
kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat.
➢ Peserta didik menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis
116
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu
secara berkelompok.
➢ Peserta didik mengerjakan kuis individu.
3.
➢ Pendidik
menanyakan
kejelasan
materi
yang 10 menit
dipelajari dan kesulitan dalam mengerjakan kuis
individu.
➢ Peserta
didik
menyimpulkan
tentang
Bilangan
Oksidasi dan Konsep oksidasi dan reduksi.
➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang
akan datang.
➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan salam.
IX. Penilaian
Aspek yang dinilai
Pengetahuan
Aktivitas belajar siswa
Instrument penilaian
Lembar soal
Lembar angket aktivitas
belajar siswa
117
Cara penilaian
Ujian tertulis
Mengisi
angket
Keterangan
Terlampir
Terlampir
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
KUIS PERTEMUAN 3
1. Tuliskan nama senyawa berikut ini:
a. Ba(OH)2
b. Fe(OH)3
c. HCl
d. HI
2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut!
a. Besi(II) oksida
b. Asam sulfat
c. Tembaga(II) sulfida
d. Natrium fosfat
3. Tuliskan nama ion-ion berikut ini!
a. SO32b. Fc. Pb4+
d. Ba2+
4. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut!
a. SO2
b. CO
c. N2O5
d. AlCl3
5. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini!
a. Nitrogen oksida
b. Amonia
c. Tembaga(II) klorida
d. Besi(III) klorida
6. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut ini!
a. NaClO
b. NaClO2
c. NaClO3
d. NaClO4
118
Lampiran 2. RPP Jigsaw IV
KUNCI JAWABAN
1. Tuliskan nama senyawa berikut ini:
a. Barium(II) hidroksida
b. Besi(III) hidroksida
c. Asam klorida
d. Asam iodida
2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut!
a. FeO
b. H2SO4
c. CuS
d. Na3PO4
3. Tuliskan nama ion-ion berikut ini!
a. sulfit
b. flourida
c. Timbal(IV)
d. Barium
7. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut!
a. Sulfur dioksida
b. Karbon monoksida
c. Dinitrogen pentaoksida
d. Alumuniun klorida
8. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini!
a. NO
b. NH3
c. CuCl2
d. FeCl3
9. Tuliskan nama trivial senyawa-senyawa berikut ini!
a. Natrium hipoklorit
b. Natrium klorit
c. Natrium klorat
d. Natrium perklorat
119
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR KIMIA
Nama Observer
:
Petunjuk Pengisian Angket
Tulislah salah satu skor jawaban yang Anda pilih dari kelima alternatif jawaban pernyataan di bawah ini pada kolom no.absen peserta didik!
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
1.
skor
Kegiatan
Kemampuan
Visual
membaca materi
pelajaran
(5) Jika peserta didik membaca materi pelajaran sebelum
diskusi dan berusaha mendiskusikan.
(4) Jika peserta didik hanya membaca materi pelajaran
sebelum diskusi
(3) Jika peserta didik membaca materi pelajaran pada saat
diskusi berlangsung
(2) Jika peserta didik akan membaca materi pelajaran
setelah mendapat peringatan dari guru
(1) Jika peserta didik tidak membaca materi pelajaran
2.
120
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
Kegiatan
Keaktifan dalam
(5) Jika peserta didik aktif berpendapat lebih dari 4 kali
Lisan
berpendapat
(4) Jika peserta didik berpendapat 3-4 kali
(3) Jika peserta didik bependapat 1-2 kali
(2) Jika peserta didik berpendapat setelah diperintah guru
(1) Jika peserta a didik tidak berpendapat sama sekali
Kemampuan
bertukar pendapat
(5) Jika peserta didik mampu saling bertukar pendapat
antar anggota kelompok secara terarah.
(4) Jika peserta didik mampu saling bertukar pendapat
antar anggota kelompok namun tidak terarah
(3) Jika peserta didik mampu saling bertukar pendapat
3.
antar anggota kelompok namun terkadang masih
mendominasi
(2) Jika peserta didik kurang mampu bertukar pendapat
dalam kelompok
(1) Jika peserta didik tidak mampu bertukar pendapat
dalam kelompok
121
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
Kepercayaan diri
dalam
memberikan
penjelasan kepada
4.
anggota
kelompok
(5) Jika peserta didik sangat percaya diri menjelaskan
kepada anggota kelompok
(4) Jika peserta didik percaya diri menjelaskan kepada
anggota kelompok
(3) Jika peserta didik cukup percaya diri menjelaskan
kepada anggota kelompok
(2) Jika peserta didik kurang percaya diri menjelaskan
kepada anggota kelompok
(1) Jika peserta didik tidak percaya diri menjelaskan
kepada anggota kelompok
5.
Keaktifan
(5) Jika peserta didik aktif bertanya lebih dari 4 kali
mengajukan
(4) Jika peserta didik bertanya 3-4 kali
pertanyaan
(3) Jika peserta didik bertanya 1-2 kalli
(2) Jika peserta didik bertanya setelah diperintah guru
(1) Jika peserta didik tidak bertanya sama sekali
122
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
Kemampuan
menanggapi
(5) Jika peserta didik langsung bisa menanggapi pendapat
orang lain
pendapat
(4) Jika peserta didik menanggapi pendapat orang lain
oranglain
dengan berdiskusi bersama anggota kelompok
(3) Jika peserta didik menanggapi pendapat orang lain
6.
dengan bertanya kepada pendidik
(2) Jika peserta didik ragu-ragu dengan tanggapan Peserta
didik terhadap pendapat orang lain.
(1) Jika peserta didik tidak bisa menanggapi pendapat
orang lain.
Menjelaskan
materi kepada
7.
anggota
kelompok
(5) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada
anggota dengan benar, jelas dan singkat.
(4) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada
anggotanya dengan benar, jelas dan namun tidak
singkat.
(3) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada
123
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
anggotanya dengan benar, singkat tetapi tidak jelas.
(2) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada
anggotanya dengan jelas dan singkat tetapi salah
(1) Jika peserta didik tidak mampu menjelaskan kepada
anggota kelompoknya.
Kegiatan
Kemampuan
Menulis
mengerjakan
mengerjakan lebih dari 75% soal dalam Lembar Kerja
Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang diberikan oleh guru
Peserta didik
(4) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat
(LKS)
8.
(5) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat
mengerjakan 50%-75% soal dalam Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)) yang diberikan oleh guru
(3) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat
mengerjakan 25%-50% soal dalam Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
(2) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat
mengerjakan 1%-25% soal dalam Lembar Kerja
124
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
Peserta Didik (LKPD)
(1) Jika peserta didik tidak dapat mengerjakan soal dalam
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan
oleh guru
Kemampuan
mengerjakan soal
tes individu
(5) Jika peserta didik mengerjakan lebih dari75% soal tes
individu yang telah diberikan oleh guru
(4) Jika peserta didik mengerjakan 50%-75% soal tes
individu yang telah diberikan oleh guru
(3) Jika peserta didik mengerjakan 25%-50% soal tes
9.
individu yang telah diberikan oleh guru
(2) Jika peserta didik mengerjakan 1%-25% soal tes
individu yang telah diberikan oleh guru
(1) Peserta didik tidak menngerjakan soal tes individu
yanng telah diberikan oleh guru
10.
Menuliskan
(5) Jika peserta didik menuliskan materi secara detail saat
125
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
materi yang akan
dijelaskan
menjelaskan materi kepada temannya.
(4) Jika peserta didik menulis materi secara garis besar
saat menjelaskan materi kepada temannya.
(3) Peserta didik menuliskan materi yang akan dijelaskan
hanya saat diminta untuk menuliskan oleh temannya.
(2) Jika peserta didik menuliskan materi yang akan
dijelaskan hanya saat diminta untuk menuliskan oleh
pendidik
(1) Jika peserta didik tidak menuliskan materi saat
menjelaskan materi kepada temannya.
11.
Kegiatan
Minat Peserta
Emosi
didik dalam
berdiskusi
(5) Jika peserta didik dengan sungguh-sungguh
memusatkan perhatian pada saat pelaksanaan diskusi
(4) Jika peserta didik memperhatikan penjelasan teman
tetapi kurang bersemangat pada saat pelaksanaan
diskusi
(3) Jika peserta didik memperhatikan penjelasan teman
126
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
pada saat diskusi tetapi masih diselingi bergurau
(2) Jika peserta didik akan memperhatikan penjelasan
teman pada saat diskusi setelah mendapat peringatan
(1) Jika peserta didik tidak memperhatikan penjelasan
teman pada saat pelaksanaan diskusi
Merasa senang
saat melakukan
kegiatan diskusi
(5) Jika peserta didik selalu merasa senang saat
melakukan kegiatan diskusi
(4) Jika peserta didik merasa senang mengikuti diskusi
untuk materi tertentu
12.
(3) Jika peserta didik akan merasa senang ketika
mendapatkan motivasi dari oranglain.
(2) Jika peserta didik akan merasa senang megikuti
diskusi ketika mendapatkan kelompok yang cocok
(1) Jika peserta didik tidak merasa senang mengikuti
kegiatan diskusi di dalam kelas
127
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
Toleransi antar
(5) Jika peserta didik menghargai pendapat anggota
anggota
kelompok dan antar anggota kelompok saling
kelompok
memberikan kritik dan saran
(4) Jika peserta didik menghargai pendapat anggota
kelompok namun tidak berusaha memberikan kritik
(3) Jika peserta didik menghargai pendapat anggota
13.
kelompok namun terkadang masih mendominasi
diskusi
(2) Jika peserta didik kurang menghargai pendapat
anggota kelompok
(1) Jika peserta didik tidak menghargai pendapat anggota
kelompok
14.
Kegiatan
Kemampuan
Mental
memecahkan
masalah
(5) Jika peserta didik mampu memecahkan masalah
secara mandiri
(4) Jika peserta didik mampu memecahkan masalah
128
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
dengan berdiskusi bersama anggota kelompok
(3) Jika peserta didik mampu memecahkan masalah
dengan bertanya kepada pendidik
(2) Jika peserta didik ragu-ragu dengan pemecahan
masalah yang Peserta didik lakukan
(1) Jika peserta didik tidak bisa memecahkan masalah
Bertanggung
jawab dengan
dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh tugas
tugas yang telah
yang telah diberikan pendidik
diberikan
15.
(5) Jika peserta didik sangat bertanggung jawab penuh
(4) Jika peserta didik bertanggungjawab atas tugas yang
diberikan oleh pendidik
(3) Jika peserta didik cukup bertanggung jawab atas tugas
yang diberikan oleh pendidik
(2) Jika peserta didik kurang bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan oleh pendidik
(1) Jika peserta didik tidak bertanggung jawab atas tugas
129
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
yang diberikan oleh pendidik
Kegiatan
Mendengarkan
mendeng
penyajian materi
arkan
dari pendidik atau
teman yang lain
(5) Jika peserta didik sungguh-sungguh mendengarkan
penyajian materi dari pendidik dan teman
(4) Jika peserta didik sungguh-sungguh mendengarkan
penyajian materi hanya dari pendidik
(3) Jika peserta didik sungguh-sungguh mendengarkan
16.
penyajian materi hanya dari teman
(2) Jika peserta didik kurang sungguh-sungguh
mendengarkan penyajian materi
(1) Jika peserta didik tidak mendengarkan penyajian
materi.
Mendengarkan
17.
(5) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran,
pendapat orang
kritik dan pertanyaan oranglain dengan seksama
lain
sampai selesai.
130
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
No.
Aspek
Indikator
Kriteria
No. Absen peserta didik
Aktivitas
Belajar
skor
(4) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran,
kritik dan pertanyaan oranglain dengan seksama
tetaapi tidak sampai selesai.
(3) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran,
kritik dan pertanyaan oranglain secara tidak serius.
(2) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran,
kritik dan pertanyaan oranglain ketika disuruh oleh
pendidik.
(1) Jika peserta didik tidak mendengarkan pendapat,
saran, kritik dan pertanyaan oranglain.
131
Lampiran 4. Angket aktivitas belajar peserta
ANGKET AKTIVITAS BELAJAR KIMIA
Nomer Absen :
Kelas
:
Petunjuk Pengisian Angket
Berilah tanda (√) pada jawaban yanng Anda pilih, dari kelima alternatif jawaban
pernyataan dibawah ini!
Keterangan ;
1
2
3
4
5
No.
1.
: tidak pernah
: jarang
: kadang-kadang
: sering
: selalu
Pernyataan
1
Saya membaca materi pelajaran sebelum diskusi dan
berusaha mendiskusikan.
2.
Saya tidak menuliskan materi sebelum menjelaskan
materi kepada temannya.
3.
Saya aktif berpendapat di dalam kelas
4.
Saya bosan mengikuti kegiatan diskusi di dalam
kelas
5.
Saya mampu saling bertukar pendapat antar anggota
kelompok secara terarah.
6.
Saya aktif bertanya dalam kelas
7.
Saya sangat percaya diri menjelaskan kepada
anggota kelompok
8.
Saya tidak membaca materi pelajaran sebelum
diskusi
9.
Saya selalu bertanya kepada pendidik atau teman
jika saya tidak mengerti
10.
Saya tidak suka menyampaikan pendapat di dalam
kelas
11.
Saya langsung bisa menanggapi pendapat orang lain
132
2
3
4
5
Lampiran 4. Angket aktivitas belajar peserta
12.
Saya mampu menjelaskan materi kepada anggota
dengan benar, jelas dan singkat.
13.
Saya tidak mampu bertukar pendapat dalam
kelompok
14.
Saya bersama anggota kelompok dapat mengerjakan
soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang diberikan oleh guru
15.
Saya mengerjakan soal tes individu yang telah
diberikan oleh guru
16.
Saya tidak bisa menanggapi pendapat orang lain.
17.
Saya menuliskan materi secara detail sebelum
menjelaskan materi kepada teman.
18.
Saya tidak mengerjakan soal tes individu yang telah
diberikan oleh guru
19.
Saya dengan sungguh-sungguh memusatkan
perhatian pada saat pelaksanaan diskusi
20.
Saya tidak memperhatikan pendapat teman karena
pendapat saya lebih baik
21.
Saya selalu merasa senang saat melakukan kegiatan
diskusi
22.
Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh
pendidik
23.
Saya menghargai pendapat anggota kelompok dan
antar anggota kelompok saling memberikan kritik
dan saran
24.
Saya mampu memecahkan masalah secara mandiri
25.
Saya tidak mempedulikan pendapat dan saran yang
diberikan oleh orang lain
26.
Saya mengerjakan soal tes individu yang diberikan
oleh pendidik dengan sungguh-sungguh
27.
Saya sangat bertanggung jawab penuh dan
melaksanakan dengan sungguh-sungguh tugas yang
telah diberikan pendidik
133
Lampiran 4. Angket aktivitas belajar peserta
28.
Saya tidak bertanggung jawab dengan tugas yang
berikan kepada saya
29.
Saya sungguh-sungguh mendengarkan penyajian
materi dari pendidik dan teman
30.
Saya kesulitan dalam memecahkan masalah
31.
Saya merasa malu menjelaskan kepada anggota
kelompok
32.
Saya mendengarkan pendapat, saran, kritik dan
pertanyaan orang lain dengan seksama sampai
selesai.
33.
Saya ragu-ragu dalam menjelaskan materi kepada
anggota kelompok.
34.
Saya mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh pendidik.
35.
Saya kesulitan dalam mengerjakan soal dalam
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan
oleh guru
36.
Saya tidak memperhatikan penjelasan teman pada
saat pelaksanaan diskusi
37.
Saya mendengarkan pendapat, saran, kritik dan
pertanyaan orang lain
38.
Saya malas bertanya dalam kegiatan diskusi di kelas
39.
Saya lebih senang jika tidak diadakan kegiatan
diskusi
40.
Saya sering berpendapat dalam kegiatan diskusi
134
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
SOAL TES HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK
PETUNJUKK UMUM
1.
Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal.
2.
Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban.
3.
Kerjakan lebih dahulu soal-soal yang Anda anggap mudah.
4.
Bekerja sendiri dan jangan bergantung pada orang lain.
5.
Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pendidik.
PETUNJUK KHUSUS
1.
Berilah tanda silang pada satu jawaban yang paling benar.
2.
Jika Anda ingin mengganti jawaban berilah tanda sama dengan pada jawaban
yang ingin Anda ganti dan berilah jawaban silang pada jawaban yang Anda
anggap benar.
SOAL
1. Bilangan positif maupun negatif yang diberikan kepada suatu unsur dalam
senyawa disebut... .
A. bilangan oksidasi
B. muatan ion
C. reduktor
D. oksidator
E. elektron
2. Perhatikan tiga konsep redoks berikut,
1. Pelepasan dan pengikatan oksigen
2. Perubahan bilangan oksidasi
3. Transfer elektron
Urutan konsep redoks dari yang sederhana ke konsep yang lebih universal
adalah....
A. 1,2,3
B. 2,3,1
C. 3,2,1
D. 1,3,2
E. 2,3,1
3. Reaksi reduksi dapat diartikan sebagai reaksi... .
A. pelepasan elektron
135
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
B. pengikatan elektron
C. pengikatan oksigen
D. peningkatan bilangan oksidasi
E. pelepasan hidrogen
4. Suatu reaksi redoks di mana zat dalam reaksi dapat mengoksidasi atau
mereduksi dirinya sendiri disebut... .
A. autoredoks
B. reduksi
C. reduktor
D. oksidasi
E. oksidator
5. Unsur nitrogen dengan bilangan oksidasi paling besar terdapat pada
senyawa...
A. NO
B. NO2C. NO3D. NH3
E. N2O
6. Bilangan oksidasi iodin dalam senyawa KIO3 adalah... .
A. +1
B. +3
C. +5
D. +7
E. +9
7. Perhatikan persamaan reaksi berikut,
3I2(g) + 6KOH(aq) → 5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2O(l)
Spesi dari reaksi tersebut yang mengalami oksidasi sekaligus reduksi adalah... .
A. I2
B. KOH
C. KI
D. KIO3
E. H2O
8. Apabila suatu mengalami kenaikan bilangan oksidasi, maka... .
136
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
A. unsur tersebut sebagai oksidator
B. unsur tersebut sebagai reduktor
C. unsur tersebut mengalami peristiwa autoredoks
D. unsur tersebut mengalami peristiwa reduksi
E. unsur tersebut menghasilkan bilangan oksidasi lebih kecil
9. Reaksi berikut termasuk reaksi redoks, kecuali ... .
A. Cr2O72-+ 14H+ +6Fe2+ → 2Cr3+ +6Fe3+ +7H2O
B. Al2O3 +6H+ → 2Al3+ + 3H2O
C. 2KI + Cl2 →2KCl + I2
D. S + O2 → SO2
E. MnO2 + 4H+ + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 2H2O
10.
Unsur mangan yang mempunyai biloks sama dengan biloks krom dalam
K2Cr2O7 adalah... .
A. KMnO4
B. K2MnO4
C. MnSO4
D. MnO
E. MnO2
11.
Di antara persamaan reaksi berikut yang merupakan reaksi redoks adalah...
.
A. NaOH + HCl → HCl + H2O
B. CaSO4 + 2 LiOH → Ca(OH)2 + Li2SO4
C. Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O
D. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2 HCl
E. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2 H2O + Cl2
12.
Zat yang dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut... .
A. oksidator
B. reduktor
C. oksidasi
D. autoredoks
E. reduksi
13.
Nama IUPAC untuk senyawa MnSO4 adalah ... .
A. mangan(I) sulfida
137
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
B. mangan(II) sulfida
C. mangan(II) sulfit
D. mangan(I) sulfat
E. mangan(II) sulfat
14.
Perhatikan reaksi berikut!
Na2Cr2O7
+ 14HCl →
2NaCl
+
2CrCl3 + 7H2O
Pernyataan berikut ini yang benar adalah... .
A. NaCl merupakan zat pengoksidasi
B. Cl2 merupakan zat pengoksidasi
C. HCl merupakan zat pengoksidasi
D. H2O merupakan zat pengoksidasi
E. Na2Cr2O7 merupakan zat pengoksidasi
15.
Pada reaksi:
Pb (s) + PbO2(s)+ H2SO4 (aq) → PbSO4(aq) + H2O (l)
Spesi yang berfungsi sebagai oksidator adalah... .
A. Pb
B. PbSO4
C. PbO2
D. H2SO4
E. H2O
16.
Perhatikan pernyataan berikut!
1. Mengalami penurunan bilangan oksidasi
2. Mengalami kenaikan bilangan oksidasi
3. Pelepasan proton
4. Pelepasan elektron
Pernyataan yang berkaitan dengan peristiwa oksidasi adalah... .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
E. 1 dan 4
17.
Rumus kimia dari mangan(II) oksida adalah ... .
A. MnO
138
+ 3Cl2
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
B. MnO2
C. Mn2O3
D. MnSO4
E. MnO418.
Reaksi yang setara dari persamaan berikut adalah…
A. Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
B. 3Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O
C. 3Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
D. 6Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O
E. 6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
19.
Perhatikan persamaan reaksi berikut1
aFe2+(aq) + bMnO4- (aq) + cH+ (aq) → dFe3+(aq) + eMn2- (aq) + fH2O(l)
Koefisien a,c, dan e secara berurutan adalah... .
A. 5,1 dan 8
B. 5, 8 dan 5
C. 5, 8 dan 1
D. 5, 5 dan 1
E. 5,8 dan 4
20.
Nama senyawa Fe2(SO4)3 menurut IUPAC adalah ... .
A. besi sulfat
B. besi(II) sulfat
C. besi(III) sulfat
D. besi trisulfat
E. dibesi trisulfat
21.
Diketahui reaksi redoks:
Cl2 + aIO3- + bOH- → cCl- + dIO4- + H2O
Koefisien reaksi a, b, c, dan d adalah ... .
A. 1,2,1,2
B. 1,2,2,1
C. 2,1,1,2
D. 2,2,1,1
E. 1,1,2,2
22.
Berikut ini merupakan beberapa sifat suatu unsur:
139
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
1. Mudah mengalami oksidasi
2. Reduktor kuat
3. Bilangan oksidasi 2
4. Berwujud padat pada suhu ruang
Unsur yang dimaksud merupakan... .
A. logam alkali
B. logam alkali tanah
C. logam transisi
D. halogen
E. gas mulia
23.
Diketahui persamaan reaksi redoks sebagai berikut:
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) +H2O(l)
Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah... .
A. +1 menjadi +2
B. +2 menjadi +3
C. +4 menjadi +3
D. +2 menjadi +4
E. +4 menjadi +2
24.
KClO4 merupakan rumus kimia untuk senyawa... .
A. kalium hipoklorit
B. kalium klorit
C. kalium klorat
D. kalium perklorat
E. kalium klorida
25.
Penulisan penamaan CaO yang sesuai adalah... .
A. kalsium dioksida
B. kalsium(II) oksida
C. kalsium oksida
D. dikalsium dioksida
E. dikalsium oksida
26.
Perhatikan persamaan reaksi berikut!
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) + H2O(l)
Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah...
140
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
A. +1 menjadi +2
B. +2 menjadi +3
C. +2 menjadi +4
D. +4 menjadi +2
E. +4 menjadi +3
27.
Perhatikan reaksi berikut :
MnO2 + HCl → MnCl2 + H2O + Cl2
Zat yang mengalami oksidasi adalah... .
A. MnO2
B. HCl
C. MnCl2
D. Cl2
E. H2O
28.
Pasangan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari ion-ion serta namanya
yang benar adalah...
A. Fe2(SO4)3, besi(III) sulfat
B. Fe3(PO4)2, besi(III) pospat
C. Fe2O3, besi(II) oksida
D. Fe3O2, besi(III) oksida
E. Fe3(SO4)2, besi(III) sulfat
29.
Diketahui reaksi berikut :
3H2S (g) + 2HNO3 (aq) → 2NO (g) + 3S (s) + 4H2O (l)
Spesi yang merupakan reduktor adalah ... .
A. H2S
B. HNO3
C. NO
D. S
E. H2O
30.
Perhatikan pernyataan berikut :
1. Reaksi pelepasan oksigen dari senyawa beroksigen
2. Reaksi penangkapan electron
3. Reaksi pelepasan elektron
4. Reaksi penangkapan oksigen
141
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
Reaksi oksidasi ditunjukkan oleh pernyataan nomer ... .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
31.
Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut:
(1) MnO4-→MnO2
(2)
Zn → ZnO2-
(3) 2CO2 → C2O42(4) Cr2O3 → CrO4Peristiwa reduksi terjadi pada pasangan... .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
E. 2 dan 3
32.
Pada reaksi redoks berikut
2FeCl2 + Cl2 → 2FeCl3
Reaksi setengah sel yang menunjukkan reaksi oksidasi adalah ... .
A. Cl2 + 2e- → 2ClB. Fe3+ + e- → Fe2+
C. Fe2+ + e- → Fe
D. 2 Fe2+ + 3 Cl- → 2 FeCl3
E. Fe2+ → Fe3+ + e33.
Bilangan oksidasi atom unsur berikut dalam molekul senyawa atau ion di
bawah ini yang mempunyai nilai +5 adalah . . .
A. N2O5
B. Cr2O72C. SO42D. MnO4E. C2O42
142
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
34.
2K2Cr2O7 + 7 H2SO4 + 3 KNO2 →2 K2SO4 + 2 Cr2(SO4)3 + 7 H2O +
3KNO3
yang berfungsi sebagai oksidator dan hasilnya adalah ... .
A. K2Cr2O7 dan Cr2(SO4)3
B. H2SO4 dan K2SO4
C. KNO3 dan KNO2
D. Cr2(SO4)3 dan K2Cr2O7
E. K2Cr2O7 dan KNO3
35.
Bilangan oksidasi S pada ion S2O32-adalah... .
A. +6
B. +5
C. +4
D. +3
E. +2
36.
Pada reaksi di bawah ini hidrogen peroksida berfungsi sebagai oksidator,
kecuali... .
A. 2I- +H2O2 + 2H+ → I2 + 2H2O
B. Mn2+ + H2O2 + 2OH- → MnO2 +2H2O
C. PbS + PbSO4 +4H2O → 2PbSO4 + 4H2O
D. As2O + H2O2 → 2As + O2 + H2O
E. 2Fe2+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O
37.
Bilangan oksidasi Cl tertinggi pada senyawa... .
A. HCl
B. SnCl2
C. KClO3
D. CrCl3
E. KClO
38.
Berikut ini yang merupakan peristiwa yang menggambarkan peristiwa
reduksi oksidasi dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... .
A. Proses pembakaran bahan bakar
B. Ledakan mercon dan bom konvensional
C. Pelapisan logam
D. Perkaratan logam
143
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
E. Perubahan pada buah yang sudah dibiarkan terbuka
39.
Perkembangan pengertian reaksi reduksi dinyatakan dengan tiga hal
berikut.
(1)Penerimaan elektron
(2)Pelepasan oksigen
(3)Pengurangan bilangan oksidasi
Urutan pengertian reduksi yang benar adalah... .
A. (1), (2), (3)
B. (2), (1), (3)
C. (1), (3), (2)
D. (3),(1), (2)
E. (2), (3),(1)
40.
Berapakah biloks S dalam ion SO42- ?
A. -2
B. +4
C. -1
D. +6
E. -8
41.
Bilangan oksidasi dari oksigen yang tertinggi terdapat dalam senyawa... .
A. H2O
B. BaO
C. OF2
D. Na2O2
E. O2F2
42.
Atom belerang dengan bilangan oksidasi yang sama terdapat pada seyawa-
senyawa... .
A. SO2, Na2S2O3, NaHSO3
B. H2S, H2SO3, CuSO4
C. Na2S2O3, SO3, Na2S
D. NaHSO4,SO3, Na2S
E. NaHSO4, SO3, CuSO4
43.
Reaksi berikut yang termasuk reaksi autoredoks adalah... .
A. Br2 + NaOH(aq) → NaBr+ NaBrO3+ H2O
144
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
B. CuO + CO → Cu2O + CO2
C. SnCl2 + I2 + HCl→ SnCl4 + HI
D. I2 + S2O32- → 2I- + S4O62E. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO2 + H2O
44.
Perhatikan reaksi berikut :
Fe + HCl → FeCl2 + H2
Spesi yang mengalami reduksi adalah ... .
A. Fe
B. ClC. HCl
D. H2
E. FeCl2
45.
Perhatikan beberapa persamaan reaksi berikut ini :
(1)S4O62- + 2e → 2 S2O32(2)Mg → Mg2+ + 2e
(3)MnO2 → MnO4(4)2 CO2 + 2e → C2O42Persamaan reaksi yang merupakan reaksi oksidasi terdapat pada nomor... ,
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (4)
C. (1) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (2) dan (3)
46.
Natrium klorit memiliki rumus kimia... .
A. NaCl
B. NaClO
C. NaClO2
D. NaClO3
E. NaClO4
47.
Pada reaksi berikut :
Cl2(g) + 2 NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO3(aq) + H2O(l)
Zat yang mengalami reaksi autoredoks berikut perubahan bilangan oksidanya
adalah... .
145
Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi
A. klorin, dari biloks 0 menjadi -1 dan +3
B. klorin, dari biloks 0 menjadi -1 dan +5
C. klorin, dari biloks 0 menjadi -1 dan +7
D. natrium, dari biloks +1 menjadi 0 dan +2
E. natrium, dari biloks +1 menjadi -1 dan +2
48.
Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut :
2 HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + 2 H2O
Zat yang merupakan oksidator adalah... .
A. HBr
B. SO2
C. H2SO4
D. H2O
E. Br2
49. HI & K2SO4 mempunyai nama kimia, secara berurutan namanya adalah... .
A. asam iodida & kalsium sulfat
B. asam iodida & kalium sulfat
C. asam iodida & kalium sulfat
D. asam iodido & kalsium sulfit
E. asam iod & kalium sulfat
50.
Pada reaksi :
2 CO + 2 NO → 2 CO2 + N2
Bilangan oksidasi N berubah dari ... .
A. +2 ke 0
B. +3 ke +2
C. +2 ke +1
D. +4 ke 0
E. +3 ke +1
146
Lampiran 5. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik
KUNCI JAWABAN SEBELUM DIVALIDASI
1. A
26. E
2. D
27. B
3. B
28. A
4. A
29. B
5. C
30. E
6. C
31. C
7. A
32. E
8. B
33. A
9. B
34. A
10. B
35. E
11. E
36. A
12. A
37. C
13. E
38. C
14. E
39. B
15. C
40. D
16. D
41. C
17. A
42. A
18. E
43. A
19. C
44. C
20. C
45. E
21. B
46. C
22. B
47. B
23. C
48. C
24. D
49. B
25. C
50. A
147
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
SOAL TES HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK (VALID)
PETUNJUKK UMUM
1. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal.
2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban.
3. Kerjakan lebih dahulu soal-soal yang Anda anggap mudah.
4. Bekerja sendiri dan jangan bergantung pada orang lain.
5. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pendidik.
PETUNJUK KHUSUS
1. Berilah tanda silang pada satu jawaban yang paling benar.
2. Jika Anda ingin mengganti jawaban berilah tanda sama dengan pada jawaban
yang ingin Anda ganti dan berilah jawaban silang pada jawaban yang Anda
anggap benar.
SOAL
1. Perhatikan tiga konsep redoks berikut,
a. Pelepasan dan pengikatan oksigen
b. Perubahan bilangan oksidasi
c. Transfer elektron
Urutan konsep redoks dari yang sederhana ke konsep yang lebih universal
adalah... .
A. a,b,c
B. b,c,a
C. c,b,a
D. a,c,b
E. b,a,c
2. Reaksi reduksi dapat diartikan sebagai reaksi... .
A. pelepasan elektron
B. pengikatan elektron
C. pengikatan oksigen
D. peningkatan bilangan oksidasi
E. pelepasan hidrogen
3. Suatu reaksi redoks di mana zat dalam reaksi dapat mengoksidasi atau
mereduksi dirinya sendiri disebut... .
A. autoredoks
148
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
B. reduksi
C. reduktor
D. oksidasi
E. oksidator
4. Unsur nitrogen dengan bilangan oksidasi paling besar terdapat pada
senyawa....
A. NO
B. NO2C. NO3D. NH3
E. N2O
5. Bilangan oksidasi iodin dalam senyawa KIO3 adalah... .
A. +1
B. +3
C. +5
D. +7
E. +9
6. Perhatikan persamaan reaksi berikut,
3I2(g) + 6KOH(aq) → 5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2O(l)
Spesi dari reaksi tersebut yang mengalami oksidasi sekaligus reduksi adalah... .
A. I2
B. KOH
C. KI
D. KIO3
E. H2O
7. Apabila suatu mengalami kenaikan bilangan oksidasi, maka... .
A. unsur tersebut sebagai oksidator
B. unsur tersebut sebagai reduktor
C. unsur tersebut mengalami peristiwa autoredoks
D. unsur tersebut mengalami peristiwa reduksi
E. unsur tersebut menghasilkan bilangan oksidasi lebih kecil
8. Reaksi berikut termasuk reaksi redoks, kecuali ... .
A. Cr2O72-+ 14H+ +6Fe2+ → 2Cr3+ +6Fe3+ +7H2O
149
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
B. Al2O3 +6H+ → 2Al3+ + 3H2O
C. 2KI + Cl2 →2KCl + I2
D. S + O2 → SO2
E. MnO2 + 4H+ + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 2H2O
9.
Di antara persamaan reaksi berikut yang merupakan reaksi redoks adalah... .
A. NaOH + HCl → HCl + H2O
B. CaSO4 + 2 LiOH → Ca(OH)2 + Li2SO4
C. Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O
D. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2 HCl
E. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2 H2O + Cl2
10. Zat yang dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut... .
A. oksidator
B. reduktor
C. oksidasi
D. autoredoks
E. reduksi
11. Perhatikan reaksi berikut!
Na2Cr2O7
+ 14HCl →
2NaCl
+
2CrCl3 + 7H2O
Pernyataan berikut ini yang benar adalah... .
A. NaCl merupakan zat pengoksidasi
B. Cl2 merupakan zat pengoksidasi
C. HCl merupakan zat pengoksidasi
D. H2O merupakan zat pengoksidasi
E. Na2Cr2O7 merupakan zat pengoksidasi
12. Pada reaksi:
Pb (s) + PbO2(s)+ H2SO4 (aq) → PbSO4(aq) + H2O (l)
Spesi yang berfungsi sebagai oksidator adalah... .
A. Pb
B. PbSO4
C. PbO2
D. H2SO4
E. H2O
13. Perhatikan pernyataan berikut!
150
+ 3Cl2
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
1. Mengalami penurunan bilangan oksidasi
2. Mengalami kenaikan bilangan oksidasi
3. Pelepasan proton
4. Pelepasan elektron
Pernyataan yang berkaitan dengan peristiwa oksidasi adalah... .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
E. 1 dan 4
14. Reaksi yang setara dari persamaan berikut adalah…
A. Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
B. 3Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O
C. 3Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
D. 6Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O
E. 6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
15. Perhatikan persamaan reaksi berikut1
aFe2+(aq) + bMnO4- (aq) + cH+ (aq) → dFe3+(aq) + eMn2- (aq) + fH2O(l)
Koefisien a,c, dan e secara berurutan adalah... .
A. 5,1 dan 8
B. 5, 8 dan 5
C. 5, 8 dan 1
D. 5, 5 dan 1
E. 5,8 dan 4
16. Nama senyawa Fe2(SO4)3 menurut IUPAC adalah ... .
A. besi sulfat
B. besi(II) sulfat
C. besi(III) sulfat
D. besi trisulfat
E. dibesi trisulfat
17. Diketahui reaksi redoks:
Cl2 + aIO3- + bOH- → cCl- + dIO4- + H2O
Koefisien reaksi a, b, c, dan d adalah ... .
151
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
A. 1,2,1,2
B. 1,2,2,1
C. 2,1,1,2
D. 2,2,1,1
E. 1,1,2,2
18. Berikut ini merupakan beberapa sifat suatu unsur:
1. Mudah mengalami oksidasi
2. Reduktor kuat
3. Bilangan oksidasi 2
4. Berwujud padat pada suhu ruang
Unsur yang dimaksud merupakan... .
A. logam alkali
B. logam alkali tanah
C. logam transisi
D. halogen
E. gas mulia
19. Diketahui persamaan reaksi redoks sebagai berikut:
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) +H2O(l)
Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah... .
A. +1 menjadi +2
B. +2 menjadi +3
C. +4 menjadi +3
D. +2 menjadi +4
E. +4 menjadi +2
20. KClO4 merupakan rumus kimia untuk senyawa... .
A. kalium hipoklorit
B. kalium klorit
C. kalium klorat
D. kalium perklorat
E. kalium klorida
21. Perhatikan persamaan reaksi berikut!
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) + H2O(l)
Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah...
152
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
A. +1 menjadi +2
B. +2 menjadi +3
C. +2 menjadi +4
D. +4 menjadi +2
E. +4 menjadi +3
22. Perhatikan reaksi berikut :
MnO2 + HCl → MnCl2 + H2O + Cl2
Zat yang mengalami oksidasi adalah... .
A. MnO2
B. HCl
C. MnCl2
D. Cl2
E. H2O
23. Pasangan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari ion-ion serta namanya
yang benar adalah...
A. Fe2(SO4)3, besi(III) sulfat
B. Fe3(PO4)2, besi(III) pospat
C. Fe2O3, besi(II) oksida
D. Fe3O2, besi(III) oksida
E. Fe3(SO4)2, besi(III) sulfat
24. Diketahui reaksi berikut :
3H2S (g) + 2HNO3 (aq) → 2NO (g) + 3S (s) + 4H2O (l)
Spesi yang merupakan reduktor adalah ... .
A. H2S
B. HNO3
C. NO
D. S
E. H2O
25. Perhatikan pernyataan berikut :
1. Reaksi pelepasan oksigen dari senyawa beroksigen
2.
Reaksi penangkapan electron
3.
Reaksi pelepasan elektron
4.
Reaksi penangkapan oksigen
153
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
Reaksi oksidasi ditunjukkan oleh pernyataan nomer ... .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
26. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut:
(1) MnO4-→MnO2
(2)
Zn →
ZnO2-
(3) 2CO2 → C2O42(4) Cr2O3 → CrO4Peristiwa reduksi terjadi pada pasangan... .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
E. 2 dan 3
27. Pada reaksi redoks berikut
2FeCl2 + Cl2 → 2FeCl3
Reaksi setengah sel yang menunjukkan reaksi oksidasi adalah ... .
A. Cl2 + 2e- → 2ClB. Fe3+ + e- → Fe2+
C. Fe2+ + e- → Fe
D. 2 Fe2+ + 3 Cl- → 2 FeCl3
E. Fe2+ → Fe3+ + e28. Bilangan oksidasi atom unsur berikut dalam molekul senyawa atau ion di
bawah ini yang mempunyai nilai +5 adalah . . .
A. N2O5
B. Cr2O72C. SO42D. MnO4E. C2O42
154
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
29. 2K2Cr2O7 + 7 H2SO4 + 3 KNO2 →2 K2SO4 + 2 Cr2(SO4)3 + 7 H2O + 3KNO3
yang berfungsi sebagai oksidator dan hasilnya adalah ... .
A. K2Cr2O7 dan Cr2(SO4)3
B. H2SO4 dan K2SO4
C. KNO3 dan KNO2
D. Cr2(SO4)3 dan K2Cr2O7
E. K2Cr2O7 dan KNO3
30. Bilangan oksidasi S pada ion S2O32-adalah... .
A. +6
B. +5
C. +4
D. +3
E. +2
31. Bilangan oksidasi Cl tertinggi pada senyawa... .
A. HCl
B. SnCl2
C. KClO3
D. CrCl3
E. KClO
32. Perkembangan pengertian reaksi reduksi dinyatakan dengan tiga hal berikut.
1. Penerimaan elektron
2. Pelepasan oksigen
3. Pengurangan bilangan oksidasi
Urutan pengertian reduksi yang benar adalah... .
A. (1), (2), (3)
B. (2), (1), (3)
C. (1), (3), (2)
D. (3),(1), (2)
E. (2), (3),(1)
33. Berapakah biloks S dalam ion SO42- ?
A. -2
B. +4
C. -1
155
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
D. +6
E. -8
34. Bilangan oksidasi dari oksigen yang tertinggi terdapat dalam senyawa... .
A. H2O
B. BaO
C. OF2
D. Na2O2
E. O2F2
35. Atom belerang dengan bilangan oksidasi yang sama terdapat pada seyawasenyawa... .
A. SO2, Na2S2O3, NaHSO3
B. H2S, H2SO3, CuSO4
C. Na2S2O3, SO3, Na2S
D. NaHSO4,SO3, Na2S
E. NaHSO4, SO3, CuSO4
36. Reaksi berikut yang termasuk reaksi autoredoks adalah... .
A. Br2 + NaOH(aq) → NaBr+ NaBrO3+ H2O
B. CuO + CO → Cu2O + CO2
C. SnCl2 + I2 + HCl→ SnCl4 + HI
D. I2 + S2O32- → 2I- + S4O62E. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO2 + H2O
37. Perhatikan reaksi berikut :
Fe + HCl → FeCl2 + H2
Spesi yang mengalami reduksi adalah ... .
B. Fe
C. ClD. HCl
E. H2
F. FeCl2
38. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut :
2 HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + 2 H2O
Zat yang merupakan oksidator adalah... .
A. HBr
156
Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi
B. SO2
C. H2SO4
D. H2O
E. Br2
39. HI & K2SO4 mempunyai nama kimia, secara berurutan namanya adalah... .
A. asam iodida & kalsium sulfat
B. asam iodida & kalium sulfat
C. asam iodida & kalium sulfat
D. asam iodido & kalsium sulfit
E. asam iod & kalium sulfat
40. Pada reaksi :
2 CO + 2 NO → 2 CO2 + N2
Bilangan oksidasi N berubah dari ... .
A. +2 ke 0
B. +3 ke +2
C. +2 ke +1
D. +4 ke 0
E. +3 ke +1
157
Lampiran 6. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik
KUNCI JAWABAN SESUDAH DIVALIDASI
1. D
21. E
2. B
22. B
3. A
23. A
4. C
24. B
5. C
25. E
6. A
26. C
7. B
27. E
8. B
28. A
9. E
29. A
10. A
30. E
11. E
31. C
12. C
32. B
13. D
33. D
14. E
34. C
15. C
35. A
16. C
36. A
17. B
37. C
18. B
38. C
19. C
39. B
20. D
40. A
158
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 1 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok A
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan
dan pelepasan oksigen.
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada
aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara
terbuka.
C. Kegiatan 1
Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut!
Kelompok A
1. 4Fe(s) + 3O2(g)
2Fe2O3(s)
2. C(s) + O2(g)
CO2(g)
1
3. H2(g) + 2O2(g)
H2O(g)
Kelompok B
1. HgO(s)
1
Hg(l) + 2O2(g)
2. 2KClO3(aq)
2KCl(aq) + 3O2(g)
D. Petanyaan
1. Reaksi pada kelompok A (membutuhkan atau melepas oksigen)*?
Jawab:
2. Reaksi pada kelompok B ( membutuhkan atau melepas oksigen) *?
Jawab:
3. Apakah perbedaan antara reaksi kelompok A dan B?
Jawab:
Informasi: reaksi oksidasi adalah peristiwa yang memerlukan oksigen
sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa yang melepaskan oksigen.
4. Kelompok manakah yang termasuk reaksi oksidasi?
Jawab:
5. Kelompok manakah yang termasuk reaksi reduksi?
Jawab:
Kesimpulan: Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi ......................... oksigen.
Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi........................ oksigen.
159
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
E. Kegiatan 2
Perhatikan reaksi berikut !
1
Na(s) + 2Cl2(g)
NaCl(s)
Dalam reaksi berikut, terdapat dua peristiwa yaitu :
Na+(s) + e- (A)
Na(s)
1
Cl2(g) + e-
2
Cl-(s)
(B)
Ca + S
CaS
Dalam reaksi berikut, terdapat dua peristiwa yaitu :
Ca
Ca2+ + 2 e- (A)
S + 2eS 2(B)
F. Petanyaan
1. Reaksi pada kelompok A (membutuhkan atau melepas elektron)*?
Jawab:
2. Reaksi pada kelompok B ( membutuhkan atau melepas elektron) *?
Jawab:
3. Apakah perbedaan antara reaksi kelompok A dan B?
Jawab:
Informasi: reaksi oksidasi adalah peristiwa yang melepaskan elektron sedangkan
reaksi reduksi adalah peristiwa yang memerlukan elektron. Oksidator adalah zat
yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
4. Kelompok manakah yang termasuk reaksi oksidasi?
Jawab:
5. Kelompok manakah yang termasuk reaksi reduksi?
Jawab:
6. Sebutkan zat yang berperan sebagai oksidator!
Jawab:
7. Sebutkan zat yang berperan sebagai reduktor!
Jawab:
Kesimpulan:
160
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi ............................... elektron. Sedangkan
reaksi reduksi adalah reaksi............................ elektron.
Reduktor adalah zat yang (menagkap/melepas)* elektron. Oksidator adalah zat
yang (menagkap/melepas)* elektron.
161
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 1 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok B
1. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi
2. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada
aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara
terbuka.
3. Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah!
Tabel 1
No.
Senyawa/unsur
Bilangan Oksidasi
HF
H : +1
F : ...
1.
HI
H:
I:
2.
HCl
H: ...
Cl: -1
3.
H2S
H:
S : -2
4.
H2O
H : ....
O:.....
5.
4. Pertanyaan
a. Keelektronegatifan atom pada Tabel 1 lebih besar atau lebih kecil dari atom
lain yang ada dalam satu senyawa?
Jawab :
b. Sebutkan atom-atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda dengan atom
pada jawaban no.1!
Jawab :
c. Berdasarkan jawaban no.3, semakin besar keelektronegatifan suatu atom maka
bilangan oksidasinya bernilai (negatif/positif)?
Jawab :
Informasi : atom-atom yang memiliki keelektronegatifan lebih tinggi
menunjukkan bahwa daya tarik terhadap pasangan elektron lebih tinggi,
sehingga bilangan oksidasinya diberi angka negatif. Atom-atom yang memiliki
keelektrohegatifannya lebih rendah, sehingga bilangan oksidasinya positif.
Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa
netral adalah nol (0).
162
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Kesimpulan
Bilangan oksidasi atom hidrogen bernilai......... dalam senyawa, karena harga
elektronegatifan atom hidrogen lebih (kecil/besar) dari pada atom lain dalam
satu senyawa.
No.
Tabel 2
Senyawa/unsur
NaH
Bilangan Oksidasi
H : -1
Na : +1
KH
K : .....
H : .....
CaH2
Ca :....
H : -1
LiH
Li : ....
H :...
MgH2
Mg : +2
H: ....
1.
2.
3.
4.
5.
5. Pertanyaan
a. Sebutkan satu atom yang memiliki bilangan oksidasi yang tetap pada setiap
senyawa!
Jawab :
b. Sebutkan atom-atom penyusun selain atom jawaban no. 1!
Jawab :
c. Kelompokkan atom-atom no.2 dalam satu golongan yang sama!
Jawab :
d. Berdasarkan jawaban no. 3, sebutkan bilangan oksidasi atom-atom pada satu
golongan yang sama!
Jawab :
Informasi : senyawa-senyawa dalam tabel disebut dengan hidrida logam.
Kesimpulan:
Atom hidrogen
dalam senyawa hidrida logam memiliki bilangan
oksidasi.......................
163
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 1(Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok C
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada
aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara
terbuka.
C. Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah!
Tabel 1
No.
Senyawa/unsur
Bilangan
Oksidasi
Na
0
1.
Cl2
....
2.
Be
....
3.
B
....
4.
C
....
5.
N2
6.
O2
0
7.
H2
8.
D. Pertanyaan
1. Senyawa atau unsur pada tabel 1 disebut dengan ( senyawa/unsur bebas)*?
Jawab:
Informasi : Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu
senyawa netral adalah nol (0).
Kesimpulan: suatu
oksidasi..........
zat
(
senyawa/unsur
164
bebas)* memiliki
bilangan
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Tabel 2
Senyawa/unsur
Bilangan Oksidasi
NaCl
Na : +1
LiOH
Li : ....
O: ....
KF
K : ...
F: -1
NaOH
Na : ....
O : -2
LiF
Li : ....
F :.....
No.
1.
H: +1
2.
3.
H:...
4.
5.
E. Pertanyaan
1. Berdasarkan tabel di atas kelompokkan atom yang memiliki bilangan oksidasi
sama!
Jawab:
2. Atom-atom yang memiliki bilangan oksidasi yang sama (jawaban no.1)
termasuk dalam satu (golongan/perioda) ?
Jawab:
3. Kelompokkan atom-atom tersebut dalam satu (Golongan/Perioda)* yang sama!
Kesimpulan :
Atom dalam golongan IA memiliki bilangan oksidasi...... dalam senyawa.
Atom dalam golongan VIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa.
Atom dalam golongan VIIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa
No.
Tabel 3
Senyawa/unsur
BeCl2
Bilangan Oksidasi
Be : +2
Cl : -1
Mg(OH)2
Mg : ....
O : +2
CaCl2
Ca : ....
Cl : ....
Ba(OH)2
Ba : ....
O : ....
SrCl2
Sr : +2
Cl : ....
1.
H : -1
2.
3.
H :....
4.
5.
F. Pertanyaan
1. Berdasarkan tabel di atas kelompokkan atom yang memiliki bilangan oksidasi
sama!
Jawab:
165
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
2. Atom-atom tersebut termasuk dalam satu (golongan/perioda)* ?
Jawab:
3. (Golongan/Perioda)* berapakah atom-atom tersebut?
Jawab:
Kesimpulan :
Atom dalam golongan IIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawanya.
Tabel 4
No.
Senyawa/unsur
1.
Bilangan Oksidasi
B : +3
F : -1
BF3
Al(OH)3
Al :....
O :.....
AlCl
Al :....
Cl : -1
BCl3
B :....
Cl :.....
2.
H :
+1
3.
4.
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan tabel di atas kelompokkan atom yang memiliki bilangan oksidasi
sama!
Jawab:
2. Atom-atom tersebut termasuk dalam satu (golongan/perioda)* ?
Jawab:
3. Kelompokkanlah atom-atom tersebut dalam satu (Golongan/Perioda)* yang
sama!
Jawab:
Kesimpulan :
Atom dalam golongan IIIA memiliki bilangan oksidasi...... dalam senyawa. Atom
dalam golongan VIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa. Atom
dalam golongan VIIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa
166
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 1(Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok D
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan
dan pelepasan oksigen.
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada
aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka.
C. Kegiatan 1
Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Dan lengkapilah bilangan oksidasi
pada masing-masing zat!
Reaksi A
MnO2 + 4H+ + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 2H2O
+4 -2
+2
0
→
NaCl
Reaksi B
Na2Cr2O7
+1 +5 -2
+ HCl
+
+1 -1
CrCl3 + H2O
+3
+ Cl2
0
D. Pertanyaan
1. Zat manakah pada reaksi A yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dan
berapakah perubahan bilangan oksidasinya?
Jawab:
2. Zat manakah pada reaksi B yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dan
berapakah perubahan bilangan oksidasinya?
Jawab:
3. Pada kedua reaksi tersebut sebutkan zat yang mengalami kenaikan bilangan
oksidasi!
Jawab:
4. Pada kedua reaski tersebut sebutkan zat yang mengalami penurunan bilangan
oksidasi!
Jawab:
Informasi: peristiwa kenaikan bilangan oksidasi disebut peristiwa oksidasi dan
peristiwa penurunan bilangan oksidasi disebut peristiwa reduksi. Oksidator adalah
zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
167
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Bilangan yang bernilai positif atau negatif yang diberikan kepada suatu unsur
dalam membentuk suatu senyawa disebut bilangan oksidasi.
5. Zat manakah yang mengalami reaksi oksidasi?
Jawab:
6. Zat manakah yang mengalami reaksi reduksi?
Jawab:
7. Sebutkan zat yang berperan sebagai oksidator!
Jawab:
8. Sebutkan zat yang berperan sebagai reduktor!
Jawab:
Kesimpulan:
Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
oksidasi adalah reaksi ............................... bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi
adalah reaksi............................ bilangan oksidasi.
Reduktor adalah zat yang mengalami (oksidasi/reduksi)*. Oksidator adalah zat
yang mengalami (oksidasi/reduksi)*.
168
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok A
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol,
peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan
besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan
dibiarkan di udara terbuka.
C. Kegiatan 1
Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah!
Tabel 1
Senyawa/unsur
Bilangan Oksidasi
No.
H2SO4
H : +1
S : +6
O : ....
1.
LiOH
Li : ....
O: ....
H: +1
2.
SO3
S
O:
3.
NaOH
Na : ....
O : -2
H:...
4.
H2O
H : ....
O:.....
5.
Pertanyaan
1. Sebutkan satu atom yang memiliki bilangan oksidasi yang tetap pada
setiap senyawa dan berapakah bilangan oksidasinya!
Jawab :
2. Bagaimanakah keelektronegatifan atom tersebut (jawaban no.1) dalam
ketiga senyawa?
Jawab:
3. Berdasarkan jawaban no.2, semakin besar keelektronegatifan suatu atom
maka bilangan oksidasinya bernilai (negatif/positif)?
Jawab :
Informasi : Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam
suatu senyawa netral adalah nol (0).
Kesimpulan
169
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Bilangan oksidasi atom oksigen bernilai......... dalam senyawa, karena
harga elektronegatifan atom oksigen lebih (kecil/besar) dari pada atom
dalam satu senyawa.
D. Kegiatan 1
Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah!
Tabel 2
Senyawa/unsur
Bilangan Oksidasi
No.
Na2O2
Na : ...
O : -1
1.
H2O2
H : +1
O : ...
2.
BaO2
Ba :...
O : ...
3.
E. Pertanyaan
1. Sebutkan satu atom yang memiliki bilangan oksidasi yang tetap pada
ketiga senyawa dan berapakah bilangan oksidasinya!
Jawab :
2. Bagaimanakah keelektronegatifan atom tersebut (jawaban no.1) dalam
ketiga senyawa?
Jawab:
Informasi : Atom oksigen pada OF2 memiliki bilangan oksigen +2.
Senyawa-senyawa dalam tabel disebut senyawa peroksida.
3. Berdasarkan jawaban no.3, semakin besar keelektronegatifan suatu atom
maka bilangan oksidasinya bernilai (negatif/positif)?
Jawab :
Kesimpulan
Bilangan oksidasi atom oksigen bernilai......... dalam senyawa peroksida,
karena harga elektronegatifan atom oksigen lebih (kecil/besar) dari pada
atom dalam satu senyawa.
170
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok B
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan
dan pelepasan oksigen.
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada
aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara
terbuka.
C. Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Lengkapilah bilangan oksidasinya!
Cl2(g) + 2NaOH(aq)
NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
D. Petanyaan
1. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi unsur Cl!
Jawab :
2. Sebutkan zat/spesi yang mereduksi/reduktor bagi zat/spesi lain dan hasil
reduksinnya?
Jawab :
3. Sebutkan zat/spesi yang megoksidasi/oksidator bagi zat/spesi lain dan hasil
oksidasinya?
Jawab :
Informasi: Reaksi dengan senyawa mengalami kenaikan sekaligus penurunan
bilangan oksidasi disebut reaksi Disproporsiosasi.
4. Zat/spesi/unsur/senyawa apakah
penurunan bilangan oksidasi?
Jawab :
yang
mengalami
kenaikan
sekaligus
Kesimpulan :
Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
zat/spesi yang mengalami.......................... sekaligus .......................... bilangan
oksidasi, reaksi ini disebut dengan reaksi Disproporsiosasi. Pada contoh reaksi
diatas yang mengalami reaksi disproporsiosisasi adalah........
171
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok C
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan
dan pelepasan oksigen.
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi
pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di
udara terbuka.
C. Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Lengkapilah bilangan
oksidasinya!
2H2S(g) + SO2(g)
3S(s) + 2H2O(g)
D. Petanyaan
1. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi unsur S!
Jawab :
2. Sebutkan zat/spesi yang mereduksi/reduktor bagi zat/spesi lain dan hasil
reduksinya?
Jawab :
3. Sebutkan zat/spesi yang megoksidasi/oksidator bagi zat/spesi lain dan hasil
oksidasinya?
Jawab :
Informasi : pada suatu redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya sama disebut
dengan reaksi konproporsionasi.
4. Sebutkan spesi hasil oksidasi sekaligus hasil reduksi!
Jawab :
Kesimpulan :
Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
zat/spesi hasil
reaksi redoks yang mengalami ......................... sekaligus
............................ bilangan oksidasi, reaksi ini disebut dengan reaksi
konproporsionasi. Pada contoh reaksi diatas yang mengalami reaksi
konproporsionasi adalah...
172
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok D
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa
pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi
pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di
udara terbuka.
C. Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Lengkapilah bilangan oksidasi
pada masing-masing zat!
Reaksi A
S(g) + O2(g)
SO2(g)
Reaksi B
2KClO3(s)
2KCl(s) + 3O2(g)
D. Petanyaan
1. Reaksi manakah yang merupakan reaksi penggabungan?
Jawab :
2. Reaksi manakah yang merupakan reaksi penguraian?
Jawab :
3. Zat manakah pada reaksi A yang mengalami perubahan bilangan oksidasi?
Jawab :
4. Zat manakah pada reaksi B yang mengalami perubahan bilangan oksidasi?
Jawab :
5. Pada kedua reaksi tersebut sebutkan zat yang mengalami kenaikan bilangan
oksidasi!
Jawab :
6. Pada kedua reaski tersebut sebutkan zat yang mengalami penurunan bilangan
oksidasi!
Jawab :
Informasi : peristiwa kenaikan bilangan oksidasi disebut peristiwa oksidasi dan
peristiwa yang mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut peristiwa reduksi.
173
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang
mengalami oksidasi.
Bilangan yang bernilai positif atau negatif yang diberikan kepada suatu unsur
dalam membentuk suatu senyawa disebut bilangan oksidasi.
7. Zat manakah yang mengalami reaksi oksidasi?
Jawab :
8. Zat manakah yang mengalami reaksi reduksi?
Jawab :
9. Sebutkan zat yang berperan sebagai oksidator!
Jawab :
10. Sebutkan zat yang berperan sebagai reduktor!
Jawab :
Kesimpulan :
Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
reaksi oksidasi adalah reaksi ............................... bilangan oksidasi. Sedangkan
reaksi reduksi adalah reaksi............................ bilangan oksidasi.
Reduktor adalah zat yang mengalami (oksidasi/reduksi)*. Oksidator adalah zat
yang mengalami (oksidasi/reduksi)*.
174
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok A
A. Tujuan
Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry)
B. Dasar teori
Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa
kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan
bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh
semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus
kimianya.
C. Berilah nama senyawa pada tabel 1 dan tabel 2!
Tabel 1
Rumus
Nama
Na2O
K2O
KCl
Kalium
klorida
CaCl2
Kalsium
klorida
AlCl3
Tabel 2
Rumus
FeO
Fe2O3
FeCl2
FeCl3
Nama
Besi(II)
oksida
Besi(III)
klorida
CuCl
CuCl2
D. Pertanyaan
1. Sebutkan senyawa-senyawa yang tersusun dari unsur golongan IA, IIA dan
IIIA!
Jawab :
2. Berapakah bilangan oksidasi yang dimiliki unsur golongan IA, IIA dan IIIA?
(satu/lebih dari satu)*
Jawab :
3. Apakah jenis unsur penyusun dari senyawa-senyawa di atas?(logam dengan
175
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
logam / logam dengan nonlogam / nonlogam dengan nonlogam)*
Jawab :
4. Perhatikan tabel 1, apakah kesamaan penamaan senyawa di atas, jika dilihat
dari akhiran nama senyawa-senyawa tersebut?
Jawab:
Kesimpulan
Senyawa yang tersusun dari logam dengan nonlogam maka penamaannya
diawali dengan nama unsur logam kemudian diikuti dengan nama unsur
nonlogam dengan akhiran .......
5. Sebutkan senyawa-senyawa yang tersusun oleh logam-logam transisi!
Jawab :
6. Apakah jenis unsur penyusun senyawa di atas ? (logam dengan logam / logam
dengan nonlogam / nonlogam dengan nonlogam)*
Jawab :
7. Berapakah bilangan oksidasi yang dimiliki unsur golongan transisi?
(satu/lebih dari satu)*
Jawab :
8. Apakah bilangan oksidasi yang dimiliki oleh unsur golongan transisi
dituliskan dalam penamaan senyawa-senyawa pada tabel 2?
Jawab :
9. Berdasarkan no.8, jika jawabannya iya. Dimanakah bilangan oksidasi ditulis?
(sebelum/setelah)* nama unsur pertama.
Jawab :
10. Bagaimanakah pemberian nama pada unsur kedua pada senyawa bersifat
nonlogam pada tabel 2, jika dilihat dari akhiran nama-nama senyawa
tersebut?
Jawab:
Kesimpulan
Senyawa yang tersusun dari logam transisi dengan nonlogam maka
penamaannya diawali dengan nama unsur logam transisi diikuti dengan
bilangan oksidasi unsur yang ditulis dengan angka Romawi dalam tanda
kurung kemudian nama unsur nonlogam diakhiri dengan akhiran .......
E. Kegiatan 2
Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini !
176
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Rumus
CO
CO2
NO2
Nama
Nitrogen
dioksida
NO
N2O5
N2O4
F. Pertanyaan
1. Apakah jenis dari unsur-unsur penyusun senyawa di atas? (logam/nonlogam)*
Jawab :
2. Sebutkan semua senyawa yang terbentuk dari atom nitrogen dengan atom
lain!
Jawab ;
3. Apakah kesamaan nama-nama senyawa yang terbentuk dari atom nitrogen
tersebut (no.2) dilihat dari nama akhiran senyawa-senyawa di atas?
Jawab :
4. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung satu atom nitrogen?
Jawab :
5. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung dua atom nitrogen?
Jawab:
6. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung satu atom oksigen?
Jawab:
7. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung dua atom oksigen?
Jawab :
8. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung tiga atom oksigen?
Jawab:
9. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung empat atom oksigen?
Jawab:
Informasi : Angka indeks menunjukan jumlah atom penyusun dalam suatu
senyawa. Angka indeks dalam bahasa Yunani digunakan dalam penamaan
177
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
senyawa, mengganti angka indeks (angka yang ditulis secara subscript) pada
senyawa dengan angka indeks dalam bahasa Yunani.
1 = mono
3 = tri
5 = penta
7 = hepta
2 = di
4 = tetra
6 = heksa
8 =okta
Kesimpulan :
Senyawa-senyawa yang terbentuk dari atom-atom sama, sehingga dapat
membentuk lebih dari satu senyawa. Tata nama penamaannya diawali dengan
jumlah atom penyusun (angka indeks dalam bahasa Yunani) kemudian nama atom
nonlogam kemudian jumlah atom penyusun (angka indeks dalam bahasa Yunani)
diikuti nama atom nonlogam dengan akhiran ...... .
178
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok B
A. Tujuan
Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry)
B. Dasar teori
Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa
kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan
bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh
semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus
kimianya.
C. Kegiatan 1
Berilah nama ion dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama Ion
Rumus
Nama
unsur
+
H
H
Li+
Litium
Li
Litium
+
K
K
Rb+
Rb
2+
Mg
Mg
Ca2+
Ca
2+
Sr
Sr
2+
Ba
Ba
Al3+
Alumunium
Al
Alumunium
D. Pertanyaan
1. Berapakah bilangan oksidasi yang dimiliki oleh logam golongan IA,IIA dan
IIIA? (satu /lebih dari satu)
Jawab :
2. Apakah bilangan oksidasi untuk unsur golongan IA,IIA dan IIIA diikut
sertakan dalam penamaan? (iya/tidak)
Jawab :
Kesimpulan.
Penamaan unsur golongan IA, IIA dan IIIA atau unsur dengan bilangan oksidasi
hanya satu, bilangan oksidasi (ditulis/tidak ditulis) dalam penamaan ion dan
penamaan ionnya seperti nama unsurnya.
E. Kegiatan 2
Berilah nama ion dalam tabel di bawah ini!
179
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Rumus
Fe2+
Fe3+
Ag+
Ag2+
Mn2+
Mn3+
Pb2+
Pb4+
Nama
Besi(II)
Mangan(III)
Timbal(IV)
F. Pertanyaan
1. Berapakah bilangan oksidasi
transisi?(satu/lebih dari satu)
Jawab :
yang
dimilki
oleh
logam
golongan
2. Apakah bilangan oksidasi untuk unsur golongan transisi diikut sertakan dalam
penamaan? (iya/tidak)
Jawab :
3. Dimanakah letak penulisan bilangan oksidasi pada unsur golongan transisi
dalam unsur ? (di depan unsur/di belakang unsur?
Jawab :
Kesimpulan: Penamaan unsur golongan transisi atau unsur dengan bilangan
oksidasi lebih dari satu maka bilangan oksidasi (ditulis/tidak ditulis), jika ditulis
maka penulisan bilangan oksidasi (di depan/di belakang) nama unsur tersebut.
G. Kegiatan 3
Berilah nama ion dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama
Nama
Unsur
Anion
FFluorin
Fluorida
Cl
Klorida
Br
O2SIIodium
H. Pertanyaan
1. Berapakah atom penyusun dari anion – anion di atas? (satu /lebih dari satu)*
Jawab :
2. Berdasarkan jawaban no.1, disebut apakah anion pada tabel di atas
(monoatomik/poliatomik)*?
180
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Jawab :
3. Apakah kesamaan dari nama-nama anion di atas, jika dilihat dari akhiran
nama anion-anion di atas?
Jawab :
Kesimpulan
Anion yang tersusun dari satu atom disebut dengan anion................ Penamaan
anion seperti penamaan unsurnya namun ditambahi dengan akhiran ......
181
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok C
A. Tujuan
Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry)
B. Dasar teori
Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa
kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan
bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh
semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus
kimianya.
C. Berila ion nama senyawa dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama atom non
Nama anion
oksigen
NO3Nitrat
NO2nitrogen
SO42SO32Sulfur
3PO3
Fosfit
3PO4
Fosfor
D. Pertanyaan
1. Bagaimanakah penamaan ion-ion yang mengandung oksigen dengan jumlah
oksigen yang lebih banyak, jika dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut?
Jawab :
2. Bagaimanakah penamaan ion-ion yang mengandung oksigen dengan jumlah
oksigen yang lebih sedikit, jika dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut?
Jawab :
Kesimpulan
Ion poliatomik dengan anion yang berbeda jumlah oksigennya, penamaannya
diawali dengan nama unsur kemudian diikuti akhiran ........untuk jumlah oksigen
lebih banyak, dan diakhiran ........untuk jumlah oksigen lebih sedikit.
E. Berilah ion nama senyawa dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama atom non
Nama anion
oksigen
ClOKlorin
Hipoklorit
ClO2ClO3Klorat
ClO4
182
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
3. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki satu oksigen?
Jawab :
4. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki dua oksigen?
Jawab :
5. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki tiga oksigen?
Jawab :
6. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki empat oksigen?
Jawab :
Kesimpulan
Ion poliatomik dengan jumlah oksigen berbeda sampai empat, penamaan anion
dengan jumlah oksigen satu diawali dengan ........ nama unsur tanpa oksigen dan
diakhiri ....., anion dengan jumlah oksigen dua diakhiri dengan (at/it),anion
dengan jumlah oksigen tiga diakhiri dengan (at/it), dan anion dengan jumlah
oksigen empat diawali dengan ...... .nama unsur tanpa oksigen dan akhiran .......
F. Kegiatan 2
Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama
Na2SO4
Na2SO3
Natrium
sulfit
Na3PO3
Na3PO4
G. Pertanyaan
1. Apakah nama kation senyawa-senyawa di atas?
Jawab :
2. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih banyak
(dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut)?
Jawab :
3. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih sedikit
(dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut)?
Jawab :
Kesimpulan
Senyawa dengan anion yang berbeda jumlah oksigennya, penamaannya diawali
dengan nama unsur logam (kation) kemudian diikuti dengan nama anion.
Senyawa dengan jumlah oksigen lebih banyak diakhiri dengan ........, sedangkan
senyawa dengan jumlah oksigen lebih sedikit diakhiri dengan ...........
183
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
H. Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini!
rumus
Nama
NaClO
NaClO2
Natrium
klorit
NaClO3
NaClO4
I. Pertanyaan
1. Apakah nama kation pada senyawa di atas?
Jawab:
4. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki satu oksigen?
Jawab :
5. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki dua oksigen?
Jawab :
6. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki tiga oksigen?
Jawab :
7. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki empat oksigen?
Jawab :
Kesimpulan
Senyawa dengan anion yang berbeda jumlah oksigennya sampai empat,
penamaannya diawali dengan nama unsur logam (kation) kemudian diikuti
dengan nama anion. Senyawa dengan jumlah oksigen satu diawali nama kation
kemudian ...... nama unsur tanpa oksigen dan akhiran ..... Senyawa dengan
jumlah oksigen dua diakhiri dengan (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen tiga
diakhiri dengan (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen empat diawali nama
kation kemudian ...... nama unsur tanpa oksigen dan akhiran .....
184
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I)
Kelompok D
A. Tujuan
Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry)
B. Dasar teori
Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa
kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan
bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh
semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus
kimianya.
C. Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama
Rumus
nama
H2SO4
Asam sulfat
HF
H2SO3
HCl
Asam klorida
HNO2
Asam nitrit
HI
Asam iodida
HNO3
H2S
HBr
D. Pertanyaan
1. Apakah kesamaan dari senyawa di atas?
Jawab :
2. Apakah jenis dari senyawa-senyawa di atas? (asam/basa)
Jawab :
Kesimpulan : penamaan senyawa-senyawa yang bersifat (asam/basa)* diawali
dengan kata ............... yang sesuai dengan sifat senyawa, kemudian diikuti oleh
nama anionnya.
3. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung jumlah oksigen yang
berbeda? (sama/beda)
Jawab :
4. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih sedikit dan
contohnya?
Jawab :
5. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih banyak dan
contohnya?
Jawab :
185
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
Kesimpulan : senyawa yang mengandung atom hidrogen maka penamaannya
diawali dengan kata (asam/basa) sesuai sifat senyawa, kemudian diikuti oleh
nama anionnya. Senyawa dengan jumlah oksigen yang banyak diakhiri dengan
akhiran (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen yang sedikit diakhiri dengan
akhiran (at/it).
E. Kegiatan 2
Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini!
Rumus
Nama
HClO
HClO2
HClO3
HClO4
F. Pertanyaan
6. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 1?
Jawab ;
7. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 2?
Jawab ;
8. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 3?
Jawab ;
9. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 4?
Jawab ;
Kesimpulan : senyawa yang menngandung atom hidrogen dan atom oksigen
dengan jumlah oksigen berbeda sampai empat, penamaan senyawa tersebut di
awali dengan kata (asam/basa) sesuai sifat senyawa tersebut. Senyawa dengan
jumlah oksigen satu diakhiri dengan ...nama unsur tanpa oksigen dan akhiran.....
Senyawa dengan jumlah oksigen dua diakhiri dengan (at/it). Senyawa dengan
jumlah oksigen tiga diakhiri dengan (at/it). senyawa dengan jumlah oksigen
empat diakhiri dengan .....nama unsur tanpa oksigen dan akhiran......
G. Kegiatan 3
Perhatikan tabel ion dan nama senyawa dibawah ini!
Rumus
Nama
rumus
Nama
NaOH
Fe(OH)2
Ca(OH)2
Fe(OH)3
KOH
Sn(OH)2
Ba(OH)2
Sn(OH)4
LiOH
KOH
Mg(OH)2
186
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik
H. Pertanyaan
1. Apakah kesamaan dari senyawa-senyawa di atas?
Jawab :
2. Kelompokkanlah unsur logam Na, K, Ba, Li, K, Fe, Sn dan Mg dalam satu
golongan yang sama?
Jawab :
3. Apakah jenis dari senyawa-senyawa di atas? (asam/basa)
Jawab :
4. Ion apakah yang berperan dalam penenetuan sifat (asam/basa) dari senyawasenyawa di atas?
Jawab :
Kesimpulan : penamaan senyawa yang bersifat (asam/basa) diawali dengan
nama logam diikuti dengan nama ion yang menentukan sifat (asam/basa)
senyawa tersebut adalah...............
5. Sebutkan senyawa-senyawa di atas yang memiliki unsur penyusun yang sama
tetapi berbeda pada jumlah OH!
Jawab :
6. Apakah jumlah bilangan oksidasi senyawa tersebut sama dengan jumlah ion
OH?
Jawab :
Kesimpulan : penamaan senyawa yang bersifat (asam/basa) dengan jumlah ion
OH yang berbeda pada senyawa yang mengandung unsur yang sama, diawali
dengan nama atom logam diikuti dengan jumlah bilangan oksidasi senyawa
tersebut (jumlahnya sama dengan jumlah ion OH), kemudian diikuti nama ion
OH atau ion .............
187
Lampiran 8. Data Hasil Belajar Peserta Didik
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Ratrata
Data hasil belajar kimia peserta didik
Jigsaw I
Jigsaw IV
Pengetahuan
Hasil Belajar
Pengetahuan
Awal
Awal
69
62,5
84
80
59
61
84
78,75
64
58,75
64
67,25
74
75
57
77
62
75,25
57
65,5
74
67,5
74
70
69
68
54
63,75
54
68,75
54
65,25
77
77
57
74,25
59
72,5
59
69
47
62,5
52
63,75
67
66,25
59
65
54
61,25
53
63,75
64
66,25
77
76,25
62
65
64
62,5
52
60
64
68,75
72
66,25
57
72,25
59
60
64
72,25
63,11111
68,02778
188
Hasil Belajar
52
72
56
56
32
64
64
60
84
56
64
76
48
80
72
52
84
80
52
76
68
64
54
64
68
80
64
76
48
68
44
72
72
64
60
64
79,25
67,75
74,5
70,875
64,25
67
62,75
68,375
76,125
81,875
73,75
79,5
51,625
63,25
68
66,5
69,25
80,875
71,875
73,875
71,125
71,625
75,75
62,625
75
69,25
73
77,5
71,875
82,375
73,125
81,875
65
66,125
74,875
58,75
64,16667
71,14236
Lampiran 9. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Berdasarkan Angket
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Rata
-rata
Data angket aktivitas belajar kimia peserta didik
Jigsaw I
Jigsaw IV
Aktivitas Awal
Aktivitas Akhir
Aktivitas Awal
Aktivitas Akhir
75,5
72,5
73,5
75,5
82
88
91,5
94
64,5
90,5
72,5
77
88
81
80,5
86,5
74
82
72,5
79,5
77,5
79
82
84,5
84
80,5
90,5
88
70,5
89
71
68,5
72,5
74,5
68,5
73,5
66,5
69,5
61
89,5
76
67,5
77,5
86,5
77,5
89,5
78
86,5
60
61,5
86
90,5
73
83,5
77,5
82
76
70
78,5
82,5
74,5
84,5
80
91
80
83
69
79
77
75,5
78
94
75
70,5
61
62
71
67,5
68,5
76
68,5
83,5
79
84,5
65
74
76,5
83
64,5
85,5
74
84,5
67,5
66
67
89,5
66
67,5
67
79,5
68
87
78,5
79,5
71,5
73,5
69,5
74,5
85
94,5
61,5
66
69
87
66,5
76,5
77,5
84,5
69
77
80
82,5
69,5
77,5
73
77,5
72,5
75,5
79
84
73,5
77
77,5
91,5
73,5
80
71
83
70
71
73
91
69,5
78,5
73,63889
79,77778
189
73,73611
80,56944
Lampiran 10. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Berdasarkan Lembar
Observasi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Rata
-rata
Jigsaw I
Jigsaw IV
Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua
n1
n2
n3
n1
n2
n3
61,17647 61,17647 72,94118 83,52941 81,17647 83,52941
90,58824 89,41176 92,94118 83,52941 81,17647 81,17647
88,23529 90,58824 90,58824 69,41176 78,82353 71,76471
87,05882 92,94118 92,94118 77,64706
80 78,82353
57,64706 72,94118 74,11765 67,05882 75,29412 69,41176
71,76471
80 83,52941 85,88235 87,05882 84,70588
74,11765 88,23529 90,58824 75,29412 78,82353 77,64706
83,52941 87,05882 87,05882 78,82353 84,70588 81,17647
74,11765 78,82353 81,17647 88,23529 92,94118 84,70588
71,76471 76,47059 77,64706 81,17647 83,52941 82,35294
67,05882 69,41176 71,76471 75,29412 77,64706 77,64706
74,11765 83,52941 87,05882 84,70588 85,88235 87,05882
71,76471
80
80 82,35294 85,88235 78,82353
71,76471 78,82353
80 84,70588 91,76471 85,88235
71,76471 78,82353
80 82,35294 85,88235 82,35294
88,23529 89,41176 92,94118 75,29412 78,82353 74,11765
84,70588 87,05882 89,41176 87,05882 87,05882 88,23529
82,35294 84,70588 88,23529 83,52941 88,23529 82,35294
76,47059 77,64706 81,17647 78,82353 85,88235
80
76,47059 77,64706 81,17647
80
80 78,82353
57,64706 74,11765 78,82353 78,82353 82,35294
80
85,88235 85,88235 88,23529 77,64706 82,35294 78,82353
82,35294 85,88235 88,23529 82,35294 81,17647 82,35294
48,23529 41,17647 43,52941 68,23529 71,76471 70,58824
72,94118 70,58824 71,76471 72,94118 78,82353 75,29412
81,17647 81,17647 87,05882 88,23529 92,94118 89,41176
80 82,35294 87,05882 65,88235 71,76471 67,05882
84,70588 87,05882 89,41176 85,88235 91,76471 87,05882
89,41176 90,58824 90,58824 75,29412 71,76471 78,82353
87,05882 83,52941 84,70588 72,94118 72,94118 74,11765
67,05882 63,52941 63,52941 75,29412 70,58824 75,29412
72,94118 74,11765 81,17647 82,35294 88,23529 83,52941
57,64706 58,82353 62,35294 64,70588 65,88235 64,70588
84,70588 84,70588 87,05882 75,29412 74,11765 75,29412
65,88235 65,88235 67,05882 84,70588 89,41176 83,52941
83,52941 85,88235 88,23529 70,58824 72,94118 71,76471
75,71895
78,88889
81,50327
190
78,49673
81,37255
79,11765
Lampiran 11. Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kimia
UJI VALIDITAS KORELASI POIN BISERIAL
Rumus:
rp bis =
𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝑏
√𝑝/𝑞
Soal
1
Mp
30,5082
2
3
4
5
6
7
8
9
10
33,85714
36,60714
31,36066
34,02632
33,18182
34,63158
32,4717
37,38889
31,26531
11
12
13
36,03846
34,35714
31,54348
14
15
16
17
32,61364
34,29167
32,65957
32,08108
18
19
20
21
22
23
24
25
36
36,17857
32,48148
33,34783
32,56
32,93617
33,42553
30,98276
26
27
28
29
30
31
32
33
33,85417
34,30556
33,48077
34,225
32,39216
33,4375
37,4
31,77966
Mt
Sb
p
q
rp bis
status
30,4697 8,863442 0,938462 0,061538 0,016963 Tidak
valid
30,4697 8,863442 0,323077 0,676923 0,26403 Valid
30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,60237 Valid
30,4697 8,863442 0,938462 0,061538 0,392546 Valid
30,4697 8,863442 0,584615 0,415385 0,476042 Valid
30,4697 8,863442 0,676923 0,323077 0,442918 Valid
30,4697 8,863442 0,584615 0,415385 0,557054 Valid
30,4697 8,863442 0,815385 0,184615 0,474689 Valid
30,4697 8,863442 0,276923 0,723077 0,483104 Valid
30,4697 8,863442 0,753846 0,246154 0,157085 Tidak
valid
30,4697 8,863442 0,4
0,6
0,512992 Valid
30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,38154 Valid
30,4697 8,863442 0,707692 0,292308 0,188502 Tidak
valid
30,4697 8,863442 0,676923 0,323077 0,350128 Valid
30,4697 8,863442 0,369231 0,630769 0,329912 Valid
30,4697 8,863442 0,723077 0,276923 0,399236 Valid
30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,208987 Tidak
valid
30,4697 8,863442 0,169231 0,830769 0,281609 Valid
30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,560307 Valid
30,4697 8,863442 0,830769 0,169231 0,502898 Valid
30,4697 8,863442 0,707692 0,292308 0,505254 Valid
30,4697 8,863442 0,769231 0,230769 0,430572 Valid
30,4697 8,863442 0,723077 0,276923 0,449663 Valid
30,4697 8,863442 0,723077 0,276923 0,538878 Valid
30,4697 8,863442 0,892308 0,107692 0,166622 Tidak
valid
30,4697 8,863442 0,738462 0,261538 0,64163 Valid
30,4697 8,863442 0,553846 0,446154 0,482184 Valid
30,4697 8,863442 0,8
0,2
0,679436 Valid
30,4697 8,863442 0,615385 0,384615 0,535923 Valid
30,4697 8,863442 0,784615 0,215385 0,413977 Valid
30,4697 8,863442 0,738462 0,261538 0,562638 Valid
30,4697 8,863442 0,230769 0,769231 0,428263 Valid
30,4697 8,863442 0,907692 0,092308 0,463455 Valid
191
34
35
36
36
31,67308
36,33333
30,4697 8,863442 0,323077 0,676923 0,431052 Valid
30,4697 8,863442 0,8
0,2
0,271538 Valid
30,4697 8,863442 0,092308 0,907692 0,210967 Tidak
valid
37
34,26667 30,4697 8,863442 0,692308 0,307692 0,642578 Valid
38
30,4
30,4697 8,863442 0,538462 0,461538 -0,00849 Tidak
valid
39
33,2973
30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,366722 Valid
40
33,5814
30,4697 8,863442 0,661538 0,338462 0,490815 Valid
41
32,04348 30,4697 8,863442 0,707692 0,292308 0,276277 Valid
42
32,72727 30,4697 8,863442 0,507692 0,492308 0,258656 Valid
43
35,5
30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,493708 Valid
44
33,83784 30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,436827 Valid
45
31,21429 30,4697 8,863442 0,646154 0,353846 0,113521 Tidak
valid
46
32,10811 30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,212492 Tidak
valid
47
31,36364 30,4697 8,863442 0,846154 0,153846 0,23653 Tidak
valid
48
34,89474 30,4697 8,863442 0,584615 0,415385 0,592277 Valid
49
31,6
30,4697 8,863442 0,923077 0,076923 0,441757 Valid
50
34,72093 30,4697 8,863442 0,661538 0,338462 0,670557 Valid
Reliablitas KR-20 = 0,89365
JUMLAH BUTIR VALID = 40
192
Lampiran 12. Data Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
Peng.
Awal
Hasil
Belajar
Aktivitas
Awal
Aktivitas
Akhir
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Jigsaw I
,156
36
,027
,946
36
,079
Jigsaw
,133
36
,106
,970
36
,428
IV
Jigsaw I
,120
36
,200*
,953
36
,129
*
Jigsaw
,068
36
,200
,973
36
,498
IV
Jigsaw I
,076
36
,200*
,991
36
,990
*
Jigsaw
,097
36
,200
,961
36
,228
IV
Jigsaw I
,131
36
,126
,959
36
,194
*
Jigsaw
,086
36
,200
,978
36
,693
IV
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1
Pengetahuan awal
1,459
1
Hasil Belajar Kimia
,427
1
Aktivitas Belajar Awal
,435
1
Aktivitas Belajar Akhir
1,436
1
193
df2
70
70
70
70
Sig.
,231
,515
,512
,235
Lampiran 13. Data Hasil Uji korelasi
Hasil Korelasi kemampuan awal dengan hasil belajar peserta didik
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Hasil belajar
Source
Type III
df
Mean
F
Sum of
Square
Squares
Corrected
982,902a
2
491,451 4,850
Model
313,788
1
313,788 3,097
Intercept
9,669
1
9,669
,095
kelas
962,847
1
962,847 9,502
hasil
6991,709
69
101,329
Error
299568,000
72
Total
Corrected
7974,611
71
Total
a. R Squared = ,123 (Adjusted R Squared = ,098)
194
Sig.
Partial Eta
Squared
,011
,123
,083
,758
,003
,043
,001
,121
Lampiran 14. Data hasil interaksi antara covariate dengan fixed factor
Hasil interaksi kemampuan awal dengan aktivitas belajar peserta didik
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: aktivitas belajar
Source
Type III
df
Mean
F
Sum of
Square
Squares
11,281a
1
11,281
,175
Corrected
Model
462802,170
1 462802,17 7166,81
Intercept
0
7
11,281
1
11,281
,175
kelas
4520,299
70
64,576
Error
467333,750
72
Total
4531,580
71
Corrected
Total
a. R Squared = ,002 (Adjusted R Squared = -,012)
Sig.
Partial Eta
Squared
,677
,002
,000
,990
,677
,002
Hasil interaksi kemampuan awal dengan hasil belajar peserta didik
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: hasil
Source
Type III
df
Mean
F
Sum of
Square
Squares
Corrected
174,611a
1
174,611
4,290
Model
348629,896
1 348629,89 8565,44
Intercept
6
5
kelas
174,611
1
174,611
4,290
Error
2849,133
70
40,702
Total
351653,641
72
Corrected
3023,745
71
Total
a. R Squared = ,058 (Adjusted R Squared = ,044)
195
Sig.
Partial Eta
Squared
,042
,058
,000
,992
,042
,058
Lampiran 15. Data Hasil Uji-T Beda Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Data Hasil Uji-T Beda Subjek
Group Statistics
kelas
gain skor aktivitas
belajar
N
Jigsa
wI
Jigsa
w IV
Mean
36
6,14
Std.
Deviation
8,703
36
6,83
6,093
Std. Error
Mean
1,450
1,016
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variance
s
F Sig
.
gain
skor
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. Mean
Std.
(2- Differe Error
taile
nce
Differen
d)
ce
Equal
7,70 ,00
70 ,696
variance
3
7 ,39
s
2
assumed
Equal
- 62,6 ,696
variance
,39
67
s not
2
assumed
196
-,694
1,771
-,694
1,771
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-4,226
2,837
-4,233
2,844
Lampiran 16. Data Hasil Uji-T Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Data Hasil Uji-T Sama Subjek Pada Jigsaw I
Paired Samples Statistics
Mean
N
Pair 1
aktivitas belajar awal Jigsaw I
aktivitas belajar akhir Jigsaw I
Std.
Deviation
36
6,315
36
8,528
73,64
79,78
Std. Error
Mean
1,053
1,421
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
aktivitas belajar awal Jigsaw I 3 & aktivitas
belajar akhir Jigsaw I
aktivitas belajar awal
Pair 1 Jigsaw I 3 & aktivitas
belajar akhir Jigsaw I
Correlation
36
,342
Sig.
,041
Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Mean
Std.
Std.
95%
Deviatio Error Confidence
n
Mean Interval of
the
Difference
Low Upp
er
er
8,703 1,450
- 35
6,139
9,08 3,19 4,232
3
4
197
Sig. (2tailed)
,000
Lampiran 17. Data Hasil Uji-T Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Data Hasil Uji-T Sama Subjek Pada Jigsaw IV
Paired Samples Statistics
Mean
N
Pair 1
aktivitas belajar awal Jigsaw IV
aktivitas belajar akhir Jigsaw IV
73,74
80,57
36
36
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
aktivitas belajar awal Jigsaw IV &
aktivitas belajar akhir Jigsaw IV
Std. Deviation
7,256
7,511
Std. Error
Mean
1,209
1,252
Correlatio
n
36
,660
Sig.
,000
Paired Samples Test
Paired Differences
t
Sig. (2tailed)
Mean
aktivitas belajar awal
Pair
Jigsaw IV & aktivitas
1
belajar akhir Jigsaw IV
Std. Std.
95%
Devia Error Confidence
tion Mea Interval of the
n
Difference
Lowe Upper
r
- 6,093 1,016
- -4,772 -6,729
6,833
8,895
df
198
35
,000
Lampiran 18. Data Hasil Uji Anakova
Between-Subjects
Factors
N
1
36
kelas
2
36
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: hasil belajar kimia
Source
Type III Sum
df
Mean
F
of Squares
Square
a
Corrected
519,480
2
259,740
7,157
Model
Intercept
6067,749
1
6067,749 167,185
pra
344,869
1
344,869
9,502
kelas
150,458
1
150,458
4,146
Error
2504,264
69
36,294
Total
351653,641
72
Corrected
3023,745
71
Total
a. R Squared = ,172 (Adjusted R Squared = ,148)
199
Sig.
,001
,000
,003
,046
Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
Skor tertinggi ideal
= Σ butir kriteria x skor tertinggi
= 17 x 5
= 85
Skor terendah ideal
= Σ butir kriteria x skor terendah
= 17 x 1
= 17
𝑋̅i
1
= 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
1
= 2 (85 + 17)
= 51
Sbi
1
1
= ( 2 ) ( 3 ) (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
1
1
= ( 2 ) ( 3 ) (85-17)
= 11.33
No.
Rumus
Kategori
1.
X > 𝑋̅i + 1,8 Sbi
2.
𝑋̅i + 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋̅i + 1,8 Sbi
B (Baik)
3.
𝑋̅i - 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋̅i + 0,6 Sbi
C (Cukup)
4.
𝑋̅i - 1,8 Sbi < X ≤ 𝑋̅i - 0,6 Sbi
K (Kurang)
5
X ≤ (𝑋̅i – 1,8 Sbi)
SB (Sangat Baik)
200
SK (Sangat Kurang)
Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
Hasil Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Pertemuan 1
61,17647
90,58824
88,23529
87,05882
57,64706
71,76471
74,11765
83,52941
74,11765
71,76471
67,05882
74,11765
71,76471
71,76471
71,76471
88,23529
84,70588
82,35294
76,47059
76,47059
57,64706
85,88235
82,35294
48,23529
72,94118
81,17647
80
84,70588
89,41176
87,05882
67,05882
72,94118
57,64706
84,70588
65,88235
83,52941
B
SB
SB
SB
C
SB
SB
SB
SB
SB
B
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
C
SB
SB
C
SB
SB
SB
SB
SB
SB
BB
SB
C
SB
B
SB
Jigsaw I
Pertemuan 2
61,17647
B
89,41176
SB
90,58824
SB
92,94118
SB
72,94118
SB
80
SB
88,23529
SB
87,05882
SB
78,82353
SB
76,47059
SB
69,41176
B
83,52941
SB
80
SB
78,82353
SB
78,82353
SB
89,41176
SB
87,05882
SB
84,70588
SB
77,64706
SB
77,64706
SB
74,11765
SB
85,88235
SB
85,88235
SB
41,17647
K
70,58824
B
81,17647
SB
82,35294
SB
87,05882
SB
90,58824
SB
83,52941
SB
63,52941
B
74,11765
SB
58,82353
B
84,70588
SB
65,88235
B
85,88235
SB
201
Pertemuan 3
72,94118
SB
92,94118
SB
90,58824
SB
92,94118
SB
74,11765
SB
83,52941
SB
90,58824
SB
87,05882
SB
81,17647
SB
77,64706
SB
71,76471
SB
87,05882
SB
80
SB
80
SB
80
SB
92,94118
SB
89,41176
SB
88,23529
SB
81,17647
SB
81,17647
SB
78,82353
SB
88,23529
SB
88,23529
SB
43,52941
K
71,76471
SB
87,05882
SB
87,05882
SB
89,41176
SB
90,58824
SB
84,70588
SB
63,52941
B
81,17647
SB
62,35294
B
87,05882
SB
67,05882
B
88,23529
SB
Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
Hasil Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
Data observasi aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Pertemuan 1
83,52941
SB
83,52941
SB
69,41176
B
77,64706
SB
67,05882
B
85,88235
SB
75,29412
SB
78,82353
SB
88,23529
SB
81,17647
SB
75,29412
SB
84,70588
SB
82,35294
SB
84,70588
SB
82,35294
SB
75,29412
SB
87,05882
SB
83,52941
SB
78,82353
SB
80
SB
78,82353
SB
77,64706
SB
82,35294
SB
68,23529
B
72,94118
SB
88,23529
SB
65,88235
B
85,88235
SB
75,29412
SB
72,94118
SB
75,29412
SB
82,35294
SB
64,70588
B
75,29412
SB
84,70588
SB
70,58824
B
Jigsaw IV
Pertemuan 2
81,17647
SB
81,17647
SB
78,82353
SB
80
SB
75,29412
SB
87,05882
SB
78,82353
SB
84,70588
SB
92,94118
SB
83,52941
SB
77,64706
SB
85,88235
SB
85,88235
SB
91,76471
SB
85,88235
SB
78,82353
SB
87,05882
SB
88,23529
SB
85,88235
SB
80
SB
82,35294
SB
82,35294
SB
81,17647
SB
71,76471
SB
78,82353
SB
92,94118
SB
71,76471
SB
91,76471
SB
71,76471
SB
72,94118
SB
70,58824
SB
88,23529
SB
65,88235
B
74,11765
SB
89,41176
SB
72,94118
SB
202
Pertemuan 3
83,52941
SB
81,17647
SB
71,76471
SB
78,82353
SB
69,41176
B
84,70588
SB
77,64706
SB
81,17647
SB
84,70588
SB
82,35294
SB
77,64706
SB
87,05882
SB
78,82353
SB
85,88235
SB
82,35294
SB
74,11765
SB
88,23529
SB
82,35294
SB
80
SB
78,82353
SB
80
SB
78,82353
SB
82,35294
SB
70,58824
B
75,29412
SB
89,41176
SB
67,05882
B
87,05882
SB
78,82353
SB
74,11765
SB
75,29412
SB
83,52941
SB
64,70588
SB
75,29412
SB
83,52941
SB
71,76471
SB
Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia
Kategori Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik
Kategori
Aktivitas
Belajar
SB
B
C
K
SK
Kelas Jigsaw I
Pert. 1
Pert. 2
Σ %
Σ %
29 81% 29 81%
3 8%
6 16%
4 11% 0 0%
0 0%
1 3%
0 0%
0 0%
Pert. 3
Σ %
32 89%
3 8%
0 0%
1 3%
0 0%
203
Pert. 1
Σ %
30 84%
6 16%
0 0%
0 0%
0 0%
Pert. 2
Σ %
35 97%
1 3%
0 0%
0 0%
0 0%
Pert. 3
Σ %
33 92%
3 8%
0 0%
0 0%
0 0%
Lampiran 20. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw I
Kel.1
Prawira
Pradipta
Febrina
Nia
Kel. 2
Ratna
Afdal
Aziza
Yoga
Kel. 3
Iqbal
Ananda
Anis
alfiyah
Kel. 4
Dian
Diffana
Rini
Reza
Kel. 5
Zayyan
Abigail
Sovia
Avina
Kel. 6
Sultan
Syahrul
Orisa
Della
Kel. 7
Anjeli
Dinda
Nuri
Dhea
Kel. 8
Hafiz
Daffa
Yunita
Anaya
Kel. 9
Hendra
Michael
Wisnu
Yunnisa
Kel.1
Nia
Febrina
Ratna
Prawira
Kel. 2
Della
Orisa
Syahrul
Pradipta
Kel. 3
Iqbal
Anis
Afdal
Ananda
Kel. 4
Yoga
Yunnisa
Reza
Alfiyah
Kel. 5
Anjeli
Yunnisa
Sultan
Wisnu
Kel. 6
Michael
Hendra
Avina
Sovia
Kel. 7
Anaya
Daffa
Yunita
Hafiz
Kel. 8
Zayyan
Dinda
Dhea
Nuri
Kel. 9
Aziza
Dian
Diffan
Rini
Kel.1
Della
Wisnu
Pradipta
Yoga
Kel. 2
Dian
Nuri
Anis
Hendra
Kel. 3
Yunnisa
Yunita
Hafiz
Daffa
Kel. 4
Diffana
Michael
Anaya
Alfiyah
Kel. 5
Orisa
Afdal
Ananda
Syahrul
Kel. 6
Sultan
Iqbal
Dhea
Zayyan
Kel. 7
Anjeli
Reza
Aziza
Abigail
Kel. 8
Prawira
Ratna
Nia
Febrina
Kel. 9
Sovia
Nuri
Dinda
Avina
204
Lampiran 21. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw IV
Kel.1
safira
Meika
Hajid
Pandu
Kel. 2
Heni
Cheryl
Happy
Nur
Kel.1
Fikri
Fahdan
Diwang
Dita
Kel.1
Shella
Utami
Syarifatul
Veronica
Kel. 2
Akbar
Fajar
Hajid
Bintang
Kel. 3
Anisa
Dina
Dita
Diwang
Kel. 4
Mirnala
Sherin
Farah
Rizma
Kel. 3
Utami
Syarifatul
Shella
Veronica
Kel. 2
Bagas
Naufal
Kharisma
Pandu
Kel. 3
Fahdan
Farah
Happy
Robby
Kel. 5
Shella
Syarifatul
Utami
Veronica
Kel. 4
Nur
Sherin
Risma
Heni
Kel. 6
Kharisma
Naufal
Daffa
Bagas
Kel. 5
Kharisma
Bagas
Daffa
Naufal
Kel. 4
Meika
Safira
Risma
Sherin
205
Kel. 5
Bintang
Daffa
Anisa
Dina
Kel. 6
Pandu
Robby
Cheryl
Happy
Kel. 6
Hajid
Nur
Heni
Fikri
Kel. 7
Fajar
Fikri
Bintang
Hafiludin
Kel. 7
Anandha
Kurnia
Joti
Devina
Kel. 7
Anandha
Alfinda
Devina
Diwang
Kel. 8
Alfinda
akbar
Robby
Fahdan
Kel. 9
Anandha
Kurnia
Devina
Joti
Kel. 8
Meika
Safira
Alfinda
Hafiludin
Kel. 9
Farah
Anisa
Dina
Mirnala
Kel. 8
Dita
Joti
Kurnia
Hafiludin
Kel. 9
Fajar
Cheryl
Akbar
Mirnala
Download