PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X MIA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW IV DAN JIGSAW I DI SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Lisarawati 13303241063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X MIA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW IV DAN JIGSAW I DI SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh: Lisarawati 13303241063 Dosen Pembimbing : Regina Tutik Padmaningrum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, (2) ada atau tidaknya perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik yang sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV, (3) ada atau tidaknya perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I, serta (4) ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kimia peserta didik mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik. Penelitian di SMA Negeri 1 Mertoyudan dengan sampel kelas X MIA 3 dan X MIA 4. Instrumen yang digunakan adalah RPP, angket, lembar observasi dan soal ujian. Metode analisis yang digunakan yaitu uji-t beda subjek, uji-t sama subjek dan uji anakova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, (2) ada perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV, (3) ada perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I, serta (4) ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik. Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, Jigsaw I dan Jigsaw IV ii THE DIFFERENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT AND ACTIVITY OF CLASS X MIA LEARNERS ON ON THE MODEL OF COOPERATIVE LEARNING JIGSAW I AND IV TYPE IN SMA N 1 MERTOYUDAN IN ACADEMIC YEAR 2016/2017 By: Lisarawati 13303241063 Supervisior: Regina Tutik Padmaningrum ABSTRACT The aims of this research were to know: (1) whereabouts the difference on students learning activity who follow the chemistry learning activity use the model of cooperative learning Jigsaw IV and I type, (2) whereabouts the difference between students learning activity before and after follow chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw IV type, (3) whereabouts the difference between students learning activity before and after follow chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw I type, (4) whereabouts the difference of learning achievement of the students chemistry learning follow the chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw IV and I type, if prior knowlegde controlled on statistic. This research was conducted in SMA N 1 Mertoyudan with the samples are the class X MIA 3 and 4. The instruments that used were lesson plans, questionaire, observation sheets and test.The data analysed methods used are paired samples t-test, independent sample t-test and anacova test. The research result showed that: (1) there was no difference in students learning activity who follow chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw IV and I type, (2) there was a difference between in students learning activity before and after follow the chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw IV type, (3) there was a difference between in students learning activity before and after follow the chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw I type, (4) there was a difference in the students’ learning chemistry results who follow the chemistry learning use the model of cooperative learning Jigsaw Iv and I type, if prior knowlegde controlled statistically. Keywords: activity, learning achievement, Jigsaw I and Jigsaw IV iii HALAMAN PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Lisarawati NIM : 13303241063 Program Studi : Pendidikan Kimia Fakultas : MIPA UNY Judul Penelitian : Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X MIA pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I di SMANegeri 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2016/2017 menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi di perguruan tinggi lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan, dan dinyatakan dalam teks. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Yogyakarta, 3 Juli 2017 Yang menyatakan, Lisarawati NIM 13303244017 iv v vi MOTTO Sebaik-baik hamba ialah yang berguna bagi hamba yang lain Sebaik-baik manusia ialah yang mau menerima pendapat, kritik dan saran dari orang lain. Rendah hati tidak akan membuat manusia menjadi rendah diri HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini saya tujukan kepada mereka yang telah memberikan semangat, motivasi dan dorongan untuk tetap semangat dan yakin dengan kemampuan yang saya miliki antara lain: vii Bapak dan Ibuku tersayang, terimakasih atas dorongan, dukungan, pengorbanan, doa dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu berikan selama ini. Keluargaku yang selalu memberikan semangat dan motivasi. Keluarga Pendidikan Kimia C 2013 yang telah memberikan warna selama saya kuliah di UNY. Teman-teman yang membantu saya mengambil data, Fina, Silmi, Susanti, Ayuk, dan Auliya yang jauh-jauh dari semarang. viii KATA PENGANTAR Puji syukur berkah dan rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X MIA pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I di SMA Negeri 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini merupakan laporan penelitian sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia yang akan menyelesaikan studi. Penelitian dan penulisan laporan yang telah diselesaikan tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan RahmatNya sehingga tugas akhir skripsi dapat terlaksana dengan baik. 2. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas MIPA UNY yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penyelesaian laporan penelitian. 3. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penelitian dan penyelesaian laporan. 4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penelitian dan penyelesaian laporan. 5. Ibu Regina Tutik Padmaningrum,M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah sabar membimbing dan memotivasi penulis selama penelitian dan penyelesaian laporan. 6. Ibu Dr. Eli Rohaeti, selaku penguji utama yang telah memberikan saran sehingga laporan penelitian yang telah disusun menjadi lebih baik 7. Bapak Edy Yunanto, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Mertoyudan yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Pak Sigit selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Mertoyudan yang telah membimbing dan membantu penulis selama proses penelitian di sekolah. ix 9. Peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2016/2017 terutama kelas X IPA 4 yang telah meluangkan waktu belajar kimia bersama selama penelitian. 10. Semua rekan-rekan yang telah meluangkan waktu untuk membantu menjadi observer penelitian yang telah meluangkan waktu menjadi observer penelitian. 11. Pihak lain yang telah membantu kelancaran penelitian dan penyusunan skripsi ini baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Sesuatu yang dilakukan dengan sungguh akan menghasilkan karya yang tidak mengecewakan, semoga karya ini bermanfaat bagi berbagai pihak. Sebuah karya akan semakin sempurna karena kritik dan saran yang membangun, begitu juga dengan laporan ini. Yogyakarta, 3 Juli 2017 Yang menyatakan, Lisarawati NIM 13303241063 x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i ABSTRAK ......................................................................................................................... ii ABSTRACT ....................................................................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... vi MOTTO ........................................................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... viii KATA PENGANTAR...................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR................................................................................................... xxivv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................................1 B. Identifikasi Masalah......................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 5 D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 8 A. Deskripsi Teori ................................................................................................ 8 B. Penelitian yang Relevan ................................................................................28 C. Kerangka Berpikir .........................................................................................30 xi D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................31 BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 33 A. Desain Penelitian ...........................................................................................33 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................33 C. Definisi Operasional Variabel .......................................................................33 D. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling .......................................34 E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ....................................34 F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 40 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................. 49 A. Hasil Penelitian ..............................................................................................49 B. Pembahasan ...................................................................................................56 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 67 A. Kesimpulan ....................................................................................................73 B. Saran ..............................................................................................................73 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 75 LAMPIRAN .................................................................................................................... 78 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perbandingan Model Jigsaw I, Jigsaw II, Jigsaw III dan Jigsaw IV .......16 Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar .......................35 xii Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik ........................36 Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Peserta Didik ..............................................37 Tabel 5. Pengkategorian Skor Aktivitas Belajar Kimia ........................................ 47 Tabel 6. Data Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik............ 49 Tabel 7. Data Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik .......................................... 50 Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik....... 51 Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Terhadap Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik 51 Tabel 10. Ringkasan Uji Homogenitas ................................................................. 52 Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji-T Sama Subjek .................................................... 54 Tabel 12. Interval Skor Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik ............................ 55 Tabel 13.Kategori Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik .................................... 56 xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram Alur Penelitian..................................................................... 48 Gambar 2. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw I.................................................... 59 Gambar 3. Peserta Didik di Kelas Jigsaw I Mengerjakan Kuis ........................... 59 Gambar 4. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw IV ................................................ 61 Gambar 5. Peserta Didik di Kelas Jigsaw IV Mengerjakan Kuis ........................ 62 Gambar 6. Grafik Aktivitas ................................................................................. 65 xiv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. RPP Jigsaw I.................................................................................... 79 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV ............................................................................... 100 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik ........... 120 Lampiran 4. Angket Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik.............................. 132 Lampiran 5. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Sebelum Divalidasi ........ 135 Lampiran 6. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Sesudah Divalidasi ......... 149 Lampiran 7. Lembar Kerja Peserta Didik .......................................................... 159 Lampiran 8. Data Hasil Belajar Kimia Peserta Didik ........................................ 188 Lampiran 9. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik berdasarkan Angket ............ 189 Lampiran10. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik berdasarkan Lembar Observasi ....................................................................................................... 190 Lampiran 11. Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kimia......................................... 191 Lampiran 12. Data Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ............................... 193 Lampiran 13. Data Hasil Uji Korelasi ................................................................ 194 Lampiran 14. Data Hasil Uji Interaksi ................................................................ 195 Lampiran 15. Data Hasil Uji-t Beda Subjek Aktivitas Belajar Kimia ............... 196 Lampiran 16. Data Hasil Uji-t Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik di Kelas Jigsaw I ........................................................................ 197 Lampiran 17. Data Hasil Uji-t Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik di Kelas Jigsaw IV....................................................................... 198 Lampiran 18. Data Hasil Uji Anakova ................................................................ 198 Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia ........................ 200 xv Lampiran 20. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw I................................................ 204 Lampiran 21. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw IV.............................................. 205 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika terdapat kerjasama yang baik antara peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik. Kerja sama dalam kelompok akan berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya komunikasi yang baik melalui kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia selalu dikembangkan dan diperbaharui berbagai aspek pendidikan. Pembaharuan dalam bidang pendidikan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sarana prasarana, metode pembelajaran, bahan ajar yang digunakan dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan dibeberapa sekolah masih bersifat teacher centered, sehingga peserta didik hanya berperan sebagai objek belajar. Proses pembelajaran berjalan hanya satu arah, pendidik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan peserta didk kurang aktif dalam pembelajaran. Suasana kelas yang kurang menyenangkan juga membuat peserta didik menjadi pasif dan terkadang merasa tertekan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini, menyebabkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta menjadi kurang muncul. Peserta didik hanya mendengarkan dan menerima materi pelajaran tanpa ikut berperan dalam berbagi dan mengumpulkan informasi, hal ini menyebabkan hasil belajar dan beberapa indikator aktivitas belajar peserta didik kurang muncul. 1 Indikator aktivitas belajar peserta didik seperti kegiatan visual, lisan, menulis, emosi, mental, dan mendengarkan kurang muncul dalam proses pembelajaran. Pembelajaran akan berjalan efektif dan efisien jika menggunakan model pembelajaran yang tepat, salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran kimia adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative learning). Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yanng berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan bantuan orang lain. Belajar berkelompok secara kooperatif akan melatih peserta didik untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggunng jawab. Selain itu, setiap peserta didik akan menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing (Shoimin, 2014: 45). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar, sehingga peserta didik dituntut untuk bekerjasama dalam struktur tugas dan tujuan (Suprijono, 2011: 61). Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif akan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah, peserta didik menjadi lebih aktif dalam memecahkan masalah dan bertangung jawab mempelajari materi yang diperolehnya (Hidayahtun, 2011). 2 Kurikulum yang berlaku di pendidikan dasar dan menengah atas adalah kurikulum 2013, peserta didik diharapkan mampu berkomunikasi yang luas dan mampu menyampaikan informasi yang baru dan informasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dengan penerapan ilmu kimia yang dipelajari. Selain itu, pada kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk mandiri dalam mencari konsep dan informasi yang luas tentang peranan ilmu yang dipelajari tidak hanya terpaku pada buku pelajaran tetapi sumber-sumber lain yang mendukung kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus dibuat agar peserta didik aktif dalam menanggapi informasi yang diperoleh maupun yang diberikan oleh pendidik. Salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melalui model pembelajaran ini peserta didik akan belajar secara mandiri sehingga aktivitas belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik akan meningkat. Model pembelajaran Jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 peserta didik secara heterogen. Kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat pula meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan harus bisa menyampaikan kepada kelompoknya. Model kooperatif tipe Jigsaw pendidik hanya bertindak sebagai fasilitator kegiatan. Kegiatan pembelajaran untuk merangsang minat peserta didik, pendidik menyampaikan pelajaran dengan cara ceramah, presentasi, memberi pertanyaan, menyampaikan masalah, atau 3 menampilkan film. Peserta didik kemudian dibagi menjadi kelompok yang heterogen. Peserta didik akan mengumpulkan informasi serta mengolah informasi secara berkelompok dan mengomunikasi informasi ke peserta didik lain secara indidvidu. Diharapkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik (Jansoon, 2008). Kelebihan model pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu: 1) memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kreatifitas kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri. 2) terjalin hubungan yang seimbang antara peserta didik dan pendidik sehingga suasana belajar menjadi sangat akrab. 3) memotivasi pendidik untuk lebih aktif dan kreatif mampu memadukan berbagai pendekatan belajar yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individu (Shoimin, 2014: 93). Model pembelajaran kooperatif Jigsaw, memiliki beberapa tipe antara lain: Jigsaw I, Jigsaw II, Jigsaw II dan Jigsaw IV. Penelitian ini menggunakan model kooperatif Jigsaw I dan Jigsaw IV. Perbedaan dari kedua model terdapat pada langkah-langkah pembelajarannya. Model kooperatif Jigsaw I tidak terdapat perkenalan, kuis kelompok ahli, kuis bersama, evaluasi pembelajaran, dan reteaching. Model kooperatif Jigsaw IV memiliki langkah pembelajaran yang lebih lama yakni pendahuluan, kuis pada materi dalam kelompok ahli, kuis pada semua materi, mengevaluasi kegiatan pembelajaran, penilaian individu dan kelas, reteaching (Holliday, 2002). Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Mertoyudan, kegiatan pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi seperti masih menggunakan metode ceramah dan diskusi biasa. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan belajar, sehingga 4 kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher centered belum student centered. Berdasarkan data kemampuan awal peserta didik, hasil ulangan harian materi elektrolit dan nonelektrolit menunjukkan bahwa kamampuan awal peserta didik masih kurang. Terdapat peserta didik yang memperoleh nilai ulangan harian yang dibawah batas ketuntasan minimal. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV diharapkan indikator aktivitas belajar seperti kegiatan visual, lisan, menulis, emosi, mental, dan mendengarkan peserta didik akan meningkat dengan baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan pembelajaran di SMA Negeri 1 Mertoyudan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Mertoyudan telah menerapkan kurikulum 2013, namun Metode ceramah masih diterapkan pada kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik cenderung pasif. 2. Kegiatan pembelajaran masih teacher centered belum student centered. 3. Pada pembelajaran dengan metode ceramah aktivitas belajar peserta didik kurang muncul sehingga beberapa aspek aktivitas belajar seperti tanggungjawab, percaya diri dan kemampuan untuk berpendapat yang dimiliki peserta didik kurang muncul. 4. Metode pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi. C. Pembatasan Masalah Terdapat banyaknya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa masalah berikut : 1. Aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik yang masih relatif rendah. 5 2. Materi pembelajaran dibatasi hanya pada materi kelas X semester 2 yakni materi redoks. D. Perumusan Masalah Berdasarkan, latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ; 1. Adakah perbedaan aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I? 2. Adakah perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV? 3. Adakah perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I? 4. Adakah perbedaan hasil belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik dikendalikan? E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I. 6 2. Ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar antara peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. 3. Ada atau tidaknya perbedaan aktivitas belajar antara peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. 4. Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik dikendalikan. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi peserta didik: meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran kimia melalui metode pembelajaran kooperatif Jigsaw IV selain itu juga meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. 2. Bagi pendidik: memberikan pilihan alternatif model pembelajaran agar peserta didik mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap sosial yang dimiliki oleh peserta didik. 3. Bagi mahasiswa: memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dan penelitiannya. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimia Pembelajaran memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan pendidik dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi peserta didik (Muhith, 2007: 1). Pembelajaran yang efektif tidak hanya ditentukan oleh kemampuan atau kualitas pendidik, tetapi juga ditentukan oleh berbagai elemen atau faktor secara stimulan. Efisiensi dan efektivitas mengajar ditentukan oleh kemampuan pendidik dalam melakukan inovasi atau improvisasi dalam pembelajaran untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi mengajar diperlukan kemampuan pendidik dalam mengembangkan berbagai komponen yang ada dalam pembelajaran (Muhith, 2007: 32-33) Pembelajaran kimia dapat menggunakan pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan nilai dan hasil belajar peserta didik. Belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari perspektif sosial dan perspetif kognitf. Perspektif sosial artinya setiap peserta didik akan saling membantu dalam belajar agar semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Perspektif kognitif artinya adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi untuk mengolah informasi. Pembelajaran kimia pendidik diiharapkan tidak berperan sebagai satu- 8 satunnya sumber belajar, akan tetapi harus dapat menfasilitasi agar peserta didik belajar secara aktif dalam tim (Suyanti, 2010: 99-100). Pembelajaran kimia dapat menggunakan berbagai model yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik dalam kelas. Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia adalah model kooperatif. Kegiatan berlangsung lebih efektif dan meningkatkan kemampuan peserta didik dari berbagai perspektif melalui penerapan model tersebut. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran akan lebih aktif dan proses pembelajaran bersifat student centered bukan teacher centered. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Payri, 2015). Model pembelajaran merupakan landasan dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya dalam kelas. Model pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas dan aktivitas belajar mengajar. Melalui model pembelajaran peserta didik dibantu oleh pendidik untuk mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide (Suprijono, 2009: 45-46). Pembelajaran kooperatif disebut juga kelompok belajar, merupakan istilah generik bagi bermacam prosedur inruksional yang melibatkan kelompok kecil yang interaktif. Peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok mereka serta dengan kelompok yag lain. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif, para peserta didik saling berbagi, bertukar pikiran 9 tentang berbagai hal (Warsono dan Hariyanto, 2012: 161). Tujuan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman peserta didik (Slavin, 2005: 33). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdepensi peserta didik dalam struktur tugas agar hasil belajar dapat tercapai. Aksentuasi model pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok dalam kegiatan pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan keterampilan sosial. Komponen keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunkasi, kecakapan bekerja kooperatif dan solidaritas (Suprijono, 2009: 61-62). Pelaksanaann pembelajaran kooperatif harus diperhatikan beberapa langkah agar implementasi pembelajaran kooperatif dapat berlangsung, antara lain: a. Pengaturan tempat yang mendukung terbentuknya kelompok yang heterogen, selain itu juga memperhatikan gender, ras/suku, dan yang paling penting adalah heterogen dalam kecakapan peserta didik harus beragam dalam setiap kelompok. b. Setiap peserta didik mengetahui manfaat dari pembelajaran kooperatif. c. Setiap peserta didik memiliki tugas masing-masing dalam kelompok dan bertanggungjawab secara mandiri terhadap tugasnya. d. Tugas dalam kelompok dibagi secara adil oleh semua anggota kelompok (Warsono dan Hariyanto, 2012: 162). 10 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang terdiri dari beberapa peserta didik dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Anggota kelompok dalam model ini harus heterogen, memiliki kecerdasan yang berbeda, memilik tanggung jawab yang berbeda antar anggota kelompok, namun setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk membantu peserta didik yang lain agar memahami materi pelajaran yang sedang didiskusikan. Pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini, peserta didik dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota kelompok pada setiap pertemuan berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa toleransi dan menerima perbedaan. Model pembelajaran kooperatif juga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. dalam kegiatan pembelajaran peserta didik memiliki memiliki tanggungjawab untuk bertukar informasi dan berdiskusi untuk memecahkan suatu permasalahan, sehingga semua anggota kelompok memahami pemecahan permasalahan yang sedang didiskusikan. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menerapkan model diskusi dalam dua tahap. Diskusi tahap pertama, peserta didik dikelompokkan sesuai dengan karakterisitik materi, kelompok ini disebut dengan kelompok asal. Peserta didik dalam kelompok ini mendapat submateri yang berbeda pada setiap anggota kelompok sehingga peserta didik bekerja secara individual. Diskusi tahap kedua dibentuk kelompok ahli yang sesuai dengan materi yang dibahas, kelompok ahli bertugas membahas materi secara mendalam. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk berbagi materi yang telah didiskusikan dalam kelompok ahli, 11 sehingga setiap anggota kelompok asal memahami semua materi yang telah didiskusikan (Saefuddin dan Berdiati, 2014: 116). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan akuntabilitas peserta didik. Peserta didik tidak hanya belajar tentang materi pelajaran, tetapi peserta didik juga belajar untuk berbagi dan menjelaskan informasi kepada peserta didik yang lain. Kegiatan pembelajaran peserta didik akan saling bergantung dengan peserta didik yang lain dan bekerja sama dalam mempelajari materi tertentu (Maonde, dkk, 2015) Pembelajaran sains dapat menggunakan model pembelajaran ini atau dengan mengkolaborasikan dengan model atau metode pembelajaran yang lain. Hal ini dikarenakan, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membuat peserta didik fokus pada topik tertentu (Jansoon, 2008). Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut: a. Pendidik menjelaskan topik yang akan dipelajari. b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakkan 4-5 peserta didik (kelompok asal). c. Setiap peserta didik dalam kelompok asal diberi materi dan tugas yang berbeda. d. Anggota kelompok asal yang mendapat materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi yang sama. e. Peserta didik kembali ke kelompok asal untuk berbagi hasil diskusi dalam kelompok asal. 12 f. Peserta didik dan pendidik menyimpulkan hasil diskusi (Saefuddin dan Berdiati, 2014: 118-119). Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan adalah Jigsaw I dan Jigsaw IV. Model kooperatif tipe Jigsaw I merupakan Model kooperatif Jigsaw yang pada umumnya yakni, peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran dengan dua tahap diskusi. Diskusi pertama peserta didik dalam kelompok asal yang beranggotakan empat peserta didik dan diskusi kedua peserta didik dalam kelompok ahli yang beranggotakan sembilan peserta didik. Peserta didik dalam kelompok asal mendapatkan materi pelajaran yang berbeda-beda yang terdapat pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Peserta didik dalam kelompok ahli merupakan peserta didik yang memiliki LKPD yang sama, peserta didik dalam kelompok ahli memiliki tanggungjawab untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi dan memahami materi yang terdapat di LKPD. Setelah kegiatan diskusi pada kelompok ahli, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk berbagi informasi. 4. Model Pembelajaran Jigsaw IV Jigsaw IV yang dikembangkan oleh Holliday, mencakup tiga fitur baru yang penting, yaitu pendahuluan, kuis, dan re-teaching setelah penilaian individu (Holliday dalam Jansoon, 2008). Aktivitas belajar model pembelajaran Jigsaw IV dapat diurutkan menjadi sembilan proses, yaitu : a. Pendahuluan. Pendidik membentuk kelompok asal. Para anggota dari setiap kelompok asal dibagi dalam kelompok-kelompok ahli. b. Lembar ahli ditugaskan untuk kelompok ahli; 13 c. Kelompok ahli menjawab pertanyaan dari lembar kerja (LKPD) sebelum kembali ke kelompok asal. d. Kuis pada materi dalam kelompok ahli digunakan untuk memeriksa akurasi kelompok ahli. e. Masing-masing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk berbagi informasi dengan kelompok asal mereka. f. Kuis pada semua materi, pada kegiatan ini kelompok paling banyak menjawab soal akan menjadi kelompok yang menang. g. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran. h. Penilaian individu dan kelas. Setiap peserta didik dinilai kembali menggunakan post-test. i. Re-teaching. Pendidik mengajarkan topik sulit yang ditemukan berdasarkan penilaian post-test (Holliday, 2002). Kegiatan pembelajaran untuk merangsang minat peserta didik, pendidik menyampaikan pelajaran dengan cara ceramah, presentasi, memberi pertanyaan, menyampaikan masalah, atau menampilkan film. Peserta didik kemudian dibagi menjadi kelompok yang heterogen. Setiap peserta didik diberi lembar kerja peserta didik dengan tema atau topik yang berbeda-beda pada setiap anggota kelompoknya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV, kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya untuk mengajar semua anggota kelompok asal dan mengerjakan kuis kelompok yang berdasarkan lembar kerja peserta didik (LKPD). Pendidik menelaah dan menjelaskan setiap konsep yang tidak dimengerti oleh peserta didik. peserta didik kemudian mengerjakan kuis individu, dan skor dikombinasikan untuk menghasilkan skor tim keseluruhan. Akhirnya, pendidik 14 melakukan re-teaching tentang materi yang dianggap masih sulit oleh peserta didik setelah proses penilaian indvidu (Jansoon, 2008). Perbandingan antara model Jigsaw I ,Jigsaw II, Jigsaw III dan Jigsaw IV dapat dilihat pada Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV pada penelitian ini adalah: a. Pendahulan, pendidik memberikan apersepsi sebelum kegiatatan pembelajaran. b. Pendidik membagi peserta didik menjadi sembilan kelompok, satu kelompok berisi empat peserta didik. c. Pendidik memmbagikan LKPD dengan materi yang berbeda-beda. d. Peserta didik bergabung dengan temannya yang mempunyai LKPD dengan materi yang sama untuk membentuk kelompok ahli. e. Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang dibahasa dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di LKPD. f. Anggota kelompok ahli menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik. Pertanyaan diberikan secara lisan dan dijawab secara lisan oleh peserta didik. Tujuan memberikan pertanyaan pada kelompok ahli adalah untuk mengecek pemahaman kelompok ahli tentang materi yang didiskusikan. g. Peserta didik kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan informasi yang diperoleh dari kelompok ahli. h. Peserta didik mengikuti kuis kelompok. Kuis kelompok diberikan secara lisan oleh pendidik dan dijawab secara lisan oleh pesert didik. Kuis kelompok dijawab secara kelompok, kelompok yang memiliki nilai paling tinggi merupakan kelompok yang menang. i. Peserta didik mengerjakan kuis individu. 15 j. Pendidik melakukan re-teaching. Pendidik menanyakan permasalahan atau kesulitan pada materi yang didiskusikan dan kuis individu. Pendidik akan menjelaskan kembali materi pelajaran dan kuis yang dianggap sulit oleh peserta didik. Tabel 1. Perbandingan Model Jigsaw I, Jigsaw II, Jigsaw III dan Jigsaw IV No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 5. Langkah Pembelajaran Perkenalan Pembagian kelompok ke kelompok ahli Anggota kelompok ahli menjawab soal untuk kelompok ahli Kuis Anggota kelompok kembali ke kelompok asal Kuis Mengevaluasi proses pembelajaran Tes kemampuan individu dan perangkingan Re-teaching Model Pembelajaran Jigsaw I II III IV (Jansoon, (Holliday, (Holliday, (Holliday, 2008) 2002 ) 2002 ) 2002) - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - √ √ √ √ √ - - - √ - - √ √ - √ √ √ - - - √ Aktivitas belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar dapat bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas belajar akan optimal jika adanya keterkaitan antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental (Sadirman, 2011: 100). 16 Kegiatan pembelajaran tidak hanya menghafal fakta atau informasi. Belajar merupakan berbuat dan mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. Proses belajar melibatkan aktivitas fisik dan psikis pada peserta didik, sedangkan pendidik sebagai pendamping/fasilitator yang menfasilitasi agar peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan (Arifin dan Setiyawan, 2012: 60). Peserta didik merupakan makhluk hidup yang didalam dirinya terdapat potensi yang sedang berkembang. Pengajaran efektif menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Pengajaran modern menitikberatkan pada asas aktivitas sejati. Peserta didik belajar agar memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan mengembangkan keterampilannya (Hamalik, 2009: 171-172). Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari pengajaran yang menggunakan asas aktivitas yaitu: a. Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri b. Peserta didik mampu mengembangkan seluruh kemampuan pribadi secara integral c. Memupuk kerjasama antar peserta didik d. Peserta didik bekerja sesuai minat dan kemampuan sendiri e. Menciptakan kondisi kelas yang disiplin dan suasana belajar menjadi demokratis f. Pengajaran dilakukan secara realitis dan konkrit (Hamalik, 2009: 175). 17 Macam-macam aktivitas belajar berdasarkan kegiatan belajar adalah sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan visual terdiri dari membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati pekerjaan orang lain. b. Kegiatan-kegiatan lisan terdiri dari mengemukakan suatu fakta, menghubungkan dengan kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan terdiri dari mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu suara atau pendapat orang lain. d. Kegiatan-kegiatan menulis terdiri dari membuat rangkuman, megerjakan tes, mengisi angket dan memeriksa karangan (Hamalik, 2009:172-173). Jenis- jenis aktivitas belajar yang lain, seperti : a. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta dan diagram. b. Motor activities seperti melakukan percobaan, bermain dan membuat konstruksi. c. Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, mengabalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. d. Emotional activities seperti minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, gugup dan tenang (Sadirman, 2011: 101). Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan berupa kegiatan fisik maupun psikis. Aktivitas belajar tidak hanya kegiatan menulis, mendengarkan dan mengahafal materi yang 18 diberikan oleh pendidik. Aktivitas belajar memiliki banyak jenis, seperti kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, mental, emosional, dan menggambar. Aspek aktivitas belajar peserta didik dalam penelitian ini, antara lain: a. Kegiatan visual yakni kemampuan membaca materi pelajaran. b. Kegiatan lisan terdiri dari keaktifan dalam berpendapat, kemampuan bertukar pendapat, kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota kelompok, keaktifan mengajukan pertanyaan, kemampuan menanggapi pendapat orang lain dan menjelaskan materi kepada anggota kelompok. c. Kegiatan menulis terdiri dari kemampuan mengerjakan LKPD, kemampuan mengerjakan soal tes individu, dan menuliskan materi yang akan dijelaskan. d. Kegiatan emosi terdiri dari minat peserta didik dalam diskusi, merasa senang saat melakukan kegiatan diskusi, dan toleransi antar anggota kelompok. e. Kegiatan mental terdiri dari kemampuan memecahkan masalah dan bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. f. Kegiatan mendengarkan terdiri dari mendengarkan penyajian materi dari pendidik atau teman yang lain dan mendengarkan pendapat orang lain. 6. Hasil belajar Hasil belajar dapat berupa pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009: 5-7). Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor peserta didik dan faktor lingkungan. Faktor yang berasal dari peserta didik berupa kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Faktor kemampuan peserta didik berpengaruh sangat besar terhadap hasil belajar peserta didik. Faktor lain yang mempengaruhi 19 hasil belajar adalah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 2010: 39). Hasil belajar peserta didik dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi, karena kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui materi pembelajaran yang telah dikuasi oleh peserta didik atau belum dikuasai, dan apakah kegiatan pembelajaran sesuai dengan recana (Djamarah, 2010: 208). Menurut Oselumese, dkk (2016) hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Lokasi sekolah, lokasi sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Lokasi sekolah yang tenang dan jauh dari keramaian mampu meningkatkan daya konsentrasi peserta didik. b. Fasilitas sekolah, fasilitas berupa buku pegangan dan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. c. Teknologi, teknologi sangat berpengaruh untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. teknologi yang disediakan oleh pihak berupa LCD, proyektor dan akses internet. Hasil belajar peserta didik akan meningkatkan jika teknologi yang disediakan oleh pihak sekolah dapat digunkan dengan baik, dan teknologi yang disediakan lebih variatif. Hasil belajar merupakan pencapian peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar pada penelitian ini berupa hasil tes dan hasil kuis indvidu yang dilakukan pada setiap pertemuan. Tes hasil belajar peserta didik menggunakan soal objektif yang berjumlah 50 butir soal dengan lima alternatif jawaban, tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yakni pada pertemuan 20 keempat. Kuis individu berupa soal urain yang diberikan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. 7. Reaksi Redoks Menurut kurikulum 2013 konsep redoks dan tata nama senyawa terdapat di kelas X semester 2 yang terdiri dari dua Kompetensi Dasar (KD), yaitu: KD 3.9 Menentukan bilangan oksidasi untuk mengindentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa. KD 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan. Berdasarkan kedua Kompetensi Dasar tersebut maka materi pembelajaran dijabarkan menjadi tiga materi pembelajaran yaitu: a. Konsep redoks Konsep reaksi oksidasi dan reduksi ada tiga yaitu, konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan oksigen, konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan elektron dan konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan bilangan oksidasi (Mulyanti, 2015: 85-87) 1) Konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan oksigen Reaksi yang berlangsung tanpa adanya perpindahan elektron biasanya meliputi penggabungan atau pemisahan ion-ion atau molekul-molekul. Reaksireaksi yang disertai terjadinya perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain dikenal sebagai reaksi oksidasi-reduksi atau disebut dengan reaski redoks. Sebagai contoh penggabungan satu atom natrium dengan satu atom klor yang dapat dipandang sebagai hasil perpindahan satu elektron dari atom natrium ke atom klor (Sastrohamidjojo, 2010: 107). 21 Contoh reaksi oksidasi reduksi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan besi logam dari hematit dalam tungku sembur, reaksi kimianya dapat dituliskan sebagai berikut: Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) Pada reaksi di atas CO(g) mengambil atom O dari Fe2O3(s) menghasilkan 3CO2(g) dan unsur bebas besi. Istilah oksidasi berdasarkan reaksi di atas adalah reaksi zatnya yang memperoleh atom O, sedangkan reduksi adalah reaksi zatnya yang kehilangan atom O. CO(g) adalah zat yang teroksidasi dan Fe2O3(s) adalah zat yang tereduksi. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan pada transfer atom O sangat terbatas, maka muncul konsep reaksi oksidasi reduksi yang lain (Petrucci dkk, 2008: 150). 2) Konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan elektron Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu zat, sedangkan reduksi adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Contoh reaksi oksidasi reduksi adalah besi bereaksi dengan oksigen seperti reaksi berikut: 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(g) Besi yang semula sebagai atom netral yang bermuatan listrik melepaskan elektron membentuk ion Fe3+. Jika oksida besi direduksi menjadi logam besi, maka ion Fe3+ mengambil elektron untuk membentuk atom Fe. Reaksi pelepasan dan pengambilan elektron diasosiakan dengan istilah oksidasi dan reduksi (Brady, 1999: 146). 3) Konsep reaksi oksidasi reduksi melibatkan bilangan oksidasi (BO) Oksidasi menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan arti adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Reduksi menyatakan setiap penurunan 22 dalam bilangan oksidasi. Dalam oksidasi dan reduksi yatu kenaikan penurunan bilangan oksidasi dan dihasilkan dari perpindahan elektron-elektron (Sastrohamidjojo, 2010: 111). Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) Berdasarkan persamaan reaksi di atas, BO oksigen adalah -2 dan BO besi mengalami perubahan. BO besi turun dari +3 pada Fe2O3(s) menjadi 0 pada unsur bebas besi. BO karbon naik dari +2 pada CO(g) menjadi +4 pada CO2(g). Pada reaksi di atas, BO beberapa unsur meningkat pada proses oksidasi dan BO beberapa unsur menurun dalam proses reduksi (Petrucci dkk, 2008: 151). Zat pengoksidasi didefinisikan zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Zat pereduksi adalah zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami reduksi (Sudarmo, 2013: 153). Pada beberapa reaksi oksidasi reduksi terdapat reaksi yang disebut reaksi disproporsionasi yang artinya zat yang sama mengalami oksidasi dan reduksi. Contohnya adalah dekomposisi hidrogen peroksida menghasilkan oksigen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g) Pada persamaan reaksi di atas bilangan oksidasi oksigen berubah dari -1 pada H2O2 menjadi -2 pada H2O (reduksi) dan menjadi 0 pada O2 (oksidasi). H2O2 pada reaksi di atas mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus (Petrucci dkk, 2008: 157). b. Bilangan Oksidasi 23 Bilangan positif maupun negatif yang diberi tanda pada atom dalam sutau senyawa, agar dapat diketahui perubahnnya dalam reaksi redoks disebut bilangan oksidasi (Brady, 1999: 148). Semua atom yang berada dalam unsur, senyawa ataupun ion mempunyai bilangan oksidasi masing-masing. Bilangan oksidasi berfungsi untuk menyatakan muatan yang dimiliki oleh atom (Mulyanti, 2015: 89). Aturan-aturan untuk menentukan bilangan oksidasi, sebagai berikut: 1) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap zat mempunyai bilangan oksidasi 0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O (Sastrohamidjojo, 2010 : 108). 2) Bilangan oksidasi dari suatu ion yang mengandung satu atom sama dengan muatan yang ada dalam ion. Bilangan oksidasi atom-atom pada ion Na+, Al3+ dan S2- mempunyai bilangan oksidasi +1, +3 dan -2. 3) Jumlah semua bilangan oksidasi dari semua atom dalam senyawa adalah nol. Bilangan oksidasi dari ion yang mengandung banyak atom, jumlah bilangan oksidasinya sama dengan jumlah muatan yang ada pada ion (Brady, 1999: 149). 4) Bilangan oksidasi senyawa kovalen netral ditentukan oleh nilai keelektronegatifan unsur-unsur dalam senyawa. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan lebih besar memiliki bilangan oksidasi bernilai negatif, sedangkan unsur yang memiliki keelektronegatifan lebih kecil mempunyai bilangan oksidasi bernilai positif (Mulyanti, 2015: 90). 5) Beberapa unsur mempunyai bilangan oksidasi yang disesuaikan dengan elektron valensi atau nomor golongan (Mulyanti, 2015: 90). 6) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekekalan muatan. Hal ini 24 dapat dinyatakan dalam keadaan-keadaan berikut: a) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan menjadi nol. b) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi sama dengan muatan pada ion (Sastrohamidjojo, 2010: 108-110). c. Tata nama senyawa 1) Tata nama senyawa anorganik a) Senyawa biner dari logam dan nonlogam Senyawa yang terbentuk dari dua unsur, jika unsur penyusunnya dari unsur logam dan nonlogam disebut dengan senyawa biner dari logam dan nonlogam. Aturan penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah tulis nama logam tanpa modifikasi, kemudian tulis nama nonlogam yang dimodifikasi dengan akhiran –ida. Contohnya adalah MgI3 nama senyawanya adalah magnesium iodida (Petrucci dkk, 2008: 84). b) Senyawa biner dari dua unsur nonlogam Senyawa biner ini bukan tersusun dari unsur logam dengan unsur nonlogam, tetapi tersusun dari senyawa molekul. Aturan penamaan senyawa ini adalah tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi negatif dengan akhiran –ida. Contohnya senyawa HCl nama senyawanya adalah hidrogen klorida (Petrucci dkk, 2008: 86). Penamaan senyawa biner dari dua unsur nonlogam dapat menggunakan sistem awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap macam unsur dalam satu molekul zat. Awalan beserta artinya adalah sebagai berikut: 25 mono- : satu heksa- : enam di- : dua hepta- : tujuh tri- : tiga okta- : delapan tetra- : empat nona- : sembilan penta- : lima deka- : sepuluh Contohnya adalah NO2 nama senyawanya adalah nitrogen dioksida (Brady, 1999: 156). c) Ion poliatomik Ion poliatomik merupakan ion yang tersusun dari dua atau lebih atom. beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut: Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah OH- nama ionnya adalah ion hidrosida. Akhiran yang lazim adalah –it dan –at, dan beberapa berawalan hipo- atau per-. Nonlogam seperti Cl, N, P dan S membentuk deret anion okso yang mengandung jumlah oksigen berbeda. Penamaanya terkait dengan bilangan oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom O, dimulai dari hipo- hingga per-, berdasarkan meningkatnya bilangan oksidasi nonlogam atau meningkatnya jumlah atom oksigen, berikut adalah urutannya: Hipo----it -----it -----at per------at Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 (Petrucci dkk, 2008: 87). d) Asam dan basa Asam adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen. Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama anion 26 dengan akhiran –ida. Contonhya, HF nama senyawanya adalah asam fluorida (Sri Mulyanti, 2015: 29). Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion hidroksida berikatan dengan kation logam terutama golongan alkali, alkali tanah dan logam alumunium. Penamaan senyawa basa adalah nama logam diikuti dengan nama hidroksida. Contohnya, NaOH nama senyawanya adalah natrium hidroksida (Mulyanti, 2015: 30). 2) Tata nama senyawa organik Semua senyawa organik mengandung atom karbon, hampir semua mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen atau sulfur. Terdapat banyak senyawa organik di alam dan molekulnya juga rumit, nama senyawa organik juga rumit. Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan nama sitematik (Petrucci dkk, 2008: 90). a) Hidrokarbon Hidrokarbon merupakan senyawa hanya yang mengandung atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena dan alkuna. Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8). Alkena adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Contohnya adalah etuna (C2H4) dan propena (C3H6) (Petrucci dkk, 2008: 91). b) Alkohol Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus hidroksil (Petrucci dkk, 2008: 97). Contohnya adalah CH3OH (metanol) dan C5H5OH (etanol) (Unggul Sudarmo, 2013: 186). 27 c) Asam karboksilat Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksilat (Petrucci dkk, 2008: 97). Contohnya adalah CH3COOH (asam etanoat atau asam asetat) dan HCOOH (asam metanoat) (Sudarmo, 2013: 186). B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Maritya Dyah Minyaningrum (2011) tentang “Perbandingan Keefektifan antara Metode Pembelajaran Jigsaw dan Syndicate Group Terhadap Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2010/2011” menyimpulkan bahwa ada perbedaan pada aktivitas belajar peserta didik kelas X semester 2 SMA Negeri Cilacap tahun ajaran 2010/2011 dengan menggunakan model Jigsaw dan model syindicate group. Penelitian ini relevan pada aspek aktivitas belajar kimia peserta didik dan model pembelajaran tipe Jigsaw dan analisis data yang digunakan menggunakan uji-t sama subjek dan uji-t beda subjek. Berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan aktivitas belajar peserta didik yang menggunakan model Jigsaw. Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian dan sampel penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah (2015) tentang “Perbedaan Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Scientific Approach dan Model Direct Intruction Pada Materi Laju Reaksi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015” menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw berbasis scientific approach 28 dengan model direct intruction pada materi laju reaksi jika kemampuan awal dikendalikan. Penelitian ini relevan pada model pembelajaran tipe Jigsaw, analisis data menggunakan analisis anakova dan variabel terikat. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar peserta didik yang menggunakan model Jigsaw. Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian dan sampel penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Turkmen dan Buyukaltay (2015) tentang “which one is better? Jigsaw II versus Jigsaw IV on the Subject of the Building Blocks of Matter and Atom” menyimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw IV. Penelitian ini relevan pada aspek hasil belajar kimia peserta didik, model pembelajaran tipe Jigsaw IV dan analisis data menggunkana uji-t melalui program SPSS. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model Jigsaw IV. Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian, sampel penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Timayi, dkk (2015) tentang “Effects of Jigsaw IV Cooperative Learning Strategy (J4CLS) on Academic Performance of Secondary School Students in Geometry” menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan lecture method. Kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV memusatkan kegiatan pembelajaran yang memusatkan pada peserta didik (student centered). Penelitian ini relevan pada aspek hasil belajar kimia peserta didik dan model pembelajaran tipe Jigsaw IV dibandingkan dengan Jigsaw II. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan ada 29 peningkatan aktivitas belajar peserta didik yang menggunakan model Jigsaw IV. Penelitian ini berbeda pada lokasi penelitian, sampel penelitian dan teknik analisis data yang digunakan berupa uji anova. C. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah baik sekolah formal ataupun nonformal berjalan hanya satu arah, pendidik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan peserta didk kurang aktif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berpusat pada pendidik bukan peserta didik. Suasana kelas yang kurang menyenangkan juga membuat peserta didik menjadi pasif dan merasa tertekan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini, menyebabkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta menjadi kurang muncul. Peserta didik hanya mendengarkan dan menerima materi pelajaran tanpa ikut berperan dalam berbagi dan mengumpulkan informasi, hal ini menyebabkan hasil belajar dan beberapa indikator aktivitas belajar peserta didik kurang muncul. Kegiatan pembelajaran perlu dilakukan inovasi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan menyenangkan, agar proses pembelajaran tidak bersifat teacher centered melainkan student centered. Salah satu kegiatan pembelajaran yang inovatif adalah dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pelaksanaan kurikulum 2013, pendidik hanya berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, maka pendidik hendaknya menyiapkan model pembelajaran yang variatif, inovatif, dan kreatif. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pendidik hanya berperan sebagai fasilator kegiatan pembelajaran. 30 Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dan bersifat student centered. Peserta didik tidak menjadi objek dalam kegiatan pembelajaran, teapi berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pendidik hanya berperan sebagai failitator, pendidik akan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran akan bertanggung jawab dengan semua tugas yang diberikan dan bertanggung jawab dengan anggota kelompoknya. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan materi yang dipelajari kepada peserta didik yang lain. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw IV. Penggunaan dua model pembelajaran ini diikuti dengan membandingkan aktivitas belajar kimia dan hasil belajar kimia peserta didik. Perbedaan model pembelajaran ini diharapkan mampu membedakan aktivitas belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan dua model pembelajaran memungkikan hasil belajar peserta didik juga berbeda, sehingga dapat diketahui model pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah: 1. Ada perbedaan signifikan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dengan Jigsaw I. 2. Ada perbedaan signifikan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. 31 3. Ada perbedaan signifikan antara aktivitas belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. 4. Ada perbedaan signifikan hasil belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I, jika kemampuan awal peserta didik 32 dikendalikan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian termasuk penelitian quasi experimental posttest only design dan pretest posttest design dengan pendekatan kuantitatif. Posttest only design digunakan untuk variabel hasil belajar dan variabel aktivitas belajar peserta didik menggunakan pretest posttest design. Perlakuan yang diberikan untuk kelas X MIA 3 dengan menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4 menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw IV. B. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Januari-28 Februari 2017 di SMA Negeri 1 Mertoyudan, Magelang. C. Definisi Operasional Variabel Pada penelitian meliputi tiga jenis variabel, yaitu : 1. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian meliputi pembelajaran kimia dengan model pembelajaran Jigsaw tipe I dan Jigsaw tipe IV. 2. Variabel Terikat Variabel terikat meliputi hasil belajar peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran kimia. 3. Variabel Kontrol Variabel yang dikendalikan adalah kemampuan awal peserta didik yaitu nilai hasil ulangan pada materi elektrolit dan nonelektrolit. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi penelitian 33 Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X semester II SMA Negeri I Mertoyudan tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 141 peserta didik yang terbagi dalam 4 kelas. 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 3 sebanyak 36 peserta didik dan kelas X MIA 4 sebanyak 36 peserta didik. Kelas X MIA 3 menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4 menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw IV. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah purposive sampling yang artinya teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015: 99). Sampel dipilih kelas yang kondusif, jumlah peserta didik yang sama, kesamaan pendidik yang mengampu mata pelajaran kimia dan mempertimbangkan nilai ulangan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ada dua, yaitu RPP untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw I dan RPP untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw IV. RPP model pembelajaran Jigsaw I dapat dilihat pada Lampiran 1. RPP model pembelajaran Jigsaw IV dapat dilihat pada Lampiran 2. 34 b. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Lembar observasi aktivitas belajar berisi pertanyaan yang akan diisi oleh observer. Lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 3. Peneliti menggunakan lembar obervasi aktivitas belajar peserta didik yang diadaptasi dari Maritya Dyah Nindyaningrum dalam skripsi yang berjudul “Perbandingan Keefektifan antara Metode Pembelajaran Jigsaw dan Syndicate Group Terhadap Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Peserta didik Kelas X SMA Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2010/2011”. Tabel 2. Kisi – Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Kegiatan visual Kegiatan lisan Kegiatan Menulis Kegiatan emosi Kegiatan mental Kegiatan mendengarkan Jumlah total Nomor Pernyataan 1 2, 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10 11, 12, 13 14, 15 16, 17 Jumlah Butir 1 6 3 3 3 2 17 c. Angket Aktivitas Belajar Angket aktivitas belajar berisi pertanyaan yang akan diisi peserta didik. Angket aktivitas belajar kimia peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 4. Peneliti menggunakan angket aktivitas belajar peserta didik yang diadaptasi dari Maritya Dyah Nindyaningrum yang berjudul “Perbandingan Keefektifan antara Metode Pembelajaran Jigsaw dan Syndicate Group Terhadap Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Peserta didik Kelas X SMA Negeri 2 Cilacap Tahun Ajaran 2010/2011”. Angket aktivitas belajar kimia peserta didik divalidasi secara logis oleh dosen pembimbing dan ibu Dr. Eli Rohaeti, namun tidak divalidasi secara empiris. 35 Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kegiatan Visual Kegiatan Lisan Kemampuan membaca materi pelajaran Keaktifan dalam berpendapat Kemampuan bertukar pendapat Kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota kelompok Keaktifan mengajukan pertanyaan Kemampuan menanggapi pendapat orang lain Menjelaskan materi kepada anggota kelompok Kegiatan Kemampuan mengerjakan Lembar Menulis Kerja Siswa (LKS) Kemampuan mengerjakan soal tes individu Menuliskan materi yang akan dijelaskan Kegiatan Minat Siswa dalam berdiskusi Emosi Merasa senang saat melakukan kegiatan diskusi Toleransi antar anggota kelompok Kegiatan Kemampuan memecahkan masalah Mental Bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan Kegiatan Mendengarkan penyajian materi Mendeng dari pendidik atau teman yang lain arkan Mendengarkan pendapat orang lain JUMLAH Bentuk Pernyataan Positif Negatif 1 8 2 3,4 0 5 7, 10 13 29 3 2 2 6, 9 11 36 16 3 2 12 26, 31 3 14 22, 33 3 15,25 18 3 17 2 2 19 21 4 37 2 2 23 24 26 38 28 39 2 2 2 27, 32 34 3 35, 20 2 40 Σ d. Soal Hasil Belajar Soal hasil belajar terdiri dari 50 butir soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Soal hasil belajar kimia peserta didik divalidasi secara logis dan empiris. Penyusunan soal didahului dengan penyusunan kisi-kisi soal hasil belajar kimia peserta didik untuk memenuhi validitas logis. Validasi soal hasil belajar kimia peserta didik dilakukan oleh dosen pembimbing. Validasi empiris soal hasil belajar kimia peserta didik dilakukan dengan menguji soal-soal hasil 36 belajar kimia peserta didik selain kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Soal hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah divalidasi dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Kisi-kisi soal hasil belajar kimia peserta didik pada materi redoks sebelum dan sesudah validasi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Peserta Didik Materi pelajaran Perkembangan reaksi reaksi redoks C1 1, 2*, 3*, 4*, 8*, 12*, 16*, 39*, 30*, 22* C2 Aspek Kognitif C3 C4 38* Σ 11 Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa dan ion 9*, 40*, 5*, 6*, 7*, 10, 11*, 43*, 44*, 14*, 15*, 18*, 19*, 45, 46, 21*, 23*, 26*, 27*, 29*, 31*, 32*, 33*, 34*, 35*,36, 37*, 41*, 43*, 47, 48*, 50* 32 Tata nama senyawa 7 10 13, 17, 20*, 24*, 25, 28*, 49* 13 26 1 50 9 8 1 40 Jumlah butir soal total Jumlah butir soal valid 23 Keterangan: * adalah butir soal yang valid e. Lembar Kerja Peserta Didik Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. LKPD pada setiap pertemuan mempunyai empat jenis dengan submateri pelajaran yang berbeda-beda. LKPD berisi materi pelajaran dan pertanyaan yang harus dijawab peserta didik dalam kelompok asal. LKPD yang digunakan di kelas Jigsaw I maupun Jigsaw IV adalah sama, LKPD dapat dilihat pada lampiran 7. f. Analisis Instrumen Penelitian 37 Instrumen soal hasil belajar kimia harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. 1) Validitas Butir Soal Validitas merupakan syarat terpenting dalam instrumen penilaian. Instrumen penilaian yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur apa sebenarnya yang akan diukur (Purwanto, 2013: 138). Validitas butir soal objektif dengan menggunakan rumus korelasi point biserial : rpbis = 𝑀𝑝−𝑀𝑡 𝑆𝐵 𝑝 √𝑞 Keterangan : rpbis : korelasi point biserial Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya Mt : rerata skor total SB : simpangan baku p : proporsi peserta didik yang menjawab benar q : proporsi peserta didik yang menjawab salah (Arikunto, 2012: 93) Harga rpbis dikonsultasikan dengan harga rTabel pada taraf signifikan 5 %. Bila harga rpbis > rTabel , maka butir soal valid dan dapat diujikan. 2) Reliabilitas Butir Soal Butir soal yang reliabel jika butir soal tersebut digunakan oleh orang atau kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda atau butir soal digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau waktu yang berbeda hasilnya tetap atau konsisten (Suryabrata, 2012: 58). Penentuan reliabilitas soal pilihan ganda yang valid dicari dengan menggunakan rumus KR20, yaitu : 38 𝑘 r11 = k−1 [ 𝐵2 −Ó𝑝𝑞 𝑆𝐵2 ] Keterangan : r11 : koefisien reliabilitas soal k : jumlah butir soal Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q SB : simpangan baku (Arikunto, 2012: 115) Kriteria koefisien reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : < 0,200 : tidak reliabel 0,200-0,399 : reliabilitas rendah 0,400-0,599 : reliabilitas sedang 0,600-0,799 : reliabilitas tinggi 0,800-1,000 : reliabilitas sangat tinggi (Arikunto, 2012: 75). 2. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan 4 teknik, yaitu ujian, angket, observasi dan dokumentasi. a. Teknik Ujian Teknik ujian dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar kimia peserta didik. Data hasil belajar kimia peserta didik diperoleh dari tes hasil belajar setelah kegiatan pembelajaran selesai. b. Teknik Angket Teknik angket dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar kimia peserta didik. Data aktivitas belajar peserta didik diperoleh dari skor angket aktivitas belajar kimia peserta didik yang diisi sebelum dan setelah proses pembelajaran. c. Teknik observasi 39 Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi aktivitas belajar peserta didik pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan oleh observer yaitu mahasiswa Jurusan Kimia UNY dan UNNES yang bernama Herfina Prasetyaning Dewi, Zamuruda Silmi, Rahayu Septiana dan Aulia Parahita. d. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan peserta didik yang berupa nilai ujian materi elektrolit dan nonelektrolit. Data yang diperoleh berupa data nilai mentah dalam bentuk Ms. Ecxel. F. Teknik analisis data Penelitian ini menggunakan analisis yaitu anakova, uji t sama subjek dan uji t beda subjek. Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji persyaratan hipotesis. 1. Uji persyaratan a. Uji Homonegitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang sama atau tidak (Arikunto, 2012: 414). Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadapap data kemampuan awal, hasil belajar, aktivitas belajar awal dan aktivitas belajar akhir. Langkah-langkah uji homogenitas melalui SPSS Edisi 21 yaitu : 1) Membuka program SPSS edisi 21. 2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X dan Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data yang ingin dianalisis (kemampuan awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas awal peserta didik/aktivitas akhir peserta didik) dan tulis nama kelas berupa kode 1 untuk kelas X MI3 dan 2 untuk kelas X MIA 4. 40 3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis (kemampuan awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas awal peserta didik/aktivitas akhir peserta didik) pada kolom X dan nama kelas pada kolom Y. 4) Klik Analyze Descriptives Statistics Explore. 5) Memilih X sebagai Dependent List dan Y sebagai Factor List. 6) Klik tombol Plots. 7) Pilih Levene Test untuk Unstransormed. 8) Klik Continue Ok (Nisfiannoor, 2009: 88). Data berasal dari populasi yang homogen jika nilai signifikan (p)> 0,05 (Nisfianoor, : 103) Pada program SPSS Edisi 21 dapat dilihat pada Tabel Based on Mean jika diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data yang dianalisis homogen. b. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dari data penelitian terdistribusi normal atau tidak (Hasibuan, Syah, dan Supardi, 2009: 67). Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadapap data kemampuan awal, hasil belajar, aktivitas belajar awal dan aktivitas belajar akhir. Langkah-langkah uji normalitas melalui SPSS Edisi 21 yaitu : 1) Membuka program SPSS edisi 21. 2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X dan Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data yang ingin dianalisis (kemampuan awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas awal peserta didik/aktivitas akhir peserta didik) dan tulis nama kelas berupa kode 1 untuk kelas X MIA 3 dan 2 untuk kelas X MIA 4. 41 3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis (kemampuan awal peserta didik/hasil belajar peserta didik/aktivitas awal peserta didik/aktivitas akhir peserta didik) pada kolom X dan nama kelas pada kolom Y. 4) Klik Analyze Descriptives Statistics Explore. 5) Memilih X sebagai Dependent List dan Y sebagai Factor List. 6) Klik tombol Plots. 7) Pilih Normality Test With Plots. 8) Klik Continue Ok. Data berasal dari populasi yang homogen jika nilai signifikan (p)> 0,05 (Nisfiannoor, 2009: 103) Pada program SPSS Edisi 21 dapat dilihat pada Tabel Test of Normality pada kolom Shapiro-Wilk jika nilai signifikan diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data yang dianalisis normal. c. Uji Korelasi Pearson Uji korelasi digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel. Koefisein korelasi positif jika tinggi rendahnya setiap skor pada suatu variabel akan diikuti secara konsisten oleh variabel yang lain. Koefisien korelasi rendah negatif jika tinggi rendahnya setiapa skor tidak diikuti oleh variabel yang lain. Pada penelitian ini uji korelasi dilakukan terhadap data kemampuan awal yang dikorelasikan dengan hasil belajar dan aktivitas belajar menggunakan program SPSS 21. Menurut Nissfianoor (2009) langkah-langkah uji korelasi Pearson adalah sebagai berikut: 1) Masukkan data kemampuan awal dan hasil belajar peserta didik pada Data View. 42 2) Klik Analyze Correlate Bivariate 3) Data kemampuan awal dan hasil belajar peserta didik dipindahkan ke kotak Variables 4) Klik Correlation Coefficients klik Pearson. 5) Klik Options 6) Klik Continue Statistics means and standard deviations. Ok. 7) Lakukan langkah 1) sampai 6) untuk mengetahui hubungan antara kemampuan awal peserta didik dengan aktivitas belajar. d. Uji interaksi antara covariate dengan fixed factor Uji anakova mensyaratkan agar tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan perlakuan yang diberikan. Menurut Trihendradi (2013) langkah-langkah uji interaksi dengan menggunakan program SPSS 21 adalah sebagai berikut: 1) Masukkan data kemampuan awal, hasil belajar, aktivitas belajar peserta didik dan identitas kelas pada Data View. 2) Klik Analyze General Linear Model Univariate. 3) Masukkan data kemampuan awal ke dalam covariate, hasil belajar dan aktivitas belajar ke dalam depedent value dan identitas kelas (1= kelas Jigsaw I dan 2 = kelas Jigsaw IV) ke dalam fixed factor. 4) Klik Models Custom 5) Aktifkan variabel identitas kelas dan pindahkan ke kolom model. 6) Pada Built Terms, pilih interaction. 7) Klik Continue Options Estimates of effect size Continue. 8) Klik Ok. Hasil analisis menunjukkan tidak ada interaksi antara covariate dengan fixed factor jika taraf signifikan > 0,05. 43 2. Uji Hipotesis a. Uji t beda subjek Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keadaan satu faktor dengan dua sampel. Uji terhadap gain skor, yaitu selisih antara skor aktivitas awal dan skor aktivitas akhir, baik untuk kelas Jigsaw I maupun kelas Jigsaw IV. Hipotesis nolnya (H0) adalah tidak ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dan Jigsaw I. Langkah-langkah uji t beda subjek menggunakan program SPSS Edisi 21 adalah: 1) Membuka program SPSS edisi 21. 2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X dan Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data gain skor aktivitas belajar kimia peserta didik dan nama kelas (kode angka 1 untuk kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4). 3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis data gain skor aktivitas belajar kimia peserta didik pada kolom X dan nama kelas (kode angka 1 untuk kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4) pada kolom Y. 4) Klik Analyze Compare Means t-test independent samples. 5) Memasukan gain Skor pada Test Variabel(s) dan nama kelas pada Grouping Variabels. 6) Klik Define Groups, group 1 ditulis angka 1 dan group 2 ditulis angka 2, kemudian Continue (Suharjo, 2008: 11-13). 44 Pada tabel Independent Samples Test, jika nilai sig(2-tailed) lebih kecil dari pada 0,05 maka ada perbedaan pada data penelitian atau H0 ditolak (Suharjo, 2008: 14). b. Uji t sama subjek Analisis ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu kelompok. Data yang digunakan dapat berupa data dari sampel yang sama tetapi pengujian dilakukan dua kali dalam waktu yang berbeda atau menggunakan interval waktu tertentu (Sarwono, 2009: 134). Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah proses pembelajaran kimia pada kelas X MIA 3 dan X MIA 4. Hipotesis nol adalah tidak ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah proses pembelajaran baik kelas Jigsaw I maupun kelas Jigsaw IV. Langkah-langkah uji t sama subjek menggunakan program SPSS Edisi 21 adalah: 1) Membuka program SPSS edisi 21. 2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis sebelum dan sesudah, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis data aktivitas awal belajar kimia peserta didik dan data aktivitas akhir belajar kimia peserta didik. 3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis data aktivitas awal belajar kimia peserta didik pada kolom sebelum dan data aktivitas akhir belajar kimia peserta didik pada kolom sesudah. 4) Klik Analyze Compare Means Paired Samples T-Test. 5) Klik Variabel yang akan dianalisis pada kolom Test Variabel(s). 6) Klik Options, menggunakan tingkat kepercayaan 95%. 7) Klik Continue Ok (Suharjo, 2008: 17-19). 45 Pada tabel Paired Smples Correlations, jika nilai probabilitas (Sig.) lebih kecil dari 0,05 (Sig.<0,05) maka ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran (Suharjo, 2008: 20). c. Uji Anakova Uji anakova satu jalur ini digunakan untuk menguji efektivitas perlakuan yang diberikan. Hipotesis nolnya (H0) adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kimia peserta didik antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw IV dan Jigsaw I. Hipotesis nol diuji dengan menggunakan analisis anakova menggunakan program SPSS Edisi 21. Langkah-langkah analisis anakova menggunakan program SPSS Edisi 21 sebagai berikut: 1) Membuka program SPSS edisi 21. 2) Klik Variabel View, selanjutnya pada bagian Name tulis X, Y, dan Z. Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada label tulis kemampuan awal peserta didik, hasil belajar peserta didik dan kelas (kode angka 1 untuk kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4). 3) Klik Data View dan memasukkan data yang ingin dianalisis data kemampuan awal peserta didik pada kolom X, data hasil belajar peserta didik pada kolom Y, dan nama kelas (kode angka 1 untuk kelas X MI3 dan kode angka 2 untuk kelas X MIA 4) pada kolom Z. 4) Klik Analyze General Linear Model Univariate. 5) Masukkan data kemampuan awal peserta didik (X) pada Tabel Covariate(s), data hasil belajar kimia peserta didik (Y) pada Tabel Variabel Dependen, dan data kelas (Z) pada Tabel Fixed Factor(s). 6) Kemudian klik Ok (Widhiarso, 2010: 2-3). 46 Harga F0 dibandingkan dengan F Tabel pada taraf signifikan 5% . Apabila harga F0 > F, maka ada perbedaan data, atau jika p hitung <0,05 maka H0 ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan. 3. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Kimia Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran data hasil penelitian. Data aktivitas belajar kimia peserta didik diperoleh dari angket dan lembar observasi. Data aktivitas belajar kimia peserta didik digunakan untuk analisis uji-t sama subjek dan beda subjek. Data aktivitas belajar kimia yang berasal dari lembar observasi berupa data kuantitatif kemudian akan dideskripsikan menggunakan pengkategorian yang dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pengkategorian Skor Aktivitas Belajar Kimia No. Rumus Kategori 1. ̅ i + 1,8 Sbi X>𝑋 2. ̅ i + 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋 ̅ i + 1,8 Sbi 𝑋 B (Baik) 3. ̅ i - 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋 ̅ i + 0,6 Sbi 𝑋 C (Cukup) 4. ̅ i - 1,8 Sbi < X ≤ 𝑋 ̅ i - 0,6 Sbi 𝑋 K (Kurang) 5 ̅ i – 1,8 Sbi) X ≤ (𝑋 SB (Sangat Baik) SK (Sangat Kurang) Keterangan: 1 ̅ i = rata-rata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 𝑋 2 1 1 Sbi = simpangan baku ideal ( 2 ) ( 3 ) (skor maksimal ideal – skor minimal ideal X = skor empiris (Widoyoko, 2009: 238). 47 Secara garis besar, langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Kelas X MIA SMA Negeri 1 Mertoyudan Kelas Sampel Kelas X MIA 3 Kelas X MIA 4 Data kemampuan awal Data kemampuan awal Data aktivitas belajar Data aktivitas belajar Jigsaw I Jigsaw IV Data hasil belajar dan aktivitas belajar Analisis data kesimpulan Gambar 1. Diagram alur penelitian 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu data kemampuan awal peserta didik, data hasil belajar peserta didik, dan data aktivitas belajar kimia peserta didik. 1. Data Hasil Belajar Kimia Data kemampuan awal yang digunakan merupakan nilai ulangan materi elektrolit dan nonelektrolit. Ringkasan data kemampuan awal dan hasil belajar kimia peserta didik dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data Kemampuan awal dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Aspek Jumlah Peserta didik Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Keterangan : Kelas X MIA 3(Jigsaw I) X1 Y1 36 36 84 80 47 58,75 63,11 68,03 X = kemampuan awal Y = hasil belajar kimia X MIA 4 (Jigsaw IV) X2 Y2 36 36 84 82,38 32 51,63 64,12 71,14 Berdasarkan Tabel 6, nilai rata-rata kemampuan awal peserta didik antara kelas X MIA 3 dan kelas X MIA 4 mirip. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut hasil belajar peserta didik sebelum diberi perlakuan mirip. Data kemampuan awal peserta didik dan hasil belajar kimia peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 8. 2. Data Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Data aktivitas belajar kimia peserta didik diperoleh dari angket aktivitas belajar yang diberikan sebelum dan sesudah kelas diberi perilakuan. Data aktivitas 49 belajar kimia peserta didik juga diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar kimia selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Ringkasan data aktivitas belajar kimia peserta didik data dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Data Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Sumber Kelas Angket X MIA 3 (Jigsaw I) X MIA 4 (Jigsaw IV) Lembar observasi X MIA 3 (Jigsaw I) X MIA 4 (Jigsaw IV) Rerata nilai aktivitas belajar kimia Awal 73,64 Akhir 79,78 Awal 73,74 Akhir 80,60 Pertemuan I 75,72 Pertemuan II 78,89 Pertemuan III 81,50 Pertemuan I 78,50 Pertemuan II 79,12 Pertemuan III 81,37 Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai aktivitas belajar awal peserta didik berdasarkan data dari angket aktivitas belajar kimia antara kelas X MIA 3 dengan kelas X MIA 4 tidak terpaut jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut memiliki aktivitas belajar kimia yang mirip sebelum diberikan perlakuan. Data aktivitas belajar kimia aktivitas belajar kimia peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10. 3. Uji Validitas Instrumen Hasil validitas soal hasil belajar kimia peserta didik sebanyak 50 butir soal yang diujikan pada 65 peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Mertoyudan diperoleh 40 soal valid. Ringkasan hasil validasi butir soal hasil belajar kimia terdapat pada Lampiran 11. 4. Uji Reliabilitas Instrumen Nilai relibialitas butir soal hasil belajar kimia sebesar 0,89365 berdasarkan perhitungan menggunakan rumus KR-20 . Hasil perhitungan tersebut menunjukan 50 bahwa instrumen untuk soal hasil belajar kimia termasuk memiliki reliabilitas tinggi. 5. Uji Prasyarat Hipotesis a. Uji Normalitas Hasil perhitungan normalitas dengan menggunakan program SPSS Edisi 21 disajikan dalam Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Data Kemampuan awal peserta didik Pengetahuan Akhir peserta didik Kelas X MIA 3 X MIA 4 X MIA 3 X MIA 4 P 0,079 0,428 0,129 0,498 Sebaran Normal Normal Normal Normal Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Terhadap Aktivitas Belajar Peserta Didik Data Kelas Aktivitas belajar awal peserta X MIA 3 didik X MIA 4 Aktivitas belajar Akhir peserta X MIA 3 didik X MIA 4 P 0,990 0,228 0,194 0,693 Sebaran Normal Normal Normal Normal Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normal karena memenuhi syarat yaitu p>0,05. Berdasarkan perhitungan normalitas, maka data kemampuan awal, data aktivitas belajar, data pengetahuan akhir, dan data aktivitas belajar akhir peserta didik telah memenuhi syarat normal. Hasil uji normalitas terdapat pada Lampiran 12. b. Uji Homogenitas Hasil perhitungan homogenitas dengan menggunakan program SPSS Edisi 21 disajikan dalam Tabel 10. Berdasarkan perhitungan homogenitas, data kemampuan awal, pengetahuan akhir, aktivitas belajar awal, aktivitas belajar akhir peserta didik telah memenuhi syarat homogen karena telah memenuhi syarat 51 p>0,05 dan fhitung < fTabel . Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Ringkasan Uji Homogenitas Keterangan Kemampuan peserta didik Pengetahuan peserta didik Aktivitas belajar peserta didik Aktivitas belajar peserta didik p awal 0,231 fhitung 1,459 ftabel 3,978 df 70 Status Homogen akhir 0,515 0,427 3,978 70 Homogen awal 0,512 0,435 3,978 70 Homogen akhir 0,235 1,436 3,978 70 Homogen c. Uji korelasi Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson. Berdasarkan uji korelasi antara kemampuan awal dengan hasil belajar menghasilkan nilai signifikan (p) 0,03 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan awal dengan hasil belajar. Semakin tinggi kemampuan awal maka semakin tinggi hasil belajar peserta didik, maka kemampuan awal peserta didik perlu dikendalikan. Berdasarkan uji korelasi antara kemampuan awal dengan aktivitas belajar menghasilkan nilai signifikan (p) 0,498 > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan awal dengan aktivitas belajar, sehingga dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate (anakova) buka multivariate (mankova). Perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 13. d. Uji interaksi Berdasarkan analisis univariate terhadap data kemampuan awal dan hasil belajar peserta didik menunjukkan nilai signifikan (p) 0,758 > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara kemampuan awal dan perlakuan yang diberikan 52 yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Perhitungan uji interaksi terdapat pada Lampiran 14. 6. Uji Hipotesis a. Uji-t beda subjek Uji-t beda subjek digunakan untuk mengetahui dua sampel yang tidak berhubungan dengan satu faktor dua sampel. Faktor yang diamati adalah aktivitas belajar kimia peserta didik. uji-t beda subjek menggunakan selisih antara skor aktivitas awal belajar kimia dan skor aktivitas akhir belajar kimia pada kelas X MIA 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I maupun kelas X MIA 4 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Hasil uji-t beda subjek menghasilkan nilai p= 0,696, thitung= 0,392, ttabel= 1,994 dan df= 70. Berdasarkan harga p dan thitung dari data aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV dapat diketahui bahwa nilai p>0,05 dan thitung < ttabel sehingga hipotesis H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Perhitungan uji-t beda subjek aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 dan X MIA 4 dapat dilihat pada Lampiran 15. b. Uji-t sama subjek Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan satu sampel dengan pengamatan dua kali. Uji-t sama subjek digunakan untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran kimia pada kelas X MIA 3 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4 dengan 53 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Ringkasan hasil ujit sama subjek terdapat pada Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji-t Sama Subjek Data p Aktivitas belajar peserta 0,000 didik kelas X MIA 3 Aktivitas belajar peserta 0,000 didik kelas X MIA 4 thitung 4,232 ttabel 2,0315 df 35 6,729 2,0315 35 Keterangan Ada perbedaan Ada perbedaan Berdasarkan harga p, thitung dan ttabel dari data aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dapat diketahui bahwa p<0,05 dan thitung > ttabel dimana thitung= 4,232 dan ttabel=2,0315, sehingga hipotesis H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik Kelas X MIA 3 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Perhitungan uji-t sama subjek aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 dapat dilihat pada Lampiran 16. Berdasarkan harga p, thitung dan ttabel dari data aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dapat diketahui bahwa p<0,05 dan thitung > ttabel dimana thitung= 6,729dan ttabel=2,0315, sehingga hipotesis H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik Kelas X MIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Perhitungan uji-t sama subjek aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 dapat dilihat pada Lampiran 17. c. Uji anakova Analisis ini digunakan untuk meguji ada tidaknya perbedaan rerata suatu variabel terkait antara dua kelompok dengan mengendalikan kovariabelnya yang 54 berupa nilai kemampuan awal peserta didik. Hipotesis nolnya (H0) adalah tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia peserta didik antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Hasil uji Anakova menghasilkan nilai p= 0.046, fhitung= 4.146, ftabel= 3.974 dan df= 1:72. Nilai fhitung > ftabel dimana fhitung = 4,146 dan ftabel = 3,974 serta nilai p<0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik yang mengikuti model pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Hasil uji anakova dapat dilihat pada Lampiran 19. 7. Deskripsi Skor Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Data kuantitatif yang diperoleh dari lembar aktivitas belajar kimia peserta didik teridir dari 17 butir pernyataan yang terdiri dari 6 aspek aktivitas belajar kimia dan 17 indikator aktivitas belajar kimia peserta didik. lembar observasi diisi berdasarkan skala Likert, maka dapat diketahui skor tertinggi ideal adalah 85, skor terendah ideal adalah 17, rata-rata ideal sebesar 51 dan simpangan baku ideal sebesar 11.33. Skor tersebut dikonversikan ke dalam pengkategorian skor aktivitas belajar kimia peserta didik sehingga diperoleh interval skor yang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Interval Skor Aktivitas Belajar Peserta Didik No. Interval Skor 1. X > 71,394 2. 57,798 < X ≤ 71,394 3 44,202 < X ≤ 57,798 4. 30,606 < X ≤ 44,202 5. X ≤ 30,606 55 Kategori SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang) SK (Sangat Kurang) Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 19, kategori aktivitas belajar kimia pada kelas Jigsaw I dan kelas Jigsaw IV dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kategori Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Kategori Aktivitas Belajar SB B C K SK Pert. 1 Σ % 29 81 3 8 4 1 0 0 0 0 Kelas Jigsaw I Pert. 2 Pert. 3 Σ % Σ % 29 81 32 89 6 16 3 8 0 0 0 0 1 3 1 3 0 0 0 0 Pert. 1 Σ % 30 84 6 16 0 0 0 0 0 0 Kelas Jigsaw IV Pert. 2 Pert. 3 Σ % Σ % 35 97 33 92 1 3 3 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 B. Pembahasan Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Mertoyudan Tahun ajaran 2016/2017, sebagai sampel penelitian adalah kelas X MIA 3 dan X MIA 4. Kelas X MIA 3 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan kelas X MIA 4 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sama yaitu materi reaksi reduksi oksidasi dan tata nama senyawa. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), angket aktivitas belajar kimia peserta didik, lembar observasi aktivitas belajar kimia peserta didik, kuis individu, dan soal hasil belajar kimia peserta didik. RPP untuk kelas Jigsaw I dan Jigsaw IV berbeda. Perbedaanya terletak pada langkahlangkah pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran pada kelas Jigsaw IV terdapat kuis kelompok ahli yang dilakukan di kelompok ahli untuk menguji pemahaman kelompok ahli, terdapat kuis kelompok untuk menguji pemahaman materi pada kelompok asal dan di akhir dengan re-teaching yang bertujuan untuk 56 mengulang materi yang belum dipahami oleh peserta didik, sedangkan Jigsaw I tidak ada. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia Pelaksanaan pembelajaran kimia dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelas yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Kegiatan pembelajaran pada kedua dilakukan selama sembilan jam pelajaran yang terbagi menjadi tiga pertemuan setiap pertemuan dilakukan selama tiga jam pelajaran. Pada kedua kelas, pertemuan pertama mempelajari materi perkembangan konsep redoks, pertemuan kedua mempelajari materi bilangan oksidasi dan pertemuan ketiga mempelajari tata nama senyawa. a. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dilakukan dalam lima langkah. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga peserta didik mengetahui gambaran mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Langkah pertama yang dilakukan pendidik adalah memaparkan materi yang akan dipelajari, kemudian membagi kelas menjadi sembilan kelompok, kelompok ini disebut dengan kelompok asal (Lampiran 20). Setiap kelompok beranggotakan empat peserta didik. Kelompok dibentuk oleh peserta didik dan pada setiap pertemuan kelompok anggota kelompok beranggotakan peserta didik yang berbeda. 57 Langkah kedua adalah membagi LKPD, setiap anggota kelompok asal memperoleh LKPD yang berbeda-beda. Masing-masing peserta didik memiliki tanggungjawab terhadap LKPD yang diperolehnya. LKPD pada setiap pertemuan berbeda-beda, sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari pada setiap pertemuan. Pada langkah ketiga, pendidik membagi kelompok asal menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli berasal dari kelompok asal yang memperoleh LKPD yang memiliki submateri yang sama. Setiap kelompok ahli beranggotakan sembilan peserta didik yang berasal dari kelompok sembilan asal yang berbeda-beda. Anggota kelomppok ahli pada setiap pertemuan beranggotakan peserta didik yang berbeda, hal ini karena submateri yang diperoleh oleh peserta didik pada setiap pertemuan juga berbeda. Langkah keempat dalam model pembelajaran ini adalah anggota kelompok ahli mengerjakan pertanyaan yang terdapat di dalam LKPD. Anggota kelompok ahli juga bertanggungjawab mencari informasi dan berdiskusi tentang submateri yang diperoleh agar kelompok ahli benar-benar memahami materi yang diperoleh seperti yang pada Gambar 2. Peserta didik berdiskusi dan mencari informasi dari berbagai sumber, seperti buku paket, buku pegangan peserta didik dan internet, kadang-kadang peserta didik juga bertanya kepada pendidik jika kesulitan dalam menjawab pertanyaan dalam LKPD. Pada kegiatan ini terdapat beberapa kendala yakni, adanya peserta didik yang pasif dalam kelompok, peserta didik yang bergurau dengan teman yang lain sehingga membuat kondisi kelas menjadi ramai, dan peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan diskusi hanya bermain telepon genggam. Cara mengatasi kendala ini pendidik menegur peserta didik dan memantau kegiatan diskusi secara langsung. 58 Gambar 2. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw I Langkah kelima adalah anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk berbagi informasi dengan kelompok asal. Pada kegiatan ini peserta didik bertanggung jawab untuk berbagi informasi yang diperoleh dari diskusi dengan kelompok asal untuk diinformasikan untuk anggota kelompok asal, sehingga semua anggota asal memahami materi pelajaran pada kegiatan pembelajaran hari itu. Pada kegiatan ini, peserta didik semangat untuk menjelaskan kepada anggota kelompok asal lainnya meskipun ada beberapa peserta didik yang merasa malu dan tidak percaya diri saat menjelaskan. Peserta didik juga bertanya kepada pendidik jika mengalami kesulitan dalam menjelaskan kepada anggota kelompok. Gambar 3. Peserta Didik di Kelas Jigsaw I Mengerjakan Kuis Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I diakhiri dengan kuis individu pada setiap satu siklus pembelajaran seperti pada Gambar 3. Tujuan kuis untuk 59 mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari pada hari itu. Hambatan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada saat melakukan penelitian di kelas Jigsaw I adalah beberapa peserta didik cenderung pasif dan tidak mengerjakan LKPD secara diskusi hanya melihat perkerjaan peserta didik yang lain. b. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV yang sesuai denga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dilakukan dalam sembilan langkah. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang pembelajaran yang yang akan dilaksanakan, sehingga peserta didik mengetahui gambaran mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Langkah pertama (perkenalan) pendidik melalukan pendahuluan dengan melakukan apersepsi dan menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan dipelajari. Langkah kedua pendidik membagi kelas menjadi sembilan kelompok. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal (Lampiran 21). Setiap kelompok beranggotakan empat peserta didik. Kelompok asal dibentuk oleh peserta didik dan pada setiap pertemuan beranggotakan peserta didik yang berbeda. Setiap anggota kelompok asal memperoleh LPKD yang berbeda-beda pada setiap anggota kelompok asal. Langkah ketiga membagi kelompok asal menjadi kelompok ahli. Setiap kelompok ahli beranggotakan sembilan peserta didik yang berasal dari kelompok asal yang berbeda-beda. Setiap kelompok ahli mendapatkan submateri yang berbeda-beda. 60 Langkah keempat pada model pembelajaran ini, anggota kelompok ahli mengumpulkan informasi, berdikusi dan mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) seperti yang terlihat pada Gambar 4. Kendala yang ada pada kegiatan ini adalah adanya peserta didik yang pasif dalam kelompok ahli, peserta didik yang bergurau dengan anggota kelompok lain, peserta didik yang tidak serius dan peserta didik yang bermain dengan telepon genggam. Pendidik langsung menegur peserta didik yang tidak serius dan memantau langsung kegiatan diskusi. Gambar 4. Kegiatan Diskusi di Kelas Jigsaw IV Langkah kelima adalah kuis kelompok, tujuan dari kuis ini untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran yang didiskusikan dalam kelompok ahli. Anggota kelompok ahli diberi beberapa pertanyaan sebagai kuis kelompok ahli. Materi yang ditanyakan seperti yang terdapat di LKPD, pertanyaan diberikan secara lisan dan dijawab secara lisan oleh peserta didik. Langkah kelima adalah anggota kelompok ahli ke kembali kelompok asal untuk berbagi informasi dengan kelompok asal. Pada kegiatan ini setiap anggota kelompok asal saling tukar informasi yang didapat dalam diskusi kelompok ahli. Peserta didik dalam kegiatan ini akan mendapatkan informasi tentang semua materi yang diskusikan pada semua kelompok ahli. Kendala pada kegiatan ini adalah beberapa peserta didik merasa malu saat menginformasikan materi kepada 61 anggota kelompok yang lain, beberapa peserta didik tidak memahami materi yang menjadi tanggung jawabnya, dan ada peserta didik yang kesulitan dalam memahami materi yang diinformasikan oleh peserta didik yang lain. Cara mengatasi kendala ini adalah pendidik memantau lanngsung kegiatan diskusi dan membantu peserta didik dalam menjelaskan materi. Langkah keenam adalah kuis kelompok. Semua kelompok mengikuti kuis untuk semua materi yang didiskusikan pada hari itu. Pada kegiatan ini kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan akan menjadi pemenang. Kuis berupa pertanyaan lisan dan dijawab secara lisan oleh peserta didik. Kelompok yang mendapat jumlah skor paling banyak merupakan kelompok yang menang. Langkah ketujuh adalah mengevaluasi proses pembelajaran pada hari itu agar kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat berlangsung dengan lancar. Langkah kedelapan adalah kuis individu. Setiap peserta didik mengerjakan kuis dengan materi yang didiskusikan pada kegiatan hari tersebut seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5. Tujuan dari kuis individu untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi yang dipeljari. Hasil kuis individu digunakan sebagai nilai hasil belajar pada kegiatan hari itu. Gambar 5. Peserta Didik di Kelas Jigsaw IV Mengerjakan Kuis 62 Langkah kesembilan adalah re-teaching. Pendidik mengajarkan dan membahas materi pelajaran yang sulit berdasarkan penilaian kuis individu. Pendidik juga mengajarkan materi pelajaran yang belum dipahami oleh peserta didik. 2. Perbedaan Aktivitas belajar kimia peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV Hipotesis alternatif yang digunakan adalah ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti model pembelajaran kooperatif Jigsaw I dan Jigsaw IV. Berdasarkan perhitungan uji-t beda subjek menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifkan aktivitas belajar kimia peserta didik yang mengikuti model kooperatif Jigsaw I dan Jigsaw IV Aktivitas belajar kimia peserta didik antara kelas X MIA 3 dengan kelas X MIA 4 tidak terdapat perbedaan disebabkan beberapa hal diantaranya: a. Pembelajaran baik dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw I maupun dengan Jigsaw IV sama-sama peserta didik mencari informasi, mengolah informasi dan mendiskusikan secara berkelompok sehingga setiap anggota kelompok aktif mencari dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh kelompok (Jansoon, 2008). b. Pendidik dalam model pembelajaran pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw I maupun dengan Jigsaw IV hanya berperan sebagai fasilitator, peserta didik yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran dapat bertanya kepada pendidik. Peserta didik akan menjadi aktif bertanya menggali informasi yang belum diketahui kepada peserta didik yang lain ataupun kepada pendidik (Jansoon, 2008). c. Kedua model tersebut merupakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran yang membuat peserta didik untuk aktif di dalam kelas. Peserta 63 didik akan bekerjasama untuk meningkatkan pembelajaran dengan berbagai cara. Peserta didik akan lebih termotivasi jika bekerja dalam kelompok belajar yang tepat dan waktu yang tepat (Payri, 2015). Berdasarkan uji-t beda subjek menunjukkan tidak ada perbedaan, tetapi aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 dan kelas X MIA 4 mengalami perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan mengalami perubahan. Aktivitas belajar kimia peserta didik masing-masing kelas mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada grafik aktivitas belajar kimia berdasarkan data observasi aktivitas belajar kimia Gambar 5. Berdasarkan grafik aktivitas belajar kimia, aktivitas belajar kimia peserta didik mengalami kenaikan pada setiap pertemuan. Hal ini dikarenakan peserta didik sudah paham tentang model pembelajaran yang dilaksanakan sehingga, peserta didik langsung aktif dalam kegiatan diskusi kelompok asal dan kelompok ahli. Perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti kelas Jigsaw I pada setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 16, yang menyatakan bahwa aktivitas belajar kelas Jigsaw IV pada setiap pertemuan tidak ada yang memiliki kategori kurang atau sangat kurang, bahkan sebagian besar aktivitas belajar peserta didik kategori sangat baik pada setiap pertemuan. Kelas Jigsaw I masih terdapat peserta didik yang memiliki kategori aktivitas belajar yan kurang, selain itu persentase peserta didik dengan aktivitas belajar yang sangat baik lebih rendah dari pada kelas Jigsaw IV. Kencenderungan peningkatan aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Gambar 6. 64 Aktivitas Belajar 82 81 80 aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 79 78 77 aktivitas belajar kimia kelas X MIA 4 76 75 0 1 2 3 4 Pertemuan KeGambar 6. Grafik Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Berdasarkan Gambar 6, kecenderungan aktivitas belajar peserta didik kelas Jigsaw I mengalami peningkatan aktivitas belajar pada setiap pertemuannya. Aktivitas belajar kelas Jigsaw I meningkat sangat signifikan pada setiap pertemuannya. Meningkatnya aktivitas belajar peserta didik di kelas Jigsaw I dikarenakan peserta didik tidak merasa malu dan tertekan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, jadwal pelajaran kimia di kelas Jigsaw I dilakukan di pagi hari, sehingga peserta didik masih semangat dan belum mengalami kelelahan. Aktivitas belajar kelas Jigsaw IV mengalami peningkatan, namun tidak signifikan. Hal ini dikarenakan, kelas Jigsaw IV sudah aktif sejak awal pertemuan. Selain itu, jadwal kelas Jigsaw IV selalu pada jam siang, sehingga peserta didik sudah mengalami kelelahan dan aktivitas belajar peserta didik cenderung mengalami peningkatan tetapi sedikit. Peserta didik pada umumnya akan lebih konsentrasi, fokus dan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada pagi hari. Pagi hari peserta didik masih segar sehingga peserta didik lebih berminat untuk belajar. Belajar pada waktu siang hari, peserta didik sudah banyak yang mengalami kelelahan karena aktivitas di pagi hari Lestari (2015). 65 Kondisi lingkungan kelas juga mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Peserta kelas X MIA 3 terdapat beberapa peserta didik yang sangat aktif sehingga dapat mempengaruhi peserta didik yang kurang aktif, tetapi masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif meskipun sudah diajak aktif oleh peserta didik yan lain. Kelas X MIA 4, sebagian besar peserta didik sangat aktif sehingga peserta didik yang kurang aktif akan berusaha ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sukmadinata (2003), karakteristik peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berbeda-beda meliputi kecerdasan, bakat, sikap, minat dan keterampilan. Keberagaman karakteristik individu juga dipengaruhi oleh faktor bawaan dari keturunan. Faktor pengalaman karena pengaruh lingkungan. Lingkungan dan suasana kelas pada saat kegiatan pembelajaran mempangaruhi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 lebih besar dari pada kelas X MIA 3 pada pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan dari tujuh belas indikator aktivitas belajar kimia, kelas X MIA 4 memiliki skor lebih besar pada dua belas indikator sedangkan kelas X MIA 3 memiliki skor lebih besar hanya pada lima indikator. Indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah kelas X MIA 3 dibandingkan dengan kelas X MIA 4 adalah indikator menuliskan materi yang akan dijelaskan. Kemampuan menulis kelas X MIA 3 sebesar 71 dan kelas X MIA 4 sebesar 124. Pada pertemuan pertama, kemampuan membaca materi pelajaran merupakan indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah pada kedua kelas. Pertemuan kedua, aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 dan X MIA 4 tidak memiliki perbedaan yang sangat besar. Meskipun perbedaan aktivitas belajar 66 kimia peserta didik hanya sedikit, namun kemampuan menuliskan materi yang akan dijelaskan kelas X MIA 3 mengalami peningkatan dari pada kelas X MIA 4. Kelas X MIA 3 memiliki skor sebanyak 90 dan kelas X MIA 4 turun menjadi 72. Pada pertemuan kedua, kemampuan membaca materi pelajaran merupakan indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah. Pertemuan ketiga, aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 dan X MIA 4 tidak memiliki perbedaan yang sangat besar. Aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 lebih besar dari pada kelas X MIA 4. Hal ini dikarenakan, kemampuan bertukar pendapat dan kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota kelompok peserta didik kelas X MIA 3 mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan kelas X MIA 4 mengalami peningkatan namun tidak signifikan. Hal ini dikarenakan kelas X MIA 4 mengalami kesulitan dalam materi tata nama senyawa, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam kemampuan lisan (kemampuan bertukar pendapat dan kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota kelompok). Aktivitas belajar kimia peserta didik yang paling rendah dari setiap pertemuan adalah kemampuan peserta didik membaca materi pelajaran. Peserta didik akan membaca materi pelajaran ketika disuruh oleh pendidik atau hanya saat mengerjakan LKPD. Tidak semua peserta didik mau untuk membaca sebelum kegaiatan pembelajaran meskipun sudah ditegur oleh pendidik. 3. Perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV Hipotesis alternatif ketiga adalah ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik kelas XMIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan perhitungan uji-t sama subjek menunjukkan ada perbedaan aktivitas 67 belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan tahun ajaran 2016/2017. Aktivitas belajar kimia peserta didik kelas Jigsaw IV mengalami peningkatan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan peserta didik merasa senang dengan kegiatan pembelajaran. Peserta didik nyaman dengan kegiatan pembelajaran sehingga tidak enggan untuk melakukan aktivitas belajar. Selain itu peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran karena kelompok asal dibentuk sendiri oleh peserta didik. Peserta didik tidak merasa takut dengan pendidik. Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar kimia peserta didik adalah antusias untuk mengikuti kegiatan diskusi dan tdak merasa malu untuk bertanya dengan pendidik atau pun antar teman. Peserta didik dalam kelas ini juga saling membantu anggota kelompok yang lain untuk memahami materi pelajaran. Menurut Turkmen (2015), pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV merupakan model kooperatif pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik saling berinteraksi dengan peserta didik yang lain dalam kegiatan, kegiatan pembelajaran lebih efektif dan peserta didik lebih tertarik dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran ini sesuai untuk materi pelajaran sains pada semua tingkat sekolah. Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar kimia peserta didik ada dua yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan fisik dan keadaan jasmani, sedangkan faktor psikologis meliputi perhatian, tanggapan, dan ingatan. Keadaan fisik meliputi pancaindera yang berfungsi dengan baik atau tidak. Keadaan jasmani dalam belajar digambarkan dengan segar atau tidaknya tubuh peserta 68 didik. Kondisi jasmani peserta didik bisa mengalami kelelahan dikarenakan bermain saat istirahat atau kegiatan fisik lainnya. Kondisi peserta didik yang mengalami kelelahan ditandai dengan menguap di dalam kelas, sehingga peserta didik tidak konsentrasi dalam belajar. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik adalah faktor psikologis. Hal ini dikarenakan aktivitas belajar melibatkan faktor perhatian, ingatan, dan tanggapan. Aktivitas yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan memperhatikan penjelasan materi, kegiatan bertanya, kegiatan menanggapi, kegiatan mengulang materi pelajaran dan kegiatan memecahkan masalah (Maradona, 2016). Hambatan yang didapat pendidik pada kelas Jigsaw IV pada pertemuan ketiga peserta didik kelihatan kelelahan dan merasa bosan. Hal ini, dikarenakan jadwal pelajaran kelas Jigsaw IV selalu siang yakni jam 13.00 WIB. Selain itu, kondisi kelas sangat panas dan setiap pergantian jam peserta didik harus pindah kelas (rolling class) peserta sudah kelelahan sehingga kegiatan diskusi pada pertemuan terakhir peserta didik kurang aktif. Menurut Lestari (2015) peserta didik pada umumnya akan lebih konsentrasi, fokus dan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada pagi hari. Pagi hari peserta didik masih segar sehingga peserta didik lebih berminat untuk belajar. Belajar pada waktu siang hari, peserta didik sudah banyak yang mengalami kelelahan karena aktivitas di pagi hari. Peserta didik cenderung mengantuk dan kurang berminat untuk belajar, tetapi tidak semua peserta didik yang terpengaruh pada perbedaan waktu belajar. Beberapa peserta didik lebih suka belajar pada waktu siang dan sore hari. 4. Perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I 69 Hipotesis alternatif kedua adalah ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif Jigsaw I. Berdasarkan perhitungan uji-t sama subjek menunjukkan ada perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif Jigsaw I. Aktivitas belajar kimia peserta didik mengalami kenaikan dikarenakan peserta didik merasa tidak mendapat tekanan dari pendidik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara menegangkan. Peserta didik merasa senang dan santai saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, pelajaran pada kelas ini dilakukan pada jam pertama dan kedua, sehingga peserta didik antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan peserta didik belum mengantuk, lelah dan jenuh. Menurut Wardani (2011), secara umum model pembelajaran kooperatif dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan. Peserta didik lebih semangat untuk belajar, sehingga aktivitas belajar peserta didik meningkat. 5. Perbedaan Hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV Hipotesis alternatif yang digunakan adalah ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan kooperatif tipe Jigsaw IV. Berdasarkan perhitungan anakova menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Mertoyudan yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV, jika kemampuan awal dikendalikan secara statistik. Rerata hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 meningkat sebesar 4,91667 poin sedangkan untuk kelas X MIA 4 meningkat sebesar 6,97569 poin. Berdasarkan data tersebut hasil belajar 70 kimia peserta didik kelas X MIA 4 lebih tinggi dari pada kelas X MIA 4. Hasil tersebut mendukung hipotesis adanya perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. Pembelajaran dengan mengunakan model kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini terbukti dengan hasil belajar peserta didik pada kedua kelas mengalami peningkatan. Pada kegiatan pembelajaran ini peserta didik merasa senang dan tidak tertekan (Prastiwi, 2015). Hasil belajar peserta didik pada kedua kelas mengalami peningakatan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran memiliki tanggung jawab untuk membantu peserta didik yang lain untuk memahami materi yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie (2002) pada model kooperatif tipe Jigsaw terdapat lima unsur yang mendukung hasil belajar peserta didik meningkat yakni: a. Saling ketergantungan antara peserta didik yakni peserta didik dalam saatu kelompok saling memotivasi peserta didik yan lain untuk memahami materi pelajaran. b. Tanggung jawab perorangan. Model pembelajaran tipe Jigsaw, peserta didik bertanggung jawab untuk memahami materi yang didapat untuk disampaikan kepeserta didik yang lain. c. Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan peserta didik yang lain dan tanya dengan pendidik untuk memahami materi yang diberikan. d. Komunikasi antar anggota, peserta didik saling tergantung untuk mendengarkan penyampaian materi yng disampaikan oleh peserta didik yang 71 lain. Proses ini juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam kemampuan mengemumakakan pendapat. e. Evaluasi kerja kelompok agar proses pembelajaran dan hasil kerja antar peserta didik menjadi lebih efektif. Hasil belajar kimia peserta didik kelas Jigsaw IV menunjukkan ada peningkatan yang lebih tinggi dari kelas Jigsaw I. Hal ini, pada Jigsaw IV, terdapat kuis pada kelompok ahli yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi yang didiskusikan pada kelompok ahli. Pada kelas Jigsaw IV terdapat kuis pada materi bersama. Kelas Jigsaw IV diakhiri dengan re-teaching, pendidik mengajarkan dan menjelaskan materi yang dianggap sulit oleh peserta didik, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan lagi pada materi yang diajarkan. Perbedaan pada kelas Jigsaw I adalah peserta didik tidak diuji pemahaman materi pada kelompok ahli sehingga pendidik tidak mengetahui kemampuan peserta didik pada kelompok ahli. Kelas Jigsaw I tidak diakhiri dengan re-teaching. Meskipun hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA 3 yang mengikuti kelas Jigsaw I lebih rendah dari pada kelas X MIA 4 yang mengikuti kelas Jigsaw IV, namun hasil belajar peserta didik kelas X MIA 3 mengalami peningkatan sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Menurut Holliday (2002), re-teaching sangat penting bagi peserta didik yang belum memahami materi pelajaran yan sedang dipelajari. Re-teaching membantu peserta didik untuk meningkat hasil belajar pada kegiatan pembelajaran yan berlangsung, sehingga pada kegiatan pembelajaran yang selanjutnya peserta didik tidak mengalami kesulitan. 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan aktivitas belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV. 2. Ada perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. 3. Ada perbedaan antara aktivitas belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. 4. Ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV, jika kemampuan awal dikendalikan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar kimia peserta didik. 2. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV sebaiknya dilaksanakan pada jam pelajaran awal. 73 3. Sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. 4. Peserta didik hendaknya memanfaatkan waktu dengan baik pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 5. Pendidik diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan Jigsaw IV pada permasalahan yang berbeda. 74 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2012) Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara Brady, J. E. (1999). Kimia universitas asas dan struktur edisi kelima jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara. Djamarah, S.B. (2010). Pendidik dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta Hamalik, O.(2009). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hasibuan, A. A., Syah, D. & Supardi. (2009). Pengantar statitik pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Hidayahtun, I. N. (2011). Perbandingan keefektifan antara metode pembelajaran Jigsaw dan Syndicate group terhadap motivasi, aktivitas dan prestasi belajar kimia peserta didik kelas X Semester 2 SMA Negeri 3 Bantul tahun ajaran 2010/2011. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Holliday, D. C. (2002). Jigsaw IV: Using student/teacher concerns to improve Jigsaw III. Lanham, MD: University Press of America. Jansoon, N., Somsook, S., & Coll, R.K. (2008). Thai undergraduate chemistry practical learning experiences using the Jigsaw IV method. Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia, 31(2), 178200. Junior, T. U. G. (2013). Application of accelereted learning in teaching enviromental control system in Qassim University. International Journal of Education and Learning, 2(2), 27-38. Lestari, Indah. (2015). Pengaruh waktu belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika. Jurnal Formatif, 3(2), 115-125. Lie, Anita. (2002). Cooperative learning mempraktikkan cooperative learning di ruang kelas. Jakarta: Grasindo. Maonde, F., et al. (2015). The discrepancy of students’ mathematic achievement through cooperative learning model, and the ability in mastering languages and science. International Journal of Education and Research, 3(1), 141-158. Maradona. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 17, 1.6191.628 Minyaningrum, M. D. (2011). Perbandingan keefektifan antara metode pembelajaran Jigsaw dan Syndicate group terhadap motivasi, aktivitas dan prestasi belajar kimia peserta didik kelas X SMA Negeri 75 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Muhith, S. (2007). Pembelajaran kontekstual. Semarang: Ra Sail Media Gruop. Mulyanti, S. (2015). Kimia dasar jilid 1. Bandung: Alfabeta. Mutmainah. (2015). Perbedaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw berbasis scientific approach dan model direct intruction pada materi laju reaksi terhadapa motivasi dan prestasi belajar kimia peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan Sleman tahun Ajaran 2014/2015 Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Oselumese, B. I., Omoike, D., & Andrew, O. (2016). Environmental influence on students’ academic performance in secondary school. International Journal of Fundamental Psychology and Social Science, 6(1), 10-14. Payri, D. (2015). Cooperative Learning: School education. International journal of scientific research, 4, 66-70. Petrucci, et al. (2008). Kimia dasar prinsip-prinsip dan aplikasi moderen edisi kesembilan jilid 1. Jakarta: Erlangga. Prastiwi, M. N. B., (2015). Efektivitas penerapan metode Jigsaw pada pembelajaran topik Sel Elektrokimia ditinjau dari aspek prestasi belajar kimia dan sikap ilmiah peserta didik kelas XII IPA SMA Negeri 2 Bantul tahun ajaran 2014/2015. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Purwanto, N. (2013). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sadirman AM. (1996). Interaksi dan motivai belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Saefuddin, A. & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sastrohamidjojo, H. (2010). Kimia dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah panduan lengkap untuk belajar komputasi statistik menggunakan spps 16. Yogyakarta: Andi. Setiyawan, A. & Arifin, Z. (2012). Pengembangan pembelajaran aktif dengan ICT. Yogyakarta: PT Skripta Media Creative. Shoimin, A. (2016). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 76 Slavin, R. E. (2010). Cooperative learning teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media. Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Sudjana, N. (2010). Dasar –dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2015). Statistik nonparametris untuk penlitian. Bandung: Alfabeta. Suharjo, B. (2008). Analisis regresi terapan dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprijono, A. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suryabrata, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suyanti, S. B. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Timayi, J. M., Bolaji, C., and Kajuru, Y. K. N. (2015). Effects of Jigsaw IV Cooperative Learning Strategy (J4CLS) on academic performance of secondary school students in geometry. International Journal of Mathematics Trends and Technology, 28(1), 12-18. Trihendra, C. (2013). Langkah-langkah mudah menguasai SPSS 21. Yogyakarta: Andi Turkmen, H. & Buyukaltay, D. (2015). Which one is better? Jigsaw II versus Jigsaw IV on the subject of the building blocks of matter and atom. Journal of Education iin Science, Environment and Health, 1, 87-94. Wardani, G. A., (2011). Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap aktivitas belajar dan prestasi belajar kimia peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2010/2011. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Warsono & Hariyanto. (2012). Pembelajaran aktif teori dan asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Widyoko, E. P. (2014). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widhiarso, W. (2010). Aplikasi Analisis Kovarian dalam Psikologi Eksperimen. Manuskrip tidak dipublikasikan. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta 77 LAMPIRAN 78 Lampiran 1. RPP Jigsaw I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw I) Pertemuan 1 A. Identitas Satuan pendidikan : SMA N 1 Mertoyudan Mata pelajaran : Kimia Kelas/semester : X/2 Materi pokok : Reaksi reduksi oksidasi Alokasi waktu : 2 jam pelajaran B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan C. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 79 Lampiran 1. RPP Jigsaw I 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan D. Indikator 1. Menjelaskan pengertian bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion. 3. Membedakan konsep oksidasi reduksi di tinjau dari penangkapan dan pelepasan oksigen, serah terima elektron, dan perubahan bilangan oksidasi. 4. Menjelaskan reaksi redoks. E. Materi ➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi 1. Pelepasan dan pengikatan elektron Oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat. 2. Transfer elektron Reaksi-reaksi yang disertai perpindahan elektron dari suatu atom ke atom lain disebut dengan reaksi oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. 3. Perubahan bilangan oksidasi Oksidasi menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan arti adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Sedangkan pengertian reduksi menyatakan setiap penurunan dalam bilangan oksidasi. Dalam oksidasi dan reduksi yatu kenaikan dan penurunan bilangan-bilangan oksidasi dihasilkan 80 Lampiran 1. RPP Jigsaw I dari perpindahan elektron-elektron. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama-sama Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam bilangan oksidasi. ➢ Bilangan oksidasi Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang memberikan pengertian-pengertian seperti : a) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O. b) Pada ion-ion yang sederhana (yaituyang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut. Contohnya adalah Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium adalah +3. Pada unsurunsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya membentuk ion-ion +1. Bilangan oksidasinya dalam semua persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II, hanya membentuk ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam semua persenyawaan. c) Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi dari setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian pada senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2 oksigen mempunya bilangan oksidasi +2. d) Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1. e) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ; a) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan menjadi nol. b) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari 81 Lampiran 1. RPP Jigsaw I satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi sama dengan muatan pada ion. Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan oksidasinya adalah -2. F. Strategi pembelajaran Model : kooperatif tipe Jigsaw I G. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan 1. Media pembelajaran a. papan tulis 2. Alat dan bahan a. Alat 1. kertas folio b. Bahan 1. Lembar kerja siswa H. Langkah-langkah pembelaja No. Kegiatan Alokasi waktu 1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit a. Membuka pelajaran • Salam pembuka, doa dan presensi • Mengecek kesiapan belajar peserta didik b. Menyampaikan topik Reaksi Reduksi dan Oksidasi 2. Kegiatan inti 70 menit ➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik sebagai kelompok asal. ➢ Peserta didik bergabung kelompoknya masing-masing. 82 sesuai dengan Lampiran 1. RPP Jigsaw I ➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda ➢ Peserta didik dalam kelompok asal akan mendapat satu LKPD yang berbeda dengan anggota kelompok pada kelompok asal. ➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan temannya yang mempunyai materi yang sama dari kelompok asal yang lain untuk membentuk kelompok ahli. ➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang diberikan oleh pendidik. ➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang akan dibahas dari berbagai sumber. ➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan konsep materi yang dipelajari. ➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu secara berkelompok. Nilai yang didapat dari menjawab pertanyaan dipakai sebagai nilai kelompok. ➢ Peserta didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat. 3. ➢ Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran 10 menit pada hari ini. ➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. ➢ Guru mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam. 83 pembelajaran Lampiran 1. RPP Jigsaw I I. Penilaian Aspek yang dinilai Pengetahuan Aktivitas belajar siswa Instrumen penilaian Cara penilaian Keterangan Lembar soal Lembar angket aktivitas belajar siswa Terlampir Terlampir 84 Ujian tertulis Mengisi angket Lampiran 1. RPP Jigsaw I KUIS PERTEMUAN 1 1. Jelaskan perkembangan konsep redoks! 2. Apakah yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor? 3. Tentukan reaksi reduksi atau oksidasikah pada reaksi-reaksi berikut ini! a. C + O2 CO2 3+ b. Fe Fe2+ 4. Tunjukan perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi berikut PbO + H2SO4 PbSO4 + H2O 5. Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi untuk reaksi berikut! Fe + 2HCl FeCl2 + H2 6. Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing unsur berikut ini! a. B, C, H2 dan O2 b. LiOH, KF dan NaOH c. CaCl2 dan Ba(OH)2 d. BF3 dan Al(OH)3 1. 2. 3. 4. 5. KUNCI JAWABAN Perkembangan konsep redoks ada 3, yaitu: a. Pelepasan oksigen (reduksi) dan pengikatan oksigen (okidasi). b. Pelepasan elektron (oksidasi) dan pengikatan elektron (reduksi). c. Peningkatan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan oksidasi (reduksi). Oksidator adalah zat yang menyebabkab zat lain mengalami oksidasi. Reduktor adalah zat yang menyebabkan zat lain tereduksi. a. Oksidasi b. Reduksi PbO + H2SO4 PbSO4 + H2O (tidak ada perubahan) +2-2 +2+6-2 +2+6-2 +2-2 Reduktor: Fe, oksidator: 2HCl, hasil oksidasi: FeCl2 dan hasil reduksi: H2 a. Semua bilangan oksidasina nol (0). b. LiOH KF NaOH +1-2+1 +1-1 +1-2+1 c. CaCl2 Ba(OH)2 +2-1 +2-2-1 d. BF3 Al(OH)3 +3-1 +3-2+1 85 Lampiran 1. RPP Jigsaw I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw I) Pertemuan 2 B. Identitas Satuan pendidikan : SMA N 1 Mertoyudan Mata pelajaran : Kimia Kelas/semester : X/2 Materi pokok : Reaksi reduksi oksidasi Alokasi waktu : 2 jam pelajaran A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam 86 Lampiran 1. RPP Jigsaw I merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan C. Indikator 1. Menentukan bilangan oksidasi. 2. Membedakan reaksi autoredoks dengan reaksi redoks biasa. D. Materi ➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam bilangan oksidasi. Reaksi disproporsionasi adalah reaski redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama . reaksi konproporsionasi merupakan reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama. ➢ Bilangan oksidasi Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang memberikan pengertian-pengertian seperti : ➢ Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O. ➢ Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut. Contohnya adalah Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium adalah +3. Pada unsur-unsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya 87 Lampiran 1. RPP Jigsaw I membentuk ion-ion +1. Bilangan oksidasinya dalam semua persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II, hanya membentuk ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam semua persenyawaan. ➢ Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi dari setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian pada senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2 oksigen mempunya bilangan oksidasi +2. ➢ Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1. ➢ Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ; c) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan menjadi nol. d) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi sama dengan muatan pada ion. Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan oksidasinya adalah -2. E. Strategi pembelajaran Model : kooperatif tipe Jigsaw I F. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan 1. Media pembelajaran a. papan tulis 2. Alat dan bahan a. Alat 88 Lampiran 1. RPP Jigsaw I 1. kertas folio b. Bahan G. Langkah-langkah pembelajaran No. Kegiatan Alokasi waktu 1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit a. Membuka pelajaran • Salam pembuka, doa dan presensi • Mengecek kesiapan belajar peserta didik b. Apersepsi Pendidik menanyakan materi pelajaran yang telah dipelajari. Apakah yang dimaksug dengan reaksi redoks? Suatu reaksi pasti terdapat reaktan dan produk, bagaimanakah nama pereaktan dan produk dalam suatu reaksi? Bagaimanakah aturan dalam memberi nama pada suatu senyawa? c. Menyampaikan topik Reaksi Reduksi dan Oksidasi 2. Kegiatan inti 70 menit ➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik sebagai kelompok asal. ➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing. ➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda ➢ Peserta didik dalam kelompok asal akan mendapat satu LKPD yang berbeda dengan anggota kelompok pada kelompok asal. ➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan temannya yang mempunyai materi yang sama dari 89 Lampiran 1. RPP Jigsaw I kelompok asal yang lain untuk membentuk kelompok ahli. ➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang diberikan oleh pendidik. ➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang akan dibahas dari berbagai sumber. ➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan konsep materi yang dipelajari. ➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu secara berkelompok. Nilai yang didapat dari menjawab pertanyaan dipakai sebagai nilai kelompok. ➢ Peserta didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat. 3. ➢ Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran pada 10 menit hari ini. ➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. ➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. H. Penilaian Aspek yang dinilai Pengetahuan Aktivitas belajar siswa Instrument penilaian Lembar soal Lembar angket aktivitas belajar siswa 90 Cara penilaian Keterangan Ujian tertulis Terlampir Terlampir Lampiran 1. RPP Jigsaw I KUIS PERTEMUAN 2 1. Tentukan bilangan oskidasi pada unsur-unsur berikut ini! a. Na2O2, H2O2 , dan BaO2 b. H2S, HCl dan HI c. LiH, CaH2 dan KH d. SO3, LiOH dan H2SO4 2. Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi dan reaksi konproporsionasi! 3. Tunjukan terjadinya reaksi oksidasi dan reduski pada reaksi berikut! Tentukan pula reaksi tersebut termasuk reaksi disproporsionasi atau reaksi konproporsionasi! 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3H2O 4. Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi berikut! 5Fe2+ + MnO4- + 8 H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O 5. Tentukan reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan reaksi redoks! a. MnO2 + 4HCl MnCl2 + 2H2O + Mn2+ b. 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O KUNCI JAWABAN 1. a. Na2O2 H2O2 , dan BaO2 +1-1 +1-1 +2-2 c. H2S, HCl dan HI +1-2 +1-1 +1-1 d. LiH, CaH2 dan KH +1-1 +2-1 +1-1 e. SO3, LiOH dan H2SO4 +6-2 +1-2+1 +1+6-2 2. Reaksi disproporsionasi adalah peristiwa yang dimana satu zat dapat mengalami reaksi oksidasi sekaligus reaksi reduksi. Rekasi konproporsionasi adalah peritiwa yang menghasilkan satu zat hasil dari reaksi okdasi dan redusksi. 3. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang disebut dengan reaksi disproporsionasi. 4. Oksidator: MnO4- , reduktor: 5Fe2+, hasil oksidasi: 5Fe3+, hasil reduksi: Mn2+ 5. a. Reaksi redoks dan b. Bukan reaksi redoks. 91 Lampiran 1. RPP Jigsaw I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw I) Pertemuan 3 A. Identitas Satuan pendidikan : SMA N 1 Mertoyudan Mata pelajaran : Kimia Kelas/semester : X/2 Materi pokok : Reaksi reduksi oksidasi Alokasi waktu : 2 jam pelajaran B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan C. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 92 Lampiran 1. RPP Jigsaw I 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan D. Indikator 1. Menjelaskan pengertian rumus dan nama kimia 2. Memberi nama dan rumus senyawa ionik, kovalen biner, hidrokarbon 3. Memberi nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. E. Materi Tata nama senyawa 1. Nama senyawa anorganik a) Senyawa biner dari logam dan nonlogam Senyawa yang terbentuk dari dua unsur, jika unsur penyusuannya dari unsur logam dan nonlogam disebut dengan senyawa biner dari logam dan nonlogam. Aturan penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah tulis nama logam tanpa modifikasi, kemudian tulis nama nonlogam yang dimodifikasi dengan akhiran –ida. Contohnya adalah MgI3 nama senyawanya adalah magnesium iodida (Petrucci dkk, 2008: 84). b) Senyawa biner dari dua unsur nonlogam Senyawa biner ini bukan tersusun dari unsur logam dengan unsur nonlogam, tetapi tersusun dari senyawa molekul. Aturan penamaan senyawa ini adalah tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi negatif dengan akhiran –ida. Contohnya senyawa HCl nama senyawanya adalah hidrogen klorida (Petrucci 93 Lampiran 1. RPP Jigsaw I dkk, 2008: 86). Penamaan senyawa biner dari dua unsur nonlogam dapat menggunakan sistem awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap maca unsur dalam satu molekul zat. Awalan beserta artinya adalah sebagai berikut: mono- : satu heksa- : enam di- : dua hepta- : tujuh tri- : tiga okta- : delapan tetra- : empat nona- : sembilan penta- : lima deka- : sepuluh Contohnya adalah NO2 nama senyawanya adalah nitrogen dioksida (Brady, 1999: 156). c) Ion poliatomik Ion poliatomik merupakan ion yang tersusun dari dua atau lebih atom. beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut: Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah OH- nama ionnya adalah ion hidrosida. Akhiran yang lazim adalah –it dan – at, dan beberapa berawalan hipo- atau per-. Nonlogam seperti Cl, N, P dan S membentuk deret anion okso yang mengandung jumlah oksigen berbeda. Penamaanya terkait dengan bilangan oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom O, dimulai dari hipo- hingga per-, berdasarkan meningkatnya bilangan oksidasi nonlogam atau meningkatnya jumlah atom oksigen, berikut adalah urutannya: Hipo----it -----it -----at per------at Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 (Petrucci dkk, 2008: 87). d) Asam dan basa Asam adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen. Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama anion dengan akhiran –ida. Contonhya, HF nama senyawanya adalah asam fluorida (Sri Mulyani, 2015: 29). Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion hidroksida berikatan dengan kation logam terutama golongan alkali, alkali 94 Lampiran 1. RPP Jigsaw I tanah dan logam alumunium. Penamaan senyawa basa adalah nama logam diikuti dengan nama hidroksida. Contohnya, NaOH nama senyawanya adalah natrium hidroksida (Sri Mulyani, 2015: 30). 2. Nama senyawa organik Semua senyawa organik mengandung atom karbon, hampir semua mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen atau sulfur. Terdapat banyak senyawa organik di alam dan molekulnya juga rumit, nama senyawa organik juga rumit. Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan nama sitematik (Petrucci dkk, 2008: 90). a) Hidrokarbon Hidrokarbon merupakan senyawa hanya yang mengandung atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena dan alkuna. Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8). Alkena adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Contohnya adalah etuna (C2H4) dan propena (C3H6) (Petrucci dkk, 2008: 91). b) Alkohol Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus hidroksil (Petrucci dkk, 2008: 97). Contohnya adalah CH3OH (metanol) dan C5H5OH (etanol) (Unggul Sudarmo, 2013: 186). c) Asam karboksilat Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksilat (Petrucci dkk, 2008: 97). Contohnya adalah CH3COOH ( asam etanoat atau asam asetat) dan CHCOOH (asam metanoat) (Unggul Sudarmo, 2013: 186). F. Strategi pembelajaran Model : kooperatif tipe Jigsaw I G. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan 1. Media pembelajaran a. papan tulis 2. Alat dan bahan a. Alat 1. kertas folio b. Bahan 95 Lampiran 1. RPP Jigsaw I 1. Lembar kerja siswa H. Langkah-langkah pembelajaran No. Kegiatan Alokasi waktu 1. Kegiatan Pendahuluan 10 a. Membuka pelajaran menit • Salam pembuka, doa dan presensi • Mengecek kesiapan belajar peserta didik d. Menyampaikan topik Reaksi Reduksi dan Oksidasi 2. Kegiatan inti 70 ➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa menit kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik sebagai kelompok asal. ➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing. ➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda ➢ Peserta didik dalam kelompok asal akan mendapat satu LKPD yang berbeda dengan anggota kelompok pada kelompok asal. ➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan temannya yang mempunyai materi yang sama dari kelompok asal yang lain untuk membentuk kelompok ahli. ➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang diberikan oleh pendidik. ➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang akan dibahas dari berbagai sumber. ➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan 96 Lampiran 1. RPP Jigsaw I konsep materi yang dipelajari. ➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu secara berkelompok. Nilai yang didapat dari menjawab pertanyaan dipakai sebagai nilai kelompok. ➢ Peserta didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat. 3. ➢ Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran pada 10 hari ini. menit ➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. ➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. I. Penilaian Aspek yang dinilai Instrument penilaian Cara Keterangan penilaian Pengetahuan Lembar soal Ujian tertulis Terlampir Aktivitas belajar Lembar angket aktivitas Mengisi Terlampir siswa belajar siswa angket 97 Lampiran 1. RPP Jigsaw I KUIS PERTEMUAN 3 I. Tuliskan nama IUPAC senyawa berikut ini: a. Ba(OH)2 b. Fe(OH)3 c. HCl d. HI II. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut! a. Besi(II) oksida b. Asam sulfat c. Tembaga(II) sulfida d. Natrium fosfat III. Tuliskan nama ion-ion berikut ini! a. SO32b. Fc. Pb4+ d. Ba2+ IV. Tuliskan nama IUPAC senyawa-senyawa berikut! a. SO2 b. CO c. N2O5 d. AlCl3 V. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini! a. Nitrogen oksida b. Amonia c. Tembaga(II) klorida d. Besi(III) klorida VI. Tuliskan nama IUPAC senyawa-senyawa berikut ini! a. NaClO b. NaClO2 c. NaClO3 d. NaClO4 98 Lampiran 1. RPP Jigsaw I KUNCI JAWABAN 1. a. b. c. d. 2. a. b. c. d. 3. a. b. c. d. 4. e. f. g. h. 5. a. b. c. d. 6. a. b. c. d. Tuliskan nama senyawa berikut ini: Barium(II) hidroksida Besi(III) hidroksida Asam klorida Asam iodida Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut! FeO H2SO4 CuS Na3PO4 Tuliskan nama ion-ion berikut ini! sulfit flourida Timbal(IV) Barium Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut! Sulfur dioksida Karbon monoksida Dinitrogen pentaoksida Alumuniun klorida Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini! NO NH3 CuCl2 FeCl3 Tuliskan nama trivial senyawa-senyawa berikut ini! Natrium hipoklorit Natrium klorit Natrium klorat Natrium perklorat 99 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw IV) Pertemuan 1 A. Identitas Satuan pendidikan : SMA N 1 Mertoyudan Mata pelajaran : Kimia Kelas/semester : X/2 Materi pokok : Reaksi reduksi oksidasi Alokasi waktu : 2 jam pelajaran B. Kompetensi Inti 1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan C. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) 99 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan D. Indikator 1. Menjelaskan pengertian bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion. 3. Membedakan konsep oksidasi reduksi di tinjau dari penangkapan dan pelepasan oksigen, serah terima elektron, dan perubahan bilangan oksidasi. 4. Menjelaskan reaksi redoks. E. Materi ➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi 1. Pelepasan dan pengikatan elektron Oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat. 2. Transfer elektron Reaksi-reaksi yang disertai perpindahan elektron dari suatu atom ke atom lain disebut dengan reaksi oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. 3. Perubahan bilangan oksidasi Oksidasi menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan arti adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Sedangkan pengertian reduksi menyatakan setiap penurunan dalam bilangan oksidasi. Dalam oksidasi dan reduksi yatu kenaikan dan penurunan bilangan-bilangan oksidasi dihasilkan dari perpindahan elektron-elektron. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama-sama 100 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam bilangan oksidasi. ➢ Bilangan oksidasi Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang memberikan pengertian-pengertian seperti : a) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O. b) Pada ion-ion yang sederhana (yaituyang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut. Contohnya adalah Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium adalah +3. Pada unsur-unsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya membentuk ion-ion +1. Bilangan oksidasinya dalam semua persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II, hanya membentuk ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam semua persenyawaan. c) Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi dari setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian pada senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2 oksigen mempunya bilangan oksidasi +2. d) Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1. e) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ; 1) Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan menjadi nol. 2) Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan 101 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV menjadi sama dengan muatan pada ion. Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan oksidasinya adalah -2. F. Strategi pembelajaran Model : kooperatif tipe Jigsaw IV G. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan 1. Media pembelajaran a. papan tulis 2. Alat dan bahan a. Alat 1. kertas folio b. Bahan 1. Lembar kerja siswa H. Langkah-langkah pembelajaran No. Kegiatan Alokasi waktu Kegiatan II. Pendahuluan 10 menit a. Membuka pelajaran • Salam pembuka, doa dan presensi • Mengecek kesiapan belajar peserta didik b. Apersepsi Pendidik memberikan contoh reaksi dalam kehidupan segari-hari. Peristiwa pengkaratan besi dan peristiwa membakar kertas, peristiwa tersebut merupakan peristiwa sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apakah yang menyebabkan besi bisa berkarat dan kertas bisa terbakar? Dan mengapa besi bisa berkarat dan kertas bisa terbakar? 102 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV c. Menyampaikan topik Reaksi Reduksi dan Oksidasi Kegiatan III. inti 100 menit ➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik sebagai kelompok asal. ➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing. ➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda ➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan temannya yang mempunyai materi yang sama untuk membentuk kelompok ahli. ➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang diberikan oleh pendidik. ➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang akan dibahas dari berbagai sumber. ➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan konsep materi yang dipelajari. ➢ Anggota kelompok ahli menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh pendidik sebagai kuis dan mengecek pemahaman anggota kelompok ahli. ➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal untuk didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat. ➢ Peserta didik menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu secara berkelompok. 103 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV ➢ Peserta didik mengerjakan kuis individu. IV. ➢ Pendidik menanyakan kejelasan materi yang 25 menit dipelajari dan kesulitan dalam mengerjakan kuis individu. ➢ Peserta didik menyimpulkan tentang Bilangan Oksidasi dan Konsep oksidasi dan reduksi. ➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. ➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. I. Penilaian Aspek yang dinilai Pengetahuan Aktivitas belajar siswa Instrument penilaian Lembar soal Lembar angket aktivitas belajar siswa 104 Cara penilaian Keterangan Ujian tertulis Mengisi angket Terlampir Terlampir Lampiran 2. RPP Jigsaw IV KUIS PERTEMUAN 1 1. Jelaskan perkembangan konsep redoks! 2. Apakah yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor? 3. Tentukan reaksi reduksi atau oksidasikah pada reaksi-reaksi berikut ini! a. C + O2 CO2 b. Fe3+ Fe2+ 4. Tunjukan perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi berikut PbO + H2SO4 PbSO4 + H2O 5. Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi untuk reaksi berikut! Fe + 2HCl FeCl2 + H2 6. Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing unsur berikut ini! a. B, C, H2 dan O2 b. LiOH, KF dan NaOH c. CaCl2 dan Ba(OH)2 d. BF3 dan Al(OH)3 KUNCI JAWABAN 1. Perkembangan konsep redoks ada 3, yaitu: a. Pelepasan oksigen (reduksi) dan pengikatan oksigen (okidasi). b. Pelepasan elektron (oksidasi) dan pengikatan elektron (reduksi). c. Peningkatan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan oksidasi (reduksi). 2. Oksidator adalah zat yang menyebabkab zat lain mengalami oksidasi. Reduktor adalah zat yang menyebabkan zat lain tereduksi. 3. a. Oksidasi b. Reduksi 4. PbO + H2SO4 PbSO4 + H2O (tidak ada perubahan) +2-2 +2+6-2 +2+6-2 +2-2 V. Reduktor: Fe, oksidator: 2HCl, hasil oksidasi: FeCl2 dan hasil reduksi: H2 a. Semua bilangan oksidasina nol (0). b. LiOH KF NaOH +1-2+1 +1-1 +1-2+1 c. CaCl2 Ba(OH)2 +2-1 +2-2-1 d. BF3 Al(OH)3 +3-1 +3-2+1 105 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw IV) Pertemuan 2 I. Identitas Satuan pendidikan : SMA N 1 Mertoyudan Mata pelajaran : Kimia Kelas/semester : X/2 Materi pokok : Reaksi reduksi oksidasi Alokasi waktu : 2 jam pelajaran II. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan III. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 3.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam 106 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 3.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 3.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan IV. Indikator 1. Menentukan bilangan oksidasi. 2. Membedakan reaksi autoredoks dengan reaksi redoks biasa. V. Materi ➢ Konsep reaksi reduksi oksidasi Zat pengoksidasi didefinisikan sebagai senyawa yang mengoksidasi yakni senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu penurunan dalam bilangan oksidasi. Zat pereduksi adalah senyawa yang mereduksi yaitu senyawa yang mengandung atom yang menunjukkan suatu kenaikan dalam bilangan oksidasi. Reaksi disproporsionasi adalah reaski redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama . reaksi konproporsionasi merupakan reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama. ➢ Bilangan oksidasi Bilangan oksidasi dapat dinyatakan sebagai tingkatan oksidasi yang memberikan pengertian-pengertian seperti : a) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0. Contohnya adalah H2, Na, S8, P4 dan O. b) Pada ion-ion yang sederhana (yaituyang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut. Contohnya adalah Al3+, maka bilangan oksidasi dari ion alumunium adalah +3. Pada unsur-unsru golongan I dalam tabel periodik unsur hanya membentuk ion-ion +1. Bilangan oksidasinya dalam semua persenyawaan adalah +1. Unsur-unsur golongan II, 107 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV hanya membentuk ion-ion +2 sehingga, unsur-unsur tersebut selalu mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam semua persenyawaan. c) Pada senyawa-senyawa yang mengandung oksigen, nilangan oksidasi dari setiap atom oksigen pada umumnya -2. Tetapi terdapat pengecualian pada senyawa peroksida dan superoksida. Dalam senyawa H2O2, oksigen mempunyai bilangan oksidasi -1. Sehingga untuk semua senyawa peroksida bilangan oksidasi oksigen adalah -1. Dalam senyawa OF2 oksigen mempunya bilangan oksidasi +2. d) Pada senyawa yang mengandung hidrogen, maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Tetapi, untuk senyawa-senyawa hidrida, seperti NaH, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi -1. e) Semua bilangan oksidasi harus sesuai dengan kekelan muatan. Hal ini dapat dinyatakan dalamm keadaan-keadaan berikut ; • Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan menjadi nol. • Ion kompleks (partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu atom), bilangan oksidasi dari semua atom harus dijumlahkan menjadi sama dengan muatan pada ion. Bilangan oksidasi tidak sama dengan elektron valensi. Elektron valensi merupakan bilangan murni dan tidak mempunyai tanda plus atau minus yang menyertainya, sedangkan bilangan oksidasi dapat positif atau negatif bahkan nol. Sebagai contoh, H2O, elekron valensi oksigen adalah 2, tetapi bilangan oksidasinya adalah -2. VI. Strategi pembelajaran Model : kooperatif tipe Jigsaw IV VII. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan 1. Media pembelajaran a. papan tulis 2. Alat dan bahan a. Alat 1. kertas folio b. Bahan 1. Lembar kerja siswa 108 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV VIII. No. Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Alokasi waktu 1. Kegiatan Pendahuluan 10 b. Membuka pelajaran menit • Salam pembuka, doa dan presensi • Mengecek kesiapan belajar peserta didik c. Apersepsi Menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. d. Menyampaikan topik Reaksi Reduksi dan Oksidasi 2. Kegiatan inti 100 ➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa menit kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik sebagai kelompok asal. ➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing. ➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda ➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan temannya yang mempunyai materi yang sama untuk membentuk kelompok ahli. ➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang diberikan oleh pendidik. ➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang akan dibahas dari berbagai sumber. ➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan konsep materi yang dipelajari. ➢ Anggota kelompok ahli 109 menjawab beberapa Lampiran 2. RPP Jigsaw IV pertanyaan yang diberikan oleh pendidik sebagai kuis dan mengecek pemahaman anggota kelompok ahli. ➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal untuk didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat. ➢ Peserta didik menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu secara berkelompok. ➢ Peserta didik mengerjakan kuis individu.. 3. ➢ Pendidik menanyakan kejelasan materi yang 25 dipelajari dan kesulitan dalam mengerjakan kuis menit individu. ➢ Peserta didik menyimpulkan tentang Bilangan Oksidasi dan Konsep oksidasi dan reduksi. ➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. ➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. I. Penilaian Aspek yang dinilai Pengetahuan Aktivitas belajar siswa Instrument penilaian Lembar soal Lembar angket aktivitas belajar siswa 110 Cara penilaian Keterangan Ujian tertulis Terlampir Terlampir Lampiran 2. RPP Jigsaw IV KUIS PERTEMUAN 2 1. Tentukan bilangan oskidasi pada unsur-unsur berikut ini! a. Na2O2, H2O2 , dan BaO2 b. H2S, HCl dan HI c. LiH, CaH2 dan KH d. SO3, LiOH dan H2SO4 2. Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi dan reaksi konproporsionasi! 3. Tunjukan terjadinya reaksi oksidasi dan reduski pada reaksi berikut! Tentukan pula reaksi tersebut termasuk reaksi disproporsionasi atau reaksi konproporsionasi! 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3H2O 4. Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi berikut! 5Fe2+ + MnO4- + 8 H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O 5. Tentukan reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan reaksi redoks! a. MnO2 + 4HCl MnCl2 + 2H2O + Mn2+ b. 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O KUNCI JAWABAN 1. a. Na2O2 H2O2 , dan BaO2 +1-1 +1-1 +2-2 b. H2S, HCl dan HI +1-2 +1-1 +1-1 c. LiH, CaH2 dan KH +1-1 +2-1 +1-1 d. SO3, LiOH dan H2SO4 +6-2 +1-2+1 +1+6-2 2. Reaksi disproporsionasi adalah peristiwa yang dimana satu zat dapat mengalami reaksi oksidasi sekaligus reaksi reduksi. Rekasi konproporsionasi adalah peritiwa yang menghasilkan satu zat hasil dari reaksi okdasi dan redusksi. 3. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang disebut dengan reaksi disproporsionasi. 4. Oksidator: MnO4- , reduktor: 5Fe2+, hasil oksidasi: 5Fe3+, hasil reduksi: Mn2+ 5. a. Reaksi redoks dan b. Bukan reaksi redoks 111 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Jigsaw IV) Pertemuan 3 I. Identitas Satuan pendidikan : SMA N 1 Mertoyudan Mata pelajaran : Kimia Kelas/semester : X/2 Materi pokok : Reaksi reduksi oksidasi Alokasi waktu : 2 jam pelajaran II. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan III. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam 112 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.9 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa 4.9 Membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan. IV. Indikator 1. Menjelaskan pengertian rumus dan nama kimia 2. Memberi nama dan rumus senyawa ionik, kovalen biner, hidrokarbon 3. Memberi nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. V. Materi ➢ Tata nama senyawa 1) Nama senyawa anorganik a) Senyawa biner dari logam dan nonlogam Senyawa yang terbentuk dari dua unsur, jika unsur penyusuannya dari unsur logam dan nonlogam disebut dengan senyawa biner dari logam dan nonlogam. Aturan penamaan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah tulis nama logam tanpa modifikasi, kemudian tulis nama nonlogam yang dimodifikasi dengan akhiran –ida. Contohnya adalah MgI3 nama senyawanya adalah magnesium iodida (Petrucci dkk, 2008: 84). b) Senyawa biner dari dua unsur nonlogam Senyawa biner ini bukan tersusun dari unsur logam dengan unsur nonlogam, tetapi tersusun dari senyawa molekul. Aturan penamaan senyawa ini adalah tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian tulis nama unsur dengan bilangan oksidasi negatif dengan akhiran –ida. Contohnya senyawa HCl nama senyawanya adalah hidrogen klorida (Petrucci dkk, 2008: 86). Penamaan senyawa biner dari dua unsur nonlogam dapat menggunakan sistem awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap maca unsur dalam satu molekul zat. Awalan beserta artinya adalah sebagai berikut: 113 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV mono- : satu heksa- : enam di- : dua hepta- : tujuh tri- : tiga okta- : delapan tetra- : empat nona- : sembilan penta- : lima deka- : sepuluh Contohnya adalah NO2 nama senyawanya adalah nitrogen dioksida (Brady, 1999: 156). c) Ion poliatomik Ion poliatomik merupakan ion yang tersusun dari dua atau lebih atom. beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut: Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah OHnama ionnya adalah ion hidrosida. Akhiran yang lazim adalah –it dan –at, dan beberapa berawalan hipo- atau per-. Nonlogam seperti Cl, N, P dan S membentuk deret anion okso yang mengandung jumlah oksigen berbeda. Penamaanya terkait dengan bilangan oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom O, dimulai dari hipo- hingga per-, berdasarkan meningkatnya bilangan oksidasi nonlogam atau meningkatnya jumlah atom oksigen, berikut adalah urutannya: Hipo----it -----it -----at per------at Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 (Petrucci dkk, 2008: 87). d) Asam dan basa Asam adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen. Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama anion dengan akhiran –ida. Contonhya, HF nama senyawanya adalah asam fluorida (Sri Mulyani, 2015: 29). Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion hidroksida berikatan dengan kation logam terutama golongan alkali, alkali tanah dan logam alumunium. Penamaan senyawa basa adalah nama logam diikuti dengan nama hidroksida. Contohnya, NaOH nama senyawanya adalah natrium hidroksida (Sri Mulyani, 2015: 30). 2) Nama senyawa organik Semua senyawa organik mengandung atom karbon, hampir semua mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen atau sulfur. Terdapat banyak senyawa 114 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV organik di alam dan molekulnya juga rumit, nama senyawa organik juga rumit. Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan nama sitematik (Petrucci dkk, 2008: 90). a) Hidrokarbon Hidrokarbon merupakan senyawa hanya yang mengandung atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena dan alkuna. Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8). Alkena adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Contohnya adalah etuna (C2H4) dan propena (C3H6) (Petrucci dkk, 2008: 91). b) Alkohol Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus hidroksil (Petrucci dkk, 2008: 97). Contohnya adalah CH3OH (metanol) dan C5H5OH (etanol) (Unggul Sudarmo, 2013: 186). c) Asam karboksilat Senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksilat (Petrucci dkk, 2008: 97). Contohnya adalah CH3COOH ( asam etanoat atau asam asetat) dan CHCOOH (asam metanoat) (Unggul Sudarmo, 2013: 186). VI. Strategi pembelajaran Model : kooperatif tipe Jigsaw IV VII. Media Pembelajaran, Alat dan Bahan 1. Media pembelajaran a. papan tulis 2. Alat dan bahan a. Alat 1. kertas folio b. Bahan 1. Lembar kerja siswa VIII. Langkah-langkah pembelajaran No. Kegiatan Alokasi waktu 1. 10 menit Kegiatan Pendahuluan a. Membuka pelajaran • Salam pembuka, doa dan presensi 115 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV • Mengecek kesiapan belajar peserta didik b. Apersepsi Menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Menyampaikan topik Reaksi Reduksi dan Oksidasi 2. Kegiatan inti 70 menit ➢ Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok satu kelompok berisi 4-5 peserta didik sebagai kelompok asal. ➢ Peserta didik bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing. ➢ Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan materi yang berbeda-beda ➢ Peserta didik mencari dan bergabung dengan temannya yang mempunyai materi yang sama untuk membentuk kelompok ahli. ➢ Peserta didik dengan cermat mengamati LKPD yang diberikan oleh pendidik. ➢ Peserta didik dalam kelompok ahli mencari informasi tentang materi yang akan dibahas dari berbagai sumber. ➢ Peserta didik dalam kelompok menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD yang telah diberikan oleh pendidik dan mengaitkan dengan konsep materi yang dipelajari. ➢ Anggota kelompok ahli menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh pendidik sebagai kuis dan mengecek pemahaman anggota kelompok ahli. ➢ Peserta didik kembali dalam kelompok asal untuk didik menyampaikan materi yang dipelajari ke anggota kelompok asal dengan jelas, tepat dan cermat. ➢ Peserta didik menyelesaikan pertanyaan sebagai kuis 116 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV tentang semua materi yang dipelajari pada hari itu secara berkelompok. ➢ Peserta didik mengerjakan kuis individu. 3. ➢ Pendidik menanyakan kejelasan materi yang 10 menit dipelajari dan kesulitan dalam mengerjakan kuis individu. ➢ Peserta didik menyimpulkan tentang Bilangan Oksidasi dan Konsep oksidasi dan reduksi. ➢ Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. ➢ Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. IX. Penilaian Aspek yang dinilai Pengetahuan Aktivitas belajar siswa Instrument penilaian Lembar soal Lembar angket aktivitas belajar siswa 117 Cara penilaian Ujian tertulis Mengisi angket Keterangan Terlampir Terlampir Lampiran 2. RPP Jigsaw IV KUIS PERTEMUAN 3 1. Tuliskan nama senyawa berikut ini: a. Ba(OH)2 b. Fe(OH)3 c. HCl d. HI 2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut! a. Besi(II) oksida b. Asam sulfat c. Tembaga(II) sulfida d. Natrium fosfat 3. Tuliskan nama ion-ion berikut ini! a. SO32b. Fc. Pb4+ d. Ba2+ 4. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut! a. SO2 b. CO c. N2O5 d. AlCl3 5. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini! a. Nitrogen oksida b. Amonia c. Tembaga(II) klorida d. Besi(III) klorida 6. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut ini! a. NaClO b. NaClO2 c. NaClO3 d. NaClO4 118 Lampiran 2. RPP Jigsaw IV KUNCI JAWABAN 1. Tuliskan nama senyawa berikut ini: a. Barium(II) hidroksida b. Besi(III) hidroksida c. Asam klorida d. Asam iodida 2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa kimia berikut! a. FeO b. H2SO4 c. CuS d. Na3PO4 3. Tuliskan nama ion-ion berikut ini! a. sulfit b. flourida c. Timbal(IV) d. Barium 7. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut! a. Sulfur dioksida b. Karbon monoksida c. Dinitrogen pentaoksida d. Alumuniun klorida 8. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut ini! a. NO b. NH3 c. CuCl2 d. FeCl3 9. Tuliskan nama trivial senyawa-senyawa berikut ini! a. Natrium hipoklorit b. Natrium klorit c. Natrium klorat d. Natrium perklorat 119 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR KIMIA Nama Observer : Petunjuk Pengisian Angket Tulislah salah satu skor jawaban yang Anda pilih dari kelima alternatif jawaban pernyataan di bawah ini pada kolom no.absen peserta didik! No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar 1. skor Kegiatan Kemampuan Visual membaca materi pelajaran (5) Jika peserta didik membaca materi pelajaran sebelum diskusi dan berusaha mendiskusikan. (4) Jika peserta didik hanya membaca materi pelajaran sebelum diskusi (3) Jika peserta didik membaca materi pelajaran pada saat diskusi berlangsung (2) Jika peserta didik akan membaca materi pelajaran setelah mendapat peringatan dari guru (1) Jika peserta didik tidak membaca materi pelajaran 2. 120 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor Kegiatan Keaktifan dalam (5) Jika peserta didik aktif berpendapat lebih dari 4 kali Lisan berpendapat (4) Jika peserta didik berpendapat 3-4 kali (3) Jika peserta didik bependapat 1-2 kali (2) Jika peserta didik berpendapat setelah diperintah guru (1) Jika peserta a didik tidak berpendapat sama sekali Kemampuan bertukar pendapat (5) Jika peserta didik mampu saling bertukar pendapat antar anggota kelompok secara terarah. (4) Jika peserta didik mampu saling bertukar pendapat antar anggota kelompok namun tidak terarah (3) Jika peserta didik mampu saling bertukar pendapat 3. antar anggota kelompok namun terkadang masih mendominasi (2) Jika peserta didik kurang mampu bertukar pendapat dalam kelompok (1) Jika peserta didik tidak mampu bertukar pendapat dalam kelompok 121 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor Kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada 4. anggota kelompok (5) Jika peserta didik sangat percaya diri menjelaskan kepada anggota kelompok (4) Jika peserta didik percaya diri menjelaskan kepada anggota kelompok (3) Jika peserta didik cukup percaya diri menjelaskan kepada anggota kelompok (2) Jika peserta didik kurang percaya diri menjelaskan kepada anggota kelompok (1) Jika peserta didik tidak percaya diri menjelaskan kepada anggota kelompok 5. Keaktifan (5) Jika peserta didik aktif bertanya lebih dari 4 kali mengajukan (4) Jika peserta didik bertanya 3-4 kali pertanyaan (3) Jika peserta didik bertanya 1-2 kalli (2) Jika peserta didik bertanya setelah diperintah guru (1) Jika peserta didik tidak bertanya sama sekali 122 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor Kemampuan menanggapi (5) Jika peserta didik langsung bisa menanggapi pendapat orang lain pendapat (4) Jika peserta didik menanggapi pendapat orang lain oranglain dengan berdiskusi bersama anggota kelompok (3) Jika peserta didik menanggapi pendapat orang lain 6. dengan bertanya kepada pendidik (2) Jika peserta didik ragu-ragu dengan tanggapan Peserta didik terhadap pendapat orang lain. (1) Jika peserta didik tidak bisa menanggapi pendapat orang lain. Menjelaskan materi kepada 7. anggota kelompok (5) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada anggota dengan benar, jelas dan singkat. (4) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada anggotanya dengan benar, jelas dan namun tidak singkat. (3) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada 123 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor anggotanya dengan benar, singkat tetapi tidak jelas. (2) Jika peserta didik mampu menjelaskan materi kepada anggotanya dengan jelas dan singkat tetapi salah (1) Jika peserta didik tidak mampu menjelaskan kepada anggota kelompoknya. Kegiatan Kemampuan Menulis mengerjakan mengerjakan lebih dari 75% soal dalam Lembar Kerja Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan oleh guru Peserta didik (4) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat (LKS) 8. (5) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat mengerjakan 50%-75% soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)) yang diberikan oleh guru (3) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat mengerjakan 25%-50% soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (2) Jika peserta didik bersama anggota kelompok dapat mengerjakan 1%-25% soal dalam Lembar Kerja 124 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor Peserta Didik (LKPD) (1) Jika peserta didik tidak dapat mengerjakan soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan oleh guru Kemampuan mengerjakan soal tes individu (5) Jika peserta didik mengerjakan lebih dari75% soal tes individu yang telah diberikan oleh guru (4) Jika peserta didik mengerjakan 50%-75% soal tes individu yang telah diberikan oleh guru (3) Jika peserta didik mengerjakan 25%-50% soal tes 9. individu yang telah diberikan oleh guru (2) Jika peserta didik mengerjakan 1%-25% soal tes individu yang telah diberikan oleh guru (1) Peserta didik tidak menngerjakan soal tes individu yanng telah diberikan oleh guru 10. Menuliskan (5) Jika peserta didik menuliskan materi secara detail saat 125 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor materi yang akan dijelaskan menjelaskan materi kepada temannya. (4) Jika peserta didik menulis materi secara garis besar saat menjelaskan materi kepada temannya. (3) Peserta didik menuliskan materi yang akan dijelaskan hanya saat diminta untuk menuliskan oleh temannya. (2) Jika peserta didik menuliskan materi yang akan dijelaskan hanya saat diminta untuk menuliskan oleh pendidik (1) Jika peserta didik tidak menuliskan materi saat menjelaskan materi kepada temannya. 11. Kegiatan Minat Peserta Emosi didik dalam berdiskusi (5) Jika peserta didik dengan sungguh-sungguh memusatkan perhatian pada saat pelaksanaan diskusi (4) Jika peserta didik memperhatikan penjelasan teman tetapi kurang bersemangat pada saat pelaksanaan diskusi (3) Jika peserta didik memperhatikan penjelasan teman 126 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor pada saat diskusi tetapi masih diselingi bergurau (2) Jika peserta didik akan memperhatikan penjelasan teman pada saat diskusi setelah mendapat peringatan (1) Jika peserta didik tidak memperhatikan penjelasan teman pada saat pelaksanaan diskusi Merasa senang saat melakukan kegiatan diskusi (5) Jika peserta didik selalu merasa senang saat melakukan kegiatan diskusi (4) Jika peserta didik merasa senang mengikuti diskusi untuk materi tertentu 12. (3) Jika peserta didik akan merasa senang ketika mendapatkan motivasi dari oranglain. (2) Jika peserta didik akan merasa senang megikuti diskusi ketika mendapatkan kelompok yang cocok (1) Jika peserta didik tidak merasa senang mengikuti kegiatan diskusi di dalam kelas 127 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor Toleransi antar (5) Jika peserta didik menghargai pendapat anggota anggota kelompok dan antar anggota kelompok saling kelompok memberikan kritik dan saran (4) Jika peserta didik menghargai pendapat anggota kelompok namun tidak berusaha memberikan kritik (3) Jika peserta didik menghargai pendapat anggota 13. kelompok namun terkadang masih mendominasi diskusi (2) Jika peserta didik kurang menghargai pendapat anggota kelompok (1) Jika peserta didik tidak menghargai pendapat anggota kelompok 14. Kegiatan Kemampuan Mental memecahkan masalah (5) Jika peserta didik mampu memecahkan masalah secara mandiri (4) Jika peserta didik mampu memecahkan masalah 128 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor dengan berdiskusi bersama anggota kelompok (3) Jika peserta didik mampu memecahkan masalah dengan bertanya kepada pendidik (2) Jika peserta didik ragu-ragu dengan pemecahan masalah yang Peserta didik lakukan (1) Jika peserta didik tidak bisa memecahkan masalah Bertanggung jawab dengan dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh tugas tugas yang telah yang telah diberikan pendidik diberikan 15. (5) Jika peserta didik sangat bertanggung jawab penuh (4) Jika peserta didik bertanggungjawab atas tugas yang diberikan oleh pendidik (3) Jika peserta didik cukup bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh pendidik (2) Jika peserta didik kurang bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh pendidik (1) Jika peserta didik tidak bertanggung jawab atas tugas 129 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor yang diberikan oleh pendidik Kegiatan Mendengarkan mendeng penyajian materi arkan dari pendidik atau teman yang lain (5) Jika peserta didik sungguh-sungguh mendengarkan penyajian materi dari pendidik dan teman (4) Jika peserta didik sungguh-sungguh mendengarkan penyajian materi hanya dari pendidik (3) Jika peserta didik sungguh-sungguh mendengarkan 16. penyajian materi hanya dari teman (2) Jika peserta didik kurang sungguh-sungguh mendengarkan penyajian materi (1) Jika peserta didik tidak mendengarkan penyajian materi. Mendengarkan 17. (5) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran, pendapat orang kritik dan pertanyaan oranglain dengan seksama lain sampai selesai. 130 Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik No. Aspek Indikator Kriteria No. Absen peserta didik Aktivitas Belajar skor (4) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran, kritik dan pertanyaan oranglain dengan seksama tetaapi tidak sampai selesai. (3) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran, kritik dan pertanyaan oranglain secara tidak serius. (2) Jika peserta didik mendengarkan pendapat, saran, kritik dan pertanyaan oranglain ketika disuruh oleh pendidik. (1) Jika peserta didik tidak mendengarkan pendapat, saran, kritik dan pertanyaan oranglain. 131 Lampiran 4. Angket aktivitas belajar peserta ANGKET AKTIVITAS BELAJAR KIMIA Nomer Absen : Kelas : Petunjuk Pengisian Angket Berilah tanda (√) pada jawaban yanng Anda pilih, dari kelima alternatif jawaban pernyataan dibawah ini! Keterangan ; 1 2 3 4 5 No. 1. : tidak pernah : jarang : kadang-kadang : sering : selalu Pernyataan 1 Saya membaca materi pelajaran sebelum diskusi dan berusaha mendiskusikan. 2. Saya tidak menuliskan materi sebelum menjelaskan materi kepada temannya. 3. Saya aktif berpendapat di dalam kelas 4. Saya bosan mengikuti kegiatan diskusi di dalam kelas 5. Saya mampu saling bertukar pendapat antar anggota kelompok secara terarah. 6. Saya aktif bertanya dalam kelas 7. Saya sangat percaya diri menjelaskan kepada anggota kelompok 8. Saya tidak membaca materi pelajaran sebelum diskusi 9. Saya selalu bertanya kepada pendidik atau teman jika saya tidak mengerti 10. Saya tidak suka menyampaikan pendapat di dalam kelas 11. Saya langsung bisa menanggapi pendapat orang lain 132 2 3 4 5 Lampiran 4. Angket aktivitas belajar peserta 12. Saya mampu menjelaskan materi kepada anggota dengan benar, jelas dan singkat. 13. Saya tidak mampu bertukar pendapat dalam kelompok 14. Saya bersama anggota kelompok dapat mengerjakan soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan oleh guru 15. Saya mengerjakan soal tes individu yang telah diberikan oleh guru 16. Saya tidak bisa menanggapi pendapat orang lain. 17. Saya menuliskan materi secara detail sebelum menjelaskan materi kepada teman. 18. Saya tidak mengerjakan soal tes individu yang telah diberikan oleh guru 19. Saya dengan sungguh-sungguh memusatkan perhatian pada saat pelaksanaan diskusi 20. Saya tidak memperhatikan pendapat teman karena pendapat saya lebih baik 21. Saya selalu merasa senang saat melakukan kegiatan diskusi 22. Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik 23. Saya menghargai pendapat anggota kelompok dan antar anggota kelompok saling memberikan kritik dan saran 24. Saya mampu memecahkan masalah secara mandiri 25. Saya tidak mempedulikan pendapat dan saran yang diberikan oleh orang lain 26. Saya mengerjakan soal tes individu yang diberikan oleh pendidik dengan sungguh-sungguh 27. Saya sangat bertanggung jawab penuh dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh tugas yang telah diberikan pendidik 133 Lampiran 4. Angket aktivitas belajar peserta 28. Saya tidak bertanggung jawab dengan tugas yang berikan kepada saya 29. Saya sungguh-sungguh mendengarkan penyajian materi dari pendidik dan teman 30. Saya kesulitan dalam memecahkan masalah 31. Saya merasa malu menjelaskan kepada anggota kelompok 32. Saya mendengarkan pendapat, saran, kritik dan pertanyaan orang lain dengan seksama sampai selesai. 33. Saya ragu-ragu dalam menjelaskan materi kepada anggota kelompok. 34. Saya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh pendidik. 35. Saya kesulitan dalam mengerjakan soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan oleh guru 36. Saya tidak memperhatikan penjelasan teman pada saat pelaksanaan diskusi 37. Saya mendengarkan pendapat, saran, kritik dan pertanyaan orang lain 38. Saya malas bertanya dalam kegiatan diskusi di kelas 39. Saya lebih senang jika tidak diadakan kegiatan diskusi 40. Saya sering berpendapat dalam kegiatan diskusi 134 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi SOAL TES HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK PETUNJUKK UMUM 1. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal. 2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban. 3. Kerjakan lebih dahulu soal-soal yang Anda anggap mudah. 4. Bekerja sendiri dan jangan bergantung pada orang lain. 5. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pendidik. PETUNJUK KHUSUS 1. Berilah tanda silang pada satu jawaban yang paling benar. 2. Jika Anda ingin mengganti jawaban berilah tanda sama dengan pada jawaban yang ingin Anda ganti dan berilah jawaban silang pada jawaban yang Anda anggap benar. SOAL 1. Bilangan positif maupun negatif yang diberikan kepada suatu unsur dalam senyawa disebut... . A. bilangan oksidasi B. muatan ion C. reduktor D. oksidator E. elektron 2. Perhatikan tiga konsep redoks berikut, 1. Pelepasan dan pengikatan oksigen 2. Perubahan bilangan oksidasi 3. Transfer elektron Urutan konsep redoks dari yang sederhana ke konsep yang lebih universal adalah.... A. 1,2,3 B. 2,3,1 C. 3,2,1 D. 1,3,2 E. 2,3,1 3. Reaksi reduksi dapat diartikan sebagai reaksi... . A. pelepasan elektron 135 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi B. pengikatan elektron C. pengikatan oksigen D. peningkatan bilangan oksidasi E. pelepasan hidrogen 4. Suatu reaksi redoks di mana zat dalam reaksi dapat mengoksidasi atau mereduksi dirinya sendiri disebut... . A. autoredoks B. reduksi C. reduktor D. oksidasi E. oksidator 5. Unsur nitrogen dengan bilangan oksidasi paling besar terdapat pada senyawa... A. NO B. NO2C. NO3D. NH3 E. N2O 6. Bilangan oksidasi iodin dalam senyawa KIO3 adalah... . A. +1 B. +3 C. +5 D. +7 E. +9 7. Perhatikan persamaan reaksi berikut, 3I2(g) + 6KOH(aq) → 5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2O(l) Spesi dari reaksi tersebut yang mengalami oksidasi sekaligus reduksi adalah... . A. I2 B. KOH C. KI D. KIO3 E. H2O 8. Apabila suatu mengalami kenaikan bilangan oksidasi, maka... . 136 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi A. unsur tersebut sebagai oksidator B. unsur tersebut sebagai reduktor C. unsur tersebut mengalami peristiwa autoredoks D. unsur tersebut mengalami peristiwa reduksi E. unsur tersebut menghasilkan bilangan oksidasi lebih kecil 9. Reaksi berikut termasuk reaksi redoks, kecuali ... . A. Cr2O72-+ 14H+ +6Fe2+ → 2Cr3+ +6Fe3+ +7H2O B. Al2O3 +6H+ → 2Al3+ + 3H2O C. 2KI + Cl2 →2KCl + I2 D. S + O2 → SO2 E. MnO2 + 4H+ + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 2H2O 10. Unsur mangan yang mempunyai biloks sama dengan biloks krom dalam K2Cr2O7 adalah... . A. KMnO4 B. K2MnO4 C. MnSO4 D. MnO E. MnO2 11. Di antara persamaan reaksi berikut yang merupakan reaksi redoks adalah... . A. NaOH + HCl → HCl + H2O B. CaSO4 + 2 LiOH → Ca(OH)2 + Li2SO4 C. Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O D. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2 HCl E. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2 H2O + Cl2 12. Zat yang dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut... . A. oksidator B. reduktor C. oksidasi D. autoredoks E. reduksi 13. Nama IUPAC untuk senyawa MnSO4 adalah ... . A. mangan(I) sulfida 137 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi B. mangan(II) sulfida C. mangan(II) sulfit D. mangan(I) sulfat E. mangan(II) sulfat 14. Perhatikan reaksi berikut! Na2Cr2O7 + 14HCl → 2NaCl + 2CrCl3 + 7H2O Pernyataan berikut ini yang benar adalah... . A. NaCl merupakan zat pengoksidasi B. Cl2 merupakan zat pengoksidasi C. HCl merupakan zat pengoksidasi D. H2O merupakan zat pengoksidasi E. Na2Cr2O7 merupakan zat pengoksidasi 15. Pada reaksi: Pb (s) + PbO2(s)+ H2SO4 (aq) → PbSO4(aq) + H2O (l) Spesi yang berfungsi sebagai oksidator adalah... . A. Pb B. PbSO4 C. PbO2 D. H2SO4 E. H2O 16. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Mengalami penurunan bilangan oksidasi 2. Mengalami kenaikan bilangan oksidasi 3. Pelepasan proton 4. Pelepasan elektron Pernyataan yang berkaitan dengan peristiwa oksidasi adalah... . A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 2 dan 4 E. 1 dan 4 17. Rumus kimia dari mangan(II) oksida adalah ... . A. MnO 138 + 3Cl2 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi B. MnO2 C. Mn2O3 D. MnSO4 E. MnO418. Reaksi yang setara dari persamaan berikut adalah… A. Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O B. 3Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O C. 3Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O D. 6Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O E. 6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O 19. Perhatikan persamaan reaksi berikut1 aFe2+(aq) + bMnO4- (aq) + cH+ (aq) → dFe3+(aq) + eMn2- (aq) + fH2O(l) Koefisien a,c, dan e secara berurutan adalah... . A. 5,1 dan 8 B. 5, 8 dan 5 C. 5, 8 dan 1 D. 5, 5 dan 1 E. 5,8 dan 4 20. Nama senyawa Fe2(SO4)3 menurut IUPAC adalah ... . A. besi sulfat B. besi(II) sulfat C. besi(III) sulfat D. besi trisulfat E. dibesi trisulfat 21. Diketahui reaksi redoks: Cl2 + aIO3- + bOH- → cCl- + dIO4- + H2O Koefisien reaksi a, b, c, dan d adalah ... . A. 1,2,1,2 B. 1,2,2,1 C. 2,1,1,2 D. 2,2,1,1 E. 1,1,2,2 22. Berikut ini merupakan beberapa sifat suatu unsur: 139 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi 1. Mudah mengalami oksidasi 2. Reduktor kuat 3. Bilangan oksidasi 2 4. Berwujud padat pada suhu ruang Unsur yang dimaksud merupakan... . A. logam alkali B. logam alkali tanah C. logam transisi D. halogen E. gas mulia 23. Diketahui persamaan reaksi redoks sebagai berikut: Zn(s) + 2MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) +H2O(l) Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah... . A. +1 menjadi +2 B. +2 menjadi +3 C. +4 menjadi +3 D. +2 menjadi +4 E. +4 menjadi +2 24. KClO4 merupakan rumus kimia untuk senyawa... . A. kalium hipoklorit B. kalium klorit C. kalium klorat D. kalium perklorat E. kalium klorida 25. Penulisan penamaan CaO yang sesuai adalah... . A. kalsium dioksida B. kalsium(II) oksida C. kalsium oksida D. dikalsium dioksida E. dikalsium oksida 26. Perhatikan persamaan reaksi berikut! Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) + H2O(l) Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah... 140 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi A. +1 menjadi +2 B. +2 menjadi +3 C. +2 menjadi +4 D. +4 menjadi +2 E. +4 menjadi +3 27. Perhatikan reaksi berikut : MnO2 + HCl → MnCl2 + H2O + Cl2 Zat yang mengalami oksidasi adalah... . A. MnO2 B. HCl C. MnCl2 D. Cl2 E. H2O 28. Pasangan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari ion-ion serta namanya yang benar adalah... A. Fe2(SO4)3, besi(III) sulfat B. Fe3(PO4)2, besi(III) pospat C. Fe2O3, besi(II) oksida D. Fe3O2, besi(III) oksida E. Fe3(SO4)2, besi(III) sulfat 29. Diketahui reaksi berikut : 3H2S (g) + 2HNO3 (aq) → 2NO (g) + 3S (s) + 4H2O (l) Spesi yang merupakan reduktor adalah ... . A. H2S B. HNO3 C. NO D. S E. H2O 30. Perhatikan pernyataan berikut : 1. Reaksi pelepasan oksigen dari senyawa beroksigen 2. Reaksi penangkapan electron 3. Reaksi pelepasan elektron 4. Reaksi penangkapan oksigen 141 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi Reaksi oksidasi ditunjukkan oleh pernyataan nomer ... . A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 4 D. 2 dan 3 E. 3 dan 4 31. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut: (1) MnO4-→MnO2 (2) Zn → ZnO2- (3) 2CO2 → C2O42(4) Cr2O3 → CrO4Peristiwa reduksi terjadi pada pasangan... . A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 4 D. 2 dan 4 E. 2 dan 3 32. Pada reaksi redoks berikut 2FeCl2 + Cl2 → 2FeCl3 Reaksi setengah sel yang menunjukkan reaksi oksidasi adalah ... . A. Cl2 + 2e- → 2ClB. Fe3+ + e- → Fe2+ C. Fe2+ + e- → Fe D. 2 Fe2+ + 3 Cl- → 2 FeCl3 E. Fe2+ → Fe3+ + e33. Bilangan oksidasi atom unsur berikut dalam molekul senyawa atau ion di bawah ini yang mempunyai nilai +5 adalah . . . A. N2O5 B. Cr2O72C. SO42D. MnO4E. C2O42 142 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi 34. 2K2Cr2O7 + 7 H2SO4 + 3 KNO2 →2 K2SO4 + 2 Cr2(SO4)3 + 7 H2O + 3KNO3 yang berfungsi sebagai oksidator dan hasilnya adalah ... . A. K2Cr2O7 dan Cr2(SO4)3 B. H2SO4 dan K2SO4 C. KNO3 dan KNO2 D. Cr2(SO4)3 dan K2Cr2O7 E. K2Cr2O7 dan KNO3 35. Bilangan oksidasi S pada ion S2O32-adalah... . A. +6 B. +5 C. +4 D. +3 E. +2 36. Pada reaksi di bawah ini hidrogen peroksida berfungsi sebagai oksidator, kecuali... . A. 2I- +H2O2 + 2H+ → I2 + 2H2O B. Mn2+ + H2O2 + 2OH- → MnO2 +2H2O C. PbS + PbSO4 +4H2O → 2PbSO4 + 4H2O D. As2O + H2O2 → 2As + O2 + H2O E. 2Fe2+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O 37. Bilangan oksidasi Cl tertinggi pada senyawa... . A. HCl B. SnCl2 C. KClO3 D. CrCl3 E. KClO 38. Berikut ini yang merupakan peristiwa yang menggambarkan peristiwa reduksi oksidasi dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... . A. Proses pembakaran bahan bakar B. Ledakan mercon dan bom konvensional C. Pelapisan logam D. Perkaratan logam 143 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi E. Perubahan pada buah yang sudah dibiarkan terbuka 39. Perkembangan pengertian reaksi reduksi dinyatakan dengan tiga hal berikut. (1)Penerimaan elektron (2)Pelepasan oksigen (3)Pengurangan bilangan oksidasi Urutan pengertian reduksi yang benar adalah... . A. (1), (2), (3) B. (2), (1), (3) C. (1), (3), (2) D. (3),(1), (2) E. (2), (3),(1) 40. Berapakah biloks S dalam ion SO42- ? A. -2 B. +4 C. -1 D. +6 E. -8 41. Bilangan oksidasi dari oksigen yang tertinggi terdapat dalam senyawa... . A. H2O B. BaO C. OF2 D. Na2O2 E. O2F2 42. Atom belerang dengan bilangan oksidasi yang sama terdapat pada seyawa- senyawa... . A. SO2, Na2S2O3, NaHSO3 B. H2S, H2SO3, CuSO4 C. Na2S2O3, SO3, Na2S D. NaHSO4,SO3, Na2S E. NaHSO4, SO3, CuSO4 43. Reaksi berikut yang termasuk reaksi autoredoks adalah... . A. Br2 + NaOH(aq) → NaBr+ NaBrO3+ H2O 144 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi B. CuO + CO → Cu2O + CO2 C. SnCl2 + I2 + HCl→ SnCl4 + HI D. I2 + S2O32- → 2I- + S4O62E. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO2 + H2O 44. Perhatikan reaksi berikut : Fe + HCl → FeCl2 + H2 Spesi yang mengalami reduksi adalah ... . A. Fe B. ClC. HCl D. H2 E. FeCl2 45. Perhatikan beberapa persamaan reaksi berikut ini : (1)S4O62- + 2e → 2 S2O32(2)Mg → Mg2+ + 2e (3)MnO2 → MnO4(4)2 CO2 + 2e → C2O42Persamaan reaksi yang merupakan reaksi oksidasi terdapat pada nomor... , A. (1) dan (2) B. (2) dan (4) C. (1) dan (3) D. (3) dan (4) E. (2) dan (3) 46. Natrium klorit memiliki rumus kimia... . A. NaCl B. NaClO C. NaClO2 D. NaClO3 E. NaClO4 47. Pada reaksi berikut : Cl2(g) + 2 NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO3(aq) + H2O(l) Zat yang mengalami reaksi autoredoks berikut perubahan bilangan oksidanya adalah... . 145 Lampiran 5. Soal hasil belajar sebelum divalidasi A. klorin, dari biloks 0 menjadi -1 dan +3 B. klorin, dari biloks 0 menjadi -1 dan +5 C. klorin, dari biloks 0 menjadi -1 dan +7 D. natrium, dari biloks +1 menjadi 0 dan +2 E. natrium, dari biloks +1 menjadi -1 dan +2 48. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut : 2 HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + 2 H2O Zat yang merupakan oksidator adalah... . A. HBr B. SO2 C. H2SO4 D. H2O E. Br2 49. HI & K2SO4 mempunyai nama kimia, secara berurutan namanya adalah... . A. asam iodida & kalsium sulfat B. asam iodida & kalium sulfat C. asam iodida & kalium sulfat D. asam iodido & kalsium sulfit E. asam iod & kalium sulfat 50. Pada reaksi : 2 CO + 2 NO → 2 CO2 + N2 Bilangan oksidasi N berubah dari ... . A. +2 ke 0 B. +3 ke +2 C. +2 ke +1 D. +4 ke 0 E. +3 ke +1 146 Lampiran 5. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik KUNCI JAWABAN SEBELUM DIVALIDASI 1. A 26. E 2. D 27. B 3. B 28. A 4. A 29. B 5. C 30. E 6. C 31. C 7. A 32. E 8. B 33. A 9. B 34. A 10. B 35. E 11. E 36. A 12. A 37. C 13. E 38. C 14. E 39. B 15. C 40. D 16. D 41. C 17. A 42. A 18. E 43. A 19. C 44. C 20. C 45. E 21. B 46. C 22. B 47. B 23. C 48. C 24. D 49. B 25. C 50. A 147 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi SOAL TES HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK (VALID) PETUNJUKK UMUM 1. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal. 2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban. 3. Kerjakan lebih dahulu soal-soal yang Anda anggap mudah. 4. Bekerja sendiri dan jangan bergantung pada orang lain. 5. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pendidik. PETUNJUK KHUSUS 1. Berilah tanda silang pada satu jawaban yang paling benar. 2. Jika Anda ingin mengganti jawaban berilah tanda sama dengan pada jawaban yang ingin Anda ganti dan berilah jawaban silang pada jawaban yang Anda anggap benar. SOAL 1. Perhatikan tiga konsep redoks berikut, a. Pelepasan dan pengikatan oksigen b. Perubahan bilangan oksidasi c. Transfer elektron Urutan konsep redoks dari yang sederhana ke konsep yang lebih universal adalah... . A. a,b,c B. b,c,a C. c,b,a D. a,c,b E. b,a,c 2. Reaksi reduksi dapat diartikan sebagai reaksi... . A. pelepasan elektron B. pengikatan elektron C. pengikatan oksigen D. peningkatan bilangan oksidasi E. pelepasan hidrogen 3. Suatu reaksi redoks di mana zat dalam reaksi dapat mengoksidasi atau mereduksi dirinya sendiri disebut... . A. autoredoks 148 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi B. reduksi C. reduktor D. oksidasi E. oksidator 4. Unsur nitrogen dengan bilangan oksidasi paling besar terdapat pada senyawa.... A. NO B. NO2C. NO3D. NH3 E. N2O 5. Bilangan oksidasi iodin dalam senyawa KIO3 adalah... . A. +1 B. +3 C. +5 D. +7 E. +9 6. Perhatikan persamaan reaksi berikut, 3I2(g) + 6KOH(aq) → 5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2O(l) Spesi dari reaksi tersebut yang mengalami oksidasi sekaligus reduksi adalah... . A. I2 B. KOH C. KI D. KIO3 E. H2O 7. Apabila suatu mengalami kenaikan bilangan oksidasi, maka... . A. unsur tersebut sebagai oksidator B. unsur tersebut sebagai reduktor C. unsur tersebut mengalami peristiwa autoredoks D. unsur tersebut mengalami peristiwa reduksi E. unsur tersebut menghasilkan bilangan oksidasi lebih kecil 8. Reaksi berikut termasuk reaksi redoks, kecuali ... . A. Cr2O72-+ 14H+ +6Fe2+ → 2Cr3+ +6Fe3+ +7H2O 149 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi B. Al2O3 +6H+ → 2Al3+ + 3H2O C. 2KI + Cl2 →2KCl + I2 D. S + O2 → SO2 E. MnO2 + 4H+ + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 2H2O 9. Di antara persamaan reaksi berikut yang merupakan reaksi redoks adalah... . A. NaOH + HCl → HCl + H2O B. CaSO4 + 2 LiOH → Ca(OH)2 + Li2SO4 C. Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O D. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2 HCl E. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2 H2O + Cl2 10. Zat yang dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut... . A. oksidator B. reduktor C. oksidasi D. autoredoks E. reduksi 11. Perhatikan reaksi berikut! Na2Cr2O7 + 14HCl → 2NaCl + 2CrCl3 + 7H2O Pernyataan berikut ini yang benar adalah... . A. NaCl merupakan zat pengoksidasi B. Cl2 merupakan zat pengoksidasi C. HCl merupakan zat pengoksidasi D. H2O merupakan zat pengoksidasi E. Na2Cr2O7 merupakan zat pengoksidasi 12. Pada reaksi: Pb (s) + PbO2(s)+ H2SO4 (aq) → PbSO4(aq) + H2O (l) Spesi yang berfungsi sebagai oksidator adalah... . A. Pb B. PbSO4 C. PbO2 D. H2SO4 E. H2O 13. Perhatikan pernyataan berikut! 150 + 3Cl2 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi 1. Mengalami penurunan bilangan oksidasi 2. Mengalami kenaikan bilangan oksidasi 3. Pelepasan proton 4. Pelepasan elektron Pernyataan yang berkaitan dengan peristiwa oksidasi adalah... . A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 2 dan 4 E. 1 dan 4 14. Reaksi yang setara dari persamaan berikut adalah… A. Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O B. 3Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O C. 3Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 3Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O D. 6Fe2+ + 2Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 4Cr3+ + 7H2O E. 6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O 15. Perhatikan persamaan reaksi berikut1 aFe2+(aq) + bMnO4- (aq) + cH+ (aq) → dFe3+(aq) + eMn2- (aq) + fH2O(l) Koefisien a,c, dan e secara berurutan adalah... . A. 5,1 dan 8 B. 5, 8 dan 5 C. 5, 8 dan 1 D. 5, 5 dan 1 E. 5,8 dan 4 16. Nama senyawa Fe2(SO4)3 menurut IUPAC adalah ... . A. besi sulfat B. besi(II) sulfat C. besi(III) sulfat D. besi trisulfat E. dibesi trisulfat 17. Diketahui reaksi redoks: Cl2 + aIO3- + bOH- → cCl- + dIO4- + H2O Koefisien reaksi a, b, c, dan d adalah ... . 151 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi A. 1,2,1,2 B. 1,2,2,1 C. 2,1,1,2 D. 2,2,1,1 E. 1,1,2,2 18. Berikut ini merupakan beberapa sifat suatu unsur: 1. Mudah mengalami oksidasi 2. Reduktor kuat 3. Bilangan oksidasi 2 4. Berwujud padat pada suhu ruang Unsur yang dimaksud merupakan... . A. logam alkali B. logam alkali tanah C. logam transisi D. halogen E. gas mulia 19. Diketahui persamaan reaksi redoks sebagai berikut: Zn(s) + 2MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) +H2O(l) Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah... . A. +1 menjadi +2 B. +2 menjadi +3 C. +4 menjadi +3 D. +2 menjadi +4 E. +4 menjadi +2 20. KClO4 merupakan rumus kimia untuk senyawa... . A. kalium hipoklorit B. kalium klorit C. kalium klorat D. kalium perklorat E. kalium klorida 21. Perhatikan persamaan reaksi berikut! Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(g) + H2O(l) Perubahan bilangan oksidasi Mn pada reaksi redoks tersebut adalah... 152 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi A. +1 menjadi +2 B. +2 menjadi +3 C. +2 menjadi +4 D. +4 menjadi +2 E. +4 menjadi +3 22. Perhatikan reaksi berikut : MnO2 + HCl → MnCl2 + H2O + Cl2 Zat yang mengalami oksidasi adalah... . A. MnO2 B. HCl C. MnCl2 D. Cl2 E. H2O 23. Pasangan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari ion-ion serta namanya yang benar adalah... A. Fe2(SO4)3, besi(III) sulfat B. Fe3(PO4)2, besi(III) pospat C. Fe2O3, besi(II) oksida D. Fe3O2, besi(III) oksida E. Fe3(SO4)2, besi(III) sulfat 24. Diketahui reaksi berikut : 3H2S (g) + 2HNO3 (aq) → 2NO (g) + 3S (s) + 4H2O (l) Spesi yang merupakan reduktor adalah ... . A. H2S B. HNO3 C. NO D. S E. H2O 25. Perhatikan pernyataan berikut : 1. Reaksi pelepasan oksigen dari senyawa beroksigen 2. Reaksi penangkapan electron 3. Reaksi pelepasan elektron 4. Reaksi penangkapan oksigen 153 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi Reaksi oksidasi ditunjukkan oleh pernyataan nomer ... . A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 4 D. 2 dan 3 E. 3 dan 4 26. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut: (1) MnO4-→MnO2 (2) Zn → ZnO2- (3) 2CO2 → C2O42(4) Cr2O3 → CrO4Peristiwa reduksi terjadi pada pasangan... . A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 4 D. 2 dan 4 E. 2 dan 3 27. Pada reaksi redoks berikut 2FeCl2 + Cl2 → 2FeCl3 Reaksi setengah sel yang menunjukkan reaksi oksidasi adalah ... . A. Cl2 + 2e- → 2ClB. Fe3+ + e- → Fe2+ C. Fe2+ + e- → Fe D. 2 Fe2+ + 3 Cl- → 2 FeCl3 E. Fe2+ → Fe3+ + e28. Bilangan oksidasi atom unsur berikut dalam molekul senyawa atau ion di bawah ini yang mempunyai nilai +5 adalah . . . A. N2O5 B. Cr2O72C. SO42D. MnO4E. C2O42 154 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi 29. 2K2Cr2O7 + 7 H2SO4 + 3 KNO2 →2 K2SO4 + 2 Cr2(SO4)3 + 7 H2O + 3KNO3 yang berfungsi sebagai oksidator dan hasilnya adalah ... . A. K2Cr2O7 dan Cr2(SO4)3 B. H2SO4 dan K2SO4 C. KNO3 dan KNO2 D. Cr2(SO4)3 dan K2Cr2O7 E. K2Cr2O7 dan KNO3 30. Bilangan oksidasi S pada ion S2O32-adalah... . A. +6 B. +5 C. +4 D. +3 E. +2 31. Bilangan oksidasi Cl tertinggi pada senyawa... . A. HCl B. SnCl2 C. KClO3 D. CrCl3 E. KClO 32. Perkembangan pengertian reaksi reduksi dinyatakan dengan tiga hal berikut. 1. Penerimaan elektron 2. Pelepasan oksigen 3. Pengurangan bilangan oksidasi Urutan pengertian reduksi yang benar adalah... . A. (1), (2), (3) B. (2), (1), (3) C. (1), (3), (2) D. (3),(1), (2) E. (2), (3),(1) 33. Berapakah biloks S dalam ion SO42- ? A. -2 B. +4 C. -1 155 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi D. +6 E. -8 34. Bilangan oksidasi dari oksigen yang tertinggi terdapat dalam senyawa... . A. H2O B. BaO C. OF2 D. Na2O2 E. O2F2 35. Atom belerang dengan bilangan oksidasi yang sama terdapat pada seyawasenyawa... . A. SO2, Na2S2O3, NaHSO3 B. H2S, H2SO3, CuSO4 C. Na2S2O3, SO3, Na2S D. NaHSO4,SO3, Na2S E. NaHSO4, SO3, CuSO4 36. Reaksi berikut yang termasuk reaksi autoredoks adalah... . A. Br2 + NaOH(aq) → NaBr+ NaBrO3+ H2O B. CuO + CO → Cu2O + CO2 C. SnCl2 + I2 + HCl→ SnCl4 + HI D. I2 + S2O32- → 2I- + S4O62E. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO2 + H2O 37. Perhatikan reaksi berikut : Fe + HCl → FeCl2 + H2 Spesi yang mengalami reduksi adalah ... . B. Fe C. ClD. HCl E. H2 F. FeCl2 38. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut : 2 HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + 2 H2O Zat yang merupakan oksidator adalah... . A. HBr 156 Lampiran 6. Soal hasil belajar sesudah divalidasi B. SO2 C. H2SO4 D. H2O E. Br2 39. HI & K2SO4 mempunyai nama kimia, secara berurutan namanya adalah... . A. asam iodida & kalsium sulfat B. asam iodida & kalium sulfat C. asam iodida & kalium sulfat D. asam iodido & kalsium sulfit E. asam iod & kalium sulfat 40. Pada reaksi : 2 CO + 2 NO → 2 CO2 + N2 Bilangan oksidasi N berubah dari ... . A. +2 ke 0 B. +3 ke +2 C. +2 ke +1 D. +4 ke 0 E. +3 ke +1 157 Lampiran 6. Soal Hasil Belajar Kimia Peserta Didik KUNCI JAWABAN SESUDAH DIVALIDASI 1. D 21. E 2. B 22. B 3. A 23. A 4. C 24. B 5. C 25. E 6. A 26. C 7. B 27. E 8. B 28. A 9. E 29. A 10. A 30. E 11. E 31. C 12. C 32. B 13. D 33. D 14. E 34. C 15. C 35. A 16. C 36. A 17. B 37. C 18. B 38. C 19. C 39. B 20. D 40. A 158 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok A A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan dan pelepasan oksigen. B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Kegiatan 1 Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Kelompok A 1. 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s) 2. C(s) + O2(g) CO2(g) 1 3. H2(g) + 2O2(g) H2O(g) Kelompok B 1. HgO(s) 1 Hg(l) + 2O2(g) 2. 2KClO3(aq) 2KCl(aq) + 3O2(g) D. Petanyaan 1. Reaksi pada kelompok A (membutuhkan atau melepas oksigen)*? Jawab: 2. Reaksi pada kelompok B ( membutuhkan atau melepas oksigen) *? Jawab: 3. Apakah perbedaan antara reaksi kelompok A dan B? Jawab: Informasi: reaksi oksidasi adalah peristiwa yang memerlukan oksigen sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa yang melepaskan oksigen. 4. Kelompok manakah yang termasuk reaksi oksidasi? Jawab: 5. Kelompok manakah yang termasuk reaksi reduksi? Jawab: Kesimpulan: Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi ......................... oksigen. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi........................ oksigen. 159 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik E. Kegiatan 2 Perhatikan reaksi berikut ! 1 Na(s) + 2Cl2(g) NaCl(s) Dalam reaksi berikut, terdapat dua peristiwa yaitu : Na+(s) + e- (A) Na(s) 1 Cl2(g) + e- 2 Cl-(s) (B) Ca + S CaS Dalam reaksi berikut, terdapat dua peristiwa yaitu : Ca Ca2+ + 2 e- (A) S + 2eS 2(B) F. Petanyaan 1. Reaksi pada kelompok A (membutuhkan atau melepas elektron)*? Jawab: 2. Reaksi pada kelompok B ( membutuhkan atau melepas elektron) *? Jawab: 3. Apakah perbedaan antara reaksi kelompok A dan B? Jawab: Informasi: reaksi oksidasi adalah peristiwa yang melepaskan elektron sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa yang memerlukan elektron. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi. 4. Kelompok manakah yang termasuk reaksi oksidasi? Jawab: 5. Kelompok manakah yang termasuk reaksi reduksi? Jawab: 6. Sebutkan zat yang berperan sebagai oksidator! Jawab: 7. Sebutkan zat yang berperan sebagai reduktor! Jawab: Kesimpulan: 160 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi ............................... elektron. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi............................ elektron. Reduktor adalah zat yang (menagkap/melepas)* elektron. Oksidator adalah zat yang (menagkap/melepas)* elektron. 161 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok B 1. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi 2. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. 3. Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah! Tabel 1 No. Senyawa/unsur Bilangan Oksidasi HF H : +1 F : ... 1. HI H: I: 2. HCl H: ... Cl: -1 3. H2S H: S : -2 4. H2O H : .... O:..... 5. 4. Pertanyaan a. Keelektronegatifan atom pada Tabel 1 lebih besar atau lebih kecil dari atom lain yang ada dalam satu senyawa? Jawab : b. Sebutkan atom-atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda dengan atom pada jawaban no.1! Jawab : c. Berdasarkan jawaban no.3, semakin besar keelektronegatifan suatu atom maka bilangan oksidasinya bernilai (negatif/positif)? Jawab : Informasi : atom-atom yang memiliki keelektronegatifan lebih tinggi menunjukkan bahwa daya tarik terhadap pasangan elektron lebih tinggi, sehingga bilangan oksidasinya diberi angka negatif. Atom-atom yang memiliki keelektrohegatifannya lebih rendah, sehingga bilangan oksidasinya positif. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa netral adalah nol (0). 162 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Kesimpulan Bilangan oksidasi atom hidrogen bernilai......... dalam senyawa, karena harga elektronegatifan atom hidrogen lebih (kecil/besar) dari pada atom lain dalam satu senyawa. No. Tabel 2 Senyawa/unsur NaH Bilangan Oksidasi H : -1 Na : +1 KH K : ..... H : ..... CaH2 Ca :.... H : -1 LiH Li : .... H :... MgH2 Mg : +2 H: .... 1. 2. 3. 4. 5. 5. Pertanyaan a. Sebutkan satu atom yang memiliki bilangan oksidasi yang tetap pada setiap senyawa! Jawab : b. Sebutkan atom-atom penyusun selain atom jawaban no. 1! Jawab : c. Kelompokkan atom-atom no.2 dalam satu golongan yang sama! Jawab : d. Berdasarkan jawaban no. 3, sebutkan bilangan oksidasi atom-atom pada satu golongan yang sama! Jawab : Informasi : senyawa-senyawa dalam tabel disebut dengan hidrida logam. Kesimpulan: Atom hidrogen dalam senyawa hidrida logam memiliki bilangan oksidasi....................... 163 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1(Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok C A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah! Tabel 1 No. Senyawa/unsur Bilangan Oksidasi Na 0 1. Cl2 .... 2. Be .... 3. B .... 4. C .... 5. N2 6. O2 0 7. H2 8. D. Pertanyaan 1. Senyawa atau unsur pada tabel 1 disebut dengan ( senyawa/unsur bebas)*? Jawab: Informasi : Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa netral adalah nol (0). Kesimpulan: suatu oksidasi.......... zat ( senyawa/unsur 164 bebas)* memiliki bilangan Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Tabel 2 Senyawa/unsur Bilangan Oksidasi NaCl Na : +1 LiOH Li : .... O: .... KF K : ... F: -1 NaOH Na : .... O : -2 LiF Li : .... F :..... No. 1. H: +1 2. 3. H:... 4. 5. E. Pertanyaan 1. Berdasarkan tabel di atas kelompokkan atom yang memiliki bilangan oksidasi sama! Jawab: 2. Atom-atom yang memiliki bilangan oksidasi yang sama (jawaban no.1) termasuk dalam satu (golongan/perioda) ? Jawab: 3. Kelompokkan atom-atom tersebut dalam satu (Golongan/Perioda)* yang sama! Kesimpulan : Atom dalam golongan IA memiliki bilangan oksidasi...... dalam senyawa. Atom dalam golongan VIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa. Atom dalam golongan VIIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa No. Tabel 3 Senyawa/unsur BeCl2 Bilangan Oksidasi Be : +2 Cl : -1 Mg(OH)2 Mg : .... O : +2 CaCl2 Ca : .... Cl : .... Ba(OH)2 Ba : .... O : .... SrCl2 Sr : +2 Cl : .... 1. H : -1 2. 3. H :.... 4. 5. F. Pertanyaan 1. Berdasarkan tabel di atas kelompokkan atom yang memiliki bilangan oksidasi sama! Jawab: 165 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik 2. Atom-atom tersebut termasuk dalam satu (golongan/perioda)* ? Jawab: 3. (Golongan/Perioda)* berapakah atom-atom tersebut? Jawab: Kesimpulan : Atom dalam golongan IIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawanya. Tabel 4 No. Senyawa/unsur 1. Bilangan Oksidasi B : +3 F : -1 BF3 Al(OH)3 Al :.... O :..... AlCl Al :.... Cl : -1 BCl3 B :.... Cl :..... 2. H : +1 3. 4. G. Pertanyaan 1. Berdasarkan tabel di atas kelompokkan atom yang memiliki bilangan oksidasi sama! Jawab: 2. Atom-atom tersebut termasuk dalam satu (golongan/perioda)* ? Jawab: 3. Kelompokkanlah atom-atom tersebut dalam satu (Golongan/Perioda)* yang sama! Jawab: Kesimpulan : Atom dalam golongan IIIA memiliki bilangan oksidasi...... dalam senyawa. Atom dalam golongan VIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa. Atom dalam golongan VIIA memiliki bilangan oksidasi....... dalam senyawa 166 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1(Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok D A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan dan pelepasan oksigen. B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Kegiatan 1 Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Dan lengkapilah bilangan oksidasi pada masing-masing zat! Reaksi A MnO2 + 4H+ + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 2H2O +4 -2 +2 0 → NaCl Reaksi B Na2Cr2O7 +1 +5 -2 + HCl + +1 -1 CrCl3 + H2O +3 + Cl2 0 D. Pertanyaan 1. Zat manakah pada reaksi A yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dan berapakah perubahan bilangan oksidasinya? Jawab: 2. Zat manakah pada reaksi B yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dan berapakah perubahan bilangan oksidasinya? Jawab: 3. Pada kedua reaksi tersebut sebutkan zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi! Jawab: 4. Pada kedua reaski tersebut sebutkan zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi! Jawab: Informasi: peristiwa kenaikan bilangan oksidasi disebut peristiwa oksidasi dan peristiwa penurunan bilangan oksidasi disebut peristiwa reduksi. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi. 167 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Bilangan yang bernilai positif atau negatif yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk suatu senyawa disebut bilangan oksidasi. 5. Zat manakah yang mengalami reaksi oksidasi? Jawab: 6. Zat manakah yang mengalami reaksi reduksi? Jawab: 7. Sebutkan zat yang berperan sebagai oksidator! Jawab: 8. Sebutkan zat yang berperan sebagai reduktor! Jawab: Kesimpulan: Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa oksidasi adalah reaksi ............................... bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi adalah reaksi............................ bilangan oksidasi. Reduktor adalah zat yang mengalami (oksidasi/reduksi)*. Oksidator adalah zat yang mengalami (oksidasi/reduksi)*. 168 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok A A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Kegiatan 1 Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah! Tabel 1 Senyawa/unsur Bilangan Oksidasi No. H2SO4 H : +1 S : +6 O : .... 1. LiOH Li : .... O: .... H: +1 2. SO3 S O: 3. NaOH Na : .... O : -2 H:... 4. H2O H : .... O:..... 5. Pertanyaan 1. Sebutkan satu atom yang memiliki bilangan oksidasi yang tetap pada setiap senyawa dan berapakah bilangan oksidasinya! Jawab : 2. Bagaimanakah keelektronegatifan atom tersebut (jawaban no.1) dalam ketiga senyawa? Jawab: 3. Berdasarkan jawaban no.2, semakin besar keelektronegatifan suatu atom maka bilangan oksidasinya bernilai (negatif/positif)? Jawab : Informasi : Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa netral adalah nol (0). Kesimpulan 169 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Bilangan oksidasi atom oksigen bernilai......... dalam senyawa, karena harga elektronegatifan atom oksigen lebih (kecil/besar) dari pada atom dalam satu senyawa. D. Kegiatan 1 Perhatikan tabel berikut dan lengkapilah! Tabel 2 Senyawa/unsur Bilangan Oksidasi No. Na2O2 Na : ... O : -1 1. H2O2 H : +1 O : ... 2. BaO2 Ba :... O : ... 3. E. Pertanyaan 1. Sebutkan satu atom yang memiliki bilangan oksidasi yang tetap pada ketiga senyawa dan berapakah bilangan oksidasinya! Jawab : 2. Bagaimanakah keelektronegatifan atom tersebut (jawaban no.1) dalam ketiga senyawa? Jawab: Informasi : Atom oksigen pada OF2 memiliki bilangan oksigen +2. Senyawa-senyawa dalam tabel disebut senyawa peroksida. 3. Berdasarkan jawaban no.3, semakin besar keelektronegatifan suatu atom maka bilangan oksidasinya bernilai (negatif/positif)? Jawab : Kesimpulan Bilangan oksidasi atom oksigen bernilai......... dalam senyawa peroksida, karena harga elektronegatifan atom oksigen lebih (kecil/besar) dari pada atom dalam satu senyawa. 170 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok B A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan dan pelepasan oksigen. B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Lengkapilah bilangan oksidasinya! Cl2(g) + 2NaOH(aq) NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l) D. Petanyaan 1. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi unsur Cl! Jawab : 2. Sebutkan zat/spesi yang mereduksi/reduktor bagi zat/spesi lain dan hasil reduksinnya? Jawab : 3. Sebutkan zat/spesi yang megoksidasi/oksidator bagi zat/spesi lain dan hasil oksidasinya? Jawab : Informasi: Reaksi dengan senyawa mengalami kenaikan sekaligus penurunan bilangan oksidasi disebut reaksi Disproporsiosasi. 4. Zat/spesi/unsur/senyawa apakah penurunan bilangan oksidasi? Jawab : yang mengalami kenaikan sekaligus Kesimpulan : Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa zat/spesi yang mengalami.......................... sekaligus .......................... bilangan oksidasi, reaksi ini disebut dengan reaksi Disproporsiosasi. Pada contoh reaksi diatas yang mengalami reaksi disproporsiosisasi adalah........ 171 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok C A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi sebagai pengikatan dan pelepasan oksigen. B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Lengkapilah bilangan oksidasinya! 2H2S(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(g) D. Petanyaan 1. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi unsur S! Jawab : 2. Sebutkan zat/spesi yang mereduksi/reduktor bagi zat/spesi lain dan hasil reduksinya? Jawab : 3. Sebutkan zat/spesi yang megoksidasi/oksidator bagi zat/spesi lain dan hasil oksidasinya? Jawab : Informasi : pada suatu redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya sama disebut dengan reaksi konproporsionasi. 4. Sebutkan spesi hasil oksidasi sekaligus hasil reduksi! Jawab : Kesimpulan : Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa zat/spesi hasil reaksi redoks yang mengalami ......................... sekaligus ............................ bilangan oksidasi, reaksi ini disebut dengan reaksi konproporsionasi. Pada contoh reaksi diatas yang mengalami reaksi konproporsionasi adalah... 172 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok D A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan konsep reduksi oksidasi B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksidasi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa dalam tubuh, perkaratan besi, penyepuhan besi, reaksi pada aki dan reaksi pada apel atau kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. C. Perhatikan beberapa contoh reaksi berikut! Lengkapilah bilangan oksidasi pada masing-masing zat! Reaksi A S(g) + O2(g) SO2(g) Reaksi B 2KClO3(s) 2KCl(s) + 3O2(g) D. Petanyaan 1. Reaksi manakah yang merupakan reaksi penggabungan? Jawab : 2. Reaksi manakah yang merupakan reaksi penguraian? Jawab : 3. Zat manakah pada reaksi A yang mengalami perubahan bilangan oksidasi? Jawab : 4. Zat manakah pada reaksi B yang mengalami perubahan bilangan oksidasi? Jawab : 5. Pada kedua reaksi tersebut sebutkan zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi! Jawab : 6. Pada kedua reaski tersebut sebutkan zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi! Jawab : Informasi : peristiwa kenaikan bilangan oksidasi disebut peristiwa oksidasi dan peristiwa yang mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut peristiwa reduksi. 173 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi. Bilangan yang bernilai positif atau negatif yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk suatu senyawa disebut bilangan oksidasi. 7. Zat manakah yang mengalami reaksi oksidasi? Jawab : 8. Zat manakah yang mengalami reaksi reduksi? Jawab : 9. Sebutkan zat yang berperan sebagai oksidator! Jawab : 10. Sebutkan zat yang berperan sebagai reduktor! Jawab : Kesimpulan : Berdasarkan contoh reaksi dan pertanyaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi ............................... bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi............................ bilangan oksidasi. Reduktor adalah zat yang mengalami (oksidasi/reduksi)*. Oksidator adalah zat yang mengalami (oksidasi/reduksi)*. 174 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok A A. Tujuan Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) B. Dasar teori Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus kimianya. C. Berilah nama senyawa pada tabel 1 dan tabel 2! Tabel 1 Rumus Nama Na2O K2O KCl Kalium klorida CaCl2 Kalsium klorida AlCl3 Tabel 2 Rumus FeO Fe2O3 FeCl2 FeCl3 Nama Besi(II) oksida Besi(III) klorida CuCl CuCl2 D. Pertanyaan 1. Sebutkan senyawa-senyawa yang tersusun dari unsur golongan IA, IIA dan IIIA! Jawab : 2. Berapakah bilangan oksidasi yang dimiliki unsur golongan IA, IIA dan IIIA? (satu/lebih dari satu)* Jawab : 3. Apakah jenis unsur penyusun dari senyawa-senyawa di atas?(logam dengan 175 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik logam / logam dengan nonlogam / nonlogam dengan nonlogam)* Jawab : 4. Perhatikan tabel 1, apakah kesamaan penamaan senyawa di atas, jika dilihat dari akhiran nama senyawa-senyawa tersebut? Jawab: Kesimpulan Senyawa yang tersusun dari logam dengan nonlogam maka penamaannya diawali dengan nama unsur logam kemudian diikuti dengan nama unsur nonlogam dengan akhiran ....... 5. Sebutkan senyawa-senyawa yang tersusun oleh logam-logam transisi! Jawab : 6. Apakah jenis unsur penyusun senyawa di atas ? (logam dengan logam / logam dengan nonlogam / nonlogam dengan nonlogam)* Jawab : 7. Berapakah bilangan oksidasi yang dimiliki unsur golongan transisi? (satu/lebih dari satu)* Jawab : 8. Apakah bilangan oksidasi yang dimiliki oleh unsur golongan transisi dituliskan dalam penamaan senyawa-senyawa pada tabel 2? Jawab : 9. Berdasarkan no.8, jika jawabannya iya. Dimanakah bilangan oksidasi ditulis? (sebelum/setelah)* nama unsur pertama. Jawab : 10. Bagaimanakah pemberian nama pada unsur kedua pada senyawa bersifat nonlogam pada tabel 2, jika dilihat dari akhiran nama-nama senyawa tersebut? Jawab: Kesimpulan Senyawa yang tersusun dari logam transisi dengan nonlogam maka penamaannya diawali dengan nama unsur logam transisi diikuti dengan bilangan oksidasi unsur yang ditulis dengan angka Romawi dalam tanda kurung kemudian nama unsur nonlogam diakhiri dengan akhiran ....... E. Kegiatan 2 Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini ! 176 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Rumus CO CO2 NO2 Nama Nitrogen dioksida NO N2O5 N2O4 F. Pertanyaan 1. Apakah jenis dari unsur-unsur penyusun senyawa di atas? (logam/nonlogam)* Jawab : 2. Sebutkan semua senyawa yang terbentuk dari atom nitrogen dengan atom lain! Jawab ; 3. Apakah kesamaan nama-nama senyawa yang terbentuk dari atom nitrogen tersebut (no.2) dilihat dari nama akhiran senyawa-senyawa di atas? Jawab : 4. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung satu atom nitrogen? Jawab : 5. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung dua atom nitrogen? Jawab: 6. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung satu atom oksigen? Jawab: 7. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung dua atom oksigen? Jawab : 8. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung tiga atom oksigen? Jawab: 9. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung empat atom oksigen? Jawab: Informasi : Angka indeks menunjukan jumlah atom penyusun dalam suatu senyawa. Angka indeks dalam bahasa Yunani digunakan dalam penamaan 177 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik senyawa, mengganti angka indeks (angka yang ditulis secara subscript) pada senyawa dengan angka indeks dalam bahasa Yunani. 1 = mono 3 = tri 5 = penta 7 = hepta 2 = di 4 = tetra 6 = heksa 8 =okta Kesimpulan : Senyawa-senyawa yang terbentuk dari atom-atom sama, sehingga dapat membentuk lebih dari satu senyawa. Tata nama penamaannya diawali dengan jumlah atom penyusun (angka indeks dalam bahasa Yunani) kemudian nama atom nonlogam kemudian jumlah atom penyusun (angka indeks dalam bahasa Yunani) diikuti nama atom nonlogam dengan akhiran ...... . 178 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok B A. Tujuan Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) B. Dasar teori Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus kimianya. C. Kegiatan 1 Berilah nama ion dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama Ion Rumus Nama unsur + H H Li+ Litium Li Litium + K K Rb+ Rb 2+ Mg Mg Ca2+ Ca 2+ Sr Sr 2+ Ba Ba Al3+ Alumunium Al Alumunium D. Pertanyaan 1. Berapakah bilangan oksidasi yang dimiliki oleh logam golongan IA,IIA dan IIIA? (satu /lebih dari satu) Jawab : 2. Apakah bilangan oksidasi untuk unsur golongan IA,IIA dan IIIA diikut sertakan dalam penamaan? (iya/tidak) Jawab : Kesimpulan. Penamaan unsur golongan IA, IIA dan IIIA atau unsur dengan bilangan oksidasi hanya satu, bilangan oksidasi (ditulis/tidak ditulis) dalam penamaan ion dan penamaan ionnya seperti nama unsurnya. E. Kegiatan 2 Berilah nama ion dalam tabel di bawah ini! 179 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Rumus Fe2+ Fe3+ Ag+ Ag2+ Mn2+ Mn3+ Pb2+ Pb4+ Nama Besi(II) Mangan(III) Timbal(IV) F. Pertanyaan 1. Berapakah bilangan oksidasi transisi?(satu/lebih dari satu) Jawab : yang dimilki oleh logam golongan 2. Apakah bilangan oksidasi untuk unsur golongan transisi diikut sertakan dalam penamaan? (iya/tidak) Jawab : 3. Dimanakah letak penulisan bilangan oksidasi pada unsur golongan transisi dalam unsur ? (di depan unsur/di belakang unsur? Jawab : Kesimpulan: Penamaan unsur golongan transisi atau unsur dengan bilangan oksidasi lebih dari satu maka bilangan oksidasi (ditulis/tidak ditulis), jika ditulis maka penulisan bilangan oksidasi (di depan/di belakang) nama unsur tersebut. G. Kegiatan 3 Berilah nama ion dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama Nama Unsur Anion FFluorin Fluorida Cl Klorida Br O2SIIodium H. Pertanyaan 1. Berapakah atom penyusun dari anion – anion di atas? (satu /lebih dari satu)* Jawab : 2. Berdasarkan jawaban no.1, disebut apakah anion pada tabel di atas (monoatomik/poliatomik)*? 180 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Jawab : 3. Apakah kesamaan dari nama-nama anion di atas, jika dilihat dari akhiran nama anion-anion di atas? Jawab : Kesimpulan Anion yang tersusun dari satu atom disebut dengan anion................ Penamaan anion seperti penamaan unsurnya namun ditambahi dengan akhiran ...... 181 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok C A. Tujuan Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) B. Dasar teori Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus kimianya. C. Berila ion nama senyawa dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama atom non Nama anion oksigen NO3Nitrat NO2nitrogen SO42SO32Sulfur 3PO3 Fosfit 3PO4 Fosfor D. Pertanyaan 1. Bagaimanakah penamaan ion-ion yang mengandung oksigen dengan jumlah oksigen yang lebih banyak, jika dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut? Jawab : 2. Bagaimanakah penamaan ion-ion yang mengandung oksigen dengan jumlah oksigen yang lebih sedikit, jika dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut? Jawab : Kesimpulan Ion poliatomik dengan anion yang berbeda jumlah oksigennya, penamaannya diawali dengan nama unsur kemudian diikuti akhiran ........untuk jumlah oksigen lebih banyak, dan diakhiran ........untuk jumlah oksigen lebih sedikit. E. Berilah ion nama senyawa dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama atom non Nama anion oksigen ClOKlorin Hipoklorit ClO2ClO3Klorat ClO4 182 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik 3. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki satu oksigen? Jawab : 4. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki dua oksigen? Jawab : 5. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki tiga oksigen? Jawab : 6. Bagaimanakah penamaan ion yang memiliki empat oksigen? Jawab : Kesimpulan Ion poliatomik dengan jumlah oksigen berbeda sampai empat, penamaan anion dengan jumlah oksigen satu diawali dengan ........ nama unsur tanpa oksigen dan diakhiri ....., anion dengan jumlah oksigen dua diakhiri dengan (at/it),anion dengan jumlah oksigen tiga diakhiri dengan (at/it), dan anion dengan jumlah oksigen empat diawali dengan ...... .nama unsur tanpa oksigen dan akhiran ....... F. Kegiatan 2 Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama Na2SO4 Na2SO3 Natrium sulfit Na3PO3 Na3PO4 G. Pertanyaan 1. Apakah nama kation senyawa-senyawa di atas? Jawab : 2. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih banyak (dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut)? Jawab : 3. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih sedikit (dilihat dari akhiran nama senyawa tersebut)? Jawab : Kesimpulan Senyawa dengan anion yang berbeda jumlah oksigennya, penamaannya diawali dengan nama unsur logam (kation) kemudian diikuti dengan nama anion. Senyawa dengan jumlah oksigen lebih banyak diakhiri dengan ........, sedangkan senyawa dengan jumlah oksigen lebih sedikit diakhiri dengan ........... 183 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik H. Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini! rumus Nama NaClO NaClO2 Natrium klorit NaClO3 NaClO4 I. Pertanyaan 1. Apakah nama kation pada senyawa di atas? Jawab: 4. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki satu oksigen? Jawab : 5. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki dua oksigen? Jawab : 6. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki tiga oksigen? Jawab : 7. Bagaimanakah penamaan senyawa yang memiliki empat oksigen? Jawab : Kesimpulan Senyawa dengan anion yang berbeda jumlah oksigennya sampai empat, penamaannya diawali dengan nama unsur logam (kation) kemudian diikuti dengan nama anion. Senyawa dengan jumlah oksigen satu diawali nama kation kemudian ...... nama unsur tanpa oksigen dan akhiran ..... Senyawa dengan jumlah oksigen dua diakhiri dengan (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen tiga diakhiri dengan (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen empat diawali nama kation kemudian ...... nama unsur tanpa oksigen dan akhiran ..... 184 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3 (Jigsaw IV dan Jigsaw I) Kelompok D A. Tujuan Mendiskripsikan tata nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) B. Dasar teori Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa kadang-kadang diberi nama khusus, contohnya urea, glukosa, garam dan bensin. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dan diikuti oleh semua negara. Nama suatu senyawa kimia sangat berkaitan dengan rumus kimianya. C. Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama Rumus nama H2SO4 Asam sulfat HF H2SO3 HCl Asam klorida HNO2 Asam nitrit HI Asam iodida HNO3 H2S HBr D. Pertanyaan 1. Apakah kesamaan dari senyawa di atas? Jawab : 2. Apakah jenis dari senyawa-senyawa di atas? (asam/basa) Jawab : Kesimpulan : penamaan senyawa-senyawa yang bersifat (asam/basa)* diawali dengan kata ............... yang sesuai dengan sifat senyawa, kemudian diikuti oleh nama anionnya. 3. Bagaimanakah penamaan senyawa yang mengandung jumlah oksigen yang berbeda? (sama/beda) Jawab : 4. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih sedikit dan contohnya? Jawab : 5. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen lebih banyak dan contohnya? Jawab : 185 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik Kesimpulan : senyawa yang mengandung atom hidrogen maka penamaannya diawali dengan kata (asam/basa) sesuai sifat senyawa, kemudian diikuti oleh nama anionnya. Senyawa dengan jumlah oksigen yang banyak diakhiri dengan akhiran (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen yang sedikit diakhiri dengan akhiran (at/it). E. Kegiatan 2 Berilah nama senyawa dalam tabel di bawah ini! Rumus Nama HClO HClO2 HClO3 HClO4 F. Pertanyaan 6. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 1? Jawab ; 7. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 2? Jawab ; 8. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 3? Jawab ; 9. Bagaimanakah penamaan senyawa dengan jumlah oksigen 4? Jawab ; Kesimpulan : senyawa yang menngandung atom hidrogen dan atom oksigen dengan jumlah oksigen berbeda sampai empat, penamaan senyawa tersebut di awali dengan kata (asam/basa) sesuai sifat senyawa tersebut. Senyawa dengan jumlah oksigen satu diakhiri dengan ...nama unsur tanpa oksigen dan akhiran..... Senyawa dengan jumlah oksigen dua diakhiri dengan (at/it). Senyawa dengan jumlah oksigen tiga diakhiri dengan (at/it). senyawa dengan jumlah oksigen empat diakhiri dengan .....nama unsur tanpa oksigen dan akhiran...... G. Kegiatan 3 Perhatikan tabel ion dan nama senyawa dibawah ini! Rumus Nama rumus Nama NaOH Fe(OH)2 Ca(OH)2 Fe(OH)3 KOH Sn(OH)2 Ba(OH)2 Sn(OH)4 LiOH KOH Mg(OH)2 186 Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik H. Pertanyaan 1. Apakah kesamaan dari senyawa-senyawa di atas? Jawab : 2. Kelompokkanlah unsur logam Na, K, Ba, Li, K, Fe, Sn dan Mg dalam satu golongan yang sama? Jawab : 3. Apakah jenis dari senyawa-senyawa di atas? (asam/basa) Jawab : 4. Ion apakah yang berperan dalam penenetuan sifat (asam/basa) dari senyawasenyawa di atas? Jawab : Kesimpulan : penamaan senyawa yang bersifat (asam/basa) diawali dengan nama logam diikuti dengan nama ion yang menentukan sifat (asam/basa) senyawa tersebut adalah............... 5. Sebutkan senyawa-senyawa di atas yang memiliki unsur penyusun yang sama tetapi berbeda pada jumlah OH! Jawab : 6. Apakah jumlah bilangan oksidasi senyawa tersebut sama dengan jumlah ion OH? Jawab : Kesimpulan : penamaan senyawa yang bersifat (asam/basa) dengan jumlah ion OH yang berbeda pada senyawa yang mengandung unsur yang sama, diawali dengan nama atom logam diikuti dengan jumlah bilangan oksidasi senyawa tersebut (jumlahnya sama dengan jumlah ion OH), kemudian diikuti nama ion OH atau ion ............. 187 Lampiran 8. Data Hasil Belajar Peserta Didik NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Ratrata Data hasil belajar kimia peserta didik Jigsaw I Jigsaw IV Pengetahuan Hasil Belajar Pengetahuan Awal Awal 69 62,5 84 80 59 61 84 78,75 64 58,75 64 67,25 74 75 57 77 62 75,25 57 65,5 74 67,5 74 70 69 68 54 63,75 54 68,75 54 65,25 77 77 57 74,25 59 72,5 59 69 47 62,5 52 63,75 67 66,25 59 65 54 61,25 53 63,75 64 66,25 77 76,25 62 65 64 62,5 52 60 64 68,75 72 66,25 57 72,25 59 60 64 72,25 63,11111 68,02778 188 Hasil Belajar 52 72 56 56 32 64 64 60 84 56 64 76 48 80 72 52 84 80 52 76 68 64 54 64 68 80 64 76 48 68 44 72 72 64 60 64 79,25 67,75 74,5 70,875 64,25 67 62,75 68,375 76,125 81,875 73,75 79,5 51,625 63,25 68 66,5 69,25 80,875 71,875 73,875 71,125 71,625 75,75 62,625 75 69,25 73 77,5 71,875 82,375 73,125 81,875 65 66,125 74,875 58,75 64,16667 71,14236 Lampiran 9. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Berdasarkan Angket NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rata -rata Data angket aktivitas belajar kimia peserta didik Jigsaw I Jigsaw IV Aktivitas Awal Aktivitas Akhir Aktivitas Awal Aktivitas Akhir 75,5 72,5 73,5 75,5 82 88 91,5 94 64,5 90,5 72,5 77 88 81 80,5 86,5 74 82 72,5 79,5 77,5 79 82 84,5 84 80,5 90,5 88 70,5 89 71 68,5 72,5 74,5 68,5 73,5 66,5 69,5 61 89,5 76 67,5 77,5 86,5 77,5 89,5 78 86,5 60 61,5 86 90,5 73 83,5 77,5 82 76 70 78,5 82,5 74,5 84,5 80 91 80 83 69 79 77 75,5 78 94 75 70,5 61 62 71 67,5 68,5 76 68,5 83,5 79 84,5 65 74 76,5 83 64,5 85,5 74 84,5 67,5 66 67 89,5 66 67,5 67 79,5 68 87 78,5 79,5 71,5 73,5 69,5 74,5 85 94,5 61,5 66 69 87 66,5 76,5 77,5 84,5 69 77 80 82,5 69,5 77,5 73 77,5 72,5 75,5 79 84 73,5 77 77,5 91,5 73,5 80 71 83 70 71 73 91 69,5 78,5 73,63889 79,77778 189 73,73611 80,56944 Lampiran 10. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Berdasarkan Lembar Observasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rata -rata Jigsaw I Jigsaw IV Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua n1 n2 n3 n1 n2 n3 61,17647 61,17647 72,94118 83,52941 81,17647 83,52941 90,58824 89,41176 92,94118 83,52941 81,17647 81,17647 88,23529 90,58824 90,58824 69,41176 78,82353 71,76471 87,05882 92,94118 92,94118 77,64706 80 78,82353 57,64706 72,94118 74,11765 67,05882 75,29412 69,41176 71,76471 80 83,52941 85,88235 87,05882 84,70588 74,11765 88,23529 90,58824 75,29412 78,82353 77,64706 83,52941 87,05882 87,05882 78,82353 84,70588 81,17647 74,11765 78,82353 81,17647 88,23529 92,94118 84,70588 71,76471 76,47059 77,64706 81,17647 83,52941 82,35294 67,05882 69,41176 71,76471 75,29412 77,64706 77,64706 74,11765 83,52941 87,05882 84,70588 85,88235 87,05882 71,76471 80 80 82,35294 85,88235 78,82353 71,76471 78,82353 80 84,70588 91,76471 85,88235 71,76471 78,82353 80 82,35294 85,88235 82,35294 88,23529 89,41176 92,94118 75,29412 78,82353 74,11765 84,70588 87,05882 89,41176 87,05882 87,05882 88,23529 82,35294 84,70588 88,23529 83,52941 88,23529 82,35294 76,47059 77,64706 81,17647 78,82353 85,88235 80 76,47059 77,64706 81,17647 80 80 78,82353 57,64706 74,11765 78,82353 78,82353 82,35294 80 85,88235 85,88235 88,23529 77,64706 82,35294 78,82353 82,35294 85,88235 88,23529 82,35294 81,17647 82,35294 48,23529 41,17647 43,52941 68,23529 71,76471 70,58824 72,94118 70,58824 71,76471 72,94118 78,82353 75,29412 81,17647 81,17647 87,05882 88,23529 92,94118 89,41176 80 82,35294 87,05882 65,88235 71,76471 67,05882 84,70588 87,05882 89,41176 85,88235 91,76471 87,05882 89,41176 90,58824 90,58824 75,29412 71,76471 78,82353 87,05882 83,52941 84,70588 72,94118 72,94118 74,11765 67,05882 63,52941 63,52941 75,29412 70,58824 75,29412 72,94118 74,11765 81,17647 82,35294 88,23529 83,52941 57,64706 58,82353 62,35294 64,70588 65,88235 64,70588 84,70588 84,70588 87,05882 75,29412 74,11765 75,29412 65,88235 65,88235 67,05882 84,70588 89,41176 83,52941 83,52941 85,88235 88,23529 70,58824 72,94118 71,76471 75,71895 78,88889 81,50327 190 78,49673 81,37255 79,11765 Lampiran 11. Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kimia UJI VALIDITAS KORELASI POIN BISERIAL Rumus: rp bis = 𝑀𝑝−𝑀𝑡 𝑆𝑏 √𝑝/𝑞 Soal 1 Mp 30,5082 2 3 4 5 6 7 8 9 10 33,85714 36,60714 31,36066 34,02632 33,18182 34,63158 32,4717 37,38889 31,26531 11 12 13 36,03846 34,35714 31,54348 14 15 16 17 32,61364 34,29167 32,65957 32,08108 18 19 20 21 22 23 24 25 36 36,17857 32,48148 33,34783 32,56 32,93617 33,42553 30,98276 26 27 28 29 30 31 32 33 33,85417 34,30556 33,48077 34,225 32,39216 33,4375 37,4 31,77966 Mt Sb p q rp bis status 30,4697 8,863442 0,938462 0,061538 0,016963 Tidak valid 30,4697 8,863442 0,323077 0,676923 0,26403 Valid 30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,60237 Valid 30,4697 8,863442 0,938462 0,061538 0,392546 Valid 30,4697 8,863442 0,584615 0,415385 0,476042 Valid 30,4697 8,863442 0,676923 0,323077 0,442918 Valid 30,4697 8,863442 0,584615 0,415385 0,557054 Valid 30,4697 8,863442 0,815385 0,184615 0,474689 Valid 30,4697 8,863442 0,276923 0,723077 0,483104 Valid 30,4697 8,863442 0,753846 0,246154 0,157085 Tidak valid 30,4697 8,863442 0,4 0,6 0,512992 Valid 30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,38154 Valid 30,4697 8,863442 0,707692 0,292308 0,188502 Tidak valid 30,4697 8,863442 0,676923 0,323077 0,350128 Valid 30,4697 8,863442 0,369231 0,630769 0,329912 Valid 30,4697 8,863442 0,723077 0,276923 0,399236 Valid 30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,208987 Tidak valid 30,4697 8,863442 0,169231 0,830769 0,281609 Valid 30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,560307 Valid 30,4697 8,863442 0,830769 0,169231 0,502898 Valid 30,4697 8,863442 0,707692 0,292308 0,505254 Valid 30,4697 8,863442 0,769231 0,230769 0,430572 Valid 30,4697 8,863442 0,723077 0,276923 0,449663 Valid 30,4697 8,863442 0,723077 0,276923 0,538878 Valid 30,4697 8,863442 0,892308 0,107692 0,166622 Tidak valid 30,4697 8,863442 0,738462 0,261538 0,64163 Valid 30,4697 8,863442 0,553846 0,446154 0,482184 Valid 30,4697 8,863442 0,8 0,2 0,679436 Valid 30,4697 8,863442 0,615385 0,384615 0,535923 Valid 30,4697 8,863442 0,784615 0,215385 0,413977 Valid 30,4697 8,863442 0,738462 0,261538 0,562638 Valid 30,4697 8,863442 0,230769 0,769231 0,428263 Valid 30,4697 8,863442 0,907692 0,092308 0,463455 Valid 191 34 35 36 36 31,67308 36,33333 30,4697 8,863442 0,323077 0,676923 0,431052 Valid 30,4697 8,863442 0,8 0,2 0,271538 Valid 30,4697 8,863442 0,092308 0,907692 0,210967 Tidak valid 37 34,26667 30,4697 8,863442 0,692308 0,307692 0,642578 Valid 38 30,4 30,4697 8,863442 0,538462 0,461538 -0,00849 Tidak valid 39 33,2973 30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,366722 Valid 40 33,5814 30,4697 8,863442 0,661538 0,338462 0,490815 Valid 41 32,04348 30,4697 8,863442 0,707692 0,292308 0,276277 Valid 42 32,72727 30,4697 8,863442 0,507692 0,492308 0,258656 Valid 43 35,5 30,4697 8,863442 0,430769 0,569231 0,493708 Valid 44 33,83784 30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,436827 Valid 45 31,21429 30,4697 8,863442 0,646154 0,353846 0,113521 Tidak valid 46 32,10811 30,4697 8,863442 0,569231 0,430769 0,212492 Tidak valid 47 31,36364 30,4697 8,863442 0,846154 0,153846 0,23653 Tidak valid 48 34,89474 30,4697 8,863442 0,584615 0,415385 0,592277 Valid 49 31,6 30,4697 8,863442 0,923077 0,076923 0,441757 Valid 50 34,72093 30,4697 8,863442 0,661538 0,338462 0,670557 Valid Reliablitas KR-20 = 0,89365 JUMLAH BUTIR VALID = 40 192 Lampiran 12. Data Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Peng. Awal Hasil Belajar Aktivitas Awal Aktivitas Akhir Tests of Normality Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Jigsaw I ,156 36 ,027 ,946 36 ,079 Jigsaw ,133 36 ,106 ,970 36 ,428 IV Jigsaw I ,120 36 ,200* ,953 36 ,129 * Jigsaw ,068 36 ,200 ,973 36 ,498 IV Jigsaw I ,076 36 ,200* ,991 36 ,990 * Jigsaw ,097 36 ,200 ,961 36 ,228 IV Jigsaw I ,131 36 ,126 ,959 36 ,194 * Jigsaw ,086 36 ,200 ,978 36 ,693 IV Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 Pengetahuan awal 1,459 1 Hasil Belajar Kimia ,427 1 Aktivitas Belajar Awal ,435 1 Aktivitas Belajar Akhir 1,436 1 193 df2 70 70 70 70 Sig. ,231 ,515 ,512 ,235 Lampiran 13. Data Hasil Uji korelasi Hasil Korelasi kemampuan awal dengan hasil belajar peserta didik Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Hasil belajar Source Type III df Mean F Sum of Square Squares Corrected 982,902a 2 491,451 4,850 Model 313,788 1 313,788 3,097 Intercept 9,669 1 9,669 ,095 kelas 962,847 1 962,847 9,502 hasil 6991,709 69 101,329 Error 299568,000 72 Total Corrected 7974,611 71 Total a. R Squared = ,123 (Adjusted R Squared = ,098) 194 Sig. Partial Eta Squared ,011 ,123 ,083 ,758 ,003 ,043 ,001 ,121 Lampiran 14. Data hasil interaksi antara covariate dengan fixed factor Hasil interaksi kemampuan awal dengan aktivitas belajar peserta didik Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: aktivitas belajar Source Type III df Mean F Sum of Square Squares 11,281a 1 11,281 ,175 Corrected Model 462802,170 1 462802,17 7166,81 Intercept 0 7 11,281 1 11,281 ,175 kelas 4520,299 70 64,576 Error 467333,750 72 Total 4531,580 71 Corrected Total a. R Squared = ,002 (Adjusted R Squared = -,012) Sig. Partial Eta Squared ,677 ,002 ,000 ,990 ,677 ,002 Hasil interaksi kemampuan awal dengan hasil belajar peserta didik Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: hasil Source Type III df Mean F Sum of Square Squares Corrected 174,611a 1 174,611 4,290 Model 348629,896 1 348629,89 8565,44 Intercept 6 5 kelas 174,611 1 174,611 4,290 Error 2849,133 70 40,702 Total 351653,641 72 Corrected 3023,745 71 Total a. R Squared = ,058 (Adjusted R Squared = ,044) 195 Sig. Partial Eta Squared ,042 ,058 ,000 ,992 ,042 ,058 Lampiran 15. Data Hasil Uji-T Beda Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Data Hasil Uji-T Beda Subjek Group Statistics kelas gain skor aktivitas belajar N Jigsa wI Jigsa w IV Mean 36 6,14 Std. Deviation 8,703 36 6,83 6,093 Std. Error Mean 1,450 1,016 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variance s F Sig . gain skor t-test for Equality of Means t df Sig. Mean Std. (2- Differe Error taile nce Differen d) ce Equal 7,70 ,00 70 ,696 variance 3 7 ,39 s 2 assumed Equal - 62,6 ,696 variance ,39 67 s not 2 assumed 196 -,694 1,771 -,694 1,771 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -4,226 2,837 -4,233 2,844 Lampiran 16. Data Hasil Uji-T Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Data Hasil Uji-T Sama Subjek Pada Jigsaw I Paired Samples Statistics Mean N Pair 1 aktivitas belajar awal Jigsaw I aktivitas belajar akhir Jigsaw I Std. Deviation 36 6,315 36 8,528 73,64 79,78 Std. Error Mean 1,053 1,421 Paired Samples Correlations N Pair 1 aktivitas belajar awal Jigsaw I 3 & aktivitas belajar akhir Jigsaw I aktivitas belajar awal Pair 1 Jigsaw I 3 & aktivitas belajar akhir Jigsaw I Correlation 36 ,342 Sig. ,041 Paired Samples Test Paired Differences t df Mean Std. Std. 95% Deviatio Error Confidence n Mean Interval of the Difference Low Upp er er 8,703 1,450 - 35 6,139 9,08 3,19 4,232 3 4 197 Sig. (2tailed) ,000 Lampiran 17. Data Hasil Uji-T Sama Subjek Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Data Hasil Uji-T Sama Subjek Pada Jigsaw IV Paired Samples Statistics Mean N Pair 1 aktivitas belajar awal Jigsaw IV aktivitas belajar akhir Jigsaw IV 73,74 80,57 36 36 Paired Samples Correlations N Pair 1 aktivitas belajar awal Jigsaw IV & aktivitas belajar akhir Jigsaw IV Std. Deviation 7,256 7,511 Std. Error Mean 1,209 1,252 Correlatio n 36 ,660 Sig. ,000 Paired Samples Test Paired Differences t Sig. (2tailed) Mean aktivitas belajar awal Pair Jigsaw IV & aktivitas 1 belajar akhir Jigsaw IV Std. Std. 95% Devia Error Confidence tion Mea Interval of the n Difference Lowe Upper r - 6,093 1,016 - -4,772 -6,729 6,833 8,895 df 198 35 ,000 Lampiran 18. Data Hasil Uji Anakova Between-Subjects Factors N 1 36 kelas 2 36 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: hasil belajar kimia Source Type III Sum df Mean F of Squares Square a Corrected 519,480 2 259,740 7,157 Model Intercept 6067,749 1 6067,749 167,185 pra 344,869 1 344,869 9,502 kelas 150,458 1 150,458 4,146 Error 2504,264 69 36,294 Total 351653,641 72 Corrected 3023,745 71 Total a. R Squared = ,172 (Adjusted R Squared = ,148) 199 Sig. ,001 ,000 ,003 ,046 Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia Skor tertinggi ideal = Σ butir kriteria x skor tertinggi = 17 x 5 = 85 Skor terendah ideal = Σ butir kriteria x skor terendah = 17 x 1 = 17 𝑋̅i 1 = 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 1 = 2 (85 + 17) = 51 Sbi 1 1 = ( 2 ) ( 3 ) (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) 1 1 = ( 2 ) ( 3 ) (85-17) = 11.33 No. Rumus Kategori 1. X > 𝑋̅i + 1,8 Sbi 2. 𝑋̅i + 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋̅i + 1,8 Sbi B (Baik) 3. 𝑋̅i - 0,6 Sbi < X ≤ 𝑋̅i + 0,6 Sbi C (Cukup) 4. 𝑋̅i - 1,8 Sbi < X ≤ 𝑋̅i - 0,6 Sbi K (Kurang) 5 X ≤ (𝑋̅i – 1,8 Sbi) SB (Sangat Baik) 200 SK (Sangat Kurang) Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia Hasil Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Pertemuan 1 61,17647 90,58824 88,23529 87,05882 57,64706 71,76471 74,11765 83,52941 74,11765 71,76471 67,05882 74,11765 71,76471 71,76471 71,76471 88,23529 84,70588 82,35294 76,47059 76,47059 57,64706 85,88235 82,35294 48,23529 72,94118 81,17647 80 84,70588 89,41176 87,05882 67,05882 72,94118 57,64706 84,70588 65,88235 83,52941 B SB SB SB C SB SB SB SB SB B SB SB SB SB SB SB SB SB SB C SB SB C SB SB SB SB SB SB BB SB C SB B SB Jigsaw I Pertemuan 2 61,17647 B 89,41176 SB 90,58824 SB 92,94118 SB 72,94118 SB 80 SB 88,23529 SB 87,05882 SB 78,82353 SB 76,47059 SB 69,41176 B 83,52941 SB 80 SB 78,82353 SB 78,82353 SB 89,41176 SB 87,05882 SB 84,70588 SB 77,64706 SB 77,64706 SB 74,11765 SB 85,88235 SB 85,88235 SB 41,17647 K 70,58824 B 81,17647 SB 82,35294 SB 87,05882 SB 90,58824 SB 83,52941 SB 63,52941 B 74,11765 SB 58,82353 B 84,70588 SB 65,88235 B 85,88235 SB 201 Pertemuan 3 72,94118 SB 92,94118 SB 90,58824 SB 92,94118 SB 74,11765 SB 83,52941 SB 90,58824 SB 87,05882 SB 81,17647 SB 77,64706 SB 71,76471 SB 87,05882 SB 80 SB 80 SB 80 SB 92,94118 SB 89,41176 SB 88,23529 SB 81,17647 SB 81,17647 SB 78,82353 SB 88,23529 SB 88,23529 SB 43,52941 K 71,76471 SB 87,05882 SB 87,05882 SB 89,41176 SB 90,58824 SB 84,70588 SB 63,52941 B 81,17647 SB 62,35294 B 87,05882 SB 67,05882 B 88,23529 SB Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia Hasil Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia Data observasi aktivitas belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Pertemuan 1 83,52941 SB 83,52941 SB 69,41176 B 77,64706 SB 67,05882 B 85,88235 SB 75,29412 SB 78,82353 SB 88,23529 SB 81,17647 SB 75,29412 SB 84,70588 SB 82,35294 SB 84,70588 SB 82,35294 SB 75,29412 SB 87,05882 SB 83,52941 SB 78,82353 SB 80 SB 78,82353 SB 77,64706 SB 82,35294 SB 68,23529 B 72,94118 SB 88,23529 SB 65,88235 B 85,88235 SB 75,29412 SB 72,94118 SB 75,29412 SB 82,35294 SB 64,70588 B 75,29412 SB 84,70588 SB 70,58824 B Jigsaw IV Pertemuan 2 81,17647 SB 81,17647 SB 78,82353 SB 80 SB 75,29412 SB 87,05882 SB 78,82353 SB 84,70588 SB 92,94118 SB 83,52941 SB 77,64706 SB 85,88235 SB 85,88235 SB 91,76471 SB 85,88235 SB 78,82353 SB 87,05882 SB 88,23529 SB 85,88235 SB 80 SB 82,35294 SB 82,35294 SB 81,17647 SB 71,76471 SB 78,82353 SB 92,94118 SB 71,76471 SB 91,76471 SB 71,76471 SB 72,94118 SB 70,58824 SB 88,23529 SB 65,88235 B 74,11765 SB 89,41176 SB 72,94118 SB 202 Pertemuan 3 83,52941 SB 81,17647 SB 71,76471 SB 78,82353 SB 69,41176 B 84,70588 SB 77,64706 SB 81,17647 SB 84,70588 SB 82,35294 SB 77,64706 SB 87,05882 SB 78,82353 SB 85,88235 SB 82,35294 SB 74,11765 SB 88,23529 SB 82,35294 SB 80 SB 78,82353 SB 80 SB 78,82353 SB 82,35294 SB 70,58824 B 75,29412 SB 89,41176 SB 67,05882 B 87,05882 SB 78,82353 SB 74,11765 SB 75,29412 SB 83,52941 SB 64,70588 SB 75,29412 SB 83,52941 SB 71,76471 SB Lampiran 19. Analisis Deskriptif Skor Aktivitas Belajar Kimia Kategori Aktivitas Belajar Kimia Peserta Didik Kategori Aktivitas Belajar SB B C K SK Kelas Jigsaw I Pert. 1 Pert. 2 Σ % Σ % 29 81% 29 81% 3 8% 6 16% 4 11% 0 0% 0 0% 1 3% 0 0% 0 0% Pert. 3 Σ % 32 89% 3 8% 0 0% 1 3% 0 0% 203 Pert. 1 Σ % 30 84% 6 16% 0 0% 0 0% 0 0% Pert. 2 Σ % 35 97% 1 3% 0 0% 0 0% 0 0% Pert. 3 Σ % 33 92% 3 8% 0 0% 0 0% 0 0% Lampiran 20. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw I Kel.1 Prawira Pradipta Febrina Nia Kel. 2 Ratna Afdal Aziza Yoga Kel. 3 Iqbal Ananda Anis alfiyah Kel. 4 Dian Diffana Rini Reza Kel. 5 Zayyan Abigail Sovia Avina Kel. 6 Sultan Syahrul Orisa Della Kel. 7 Anjeli Dinda Nuri Dhea Kel. 8 Hafiz Daffa Yunita Anaya Kel. 9 Hendra Michael Wisnu Yunnisa Kel.1 Nia Febrina Ratna Prawira Kel. 2 Della Orisa Syahrul Pradipta Kel. 3 Iqbal Anis Afdal Ananda Kel. 4 Yoga Yunnisa Reza Alfiyah Kel. 5 Anjeli Yunnisa Sultan Wisnu Kel. 6 Michael Hendra Avina Sovia Kel. 7 Anaya Daffa Yunita Hafiz Kel. 8 Zayyan Dinda Dhea Nuri Kel. 9 Aziza Dian Diffan Rini Kel.1 Della Wisnu Pradipta Yoga Kel. 2 Dian Nuri Anis Hendra Kel. 3 Yunnisa Yunita Hafiz Daffa Kel. 4 Diffana Michael Anaya Alfiyah Kel. 5 Orisa Afdal Ananda Syahrul Kel. 6 Sultan Iqbal Dhea Zayyan Kel. 7 Anjeli Reza Aziza Abigail Kel. 8 Prawira Ratna Nia Febrina Kel. 9 Sovia Nuri Dinda Avina 204 Lampiran 21. Kelompok Diskusi Kelas Jigsaw IV Kel.1 safira Meika Hajid Pandu Kel. 2 Heni Cheryl Happy Nur Kel.1 Fikri Fahdan Diwang Dita Kel.1 Shella Utami Syarifatul Veronica Kel. 2 Akbar Fajar Hajid Bintang Kel. 3 Anisa Dina Dita Diwang Kel. 4 Mirnala Sherin Farah Rizma Kel. 3 Utami Syarifatul Shella Veronica Kel. 2 Bagas Naufal Kharisma Pandu Kel. 3 Fahdan Farah Happy Robby Kel. 5 Shella Syarifatul Utami Veronica Kel. 4 Nur Sherin Risma Heni Kel. 6 Kharisma Naufal Daffa Bagas Kel. 5 Kharisma Bagas Daffa Naufal Kel. 4 Meika Safira Risma Sherin 205 Kel. 5 Bintang Daffa Anisa Dina Kel. 6 Pandu Robby Cheryl Happy Kel. 6 Hajid Nur Heni Fikri Kel. 7 Fajar Fikri Bintang Hafiludin Kel. 7 Anandha Kurnia Joti Devina Kel. 7 Anandha Alfinda Devina Diwang Kel. 8 Alfinda akbar Robby Fahdan Kel. 9 Anandha Kurnia Devina Joti Kel. 8 Meika Safira Alfinda Hafiludin Kel. 9 Farah Anisa Dina Mirnala Kel. 8 Dita Joti Kurnia Hafiludin Kel. 9 Fajar Cheryl Akbar Mirnala