pada PT. Tirta Alam Semesta, Bogor

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan populasi manusia dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan seiring dengan kemajuan zaman. Pada awalnya pertumbuhan
populasi manusia relatif lambat, tetapi dengan bertambahnya individu yang
bereproduksi, maka pertumbuhan populasi manusiapun turut meningkat. Populasi
manusia meningkat sedikitnya 200.000 setiap hari. Hal ini merefleksikan fakta
bahwa pertumbuhan populasi dunia sangat tajam sesuai dengan pertumbuhan
eksponen, yaitu tingkat pertumbuhan yang ditentukan oleh perbedaan antara
jumlah orang yang lahir per tahun dan jumlah orang yang mati per tahun.1
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Populasi Manusia Tahun 1600 – 2000
Sumber: www.tribun-timur.com
Gambar 1 menunjukkan bahwa grafik batang terus mengalami
peningkatan. Memasuki awal tahun 1950, terjadi peningkatan populasi manusia
yang cukup tinggi, yaitu sebesar 2,5 miliar atau sekitar 34 persen, kemudian
diikuti oleh tahun 1970-an sebesar 4 miliar atau sekitar 37,5 persen dan tahun
2000 yang meningkat cukup signifikan, yaitu 6,3 miliar atau sekitar 36,50 persen.
Selain pertumbuhan populasi yang terus meningkat, angka kematian
manusia juga menunjukkan peningkatan yang relatif tinggi. Pada tahun 1950,
angka kematian manusia mencapai 45 juta penduduk. Dapat terlihat juga pada
tahun 2000-an terjadi peningkatan angka kematian hingga 68 juta penduduk atau
rata-rata sebesar 33,8 persen seperti yang terlihat pada Gambar 2 di bawah ini.
1
http://1d.wikipedia.org
Immortality increase
Gambar 2. Grafik Peningkatan Angka Kematian Penduduk Dunia Tahun
1950 - 2000
Sumber: www.tribun-timur.com
Persentase pertumbuhan populasi manusia dengan tingkat kematian
penduduk mempunyai angka yang hampir sama jumlahnya (berdekatan), dengan
kata lain pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat, akan diikuti juga
oleh tingkat kematian manusia yang tinggi pula. Berdasarkan hal itulah, maka
pandangan dan kepedulian masyarakat dunia terhadap kesehatan mulai tumbuh.
Kepedulian masyarakat akan kesehatan tersebut, memiliki imbas pada
meningkatnya permintaan akan produk-produk yang memiliki nilai tambah bagi
tubuh manusia khususnya produk makanan dan minuman.
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini menyebabkan banyaknya
perubahan ke arah yang lebih praktis dan efisien. Dampak dari perubahan tersebut
dapat dilihat pada perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat,
khususnya dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Saat ini banyak
makanan yang dibuat dalam bentuk cepat saji ataupun dikemas dalam sebuah
kemasan, begitu pula halnya pada produk-produk minuman yang saat ini mulai
banyak disajikan dalam sebuah kemasan.
Kepadatan aktifitas masyarakat dengan intensitas kegiatan yang tinggi
terutama di kota-kota besar, membawa arah pola konsumsi masyarakat terhadap
air minum menjadi lebih praktis terkait dengan efektifitas dan efisiensi waktu
yang digunakan. Oleh sebab itu, keberadaan produk-produk minuman yang
disajikan dalam kemasan menjadi lebih memasyarakat. Selain hal di atas,
kemudahan memperoleh produk dan selalu tersedia pada saat dibutuhkan
2
merupakan faktor yang menyebabkan air minum dalam kemasan (AMDK)
berkembang pesat.
Menurut data dari Asosiasi Produsen Air Minum dalam Kemasan
Indonesia (Aspadin), penjualan AMDK pada tahun 2003 mencapai 7,1 miliar per
tahun dan dalam kurun waktu satu tahun kemudian meningkat sebesar 14,28
persen atau 8,1 miliar liter. Mulai 2004 hingga tahun 2006 terjadi peningkatan
yang stabil setiap tahunnya, yaitu sebesar 1 miliar liter per tahun. Memasuki tahun
2007 dan 2008 kembali mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 22,77
persen dan 10,48 persen seperti yang terlihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Perkembangan Volume Penjualan Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) di Indonesia Tahun 2003-2008
Volume Penjualan
Pertumbuhan (%)
Tahun
(Miliar Liter)
2003
7,1
31,59
2004
8,1
14,28
2005
9,1
12,34
2006
10,1
10,98
2007
12,4
22,77
2008
13,7
10,48
Sumber : Aspadin. 2008 (http://wartaekonomi.com )
Bisnis AMDK sampai saat ini terus berkembang. Bukti nyatanya adalah
dengan makin banyaknya merek-merek produk AMDK yang terus bermunculan
baik besar, menengah, maupun kecil. Terdapat beberapa perusahaan besar AMDK
dengan merek dagang Aqua, Vit, dan Ades yang telah menguasai pasar. Menurut
Asosiasi Produsen Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), saat ini ada
480 perusahaan AMDK, tetapi yang berproduksi hanya 350 dengan 165
diantaranya tergabung dalam Aspadin. Kini ada kurang lebih 600 merek AMDK
yang aktif. Perkembangan jumlah perusahaan AMDK di Indonesia akan
ditampilkan pada Gambar 3 berikut ini.
3
600
500
400
300
Jumlah Perusahaan
426
200
440
450
480
350
246
100
0
1
2001
2
2002
3
2003
4
2004
5
2005
6
2006
Gambar 3. Perkembangan Jumlah Perusahaan AMDK di Indonesia
Sumber: Aspadin. 2008 (http://wartaekonomi.com)
Total penjualan AMDK diperkirakan lebih dari 3 triliun rupiah per tahun.
Dari angka tersebut, ternyata merek Aqua dan VIT menguasai pangsa pasar
sebesar 45 persen, lalu 30 persennya oleh merek-merek lain seperti Ades, Total,
Club, 2-Tang dan Oasis. Sementara itu, 25 persen sisanya diperebutkan oleh
ratusan merek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.2
Berkembangnya AMDK dengan dicirikan oleh bermunculannya berbagai
merek AMDK, menghadapkan masyarakat untuk ingin lebih menggali lagi
manaat dari AMDK selain pertimbangan kepraktisan, daya guna, dan efektifitas
waktu. Masyarakat mengharapkan adanya penggalian nilai tambah dari AMDK.
Dari harapan masyarakat tersebut, dapat terlihat bahwa terjadi perubahan
kebutuhan masyarakat dari sekedar mengkonsumsi AMDK menjadi keinginan
mengkonsumsi AMDK untuk mendapatkan nilai tambah yang diberikan produk
tersebut.
Salah satu nilai tambah yang dapat digali dari mengkonsumsi AMDK
adalah asupan oksigen tambahan. Nilai tambah ini dipandang penting karena
pertimbangan penurunan kualitas lingkungan seperti pencemaran air dan polusi
udara. Keadaan ini dapat membuat kandungan oksigen yang terkandung di udara
maupun air akan semakin berkurang. Dampaknya adalah tubuh kita tidak
mendapatkan oksigen yang cukup.
Berangkat dari hal di atas, maka terjadi perkembangan dari AMDK
beroksigen atau disebut air minum kemasan beroksigen. Air minum kemasan
beroksigen merupakan salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat guna
2
Aspadin, 2008. http://www.wartaekonomi.com
4
memenuhi kebutuhan akan produk yang lebih spesifik dari air minum dalam
kemasan lazimnya. Keberadaan air minum beroksigen diharapkan dapat
menambah keragaman produk air minum dalam kemasan, sehingga masyarakat
memiliki banyak pilihan dalam mengkonsumsi air minum dalam kemasan.
Sebagaimana yang kita ketahui selama ini, oksigen dimanfaatkan untuk
metabolisme dalam tubuh melalui saluran pernafasan. Oksigen masuk ke dalam
tubuh melalui perantara hidung, tenggorokan, hingga sampai paru-paru, yang
selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh tubuh, termasuk untuk metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Kebutuhan masyarakat akan suplai oksigen dan
manfaat suplai oksigen bagi tubuhlah yang merupakan salah satu faktor penyebab
berkembangnya industri air minum beroksigen di Indonesia.
PT Tirta Alam Semesta adalah salah satu produsen air minum dalam
kemasan beroksigen dengan merek produknya “AirOx”. “AirOx” diharapkan
dapat mengisi pangsa pasar dari air minum kemasan biasa melalui penawaran
karakteristik produknya yang lebih spesifik. “AirOx” adalah produk perpaduan
sempurna antara air dengan oksigen. “AirOx” diharapkan tidak hanya memenuhi
kebutuhan manusia akan air minum, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan oksigen dalam tubuh.
Bogor merupakan daerah yang sesuai sebagai basis produksi dari air
minum mineral. Daerah ini mampu menyediakan pasokan bahan baku air yang
melimpah karena berada pada kondisi geografis dataran tinggi. Hal ini menjadikan
daerah ini sebagai salah satu daerah penghasil sumber mata air mineral.
Bogor memiliki pasar yang baik untuk wilayah pemasaran selain beberapa
kota besar lainnya seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Bandung. Bogor
merupakan kota berkembang yang memiliki tingkat kesadaran dan kepedulian
akan kesehatan yang sudah membaik. Ini dapat memberikan kontribusi yang
bagus bagi perusahaan seperti yang dikatakan oleh Senior Marketing Support PT
Tirta Alam Semesta bahwa perilaku masyarakat bogor, ketersediaan sarana dan
prasarana, serta pendapatan rata-rata masyarakat bogor dapat membawa dampak
kemajuan bagi perusahaan.
5
1.2 Perumusan Masalah
Di industri air minum kemasan beroksigen, “AirOx” tergolong produk
pendatang baru jika dibandingkan dengan tiga produk pendahulunya, yaitu Super
O2, Cleo, dan Hexagonal. Namun, seiring dengan perkembangannya, “AirOx”
telah mampu meraup sebagian kecil dari pangsa pasar yang bergerak di industri
air minum dalam kemasan beroksigen (lihat Tabel 4). Oleh sebab itu, AirOx
dituntut untuk mampu bersaing dengan merek-merek produk lainnya yang sejenis
termasuk melengkapi kekurangan-kekurangan pada produk-produk tersebut.
Terbukanya peluang pasar di industri air minum kemasan beroksigen,
menyebabkan munculnya produk-produk sejenis dari pendatang baru yang
berusaha mengincar pasar potensial di industri air minum dalam kemasan
beroksigen. Adapun beberapa merek yang telah bergerak pada industri air minum
dalam kemasan beroksigen dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Beberapa Merek Air Minum Kemasan Beroksigen Yang Bergerak
Pada Industri AMDK Beroksigen
No.
MEREK
PERUSAHAAN
1. Super O2 *
PT. Royal Kekaltama Beverages
2. Cleo *
PT. Sariguna Primatirta
3. Hexagonal
PT. Central Java Drinking Water
4. AirOx
PT. Tirta Alam Semesta
5. Hydroxygen Plus
PT. Mega Tirta Abadi
6. Actimo
PT. Anggada Binatama Perkasa
7 SPIRIT
PT. Reka Tamtama
8. Oxyfine
PT. Panfila Indosari
9. HiO2
PT. Triusaha Mitraraharja
10. Sport O
PT. Central Java Drinking Water
11. Viozz
Tantamida Water Corp.
12. High Tech
Hydro Canal Tech.
Sumber: http://air-mujarab.blogspot.com, (data diolah) 2009.
Ket: *) Produk-produk yang menguasai pangsa pasar di industri air minum dalam kemasan beroksigen
Beberapa perusahaan dengan masing-masing merek produknya yang
terdapat pada Tabel 2 di atas, berupaya mencari celah pasar dengan bermain
dalam pasar yang sama dengan produk pendahulunya. Celah pasar yang
diperebutkan oleh beberapa merek tersebut adalah sisa pangsa pasar yang tidak
dikuasai (diacuhkan) oleh dua merek besar yang menguasai pangsa pasar di
industri air minum dalam kemasan beroksigen ini, yaitu Super O2 dan Cleo. Data
tahun 2008 pada Tabel 4 menunjukkan bahwa Super O2 dan Cleo masing-masing
memiliki penguasaan pangsa pasar sebesar 44,30 persen dan 20,15 persen.
6
Kemudian diikuti oleh Hexagonal sebesar 10,77 persen dan “AirOx” sebesar 8,12
persen. Sisanya sebesar 16,66 persen dikuasai oleh beberapa merek produk,
diantaranya Hydroxygen plus sebesar 2,57 persen, Spirit sebesar 1,33 persen,
Oxyfine sebesar 1,04 persen, Actimo sebesar 0,78 persen, dan 10,94 persen lagi
diperebutkan oleh puluhan merek produk pendatang baru di industri air minum
dalam kemasan beroksigen dengan persentase rata-rata penguasaan pangsa pasar
sebesar 0,5 persen per merek produk dengan jumlah sebaran merek sebanyak 55
merek untuk seluruh wilayah Indonesia.3
Berdasarkan data penguasaan pangsa pasar tersebut, dapat terlihat bahwa
terjadi tingkat persaingan yang tinggi diantara merek-merek produk yang bergerak
pada sisa pangsa pasar yang tidak dikuasai oleh Super O2 dan Cleo, yaitu antara
Hexagonal, “AirOx”, dan beberapa merek produk pendatang baru lainnya
terutama Hydroxygen plus, Spirit, Oxyfine, dan Actimo yang juga termasuk
pesaing utama dari “AirOx”.
Tingginya tingkat persaingan antara para produsen di level bawah,
menyebabkan beberapa pesaing utama “AirOx” terus melakukan efisiensi usaha
yang semakin kuat, sehingga persentase pertumbuhan pangsa pasarnya
memungkinkan untuk bertambah besar lagi. Hexagonal terus melakukan
perbaikan pada kualitas produk yang ditawarkan melalui perbaikan teknologi.
Dalam proses pengolahan airnya, Hexagonal menggunakan bio-resonance water
yang berfungsi untuk mempertahankan kandungan oksigen di dalam air dalam
waktu yang lebih lama. Untuk Hydroxygen plus, Spirit, Oxyfine, dan Actimo
terus melakukan efisiensi usaha melalui promosi secara gencar-gencaran di
berbagai media publik, bahkan untuk Oxyfine telah menggunakan media televisi
sebagai wadah promosinya. Beberapa hal di atas merupakan langkah-langkah
pesaing utama untuk menghadapi tingginya persaingan para produsen dilevel
bawah.
Dalam menghadapi tingginya persaingan tersebut, PT Tirta Alam Semesta
telah
melakukan
beberapa
strategi
pemasaran
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan volume penjualan “AirOx” dan penguasaan pangsa pasar bagi
perusahaan. Strategi pemasaran yang selama ini diterapkan perusahaan, dilakukan
mulai memasuki awal tahun 2004 hingga sekarang dimana memasuki tahun
3
www.sinarharapan.co.id
7
tersebut bisnis air minum dalam kemasan beroksigen semakin marak dengan
ditandai oleh bermunculannya produk-produk baru yang mulai beredar dipasaran.
Perusahaan telah menerapkan strategi pemasaran menggunakan strategi
bauran pemasaran. PT Tirta Alam Semesta menerapkan strategi bauran pemasaran
untuk produk “AirOx” khususnya wilayah pemasaran Jakarta, Bogor, Tangerang
dan Bekasi. Strategi bauran pemasaran tersebut dibagi ke dalam empat strategi,
meliputi strategi produk, strategi harga, strategi tempat, dan strategi promosi.
Strategi produk dilakukan dengan menentukan kebijakan perluasan keragaman
produk. Dalam hal ini, “AirOx” dibagi ke dalam empat ukuran kemasan, yaitu
ukuran 350 mL, 600 mL, 1 galon (19 Liter), dan 1 tabung (380 Liter). Ukuran satu
tabung (380 liter) akan diberikan bagi para distributor channel melalui distributor
resminya (PT Mitra Anugerah Pratama Sejahtera) berikut pemasangan mesin.
Strategi harga dikembangkan melalui penetapan harga bersaing yaitu sama besar
dengan harga produk kompetitor utamanya (lihat Tabel 8). Strategi tempat
diaplikasikan melalui perbaikan sistem distribusi dari “AirOx”. Sistem distribusi
yang dilakukan adalah distribusi merata atau smoothing distribution melalui
pembentukan distribution channel. Strategi promosi, dilakukan melalui promosi
ke outlet-outlet yang dibuat di kawasan perkantoran khususnya Jakarta dan Bekasi,
melakukan kegiatan promosi penjualan dengan menjadi donatur pelaksanaan
event-event besar. Promosi penjualan lainnya juga ditekankan pada kegiatan
hubungan masyarakat seperti direct selling ataupun sales event.
Dari keempat strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan perusahaan,
maka yang menjadi strategi prioritas bagi perusahaan adalah strategi tempat atau
strategi distribusi melalui penunjukan distributor tunggal dan perluasan
distribution channel. Perusahaan beranggapan bahwa volume penjualan dapat
terus tumbuh apabila intensitas pembelian masyarakat terhadap “AirOx” tinggi.
Upaya meningkatkan intensitas pembelian tersebut, dilakukan melalui perluasan
distribution channel dengan maksud kemudahan masyarakat untuk memperoleh
“AirOx”. Melalui strategi ini, kebutuhan masyarakat akan air minum dalam
kemasan beroksigen mudah terpenuhi. Dalam hal ini akan terjadi kesinambungan
antara tujuan perusahaan dengan kebutuhan masyarakat.
8
Dalam melaksanakan strategi bauran pemasaran tersebut mulai tahun 2004
hingga tahun 2008, perusahaan masih belum mendapatkan hasil yang maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari volume penjualan “AirOx” yang menurun, target
pertumbuhan penjualan per tahun yang tidak terpenuhi, dan pangsa pasar yang
dikuasai oleh “AirOx” yang semakin berkurang seperti yang terlihat pada Tabel 3
di bawah ini.
Tabel 3. Laporan Hasil Pencapaian Volume Penjualan Perusahaan Atas
Target Penjualan “AirOx” Mulai Tahun 2004-2008
Target
%
Hasil
Vol.
%
Penj.
Target
Pencapaian
Tahun Penjualan Pertumb.
“AirOx” Pertumb. Dibandingkan
(Dus)
Penjualan
(Dus)
Penj.
Atas Target
2004
8.984
2005
9.512
5,55
9433
5
+78,8
2006
9.588
0,79
9987
5
-399,6
2007
9.602
0,14
10.067
5
-465,4
2008
7.001
-27,08
10.082
5
-3081,1
Sumber
: PT Tirta Alam Semesta, 2008 dan dibandingkan dengan data distributor (data olahan)
Keterangan
: 1 dus = 24 Botol ukuran 600 mL
+) = pencapaian target perusahaan
-) = kegagalan target perusahaan
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat telihat bahwa memasuki tahun 2006
terjadi kenaikan yang lambat dari volume penjualan “AirOx” hingga tahun 2007,
masing-masing sebesar 0,79 persen dan 0,14 persen. Kenaikan volume penjualan
yang lambat tersebut mengakibatkan tidak tercapainya target penjualan
perusahaan dimana persentase pertumbuhan volume penjualannya mengalami
penurunan hingga 0,65 persen dibandingkan tahun 2006. Berdasarkan angka
volume penjualan tahun 2006 dan tahun 2007, maka dapat terlihat bahwa
perusahaan gagal memenuhi target penjualan “AirOx” yang masing-masing
mengalami penurunan hingga 399 dus dan 465 dus walaupun volume penjualan
pada tahun tersebut meningkat. Memasuki tahun 2008, volume penjualan “AirOx”
mengalami penurunan yang signifikan. Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa
persentase volume penjualan mengalami penurunan yang jauh dari target
penjualan “AirOx”, yaitu sebesar 27,08 persen atau 7.001 dus. Berdasarkan angka
tersebut, dapat juga dilihat bahwa perusahaan gagal dalam memenuhi target
penjualan “AirOx” tahun 2008 yang mengalami penurunan hingga 3081 dus. Dari
Tabel 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum dapat mencapai
9
target penjualan “AirOx” yang telah ditetapkan. Hal ini diperlihatkan dari
persentase pertumbuhan volume penjualan “AirOx” yang semakin menurun
bahkan tahun 2008 volume penjualan “AirOx” menurun cukup signifikan.
Selain dari kondisi di atas, terjadi pula penurunan angka penguasaan
pangsa pasar “AirOx” mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
Kemungkinan penyebab terjadinya penurunan tersebut dikarenakan beralihnya
konsumen ke produk kompetitor yang mulai menggerogoti penguasaan pangsa
pasar
dari
“AirOx”
melalui
pemantapan
strategi
pemasarannya
dalam
mempertahankan pangsa pasar. Pada tahun 2007, penguasaan pangsa pasar
“AirOx” sebesar 11,35 persen. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan angka
para pesaing utamanya, seperti Hexagonal (6,32 persen), Hidroxygen plus (2,01
persen), Spirit (0,95 persen), Oxyfine (1,84 persen), Actimo (0,66 persen), dan
beberapa merek lainnya (7,2 persen) sejumlah 55 merek. Namun, seiring dengan
upaya menghadapi persaingan, para pesaing utama telah menerapkan strategi
pemasaran yang efektif, mulai dari strategi produk, strategi harga, strategi tempat,
dan strategi promosi yang dapat meningkatkan kembali penguasaan dari pangsa
pasar. Maka, hasilnya pada tahun 2008 terlihat bahwa hanya ada dua merek
produk yakni “AirOx” dan Oxyfine yang mengalami penurunan angka
penguasaan pangsa pasar di tingkat produsen level bawah, masing-masing sebesar
3,23 persen dan 1,06 persen. Seperti yang terlihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Urutan Penguasaan Pangsa Pasar Beberapa Merek Air Minum
Kemasan Beroksigen Pada Industri AMDK Beroksigen Tahun
2007-2008
Pangsa Pasar (%)
No.
Merek
Tahun 2007
Tahun 2008
1.
Super O2
45,52
44,30
2.
Cleo
24,15
20,15
3.
Hexagonal
6,32
10,77
4.
AirOx
11,35
8,12
5.
Hidroxygen plus
2,01
2,57
6.
Oxyfine
1,84
0,78
7.
Spirit
0,95
1,33
8.
Actimo
0,66
1,04
9.
Merek lainnya
7,2
10,94
Sumber: www.sinarharapan.co.id, 2008.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka PT Tirta Alam Semesta menginginkan
adanya evaluasi strategi pemasaran yang dapat meningkatkan kembali volume
10
penjualan “AirOx” dan mampu bersaing dengan merek-merek kompetitornya,
sehingga pada akhirnya pangsa pasar “AirOx” dapat kembali ditingkatkan. Pihak
manajemen perusahaan menyadari bahwa dengan mengkombinasikan strategi
bauran pemasaran dengan baik, maka volume penjualan dapat terus meningkat.
Untuk memperoleh strategi pemasaran yang tepat, maka dibutuhkan
pengevaluasian kembali strategi pemasaran perusahaan agar menghasilkan strategi
yang efektif dan efisien yang langsung dapat menunjang peningkatan volume
penjualan “AirOx”. Strategi yang tepat ini juga sangat penting bagi
pengembangan skala usaha perusahaan mengingat prospek air minum kemasan
beroksigen yang masih cerah.
Penurunan volume penjualan tersebut juga terjadi akibat masalah yang
disebut perusahaan dengan istilah dilema manajemen. Dilema manajemen yang
dimaksud adalah dibatasinya ketersediaan sumberdaya perusahaan untuk
melakukan promosi produk dalam upaya perluasan pangsa pasar demi
meningkatkan volume penjualan. Terbatasnya ketersediaan sumberdaya tersebut
dianggap perusahaan sebagai efisiensi dari biaya operasional produk yang dapat
digantikan melalui perluasan distributor atau agen penyalur (distribution channel).
Dilema manajemen lainnya adalah lemahnya pengarahan, pengkordinasian
dan pengawasan yang dilakukan manajemen dalam proses pemasaran produk.
Menurut Senior Marketing Support PT Tirta Alam Semesta, bahwa selain
menentukan strategi pemasaran yang tepat, perusahaan perlu juga melakukan
perbaikan-perbaikan dalam pengarahan, pengkordinasian dan pengawasan dalam
proses pemasaran “AirOx”.
Tingginya tingkat persaingan diantara berbagai merek air minum dalam
kemasan beroksigen yang berada di level bawah, menurunnya angka penguasaan
pangsa pasar “AirOx”, dilema manajemen, dan strategi bauran pemasaran yang
kurang tepat menyebabkan turunnya volume penjualan “AirOx” sehingga
perusahaan belum dapat memenuhi target penjualannya. Oleh karena itu,
perusahaan perlu untuk mengevaluasi kembali strategi bauran pemasarannya agar
dapat kembali meningkatkan volume penjualan “AirOx”.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dianalisa dalam
penelitian ini adalah :
11
1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Tirta Alam
Semesta?
2. Apakah yang menjadi prioritas dari strategi bauran pemasaran yang dilakukan
oleh PT Tirta Alam Semesta?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Menuliskan strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Tirta Alam
Semesta.
2. Menganalisis prioritas dari strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT
Tirta Alam Semesta.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat berguna bagi PT Tirta Alam Semesta
sebagai masukan dalam merencanakan dan menetapkan strategi pemasaran
AirOx guna memperluas pangsa pasar, meningkatkan volume penjualan
sekaligus menambah keuntungan perusahaan.
2. Bagi institusi, diharapkan dapat menjadikannya sebagai informasi tambahan
mengenai upaya penentuan strategi pemasaran.
3. Bagi
mahasiswa,
pengetahuan
dan
diharapkan
wawasan
dapat
dalam
menjadikannya
bidang
upaya
pemasaran
dan
perluasan
mampu
mengaplikasikannya ke dalam dunia bisnis.
4. Bagi peneliti, diharapakan penelitian ini dapat memberi informasi tambahan
dan bahan studi yang relevan di masa yang akan datang.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini diutamakan pada bidang pemasaran dengan menentukan
strategi pemasaran yang tepat melalui pengevaluasian strategi bauran pemasaran
perusahaan guna meningkatkan penjualan AirOx. Penelitian dilakukan pada salah
satu perusahaan produsen air minum kemasan beroksigen di Indonesia, yaitu PT
Tirta Alam Semesta.
12
Download