SERI PELAYANAN PUBLIK MENGENAL PELANGGAN Oleh : Chairul Fuad A. Mengenal Watak Pelanggan Dalam suatu pelayanan baik laba ataupun nirlaba kita akan bertemu dan bertatap muka langsung dengan para pelanggan atau calon pelanggan kita, tidak perlu kita harus kuliah psikologi dulu untuk mempelajari watak mereka masing-masing, tapi otomatis kita akan mendapatkannya secara langsung seiring dengan berjalannya waktu usaha kita, dan seiring pula dengan bertambah banyaknya pelanggan. Ada beberapa tipe pelanggan yang harus kita kenal, antara lain : tipe tidak perduli, acuh butuh, berlagak tahu, gengsi, berlagak berduit, berlagak susah, orang mampu, intelek, penipu, maling, dan sebagainya. Memahami konsumen atau target market anda secara baik merupakan hal yang tak bisa dihindarkan jika memang anda berniat menjadi pebisnis sukses. Hanya dengan mengenal dekat siapa konsumen anda, anda bisa menangkap kebutuhan dan keinginan mereka, mengetahui lebih jauh apa yang sebenarnya mereka harapkan dari produk anda, dan apa alasan terkuat mereka sampai akhirnya membeli produk anda. Dengan mengetahui semua poin di atas, anda akan lebih mudah dalam menyiapkan langkah marketing yang tepat. Untuk mengetahui dan mengenali konsumen, biasanya dilakukan lewat survey konsumen untuk memetakan dan mengetahui perilaku konsumen. Untuk lebih mengenali dan memahami konsumen temukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk menemukan gambaran besar siapa sebenarnya konsumen anda. Beberapa pertanyaannya berikut ini: 1. Dengan cara bagaimana konsumen membeli produk yang saya tawarkan ? 2. Siapakah yang paling berpengaruh dalam menetapkan keputusan membeli suatu produk ? Suami atau istri kalau dalam rumah tangga ? Atau pemimpin proyek atau manajer kalau dalam suatu badan usaha ? 3. Bagaimana kebiasaan konsumen anda ? Apakah mereka suka bermain Facebook ? Atau suka menggunakan Yahoo Messenger ? 1 4. Apakah motivasi utama konsumen membeli produk anda ? Perlu anda ketahui dari konsumen anda : 1. Nama. Ingat baik-baik siapa nama mereka. Siapa nama panggilannya. Rumahnya dimana. 2. Apa yang telah mereka beli. 3. Seberapa sering mereka membeli. 4. Kapan terakhir kali membeli. 5. Berapa banyak yang dibelanjakan. 6. Ingat interaksi terakhir yang anda lakukan. 7. Feed back dari konsumen. 8. Tempatkan pelanggan pada posisi tingg Berikut ini beberapa klasifikasi karakter pelanggan, dikutip dari beberapa sumber yang dapat menambah pengetahuan bagi pengusaha, bagian pemasaran dan individu yang menekuni dunia bisnis mengenai karakter pelanggan. 1. Berdasarkan tipe komunikasi Karakter pelanggan berdasar tipe komunikasi biasanya merupakan sifat alami dari pelanggan. Seperti pelanggan cerewet yang ingin banyak tahu detail barang yang dibeli. Ada pula pelanggan sombong yang susah mendengar pendapat dari penjual mengenai barang yang akan dibeli. Pelanggan kikir, yaitu pelanggan yang sangat memikirkan untung rugi dari membeli barang yang ditawarkan. Namun, adapula pelanggan yang tidak banyak bicara namun jelas aksinya dalam membeli barang, itulah ciri pelanggan pendiam. Terakhir tipe pelanggan pembanding adalah pelanggan yang sangat mengerti barang yang mereka inginkan sehingga perlu jurus ekstra untuk menwarkan barang pada tipe ini. 2. Berdasarkan jenis kelamin Ini adalah tipe pelanggan yang mudah dibedakan secara kasat mata. Pada dasarnya tipe pelanggan berdasarkan jenis kelamin terdiri dari pria dan wanita yang memiliki karakterisitik berlawan. Kaum hawa biasanya dalam membeli produk lebih mengutamakan kepada perasaan, lebih bertele-tele, manfaat dari barang menjadi tidak diutamakan tapi lebih mengutamakan tampilan atau seberapa fashionable barang yang dibeli. Sedangkan pria kebalikan dari wanita, dalam membeli barang para pria 2 tidak bertele-tele, tidak memakan waktu yang lama, lebih mengutamakan manfaat barang yang dibeli. 3. Berdasarkan usia Tipe pelanggan berdasarkan usia terdiri dari pelanggan anak-anak, remaja dan lanjut usia. Pelanggan anak-anak adalah pelanggan yang aktif, tidak bisa diam namun mudah dibujuk untuk membeli produk bila dihadapi dengan penuh keramahan dan pujian. Pelanggan remaja adalah pelanggan yang lebih mengutamakan kepada gaya, bersifat boros dan mudah terbujuk rayu iklan. Sedangkan pelanggan lanjut usia adalah pelanggan yang tidak mudah dirayu karena pengalaman yang telah dimiliki, pelanggan lanjut usia suka berlama-lama dalam membeli sehingga dalam menghadapinya harus penuh kesabaran. B. Memahami perilaku konsumen Sebagai pemasar/marketer, kita harus mengenali dan memahami perilaku konsumen. Dengan mengenali pelanggan kita, kita bisa melihat kebutuhan mereka dan memberikan layanan yang lebih baik. Hal lain adalah untuk melihat aspek bisnisnya, pelanggan mana yang akan dipilih untuk dilayani. Dalam pemasaran kita mengenal segmentasi. Sebelum kita melakukan segmentasi, kita harus mengenali pola pikir dan harapan terhadap jasa yang kita berikan. Kita juga melihat beberapa karakter calon pelanggan. Ada pelanggan yang cerewet, ada pelanggan yang lebih elegan. Seringkali pelanggan yang cerewet malah tidak memiliki budget yang memadai, namun pelanggan yang cenderung tenang, tidak rewel memiliki budget yang memadai. C. Mengenali Perilaku Konsumen Lebih Cermat Bagian pemasaran merupakan bagian yang terlibat aktif dalam aspek pengembangan produk mengingat tidak semua produk memiliki siklus hidup yang panjang. Proses kegiatan pemasaran dimulai dari suatu tahapan proses suatu produk diciptakan, diproduksi, dikemas, dikirimkan kepada tim penjual sampai dimiliki oleh konsumen. Proses ini diharapkan berulang kembali setelah memasuki tahapan pasca penjualan, yaitu setelah konsumen merasakan pengalaman mengkonsumsi produk tersebut. Ada dua pilihan kritis bagi konsumen setelah tahapan ini, yaitu apakah konsumen melakukan pembelian ulang (repeat order) atau mencoba produk serupa dari merek kompetitor. Tim pemasaran perlu 3 melakukan studi yang komprehensif guna mendalami perilaku konsumen dan mengetahui mengapa atau motivasi apa yang melatarbelakangi seorang konsumen membeli suatu produk. Motivasi konsumen membeli suatu produk beragam sifatnya, tidak hanya sebatas guna memuaskan keinginan atau kebutuhan dasarnya saja, tetapi beberapa konsumen ingin mendapatkan identitas tertentu dengan cara memiliki atau memakai suatu produk. Seorang konsumen misalnya dapat membeli beberapa macam koleksi baju, sepatu, dan tas, walaupun kebutuhan dasarnya sebenarnya sudah tercukupi. Setelah ia melihat selebriti atau atlit favoritnya di media memakai produk dengan merek atau disain yang unik, maka seorang konsumen mulai termotivasi membeli produk dengan merek atau disain yang sama. REFERENSI Badan PPSDM Kemenkes RI, Modul Pelayanan Prima, Pusdiklat Aparatur, 2012 A Montgomery College Partnership Project, Customer Service Training Curriculum, Wheaton, Maryland, 2007 4