12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Capital gains 2.1.1 Pengertian Capital gains Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gains terbentuk dengan adanya perdagangan saham dipasar sekunder. Misalnya seorang investor membeli saham telkom (TLKM) dengan harga Rp 3000 kemudian menjualnya kembali dengan harga per saham Rp 3500. maka investor tersebut mendapatkan capital gains sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gains. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya pada siang hari jika saham mengalami kenaikan (Darmadji, 2006). 2.2. Dividen 2.2.1. Pengertian dividen Dividen adalah hasil/imbalan yang diperoleh para pemegang saham, yang merupakan pembagian laba atau keuntungan perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Merupakan distribusi kas atau aktiva lainnya oleh perusahaan kepada para pemegang saham (Raharjo, 2007). 12 Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 13 Besarnya dividen yang dibagikan akan dipengaruhi oleh ada tidaknya kesempatan investasi yang menguntungkan. Sejauh mana terhadap kesempatan investasi yang menguntungkan, maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan dipergunakan untuk mengambil investasi tersebut. Jika terdapat sisa, barulah sisa tersebut dibagikan sebagai dividen. Peningkatan atau penurunan pembayaran dividen sering ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen akan prospek perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, hal ini mungkin ditafsirkan sebagai harapan manajemen akan membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Demikian pula apabila terjadi sebaliknya. Manajemen akan enggan untuk mengurangi pembagian pembagian dividen, kalau hal ini ditafsirkan memburuknya kondisi perusahaan dimasa yang akan datang (sehingga akan menurunkan harga saham) . Pembagian dividen tersebut ditangkap sebagai signal oleh para pemodal tentang prospek dan risiko perusahaan dimasa yang akan datang (Husnan, 1996). 2.2.2. Dividend yield Dividend yield merupakan angka yang menunjukan perbandingan antara jumlah dividen per saham yang diterima oleh investor pada saat tertentu dengan harga sahamnya pada saat itu. Dalam hubungannya dengan dividend yield, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 14 stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya ke perusahaan (Marpaung, 2003) . 2.2.3. Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2001) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukkan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian, kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam kaitan dengan keputuasan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan. Menurut Riyanto (2001) faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan sebagai berikut: a) Posisi likuiditas perusahaan Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 15 dividen merupakan “cash outflow”, maka makin kuatnya posisi likuiditas suatu perusahaan, berarti makin besar kemampuan untuk membayar dividen. Suatu perusahaan yang sedang tumbuh serta rendabel, mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena semakin besar dari dananya tertanam dalam aktiva tetap dan modal kerja dengan demikian kemampuannya untuk membayar cash deviden pun sangat terbatas. Dengan sendiriya likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan-keputusan di bidang investasi, dan cara pemenuhan kebutuhan dananya. Dapat dikatakan bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, makin tinggi ‘dividen payout ratio’nya. b) Kebutuhan dana untuk membayar utang Apabila suatu perusahaan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus sudah direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Utang dapat dilunasi pada hari jatuhnya dengan mengganti utang tersebut dengan utang baru. Atau alternatif lain ialah perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk melunasi utang tesebut. Apabila perusahaan menempatkan bahwa pelunasan Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 16 utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividen payout ratio yang rendah. c) Tingkat pertumbuhan perusahaan Makin cepat tingkat semakin besar kebutuhan pertumbuhan suatu perusahaan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhan, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan ‘earning’nya daripada dibayarkan sebagai dividen kapada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, semakin besar bagian dari pendapatan yang ditahan perusahaan, berarti makin rendah dividen payout rationya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dananya yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainnya, maka perusahaan dapat menetapkan ‘dividen Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 17 payout ratio’ yang tinggi. d) Pengawasan terhadap perusahaan Variabel penting lainnya adalah ‘control’ atau pengawasan terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan ‘control’ dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar risiko finansiilnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka untuk mempertahankan “control” terhadap perusahaan berarti mengurangi dividend payout rationya. 2.2.4. Teori Kebijakan Dividen Beberapa teori kebijakan dividen sebagai berikut: a. Dividen tidak relevan Modigliani- Miller (MM) dalam Sartono (2001) berpendapat bahwa didalam kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhaap kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 18 ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu, keputusan akan laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal yang penting dari pendapat Modigliani–Miller adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan investasi yang given, apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus ,mengeluarkan saham baru pembayaran dividen tersebut. sebagai pengganti sejumlah Dengan demikian, kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. b. Bird-in-the hand theory Myron Gordon dan John Lintner dalam Sartono (2001) berpendapat bahwa investor meningkat sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen dari pada menunggu capital gains. Sementara itu Modigliani–Miller berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja menerima dividen saat ini atau menerima capital gains dimasa datang. Sehingga tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 19 Gordon – Lintner beranggapan bahwa investor memandang satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Kemungkinan capital gains yang diharapkan adalah lebih besar risikonya dibanding dividend yield yang pasti. 2.3. Analisis Rasio Keuangan Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa datang. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai. Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2001) . Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Rasio Likuiditas Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kewajiban jangka pendek. Rasio ini dapat dihitung dengan sumber Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 20 informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dalam menggunakan penelitian ini Current Ratio. rasio likuiditas Rasio lancar diukur dengan (Current Ratio) menggubungkan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar untuk mencoba memperlihatkan keamanan klaim pemberi hutang jika ada kegagalan (Helfert, 1996) . Perhitungannya sebagai berikut: Current Ratio = Aktiva lancar x100% Kewajiban lancar 2) Rasio Profitabilitas Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Retun on Investment (ROI). Retun on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Harahap, 1998). Perhitungannya sebagai berikut: Retun on Investment ( ROI ) = Laba bersih x100% Rata − rata modal (Equity) 3) Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatannya (Harahap, 1998). Dalam penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan menggunakan Sales Turnover Ratio Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010 21 (STR). Sales Turnover Ratio (STR) atau disebut juga perputaran penjualan adalah rasio yang membagikan penjualan dengan total aktiva (Hamzah, 2007). Perhitungannya sebagai berikut: Sales Turnover Ratio (STR) = Penjualan x100% Total aktiva 4) Rasio Solvabilitas Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang/kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.Rasio ini dapat dihitung dari pos- pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Dalam penelitian ini rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkkan total hutang dengan total aktiva (Sartono, 2001). Perhitungannya sebagai berikut: Debt to Equity Ratio (DER) Total hutang x100% Total modal sendiri Analisa Rasio Likuiditas..., Fitri Pamungkas Sari, FEB UMP 2010