1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini mendukung manusia untuk menjalankan aktifitas fisik guna mempertahankan kesegaran jasmani demi mendapatkan kebugaran. Aktifitas fisik yang dilakukan dengan menggunakan kapasitas fisik yang ada pada setiap individu, sehingga memungkinkan untuk dapat memenuhi kebutuhan fungsionalnya. Dalam menjalankan aktifitas fisik seorang individu menjalankan berbagai macam aktifitas dari level yang ringan hingga ke level yang berarti untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya. Salah satu aktifitas fisik manusia yang menjadi kebutuhan untuk memperoleh kesegaran jasmani agar mendapatkan kebugaran adalah dengan berolahraga. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud memelihara kesehatan dan memperkuat otot atau kelompok otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan menghibur, menyenangkan, maupun untuk tujuan mencapai prestasi. 2 Di dunia, salah satu olahraga yang mempunyai catatan cukup banyak tentang berbagai prestasi di bidangnya adalah futsal. Sementara itu di negara kita sendiri Indonesia belakangan ini futsal menjadi salah satu olahraga yang banyak digemari dan tercatat cukup banyak prestasinya. Dengan demikian, olahraga menjadi media untuk mencapai suatu kejayaan Bangsa dan Negara. Sehingga olahraga prestasi ini membutuhkan latihan rutin dan kecepatan yang harus dijaga bahkan ditingkatkan. Futsal merupakan olahraga yang membutuhkan ketangkasan. Dimana futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing beranggotakan 5 orang. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan gerakan kaki, selain 5 pemain utama dalam 1 tim diizinkan memiliki beberapa pemain cadangan. Istilah futsal berasal dari bahsa Spanyol yaitu football (sepak bola) dan sala (ruang), kalau diartikan maka futsal adalah sepak bola dalam ruangan. Futsal merupakan permainan yang membutuhkan ketangkasan (agility) dalam ruang gerak yang sempit dan waktu yang pendek. Hal ini menuntut pemain untuk melatih kecepatan dan kelincahan (agility). Sehingga didalam permainan futsal sangat dibutuhkan agility. “Pengertian agility adalah kemampuan mempercepat, memperlambat, serta mengubah sebuah arah gerakan dengan tidak kehilangan keseimbangan” (Tollison, 2011). 3 Agility adalah kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara efisien dan efektif dan untuk mencapai ini memerlukan kombinasi keseimbangan, kemampuan untuk menjaga keseimbangan ketika diam atau bergerak melalui tindakan terkoordinasi dari fungsi sensorik kita yaitu mata, telinga dan organ proprioseptif dalam sendi kita. Hal ini dikarenakan dengan karakteristik permainan futsal yang cepat dan terus bergerak dalam waktu yang singkat dimana tim yang memiliki kecepatan lebih baik, melakukan pergerakan yang lebih banyak, yang pada akhirnya akan memenangkan pertandingan. Kegiatan olahraga melibatkan berbagai modus gerakan. Dalam pertandingan atletik seperti sepak bola, basket, tennis, sprint, berhenti dan perubahan arah dengan cepat. “Kelincahan adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk eksplosif pengereman, mengubah arah, dan mempercepat lagi dengan cepat dibawah kontrol” (Plisk, 2000). Dalam permainan futsal, agility dibutuhkan untuk mengubah arah gerakan dengan cepat ketika mencari ruang untuk menerima operan bola dan memasukkan bola ke gawang tim lawan pada saat menyerang, mengubah arah gerakan dengan cepat ketika kembali ke posisi masing-masing. Setiap pemain melakukan pertahanan dengan pola man to man marking, yaitu pertahanan dengan duel satu lawan satu. Pemain diharapkan mampu mengubah strategi permainan, baik saat mengubah serangan menjadi bertahan atau sebaliknya, serta mampu mengubah pola pemainan. 4 “Selain itu, permainan futsal membutuhkan skill dan teknik penguasaan bola yang matang. Untuk itu perlu kekuatan, akselerasi dan pergerakan kaki yang lincah dan cepat. Latihan fisik harus didahulukan sebelum latihan skill, dan teknik seperti kecepatan dalam berlari, daya tahan (endurance), dan speed balance (keseimbangan). Hal ini sangat bermanfaat dalam melakukan akselerasi dan pergerakan dengan atau tanpa bola (footwork) serta body weaving atau body movement (pergerakan tubuh)” (John D Tenang, 2008). Latihan untuk agility digunakan dalam tujuan meningkatkan kelincahan dalam olahraga, kemampuan untuk mengubah arah saat bergerak. Kemampuan untuk mengubah arah saat bergerak sangat penting dalam banyak olahraga tetapi terutama dalam tim dan dual olahraga. Futsal yaitu olahraga tim, dimana seorang pemain atau atlit pada saat pertandingan berlari dan kembali harus dapat dengan cepat mengubah arah ketika ia melihat lawan mempersiapkan untuk menghalangi dia. Seorang pemain futsal harus dapat dengan cepat mengubah arah saat mengiringi bola atau ketika mencoba untuk mendapatkan bola dari lawan. Contoh lain yaitu seorang pemain tenis harus dapat dengan cepat mengubah arah ketika pindah ke posisi dimana bola diharapkan untuk kearah sasaran tapi malah mendapatkan bola masuk ke arah yang berbeda. Dengan demikian, untuk mengubah arah dengan cepat saat bergerak sangat penting dalam keberhasilan olahraga. 5 Agility adalah komponen penting dari berbagai olahraga tim, meskipun tidak selau diuji dan seringkali sulit untuk diinterpretasikan hasilnya. Sementara untuk mengukurnya dengan The Illinois Agility Test (Getchell), yaitu test umum yang digunakan untuk mengukur kelincahan dalam olahraga (Getchell, 1979). Pemain futsal yang hebat harus mampu melakukan dribble dengan baik agar mampu melewati lawan dan mencetak gol. Dalam sepak bola, driblle (menggiring bola) adalah salah satu keterampilan bola paling sulit untuk menguasai dan salah satu langkah menyerang yang paling berguna. Pada permainan futsal yang khas, pemain berusaha untuk mendorong bola ke arah gawang lawan mereka melalui kontrol setiap individu pada bola, seperti dengan menggiring bola. “Menggiring bola adalah teknik yang memungkinkan pemain untuk bergerak dengan bola dalam arah tertentu tanpa kehilangan bola akibat direbut dari lawan, kualitas berikut ini diperlukan untuk berhasil dalam menggiring bola diantaranya, kreativitas, imajinasi, mobilitas, mind body koordinasi, dan kemampuan untuk mengubah kecepatan” (Herman, 2010). Untuk melakukan dribble dibutuhkan gerak, kekuatan, serta koordinasi otot yang baik. Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis (Kisner, 2007). Kekuatan otot juga dapat diartikan sebagai kekuatan maksimal otot yang ditunjang oleh cross-sectional otot yang 6 merupakan kemampuan otot untuk menahan beban maksimal pada aksis sendi. Otot dalam berkontraksi dan menghasilkan tegangan memerlukan suatu tenaga atau kekuatan. Kekuatan mengarah kepada output tenaga dari kontraksi otot dan secara langsung berhubungan dengan jumlah tension yang dihasilkan oleh kontraksi otot, sehingga meningkatnya kekuatan otot berupa level tension, hipertropi, dan rekruitmen serabut otot. Dengan menguatkan kedua kelompok otot-otot tersebut maka agility yang dihasilkan akan optimal. Peregangan dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas otot dan jaringan lunak lainnya. Peregangan (stretching) adalah aplikasi bertahap gaya tarik untuk memperpanjang otot atau kelompok otot untuk meningkatkan jangkauan gerak sendi dan sering dilakukan sebagai bagian dari rutinitas sebelum olahraga (pra partisipasi) untuk membantu mempersiapkan tubuh untuk aktivitas juga olahraga. Manfaat umum stretching meliputi peningkatan fleksibilitas dan memperpanjang otot serta struktur jaringan lunak lainnya. Stretching disini dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama; static dan dynamic. Melihat dari salah satu komponen agility yaitu keseimbangan, yang terdiri dari keseimbangan statis dan dinamis dimana keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap pada posisi diam di tempat sementara keseimbangan dinamisadalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan 7 posisi tubuhnya pada waktu bergerak. Dari kedua macam keseimbangan di atas, yang kedua adalah yang diperlukan dalam kelincahan. Static stretching digunakan untuk meregangkan otot atau kelompok otot saat tubuh sedang dalam keadaan istirahat, dan dilakukan secara bertahap memperpanjang otot atau kelompok otot ke posisi memanjang (ke titik ketidaknyamanan) dan memegang posisi itu selama 10-30 detik. “Sementara dynamic stretching telah lama dikenal untuk efektivitas dalam meningkatkan kinerja yang optimal dalam intensitas tinggi untuk jenis kegiatan eksplosif” (Moss, 2002). “Gerakan eksplosif yang dominan banyak di olahraga dan biasanya dilakukan pada kecepatan tinggi terhadap perlawanan yang diberikan oleh berat badan dan inersia tubuh” (Gourgoulis, Aggeloussis, Kasimatis, & Garas, 2003). Tepat mempersiapkan tubuh untuk memenuhi tuntunan atas jenis kegiatan yang dapat berfungsi untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi resiko timbulnya cidera. “Sebuah rutinitas sebelum olahraga atau aktifitas efekif sebelum kegiatan jenis eksplosif akan memberikan kontribusi pada perkembangan keseimbangan, kekuatan inti, kontrol tubuh, biomekanik, kelincahan, dan efisiensi gerakan olahraga spesifik” (Swanson, 2006). 8 Sesuai dengan PERMENKES No. 80 tahun 2013 dicantumkan bahwa: Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi. Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi adalah dengan memberikan suatu latihan atau olahraga yang bersifat teratur dan terarah untuk meningkatkan kemampuan agility adalah dengan salah satu bentuk latihan berupa static stretching dengan dynamic stretching. Peregangan statis (static stretching) adalah peregangan dengan cara mengulur otot atau jaringan lunak selama 10-30 detik, telah lama digunakan sebagai rutinitas peregangan standar.Static stretching digunakan untuk meregangkan otot-otot sementara tubuh sedang beristirahat. Hal ini terdiri dari berbagai teknik yang secara bertahap memperpanjang otot ke posisi memanjang diantaranya: standing hurdler (quadriceps stretch), hamstring stretch, calf stretch on a step, static lunge, dan butterfly (hip adductor stretch). Static stertching yang dilakukan secara static atau diam dapat memberikan efek ketegangan spesifik pada tubuh ketika dilakukan penguluran secara perlahan-lahan maka akan mengaktifasi golgi tendon organ dan golgi 9 tendon organ akan meningkatkan rileksasi yang kemudian akan menurunkan ketegangan pada otot sehingga memungkinkan untuk menghindari resiko timbulnya cidera olahraga. “Static stretching dapat mempengaruhi sensitifitas saraf. Peregangan ini sedikit mengurangi sensitifitas reseptor ketegangan, yang memungkinkan otot untuk bersantai dan untuk membentang dengan panjang yang lebih besar. “Penurunan hasil ini sensitifitas saraf menurunnya dorongan saraf ke otot yang setara dengan penurunan aktivasi otot pada refleks penguluran” (Patrick Trombley, 2010). Secara sederhana static stretching telah menjadi element utama dari pemanasan sebelum kegiatan. Kegiatan kelincahan dan kekuatan menggunakan energi yang tersimpan dari siklus peregangan – shortening. Sehingga peregangan ini belum mampu meningkatkan agility karena sifatnya yang statis tidak mendukung untuk pergerakan pemain futsal yang sangat cepat bersifat dinamis. “Sementara itu Peregangan dinamis (dynamic stretching) menggunakan momentum dan kontraksi otot aktif untuk menghasilkan peregangan, dan terdiri dari gerakan-gerakan yang mirip dengan gerakan dimana peserta akan terlibat” (Mann dan Jones, 1999). Dynamic stretching membutuhkan keseimbangan dan koordinasi, program peregangan jenis ini harus dimulai dengan intensitas rendah dan peningkatan intensitas yang lebih tinggi dari gerakan. Dynamic stretching dapat memenuhi semua komponen pra partisipasi rutin (Behm dan Young, 2002) yaitu: aktifitas aerobik untuk 10 meningkatkan suhu inti, peregangan otot dan latihan keterampilan motorik yang terlibat dalam kegiatan ini. Konsep ini dapat dipandang sebagai aspek penting dimana pada static stretching hal ini tidak dapat dicapai. Pada peningkatan agility diperlukan peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, stabilisasi otot, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuskular. Terdapat dua jenis reseptor fleksibilitas yaitu: reseptor statis dan reseptor dinamis, dimana dinamis mengukur kecepatan dan kekuatan. Kegiatan dinamis yang membutuhkan gerakan seperti berlari, melompat atau menendang menggunakan reseptor yang dinamis untuk membatasi fleksibilitas. Sehingga reseptor dinamis dapat mempersiapkan ketika peregangan untuk aktivitas dinamis. Dynamic stretching meningkatkan kisaran pegerakan dan aliran darah serta oksigen ke jaringan lunak sebelum kekuatan. Peregangan ini mencakup gerakan konstan selama penguluran diantaranya: frontal plane leg swing, saggital plane leg swing, high kness, hopping in place, lateral shuffles, flick backs, dan karaoke. Pergerakan ini dapat mempertahankan suhu inti tubuh. Dengan begitu peregangan ini dapat mempersiapkan otot-otot dan sendi dengan cara yang lebih spesifik karena tubuh akan melakukan pergerakan dan pengulangan selama latihan. Selain terjadinya peningkatan kekuatan otot dan juga stabiliasi dan akan terjadi peningkatan fleksibilitas. Hal ini terjadi karena pada saat suatu otot berkontraksi, maka terjadi penguluran atau stretch pada 11 otot-otot antagonisnya. Hal ini juga membantu sistem saraf motorik bekerja lebih baik ketika ada rangsangan dari luar. Latihan dynamic stretching meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Dalam latihan ini otot-otot bekerja bersama untuk membentuk kekuatan yang tujuannya akan meningkatkan pula komponen agility lainnya. Ketika tubuh bergerak secara efektif dan efisien, hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya cidera, meningkatkan kemampuan olahraga seperti kekuatan, kecepatan dan fungsional serta memberikan support pada tubuh ketika melakukan semua gerakan dinamik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji dan memahami mengenai perbedaan antara latihan static stretching dengan dynamic stretching dalam meningkatkan agility pada pemain futsal. B. Identifikasi Masalah Pada permainan futsal, agility memiliki peran yang cukup penting dalam memperoleh kemenangan di dalam suatu pertandingan. Hal ini dikarenakan dengan karakteristik permainan futsal yang cepat dalam waktu dan ruang yang sempit, dimana tim yang memiliki kecepatan lebih baik akan memiliki peluang mencetak gol lebih banyak yang akhirnya akan memenangkan pertandingan. 12 Pada permainan futsal, agility dibutuhkan untuk mengubah arah gerakan dengan cepat ketika mencari ruang untuk menerima operan dan memasukan bola ke gawan tim lawan pada saat menyerang. Pemain futsal yang hebat harus mampu melakukan dribble dengan baik agar mampu melewati lawan dan mencetak gol. Sedangkan pada sepak bola, driblle (menggiring bola) adalah salah satu keterampilan bola paling sulit untuk menguasai dan salah satu langkah menyerang yang paling berguna. Dalam permainan futsal yang khas, pemain berusaha untuk mendorong bola ke arah gawang lawan mereka melalui kontrol setiap individu pada bola, seperti dengan menggiring bola. “Menggiring bola adalah teknik yang memungkinkan pemain untuk bergerak dengan bola dalam arah tertentu tanpa kehilangan bola akibat direbut dari lawan, kualitas berikut ini diperlukan untuk berhasil dalam menggiring bola diantaranya, kreativitas, imajinasi, mobilitas, mind body koordinasi, kemampuan untuk mengubah kecepatan” (Herman 2010). Agility adalah kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara efisien dan efektif dan untuk mencapai ini memerlukan kombinasi keseimbangan, kemampuan untuk menjaga keseimbangan ketika diam atau bergerak melalui tindakan terkoordinasi dari fungsi sensorik kita yaitu mata, telinga dan organ proprioseptif dalam sendi kita. Agility merupakan kombinasi keseimbangan, koordinasi, kecepatan, refleks, kekuatan dan daya tahan. Masalah yang sering muncul pada agility biasanya adalah adanya penurunan agility yang dipengaruhi oleh beberapa gangguan dan kelemahan 13 dari faktor kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, dan koordinasi neuromuskular. Sebagai contoh, jika seorang pemain tidak bisa menghindari lawannya ia tidak akan dapat memenuhi tugasnya atau tugas posisi. Misalnya ia tidak akan dapat menerima dengan baik untuk mengeksekusi atau menjalankan beberapa tugas penting. Semakin cepat dan tajam perubahan dalam arah, baik seorang pemain dapat menghindari atau tetap tinggal dengan lawannya. Kemampuan untuk membuat perubahan cepat dan tajam ke arah juga memungkinkan pemain untuk menunjukan kecepatan yang besar. Dalam olahraga seperti futsal ada banyak punggung kaki berjalan dengan baik atau penerima yang bisa berlari cepat dalam garis lurus. Tapi agar mereka menjadi hebat, mereka juga harus mampu menghindari lawan-lawan mereka dengan mengubah arah dan cepat. Jika mereka tidak memiliki kemampuan ini mereka tidak akan pernah menjadi hebat. Dengan demikian, untuk mengubah arah dengan cepat saat bergerak sangat penting dalam keberhasilan olahraga. Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya mempunyai peran yang sangat besar dalam menangani kondisi penurunan agility yang disebabkan oleh faktor kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan kondisi neuromuskular. Beberapa latihan yang bisa diterapkan pada kondisi penurunan agility yang disebabkan oleh faktor kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, stabilisasi dan kondisi neuromuscular adalah Static Stretching, Dynamic Stretching, Core Stability Exercise, Strengthening Exercise, Mobility 14 exercise, Cone Drill Exercise , Circuit Training, lari zig-zag, Balance Exercise, Speed Exercise dan latihan lain sebagainya. Pada penelitian ini penulis memilih untuk menggunakan Static Stretching dan Dynamic Stretching. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada efek latihan static stretching terhadap agility pada pemain futsal? 2. Apakah ada efek latihan dynamic stretching terhadap agility pada pemain futsal? 3. Apakah ada perbedaan antara latihan static stretching dengan dynamic stretching terhadap agility pada pemain futsal? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan antara latihan static stretching dengan latihan dynamic stretching terhadap agility pada pemain futsal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek latihan static stretching terhadap agility pada pemain futsal. b. Untuk mengetahui efek latihan dynamic stretching terhadap agility pada pemain futsal. 15 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti dan fisioterapis a. Untuk menambah pengetahuan mengenai efek pemberian latihan static stretching terhadap agility pada pemain futsal. b. Untuk menambah pengetahuan mengenai efek pemberian latihan dynamic strething terhadap agility pada pemain futsal. 2. Bagi Institusi Pendidikan a. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi menjadi bahan kajian untuk diteliti lebih dalam sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai penanganan dan intervensi untuk peningkatan agility pada pemain futsal. b. Dapat menambah khasanah ilmu kesehatan khususnya di ilmu kebugaran tubuh (fitness) dan dalam dunia pendidikan khususnya. 3. Bagi Institusi lain Sebagai referensi tambahan mengenai penanganan dan intervensi fisioterapi yang digunakan untuk peningkatan agility pada pemain futsal.