BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LMKS) di Indonesia mengalami perkembangan amat pesat selama lima belas tahun terakhir. LKMS tersebut yang lebih dikenal masyarakat luas dengan sebutan Baitul Maal wat Tanwil (BMT). Masing - masing BMT biasa memiliki nama, yangdiperlihatkan pada papan nama kantor dan berbagai identitas operasional lainnya. Ada yang mempublikasikannya dengan status hukum sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), serta ada pula yang secara lengkap menyatakan diri sebagai KJKS BMT dengan nama tertentu. Di Indonesia sekarang ada sekitar 4.000 BMT yang beroperasi di Indonesia pada akhir tahun 2011, yang melayani sekitar 4 juta orang (Rizky, A dkk 2001 ). Dengan semakin berkembangnya lembaga keuangan non perbankan yaitu BMT, menuntut setiap organisasi untuk dapat secara sadar dan proaktif melakukan adaptasi, dan perubahan-perubahan yang bisa merespon perkembangan tersebut. Sehingga perkembangan tersebut menjadikan informasi menjadi sumberdaya yang dibutuhkan saat ini, dan hal ini mendorong organisasi untuk dapat secara optimal memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi saat ini merupakan salah 1 2 satu faktor kunci untuk bisa mempertahankan dan memaksimalkan peran suatu amal usaha untuk menentukan kebijakan strategis perusahaan. Saat ini sistem informasi merupakan bagian yang penting dan bermanfaat bagi manusia, kebutuhannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Dilihat dari pengertiannya sendiri, informasi ialah data yang berguna yang dapat diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat (Bodnar dan Hopwood, 1995). Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam proses pengambilan keputusan apabila informasi tersebut disajikan secara akurat, tepat waktu dan relevan. Informasi saat ini telah diakui sebagai salah satu sumber daya atau investasi yang patut dikembangkan oleh suatu perusahaan yang diharapkan dapat memiliki kinerja yang cepat dan akurat serta dapat memberikan manfaat yang besar dalam proses penacapaian tujuan organisasi (Komara, 2005). Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif didalam BMT sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Sistem informasi ini akan memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis (Kroenoke 1992, dalam Kadir 2003) Sistem informasi diadakan untuk menunjang semua aktivitas usaha disemua tingkatan organisasi. Penggunaan sistem informasi mencakup sampai ke tingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produk serta produktivitas. 3 Karena itu harusnya BMT harus memulai mengembangkan dan memberikan perhatian khusus pada teknologi informasi sebagai salah satu sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan pengunaan informasi secara efektif. Salah satu bentuk perhatian ini adalah penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis komputer (software akuntansi) untuk memperlancar arus informasi. Menurut Romney, (2003) sistem informasi adalah sistem yang mengumpulkan atau mencatat dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi sendiri terdiri dari enam komponen, yaitu : 1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut 2. Prosedur - prosedur terbaik 3. Data tentang proses bisnis organisasi 4. Softwareyang dipakai untuk memproses data organisasi 5. Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer, jaringan, dan peralatan pendukung ( pheriperal device ) 6. Internal control security measures yang mengamankan data dalam suatu sistem informasi akuntansi. Secara bersama-sama enam komponen tersebut memungkinkan suatu sistem informasi melaksanakan fungsi mengumpulkan dan menyimpan data, mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen, dan menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset dalam organisasi. 4 Sebagai lembaga keuangan non perbankan, dalam hal ini BMT, aspek akuntansi merupakan pendukung penting dalam aktvitas usahanya, akuntansi telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup pesat. Perkembangan pesat ini ditandai dengan semakin banyaknya software akuntansi yang ada sekarang, untuk membantu dalam transaksi suatu perusahaan. Berbagai Software akuntansi diantaranya DEA, MYOB, ACL, MAS, EXECEL, VALUE PLUS dan lain-lain (Khakim dalam Siti Nurjannnah, 2007). Penggunaan software dapat membantu dalam penyediaan informasi bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat (Wilkison & Cerullo, 1997 ). Banyak peusahaan yang mulai memfasilitasi dan memberikan perhatian yang lebih untuk mengembangkan teknologi informasi unutk pengumpulan dan penggunaan informasi secara efektif. Permasalahan yang terjadi sekarang, adalah masih banyak hambatan dalam implementasi tekonologi informasi, Jogiyanto (2007) menyebutkan bahwa sekarang ini hambatan implementasi Teknologi Informasi Komputer (TIK) banyak diakibatkan oleh faktor pengguna TIK tersebut. Beberapa kurun waktu TIK gagal diimplementasikankarena aspek teknis, banyak terkandung kesalahankesalahan sintak maupun alogaritma dalam implementasi TIK. Walaupun kualitas teknis sudah membaik saat ini, tetapi masih banyak teknologi yang gagal diterapkan. Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian software akuntansi adalah tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan informasi yang diperlukan organisasi (Janson dan Subramainan, 1996; Lucas Walton, dan Ginzberg,1998). 5 Ketidaksesuaian antara software aplikasi dengan proses bisnis dapat menimbulkan masalah signifikan bagi pemakai. Perusahaan yang mengubah proses bisnisnya agar sesuai dengan aplikasi software akuntansi, menyebabkan pemakai harus mempelajari cara baru lagi untuk mengatasi kompleksitas software dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Kesulitan yang menggangu dalam software, masalah interfacing dalam sistem, dan kesulitan dalam hardware dapat membuat pemakai frustasi dan menurunkan kepuasaan pemakai. Faktor yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya faktor pengguna. Pengguna merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam penerapan TIK. Kesiapan pengguna untuk menerima teknologi tersebut mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses atau tidaknya penerapan teknologi tersebut. Penelitian - penelitian sebelumnya terkait penerimaan terhadap penggunaan software akuntansiyang digunakan oleh perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan atau pengguna, pengguna harus mempertimbangkan manfaat dan kegunaan persepsi dalam pemakaian pengguna TIK. TIK terhadap Pertimbangan perilakunya. tersebut mempengaruhi Penelitian tentang minat berperilaku (behavioral intention) dalam penggunaan teknologi dilakukan dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). TAM menawarkan suatu penjelasan yang kuat dan sederhana untuk penerimaan teknologi dan perilaku penggunanya (Venkatesh dan Moris, 2000). 6 Secara teoritis dan praktis TAM merupakan model yang dianggap paling tepat dalam menjelaskan bagaimana user menerima sebuah sistem. TAM menyatakan bahwa behavioral intension to use ditentukan oleh dua keyakinan yaitu: pertama, perceived usefulness yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan kinerjanya. Kedua, perceived ease of use yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa penggunaan sistem adalah mudah. TAM juga menyatakan bahwa dampak variabel-variabel eksternal seperti (karakteristik sistem, proses pengembangan dan pelatihan) terhadap intension to use adalah dimediasi oleh perceived of usefulness dan perceived ease of use. Konsep TAM juga menyatakan bahwa perceived usefulness dipengaruhi oleh perceived ease of used. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Istiningsih dan Setyo hari Wijayanto (2008), menemukan bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasaan penggunaan software, yang didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Delone dan Mclean (1992) dan model Seddon (1997) yang menemukan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif terhadap signifikan kepuasaan pengguna software akuntansi. Hasil penelitian ini sesuai juga dengan hasil Li (1997) yang menyatakan bahwa faktor-faktor terpenting yang mengindikasikan keberhasilan sistem informasi antara lain adalah tingkat akurasi output, reliabilitas output, kepercayaan pemaikai terhadap sisitem, dan timeliness dari output. Hasil penelitian ini juga konsisiten dengan hasil penelitian Rai dkk (2002) dan Toni M somers, Klara Nelson, Jahangir 7 Karimi, (2003) yang menunjukan instrumen EUCS (End User Computer Satisfaction) memiliki validitas dan realibilitas yang baik ketika diaplikasikan pada pengguna software akuntansi. Penelitian mengenai penerimaan dan kepuasaan penggunaan sotfware akuntansi di BMT menjadi sangat menarik, karena belum adanya sistem informasi keuangan atau software akuntansi yang digunakan secara masal oleh BMT, sehingga terkait penelitian mengenai penerimaan dan kepuasan penggunaan software akuntansi pun belum banyak dilakukan, sehingga sampai sekarang belum diketahui apa saja yang menyebabkan tingkat keberterimaan dan kepuasan pengguna software akuntansi atau user dalam pengunnan software akuntansi di BMT, oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi akseptensi/ penerimaan dan satisfaction/ kepuasaan terhadap penggunaan software akuntansi agar nantinya bisa di jadikan pedoman dan referenssi untuk membuat software akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan BMT dalam memberikan laporan keuangan yang handal, diterima semua pengguna, memberikan kepuasan kepada pengguna dan yang lebih penting lagi apakah software ini sesuai dengan PSAK syariah yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS AKSEPTENSI DAN KEPUASAN BMT DIY TERHADAP SOFTWARE AKUNTANSI YANG DIPAKAI “. 8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap persepsi kegunaan (perceived of usefulness) dalam penggunaan software akuntansi BMT? 2. Faktor-Faktor apa saja terhadap persepsi kemudahan (perceived ease of use) dalam penggunaan software akuntansi BMT? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap kepuasaan dalam penggunaan software akuntansi BMT? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap persepsi kegunaan (perceived of usefulness) dalam penggunaan software akuntansi BMT. 2. Untuk menguji dan mengetahui faktor-faktor apa saja kemudahan terhadap persepsi (perceived ease of use) dalam penggunaan software akuntansi BMT. 3. Untuk menguji dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap kepuasaan dalam penggunaan software akuntansi BMT. 9 D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu dapat menambah pengetahuan mengenai perkembangan BMT, terutama dalam hal pemakaian Software akuntansi yang dipakai oleh BMT, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberterimaan dan kepuasaan penggunaan software akuntansi di BMT. Kontribusi berikutnya sebagai referensi baru bagi penelitian selanjutnya untuk meniliti lebih lanjut, agar ditemukan metode yang lebih tepat, atau mendukung penelitian-penelitian sebelumnya. 2. Praktik Menjadi bahan pertimbangan baik oleh BMT sendiri untuk menganalisa software apa yang paling tepat mereka gunakan. Bagi pihak penyedia layanan software akuntansi atau pengembang software akuntansi untuk mengetahui dan menjadi bahan analisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi akspetensi/ keberterimaan dan keupasaan dalam penggunaan software akuntansi sehingga didapatkan software yang sesuai dengan kebutuhan dan bisa meminimalisir dalam kegagalan progam yang ada dalam software akuntansi yang dipakai di BMT.