1 Pengaruh Komitmen Organisasional dan Disiplin

advertisement
1
Pengaruh Komitmen Organisasional dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada PT. Arief Nirwana Utama
di kota Rantau, Tapin, Kalimantan Selatan
JURNAL
Ditulis oleh:
Nama
: M. Aditya Putra Pratama
NomorMahasiswa
: 11311453
Jurusan
: Manajemen
Bidang Konsentrasi
: Sumber Daya Manusia
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2016
2
Pengaruh Komitmen Organisasional dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada PT. Arief Nirwana Utama di kota Rantau,
Tapin, Kalimantan Selatan
JURNAL
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
memperoleh gelar sarjana strata-1 di Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
Ditulis oleh:
Nama
: M. Aditya Putra Pratama
Nomor Mahasiswa
: 11311453
Jurusan
: Manajemen
Bidang Konsentrasi
: Sumber Daya Manusia
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2016
3
4
5
6
Pengaruh Komitmen Organisasional dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada PT. Arief Nirwana Utama
di kota Rantau, Tapin, Kalimantan Selatan
M. Aditya Putra Pratama
[email protected]
Abstrak
Komitmen organisasional, disiplin kerja dan kepuasan kerja menjadi bagian dari
faktor yang mempengaruhi kinerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh komitmen organisasional dan disiplin kerja terhadap kinerja melalui kepuasan
kerja sebagai variabel intervening secara parsial dan simultan. Penelitian ini juga ditujukan
untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional dan disiplin kerja terhadap kinerja
melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening secara langsung dan tidak langsung.
Penelitian ini dilakukan kepada 150 responden karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode kuantitatif menggunakan analisis
statistik dan deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh yang signifikan komitmen
organisasional terhadap kepuasan kerja karyawan. (2) terdapat pengaruh yang signifikan
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. (3) terdapat pengaruh yang signifikan
komitmen organisasional dan disiplin kerja secara simultan terhadap kepuasan kerja
karyawan. (4) terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terhadap
kinerja. (5) terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. (6)
terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja secara
simultan terhadap kinerja karyawan. (6) terdapat pengaruh yang signifikan komitmen
organisasional dan disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan. (7) terdapat
pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. (8) terdapat pengaruh
tidak langsung yang signifikan komitmen organisasional terhadap kinerja melalui kepuasan
kerja karyawan. (9) terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan disiplin kerja
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja karyawan.
Kata kunci: Komitmen organisasional, disiplin kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan.
Abstract
Organizational commitment, work discipline and job satisfaction to be part of the
factors that influence performance. The purpose of this study was to determine the effect of
organizational commitment and discipline on performance through job satisfaction as an
intervening variable partially and simultaneously. This study also aimed to determine the
effect of organizational commitment and discipline on performance through job
satisfaction as an intervening variable directly and indirectly. This study was conducted to
150 respondents employees of PT. Arief Nirwana Utama. The research method used is
quantitative method uses statistical and descriptive analysis.
The results of this study are (1) there is a significant effect of organizational
commitment on employee job satisfaction. (2) there is a significant impact on job
satisfaction labor discipline employees. (3) there is a significant effect of organizational
commitment and discipline of work simultaneously on employee job satisfaction. (4) there
is a significant effect of organizational commitment on performance. (5) there is a
7
significant influence on the performance of employees work discipline. (6) significant
influence of organizational commitment and discipline of work simultaneously on
employee performance. (6) significant influence of organizational commitment and
discipline of work simultaneously on employee performance. (7) significant influence of
job satisfaction on employee performance. (8) there is a significant indirect effect of
organizational commitment on performance through employee satisfaction. (9) there is a
significant indirect effect on the performance of work discipline through employee
satisfaction.
Keywords: Organizational Commitmen, Work Dicipline, Job Satisfaction, Performance.
PENDAHULUAN
Komitmen mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam
sebuah organisasi. Tingginya komitmen akan berimbas pada kinerja karyawan yang semakin
meningkat. Pernyataan ini didukung oleh Khan et al (Taurisa dan Ratnawati, 2012) yang
mengatakan komitmen dari seorang karyawan terhadap organisasinya dapat menjadi
instrumen penting untuk meningkatkan kinerja dari karyawan tersebut. Hal ini diperkuat oleh
Smith (Ciptodiharjo, 2013) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berhubungan
signifikan positif yang terhadap kinerja pegawai produksi.
Disiplin kerja usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan. Disiplin kerja harus
dapat diterapkan dalam organisasi dan harus dilaksanakan oleh setiap karyawan, dengan
adanya disiplin kerja, maka diharapkan kinerja meningkat. Pernyataan ini didukung oleh
Hasibuan (Ardansyah, 2014) yang menyatakan bahwa kedisiplinan kerja diartikan bilaman
karyawan selalu datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik,
mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Hal ini
diperkuat oleh Hidayati (2014) menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Faktor yang dapat mempengaruhi dan mewujudkan disiplin kerja salah satunya
adalah kepuasan kerja, jika karyawan dapat mematuhi peraturan yang diterapkan perusahaan
untuk meningkatkan perusahaan, kepuasan kerja dalam setiap karyawan akan tumbuh.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perwujudan dan pemeliharaan disiplin kerja yang
baik, namun dalam penelitian ini dipilih beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan tersebut yaitu : kepemimpinan, hubungan kerja, dan disiplin kerja seperti yang
diungkapkan oleh Susilo (Agusta dan Supartha 2013). Hal ini diperkuat oleh penelitian Arina
(2015) yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. Keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh adanya
tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan. Kepuasan yang dirasakan setiap karyawan akan
mengakibatkan peningkatan dalam kinerja seorang karyawan, karena menganggap
pekerjaannya sebagai sebagai suatu yang menyenangkan. Pernyataan ini didukung oleh
Robbins (Indrawati, 2013) mengenai dampak kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan,
yang menyatakan bahwa karyawan yang puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara
secara positif tentang organisasi, membantu yang lain, dan berbuat kinerja pekerjaan mereka
melampaui perkiraan normal. Hal ini didukung oleh (Taurisa dan Ratnawati, 2012) bahwa
terdapat pengaruh yang searah antara komitmen organisasional dan kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen organisasional dalam diri karyawan PT. Sido
Muncul, maka semakin tinggi tingkat kinerja karyawannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pada karyawan PT. Arief Nirwana
Utama secara parsial dan simultan. Penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui pengaruh
8
komitmen organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pada
karyawan PT. Arief Nirwana Utama secara langsung dan tidak langsung.
Pemaparan dari latar belakang diatas menjelaskan bahwa terdapat faktor penting
yang mempengaruhi kinerja. Komitmen organisasi, disiplin kerja dan kepuasan kerja menjadi
bagian dari faktor yang mempengaruhi kinerja. Penelitian mengenai komitmen organisasi,
disiplin kerja dan kepuasan kerja pun tidak sedikit telah dilakukan oleh para peneliti. Maka
dari gambaran diatas penelitian ini ditujukan untuk meneliti pengaruh komitmen organisasi
dan disiplin kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pada karyawan PT. Arief Nirwana
Utama
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang komitmen organisasi juga dilakukan oleh Chandra (2013) dalam
penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Karyawan PD. Wonoagung Sejahtera di Gresik” hasil penelitian ini menunjukan
bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dimana kinerja karyawan
akan meningkat dengan adanya komitmen organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh
terhadap kinerja, dimana dengan komitmen karyawan yang tinggi, berdampak positif
terhadap kinerja karyawan, serta kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini
berpengaruh secara langsung, namun memiliki hubungan yang signifikan karena hasil riset
menunjukan hasil positif. Persamaan peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan penulis
adalah sama-sama meneliti pengaruh komitmen terhadap kepuasan, komitmen terhadap
kinerja dan kepuasan terhadap kinerja. Perbedaannya terletak pada penambahan variabel
disiplin kerja, objek yang diteliti juga berbeda, peneliti meneliti di PT. Arief Nirwana Utama.
Penelitian tentang disiplin kerja juga dilakukan oleh Sudiyanto (2015) dalam
penelitian “Pengaruh Disiplin, Budaya Kerja, dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja pegawai
pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang” hasil penelitian ini menunjukan bahwa
disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Persamaan
peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan penulis adalah sama-sama meneliti pengaruh
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja. Perbedaannya terletak pada penambahan variabel
yang dilakukan penulis yaitu adanya variabel komitmen organisasi dan kinerja, obyek yang
diteliti juga berbeda, peneliti meneliti di PT. Arief Nirwana Utama.
Penelitian tentang kepuasan kerja juga dilakukan oleh Argensia et.al (2014) dalam
penelitian “Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
dengan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Intervening” (Studi pada kantor
pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean B Medan) hasil penelitian ini
menunjukan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan. Persamaan peneliti ini dengan peneliti yang
dilakukan penulis adalah sama-sama meneliti pengaruh komitmen organisasi terhadap
kinerja. Perbedaannya terletak pada penambahan variabel yang dilakukan penulis yaitu
adanya variabel disiplin kerja dan kepuasan kerja, obyek yang diteli juga berbeda, peneliti
meneliti di PT. Arief Nirwana Utama.
Penelitian tentang komitmen organisasi terhadap kinerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja juga dilakukan oleh Mulyanto & Mini S (2013) dalam penelitian “Pengaruh
Komitmen Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap Kepusaan Kerja dalam upaya
meningkatkan Kinerja Pegawai RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta” hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung komitmen organisasi terhadap
kinerja dibandingkan pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.
Persamaan peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan penulis adalah sama-sama meniliti
pengaruh komitmen organisasional dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja dalam upaya
9
meningkatkan kinerja pegawai. Perbedannya terletak pada objek yang diteliti, peneliti
meneliti di PT. Arief Nirwana Utama
LANDASAN TEORI
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah asset utama perusahaan. Perusahaan tidak dapat berjalan
tanpa adanya sumber daya manusia. Untuk mengoptimalkan sumber daya manusia,
diperlukan pengelolaan yang tepat agar tujuan, visi, dan misi perusahaan dapat tercapai.
Menurut Hasibuan (2006:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Menurut Storey (Alwi 2008:6) MSDM adalah
pendekatan yang khas, terhadap manajemen tenaga kerja yang berusaha mencapai
keunggulan kompetitif melalui pengembangan strategi dari tenaga kerja yang mampu dan
memiliki komitmen tinggi dengan menggunakan tatanan kultur yang integrated, struktural,
dan teknik-teknik personel. Menurut Amstrong (Alwi 2008:6) mendefinisikan MSDM secara
sederhana yaitu, bagaimana orang-orang dapat dikelola dengan cara yang terbaik dalam
kepentingan organisasi. Menurut Kenooy (Alwi 2008:6), mengemukakan bahwa MSDM
adalah suatu metode memaksimumkan hasil dari sumber daya tenaga kerja dengan
mengintegrasikan MSDM ke dalam strategi bisnis.
1. Peran Manajemen Sumber Daya
Manajemem adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu
melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting
dan dominasi dalam manajemen. Manajemen sumber daya manusia mengetur dan
menetapkan program kepegawaian yang mencangkup masalah-masalah sebagai berikut.
(Hasibuan 2006:14)
a. Menetapkan jumlah kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement
dan job evaluation
b. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan atas the right man
in the right place and the right man in the right job
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promopsi dan pemberhentian
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumberdaya manusia pada masa yang akan
datang
e. Memperkirakan keadaan perekonomia pada umumnya dan perkembangan perusahaan
pada khususnya
f. Memonitori dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijakan pemberian balasa
jasa perusahaan-perusahaan sejenis
g. Memonitori kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh
h. Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilatian presentasi karyawan
i. Mengatur mutasi karyawan baik verikal maupun horizontal
j. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintergrasian,
pemeliharaan, kedisplian dan pemberhentian. (Hasibuan 2006:21).
3. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
Kualitas dan karakteristik karyawan yang diperlukan organisasi pada hakikatnya tidak
terlepas dari tantangan-tantangan bersaing yang akan dihadapi oleh organisasi sekarang
maupun di masa depan yang akan datang. Karena itu, praktek-praktenya MSDM harus
mampu membentuk kualitas kemampuan dan komitmen SDM yang sesuai dengan
karakteristik perusahaan baik melaui pendekatan lunak maupun pendekatan keras. (Alwi
10
2008: 52).
a. Pendekatan lunak, mengeksplorasi sisi “human” dari karyawan. Oleh sebab itu persoalan
yang diahadapi manajemen dalam praktek-praktek MSDM yang efektif adalah
bagaimana membangun :
1) Membangun Kompetensi
2) Membangun Komitmen
3) Membangun QWL
b. Pendekatan Keras
Dalam proses pembentukan sumber daya manusia unggul melalui pendekatan keras,
ada tiga faktor yang secara signifikan saling terkait dan crucial sifatnya terutama dalam
tahap attracting dan developing yaitu :
1) Sistem rekrutmen dan seleksi
2) Sistem pelatihan dan pengembangan
Komitmen Organisasi
Komitmen mempunyai peran penting, karena akan menunjukkan adanya rasa
keterikatan yang ditujukan oleh karyawan kepada organisasi. Menurut Laschinger (Utomo
2011) komitmen organisasional membahas kedekatan karyawan terhadap organisasi dimana
mereka berada. Komitmen mempunyai peran penting, karena akan menunjukkan adanya rasa
keterikatan yang ditujukan oleh karyawan kepada organisasi.Mathis dan Jackson (Sopiah
2008) memberikan definisi komitmen organisasi adalah sejauh mana karyawan percaya dan
menerima tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap bersama organisasi.
Komitmen organisasional adalah keinginan anggota organisasi untuk tetap
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi
pencapaian tujuan organisasi. Menurut Robbins (Sopiah 2008), mendefinisikan komitmen
organisasional sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari
karyawan terhadap organisasi. Menururt O’Reilly (Sopiah 2008), menyebutkan komitmen
karyawan pada organisasi sebagai ikatan kejiwaan individu terhadap organisasi yang
mencangkup keterlibatan kerja, kesetiaan, dan perasaan percaya terhadap nilai-nilai
organisasi.
Disiplin Kerja
Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang
terpenting karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin baik kinerja yang dapat
dicapai. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Kedisiplinan merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap
pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Sehingga seorang pegawai dikatakan
memiliki disiplin yang baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan kepadanya.
Menurut Hasibuan (2006) bahwa disiplin kerja adalah kesadaran dan kerelaan
seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku
Menurut Rivai (2011) bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan para manajer
untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku
serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesedian seorang dalam
memenuhi segala peraturan perusahaan.
Menurut Singodimenjo dalam Sutrisno (2010) bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan
kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di
sekitarnya.”
Dari beberapa pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap kesadaran,kerelaan dan kesedian seseorang
dalam mematuhi dan menaati peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan
sekitar.
11
Kepuasan Kerja
Menurut Handoko (2012:193) kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Ini dapat dilihat dari sikap yang mereka tunjukan terhadap pekerjaan dan
tantangan dalam berbagai kondisi kerja. Untuk mengetahui keadaan emosional seseorang
memang tidak dapat kita lihat secara langsung akan tetapi hanya akan mempu untuk kita
rasakan, maka dari itu puas atau tidak nya seorang karyawan dapat dilihat dari bagaimana dia
dalam berprilaku, mengerjakan pekerjaan dan pola fikir orang tersebut dalam menyelesaikan
masalah.
Kebutuhan akan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha
dengan segala kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tersebut (Rivai dan Sagala,
2009:856). Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dimilikinya,
dicapai, dan dinikmati. Untuk itu manusia terdorong melakukan aktivitas tersebut dengan
cara bekerja.
Sedangkan menurut Robbins (2002:36) Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu
kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang yang dengan tingkat
kepuasan kerjanya tinggi pastinya akan mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan, begitu
juga sebaliknya apabila tingkat kepuasan kerja seseorang tersebut rendah maka akan
memunculkan sikap negatif terhadap pekerjaan. Karyawan cenderung lebih menyukai
pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan
dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas-tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan
balik tentang seberapa baik mereka bekerja.
Kinerja
Kinerja adalah sesuatu yang penting bagi instansi, khususnya kinerja pegawai yang
bisa membawa perusahaan pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Baik atau buruknya
kinerja pegawai dapat berpengaruh pada baik buruknya kinerja instansi. Kinerja bisa
mempengaruhi berlangsungnya kegiatan suatu organisasi perusahaan, semakin baik kinerja
yang ditunjukan oleh para pegawai akan sangat membantu dalam perkembangan organisasi
atau perusahaan tersebut.
Menurut Hasibuan (2006) bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu
Sedangkan menurut Mangkunegara (2011) bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja
adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh kemampuan dari individu atau kelompok yang
dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu dengan maksimal.
12
Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H4
Komitmen (X1):
1. Affective Commitment
2. Continuance
Commitment
3. Normative Commitment
H6
H8
Kinerja (Y)
Kepuasan Kerja (Z)
Mayer, Allen, dan Smith
dan Spector dalam Sopiah
Disiplin Kerja (X2)
H1
A
1. Taat terhadap aturan
waktu
2. Taat terhadap aturan
perusahaan
3. Taat terhadap aturan
perilaku dalam
pekerjaan
4. Taat terhadap
peraturan lainnya
(Singodimedjo dalam
Sutrisno 2010)
H3
1.
2.
3.
4.
H2
Kerja yang
menantang
Penghargaan yang
sesuai
Kondisi kerja
yang mendukung
Kolega yang
suportif
H7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Quantity of work
Quality of work
Job knowledge
Creativeness
Cooperation
Dependability
Initiative
Personal
qualities
Robbins (2002:36)
H9
H5
HIPOTESIS
H1: Ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Arief Nirwana Utama secara parsial.
H2: Ada pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
Arief Nirwana Utama secara parsial.
H3: Ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja secara
simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama secara simultan.
H4: Ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terhadap kinerja secara parsial.
H5: Ada pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Arief
Nirwana Utama secara parsial.
H6: Ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja secara
simultan terhadap kinerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama secara simultan.
H7: Ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Arief
Nirwana Utama secara parsial
H8: Ada pengaruh tidak langsung yang signifikan komitmen organisasional terhadap kinerja
melalui kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
13
H9: Ada pengaruh tidak langsung yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengen meneliti data primer dan data
sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung
dari obyek yang akan diteliti, baik langsung dating ke obyek, maupun melalui angket
(kuesioner). Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari terbitan/laporan suatu lembaga.
Sumarsono (2004 : 10).
LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan yang
bergerak di bidang kelapa sawit PT. Arief Nirwana Utama yang berdiri pada tanggal 30
Januari 2009.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Komitmen Organisasi (X1)
Mayer, dan Smith dan Spector (Sopiah 2008) mengemukanan bahwa ada tiga
komponen komitmen organisasional, yaitu Affective commitment, Continuance commitment,
dan Normative commitment.
Indikator dalam Komitmen menurut Mayer, Allen, dan Smith dan Spector dalam
Sopiah (2008): Affective commitment, komitmen afektif terjadi apabila karyawan ingin
menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional. Continuance commitment,
komitmen berkelanjutan muncul, apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi
karena membutuhkan gaji, dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut
tidak menemukan pekerjaan lain. Normative commitment, komitmen normative timbul dari
nilai dalam diri karywan. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya
kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
Disiplin Kerja (X2)
Disiplin Kerja adalah kesadaran dan kesedian seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Singodimedjo dalam Sutrisno 2010).
Dimensi-dimensi dari variabel ini adalah Taat terhadap aturan waktu, Taat terhadap aturan
perusahaan, Taat terhadap perilaku dalam pekerjaan dan Taat terhadap peraturan lainnya.
Kepuasan Kerja (Z)
Indikator kepuasan kerja menurut Robbins (2002:36) antara lain (1) kerja yang
menantang secara mental, Pada umumnya individu lebih menyukai pekerjaan yang memberi
peluang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan serta memberi beragam tugas,
kebebasan dan feedback tentang seberapa baik pekerjaanya. Hal ini akan membuat pekerjaan
lebih menantang secara mental. Pekerjaan yang kurang menantang akan menciptakan
kebosanan, akan tetapi yang terlalu menantang juga dapat menciptakan frustasi dan perasaan
gagal. (2) Penghargaan yang sesuai, karyawan menginginkan sistem bayaran yang adil, tidak
ambigu, dan selaras dengan harapan karyawan. Saat bayaran dianggap adil, dalam arti sesuai
dengan tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individual, dan standar bayaran masyarakat,
kemungkinan akan tercipta kepuasan. (3) kondisi kerja yang mendukung, Karyawan
berhubungan dengan lingkungan kerjanya untuk kenyamanan pribadi dan kemudahan
melakukan pekerjaan yang baik. Yang termasuk didalamnya seperti tata ruang, kebersihan
ruang kerja, fasilitas dan alat bantu, temperatur, dan tingkat kebisingan. (4) Kolega yang
suportif, Individu mendapatkan sesuatu yang lebih daripada uang atau prestasi yang nyata
dari pekerjaan tetapi karyawan juga memenuhi kebutuhan interaksi sosial. Perilaku atasan
juga merupakan faktor penentu kepuasan yang utama. Oleh karena itu, perlu diterapkan rasa
saling menghargai, loyal dan toleran antara satu dengan yang lain, sikap terbuka, dan
keakraban antar karyawan.
14
Kinerja (Y)
Indikator kinerja menurut Gomes (2003:142) antara lain : (1) Quantity of work, yaitu
jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. (2) Quality of work,
kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. (3) Job
knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. (4)
Creativeness yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. (5) Cooperation yaitu kesediaan untuk
bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi. (6) Dependability yaitu kesadaran
dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan menyelesaikan pekerjaan. (7) Initiative yaitu
semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawabnya.
(8) Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian dan keramah tamahan.
Jenis Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari data-data yang terkait dengan PT. Arief Nirwana Utama dan
penelitian terdahulu. Kuesioner yang disebarkan berisi pertanyaan mengenai komitmen,
disiplin kerja, kepuasan kerja dan kinerja. Setiap poin jawaban pada kuesioner ditentukan
skornya menggunakan skala Likert.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Pada
penelitian ini dari 82 pertanyaan yang ada dalam kuesioner, hanya tiga pertanyaan yang tidak
valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali,2005). Pada penelitian ini semua variabel yang digunakan dinyatakan reliabel, hal
ini terbukti dengan nilai alfa > tingkat signifikansi (0,6). Berikut hasil perhitungan uji
reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16, komitmen organisasi 0,604, disiplin kerja 0,613,
kepuasan kerja 0,816, dan kinerja 0,892.
UJI ASUMSI KLASIK
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Dibawah ini
merupakan gambar diagram uji normalitas pengaruh komitmen organisasi dan disiplin kerja
terhadap kepuasan kerja. Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar
diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah
merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.
Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (Ghozali, 2005:91). Dari hasil output data
didapatkan bahwa semua nilai VIF < 10 ini berarti tidak terjadi multikolonieritas. Dan
menyimpulkan bahwa uji multikolonieritas terpenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
15
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005:105). Uji
heteroskedastitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan grafik dan statistik
melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5 Persen.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini populasinya
adalah seluruh karyawan kontrak PT Arief Nirwana Utama yang berjumlah 150 orang.
Sampel adalah bagian dari penelitian yang dilakukan dengan mengambil populasi
yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili seluruh populasi
(Sugiyono, 2010). Mengingat jumlah populasi relatif sedikit, maka pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Metode sensus adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden, dimana semua anggota
populasinya dijadikan sampel. Dengan demikian jumlah subyek dalam penelitian ini
sebanyak 150 orang.
Metode Analisis Data
Metode analisis merupakan cara yang digunakan dalam proses melakukan penelitian
agar dapat menunjukkan hasilnya. Metode analisis data dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Analisis Deskriptif, yaitu analisis yang dipakai untuk mendeskripsikan karakteristik
penelitian, responden yang diteliti serta data yang dikumpulkan. Setelah itu dilakukan
pembahasan secara deskriptif.
2. Analisis Statistik, yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik.
Teknik statistik yang digunakan adalah analisis regresi tahap I, analisis regresi tahap II,
koefisien determinasi, uji F (Serentak), uji t (Parsial), dan analisis jalur.
HASIL ANALISIS
Analisis Deskriptif
Tabel 4.21 Rangkuman Persepsi Karyawan
Pernyataan
Mean
Keterangan
Komitmen Organisasional (X1)
4,33
Sangat Tinggi
Disiplin Kerja (X2)
4,23
Sangat Tinggi
Kepuasan Kerja (Z)
4,26
Sangat Tinggi
Kinerja (Y)
4,24
Sangat Tinggi
Tabel 4.21 menunjukkan rangkuman persepsi karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
Berdasarkan tabel 4.21 rangkuman diatas maka seluruh variable dikategorikan sangat tinggi.
Analisis Kuantitatif
Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis
Hipotesis
Keterangan
Diduga terdapat pengaruh komitmen organisasional
H1
terhadap kepuasan kerja di PT Arief Nirwana
Terbukti
Utama
Diduga terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap
H2
Terbukti
kepuasan kerja di PT Arief Nirwana Utama
Diduga terdapat pengaruh komitmen organisasional
H3
dan disiplin terhadap kepuasan kerja di PT Arief
Terbukti
Nirwana Utama
Diduga terdapat pengaruh komitmen organisasional
H4
terhadap kinerja karyawan di PT Arief Nirwana
Terbukti
Utama
H5
Diduga terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap
Terbukti
16
H6
H7
H8
H9
kinerja karyawan di PT Arief Nirwana Utama
Diduga terdapat pengaruh komitmen organisasional
dan disiplin terhadap kinerja karyawan di PT Arief
Nirwana Utama
Diduga terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan di PT Arief Nirwana Utama
Diduga ada pengaruh secara tidak langsung
komitmen organisasional terhadap kinerja
karyawan daripada pengaruh secara langsung
komitmen organisasional terhadap kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja
Diduga ada pengaruh secara tidak langsung disiplin
kerja terhadap kinerja daripada pengaruh secara
langsung disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
melalui kepuasan kerja
Terbukti
Terbukti
Terbukti
Terbukti
PEMBAHASAN
Pengaruh komitmen organisasional (X1) terhadap kepuasan kerja (Z)
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terdahap kepuasan
kerja, diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil regresi variabel komitmen
organisasional terhadap kepuasan kerja yaitu sebesar 0,000. Koefisien pada variabel ini yaitu
sebesar 0,728 yang dapat diartikan adanya pengaruh positif dari variabel komitmen terhadap
kepuasan kerja. Nilai tersebut juga dapat diartikan setiap kenaikan satu-satuan dari variabel
ini, akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,728.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Chandra (2013)
dalam penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Karyawan PD. Wonoagung Sejahtera di Gresik”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Komitmen organisasional mempunyai peran peting dalam meningkatkan kepuasan
kerja. Agar harapan kerja terpenuhi komitmen organisasional harus dapat diterapkan dengan
baik yang nantinya akan menimbulkan kepuasan kerja dalam organsiasi. Badjuri, (Arifah dan
Romadhon 2015) yang menyatakan bahwa komitmen organisasional mempengaruhi berbagai
perilaku penting agar organisasi dapat tumbuh mana kala harapan kerja terpenuhi oleh
organisasi dengan baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya harapan kerja ini akan
menimbulkan kepuasan kerja. Hubungan dari kepuasan kerja dengan turnover interntion dan
komitmen organisasi lebih dipengaruhi oleh kepuasan kerja sebagai antecedent dari
komitmen organisasional (Lin and Ma, 2004; Tett and Meyer, 1993; dalam Iqbal et.al 2014)
Seorang karyawan yang memiliki komitmen yang kuat untuk tetap bekerja di
perusahaan PT.Arief Nirwana Utama seperti karyawan yang merasakan kenyaman dengan
bekerja di perusahaan tersebut tentunya akan memiliki kepuasan dengan bekerja di
perusahaan PT. Arief Nirwana Utama. Karyawan yang berkeinginan menghabiskan sisa
karirnya pada perusahaan PT. Arief Nirwana Utama akan memberikan kepuasan tersendiri
pada karyawan.
Pengaruh disiplin kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Z)
Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terdahap kepuasan kerja, diterima.
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil regresi variabel disiplin kerja terhadap
kepuasan kerja yaitu sebesar 0,000. Koefisien pada variabel ini yaitu sebesar 0,398 yang
dapat diartikan adanya pengaruh positif dari variabel disiplin kerja terhadap kepuasan kerja.
Nilai tersebut juga dapat diartikan setiap kenaikan satu-satuan dari variabel ini, akan
meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,398.
17
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sudiyanto (2015)
dalam penelitian “Pengaruh Disiplin, Budaya Kerja, dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja.
Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang
terpenting karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin baik kinerja yang dapat
dicapai. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Kedisiplinan merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap
pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya.
Karyawan yang memiliki kedisiplinan dalam bekerja seperti karyawan yang menaati
jam masuk dan pulang kerja akan mempengaruhi bagi karyawan tersebut dalam bekerja.
Selain itu karyawan yang selalu bekerja dengan menjaga tingkah laku sesuai dengan norma
yang berlaku dan melakukan pekerjaan sesuai dengan jabatan atau tanggungjawab, akan
memberikan kepuasan karyawan dalam bekerja.
Pengaruh komitmen organisasional (X1) dan disiplin kerja (X2) secara simultan
terhadap kepuasan kerja (Z)
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja
terdahap kepuasan kerja secara simultan, diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi hasil regresi variabel disiplin kerja dan komitmen organisasional terhadap
kepuasan kerja yaitu sebesar 0,000. Hasil koefisien determinasi yaitu 0,683 sehingga dapat
diartikan variabel komitmen organisasional dan disiplin kerja mempengaruhi kepuasan kerja
sebesar 68,3%. Dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang cukup tinggi variabel
komitmen organisasional dan disiplin kerja terdahap kepuasan kerja.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dapat
dilihat dari sikap yang mereka tunjukan terhadap pekerjaan dan tantangan dalam berbagai
kondisi kerja. Untuk mengetahui keadaan emosional seseorang memang tidak dapat kita lihat
secara langsung akan tetapi hanya akan mempu untuk kita rasakan, maka dari itu puas atau
tidak nya seorang karyawan dapat dilihat dari bagaimana dia dalam berprilaku, mengerjakan
pekerjaan dan pola fikir orang tersebut dalam menyelesaikan masalah.
Pengaruh komitmen organisasional (X1) terhadap kinerja (Y)
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terdahap kinerja,
diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil regresi variabel komitmen
organisasional terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 0,000. Koefisien pada variabel ini
yaitu sebesar 0,365 yang dapat diartikan adanya pengaruh positif dari variabel komitmen
terhadap kinerja. Nilai tersebut juga dapat diartikan setiap kenaikan satu-satuan dari variabel
ini, akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,365.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Nydia (2012)
dalam penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Lapangan
SPBU COCO Pertamina MT Haryono,”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
komitmen organisasi yang terdiri dari komitmen afektif, berkelanjutan dan normative
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan lapangan SPBU COCO Pertamina
MT Haryono. Selain itu, penelitian ini sejalan dengan penelitian Utomo (2011) dalam
penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasional
terhadap Kinerja Pegawai” (Studi pada pegawai Setda Kabupaten Pati). Hasil penelitian
tersebut menunjukan bahwa komitmen organisasi terbukti secara signifikan memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Pati.
Komitmen mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam
sebuah organisasi. Tingginya komitmen akan berimbas pada kinerja karyawan yang semakin
meningkat. Pernyataan ini didukung oleh Khan et al (Rautisa dan Rahmawati ,2012) yang
18
mengatakan komitmen dari seorang karyawan terhadap organisasinya dapat menjadi
instrumen penting untuk meningkatkan kinerja dari karyawan tersebut. Hal ini diperkuat oleh
Smith (Ciptodiharjo, 2013) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berhubungan
signifikan positif yang terhadap kinerja pegawai produksi.
Pengaruh disiplin kerja (X2) terhadap kinerja (Y)
Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terdahap kinerja, diterima. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil regresi variabel disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan yaitu sebesar 0,000. Koefisien pada variabel ini yaitu sebesar 0,593 yang dapat
diartikan adanya pengaruh positif dari variabel disiplin kerja terhadap kinerja. Nilai tersebut
juga dapat diartikan setiap kenaikan satu-satuan dari variabel ini, akan meningkatkan kinerja
karyawan sebesar 0,593.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayati (2014)
dalam penelitian “Analisis Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT. Kemilau Indah Permana Kebakkramat Karanganyar”. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Kemilau Indah Permana Kebakkramat Karanganyar.
Kedisiplinan karyawan seperti kedisiplinan karyawan dalam mematuhi aturan dan
melaksanakan tugas, akan mempengaruhi bagaimana karyawan tersebut menyelesaikan
pekerjaanya dan akan menentukan dan mempengaruhi bagaimana kualitas dari pekerjaannya.
Karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik, khususnya pada hal ketepatan waktu
tentunya akan menentukan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dalam
waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Karyawan yang memiliki kedisplinan yang tinggi, juga tercermin bagaimana
karyawan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.
Tanggungjawab karyawan tersebut akan menentukan bagaimana karyawan memberikan
seluruh kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini tentunya akan
memberikan hasil kerja karyawan yang lebih baik.
Pengaruh komitmen organisasional (X1) dan disiplin kerja (X2) secara simultan
terhadap kinerja (Y)
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja
terdahap kinerja secara simultan, diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil
regresi variabel disiplin kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja yaitu sebesar
0,000. Hasil koefisien determinasi yaitu 0,609 sehingga dapat diartikan variabel komitmen
organisasional dan disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 60,9%. Dapat
diartikan bahwa terdapat pengaruh yang cukup tinggi variabel komitmen organisasional dan
disiplin kerja terdahap kinerja karyawan.
Kinerja adalah sesuatu yang penting bagi instansi, khususnya kinerja pegawai yang
bisa membawa perusahaan pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Baik atau buruknya
kinerja pegawai dapat berpengaruh pada baik buruknya kinerja instansi. Kinerja bisa
mempengaruhi berlangsungnya kegiatan suatu organisasi perusahaan, semakin baik kinerja
yang ditunjukan oleh para pegawai akan sangat membantu dalam perkembangan organisasi
atau perusahaan tersebut.
Karyawan yang memiliki komitmen organisasional dan disiplin kerja akan
mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi pada
perusahaan dan memiliki kedisiplinan yang tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan atau
dengan kata lain karyawan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Karyawan yang
merasa nyaman dan bangga dengan bekerja di perusahaan PT.Arief Nirwana Utama dan
karyawan yang mematuhi peraturan dalam melaksanakan tugasnya tentunya akan
memberikan rasa nyaman karyawan dalam bekerja dan akan menghasilkan kinerja yang lebih
baik.
19
Pengaruh kepuasan kerja (Z) terhadap kinerja (Y)
Terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terdahap kinerja, diterima. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil regresi variabel kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan yaitu sebesar 0,000. Koefisien pada variabel ini yaitu sebesar 0,619 yang dapat
diartikan adanya pengaruh positif dari variabel disiplin kerja terhadap kinerja. Nilai tersebut
juga dapat diartikan setiap kenaikan satu-satuan dari variabel ini, akan meningkatkan kinerja
karyawan sebesar 0,619. Hasil koefisien determinasi yaitu 0,450 sehingga dapat diartikan
variabel kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 45,0%.
Hasil penelitian ini dejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2014)
dalam “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kontrak Psikologis, Disiplin
Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan RSUD Kota Semarang”. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh adanya tingkat kepuasan yang dirasakan
karyawan. Kepuasan yang dirasakan setiap karyawan akan mengakibatkan peningkatan
dalam kinerja seorang karyawan, karena menganggap pekerjaannya sebagai sebagai suatu
yang menyenangkan. Pernyataan ini didukung oleh Robbins (Indrawati, 2013) mengenai
dampak kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, yang menyatakan bahwa karyawan yang
puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara secara positif tentang organisasi,
membantu yang lain, dan berbuat kinerja pekerjaan mereka melampaui perkiraan normal.
Pengaruh tidak langsung komitmen organisasional (X1) terhadap kinerja (Y) melalui
kepuasan kerja (Z)
Terdapat pengaruh secara tidak langsung variabel komitmen organisasional (X1)
terhadap kinerja (Y) melalui kepuasan kerja (Z). Koefisien pengaruh tidak langsung tersebut
yaitu sebesar 0,430, sedangkan besarnya pengaruh langsung yaitu sebesar 0,348. Dapat
ketahui bahwa pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja lebih besar secara tidak
langsung atau dimediasi oleh kepuasan kerja.
Menurut Luthans (Kristianto, etal 2013) kepuasan kerja dihasilkan dari persepsi
karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka menyediakan hal yang dipandang
penting. Variabel kepuasan kerja dapat menjadi variabel intervening antara pengaruh
komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki komitmen
organisasional yang tinggi namun memiliki kepuasan kerja yang rendah akan menurunkan
kinerja karyawan. Namun, jika karyawan memiliki komitmen organisasional yang tinggi dan
memiliki kepuasan kerja yang tinggi tentunya juga akan meningkatkan kinerja karyawan.
Seorang karyawan yang memiliki komitmen yang kuat untuk mengahabiskan masa
atau sisa karirnya di perusahaan PT.Arief Nirwana Utama menunjukkan adanya komitmen
yang kuat pada diri karyawan tersebut. Namun, disisi lain karyawan tersebut merasa bahwa
penerimaan gaji setiap bulannya tidak sesuai dengan apa yang telah karyawan berikan kepada
perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya komitmen karyawan yang tinggi namun pada
memiliki kepuasan kerja yang rendah. Dalam hal ini, kepuasan kerja yang rendah tersebut
dapat menyebabkan kinerja karyawan yang juga akan menurun.
Dalam contoh kasus lain misalnya, karyawan yang memiliki rasa bangga dengan
menjadi bagian pada perusahaan PT.Arief Nirwana Utama menunjukkan adanya komitmen
yang tinggi pada karyawan tersebut. Saat yang bersamaan, karyawan mendapatkan
penghargaan terhadap keberhasilannya. Dalam hal ini, karyawan memiliki kepuasan kerja
yang tinggi. Kepuasan kerja ini secara tidak langsung memberikan pengaruh pada kinerja
karyawan. Adanya komitmen yang tinggi dan kepuasan kerja karyawan yang juga tinggi akan
meningkatkan kinerja karyawan.
20
Pengaruh tidak langsung disiplin kerja (X2) terhadap kinerja (Y) melalui kepuasan
kerja (Z)
Terdapat pengaruh secara tidak langsung variabel disiplin kerja terhadap kinerja
melalui kepuasan kerja. Koefisien pengaruh tidak langsung tersebut yaitu sebesar 0,255,
sedangkan besarnya pengaruh langsung yaitu sebesar 0,614. Dapat ketahui bahwa pengaruh
disiplin kerja terhadap kinerja lebih besar secara langsung atau tanpa dimediasi oleh kepuasan
kerja, namun secara statistik juga diperoleh terdapat pengaruh secara tidak langsung disiplin
kerja terhadap kinerja.
Kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh kemampuan dari individu atau
kelompok yang dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu
dengan maksimal. Menurut Mangkunegara (2011) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Variabel kepuasan kerja dapat menjadi variabel intervening antara pengaruh disiplin
kerja terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi namun
memiliki kepuasan kerja yang rendah akan menurunkan kinerja karyawan. Namun, jika
karyawan memiliki disiplin kerja yang tinggi dan memiliki kepuasan kerja yang tinggi
tentunya juga akan meningkatkan kinerja karyawan.
Disiplin kerja harus dapat diterapkan dalam organisasi dan harus dilaksanakan oleh
setiap karyawan, dengan adanya disiplin kerja, maka diharapkan kinerja
meningkat.Pernyataan ini didukung oleh Hasibuan (Ardansyah, 2014) yang menyatakan
bahwa kedisiplinan kerja diartikan bilaman karyawan selalu datang dan pulang tepat waktu,
mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh adanya tingkat
kepuasan yang dirasakan karyawan. Kepuasan yang dirasakan setiap karyawan akan
mengakibatkan peningkatan dalam kinerja seorang karyawan, karena menganggap
pekerjaannya sebagai sebagai suatu yang menyenangkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT.Arief Nirwana Utama dapat
diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
2.
Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
3.
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja
secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
4.
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terhadap kinerja
5.
Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
PT. Arief Nirwana Utama.
6.
Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional dan disiplin kerja
secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
7.
Terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
PT. Arief Nirwana Utama.
8.
Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan komitmen organisasional
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
9.
Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan disiplin kerja terhadap
kinerja melalui kepuasan kerja karyawan PT. Arief Nirwana Utama.
21
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT.Arief Nirwana Utama dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Bagi Pimpinan PT.Arief Nirwana Utama
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel ini juga dapat berperan sebagai
variabel intervening dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Indikatorindikator kepuasan kerja salah satunya adalah bagaimana pimpinan atau atasan
bersikap pada karyawan, diantaranya keramahan, mendengarkan saran,
memberikan penghargaan, dan mampu memberikan motivasi pada karyawan.
Oleh karena itu, pimpinan dapat lebih meningkatkan perhatiannya pada
karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian dianalisis bagaimana pengaruh komitmen
organisasional dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Kedua variabel
independen tersebut merupakan faktor internal karyawan. Bagi peneliti
selanjutnya, dapat menganalisis faktor internal yang lebih mendalam seperti
bagaimana motivasi kerja karyawan, budaya organisasi, bagimana
kepemimpinan pimpinan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardansyah., dan Wasilawati., (2014), Pengawasan, Disiplin Kerja, dan Kinerja Pegawasi
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, 16(2).
Agusta., I, M, T, F., dan Supartha., W, G., (2013), Pengaruh Kepemimpinan, Hubungan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bintang Bali Indah Denpasar.
Argensia., et.al (2014), Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja
Pegawai dengan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Interveing (Studi Pada
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Medan),
Jurnal Ekonom, 17(2)
Arifah,. D, A., dan Romadhon., C., (2015), Pengaruh Komitmen Organisasi, Komitmen
Profesional dan Gaya Kepimpinan terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi sebagai
Variabel Interverning, Conference in Business, Accounting, and Management, 2(1).
Arina, Y., (2015), Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada CV. Yamaha Siteba Padang.
Azwar, Saifuddin. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Baihaqi, M, I., (2013), Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Pegawai dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderating. Naskah Publikasi.
22
Chandra, A, E., (2013), Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PD. Wonoagung Sejahtera di Gresik, Thesis
Program Magister Manajemen, Surabaya, Universita Katolik Widya Mandala Surabaya.
Ciptodihardjo., I., (2013), Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Kepuasan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan pada Karyawan PT. Smartfren, Tbk
di Surabaya, Jurnal Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, 2(1)
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gomes, Faustino Cardoso. (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Handoko, Hani. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Hasibuan, M. (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Jakarta, PT Bumi
Aksara.
Hasibuan, P., S., Malayu. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hidayati., (2014), Analisis Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT. Kemilau Indah Permana Kebakkramat Karanganyar, Naskah Publikasi.
Indrawati., A, D., (2013), Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dan Kepuasan
Pelanggan Pada Rumah Sakit Swasta di Kota Denpasar, Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis, dan Kewirausahaan, 7(2)
Iqbal., S. et.al (2014), The Impact of Organizational Commitment, Job Satisfaction, Job
Stress and Leadership Support on Turnover Intention in Educational Institutes,
International Journal of Human Resource Studies, 4(2).
Istijanto. (2010). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Jayanti., S., (2014), Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kontrak Psikologi,
Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan RSUD Kota
Semarang.
Kristianto., D. et.al (2011), Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan
Komitmen Organisasional sebagai Variabel Intervening (Studi pada RSUD Tugurejo
Semarang).
Mangkunegara, A. A, Anwar Prabu, (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
23
Nanda., L. (2014), Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Pengendalian Internal, dan Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris Pada AJB Bumi Putera 1912
Kantor Cabang Solo Gladag), Naskah Publikasi.
Nelly T F. (2013), Pengaruh Komitmen dan Motivasi terhadap Kinerja pada Karyawan Kadin
DKI Jakarta, EconoSains,11 (2), Agustus.
Nugroho, B. (2005), Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit
Andi
Nydia, Y, T., (2012), Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan
Lapangan SPBU Coco Pertamina MT Haryono, Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Depok, Universitas Indonesia
Putri., P, Y, A., dan Latrini., M, Y., (2013), Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Sektor Publik dengan In-Role Performance dan Innovative Performance
sebagai Variabel Mediasi, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 5(3).
Rachmawati, Ike Kusdyah. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Rivai, V (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, V., dan Sagala, Jauvani. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Robbins, Stephen. (2002). Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga
Situmorang, S H. (2010). Aplikasi Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis . Medan: USU
Press.
Sopiah, (2008), Perilaku Organisasi, Yogyakarta, C.V ANDI OFFSET.
Sudiyanto., T., (2015), Pengaruh Disiplin, Budaya Kerja, dan Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang, Jurnal Media
Wahana Ekonomika, 12(1)
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta
Sumarsono, Sonny. (2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia.Yogyakarta : Graha Ilmu
24
Supriyanto., Y. (2015), Pengaruh Kompensasi, Kompetensi dan Komitmen Organisasional
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Koperasi, Prosiding Seminar
Nasional.
Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Taurisa., C, M., dan Ratnawati., I., (2012) Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasional dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi
pada PT, Sido Muncul Kaligawe Semarang), Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 19(2)
Umar., A. (2011), Pengaruh Upah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Pekerja pada Industri Manufaktur di Kota Makassar, Jurnal Aplikasi Manajemen, 10(2)
Utomo., J., dan Suwardi., (2011), Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasional terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Setda Kabupaten Pati),
Analisis Manajemen, 5(1).
Download