BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga 2.1.1 Pengertian Harga

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Harga
2.1.1 Pengertian Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345) harga dapat didefenisikan
secara sempit sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa.
Atau dapat didefenisikan secara luas harga sebagai jumlah nilai yang ditukarkan
konsumen untuk keuntungan memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang
memungkinkan perusahaan mendapatkan laba yang wajar dengan cara dibayar
untuk nilai pelanggan yang diciptakannya.
Chandra (dalam Tjiptono,2014:194) menyatakan sebagai salah satu elemen
bauran pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan cermat, sehubungan dengan
sejumlah dimensi stratejik harga berikut ini:
1.
Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value)
2.
Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli
3.
Harga adalah determinan utama permintaan
4.
Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba
5.
Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat.
6.
Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning
7.
Harga merupakan masalah no. 1 yang dihadapi para manajer Adapun strategi
penetapan harga berdasarkan bauran produk (Kotler dan Armstrong,2010:7):
Universitas Sumatera Utara
a. Penetapan harga lini produk, yaitu menetapkan jenjang harga diantara
barang- barang pada lini produk
b. Penetapan harga produk tambahan, yaitu menetapkan harga produk
tambahan atau pelengkap yang dijual beserta produk utama.
c. Penetapan harga produk terikat, yaitu menetapkan harga produk yang
harus digunakan bersama produk utama.
d. Penetapan harga produk sampingan, Yaitu Menetapkan harga rendah pada
produk – produk sampingan untuk menyingkirkan mereka.
e. Penetapan harga paket produk, Yaitu menetapkan harga untuk paket
produk yang dijual bersama. Strategi Penyesuaian harga (Kotler dan
Armstrong ,2010:10) :
1.
Penetapan harga diskon dan potongan harga, bertujuan untuk menghargai
respons pelanggan seperti membayar lebih awal atau mempromosikan
produk.
2.
Penetapan harga tersegmentasi, menyesuaikan harga untuk memungkinkan
adanya perbedaan dalam pelanggan, produk, atau lokasi.
3.
Penetapan harga psikologis, menyesuaikan harga untuk pengaruh psikologis.
4.
Penetapan harga promosi, mengurangi harga untuk sementara guna
meningkatkan penjualan jangka pendek.
5.
Penetapan harga geografis, menyesuaikan harga untuk memperhitungkan
lokasi geografis pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
6.
Penetapan harga dinamis, menyesuaikan harga terus-menerus untuk
memenuhi karakteristik dan kebutuhnan pelanggan individual dan situasi
tertentu.
7.
Penetapan
harga
Internasional,
menyesuaikan
harga
untuk
pasar
Internasional. Pada dasarnya, tujuan penetapan harga dapat dikaitkan dengan
laba atau volume produksi dan jumlah penjualan tertentu. Tujuan ini harus
selaras dengan tujuan pemasaran yang dikembangkan dari tujuan perusahaan
secara keseluruhan
Harga menurut Kotler dan Keller (2012:405) mendefinisikan bahwa:
“Price is the one element of the marketing mix that produces revenue; the other
elements produce coasts. Prices are perhaps the easiest element of the marketing
program to adjust; product features, channels, and even communication take
more time”
Buchari Alma (2011:169) mendefinisikan bahwa : “Harga sebagai nilai
suatu barang yang dinyatakan dengan uang”. Harga memiliki dua peranan utama
dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan
peranan informasi.
Rajput, et.al (2012: 487) harga memiliki pengaruh yang signifikan yang
dirasakan kualitas ketika satu-satunya informasi ditunjukkan tersedia. Menurut
studi konsumen lebih suka untuk memiliki dengan harga dan kualitas daripada
aspek-aspek teknis barang tahan lama, Alat pemasaran dasar perhatian adalah
harga dan nilai harga dapat diukur ke efek dari biaya, markup dan sisi pembayaran
(Chintagunta, dalam Rajput, et.al. 2012: 487). Seperti sebelumnya studi juga
Universitas Sumatera Utara
menemukan bahwa kelompokkelompok demografis tertentu seperti perempuan,
orang-orang yang sudah menikah, orang tua dan rumah pekerja adalah lebih
bertanggung jawab untuk untuk menggunakan, informasi harga secara sadar.
Literatur menunjukkan harga memiliki dampak besar bagi konsumen untuk
membeli pada perilaku sangat
efektif. Setiap konsumen membutuhkan lebih
banyak kesadaran mengenai harga dan keadilan dalam harga dalam bentuk paket
dan diskon. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penetapan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang keberhasilan suatu
perusahaan.
Chandra (dalam Tjiptono,2014:194) menyatakan sebagai salah satu
elemen bauran pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan cermat, sehubungan
dengan sejumlah dimensi stratejik harga berikut ini:
a.
Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value)
b.
Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli
c.
Harga adalah determinan utama permintaan
d.
Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba
e.
Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat.
f.
Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning
g.
Harga merupakan masalah no. 1 yang dihadapi para manajer
h.
Adapun strategi penetapan harga berdasarkan bauran produk (Kotler
danArmstrong,2010:7) :
i.
Penetapan harga lini produk, yaitu menetapkan jenjang harga diantara
barangbarang
Universitas Sumatera Utara
j.
pada lini produk
k.
Penetapan harga produk tambahan, yaitu menetapkan harga produk
tambahan
l.
atau pelengkap yang dijual beserta produk utama.
m.
Penetapan harga produk terikat, yaitu menetapkan harga produk yang harus
n.
digunakan bersama produk utama.Penetapan harga produk sampingan,
Yaitu Menetapkan harga rendah pada
o.
produk – produk sampingan untuk menyingkirkan mereka.
p.
Penetapan harga paket produk, Yaitu menetapkan harga untuk paket produk
q.
yang dijual bersama.
Strategi Penyesuaian harga (Kotler dan Armstrong ,2010:10) :
1.
Penetapan
harga
menghargairespons
diskon
dan
pelanggan
potongan
seperti
harga,
membayar
bertujuan
lebih
untuk
awal
atau
mempromosikan produk.
2.
Penetapan
harga
tersegmentasi,
menyesuaikan
harga
untuk
memungkinkanadanya perbedaan dalam pelanggan, produk, atau lokasi.
3.
Penetapan
harga
psikologis,
menyesuaikan
harga
untuk
pengaruh
psikologis.
4.
Penetapan harga promosi, mengurangi harga untuk sementara guna
5.
meningkatkan penjualan jangka pendek
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga yang realistis memerlukan pengawasan secara
periodik
untuk
menentukan
efektivitas
dari
strategi
perusahaan
yang
bersangkutan.
Tujuan penetapan harga menurut Tjiptono (2010:152) pada dasarnya
terdapat empat jenis penetapan harga yaitu :
1.
Tujuan Berorientasi pada Laba Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi
laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks dan
banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan,
maksimisasi laba sangat sulit untuk dicapai, karena sukar sekali untuk dapat
memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada
tingkat harga tertentu.
2.
Tujuan Berorientasi pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba,
adapula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang
berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah
volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
mencapai target volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.
3.
Tujuan Berorientasi pada Citra Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui
strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius.
4.
Tujuan Stabilisasi Harga Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif
terhadap harga. Bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
Universitas Sumatera Utara
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri
tertentu yang produknya sangat terstandarisasi (contohnya minyak bumi)
5.
Tujuan-tujuan Lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung
penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.
Tujuan dari ditetapkannya harga adalah:
1.
Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan), yaitu untuk
mencapai maksimalisasi keuntungan.
2.
Market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar). Dengan
harga yang rendah, maka pasar akan dikuasai, syaratnya:
a. Pasar cukup sensitif terhadap harga
b. Biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik
c. Harga turun, pesaing sedikit
3.
Market skimming pricing Jika ada sekelompok pembeli yang bersedia
membayar dengan harga yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka
perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian harga
tersebut akan turun (memerah pasar), syaratnya:
a. Pembeli cukup
b. Perubahan biaya distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan
c. Harga naik tidak begitu berbahaya terhadap pesaing
d. Harga naik menimbulkan kesan produk yang superior
Universitas Sumatera Utara
4.
Current Revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal)
Penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh Revenue yang cukup agar
uang kas cepat kembali.
5.
Target profit pricing (penetapan harga untuk sasaran) Harga berdasarkan
target penjualan dalam periode tertentu.
6.
Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi) Penetapan harga untuk
suatu produk dengan maksud untuk mendorong penjualan produk-produk
lain. Ada dua macam yaitu:
a. Loss Leader Pricing, penetapan harga untuk suatu produk agar pasar
mendorong penjualan produk yang lainnya
b. Prestice pricing, penetapan harga yang tinggi untuk suatu produk guna
meningkatkan image tentang kualitas.
2.2.3 Faktor Pertimbangan dalam Penetapan Harga
Metode penetapan harga menurut Tjiptono (2010:154) secara garis besar
dapat dikelompokan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga
berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.
1.
Metode penetapan harga berbasis permintaan Adalah suatu metode yang
menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
referensi
pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan.
Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan,
diantaranya yaitu:
a. Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)
b. Kemampuan pelanggan untuk membeli.
Universitas Sumatera Utara
c. Suatu produk gaya hidup dalam pelanggan, yakni menyangkut apakah
produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang
digunakan sehari-hari.
d. Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.
e. Harga produk-produk substitusi.
f. Pasar potensial bagi produk tersebut.
g. Sifat persaingan non harga.
h. Perilaku konsumen secara umum.
i. Segmen-segmen dalam pasar.
2.
Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya Dalam metode ini faktor penentu
harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya bukan aspek
permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran
yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya
langsung, biaya overhead dan laba.
3.
Metode
Penetapan
Harga
Berbasis
Laba
Metode
ini
berusaha
menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya
ini dapat dilakaukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan
dalam bentuk presentase terhadap penjualan atau investasi. Metode penetapan
harga berbasis laba ini terdiri dari target profit, pricing, target return on sales
pricing, dan target return on investment pricing.
4.
Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan Selain berdasarkan pada
pertimbangan biaya, permintaan atau laba, harga juga dapat ditetapkan atas
dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga
Universitas Sumatera Utara
berbasis persaingan terdiri dari customary pricing ; above at or below market
pricing ; loss leader pricing; dan scaled bid pricing.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:52) menyatakan bahwa didalam
variabel harga terdapat beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi :
1.
Daftar Harga yang ditetapkan oleh perusahaan disesuaikan dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapai situasi dan kondisi
tertentu. Perusahaan menetapkan berbagai macam variabel harga agar
terjangkau bagi seluruh kalangan. Adapun dimensi yang digunakan adalah
variasi harga dan keterjangkauan harga.
2.
Potongan Harga Potongan harga atau diskon sering digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan dan hasil penerimaan
penjualan serta pangsa pasar perusahaan, perusahaan dapat memberikan
potongan harga kepada pembeli yang membeli dalam jumlah besar atau
kepada pembeli yang membayar dengan tunai. Potongan harga ini dapat
berbentuk harga yang dipotong atau komersiallain seperti sejumlah barang
gratis.
3.
Periode Pembayaran Periode pembayaran merupakan salah satu strategi harga
karena termasuk dalam pertimbangan tingkat pengorbanan yang harus
dihitung oleh konsumen. Periode pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan
kemampuan konsumen dalam membayar produk selama waktu yang telah
ditentukan oleh konsumen itu sendiri. Menurut Stanton (2010) yang
diterjemahkan oleh Y. Lamarto menjelaskan terdapat empat indikator yang
mencirikan harga yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Keterjangkauan harga Konsumen bisa menjangkau harga yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam
satu merek dan harganya juga berbeda dari yang termurah hingga yang
termahal. Dengan harga yang ditetapkan para konsumen dapat membeli
produk yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk Harga sering dijadikan sebagai
indikator kualitas bagi konsumen yang sering memilih harga yang lebih
tinggi diantara dua barang, karena mereka melihat adanya perbedaan
kualitas. Apabila harga tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa
kualitas produknya baik.
c. Kesesuaian harga dengan manfaat Konsumen memutuskan membeli suatu
produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang
telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika konsumen merasakan
manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan, maka konsumen
akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan
berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang.
d. Daya Saing Harga Konsumen sering membandingkan harga suatu produk
dengan produk lainnya. Dalam hal ini mahal atau murahnya suatu produk
sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Indikator Harga
Indikator yang digunakan dalam penetapan harga antara lain (Kotler dan
Amstrong, 2012:452):
a. Penetapan Harga Jual Keputusan penetapan harga, seperti halnya keputusan
bauran pemasaran lainnya harus berorientasi pada pembeli. Penetapan harga
yang berorientasi pada pembeli yang efektif mencakup memahami berapa
besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka terima dari
produk tersebut dan menetapkan harga yang sesuai dengan nilai ini.
b.
Elastisitas Harga Seberapa responsif permintaan terhadap suatu perubahan
harga. Jika permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan harga,
maka permintaan tersebut tidak elastis/inelastis. Jika permintaan berubah
banyak, kita menyebut permintaan tersebut elastis. Semakin tidak elastis
permintaan, 19 semakin besar kemungkinan penjual menaikkan harga.
c. Pertumbuhan Harga Pesaing Faktor lain yang mempengaruhi keputusan
penetapan harga perusahaan adalah harga pesaing dan kemungkinan reaksi
pesaing atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Seorang
konsumen yang cenderung membeli suatu produk atas evaluasi harga serta
nilai produk pembanding sejenis lainnya. Indikator harga menururt Hermann,
et. al. (2011:54), yaitu :
a. Keterjangkauan harga Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya
dari suatu produk yang tertulis di suatu produk, yang harus dibayarkan
oleh pelanggan. Maksudnya adalah pelanggan cenderung melihat harga
Universitas Sumatera Utara
akhir dan memutuskan apakah akan menerima nilai yang baik seperti yang
diharapkan. Harapan pelanggan dalam melihat harga yaitu :
1) Harga yang ditawarkan mampu dijangkau oleh pelanggan secara
financial.
2) Penentuan harga harus sesuai dengan kualitas produk sehingga
pelanggan dapat mempertimbangkan dalam melakukan pembelian.
b. Diskon/potongan harga Diskon merupakan potongan harga yang diberikan
oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu
dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Jenis diskon bermacammacam, seperti :
1) Diskon Kuantitas (quantity discount), merupakan potongan harga
yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam
jumlah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan
secara
keseluruhan. Dalam praktik, diskon kuantitas sering tidak
terbentuk potongan tunai, melainkan tambahan unit yang diterima
untuk jumlah pembayaran yang sama (bonus atau free goods) yang
diberikan kepada konsumen yang membeli dalam jumlah yang besar.
2)
Diskon musiman (seasonal discount), adalah potongan harga yang
diberikan pada masa-masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan
untuk mendorong agar membeli barang-barang yang sebenarnya baru
akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang.
Universitas Sumatera Utara
3)
Diskon tunai (cash discount), adalah potongan harga yang diberikan
kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan
mereka melakukan pembayaran tepat pada waktunya.
4)
Diskon perdagangan (trade discount), diberikan oleh produsen kepada
para penyalur (wholesaler dan retailer) yang terlibat dalam
pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, seperti
penjualan, penyimpanan, dan record keeping.
c. Cara pembayaran
Cara pembayaran sebagai prosedur dan mekanisme pembayaran suatu
produk / jasa sesuai ketentuan yang ada. Kemudahan dalam melakukan
pembayaran dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi nasabah
dalam melakukan keputusan pembelian. Karena jika fasilitas pembayaran
tersebut masih kurang memadai atau tidak memudahkan nasabah, maka
hal itu dapat mengakibatkan masalah baru kepada nasabah. Terdapat
empat indikator yang dapat digunakan untuk mengukur harga suatu barang
menurut Pepadri dan Sitinjak (dalam Wibowo dan Karimah, 2012:5) 21
yaitu :
a. Referensi harga
b. Harga yang relatif lebih murah
c. Kewajaran harga
d. Kesesuaian pengorbanan dan harga sesuai dengan manfaat.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut maka indikator harga digunakan pada
penelitian ini meliputi : keterjangkauan harga, diskon/potongan harga,
cara pembayaran.
2.2 Inovasi Produk
2.2.1 Pengertian Inovasi Produk
Zainal Hakim (2014) mengemukakan bahwa inovasi merupakan
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru
dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa
dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda
yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan
nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai
tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Inovasi sebagai
“proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk
(barang/jasa) yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan
inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah,
bahkan bagi dunia. Inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazla,
2010) :
1.
Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang
lebih baik.
2.
Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan apa
yang ada (complacent).
Universitas Sumatera Utara
3.
Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif. Inovasi
dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham,
maupun masyarakat luas. Definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan
implementasi sesuatu yang baru.
Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan
implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau
skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja.
Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level,
yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog,
dalam Jessica Magdalena 2012).
Menurut De jong & Den Hartog (www.ilearning.com inovasi, kreativitas
dan perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012) menguraikan
bahwa inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini :
1.
Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan
ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service,
teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan
Universitas Sumatera Utara mereka untuk memberikan hasil desain yang
sesuai untuk pengguna layanan mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali
dan tidak terstruktur.
2.
Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan
pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua, yaitu
inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses produksi dan
Universitas Sumatera Utara
inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural, dan inovasi
sosial.
bagian dari kerangka kerja yang menghubungkan aspek budaya
perusahaan dengan kemampuan berinovasi serta meningkatkan kinerja perusahaan
melalui keputusan membeli konsumen. Dari pemikiran di atas dengan adanya
inovasi produk yang dilakukan perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan
keputusan membeli. Hal tersebut juga didukung oleh Kotabe dalam Tamamudin
(2012:289) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi inovasi produk yang
dilakukan perusahaan. maka akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui
peningkatan keputusan membeli. Dalam persaingan global, perusahaan harus
dapat memodifikasi produknya untuk menambah nilai dari produk yang
dihasilkannya dan harus dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Nilai
tambah dari produk yang dihasilkan dapat berupa desain/model dari produk yang
dihasilkan dan pelayanan dari produk yang dijual.
As Kilbourne and Woodman (dalam Sousa, et.al. 2012: 32) menunjukkan
bahwa sistem inovasi tergantung pada sejumlah variabel selain kreativitas, seperti
otonomi, informasi yang tersedia, sistem imbalan, pendidikan atau pelatihan,
sistem authority, partisipasi dalam
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Faktor Inovasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu inovasi.
Diantaranya adalah :
1.
Mengadakan hubungan baik dengan organisasi luar melalui komunikasi dua
arah dan bersedia untuk menerima dan mengadaptasi ide-ide dari luar.
2.
Menganggap inovasi sebagai satu usaha jangka panjang yang menuntut
kepada keterlibatan semua pihak dari peringkat awal.
3.
Mengadakan
perancangan
mengikuti
prosedur-prosedur
yang
telah
ditetapkan
4.
Dituntut pekerjaan yang berkualitas seperti mengutamakan mutu.
5.
Pembinaan orientasi pasar yang kuat mengikut kehendak dan keperluan
pengguna
6.
Memerlukan penyediaan tekhnik yang terbaik untuk pengguna..
7.
Melaksanakan pengurusan yang berkualitas yaitu dinamik, bermotivasi, dan
berfikiran terbuka.
2.2.3 Proses Inovasi Produk
merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan
sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang
menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan
dilihat dari inovatorharus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam
mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka
melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain,
Universitas Sumatera Utara
serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi
harapan dan nilai kebutuhan.
2.2.4 Strategi Inovasi
Menurut David (2011:16-17) strategi adalah sarana yang memiliki tujuan
jangka panjang bagi perusahaan. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,
diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, divestasi, likuidasi,
dan usaha patungan (join venture).
Menurut Pearce dan Robinson (2012:20) Strategi adalah ‘rencana main’
suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai
bagaimana, kapan dan di mana ia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan
maksud dan tujuan untuk apa. Maka dari itu strategi adalah rencana tindakan yang
menjabarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan
dan membantu organisasi mencapai sasarannya. Intinya strategi adalah pilihan
untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas
dengan cara yang berbeda dari pesaingnya.
2.2.5 Indikator Inovasi Produk
Menurut Stephen P. Robbins & Mary Coulter (2010) ada tiga rangkaian
variabel yang merangsang inovasi: struktur, budaya, dan praktik sumber daya
manusia organisasi itu sendiri. Penelitian terhadap dampak variabel struktur pada
inovasi: Ketersediaan sumber daya yang kaya memeberikan pondasi utama bagi
inovasi Komunikasi yang sering antar unit-unit membantu menghancurkan
penghambat-penghambat
inovasi
Organisasi
yang
inovatif
berupaya
Universitas Sumatera Utara
meminimalisasi ketekanan waktu yang minimal/ekstrem terhadap kegiatan kreatif
Kinerja kreatif seorang karyawan diperkaya ketika suatu struktur organisasi secara
eksplisit mendukung kreatifitas Penelitian terhadap dampak variabel budaya pada
inovasi: Menerima ambiguitas Menoleransi resiko Menoleransi konflik Berfokus
pada hasil bukan cara Berfokus pada sistem terbuka Penelitian terhadap dampak
variabel sumber daya pada inovasi:
Organisasi yang inovatif secara aktif memajukan pelatihan dan
pengembangan
Memberikan
anggota
keamanan
mereka
kerja
agar
yang
pengetahuan
tinggi
mereka
kepada
berkembang
karyawan
untuk
mengurangikecemasan akan dipecat akibat melakukan kesalahan, dan mendorong
individu menjadi pejuang ide.
2.2.6 Inovasi Kualitas
Menurut Davis dalam Yamit (2004) definisi kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan
yang
memenuhi
atau
melebihi
harapan.
Pendekatan
yang
dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada
aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia,
kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk
dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas.
Ada lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para
praktisi bisnis menurut Davis dalam Yamit (2004), yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1.
Transcendental Approach Kualitas
dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.
2.
Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang
dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut
yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.
3.
User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas
tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling
memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used)
merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
4.
Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut
pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai
dengan persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini
berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara
internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar – standar
yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.
5.
Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan
harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable ascellence”.Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki
kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang
paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.
2.3 Keputusan Pembelian
Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli
dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih
besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan untuk
membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan
pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada
umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang,
perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya
rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun
rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam
diri sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan
pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses
rangsangan tersebut sangat kompleks dan salah satunya adalah motivasi untuk
membeli.
Setiadi (2010:331) mendefinisikan suatu keputusan yaitu melibatkan
pilihan antara dua atau lebih alternatif tindakan atau prilaku. Keputusan selalu
mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda. Seorang
konsumen yang hendak melakukan pilihan, maka ia harus memilih pilihan
Universitas Sumatera Utara
alternatif. Jika konsumen tidak memilih pilihan alternatif, maka hal tersebut bukan
merupakan situasi konsumen melakukan keputusan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:157), “Consumer buyer behavior
refers to the buying behavior of final consumers – individuals and households that
buy goods and services for personal consumption”, pengertian tersebut dapat
diartikan bahwa perilaku keputusan pembelian mengacu pada perilaku pembelian
akhir dari konsumen, baik individual, maupun rumah tangga yang membeli
barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012:5) menyatakan bahwa, “Keputusan
pembelian adalah konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling
disukai.”
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa keputusan pembelian adalah perilaku konsumen untuk membeli suatu
barang atau jasa yang mereka sukai.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:176), konsumen akan melewati 5
(lima) tahap proses keputusan pembelian. Tahap-tahap tersebut
Universitas Sumatera Utara
Mengenali
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Perilaku
Pasca
Pembelian
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Membeli
Gambar 2.1 Proses pengambilan Keputusan Pembelian
Kottler (2012:176)
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,
khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi
dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya
tidak sesuai.
1.
Pengenalan Masalah Peruses membeli dengan pengenalan masalah atau
kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang
sebenernya dann keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat
digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya
kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga
mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan
berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana
mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang
diketahui akan memuaskan dorongan itu.
Universitas Sumatera Utara
2.
Pencarian Informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam
mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang
Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan
pembelian Perilaku setelah pembelian tersebut mencari informasi tergantung
pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki,
kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh
dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi
meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan
masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.
3.
Evaluasi Alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan
untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif
yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus
berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya
dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan intuk
membelli.
4.
Keputusan Pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen
mempunya cara sendiri dalam menangani informasi yang diperoleh dengan
membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk
menentukan mana yang akan dibeli.
5.
Perilaku Setelah Pembelian Apabila barang yang akan dibeli tidak
memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah
sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan
mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk
Universitas Sumatera Utara
membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat.
Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif
terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan
informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang
diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.
2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2010:10), keputusan pembelian dari pembeli sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Faktor-faktor Kebudayaan
a.
Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar darikeinginan
dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak
berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
b.
Sub-budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.
c.
Kelas Sosial
Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogeny
dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki
dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
Universitas Sumatera Utara
2.
Faktor-faktor Sosial
a.
Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang.
b. Keluarga
Keluarga dapat dibedakan menjadi dua dalam kehidupan pembeli,
yaitu keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi
merupakan orang tua seseorang. Sedangkan keluarga prokreasi yaitu
pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi
pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat
dan telah diteliti secara intensif.
c.
Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya,
keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.
3.
Faktor Pribadi
a.
Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapantahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya
Universitas Sumatera Utara
mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya.
b. Pekerjaan
Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang
memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
c.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam
dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan
“seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan.
Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
e.
Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap
orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif
konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat
berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.
4.
Faktor-faktor Psikologis
a.
Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan psikologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak
Universitas Sumatera Utara
nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik
yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti
kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan
diterima.
b. Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan,
mengartikan
masukan
informasi
untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
c.
Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO
1
2
Penelitian
Nofiawaty, Beli
Yulinda (2012)
Judul
Pengaruh Store
Atmosphere
terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen pada
Outlet Nyenyes
Palembang
Variabel
General
Interior,
Store layout,
Interior
Dsiplay
Tamamudin,
2012.
Analisis
Pengaruh
Pengenalan
Merek, Persepsi
Kualitas,
Harapan
Konsumen dan
Inovasi Produk
terhadap
Keputusan
Membeli Dan
Dampaknya
Pada Loyalitas
Konsumen
Dependen:
Keputusan
Membeli
Independen:
Pengenalan
Merek,
Persepsi
Kualitas,
Harapan
Konsumen dan
Inovasi Produk
Hasil
Secara simultan dan
parsial masingmasing variabel
independen
mempengaruhi
secara signifikan
terhadap keputusan
pembelian, hasil
regresi linear
berganda variabel
General Interior
paling berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian
konsumen.
Pengenalan Merek,
Persepsi
Kualitas,
Harapan Konsumen
dan Inovasi Produk
berpengaruh
terhadap keputusan
membeli
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
3
Vasanth
Kiran,
Mousumi
Majumdar,
Krishna Kishore
Vanguard
Business School,
2012
4
Ansir Ali Rajput,
Sabir
Hussain
Kalhoro,
Raja
Wasif,
Mohammad Ali
Jinnah University
Islamabad, 2012
5.
Susanti, Tina
(2012)
Innovation
in Dependen
:
In-Store
keputusan
Promotions:
pembelian
Effects
on konsumen
Consumer
Purchase
Independent :
Decision
Inovasi
dan
promosi
Impact
of Dependen:
Product Price Perilaku
and Quality on Konsumen
Membeli
Consumer
Buying
Behavior:
Independen :
Evidence from Harga
dan
Pakistan
Qualitas
produk
Inovasi
promosi
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian konsumen
Analisis
Pengaruh
Kualitas
Produk, Harga,
Lokasi dan
Kualitas
Pelayanan
terhadap
Keputusan
Pembelian
(Studi pada
Waroeng
Spesial
Sambal cabang
Tembalang,
Semarang)
Secara simultan
dan parsial masingmasing variabel
independen
mempengaruhi
secara signifikan
terhadap keputusan
pembelian.
Dependent :
Store
Atmosphere,
Lokasi Toko,
Keberagaman
Produk,
Independen :
Keputusan
Pembelian
Harga dan Qualitas
produk berpengaruh
pada
perilaku
konsumen
untuk
membeli
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
6
Okpara (2011)
7
Nurhayati
(2011)
The Value Of The Value Of
Creativity and Creativity and
Innovation
in Innovation in
Entrepreneu
Entrepreneurs
rship
hip
The results show that
there is a positive
relationship
Creativity
and
Innovation.
Variabel
Pengaruh
Kualitas produk dan
independent
:
Kualitas
harga ada pengaruh
Produk
dan kualitas
yang
signifikan
Produk
dan
Harga terhadap
dengan
loyalitas
Harga
Loyalitas
pelanggan
Pelanggan
Variabel
dependent
:Loyalitas
Pelanggan
2.4
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel
yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan elaborasi dari perumusan
masalah yang telah diidentifikasikan melalui proses wawancara, observasi dan
survei literatu(Kuncoro,2009:44)
2.4.1
Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2012:195) harga adalah nilai yang diperlukan konsumen
untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian penggunaan atau kepemilikan barang
atau jasa. Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara
serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala
keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa
aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan penjualan ataupun
Universitas Sumatera Utara
aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu lini usaha. Ini berarti harga
menggambarkan nilai uang sebuah barang atau jasa.
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 184), keputusan pembelian adalah
sebuah pendekatan penyelesaian masalah untuk membeli suatu barang atau jasa
dalam
memenuhi
keinginan
pengenalanmasalah,
pencarian
dan
kebutuhannya
informasi,
evaluasi
yang
terdiri
alternatif,
dari
keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
2.4.2
Inovasi Produk Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut De Bruyne, dkk dalam Wawan Dhewanto, dkk (2015:80)
menemukan bahwa semakin besar jumlah sumber daya pemasaran sebuah
perusahaan diinvestasikan dalam pengembangan dan peluncuran inovasi produk
baru, semakin tinggi pua probabilitas keberhasilanny.pengujian pasar yang efektif
dan penelitian sangat penting dalam memunculkan informasi mengenai pelanggan
dan efektivitas upaya pemasaran pada saat peluncuran produk baru tersebut.
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan. Menurut Setiadi, (2010:341)
Universitas Sumatera Utara
Harga
(X1)
Keputusan Pembelian
(Y)
Inovasi
(X2)
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
2.5
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014:134), “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dengan
penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh dari pengumpulan data”.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat, peneliti mengemukakan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 :Pengaruh Harga Signifikan terhadap Keputusan Pembelian Y di Rumah
Makan Madukoro dan Bakso Mataram Medan
Universitas Sumatera Utara
H2 :Inovasi Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Y di
Rumah Makan Madukoro dan Bakso Mataram Medan
H3 : Pengaruh Harga dan Inovasi Produk berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Y di Rumah Makan Madukoro dan Bakso Mataram
Medan
Universitas Sumatera Utara
Download