PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari

advertisement
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
RESIKO KEHAMILAN PADA USIA REMAJA
Wijayanti
Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta
Email : [email protected]
ABSTRACT
Pregnancy is with child (gestation of previous menstrual period until delivery, which normally is 40
weeks or 280 days ) and divided into three periods, or trimesters each lasting three months ( brooken,
2008: 265) . Conditions pregnancy can be divided into two categories, namely women with normal
pregnancies and pregnancies with high risk. A pregnant woman diketegorikan as a high risk group if
pregnancy is not desired / desirable; women experience complications during pregnancy such as
bleeding , preterm birth, and fetal anomalies diagnosed conginetal , depression , domestic violence and
the mother had a previous history of high risk pregnancies (Trask, 2011).
High risk of teenage pregnancy experienced by mothers include: miscarriage, bleeding, infection,
anemia, pregnancy, pregnancy poisoning ( gestosis ), which is a long and difficult labor . Risks for the
baby include: prematurity, low birth weight (LBW), birth defects, infant mortality.
Keywords : pregnancy , teen
meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. Kematian ibu
menunjukkan tingkat pembangunan manusia
suatu bangsa sehingga tingginya angka
kematian ibu dapat menjadi indikator belum
meratanya
kesejahteraan
itu,
seperti
ditunjukkan oleh laporan Indonesian Human
Development Report 2005.
Angka kematian ibu maternal bersama
dengan angka kematian bayi senantiasa menjadi
indikator keberhasilan pembangunan pada
sektor kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) di
negara berkembang termasuk Indonesia
mencapai 450 per 100.000 kelahiran hidup. Hal
ini mengacu pada jumlah kematian ibu yang
terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan
nifas. Selama tahun 2005 terdapat 536.000
wanita yang meninggal diakibatkan komplikasi
kehamilan dan persalinan2.
Penyebab kematian ibu secara langsung
antara lain karena gangguan persalinan,
misalnya perdarahan (40-60%), infeksi (2030%), dan toksemia gravidarum (20-30%).
Penyebab tidak langsung adalah usia ibu terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan,
terlalu banyak anak, terlambat ditangani,
menderita anemia, serta tingkat pendidikan dan
sosial budaya yang masih rendah. Usia wanita
pada saat melahirkan anak pertama mempunyai
konsekuensi penting, baik terhadap ciri
demografis penduduknya maupun bagi jiwa
para ibu itu sendiri.
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah mengandung anak
(gestasi dari periode menstruasi sebelumnya
sampai persalinan yang normalnya adalah 40
minggu atau 280 hari) dan dibagi menjadi tiga
periode
atau
trimester
masing-masing
berlangsung tiga bulan1. Kondisi kehamilan
dibedakan menjadi dua kategori yaitu ibu
dengan kehamilan normal dan kehamilan
dengan resiko tinggi. Seorang ibu hamil
diketegorikan sebagai kelompok resiko tinggi
apabila
kehamilannya
tidak
dikehendaki/diinginkan;
ibu
mengalami
komplikasi
selama
kehamilan
seperti
perdarahan, lahir prematur, dan janin
didiagnosa anomaly conginetal, depresi,
kekerasan dalam rumah tangga dan ibu
mempunyai riwayat kehamilan resiko tinggi
sebelumnya.
Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah
satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih
tinggi di indonesia bila dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya. Menurut data dari
survai demografi kesehatan indonesia (SDKI)
1998-2003 AKI di indonesia adalah 307 per
100.000 kelahiran hidup dan menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Dari
lima juta kelahiran tiap tahunnya diperkirakan
20.000 ibu meninggal akibat komplikasi
kehamilan atau persalinan. Angka Kematian
Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam
44
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2000 menunjukkan median umur
kehamilan pertama di Indonesia adalah 18
tahun, sebanyak 46% perempuan mengalami
kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di
desa lebih tinggi (61%) daripada di kota.
Perkawinan di usia muda akan menunjang
meningkatnya kehamilan di usia muda. Di
Negara berkembang, sekitar 10–20% bayi
dilahirkan dari ibu muda yang sedikit lebih
besar dari anak-anak. Data dari penelitian
ditemukan bahwa dua tahun setelah menstruasi
yang pertama, seorang anak wanita masih
mungkin mencapai pertumbuhan panggul
antara 2–9% dan tinggi badan 1%, sehingga
tidak mengherankan apabila persalinan akibat
disproporsi antara ukuran kepala bayi dan
panggul ibu (disproporsi sefalopelvik) paling
sering ditemukan pada ibu yang sangat muda3.
Wanita yang melahirkan anak pada usia
yang lebih muda akan lebih tinggi
kemungkinannya untuk mengalami keracunan
(toxemia), anemia dan penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh kelahiran. Di samping itu,
anak-anak mereka juga akan lebih besar
kemungkinannya akan mengalami kematian
setelah dilahirkan (neonatal) atau sewaktu
masih bayi3.
Kelahiran anak yang baik, adalah
apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang
telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh
seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan
dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak
yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat
dianjurkan apabila seorang perempuan
belum berusia 20 tahun untuk menunda
perkawinannya. Apabila sudah terlanjur
menjadi pasangan suami istri yang masih
dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan
untuk menunda kehamilan, dengan
menggunakan alat kontrasepsi3.
Menurut BKKBN3 beberapa alasan
medis untuk menunda usia perkawinan
pertama dan kehamilan pertama bagi istri
yang belum berumur 20 tahun adalah
sebagai berikut:
a. Kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal sehingga dapat
mengakibatkan risiko kesakitan dan
kematian pada saat persalinan, nifas serta
bayinya.
b. Kemungkinan timbulnya risiko medik
sebagai berikut:
1) Keguguran
2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi,
cedema, proteinuria)
3) Eklamsia (keracunan kehamilan)
3. Dampak kehamilan resiko tinggi pada usia
muda
a. Resiko bagi ibu
1) Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat
terjadi secara tidak disengaja.
misalnya : karena terkejut, cemas,
stres. Tetapi ada juga keguguran yang
sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional
sehingga
dapat
menimbulkan akibat efek samping
yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi
yang
pada
akhirnya
dapat
menimbulkan kemandulan
2) Perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkan
antara lain disebabkan karena otot
rahim yang terlalu lemah, selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang
tertinggal di dalam rahim), proses
pembekuan darah yang lambat dan
sobekan pada jalan lahir.
3) Infeksi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Remaja
Remaja adalah perkembangan dari
saat timbulnya tanda seks sekunder hingga
tercapainya
maturasi
seksual
dan
reproduksi, suatu proses pencapaian mental
dan identitas dewasa, serta peralihan dari
ketergantungan sosio ekonomi menjadi
mandiri.
Masa remaja merupakan masa transisi
yang dimulai saat pubertas sampai
masuknya anak kedalam dunia dewasa,
biasanya
berupa
kelulusan
sekolah
menengah atas. Pematangan biologis dan
pribadi disertai konflik fisik dan emosional.
Batasan usia remaja terdapat pada usia 13
sampai 18 tahun.
2. Kehamilan
Kehamilan adalah mengandung anak
(gestasi dari periode menstruasi sebelumnya
sampai persalinan yang normalnya adalah 40
minggu atau 280 hari) dan dibagi menjadi
tiga periode atau trimester masing-masing
berlangsung tiga bulan1.
45
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
4)
5)
6)
7)
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial
ekonomi
rendah,
dan
stress
memudahkan terjadi infeksi saat
hamil terlebih pada kala nifas.
Anemia kehamilan
Penyebab anemia pada saat hamil di
usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi
pada saat hamil di usia muda karena
pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat
besi dalam tubuh berfungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah
merah, membentuk sel darah merah
janin dan plasenta sehingga semakin
lama akan kehilangan sel darah merah
dan menjadi anemis
Keracunan kehamilan (gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi
yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya
keracunan hamil dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia memerlukan
perhatian serius karena dapat
menyebabkan kematian.
Persalinan yang lama dan sulit
Persalinan yang disertai komplikasi
ibu maupun janin. Penyebabnya
adalah kelainan letak janin, kelainan
panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan serta pimpinan persalinan
yang salah.
Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan
banyak disebabkan karena perdarahan
dan infeksi.
b. Resiko bagi bayi
1) Prematur
Prematuritas terjadi karena kurang
matangnya alat reproduksiterutama
rahim yang belum siap dalam suatu
proses kehamilan.
2) Berat badan lahir rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dengan berat badan
yang kurang dari 2.500 gram. Hal ini
dapat dipengaruhi kurangnya gizi saat
hamil, umur ibu saat hamil kurang
dari 20 tahun dan juga penyakit
menahun yang diderita oleh ibu hamil.
3) Cacat bawaan
Kelainan pertumbuhan struktur organ
janin sejak saat pertumbuhan.hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kelainan genetik dan
kromosom, infeksi, virus rubela serta
faktor gizi dan kelainan hormon.
4) Kematian bayi.
Kematian bayi yang masih berumur 7
hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal yang disebabkan berat badan
kurang dari 2.500 gram, kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari),
kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brooken,
C.
2008.
Ensiklopedi
Keperawatan. Jakarta: EGC
2. Dinkes Indonesia. 2007. Profil Kesehatan
Indonesia 2007. Jakarta: Dinkes Indonesia
3. BKKBN. 2008. Pendewasaan Usia
Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia. Jakarta: BKKBN
46
Download