BAB KESIMPULAN, Pada bab V PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI ini akan disajikan kesimpulan, pembahasan dan rekomendasi hasil penelitian. Bagian pertama, berisi hasil penelitian tentang -: dokumen kurikulum; guru dan kesimpulan-kesimpulan konsep Belajar Tuntas dalam bentuk Belajar Tuntas yang dilaksanakan faktor-faktor yang melatarbelakanginya serta dampak Belajar Tuntas bagi siswa. Bagian kedua, berisi pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian dalam hubungan dengan teori-teori terkait dan kondisi nyata di lapangan. Bagian ketiga, berisi pihak yang berkepentingan saran-saran termasuk kepada beberapa kemungkinan diadakan penelitian lanjutan lebih mendalam dan tentang pelaksanaan Belajar Tuntas, khususnya untuk spesifik dalam mata pelajaran praktek kejuruan teknik bangunan. A. Kesimpulan. 1. Kesimpulan-kesimpulan Khusus. a. Belajar Tuntas dalam dokumen Konsep Belajar Tuntas belum diuraikan rinci dalam pedoman pelaksanaan kurikulum, sehingga menimbulkan berbagai perbedaan penafsiran bagi secara bisa pelaksana. Adanya perbedaan penafsiran tersebut disebabkan dua yaitu : (1) kurikulum bagaimana uraian seharusnya dan petunjuk Belajar 165 pelaksanaan Tuntas diterapkan, hal, tidak jelas dan belum ada dalam dokumen kurikulum. beberapa aspek ide dan (ciri-ciri) konsep ; Belajar (2) Tuntas tidak sesuai dengan bentuk pelaksanaan Belajar Tuntas. Aspek-aspek yang tidak jelas, antara lain perencanaan mengajar, pelaksanaan mengajar, dan ; bentuk penilaian hasil belajar. Aspek-aspek yang tidak sesuai antara ada guru yang tidak menggunakan job sheet materi keterampilan ; guru menilai dalam proses lain: mengajar kerja siswa tanpa menggunakan lembaran khusus untuk penilaian (ceklis) hasil praktek siswa cenderung menilai selama hasil proses akhir berlangsung praktek siswa ; guru ketimbang penilaian proses prakteknya. b. Belajar Tuntas yang dilaksanakan guru. Konsep kurikulum STM Belajar belum Tuntas secara yang utuh diterapkan dilaksanakan. perencanaan yang dibuat guru dalam bentuk : (a) pada Bentuk ringkasan materi ; (b) job sheet : (c) gambar kerja ; (d) job sheet + ringkasan materi. Bentuk pembelajaran yang dilaksanakan guru adalah dengan menjelaskan teori job sheet dan menjelaskan langkah kerja proses pelaksanaan praktek, praktek. Program remedial dan dan penilaian hasil pengayaan diberikan hanya apabila waktu masih tersisa cukup dan dengan ketersediaan alat serta bahan. Perlakuan pertimbangan yang biasanya selama ini diberikan kepada siswa lebih cenderung menunggu teman lain selesai. 166 Bentuk pengelolaan kegiatan belajar yang diberikan antara lain : (1) siswa cenderung mempelajari materi yang sama dalam waktu bersamaan, dan berpindah ke job lanjutan pun secara bersama-sama; minggu pertemuan, (2) untuk setelah jobsheet berjalan tertentu beberapa aktivitas belajar siswa tidak sama. Pengelolaan kegiatan belajar siswa, (1) ada guru mengelompokkan menggunakan satu unit alat kegiatan praktek antara lain praktek secara : dengan bersama-sama untuk mengerjakan praktek secara individual ; (2) ada guru mengelompokkan praktek siswa dengan menggunakan satu unit alat untuk mengerjakan praktek secara kelompok. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi. Setelah ditelusuri lebih jauh, nampaknya terdapat beberapa faktor yang menerapkan belakang Belajar turut melatarbelakangi Tuntas. Faktor pendidikan/pengalaman lain penataran guru adalah latar guru, faktor apakah guru pernah mendapatkan materi Belajar Tuntas berpengaruh juga terhadap pemahamannya. Ada guru mengajar seperti adanya perubahan bagaimana perilaku mereka terhadap dalam akan kecenderungan diajar, konsep tanpa yang datang dua faktor kemudian. Motivasi kerja dan sikap guru merupakan yang ada dalam diri guru, juga ikut mempengaruhi penerapan konsep Belajar Tuntas. Pengaruhnya tampak dari sikap guru, antara lain : ada guru yang 167 sudah mengetahui beberapa prinsip Belajar Tuntas (persiapan mengajar dan penilaian hasil belajar), namun belum melaksanakannya sesuai dengan yang seharusnya ; ada guru yang sudah mengetahui sebagian ciri-ciri Belajar Tuntas, namun sama sekali belum melaksanakannya. Indikasi adanya pengaruh faktor motivasi kerja dan sikap guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar, antara lain : ada guru yang melaksanakan tugasnya membuat persiapan mengajar karena penghargaan dari pimpinan ; ada guru yang melaksanakan tugasnya membuat persiapan mengajar karena tanggung jawab kerja ; ada guru yang melaksanakan tugas namun tidak membuat persiapan mengajar karena guru lainpun tidak membuatnya. Peranan Kepala Sekolah dalam membimbing dan membina guru di sekolah juga turut mempengaruhi aktivitas guru. Bimbingan dan binaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah antara lain berupa kegiatan : kunjungan ke kelas / bengkel dan melihat administrasi langsung aktivitas keiengkapan mengajar, guru, pengawasan insentif/penghargaan terhadap apa yang telah dicapai guru, menerima saran dan keluhan yang dialami guru dalam kegiatan belajar mengajar. Faktor jumlah waktu yang digunakan Kepala Sekolah dalam pengelolaan dan pembinaan guru akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar guru di kelas. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah belum memadai dan masih dalam bentuk penyampaian informasi dan instruksi instruksi. Pemberian informasi tentang Belajar Tuntas 168 belum pernah dilakukan, karena sampai Sekolah belum pernah memperoleh maupun saat ini menerima Kepala petunjuk pelaksanaannya. Terungkap bahwa pengetahuan Kepala Sekolah tentang konsep Belajar Tuntas masih sangat terbatas. Dalam kegiatan belajar bahan turut menentukan mengajar tingkat peranan penguasaan siswa. Kendala utama sampai saat ini, Untuk mengatasi melakukan kegiatan antara untuk membuat rencana sebelum berpindah ke lain gambar job keterampilan alat dan di atas, masalah : (1) akan bahan memberikan kerja/tugas yang dan masih sering terjadi keterbatasan dan keterlambatan pengadaan untuk praktek. alat guru tugas perhitungan, dikerjakan ; (2) memberikan praktek secara kelompok dengan menggunakan satu alat ; (3) praktek secara individu hanya menggunakan satu alat ; (4) dalam satu praktek jadi yang dapat dijual dan mempunyai kelompok membuat nilai ekonomi ;(5) order luar melibatkan siswa untuk ikut serta mengerjakan dari unit produksi ; (6) mengadakan kunjungan ke terkait dan mengikutsertakan siswa benda industri dalam program Pendidikan Sistim Ganda (PSG). d. Dampak pengajaran bagi siswa. Dampak sistem pengajaran yang siswa berarti sejauhmana dilakukan sistem guru pengajaran bagi dapat meningkatkan keterampilan siswa. Berdasarkan hasil kegiatan belajar mengajar, observasi tampak 169 dan wawancara bahwa Belajar dari Tuntas yang dilaksanakan, paling tidak telah memberi terhadap perubahan cara belajar siswa, siswa. Pengaruh tersebut siswa selama praktek, dapat dan dilihat antara lain menggunakan tugas/job alat sheet tingkah dari yang sheet diberikan praktek/instrumen ataupun sesuai dengan fungsi dan kegunaannya ; laku aktivitas : siswa memahami petunjuk-petunjuk/langkah kerja dalam job melaksanakan sumbangan setiap ; siswa ; siswa mesin-mesin setiap melakukan praktek siswa memperhatikan keselamatan kerja. Dari segi jumlah materi yang dikuasai siswa, tampak kelompok siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam praktek pada akhir pelajaran akan lebih materi ketimbang jumlah waktu relatif siswa belajar sedikit. kelompok yang Artinya banyak lainnya. Begitu dibutuhkannya siswa dapat menguasai juga menuntaskan menyelesaikan jobsheet lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan mencapai ketuntasan. Siswa yang terlebih menuntaskan jobsheet akan berpindah ke jobsheet Hasil kerja siswa ini sering digunakan sebagai pedoman bagi siswa yang lainnya dalam dapat dahulu lanjutan. acuan dan menyelesaikan jobsheetnya. 2. Kesimpulan Umum Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Belajar di Sekolah Teknologi Menengah (STM) ide dan konsep Belajar Tuntas. belum Dalam sesuai Tuntas dengan pelaksanaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : pengetahuan 170 guru tentang konsep Belajar Tuntas ; ketersedian alat bahan praktek yang belum sesuai dengan tuntutan rendahnya motivasi kerja guru dalam materi kegiatan mengajar dan belum optimalnya bimbingan serta dan ; belajar pengawasan dari Kepala Sekolah. B. Pembahasan Kesimpulan Konsep Belajar Tuntas merupakan pembaharuan dalam kurikulum salah 1994 Sekolah Menengah (STM). Konsep ini diterapkan meningkatkan dan mengoptimalkan satu dalam daya bentuk Teknologi upaya untuk serap meningkatkan kualitas keterampilan praktek siswa. serta Melalui sistim Belajar Tuntas dapat ditingkatkan jumlah siswa yang terampil dalam satu kelas, sehingga siswa kesulitan belajar, siswa yang jumlah waktu yang dibutuhkannya lambat dan yang mengalami dapat dikurangi pada akhirnya akan dapat meningkatkan mutu hasil belajar atau mutu lulusan. Agar tercapai tujuan di atas, dalam pengertian (pedoman kurikulum guru/acuan), keberadaan kurikulum dokumen tertulis sebagai kurikulum sebagai kegiatan (rencana/program mengajar guru), maupun kurikulum hasil (hasil/dampak kepada bagaimana pengajaran guru guru) mengajar sangat dan sebagai tergantung bagaimanan guru mengembangkan kurikulum pada tingkat mikro serta bagaimana guru memperhatikan perbedaan kemampuan siswa di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam penelitian ditemukan bahwa dokumen 171 kurikulum, terutama buku III (petunjuk pelaksanaan sepenuhnya dapat digunakan sebagai kurikulum) belum pedoman/panduan bagi guru dalam menerapkan konsep Belajar Tuntas. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor berikut, antara lain yakni : (1) gagasan konsep Belajar Tuntas dalam dokumen kurikulum belum jelas ; (2) masih ditemukan beberapa aspek tidak sesuai dengan Belajar Tuntas. Dalam dokumen kurikulum ditemukan beberapa hal kurang jelas sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda bagi guru. Yang kurang jelas, antara lain : (1) pengertian Belajar Tuntas ; (2) sistim pelaksanaan Belajar Tuntas; (3) bentuk program mengajar dalam sistim Belajar Tuntas. Dengan adanya konsep Belajar kurikulum SMK tahun 1994 Tuntas merupakan dalam dokumen suatu gagasan pembaharuan, untuk mencapai keberhasilan ide di atas tentu diperlukan dalam perubahan-perubahan kegiatan belajar Perubahan-perubahan yang perilaku terhadap mengajar dituntut di tentu siswa sekolah. akan terjadi apabila guru mempunyai pengetahuan tentang konsep Belajar Tuntas serta mempunyai kemauan yang kuat untuk melaksanakan perubahan tersebut dalam tugas. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar kejuruan pada tiga STM di kodya Bandung, para guru belum sepenuhnya menerapkan Tuntas. 172 wawancara pelajaran ditemukan ciri-ciri dalam praktek bahwa Belajar Bentuk Belajar Tuntas yang dilaksanakan guru dapat dikategorikan dalam bentuk tradisional (konvensional) bentuk gabungan (paduan antara bentuk tradisional Belajar Tuntas). Gambaran model tradisional pola dan dengan mengajar guru adalah sebagai berikut (lihat bagan 9). Bagan 9 : Model Tradisional Ciri utama kegiatan belajar tradisional dimana semua siswa mengajar pada model diperlakukan / dilibatkan secara serentak dalam menyelesaikan materi/jobsheet waktu yang bersamaan. umumnya dilakukan metoda ceramah, Bentuk guru dalam penyajian model menggunakan materi ini bacaan yang adalah dengan buku paket, melaksanakan tanya jawab dan guru, drill, kombinasi dari beberapa atau dengan diskusi dalam dibawah bimbingan jenis penyajian di atas. Setelah pengajaran selesai diberikan sumatif untuk mengetahui pencapaian Berdasarkan hasil evaluasi di atas keputusan apakah siswa dapat atau tidak. tujuan guru pindah ke - tujuan 173 Z', pengajaran. dapat job Bentuk tradisional mengikuti alur pengajaran - penilaian penilaian yang mengambil selanjutnya "tujuan 1 - dilaksanakan terus menerus dan berulang-ulang sampai semua siswa tuntas. Bentuk lain pola merupakan gabungan mengajar antara yang model dilaksanakan tradisional bentuk Belajar Tuntas. Di STM negeri X dan pola pelaksanaannya dapat dikategorikan gabungan, sedangkan pola pelaksanaan adalah bentuk pengayaan tradisional. dengan STM negeri ke di dalam STM Pengajaran secara umum dalam guru bentuk swasta X remedial hal-hal Y, tertentu dan telah menerapkan beberapa ciri-ciri Belajar Tuntas (lihat bagan 10). BAGAN 10: MODEL GABUNGAN Tes teori Tugas ljt Tes peng alat Job 1 -J- > P M & R —t~ > Penilaian --->Job 2 Remedi/perb berdasarkan pengajaran Summ kelompok, namun pada akhirnya pengajaran dilaksanakan pengajaran individual. Ciri utama yang membedakan bentuk gabungan dengan bentuk tradisional adalah adanya kegiatan tes awal kegiatan remedial dan perbaikan, (teori/penguasaan kegiatan alat), pengayaan dan tes akhir. Terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar belum mencapai syarat minimal dalam ketentuan 174 job dan sheet, diberikan kesempatan untuk mengulang praktek kembali dan perbaikan. Sedangkan terhadap siswa yang tidak mengalami kesulitan diberikan beberapa bentuk antara lain : (1) melanjutkan ke kegiatan job pengayaan, sheet atau tugas materi lanjutan sebagai persiapan untuk penunjang jobsheet lanjutan. (2) siswa dilibatkan dalam kegiatan gambar/materi jobsheet selanjutya ; (3) persiapan siswa juga bisa dilibatkan dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat / perkakas bengkel. Berdasarkan bentuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, bentuk Belajar Tuntas di STM swasta X termasuk dalam kategori model tradisional. Sementara STM negeri X maupun STM negeri Y, dalam beberapa hal dapat dikatakan telah menerapkan Belajar Tuntas model gabungan. Dalam penelitian ditemukan bahwa bentuk perencanaan mengajar yang dibuat guru nampaknya bervariasi. yang menggunakan job sheet; ringkasan materi Ada guru ada guru yang menggunakan ; menggunakan diperhatikan bentuk perencanaan gambar mengajar sebahagian bentuk perencanaan mengajar guru kerja. Bila guru di atas, telah sesuai dengan konsep Belajar Tuntas. Kalau merujuk kepada pendapat Finch dan Crunkilton (1979:229) bentuk persiapan mengajar yang sesuai untuk menerapkan pendekatan Belajar Tuntas adalah dengan mengunakan modul. Modul dimaksud (dalam penelitian ini) di sekolah sama halnya dengan job 175 sheet. Menurut Nasution (1988:205) "Modul merupakan suatu disediakan untuk belajar mandiri". telah menggunakan bentuk persiapan dengan modul. Penggunaan modul paket kurikulum yang Di bengkel praktek guru mengajar yang identik dalam mata pelajaran praktek kejuruan nampaknya merupakan suatu keharusan, hal ini mengingat dalam mempelajari suatu keterampilan agar dapat dikuasai siswa sampai tuntas adalah dengan belajar melalui urutan-urutan tugas yang harus dilakukan berulang-ulang. Kecenderungan penggunaan modul atau jobsheet untuk masa yang akan datang khususnya dalam mata pelajaran praktek kejuruan teknik didukung oleh pendapat R. Ibrahim (1991:4) bahwa " the use of learning modules and packages becomes more and more popular in education and training". Hal yang sama berkenaan dengan penggunaan modul dalam pendidikan kejuruan juga dikemukakan oleh Spring (1991:30) bahwa : Modular curriculum design can enable a large and complex curriculum to be re-built as a system of discrete but inter-related units, commencing at the simplest and leading by progression to the most complex or to a far wider understanding of the discipline in question. Dengan menggunakan modul/jobsheet, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di bengkel dapat member! pengaruh kepada siswa, sehingga mereka lebih siap belajar sesuai dengan kecepatan belajar/kemampuannya sendiri. Jadi bila diterapkan strategi belajar disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa, maka guru dimungkinkan untuk menggunakan berbagai metode mengajar. Menurut SPring(1991) 176 berbagai metode yang dapat computer aided correspondence digunakan packages, lessons, antara lain: audio-visual books, applications". Dalam dokumen materials, chek-list, experiments and on-the-job experiences with kurikulum, "... practical 'real time' walaupun bentuk persiapan mengajar tidak secara nyata dijelaskan bagaimana bentuk persiapan mengajar sesuai dalam pelaksanaan guru harus dengan sudah Belajar Tuntas, ada yang membuat persiapan mengajar berbentuk: (1) satuan pelajaran ; (2) lembaran pengajaran (instructional sheet) ;(3) modul. Pelaksanaan mengajar pada hakekatnya adalah menerapkan apa yang direncanakan dalam persiapan mengajar, antara lain berhubungan disampaikan, yaitu dengan bagaimana cara materi yang akan menyarapaikannya, dan bagaimana mengelola kegiatan belajar siswa. Hasil penelitian menemukan bahwa materi pelajaran yang disampaikan meliputi : pokok bahasan, alat dan yang diperlukan, langkah kerja. Materi bahan pelajarantersebut disampaikan merupakan teori pendukung pelaksanaan praktek dan umumnya berkesinambungan mulai dari tugas praktek yang paling sederhana hingga materi praktek materi yang dirancang dalam bentuk akan membentuk sub-kemampuan / lanjutan. unit-unit kemampuan Prinsip tugas kerja yang dalam bidang pekerjaan tertentu. Hasil penelitian menemukan bahwa prinsip belajar melalui pengalaman (learning by experience) yang bertujuan 177 untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih dan sekaligus terkait dengan kebutuhan nyata kerja, di STM negeri X dan STM negeri Y bermakna di lapangan siswanya telah dilibatkan dalam Program Pendidikan Sistim Ganda (PSG) dan ikut serta praktek dalam membuat order dalam program Dengan keterlibatkan siswa Produksi, maka siswa akan terbiasa persyaratan dari konsumen dan pada unit produksi. PSG dan bekerja akhirnya Unit dengan akan dapat meningkatkan kualitas kerja dan disiplin kerja. Hasil penelitian (hasil praktek tujuan siswa) pengajaran, penilaian belajar. hasil menemukan atau menilai tampaknya belajar Aspek-aspek yang bahwa guru tingkat menilai pencapaian cenderung ketimbang dinilai dalam melakukan penilaian guru proses tampaknya lebih sering berdasarkan hasil akhir praktek. Penilaian lebih cenderung mengandalkan pengamatan langsung tanpa menggunakan daftar cek sebagai alat Cara menilai tersebut penilaian dalam konsep kurang Belajar sesuai dengan Tuntas, yakni bantu. prinsip penilaian penilaian terus-menerus berdasarkan kriteria dengan acuan patokan. Menurut Gronlund (1977: 90) jenis tes yang paling cocok untuk mengukur keterampilan praktek dengan :" (1) paper-and (2) idenfication test, (3) simulated menggunakan tes perbuatan, antara lain pencil performance, adalah performance, and (4) work sample". Dalam dokumen kurikulum dijelaskan alat yang paling 178 sesuai untuk menilai keterampilan adalah dengan tes perbuatan. Dalam penelitian juga ditemukan adanya beberapa penyimpangan dalam pelaksanaan penilaian proses dan praktek siswa. Guru tampaknya tidak membedakan penilaian proses praktek dengan penilaian hasil praktek. guru tidak praktek melakukan berlangsung. Menurut Education (TAFE) College Tito, secara penilaian Maksudnya, khusus Technical Queensland hasil selama and (daJLajn. Further Soewito dan 1992:94) untuk menilai keterampilan siswa dalam mata pelajaran praktek kejuruan dapat dilakukan Tes praktek (Performance test (sumatif); secara praktek terus-menerus selama dengan (2) " (1) Pengukuran (formatif); (3) Kombinasi dari (1) dan (2) di atas".. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tuntas pada kurikulum STM tahun 1994, diterapkan. Ini merupakan ditelusuri dan dikaji suatu konsep belum secara kondisi sebab-sebabnya Belajar yang kenapa utuh perlu belum bisa diterapkan pada diterapkan. Sejak konsep Belajar Tuntas tahun 1994, sampai saat ini belum mulai pernah dikirimkan sekolah petunjuk pelaksanaan bagaimana seharusnya Tuntas dilaksanakan. Untuk mengatasi kendala ke Belajar di atas, Kepala Sekolah diminta mengirimkan guru-guru sebagai wakil dalam Setelah mengikuti kembali penataran ke sekolah pemasyarakatan diharapkan sebagai agen yang akan menularkan apa yang 179 kurikulum. dapat telah berperan didapat dalam program penataran kepada guru lainya. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi dan berpengaruh terhadap pemahaman antara lain : kurangnya informasi yang sekolah, baik kelengkapan Disamping dalam informasi dari kurikulum faktor dokumen buku maupun - buku dari ketidakjelasan kurikulum diterima dan melatarbelakangi guru tersebut. Faktor-faktor dalam tersebut Tuntas konsep guru lain yang menerapkan adalah : / Sekolah. Belajar keterbatasan di petunjuk mengenai Belajar Tuntas, masih terdapat faktor ikut guru Kepala konsep guru, konsep pengetahuan, sikap dan motivasi kerja. Hasil penelitian menemukan guru menguasai materi yang bahwa akan sebahagian diajarkan tertulis/GBPP). Namun dalam pelaksanaannya besar (dokumen ditemukan ada guru yang lebih menekankan pengajaran ke aspek pengetahuan teori ketimbang ditelusuri, hal aspek keterampilan itu dilakukan praktek. guru kekurangan alat dan bahan praktek. Di Setelah karena samping faktor itu, saat ini STM sudah melibatkan dunia kerja / dunia usaha sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar praktek kejuruan. Keterlibatan dunia mengajar usaha khususnya antara lain ikut merencanakan dan menyusun maupun mengembangkan materi pelajaran praktek yang ada di industri tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa pengalaman industri guru masih kurang, berdasarkan 180 hasil praktek wawancara dengan para guru dijelaskan bahwa pengalaman industri mereka peroleh semasa mereka masih menjadi mahasiswa. Jadi pengalaman industri/pengalaman kerja selama menjadi guru dapat dikatakan masih kurang. Hasil penelitian ini menemukan ada sikap guru terhadap penerapan Berdasarkan hasil observasi pengaruh konsep dan Belajar wawancara dengan Hal bahwa ini mengindikasikan konsep Tuntas. tampak bahwa yang baru, pemahaman dan keyakinan guru terhadap sesuatu tidak dilaksanakan sesuai faktor yang sebahagian dimaksud. guru belum memperlihatkan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran jumlah jam pengalaman industri yang bidang keterampilan tetentu keterampilan dan hasil akan belajar dimiliki mempengaruhi siswa. faktor kemampuan dan kompetensi guru, (1993:218) menyatakan bahwa associated with teacher " guru one ... competence dan of is dengan Klopping the the dalam kualitas Berkenaan Berns dan factors teacher's knowledge of a given subject area". Berdasarkan penelitian ditemukan kemampuan praktek kejuruan guru dipengaruhi beberapa faktor berikut : mata pelajaran yang diajarkan jenis spesialisasi praktek kerja di ; tingkat industri dan pendidikan sertifikasi ; ; pengalaman keterampilan yang diajarkan. Dari berbagai faktor pelaksanaan konsep Belajar Tuntas, 181 yang melatarbelakangi kenyataan menunjukkan bahwa faktor hubungan kepemimpinan terhadap Kepala Sekolah pelaksanaannya. Sekolah yang dimaksud adalah mempunyai Kepemimpinan dalam melakukan Kepala pengawasan dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas guru di sekolah. Menurut Nana Sudjana (1989:120), jawab Kepala Sekolah khususnya dalam mencakup antara lain sarana tanggung pembinaan kurikulum : (a) pembinaan guru dan staf lainnya atau pembinaan ketenagaan pembinaan tugas dan ; (c) pembinaan pengajaran, (e) kesiswaan pembinaan ; (d) lingkungan pendidikan dan pengajaran.. Hasil penelitian menemukan bahwa yang dimiliki ke tiga pelajaran praktek menunjang penerapan sekolah, kejuruan fasilitas khususnya belum konsep belajar untuk sepenuhnya Belajar Tuntas. dikarenakan faktor keterbatasan pengadaan bahan mata dapat Hal ini dan alat praktek. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara berkenaan dengan dukungan fasilitas belajar yang ada untuk pengajaran individual dilaksanakan. secara kelompok, membuat belum sepenuhnya Upaya-upaya yang telah dilakukan guru mengatasi antara lain dalam nampak : (1) dengan untuk job melibatkan komponen-komponen tertentu akan kerja dengan satu alat yang digunakan bergantian dalam satu kelompok dan ada juga dengan 182 siswa dirangkai menjadi benda jadi/benda kerja : (2) setiap siswa benda untuk praktek masing-masing yang dapat membuat secara sistim praktek secara kelompok hanya dengan menggunakan satu alat secara bersama : (3) siswa praktek secara kelompok. Dalam dokumen kurikulum juga dijelaskan yang sesuai untuk menilai keterampilan, bahwa alat khususnya komponen keahlian kejuruan adalah dengan untuk menggunakan tes tindakan (tes perbuatan) yang dapat mengungkapkan tingkat penguasaan dokumen kurikulum performan siswa. dijelaskan Selanjutnya bahwa dalam dalam menetapkan tingkat keberhasilan siswa ditetapkan berdasarkan standar tingkat penguasaan dengan acuan patokan minimal yang telah ditetapkan dan bersifat individual. C. Rekomendasi Hasil penelitian memberikan beberapa rekomendasi dalam upaya perbaikan dan penyempurnaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya. hal tersebut di atas, berikut ini kepada berbagai pihak, antara lain rekomendasi : (1) Guru Sekolah ; (3) Lembaga yang menghasilkan Dikmenjur dan Balitbang Depdikbud 1. Berkaitan dengan diajukan ; (2) Kepala guru STM ; (4) ; (5) Peneliti lanjutan. Rekomendasi kepada Guru-guru Kejuruan. a. Rumusan keterampilan dirumuskan dalam bentuk dalam bentuk rumusan psikomotor secara ajaran tujuan jobsheet profil sebaiknya kemampuan, kognitif, bukan afektif dan terpisah. Dalam kurikulum tahun bahan dalam didasarkan 1994 atas 183 keberadaan materi pertimbangan atau tuntutan kemampuan kerja. Untuk memudahkan keterampilan, dokumen siswa dalam maka profil kemampuan yang kurikulum terlebih dahulu menguasai tercantura harus dalam dikembangkan berdasarkan "analisis jabatan". Dari hasil kajian terhadap kemampuan-kemampuan kerja yang dituntut kemampuan dalam dokumen kurikulum, lapangan kerja dan selanjutnya dilakukan lagi analisis dengan pertimbangan tuntutan nyata lapangan kerja kemungkinan apa yang dapat diberikan di sekolah yang tidak bisa diberikan.Untuk matrei yang tidak diberikan di sekolah selanjutkan dimasukkan dalam magang siswa. Di lain rumusan keterampilan pihak pada kognitif, kurikulum afektif, dan bisa program tahun dan 1984 psikomotor yang dijabarkan berdasarkan disiplin ilmu. b. Diperlukan kemampuan dan kemauan guru untuk berusaha melakukan penyesuaian materi secara kreatif dan dinamis dalam pengembangan kurikulum di sekolah. Dengan teknologi adanya yang lapangan kerja, kemajuan membawa ilmu pengaruh pengetahuan perubahan kondisi dimana STM berada, dan dan tuntutan juga akan menuntut perlu adanya perubahan serta penyesuaian terhadap pelaksanaan tugas mengajar nampaknya perubahan terhadap guru di tuntutan sekolah. tersebut sangat sulit bila diharapkan datangnya dari guru c. Dalam mempelajari suatu keterampilan sampai tuntas/mahir, Namun di atas sendiri. tingkat belum cukup bila hanya dilakukan siswa dengan satu kali pertemuan praktek. Mengingat dalam mempelajari/menguasai 184 keterampilan adanya unsur kiat yang bisa diajarkan, dapat dikuasai bila berulang-ulang sebaiknya sampai guru berkelanjutan, mengerjakan langsung tuntas. membuat sehingga hanya dan Dalam jobsheet antara namun dilakukan pelaksanaannya dengan job prinsip sheet dengan lainnya saling berhubungan. Sehingga jobsheet yang dibuat merupakan kumpulan dari beberapa satu akan keterampilan yang akan mengarah kepada suatu profil kemampuan tertentu. 2. Rekomendasi kepada para Kepala Sekolah. Kepala Sekolah adalah bertanggungjawab langsung atas orang pertama penerapan suatu yang gagasan pembaharuan di sekolahnya. a. Menyampaikan informasi tentang prinsip-prinsip pokok pengembangan kurikulum dan pendekatan yang digunakan kopada semua guru di sekolah. Sebagai pimpinan Kepala Sekolah adalah orang pertama yang bertanggung jawab secara langsung terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional di tingkat sekolah. merupakan suatu keharusan bahwa Kepala Sekolah merupakan orang pertama yang lebih dahulu Untuk itu hendaknya menguasai bila sekolah juga dituntut dan berkemauan untuk menyampaikan suatu ide atau ada suatu ide atau gagasan baru. Kepala gagasan maupun informasi dan mentransfernya kepada guru di sekolah. b. Perlu diadakan pertemuan rutin mingguan membahas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 185 untuk Kepala Sekolah sebagai pimpinan hendaknya melaksanakan pertemuan hambatan-hambatan dan cara perwujudan dan mingguan menanganinya, pertangungjawaban terhadap supervisor, guna yang membahas merupakan apa yang telah dilaksanakan guru dalam mengajar. Cakupan bahasan termasuk : hambatan-hambatan yang ditemui dalam seminggu dan cara mengatasinya dapat ditinjau dari materi pelajaran apa saja yang telah dan belum disampaikan, ketersediaan alat dan kesempatan dan bahan praktek. c. Kepala Sekolah hendaknya memberi terus memotivasi guru untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya. Untuk mengatasi kondisi di atas, Kepala Sekolah perlu memberi kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pendidikan tambahan atau program penataran serta terus untuk meningkatkan pengalaman kerja guru di lapangan kerja dengan berupaya industri/pengalaman meningkatkan program magang bagi guru-guru praktek. 3. Rekomendasi kepada lembaga yang mempersiapkan guru-guru STM . Lembaga yang berperan menyiapkan guru SMK Menengah Kejuruan), harus membekali dengan materi Tuntas dan mempersiapkan calon guru (Sekolah Belajar terampil dan profesional dengan pengalaman industri yang memadai. Upaya yang dapat ditempuh dalam rangka mempersiapkan guru STM, antara lain : 186 (a) Program yang dirancang harus disesuaikan pembaharuan kurikulum dan dengan program dengan kurikulum STM. (b) Meningkatkan jumlah jam pengalaman praktek guru industri sebagai ukuran keterampilan kerja sebagai tingkat bekal di penguasaan untuk mengajar praktek di sekolah. (c) Membekali calon guru pengelolaan usaha dan konteks menanamkan dengan pengelolaan Kewira keterampilan produksi Usahaan dalam dan Unit Produksi. 4. Rekomendasi kepada Dikmenjur dan Balitbang Depdikbud Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan dan mengalami banyak hambatan gagasan pembaharuan konsep Belajar guru dalam Tuntas. masih menerapkan Mereka belum memahami, sebetulnya bagaimana esensi dari konsep tersebut dilaksanakan dalam dan adanya berbagai penafsiran yang menyimpang jauh dari misi konsep Belajar Tuntas. mengajarkan Memperhatikan keterampilan beberapa pelaksanaannya, kiranya Dikmenjur dan (a) Memperjelas konsep Belajar kondisi Balitbang Tuntas kurikulum dengan menambah informasi dalam perlu dalam : dokumen pelengkap untuk mempertajam kejelasan konsep tersebut. (b) Menyusun dan melengkapi petunjuk pelaksanaan sistim pembelajaran Belajar Tuntas secara rinci sebagai bahan pelengkap dokumen kurikulum. (c) Melakukan pilot proyek implementasi suatu pembaharuan di beberapa sekolah sebelum konsep konsep Belajar Tuntas diberlakukan secara nasional. (d) Melakukan monitoring ke menemukan sekolah-sekolah masukan-masukan 187 untuk dalam upaya perbaikan dan pengembangan program. 5. Rekomendasi kepada Peneliti Lanjutan Untuk kepentingan penelitian mengajukan beberapa saran, (a) Perlu dilakukan lebih antara lain penelitian Belajar Tuntas di sekolah lanjut : bagaimana dengan penulis pelaksanaan Belajar Tuntas di Industri. (b) Perlu diadakan penelitian yang sama dengan penulis pada program studi pelajaran praktek kejuruan atau di penelitian jurusan dalam Sekolah mata Menengah Kejuruan (SMK) negeri ataupun swasta. c) Perlu diterapkan pendekatan lain untuk membuktikan sumbangan konsep Belajar Tuntas terhadap hasil siswa dan kualitas keterampilan siswa. 188 belajar