ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SEKTOR FINANSIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA BAMBANG AJI NUGRAHA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INTSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI, SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Portofolio Optimal pada Saham Sektor Finansial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016 Bambang Aji Nugraha NIM H24120099 vi ABSTRAK BAMBANG AJI NUGRAHA. Analisis Portofolio Optimal pada Saham Sektor Finansial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI Karakteristik saham sektor finansial adalah kepekaannya terhadap perubahan suku bunga yang berdampak pada harga saham sektor tersebut. Namun, tiap subsektor finansial memiliki tingkat kepekaan tersendiri tehadap suku bunga. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya komposisi portofolio yang optimal untuk saham sektor finansial agar dapat menarik banyak investor. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi saham perusahaan sektor finansial (2) Menganalisis perkembangan harga saham sektor finansial (3) Menghasilkan portofolio investasi optimum, tingkat return, alokasi dana, dan risiko dari portofolio tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan sektor finansial tahun 2011-2015 dengan teknik pemilihan sampel purposive sampling yang dianalisis menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi portofolio yang terbentuk adalah seluruh saham dari objek penelitian, (kecuali AHAP, BFIN, BBCA, BNBA, MFIN, BBRI, GSMF, BMRI, VRNA, dan BBNI) dikarenakan tidak memenuhi kriteria nilai ERB>Ci. Kata Kunci : Model indeks tunggal, portofolio optimal, saham, sektor finansial ABSTRACT BAMBANG AJI NUGRAHA. Optimal Portfolio Analysis on the Financial Sector Stocks Listed in Indonesia Stock Exchange. Supervised by FARIDA RATNA DEWI. Characteristics of financial sector stocks is marked by their sensitivity to change in interest rates that have an impact on stock prices in the sector. However, each financial subsector has its own sensitivity level to interest rates. This condition shows the need of optimum portfolio for the financial sector stocks in order to attract more investors. This study aims to: (1) Identify the condition of financial sector company’s stock (2) Analyze the development share price in the financial sector (3) Generate optimum investment portfolio, the return level, funds allocation, and the portofolio risk. This study uses secondary data from the year of 2011 to 2015 which taken from financial sector firms with purposive and sampling techniques were analyzed using Single Index Model. The result shows that the formed composition of the portfolio is the entire stock of the research object, (except AHAP, BFIN, BBCA, BNBA, MFIN, BBRI, GSMF, BMRI, VRNA, dan BBNI) due to not meeting the criteria of value ERB>Ci. Keyword : Financial sector, optimal portfolio, single index model, stock ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SEKTOR FINANSIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA BAMBANG AJI NUGRAHA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INTSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR MUHAMMAD2016 FAUZAN AKBAR vi vi PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Analisis Portofolio Optimal pada Saham Sektor Finansial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku pembimbing dan juga kepada segenap jajaran dosen serta staf tata usaha Departemen Manajemen atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Terimakasih juga kepada kedua orang tua dan adik-adik yang terus memberikan doa dan dukungannya. Teruntuk Selly Nansyah terimakasih atas dukungan dan motivasi selama penelitian. Tidak lupa pula sahabat seperbimbingan (Rininta, Fahriza, Rahmat, Muthoharoh, Nazlia, Imam, Rantika, Wafiroh) yang telah berjuang bersama-sama selama bimbingan serta teman-teman Manajemen 49 atas seluruh dukungan dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2016 Bambang Aji Nugraha DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Investasi Saham Risiko Saham Portofolio Tingkat Pengembalian Portofolio Konsep Model Indeks Tunggal Indeks Harga Saham Penelitian Terdahulu METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Penentuan Sampel Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum sektor finansial Hasil Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP vi vi vi 1 1 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 7 7 8 8 8 8 9 13 13 14 17 20 20 20 21 21 23 27 vi DAFTAR TABEL 1. Perbandingan tingkat suku bunga oleh BI rate dan saham sektor finansial 2. Objek penelitian (sektor finansial di BEI dengan purposive sampling) 3. Expected return, STDEV, dan Variance bulanan periode 2011-2015 4. E(Rm), STDEV, dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2011-2015 5. Alpha, Beta dan Variance Error saham sektor finansial 6. Penentuan kandidat portofolio optimal 7. Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal 8. Expected return portofolio E(Rp), STDEV portofolio 2 8 14 15 16 17 18 20 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka pemikiran penelitian 2. Proporsi dana saham pada portofolio 7 19 DAFTAR LAMPIRAN 1. Timeline kegiatan penelitian 2. Tabel harga saham dalam waktu, perhitungan Realized Return bulanan IHSG periode tahun 2012-2015 3. Tabel suku bunga bulanan oleh BI rate periode tahun 2012-2015 23 23 25 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah besar. Sumber dana pinjaman yang berasal dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan. Oleh sebab itu, perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana investasi yang bersumber dari dalam negeri, yaitu tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan devisa. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan alat untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif (Anoraga dan Pakarti 2006). Apabila pengerahan dana masyarakat melalui pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri dapat dikurangi. Investasi di pasar modal menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hanya menyimpan dana di bank, akan tetapi diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Risiko yang harus ditanggung investor berbanding lurus dengan keuntungannya (Husnan 2015). Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim 2005). Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Hal yang bisa investor lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan 2015). Setiap investor menginginkan tingkat pengembalian (return) yang dapat dioptimalisasi dari kegiatan investasi, dengan risiko yang dapat diminimalisasi pengaruhnya, dan selalu mencari cara memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding biaya yang harus ditanggung oleh investor. Portofolio merupakan kegiatan membagi beberapa jenis usaha yang juga berarti membagi risiko usaha. Pada teori investasi modern menurut Fahmi dan Hadi (2009), risiko digolongkan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (nondiversiable risk) dan risiko tidak sistematis (diversiable risk). Risiko sistematis adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik dan faktor makro lain yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan atau industri tertentu dan diturunkan dengan melakukan diversifikasi. Portofolio pasar memiliki risiko sistematis. Menurut Samsul (2006), investasi dalam portofolio tidak mungkin mendapatkan tingkat pengembalian yang maksimal, namun tidak menutup kemungkinan untuk dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal dengan risiko minimal. Untuk menurunkan risiko portofolio, investor perlu melakukan diversifikasi. Pemilihan diversifikasi dapat melalui beberapa pendekatan, yaitu; a. Model Markowitz. Pendekatan model Markowitz memperhatikan tiga hal (Tandelilin 2001), yaitu; model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk membiayai portofolio pada aset yang berisiko, model Markowitz belum memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset 2 bebas risiko, serta semua titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang sama. b. Simpanan dan pinjaman bebas risiko. Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai expected return tertentu dengan varians return (risiko) yang sama dengan nol, karena variannya sama dengan nol, maka kovarian antara bebas resiko juga sama dengan nol. Selanjutnya dikarenakan variannya sama dengan nol, kovarian antara aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko yang lainnya akan menjadi sama dengan nol. Dari pernyataan tersebut, maka aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini karena ditunjukkan oleh varians yang sama dengan nol (Jogiyanto 2003). c. Model Indeks Ganda. Model Indeks Ganda menganggap ada faktor lain selain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi diantara saham, dalam upaya mengestimasi expected return, standar deviasi dan kovarian saham (Halim 2005). d. Preferensi investor. Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor mengasumsikan hanya pada expected return dan risiko dari portofolio secara implisit yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang sama atau berada pada titik persinggungan utility investor dengan effiicient set (Jogiyanto 2003). e. Model Indeks Tunggal. William Sharpe mengembangkan model portofolio optimal pada tahun 1963 yang disebut dengan model indeks tunggal (single-indeks model). Model ini dapat digunakan untuk menghitung ekspektasi tingkat pengembalian dan risiko portofolio. Dalam penelitian Setyanto dan Kertopati (2014), diungkapkan bahwa perhitungan portofolio yang paling efisien adalah menggunakan model indeks tunggal karena memberikan expected return yang lebih besar dibandingkan dengan metode Markowitz. Karakteristik saham sektor finansial adalah kepekaannya terhadap perubahan suku bunga. Hal ini akan berdampak pada harga saham sektor finansial, dimana harga saham sektor finansial akan berhubungan terbalik dengan tingkat suku bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini justru akan turun. Dengan demikian investor yang cerdik akan membeli saham sektor tersebut, dikarenakan harganya relatif rendah (Tandelilin 2001). Perbandingan antara tingkat perubahan suku bunga oleh BI rate terhadap harga saham sektor finansial pada tahun 2012-2015 disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Perbandingan tingkat suku bunga oleh BI rate dan saham sektor finansial Tahun BI rate 2012 2013 2014 2015 5.77% 7.02% 7.52% 7.54% Harga Saham Sektor Finansial (dalam rupiah) Lembaga Perbankan Perusahaan Efek Asuransi Lainnya Pembiayaan 1,894 1,601.9 1,896.05 2,026.26 1,475 1,364.07 1,137 726.4 599.8 778.6 778.5 830.9 Sumber : Bank Indonesia, Indonesian Stock Exchange (data diolah) 843.18 1,260.09 1,884.3 2,160.08 961.125 708.9 780.3 1,252.9 3 Tabel 1 menunjukkan pergerakan antara tingkat suku bunga oleh BI rate dan harga saham pada periode 2012-2015 dimana suku bunga mengalami kenaikan, akan tetapi tidak semua saham sektor finansial mengalami penurunan sesuai dengan teori tandelilin, melainkan hanya saham subsektor lembaga pembiayaan. Pada saham perbankan, perusahaan sekuritas serta asuransi justru berbanding terbalik dengan teori tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tiap subsektor memiliki kepekaan tersendiri terhadap suku bunga, dengan kepekaan tersebut investor harus cerdik memanfaatkan situasi. Jadi, investasi pada sektor finansial tergolong ke dalam high risk-high return investment yang artinya peluang untuk memperoleh keuntungan sangat besar bahkan dapat mencapai ratusan persen perbulan, namun diimbangi juga dengan kemungkinan kerugian yang besar apabila tidak memiliki portofolio yang baik (Husnan 2015). Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor finansial perlu memiliki portofolio investasi. Berdasarkan permasalahan dan data tersebut, maka penelitian ini mengambil judul Analisis Portofolio Optimal pada Saham Sektor Finansial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana kondisi saham sektor finansial. (2). Bagaimana perkembangan harga saham sektor finansial. (3). Bagaimana tingkat return portofolio yang diharapkan, alokasi dana, dan risiko dari portofolio tersebut. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (1). Mengetahui kondisi saham perusahaan sektor finansial. (2). Menganalisis perkembangan harga saham sektor finansial. (3). Menghasilkan portofolio investasi optimum, tingkat return, alokasi dana, dan risiko dari portofolio tersebut . Manfaat Penelitian 1. 2. Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat berikut : Bagi investor Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan masukan tambahan implementasi portofolio investasi bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham perusahaan sektor finansial. Bagi pihak lain Memberikan gambaran dan pemahaman serta wawasan di bidang manajemen keuangan dan investasi, khususnya tentang analisis portofolio optimal pada saham perusahaan sektor finansial dan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. 4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap sektor finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (selanjutnya BEI) pada tahun 2011-2015, membahas tentang analisis portofolio optimal yang dibagi tiap subsektor. Hal ini dilakukan karena tiap subsektor memiliki kepekaan tersendiri terhadap suku bunga. Penelitian tidak berfokus pada analisis dampak krisis, sehingga tidak membandingkan kondisi sebelum, saat, dan sesudah krisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id dan www.yahoofinance.co.id. TINJAUAN PUSTAKA Investasi Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan pendapatan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah 2003). Investasi dibedakan menjadi dua yaitu investasi nyata (real investment) dan investasi keuangan (financial investment). Investasi nyata secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin, atau pabrik, sedangkan investasi keuangan berupa deviden dan capital gain. Investasi tidak langsung (indirect investment) yaitu perdagangan melalui lembaga perantara keuangan atau intermediary (Fahmi dan Hadi 2009). Saham Saham merupakan salah satu sekuritas yang relatif sering menjadi pilihan untuk investasi. Saham dapat diartikan klaim atas pendapatan yang diperoleh dari aktivitas pengelolaan aset bisnis atau perusahaan (Manurung dan Adler 2009). Saham diperjualbelikan pertama kali di pasar perdana sebelum pada akhirnya diperdagangkan di pasar sekunder. Risiko Saham Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan tingkat keuntungan yang sesungguhnya dan tingkat keuntungan yang diharapkan (Van Home dalam Yuliati dkk 2006). Risiko–risiko yang dihadapi tersebut berasal dari: risiko pasar, risiko bisnis, risiko inflasi, risiko suku bunga, risiko nilai tukar mata uang, risiko negara, risiko finansial, dan risiko likuiditas (Sunariyah 2003). Besarnya risiko suatu saham, ditentukan oleh beta (β). Beta menunjukkan hubungan antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan). Beta diartikan sebagai risiko saham sistematis. Nilai β lebih besar daripada 1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar. Nilai β lebih kecil daripada 1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar. Nilai β sama dengan 1 menunjukkan bahwa kondisi saham perusahaan sama dengan indeks pasar (Tandelilin 2001). 5 Portofolio Menurut Halim (2005), portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. Tingkat Pengembalian Portofolio Tingkat pengembalian portofolio adalah tingkat pengembalian investasi dalam berbagai instrumen keuangan selama suatu periode tertentu (Samsul 2006). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan portofolio yang efisien, yaitu : 1. Expected Return Expected return atau tingkat pengembalian yang diharapkan adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas investasinya pada perusahaan dalam waktu yang akan datang dan tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa yang akan datang (Husnan 2015). 2. Varians atau Standar Deviasi Semakin tinggi nilai standar deviasi berarti semakin lebar rentang ketidakpastian tingkat pengembalian, atau semakin lebar rentang penyimpangan dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Husnan 2015). 3. Kovarian Kovarian adalah nilai statistik yang dapat mengukur dari dua usulan investasi yang bersifat independen dan merupakan variabel acak (Sofyan 2005). 4. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi merupakan suatu indikator yang dapat menunjuk tingkat kebebasan penggunaan unit-unit dalam pengukuran penerimaan dari usulan investasi sehingga dapat dijadikan indeks (Sofyan 2005). Suatu investasi yang efisien memiliki karakteristik sebagai berikut ; i. Memiliki tingkat return yang lebih tinggi daripada investasi lain untuk tingkat risiko yang sama. ii. Memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada investasi lain untuk tingkat return yang sama. iii. Memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dan tingkat return yang lebih tinggi dari portofolio lain Konsep Model Indeks Tunggal Model indeks tunggal mendasarkan pemikiran bahwa tingkat keuntungan pasar berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan 2015). Model indeks tunggal merupakan suatu konsep penyederhanaan suatu varian dari model markowitz, dimana dalam model tersebut telah dikurangi atau disederhanakan beberapa data yang akan digunakan dalam perhitungan, namun pada akhirnya mencapai suatu solusi yang optimum juga (Hanendyawarman 2004). 6 Indeks Harga Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau tidak. Pada pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu; 1. Sebagai indikator tren pasar, 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan, 3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Penelitian Terdahulu Penelitian Liliana Chandra dan Yudith Dyah Hapsari (2013) dengan judul “Analisis portofolio optimal untuk saham pada LQ45 periode 2008-2012”. Alat yang digunakan menggunakan model indeks tunggal. Hasil penelitian yang didapat bahwa dari 225 data saham yang diamati terdapat empat belas portofolio yang dapat dibentuk dari banyaknya saham-saham di LQ45 yang memiliki return positif yang secara konsisten, yaitu AALI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BDMN, BMRI, INDF, ISAT, PGAS, PTBA, TINS, TLKM, UNVR. Penelitian Ni Wayan Yuli Indriyanti dan Ni Putu Ayu Darmayanti (2013) dengan judul “Penentuan portofolio optimal dengan model indeks tunggal pada saham perbankan di bursa efek indonesia”. Analisis dan perhitungan yang dilakukan memperlihatkan bahwa portofolio optimal yang dibentuk menggunakan model indeks tunggal terdiri dari lima buah saham, yaitu saham BSWD (Bank Of India Indonesia Tbk), BEKS (Bank Pundi Indonesia Tbk), MAYA (Bank Mayapada Internasional Tbk), BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk), dan BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk). Perhitungan model indeks tunggal memperlihatkan keseimbangan antara nilai return dengan tingkat risikonya. Dengan bantuan aplikasi program solver diketahui proporsi investasi pada masingmasing saham agar diperoleh return yang maksimal dengan tingkat risiko tertentu. Groenewold dan Fraser (2000) melakukan penelitian mengenai peramalan beta dengan tiga model peramalan yang berbeda. Variabel-variabel makro yang digunakan berupa indeks produksi, tingkat pekerja dan pengangguran, indeks harga manufaktur, upah, tingkat suku bunga 3 bulan dan 6 bulan, nilai tukar, dan defisit neraca berjalan untuk peramalan beta. Hasil pengujian dengan regresi hanya 4 variabel ekonomi makro, yaitu tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, nilai tukar terhadap Yen dan perubahan persentase tingkat suku bunga 6 bulan yang berpengaruh signifikan terhadap peramalan Beta. 7 METODE Kerangka Pemikiran Bursa efek yaitu lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek. Indonesia memiliki lembaga seperti ini dan bursa efek harus berbentuk Perseroan yaitu PT BEI. Pada bursa inilah dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. Dengan demikian, para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar mereka sendiri secara langsung, tetapi harus lewat anggota bursa di bursa efek. Sampai dengan akhir Desember 2015 terdapat 528 emiten yang tercatat di BEI yang tersebar pada 9 sektor yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, properti dan real estate, infrastruktur dan transportasi, keuangan, perdagangan, jasa dan investasi. Sudah banyak perusahaan (emiten) yang mencatatkan sahamnya di bursa efek (go public), salah satunya adalah perusahaan di sektor finansial yang hingga pada akhir tahun 2015 berjumlah 86 emiten (IDX Statistics 2015). Perhitungan pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan menggunakan model indeks tunggal. Perhitungan portofolio optimal pada model indeks tunggal didasarkan pada excess return to beta (selanjutnya ERB) yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh setiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta. Rasio ERB menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risk. Layak atau tidaknya investasi portofolio saham dilihat dari besarnya tingkat keuntungan dan risiko portofolio itu sendiri. Portofolio saham didasarkan pada sektor finansial. Sektor finansial sangat peka terhadap perubahan suku bunga dan sedang dalam tren meningkat saat ini. Kerangka pemikiran disajikan pada gambar 1. Investor Investasi Bursa Efek Indonesia Saham Perusahaan Sektor Fin ansial Komposisi Portofolio Saham Kombinasi Portofolio Saham Portofolio Efisien Model Indeks Tunggal Rekomendasi Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian 8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT BEI, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BEI adalah lembaga resmi yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk bertransaksi bagi para investor baik secara langsung maupun melalui wakilwakilnya. Waktu penelitian selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui dokumen atau data perusahaan serta referensi dan literatur lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder meliputi data harga saham penutupan (closing price) bulanan perusahaan sektor finansial yang sudah go public dan tercatat di BEI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan, laporan keuangan tahunan tahun emiten 2011-2015, tingkat suku bunga Bank Indonesia rate (BI rate) bulanan 2012-2015, IDX Statistics tahun 2011-2015, Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel), official website emiten, official website BEI, penelitian terdahulu, dan literatur lain yang relevan. Metode Penentuan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di sektor finansial di BEI dan masih aktif hingga sekarang. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria; 1. Terdaftar secara konsisten di BEI 2011-2015 dan tidak pernah delisting. 2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap. 3. Tingkat pengembalian perusahaan positif. Perusahaan tersebut disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Sampel penelitian (purposive sampling) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode Saham ABDA AHAP AMAG ASBI ASDM ASRM LPGI BSWD MAYA Nama Emiten Asuransi Bina Dana Artha Tbk Asuransi Harta Aman Pratama Tbk Asuransi Multi Artha Guna Tbk Asuransi Bintang Tbk Asuransi Dayin Mitra Tbk Asuransi Ramayana Tbk Lippo General Insurance Tbk Bank QNB Indonesia Tbk Bank Mayapada International Tbk Listing 6-Jul-89 14-Sep-90 23-Dec-05 29-Nov-89 15-Dec-89 19-Mar-90 16-Sep-05 21-Nov-02 29-Aug-97 9 Lanjutan tabel 2 No. Kode Saham 10 SDRA 11 MEGA 12 MCOR 13 BBCA 14 BNBA 15 BBRI 16 BMRI 17 BBNI 18 BBLD 19 BPFI 20 DEFI 21 BFIN 22 MFIN 23 VRNA 24 PEGE 25 PANS 26 OCAP 27 APIC 28 BCAP 29 GSMF Nama Emiten Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Bank Mega Tbk Bank Windu Kentjana International Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bumi Artha Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Mandiri Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Buana Finance Tbk Batavia Prosperindo Finance Tbk Danasupra Erapacific Tbk BFI Finance Indonesia Tbk Mandala Multifinance Tbk Verena Multi Finance Tbk Panca Global Securities Tbk Panin Sekuritas Tbk Onix Capital Tbk Pacific Strategic Finansial Tbk MNC Kapital Indonesia Tbk Equity Development investment Tbk Listing 15-Dec-06 17-Apr-00 3-Jul-07 31-May-00 31-Dec-99 10-Nov-03 14-Jul-03 25-Nov-96 7-May-90 1-Jun-09 6-Jul-01 12-Jun-93 6-Sep-05 25-Jun-08 24-Jun-05 31-Dec-00 10-Nov-03 18-Dec-02 19-May-00 23-Oct-89 Sumber : Indonesian Stock Exchange Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan pendekatan matematika dalam penggunaan program Microsoft Excel. Data yang diperoleh diolah baik secara manual maupun dengan menggunakan software akan disajikan dalam bentuk tabulasi yang dibahas secara terperinci. Sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian secara deskriptif. Prosedur pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seleksi data Seleksi data adalah kegiatan pemilihan data dan informasi. 2. Tabulasi Merupakan kegiatan merumuskan data ke dalam bentuk Tabel dan grafik. 3. Interpretasi Interpretasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencari arti yang lebih luas dari hasil penelitian. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : 1. Menganalisa kebijakan investasi perusahaan. Mengidentifikasi peraturan yang menjadi pedoman perusahaan dalam melakukan investasi. 2. Melakukan analisis portofolio investasi. a. Menghitung tingkat pengembalian aktual (Hartono dan Jogiyanto 2014) : 10 Return Saham = P(t)−P(t−1)+Dt ..........................................................(1) Pt Keterangan : Pt = harga investasi periode t Pt-1 = harga investasi periode t-1 Dt = Dividen pada periode t b. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dengan rumus (Zubir 2011) : E(Ri) = ∑π π=1 π ππ‘ .......................................................................................(2) π Keterangan : E(Ri) = expected return saham i Rit = return saham i pada periode t n = periode waktu c. Risiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return dimana besaran yang digunakan untuk mengukur risiko adalah varians dari realized dan expected return (Zubir 2011). Untuk menghitung varians return saham digunakan rumus : ................................................................(3) Keterangan : σi2 = tingkat risiko saham Rit = return saham i periode ke t E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i n = periode waktu d. Return pasar diukur dengan perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG) karena indeks saham gabungan dianggap mencerminkan perubahan nilai dari dari seluruh saham yang ada di pasar. Untuk menghitung return pasar, expected return pasar dan tingkat risiko pasar dapat menggunakan rumus (Hartono dan Jogiyanto 2014) : Rmt = πΌπ»ππΊπ‘−πΌπ»ππΊ(π‘−1) πΌπ»ππΊπ‘ ∑ππ‘=1π ππ‘ E(Rm) = π= π ∑π π=1 ππ π ................................................................(4) Keterangan : Rmt = tingkat keuntungan pasar periode t IHSGt = harga saham periode t IHSGt-1 = harga saham 11 E(Rm) n σm2 = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan = jumlah waktu = tingkat risiko pasar e. Beta dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung kovarians antara return pasar dan return saham. Kovarians antara return pasar dan return saham dapat dihitung dengan rumus (Hartono dan Jogiyanto 2014): .........................................................................................(5) Keterangan: βi = beta saham σim = kovarians tingkat risiko untuk saham ke i dengan indeks pasar σm² = varians return indeks pasar f. Menghitung Alpha yang merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh return pasar, dapat dihitung dengan rumus : αi = E(Ri) – βi.E(Rm) ...............................................................................(6) Keterangan : αi = Alpha saham E(Ri) = expected return dari investasi saham i E(Rm) = expected return pasar g. Menghitung varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam perusahaan, dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto 2003) : σi2 = βi2 σm2 + σei2.................................................................................(7) h. Menghitung tingkat Excess Return to Beta (ERB). ERB dapat dihitung dengan rumus (Hartono dan Jogiyanto 2014) : .............................................................(8) Keterangan: ERBi = excess return to beta saham ke-i E(Ri ) = expected return saham Rbr = return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga BI rate bulanan) Βi = Beta saham ke-i 16 Portofolio yang optimal akan berisi dengan saham-saham yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB yang termasuk tinggi. Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan rumus berikut : i. Cut off Rate (Ci) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau tidak. Saham yang dimasukkan dalam portofolio adalah saham yang 12 memiliki Ci < ERB. Ci dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing saham ke-i sebagai berikut : ..................................................................(9) ..................................................................................(10) Keterangan: E(Ri) = expected return untuk saham ke-i Rbr = return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga SBI) βi = Beta saham ke-i 2 σei = varians dari kesalahan residu j. Setelah mendapat nilai Ai dan Bi selanjutnya nilai Ci dapat dihitung dengan rumus (Hartono dan Jogiyanto 2014) : ....................................................................(11) Besarnya unique cut off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar. k. Saham-saham yang terbentuk membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai excess return to beta lebih besar atau saham dengan excess return to beta pada titik C*. l. Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi) dapat dihitung dengan rumus (Hartono dan Jogiyanto 2014): .............................................................................(12) Dengan Xi adalah sebesar (Hartono dan Jogiyanto 2014) : ..................................................................(13) Keterangan : Wi = proporsi saham ke-i k = jumlah saham di portofolio optimal βi = Beta sekuritas ke-i σei2 = varians dari kesalahan residu saham ke-i ERB = excess return to beta saham ke-i C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar yang merupakan nilai terbesar m. Return ekspektasi dari suatu portofolio, dengan rumus (Jogiyanto 2003): E(Rp) = αp + βp E(Rm) Keterangan : 13 (Rp) Αp βp = tingkat expected return saham i = nilai ekspektasi dari return saham yang independen terhadap return pasar = pengukur risiko sistematik (beta) yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM. E(Rm) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan perbulan Beta dari portofolio βi, dengan rumus: βp = ∑ππ‘=1 π€π. βi Alpha dari portofolio αp, dengan rumus: αp = ∑ππ‘=1 π€π. αi n. Risiko portofolio dapat dihitung dengan menentukan besarnya varians dari portofolio. Varians portofolio dapat dihitung dengan rumus (Hartono dan Jogiyanto 2014) : ...............................................(15) Keterangan: σp2 = varians portofolio βp2.σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar 2 wi. σei = rata-rata tertimbang dari risiko unik perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum sektor finansial Perusahaan jasa sektor keuangan merupakan gabungan dari beberapa perusahaan seperti perbankan, asuransi, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, dan jasa keuangan lainnya. Sektor keuangan adalah salah satu kelompok perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal karena sektor keuangan merupakan penunjang sektor riil dalam perekonomian Indonesia. Sektor keuangan sangat erat kaitannya dengan perekonomian suatu negara karena dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi negara (BEI 2016). Di indonesia, perusahaan jasa sektor finansial juga menjadi salah satu sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut data BPS, industri sektor keuangan mampu memberikan kontribusi sekitar 4,25% dari total PDB pada tahun 2016. Pada periode 2015, terdapat 87 perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar (listing) di BEI. Ada sebanyak 42 perusahaan di subsektor perbankan, 10 perusahaan di subsektor asuransi, 12 perusahaan pada perusahaan efek, 14 perusahaan pada subsektor lembaga pembiayaan, dan 9 perusahaan pada subsektor jasa keuangan lainnya (Indonesia Stock Exchange 2016). Namun selama periode tersebut hanya 29 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan 14 beberapa syarat yang diajukan (purposive sampling) pada metode pengumpulan data. Hasil Analisis Pembentukan portofolio didahului dengan menganalisis kinerja tingkat pengembalian (return) dan risiko investasi yang membentuk portofolio tersebut (Hanendyawarman 2004). Pada Tabel 3 berikut ini merupakan tingkat expected return bulanan dan tingkat risiko bulanan. Tabel 3 Expected return, STDEV dan Variance bulanan periode tahun 2011-2015. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Kode Saham ABDA ASDM ASRM LPGI AMAG ASBI AHAP BSWD MAYA SDRA MEGA MCOR BBCA BNBA BBRI BMRI BBNI BBLD BPFI DEFI BFIN MFIN VRNA PEGE PANS OCAP APIC BCAP GSMF E(Ri) 0.060341 0.025404 0.043774 0.038375 0.029325 0.021304 0.020247 0.086893 0.03504 0.03164 0.016483 0.018531 0.015219 0.007786 0.01891 0.010922 0.009806 0.04083 0.026409 0.016014 0.016007 0.015458 0.009601 0.01223 0.030464 0.010562 0.029791 0.033495 0.011309 Sumber : Yahoo Finance, 2016 (diolah) Variance 0.013624 0.016568 0.048069 0.021303 0.021387 0.018699 0.013534 0.142902 0.062448 0.015472 0.008449 0.012282 0.003814 0.005719 0.008225 0.006284 0.007412 0.028564 0.009188 0.004777 0.01247 0.009631 0.013237 0.008961 0.009831 0.004343 0.018926 0.037249 0.017624 STDEV 0.116723 0.128717 0.219246 0.145956 0.146244 0.136744 0.116334 0.378024 0.249896 0.124386 0.091918 0.110824 0.061758 0.075624 0.090692 0.079272 0.086093 0.169009 0.095854 0.069116 0.111669 0.098138 0.115052 0.094663 0.099151 0.065901 0.137572 0.193 0.132755 15 Berdasarkan Tabel 3 di atas expected return bulanan tertinggi periode tahun 2011-2015 oleh saham PT. Bank QNB Indonesia Tbk (BSWD) dengan nilai 0,086893 artinya apabila pemodal menginvestasikan sejumlah uangnya pada saham BSWD, maka pemodal akan mendapatkan return bulanan 0,086893 atau 8,69% dari investasi yang ditanamnya. Tingkat risiko bulanan periode tahun 2011-2015 atau standar deviasi pada saham tersebut dapat dikatakan sangat tinggi yaitu sebesar 37,8%. Expected return terendah periode tahun 2011-2015 diperoleh dari saham PT. Verena Multi Finance Tbk (VRNA) dengan nilai 0,96%, dan tingkat risiko bulanan (standar deviasi) terendah terdapat pada saham PT. Onix Capital Tbk (OCAP) 6,59%. Pada seluruh saham tersebut memiliki tingkat expected return bulanan yang positif, hal ini menjadikan bahwa saham-saham tersebut layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Saham BSWD memberikan expected return yang tinggi diikuti dengan tingginya tingkat risiko kepada para investor. Berdasarkan Tabel 3, investor dengan sikap risk averse atau risk neutral memilih kecenderungan untuk berinvestasi pada saham OCAP karena investor tidak ingin menerima kerugian yang cukup besar. Berbeda dengan investor yang memiliki sikap risk seeker, mereka cenderung memilih saham BSWD, BBLD, ASRM, ABDA yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang tinggi. Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan saham dan juga diharapkan memiliki fungsi sebagai indikator pasar (Hanendyawarman 2004). Kondisi pasar modal dapat diukur dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Tabel 4 berikut ini merupakan hasil perhitungan expected return pasar, standar deviasi dan varian bulanan yang dihitung dengan menggunakan data IHSG bulanan selama tahun 2011-2015. Tabel 4 E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2011-2015. Keterangan E(Rm) STDEV Variance IHSG 0.00448 0.04182 0.00175 Sumber : Yahoo Finance, 2016 (diolah) Pada perhitungan return pasar bulanan yang terdapat pada Lampiran 2, IHSG mengalami fluktuatif. Hal ini dikarenakan naik-turunnya keadaan pertumbuhan ekonomi global atau domestik. Pada periode september tahun 2015 IHSG berada pada tingkat 4.223,908 setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi pada awal Maret 2015 yaitu sebesar 5.518,675 hanya dalam waktu 5 bulan. Salah satu faktor dari terjadinya penurunan IHSG adalah pergerakan negatif rupiah dan aksi profit taking. Harga beberapa sektor saham yang sudah menguat secara signifikan seperti perbankan membuat indeks rawan dilanda aksi profit taking. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa expected return pasar dan tingkat risiko bulanan periode tahun 2011-2015 masing-masing sebesar 0,00448 dan 0,04182. Hal ini memberikan gambaran apabila investor menginvestasikan uangnya pada pasar modal, maka secara umum pasar akan menawarkan expected return bulanan sebesar 0,448%. Namun, investor harus berani menanggung risiko bulanan (STDEV) sebesar 4,18%. Tingkat pengembalian bebas risiko (risk free 16 rate) didapat dengan menghitung rata-rata tertimbang dari suku bunga BI rate bulanan tahun 2011-2015 pada Lampiran 3 yang dipergunakan untuk menentukan portofolio optimal sebesar 0,564% atau 0.00564 (data diolah, sumber: www.bi.go.id). Koefisien beta menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Beta (β) merupakan risiko sistematis. Kejadian yang mempengaruhi risiko ini adalah kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan faktor makro lainnya (Hanendyawarman 2004). Hasil perhitungan alpha, beta, dan variance error (risiko tidak sistematis) saham dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Alpha, Beta dan Variance Error saham sektor finansial. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Kode Saham ABDA ASDM ASRM LPGI AMAG ASBI AHAP BSWD MAYA SDRA MEGA MCOR BBCA BNBA BBRI BMRI BBNI BBLD BPFI DEFI BFIN MFIN VRNA PEGE PANS OCAP APIC BCAP GSMF Alpha (αi) 0.058284721 0.023972897 0.040770312 0.035517291 0.025745987 0.017831088 0.015854077 0.083920994 0.032602497 0.027996353 0.014652808 0.016353066 0.010357621 0.005284867 0.011117896 0.003685153 0.002382456 0.039411523 0.025569497 0.015175363 0.01227219 0.011140654 0.006330552 0.010891078 0.025103351 0.009188391 0.02774585 0.02919593 0.006969146 Sumber : Yahoo Finance, 2016 (diolah) Beta (βi) 0.458605533 0.319163573 0.669885257 0.637172889 0.798218414 0.774526206 0.979719515 0.662665766 0.543604936 0.812596628 0.40810302 0.485579739 1.08419857 0.557849461 1.737675132 1.613864968 1.655393667 0.316252993 0.187111012 0.187080293 0.832877484 0.962835699 0.729434366 0.298479583 1.19536153 0.306273369 0.456063469 0.958820724 0.967720617 Variance Error (σi²) 0.01325639 0.016389954 0.047284006 0.020593103 0.020272861 0.017649468 0.01185456 0.142134023 0.06193117 0.014317413 0.008157223 0.011869394 0.001757672 0.00517495 0.002943476 0.00172761 0.002618743 0.028388804 0.009126421 0.004715541 0.011256201 0.008008975 0.012306106 0.008805229 0.007331887 0.004179176 0.018562149 0.035641065 0.015986303 17 Berdasarkan Tabel 5 di atas, semua saham memiliki nilai β positif yang berarti bahwa gejolak pasar berpengaruh lurus terhadap arah gerakan tingkat keuntungan saham tersebut. Pada saham BSWD, BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, dan PANS memiliki β>1, sehingga termasuk aggressive stock. Pada umumnya saham tersebut memiliki tingkat risiko yang relatif besar. Pada saham lainnya yang memiliki nilai β<1 (defensive stock) menjadikan keuntungan saham meningkat lebih kecil dibanding tingkat keuntungan saham dipasar. Sesuai dengan salah satu aksioma keuangan yaitu “high risk high return”, saham defensive stock memiliki tingkat risiko yang kecil dan tingkat pengembalian yang kecil juga. Pembentukan Portofolio Optimal Portofolio yang optimal akan berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. ERB merupakan ukuran dari besarnya rasio tingkat keuntungan investasi pada saham di atas tingkat keuntungan investasi bebas resiko terhadap besarnya tambahan resiko yang tidak dapat di diversifikasikan. Sehingga, diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi (Hartono dan Jogiyanto 2014). Pada Tabel 6 berikut ini telah dilakukan pengurutan nilai ERB dari terbesar hingga terkecil dan perhitungan Ci. Tabel 6 Penentuan kandidat portofolio optimal (ERB dan Ci). Kode Saham BSWD ABDA BBLD BPFI ASDM MAYA ASRM DEFI APIC LPGI SDRA MEGA MCOR AMAG BCAP PEGE PANS ASBI OCAP AHAP* BFIN* BBCA* ERB 0.128486091 0.119272104 0.111264307 0.110985147 0.061917264 0.061241059 0.056922976 0.055442891 0.052950827 0.051370911 0.036784567 0.036102729 0.034559336 0.029669839 0.029049739 0.02207027 0.020764942 0.020221228 0.016063386 0.01490732 0.0124448 0.012424113 Ci 0.000659054 0.003845171 0.004482105 0.005165317 0.005749089 0.006127768 0.006907215 0.007482759 0.008282436 0.00957577 0.011046613 0.011484598 0.011887071 0.012608561 0.013138375 0.013249867 0.014706513 0.014886856 0.014911724 0.014911438 0.014785234 0.012660442 18 lanjutan tabel 6 Kode Saham BNBA* MFIN* BBRI* GSMF* BMRI* VRNA* BBNI* ERB 0.010822252 0.010195114 0.009875731 0.005855632 0.005683795 0.005428171 0.002515173 Ci 0.012386222 0.012262451 0.010718868 0.010627952 0.00823839 0.008212452 0.007172151 Keterangan * : Objek tidak memenuhi kriteria Sumber : Yahoo Finance, 2016 (diolah) Dapat dilihat bahwa nilai dari ERB seluruh saham tersebut bernilai positif. Hal ini menjadikan peluang saham-saham tersebut untuk ambil bagian dari portofolio optimal memungkinkan. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Nilai C* merupakan nilai Ci tertinggi pada kelompok saham-saham yang masuk dalam portofolio optimal. Jika ERB suatu saham lebih besar dari Ci nya, maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal (Risnawati 2009). Berdasarkan pada Tabel 6 di atas, terlihat bahwa saham AHAP dengan nilai ERB 0.0149073 dan Ci 0.0149114 menjadikan saham AHAP tidak memenuhi kriteria sekaligus menjadi pembatas antara kelompok saham yang memenuhi dan tidak memenuhi kriteria (ERB>Ci). Selain saham (AHAP, BFIN, BBCA, BNBA, MFIN, BBRI, GSMF, BMRI, VRNA, dan BBNI) seluruh saham memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal. Perhitungan selanjutnya adalah mencari nilai Xi merupakan nilai yang menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan dari harga saham. Tabel 7 berikut ini merupakan perhitungan proporsi dana dalam portofolio optimal. Tabel 7 Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal. Kode Saham BSWD ABDA BBLD BPFI ASDM MAYA ASRM DEFI APIC LPGI SDRA MEGA MCOR Xi 0.529513225 3.610353071 1.073373601 1.969709206 0.915344621 0.406658801 0.595184733 1.607998411 0.934603259 1.128086681 1.241411282 1.060178594 0.803788436 Wi 0.0288532 0.196728302 0.058488176 0.107329544 0.04987717 0.022158856 0.032431643 0.087619906 0.050926574 0.061469494 0.067644557 0.05776918 0.043798468 19 lanjutan tabel 7 Kode Saham AMAG BCAP PEGE PANS ASBI OCAP Xi 0.581082205 0.380342762 0.242660347 0.954285151 0.233001331 0.084400228 Wi 0.031663196 0.020724894 0.013222573 0.051999041 0.012696253 0.004598972 Sumber : Yahoo Finance, 2016 (diolah) Nilai Xi positif berarti kecenderungan kenaikan harga suatu saham lebih tinggi dibandingkan penurunannya sehingga layak untuk dimiliki karena akan memberikan keuntungan (capital gain). Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Xi dari seluruh saham dalam portofolio optimal bernilai positif. Nilai Xi terbesar adalah kode saham ABDA dengan nilai 3.61035 sehingga menyebabkan jumlah proporsi dana terbesar dari keempat saham tersebut. Semakin besar kecenderungan harga saham tersebut naik maka semakin besar pula dana yang sebaiknya diinvestasikan. Berikut ini adalah grafik dari persentase jumlah proporsi dana saham dalam portofolio optimal tiap subsektornya disajikan pada gambar 2. PORTOFOLIO OPTIMAL SEKTOR FINANSIAL PEGE 1,3% BCAP 2,1% AMAG 3,2% PANS 5% ASBI 1% OCAP 0,5% BSWD 3% ABDA 20% MCOR 4% BBLD 6% MEGA 6% SDRA 7% BPFI 11% LPGI 6% APIC 5% DEFI 9% ASRM 3% MAYA 2% ASDM 5% Gambar 2 Proporsi dana saham pada portofolio (Data diolah) Ukuran yang dipergunakan untuk membandingkan besarnya resiko antara portofolio yang satu dengan yang lainnya adalah standar deviasi portofolio (σp). Semakin kecil standar deviasi dari suatu portofolio berarti semakin kecil resikonya yang berarti pula bahwa portofolio tersebut semakin optimal. 20 Tabel 8 Expected return portofolio E(Rp), standar deviasi portofolio (σp) Portofolio Sektor Finansial E(Rp) 0.035934 σp 0.037364 Sumber : Yahoo Finance, 2016 (diolah) Besarnya expected return portofolio dengan standar deviasi portofolio saham sektor finansial terdapat pada Tabel 8, terlihat bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan perbulannya dari portofolio tersebut sebesar 3,593% dengan risiko ditanggung investor sebesar 3,736% tiap bulan. Implikasi Manajerial Implikasi manajerial merupakan suatu rekomendasi kepada investor untuk melakukan investasi pada saham secara optimal. Kinerja dari suatu saham dapat dilihat dari perhitungan kuantitatif berdasarkan perhitungan tingkat expected return dan risiko serta realized return. Investor dalam berinvestasi harus memperhatikan tingkat risiko dari suatu saham, tergantung dari sikap investor (averse, neutral, seeker). Hasil perhitungan kinerja portofolio saham tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemilihan alternatif investasi. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan kombinasi portofolio optimal yang mencerminkan saham-saham optimal melalui perhitungan Model Indeks Tunggal yang nantinya diharapkan memberikan tingkat expected return tinggi dengan minimalisasi risiko. Pada pembentukan portofolio optimal terdapat pula perhitungan proporsi dana saham-saham optimal tersebut, sehingga investor dapat mengetahui persentase dana saham yang akan diinvestasikannya. Hal ini sangat membantu investor dalam pemilihan alternatif saham-saham optimal dalam berinvestasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa saham sektor finansial selama tahun 2011-2015, khususnya pada kondisi saham subsektor lembaga pembiayaan dalam periode 4 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan harga saham masing-masing emiten. Berbanding terbalik dengan kedua subsektor lainnya yaitu perusahaan efek dan asuransi dimana kondisi sahamnya mengalami peningkatan. Sementara subsektor perbankan dan jasa keuangan lainnya cenderung naik pada 3 tahun terakhir walau sempat berfluktuasi setahun sebelumnya. Perkembangan saham sektor finansial dapat terlihat melalui tingkat expected return dan risiko dari saham-saham didalamnya. Pada periode tahun 20112015 tingkat expected return bulanan objek saham yng diteliti melampaui nilai expected return pasar pada IHSG. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pengembalian saham sektor finansial pada kondisi baik. Pada periode tahun 20112015 tingkat risiko bulanan yang akan diterima juga dapat dikatakan cukup tinggi namun masih dalam kisaran risiko pasar. Sektor finansial memiliki tingkat expected 21 return bulanan positif, hal ini menjadikan bahwa sektor finansial ini layak dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Berdasarkan hasil analisis, komposisi portofolio yang terbentuk adalah seluruh saham objek penelitian kecuali (AHAP, BFIN, BBCA, BNBA, MFIN, BBRI, GSMF, BMRI, VRNA, dan BBNI) dikarenakan tidak memenuhi kriteria nilai ERB>Ci. Sektor finansial memiliki kombinasi portofolio optimal berdasarkan perhitungan model indeks tunggal dengan proporsi dana yang telah disediakan. Hal ini didasarkan pada dampak sektor finansial terhadap suku bunga berbeda-beda tiap subsektor, sehingga naik turunnya suku bunga tidak memiliki pengaruh yang sama terhadap harga tiap saham yang ada di sektor finansial. Investor diberikan portofolio optimal yang akan digunakan berdasarkan tren suku bunga pada saat itu juga serta sikap dari investor (averse, neutral, seeker). Saran 1. Investor sebaiknya cermat dalam menentukan sikap (averse, neutral, seeker) dalam berinvestasi dan mempertimbangkan tingkat pengembalian serta risiko dari opsi-opsi yang sudah disediakan. 2. Agar saham-saham dalam portofolio optimal merupakan saham yang benarbenar layak untuk dimiliki maka sebaiknya dilakukan analisis fundamental (jangka panjang) dan analisis teknikal (jangka pendek) secara mendalam oleh investor. 3. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan sektor lainnya sebagai pembanding dari kinerja sahamnya dan bagaimana pembentukan portofolio optimalnya. DAFTAR PUSTAKA Anoraga P dan Pakarti P. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta. Darmadji T, Fakhruddin M. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Ed ke-2. Jakarta (ID): Salemba Empat. Fahmi I, Hadi YL. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal Jawab. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta. Ferlistya L. 2014. Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Groenewold N and Fraser P. 2000. Journal of Business Finance & Accounting. 27: 953-982. The University of Western Australia (AUS). Halim A. 2005. Analisis Investasi. edisi 2. Jakarta (ID): Salemba Empat. Hanendyawarman. 2004. Analisis Portofolio Saham Perusahaan Perikanan di PT Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta (ID): Salemba Empat. Haymans M. 2007. Reksa Dana Investasiku. Jakarta (ID): Kompas Gramedia Group. 22 Himawan F A. 2007. Analisis Tingkat Efisiensi Portofolio Investasi Dana Pensiun PT XYZ. Jurnal Ekonomi Manajemen [skripsi]. Jakarta (ID): Institut Bisnis Nusantara. Husnan S. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed: 5. Yogyakarta (ID): UPP STIM YKPN. Indriyanti NWY, Darmayanti NPA. (2013). Penentuan Portofolio Optimal dengan Model Markowitz pada Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Bali (ID), Universitas Udayana. Jogiyanto 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta (ID): BPFE. Larasati D. 2013. Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Liliana C, Yudith DH. 2013. Analisis Portofolio Optimal untuk saham pada LQ45 periode 2008-2012 [skripsi]. Jakarta (ID) : Universitas Katolik Atma Jaya. Manurung, Adler H. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Jakarta (ID): Salemba Empat. Markowitz H. 1952. Portfolio Selection. Journal of Finance.7(1): 77-91. Mutiarasari D. 2011. Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia Periode 2006-2009 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Risnawati Y. 2009. Analisis Investasi dan Penentuan Portofolio Saham Optimal di Bursa Efek Indonesia (Studi Komparatif Penggunaan Model Indeks Tunggal dan Model Random pada Saham LQ 45) [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Samsul M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya (ID): Erlangga. Setyanto D, Kertopati B. 2014. Analisis pembentukan portofolio dengan menggunakan model markowitz dan single index model pada saham yang masuk dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Finance and Banking Journal. 16(2):140-156. Sofyan I. 2005. Manajemen Risiko. Yogyakarta (ID). Graha Ilmu. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta. (UPP) AMP YKPN. Tandelilin E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta (ID): BPFE. Yuliati SH, Prasetyo H, Tjiptono F.1996. Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta (ID) : Penerbit ANDI Yogyakarta. Zubir Z. 2011. Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi Saham. Jakarta (ID) : Penerbit Salemba Empat. [BEI] Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Statistic Annually 2015 [internet]. [diunduh 2016 2 Februari]. Tersedia pada:http://www.idx.co.id www.bi.go.id www.finance.yahoo.com www.idx.co.id 23 LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Timeline Kegiatan Penelitian Kegiatan Bulan Februari Maret Pelaksanaan April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Awal Pelaksanaan Penelitian Bimbingan skripsi Menentukan topik dan judul Mengumpulkan literatur Membuat proposal penelitian Revisi proposal Pengumpulan data Analisis dan pengolahan data Penyusunan skripsi Revisi skripsi Persiapan seminar hasil Seminar hasil Pelaksanaan Penelitian Akhir Pelaksanaan Penelitian Revisi skripsi Persiapan Siding Sidang Revisi Lampiran 2 Tabel harga saham dalam waktu, perhitungan Realized Return bulanan Indeks Harga Saham Gabungan periode tahun 2012-2015. Tanggal (MM-DD-YY) 12/1/2010 1/3/2011 2/1/2011 3/1/2011 Harga Saham 3703.511963 3409.166992 3470.3479 3678.674072 Realized Return -0.079477257 0.017945999 0.060030342 24 lanjutan lampiran 2 Tanggal (MM-DD-YY) 4/1/2011 5/2/2011 6/1/2011 7/1/2011 8/1/2011 9/2/2011 10/3/2011 11/1/2011 12/1/2011 1/3/2012 2/1/2012 3/1/2012 4/2/2012 5/1/2012 6/1/2012 7/2/2012 8/1/2012 9/3/2012 10/1/2012 11/1/2012 12/3/2012 1/2/2013 2/1/2013 3/1/2013 4/1/2013 5/1/2013 6/3/2013 7/1/2013 8/1/2013 9/2/2013 10/1/2013 11/1/2013 12/2/2013 1/2/2014 2/3/2014 3/3/2014 4/1/2014 5/2/2014 6/2/2014 7/1/2014 8/4/2014 9/1/2014 Harga Saham 3819.61792 3836.967041 3888.569092 4130.799805 3841.730957 3549.031982 3790.846924 3715.080078 3821.991943 3941.693115 3985.209961 4121.550781 4180.731934 3832.823975 3955.576904 4142.336914 4060.331055 4262.561035 4350.291016 4276.141113 4316.687012 4453.703125 4795.789062 4940.98584 5034.070801 5068.62793 4818.89502 4610.376953 4195.088867 4316.175781 4510.630859 4256.436035 4274.176758 4418.756836 4620.21582 4768.276855 4840.145996 4893.908203 4878.582031 5088.801758 5136.862793 5137.579102 Realized Return 0.038313763 0.004542109 0.013448656 0.06229302 -0.069978905 -0.076189348 0.068135464 -0.019986786 0.028777809 0.031319054 0.011040141 0.034211703 0.014358953 -0.083216998 0.032026759 0.047214354 -0.019797004 0.049806279 0.020581519 -0.017044814 0.00948189 0.031741035 0.076809326 0.030275889 0.01883935 0.006864649 -0.049270318 -0.04327093 -0.090076818 0.028863969 0.045052632 -0.056354606 0.004167976 0.033826415 0.045591779 0.032046346 0.015072351 0.011107559 -0.003131684 0.043090334 0.00944447 0.000139445 25 lanjutan lampiran 2 Tanggal (MM-DD-YY) 10/1/2014 11/3/2014 12/1/2014 1/2/2015 2/2/2015 3/2/2015 4/1/2015 5/4/2015 6/1/2015 7/1/2015 8/3/2015 9/1/2015 10/1/2015 11/2/2015 12/1/2015 Harga Saham 5089.546875 5149.888184 5226.946777 5289.403809 5450.293945 5518.674805 5086.424805 5216.378906 4910.658203 4802.528809 4509.606934 4223.908203 4455.180176 4446.458008 4593.007812 Realized Return -0.009349195 0.01185593 0.014963158 0.011949047 0.030417442 0.01254627 -0.078324963 0.025549203 -0.058607841 -0.022019328 -0.060993257 -0.063353355 0.054753077 -0.001957759 0.032958774 Lampiran 3 Tabel suku bunga bulanan oleh BI rate periode tahun 2012-2015. Tanggal 17 Desember 2015 17 Nopember 2015 15 Oktober 2015 17 September 2015 18 Agustus 2015 14 Juli 2015 18 Juni 2015 19 Mei 2015 14 April 2015 17 Maret 2015 17 Februari 2015 15 Januari 2015 11 Desember 2014 18 Nopember 2014 13 Nopember 2014 7 Oktober 2014 11 September 2014 14 Agustus 2014 10 Juli 2014 12 Juni 2014 8 Mei 2014 08 April 2014 13 Maret 2014 Tingkat Suku Bunga (BI rate) 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.75% 7.75% 7.75% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 26 lanjutan lampiran 3 Tanggal 13 Februari 2014 9 Januari 2014 12 Desember 2013 12 Nopember 2013 8 Oktober 2013 12 September 2013 29 Agustus 2013 15 Agustus 2013 11 Juli 2013 13 Juni 2013 14 Mei 2013 11 April 2013 7 Maret 2013 12 Februari 2013 10 Januari 2013 11 Desember 2012 8 Nopember 2012 11 Oktober 2012 13 September 2012 9 Agustus 2012 12 Juli 2012 12 Juni 2012 10 Mei 2012 12 April 2012 8 Maret 2012 9 Februari 2012 12 Januari 2012 Tingkat Suku Bunga (BI rate) 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.25% 7.25% 7.00% 6.50% 6.50% 6.00% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 5.75% 6.00% 27 RIWAYAT HIDUP Bambang Aji Nugraha dilahirkan di Kotabumi, 20 Mei 1994, sebagai anak pertama dari pasangan Bakhril, SH, MM dan Gelyantina, Amd.Keb. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 01 Kotabumi (2000-2006), selanjutnya melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Al-Kautsar Bandar Lampung (2006-2009), dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Al-Kautsar Bandar Lampung (2009-2012). Pada tahun 2012 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi. Penulis pernah menjadi Staff divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Forum Mahasiswa dan Studi Islam Fakultas Ekonomi dan Manajemen, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Sepakbola. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti lomba, kegiatan dan kepanitiaan.