bi`tsah (pengangkatan) nabi muhammad saw - tarbiyah

advertisement
Seri: Siroh
Bi'tsah (PENGANGKATAN) NABI MUHAMMAD SAW.
TUJUAN UMUM MATERI
1. Mengokohkan hubungan peserta dengan perjalanan hidup Rasulullah saw.
menteladani secara baik beliau saw., serta mengambil berbagai pelajaran dan
ibrah.
2. Mengajak peserta untuk merenungi berbagai tata cara pengaturan dan
manajemen yang ditetap Rasulullah saw. untuk menegakkan negara Islam di
Madinah.
Penjelasan
1. MULAI TURUN WAHYU, MASA JEDA DAN KEMBALI TURUN
TAMHID (PENGANTAR)
Semula nabi Muhammad saw. tinggal di Mekah dengan tenang dan tenteram, ditemani
istrinya yang sangat cerdas dan penuh cinta, Khadijah binti Khuwailid ra. Beliau dikenal
di tengah-tengah kaumnya sebagai orang yang shidq (benar) dan amanah (terpercaya)
dalam semua urusan, disertai dengan pengalaman dan kemahirannya dalam bidang
perniagaan.
Amanah dan shidiqnya Nabi Muhammad saw sangat terkenal, sehingga di Makkah
sehingga mereka memberikan gelar Ash-Shadiq (orang yang benar) dan Al-Amin (yang
terpercaya) berpadu dengan keistimewaan lainnya mulai dari kecerdasan, pikiran yang
lurus, pengelolaan masalah dengan indah. Dan kita sudah membahas keindahannya
dalam mendamaikan kaumnya dengan sangat istimewa dalam masalah hajar aswad
ketika merenovasi ka’bah.
A. KECENDERUNGAN MERENUNG DAN BERFIKIR
Nabi Muhammad saw adalah simbol manusia sempurna, lewat keindahan akhlaqnya,
lurus prilakunya, kebersihan fitrahnya, keluasan pengalaman
hidupnya, mulai
berdagang ketika masih kecil, berangkat ke Syam untuk berdagang dalam perjalanan
musim dingin, yang dengan safar dan dagang itu memberinya pengalaman tentang
manusia, berperan serta bersama mereka dalam kehidupan nyata, memperluas
wawasan.
Semua pekerjaan, perniagaan, dan keluarganya tidak merubahnya dari perenungan
dan berfikir tentang kekuasaan langit dan bumi. Tidak merubahnya dari tabiatnya yang
lama terdiam, suka berkhalwat (menyendiri) dari kaumnya, sehingga ia lepas dari
kesibukannya. Apa yang dilakukan kaumnya yang menyembah berhala yang mereka
buat sendiri, tidak nyaman di matanya, dan tidak dapat diterima akalnya.
www.tarbiyah-online.com
Page
Nabi Muhammad saw. tidak termasuk dalam kelompok orang-orang yang disibukkah
oleh urusan hidupnya sehingga kehilangan perhatian dan pemikirannya, akan tetapi
orang yang senang berfikir tentang alam semesta, langit dan bumi, dan yang ada di
1
Hal ini terjadi bukan karena kekerdilan jiwa atau menghindari kehidupan sosial. Beliau
terlibat aktif dalam hilful fudhul sebelum Islam. Demikian juga statusnya sebagai
pedagang tidak mungkin menyendiri dari komunitas kaumnya. Akan tetapi khalwah itu
disebabkan oleh ketinggian jiwa, kemuliaan diri dari kehinaan kaumnya yang terbiasa
dengan tradisi nenek moyangnya, seperti menyembah berhala, minum khamr, berjudi,
berlebihan dalam kelalaian dan kenikmatan, makan harta orang lain dengan bathil.
Seri: Siroh
antara keduanya. Mencari rahasia alam semesta ini, Penciptanya, tujuan keberadaan
alam semesta dan manusia.
Dari itulah beliau hidup sejak mudanya dengan perjalanan hidup yang bersih, catatan
kenangan yang indah. Tak seorangpun yang dapat mencela akhlaknya atau
popularitasnya. Nabi Muhammad saw tidak pernah terlibat dalam penyembahan
berhala bersama dengan kaumnya, tidak pernah sekalipun bersujud pada berhala.
B.
KHALWAT DI GUA HIRA
Ketika Nabi Muhammad telah berusia empat puluh tahun, Beliau mulai mengalami
kejadian yang merubah total hidupnya, sebagaimana perubahan sejarah menusia
keseluruhannya.
Dalam keadaan terjaga Beliau lihat dengan jelas kejadian yang dilihatnya dalam
mimpinya. Ummul Mukminin Aisyah ra. berkata:
ََ‫ىَرَؤًَيََِلََجَاءَتََمَثَلََفَلَقََالََّبَح‬
َ ‫الرَؤيََالََّالَةََفََالََّ َومََفَكَانََلََيََر‬
َ ََ‫أَ َولََمَاَبَدَئََبَهَََرسَ َولََللاَََمَنََالَ َوحَي‬
"Mula-mula yang Rasulullah saw. alami adalah mimpi yang baik ketika tidur, lalu tidak
ada yang terlihat dalam mimpinya itu kecuali datang seperti cerahnya pagi." (HR AlBukhari dan Muslim).
Kemudian Rasulullah saw. senang berkhalwat, menyendiri dan menjauhi khalayak
ramai, berdzikir mengingat Allah swt, merenungkan ayat-ayat dalam ciptaan-Nya.
Maka Beliau jadikan bulan Ramadhan sebelum masa kenabian sebagai waktu khusus
untuk beribadah, Beliau tahannuts beberapa malam di gua Hira, sebuah gua di sekitar
Makkah di atas bukit yang tinggi. Di sinilah diam panjang berlangsung, hati dibersihkan
dari seluruh kesibukan duniawi. Untuk khalwah ruhiyah ini Rasulullah saw. berbekal
makanan dan air, berdiam di gua untuk berdzikir dan berfikir. Fikirannya disibukkan
oleh alam semesta yang demikian agung, berisi ayat-ayat nyata. Dalam khalwat itulah
Nabi Muhammad menemukan kejernihan jiwa, ketenangan batin, dan kebahagiaan
ruhnya.
C.
MULAI TURUN WAHYU DAN PENGANGKATAN KENABIAN
Pada malam tujuh belas Ramadhan tahun ketiga belas sebelum hijrah (Februari 610
M), ketika Rasulullah berada di gua Hira, melakukan seperti yang dilakukan setiap
tahun, Beliau dikejutkan oleh Jibril as. terjadi dialog antara keduanya:
Jibril as
Muhammad
: Bacalah!
: Saya tidak bisa membaca (saya belum pernah belajar membaca dan
menulis).
Kemudian Jibril memeluknya dengan pelukan kuat, kemudian dilepaskan dan berkata
lagi
Jibril as
Muhammad
: Bacalah!
: Saya tidak bisa membaca
www.tarbiyah-online.com
Page
ََ
َ
َ

 َ َ َ   

َ
َ

2
Kemudian Jibril memeluknya dengan pelukan kuat ke dadanya, lalu melepaskannya
dan berkata:
Seri: Siroh
َ
َ َ َ 
ََََ
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan menggunakan pena ,(Maksudnya: Allah mengajar
manusia dengan perantaraan tulis baca.) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya." (Al-'Alaq: 1-5)
Inilah ayat Al-Qur’an pertama yang turun di hati Nabi Muhammad saw. Turun di bulan
Ramadhan pada malam berkah yaitu malam lailatul-qadr pertama yang Allah terangkan
kedudukannya:
ََ َ َ َ 
ََ
َ
َ
َ

ََ َ َ َ 
ََ
َ
َ
َ

ََ
َ

ََ َ َ َ َ 
َََََ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. 1 Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai
terbit fajar." (Al-Qadar: 1-5)
Al-Qur’an mulai turun pertama kali pada malam lailatul-qadr. Jibril turun pada malam
penuh berkah, malam yang terbebaskan dari seluruh kejahatan dan syetan. Malam
yang paling mulia bagi manusia, karena merupakan kejadian istimewa, yang menandai
era baru dan mulai terpilihnya Muhammad saw. sebagai Nabi.
D.
DAMPAK KETERKEJUTAN DALAM DIRI NABI MUHAMMAD SAW
Malaikat Jibril as. mengejutkan Nabi Muhammad saw. ketika di gua hira saat beribadah
kepada Allah. Jibril membacakan awal surah Al-'Alaq, sebagian ayat dari Kitabullah.
Dekapan Jibril as. dengan yang sangat kuat itu untuk meyakinkan Nabi Muhammad
saw, bahwa Beliau dalam keadaan terjaga, bukan dalam keadaan
tidur, kedua
matanya tidak menipunya, hatinya tidak mendustakannya, dan yang mengajaknya
bicara adalah Malaikat yang mulia, bukan syetan terkutuk.
Rasulullah saw. mengalami demam karena kejadian dan peristiwa yang sangat
mengagetkan itu. Maka Rasulullah saw pulang ke rumahnya menemui isterinya,
Khadijah dengan hati berdebar-debar, dan gemetar badannya karena kejadian yang
baru saja dialami. Ia ceritakan peristiwa itu kepada isterinya, dan memintanya untuk
menyelimutinya:
!!َ‫ََمَلَ َون‬.َ..َ
َ
َ‫دَثََرَون‬
"Selimuti aku… selimuti aku."
KEBERADAAN KHADIJAH RA DI SISI NABI MUHAMMAD SAW
1
Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang
penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al-Qur'an.
www.tarbiyah-online.com
Page
3
E.
Seri: Siroh
Isteri shalihah itu segera menyelimuti suaminya yang mulia itu agar dapat beristirahat
dengan tenang. Maka ketika Nabi saw. sudah bangun dari tidurnya itu, Beliau
sampaikan peristiwa di gua Hira itu kepadanya dan berkata:
َ‫لَقَدََخَشَيَتََعَلَىَنَفَسَي‬
“Sesungguhnya aku sangat takut pada diriku sendiri”
Ia takut jika peristiwa ini adalah permainan syetan, atau keburukan yang akan
dialaminya nanti. Akan tetapi jauh sekali kemungkinan bagi Allah Yang Maha Pemurah
menghinakan seorang yang mulia akhlaqnya, harum jejaknya. Karena keindahan
akhlaq dan sikap yang disaksikan oleh Khadijah ra, maka ia mengatakan dengan jujur
penuh rasa dan logika, kekaguman akan pribadinya yang mulia:
" َ‫الرحَمََ َوتَََّدَقََالَدَيَثََ َوتَمَلََالَكَلََ َوتَكَسَبََ َالمَعَدَ َومََ َوتَقََريَالضَيَفََ َوتَعَيََعَلَىَنَ َوائَبََالَق‬
َ ََ‫للاَأبَداًََِنَكََلَتَََّل‬
َ ََ‫كَلََوَللاََلََيََزيَك‬
"Tidaklah demikian! Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamalamanya. Sesungguhnya engkaulah orang yang menyambung silaturrahim, benar
dalam bertutur kata, mampu memikul beban berat, membantu orang yang tidak
berada, memuliakan tamu dan membantu pencari kebenaran."2
F.
DI DEPAN WARAQAH BIN NAUFAL
Kalimat Khadijah ra. memberikan ketenangan, kedamaian dan harapan ke dalam hati
Rasulullah saw. Agar suaminya yang agung itu semakin tenang, Khadijah ra.
membawanya ke rumah Waraqah bin Naufal, anak pamannya, seorang Nasrani di masa
jahiliyah yang memiliki ilmu tentang agama-agama terdahulu. Ia meminta kepada
Waraqah agar menyampaikan sesuatu kepada Muhammad saw.
Maka ketika Nabi Muhammad menceritakan apa yang dialaminya di gua Hira, Waraqah
berkata: “Itulah malaikat yang pernah datang kepada Musa, maksudnya adalah jibril as
yang Allah tugaskan untuk menyampaikan risalah dan kitab-Nya kepada para nabi dan
rasul. ”Waraqah berkhayal seandainya ia masih muda ia ingin membela Nabi yang
mulia ini, dan melindunginya ketika kaumnya memusuhi dan mengusirnya dari
negerinya.
Nabi Muhammad saw heran dengan penjelasan Waraqah ini dan bertanya: “Apakah
mereka akan mengusirku?” Maka Waraqah menegaskan: “Bahwa ini adalah keadaan
para Rasul yang datang seperti yang ada pada Nabi Muhammad. Sesungguhnya musuh
para Rasul itu adalah al-mutrafin (orang-orang kaya) para pelaku kejahatan. Mereka
tidak akan membiarkan para Rasul menyerukan agama Allah dengan aman dan
damai.”
Dengan pertemuan ini maka sempurnalah sikap Khadijah yang mulia itu. Rasulullah
merasa tenang dan optimis dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya. Karunia
besar dan pilihan langsung dari-Nya. Satu kabar gembira tentang kenabian.
Setelah itu tidak lagi turun wahyu, Jibril tidak pula datang menemui. Beberapa waktu
lamanya Nabi Muhammad saw tidak pergi ke gua Hira, karena Beliau beribadah bukan
untuk menjadi Nabi atau menunggu kedatangannya. Tidak juga untuk mempersiapkan
dirinya menerima risalah. Tidak pernah terbayangkan dalam dirinya bahwa Beliau akan
menjadi Nabi.
2
Diakatakan hal itu karena ia merupakan akhlak mulia bagi masyarakat Arab.
www.tarbiyah-online.com
4
JEDA WAKTU TIDAK TURUN WAHYU, LALU KEMBALI TURUN
Page
2.
Seri: Siroh
Kemudian beliau berkhalwat untuk berzikir dan bertafakur tentang ciptaan Allah. Beliau
habiskan beberapa malam, di gua hira dengan mempersiapkan sekantung kurma dan
air sebagaimana biasanya.
Ketika berjalan menuju Makkah Beliau mendengar suara memanggil: “Ya Muhammad!”
Beliau menoleh di sekelilingnya, kiri dan kanan, tidak melihat seorangpun. Menoleh ke
belakang tidak ada juga seorangpun. Lalu ia meneruskan perjalanannya. Suara itu
terdengar kembali: “Ya Muhammad!” Beliau arahkan pandangannya ke langit, dan
melihat wajah yang pernah dilihatnya pertama kali di gua Hira, turun dari langit, dalam
bentuk asli malaikat, yang kedua sayap besarnya menutup cakrawala, kemudian
mendekatinya, sehingga sejauh dua busur dari Nabi atau lebih dekat lagi, dan
menyerukan: “Ya Muhammad, saya Jibril, dan sesungguhnya engkau adalah Rasulullah
(utusan Allah)”.
Kemudian menyampaikan firman Allah kepadanya:
ََ
َ
َ

ََ
َ
َ
َ

ََ َ َ 
ََ َ َ َ َ 
َ َََ
"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan
Tuhanmu, gungkanlah! Dan pakaianmu, bersihkanlah, dan perbuatan, dosa
tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (AlMuddatstsir: 1-7)
TUGAS BERTABLIGH
Dengan beberapa ayat dari surah Al-Muddatstsir ini jelaslah makna firman Allah kepada
Rasul-Nya: Wahai orang yang masih tertidur, yang tertutup selimut! Bangunlah,
peringatkanlah penduduk Makkah, peingatkalah mereka akan Adzab Allah, jika mereka
tidak berserah diri (Islam). Dan kamu wajib mengagungkan Pelindungmu,
Penguasamu, dan Yang memperbaiki urusanmu. Bertakbir mengagungkan-Nya,
sehingga engkau selalu mengakui kebesaran dan keagungan-Nya. Dia Maha Besar dari
para sekutu. Hendaklah kamu bersihkan pakaianmu, menjaganya dari najis. Demikian
juga membersihkan jiwa dari dosa. Tinggalkanlah berhala dan patung, jangan
menyembahnya, karena ia adalah penyebab adzab. Jika kamu melakukan tugas dawah
dan peran kenabian maka jangan sekali-kali merasa berat dan menganggap dirimu
melakukan banyak hal bagi Tuhanmu. Jika kamu melakukan amal kebaikan, atau
menolong seseorang maka carilah ridha Allah saja. Sadarilah bahwa engkau telah
membawa urusan yang besar. Engkau akan diperangi oleh bangsa Arab dan yang
bukan Arab karenanya. Maka bersabarlah karena Allah.
Demikianlah Nabi Muhammad saw. berkewajiban memperingatkan dan menyampaikan.
Disamping peran kenabian beliau juga mendapatkan peran kerasulan dari Allah bagi
manusia.
Page
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL
5
Setelah itu wahyu turun dari waktu ke waktu tanpa ada jeda dan putus di waktu yang
lama. Dan Rasulullah saw. mulai berda’wah.
www.tarbiyah-online.com
Seri: Siroh
1. Merenungkan ayat dan ciptaan Allah adalah sarana penting yang mengantarkan
manusia mengenal Allah swt. dan mengesakan-Nya
2. Setiap muslim berkewajiban menyediakan waktu harian atau pekanan untuk
berkhalwat dengan Rabbnya, mengevaluasi dirinya, merasa dalam pengawasan
Rabbnya, memikirkan ciptaan dan ayat-Nya, melepaskan diri dari material dunia
dan kesenangannya. Sebagaimana ibadah yang jauh dari mata kebanyakan orang
adalah sarana penting untuk ikhlas, dan membersihkan diri dari noda,
mengembalikan kebersihan dan kesuciannya.
3. Banyak memikirkan ayat dan nikmat Allah akan melahirkan rasa cinta dan
mengagungkan Allah, memperkecil material dunia di matanya, khususnya jika zikir
itu disertai dengan membaca kitab-Nya.
4. Menjauhkan diri dari tempat yang tidak baik adalah salah satu bentuk dan salah
satu level pengingkaran. Sehingga Rasulullah saw. meninggalkan segala macam
bentuk kesesatan yang ada di tengah-tengah kaumnya, dan berkhalwat dengan
Rabbnya jauh dari kaumnya.
5. Para kader da’wah harus bisa melakukan rihlah darat, laut atau kebun, untuk
menjauhkan diri sesaat dari material duniawi, menemukan hakekat hidupnya dan
merenungkan ayat-ayat Allah dan karunia nikmat di sana.
6. Khalwah Rasulullah saw tidak boleh difahami sebagai uzlah (penyendirian) dari
kehidupan dunia, umat manusia seperti anggapan sebagian orang, atau yang
dilakukan sebagian orang yang menamakan dirinya tasawwuf. Rasulullah adalah
orang yang berada bersama dengan kaumnya dalam semua kegiatan positif dan
berguna. Jika tidak karena itu kaumnya tidak akan menyetujuinya dalam peletakan
hajar aswad, akan tetapi khalwat Nabi adalah salah satu bentuk pembaharuan
hidup dan perenungan makhluk Allah, evaluasi diri dan berkhalwat dengan
Rabbnya.
7. Kenabian tidak bisa diperoleh dengan usaha, seperti yang difahami sebagian orang,
jika ia melakukan sesuatu ia akan sampai pada apa yang telah dicapai oleh
Rasulullah saw. Akan tetapi kenabian dan kerasulan adalah pilihan langsung dari
Allah. Firman Allah:
ََ
َ
َ

ََ َ َ َ َ َ 
 
www.tarbiyah-online.com
Page
8. Baca tulis berperan besar dalam agama ini, sehingga wahyu pertama yang turun
berkaitan dengan hal ini.
9. Bentuk dan cara yang ditampilkan Malaikat Jibril kepada Rasulullah saw menutup
jalan bagi para pembual yang mengatakan: Bahwa sesungguhnya wahyu adalah
jenis kebersihan jiwa. Lalu apa artinya malaikat itu datang dengan bentuk seperti
ini, dan kenapa ia mendekap Rasulullah saw tiga kali, padahal sangat mungkin
kedatangan pertama itu dalam bentuk yang paling mudah, atau pada waktu tidur
misalnya?
10. Firasat seorang wanita shalihah, ungkapan Khadijah ra kepada Rasulullah saw
ketika merasa ketakutan atas dirinya: “Tidaklah demikian, Demi Allah, Allah tidak
akan menghinakanmu kapanpun saja”. Lalu menyebutkan sifat-sifat dan prilaku
mulianya. Dan orang yang memiliki sifat serta prilaku seperti ini maka Allah pasti
akan bersamanya, menolong, membantu dan melindunginya, tidak akan
menghinakannya. Demikianlah seharusnya setiap wanita shalihah bersikap bersama
dengan suaminya. Menguatkan semangatnya, menopangnya menegakkan tugas
dakwah, tidak pernah menjadi hambatan penegakan risalah
11. Urgensi bertanya kepada orang yang ahli, merujuk kepadanya. Khadijah dengan
segera membawa Rasulullah saw ke Waraqah bin Naufal, orang yang dianggap
mengetahui agama-agama terdahulu, sehingga masalahnya menjadi jelas. Dan ia
memberikan kabar gembira bahwa dia adalah nabi bagi umat ini, dan yang
mendatanginya di gua Hira adalah malaikat yang datang dari Allah , bukan jin.
6
"Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya
Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat." (Al-Hajj: 75)
Seri: Siroh
12. Sesungguhnya sunnatullah dalam da;wah ini adalah satu, seperti yang disampaikan
oleh Waraqah kepada Rasulullah saw, bahwa kaumnya akan memusuhinya,
menyakitinya, dan bahkan mengusir dari negerinya. Dan inilah kondisi para Rasul.
13. Risalah dan tabligh (menyampaikan) adalah beban berat, sehingga harus dipikul
oleh orang kuat. Dari itulah Allah swt mempersiapkan Rasul-Nya dengan
qiyamullail, seperti yang ada dalam surah Al Muzzammil:
ََ
َ
َ

ََ َ َ َ َ 
ََ َ َ َ َ 
ََ َ َ 
َ َ
"Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sembahyang) di malam
hari 3, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua
itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahanlahan. Lalu menerangkan alasan hal ini." (Al-Muzammil: 1-4)
 ََََ
"Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat." (AlMuzammil: 5).
Sembahyang malam Ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. setelah Turunnya ayat
ke 20 Ini hukumnya menjadi sunat.
www.tarbiyah-online.com
Page
3
7
14. Maka para kader harus memperhatikan bekal
ruhiyah, dengan qiyamullail,
zikrullah, tilawah Al-Qur’an, dll. Inilah bekal terbaik untuk memikul amanah,
melaksanakan tugas da’wah, bukan dengan istirahat, santai dan tidur.
Download