42 Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48 FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI ALOKASI PEMBIAYAAN USAHA KECIL MENENGAH (STUDI PADA BANK SYARI’AH INDONESIA) Nurhidayah Any Isvandiari Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alokasi pembiayaan UKM bank Syari’ah dan juga untuk mengetahui bagaimana dampak pembiayaan terhadap UKM itu sendiri. Bank Syari’ah memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan dapat dilakukan melalui alokasi pembiayaan ke UKM-UKM, tetapi tidak dapat dipungkiri peranan perbankan Syari’ah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil dan portfolio pembiayaan bank Syari’ah juga masih didominasi pembiayaan murabahah yang sebagian besar masih konsumtif. Berdasarkan survey yang telah dilakukan permasalahan utama dari UKM adalah kekurangan modal kerja dan pendanaan untuk investasi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi alokasi pembiayaan UKM bank Syari’ah dengan menggunakan data-data laporan keuangan bank Syari’ah serta melakukan analisis secara mendalam dan detail terhadap hasil yang diperoleh dari data laporan keuangan tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pembiayaan UKM yang dilakukan bank syari’ah tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi, product domestic bruto (PDB), margin bagi hasil tapi justru hanya dipengaruhi dan financial deposit to ratio (FDR). Kata Kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal, Pembiayaan UKM, Bank Syari’ah Abstract This study aimed to determine the factors that influence the allocation of SME financing Shariah banks and also to know how the impact of financing to SMEs themselves. Shariah banks have a responsibility in creating social welfare and can be done through the allocation of funding to SMEs, but it can not be denied the role of Sharia banking in the economy is still relatively very small and Shariah bank financing portfolio is still dominated by the murabaha financing still largely consumptive. Based on a survey that has been done the main problem of SMEs is the lack of working capital and funding for investment. To the researchers wanted to know what factors affect the allocation of SME financing using a Shariah bank data Shariah bank financial statements and conduct in-depth and detailed analysisof the results obtained from the data of the financial statements. From the research found that the financing of SMEs conducted Islamic bank is not affected by the inflation factor, gross domestic product (GDP), the margin for the result but it is only influenced and financial deposit to ratio (FDR). Keywords: Factors Internal, External Factors, Financing SMEs, Bank Syari'ah. Pendahuluan Kegiatan operasional perbankan Syari’ah di Indonesia dimulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (PT. BMI) atau empat (4) tahun setelah deregulasi Pakto 88. Adopsi perbankan Syari’ah dalam sistem perbankan nasional bukanlah semata-mata meng-akomodasi kepentingan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tetapi lebih dari itu adanya faktor keunggulan atau manfaat lebih dari perbankan Syari’ah dalam menjembatani dunia usaha. Menurut Muhammad (2005) dalam sistem perbankan konvensional, selain berperan sebagai jembatan antara pemilik dana dan dunia usaha, perbankan juga masih menjadi penyekat antara keduanya karena tidak adanya transferability risk dan return. Tetapi tidak demikian halnya dengan sistem perbankan Syari’ah dimana perbankan Syari’ah menjadi manajer investasi, wakil atau pemegang amanat dari pemilik dana atas investasi di sektor riil. Dengan demikian, dalam perbankan Syari’ah keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan perjanjian yang telah ditentukan sebelumnya, sementara kerugian akan ditanggung oleh pihak pemilik dana sehingga sistem semacam ini akan menciptakan suasana yang kondusif bagi pihakpihak yang terlibat. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri sistem perbankan Syari’ah. Nurhidayah dan Any Isvandiari: FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG Sementara itu hal menarik lain yang ditawarkan perbankan Syari’ah adalah jenis produk yang secara alamiah merujuk pada kegiatan produksi dan distribusi. Menurut Hanafi (2010) kategori produksi difasilitasi bagi hasil atau mudharabah dan kerjasama atau musyarakah, dan kategori distribusi difasilitasi jual-beli atau murabahah dan sewa-menyewa atau ijarah. Dengan beberapa jenis produk yang ditawarkan, perbankan Syari’ah memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan dapat dilakukan melalui alokasi pembiayaan atau istilah teknisnya aktiva produktif berupa pembiayaan investasi dan modal kerja pada beberapa jenis usaha baik usaha besar maupun usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM. Kebutuhan pendanaan untuk pengembangan kedua jenis usaha tersebut tentulah sangat besar mengingat kedudukan-nya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi berbagai sektor serta sebagai pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat karena sebagaimana diketahui khususnya UMKM merupakan jenis usaha yang menyediakan lapangan kerja terbesar. Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2013 merilis data kemampuan UMKM menyerap tenaga kerja sebesar 107.657.509 Jiwa sementara usaha besar hanya 3.150.645 Jiwa. Terjadinya gap total ekspor antara usaha besar dan UMKM dipicu oleh sejumlah persoalan yang umum ditemui oleh semua UMKM. Berdasarkan survey yang dilakukan Tambunan pada tahun 2012 persoalan tersebut yaitu keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku serta input lainnya, keterbatasan akses informasi mengenai peluang pasar, keterbatasan tenaga kerja dengan keahlian tinggi (kualitas SDM), biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik simpulkan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah : a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi alokasi pembiayaan UKM pada Bank Syariah b. Bagaimana implikasi pembiayaan Bank Syari’ah terhadap UKM Tujuan Penelitian Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja ............... 43 yang mempengaruhi alokasi pembiayaan UKM dan bagaimana implikasinya terhadap UKM tersebut Landasan Teori Bank Syari’ah. Sebagaimana dengan pengertian Bank pada umumnya, definisi dari Bank Syari’ah juga mengacu dengan defini dari Bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Tetapi terdapat perbedaan di-antara keduanya, khususnya terletak pada prinsip-prinsip yang dianut, dimana Bank Syari’ah dalam kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam, misal Bank Syari’ah tidak mengenal sistem bunga yang penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung, tetapi bagi hasil dimana penentuan besarnya resiko/nisab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung-rugi (Syafi’i Antonio) Berdasarkan ilustrasi diatas definisi Bank Syari’ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005) Usaha Kecil dan Menengah. Setiap entitas usaha/bisnis dapat dikatakan ber-size mikro, kecil, menengah atau besar dapat dilihat dari sisi penjualan yang dicapai pada periode tersebut, nilai aktiva baik aktiva lancar dan aktiva tetap berada pada titik maksimal untuk mendukung operasional usaha serta jumlah tenaga kerja yang dimiliki (Hanafi, 2010) Sementara itu pada usulan penelitian ini yang menjadi obyek adalah usaha kecil menengah. Dipilihnya obyek tersebut dikarenakan usaha kecil menengah (minus usaha mikro) merupakan usaha yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang besar dimana Berdasarkan data BPS (2014) per-tahun 2012 tercatat 7.797.993 Jiwa. Selain itu usaha kecil menengah meupakan salah satu usaha yang mampu bertahan menghadapi krisis global. Berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/9 Bkr Tahun 2001, kriteria dari usaha kecil adalah : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 (tidak ter-masuk tanah dan bangunan tempat usaha) 44 Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48 b. Memiliki hasil penjualan bersih tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 pertahun c. Milik warga negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar Pengertian Pembiayaan Sementara itu yang menjadi topik pada usulan penelitian ini adalah pembiayaan yang diperuntukkan untuk mendukung aktivitas investasi suatu bisnis. Sebagaimana diketahui Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif, sehingga sangat dianjurkan untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang (Syafi’i Antonio). Oleh karena itu, upaya untuk memutar modal dalam investasi sehingga menghasilkan return sangat dianjurkan. Agar proses pembiayaan dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah maka perlu diterapkan prinsip dan tujuan dari pembiayaan (Muhammad, 2005). Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Berdasarkan uraian diatas diketahui perbankan Syari’ah memiliki peranan yang sangat vital untuk meningkatkan ke-sejahteraan masyarakat. Hal ini karena perbankan Syari’ah menjadi manajer investasi, wakil atau pemegang amanat dari pemilik dana atas investasi di sektor riil. Demikian demikian, seluruh keberhasilan dan resiko dunia usaha atau pertumbuhan ekonomi secara langsung disitribusikan kepada pemilik dana sehingga menciptakan suasana harmoni (Syafi’i Antonio). Tetapi tidak dapat dipungkiri peranan perbankan Syari’ah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil, akibatnya berdampak pada alokasi pembiayaan usaha kecil menengah dalam prakteknya menemui beberapa kendala (Kuncoro tahun 2004 dan tahun 2007 serta Agunan P. Samosir). Kendala Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Berdasarkan survey yang dilakukan Kuncoro (2004) terdapat beberapa kendala yaitu : a. Adanya Pungutan Liar (PUNGLI) mulai dari proses perizinan sampai pengadaan barang dan ekspor barang tersebut b. Kebijakan makro pemerintah yang kurang mendukung Kemudian tahun 2007 Kuncoro (2007) melakukan survey kembali dan menemukan kendala yang dihadapi adalah : Permasalahan kredit lama dan bunga tinggi dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Metode Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bank umum Syariah dan unit usaha Syariah dengan mengambil data laporan keuangan periode 2009 sd 2013 dari Statistik Perbankan Syariah serta website bank umum Syariah dan situs-situs yang mendukung penelitian ini. Adapun jumlah sample pada penelitian : Tabel 1: Data Sample Penelitian No Jenis Jumlah 1 Bank Umum Syari’ah 11 2 Unit Usaha Syari’ah 24 Total 35 Sumber : statistik perbankan syari’ah BI, 2013 Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dua (2) variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pembiayaan UKM Bank Syariah. Sementara itu variabel bebasnya adalah faktor internal diproksikan dengan tingkat margin (%) dan financing to deposit ratio (%) serta faktor eksternal diproksikan dengan inflasi (%) dan product domestic bruto (Rp) Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif dan analisis statistik . Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan sebagai berikut : a. Penggunaan Alat Uji Statistik Berbeda dengan penelitian lain, pada penelitian ini alat uji statistik digunakan secara bertingkat atau dipakai dua kali, yakni untuk : 1) Uji Asumsi Klasik 2) Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Analisis Data dan Uji Hipotesis Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan model analisis deskriptif dan analisis statistik dengan alat bantu SPSS versi 17.0. Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis, setiap model persamaan regresi linier berganda haruslah melalui beberapa uji asumsi klasik. Adapun uji Nurhidayah dan Any Isvandiari: FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini antara lain adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Keempat uji asumsi klasik tersebut di-lakukan dengan bantuan program computer SPSS 17.0. a. Uji Normalitas Tujuan dari asumsi klasik normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Model normalitas yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Berdasarkan hasil pengujian statistik kenormalan data maka telah diketahui bahwa keempat variabel dalam penelitian ini yaitu Margin Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi (X3), PDB (X4) dan Alokasi Pembiayaan UKM (Y) telah memenuhi syarat normalitas dari hasil : 1) Uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan tingkat signifikansi > 0.05. 2) Uji normalitas Histogram dengan hasil bahwa garis berbentuk lonceng. 3) Uji normalitas P-P Plot dengan hasil titiktitik data telah menyebar di sekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonal. b. Uji Heteroskedastisitas Tujuan uji asumsi ini adalah ingin mengetahui apakah dalam sebuah model regresi ada ketidaksamaan varians pada residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut sebagai heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji statistik yang sudah dilakukan pada data penelitian maka telah diketahui bahwa variabel independen (bebas) yang terdiri dari Margin Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi (X3), dan PDB (X4) serta variabel dependen (terikat) yaitu Alokasi Pembiayaan UKM (Y) menyatakan bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik atas maupun bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menggunakan tolerance and variance inflation factor (VIF). Jika semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF < 10 maka terjadi multikolinearitas dan bila nilai VIF > 10 ............... 45 maka terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas yang dilakukan pada keempat variabel dalam penelitian yaitu Margin Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi (X3), PDB (X4) dan Alokasi Pembiayaan UKM (Y) telah didapat dan diketahui bahwa nilai tolerance < 0.1 dan VIF > 10. Jadi data yang diujikan tidak terjadi multikolinearitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian di mana nilai dari variabel dependen tidak berpengaruh terhadap nilai variabel itu sendiri. Untuk medetesi gejala autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan patokan nilai DW sebagai berikut : 1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Berdasarkan hasil uji Autokorelasi maka data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui nilai Durbin Watson adalah 0.064 yang artinya bahwa model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi karena 0.064 berada di poin 2 nilai patokan Durbin Watson di atas yaitu berada pada angka D-W diantara -2 sampai +2. Uji Analisis Linier Berganda Dalam penelitian ini analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang diakibatkan oleh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan antar variabel secara parsial maupun simultan menggunakan program SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut : Tabel 2: Hasil Analisis Regresi Berganda c. Sumber : Data Diolah, 2015 46 Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48 Berdasarkan rangkuman regresi statistik pada tabel 4.10 di atas dapat diketahui model persamaan regresi linier berganda yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Maka dari tabel 4.10 diperoleh hasil : Y = -106293.003 - 1537.569 X1 + 1848.039 X2 + 2442.108 X3 + 3853.171 X4 + 97219.533 1. Uji Hipotesis Uji mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05 dapat dibahas sebagai berikut : a. Uji F atau Uji Simultan Uji F atau uji simultan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari variabel bebas secara bersama-bersama atau serempak terhadap variabel terikat, yang dalam penelitian ini variabel bebas Margin Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi (X3), PDB (X4) dan alokasi pembiayaan UKM (Y) sebagai variabel terikatnya (dependen). Pengujian ini dilakukan dengan signifikan α = 0.05. Dari uji statistik simultan, didapati bahwa nilai F = 3.274 dan signifikansi = 0.018a. Didapati nilai tabel statistik F = 2.769431. Dengan demikian, nilai Fhitung (=3.274) > Ftabel (=2.769431), dan nilai nilai signifikansi (=0.018) < α (=0.05). Sehingga dapat disimpulkan semua variabel independen yang terdiri dari Margin Bagi Hasil, FDR, Inflasi dan PDB berpengaruh signifikan secara serempak terhadap variabel dependen yaitu alokasi pembiayaan UKM b. Uji t atau Uji Parsial Uji t atau uji parsial dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yang dalam penelitian ini variabel bebas (independent variable) adalah Margin Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi (X3), dan PDB (X4) serta variabel terikat (dependent variable) adalah alokasi pembiayaan UKM (Y). Pengujian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi α = 0.05. Berdasarkan hasil uji t parsial yang dilakukan pada tabel di atas maka telah menghasilkan temuan sebagai berikut : 1) Variabel Independen yang berpengaruh terhadap Variabel Dependen Variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel depen-den dalam penelitian ini adalah Financing to Deposit Ratio (X2). Karena menurut hasil uji t yang dilakukan telah diketahui Nilai thitung FDR (X2) adalah 2.085 > 2.004045 atau tingkat signifikansi t adalah 0.002 < tingkat signifikan α = 0.05 yang berarti H0 ditolak. Maka artinya adalah signifikan yaitu variabel FDR (X2) mempengaruhi variabel alokasi pembiayaan UKM (Y). Menurut Muhammad (2005) rasio FDR dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga dan tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas suatu bank. Semaik tinggi angka FDR suatu bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid. Hasil uji t menyimpulkan bahwa FDR berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UKM hal ini berarti dalam menyalurkan pinjaman kepada masyrakat, khsusunya pelaku UKM pihak bank sangat bergantung dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun pihak bank. Selain itu pihak bank harus memperhatikan alokasi pembiayaan yang diberikan kepada pelaku UKM tidak boleh melebihi dari dana yang berhasil dihimpun perbankan dari pihak ketiga. 2) Variabel Independen yang tidak berpengaruh terhadap Variabel Dependen. Variabel independen yang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah Margin Bagi Hasil (X1), Inflasi (X3), dan PDB (X4). Karena menurut hasil uji t yang dilakukan telah diketahui bahwa : a) Nilai thitung Margin Bagi Hasil (X1) adalah -0.704 > 2.004045 atau tingkat signifikansi t adalah 0.484 > α = 0.05 yang berarti H0 diterima. b) Nilai thitung inflasi (X3) adalah 1.190 < 2.004045 atau tingkat signifikan t adalah 0.221 > tingkat signifikan α = 0.05 yang berarti H0 diterima. c) Nilai thitung PDB (X4) adalah 0.437 < 2.004045 atau tingkat signifikan t Nurhidayah dan Any Isvandiari: FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG adalah 0.975 > tingkat signifikan α = 0.05 yang berarti Ho diterima. Maka dari hasil ini dapat simpulkan bahwa masing-masing ketiga variabel bebas (independen) yaitu Margin Bagi Hasil (X1), inflasi (X3) dan PDB (X4) tidak berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UKM (Y). Uji t pada variabel tingkat margin nilai t memiliki nilai negatif dan tidak signifikan sehingga terhadap alokasi pembiayaan UKM bank syariah Indonesia, hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan dan penurunan pada tingkat margin pembiayaan tidak mempengaruhi alokasi pembiayaan terhadap UKM. dimana masyarakat atau pelaku usaha tidak berminat dengan pembiayaan bank syariah jika memiliki tingkat margin yang tinggi karena membebani dalam pelunasan pembiayaan dimasa yang akan datang. Kompetitifnya persaingan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional dalam memperoleh market share dapat memiliki daya saing jika memiliki tingkat margin yang rendah dari suku bunga bank konvensional. Tingkat inflasi disimpulkan tidak berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UKM bank syariah Indonesia, dimana diketahui bahwa tingkat inflasi memiliki hubungan lurus dengan suku bunga yang dijadikan patokan bank syariah dalam penentuan tingkat margin keuntungan bank syariah. Sehingga pengaruh inflasi tidak langsung dapat mempengaruhi jumlah alokasi pembiyaan UKM bank syariah, hal ini sesuai dengan penelitian Danistyo (2009) bahwa inflasi menurun akan mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit UMKM di Indonesia yang memberikan kemudahan bagi masyarakat atau nasabah bank konvensional untuk mendapatkan modal kerja bagi produksi usahanya. 47 Saran Bagi pihak bank agar menyalurkan kredit yang lebih besar lagi ke para pelaku UKM karena bagaimanapun sektor UKM merupakan sektor yang mampu bertahan di tengah krisis serta mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Bagi pihak UKM diharapkan lebih memperhatikan lagi kondisi /faktor yang mempengaruhi penya-luran pembiayaan UKM yang dilakukan pihak bank khsusnya bank syari’ah. Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Simpulan dan Saran Simpulan Simpulan sementara pada laporan kemajuan penelitian ini bahwa pada tahap uji statistik ditemukan hasil variabel yang diteliti yaitu margin bagi hasil, inflasi dan produk domestik bruto tidak mempengaruhi pembiayaan UKM yang dilakukan pihak bank syariah. Sementara hanya variabel financial to deposit ratio yang berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UKM. ............... 11. 12. 13. Syafi’i, Antonio. 2001. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktet. Jakarta: Gema Insani. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Chorida, Luluk. 2010. Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan Usaha Kecil Menengah. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. Hanafi, Mamduh. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Ismail. 2013. Perbankan Syariah. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media. Kuncoro, Mudrajat. 2007. Makalah Seminar PSAK, Catatan Tenatang Sektor Industri dan UMM 10 tahun Pasca Krisis. Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPPAMP YKPN. Muhammad. 2004. Bank Syari’ah: Analisis Kekuatan, peluang, Kelemahan dan Ancaman, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Yogyakarta: EKONISIA. Santoso, Singgih, 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tambunan, Tulus, 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Cetakan Pertama. Jakarta: LP3ES. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2008. Bank dan lembaga keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/ syariah/Default.aspx, diakses 23 April 2015. 48 Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48 14. http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/i ndonesia/Default.aspxhttp://www.bi.go.id/ id/statistik/perbankan/indonesia/Default.as px, diakses 23 April 2015. 15. http://.bps.go.id, diakses tanggal 23 April 2014. 16. http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data /Default.aspx, diakses 24 April 2014