faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi alokasi

advertisement
42
Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48
FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI ALOKASI PEMBIAYAAN USAHA KECIL
MENENGAH (STUDI PADA BANK SYARI’AH INDONESIA)
Nurhidayah
Any Isvandiari
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alokasi
pembiayaan UKM bank Syari’ah dan juga untuk mengetahui bagaimana dampak pembiayaan terhadap
UKM itu sendiri. Bank Syari’ah memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan
dapat dilakukan melalui alokasi pembiayaan ke UKM-UKM, tetapi tidak dapat dipungkiri peranan
perbankan Syari’ah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil dan portfolio pembiayaan bank
Syari’ah juga masih didominasi pembiayaan murabahah yang sebagian besar masih konsumtif.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan permasalahan utama dari UKM adalah kekurangan modal
kerja dan pendanaan untuk investasi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi alokasi pembiayaan UKM bank Syari’ah dengan menggunakan data-data laporan
keuangan bank Syari’ah serta melakukan analisis secara mendalam dan detail terhadap hasil yang
diperoleh dari data laporan keuangan tersebut.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pembiayaan UKM yang dilakukan bank syari’ah tidak
dipengaruhi oleh faktor inflasi, product domestic bruto (PDB), margin bagi hasil tapi justru hanya
dipengaruhi dan financial deposit to ratio (FDR).
Kata Kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal, Pembiayaan UKM, Bank Syari’ah
Abstract
This study aimed to determine the factors that influence the allocation of SME financing Shariah banks
and also to know how the impact of financing to SMEs themselves. Shariah banks have a responsibility in
creating social welfare and can be done through the allocation of funding to SMEs, but it can not be
denied the role of Sharia banking in the economy is still relatively very small and Shariah bank financing
portfolio is still dominated by the murabaha financing still largely consumptive. Based on a survey that
has been done the main problem of SMEs is the lack of working capital and funding for investment. To
the researchers wanted to know what factors affect the allocation of SME financing using a Shariah bank
data Shariah bank financial statements and conduct in-depth and detailed analysisof the results obtained
from the data of the financial statements.
From the research found that the financing of SMEs conducted Islamic bank is not affected by the
inflation factor, gross domestic product (GDP), the margin for the result but it is only influenced and
financial deposit to ratio (FDR).
Keywords: Factors Internal, External Factors, Financing SMEs, Bank Syari'ah.
Pendahuluan
Kegiatan operasional perbankan
Syari’ah di Indonesia dimulai pada tahun 1992
melalui pendirian PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk (PT. BMI) atau empat (4) tahun
setelah deregulasi Pakto 88. Adopsi perbankan
Syari’ah dalam sistem perbankan nasional
bukanlah
semata-mata
meng-akomodasi
kepentingan
penduduk
Indonesia
yang
mayoritas beragama Islam, tetapi lebih dari itu
adanya faktor keunggulan atau manfaat lebih
dari perbankan Syari’ah dalam menjembatani
dunia usaha.
Menurut Muhammad (2005) dalam
sistem perbankan konvensional, selain berperan
sebagai jembatan antara pemilik dana dan dunia
usaha, perbankan juga masih menjadi penyekat
antara keduanya karena tidak adanya
transferability risk dan return. Tetapi tidak
demikian halnya dengan sistem perbankan
Syari’ah dimana perbankan Syari’ah menjadi
manajer investasi, wakil atau pemegang amanat
dari pemilik dana atas investasi di sektor riil.
Dengan demikian, dalam perbankan Syari’ah
keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan
perjanjian yang telah ditentukan sebelumnya,
sementara kerugian akan ditanggung oleh pihak
pemilik dana sehingga sistem semacam ini akan
menciptakan suasana yang kondusif bagi pihakpihak yang terlibat. Hal inilah yang menjadi
daya tarik tersendiri sistem perbankan Syari’ah.
Nurhidayah dan Any Isvandiari: FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG
Sementara itu hal menarik lain yang
ditawarkan perbankan Syari’ah adalah jenis
produk yang secara alamiah merujuk pada
kegiatan produksi dan distribusi. Menurut
Hanafi (2010) kategori produksi difasilitasi bagi
hasil atau mudharabah dan kerjasama atau
musyarakah, dan kategori distribusi difasilitasi
jual-beli atau murabahah dan sewa-menyewa
atau ijarah.
Dengan beberapa jenis produk yang
ditawarkan, perbankan Syari’ah memiliki
tanggung
jawab
dalam
menciptakan
kesejahteraan sosial dan dapat dilakukan
melalui alokasi pembiayaan atau istilah
teknisnya aktiva produktif berupa pembiayaan
investasi dan modal kerja pada beberapa jenis
usaha baik usaha besar maupun usaha mikro
kecil dan menengah atau UMKM.
Kebutuhan pendanaan untuk pengembangan
kedua jenis usaha tersebut tentulah sangat besar
mengingat kedudukan-nya sebagai pemain
utama dalam kegiatan ekonomi berbagai sektor
serta
sebagai
pemain
penting
dalam
pengembangan
kegiatan
ekonomi
dan
pemberdayaan masyarakat karena sebagaimana
diketahui khususnya UMKM merupakan jenis
usaha yang menyediakan lapangan kerja
terbesar. Kementerian Koperasi dan UKM pada
tahun 2013 merilis data kemampuan UMKM
menyerap tenaga kerja sebesar 107.657.509
Jiwa sementara usaha besar hanya 3.150.645
Jiwa.
Terjadinya gap total ekspor antara
usaha besar dan UMKM dipicu oleh sejumlah
persoalan yang umum ditemui oleh semua UMKM.
Berdasarkan survey yang dilakukan Tambunan pada
tahun 2012 persoalan tersebut yaitu keterbatasan
modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitan
dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan
baku serta input lainnya, keterbatasan akses informasi
mengenai peluang pasar, keterbatasan tenaga kerja
dengan keahlian tinggi (kualitas SDM), biaya tinggi
akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang
kompleks.
Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas maka dapat ditarik
simpulkan permasalahan yang diangkat pada
penelitian ini adalah :
a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
alokasi pembiayaan UKM pada Bank
Syariah
b. Bagaimana implikasi pembiayaan Bank
Syari’ah terhadap UKM
Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja
...............
43
yang mempengaruhi alokasi pembiayaan UKM
dan bagaimana implikasinya terhadap UKM
tersebut
Landasan Teori
Bank Syari’ah.
Sebagaimana dengan pengertian Bank pada
umumnya, definisi dari Bank Syari’ah juga
mengacu dengan defini dari Bank konvensional
yaitu sebagai lembaga yang menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat. Tetapi terdapat perbedaan
di-antara keduanya, khususnya terletak pada
prinsip-prinsip yang dianut, dimana Bank
Syari’ah dalam kegiatan operasionalnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam, misal
Bank Syari’ah tidak mengenal sistem bunga
yang penentuan bunga dibuat pada waktu akad
dengan asumsi harus selalu untung, tetapi bagi
hasil dimana penentuan besarnya resiko/nisab
bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung-rugi
(Syafi’i Antonio)
Berdasarkan ilustrasi diatas definisi
Bank Syari’ah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan
jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam
(Muhammad, 2005)
Usaha Kecil dan Menengah.
Setiap entitas usaha/bisnis dapat
dikatakan ber-size mikro, kecil, menengah atau
besar dapat dilihat dari sisi penjualan yang
dicapai pada periode tersebut, nilai aktiva baik
aktiva lancar dan aktiva tetap berada pada titik
maksimal untuk mendukung operasional usaha
serta jumlah tenaga kerja yang dimiliki (Hanafi,
2010)
Sementara itu pada usulan penelitian
ini yang menjadi obyek adalah usaha kecil
menengah.
Dipilihnya
obyek
tersebut
dikarenakan usaha kecil menengah (minus
usaha mikro) merupakan usaha yang mampu
menyerap jumlah tenaga kerja yang besar
dimana Berdasarkan data BPS (2014) per-tahun
2012 tercatat 7.797.993 Jiwa. Selain itu usaha
kecil menengah meupakan salah satu usaha
yang mampu bertahan menghadapi krisis global.
Berdasarkan Undang-Undang No. 9
Tahun 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 3/9 Bkr Tahun 2001, kriteria dari usaha
kecil adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 200.000.000 (tidak ter-masuk tanah
dan bangunan tempat usaha)
44
Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48
b. Memiliki hasil penjualan bersih tahunan
paling banyak Rp. 1.000.000.000 pertahun
c. Milik warga negara Indonesia
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau besar
Pengertian Pembiayaan
Sementara itu yang menjadi topik
pada usulan penelitian ini adalah pembiayaan
yang diperuntukkan untuk mendukung aktivitas
investasi suatu bisnis. Sebagaimana diketahui
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha
nyata dan produktif, sehingga sangat dianjurkan
untuk melakukan investasi dan melarang
membungakan uang (Syafi’i Antonio). Oleh
karena itu, upaya untuk memutar modal dalam
investasi sehingga menghasilkan return sangat
dianjurkan. Agar proses pembiayaan dapat
berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah
maka perlu diterapkan prinsip dan tujuan dari
pembiayaan (Muhammad, 2005).
Pembiayaan Usaha Kecil Menengah
Berdasarkan uraian diatas diketahui
perbankan Syari’ah memiliki peranan yang
sangat vital untuk meningkatkan ke-sejahteraan
masyarakat. Hal ini karena perbankan Syari’ah
menjadi manajer investasi, wakil atau pemegang
amanat dari pemilik dana atas investasi di
sektor riil. Demikian demikian, seluruh
keberhasilan dan resiko dunia usaha atau
pertumbuhan
ekonomi
secara
langsung
disitribusikan kepada pemilik dana sehingga
menciptakan
suasana
harmoni
(Syafi’i
Antonio).
Tetapi tidak dapat dipungkiri peranan
perbankan Syari’ah dalam perekonomian relatif
masih sangat kecil, akibatnya berdampak pada
alokasi pembiayaan usaha kecil menengah
dalam prakteknya menemui beberapa kendala
(Kuncoro tahun 2004 dan tahun 2007 serta
Agunan P. Samosir).
Kendala
Pembiayaan
Usaha
Kecil
Menengah
Berdasarkan survey yang dilakukan
Kuncoro (2004) terdapat beberapa kendala yaitu
:
a. Adanya Pungutan Liar (PUNGLI) mulai
dari proses perizinan sampai pengadaan
barang dan ekspor barang tersebut
b. Kebijakan makro pemerintah yang kurang
mendukung
Kemudian tahun 2007 Kuncoro
(2007) melakukan survey kembali dan
menemukan kendala yang dihadapi adalah :
Permasalahan kredit lama dan bunga tinggi dari
perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bank umum
Syariah dan unit usaha Syariah dengan
mengambil data laporan keuangan periode 2009
sd 2013 dari Statistik Perbankan Syariah serta
website bank umum Syariah dan situs-situs
yang mendukung penelitian ini. Adapun jumlah
sample pada penelitian :
Tabel 1: Data Sample Penelitian
No
Jenis
Jumlah
1
Bank Umum Syari’ah
11
2
Unit Usaha Syari’ah
24
Total
35
Sumber : statistik perbankan syari’ah BI, 2013
Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dua (2) variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
pembiayaan UKM Bank Syariah. Sementara itu
variabel bebasnya adalah faktor internal
diproksikan dengan tingkat margin (%) dan
financing to deposit ratio (%) serta faktor
eksternal diproksikan dengan inflasi (%) dan
product domestic bruto (Rp)
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui studi
dokumentasi. Untuk menganalisis data dalam
penelitian ini digunakan metode analisis
deskriptif dan analisis statistik . Adapun
langkah-langkah analisis yang digunakan
sebagai berikut :
a. Penggunaan Alat Uji Statistik
Berbeda dengan penelitian lain, pada
penelitian ini alat uji statistik digunakan secara
bertingkat atau dipakai dua kali, yakni untuk :
1) Uji Asumsi Klasik
2) Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian
Analisis Data dan Uji Hipotesis
Untuk menganalisis data dalam penelitian
ini digunakan model analisis deskriptif dan
analisis statistik dengan alat bantu SPSS versi
17.0. Adapun langkah-langkah analisis yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis, setiap model
persamaan regresi linier berganda haruslah
melalui beberapa uji asumsi klasik. Adapun uji
Nurhidayah dan Any Isvandiari: FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG
asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini
antara lain adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi. Keempat uji asumsi klasik tersebut
di-lakukan dengan bantuan program computer
SPSS 17.0.
a. Uji Normalitas
Tujuan dari asumsi klasik normalitas adalah
untuk mengetahui apakah data dalam penelitian
ini mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model normalitas yang baik adalah berdistribusi
normal atau mendekati normal. Berdasarkan
hasil pengujian statistik kenormalan data maka
telah diketahui bahwa keempat variabel dalam
penelitian ini yaitu Margin Bagi Hasil (X1),
FDR (X2), Inflasi (X3), PDB (X4) dan Alokasi
Pembiayaan UKM (Y) telah memenuhi syarat
normalitas dari hasil :
1) Uji normalitas One Sample Kolmogorov
Smirnov Test dengan tingkat signifikansi >
0.05.
2) Uji normalitas Histogram dengan hasil
bahwa garis berbentuk lonceng.
3) Uji normalitas P-P Plot dengan hasil titiktitik data telah menyebar di sekitar garis
diagonalnya dan mengikuti arah garis
diagonal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji asumsi ini adalah ingin
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi ada
ketidaksamaan varians pada residual (error) dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda,
disebut sebagai heteroskedastisitas. Sebuah model
regresi dikatakan baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji statistik
yang sudah dilakukan pada data penelitian maka telah
diketahui bahwa variabel independen (bebas) yang
terdiri dari Margin Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi
(X3), dan PDB (X4) serta variabel dependen (terikat)
yaitu Alokasi Pembiayaan UKM (Y) menyatakan
bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta
tersebar baik atas maupun bawah angka 0 pada
sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan
dalam
penelitian
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan
untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya multikolinearitas dengan menggunakan
tolerance and variance inflation factor (VIF).
Jika semakin kecil nilai tolerance dan semakin
besar nilai VIF maka semakin mendekati
terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam
kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika
tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF < 10 maka
terjadi multikolinearitas dan bila nilai VIF > 10
...............
45
maka terjadi multikolinearitas. Berdasarkan
hasil uji multikolinearitas yang dilakukan pada
keempat variabel dalam penelitian yaitu Margin
Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi (X3), PDB
(X4) dan Alokasi Pembiayaan UKM (Y) telah
didapat dan diketahui bahwa nilai tolerance <
0.1 dan VIF > 10. Jadi data yang diujikan tidak
terjadi multikolinearitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian
di mana nilai dari variabel dependen tidak
berpengaruh terhadap nilai variabel itu sendiri.
Untuk medetesi gejala autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin Watson (DW) dengan
ketentuan patokan nilai DW sebagai berikut :
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada
autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti
tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada
autokorelasi negatif.
Berdasarkan hasil uji Autokorelasi
maka data yang digunakan dalam penelitian ini
dapat diketahui nilai Durbin Watson adalah
0.064 yang artinya bahwa model regresi di atas
tidak terdapat masalah autokorelasi karena
0.064 berada di poin 2 nilai patokan Durbin
Watson di atas yaitu berada pada angka D-W
diantara -2 sampai +2.
Uji Analisis Linier Berganda
Dalam penelitian ini analisis regresi
berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh
yang diakibatkan oleh variabel bebas
(independen)
terhadap
variabel
terikat
(dependen). Dalam penelitian ini untuk
menganalisis hubungan antar variabel secara
parsial maupun simultan menggunakan program
SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 2: Hasil Analisis Regresi Berganda
c.
Sumber : Data Diolah, 2015
46
Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48
Berdasarkan
rangkuman
regresi
statistik pada tabel 4.10 di atas dapat
diketahui model persamaan regresi linier
berganda yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Maka dari tabel 4.10 diperoleh hasil :
Y = -106293.003 - 1537.569 X1 + 1848.039
X2 + 2442.108 X3 + 3853.171 X4 +
97219.533
1. Uji Hipotesis
Uji mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas (independen) dan variabel
terikat
(dependen)
dengan
tingkat
signifikansi yang digunakan sebesar 0.05
dapat dibahas sebagai berikut :
a. Uji F atau Uji Simultan
Uji F atau uji simultan untuk
mengetahui signifikansi pengaruh dari
variabel bebas secara bersama-bersama
atau serempak terhadap variabel
terikat, yang dalam penelitian ini
variabel bebas Margin Bagi Hasil (X1),
FDR (X2), Inflasi (X3), PDB (X4) dan
alokasi pembiayaan UKM (Y) sebagai
variabel
terikatnya
(dependen).
Pengujian ini dilakukan dengan
signifikan α = 0.05.
Dari uji statistik simultan,
didapati bahwa nilai F = 3.274 dan
signifikansi = 0.018a. Didapati nilai
tabel statistik F = 2.769431. Dengan
demikian, nilai Fhitung (=3.274) > Ftabel
(=2.769431),
dan
nilai
nilai
signifikansi (=0.018) < α (=0.05).
Sehingga dapat disimpulkan semua
variabel independen yang terdiri dari
Margin Bagi Hasil, FDR, Inflasi dan
PDB berpengaruh signifikan secara
serempak terhadap variabel dependen
yaitu alokasi pembiayaan UKM
b. Uji t atau Uji Parsial
Uji t atau uji parsial dilakukan
untuk
mengetahui
signifikansi
pengaruh dari masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat, yang
dalam penelitian ini variabel bebas
(independent variable) adalah Margin
Bagi Hasil (X1), FDR (X2), Inflasi
(X3), dan PDB (X4) serta variabel
terikat (dependent variable) adalah
alokasi pembiayaan UKM (Y).
Pengujian ini dilakukan dengan tingkat
signifikansi α = 0.05.
Berdasarkan hasil uji t parsial yang
dilakukan pada tabel di atas maka
telah
menghasilkan temuan sebagai berikut :
1) Variabel
Independen
yang
berpengaruh
terhadap
Variabel
Dependen
Variabel
independen
yang
berpengaruh terhadap variabel depen-den
dalam penelitian ini adalah Financing to
Deposit Ratio (X2). Karena menurut hasil
uji t yang dilakukan telah diketahui Nilai
thitung FDR (X2) adalah 2.085 > 2.004045
atau tingkat signifikansi t adalah 0.002 <
tingkat signifikan α = 0.05 yang berarti
H0 ditolak. Maka artinya adalah
signifikan yaitu variabel FDR (X2)
mempengaruhi
variabel
alokasi
pembiayaan UKM (Y).
Menurut Muhammad (2005) rasio
FDR dipergunakan untuk mengukur
sampai sejauh mana dana pinjaman yang
bersumber dari dana pihak ketiga dan
tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan
tingkat likuiditas suatu bank. Semaik
tinggi angka FDR suatu bank, berarti
digambarkan sebagai bank yang kurang
likuid. Hasil uji t menyimpulkan bahwa
FDR berpengaruh terhadap alokasi
pembiayaan UKM hal ini berarti dalam
menyalurkan pinjaman kepada masyrakat,
khsusunya pelaku UKM pihak bank
sangat bergantung dari dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun pihak bank.
Selain itu
pihak bank harus
memperhatikan alokasi pembiayaan yang
diberikan kepada pelaku UKM tidak
boleh melebihi dari dana yang berhasil
dihimpun perbankan dari pihak ketiga.
2) Variabel Independen yang tidak
berpengaruh
terhadap
Variabel
Dependen.
Variabel independen yang tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Margin Bagi
Hasil (X1), Inflasi (X3), dan PDB (X4).
Karena menurut hasil uji t yang dilakukan
telah diketahui bahwa :
a) Nilai thitung Margin Bagi Hasil (X1)
adalah -0.704 > 2.004045 atau tingkat
signifikansi t adalah 0.484 > α = 0.05
yang berarti H0 diterima.
b) Nilai thitung inflasi (X3) adalah 1.190 <
2.004045 atau tingkat signifikan t
adalah 0.221 > tingkat signifikan α =
0.05 yang berarti H0 diterima.
c) Nilai thitung PDB (X4) adalah 0.437 <
2.004045 atau tingkat signifikan t
Nurhidayah dan Any Isvandiari: FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG
adalah 0.975 > tingkat signifikan α =
0.05 yang berarti Ho diterima.
Maka dari hasil ini dapat simpulkan
bahwa masing-masing ketiga variabel
bebas (independen) yaitu Margin Bagi
Hasil (X1), inflasi (X3) dan PDB (X4)
tidak berpengaruh terhadap alokasi
pembiayaan UKM (Y).
Uji t pada variabel tingkat margin
nilai t memiliki nilai negatif dan tidak
signifikan sehingga terhadap alokasi
pembiayaan UKM bank syariah Indonesia,
hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan
dan penurunan pada tingkat margin
pembiayaan tidak mempengaruhi alokasi
pembiayaan terhadap UKM. dimana
masyarakat atau pelaku usaha tidak
berminat dengan pembiayaan bank syariah
jika memiliki tingkat margin yang tinggi
karena membebani
dalam pelunasan
pembiayaan dimasa yang akan datang.
Kompetitifnya
persaingan
antara
perbankan syariah dengan perbankan
konvensional dalam memperoleh market
share dapat memiliki daya saing jika
memiliki tingkat margin yang rendah dari
suku bunga bank konvensional.
Tingkat inflasi
disimpulkan tidak
berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan
UKM bank syariah Indonesia, dimana
diketahui bahwa tingkat inflasi memiliki
hubungan lurus dengan suku bunga yang
dijadikan patokan bank syariah dalam
penentuan tingkat margin keuntungan bank
syariah. Sehingga pengaruh inflasi tidak
langsung dapat mempengaruhi jumlah
alokasi pembiyaan UKM bank syariah, hal
ini sesuai dengan penelitian Danistyo
(2009) bahwa inflasi menurun akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran
kredit UMKM di Indonesia yang
memberikan kemudahan bagi masyarakat
atau nasabah bank konvensional untuk
mendapatkan modal kerja bagi produksi
usahanya.
47
Saran
Bagi pihak bank agar menyalurkan
kredit yang lebih besar lagi ke para
pelaku UKM karena bagaimanapun
sektor UKM merupakan sektor yang
mampu bertahan di tengah krisis serta
mampu menyerap tenaga kerja dalam
jumlah yang besar.
Bagi pihak UKM diharapkan lebih
memperhatikan lagi kondisi /faktor yang
mempengaruhi penya-luran pembiayaan
UKM yang dilakukan pihak bank
khsusnya bank syari’ah.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Simpulan sementara pada laporan
kemajuan penelitian ini bahwa pada tahap
uji statistik ditemukan hasil variabel yang
diteliti yaitu margin bagi hasil, inflasi dan
produk
domestik
bruto
tidak
mempengaruhi pembiayaan UKM yang
dilakukan pihak bank syariah. Sementara
hanya variabel financial to deposit ratio
yang berpengaruh terhadap alokasi
pembiayaan UKM.
...............
11.
12.
13.
Syafi’i, Antonio. 2001. Bank Syari’ah dari
Teori ke Praktet. Jakarta: Gema Insani.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur
Penelitian : Suatu Pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chorida, Luluk. 2010. Faktor Yang
Mempengaruhi
Alokasi
Pembiayaan
Usaha Kecil Menengah. Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim.
Hanafi, Mamduh. 2010. Manajemen
Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: BPFE.
Ismail. 2013. Perbankan Syariah. Edisi
Pertama,
Cetakan
Kedua.
Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Kuncoro, Mudrajat. 2007. Makalah
Seminar PSAK, Catatan Tenatang Sektor
Industri dan UMM 10 tahun Pasca Krisis.
Muhammad.
2005.
Manajemen
Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta:
UPPAMP YKPN.
Muhammad. 2004.
Bank Syari’ah:
Analisis Kekuatan, peluang, Kelemahan
dan Ancaman, Edisi Pertama, Cetakan
Ketiga. Yogyakarta: EKONISIA.
Santoso, Singgih, 2012. Aplikasi SPSS
pada Statistik Parametrik. Jakarta. PT.
Elex Media Komputindo.
Sugiyono 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tambunan, Tulus, 2012. Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Indonesia, Cetakan
Pertama. Jakarta: LP3ES.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso.
2008. Bank dan lembaga keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/
syariah/Default.aspx, diakses 23 April
2015.
48
Jurnal JIBEKA Volume 10 Nomor 1 Februari 2016 : 42 - 48
14. http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/i
ndonesia/Default.aspxhttp://www.bi.go.id/
id/statistik/perbankan/indonesia/Default.as
px, diakses 23 April 2015.
15. http://.bps.go.id, diakses tanggal 23 April
2014.
16.
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data
/Default.aspx, diakses 24 April 2014
Download