P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi Perusahaan Dengan 1 Informasi Konsolidasi - Neraca Induk 3 Laporan Komitmen dan Kontinjensi Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi Laporan Komitmen dan Kontinjensi Induk Perusahaan 5 Laporan Laba Rugi Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi - Laporan Laba Rugi Induk Perusahaan 6 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi Laporan Perubahan Ekuitas Induk Perusahaan 7 Laporan Arus Kas Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi - Laporan Arus Kas Induk Perusahaan 8 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi - Dengan Informasi Konsolidasi Induk Perusahaan 10 Laporan Auditor Independen No. 070501 BII LA LA Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi dan laporan komitmen dan kontinjensi konsolidasi P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, serta laporan laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan BII Finance Co. Ltd (Hong Kong) tahun 2000 dan 1999 serta kami juga tidak mengaudit laporan keuangan Bank International Ningbo (Cina) tahun 1999, anak perusahaan yang dimiliki penuh oleh Perusahaan, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva sebesar 19,91% dan 12,05% dari jumlah aktiva konsolidasi masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 dan pendapatan sebesar 13,13% dan 10,25% dari jumlah pendapatan konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan kedua anak perusahaan tersebut diaudit oleh auditor lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlahjumlah untuk anak perusahaan tersebut, didasarkan semata-mata atas laporan auditor independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan serta komitmen dan kontinjensi P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, serta hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan melanjutkan usahanya secara bersinambung. Catatan 41 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan anak perusahaan, terutama pada likuiditas, rasio kewajiban penyediaan modal minimum, serta kualitas aktiva produktif. Dampak tersebut mempengaruhi kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melanjutkan usahanya secara bersinambung. Rencana dan tindakan manajemen dan pemegang saham (Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Perusahaan (termasuk restrukturisasi pembayaran kembali dan Penjaminan Pemerintah terhadap tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas, penyelesaian tagihan antar bank yang wanprestasi, permodalan dan likuiditas) juga diungkapkan dalam Catatan 41 atas laporan keuangan konsolidasi. Rencana penyelesaian Badan Penyehatan Perbankan Nasional terhadap masalah yang dihadapi oleh Perusahaan (yakni tagihan antar bank yang wanprestasi dan permodalan (Catatan 5, 6, 19 dan 41)) dengan menggunakan recycled obligasi Pemerintah baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Komisi IX DPR. Pemulihan perekonomian sangat tergantung kepada kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah, suatu langkah penyelesaian yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan dari terus memburuknya kondisi perekonomian terhadap likuiditas, permodalan serta kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan menghasilkan laba dan merealisasikan tagihannya. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaianpenyesuaian yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian yang disebutkan diatas. Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. Informasi konsolidasi (laporan keuangan Induk Perusahaan) disajikan untuk tujuan analisis tambahan terhadap laporan keuangan konsolidasi dan bukan ditujukan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, komitmen dan kontinjensi, perubahan ekuitas, dan arus kas Perusahaan secara individu. Informasi konsolidasi adalah merupakan tanggung jawab manajemen Perusahaan. Informasi konsolidasi tersebut telah menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasi, dan, menurut pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. HANS TUANAKOTTA & MUSTOFA Izin Usaha No. 98.2.0240 Drs. Lukman Abdullah Izin No. 98.1.0383 7 Mei 2001 -2- P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - NERACA INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 Konsolidasi Catatan 2000 *) Rp'000'000 1999 Rp'000'000 Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp'000'000 Rp'000'000 AKTIVA Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar Rp 14.267 juta (Induk Perusahaan Rp 14.267 juta) pada tahun 2000 dan Rp 18.709 juta (Induk Perusahaan Rp 18.709 juta) pada tahun 1999 2d,38 2d,3,38 826,246 1,414,099 708,150 1,268,150 826,212 1,414,099 703,264 1,268,150 2d,2h,4,38 1,498,483 2,772,508 1,472,630 1,886,927 Penempatan Pada Bank Lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar Rp 61.981 juta (Induk Perusahaan Rp 61.981 juta) pada tahun 2000 dan Rp 35.028 juta, (Induk Perusahaan Rp 35.028 juta) pada tahun 1999 2d,2e,2h, 5,37,38 2,085,218 3,842,958 1,881,373 2,374,477 Surat-surat Berharga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai pasar dan penyisihan penghapusan serta pendapatan diterima dimuka sebesar Rp 398.934 juta (Induk Perusahaan Rp 398.934 juta) pada tahun 2000, dan Rp 717.217 juta (Induk Perusahaan Rp 717.217 juta) pada tahun 1999 2f,2h,6, 37,38 4,206,366 10,952,944 4,052,931 10,790,029 7d,37 2h 9,192,206 9,801,825 (2,329,766) 16,664,265 7,395,736 4,409,208 (1,758,364) 10,046,580 8,939,915 9,780,965 (2,234,318) 16,486,562 6,997,558 3,499,562 (1,630,683) 8,866,437 Obligasi Pemerintah Republik Indonesia 2f,8 6,462,166 6,627,576 6,462,166 6,627,576 Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 2l,9,38 411,168 759,477 408,896 703,240 10,37,38 54,743 83,057 54,134 81,348 714,202 143,360 854,327 724,871 1,327,874 1,513,428 1,325,727 1,494,300 2n,19 882,181 996,027 874,389 960,610 2k,13,37,38 661,833 471,024 660,467 466,930 37,208,844 40,185,239 36,773,913 36,948,159 Kredit Yang Diberikan Pihak lain Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dikurangi : Penyisihan penghapusan Jumlah Biaya Dibayar Dimuka Investasi Dalam Bentuk Saham setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar Rp 26.472 juta (Induk Perusahaan Rp 26.472 juta) pada tahun 2000, dan Rp 20.396 juta (Induk Perusahaan Rp 18.299 juta) pada tahun 1999 Aktiva Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 594.517 juta (Induk Perusahaan Rp 585.940 juta) pada tahun 2000, dan Rp 365.585 juta (Induk Perusahaan Rp 349.225 juta) pada tahun 1999 2g,2v,7,38 2b,2h,2i,11,38 2j,12,37,38 Aktiva Pajak Tangguhan Aktiva Lain-lain JUMLAH AKTIVA *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -3- P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - NERACA INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 (Lanjutan) Konsolidasi Catatan 2000 *) Rp'000'000 1999 Rp'000'000 Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp'000'000 Rp'000'000 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN SIMPANAN Giro Pihak lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Tabungan Deposito Berjangka Pihak lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sertifikat Deposito - setelah dikurangi bunga dibayar dimuka sebesar Rp 512 juta (Induk Perusahaan Rp 512 juta) pada tahun 2000, dan Rp 599 juta (Induk Perusahaan Rp 587 juta) pada tahun 1999 Jumlah Simpanan Kewajiban Segera Lainnya Hutang Pajak Surat-surat Berharga Yang Diterbitkan Pinjaman Yang Diterima Biaya Yang Masih Harus Dibayar Kewajiban Lain-lain 14,38 14,37,38 15,38 8,000,415 203,061 4,886,732 5,572,120 1,112,718 3,281,386 8,016,836 203,061 4,886,732 5,558,003 291,861 3,279,344 16,38 16,37,38 14,856,826 553,426 15,516,993 328,817 14,792,653 548,628 15,215,831 229,908 17,38 283,929 28,784,389 289,031 26,101,065 283,929 28,731,839 288,731 24,863,678 18,38 19,38 20 21,37,38 2l,22,38 23,38 190,679 48,818 4,194,903 201,555 1,449,860 182,236 63,531 194,700 5,102,318 832,301 5,772,954 172,148 48,675 3,854,271 190,202 1,438,536 165,838 47,985 194,700 3,516,116 700,418 5,523,688 34,870,204 38,249,105 34,435,671 35,012,423 13,054,731 12,530 374,489 (285,159) (2,861) 1,343,195 (12,158,285) 13,054,668 12,499 266,475 (317,908) 2,977 1,343,195 (12,425,772) 13,054,731 12,132 374,489 (285,159) (2,861) 1,343,195 (12,158,285) 13,054,668 12,101 266,475 (317,908) 2,977 1,343,195 (12,425,772) 2,338,640 1,936,134 2,338,242 1,935,736 37,208,844 40,185,239 36,773,913 36,948,159 JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal Saham Modal Dasar - 289.000.000.000 saham pada tahun 2000 dan 1999 sebagai berikut: 5.000.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham 204.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 125 per saham 80.000.000.000 saham Seri C dengan nilai nominal Rp 125 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.881.462.307 saham Seri A 36.220.654.000 saham Seri B 52.691.346.000 saham Seri C pada tahun 2000, dan 3.881.360.445 saham Seri A 35.891.396.568 saham Seri B 53.020.603.432 saham Seri C pada tahun 1999 Agio Saham Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Penurunan Nilai Surat Berharga Yang Belum Direalisasi Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Defisit 24 25 2b,2i,26 2f,6,8 2c 2j,12 JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -4- P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 Catatan KOMITMEN Tagihan Komitmen Pembelian tunai valuta asing (spot) Pembelian berjangka valuta asing (forward) SWAP suku bunga Jumlah Tagihan Komitmen Konsolidasi 2000 *) 1999 Rp'000'000 Rp'000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp'000'000 Rp'000'000 29 29 2o,29 158,318 418,282 47,975 624,575 9,230 450,330 35,500 495,060 158,318 418,282 47,975 624,575 9,230 450,330 35,500 495,060 29 29 105,545 770,464 151,965 105,545 770,464 151,965 2,088,107 513,203 118,560 3,595,879 2,807,327 820,495 1,553,998 5,333,785 2,088,107 431,922 94,104 3,490,142 2,163,204 598,029 858,353 3,771,551 (2,971,304) (4,838,725) (2,865,567) (3,276,491) 1,488,558 1,488,558 2,652,360 2,652,360 1,488,558 1,488,558 2,651,516 2,651,516 191,430 5,814 18,758 216,002 854,971 7,817 1,126,702 1,989,490 191,430 5,814 18,758 216,002 185,886 7,817 10,650 204,353 Tagihan Kontinjensi - Bersih 1,272,556 662,870 1,272,556 2,447,163 Jumlah Komitmen dan Kontinjensi - Bersih (1,698,748) Kewajiban Komitmen Penjualan tunai valuta asing (spot) Penjualan berjangka valuta asing (forward) Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan L/C irrevocable dan masih berjalan Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka Jumlah Kewajiban Komitmen Kewajiban Komitmen - Bersih KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian Jumlah Tagihan Kontinjensi 2l,2v Kewajiban Kontinjensi Garansi yang diberikan: Penerbitan jaminan dalam bentuk : Bank garansi Shipping garansi Standby letters of credit Jumlah Kewajiban Kontinjensi (4,175,855) (1,593,011) *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -5- (829,328) P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - LAPORAN LABA RUGI INDUK PERUSAHAAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan Bunga Bunga yang diperoleh Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan Bunga Beban Bunga Bunga yang dibayar Provisi dan komisi Jumlah Beban Bunga Konsolidasi 2000 *) 1999 Rp'000'000 Rp'000'000 2l,30 2m 3,506,706 30,818 3,537,524 4,756,947 26,378 4,783,325 3,445,091 30,690 3,475,781 4,250,426 26,260 4,276,686 2l,31 2m 2,769,629 1,301 2,770,930 5,936,253 2,195 5,938,448 2,728,695 965 2,729,660 5,593,362 1,275 5,594,637 Pendapatan (Beban) Bunga - Bersih 766,594 Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya Pendapatan Operasional Lainnya Provisi selain dari kredit yang diberikan Keuntungan kurs mata uang asing - Bersih Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 2c 32 Beban Operasional Lainnya Umum dan administrasi Tenaga kerja Penyusutan dan amortisasi Penyisihan penghapusan aktiva produktif, komitmen, kontinjensi dan barang jaminan dalam penguasaan bank Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap Jumlah Beban Operasional Lainnya Induk Perusahaan 2000 1999 Rp'000'000 Rp'000'000 33 (1,155,123) 746,121 (1,317,951) 135,758 197,739 131,863 465,360 148,532 213,150 255,701 617,383 129,886 192,963 131,807 454,656 120,209 218,265 252,586 591,060 450,004 254,838 262,439 529,367 210,733 351,035 443,212 237,969 261,116 515,647 194,503 345,075 26,339 34,967 1,028,587 544,839 34,840 1,670,814 3,094 34,220 979,611 517,204 32,450 1,604,879 Beban Operasional Lainnya - Bersih (563,227) (1,053,431) (524,955) (1,013,819) PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL - BERSIH 203,367 (2,208,554) 221,166 (2,331,770) PENDAPATAN NON OPERASIONAL 34 186,473 170,301 BEBAN NON OPERASIONAL 35 (8,507) (19,381) PENDAPATAN NON OPERASIONAL - BERSIH 177,966 150,920 132,542 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 381,333 (2,057,634) 353,708 PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan 140,771 (8,229) 232,767 (18,926) 213,841 (2,117,929) 2n,19 (113,846) LABA (RUGI) BERSIH LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh) Laba (Rugi) Bersih (26,494) (8,681) (86,221) 25,120 267,487 (2,092,809) 267,487 (2,092,809) 3 (39) 3 (39) 2q,36 *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -6- P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INDUK PERUSAHAAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 Konsolidasi Catatan MODAL SAHAM Saldo awal tahun Penambahan modal saham dari saham bonus Penyetoran modal saham dari penawaran umum terbatas Penambahan modal saham dari konversi waran Saldo akhir tahun 2000 *) Rp'000'000 1999 Rp'000'000 24 13,054,668 63 13,054,731 AGIO SAHAM Saldo awal tahun Pengurangan agio saham karena saham bonus Penambahan agio saham dari konversi waran Saldo akhir tahun 25 12,499 31 12,530 SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN 26 374,489 266,475 374,489 266,475 PENURUNAN NILAI SURAT BERHARGA YANG BELUM DIREALISASI 2f,6 (285,159) (317,908) (285,159) (317,908) 2c (2,861) 2,977 (2,861) SELISIH KURS PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP 2j,12 DEFISIT Saldo awal tahun Laba (rugi) bersih tahun berjalan Defisit SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA JUMLAH EKUITAS 335,943 (323,445) 1 12,499 13,054,668 63 13,054,731 12,101 31 12,132 -7- 335,545 (323,445) 1 12,101 2,977 1,343,195 1,343,195 1,343,195 (12,426,404) 267,487 (12,158,917) (10,333,595) (2,092,809) (12,426,404) (12,426,404) 267,487 (12,158,917) (10,333,595) (2,092,809) (12,426,404) 632 632 632 (12,158,285) (12,425,772) (12,158,285) (12,425,772) 2,338,640 1,936,134 2,338,242 1,935,736 *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. 1,617,222 323,445 11,114,000 1 13,054,668 1,343,195 632 DEFISIT 1,617,222 323,445 11,114,000 1 13,054,668 Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp'000'000 Rp'000'000 P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - LAPORAN ARUS KAS INDUK PERUSAHAAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 Konsolidasi 2000 *) Rp'000'000 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Bunga yang diterima Provisi dan komisi yang diterima Bunga yang dibayar Provisi dan komisi yang dibayar Laba transaksi valuta asing Pendapatan operasional lainnya Tenaga kerja dan tunjangan Umum, administrasi, pemeliharaan dan perbaikan Penerimaan dari pendapatan non-operasional Pembayaran beban non-operasional 4,106,784 177,954 (3,379,922) (1,301) 158,954 131,863 (254,838) (437,415) 22,905 (10,448) Laba (rugi) operasi sebelum perubahan aktivitas operasi Kenaikan/penurunan aktiva operasi : Penempatan pada bank lain (BBO/BTO) Pembelian surat-surat berharga Penerimaan dari penjualan surat-surat berharga Kredit yang diberikan Biaya dibayar dimuka Aktiva lain-lain Kenaikan/penurunan hutang operasi : Giro Tabungan Deposito berjangka Sertifikat deposito Kewajiban segera lainnya Kewajiban lain-lain Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Operasi 1999 Rp'000'000 4,545,479 181,360 (5,830,672) (2,195) 217,968 255,701 (210,733) (570,690) 146,790 (19,381) Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp'000'000 Rp'000'000 3,971,442 171,296 (3,264,294) (965) 149,967 131,807 (237,969) (429,912) 20,048 (8,229) 503,191 4,067,628 153,827 (5,514,668) (1,275) 220,441 252,586 (194,503) (554,627) 10,729 18,926 514,536 (1,286,373) (1,540,936) 304,464 (138,582) 3,074,561 (4,148,079) 28,314 (190,807) (493,558) (9,331,494) 3,604,881 (3,336,079) (35,168) 847,475 304,464 (138,582) 3,064,698 (3,918,742) 27,214 (193,534) (493,558) (9,286,577) 3,604,881 (3,789,522) (36,785) 844,449 1,518,638 1,605,346 (435,558) (5,102) 8,443 (553,116) 3,266,945 1,524,928 (3,985,209) (948,482) (40,238) 48,257 2,370,033 1,607,388 (104,458) (4,802) 6,310 (300,409) 2,314,121 1,524,773 (4,031,791) (948,706) (20,483) 1,008,608 1,583,058 (10,164,115) 3,222,771 (10,851,526) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan dari pinjaman yang diterima Pembayaran pinjaman yang diterima Pembayaran surat berharga yang diterbitkan Pembayaran rediskonto wesel ekspor ke BI Penerimaan dari penjualan aktiva tetap Pembelian aktiva tetap 750,052 (2,645,546) (194,700) (4,008,810) 19,497 (87,454) 992,045 (1,346,108) (3,532,769) 6,325 (71,584) 750,052 (1,312,648) (194,700) (4,008,810) 2,340 (84,749) 992,045 (530,394) (3,532,769) 3,781 (61,491) Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (6,166,961) (3,952,091) (4,848,515) (3,128,828) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan modal dari penawaran umum terbatas Penambahan modal dari konversi waran Penambahan agio saham dari konversi waran - 63 31 11,114,002 - 11,114,002 94 11,114,002 (4,583,809) (3,002,204) (1,625,650) (2,866,352) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 6,717,600 2,143,064 9,115,701 604,103 4,358,652 1,314,121 6,878,730 346,274 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4,276,855 6,717,600 4,047,123 4,358,652 Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 63 31 11,114,002 - 94 - *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -8- P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - LAPORAN ARUS KAS INDUK PERUSAHAAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 (Lanjutan) Konsolidasi 2000 *) Rp'000'000 1999 Rp'000'000 Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp'000'000 Rp'000'000 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan Setara Kas Akhir Tahun Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain **) 826,246 1,414,099 1,512,750 523,760 708,150 1,268,150 2,791,217 1,950,083 826,212 1,414,099 1,486,897 319,915 703,264 1,268,150 1,905,636 481,602 Jumlah Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 4,276,855 6,717,600 4,047,123 4,358,652 TRANSAKSI BUKAN KAS Penurunan agio saham karena pembagian saham bonus Selisih penilaian kembali aktiva tetap Penurunan nilai surat berharga yang belum direalisasi Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (285,159) 374,489 (323,444) 1,343,195 (317,908) 266,475 (285,159) 374,489 (323,444) 1,343,195 (317,908) 266,475 **) Penempatan pada b ank lain konsolidasi dan Induk Perusahaan per 31 Desember 2000 tidak termasuk penempatan pada bank yang dib ekukan kegiatan usahanya dan bank lainnya sebesar Rp 1.62 3.439 juta (1999 : Rp 1.927.903 juta). *) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b). Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -9- P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1. UMUM a. Pendirian P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk ("Perusahaan atau Induk Perusahaan") didirikan pada tahun 1959, berdasarkan akta No. 53 tertanggal 15 Mei 1959 dari notaris pengganti Soeleman Ardjasasmita SH dan telah diubah dengan akta No. 9 tertanggal 4 Agustus 1959 dan No. 21 tertanggal 6 Oktober 1959 dari notaris Eliza Pondaag SH di Jakarta. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. J.A.5/112/18 tertanggal 2 Nopember 1959 dan telah didaftarkan ke Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 2116 tanggal 5 Nopember 1959. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan adalah : 1. Menjalankan kegiatan-kegiatan dibidang usaha perbankan, keuangan atau pasar modal baik yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan perdagangan, penyimpanan dan pengelolaan efek-efek / surat-surat berharga, atau jasa-jasa dan aktivitas lainnya yang diijinkan dari waktu ke waktu baik sekarang atau dikemudian hari, atas usaha sendiri atau dengan bekerja sama dengan orang-orang lain atau badan hukum lainnya. 2. Mendirikan, turut mendirikan atau memiliki saham pada perusahaan-perusahaan lain yang tujuannya sama atau hampir sama dengan tujuan Perusahaan, baik berupa usaha joint venture maupun kontrak kerja. Pada tanggal 31 Maret 1980 Perusahaan melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Keputusan merger ini dituangkan dalam akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 17 tertanggal 31 Maret 1980. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 21/11/Dir/UPPS tanggal 9 Nopember 1988, Perusahaan memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa. Pada tanggal 13 September 1996, sesuai dengan akta No. 130 dari notaris Sutjipto SH yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-9626.HT.01.04.TH.96 tertanggal 21 Oktober 1996, Perusahaan memutuskan hal-hal utama berikut ini : 1. mengubah Anggaran Dasar Perusahaan agar sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; dan 2. mengubah nilai nominal saham Seri A dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham. Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 31 Maret 1999 untuk meningkatkan modal dasar dari Rp 6.468.000 juta menjadi Rp 38.000.000 juta (terdiri dari 5.000.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham; 204.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 125 per saham; dan 80.000.000.000 saham Seri C dengan nilai nominal Rp 125 per saham). Risalah Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ini telah didokumentasikan dalam akta No. 60 dari Notaris Sutjipto SH tertanggal 31 Maret 1999 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-5902.HT.01.04.TH.99 tertanggal 5 April 1999. - 10 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jalan M.H. Thamrin, Kav. 22, Jakarta Pusat. Perusahaan memiliki 1 kantor cabang utama, 60 kantor cabang dan 122 kantor cabang pembantu. Jumlah karyawan Perusahaan per 31 Desember 2000 adalah 7.971 karyawan. Sebelum direkapitalisasi oleh Pemerintah pada tahun 1999, Perusahaan merupakan bank publik yang dimiliki dan dikendalikan oleh Grup Sinar Mas. Setelah proses rekapitalisasi, Perusahaan secara mayoritas dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional. b. Anak Perusahaan dan Cabang Perusahaan di Luar Indonesia Perusahaan memiliki anak perusahaan berikut: Anak Perusahaan BII Finance Co. Ltd. PT BII Finance Center Domisili Hong Kong Jakarta Jenis Usaha Menjalankan kegiatan usaha perbankan Menjalankan kegiatan usaha leasing, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen Persentase Pemilikan Tahun Operasi Komersial 100% 1991 99,99% 1991 Pada tanggal 30 Juli 2000, Bank Sentral Cina mengeluarkan surat keputusan pengesahan setoran modal oleh Western Oceanic Bank sebesar USD 49 juta (ekuivalen Rp 441.147 juta) ke Bank International Ningbo, dan pembagian dividen saham sebesar USD 6 juta (ekuivalen Rp 54.018 juta) kepada pemegang saham lama (Perusahaan). Akibat transaksi ini, persentase kepemilikan Perusahaan berkurang dari 100% (Catatan 11) dan Perusahaan tidak lagi memegang kendali atas perusahaan tersebut. Perusahaan merencanakan untuk menjual seluruh kepemilikan sahamnya pada Bank International Ningbo kepada Grup Sinar Mas (PT Purinusa Ekapersada). Transaksi penjualan ini termasuk dalam skim restrukturisasi Grup Sinar Mas yang telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Proses penjualan serta dokumen legal atas transaksi tersebut diperkirakan baru akan selesai pada tahun 2001. Oleh karena itu, laporan keuangan Bank International Ningbo tidak dikonsolidasikan pada 31 Desember 2000. Perusahaan memiliki cabang operasional di luar Indonesia, yakni Cayman Island, Mumbai dan Mauritius. Cabang Cook Island sudah tidak beroperasi lagi sejak bulan Nopember 2000. Laporan keuangan cabang Perusahaan di luar negeri yang masih beroperasi telah digabung dalam laporan keuangan Perusahaan. c. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada bulan Oktober 1989, Perusahaan menjual sahamnya sejumlah 12 juta saham Seri A yang harga nilai nominalnya Rp 1.000 per saham, kepada masyarakat melalui Pasar Modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penjualan saham Seri A kepada masyarakat ini telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam melalui suratnya No. SI-058/SHM/MK.10/189 tertanggal 2 Oktober 1989. - 11 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pada bulan Pebruari 1994, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang sahamnya (rights issue I). Dalam penawaran ini telah diterbitkan sejumlah 52.717.184 saham Seri A yang nilai nominalnya Rp 1.000 per saham, dimana ditentukan bahwa setiap pemegang 5 saham Seri A mempunyai hak untuk memesan 1 saham Seri A dengan harga Rp 4.000 per saham. Penawaran Umum Terbatas I ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 25 Januari 1994, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-130/PM/1994 tertanggal 24 Januari 1994. Pada bulan Pebruari 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang sahamnya (rights issue II) sejumlah 1.289.579.469 saham Seri A dimana melekat sejumlah 286.573.215 waran Seri I. Setiap pemegang 27 saham Seri A mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk 18 saham baru Seri A dengan harga Rp 750 per saham. Disamping itu, pada setiap 18 saham baru Seri A melekat 4 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Pemesanan pembelian akan dilakukan dalam kelipatan 9 saham Seri A senilai Rp 6.750. Jumlah dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas II ini adalah sebesar Rp 967.185 juta. Penawaran Umum Terbatas II ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 27 Desember 1996, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-2093/PM/1996 tertanggal 28 Desember 1996. Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 31 Maret 1999 untuk menyetujui rencana Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang sahamnya (rights issue III). Dalam penawaran ini diterbitkan sejumlah 62.101.383.408 saham baru (Seri B dengan nilai nominal Rp 125 per saham) dan 7.762.672.926 waran Seri II. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk Penawaran Umum Terbatas III melalui Surat Keputusannya No. S-434/PM/1999 tertanggal 30 Maret 1999 dan untuk Penawaran Umum Terbatas III Lanjutan melalui Surat Keputusannya No. S-857/PM/1999 tertanggal 8 Juni 1999. Jumlah dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas III ini adalah sebesar Rp 4,5 triliun (untuk 35.891.396.568 saham Seri B dan 4.486.424.571 waran Seri II) dan telah diterima oleh Perusahaan pada bulan April dan Juni 1999. d. Program Rekapitalisasi Perusahaan Pada tanggal 13 Maret 1999, Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan Indonesia mengeluarkan pernyataan yang menyatakan P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk termasuk salah satu dari bank-bank yang akan direkapitalisasikan oleh Pemerintah. Perusahaan ikut serta dalam Program Rekapitalisasi Perbankan Nasional sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Pebruari 1999 serta pengumuman dari Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan Indonesia tanggal 13 Maret 1999. Surat Keputusan Bersama tersebut menyatakan bahwa Pemerintah akan melakukan penyertaan modal pada bank umum yang dapat diikutsertakan dalam program rekapitalisasi dengan jumlah setinggi-tingginya sebesar 80% dari kebutuhan dana rekapitalisasi bank umum yang bersangkutan untuk mencapai Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) 4%. Pemegang saham pengendali Perusahaan, Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional telah menandatangani "Perjanjian Investasi, Manajemen dan Kinerja Usaha" pada tanggal 28 Mei 1999. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir tertanggal 10 Nopember 1999. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tanggal 24 Mei 1999, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan penyertaan modal pada Perusahaan maksimum sebesar Rp 8,7 triliun. Saldo penyertaan modal Pemerintah Indonesia pada Perusahaan adalah sebesar Rp 6,6 triliun yang disetor dalam bentuk obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia. Jumlah tersebut lebih rendah Rp 2,1 triliun dari jumlah maksimum dana rekapitalisasi yang - 12 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia karena pemegang saham pengendali dan masyarakat telah menyetor modal melebihi jumlah minimum 20% dari kebutuhan dana rekapitalisasi untuk mencapai CAR 4%. Perusahaan telah mengembalikan selisih dana rekapitalisasi sebesar Rp 2,1 triliun kepada Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 2000. e. Komisaris dan Manajemen Perusahaan Susunan komisaris dan manajemen Perusahaan berdasarkan akta No. 80 dari notaris Fathiah Helmi SH, tertanggal 30 Juni 2000 adalah sebagai berikut : f. Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris : : : Rusli Prakarsa Sudiarso Aditiawan Chandra Anggito Abimanyu Randolph Latumahina Suad Husnan Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur : : Direktur : Hiroshi Tadano Gustiono Kustianto Yap Tjay Soen Fransiska Oei Lan Siem Halim Susanto Hedy Maria Helena Lapian Raymond Yauwenas Rudy N. Hamdani Restrukturisasi Tagihan kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Sesuai Ketentuan Perjanjian Rekapitalisasi tertanggal 28 Mei 1999 serta Surat Kesanggupan dari Menteri Keuangan kepada PT Sinar Mas Multiartha Tbk (pemegang saham lama) dan Perusahaan tanggal 15 April 1999 yang terlampir pada Perjanjian Rekapitalisasi, Perusahaan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas menandatangani kesepakatan awal pada tanggal 31 Maret 2000, untuk merestrukturisasi jadwal pembayaran kembali dan kualitas agunan tagihan Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Grup Sinar Mas). Tagihan tersebut termasuk penempatan pada bank, wesel tagih, tagihan wesel ekspor, kredit yang diberikan, letters of credit, dan akseptasi atas L/C berjangka (Catatan 5, 6, 7 dan 37). - 13 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Melanjutkan kesepakatan awal diatas, Perusahaan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas (diwakili oleh Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja) menandatangani Perjanjian Penyelesaian atas tagihan Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Grup Sinar Mas) sebesar USD 1.249 juta (ekuivalen Rp 11.985.016 juta dengan nilai tukar sebesar Rp 9.595 per USD 1) pada tanggal 26 Januari 2001 serta amandemennya pada tanggal 3 Pebruari 2001. Perjanjian Penyelesaian beserta amandemennya telah dilegalisir oleh Sukawaty Sumadi SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 26 Januari 2001 dan 16 Pebruari 2001. Dalam Perjanjian Penyelesaian disebutkan bahwa Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja merupakan Penjamin Pribadi penyelesaian tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas. Pembayaran tagihan Perusahaan akan dilakukan oleh debitur Grup Sinar Mas dengan jadwal pembayaran sebagai berikut : 30 September 2001 31 Maret 2002 30 September 2002 31 Desember 2002 31 Maret 2003 30 Juni 2003 30 September 2003 2,5% 5,0% 5,0% 7,5% 7,5% 7,5% 65,0% Dari Nilai Tagihan Perusahaan Dari Nilai Tagihan Perusahaan Dari Nilai Tagihan Perusahaan Dari Nilai Tagihan Perusahaan Dari Nilai Tagihan Perusahaan Dari Nilai Tagihan Perusahaan Dari Nilai Tagihan Perusahaan Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian tersebut, Grup Sinar Mas dikenakan tingkat bunga sebesar 16% per tahun untuk Rupiah dan SIBOR + 3% per tahun untuk Dolar Amerika Serikat. Bunga dibayarkan pada tiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember. Perjanjian Penyelesaian ini ditandatangani dengan sepengetahuan dari Menteri Keuangan. Untuk menjaga tingkat kesehatan Perusahaan dan menjaga kualitas aset Perusahaan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional memberikan Penjaminan Pemerintah kepada Perusahaan agar tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas dapat dikecualikan dari perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit menurut ketentuan Bank Indonesia. Penjamin Pribadi akan memberikan Jaminan Pribadi untuk menjamin pembayaran Penjaminan Pemerintah, serta mengupayakan memberikan dan mengikatkan jaminan (senilai 145% dari nilai tagihan) sebagai kontra jaminan guna menjamin Penjaminan Pemerintah sepanjang Bank Indonesia mengelompokkan tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas dalam perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Badan Penyehatan Perbankan Nasional akan melaksanakan dan melakukan pengawasan terhadap penjaminan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Disamping memperoleh Jaminan Pribadi dari Penjamin Pribadi, Badan Penyehatan Perbankan Nasional juga sedang dalam usaha untuk memperoleh Jaminan Pribadi dari Eka Tjipta Widjaja. Dengan kuasa dari Menteri Keuangan tanggal 8 Maret 2001, Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional menerbitkan penjaminan atas tagihan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas sebesar USD 1.249 juta. Penjaminan tersebut berlaku efektif tanggal 30 April 2001 dan akan berakhir pada tanggal 7 Oktober 2003. Jika debitur Grup Sinar Mas tidak melakukan pembayaran bunga pada tanggal jatuh tempo pembayaran bunga atau pembayaran pokok pada tanggal pembayaran tagihan Perusahaan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional akan membayar bunga dan cicilan pokok tertunggak sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Penyelesaian. Penjaminan Pemerintah atas tagihan kepada debitur Grup Sinar Mas akan berakhir terhadap bagian tagihan Perusahaan yang telah dibayar, telah dijual dan/atau dialihkan kepada pihak ketiga atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional, atau yang berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku pada saat yang bersangkutan tidak lagi termasuk dalam perhitungan pelampauan perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada pihak terkait karena alasan lain selain adanya Penjaminan Pemerintah. - 14 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan serta prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi ini, kecuali bila dinyatakan secara khusus, adalah dalam jutaan Rupiah. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Mulai tahun 2000, laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan komparatif, laporan arus kas konsolidasi tahun 1999, yang sebelumnya disusun dengan menggunakan metode tidak langsung, disajikan kembali agar sesuai dengan penyajian tahun 2000. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan beserta seluruh anak perusahaan yang berada dibawah pengendalian Perusahaan, kecuali anak perusahaan yang sifat pengendaliannya adalah sementara atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir. Suatu pengendalian atas suatu anak perusahaan lain dianggap ada bilamana Perusahaan menguasai lebih dari lima puluh persen (50%) hak suara di anak perusahaan; atau Perusahaan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan; atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota dewan direksi di anak perusahaan. Seluruh saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi antar perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. - 15 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Transaksi Perusahaan dan anak perusahaan yang berdomisili di Indonesia menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing yang terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. Penjabaran aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal tersebut yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (yakni Rp 9.595/USD untuk 31 Desember 2000 dan Rp 7.100/USD untuk 31 Desember 1999). Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba rugi tahun berjalan. Penjabaran laporan keuangan anak perusahaan berkedudukan di luar negeri dalam rangka konsolidasi dan cabang Perusahaan yang Anak perusahaan dan cabang Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang negara tempat kedudukannya. Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan anak perusahaan dan cabang Perusahaan tersebut dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan cara sebagai berikut : • Saldo akun-akun neraca, kecuali akun-akun ekuitas yang dijabarkan dengan kurs historis, dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal neraca; • Saldo akun-akun laba rugi setiap bulannya dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah rata-rata yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk bulan yang bersangkutan. Saldo akun-akun laba rugi untuk tahun berjalan merupakan jumlah dari penjabaran bulanan tersebut; dan • Selisih yang timbul sebagai akibat dari penjabaran ini disajikan di neraca sebagai bagian dari Ekuitas pada akun "Selisih kurs penjabaran laporan keuangan". Forward kontrak untuk tujuan pendanaan (funding) Selisih antara kurs berjangka yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai pada tanggal transaksi (spot rate), diakui sebagai premi atau diskonto dan diamortisasi secara proporsional selama jangka waktu kontrak. Premi atau diskonto tersebut disajikan sebagai penambah atau pengurang beban bunga. Selisih antara kurs tunai pada tanggal laporan dengan kurs tunai pada tanggal transaksi, untuk tagihan atau kewajiban berjangka (forward receivable or payable) dalam mata uang asing diakui sebagai pendapatan atau beban tahun berjalan. Forward kontrak untuk tujuan perdagangan (trading) Selisih antara kurs yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai pada tanggal transaksi atau tanggal jatuh waktu (spot rate) dan diakui sebagai laba atau rugi pada tahun berjalan. - 16 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) d. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan penempatan pada bank lain yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya serta tidak ada pembatasan dalam pencairannya. Penempatan pada bankbank yang dibekukan kegiatan usahanya dikeluarkan dari kas dan setara kas. e. Penempatan Pada Bank Lain Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari masing-masing saldo penempatan pada bank lain. f. Surat-surat Berharga Surat-surat berharga terdiri dari obligasi Pemerintah Indonesia ("Obligasi Pemerintah"), surat berharga pasar uang (termasuk Sertifikat Bank Indonesia), penempatan pada Bank Indonesia, wesel tagih, obligasi, tagihan atas wesel ekspor, saham, draft dan traveller cheques. Akuntansi untuk surat-surat berharga adalah sebagai berikut: • Surat berharga yang tujuan investasinya untuk dimiliki hingga jatuh tempo ("held to maturity") dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi atau ditambah dengan diskonto atau premi yang belum diamortisasi. Penurunan permanen nilai surat berharga dapat terjadi apabila biaya perolehan dari surat berharga tersebut tidak dapat diterima kembali sepenuhnya, dan akibatnya biaya perolehan masing-masing surat berharga dicatat sebesar nilai wajar dan dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan. • Surat berharga yang tujuan investasinya untuk tersedia untuk dijual ("available for sale") dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan secara terpisah sebagai bagian dari komponen ekuitas. Selisih harga pasar dan harga perolehan diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada saat direalisasi, yaitu pada saat surat berharga tersebut dijual. • Surat berharga yang tujuan investasinya untuk diperdagangkan ("trading") dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pemindahan surat-surat berharga ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dari tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama sisa umur surat-surat berharga tersebut. Laba atau rugi realisasi dari penjualan surat berharga ditentukan berdasarkan biaya perolehan rata-rata setelah ditambah atau dikurangi dengan diskonto atau premi yang belum diamortisasi per tanggal transaksi penjualan. Penyisihan penghapusan dan penurunan nilai pasar disajikan sebagai pengurang terhadap surat-surat berharga. - 17 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) g. Kredit Yang Diberikan Kredit yang diberikan dinyatakan berdasarkan saldo kredit dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari kredit yang diberikan. h. Penyisihan Penghapusan Untuk Aktiva Produktif serta Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi Perusahaan melakukan penyisihan penghapusan aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aktiva produktif serta komitmen dan kontinjensi tersebut. Evaluasi manajemen untuk tujuan penentuan penyisihan penghapusan aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi dibuat berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR dan No. 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 12 November 1998, aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat berharga, kredit yang diberikan dan investasi dalam bentuk saham. Aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi bank diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori, yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Berikut adalah persentase penyisihan penghapusan yang dipakai oleh Perusahaan per 31 Desember 2000 : Klasifikasi Aktiva Produktif dan Kewajiban Komitmen/Kontinjensi Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet Minimum Persentase Penyisihan Penghapusan 0,875% 4,000% 12,500% 50,000% 100,000% Persentase penyisihan penghapusan di atas diterapkan terhadap saldo aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan lancar dan dalam perhatian khusus yang diterapkan terhadap saldo aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Persentase penyisihan penghapusan aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi untuk klasifikasi lancar, dalam perhatian khusus, dan kurang lancar akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 1% untuk lancar, 5% dalam perhatian khusus dan 15% untuk kurang lancar pada bulan Juni 2001. Penyisihan penghapusan untuk kewajiban komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan dalam akun kewajiban lain-lain. Apabila manajemen berkeyakinan bahwa aktiva produktif tidak dapat ditagih lagi, saldonya dihapuskan dari pembukuan. Penerimaan kembali atas aktiva produktif yang telah dihapuskan diakui sebagai penambahan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang bersangkutan selama tahun berjalan. i. Investasi Dalam Bentuk Saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% dan harga pasar saham tidak tersedia dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya) sedangkan investasi dalam bentuk saham dengan kepemilikan 20% sampai 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi sejak perolehan sesuai dengan persentase pemilikan dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas). - 18 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Investasi pada saham anak perusahaan dalam informasi konsolidasi Induk Perusahaan disajikan dengan menggunakan metode ekuitas. Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan/perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatat investasi dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. j. Aktiva Tetap Aktiva tetap, kecuali aktiva tetap yang direvaluasi, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan. Aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Pada bulan September 1998, Perusahaan melakukan revaluasi aktiva tetap sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998, dengan selisih kenaikan revaluasi sebesar Rp 1.343.195 juta. Perusahaan memperoleh pengesahan dari Kantor Pajak tanggal 25 Maret 1999 atas kenaikan revaluasi sebesar Rp 1.343.195 juta ini melalui suratnya No. KEP-7/WPJ.06/KP.0404/1999. Kenaikan revaluasi ini dibukukan oleh Perusahaan tanggal 1 April 1999. Aktiva tetap yang diperoleh sebelum Oktober 1998 dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan, sedangkan aktiva tetap yang diperoleh sesudah Oktober 1998 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Seluruh aktiva tetap Perusahaan, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun berganda (double-declining balance method). Tanah tidak disusutkan, sedangkan bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut : Persentase Bangunan : • Permanen • Non Permanen Aktiva tetap diluar Bangunan : Golongan I : dengan masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun Golongan II : dengan masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun 5% 10% 50% 25% Tanah diukur berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan, kecuali bila kualitas tanah tak layak lagi digunakan atau sifat operasi utama meninggalkan tanah begitu saja apabila proyek selesai. Sejak tahun 1999, biaya pengurusan legal hak atas tanah diakui sebagai beban tangguhan dan diamortisasi sepanjang umur hukum atau umur ekonomis aktiva tanah, yang mana lebih pendek, dengan menggunakan metode garis lurus (penerapan PSAK No. 47). Sehubungan dengan berlakunya PSAK ini, manajemen telah mengevaluasi kembali seluruh nilai tercatat tanah dan memutuskan untuk menerapkan PSAK ini secara prospektif (yaitu untuk perolehan tanah baru dan atau perpanjangan hak legal tanah pada masa yang akan datang), karena pada akhir tahun 1998 Perusahaan baru melakukan penilaian kembali aktiva tetapnya, termasuk tanah (Catatan 12). - 19 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan. k. Agunan Yang Diambil Alih Dan Aktiva Yang Tidak Digunakan (atau Barang Jaminan dalam Penguasaan Bank) Agunan yang diambil alih merupakan barang jaminan yang telah diambil alih oleh Perusahaan dan masih dalam proses balik nama. Sedangkan, aktiva yang tidak digunakan merupakan barang jaminan yang telah diambil alih oleh Perusahaan dan surat kepemilikannya telah atas nama Perusahaan. Agunan yang diambil alih dan aktiva yang tidak digunakan yang diperoleh dalam kaitannya dengan penyelesaian pinjaman nasabah dicatat berdasarkan nilai terendah antara harga pasar dan harga yang disepakati bersama. Selisih antara saldo pinjaman nasabah dengan nilai tercatat yang disebutkan diatas dibebankan kedalam akun penyisihan penghapusan aktiva produktif dalam tahun berjalan. Manajemen mengevaluasi nilai barang jaminan dalam penguasaan bank secara berkala. Penyisihan penghapusan barang jaminan dalam penguasaan bank akan dibentuk atas penurunan nilai barang jaminan dalam penguasaan bank. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan barang jaminan dalam penguasaan bank dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Laba atau rugi akibat realisasi penjualan barang jaminan dalam penguasaan bank dibebankan ke laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. l. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non-performing. Pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga atas aktiva non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai pendapatan bunga dalam penyelesaian dalam laporan komitmen dan kontinjensi. Kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya (tidak termasuk surat-surat berharga) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan atau macet, dan debitur tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya selama jangka waktu lebih dari 90 hari atau pada saat manajemen berpendapat bahwa penerimaan atas bunga tersebut diragukan. Sedangkan, surat-surat berharga diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit surat berharga tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau pokok. m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman yang diterima yang nilainya melebihi Rp 100 juta diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis sesuai dengan jangka waktu kredit atau pinjaman yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan atau beban provisi dan komisi yang nilainya kurang dari Rp 100 juta diakui sebagai pendapatan pada saat penerimaannya atau untuk beban pada saat pembayarannya. - 20 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat transaksi terjadi. n. Pajak Penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan yang berdomisili di Indonesia menghitung pajak penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan” sejak 1 Juni 1999. Perhitungan pajak penghasilan badan untuk anak perusahaan yang berdomisili di luar Indonesia dan perusahaan asosiasi yang berdomisili di Indonesia berdasarkan masing-masing penghasilan kena pajak perusahaan yang bersangkutan karena dampak penerapan PSAK No. 46 tidak signifikan. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda. o. Swap Suku Bunga (Interest Rate Swap) Transaksi swap suku bunga untuk tujuan pendanaan (funding) Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga yang diperjanjikan (contracted interest rate) disajikan sebagai penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasi secara proporsional selama jangka waktu kontrak. Transaksi swap suku bunga untuk tujuan perdagangan (trading) Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga yang diperjanjikan (contracted interest rate) diakui sebagai laba atau rugi pada akhir masa kontraknya. p. Opsi (Option) Dalam hal Perusahaan bertindak sebagai penerbit opsi, selisih rugi antara kurs opsi yang diperjanjikan dengan kurs tunai pasar pada tanggal laporan keuangan, diperhitungkan sebagai beban dalam tahun berjalan. Sedangkan, selisih laba antara kurs opsi yang diperjanjikan dengan kurs tunai pasar pada tanggal laporan keuangan tidak diperhitungkan sebagai pendapatan dalam tahun berjalan tetapi baru diakui pada saat direalisasi. q. Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. - 21 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian penuh, jumlah saham yang beredar disesuaikan terhadap pengaruh dilusi dari waran yang berpotensi menjadi saham biasa. r. Dana Pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti sejak Mei 1996 untuk semua karyawan tetap lokalnya. Beban dana pensiun program iuran pasti diakui secara akrual. s. Aktiva Yang Dijual Dengan Syarat Repo Aktiva (yakni surat berharga dan kredit yang diberikan) yang dijual dengan syarat repo tidak disajikan dalam neraca konsolidasi tetapi disajikan sebagai "kewajiban pembelian kembali aktiva yang dijual dengan syarat repo" di dalam laporan komitmen dan kontinjensi. t. Informasi Segmen Informasi segmen disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasi. u. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. Biaya emisi saham Perusahaan pada 31 Desember 2000 adalah nihil karena seluruhnya telah diakui sebagai beban tahun berjalan dan laporan keuangan tahun 1999 tidak disajikan kembali. v. Restrukturisasi aktiva produktif Perusahaan menerapkan PSAK No. 54 “Akuntansi untuk Restrukturisasi Piutang dan Hutang” dan ketentuan Bank Indonesia No. 31/150/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 perihal “Restrukturisasi Kredit” terhadap tagihan aktiva produktif yang direstrukturisasi. Selisih antara nilai nominal tagihan dan nilai tunai kini dari tagihan tersebut dibebankan kedalam laporan laba rugi tahun berjalan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (“interest in suspense”) dan diakui sebagai pendapatan secara proporsional dengan pokok pinjaman pada saat pembayaran tunai diterima. Pendapatan bunga yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai pengurang kredit yang diberikan. 3. GIRO PADA BANK INDONESIA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Rupiah Valuta asing 1.030.336 383.763 987.578 280.572 1.030.336 383.763 987.578 280.572 Jumlah 1.414.099 1.268.150 1.414.099 1.268.150 Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 5% dari kewajiban dalam Rupiah dan 3% dari kewajiban dalam mata uang asing. Giro wajib minimum Perusahaan untuk mata uang Rupiah dan mata uang asing pada 31 Desember 2000 adalah Rp 1.299.862 juta (1999 : Rp 1.146.950 juta). - 22 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 4. GIRO PADA BANK LAIN Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Rupiah Valuta Asing 6.004 1.506.746 8.496 2.782.721 5.993 1.480.904 8.493 1.897.143 Jumlah Penyisihan penghapusan 1.512.750 (14.267) 2.791.217 (18.709) 1.486.897 (14.267) 1.905.636 (18.709) Jumlah - Bersih 1.498.483 2.772.508 1.472.630 1.886.927 Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk giro pada bank lain per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain tersebut. 5. PENEMPATAN PADA BANK LAIN Berdasarkan jenis penempatan, penempatan pada bank lain dapat dirinci sebagai berikut : 2000 Tingkat Bunga Rata-rata % Konsolidasi Rp '000'000 Induk Perusahaan Rp '000'000 Rupiah Call money Jumlah 9,90 184.190 184.190 184.190 184.190 Valuta Asing Call money Deposito berjangka Jumlah 7,66 6,80 1.758.108 204.901 1.963.009 1.758.108 1.056 1.759.164 Jumlah Penyisihan penghapusan 2.147.199 (61.981) 1.943.354 (61.981) Jumlah - Bersih 2.085.218 1.881.373 - 23 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 1999 Tingkat Bunga Rata-rata % Konsolidasi Rp '000'000 Induk Perusahaan Rp '000'000 Rupiah Call money Deposito berjangka Jumlah 12,99 12,96 456.243 591.000 1.047.243 456.243 591.000 1.047.243 Valuta Asing Call money Deposito berjangka Jumlah 7,26 8,12 181.050 2.649.693 2.830.743 1.182.150 180.112 1.362.262 Jumlah Penyisihan penghapusan 3.877.986 (35.028) 2.409.505 (35.028) Jumlah - Bersih 3.842.958 2.374.477 a. Penempatan Pada Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa Penempatan pada bank lain pada 31 Desember 2000 termasuk penempatan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 1.439.250 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 2.344.775 juta) dan Rp 1.439.250 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 1.065.000 juta). Pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2000 adalah Bank International Ningbo. Penempatan Induk Perusahaan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2000 telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya dan dialihkan menjadi kredit kepada PT Purinusa Ekapersada pada tahun 2001 (Catatan 1f dan 44). Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan PT Purinusa Ekapersada pada tanggal 9 Maret 2001. Kredit kepada PT Purinusa Ekapersada ini merupakan kredit yang termasuk direstrukturisasi berdasarkan Perjanjian Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional tertanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tertanggal 3 Pebruari 2001 (Catatan 1f, 7 dan 44). b. Penempatan Pada Bank Beku Kegiatan Usaha/Bank Beku Operasi (BBKU/BBO) Penempatan pada bank lain (call money) pada 31 Desember 2000 termasuk penempatan pada BBKU dengan jumlah sebesar Rp 180.856 juta (1999 : Rp 1.009.576 juta). Klaim terhadap penempatan pada BBKU tersebut telah diajukan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Perusahaan telah menerima dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional berupa penyelesaian pokok tagihan dan tunggakan bunga atas penempatan pada BBKU/BBO sebagai berikut : (i) Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Papan Sejahtera (BBKU) sebesar Rp 425.000 juta diterima pada tanggal 20 Desember 1999. (ii) Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Aken (BBKU) sebesar Rp 40.000 juta diterima pada tanggal 26 Januari 2000. - 24 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) (iii) Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Dagang Nasional Indonesia (BBO) sebesar Rp 110.340 juta diterima pada tanggal 15 Maret 2000. Pendapatan bunga yang masih harus diterima atas PT Bank Papan Sejahtera, PT Bank Aken, dan PT Bank Dagang Nasional Indonesia sebesar Rp 253.928 juta dibayarkan bersamaan pada tanggal 15 Maret 2000. (iv) Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Putra Surya Perkasa (BBKU) sebesar Rp 591.000 juta diterima pada tanggal 1 Desember 2000. Selain di atas, Perusahaan juga telah menerima penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Tiara Asia (Bank Take Over) sebesar Rp 87.380 juta pada tanggal 15 Mei 2000 dari PT Bank Tiara Asia dalam bentuk obligasi Pemerintah. Jumlah penerimaan atas bunga adalah sebesar Rp 57.619 juta yang diterima dalam bentuk akrual bunga obligasi Pemerintah sebesar Rp 1.465 juta, sedangkan sisanya diterima secara tunai oleh Perusahaan pada tanggal 1 Mei dan 31 Mei 2000 dengan jumlah sebesar Rp 28.077 juta pada masing-masing tanggal tersebut. Penyelesaian penempatan pada PT Bank Bira (BBKU) sebesar Rp 176.625 juta dan bunganya Rp 103.714 juta (serta surat berharga pasar uang yang diendors oleh PT Bank Umum Nasional (BBO) sebesar Rp 896.000 juta yang disajikan pada akun surat berharga – Catatan 6) adalah sebagai berikut : • Pada tanggal 27 April 2001, KKSK menyetujui usulan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (setelah mendengarkan pertimbangan Bank Indonesia) untuk memindahbukukan sebesar Rp 1.176.338 juta “recycled obligasi Pemerintah” dari rekening Badan Penyehatan Perbankan Nasional di Bank Indonesia ke rekening BII di Bank Indonesia dalam rangka menyelesaikan tagihan antar bank Perusahaan sebesar Rp 1.176.339 juta. Penggunaan “recycled obligasi Pemerintah” akan dilaksanakan setelah ada persetujuan dari Komisi IX DPR. Apabila pemindahbukuan obligasi tidak dapat dilaksanakan, maka Badan Penyehatan Perbankan Nasional dapat mengganti “recycled obligasi Pemerintah” diatas dengan agunan berupa barang, tanah, dan aset lainnya yang telah dinilai sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Selama penilaian aset agunan dilakukan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional diijinkan untuk sementara waktu mengagunkan deposito atau bentuk instrumen likuid lainnya. • c. Melanjutkan keputusan KKSK diatas, Menteri Keuangan pada tanggal 27 April 2001 memberikan kuasa kepada Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk mewakili Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka penyelesaian tagihan antar bank Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam surat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 19 Mei 1999 kepada Perusahaan dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (yang merupakan lampiran 8 dari “Perjanjian Investasi, Manajemen, dan Kinerja Usaha” antara Badan Penyehatan Perbankan Nasional, Perusahaan dan pemegang saham pengendali serta pengurus Perusahaan). Disamping itu, Menteri Keuangan juga memberikan persetujuan agar porsi kewajiban minimal 20% Grup Sinar Mas (minimal senilai Rp 235,3 miliar), akan diselesaikan secara terpisah antara Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas. Pada tanggal 3 Mei 2001, Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional bersama pengurus Perusahaan menandatangani Akta Jaminan Fidusia sehubungan dengan penempatan obligasi Pemerintah Seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta sebagai agunan terhadap tagihan antar bank. Akta Jaminan Fidusia (Akta Fidusia No. 6) ini dibuat oleh Winnie Susanti Hadiprodjo SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2001. Pada tanggal 4 Mei 2001, Citibank (Jakarta) sebagai sub-registry (No. 2.1.2.031) telah mengeluarkan Surat Keterangan Surat Berharga Diagunkan (SKSD) No. 01/WWSS/V/2001 sehubungan dengan pengagunan obligasi Pemerintah Seri FR004 yang dimaksud di atas. Penempatan recycled obligasi Pemerintah tersebut sebagai agunan adalah untuk sementara waktu (sampai dengan adanya keputusan Komisi IX DPR untuk menyelesaikan tagihan antar bank yang dimaksud dengan recycled obligasi Pemerintah. Jangka Waktu - 25 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Call money merupakan penempatan dana yang berjangka waktu antara 1 hari dan 90 hari, sedangkan jangka waktu deposito berjangka berkisar antara 1 bulan dan 3 bulan. Penempatan pada bank beku operasi, bank take over dan bank beku kegiatan usaha telah jatuh tempo lebih dari 90 hari. d. Penyisihan Penghapusan Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk penempatan pada bank lain per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain tersebut. 6. SURAT-SURAT BERHARGA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Dimiliki hingga jatuh tempo: Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Pendapatan bunga diterima dimuka Sertifikat Bank Indonesia (SBI) - Bersih 1.625.000 (6.103) 1.618.897 2.660.800 (26.632) 2.634.168 1.625.000 (6.103) 1.618.897 2.660.800 (26.632) 2.634.168 Penempatan pada Bank Indonesia Pendapatan bunga diterima dimuka Penempatan pada BI - Bersih 90.000 (27) 89.973 451.000 451.000 90.000 (27) 89.973 451.000 451.000 Tagihan atas wesel ekspor Pendapatan bunga diterima dimuka 170.567 (6) 4.231.425 (44.118) 17.132 (6) 4.068.510 (44.118) Tagihan atas wesel ekspor - Bersih 170.561 4.187.307 17.126 4.024.392 Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) 896.000 896.000 896.000 896.000 639.103 (1.152) (162.489) 475.462 2.370.114 (105.133) (169.041) (89.369) 2.006.571 639.103 (1.152) (162.489) 475.462 2.370.114 (105.133) (169.041) (89.369) 2.006.571 Wesel tagih Pendapatan bunga diterima dimuka Dampak perubahan tujuan investasi Penurunan permanen nilai surat berharga Wesel tagih - Bersih - 26 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Obligasi Pendapatan bunga diterima dimuka Dampak perubahan tujuan investasi Obligasi - Bersih Draft 286.743 (3.982) (48.625) 234.136 303.844 (9.273) (84.436) 210.135 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 286.743 (3.982) (48.625) 234.136 303.844 (9.273) (84.436) 210.135 150 275 150 275 618.777 543.615 618.777 543.615 (70.163) 548.614 (65.339) 478.276 (70.163) 548.614 (65.339) 478.276 175.359 211.887 175.359 211.887 (3.855) 171.504 768 212.655 (3.855) 171.504 768 212.655 Tersedia untuk dijual: Wesel tagih Penyisihan penurunan/penyesuaian nilai pasar Wesel tagih - Bersih Obligasi Penyisihan penurunan/penyesuaian nilai pasar Obligasi - Bersih Saham Penyisihan kenaikan (penurunan)/ penyesuaian nilai pasar Saham - Bersih 70 256 70 256 (27) 43 140 396 (27) 43 140 396 Traveller cheques 919 945 919 945 Diperdagangkan : Wesel Tagih Penyisihan Penurunan/Penyesuaian nilai pasar 44.741 - 44.741 - (2.879) - (2.879) - Wesel Tagih - Bersih 41.862 - 41.862 - Obligasi Penyisihan Penurunan/Penyesuaian nilai pasar 57.871 (3.011) - (3.011) - Obligasi - Bersih 54.860 - 54.860 - 57.871 Jumlah Penyisihan penghapusan 4.302.981 (96.615) 11.077.728 (124.784) 4.149.546 (96.615) 10.914.813 (124.784) Jumlah - Bersih 4.206.366 10.952.944 4.052.931 10.790.029 - 27 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) a. Tagihan Wesel Ekspor Kepada Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa Tagihan wesel ekspor konsolidasi pada 31 Desember 2000 termasuk wesel ekspor yang dibeli dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 34.783 juta (1999 : Rp 4.059.598 juta). Tagihan wesel ekspor pada 31 Desember 1999 tersebut termasuk tagihan wesel ekspor sebesar Rp 4.008.810 juta yang didiskontokan kepada Bank Indonesia. Tagihan wesel ekspor Perusahaan yang dibeli dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya dan dialihkan menjadi kredit. Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan debitur yang bersangkutan pada tanggal 9 Maret 2001. Kredit ini merupakan kredit yang direstrukturisasi berdasarkan Perjanjian Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional pada tanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tanggal 3 Pebruari 2001 (Catatan 1f dan 44). b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) SBPU diatas merupakan SBPU yang diendors oleh PT Bank Umum Nasional (BBO) sebesar Rp 896.000 juta. Klaim terhadap pelunasan surat berharga ini telah diajukan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Tagihan surat berharga ini akan diselesaikan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional sesuai dengan keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan dan Menteri Keuangan (Catatan 5 dan 44). c. Wesel Tagih Saldo wesel tagih konsolidasi pada 31 Desember 2000 termasuk wesel tagih yang terkait dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 335.825 juta (1999 : Rp 585.750 juta). Tagihan wesel tagih tersebut telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya dan dialihkan menjadi kredit kepada PT Purinusa Ekapersada (sebesar Rp 287.850 juta dan PT Tjiwi Kimia (sebesar Rp 47.975 juta). Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan debitur Grup Sinar Mas yang bersangkutan pada tanggal 9 Maret 2001. Kredit ini merupakan kredit yang direstrukturisasi berdasarkan Perjanjian Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas, dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional tertanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tanggal 3 Pebruari 2001 (Catatan 1f dan 44). d. Obligasi Obligasi terdiri dari obligasi dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia. Saldo obligasi pada 31 Desember 2000 termasuk obligasi yang diterbitkan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 91.600 juta (1999 : Rp 91.600 juta). Penempatan dalam obligasi untuk penyisihan dana pelunasan obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan ("sinking fund") per 31 Desember 1999 adalah Rp 22.000 juta. Obligasi yang diterbitkan Perusahaan sebesar Rp 194.700 juta telah dilunasi pada bulan Juli 2000. - 28 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) e. Perubahan Tujuan Investasi Perusahaan melakukan perubahan tujuan investasi wesel tagih dan obligasi sebesar Rp 858.543 juta dari “tersedia untuk dijual” ke “dimiliki hingga jatuh tempo”. Alasan utama perubahan tersebut adalah sehubungan dengan manajemen risiko keuangan. Saldo rugi yang belum direalisasi atas surat berharga yang berubah tujuan investasinya adalah Rp 211.114 juta per 31 Desember 2000. Nilai pasar dari wesel tagih dan obligasi yang tujuan investasinya untuk "dimiliki hingga jatuh tempo" adalah sebesar Rp 603.974 juta per 31 Desember 2000. f. Tingkat Bunga Dan Tanggal Jatuh Tempo Surat Berharga Berikut ini adalah kelompok per tanggal jatuh tempo dari surat berharga yang tujuan investasinya : (i) Dimiliki hingga jatuh tempo Nilai bersih Rp'000'000 - Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 1 sampai 5 tahun Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 5 sampai 10 tahun Jumlah 2.853.694 269.669 572.930 3.696.293 (ii) Tersedia untuk dijual Nilai bersih Rp'000'000 - Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 1 sampai 5 tahun Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 5 sampai 10 tahun Jumlah 646.628 69.783 78.714 795.125 Tingkat bunga rata-rata per tahun dari SBI, SBPU/wesel tagih dan obligasi dalam Rupiah pada 31 Desember 2000 adalah 10,72% - 15% (1999 : 11% - 15%) per tahun. Sedangkan tingkat bunga rata-rata per tahun dari wesel tagih dan wesel ekspor dalam mata uang asing pada 31 Desember 2000 adalah 7,06% - 10,88% (1999 : 6% - 9%) per tahun. g. Penyisihan Penghapusan Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk surat-surat berharga per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya surat-surat berharga tersebut. - 29 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 7. KREDIT YANG DIBERIKAN a. Menurut Jenis Kredit Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Kredit promes Kredit Usaha Kecil (KUK) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit ekspor Pinjaman rekening koran Kredit impor KIK, KMKP, KI dan KPG Tagihan kartu kredit Kredit Cicilan Mobil Penumpang (KCMP) Pinjaman karyawan Tagihan anjak piutang Tagihan piutang sewa guna usaha bersih Tagihan pembiayaan konsumen Uang muka L/C (advance under L/C) Lain-lain Jumlah Penyisihan penghapusan 14.841.689 1.122.278 681.708 573.968 557.058 301.578 277.404 248.884 8.498.924 892.784 565.053 840.314 336.824 183.560 120.647 172.973 14.772.573 1.122.278 681.708 573.968 557.058 168.832 277.404 248.884 7.413.180 892.784 565.053 839.726 320.771 57.093 120.647 172.973 239.320 46.996 46.583 29.830 23.733 53.999 239.320 34.950 - 29.830 20.132 - 9.043 3.617 4.568 39.337 18.994.031 (2.329.766) 17.051 4.320 9.044 55.888 11.804.944 (1.758.364) 4.568 39.337 18.720.880 (2.234.318) 9.044 55.887 10.497.120 (1.630.683) Jumlah - Bersih 16.664.265 10.046.580 16.486.562 8.866.437 b. Saldo KUK Channeling pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 140.565 juta (1999 : Rp 106.730 juta), dimana sejumlah Rp 70.000 juta (1999 : Rp 70.000 juta) disalurkan melalui perusahaan pembiayaan yang mempunyai hubungan istimewa. c. Jaminan pemberian kredit pada umumnya berupa harta berwujud (tanah, bangunan,saham, deposito berjangka, mesin, dan persediaan). d. Saldo kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 9.801.825 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 4.409.208 juta) dan Rp 9.780.965 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 3.499.562 juta). Jumlah tersebut termasuk pinjaman karyawan sebesar Rp 46.996 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 23.733 juta) dan Rp 34.950 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 20.132 juta). - 30 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Peningkatan saldo kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2000 dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 1999 dikarenakan adanya tagihan wesel ekspor, letters of credit dan akseptasi atas L/C berjangka sebesar Rp 5.395.149 juta yang dialihkan menjadi kredit yang diberikan. Kredit yang diberikan oleh Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Grup Sinar Mas) telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya sesuai dengan Perjanjian Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional tertanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tertanggal 3 Pebruari 2001 (Catatan 1f dan 44). Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan debitur Grup Sinar Mas yang bersangkutan pada tanggal 9 Maret 2001. Asia Pulp & Paper Ltd. beserta anak perusahaan dan perusahaan asosiasinya (divisi produsen kertas dari Grup Sinar Mas) pada tanggal 12 Maret 2001 memutuskan moratorium (“standstill”) terhadap kewajiban membayar kepada kreditur. Periode moratorium ini belum ditentukan serta menunggu hasil pembicaraan restrukturisasi Grup Asia Pulp & Paper Ltd. dengan seluruh krediturnya. Keputusan moratorium ini tidak memberikan dampak kepada tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas karena Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Penyelesaian dengan Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional telah menerbitkan Penjaminan Pemerintah atas tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas (Catatan 1f). Pinjaman karyawan terdiri dari kredit yang dibebani bunga khusus dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai dengan 20 tahun yang dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kecuali pinjaman karyawan, kredit diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan persyaratan dan kondisi sama seperti kepada pihak lain. e. Kredit yang diberikan Induk Perusahaan dalam kelompok kolektibilitas diragukan dan macet per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.854.829 juta (1999 : Rp 2.490.541 juta). Nilai agunan per 31 Desember 2000 atas kredit yang diberikan tersebut adalah sebesar Rp 1.109.088 juta (1999 : Rp 694.276 juta). Saldo kredit dalam proses restrukturisasi (diluar Grup Sinar Mas) per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 1.886.427 juta (1999 : Rp 308.762 juta). f. Perubahan penyisihan penghapusan aktiva produktif untuk kredit yang diberikan adalah sebagai berikut : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Saldo Awal Tahun Pengaruh tidak dikonsolidasikannya Bank International Ningbo Penambahan : Pelunasan kredit yang telah dihapuskan Penyisihan selama tahun berjalan Selisih akibat perbedaan kurs Pengurangan : Reversal penyisihan yang telah dibentuk Penghapusan selama tahun berjalan 1.758.364 Saldo Akhir Tahun 2.329.766 (29.415) 154.559 277.137 324.806 (155.685) - 31 - Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 7.547.777 1.630.683 7.366.210 - - - 148.615 444.420 166.583 (42.944) (6.506.087) 1.758.364 154.559 253.890 302.442 (107.256) 2.234.318 148.615 386.775 158.151 (6.429.068) 1.630.683 P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk kredit yang diberikan per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan tersebut. g. Jumlah kredit yang merupakan kredit dalam rangka pembiayaan bersama dengan bank lain (sindikasi) pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 1.983.849 juta (1999 : Rp 1.396.352 juta). Keikutsertaan pembiayaan bersama berkisar antara 7% sampai 50% dari jumlah kredit sindikasi. h. Klasifikasi kredit yang diberikan menurut saat jatuh temponya adalah sebagai berikut : i. Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Kredit jangka pendek (< = 1 tahun) Kredit jangka panjang (> 1 tahun) 8.459.592 10.534.439 7.765.499 4.039.445 8.380.967 10.339.913 6.552.500 3.944.620 Jumlah 18.994.031 11.804.944 18.720.880 10.497.120 Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit yang diberikan adalah sebagai berikut : 2000 Rupiah Valuta Asing j. 19,78% 10,85% 1999 25,09% 13,22% Klasifikasi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Jasa Industri Perdagangan Pertanian dan transportasi Konstruksi Lain-lain Jumlah Sektor perumahan dan properti termasuk dalam sektor jasa. - 32 - 2000 Rp '000'000 1999 Rp '000'000 3.666.761 6.443.880 5.130.276 1.943.089 476.750 1.333.275 3.764.303 3.143.055 1.735.770 1.622.336 610.887 928.593 18.994.031 11.804.944 P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 8. OBLIGASI PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Dimiliki hingga jatuh tempo: Obligasi tingkat bunga mengambang Obligasi tingkat bunga tetap 4.885.306 1.535.000 7.179.000 1.535.000 4.885.306 1.535.000 7.179.000 1.535.000 Jumlah obligasi yang diterima Dikurangi selisih dana yang dikembalikan kepada Pemerintah Indonesia 6.420.306 8.714.000 6.420.306 8.714.000 - (2.086.424) - (2.086.424) Subjumlah 6.420.306 6.627.576 6.420.306 6.627.576 Diperdagangkan: Obligasi tingkat bunga mengambang Obligasi tingkat bunga tetap Penyisihan penurunan/penyesuaian nilai pasar 19.779 25.650 - 19.779 25.650 - (3.569) - (3.569) - Subjumlah 41.860 - 41.860 - Jumlah-Bersih 6.462.166 6.627.576 6.462.166 6.627.576 Obligasi yang dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp 8.714.000 juta merupakan obligasi Pemerintah yang diterima oleh Perusahaan dalam rangka rekapitalisasi Perusahaan (Catatan 1d). Selisih dana sebesar Rp 2.086.424 juta telah dikembalikan kepada Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 2000. Saldo obligasi pada 31 Desember 2000 termasuk obligasi yang diterima dari PT Bank Tiara (Bank Take Over) atas penyelesaian penempatan antar bank sebesar Rp 87.380 juta (Catatan 5), sedangkan obligasi sejumlah Rp 269.000 juta telah digunakan untuk menyelesaikan penempatan dari PT Bank Duta (Catatan 21). Perusahaan telah menerima pendapatan bunga atas obligasi Pemerintah sejak bulan Juli 1999. Obligasi tingkat bunga mengambang menghasilkan bunga tahunan sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia jangka waktu 3 bulan. Obligasi ini akan jatuh tempo pada berbagai tanggal mulai dari 25 Juli 2002 sampai dengan 25 Juli 2009. Tingkat bunga obligasi dengan bunga tetap bervariasi sesuai dengan tingkat bunga yang tercantum dalam masing-masing surat obligasi Pemerintah yang dimiliki oleh Perusahaan. Obligasi ini akan jatuh tempo pada berbagai tanggal mulai dari 15 September 2004 sampai dengan 15 Juni 2009. - 33 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 9. PENDAPATAN YANG MASIH AKAN DITERIMA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Bunga atas : · Penempatan pada bank · Kredit yang diberikan · Surat-surat berharga 12.485 252.965 145.718 398.935 159.574 200.968 12.485 250.693 145.718 362.144 140.128 200.968 Jumlah 411.168 759.477 408.896 703.240 Pendapatan bunga yang masih harus diterima per 31 Desember 2000 tidak termasuk tunggakan bunga atas penempatan pada PT Bank Bira (BBKU) serta tagihan kepada PT Bank Umum Nasional (BBO) sehubungan dengan surat berharga yang diendorsnya. Seluruh tunggakan bunga tersebut belum diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi untuk periode sampai dengan tanggal 31 Desember 2000. 10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA Konsolidasi 2000 1999 Rp 000'000 Rp 000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp 000'000 Rp 000'000 Sewa Lain-lain 26.185 28.558 57.312 25.745 26.045 28.089 57.133 24.215 Jumlah 54.743 83.057 54.134 81.348 Uang muka sewa pada 31 Desember 2000 termasuk uang muka sewa yang dibayarkan kepada PT Royal Oriental, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Biaya dibayar dimuka lain-lain meliputi biaya premi asuransi, surat-surat kendaraan, uang muka untuk pemasangan komputer, pembuatan pakaian dinas, promosi dan lain-lain. - 34 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 11. INVESTASI DALAM BENTUK SAHAM Saldo investasi dalam saham terdiri dari investasi pada perusahaan-perusahaan berikut : Konsolidasi Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp '000'000 Rp '000'000 2000 Rp '000'000 1999 Rp '000'000 - - 37.500 37.500 - - (29.206) (31.267) - - 13.563 13.563 - - 76 11.194 - - 124.477 85.965 163.118 - 163.118 109.100 218.293 - 218.293 182.513 250.012 - 250.012 180.510 PT BII Finance Center Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 99,99% Bagian kepemilikan atas defisit BII Finance Co. Limited Hong Kong Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 100% Bagian kepemilikan atas saldo laba Selisih transaksi perubahan ekuitas anak Perusahaan Bank International Ningbo Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 51% (1999 : 100%) Bagian kepemilikan atas saldo laba Selisih transaksi perubahan ekuitas anak Perusahaan PT MLC Investment Indonesia (d/h PT BII Lend Lease Investment Services) Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 50% Bagian kepemilikan atas defisit PT Fuji Bank Internasional Indonesia Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 20% Bagian kepemilikan atas saldo laba PT Bank Credit Lyonnais Indonesia Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 3,29% Bagian kepemilikan atas saldo defisit 4.777 4.777 4.777 4.777 (3.376) (3.390) (3.376) (3.390) 27.250 27.250 27.250 27.250 44.277 23.704 44.277 23.704 10.000 10.000 10.000 10.000 - PT Bank Dagang dan Industri (Bank Beku Kegiatan Usaha) Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 24,55% Bagian kepemilikan atas saldo defisit 16.754 - - 16.754 - - 16.754 - - 16.754 - PT Bank BII Commonwealth Nilai penyertaan Persentase kepemilikan - 1999 : 50% Bagian kepemilikan atas saldo defisit - 75.000 - 75.000 - (3.349) - (3.349) Investasi pada berbagai perusahaan oleh PT BII Finance Center 6.285 9.664 - - Lain-lain 3.284 3.346 3.284 3.346 Jumlah Penyisihan penghapusan 740.674 (26.472) 163.756 (20.396) 880.799 (26.472) 743.170 (18.299) Jumlah - Bersih 714.202 143.360 854.327 724.871 - 35 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 31 Maret 1999, pemegang saham menyetujui untuk mendivestasi saham pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi agar sesuai dengan keputusan Bank Indonesia No. 31/177/KEP/DIR tanggal 31 Desember 1998 sehubungan dengan "Batas Maksimum Pemberian Kredit". Persentase kepemilikan Perusahaan pada Bank International Ningbo berkurang dari 100% dan Perusahaan tidak lagi memegang kendali atas anak perusahaan tersebut pada tahun 2000. Dampak perubahan kepemilikan terhadap saldo investasi pada anak perusahaan sebesar Rp 51.886 juta dicatat sebagai bagian dari ekuitas pada akun “selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan” (Catatan 26). Investasi pada Bank International Ningbo akan dijual seluruhnya pada tahun 2001 dengan harga USD 76,3 juta kepada PT Purinusa Ekapersada (Grup Sinar Mas). Transaksi penjualan ini termasuk dalam skim restrukturisasi Grup Sinar Mas yang telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Persentase kepemilikan atas saham PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menurun dari 20% menjadi 3,29% karena pemegang saham utamanya yaitu Bank Credit Lyonnais Switzerland telah menyetor tambahan modal ke dalam perusahaan asosiasi ini sebesar ekuivalen Rp 1.036.225 juta pada bulan Agustus 1999. Perusahaan tidak melakukan penambahan investasi pada perusahaan asosiasi ini. Dengan demikian, metode pencatatan atas investasi ini diubah dari metode ekuitas menjadi metode biaya perolehan. PT Bank Dagang dan Industri telah ditutup oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Maret 1999. Pemegang saham lainnya dari bank ini termasuk PT Bank Lippo Tbk. Pada bulan Januari 1998, PT Bank Dagang dan Industri ikut serta dalam program penjaminan Pemerintah atas simpanan dana pihak ketiga pada bank komersial. Sejak Januari 1998 sampai dengan Maret 1999, Bank Indonesia telah menyediakan dana kepada PT Bank Dagang dan Industri sebesar Rp 460 miliar untuk menjaga likuiditas bank sehubungan dengan program penjaminan tersebut. Pada tanggal 13 Maret 1999, Badan Penyehatan Perbankan Nasional mengambil alih pengawasan terhadap seluruh kewajiban dan kekayaan PT Bank Dagang dan Industri, termasuk barang jaminan atas kredit yang diberikan. Dalam hal hasil yang diterima kembali dari restrukturisasi kredit dan penjualan barang jaminan tidak mencapai jumlah Rp 460 miliar plus bunga yang masih harus dibayar ke Bank Indonesia oleh PT Bank Dagang dan Industri, maka sesuai dengan program penjaminan, Perusahaan sebagai salah satu pemegang saham, mungkin dapat bertanggung jawab atas kekurangan yang harus dibayarkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional secara pro-rata dengan pemegang saham lainnya. Namun demikian hingga saat ini kelebihan ataupun kekurangan tersebut masih belum dapat ditentukan. Pada tanggal 14 April 2000, Perusahaan menandatangani kesepakatan awal (atau “Memorandum of Understanding”) dengan pihak Commonwealth Bank (Australia) untuk menjual seluruh kepemilikan Perusahaan atas saham PT Bank BII Commonwealth sebesar 50% dari modal disetor Bank tersebut kepada Commonwealth Bank (Australia), dengan harga sebesar Rp 75.563 juta. Harga tersebut telah dilunasi oleh Commonwealth Bank, Australia pada tanggal 10 Juli 2000. Berdasarkan akta No. 102 dari notaris Eva Misdawati SH tertanggal 3 Desember 2000, terdapat perubahan Akta Pendirian perusahaan asosiasi PT BII Lend Lease Investment Services dimana nama perusahaan asosiasi tersebut diubah menjadi PT MLC Investment Indonesia, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Menteri Kehakiman) melalui surat No. C-425.HT.01.04-TH.2001 tertanggal 17 Januari 2001. - 36 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Investasi lainnya merupakan investasi dalam saham di berbagai perusahaan yang sifatnya jangka panjang. Kepemilikan atas saham di perusahaan-perusahaan tersebut adalah kurang dari 5%. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Aplikasi Lintas Arta, PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia, PT Sarana Sulsel Ventura, PT Sarana Bali Ventura, PT Sarana Sumatera Barat Ventura, PT Sarana Lampung Ventura, PT Sarana Sumsel Ventura, PT Sarana Jambi Ventura, PT Sarana Kalbar Ventura, PT Sarana Sulut Ventura, PT Bhakti Sarana Ventura, PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia, PT Sarana Riau Ventura dan PT Sarana Sumut Ventura. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk investasi dalam bentuk saham per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul dari investasi dalam bentuk saham tersebut. 12. AKTIVA TETAP Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Biaya Perolehan dan Revaluasi Pemilikan Langsung : Hak atas tanah Bangunan Peralatan kantor Instalasi Kendaraan bermotor Jumlah Biaya Perolehan dan Revaluasi 435.526 353.800 692.853 365.023 75.189 435.177 368.098 676.871 323.672 75.195 435.526 363.006 675.764 363.732 73.639 435.177 357.300 657.844 321.269 71.935 1.922.391 1.879.013 1.911.667 1.843.525 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung : Bangunan Peralatan kantor Instalasi Kendaraan bermotor Jumlah Akumulasi Penyusutan 42.187 273.438 232.537 46.355 594.517 27.335 147.815 152.750 37.685 365.585 42.187 264.339 233.746 45.668 585.940 22.159 139.778 151.605 35.683 349.225 1.327.874 1.513.428 1.325.727 1.494.300 Jumlah Tercatat - 37 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Berikut ini adalah saldo dan mutasi aktiva tetap dan akumulasi penyusutan konsolidasi dari 1 Januari 2000 sampai dengan 31 Desember 2000 : 1 Januari 2000 Rp '000'000 Penambahan Rp '000'000 Pengurangan Rp '000'000 Penjabaran Kurs/ Reklasifikasi Rp '000'000 31 Desember 2000 Rp '000'000 Biaya Perolehan dan Revaluasi Pemilikan Langsung : Hak atas tanah Bangunan Peralatan kantor Instalasi Kendaraan bermotor Jumlah Biaya Perolehan dan Revaluasi 435.177 368.098 676.871 323.672 75.195 349 6.257 37.290 41.185 2.373 20.555 5.239 2.868 2.265 (16.069) 3.034 (114) 435.526 353.800 692.853 365.023 75.189 1.879.013 87.454 30.927 (13.149) 1.922.391 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung : Bangunan Peralatan kantor Instalasi Kendaraan bermotor Jumlah Akumulasi Penyusutan 27.335 147.815 152.750 37.685 365.585 20.028 133.119 93.634 10.177 256.958 5.176 3.508 2.393 1.336 12.413 (3.988) (11.454) (171) (15.613) 42.187 273.438 232.537 46.355 594.517 Jumlah Tercatat 1.513.428 1.327.874 Berikut ini adalah mutasi aktiva tetap dan akumulasi penyusutan konsolidasi dari 1 Januari 1999 sampai dengan 31 Desember 1999 : Selisih Penjabaran Penilaian Kurs/ 1 Januari 1999 Kembali Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000'000 Rp '000'000 Rp '000'000 Rp '000'000 Rp '000'000 Biaya Perolehan dan Revaluasi Pemilikan Langsung : Hak atas tanah Bangunan Peralatan kantor Instalasi Kendaraan bermotor Jumlah Biaya Perolehan 107.284 253.266 232.009 79.092 56.444 728.095 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung : Bangunan Peralatan kantor Instalasi Kendaraan bermotor Jumlah Akumulasi Penyusutan 50.283 128.297 55.708 41.579 275.867 Jumlah Tercatat 452.228 326.077 116.436 471.114 393.603 35.965 1.343.195 - 31 Desember 1999 Rp '000'000 1.816 1.907 33.375 32.075 2.411 71.584 1.270 1.689 1.572 4.531 (3.511) (58.357) (179.409) (18.053) (259.330) 435.177 368.098 676.871 323.672 75.195 1.879.013 21.946 169.133 139.002 13.677 343.758 1.261 1.173 429 2.863 (44.894) (148.354) (40.787) (17.142) (251.177) 27.335 147.815 152.750 37.685 365.585 1.513.428 - 38 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2000 dan 2018. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pengurangan aktiva tetap pada tahun 2000 sebesar Rp 26.666 juta untuk biaya perolehan dan sebesar Rp 9.823 juta untuk akumulasi penyusutan merupakan akibat dari tidak dikonsolidasikannya lagi laporan keuangan Bank International Ningbo. Aktiva tetap, kecuali tanah, pada 31 Desember 2000 diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT Asuransi Sinar Mas (pihak yang mempunyai hubungan istimewa) dan pihak lainnya dengan jumlah sebesar Rp 388.810 juta. 13. AKTIVA LAIN-LAIN Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Agunan yang diambil alih - Bersih Aktiva yang tidak digunakan - Bersih Biaya pembukaan cabang baru Biaya renovasi dan perbaikan gedung Tagihan lain-lain - Bersih Lain-lain - Bersih 501.864 39.371 132 4.917 100.089 15.460 322.965 51.276 3.362 3.601 54.569 35.251 500.277 39.371 132 4.917 105.240 10.530 322.965 49.382 2.949 3.498 53.517 34.619 Jumlah - Bersih 661.833 471.024 660.467 466.930 Aktiva lainnya meliputi tagihan sehubungan dengan transaksi perbankan, uang jaminan untuk sewa gedung, tagihan yang berkaitan dengan transaksi swap mata uang asing dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang jatuh tempo pada bulan Pebruari 1999 (sebesar Rp 1.000.375 juta per 31 Desember 2000 dan 1999), telepon, keanggotaan golf, dan lain sebagainya. Saldo agunan yang diambil alih, aktiva yang tidak digunakan dan aktiva lainnya disajikan secara bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penghapusan/kerugian sebesar Rp 187.549 juta, Rp 10.086 juta, dan Rp 1.000.375 juta (1999 : Rp 404.152 juta, Rp 13.986 juta, dan Rp 1.000.375 juta). 14. GIRO Terdiri atas : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Giro dengan bunga (interest bearing) Giro tanpa bunga (non-interest bearing) Jumlah Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 8.069.654 6.484.137 8.086.075 5.649.163 133.822 200.701 133.822 200.701 8.203.476 6.684.838 8.219.897 5.849.864 - 39 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk jasa giro dalam mata uang Rupiah pada 31 Desember 2000 adalah 4,99% (1999 : 5,43%), sedangkan tingkat bunga rata-rata per tahun untuk jasa giro dalam mata uang asing pada 31 Desember 2000 adalah 4,81% (1999 : 4,78%). Saldo giro yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 119.374 juta untuk konsolidasi dan Induk Perusahaan (1999 : nil). Saldo giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 203.061 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 1.112.718 juta) dan Rp 203.061 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 291.861 juta). Tingkat bunga per tahun untuk giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan tingkat bunga yang ditawarkan kepada pihak lain. 15. TABUNGAN Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Tabungan BII Tabungan Kesra Tabungan lainnya 4.886.732 - 3.243.119 36.225 2.042 4.886.732 - 3.243.119 36.225 - Jumlah 4.886.732 3.281.386 4.886.732 3.279.344 Tingkat bunga rata-rata per tahun 2000 1999 8,28% 8,79% Produk tabungan Kesra telah ditutup pada bulan Oktober 2000 karena kurang diminati oleh nasabah. Seluruh rekening tabungan Kesra yang masih ada dipindahkan menjadi rekening tabungan BII. 16. DEPOSITO BERJANGKA a. Menurut jangka waktu : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Rupiah: Satu bulan Tiga bulan Enam bulan Dua belas bulan Sub-Jumlah Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 8.471.658 1.522.001 141.206 122.045 10.446.303 740.184 63.166 205.696 8.471.658 1.522.001 141.206 122.045 10.446.303 740.184 63.166 205.696 10.256.910 11.455.349 10.256.910 11.455.349 - 40 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Valuta asing: Satu bulan Tiga bulan Enam bulan Dua belas bulan 4.854.152 148.522 74.421 76.247 3.816.841 208.534 136.873 228.213 4.827.645 106.058 74.421 76.247 3.753.961 136.841 99.096 492 Sub-Jumlah 5.153.342 4.390.461 5.084.371 3.990.390 15.410.252 15.845.810 15.341.281 15.445.739 Jumlah b. Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka dalam mata uang Rupiah: Satu bulan Tiga bulan Enam bulan Dua belas bulan c. Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 2000 1999 11,57% 11,98% 12,15% 13,96% 12,22% 12,68% 12,61% 22,84% Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka dalam mata uang asing: Satu bulan Tiga bulan Enam bulan Dua belas bulan 2000 1999 5,96% 6,14% 5,88% 7,46% 5,31% 5,52% 5,97% 7,21% Saldo deposito berjangka yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 411.687 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 284.448 juta) dan Rp 390.410 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 327.156 juta). Saldo deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 553.426 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 328.817 juta) dan Rp 548.628 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 229.908 juta). Tingkat bunga per tahun untuk deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan tingkat bunga yang ditawarkan kepada pihak lain. - 41 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 17. SERTIFIKAT DEPOSITO a. Klasifikasi sertifikat deposito menurut jatuh temponya : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Satu bulan Tiga bulan Enam bulan Dua belas bulan 81.486 1.460 201.495 86.313 3.445 199.872 81.486 1.460 201.495 86.313 3.445 199.560 Jumlah Sertifikat Deposito Dikurangi bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi 284.441 289.630 284.441 289.318 Jumlah - Bersih 283.929 (512) (599) 289.031 (512) 283.929 (587) 288.731 b. Tingkat bunga rata-rata per tahun sertifikat deposito dalam mata uang Rupiah : Satu bulan Tiga bulan Enam bulan Dua belas bulan c. 2000 1999 10,95% 11,62% 11,69% 11,33% 11,76% 13,56% 12,76% 12,52% Tingkat bunga rata-rata per tahun sertifikat deposito dalam mata uang asing pada 31 Desember 2000 adalah 6,15% - 7,12% (1999 : 5,88% - 7,45%). 18. KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Deposito yang jatuh tempo Transfer, inkaso dan kliring Kewajiban bank lainnya 977 45.258 144.444 20.132 18.142 143.962 977 45.258 125.913 20.132 18.142 127.564 Jumlah 190.679 182.236 172.148 165.838 Kewajiban bank lainnya meliputi penerimaan untuk pembayaran listrik, telepon, dan pengiriman uang yang belum terselesaikan. - 42 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 19. HUTANG PAJAK DAN PENGHASILAN Hutang pajak terdiri dari : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Pajak Penghasilan Badan Pajak PPh pasal 21 dan 23 48.818 15.421 48.110 48.675 47.985 Jumlah 48.818 63.531 48.675 47.985 Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut dalam waktu sepuluh tahun sejak terhutangnya pajak yang bersangkutan. (Penghasilan) beban pajak terdiri dari : 2000 Rp '000'000 (Penghasilan) beban pajak tangguhan Induk Perusahaan Anak perusahaan Jumlah beban pajak tangguhan 1999 Rp '000'000 86.221 27.625 (25.120) 33.801 113.846 8.681 Beban pajak kini Induk Perusahaan Anak perusahaan - 26.494 Jumlah beban pajak kini - 26.494 Jumlah 113.846 35.175 Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan kerugian fiskal Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000 Rp '000'000 1999 Rp '000'000 Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi Dikurangi bagian laba (rugi) bersih anak perusahaan 353.708 (9.056) (2.117.929) 198.429 Laba (rugi) Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan Badan 362.764 (2.316.358) - 43 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 2000 Rp '000'000 Koreksi positif : Rugi investasi pada perusahaan asosiasi (metode ekuitas) Penurunan permanen nilai surat berharga Sumbangan Kesejahteraan karyawan Representasi Bagian keuntungan BII Finance Co. Limited Hong Kong 506 1.284 1.637 - 1999 Rp '000'000 68 89.369 198 325 1.630 7.108 Koreksi negatif : Laba investasi pada perusahaan asosiasi (metode ekuitas) Penyisihan penghapusan aktiva produktif dan barang jaminan dalam penguasaan bank Pendapatan technical assistance Bagian kerugian BII Finance Co. Limited Hong Kong (425.192) (688) (11.119) (3.494.176) (271) - Jumlah koreksi negatif - Bersih (557.957) (3.395.749) Kerugian fiskal (195.193) (5.712.107) (124.385) - Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut : 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Beban pajak kini Perusahaan Beban pajak kini anak perusahaan - 26.494 Jumlah beban pajak kini - 26.494 (Penghasilan) beban pajak tangguhan (Penghasilan) beban pajak Induk Perusahaan Beban pajak anak perusahaan 86.221 27.625 (25.120) 33.801 Jumlah beban pajak tangguhan 113.846 8.681 Jumlah beban pajak 113.846 35.175 Kerugian fiskal Perusahaan tahun 1999 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. - 44 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Rincian dari aktiva dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 1 Januari 1999 Rp' 000'000 Dibebankan ke laporan laba (rugi) Rp' 000'000 31 Desember 1999 Rp' 000'000 Dibebankan ke laporan laba (rugi) Rp' 000'000 31 Desember 2000 Rp' 000'000 Aktiva pajak tangguhan: Penyisihan Rugi fiskal 29.529 905.961 (330) 25.450 29.199 931.411 2.206 (88.427) 31.405 842.984 Jumlah - Induk Perusahaan Anak Perusahaan 935.490 69.218 25.120 (33.801) 960.610 35.417 (86.221) (27.625) 874.389 7.792 1.004.708 (8.681) 996.027 (113.846) 882.181 Jumlah Perusahaan mengalami kerugian fiskal pada tahun 1998 dan 1999 masing-masing sebesar Rp 6.039.737 juta dan Rp 5.712.107 juta yang dapat dikompensasikan dengan laba fiskal pada masa lima tahun mendatang. Pada tahun 1999, rugi fiskal dikompensasi dengan kenaikan revaluasi aktiva tetap sebesar Rp 1.343.195 juta (Catatan 12), sehingga sisa rugi fiskal per 31 Desember 1999 adalah Rp 10.408.649 juta. Manajemen memperkirakan bahwa kerugian fiskal yang dapat direalisasikan ke tahun-tahun berikutnya hanya sebesar Rp 3.104.703 juta, sehingga aktiva pajak tangguhan yang diakui pada tanggal 31 Desember 1999 adalah hanya sebesar Rp 931.411 juta. Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan mengalami kerugian fiskal sebesar Rp 195.193 juta, dimana jumlah aktiva pajak tangguhan atas kerugian fiskal ini adalah sebesar Rp 58.558 juta. Manajemen memperkirakan bahwa kerugian fiskal ini tidak dapat direalisasikan ke tahun-tahun berikutnya, sehingga aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 58.558 juta tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2000. Pada tanggal 31 Desember 2000, manajemen juga menilai kembali aktiva pajak tangguhan yang diakui pada tahun sebelumnya dan melakukan penyesuaian penurunan atas aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 88.427 juta karena menurut manajemen besar kemungkinan jumlah tersebut tidak dapat dipulihkan pada masa yang akan datang. Saldo aktiva pajak tangguhan per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 882.181 juta. Aktiva Pajak Tangguhan ini diperhitungkan dalam perhitungan Rasio Kewajiban Modal Minimum pada tanggal 31 Desember 2000, sehingga Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum konsolidasi dan Induk Perusahaan diatas ketentuan minimum Bank Indonesia (4%). Namun apabila Aktiva Pajak Tangguhan tidak diperhitungkan, maka Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum konsolidasi dan Induk Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2000 dibawah ketentuan minimum Bank Indonesia (4%) (Catatan 41). Rekonsiliasi antara beban pajak dan laba akuntansi adalah sebagai berikut: 2000 Rp' 000 Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi (laba/rugi akuntansi) Dikurangi bagian laba (rugi) bersih anak perusahaan Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak - 45 - 353.708 (9.056) 362.764 1999 Rp' 000 (2.117.929) 198.429 (2.316.358) P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 2000 Rp' 000 Penghasilan pajak atas dasar tarif pajak yang ditetapkan 108.829 (Laba) rugi investasi pada perusahaan asosiasi Sumbangan Kesejahteraan karyawan Representasi Bagian laba (rugi) BII Finance Co. Limited Hong Kong Penurunan permanen nilai surat berharga Pendapatan technical assistance Penyisihan penghapusan kerugian Estimasi rugi fiskal yang tidak dapat dipulihkan Pendapatan pajak tangguhan dari pembebanan langsung ke ekuitas - revaluasi (28.253) 152 385 491 (3.336) (206) 8.159 Jumlah - Induk Perusahaan (Penghasilan) beban pajak - Induk Perusahaan Beban pajak - Anak Perusahaan Jumlah 1999 Rp' 000 (694.907) 20 59 98 489 2.132 26.811 (81) (1.047.923) 1.285.223 - 402.959 86.221 (25.120) 86.221 27.625 (25.120) 60.295 113.846 35.175 20. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Obligasi - 194.700 - 194.700 Jumlah - 194.700 - 194.700 Wali amanat dari penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Niaga. Pada pasar perdana, obligasi ini dikeluarkan dengan nilai kurs 100%. Obligasi ini berjangka waktu 5 tahun, dengan tingkat bunga sebesar 18,5% untuk tahun pertama dan tingkat bunga mengambang untuk tahun-tahun berikutnya yang dihitung berdasarkan rata-rata bunga deposito 6 (enam) bulan dari PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara, PT Bank Bali Tbk dan PT Bank Lippo Tbk ditambah dengan premi sebesar 2%. Bunga dibayarkan setiap triwulan takwim sesuai dengan tanggal yang tercantum pada masingmasing kupon. Pembayaran kupon untuk bunga pertama dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1995. Pembayaran bunga terakhir dilakukan pada tanggal 24 Juli 2000 pada saat hutang obligasi tersebut jatuh tempo. - 46 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Obligasi tersebut dijamin dengan tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Perusahaan sebesar Rp 205 miliar (yakni 105% dari nilai obligasi yang diterbitkan), dan hak yang dimiliki Perusahaan terhadap perusahaan asuransi sehubungan dengan pertanggungan/asuransi jiwa dari para debitur Perusahaan dan pertanggungan/asuransi kerugian atas agunan yang ditempatkan yang berhubungan dengan tagihan KPR yang dijadikan jaminan. Perjanjian jaminan ini didokumentasikan dalam Akta Penyerahan Agunan Secara Cessie No. 289 tanggal 23 Juni 1995 yang dibuat di hadapan notaris Adam Kasdarmadji SH. Sesuai perjanjian pewaliamanatan "Obligasi BII I tahun 1995" No. 287 tertanggal 23 Juni 1995 yang dibuat dihadapan notaris Adam Kasdarmadji SH, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk penyisihan dana pelunasan obligasi (sinking fund) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dana pelunasan obligasi ini diwajibkan untuk ditempatkan oleh Perusahaan dalam bentuk deposito berjangka dan/atau obligasi yang diterbitkan atau dijamin oleh bank-bank milik negara Republik Indonesia dan/atau Sertifikat Bank Indonesia atau surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia atau dalam bentuk lain yang ditetapkan oleh Perusahaan dan Wali Amanat. Pada 31 Desember 1999, dana pelunasan obligasi ini ditempatkan oleh Perusahaan dalam bentuk obligasi yang diterbitkan oleh bank-bank milik Pemerintah (lihat Catatan 8). Perusahaan telah melunasi seluruh hutang obligasi tersebut pada tanggal jatuh temponya yakni 24 Juli 2000. 21. PINJAMAN YANG DITERIMA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Pinjaman dari Bank Indonesia : Two Step Loan (ADB, BEO Japan, OECF dan AJDF) Kredit investasi KPRS dan KPG 136.428 343.837 404 133.178 230.224 831 136.428 343.837 404 133.178 230.224 831 Jumlah pinjaman dari Bank Indonesia 480.669 364.233 480.669 364.233 Penempatan dari bank lain Pinjaman yang diterima dari bank lain 50.000 1.912.617 50.000 607.120 3.664.234 2.825.468 3.323.602 2.544.763 Jumlah 4.194.903 5.102.318 3.854.271 3.516.116 - 47 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) a. Pinjaman dari Bank Indonesia "Two Step Loan" adalah pinjaman yang diterima melalui Bank Indonesia dari Asian Development Bank, Bank Export Import of Japan, AJDF dan OECF untuk disalurkan kepada nasabah. Saldo "two step loan" pada 31 Desember 2000 dari Asian Development Bank adalah Rp 90.458 juta (1999 : Rp 78.650 juta), Bank Export Import of Japan Rp 13.211 juta (1999 : Rp 18.496 juta), AJDF Rp 17.340 juta (1999 : Rp 19.380 juta) dan OECF Rp 15.419 juta (1999 : Rp 16.652 juta). Plafon kredit maksimum dari pinjaman yang diberikan oleh Asian Development Bank adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari USD 25 juta, Bank Export Import of Japan adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari JP¥ 2.140 juta, AJDF adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari JP¥ 995 juta dan OECF adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari JP¥ 991 juta. Pinjaman yang diterima dari Asian Development Bank akan jatuh tempo pada tahun 2005 dan 2008, Bank Exim of Japan pada tahun 2003, AJDF pada tahun 2009 dan OECF pada tahun 2013. Pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia (termasuk two step loan) diperoleh tanpa jaminan dengan tingkat bunga berkisar antara 4% - 11,22% per tahun untuk Rupiah dan 7,03% per tahun untuk mata uang asing. Pinjaman dari Bank Indonesia (kredit investasi, KPRS dan KPG) akan jatuh tempo pada tahun 2007. b. Penempatan Dari Bank Lain Penempatan dari bank lain ("interbank taking") merupakan penempatan yang diperoleh melalui pasar uang dengan tingkat bunga pada 31 Desember 2000 berkisar antara 9% - 11% per tahun (1999 : 12% - 13% per tahun) untuk penempatan dalam mata uang Rupiah, dan 6% - 8,5% per tahun (1999 : 6% - 7% per tahun) untuk mata uang asing. Saldo penempatan dari bank lain yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada 31 Desember 2000 adalah nihil untuk konsolidasi (1999 : Rp 1.305.497 juta) dan nihil untuk Induk Perusahaan (1999 : nihil). Saldo penempatan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar per 31 Desember 2000 yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit adalah nihil (1999 : Rp 721.167 juta). Pada tanggal 14 Juli 2000, Badan Penyehatan Perbankan Nasional menyetujui penyelesaian kewajiban antar bank terhadap PT Bank Duta Tbk. Perusahaan membayar kewajiban pokok sebesar Rp 269 miliar dengan menggunakan obligasi Pemerintah yang dimiliki oleh Perusahaan sedangkan kewajiban bunga sejumlah Rp 51 miliar juta harus dibayarkan secara tunai. Jumlah kewajiban bunga tersebut telah diselesaikan oleh Perusahaan pada tanggal 17 Juli 2000. c. Pinjaman Yang Diterima Dari Bank Lain Pinjaman yang diterima dari bank lainnya merupakan pinjaman yang diperoleh dari berbagai bank dalam dan luar negeri, tanpa jaminan dan dikenakan bunga rata-rata pada 31 Desember 2000 sebesar 22,25% per tahun (1999 : 25% per tahun) untuk mata uang Rupiah dan 6,40% - 8,59% per tahun (1999 : 6% - 12% per tahun) untuk mata uang asing. Perusahaan telah menandatangani perjanjian "Exchange Offer Program" I dan II dengan Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 18 Agustus 1998 dan 25 Mei 1999. Jumlah pinjaman dari bank luar negeri yang terdaftar dalam program "Exchange Offer" I dan II tersebut sebesar USD 168 juta dan USD 211 juta. Pinjaman yang terdaftar dalam program "Exchange Offer" I dan II ini termasuk sertifikat deposito dengan bunga mengambang (floating rate certificates of deposit) sejumlah USD 99,5 juta. - 48 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Berikut ini adalah jadwal pelunasan pinjaman yang diterima dan telah terdaftar dalam program "Exchange Offer" I dan II seperti tertera dalam perjanjian program tersebut. Tanggal Pembayaran Kembali Jadwal Pembayaran Kembali USD Program I 15% dari saldo pinjaman 30% dari saldo pinjaman 45% dari saldo pinjaman 10% dari saldo pinjaman 25 Agustus 1999 25 Agustus 2000 25 Agustus 2001 25 Agustus 2002 25.169.628 50.339.256 75.508.884 16.779.752 Tanggal Pembayaran Kembali Jadwal Pembayaran Kembali USD Program II 8,88% dari saldo pinjaman 43,59% dari saldo pinjaman 43,36% dari saldo pinjaman 4,17% dari saldo pinjaman 1 Juni 2002 1 Juni 2003 1 Juni 2004 1 Juni 2005 18.750.000 92.070.000 91.570.000 8.810.000 15% dan 30% dari saldo pinjaman (EOP I) yang jatuh tempo pada tanggal 25 Agustus 1999 dan 2000, telah dilunasi oleh Perusahaan. Saldo pinjaman yang diterima yang berasal dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 64.287 juta (1999 : Rp 47.570 juta) untuk konsolidasi dan untuk Induk Perusahaan. Pinjaman yang diterima dari bank lainnya konsolidasi termasuk hutang PT BII Finance Center (anak perusahaan) kepada PT Bank Modern (BBO) sebesar USD 2,5 juta per 31 Desember 1999. Kewajiban tersebut telah dialihkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Pada tanggal 22 Desember 2000, PT BII Finance Center telah menyelesaikan kewajiban tersebut kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional dengan membayar secara tunai sebesar USD 2,5 juta. Pinjaman dan penempatan dari bank lain yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diterima dengan persyaratan dan kondisi sama seperti yang diterima dari pihak lain. 22. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Bunga yang masih harus dibayar Biaya yang masih harus dibayar 146.568 54.987 824.871 7.430 135.913 54.289 693.650 6.768 Jumlah 201.555 832.301 190.202 700.418 - 49 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 23. KEWAJIBAN LAIN – LAIN Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Kewajiban atas wesel ekspor yang didiskonto kepada Bank Indonesia Setoran jaminan Pendapatan diterima di muka Kewajiban atas sekuritisasi tagihan kartu kredit yang akan datang Lain-lain 46.223 9.899 4.008.810 214.294 21.277 46.223 6.859 4.008.810 26.340 17.579 1.226.089 167.649 942.199 586.374 1.226.089 159.365 942.199 528.760 Jumlah 1.449.860 5.772.954 1.438.536 5.523.688 Pada tanggal 14 Juli 1997, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan Acme Securitisation untuk mensekuritisasi tagihan kartu kredit BII Visa dan Master yang akan datang sejak bulan Juli 1997 senilai USD 140 juta. Kontrak tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2007. Kewajiban lain-lain per 31 Desember 2000 meliputi biaya umum dan administrasi yang masih harus dibayar, penyisihan penghapusan kewajiban komitmen dan kontinjensi sebesar Rp 34.495 juta, dan layanan gaji. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk kewajiban komitmen dan kontinjensi per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul atas kewajiban komitmen dan kontinjensi tersebut. 24. MODAL SAHAM 1999 Pemegang saham Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 6 Pebruari 1999 untuk membagikan saham bonus Seri A dimana setiap pemegang 5 (lima) saham Seri A lama berhak atas 1 (satu) saham Seri A baru. Saham bonus tersebut merupakan konversi dari agio saham Perusahaan sebesar Rp 323.444 juta menjadi 646.888.994 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ini didokumentasikan dalam akta notaris Sutjipto SH No. 43 tertanggal 6 Pebruari 1999. Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 31 Maret 1999 dimana para pemegang saham memutuskan untuk meningkatkan modal dasar dari Rp 6.468.000 juta menjadi Rp 38.000.000 juta (yang terdiri dari 5.000.000.000 saham seri A dengan nilai nominal per saham Rp 500, 204.000.000.000 saham seri B dengan nilai nominal per saham Rp 125, dan 80.000.000.000 saham seri C dengan nilai nominal per saham Rp 125). Para pemegang saham juga menyetujui penjualan saham Seri B dan C milik Perusahaan melalui Penawaran Umum Terbatas III pada tahun 1999. Jumlah saham Seri B yang diterbitkan adalah 35.891.396.568 saham, dan jumlah saham Seri C yang diterbitkan adalah 53.020.603.432 saham. Sejumlah 4.486.424.571 waran Seri II melekat pada saham Seri B dan diberikan secara cuma-cuma. Selain itu, 1 (satu) waran Seri II akan diterbitkan untuk setiap 8 saham Seri C yang dikonversi menjadi saham Seri B oleh pemegang saham Seri B yang menggunakan hak opsinya, dan jumlah waran Seri II yang diterbitkan dari konversi ini adalah 6.627.575.429 waran. Dana yang berhasil dihimpun dari pemegang saham pengendali dan masyarakat adalah sebesar Rp 4,5 triliun, dan dari Pemerintah Indonesia adalah sebesar Rp 6,6 triliun. Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ini didokumentasikan dalam akta notaris Sutjipto SH No. 60 tertanggal 31 Maret 1999 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusannya No. C-5902.HT.01.04.TH.99 tertanggal 5 April 1999. Berikut ini adalah susunan pemegang saham Perusahaan per tanggal neraca : - 50 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pemegang saham % 31 Desember 2000 Saham (ribu) Rp '000'000 Saham Seri A PT Sinar Mas Multiartha Tbk Deutsche Boerse Clearing AG Masyarakat (kepemilikan < 5%) 0,53 1,08 2,58 489.744 1.001.211 2.390.507 244.872 500.604 1.195.255 Saham Seri B Direktur PT Sinar Mas Multiartha Tbk Deutsche Boerse Clearing AG Masyarakat (kepemilikan < 5%) 0,04 0,97 6,68 31,34 38.078 898.190 6.197.589 29.086.797 4.760 112.274 774.699 3.635.849 Saham Seri C Pemerintah Indonesia (qq. BPPN) 56,78 52.691.346 6.586.418 100,00 92.793.462 13.054.731 Jumlah Pemegang saham % 31 Desember 1999 Saham (ribu) Rp '000'000 Saham Seri A Direktur PT Sinar Mas Multiartha Tbk Masyarakat (kepemilikan < 5%) 0,58 3,60 5 540.522 3.340.833 3 270.261 1.670.417 Saham Seri B Direktur PT Sinar Mas Multiartha Tbk Masyarakat (kepemilikan < 5%) 0,04 0,75 37,89 39.968 694.464 35.156.965 4.983 86.808 4.394.621 Saham Seri C Pemerintah Indonesia (qq. BPPN) 57,14 53.020.603 6.627.575 100,00 92.793.360 13.054.668 Jumlah Kepemilikan Grup Sinar Mas atas saham Seri A dan Seri B adalah sebesar 18% pada 31 Desember 2000 (1999 : 18%). - 51 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Ikhtisar perubahan modal saham Perusahaan dalam periode 1 Januari 1999 sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 : Saham Saldo 1 Januari 1999 Saham bonus yang dibagikan pada bulan Pebruari 1999 Penawaran Umum Terbatas III pada bulan April dan Juni 1999 Penambahan modal saham dari konversi waran Seri I menjadi saham Saldo 31 Desember 1999 3.234.444.969 1.617.222 646.888.994 323.445 88.912.000.000 11.114.000 26.482 1 92.793.360.445 13.054.668 101.862 63 92.793.462.307 13.054.731 Penambahan modal saham dari konversi waran seri I menjadi saham Saldo 31 Desember 2000 Modal Disetor Rp '000'000 25. AGIO SAHAM Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Agio saham - Perusahaan Agio saham - Anak Perusahaan 12.132 398 12.101 398 12.132 - 12.101 - Jumlah 12.530 12.499 12.132 12.101 Berikut ini adalah mutasi dari agio saham dalam periode 1 Januari 1999 sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 : Konsolidasi Rp '000'000 Saldo 1 Januari 1999 Penambahan Peningkatan agio saham karena adanya konversi waran menjadi saham pada saat harga pasar saham diatas nilai nominal Pengurangan Penurunan agio saham karena pembagian saham bonus Saldo 31 Desember 1999 - 52 - 2000 Induk Perusahaan Rp '000'000 335.943 335.545 1 1 (323.445) (323.445) 12.499 12.101 P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Konsolidasi Rp '000'000 Penambahan Peningkatan agio saham karena adanya konversi waran menjadi saham pada saat harga pasar saham diatas nilai nominal Saldo 31 Desember 2000 2000 Induk Perusahaan Rp '000'000 31 31 12.530 12.132 26. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN Akun ini merupakan selisih yang timbul sebagai akibat dari selisih kurs penjabaran laporan keuangan anak perusahaan Bank International Ningbo (China) dan BII Finance Company Ltd. (Hong Kong), dan perubahan kepemilikan Induk Perusahaan pada Bank International Ningbo sehubungan dengan adanya tambahan modal dari Western Oceanic Bank (Catatan 1b dan 11). Konsolidasi Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Bank International Ningbo BII Finance Co. Ltd. Perubahan kepemilikan akibat transaksi anak perusahaan dengan investor lain Jumlah 2000 Rp '000'000 1999 Rp '000'000 198.126 124.477 180.510 85.965 51.886 374.489 266.475 Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp '000'000 Rp '000'000 198.126 124.477 51.886 374.489 180.510 85.965 266.475 27. WARAN Perusahaan menerbitkan 286.573.215 waran seri I pada bulan Pebruari 1997. Waran tersebut dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 16 Juli 1997 sampai dengan 17 Januari 2000. Setiap pemegang 1 waran Seri I berhak membeli 1 saham Seri A dengan harga konversi per waran adalah Rp 1.000. Jumlah waran Seri I jatuh tempo yang belum dikonversikan menjadi saham pada 31 Desember 2000 adalah 275.948.575 waran (1999 : 276.050.437 waran). - 53 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pada bulan April dan Juni 1999, Perusahaan juga menerbitkan 4.486.424.571 waran Seri II yang dapat dikonversi menjadi saham Seri B. Waran tersebut melekat pada saham Seri B dan dapat dikonversi menjadi saham Seri B selama periode 6 Oktober 1999 sampai dengan 16 April 2002. Satu waran Seri II dapat dikonversi menjadi 1 saham Seri B pada harga konversi sebesar Rp 220 per saham. Selain itu, pada setiap 8 (delapan) saham Seri C melekat 1 waran, dimana pada saat saham Seri C dikonversi menjadi saham Seri B, waran ini akan memiliki sifat identik dengan waran Seri II, sehingga jumlah waran yang diterbitkan dari saham Seri C adalah 6.627.575.429 waran. Jumlah seluruh waran Seri II yang diterbitkan (dari saham Seri B dan Seri C) adalah 11.114.000.000 waran. Pada Penawaran Umum Terbatas III, setiap pemegang 1 saham baru Seri B diberikan opsi berupa hak untuk membeli 3,15 saham Seri C (saham Pemerintah) yang dapat dikonversi menjadi saham Seri B dengan harga sebesar harga pembelian oleh Pemerintah ditambah premi yang ditetapkan Pemerintah. Opsi tersebut dapat dilaksanakan setiap 6 bulan dan berlaku sampai dengan akhir tahun ke 3 (tiga) penyertaan Pemerintah dalam Perusahaan sepanjang saham Seri C masih tersedia. Per tanggal 31 Desember 2000, terdapat 11.114.000.000 waran Seri II yang belum dikonversikan menjadi saham. 28. DIVIDEN Pemegang saham Perusahaan memutuskan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 30 Juni 1999 untuk tidak membagikan dividen pada tahun 1999 karena Perusahaan masih menderita kerugian. 29. KOMITMEN DAN KONTINJENSI a. Perusahaan melakukan berbagai transaksi perangkat moneter derivatif - yakni kontrak berjangka valuta asing dan swap - dengan pihak lain yang memungkinkan Perusahaan atau pihak lain mengurangi risiko atas pengaruh fluktuasi kurs mata uang dan tingkat bunga. Kontrak berjangka valuta asing merupakan komitmen untuk menjual sejumlah mata uang tertentu kepada pembeli atau untuk membeli sejumlah mata uang tertentu dari penjual pada suatu tanggal di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu. Transaksi swap terdiri dari kontrak swap mata uang dan kontrak swap suku bunga. Transaksi tersebut merupakan komitmen untuk melunasi kewajiban dalam mata uang asing dan pembayaran bunga dengan nilai kurs dan tingkat bunga yang telah ditentukan terlebih dahulu. Transaksi perangkat moneter derivatif diatas menimbulkan risiko pasar dan risiko kredit. Risiko pasar dari transaksi perangkat moneter derivatif timbul sebagai akibat dari adanya fluktuasi dalam tingkat bunga dan kurs mata uang. Sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Perusahaan. Nilai kontrak transaksi perangkat moneter derivatif yang dicatat dan disajikan di Laporan Komitmen dan Kontinjensi Konsolidasi merupakan saldo dari transaksi yang masih berjalan dan tidak memperlihatkan keuntungan maupun kerugian yang mungkin timbul dari risiko pasar dan risiko kredit yang disebutkan diatas. - 54 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Komitmen pembelian dan penjualan valuta asing. Pembelian valuta asing yang beredar per tanggal neraca adalah sebagai berikut : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Pembelian Tunai Valuta Asing (Spot) : Dolar Amerika Serikat (USD) 158.318 9.230 158.318 9.230 Jumlah 158.318 9.230 158.318 9.230 Pembelian Berjangka Valuta Asing (Forward) : Dolar Singapura (SGD) Dolar Amerika Serikat (USD) Yen Jepang (JP¥) Dolar Australia (AUD) EURO (EUR) 182.789 182.515 33.429 10.637 8.912 97.990 338.244 6.948 7.148 182.789 182.515 33.429 10.637 8.912 97.990 338.244 6.948 7.148 Jumlah 418.282 450.330 418.282 450.330 Sedangkan penjualan valuta asing yang beredar per tanggal neraca adalah sebagai berikut: Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Penjualan Tunai Valuta Asing (Spot): Dolar Amerika Serikat (USD) 105.545 - 105.545 - Jumlah 105.545 - 105.545 - Penjualan Berjangka Valuta Asing (Forward): Dolar Amerika Serikat (USD) Dolar Hong Kong (HKD) Dolar Kanada (CAD) Frank Swiss (CHF) Dolar New Zealand (NZD) Krone Denmark (DKK) Krone Swedia (SEK) 757.581 4.306 2.875 2.051 1.690 994 967 151.965 - 757.581 4.306 2.875 2.051 1.690 994 967 151.965 - Jumlah 770.464 151.965 770.464 151.965 - 55 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Keuntungan transaksi pembelian/penjualan berjangka valuta asing Perusahaan untuk tujuan perdagangan ("trading") yang belum terealisasi (unrealized gain) pada tanggal 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.192 juta (1999 : Rp 793 juta). Jangka waktu ratarata dari pembelian dan penjualan berjangka valuta asing diatas adalah 3 bulan. Saldo transaksi pembelian/penjualan berjangka valuta asing dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 42.218 juta (1999 : Rp 39.648 juta). c. Swap suku bunga merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi ini disajikan sebesar nilai kontraknya (“notional amount”) sebesar USD 5 juta atau ekuivalen dengan Rp 47.975 juta per 31 Desember 2000 (1999 : ekuivalen dengan Rp 35.500 juta). d. Jangka waktu rata-rata dari L/C dan akseptasi per 31 Desember 2000 adalah 1-6 bulan, sedangkan untuk bank garansi per 31 Desember 2000 adalah 1-2 tahun. 30. BUNGA YANG DIPEROLEH Bunga yang diterima dan diakui tahun 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Kredit yang diberikan Surat berharga Penempatan pada bank lain 1.691.073 1.653.801 161.832 2.028.503 1.517.863 1.210.581 1.659.949 1.630.162 154.980 1.802.946 1.517.863 929.617 Jumlah 3.506.706 4.756.947 3.445.091 4.250.426 31. BUNGA YANG DIBAYAR Bunga yang dibayar dan diakui selama tahun 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut : Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Deposito berjangka Pinjaman yang diterima dan surat berharga yang diterbitkan Giro Tabungan Sertifikat deposito 1.645.020 3.986.205 1.641.635 3.967.143 372.613 365.345 362.512 24.139 1.066.891 417.021 334.890 131.246 335.064 365.345 362.512 24.139 763.057 397.026 334.890 131.246 Jumlah 2.769.629 5.936.253 2.728.695 5.593.362 - 56 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 32. PENDAPATAN LAINNYA Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Administrasi retail Jasa bank lainnya Administrasi kredit yang diberikan Administrasi impor dan ekspor Administrasi investment banking Administrasi transaksi devisa Administrasi kartu kredit Lain-lain Jumlah Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 63.252 9.039 4.689 3.367 2.407 1.173 21.243 26.693 53.675 7.308 3.343 2.121 48.172 1.834 16.037 123.211 63.252 9.039 4.689 3.367 2.407 1.173 21.243 26.637 53.675 7.308 3.343 2.121 48.172 1.834 16.037 120.096 131.863 255.701 131.807 252.586 Lain-lain termasuk pendapatan peragenan, pendapatan organisasi dan pendapatan jasa perbankan lainnya. 33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Umum Sewa Premi penjaminan Pemerintah (lihat Catatan 42) Profesional Telepon, telex dan kawat Cetakan dan alat tulis Transportasi dan rumah tangga Komunikasi perbankan Promosi Listrik dan air Penurunan nilai surat berharga yang diperdagangkan Meterai dan perangko Pendidikan dan pengembangan Pembelian inventaris Penurunan permanen nilai surat-surat berharga dan kerugian dari surat berharga 107.021 94.132 123.855 94.697 105.972 91.800 117.609 94.697 79.542 25.949 24.468 23.428 19.201 18.931 16.618 12.785 74.459 20.817 24.112 20.217 15.578 20.396 16.889 10.376 79.542 24.657 23.491 23.188 19.123 18.931 16.016 12.621 74.459 15.343 23.357 19.584 15.522 20.396 16.499 10.240 9.459 8.947 6.435 3.088 6.536 7.682 4.384 9.459 8.919 6.417 3.076 6.512 7.676 4.384 - 89.369 - 89.369 Jumlah 450.004 - 57 - 529.367 443.212 515.647 P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 34. PENDAPATAN NON-OPERASIONAL Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Pendapatan dari investasi dalam bentuk saham - Bersih Sewa Keuntungan penjualan aktiva tetap Lain-lain 124.386 5.512 982 55.593 20.049 9.218 3.462 137.572 115.330 5.512 982 18.947 218.480 9.218 3.558 1.511 Jumlah 186.473 170.301 140.771 232.767 Pendapatan non-operasional lainnya meliputi diskon bunga dan pokok yang diperoleh oleh PT BII Finance Center dalam rangka pelunasan kewajibannya, laba yang diperoleh dari pemberian jasa konsultasi, serta jasa lainnya diluar usaha perbankan. 35. BEBAN NON-OPERASIONAL Konsolidasi 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Induk Perusahaan 2000 1999 Rp '000'000 Rp '000'000 Hukum, pengadilan dan hipotek Denda dan sumbangan Lain-lain 1.080 1.399 6.028 6.007 380 12.994 1.080 1.399 5.750 6.007 380 12.539 Jumlah 8.507 19.381 8.229 18.926 Beban non-operasional lainnya meliputi biaya-biaya rapat, rekreasi dan olahraga, serta kebutuhan umum lainnya. 36. LABA PER SAHAM 2000 Rp '000'000 Laba (Rugi) bersih Laba (Rugi) bersih untuk perhitungan laba per saham dasar 267.487 - 58 - 1999 Rp '000'000 (2.092.809) P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Jumlah saham Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar 2000 1999 92.793.462.307 53.844.470.450 Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena harga konversi waran menjadi saham sebesar Rp 220 per saham lebih tinggi daripada harga saham di pasar. 37. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan-perusahaan yang berada di bawah kendali Grup Sinar Mas. Transaksi Hubungan Istimewa Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga lainnya, kecuali pinjaman yang diberikan kepada para karyawan. Saldo dalam neraca yang berhubungan dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan dalam catatan-catatan sebagai berikut : penempatan pada bank lain (Catatan 5), surat-surat berharga (Catatan 6), kredit yang diberikan (Catatan 7), aktiva lain-lain (Catatan 13), giro (Catatan 14), deposito berjangka (Catatan 16) dan pinjaman yang diterima (Catatan 21). Disamping itu, Perusahaan membayar sewa kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10), membeli premi asuransi (Catatan 12), melakukan transaksi pembelian/penjualan berjangka valuta asing (Catatan 29b), dan melakukan transaksi swap suku bunga (Catatan 29c). Saldo transaksi komitmen dan kontinjensi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (terdiri dari letters of credit, akseptasi L/C, standby letter of credit dan bank garansi) pada tanggal 31 Desember 2000 adalah Rp 18.970 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 2.894.899 juta) dan Rp 18.970 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 1.020.786 juta). Tagihan Induk Perusahaan sehubungan dengan transaksi penempatan pada bank, wesel tagih, tagihan wesel ekspor, kredit yang diberikan, letters of credit, dan akseptasi L/C kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa termasuk tagihan yang telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya (Catatan 1f dan 44). - 59 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 38. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING a. Posisi aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing adalah sebagai berikut : Konsolidasi Aktiva Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar di muka Investasi dalam bentuk saham Aktiva tetap Aktiva lain-lain Jumlah Kewajiban Giro Tabungan Deposito berjangka Sertifikat deposito Kewajiban segera lainnya Hutang pajak Pinjaman yang diterima Biaya yang masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Jumlah Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp '000'000 Rp '000'000 2000 Rp '000'000 1999 Rp '000'000 194.701 383.763 1.506.746 1.963.009 1.237.509 13.247.065 204.466 280.572 2.782.721 2.830.743 6.497.125 8.906.415 194.684 383.763 1.480.904 1.759.164 1.084.074 13.025.521 199.607 280.572 1.897.143 1.362.262 6.334.210 7.655.764 224.776 16.709 634.513 589 29.766 253.189 898 6.468 17.010 53.952 222.744 16.298 769.539 27.427 196.952 582.845 52.192 19.439.146 21.833.559 18.964.118 18.561.547 6.017.751 426 5.153.342 203.349 34.274 3.748.633 119.671 1.358.230 4.883.787 3.176 4.390.461 199.099 17.677 16.438 4.164.531 193.536 5.549.917 6.025.821 426 5.084.371 203.349 16.473 3.408.001 115.977 1.353.276 4.032.782 1.134 3.990.390 198.800 1.292 2.592.883 62.999 5.336.665 16.635.676 19.418.622 16.207.694 16.216.945 - 60 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Posisi Devisa Neto Berikut ini adalah posisi devisa neto Perusahaan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia : Mata Uang Aktiva Rp '000'000 Kewajiban Rp '000'000 Bersih Absolut Rp '000'000 Dolar Amerika Serikat Poundsterling Inggris Yen Jepang Mark Jerman Gulden Belanda Frank Prancis Dolar Hong Kong Rupee India Ringgit Malaysia Rupee Mauritius Dolar New Zealand Dolar Australia Frank Belgia Dolar Kanada Frank Swiss Krona Denmark EURO Krona Swedia Dolar Singapura 25.037.447 10.400 168.970 1.266 380 28 69.054 109.161 516 1.097 1.408 26.490 77 2.854 2.348 911 42.803 718 473.518 24.864.137 10.608 167.136 1.128 225 14 4.241 64.165 32 1.813 24.206 2.977 1.997 958 42.873 955 474.103 173.310 208 1.834 138 155 14 64.813 44.996 516 1.065 405 2.284 77 123 351 47 70 237 585 Jumlah 25.949.446 25.661.568 291.228 Dolar Amerika Serikat Poundsterling Inggris Yen Jepang Mark Jerman Gulden Belanda Frank Prancis Dolar Hong Kong Rupee India Lira Italia Ringgit Malaysia Rupee Mauritius Dolar New Zealand Dolar Australia Franc Belgia Dolar Kanada Frank Swiss Krona Denmark Peseta Spanyol EURO Krona Swedia Dolar Singapura Baht Thailand 26.472.321 13.648 28.431 6.312 1.161 1.659 50.098 129.840 608 423 1.122 906 14.065 298 661 1.033 350 357 23.249 528 297.801 6 26.319.509 12.994 27.718 10.133 98 164 28 73.667 75 54 24 491 12.929 56 67 17.780 328.851 - 152.812 654 713 3.821 1.063 1.495 50.070 56.173 533 369 1.098 415 1.136 298 605 966 350 357 5.469 528 31.050 6 Jumlah 27.044.877 26.804.638 309.981 2000 1999 - 61 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Posisi Devisa Neto di atas telah termasuk Posisi Devisa Neto dari tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif dalam valuta asing. Posisi devisa neto per tanggal 31 Desember 2000 dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 31/178/KEP/DIR tertanggal 31 Desember 1998. 39. DANA PENSIUN Dana pensiun Perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun Bank Internasional Indonesia ("Dana Pensiun BII") dan diinvestasikan dalam bentuk deposito berjangka pendek dan efek. Syarat untuk menjadi peserta program pensiun adalah pegawai tetap Perusahaan yang ingin menjadi peserta program pensiun dan berumur diatas 18 tahun atau telah menikah. Pada bulan April 1996, Dana Pensiun BII mengubah program pensiunnya dari manfaat pasti ke iuran pasti. Perubahan program ini telah disetujui oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia melalui surat keputusannya No. Kep-147/KM.17.1996 tertanggal 16 April 1996. Beban pensiun Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2000 dan 1999 masing-masing berjumlah Rp 2.819 juta dan Rp 1.987 juta. 40. INFORMASI SEGMEN USAHA Informasi tentang Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: a. Bidang Usaha Nama Perusahaan Bidang Usaha Perusahaan Menjalankan kegiatan usaha perbankan BII Finance Co. Limited, Hong Kong Menjalankan kegiatan usaha perbankan PT BII Finance Center Menjalankan kegiatan usaha sewa guna usaha, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen - 62 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan kelompok bank dan perusahaan pembiayaan : 2000 Rp '000'000 Perbankan Jumlah aktiva Bunga yang diperoleh Pendapatan (beban) operasional bersih Laba (rugi) bersih Perusahaan pembiayaan Jumlah aktiva Bunga yang diperoleh Beban operasional bersih Laba bersih 1999 (Disajikan kembali Catatan 45b) Rp '000'000 37.344.408 3.494.385 210.047 256.368 41.791.729 4.738.041 (2.188.127) (1.975.841) 104.166 13.225 (6.680) 2.063 83.603 35.402 (20.427) 81.463 Tahun 2000 tidak termasuk posisi keuangan dan hasil usaha Bank International Ningbo (Catatan 1b dan 11). 41. DAMPAK KONDISI EKONOMI DAN KESINAMBUNGAN USAHA Indonesia masih mengalami kondisi ekonomi sulit yang ditandai dengan sangat tidak stabilnya kurs tukar, langkanya likuiditas dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan nasional yang telah mempengaruhi secara signifikan sektor jasa perbankan termasuk operasi Perusahaan dan anak perusahaan serta sektor-sektor perekonomian lainnya. Kondisi tersebut juga berdampak terhadap biaya dana serta kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk memperoleh penghasilan dari operasi di masa depan. Selain itu, tidak stabilnya kurs tukar juga meningkatkan risiko Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko kurs tukar. Industri perbankan pada umumnya masih mengalami aktivitas pemberian kredit minimal. Walaupun terdapat sedikit indikasi perbaikan ekonomi pada semester kedua tahun 1999, kondisi ekonomi di Indonesia pada tahun 2000 masih terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang signifikan. Memburuknya kondisi perekonomian ini telah menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan debitur Perusahaan dan anak perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, sehingga mengakibatkan meningkatnya risiko kredit bawaan dari portofolio aktiva produktif. Saldo kredit yang diberikan Induk Perusahaan dengan kolektibilitas diragukan dan macet per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.854.829 juta serta saldo penyisihan penghapusan kredit Induk Perusahaan per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.234.318 juta (masih terdapat kemungkinan tambahan kerugian yang akan diakui di masa depan setelah kerugian tersebut dapat ditentukan dan diperkirakan). Pendapatan bunga bersih konsolidasi untuk tahun 2000 tidak optimal dan hanya mencapai sebesar Rp 766.594 juta. Karena biaya dana masih tinggi serta masih tingginya kredit dengan kolektibilitas diragukan/macet dan tagihan kepada PT Bank Umum Nasional (BBO) dan PT Bank Bira (BBKU) belum terselesaikan pada tahun 2000, Perusahaan belum mampu menghasilkan keuntungan yang optimal untuk menutup defisit yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2000 adalah sebesar 7,48% (Induk Perusahaan : 7,57%) dengan memperhitungkan dampak penerapan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan” (Catatan 19 yang berkaitan). Untuk masa yang belum dapat ditentukan, Perusahaan dan anak perusahaan akan terus terpengaruh oleh dampak memburuknya kondisi ekonomi. - 63 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan melanjutkan usahanya secara bersinambung. Dampak kondisi ekonomi dan sosial politik terhadap Perusahaan dan anak perusahaan yang disebutkan diatas menimbulkan risiko terhadap kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan kegiatan usahanya secara bersinambung. Laporan keuangan konsolidasi tidak mencakup penyesuaianpenyesuaian yang mungkin timbul dari risiko tersebut. Rencana dan tindakan manajemen dan pemegang saham (Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas) untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai rasio kewajiban penyediaan modal minimum 8% pada akhir tahun 2001 serta melanjutkan usahanya secara bersinambung antara lain adalah sebagai berikut : a. Badan Penyehatan Perbankan Nasional dengan sepengetahuan Menteri Keuangan menyetujui Perusahaan merestrukturisasi jadwal pembayaran kembali tagihan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas sebesar USD 1.249 juta (atau ekuivalen Rp 11.985.016 juta) hingga September 2003. Persetujuan tersebut dituangkan dalam Perjanjian Penyelesaian tertanggal 26 Januari 2001 dan Perubahan Perjanjian Penyelesaian tertanggal 3 Pebruari 2001. Sehubungan dengan restrukturisasi ini, Grup Sinar Mas menempatkan jaminan aset senilai 145% dari nilai tagihan dan memberikan jaminan pribadi (Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja) kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional serta bertindak sebagai Kontra Penjamin terhadap tagihan Perusahaan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas. Badan Penyehatan Perbankan Nasional memberikan Penjaminan Pemerintah kepada Perusahaan terhadap tagihan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas. Penjaminan Pemerintah ini menyebabkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (dalam perhitungan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) dari tagihan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas berkurang dari 100% menjadi 0% serta Perusahaan tidak terkena dampak atas keputusan moratorium ("standstill") oleh Asia Pulp & Paper Ltd. beserta anak perusahaan dan perusahaan asosiasinya (divisi produsen kertas dari Grup Sinar Mas) pada tanggal 12 Maret 2001. Dengan kuasa dari Menteri Keuangan pada tanggal 8 Maret 2001, Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional menerbitkan Penjaminan Pemerintah kepada Perusahaan pada tanggal 30 April 2001. Penjaminan Pemerintah tersebut berlaku efektif tanggal 30 April 2001 (Catatan 1f). Pembayaran bunga pertama setelah restrukturisasi adalah akhir bulan Juni 2001, sedangkan pembayaran cicilan pokok pertama adalah akhir bulan September 2001. b. Berdasarkan keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan serta keputusan Menteri Keuangan pada tanggal 27 April 2001 untuk menyelesaikan tagihan kepada PT Bank Umum Nasional (BBO) dan PT Bank Bira (BBKU), Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional menempatkan obligasi Pemerintah seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta untuk sementara waktu sebagai agunan (sampai dengan adanya keputusan Komisi IX DPR untuk menyelesaikan tagihan yang dimaksud dengan “recycled obligasi Pemerintah”). Akta Jaminan Fidusia No. 6 untuk pengagunan obligasi Pemerintah tersebut ditandatangani oleh Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan pengurus Perusahaan serta dibuat oleh Winnie Susanti Hadiprodjo SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2001. Pada tanggal 4 Mei 2001, Citibank (Jakarta) telah menerbitkan Surat Keterangan Surat Berharga Diagunkan (SKSD) No. 01/WWSS/V/2001 untuk meregistrasi obligasi Pemerintah seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta sebagai obligasi Pemerintah yang diagunkan (Catatan 5). - 64 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) c. Untuk menjaga kelanjutan usaha Perusahaan, Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dalam suratnya tertanggal 4 Mei 2001 perihal "Action Plan untuk Memperkuat Modal Bank Internasional Indonesia" menyampaikan rencana dan tindakan Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Rencana dan tindakan Badan Penyehatan Perbankan Nasional tersebut termasuk : 1. Badan Penyehatan Perbankan Nasional menyampaikan kepada Komite Kebijakan Sektor Ekonomi pada tanggal 27 April 2001 (mengenai dampak penerapan standar akuntansi pajak tangguhan terhadap rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Perusahaan yang harus diselesaikan guna menjaga kelanjutan usaha Perusahaan), serta akan menindaklanjuti persetujuan Menteri Keuangan tertanggal 27 April 2001 atas penggunaan recycled obligasi Pemerintah yang ada di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (setelah mendapat persetujuan dari Komisi IX DPR-RI) untuk menyelesaikan dampak penerapan standar akuntansi pajak tangguhan terhadap Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Catatan 19). 2. Badan Penyehatan Perbankan Nasional akan membicarakan masalah yang dihadapi Perusahaan dengan Bank Indonesia lebih intensif dan mencari penyelesaiannya. 3. Badan Penyehatan Perbankan Nasional merencanakan melakukan penambahan modal melalui rights issue atau meminta kepada Perusahaan untuk menerbitkan saham baru kepada strategic investor dalam rangka penambahan modal. Badan Penyehatan Perbankan Nasional akan mendiskusikan rencana diatas dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR dengan segera dan menargetkan masalah yang dihadapi Perusahaan diatas akan selesai sebelum akhir Juli 2001. d. e. Dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Keuangan pada tanggal 22 Februari 2001 diputuskan antara lain sebagai berikut : • Perusahaan harus diselamatkan guna menjaga kelangsungan sektor perbankan dan melindungi investasi Pemerintah sejumlah Rp 6,6 triliun yang telah ditempatkan pada Perusahaan saat rekapitalisasi; dan • Pemerintah agar melaksanakan penyelamatan Perusahaan ini melalui cara-cara yang tidak menambah beban kepada APBN. Manajemen Perusahaan meningkatkan pengawasan dan melakukan pengkajian secara intensif terhadap kondisi debitur serta melanjutkan restrukturisasi kredit yang bermasalah. - 65 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) f. Untuk meningkatkan likuiditas Perusahaan, Perusahaan berhasil memperoleh pinjaman dari PT Bank Central Asia dan PT Bank Panin dengan jumlah Rp 1.158.318 juta pada bulan Pebruari 2001. Pinjaman tersebut dijamin dengan agunan berupa surat berharga Perusahaan. g. Perusahaan juga menyeimbangkan posisi eksposur mata uang asing sebagai upaya pengendalian posisi devisa neto agar dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pemulihan perekonomian sangat tergantung kepada kebijakan fiskal dan moneter yang akan diambil oleh Pemerintah, suatu langkah penyelesaian yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaannya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan dari terus memburuknya kondisi perekonomian terhadap likuiditas, permodalan, serta kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan menghasilkan laba dan merealisasikan tagihannya. 42. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 26/KMK.17/1998 tanggal 28 Januari 1998 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. 32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal 14 Mei 1999 tentang "Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Pembayaran Bank Umum", dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Perusahaan. Jaminan tersebut diatas berlaku untuk jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan tanggal 31 Januari 2000. Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia. 43. INFORMASI KEUANGAN PROFORMA Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 1b, 2b, dan 11, laporan keuangan Bank International Ningbo tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan pada 31 Desember 2000. Berikut ini disajikan informasi ikhtisar keuangan proforma tahun 2000 dan 1999 dengan asumsi investasi Induk Perusahaan pada Bank International Ningbo dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. - 66 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Ikhtisar Neraca Proforma Konsolidasi 2000 Rp'000'000 1999 (Disajikan kembali) Rp'000'000 Induk Perusahaan 1999 (Disajikan kembali 2000 Catatan 45b) Rp'000'000 Rp'000'000 Penempatan pada bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Investasi dalam bentuk saham Aktiva lainnya 2.085.218 10.668.532 16.664.265 714.202 7.076.627 2.421.183 17.580.520 9.065.748 615.483 7.651.420 1.881.373 10.515.097 16.486.562 854.327 7.036.554 2.374.477 17.417.605 8.866.437 724.871 7.564.769 Jumlah Aktiva 37.208.844 37.334.354 36.773.913 36.948.159 KEWAJIBAN Simpanan Surat-surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Kewajiban lainnya 28.784.389 4.194.903 1.890.912 24.897.344 194.700 3.796.822 6.509.354 28.731.839 3.854.271 1.849.561 24.863.678 194.700 3.516.116 6.437.929 Jumlah Kewajiban 34.870.204 35.398.220 34.435.671 35.012.423 13.054.731 12.530 13.054.668 12.499 13.054.731 12.132 13.054.668 12.101 374.489 266.475 374.489 266.475 (285.159) (317.908) (285.159) (317.908) (2.861) 1.343.195 (12.158.285) 2.977 1.343.195 (12.425.772) (2.861) 1.343.195 (12.158.285) 2.977 1.343.195 (12.425.772) 2.338.640 1.936.134 2.338.242 1.935.736 37.208.844 37.334.354 36.773.913 36.948.159 AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS EKUITAS Modal saham Agio saham Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Penurunan nilai surat berharga yang belum direalisasi Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Defisit Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas - 67 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Ikhtisar Laporan Laba Rugi Proforma Konsolidasi 1999 (Disajikan 2000 kembali) Rp'000'000 Rp'000'000 Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan (Beban) bunga - Bersih 3.537.524 2.770.930 4.333.230 5.625.099 Induk Perusahaan 2000 Rp'000'000 1999 Rp'000'000 3.475.781 2.729.660 4.276.686 5.594.637 766.594 (1.291.869) 746.121 (1.317.951) (563.227) (1.056.409) (524.955) (1.013.819) Laba (rugi) operasional 203.367 (2.348.278) 221.166 (2.331.770) Pendapatan Non Operasional - Besih 177.966 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 381.333 Beban Operasional - Bersih Penghasilan (beban) pajak Laba (Rugi) Bersih 264.413 (2.083.865) (113.846) 267.487 (8.944) (2.092.809) 132.542 353.708 (86.221) 267.487 213.841 (2.117.929) 25.120 (2.092.809) Ikhtisar Laporan Komitmen dan Kontinjensi Proforma Konsolidasi KOMITMEN Tagihan Komitmen Pembelian tunai valuta asing (spot) Pembelian berjangka valuta asing (forward) SWAP suku bunga Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Penjualan tunai valuta asing (spot) Penjualan berjangka valuta asing (forward) Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan L/C irrevocable dan masih berjalan Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka Jumlah Kewajiban Komitmen Kewajiban Komitmen - Bersih Induk Perusahaan 2000 Rp'000'000 1999 (Disajikan kembali) Rp'000'000 2000 Rp'000'000 1999 Rp'000'000 158.318 9.230 158.318 9.230 418.282 47.975 624.575 450.330 35.500 495.060 418.282 47.975 624.575 450.330 35.500 495.060 105.545 - 105.545 - 770.464 151.965 770.464 151.965 2.088.107 513.203 2.163.204 677.552 2.088.107 431.922 2.163.204 598.029 118.560 3.595.879 886.086 3.878.807 94.104 3.490.142 858.353 3.771.551 (2.971.304) (3.383.747) (2.865.567) (3.276.491) - 68 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Konsolidasi KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian Jumlah Tagihan Kontinjensi Kewajiban Kontinjensi Garansi yang diberikan: Penerbitan jaminan dalam bentuk : Bank garansi Shipping garansi Standby letters of credit Jumlah Kewajiban Kontinjensi Tagihan Kontinjensi - Bersih Jumlah Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi - Bersih Induk Perusahaan 2000 Rp'000'000 1999 (Disajikan kembali) Rp'000'000 2000 Rp'000'000 1999 Rp'000'000 1.488.558 1.488.558 2.651.516 2.651.516 1.488.558 1.488.558 2.651.516 2.651.516 191.430 5.814 18.758 216.002 185.886 7.817 10.650 204.353 191.430 5.814 18.758 216.002 185.886 7.817 10.650 204.353 1.272.556 2.447.163 1.272.556 2.447.163 (1.698.748) (936.584) (1.593.011) (829.328) 44. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA a. Perjanjian Penyelesaian Tagihan pada Perusahaan dalam Grup Sinar Mas Perusahaan, Badan Penyehatan perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas (yang diwakili oleh Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja) dengan sepengetahuan Menteri Keuangan menandatangani Perjanjian Penyelesaian tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas pada tanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya pada tanggal 3 Pebruari 2001. Perjanjian Penyelesaian beserta amandemennya telah dilegalisir oleh Sukawaty Sumadi SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 26 Januari 2001 dan 16 Pebruari 2001. Sehubungan dengan Perjanjian Penyelesaian tersebut, Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dengan surat kuasa dari Menteri Keuangan tertanggal 8 Maret 2001) menerbitkan Penjaminan Pemerintah pada tanggal 30 April 2001 (Catatan 1f). b. Perjanjian Penyelesaian Tagihan pada Bank Beku Operasi dan Bank Beku Kegiatan Usaha Berdasarkan keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan serta keputusan Menteri Keuangan pada tanggal 27 April 2001 untuk menyelesaikan tagihan kepada PT Bank Umum Nasional (BBO) dan PT Bank Bira (BBKU), Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional menempatkan obligasi Pemerintah Seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta untuk sementara waktu sebagai agunan (sampai dengan adanya keputusan Komisi IX DPR untuk menyelesaikan tagihan antar bank yang dimaksud dengan “recycled obligasi Pemerintah”). Akta Jaminan Fidusia No. 6 untuk pengagunan obligasi Pemerintah tersebut ditandatangani oleh Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan pengurus Perusahaan serta dibuat oleh Winnie Susanti Hadiprodjo SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2001. Pada tanggal 4 Mei 2001, Citibank (Jakarta) telah menerbitkan Surat Keterangan Surat Berharga Diagunkan (SKSD) No. 01/WWSS/V/2001 untuk meregistrasi obligasi Pemerintah Seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta sebagai obligasi Pemerintah yang diagunkan (Catatan 5). - 69 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 45. REKLASIFIKASI AKUN DAN PENYAJIAN KEMBALI a. Reklasifikasi Akun Akun selisih penjabaran laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2000. Sebelum Sesudah Reklasifikasi Reklasifikasi Rp '000'000 Rp '000'000 Selisih perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 269.452 266.475 2.977 Reklasifikasi tersebut dilakukan agar lebih mencerminkan sifat dari transaksi tersebut. b. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Induk Perusahaan Manajemen memutuskan untuk menyajikan kembali laporan keuangan Induk Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 dimana nilai penyertaan pada Bank International Ningbo dan BII Finance Co. Limited (Hong Kong) yang disajikan dengan metode ekuitas, disesuaikan dengan perubahan ekuitas kedua anak perusahaan tersebut yang timbul dari selisih penjabaran laporan keuangan. Akun-akun yang disajikan kembali adalah sebagai berikut : Induk Perusahaan Sebelum Sesudah Penyajian Penyajian kembali kembali Rp '000'000 Rp '000'000 Investasi dalam bentuk saham Jumlah aktiva Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Jumlah Ekuitas 458.396 36.681.684 1.669.261 724.871 36.948.159 266.475 1.935.736 46. INFORMASI LAINNYA a. Peraturan Baru Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan No. Kep-150/Men/2000 tentang “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”. Keputusan ini mewajibkan Perusahaan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan dan/atau ganti rugi apabila karyawan mencapai usia pensiun, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh Perusahaan (PHK Masal) maupun pengunduran diri karyawan. Manajemen berkeyakinan bahwa dengan adanya dana pensiun yang telah didirikan oleh Perusahaan dan tidak terdapatnya karyawan yang akan mengundurkan diri secara masal dalam waktu dekat, maka peraturan tersebut tidak mempengaruhi posisi keuangan dan kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan secara signifikan pada saat ini. b. Standar Akuntansi Keuangan Baru - 70 - P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Pernyataan No. 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” serta revisi Pernyataan No. 31 “Akuntansi Perbankan” yang akan berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2001. Manajemen saat ini sedang mengevaluasi standar tersebut dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan Perusahaan. ******** - 71 -