PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN

advertisement
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2000 DAN 1999
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999
serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
Laporan Auditor Independen
Neraca Konsolidasi
Perusahaan
Dengan
1
Informasi
Konsolidasi
-
Neraca
Induk
3
Laporan Komitmen dan Kontinjensi Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi Laporan Komitmen dan Kontinjensi Induk Perusahaan
5
Laporan Laba Rugi Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi - Laporan Laba
Rugi Induk Perusahaan
6
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi Laporan Perubahan Ekuitas Induk Perusahaan
7
Laporan Arus Kas Konsolidasi Dengan Informasi Konsolidasi - Laporan Arus
Kas Induk Perusahaan
8
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi - Dengan Informasi Konsolidasi
Induk Perusahaan
10
Laporan Auditor Independen
No. 070501 BII LA LA
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi dan laporan komitmen dan kontinjensi konsolidasi
P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999,
serta laporan laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung
jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami
tidak mengaudit laporan keuangan BII Finance Co. Ltd (Hong Kong) tahun 2000 dan 1999 serta kami
juga tidak mengaudit laporan keuangan Bank International Ningbo (Cina) tahun 1999, anak
perusahaan yang dimiliki penuh oleh Perusahaan, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah
aktiva sebesar 19,91% dan 12,05% dari jumlah aktiva konsolidasi masing-masing pada tanggal
31 Desember 2000 dan 1999 dan pendapatan sebesar 13,13% dan 10,25% dari jumlah pendapatan
konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan kedua anak
perusahaan tersebut diaudit oleh auditor lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang
laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlahjumlah untuk anak perusahaan tersebut, didasarkan semata-mata atas laporan auditor independen lain
tersebut.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain memberikan
dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, laporan
keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan serta komitmen dan kontinjensi P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk dan
anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, serta hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak
perusahaan akan melanjutkan usahanya secara bersinambung. Catatan 41 atas laporan keuangan
konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan anak
perusahaan, terutama pada likuiditas, rasio kewajiban penyediaan modal minimum, serta kualitas
aktiva produktif. Dampak tersebut mempengaruhi kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan
untuk melanjutkan usahanya secara bersinambung. Rencana dan tindakan manajemen dan
pemegang saham (Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas) untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh Perusahaan (termasuk restrukturisasi pembayaran kembali dan
Penjaminan Pemerintah terhadap tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas, penyelesaian
tagihan antar bank yang wanprestasi, permodalan dan likuiditas) juga diungkapkan dalam Catatan 41
atas laporan keuangan konsolidasi. Rencana penyelesaian Badan Penyehatan Perbankan Nasional
terhadap masalah yang dihadapi oleh Perusahaan (yakni tagihan antar bank yang wanprestasi dan
permodalan (Catatan 5, 6, 19 dan 41)) dengan menggunakan recycled obligasi Pemerintah baru dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Komisi IX DPR. Pemulihan perekonomian sangat
tergantung kepada kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah, suatu langkah penyelesaian yang
berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk
menentukan dampak masa depan dari terus memburuknya kondisi perekonomian terhadap likuiditas,
permodalan serta kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan menghasilkan laba dan
merealisasikan tagihannya. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaianpenyesuaian yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian yang disebutkan diatas.
Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi
secara keseluruhan. Informasi konsolidasi (laporan keuangan Induk Perusahaan) disajikan untuk
tujuan analisis tambahan terhadap laporan keuangan konsolidasi dan bukan ditujukan untuk
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, komitmen dan kontinjensi, perubahan ekuitas, dan arus kas
Perusahaan secara individu. Informasi konsolidasi adalah merupakan tanggung jawab manajemen
Perusahaan. Informasi konsolidasi tersebut telah menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan
dalam audit atas laporan keuangan konsolidasi, dan, menurut pendapat kami, disajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
HANS TUANAKOTTA & MUSTOFA
Izin Usaha No. 98.2.0240
Drs. Lukman Abdullah
Izin No. 98.1.0383
7 Mei 2001
-2-
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - NERACA INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999
Konsolidasi
Catatan
2000 *)
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp'000'000
Rp'000'000
AKTIVA
Kas
Giro Pada Bank Indonesia
Giro Pada Bank Lain - setelah dikurangi penyisihan
penghapusan sebesar Rp 14.267 juta (Induk Perusahaan
Rp 14.267 juta) pada tahun 2000 dan Rp 18.709 juta
(Induk Perusahaan Rp 18.709 juta) pada tahun 1999
2d,38
2d,3,38
826,246
1,414,099
708,150
1,268,150
826,212
1,414,099
703,264
1,268,150
2d,2h,4,38
1,498,483
2,772,508
1,472,630
1,886,927
Penempatan Pada Bank Lain - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
Rp 61.981 juta (Induk Perusahaan Rp 61.981 juta)
pada tahun 2000 dan Rp 35.028 juta,
(Induk Perusahaan Rp 35.028 juta) pada tahun 1999
2d,2e,2h,
5,37,38
2,085,218
3,842,958
1,881,373
2,374,477
Surat-surat Berharga - setelah
dikurangi penyisihan penurunan nilai
pasar dan penyisihan penghapusan serta
pendapatan diterima dimuka sebesar
Rp 398.934 juta (Induk Perusahaan Rp 398.934 juta)
pada tahun 2000, dan Rp 717.217 juta (Induk
Perusahaan Rp 717.217 juta) pada tahun 1999
2f,2h,6,
37,38
4,206,366
10,952,944
4,052,931
10,790,029
7d,37
2h
9,192,206
9,801,825
(2,329,766)
16,664,265
7,395,736
4,409,208
(1,758,364)
10,046,580
8,939,915
9,780,965
(2,234,318)
16,486,562
6,997,558
3,499,562
(1,630,683)
8,866,437
Obligasi Pemerintah Republik Indonesia
2f,8
6,462,166
6,627,576
6,462,166
6,627,576
Pendapatan Yang Masih Akan Diterima
2l,9,38
411,168
759,477
408,896
703,240
10,37,38
54,743
83,057
54,134
81,348
714,202
143,360
854,327
724,871
1,327,874
1,513,428
1,325,727
1,494,300
2n,19
882,181
996,027
874,389
960,610
2k,13,37,38
661,833
471,024
660,467
466,930
37,208,844
40,185,239
36,773,913
36,948,159
Kredit Yang Diberikan
Pihak lain
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dikurangi : Penyisihan penghapusan
Jumlah
Biaya Dibayar Dimuka
Investasi Dalam Bentuk Saham setelah dikurangi penyisihan penghapusan
sebesar Rp 26.472 juta (Induk Perusahaan
Rp 26.472 juta) pada tahun 2000, dan
Rp 20.396 juta (Induk Perusahaan Rp 18.299
juta) pada tahun 1999
Aktiva Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 594.517 juta (Induk Perusahaan
Rp 585.940 juta) pada tahun 2000, dan
Rp 365.585 juta (Induk Perusahaan
Rp 349.225 juta) pada tahun 1999
2g,2v,7,38
2b,2h,2i,11,38
2j,12,37,38
Aktiva Pajak Tangguhan
Aktiva Lain-lain
JUMLAH AKTIVA
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-3-
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - NERACA INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 (Lanjutan)
Konsolidasi
Catatan
2000 *)
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp'000'000
Rp'000'000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
SIMPANAN
Giro
Pihak lain
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Tabungan
Deposito Berjangka
Pihak lain
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Sertifikat Deposito - setelah dikurangi bunga dibayar
dimuka sebesar Rp 512 juta (Induk Perusahaan
Rp 512 juta) pada tahun 2000, dan Rp 599 juta
(Induk Perusahaan Rp 587 juta) pada tahun 1999
Jumlah Simpanan
Kewajiban Segera Lainnya
Hutang Pajak
Surat-surat Berharga Yang Diterbitkan
Pinjaman Yang Diterima
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Kewajiban Lain-lain
14,38
14,37,38
15,38
8,000,415
203,061
4,886,732
5,572,120
1,112,718
3,281,386
8,016,836
203,061
4,886,732
5,558,003
291,861
3,279,344
16,38
16,37,38
14,856,826
553,426
15,516,993
328,817
14,792,653
548,628
15,215,831
229,908
17,38
283,929
28,784,389
289,031
26,101,065
283,929
28,731,839
288,731
24,863,678
18,38
19,38
20
21,37,38
2l,22,38
23,38
190,679
48,818
4,194,903
201,555
1,449,860
182,236
63,531
194,700
5,102,318
832,301
5,772,954
172,148
48,675
3,854,271
190,202
1,438,536
165,838
47,985
194,700
3,516,116
700,418
5,523,688
34,870,204
38,249,105
34,435,671
35,012,423
13,054,731
12,530
374,489
(285,159)
(2,861)
1,343,195
(12,158,285)
13,054,668
12,499
266,475
(317,908)
2,977
1,343,195
(12,425,772)
13,054,731
12,132
374,489
(285,159)
(2,861)
1,343,195
(12,158,285)
13,054,668
12,101
266,475
(317,908)
2,977
1,343,195
(12,425,772)
2,338,640
1,936,134
2,338,242
1,935,736
37,208,844
40,185,239
36,773,913
36,948,159
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
Modal Saham
Modal Dasar - 289.000.000.000 saham pada
tahun 2000 dan 1999 sebagai berikut:
5.000.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal
Rp 500 per saham
204.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal
Rp 125 per saham
80.000.000.000 saham Seri C dengan nilai nominal
Rp 125 per saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.881.462.307 saham Seri A
36.220.654.000 saham Seri B
52.691.346.000 saham Seri C pada tahun 2000, dan
3.881.360.445 saham Seri A
35.891.396.568 saham Seri B
53.020.603.432 saham Seri C pada tahun 1999
Agio Saham
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Penurunan Nilai Surat Berharga Yang Belum Direalisasi
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Defisit
24
25
2b,2i,26
2f,6,8
2c
2j,12
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-4-
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999
Catatan
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Pembelian tunai valuta asing (spot)
Pembelian berjangka valuta asing (forward)
SWAP suku bunga
Jumlah Tagihan Komitmen
Konsolidasi
2000 *)
1999
Rp'000'000
Rp'000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp'000'000
Rp'000'000
29
29
2o,29
158,318
418,282
47,975
624,575
9,230
450,330
35,500
495,060
158,318
418,282
47,975
624,575
9,230
450,330
35,500
495,060
29
29
105,545
770,464
151,965
105,545
770,464
151,965
2,088,107
513,203
118,560
3,595,879
2,807,327
820,495
1,553,998
5,333,785
2,088,107
431,922
94,104
3,490,142
2,163,204
598,029
858,353
3,771,551
(2,971,304)
(4,838,725)
(2,865,567)
(3,276,491)
1,488,558
1,488,558
2,652,360
2,652,360
1,488,558
1,488,558
2,651,516
2,651,516
191,430
5,814
18,758
216,002
854,971
7,817
1,126,702
1,989,490
191,430
5,814
18,758
216,002
185,886
7,817
10,650
204,353
Tagihan Kontinjensi - Bersih
1,272,556
662,870
1,272,556
2,447,163
Jumlah Komitmen dan Kontinjensi - Bersih
(1,698,748)
Kewajiban Komitmen
Penjualan tunai valuta asing (spot)
Penjualan berjangka valuta asing (forward)
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan
L/C irrevocable dan masih berjalan
Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka
Jumlah Kewajiban Komitmen
Kewajiban Komitmen - Bersih
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Jumlah Tagihan Kontinjensi
2l,2v
Kewajiban Kontinjensi
Garansi yang diberikan:
Penerbitan jaminan dalam bentuk :
Bank garansi
Shipping garansi
Standby letters of credit
Jumlah Kewajiban Kontinjensi
(4,175,855)
(1,593,011)
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-5-
(829,328)
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - LAPORAN LABA RUGI INDUK PERUSAHAAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999
Catatan
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh
Provisi dan komisi
Jumlah Pendapatan Bunga
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Provisi dan komisi
Jumlah Beban Bunga
Konsolidasi
2000 *)
1999
Rp'000'000
Rp'000'000
2l,30
2m
3,506,706
30,818
3,537,524
4,756,947
26,378
4,783,325
3,445,091
30,690
3,475,781
4,250,426
26,260
4,276,686
2l,31
2m
2,769,629
1,301
2,770,930
5,936,253
2,195
5,938,448
2,728,695
965
2,729,660
5,593,362
1,275
5,594,637
Pendapatan (Beban) Bunga - Bersih
766,594
Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya
Pendapatan Operasional Lainnya
Provisi selain dari kredit yang diberikan
Keuntungan kurs mata uang asing - Bersih
Lainnya
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
2c
32
Beban Operasional Lainnya
Umum dan administrasi
Tenaga kerja
Penyusutan dan amortisasi
Penyisihan penghapusan aktiva produktif, komitmen,
kontinjensi dan barang jaminan dalam penguasaan bank
Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap
Jumlah Beban Operasional Lainnya
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp'000'000
Rp'000'000
33
(1,155,123)
746,121
(1,317,951)
135,758
197,739
131,863
465,360
148,532
213,150
255,701
617,383
129,886
192,963
131,807
454,656
120,209
218,265
252,586
591,060
450,004
254,838
262,439
529,367
210,733
351,035
443,212
237,969
261,116
515,647
194,503
345,075
26,339
34,967
1,028,587
544,839
34,840
1,670,814
3,094
34,220
979,611
517,204
32,450
1,604,879
Beban Operasional Lainnya - Bersih
(563,227)
(1,053,431)
(524,955)
(1,013,819)
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL - BERSIH
203,367
(2,208,554)
221,166
(2,331,770)
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
34
186,473
170,301
BEBAN NON OPERASIONAL
35
(8,507)
(19,381)
PENDAPATAN NON OPERASIONAL - BERSIH
177,966
150,920
132,542
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
381,333
(2,057,634)
353,708
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Pajak kini
Pajak tangguhan
140,771
(8,229)
232,767
(18,926)
213,841
(2,117,929)
2n,19
(113,846)
LABA (RUGI) BERSIH
LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh)
Laba (Rugi) Bersih
(26,494)
(8,681)
(86,221)
25,120
267,487
(2,092,809)
267,487
(2,092,809)
3
(39)
3
(39)
2q,36
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-6-
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INDUK PERUSAHAAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999
Konsolidasi
Catatan
MODAL SAHAM
Saldo awal tahun
Penambahan modal saham dari saham bonus
Penyetoran modal saham dari penawaran umum terbatas
Penambahan modal saham dari konversi waran
Saldo akhir tahun
2000 *)
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
24
13,054,668
63
13,054,731
AGIO SAHAM
Saldo awal tahun
Pengurangan agio saham karena saham bonus
Penambahan agio saham dari konversi waran
Saldo akhir tahun
25
12,499
31
12,530
SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS
ANAK PERUSAHAAN
26
374,489
266,475
374,489
266,475
PENURUNAN NILAI SURAT BERHARGA YANG BELUM
DIREALISASI
2f,6
(285,159)
(317,908)
(285,159)
(317,908)
2c
(2,861)
2,977
(2,861)
SELISIH KURS PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN
SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP
2j,12
DEFISIT
Saldo awal tahun
Laba (rugi) bersih tahun berjalan
Defisit
SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN
PENGGUNAANNYA
JUMLAH EKUITAS
335,943
(323,445)
1
12,499
13,054,668
63
13,054,731
12,101
31
12,132
-7-
335,545
(323,445)
1
12,101
2,977
1,343,195
1,343,195
1,343,195
(12,426,404)
267,487
(12,158,917)
(10,333,595)
(2,092,809)
(12,426,404)
(12,426,404)
267,487
(12,158,917)
(10,333,595)
(2,092,809)
(12,426,404)
632
632
632
(12,158,285)
(12,425,772)
(12,158,285)
(12,425,772)
2,338,640
1,936,134
2,338,242
1,935,736
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
1,617,222
323,445
11,114,000
1
13,054,668
1,343,195
632
DEFISIT
1,617,222
323,445
11,114,000
1
13,054,668
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp'000'000
Rp'000'000
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - LAPORAN ARUS KAS INDUK PERUSAHAAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999
Konsolidasi
2000 *)
Rp'000'000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Bunga yang diterima
Provisi dan komisi yang diterima
Bunga yang dibayar
Provisi dan komisi yang dibayar
Laba transaksi valuta asing
Pendapatan operasional lainnya
Tenaga kerja dan tunjangan
Umum, administrasi, pemeliharaan dan perbaikan
Penerimaan dari pendapatan non-operasional
Pembayaran beban non-operasional
4,106,784
177,954
(3,379,922)
(1,301)
158,954
131,863
(254,838)
(437,415)
22,905
(10,448)
Laba (rugi) operasi sebelum perubahan aktivitas operasi
Kenaikan/penurunan aktiva operasi :
Penempatan pada bank lain (BBO/BTO)
Pembelian surat-surat berharga
Penerimaan dari penjualan surat-surat berharga
Kredit yang diberikan
Biaya dibayar dimuka
Aktiva lain-lain
Kenaikan/penurunan hutang operasi :
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Sertifikat deposito
Kewajiban segera lainnya
Kewajiban lain-lain
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Operasi
1999
Rp'000'000
4,545,479
181,360
(5,830,672)
(2,195)
217,968
255,701
(210,733)
(570,690)
146,790
(19,381)
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp'000'000
Rp'000'000
3,971,442
171,296
(3,264,294)
(965)
149,967
131,807
(237,969)
(429,912)
20,048
(8,229)
503,191
4,067,628
153,827
(5,514,668)
(1,275)
220,441
252,586
(194,503)
(554,627)
10,729
18,926
514,536
(1,286,373)
(1,540,936)
304,464
(138,582)
3,074,561
(4,148,079)
28,314
(190,807)
(493,558)
(9,331,494)
3,604,881
(3,336,079)
(35,168)
847,475
304,464
(138,582)
3,064,698
(3,918,742)
27,214
(193,534)
(493,558)
(9,286,577)
3,604,881
(3,789,522)
(36,785)
844,449
1,518,638
1,605,346
(435,558)
(5,102)
8,443
(553,116)
3,266,945
1,524,928
(3,985,209)
(948,482)
(40,238)
48,257
2,370,033
1,607,388
(104,458)
(4,802)
6,310
(300,409)
2,314,121
1,524,773
(4,031,791)
(948,706)
(20,483)
1,008,608
1,583,058
(10,164,115)
3,222,771
(10,851,526)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan dari pinjaman yang diterima
Pembayaran pinjaman yang diterima
Pembayaran surat berharga yang diterbitkan
Pembayaran rediskonto wesel ekspor ke BI
Penerimaan dari penjualan aktiva tetap
Pembelian aktiva tetap
750,052
(2,645,546)
(194,700)
(4,008,810)
19,497
(87,454)
992,045
(1,346,108)
(3,532,769)
6,325
(71,584)
750,052
(1,312,648)
(194,700)
(4,008,810)
2,340
(84,749)
992,045
(530,394)
(3,532,769)
3,781
(61,491)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(6,166,961)
(3,952,091)
(4,848,515)
(3,128,828)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan modal dari penawaran umum terbatas
Penambahan modal dari konversi waran
Penambahan agio saham dari konversi waran
-
63
31
11,114,002
-
11,114,002
94
11,114,002
(4,583,809)
(3,002,204)
(1,625,650)
(2,866,352)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
6,717,600
2,143,064
9,115,701
604,103
4,358,652
1,314,121
6,878,730
346,274
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
4,276,855
6,717,600
4,047,123
4,358,652
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
63
31
11,114,002
-
94
-
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-8-
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI - LAPORAN ARUS KAS INDUK PERUSAHAAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2000 DAN 1999 (Lanjutan)
Konsolidasi
2000 *)
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp'000'000
Rp'000'000
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain **)
826,246
1,414,099
1,512,750
523,760
708,150
1,268,150
2,791,217
1,950,083
826,212
1,414,099
1,486,897
319,915
703,264
1,268,150
1,905,636
481,602
Jumlah Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
4,276,855
6,717,600
4,047,123
4,358,652
TRANSAKSI BUKAN KAS
Penurunan agio saham karena pembagian saham bonus
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Penurunan nilai surat berharga yang belum direalisasi
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
(285,159)
374,489
(323,444)
1,343,195
(317,908)
266,475
(285,159)
374,489
(323,444)
1,343,195
(317,908)
266,475
**) Penempatan pada b ank lain konsolidasi dan Induk Perusahaan per 31 Desember 2000 tidak termasuk penempatan pada bank yang
dib ekukan kegiatan usahanya dan bank lainnya sebesar Rp 1.62 3.439 juta (1999 : Rp 1.927.903 juta).
*) Laporan keuangan konsolidasi tahun 2000 tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan Bank International Ningbo (Catatan 1b).
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-9-
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
1.
UMUM
a.
Pendirian
P.T. Bank Internasional Indonesia Tbk ("Perusahaan atau Induk Perusahaan") didirikan
pada tahun 1959, berdasarkan akta No. 53 tertanggal 15 Mei 1959 dari notaris pengganti
Soeleman Ardjasasmita SH dan telah diubah dengan akta No. 9 tertanggal 4 Agustus 1959
dan No. 21 tertanggal 6 Oktober 1959 dari notaris Eliza Pondaag SH di Jakarta. Akta
pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusannya No. J.A.5/112/18 tertanggal 2 Nopember 1959 dan telah
didaftarkan ke Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 2116 tanggal 5 Nopember
1959.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan
adalah :
1. Menjalankan kegiatan-kegiatan dibidang usaha perbankan, keuangan atau pasar modal
baik yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan perdagangan,
penyimpanan dan pengelolaan efek-efek / surat-surat berharga, atau jasa-jasa dan
aktivitas lainnya yang diijinkan dari waktu ke waktu baik sekarang atau dikemudian hari,
atas usaha sendiri atau dengan bekerja sama dengan orang-orang lain atau badan
hukum lainnya.
2. Mendirikan, turut mendirikan atau memiliki saham pada perusahaan-perusahaan lain
yang tujuannya sama atau hampir sama dengan tujuan Perusahaan, baik berupa usaha
joint venture maupun kontrak kerja.
Pada tanggal 31 Maret 1980 Perusahaan melakukan penggabungan usaha (merger)
dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Keputusan merger ini dituangkan
dalam akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 17 tertanggal 31 Maret 1980.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 21/11/Dir/UPPS tanggal 9 Nopember
1988, Perusahaan memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa.
Pada tanggal 13 September 1996, sesuai dengan akta No. 130 dari notaris Sutjipto SH yang
telah
mendapat
persetujuan
dari
Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
melalui Surat Keputusannya No. C2-9626.HT.01.04.TH.96 tertanggal 21 Oktober 1996,
Perusahaan memutuskan hal-hal utama berikut ini :
1. mengubah Anggaran Dasar Perusahaan agar sesuai dengan Undang-Undang No. 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal; dan
2. mengubah nilai nominal saham Seri A dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham.
Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal
31 Maret 1999 untuk meningkatkan modal dasar dari Rp 6.468.000 juta menjadi
Rp 38.000.000 juta (terdiri dari 5.000.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500
per saham; 204.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 125 per saham; dan
80.000.000.000 saham Seri C dengan nilai nominal Rp 125 per saham). Risalah Rapat
Umum Luar Biasa Pemegang Saham ini telah didokumentasikan dalam akta No. 60 dari
Notaris Sutjipto SH tertanggal 31 Maret 1999 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-5902.HT.01.04.TH.99
tertanggal 5 April 1999.
- 10 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jalan M.H. Thamrin, Kav. 22, Jakarta Pusat.
Perusahaan memiliki 1 kantor cabang utama, 60 kantor cabang dan 122 kantor cabang
pembantu. Jumlah karyawan Perusahaan per 31 Desember 2000 adalah 7.971 karyawan.
Sebelum direkapitalisasi oleh Pemerintah pada tahun 1999, Perusahaan merupakan bank
publik yang dimiliki dan dikendalikan oleh Grup Sinar Mas. Setelah proses rekapitalisasi,
Perusahaan secara mayoritas dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah melalui Badan
Penyehatan Perbankan Nasional.
b. Anak Perusahaan dan Cabang Perusahaan di Luar Indonesia
Perusahaan memiliki anak perusahaan berikut:
Anak Perusahaan
BII Finance Co. Ltd.
PT BII Finance Center
Domisili
Hong Kong
Jakarta
Jenis Usaha
Menjalankan kegiatan
usaha perbankan
Menjalankan kegiatan
usaha leasing, anjak
piutang, dan pembiayaan
konsumen
Persentase
Pemilikan
Tahun
Operasi
Komersial
100%
1991
99,99%
1991
Pada tanggal 30 Juli 2000, Bank Sentral Cina mengeluarkan surat keputusan pengesahan
setoran modal oleh Western Oceanic Bank sebesar USD 49 juta (ekuivalen Rp 441.147 juta)
ke Bank International Ningbo, dan pembagian dividen saham sebesar USD 6 juta (ekuivalen
Rp 54.018 juta) kepada pemegang saham lama (Perusahaan). Akibat transaksi ini,
persentase kepemilikan Perusahaan berkurang dari 100% (Catatan 11) dan Perusahaan
tidak lagi memegang kendali atas perusahaan tersebut. Perusahaan merencanakan untuk
menjual seluruh kepemilikan sahamnya pada Bank International Ningbo kepada Grup Sinar
Mas (PT Purinusa Ekapersada). Transaksi penjualan ini termasuk dalam skim restrukturisasi
Grup Sinar Mas yang telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan
Penyehatan Perbankan Nasional. Proses penjualan serta dokumen legal atas transaksi
tersebut diperkirakan baru akan selesai pada tahun 2001. Oleh karena itu, laporan keuangan
Bank International Ningbo tidak dikonsolidasikan pada 31 Desember 2000.
Perusahaan memiliki cabang operasional di luar Indonesia, yakni Cayman Island, Mumbai
dan Mauritius. Cabang Cook Island sudah tidak beroperasi lagi sejak bulan Nopember 2000.
Laporan keuangan cabang Perusahaan di luar negeri yang masih beroperasi telah digabung
dalam laporan keuangan Perusahaan.
c.
Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada bulan Oktober 1989, Perusahaan menjual sahamnya sejumlah 12 juta saham Seri A
yang harga nilai nominalnya Rp 1.000 per saham, kepada masyarakat melalui Pasar Modal
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penjualan saham Seri A
kepada masyarakat ini telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam melalui suratnya
No. SI-058/SHM/MK.10/189 tertanggal 2 Oktober 1989.
- 11 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pada bulan Pebruari 1994, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada
para pemegang sahamnya (rights issue I). Dalam penawaran ini telah diterbitkan sejumlah
52.717.184 saham Seri A yang nilai nominalnya Rp 1.000 per saham, dimana ditentukan
bahwa setiap pemegang 5 saham Seri A mempunyai hak untuk memesan 1 saham Seri A
dengan harga Rp 4.000 per saham. Penawaran Umum Terbatas I ini telah mendapat
persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham
yang diadakan pada tanggal 25 Januari 1994, dan memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-130/PM/1994 tertanggal 24 Januari 1994.
Pada bulan Pebruari 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada
para pemegang sahamnya (rights issue II) sejumlah 1.289.579.469 saham Seri A dimana
melekat sejumlah 286.573.215 waran Seri I. Setiap pemegang 27 saham Seri A mempunyai
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk 18 saham baru Seri A dengan harga Rp 750 per
saham. Disamping itu, pada setiap 18 saham baru Seri A melekat 4 Waran Seri I yang
diberikan secara cuma-cuma. Pemesanan pembelian akan dilakukan dalam kelipatan 9
saham Seri A senilai Rp 6.750. Jumlah dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas
II ini adalah sebesar Rp 967.185 juta. Penawaran Umum Terbatas II ini telah mendapat
persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham
yang diadakan pada tanggal 27 Desember 1996, dan memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-2093/PM/1996 tertanggal 28 Desember 1996.
Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal
31 Maret 1999 untuk menyetujui rencana Penawaran Umum Terbatas III kepada para
pemegang sahamnya (rights issue III). Dalam penawaran ini diterbitkan sejumlah
62.101.383.408 saham baru (Seri B dengan nilai nominal Rp 125 per saham) dan
7.762.672.926 waran Seri II. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM
untuk Penawaran Umum Terbatas III melalui Surat Keputusannya No. S-434/PM/1999
tertanggal 30 Maret 1999 dan untuk Penawaran Umum Terbatas III Lanjutan melalui Surat
Keputusannya No. S-857/PM/1999 tertanggal 8 Juni 1999. Jumlah dana yang diperoleh dari
Penawaran Umum Terbatas III ini adalah sebesar Rp 4,5 triliun (untuk 35.891.396.568
saham Seri B dan 4.486.424.571 waran Seri II) dan telah diterima oleh Perusahaan pada
bulan April dan Juni 1999.
d. Program Rekapitalisasi Perusahaan
Pada tanggal 13 Maret 1999, Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan
Indonesia mengeluarkan pernyataan yang menyatakan P.T. Bank Internasional Indonesia
Tbk termasuk salah satu dari bank-bank yang akan direkapitalisasikan oleh Pemerintah.
Perusahaan ikut serta dalam Program Rekapitalisasi Perbankan Nasional sesuai dengan
Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia
No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Pebruari 1999 serta pengumuman
dari Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan Indonesia tanggal 13 Maret
1999. Surat Keputusan Bersama tersebut menyatakan bahwa Pemerintah akan melakukan
penyertaan modal pada bank umum yang dapat diikutsertakan dalam program rekapitalisasi
dengan jumlah setinggi-tingginya sebesar 80% dari kebutuhan dana rekapitalisasi bank
umum yang bersangkutan untuk mencapai Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(CAR) 4%. Pemegang saham pengendali Perusahaan, Gubernur Bank Indonesia, Menteri
Keuangan, dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional telah menandatangani
"Perjanjian Investasi, Manajemen dan Kinerja Usaha" pada tanggal 28 Mei 1999. Perjanjian
tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir tertanggal 10 Nopember 1999.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tanggal 24 Mei 1999,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan penyertaan modal pada Perusahaan
maksimum sebesar Rp 8,7 triliun.
Saldo penyertaan modal Pemerintah Indonesia pada Perusahaan adalah sebesar Rp 6,6
triliun yang disetor dalam bentuk obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia. Jumlah
tersebut lebih rendah Rp 2,1 triliun dari jumlah maksimum dana rekapitalisasi yang
- 12 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia karena pemegang saham pengendali dan masyarakat
telah menyetor modal melebihi jumlah minimum 20% dari kebutuhan dana rekapitalisasi
untuk mencapai CAR 4%. Perusahaan telah mengembalikan selisih dana rekapitalisasi
sebesar Rp 2,1 triliun kepada Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 2000.
e. Komisaris dan Manajemen Perusahaan
Susunan komisaris dan manajemen Perusahaan berdasarkan akta No. 80 dari notaris
Fathiah Helmi SH, tertanggal 30 Juni 2000 adalah sebagai berikut :
f.
Presiden Komisaris
Wakil Presiden Komisaris
Komisaris
:
:
:
Rusli Prakarsa
Sudiarso
Aditiawan Chandra
Anggito Abimanyu
Randolph Latumahina
Suad Husnan
Presiden Direktur
Wakil Presiden Direktur
:
:
Direktur
:
Hiroshi Tadano
Gustiono Kustianto
Yap Tjay Soen
Fransiska Oei Lan Siem
Halim Susanto
Hedy Maria Helena Lapian
Raymond Yauwenas
Rudy N. Hamdani
Restrukturisasi Tagihan kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Sesuai Ketentuan Perjanjian Rekapitalisasi tertanggal 28 Mei 1999 serta Surat Kesanggupan
dari Menteri Keuangan kepada PT Sinar Mas Multiartha Tbk (pemegang saham lama) dan
Perusahaan tanggal 15 April 1999 yang terlampir pada Perjanjian Rekapitalisasi,
Perusahaan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas menandatangani
kesepakatan awal pada tanggal 31 Maret 2000, untuk merestrukturisasi jadwal pembayaran
kembali dan kualitas agunan tagihan Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (Grup Sinar Mas). Tagihan tersebut termasuk penempatan pada bank, wesel tagih,
tagihan wesel ekspor, kredit yang diberikan, letters of credit, dan akseptasi atas L/C
berjangka (Catatan 5, 6, 7 dan 37).
- 13 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Melanjutkan kesepakatan awal diatas, Perusahaan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional
dan Grup Sinar Mas (diwakili oleh Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman
Widjaja dan Muktar Widjaja) menandatangani Perjanjian Penyelesaian atas tagihan
Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Grup Sinar Mas) sebesar
USD 1.249 juta (ekuivalen Rp 11.985.016 juta dengan nilai tukar sebesar Rp 9.595 per
USD 1) pada tanggal 26 Januari 2001 serta amandemennya pada tanggal 3 Pebruari 2001.
Perjanjian Penyelesaian beserta amandemennya telah dilegalisir oleh Sukawaty Sumadi SH,
notaris di Jakarta, pada tanggal 26 Januari 2001 dan 16 Pebruari 2001. Dalam Perjanjian
Penyelesaian disebutkan bahwa Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman
Widjaja dan Muktar Widjaja merupakan Penjamin Pribadi penyelesaian tagihan Perusahaan
kepada debitur Grup Sinar Mas. Pembayaran tagihan Perusahaan akan dilakukan oleh
debitur Grup Sinar Mas dengan jadwal pembayaran sebagai berikut :
30 September 2001
31 Maret 2002
30 September 2002
31 Desember 2002
31 Maret 2003
30 Juni 2003
30 September 2003
2,5%
5,0%
5,0%
7,5%
7,5%
7,5%
65,0%
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Dari Nilai Tagihan Perusahaan
Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian tersebut, Grup Sinar Mas dikenakan tingkat bunga
sebesar 16% per tahun untuk Rupiah dan SIBOR + 3% per tahun untuk Dolar Amerika
Serikat. Bunga dibayarkan pada tiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember.
Perjanjian Penyelesaian ini ditandatangani dengan sepengetahuan dari Menteri Keuangan.
Untuk menjaga tingkat kesehatan Perusahaan dan menjaga kualitas aset Perusahaan,
Badan Penyehatan Perbankan Nasional memberikan Penjaminan Pemerintah kepada
Perusahaan agar tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas dapat dikecualikan
dari perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit menurut ketentuan Bank Indonesia.
Penjamin Pribadi akan memberikan Jaminan Pribadi untuk menjamin pembayaran
Penjaminan Pemerintah, serta mengupayakan memberikan dan mengikatkan jaminan
(senilai 145% dari nilai tagihan) sebagai kontra jaminan guna menjamin Penjaminan
Pemerintah sepanjang Bank Indonesia mengelompokkan tagihan Perusahaan kepada
debitur Grup Sinar Mas dalam perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Badan
Penyehatan Perbankan Nasional akan melaksanakan dan melakukan pengawasan terhadap
penjaminan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Disamping memperoleh Jaminan
Pribadi dari Penjamin Pribadi, Badan Penyehatan Perbankan Nasional juga sedang dalam
usaha untuk memperoleh Jaminan Pribadi dari Eka Tjipta Widjaja.
Dengan kuasa dari Menteri Keuangan tanggal 8 Maret 2001, Ketua Badan Penyehatan
Perbankan Nasional menerbitkan penjaminan atas tagihan kepada perusahaan dalam Grup
Sinar Mas sebesar USD 1.249 juta. Penjaminan tersebut berlaku efektif tanggal 30 April
2001 dan akan berakhir pada tanggal 7 Oktober 2003. Jika debitur Grup Sinar Mas tidak
melakukan pembayaran bunga pada tanggal jatuh tempo pembayaran bunga atau
pembayaran pokok pada tanggal pembayaran tagihan Perusahaan, Badan Penyehatan
Perbankan Nasional akan membayar bunga dan cicilan pokok tertunggak sesuai dengan
ketentuan dalam Perjanjian Penyelesaian.
Penjaminan Pemerintah atas tagihan kepada debitur Grup Sinar Mas akan berakhir terhadap
bagian tagihan Perusahaan yang telah dibayar, telah dijual dan/atau dialihkan kepada pihak
ketiga atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional, atau yang berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku pada saat yang bersangkutan tidak lagi termasuk dalam perhitungan
pelampauan perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada pihak terkait karena
alasan lain selain adanya Penjaminan Pemerintah.
- 14 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan serta prinsip dan praktek
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi
adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasi ini, kecuali bila dinyatakan secara khusus, adalah dalam jutaan
Rupiah.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah
dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali
beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Mulai tahun 2000, laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode
langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Untuk tujuan komparatif, laporan arus kas konsolidasi tahun 1999, yang
sebelumnya disusun dengan menggunakan metode tidak langsung, disajikan kembali agar
sesuai dengan penyajian tahun 2000.
b.
Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan beserta seluruh anak
perusahaan yang berada dibawah pengendalian Perusahaan, kecuali anak perusahaan
yang sifat pengendaliannya adalah sementara atau jika ada pembatasan jangka panjang
yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke
Perusahaan.
Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu
periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan
keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh
atau hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.
Suatu pengendalian atas suatu anak perusahaan lain dianggap ada bilamana Perusahaan
menguasai lebih dari lima puluh persen (50%) hak suara di anak perusahaan; atau
Perusahaan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan;
atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota
dewan direksi di anak perusahaan.
Seluruh saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi antar
perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil
usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak
perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan
diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
perusahaan”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan
investasi yang bersangkutan.
- 15 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
c.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Transaksi
Perusahaan dan anak perusahaan yang berdomisili di Indonesia menyelenggarakan
pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing yang
terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi yang bersangkutan.
Penjabaran aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal tersebut yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (yakni Rp 9.595/USD untuk 31 Desember 2000 dan
Rp 7.100/USD untuk 31 Desember 1999). Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai
akibat dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dicatat
sebagai laba rugi tahun berjalan.
Penjabaran laporan keuangan anak perusahaan
berkedudukan di luar negeri dalam rangka konsolidasi
dan
cabang
Perusahaan
yang
Anak perusahaan dan cabang Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri
menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang negara tempat kedudukannya.
Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan anak perusahaan dan cabang Perusahaan
tersebut dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan cara sebagai berikut :
•
Saldo akun-akun neraca, kecuali akun-akun ekuitas yang dijabarkan dengan kurs
historis, dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia pada tanggal neraca;
•
Saldo akun-akun laba rugi setiap bulannya dijabarkan dengan menggunakan kurs
tengah rata-rata yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk bulan yang bersangkutan.
Saldo akun-akun laba rugi untuk tahun berjalan merupakan jumlah dari penjabaran
bulanan tersebut; dan
•
Selisih yang timbul sebagai akibat dari penjabaran ini disajikan di neraca sebagai
bagian dari Ekuitas pada akun "Selisih kurs penjabaran laporan keuangan".
Forward kontrak untuk tujuan pendanaan (funding)
Selisih antara kurs berjangka yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai
pada tanggal transaksi (spot rate), diakui sebagai premi atau diskonto dan diamortisasi
secara proporsional selama jangka waktu kontrak. Premi atau diskonto tersebut disajikan
sebagai penambah atau pengurang beban bunga.
Selisih antara kurs tunai pada tanggal laporan dengan kurs tunai pada tanggal transaksi,
untuk tagihan atau kewajiban berjangka (forward receivable or payable) dalam mata uang
asing diakui sebagai pendapatan atau beban tahun berjalan.
Forward kontrak untuk tujuan perdagangan (trading)
Selisih antara kurs yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai pada
tanggal transaksi atau tanggal jatuh waktu (spot rate) dan diakui sebagai laba atau rugi
pada tahun berjalan.
- 16 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
d.
Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan
penempatan pada bank lain yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya serta tidak ada pembatasan dalam pencairannya. Penempatan pada bankbank yang dibekukan kegiatan usahanya dikeluarkan dari kas dan setara kas.
e.
Penempatan Pada Bank Lain
Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan
penyisihan penghapusan yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari
masing-masing saldo penempatan pada bank lain.
f.
Surat-surat Berharga
Surat-surat berharga terdiri dari obligasi Pemerintah Indonesia ("Obligasi Pemerintah"),
surat berharga pasar uang (termasuk Sertifikat Bank Indonesia), penempatan pada Bank
Indonesia, wesel tagih, obligasi, tagihan atas wesel ekspor, saham, draft dan traveller
cheques.
Akuntansi untuk surat-surat berharga adalah sebagai berikut:
• Surat berharga yang tujuan investasinya untuk dimiliki hingga jatuh tempo ("held to
maturity") dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi atau ditambah dengan
diskonto atau premi yang belum diamortisasi. Penurunan permanen nilai surat berharga
dapat terjadi apabila biaya perolehan dari surat berharga tersebut tidak dapat diterima
kembali sepenuhnya, dan akibatnya biaya perolehan masing-masing surat berharga
dicatat sebesar nilai wajar dan dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang
bersangkutan.
• Surat berharga yang tujuan investasinya untuk tersedia untuk dijual ("available for sale")
dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
akibat kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan secara terpisah sebagai bagian
dari komponen ekuitas. Selisih harga pasar dan harga perolehan diakui dalam laporan
laba rugi tahun berjalan pada saat direalisasi, yaitu pada saat surat berharga tersebut
dijual.
• Surat berharga yang tujuan investasinya untuk diperdagangkan ("trading") dinyatakan
berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat
kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang
bersangkutan.
Pemindahan surat-surat berharga ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dari tersedia
untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama
sisa umur surat-surat berharga tersebut.
Laba atau rugi realisasi dari penjualan surat berharga ditentukan berdasarkan biaya
perolehan rata-rata setelah ditambah atau dikurangi dengan diskonto atau premi yang
belum diamortisasi per tanggal transaksi penjualan.
Penyisihan penghapusan dan penurunan nilai pasar disajikan sebagai pengurang terhadap
surat-surat berharga.
- 17 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
g.
Kredit Yang Diberikan
Kredit yang diberikan dinyatakan berdasarkan saldo kredit dikurangi dengan penyisihan
penghapusan yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari kredit yang
diberikan.
h.
Penyisihan Penghapusan Untuk Aktiva Produktif serta Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi
Perusahaan melakukan penyisihan penghapusan aktiva produktif serta kewajiban komitmen
dan kontinjensi berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aktiva
produktif serta komitmen dan kontinjensi tersebut. Evaluasi manajemen untuk tujuan
penentuan penyisihan penghapusan aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan
kontinjensi
dibuat
berdasarkan
Surat
Keputusan
Bank
Indonesia
No. 31/147/KEP/DIR dan No. 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998.
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 12 November 1998, aktiva produktif
terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat berharga, kredit yang
diberikan dan investasi dalam bentuk saham. Aktiva produktif serta kewajiban komitmen
dan kontinjensi bank diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori, yaitu lancar, dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Berikut adalah persentase penyisihan
penghapusan yang dipakai oleh Perusahaan per 31 Desember 2000 :
Klasifikasi Aktiva Produktif dan
Kewajiban Komitmen/Kontinjensi
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Minimum Persentase
Penyisihan Penghapusan
0,875%
4,000%
12,500%
50,000%
100,000%
Persentase penyisihan penghapusan di atas diterapkan terhadap saldo aktiva produktif serta
kewajiban komitmen dan kontinjensi setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan
kontinjensi yang diklasifikasikan lancar dan dalam perhatian khusus yang diterapkan
terhadap saldo aktiva produktif serta kewajiban komitmen dan kontinjensi yang
bersangkutan. Persentase penyisihan penghapusan aktiva produktif serta kewajiban
komitmen dan kontinjensi untuk klasifikasi lancar, dalam perhatian khusus, dan kurang
lancar akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 1% untuk lancar, 5% dalam
perhatian khusus dan 15% untuk kurang lancar pada bulan Juni 2001.
Penyisihan penghapusan untuk kewajiban komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan
dalam akun kewajiban lain-lain.
Apabila manajemen berkeyakinan bahwa aktiva produktif tidak dapat ditagih lagi, saldonya
dihapuskan dari pembukuan. Penerimaan kembali atas aktiva produktif yang telah
dihapuskan diakui sebagai penambahan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang
bersangkutan selama tahun berjalan.
i.
Investasi Dalam Bentuk Saham
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% dan harga pasar saham
tidak tersedia dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya) sedangkan investasi
dalam bentuk saham dengan kepemilikan 20% sampai 50%, baik langsung maupun tidak
langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba
atau rugi sejak perolehan sesuai dengan persentase pemilikan dan dikurangi dengan
dividen yang diterima (metode ekuitas).
- 18 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Investasi pada saham anak perusahaan dalam informasi konsolidasi Induk Perusahaan
disajikan dengan menggunakan metode ekuitas. Perubahan nilai investasi yang disebabkan
oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang bukan
merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan/perusahaan asosiasi
diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
perusahaan/perusahaan asosiasi”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada
saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatat investasi dikurangi untuk
mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun
berjalan.
j.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap, kecuali aktiva tetap yang direvaluasi, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan.
Aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Pada bulan September 1998, Perusahaan melakukan revaluasi aktiva tetap sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 384/KMK.04/1998 tanggal
14 Agustus 1998, dengan selisih kenaikan revaluasi sebesar Rp 1.343.195 juta. Perusahaan
memperoleh pengesahan dari Kantor Pajak tanggal 25 Maret 1999 atas kenaikan revaluasi
sebesar Rp 1.343.195 juta ini melalui suratnya No. KEP-7/WPJ.06/KP.0404/1999. Kenaikan
revaluasi
ini
dibukukan
oleh
Perusahaan
tanggal
1 April 1999. Aktiva tetap yang diperoleh sebelum Oktober 1998 dinyatakan berdasarkan
nilai revaluasi setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan, sedangkan aktiva tetap yang
diperoleh sesudah Oktober 1998 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan.
Seluruh aktiva tetap Perusahaan, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan
menggunakan metode saldo menurun berganda (double-declining balance method). Tanah
tidak disusutkan, sedangkan bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus (straight-line method). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut :
Persentase
Bangunan :
• Permanen
• Non Permanen
Aktiva tetap diluar Bangunan :
Golongan I
: dengan masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun
Golongan II
: dengan masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak
lebih dari 8 tahun
5%
10%
50%
25%
Tanah diukur berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan, kecuali bila kualitas tanah
tak layak lagi digunakan atau sifat operasi utama meninggalkan tanah begitu saja apabila
proyek selesai.
Sejak tahun 1999, biaya pengurusan legal hak atas tanah diakui sebagai beban tangguhan
dan diamortisasi sepanjang umur hukum atau umur ekonomis aktiva tanah, yang mana lebih
pendek, dengan menggunakan metode garis lurus (penerapan PSAK No. 47). Sehubungan
dengan berlakunya PSAK ini, manajemen telah mengevaluasi kembali seluruh nilai tercatat
tanah dan memutuskan untuk menerapkan PSAK ini secara prospektif (yaitu untuk
perolehan tanah baru dan atau perpanjangan hak legal tanah pada masa yang akan
datang), karena pada akhir tahun 1998 Perusahaan baru melakukan penilaian kembali
aktiva tetapnya, termasuk tanah (Catatan 12).
- 19 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada laporan laba rugi pada saat
terjadinya, sedangkan pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah besar
dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari
kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari
penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan.
k.
Agunan Yang Diambil Alih Dan Aktiva Yang Tidak Digunakan (atau Barang Jaminan dalam
Penguasaan Bank)
Agunan yang diambil alih merupakan barang jaminan yang telah diambil alih oleh
Perusahaan dan masih dalam proses balik nama. Sedangkan, aktiva yang tidak digunakan
merupakan barang jaminan yang telah diambil alih oleh Perusahaan dan surat
kepemilikannya telah atas nama Perusahaan.
Agunan yang diambil alih dan aktiva yang tidak digunakan yang diperoleh dalam kaitannya
dengan penyelesaian pinjaman nasabah dicatat berdasarkan nilai terendah antara harga
pasar dan harga yang disepakati bersama. Selisih antara saldo pinjaman nasabah dengan
nilai tercatat yang disebutkan diatas dibebankan kedalam akun penyisihan penghapusan
aktiva produktif dalam tahun berjalan.
Manajemen mengevaluasi nilai barang jaminan dalam penguasaan bank secara berkala.
Penyisihan penghapusan barang jaminan dalam penguasaan bank akan dibentuk atas
penurunan nilai barang jaminan dalam penguasaan bank.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan barang jaminan dalam penguasaan bank
dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Laba atau rugi akibat realisasi penjualan barang jaminan dalam penguasaan bank
dibebankan ke laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
l.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit
yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non-performing.
Pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima.
Pendapatan bunga atas aktiva non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai
pendapatan bunga dalam penyelesaian dalam laporan komitmen dan kontinjensi.
Kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya (tidak termasuk surat-surat berharga)
diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar,
diragukan atau macet, dan debitur tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya selama
jangka waktu lebih dari 90 hari atau pada saat manajemen berpendapat bahwa penerimaan
atas bunga tersebut diragukan. Sedangkan, surat-surat berharga diklasifikasikan sebagai
non-performing jika penerbit surat berharga tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan
atau pokok.
m.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
perkreditan atau pinjaman yang diterima yang nilainya melebihi Rp 100 juta diperlakukan
sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis
sesuai dengan jangka waktu kredit atau pinjaman yang bersangkutan. Sedangkan,
pendapatan atau beban provisi dan komisi yang nilainya kurang dari Rp 100 juta diakui
sebagai pendapatan pada saat penerimaannya atau untuk beban pada saat
pembayarannya.
- 20 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka
waktu tertentu diakui pada saat transaksi terjadi.
n.
Pajak Penghasilan
Perusahaan dan anak perusahaan yang berdomisili di Indonesia menghitung pajak
penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 46 tentang
“Akuntansi Pajak Penghasilan” sejak 1 Juni 1999. Perhitungan pajak penghasilan badan
untuk anak perusahaan yang berdomisili di luar Indonesia dan perusahaan asosiasi yang
berdomisili di Indonesia berdasarkan masing-masing penghasilan kena pajak perusahaan
yang bersangkutan karena dampak penerapan PSAK No. 46 tidak signifikan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang
yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui
untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai
dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini, kecuali aktiva dan kewajiban pajak
tangguhan untuk entitas yang berbeda.
o.
Swap Suku Bunga (Interest Rate Swap)
Transaksi swap suku bunga untuk tujuan pendanaan (funding)
Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga
yang diperjanjikan (contracted interest rate) disajikan sebagai penambah atau pengurang
beban dana dan diamortisasi secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
Transaksi swap suku bunga untuk tujuan perdagangan (trading)
Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga
yang diperjanjikan (contracted interest rate) diakui sebagai laba atau rugi pada akhir masa
kontraknya.
p.
Opsi (Option)
Dalam hal Perusahaan bertindak sebagai penerbit opsi, selisih rugi antara kurs opsi yang
diperjanjikan dengan kurs tunai pasar pada tanggal laporan keuangan, diperhitungkan
sebagai beban dalam tahun berjalan. Sedangkan, selisih laba antara kurs opsi yang
diperjanjikan dengan kurs tunai pasar pada tanggal laporan keuangan tidak diperhitungkan
sebagai pendapatan dalam tahun berjalan tetapi baru diakui pada saat direalisasi.
q.
Laba Per Saham
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar pada tahun yang bersangkutan.
- 21 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian penuh, jumlah saham yang beredar
disesuaikan terhadap pengaruh dilusi dari waran yang berpotensi menjadi saham biasa.
r.
Dana Pensiun
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti sejak Mei 1996 untuk semua
karyawan tetap lokalnya. Beban dana pensiun program iuran pasti diakui secara akrual.
s.
Aktiva Yang Dijual Dengan Syarat Repo
Aktiva (yakni surat berharga dan kredit yang diberikan) yang dijual dengan syarat repo tidak
disajikan dalam neraca konsolidasi tetapi disajikan sebagai "kewajiban pembelian kembali
aktiva yang dijual dengan syarat repo" di dalam laporan komitmen dan kontinjensi.
t.
Informasi Segmen
Informasi segmen disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk
menyajikan laporan keuangan konsolidasi.
u.
Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak
diamortisasi. Biaya emisi saham Perusahaan pada 31 Desember 2000 adalah nihil karena
seluruhnya telah diakui sebagai beban tahun berjalan dan laporan keuangan tahun 1999
tidak disajikan kembali.
v.
Restrukturisasi aktiva produktif
Perusahaan menerapkan PSAK No. 54 “Akuntansi untuk Restrukturisasi Piutang dan
Hutang” dan ketentuan Bank Indonesia No. 31/150/KEP/DIR tanggal 12 November 1998
perihal “Restrukturisasi Kredit” terhadap tagihan aktiva produktif yang direstrukturisasi.
Selisih antara nilai nominal tagihan dan nilai tunai kini dari tagihan tersebut dibebankan
kedalam laporan laba rugi tahun berjalan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi
pokok tagihan dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat
sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (“interest in suspense”) dan diakui sebagai
pendapatan secara proporsional dengan pokok pinjaman pada saat pembayaran tunai
diterima. Pendapatan bunga yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai pengurang kredit
yang diberikan.
3.
GIRO PADA BANK INDONESIA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Rupiah
Valuta asing
1.030.336
383.763
987.578
280.572
1.030.336
383.763
987.578
280.572
Jumlah
1.414.099
1.268.150
1.414.099
1.268.150
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo
giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 5% dari kewajiban dalam
Rupiah dan 3% dari kewajiban dalam mata uang asing. Giro wajib minimum Perusahaan untuk
mata uang Rupiah dan mata uang asing pada 31 Desember 2000 adalah Rp 1.299.862 juta
(1999 : Rp 1.146.950 juta).
- 22 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
4.
GIRO PADA BANK LAIN
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Rupiah
Valuta Asing
6.004
1.506.746
8.496
2.782.721
5.993
1.480.904
8.493
1.897.143
Jumlah
Penyisihan penghapusan
1.512.750
(14.267)
2.791.217
(18.709)
1.486.897
(14.267)
1.905.636
(18.709)
Jumlah - Bersih
1.498.483
2.772.508
1.472.630
1.886.927
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk giro pada bank lain per tanggal
neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak
tertagihnya giro pada bank lain tersebut.
5.
PENEMPATAN PADA BANK LAIN
Berdasarkan jenis penempatan, penempatan pada bank lain dapat dirinci sebagai berikut :
2000
Tingkat Bunga
Rata-rata
%
Konsolidasi
Rp '000'000
Induk Perusahaan
Rp '000'000
Rupiah
Call money
Jumlah
9,90
184.190
184.190
184.190
184.190
Valuta Asing
Call money
Deposito berjangka
Jumlah
7,66
6,80
1.758.108
204.901
1.963.009
1.758.108
1.056
1.759.164
Jumlah
Penyisihan penghapusan
2.147.199
(61.981)
1.943.354
(61.981)
Jumlah - Bersih
2.085.218
1.881.373
- 23 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
1999
Tingkat Bunga
Rata-rata
%
Konsolidasi
Rp '000'000
Induk Perusahaan
Rp '000'000
Rupiah
Call money
Deposito berjangka
Jumlah
12,99
12,96
456.243
591.000
1.047.243
456.243
591.000
1.047.243
Valuta Asing
Call money
Deposito berjangka
Jumlah
7,26
8,12
181.050
2.649.693
2.830.743
1.182.150
180.112
1.362.262
Jumlah
Penyisihan penghapusan
3.877.986
(35.028)
2.409.505
(35.028)
Jumlah - Bersih
3.842.958
2.374.477
a. Penempatan Pada Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Penempatan pada bank lain pada 31 Desember 2000 termasuk penempatan pada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 1.439.250 juta untuk konsolidasi (1999 :
Rp 2.344.775 juta) dan Rp 1.439.250 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 1.065.000
juta). Pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2000 adalah Bank
International Ningbo. Penempatan Induk Perusahaan pada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa per 31 Desember 2000 telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran
kembalinya dan dialihkan menjadi kredit kepada PT Purinusa Ekapersada pada tahun 2001
(Catatan 1f dan 44). Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan
PT Purinusa Ekapersada pada tanggal 9 Maret 2001. Kredit kepada PT Purinusa
Ekapersada ini merupakan kredit yang termasuk direstrukturisasi berdasarkan Perjanjian
Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional tertanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tertanggal 3 Pebruari 2001
(Catatan 1f, 7 dan 44).
b. Penempatan Pada Bank Beku Kegiatan Usaha/Bank Beku Operasi (BBKU/BBO)
Penempatan pada bank lain (call money) pada 31 Desember 2000 termasuk penempatan
pada BBKU dengan jumlah sebesar Rp 180.856 juta (1999 : Rp 1.009.576 juta). Klaim
terhadap penempatan pada BBKU tersebut telah diajukan kepada Badan Penyehatan
Perbankan Nasional. Perusahaan telah menerima dari Badan Penyehatan Perbankan
Nasional berupa penyelesaian pokok tagihan dan tunggakan bunga atas penempatan pada
BBKU/BBO sebagai berikut :
(i)
Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Papan Sejahtera (BBKU) sebesar
Rp 425.000 juta diterima pada tanggal 20 Desember 1999.
(ii)
Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Aken (BBKU) sebesar Rp 40.000 juta
diterima pada tanggal 26 Januari 2000.
- 24 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
(iii)
Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Dagang Nasional Indonesia (BBO) sebesar
Rp 110.340 juta diterima pada tanggal 15 Maret 2000.
Pendapatan bunga yang masih harus diterima atas PT Bank Papan Sejahtera,
PT Bank Aken, dan PT Bank Dagang Nasional Indonesia sebesar Rp 253.928 juta
dibayarkan bersamaan pada tanggal 15 Maret 2000.
(iv) Penyelesaian pokok tagihan pada PT Bank Putra Surya Perkasa (BBKU) sebesar
Rp 591.000 juta diterima pada tanggal 1 Desember 2000.
Selain di atas, Perusahaan juga telah menerima penyelesaian pokok tagihan pada
PT Bank Tiara Asia (Bank Take Over) sebesar Rp 87.380 juta pada tanggal 15 Mei 2000 dari
PT Bank Tiara Asia dalam bentuk obligasi Pemerintah. Jumlah penerimaan atas bunga
adalah sebesar Rp 57.619 juta yang diterima dalam bentuk akrual bunga obligasi
Pemerintah sebesar Rp 1.465 juta, sedangkan sisanya diterima secara tunai oleh
Perusahaan pada tanggal 1 Mei dan 31 Mei 2000 dengan jumlah sebesar
Rp 28.077 juta pada masing-masing tanggal tersebut.
Penyelesaian penempatan pada PT Bank Bira (BBKU) sebesar Rp 176.625 juta dan
bunganya Rp 103.714 juta (serta surat berharga pasar uang yang diendors oleh
PT Bank Umum Nasional (BBO) sebesar Rp 896.000 juta yang disajikan pada akun surat
berharga – Catatan 6) adalah sebagai berikut :
•
Pada tanggal 27 April 2001, KKSK menyetujui usulan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional
(setelah
mendengarkan
pertimbangan
Bank
Indonesia)
untuk
memindahbukukan sebesar Rp 1.176.338 juta “recycled obligasi Pemerintah” dari
rekening Badan Penyehatan Perbankan Nasional di Bank Indonesia ke rekening BII di
Bank Indonesia dalam rangka menyelesaikan tagihan antar bank Perusahaan sebesar
Rp 1.176.339 juta. Penggunaan “recycled obligasi Pemerintah” akan dilaksanakan
setelah ada persetujuan dari Komisi IX DPR. Apabila pemindahbukuan obligasi tidak
dapat dilaksanakan, maka Badan Penyehatan Perbankan Nasional dapat mengganti
“recycled obligasi Pemerintah” diatas dengan agunan berupa barang, tanah, dan aset
lainnya yang telah dinilai sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Selama penilaian
aset agunan dilakukan, Badan Penyehatan Perbankan Nasional diijinkan untuk
sementara waktu mengagunkan deposito atau bentuk instrumen likuid lainnya.
•
c.
Melanjutkan keputusan KKSK diatas, Menteri Keuangan pada tanggal 27 April 2001
memberikan kuasa kepada Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk
mewakili Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka penyelesaian tagihan antar bank
Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam surat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia tanggal 19 Mei 1999 kepada Perusahaan dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk
(yang merupakan lampiran 8 dari “Perjanjian Investasi, Manajemen, dan Kinerja Usaha”
antara Badan Penyehatan Perbankan Nasional, Perusahaan dan pemegang saham
pengendali serta pengurus Perusahaan). Disamping itu, Menteri Keuangan juga
memberikan persetujuan agar porsi kewajiban minimal 20% Grup Sinar Mas (minimal
senilai Rp 235,3 miliar), akan diselesaikan secara terpisah antara Badan Penyehatan
Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas. Pada tanggal 3 Mei 2001, Ketua Badan
Penyehatan Perbankan Nasional bersama pengurus Perusahaan menandatangani Akta
Jaminan Fidusia sehubungan dengan penempatan obligasi Pemerintah Seri FR004
sebesar Rp 1.176.338 juta sebagai agunan terhadap tagihan antar bank. Akta Jaminan
Fidusia (Akta Fidusia No. 6) ini dibuat oleh Winnie Susanti Hadiprodjo SH, notaris di
Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2001. Pada tanggal 4 Mei 2001, Citibank (Jakarta) sebagai
sub-registry (No. 2.1.2.031) telah mengeluarkan Surat Keterangan Surat Berharga
Diagunkan (SKSD) No. 01/WWSS/V/2001 sehubungan dengan pengagunan obligasi
Pemerintah Seri FR004 yang dimaksud di atas. Penempatan recycled obligasi
Pemerintah tersebut sebagai agunan adalah untuk sementara waktu (sampai dengan
adanya keputusan Komisi IX DPR untuk menyelesaikan tagihan antar bank yang
dimaksud dengan recycled obligasi Pemerintah.
Jangka Waktu
- 25 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Call money merupakan penempatan dana yang berjangka waktu antara 1 hari dan 90 hari,
sedangkan jangka waktu deposito berjangka berkisar antara 1 bulan dan 3 bulan.
Penempatan pada bank beku operasi, bank take over dan bank beku kegiatan usaha telah
jatuh tempo lebih dari 90 hari.
d. Penyisihan Penghapusan
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk penempatan pada bank
lain per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul
akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain tersebut.
6.
SURAT-SURAT BERHARGA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Pendapatan bunga diterima dimuka
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) - Bersih
1.625.000
(6.103)
1.618.897
2.660.800
(26.632)
2.634.168
1.625.000
(6.103)
1.618.897
2.660.800
(26.632)
2.634.168
Penempatan pada Bank Indonesia
Pendapatan bunga diterima dimuka
Penempatan pada BI - Bersih
90.000
(27)
89.973
451.000
451.000
90.000
(27)
89.973
451.000
451.000
Tagihan atas wesel ekspor
Pendapatan bunga diterima dimuka
170.567
(6)
4.231.425
(44.118)
17.132
(6)
4.068.510
(44.118)
Tagihan atas wesel ekspor - Bersih
170.561
4.187.307
17.126
4.024.392
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
896.000
896.000
896.000
896.000
639.103
(1.152)
(162.489)
475.462
2.370.114
(105.133)
(169.041)
(89.369)
2.006.571
639.103
(1.152)
(162.489)
475.462
2.370.114
(105.133)
(169.041)
(89.369)
2.006.571
Wesel tagih
Pendapatan bunga diterima dimuka
Dampak perubahan tujuan investasi
Penurunan permanen nilai surat berharga
Wesel tagih - Bersih
- 26 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Obligasi
Pendapatan bunga diterima dimuka
Dampak perubahan tujuan investasi
Obligasi - Bersih
Draft
286.743
(3.982)
(48.625)
234.136
303.844
(9.273)
(84.436)
210.135
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
286.743
(3.982)
(48.625)
234.136
303.844
(9.273)
(84.436)
210.135
150
275
150
275
618.777
543.615
618.777
543.615
(70.163)
548.614
(65.339)
478.276
(70.163)
548.614
(65.339)
478.276
175.359
211.887
175.359
211.887
(3.855)
171.504
768
212.655
(3.855)
171.504
768
212.655
Tersedia untuk dijual:
Wesel tagih
Penyisihan penurunan/penyesuaian
nilai pasar
Wesel tagih - Bersih
Obligasi
Penyisihan penurunan/penyesuaian
nilai pasar
Obligasi - Bersih
Saham
Penyisihan kenaikan (penurunan)/
penyesuaian nilai pasar
Saham - Bersih
70
256
70
256
(27)
43
140
396
(27)
43
140
396
Traveller cheques
919
945
919
945
Diperdagangkan :
Wesel Tagih
Penyisihan Penurunan/Penyesuaian
nilai pasar
44.741
-
44.741
-
(2.879)
-
(2.879)
-
Wesel Tagih - Bersih
41.862
-
41.862
-
Obligasi
Penyisihan Penurunan/Penyesuaian
nilai pasar
57.871
(3.011)
-
(3.011)
-
Obligasi - Bersih
54.860
-
54.860
-
57.871
Jumlah
Penyisihan penghapusan
4.302.981
(96.615)
11.077.728
(124.784)
4.149.546
(96.615)
10.914.813
(124.784)
Jumlah - Bersih
4.206.366
10.952.944
4.052.931
10.790.029
- 27 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
a. Tagihan Wesel Ekspor Kepada Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Tagihan wesel ekspor konsolidasi pada 31 Desember 2000 termasuk wesel ekspor yang
dibeli dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 34.783 juta (1999 :
Rp 4.059.598 juta). Tagihan wesel ekspor pada 31 Desember 1999 tersebut termasuk
tagihan wesel ekspor sebesar Rp 4.008.810 juta yang didiskontokan kepada Bank Indonesia.
Tagihan wesel ekspor Perusahaan yang dibeli dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya dan dialihkan
menjadi kredit. Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan
debitur yang bersangkutan pada tanggal 9 Maret 2001. Kredit ini merupakan kredit yang
direstrukturisasi berdasarkan Perjanjian Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas
dan
Badan
Penyehatan
Perbankan
Nasional
pada
tanggal
26 Januari 2001 dan amandemennya tanggal 3 Pebruari 2001 (Catatan 1f dan 44).
b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU diatas merupakan SBPU yang diendors oleh PT Bank Umum Nasional (BBO) sebesar
Rp 896.000 juta. Klaim terhadap pelunasan surat berharga ini telah diajukan kepada Badan
Penyehatan Perbankan Nasional. Tagihan surat berharga ini akan diselesaikan oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional sesuai dengan keputusan Komite Kebijakan Sektor
Keuangan dan Menteri Keuangan (Catatan 5 dan 44).
c.
Wesel Tagih
Saldo wesel tagih konsolidasi pada 31 Desember 2000 termasuk wesel tagih yang terkait
dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 335.825 juta (1999 : Rp 585.750
juta). Tagihan wesel tagih tersebut telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran
kembalinya dan dialihkan menjadi kredit kepada PT Purinusa Ekapersada (sebesar
Rp 287.850 juta dan PT Tjiwi Kimia (sebesar Rp 47.975 juta). Perjanjian restrukturisasi kredit
ini ditandatangani oleh Perusahaan dan debitur Grup Sinar Mas yang bersangkutan pada
tanggal 9 Maret 2001. Kredit ini merupakan kredit yang direstrukturisasi berdasarkan
Perjanjian Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas, dan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional tertanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tanggal
3 Pebruari 2001 (Catatan 1f dan 44).
d. Obligasi
Obligasi terdiri dari obligasi dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia. Saldo obligasi pada 31 Desember 2000 termasuk obligasi yang
diterbitkan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 91.600 juta (1999 :
Rp 91.600 juta). Penempatan dalam obligasi untuk penyisihan dana pelunasan obligasi yang
diterbitkan oleh Perusahaan ("sinking fund") per 31 Desember 1999 adalah Rp 22.000 juta.
Obligasi yang diterbitkan Perusahaan sebesar Rp 194.700 juta telah dilunasi pada bulan Juli
2000.
- 28 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
e. Perubahan Tujuan Investasi
Perusahaan melakukan perubahan tujuan investasi wesel tagih dan obligasi sebesar
Rp 858.543 juta dari “tersedia untuk dijual” ke “dimiliki hingga jatuh tempo”. Alasan utama
perubahan tersebut adalah sehubungan dengan manajemen risiko keuangan. Saldo rugi
yang belum direalisasi atas surat berharga yang berubah tujuan investasinya adalah
Rp 211.114 juta per 31 Desember 2000.
Nilai pasar dari wesel tagih dan obligasi yang tujuan investasinya untuk "dimiliki hingga jatuh
tempo" adalah sebesar Rp 603.974 juta per 31 Desember 2000.
f.
Tingkat Bunga Dan Tanggal Jatuh Tempo Surat Berharga
Berikut ini adalah kelompok per tanggal jatuh tempo dari surat berharga yang tujuan
investasinya :
(i)
Dimiliki hingga jatuh tempo
Nilai bersih
Rp'000'000
-
Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun
Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 1 sampai 5 tahun
Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 5 sampai 10 tahun
Jumlah
2.853.694
269.669
572.930
3.696.293
(ii) Tersedia untuk dijual
Nilai bersih
Rp'000'000
-
Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun
Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 1 sampai 5 tahun
Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 5 sampai 10 tahun
Jumlah
646.628
69.783
78.714
795.125
Tingkat bunga rata-rata per tahun dari SBI, SBPU/wesel tagih dan obligasi dalam Rupiah
pada 31 Desember 2000 adalah 10,72% - 15% (1999 : 11% - 15%) per tahun. Sedangkan
tingkat bunga rata-rata per tahun dari wesel tagih dan wesel ekspor dalam mata uang asing
pada 31 Desember 2000 adalah 7,06% - 10,88% (1999 : 6% - 9%) per tahun.
g. Penyisihan Penghapusan
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk surat-surat berharga per
tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat
tidak tertagihnya surat-surat berharga tersebut.
- 29 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
7.
KREDIT YANG DIBERIKAN
a.
Menurut Jenis Kredit
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Kredit promes
Kredit Usaha Kecil (KUK)
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Kredit ekspor
Pinjaman rekening koran
Kredit impor
KIK, KMKP, KI dan KPG
Tagihan kartu kredit
Kredit Cicilan Mobil Penumpang
(KCMP)
Pinjaman karyawan
Tagihan anjak piutang
Tagihan piutang sewa guna usaha bersih
Tagihan pembiayaan konsumen
Uang muka L/C (advance under L/C)
Lain-lain
Jumlah
Penyisihan penghapusan
14.841.689
1.122.278
681.708
573.968
557.058
301.578
277.404
248.884
8.498.924
892.784
565.053
840.314
336.824
183.560
120.647
172.973
14.772.573
1.122.278
681.708
573.968
557.058
168.832
277.404
248.884
7.413.180
892.784
565.053
839.726
320.771
57.093
120.647
172.973
239.320
46.996
46.583
29.830
23.733
53.999
239.320
34.950
-
29.830
20.132
-
9.043
3.617
4.568
39.337
18.994.031
(2.329.766)
17.051
4.320
9.044
55.888
11.804.944
(1.758.364)
4.568
39.337
18.720.880
(2.234.318)
9.044
55.887
10.497.120
(1.630.683)
Jumlah - Bersih
16.664.265
10.046.580
16.486.562
8.866.437
b.
Saldo KUK Channeling pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 140.565 juta (1999 :
Rp 106.730 juta), dimana sejumlah Rp 70.000 juta (1999 : Rp 70.000 juta) disalurkan
melalui perusahaan pembiayaan yang mempunyai hubungan istimewa.
c.
Jaminan pemberian kredit pada umumnya berupa harta berwujud (tanah, bangunan,saham,
deposito berjangka, mesin, dan persediaan).
d.
Saldo kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per
31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 9.801.825 juta untuk konsolidasi (1999 :
Rp 4.409.208 juta) dan Rp 9.780.965 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 3.499.562
juta). Jumlah tersebut termasuk pinjaman karyawan sebesar Rp 46.996 juta untuk
konsolidasi (1999 : Rp 23.733 juta) dan Rp 34.950 juta untuk Induk Perusahaan (1999 :
Rp 20.132 juta).
- 30 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Peningkatan saldo kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
per 31 Desember 2000 dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 1999 dikarenakan
adanya tagihan wesel ekspor, letters of credit dan akseptasi atas L/C berjangka sebesar Rp
5.395.149 juta yang dialihkan menjadi kredit yang diberikan. Kredit yang diberikan oleh
Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Grup Sinar Mas) telah
disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
untuk direstrukturisasi jadwal pembayaran kembalinya sesuai dengan Perjanjian
Penyelesaian antara Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional tertanggal 26 Januari 2001 dan amandemennya tertanggal 3 Pebruari 2001
(Catatan 1f dan 44). Perjanjian restrukturisasi kredit ini ditandatangani oleh Perusahaan dan
debitur Grup Sinar Mas yang bersangkutan pada tanggal 9 Maret 2001.
Asia Pulp & Paper Ltd. beserta anak perusahaan dan perusahaan asosiasinya (divisi
produsen kertas dari Grup Sinar Mas) pada tanggal 12 Maret 2001 memutuskan moratorium
(“standstill”) terhadap kewajiban membayar kepada kreditur. Periode moratorium ini belum
ditentukan serta menunggu hasil pembicaraan restrukturisasi Grup Asia Pulp & Paper Ltd.
dengan seluruh krediturnya. Keputusan moratorium ini tidak memberikan dampak kepada
tagihan Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas karena Perusahaan telah
menandatangani Perjanjian Penyelesaian dengan Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional telah menerbitkan Penjaminan Pemerintah atas tagihan Perusahaan
kepada debitur Grup Sinar Mas (Catatan 1f).
Pinjaman karyawan terdiri dari kredit yang dibebani bunga khusus dengan jangka waktu
berkisar antara 1 sampai dengan 20 tahun yang dilunasi melalui pemotongan gaji setiap
bulan. Kecuali pinjaman karyawan, kredit diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan persyaratan dan kondisi sama seperti kepada pihak lain.
e.
Kredit yang diberikan Induk Perusahaan dalam kelompok kolektibilitas diragukan dan macet
per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.854.829 juta (1999 : Rp 2.490.541 juta). Nilai
agunan per 31 Desember 2000 atas kredit yang diberikan tersebut adalah sebesar
Rp 1.109.088 juta (1999 : Rp 694.276 juta). Saldo kredit dalam proses restrukturisasi
(diluar Grup Sinar Mas) per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 1.886.427 juta (1999 :
Rp 308.762 juta).
f.
Perubahan penyisihan penghapusan aktiva produktif untuk kredit yang diberikan adalah
sebagai berikut :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Saldo Awal Tahun
Pengaruh tidak dikonsolidasikannya
Bank International Ningbo
Penambahan :
Pelunasan kredit yang telah
dihapuskan
Penyisihan selama tahun berjalan
Selisih akibat perbedaan kurs
Pengurangan :
Reversal penyisihan yang telah
dibentuk
Penghapusan selama tahun
berjalan
1.758.364
Saldo Akhir Tahun
2.329.766
(29.415)
154.559
277.137
324.806
(155.685)
- 31 -
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
7.547.777
1.630.683
7.366.210
-
-
-
148.615
444.420
166.583
(42.944)
(6.506.087)
1.758.364
154.559
253.890
302.442
(107.256)
2.234.318
148.615
386.775
158.151
(6.429.068)
1.630.683
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk kredit yang diberikan per
tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat
tidak tertagihnya kredit yang diberikan tersebut.
g.
Jumlah kredit yang merupakan kredit dalam rangka pembiayaan bersama dengan bank lain
(sindikasi) pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 1.983.849 juta (1999 : Rp 1.396.352
juta). Keikutsertaan pembiayaan bersama berkisar antara 7% sampai 50% dari jumlah kredit
sindikasi.
h.
Klasifikasi kredit yang diberikan menurut saat jatuh temponya adalah sebagai berikut :
i.
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Kredit jangka pendek (< = 1 tahun)
Kredit jangka panjang (> 1 tahun)
8.459.592
10.534.439
7.765.499
4.039.445
8.380.967
10.339.913
6.552.500
3.944.620
Jumlah
18.994.031
11.804.944
18.720.880
10.497.120
Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit yang diberikan adalah sebagai berikut :
2000
Rupiah
Valuta Asing
j.
19,78%
10,85%
1999
25,09%
13,22%
Klasifikasi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia adalah sebagai berikut :
Jasa
Industri
Perdagangan
Pertanian dan transportasi
Konstruksi
Lain-lain
Jumlah
Sektor perumahan dan properti termasuk dalam sektor jasa.
- 32 -
2000
Rp '000'000
1999
Rp '000'000
3.666.761
6.443.880
5.130.276
1.943.089
476.750
1.333.275
3.764.303
3.143.055
1.735.770
1.622.336
610.887
928.593
18.994.031
11.804.944
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
8.
OBLIGASI PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Obligasi tingkat bunga mengambang
Obligasi tingkat bunga tetap
4.885.306
1.535.000
7.179.000
1.535.000
4.885.306
1.535.000
7.179.000
1.535.000
Jumlah obligasi yang diterima
Dikurangi selisih dana yang
dikembalikan kepada
Pemerintah Indonesia
6.420.306
8.714.000
6.420.306
8.714.000
-
(2.086.424)
-
(2.086.424)
Subjumlah
6.420.306
6.627.576
6.420.306
6.627.576
Diperdagangkan:
Obligasi tingkat bunga mengambang
Obligasi tingkat bunga tetap
Penyisihan penurunan/penyesuaian
nilai pasar
19.779
25.650
-
19.779
25.650
-
(3.569)
-
(3.569)
-
Subjumlah
41.860
-
41.860
-
Jumlah-Bersih
6.462.166
6.627.576
6.462.166
6.627.576
Obligasi yang dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp 8.714.000 juta
merupakan obligasi Pemerintah yang diterima oleh Perusahaan dalam rangka rekapitalisasi
Perusahaan (Catatan 1d). Selisih dana sebesar Rp 2.086.424 juta telah dikembalikan kepada
Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 2000. Saldo obligasi pada 31 Desember 2000
termasuk obligasi yang diterima dari PT Bank Tiara (Bank Take Over) atas penyelesaian
penempatan antar bank sebesar Rp 87.380 juta (Catatan 5), sedangkan obligasi sejumlah
Rp 269.000 juta telah digunakan untuk menyelesaikan penempatan dari PT Bank Duta (Catatan
21).
Perusahaan telah menerima pendapatan bunga atas obligasi Pemerintah sejak bulan Juli 1999.
Obligasi tingkat bunga mengambang menghasilkan bunga tahunan sebesar tingkat bunga
Sertifikat Bank Indonesia jangka waktu 3 bulan. Obligasi ini akan jatuh tempo pada berbagai
tanggal mulai dari 25 Juli 2002 sampai dengan 25 Juli 2009.
Tingkat bunga obligasi dengan bunga tetap bervariasi sesuai dengan tingkat bunga yang
tercantum dalam masing-masing surat obligasi Pemerintah yang dimiliki oleh Perusahaan.
Obligasi ini akan jatuh tempo pada berbagai tanggal mulai dari 15 September 2004 sampai
dengan 15 Juni 2009.
- 33 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
9.
PENDAPATAN YANG MASIH AKAN DITERIMA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Bunga atas :
· Penempatan pada bank
· Kredit yang diberikan
· Surat-surat berharga
12.485
252.965
145.718
398.935
159.574
200.968
12.485
250.693
145.718
362.144
140.128
200.968
Jumlah
411.168
759.477
408.896
703.240
Pendapatan bunga yang masih harus diterima per 31 Desember 2000 tidak termasuk tunggakan
bunga atas penempatan pada PT Bank Bira (BBKU) serta tagihan kepada PT Bank Umum
Nasional (BBO) sehubungan dengan surat berharga yang diendorsnya. Seluruh tunggakan
bunga tersebut belum diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi untuk periode sampai
dengan tanggal 31 Desember 2000.
10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Konsolidasi
2000
1999
Rp 000'000
Rp 000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp 000'000
Rp 000'000
Sewa
Lain-lain
26.185
28.558
57.312
25.745
26.045
28.089
57.133
24.215
Jumlah
54.743
83.057
54.134
81.348
Uang muka sewa pada 31 Desember 2000 termasuk uang muka sewa yang dibayarkan kepada
PT Royal Oriental, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Biaya dibayar dimuka lain-lain meliputi biaya premi asuransi, surat-surat kendaraan, uang muka
untuk pemasangan komputer, pembuatan pakaian dinas, promosi dan lain-lain.
- 34 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
11. INVESTASI DALAM BENTUK SAHAM
Saldo investasi dalam saham terdiri dari investasi pada perusahaan-perusahaan berikut :
Konsolidasi
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp '000'000 Rp '000'000
2000
Rp '000'000
1999
Rp '000'000
-
-
37.500
37.500
-
-
(29.206)
(31.267)
-
-
13.563
13.563
-
-
76
11.194
-
-
124.477
85.965
163.118
-
163.118
109.100
218.293
-
218.293
182.513
250.012
-
250.012
180.510
PT BII Finance Center
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 99,99%
Bagian kepemilikan atas defisit
BII Finance Co. Limited Hong Kong
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 100%
Bagian kepemilikan atas saldo laba
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
Perusahaan
Bank International Ningbo
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 51% (1999 : 100%)
Bagian kepemilikan atas saldo laba
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
Perusahaan
PT MLC Investment Indonesia
(d/h PT BII Lend Lease Investment Services)
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 50%
Bagian kepemilikan atas defisit
PT Fuji Bank Internasional Indonesia
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 20%
Bagian kepemilikan atas saldo laba
PT Bank Credit Lyonnais Indonesia
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 3,29%
Bagian kepemilikan atas saldo defisit
4.777
4.777
4.777
4.777
(3.376)
(3.390)
(3.376)
(3.390)
27.250
27.250
27.250
27.250
44.277
23.704
44.277
23.704
10.000
10.000
10.000
10.000
-
PT Bank Dagang dan Industri
(Bank Beku Kegiatan Usaha)
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 24,55%
Bagian kepemilikan atas saldo defisit
16.754
-
-
16.754
-
-
16.754
-
-
16.754
-
PT Bank BII Commonwealth
Nilai penyertaan
Persentase kepemilikan - 1999 : 50%
Bagian kepemilikan atas saldo defisit
-
75.000
-
75.000
-
(3.349)
-
(3.349)
Investasi pada berbagai perusahaan oleh
PT BII Finance Center
6.285
9.664
-
-
Lain-lain
3.284
3.346
3.284
3.346
Jumlah
Penyisihan penghapusan
740.674
(26.472)
163.756
(20.396)
880.799
(26.472)
743.170
(18.299)
Jumlah - Bersih
714.202
143.360
854.327
724.871
- 35 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 31 Maret 1999, pemegang saham
menyetujui untuk mendivestasi saham pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi agar
sesuai dengan keputusan Bank Indonesia No. 31/177/KEP/DIR tanggal 31 Desember 1998
sehubungan dengan "Batas Maksimum Pemberian Kredit".
Persentase kepemilikan Perusahaan pada Bank International Ningbo berkurang dari 100% dan
Perusahaan tidak lagi memegang kendali atas anak perusahaan tersebut pada tahun 2000.
Dampak perubahan kepemilikan terhadap saldo investasi pada anak perusahaan sebesar
Rp 51.886 juta dicatat sebagai bagian dari ekuitas pada akun “selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan” (Catatan 26). Investasi pada Bank International Ningbo akan dijual
seluruhnya pada tahun 2001 dengan harga USD 76,3 juta kepada PT Purinusa Ekapersada
(Grup Sinar Mas). Transaksi penjualan ini termasuk dalam skim restrukturisasi Grup Sinar Mas
yang telah disepakati oleh Perusahaan, Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional.
Persentase kepemilikan atas saham PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menurun dari 20%
menjadi 3,29% karena pemegang saham utamanya yaitu Bank Credit Lyonnais Switzerland
telah menyetor tambahan modal ke dalam perusahaan asosiasi ini sebesar ekuivalen
Rp 1.036.225 juta pada bulan Agustus 1999. Perusahaan tidak melakukan penambahan
investasi pada perusahaan asosiasi ini. Dengan demikian, metode pencatatan atas investasi
ini diubah dari metode ekuitas menjadi metode biaya perolehan.
PT Bank Dagang dan Industri telah ditutup oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Maret
1999. Pemegang saham lainnya dari bank ini termasuk PT Bank Lippo Tbk. Pada bulan
Januari 1998, PT Bank Dagang dan Industri ikut serta dalam program penjaminan Pemerintah
atas simpanan dana pihak ketiga pada bank komersial. Sejak Januari 1998 sampai dengan
Maret 1999, Bank Indonesia telah menyediakan dana kepada PT Bank Dagang dan Industri
sebesar Rp 460 miliar untuk menjaga likuiditas bank sehubungan dengan program penjaminan
tersebut. Pada tanggal 13 Maret 1999, Badan Penyehatan Perbankan Nasional mengambil alih
pengawasan terhadap seluruh kewajiban dan kekayaan PT Bank Dagang dan Industri,
termasuk barang jaminan atas kredit yang diberikan. Dalam hal hasil yang diterima kembali
dari restrukturisasi kredit dan penjualan barang jaminan tidak mencapai jumlah Rp 460 miliar
plus bunga yang masih harus dibayar ke Bank Indonesia oleh PT Bank Dagang dan Industri,
maka sesuai dengan program penjaminan, Perusahaan sebagai salah satu pemegang saham,
mungkin dapat bertanggung jawab atas kekurangan yang harus dibayarkan ke Badan
Penyehatan Perbankan Nasional secara pro-rata dengan pemegang saham lainnya. Namun
demikian hingga saat ini kelebihan ataupun kekurangan tersebut masih belum dapat
ditentukan.
Pada tanggal 14 April 2000, Perusahaan menandatangani kesepakatan awal (atau “Memorandum of
Understanding”) dengan pihak Commonwealth Bank (Australia) untuk menjual seluruh kepemilikan
Perusahaan atas saham PT Bank BII Commonwealth sebesar 50% dari modal disetor Bank
tersebut kepada Commonwealth Bank (Australia), dengan harga sebesar Rp 75.563 juta. Harga
tersebut telah dilunasi oleh Commonwealth Bank, Australia pada tanggal 10 Juli 2000.
Berdasarkan akta No. 102 dari notaris Eva Misdawati SH tertanggal 3 Desember 2000, terdapat
perubahan Akta Pendirian perusahaan asosiasi PT BII Lend Lease Investment Services dimana
nama perusahaan asosiasi tersebut diubah menjadi PT MLC Investment Indonesia,
dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Menteri
Kehakiman) melalui surat No. C-425.HT.01.04-TH.2001 tertanggal 17 Januari 2001.
- 36 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Investasi lainnya merupakan investasi dalam saham di berbagai perusahaan yang sifatnya
jangka panjang. Kepemilikan atas saham di perusahaan-perusahaan tersebut adalah kurang dari
5%. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Aplikasi Lintas Arta, PT Sarana Bersama
Pembiayaan Indonesia, PT Sarana Sulsel Ventura, PT Sarana Bali Ventura, PT Sarana
Sumatera Barat Ventura, PT Sarana Lampung Ventura, PT Sarana Sumsel Ventura, PT Sarana
Jambi Ventura, PT Sarana Kalbar Ventura, PT Sarana Sulut Ventura, PT Bhakti Sarana Ventura,
PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia, PT Sarana Riau Ventura dan PT Sarana Sumut
Ventura.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk investasi dalam bentuk saham
per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul dari
investasi dalam bentuk saham tersebut.
12. AKTIVA TETAP
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Biaya Perolehan dan Revaluasi
Pemilikan Langsung :
Hak atas tanah
Bangunan
Peralatan kantor
Instalasi
Kendaraan bermotor
Jumlah Biaya Perolehan dan
Revaluasi
435.526
353.800
692.853
365.023
75.189
435.177
368.098
676.871
323.672
75.195
435.526
363.006
675.764
363.732
73.639
435.177
357.300
657.844
321.269
71.935
1.922.391
1.879.013
1.911.667
1.843.525
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung :
Bangunan
Peralatan kantor
Instalasi
Kendaraan bermotor
Jumlah Akumulasi Penyusutan
42.187
273.438
232.537
46.355
594.517
27.335
147.815
152.750
37.685
365.585
42.187
264.339
233.746
45.668
585.940
22.159
139.778
151.605
35.683
349.225
1.327.874
1.513.428
1.325.727
1.494.300
Jumlah Tercatat
- 37 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Berikut ini adalah saldo dan mutasi aktiva tetap dan akumulasi penyusutan konsolidasi dari
1 Januari 2000 sampai dengan 31 Desember 2000 :
1 Januari 2000
Rp '000'000
Penambahan
Rp '000'000
Pengurangan
Rp '000'000
Penjabaran
Kurs/
Reklasifikasi
Rp '000'000
31 Desember 2000
Rp '000'000
Biaya Perolehan dan Revaluasi
Pemilikan Langsung :
Hak atas tanah
Bangunan
Peralatan kantor
Instalasi
Kendaraan bermotor
Jumlah Biaya Perolehan dan
Revaluasi
435.177
368.098
676.871
323.672
75.195
349
6.257
37.290
41.185
2.373
20.555
5.239
2.868
2.265
(16.069)
3.034
(114)
435.526
353.800
692.853
365.023
75.189
1.879.013
87.454
30.927
(13.149)
1.922.391
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung :
Bangunan
Peralatan kantor
Instalasi
Kendaraan bermotor
Jumlah Akumulasi Penyusutan
27.335
147.815
152.750
37.685
365.585
20.028
133.119
93.634
10.177
256.958
5.176
3.508
2.393
1.336
12.413
(3.988)
(11.454)
(171)
(15.613)
42.187
273.438
232.537
46.355
594.517
Jumlah Tercatat
1.513.428
1.327.874
Berikut ini adalah mutasi aktiva tetap dan akumulasi penyusutan konsolidasi dari 1 Januari 1999
sampai dengan 31 Desember 1999 :
Selisih
Penjabaran
Penilaian
Kurs/
1 Januari 1999
Kembali
Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Rp '000'000 Rp '000'000 Rp '000'000 Rp '000'000 Rp '000'000
Biaya Perolehan dan Revaluasi
Pemilikan Langsung :
Hak atas tanah
Bangunan
Peralatan kantor
Instalasi
Kendaraan bermotor
Jumlah Biaya Perolehan
107.284
253.266
232.009
79.092
56.444
728.095
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung :
Bangunan
Peralatan kantor
Instalasi
Kendaraan bermotor
Jumlah Akumulasi Penyusutan
50.283
128.297
55.708
41.579
275.867
Jumlah Tercatat
452.228
326.077
116.436
471.114
393.603
35.965
1.343.195
-
31 Desember 1999
Rp '000'000
1.816
1.907
33.375
32.075
2.411
71.584
1.270
1.689
1.572
4.531
(3.511)
(58.357)
(179.409)
(18.053)
(259.330)
435.177
368.098
676.871
323.672
75.195
1.879.013
21.946
169.133
139.002
13.677
343.758
1.261
1.173
429
2.863
(44.894)
(148.354)
(40.787)
(17.142)
(251.177)
27.335
147.815
152.750
37.685
365.585
1.513.428
- 38 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak
Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun
2000 dan 2018. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas
tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang
memadai.
Pengurangan aktiva tetap pada tahun 2000 sebesar Rp 26.666 juta untuk biaya perolehan dan
sebesar Rp 9.823 juta untuk akumulasi penyusutan merupakan akibat dari tidak
dikonsolidasikannya lagi laporan keuangan Bank International Ningbo.
Aktiva tetap, kecuali tanah, pada 31 Desember 2000 diasuransikan terhadap risiko kebakaran
dan pencurian kepada PT Asuransi Sinar Mas (pihak yang mempunyai hubungan istimewa) dan
pihak lainnya dengan jumlah sebesar Rp 388.810 juta.
13. AKTIVA LAIN-LAIN
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Agunan yang diambil alih - Bersih
Aktiva yang tidak digunakan - Bersih
Biaya pembukaan cabang baru
Biaya renovasi dan perbaikan gedung
Tagihan lain-lain - Bersih
Lain-lain - Bersih
501.864
39.371
132
4.917
100.089
15.460
322.965
51.276
3.362
3.601
54.569
35.251
500.277
39.371
132
4.917
105.240
10.530
322.965
49.382
2.949
3.498
53.517
34.619
Jumlah - Bersih
661.833
471.024
660.467
466.930
Aktiva lainnya meliputi tagihan sehubungan dengan transaksi perbankan, uang jaminan untuk
sewa gedung, tagihan yang berkaitan dengan transaksi swap mata uang asing dengan pihak
yang mempunyai hubungan istimewa yang jatuh tempo pada bulan Pebruari 1999 (sebesar
Rp 1.000.375 juta per 31 Desember 2000 dan 1999), telepon, keanggotaan golf, dan lain
sebagainya.
Saldo agunan yang diambil alih, aktiva yang tidak digunakan dan aktiva lainnya disajikan secara
bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penghapusan/kerugian sebesar Rp 187.549 juta,
Rp 10.086 juta, dan Rp 1.000.375 juta (1999 : Rp 404.152 juta, Rp 13.986 juta, dan
Rp 1.000.375 juta).
14. GIRO
Terdiri atas :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Giro dengan bunga (interest
bearing)
Giro tanpa bunga (non-interest
bearing)
Jumlah
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
8.069.654
6.484.137
8.086.075
5.649.163
133.822
200.701
133.822
200.701
8.203.476
6.684.838
8.219.897
5.849.864
- 39 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk jasa giro dalam mata uang Rupiah pada 31 Desember
2000 adalah 4,99% (1999 : 5,43%), sedangkan tingkat bunga rata-rata per tahun untuk jasa giro
dalam mata uang asing pada 31 Desember 2000 adalah 4,81% (1999 : 4,78%).
Saldo giro yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit pada 31 Desember 2000 adalah sebesar
Rp 119.374 juta untuk konsolidasi dan Induk Perusahaan (1999 : nil).
Saldo giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada 31 Desember 2000 adalah
sebesar Rp 203.061 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 1.112.718 juta) dan Rp 203.061 juta untuk
Induk Perusahaan (1999 : Rp 291.861 juta).
Tingkat bunga per tahun untuk giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama
dengan tingkat bunga yang ditawarkan kepada pihak lain.
15. TABUNGAN
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Tabungan BII
Tabungan Kesra
Tabungan lainnya
4.886.732
-
3.243.119
36.225
2.042
4.886.732
-
3.243.119
36.225
-
Jumlah
4.886.732
3.281.386
4.886.732
3.279.344
Tingkat bunga rata-rata per tahun
2000
1999
8,28%
8,79%
Produk tabungan Kesra telah ditutup pada bulan Oktober 2000 karena kurang diminati oleh
nasabah. Seluruh rekening tabungan Kesra yang masih ada dipindahkan menjadi rekening
tabungan BII.
16. DEPOSITO BERJANGKA
a.
Menurut jangka waktu :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Rupiah:
Satu bulan
Tiga bulan
Enam bulan
Dua belas bulan
Sub-Jumlah
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
8.471.658
1.522.001
141.206
122.045
10.446.303
740.184
63.166
205.696
8.471.658
1.522.001
141.206
122.045
10.446.303
740.184
63.166
205.696
10.256.910
11.455.349
10.256.910
11.455.349
- 40 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Valuta asing:
Satu bulan
Tiga bulan
Enam bulan
Dua belas bulan
4.854.152
148.522
74.421
76.247
3.816.841
208.534
136.873
228.213
4.827.645
106.058
74.421
76.247
3.753.961
136.841
99.096
492
Sub-Jumlah
5.153.342
4.390.461
5.084.371
3.990.390
15.410.252
15.845.810
15.341.281
15.445.739
Jumlah
b.
Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka dalam mata uang Rupiah:
Satu bulan
Tiga bulan
Enam bulan
Dua belas bulan
c.
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
2000
1999
11,57%
11,98%
12,15%
13,96%
12,22%
12,68%
12,61%
22,84%
Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka dalam mata uang asing:
Satu bulan
Tiga bulan
Enam bulan
Dua belas bulan
2000
1999
5,96%
6,14%
5,88%
7,46%
5,31%
5,52%
5,97%
7,21%
Saldo deposito berjangka yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit pada 31 Desember 2000
adalah sebesar Rp 411.687 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 284.448 juta) dan Rp 390.410 juta
untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 327.156 juta).
Saldo deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada 31 Desember
2000 adalah sebesar Rp 553.426 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 328.817 juta) dan
Rp 548.628 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 229.908 juta).
Tingkat bunga per tahun untuk deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa adalah sama dengan tingkat bunga yang ditawarkan kepada pihak lain.
- 41 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
17. SERTIFIKAT DEPOSITO
a. Klasifikasi sertifikat deposito menurut jatuh temponya :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Satu bulan
Tiga bulan
Enam bulan
Dua belas bulan
81.486
1.460
201.495
86.313
3.445
199.872
81.486
1.460
201.495
86.313
3.445
199.560
Jumlah Sertifikat Deposito
Dikurangi bunga dibayar dimuka
yang belum diamortisasi
284.441
289.630
284.441
289.318
Jumlah - Bersih
283.929
(512)
(599)
289.031
(512)
283.929
(587)
288.731
b. Tingkat bunga rata-rata per tahun sertifikat deposito dalam mata uang Rupiah :
Satu bulan
Tiga bulan
Enam bulan
Dua belas bulan
c.
2000
1999
10,95%
11,62%
11,69%
11,33%
11,76%
13,56%
12,76%
12,52%
Tingkat bunga rata-rata per tahun sertifikat deposito dalam mata uang asing pada
31 Desember 2000 adalah 6,15% - 7,12% (1999 : 5,88% - 7,45%).
18. KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Deposito yang jatuh tempo
Transfer, inkaso dan kliring
Kewajiban bank lainnya
977
45.258
144.444
20.132
18.142
143.962
977
45.258
125.913
20.132
18.142
127.564
Jumlah
190.679
182.236
172.148
165.838
Kewajiban bank lainnya meliputi penerimaan untuk pembayaran listrik, telepon, dan pengiriman
uang yang belum terselesaikan.
- 42 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
19. HUTANG PAJAK DAN PENGHASILAN
Hutang pajak terdiri dari :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Pajak Penghasilan Badan
Pajak PPh pasal 21 dan 23
48.818
15.421
48.110
48.675
47.985
Jumlah
48.818
63.531
48.675
47.985
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri
oleh wajib pajak (self assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan
pajak tersebut dalam waktu sepuluh tahun sejak terhutangnya pajak yang bersangkutan.
(Penghasilan) beban pajak terdiri dari :
2000
Rp '000'000
(Penghasilan) beban pajak tangguhan
Induk Perusahaan
Anak perusahaan
Jumlah beban pajak tangguhan
1999
Rp '000'000
86.221
27.625
(25.120)
33.801
113.846
8.681
Beban pajak kini
Induk Perusahaan
Anak perusahaan
-
26.494
Jumlah beban pajak kini
-
26.494
Jumlah
113.846
35.175
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan kerugian fiskal
Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut:
2000
Rp '000'000
1999
Rp '000'000
Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi
Dikurangi bagian laba (rugi) bersih anak perusahaan
353.708
(9.056)
(2.117.929)
198.429
Laba (rugi) Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan Badan
362.764
(2.316.358)
- 43 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2000
Rp '000'000
Koreksi positif :
Rugi investasi pada perusahaan asosiasi (metode ekuitas)
Penurunan permanen nilai surat berharga
Sumbangan
Kesejahteraan karyawan
Representasi
Bagian keuntungan BII Finance Co. Limited Hong Kong
506
1.284
1.637
-
1999
Rp '000'000
68
89.369
198
325
1.630
7.108
Koreksi negatif :
Laba investasi pada perusahaan asosiasi (metode ekuitas)
Penyisihan penghapusan aktiva produktif dan barang
jaminan dalam penguasaan bank
Pendapatan technical assistance
Bagian kerugian BII Finance Co. Limited Hong Kong
(425.192)
(688)
(11.119)
(3.494.176)
(271)
-
Jumlah koreksi negatif - Bersih
(557.957)
(3.395.749)
Kerugian fiskal
(195.193)
(5.712.107)
(124.385)
-
Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut :
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Beban pajak kini Perusahaan
Beban pajak kini anak perusahaan
-
26.494
Jumlah beban pajak kini
-
26.494
(Penghasilan) beban pajak tangguhan
(Penghasilan) beban pajak Induk Perusahaan
Beban pajak anak perusahaan
86.221
27.625
(25.120)
33.801
Jumlah beban pajak tangguhan
113.846
8.681
Jumlah beban pajak
113.846
35.175
Kerugian fiskal Perusahaan tahun 1999 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
- 44 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat
aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan
kewajiban. Rincian dari aktiva dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan
adalah sebagai berikut:
1 Januari
1999
Rp' 000'000
Dibebankan
ke laporan
laba (rugi)
Rp' 000'000
31 Desember
1999
Rp' 000'000
Dibebankan
ke laporan
laba (rugi)
Rp' 000'000
31 Desember
2000
Rp' 000'000
Aktiva pajak tangguhan:
Penyisihan
Rugi fiskal
29.529
905.961
(330)
25.450
29.199
931.411
2.206
(88.427)
31.405
842.984
Jumlah - Induk Perusahaan
Anak Perusahaan
935.490
69.218
25.120
(33.801)
960.610
35.417
(86.221)
(27.625)
874.389
7.792
1.004.708
(8.681)
996.027
(113.846)
882.181
Jumlah
Perusahaan mengalami kerugian fiskal pada tahun 1998 dan 1999 masing-masing sebesar
Rp 6.039.737 juta dan Rp 5.712.107 juta yang dapat dikompensasikan dengan laba fiskal pada
masa lima tahun mendatang. Pada tahun 1999, rugi fiskal dikompensasi dengan kenaikan
revaluasi aktiva tetap sebesar Rp 1.343.195 juta (Catatan 12), sehingga sisa rugi fiskal per
31 Desember 1999 adalah Rp 10.408.649 juta.
Manajemen memperkirakan bahwa kerugian fiskal yang dapat direalisasikan ke tahun-tahun
berikutnya hanya sebesar Rp 3.104.703 juta, sehingga aktiva pajak tangguhan yang diakui pada
tanggal 31 Desember 1999 adalah hanya sebesar Rp 931.411 juta.
Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan mengalami kerugian fiskal sebesar
Rp 195.193 juta, dimana jumlah aktiva pajak tangguhan atas kerugian fiskal ini adalah sebesar
Rp 58.558 juta. Manajemen memperkirakan bahwa kerugian fiskal ini tidak dapat direalisasikan
ke tahun-tahun berikutnya, sehingga aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 58.558 juta tidak diakui
sebagai aktiva pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2000. Pada tanggal 31 Desember
2000, manajemen juga menilai kembali aktiva pajak tangguhan yang diakui pada tahun
sebelumnya dan melakukan penyesuaian penurunan atas aktiva pajak tangguhan sebesar
Rp 88.427 juta karena menurut manajemen besar kemungkinan jumlah tersebut tidak dapat
dipulihkan pada masa yang akan datang. Saldo aktiva pajak tangguhan per 31 Desember 2000
adalah sebesar Rp 882.181 juta. Aktiva Pajak Tangguhan ini diperhitungkan dalam perhitungan
Rasio Kewajiban Modal Minimum pada tanggal 31 Desember 2000, sehingga Rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum konsolidasi dan Induk Perusahaan diatas ketentuan minimum Bank
Indonesia (4%). Namun apabila Aktiva Pajak Tangguhan tidak diperhitungkan, maka Rasio
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum konsolidasi dan Induk Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2000 dibawah ketentuan minimum Bank Indonesia (4%) (Catatan 41).
Rekonsiliasi antara beban pajak dan laba akuntansi adalah sebagai berikut:
2000
Rp' 000
Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan
laba rugi konsolidasi (laba/rugi akuntansi)
Dikurangi bagian laba (rugi) bersih anak perusahaan
Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak
- 45 -
353.708
(9.056)
362.764
1999
Rp' 000
(2.117.929)
198.429
(2.316.358)
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2000
Rp' 000
Penghasilan pajak atas dasar tarif pajak yang ditetapkan
108.829
(Laba) rugi investasi pada perusahaan asosiasi
Sumbangan
Kesejahteraan karyawan
Representasi
Bagian laba (rugi) BII Finance Co. Limited Hong Kong
Penurunan permanen nilai surat berharga
Pendapatan technical assistance
Penyisihan penghapusan kerugian
Estimasi rugi fiskal yang tidak dapat dipulihkan
Pendapatan pajak tangguhan dari pembebanan
langsung ke ekuitas - revaluasi
(28.253)
152
385
491
(3.336)
(206)
8.159
Jumlah - Induk Perusahaan
(Penghasilan) beban pajak - Induk Perusahaan
Beban pajak - Anak Perusahaan
Jumlah
1999
Rp' 000
(694.907)
20
59
98
489
2.132
26.811
(81)
(1.047.923)
1.285.223
-
402.959
86.221
(25.120)
86.221
27.625
(25.120)
60.295
113.846
35.175
20. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Obligasi
-
194.700
-
194.700
Jumlah
-
194.700
-
194.700
Wali amanat dari penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Niaga. Pada pasar perdana, obligasi ini
dikeluarkan dengan nilai kurs 100%. Obligasi ini berjangka waktu 5 tahun, dengan tingkat bunga
sebesar 18,5% untuk tahun pertama dan tingkat bunga mengambang untuk tahun-tahun
berikutnya yang dihitung berdasarkan rata-rata bunga deposito 6 (enam) bulan dari PT Bank
Negara Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara, PT Bank Bali Tbk dan PT Bank Lippo Tbk
ditambah dengan premi sebesar 2%.
Bunga dibayarkan setiap triwulan takwim sesuai dengan tanggal yang tercantum pada masingmasing kupon. Pembayaran kupon untuk bunga pertama dilakukan pada tanggal 1 Oktober
1995. Pembayaran bunga terakhir dilakukan pada tanggal 24 Juli 2000 pada saat hutang obligasi
tersebut jatuh tempo.
- 46 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Obligasi tersebut dijamin dengan tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Perusahaan sebesar
Rp 205 miliar (yakni 105% dari nilai obligasi yang diterbitkan), dan hak yang dimiliki Perusahaan
terhadap perusahaan asuransi sehubungan dengan pertanggungan/asuransi jiwa dari para
debitur Perusahaan dan pertanggungan/asuransi kerugian atas agunan yang ditempatkan yang
berhubungan dengan tagihan KPR yang dijadikan jaminan. Perjanjian jaminan ini
didokumentasikan dalam Akta Penyerahan Agunan Secara Cessie No. 289 tanggal 23 Juni 1995
yang dibuat di hadapan notaris Adam Kasdarmadji SH.
Sesuai perjanjian pewaliamanatan "Obligasi BII I tahun 1995" No. 287 tertanggal 23 Juni 1995
yang dibuat dihadapan notaris Adam Kasdarmadji SH, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk
penyisihan dana pelunasan obligasi (sinking fund) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dana pelunasan obligasi ini diwajibkan untuk ditempatkan oleh Perusahaan dalam bentuk
deposito berjangka dan/atau obligasi yang diterbitkan atau dijamin oleh bank-bank milik negara
Republik Indonesia dan/atau Sertifikat Bank Indonesia atau surat berharga yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia atau dalam bentuk lain yang ditetapkan oleh Perusahaan dan Wali Amanat.
Pada 31 Desember 1999, dana pelunasan obligasi ini ditempatkan oleh Perusahaan dalam
bentuk obligasi yang diterbitkan oleh bank-bank milik Pemerintah (lihat Catatan 8).
Perusahaan telah melunasi seluruh hutang obligasi tersebut pada tanggal jatuh temponya yakni
24 Juli 2000.
21. PINJAMAN YANG DITERIMA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Pinjaman dari Bank Indonesia :
Two Step Loan (ADB, BEO Japan,
OECF dan AJDF)
Kredit investasi
KPRS dan KPG
136.428
343.837
404
133.178
230.224
831
136.428
343.837
404
133.178
230.224
831
Jumlah pinjaman dari
Bank Indonesia
480.669
364.233
480.669
364.233
Penempatan dari bank lain
Pinjaman yang diterima dari
bank lain
50.000
1.912.617
50.000
607.120
3.664.234
2.825.468
3.323.602
2.544.763
Jumlah
4.194.903
5.102.318
3.854.271
3.516.116
- 47 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
a. Pinjaman dari Bank Indonesia
"Two Step Loan" adalah pinjaman yang diterima melalui Bank Indonesia dari Asian
Development Bank, Bank Export Import of Japan, AJDF dan OECF untuk disalurkan kepada
nasabah. Saldo "two step loan" pada 31 Desember 2000 dari Asian Development Bank
adalah Rp 90.458 juta (1999 : Rp 78.650 juta), Bank Export Import of Japan Rp 13.211 juta
(1999 : Rp 18.496 juta), AJDF Rp 17.340 juta (1999 : Rp 19.380 juta) dan OECF
Rp 15.419 juta (1999 : Rp 16.652 juta). Plafon kredit maksimum dari pinjaman yang diberikan
oleh Asian Development Bank adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari USD 25 juta, Bank
Export Import of Japan adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari JP¥ 2.140 juta, AJDF adalah
sebesar Rupiah ekuivalen dari JP¥ 995 juta dan OECF adalah sebesar Rupiah ekuivalen dari
JP¥ 991 juta. Pinjaman yang diterima dari Asian Development Bank akan jatuh tempo pada
tahun 2005 dan 2008, Bank Exim of Japan pada tahun 2003, AJDF pada tahun 2009 dan
OECF pada tahun 2013.
Pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia (termasuk two step loan) diperoleh tanpa
jaminan dengan tingkat bunga berkisar antara 4% - 11,22% per tahun untuk Rupiah dan
7,03% per tahun untuk mata uang asing. Pinjaman dari Bank Indonesia (kredit investasi,
KPRS dan KPG) akan jatuh tempo pada tahun 2007.
b. Penempatan Dari Bank Lain
Penempatan dari bank lain ("interbank taking") merupakan penempatan yang diperoleh
melalui pasar uang dengan tingkat bunga pada 31 Desember 2000 berkisar antara 9% - 11%
per tahun (1999 : 12% - 13% per tahun) untuk penempatan dalam mata uang Rupiah, dan
6% - 8,5% per tahun (1999 : 6% - 7% per tahun) untuk mata uang asing.
Saldo penempatan dari bank lain yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa pada 31 Desember 2000 adalah nihil untuk konsolidasi (1999 : Rp 1.305.497 juta)
dan nihil untuk Induk Perusahaan (1999 : nihil). Saldo penempatan dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebesar per 31 Desember 2000 yang diblokir atau dijadikan
jaminan kredit adalah nihil (1999 : Rp 721.167 juta).
Pada tanggal 14 Juli 2000, Badan Penyehatan Perbankan Nasional menyetujui penyelesaian
kewajiban antar bank terhadap PT Bank Duta Tbk. Perusahaan membayar kewajiban pokok
sebesar Rp 269 miliar dengan menggunakan obligasi Pemerintah yang dimiliki oleh
Perusahaan sedangkan kewajiban bunga sejumlah Rp 51 miliar juta harus dibayarkan
secara tunai. Jumlah kewajiban bunga tersebut telah diselesaikan oleh Perusahaan pada
tanggal 17 Juli 2000.
c.
Pinjaman Yang Diterima Dari Bank Lain
Pinjaman yang diterima dari bank lainnya merupakan pinjaman yang diperoleh dari berbagai
bank dalam dan luar negeri, tanpa jaminan dan dikenakan bunga rata-rata pada
31 Desember 2000 sebesar 22,25% per tahun (1999 : 25% per tahun) untuk mata uang
Rupiah dan 6,40% - 8,59% per tahun (1999 : 6% - 12% per tahun) untuk mata uang asing.
Perusahaan telah menandatangani perjanjian "Exchange Offer Program" I dan II dengan
Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 18 Agustus 1998 dan 25 Mei 1999. Jumlah
pinjaman dari bank luar negeri yang terdaftar dalam program "Exchange Offer" I dan II
tersebut sebesar USD 168 juta dan USD 211 juta. Pinjaman yang terdaftar dalam program
"Exchange Offer" I dan II ini termasuk sertifikat deposito dengan bunga mengambang
(floating rate certificates of deposit) sejumlah USD 99,5 juta.
- 48 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Berikut ini adalah jadwal pelunasan pinjaman yang diterima dan telah terdaftar dalam
program "Exchange Offer" I dan II seperti tertera dalam perjanjian program tersebut.
Tanggal
Pembayaran Kembali
Jadwal Pembayaran Kembali
USD
Program I
15% dari saldo pinjaman
30% dari saldo pinjaman
45% dari saldo pinjaman
10% dari saldo pinjaman
25 Agustus 1999
25 Agustus 2000
25 Agustus 2001
25 Agustus 2002
25.169.628
50.339.256
75.508.884
16.779.752
Tanggal
Pembayaran Kembali
Jadwal Pembayaran Kembali
USD
Program II
8,88% dari saldo pinjaman
43,59% dari saldo pinjaman
43,36% dari saldo pinjaman
4,17% dari saldo pinjaman
1 Juni 2002
1 Juni 2003
1 Juni 2004
1 Juni 2005
18.750.000
92.070.000
91.570.000
8.810.000
15% dan 30% dari saldo pinjaman (EOP I) yang jatuh tempo pada tanggal 25 Agustus 1999
dan 2000, telah dilunasi oleh Perusahaan.
Saldo pinjaman yang diterima yang berasal dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa pada 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 64.287 juta (1999 : Rp 47.570 juta)
untuk konsolidasi dan untuk Induk Perusahaan.
Pinjaman yang diterima dari bank lainnya konsolidasi termasuk hutang PT BII Finance
Center (anak perusahaan) kepada PT Bank Modern (BBO) sebesar USD 2,5 juta per
31 Desember 1999. Kewajiban tersebut telah dialihkan kepada Badan Penyehatan
Perbankan Nasional. Pada tanggal 22 Desember 2000, PT BII Finance Center telah
menyelesaikan kewajiban tersebut kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional dengan
membayar secara tunai sebesar USD 2,5 juta.
Pinjaman dan penempatan dari bank lain yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa diterima dengan persyaratan dan kondisi sama seperti yang diterima dari
pihak lain.
22. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Bunga yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar
146.568
54.987
824.871
7.430
135.913
54.289
693.650
6.768
Jumlah
201.555
832.301
190.202
700.418
- 49 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
23. KEWAJIBAN LAIN – LAIN
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Kewajiban atas wesel ekspor yang
didiskonto kepada Bank Indonesia
Setoran jaminan
Pendapatan diterima di muka
Kewajiban atas sekuritisasi tagihan
kartu kredit yang akan datang
Lain-lain
46.223
9.899
4.008.810
214.294
21.277
46.223
6.859
4.008.810
26.340
17.579
1.226.089
167.649
942.199
586.374
1.226.089
159.365
942.199
528.760
Jumlah
1.449.860
5.772.954
1.438.536
5.523.688
Pada tanggal 14 Juli 1997, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan Acme
Securitisation untuk mensekuritisasi tagihan kartu kredit BII Visa dan Master yang akan datang
sejak bulan Juli 1997 senilai USD 140 juta. Kontrak tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2007.
Kewajiban lain-lain per 31 Desember 2000 meliputi biaya umum dan administrasi yang masih
harus dibayar, penyisihan penghapusan kewajiban komitmen dan kontinjensi sebesar Rp 34.495
juta, dan layanan gaji.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penghapusan untuk kewajiban komitmen dan
kontinjensi per tanggal neraca telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan
timbul atas kewajiban komitmen dan kontinjensi tersebut.
24. MODAL SAHAM
1999
Pemegang saham Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada
tanggal 6 Pebruari 1999 untuk membagikan saham bonus Seri A dimana setiap pemegang 5
(lima) saham Seri A lama berhak atas 1 (satu) saham Seri A baru. Saham bonus tersebut
merupakan konversi dari agio saham Perusahaan sebesar Rp 323.444 juta menjadi 646.888.994
saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham ini didokumentasikan dalam akta notaris Sutjipto SH No. 43 tertanggal 6 Pebruari 1999.
Perusahaan mengadakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 31 Maret
1999 dimana para pemegang saham memutuskan untuk meningkatkan modal dasar dari
Rp 6.468.000 juta menjadi Rp 38.000.000 juta (yang terdiri dari 5.000.000.000 saham seri A
dengan nilai nominal per saham Rp 500, 204.000.000.000 saham seri B dengan nilai nominal per
saham Rp 125, dan 80.000.000.000 saham seri C dengan nilai nominal per saham Rp 125).
Para pemegang saham juga menyetujui penjualan saham Seri B dan C milik Perusahaan melalui
Penawaran Umum Terbatas III pada tahun 1999. Jumlah saham Seri B yang diterbitkan adalah
35.891.396.568 saham, dan jumlah saham Seri C yang diterbitkan adalah 53.020.603.432
saham. Sejumlah 4.486.424.571 waran Seri II melekat pada saham Seri B dan diberikan secara
cuma-cuma. Selain itu, 1 (satu) waran Seri II akan diterbitkan untuk setiap 8 saham Seri C yang
dikonversi menjadi saham Seri B oleh pemegang saham Seri B yang menggunakan hak opsinya,
dan jumlah waran Seri II yang diterbitkan dari konversi ini adalah 6.627.575.429 waran. Dana
yang berhasil dihimpun dari pemegang saham pengendali dan masyarakat adalah sebesar Rp
4,5 triliun, dan dari Pemerintah Indonesia adalah sebesar Rp 6,6 triliun. Keputusan Rapat Umum
Luar Biasa Pemegang Saham ini didokumentasikan dalam akta notaris Sutjipto SH No. 60
tertanggal 31 Maret 1999 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusannya
No. C-5902.HT.01.04.TH.99 tertanggal 5 April 1999.
Berikut ini adalah susunan pemegang saham Perusahaan per tanggal neraca :
- 50 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pemegang saham
%
31 Desember 2000
Saham (ribu)
Rp '000'000
Saham Seri A
PT Sinar Mas Multiartha Tbk
Deutsche Boerse Clearing AG
Masyarakat (kepemilikan < 5%)
0,53
1,08
2,58
489.744
1.001.211
2.390.507
244.872
500.604
1.195.255
Saham Seri B
Direktur
PT Sinar Mas Multiartha Tbk
Deutsche Boerse Clearing AG
Masyarakat (kepemilikan < 5%)
0,04
0,97
6,68
31,34
38.078
898.190
6.197.589
29.086.797
4.760
112.274
774.699
3.635.849
Saham Seri C
Pemerintah Indonesia (qq. BPPN)
56,78
52.691.346
6.586.418
100,00
92.793.462
13.054.731
Jumlah
Pemegang saham
%
31 Desember 1999
Saham (ribu)
Rp '000'000
Saham Seri A
Direktur
PT Sinar Mas Multiartha Tbk
Masyarakat (kepemilikan < 5%)
0,58
3,60
5
540.522
3.340.833
3
270.261
1.670.417
Saham Seri B
Direktur
PT Sinar Mas Multiartha Tbk
Masyarakat (kepemilikan < 5%)
0,04
0,75
37,89
39.968
694.464
35.156.965
4.983
86.808
4.394.621
Saham Seri C
Pemerintah Indonesia (qq. BPPN)
57,14
53.020.603
6.627.575
100,00
92.793.360
13.054.668
Jumlah
Kepemilikan Grup Sinar Mas atas saham Seri A dan Seri B adalah sebesar 18% pada
31 Desember 2000 (1999 : 18%).
- 51 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Ikhtisar perubahan modal saham Perusahaan dalam periode 1 Januari 1999 sampai dengan
tanggal 31 Desember 2000 :
Saham
Saldo 1 Januari 1999
Saham bonus yang dibagikan pada bulan
Pebruari 1999
Penawaran Umum Terbatas III pada bulan
April dan Juni 1999
Penambahan modal saham dari konversi waran Seri I
menjadi saham
Saldo 31 Desember 1999
3.234.444.969
1.617.222
646.888.994
323.445
88.912.000.000
11.114.000
26.482
1
92.793.360.445
13.054.668
101.862
63
92.793.462.307
13.054.731
Penambahan modal saham dari konversi waran
seri I menjadi saham
Saldo 31 Desember 2000
Modal Disetor
Rp '000'000
25. AGIO SAHAM
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Agio saham - Perusahaan
Agio saham - Anak Perusahaan
12.132
398
12.101
398
12.132
-
12.101
-
Jumlah
12.530
12.499
12.132
12.101
Berikut ini adalah mutasi dari agio saham dalam periode 1 Januari 1999 sampai dengan tanggal
31 Desember 2000 :
Konsolidasi
Rp '000'000
Saldo 1 Januari 1999
Penambahan
Peningkatan agio saham karena adanya
konversi waran menjadi saham pada
saat harga pasar saham diatas
nilai nominal
Pengurangan
Penurunan agio saham karena pembagian
saham bonus
Saldo 31 Desember 1999
- 52 -
2000
Induk Perusahaan
Rp '000'000
335.943
335.545
1
1
(323.445)
(323.445)
12.499
12.101
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Konsolidasi
Rp '000'000
Penambahan
Peningkatan agio saham karena adanya
konversi waran menjadi saham pada
saat harga pasar saham diatas
nilai nominal
Saldo 31 Desember 2000
2000
Induk Perusahaan
Rp '000'000
31
31
12.530
12.132
26. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN
Akun ini merupakan selisih yang timbul sebagai akibat dari selisih kurs penjabaran laporan
keuangan anak perusahaan Bank International Ningbo (China) dan BII Finance Company Ltd.
(Hong Kong), dan perubahan kepemilikan Induk Perusahaan pada Bank International Ningbo
sehubungan dengan adanya tambahan modal dari Western Oceanic Bank (Catatan 1b dan 11).
Konsolidasi
Selisih kurs penjabaran
laporan keuangan
Bank International Ningbo
BII Finance Co. Ltd.
Perubahan kepemilikan
akibat transaksi anak
perusahaan dengan investor
lain
Jumlah
2000
Rp '000'000
1999
Rp '000'000
198.126
124.477
180.510
85.965
51.886
374.489
266.475
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp '000'000
Rp '000'000
198.126
124.477
51.886
374.489
180.510
85.965
266.475
27. WARAN
Perusahaan menerbitkan 286.573.215 waran seri I pada bulan Pebruari 1997. Waran tersebut
dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 16 Juli 1997 sampai dengan 17 Januari 2000.
Setiap pemegang 1 waran Seri I berhak membeli 1 saham Seri A dengan harga konversi per
waran adalah Rp 1.000. Jumlah waran Seri I jatuh tempo yang belum dikonversikan menjadi
saham pada 31 Desember 2000 adalah 275.948.575 waran (1999 : 276.050.437 waran).
- 53 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pada bulan April dan Juni 1999, Perusahaan juga menerbitkan 4.486.424.571 waran Seri II yang
dapat dikonversi menjadi saham Seri B. Waran tersebut melekat pada saham Seri B dan dapat
dikonversi menjadi saham Seri B selama periode 6 Oktober 1999 sampai dengan 16 April 2002.
Satu waran Seri II dapat dikonversi menjadi 1 saham Seri B pada harga konversi sebesar Rp
220 per saham. Selain itu, pada setiap 8 (delapan) saham Seri C melekat 1 waran, dimana pada
saat saham Seri C dikonversi menjadi saham Seri B, waran ini akan memiliki sifat identik dengan
waran Seri II, sehingga jumlah waran yang diterbitkan dari saham Seri C adalah 6.627.575.429
waran. Jumlah seluruh waran Seri II yang diterbitkan (dari saham Seri B dan Seri C) adalah
11.114.000.000 waran.
Pada Penawaran Umum Terbatas III, setiap pemegang 1 saham baru Seri B diberikan opsi
berupa hak untuk membeli 3,15 saham Seri C (saham Pemerintah) yang dapat dikonversi
menjadi saham Seri B dengan harga sebesar harga pembelian oleh Pemerintah ditambah premi
yang ditetapkan Pemerintah. Opsi tersebut dapat dilaksanakan setiap 6 bulan dan berlaku
sampai dengan akhir tahun ke 3 (tiga) penyertaan Pemerintah dalam Perusahaan sepanjang
saham Seri C masih tersedia. Per tanggal 31 Desember 2000, terdapat 11.114.000.000 waran
Seri II yang belum dikonversikan menjadi saham.
28. DIVIDEN
Pemegang saham Perusahaan memutuskan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham
yang diadakan pada tanggal 30 Juni 1999 untuk tidak membagikan dividen pada tahun 1999
karena Perusahaan masih menderita kerugian.
29. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
a.
Perusahaan melakukan berbagai transaksi perangkat moneter derivatif - yakni kontrak
berjangka valuta asing dan swap - dengan pihak lain yang memungkinkan Perusahaan atau
pihak lain mengurangi risiko atas pengaruh fluktuasi kurs mata uang dan tingkat bunga.
Kontrak berjangka valuta asing merupakan komitmen untuk menjual sejumlah mata uang
tertentu kepada pembeli atau untuk membeli sejumlah mata uang tertentu dari penjual pada
suatu tanggal di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Transaksi swap terdiri dari kontrak swap mata uang dan kontrak swap suku bunga.
Transaksi tersebut merupakan komitmen untuk melunasi kewajiban dalam mata uang asing
dan pembayaran bunga dengan nilai kurs dan tingkat bunga yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Transaksi perangkat moneter derivatif diatas menimbulkan risiko pasar dan risiko kredit.
Risiko pasar dari transaksi perangkat moneter derivatif timbul sebagai akibat dari adanya
fluktuasi dalam tingkat bunga dan kurs mata uang. Sedangkan risiko kredit timbul dalam hal
pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Perusahaan.
Nilai kontrak transaksi perangkat moneter derivatif yang dicatat dan disajikan di Laporan
Komitmen dan Kontinjensi Konsolidasi merupakan saldo dari transaksi yang masih berjalan
dan tidak memperlihatkan keuntungan maupun kerugian yang mungkin timbul dari risiko
pasar dan risiko kredit yang disebutkan diatas.
- 54 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
b.
Komitmen pembelian dan penjualan valuta asing.
Pembelian valuta asing yang beredar per tanggal neraca adalah sebagai berikut :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Pembelian Tunai Valuta Asing
(Spot) :
Dolar Amerika Serikat (USD)
158.318
9.230
158.318
9.230
Jumlah
158.318
9.230
158.318
9.230
Pembelian Berjangka Valuta Asing
(Forward) :
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Amerika Serikat (USD)
Yen Jepang (JP¥)
Dolar Australia (AUD)
EURO (EUR)
182.789
182.515
33.429
10.637
8.912
97.990
338.244
6.948
7.148
182.789
182.515
33.429
10.637
8.912
97.990
338.244
6.948
7.148
Jumlah
418.282
450.330
418.282
450.330
Sedangkan penjualan valuta asing yang beredar per tanggal neraca adalah sebagai berikut:
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Induk perusahaan
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Penjualan Tunai Valuta Asing
(Spot):
Dolar Amerika Serikat (USD)
105.545
-
105.545
-
Jumlah
105.545
-
105.545
-
Penjualan Berjangka Valuta
Asing (Forward):
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Dolar Kanada (CAD)
Frank Swiss (CHF)
Dolar New Zealand (NZD)
Krone Denmark (DKK)
Krone Swedia (SEK)
757.581
4.306
2.875
2.051
1.690
994
967
151.965
-
757.581
4.306
2.875
2.051
1.690
994
967
151.965
-
Jumlah
770.464
151.965
770.464
151.965
- 55 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Keuntungan transaksi pembelian/penjualan berjangka valuta asing Perusahaan untuk tujuan
perdagangan ("trading") yang belum terealisasi (unrealized gain) pada tanggal
31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.192 juta (1999 : Rp 793 juta). Jangka waktu ratarata dari pembelian dan penjualan berjangka valuta asing diatas adalah 3 bulan.
Saldo transaksi pembelian/penjualan berjangka valuta asing dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2000 adalah sebesar
Rp 42.218 juta (1999 : Rp 39.648 juta).
c.
Swap suku bunga merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Transaksi ini disajikan sebesar nilai kontraknya (“notional amount”) sebesar
USD 5 juta atau ekuivalen dengan Rp 47.975 juta per 31 Desember 2000 (1999 : ekuivalen
dengan Rp 35.500 juta).
d.
Jangka waktu rata-rata dari L/C dan akseptasi per 31 Desember 2000 adalah 1-6 bulan,
sedangkan untuk bank garansi per 31 Desember 2000 adalah 1-2 tahun.
30. BUNGA YANG DIPEROLEH
Bunga yang diterima dan diakui tahun 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Kredit yang diberikan
Surat berharga
Penempatan pada bank lain
1.691.073
1.653.801
161.832
2.028.503
1.517.863
1.210.581
1.659.949
1.630.162
154.980
1.802.946
1.517.863
929.617
Jumlah
3.506.706
4.756.947
3.445.091
4.250.426
31. BUNGA YANG DIBAYAR
Bunga yang dibayar dan diakui selama tahun 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut :
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Deposito berjangka
Pinjaman yang diterima dan surat
berharga yang diterbitkan
Giro
Tabungan
Sertifikat deposito
1.645.020
3.986.205
1.641.635
3.967.143
372.613
365.345
362.512
24.139
1.066.891
417.021
334.890
131.246
335.064
365.345
362.512
24.139
763.057
397.026
334.890
131.246
Jumlah
2.769.629
5.936.253
2.728.695
5.593.362
- 56 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
32. PENDAPATAN LAINNYA
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Administrasi retail
Jasa bank lainnya
Administrasi kredit yang diberikan
Administrasi impor dan ekspor
Administrasi investment banking
Administrasi transaksi devisa
Administrasi kartu kredit
Lain-lain
Jumlah
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
63.252
9.039
4.689
3.367
2.407
1.173
21.243
26.693
53.675
7.308
3.343
2.121
48.172
1.834
16.037
123.211
63.252
9.039
4.689
3.367
2.407
1.173
21.243
26.637
53.675
7.308
3.343
2.121
48.172
1.834
16.037
120.096
131.863
255.701
131.807
252.586
Lain-lain termasuk pendapatan peragenan, pendapatan organisasi dan pendapatan jasa
perbankan lainnya.
33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000
Rp '000'000
Umum
Sewa
Premi penjaminan Pemerintah
(lihat Catatan 42)
Profesional
Telepon, telex dan kawat
Cetakan dan alat tulis
Transportasi dan rumah tangga
Komunikasi perbankan
Promosi
Listrik dan air
Penurunan nilai surat berharga
yang diperdagangkan
Meterai dan perangko
Pendidikan dan pengembangan
Pembelian inventaris
Penurunan permanen nilai surat-surat
berharga dan kerugian dari surat
berharga
107.021
94.132
123.855
94.697
105.972
91.800
117.609
94.697
79.542
25.949
24.468
23.428
19.201
18.931
16.618
12.785
74.459
20.817
24.112
20.217
15.578
20.396
16.889
10.376
79.542
24.657
23.491
23.188
19.123
18.931
16.016
12.621
74.459
15.343
23.357
19.584
15.522
20.396
16.499
10.240
9.459
8.947
6.435
3.088
6.536
7.682
4.384
9.459
8.919
6.417
3.076
6.512
7.676
4.384
-
89.369
-
89.369
Jumlah
450.004
- 57 -
529.367
443.212
515.647
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
34. PENDAPATAN NON-OPERASIONAL
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Pendapatan dari investasi dalam
bentuk saham - Bersih
Sewa
Keuntungan penjualan aktiva tetap
Lain-lain
124.386
5.512
982
55.593
20.049
9.218
3.462
137.572
115.330
5.512
982
18.947
218.480
9.218
3.558
1.511
Jumlah
186.473
170.301
140.771
232.767
Pendapatan non-operasional lainnya meliputi diskon bunga dan pokok yang diperoleh oleh
PT BII Finance Center dalam rangka pelunasan kewajibannya, laba yang diperoleh dari
pemberian jasa konsultasi, serta jasa lainnya diluar usaha perbankan.
35. BEBAN NON-OPERASIONAL
Konsolidasi
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Induk Perusahaan
2000
1999
Rp '000'000 Rp '000'000
Hukum, pengadilan dan hipotek
Denda dan sumbangan
Lain-lain
1.080
1.399
6.028
6.007
380
12.994
1.080
1.399
5.750
6.007
380
12.539
Jumlah
8.507
19.381
8.229
18.926
Beban non-operasional lainnya meliputi biaya-biaya rapat, rekreasi dan olahraga, serta
kebutuhan umum lainnya.
36. LABA PER SAHAM
2000
Rp '000'000
Laba (Rugi) bersih
Laba (Rugi) bersih untuk perhitungan laba
per saham dasar
267.487
- 58 -
1999
Rp '000'000
(2.092.809)
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
untuk perhitungan laba per saham dasar
2000
1999
92.793.462.307
53.844.470.450
Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena harga konversi waran menjadi
saham sebesar Rp 220 per saham lebih tinggi daripada harga saham di pasar.
37. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Sifat Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan-perusahaan yang berada
di bawah kendali Grup Sinar Mas.
Transaksi Hubungan Istimewa
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan
pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan
dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga lainnya, kecuali pinjaman
yang diberikan kepada para karyawan. Saldo dalam neraca yang berhubungan dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan dalam catatan-catatan sebagai berikut :
penempatan pada bank lain (Catatan 5), surat-surat berharga (Catatan 6), kredit yang diberikan
(Catatan 7), aktiva lain-lain (Catatan 13), giro (Catatan 14), deposito berjangka (Catatan 16) dan
pinjaman yang diterima (Catatan 21). Disamping itu, Perusahaan membayar sewa kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10), membeli premi asuransi (Catatan 12),
melakukan transaksi pembelian/penjualan berjangka valuta asing (Catatan 29b), dan melakukan
transaksi swap suku bunga (Catatan 29c).
Saldo transaksi komitmen dan kontinjensi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (terdiri dari letters of credit, akseptasi L/C, standby letter of credit dan bank garansi)
pada tanggal 31 Desember 2000 adalah Rp 18.970 juta untuk konsolidasi (1999 : Rp 2.894.899
juta) dan Rp 18.970 juta untuk Induk Perusahaan (1999 : Rp 1.020.786 juta).
Tagihan Induk Perusahaan sehubungan dengan transaksi penempatan pada bank, wesel tagih,
tagihan wesel ekspor, kredit yang diberikan, letters of credit, dan akseptasi L/C kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa termasuk tagihan yang telah disepakati oleh Perusahaan,
Grup Sinar Mas dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk direstrukturisasi jadwal
pembayaran kembalinya (Catatan 1f dan 44).
- 59 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
38. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
a. Posisi aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
Konsolidasi
Aktiva
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain
Surat-surat berharga
Kredit yang diberikan
Pendapatan yang masih
akan diterima
Biaya dibayar di muka
Investasi dalam bentuk saham
Aktiva tetap
Aktiva lain-lain
Jumlah
Kewajiban
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Sertifikat deposito
Kewajiban segera lainnya
Hutang pajak
Pinjaman yang diterima
Biaya yang masih harus dibayar
Kewajiban lain-lain
Jumlah
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp '000'000
Rp '000'000
2000
Rp '000'000
1999
Rp '000'000
194.701
383.763
1.506.746
1.963.009
1.237.509
13.247.065
204.466
280.572
2.782.721
2.830.743
6.497.125
8.906.415
194.684
383.763
1.480.904
1.759.164
1.084.074
13.025.521
199.607
280.572
1.897.143
1.362.262
6.334.210
7.655.764
224.776
16.709
634.513
589
29.766
253.189
898
6.468
17.010
53.952
222.744
16.298
769.539
27.427
196.952
582.845
52.192
19.439.146
21.833.559
18.964.118
18.561.547
6.017.751
426
5.153.342
203.349
34.274
3.748.633
119.671
1.358.230
4.883.787
3.176
4.390.461
199.099
17.677
16.438
4.164.531
193.536
5.549.917
6.025.821
426
5.084.371
203.349
16.473
3.408.001
115.977
1.353.276
4.032.782
1.134
3.990.390
198.800
1.292
2.592.883
62.999
5.336.665
16.635.676
19.418.622
16.207.694
16.216.945
- 60 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
b. Posisi Devisa Neto
Berikut ini adalah posisi devisa neto Perusahaan yang telah disampaikan kepada Bank
Indonesia :
Mata Uang
Aktiva
Rp '000'000
Kewajiban
Rp '000'000
Bersih Absolut
Rp '000'000
Dolar Amerika Serikat
Poundsterling Inggris
Yen Jepang
Mark Jerman
Gulden Belanda
Frank Prancis
Dolar Hong Kong
Rupee India
Ringgit Malaysia
Rupee Mauritius
Dolar New Zealand
Dolar Australia
Frank Belgia
Dolar Kanada
Frank Swiss
Krona Denmark
EURO
Krona Swedia
Dolar Singapura
25.037.447
10.400
168.970
1.266
380
28
69.054
109.161
516
1.097
1.408
26.490
77
2.854
2.348
911
42.803
718
473.518
24.864.137
10.608
167.136
1.128
225
14
4.241
64.165
32
1.813
24.206
2.977
1.997
958
42.873
955
474.103
173.310
208
1.834
138
155
14
64.813
44.996
516
1.065
405
2.284
77
123
351
47
70
237
585
Jumlah
25.949.446
25.661.568
291.228
Dolar Amerika Serikat
Poundsterling Inggris
Yen Jepang
Mark Jerman
Gulden Belanda
Frank Prancis
Dolar Hong Kong
Rupee India
Lira Italia
Ringgit Malaysia
Rupee Mauritius
Dolar New Zealand
Dolar Australia
Franc Belgia
Dolar Kanada
Frank Swiss
Krona Denmark
Peseta Spanyol
EURO
Krona Swedia
Dolar Singapura
Baht Thailand
26.472.321
13.648
28.431
6.312
1.161
1.659
50.098
129.840
608
423
1.122
906
14.065
298
661
1.033
350
357
23.249
528
297.801
6
26.319.509
12.994
27.718
10.133
98
164
28
73.667
75
54
24
491
12.929
56
67
17.780
328.851
-
152.812
654
713
3.821
1.063
1.495
50.070
56.173
533
369
1.098
415
1.136
298
605
966
350
357
5.469
528
31.050
6
Jumlah
27.044.877
26.804.638
309.981
2000
1999
- 61 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Posisi Devisa Neto di atas telah termasuk Posisi Devisa Neto dari tagihan dan kewajiban
komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif dalam valuta asing.
Posisi devisa neto per tanggal 31 Desember 2000 dihitung berdasarkan peraturan Bank
Indonesia No. 31/178/KEP/DIR tertanggal 31 Desember 1998.
39. DANA PENSIUN
Dana pensiun Perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun Bank Internasional Indonesia ("Dana
Pensiun BII") dan diinvestasikan dalam bentuk deposito berjangka pendek dan efek. Syarat
untuk menjadi peserta program pensiun adalah pegawai tetap Perusahaan yang ingin menjadi
peserta program pensiun dan berumur diatas 18 tahun atau telah menikah.
Pada bulan April 1996, Dana Pensiun BII mengubah program pensiunnya dari manfaat pasti ke
iuran pasti. Perubahan program ini telah disetujui oleh Departemen Keuangan Republik
Indonesia melalui surat keputusannya No. Kep-147/KM.17.1996 tertanggal 16 April 1996.
Beban pensiun Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2000 dan 1999
masing-masing berjumlah Rp 2.819 juta dan Rp 1.987 juta.
40. INFORMASI SEGMEN USAHA
Informasi tentang Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Bidang Usaha
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Perusahaan
Menjalankan kegiatan usaha perbankan
BII Finance Co. Limited, Hong Kong
Menjalankan kegiatan usaha perbankan
PT BII Finance Center
Menjalankan kegiatan usaha sewa guna usaha,
anjak piutang, dan pembiayaan konsumen
- 62 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
b. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan kelompok bank dan perusahaan
pembiayaan :
2000
Rp '000'000
Perbankan
Jumlah aktiva
Bunga yang diperoleh
Pendapatan (beban) operasional bersih
Laba (rugi) bersih
Perusahaan pembiayaan
Jumlah aktiva
Bunga yang diperoleh
Beban operasional bersih
Laba bersih
1999
(Disajikan
kembali Catatan 45b)
Rp '000'000
37.344.408
3.494.385
210.047
256.368
41.791.729
4.738.041
(2.188.127)
(1.975.841)
104.166
13.225
(6.680)
2.063
83.603
35.402
(20.427)
81.463
Tahun 2000 tidak termasuk posisi keuangan dan hasil usaha Bank International Ningbo
(Catatan 1b dan 11).
41. DAMPAK KONDISI EKONOMI DAN KESINAMBUNGAN USAHA
Indonesia masih mengalami kondisi ekonomi sulit yang ditandai dengan sangat tidak stabilnya
kurs tukar, langkanya likuiditas dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan
nasional yang telah mempengaruhi secara signifikan sektor jasa perbankan termasuk operasi
Perusahaan dan anak perusahaan serta sektor-sektor perekonomian lainnya. Kondisi tersebut
juga berdampak terhadap biaya dana serta kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan
untuk memperoleh penghasilan dari operasi di masa depan. Selain itu, tidak stabilnya kurs tukar
juga meningkatkan risiko Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko kurs tukar. Industri
perbankan pada umumnya masih mengalami aktivitas pemberian kredit minimal. Walaupun
terdapat sedikit indikasi perbaikan ekonomi pada semester kedua tahun 1999, kondisi ekonomi
di Indonesia pada tahun 2000 masih terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang signifikan.
Memburuknya kondisi perekonomian ini telah menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan debitur
Perusahaan dan anak perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, sehingga
mengakibatkan meningkatnya risiko kredit bawaan dari portofolio aktiva produktif. Saldo kredit yang
diberikan Induk Perusahaan dengan kolektibilitas diragukan dan macet per 31 Desember 2000 adalah
sebesar Rp 2.854.829 juta serta saldo penyisihan penghapusan kredit Induk Perusahaan per
31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.234.318 juta (masih terdapat kemungkinan tambahan
kerugian yang akan diakui di masa depan setelah kerugian tersebut dapat ditentukan dan
diperkirakan). Pendapatan bunga bersih konsolidasi untuk tahun 2000 tidak optimal dan hanya
mencapai sebesar Rp 766.594 juta. Karena biaya dana masih tinggi serta masih tingginya kredit
dengan kolektibilitas diragukan/macet dan tagihan kepada PT Bank Umum Nasional (BBO) dan
PT Bank Bira (BBKU) belum terselesaikan pada tahun 2000, Perusahaan belum mampu
menghasilkan keuntungan yang optimal untuk menutup defisit yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum konsolidasi pada tanggal
31 Desember 2000 adalah sebesar 7,48% (Induk Perusahaan : 7,57%) dengan
memperhitungkan dampak penerapan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan” (Catatan 19
yang berkaitan). Untuk masa yang belum dapat ditentukan, Perusahaan dan anak perusahaan
akan terus terpengaruh oleh dampak memburuknya kondisi ekonomi.
- 63 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak
perusahaan akan melanjutkan usahanya secara bersinambung. Dampak kondisi ekonomi dan
sosial politik terhadap Perusahaan dan anak perusahaan yang disebutkan diatas menimbulkan
risiko terhadap kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan kegiatan
usahanya secara bersinambung. Laporan keuangan konsolidasi tidak mencakup penyesuaianpenyesuaian yang mungkin timbul dari risiko tersebut. Rencana dan tindakan manajemen dan
pemegang saham (Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas) untuk
memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai rasio kewajiban penyediaan modal minimum 8%
pada akhir tahun 2001 serta melanjutkan usahanya secara bersinambung antara lain adalah
sebagai berikut :
a.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional dengan sepengetahuan Menteri Keuangan
menyetujui Perusahaan merestrukturisasi jadwal pembayaran kembali tagihan kepada
perusahaan dalam Grup Sinar Mas sebesar USD 1.249 juta (atau ekuivalen
Rp 11.985.016 juta) hingga September 2003. Persetujuan tersebut dituangkan dalam
Perjanjian Penyelesaian tertanggal 26 Januari 2001 dan Perubahan Perjanjian
Penyelesaian tertanggal 3 Pebruari 2001. Sehubungan dengan restrukturisasi ini, Grup
Sinar Mas menempatkan jaminan aset senilai 145% dari nilai tagihan dan memberikan
jaminan pribadi (Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman Widjaja dan Muktar
Widjaja) kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional serta bertindak sebagai Kontra
Penjamin terhadap tagihan Perusahaan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas. Badan
Penyehatan Perbankan Nasional memberikan Penjaminan Pemerintah kepada Perusahaan
terhadap tagihan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas. Penjaminan Pemerintah ini
menyebabkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (dalam perhitungan Rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum) dari tagihan kepada perusahaan dalam Grup Sinar Mas
berkurang dari 100% menjadi 0% serta Perusahaan tidak terkena dampak atas keputusan
moratorium ("standstill") oleh Asia Pulp & Paper Ltd. beserta anak perusahaan dan
perusahaan asosiasinya (divisi produsen kertas dari Grup Sinar Mas) pada tanggal
12 Maret 2001. Dengan kuasa dari Menteri Keuangan pada tanggal 8 Maret 2001, Ketua
Badan Penyehatan Perbankan Nasional menerbitkan Penjaminan Pemerintah kepada
Perusahaan pada tanggal 30 April 2001. Penjaminan Pemerintah tersebut berlaku efektif
tanggal 30 April 2001 (Catatan 1f).
Pembayaran bunga pertama setelah restrukturisasi adalah akhir bulan Juni 2001,
sedangkan pembayaran cicilan pokok pertama adalah akhir bulan September 2001.
b.
Berdasarkan keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan serta keputusan Menteri
Keuangan pada tanggal 27 April 2001 untuk menyelesaikan tagihan kepada PT Bank
Umum Nasional (BBO) dan PT Bank Bira (BBKU), Ketua Badan Penyehatan Perbankan
Nasional menempatkan obligasi Pemerintah seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta untuk
sementara waktu sebagai agunan (sampai dengan adanya keputusan Komisi IX DPR untuk
menyelesaikan tagihan yang dimaksud dengan “recycled obligasi Pemerintah”). Akta
Jaminan Fidusia No. 6 untuk pengagunan obligasi Pemerintah tersebut ditandatangani oleh
Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan pengurus Perusahaan serta dibuat oleh
Winnie Susanti Hadiprodjo SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2001. Pada tanggal 4
Mei 2001, Citibank (Jakarta) telah menerbitkan Surat Keterangan Surat Berharga
Diagunkan (SKSD) No. 01/WWSS/V/2001 untuk meregistrasi obligasi Pemerintah seri
FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta sebagai obligasi Pemerintah yang diagunkan
(Catatan 5).
- 64 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
c.
Untuk menjaga kelanjutan usaha Perusahaan, Ketua Badan Penyehatan Perbankan
Nasional dalam suratnya tertanggal 4 Mei 2001 perihal "Action Plan untuk Memperkuat
Modal Bank Internasional Indonesia" menyampaikan rencana dan tindakan Badan
Penyehatan Perbankan Nasional. Rencana dan tindakan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional tersebut termasuk :
1.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional menyampaikan kepada Komite Kebijakan
Sektor Ekonomi pada tanggal 27 April 2001 (mengenai dampak penerapan standar
akuntansi pajak tangguhan terhadap rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Perusahaan yang harus diselesaikan guna menjaga kelanjutan usaha Perusahaan),
serta akan menindaklanjuti persetujuan Menteri Keuangan tertanggal 27 April 2001
atas penggunaan recycled obligasi Pemerintah yang ada di Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (setelah mendapat persetujuan dari Komisi IX DPR-RI) untuk
menyelesaikan dampak penerapan standar akuntansi pajak tangguhan terhadap
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Catatan 19).
2.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional akan membicarakan masalah yang dihadapi
Perusahaan dengan Bank Indonesia lebih intensif dan mencari penyelesaiannya.
3.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional merencanakan melakukan penambahan
modal melalui rights issue atau meminta kepada Perusahaan untuk menerbitkan
saham baru kepada strategic investor dalam rangka penambahan modal.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional akan mendiskusikan rencana diatas dalam Rapat
Kerja dengan Komisi IX DPR dengan segera dan menargetkan masalah yang dihadapi
Perusahaan diatas akan selesai sebelum akhir Juli 2001.
d.
e.
Dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Keuangan pada tanggal 22 Februari
2001 diputuskan antara lain sebagai berikut :
•
Perusahaan harus diselamatkan guna menjaga kelangsungan sektor perbankan dan
melindungi investasi Pemerintah sejumlah Rp 6,6 triliun yang telah ditempatkan pada
Perusahaan saat rekapitalisasi; dan
•
Pemerintah agar melaksanakan penyelamatan Perusahaan ini melalui cara-cara yang
tidak menambah beban kepada APBN.
Manajemen Perusahaan meningkatkan pengawasan dan melakukan pengkajian secara
intensif terhadap kondisi debitur serta melanjutkan restrukturisasi kredit yang bermasalah.
- 65 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
f.
Untuk meningkatkan likuiditas Perusahaan, Perusahaan berhasil memperoleh pinjaman
dari PT Bank Central Asia dan PT Bank Panin dengan jumlah Rp 1.158.318 juta pada bulan
Pebruari 2001. Pinjaman tersebut dijamin dengan agunan berupa surat berharga
Perusahaan.
g.
Perusahaan juga menyeimbangkan posisi eksposur mata uang asing sebagai upaya
pengendalian posisi devisa neto agar dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
Pemulihan perekonomian sangat tergantung kepada kebijakan fiskal dan moneter yang akan
diambil oleh Pemerintah, suatu langkah penyelesaian yang berada di luar kendali Perusahaan
dan anak perusahaannya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa
depan dari terus memburuknya kondisi perekonomian terhadap likuiditas, permodalan, serta
kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan menghasilkan laba dan merealisasikan
tagihannya.
42. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 26/KMK.17/1998
tanggal 28 Januari 1998 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua
Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. 32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal
14 Mei 1999 tentang "Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap
Pembayaran Bank Umum", dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank umum
meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga,
pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang
dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance
bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman
subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Perusahaan.
Jaminan tersebut diatas berlaku untuk jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 26 Januari 1998
sampai dengan tanggal 31 Januari 2000. Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan
oleh Pemerintah Indonesia.
43. INFORMASI KEUANGAN PROFORMA
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 1b, 2b, dan 11, laporan keuangan Bank International
Ningbo tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan pada
31 Desember 2000. Berikut ini disajikan informasi ikhtisar keuangan proforma tahun 2000 dan
1999 dengan asumsi investasi Induk Perusahaan pada Bank International Ningbo dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas.
- 66 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Ikhtisar Neraca Proforma
Konsolidasi
2000
Rp'000'000
1999
(Disajikan
kembali)
Rp'000'000
Induk Perusahaan
1999
(Disajikan
kembali 2000
Catatan 45b)
Rp'000'000
Rp'000'000
Penempatan pada bank lain
Surat-surat berharga
Kredit yang diberikan
Investasi dalam bentuk saham
Aktiva lainnya
2.085.218
10.668.532
16.664.265
714.202
7.076.627
2.421.183
17.580.520
9.065.748
615.483
7.651.420
1.881.373
10.515.097
16.486.562
854.327
7.036.554
2.374.477
17.417.605
8.866.437
724.871
7.564.769
Jumlah Aktiva
37.208.844
37.334.354
36.773.913
36.948.159
KEWAJIBAN
Simpanan
Surat-surat berharga yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Kewajiban lainnya
28.784.389
4.194.903
1.890.912
24.897.344
194.700
3.796.822
6.509.354
28.731.839
3.854.271
1.849.561
24.863.678
194.700
3.516.116
6.437.929
Jumlah Kewajiban
34.870.204
35.398.220
34.435.671
35.012.423
13.054.731
12.530
13.054.668
12.499
13.054.731
12.132
13.054.668
12.101
374.489
266.475
374.489
266.475
(285.159)
(317.908)
(285.159)
(317.908)
(2.861)
1.343.195
(12.158.285)
2.977
1.343.195
(12.425.772)
(2.861)
1.343.195
(12.158.285)
2.977
1.343.195
(12.425.772)
2.338.640
1.936.134
2.338.242
1.935.736
37.208.844
37.334.354
36.773.913
36.948.159
AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
EKUITAS
Modal saham
Agio saham
Selisih transaksi perubahan ekuitas
anak perusahaan
Penurunan nilai surat berharga yang
belum direalisasi
Selisih kurs penjabaran laporan
keuangan
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Defisit
Jumlah Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
- 67 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Proforma
Konsolidasi
1999
(Disajikan
2000
kembali)
Rp'000'000
Rp'000'000
Pendapatan bunga
Beban bunga
Pendapatan (Beban) bunga - Bersih
3.537.524
2.770.930
4.333.230
5.625.099
Induk Perusahaan
2000
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
3.475.781
2.729.660
4.276.686
5.594.637
766.594
(1.291.869)
746.121
(1.317.951)
(563.227)
(1.056.409)
(524.955)
(1.013.819)
Laba (rugi) operasional
203.367
(2.348.278)
221.166
(2.331.770)
Pendapatan Non Operasional - Besih
177.966
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
381.333
Beban Operasional - Bersih
Penghasilan (beban) pajak
Laba (Rugi) Bersih
264.413
(2.083.865)
(113.846)
267.487
(8.944)
(2.092.809)
132.542
353.708
(86.221)
267.487
213.841
(2.117.929)
25.120
(2.092.809)
Ikhtisar Laporan Komitmen dan Kontinjensi Proforma
Konsolidasi
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Pembelian tunai valuta asing (spot)
Pembelian berjangka valuta asing
(forward)
SWAP suku bunga
Jumlah Tagihan Komitmen
Kewajiban Komitmen
Penjualan tunai valuta asing (spot)
Penjualan berjangka valuta asing
(forward)
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan
L/C irrevocable dan masih berjalan
Akseptasi wesel impor atas dasar
L/C berjangka
Jumlah Kewajiban Komitmen
Kewajiban Komitmen - Bersih
Induk Perusahaan
2000
Rp'000'000
1999
(Disajikan
kembali)
Rp'000'000
2000
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
158.318
9.230
158.318
9.230
418.282
47.975
624.575
450.330
35.500
495.060
418.282
47.975
624.575
450.330
35.500
495.060
105.545
-
105.545
-
770.464
151.965
770.464
151.965
2.088.107
513.203
2.163.204
677.552
2.088.107
431.922
2.163.204
598.029
118.560
3.595.879
886.086
3.878.807
94.104
3.490.142
858.353
3.771.551
(2.971.304)
(3.383.747)
(2.865.567)
(3.276.491)
- 68 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Konsolidasi
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Jumlah Tagihan Kontinjensi
Kewajiban Kontinjensi
Garansi yang diberikan:
Penerbitan jaminan dalam bentuk :
Bank garansi
Shipping garansi
Standby letters of credit
Jumlah Kewajiban Kontinjensi
Tagihan Kontinjensi - Bersih
Jumlah Kewajiban Komitmen dan
Kontinjensi - Bersih
Induk Perusahaan
2000
Rp'000'000
1999
(Disajikan
kembali)
Rp'000'000
2000
Rp'000'000
1999
Rp'000'000
1.488.558
1.488.558
2.651.516
2.651.516
1.488.558
1.488.558
2.651.516
2.651.516
191.430
5.814
18.758
216.002
185.886
7.817
10.650
204.353
191.430
5.814
18.758
216.002
185.886
7.817
10.650
204.353
1.272.556
2.447.163
1.272.556
2.447.163
(1.698.748)
(936.584)
(1.593.011)
(829.328)
44. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
a. Perjanjian Penyelesaian Tagihan pada Perusahaan dalam Grup Sinar Mas
Perusahaan, Badan Penyehatan perbankan Nasional dan Grup Sinar Mas (yang diwakili oleh
Teguh Ganda Wijaya, Indra Widjaja, Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja) dengan
sepengetahuan Menteri Keuangan menandatangani Perjanjian Penyelesaian tagihan
Perusahaan kepada debitur Grup Sinar Mas pada tanggal 26 Januari 2001 dan
amandemennya pada tanggal 3 Pebruari 2001. Perjanjian Penyelesaian beserta
amandemennya telah dilegalisir oleh Sukawaty Sumadi SH, notaris di Jakarta, pada tanggal
26 Januari 2001 dan 16 Pebruari 2001. Sehubungan dengan Perjanjian Penyelesaian
tersebut, Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dengan surat kuasa dari Menteri
Keuangan tertanggal 8 Maret 2001) menerbitkan Penjaminan Pemerintah pada tanggal
30 April 2001 (Catatan 1f).
b. Perjanjian Penyelesaian Tagihan pada Bank Beku Operasi dan Bank Beku Kegiatan Usaha
Berdasarkan keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan serta keputusan Menteri
Keuangan pada tanggal 27 April 2001 untuk menyelesaikan tagihan kepada PT Bank Umum
Nasional (BBO) dan PT Bank Bira (BBKU), Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional
menempatkan obligasi Pemerintah Seri FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta untuk sementara
waktu sebagai agunan (sampai dengan adanya keputusan Komisi IX DPR untuk
menyelesaikan tagihan antar bank yang dimaksud dengan “recycled obligasi Pemerintah”).
Akta Jaminan Fidusia No. 6 untuk pengagunan obligasi Pemerintah tersebut ditandatangani
oleh Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan pengurus Perusahaan serta dibuat
oleh Winnie Susanti Hadiprodjo SH, notaris di Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2001. Pada
tanggal 4 Mei 2001, Citibank (Jakarta) telah menerbitkan Surat Keterangan Surat Berharga
Diagunkan (SKSD) No. 01/WWSS/V/2001 untuk meregistrasi obligasi Pemerintah Seri
FR004 sebesar Rp 1.176.338 juta sebagai obligasi Pemerintah yang diagunkan (Catatan 5).
- 69 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
45. REKLASIFIKASI AKUN DAN PENYAJIAN KEMBALI
a. Reklasifikasi Akun
Akun selisih penjabaran laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir
31 Desember 1999 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan
konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2000.
Sebelum
Sesudah
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Rp '000'000
Rp '000'000
Selisih perubahan ekuitas anak perusahaan
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
269.452
266.475
2.977
Reklasifikasi tersebut dilakukan agar lebih mencerminkan sifat dari transaksi tersebut.
b. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Induk Perusahaan
Manajemen memutuskan untuk menyajikan kembali laporan keuangan Induk Perusahaan
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 dimana nilai penyertaan pada Bank
International Ningbo dan BII Finance Co. Limited (Hong Kong) yang disajikan dengan metode
ekuitas, disesuaikan dengan perubahan ekuitas kedua anak perusahaan tersebut yang
timbul dari selisih penjabaran laporan keuangan. Akun-akun yang disajikan kembali adalah
sebagai berikut :
Induk Perusahaan
Sebelum
Sesudah
Penyajian
Penyajian
kembali
kembali
Rp '000'000
Rp '000'000
Investasi dalam bentuk saham
Jumlah aktiva
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
Jumlah Ekuitas
458.396
36.681.684
1.669.261
724.871
36.948.159
266.475
1.935.736
46. INFORMASI LAINNYA
a. Peraturan Baru
Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan No. Kep-150/Men/2000 tentang “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan
Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di
Perusahaan”. Keputusan ini mewajibkan Perusahaan untuk membayar uang pesangon, uang
penghargaan dan/atau ganti rugi apabila karyawan mencapai usia pensiun, terjadi pemutusan
hubungan kerja (PHK) oleh Perusahaan (PHK Masal) maupun pengunduran diri karyawan.
Manajemen berkeyakinan bahwa dengan adanya dana pensiun yang telah didirikan oleh
Perusahaan dan tidak terdapatnya karyawan yang akan mengundurkan diri secara masal
dalam waktu dekat, maka peraturan tersebut tidak mempengaruhi posisi keuangan dan
kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan secara signifikan pada saat ini.
b. Standar Akuntansi Keuangan Baru
- 70 -
P.T. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN INFORMASI KONSOLIDASI INDUK PERUSAHAAN
31 DESEMBER 2000 DAN 1999 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Pernyataan No. 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif
dan Aktivitas Lindung Nilai” serta revisi Pernyataan No. 31 “Akuntansi Perbankan” yang akan
berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2001.
Manajemen saat ini sedang mengevaluasi standar tersebut dan pengaruhnya terhadap
laporan keuangan Perusahaan.
********
- 71 -
Download