PT INDOSAT Tbk.

advertisement
Tanggal Efektif Masa Penawaran Umum Tanggal Penjatahan :
:
:
19 Juni 2012
21 – 22 Juni 2012
25 Juni 2012
JADWAL
Tanggal Distribusi Obligasi dan Sukuk Ijarah secara Elektronik Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia :
:
27 Juni 2012
28 Juni 2012
BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN
KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT
ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT INDOSAT Tbk. (“EMITEN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH BERTANGGUNG JAWAB
SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM
DALAM PROSPEKTUS INI.
PT INDOSAT Tbk.
Kegiatan Usaha:
Penyelenggara Jaringan dan/atau Jasa Telekomunikasi
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Alamat Kantor Pusat: Kantor-kantor Regional:
Jl. Medan Merdeka Barat 21 Jakarta 10110, Indonesia
Regional Jabotabek & Jawa Barat, Regional Sumatera,
Telepon: (021) 30442615; Faksimili: (021) 30003757
Regional Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara dan
Website: www.indosat.com
Regional Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua
PENAWARAN UMUM
OBLIGASI INDOSAT VIII TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP DENGAN JUMLAH POKOK SEBESAR RP2.700.000.000.000
(DUA TRILIUN TUJUH RATUS MILIAR RUPIAH) (”OBLIGASI”) DAN
SUKUK IJARAH INDOSAT V TAHUN 2012 DENGAN SISA IMBALAN IJARAH SEBESAR RP300.000.000.000
(TIGA RATUS MILIAR RUPIAH) (”SUKUK IJARAH”)
Obligasi ini terdiri dari 2 (dua) seri, yaitu Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B yang masing-masing ditawarkan sebesar 100% (seratus persen) dari
jumlah Pokok Obligasi. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (”KSEI”), dengan syarat-syarat dan ketentuan Obligasi antara lain sebagai berikut:
Seri A : Sebesar Rp1.200.000.000.000 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah) berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar
8,625% (delapan koma enam dua lima persen) per tahun
Seri B : Sebesar Rp1.500.000.000.000 (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan tingkat bunga tetap
sebesar 8,875% (delapan koma delapan tujuh lima persen) per tahun
Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Bunga Obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 27
September 2012 sedangkan Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi akan dibayarkan pada tanggal 27 Juni 2019 untuk Obligasi Seri
A dan tanggal 27 Juni 2022 untuk Obligasi Seri B.
Sukuk Ijarah ini ditawarkan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat
Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (”KSEI”), dengan jumlah penawaran sebesar Rp300.000.000.000
(tiga ratus miliar Rupiah) berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp25.875.000.000 (dua puluh lima miliar delapan
ratus tujuh puluh lima juta Rupiah) per tahun. Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Cicilan Imbalan
Ijarah pertama akan dibayarkan pada tanggal 27 September 2012 sedangkan Cicilan Imbalan Ijarah terakhir sekaligus jatuh tempo Sukuk Ijarah akan
dibayarkan pada tanggal 27 Juni 2019.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH INI TIDAK DIJAMIN DENGAN AGUNAN KHUSUS BERUPA BENDA ATAU PENDAPATAN ATAU AKTIVA LAIN
MILIK EMITEN DALAM BENTUK APAPUN SERTA TIDAK DIJAMIN OLEH PIHAK LAIN MANAPUN. SELURUH KEKAYAAN EMITEN, BAIK
BERUPA BARANG BERGERAK MAUPUN BARANG TIDAK BERGERAK, BAIK YANG TELAH ADA MAUPUN YANG AKAN ADA DI KEMUDIAN
HARI, KECUALI AKTIVA EMITEN YANG DIJAMINKAN SECARA KHUSUS KEPADA PARA KREDITURNYA, MENJADI JAMINAN ATAS SEMUA
HUTANG EMITEN KEPADA SEMUA KREDITURNYA YANG TIDAK DIJAMIN SECARA KHUSUS ATAU TANPA HAK ISTIMEWA TERMASUK
OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH INI SECARA PARI PASSU BERDASARKAN PERJANJIAN PERWALIAMANATAN, SESUAI DENGAN PASAL
1131 DAN 1132 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.
SETELAH SATU TAHUN SEJAK TANGGAL PENJATAHAN, EMITEN DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) ATAS OBLIGASI DAN/ATAU SUKUK IJARAH YANG BELUM JATUH TEMPO, BAIK SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN DENGAN HARGA PASAR. DALAM
HAL EMITEN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI DAN/ATAU SUKUK IJARAH,
MAKA EMITEN MEMPUNYAI HAK UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) TERSEBUT SEBAGAI PELUNASAN ATAU
SEBAGAI OBLIGASI DAN/ATAU SUKUK IJARAH YANG DIBELI KEMBALI UNTUK DISIMPAN DAN YANG DIKEMUDIAN HARI DAPAT DIJUAL KEMBALI DAN/ATAU UNTUK DIBERLAKUKAN SEBAGAI PELUNASAN. PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI DAN / ATAU SUKUK IJARAH
BARU DAPAT DILAKUKAN SETELAH PENGUMUMAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH. PENGUMUMAN
TERSEBUT WAJIB DILAKUKAN PALING SEDIKIT MELALUI 1 (SATU) SURAT KABAR HARIAN BERBAHASA INDONESIA YANG BERPEREDARAN NASIONAL PALING LAMBAT 2 (DUA) HARI SEBELUM TANGGAL PENAWARAN UNTUK PEMBELIAN KEMBALI DIMULAI.
RISIKO USAHA UTAMA YANG MUNGKIN DIHADAPI OLEH EMITEN ADALAH PERSAINGAN DARI PARA PEMAIN LAMA DAN PARA PEMAIN
BARU DALAM INDUSTRI DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF BAGI BISNIS JASA SELULAR EMITEN. RISIKO USAHA EMITEN SELENGKAPNYA DAPAT DILIHAT DALAM BAB VI PADA PROSPEKTUS.
RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI DAN
SUKUK IJARAH YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG, SELAIN ITU TIDAK TERTUTUP KEMUNGKINAN EMITEN
MELAKUKAN BUY BACK DI PASAR TERBUKA SETELAH SATU TAHUN SEJAK TANGGAL PENJATAHAN.
EMITEN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH YANG DIDAFTARKAN ATAS NAMA PT KUSTODIAN
SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”). OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK MELALUI
KSEI DAN AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI.
Dalam rangka penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah ini, Emiten telah memperoleh hasil pemeringkatan atas efek hutang jangka panjang
(Obligasi dan Sukuk Ijarah) dari
PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”):
AA+
AA+(sy)
id
id
(Double A Plus)
(Double A Plus Syariah)
Untuk keterangan lebih lanjut tentang hasil pemeringkatan tersebut dapat dilihat pada Bab XIX di Prospektus
Obligasi dan Sukuk Ijarah ini Dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah serta para Penjamin Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah yang namanya tercantum di
bawah ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full comittment) terhadap Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Ijarah Emiten.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH
PT Danareksa
Sekuritas (Terafiliasi)
PT DBS Vickers Securities
Indonesia
PT HSBC Securities
Indonesia
PT Mandiri Sekuritas
(Terafiliasi)
PENJAMIN EMISI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH
PT Victoria Securities Indonesia
WALI AMANAT DAN WALI AMANAT SUKUK IJARAH
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (Terafiliasi)
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2012
PT Standard Chartered
Securities Indonesia
Emiten telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum
“Obligasi Indosat VIII Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan jumlah pokok sebesar
Rp2.700.000.000.000 (dua triliun tujuh ratus miliar Rupiah) dan “Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012”
dengan sisa imbalan ijarah sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) kepada Bapepam dan
LK di Jakarta dengan surat No. 096/E00-E0BD/FIN/12 tanggal 13 April 2012 sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar
Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608 (“UUPM”) dan
peraturan-peraturan pelaksanaannya.
Emiten merencanakan untuk mencatatkan Obligasi dan Sukuk Ijarah pada Bursa Efek Indonesia, sesuai
dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek No. SP-014/BEI.PPS/03-2012 tanggal 3 April 2012
sebagaimana diubah dengan Addendum I Perjanjian Pencatatan Pendahuluan Efek No. Ad-SP-011/
BEI.PPS/06-2012 tanggal 12 Juni 2012 yang dibuat oleh dan antara Emiten dengan PT Bursa Efek
Indonesia. Apabila syarat-syarat pencatatan di Bursa Efek Indonesia tidak terpenuhi, maka Penawaran
Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan pembelian Obligasi dan Sukuk Ijarah yang telah diterima
akan dikembalikan kepada para pemesan Obligasi dan Sukuk Ijarah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah yang
sebagian dicantumkan pada Bab XXI dalam Prospektus ini tentang Persyaratan Pemesanan Pembelian
Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk
Ijarah ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data, pendapat dan laporan yang
disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan
standar profesinya masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap Pihak Terafiliasi dilarang memberikan keterangan
dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini
tanpa persetujuan tertulis dari Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah dan Penjamin Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah
serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal lainnya dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi
dengan Emiten baik secara langsung maupun secara tidak langsung sesuai dengan definisi Pihak
Terafiliasi dalam UUPM, kecuali PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas serta PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Selanjutnya penjelasan mengenai hubungan afiliasi dapat dilihat pada
pada Bab XIV tentang Penjaminan Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah dan Bab XV tentang Lembaga dan
Profesi Penunjang Dalam Rangka Penawaran Umum.
PENAWARAN UMUM “OBLIGASI INDOSAT VIII TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA
TETAP DAN SUKUK IJARAH INDOSAT V TAHUN 2012” INI TIDAK DIDAFTARKAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU
DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN
SEBAGAI PENAWARAN UNTUK MEMBELI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH INI, KECUALI
BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH TERSEBUT TIDAK
BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU
DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR REPUBLIK INDONESIA TERSEBUT.
EMITEN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH
PUBLIK DAN TIDAK ADA LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK
MENYESATKAN PUBLIK.
EMITEN MENYATAKAN BAHWA KEGIATAN USAHA YANG MENDASARI PENERBITAN SUKUK
IJARAH TIDAK BERTENTANGAN DENGAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH SERTA MENJAMIN
BAHWA SELAMA PERIODE SUKUK IJARAH KEGIATAN USAHA YANG MENDASARI
PENERBITAN SUKUK IJARAH TIDAK AKAN BERTENTANGAN DENGAN PRINSIP-PRINSIP
SYARIAH SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM ANGKA 1 HURUF B PERATURAN BAPEPAM
DAN LK NO. IX.A.13 TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. i
DEFINISI DAN SINGKATAN...................................................................................................................iii
RINGKASAN....................................................................................................................................... xxiii
I.
PENAWARAN UMUM................................................................................................................... 1
II.
OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH YANG TELAH DITERBITKAN EMITEN................................. 14
III.
PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAN
SUKUK IJARAH.......................................................................................................................... 19
IV.
PERNYATAAN HUTANG............................................................................................................. 21
V.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN............................................................... 38
VI.
RISIKO USAHA........................................................................................................................... 64
VII.
KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN............................................................................................................................. 81
VIII. KETERANGAN TENTANG EMITEN........................................................................................... 82
A. Riwayat Singkat Emiten....................................................................................................... 82
B. Perkembangan Kepemilikan Saham Emiten........................................................................ 88
C. Pengurusan dan Pengawasan............................................................................................. 88
D. Sumber Daya Manusia......................................................................................................... 98
E. Keterangan Ringkas Tentang Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum..................... 103
F. Keterangan Ringkas Tentang Entitas Anak Yang Dimiliki Langsung.................................. 104
G. Keterangan Ringkas Tentang Entitas Anak Yang Tidak Dimiliki Langsung........................ 121
H. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan antara Emiten dengan Pemegang Saham
dan Entitas anak yang dimiliki langsung dan tidak langsung............................................. 128
I.
Keterangan Mengenai Kelompok Usaha Emiten............................................................... 129
J. Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga........................................................................... 131
K. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi............................................................................ 134
L. Perkara yang Dihadapi Emiten, Entitas Anak, Direksi, dan Dewan Komisaris.................. 135
M. Asuransi............................................................................................................................. 135
IX.
KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA EMITEN.......................................................................... 137
A. Umum................................................................................................................................. 137
B. Kegiatan Usaha.................................................................................................................. 141
C. Fasilitas dan Infrastruktur................................................................................................... 160
D. Prospek Usaha................................................................................................................... 165
E. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)............................................................................... 167
F. Tata Kelola Perusahaan..................................................................................................... 171
G. Tanggung Jawab Sosial..................................................................................................... 172
i
X.
INDUSTRI TELEKOMUNIKASI................................................................................................. 175
A. Tinjauan Umum.................................................................................................................. 175
B. Regulasi............................................................................................................................. 179
XI.
IKHTISAR DATA KEUANGAN KONSOLIDASIAN PENTING................................................... 186
XII.
EKUITAS................................................................................................................................... 190
XIII. PERPAJAKAN........................................................................................................................... 191
XIV. PENJAMINAN EMISI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH........................................................... 192
XV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM............... 194
XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM.............................................................................................. 197
XVII. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN EMITEN BESERTA LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN........................................................................................................................... 229
XVIII. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH.................................................. 385
XIX. KETERANGAN TENTANG PEMERINGKATAN OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH.................. 414
XX. ANGGARAN DASAR EMITEN.................................................................................................. 417
XXI. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH..................... 444
XXII. KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT.............................................................................. 448
XXIII. AGEN PEMBAYARAN............................................................................................................... 456
XXIV.PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN
OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH.............................................................................................. 457
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN
3G (3rd Generation)
: Generasi ketiga dari standar telekomunikasi bergerak, termasuk
Wideband Code Division Multiple Access/Universal Mobile
Telecommunication System (WCDMA/UMTS)
3.5G
: Sebuah protokol telekomunikasi bergerak yang memberikan jalur
evolusi untuk jaringan 3G dan dapat memberikan kapasitas data
yang lebih besar, yaitu sampai dengan 14,4 Mbps dari jaringan ke
arah perangkat pelanggan.
Acasia
: Acasia Communication Sdn. Bhd.
ACPL
: Asean Cableship Pte., Ltd.
Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Penjaminan Emisi
Penjaminan Emisi Obligasi Obligasi yang dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan Penjamin
Emisi Obligasi, sebagaimana dimuat dalam Addendum I Perjanjian
Penjaminan Emisi Obligasi No. 50 tanggal 13 Juni 2012, yang
syarat dan ketentuannya harus disetujui bersama oleh yang dibuat
di hadapan Ny. Purbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta
Emiten dan Penjamin Emisi Obligasi termasuk Penjamin Pelaksana
Emisi Obligasi.
Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Penjaminan Emisi
Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah yang dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan
Sukuk Ijarah Penjamin Emisi Sukuk Ijarah, sebagaimana dimuat dalam Addendum
I Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah No. 53 tanggal 13 Juni
2012, yang dibuat dihadapan Ny Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.,
Notaris di Jakarta yang syarat dan ketentuannya harus disetujui
bersama oleh Emiten dan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah termasuk
Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah.
Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Perwaliamanatan
Perwaliamanatan yang dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan Wali
Amanat sebagaimana dimuat dalam Addendum I Perjanjian
Perwaliamanatan Obligasi No. 35 tanggal 14 Mei 2012 dan
Addendum II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi No. 48
tanggal 13 Juni 2012, yang keduanya dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, Notaris di Jakarta.
Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Perwaliamanatan
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Sukuk Ijarah yang dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan
Wali Amanat Sukuk Ijarah sebagaimana dimuat dalam Addendum
I Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah No. 36 tanggal 14 Mei
2012 dan Addendum II Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah
No. 52 tanggal 13 Juni 2012, yang keduanya dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, Notaris di Jakarta.
Agen Pembayaran
: KSEI, yang ditunjuk berdasarkan perjanjian tertulis oleh Emiten,
yang berkewajiban membantu melaksanakan pembayaran Bunga
Obligasi dan pelunasan Pokok Obligasi, serta denda (jika ada),
Cicilan Imbalan Ijarah, Sisa Imbalan Ijarah, dan Kompensasi
Kerugian Akibat Keterlambatan (jika ada) kepada Pemegang
Obligasi dan Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening untuk dan
atas nama Emiten setelah Agen Pembayaran menerima dana
tersebut dari Emiten, dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran.
iii
Agen Penjualan
: Pihak yang menjual Obligasi dan Sukuk Ijarah dalam suatu
Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Ijarah, tanpa kewajiban
untuk membeli Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Agunan Dan Jaminan Yang : a. Agunan dan jaminan Emiten atau Anak Perusahaan yang telah
Diperkenankan ada dan/atau yang sedang dalam proses pemberian jaminannya
pada saat ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan,
dengan ketentuan bahwa apabila aktiva yang dijadikan obyek
agunan dan jaminan tersebut telah dilepaskan sebagai jaminan,
maka aktiva tersebut dapat diikat lagi sebagai agunan dan
jaminan untuk kepentingan pihak selain dari Pemegang Obligasi
dan Pemegang Sukuk Ijarah;
b. Agunan dan jaminan dari pihak yang melakukan penggabungan
ke dalam Emiten atau Anak Perusahaan, atau dari pihak yang
menjadi Anak Perusahaan Emiten, dengan ketentuan bahwa
agunan dan jaminan tersebut telah ada sebelum pihak tersebut
melakukan penggabungan atau menjadi Anak Perusahaan
Emiten, serta apabila aktiva yang dijadikan obyek agunan dan
jaminan tersebut telah dilepaskan sebagai jaminan, satu dan lain
hal sebagai akibat penggabungan antara Emiten dengan Anak
Perusahaan, maka aktiva tersebut dapat diikat lagi menjadi
agunan dan jaminan untuk kepentingan pihak selain dari
Pemegang Obligasi dan Pemegang Sukuk Ijarah;
c. Agunan dan jaminan yang diberikan untuk proses tender atau
deposit, atau untuk menjamin pembayaran pajak, bea masuk,
atau sewa;
d. Agunan dan jaminan yang diberikan untuk menjamin kewajibankewajiban tertentu sehubungan dengan hutang dagang Emiten
atau Anak Perusahaan yang lazim dilakukan dalam usahanya
masing-masing sehari-hari;
e. Agunan dan jaminan sehubungan dengan pencadangan pajak
yang terhutang;
f.Agunan dan jaminan untuk pembiayaan perolehan aktiva
melalui kredit pada umumnya, kredit ekspor atau supplier,
maupun pembiayaan vendor atau sewa guna usaha, dimana
aktiva tersebut akan menjadi obyek agunan dan jaminan untuk
pembiayaan tersebut dan dalam hal masih dibutuhkan tambahan
agunan dan jaminan dalam rangka pembiayaan tersebut,
maka pemberian agunan dan jaminan tambahan tersebut
diperkenankan sepanjang agunan dan jaminan tambahan
tersebut diberikan dalam nilai yang wajar sesuai dengan praktek
umum perbankan;
g. Agunan dan jaminan yang timbul karena keputusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau yang telah
dilaksanakan oleh aparat hukum yang berwenang;
h. Agunan dan jaminan yang diberikan dalam rangka pembiayaan
pelaksanaan proyek kerjasama Emiten atau Anak Perusahaan
dengan pihak lain di mana pembiayaan atas proyek tersebut
diberikan oleh pihak lain (termasuk pihak dengan siapa Emiten
atau Anak Perusahaan bekerja sama);
i. Agunan dan jaminan atas aset lainnya dari Emiten yang timbul
dari pembangunan atau ekspansi usaha Emiten yang nilainya
tidak akan melebihi 10% (sepuluh persen) dari total aset Emiten
sebagaimana ternyata dalam laporan keuangan Emiten terakhir
yang telah diaudit;
j. Agunan dan jaminan yang terkait dengan Penjualan Aset yang
Diperkenankan.
iv
Airtime
: Lamanya waktu pemakaian frekuensi atau lamanya waktu
berhubungan melalui frekuensi radio.
Akad Ijarah
: Suatu akad yang ditandatangani pada tanggal 13 April 2012
sebagaimana diubah dan dinyatakan kembali dengan addendum
dan pernyataan kembali Akad Ijarah tanggal 13 Juni 2012 antara
Emiten dengan Wali Amanat Sukuk Ijarah sehubungan dengan
pengalihan Obyek Ijarah, berikut perubahan-perubahan dan
penambahan-penambahan atasnya.
Anak Perusahaan
: Perusahaan-perusahaan yang: (a) pemilikan atas saham-sahamnya
baik secara langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh Emiten
dalam jumlah setidaknya 50% (lima puluh persen) dari total saham
yang dikeluarkan dalam perusahaan yang bersangkutan; dan (b)
yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Emiten sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
APCN:
Asia-Pacific Cable Network yaitu Sistem Komunikasi Kabel Laut
yang digunakan sebagai sirkit internasional ke Asia Pasifik.
ARPU:
Average Revenue Per User, suatu evaluasi statistik untuk mengukur
basis pelanggan operator selular, yang dihitung dengan membagi
pendapatan recurring dari jasa selular pra bayar dan pasca bayar
(biaya penggunaan, jasa nilai tambah, pendapatan interkoneksi
dan biaya langganan bulanan), tidak termasuk pendapatan nonrecurring seperti biaya aktivasi dan lelang khusus nomor telepon,
untuk periode yang relevan dengan jumlah rata-rata pelanggan pra
bayar dan pasca bayar.
ARPM
: Pendapatan rata-rata bulanan per menit (dalam Rupiah), yang
dihitung dengan membagi pendapatan bulanan dari jasa selular
prabayar dan pasca bayar, tidak termasuk pendapatan nonrecurring
seperti biaya aktivasi dan lelang khusus nomor telepon, untuk
periode relevan, dengan jumlah menit (yang sudah tertagih dan
belum tertagih) dari panggilan keluar penggunaan selular pra bayar
dan pasca bayar oleh pelanggan untuk periode tertentu.
Artajasa
: PT Artajasa Pembayaran Elektronis.
Aset Infrastruktur Aktif
: Berarti fiber, peralatan transmisi dan jaringan akses radio.
ATH
: Asean Telecom Holdings Sdn Bhd.
ATM:
Asynchronous Transfer Mode, yaitu standar protokol packetswitching protocol untuk mengirim dan menerima data melalui cell
relay uniform (53-byte cells), dimana informasi untuk beberapa jenis
layanan, seperti suara, video atau data disampaikan di dalam cells
yang kecil dan berukuran tetap.
Backbone
: Tingkat tertinggi dalam hirarki jaringan dan dirancang untuk
menyalurkan trafik yang sangat besar. Backbone dapat berupa
switched (sistem switching) (menggunakan ATM, frame relay atau
keduanya) atau routed (hanya menggunakan routers dan tidak ada
switches). Link transmisi antara nodes atau fasilitas switching dapat
berupa jaringan gelombang mikro, kabel laut, satelit, serat optik
atau teknologi transmisi lainnya.
v
Bagian Penjaminan
: Bagian penjaminan dari masing-masing Penjamin Emisi Obligasi dan
Sukuk Ijarah dalam Penawaran Umum ini, yang telah mengikatkan
diri dengan kesanggupan penuh (full commitment) untuk membeli
sisa Obligasi dan Sukuk Ijarah yang tidak habis terjual kepada
Masyarakat pada tanggal penutupan Masa Penawaran Umum.
Bandwidth
: Kapasitas saluran komunikasi.
Bapepam
: Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat 1 UUPM atau para pengganti dan penerima hak dan
kewajibannya.
Bapepam dan LK
:Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
bps:
bits per second.
BRTI
: Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia.
BSC:
Base Station Controller, suatu perangkat yang berfungsi untuk
mengontrol BTS 2G dan konsentrator trafik dari semua BTS yang
ditangani oleh satu BSC ke Mobile Switching Center (MSC) untuk
suara dan GPRS support node (SGSN) untuk data.
BSS
: Bagian dari jaringan selular yang digunakan untuk menyalurkan
trafik dan signaling antara telepon genggam dan sub-system
jaringan switching.
BTEL
: PT Bakrie Telecom Tbk.
BTS:
Base Transceiver Station, suatu mobile phone base station yang
terdiri dari pemancar radio dan unit penerima yang digunakan untuk
menyalurkan dan menerima suara dan data ke dan dari telepon
bergerak di suatu sel area tertentu.
BUMN
: Badan Usaha Milik Negara.
Bunga Obligasi
: Jumlah bunga Obligasi yang harus dibayar oleh Emiten kepada
Pemegang Obligasi, sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Perjanjian
Perwaliamanatan.
Bursa Efek
: Bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4
UUPM, dalam hal ini yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek
Indonesia, berkedudukan di Jakarta, atau bursa lain yang akan
ditentukan kemudian, di mana Obligasi ini dicatatkan.
BWA:
Broadband Wireless Access 2,3 GHz.
Calling Card
: Kartu/nomor selular yang hanya digunakan untuk satu kali pakai
(sampai pulsa perdananya menjadi nol / tidak mencukupi untuk
digunakan lagi) sejak digunakan untuk pertama kalinya dan tidak
pernah dilakukan pengisian kembali.
vi
CDMA:
Code Division Multiple Access, suatu teknologi transmisi dimana
setiap transmisi dikirimkan ke beberapa frekuensi dan suatu kode
tertentu diberikan untuk setiap pengiriman data atau suara, yang
dapat membuat beberapa pengguna menggunakan spektrum
frekuensi yang sama.
churn rate
: Deaktivasi (pemberhentian) pelanggan untuk suatu periode
tertentu, yang dihitung dengan membagi jumlah deaktivasi baik
secara sukarela maupun tidak sukarela selama suatu periode
tertentu dengan jumlah rata-rata pelanggan pada periode yang
sama. Jumlah rata-rata pelanggan selular adalah jumlah dari total
pelanggan selular aktif pada awal dan akhir bulan dibagi dua.
Cicilan Imbalan Ijarah
: Bagian dari Imbalan Ijarah yang wajib dibayar oleh Emiten kepada
Pemegang Sukuk Ijarah sebagai imbalan atas manfaat yang
diterima oleh Emiten atas dasar Akad Ijarah, yang pembayarannya
akan dilakukan pada setiap Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan
Ijarah berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah.
Daftar Pemegang Rekening
: Daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan
tentang kepemilikan Obligasi dan/atau Sukuk Ijarah oleh seluruh
Pemegang Obligasi atau Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang
Rekening di KSEI yang memuat keterangan antara lain: nama,
jumlah kepemilikan Obligasi dan/atau Sukuk Ijarah, status pajak
dan kewarganegaraan Pemegang Rekening dan/atau Pemegang
Obligasi dan/atau Pemegang Sukuk Ijarah berdasarkan data yang
diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.
DJPT
: Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
DPI
: Daftar Penawaran Interkoneksi.
EBITDA
: Untuk setiap periode adalah jumlah laba usaha (yang dihitung
sebelum beban pendanaan (finance cost), pajak, pendapatan atau
biaya yang berasal dari kegiatan non operasional dan biaya-biaya
luar biasa lainnya) ditambah depresiasi dan amortisasi, serta untuk
keperluan penghitungan rasio total Pinjaman Bersih terhadap
EBITDA, EBITDA juga memperhitungkan hasil proforma dari adanya
akuisisi atau pengalihan material atas aset atau usaha seolah-olah
akuisisi atau pengalihan tersebut terjadi pada hari pertama periode
tersebut.
Efek
: Surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek dan setiap
derivatif dari Efek.
Efek Syariah
: Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan
pelaksanaannya yang akad, cara dan kegiatan usaha yang menjadi
landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal.
vii
Efektif
: Terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan
Pendaftaran yang ditetapkan dalam Pasal 74 UUPM juncto ketentuan
Peraturan nomor IX.A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK nomor Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 yaitu:
a.Atas dasar lewatnya waktu yaitu: 45 (empat puluh lima) hari
sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam dan
LK secara lengkap; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal
perubahan terakhir atas Pernyataan Pendaftaran yang diajukan
Emiten atau yang diminta Bapepam dan LK dipenuhi; atau
b. Atas dasar penyataan efektif dari Bapepam dan LK bahwa tidak
ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut
yang diperlukan
Ekuitas
: Jumlah aset dikurangi jumlah kewajiban, dimana jumlah kewajiban
tidak termasuk seluruh pinjaman anggota Grup kepada pemegang
saham Emiten (baik langsung maupun tidak langsung) yang
mempunyai kedudukan subordinasi terhadap Pinjaman.
Emisi
: Penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah oleh Emiten untuk ditawarkan
dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum.
Emiten
: PT Indosat Tbk.
Fiber Optic atau serat optik
: Media transmisi yang dibangun dari bahan gelas yang sangat
murni dan konsisten dimana sinyal digital ditransmisikan sebagai
kecepatan cahaya. Kabel serat optik mempunyai kapasitas transmisi
yang lebih besar dengan tingkat gangguan sinyal yang lebih rendah
dibandingkan dengan kabel tembaga yang biasa digunakan.
FM
: PT First Media Tbk.
Frame Net atau Frame Relay : Bentuk sistem packet switching yang memecah data menjadi paket
data kecil yang dikenal dengan nama “frame”, yang dilengkapi
dengan alat deteksi kesalahan dan pengecekan atas perbaikan
yang lebih baik daripada bentuk packet switching yang biasa.
FWA
: Fixed Wireless Access service, pelayanan telekomunikasi bergerak
terbatas yang terhubung dengan suatu kode area.
Gateway
: Gerbang masuk/keluar pada jaringan komunikasi yang melayani
sambungan internasional.
GPRS:
General Packet Radio Services, suatu standar komunikasi selular
yang mendukung kapasitas bandwidth yang besar, terutama untuk
pengiriman dan penerimaan data, termasuk e-mail dan aplikasi
bandwidth tinggi lainnya.
Grup
: Emiten dan Entitas Anak.
GSM:
Global System for Mobile Communications, suatu sistem
telekomunikasi selular digital yang distandarisasi oleh European
Telecommunications Standards Institute yang didasarkan pada
rancangan transmisi digital dan jaringan selular dengan daya jelajah
di seluruh Eropa, Jepang dan berbagai negara lainnya.
Hari Bank
: Setiap hari di mana bank-bank di Jakarta buka untuk menjalankan
kegiatan operasi bank secara penuh dan Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
viii
Hari Bursa
: Hari di mana Bursa Efek menyelenggarakan kegiatan bursa efek,
yaitu hari Senin sampai dengan Jum’at, kecuali hari libur nasional
atau hari libur lainnya sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah,
atau hari yang dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek.
Hari Kalender
: Tiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender gregorius
tanpa kecuali.
Hari Kerja
: Hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional,
atau hari libur lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.
HSDPA:
High-Speed Downlink Packet Access, suatu layanan paket data
atau protocol di 3G (WCDMA/UMTS) standar untuk transmisi data
downlink dengan kecepatan sampai dengan 14,4 Mbps.
IAPI
: Institut Akuntan Publik Indonesia.
ICL
: Indonesia Communications Limited.
ICLS
: Indonesia Communications Pte., Ltd.. Pada tanggal 11 September
2009 ICLS telah mengubah nama menjadi Qatar Telecom (Qtel
Asia) Pte., Ltd. (“Qtel Asia”).
IFB
: Indosat Finance Company B.V.
IIFB
: Indosat International Finance Company B.V.
Imbalan Ijarah
: Jumlah keseluruhan dana yang wajib dibayarkan oleh Emiten kepada
Pemegang Sukuk Ijarah sehubungan dengan Emisi berdasarkan
Dokumen Emisi, yang berupa Cicilan Imbalan Ijarah, Sisa Imbalan
Ijarah dan Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan (jika ada)
yang harus dibayar oleh Emiten selama berlakunya Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
IMBV
: Indosat Mentari Company B.V
IM2 : PT Indosat Mega Media.
IM3
: PT Indosat Multimedia Mobile.
Investasi Keuangan
: (a)investasi dalam obligasi Pemerintah AS dan obligasi Pemerintah
Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 365 hari sejak tanggal
perolehan, dengan ketentuan bahwa jumlah investasi di obligasi
Pemerintah Indonesia pada suatu waktu yang sedang berjalan,
bersama-sama dengan jumlah investasi di Sertifikat Bank
Indonesia (“SBI”) yang dibuat berdasarkan ayat (c) di bawah,
tidak akan melebihi jumlah keseluruhan sebesar US$50 juta
(atau dengan nilai dalam mata uang lain yang setara dengannya);
(b)investasi dalam deposito berjangka, sertifikat deposito dan
deposito pasar uang yang jatuh tempo dalam waktu 90 hari
sejak tanggal perolehan yang diterbitkan bank atau perusahaan
perwalian berdasarkan hukum Amerika Serikat atau negara
bagiannya, Australia, Belgia, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman,
Hong Kong, Belanda, Selandia Baru, Qatar atau Singapura
yang memiliki modal, surplus dan keuntungan yang belum
terbagi dengan jumlah melebihi US$500 juta dan yang memiliki
hutang jangka panjang dengan rating “A-3” atau “A-” atau lebih
ix
tinggi menurut Moody’s atau S&P (atau peringkat yang setara
oleh setidaknya satu lembaga pemeringkat yang diakui secara
luas di Indonesia baik lembaga pemeringkat nasional maupun
internasional.
(c)SBI yang jatuh tempo dalam waktu 365 hari sejak perolehan;
dengan ketentuan bahwa jumlah investasi dalam SBI pada suatu
waktu yang masih berjalan, bersama dengan jumlah investasi di
obligasi Pemerintah Indonesia yang dibuat berdasarkan ayat (a)
di atas, tidak melebihi jumlah keseluruhan sebesar US$50 juta
(atau dengan nilai dalam mata uang lain yang setara dengannya);
(d)kewajiban pembelian kembali dengan jangka waktu tidak lebih
dari 30 hari untuk efek yang mendasari dari tipe-tipe yang
dideskripsikan dalam ayat (a) yang ditandatangani dengan: (i)
bank yang memenuhi kualifikasi yang dijelaskan dalam ayat (b)
di atas, atau (ii) pedagang efek primer pemerintah yang melapor
kepada Market Reports Division, Federal Reserve Bank of New
York;
(e)investasi dalam surat berharga yang jatuh tempo tidak lebih
dari 90 hari setelah tanggal perolehan, yang diterbitkan oleh
suatu korporasi (selain afiliasi dari Emiten) yang diterbitkan
dan diatur berdasarkan hukum Amerika Serikat yang pada
saat investasi dilaksanakan memiliki peringkat “P-1” (atau lebih
tinggi) menurut Moody’s atau “A-1” (atau lebih tinggi) menurut
S&P (atau peringkat yang setara oleh setidaknya satu lembaga
pemeringkat yang diakui secara luas di Indonesia, baik lembaga
pemeringkat lokal maupun internasional);
(f)investasi dalam efek hutang yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan (selain afiliasi dari Emiten) yang diterbitkan dan
diatur berdasarkan hukum Republik Indonesia yang pada saat
investasi dilaksanakan memiliki peringkat “B3” (atau lebih tinggi)
menurut Moody’s atau “B-” (atau lebih tinggi) menurut S&P (atau
peringkat yang setara oleh setidaknya satu lembaga pemeringkat
yang diakui secara luas di Indonesia, baik lembaga pemeringkat
lokal maupun internasional), dengan ketentuan bahwa investasi
pada suatu waktu yang masih berjalan tidak melebihi US$10
juta;
(g)obligasi langsung (atau sertifikat yang mewakili kepemilikan
kepentingan dalam obligasi tersebut) dari setiap negara bagian
Amerika Serikat (termasuk setiap agensi atau badan) untuk
pembayarannya dimana dengan itikad penuh dan kredit atas
negara bagian tersebut dijaminkan dan tidak dapat ditebus dan
ditarik kembali pada opsi penerbit; dengan ketentuan bahwa
(i) hutang jangka panjang negara bagian tersebut diberi peringkat
“A-3” atau “A-” atau lebih tinggi menurut Moody’s atau S&P (atau
peringkat yang setara oleh setidaknya satu lembaga pemeringkat
yang diakui secara luas di Indonesia, baik lembaga pemeringkat
lokal maupun internasional), dan (ii) obligasi tersebut jatuh tempo
dalam waktu 180 hari sejak tanggal perolehan tersebut;
(h)investasi dalam efek hutang yang jatuh tempo tidak lebih dari
365 hari setelah tanggal perolehan yang diterbitkan suatu
perusahaan (selain afiliasi dari Emiten), yang pembayaran
pokoknya dijamin oleh bank atau perusahaan perwalian
yang memenuhi persyaratan yang dideskripsikan dalam ayat
(b) definisi ini; dengan ketentuan bahwa jumlah investasi dari
suatu waktu yang masih berjalan tidak melebihi US$10 juta;
x
(i) investasi dalam reksadana pasar uang yang pada saat investasi
dilaksanakan memiliki peringkat “Aa2” (atau lebih tinggi)
menurut Moody’s atau peringkat “AA” (atau lebih tinggi) menurut
S&P (atau peringkat yang setara oleh setidaknya satu lembaga
pemeringkat yang diakui secara luas di Indonesia, baik lembaga
pemeringkat lokal maupun internasional); dan
(j) investasi pada tipe yang dideskripsikan pada ayat (b) dan (c) di
atas yang diterbitkan oleh atau dibuat dengan setiap bank yang
didirikan atau diberi izin untuk beroperasi berdasarkan hukum
Republik Indonesia yang hutang jangka panjangnya diberi
peringkat “A” atau lebih tinggi menurut setidaknya satu lembaga
pemeringkat yang diakui secara luas di Indonesia, baik lembaga
pemeringkat lokal maupun internasional dan yang memiliki modal
dan surplus lebih dari US$200 juta; dengan ketentuan investasi
tidak lebih dari US$100 juta yang mungkin dibuat dalam suatu
entitas pada suatu tanggal.
IP:
Internet Protocol, yaitu metode mengirimkan data antar komputer
melalui jaringan internet.
IPBV
: Indosat Palapa Company B.V.
IRU:
Indefeasible Right of Use, yaitu penggunaan sirkit tertentu di dalam
SKKL.
ISDN:
Integrated Services Digital Network, yaitu suatu sistem yang
mengintegrasikan transmisi suara, data dan gambar.
ISP:
Internet Service Provider, suatu perusahaan yang menyediakan
akses ke internet dengan menyediakan interface ke internet
backbone.
ISPL
: Indosat Singapore Pte., Ltd.
IVM
: PT Interactive Vision Media
IVPN:
International Virtual Private Network.
Jadwal Emisi
: Jadwal waktu Penawaran Umum yang ditentukan bersama oleh
Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah
sebagaimana diuraikan dalam Prospektus.
Jaringan Pintar atau IN : Sistem basis data dan prosesor aplikasi yang terpusat yang
(Intelligent Network) memungkinkan penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi
menciptakan, melaksanakan dan mengatur jasa suara dan data
untuk PSTN, jaringan bergerak selular, jaringan tetap nirkabel dan
internet.
Jumlah Terhutang
: Semua jumlah uang yang harus dibayar oleh Emiten kepada
Pemegang Obligasi dan Pemegang Sukuk Ijarah sehubungan
dengan ataupun berdasarkan Obligasi dan Sukuk Ijarah yang
diterbitkan dan ditawarkan melalui Penawaran Umum, baik berupa
Pokok Obligasi, Bunga Obligasi, Cicilan Imbalan Ijarah, Sisa
Imbalan Ijarah, maupun denda dan kewajiban pembayaran ataupun
penggantian lainnya (jika ada), yang terhutang dari waktu ke waktu.
xi
Kegiatan Restrukturisasi : Tindakan restrukturisasi yang akan dilakukan oleh Emiten dan Anak
Emiten Perusahaan dari waktu ke waktu dalam rangka menjadi full network
and service provider terpadu terfokus pada selular, yang terdiri dari:
a.Tindakan menjual, menyewakan atau dengan cara lain
mengalihkan aktiva dan bisnis Emiten di bidang Kegiatan
Usaha Utama Emiten (termasuk namun tidak terbatas pada
peralihan segala perjanjian dan hak-hak kontraktual) kepada
Anak Perusahaan Emiten dan menjual saham-saham Emiten
dalam Anak Perusahaan tersebut sepanjang tidak menyebabkan
kepemilikan saham oleh Emiten dalam Anak Perusahaan
tersebut menjadi kurang dari 51% (lima puluh satu persen);
b.Tindakan menggabungkan bidang usaha di antara Anak
Perusahaan;
c.
Tindakan menjual, membeli atau dengan cara lain
merestrukturisasi kepemilikan saham atau kepemilikan Emiten
atau Anak Perusahaan di luar Kegiatan Usaha Utama Emiten;
d. Tindakan Penjualan Aset Yang Diperkenankan;
e.Tindakan lain yang wajib dilakukan berdasarkan perubahan
peraturan perundang-undangan atau kebijakan Pemerintah.
Kegiatan Usaha Utama Emiten
:Kegiatan usaha penyelenggaraan jaringan telekomunikasi,
jasa telekomunikasi serta informatika, dan/atau jasa teknologi
konvergensi yang untuk mencapai tujuan tersebut, Emiten dapat
melaksanakan kegiatan usaha utama meliputi:
a. Menyelenggarakan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi
serta informatika dan/atau jasa teknologi konvergensi termasuk
namun tidak terbatas pada penyelenggaraan jasa teleponi
dasar, jasa multimedia, jasa internet teleponi untuk keperluan
publik, jasa interkoneksi internet, jasa akses internet, jaringan
telekomunikasi bergerak dan jaringan telekomunikasi tetap; dan
b. Menyelenggarakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman
uang melalui jaringan telekomunikasi serta informatika dan/atau
teknologi konvergensi.
Kejadian Kelalaian
: Salah satu atau lebih dari kejadian yang disebut dalam Pasal 9
Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Ijarah dan yang tercantum dalam Bab XVIII mengenai Keterangan
Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Kompensasi Kerugian : Jumlah yang harus dibayar oleh Emiten kepada Pemegang Sukuk
Akibat Keterlambatan Ijarah sebagai akibat dari kelalaian atau keterlambatan Emiten
memenuhi kewajiban pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau
pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah
Konfirmasi Tertulis
: Laporan konfirmasi tertulis dan/atau laporan-laporan saldo Obligasi
dalam Rekening Efek yang diterbitkan oleh KSEI, atau Pemegang
Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan Rekening Efek
dan konfirmasi tersebut menjadi dasar untuk pembayaran Bunga
Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi dan hak-hak lain yang
berkaitan dengan Obligasi.
KSEI
: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Kustodian
: Pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan
dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hakhak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan
UUPM, yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
xii
Lintasarta
: PT Aplikanusa Lintasarta.
LMD
: PT Lintas Media Danawa
M2A
: PT Multi Media Asia Indonesia.
Masa Penawaran Umum
: Jangka waktu selama dapat diajukan pemesanan Obligasi dan
Sukuk Ijarah oleh Masyarakat sebagaimana diatur dalam Jadwal
Emisi.
Masyarakat
: Perorangan, baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara
Asing dan/atau badan hukum, baik badan hukum Indonesia maupun
badan hukum asing yang bertempat tinggal/berkedudukan di
Indonesia maupun bertempat tinggal/berkedudukan di luar negeri.
Menara Indosat
: Struktur menara telekomunikasi yang dirancang dan didirikan
khusus untuk mendukung antena untuk transmisi atau reception
dan retransmission dari sinyal elektronik dalam Kegiatan Usaha
Utama Emiten, termasuk struktur sipil dan mekanikal dan interest
pada harta tak bergerak dimana menara tersebut berlokasi.
Mhz
: Megahertz atau 1 juta hertz, dimana hertz adalah satuan frekuensi.
MIDI
: Layanan data tetap, yang termasuk multimedia, komunikasi data
dan layanan internet.
MMS:
Multimedia Messaging Service, yaitu sistem telekomunikasi selular
yang dapat mengirimkan pesan SMS dalam bentuk grafik, suara
atau komponen video.
Modal Konsolidasi Yang : Modal (ekuitas) konsolidasi Emiten dikurangi dengan aset tidak
Disesuaikanberwujud.
MPLS:
Multi-Protocol Label Switching, jaringan data komunikasi teknologi
yang dapat meningkatkan efisiensi arus data trafik melalui traffic
management pattern yang mengklasifikasikan data berdasarkan
aplikasi.
Network JV
: Berarti sebuah perusahaan yang berbadan hukum atau tidak
berbadan hukum (termasuk setiap korporasi atau perseroan
terbatas), asosiasi, rekanan atau usaha patungan, dimana Emiten
atau anak perusahaannya memiliki minimal kepemilikan saham
25%, didirikan sehubungan dengan Pengaturan Network Sharing
dan salah satu anak perusahaannya.
Obligasi
: Obligasi Indosat VIII Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
Obligasi II
: Obligasi Indosat II Tahun 2002 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/
atau Mengambang.
Obligasi III
: Obligasi Indosat III Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
Obligasi IV
: Obligasi Indosat IV Tahun 2005 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
Obligasi V
: Obligasi Indosat V Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
xiii
Obligasi VI
: Obligasi Indosat VI Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
Obligasi VII
: Obligasi Indosat VII Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
Obligasi Syari’ah Ijarah
: Obligasi Syari’ah Ijarah Indosat Tahun 2005.
Obyek Ijarah
: Berarti hak manfaat atas kapasitas Transponder Satelit Palapa
D sebesar 351 (tiga ratus lima puluh satu) MHz yang digunakan
Emiten untuk penyelenggaraan layanan jaringan tetap tertutup.
Pemegang Obligasi : Masyarakat yang menanamkan dananya ke dalam Obligasi dan
memiliki manfaat atas sebagian atau seluruh Obligasi, yang terdiri
dari:
a. Pemegang Rekening yang melakukan investasi langsung atas
Obligasi; dan/atau
b.Masyarakat di luar Pemegang Rekening yang melakukan
investasi atas Obligasi melalui Pemegang Rekening.
Pemegang Sukuk Ijarah
: Masyarakat yang menanamkan dananya ke dalam Sukuk Ijarah dan
memiliki manfaat atas sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah, yang
terdiri dari:
a. Pemegang Rekening yang melakukan investasi langsung atas
Sukuk Ijarah; dan/atau;
b.Masyarakat di luar Pemegang Rekening yang melakukan
investasi atas Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening.
Pemegang Rekening
: Pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di
KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/
atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan
UUPM dan peraturan KSEI.
Pemerintah
: Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Penawaran Kombinasi
: Penawaran umum di Indonesia dan di luar Indonesia yang
merupakan penawaran umum yang terpisah namun dilakukan pada
saat yang bersamaan yaitu pada saat penawaran umum saham
perdana Emiten tahun 1994.
Penawaran Umum
: Kegiatan penawaran Obligasi dan Sukuk Ijarah yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual Obligasi dan Sukuk Ijarah kepada Masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan
pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan,
serta menurut ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Obligasi dan Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk
Ijarah.
Pengaturan Network Sharing
: Pengaturan yang bona fide antara dua atau lebih jasa telekomunikasi
dan/atau penyedia jaringan untuk kepentingan pembagian jaringan
telekomunikasi, transmisi dan peralatan terkait (termasuk Aset
Infrastruktur Aktif) sehubungan dengan Bisnis Telekomunikasi,
termasuk pengaturan yang melibatkan pembagian sebagian atau
seluruh jaringan akses radio atau jaringan inti.
Penjualan Aset yang : Penjualan Aset Infrastruktur Aktif yang Diperkenankan atau Penjualan
Diperkenankan Aset Infrastruktur Pasif yang Diperkenankan.
xiv
Penjualan Aset Infrastruktur : Berarti, sehubungan dengan Emiten atau Anak Perusahaan, salah
Aktif yang Diperkenankan satu dari hal-hal sebagai berikut:
(a)(x) setiap transaksi (atau rangkaian transaksi terkait) yang
melibatkan pelepasan kepada setiap Network JV atas Aset
Infrastruktur Aktif (atau bagian daripadanya), secara langsung atau
melalui penjualan saham dalam Anak Perusahaan kepada setiap
Network JV, dimana, nilai keseluruhan atau jumlah pembayaran
keseluruhan yang diterima atau piutang dari transaksi tersebut
(atau rangkaian transaksi terkait) tidak melebihi 20% dari Total
Aset; atau (y) setiap Transaksi Aset Infrastruktur Aktif Alternatif,
dimana nilai keseluruhan atau jumlah pembayaran keseluruhan
yang diterima atau piutang untuk Transaksi Aset Infrastruktur
Aktif Alternatif, tidak melebihi 20% dari Total Aset;
(b)setiap penjualan, sewa, pengalihan, penerbitan atau setiap
penyewaan kembali atau pembelian kembali atas Aset
Infrastruktur Aktif (atau bagian daripadanya) secara langsung
atau melalui penjualan atau pembelian kembali saham dalam
Anak Perusahaan yang terjadi sesuai dengan perjanjian untuk
transaksi (atau rangkaian transaksi yang terkait) yang melibatkan
baik pelepasan kepada Network JV atas setiap Aset Infrastruktur
Aktif (atau bagian daripadanya) yang memenuhi klausa (a)(x)
dan Transaksi Aset Infrastruktur Aktif Alternatif yang memenuhi
klausa (a)(y), dengan ketentuan bahwa nilai keseluruhan atau
jumlah pembayaran keseluruhan yang diterima atau piutang
dari transaksi tersebut (atau rangkaian transaksi terkait), tidak
melebihi 20% Total Aset.
Penjualan Aset Infrastruktur : Berarti, sehubungan dengan Emiten atau Anak Perusahaan, salah
Pasif yang Diperkenankan satu dari hal-hal sebagai berikut:
(a)(x) setiap transaksi (atau rangkaian transaksi terkait) yang
melibatkan pelepasan dan penyewaan kembali atau pelepasan
lebih lanjut dan penyewaan kembali Menara Indosat (atau
bagian daripadanya), secara langsung atau melalui penjualan
saham dalam Anak Perusahaan; dan/atau (y) setiap Transaksi
Aset Infrastruktur Pasif Alternatif;
(b)setiap penjualan, sewa, pengalihan, penerbitan atau pengalihan
dalam bentuk lain dan setiap penyewaan kembali atau pembelian
kembali atas Menara Indosat (atau bagian daripadanya) secara
langsung atau melalui penjualan atau pembelian kembali saham
dalam Anak Perusahaan yang terjadi sesuai dengan perjanjian
untuk transaksi (atau rangkaian transaksi yang terkait) yang
melibatkan pelepasan dan penyewaan kembali Menara Indosat
(atau bagian daripadanya) yang memenuhi klausa (a)(x) dan/
atau Transaksi Aset Infrastruktur Pasif Alternatif yang memenuhi
klausa (a)(y).
Penitipan Kolektif
: Jasa penitipan kolektif atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih
dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian
sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
Penjamin Emisi Obligasi dan : Pihak-pihak yang membuat perjanjian dengan Emiten untuk
Sukuk Ijarah melaksanakan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten
dan menjamin sesuai dengan bagian masing-masing dengan
kesanggupan penuh (full commitment) untuk membeli dan
membayar sisa Obligasi dan Sukuk Ijarah yang tidak diambil oleh
Masyarakat sesuai dengan ketentuan Perjanjian Penjaminan Emisi
Obligasi dan Sukuk Ijarah.
xv
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah
: PT Mandiri Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia,
PT HSBC Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan
PT Standard Chartered Securities Indonesia dan yang bertanggung
jawab penuh atas penyelenggaraan dan penatalaksanaan
Emisi sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUPM dan peraturan
pelaksanaannya, seluruhnya berkedudukan di Jakarta, sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Obligasi dan Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk
Ijarah.
Peraturan Bapepam dan LK : Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok
No. IX.J.1 Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum
Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008.
Perjanjian Agen Pembayaran : Perjanjian yang dibuat antara Emiten dan KSEI perihal pelaksanaan
pembayaran Bunga Obligasi serta pelunasan Pokok Obligasi
No. 17 tanggal 13 April 2012, sebagaimana diubah dengan
Perubahan I No. 51 tanggal 13 Juni 2012, serta perjanjian yang
dibuat antara Emiten dan KSEI perihal pelaksanaan pembayaran
Cicilan Imbalan Ijarah serta pelunasan Sisa Imbalan Ijarah
No. 20 tanggal 13 April 2012, yang seluruhnya dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, Notaris di Jakarta.
Perjanjian Pendahuluan : Perjanjian antara Emiten dengan Bursa Efek perihal pencatatan
Pencatatan Efek Obligasi dan Sukuk Ijarah, sebagaimana dimuat dalam perjanjian
yang dibuat di bawah tangan, bermaterai cukup, tertanggal
3 April 2012 nomor SP-014/BEI.PPS/03-2012, berikut perubahanperubahannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang
bersangkutan di kemudian hari.
Perjanjian Penjaminan Emisi : Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Indosat VIII Tahun 2012
Obligasi Dengan Tingkat Bunga Tetap, yang dibuat oleh dan antara Emiten
dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi sebagaimana dimuat
dalam Akta No. 16 tanggal 13 April 2012 yang dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, Notaris di Jakarta.
Perjanjian Penjaminan Emisi : Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012,
Sukuk Ijarah yang dibuat oleh dan antara Emiten dan Penjamin Pelaksana
Emisi Sukuk Ijarah sebagaimana dimuat dalam Akta No. 19 tanggal
13 April 2012 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito,
S.H, Notaris di Jakarta.
Perjanjian Perwaliamanatan
: Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Indosat VIII Tahun 2012
Dengan Tingkat Bunga Tetap, yang dibuat oleh dan antara Emiten
dan Wali Amanat dengan syarat dan ketentuan sebagaimana dimuat
dalam Akta No. 15 tanggal 13 April 2012 yang dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, Notaris di Jakarta.
Perjanjian Perwaliamanatan : Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012,
Sukuk Ijarah yang dibuat oleh dan antara Emiten dan Wali Amanat Sukuk Ijarah
dengan syarat dan ketentuan sebagaimana dimuat dalam Akta
No. 18 tanggal 13 April 2012 yang dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, Notaris di Jakarta.
xvi
Perjanjian Tentang : Perjanjian yang dibuat antara Emiten dan KSEI perihal Pendaftaran
Pendaftaran Obligasi di KSEI Obligasi di KSEI No. SP-0022/PO/KSEI/0412 tanggal 13 April 2012
sebagaimana diubah dengan Perubahan I Perjanjian Pendaftaran
Obligasi di KSEI No. SP-0015/PI-PO/KSEI/0612 tanggal 13 Juni
2012, dibuat di bawah tangan bermaterai cukup berikut perubahanperubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau
pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihakpihak yang bersangkutan di kemudian hari.
Perjanjian Tentang : Perjanjian yang dibuat antara Emiten dan KSEI perihal Pendaftaran
Pendaftaran Sukuk Ijarah Sukuk Ijarah di KSEI No. SP-0002/PO-Syrh/KSEI/0412 tanggal
di KSEI 13 April 2012, yang dibuat di bawah tangan bermaterai cukup berikut
perubahan-perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya
dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat
oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.
Pernyataan Pendaftaran
: Pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam pasal
1 Angka 19 Undang-Undang Pasar Modal juncto Peraturan
Nomor: IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam tanggal
27-10-2000 (dua puluh tujuh Oktober tahun dua ribu) No. Kep-42/
PM/2000, berikut dokumen-dokumen yang diajukan oleh Emiten
kepada Ketua Bapepam dan LK sebelum melakukan Penawaran
Umum Obligasi dan Sukuk Ijarah kepada Masyarakat termasuk
perubahan-perubahan, tambahan-tambahan serta pembetulanpembetulan untuk memenuhi persyaratan Bapepam dan LK.
Persyaratan Sukuk Ijarah
: Ketentuan dan persyaratan yang berlaku untuk Sukuk Ijarah
sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini, sehingga kata demi kata harus dianggap termasuk
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah.
Perusahaan Terafiliasi
: Afiliasi sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 UUPM, kecuali
badan/badan hukum dimana Negara Republik Indonesia memiliki
penyertaan saham, baik langsung maupun tidak langsung.
Pihak Terafiliasi
: Afiliasi sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 UUPM.
Pinjaman Bersih
: Total Hutang Konsolidasi dikurangi dengan (i) kas dan setara kas
konsolidasi; dan (ii) Investasi Keuangan.
Pokok Obligasi
:Jumlah pokok pinjaman/hutang Emiten kepada Pemegang
Obligasi, yang pada Tanggal Emisi bernilai pokok sebesar
Rp2.700.000.000.000 (dua triliun tujuh ratus miliar Rupiah), jumlah
mana harus dibayar oleh Emiten kepada Pemegang Obligasi
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 5 dan Pasal 6 Perjanjian
Perwaliamanatan.
Ponsel
: Telepon selular.
Prospektus
: Prospektus yang disusun oleh Emiten bersama-sama dengan
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah dan diterbitkan
oleh Emiten dalam rangka Emisi sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Pasal 1 ayat 26 UUPM.
xvii
Prospektus Ringkas
: Ringkasan Prospektus yang disusun oleh Emiten bersama-sama
dengan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah serta
diumumkan oleh Emiten dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam
jangka waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan dari
Bapepam dan LK bahwa Emiten wajib mengumumkan Prospektus
Ringkas.
PSDN:
Packet Switched Data Network, yaitu Sambungan Komunikasi Data
Paket (SKDP) yaitu perangkat jaringan dan switching yang mampu
menyalurkan data secara paket ke lokasi-lokasi yang terpisah.
PSN
: PT Pasifik Satelit Nusantara.
PSTN:
Public Switched Telephone Network, yaitu jaringan telepon tetap
yang dioperasikan dan dikelola oleh PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.
Qtel
: Qatar Telecom QSC.
Qtel Asia
:Qatar Telecom (Qtel Asia)
Communications Pte., Ltd.
Rekening Efek
: Rekening yang memuat catatan posisi Obligasi dan/atau dana
milik Pemegang Obligasi yang diadministrasikan oleh KSEI atau
Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan Rekening
Efek yang ditandatangani Pemegang Obligasi.
Pte.,
Ltd.
dahulu
Indonesia
RNC:
Radio Network Controller, suatu perangkat yang berfungsi untuk
mengontrol BTS 3G (Node B) dan sebagai konsentrator trafik dari
BTS ke MSC untuk suara dan SGSN untuk data.
Roaming
: Fitur telekomunikasi selular yang dapat membuat pelanggan
dari suatu jaringan menggunakan telepon genggam dan nomor
teleponnya di suatu wilayah dimana terdapat cakupan jaringan
selular yang diselenggarakan oleh penyelenggara lain.
RUPO
: Rapat Umum Pemegang Obligasi sebagaimana diatur dalam Pasal
10 Perjanjian Perwaliamanatan.
RUPSI
: Rapat Umum Pemegang Sukuk Ijarah sebagaimana diatur dalam
Pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Satelindo
: PT Satelit Palapa Indonesia.
Satuan Pemindahbukuan
: Satuan jumlah Obligasi yang dapat dipindahbukukan dan
diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya,
yaitu senilai Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
SEA ME WE
: South East Asia, Middle East, Western Europe.
Sertifikat Jumbo Obligasi
: Bukti penerbitan Obligasi yang disimpan di KSEI yang diterbitkan
atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui
Pemegang Rekening.
xviii
Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah : Bukti penerbitan Sukuk Ijarah yang disimpan di KSEI yang diterbitkan
atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah melalui
Pemegang Rekening.
SGI
: Sentral Gerbang Internasional.
Sisa Imbalan Ijarah
: Bagian dari pengalihan manfaat yang wajib dibayar oleh Emiten
kepada Pemegang Sukuk Ijarah yang pada Tanggal Emisi berjumlah
Rp. 300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah). Sisa Imbalan Ijarah
tersebut dari waktu ke waktu akan berkurang sehubungan dengan
pelaksanaan pembelian kembali (buy back) sebagaimana diatur
dalam pasal 6 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Sisindosat
: PT Sisindosat Lintasbuana.
SKKL
: Sistem Komunikasi Kabel Laut.
SLI
: Sambungan Langsung Internasional.
SLJJ
: Sambungan Langsung Jarak Jauh.
Smartfren
: PT Smartfren Telecom, Tbk, dahulu bernama PT Mobile-8 Telecom
Tbk.
SMM
: PT Satelindo Multi Media (dalam likuidasi).
SMS:
Short Message Service, sarana untuk mengirim atau menerima
pesan yang berisi huruf dan angka kepada atau dari telepon
genggam selular.
SMT
: PT Starone Mitra Telekomunikasi.
ST Telemedia
: Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.
Sukuk
: Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan
atau tidak terbagi) atas:
1) Aset berwujud tertentu;
2)Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu yang sudah ada
maupun yang akan ada;
3) Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
4) Aset proyek tertentu; dan/atau
5) Kegiatan investasi yang telah ditentukan
Sukuk Ijarah
: Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012.
Sukuk Ijarah II
: Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007.
Sukuk Ijarah III
: Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008.
Sukuk Ijarah IV
: Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009.
Tanggal Emisi
: Tanggal distribusi Obligasi dan Sukuk Ijarah ke dalam Rekening Efek
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah berdasarkan
penyerahan Sertifikat Jumbo Obligasi dan Sertifikat Jumbo Sukuk
Ijarah yang diterima oleh KSEI dari Emiten yang juga merupakan
Tanggal Pembayaran.
xix
Tanggal Pelunasan Pokok : Tanggal jatuh tempo masing-masing seri Obligasi dan dapat
Obligasi ditagihnya seluruh pokok masing-masing seri Obligasi yang wajib
dibayar oleh Emiten.
Tanggal Pembayaran Emisi : Tanggal pembayaran dana hasil Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah
kepada Emiten yang telah disetor oleh Penjamin Emisi Obligasi dan
Sukuk Ijarah melalui Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk
Ijarah berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Sukuk
Ijarah.
Tanggal Pembayaran Cicilan : Tanggal-tanggal jatuh tempo pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
Imbalan Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak, yang ditentukan
berdasarkan Daftar Pemegang Rekening dengan memperhatikan
ketentuan Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Tanggal Pembayaran : Tanggal jatuh tempo dan dapat ditagihnya seluruh Sisa Imbalan
Kembali Sisa Imbalan Ijarah Ijarah, dengan memperhatikan Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah.
Telekomunikasi Tetap
: Layanan telekomunikasi tetap atau disebut juga “Telepon Tetap”
yang mencakup telepon tetap nirkabel dengan teknologi CDMA,
telepon tetap kabel dan Sambungan Telekomunikasi Jarak Jauh,
domestik dan internasional.
Telkom
: PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Telkomsel
: PT Telekomunikasi Selular.
Total Aset
: Berarti sejak tanggal ditetapkan, jumlah aset terkonsolidasi yang
dicatat dalam laporan keuangan kuartal terkonsolidasi yang terbaru
dari Emiten yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia.
Total Hutang Konsolidasi
: i) Jumlah hutang pokok dan premium (jika ada) sehubungan
dengan hutang kepada pihak tersebut dan hutang sebagaimana
dibuktikan dengan notes, surat hutang, sukuk atau instrumen
serupa lainnya yang mengandung bunga yang harus dibayar;
ii)Seluruh kewajiban kepada suatu pihak sehubungan dengan
hutang pengadaan yang merupakan hutang dagang kepada
pemasok: (a) yang mengandung bunga; dan (b) memiliki jatuh
tempo lebih dari 6 (enam) bulan setelah tanggal penerbitan
invoice.
Akan tetapi, sehubungan dengan anggota dari Grup, tidak termasuk
seluruh pinjaman yang diperoleh anggota Grup dari pemegang
saham Emiten (baik langsung maupun tidak langsung) yang memiliki
peringkat subordinasi terhadap pinjaman sebagaimana dimaksud
dalam butir (i) dan (ii) di atas.
xx
Transaksi Aset Infrastruktur : Berarti, sehubungan dengan Emiten atau Anak Perusahaan,
Aktif Alternatif setiap transaksi (atau rangkaian transaksi terkait) dimana Emiten
atau Anak Perusahaan secara kontraktual memberikan hak dan
manfaat manajemen/pengelolaan dan/atau hak operasional dan
manfaat dan/atau beberapa atau sebagian besar hak dan manfaat
kepemilikan dari satu atau lebih Aset Infrastruktur Aktif kepada satu
atau lebih Network JV, dan Network JV atau Network JV secara
kontraktual menerima kewajiban sehubungan dengan manajemen/
pengelolaan dan/atau operasi dan/atau yang mungkin terkait
atau tidak terkait dengan kepemilikan atas Aset Infrastruktur Aktif
untuk periode apapun, dari setiap yang mungkin termasuk atau
tidak termasuk pengalihan atas atau perjanjian untuk mengalihkan
hak yang sah untuk setiap hak dan/atau aset Emiten atau Anak
Perusahaan kepada Network JV tersebut atau menjual, menyewa,
mengalihkan atau menerbitkan hak dan/atau aset Emiten atau
Anak Perusahaan kepada Network JV (atau kesepakatan untuk
melakukan hal tersebut), dalam hal demikian, dimana Emiten atau
setiap Anak Perusahaan tetap memiliki hak untuk menggunakan
(baik berdasarkan perjanjian sewa atau lainnya) semua atau porsi
dari Aset Infrastruktur Aktif tersebut.
Transaksi Aset Infrastruktur berarti, sehubungan dengan Emiten atau Anak Perusahaan,
Pasif Alternatif setiap transaksi (atau rangkaian transaksi terkait) dimana Emiten
atau Anak Perusahaan secara kontraktual memberikan hak dan
manfaat manajemen/pengelolaan dan/atau operasional dan/atau
beberapa atau- sebagian besar hak dan manfaat kepemilikan dari
satu atau lebih Menara Indosat kepada satu atau lebih pihak, dan
pihak atau pihak-pihak lain tersebut secara kontraktual menerima
kewajiban sehubungan dengan manajemen/pengelolaan dan/atau
operasi dan/atau yang mungkin terkait atau tidak terkait dengan
kepemilikan atas Menara Indosat untuk periode apapun, dari
setiap yang mungkin termasuk atau tidak termasuk pengalihan
atas atau perjanjian untuk mengalihkan hak yang sah untuk setiap
hak dan/atau aset kepada pihak tersebut atau menjual, menyewa,
mengalihkan atau menerbitkan hak dan/atau aset kepada pihak
tersebut (atau kesepakatan untuk melakukan hal tersebut), dalam
hal demikian, dimana Emiten atau Anak Perusahaan tetap memiliki
hak untuk menggunakan (baik berdasarkan perjanjian sewa atau
lainnya) semua atau porsi dari Menara Indosat tersebut
Undang-Undang Pasar Modal : Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tanggal
(UUPM)
10 November 1995 tentang Pasar Modal Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 64 Tahun 1995 Tambahan No. 3608.
VoIP:
Voice over Internet Protocol, sarana pengiriman informasi suara
dengan menggunakan Internet protocol. Informasi suara dikirimkan
dengan discrete packets dalam bentuk digital, bukan melalui
circuit-committed protocols dari PSTN seperti biasanya, sehingga
dapat menghindari biaya yang dikenakan oleh para penyelenggara
sambungan jarak jauh konvensional.
VSAT:
Very Small Aperture Terminal, satellite dish yang ukurannya relatif
kecil, biasanya berdiameter 1,5 sampai dengan 3,8 meter, yang
diletakkan di tempat pengguna dan digunakan untuk komunikasi
data dua arah melalui satelit.
xxi
WAP:
Wireless Application Protocol, suatu teknologi platform standar yang
bersifat terbuka dan global yang dapat membuat pengguna selular
mengakses dan berinteraksi dengan layanan informasi bergerak
seperti email, situs internet (situs), informasi keuangan, informasi
online banking, informasi hiburan, permainan dan pembayaran
mikro.
Wali Amanat dan Wali : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas
Amanat Sukuk Ijarah yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan
berkedudukan hukum di Jakarta, atau penerus atau penggantinya
yang mewakili kepentingan Pemegang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Wireless Broadband
: Layanan telekomunikasi nirkabel yang kecepatan transmisi datanya
sekurang-kurangnya 256 kbps.
XL
: PT XL Axiata Tbk., dahulu bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk.
xxii
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi
Emiten serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan
informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas laporan
keuangan konsolidasian terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini.
Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Emiten yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum dalam
Prospektus ini dilakukan pada tingkat konsolidasian. Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo,
jumlah, persentase, yang disajikan dalam Prospektus ini dibulatkan dalam miliaran atau jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain. Oleh karena itu, setiap perbedaan yang terjadi atas penjumlahan informasi
keuangan tersebut yang disajikan dalam tabel-tabel yang tercantum dalam Prospektus ini, yaitu antara
nilai menurut hasil penjumlahan dengan nilai yang tercantum dalam Prospektus, disebabkan oleh faktor
pembulatan tersebut.
A. UMUM
Emiten didirikan dengan nama PT Indonesian Satellite Corporation berdasarkan Akta Pendirian tanggal
10 November 1967 No. 55 yang dibuat dihadapan Mohamad Said Tadjoedin, S.H., pada waktu itu
Notaris di Jakarta, yang memiliki status sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing berdasarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970
tentang Penanaman Modal Asing (“Akta No. 55”). Akta No. 55 tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Penetapan No. J.A.5/88/24 tertanggal 20 November
1967, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 25 November 1967 di bawah
No. 2037 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26, tanggal 29 Maret
1968, Tambahan No. 24 (“Akta Pendirian”).
Pada tahun 1980, status perusahaan penanaman modal asing Emiten dicabut pada saat Negara
Republik Indonesia menjadi pemegang saham tunggal Emiten dan status Emiten berubah menjadi
Persero berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1969 tentang Perusahaan Persero (Persero).
Status Emiten sebagai Perusahaan Persero berakhir pada tanggal 27 Desember 2002 sebagai
akibat dari penjualan 434.250.000 lembar saham Seri B yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
atau mewakili 41,94% dari seluruh saham Seri B yang dikeluarkan oleh Emiten kepada Indonesia
Communications Limited, suatu perusahaan yang berkedudukan di Mauritius (“ICL”) dan pada bulan
Januari 2003, status Emiten berubah kembali menjadi perusahaan penanaman modal asing.
Emiten adalah penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu di Indonesia dan Emiten
menawarkan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional yang lengkap di Indonesia. Emiten
adalah operator selular terbesar kedua, berdasarkan jumlah pelanggan selular, dan penyelenggara
terkemuka di sektor jasa sambungan langsung internasional di Indonesia. Emiten juga menyediakan
jasa MIDI untuk pelanggan korporat domestik dan regional dan pelanggan berskala besar dan juga
untuk pelanggan domestik retail. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011,
2010 dan 2009, total pendapatan usaha Emiten masing-masing adalah sebesar Rp20.576,9 miliar,
Rp19.796,5 miliar, dan Rp18.824,2 miliar.
Produk dan jasa utama Emiten meliputi:
1. Jasa selular. Emiten menyediakan jasa selular GSM 900 dan 1800 dan 3G kepada sekitar
51,7 juta pelanggan selular (termasuk pelanggan broadband nirkabel) di seluruh Indonesia, per
tanggal 31 Desember 2011. Emiten juga menyediakan layanan broadband nirkabel menggunakan
platform 3G Emiten pada tahun 2006 dan pada tanggal 31 Desember 2011, telah memiliki kurang
lebih 532,0 ribu pelanggan.
xxiii
2. Layanan MIDI. Emiten menyediakan layanan MIDI broadband dan narrowband yang terdiri dari
layanan Internet dan layanan data komunikasi, seperti Penyewaan Sirkuit Internasional dan
Domestik, layanan Frame Relay, dan layanan berbasis MPLS. Emiten juga menyediakan layanan
berbasis satelit, seperti penyewaan Transponder, layanan VSAT dan Layanan Bernilai Tambah,
seperti Pusat Pemulihan Bencana dan Layanan Data. Emiten menawarkan paket produk dan
layanan ini khususnya kepada pelanggan korporasi dan wholesaler Emiten sebagai usaha untuk
menjadi penyedia solusi informasi dan telekomunikasi.
3. Jasa telekomunikasi tetap (telepon tetap). Emiten adalah salah satu penyelenggara jasa sambungan
langsung jarak jauh internasional terkemuka di Indonesia, berdasarkan jumlah menit sambungan
masuk dan keluar untuk tahun 2011. Untuk mendukung jasa selular Emiten dan meningkatkan
akses Emiten ke pelanggan jasa sambungan langsung jarak jauh domestik dan internasional,
Emiten juga menyediakan jasa telepon tetap nirkabel menggunakan teknologi CDMA 2000 1x.
Emiten juga menyediakan jasa SLJJ sejak tahun 2003 dan jasa teleponi tetap lokal sejak 2002.
B. PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM EMITEN
Susunan permodalan Emiten berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran
Dasar PT Indosat Tbk No. 118 tanggal 11 Juni 2009, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H, pengganti
dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta dan susunan Pemegang Saham Emiten per tanggal 30 April 2012
berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diberikan Emiten adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar:
Saham Seri A
Saham Seri B
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Saham Seri A:
Negara Republik Indonesia
Saham Seri B:
1. Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
2. Negara Republik Indonesia
3. SKAGEN Funds (SKAGEN AS)
4. Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%)
5. Fadzri Sentosa*)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Jumlah Nominal (Rp)
Persentase (%)
20.000.000.000
1
19.999.999.999
2.000.000.000.000
100
1.999.999.999.900
-
1
3.532.056.600
776.624.999
304.882.700
820.359.200
10.000
5.433.933.500
14.566.066.500
100
353.205.660.000
77.662.499.900
30.488.270.000
82.035.920.000
1.000.000
543.393.350.000
1.456.606.650.000
- 65,00
14,29
5,61
15,10
0,00
100,00
-
*) Per tanggal 30 April 2012, Fadzri Sentosa selaku Direktur & Chief Wholesale and Infrastructure Officer Emiten memiliki saham
dalam Emiten sebanyak 10.000 saham atau 0,00% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Emiten.
C. ENTITAS ANAK DAN PERUSAHAAN TERAFILIASI YANG DIMILIKI LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG OLEH EMITEN
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi yang Dimiliki Langsung
oleh Emiten adalah sebagai berikut:
Penyertaan
IPBV
IFB
IIFB
ISPL
IM2
SMT
Lintasarta
ACPL*
Kegiatan Usaha
Status Operasional
Tahun Penyertaan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Telekomunikasi
Multimedia
Telekomunikasi
Komunikasi Data
Perbaikan dan
Pemeliharaan Kabel
Laut
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
2010
2003
2005
2005
2001
2006
1989
1986
xxiv
Kepemilikan
Saat ini (%)
100,00
100,00
100,00
100,00
99,85
72,54
72,36
16,67
ATH*
Acasia*
FM*
Holding Company
Aktif
1994
Telekomunikasi
Aktif
1995
Televisi Kabel dan
Aktif
2004
Penyelenggara
Layanan Jaringan
Internet
* Kepemilikan saham tidak dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasian Emiten.
14,29
12,80
1,07
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anak Perusahaan dan Perusahaan Terafiliasi yang tidak dimiliki
langsung oleh Emiten adalah sebagai berikut:
Penyertaan
IMBV
IVM
LMD
Artajasa
Kegiatan Usaha
Dimiliki Melalui
Keuangan
Televisi Berbayar
Layanan Informasi dan Komunikasi
Jasa dan perdagangan
IPBV
IM2
Lintasarta
Lintasarta
Status
Operasional
Aktif
Belum aktif
Aktif
Aktif
Tahun
Penyertaan
2010
2010
2008
2000
Kepemilikan
Saat ini (%)
100,00
99,98
70,00
55,00
D. PENAWARAN UMUM
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah atas nama Emiten dengan ini melakukan
Penawaran Umum “Obligasi Indosat VIII Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan jumlah
pokok sebesar Rp2.700.000.000.000 (dua triliun tujuh ratus miliar Rupiah) dan “Sukuk Ijarah Indosat V
Tahun 2012” dengan sisa imbalan ijarah sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah).
Ringkasan Penawaran Umum Obligasi
Nama Obligasi
:
Obligasi Indosat VIII Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
Jumlah Pokok Obligasi
:
sebesar Rp2.700.000.000.000 (dua triliun tujuh ratus miliar Rupiah).
Jangka Waktu dan Jatuh
Tempo
:
Jangka waktu Obligasi adalah 7 (tujuh) tahun untuk Obligasi Seri A
dan akan jatuh tempo pada tanggal 27 Juni 2019 dan jangka waktu
untuk Obligasi seri B adalah 10 (sepuluh) tahun dan akan jatuh tempo
pada tanggal 27 Juni 2022.
Peringkat Obligasi
:
id
Tanggal Efektif
:
19 Juni 2012.
Tanggal Pencatatan
:
28 Juni 2012.
Harga Penawaran
:
100% dari Pokok Obligasi.
Bunga Obligasi
:
Obligasi ini memberikan tingkat bunga tetap sebesar 8,625% per
tahun untuk Obligasi Seri A dan 8,875% per tahun untuk Obligasi
Seri B.
Bunga dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat, di mana
1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) Hari Kalender dan 1 (satu)
tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender.
Jenis Obligasi
:
Obligasi diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi
yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti
hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi.
Satuan Pemindahbukuan
:
Rp1 (satu Rupiah).
Pembelian Kembali (Buy
Back)
:
Setelah satu (1) tahun sejak Tanggal Penjatahan, Emiten dapat
melakukan pembelian kembali (buy back) atas Obligasi yang belum
jatuh tempo, baik seluruhnya atau sebagian dengan harga pasar.
Pembayaran Bunga Obligasi :
AA+ (Double A Plus).
Setiap 3 (tiga) bulanan terhitung sejak Tanggal Emisi.
xxv
Penyisihan Dana (Sinking
Fund)
:
Emiten tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Obligasi
ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana
hasil Emisi Obligasi sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana
hasil Emisi Obligasi.
Wali Amanat
:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Beberapa Ketentuan Yang
:
Harus Diindahkan Oleh Emiten
Keterangan mengenai pembatasan dan kewajiban Emiten
sehubungan dengan Penawaran Umum Obligasi diuraikan dalam
Bab XVIII mengenai Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Ringkasan Penawaran Umum Sukuk Ijarah
Nama Sukuk Ijarah
:
Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012.
Jumlah Sisa Imbalan Ijarah
:
sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah).
Jangka Waktu dan Jatuh
Tempo
:
Jangka waktu Sukuk Ijarah adalah 7 (tujuh) tahun dan akan jatuh
tempo pada tanggal 27 Juni 2019.
Peringkat Sukuk Ijarah
:
id
Tanggal Efektif
:
19 Juni 2012.
Tanggal Pencatatan
:
28 Juni 2012.
Harga Penawaran
:
100% dari Sisa Imbalan Ijarah.
Cicilan Imbalan Ijarah
:
Sukuk Ijarah ini memberikan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar
Rp25.875.000.000 (dua puluh lima miliar delapan ratus tujuh puluh
lima juta Rupiah) per tahun.
Jenis Sukuk Ijarah
:
Sukuk Ijarah diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk
Ijarah yang diterbitkan oleh Emiten untuk didaftarkan atas nama
KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Sukuk Ijarah di
KSEI sebagai bukti kewajiban pembayaran Imbalan Ijarah untuk
kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan di bidang Pasar Modal.
Obyek Ijarah
:
Hak manfaat atas kapasitas Transponder Satelit Palapa D sebesar
351 (tiga ratus lima puluh satu) MHz yang digunakan Emiten untuk
penyelenggaraan layanan jaringan tetap tertutup.
Satuan Pemindahbukuan
:
Rp1 (satu Rupiah).
Pembelian Kembali (Buy
Back)
:
Setelah satu tahun sejak Tanggal Penjatahan, Emiten dapat
melakukan pembelian kembali (buy back) atas Sukuk Ijarah yang ada
di pasar bebas, baik seluruhnya atau sebagian dengan harga pasar,
selanjutnya disebut juga “pembelian kembali (buy back)”. Pembelian
kembali (buy back) dapat dilakukan apabila Emiten tidak dalam
keadaan lalai atas pembayaran Imbalan Ijarah, dengan ketentuan
bahwa pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut tidak
dapat mengakibatkan Emiten lalai untuk memenuhi ketentuan yang
terdapat dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
AA+(sy) (Double A Plus Syariah).
Pembayaran Cicilan Imbalan :
Ijarah
Setiap 3 (tiga) bulanan terhitung sejak Tanggal Emisi.
Penyisihan Dana (Sinking
Fund)
Emiten tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Sukuk
Ijarah ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan
dana hasil Emisi Sukuk Ijarah sesuai dengan tujuan rencana
penggunaan dana hasil Emisi Sukuk Ijarah.
:
xxvi
Wali Amanat
:
Beberapa Ketentuan Yang
:
Harus Diindahkan Oleh Emiten
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Keterangan mengenai pembatasan dan kewajiban Emiten
sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah diuraikan
dalam Bab XVIII mengenai Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk
Ijarah.
Skema Sukuk Ijarah:
E. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi dan setelah dikurangi dengan biaya Emisi akan
dipergunakan oleh Emiten untuk:
1. Sekitar 48% akan digunakan untuk pembayaran lisensi jaringan kepada Pemerintah;
2. Sekitar 44% akan digunakan untuk pembelian Base Station Subsystem; dan
3. Sekitar 8% akan digunakan untuk melaksanakan opsi beli atas Obligasi Indosat II Tahun 2002 Seri
B sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah).
Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah setelah dikurangi dengan biaya Emisi
akan dipergunakan oleh Emiten untuk pembelian BSS.
Keterangan lebih lanjut mengenai rencana pengunaan dana Emiten dalam Penawaran Umum dijelaskan
lebih lanjut pada Bab III dalam Prospektus ini.
F. IKHTISAR DATA KEUANGAN KONSOLIDASIAN PENTING
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Emiten untuk masing-masing
periode di bawah ini.
Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Emiten tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan 2008,
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, bersumber
dari laporan keuangan konsolidasian auditan Emiten untuk tanggal-tanggal dan periode-periode
tersebut, yang seluruhnya telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan
tercantum dalam Prospektus ini, serta telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (“KAP”) Purwantono,
Suherman & Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”), dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang berisi
paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2010 dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, dan laporan posisi
keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2009/31 Desember 2008, sehubungan dengan reklasifikasi
xxvii
akun-akun tertentu yang disebabkan oleh penerapan secara retrospektif atas Pernyataan-Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan tertentu yang telah direvisi, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
2011 (“Penerapan PSAK 2011”), yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Emiten tanggal 31 Desember 2007 dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Emiten untuk tanggal dan periode-periode tersebut, yang telah disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan disajikan kembali sehubungan dengan reklasifikasi akunakun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK 2011, yang tidak diaudit dan tidak direviu, dan
tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember
2008 dan 2007, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sebelum dilakukan
penyajian kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011 telah diaudit oleh KAP Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja (sekarang KAP Purwantono, Suherman & Surja), akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian,
yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini.
Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
Keterangan
2011
2010
2009
Aset Lancar
6.579.439
Aset Tidak Lancar
45.592.872
Jumlah Aset
52.172.311
Liabilitas Jangka Pendek
11.952.171
Liabilitas Jangka Panjang
21.404.167
Jumlah Liabilitas
33.356.338
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Pemilik Perusahaan
18.362.431
Kepentingan Nonpengendali
453.542
Jumlah Ekuitas
18.815.973
*Telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
6.158.854
46.659.333
52.818.187
11.946.853
22.634.848
34.581.701
7.139.627
47.901.860
55.041.487
13.071.234
23.681.970
36.753.204
17.850.646
385.840
18.236.486
17.957.690
330.593
18.288.283
2008
2007*
(tidak
diaudit)
9.691.773 10.826.126
42.001.550 34.478.960
51.693.323 45.305.086
10.675.245 11.658.581
23.319.519 16.804.405
33.994.764 28.462.986
17.409.621
288.938
17.698.559
16.544.730
297.370
16.842.100
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2008
2007
2011
2010
2009
(tidak
(tidak
diaudit)*
diaudit)*
20.576.893 19.796.515
18.824.186
19.211.523
16.873.750
(17.746.794) (16.355.165) (15.640.528)
(14.478.244)
(12.354.146)
2.830.099
3.441.350
3.183.658
4.733.279
4.519.604
1.181.900
1.081.817
2.231.993
2.325.115
2.929.616
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan
Kepada:
Pemilik Perusahaan
834.975
647.174
Kepentingan nonpengendali
97.528
76.845
Laba Tahun Berjalan
932.503
724.019
*Telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
xxviii
1.498.245
56.483
1.554.728
1.878.522
26.763
1.905.285
2.042.043
28.056
2.070.099
G. RISIKO USAHA
Risiko usaha utama yang mungkin dihadapi oleh Emiten adalah persaingan dalam bisnis selular.
Keterangan ringkas mengenai seluruh risiko usaha yang dihadapi oleh emiten dapat dilihat sebagai
berikut:
Risiko-risiko yang Terkait dengan Bisnis Selular Emiten
1. Persaingan dari para pemain lama dan para pemain baru dalam industri dapat memberikan dampak
negatif bagi bisnis jasa selular Emiten
2. Banyaknya jaringan selular dan terbatasnya ketersediaan spektrum dapat menghambat peningkatan
jumlah pelanggan selular Emiten dan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan selular
Emiten
3. Terlepas dari dikeluarkannya dana yang besar untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular
Emiten, jumlah pelanggan selular Emiten meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan pendapatan
usaha Emiten
4. Emiten mengalami churn rate yang tinggi
5. Emiten bergantung pada ketersediaan infrastuktur menara telekomunikasi
6. Kemampuan Emiten memelihara dan memperluas jaringan selular atau menjalankan usaha dapat
dipengaruhi oleh gangguan pemasokan dan layanan dari para pemasok utama Emiten
7. Emiten bergantung pada izin-izin yang Emiten miliki untuk menyelenggarakan jasa selular, dan
izin-izin ini dapat dibatalkan apabila Emiten tidak dapat memenuhi syarat-syarat dan ketentuanketentuan dari izin tersebut
8. Data pelanggan Emiten terkait dengan operasi Emiten tidak dapat dibandingkan antar periode
9. Peningkatan yang signifikan atas biaya frekuensi dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan
usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Emiten
10. Anggapan adanya risiko kesehatan sebagai akibat dari medan elektromagnetik yang ditimbulkan
dari BTS dan peralatan telepon genggam, serta gugatan hukum dan publikasi mengenai hal
tersebut, tanpa memperhatikan nilainya, dapat mempengaruhi kegiatan usaha Emiten
Risiko-risiko yang Terkait dengan Bisnis MIDI
1. Persaingan layanan MIDI Emiten meningkat, dan Emiten mungkin akan mengalami penurunan
marjin dari jasa tersebut seiring dengan meningkatnya persaingan
2. Satelit Emiten memiliki umur produktif yang terbatas dan dapat rusak atau benar-benar musnah
selama pengoperasiannya. Hilangnya atau menurunnya kinerja satelit Emiten, baik yang
disebabkan kerusakan perangkat atau dicabutnya izin, dapat memberikan dampak negatif bagi
keadaan keuangan, hasil usaha dan kemampuan untuk menyediakan beberapa layanan Emiten.
Risiko-risiko yang Terkait dengan Jasa Telekomunikasi Tetap
1. Masuknya operator telekomunikasi Indonesia lainnya sebagai penyelenggara jasa sambungan
jarak jauh dan internasional dapat memberikan dampak negatif bagi marjin operasi, pangsa pasar
dan hasil usaha Emiten dari jasa telekomunikasi tetap
2. Emiten menghadapi risiko berkenaan dengan pembukaan kode akses baru untuk sambungan jarak
jauh
Risiko-risiko yang Terkait dengan Bisnis Emiten
1. Emiten bergantung pada perjanjian interkoneksi dengan jaringan selular dan jaringan telepon tetap
milik para pesaing Emiten
2. Emiten menjalankan usaha dalam keadaan dimana hukum dan perundang-undangan sedang
mengalami reformasi. Reformasi ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan yang dapat
mengakibatkan, antara lain, berkurangnya marjin dan pendapatan usaha, yang semua ini dapat
memberikan dampak material yang negatif bagi Emiten
3. Emiten mungkin tidak mampu untuk membiayai pengeluaran barang modal yang dibutuhkan untuk
tetap bersikap kompetitif dalam industri telekomunikasi di Indonesia
xxix
4. Emiten dapat menjadi subyek pembatasan kepemilikan asing dalam bidang usaha jasa
telekomunikasi
5. Kegagalan untuk melanjutkan pengoperasian jaringan, beberapa sistem utama, gateway menuju
jaringan Emiten atau jaringan para operator lainnya dapat memberikan dampak yang negatif bagi
bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten
6. Kegagalan Emiten untuk tanggap terhadap perubahan teknologi yang sangat cepat dapat
memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten
7. Pelanggaran jaringan atau keamanan informasi memiliki efek buruk pada usaha Emiten
8. Pemerintah merupakan pemegang saham mayoritas dari para pesaing utama Emiten, yaitu Telkom
dan Telkomsel. Pemerintah dapat memberikan prioritas pada bisnis Telkom dan Telkomsel daripada
Emiten
9. Kepentingan para pemegang saham pengendali Emiten dapat berbeda dengan kepentingan para
pemegang saham lainnya
10.Apabila Komisi Pengawas Persaingan Usaha memutuskan bahwa Emiten terbukti bersalah
melakukan penetapan harga dan gugatan class action, Emiten dapat dikenakan sanksi yang cukup
besar sehingga dapat menurunkan pendapatan Emiten dan berdampak pada bisnis, reputasi dan
keuntungan Emiten
11. Emiten terekspos dengan risiko tingkat bunga
12. Emiten terekspos dengan risiko counter-party
13. Emiten mungkin tidak dapat mengelola risiko pertukaran valuta asing Emiten secara sukses
Risiko-risiko yang Terkait dengan Indonesia
1. Perubahan ekonomi dalam negeri, regional atau global dapat memberikan dampak negatif bagi
bisnis Emiten
2. Ketidakstabilan politik dan sosial dapat memberikan dampak negatif bagi Emiten
3. Indonesia terletak pada zona gempa bumi dan memiliki risiko geologis yang signifikan yang dapat
menimbulkan keresahan sosial dan kerugian secara ekonomi
4. Depresiasi nilai Rupiah dapat memberikan dampak yang negatif bagi bisnis, keadaan keuangan,
hasil usaha, dan prospek Emiten
5. Penurunan peringkat kredit Pemerintah atau perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat
memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten
6. Emiten tunduk pada keterbukaan perusahaan dan persyaratan pelaporan yang berbeda dengan
negara lain
7. Emiten didirikan di Indonesia, dan investor mungkin tidak dapat melakukan tindakan hukum atau
melaksanakan keputusan terhadap Emiten di Amerika Serikat, atau untuk memberlakukan putusan
pengadilan asing terhadap Emiten di Indonesia
Penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing risiko usaha yang dihadapi oleh Emiten dapat dilihat
dalam Bab VI mengenai Risiko Usaha pada Prospektus ini.
H. PROSPEK USAHA
1. Prospek Industri Telekomunikasi Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan industri
a)
b)
c)
Peningkatan kebutuhan dan daya beli pengguna jasa telekomunikasi.
Penetrasi penggunaan jasa telekomunikasi (penetrasi pasar) yang masih relatif rendah.
Faktor perkembangan teknologi.
2. Proyeksi Pertumbuhan Industri Telekomunikasi
Dengan tingkat penetrasi telekomunikasi yang relatif masih dibawah negara-negara tetangga
seperti Thailand, Malaysia dan Singapura, potensi pertumbuhan industri telekomunikasi di
Indonesia masih sangat tinggi.
xxx
3. Strategi Pengembangan Usaha
Emiten menerapkan strategi yang mencakup bisnis selular, bisnis MIDI dan bisnis telekomunikasi
tetap.
a. Bisnis Selular
Emiten berencana untuk meningkatkan dan mengembangkan pangsa pasar di luar Jawa di
mana masih terdapat potensi pasar yang besar, sekaligus memperkuat bisnis selular di Jawa
dimana Emiten telah memiliki posisi pasar yang kuat.
b. Bisnis MIDI
Emiten berencana untuk meningkatkan pertumbuhan dan pangsa pasar dalam bisnis MIDI.
c. Bisnis telekomunikasi tetap.
Bisnis telekomunikasi tetap Emiten mencakup layanan sambungan internasional dan jaringan
telepon tetap nirkabel.
I.
SEJARAH PENAWARAN UMUM DAN OBLIGASI EMITEN
•
Sejarah Penawaran Umum
Pada bulan Oktober 1994, Emiten sebagai salah satu BUMN di Indonesia, mengadakan penawaran umum
saham di Indonesia dan American Depositary Shares (ADS) di luar Indonesia sekaligus mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan ADS-nya di New York Stock Exchange,
New York. Penawaran umum tersebut merupakan penawaran umum yang terpisah namun dilakukan
secara bersamaan dan disebut sebagai Penawaran Kombinasi. Jumlah saham yang ditawarkan pada
Penawaran Kombinasi tersebut adalah sebanyak 362.425.000 (tiga ratus enam puluh dua juta empat
ratus dua puluh lima ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (lima ratus Rupiah) setiap saham
pada harga Rp7.000 (tujuh ribu Rupiah) setiap saham. Dari jumlah saham yang ditawarkan tersebut,
sebanyak 103.550.000 (seratus tiga juta lima ratus lima puluh ribu) lembar saham merupakan saham
baru sedangkan sisanya merupakan divestasi saham Pemerintah. Dengan penjualan saham tersebut,
maka kepemilikan Pemerintah pada saat itu berkurang menjadi 65%.
•
Sejarah Penerbitan Obligasi
Sebelum Penawaran Umum Obligasi ini, Emiten telah beberapa kali menerbitkan obligasi, termasuk di
dalamnya obligasi syari’ah dan sukuk ijarah yang sampai saat ini belum jatuh tempo, yaitu:
1. OBLIGASI INDOSAT I Tahun 2001 Dengan Tingkat Bunga Tetap Dan Mengambang, dengan nilai
nominal Rp1.000.000.000.000 (satu triliun Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun. Obligasi ini
diterbitkan dalam 2 (dua) seri yang keduanya telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 12 April 2006.
2. OBLIGASI INDOSAT II TAHUN 2002 Dengan Tingkat Bunga Tetap Dan Mengambang, dengan nilai
nominal Rp1.075.000.000.000 (satu triliun tujuh puluh lima miliar Rupiah) yang terbagi atas 3 (tiga)
seri. Saat ini yang belum jatuh tempo adalah Obligasi II Seri B sejumlah Rp200.000.000.000 (dua
ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap sebesar 16,00% per tahun.
3. OBLIGASI SYARI’AH MUDHARABAH INDOSAT TAHUN 2002, dengan jumlah sebesar
Rp175.000.000.000 (seratus tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 5 (lima) tahun.
Obligasi Syari’ah Mudharabah ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 6 November 2007.
4. OBLIGASI INDOSAT III TAHUN 2003 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP, dengan nilai nominal
sebesar Rp2.500.000.000.000 (dua triliun lima ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri.
Pada 22 Oktober 2010, Emiten telah membayar penuh Obligasi Indosat III ini.
xxxi
5. OBLIGASI INDOSAT IV TAHUN 2005 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP, dengan nilai nominal
sebesar Rp815.000.000.000 (delapan ratus lima belas miliar Rupiah) dengan tingkat suku bunga
tetap 12,0% per tahun dan jatuh tempo pada 21 Juni 2011. Pada 21 Juni 2011, Emiten telah
membayar penuh obligasi ini.
6. OBLIGASI SYARI’AH IJARAH INDOSAT TAHUN 2005, dengan nilai nominal Rp285.000.000.000
(dua ratus delapan puluh lima miliar Rupiah) dan jatuh tempo pada 21 Juni 2011. Pada 21 Juni
2011, Emiten telah membayar penuh obligasi ini.
7. OBLIGASI INDOSAT V TAHUN 2007 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP, dengan nilai nominal
Rp2.600.000.000.000 (dua triliun enam ratus miliar Rupiah) terbagi atas 2 (dua) seri, yaitu
(i) seri A sejumlah Rp1.230.000.000.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh miliar Rupiah) dengan
tingkat bunga tetap 10,20% per tahun dan jatuh tempo pada 29 Mei 2014, dan (ii) seri B sejumlah
Rp1.370.000.000.000 (satu triliun tiga ratus tujuh puluh miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap
10,65% per tahun dan jatuh tempo pada 29 Mei 2017.
8. SUKUK IJARAH INDOSAT II TAHUN 2007, dengan nilai nominal Rp400.000.000.000 (empat ratus
miliar Rupiah) dan jatuh tempo pada 29 Mei 2014.
9. OBLIGASI INDOSAT VI TAHUN 2008 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP, dengan nilai nominal
Rp1.080.000.000.000 (satu triliun delapan puluh miliar Rupiah) terbagi atas 2 (dua) seri, yaitu (i) seri
A sejumlah Rp760.000.000.000 (tujuh ratus enam puluh miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap
10,25% per tahun dan jatuh tempo pada 9 April 2013, dan (ii) seri B sejumlah Rp320.000.000.000
(tiga ratus dua puluh miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap 10,80% per tahun dan jatuh tempo
pada 9 April 2015.
10. SUKUK IJARAH INDOSAT III TAHUN 2008, dengan nilai nominal Rp570.000.000.000 (lima ratus
tujuh puluh miliar Rupiah) dan jatuh tempo pada 9 April 2013.
11. OBLIGASI INDOSAT VII TAHUN 2009 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP, dengan nilai nominal
Rp1.300.000.000.000 (satu triliun tiga ratus miliar Rupiah) terbagi atas 2 (dua) seri, yaitu (i) seri
A sejumlah Rp700.000.000.000 (tujuh ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap 11,25%
per tahun dan jatuh tempo pada 8 Desember 2014, dan (ii) seri B sejumlah Rp600.000.000.000
(enam ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap 11,75% per tahun dan jatuh tempo pada
8 Desember 2016.
12. SUKUK IJARAH INDOSAT IV TAHUN 2009, dengan nilai nominal Rp200.000.000.000 (dua ratus
miliar Rupiah) terbagi atas 2 (dua) seri, yaitu (i) seri A sejumlah Rp28.000.000.000 (dua puluh
delapan miliar Rupiah) yang akan jatuh tempo pada 8 Desember 2014, dan (ii) seri B sejumlah
Rp172.000.000.000 (seratus tujuh puluh dua miliar Rupiah) yang akan jatuh tempo pada
8 Desember 2016.
Keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut di atas dapat dilihat pada Bab II mengenai Obligasi dan
Sukuk Ijarah yang Telah Diterbitkan Emiten di Prospektus ini.
xxxii
I. PENAWARAN UMUM
PT INDOSAT Tbk.
Kegiatan Usaha:
Penyelenggara Jaringan dan/atau Jasa Telekomunikasi
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Alamat Kantor Pusat:
Jl. Medan Merdeka Barat 21 Jakarta 10110,
Indonesia
Telepon: (021) 30442615
Faksimili: (021) 30003757
Website: www.indosat.com
Kantor-kantor Regional:
Regional Jabotabek & Jawa Barat, Regional Sumatera, Regional
Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara dan Regional
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua
RISIKO USAHA UTAMA YANG MUNGKIN DIHADAPI OLEH EMITEN ADALAH PERSAINGAN DARI PARA PEMAIN LAMA
DAN PARA PEMAIN BARU DALAM INDUSTRI DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF BAGI BISNIS JASA SELULAR
EMITEN. RISIKO USAHA EMITEN SELENGKAPNYA DAPAT DILIHAT DALAM BAB VI PADA PROSPEKTUS.
RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH ADALAH TIDAK LIKUIDNYA
OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG,
SELAIN ITU TIDAK TERTUTUP KEMUNGKINAN EMITEN MELAKUKAN BUY BACK DI PASAR TERBUKA SETELAH
SATU TAHUN SEJAK TANGGAL PENJATAHAN.
Emiten didirikan dengan nama PT Indonesia Satellite Corporation menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing
dengan Akta Pendirian No. 55 tanggal 10 November 1967 yang dibuat di hadapan Mohamad Said
Tadjoedin, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Penetapan No. J.A.5/88/24 tanggal 20 November 1967, didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 25 November 1967 dibawah No. 2037 dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, tambahan No. 24.
Anggaran Dasar Emiten telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir diaktakan
dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 123 tanggal 28 Januari 2010,
yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan
yang dilakukan adalah perubahan terhadap Pasal 3, pasal 15 ayat (7), pasal 17 ayat (7), pasal 18 ayat
(1), dan pasal 19 Anggaran Dasar Emiten. Perubahan terhadap Pasal 3 telah memperoleh persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusan No. AHU-09555.AH.01.02.Tahun 2010
tanggal 22 Februari 2010, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0014135.AH.01.09.
Tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010, sedangkan perubahan terhadap pasal 15 ayat (7), pasal 17 ayat
(7), pasal 18 ayat (1), dan pasal 19 Anggaran Dasar Emiten telah diberitahukan kepada Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-AH.01.10-04964 tanggal 25 Februari 2010, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia di bawah No. AHU-0015392.AH 01.09. Tahun 2010 tanggal 25 Februari
2010, telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan No. 09.05.1.64.36088 tanggal 23 April 2010, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 5 November 2010, Tambahan No.
37880.
1
Susunan permodalan Emiten berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran
Dasar PT Indosat Tbk No. 118 tanggal 11 Juni 2009, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti
dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta dan susunan Pemegang Saham Emiten per tanggal 30 April 2012
berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diberikan Emiten adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
Persentase (%)
Modal Dasar:
20.000.000.000
2.000.000.000.000
Saham Seri A
1
100
Saham Seri B
19.999.999.999
1.999.999.999.900
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Saham Seri A:
Negara Republik Indonesia
1
100
- Saham Seri B:
1. Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
3.532.056.600
353.205.660.000
65,00
2. Negara Republik Indonesia
776.624.999
77.662.499.900
14,29
3. SKAGEN Funds (SKAGEN AS)
304.882.700
30.488.270.000
5,61
4. Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%)
820.359.200
82.035.920.000
15,10
5. Fadzri Sentosa*)
10.000
1.000.000
0,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
5.433.933.500
543.393.350.000
100,00
Modal Dalam Portepel
14.566.066.500
1.456.606.650.000
*) Per tanggal 30 April 2012, Fadzri Sentosa selaku Director & Chief Wholesale and Infrastructure Officer Emiten memiliki saham
dalam Emiten sebanyak 10.000 saham atau 0,00% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Emiten.
A. PENAWARAN UMUM OBLIGASI
OBLIGASI INDOSAT VIII TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP (“Obligasi”)
JUMLAH POKOK OBLIGASI SEBESAR RP2.700.000.000.000 (DUA TRILIUN TUJUH RATUS
MILIAR RUPIAH) YANG DIJAMIN DENGAN KESANGGUPAN PENUH (FULL COMMITMENT)
Obligasi ini terdiri dari 2 (dua) seri yaitu Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B yang ditawarkan sebesar
100% dari jumlah pokok masing-masing Obligasi, dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,625% (delapan
koma enam dua lima persen) per tahun untuk Obligasi Seri A dan 8,875% (delapan koma delapan tujuh
lima persen) per tahun untuk Obligasi Seri B, diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi
yang diterbitkan atas nama KSEI, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Obligasi antara lain
sebagai berikut:
Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi. Bunga Obligasi
dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Bunga Obligasi pertama akan
dibayarkan pada tanggal 27 September 2012 sedangkan Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo
Obligasi akan dibayarkan pada tanggal 27 Juni 2019 untuk Obligasi Seri A dan pada tanggal 27 Juni
2022 untuk Obligasi Seri B.
Setelah satu tahun sejak Tanggal Penjatahan, Emiten dapat melakukan pembelian kembali (buy back)
atas Obligasi yang belum jatuh tempo, baik seluruhnya atau sebagian dengan harga pasar. Dalam hal
Emiten melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi, maka Emiten
mempunyai hak untuk melakukan pembelian kembali (buy back) tersebut sebagai pelunasan atau
sebagai Obligasi yang dibeli kembali untuk disimpan dan yang dikemudian hari dapat dijual kembali
dan/atau untuk diberlakukan sebagai pelunasan.
Obligasi ini akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia.
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Emiten telah memperoleh hasil pemeringkatan Obligasi dari
Pefindo dengan peringkat:
AA+
id
(Double A Plus)
Keterangan lebih lanjut mengenai pemeringkatan Obligasi dapat dilihat pada Bab XIX Prospektus ini
2
Keterangan ringkas mengenai Obligasi adalah sebagai berikut:
NAMA OBLIGASI
Obligasi Indosat VIII Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap.
JANGKA WAKTU JATUH TEMPO DAN BUNGA OBLIGASI
Obligasi ini terdiri dari:
1. Obligasi Seri A sebesar Rp1.200.000.000.000 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah) dengan jangka
waktu 7 (tujuh) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,625% per tahun;
2. Obligasi Seri B sebesar Rp1.500.000.000.000 (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,875% per tahun.
JENIS OBLIGASI
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan atas nama
KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. Obligasi ini didaftarkan atas nama
KSEI untuk kepentingan Pemegang Rekening di KSEI yang selanjutnya untuk kepentingan Pemegang
Obligasi dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Obligasi oleh Emiten kepada
KSEI. Bukti kepemilikan Obligasi bagi Pemegang Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan
oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
JUMLAH POKOK OBLIGASI
Seluruh nilai Pokok Obligasi yang akan dikeluarkan berjumlah sebesar Rp2.700.000.000.000 (dua
triliun tujuh ratus miliar Rupiah) yang terdiri dari :
- Obligasi Seri A;
- Obligasi Seri B.
yang merupakan 100% (seratus persen) dari harga Pokok Obligasi.
SATUAN PEMINDAHBUKUAN
a. Satuan Pemindahbukuan Obligasi adalah sebesar Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
b. Satu Satuan Pemindahbukuan mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO.
KETENTUAN UMUM PEMBAYARAN BUNGA OBLIGASI
Bunga Obligasi ini dibayarkan oleh Emiten kepada Pemegang Obligasi melalui Agen Pembayaran pada
Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi. Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) terhitung
sejak Tanggal Emisi, dimana Bunga Obligasi pertama dibayarkan pada tanggal 27 September 2012.
Sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir adalah pada tanggal 27 Juni 2019 untuk Obligasi Seri
A dan pada tanggal 27 Juni 2022 untuk Obligasi Seri B. Tanggal-tanggal pembayaran Bunga Obligasi
adalah sebagai berikut:
Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi
Bunga Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Seri A
Seri B
27 September 2012
27 Desember 2012
27 Maret 2013
27 Juni 2013
27 September 2013
27 Desember 2013
27 Maret 2014
27 Juni 2014
27 September 2014
27 Desember 2014
3
27 September 2012
27 Desember 2012
27 Maret 2013
27 Juni 2013
27 September 2013
27 Desember 2013
27 Maret 2014
27 Juni 2014
27 September 2014
27 Desember 2014
Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi
Bunga Ke11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Seri A
Seri B
27 Maret 2015
27 Juni 2015
27 September 2015
27 Desember 2015
27 Maret 2016
27 Juni 2016
27 September 2016
27 Desember 2016
27 Maret 2017
27 Juni 2017
27 September 2017
27 Desember 2017
27 Maret 2018
27 Juni 2018
27 September 2018
27 Desember 2018
27 Maret 2019
27 Juni 2019
27 Maret 2015
27 Juni 2015
27 September 2015
27 Desember 2015
27 Maret 2016
27 Juni 2016
27 September 2016
27 Desember 2016
27 Maret 2017
27 Juni 2017
27 September 2017
27 Desember 2017
27 Maret 2018
27 Juni 2018
27 September 2018
27 Desember 2018
27 Maret 2019
27 Juni 2019
27 September 2019
27 Desember 2019
27 Maret 2020
27 Juni 2020
27 September 2020
27 Desember 2020
27 Maret 2021
27 Juni 2021
27 September 2021
27 Desember 2021
27 Maret 2022
27 Juni 2022
Bunga Obligasi dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat terhitung sejak Tanggal Emisi, dimana
1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam
puluh) Hari Kalender.
JAMINAN
Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus namun dijamin dengan seluruh harta kekayaan
Emiten baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun
yang akan ada dikemudian hari sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata Republik Indonesia. Hak Pemegang Obligasi adalah pari passu tanpa
hak preferen dengan hak-hak kreditur Emiten lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PERPAJAKAN
Keterangan mengenai perpajakan terkait dengan penerbitan Obligasi ini diuraikan dalam Bab XIII
Prospektus ini.
PELUNASAN POKOK DAN PEMBAYARAN BUNGA OBLIGASI
Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dibayarkan oleh Emiten melalui KSEI
selaku Agen Pembayaran atas nama Emiten sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang
Rekening sesuai dengan jadwal waktu pembayaran Bunga Obligasi dan Pokok Obligasi sebagaimana
yang telah ditentukan. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari yang bukan Hari Bursa, maka
pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya.
4
WALI AMANAT
Sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan, Emiten telah menunjuk PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. untuk bertindak selaku Wali Amanat dalam rangka Penawaran Umum Obligasi yang
beralamat di Gedung BRI II, lantai 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 44-46, Jakarta 10210.
Keterangan lebih lanjut mengenai Wali Amanat akan dijelaskan pada Bab XXII Prospektus ini.
Pokok-pokok mengenai Perjanjian Perwaliamanatan dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini.
PEMBATASAN, KEWAJIBAN DAN KELALAIAN EMITEN
Sesuai dengan pasal 6 Perjanjian Perwaliamanatan, ditentukan bahwa terdapat pembatasanpembatasan dan kewajiban-kewajiban terhadap Emiten sehubungan dengan Penawaran Umum
Obligasi yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam Bab XVIII Prospektus ini mengenai Keterangan
Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Selain pembatasan dan kewajiban Emiten, sesuai pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan, ditentukan
kondisi-kondisi dan pengaturan mengenai kelalaian (cidera janji) Emiten yang akan dijelaskan pada
Bab XVIII Prospektus ini mengenai Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
PROSEDUR PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI
Prosedur pemesanan pembelian Obligasi dapat dilihat pada Bab XXI Prospektus ini, mengenai
Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi dan Sukuk Ijarah.
HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI
Hak-hak Pemegang Obligasi yang antara lain menerima pembayaran Bunga Obligasi dan/atau
pelunasan Pokok Obligasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan
Pokok Obligasi, dapat dilihat pada Bab XVIII mengenai Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK)
Emiten dari waktu ke waktu, setelah satu tahun sejak Tanggal Penjatahan, dapat melakukan
pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi sebelum masing-masing Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi, dengan ketentuan dapat dilakukan apabila Emiten tidak dalam keadaan
lalai sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan Emiten mempunyai hak untuk
memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk disimpan dan selanjutnya dijual kembali
atau sebagai pelunasan Obligasi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. Keterangan
lebih lanjut mengenai pembelian kembali (buy back) diuraikan dalam Bab XVIII Prospektus ini mengenai
Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
DANA PELUNASAN OBLIGASI (SINKING FUND)
Emiten tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Obligasi ini dengan pertimbangan untuk
mengoptimalkan penggunaan dana hasil Emisi Obligasi sesuai dengan tujuan rencana penggunaan
dana hasil Emisi Obligasi, sebagaimana diungkapkan pada Bab III Prospektus.
HASIL PEMERINGKATAN
Berdasarkan Peraturan No. IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan No. KEP-135/PM/2006, tanggal 14 Desember 2006 tentang Pemeringkatan Atas
Efek Bersifat Utang, Emiten telah melakukan pemeringkatan Obligasi yang dilaksanakan oleh Pefindo.
Obligasi Indosat ini telah mendapat peringkat idAA+ (Double A Plus) dari Pefindo.
5
Faktor-faktor pendukung untuk peringkat tersebut di atas adalah:
• Dukungan yang kuat dari perusahaan induk;
• Posisi pasar yang stabil;
• Kinerja usaha yang stabil
Peringkat ini dibatasi oleh:
• Struktur permodalan yang agresif
• Persaingan yang ketat dalam industri telekomunikasi.
Keterangan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan Obligasi dapat dilihat pada Bab XIX Prospektus
ini.
HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI
1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi, pembayaran Bunga Obligasi dan hak-hak lain yang
berhubungan dengan Obligasi dengan memperhatikan ketentuan Pasal 5 ayat 10 Perjanjian
Perwaliamanatan.
2. Pemegang Obligasi yang berhak mendapatkan pembayaran Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi
yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi transaksi Obligasi setelah tanggal penentuan pihak yang
berhak memperoleh Bunga Obligasi tersebut maka pihak yang menerima pengalihan Obligasi tersebut
tidak berhak atas Bunga Obligasi pada periode Bunga Obligasi yang bersangkutan.
3. Apabila Emiten ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Bunga Obligasi
dan pelunasan Pokok Obligasi setelah lewat Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi atau Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi, maka Emiten harus membayar denda atas kelalaian membayar jumlah
Pokok Obligasi dan/atau Bunga Obligasi yang akan ditentukan kemudian dalam Addendum
Perjanjian Perwaliamanatan. Denda tersebut dihitung harian (berdasarkan jumlah hari yang
telah lewat), sampai dengan pelunasan atau pembayaran jumlah yang wajib dibayar Emiten
dilaksanakan. Untuk menghitung denda dilakukan perhitungan hari yang terlewat yaitu 1 (satu)
tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh)
Hari Kalender. Denda yang dibayar oleh Emiten yang merupakan hak Pemegang Obligasi, oleh
Agen Pembayaran akan diberikan kepada Pemegang Obligasi secara proporsional berdasarkan
besarnya Obligasi yang dimilikinya.
4. Seorang atau lebih Pemegang Obligasi yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah Pokok Obligasi yang masih terhutang (di luar dari jumlah Obligasi yang dimiliki oleh Emiten
dan/atau Perusahaan Terafiliasi) mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar
diselenggarakan RUPO dengan memuat acara yang diminta dengan melampirkan fotocopy KTUR
dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR kepada
Wali Amanat, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Obligasi akan dibekukan
oleh KSEI sejumlah Obligasi yang tercantum dalam KTUR.
Pencabutan pembekuan Obligasi oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat.
5. Melalui Keputusan RUPO, Pemegang Obligasi antara lain berhak melakukan tindakan sebagai
berikut:
a. Menyampaikan pemberitahuan kepada Emiten atau kepada Wali Amanat atau untuk
memberikan pengarahan kepada Wali Amanat atau untuk mengambil tindakan lain.
b. Memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuanketentuan Perjanjian Perwaliamanatan.
c. Mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang
Obligasi termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6
d. Mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan tingkat Bunga Obligasi, perubahan tata
cara pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Pokok Obligasi, perubahan jangka waktu Obligasi
dan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dalam rangka perubahan tersebut di atas, yang
mana ketentuan perubahan tersebut di atas hanya dapat diminta oleh Emiten, jika Emiten
dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan.
e. Mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Emiten atau Pemegang
Obligasi yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Pokok
Obligasi yang terhutang, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Obligasi di KSEI sesuai
dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan KSEI.
f. Mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa force majeure dalam hal tidak tercapai
kesepakatan antara Emiten dan Wali Amanat.
g. Mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Obligasi berdasarkan
ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan.
B. PENAWARAN UMUM SUKUK IJARAH
SUKUK IJARAH INDOSAT V TAHUN 2012
SISA IMBALAN IJARAH SEBESAR RP300.000.000.000 (TIGA RATUS MILIAR RUPIAH)
YANG DIJAMIN DENGAN KESANGGUPAN PENUH (FULL COMMITMENT)
Sukuk Ijarah ini masing-masing ditawarkan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan
Ijarah. Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan
atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (”KSEI”), dengan jumlah penawaran sebesar
Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan Cicilan Imbalan
Ijarah sebesar Rp25.875.000.000 (dua puluh lima miliar delapan ratus tujuh puluh lima juta Rupiah)
per tahun.
Sukuk Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah. Cicilan
Imbalan Ijarah dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Cicilan Imbalan Ijarah
pertama akan dibayarkan pada tanggal 27 September 2012 sedangkan Cicilan Imbalan Ijarah terakhir
sekaligus jatuh tempo Sukuk Ijarah akan dibayarkan pada tanggal 27 Juni 2019.
Setelah satu tahun sejak Tanggal Penjatahan, Emiten dapat melakukan pembelian kembali (buy back)
atas Sukuk Ijarah yang belum jatuh tempo, baik seluruhnya atau sebagian dengan harga pasar. Dalam
hal Emiten melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah, maka
Emiten mempunyai hak untuk melakukan pembelian kembali (buy back) tersebut sebagai pelunasan
atau sebagai Sukuk Ijarah yang dibeli kembali untuk disimpan dan yang dikemudian hari dapat dijual
kembali dan/atau untuk diberlakukan sebagai pelunasan.
Sukuk Ijarah ini akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia.
Dalam rangka penerbitan Sukuk Ijarah ini, Emiten telah memperoleh hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah
dari Pefindo dengan peringkat:
AA+(sy)
id
(Double A Plus Syariah)
Keterangan lebih lanjut mengenai pemeringkatan Sukuk Ijarah dapat dilihat pada Bab XIX Prospektus ini
Keterangan ringkas mengenai Sukuk Ijarah adalah sebagai berikut:
NAMA SUKUK IJARAH
Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012.
7
JANGKA WAKTU, JATUH TEMPO DAN CICILAN IMBALAN IJARAH
Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7
(tujuh) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp25.875.000.000 (dua puluh lima miliar delapan
ratus tujuh puluh lima juta Rupiah) per tahun.
JENIS SUKUK IJARAH
Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan
atas nama KSEI sebagai bukti kewajiban pembayaran Imbalan Ijarah untuk kepentingan Pemegang
Sukuk Ijarah. Sukuk Ijarah ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Rekening
di KSEI yang selanjutnya untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah dan didaftarkan pada tanggal
diserahkannya Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah oleh Emiten kepada KSEI. Bukti kepemilikan Sukuk Ijarah
bagi Pemegang Sukuk Ijarah adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian.
SISA IMBALAN IJARAH
Seluruh nilai Sisa Imbalan Ijarah yang akan dikeluarkan berjumlah sebesar Rp300.000.000.000 (tiga
ratus miliar Rupiah) yang merupakan 100% (seratus persen) dari harga Sisa Imbalan Ijarah.
SATUAN PEMINDAHBUKUAN
a. Satuan Pemindahbukuan Sukuk Ijarah adalah sebesar Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
b. Satu Satuan Pemindahbukuan mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPSI.
KETENTUAN UMUM PEMBAYARAN CICILAN IMBALAN IJARAH
Cicilan Imbalan Ijarah ini dibayarkan oleh Emiten kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Agen
Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan setiap
triwulan (3 bulan) terhitung sejak Tanggal Emisi, dimana Cicilan Imbalan Ijarah pertama dibayarkan
pada tanggal 27 September 2012. Sedangkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah terakhir adalah pada
tanggal 27 Juni 2019. Tanggal-tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah sebagai berikut:
Cicilan Imbalan Ijarah Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
27 September 2012
27 Desember 2012
27 Maret 2013
27 Juni 2013
27 September 2013
27 Desember 2013
27 Maret 2014
27 Juni 2014
27 September 2014
27 Desember 2014
27 Maret 2015
27 Juni 2015
27 September 2015
27 Desember 2015
27 Maret 2016
27 Juni 2016
27 September 2016
27 Desember 2016
27 Maret 2017
27 Juni 2017
27 September 2017
27 Desember 2017
27 Maret 2018
8
Cicilan Imbalan Ijarah Ke24
25
26
27
28
Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
27 Juni 2018
27 September 2018
27 Desember 2018
27 Maret 2019
27 Juni 2019
Cicilan Imbalan Ijarah dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat terhitung sejak Tanggal Emisi,
dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus
enam puluh) Hari Kalender.
SKEMA SUKUK IJARAH
1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah yang dilangsungkan
antara Emiten dan Wali Amanat Sukuk Ijarah, Emiten telah mengalihkan hak manfaat atas kapasitas
transponder satelit Palapa D sebesar 351 MHz yang digunakan Emiten untuk penyelenggaraan
layanan jaringan tetap tertutup (“Transponder”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah dengan jangka
waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah atau tanggal lain yang
disetujui secara tertulis oleh Para Pihak dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dengan
pengalihan Obyek Ijarah sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa
Imbalan Ijarah.
Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Emiten
menjamin berfungsinya transponder satelit yang manfaatnya menjadi obyek ijarah dan kondisinya,
menjamin atas risiko rusaknya/turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya
obyek ijarah pengganti dalam hal-hal tertentu.
2. Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Emiten dan Wali Amanat
Sukuk Ijarah yang mewakili Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah),
memberikan kuasa khusus kepada Emiten sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian/kontrak dengan pihak ketiga
sebagai pengguna transponder satelit tersebut untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah dan Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan, membuat perubahan atas perjanjian/kontrak yang sudah
ditandatangani oleh Wakil dan pihak ketiga tersebut sepanjang perubahan tersebut sesuai
dengan praktek industri yang berlaku umum dan wajar;
b. Mewakili segala kepentingan Muwakkil dalam rangka pelaksanaan perjanjian dengan pihak
ketiga sebagai pengguna transponder satelit, termasuk akan tetapi tidak terbatas untuk
melakukan penagihan dan, tanpa mengesampingkan ketentuan dibawah ini, menerima seluruh
hasil pemanfaatan transponder satelit dari pihak ketiga; dan
c. Mewakili kepentingan Muwakkil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan
transponder satelit.
Selain itu di dalam Akad Wakalah, Emiten sebagai Wakil berjanji untuk membayar Cicilan Imbalan
Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah yang diterima dari pihak ketiga sesuai dengan nilai dan tata
cara pembayaran yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, dimana atas perjanjian/
kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak ketiga sebagai pengguna Obyek Ijarah,
disepakati untuk tidak perlu dilakukan penandatanganan ulang kontrak.
9
Berikut ini adalah diagram skema sukuk ijarah tersebut:
JAMINAN
Sukuk Ijarah ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus namun dijamin dengan seluruh harta
kekayaan Emiten baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada
maupun yang akan ada dikemudian hari sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132
Kitab Undang-undang Hukum Perdata Republik Indonesia. Hak Pemegang Sukuk Ijarah adalah pari
passu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Emiten lain sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
PERPAJAKAN
Keterangan mengenai perpajakan terkait dengan penerbitan Sukuk Ijarah ini diuraikan dalam Bab XIII
Prospektus ini.
PEMBAYARAN KEMBALI SISA IMBALAN IJARAH DAN PEMBAYARAN CICILAN IMBALAN
IJARAH
Pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah dan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah akan dibayarkan oleh
Emiten melalui KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Emiten sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Sukuk Ijarah
melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal waktu pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan Sisa
Imbalan Ijarah sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari yang
bukan Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya.
Sumber pendapatan untuk pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah dan pembayaran Cicilan Imbalan
Ijarah berasal dari pendapatan sewa transponder Satelit Palapa-D.
WALI AMANAT SUKUK IJARAH
Sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, Emiten telah menunjuk PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. untuk bertindak selaku Wali Amanat Sukuk Ijarah dalam rangka Penawaran
Umum Sukuk Ijarah yang beralamat di Gedung BRI II, lantai 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 44-46, Jakarta
10210.
Keterangan lebih lanjut mengenai Wali Amanat Sukuk Ijarah akan dijelaskan pada Bab XXII Prospektus
ini.
10
Pokok-pokok mengenai Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dapat dilihat pada Bab XVIII
Prospektus ini.
PEMBATASAN, KEWAJIBAN DAN KELALAIAN EMITEN
Sesuai dengan pasal 6 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, ditentukan bahwa terdapat
pembatasan-pembatasan dan kewajiban-kewajiban terhadap Emiten sehubungan dengan Penawaran
Umum Sukuk Ijarah yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam Bab XVIII Prospektus ini mengenai
Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
Selain pembatasan dan kewajiban Emiten, sesuai pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah,
ditentukan kondisi-kondisi dan pengaturan mengenai kelalaian (cidera janji) Emiten yang akan dijelaskan
pada Bab XVIII Prospektus ini mengenai Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
PROSEDUR PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH
Prosedur pemesanan pembelian Sukuk Ijarah dapat dilihat pada Bab XXI Prospektus ini, mengenai
Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi dan Sukuk Ijarah.
HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH
Hak-hak Pemegang Sukuk Ijarah yang antara lain menerima pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/
atau pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
dan/atau Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, dapat dilihat pada Bab XVIII mengenai
Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK)
Emiten dari waktu ke waktu, setelah lewat 1 (satu) tahun sejak Tanggal Penjatahan, dapat melakukan
pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah sebelum Tanggal Pembayaran
Kembali Sisa Imbalan Ijarah, dengan ketentuan dapat dilakukan apabila Emiten tidak dalam keadaan
lalai sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan Emiten mempunyai
hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk disimpan dan selanjutnya
dijual kembali atau sebagai pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan. Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian kembali (buy back) diuraikan dalam
Bab XVIII Prospektus ini mengenai Keterangan Tentang Obligasi dan Sukuk Ijarah.
DANA PELUNASAN SUKUK IJARAH (SINKING FUND)
Emiten tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Sukuk Ijarah ini dengan pertimbangan
untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil Emisi Sukuk Ijarah sesuai dengan tujuan rencana
penggunaan dana hasil Emisi Sukuk Ijarah, sebagaimana diungkapkan pada Bab III Prospektus.
HASIL PEMERINGKATAN
Berdasarkan Peraturan No. IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan No. KEP-135/PM/2006, tanggal 14 Desember 2006 tentang Pemeringkatan Atas
Efek Bersifat Utang, Emiten telah melakukan pemeringkatan Sukuk Ijarah yang dilaksanakan oleh
Pefindo. Sukuk Ijarah ini telah mendapat peringkat idAA+(sy) (Double A Plus Syariah) dari Pefindo.
Faktor-faktor pendukung untuk peringkat tersebut di atas adalah:
•
•
•
Dukungan yang kuat dari perusahaan induk;
Posisi pasar yang stabil;
Kinerja usaha yang stabil
11
Peringkat ini dibatasi oleh:
•
•
Struktur permodalan yang agresif
Persaingan yang ketat dalam industri telekomunikasi.
Keterangan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah dapat dilihat pada Bab XIX
Prospektus ini.
HAK-HAK PEMEGANG SUKUK
1. Menerima pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah, pembayaran Cicilan Ijarah dan hak-hak lain
yang berhubungan dengan Sukuk Ijarah dengan memperhatikan ketentuan Pasal 5 Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
2. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak mendapatkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah
Pemegang Sukuk Ijarah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat)
Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, kecuali ditentukan lain oleh KSEI
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi transaksi Sukuk
Ijarah setelah tanggal penentuan pihak yang berhak memperoleh Cicilan Imbalan Ijarah tersebut
maka pihak yang menerima pengalihan Sukuk Ijarah tersebut tidak berhak atas Cicilan Imbalan
Ijarah pada periode pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan.
3. Apabila Emiten ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Cicilan Imbalan
Ijarah dan pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah setelah lewat Tanggal Pembayaran Cicilan
Imbalan Ijarah atau Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, maka Emiten harus
membayar kompensasi kerugian akibat keterlambatan atas kelalaian membayar jumlah Sisa
Imbalan Ijarah dan/atau Cicilan Imbalan Ijarah. Kompensasi kerugian akibat keterlambatan yang
dibayar oleh Emiten merupakan hak Pemegang Sukuk Ijarah yang akan dibayarkan oleh Agen
Pembayaran kepada Pemegang Sukuk Ijarah secara proporsional berdasarkan besarnya Sukuk
Ijarah yang dimilikinya.
4. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen)
dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang masih belum dibayar (di luar dari Sukuk Ijarah yang dimiliki
oleh Emiten dan/atau Perusahaan Terafiliasi) dapat mengajukan permintaan tertulis kepada Wali
Amanat Sukuk Ijarah agar diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan
melampirkan fotocopy Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat Umum Pemegang Sukuk Ijarah (“KTUR”)
dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR kepada Wali
Amanat Sukuk Ijarah, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Sukuk Ijarah akan
dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR.
Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat Sukuk Ijarah.
5. Melalui keputusan RUPSI, Pemegang Sukuk Ijarah antara lain berhak melakukan tindakan sebagai
berikut:
a. Menyampaikan pemberitahuan kepada Emiten atau kepada Wali Amanat Sukuk Ijarah atau
untuk memberikan pengarahan kepada Wali Amanat Sukuk Ijarah atau untuk mengambil
tindakan lain.
b. Memberhentikan Wali Amanat Sukuk Ijarah dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk
Ijarah menurut ketentuan-ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
c. Mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Sukuk
Ijarah termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12
d. Mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan jumlah Cicilan Imbalan Ijarah,
perubahan tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk
perubahan Sukuk Ijarah menjadi ekuitas Emiten, perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan
perubahan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka perubahan tersebut di atas,
yang mana ketentuan perubahan tersebut di atas hanya dapat diminta oleh Emiten, jika Emiten
dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Ijarah.
e. Mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Emiten atau Pemegang
Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa
Imbalan Ijarah yang belum dibayar, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di
KSEI sesuai dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan KSEI.
f. Mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa force majeure dalam hal tidak tercapai
kesepakatan antara Emiten dan Wali Amanat Sukuk Ijarah.
g. Mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan/atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
h. Mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
13
II. OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH YANG TELAH DITERBITKAN
EMITEN
Sebelum Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Ijarah ini, Emiten telah beberapa kali menerbitkan
obligasi dan sukuk ijarah yaitu:
1. Obligasi Indosat I Tahun 2001 Dengan Tingkat Bunga Tetap Dan Mengambang, dengan nilai
nominal Rp1.000.000.000.000 (satu triliun Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, yang
terbagi atas 2 (dua) seri, yaitu:
Obligasi Seri A : Sebesar Rp827.200.000.000 (delapan ratus dua puluh tujuh miliar dua ratus
juta Rupiah) dengan tingkat bunga tetap sebesar 18,50% per tahun. Sejumlah
Obligasi Seri A telah dibeli kembali oleh Emiten pada tanggal 12 dan 13
September 2005. Sisa obligasi Seri A ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal
12 April 2006.
Obligasi Seri B : Sebesar Rp172.800.000.000 (seratus tujuh puluh dua miliar delapan ratus juta
Rupiah) dengan tingkat bunga tetap sebesar 18,50% per tahun untuk tahun
ke-1 (kesatu) dan tingkat bunga mengambang untuk tahun berikutnya. Tingkat
bunga mengambang dihitung berdasarkan rata-rata deposito Rupiah 3 bulanan
Mandiri, BCA, BNI dan Danamon, yang dihitung secara rata-rata selama 5
hari kerja ditambah premi tetap sebesar 2,25% per tahun. Tingkat bunga
mengambang maksimum sebesar 21% per tahun dan minimum sebesar 16%
per tahun. Obligasi Seri B ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 12 April
2006.
2. Obligasi Indosat II Tahun 2002 Dengan Tingkat Bunga Tetap Dan Mengambang, dengan nilai
nominal Rp1.075.000.000.000 (satu triliun tujuh puluh lima miliar Rupiah) yang terbagi atas 3 (tiga)
seri, yaitu:
Obligasi II
Seri A
: Sebesar Rp775.000.000.000 (tujuh ratus tujuh puluh lima miliar Rupiah) dengan
tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 (satu) sampai dengan tahun ke 5 (lima)
sebesar 15,75% per tahun. Obligasi II Seri A ini telah dilunasi oleh Emiten pada
tanggal 6 November 2007.
Obligasi II
Seri B
: Sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga
tetap sebesar 16,00% per tahun.
Obligasi II Seri B ini memiliki opsi sebagai berikut:
• Opsi Beli, adalah hak Emiten untuk melunasi keseluruhan Obligasi II Seri
B pada ulang tahun Emisi ke-5 (lima), ke-10 (sepuluh), ke-15 (lima belas),
ke-20 (dua puluh) dan ke-25 (dua puluh lima), di tingkat harga 101% dari
nominal Obligasi II.
• Opsi Jual, adalah hak pemegang obligasi memperoleh pelunasan seharga
100% dari nominal Obligasi II pada (i) setiap saat apabila peringkat (rating)
Obligasi turun menjadi idAA- atau lebih rendah (opsi jual khusus) atau (ii)
ulang tahun emisi ke-15 (lima belas), ke-20 (dua puluh) dan ke-25 (dua
puluh lima) (Opsi Jual Reguler).
Obligasi II Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2032.
14
Obligasi II
Seri C
: Sebesar Rp100.000.000.000 (seratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga
tetap untuk tahun ke-1 (kesatu) sebesar 15,625% per tahun dan tingkat bunga
mengambang untuk tahun ke-2 (kedua) hingga tahun ke-5 (kelima) yang
dihitung berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu 3
(tiga) bulan terakhir ditambah premi sebesar 1,625% per tahun. Tingkat bunga
mengambang maksimum sebesar 18,50% per tahun dan minimum sebesar
15,00% per tahun. Obligasi II Seri C ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal
6 November 2007.
3. Obligasi Syari’ah Mudharabah Indosat Tahun 2002, dengan jumlah sebesar Rp175.000.000.000
(seratus tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan syarat dan ketentuan
Obligasi Syari’ah tersebut ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan Emiten untuk membayar
sejumlah pendapatan bagi hasil kepada pemegang Obligasi Syari’ah setiap 3 (tiga) bulan sejak
tanggal emisi yaitu pada setiap tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil.
Besarnya pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang Obligasi
Syari’ah dengan pendapatan yang dibagihasilkan yang besarnya tercantum dalam laporan
keuangan konsolidasi Emiten triwulanan yang terakhir diterbitkan sebelum tanggal pembayaran
pendapatan bagi hasil. Pendapatan yang dibagihasilkan merujuk kepada pendapatan Emiten dan
IM2 masing-masing dari jasa satelit dan internet. Besarnya Nisbah Pemegang Obligasi Syari’ah,
berturut-turut terhadap pendapatan usaha satelit dan internet, adalah tahun ke-1 sebesar 6,91%
dan 10,75%, tahun ke-2 sebesar 9,34% dan 9,02%, tahun ke-3 sebesar 9,34% dan 7,69%, tahun
ke-4 sebesar 9,34% dan 6,56% dan tahun ke-5 sebesar 9,34% dan 5,50%.
Pembayaran pendapatan bagi hasil kepada masing-masing pemegang Obligasi Syari’ah akan
dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan Obligasi Syari’ah yang dimiliki
dibandingkan dengan jumlah dana Obligasi Syari’ah yang belum dibayar kembali.
Obligasi Syari’ah Mudharabah ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 6 November 2007.
4. Obligasi Indosat III Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan nilai nominal sebesar
Rp2.500.000.000.000 (dua triliun lima ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri, yaitu:
Obligasi III
Seri A
: Sebesar Rp1.860.000.000.000 (satu triliun delapan ratus enam puluh miliar
Rupiah) dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,50% per tahun, dengan jangka
waktu 5 (lima) tahun.
Obligasi III Seri A ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 21 Oktober 2008.
Obligasi III
Seri B
: Sebesar Rp640.000.000.000 (enam ratus empat puluh miliar Rupiah) dengan
tingkat bunga tetap sebesar 12,875% per tahun, dengan jangka waktu 7 (tujuh)
tahun.
Obligasi III Seri B ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 22 Oktober 2010.
Obligasi III tersebut memiliki opsi sebagai berikut:
Opsi Pelunasan Awal
: Emiten mempunyai hak untuk membayar lebih awal keseluruhan
Obligasi III Seri A pada ulang tahun ke-4 sejak tanggal emisi pada
tingkat harga 100% dari nominal obligasi. Emiten juga mempunyai
hak untuk membayar lebih awal keseluruhan Obligasi III Seri B pada
ulang tahun emisi ke-4 dan ke-6 pada tingkat harga 100% dari nominal
obligasi.
Opsi Pembelian Kembali : Setelah ulang tahun emisi ke-1, Emiten berhak untuk membeli kembali
sebagian atau seluruh Obligasi III pada harga pasar untuk dimiliki
sementara atau sebagai pelunasan.
15
5. Obligasi Indosat IV Tahun 2005 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan nilai nominal sebesar
Rp815.000.000.000 (delapan ratus lima belas miliar Rupiah) berjangka waktu 6 (enam) tahun
memiliki tingkat bunga tetap sebesar 12% per tahun.
Obligasi IV tersebut memiliki opsi sebagai berikut:
Opsi Pelunasan Awal
: Emiten mempunyai hak untuk membayar lebih awal seluruh Obligasi
IV pada ulang tahun ke-4 sejak tanggal emisi, pada tingkat harga
100% dari nilai nominal Obligasi IV.
Opsi Pembelian Kembali : Setelah ulang tahun emisi ke-1, Emiten mempunyai hak untuk
membeli kembali sebagian atau seluruh Obligasi IV pada harga pasar.
Obligasi IV ini telah dilunasi oleh Emiten pada tanggal 21 Juni 2011.
6. Obligasi Syari’ah Ijarah Indosat Tahun 2005, dengan nilai nominal sebesar Rp285.000.000.000
(dua ratus delapan puluh lima miliar Rupiah) berjangka waktu 6 (enam) tahun dengan cicilan
imbalan ijarah sebesar Rp8.550.000.000 (delapan miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) yang
dibayarkan setiap triwulan (3 bulan). Obligasi Syari’ah Ijarah ini telah dilunasi oleh Emiten pada
tanggal 21 Juni 2011.
Obligasi Syari’ah Ijarah tersebut memiliki opsi sebagai berikut:
Opsi Pelunasan Awal
: Emiten mempunyai hak untuk membayar lebih awal seluruh Obligasi
Syari’ah Ijarah pada ulang tahun ke-4 sejak tanggal emisi, pada
tingkat harga 100% dari sisa imbalan ijarah.
Opsi Pembelian Kembali : Setelah ulang tahun emisi ke-1, Emiten mempunyai hak untuk
membeli kembali sebagian atau seluruh Obligasi Syari’ah Ijarah pada
harga pasar.
7. Obligasi Indosat V Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan nilai nominal sebesar
Rp2.600.000.000.000 (dua trilliun enam ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri:
Obligasi V
Seri A
: Sebesar Rp1.230.000.000.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh miliar Rupiah)
dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,20% per tahun, dengan jangka waktu
7 (tujuh) tahun.
Obligasi V Seri A ini akan jatuh tempo pada tahun 2014.
Obligasi V
Seri B
: Sebesar Rp1.370.000.000.000 (satu triliun tiga ratus tujuh puluh miliar Rupiah)
dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,65% per tahun, dengan jangka waktu
10 (sepuluh) tahun.
Obligasi V Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2017.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Obligasi V setelah ulang tahun ke-1 sejak tanggal
emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Obligasi V, baik untuk dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan.
8. Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007, dengan nilai nominal sebesar Rp400.000.000.000 (empat
ratus miliar Rupiah) berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan cicilan imbalan ijarah sebesar
Rp40.800.000.000 (empat puluh miliar delapan ratus juta Rupiah) per tahun. Sukuk Ijarah II ini
akan jatuh tempo pada tahun 2014.
16
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah II setelah ulang tahun ke-1 sejak tanggal
emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah II, baik untuk dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan.
9. Obligasi Indosat VI Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan nilai nominal sebesar
Rp1.080.000.000.000 (satu triliun delapan puluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri:
Obligasi VI
Seri A
:
Sebesar Rp760.000.000.000 (tujuh ratus enam puluh miliar Rupiah) dengan
tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dengan jangka waktu 5 (lima)
tahun.
Obligasi VI Seri A ini akan jatuh tempo pada tahun 2013.
Obligasi VI
Seri B
:
Sebesar Rp320.000.000.000 (tiga ratus dua puluh miliar Rupiah) dengan
tingkat bunga tetap sebesar 10,80% per tahun, dengan jangka waktu 7 (tujuh)
tahun.
Obligasi VI Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2015.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Obligasi VI setelah ulang tahun ke-1 sejak tanggal
emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Obligasi VI, baik untuk dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan.
10. Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008, dengan nilai nominal sebesar Rp570.000.000.000 (lima ratus
tujuh puluh miliar Rupiah) berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan cicilan imbalan ijarah sebesar
Rp58.425.000.000 (lima puluh delapan miliar empat ratus dua puluh lima juta Rupiah) per tahun
yang dibayarkan setiap triwulan. Sukuk Ijarah III ini akan jatuh tempo pada tahun 2013.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah III setelah ulang tahun ke-1 sejak tanggal
emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah III, baik untuk dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan.
11. Obligasi Indosat VII Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan nilai nominal sebesar
Rp1.300.000.000.000 (satu triliun tiga ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri:
Obligasi VII
Seri A
:
Sebesar Rp700.000.000.000 (tujuh ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga
tetap sebesar 11,25% per tahun, dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
Obligasi VII Seri A ini akan jatuh tempo pada tahun 2014.
Obligasi VII
Seri B
:
Sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga
tetap sebesar 11,75% per tahun, dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun.
Obligasi VII Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2016.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Obligasi VII setelah ulang tahun ke-1 sejak tanggal
emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Obligasi VII, baik untuk dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan.
12. Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009, dengan nilai nominal sebesar Rp200.000.000.000 (dua
ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri:
Sukuk Ijarah IV :
Seri A
Sebesar Rp28.000.000.000 (dua puluh delapan miliar Rupiah) berjangka
waktu 5 (lima) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp3.150.000.000
(tiga miliar seratus lima puluh juta Rupiah) Per Tahun.
Sukuk Ijarah IV Seri A ini akan jatuh tempo pada tahun 2014.
17
Sukuk Ijarah IV :
Seri B
Sebesar Rp172.000.000.000 (seratus tujuh puluh dua miliar Rupiah)
berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar
Rp20.210.000.000 (dua puluh miliar dua ratus sepuluh juta Rupiah) Per
Tahun.
Sukuk Ijarah IV Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2016.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah IV Seri A dan Seri B setelah ulang tahun
ke-1 sejak tanggal emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah IV Seri A dan Seri B, baik
untuk dimiliki sementara atau sebagai pelunasan.
Seluruh dana hasil penerbitan obligasi, obligasi syari’ah dan sukuk ijarah diatas seluruhnya telah
dipergunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
18
III.
PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI
PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi dan setelah dikurangi dengan biaya Emisi akan
dipergunakan oleh Emiten untuk:
1. Sekitar 48% akan digunakan untuk pembayaran lisensi jaringan kepada Pemerintah yaitu Biaya
Hak Penggunaan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio (IPSFR) Penyelenggara Jaringan Bergerak
Seluler di Pita Frekuensi Radio 800MHz, 900MHz dan 1800MHz untuk periode 15 Desember
2012 – 14 Desember 2013. Adapun lisensi jaringan di atas berjangka waktu 10 tahun dan dapat
diperpanjang untuk 10 tahun berikutnya. Pembayaran atas lisensi tersebut dilakukan per tahun
yang besarannya ditentukan sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika;
2. Sekitar 44% akan digunakan untuk pembelian Base Station Subsystem (“BSS”) yang bertujuan
untuk menambah kapasitas di area dengan trafik tinggi dan memperluas jangkauan jaringan
sebagai upaya untuk mengakuisisi pelanggan baru. Adapun spesifikasi BSS yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
- BTS untuk mendukung teknologi GSM, UMTS dan LTE dalam satu platform dengan kapasitas
maksimum 24 TRX GSM900, 24 TRX GSM1800, 6 Carrier UMTS2100 dan 3 Carrier UMTS900.
- BSC/RNC dengan kapasitas maksimum 4000 TRX untuk BSC dan 1 Gbps untuk RNC;
3. Sekitar 8% akan digunakan untuk melaksanakan opsi beli atas Obligasi Indosat II Tahun 2002 Seri
B sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah). Obligasi Indosat II Seri B memiliki jangka
waktu 30 tahun dengan tingkat bunga sebesar 16% per tahun yang jatuh tempo pada tanggal
6 November 2032. Pengumuman pelaksanaan Opsi Beli tersebut telah diumumkan pada harian
Investor Daily dan The Jakarta Post, keduanya pada tanggal 4 Mei 2012. Sesuai dengan ketentuan
Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Indosat II Tahun 2002, Emiten mempunyai hak untuk
melakukan pelunasan pokok Obligasi Indosat II Tahun 2002 Seri B lebih awal kepada pemegang
obligasi Seri B. Opsi Beli tersebut dapat dilaksanakan oleh Emiten pada ulang tahun emisi ke-5,
ke-10, ke-15, ke-20, dan ke-25. Emiten dan wali amanat wajib mengumumkan pelaksanaan opsi
beli tersebut pada 6 bulan atau 2 periode pembayaran bunga obligasi sebelum tanggal pelaksanaan
opsi beli, dimana opsi beli dilaksanakan dengan nilai 101% dari pokok Obligasi Indosat II Tahun
2002 Seri B. Opsi Beli tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 6 November 2012 di tingkat harga
101% dari nominal Obligasi Indosat II Tahun 2002 Seri B. Adapun dana dari Obligasi Indosat II
Tahun 2002 tersebut dipergunakan untuk melunasi hutang Emiten kepada Bank Mandiri dan Bank
Central Asia, dimana penjelasan penggunaan dana selengkapnya dapat dilihat pada Prospektus
Obligasi Indosat II Tahun 2002
Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah setelah dikurangi dengan biaya Emisi
akan dipergunakan oleh Emiten untuk pembelian BSS dengan spesifikasi yang sama seperti poin (2)
penggunaan dana Penawaran Umum Obligasi di atas.
Dalam pelaksanaan penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini, Emiten akan mengikuti ketentuan
Pasar Modal yang berlaku di Indonesia.
Emiten akan melaporkan secara periodik realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini kepada
Bapepam dan LK dan juga Emiten juga akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana
hasil Penawaran Umum ini kepada para Pemegang Obligasi dan Pemegang Sukuk Ijarah melalui Wali
Amanat dan Wali Amanat Sukuk Ijarah sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (“Peraturan Bapepam No. X.K.4”).
19
Apabila Emiten bermaksud merubah penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum, maka rencana
perubahan tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam dan LK dengan mengemukakan
alasan beserta pertimbangannya dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Wali Amanat
dan Wali Amanat Sukuk Ijarah dan RUPO serta RUPSI sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.4.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Emiten adalah sebesar kurang lebih 0,279% dari
nilai Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah yang meliputi:
- Biaya jasa untuk Penjamin Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah sebesar 0,075% yang terdiri dari: biaya
jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 0,06%; biaya jasa penjaminan (underwriting fee)
sebesar 0,0075% dan biaya jasa penjualan (seling fee) sebesar 0,0075%.
- Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal 0,071% yang terdiri dari: biaya jasa Akuntan: 0,040%,
Konsultan Hukum: 0,027% dan Notaris: 0,004%.
- Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal 0,101% yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat sebesar
0,01%, KSEI sebesar 0,001%, dan Perusahaan Pemeringkat Efek 0,09%.
- Biaya lain-lain (BEI, percetakan, iklan, public expose dan lain-lain): 0,032%.
Berdasarkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Obligasi Indosat VII Tahun
2009 dan Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Periode Triwulan 2010 yang telah diserahkan Emiten
kepada Bapepam melalui surat No. 003/AE0-AEC/FIN/11 tanggal 5 Januari 2011, seluruh dana hasil
penerbitan Obligasi Indosat VII Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 seluruhnya telah
dipergunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
20
IV. PERNYATAAN HUTANG
Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2011, yang
angka-angkanya bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2011 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dan tercantum dalam Prospektus ini, serta telah diaudit oleh KAP Purwantono,
Suherman & Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh
IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang berisi paragraf penjelasan mengenai penyajian
kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari
2009/31 Desember 2008, sehubungan dengan reklasifikasi akun-akun tertentu yang disebabkan oleh
Penerapan PSAK 2011, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Emiten memiliki liabilitas konsolidasian sebesar Rp33.356.338 juta,
yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang jangka pendek
Hutang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Hutang pengadaan
Hutang pajak
Akrual
Pendapatan diterima di muka
Uang muka pelanggan
Liabilitas derivatif
Bagian jangka pendek dari:
Hutang jangka panjang
Hutang obligasi
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Liabilitas jangka pendek lainnya
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang pihak-pihak berelasi
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek
Hutang obligasi - setelah dikurangi bagian jangka pendek
Kewajiban imbalan kerja - setelah dikurangi bagian jangka pendek
Liabilitas jangka panjang lainnya
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
JUMLAH LIABILITAS
21
31 Desember 2011
1.499.256
23.581
295.477
3.429.921
88.563
1.891.477
1.124.995
37.265
138.189
3.300.537
41.989
16.072
64.849
11.952.171
15.480
1.920.787
6.425.779
12.138.353
787.313
116.455
21.404.167
33.356.338
1. Liabilitas Jangka Pendek
a. Hutang Jangka Pendek
Total saldo hutang jangka pendek per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.499.256
juta.
b. Hutang Usaha
Hutang usaha terdiri dari hutang usaha kepada pihak-pihak berelasi dan pihak ketiga. Saldo
hutang usaha kepada pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp23.581 juta. Sedangkan saldo hutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp295.477
juta.
c. Hutang Pengadaan
Saldo hutang pengadaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.429.921 juta.
d. Hutang Pajak
Saldo hutang pajak pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp88.563 juta yang
terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN
Taksiran hutang pajak penghasilan, dikurangi pembayaran pajak di muka
sebesar Rp106.847 pada tahun 2011
Pajak penghasilan:
Pasal 4 (2)
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
PPN
Lain-lain
Jumlah
31 Desember 2011
13.330
10.624
15.366
4.107
14.964
18.863
11.123
186
88.563
e.Akrual
Saldo akrual pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.891.477 juta terutama
terdiri dari akrual atas biaya bunga pinjaman, biaya perbaikan dan perawatan jaringan
telekomunikasi, biaya hak penggunaan frekuensi radio dan biaya pemasaran
f.
Pendapatan Diterima Di Muka
Saldo pendapatan diterima di muka pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp1.124.995 juta, yang merupakan pendapatan diterima di muka atas penjualan voucher
pulsa perdana/isi ulang oleh Emiten.
g. Uang Muka Pelanggan
Saldo uang muka pelanggan per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp37.265 juta
terutama terdiri dari uang muka sehubungan dengan penjualan kartu perdana atau voucher
dan sewa satelit masing-masing yang diterima dari dealer dan pelanggan satelit.
22
h. Liabilitas Derivatif
Saldo kewajiban derivatif per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp138.189 juta
yang merupakan nilai wajar kontrak swap valuta asing dan forward valuta asing pada tanggal
pelaporan.
i.
Bagian Jangka Pendek
Saldo bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang per tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp3.300.537 juta, sedangkan bagian jangka pendek dari hutang obligasi per tanggal
31 Desember 2011 adalah sebesar Rp41.989 juta.
j.
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Saldo liabilitas keuangan jangka pendek lainnya pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp16.072 juta yang terutama terdiri dari hutang uang muka karyawan.
k. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya
Saldo liabilitas jangka pendek lainnya pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp64.849 juta.
2. Liabilitas Jangka Panjang
a. Hutang Pihak-Pihak Berelasi
Saldo hutang pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp15.480
juta.
b. Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih
Saldo kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp1.920.787 juta.
c. Hutang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Jangka Pendek
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian
jangka pendek adalah sebesar Rp6.425.779 juta yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Hutang Jangka Panjang
Pihak ketiga:
Setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
sebesar Rp146.511, dan diskon pinjaman yang belum diamortisasi sebesar Rp11.891
pada tahun 2011
Pihak berelasi
Mandiri - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp1.157 pada tahun 2011
Jumlah hutang jangka panjang
Dikurangi bagian jangka pendek (setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp2.295 pada tahun 2011)
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Jumlah bagian jangka pendek
Hutang jangka panjang - bersih
23
31 Desember 2011
8.727.473
998.843
9.726.316
2.301.694
998.843
3.300.537
6.425.779
Pinjaman dari pihak-pihak berelasi:
•
Mandiri
Fasilitas Kredit 1
Pada 18 September 2007, Emiten memperoleh fasilitas kredit lima tahun tanpa jaminan dari
Bank Mandiri sebesar Rp2.000,0 miliar untuk membeli perangkat telekomunikasi. Pinjaman
dikenakan (i) suku bunga tetap tahunan untuk dua tahun pertama (9,75% untuk tahun pertama
dan 10,5% untuk tahun kedua), dan (ii) suku bunga mengambang untuk tahun-tahun berikutnya
berdasarkan suku bunga tahunan yang berlaku untuk JIBOR tiga bulanan ditambah 1,5% per
tahun, dan semua bunga harus dibayar setiap triwulanan. Pembayaran kembali atas pinjaman
yang telah ditarik akan dilakukan setiap tahun, sebagai berikut: (a) 10,0% dari total pinjaman
yang ditarik dalam tahun pertama dan kedua setelah penarikan pertama, (b) 15,0% dari total
pinjaman yang ditarik dalam tahun ketiga dan keempat setelah penarikan pertama, dan (c)
50,0% dari total pinjaman yang ditarik dalam tahun kelima setelah tanggal penandatanganan
perjanjian. Pada tanggal 27 September dan 27 Desember 2007, Emiten telah melakukan
penarikan pinjaman pertama dan kedua sebesar Rp2.000,0 miliar. Pembayaran lebih awal
secara sukarela (seluruh atau sebagian dari pinjaman) diperbolehkan tanpa dikenakan denda
jika pembayaran lebih awal tersebut dilakukan setelah bulan ke-24 dari tanggal perjanjian
dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya. Pembayaran lebih awal
sebelum bulan ke-24 setelah tanggal perjanjian diperbolehkan dengan dikenakan denda
sebesar 2% dari jumlah yang dibayarkan. Berdasarkan perjanjian pinjaman, Emiten telah
menyetujui beberapa ketentuan, termasuk mempertahankan rasio keuangan tertentu. Pada 27
September 2008, 25 September 2009, 27 September 2010 dan 27 September 2011, Emiten
membayar cicilan pertama, kedua, ketiga dan keempat tahunan Emiten masing-masing
sejumlah Rp200,0 miliar, Rp200,0 miliar, Rp300,0 miliar dan Rp300,0 miliar. Pada tanggal
23 Maret 2009, Emiten telah mengadakan perjanjian dengan Bank Mandiri untuk melakukan
perubahan pada definisi ”EBITDA”, menambah definisi baru mengenai ”Pinjaman”, ”Ekuitas”
dan ”Grup” dan untuk merubah rasio Pinjaman terhadap Ekuitas dalam pinjaman Emiten
sesuai dengan ketentuan perjanjian perubahan.
Revolving Loan
Pada tanggal 21 Juni 2011, Emiten menandatangani perjanjian Fasilitas Pinjaman Revolving
Berjangka dengan Mandiri dengan jumlah maksimum Rp1.000,0 miliar untuk membiayai modal
kerja operasional Emiten, pengeluaran barang modal dan/atau pendanaan ulang (refinancing).
Fasilitas ini tersedia dari tanggal 21 Juni 2011 sampai dengan tanggal 20 Juni 2014 dan setiap
penarikan dikenakan bunga Jakarta Inter-Bank Offered Rate (“JIBOR”) 1 bulan ditambah
1,4% per tahun. Setiap penarikan akan jatuh tempo 3 bulan dari tanggal penarikan dan
dapat diperpanjang untuk periode 3 bulan berikutnya dengan mengajukan surat permohonan
perpanjangan tertulis kepada Mandiri.
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Emiten melakukan penarikan pertama sebesar Rp300,0 miliar
dari Fasilitas Pinjaman Revolving Berjangka dengan Mandiri, yang diperpanjang hingga tanggal
2 Februari 2012 berdasarkan surat permohonan perpanjangan tertanggal 25 Oktober 2011.
Selanjutnya, pada tanggal 5 Desember 2011, Emiten menandatangani amandemen perjanjian
ini yang meliputi peningkatan jumlah maksimum fasilitas menjadi Rp1.500,0 miliar dan
perubahan tingkat bunga menjadi JIBOR 1 bulan ditambah 1,25% per tahun.
Pada tanggal 14 Desember 2011, Emiten melakukan penarikan sebesar Rp1.200,0 miliar dari
fasilitas ini.
Pembayaran lebih awal secara sukarela diperbolehkan dengan pemberitahuan tertulis 3 Hari
Kerja sebelumnya. Emiten dapat membayar kembali lebih awal seluruh atau sebagian dari
pinjaman.
24
Berdasarkan perjanjian pinjaman, Emiten diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan
tertentu, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2011, Emiten
telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan.
Pinjaman dari pihak ketiga terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN
AB Svensk Exportkredit, Swedia dengan Jaminan dari Exportkreditnamnden - setelah dikurangi
beban emisi pinjaman yang belum diamortisasi sebesar Rp26.434 pada tahun 2011
Fasilitas Pinjaman Sindikasi Dolar A.S. - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya
solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp11.621 pada tahun 2011
BCA Fasilitas Pinjaman Revolving Berjangka - setelah dikurangi beban emisi pinjaman yang
belum diamortisasi sebesar Rp736
HSBC Perancis - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp104.536 pada tahun 2011
BCA - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
sebesar Rp1.138 pada tahun 2011
Goldman Sachs International
Pokok Pinjaman, setelah dikurangi diskon yang belum diamortisasi sebesar Rp11.891 pada
tahun 2011
Opsi Konversi Nilai Tukar Mata Uang Asing [Foreign Exchange (FX)]
Pinjaman Komersial 9 Tahun - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation
yang belum diamortisasi sebesar Rp2.046 pada tahun 2011
Fasilitas Kredit Investasi 6 dari CIMB Niaga
Jumlah
Dikurangi bagian jangka pendek (setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya solicitation
yang belum diamortisasi sebesar Rp2.295 pada tahun 2011)
Bagian jangka panjang
31 Desember 2011
2.127.216
2.069.484
1.499.264
1.356.403
998.862
422.409
49.518
181.834
22.483
8.727.473
2.301.694
6.425.779
a. AB Svensk Exportkredit (“SEK”)
Pada tanggal 18 Agustus 2009, Emiten memperoleh fasilitas kredit dari SEK yang dijamin oleh
EKN, suatu agen kredit ekspor Swedia dengan jumlah maksimum berjumlah US$315,0 juta
untuk pembelian peralatan telekomunikasi Ericsson, dengan The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited (“HSBC”), Hong Kong dan The Royal Bank of Scotland N.V.
(sebelumnya ABN-AMRO N.V.), Cabang Hong Kong sebagai original lenders dan pengatur
pinjaman (“arranger”), sementara HSBC Bank PLC, London, Inggris bertindak sebagai
fasilitator pinjaman (“facility agent”) dan agen EKN.
Perjanjian ini juga mengatur bahwa original lenders dapat mengalihkan sebagian dari haknya
atau melakukan transfer atas sebagian hak dan kewajibannya, seperti tertera dalam perjanjian
kepada bank atau lembaga keuangan lainnya atau SEK atau EKN. Pada tanggal 2 September
2009, original lenders mengalihkan hak dan kewajibannya kepada SEK.
Fasilitas kredit tersebut terdiri atas fasilitas A, B, dan C dengan nilai maksimum masing-masing
sebesar US$100,0 juta, US$155,0 juta, dan US$60 juta. Fasilitas A dikenakan tingkat suku
bunga pada LIBOR ditambah 0,25% per tahun, bersama-sama dengan biaya dana SEK dan
marjin premium EKN. Fasilitas B dan Fasilitas C dikenakan tingkat suku bunga sebesar 0,05%
per tahun ditambah 2,60% per tahun dan Marjin Premi EKN sebesar 1,61% dan 1,59% per
tahun. Pembayaran kembali atas masing-masing fasilitas A, B dan C harus dilakukan dengan
14 kali cicilan masing-masing dimulai sejak enam bulan setelah 31 Mei 2009, 28 Februari 2010
dan 30 November 2010. Berdasarkan perjanjian tersebut, Emiten diwajibkan untuk memenuhi
beberapa persyaratan, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Selain itu, Emiten juga
diwajibkan untuk mempertahankan modal konsolidasi minimum sebesar Rp5.000,0 miliar. Per
tanggal 31 Desember 2011, Emiten telah menarik masing-masing US$100,0 juta, US$155,0
juta, dan US$60,0 juta untuk fasilitas A,B, dan C masing-masing.
25
Pada tanggal 30 November 2009, 27 Mei 2010, 30 November 2010, 27 Mei 2011 dan
30 November 2011, Emiten membayar cicilan 6 bulanan pertama, kedua, ketiga, keempat dan
kelima, masing-masing, untuk Fasilitas A sebesar US$7,1 juta masing-masing. Pada tanggal
28 Agustus 2010, 28 Februari 2011, dan 25 Agustus 2011, Emiten membayar cicilan 6 bulanan
pertama, kedua, dan ketiga untuk Fasilitas B sejumlah US$11,1 juta masing-masing. Pada
tanggal 27 Mei 2011 dan 30 November 2011, Emiten membayar cicilan 6 bulan pertama dan
kedua untuk fasilitas C sejumlah US$4,3 juta masing-masing.
b. Fasilitas Pinjaman Sindikasi Dolar AS - 12 Lembaga Keuangan
Pada tanggal 12 Juni 2008, Emiten menandatangani perjanjian fasilitas kredit selama lima
tahun tanpa jaminan dengan 13 lembaga keuangan dengan ING Bank N.V., dan DBS Bank
Ltd. sebagai pengatur pinjaman (arranger) dan DBS sebagai fasilitator pinjaman (facility
agent), dengan jumlah keseluruhan, US$450.000 ribu. Pinjaman ini akan digunakan untuk
membiayai kebutuhan Emiten berupa (i) pengeluaran barang modal, (ii) pembelian kembali
sebagian dari Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2010 dan/atau Guaranteed Notes Jatuh
Tempo Tahun 2012, dan/atau (iii) kebutuhan modal kerja. Pinjaman ini dikenakan suku bunga
mengambang berdasarkan London Interbank Offered Rate (“LIBOR”) Dolar AS ditambah
marjin (1,9% per tahun untuk onshore lenders dan 1,85% per tahun untuk offshore lenders),
yang harus dibayarkan setiap 6 bulanan.
Pembayaran pokok pinjaman yang ditarik akan dilakukan setiap 6 bulanan, sebagai
berikut: (a) 25% dari jumlah pokok pinjaman yang ditarik pada tahun ketiga setelah tanggal
penandatanganan perjanjian (tanggal pembayaran pertama), (b) 24% dari jumlah pokok
pinjaman yang ditarik pada bulan ke-6 setelah tanggal pembayaran pertama, (c) 8% dari setiap
jumlah pokok pinjaman yang ditarik pada bulan ke-12 dan ke-18 setelah tanggal pembayaran
pertama, dan (d) 35% dari jumlah pinjaman yang ditarik pada bulan ke-24 setelah tanggal
pembayaran pertama.
Berdasarkan perjanjian, Emiten diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan tertentu,
seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2011, Emiten telah
memenuhi semua rasio keuangan.
Pembayaran lebih awal secara sukarela hanya diperbolehkan jika pembayaran dilakukan
setelah bulan ke-6 dari tanggal perjanjian pinjaman dengan pemberitahuan tertulis 15 hari
sebelumnya (dengan jumlah minimum sebesar US$10.000 ribu dan dalam jumlah kelipatan
US$1.000 ribu).
Pada tanggal 26 September dan 30 Oktober 2008, Emiten menerima penarikan pertama dan
kedua yang mewakili jumlah penuh dari fasilitas kredit ini sejumlah US$450.000 ribu (setara
dengan Rp4.704.650 juta, menggunakan kurs tengah BI per tanggal 26 September dan
30 Oktober 2008 masing-masing sebesar Rp9.378 dan Rp10.600 per US$1).
Pada tanggal 24 Februari 2009, Emiten melakukan amandemen terhadap Fasilitas Pinjaman
Sindikasi Dolar AS berdasarkan surat persetujuan yang diterima pada tanggal 19 Februari
2009 dari DBS Bank Ltd., yang mencakup persetujuan yang diberikan oleh sebagian besar
dari 13 lembaga keuangan yang mana memiliki jumlah pokok pinjaman sebesar US$405.000
ribu atau 90% dari saldo pinjaman tersebut. Amandemen tersebut mencakup perubahan
beberapa definisi tertentu dan rasio keuangan tertentu yang harus dipelihara.
Pada 10 Juni 2011 dan 12 Desember 2011, Emiten telah melakukan pembayaran pokok
pinjaman tengah tahunan pertama dan kedua, masing-masing sebesar US$112.500.000 dan
US$ 108.000.000.
26
Pada tanggal 14 Oktober 2011, PT Bank UOB Indonesia (salah satu kreditur di Fasilitas
Pinjaman Sindikasi Dolar AS) memindahkan hutangnya kepada UOB Limited (kreditur lain di
Fasilitas Pinjaman Sindikasi Dolar AS), sehingga jumlah kreditur menjadi 12.
c. BCA
•
Revolving Loan
Pada tanggal 10 Februari 2011, Emiten mengadakan perjanjian fasilitas Time Loan
Revolving dengan BCA sejumlah maksimum Rp1.000,0 miliar untuk membiayai
pembelanjaan barang modal Emiten dan/atau untuk tujuan korporasi umum.
Fasilitas ini akan tersedia dari 10 Februari 2011 sampai 10 Februari 2014. Pada
tanggal 1 Desember 2011, Emiten mengamandemen perjanjian fasilitas dengan
BCA untuk (i) meningkatkan total jumlah pokok yang dapat ditarik menjadi
Rp1.500,0 miliar, (ii) mengubah suku bunga penarikan menjadi sebesar JIBOR 1 bulanan
ditambah 1,25% per tahun, dari JIBOR 1 bulanan ditambah 1,40% per tahun, dan (iii)
membuat tanggal jatuh tempo fasilitas tersebut menjadi maksimum tanggal 10 Februari
2014. Berdasarkan perjanjian fasilitas tersebut, Emiten diwajibkan untuk memenuhi
persyaratan tertentu, seperti memelihara rasio finansial tertentu. Pada 17 Juni 2011,
Emiten menarik sejumlah Rp500,0 miliar dan pada 15 Juli 2011, Emiten membayarkan
kembali sejumlah Rp300,0 miliar. Pada tanggal 9 Desember 2011, Emiten menarik sisa
Rp1.300 miliar dari fasilitas tersebut.
•
Fasilitas Kredit 1 selama 5 (lima) Tahun Tanpa Jaminan
Pada tanggal 28 Agustus 2007, Emiten memperoleh fasilitas kredit selama 5 (lima) tahun
tanpa jaminan dari BCA sebesar Rp1.600.000 juta untuk pembayaran Fasilitas Pinjaman
Sindikasi 2 dan pembelian peralatan telekomunikasi. Pinjaman ini dikenakan (i) suku
bunga tetap untuk dua tahun pertama (9,75% untuk tahun pertama dan 10,5% untuk tahun
kedua) dan (ii) suku bunga mengambang untuk tahun berikutnya berdasarkan suku bunga
tahunan yang berlaku dari JIBOR berjangka 3 bulanan ditambah 1,5% per tahun. Bunga
harus dibayarkan setiap triwulan. Pada tanggal 20 September 2007, Emiten memperoleh
tambahan fasilitas kredit sebesar Rp400.000 juta. Sebagai hasilnya, fasilitas kredit ini
menjadi sebesar Rp2.000.000 juta. Pembayaran pokok pinjaman yang ditarik akan
dilakukan setiap tahun, sebagai berikut: (a) 10% dari setiap jumlah pokok pinjaman yang
ditarik, pada tahun pertama dan kedua setelah penarikan pertama, (b) 15% dari setiap
jumlah pokok pinjaman yang ditarik, pada tahun ketiga dan keempat setelah penarikan
pertama, dan (c) 50% dari jumlah pokok pinjaman yang ditarik, pada tahun kelima setelah
penarikan pertama.
Pada tanggal 27 September, 26 Oktober dan 27 Desember 2007, Emiten melakukan
penarikan pinjaman pertama, kedua dan ketiga yang mewakili jumlah penuh dari fasilitas.
Pembayaran lebih awal secara sukarela (seluruhnya atau sebagian dari pinjaman)
hanya diperbolehkan tanpa dikenakan denda jika pembayaran dilakukan setelah bulan
ke-24 dari tanggal perjanjian pinjaman dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) Hari
Kerja sebelumnya. Pembayaran sebelum bulan ke-24 dari tanggal perjanjian pinjaman
diperbolehkan dengan dikenakan denda sebesar 2% dari jumlah yang dibayarkan.
Pada tanggal 27 September 2008, 25 September 2009, 27 September 2010 dan 27
September 2011, Emiten membayar cicilan tengah tahunan pertama, kedua, ketiga dan
keempat masing-masing sebesar Rp200.000 juta, Rp200.000 juta, Rp300.000 juta dan
Rp300.000 juta.
27
d. HSBC Perancis
Pada tanggal 27 November 2007, Emiten menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman tanpa
jaminan dengan HSBC Perancis terkait dengan:
•
Fasilitas Berjangka COFACE 12 Tahun (“Fasilitas COFACE”)
Fasilitas ini berjumlah US$157.243 ribu untuk membiayai pembayaran 85% atas
komponen yang dibuat di Perancis sesuai dengan Kontrak Satelit Palapa-D ditambah
100% premi COFACE. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tetap tahunan sebesar 5,69%
yang terhutang setiap 6 (enam) bulanan. Jumlah pinjaman setelah periode ketersediaan
akan dibayar kembali dalam 20 kali cicilan tengah tahunan. Pembayaran pokok pinjaman
dalam cicilan tengah tahunan akan dimulai 6 (enam) bulan setelah mana yang lebih dulu
dari: (a) tanggal penyelesaian dari “Satellite In-Orbit Acceptance Review” sesuai dengan
Kontrak Satelit Palapa-D dan (b) tanggal 29 September 2009.
Emiten telah melakukan beberapa kali penarikan dari fasilitas kredit ini, penarikan pertama
dilakukan pada tanggal 28 Januari 2008 dan penarikan terakhir pada tanggal 30 November
2009, sejumlah US$157.186,7 ribu.
Pembayaran lebih awal secara sukarela hanya diperbolehkan jika dilakukan bersamaan
dengan pembayaran secara sukarela untuk Fasilitas SINOSURE secara proporsional
setelah hari terakhir dari periode ketersediaan dan pada tanggal pembayaran kembali
dengan pemberitahuan tertulis 30 hari sebelumnya. Emiten boleh membayar kembali
seluruh atau sebagian dari pinjaman sebelum jatuh tempo (dengan jumlah minimum
sebesar US$10.000 ribu dan dalam jumlah kelipatan US$1.000 ribu). Setiap pembayaran
lebih awal tersebut akan digunakan untuk melunasi kewajiban pembayaran pinjaman
yang terlama lebih dahulu (inverse chronological order).
Pada tanggal 29 Maret 2010, 29 September 2010, 29 Maret 2011 dan 29 September 2011
Emiten membayar cicilan tengah tahunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat, masingmasing sebesar US$7.859,34 ribu.
•
Fasilitas Berjangka SINOSURE 12 Tahun (“Fasilitas SINOSURE”)
Fasilitas ini berjumlah US$44.200 ribu untuk membiayai pembayaran 85% atas Kontrak
Layanan Peluncuran (Launch Service Contract). Pinjaman ini dikenakan suku bunga
mengambang berdasarkan LIBOR Dolar AS ditambah 0,35% per tahun, yang harus
dibayarkan setiap 6 (enam) bulanan. Jumlah pinjaman setelah periode ketersediaan akan
dibayar kembali dalam 20 kali cicilan tengah tahunan. Pembayaran pokok pinjaman dalam
cicilan tengah tahunan akan dimulai 6 (enam) bulan setelah mana yang lebih dulu dari: (a)
tanggal penyelesaian dari “Satellite In-Orbit Acceptance Review” sesuai dengan Kontrak
Satelit Palapa-D dan (b) tanggal 29 September 2009.
Emiten telah melakukan beberapa kali penarikan dari fasilitas kredit ini, penarikan pertama
dilakukan pada tanggal 23 April 2008 dan penarikan terakhir pada tanggal 1 Juli 2009,
sejumlah US$44.200 ribu.
Pembayaran lebih awal secara sukarela hanya diperbolehkan jika dilakukan bersamaan
dengan pembayaran secara sukarela untuk Fasilitas COFACE secara proporsional setelah
hari terakhir dari periode ketersediaan dan pada tanggal pembayaran kembali dengan
pemberitahuan tertulis 30 hari sebelumnya. Emiten boleh membayar kembali seluruh atau
sebagian dari pinjaman sebelum tanggal jatuh tempo (dengan jumlah minimum sebesar
US$10.000 ribu dan dalam jumlah kelipatan US$1.000 ribu). Setiap pembayaran lebih
awal tersebut akan digunakan untuk melunasi kewajiban pembayaran pinjaman yang
terlama lebih dahulu (inverse chronological order).
28
Pada tanggal 29 Maret 2010, 29 September 2010, 29 Maret 2011, dan 29 September
2011, Emiten membayar cicilan tengah tahunan pertama, kedua, ketiga, dan keempatnya
masing-masing sebesar US$2.210 ribu.
Berdasarkan perjanjian fasilitas pinjaman, Emiten diharuskan untuk memenuhi beberapa
persyaratan tertentu, seperti memelihara rasio keuangan tertentu.
Pada tanggal 18 Maret 2009, Emiten melakukan amandemen atas Perjanjian Fasilitas
COFACE dan SINOSURE dengan HSBC Perancis berdasarkan dua surat persetujuan
yang diterima pada tanggal 11 Maret 2009 yang mewakili saldo pokok pinjaman masingmasing sebesar US$157.243 ribu dan US$44.200 ribu. Amandemen ini mencakup
perubahan beberapa definisi tertentu dan rasio keuangan tertentu yang harus dipelihara.
e. Goldman Sachs International (“GSI”)
Pada tanggal 30 Mei 2007, Emiten menerima pinjaman dari GSI sebesar Rp434.300 juta
yang diterima dalam Dolar AS sebesar US$50.000 ribu untuk membiayai pembelian peralatan
telekomunikasi. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 Mei 2013. Pinjaman ini
dikenakan suku bunga tetap sebesar 8,75% per tahun dan harus dibayarkan setiap triwulan
pada tanggal 28 Februari, 30 Mei, 30 Agustus dan 30 November mulai tanggal 30 Agustus
2007 sampai dengan tanggal 30 Mei 2012.
Perjanjian ini memberikan opsi kepada GSI untuk melakukan konversi pinjaman tersebut
menjadi pinjaman Dolar AS sebesar US$50.000 ribu pada tanggal 30 Mei 2012 (“Opsi Konversi
FX”). Nilai wajar Opsi Konversi FX pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah
masing-masing sebesar US$5.460,78 ribu, US$6.072,20 ribu dan US$11.038,10 ribu (masingmasing setara dengan Rp49.518 juta, Rp54.595 juta dan Rp103.758 juta menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia per tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 sebesar masing
masing Rp9.068, Rp8.991 dan Rp9.400 per US$ 1). Apabila GSI mengambil opsi tersebut,
maka mulai tanggal 30 Mei 2012, pinjaman akan dikenakan bunga tetap sebesar 6,45% per
tahun atas pokok pinjaman US$50.000 ribu dan baik pokok pinjaman maupun bunga dalam
Dolar AS akan jatuh tempo pada tanggal 30 Mei 2013.
Berdasarkan perjanjian, Emiten diharuskan untuk memberitahukan GSI tentang beberapa
kejadian yang dapat menyebabkan terminasi pinjaman, diantaranya: (i) perubahan yang
berhubungan dengan perpajakan di Inggris atau Indonesia, (ii) kegagalan pelunasan
Guaranteed Notes Jatuh Tempo 2012, (iii) kegagalan berdasarkan Notes yang diterbitkan atau
dijamin oleh Emiten yang pelunasannya dilakukan dalam Dolar AS, (iv) penarikan kembali,
pembelian, atau pembatalan Guaranteed Notes Jatuh Tempo 2012 dan tidak terdapat hutang
dalam dolar AS atau Rupiah setelah penarikan kembali, pembelian atau pembatalan tersebut
dan (v) perubahan kendali dalam Emiten.
Pada tanggal 24 Juni 2008, Emiten menerima surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver
letter) dari GSI yang menegaskan bahwa GSI tidak akan melakukan terminasi atas pinjaman
sehubungan dengan perubahan kendali dalam Emiten akibat akuisisi oleh Qtel atas 40,81%
modal ditempatkan dan disetor Emiten pada bulan Juni 2008.
f. Pinjaman Komersial 9 (sembilan) Tahun dengan HSBC Cabang Jakarta, CIMB Niaga
(Sebelumnya PT Bank Lippo Tbk.) dan Bank of China Limited, Cabang Jakarta
Pada tanggal 27 November 2007, Emiten menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman tanpa
jaminan dengan HSBC Cabang Jakarta sebagai “pengatur pinjaman” (“arranger”) dan HSBC
Limited, Hongkong sebagai “fasilitator pinjaman” (“facility agent”) terkait dengan Perjanjian Pinjaman
Komersial 9 (sembilan) Tahun sebesar US$27.037 ribu dari HSBC Cabang Jakarta untuk membiayai
pembangunan dan peluncuran satelit serta pembayaran premi SINOSURE sehubungan dengan
Fasilitas SINOSURE. Pinjaman ini dikenakan suku bunga mengambang berdasarkan LIBOR Dolar
AS ditambah 1,45% per tahun, yang harus dibayarkan setiap 6 (enam) bulanan.
29
Pembayaran pinjaman akan dilakukan dalam lima belas cicilan tengah tahunan setelah 24
bulan dari tanggal perjanjian pinjaman. Untuk 5 (lima) cicilan pertama, Emiten akan membayar
masing-masing sebesar US$1.351,85 ribu dan sebesar US$2.027,78 ribu untuk cicilan
berikutnya.
Perjanjian ini juga mengatur bahwa HSBC Cabang Jakarta dapat mengalihkan sebagian dari
haknya atau melakukan transfer atas sebagian hak dan kewajibannya seperti tertera dalam
perjanjian kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada tanggal 10 Maret 2008, HSBC
Cabang Jakarta memindahkan hak dan kewajibannya kepada CIMB Niaga dan Bank of China
Limited, Cabang Jakarta.
Pada tanggal 1 April 2008, Emiten menerima penarikan secara penuh untuk Fasilitas Pinjaman
Komersial 9 (sembilan) Tahun. Penarikan ini terdiri dari US$13.537 ribu (setara dengan
Rp124.527 juta) dari HSBC Cabang Jakarta, US$10.000 ribu (setara dengan Rp91.990 juta)
dari CIMB Niaga dan US$3.500 ribu (setara dengan Rp32.197 juta) dari Bank of China Limited,
Cabang Jakarta. Semua penyetaraan Rupiah menggunakan kurs tengah BI per tanggal 1 April
2008 sebesar Rp9.199 per US$ 1.
Berdasarkan perjanjian fasilitas pinjaman, Emiten diharuskan untuk memenuhi beberapa
persyaratan tertentu, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember
2011, Emiten telah memenuhi semua rasio keuangan.
Pembayaran lebih awal secara sukarela hanya diperbolehkan pada setiap tanggal pembayaran
kembali setelah tanggal pembayaran pertama dengan pemberitahuan tertulis 30 hari
sebelumnya. Emiten boleh membayar kembali seluruh atau sebagian dari pinjaman sebelum
jatuh tempo (dengan jumlah minimum sebesar US$5.000 ribu dan dalam jumlah kelipatan
US$1.000 ribu). Setiap pembayaran lebih awal tersebut akan digunakan untuk melunasi
kewajiban pembayaran pinjaman secara proporsional.
Pada tanggal 18 Maret 2009, Emiten melakukan amandemen fasilitas Pinjaman Komersial 9
(sembilan) Tahun berdasarkan surat persetujuan yang diterima pada tanggal 5 Maret 2009 dari
HSBC Limited, Hongkong yang mewakili pokok pinjaman sejumlah US$17.057 ribu atau 63%
dari saldo pinjaman. Amandemen tersebut mencakup perubahan beberapa definisi tertentu
dan rasio keuangan tertentu yang harus dipelihara.
Pada tanggal 27 November 2009, 26 Mei 2010, 29 November 2010, 27 Mei 2011, dan 28
November 2011, Emiten membayar cicilan tengah-tahunan pertama, kedua, ketiga, keempat,
dan kelimanya masing-masing sebesar US$1.351,85 ribu.
g. Fasilitas Kredit Investasi 6 dari CIMB Niaga
Pada tanggal 24 Februari 2009, Lintasarta memperoleh fasilitas kredit dari CIMB Niaga untuk
pembelian peralatan telekomunikasi, komputer dan peralatan penunjang lainnya sebesar
Rp75.000 juta. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan tetap sebesar 14,5%, yang
dapat diubah oleh CIMB Niaga tergantung keadaan pasar. Pembayaran pokok pinjaman dalam
cicilan 3 bulanan sebesar Rp7.500 juta akan dimulai pada tanggal 24 Mei 2010 sampai dengan
tanggal 24 Agustus 2012. Lintasarta telah melakukan penarikan penuh dari fasilitas kredit ini.
Pembayaran lebih awal secara sukarela hanya diperbolehkan pada tanggal pembayaran
bunga dengan pemberitahuan tertulis 15 hari sebelumnya. Lintasarta boleh membayar kembali
seluruh atau sebagian dari pinjaman sebelum tanggal jatuh tempo hanya dengan menggunakan
dana dari kegiatan operasional Lintasarta. Pembayaran kembali dengan menggunakan dana
yang telah diperoleh dari pinjaman pihak lain diperkenankan dengan membayar denda yang
ditentukan oleh CIMB Niaga.
30
Pinjaman ini dijamin dengan seluruh peralatan yang dibeli dari penerimaan fasilitas kredit ini.
Jumlah pinjaman yang terutang per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp22.500 juta, yang
dijadwalkan akan dibayarkan dalam 3 cicilan, yaitu 24 Februari, 24 Mei dan 24 Agustus 2012.
Pada 24 Februari 2012, Lintasarta membayar cicilan pertama sebesar Rp7.500 juta.
h. Hutang Obligasi
Pada tanggal 31 Desember 2011, hutang obligasi Emiten terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020 - setelah dikurangi beban emisi hutang
yang belum diamortisasi sebesar Rp58.420 pada tahun 2011 dan diskon hutang
yang belum diamortisasi sebesar Rp26.208 pada tahun 2011
Obligasi Indosat Kelima Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap - setelah dikurangi
beban emisi hutang obligasi dan biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar
Rp9.102 pada tahun 2011
Obligasi Indosat Ketujuh Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap - setelah dikurangi
beban emisi hutang obligasi yang belum diamortisasi sebesar Rp4.442 pada tahun
2011
Obligasi Indosat Keenam Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap - setelah dikurangi
beban emisi hutang obligasi dan biaya solicitation yang belum diamortisaisi sebesar
Rp3.603 pada tahun 2011
Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008 - setelah dikurangi beban emisi hutang obligasi dan
biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp1.545 pada tahun 2011
Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007 - setelah dikurangi beban emisi hutang obligasi dan
biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp1.124 pada tahun 2011
Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang
- setelah dikurangi biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp649 pada
tahun 2011
Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 - setelah dikurangi beban emisi hutang obligasi
yang belum diamortisasi sebesar Rp754 pada tahun 2011
Obligasi Terbatas II yang diterbitkan oleh Lintasarta
Obligasi Terbatas I yang diterbitkan oleh Lintasarta
Jumlah hutang obligasi
Dikurangi bagian jangka pendek
Bagian jangka panjang
31 Desember
2011
5.809.572
2.590.898
1.295.558
1.076.397
568.455
398.876
199.351
199.246
25.000
16.989
12.180.342
41.989
12.138.353
Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020
Pada tanggal 29 Juli 2010, Emiten, melalui IPBV menerbitkan Guaranteed Notes Jatuh Tempo
Tahun 2020 dengan jumlah sebesar US$650,0 juta. Notes tersebut diterbitkan pada 99,478%
dari nilai nominal tersebut dan jatuh tempo pada tanggal 29 Juli 2020. Notes tersebut memiliki
tingkat suku bunga tetap sebesar 7,375% per tahun yang harus dibayar dalam cicilan enam
bulanan, yang jatuh tempo pada tanggal 29 Januari dan 29 Juli setiap tahun, dimulai sejak
tanggal 29 Januari 2011. Notes tersebut dapat dibeli kembali bila diinginkan oleh IPBV, secara
keseluruhan atau sebagian, pada setiap waktu pada atau setelah tanggal 29 Juli 2015 dengan
harga senilai 103,6875%, 102,4583%, 101,2292% dan 100% dari nilai pokok masing-masing
selama periode 12 bulan yang dimulai sejak 29 Juli 2015, 2016, 2017 dan 2018 dan seterusnya,
ditambah bunga yang belum dan masih harus dibayar dan jumlah lainnya, jika ada. Selain
itu, sebelum tanggal 29 Juli 2013, IPBV dapat membeli kembali sebanyak-banyaknya 35%
dari seluruh nilai pokok Notes dengan hasil satu atau lebih penawaran umum saham Emiten,
dengan harga senilai 107,375% dari nilai pokok tersebut ditambah bunga yang belum dan
masih harus dibayar dan jumlah lainnya, jika ada. Notes tersebut juga dapat dibeli kembali
bila diinginkan oleh IPBV atau Emiten, secara keseluruhan tetapi tidak sebagian pada setiap
waktu, dengan harga senilai 100% dari nilai pokok tersebut ditambah bunga yang belum dan
masih harus dibayar sampai dengan (tetapi tidak termasuk) tanggal pembelian kembali jumlah
tambahan lainnya, apabila terdapat perubahan tertentu yang mempengaruhi pajak penghasilan
31
di Indonesia dan Belanda. Apabila terjadi perubahan kendali di dalam Emiten (termasuk
penjualan, pemindahan, pengalihan, penyewaan, penyerahan atau pelepasan lainnya atas
semua atau sebagian besar aktiva Emiten), seorang pemegang surat hutang berhak meminta
IPBV untuk membeli kembali semua atau sebagian dari surat hutang yang dimilikinya dengan
harga senilai 101% dari nilai pokok tersebut, ditambah bunga yang belum dan masih harus
dibayar dan jumlah lainnya, jika ada, sampai dengan tanggal pembelian.
Hasil bersih, setelah dikurangi biaya penjaminan emisi efek dan biaya penawaran, telah
diterima pada 29 Juli 2010 dan digunakan (i) untuk membiayai penawaran untuk membeli
Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2010 dan Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun
2012 yang terhutang dan consent solicitation apapun terkait dengan, atau pembelian kembali
atas, surat hutang tersebut dan (ii) untuk pembiayaan kembali sebagian dari hutang Emiten
yang ada lainnya. Surat hutang tersebut dijamin secara tidak bersyarat dan tidak dapat ditarik
kembali oleh Emiten.
Berdasarkan indenture dari surat hutang tersebut, Emiten diwajibkan untuk memenuhi
beberapa ketentuan, seperti mempertahankan beberapa rasio keuangan.
Obligasi Indosat Ketujuh Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap
Pada 8 Desember 2009, Emiten menerbitkan Obligasi Indosat VII dengan nilai nominal sebesar
Rp Rp1.300.000.000.000 (satu triliun tiga ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri:
Obligasi VII
Seri A
:
Sebesar Rp700.000.000.000 (tujuh ratus miliar Rupiah) dengan tingkat
bunga tetap sebesar 11,25% per tahun, dengan jangka waktu 5 (lima)
tahun.
Obligasi VII Seri A ini akan jatuh tempo pada tahun 2014.
Obligasi VII
Seri B
:
Sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) dengan tingkat
bunga tetap sebesar 11,75% per tahun, dengan jangka waktu 7 (tujuh)
tahun.
Obligasi VII Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2016.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Obligasi VII setelah ulang tahun ke-1 sejak
tanggal emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Obligasi VII, baik untuk dimiliki sementara
atau sebagai pelunasan.
Obligasi Indosat Keenam Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap
Pada tanggal 9 April 2008, Emiten menerbitkan Obligasi Indosat Keenam Tahun 2008
dengan Tingkat Bunga Tetap (“Obligasi Indosat Keenam”), dengan BRI sebagai wali amanat,
sebagaimana diatur dalam perjanjian perwaliamanatan Obligasi VI. Nilai nominal obligasi
keseluruhan adalah Rp1.080.000 juta. Obligasi tersebut terdiri dari 2 (dua) seri:
•
Obligasi Seri A sebesar Rp760.000 juta memiliki tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per
tahun mulai tanggal 9 April 2008. Obligasi Seri A akan jatuh tempo pada tanggal 9 April
2013.
•
Obligasi Seri B sebesar Rp320.000 juta memiliki tingkat bunga tetap sebesar 10,80% per
tahun mulai tanggal 9 April 2008. Obligasi Seri B akan jatuh tempo pada tanggal 9 April
2015.
Obligasi Indosat Keenam tersebut akan jatuh tempo jika setelah ulang tahun emisi ke-1,
Emiten menggunakan hak opsi untuk membeli kembali sebagian atau seluruh obligasi pada
harga pasar untuk dimiliki sementara atau sebagai pelunasan awal.
32
KSEI sebagai agen pembayaran, berkewajiban membayar bunga obligasi, sebagai berikut:
Seri A :
Mulai tanggal 9 Juli 2008 dan setiap tiga-bulanan sampai dengan 9 April 2013.
Seri B :
Mulai tanggal 9 Juli 2008 dan setiap tiga-bulanan sampai dengan 9 April 2015.
Emiten menerima hasil penerbitan Obligasi VI pada tanggal 9 April 2008.
Hasil bersih obligasi ini, setelah dikurangi beban penjaminan dan penawaran, digunakan untuk
pengeluaran modal dalam rangka pengembangan jaringan selular Emiten.
Berdasarkan perjanjian perwaliamanatan Obligasi VI, Emiten diharuskan untuk memenuhi
beberapa persyaratan, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember
2011, Emiten telah memenuhi semua rasio keuangan.
Hutang obligasi ini tidak dijamin dengan aset tertentu Emiten maupun oleh pihak lain. Seluruh
aset Emiten, kecuali aset yang telah ditentukan spesifik merupakan jaminan bagi kreditor
lainnya, digunakan sebagai jaminan pari-passu untuk semua kewajiban Emiten termasuk
obligasi ini.
Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir (yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2011),
obligasi tersebut memiliki peringkat idAA+ (stable outlook) dari Pefindo.
Berdasarkan Risalah RUPO tanggal 24 Maret 2009, para pemegang Obligasi Indosat Keenam
setuju untuk merubah perjanjian perwaliamanatan Obligasi VI sehubungan dengan perubahan
beberapa definisi tertentu dan rasio keuangan tertentu yang harus dipelihara.
Obligasi Indosat Kelima Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap
Pada tanggal 29 Mei 2007, Emiten menerbitkan Obligasi Indosat Kelima Tahun 2007
dengan Tingkat Bunga Tetap (“Obligasi Indosat Kelima”), dengan BRI sebagai wali amanat,
sebagaimana diatur dalam perjanjian perwaliamanatan Obligasi V. Nilai nominal obligasi
keseluruhan adalah Rp2.600.000 juta. Obligasi tersebut terdiri dari 2 (dua) seri:
•
Obligasi Seri A sebesar Rp1.230.000 juta memiliki tingkat bunga tetap sebesar 10,20%
per tahun mulai tanggal 29 Mei 2007. Obligasi Seri A akan jatuh tempo pada tanggal 29
Mei 2014.
•
Obligasi Seri B sebesar Rp1.370.000 juta memiliki tingkat bunga tetap sebesar 10,65%
per tahun mulai tanggal 29 Mei 2007. Obligasi Seri B akan jatuh tempo pada tanggal 29
Mei 2017.
Obligasi V akan jatuh tempo jika setelah ulang tahun emisi ke-1, Emiten menggunakan hak
opsi untuk membeli kembali sebagian atau seluruh obligasi pada harga pasar untuk dimiliki
sementara atau sebagai pelunasan awal.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”), selaku agen pembayaran, berkewajiban
membayar bunga obligasi, sebagai berikut:
Seri A : Mulai tanggal 29 Agustus 2007 dan setiap tiga-bulanan sampai dengan 29 Mei 2014.
Seri B : Mulai tanggal 29 Agustus 2007 dan setiap tiga-bulanan sampai dengan 29 Mei 2017.
Emiten menerima hasil penerbitan Obligasi V pada tanggal 31 Mei 2007.
Hasil bersih Obligasi V ini, setelah dikurangi beban penjaminan dan penawaran, digunakan
untuk pengeluaran modal dalam rangka pengembangan jaringan selular Emiten.
33
Berdasarkan perjanjian perwaliamanatan Obligasi V, Emiten diharuskan untuk memenuhi
beberapa persyaratan, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember
2011, Emiten telah memenuhi semua rasio keuangan.
Hutang Obligasi V ini tidak dijamin dengan aset tertentu Emiten maupun oleh pihak lain.
Seluruh aset Emiten, kecuali aset yang telah ditentukan spesifik merupakan jaminan bagi
kreditor lainnya, digunakan sebagai jaminan pari-passu untuk semua kewajiban Emiten
termasuk obligasi ini.
Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2011,
obligasi tersebut memiliki peringkat idAA+ (stable outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia
(“Pefindo”).
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Obligasi (“RUPO”) tanggal 24 Maret 2009,
para pemegang Obligasi V setuju untuk merubah perjanjian perwaliamanatan Obligasi V
sehubungan dengan perubahan beberapa definisi tertentu dan rasio keuangan tertentu yang
harus dipelihara.
Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009
Pada 8 Desember 2009, Emiten menerbitkan Sukuk Ijarah Indosat IV dengan nilai nominal
sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas 2 (dua) seri:
Sukuk Ijarah IV
Seri A
:
Sebesar Rp28.000.000.000 (dua puluh delapan miliar Rupiah)
berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar
Rp3.150.000.000 (tiga miliar seratus lima puluh juta Rupiah) Per Tahun.
Sukuk Ijarah Seri A ini akan jatuh tempo pada tahun 2014.
Sukuk Ijarah IV
Seri B
:
Sebesar Rp172.000.000.000 (seratus tujuh puluh dua miliar Rupiah)
berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar
Rp20.210.000.000 (dua puluh miliar dua ratus sepuluh juta Rupiah) Per
Tahun.
Sukuk Ijarah Seri B ini akan jatuh tempo pada tahun 2016.
Emiten dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah IV Seri A dan Seri B setelah ulang
tahun ke-1 sejak tanggal emisi, baik untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah IV Seri A dan
Seri B, baik untuk dimiliki sementara atau sebagai pelunasan.
Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008
Pada tanggal 9 April 2008, Emiten menerbitkan Sukuk Ijarah III, dengan BRI sebagai wali
amanat, sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Nilai nominal obligasi
keseluruhan adalah Rp570.000 juta. Sukuk Ijarah III tersebut akan jatuh tempo pada tanggal
9 April 2013.
Sukuk Ijarah III tersebut akan jatuh tempo jika setelah ulang tahun emisi ke-1, Emiten
menggunakan hak opsi untuk membeli kembali sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah III pada
harga pasar.
Pemegang Sukuk Ijarah III berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan sejumlah Rp58.425
juta, terhutang setiap tiga-bulanan mulai tanggal 9 Juli 2008 sampai dengan tanggal 9 April
2013.
Hasil penerbitan Sukuk Ijarah III ini digunakan untuk pengeluaran barang modal dalam rangka
pengembangan jaringan selular Emiten.
34
Emiten menerima hasil penerbitan Sukuk Ijarah III pada tanggal 9 April 2008.
Berdasarkan perjanjian perwaliamanatan Sukuk Ijarah III, Emiten diharuskan untuk memenuhi
beberapa persyaratan, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember
2011, Emiten telah memenuhi semua rasio keuangan.
Sukuk Ijarah III ini tidak dijamin dengan aset tertentu Emiten maupun oleh pihak lain. Seluruh
aset Emiten, kecuali aset yang telah ditentukan spesifik merupakan jaminan bagi kreditor
lainnya, digunakan sebagai jaminan pari-passu untuk semua kewajiban Emiten termasuk
Sukuk Ijarah III ini.
Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2011,
Sukuk Ijarah III tersebut memiliki peringkat idAA(sy)+ (stable outlook) dari Pefindo.
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Sukuk Ijarah (“RUPSI”) tanggal 24 Maret 2009,
para Pemegang Sukuk Ijarah III setuju untuk merubah perjanjian perwaliamanatan Sukuk
Ijarah III sehubungan dengan perubahan beberapa definisi tertentu dan rasio keuangan
tertentu yang harus dipelihara.
Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007
Pada tanggal 29 Mei 2007, Emiten menerbitkan Sukuk Ijarah II, dengan BRI sebagai wali
amanat, sebagaimana diatur dalam perjanjian perwaliamanatan Sukuk Ijarah II. Nilai nominal
obligasi keseluruhan adalah Rp400.000 juta. Sukuk Ijarah II tersebut akan jatuh tempo pada
tanggal 29 Mei 2014.
Sukuk Ijarah II tersebut akan jatuh tempo sebelum tanggal jatuh tempo jika setelah ulang tahun
emisi ke-1, Emiten menggunakan hak opsi untuk membeli kembali sebagian atau seluruh
Sukuk Ijarah II pada harga pasar.
Pemegang Sukuk Ijarah II berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan sejumlah Rp40.800
juta, terhutang setiap tiga-bulanan mulai tanggal 29 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 29
Mei 2014.
Hasil Sukuk Ijarah II ini digunakan untuk pengeluaran barang modal dalam rangka
pengembangan jaringan selular Emiten.
Emiten menerima hasil penerbitan Sukuk Ijarah II pada tanggal 31 Mei 2007.
Berdasarkan perjanjian perwaliamanatan Sukuk Ijarah II, Emiten diharuskan untuk memenuhi
beberapa persyaratan, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember
20011, Emiten telah memenuhi semua rasio keuangan.
Sukuk Ijarah II ini tidak dijamin dengan aset tertentu Emiten maupun oleh pihak lain. Seluruh
aset Emiten, kecuali aset yang telah ditentukan spesifik merupakan jaminan bagi kreditor
lainnya, digunakan sebagai jaminan pari-passu untuk semua kewajiban Emiten termasuk
Sukuk Ijarah II ini.
Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2011,
Sukuk Ijarah II tersebut memiliki peringkat idAA(sy)+ (stable outlook) dari Pefindo.
Berdasarkan Risalah RUPSI tanggal 24 Maret 2009, para Pemegang Sukuk Ijarah II setuju
untuk merubah perjanjian perwaliamanatan Sukuk Ijarah II sehubungan dengan perubahan
beberapa definisi tertentu dan rasio keuangan tertentu yang harus dipelihara.
35
Obligasi Terbatas II yang diterbitkan oleh Lintasarta
Pada tanggal 14 Juni 2006, Lintasarta mengadakan perjanjian dengan para pemegang
sahamnya untuk menerbitkan Obligasi Terbatas II sebesar Rp66.150 juta. Obligasi terbatas ini
merupakan obligasi tanpa jaminan yang pada awalnya akan jatuh tempo pada tanggal 14 Juni
2009 dan memiliki tingkat bunga mengambang yang dihitung berdasarkan rata-rata deposito
berjangka rupiah 3 (tiga) bulanan Mandiri, BNI, BRI dan BTN ditambah premi tetap sebesar
3%. Batas maksimum tingkat bunga mengambang sebesar 19% dan batas minimum sebesar
11% per tahun. Bunga obligasi terhutang setiap tiga-bulanan mulai tanggal 14 September
2006. Hasil obligasi terbatas ini digunakan untuk pengeluaran barang modal dalam rangka
pengembangan peralatan telekomunikasi Lintasarta.
Pada tanggal 17 Juli 2006, Lintasarta memperoleh persetujuan dari CIMB Niaga atas penerbitan
obligasi terbatas ini.
Pada tanggal 14 Juni 2009, Lintasarta melunasi sebagian dari Obligasi Terbatas II sejumlah
Rp6.150 juta. Berdasarkan Risalah Rapat Bersama dari Dewan Komisaris dan Direksi tanggal
20 Mei 2009, perwakilan dari pemegang saham Lintasarta setuju untuk memperpanjang tanggal
jatuh tempo dari Obligasi Terbatas II yang tersisa sebesar Rp60.000 juta sampai dengan
tanggal 14 Juni 2012 dan meningkatkan batas minimum dari tingkat bunga mengambang
menjadi 12,75%. Pada tanggal 25 Agustus 2009, perjanjian Obligasi Terbatas II, setelah
diamandemen untuk mengakomodasi perubahan tanggal jatuh tempo dan batas minimum dari
tingkat bunga mengambang, telah difinalisasi. Pada 29 Desember 2011, Lintasarta membayar
kembali suatu bagian dari obligasi ini sebesar Rp35.000 juta. Pada 29 Februari 2012, Lintasarta
telah membayar kembali jumlah yang masih terhutang berdasarkan obligasi ini, yaitu sebesar
Rp25.000 juta.
Obligasi Terbatas I yang diterbitkan oleh Lintasarta
Pada 2 Juni 2003, Lintasarta mengadakan perjanjian dengan para pemegang sahamnya untuk
menerbitkan Obligasi Terbatas I sejumlah Rp40.000 juta. Obligasi terbatas ini merupakan
obligasi tanpa jaminan yang pada awalnya akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juni 2006 dan
memiliki tingkat bunga tetap sebesar 16% per tahun untuk tahun pertama dan tingkat bunga
mengambang untuk tahun-tahun berikutnya yang dihitung bedasarkan rata-rata deposito
berjangka rupiah 3 (tiga) bulanan Mandiri, BNI, BRI dan BTN ditambah premi tetap sebesar
3%. Batas maksimum tingkat bunga mengambang sebesar 19% dan batas minimum sebesar
11% per tahun.
Pada tanggal 2 Juni 2006, Lintasarta melunasi sebagian dari Obligasi Terbatas sejumlah
Rp5.144 juta dan sisanya sebesar Rp34.856 juta diperpanjang waktu jatuh temponya
sampai dengan tanggal 2 Juni 2009. Perpanjangan waktu jatuh tempo ini dibuat berdasarkan
amandemen pertama Perjanjian Obligasi Terbatas I pada tanggal 14 Juni 2006.
Pada tanggal 17 Juli 2006, Lintasarta memperoleh persetujuan dari CIMB Niaga atas perubahan
tanggal jatuh tempo dan nilai nominal dari Obligasi Terbatas I.
Pada tanggal 2 Juni 2009, Lintasarta melunasi sebagian dari Obligasi Terbatas I sejumlah
Rp8.303 juta. Berdasarkan Risalah Rapat Bersama dari Dewan Komisaris dan Direksi tanggal
20 Mei 2009, perwakilan dari pemegang saham Lintasarta setuju untuk memperpanjang
tanggal jatuh tempo dari Obligasi Terbatas I yang tersisa sebesar Rp26.553 juta sampai
dengan tanggal 2 Juni 2012 dan meningkatkan batas minimum dari tingkat bunga mengambang
menjadi 12,75%. Pada tanggal 25 Agustus 2009, perjanjian Obligasi Terbatas I, setelah
diamandemen untuk mengakomodasi perubahan tanggal jatuh tempo dan batas minimum dari
tingkat bunga mengambang, telah difinalisasi. Pada 29 Desember 2011, Lintasarta membayar
kembali suatu bagian dari obligasi ini sebesar Rp9.564 juta. Pada 31 Januari 2012, Lintasarta
telah membayar kembali jumlah yang masih terhutang berdasarkan obligasi ini, yaitu sebesar
Rp16.989 juta.
36
Rasio Keuangan yang Dipersyaratkan
Berdasarkan perjanjian pinjaman, ketentuan Guaranteed Notes, dan Perjanjian Perwaliamanatan,
Emiten diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 31
Desember 2011, Emiten telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan, yaitu: rasio Total
Liabilitas / Ekuitas < 2,50 x, rasio Liabilitas Bersih / EBITDA < 3,50 x, dan EBITDA / Beban Bunga > 3,0
EMITEN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN
SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AKUNTAN DAN KEWAJIBAN SETELAH TANGGAL
LAPORAN AKUNTAN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, KECUALI HUTANG USAHA ATAU KEWAJIBAN LAIN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN
OPERASIONAL EMITEN.
DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN LIABILITAS SERTA
PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG, EMITEN MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
EMITEN TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG DIPERSYARATKAN DALAM
PERJANJIAN HUTANG EMITEN.
TIDAK TERDAPAT NEGATIVE COVENANTS YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG
SAHAM PUBLIK.
37
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan
Konsolidasian Penting, laporan keuangan konsolidasian Emiten beserta catatan atas laporan keuangan
konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus
ini.
Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Emiten
tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
tersebut, yang seluruhnya telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan
tercantum dalam Prospektus ini, serta telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan
publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian, yang berisi paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2009/31 Desember
2008, sehubungan dengan reklasifikasi akun-akun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK
2011, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
Bagian ini meliputi pernyataan pandangan ke depan (forward looking statement) Emiten yang meliputi
risiko dan ketidakpastian. Pernyataan pandangan ke depan tersebut disusun menggunakan asumsi
dan analisa Emiten berdasarkan pengalaman dan persepsi dari trend historis, kondisi masa kini dan
perkembangan yang diharapkan di masa depan serta faktor-faktor lain yang diyakini sesuai dengan
keadaan Emiten.
Kecuali disebutkan secara khusus, referensi ke “2011”, “2010”, dan “2009” dari bagian ini adalah masingmasing untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009.
A.Umum
Produk dan layanan utama Emiten pada saat ini diantaranya adalah Selular, Telekomunikasi Tetap
dan MIDI. Pendapatan usaha terbesar Emiten terbesar berasal dari jasa selular dengan persentase
pendapatan mencapai 81,4% dari total pendapatan Emiten pada periode yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011. Sedangkan untuk Telekomunikasi Tetap dan MIDI, masing-masing memberikan
kontribusi sebesar 6,1% dan 12,5% terhadap total pendapatan Emiten pada periode yang sama.
Dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki oleh Emiten lebih dari 40 tahun dalam industri
telekomunikasi, Emiten selalu berusaha untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi terdepan di
Indonesia dengan memberikan produk-produk dan layanan terbaik kepada para pelanggan. Manajemen
Emiten memiliki keyakinan bahwa dengan dukungan dari sumber daya manusia yang berkualitas dan
sumber daya modal yang dimiliki oleh Emiten pada saat ini akan mampu memberikan kunci sukses
kepada Emiten untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan Emiten.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Operasional dan Kondisi Keuangan
Hasil operasional dan kondisi keuangan Emiten dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut:
1. Basis Pelanggan Selular dan Pola Pemakaian Selular
Jumlah pelanggan selular Emiten dan pemakaian jasa selular secara langsung mempengaruhi
pendapatan usaha selular Emiten begitu juga dengan beban usaha Emiten, termasuk beban interkoneksi
dan beban penyusutan dan amortisasi. Untuk memenuhi permintaan atas layanan Emiten yang semakin
meningkat, Emiten kemungkinan harus memperluas cakupan dan kapasitas jaringan selular Emiten,
yang memerlukan tambahan pengeluaran barang modal. Peningkatan dalam pengeluaran barang
modal Emiten mempengaruhi arus kas, beban bunga dan beban penyusutan Emiten.
38
Emiten adalah penyedia jasa selular yang terbesar kedua di Indonesia, bila diukur dari jumlah
pelanggan selular, dengan 51,7 juta pelanggan (termasuk pelanggan broadband nirkabel) pada tanggal
31 Desember 2011.
Pada tahun 2009, Emiten mengimplementasikan strategi untuk mengurangi tipe pelanggan “calling
card” yang bernilai-rendah, yang Emiten percaya sebagai pelanggan jangka pendek yang tidak akan
mengisi ulang kartu SIM mereka. Emiten percaya bahwa strategi ini memberikan kontribusi secara
signifikan dalam penurunan jumlah pelanggan Emiten selama tahun 2009. Jumlah pelanggan Emiten
berkurang sekitar 9,7% pada tahun 2009, namun pendapatan usaha selular Emiten hanya berkurang
sebanyak 1,1% pada periode yang sama. Jumlah pelanggan Emiten meningkat sekitar 34,3% dari
33,0 juta pada tahun 2009 menjadi 44,3 juta pada tahun 2010 dan terus meningkat di akhir tahun 2011
sebesar 16,8% menjadi 51,7 juta pelanggan.
2.Kompetisi
Emiten menghadapi kompetisi yang sangat ketat pada seluruh segmen usaha Emiten. Kompetisi
tersebut diantaranya berakibat kepada tarif yang dapat Emiten bebankan atas jasa, permintaan dan
penggunaan jasa Emiten serta marjin usaha dan hasil usaha.
Bisnis layanan selular di Indonesia telah menjadi sangat kompetitif, sebagaimana terlihat dengan
adanya program akuisisi besar-besaran atas pelanggan selular di Indonesia dalam beberapa tahun ini.
Secara historis, kompetisi pada industri selular utamanya didasarkan kepada cakupan jaringan, kualitas
teknis, harga, ketersediaan layanan data dan fitur-fitur khusus serta kualitas dan layanan pelanggan.
Sejak tahun 2007, kompetisi semakin terfokus pada harga, dimana seluruh operator, termasuk Emiten,
mulai menawarkan berbagai promosi potongan harga untuk menarik pelanggan, yang Emiten percayai
menyebabkan terjadinya churn rates yang tinggi. Tingkat churn rate pelanggan yang tinggi di Indonesia
menyebabkan terjadinya peningkatan sensitivitas harga para pelanggan, terutama pelanggan prabayar
dan rendahnya biaya perpindahan pelanggan pascabayar akibat pengikatan kontraktual terbatas. Sejak
tahun 2009, fokus pasar kepada harga yang merupakan kunci utama terjadinya seleksi produk oleh
pelanggan telah menurun dan para pelanggan kembali terfokus pada pendorong historis yaitu cakupan
jaringan, kualitas teknis, harga, ketersediaan layanan data dan fitur-fitur khusus.
Berdasarkan estimasi internal Emiten, ketiga penyelenggara mayoritas layanan nirkabel di Indonesia,
Telkomsel, Emiten dan XL, secara bersama-sama menguasai sekitar 73,9% pangsa pasar jasa nirkabel
di Indonesia pada tahun 2011. Emiten berkompetisi dengan Telkomsel dan XL terutama pada cakupan
jaringan, kualitas layanan dan harga. Dengan basis pelanggan “on-net” yang lebih besar dan penawaran
harga yang lebih menarik bagi panggilan on-net, Emiten percaya bahwa jumlah pelanggan Emiten
akan memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan terhadap penyelenggaran selular kecil lainnya,
mengingat Emiten tidak perlu membayar biaya interkoneksi kepada pihak ketiga.
Kompetisi pada jasa MIDI juga semakin meningkat. Dalam beberapa tahun ini, kompetisi antar
penyelenggara layanan komunikasi data semakin meningkat, yang utamanya disebabkan oleh penerbitan
berbagai lisensi baru setelah terjadinya deregulasi pada industri telekomunikasi di Indonesia. Selain itu
layanan satelit Emiten yang terdiri dari penyewaan transponder kepada broadcaster dan penyelenggara
telekomunikasi layanan VSAT, selular dan SLI serta ISP menghadapi kompetisi dari penyelenggara
asing dan domestik yang memberikan layanan pada basis pelanggan yang sama.
Emiten tidak lagi menjadi satu-satunya penyelenggara jasa SLI tradisional di Indonesia (seperti non
VoIP). Pemerintah dapat menerbitkan lisensi baru untuk jasa SLI kepada operator telekomunikasi
lainnya yang akan menyebabkan meningkatnya kompetisi pada layanan telekomunikasi tetap.
Emiten menyadari bahwa kompetisi tiga segmen usaha Emiten akan terus meningkat. Kompetisi telah
dan akan memberikan dampak pada hasil operasi dan kondisi keuangan Emiten.
39
3. Tingkat Tarif dan Harga
Berdasarkan peraturan yang berlaku, Menkominfo menetapkan formula tarif yang menentukan
jumlah yang dapat dibebankan oleh operator atas layanan telekomunikasi tetap dan selular. Namun
demikian, Menkominfo mengizinkan operator telekomunikasi tetap dan selular, termasuk Emiten, untuk
menawarkan paket-paket promosi yang menawarkan harga yang lebih rendah daripada tarif plafon
yang ditentukan berdasarkan formula tarif. Saat ini Emiten menetapkan harga kepada layanan selular
Emiten berdasarkan berbagai program promosi yang sedang berlangsung yang dimaksudkan untuk
menarik pelanggan-pelanggan baru, menstimulasi permintaan dan meningkatkan posisi saing Emiten.
Perubahan dalam struktur harga Emiten, baik sebagai akibat dari kebijakan tarif Pemerintah atau
sebagai tanggapan terhadap persaingan, dapat berdampak bagi pendapatan, hasil usaha dan keadaan
keuangan Emiten.
4. Ekonomi Indonesia
Emiten percaya bahwa pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia sebagian didorong oleh
pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir-akhir ini, dan permintaan atas jasa-jasa tersebut akan
berlanjut, karena perekonomian Indonesia terus berkembang dan termodernisasi. Kinerja dan kualitas
serta pertumbuhan jumlah pelanggan dan penawaran layanan Emiten tergantung pada kesehatan
perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
5. Pengeluaran Barang Modal
Penyediaan jasa telekomunikasi bersifat sarat modal. Untuk dapat terus bersaing, Emiten harus terusmenerus melakukan perluasan, memodernisasi dan memperbarui teknologi Emiten, yang memerlukan
pengeluaran barang modal yang besar. Dalam rangka memenuhi permintaan terkait dengan peningkatan
yang substansial dalam jumlah pelanggan dan pemakaian jaringan selama tahun 2009 hingga 2011,
Emiten harus meningkatkan pengeluaran barang modal Emiten secara substansial, terutama untuk
memperluas kapasitas jaringan Emiten. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009, 2010 dan 2011, pengeluaran barang modal konsolidasi aktual Emiten masing-masing berjumlah
total Rp11.584,5 miliar, Rp5.515,0 miliar, dan Rp6.092,6 miliar. Untuk tahun 2012, Emiten berencana
untuk mengalokasikan US$798,1 juta untuk pengeluaran barang modal baru, yang bila memperhitungkan
estimasi pengeluaran barang modal yang direalisasi untuk tahun 2012 untuk komitmen pengeluaran
barang modal dari periode sebelumnya, akan menghasilkan jumlah aktual pengeluaran barang modal
sekitar US$848,8 juta untuk tahun 2012, dimana Emiten bermaksud untuk menggunakannya bagi
pengembangan aset tetap dalam segmen usaha selular, data tetap dan telekomunikasi tetap Emiten.
Sebelumnya, Emiten telah membiayai pengeluaran barang modal melalui sumber internal dan arus
kas dari kegiatan usaha Emiten, dan juga dari hutang pembiayaan melalui pinjaman bank dan pasar
modal. Emiten mengharapkan untuk terus membiayai pengeluaran barang modal melalui sumbersumber tersebut. Selain itu, Emiten bermaksud untuk menggunakan suatu bagian dari hasil tunai yang
diperoleh dari Transaksi Penjualan Menara, jika selesai, untuk membiayai pengeluran modal Emiten.
Diselesaikannya Transaksi Penjualan Menara bergantung pada berbagai persetujuan termasuk
persetujuan dari pemegang surat hutang dan kreditur tertentu dari Emiten serta pemegang saham Tower
Bersama. Emiten menghadapi risiko likuiditas apabila peristiwa-peristiwa tertentu terjadi, termasuk
namun tidak terbatas pada, lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dari yang Emiten harapkan,
menurunnya peringkat hutang Emiten, atau menurunnya kinerja keuangan atau rasio keuangan Emiten.
Apabila Emiten tidak mendapatkan jumlah yang dibutuhkan untuk mendukung rencana pengeluaran
barang modal Emiten untuk tahun 2012, Emiten mungkin tidak dapat memperbaiki atau memperluas
infrastruktur telekomunikasi selular Emiten atau memperbarui teknologi Emiten yang dibutuhkan untuk
tetap bersaing dalam pasar telekomunikasi Indonesia, dimana hal tersebut dapat berdampak bagi
keadaan keuangan, hasil usaha serta prospek Emiten.
40
Selain itu, perubahan yang tidak diharapkan dalam teknologi, permintaan kapasitas jaringan yang lebih
besar dari pelanggan Emiten dan tanggapan kepada usaha dan inovasi produk dari pesaing Emiten
dapat mengharuskan Emiten untuk meningkatkan pengeluaran barang modal Emiten, yang dapat
berdampak bagi pendapatan, hasil usaha dan keadaan keuangan Emiten.
6. Ketidakstabilan Nilai Tukar Valuta Asing
Nilai mata uang Rupiah telah meningkat secara signifikan selama dekade terakhir dari nilai terendah
yaitu sekitar Rp17.000 per Dolar AS selama krisis keuangan Asia. Selama periode antara tanggal 1
Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, nilai tukar Rupiah/Dolar AS berkisar dari nilai
terendah Rp12.400 per Dolar AS sampai dengan nilai tertinggi yaitu Rp8.888 per Dolar AS dan selama
tahun 2011, berkisar dari nilai terendah Rp9.185 per Dolar AS sampai dengan nilai tertinggi yaitu Rp8.460
per Dolar AS. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai tukar Bank Indonesia yang berlaku saat itu adalah
sebesar Rp9.068 per Dolar AS. Meskipun sebagian besar dari pendapatan usaha Emiten dalam mata
uang Rupiah, sebagian pendapatan usaha Emiten dalam mata uang Dolar AS. Selain itu, sebagian
besar dari pinjaman, pengeluaran barang modal dan beban usaha Emiten, termasuk pembayaran bunga
untuk Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020 dan Fasilitas Pinjaman Sindikasi ING/DBS, adalah
dalam mata uang selain dari Rupiah, terutama Dolar AS. Pada tanggal 31 Desember 2011, 50,5% dari
pinjaman Emiten adalah dalam mata uang Rupiah, dan sisanya adalah dalam mata uang Dolar AS.
Melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar AS mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Emiten
karena, antara lain nilai Rupiah dari beban yang harus dibayarkan dalam mata uang Dolar AS akan
meningkat karena faktor tersebut sehingga Emiten harus mengkonversi mata uang Rupiah yang lebih
banyak lagi guna membayar kewajiban Emiten dalam Dolar AS. Sebaliknya, meningkatnya nilai Rupiah
terhadap dolar AS mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Emiten karena, di antaranya, hal
tersebut menyebabkan penurunan pendapatan dari panggilan masuk internasional yang dilakukan oleh
pengguna layanan operator asing, roaming oleh pelanggan operator asing di Indonesia dan pendapatan
usaha dari jasa MIDI dan operasi satelit Emiten. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009, Emiten mencatat laba selisih kurs-bersih sebesar Rp1.656,4 miliar; untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010, Emiten mencatat laba selisih kurs bersih sebesar Rp492,4 miliar; dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, Emiten mencatat laba selisih kurs bersih
sebesar Rp36,7 miliar.
Sebagai tambahan, sebagian besar aset dan kewajiban moneter Emiten dapat terkena dampak risiko
mata uang asing. Aset moneter ini terutama terdiri dari kas, setara kas, dan piutang usaha dari operator
asing, dan piutang usaha dalam mata uang asing. Kewajiban moneter Emiten yang dapat terkena dampak
risiko mata uang asing terdiri dari hutang pengadaan, hutang jangka panjang dan hutang obligasi yang
timbul akibat kewajiban yang berkaitan dengan pengeluaran barang modal. Tingkat aset moneter bersih
Emiten sebagian besar dipengaruhi oleh jumlah panggilan masuk yang melebihi jumlah panggilan keluar
dalam usaha SLI Emiten dan pendapatan dari mata uang asing Emiten. Dalam upaya mengelola risiko
valuta asing Emiten dan menurunkan biaya pendanaan Emiten, Emiten menandatangani beberapa
kontrak swap valuta asing. Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa Emiten dapat berhasil
mengelola tingkat risiko valuta asing Emiten di kemudian hari ataupun bahwa Emiten tidak akan terusmenerus terkena dampak risiko valuta asing. Risiko Emiten terhadap fluktuasi nilai tukar valuta asing,
terutama terhadap mata uang Dolar AS, dapat meningkat jika Emiten mengadakan hutang tambahan
dalam mata uang Dolar AS untuk membiayai rencana pengeluaran barang modal Emiten.
Pada bulan Februari dan Maret 2009, Emiten mendapatkan persetujuan untuk mengubah beberapa
ketentuan dalam instrumen dan perjanjian hutang Emiten untuk memberikan tambahan fleksibilitas
dalam kewajiban Emiten untuk mempertahankan ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas, hutang
terhadap EBITDA dan EBITDA terhadap beban bunga. Sementara Emiten percaya bahwa perubahan
tersebut akan memberikan ruang yang cukup jika terjadi ketidakstabilan terhadap nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar AS, Emiten tidak dapat memastikan tidak terjadinya ketidakstabilan di masa mendatang
dan tidak terjadinya ketidakstabilan yang lebih kuat dibandingkan yang dialami dalam 12 bulan terakhir,
yang dapat mengakibatkan pelanggaran persyaratan keuangan Emiten.
41
C. Tinjauan Operasional
1. PENDAPATAN USAHA KONSOLIDASIAN
Pendapatan Usaha Konsolidasian (Rp miliar)
20.576,9
19.796,5
18.824,2
2011
2010
2009
Emiten memperoleh pendapatan usaha terutama melalui penyelenggaraan jasa selular, MIDI dan
telekomunikasi tetap (terutama sambungan jarak jauh internasional). Tabel berikut ini memperlihatkan
perincian total pendapatan usaha Emiten dan persentase kontribusi dari masing-masing jasa terhadap
total pendapatan usaha Emiten untuk setiap periode yang disebutkan:
(dalam miliaran Rupiah, kecuali persentase)
Keterangan
Selular
MIDI
Telekomunikasi Tetap
Total Pendapatan Usaha
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2011
2010
2009
Rp
%
Rp
%
Rp
%
16.750,9
81,4
16.027,1
81,0 14.300,2
76,0
2.576,0
12,5
2.476,3
12,5
2,721,0
14,5
1.250,0
6,1
1.293,2
6,5
1.803,0
9,6
20.576,9
100,0
19.796,5
100,0 18.824,2
100,0
Faktor-faktor yang paling mempengaruhi pendapatan usaha Emiten untuk semua jenis jasa yang
ditawarkan adalah jumlah pelanggan, tingkat pemakaian dan tarif. Tingkat pemakaian jasa-jasa Emiten
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pertumbuhan berkelanjutan untuk permintaan atas jasa
telekomunikasi di Indonesia, terus berkembangnya perekonomian Indonesia dan persaingan.
a. Jasa Selular
Emiten menghasilkan pendapatan usaha jasa selular berasal dari pendapatan pemakaian selular,
jasa nilai tambah, pendapatan langganan bulanan, penjualan modem broadband nirkabel dan
telepon genggam selular, dan pendapatan jasa penyambungan dan juga pendapatan interkoneksi
dari penyelenggara telekomunikasi lainnya dan pendapatan sewa menara. Pada triwulan ke-empat
tahun 2008, Emiten mulai mencatat penjualan modem broadband nirkabel dan pemakaian komunikasi
data broadband nirkabel sebagai pendapatan usaha Emiten dari jasa selular. Pendapatan tersebut
sebelumnya dicatat sebagai bagian dari pendapatan usaha jasa MIDI.
Tabel berikut ini memperlihatkan komponen-komponen pendapatan usaha Emiten dari jasa selular
untuk periode yang disebutkan:
(dalam miliaran Rupiah, kecuali persentase)
Keterangan
Pendapatan pemakaian
Jasa nilai tambah
Jasa interkoneksi
Sewa menara
Pendapatan langganan bulanan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2011
2010
2009
Rp
%
Rp
%
Rp
8.203,8
49,0
7.944,0
49,6
7.085,7
7.502,1
44,8
7.039,2
43,9
5.999,0
1.182,4
7,1
1.252,8
7,8
1.709,2
419,7
2,5
252,0
1,6
62,4
134,0
0,8
200,5
1,3
184,2
42
%
49,5
42,0
12,0
0,4
1,3
Keterangan
Pendapatan jasa penyambungan
Penjualan telepon genggam BlackberryTM
Potongan harga di muka dan Program Loyalitas Pelanggan
Lain-lain
Total pendapatan usaha layanan selular
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2011
2010
2009
Rp
%
Rp
%
Rp
14,2
0,1
2,9
0,0
9,3
1,7
0,0
35,0
0,2
206,5
%
0,1
1,4
(953,0)
245,9
(5,7)
1,5
(868,4)
169,2
(5,4)
1,1
(1.087,1)
131,0
(7,6)
0,9
16.750, 9
100,0
16.027,1
100,0
14.300,2
100,0
Sebagian besar pelanggan selular Emiten pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar kurang lebih
98,7% adalah pelanggan prabayar. Emiten menawarkan beberapa jasa nilai tambah kepada pelanggan
prabayar Emiten, yang telah meningkatkan pendapatan usaha jasa selular dari jasa nilai tambah,
terutama SMS dan SMS nilai tambah, yang memungkinkan pelanggan untuk mengakses berbagai
macam informasi, seperti berita politik, olahraga dan bisnis. Pendapatan dari jasa nilai tambah
(termasuk SMS) mencerminkan masing-masing 42,0%, 43,9% dan 44,8% dari pendapatan usaha jasa
selular Emiten untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2010 dan 2011. Emiten
mengharapkan pendapatan dari SMS dan jasa nilai tambah lainnya untuk terus meningkat, yang Emiten
percaya akan didorong oleh layanan broadband nirkabel dan situs jejaring sosial yang berkembang dan
perkembangan konten online populer lainnya.
Emiten mengakui pendapatan selular sebagai berikut:
• Pendapatan selular yang berasal dari pemakaian pulsa dan roaming diakui berdasarkan durasi
percakapan yang berhasil tersambung melalui jaringan selular Emiten;
• Untuk pelanggan pascabayar, pendapatan jasa bulanan diakui pada saat jasa diserahkan;
• Untuk pelanggan prabayar, bagian aktivasi dari penjualan paket perdana ditangguhkan dan diakui
sebagai pendapatan selama periode rata-rata yang diharapkan dari hubungan pelanggan. Penjualan
voucher pulsa perdana/isi ulang dicatat sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui sebagai
pendapatan pada saat pemakaian pulsa atau pada saat pulsa telah habis masa berlakunya;
• Penjualan modem broadband nirkabel dan telepon genggam selular diakui pada saat penyerahan
kepada pelanggan;
• Pendapatan dari komunikasi data broadband nirkabel diakui berdasarkan durasi dari pemakaian
atau tagihan tetap bulanan tergantung perjanjian dengan pelanggan;
• Pendapatan selular disajikan sebesar jumlah bersih, setelah kompensasi kepada penyedia jasa
nilai tambah;
• Pendapatan dari interkoneksi jaringan dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri dan
internasional lainnya diakui setiap bulan berdasarkan lalu lintas komunikasi aktual yang tercatat
selama bulan berjalan.
b. Jasa MIDI
Pendapatan usaha dari jasa MIDI terutama berasal dari (i) jasa Internet yang disediakan oleh Emiten,
Indosat Mega Media (”IM2”) dan PT Aplikanusa Lintasarta (”Lintasarta”), (ii) jasa IP VPN, sewa jaringan
berkecepatan tinggi dan frame relay yang diselenggarakan oleh Emiten dan Lintasarta, (iii) jasa digital
data network yang diselenggarakan oleh Lintasarta, (iv) jasa satelit dan (v) World Link dan Direct Link.
Emiten menangguhkan pendapatan instalasi untuk jasa internet, frame net, World Link dan Direct Link,
pada saat penyelesaian instalasi atau koneksi dari peralatan, dan diakui sebagai pendapatan selama
masa hubungan pelanggan yang diestimasi. Emiten mengakui pendapatan dari biaya jasa bulanan
dan jasa MIDI lainnya diakui pada saat jasa tersebut diberikan. Pendapatan dari pemakaian internet
diakui setiap bulan berdasarkan durasi pemakaian Internet atau berdasarkan jumlah tetap, tergantung
perjanjian dengan pelanggan. Emiten mencatat pendapatan sewa satelit dengan metode garis lurus
sesuai dengan masa sewa transponder. Biaya sewa bulanan untuk kapasitas transponder satelit
didasarkan terutama pada kapasitas yang disewa.
43
Sebagian besar pendapatan usaha yang berasal dari jasa MIDI adalah dalam mata uang Dolar AS
dan oleh karenanya dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Beberapa faktor
lainnya juga mempengaruhi pendapatan usaha dari jasa MIDI, termasuk persaingan dengan para
penyelenggara telekomunikasi domestik dan internasional, penurunan tarif dan migrasi dari layanan
tradisional ke layanan berbasis IP. Emiten memperkirakan tren ini akan terus berlangsung tetapi Emiten
yakin bahwa hal ini akan terkompensasi dengan peningkatan jumlah layanan yang disewakan kepada
pelanggan korporasi, dan peningkatan permintaan layanan yang customized, pengembangan layananlayanan nilai tambah yang dilakukan serta juga keberadaan pengoperasian satelit Palapa-D Emiten
yang baru.
c. Jasa Telekomunikasi Tetap
Jasa telekomunikasi tetap meliputi jasa sambungan jarak jauh internasional, jasa telepon jaringan
tetap nirkabel dan jasa telepon jaringan tetap. Jasa sambungan jarak jauh internasional yang terdiri
dari layanan SLI “001” dan “008”, “Flatcall 01016” dan juga layanan dengan bantuan operator dan
jasa nilai tambah, memberikan kontribusi sebanyak 74,7% dari jumlah pendapatan usaha dari jasa
telekomunikasi tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, sementara sisanya
berasal dari pendapatan jasa telepon jaringan tetap nirkabel dan telepon jaringan tetap.
i.
Jasa Sambungan Jarak Jauh Internasional
Pendapatan usaha dari jasa sambungan jarak jauh internasional berasal dari dua sumber utama,
yaitu pendapatan dari percakapan telepon dari luar negeri dan pendapatan dari percakapan
telepon ke luar negeri. Emiten telah menegosiasikan volume commitments dan accounting rates
dengan para penyelenggara telekomunikasi asing, atau telah melaksanakan sistem tarif market
termination based, dan menerima pembayaran dalam jumlah bersih dari operator-operator tersebut.
Pembayaran dalam jumlah bersih dan accounting rates ini biasanya dilaksanakan dan dibayarkan
dalam mata uang selain Rupiah, khususnya mata uang Dolar AS; dengan demikian, pendapatan
dari percakapan telepon dari luar negeri dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah
terhadap mata uang lainnya.
ii. Jasa Telepon Jaringan Tetap Nirkabel
Pada tanggal 31 Desember 2011, Emiten telah memiliki 228.889 pelanggan telepon jaringan tetap
nirkabel di 82 kota di Indonesia Pada akhir tahun 2010, Emiten memperluas jasa telepon jaringan
tetap nirkabel ke beberapa kota lainnya dalam upaya meningkatkan kapasitas untuk sekitar empat
juta pelanggan telepon jaringan tetap nirkabel. Dengan demikian, Emiten mengharapkan di masa
mendatang jasa telepon jaringan tetap nirkabel ini akan menjadi sumber yang semakin penting bagi
pendapatan usaha dari jasa telekomunikasi tetap.
Pendapatan telepon jaringan tetap nirkabel yang berasal dari pendapatan pemakaian diakui
berdasarkan durasi panggilan telepon yang berhasil dilakukan melalui jaringan tetap Emiten. Untuk
pelanggan pasca bayar, pendapatan jasa bulanan diakui pada saat jasa tersebut diserahkan.
Untuk pelanggan prabayar, komponen aktivasi dari penjualan paket perdana ditangguhkan dan
diakui sebagai pendapatan selama estimasi hubungan dengan pelanggan. Pendapatan dari
penjualan voucher pulsa perdana atau isi ulang diakui sebagai pendapatan diterima di muka dan
diakui sebagai pendapatan pada saat pemakaian pulsa atau pada saat pulsa telah habis masa
berlakunya.
iii. Jasa Telepon Jaringan Tetap
Saat ini Emiten memiliki cakupan lokal dan domestik jarak jauh di 152 kota di Indonesia. Pendapatan
dari jasa instalasi telepon jaringan tetap ditangguhkan dan diakui selama estimasi masa hubungan
pelanggan. Pendapatan dari pemakaian diakui berdasarkan durasi percakapan yang berhasil
tersambung melalui jaringan tetap Emiten.
44
2. BEBAN USAHA KONSOLIDASIAN
Beban Usaha Konsolidasian (Rp miliar)
17.746,8
16.355,2
15.640,5
2011
2010
2009
Beban usaha utama Emiten meliputi beban jasa telekomunikasi, penyusutan dan amortisasi, beban
karyawan, beban pemasaran dan beban administrasi dan umum.
Beberapa beban Emiten dinyatakan dalam mata uang Dolar AS atau mata uang selain Rupiah. Bebanbeban tersebut meliputi penyelesaian interkoneksi internasional, beberapa perjanjian pemeliharaan dan
biaya konsultasi.
a. Beban Jasa Telekomunikasi
Beban jasa telekomunikasi meliputi beban interkoneksi, izin frekuensi radio, pemeliharaan, listrik, gas
dan air, sewa, sewa sirkuit, harga pokok penjualan kartu SIM dan voucher isi ulang, USO, biaya akses
BlackberryTM, pemasangan dan biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi.
b. Penyusutan dan Amortisasi
Emiten menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk aset tetap, selama taksiran umur
manfaatnya. Sebagian besar beban penyusutan Emiten terkait dengan aset yang digunakan untuk
jasa selular Emiten. Oleh karena Emiten terus memperluas dan meningkatkan cakupan, kapasitas dan
kualitas jaringan Emiten, Emiten memperkirakan beban penyusutan akan terus meningkat.
c. Beban Karyawan
Beban karyawan termasuk gaji dan honorarium, insentif, bonus dan tunjangan lainnya, tunjangan pajak
penghasilan karyawan, tenaga kontrak, tunjangan kesehatan masa pensiun, pengobatan, penyelesaian
pemutusan kerja dan penerapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang kerugian
berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003, pensiun dini, beban pensiun dan lain-lain. Beban
karyawan meningkat dalam tahun-tahun terakhir terkait dengan meningkatnya gaji dan honorarium,
insentif dan tunjangan lainnya dan khusus di tahun 2011 terdapat Program Restrukturasi Organisasi
melalui skema penawaran dengan dasar kesepakatan bersama antara Emiten dan pegawai tertentu
(VSS).
d. Beban Pemasaran
Beban pemasaran meliputi beban untuk pameran, promosi dan iklan yang berhubungan dengan
program pemasaran Emiten.
e. Beban Karyawan
Beban karyawan meliputi gaji, insentif dan imbalan kerja lainnya, bonus, pajak penghasilan karyawan,
manfaat kesehatan setelah pensiun, pengobatan dan jasa karyawan outsourcing.
45
f.
Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi meliputi sewa, jasa tenaga profesional, listrik, gas dan air, cadangan
penurunan nilai piutang, transportasi, dan kantor.
3. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN KONSOLIDASIAN
Komponen utama dari pendapatan (beban) lain-lain Emiten adalah pendapatan bunga, laba (rugi) kurs
bersih, beban pendanaan, laba (rugi) perubahan nilai wajar derivatif—bersih. Laba atau rugi selisih
kurs biasanya dipengaruhi oleh besarnya hutang non-Rupiah yang belum dibayar, piutang usaha dari
perusahaan internasional dan kas dan setara kas dalam mata uang asing. Emiten saat ini sedang
melakukan lindung nilai/hedging atas sebagian kewajiban Emiten terkait dengan Fasilitas Pinjaman
Sindikasi ING/DBS. Beban pendanaan meliputi bunga pinjaman, biaya bank, amortisasi beban emisi
pinjaman dan hutang obligasi, biaya solicitation dan diskon, serta khusus di tahun 2010, terdapat
kelebihan atas harga pembelian di atas harga nominal sehubungan dengan pelunasan Guaranteed
Notes 2010 dan 2012.
4. PERPAJAKAN
Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang
bersangkutan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan
kewajiban antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masa
mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besar kemungkinan manfaat
pajak tersebut dapat direalisasikan. Pengaruh pajak untuk suatu tahun dialokasikan pada usaha tahun
berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke
ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada tahun saat
nilai aset direalisasikan atau nilai kewajiban tersebut diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan undangundang pajak) yang berlaku atau berlaku secara substantif pada tanggal laporan posisi keuangan.
Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif
pajak dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi
rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih untuk
masing-masing perusahaan tersebut.
Pada tahun 2011, Emiten mengevaluasi kembali strategi investasi termasuk perlakuan akuntansi
terhadap pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan dasar pencatatan
investasi pada entitas anak menurut pembukuan dan pelaporan pajak dan mengevaluasi pertimbangan
atas “masa depan yang dapat diperkirakan (forseeable future)” dan “kemungkinan besar (probable)”.
Berdasarkan peninjauan Emiten, liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan dasar
pencatatan investasi pada entitas anak tertentu (IM2, ISPL dan IPBV) menurut pembukuan dan
pelaporan pajak tidak diakui sebagai perbedaan temporer karena Emiten berkeyakinan bahwa waktu
pembalikan perbedaan temporer dapat dikendalikan dan kemungkinan besar perbedaaan temporer
tersebut tidak akan dibalik di masa depan yang dapat diperkirakan. Oleh karena itu, saldo liabilitas pajak
tangguhan atas perbedaan temporer kena pajak dari investasi pada IM2, ISPL dan IPBV pada tanggal
1 Januari 2011 sejumlah Rp111,1 miliar dibalik dan dikreditkan terhadap manfaat pajak penghasilan
tangguhan tahun berjalan.
46
5. LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN
KONSOLIDASIAN
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik perusahaan (Rp miliar)
1.498,2
835,0
2011
647,2
2010
2009
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan konsolidasian Emiten untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2010 dan 2011 tidak setara dengan
pendapatan usaha dan laba usaha Emiten pada periode-periode tersebut. Hal ini sebagian disebabkan
oleh adanya fluktuasi yang besar pada beberapa pos non-usaha yang mempengaruhi laba tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan Emiten pada periode-periode tersebut.
Pos non-usaha tersebut di antaranya adalah fluktuasi beban pajak penghasilan tangguhan, laba atau
rugi selisih kurs-bersih, dan laba atau rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih.
D. Hasil Usaha
Tabel berikut ini memperlihatkan data pendapatan komprehensif yang dinyatakan dalam persentase
dari total pendapatan usaha untuk periode-periode yang disebutkan:
(dalam persentase)
Keterangan
Pendapatan Usaha
Selular
MIDI
Telekomunikasi tetap
Jumlah Pendapatan Usaha
Beban Usaha Konsolidasian:
Beban jasa telekomunikasi
Penyusutan dan amortisasi
Karyawan
Pemasaran
Umum dan administrasi
Jumlah beban usaha konsolidasian
Laba usaha
Beban lain-lain - bersih
Laba sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan – bersih
Laba tahun berjalan
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Perusahaan
Kepentingan nonpengendali
47
Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember
2011
2010
2009
81,4
12,5
6,1
100,0
81,0
12,5
6,5
100,0
76,0
14,5
9,6
100,0
36,9
32,0
9,2
5,0
3,2
86,2
13,8
(8,0)
5,7
(1,2)
4,5
35,9
31,1
7,1
5,0
3,5
82,6
17,4
(11,9)
5,5
(1,8)
3,7
37,7
29,5
7,7
4,3
3,8
83,1
16,9
(5,1)
11,9
(3,6)
8,3
4,1
0,5
3,3
0,4
8,0
0,3
Tabel berikut ini memperlihatkan pendapatan usaha dari segmen-segmen usaha untuk periode-periode
yang disebutkan:
(dalam miliaran Rupiah, kecuali persentase)
Keterangan
2011
Rp
Selular
Pendapatan pemakaian
Jasa nilai tambah
Jasa interkoneksi
Sewa menara
Pendapatan langganan
bulanan
Pendapatan jasa
penyambungan
Penjualan telepon
genggam BlackberryTM
Potongan harga di muka
dan Program Loyalitas
Pelanggan
Lain-lain
Sub-jumlah
MIDI
Internet Protocol Virtual
Private Network (IP
VPN)
Internet
World link dan direct link
Sewa jaringan
Jasa aplikasi
Sewa satelit
Jasa nilai tambah
Frame net
Digital data network
Multiprotocol Label
Switching (MPLS)
TV link
Lain-lain
Sub-jumlah
Telekomunikasi Tetap
Telepon Internasional
Telepon Jaringan Tetap
Nirkabel
Telepon Jaringan Tetap
Sub-jumlah
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2010
%
Rp
%
Rp
2009
%
8.203,8
7.502,1
1.182,4
419,7
134,0
49,0
44,8
7,1
2,5
0,8
7.944,0
7.039,2
1.252,8
252,0
200,5
49,6
43,9
7,8
1,6
1,3
7.085,7
5.999,0
1.709,2
62,4
184,2
49,5
42,0
12,0
0,4
1,3
14,2
0,1
2,9
0,0
9,3
0,1
1,7
0,0
35,0
0,2
206,5
1,4
(953,0)
(5,7)
(868,4)
(5,4)
(1.087,1)
(7,6)
245,9
16.750,9
1,5
100,0
169,2
16.027,1
1,1
100,0
131,0
14.300,2
0,9
100,0
695,9
27,0
605,7
24,5
566,1
20,8
375,7
295,0
261,4
192,6
150,9
148,7
123,2
103,1
89,9
14,6
11,5
10,1
7,5
5,9
5,8
4,8
4,0
3,5
519,6
278,8
189,1
168,2
136,0
38,5
227,1
94,7
66,6
21,0
11,3
7,6
6,8
5,5
1,6
9,2
3,8
2,7
677,4
394,2
211,1
146,1
113,1
13,7
276,5
144,6
67,1
24,9
14,5
7,8
5,4
4,2
0,5
10,2
5,3
2,5
6,1
133,5
2.576,0
0,2
5,2
100,0
5,1
147,0
2.476,3
0,2
5,9
100,0
6,2
104,9
2.721,0
0,2
3,9
100,0
934,0
192,8
74,7
15,4
993,2
174,2
76,8
13,5
1.422,3
249,9
78,9
13,9
123,2
1.250,0
9,9
100,0
125,9
1.293,2
9,7
100,0
130,9
1.803,0
7,3
100,0
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
1. PENDAPATAN USAHA KONSOLIDASIAN
Pendapatan usaha tercatat sebesar Rp20.576,9 miliar pada tahun 2011, meningkat sebesar Rp780,4
miliar atau 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap
Emiten masing-masing memberikan kontribusi sebesar 81,4%, 12,5% dan 6,1% terhadap pendapatan
usaha konsolidasian pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011.
48
a.Selular
Pendapatan selular meningkat sebesar 4,5% pada tahun 2011, disebabkan peningkatan jumlah pelanggan
sebesar 16,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan sewa tower memberikan kontribusi
sebesar Rp419,7 miliar terhadap pendapatan selular, meningkat sebesar 66,6% dibandingkan tahun
2010, dikarenakan meningkatnya kebutuhan tower dari operator-operator di industri telekomunikasi.
b.MIDI
Pendapatan MIDI naik sebesar 4,0% dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya disebabkan
meningkatnya penggunaan sirkit untuk layanan non IP, baik layanan sirkit untuk pelanggan domestik
maupun internasional. Peningkatan jumlah pelanggan disebabkan oleh adanya pemberian tarif yang
menguntungkan dan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, sedangkan peningkatan jumlah
sirkit dikarenakan adanya proyek E-KTP.
c. Telekomunikasi Tetap
Pendapatan Telekomunikasi Tetap turun sebesar 3,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang
disebabkan menurunnya pendapatan SLI sebagai akibat menurunnya trafik yang berasal dari pelanggan
non-Indosat dikarenakan faktor kompetisi dengan jasa selular lain, tekanan dari operator telekomunikasi
luar negeri terhadap volume traffic IDD incoming yang menyebabkan menurunnya tarif incoming ratarata, berlawanan dengan peningkatan pendapatan Fixed Wireless Access sebagai akibat kenaikan
ARPU Fixed Wireless Access sebesar 98,3%.
2. BEBAN USAHA KONSOLIDASIAN
Beban usaha sebesar Rp17.746,8 miliar di tahun 2011, meningkat sebesar Rp1.391,6 miliar atau
8,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut utamanya diakibatkan meningkatnya beban
karyawan oleh adanya program Voluntary Separation Scheme (VSS) yang mulai dilaksanakan dari
bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2011 untuk Emiten dan di bulan Desember 2011 untuk Lintasarta.
Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar Rp428,9 miliar atau 7,0% dibandingkan tahun
2010, terutama disebabkan investasi yang terus berjalan sehingga terjadi peningkatan jumlah aset
tetap.
Beban pemasaran meningkat sebesar Rp37,7 miliar atau 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya,
terutama disebabkan oleh kegiatan periklanan dan promosi, dan kegiatan periklanan dan promosi
terkait kampanye 50 juta pelanggan.
Beban jasa telekomunikasi meningkat sebesar Rp474,3 miliar atau 6,7% dibandingkan tahun
sebelumnya, sebagai akibat dari meningkatnya kewajiban pembayaran kepada pemerintah terkait
dengan biaya hak penggunaan frekuensi dan izin spektrum 3G. Beban lisensi BlackberryTM, beban
sewa menara dan beban kartu SIM turut berkontribusi terhadap peningkatan ini.
Beban karyawan meningkat sebesar Rp480,7 miliar atau 34,1% dibandingkan tahun sebelumnya, yang
disebabkan adanya program VSS yang mulai dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Juni tahun
2011 untuk Emiten dan di bulan Desember 2011 untuk Lintasarta.
Beban umum dan administrasi menurun sebesar Rp29,9 miliar atau 4,3% dibandingkan tahun
sebelumnya, terutama disebabkan oleh penurunan cadangan penyisihan nilai piutang.
3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN
Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, laba usaha menurun sebesar Rp611,3 miliar atau 17,8%, dari
Rp3.441,4 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp2.830,1 miliar pada tahun 2011.
49
4. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Beban lain-lain menurun sebesar Rp711,3 miliar atau 30,1% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama
disebabkan oleh menurunnya laba selisih kurs, meningkatnya laba perubahan nilai wajar derivatif,
menurunnya beban pendanaan, dan dihentikannya beban amortisasi goodwill berdasarkan PSAK
No. 22 (Revisi 2010).
Laba kurs-bersih Emiten mencatat laba bersih atas selisih kurs sebesar Rp36,7 miliar pada pada tahun
2011 dibandingkan sebesar Rp492,4 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan rendahnya tingkat
apresiasi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010.
Beban pendanaan menurun sebesar Rp481,9 miliar atau 21,2% dibandingkan tahun sebelumnya
sebagai akibat dari menurunnya hutang secara keseluruhan.
Pendapatan bunga menurun sebesar Rp61,9 miliar atau 43,2% dibandingkan tahun sebelumnya,
sebagai dampak dari menurunnya saldo rata-rata kas.
Emiten mencatat laba bersih perubahan wajar derivatif pada tahun 2011 sebesar Rp57,9 miliar
dibandingkan dengan kerugian pada tahun 2010 sebesar Rp418,1 miliar yang disebabkan oleh adanya
transaksi kontrak derivatif baru di saat Dolar Amerika Serikat terdepresiasi terhadap Rupiah.
5. BEBAN PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Emiten mencatat beban pajak penghasilan sebesar Rp249,4 miliar pada tahun 2011 dibandingkan
dengan Rp357,8 miliar pada tahun 2010. Penurunan dalam beban pajak penghasilan-bersih terutama
disebabkan oleh pendapatan sebelum pajak yang lebih rendah terkait dengan laba selisih kurs yang
lebih rendah dan beban pendanaan yang lebih tinggi.
6. LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN
KONSOLIDASIAN
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan meningkat sebesar 29,0%
dibandingkan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan selular sebesar
4,5%, meningkatnya pendapatan MIDI sebesar 4,0%, menurunnya biaya umum dan administrasi
sebesar 4,3%, dan meningkatnya laba perubahan nilai wajar derivatif-bersih sebesar 113,9%.
7. ASET KONSOLIDASIAN
Piutang lain-lain - bersih menurun 43,6% dari Rp10,0 miliar di tahun 2010 menjadi Rp5,7 miliar di
tahun 2011 terutama disebabkan oleh lebih sedikitnya piutang lain-lain di tahun 2011. Persediaan bersih menurun 28,3% dari Rp105,9 miliar di tahun 2010 menjadi Rp75,9 miliar di tahun 2011 terutama
disebabkan oleh penurunan biaya pembelian dan jumlah kartu SIM card prabayar. Aset derivatif
meningkat 129,8% dari Rp69,3 miliar di tahun 2010 menjadi Rp159,4 miliar di tahun 2011 terutama
disebabkan oleh lebih banyaknya kontrak forward swap di tahun 2011, dan meningkatnya kurs spot
Rp/USD yang berdampak pada peningkatan nilai wajar aset derivatif. Uang muka menurun 27,4%
dari Rp67,3 miliar di tahun 2010 menjadi Rp48,9 miliar di tahun 2011 terutama akibat lebih sedikitnya
proyek pengadaan belanja modal di tahun 2011 yang mengharuskan pembayaran uang muka. Pajak
dibayar dimuka meningkat 27,3% dari Rp701,6 miliar di tahun 2010 menjadi Rp893,2 miliar di tahun
2011 terutama akibat meningkatnya klaim tagihan pajak atas PPN dan pajak badan dari tahun pajak
2006, 2009 dan 2011. Aset keuangan lancar lainnya - bersih menurun 53,3% dari Rp53,1 miliar di
tahun 2010 menjadi Rp24,8 miliar di tahun 2011 terutama akibat penurunan kas dan setara kas yang
dibatasi penggunaannya. Aset lancar meningkat sebesar 6,8% menjadi Rp6.579,4 miliar, terutama
disebabkan oleh meningkatnya kas dan setara kas, sebagai akibat adanya pembayaran hutang obligasi,
penambahan Revolving Credit Facilities (“RCF”) BCA dan Mandiri, piutang derivatif akibat depresiasi
Rupiah, pajak dibayar dimuka akibat peningkatan laba bersih, serta beban dibayar dimuka karena
penambahan pembayaran biaya frekuensi pada bulan Desember 2011.
50
Piutang pihak-pihak berelasi meningkat 26,5% dari Rp8,4 miliar di tahun 2010 menjadi Rp10,7 miliar di
tahun 2011 terutama akibat peningkatan transaksi ke pihak berelasi di tahun 2011. Aset pajak tangguhan
- bersih meningkat 20,1% dari Rp95,0 miliar di tahun 2010 menjadi Rp114,1 miliar di tahun 2011
terutama akibat peningkatan aset pajak tangguhan dari anak-anak perusahaan, yakni IMM dan Lintasarta
sehubungan dengan penyisihan piutang. Piutang jangka panjang menurun 55,0% dari Rp45,9 miliar di
tahun 2010 menjadi Rp20,7 miliar di tahun 2011 terutama akibat penyelesaian piutang karyawan yang
keluar akibat mengambil program VSS di tahun 2011. Aset tidak lancar lainnya - bersih menurun 32,9%
dari Rp8,3 miliar di tahun 2010 menjadi Rp5,6 miliar di tahun 2011 terutama akibat terdapat jenis tertentu
aset tidak lancar yang hanya ada di tahun 2010, namun di tidak ada di tahun 2011. Aset tidak lancar
menurun sebesar 2,3% menjadi Rp45.592,9 miliar terutama disebabkan oleh menurunnya aset tetap.
8. LIABILITAS KONSOLIDASIAN
Hutang jangka pendek meningkat 100,0% karena terdapat hutang RCF dari Mandiri di tahun 2011.
Hutang usaha menurun 50,6% dari Rp645,5 miliar di tahun 2010 menjadi Rp319,1 miliar di tahun 2011
terutama akibat lebih banyaknya pelunasan hutang usaha ke operator luar negeri di 2011. Hutang
pajak menurun 47,7% dari Rp169,4 miliar di tahun 2010 menjadi Rp88,6 miliar di tahun 2011 terutama
akibat lebih banyaknya pembayaran hutang pajak pasal 26 di tahun 2011 terkait bunga dan jasa luar
negeri. Uang muka pelanggan menurun 25,9% dari Rp50,3 miliar di tahun 2010 menjadi Rp37,2 miliar
di tahun 2011 terutama akibat lebih sedikitnya penerimaan uang muka dari dealer atas kartu perdana
di tahun 2011. Liabilitas derivatif menurun 35,8% dari Rp215,4 miliar di tahun 2010 menjadi Rp138,2
miliar di tahun 2011 terutama disebabkan oleh menurunnya kurs swap Rupiah dan kurs swap USD yang
berdampak pada penurunan nilai wajar liabilitas derivatif. Bagian jangka pendek dari hutang obligasi
menurun 96,2% dari Rp1.098,1 miliar di tahun 2010 menjadi Rp42,0 miliar di tahun 2011 terutama
akibat telah dilunasinya obligasi yang jatuh tempo di tahun 2011. Liabilitas keuangan jangka pendek
lainnya menurun 30,5% dari Rp23,1 miliar di tahun 2010 menjadi Rp16,1 miliar di tahun 2011 terutama
akibat lebih banyaknya penyelesaian pembayaran atas penggantian biaya kesehatan kepada karyawan.
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar 0,04% menjadi Rp11.952,2 miliar sebagai dampak dari
peningkatan hutang jangka pendek (RCF BCA dan Mandiri).
Hutang pihak-pihak berelasi menurun 30,0% dari Rp22,1 miliar di tahun 2010 menjadi Rp15,5 miliar di
tahun 2011 terutama akibat penurunan transaksi ke pihak-pihak berelasi di tahun 2011. Liabilitas jangka
panjang lainnya menurun 37,8% dari Rp187,1 miliar di tahun 2010 menjadi Rp116,5 miliar di tahun 2011
terutama akibat lebih sedikitnya penerimaan pendapatan dimuka di tahun 2011 atas proyek pengerjaan
internet di daerah pedesaan yang dilakukan oleh salah satu anak perusahaan, yakni Lintasarta. Liabilitas
jangka panjang menurun sebesar 5,4% menjadi Rp21.404,2 miliar, sebagai dampak dari pembayaran
hutang jangka panjang.
9. EKUITAS KONSOLIDASIAN
Ekuitas konsolidasian mengalami peningkatan bersih sebesar Rp579,5 miliar atau 3,2% dari Rp18.236,5
miliar per 31 Desember 2010 menjadi Rp18.816,0 miliar per 31 Desember 2011 terutama disebabkan
oleh pengakuan laba tahun berjalan tahun 2011 sebesar Rp932,5 miliar, yang dikurangi pembagian
dividen selama tahun 2011 sebesar Rp323,6 miliar.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009
1. PENDAPATAN USAHA KONSOLIDASIAN
Total pendapatan usaha meningkat sebesar Rp972,3 miliar, atau 5,2%, dari Rp18.824,2 miliar pada
tahun 2009 menjadi Rp19.796,5 miliar pada tahun 2010, terutama disebabkan oleh adanya kenaikan
pendapatan jasa selular Emiten. Selama tahun 2010, pendapatan usaha dari jasa selular meningkat
sebesar Rp1.726,9 miliar, atau 12,1%, dari Rp14.300,2 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp16.027,1
miliar pada tahun 2010. Pendapatan usaha dari jasa MIDI menurun sebesar Rp244,7 miliar, atau 9,0%,
dari Rp2.721,0 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp2.476,3 miliar pada tahun 2010. Pendapatan usaha
dari jasa telekomunikasi tetap menurun sebesar Rp509,8 miliar, atau 28,3%, dari Rp1.803,0 miliar di
tahun 2009 menjadi Rp1.293,2 miliar pada tahun 2010.
51
a. Jasa Selular
Pada tahun 2010, Emiten mencatat pendapatan usaha dari jasa selular sebesar Rp16.027,1 miliar,
meningkat sebesar 12,1% dari Rp14.300,2 miliar pada tahun 2009. Emiten percaya bahwa peningkatan
tersebut terutama disebabkan karena peningkatan jumlah pelanggan. Pendapatan usaha dari jasa
selular mewakili 81,0 % dari total pendapatan usaha Emiten pada tahun 2010 yang memiliki persentase
yang lebih tinggi daripada persentase pada tahun 2009.
Pendapatan pemakaian meningkat sebesar Rp858,3 miliar, atau 12,1%, dari Rp7.085,7 miliar pada
tahun 2009 menjadi Rp7.944 miliar pada tahun 2010, dan mewakili 49,6% dari total pendapatan usaha
jasa selular Emiten. Peningkatan dalam pemakaian terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah
menit yang digunakan oleh pelanggan Emiten.
Pada tahun 2010, pendapatan usaha dari jasa selular yang berasal dari jasa nilai tambah mengalami
peningkatan sebesar Rp1,040.2 miliar, atau 17,3%, dari Rp5.999,0 miliar pada tahun 2009 menjadi
Rp7.039,2 miliar pada tahun 2010. Kontribusi jasa nilai tambah untuk pendapatan usaha dari jasa
selular meningkat sebesar 1,9% dari 42,0% pada tahun 2009 menjadi 43,9% pada tahun 2010.
Peningkatan pendapatan usaha dari jasa nilai tambah, demikian juga dengan peningkatan kontribusi
pendapatan dari jasa nilai tambah kepada pendapatan usaha selular Emiten secara keseluruhan,
didorong oleh peningkatan dalam penggunaan SMS dan broadband nirkabel.
b. Jasa MIDI
Pada tahun 2010, pendapatan usaha dari jasa MIDI menurun sebesar Rp244,7 miliar dari Rp2.721,0
miliar pada tahun 2009 menjadi Rp2.476,3 miliar pada tahun 2010. Pendapatan usaha IP VPN
mencerminkan komponen terbesar dari pendapatan usaha dari jasa MIDI. Pendapatan usaha IP VPN
meningkat sebesar Rp39,6 miliar dari Rp566,1 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp605,7 miliar pada
tahun 2010. Penurunan pendapatan usaha dari jasa MIDI, termasuk juga dari jasa Internet, demikian
juga dengan jasa sewa jaringan domestik dan internasional, terutama disebabkan oleh meningkatnya
persaingan dan menurunnya tarif layanan Emiten. Kenaikan jumlah pelanggan dikarenakan adanya
penurunan tarif yang lebih menguntungkan untuk jasa-jasa non IP (Internet Protocol), namun di sisi lain,
berdampak terhadap penurunan pendapatan di jasa MIDI.
c. Jasa Telekomunikasi Tetap
Pada tahun 2010 pendapatan usaha dari jasa telekomunikasi tetap menurun sebesar Rp509,8 miliar
dari Rp1.803,0 miliar di tahun 2009 menjadi Rp1.293,2 miliar pada tahun 2010. Pendapatan usaha dari
jasa telepon internasional dan telepon jaringan tetap nirkabel, masing-masing mencerminkan 76,8% dan
13,5%, dari pendapatan usaha jasa telekomunikasi tetap pada tahun 2010. Sedangkan 9,7% lainnya
dari pendapatan usaha jasa telekomunikasi tetap berasal dari jasa telepon tetap dan layanan-layanan
lainnya pada tahun 2010. Pendapatan yang berasal dari telepon internasional menurun dari Rp1.422,3
miliar pada tahun 2009 menjadi Rp993,2 miliar pada tahun 2010 akibat dari penurunan trafik telepon
SLI ke luar negeri oleh pelanggan Emiten dan pelanggan bukan Emiten. Jumlah volume sambungan
telepon internasional dari sambungan “001” dan “008” Emiten meningkat sebanyak 4,0% dari 2.060,5
juta menit pada tahun 2009 menjadi 2.141,7 juta menit pada tahun 2010. Jumlah lalu lintas percakapan
masuk meningkat sebesar 7,7% dari 1.558,5 juta menit pada tahun 2009 menjadi 1.678,7 juta menit
pada tahun 2010, terutama karena adanya volume commitments dari operator telekomunikasi asing.
Lalu lintas percakapan keluar menurun sebanyak 7,8% dari 502,0 juta menit pada tahun 2009 menjadi
463,0 juta menit pada tahun 2010 terutama disebabkan oleh penurunan volume commitments dari
operator telekomunikasi asing.
52
2. BEBAN USAHA KONSOLIDASIAN
Beban usaha meningkat sebesar Rp714,7 miliar, atau 4,6%, dari Rp15.640,5 miliar pada tahun 2009
menjadi Rp16.355,2 miliar pada tahun 2010, terutama karena adanya peningkatan beban penyusutan
dan amortisasi, beban pemasaran dan pengeluaran untuk beban jasa telekomunikasi. Peningkatan
ini sebagian diimbangi dengan penurunan beban karyawan, dan beban umum dan administrasi pada
tahun tersebut.
Beban jasa telekomunikasi meningkat sebesar Rp25,5 miliar, atau 0,4%, dari Rp7.087,9 miliar pada
tahun 2009 menjadi Rp7.113,4 miliar pada tahun 2010, terutama karena adanya peningkatan iuran
Pemerintah untuk biaya frekuensi, USO dan biaya-biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi.
Peningkatan ini juga terjadi karena pembayaran sewa untuk penambahan BTS, peningkatan biaya
interkoneksi dan peningkatan dalam pemeliharaan terkait dengan peningkatan dalam aset tetap Emiten.
Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar 10,6% dari Rp5.561,4 miliar pada tahun 2009
menjadi Rp6.151,9 miliar pada tahun 2010, terutama sebagai akibat dari peningkatan dari jumlah aset
tetap Emiten yang berkelanjutan, termasuk satelit Palapa-D Emiten yang baru. Total biaya perolehan
dari aset tetap Emiten meningkat dari Rp63.478,4 miliar di tahun 2009 menjadi Rp74.818,5 miliar di
tahun 2010.
Beban karyawan menurun sebesar Rp40,4 miliar, atau 2,8%, dari Rp1.451,6 miliar pada tahun 2009
menjadi Rp1.411,2 miliar pada tahun 2010, terutama karena penurunan manfaat setelah masa kerja,
manfaat atas kelanjutan gaji sebelum pensiun (MPP) dan diimbangi dengan kenaikan gaji dan bonus.
Beban pemasaran meningkat sebesar Rp169,1 miliar, atau 20,7%, dari Rp816,9 miliar pada tahun 2009
menjadi Rp986,0 miliar pada tahun 2010, terutama karena adanya biaya tambahan yang dipergunakan
untuk strategi pemberian insentif bagi para dealer yang mulai dilaksanakan pada tahun 2010. Emiten
percaya strategi pemberian insentif bagi para dealer akan membantu Emiten untuk menjaga kesetiaan
para pelanggan, sekaligus dalam rangka menambah jumlah pelanggan setia baru.
Beban umum dan administrasi menurun sebesar Rp30,2 miliar, atau sebesar 4,2%, dari Rp722,8 miliar
pada tahun 2009 menjadi Rp692,6 miliar pada tahun 2010 terutama karena penurunan dalam cadangan
penurunan nilai piutang, biaya sewa, biaya profesional dan beban perlengkapan kantor, sementara
Emiten terus melaksanakan program efisiensi Emiten, yang dirancang untuk meminimalisasi biaya nonoperasional.
3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN
Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, laba usaha meningkat sebesar Rp257,7 miliar atau 8,1%, dari
Rp3.183,7 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp3.441,4 miliar pada tahun 2010.
4. BEBAN LAIN-LAIN - BERSIH KONSOLIDASIAN
Beban lain-lain bersih meningkat sebesar Rp1.407,8 miliar, dari Rp951,7 miliar pada tahun 2009
menjadi Rp2.359,5 miliar pada tahun 2010, terutama karena laba selisih kurs yang lebih rendah, yang
didorong oleh menguatnya Rupiah terhadap Dolar AS yang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya.
Laba selisih kurs sebesar Rp1.656,4 miliar pada tahun 2009 menurun menjadi Rp492,4 miliar pada
tahun 2010. Kurs yang digunakan mengalami penurunan dari Rp9.400:US$1 per 31 Desember 2009
menjadi Rp8.991:US$ per 31 Desember 2010, dibandingkan dengan penurunan dari Rp10.950:US$1
per 31 Desember 2008 menjadi Rp9.400:US$1 per 31 Desember 2009.
Rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih menurun sebesar Rp99,6 miliar dari Rp517,7 miliar pada
tahun 2009 menjadi Rp418,1 miliar pada tahun 2010 disebabkan oleh menguatnya Rupiah terhadap
Dolar AS.
53
Emiten mencatat peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp143,4 miliar pada tahun 2010, yang
mencerminkan peningkatan sebesar Rp4,4 miliar, atau 3,2% selama tahun 2009, karena jumlah ratarata kas Emiten yang lebih tinggi.
Beban lain-lain bersih mengalami penurunan sebesar Rp41,8 miliar dari Rp121,0 miliar pada tahun 2009
menjadi Rp79,2 miliar pada tahun 2010 terutama akibat peningkatan pendapatan restorasi submarine
cable dan laba dalam penjualan aset tetap.
5. BEBAN PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Emiten mencatat beban pajak penghasilan sebesar Rp357,8 miliar pada tahun 2010 dibandingkan
dengan Rp677,3 miliar pada tahun 2009. Penurunan dalam beban pajak penghasilan-bersih terutama
disebabkan oleh pendapatan sebelum pajak yang lebih rendah terkait dengan laba selisih kurs yang
lebih rendah dan beban pendanaan yang lebih tinggi.
6.LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN
KONSOLIDASIAN
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan Emiten menurun sebesar Rp
851,0 miliar, atau 56,8%, dari Rp1.498,2 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp647,2 miliar dikarenakan
oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas.
7.ASET KONSOLIDASIAN
Kas dan setara kas menurun sebesar 26,8% dari Rp2.836.0 miliar di tahun 2009 menjadi Rp2.075,3
miliar di tahun 2010 untuk keperluan pembayaran belanja modal. Piutang lain-lain - bersih menurun
98,2% dari Rp564,9 miliar di tahun 2009 menjadi Rp10,0 miliar di tahun 2010 terutama disebabkan
oleh telah diterimanya piutang klaim asuransi untuk Satelit Palapa D sebesar Rp537,7 miliar sebagai
kompensasi kerugian dari penurunan masa manfaat satelit tersebut dari 15 tahun menjadi 10,77 tahun
akibat gangguan kinerja dari kendaraan peluncur dalam proses pengorbitannya. Aset derivatif menurun
69,1% dari Rp224,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp69,3 miliar di tahun 2010 terutama disebabkan
oleh menurunnya kurs spot Rp/USD, kurs swap Rp dan kurs swap USD di tahun 2010 yang berdampak
pada penurunan nilai wajar aset derivatif. Uang muka meningkat 91,3% dari Rp35,2 miliar di tahun
2009 menjadi Rp67,3 miliar di tahun 2010 terutama akibat adanya tambahan proyek pengadaan
belanja modal di tahun 2010 yang mengharuskan pembayaran uang muka. Biaya dibayar dimuka
meningkat 35,7% dari Rp1.125 miliar di tahun 2009 menjadi Rp1.527,3 miliar di tahun 2010 terutama
akibat meningkatnya pembayaran biaya izin frekuensi atas IPSFR (Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio)
berdasarkan aturan Pemerintah No.76 tahun 2010 yang menetapkan perhitungan baru biaya frekuensi
berdasarkan pita frekuensi yang digunakan. Aset lancar lainnya menurun 75,6% dari Rp2,9 miliar di
tahun 2009 menjadi Rp0,7 miliar di tahun 2010 terutama akibat terdapat jenis tertentu aset lancar yang
hanya ada di tahun 2009, namun di 2010 tidak ada. Aset lancar menurun sebesar Rp980,7 miliar atau
13,7%, dari Rp7.139,6 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp6.158,9 miliar pada tahun 2010, terutama
karena menurunnya kas dan setara kas untuk keperluan pembayaran belanja modal.
Uang muka jangka panjang menurun 26,4% dari Rp294,4 miliar di tahun 2009 menjadi Rp216,6 miliar
di tahun 2010 terutama akibat lebih banyaknya penyelesaian uang muka proyek pengadaan di tahun
2010. Pensiun dibayar dimuka menurun 24,5% dari Rp147,4 miliar di tahun 2009 menjadi Rp111,3
miliar di tahun 2010 terutama akibat amortisasi pensiun yang lebih besar di tahun 2010. Aset keuangan
tidak lancar lainnya - bersih menurun 21,7% dari Rp102,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp80,4 miliar di
tahun 2010 terutama akibat penurunan kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya. Aset tidak
lancar lainnya - bersih meningkat 40,4% dari Rp5,9 miliar di tahun 2009 menjadi Rp8,3 miliar di tahun
2010 terutama akibat terdapat jenis tertentu aset tidak lancar yang hanya ada di tahun 2010, namun di
2009 tidak ada. Aset tidak lancar menurun sebesar Rp1.242,6 miliar, atau 2,6%, dari Rp47.901,9 miliar
pada tahun 2009 menjadi Rp46.659,3 miliar pada tahun 2010, terutama disebabkan oleh depresiasi
yang lebih tinggi dibandingkan penambahan aset tetap.
54
8. LIABILITAS KONSOLIDASIAN
Hutang usaha meningkat 20,1% dari Rp537,5 miliar di tahun 2009 menjadi Rp645,5 miliar di tahun 2010
terutama akibat peningkatan hutang ke content provider di tahun 2010. Hutang pengadaan menurun
31,1% dari Rp5.289,8 miliar di tahun 2009 menjadi Rp3.644,5 miliar di tahun 2010 terutama akibat lebih
banyaknya pembayaran ke vendor-vendor di tahun 2010. Pendapatan diterima dimuka meningkat
21,5% dari Rp941,2 miliar di tahun 2009 menjadi Rp1.143,9 miliar di tahun 2010 terutama akibat lebih
banyaknya penerimaan atas penjualan reload voucher di tahun 2010. Uang muka pelanggan meningkat
123,8% dari Rp22,5 miliar di tahun 2009 menjadi Rp50,3 miliar di tahun 2010 terutama akibat lebih
banyaknya penerimaan uang muka dari dealer atas kartu perdana akibat penjualan kartu yang agresif di
tahun 2010. Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang meningkat 121,1% dari Rp1.440,3 miliar
di tahun 2009 menjadi Rp3.184,1 miliar di tahun 2010 terutama akibat lebih banyaknya hutang jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka 12 bulan di tahun 2010. Bagian jangka pendek dari hutang
obligasi menurun 61,3% dari Rp2.840,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp1.098,1 miliar di tahun 2010
terutama akibat telah dilunasinya obligasi yang jatuh tempo di tahun 2010. Liabilitas keuangan jangka
pendek lainnya menurun 47,1% dari Rp43,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp23,1 miliar di tahun 2010
terutama akibat lebih banyaknya penyelesaian pembayaran atas penggantian biaya kesehatan kepada
karyawan. Liabilitas jangka pendek menurun sebesar Rp1.124,3 miliar, atau 8,6%, dari Rp13.071,2
miliar pada tahun 2009 menjadi Rp11.946,9 miliar pada tahun 2010 terutama sebagai dampak dari
penurunan hutang pengadaan.
Hutang pihak-pihak berelasi meningkat 60,6% dari Rp13,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp22,1 miliar
di tahun 2010 terutama akibat peningkatan transaksi ke pihak-pihak berelasi di tahun 2010. Hutang
jangka panjang menurun 39,7% dari Rp12.721.3 miliar di tahun 2009 menjadi Rp7.666,8 miliar di tahun
2010 terutama akibat lebih banyaknya hutang jangka panjang yang telah dilunasi di tahun 2010. Hutang
obligasi meningkat 43,0% dari Rp8.472,2 miliar di tahun 2009 menjadi Rp12.114,1 miliar di tahun 2010
terutama akibat adanya obligasi baru di tahun 2010, yakni Guaranteed Notes 2020. Liabilitas jangka
panjang lainnya meningkat 64,4% dari Rp113,8 miliar di tahun 2009 menjadi Rp187,1 miliar di tahun
2010 terutama akibat penerimaan pendapatan di muka di tahun 2010 atas proyek pengerjaan internet
di daerah pedesaan yang dilakukan oleh salah satu anak perusahaan, yakni Lintasarta. Liabilitas jangka
panjang menurun sebesar Rp1.047,2 miliar, atau 4,4% dari Rp23.682,0 miliar pada tahun 2009 menjadi
Rp22.634,8 miliar pada tahun 2010, terutama sebagai dampak hutang jangka panjang yang jatuh tempo
pada periode berjalan.
9. EKUITAS KONSOLIDASIAN
Ekuitas konsolidasian mengalami penurunan sebesar Rp51,8 miliar atau 0,3% dari Rp18.288,3 miliar
pada tahun 2009 menjadi Rp18.236,5 miliar pada tahun 2010. Penurunan tersebut terutama disebabkan
oleh pengakuan laba tahun berjalan tahun 2010 sebesar Rp724,0 miliar, yang dikurangi pembagian
dividen selama tahun 2010 sebesar Rp749,1 miliar.
E. LIKUIDITAS DAN SUMBER-SUMBER PERMODALAN
Secara historis, kebutuhan likuiditas Emiten timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan
pengeluaran barang modal sehubungan dengan perluasan bisnis telekomunikasi Emiten. Bisnis
telekomunikasi Emiten membutuhkan modal yang besar untuk membangun dan memperluas
infrastruktur jaringan bergerak dan data dan untuk membiayai kegiatan usaha Emiten, terutama
selama tahap pengembangan jaringan. Meskipun Emiten memiliki banyak infrastruktur jaringan yang
telah ada, Emiten memperkirakan akan kembali melakukan pengeluaran barang modal khususnya
untuk pengembangan jaringan selular di daerah-daerah yang diperkirakan sebagai daerah yang tinggi
pertumbuhannya, dan juga untuk meningkatkan kualitas dan cakupan jaringan yang telah ada.
55
Emiten berkeyakinan kas dan setara kas Emiten, arus kas dari kegiatan usaha Emiten dan sumbersumber pembiayaan yang tersedia akan cukup memenuhi kebutuhan dana yang telah diantisipasi,
termasuk kebutuhan dana untuk modal kerja dan pengeluaran barang modal yang telah direncanakan,
di masa mendatang. Akan tetapi, apabila keadaan ekonomi dunia atau Indonesia memburuk, persaingan
atau produk pengganti yang timbul lebih cepat di luar perkiraan saat ini atau nilai mata uang Rupiah
melemah secara tajam terhadap Dolar AS, maka arus kas bersih Emiten yang berasal dari kegiatan
usaha dapat menurun dan jumlah pengeluaran barang modal yang dibutuhkan dalam mata uang Rupiah
dapat meningkat, dimana salah satu di antaranya dapat memberikan dampak negatif bagi likuiditas
Emiten.
1. Arus Kas Konsolidasian
Tabel di bawah ini menampilkan data historis arus kas Emiten secara historis:
(dalam miliaran Rupiah)
Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember
2011
2010
2009
7.320,1
6.848,6
4.106,1
(6.037,9)
(5.970,7)
(10.670,7)
(1.135,4)
(1.629,7)
3.724,7
Keterangan
Diperoleh dari kegiatan usaha
Digunakan untuk kegiatan investasi
Diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan pendanaan
Kas Bersih yang Diperoleh dari Kegiatan Usaha
Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha adalah masing-masing sebesar Rp4.106,1 miliar,
Rp6.848,6 miliar, dan Rp7.320,1 miliar untuk tahun 2009, 2010 dan 2011. Pada tahun 2011, kas bersih
yang diperoleh dari kegiatan usaha meningkat terutama karena penerimaan dari pelanggan.
Kas Bersih yang Digunakan untuk Kegiatan Investasi
Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi adalah masing-masing sebesar Rp10.670,7 miliar,
Rp5.970,7 miliar dan Rp6.037,9 miliar untuk tahun 2009, 2010 dan 2011. Kas bersih yang digunakan
untuk kegiatan investasi untuk tahun 2009, 2010 dan 2011 terutama untuk perolehan aset tetap
mencapai total masing-masing sebesar Rp10.684,7 miliar, Rp6.495,1 miliar, dan Rp6.048,0 miliar,
seiring dengan dilakukannya perluasan cakupan dan kapasitas jaringan Emiten selama tahun-tahun
tersebut. Aset tetap yang dibeli terutama meliputi aset sentral dan jaringan, perlengkapan pelanggan
dan peralatan lain dan sarana penunjang, bangunan dan partisi.
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Kegiatan Pendanaan
Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan pendanaan adalah sebesar Rp3.724,7 miliar pada tahun 2009
sedangkan kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan adalah Rp1.629,7 miliar pada tahun
2010 dan Rp 1.135,4 miliar pada tahun 2011. Kas bersih yang digunakan dalam kegiatan pendanaan
pada tahun 2010 terutama berkaitan dengan pembayaran kembali hutang jangka panjang, hutang
obligasi, yang sebagian diimbangi oleh hasil dari hutang obligasi.
2. Pokok Terhutang
Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah hutang yang belum dibayar pada tanggal 31 Desember 2009,
2010 dan 2011:
(dalam miliaran Rupiah)
31 Desember
Keterangan
2011
Hutang jangka panjang (setelah dikurangi biaya emisi pinjaman dan
biaya consent solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka
pendek)
56
6.425,8
2010
7.666,8
2009
12.721,3
31 Desember
Keterangan
2011
Hutang obligasi (setelah dikurangi biaya emisi hutang obligasi, diskon,
biaya consent solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka
pendek)
Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang
Bagian jangka pendek dari hutang obligasi
12.138,4
3.300,5
42,0
2010
12.114,1
3.184,1
1.098,1
2009
8.472,2
1.440,3
2.840,7
\Penurunan hutang jangka panjang (setelah dikurangi biaya emisi pinjaman dan biaya consent
solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek) menjadi sebesar Rp6.425,8 miliar pada
tanggal 31 Desember 2011 dari Rp7.666,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2010 terutama disebabkan
oleh pembayaran cicilan hutang Pinjaman Sindikasi, cicilan Pinjaman SEK, cicilan Pinjaman HSBC
Coface, Sinosure dan commercial dan pelunasan Pinjaman Kredit Ekspor FEC yang dinet-off dengan
penambahan hutang BCA Revolving Time Loan dan pinjaman SEK tranche.
Peningkatan hutang obligasi (setelah dikurangi biaya emisi hutang obligasi, diskon, biaya consent
solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek) dari Rp12.114,1 miliar pada tanggal 31
Desember 2010 menjadi Rp12.138,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2011 terutama disebabkan oleh
kondisi nilai rupiah yang melemah di akhir tahun 2011 dimana 47.8% obligasi Indosat adalah dari USD
Bonds (Guaranteed Notes 2020) yang jatuh tempo pada tahun 2020.
Beberapa instrumen hutang Emiten (selain dari Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020) mewajibkan
Emiten untuk mempertahankan maksimum rasio tertentu atas hutang (atau pinjaman) terhadap ekuitas,
atau rasio hutang terhadap ekuitas yang sebelum Februari 2009 adalah 1,75:1,0 atau 175%. Sebagai
hasil dari perubahan-perubahan yang Emiten minta atas instrumen dan perjanjian-perjanjian tersebut,
Emiten sepakat dengan pemberi pinjaman dan wali amanat di bulan Februari dan Maret 2009 bahwa
rasio hutang terhadap ekuitas menjadi 2,50:1,0 atau 250%. Emiten juga meminta dan mendapatkan
persetujuan pada batasan-batasan tertentu pada rasio hutang terhadap ekuitas sehingga definisi
tersebut menjadi seragam terhadap seluruh instrumen dan perjanjian-perjanjian. Guaranteed Notes
Jatuh Tempo Tahun 2020 tidak memuat persyaratan rasio hutang terhadap ekuitas.
Karena sebagian kewajiban Emiten dalam mata uang Dolar AS, Emiten terkena imbas fluktuasi Rupiah.
Depresiasi Rupiah dan peningkatan ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing mengekspos Emiten
terhadap penyesuaian akuntansi jangka pendek yang mempengaruhi rasio keuangan Emiten. Untuk
membantu menangani efek fluktuasi mata uang tersebut di masa depan, pada tahun 2009, Emiten
mengubah kesepakatan rasio hutang terhadap ekuitas dalam semua instrumen dan perjanjian hutang
Emiten untuk meningkatkan rasio dari 1,75 menjadi 2,50, untuk memberikan Emiten “ruang” tambahan
dalam hal terjadinya pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan. Emiten juga mengubah
ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas untuk mencerminkan secara lebih baik efek kebijakan lindung
nilai pada rasio ini dan mengubah definisi “Hutang” dan “Ekuitas” dalam instrumen dan perjanjian hutang
tersebut untuk memberikan ruang dalam butir-butir tersebut. Guaranteed Notes jatuh tempo tahun 2020
tidak mengandung ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas.
Sebagai bagian dari perubahan yang disetujui pada tahun 2009, Emiten mendapatkan persetujuan
untuk mengubah definisi dalam beberapa instrumen dan perjanjian hutang Emiten: (i) mengecualikan
hal-hal non-kas, termasuk laba atau rugi kurs valuta asing, dari definisi “EBITDA”; (ii) mengecualikan
hutang pengadaan yang dikenakan bunga dari definisi “Hutang” kecuali apabila jatuh temponya lebih
dari enam bulan dari tanggal tagihan (invoice); dan (iii) memasukkan dalam definisi “Ekuitas” (a) hak
minoritas, untuk entitas yang hutangnya 100% terkonsolidasi oleh Emiten, dan (b) pinjaman subordinasi
pemegang saham.
Walaupun Emiten yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut akan memberikan Emiten ruangan yang
cukup dalam hal terjadi ketidakstabilan antara nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah, Emiten tidak dapat
memastikan bahwa ketidakstabilan yang lebih besar daripada yang terjadi pada 12 bulan terakhir tidak
akan terjadi, yang dapat mengakibatkan Emiten melanggar ketentuan keuangan Emiten.
57
3. Praktik Pembayaran Dividen
Pemegang saham Emiten menentukan pembayaran dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan berdasarkan rekomendasi Direksi. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2010,
2011 dan 2012, pemegang saham mengumumkan dividen tunai final sebesar 50,0% dari laba tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan Emiten untuk masing-masing tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2010 dan 2011, masing-masing. Emiten berniat untuk
terus melakukan pembayaran dividen dalam jumlah tersebut agar memungkinkan bagi Emiten untuk
memenuhi tata kelola keuangan yang baik dan pengharapan investor.
4. Sumber-sumber Pendanaan
Emiten percaya bahwa arus kas dari operasi dan penarikan dari fasilitas kredit Emiten akan menyediakan
dana yang memadai untuk pembelanjaan barang modal, pembayaran hutang dan kewajiban bunga di
masa mendatang serta kebutuhan operasional lainnya yang diperlukan untuk rencana bisnis Emiten saat
ini. Namun, Emiten menghadapi risiko likuiditas apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu, termasuk
namun tidak terbatas pada lambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia dari tingkat pertumbuhan
yang Emiten harapkan, turunnya peringkat hutang Emiten atau melemahnya kinerja keuangan atau
rasio keuangan Emiten.
Apabila Emiten tidak dapat membiayai pengeluaran barang modal yang direncanakan dari arus
kas internal Emiten, Emiten akan berupaya memperoleh sumber pembiayaan eksternal lainnya.
Kemampuan Emiten untuk dapat memperoleh hutang pembiayaan tambahan tergantung pada beberapa
ketentuan yang diatur pada perjanjian hutang Emiten yang telah ada. Emiten tidak dapat memberikan
kepastian kepada anda bahwa Emiten akan dapat memperoleh pembiayaan dengan ketentuan yang
sesuai (termasuk pembiayaan dari pihak penjual (vendor) atau pihak ketiga lainnya) untuk membiayai
pengeluaran barang modal yang telah direncanakan oleh Emiten. Apabila Emiten tidak dapat mencari
sumber pembiayaan eksternal tambahan, maka Emiten akan memutuskan untuk menurunkan jumlah
pengeluaran barang modal yang telah direncanakan. Penurunan jumlah pengeluaran barang modal
tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kinerja operasional dan kondisi keuangan Emiten.
F. PENGELUARAN BARANG MODAL
Berdasarkan program pengeluaran barang modal untuk berbagai kegiatan usaha Emiten, rencana
pengeluaran barang modal Emiten berjumlah lebih sedikit dari pengeluaran pada tahun 2009 dan
2010 tetapi lebih banyak dari pengeluaran pada tahun 2011, dikarenakan Emiten lebih fokus pada
upaya mengoptimalkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan selular, tetap dan MIDI dan
infrastruktur telekomunikasi Emiten yang ada saat ini. Sepanjang tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2009, 2010 dan 2011, jumlah total pengeluaran barang modal konsolidasi Emiten adalah
sebesar masing-masing Rp11.584,5 miliar, Rp5.515,0 miliar, dan Rp6.092,6 miliar.
G. ANALISIS RASIO KEUANGAN
1.Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan Emiten dan Entitas Anaknya dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek, yang dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu : (i) rasio lancar, yang dihitung dengan cara
membandingkan jumlah aset lancar dengan jumlah liabilitas jangka pendek, (ii) rasio kas, yang dihitung
dengan cara membandingkan jumlah kas dan setara kas dengan jumlah liabilitas jangka pendek, dan (iii)
quick ratio, yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah aset lancar (tidak termasuk persediaan)
dengan jumlah liabilitas jangka pendek.
Rasio lancar konsolidasian Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 55,0%, 51,6% dan 54,6%.
Rasio kas konsolidasian Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar, 18,6%, 17,4% dan 21,7%.
58
Quick ratio konsolidasian Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 54,4%, 50,7% dan 53,8%.
2.Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan Emiten dan Entitas Anaknya dalam memenuhi seluruh
liabilitasnya, yang dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aset
atau jumlah ekuitas.
Rasio solvabilitas dengan cara membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aset konsolidasian
Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan
2009 masing-masing adalah sebesar 63,9%, 65,5% dan 66,8%.
Rasio solvabilitas dengan cara membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas konsolidasian
Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan
2009 masing-masing adalah sebesar 177,3%, 189,6% dan 201,0%.
3. Imbal Hasil Investasi (Return on Investment/ROI)
Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan aktiva produktif Emiten dan Entitas Anaknya dalam
menghasilkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan, yang dihitung
dengan cara membandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan
dengan jumlah aset.
Rasio imbal hasil investasi konsolidasian Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 1,6%, 1,2% dan 2,7%.
4. Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan ekuitas Emiten dan Entitas Anaknya dalam menghasilkan
laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan, yang dihitung dengan cara
membandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dengan
jumlah ekuitas.
Rasio imbal hasil ekuitas konsolidasian Emiten dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 4,4%, 3,5% dan 8,2%.
H. KEWAJIBAN KONTRAKTUAL DAN KOMITMEN KOMERSIAL
Pada tanggal 31 Desember 2011, Emiten memiliki kewajiban kontraktual dalam mata uang asing sebesar
US$1.442,5 juta dan dalam mata uang Rupiah sebesar Rp13.587,1 miliar. Kewajiban kontraktual ini
membutuhkan pembayaran sebesar US$279,8 juta dan Rp4.501,8 miliar pada tahun 2012, US$232,2
juta dan Rp1.764,3 miliar pada tahun 2013, US$138,4 juta dan Rp4.178,0 miliar pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2015 dan US$792,1 juta dan Rp3.143,0 miliar pada tahun 2016 dan sesudahnya.
(dalam miliaran Rupiah dan jutaan US$)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
Total
2012
2013
Rp
US$
Rp
US$
Hutang pinjaman(2)
5.456,8
653,9
3.522,5
Hutang obligasi(1)(2)
6.392,0
650,0
42,0
Kewajiban pembelian(3)
834,5
129,9
Kewajiban tidak lancar lainnya
903,8
8,7
13.587,1
1.442,5
2016 dan sesudahnya
2014 – 2015
Rp
US$
Rp
US$
141,2
434,3
-
1.330,0
834,5
129,9
102,8
8,7
4.501,8
279,8
Rp
US$
232,2
1.500,0
138,4
-
142,1
-
2.678,0
-
2.342,0
650,0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
801,0
-
1.764,3
232,2
4.178,0
138,4
3.143,0
792,1
Kewajiban Kontrak
Total Kewajiban Kontrak
(1)Dihitung berdasarkan asumsi bahwa opsi yang ada sehubungan dengan hutang jangka panjang dan obligasi tidak
dilaksanakan.
(2)Tidak termasuk kewajiban bunga kontraktual yang terkait
(3)Termasuk kewajiban pembelian yang telah dicatatkan di dalam neraca konsolidasian Emiten
59
I.
MANAJEMEN RISIKO YANG TELAH DILAKUKAN OLEH EMITEN
Dewan Komisaris Emiten telah membentuk komite manajemen risiko untuk membantu Dewan Komisaris
dalam menyusun kebijakan penilaian risiko dan pengelolaan risiko serta dalam mengkaji kecukupan,
kelengkapan dan efektivitas penerapan proses-proses manajemen risiko yag dilakukan Emiten, dan
memberikan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan yang dirasakan perlu, kepada Dewan Komisaris.
Dalam implementasi manajemen risiko, Emiten telah membentuk unit Enterprise Risk Management
(“ERM”). Tanggung jawab ERM Group adalah untuk menilai, menganalisis, dan memetakan risiko yang
ditimbulkan oleh kegiatan Emiten, berdasarkan kebijakan manajemen risiko Emiten. Pedoman dan peta
risiko dimaksudkan untuk mengarahkan unit yang rawan-risiko dalam menerapkan manajemen risiko
dalam operasi mereka. ERM Grup mendukung Direksi dengan mengkomunikasikannya kepada semua
unit bisnis untuk memastikan pemahaman manajemen risiko yang konsisten dari seluruh Emiten.
Grup terdiri dari 3 (tiga) divisi yang menangani keuangan dan pembangunan, teknis dan operasi, serta
komersial.
Emiten memiliki profil risiko dan melakukan penilaian secara berkala. Direksi melaporkan penilaian
terhadap risiko secara triwulanan kepada Komite Manajemen Risiko. Sampai akhir tahun 2011, Emiten
telah mengidentifikasikan berbagai risiko yang material yang berkaitan dengan strategi, operasi dan
faktor eksternal. Profil risiko digunakan sebagai pedoman bagi Grup Internal Audit untuk merencanakan
dan melaksanakan program internal audit.
J. PANDANGAN MANAJEMEN TERHADAP KONDISI PEREKONOMIAN DAN KONDISI PASAR
Berdasarkan sumber data Bank Indonesia per Desember 2011, Data IMF World Economic Outlook
September 2011, dan Bloomberg Market tahun 2011, kondisi perekonomian global pada tahun 2011
menunjukkan kondisi yang penuh ketidakpastian. Hal tersebut dapat berakibat negatif pada kondisi
ekonomi di berbagai negara, selain juga memiliki dampak terhadap meningkatnya resiko kondisi
perekonomian di masa yang akan datang. Walaupun demikian, kondisi buruk tidak terjadi di Indonesia.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu
mencapai 6,5 persen. Hal ini juga seiring dengan kondisi perbankan di Indonesia yang cukup baik.
Ketidakpastian global yang terjadi saat ini lebih kompleks dibandingkan dengan krisis global yang
terjadi pada tahun 2008. Hingga saat ini, kondisi perekonomian masih tidak menentu dan masih akan
berlangsung dalam beberapa waktu mendatang. Krisis perekonomian yang mulanya terjadi di Yunani
ini sudah kian menyebar ke beberapa negara di Eropa, seperti Spanyol, Italia, Portugal, dan Perancis,
yang terlihat dari meningkatnya biaya pinjaman dari negara-negara tersebut.
Namun demikian di tengah ancaman krisis global, perekonomian Indonesia memiliki kondisi yang baik.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2012 bahkan diproyeksikan solid, dan memiliki peningkatan
hingga 6,7 persen yang akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi domestik karena porsi ekonomi
yang bergantung pada ekspor relatif kecil.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 juga didorong karena diakuinya perekonomian
Indonesia oleh negara-negara berkembang. Beberapa negara berkembang menganggap bahwa
Indonesia sudah dapat mengelola ekonominya dengan baik. Optimisme prospek perekonomian tahun
2012 juga didorong adanya peningkatan rating Indonesia yang masuk ke level investment grade.
Dengan demikian, beberapa negara berkembang sudah menunjukkan rasa percaya yang tinggi untuk
menginvestasikan dananya di Indonesia, dimana dampak positifnya antara lain investasi jangka panjang
dari perusahaan multinasional yang berakibat pada peningkatan supply uang serta job opportunity.
Pada sisi industri telekomunikasi, pertumbuhan permintaan layanan telekomunikasi akan terus
berlangsung. Hal ini terutama akan didorong oleh perbaikan kondisi ekonomi, penyediaan layanan
yang makin beragam oleh para operator, kemajuan teknologi dan juga perluasan cakupan layanan.
Diharapkan Emiten pun akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia
ke depan.
60
K. PENJELASAN MENGENAI PERUBAHAN KONDISI LIKUIDITAS ATAU CASH FLOW DAN
PANDANGAN TERHADAP KONDISI TAHUN YANG AKAN DATANG
Arus kas yang dimiliki Emiten saat ini cukup baik, dimana Emiten masih mempertahankan kinerja
usahanya yang didukung oleh industri yang masih tetap mengalami pertumbuhan. Emiten juga
menjalankan program-program yang mendukung untuk pengelolaan biaya yang baik untuk memastikan
tingkat profitabilitas Emiten dapat dijaga. Program yang telah dilaksanakan antara lain program
penghematan biaya operasional dan pengeluaran modal dengan melakukan beberapa langkah, antara
lain penyeleksian setiap pengeluaran biaya dengan mengevaluasi setiap permintaan pembelian dari
setiap unit kerja, penghematan di setiap unit kerja, dan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
L. PERUBAHAN DALAM METODE PEMBERIAN JASA YANG DIBERIKAN
Sejak awal tahun ini operator selular masih berorientasi terhadap pertumbuhan pelanggan dan market
share. Kompetisi tetap fokus pada penawaran tarif yang agresif serta promosi menit gratis. Pelanggan
tetap membeli konsep “murah” karena didorong oleh faktor ekonomi makro, namun ini mengakibatkan
churn yang tetap tinggi dan berdampak pada kualitas jaringan.
Melihat kondisi ini Indosat melakukan reposisi strategy dengan mencoba mengubah proporsi dengan
menawarkan konsep “value”. Secara agresif meluncurkan berbagai inisiatif tarif yang kreatif untuk
meningkatkan pertumbuhan pelanggan aktif, mengurangi “calling card” dan sekaligus meningkatkan
kualitas jaringan. Formula tarif dirancang sesuai dengan optimalisasi jaringan dengan harapan terjadinya
keseimbangan antara profitabilitas dan market share. Beberapa program yang diluncurkan meliputi
paket IM3 Anti Galau, Indosat Senyum, Indosat Mobile dan Indosat Internet dgn beragam paketnya.
Secara kuantitas terjadi penurunan jumlah pelanggan namun secara kualitas pelanggan yang aktif
meningkat, hal ini nampak pada pencapaian indikator-indikator bisnis yang positif. Untuk mempertahankan
posisi ini, selain tarif yang kreatif juga diluncurkan beberapa program peningkatan kualitas dan retensi
pelanggan high end melalui program insentif reload dan lain-lain.
Emiten juga secara optimal mengelola distribusi penjualan staterpack baru yang diarahkan untuk
mendapatkan “good subscriber”, namun kenyataannya dinamika pasar tidak serta merta berubah
karena perilaku “calling card” dan pelanggan pasif masih saja tinggi. Menurut pandangan manajemen
memasuki kuartal dua pasar akan lebih stabil, dimana para operator akan mulai melakukan review
terhadap tarif untuk meningkatkan average revenue per minute.
Dari sisi layanan MIDI, untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat, Indosat menawarkan layanan
total solusi berupa paket/program bundling yang dapat mengakomodasi kebutuhan telekomunikasi
pelanggan. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pasar, Emiten juga mengembangkan nilai
tambah seperti Data Center (Pusat Data) dan Disaster Recovery Center (Pusat Pemulihan Bencana)
untuk melengkapi penawaran layanan komunikasi data yang diberikan kepada pelanggannya.
M. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA KOMPETITOR
Peta dan profil kompetisi dalam industri telekomunikasi Indonesia tidak mengalami perubahan yang
signifikan, dimana sesuai dengan pandangan manajemen Emiten dalam kurun waktu beberapa tahun
mendatang diperkirakan layanan selular masih akan mendominasi industri telekomunikasi di Indonesia
dibandingkan dengan layanan telekomunikasi lainnya. Dalam industri telekomunikasi di Indonesia,
pada saat ini Emiten merupakan penyelenggara layanan selular terbesar kedua di Indonesia diukur dari
jumlah pelanggan (sumber: DBS Group Research Equity, Maret 2009). Kemudian, berdasarkan laporan
Wireless Intelligence (www.wirelessintelligence.com) bulan Mei 2012, terdapat tiga penyelenggara jasa
nirkabel besar di Indonesia, yaitu Telkomsel (yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Telkom), Emiten
dan XL (yang secara tidak langsung mayoritas sahamnya dimiliki oleh Axiata Bhd dari Malaysia), yang
secara bersama-sama menguasai sekitar 75% pangsa pasar jasa nirkabel di Indonesia pada tahun
2011.
61
Pada tahun 2009, Pemerintah telah mengumumkan pemenang atas tender lisensi BWA untuk
menyelenggarakan jasa broadband wireless access dan beberapa telah mulai beroperasi di tahun 2011.
Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga mengeluarkan aturan tentang
penggunaan teknologi netral di frekuensi 2,3 GHz untuk rentang 2.360-2.390 MHz. Teknologi netral ini
digunakan untuk penyelenggaraan layanan Broadband Wireless Access (BWA). Aturan itu dituangkan
dalam Permenkominfo No 19/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2,3GHz untuk keperluan
layanan pita lebar nirkabel berbasis teknologi netral dan ditandatangani oleh Menkominfo Tifatul
Sembiring pada 14 September 2011 dan menjadi peluang bagi Emiten untuk menggelar jaringan 4G
LTE dan sebagainya
Emiten melihat bahwa operator-operator selular baru sudah mulai agresif dalam melakukan kegiatan
pemasaran produk-produk mereka ke dalam pasar dalam negeri, contohnya keputusan XL mengelola
layanan seluruh jaringan selularnya ke Huawei memungkinkan XL beroperasi dengan biaya yang lebih
hemat. Berdasarkan kondisi ini, Emiten memperkirakan tingkat kompetisi masih akan terus berlangsung
dengan sangat ketat dalam waktu beberapa tahun mendatang.
Smart Telecom dan Mobile-8 Telecom yang resmi merger pada awal tahun 2011 menjadi
Smartfren Telecom memungkinkan kedua operator tersebut untuk tetap bertahan di industri
telekomunikasi. Terjadi pula tren kerjasama infrastruktur beberapa operator untuk menekan biaya
operasional. Para pemenang tender lisensi BWA juga telah mulai melakukan komersialisasi dengan
menjual layanan Internet di beberapa area potensial. Selain itu, Telkom telah mulai melakukan
sosialisasi satelit barunya Telkom-3 yang direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2012.
N. MITIGASI RISIKO
Risiko Suku Bunga
Penjualan dilakukan dalam mata uang Rupiah karena sebagian pangsa pasar jasa Perseroan adalah
masyarakat Indonesia sementara sebagian besar pembelian bahan baku dalam mata uang asing
karena keterbatasan ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk pengembangan bisnis Perseroan
di Indonesia. Emiten tidak memiliki kebijakan lindung nilai atas hasil usaha karena sebagian besar hasil
usaha dilakukan dalam mata uang Rupiah dan biaya operasional juga dilakukan dalam mata uang
Rupiah. Sementara hasil usaha dalam mata uang asing merupakan lindung nilai alami atas kewajiban
atau utang Emiten dalam mata uang asing.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Jika Emiten berhutang dalam mata uang asing maka Emiten akan menghadapi resiko fluktuasi nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing tersebut sementara pendapatan Emiten sebagian besar dalam
Rupiah. Jika tingkat suku bunga berada diatas rata–rata pertumbuhan pendapatan industri sejenis
maka akan mempengaruhi kemampuan Emiten mengembalikan pinjaman atau membayar kewajiban.
Emiten memiliki kebijakan lindung nilai sebesar 35% dari total kewajiban dalam mata uang asing di
mana angka tersebut dipandang sudah memadai paparan resiko nilai tukar yang akan dihadapi Emiten.
Emiten telah melakukan kebijakan lindung nilai atas pinjaman dalam mata uang asing. Suku bunga
semua utang Emiten telah ditentukan di awal baik acuan suku bunga mengambang maupun nilai suku
bunga tetap. Pengakuan bunga terutang pada tanggal neraca adalah pengakuan terhadap bunga
pinjaman yang diaccrue dalam pencatatan akuntansi sesuai dengan tanggal neraca yang belum jatuh
tempo.
62
O. PERKEMBANGAN TERKINI
Pada tanggal 8 Mei 2012, Emiten menerbitkan laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit
tanggal 31 Maret 2012 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal tersebut untuk tujuan
pelaporan kepada Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit
tersebut, yang disusun dan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, telah
direviu, berdasarkan Seksi 722 dari Standar Auditing yang ditetapkan oleh IAPI, “Informasi Keuangan
Interim” (“SA 722”), oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan publik independen dengan hasil
tidak ditemukan indikasi diperlukannya modifikasi material terhadap laporan keuangan konsolidasian
interim tersebut agar penyajiannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Suatu reviu yang dilaksanakan berdasarkan SA 722 yang ditetapkan oleh IAPI memiliki ruang lingkup
yang lebih sempit secara substansial dibandingkan dengan suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI dan, seperti yang tercantum dalam laporan reviu akuntan
independen terkait, KAP Purwantono, Suherman & Surja tidak mengaudit dan tidak menyatakan
pendapat apapun atas laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit tersebut beserta laporan reviu akuntan
independen terkait tidak tercantum dalam Prospektus ini, melainkan hanya diacu dalam Prospektus ini
dan dapat diakses melalui alamat situs sebagai berikut: http://www.indosat.com/template/media/editor/
files/Indosat_LR_Eng_31_Mar_2012_Released.pdf.
63
VI. RISIKO USAHA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Emiten dan Entitas Anak menghadapi risiko-risiko usaha,
antara lain sebagai berikut:
RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN BISNIS SELULAR EMITEN
1. Persaingan dari para pemain lama dan para pemain baru dalam industri dapat memberikan
dampak negatif bagi bisnis jasa selular Emiten
Persaingan di industri jasa selular di Indonesia sangat tinggi. Persaingan di antara para penyedia jasa
selular di Indonesia didasarkan pada berbagai faktor seperti harga, kualitas dan cakupan jaringan, ragam
layanan, fitur yang ditawarkan serta pelayanan pelanggan. Bisnis jasa selular Emiten bersaing terutama
dengan Telkomsel dan XL. Beberapa penyelenggara GSM dan CDMA kecil lainnya juga menyediakan
jasa selular di Indonesia, termasuk Hutchison, PT Axis Telekom Indonesia dan Smartfren. Selain para
penyelenggara jasa selular yang ada, Menkominfo dapat kembali memberikan izin penyelenggaraan
jasa selular di kemudian hari, dan pemain baru tersebut akan bersaing dengan Emiten.
Emiten memperkirakan persaingan dalam usaha jasa selular akan semakin ketat. Penyedia jasa selular
yang baru maupun yang telah ada dapat menawarkan paket produk dan jasa yang lebih menarik atau
teknologi baru atau konvergensi dari beberapa layanan telekomunikasi, dan mengakibatkan churn rates
yang lebih tinggi, ARPU yang lebih rendah atau pengurangan, atau lambatnya pertumbuhan jumlah
pelanggan selular Emiten. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan yang berlanjut antara pemain
lama dan pemain baru dalam pasar jasa selular berakibat pada kampanye harga yang agresif oleh
penyelenggara jasa selular. Penurunan harga penggunaan selular juga berakibat pada peningkatan
jumlah pelanggan dan pada trafik jaringan, yang menyebabkan peningkatan kepadatan jaringan antara
operator, dan mengharuskan Emiten untuk melakukan penambahan pengeluaran barang modal untuk
terus memperluas jaringan Emiten.
Persaingan dalam bisnis jasa selular juga dapat dipengaruhi oleh konsolidasi industri. Pada bulan
Maret 2010, Smart Telecom dan Mobile-8 mengumumkan bahwa mereka melakukan aliansi strategis,
berdasarkan mana Mobile-8 (sekarang “Smartfren”) mengakuisisi sejumlah besar saham dalam Smart
Telecom dan kedua perusahaan setuju untuk menggunakan logo dan merek “Smartfren”. Penyelenggara
jasa selular lainnya dapat membentuk aliansi strategis atau berkonsolidasi di masa mendatang.
Persaingan dari para operator yang menggunakan teknologi baru, serta dengan operator baru, operator
lama yang hampir melebihi kapasitas dan konsolidasi antar operator dapat menimbulkan dampak
merugikan bagi persaingan, bisnis jasa selular, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
2. Banyaknya jaringan selular dan terbatasnya ketersediaan spektrum dapat menghambat
peningkatan jumlah pelanggan selular Emiten dan dapat menyebabkan penurunan kualitas
layanan selular Emiten
Emiten berniat untuk meneruskan rencana promosi Emiten untuk menarik pelanggan dan meningkatkan
pemakaian jaringan Emiten oleh pelanggan selular Emiten. Emiten juga berniat untuk terus
mempromosikan layanan data Emiten termasuk jasa BlackBerry™ dan layanan wireless broadband
Emiten. Sebagai akibatnya, Emiten mungkin akan mengalami peningkatan kepadatan jaringan, yang
dapat mempengaruhi performa jaringan Emiten dan merusak reputasi Emiten di mata pelanggan.
Selain itu, pemakaian selular yang lebih tinggi di area perkotaan yang padat mungkin menuntut Emiten
untuk menggunakan teknik rekayasa frekuensi radio, yang meliputi kombinasi rancangan selular makro,
mikro dan indoor, untuk mempertahankan kualitas jaringan selular Emiten walaupun terjadi gangguan
frekuensi radio dan pola pemakaian ulang radio frekuensi yang lebih ketat. Meskipun demikian, apabila
jumlah pengguna selular Emiten atau penggunaan layanan suara dan data Emiten bertumbuh secara
signifikan di area-area dengan kepadatan yang tinggi, Emiten tidak dapat menjamin bahwa usahausaha ini akan cukup untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan. Untuk mendukung
64
permintaan tambahan bagi jaringan Emiten, Emiten mungkin dituntut untuk melakukan pengeluaran
barang modal yang signifikan untuk memperbaiki cakupan jaringan Emiten. Pengeluaran barang modal
tambahan tersebut, bersama dengan kemungkinan penurunan jasa selular Emiten, dapat berdampak
buruk bagi posisi persaingan Emiten, bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
3. Terlepas dari dikeluarkannya dana yang besar untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular
Emiten, jumlah pelanggan selular Emiten dapat meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan
pendapatan usaha Emiten
Emiten telah menggunakan sumber dana yang cukup banyak untuk mengembangkan dan memperluas
jaringan selular Emiten serta untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular Emiten. Namun demikian,
ketidakpastian atas situasi ekonomi di Indonesia dan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok
dapat menurunkan daya beli pelanggan selular Emiten. Terlebih lagi, terus menurunnya tarif efektif
untuk penggunaan telepon sebagai dampak kampanye “freetalk” dan promosi diskon tarif baru-baru ini,
peningkatan pemakaian SMS, mandat dari Pemerintah terhadap pelanggan selular untuk melakukan
deregistrasi terhadap layanan SMS premium di tahun 2011, dan penetrasi selular yang lebih tinggi pada
segmen pasar berpenghasilan rendah telah mengakibatkan penurunan ARPU di tahun 2011. Jumlah
pelanggan selular Emiten (termasuk pelanggan wireless broadband) meningkat menjadi 33,0 juta per
tanggal 31 Desember 2009, menjadi kurang lebih 44,3 juta per tanggal 31 Desember 2010, menjadi
sekitar 51,7 juta per tanggal 31 Desember 2011. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009, 2010 dan 2011, ARPU Emiten masing-masing adalah sebesar Rp37.664, Rp34.712 dan
Rp28.381. Walaupun Emiten bermaksud untuk terus menggunakan sumber pendanaan yang signifikan
untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular Emiten dan untuk memperluas jaringan selular Emiten
untuk mendukung permintaan dari penambahan jumlah pelanggan selular, Emiten tidak dapat menjamin
bahwa pengeluaran tersebut akan diikuti dengan peningkatan ARPU atau pendapatan usaha Emiten.
Oleh karena itu, biaya akuisisi pelanggan Emiten dan pengeluaran barang modal yang diperlukan untuk
memperluas kapasitas jaringan Emiten dapat mengalami peningkatan tanpa mengakibatkan terjadinya
peningkatan pada pendapatan atau laba Emiten, dimana hal tersebut dapat menimbulkan dampak
negatif dan material terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
4. Emiten mengalami churn rate yang tinggi
Emiten mengalami churn rate yang tinggi, sebagaimana umumnya dialami oleh operator telekomunikasi
Indonesia yang menyelenggarakan jasa selular prabayar. Emiten percaya bahwa churn rate Emiten
yang tinggi disebabkan oleh fakta bahwa banyak pelanggan prabayar Emiten yang memiliki lebih dari
satu kartu SIM dari berbagai operator selular, yang memungkinkan mereka untuk memilih paket yang
termurah. Tingginya churn rate Emiten dapat berakibat pada menurunnya pendapatan, yang dapat
berdampak negatif pada bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Emiten. Pada
akhir dari triwulan ke tiga pada tahun 2010, Emiten meluncurkan program penyimpanan dan kesetiaan
yang diberi nama ”Senyum Setia Indosat” yang memberikan keuntungan bagi para pelanggan Emiten
yang terus berlangganan. Emiten percaya bahwa program ini telah memberikan kontribusi dalam
menurunkan churn rate Emiten menjadi 13,3% pada tahun 2010 dibandingkan dengan 15,1% pada
tahun 2009. Pada tahun 2011, churn rate Emiten meningkat menjadi 14,3% yang terutama diakibatkan
oleh tekanan persaingan khususnya program promosi yang agresif yang diluncurkan oleh operator lain
pada tahun 2011.
5. Penangguhan terhadap layanan SMS premium oleh Pemerintah dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap pendapatan dari kegiatan usaha layanan selular Emiten dan mengakibatkan
pengenaan sanksi terhadap Emiten
Emiten telah memperoleh pendapatan yang signifikan dari layanan SMS premium dalam tahuntahun terakhir. Layanan ini mencakup penyediaan lagu dan ringtones, wallpaper dan grafik lain
untuk smartphone, pemberian suara dalam suatu lomba dan poling dan content termasuk ramalan
bintang, ayat Alquran dan peringatan berita. Pada tahun 2011, BRTI meminta perusahaan-perusahaan
telekomunikasi untuk menonaktifkan layanan SMS premium dan memberikan suatu pemberitahuan
kepada pengguna mengenai penonaktifan dengan opsi untuk berlangganan kembali. Perusahaanperusahaan ini juga diminta untuk berhenti mempromosikan layanan SMS premium, memberikan
65
ringkasan biaya layanan SMS premium untuk pengguna, mengembalikan jumlah yang dibebankan
kepada rekening pengguna untuk layanan SMS premium, dan melaporkan setiap minggu kepada BRTI
mengenai tindakan-tindakan tersebut. BRTI mendasarkan tindakannya pada keluhan dari konsumen
bahwa mereka dibebankan untuk layanan yang secara tidak sadar mereka miliki atau berlangganan
secara tidak sengaja dan terhadap hal tersebut mereka memiliki kesulitan yang cukup besar untuk
berhenti berlangganan. Konsumen lain mengeluhkan bahwa biaya yang dibebankan tidak jelas dan
sulit untuk diawasi, khususnya untuk konsumen layanan prabayar. BRTI telah mengklarifikasi bahwa
BRTI tidak bermaksud untuk melarang layanan SMS premium tetapi untuk menata ulang layanan
tersebut secara efektif dan memberikan konsumen opsi untuk tidak lagi berlangganan layanan tersebut.
Menkominfo telah menunjukkan dukungan terhadap tindakan BRTI.
Gangguan terhadap layanan SMS premium Emiten yang diakibatkan tindakan BRTI telah mengakibatkan
penurunan yang cukup besar terhadap pendapatan Emiten yang berasal dari layanan ini. Tindakan
yang sama oleh BRTI atau Menkominfo di masa yang akan datang mungkin dapat mengurangi atau
membatasi pertumbuhan pendapatan Emiten dari layanan ini atau produk terkait atau produk baru
lainnya. BRTI atau Menkominfo juga dapat mengambil tindakan agresif yang dapat mengarah pada
gangguan dalam penyediaan produk Emiten atau pengenaan denda atau sanksi administratif. Seluruh
faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan material terhadap hasil kegiatan usaha
dan keadaan keuangan Emiten.
6. Emiten bergantung pada ketersediaan infrastuktur menara telekomunikasi
Emiten sangat tergantung pada menara telekomunikasi Emiten dan yang lainnya, untuk menyediakan
jaringan dan jasa telekomunikasi seperti selular GSM, FWA dan 3G dan jasa telekomunikasi bergerak
selular dengan memasang pemancar dan antena penerima dan fasilitas pendukung BTS lainnya pada
menara tersebut. Ketersediaan dan pemasangan menara telekomunikasi tersebut memerlukan izin
dari instansi berwenang di pusat dan daerah. Baru-baru ini, beberapa instansi berwenang di daerah
telah memberlakukan peraturan yang membatasi jumlah dan lokasi menara telekomunikasi dan
mensyaratkan kewajiban berbagi penggunaan menara di antara berbagai operator telekomunikasi.
Selain itu, pada tanggal 17 Maret 2008, Menkominfo telah mengeluarkan Peraturan tentang penggunaan
menara bersama telekomunikasi. Berdasarkan peraturan tersebut, pendirian menara telekomunikasi
memerlukan izin dari pemerintah yang berwenang dan pemerintah daerah berhak menentukan wilayah
penempatan dan lokasi dapat dibangunnya menara telekomunikasi tersebut. Suatu peraturan bersama
yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menkominfo, serta BKPM pada
30 Maret 2009, juga mewajibkan tiap menara yang dibangun dan digunakan untuk layanan telekomunikasi
harus memperoleh izin mendirikan menara untuk menunjukkan kepatuhan pada beberapa spesifikasi
teknis. Apabila suatu menara tidak memperoleh izin tersebut, maka pihak berwenang di daerah berhak
untuk menentukan denda yang diberikan kepada pemilik menara. Selanjutnya, suatu penyelenggara
telekomunikasi yang memiliki menara telekomunikasi atau pemilik menara wajib memperbolehkan
operator telekomunikasi lainnya untuk menggunakan menaranya (selain menara yang digunakan
sebagai jaringan utamanya), tanpa diskriminasi apapun.
Peraturan ini mewajibkan Emiten untuk menyesuaikan rencana pembangunan menara telekomunikasi
Emiten, dan rencana menyewakan, melakukan relokasi menara telekomunikasi Emiten yang sudah ada
dan memperbolehkan operator lainnya untuk menggunakan menara Emiten serta melakukan hal-hal
lain yang dapat berdampak pada meningkatnya biaya pendirian menara telekomunikasi, keterlambatan
dalam konstruksi menara dan gangguan terhadap layanan untuk pelanggan Emiten. Apabila Emiten tidak
dapat memenuhi kewajiban ini atau memenuhi target kapasitas jaringan untuk menara telekomunikasi
Emiten, Emiten mungkin dapat menghadapi hambatan dalam mengembangkan dan menyediakan jasa
GSM selular, FWA dan 3G. Ketergantungan Emiten terhadap menara telekomunikasi, digabungkan
dengan beban penggunaan menara telekomunikasi bersama, dapat menyebabkan dampak negatif
terhadap daya saing kepada operator lain. Hal-hal seperti ini dapat mengakibatkan dampak negatif
yang material terhadap kapasitas jaringan Emiten, kinerja dan kualitas jaringan dan layanan Emiten,
reputasi, bisnis, hasil usaha serta prospek Emiten.
66
7. Kemampuan Emiten memelihara dan memperluas jaringan selular atau menjalankan usaha
dapat dipengaruhi oleh gangguan pemasokan dan layanan dari para pemasok utama Emiten
Emiten bergantung pada beberapa pemasok utama untuk menyediakan sebagian besar perangkat
yang dibutuhkan untuk memelihara dan memperluas jaringan selular, termasuk microwave backbone,
dan pada beberapa pemasok lainnya berkenaan dengan barang-barang lainnya yang diperlukan untuk
menjalankan usaha Emiten. Emiten mengandalkan perangkat dan barang dan jasa lainnya dari para
pemasok tersebut untuk memelihara dan mengganti komponen utama dari jaringan selular dan untuk
menjalankan usaha Emiten. Apabila Emiten tidak dapat memperoleh barang atau jasa yang mencukupi
secara tepat waktu atau berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dapat diterima secara komersial, atau
apabila terjadi kenaikan harga yang tajam atas barang atau jasa tersebut, hal ini dapat memberikan
dampak negatif bagi Emiten untuk dapat memelihara dan memperluas jaringan selular dan bisnis,
keadaan keuangan, hasil usaha serta prospek Emiten.
8. Emiten bergantung pada izin-izin yang Emiten miliki untuk menyelenggarakan jasa selular,
dan izin-izin ini dapat dibatalkan apabila Emiten tidak dapat memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dari izin tersebut
Emiten bergantung pada izin yang dikeluarkan oleh Menkominfo untuk penyelenggaraan jasa selular
serta penggunaan alokasi spektrum frekuensi. Menkominfo, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dapat mengubah ketentuan-ketentuan izin yang Emiten miliki, atas
kebijakannya sendiri. Apabila Emiten melanggar syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari izin-izin
tersebut atau tidak mematuhi peraturan yang berlaku, maka izin-izin Emiten dapat dicabut. Apabila
terjadi pencabutan atau perubahan yang tidak menguntungkan terhadap ketentuan-ketentuan izin yang
Emiten miliki, atau Emiten tidak dapat memperbaharui izin-izin tersebut dengan ketentuan-ketentuan
yang serupa, maka hal ini dapat memberikan dampak yang sangat negatif bagi bisnis, keadaan
keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
9. Data pelanggan Emiten terkait dengan operasi Emiten tidak dapat dibandingkan antar
periode
Emiten mendefinisikan ”pelanggan selular aktif” sebagai pelanggan selular prabayar yang melakukan
pengisian ulang kartu SIM segera dalam 33-hari masa ”tenggang waktu” setelah masa kartu SIM
berakhir dengan cara menambah jumlah minimal pulsa ke dalam kartu SIM.
Emiten telah dari waktu ke waktu mengurangi masa tenggang waktu yang berlaku untuk menghitung
jumlah pelanggan selular prabayar untuk lebih mencerminkan pelanggan prabayar yang mengisi ulang
kartu SIM milik mereka secara lebih akurat. Penambahan atau pengurangan masa tenggang berakibat
pada perhitungan jumlah pelanggan Emiten, Minutes per Usage setiap pelanggan dan ARPU.
Sebagai akibat diatas, jumlah pelanggan Emiten, Minutes of Usage setiap pelanggan dan ARPU
tidak akan mencerminkan jumlah aktual dari pelanggan-pelanggan dan tidak dapat dibandingkan
antar periode. Dengan demikian, anda sebaiknya tidak menggantungkan keakuratan data ini atau
membandingkan data ini dari waktu ke waktu.
10. Peningkatan yang signifikan atas biaya frekuensi dapat menimbulkan dampak terhadap
kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Emiten
Sejak tanggal 15 Desember 2010, pemerintah telah mengubah biaya berbasis perhitungan frekuensi
menjadi suatu perhitungan baru yang didasarkan pada lebar alokasi spektrum yang digunakan oleh
para pelaku usaha. Sebelumnya, Emiten diwajibkan untuk membayar biaya frekuensi untuk bands 800
MHz, 900 MHz dan 1800 Mhz yang didasari pada jumlah stasiun radio. Pada tahun 2011, 2010, dan
2009, Emiten membayar biaya frekuensi masing-masing sejumlah Rp1,8 triliun, Rp1,6 triliun, dan Rp1,3
triliun. Sebagai pemegang spektrum terbesar di Indonesia, Emiten diharapkan untuk terus membayar
sejumlah dana yang besar untuk biaya frekuensi mulai dari sekarang dan ke depannya. Peningkatan
67
biaya frekuensi di masa mendatang ini didasarkan pada peningkatan indeks harga konsumen, suku
bunga Bank Indonesia dan populasi Indonesia. Akibatnya, perubahan kondisi makroekonomi di Indonesia
dapat mengakibatkan meningkatnya biaya frekuensi yang apabila signifikan, dapat berdampak negatif
terhadap bisnis, kondisi keuangan dan hasil operasional dari Emiten.
11.Anggapan adanya risiko kesehatan sebagai akibat dari medan elektromagnetik yang
ditimbulkan dari BTS dan peralatan telepon genggam, serta gugatan hukum dan publikasi
mengenai hal tersebut, tanpa memperhatikan nilainya, dapat mempengaruhi kegiatan usaha
Emiten
Beberapa spekulasi mengenai risiko terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh medan elektromagnetik
dari BTS dan penggunaan telepon genggam telah timbul di masyarakat. Emiten tidak dapat menjamin
bahwa penelitian di masa mendatang mengenai risiko kesehatan ini tidak akan menyimpulkan adanya
hubungan antara medan elektromagnetik dan dampak merugikan terhadap kesehatan sehingga Emiten
dapat menjadi subyek gugatan dari individu yang menuduh adanya cidera atau hal-hal lainnya, yang
dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan usaha Emiten.
RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN BISNIS MIDI
1. Persaingan layanan MIDI Emiten meningkat, dan Emiten mungkin akan mengalami penurunan
marjin dari jasa tersebut seiring dengan meningkatnya persaingan
Layanan MIDI menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para operator baru dan operator yang
telah ada, yang mungkin memiliki basis pelanggan yang lebih banyak dan sumber dana yang lebih besar
dari Emiten, seperti Telkom, yang memiliki jangkauan internasional dan regional dan infrastruktur dalam
negeri yang telah berkembang. Selain itu, para operator seperti XL, First Media, PT.Indonesia Comnet Plus
(“Icon+”) dan PT NAP Info Lintas Nusa (“Matrix Cable System”), beberapa di antaranya yang mempunyai
aliansi dengan operator telekomunikasi asing, bersaing dengan Emiten di segmen bisnis ini.
Bisnis satelit Emiten juga menghadapi persaingan yang semakin ketat seiring dengan diluncurkannya
satelit-satelit baru dan berkemampuan lebih besar oleh pesaing Emiten dan dengan adanya beberapa
perusahaan yang memperoleh izin eksklusif untuk menyelenggarakan jasa penyiaran di Indonesia.
Perjanjian Kapasitas Transponder Satelit Palapa C-2 dan Palapa D Emiten mencakup jangka waktu
antara satu sampai lima tahun dan Emiten memperkirakan sisa umur produktif satelit-satelit tersebut
masing-masing berkisar dua dan delapan tahun. Mengingat adanya satelit-satelit lain yang beroperasi
dan sewa transponder Emiten yang akan berakhir atau diakhiri dan adanya persaingan harga yang
semakin ketat, maka pihak penyewa transponder Emiten kemungkinan akan menggunakan satelitsatelit lain, dan karenanya dapat memberikan dampak negatif bagi marjin operasional dan pendapatan
usaha Emiten dari sektor jasa ini.
2. Satelit Emiten memiliki umur produktif yang terbatas dan dapat rusak atau benar-benar
musnah selama pengoperasiannya. Hilangnya atau menurunnya kinerja satelit Emiten, baik
yang disebabkan kerusakan perangkat atau dicabutnya izin, dapat memberikan dampak
negatif bagi keadaan keuangan, hasil usaha dan kemampuan untuk menyediakan beberapa
layanan Emiten
Satelit Palapa-C2 dan Palapa-D Emiten mempunyai umur produktif yang terbatas, saat ini diperkirakan
berakhir masing-masing pada Maret 2014 dan April 2020. Beberapa faktor mempengaruhi umur produktif
satelit, di antaranya kualitas dari konstruksi, daya tahan sistem, subsistem dan komponen, cadangan
minyak on-board, keakuratan dari peluncuran mereka menuju orbit, risiko badai mikrometeroit, atau
bencana alam lain di luar angkasa, benturan dengan puing orbital, atau cara satelit tersebut dimonitor
dan dioperasikan. Saat ini Emiten menggunakan kapasitas transponder satelit Emiten sehubungan
dengan berbagai aspek dari bisnis Emiten, termasuk sewa langsung untuk kapasitas tersebut dan untuk
menyalurkan sambungan jarak jauh internasional dan jasa selular Emiten. Emiten memperhatikan,
bahwa berdasarkan faktor-faktor yang diatas, satelit Palapa-C2 Emiten dapat saja tidak berfungsi
sebelum 2014 dan satelit Palapa-D dapat tidak berfungsi sebelum 2020, dan perbaikan di orbit tidak
memungkinkan kecuali perbaikan-perbaikan terhadap perangkat lunak dasar –perbaikan peranti lunak
68
atau operasional. Selanjutnya, peraturan International Telecommunications Union (”ITU”) menyatakan
bahwa slot satelit yang telah ditentukan sudah dialokasikan untuk Indonesia, dan Pemerintah berhak
menentukan pihak mana yang akan diberikan izin untuk menggunakan slot tersebut. Meskipun Emiten
saat ini memiliki izin untuk menggunakan slot satelit yang telah ditentukan, apabila satelit Palapa-D
Emiten mengalami masalah teknis atau tidak berfungsi, Pemerintah dapat menyatakan bahwa Emiten
tidak berhasil memanfaatkan slot yang ada berdasarkan izin yang diberikan kepada Emiten, dan dengan
demikian Pemerintah dapat mencabut izin Emiten dan memberikannya kepada salah satu pesaing
Emiten. Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa Emiten akan dapat terus mempertahankan
penggunaan slot satelit yang telah ditentukan dengan cara yang dianggap baik oleh Pemerintah.
Emiten memelihara asuransi in-orbit satelit Palapa-C2 dan satelit Palapa-D Emiten dengan syarat dan
ketentuan yang konsisten dengan praktik industri. Terhitung sejak 31 Desember 2011, Emiten telah
memiliki polis asuransi dengan total nilai pertanggungan sebesar US$137,8 juta, untuk jumlah kerugian
keseluruhan dan sebagian yang diderita satelit Palapa-C2 dan Palapa D Emiten. Apabila kerusakan
atau kegagalan tersebut mengakibatkan satelit Emiten tidak layak lagi untuk digunakan, maka Emiten
mungkin akan memilih untuk menghentikan pengoperasian satelit atau menyewa kapasitas transponder
dari penyelenggara pihak ketiga daripada membeli satelit baru. Penghentian bisnis satelit Emiten dapat
meningkatkan biaya operasional yang terkait dengan penyediaan layanan telekomunikasi lainnya dan
mungkin dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, keadaan keuangan dan hasil usaha Emiten.
RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN JASA TELEKOMUNIKASI TETAP
1. Masuknya operator telekomunikasi Indonesia tambahan lainnya sebagai penyelenggara
jasa sambungan jarak jauh dan internasional dapat memberikan dampak negatif bagi marjin
operasi, pangsa pasar dan hasil usaha Emiten dari jasa telekomunikasi tetap
Telkom, perusahaan telekomunikasi Indonesia yang telah lama berdiri dengan sumber-sumber
keuangan dan politik yang kuat, telah memperoleh izin untuk menyelenggarakan jasa sambungan
jarak jauh internasional dan meluncurkan layanan komersialnya di tahun 2004. Sebagai akibat dari
masuknya Telkom ke pasar jasa sambungan jarak jauh internasional, Emiten kehilangan pangsa pasar
dan mengalami dampak negatif lainnya yang mempengaruhi usaha jasa telekomunikasi tetap Emiten.
Pada akhir tahun 2006, Telkom telah menguasai pangsa pasar yang jauh lebih besar dari Emiten untuk
sektor jasa sambungan langsung jarak jauh internasional. Selain itu, pada tahun 2009, Pemerintah
telah mengeluarkan izin baru untuk penyelenggaraan jasa sambungan jarak jauh internasional
kepada Bakrie Telekom dalam upaya untuk mendorong persaingan yang lebih besar lagi di pasar jasa
sambungan jarak jauh internasional. Operasional dari operator lama dan munculnya operator baru ke
pasar jasa sambungan jarak jauh internasional, termasuk jasa penyelenggaraan VoIP yang dilakukan
oleh sejumlah operator, secara berkelanjutan menimbulkan ancaman persaingan yang signifikan
kepada Emiten. Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa dampak negatif tersebut tidak akan
terus berlanjut atau bahwa meningkatnya persaingan tidak akan terus mengikis pangsa pasar Emiten
atau memberikan dampak negatif bagi marjin operasi dan hasil usaha Emiten di sektor jasa sambungan
jarak jauh internasional.
2. Emiten menghadapi risiko berkenaan dengan pembukaan kode akses baru untuk sambungan
jarak jauh
Dalam rangka liberalisasi di sektor jasa SLJJ, Pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan
yang mengharuskan setiap operator jasa SLJJ untuk menyelenggarakan kode akses tiga digit yang
harus digunakan oleh para pelanggan pada saat mereka melakukan telepon SLJJ. Pada tahun 2005,
Menkominfo mengumumkan bahwa penggunaan kode akses tiga digit untuk telepon SLJJ akan
dilakukan secara bertahap dalam waktu lima tahun sejak tanggal tersebut dan akan memberikan kode
akses “011” kepada Emiten untuk lima kota besar, termasuk Jakarta, dan mengizinkan Emiten untuk
melakukan perluasan secara progresif ke semua kode area lainnya dalam waktu lima tahun. Telkom
telah memperoleh “017” sebagai kode akses SLJJ-nya. Pada bulan Desember 2007, Pemerintah
menerbitkan peraturan baru untuk membuka kode akses SLJJ di kota pertama di Balikpapan pada
bulan April 2008. Sejak tanggal pelaksanaan tersebut, penduduk Balikpapan akan dapat memilih untuk
menggunakan kode akses “0”, “011” atau “017” untuk melakukan panggilan jarak jauh.
69
Pada bulan April 2008, Emiten dan Telkom sepakat untuk membuka akses SLJJ dari masing-masing
pelanggan Emiten di Balikpapan. Penggunaan kode akses SLJJ tersebut di kota-kota lain akan dilakukan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BRTI. Implementasi kode akses SLJJ baru dapat secara
potensial meningkatkan persaingan dengan menawarkan kepada pelanggan Emiten lebih banyak
pilihan untuk layanan SLJJ. Selain itu, pembukaan kode akses SLJJ baru tersebut diharapkan akan
berdampak pada peningkatan kompetisi dan berkurangnya kerjasama diantara operator yang ada saat
ini, yang dapat mengakibatkan berkurangnya marjin dan pendapatan operasional, yang di antaranya
dapat menimbulkan dampak material yang negatif kepada Emiten. Emiten tidak dapat memberikan
kepastian bahwa kode akses Emiten akan terus ada atau dapat berhasil meningkatkan pendapatan
Emiten dari sektor SLJJ.
RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN BISNIS EMITEN
1. Emiten bergantung pada perjanjian interkoneksi terkait dengan penggunaan jaringan selular
dan jaringan telepon tetap milik para pesaing Emiten
Emiten bergantung pada perjanjian interkoneksi terkait dengan penggunaan jaringan selular dan jaringan
telepon tetap milik para pesaing Emiten dan infrastruktur terkait agar pengoperasian bisnis Emiten
berhasil. Apabila terjadi perselisihan mengenai perjanjian interkoneksi, baik yang disebabkan kegagalan
pihak lainnya untuk melaksanakan kewajiban kontraktual atau karena alasan lainnya, maka satu atau
lebih layanan Emiten dapat terhambat, terganggu atau berhenti sama sekali, kualitas layanan Emiten
dapat menurun, churn rate pelanggan Emiten dapat meningkat atau tarif interkoneksi Emiten dapat
meningkat. Perselisihan yang melibatkan perjanjian interkoneksi Emiten saat ini, dan juga kegagalan
Emiten untuk menandatangani atau memperbaharui perjanjian interkoneksi dapat memberikan dampak
negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
2. Emiten menjalankan usaha dalam keadaan dimana hukum dan perundang-undangan
sedang mengalami reformasi yang signifikan. Reformasi ini menyebabkan semakin ketatnya
persaingan yang dapat mengakibatkan, antara lain, berkurangnya marjin dan pendapatan
usaha, yang seluruhnya ini dapat memberikan dampak material yang negatif bagi Emiten
Reformasi peraturan di sektor telekomunikasi Indonesia yang dilakukan oleh Pemerintah sejak tahun 1999
telah mendorong liberalisasi industri telekomunikasi sampai pada titik tertentu, termasuk di antaranya
kemudahan bagi para pemain baru untuk masuk ke sektor industri telekomunikasi dan perubahan struktur
persaingan industri telekomunikasi. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini, perubahan peraturan
tersebut menjadi sedemikian banyak dan rumit sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum. Selain
itu, seiring dengan terus berlangsungnya reformasi di sektor telekomunikasi Indonesia, para pesaing
dengan sumber daya yang mungkin lebih besar dari Emiten mulai memasuki sektor telekomunikasi
Indonesia dan bersaing dengan Emiten dalam menyediakan layanan telekomunikasi.
Sebagai contoh, sejak Januari 2007, Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi
(”Menkominfo”), telah bertanggung jawab untuk menetapkan tarif untuk layanan interkoneksi. Menkominfo
menetapkan tarif interkoneksi untuk penyelenggara telekomunikasi dominan berdasarkan ”biaya”,
berdasarkan Daftar Penawaran Interkoneksi (”DPI”) yang diajukan oleh penyelenggara telekomunikasi
dominan. Sebaliknya, penyelenggara telekomunikasi yang tidak masuk dalam klasifikasi sebagai
penyelenggara dominan dapat cukup memberitahukan kepada Menkominfo mengenai tarif mereka dan
menerapkan tarif tersebut kepada pelanggan tanpa persetujuan Menkominfo. Perbedaan perlakuan
terhadap penyelenggara telekomunikasi dominan dan non-dominan dapat menciptakan peluang bagi
pemain baru di bidang indutri telekomunikasi, memperbesar keleluasan bagi mereka dalam menetapkan
tarif yang rendah dan menawarkan harga yang lebih rendah kepada pelanggannya. Sebagai tambahan,
tarif DPI Emiten telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dan Emiten memperkirakan penurunan
ini akan berlanjut. Penurunan biaya interkoneksi ini dapat menurunkan pendapatan Emiten dan juga
biaya trafik antar-operator.
70
Lebih lanjut, pada tanggal 12 Desember 2011, Pemerintah, melalui BRTI, menerbitkan surat No. 262/
BRTI/XII/2011 dimana tarif SMS akan berubah dari basis “sender-keeps all” kepada skema berbasis
biaya, yang akan berlaku efektif sejak 1 Juni 2012. Dengan skema berbasis biaya, Emiten akan mencatat
pendapatan dari tarif interkoneksi yang dibayar oleh operator lain kapanpun salah satu dari pelanggan
Emiten mengirimkan SMS kepada penerima di jaringan lain. Apabila salah satu pelanggan Emiten
mengirimkan SMS kepada seorang penerima di jaringan lain, Emiten akan mencatatkan pendapatan
sebesar tarif SMS yang dikenakan bagi pelanggan Emiten dan akan mencatatkan beban atas tarif
interkoneksi yang dibayarkan operator jaringan lain. Emiten tidak dapat memastikan bahwa Emiten
dapat menutup seluruh biaya interkoneksi yang dikeluarkan oleh Emiten, dan sebagai akibatnya, Emiten
dapat mengalami penurunan pendapatan usaha dari jasa selular.
Di masa mendatang, Pemerintah akan mengumumkan atau memberlakukan perubahan peraturan
lainnya, seperti perubahan kebijakan interkoneksi atau tarif yang dapat memberikan dampak negatif
bagi bisnis atau izin yang Emiten miliki saat ini. Emiten tidak dapat memberikan kepastian kepada
anda bahwa Emiten akan berhasil bersaing dengan para penyelenggara telekomunikasi dalam negeri
maupun asing atau bahwa pergantian, perubahan atau penafsiran peraturan perundang-undangan
yang berlaku saat ini atau di kemudian hari oleh Pemerintah tidak akan memberikan dampak negatif
yang material bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
3. Emiten mungkin tidak mampu untuk membiayai pengeluaran barang modal yang dibutuhkan
untuk tetap bersaing dalam industri telekomunikasi di Indonesia
Penyelenggaraan layanan telekomunikasi bersifat padat modal. Agar dapat bersaing, Emiten harus
terus melakukan perluasan, modernisasi dan pembaharuan teknologi infrastruktur telekomunikasi
Emiten, yang memerlukan investasi modal dalam jumlah yang besar. Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009, 2010 dan 2011, total pengeluaran barang modal konsolidasi aktual Emiten
mencapai masing-masing Rp11.584,5 miliar, Rp5.515,0 miliar dan Rp6.092,6 miliar. Selama 2012,
Emiten berencana untuk mengalokasikan sekitar Rp637,0 miliar untuk pengeluaran barang modal baru,
yang apabila dihitung bersamaan dengan hasil estimasi pengeluaran modal aktual yang ditingkatkan
untuk tahun 2012 untuk komitmen-komitmen pengeluaran modal pada periode-periode sebelumnya,
akan menghasilkan nilai kurang lebih sebesar Rp667,4 miliar sebagai total pengeluaran modal aktual
pada 2012. Kemampuan Emiten untuk membiayai pengeluaran barang modal di masa yang akan
datang akan bergantung pada kinerja operasi Emiten di masa yang akan datang, yang bergantung
pada keadaan ekonomi, tingkat suku bunga dan faktor keuangan, bisnis dan faktor-faktor lainnya, yang
berada di luar kekuasaan Emiten, dan juga terhadap kemampuan Emiten untuk memperoleh tambahan
pendanaan eksternal. Emiten tidak dapat memastikan bahwa pendanaan tambahan akan tersedia, atau
apabila ada, dapat diterima secara komersial. Sebagai tambahan Emiten hanya dapat mendapatkan
pendanaan tambahan sesuai dengan ketentuan perjanjian hutang Emiten. Sebagai akibatnya,
Emiten tidak dapat memastikan bahwa Emiten akan memiliki sumber dana yang mencukupi untuk
meningkatkan atau memperluas teknologi infrastruktur telekomunikasi atau memperbaharui teknologi
Emiten yang lainnya yang diperlukan agar dapat tetap bersaing di pasar telekomunikasi Indonesia.
Kegagalan Emiten untuk melakukan hal tersebut dapat memberikan dampak negatif yang material bagi
bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
4. Emiten dapat menjadi subyek pembatasan kepemilikan asing dalam bidang usaha jasa
telekomunikasi
Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 (”Peraturan Presiden”) menetapkan jenis industri dan bidang
usaha dalam mana investasi asing dilarang, dibatasi atau harus memenuhi persyaratan tertentu
sebagaimana diatur oleh institusi Pemerintah yang terkait (”Daftar Negatif Investasi”). Industri
telekomunikasi adalah salah satu industri yang diatur dalam Daftar Negatif Investasi, dan oleh karena itu
investasi asing dalam industri telekomunikasi Indonesia tunduk pada pembatasan dan ketentuan yang
berlaku. Daftar Negatif Investasi dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (”BKPM”).
Pembatasan yang berlaku bagi industri telekomunikasi bergantung pada jenis usaha telekomunikasi
71
yang dilakukan. Perbedaan pembatasan yang berbeda berlaku bergantung pada apakah usaha
tersebut terkait dengan jaringan atau layanan telekomunikasi. Batasan terhadap kepemilikan saham
oleh asing dalam perusahaan yang bergerak di bidang usaha jaringan telekomunikasi berkisar dari
49,0% sampai dengan 65,0%, dan batasan pada kepemilikan saham oleh asing pada perusahaan
Indonesia yang bergerak dalam penyediaan jasa multimedia (termasuk komunikasi data seperti jasa
wireless broadband), berkisar dari 49,0% sampai dengan 95,0%. Berdasarkan Pasal 8 dari Peraturan
Presiden, pembatasan yang diatur dalam Peraturan Presiden tersebut tidak berlaku bagi investasi yang
telah disetujui sebelum berlakunya Peraturan Presiden; sesuai dengan persetujuan investasi yang
dikeluarkan oleh BKPM kecuali pembatasan tersebut lebih menguntungkan bagi investasi. Peraturan
Presiden tidak mengubah pembatasan kepemilikan asing di dalam usaha Emiten.
Pada tanggal 22 Juni 2008, Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (”Qtel”), melalui anak perusahaannya, Qatar
South East Asia Holding S.P.C. membeli seluruh saham yang ditempatkan dan disetor dari masingmasing Indonesia Communications Limited (”ICLM”), dan Indonesia Communications Ptd. Ltd. (”ICLS”)
dari Asia Mobile Holdings Pte.Ltd. (”AMH”), sebuah perusahaan yang didirikan di Singapura. Setelah
akuisisi ini, perubahan pengendalian terjadi di Emiten dan mewajibkan Qtel untuk melakukan penawaran
tender. Sehubungan dengan penawaran tender, pada tanggal 23 Desember 2008, Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia (”Bapepam-LK”),
mengeluarkan surat (i) menyatakan bahwa Bapepam-LK telah menerima surat dari BKPM tertanggal
19 Desember 2008, dimana BKPM mengkonfirmasikan bahwa jumlah maksimal kepemilikan saham
asing di Emiten adalah 65,0%, dan bahwa Emiten masih tetap dapat melakukan kegiatan operasional
jaringan selularnya dan usaha jaringan tetap lokal dan (ii) memberikan izin kepada Qtel untuk melakukan
penawaran tender. Menyusul keluarnya surat tersebut, Qtel melakukan penawaran tender untuk
membeli hingga 1.314.466.775 Saham Seri B, mewakili sekitar 24,19% dari total Saham Seri B yang
telah ditempatkan dan disetor (termasuk Saham Seri B dalam bentuk ADS).
Sebagai perseroan terbuka, Emiten percaya bahwa Daftar Negatif Investasi tidak berlaku bagi Emiten.
Apabila pihak regulator yang berwenang hendak memberlakukan Daftar Negatif Investasi terhadap
Emiten, terlepas dari status Emiten sebagai perseroan terbuka, pemegang saham pengendali dan/
atau pemegang saham asing lain Emiten dapat diminta untuk mengurangi kepemilikan sahamnya
pada Emiten, hal mana dapat mempengaruhi penurunan harga perdagangan saham Emiten. Hal ini
dapat membawa pengaruh negatif yang material terhadap usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan
prospek Emiten. Emiten juga dapat diharuskan untuk memisahkan bidang usaha Emiten menjadi
dua bagian, jaringan bergerak atau selular dan jaringan tetap, agar dapat memenuhi ketentuan yang
berlaku. Pemisahan bidang usaha Emiten ke dalam dua sektor dapat dilakukan melalui pengalihan
kegiatan jaringan tetap atau jaringan bergerak atau selular Emiten kepada anak perusahaan atau pihak
ketiga, yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Emiten secara material dan dapat mengakibatkan
penurunan pada pendapatan usaha total Emiten. Sebagai tambahan, apabila pihak regulator yang
berwenang menetapkan bahwa kepemilikan asing di Emiten masih melebihi batasan yang ditetapkan
dalam Daftar Negatif Investasi, regulator yang berwenang mungkin melarang Emiten untuk mengikuti
tender atau untuk memperoleh izin lain atau spektrum tambahan. Apabila hal ini terjadi, usaha, peluang,
kondisi keuangan dan hasil usaha Emiten menjadi terpengaruh secara negatif.
5. Kegagalan untuk melanjutkan pengoperasian jaringan, beberapa sistem utama, gateway
menuju jaringan Emiten atau jaringan para operator lainnya dapat memberikan dampak
yang negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten
Dalam menyediakan layanan Emiten, Emiten sangat bergantung pada lancarnya pengoperasian
jaringan. Misalnya, Emiten bergantung pada akses ke PSTN untuk terminasi dan sumber panggilan
selular ke dan dari telepon dengan jaringan tetap, dan sebagian besar dari trafik sambungan selular dan
sambungan jarak jauh internasional Emiten disalurkan melalui PSTN. Terbatasnya fasilitas interkoneksi
PSTN yang tersedia untuk Emiten telah memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten di masa lalu
dan dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten di masa mendatang.
72
Oleh karena adanya hambatan kapasitas interkoneksi, para pelanggan selular Emiten sesekali
mengalami kesulitan dalam melakukan panggilan. Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa
fasilitas interkoneksi ini akan ditingkatkan atau dipertahankan pada level saat ini.
Emiten juga bergantung pada beberapa sistem informasi manajemen atau sistem lainnya yang
canggih dalam hal teknologi, seperti sistem tagihan pelanggan, yang memungkinkan Emiten dapat
menjalankan kegiatan operasionalnya. Selain itu, Emiten bergantung pada interkoneksi ke jaringan
operator telekomunikasi lainnya yang menghubungkan sambungan telepon para pelanggan Emiten ke
para pelanggan operator telepon jaringan tetap dan para operator selular lainnya baik di dalam maupun
di luar Indonesia. Jaringan Emiten, yang meliputi sistem informasi, teknologi informasi dan infrastruktur,
dan jaringan para operator lainnya dengan mana para pelanggan Emiten berinterkoneksi, sangat rentan
terhadap kerusakan atau gangguan operasi akibat berbagai hal seperti gempa bumi, kebakaran, banjir,
putusnya aliran listrik, tidak berfungsinya perangkat, cacat pada software jaringan, gangguan kabel
transmisi atau peristiwa-peristiwa yang serupa. Misalnya, pusat pengendali telekomunikasi dan fasilitas
back-up teknologi informasi Emiten sangat berkonsentrasi di kantor pusat dan fasilitas operasional
utama dan tape back-up storage Emiten yang terdapat di dua tempat di Jakarta. Setiap kegagalan yang
mengakibatkan gangguan pada operasional Emiten atau penyediaan salah satu layanan, baik akibat
gangguan operasional, bencana alam atau lainnya, dapat menghambat Emiten dalam menarik dan
mempertahankan pelanggan, yang mana hal ini dapat menyebabkan para pelanggan menjadi sangat
tidak puas dan memberikan dampak negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek
Emiten.
6. Kegagalan Emiten untuk tanggap terhadap perubahan teknologi yang sangat cepat dapat
memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten
Industri telekomunikasi terbentuk dengan adanya perubahan teknologi yang sangat cepat dan signifikan.
Emiten dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat dari segi teknologi yang saat ini sedang
dikembangkan atau yang mungkin dikembangkan di kemudian hari. Perkembangan atau penerapan
teknologi, layanan atau standar baru atau alternatif di masa mendatang memerlukan perubahan besar
terhadap model bisnis Emiten, pengembangan produk baru, penyediaan layanan tambahan dan investasi
baru dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, perkembangan teknologi konvergensi telepon tetap
selular yang dapat membuat sambungan telepon yang berasal dari selular tidak melalui jaringan selular,
tetapi sebaliknya melalui jaringan telepon tetap, dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten.
Pengembangan produk dan layanan baru membutuhkan biaya yang tinggi dan dapat mengakibatkan
lahirnya pesaing baru di pasar. Emiten tidak dapat secara akurat memperkirakan bagaimana perubahan
teknologi yang baru muncul dan yang akan ada di kemudian hari dapat mempengaruhi operasional
atau daya saing layanan Emiten. Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa teknologi Emiten
tidak akan menjadi usang, atau tidak akan bersaing dengan teknologi baru di masa mendatang, atau
bahwa Emiten akan dapat memperoleh teknologi baru yang diperlukan, dengan ketentuan-ketentuan
yang dapat diterima secara komersial, untuk dapat bersaing di situasi yang telah berubah. Kegagalan
Emiten untuk tanggap terhadap perubahan teknologi yang cepat dapat mempengaruhi usaha, keadaan
keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten secara merugikan.
7. Pelanggaran jaringan atau keamanan informasi memiliki efek buruk pada usaha Emiten
Serangan cyber atau pelanggaran lain terhadap jaringan atau keamanan teknologi informasi (TI) dapat
menyebabkan gangguan peralatan atau operasional Emiten. Gangguan tersebut, bahkan untuk jangka
waktu terbatas, dapat mengakibatkan biaya signifikan dan / atau kehilangan pangsa pasar dari penyedia
komunikasi lainnya. Secara khusus, frekuensi, ruang lingkup dan bahaya potensial serangan cyber
baik yang gagal maupun berhasil telah meningkat terhadap perusahaan-perusahaan untuk beberapa
tahun terakhir. Biaya yang terkait dengan serangan cyber terhadap Emiten mencakup insentif mahal
yang ditawarkan kepada pelanggan dan mitra bisnis yang ada saat ini untuk mempertahankan bisnis
mereka, meningkatkan pengeluaran untuk langkah-langkah keamanan cyber, kehilangan pendapatan
akibat gangguan usaha, litigasi dan kerusakan terhadap reputasi Emiten.
73
Selanjutnya, beberapa kegiatan usaha Emiten, termasuk layanan infrastruktur dan cloud untuk
pelanggan bisnis, dapat terpengaruh secara negatif jika kemampuan Emiten untuk melindungi jaringan
Emiten sendiri dipertanyakan sebagai akibat dari serangan cyber. Selain itu, jika Emiten tidak dapat
memberikan keamanan yang cukup untuk melindungi informasi berharga seperti data keuangan,
informasi sensitif mengenai Emiten dan hak atas kekayaan intelektual, atau jika Emiten tidak dapat
melindungi privasi data rahasia pelanggan dan karyawan terhadap pelanggaran jaringan atau TI
keamanan, maka hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada reputasi Emiten, yang dapat berdampak
negatif terhadap kepercayaan pelanggan dan investor. Setiap kejadian-kejadian ini dapat menimbulkan
dampak yang signifikan pada hasil operasi dan kondisi keuangan Emiten.
8. Pemerintah merupakan pemegang saham mayoritas dari para pesaing utama Emiten, yaitu
Telkom dan Telkomsel. Pemerintah dapat memberikan prioritas pada bisnis Telkom dan
Telkomsel daripada Emiten
Per tanggal 31 Desember 2011, Pemerintah memiliki saham sebanyak 14,29% di Emiten, termasuk satu
saham Seri A, yang memiliki hak suara istimewa dan hak veto atas beberapa hal strategis sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar Emiten, termasuk keputusan untuk pembubaran, likuidasi dan kepailitan
dan memperbolehkan Pemerintah untuk menominasikan satu Direktur dari Direksi dan satu Komisaris
dari Dewan Komisaris.
Per tanggal 30 September 2011, Pemerintah juga memiliki saham sebanyak 52,85% di Telkom, yang
merupakan pesaing utama Emiten di sektor jasa telepon tetap SLI. Per tanggal yang sama, Telkom
memiliki saham sebanyak 65,0% di Telkomsel, salah satu dari dua pesaing utama Emiten dalam
penyelenggaraan jasa selular. Persentase kepemilikan saham Pemerintah di Telkom jauh lebih besar
dibandingkan di Emiten. Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa kebijakan-kebijakan dan
rencana-rencana Pemerintah akan banyak mendukung bisnis Emiten atau bahwa Pemerintah akan
memperlakukan Emiten sama dengan Telkom dan Telkomsel ketika memberlakukan keputusankeputusan di kemudian hari, atau ketika menggunakan wewenang regulasinya terhadap industri
telekomunikasi Indonesia. Jika Pemerintah memberikan prioritas kepada kegiatan usaha Telkom atau
Telkomsel daripada Emiten, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi usaha, keadaan keuangan,
hasil usaha dan prospek perusahaan Emiten.
9. Kepentingan para pemegang saham pengendali Emiten dapat berbeda dengan kepentingan
para pemegang saham lainnya
Per tanggal 31 Desember 2011, Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd. (“Qtel Asia”), memiliki sekitar
65,0% saham yang telah ditempatkan dan disetor Emiten. Qtel Asia saat ini seluruhnya dimiliki dan
dikendalikan oleh Qtel, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Qatar dan pihak terkaitnya.
Qtel Asia dan pemegang saham pengendalinya dapat menggunakan kendalinya atas bisnis Emiten
dan dapat membuat Emiten mengambil tindakan-tindakan yang tidak berhubungan dengan, atau
dapat berbenturan dengan, kepentingan terbaik Emiten ataupun para pemegang saham lainnya dari
Emiten, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan manajemen dan kebijakan Emiten. Meskipun orangorang yang ditunjuk oleh Qtel Asia memegang jabatan baik di dalam Dewan Komisaris maupun Direksi
Emiten, Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa pemegang saham pengendali Emiten akan
menunjuk direksi dan komisaris atau mempengaruhi usaha Emiten dengan cara yang menguntungkan
para pemegang saham lainnya.
10. Apabila Komisi Pengawas Persaingan Usaha memutuskan bahwa Emiten terbukti bersalah
melakukan penetapan harga dan gugatan class action, Emiten dapat dikenakan sanksi yang
cukup besar sehingga dapat menurunkan pendapatan Emiten dan berdampak pada bisnis,
reputasi dan keuntungan Emiten
Pada tanggal 1 November 2007, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (”KPPU”), telah mengeluarkan
putusan mengenai pemeriksaan awal terhadap Emiten dan delapan perusahaan telekomunikasi lainnya
dengan tuduhan penetapan harga SMS dan pelanggaran Pasal 5 Undang-Undang Anti Monopoli
(”Undang-Undang No. 5/1999”). Pada 18 Juni 2008, KPPU menetapkan bahwa PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk (“Telkom”), PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”), PT XL Axiata Tbk (”XL”), PT
74
Bakrie Telecom Tbk (”Bakrie Telekom”), PT Mobile-8 Telecom Tbk (”Mobile 8”), dan PT Smart Telecom
Tbk (”Smart Telecom”) (Per bulan Maret 2011, Mobile-8 mengakuisisi Smart Telecom dan merubah
namanya menjadi PT Smartfren Telecom) secara bersama-sama telah melanggar Pasal 5 UU Anti
Monopoli. Mobile-8 mengajukan keberatan atas putusan ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dimana
Telkomsel, XL, Telkom, Indosat, PT Hutchison CP Telecommunication (”Hutchison”), Bakrie Telecom,
Smart Telecom, PT Natrindo Telepon Selular (”Natrindo”) dipanggil untuk menghadap sebagai turut
terlapor dalam perkara ini, sedangkan Telkomsel mengajukan keberatan terhadap putusan ini kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Walaupun KPPU memutuskan bahwa Emiten tidak bersalah
terhadap tuduhan penetapan harga SMS, Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa Pengadilan
Negeri akan menguatkan putusan KPPU. Pada tahun 2011, Mahkamah Agung Republik Indonesia
mengeluarkan fatwa yang menunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memeriksa keberatan
yang diajukan dalam rangka banding terhadap putusan KPPU. Jika Pengadilan Negeri mengeluarkan
putusan yang bertentangan dengan kepentingan Emiten, Emiten dapat diharuskan untuk membayar
denda, yang jumlahnya akan berada sepenuhnya pada keputusan Pengadilan Negeri, hal mana dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap bisnis, reputasi dan keuntungan Emiten.
Sebagai tambahan, selama tahun 2007 dan 2008 beberapa gugatan class action telah ditujukan
kepada Emiten dan Telkomsel, yang menggugat bahwa Emiten dan Telkomsel melakukan penetapan
harga. Seluruh gugatan ini telah dicabut oleh penggugat atau pengadilan terkait telah memutuskan
bahwa perkara tersebut tidak dapat diterima, yang berarti pengadilan, tanpa memperhatikan pokok
perkara, memutuskan bahwa penggugat tidak memiliki kapasitas hukum, terdapat kesalahan formal
dalam gugatan atau gugatan kabur. Namun demikian, Emiten tidak dapat memberikan kepastian bahwa
pelanggan lain tidak akan mengajukan gugatan yang serupa di kemudian hari, yang dapat menimbulkan
kerugian atau tanggung jawab hukum lainnya terhadap Emiten yang dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap bisnis, reputasi dan keuntungan Emiten.
11. Emiten terekspos dengan risiko tingkat bunga
Hutang Emiten mencakup pinjaman-pinjaman bank untuk membiayai usaha Emiten. Apabila
memungkinkan, Emiten berusaha meminimalisir eksposur risiko tingkat bunga Emiten dengan
mengadakan kontrak swap untuk mengubah tingkat bunga mengambang menjadi tingkat bunga tetap
selama jangka waktu tertentu bagi pinjaman-pinjaman Emiten. Bagaimanapun, kebijakan lindung nilai
Emiten mungkin tidak cukup untuk menutupi risiko Emiten terhadap fluktuasi tingkat bunga dan hal ini
dapat berakibat pada beban bunga yang besar dan dapat mempengaruhi bisnis, keadaan keuangan
dan hasil usaha Emiten secara negatif.
12. Emiten terekspos dengan risiko counter-party
Emiten dapat mengadakan beberapa transaksi dari waktu ke waktu yang dapat mengekspos Emiten
kepada kredit para counter-party Emiten dan kemampuan mereka untuk memenuhi ketentuanketentuan dalam kontrak mereka dengan Emiten. Sebagai contohnya, Emiten dapat menandatangani
kesepakatan swap, yang mengekspos Emiten pada risiko di mana para counter-party dapat melakukan
wanprestasi dalam kewajiban mereka berdasarkan perjanjian yang relevan. Apabila counter-party,
termasuk institusi keuangan, dinyatakan pailit atau menjadi insolven, hal ini dapat berakibat pada
penundaan dalam mendapatkan dana atau Emiten harus melakukan likuidasi terhadap posisi Emiten,
yang dapat mengakibatkan kerugian.
13. Emiten mungkin tidak dapat mengelola risiko pertukaran valuta asing Emiten secara sukses
Perubahan nilai tukar mata uang telah mempengaruhi dan mungkin terus mempengaruhi keadaan
keuangan dan hasil usaha Emiten. Sebagian besar dari kewajiban pembayaran hutang Emiten adalah
dalam Rupiah dan sebagian besar pengeluaran barang modal Emiten adalah dalam mata uang Dolar
AS. Sebagian besar pendapatan Emiten adalah dalam mata uang Rupiah namun sebagian pendapatan
usaha Emiten adalah dalam Dolar AS atau yang terkait dengan Dolar AS. Emiten juga mungkin akan
memiliki hutang jangka panjang lainnya dalam mata uang selain dari Rupiah, termasuk Dolar AS, untuk
membiayai pengeluaran barang modal tambahan.
75
Emiten saat ini melakukan lindung nilai atas sebagian kewajiban Emiten dalam mata uang asing terutama
karena pendapatan usaha tahunan Emiten dalam mata uang Dolar AS lebih kecil dari seluruh biaya
operasi Emiten dalam mata uang Dolar AS, seperti beban usaha Emiten dalam Dolar AS dan pembayaran
hutang pokok dan bunga dalam mata uang Dolar AS. Pada tahun 2005, dalam rangka upaya mengelola
eksposur valuta asing Emiten dan menurunkan biaya pendanaan Emiten secara keseluruhan, Emiten
mengadakan kontrak swap valuta asing dengan tiga lembaga keuangan internasional yang berbeda.
Dari tahun 2006 sampai tahun 2009, Emiten juga mengadakan beberapa kontrak swap valuta asing
dengan enam lembaga keuangan internasional sebagai usaha untuk mengurangi risiko nilai tukar mata
uang asing Emiten. Untuk kontrak-kontrak ini, Emiten membayar suku bunga premi di muka atau tetap.
Pada tahun 2011, Emiten melakukan beberapa kontrak forward mata uang asing dengan sembilan
institusi keuangan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Emiten
tidak dapat memastikan bahwa Emiten dapat berhasil mengelola risiko valuta asing di masa yang akan
datang atau bahwa bisnis, keadaan keuangan atau hasil usaha Emiten tidak akan terkena dampak
negatif dengan adanya eksposur terhadap risiko nilai tukar tersebut.
RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN INDONESIA
1. Perubahan ekonomi dalam negeri, regional atau global dapat memberikan dampak negatif
bagi bisnis Emiten
Krisis ekonomi yang mempengaruhi Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dari pertengahan tahun 1997
telah mempengaruhi Indonesia, antara lain, terjadinya depresiasi mata uang, pertumbuhan ekonomi
yang negatif, tingkat suku bunga yang tinggi, kerusuhan sosial dan perkembangan politik yang luar
biasa. Keadaan-keadaan ini memberikan dampak yang sangat negatif bagi bisnis di Indonesia, termasuk
memberikan dampak yang negatif bagi kualitas dan pertumbuhan basis pelanggan dan pemberian
layanan Emiten, yang bergantung pada kesehatan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Selain
itu, krisis ekonomi telah mengakibatkan banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak dapat
memenuhi kewajiban hutangnya. Banyak perusahaan Indonesia yang masih belum benar-benar pulih
dari krisis ekonomi, dan masih dalam proses restrukturisasi hutang mereka atau terlibat dalam sengketa
yang timbul sebagai akibat dari wanprestasi atas kewajiban hutang tersebut.
Pada awal 2008, krisis keuangan global yang sebagian dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika
Serikat telah menyebabkan runtuhnya beberapa lembaga keuangan besar di negara tersebut dan
dengan cepat berkembang menjadi krisis kredit global. Kegagalan bank di Amerika Serikat diikuti oleh
kegagalan beberapa bank Eropa dan menurunnya indeks saham di berbagai bursa efek, dan rontoknya
harga pasar saham dan komoditas di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, sejak 2010, krisis
hutang luar negeri di Eropa, telah menimbulkan perhatian mengenai kemampuan dari sejumlah negara
Eropa, termasuk Yunani, Irlandia, Italia, Portugal dan Spanyol, untuk terus memenuhi kewajiban hutang
luar negeri mereka. Kondisi-kondisi ini dapat memperburuk keadaan ekonomi di Eropa dan seluruh
dunia.
Penurunan ekonomi dunia telah secara negatif mempengaruhi keadaan ekonomi Indonesia, yang
mengakibatkan kemunduran dalam pertumbuhan ekonomi, menurunnya konsumsi rumah tangga dan
melemahnya investasi yang diakibatkan hilangnya permintaan dari luar dan meningkatnya ketidakpastian
dalam dunia ekonomi. Kondisi-kondisi ini telah dan mungkin terus berlangsung sehingga berdampak
negatif bagi bisnis dan konsumen Indonesia, yang dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan
untuk jasa telekomunikasi.
Gejolak harga minyak dan kemungkinan berkurangnya persediaan makanan dapat pula menyebabkan
penurunan perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia. Penurunan tingkat perekonomian
Indonesia dapat pula menyebabkan timbulnya wanprestasi oleh para debitur-debitur Indonesia dan
dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kegiatan bisnis, kondisi keuangan dan hasil dari kegiatan
operasional dan prospek Emiten. Pemerintah terus mengalami defisit fiskal dalam jumlah besar dan
hutang luar negeri yang tinggi. Cadangan mata uang asing Pemerintah dalam jumlah yang rendah
dan melemahnya sektor perbankan yang diakibatkan oleh tingginya kredit macet. Tingkat inflasi yang
tinggi di Indonesia juga dapat menyebabkan berkurangnya jumlah pendapatan yang dibelanjakan oleh
konsumen atau menyebabkan berkurangnya daya beli konsumen, yang dapat mengurangi permintaan
untuk jasa telekomunikasi, termasuk jasa Emiten.
76
Hilangnya kepercayaan investor pada sistem keuangan di pasar yang sedang berkembang dan
juga pasar lainnya, atau faktor-faktor lain, termasuk memburuknya keadaan ekonomi global, dapat
mengakibatkan ketidakstabilan pada pasar uang Indonesia dan penurunan pertumbuhan ekonomi atau
pertumbuhan ekonomi negatif di Indonesia. Ketidakstabilan yang meningkat atau pertumbuhan yang
menurun atau negatif dapat memberikan dampak yang negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil
usaha dan prospek Emiten.
2. Ketidakstabilan politik dan sosial dapat memberikan dampak negatif bagi Emiten
Sejak tahun 1998, Indonesia mengalami proses perubahan tatanan demokrasi yang mempengaruhi
peristiwa-peristiwa politik dan sosial yang menimbulkan ketidakpastian pada kerangka politik Indonesia.
Peristiwa-peristiwa ini mengakibatkan ketidakstabilan politik dan juga beberapa kerusuhan sosial dan
sipil dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai negara demokrasi yang masih cukup baru, Indonesia
masih menghadapi berbagai macam masalah sosiopolitik dan dari waktu ke waktu telah mengalami
ketidakstabilan politik dan keresahan sosial politik.
Sejak tahun 2000, ribuan rakyat Indonesia berpartisipasi dalam demonstrasi di Jakarta dan kotakota di Indonesia lainnya baik untuk mendukung maupun melawan Mantan Presiden Wahid, Mantan
Presiden Megawati, dan Presiden Yudhoyono, serta untuk menanggapi berbagai isu tertentu, termasuk
pengurangan subsidi minyak, privatisasi aset aset negara, kebijakan anti-korupsi, bail-out PT Bank
Century pada tahun 2008, desentralisasi dan otonomi daerah dan kampanye militer Amerika di
Afganistan dan Irak.
Pada bulan Juni 2001, rangkaian demonstrasi dan mogok kerja mewarnai sekurang-kurangnya 19 kota
setelah Pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar sebesar 30,0%. Demonstrasi serupa
juga terjadi di tahun 2003, 2005 dan 2008. Walaupun demonstrasi-demonstrasi ini pada dasarnya
dilakukan secara damai, beberapa berakhir dengan kekerasan. Selama triwulan pertama 2012,
Pemerintah mengusulkan pengurangan subsidi bahan bakar yang dapat mengakibatkan kenaikan
harga bahan bakar hingga 33%. Emiten tidak dapat memastikan bahwa usul ini atau pengurangan
subsidi bahan bakar di masa mendatang tidak akan mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sosial.
Ketidakstabilan politik regional dan pertikaian antara kelompok agama dan etnis tetap menjadi masalah.
Gerakan separatis dan bentrokan antara kelompok agama dan etnis telah berakibat pada keresahan
sosial dan sipil di beberapa tempat di Indonesia. Di provinsi Aceh dan Papua (sebelumnya Irian Jaya),
telah terjadi bentrokan antara pendukung gerakan separatis dan satuan militer Indonesia, walaupun
hanya ada sedikit konflik di Aceh sejak ditandatanganinya Memo Kesepakatan pada bulan Agustus
2005. Dalam tahun-tahun terakhir, ketidakstabilan politik di Maluku dan Poso, sebuah kabupaten di
provinsi Sulawesi Tengah, telah meningkat dan bentrokan-bentrokan antara kelompok-kelompok agama
di daerah-daerah ini telah menyebabkan ribuan korban dan hilangnya orang-orang. Beberapa tahun
belakangan ini, Pemerintah tidak membuat banyak kemajuan dalam negosiasi dengan daerah-daerah
bermasalah ini, kecuali di Provinsi Aceh di mana pemilihan daerah yang damai telah dilaksanakan yang
berujung dengan kelompok separatis memenangkan pemilihan dan menjadi gubernur provinsi tersebut.
Pada tahun 2004 dan 2009, pemilihan Presiden, Wakil Presiden dan perwakilan di MPR/DPR secara
langsung dilakukan di Indonesia. Walaupun pemilihan umum di tahun 2004 dan 2009 telah dilakukan
dengan damai, kampanye politik di Indonesia dapat menyebabkan ketidakpastian politik dan sosial di
Indonesia. Meningkatnya kegiatan politik dapat diharapkan terjadi di Indonesia, sebagian dikarenakan
pemilihan presiden yang akan dilakukan pada tahun 2014.
Perkembangan politik dan sosial di Indonesia tidak dapat diprediksi di masa lalu, dan Emiten tidak
dapat memastikan bahwa gangguan sosial dan sipil tidak akan terjadi di masa yang akan datang dan
dalam skala yang lebih besar atau bahwa gangguan tersebut tidak akan, secara langsung maupun tidak
langsung, memiliki dampak negatif pada bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emiten.
77
3. Indonesia terletak pada zona gempa bumi dan memiliki risiko geologis yang signifikan yang
dapat menimbulkan keresahan sosial dan kerugian secara ekonomi
Banyak daerah di Indonesia yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir,
letusan vulkanik dan musim kemarau, pemadaman listrik atau peristiwa-peristiwa lainnya di luar kendali
Emiten. Beberapa tahun terakhir ini, sejumlah bencana alam terjadi di Indonesia (selain tsunami Asia
pada tahun 2004), termasuk letusan Gunung Lokon di Sulawesi Utara pada 2011, letusan Gunung
Merapi di Jawa bagian Selatan dekat Yogyakarta dan Gunung Bromo di Jawa Timur pada 2010,
tsunami di Mentawai, Sumatera Barat pada tahun 2010, tsunami di Pangandaran, Jawa Barat pada
tahun 2006, gempa bumi di tepi pantai Sumatera pada Januari 2012, gempa bumi di Yogyakarta, Jawa
Tengah pada tahun 2006 serta semburan dan banjir lumpur panas di Jawa Timur pada tahun 2006 dan
beberapa gempa bumi di Papua, Jawa Barat, Sulawesi, dan Sumatera pada tahun 2009. Indonesia juga
mengalami banjir bandang di kelurahan Wasior, Papua Barat pada tahun 2010, di Jakarta pada tahun
2009 dan 2007 serta di Solo di Jawa Tengah pada tahun 2008.
Sebagai akibat dari bencana-bencana alam tersebut, Pemerintah harus mengeluarkan dana dalam
jumlah yang besar untuk bantuan keadaan darurat dan penempatan kembali. Sebagian besar dari
biaya ini telah ditanggung oleh pemerintah negara lain dan organisasi bantuan internasional. Emiten
tidak dapat menjamin bahwa bantuan tersebut akan terus diberikan, atau bahwa bantuan tersebut
akan diberikan kepada para penerimanya pada waktunya. Apabila Pemerintah tidak dapat memberikan
bantuan asing tersebut kepada masyarakat yang terkena dampak bencana tersebut pada waktunya,
keresahan sosial dan politik dapat terjadi. Pada saat Pemerintah telah melaksanakan berbagai
upaya untuk menutupi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam, seperti membentuk lembaga
nasional untuk mengatasi bencana dan memasang sistem peringatan tsunami, upaya perbaikan dan
bantuan tersebut kemungkinan akan terus membebani keuangan Pemerintah, dan dapat berakibat
pada kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan hutang Pemerintah. Kegagalan
Pemerintah untuk memenuhi kewajibannya tersebut, atau pernyataan Pemerintah atau adanya
moratorium atas hutang negara, dapat menimbulkan wanprestasi terhadap sejumlah pinjaman dari
pihak swasta termasuk pinjaman Emiten, sehingga mengakibatkan dampak negatif dan material
terhadap kegiatan usaha Emiten.
Emiten tidak dapat menjamin bahwa asuransi Emiten akan cukup untuk melindungi Emiten dari
kemungkinan kerugian yang diakibatkan oleh bencana-bencana alam tersebut dan hal-hal lain yang terjadi
diluar kendali Emiten. Sebagai tambahan, Emiten tidak dapat menjamin bahwa premi yang dibayarkan
untuk polis asuransi-asuransi tersebut pada saat perpanjangan jumlahnya tidak akan meningkat secara
substansial, sehingga dapat secara material mengakibatkan dampak terhadap keadaan keuangan dan
hasil dari kegiatan operasional Emiten. Emiten juga tidak dapat menjamin bahwa kejadian geologis atau
meteorologis di masa mendatang tidak akan menimbulkan dampak terhadap perekonomian Indonesia.
Gempa bumi, kerusakan geologis atau bencana alam terkait cuaca lainnya di kota-kota yang memiliki
populasi yang besar dan merupakan pusat keuangan di Indonesia dapat mengganggu perekonomian
Indonesia dan menurunkan tingkat kepercayaan investor, sehingga menimbulkan dampak negatif yang
material pada bisnis, keadaan keuangan, hasil operasional dan prospek Emiten.
4. Depresiasi nilai Rupiah dapat memberikan dampak yang negatif bagi bisnis, keadaan
keuangan, hasil usaha, dan prospek Emiten
Salah satu dari penyebab yang paling utama atas terjadinya krisis ekonomi yang dimulai di Indonesia di
pertengahan tahun 1997 adalah depresiasi dan ketidakstabilan nilai tukar Rupiah, sebagaimana diukur
terhadap mata uang lainnya, seperti Dolar AS. Walaupun Rupiah telah menguat secara tajam dari
titik terendah sekitar Rp17.000 per Dolar AS pada tahun 1998, mata uang Rupiah dapat saja kembali
mengalami ketidakstabilan di masa mendatang. Selama periode antara 1 Januari 2009 hingga 31
Desember 2011, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS bervariasi dari titik terendah Rp12.065 per Dolar
AS hingga mencapai titik tertinggi, yaitu Rp8.460 per Dolar AS. Sebagai akibatnya, Emiten mencatat
kerugian bersih akibat nilai tukar mata uang asing masing-masing sebesar Rp1.656,4 miliar pada tahun
2009, keuntungan sebesar Rp492,4 miliar pada tahun 2010 dan keuntungan sebesar Rp36,7 miliar pada
tahun 2011 . Emiten tidak dapat memastikan bahwa depresiasi atau ketidakstabilan Rupiah terhadap
mata uang asing, termasuk Dolar AS tidak akan terjadi lagi. Apabila Rupiah melemah lebih jauh dari
78
nilai tukar pada tanggal 31 Desember 2011, kewajiban Emiten atas hutang dagang, hutang pengadaan
dan hutang pinjaman berdenominasi mata uang asing serta obligasi Emiten dalam mata uang asing
akan meningkat dalam Rupiah. Depresiasi lebih lanjut atas Rupiah dapat berakibat pada bertambahnya
kerugian pada nilai tukar valuta asing dan akan berdampak secara signifikan terhadap pendapatan lainlain dan pendapatan bersih Emiten.
Sebagai tambahan, walaupun Rupiah secara umum bebas dikonversi dan ditransfer (kecuali bank-bank
Indonesia dapat menolak melakukan transfer Rupiah kepada pihak-pihak di luar Indonesia yang tidak
mempuyai tujuan perdagangan atau investasi yang jelas), Bank Indonesia, dari waktu ke waktu, telah
melakukan intervensi dalam pasar uang dalam rangka melanjutkan kebijakannya, baik dengan cara
menjual Rupiah atau membeli Rupiah dengan menggunakan cadangan mata uang asing. Emiten tidak
dapat memberikan kepastian bahwa kebijakan nilai tukar mengambang dari Bank Indonesia tidak akan
berubah, atau bahwa Pemerintah akan mengambil tindakan lain untuk menstabilkan, mempertahankan
atau menguatkan nilai Rupiah, ataupun bahwa salah satu tindakan-tindakan ini, apabila dilakukan,
dapat membuahkan hasil yang baik. Perubahan kebijakan nilai tukar mengambang dapat berakibat
pada sangat meningginya tingkat suku bunga dalam negeri, kurangnya likuiditas, diawasinya
permodalan atau pertukaran valuta atau tidak diberikannya bantuan dana tambahan oleh para kreditur
multinasional. Hal ini dapat berakibat menurunnya aktivitas ekonomi, resesi ekonomi, terjadinya cidera
janji dalam pembayaran hutang atau berkurangnya penggunaan oleh pelanggan Emiten, dan sebagai
dampaknya, Emiten juga akan mengalami kesulitan dalam membiayai pengeluaran barang modal dan
dalam menjalankan strategi bisnis Emiten. Salah satu dari konsekuensi-konsekuensi tersebut dapat
memberikan dampak negatif yang material bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek
Emiten.
5. Penurunan peringkat kredit Pemerintah atau perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat
memberikan dampak negatif bagi bisnis Emiten
Sejak tahun 1997, beberapa organisasi pemeringkat statistik yang diakui, termasuk Moody’s, Standard
& Poor’s dan Fitch Ratings (”Fitch”), menurunkan peringkat hutang pemerintah (sovereign rating)
Indonesia dan peringkat hutang dari berbagai instrumen kredit Pemerintah dan sejumlah besar bank
dan perusahaan lainnya di Indonesia. Pada tanggal April 2012, utang jangka panjang mata uang asing
Indonesia diperingkat “Baa3” oleh Moody, ditingkatkan dari “Ba1” pada tanggal 18 Januari 2012, “BB
+” oleh Standard & Poor, ditingkatkan dari “BB” pada tanggal 8 April 2011, dan “BBB-” oleh Fitch,
ditingkatkan dari “BB +” pada tanggal 14 Desember 2011. Peringkat ini mencerminkan penilaian atas
kemampuan keuangan Pemerintah untuk membayar kewajiban dan kemampuannya untuk memenuhi
komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo.
Meskipun peringkat Indonesia menunjukan tren yang positif, Emiten tidak dapat memastikan bahwa
Moody’s, Standard & Poor’s, Fitch atau organisasi pemeringkat statistik lainnya tidak akan menurunkan
peringkat hutang Indonesia atau perusahaan-perusahaan Indonesia, termasuk Emiten. Setiap
penurunan peringkat tersebut dapat memiliki dampak negatif bagi likuiditas di pasar uang Indonesia,
kemampuan Pemerintah dan perusahaan-perusahaan Indonesia, termasuk Emiten, untuk memperoleh
pendanaan tambahan serta tingkat suku bunga serta ketentuan-ketentuan komersial lainnya dimana
pendanaan tambahan tersedia. Tingkat suku bunga mengambang atas hutang dalam mata uang
Rupiah kemungkinan juga akan naik. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan dampak material yang negatif
terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasional dan prospek Emiten.
6. Emiten tunduk pada keterbukaan perusahaan dan persyaratan pelaporan yang berbeda
dengan negara lain
Sebagai perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek New York, Emiten
tunduk pada corporate governance atau tata penyelenggaraan perusahaan dan persyaratan pelaporan
di Indonesia dan Amerika Serikat yang memiliki perbedaan yang signifikan dalam beberapa aspek dari
yang berlaku untuk perusahaan di negara lain. Jumlah informasi yang disediakan untuk umum oleh
emiten di Indonesia mungkin berbeda dibanding dengan yang disediakan untuk umum oleh perusahaan
sejenis di beberapa negara maju, serta informasi statistik dan keuangan tipe tertentu yang disediakan
oleh perusahaan di beberapa negara maju mungkin tidak tersedia. Sebagai akibatnya, investor mungkin
79
tidak memiliki akses pada tingkat dan tipe yang sama yang disediakan di negara lain, dan perbandingan
dengan perusahaan-perusahaan di negara lainnya tidak dapat dilakukan dalam semua aspek.
7. Emiten didirikan di Indonesia, dan investor mungkin tidak dapat melakukan tindakan
hukum atau melaksanakan keputusan terhadap Emiten di Amerika Serikat, atau untuk
memberlakukan putusan pengadilan asing terhadap Emiten di Indonesia
Emiten adalah perseroan terbatas yang didirikan di Indonesia, menjalankan usaha dalam kerangka
hukum Indonesia dengan status sebagai perusahaan modal asing, dan hampir semua aset Emiten
berada di Indonesia. Selain itu, beberapa Komisaris Emiten dan hampir seluruh Direksi Emiten
bertempat tinggal di Indonesia dan sebagian besar aset dari pihak-pihak tersebut berada di luar Amerika
Serikat. Sebagai akibatnya, investor mungkin akan kesulitan dalam melakukan tindakan hukum, atau
memberlakukan putusan pengadilan terhadap Emiten atau pihak-pihak tersebut di Amerika Serikat,
atau memberlakukan putusan pengadilan Amerika Serikat terhadap Emiten atau pihak-pihak tersebut
di Amerika Serikat.
Penasihat hukum Emiten untuk hukum Indonesia telah menyampaikan bahwa putusan pengadilan
Amerika Serikat, termasuk putusan putusan mengenai ketentuan kewajiban perdata dari undangundang pasar modal federal Amerika Serikat atau undang-undang pasar modal dari salah satu negara
bagian di Amerika Serikat, tidak dapat diberlakukan di pengadilan Indonesia, meskipun putusan
tersebut dapat dijadikan bukti yang tidak bersifat final dalam pemeriksaan perkara yang diajukan di
pengadilan Indonesia. Tidak dapat dipastikan apakah pengadilan Indonesia akan mengeluarkan
putusan berdasarkan gugatan asli yang diajukan di hadapannya, yang mana hanya didasarkan pada
ketentuan kewajiban perdata (civil liability) dari undang-undang pasar modal federal Amerika Serikat
atau undang-undang pasar modal dari salah satu negara bagian di Amerika Serikat. Oleh karena itu,
pihak penggugat harus mengajukan gugatan terhadap Emiten atau pihak-pihak tersebut di pengadilan
Indonesia.
MANAJEMEN EMITEN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI
OLEH EMITEN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN
DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP
KINERJA KEUANGAN EMITEN DALAM PROSPEKTUS.
80
VII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH
TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Berikut adalah kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan
dan hasil usaha Emiten yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen tertanggal 10 Mei 2012
atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP
Purwantono, Suherman, Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang perlu diungkapkan
dalam Prospektus ini:
1. Pada tanggal 14 Mei 2012, Emiten melakukan RUPS yang antara lain (i) menetapkan pembagian
dividen sebesar Rp76,83 per lembar saham, (ii) menunjuk Beny Roelyawan sebagai Komisaris
untuk menggantikan posisi Komisaris yang kosong sebelumnya dan (iii) menunjuk Frederik
Johannes Meijer sebagai Direktur untuk menggantikan posisi Direktur sebelumnya.
2. Pada tanggal 30 Mei 2012, pinjaman Emiten kepada Goldman Sachs International (“GSI”) sebesar
Rp434.300 juta telah dikonversi menjadi pinjaman dolar A.S. sebesar US$50.000 ribu setelah
GSI memutuskan untuk mengambil “Opsi Konversi FX” sebagaimana diatur dalam perjanjian
pinjaman.
3. Pada tanggal 5 Juni 2012, Indosat Palapa Company B.V. (entitas anak), Emiten dan Bank of
New York, menandatangani surat persetujuan (consent solicitation letter) dari para pemegang
Guaranteed Notes Jatuh Tempo 2020 yang mewakiliUS$605.858 ribu atau 93,21% dari jumlah
pemegang notes untuk perubahan ketentuan-ketentuan tertentu dari notes (notes indenture)
terutama terkait dengan penambahan beberapa definisi terkait dengan penjualan aset menara. 4. Pada tanggal 8 Juni 2012, Emiten memperoleh surat persetujuan (consent letter) dari HSBC Bank
Plc, sebagai facility agent, terkait dengan amandemen tertentu dari perjanjian hutang untuk fasilitas
kredit AB Svensk Exportkredit, Swedia sebesarUS$315 juta, terkait dengan rencana penjualan aset
menara Emiten.
5. Pada tanggal 8 Juni 2012, Emiten memperoleh surat persetujuan (consent letter) dari PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selaku wali amanat dari Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi
Indosat Kedua, Kelima, Keenam, Ketujuh dan Sukuk Ijarah Indosat Kedua, Ketiga dan Keempat
terkait dengan dengan rencana penjualan aset menara Emiten.
6. Pada tanggal 11 Juni 2012, Emiten memperoleh surat persetujuan (consent letter) dari PT Bank
Central Asia Tbk terkait dengan dengan rencana penjualan aset menara Emiten.
7. Pada tanggal 12 Juni 2012, Emiten menggunakan opsi melakukan pelaksanaan masing-masing
sebesar US$2.000 ribu dari nilai kontrak dengan Merrill Lynch dan DBS Ltd. dan Emiten menerima
laba dari penyelesaian kontrak dari pelaksanaan tersebut masing-masing sebesar US$140 ribu.
8. Pada tanggal 12 Juni 2012, empat kontrak forward valuta asing dengan DBS Ltd, JP Morgan, HSBC
Jakarta, dan Standard Chartered Jakarta berakhir dan Emiten menerima laba dari penyelesaian
kontrak-kontrak tersebut masing-masing sebesar US$681 ribu, US$673 ribu, Rp6.160 juta dan
Rp5.280 juta.
81
VIII. KETERANGAN TENTANG EMITEN
A. RIWAYAT SINGKAT EMITEN
Emiten didirikan dengan nama PT Indonesian Satellite Corporation sebagai Perseroan Terbatas
menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dengan Akta No. 55
tanggal 10 November 1967 yang dibuat di hadapan Mohamad Said Tadjoedin, S.H., Notaris di Jakarta,
yang memiliki status sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-Undang
No. 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Asing. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Penetapan No.J.A.5/88/24 tanggal 20 November 1967, didaftarkan di Kantor Pengadilan
Negeri Jakarta pada tanggal 25 November 1967 di bawah No. 2037 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 29 Maret 1968 No. 26, Tambahan No. 24.
Susunan pemegang saham Emiten, sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 55 tanggal
10 November 1967, adalah sebagai berikut:
No.
1.
2.
Nama Pemegang Saham
American Cable & Radio Corporation
Wayne Tim Maglio
Jumlah
Jumlah
Saham
199
1
200
Modal Ditempatkan
(Rp)
19.900.000
100.000
20.000.000
Modal Disetor
(Rp)
1.990.000
10.000
2.000.000
Persentase
Kepemilikan (%)
99,5
0,5
100,0
Pada tahun 1980, status perusahaan penanaman modal asing Emiten dicabut pada saat Pemerintah
menjadi pemegang saham tunggal Emiten.
Pada bulan Oktober 1994, Emiten mengadakan penawaran umum saham di Indonesia dan ADS di luar
Indonesia sekaligus mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan ADS-nya
di New York Stock Exchange, New York. Penawaran umum tersebut merupakan penawaran umum
yang terpisah namun dilakukan secara bersamaan dan disebut sebagai Penawaran Kombinasi. Jumlah
saham yang ditawarkan pada Penawaran Kombinasi tersebut adalah sebanyak 362.425.000 (tiga ratus
enam puluh dua juta empat ratus dua puluh lima ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (lima
ratus Rupiah) setiap saham pada harga Rp7.000 (tujuh ribu Rupiah) setiap saham. Dari jumlah saham
yang ditawarkan tersebut, sebanyak 103.550.000 (seratus tiga juta lima ratus lima puluh ribu) lembar
saham merupakan saham baru sedangkan sisanya merupakan divestasi saham Pemerintah. Dengan
penjualan saham tersebut, maka kepemilikan Pemerintah pada saat itu berkurang menjadi 65%.
Anggaran Dasar Emiten telah diubah beberapa kali, perubahan terakhir dimuat dalam:
i.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 118 tanggal 11 Juni 2009 yang dibuat di hadapan Aulia
Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan yang dilakukan adalah
perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam
dan LK No. IX.J.1. Perubahan terhadap Pasal 3 Anggaran Dasar telah mendapat persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan No. AHU-31103.AH.01.02.
Tahun 2009 tanggal 7 Juli 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0040529.
AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 7 Juli 2009, sedangkan perubahan terhadap ketentuan lain dalam
Anggaran Dasar telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di bawah
No. AHU.AH.01.10-099907 tanggal 10 Juli 2009 telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0041626.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 10 Juli 2009, dan dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan No. 09.05.1.64.36088 tanggal 15 September 2009.
82
ii. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 123 tanggal 28 Januari 2010,
yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta.
Perubahan yang dilakukan adalah perubahan terhadap Pasal 3, pasal 15 ayat (7), pasal 17 ayat
(7), pasal 18 ayat (1), dan pasal 19 Anggaran Dasar Emiten. Perubahan terhadap Pasal 3 telah
memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusan No. AHU09555.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0014135.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010, sedangkan perubahan terhadap
pasal 15 ayat (7), pasal 17 ayat (7), pasal 18 ayat (1), dan pasal 19 Anggaran Dasar Emiten
telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat penerimaan
pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-04964 tanggal 25 Februari 2010,
didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di bawah
No. AHU-0015392.AH 01.09.Tahun 2010 tanggal 25 Februari 2010, telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan No. 09.05.1.64.36088 tanggal 23 April 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 89 tanggal 5 November 2010, Tambahan No. 37880.
Emiten telah memiliki izin-izin yang wajib dipenuhi terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukan Emiten
yaitu:
No.
1.
Perizinan
Izin Penyelenggaraan
Jaringan Tetap Lokal Dan
Jasa Teleponi Dasar
2.
Izin Penyelenggaraan
Jaringan Tetap
Sambungan Internasional
Dan Jasa Teleponi Dasar
3.
Izin Penyelenggaraan
Jaringan Tetap
Sambungan Langsung
Jarak Jauh Dan Jasa
Teleponi Dasar
4.
Izin Penyelengaraan
Jaringan Bergerak Selular
Nomor dan tanggal
Keputusan Menteri Komunikasi
Dan Informatika No. 311/KEP/M.
KOMINFO/8/2010 tanggal 24 Agustus
2010
Keterangan
Keputusan ini memberikan izin penyelenggaraan
jaringan tetap lokal dan jasa teleponi dasar
dengan cakupan nasional kepada Emiten
untuk menyelenggarakan jaringan tetap lokal
berbasis circuit-switched dan jasa teleponi
dasar sambungan lokal serta jaringan tetap lokal
berbasis packet-switched;
Izin penyelenggaraan jaringan tetap lokal dan
jasa teleponi dasar ini berlaku sampai jangka
waktu yang tidak terbatas, sepanjang Emiten,
mengikuti ketentuan peraturan perundangundangan di bidang telekomunikasi yang
berlaku.
Keputusan ini memberikan izin penyelenggaraan
Keputusan Menteri Komunikasi
Dan Informatika No. 312/KEP/M.
jaringan tetap sambungan internasional dan jasa
KOMINFO/8/2010 tanggal 24 Agustus teleponi dasar kepada Emiten;
Izin penyelenggaraan jaringan tetap sambungan
2010
internasional dan jasa teleponi dasar ini berlaku
sampai jangka waktu yang tidak terbatas,
sepanjang
Emiten,
mengikuti
ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
telekomunikasi yang berlaku.
Keputusan Menteri Komunikasi
Keputusan ini memberikan izin penyelenggaraan
Dan Informatika No. 313/KEP/M.
jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh
KOMINFO/8/2010 tanggal 24 Agustus dan jasa teleponi dasar kepada Emiten dengan
2010
cakupan nasional;
Izin penyelenggaraan jaringan tetap sambungan
langsung jarak jauh dan jasa teleponi dasar
ini berlaku sampai jangka waktu yang tidak
terbatas, sepanjang Emiten, mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
telekomunikasi yang berlaku.
Keputusan Menteri Komunikasi
Izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular
dan Informatika No. 102/Kep/
berlaku sampai jangka waktu yang tidak terbatas,
M.Kominfo/10/2006 tanggal 11 Oktober sepanjang Emiten memenuhi dan melaksanakan
2006
ketentuan dalam keputusan ini dan atau selama
Emiten masih menjalankan usahanya.
Keputusan Menteri Komunikasi
dan Informatika No. 252/KEP/M.
KOMINFO/07/2011
tentang : Perubahan atas
KepMen Kominfo No. 102/KEP/M.
KOMINFO/10/2006 tentang Izin
Penyelenggaraan Jaringan Bergerak
Selular PT Indosat, Tbk (Cellular Mobile
Network)
Tanggal 6 Juli 2011
83
No.
5.
Perizinan
Izin Penyelenggaraan
Jaringan Tetap Tertutup
6.
Izin Penyelenggaraan
Jasa Internet Teleponi
Untuk Keperluan Publik
7.
Izin Instalasi Jaringan
Sistem Komunikasi Kabel
Laut
8.
Izin Penyelenggaraan
Jasa Interkoneksi Internet
(NAP)
9.
Izin Penyelenggaraan
Jasa Teleponi Dasar
Melalui Jaringan Bergerak
Satelit
Nomor dan tanggal
Keterangan
Keputusan Menteri Komunikasi
Izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup
Dan Informatika No. 198/KEP/M.
berlaku sampai jangka waktu yang tidak
KOMINFO/05/2010 tanggal 27 Mei 2010 terbatas, sepanjang Emiten, mengikuti ketentuan
peraturan
perundang-undangan
dibidang
telekomunikasi yang berlaku.
Keputusan Direktur Jenderal Pos Dan Izin penyelenggaraan jasa Internet Teleponi
Telekomunikasi No. 52/DIRJEN/ 2008, untuk Kepentingan Publik ini berlaku sampai
tanggal 9 Januari 2008
jangka waktu yang tidak terbatas sepanjang
Emiten mengikuti ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam keputusan ini.
Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Surat
persetujuan
tersebut
memberikan
Instalasi Bawah Air No. JM 88/4/16-95, persetujuan kepada Emiten untuk melakukan
tanggal 10 Nopember 1995
pemasangan sistem komunikasi kabel laut
serat optik APCN Jakarta – Singapura dan
APCN-A Jakarta-Australia. Jangka waktu
pemanfaatan instalasi kabel tersebut adalah
selama 25 tahun dan dalam hal kabel bawah air
tersebut tidak dipergunakan lagi, maka Emiten
harus membongkar sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu keselamatan pelayaran dan
lingkungan laut.
Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Surat
persetujuan
tersebut
memberikan
Instalasi Bawah Air No. JM 88/1/9-96, persetujuan kepada Emiten untuk melakukan
tanggal 12 Februari 1996
pemasangan sistem komunikasi kabel laut
serat optik Jakarta – Surabaya. Jangka waktu
pemanfaatan instalasi kabel tersebut adalah
selama 15 tahun dan dalam hal kabel bawah air
tersebut tidak dipergunakan lagi, maka Emiten
harus membongkar sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu keselamatan pelayaran dan
lingkungan laut.
Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Surat
persetujuan
tersebut
memberikan
Instalasi Bawah Air No. JM 88/1/11-97, persetujuan kepada Emiten untuk melakukan
tanggal 27 Mei 1997
pemasangan sistem komunikasi kabel laut
serat optik SEA-ME-WE 3 yang melalui perairan
Indonesia
dari
SIngapura-Medan-Penang
(Malaysia) dan Singapura – Jakarta – Australia.
Jangka waktu pemanfaatan instalasi kabel
adalah selama 15 tahun dan dalam hal kabel
bawah air tersebut tidak dipergunakan lagi,
maka Emiten harus membongkar sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu keselamatan
pelayaran dan lingkungan laut.
Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Jangka waktu pemanfaatan instalasi kabel
tersebut adalah selama 15 tahun.
Sistem Komunikasi Kabel Laut
No. BXXXIV-393/GM.77 tanggal 4
September 2006
Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Jangka waktu pemanfaatan instalasi kabel
Sistem Komunikasi Kabel Laut No.
tersebut adalah selama 15 tahun.
BXXXIV-579/GM.77 tanggal 30 Oktober
2008.
Surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Jangka waktu pemanfaatan instalasi kabel
Sistem Komunikasi Kabel Laut No.
tersebut adalah selama 15 tahun.
BX.497/KL.303 tanggal 23 Agustus 2011
Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Izin Penyelenggaraan jasa interkoneksi internet
Telekomunikasi No. 51/DIRJEN/2008 (NAP) berlaku sampai jangka waktu yang tidak
tanggal 9 Januari 2008.
terbatas sepanjang Emiten mengikuti ketentuan
perundang-undangan.
Keputusan Menteri Perhubungan
Dengan izin ini, Emiten memperoleh izin
No. KP. 241 Tahun 2002, tanggal 12
untuk menyelenggarakan jaringan teleponi
Agustus 2002
dasar melalui jaringan bergerak satelit. Izin
penyelenggaraan ini berlaku sampai jangka
waktu yang tidak terbatas, sepanjang Emiten
mengikuti ketentuan peraturan perundangundangan di bidang telekomunikasi yang berlaku.
Izin penyelenggaraan ini akan dievaluasi secara
menyeluruh setiap 5 tahun sekali.
84
No.
10.
Perizinan
Izin Penggunaan Kode
Akses
Nomor dan tanggal
Surat Menteri Perhubungan Republik
Indonesia No. PT.303/1/7 Phb 2003
tertanggal 31 Maret 2003
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No. 023/Dittel/
Yan/I/2004 tentang Kode Akses 0857
dan 0858 tertanggal 29 Januari 2004
Surat Menparpostel No. 1600/PT004/
Dittel/Y/V/94 tanggal
30 Mei 1994
11.
12.
Izin Penggunaan
Frekuensi Radio
Izin Alokasi Blok Nomor
Pelanggan
Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pos dan Telekomunikasi No. 3332/PT.
307/Ditfrek/VII/93 tanggal 17 Juli 1993
jo. Surat Keputusan No. 3055/ Dittel/
VI/93 tanggal 28 Juni 1993 tentang Izin
untuk Memakai Sistem Pita Lebar
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi kepada Direktur Utama
PT Indosat M3 No.: 959/IV.3/Ditfrek/
VII/2002 tertanggal 22 Juli 2002 Tentang
Izin Penggunaan Frekuensi Radio DCS
1800.
Surat Menteri Perhubungan No. PT
006/1/2 Phb 2003 tanggal 27 Februari
2003 tentang Penyelenggaraan FWA
pada Pita Frekuensi 1900 MHz.
Keterangan
Berdasarkan Surat Menteri Perhubungan
ini, Emiten telah memperoleh persetujuan
sehubungan dengan penggunaan kode akses
011 untuk panggilan sambungan langsung
jarak jauh (SLJJ) dalam penyelenggaraan Jasa
Teleponi Dasar Emiten.
Berdasarkan surat ini, telah disetujui penggunaan
kode akses 0857 dan 0858 untuk perluasan
penomoran STBS Emiten
kode akses STBS GSM Satelindo diubah
menjadi 0816 dengan struktur MSISDN (sesuai
dengan CCITT E 164) dan kode jaringan mobil
(Mobile Network Cable/MNC) untuk STBS GSM
Satelindo tetap menggunakan kode jaringan
mobile 01. Dengan adanya penggabungan
Satelindo ke dalam Emiten, maka izin ini beralih
menjadi milik Emiten.
Pemberian izin kepada Satelindo untuk memakai
Global System For Mobile Telecommunication
dengan menggunakan frekuensi 935 – 945 MHz
untuk Base Station Transmitter dan 890 – 900
MHz untuk Mobile Station Transmitter.
Izin penggunaan frekuensi radio DCS 1800
untuk wilayah Batam, Jabotabek, Jawa Tengah,
Yogjakarta, Jawa Timur dan Bali pada pita
frekuensi:
Uplink : 1750,0 – 1765,0 MHz
Downlink: 1845 – 1860 MHz
Surat ini menyetujui penggunaan bad frekuensi
radio 1900 MHz untuk keperluan fixed wireless
access Emiten di lokasi Jabotabek, Jawa Barat
dan Banten dengan lebar 2 x 5 MHz pada
band frekuensi 1880 – 1885 MHz berpasangan
dengan 1960 – 1965 MHz
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos Berdasarkan surat ini, Emiten memperoleh
dan Telekomunikasi No.: 682A/ DJPT/ izin untuk jaringan bergerak selular dengan
KOMINFO/VII/2002 tertanggal 28 Maret menggunakan pita frekuensi radio sebagai
2006 Tentang Izin Pita Frekuensi Radio berikut:
Downlink: 2140 – 2145 MHz
Uplink: 1950 – 1955 MHz
Izin sebagaimana dimaksud Surat Keputusan ini
berakhir pada tanggal 28 Maret 2016
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Surat ini memberikan alokasi blok nomor
Telekomunikasi No.: 759/DJPT.3/
pelanggan sebagai pengganti blok nomor yang
kominfo/ 4/06 tanggal 13 April 2006
duplikasi dengan Telkom.
Tentang Penetapan Blok Nomor
Izin penggunaan blok ini berlaku selama tidak
Pelanggan.
ada penetapan lain dari pemerintah.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 1329/DJPT.3/
KOMINFO/8/05 tanggal 24 Agustus
2005 Tentang Penetapan Blok Nomor
Pelanggan.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 164/Dittel/Yan/
V/2003 tanggal 26 Mei 2003 Tentang
Blok Nomor Pelanggan Jaringan Tetap
Lokal PT Indosat.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 054/Dittel/II/2005
tanggal 10 Februari 2005 tentang
Penetapan Blok Nomor Pelanggan
85
Izin penggunaan blok ini berlaku selama tidak
ada penetapan lain dari pemerintah.
Izin penggunaan blok ini berlaku selama tidak
ada penetapan lain dari pemerintah.
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
No.
Perizinan
13.
14.
Nomor dan tanggal
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 534/Dittel/
III/2004 tanggal 31 Maret 2004 tentang
Penetapan Blok Nomor Pelanggan
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 076/DJPT.3/
KOMINFO/4/06 tanggal 15 Januari 2007
Keterangan
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
Telekomunikasi No.: 1682/Dittel/X/2003 sepanjang tidak ada penetapan lain dari
tanggal 3 Oktober 2003
pemerintah.
15.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 1665/DJPT.3/
KOMINFO/7/2007
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
16.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 2247/DJPT.3/
KOMINFO/11/2007
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
17.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 004/DJPT.3/
KOMINFO/1/2008
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
18.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 407/DJPT.3/
KOMINFO/2/2008
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 1325/DJPT.3/
KOMINFO/7/2008
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
20.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 936/DJPT.3/
KOMINFO/5/2008
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
21.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 2413/DJPT.3/
KOMINFO/12/2008
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
22.
Surat Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No.: 2414/DJPT.3/
KOMINFO/12/2008
Izin penggunaan blok nomor pelanggan berlaku
sepanjang tidak ada penetapan lain dari
pemerintah.
19.
23.
Izin Stasiun Radio
24.
Alokasi Kanal pada Pita
Frekuensi Radio 800 MHz
Penetapan Alokasi
Tambahan Blok Pita
Frekuensi Radio
25.
Izin Penyelenggaran Jasa
Akses Internet (Internet
Service Provider)
26.
Izin Penyelenggaraan
APMK (Alat Pembayaran
dengan Menggunakan
Kartu)
Izin ini digunakan sehubungan dengan
penggunaan spektrum frekuensi radio untuk
penyelenggaraan telekomunikasi Emiten.
Keputusan Menteri
Berdasarkan Kepmen No. 181/2006, Emiten
No. 181/Kep/M.Kominfo/12/2006
dialokasikan kanal frekuensi radio dengan
(“Kepmen No. 181/2006”) pada tanggal nomor kanal 589 dan 630 dan lebar pita yang
12 Desember 2006 dalam rangka
dapat digunakan adalah 1.23 MHz.
menata penggunaan pita frekuensi radio
800 MHz
Keputusan Menteri No. 268/Kep/M.
Berdasarkan Kepmen No. 268/2009, Emiten
Kominfo/9/2009 tanggal 1 September mendapat alokasi tambahan blok pita frekuensi
2009
radio pada rentang frekuensi 1955 – 1960 MHz
berpasangan dengan 2145 – 2150 MHz.
Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Izin penyelenggaraan jasa akses internet
Telekomunikasi No: 01/DIRJEN/2008 (internet service provider) berlaku sampai jangka
tanggal 7 Januari 2008
waktu yang tidak terbatas, sepanjang Emiten
mengikuti ketentuan yang berlaku
Surat Bank Indonesia No. 10/14/DASP Berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 10/14/
tanggal 9 Januari 2008
DASP, Emiten dapat menyelenggarakan kegiatan
alat pembayaran dengan menggunakan kartu
dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi
Emiten.
86
No.
27.
Perizinan
Izin Penyelenggaraan
Pengiriman Uang
Nomor dan tanggal
Tanda Izin Bank Indonesia No. 12/67/
DASP/25 tanggal 3 September 2010
Keterangan
Sertifikat ini memberikan izin kepada Emiten
untuk
penyelenggaraan
kegiatan
usaha
pengiriman uang dengan menggunakan kartu
dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi
Emiten.
Emiten memiliki dan menguasai tanah berdasarkan Hak Guna Bangunan (HGB) dengan jangka waktu antara
20 sampai dengan 30 tahun. Beberapa sarana penunjang kegiatan usaha Emiten seperti kantor pusat/
regional, stasiun komunikasi kabel laut dan switching serta kompleks stasiun bumi tertera pada tabel
dibawah ini.
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
LOKASI
FUNGSI
LUAS AREA
(M2)
12.050
BERAKHIR HGB
Kantor Pusat
Jl. Medan Merdeka Barat 21
Stasiun Kabel Ancol
Jl. Parangtritis Raya Blok A-5/E Kav. No. 4 Jakarta
14430
Kantor Medan
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan 20236
Stasiun Kabel Pantai Cermin
Jl. Menang No. 28
Pantai Cermin Medan 20587
Kantor Pusat dan Pusat
Peralatan
3 Oktober 2023
Bukit Mata Kucing
Kompleks Batam
Komp. Transmisi Banyu Urip
Banyu Urip – Gresik
Kantor Purwakarta
Desa Cikaobandung, Kec. Jatiluhur
Komp. Stasiun Bumi
Kab. Purwakarta
Kantor Purwakarta
Desa Cilegong, Kec. Jatiluhur
Kab. Purwakarta
Kantor Bandung
Jl. Buah Batu Kelurahan Batununggal
Kecamatan Bandung Kidul, Bandung
Kantor Makassar
Jl. Slamet Riyadi No. 4
Kantor Pontianak
Jl. Ahmad Yani No. 214, Pontianak
Kantor Solo/MSC/BHS Solo
Jl. Slamet Riyadi
Kantor Semarang Pandanaran
Jl. Pandanaran No. 131
Kantor Jogjakarta
Jl. Sudirman No. 22
Kantor dan MSC Balikpapan
Jl. M.T Haryono
Jati Bening
Semarang
Panggung Harjo
Kantor Surabaya
Kelurahan Embong Kaliasin, Kodya Surabaya,
Jawa Timur.
Kantor Palembang
Stasiun Bumi
Areal Gedung dan Tower
Repeater
30.000
16.000
Tower dan Sarana Penunjang Fiber Optik
4.615
2 Juni 2033
Kantor Regional
2.510
Tidak tercantum
Kantor Cabang
2.979
14 Februari 2036
Kantor Regional
824
19 Oktober 2022
Kantor Regional
2.030
24 September
2017
Kantor Cabang
2.199
tidak tercantum
Kantor Regional
2.789
31 Maret 2035
MSC
MSC
MSC
Kantor Regional
2.800
5.464
3.127
8.010
2.555
794
1.388
1.565
15 Januari 2039
Tidak tercantum
11 Agustus 2039
24 Juni 2029
24 Juni 2029
24 Juni 2029
19 April 2041
19 April 2041
Switching
5.930
6 Desember 2024
Kantor Cabang dan Pusat
Peralatan
6.000
21 Oktober 2023
16.554
16.796
4.447
4.523
11.038
7.844
5.181
75.839
49.505
7.230
16 Juli 2024
19 November 2023
12 Januari 2031
12 Januari 2031
13 Januari 2025
12 Januari 2031
26 Agustus 2022
27 Januari 2027
16 April 2027
30 tahun sejak
tanggal pendaftaran hak atas
tanah
5 November 2030
24 September
2033
Kompleks Stasiun Kabel
dan Stasiun Bumi
Komp. Stasiun Kabel
Gedung ITCC (Training
Center)
Kantor Regional
87
B. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM EMITEN
Perkembangan kepemilikan saham Emiten sampai dengan tahun 1994 telah dimuat dalam prospektus
yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Kombinasi saham Emiten pada tahun 1994. Perkembangan
kepemilikan saham Emiten sejak Penawaran Kombinasi saham Emiten, Penawaran Umum Obligasi
I sampai dengan Penawaran Umum Obligasi VII telah dimuat dalam prospektus masing-masing
penerbitan efek dan surat hutang yang bersangkutan. Tidak ada peningkatan modal sejak Penawaran
Umum Obligasi VII hingga Prospektus ini diterbitkan. Susunan pemegang saham Emiten per tanggal
30 April 2012 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diberikan Emiten adalah sebagai berikut:
30 April 2012
Keterangan
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
Persentase (%)
Modal Dasar:
20.000.000.000
2.000.000.000.000
Saham Seri A
1
100
Saham Seri B
19.999.999.999
1.999.999.999.900
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Saham Seri A:
Negara Republik Indonesia
1
100
- Saham Seri B:
1. Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
3.532.056.600
353.205.660.000
65,00
2. Negara Republik Indonesia
776.624.999
77.662.499.900
14,29
3. SKAGEN Funds (SKAGEN AS)
304.882.700
30.488.270.000
5,61
4. Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%)
820.359.200
82.035.920.000
15,10
10.000
1.000.000
0,00
5. Fadzri Sentosa*)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
5.433.933.500
543.393.350.000
100,00
Modal Dalam Portepel
14.566.066.500
1.456.606.650.000
*) Per tanggal 30 April 2012, Fadzri Sentosa selaku Director & Chief Wholesale and Infrastructure Officer Emiten memiliki
saham dalam Emiten sebanyak 10.000 saham atau 0,00% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Emiten.
Kronologis masuknya SKAGEN AS sebagai salah satu pemegang saham Emiten dengan kepemilikan
di atas 5% adalah melalui pembelian dan/atau penjualan secara bertahap melalui bursa efek sehingga
mencapai kepemilikan sebesar 5,61% per tanggal 30 April 2012.
C. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN
Sesuai dengan Pasal 16 dan Pasal 20 Anggaran Dasar Emiten, Emiten diurus dan dipimpin oleh suatu
Direksi di bawah pengawasan suatu Dewan Komisaris yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang
Saham. Direksi diangkat untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham
yang mengangkat mereka dan berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
yang ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatan mereka dan Komisaris diangkat untuk jangka waktu
terhitung sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mereka dan berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke-4 (empat) setelah tanggal pengangkatan
mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya
sewaktu-waktu. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi diatur masing-masing dalam Pasal
21 dan Pasal 17 Anggaran Dasar Emiten.
88
Pada saat Prospektus ini diterbitkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Emiten adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama
Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Abdulla Mohammed S.A. Al Thani
DR. Nasser Mohd. A Marafih
Richard Farnsworth Seney
Rachmad Gobel
Rionald Silaban
Beny Roelyawan
Alexander Rusli
Chris Kanter
Thia Peng Heok George
Soeprapto
:
:
:
:
:
Harry Sasongko Tirtotjondro
Curt Stefan Carlsson
Frederik Johannes Meijer
Hans Christiaan Moritz
Fadzri Sentosa
Direksi:
Direktur Utama & Chief Executive Officer
Direktur & Chief Financial Officer
Direktur
Direktur & Chief Technology Officer
Direktur & Chief Wholesale and Infrastructure Officer
Berikut ini keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komisaris dan Direksi:
Dewan Komisaris
Abdulla Mohammed S.A. Al Thani, Komisaris Utama
Warga negara Qatar, 52 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak Agustus
2008. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
Agustus 2008 – Sekarang : Komisaris Utama Qatar Telecom
2000 – 2005 : Chief of The Royal Court (Amiri Diwan)
2003:
Chairman of Wataniya
2001:
Chairman of the Board of Directors, Qatar Telecom
2001:
Member of the Qatari Planning Council
Beliau memperoleh pendidikan penerbangan dari The British Royal Air Force.
Selain itu, Beliau juga pernah menjalani pendidikan dari Senior Military War
College for the Armed Force, USA pada tahun 1997.
DR. Nasser Mohd. A Marafih, Komisaris
Warga negara Qatar, 51 tahun. Menjabat sebagai Komisaris sejak Agustus 2008.
Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
Februari 2002 – Sekarang Group Chief Executive Officer, Qatar Telecom
Juli 1997– September 1997 Research Scholarship at NEC Central Laboratories
in Tokyo, Japan
1994 – 1997 Strategic Planning & Development Manager, Qatar
Telecom
89
1992 – 1994 Expert Advisor for Qatar Telecom
1991 – 1994Assistant Professor in Department of Electrical
Engineering, University of Qatar
1985 – 1986 Lecturer and research assistant in the Department.
of Electrical Engineering, University of Qatar
Beliau memperoleh gelar Bachelor of Science in Electrical Engineering pada
tahun 1982, Master of Science in Communication Engineering pada tahun 1984
dan Doctorate of Science majoring in Communication with Minors in Computer
Science & Applied Science pada tahun 1991 yang seluruhnya diperoleh dari
George Washington University, USA.
Richard Farnsworth Seney, Komisaris
Warga negara Amerika Serikat, 57 tahun. Menjabat sebagai Komisaris sejak Juni
2009. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
2007 – 2011
1992 – 2007 1987 – 2002
: Chief Operating Officer Qtel International
: Chief Executive Officer Mct Corp.
:Wakil Presiden Deputi Eksekutif dan General
Manager dari MCT Investors, L.P.
1985 – 1987
: Wakil Presiden Eksekutif dan Chief Financial Officer
Charisma Communications Corporation
Beliau lulus dari University of Virginia’s McIntire
School of Commerce, USA pada tahun 1976.
Rachmad Gobel, Komisaris
Warga negara Indonesia, 49 tahun. Menjabat sebagai Komisaris sejak Agustus
2008. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
2006 – Sekarang 2004 – Sekarang 2004 – Sekarang 2002 – Sekarang 2002 – Sekarang 2000 – Sekarang 1998 – Sekarang 1994 – Sekarang 1994 – Sekarang
2003 – 2006
1993 – 2004
1993 – 2002
1999 – 2000
1994 – 1998
1991 – 1993
1992 – 1993
1989 – 1991
: Direktur Utama PT Gobel Dharma Nusantara
: Komisaris PT Smart Tbk.
:Komisaris Utama PT Panasonic Gobel Indonesia
(d/h PT National Panasonic Gobel)
: Komisaris PT Panasonic Manufacturing Indonesia
: Wakil Komisaris Utama PT Parker Metal Treatment
Indonesia
: Komisaris Utama PT Nusantara Parkerizing
:Komisaris Utama PT Panasonic Gobel Battery
Industry
: Direktur Utama, PT Gobel International
:Komisaris Utama, PT Panasonic Electronic Works
Gobel Sales indonesia (d/h Matsushita Denko
Gobel)
: Komisaris Utama, PT Gobel Dharma Nusantara
: Direktur Utama, PT Nasional Panasonic Gobel
: Wakil Direktur Utama PT Nasional Panasonic Gobel
: Wakil Komisaris Utama PT Nusantara Parkerizing
: Direktur PT Matsushita Gobel Battery Industry
: Direktur Perencanaan PT National Gobel
: Wakil Direktur Utama PT National Panasonic Gobel
: Asisten Direktur Utama PT National Gobel
Beliau memperoleh gelar Sarjana dalam Bidang Perdagangan Internasional dari
Chuo University, Tokyo pada tahun 1987 dan meraih Honorary Doctorate Degree
dari Takoshoku University, Tokyo pada tahun 2002.
90
Rionald Silaban, Komisaris
Warga negara Indonesia, 45 tahun. Menjabat sebagai Komisaris sejak Juni 2008.
Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
2011 – Sekarang 2008 – Sekarang 2006 – 2008 2004 – 2006 2002 – 2004 2000 – 2002 1998 – 2000 1997 – 1998 1994 – 1997 :Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi,
Birokrasi & Teknologi Informasi
: Direktur Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
Departemen Keuangan
:Direktur Manajemen Risiko Fiskal Departemen
Keuangan
: Penasehat Senior di World Bank, Washington D.C,
Amerika Serikat
:Kepala Divisi Sekretaris Jenderal Departemen
Keuangan
: Kepala Divisi Pengawasan Aset BPPN
:Kepala Divisi Jasa Keuangan di Biro Hukum
Departemen Keuangan
:Wakil Direktur untuk Direktorat Privatisasi untuk
Direktorat Umum BUMN Departemen Keuangan
: Kepala Seksi Biro Hukum Departemen Keuangan &
Kepala Sekretariat Komite Privatisasi Departemen
Keuangan
Beliau memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas
Indonesia pada tahun 1989 dan memperoleh Master degree dalam bidang hukum
dari Georgetown University Law Center, Washington DC, USA pada tahun 1993.
Beny Roelyawan, Komisaris
Warga negara Indonesia, 55 Tahun. Menjabat sebagai Komisaris Emiten sejak
Mei 2012. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai
berikut:
2006 – sekarang
: Deputi III
2003 – 2006
: Staf Ahli Bidang Politik
1994 – 2003
: Kasubdit Produk Ekonomi dan Polkam Luar Negeri
1986 – 1994
: Anggota Deputi Bidang Pengolahan dan Produksi
Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Perusahaan di Universitas Diponegoro.
Alexander Rusli, Komisaris Independen
Warga negara Indonesia, 41 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Independen
Emiten sejak Januari 2010. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya
adalah sebagai berikut:
2011 – Sekarang
2009 – Sekarang
2007 – 2011
2007 – 2009
: Komisaris PT Tugu Pratama Indonesia
: Komisaris Utama PT Geodipa Energi
: Komisaris PT Krakatau Steel (Persero)
:Expert Staff Kementerian Badan Usaha Milik
Negara (BUMN)
2001 – 2007
: Expert Staff Kementerian Komunikasi dan Informasi
Teknologi
2004 - 2006 Program Secretary GolTechnical Team The World
Summit on Information Society (WSIS), Tunis
Phase
91
2003 - 2006
2000 - 2002
1997 - 2000
: Anggota Tim Koordinasi Telematika Indonesia
: Presiden Direktur dan Pendiri PT ITComm Media
: Principal Consultant PricewaterhouseCoopers
Indonesia
Beliau memperoleh gelar Doctor of Philosophy, Information System dari Curtin
University of Technology, Australia pada tahun 2000, gelar Bachelor of Commerce
(Hons), Information Systems dari Curtin University of Technology pada tahun
1993, gelar Bachelor of Business, Information Systems dari Curtin University of
Technology pada tahun 1992.
Chris Kanter, Komisaris Independen
Warga negara Indonesia, 59 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Independen
Emiten sejak Januari 2010. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya
adalah sebagai berikut:
2011 – Sekarang
:Vice Chairman Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO)
2011 – Sekarang
:Vice Chairman Board Advisor Kamar Dagang dan
Industri Indonesia (KADIN)
2010 – Sekarang
: Anggota Komite Ekonomi Nasional
2005 – Sekarang Chairman of Advisory Board Indonesia Forwarders
Associations (INFA/GAFEKSI)
2001 – Sekarang Vice President International Federation of Freight
Forwarders Associations (FIATA)
2000 – Sekarang
: Chairman of The Board of Founders Swiss German
University
2007 – 2009 President German Indonesian Chamber of Industry
and Commerce (ECONID)
2003 – 2008
:Vice President for Investment, Telecommunication,
Information Technology, Transportation & Tourism
KADIN
1998 – 2002
: Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia (MPR-RI)
1988
: Ketua dan Pendiri dari Sigma Sembada Group
Beliau memperoleh gelar Insinyur dari Universitas Trisakti pada tahun 1977.
Thia Peng Heok George, Komisaris Independen
Warga negara Singapura, 63 tahun. Menjabat sebagai Komisaris sejak Juni
2008. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
2006 – Sekarang
2005 – 2008 2003 – 2006 1999 – 2003 1995 – 1998 1993 – 1995 1991 – 1993 1989 – 1991 : Konsultan/Direktur Asia Inc. Private Limited
: Consultant Singapore Exchange
: Director/Consultant Strategic Advisor Private
Limited
: Executive Chairman Mediastream
: Director/Consultant Phoenix Capital Private Limited
: Executive Chairman Asia Matrix Limited
:Managing Director, Lum Chang Securities Private
Limited
: Managing Director, Sun Hung Kai Securities Private
Limited
92
1987 – 1989 1985 – 1987 1975 – 1985 :Managing Director, Merril Lynch International Bank
Limited
: Executive Director/Partner Kay Hian Private Limited
: Managing Director, Morgan Grenfell (Asia) Bank
Limited
Beliau memperoleh Master degree dari Fellow of Chartered Association of
Certified Accountants (U.K) pada tahun 1971.
Soeprapto, Komisaris Independen
Warga negara Indonesia, 65 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Independen
Emiten sejak Juni 2005. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah
sebagai berikut:
2010 – Sekarang
2008 – Sekarang
2000 – 2001 : Komisaris, PT Sawit Kaltim Lestari
: Komisaris, PT Hamparan Mulya
: Asisten Personel Kepala Staf Angkatan Darat
Repubik Indonesia
Beliau memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka, Jakarta
pada tahun 1995 dan mengikuti pendidikan Kursus Reguler (KRA 29) Lembaga
Ketahanan Nasional pada tahun 1996.
Harry Sasongko Tirtotjondro, Direktur Utama & Chief Executive Officer
Warga negara Indonesia, 52 tahun. Menjabat sebagai President Director &
Chief Executive Officer sejak Agustus 2009. Jabatan lain yang pernah dipegang
diantaranya adalah sebagai berikut:
2005 – 2009 1999 – 2005 1995 – 1998 1993 – 1995 1988 – 1995 : President Director and Chief Executive Officer, GE
Finance Indonesia
:Managing Director of Consumer Banking, Pt Bank
Lippo Tbk.
: Managing Director of Consumer Banking, PT Bank
Tiara Asia Tbk.
: Director, Pt Citicorp Finance Indonesia
: Vice President & Sales Director, Citibank NA
Beliau lulus dari Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung pada tahun
1983 dan memperoleh Master of Science dari Ohio State University, USA pada
tahun 1986. Selain itu, Beliau juga memperoleh Diploma in Financial Planning dan
Chartered Financial Consultant dari Singapore College of Insurance/American
College, Amerika Serikat pada tahun 2003 .
Curt Stefan Carlsson, Direktur & Chief Financial Officer
Warga negara Swedia, 41 tahun. Menjabat sebagai Direktur & Chief Financial
Officer sejak September 2011. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya
adalah sebagai berikut:
2011 2010
2006 – 2010
2004 – 2006
: Chief Operations Advisor wi-tribe Philippines
: Transitional Advisory Telenor Asia
: Chief Financial Officer DiGi Com Bhd dan DiGi
Telecommunication Sdn Bhd., Selangor, Malaysia
: Chief Financial Officer DiGi Telenor Pakistan Pvt.
Ltd.
93
2001 – 2004
2000 – 2001
1997 – 2000
: Chief Financial Officer Telenor Mobiles Sverige &
Djuice, Swedia
: Chief Financial Officer/ Financial Manager Mobyson,
Norwegia
: Auditor PricewaterhouseCoopers, Swedia
Beliau memperoleh gelar MSc in Business & Economics dari University Uppsala,
Swedia pada tahun 1997 dan Bachelor in Business Administration dari University
of Stockholm, Swedia pada tahun 1993.
Frederik Johannes Meijer, Direktur
Warga negara Belanda, 41 tahun. Menjabat sebagai Direktur sejak Mei 2012.
Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
2010 – April 2012
2007 – April 2012
2009
2008 – 2010 2005 – 2006
2004
2002
2001 – 2002
1998 – 2004
1995 – 1997
: President Director di PT Bakrie Connectivity
: Wakil Direktur Utama di Bakrie Telecom
: Chief Executive Officer di PT VIVA Media Baru
(VIVAnews)
: Chief Commercial Officer di PT Visi Media Asia
(VIVA); induk perusahaan media ANTV, tvOne, dan
VIVAnews
:Vice President Marketing & CRM di PT Telkomsel
Indonesia
:
Vice President Marketing & Mobile Data di
PT Telkomsel Indonesia
: Head of CRM Project di PT Telkomsel Indonesia
:
Acting General Manager Mobile Data di
PT Telkomsel Indonesia
:General Manager Marketing di PT Telkomsel
Indonesia
: Manager Sales Support di PT Telkomsel Indonesia
Beliau menempuh pendidikan di Hanzehogeschool dengan mengambil jurusan
International Business Studies, Groningen, the Netherlands dan Marketing
Telecommunication Executive Course di INSEAD, France.
Hans Christiaan Moritz, Direktur & Chief Technology Officer
Warga negara Belanda, 58 tahun. Menjabat sebagai Direktur & Chief Technology
Officer sejak Mei 2011. Jabatan lain yang pernah dipegang diantaranya adalah
sebagai berikut:
2009 – 2011
2006 – 2009
: Head Corporate Project Officer Vodafone India
: Group Operations Director Africa/Chief Technology
Officer Zain
2004 - 2006
: Chief Technology Officer Zain Uganda
2003 – 2004 Chief Operating Officer KPN Internet
2001 - 2003
:General Manager of the Business Unit Broadband
Network KPN Telecom
1998 – 2000 Chief Operating Officer BASE
1994 - 1997
: Operations Director Asia KPN Asia
Beliau memperoleh gelar Master in Mathematics pada tahun 1986 dan meraih
berbagai gelar sarjana, yaitu gelar Bachelor in Electronics pada tahun 1978,
Bachelor in Feedback and Control Systems pada tahun 1984 dan Bachelor in
Water Management pada tahun 1984 dari HBO University, Belanda.
94
Fadzri Sentosa, Director & Chief Wholesale and Infrastructure Officer
Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Menjabat sebagai Director and Chief
Wholesale and Infrastructure Officer sejak Juni 2010. Jabatan lain yang pernah
dipegang diantaranya adalah sebagai berikut:
Juni 2007 – Juni 2009 2007 – Sekarang
2007 – Sekarang
2005 – 2009
2006 – 2007 : Direktur Jabodetabek & Corporate Sales Emiten
: Komisaris PT Aplikanusa Lintasarta
: Direktur Jabotabek dan Corporate Sales Emiten
: Komisaris PT Indosat Mega Media
:
Group Head National Card and Channel
Management, Emiten
2005 – 2006 :Senior Vice President Commerce Jabodetabek
Region Emiten
: Senior Vice President Cellular Sales Emiten
: Direksi Satelindo
: Direksi IM3
2003 – 2004 2003
2002 – 2003
Beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik Telekomunikasi dari Institut Teknologi
Bandung pada tahun 1986 dan gelar Masters in International Business
Management dari University of Technology, Sydney pada tahun 2001.
KOMPENSASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 jumlah remunerasi yang diterima oleh
Dewan Komisaris dan Direksi Emiten adalah sebesar Rp39,4 miliar. Sedangkan dalam periode yang
sama pada tahun 2010 dan 2009 besarnya jumlah gaji dan tunjangan yang diterima oleh Dewan
Komisaris dan Direksi masing-masing adalah sebesar Rp39,5 miliar dan Rp53,1 miliar. Para anggota
Dewan Komisaris dan Direksi dapat diberi gaji dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh
RUPS. RUPS dapat melimpahkan kewenangan untuk menetapkan gaji dan/atau tunjangan Direksi
kepada Dewan Komisaris.
AUDIT INTERNAL
Group Audit Internal (IA Group) berfungsi sebagai penasehat profesional bagi Direksi dan Komite
Audit, dan juga sebagai katalis bagi semua unit kerja dan Perusahaan secara keseluruhan. IA Group
bertanggung jawab untuk memberikan nasehat audit independen dan jaminan atas kelayakan dan
efektivitas proses-proses manajemen risiko, pengendalian internal dan tata kelola perusahaan untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional Perusahaan.
IA Group melaksanakan tugas audit dengan merujuk kepada Praktik Profesional Audit Internal dari Institut
Audit Internal (IIA) dan Piagam IA, serta Peraturan Bapepam dan SEC. Piagam IA terdiri dari visi dan misi
IA, persyaratan anggota IA, lingkup kerja IA, persyaratan independensi dan pelaporan, kewenangan dan
tanggung jawab IA, standar professional, hubungan kerja dengan Komite Audit dan auditor eksternal,
mekanisme IA, kode etik IA, dan ketentuan penunjukan, penggantian atau pemberhentian Ketua IA.
Piagam IA direview berkala dan diperbaharui. Piagam IA terbaru ditandatangani oleh Presiden Direktur
& CEO pada tanggal 9 November 2011 setelah disetujui oleh Komite Audit, Direksi dan Dewan Komisaris
dengan Ketua Internal Audit Hanna Sitorus. IA melaporkan kegiatan dan hasil audit secara administratif
kepada Presiden Direktur & CEO dan secara fungsional kepada Komite Audit.
Sepanjang tahun 2011 IA Group melakukan 39 audit, yang terdiri dari audit berkala dan audit pemantauan,
menggunakan Metode Audit Berbasis Risiko. Bidang-bidang yang diaudit pada tahun 2011 adalah Aset
Tetap, Pengadaan, Penjualan dan Pemasaran, dan Informasi Teknologi (IT).
95
IA Group dengan dukungan Presiden Direktur & CEO, Komite Audit dan Manajemen Senior terus
menerus meningkatkan kinerja. IA Group juga berkoordinasi dengan fungsi Enterprise Risk Management
dan fungsi Sarbanes Oxley-Act (SOX) memfasilitasi identifikasi risiko dan pengendalian; memberikan
jaminan bahwa risiko telah dievaluasi secara layak dan pengendalian dilakukan untuk meminimalkan
risiko, mengevaluasi risiko-risiko utama dan mengendalikan implementasi.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Group Head Internal Audit dijabat oleh Hanna Sitorus berdasarkan
Keputusan Direksi Emiten No. 0001/ACAC/KP.450.10 tanggal 31 Mei 2010. Susunan pengurus Internal
Audit Emiten adalah sebagai berikut:
Group Head Internal Audit Division Head Business Audit
Division Head IT Audit
Division Head Technical Operation Audit
Division Head Finance & Support Audit
Division Head Quality Assurance Audit
:
:
:
:
:
:
Hanna Sitorus
Fredweri
Venerdi Faizal F.W.
Henriko Samosir
Suryani
Sesilia Erny
Jumlah personil Grup Internal Audit terdiri dari 1 Group Head, 5 Division Head, 20 Department Head,
dan 16 Staff.
KOMITE AUDIT
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, Emiten telah membentuk Komite Audit yang bertugas membantu
Dewan Komisaris antara lain dalam menelaah informasi keuangan Emiten yang akan diterbitkan dan
menelaah pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. Tugas dari Komite Audit sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam pakta Komite Audit (Audit Committee Charter) Emiten antara lain:
•
•
•
•
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan keuangan tahunan dan laporan keuangan triwulanan
dengan Direksi dan Auditor sebelum disampaikan atau didistribusikan kepada Bapepam dan LK,
bursa dan/atau masyarakat;
Melakukan penelaahan atas ketaatan Emiten terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten;
Menerima laporan dari Komite Manajemen Resiko sehubungan dengan resiko terhadap pelaporan
keuangan dan internal kontrol yang dihadapi Emiten dan pelaksanaan manajemen resiko dalam
pelaporan keuangan dan internal kontrol yang dilakukan oleh Direksi;
Membuat prosedur untuk menerima keluhan-keluhan yang diterima Emiten sehubungan dengan
akuntansi, pengendalian akuntansi internal atau permasalahan audit
Dalam melakukan tugas-tugas tersebut di atas, Komite Audit diberikan kewenangan untuk mengakses
data, termasuk namun tidak terbatas pada catatan dan informasi sehubungan dengan karyawan, aset
dan sumber daya Emiten lainnya. Komite Audit memiliki akses langsung yang tidak terbatas kepada
manajemen dan manajer yang ada di Emiten, termasuk Auditor dan memiliki wewenang untuk menunjuk
atau mengangkat konsultan independen, akuntan, atau penasehat professional lainnya.
Emiten mengikuti ketentuan pengecualian umum berdasarkan Rule 10A-3- (c) (3) dari Securities
Exchange Act of 1934 sehubungan dengan komposisi Komite Audit. Pengecualian ini diperoleh karena
Bapepam dan LK serta Bursa Efek mensyaratkan Emiten untuk memiliki Komite Audit. Berdasarkan
Peraturan Bapepam dan LK, Komite Audit terdiri dari paling sedikit terdiri atas 1 (satu) orang Komisaris
Independen dan 2 (dua) orang dari pihak eksternal.
96
Berdasarkan: (i) Circular Resolution of the Board of Commissioners of PT Indosat Tbk. No. 14/03-072007 tanggal 13 Juli 2008, Minutes of BOC Meeting tanggal 26 Agustus 2008, (ii) Circular Resolution
of the Board of Commissioners of PT Indosat Tbk. No. 23 tanggal 2 Desember 2008, dan (iii) Minutes
of the Board of Commissioners meeting tanggal 29 Januari 2010, susunan Komite Audit Emiten terdiri
dari:
Ketua:
Thia Peng Heok George, 63 tahun, warga negara Singapura.
Anggota:
Soeprapto, 65 tahun, warga negara Indonesia.
Anggota:
Chris Kanter, 59 tahun, warga negara Indonesia.*
Anggota:
Kanaka Puradiredja, 64 tahun, warga negara Indonesia.
Beliau menjadi anggota Komite Audit sejak Januari 2009. Beliau adalah pendiri Kantor
Akuntan Publik Kanaka Puradiredja Suhartono dan menjadi Senior Partner sejak 2000
hingga Oktober 2007. Saat ini, beliau menjabat Ketua pada Dewan Kehormatan Ikatan
Akuntan Indonesia dan Institut Komite Audit Indonesia, serta anggota dalam Badan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Dewan Kehormatan Professionals in Risk
Management Association (PRIMA). Sebelumnya beliau menjabat beberapa posisi,
yaitu anggota Marketing & Communication Committee KPMG International pada tahun
1995, anggota KPMG Asia Pacific Board tahun 1994-1998, Managing Partner di KPMG
Indonesia tahun 1978-1999 dengan posisi terakhir sebagai Chairman dan sebelumnya
bekerja pada Peat Marwick Mitchell (pendahulu KPMG) di Melbourne, Australia tahun
1975-1977 dan Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (sekarang BPKP)
tahun 1971-1974. Beliau memperolah gelar dari Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi di
Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun 1971 dan merupakan Charter Member dari
Lembaga Komisaris Direksi Indonesia (LKDI).
Anggota:
Unggul Saut Marupa Tampubolon, 63 tahun, warga negara Indonesia.
Beliau telah menjadi anggota Komite Audit sejak Juli 2008. Sebelumnya, beliau telah
memegang beberapa jabatan termasuk Direktur Utama PT Satelindo sejak 2001 sampai
dengan 2002, General Manager Hukum Indosat sejak 2000 sampai dengan 2001,
Komisaris PT MGTI (Indosat Group) sejak 2000 sampai 2001, Direktur Utama PT Indosel
sejak 1997 sampai dengan 1999, Komisaris PT Sisindosat (Indosat Group) sejak 1997
sampai 1999, Direktur PT Menara Jakarta sejak 1996 sampai dengan 1997, Komisaris
PT Patrakom (Indosat Group) sejak 1996 sampai 1997 dan General Manager Hukum dan
Humas Indosat sejak 1988 sampai dengan 1997. Sebelum bergabung dengan Indosat,
beliau adalah penasihat hukum PT Nickel Indonesia sejak 1980 sampai dengan 1983
dan konsultan hukum pada Kantor Hukum Imam & Associates. Beliau memperoleh gelar
Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun1977.
*Chris Kanter ditunjuk sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 29 Januari 2010 menggantikan
Michael F. Latimer yang mengundurkan diri.
Masa jabatan Komite Audit Emiten tersebut sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Tahun 2012.
97
KOMITE MANAJEMEN RISIKO
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota Komite Manajemen Risiko Emiten terdiri dari:
Ketua
Anggota
Anggota
: Rachmad Gobel
: Rionald Silaban
: Thia Peng Heok George
Tugas Komite Manajemen Risiko untuk membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kebijakan yang
tepat yang menyangkut penilaian risiko dan manajemen risiko serta menelaah kecukupan, kelengkapan
dan implementasi yang efektif terhadap proses manajemen risiko perusahaan dan merekomendasikan
perbaikan, bilamana diperlukan.
KOMITE ANGGARAN
Komite Anggaran membantu Dewan Komisaris dalam melakukan tugas-tugas pengawasan dan advisori
dengan mengkaji dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait rencana strategis,
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (termasuk rencana Belanja Modal) Emiten.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota Komite Anggaran Emiten terdiri dari:
Ketua
Anggota
Anggota
: Dr. Nasser Mohammed Marafih
: George Thia Peng Heok
: Richard F. Seney
KOMITE REMUNERASI
Komite Remunerasi bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris atas remunerasi,
bonus dan tunjangan bagi Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Emiten, termasuk struktur, syarat
dan pelaksanaan opsi kepemilikan saham bagi Komisaris, Direktur dan karyawan Emiten.
Susunan anggota Komite Remunerasi Emiten yang terakhir berdasarkan Minutes of BOC Meeting
tanggal 26 Agustus 2008, terdiri dari:
Ketua
Anggota
Anggota
: DR. Nasser Moh. A Marafih
:Soeprapto
: Alexander Rusli
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, maka
sesuai dengan Keputusan Direksi Emiten No. 0703/IAC/KP.540/09 tanggal 31 Juli 2009 Emiten
telah menunjuk Strasfiatri Auliana sebagai Sekretaris Perusahaan yang mempunyai fungsi sebagai
penghubung antara Emiten dengan Bapepam dan LK, Bursa Efek, institusi lainnya yang terkait serta
masyarakat.
D. SUMBER DAYA MANUSIA
Emiten menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi
keberhasilan setiap usaha dan kegiatannya. Oleh karena itu, Emiten secara bersungguh-sungguh
memusatkan perhatian untuk selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan berusaha
untuk menciptakan suasana kerja yang baik, yang dapat mendorong karyawan untuk mencapai prestasi
yang setinggi-tingginya melalui kompetisi yang sehat serta menyediakan berbagai program pendidikan,
pelatihan, pengembangan, pemeliharaan dan pelayanan kesejahteraan bagi seluruh karyawan baik
secara teknis fungsional maupun manajerial.
98
Komposisi Karyawan Tetap dan Tidak Emiten serta Entitas Anak
Berdasarkan data per 31 Desember 2009, 31 Desember 2010, dan 31 Desember 2011 jumlah karyawan
Emiten dan Entitas Anak secara berurutan adalah sebanyak 7.126, 6.694, dan 4.461 karyawan, dimana
sesuai dengan jumlah tersebut, jumlah karyawan tidak tetap Emiten dan Entitas Anak secara berurutan
adalah 2.144, 1.748, dan 564 karyawan. Berikut adalah komposisi karyawan tetap dan tidak tetap
Emiten dan Entitas Anak per tanggal 31 Desember 2011:
Emiten
Berdasarkan Jenjang Jabatan
Jenjang Jabatan
2011
5
2
47
199
647
1.171
777
2.848
Direksi
Chief
Group Head
Division Head
Manager
Senior Staff
Staff
Jumlah
31 Desember
2010
5
2
56
209
515
1.160
2.632
5.079
2009
5
3
36
196
495
1.641
3.127
5.503
31 Desember
2010
641
1.015
848
1.135
760
418
262
5.079
2009
411
1.455
1.191
1.158
668
409
211
5.503
31 Desember
2010
324
2.135
1.662
931
18
9
5.079
2009
312
2.157
2.023
984
18
9
5.503
31 Desember
2010
3.833
1.246
5.079
2009
3.887
1.616
5.503
Berdasarkan Jenjang Usia
Jenjang Usia
2011
30
327
641
924
659
209
58
2.848
18-25
25-30
30-35
35-40
40-45
45-50
Di atas 50
Jumlah
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
2011
263
1.741
477
365
2
2.848
Doktor/ S3
Pasca Sarjana
Sarjana/S1
Sarjana Muda / D1 – D3
SLTA
SLTP
SD
Jumlah
Berdasarkan Status Karyawan
Status Karyawan
2011
2.848
2.848
Tetap
Tidak Tetap
Jumlah
99
Entitas Anak*
Berdasarkan Jenjang Jabatan
Jenjang Jabatan
2011
32
89
205
1
1.286
1.613
Direksi
General Manager/ Setingkat
Senior Manager/ Setingkat
Manager/ Setingkat
Asisten Manager/ Setingkat
Supervisor/ Setingkat
Staff
Jumlah
31 Desember
2010
3
30
85
208
1
1.288
1.615
2009
3
30
79
207
1
1.303
1.623
* karyawan penugasan pada Entitas Anak sudah diperhitungkan dalam jumlah karyawan Emiten
Berdasarkan Jenjang Usia
Jenjang Usia
2011
318
394
376
202
217
80
26
1.613
18-25
25-30
30-35
35-40
40-45
45-50
Di atas 50
Jumlah
31 Desember
2010
238
484
370
236
195
67
25
1.615
2009
223
463
421
270
180
51
15
1.623
31 Desember
2010
51
706
457
245
153
3
1.615
2009
55
703
498
222
141
4
1.623
31 Desember
2010
1.115
500
1.615
2009
1.095
528
1.623
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
2011
54
825
473
255
2
4
1.613
Doktor/ S3
Pasca Sarjana
Sarjana/S1
Sarjana Muda / D1 – D3
SLTA
SLTP
SD
Jumlah
Berdasarkan Status Karyawan
Status Karyawan
2011
1.049
564
1.613
Tetap
Tidak Tetap
Jumlah
100
Hingga Prospektus ini diterbitkan, Emiten mempekerjakan 13 (tiga belas) tenaga kerja asing dengan
rincian sebagai berikut:
Kewarganegaraan
KITAS
No. Izin
Masa Berlaku
2C11JD3472-K
04 September
2012
IMTA
No. Izin
Masa Berlaku
33345/MEN/B/
12 bulan
IMTA/2011
sejak tanggal
pendaratan
yang tercantum
dalam KITAS
05489/MEN/P/
29 April 2013
IMTA/2012
No.
Nama
1.
Curt Stefan
Carlsson
Swedia
2.
Hans
Christiaan
Moritz
Prashant
Gokarn
Belanda
2C21JE5060-L
29 April 2013
Inggris
2C11JE8329-K
04 Agustus
2012
33347/MEN/B/
IMTA/2011
4.
Nicholas
James
Roman
Swierzy
Kanada
2C11JE1219AK
17 Oktober
2012
38213/MEN/B/
IMTA/2011
5.
ChiangChien Ho
Amerika
Serikat
2C21JD1411-L
29 April 2013
03634/MEN/P/
IMTA/2012
6.
Kwee
Ngum Sing
Singapura
JDGAA02454
4 Juni 2013
07076/MEN/P/
IMTA/2012
3 Juni 2013
7.
Dionysius
Elisabeth
Franciscus
Antonius
Martens
Abizar
Shaikh
Patanwala
Belanda
2C21JE4659AK
15 Oktober
2012
KEP.19631/MEN/P/
IMTA/2011
15 Oktober
2012
India
2C21JD1307-L
24 April 2013
03690/MEN/B/
IMTA/2012
Richard
Gary Arevalo Pigon
10. Simeon
Angelos
Kimoliatis
Filipina
2C21JD1547-L
11 Mei 2013
06621/MEN/P/
IMTA/2012
Amerika
Serikat
2C11JD4044-K
04 Oktober
2012
KEP.47309/MEN/B/
IMTA/2011
04 Oktober
2012
Inggris
2C11JD0419-L
18 Agustus
2012
KEP. 03397/MEN/B/
IMTA/2012
7 bulan sejak
KITAS
Kanada
2C11JE2381-L
Sampai dengan
25 Februari
2013
08426/MEN/B/
IMTA/2012
3.
8.
9.
11.
Daniel
Francis
Blackband
12. Harold Walter Peters
13. Frederik
Johannes
Meijer*)
*) KITAS dan IMTA atas nama Frederik Johannes Meijer sedang dalam pengurusan.
101
12 bulan
sejak tanggal
pendaratan
yang tercantum
dalam KITAS
12 bulan
sejak tanggal
pendaratan
yang tercantum
dalam KITAS
29 April 2013
Jabatan
Finance
Director
IT Network
Director
Chief
Strategy &
Planning
Officer
GH. Investor Relation
GH.
Business
Planning &
Analysis
Business
Support
Executive II
Procurement Expert
I
25 April 2012 GH. Comsampai dengan mercial
24 April 2013 Planning
Analysis
11 Mei 2013
Financial
Specialist
Radio
Access
Network
Advisor
Revenue
Assurance
Advisor I
12 bulan sejak Chief of
tanggal penda- Tower Busiratan yang
ness Officer
tertera dalam
KITAS
Kesejahteraan Sosial
Dalam hal kesejahteraan karyawan, Emiten memberikan remunerasi antara lain:
-
Gaji yang kompetitif, melebihi ketentuan Upah Minimum Propinsi yang ditetapkan oleh Pemerintah,
termasuk tunjangan tetap bulanan yang terdiri tunjangan lokasi, dan tunjangan posisi (bagi
karyawan pada grade tertentu).
- Uang cuti tahunan;
-THR;
- Insentif / bonus (yang bersifat variable);
- Fasilitas Kesehatan;
- Fasilitas Telepon;
- Emergency assistance (bantuan kedaruratan, seperti bantuan musibah kebakaran atau kebanjiran).
Perjanjian Kerja Bersama
Emiten dan Serikat Pekerja telah menandatangani Perjanjian Kerja Bersama pada tanggal 31 Desember
2010 dengan masa berlaku mulai tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal 31 Desember 2012.
Perjanjian Kerja Bersama tersebut terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan No. KEP. 12/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2011 tanggal 19 Januari
2011 tentang Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama antara Indosat dengan Serikat Pekerja Indosat
dengan nomor pendaftaran 12/Pdf.4/PKB/I/2011 sebagaimana telah dirubah dalam Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. KEP. 146/
PHIJSK-PKKAD/PKB/X/2011 tanggal 28 Oktober 2011 tentang Pendaftaran Perubahan Perjanjian
Kerja Bersama antara Indosat dengan Serikat Pekerja Indosat dengan nomor pendaftaran 146/Pdf.4/
PKB/X/2011 (“Perjanjian Kerja Bersama”).
Serikat Pekerja
Emiten memiliki Serikat Pekerja Indosat Tingkat Nasional yang telah terdaftar dengan nomor pendaftaran
No. 60/GSP SP.ISAT/DFT/BW/VIII/1999 pada Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Pusat dengan
berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-392/M/BW/1999 tanggal 25 Agustus 1999 tentang Pendaftaran
Serikat Pekerja Indosat (SP Indosat) Tingkat Nasional.
Program Pensiun
Emiten menyediakan Program Pensiun Karyawan (status tanggal tertentu) melalui mekanisme
pembayaran sekaligus dimuka (fully funded), yang dikelola PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Asuransi Jiwa
Karyawan yang tidak disertakan dengan program pensiun diikutsertakan dalam Asuransi Jiwa dari
PT Asuransi Jiwasraya (Persero). melalui mekanisme pembayaran sekaligus.
Karyawan yang telah mendapat program pensiun tidak disertakan Asuransi Jiwa, karena program
tersebut sudah terdapat dalam program pensiunnya.
Koperasi
Koperasi karyawan Emiten bernama Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat) melayani kegiatan seperti
penyediaan pinjaman pembelian rumah, transportasi dan pinjaman kebutuhan lainnya untuk karyawan
Emiten, menyediakan mobil, rumah dan perlengkapan untuk disewakan dan layanan lainnya kepada
Emiten. Manajemen Kopindosat dipilih oleh karyawan Emiten setiap 3 (tiga) tahun pada Rapat Anggota
Tahunan.
102
Sarana Pendidikan dan Pelatihan
Emiten memiliki sebuah Training Center terpadu, berlokasi di Jatiluhur – Purwakarta. Selain terpusat
di Jatiluhur, lokasi kantor lain seperti Medan dan Surabaya memiliki sarana pelatihan mandiri, selain
menggunakan sarana yang disediakan pihak ketiga.
Selain itu Emiten juga memiliki sarana MyLearning untuk meningkatkan kompetensi para karyawan
Emiten.
E. KETERANGAN RINGKAS TENTANG PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM
a. Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte., Ltd.
i.Pendirian
Qtel Asia didirikan dengan nama ICLS berdasarkan hukum Singapura pada tanggal 8 April 2005
dengan nama Indonesia Communications Pte., Ltd. sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pendirian
yang dikeluarkan oleh Office of The Accounting and Corporate Regulatory Authority, Singapura di
bawah No. 200504719N.
Pada tanggal 11 September 2009 ICLS telah melakukan pengubahan nama perusahaan menjadi
Qtel Asia.
ii. Kegiatan Usaha
Qtel Asia merupakan suatu investment holding company yang berusaha di setiap tindakan atau
aktivitas yang tidak dilarang berdasarkan hukum yang berlaku di Singapura.
iii.Permodalan
Qtel Asia 100% dimiliki oleh Qatar South East Asia Holding S.P.C, sedangkan Qatar South East
Asia Holding SPC dimiliki 100% oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Pengurusan dan Pengawasan Qtel Asia pada saat Prospektus ini diterbitkan, adalah sebagai
berikut:
Board of Directors:
Guy William Norman
Scott William Weenink
Ajay Bahri
b. Qatar Telecom Q.S.C (“Qtel”)
i.Pendirian
Qtel didirikan pada tanggal 29 September 1987 berdasarkan Akta No. 13 Tahun 1987 di Doha,
Qatar.
ii. Kegiatan Usaha
Qtel mendapatkan lisensi dari Pemerintah Qatar untuk menyediakan layanan telekomunikasi tetap
dan layanan telekomunikasi selular di negara bagian Qatar. Pada saat ini, Qtel telah hadir di
17 negara, dan berkomitmen untuk melakukan ekspansi baik di Timur Tengah, Afrika Utara dan
Asia Tenggara. Secara keseluruhan, Qtel menyediakan cakupan untuk populasi lebih dari 560 juta
orang, dengan jumlah pelanggan yang terkonsolidasi sebanyak 57, 5 juta pelanggan.
103
iii.Permodalan
Qtel dimiliki oleh Pemerintah Qatar sebesar 55% dan 45% adalah publik.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Pengurusan dan Pengawasan Qtel pada saat Prospektus ini diterbitkan, adalah sebagai berikut:
Chairman
Deputy Chairman
Member
Member
Member
Member
Member
Member
Member
Member
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani
Ali Shareef Al Emadi
Mohammad Bin Eisa Al Mohannadi
Tami Hajar Al Binali
Aziz Ahmad Aluthman Fakhroo
Nasser Rashid Al Humaidi
Turki Mohammed Al Khater
Hareb Masoud Al Darmaki
Hamad Abdullah Al Shamsi
Hamed Saeed Al Badi
c. SKAGEN AS*)
Skagen AS adalah suatu perusahaan managemen yang independen yang didirikan oleh Kristoffer
Stensrud, Tor Dagfinn Veen dan Age Westbo. Semua pendiri tersebut aktif berpartisipasi dalam Skagen
Funds melalui posisi mereka, baik di perusahaan manaJemen atau pengurus. Pengurus Skagen Funds
terdiri dari perwakilan dari perusahaan management dan pemilik funds, yaitu pemegang unit. Berikut ini
adalah Direksi Skagen Funds:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Martin Gjelsvik
Tor Dagfinn Veen
Barbro Johansson
Yuhong Jin Hermansen Anne Sophie K. Stensrud
Jesper Rangvid
Per Gustav Blom
Martin Petterson
:
:
:
:
:
:
:
:
Pimpinan Direksi
Anggota Direksi yang diangkat oleh pemegang saham
Anggota Direksi yang diangkat oleh pemegang saham
Anggota Direksi yang diangkat dari pemegang unit
Deputy Director yang diangkat oleh pemegang saham
Anggota Direksi yang diangkat oleh pemegang saham
Deputy Director yang diangkat oleh pemegang unit
Deputy Director yang diangkat oleh pemegang unit.
*) Informasi tersebut di atas diperoleh dari website Skagen: https://www.skagenfunds.com yang diunduh tanggal 22 Mei 2012.
F. KETERANGAN RINGKAS TENTANG ENTITAS ANAK YANG DIMILIKI LANGSUNG
a. Indosat Palapa Company B.V (“IPBV”)
i.Pendirian
Didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kerajaan Belanda dan
berkedudukan di Amsterdam. IPBV didirikan berdasarkan Akta tanggal 28 April 2010 yang
didalamnya memuat anggaran dasar IPBV.
104
ii. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha IPBV adalah untuk: (i) mendirikan, untuk berpartisipasi, untuk mengelola
dan mengawasi bisnis dan perusahaan, (b) untuk membiayai suatu kegiatan usaha dan
perusahaan, (c) untuk meminjam, meminjamkan, dan/atau untuk melakukan investasi
dan untuk menggalang pendanaan, termasuk penerbitkan surat hutang, promissory notes
atau efek lainnya, (d) untuk memberikan nasehat dan jasa kepada perusahaan, baik yang
tergabung dalam grup maupun pihak ketiga, (e) untuk memberikan jaminan, mengikat diri
sebagai penjamin dan menjaminkan aset dan kewajibannya, (f) untuk memperoleh, mengelola
harta kekayaan, (g) untu melakukan perdagangan efek, (h) untuk mengembangkan paten,
merek, lisensi, dan hak kekayaan intelektual lainnya, dan (i) untuk melakukan segala tindakan
di bidang industri, keuangan, atau komersial.
iii.Permodalan
Komposisi permodalan IPBV dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Nilai Nominal €1 per Saham
Keterangan
A.
B.
C.
*
Jumlah
Nominal
(€)
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Emiten*
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Persentase
(%)
90.000
90.000
18.000
18.000
72.000
18.000
18.000
72.000
100
100
-
Emiten melakukan penyertaan sejak tahun 2010.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Managing Director : Leonardus Salim
Managing Director : John Peter van Leeuwen
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting IPBV yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan IPBV tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini dan
tidak diaudit.
(dalam ribuan US$)
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
2011
2010
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Rugi Usaha
Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik perusahaan
105
3.024
660.397
663.421
20.173
640.903
2.344
663.421
3.466
660.171
663.637
20.746
640.385
2.507
663.637
49.428
49.646
(217)
(209)
20.571
20.732
(161)
(32)
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Pendapatan usaha mengalami kenaikan 140,3% dari US$20.571 ribu di tahun 2010 menjadi
US$49.428 ribu di tahun 2011 karena meningkatnya penerimaan pendapatan bunga dari
Emiten, dimana untuk tahun 2011 mencakup 12 bulan penuh, sementara di tahun 2010 hanya
mencakup kurang dari 6 bulan akibat piutang Guaranteed Notes 2020 baru diterbitkan pada
akhir Juli 2010.
Beban usaha mengalami kenaikan 139,5% dari US$20.732 ribu di tahun 2010 menjadi
US$49.646 ribu di tahun 2011 terutama karena meningkatnya beban bunga yang harus
dibayarkan kepada pemegang obligasi Guaranteed Notes 2020, dimana untuk tahun 2011
mencakup 12 bulan penuh, sementara di tahun 2010 hanya mencakup kurang dari 6 bulan
akibat hutang obligasi Guaranteed Notes 2020 baru diterbitkan pada akhir Juli 2010.
Terjadi peningkatan 35% dari rugi usaha sebesar US$161 ribu di tahun 2010 menjadi US$217
ribu di tahun 2011 terutama disebabkan oleh beban usaha di tahun 2011 lebih besar dari
pendapatan usaha di tahun 2011.
Terjadi peningkatan 545,3% dari rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan
sebesar US$32 ribu di tahun 2010 menjadi US$209 ribu di tahun 2011 terutama disebabkan
oleh beban usaha di tahun 2011 lebih besar dari pendapatan usaha di tahun 2011 dan lebih
kecilnya keuntungan atas nilai tukar mata uang asing di tahun 2011 dibandingkan dengan
yang ada di tahun 2010.
b. Indosat Finance Company BV (“IFB”)
i.Pendirian
Didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kerajaan Belanda dan
berkedudukan di Amsterdam. IFB didirikan berdasarkan Akta tanggal 13 Oktober 2003 yang
didalamnya memuat anggaran dasar IFB dan telah diubah dengan Akta tanggal 9 Maret 2004.
ii. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha IFB adalah untuk: (i) membiayai perusahaan dan unit usaha; (ii) meminjam,
memberi pinjaman dan mengumpulkan dana, termasuk mengeluarkan obligasi, promes atau
efek lainnya atau bukti hutang termasuk untuk mengikatkan diri dalam perjanjian sehubungan
dengan kegiatan usaha tersebut, (iii) memberikan jaminan, mengikat IFB dalam suatu
perjanjian dan memberikan aset-asetnya sebagai jaminan dari kewajiban perusahaan yang
tergabung dalam grupnya dan atas nama pihak ketiga, (iv) memperdagangkan mata uang,
efek dan properti secara umum, dan (v) untuk melakukan semua hal yang berkaitan atau dapat
dilakukan sehubungan dengan hal-hal yang disebutkan sebelumnya, semua diartikan secara
luas.
iii.Permodalan
Komposisi permodalan IFB dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Nilai Nominal €100 per Saham
Keterangan
A.
Modal Dasar
B.
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
C.
*
Jumlah Nominal
(€)
Jumlah Saham
Persentase
(%)
180
18.000
1. Emiten*
180
18.000
100
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
180
18.000
100
0
0
-
Modal Dalam Portepel
Emiten melakukan penyertaan sejak tahun 2003.
106
Emiten telah melakukan penyetoran modal ditempatkan dan disetor dalam bentuk share
premium dalam jumlah sebesar €2.000.000 secara tunai pada tanggal 17 Maret 2006.
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham tanggal 6 November 2008,
IFB melakukan pengembalian share premium sebesar €99.996 yang diterima oleh Emiten
pada tanggal 27 Februari 2009.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Managing Director : Leonardus Salim
Managing Director : Intertrust (Netherlands), B.V
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting IFB yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan IFB tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus
ini dan tidak diaudit.
(dalam ribuan €)
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Perusahaan
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
2011
2010
2009
1.782
1.830
2.082
164.566
1.782
1.830
166.648
7
16
164.619
28
32
1.747
1.782
2.029
1.782
1.830
166.648
12
84
(72)
(52)
7.985
8.246
(261)
(248)
13.163
13.131
31
8
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Liabilitas jangka pendek mengalami penurunan 54,5% dari €16 ribu di tahun 2010 menjadi
€7 ribu di tahun 2011 terutama berasal dari penurunan akrual untuk konsultan di tahun 2010.
Pendapatan usaha mengalami penurunan 99,9% dari €7.985 ribu di tahun 2010 menjadi €12
ribu di tahun 2011 terutama akibat tidak adanya lagi pendapatan bunga yang diakui di 2011
setelah dikembalikannya obligasi Guaranteed Notes 2010 oleh Emiten ke IFB di tahun 2010.
Beban usaha mengalami penurunan 99,0% dari €8.246 ribu di tahun 2010 menjadi €84 ribu
di tahun 2011 terutama akibat tidak adanya lagi beban bunga yang diakui di 2011 setelah
dilunasinya hutang obligasi Guaranteed Notes 2010 di tahun 2010.
Rugi usaha mengalami penurunan 72,4% dari €261 ribu di tahun 2010 menjadi €72 ribu di
tahun 2011 akibat penurunan signifikan di pendapatan usaha dan beban usaha di tahun 2011.
Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami penurunan
79,0% dari €248 ribu di tahun 2010 menjadi €52 ribu di tahun 2011 akibat penurunan signifikan
di pendapatan usaha dan beban usaha di tahun 2011.
107
31 Desember 2010 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2009
Aset tidak lancar mengalami penurunan 100,0% dari €164.566 ribu di tahun 2009 menjadi nihil
di tahun 2010 akibat telah diterimanya piutang pokok Guaranteed Notes 2010 beserta piutang
bunga terkait dari Emiten.
Liabilitas jangka pendek mengalami penurunan 100,0% dari €164.619 ribu di tahun 2009
menjadi €16 ribu di tahun 2010 akibat pelunasan dini hutang pokok Guaranteed Notes 2010
beserta hutang bunga terkait kepada para pemegang obligasi Guaranteed Notes 2010 di
kuartal ketiga 2010.
Pendapatan usaha mengalami penurunan 39,3% dari €13.163 ribu di tahun 2009 menjadi
€7.895 ribu di tahun 2010 terutama disebabkan oleh menurunnya jumlah pendapatan bunga
yang diterima dari Emiten akibat telah dikembalikannya secara penuh Guaranteed Notes 2010
oleh Emiten ke IFB di kuartal ketiga 2010.
Beban usaha mengalami penurunan 37,2% dari €13.131 ribu di tahun 2009 menjadi €8.246 ribu
di tahun 2010 terutama disebabkan oleh menurunnya jumlah beban bunga yang dibayarkan
kepada pemegang obligasi Guaranteed Notes 2010 akibat pelunasan dini Guaranteed Notes
2010 di kuartal ketiga 2010.
Terjadi penurunan 931,4% dari laba usaha sebesar €31 ribu di tahun 2009 menjadi rugi
usaha sebesar €261 ribu di tahun 2010 terutama disebabkan oleh penurunan signifikan atas
pendapatan bunga yang diterima IFB dari Emiten selama tahun 2010.
Terjadi penurunan 3.372,2% dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
perusahaan sebesar €8 ribu di tahun 2009 menjadi rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik perusahaan sebesar €248 ribu di tahun 2010 akibat penurunan signifikan
pendapatan bunga yang diterima dari Emiten.
c. Indosat International Finance Company BV (“IIFB”)
i.
Pendirian
IIFB didirikan di Netherlands berdasarkan Akta Pendirian yang dibuat pada tanggal 27 April 2005
yang didalamnya memuat anggaran dasar IIFB dan telah diubah dengan Akta tanggal 11 Oktober
2005.
ii. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha IIFB adalah untuk bergerak di bidang keuangan, termasuk: (i) membiayai unit
usaha dan perusahaan, (ii) untuk meminjam, memberi pinjaman dan mengumpulkan dana termasuk
penerbitan obligasi, promes atau efek lainnya, atau bukti hutang termasuk untuk mengikatkan diri
dalam perjanjian sehubungan dengan kegiatan usaha tersebut, (iii) memberikan jaminan, mengikat
IIFB dalam suatu perjanjian dan memberikan aset-asetnya sebagai jaminan dari kewajiban
perusahaan yang tergabung dalam grupnya dan atas nama pihak ketiga (iv) memperdagangkan
mata uang, efek dan properti secara umum, dan (v) untuk melakukan semua hal yang berkaitan
atau dapat dilakukan sehubungan dengan hal-hal yang disebutkan sebelumnya semua diartikan
secara luas.
108
iii.Permodalan
Komposisi permodalan IIFB dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Nilai Nominal €100 per Saham
Keterangan
A.
B.
C.
*
Jumlah Nominal
(€)
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Emiten*
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Emiten melakukan penyertaan sejak tahun 2005.
Persentase
(%)
180
18.000
180
180
0
18.000
18.000
0
100
100
-
Emiten telah melakukan penyetoran modal ditempatkan dan disetor dalam bentuk share premium
dalam jumlah sebesar €2.000.000 secara tunai pada tanggal 17 Maret 2006. Selanjutnya,
berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham tanggal 6 November 2008, IIFB melakukan
pengembalian share premium sebesar €1.124.064 yang diterima oleh Emiten pada tanggal 27
Februari 2009.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Managing Director : Leonardus Salim
Managing Director : Intertrust (Netherlands), B.V
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting IIFB yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan IIFB tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini dan tidak
diaudit.
(dalam ribuan €)
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Rugi Usaha
Rugi Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Perusahaan
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut
2011
2010
2009
740
806
1.037
75.916
740
806
76.953
15
37
194
42
30
75.795
683
739
964
740
806
76.953
6
70
(65)
(65)
109
3.663
3.910
(246)
(225)
5.599
5.612
(12)
(26)
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Liabilitas jangka pendek mengalami penurunan 59,9% dari €37 ribu di tahun 2010 menjadi €15 ribu
di tahun 2011 terutama berasal dari penurunan akrual untuk konsultan di tahun 2011.
Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 41,3% dari €30 ribu di tahun 2010 menjadi €42 ribu
di tahun 2011 akibat meningkatnya hutang lain-lain kepada pihak berelasi di tahun 2011.
Pendapatan usaha mengalami penurunan 99,8% dari €3.663 ribu di tahun 2010 menjadi €6 ribu
di tahun 2011 terutama akibat tidak adanya lagi pendapatan bunga yang diakui di 2011 setelah
dikembalikannya obligasi Guaranteed Notes 2012 oleh Emiten ke IIFB di tahun 2010.
Beban usaha mengalami penurunan 98,2% dari €3.910 ribu di tahun 2010 menjadi €70 ribu di
tahun 2011 terutama akibat tidak adanya lagi beban bunga yang diakui di 2011 setelah dilunasinya
hutang obligasi Guaranteed Notes 2012 di tahun 2010.
Rugi usaha mengalami penurunan 73,6% dari €246 ribu di tahun 2010 menjadi €65 ribu di tahun
2011 akibat penurunan signifikan di pendapatan usaha dan beban usaha di tahun 2011.
Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami penurunan
71,2% dari €225 ribu di tahun 2010 menjadi €65 ribu di tahun 2011 akibat penurunan signifikan di
pendapatan usaha dan beban usaha di tahun 2011.
31 Desember 2010 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2009
Aset tidak lancar mengalami penurunan 100,0% dari €75.916 ribu di tahun 2009 menjadi nihil di
tahun 2010 akibat telah diterimanya piutang pokok Guaranteed Notes 2012 beserta piutang bunga
terkait dari Emiten.
Liabilitas jangka pendek mengalami penurunan 81,0% dari €194 ribu di tahun 2009 menjadi €37 ribu
di tahun 2010 akibat telah dilunasinya akrual untuk porsi bunga Guaranteed Notes 2012 kepada
para pemegang obligasi Guaranteed Notes 2012.
Liabilitas jangka panjang mengalami penurunan 100,0% dari €75.795 ribu di tahun 2009 menjadi
€30 di tahun 2010 akibat pelunasan dini hutang pokok Guaranteed Notes 2012 kepada para
pemegang obligasi Guaranteed Notes 2012 di kuartal ketiga 2010.
Pendapatan usaha mengalami penurunan 34,6% dari €5.599 ribu di tahun 2009 menjadi €3.663
ribu di tahun 2010 terutama disebabkan oleh menurunnya jumlah pendapatan bunga yang diterima
dari Emiten akibat telah dikembalikannya secara penuh Guaranteed Notes 2012 oleh Emiten ke
IIFB di kuartal ketiga 2010.
Beban usaha mengalami penurunan 30,3% dari €5.612 ribu di tahun 2009 menjadi €3.910 ribu di
tahun 2010 terutama disebabkan oleh menurunnya jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada
pemegang obligasi Guaranteed Notes 2012 akibat pelunasan dini Guaranteed Notes 2012 di
kuartal ketiga 2010.
Rugi usaha mengalami kenaikan 1.886,9% dari €12 ribu di tahun 2009 menjadi €246 ribu di tahun
2010 terutama disebabkan oleh kenaikan signifikan atas beban lain-lain selama tahun 2010.
Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami kenaikan
767,1% dari €26 ribu di tahun 2009 menjadi €225 ribu di tahun 2010 terutama disebabkan oleh
kenaikan signifikan atas beban lain-lain selama tahun 2010.
110
d. Indosat Singapore Pte. Ltd. (“ISPL”)
i.Pendirian
Didirikan di Singapura pada tanggal 21 Desember 2005 dengan No. Pendaftaran 200517616N.
ii. Kegiatan Usaha
Tujuan didirikannya perusahaan berdasarkan Akta Pendirian adalah bergerak di bidang jasa
telekomunikasi data.
iii.Permodalan
Berdasarkan memorandum of association ISPL tertanggal 19 Desember 2005, komposisi
permodalan ISPL adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal US$1 per Saham
Keterangan
A.
B.
C.
*
650.000
Jumlah
Nominal
(US$)
650.000
650.000
650.000
0
650.000
650.000
0
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Emiten*
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Emiten melakukan penyertaan sejak tahun 2005.
Persentase
(%)
100,00
100,00
-
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan record of sole shareholder’s resolution pada tanggal 23 Maret 2011 , susunan
pengurusan dan pengawasan ISPL adalah sebagai berikut:
Chairman
: Prima Wuryanjono
Director : Prastowo Ma’Ruf Wibowo
Managing Director : Fuad Fachroeddin
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting ISPL yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan ISPL tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini
dan telah diaudit oleh Ernst & Young, Singapore, akuntan publik independen, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
(dalam ribuan US$)
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
2011
2010
2009
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
7.999
631
8.630
2.589
107
5.934
8.630
111
5.232
801
6.033
1.100
39
4.894
6.033
2.718
335
3.053
312
57
2.684
3.053
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
2011
2010
2009
Keterangan
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik
Perusahaan
11.288
7.315
3.973
3.250
8.099
5.474
2.625
2.209
8.054
6.391
1.662
1.204
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Aset lancar mengalami kenaikan 52,9% dari US$5.232 ribu di tahun 2010 menjadi US$7.999
ribu di tahun 2011 terutama akibat bertambahnya kas dan setara dari hasil penerimaan
penjualan dan meningkatnya piutang usaha dari Emiten di tahun 2011.
Liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan 135,3% dari US$1.100 ribu di tahun 2010
menjadi US$2.589 ribu di tahun 2011 terutama akibat timbulnya pendapatan ditangguhkan
dari penjualan kartu panggilan internasional dan meningkatnya hutang usaha ke Emiten di
tahun 2011.
Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 174,6% dari US$39 ribu di tahun 2010 menjadi
US$107 ribu di tahun 2011 terutama akibat meningkatnya liabilitas pajak tangguhan di tahun
2011.
Pendapatan usaha mengalami kenaikan 39,4% dari US$8.099 ribu di tahun 2010 menjadi
US$11.288 ribu di tahun 2011 akibat meningkatnya penjualan jasa MIDI ke lebih banyak
pelanggan di tahun 2011.
Beban usaha mengalami kenaikan 33,6% dari US$5.474 ribu di tahun 2010 menjadi US$7.315
ribu di tahun 2011 terutama akibat meningkatnya beban sewa sirkit di tahun 2011.
Laba usaha mengalami kenaikan 51,4% dari US$2.625 ribu di tahun 2010 menjadi US$3.973
ribu di tahun 2011 terutama akibat peningkatan pendapatan usaha yang lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan beban usaha selama tahun 2011.
Laba usaha yang dapat datribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami kenaikan 47,1%
dari US$2.209 ribu di tahun 2010 menjadi US$3.250 ribu di tahun 2011 terutama akibat
peningkatan pendapatan usaha yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan beban
usaha selama tahun 2011, yang kemudian dikurangi dengan beban pajak perusahaan yang
agak meningkat di tahun 2011.
31 Desember 2010 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2009
Aset lancar mengalami kenaikan 92,5% dari US$2.718 ribu di tahun 2009 menjadi US$5.232
ribu di tahun 2010 terutama akibat bertambahnya kas dan setara dari hasil penerimaan
penjualan di tahun 2010.
Aset tidak lancar mengalami kenaikan 138,9% dari US$335 ribu di tahun 2009 menjadi US$801
ribu di tahun 2010 terutama akibat meningkatnya perolehan aset tetap untuk kegiatan operasi
di tahun 2010.
Liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan 252,3% dari US$312 ribu di tahun 2009 menjadi
US$1.100 ribu di tahun 2010 terutama akibat bertambahnya hutang dagang sehubungan
dengan kegiatan operasi di tahun 2010.
112
Liabilitas jangka panjang mengalami penurunan 30,9% dari US$57 ribu di tahun 2009 menjadi
US$39 ribu di tahun 2010 terutama akibat turunnya liabilitas pajak tangguhan tahun 2010.
Ekuitas mengalami kenaikan 82,3% dari US$2.684 ribu di tahun 2009 menjadi US$4.894
ribu di tahun 2010 terutama akibat kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik
perusahaan tahun 2010.
Laba usaha mengalami kenaikan 57,9% dari US$1.662 ribu di tahun 2009 menjadi US$2.625
ribu di tahun 2010 terutama akibat menurunnya beban usaha terkait sewa sirkit di tahun
2010.
Laba usaha yang dapat datribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami kenaikan 83,5%
dari US$1.204 ribu di tahun 2009 menjadi US$2.209 ribu di tahun 2010 terutama akibat
penurunan beban usaha terkait sewa sirkit dan beban pajak badan di tahun 2010.
e. PT Indosat Mega Media (“IM2”)
i.Pendirian
IM2 didirikan di Jakarta, berdasarkan Akta No. 58 tanggal 25 September 1996 yang dibuat
di hadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. C2-10411.HT.01.01.TH.96, tanggal 19 November 1996, didaftarkan di Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kotamadya Jakarta Pusat No. 27/BH09.05/XI/1996, tanggal 20 Desember 1996
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 tanggal 6 Desember
1996, Tambahan No. 9556.
Anggaran Dasar IM2 telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir termaktub dalam
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 11 tanggal 6 Juni 2010, yang dibuat dihadapan Lusy
Mulus Indardjati, S.H., penganti dari BRAy Mahyastoeti Notonagoro, S.H., Notaris di Jakarta,
yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-42388.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 27 Agustus
2010 dan telah didaftarkan di Daftar Perseroan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-0064666.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 27 Agustus 2010.
ii. Kegiatan Usaha
Menyelenggarakan jaringan dan /atau jasa telekomunikasi, informatika, multimedia, dan
penyiaran TV berlangganan termasuk jasa pengoperasian yang meliputi juga pemasaran dan
penjualan serta melakukan penyediaan, pemeliharaan, pengembangan fasilitas jaringan dan
/atau jasa telekomunikasi, informatika, multimedia yang tidak terbatas pada content, aplikasi
dan software.
iii.Permodalan
Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 125 tanggal
13 Agustus 2008, yang dibuat dihadapan Sutjipto, S.H.,M.Kn, Notaris di Jakarta, struktur
permodalan dan pemegang saham IM2 adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan
A.
B.
C.
*
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.Emiten*
2.Kopindosat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Emiten melakukan penyertaan sejak tahun 1996.
113
Jumlah Nominal
(dalam ribuan Rp)
Persentase
(%)
800.000
800.000.000
-
277.974
425
278.399
521.601
277.974.000
425.000
278.399.000
521.601.000
99,85
0,15
100,00
-
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Susunan Direksi dan Komisaris IM2 berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan PT Indosat Mega Media tertanggal 4 Mei 2012 yang dicantumkan dalam Akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang saham Tahunan No. 22 Tertanggal 4 Mei 2012, dibuat di
hadapan BRAy. Mahyastoeti Notonagoro, SH., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Indar atmanto
Komisaris
:
Prashant Gokarn
Direksi:
Direktur Utama
Direktur
: Ridwan F Karsa
: Hulman Sidjabat
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting IM2 yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan IM2 tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus
ini dan telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Perusahaan
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
2011
2010
2009
578.698
563.530
415.115
167.706
251.600
330.089
746.404
815.130
745.204
108.561
118.589
105.910
14.488
11.078
7.598
623.355
685.463
631.696
746.404
815.130
745.204
621.239
640.644
(19.405)
(13.304)
838.349
707.825
130.524
110.420
813.209
628.715
184.494
140.612
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Aset tidak lancar mengalami penurunan 33,3% dari Rp251.600 juta di tahun 2010 menjadi
Rp167.706 juta di tahun 2011 terutama akibat penurunan signifikan di nilai buku aset tetap
akibat akselerasi depresiasi yang dilakukan sebagai hasil penelaahaan ulang dan evaluasi
periodik terhadap masa manfaat aset tetap serta sehubungan dengan transformasi bisnis
IM2.
Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 30,8% dari Rp11.078 juta di tahun 2010 menjadi
Rp14.488 juta di tahun 2011 terutama akibat bertambahnya imbalan jasa kerja karyawan di
tahun 2011.
114
Terjadi penurunan signifikan 114,9% dari laba usaha Rp130.524 juta di tahun 2010 menjadi
rugi usaha Rp19.405 juta di tahun 2011 terutama berasal dari penurunan signifikan pendapatan
usaha akibat turunnya jumlah pelanggan dan rendahnya aktivasi baru. Penurunan pendapatan
usaha ini hanya diikuti penurunan beban usaha yang sedikit mengingat terdapat akselerasi
biaya depresiasi yang signifikan atas aset tetap di tahun 2011.
Terjadi penurunan signifikan 112,0% dari laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik
perusahaan Rp110.420 juta di tahun 2010 menjadi rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik perusahaan Rp13.304 juta di tahun 2011 akibat penurunan signifikan
pendapatan usaha yang hanya diikuti penurunan sedikit beban usaha, serta adanya kenaikan
biaya lain-lain terutama berasal dari perhitungan NRV persediaan yang sudah tidak terpakai
lagi akibat transformasi bisnis IM2.
31 Desember 2010 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2009
Aset lancar mengalami kenaikan 35,8% dari Rp415.115 juta di tahun 2009 menjadi Rp563.530
juta di tahun 2010 terutama akibat lebih banyaknya penempatan di deposito berjangka dari
hasil penerimaan pelanggan dan lebih besarnya pajak dibayar di muka akibat adanya lebih
bayar pajak badan tahun 2010.
Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 45,8% dari Rp7.598 juta di tahun 2009 menjadi
Rp11.078 juta di tahun 2010 terutama akibat bertambahnya imbalan jasa kerja karyawan di
tahun 2010.
f.
PT Starone Mitra Telekomunikasi (“SMT”)
i.
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Anggaran Dasar SMT sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian SMT telah diubah
beberapa kali sebagai berikut:
SMT didirikan tahun 2006 berdasarkan Akta Pendirian No. 72 tanggal 15 Juni 2006
sebagaimana secara berturut-turut diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 92
tanggal 23 Agustus 2006, Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 72 tanggal 15 Desember 2006,
dan Akta No. 156 tanggal 29 Desember 2006, seluruhnya dibuat di hadapan Prof. Dr. Liliana
Tedjosaputro, S.H., MH, MM, Notaris di Semarang. Akta Pendirian tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusan Nomor:
W9-00040 HT.01.01-TH 2007 tanggal 23 Januari 2007 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Semarang di bawah Nomor: 0071/BH.11.01/
III/2007 tanggal 8 Maret 2007 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26
tanggal 30 Maret 2007, Tambahan No. 2993. SMT berkedudukan di Semarang.
a. Perubahan Anggaran Dasar SMT telah dimuat dalam Akta Berita Acara Rapat No. 127
tanggal 30 Juli 2007 yang dibuat di hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, S.H., M.H.,
M.M., Notaris di Semarang dan telah diberitahukan kepada Menhukham sebagaimana
ternyata dalam Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No. C-UM.HT.01.10-2642 tanggal 8 November 2007 serta telah didaftarkan dalam Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kota Semarang pada tanggal 21 November 2007, dimana
perubahan yang dilakukan adalah perubahan susunan permodalan, yaitu peningkatan
modal ditempatkan dan modal disetor SMT.
115
b. Akta Pernyataan Keputusan Tanpa Rapat No. 81 tanggal 14 Agustus 2008 yang dibuat
di hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, S.H., M.H., M.M., Notaris di Semarang,
SMT telah menyesuaikan seluruh anggaran dasarnya sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas (”UUPT”), yang telah
memperoleh persetujuan Menhukham No. AHU-58172.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2
September 2008 dan dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0079111.AH.01.09.
Tahun 2008 tanggal 2 September 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 77 tanggal 23 September 2008, Tambahan No. 18616 (”Akta No.
81/2008”).
c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 133 tanggal 30 Desember 2008 yang dibuat di
hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, S.H., M.H., M.M., Notaris di Semarang (”Akta No.
133/2008”). Berdasarkan Akta No. 133/2008, pemegang saham SMT telah menyetujui
perubahan Pasal 9 ayat (1), 9 ayat (6), 9 ayat (7) dan Pasal 10 ayat (5) Anggaran Dasar SMT
mengenai Rapat Umum Pemegang Saham. Pemberitahuan mengenai Akta No. 133/2008
tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam Surat No. AHU-AH.01.10-02603
tanggal 27 Maret 2009 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0012122.
AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 27 Maret 2009.
ii. Kegiatan Usaha
SMT bergerak dalam menjalankan usaha di bidang pembangunan jaringan
telekomunikasi.
dan jasa
iii.Permodalan
Struktur permodalan dan pemegang saham SMT saat ini berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 8, tanggal 3 Desember 2008, dibuat di hadapan Prof. Dr. Liliana
Tedjosaputro, SH, MH, Notaris di Semarang adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000 per Saham
Keterangan
A.
B.
C.
*
** Jumlah Saham
Jumlah Nominal
(Rp)
Persentase
(%)
Modal Dasar
340.383.000
340.383.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.Emiten*
132.389.655
132.389.655.000
72,54
2.
PT Delta Sarana Pradana
45.896.723
45.896.723.000
25,15
3.
PT Dawamiba Engineering**
4.220.838
4.220.838.000
2,31
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
182.507.216
182.507.216.000
100,00
Modal Dalam Portepel
157.875.784
157.875.784.000
Emiten melakukan penyertaan sejak tahun 2006.
PT Dawamiba Engineering telah dinyatakan pailit berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
No. 02/Pailit/2009/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 25 Maret 2009. Putusan tersebut telah diumumkan dalam
pengumuman kurator tanggal 2 April 2009.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 335 tanggal 30 Desember 2010 yang dibuat di
hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, S.H., M.H., M.M., Notaris di Semarang dan Akta No. 89
tanggal 11 Mei 2012 yang dibuat di hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, S.H., M.H., M.M.,
Notaris di Semarang, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi SMT adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Antonius Ardian Bermana.
116
Direktur:
Direktur Utama
Direktur
: Suharso Widiadi Sulistyo
: Louis Ernst Frederik Mandagie
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting SMT yang angkaangkanya bersumber dari laporan keuangan SMT tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan
2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum
dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan
publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
2011
2010
2009
170.126
103.264
75.523
39.525
52.033
64.380
209.651
155.297
139.903
177.345
105.840
44.937
1.597
991
32.306
47.860
93.975
209.651
155.297
139.903
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Rugi Usaha
Rugi Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan
Kepada Pemilik Perusahaan
35.136
59.073
(23.937)
17.176
65.465
(48.289)
23.166
52.360
(29.194)
(15.554)
(15.554)
(46.115)
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Aset lancar mengalami kenaikan 64,7% dari Rp103.264 juta di tahun 2010 menjadi Rp170.126
juta di tahun 2011 terutama akibat meningkatnya kas dan setara kas dari penerimaan penjualan
voucher dan kartu perdana StarONe, serta meningkatnya piutang usaha dari Emiten di tahun
2011.
Liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan 67,6% dari Rp105.840 juta di tahun 2010 menjadi
Rp177.345 juta di tahun 2011 terutama akibat bertambahnya hutang uang muka pelanggan
atas penerimaan penjualan voucher dan kartu perdana StarOne yang harus disetor ke Emiten.
Liabilitas jangka panjang mengalami penurunan 100,0% dari Rp1,597 juta di tahun 2010
menjadi nihil di tahun 2011 terutama akibat tidak adanya lagi liabilitas pajak tangguhan di
tahun 2011.
Ekuitas mengalami penurunan 32,5% dari Rp47.860 juta di tahun 2010 menjadi Rp32.306 juta
di tahun 2011 terutama akibat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan yang
terjadi di tahun 2011.
Pendapatan usaha mengalami kenaikan 104,6% dari Rp17.176 juta di tahun 2010 menjadi
Rp35.136 juta di tahun 2011 terutama berasal dari pendapatan yang meningkat akibat program
Cell2Line untuk pelanggan korporat dan program komisi pemakaian pulsa.
117
Rugi usaha mengalami penurunan 50,4% dari Rp48.289 juta di tahun 2010 menjadi Rp23.937
juta di tahun 2011 terutama berasal dari kenaikan pendapatan usaha yang signifkan di
tahun 2011 dan diikuti dengan penurunan beban usaha di tahun 2011 terutama untuk beban
pemeliharaan dan pemasaran.
Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami penurunan 66,3%
dari Rp46.115 juta di tahun 2010 menjadi Rp15.554 juta di tahun 2011 terutama berasal dari
kenaikan pendapatan usaha yang signifikan di tahun 2011 dan diikuti dengan penurunan
beban usaha di tahun 2011 terutama untuk beban pemeliharaan dan pemasaran, serta adanya
manfaat pajak badan di tahun 2011.
31 Desember 2010 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2009
Aset lancar mengalami kenaikan 36,7% dari Rp75.523 juta di tahun 2009 menjadi Rp103.264
juta di tahun 2010 terutama akibat meningkatnya kas dan setara kas dari penerimaan penjualan
voucher dan kartu perdana StarONe, serta meningkatnya piutang usaha dari Emiten di tahun
2010.
Liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan 135,5% dari Rp44.937 di tahun 2009 menjadi
Rp105.840 juta di tahun 2010 terutama akibat bertambahnya hutang uang muka pelanggan
atas penerimaan penjualan voucher dan kartu perdana StarOne yang harus disetor ke Emiten
dan meningkatnya akrual atas sewa sarana dan sarana penunjang telekomunikasi ke Emiten
di tahun 2010.
Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 61,1% dari Rp991 juta di tahun 2009 menjadi
Rp1.596 juta di tahun 2010 terutama akibat bertambahnya liabilitas pajak tangguhan tahun
2010.
Ekuitas mengalami penurunan 49,1% dari Rp93.975 juta di tahun 2009 menjadi Rp47.860 juta
di tahun 2010 terutama akibat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan yang
terjadi di tahun 2010.
Rugi usaha mengalami kenaikan 65,4% dari Rp29.194 juta di tahun 2009 menjadi Rp48.289
juta di tahun 2010 akibat turunnya pendapatan usaha yang kemudian diperburuk lagi dengan
naiknya beban usaha terutama beban sewa sarana dan sarana penunjang telekomunikasi
serta beban pemeliharaan di tahun 2010. Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami kenaikan 76,7% dari
Rp26.094 juta di tahun 2009 menjadi Rp46.115 juta di tahun 2010 akibat turunnya pendapatan
usaha yang diperburuk lagi dengan naiknya beban usaha terutama sewa sarana dan sarana
penunjang telekomunikasi serta beban pemeliharaan, yang dikurangi lagi dengan beban pajak
perusahaan tahun 2010. g. PT Aplikanusa Lintasarta (“Lintasarta”)
i.Pendirian
Lintasarta didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No. 26 tanggal 4 April 1988 yang dibuat di
hadapan Mohamad Said Tadjoedin, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-01.
HT.01.01.TH 1989, tanggal 3 Januari 1989 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat di bawah No. 71/1989, tanggal 11 Januari 1989, serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 15 Agustus 1989, Tambahan No. 1590.
118
Anggaran dasar mana telah diubah beberapa kali terakhir dengan:
a. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimuat dalam Akta Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 8 tanggal 3 Juni 2008 dibuat di hadapan Julius
Purnawan, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta yang memuat perubahan terhadap maksud
dan tujuan perseroan serta penyesuaian anggaran dasar Lintasarta dengan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah
disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-56452.AH.01.02 .Tahun 2008
tanggal 29 Agustus 2008, telah didaftarkan dalam Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia dibawah Nomor AHU-0077135.AH.01.09 Tahun 2008 tanggal 29 Agustus
2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada kantor Pendaftaran Perusahaan
di bawah No. 7861/RUB.09-05/X/2008 tanggal 30 Oktober 2008 dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 20 Februari 2009, Tambahan No. 5484.
b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimuat dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 69 tanggal 17 April 2009 dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H.,
pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta yang memuat perubahan terhadap
Pasal 16 ayat 1 anggaran dasar Lintasarta tentang Dewan Komisaris. Perubahan
tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Data No. AHU-AH.01.10-7217 tanggal 4 Juni 2009 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan
pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah
No. AHU-0031686.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 4 Juni 2009, telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan dengan Tanda Daftar
Perusahaan No. 09.05.1.46.10729 tanggal 5 Agustus 2010.
ii. Kegiatan Usaha
Lintasarta melakukan kegiatan usaha dalam bidang jasa dan jaringan telekomunikasi serta
informasi.
iii.Permodalan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 60 tanggal 28 Juni 2007, dibuat di
hadapan Julius Purnawan, S.H., M.Sc., Notaris di Jakarta dan Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham No. 77 tanggal 13 Oktober 2011 dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H.,
M.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham Lintasarta adalah sebagai
berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan
A.
B.
C.
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Emiten
2. YKK-BI
3. Yayasan Perbanas
4. Dana Pensiun BRI
5. YKK-BTN
6. Dana Pensiun BPD DKI Jakarta
7. Koperasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
8. Koperasi Karyawan Lintasarta
9. Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk.
10. Dana Pensiun PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
119
Jumlah Nominal
(dalam ribuan Rp)
Persentase
(%)
200.000
200.000.000
-
90.333
9.246
6.624
6.466
4.738
2.724
2.553
931
830
385
124.830
75.170
90.333.000
9.246.000
6.624.000
6.466.000
4.738.000
2.724.000
2.553.000
931.000
830.000
385.000
124.830.000
75.170.000
72,36
7,41
5,31
5,18
3,80
2,18
2,05
0,75
0,66
0,31
100,00
Lintasarta juga memiliki penyertaan pada (i) PT Artajasa Pembayaran Elektronis, perusahaan
penyedia sistem informasi dan telekomunikasi dengan fokus pada aplikasi perbankan, sebesar
55 % kepemilikan saham, dan (ii) PT Lintas Media Danawa, perusahaan penyediaan jasa
informasi dan komunikasi, seperti jasa pusat data, e-learning dan distance learning serta jasa
konten berdasarkan internet protocol, sebesar 70% kepemilikan saham dalam PT Lintas
Media Danawa.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 26 tanggal 5 Desember 2011 dibuat di hadapan
Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Lintasarta adalah sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS:
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
:
:
:
:
:
Achil Ridwan Djayadiningrat
Fadzri Sentosa
Hardi Widodo
Winny Erwindia
Rico Rizal Budidarmo
:
:
:
:
:
Samsriyono Nugroho
Yudi Rulanto Subyakto
Bambang Priantono
I Gusti Ketut Sutartja
Dido Priadi
DIREKSI:
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Susunan Direksi dan Dewan Komisaris di atas telah diberitahukan kepada Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-00043 tanggal 2 Januari 2012, didaftarkan
dalam Daftar Perseroan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di bawah No. AHU0000101.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 2 Januari 2012.
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Lintasarta yang angkaangkanya bersumber dari laporan keuangan Lintasarta tanggal 31 Desember 2011, 2010,
dan 2009 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum
dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan
publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
2011
2010
2009
827.241
795.353
529.140
956.519
944.543
890.455
1.783.759
1.739.896
1.419.595
382.339
367.204
319.873
47.950
234.956
150.896
1.353.470
1.137.737
948.826
1.783.759
1.739.896
1.419.595
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
120
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
2011
2010
2009
Keterangan
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan
Kepada Pemilik Perusahaan
1.528.899
1.155.779
373.120
1.380.685
1.061.397
319.289
1.235.854
980.596
255.258
238.578
196.501
141.250
31 Desember 2011 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2010
Liabilitas jangka panjang mengalami penurunan 79,6% dari Rp234.956 juta di tahun 2010
menjadi Rp47.950 juta di tahun 2011 terutama akibat pelunasan lebih awal sejumlah tertentu
hutang obligasi terbatas I dan II serta direklasifikasinya sisa saldo atas hutang obligasi terbatas
I dan II, hutang bank dan hutang pemegang saham ke porsi liabilitas jangka pendek karena
akan jatuh tempo dalam periode 12 bulan ke depan.
31 Desember 2010 Dibandingkan Dengan 31 Desember 2009
Aset lancar mengalami kenaikan 50,3% dari Rp529.140 juta di tahun 2009 menjadi Rp795.353
juta di tahun 2010 terutama berasal dari meningkatnya piutang terkait pekerjaan proyek migrasi
VSAT.
Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 55,7% dari Rp150.896 juta di tahun 2009
menjadi Rp234.956 juta di tahun 2010 terutama akibat penarikan sejumlah tertentu hutang
bank dan meningkatnya pendapatan diterima di muka atas proyek PLIK (Pusat Layanan jasa
akses Internet Kecamatan).
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mengalami kenaikan
39,1% dari Rp141.250 juta di tahun 2009 menjadi Rp196.501 juta di tahun 2010 terutama
disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari hasil pengerjaan proyek migrasi VSAT dan
proyek PLIK, serta penurunan beban pajak tangguhan selama tahun 2010.
G. KETERANGAN RINGKAS TENTANG ENTITAS ANAK YANG TIDAK DIMILIKI LANGSUNG
a. Indosat Mentari Company B.V (“IMBV”)
Didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kerajaan Belanda dan
berkedudukan di Amsterdam. IMBV didirikan berdasarkan Akta tanggal 28 April 2010 yang
didalamnya memuat anggaran dasar IMBV dan telah diubah dengan Akta tanggal 30 Juli 2010.
i.
Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha IMBV adalah untuk: (a) melakukan kegiatan treasury, (b) untuk mendirikan,
untuk berpartisipasi, untuk mengelola dan mengawasi bisnis dan perusahaan, (c) untuk
membiayai suatu kegiatan usaha dan perusahaan, (d) untuk meminjam, meminjamkan, dan/
atau untuk melakukan investasi dan untuk menggalang pendanaan, termasuk penerbitkan surat
hutang, promissory notes atau efek lainnya, (e) untuk memberikan nasehat dan jasa kepada
perusahaan, baik yang tergabung dalam grup maupun pihak ketiga, (f) untuk memberikan
jaminan, mengikat diri sebagai penjamin dan menjaminkan aset dan kewajibannya, (g) untuk
memperoleh, mengelola harta kekayaan, (h) untuk melakukan perdagangan efek, (i) untuk
mengembangkan paten, merek, lisensi, dan hak kekayaan intelektual lainnya, dan (j) untuk
melakukan segala tindakan di bidang industri, keuangan, atau komersial.
121
ii.Permodalan
Komposisi permodalan IMBV dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Keterangan
A.
B.
C.
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. IPBV*
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Nilai Nominal €1 per Saham
Jumlah Nominal Persentase
Jumlah Saham
(€)
(%)
800.000.000
800.000.000
391.539.923
391.539.923
408.460.077
391.539.923
391.539.923
408.460.077
* IPBV melakukan penyertaan sejak tahun 2010.
100
100
-
iii. Pengurusan dan Pengawasan
Managing Director
Managing Director
: Leonardus Salim
: John Peter van Leeuwen
iv. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting IMBV yang angkaangkanya bersumber dari laporan keuangan IMBV tanggal 31 Desember 2011 dan 2010,
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam
Prospektus ini dan tidak diaudit.
(dalam ribuan US$)
31 Desember dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut
2011
2010
2.221
1.255
660.590
660.171
662.812
661.426
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik
Perusahaan
42
1.644
661.126
662.812
11
1.341
660.074
661.426
49.428
544
48.884
48.888
20.571
122
20.450
20.450
b. PT Interactive Vision Media (“IVM”)
i.Pendirian
IVM didirikan di Jakarta, berdasarkan Akta No. 47 tanggal 21 April 2009, yang dibuat di hadapan
Siti Rayhana, S.H., pengganti dari B.R.Ay Mahyastoeti Notonagoro, S.H., Notaris di Jakarta,
yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
keputusan No. AHU-20440.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 13 Mei 2009 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan No. AHU.0026098.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 13 Mei 2009 (“Akta
Pendirian”).
122
ii. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar IVM, IVM bergerak di bidang jasa pengelolaan televisi
berlangganan.
iii.Permodalan
Sesuai Akta Pendirian IVM, struktur permodalan dan pemegang saham IVM adalah sebagai
berikut:
Keterangan
A.
B.
C.
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.IM2
2. Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk.
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Jumlah Nominal
Persentase
Jumlah Saham
(dalam ribuan Rp)
(%)
20.000
20.000.000
4.999
1
5.000
15.000
4.999.000
1.000
5.000.000
15.000.000
99,98
0,02
100,00
-
IVM, entitas anak IM2, didirikan pada tanggal 21 April 2009 untuk memberikan jasa televisi
berbayar. IM2 melakukan penyetoran modal kepada IVM pada tanggal 9 dan 30 Maret
2011, sejumlah Rp4.999 juta. Pada tanggal 12 Juli 2011, IVM memperoleh izin usaha untuk
menjalankan layanan jasa TV berbayar. Namun, pada tanggal 31 Desember 2011, operasi
komersial IVM belum berjalan.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat No. 75 tanggal 22 Agustus 2011, yang
dibuat di hadapan B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota
Dewan Komisaris IVM adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
Suharso Widiadi Sulistyo
Hulman Sidjabat
Susunan Dewan Komisaris tersebut di atas telah diberitahukan kepada Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia sebagaimana terbukti dari Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tentang Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-36144
tanggal 10 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0090944.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal
10 November 2011.
Sesuai Akta Pendirian, susunan Direksi IVM adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama
Direktur
:
:
Prayogi
Sukria
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting IVM yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan IVM tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus
ini dan tidak diaudit.
123
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember 2011 dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut
Keterangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Rugi Usaha
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik
Perusahaan
5.198
5.198
5.198
5.198
16
(16)
198
c. PT Lintas Media Danawa (“LMD”)
i.Pendirian
LMD didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.9, tanggal 28 Juli
2008, dibuat di hadapan Doddy Radjasa Waluyo, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-75604.AH.01.01.Tahun 2008, tanggal 20 Oktober 2008, didaftarkan
dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di bawah No. AHU0098205.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 20 Oktober 2008 dan didaftarkan di Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada tanggal 24 Desember 2008 di bawah No. 4298/
BH.09.03/XII/2008 (“Akta Pendirian LMD”).
Anggaran Dasar sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian LMD telah diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 1 tanggal 25 Mei 2011, dibuat di hadapan
Budi Septiono, S.H., Notaris di Kabupaten Bogor, yang telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-23983 tanggal 27 Juli 2011 dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0061795.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 27 Juli
2011 (“Akta No. 1/2011”), dimana pemegang saham LMD menyetujui untuk meningkatkan
modal ditempatkan dan modal disetor LMD, sehingga merubah Pasal 4 Anggaran Dasar
tentang permodalan.
ii. Kegiatan Usaha
LMD melakukan kegiatan usaha di bidang jasa penyediaan dan fasilitas informasi dan
komunikasi.
iii. Permodalan
Berdasarkan Akta No. 1/2011, struktur permodalan dan pemegang saham LMD adalah sebagai
berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan
A.
B.
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.Lintasarta
2. PT Medialand International
124
Jumlah Nominal
(dalam ribuan Rp)
Persentase
(%)
8.000
8.000.000
-
2.800
800
2.800.000
800.000
70,00
20,00
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan
C.
Jumlah Saham
3. Mohammad Fidelis Tedja Surya
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
Jumlah Nominal
(dalam ribuan Rp)
400
4.000
4.000
400.000
4.000.000
4.000.000
Persentase
(%)
10,00
100,00
-
LMD, entitas anak Lintasarta, didirikan pada tanggal 28 Juli 2008 untuk melakukan kegiatan
usaha di bidang jasa penyediaan dan fasilitas informasi dan komunikasi. Lintasarta melakukan
penyetoran modal kepada LMD pada tanggal 28 Juli 2008 dan 25 Mei 2011.
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pendirian dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 1 tanggal 16 Juli
2010, dibuat di hadapan Drs. Dady Suchrady, S.H., Notaris di Kabupaten Bogor (“Akta No.
1/2010”), susunan terakhir Direksi dan Dewan Komisaris LMD adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
:
:
:
Ir. Teddy Surianto
Ir. Bambang Priantono
Mohammad Fidelis Tedja Surya
:
:
Arief Rohman Yulianto
Banu Setianto
Direksi
Direktur Utama
Direktur
v. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting LMD yang angka-angkanya
bersumber dari laporan keuangan LMD tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus
ini dan tidak diaudit.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
2011
2010
2009
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
4.334
865
5.199
1.837
3.362
5.199
2.459
212
2.671
1.413
94
1.164
2.671
1.044
293
1.336
199
86
1.052
1.336
4.533
4.137
396
302
1.080
627
453
434
974
1.698
(723)
(741)
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang
Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik
Perusahaan
125
d. PT Artajasa Pembayaran Elektronis (“Artajasa”)
i.Pendirian
Artajasa didirikan berdasarkan Akta No. 44 tanggal 10 Februari 2000 yang dibuat di hadapan
Agus Madjid, S.H. Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-786.HT.01.01.TH.2001,
tanggal 26 Januari 2001 dan didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta
Pusat No. 352/BH.09.05/III/2001 tanggal 19 Maret 2001 serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember 2001, Tambahan No. 8591.
Anggaran Dasar Artajasa telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham yang dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham No. 30 tanggal 12 Agustus 2008, yang
dibuat dihadapan H. Zamri, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Berdasarkan (”Akta No.30/2008”)
dilakukan perubahan terhadap Maksud dan Tujuan Perseroan serta perubahan seluruh pasal
dalam Anggaran Dasar sebagai penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Persetujuan
Perubahan Akta Anggaran Dasar No.AHU-89190.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 24 November
2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia dibawah Nomor AHU-0113232-AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 24 November 2008.
ii. Kegiatan Usaha
Artajasa melakukan usaha dalam bidang jasa dan perdagangan.
iii.Permodalan
Sesuai: (i) Akta Risalah Rapat No. 54 tanggal 19 Desember 2001 dibuat di hadapan DR. H.
Teddy Anwar, S.H., SpN., Notaris di Jakarta dan (ii) Akta Risalah Rapat No. 28, tanggal 21
April 2005, dibuat oleh H. Zamril, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang
saham Artajasa adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Jumlah
Jumlah Nominal
Persentase
Saham (dalam ribuan Rp)
(%)
Keterangan
A. Modal Dasar
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.Lintasarta
2. Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia
3. PT Multi Visi Komputama
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Dalam Portepel
200.000
200.000.000
-
27.657
17.600
5.029
50.286
149.714
27.657.000
17.600.000
5.029.000
50.286.000
149.714.000
55,00
35,00
10,00
100,00
-
iv. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan (i) Akta No. 13 tanggal 3 Mei 2007, dibuat di hadapan H. Zamri, S.H., Notaris
di Jakarta (ii) Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 44 tanggal 19 Mei 2008, yang dibuat di
hadapan H. Zamri, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, (iii) Akta Risalah Rapat No. 19 tanggal 23
Maret 2009, dibuat di hadapan H. Zamri, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, (iv) Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal 26 April 2010, yang
dibuat di hadapan Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, (v) Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 14 tanggal 24 Mei 2011, dibuat di
hadapan Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, dan (vi) Akta Pernyataan Keputusan
Rapat No. 11 tanggal 14 Mei 2012, yang dibuat di hadapan Bambang Wiweko, S.H., Notaris
di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Artajasa adalah sebagai berikut:
126
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
:
:
:
Eddy Sulaeman Yusuf
Herry Andriejanssen
Yudi Rulanto Subyakto
:
:
:
Arya Damar
Stephanie Woro Dwiningsih
Hendra Januar
Direksi:
Direktur Utama
Direktur
Direktur
vi. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Artajasa yang angkaangkanya bersumber dari laporan keuangan Artajasa tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan
2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum
dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan
publik independen, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Tahun Berjalan yang Dapat
Diatribusikan Kepada Pemilik
Perusahaan
2011
2010
2009
164.690
106.100
270.790
62.347
5.287
203.156
270.790
122.301
97.603
219.904
52.486
3.889
163.529
219.904
92.770
87.052
179.822
50.510
3.070
126.242
179.822
273.262
159.033
114.229
81.626
234.293
136.582
97.711
69.999
197.770
122.496
75.274
54.220
127
H. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA EMITEN DENGAN PEMEGANG SAHAM DAN ENTITAS ANAK YANG DIMILIKI LANGSUNG
DAN TIDAK LANGSUNG
Emiten
KU
K
K
K
K
K
KI
KI
KI
KI
DU
D
D
D
D
Qtel
Asia
C
-
Qtel
-
IPBV
-
IFB
-
IIFB
-
ISPL
-
IM2
-
SMT
K
Lintasarta
-
IMBV
-
IVM
-
SMT
-
LMD
-
Artajasa
Antara Emiten dengan pemegang saham dan Entitas Anak yang dimiliki langsung dan tidak langsung terdapat hubungan kepengurusan sebagai berikut:
Abdulla Mohammed S.A. Al Thani
DR. Nasser Mohd. A Marafih
Richard Farnsworth Seney
Rachmad Gobel
Rionald Silaban
Beny Roelyawan
Alexander Rusli
Chris Kanter
Thia Peng Heok George
Soeprapto
Harry Sasongko Tirtotjondro
Curt Stefan Carlsson
Frederik Johannes Meijer
Hans Christiaan Moritz
Fadzri Sentosa
Keterangan: C: Chairman, DU: Direktur Utama, D: Direktur, KU:Komisaris Utama; K : Komisaris
128
I.
Acasia
ACPL
ATH
CAT
DP Bank CIMB Niaga
DP Bank DKI
DP BRI
ETPI
Pendrell Corp.
Kopegtel
Kopindosat
Kopkarla
Koptel
MMAI
Konsoliasi
Cost Method
PT Lintas Media
Danawa 70,00%
PT Artajasa
Pembayaran
Elektronis
55,00%
PT LA 70,00%
Kepemilikan Tidak
Langsung
Mohammad FTS
20,00%
PT MLI 20,00%
ATH 10,40%
VNPT 12,80%
CAT 12,80%
PLDT 12,80%
Telbru 12,80%
PT Multi Visi
Komputama
35,00%
TM 12,80%
Singtel 12,80%
Indosat 12,80%
129
PGBS
PLDT
PSN
PT DE
PT DSP
PT LA
PT MLI
PT SMT
Singtel
Telbru
TM
VNPT
Y Perbanas
YKK BI
YKK BTN
Indosat Mentari
Company BV 100%
PT Solusindo Inti
Perkasa 5,00%
PT Duta Daya
Dunia 15,00%
PT Gemilang
Sukses Abadi
28,33%
PT Cemerlang
Suya Jaya
32,78%
Indosat 18,89%
PGBS 18,89%
PT DE 2,31%
PT DSP 25,15%
Indosat 72,54%
PT SMT 72,54%
Indosat 1,07%
Publik 10,05%
PT Reksa Puspita
Karya 33,77%
Across Asia Ltd
55,11%
PT First Media
1,07%
PSN 73,33%
Indosat 26,67%
MMAI
Indosat Finance
Company B.V
100%
Indosat Palapa
Company BV 100%
LAIN-LAIN
Indosat Int’l Finance
Company BV
100%
: Padang Golf Bukit Sentul
: Philippines Long Distance Telecom
: PT Pasifik Satelit Nusantara
: PT Dawamiba Engineering
: PT Delta Sarana Prada
: PT Aplikanusa Lintasarta
: PT Medialand Internasional
: PT Starone Mitra Telekomunikasi
: Singapore Telecom
: Telecom Brunei Berhad
: Telecom Malaysia Berhad
: Vietnam Post and Telecommunications
: Yayasan Perbanas
: Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia
: Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Tabungan Negara
Others
99,99334%
Indosat 0,00666%
CAT 16,67%
ETPI 16,67%
TM 16,67%
Telbru 16,67%
PENDRELL
CORPORATION
ACPL
Singtel 16,67%
Indosat 16,67%
CAT 14,28%
Acasia
ATH
Indosat Singapore
Pte Ltd 100%
Regional &
Internasional
Portofolio Grup Emiten
VNPT 14,28%
Telbru 14,28%
PLDT 14,28%
TM 14,28%
Singtel 14,28%
Indosat 14,28%
YKK BI 35,00%
PT LA 55,00%
Kopindosat 0,12%
IMM 99,98%
PT Interactive
Vision Media
99,98%
Kopindosat 0,15%
Indosat 99,85%
IMM
99,85%
: Acasia Communications Sdn. Bhd
: Asean Cableship Pte. Ltd
: Asean Telecom Holdings Sdn. Bhd
: The Communication Authoruty of Thailan
: Dana Pensiun Bank CIMB Niada
: Dana Pensiun Bank DKI
: Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia
: Eastern Telecommunication Philippines, Inc
: Pendrell Corporation
: Koperasi Pegawai Telkom Kantor Perusahaan
: Koperasi Pegawai Indosat
: Koperasi Karyawan PT Aplikanusa Lintasarta
: Koperasi Telekomunikasi Indonesia
: PT Multi Media Asia Indonesia (dibekukan sejak tahun 1998)
Equity Method
DP Bank CIMB
Niaga 0,30%
Kopkarla 0,75%
Kopindosat 0,66%
Koptel 2,05%
YKK BTN 3,80%
DP Bank DKI
2,18%
DP BRI 5,18%
Y Perbanas 5,31%
YKK BI 7,41%
Indosat 72,36%
PT Aplikanusa
Lintasarta
72,36%
MIDI
KETERANGAN MENGENAI KELOMPOK USAHA EMITEN
Berdasarkan bagan di atas, berikut dibawah ini merupakan bagan yang menggambarkan kelompok usaha dari Qtel sebagai ultimate shareholders dari Emiten.
Sesuai dengan besarnya kelompok usaha dari Qtel, maka bagan struktur kelompok usaha yang disajikan di atas merupakan struktur organisasi dari Qtel sebagaimana
yang telah disampaikan oleh Qtel melalui laporan kepada shareholders untuk periode 31 Desember 2011. Kelompok usaha sebagaimana disebutkan di atas seluruhnya
bergerak dalam bidang telekomunikasi.
130
J. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
1. Perjanjian Kerjasama Interkoneksi
Emiten telah menandatangani beberapa perjanjian kerjasama interkoneksi dengan operator
sebagai berikut:
a. PT Telekomunikasi Selular (terafiliasi);
b. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (terafiliasi);
c. PT XL Axiata Tbk;
d. PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia;
e. PT Batam Bintan Telekomunikasi;
f. PT Mobile 8 Telecom Tbk.;
g. PT Axis Telekom Indonesia (sebelumnya bernama PT Natrindo Telepon Selular);
h. PT Hutchison Charoen Pokphand Telecommunication (HCPT);
i. PT Pasifik Satelit Nusantara; dan
j. PT Smart Telecom.
Maksud dari perjanjian ini adalah agar para pelanggan Emiten dapat melakukan panggilan dan/atau
SMS dengan para pelanggan operator telekomunikasi lainnya tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut, baik Emiten maupun pihak lawan setuju untuk membuka prefiks dan kode akses milik
pihak lainnya yang dapat memungkinkan pelanggan dari masing-masing pihak untuk melakukan
panggilan dengan pelanggan operator telekomunikasi lainnya. Nilai dari perjanjian ini akan direvisi
setiap tahunnya. Jangka waktu perjanjian akan terus berlaku jika tidak ada pihak yang menghendaki
pengakhiran atas perjanjian ini.
Hak dan kewajiban dari Emiten dan operator lain adalah sebagai berikut: (i) Emiten dan operator
lain wajib mentaati ketentuan yang berlaku sehubungan dengan sistem penomoran yang digunakan
kedua belah pihak, (ii) Masing-masing pihak memiliki hak untuk melakukan perubahan sistem,
penggantian, atau substitusi teknologi atau spesifikasi teknis.
Perjanjian dapat diakhiri apabila terjadi hal-hal berikut yaitu: (i) Ijin penyelenggara pihak lain berubah
yang mengakibatkan pihak tersebut menjadi tidak memiliki hak untuk mendapatkan layanan
interkoneksi sesuai dengan perjanjian; (ii) Informasi penting yang diberikan satu pihak kepada
pihak lain adalah tidak benar atau menyesatkan dan mengakibatkan dampak yang signifikan
terhadap pihak lain; (iii) Jaringan salah satu pihak telah menyebabkan atau kemungkinan akan
menyebabkan bahaya secara teknis terhadap jaringan telekomunikasi, sistem atau layanan baik
milik pihak tersebut atau pihak lain, termasuk namun tidak terbatas pada menyebabkan kerusakan,
interferensi, atau menyebabkan gangguan dalam pengoperasian jaringan milik pihak lain atau
pihak ketiga (iv) Salah satu pihak melakukan tindakan fraud.
2. Perjanjian Kerjasama Operasi tentang Penyaluran Trafik Telekomunikasi Internasional dari
dan ke Jaringan Telekomunikasi PSN melalui SGI Emiten
Emiten dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sepakat untuk mengadakan kerjasama operasi
dalam penyaluran trafik jasa telepon internasional dari dan ke jaringan telekomunikasi PSN.
Perjanjian ini berlaku terus menerus sampai dengan diakhiri oleh para pihak.
3. Perjanjian Kerjasama Sehubungan Dengan Roaming Internasional
Emiten telah memiliki perjanjian kerjasama roaming internasional dengan penyelenggarapenyelenggara telekomunikasi luar negeri. Berdasarkan perjanjian ini, Emiten bersama dengan
pihak lainnya akan mengoperasikan jasa roaming internasional untuk memungkinkan pelanggan
yang memiliki jasa GSM dan/atau jasa lain yang tersedia untuk pelanggan mendapatkan akses
jasa jaringan operator dari Negara lain. Berdasarkan perjanjian roaming internasional ini, para
pelanggan Emiten tetap dapat melakukan dan menerima panggilan dan SMS selama berada
di negara-negara dimana Emiten memiliki perjanjian roaming internasional. Selain voice calling
(GSM), Emiten juga telah melakukan addendum mengenai GPRS Roaming terhadap 35 perjanjian
roaming internasional yang dimilikinya. Perjanjian-perjanjian roaming internasional tersebut berlaku
sampai dengan diakhiri oleh para pihak.
131
Hak dan kewajiban dari Emiten dan roaming partner adalah sebagai berikut: (i) Para Pihak dalam
Perjanjian ini tidak bertanggung jawab terhadap pihak lainnya atau dalam kaitannya dengan
Perjanjian ini kecuali: (a) Terhadap denda yang wajib dibayarkan kepada Operator VPMN, yaitu
pihak yang mengijinkan pelanggan Roaming untuk menggunakan jaringan GSM; (b) Terdapat
suatu kelalaian yang menimbulkan kerusakan atau kerugian yang dapat dibuktikan bagi pihak
lainnya, dimana tanggung jawab tersebut adalah terbatas dan tidak melebihi 250,000 SDR, dalam
satu atau beberapa kejadian yang timbul dari kelalaian yang sama. Perjanjian dapat diakhiri apabila
terjadi hal-hal berikut yaitu: (i) Melalui kesepakatan antara Para Pihak; (ii) Apabila pihak lainnya
melanggar Perjanjian secara material dan tidak memperbaiki pelanggaran tersebut dalam waktu
60 hari sejak diterimanya pemberitahuan tertulis; (iii) Apabila pihak lainnya menjadi pailit atau
melakukan suatu komposisi atau perjanjian dengan para kreditor dan pihak tersebut (iv) Apabila
Keadaan Memaksa berlangsung selama lebih dari 6 bulan; (v) Berlakunya suatu keputusan dari
otoritas yang berwenang mengenai dicabutnya atau ditolaknya perpanjangan ijin GSM atau ijin
pengoperasian jaringan GSM.
4. Perjanjian Sehubungan dengan Kerjasama Pengadaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi
Emiten telah menandatangani perjanjian sewa transponder palapa dengan PT Surya Citra Televisi,
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia, PT Cipta Skynindo, PT Cipta Skynindo, The Myawady
Television Union of Myanmar, PT Primacom Interbuana, dan PT Citra Sari Makmur . Berdasarkan
perjanjian tersebut, Emiten setuju untuk menyewakan transponder dengan kapasitas tertentu dan
di wilayah tertentu, serta menyediakan perbaikan apabila ada kerusakan. Perjanjian-perjanjian
yang dibuat antara Emiten dengan beberapa perusahaan tersebut di atas memiliki jangka waktu
antara 1 (satu) hingga 5 (lima) tahun. Nilai dari perjanjian – perjanjian di atas memiliki nilai antara
USD 182.000 hingga USD 1.135.500 per tahun.
Hak dan kewajiban dari Emiten dengan pihak-pihak diatas adalah (i) penyewa wajib membayar sewa
transponder; (ii) pihak-pihak di atas dilarang untuk menyewakan kembali transponder tersebut.
Perjanjian dapat diakhiri apabila terjadi hal-hal berikut yaitu: (i) Apabila suatu gangguan melebihi
15 hari berturut-turut, baik dalam hal batas-batas keadaan memaksa, kegagalan ataupun alasan
lainnya; (ii) Salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian ini melalui pemberitahuan secara resmi
tertulis kepada pihak lainnya apabila pihak lainnya tersebut melakukan suatu pelanggaran dari
ketentuan perjanjian ini dan pihak tersebut tidak memperbaiki pelanggaran tersebut dalam waktu
30 hari setelah menerima pemberitahuan secara tertulis atas pelanggaran tersebut dari pihak
lainnya.
5. Perjanjian Sehubungan dengan Value Added Services
Untuk mendukung pemasaran produknya, Emiten telah bekerjasama dengan 33 pihak, yang
berperan sebagai penyedia layanan (content provider) dalam penyediaan Value Added Services
(“VAS”), seperti layanan SMS quiz, polling, informasi, download ringtone dan download games.
Perjanjian-perjanjian sehubungan dengan Value Added Services ini berlaku terus menerus sampai
dengan diakhiri oleh para pihak. Berdasarkan perjanjian dengan pihak-pihak tersebut, Emiten wajib
menyediakan standar protokol koneksi layanan Value Added Services sebagai protokol standar
untuk penyediaan dan pengembangan layanan Value Added Services.
Hak dan Kewajiban Emiten adalah: (i) Emiten wajib menyediakan Standar Protokol Koneksi
Layanan VAS (ii) Emiten wajib membebaskan Penyedia Layanan atas segala tuntutan dan gugatan
dari pihak ketiga apabila terjadi gangguan teknis pada jaringan telekomunikasi Emiten; (iii) Emiten
wajib membebani pengguna VAS sesuai tarif yang telah ditetapkan; (iv) Emiten wajib membagi
pendapatan dari layanan VAS dengan Penyedia Layanan.
132
Hak dan Kewajiban penyedia layanan adalah: (i) Penyedia layanan wajib membuat dan
menyediakan data informasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui saluran layanan VAS;
(ii) Penyedia Layanan wajib membebaskan Indosat dari segala tuntutan dan/atau gugatan pihak
ketiga mengenai hal-hal yang terjadi sehubungan dengan pelanggaran atas Hak atas Kekayaan
Intelektual, data informasi yang mengandung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan),
atau transaksi-transaksi keuangan; (iii)Penyedia Layanan wajib menyampaikan laporan bulanan
atas program acara yang telah dijalankan; (iv) Penyedia Layanan berhak memperoleh pembagian
pendapatan atas layanan VAS;
Perjanjian dapat diakhiri apabila: (i) Emiten dan penyedia layanan akan melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan Perjanjian ini setiap 3 bulan;(ii) Pihak lainnya dilikuidasi atau dalam proses
likuidasi; (v) Ijin usaha salah satu pihak dibatalkan atau dicabut oleh pemerintah.
6. Perjanjian Sehubungan dengan Layanan Perbankan
Emiten telah membuat beberapa perjanjian sehubungan dengan layanan perbankan dengan
beberapa bank, antara lain dengan PT Bank Central Asia Tbk., Citibank, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk., PT Bank Permata Tbk., dan PT Bank Danamon Tbk. Bentuk kerjasama yang dilakukan
dengan bank-bank tersebut antara lain dilakukan dalam bentuk penyediaan layanan sms banking.
Perjanjian-perjanjian sehubungan dengan layanan perbankan ini berlaku terus menerus sampai
dengan diakhiri oleh para pihak. Berdasarkan perjanjian tersebut, Emiten, antara lain berkewajiban
untuk menyediakan layanan GSM dan perangkat pendukung lainnya agar kerjasama dapat
beroperasi sesuai dengan tingkat yang disepakati oleh para pihak. Perjanjian ini dapat diakhiri oleh
Emiten dan bank-bank tersebut dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu.
7. Perjanjian Pengadaan Infrastruktur Telekomunikasi
Emiten telah menandatangani perjanjian induk pengadaan infrastruktur dengan PT Nokia Siemens
Networks dan Nokia Siemens Networks Oy, yang di antaranya mencakup pengadaan peningkatan/
upgrade teknologi jaringan telekomunikasi 2G dan 3G di Kalimantan. Perjanjian tersebut akan
berakhir pada tanggal 8 Februari 2013. Perjanjian ini dapat diakhiri apabila: (i) PT Nokia Siemens
Networks mengalihkan atau memindahkan sebagian atau seluruh pekerjaan berdasarkan kontrak
kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Emiten; (ii) dinyatakan pailit atau
insolven.
Emiten juga telah menandatangani perjanjian induk untuk pengadaan infrastruktur telekomunikasi
dengan PT Ericsson Indonesia dan Ericsson AB, dimana PT Ericsson Indonesia dan Ericsson AB
akan menyediakan infrastruktur telekomunikasi untuk menunjang kegiatan operasional Emiten.
Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2013. Perjanjian ini dapat diakhiri apabila: (i)
Tanpa persetujuan tertulis dari Emiten, mengalihkan atau memindahkan sebagian atau seluruh
pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak ketiga; dan (ii) Dinyatakan pailit
atau dilikuidasi
Kedua nilai perjanjian di atas terdapat dalam Purchase Order masing-masing perjanjian.
Pada tanggal 7 Februari 2012, Emiten telah menandatangani Perjanjian Pembelian Aset dengan PT
Tower Bersama Infrastructure Tbk (“TBI”) dan PT Solusi Menara Indonesia (“SMI”). Berdasarkan
perjanjian tersebut, SMI yang merupakan anak perusahaan dari TBI akan membeli 2.500
menara telekomunikasi dari Emiten. Hak yang wajib dipenuhi oleh Emiten dalam perjanjian ini
adalah: (i) Persetujuan-persetujuan pemerintah yang dibutuhkan telah didapatkan atau diberikan,
sebagaimana diwajibkan; (ii) Persetujuan RUPS sehubungan dengan perjanjian tersebut memenuhi
kuota yang cukup yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar PT
Tower Bersama Infrastructure Tbk; (iii) Emiten wajib mendapatkan seluruh persetujuan dan/atau
pengesampingan dari seluruh kreditur Emiten, sebagaimana dibutuhkan, sehubungan dengan
pelaksanaan perjanjian dan transaksi jual beli menara tersebut. Nilai beli awal perjanjian ini adalah
USD 406.000.000,00 dan nilai beli akhir ditentukan kemudian terganting dari hasil pemeriksaan
aset yang dijual.
133
8. Emiten telah menandatangani Perjanjian Penyediaan Jaringan Komunikasi Penerapan Kartu Tanda
Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional (KTP Elektronik) dengan PT
Quadra Solution, dimana Emiten akan menyediakan jaringan komunikasi data terkait dengan proyek
e-KTP. Perjanjian ini berlaku hingga 31 Desember 2012 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan
kedua belah pihak. Nilai perjanjian ini adalah Rp 311.687.476.320,00 termasuk PPN 10%. PT
Quadra Solution diwajibkan menggunakan jasa tersebut untuk keperluan sendiri dan dilarang
untuk disambungkan dengan jaringan telekomunikasi umum (PTSN) atau untuk penyelenggaraan
telekomunikasi secara ilegal. Perjanjian ini dapat diakhiri apabila: (i) Quadra berhak memutuskan
Perjanjian secara sepihak apabila layanan yang diberikan di bawah SLG selama 2 (dua) bulan
berturut-turut yang bukan karena peristiwa Force Majeure; (ii) Dengan Pemberitahuan secara
tertulis terlebih dahulu kepada salah satu pihak jika salah satu pihak cidera janji.
K. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
(seluruh angka dinyatakan dalam jutaan Rupiah – per 31 Desember 2011)
No.
Pihak-pihak
Berelasi
Hubungan
1.
Entitas
B a n k - b a n k berelasi
milik negara
dengan
pemerintah
2.
Entitas
Badan Usaha berelasi
Milik Negara
dengan
pemerintah
3.
Q a t a r Entitas
Telecom
induk
4.
Entitas
Departemen berelasi
pemerintah
dengan
pemerintah
5.
Entitas di
bawah
pengaruh
signifikan
yang sama
Kopindosat
Sifat Saldo Akun / Transaksi
Kas dan setara kas, aset
keuangan dan non keuangan
lancar dan tidak lancar lainnya,
hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang dan penghasilan
(beban) lain-lain
Piutang usaha, piutang pihakpihak berelasi, biaya dibayar
di muka, sewa dibayar di muka
jangka panjang, uang muka
jangka panjang, pensiun dibayar
dimuka jangka panjang, hutang
usaha,
hutang pengadaan, akrual,
hutang pihak-pihak berelasi,
liabilitas keuangan dan non
keuangan lancar dan tidak
lancar lainnya, pendapatan
usaha,
beban
usaha-jasa
telekomunikasi, beban usahakaryawan, beban usaha umum
dan administrasi dan beban
usaha-pemasaran.
Piutang
usaha,
piutang
pihak-pihak berelasi, hutang
usaha,
hutang
pihakpihak
berelasi,
pendapatan
usahatelekomunikasi
tetap
dan
beban
usaha
jasa
telekomunikasi
Biaya dibayar dimuka, aset
keuangan dan non keuangan
lancar dan tidak lancar lainnya,
liabilitas keuangan dan non
keuangan lancar dan tidak
lancar lainnya, pendapatan
usaha - MIDI
Biaya dibayar dimuka, piutang
pihakpihak berelasi, uang muka
jangka panjang, sewa dibayar di
muka jangka panjang, hutang
pengadaan, akrual, hutang
pihak-pihak berelasi, beban
usaha-jasa
telekomunikasi,
beban
usaha-umum
dan
administrasi dan beban usahapemasaran.
134
Aset
Liabilitas
Pendapatan
Beban
1.049.785
2.498.099
-
64.450
432.334
120.897
1.459.979
1.689.775
6.981
900
69.978
66.619
292
2.141
24.823
-
19.655
15.689
-
161.703
No.
Pihak-pihak
Berelasi
Hubungan
6.
M a n a j e m e n Karyawan
senior
kunci
7.
Entitas di
bawah
PT Personel
pengaruh
Alih Daya
signifikan
yang sama
Sifat Saldo Akun / Transaksi
Piutang pihak-pihak berelasi,
akrual dan beban usahakaryawan
Uang muka jangka panjang,
hutang
pengadaan,
akrual,
beban
usaha-jasa
telekomunikasi, beban usahakaryawan, beban usaha-umum
dan administrasi dan beban
usaha-pemasaran
Aset
Liabilitas
Pendapatan
Beban
3.020
37.851
-
164.953
9.111
34.541
-
208.094
L. PERKARA YANG DIHADAPI EMITEN, ENTITAS ANAK, DIREKSI, DAN DEWAN KOMISARIS
Pada 1 November 2007, KPPU mengeluarkan keputusan mengenai pemeriksaan pendahuluan yang
melibatkan Emiten dan 8 (delapan) perusahaan telekomunikasi lainnya yang didasarkan pada dugaan
adanya penetapan harga layanan SMS dan pelanggaran terhadap Pasal 5 UU No. 5 tahun 1999. Pada
tanggal 18 Juni 2008 telah dibacakan putusan KPPU yang menyatakan bahwa Emiten bersama dengan
PT Hutchison CP Telecommunication dan PT Natrindo Telepon Selular tidak terbukti melanggar pasal
5 UU No. 5 Tahun 1999, sedangkan Excelcomindo, Telkomsel, Telkom, BTEL, Mobile-8 dan PT
Smart Telecom dinyatakan melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999. Terhadap keputusan tersebut,
Mobile-8 kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sedangkan Telkomsel,
Excelcomindo, Telkom, Emiten, PT Hutchison CP Telecommunication, BTEL, PT Smart Telecon dan
PT Natrindo Telepon Selular dipanggil sebagai turut terlapor. Di saat yang sama, Telkomsel juga
mengajukan banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Walaupun KPPU memutuskan bahwa
Emiten tidak melanggar UU No. 5 tahun 1999, Emiten tidak dapat menjamin bahwa Pengadilan Negeri
akan memutuskan sama dengan putusan KPPU. Pada tahun 2011, Mahkamah Agung mengeluarkan
fatwa yang menunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memeriksa keberatan yang diajukan
dalam rangka banding terhadap putusan KPPU.
Berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Kejaksaaan Agung Republik Indonesia No. PRINT-04/F.2/
Fd.1/01/2012 tanggal 18 Januari 2012, Kejaksaan Agung Republik Indonesia telah memerintahkan
penyidikan atas dugaan tindak pidana korupsi dalam penggunaan jaringan frekuensi radio 2,1 GHz/
generasi ketiga oleh Emiten dan IM2 atas nama tersangka Ir. Indar Atmanto,MSc. Penyidikan tersebut
dilakukan atas dasar adanya laporan mengenai dugaan penyalahgunaan jaringan 3G milik Emiten
oleh IM2 yang mengakibatkan kerugian negara. Menkominfo, yang didukung oleh Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah membuat pernyataan umum bahwa IM2 tidak melanggar
Undang-undang atau peraturan yang berlaku. Namun, kasus ini tetap dalam proses investigasi oleh
Kejaksaan Agung.
Perkara-perkara sebagaimana diungkapkan di atas tidak akan menimbulkan dampak negatif secara
material terhadap kelangsungan usaha, keuangan Emiten maupun rencana Penawaran Umum.
M.ASURANSI
Nama Perusahaan
Asuransi
ACA Asuransi
ACA Asuransi
Pihak yang
Jumlah
Diasuransikan Pertanggungan
Industrial Special Bangunan, isi, peralatan, Emiten
US$350.000.000
Risk including
mesin, stasiun bumi, kabel
Business
link submarine, transmisi,
Interuption
peralatan teknis selular,
Insurance
FWA, peralatan switching,
teknologi informasi
Rp10.000.000.000
Public liability
Kewajiban hukum Emiten Emiten
insurance
kepada pihak ketiga untuk
membayar
kompensasi
atau ganti rugi karena
mengalami cedera dan/
atau kerusakan properti
yang terjadi selama periode
asuransi sebagai akibat dari
suatu kejadian dan terjadi
sehubungan dengan usaha
yang dijalankan Emiten.
Jenis Asuransi
Obyek Asuransi
135
Periode
22 November
2011 – 22
November 2012
22 November
2011 – 22
November 2012
Manajemen Emiten berkeyakinan bahwa perlindungan asuransinya telah sesuai dengan standar yang
berlaku di kalangan industri sejenis di Indonesia dan nilai pertanggungan asuransi cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian dari risiko yang dipertanggungkan.
Emiten tidak memiliki hubungan afiliasi dengan masing-masing perusahaan asuransi sebagaimana
didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPM.
136
IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA EMITEN
A.UMUM
Emiten adalah penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu di Indonesia dan Emiten
menawarkan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional yang lengkap di Indonesia. Emiten
adalah operator selular terbesar kedua, berdasarkan jumlah pelanggan selular, dan penyelenggara
terkemuka di sektor jasa sambungan langsung internasional di Indonesia. Emiten juga menyediakan
jasa MIDI untuk pelanggan korporat domestik dan regional dan pelanggan berskala besar dan juga
untuk pelanggan domestik retail. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011,
2010 dan 2009, total pendapatan usaha Emiten masing-masing adalah sebesar Rp20.576,9 miliar,
Rp19.796,5 miliar, dan Rp18.824,2 miliar.
Produk dan jasa utama Emiten meliputi:
1. Jasa selular. Emiten menyediakan jasa selular GSM 900 dan 1800 dan 3G kepada sekitar 51,7 juta
pelanggan selular (termasuk pelanggan broadband nirkabel) di seluruh Indonesia, per tanggal 31
Desember 2011. Emiten juga menyediakan layanan broadband nirkabel menggunakan platform 3G
Emiten pada tahun 2006 dan pada tanggal 31 Desember 2011, telah memiliki kurang lebih 532,0
ribu pelanggan.
2. Layanan MIDI. Emiten menyediakan layanan MIDI broadband dan narrowband yang terdiri dari
layanan Internet dan layanan komunikasi data, seperti Penyewaan Sirkuit Internasional dan
Domestik, layanan Frame Relay, dan layanan berbasis MPLS. Emiten juga menyediakan layanan
berbasis satelit, seperti penyewaan Transponder, layanan VSAT dan Layanan Nilai Tambah, seperti
Pusat Pemulihan Bencana dan Layanan Data. Emiten menawarkan layanan ini secara langsung
dan melalui anak perusahaan Emiten, Lintasarta dan IM2. Emiten menawarkan paket produk dan
layanan ini khususnya kepada pelanggan korporasi dan pelanggan berskala besar sebagai usaha
untuk menjadi penyedia solusi informasi dan telekomunikasi.
3. Jasa telekomunikasi tetap (layanan suara). Emiten adalah salah satu penyelenggara jasa
sambungan langsung jarak jauh internasional terkemuka di Indonesia, berdasarkan jumlah menit
sambungan masuk dan keluar untuk tahun 2011. Untuk mendukung jasa selular Emiten dan
meningkatkan akses Emiten ke pelanggan jasa sambungan langsung jarak jauh domestik dan
internasional, Emiten juga menyediakan jasa telepon tetap nirkabel menggunakan teknologi CDMA
2000 1x. Emiten juga menyediakan jasa SLJJ sejak tahun 2003 dan jasa teleponi tetap lokal sejak
2002.
Bisnis Emiten tidak mengalami perubahan tren permintaan yang signifikan.
Pemegang saham utama Emiten adalah Qtel Asia, dengan kepemilikan saham sekitar 65,00% dari
saham seri B Emiten, dan Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan
kepemilikan saham sebesar 14,29% saham seri B Emiten dan satu saham Seri A dan SKAGEN AS
dengan kepemilikan saham sebanyak kurang lebih 5,61% dari saham seri B Emiten, masing-masing
pada tanggal 30 April 2012. Qtel Asia adalah perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Qtel.
Sebagai penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi Indonesia yang terintegrasi secara penuh, Emiten
menawarkan kepada pelanggan Emiten di Indonesia jasa-jasa telekomunikasi nasional dan internasional
secara lengkap, termasuk jasa selular dan jasa internasional jarak jauh. Pada tanggal 31 Desember
2011, pelanggan pasca bayar produk selular Emiten dapat melakukan roaming secara internasional
pada 177 negara. Selain itu, untuk jasa internasional jarak jauh Emiten, Emiten mempertahankan
sambungan langsung dengan 64 operator telekomunikasi asing di 40 negara.
137
Sebagai bagian dari lingkup global yang Emiten tawarkan kepada pelanggan Emiten, Emiten
menawarkan jasa panggilan internasional ke Iran dan ke Kuba, Sudan dan Suriah. Emiten memiliki
kesepakatan-kesepakatan roaming dengan masing-masing Mobile Company of Iran (“MCI”), C Com,
Syriatel Mobile Telecom SA (”Syriatel”) dan Sudanese Mobile Telephone Co. (”Mobitel”) untuk masingmasing Iran, Kuba, Suriah dan Sudan. Emiten menganggap bahwa kegiatan usaha di antara Indosat
dan Telecommunications Company of Iran (”TCI”), MCI, C Com, Syriatel dan Mobitel, serta kegiatan
usaha di Iran, Kuba, Suriah dan Sudan relatif tidak signifikan untuk ukuran Emiten.
Data Operasional Usaha Emiten
31 Desember
2010
2011
2009
Selular(1):
Jumlah pelanggan selular (tidak termasuk broadband nirkabel)
Prabayar
Pascabayar (Matrix)
Total pelanggan selular
Jumlah pelanggan broadband nirkabel:(2)
Prabayar
Pascabayar
Total pelanggan broadband nirkabel
Total pelanggan selular
ARPU (Rp)(3)
Penggunaan menit(4)
ARPM (Rp)(5)
Jumlah base station site(6)
Jumlah base station controllers(6)
Jumlah pusat mobile switching(6)
MIDI:
International High Speed Leased Circuit (dalam juta menit)
Domestic High Speed Leased Circuit (dalam juta menit)
Telekomunikasi Tetap:
Panggilan masuk (dalam juta menit)
Panggilan keluar (dalam juta menit)
Rasio panggilan masuk/keluar
50.525.023
655.579
51.180.602
43.170.139
565.503
43.735.642
31.163.859
1.082.215
32.246.074
466.658
65.355
532.013
51.712.615
28.381
95
157
19.253
353
75
448.116
88.559
536.675
44.272.317
34.712
113
163
18.108
330
87
610.446
110.681
721.127
32.967.201
37.664
102
220
16.353
315
95
366
296
218
251
80
171
1.842
445
4,1
1.679
463
3,6
1.559
502
3,1
(1) Dikarenakan perubahan dalam metode yang digunakan untuk menghitung jumlah pelanggan selular prabayar Emiten,
jumlah pelanggan selular, menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular dan ARPU yang dijelaskan dalam laporan ini
tidak dapat dibandingkan antara periode-periode tertentu.
(2) Jumlah pelanggan broadband nirkabel hanya termasuk mereka yang berlangganan layanan broadband nirkabel Emiten dan
tidak termasuk mereka yang menggunakan layanan “broadband on demand.”
(3) Rata-rata pendapatan bulanan (dalam Rupiah) untuk setiap pelanggan selular, atau ARPU, dihitung dengan membagi
pendapatan tetap bulanan layanan selular prabayar dan pascabayar (pendapatan pemakaian, jasa nilai tambah, pendapatan
interkoneksi dan pendapatan langganan bulanan), tidak termasuk pendapatan tidak tetap seperti biaya aktivasi dan lelang
khusus untuk nomor telepon yang dihitung sesuai dengan SAK, untuk periode terkait dengan rata-rata jumlah pelanggan
prabayar dan pascabayar. Jumlah rata-rata pelanggan prabayar dan pascabayar adalah jumlah pelanggan selular aktif pada
awal dan akhir bulan dibagi dua. Dikarenakan perubahan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah pelanggan
selular Emiten, ARPU Emiten yang tercantum dalam laporan tahunan ini tidak dapat dibandingkan antara periode-periode
tertentu.
(4) Menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular dihitung dengan membagi jumlah menit untuk pemakaian panggilan
keluar dari pelanggan prabayar dan pascabayar untuk setiap bulan dengan jumlah rata-rata pelanggan selular prabayar
dan pascabayar. Jumlah rata-rata pelanggan selular prabayar dan pascabayar adalah jumlah pelanggan selular aktif pada
awal dan akhir bulan dibagi dua. Dikarenakan perubahan dalam metode untuk menghitung jumlah pelanggan prabayar
Emiten, maka jumlah menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular yang tertera dalam laporan tahunan ini tidak dapat
dibandingkan antara beberapa periode.
(5) ARPM (dalam Rupiah) dihitung dengan membagi pendapatan tetap bulanan dari pelanggan prabayar dan pascabayar
(pendapatan pemakaian, jasa nilai tambah, pendapatan interkoneksi dan pendapatan langganan bulanan), tidak termasuk
pendapatan tidak tetap seperti biaya aktivasi dan lelang khusus untuk nomor telepon yang dihitung sesuai dengan SAK,
untuk periode tertentu, dengan jumlah menit pemakaian untuk panggilan keluar dari pelanggan prabayar dan pascabayar
untuk periode-periode tersebut.
138
(6) Sebelum triwulan pertama 2010, base station sites, base station controllers atau mobile switching centers yang baru dibangun
atau baru dibeli tetapi belum dioperasikan dimasukkan dalam jumlah base station sites, base station controllers atau mobile
switching centers yang dilaporkan oleh Emiten (“perhitungan lama”). Pada awal triwulan pertama 2010, seperti yang
diungkapkan dalam Prospektus ini Emiten memasukkan base station sites, base station controllers atau mobile switching
centers yang baru dibangun atau baru dibeli dalam berbagai laporan hanya pada saat base station sites, base station
controllers atau mobile switching centers tersebut dioperasikan. Berdasarkan perhitungan lama, Emiten akan melaporkan
bahwa Per Emiten memiliki 16.804, 18.704 dan 19.783 base station sites, 315, 331 dan 345 base station controllers dan 96,
92 dan 93 mobile switching centers masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2010, dan
2011.
(7) Sebagaimana dilaporkan melalui press release pada tanggal 22 Juli 2010, Emiten menerbitkan penyajian kembali basis
pelanggan selular Emiten per tanggal 31 Maret 2010 dari 39,1 juta menjadi 37,7 juta. Perbedaan ini terjadi selama
penyatuan data dari berbagai sistem pelaporan. Permasalahan yang sama disebabkan oleh pelaporan berlebihan pada
jumlah pelanggan pada triwulan kedua dan ketiga pada tahun 2009. Oleh karena itu, jumlah pelanggan sebesar 33,0
juta dan ARPU sebesar Rp 37.664 pada tahun 2009 sebagaimana dilaporkan di atas menunjukkan angka-angka yang
disajikan kembali, dibandingkan dengan jumlah pelanggan sebesar 33,1 juta dan ARPU sebesar Rp37.330 sebagaimana
yang sebelumnya dilaporkan.
Tabel berikut berisi uraian atas total pendapatan usaha konsolidasi untuk masing-masing periode yang
disebutkan dalam tabel dan persentase kontribusi dari layanan-layanan Emiten atas total pendapatan
usaha Emiten:
(dalam miliaran Rupiah, kecuali persentase)
Keterangan
Selular
MIDI
Telekomunikasi tetap
Total pendapatan usaha
2011
Rp
16.750,9
2.576,0
1.250,0
20.576,9
2010
%
81,4
12,5
6,1
100,0
Rp
16.027,1
2.476,3
1.293,2
19.796,5
2009
%
81,0
12,5
6,5
100,0
Rp
14.300,2
2.721,0
1.803,0
18.824,2
%
76,0
14,5
9,6
100,0
2008
(tidak diaudit)
Rp
%
14.454,3
75,2
2.735,5
14,2
2.021,8
10,5
19.211,5 100,0
2007
(tidak diaudit)
Rp
%
12.924,8
76,6
2.168,6
12,9
1.780,4
10,6
16.873,8 100,0
1. Keunggulan Kompetitif
Emiten meyakini, keunggulan kompetitif utama Emiten meliputi:
•
Reputasi sebagai penyedia telekomunikasi utama dengan ragam layanan telekomunikasi
yang lengkap
Reputasi kuat yang dimiliki Emiten di antara pelanggan korporasi dan ritel dalam hal penyediaan
solusi telekomunikasi dan pelayanan pelanggan berkualitas tinggi menjadikan Emiten tampil sebagai
penyelenggara terkemuka pada industri penyedia telekomunikasi di Indonesia. Ditambah dengan
adanya ragam layanan telekomunikasi Emiten yang lengkap, termasuk di antaranya layanan selular,
telekomunikasi tetap dan MIDI, Emiten memberikan kenyamanan kepada pelanggan berskala
besar dalam memilih penyedia telekomunikasi yang akan menciptakan solusi lengkap yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Sejarah operasional Emiten yang panjang serta hubungan yang
telah lama dijalin dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan badan perusahaan besar turut
memberikan andil pada visibilitas Emiten di sektor telekomunikasi di Indonesia maupun luar negeri.
•
Jaringan selular dan basis pelanggan yang kuat untuk meraih pasar selular yang tengah
berkembang
Emiten dengan mantap memegang posisi kedua pada pasar selular Indonesia dengan pangsa pasar
sekitar 25,2% dari 205 juta pelanggan 3 (tiga) operator selular GSM terbesar per 31 Desember 2011
(sumber: data internal Emiten). Dengan jaringan selular GSM yang kian berkembang, alokasi
spektrum yang substansial dan keberadaan sambungan tetap, gelombang mikro dan backbone
satelit yang semakin luas, Emiten siap untuk memanfaatkan pertumbuhan pelanggan pada pasar
selular dengan penetrasi rendah dan harga yang kian murah bagi pelanggan. Seiring dengan
kondisi pasar selular Indonesia yang terus berkembang, Emiten meyakini bahwa Emiten akan
mampu melayani segmen pelanggan yang berbeda-beda melalui penempatan strategis atas
merek-merek Emiten yang telah terkenal dan Emiten telah mengambil langkah-langkah untuk
mempersiapkan upaya tersebut. Sebagai solusi alternatif layanan telekomunikasi, Star One telah
memiliki pelanggan lebih dari 228.884 pelanggan per 31 Desember 2011.
139
•
Arus kas yang kuat yang dihasilkan oleh posisi pasar yang telah mapan dan nama merek
yang diakui
Kemampuan Emiten untuk menyasar segmen pekerja melalui merek Indosat Mobile & Anak Muda
melalui merek IM3, mencerminkan keunggulan yang unik di antara penyedia layanan selular di
Indonesia. Emiten juga membidik pasar dengan pertumbuhan potensial yang tinggi, yaitu pasar
data bergerak (mobile data) melalui merek Indosat Internet.
•
Tim manajemen yang berpengalaman dan fleksibel
Emiten memiliki tim manajemen yang berpengalaman dan berkualifikasi tinggi, yang mampu
mewujudkan terciptanya penyedia telekomunikasi terintegrasi di Indonesia. Emiten meyakini
bahwa manajemen Emiten memiliki keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan tujuan-tujuan strategis Emiten yang terkait dengan integrasi dan ekspansi
layanan selular Emiten dan telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan memimpin
selama masa-masa terjadinya perubahan peraturan. Melalui berbagai penghargaan yang diterima,
tim manajemen Emiten secara konsisten telah diakui sebagai salah satu tim manajemen papan
atas di Indonesia.
•
Dukungan pemegang saham serta pengetahuan industri yang kuat
Basis pemegang saham yang kuat dan berpengalaman merupakan dukungan bagi tim manajemen
Emiten. Dengan Pemerintah Indonesia dan Qtel Asia sebagai pemegang saham terbesar,
pemegang saham Emiten memiliki pengetahuan mengenai peraturan dan pengalaman pada
industri telekomunikasi regional yang mendalam. Emiten berencana untuk terus memperkuat
hubungan kerja Emiten dengan para pemegang saham guna terus mengambil manfaat dari
pengalaman industri dan keahlian teknologi mereka, sehingga dapat meningkatkan posisi Emiten
di pasar telekomunikasi Indonesia.
2. Sejarah Pendirian Emiten
Emiten didirikan dengan nama PT Indonesian Satelite Corporation pada tanggal 10 November 1967
sebagai perusahaan penanaman modal asing untuk memberikan layanan telekomunikasi internasional
di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969 untuk membangun,
mentransfer dan mengoperasikan stasiun bumi International Telecommunications Satellite Organization
(“Intelsat”), di Indonesia untuk mengakses satelit-satelit di wilayah Samudera Hindia milik Intelsat
untuk jangka waktu selama 20 tahun. Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah
untuk merestrukturisasi industri telekomunikasi, Emiten mengadakan suatu perjanjian dengan Telkom
yang bertujuan untuk menghapus kepemilikan silang Emiten masing-masing di beberapa anak-anak
perusahaan, yaitu:
•
•
•
pembelian 22,5% kepemilikan saham Telkom di Satelindo oleh Emiten (pada saat tersebut
merupakan operator selular terbesar kedua di Indonesia);
pembelian 35,0% kepemilikan saham Emiten di Telkomsel oleh Telkom; dan
pembelian 37,2% kepemilikan saham Telkom di Lintasarta oleh Emiten dan pembelian obligasi
konversi Lintasarta yang dipegang oleh Telkom.
Setelah diadakan perjanjian dengan Telkom, Emiten menyelesaikan proses akuisisi sisa saham
minoritas di Satelindo pada bulan Juni 2002. Sejak memasuki pasar selular Indonesia melalui pembelian
Satelindo dan pendirian IM3 dan integrasi lebih lanjut dari perusahaan-perusahaan tersebut pada tahun
2003, layanan selular telah menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan usaha Emiten.
Pada bulan Agustus 2002, Emiten memasuki sektor jasa telekomunikasi tetap domestik setelah
memperoleh izin penyelenggaraan jasa jaringan tetap lokal di wilayah Jakarta dan Surabaya.
140
Pada tahun 2002, Pemerintah melakukan divestasi secara dua tahap atas 517,5 juta sahamnya, yaitu
sekitar 50,0% dari saham Seri B Emiten pada saat itu. Pada bulan Mei 2002, Pemerintah menjual
8,1% dari saham Seri B yang ditempatkan di Emiten melalui tender global yang dipercepat. Pada bulan
Desember 2002, Pemerintah melakukan divestasi atas 41,9% dari saham Seri B di Emiten kepada
(bekas) anak perusahaan dari STT Communication Ltd (“STT”).
Pada bulan Juni 2008, Qtel melakukan akuisisi atas saham STT di Emiten, yang mewajibkan Qtel
untuk melakukan penawaran tender, yaitu dengan membeli sampai dengan 1.314.466.775 saham
Seri B, yang merupakan 24,19% dari total saham Seri B Emiten yang telah ditempatkan dan disetor,
dengan harga pembelian dalam mata uang Dolar AS yang setara dengan Rp369.400 per ADS dan
Rp7.388 per saham Seri B. Qtel adalah sebuah perusahaan publik yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh Negara Qatar dan entitas terkaitnya. Qtel beroperasi berdasarkan hukum negara Qatar dengan
saham yang terdaftar pada Doha Securities Market, serta Abu Dhabi Securities Market, dan Global
Depository Receipts dan diperdagangkan di London Stock Exchange.
Per 31 Desember 2011, Pemerintah memiliki 14,29% dari saham disetor Emiten, termasuk 1 saham
Seri A, dan Qtel Asia memiliki kurang lebih 65,00% dari saham Seri B Emiten yang telah ditempatkan
dan SKAGEN AS memiliki kurang lebih 5,62% dari saham Seri B ditempatkan Emiten. Qtel Asia dimiliki
oleh Qtel. Sisa 15,09% dari saham Seri B yang telah ditempatkan dimiliki oleh pemegang saham publik
per tanggal 31 Desember 2011.
Kantor Emiten berlokasi di Gedung Indosat, jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta 10110, Republik
Indonesia, dan nomor telepon Emiten adalah +62 (21) 30442615. Website Emiten dapat diakses melalui
URL http://www.indosat.com. Informasi yang ada dalam website Emiten bukan merupakan bagian dari
Prospektus ini dan tidak dijadikan sebagai referensi dalam Prospektus ini. Service Agent Emiten di
Amerika Serikat sehubungan dengan ADS adalah Bank of New York Mellon, Divisi Depository Receipt,
101 Barclay Street, New York, New York 10286, U.S.A.
B. KEGIATAN USAHA
1. Jasa Selular
Jasa selular telah membukukan pendapatan sebesar Rp16.750,9 miliar untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011, yang merupakan 81,4% dari total pendapatan usaha konsolidasi
Emiten di tahun 2011. Emiten adalah penyelenggara jasa selular terbesar kedua di Indonesia,
berdasarkan jumlah pelanggan selular, yaitu 51,7 juta pelanggan (termasuk pelanggan broadband
nirkabel) per tanggal 31 Desember 2011. Untuk tahun 2011, Emiten menguasai pangsa pasar
sekitar 25,2% dari jumlah pelanggan 3 (tiga) operator selular GSM terbesar. Jaringan selular Emiten
saat ini menyediakan cakupan jaringan di semua kota besar dan pusat kependudukan di seluruh
Indonesia. Emiten menyediakan jasa selular dengan teknologi GSM 900 dan GSM 1800 dan,
untuk platform 3G Emiten, teknologi IMT-2000. Emiten juga merupakan salah satu penyelenggara
terdepan dalam layanan broadband nirkabel prabayar dan pasca bayar di Indonesia. Per
31 Desember 2011, Emiten memiliki kurang lebih 532,0 ribu pelanggan broadband nirkabel prabayar
dan pasca bayar.
a. Layanan
Layanan selular utama Emiten merupakan jasa penyediaan transfer suara dan data, yang Emiten
jual melalui program pra-bayar dan pasca bayar. Pelanggan prabayar dan pasca bayar Emiten
dapat menerima dan melakukan panggilan suara ”on-net” ke dan dari pelanggan Emiten lainnya
(termasuk pelanggan Matrix, Mentari dan IM3 Emiten) pada jaringan telekomunikasi Emiten, serta
panggilan suara ”off-net” ke dan dari pelanggan dari operator telekomunikasi lain pada jaringan
telekomunikasi selular dan tetap mereka.
141
Emiten menawarkan program layanan selular dengan merek “IM3”, “Mentari”, dan “Indosat Mobile”.
Emiten membedakan tiga merek pra-bayar Emiten berdasarkan segmen pasar. Pemisahan tersebut
membuat Emiten dapat menetapkan target pemakaian dan pola pengeluaran dari segmen-segmen
pelanggan yang berbeda melalui rencana promosi Emiten. Merek IM3 dipasarkan untuk generasi
muda, dengan paket-paket suara, SMS dan data yang sangat menarik. Merek Mentari dipasarkan
untuk pasar yang lebih dewasa, dimana tarif telepon dipromosikan dengan harga yang bersaing.
Merek Indosat Mobile dipasarkan untuk kalangan profesional dan korporat, yang menawarkan paket
terintegrasi yang terdiri atas suara, SMS dan layanan data dan menyediakan pengendalian yang
lebih tinggi bagi penggunanya dalam mengelola biaya teleponnya. Emiten terus mengembangkan
merek “IM3”, “Mentari”, dan “Indosat Mobile” dengan menawarkan promosi dan membuat iklan
yang disesuaikan untuk segmen pasar khusus tersebut.
Emiten menawarkan program pasca bayar, didesain untuk pengguna high-end professional dan
korporasi, di bawah merek ”Matrix” dan “Indosat Mobile”. Matrix adalah paket layanan dasar
dengan program pembayaran pasca bayar yang menyediakan kemampuan untuk mendaftar
dengan berbagai rencana-rencana tambahan, layanan dengan nilai tambah dan layanan berbasis
korporasi. Emiten menawarkan berbagai paket ”Matrix” dengan fitur-fitur berbeda dan manfaat
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Emiten. Merek Indosat Mobile Pasca Bayar menawarkan
paket terintegrasi dengan harga kompetitif yang terdiri dari layanan suara, SMS, dan data.
Para pelanggan pascabayar dan prabayar memiliki akses ke sambungan telepon lokal, SLJJ dan
sambungan langsung jarak jauh internasional. Selain itu, Emiten menawarkan berbagai layanan
nilai tambah, fungsi dan fitur untuk para pelanggan Emiten. Layanan-layanan, fungsi, dan fitur
tersebut, yang, pada kasus-kasus tertentu, gratis, dapat dibeli secara terpisah, atau dikemas sesuai
dengan paket yang dipilih, yang mencakup:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
SMS: para pelanggan dapat mengirimkan teks pesan pendek ke layar selular milik pengguna
lainnya;
MMS: para pelanggan jasa GSM dapat mengirimkan gambar, teks dan suara dalam satu paket
pesan;
Voice SMS: para pelanggan dapat mengirim pesan suara;
Ring-back tone: para pelanggan dapat memilih lagu favorit mereka sebagai nada panggil yang
dapat didengar oleh penelpon untuk telepon yang masuk;
GPRS: menyediakan komunikasi mobile data dengan teknologi berbasis GSM, yaitu mobile
Internet, data transfer dan push e-mail (layanan Blackberry™);
Layanan mobile data dan broadband: para pelanggan dapat melihat-lihat dan mengunduh
content olah raga, berita, horoskop, film, musik dan keuangan ke telepon genggam mereka,
menghubungkan dengan komputer sebagai modem dan mengirim serta menerima dengan
menggunakan GPRS dan jaringan 3G untuk kualitas broadband;
Layanan faksimili: para pelanggan dapat mengirim dan menerima faks;
Layanan BlackBerry™: para pelanggan dapat mendaftar dan menggunakan semua fitur dari
layanan-layanan BlackBerry™, termasuk email, chat, browsing, GPS, dan berbagai aplikasi
lainnya dalam BlackBerry™;
Voicemail: penelepon dapat merekam pesan suara mereka yang kemudian akan didengar
oleh pelanggan;
Caller identification: menampilkan nomor telepon yang masuk pada layar telepon genggam
pelanggan;
Call holding: para pelanggan dapat menahan telepon masuk atau keluar ketika sedang
melakukan sambungan atau menerima telepon lainnya;
Call waiting: sinyal bagi pelanggan bahwa ada telepon masuk ketika telepon sedang digunakan.
Setelah mendengar sinyal tersebut, pelanggan dapat menerima telepon kedua yang masuk
sambil tetap menahan telepon pertama yang masuk;
Call forwarding: para pelanggan dapat mengalihkan telepon yang masuk ke nomor selular atau
telepon tetap;
Tagihan terperinci: memberikan tagihan yang terperinci kepada pelanggan yang menunjukkan
durasi dan biaya telepon yang dilakukan ke dan dari telepon selular tertentu;
142
•
•
•
Pembayaran debit langsung: memberikan opsi pembayaran yang secara otomatis mendebit
jumlah yang ditagih dari rekening bank atau kartu kredit pelanggan;
Isi ulang via SMS dan automatic teller machines: pelanggan dapat mengisi ulang program prabayar mereka via SMS dan automatic teller machines yang secara otomatis mendebit jumlah
yang ditagih dari rekening bank milik pelanggan; dan
International roaming: baik pelanggan pra-bayar maupun pasca bayar dapat mengirim atau
menerima layanan SMS, telepon dan data (GPRS/3G) ketika roaming di jaringan selular luar
negeri.
Layanan faksimili, tagihan terperinci dan pembayaran debit-langsung hanya tersedia untuk
para pelanggan pasca-bayar. Sejak tahun 2009, pelanggan pasca bayar telah mampu meminta
pengiriman tagihan atau pernyataan tagihan tercetak melalui e-mail, yang meminimalkan
kemungkinan tagihan tidak diterima. Emiten menawarkan sejumlah layanan gratis, seperti caller
identification, call holding, call waiting dan call forwarding sementara layanan lainnya, seperti SMS,
mobile data, broadband, BlackBerry™, faksimili dan tagihan terperinci dikenakan biaya tambahan.
Emiten menawarkan layanan VoIP, dengan merek “FlatCall 01016” yang ditujukan kepada
pelanggan yang sensitif terhadap harga. Layanan ini hanya tersedia bagi pelanggan selular,
layanan nirkabel tetap, dan layanan jaringan tetap Emiten. Layanan “FlatCall 01016” menawarkan
diskon tarif bagi negara-negara tertentu yang sering menjadi tujuan telepon pelanggan.
Emiten menyediakan layanan SMS kepada pelanggan selular pra-bayar dan pasca bayar. Tingkat
pemakaian telah meningkat dari rata-rata kurang lebih 228,9 juta pesan teks (tidak termasuk layanan
SMS bernilai tambah, misalnya SMS terkait promosi oleh content providers dan advertisers) per hari
di 2009 hingga rata-rata perhari kurang lebih masing-masing 703,6 juta pesan teks (tidak termasuk
SMS bernilai tambah) pada tahun 2011. Pada tahun 2009, 2010 dan 2011, penggunaan SMS
memberikan kontribusi yang penting pada pendapatan usaha Emiten dari jasa nilai tambah selular
dan fitur-fitur tambahan. Namun, akhir-akhir ini Emiten telah mengalami peningkatan pendapatan
dari layanan data mobile. Emiten berharap agar SMS dapat terus memberikan kontribusi yang cukup
penting dari jasa nilai tambah selular dan fitur-fitur tambahan, namun Emiten juga mengantisipasi
kelanjutan peningkatan pendapatan dari GPRS, BlackBerry™ dan layanan data mobile lainnya di
masa yang akan datang.
Emiten telah mengadakan perjanjian interkoneksi dengan operator telekomunikasi Indonesia lainnya
agar jaringan selular Emiten dapat melakukan interkoneksi dengan PSTN yang dioperasikan oleh
Telkom, gateway internasional Emiten dan jaringan pada masing-masing operator nirkabel selular
dan tetap Indonesia lainnya, dan oleh karenanya pelanggan selular Emiten dapat berkomunikasi
dengan pelanggan dari penyelenggara layanan telekomunikasi lainnya.
Emiten menawarkan layanan roaming internasional kepada pelanggan selular Emiten sehingga
mereka dapat melakukan dan menerima panggilan dan mengirim serta menerima pesan SMS dan
menggunakan layanan data (pada GPRS atau 3G) ketika berada di luar Indonesia. Emiten telah
mengadakan perjanjian roaming dengan operator jaringan selular GSM di Afrika, Eropa, Amerika
Utara dan Selatan dan Asia. Per tanggal 31 Desember 2011, pelanggan selular pasca bayar Emiten
dapat melakukan roaming internasional pada 451 jaringan, yang dimiliki oleh 340 operator di 177
negara, dan pelanggan selular prabayar Emiten dapat melakukan roaming internasional pada 65
jaringan, yang dimiliki oleh 63 operator di 45 negara.
Pada tanggal 12 Desember 2006, Emiten menjadi anggota perkumpulan operator telekomunikasi
internasional terbesar di Asia, CONEXUS yang didirikan untuk meningkatkan nilai saing dari setiap
anggotanya dalam memberikan layanan telekomunikasi internasional di negara mereka masingmasing dan di seluruh wilayah Asia-Pasifik. Untuk mendukung layanan roaming saat ini melalui
GSM, GPRS dan wideband code division multiple access atau W-CDMA, para anggota aliansi
bekerja sama dalam menyediakan roaming dengan teknologi HSDPA. Aliansi ini telah memperluas
cakupan layanannya menjadi lebih dari 320 juta pelanggan di sembilan negara, termasuk Indonesia.
Di dalam jaringan CONEXUS dan DIGI (Malaysia), pelanggan pasca bayar Emiten dapat menikmati
flat rate khusus atas penggunaan data/internet/ BlackBerry™ sebesar Rp25.000 per hari untuk
penggunaan data yang tidak terbatas.
143
b. Jasa Mobile Data
Emiten meluncurkan portofolio layanan mobile data Emiten pada tahun 2000. Layanan mobile
data dapat diakses melalui, antara lain, SMS, sambungan langsung dial-up ke WAP server atau
broadband nirkabel, di mana pelanggan dapat mengakses berbagai informasi, termasuk daftar film,
stock quote, nilai tukar valuta asing, berita olahraga dan bisnis dan ramalan bintang, serta mengisi
ulang kartu SMS prabayar mereka. Selain itu, pelanggan dapat mengirim dan menerima email
dan menikmati layanan mobile banking dengan beberapa bank-bank terkemuka melalui telepon
genggam mereka.
Emiten menyajikan layanan GPRS dengan teknologi EDGE di sebagian besar kota-kota besar
di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Emiten adalah penyelenggara
telekomunikasi pertama yang meluncurkan layanan BlackBerry™ di Indonesia. Bekerjasama
dengan Research-In-Motion (“RIM”), Emiten memperkenalkan Layanan BlackBerry™ Enterprise
untuk pelanggan Pascabayar/Matrix korporat Emiten pada bulan Desember 2004 dan layanan
BlackBerry™ untuk pelanggan Pascabayar/Matrix pribadi pada bulan Maret 2005. Pada bulan Juni
2008, untuk membedakan dengan operator layanan BlackBerry™ lainnya, Emiten meluncurkan
aplikasi I-GPS dan I-Stock yang memungkinkan pelanggan BlackBerry™ Emiten mengakses
suatu sistem navigasi dan harga saham real-time. Pada bulan Januari 2009, Emiten meluncurkan
layanan pelanggan BlackBerry™ melalui merek pra-bayar Emiten, yaitu Mentari dan IM3. Pada
bulan Oktober 2010, Emiten meningkatkan kapasitas sambungan ke RIM menjadi 2 x 3 Gbps
dual link, sehingga memberikan akses yang lebih cepat bagi pelanggan BlackBerry™ Emiten.
Dengan peningkatan ini berarti Emiten memiliki kapasitas sambungan ke RIM yang terbesar di
Indonesia. Emiten memiliki kurang lebih 1,4 juta pelanggan BlackBerry™ per tanggal 31 Desember
2011. Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan terbesar di Asia Tenggara untuk
perangkat BlackBerry™.
Pada tanggal 8 Februari 2006, Pemerintah mengadakan tender terbuka untuk izin spektrum
3G dan, setelah berakhirnya proses tender, Emiten memperoleh satu izin spektrum 3G untuk
frekuensi 5 MHz dari spektrum yang ditenderkan. Pada tender yang sama, Telkomsel dan XL
juga diberikan izin spektrum 3G. Pada tahun 2007, Emiten mulai menawarkan layanan broadband
3G yang ditingkatkan (“3.5G”) menggunakan teknologi HSDPA, sebuah layanan telekomunikasi
bergerak nirkabel dengan teknologi 3G yang lebih maju. Pada bulan Agustus 2009, Emiten
memperoleh spektrum tambahan berdasarkan izin yang telah Emiten miliki, sehingga Emiten dapat
menggandakan kapasitas jaringan Emiten untuk melayani pelanggan broadband Emiten. Pada
tahun 2009, Emiten mulai menyebarkan jaringan 3.5G yang baru dengan menggunakan teknologi
HSPA+, dengan kecepatan downlink hingga 42 Mbps dan kecepatan uplink hingga 5,6Mbps, dan
Emiten mulai memberikan layanan tersebut pada tahun 2010.
Emiten telah mere-brand layanan broadband untuk lebih berfokus pada target segmen. Mulai pada
kuartal kedua pada tahun 2011, Emiten memulai pemasaran pada layanan mobile broadband,
sekaligus juga internet broadband service, dengan nama merek “Indosat Internet” sebagai fitur
tambahan yang ditawarkan kepada pelanggan selular Emiten. Melalui merek Indosat Internet,
Emiten menawarkan paket pra dan pasca bayar, dengan paket pra-bayar tersedia dalam program
harian, mingguan, dan bulanan dengan layanan data tidak terbatas.
c. Pelanggan dan Pemasaran
Emiten membagi penduduk Indonesia berdasarkan lokasi, pendapatan dan faktor lainnya yang
Emiten percaya menunjukkan keinginan dan kemampuan individu dan perusahaan untuk membeli
produk dan layanan Emiten. Kemudian Emiten menargetkan wilayah yang umumnya lebih makmur
karena daerah ini cenderung menghasilkan kepadatan yang lebih tinggi untuk pelanggan selular
yang potensial. Melalui pendekatan ini, Emiten berhasil mendapatkan pelanggan selular tersebar di
seluruh pusat-pusat populasi besar di Indonesia. Emiten menerapkan strategi ini untuk beradaptasi
dalam rangka kompetisi dengan pendatang baru dan tekanan harga di kota-kota besar.
144
Jumlah pelanggan prabayar Emiten telah tumbuh secara signifikan pada tiga tahun terakhir relatif
dengan jumlah pelanggan pascabayar (Matrix). Per 31 Desember 2009 pelanggan Emiten terdiri
atas 1,1 juta pelanggan selular pascabayar dan 31,2 juta pelanggan selular prabayar. Per 31
Desember 2010, Emiten memiliki 0,6 juta pelanggan selular pascabayar (Matrix) dan 43,2 juta
pelanggan selular prabayar. Per 31 Desember 2011, Emiten memiliki 0,7 juta pelanggan pascabayar
(Matrix) dan 50,6 juta pelanggan selular prabayar. Emiten melakukan aktivitas pemasaran dan
promosi secara nasional untuk mempertahankan pelanggan selular Emiten yang telah ada dan
untuk mendapatkan pelanggan selular baru.
Emiten percaya bahwa pelanggan selular Indonesia cenderung mendukung kenyamanan,
kemudahan aktivasi, menghindari komitmen tetap dan mengurangi pemeriksaan kredit terkait
dengan program selular prabayar. Dengan demikian, basis fokus Emiten yaitu pada pelanggan
tertentu dalam upaya pemasaran.
Tabel di bawah ini menunjukan informasi tentang basis pelanggan selular Emiten, ARPU,
penggunaan menit, dan ARPM per tanggal yang dinyatakan di bawah ini:
Keterangan
Jumlah pelanggan selular (tidak termasuk
wireless broadband)(1)(2)
Prabayar (dalam juta)
Pascabayar (Matrix) (dalam juta)
Jumlah pelanggan selular (dalam juta)
Jumlah pelanggan broadband nirkabel(3):
Prabayar (dalam ribu)
Pascabayar (dalam ribu)
Jumlah pelanggan broadband nirkabel (dalam
ribu)
Jumlah pelanggan selular (dalam juta)
ARPU (Rp)(4)
Penggunaan Menit(5)
Pendapatan rata-rata per Menit (Rp)(6)
Churn rate (%)
2011
31 Desember
2010
2009(7)
2008
2007
50,6
0,7
51,2
43,2
0,6
43,7
31,2
1,1
32,3
35,6
0,7
36,3
23,9
0,6
24,5
466,7
65,4
532,0
448,1
88,6
536,7
610,5
110,7
721,1
116,3
141,7
258,0
30,2
30,2
51,7
28.381
95
157
11,2
44,3
34.712
113
163
11,7
33,0
37.664
102
220
15,1
36,5
38.639
98
287
13,3
24,5
52.828
70
14,3
(1) Dikarenakan perubahan dalam metode yang digunakan untuk menghitung jumlah pelanggan selular prabayar
Emiten, jumlah pelanggan selular, menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular dan ARPU yang dijelaskan dalam
Prospektus ini tidak dapat dibandingkan antara periode-periode tertentu.
(2) Pelanggan selular adalah total pelanggan selular yang terdaftar dan aktif pada akhir periode yang relevan. Dikarenakan
perubahan dalam metode yang digunakan untuk menghitung jumlah pelanggan selular prabayar Emiten, maka jumlah
pelanggan selular Emiten, jumlah menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular dan ARPU Emiten yang tertera
dalam Prospektus ini tidak dapat dibandingkan antara beberapa periode.
(3) Jumlah pelanggan broadband nirkabel hanya termasuk pelanggan layanan broadband Emiten dan tidak termasuk
pelanggan layanan “broadband on demand.”
(4) Rata-rata pendapatan bulanan (dalam Rupiah) untuk setiap pelanggan selular, atau ARPU, dihitung dengan membagi
pendapatan tetap bulanan layanan selular prabayar dan pascabayar (pendapatan pemakaian, jasa nilai tambah,
pendapatan interkoneksi dan pendapatan langganan bulanan), tidak termasuk pendapatan tidak tetap seperti biaya
aktivasi dan lelang khusus untuk nomor telepon yang dicatat sesuai dengan SAK, untuk periode terkait dengan ratarata jumlah pelanggan prabayar dan pasca bayar. Jumlah rata-rata pelanggan prabayar dan pasca bayar adalah
jumlah pelanggan selular aktif pada awal dan akhir bulan dibagi dua. Dikarenakan perubahan metode yang digunakan
untuk menghitung jumlah pelanggan selular prabayar Emiten, ARPU Emiten yang tercantum dalam Prospektus ini
tidak dapat dibandingkan antara periode-periode tertentu.
(5) Menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular dihitung dengan membagi jumlah menit untuk pemakaian panggilan
keluar dari pelanggan prabayar dan pasca bayar untuk setiap bulan dengan jumlah rata-rata pelanggan selular
prabayar dan pasca bayar. Jumlah rata-rata pelanggan prabayar dan pasca bayar adalah jumlah pelanggan selular
aktif pada awal dan akhir bulan dibagi dua. Dikarenakan perubahan dalam metode untuk menghitung jumlah pelanggan
prabayar Emiten, maka jumlah menit pemakaian untuk setiap pelanggan selular yang tertera dalam Prospektus ini
tidak dapat dibandingkan antara beberapa periode.
(6) ARPM (dalam Rupiah) dihitung dengan membagi pendapatan tetap bulanan dari pelanggan prabayar dan pascabayar
tidak termasuk pendapatan tidak tetap seperti biaya aktivasi dan lelang khusus untuk nomor telepon yang dicatat
sesuai dengan SAK, untuk periode tertentu, dengan jumlah menit pemakaian (tertagih dan tak tertagih) untuk panggilan
keluar dari pelanggan prabayar dan pasca bayar untuk periode-periode tersebut.
145
(7) Sebagaimana dilaporkan melalui press release pada tanggal 22 Juli 2010, Emiten menerbitkan penyajian kembali basis
pelanggan selular Emiten per tanggal 31 Maret 2010 dari 39,1 juta menjadi 37,7 juta. Perbedaan ini terjadi selama
penyatuan data dari berbagai sistem pelaporan. Permasalahan yang sama disebabkan oleh pelaporan berlebihan
pada jumlah pelanggan pada triwulan kedua dan ketiga pada tahun 2009. Oleh karena itu, jumlah pelanggan sebesar
33,0 juta dan ARPU sebesar Rp 37.664 pada tahun 2009 sebagaimana dilaporkan di atas menunjukkan angka-angka
yang disajikan kembali, dibandingkan dengan jumlah pelanggan sebesar 33,1 juta dan ARPU sebesar Rp37.330
sebagaimana yang sebelumnya dilaporkan.
Per tanggal 31 Desember 2011, Emiten memiliki kurang lebih 51,7 juta pelanggan selular, termasuk
kurang lebih 532,0 ribu pelanggan bagi layanan broadband nirkabel Emiten.
Untuk mengkonsolidasi saluran pemasaran Emiten untuk layanan selular, Emiten telah membuka
pusat walk-in terintegrasi, dengan nama “Galeri Indosat,” yang Emiten operasikan, dan “Griya
Indosat,” yang dioperasikan oleh distributor eksklusif Emiten. Pusat walk-in ini berfungsi sebagai
oultet penjualan dan menyajikan layanan pelanggan dan informasi produk kepada pelanggan
selular yang ada dan potensial. Emiten juga mempunyai tim karyawan yang berdedikasi untuk
mengkoordinasi penjualan dan layanan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia.
Untuk melengkapi jalur pemasaran langsung Emiten, Emiten mempertahankan jaringan sebanyak
sekitar 54 dealer independen, kepada mereka menawarkan berbagai insentif untuk promosi dan
penjualan layanan-layanan Emiten. Dealer independen regional dan multi regional ini memiliki
jalur distribusi di seluruh Indonesia dan mempromosikan layanan selular Emiten, terutama untuk
perorangan. Dealer ini termasuk distributor besar perangkat telepon genggam dan umumnya
memiliki jaringan retail sendiri, penjualan langsung dan sub dealer di Indonesia. Outlet ini tersedia
sebagai tambahan outlet untuk Emiten dan menawarkan jangkauan luas untuk layanan, termasuk
produk dan informasi layanan, layanan pelanggan dan proses pembayaran tagihan. Pelanggan
lama dan baru dapat mengaktivasi dan mendaftar serta membayar untuk seluruh layanan selular
prabayar pada outlet tersebut. Emiten terus menjaga hubungan Emiten dengan dealer Emiten
untuk meningkatkan volume penjualan melalui penempatan produk yang lebih baik, jaringan yang
terintegrasi dengan dealer dan meningkatkan kesetiaan dealer.
d. Struktur Tarif dan Penetapan Harga
Menkominfo menetapkan formula tarif yang menentukan jumlah yang dapat dibebankan oleh
operator untuk layanan selular prabayar dan pascabayar dengan tetap memperbolehkan penyedia
layanan selular untuk menawarkan program promosi yang menawarkan harga lebih rendah dari
tarif tertinggi. Saat ini Emiten menentukan harga layanan selular dengan variasi program promosi
dimana Emiten menawarkan berbagai macam insentif untuk menarik pelanggan baru, mendorong
permintaan dan meningkatkan posisi kompetisi Emiten. Emiten dapat membebankan tarif yang
berbeda untuk layanan selular prabayar dan pascabayar tergantung pada berbagai faktor yang
berlaku untuk tipe tertentu. Misalnya biaya penagihan yang Emiten kenakan untuk pelanggan
pasca bayar yang lebih tinggi dan sesuai dengan itu, tarif layanan selular pascabayar cenderung
lebih tinggi dibanding layanan selular prabayar.
Pasar telekomunikasi selular Indonesia menggunakan sistem pihak yang menelpon yang membayar
(“calling party pays”) yang mengharuskan pihak yang menelpon untuk membayar biaya telepon.
Jika pelanggan Emiten melakukan panggilan pada jaringan yang berbeda, Emiten membebankan
biaya interkoneksi. Saat ini, tarif SMS (termasuk SMS dan SMS nilai tambah) menggunakan basis
”sender keeps all”, yang berarti Emiten memperoleh pendapatan ketika pelanggan selular Emiten
mengirimkan SMS, tetapi tidak pada saat pelanggan operator telekomunikasi lainnya mengirimkan
SMS kepada pelanggan selular Emiten. Pada tanggal 12 Desember 2011, Pemerintah, melalui
BRTI, menerbitkan surat No. 262/BRTI/XII/2011 dimana tarif SMS akan berubah dari basis “senderkeeps all” kepada skema berbasis biaya, yang efektif sejak 1 Juni 2012. Dengan skema berbasis
biaya, Emiten akan mencatat pendapatan dari tarif interkoneksi yang dibayarkan oleh operator lain
kapanpun salah seorang pelanggan Emiten menerima SMS dari pelanggan di jaringan lain. Apabila
salah seorang pelanggan Emiten mengirimkan suatu SMS kepada seorang pernerima dari jaringan
146
lain (“off-network SMS”), Emiten akan mencatatkan pendapatan untuk tarif SMS yang dikenakan
oleh pelanggan Emiten dan mencatatkan beban interkoneksi dari tarif interkoneksi yang dibayarkan
kepada operator dari jaringan lain. Untuk layanan GPRS, Emiten membebankan pelanggan selular
Rp1 per kilobyte untuk 300k data pertama yang diunduh dan Rp0,5/kB sampai dengan Rp 2/kB
(di luar pajak) setelahnya, tergantung pada waktu pengunduhan (masa ramai atau tidak ramai).
Emiten menerima roaming dari operator telekomunikasi asing ketika pelanggan selular mereka
berada pada jaringan Emiten. Untuk layanan broadband nirkabel, Emiten menawarkan berbagai
paket harga tergantung cara pembayarannya (prabayar atau pascabayar), kecepatan transmisi
dan kuota bulanan.
Biaya aktivasi dan biaya langganan bulanan. Biaya aktivasi menunjukkan biaya koneksi awal
yang dibebankan pada pelanggan prabayar baru ketika mulai berlangganan jaringan selular.
Biaya langganan bulanan menunjukkan jumlah tetap yang dibebankan untuk pelanggan pasca
bayar, terutama pengguna Layanan BlackBerry™ korporat yang mensyaratkan pelanggannya
untuk memiliki perangkat lunak BlackBerry™. Sejak 1998 Emiten tidak pernah membebankan
biaya aktivasi pada pelanggan pasca bayar Emiten. Pada 2011, Emiten menawarkan beberapa
program untuk pelanggan pascabayar, termasuk program paket “Indosat Mobile” yang memberikan
pelanggannya pilihan program harian, mingguan, atau bulanan dengan biaya bulanan, masingmasing sebesar Rp2.000, Rp12.000, dan Rp50.000. Program IM3 “Seru Gratisnya” menawarkan
gratis panggilan suara satu menit setiap panggilan suara satu menit yang dibayar untuk pemakaian
maksimum 120 menit dan gratis hingga 1.000 SMS untuk pengiriman sejumlah pengiriman SMS
yang dibayar baik apabila pengiriman mencapai Rp100.000 per tiga bulanan atau Rp45.000 setiap
bulannya, dan juga paket “IM3 Murah” yang menawarkan tarif panggilan telepon sebesar Rp24/
menit dan layanan SMS gratis apabila pelanggan telah melewati jumlah tertentu pengiriman SMS
yang dibayar dalam suatu periode.
Pendapatan pemakaian. Terdapat 3 tipe panggilan: lokal, jarak jauh domestik dan panggilan
internasional. Panggilan dibebankan dengan metode pembebanan yang berbeda-beda, dari
metode per detik hingga metode per menit, tergantung pada program paket yang dipilih oleh
para pelanggan. Panggilan dapat dilakukan pada jaringan selular, jaringan tetap atau jaringan
satelit. Untuk panggilan on-net, pelanggan Emiten dibebankan tarif yang menguntungkan karena
kemampuan Emiten untuk menawarkan berbagai produk seperti layanan selular dan panggilan
internasional jarak jauh. Untuk panggilan off-net, biaya penggunaan yang dibebankan pada
pelanggan lebih besar karena biaya interkoneksi, panggilan jarak jauh domestik dan panggilan
jarak jauh internasional.
Layanan nilai tambah. Sebelum tahun 2008, tarif untuk layanan nilai tambah tidak diatur oleh
pemerintah. Sejak April 2008, Menkominfo bertanggung jawab untuk mengatur formula untuk tarif
layanan SMS. Sebagaimana layanan suara, Emiten menawarkan diskon promosi untuk SMS dan
layanan data mobile untuk pelanggan pascabayar dan prabayar.
e. Interkoneksi
Biaya untuk berlangganan layanan pasca bayar terdiri dari biaya langganan bulanan dan biaya
interkoneksi berbasis pemakaian. Biaya untuk berlangganan layanan prabayar juga termasuk
biaya interkoneksi berbasis pemakaian. Biaya interkoneksi berbasis pemakaian yang dibebankan
untuk layanan prabayar dan pascabayar dihitung dengan mempertimbangkan 3 biaya interkoneksi:
biaya originasi, pengalihan (transit) dan terminasi.
Sejak Januari 2007, Menkominfo telah menetapkan formula tarif untuk layanan interkoneksi.
Menkominfo menetapkan formula tarif berdasarkan basis biaya, berdasarkan DPI yang disampaikan
oleh penyedia layanan yang dominan di Indonesia. Menkominfo menyetujui DPI yang Emiten
sampaikan pada tahun 2007 dan 2008, yang masih belum disesuaikan untuk tahun 2009 dan 2010.
Pada tahun 2011, Emiten tidak dianggap sebagai penyedia jasa dominan dan oleh karena itu DPI
Emiten tidak bergantung pada persetujuan dari BRTI.
147
Pada tanggal 31 Desember 2010, BRTI mengeluarkan surat No. 227/BRTI/XII/2010 yang
menetapkan dasar tarif interkoneksi baru. Tarif interkoneksi baru ini mulai berlaku pada tanggal
1 Januari 2011 dan akan direfleksikan pada perubahan DPI Emiten untuk tahun 2011. Emiten
menetapkan biaya yang telah ditetapkan dalam DPI Emiten untuk perjanjian interkoneksi Emiten
dengan operator lain. Biaya berdasarkan DPI Emiten telah menurun dalam beberapa tahun terakhir
dan Emiten memperkirakan kelanjutan penurunan ini.
Emiten saat ini terhubung dengan jaringan telepon tetap dan selular yang dioperasikan oleh semua
operator jaringan di banyak lokasi di seluruh Indonesia. Untuk meminimalisasi biaya interkoneksi
Emiten, Emiten menggunakan fasilitas transmisi backbone Emiten sendiri bilamana dimungkinkan
dan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Misalnya, untuk routing panggilan langsung
jarak jauh dari seorang pelanggan di Surabaya ke pelanggan yang dituju di Jakarta dilakukan
melalui saluran transmisi serat optik atau microwave milik Emiten sendiri sehingga Emiten dapat
menghindari penggunaan jaringan milik operator lainnya dan dengan demikian mengurangi biaya
interkoneksi yang terkait dengan routing penggunaan intrajaringan Emiten.
f.
Aktivasi, Penagihan dan Pembayaran
Pelanggan selular prabayar dapat membeli paket baru dari tempat-tempat penjualan Emiten
dan titik-titik distribusi atau melalui berbagai dealer independen Emiten. Untuk aktivasi layanan,
pelanggan selular prabayar baru harus mendaftar pada Emiten dengan cara mengikuti instruksi
yang menggunakan menú interaktif. Pelanggan pascabayar potensial dapat mendaftar untuk
layanan selular Emiten pada tempat penjualan dan distribusi atau melalui dealer independen
Emiten. Banyak dari dealer independen Emiten yang hanya dapat memproses aplikasi baru
untuk pelanggan layanan pascabayar yang mana akan diteruskan kepada Emiten untuk diproses.
Pelanggan potensial untuk layanan pascabayar Emiten disyaratkan untuk memberikan bukti bahwa
pelanggan tersebut memenuhi persyaratan minimum kredit. Jika pelanggan potensial tidak dapat
memenuhi persyaratan pascabayar Emiten, perwakilan penjualan Emiten akan merekomendasikan
layanan prabayar Emiten. Saat disetujui, kartu SIM untuk layanan pascabayar akan diaktivasi
dalam waktu 24 jam.
Emiten akan menagih para pelanggan pasca bayar Emiten setiap bulannya melalui divisi penagihan
Emiten yang terpusat. Untuk pelanggan prabayar, sistem tagihan nirkabel akan otomatis mengurangi
nilai rekening pelanggan prabayar ketika biaya originasi, pengalihan (transit) dan terminasi
dikenakan. Para pelanggan pasca bayar Emiten memiliki berbagai pilihan cara pembayaran
untuk melunasi tagihan bulanan mereka. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau dengan
kartu kredit terkemuka melalui galeri Indosat, teller bank atau cabang kantor pos. Selain itu, para
pelanggan dapat juga melakukan pembayaran dengan cara debit otomatis melalui bank atau kartu
kredit, transfer bank, Automatic Teller Machines, Electronic Data Capture, mobile banking, Internet
banking, dan phone banking. Jatuh tempo pembayaran adalah 20 hari sejak tanggal surat tagihan.
Setelah 27 hari sejak tanggal surat tagihan, Emiten akan mengingatkan pelanggan yang belum
membayar tagihannya dan memblokir sambungan telepon keluar mereka. Emiten memblokir
sambungan telepon masuk atau keluar pelanggan 40 hari setelah tanggal peringatan pertama
apabila pelanggan belum membayar tagihan mereka. Emiten akan menangguhkan layanan untuk
rekening yang tagihannya telah melewati jatuh tempo lebih dari 50 hari dan menghapus data
pelanggan tersebut dari jaringan Emiten serta memutuskan secara permanen nomor dan kartu
SIM pelanggan setelah 120 hari sejak tanggal surat tagihan.
Emiten telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penipuan dan meminimalisasi kerugian.
Emiten mengirimkan voucher prabayar kepada para dealer independen Emiten hanya berdasarkan
pembayaran tunai pada saat diserahkan dan Emiten tidak menerima pembayaran layanan Emiten
dari para pelanggan selular melalui dealer independen Emiten. Selain itu, tergantung pada tingkat
penggunaan, Emiten dapat mewajibkan pemberian uang jaminan yang dapat dikembalikan kepada
para pelanggan. Emiten akan mengkaji secara berkala rekening dari para pelanggan yang tingkat
penggunaannya tinggi untuk memastikan agar uang jaminan mereka tetap memadai jumlahnya.
148
g. Persaingan
Berdasarkan laporan Wireless Intelligence (www.wirelessintelligence.com) bulan Mei 2012, tiga
penyelenggara jasa nirkabel besar di Indonesia, Telkomsel (yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Telkom), Emiten dan XL (yang secara tidak langsung mayoritas sahamnya dimiliki oleh Axiata
Bhd dari Malaysia), secara bersama-sama menguasai sekitar 75% pangsa pasar jasa nirkabel di
Indonesia pada tahun 2011.
Emiten juga bersaing dengan operator layanan akses nirkabel tetap lainnya. Pada bulan Mei 2003,
Telkom memperkenalkan produk TelkomFlexi, suatu layanan CDMA 2000-1X di wilayah Jakarta.
Saat ini, Telkom menyediakan layanan ini secara nasional. Telkom menyediakan layanan ini
sebagai jasa akses telepon tetap nirkabel, akan tetapi layanan ini telah berkembang baik mobilitas
maupun fitur nilai tambahnya sehingga menyerupai jasa selular. Setelah menerima permohonan
dari asosiasi industri, Menkominfo mengeluarkan sebuah Keputusan Menteri yang menyatakan
bahwa wilayah layanan untuk akses jaringan tetap nirkabel hanya terbatas pada wilayah yang
sama dengan kode area dari layanan jaringan telepon tetap lokal. Dengan demikian, operator
layanan akses telepon tetap nirkabel dilarang memperluas layanan roamingnya ke kode area yang
berbeda, namun operator CDMA tetap memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang sama
dengan memberikan nomor baru kepada pelanggan ketika mereka pindah ke kota-kota lain. Selain
Telkom, Bakrie Telecom, dan Smartfren juga telah diberikan lisensi FWA, yang membuat mereka
dapat menawarkan layanan secara nasional, yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan.
Dari waktu ke waktu, operator telekomunikasi Indonesia yang melaksanakan program perolehan
pelanggan secara agresif dengan target meningkatkan pangsa pasar mereka masing-masing.
Dengan menawarkan potongan harga, bonus dan tarif khusus, para operator berupaya
membedakan layanannya dari layanan operator lainnya, terutama berdasarkan tarifnya. Persaingan
ini mengakibatkan tarif menurun, dan dengan demikian Emiten yakin bahwa ARPU pelanggan
selular terus mengalami penurunan untuk sebagian besar operator telekomunikasi Indonesia.
Emiten yakin bahwa persaingan layanan 3G akan semakin ketat karena para operator telekomunikasi
mulai memindahkan jaringannya ke lokasi berpenduduk banyak. Saat ini, ada lima operator
telekomunikasi yang memegang izin layanan 3G, yaitu: Telkomsel, Hutchison, Natrindo, XL dan
Emiten. Emiten menyediakan layanan broadband nirkabel menggunakan platform 3G Emiten pada
tahun 2009, dan per tanggal 31 Desember 2011, Emiten telah menyediakan layanan 3G di 152 kota
di seluruh Indonesia.
Kompetitor utama Emiten untuk layanan broadband nirkabel adalah Telkomsel dengan layanan
“Flash” dan XL dengan layanan “XL Unlimited”, keduanya menggunakan teknologi 3.5G W-CDMA.
Operator lainnya seperti Smartfren juga menyediakan layanan wireless broadband dengan
teknologi EVDO-CDMA.
Emiten yakin bahwa rintangan untuk masuk ke industri jasa selular dan akses telepon tetap nirkabel
Indonesia saat ini cukup tinggi mengingat terbatasnya spektrum frekuensi yang tersedia, iklim
permodalan yang tinggi, sulitnya memperoleh lahan menara untuk perluasan jaringan dan sudah
terbentuknya pasar dari tiga pemain yang ada, yaitu Emiten, Telkomsel dan XL. Namun demikian,
Emiten mengantisipasi adanya peningkatan persaingan di dalam industri layanan selular dan akses
telepon tetap nirkabel secara umum. Dalam menanggapi hal ini, Emiten bermaksud memfokuskan
sebagian besar pengeluaran barang modal di masa mendatang untuk bisnis selular Emiten dalam
upaya meningkatkan kapasitas jaringan dan kualitas layanan dan menyediakan berbagai layanan
nilai tambah.
2. Jasa MIDI
Produk dan jasa yang Emiten tawarkan dalam segmen bisnis ini meliputi leased line berbasis point-topoint domestik dan internasional yang berkecepatan tinggi dengan kapasitas broadband dan narrowband,
layanan packet-switching berkinerja tinggi, layanan berbasis MPLS, penyewaan transponder satelit
layanan internet dan layanan nilai tambah seperti pusat pemulihan bencana dan pusat data. Mengingat
149
potensi pertumbuhan yang signifikan atas layanan data dan layanan jaringan lainnya—termasuk layanan
berbasis Internet—dan keperluannya yang meningkat terhadap keseluruhan strategi bisnis Emiten,
Emiten telah memberikan perhatian yang cukup pada segmen usaha ini. Pertumbuhan ditekankan
pada transmisi data yang reliable dan interkoneksitas pelanggan korporat Emiten, terutama mereka
yang memiliki berbagai cabang atau lokasi, sehingga memberikan kesempatan yang sangat baik bagi
Emiten. Jasa layanan MIDI memberikan pendapatan sebesar Rp2.576,0 miliar atau 12,5% dari total
pendapatan operasional konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011.
(dalam ribuan)
Keterangan
MIDI
Sirkit Disewakan Berkecepatan Tinggi Internasional
Sirkit Disewakan Berkecepatan Tinggi Nasional
2011
2010
366
296
218
251
31 Desember
2009
80
171
2008
2007
46
129
19
51
a. Layanan
World Link dan Direct Link
World Link adalah International Private Leased Circuit (IPLC) yang menyediakan sambungan
internasional untuk sirkit data digital berkecepatan tinggi berbasis point-to-point melalui kabel bawah
laut dan terrestrial dan memberikan sambungan berkecepatan mulai dari 64Kbps dan kelipatannya
sampai dengan 2Mbps untuk narrowband atau 45 Mbps dan lebih untuk broadband. Direct Link
adalah jasa leased line melalui satelit/sambungan VSAT yang menyediakan sirkuit data digital
berkecepatan tinggi berbasis point-to-multipoint dan memberikan kecepatan sambungan mulai dari
64Kbps dan kelipatannya sampai dengan 2 Mbps untuk narrowband. Domestic Link adalah jasa
sirkuit leased domestik berkecepatan tinggi berbasis point-to-point, dan memberikan kecepatan
sambungan sebesar 64 Kbps dan kelipatannya sampai dengan 2 Mbps untuk narrowband atau
sebesar 45 Mbps dan lebih untuk broadband. Sebagian besar pelanggan broadband World Link
adalah para penyelenggara telekomunikasi yang membutuhkan dedicated broadband international
data links, dan pelanggan narrowband World Link Emiten sebagian besar terdiri dari para pengguna
perusahaan yang berlangganan jasa World Link untuk keperluan internal mereka. Koneksi Direct
Link digunakan untuk sambungan internasional dan pengguna leased line lainnya yang berlokasi
di daerah yang tidak dicakup oleh jaringan-jaringan terrestrial domestik. Pelanggan Domestic Link
broadband Emiten di pasar domestik meliputi penyedia jasa telekomunikasi yang memerlukan
sambungan data broadband domestik yang berdedikasi dan pelanggan narrowband Domestic
Link Emiten yang mana mayoritas adalah pelanggan korporasi yang menggunakan layanan untuk
kepentingan mereka sendiri. Emiten mencatat pendapatan usaha sebesar Rp295,0 miliar, dari
usaha World Link, Direct Link dan Domestic Link mewakili 11,5% dari pendapatan usaha konsolidasi
jasa MIDI Emiten untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
IP VPN
Emiten menyediakan jasa IP VPN baik internasional maupun nasional melalui Emiten, Lintasarta
dan IM2, yang memberikan kepada para pelanggan konektivitas yang bersifat multi-point untuk
komunikasi data melalui jaringan IP Emiten yang kuat. Layanan-layanan ini membantu fleksibilitas,
skalabilitas dan mengakomodasi aplikasi perhitungan yang rumit, sambil tetap menjaga kualitas
layanan, keamanan dan kehandalannya mendekati private leased circuit. Per 31 Desember 2011,
layanan IP VPN domestik Emiten, Lintasarta dan IM2 tersedia di sekitar 100 kota besar di Indonesia,
dan layanan IP VPN internasional Emiten memiliki kehadiran yang kuat di Asia Tenggara, dengan
perluasan cakupan sampai ke Asia Utara, Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat, bekerjasama
dengan beberapa operator layanan global seperti AT&T, C&W, BT dan NTT. Emiten mencatat
pendapatan usaha sebesar Rp695,9 miliar dari usaha IP VPN, mewakili 27,0% dari pendapatan
usaha layanan MIDI konsolidasi Emiten untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011.
150
MPLS dan Metro Ethernet
MPLS dan Metro Ethernet adalah layanan leased line domestik dan internasional, melalui kumpulan
jaringan Internet Protocol Emiten yang kuat. MPLS merupakan suatu sarana teknologi yang memiliki
kecepatan untuk memberikan berbagai kelas layanan pada sebuah jaringan Internet Protocol, yang
menghasilkan sebuah link
komunikasi data yang telah diamankan, dapat diandalkan, terukur dan fleksibel, baik yang berbasis
point-to-point maupun yang berbasis multipoint pada suatu jaringan domestik dalam kota maupun
internasional. Layanan berbasis MPLS Emiten terdiri atas Premium Ethernet Point to Point, Premium
Ethernet Multi Point dan IP VPN; serta menawarkan kecepatan sambungan sebesar 64 Kbps dan
kelipatannya sampai dengan 2 Mbps untuk narrowband atau sebesar 45 Mbps dan 155 Mbps untuk
broadband. Metro Ethernet memberikan bandwidth berkecepatan tinggi untuk jaringan domestik
dalam kota dengan kecepatan line port sebesar 10 Mbps, 100 Mbps dan 1 Gbps dan basis Ethernet
dengan kenaikan bandwidth yang dijamin sebesar 1 Mbps. Emiten mencatatkan pendapatan usaha
sebesar Rp89,9 miliar dari jasa MPLS dan Metro Ethernet, yang merepresentasikan 3,5% dari
pendapatan usaha layanan MIDI konsolidasi Emiten untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011.
Frame Relay dan ATM
Emiten menyediakan jasa Frame Relay dan ATM, baik internasional maupun domestik, suatu
teknologi leased packet switch berkecepatan tinggi, terutama melalui Emiten dan Lintasarta,
yang memberikan para pelanggannya konektivitas yang bersifat multilateral, interkoneksi LAN
dan kekuatan yang dapat diandalkan untuk membantu aplikasi perhitungan yang rumit. Emiten
mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp123,2 miliar dari jasa Frame Relay dan ATM, yang
merepresentasikan 4,8% dari pendapatan usaha layanan MIDI konsolidasi Emiten untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Emiten menawarkan berbagai layanan konektivitas data – World Link, Direct Link, Domestic
Link, IP VPN, MPLS dan Metro Ethernet, Frame Relay dan ATM – kepada berbagai pelanggan
perusahaan Emiten, termasuk perusahaan multinasional, dibuat untuk menyesuaikan persyaratan
informasi dan telekomunikasi tertentu dari pelanggan, parameter harga, ketentuan kecepatan, dan
pertimbangan keamanan mereka yang spesifik.
Layanan Satelit
Emiten menyewakan kapasitas transponder satelit Palapa-D Emiten yang berada di orbital slot
yang terletak di wilyah Asia-Pasifik bagi perusahaan penyiaran dan operator telekomunikasi.
Indonesia memiliki pasar televisi yang besar dimana sejumlah perusahaan penyiaran domestik
swasta dan programer internasional bersaing dengan perusahaan penyiaran milik negara dan
banyak perusahaan penyiaran baik domestik dan internasional menyewa kapasitas transponder
satelit Emiten. Emiten mengadakan perjanjian sewa transponder satelit Palapa-D Emiten yang
berbeda-beda jangka waktunya, akan tetapi umumnya berakhir dalam waktu dua sampai dengan
lima tahun sejak tanggal berlakunya sewa. Terlepas dari pemakaian oleh Emiten sendiri, Emiten
juga menyewakan kapasitas transponder pada satelit Palapa-C2 Emiten, dengan jangka waktu
penyewaan maksimal satu tahun, kepada operator telekomunikasi lainnya.
Emiten juga menyediakan berbagai derivatif jasa satelit lainnya, termasuk penggunaan sesekali
atas jasa TV; (termasuk Indosat TV link, Satellite News Gathering dan layanan transportable
uplink station, jasa jaringan privat, akses Internet dan multimedia dan video conferencing. Emiten
perkirakan permintaan atas jasa satelit akan terus meningkat, terutama disebabkan oleh semakin
berkembangnya jasa derivatif satelit. Tekanan pada masalah harga diperkirakan akan menurun
akibat meningkatnya permintaan. Jasa satelit menghasilkan Rp150,9 miliar atau 5,9% dari
pendapatan usaha jasa MIDI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
151
Layanan Internet
Emiten menyediakan jasa IP transit internasional bagi perusahaan ISP melalui sistem jaringan
kabel Jakabare dan SEA-ME-WE3 serta IP transit domestik melalui MPLS backbone Emiten.
Dedicated internet access services untuk pengguna akhir dan pelanggan korporat dilayani oleh
Emiten, IM2, dan Lintasarta. Sebagai bagian dari strategi Emiten untuk ekspansi bisnis Internet,
Emiten memanfaatkan aset infrastruktur Emiten melalui sambungan ke penyedia upstream Tier-1,
seperti AT&T, PCCW Global, STIX dan Tata, dan membentuk kerjasama bilateral dengan penyedia
jasa utama di regional dan penyedia konten dominan seperti Google dan Microsoft. Total kapasitas
backbone internasional Emiten 160 Gbps, dimana sebagian diantaranya untuk mendukung layanan
internet Emiten, dan dapat diupgrade hingga 640 Gbps. Untuk mengantisipasi meningkatnya
persaingan dalam bisnis internet, Emiten telah mengembangkan strategi untuk memperluas
bisnis Emiten dengan mengembangkan proses internet protocol backbone di daerah-daerah yang
memiliki potensi untuk berkembang, menempatkan jasa public hotspot, dan memperbaiki proses
bisnisnya. Sebagai tambahan, Emiten juga meluncurkan bisnis cloud computing pada Desember
2011 dengan menandatangani perjanjian joint-cooperation dengan PT Dimension Data Indonesia.
Lintasarta menawarkan kepada para pelanggan Internetnya dan layanan “LintasartaNet” untuk
pelanggan korporat. Dengan LintasartaNet, para pelanggan dapat mengakses informasi dari
berbagai penyelenggara konten di Indonesia dan di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan dapat
menggunakan LintasartaNet untuk promosi Internet, alokasi software dan komputer, kerjasama
usaha atau transaksi perdagangan domestik dan internasional. Emiten membukukan Rp165,0
miliar atau 6,4% dari pendapatan usaha konsolidasi jasa MIDI Emiten dari jasa Internet untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Layanan internet merepresentasikan Rp375,7 miliar atau 14,6% dari pendapatan usaha layanan
MIDI emiten untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
VSAT Net/IP dan VSAT Link.
Layanan VSAT Net/IP dan VSAT Link Lintasarta merupakan sistem data networking berbasis
satelit. VSAT Net/IP menghubungkan dan mengendalikan trafik data antar lokasi yang berjauhan,
yang dapat membangun
data secara cepat untuk para pelanggan jaringan yang trafiknya rendah sampai dengan menengah,
seperti di sektor jasa keuangan, transportasi, perdagangan dan distribusi. VSAT Link menyediakan
transmisi digital berbasis point-to-point untuk lokasi yang jauh oleh perusahaan dengan trafik
menengah sampai padat seperti pabrik, pertambangan dan industri jasa keuangan.
Pusat Pemulihan Bencana (Disaster Recovery Center – DRC) dan Pusat Data
Emiten menyediakan DRC dan Pusat Data melalui Emiten dan Lintasarta. Emiten menawarkan
co-location, rack, cage, power dan fasilitas pendukung lainnya sebagai layanan bernilai tambah
untuk para pelanggan korporasi Emiten. Emiten juga menyediakan layanan leased line backbone
atau domestik dari lokasi-lokasi DRC atau Pusat Data Emiten kepada kantor-kantor pusat para
pelanggan Emiten, sebagai bagian dari layanan telekomunikasi menyeluruh yang Emiten sediakan.
b. Pelanggan dan Pemasaran
Pelanggan layanan MIDI Emiten terutama adalah pelanggan korporat serta Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), walaupun Emiten juga memiliki pelanggan grosir dan ritel untuk layananlayanan tertentu, seperti jasa Internet. Kegiatan pemasaran untuk layanan MIDI meliputi pameran,
keikutsertaan dalam acara-acara tertentu, presentasi kelompok, seminar, pengiriman pos langsung,
promosi dengan mitra, program mempertahankan pelanggan dan iklan di publikasi dan media cetak.
Dengan situs Indosat Corporate Solutions Micro Emiten, Emiten menyediakan kemudahan akses
bagi para pelanggan korporasi dalam memperoleh informasi mengenai produk-produk Indosat
Corporate Solutions dan meningkatkan pengetahuan para pelanggan Emiten atas merek dagang
dan layanan Emiten. Masing-masing unit usaha berupaya mempertahankan hubungan pelanggan
152
melalui kegiatan seperti forum pengguna, seminar pelatihan, kunjungan dan pertemuan informal
dengan para pelanggan. Pada tahun 2011, Emiten juga berperan sebagai penyedia telekomunikasi
resmi untuk berbagai acara nasional dan internasional di Indonesia, termasuk Southeast Asian
Games XXVI, yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, the 19th ASEAN Summit,
diselenggarakan di Bali dan kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia di
tahun 2011.
Lintasarta berfokus pada perluasan pangsa pasarnya di segmen industri di luar kompetensi
utamanya yaitu di bidang perbankan dan keuangan, mengingat kemungkinan adanya konsolidasi
dan restrukturisasi industri-industri tersebut di Indonesia. Lintasarta sedang memperluas cakupan
geografis produk dan jasanya yang sudah ada dalam rangka menghadapi permintaan yang
meningkat atas infrastruktur telekomunikasi di wilayah terpencil sebagai dampak dari perkembangan
politik Indonesia, di antaranya pertumbuhan otonomi daerah.
Sebagai bagian dari strategi Emiten untuk mengkonsolidasi seluruh pelanggan Emiten di bawah
merek “Indosat” dalam rangka memudahkan pengenalan merek ke pasar, Emiten telah melakukan
re-brand terhadap layanan internet broadband Emiten. Sejak triwulan kedua 2011, Emiten mulai
memasarkan layanan internet broadband Emiten, serta layanan mobile broadband Emiten, di
bawah merek “Indosat Internet”.
Emiten mendukung para pelanggan Emiten melalui staf lokal, 24-hour help desk dan manajemen
jaringan real time terpadu. Pada bulan April 2000, Lintasarta memperoleh sertifikasi ISO 9002
untuk layanan frame relay, digital data network dan VSAT. Pada bulan Januari 2002, Emiten
memperoleh sertifikasi ISO 9001 untuk layanan frame relay, digital data network dan VSAT, yang
membuktikan komitmen Emiten terhadap kepuasan pelanggan dan peningkatan kualitas pelayanan
yang berkelanjutan. Sebagai hasilnya, Frontier dan majalah Marketing memberikan penghargaan
“Top Brand Award” untuk kategori ISP untuk tahun 2005 hingga 2010 dan ”Best Contact Center
Award” untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 kepada emiten. Sebagai bentuk apresiasi dari komitmen
Emiten terhadap kegiatan operasional yang unggul, pada bulan Juni 2010, Cable and Wireless
menganugerahi Emiten sebagai ”Mitra Terbaik” dalam kategori Pengelolaan dan Pencapaian
Operasional Unggul di Asia dalam Pertemuan Para Mitra Global Cable and Wireless di Singapura.
c. Struktur Tarif dan Harga
Para pelanggan berbagai layanan MIDI Emiten dikenakan biaya berdasarkan jenis produk dan
jasa yang disediakan, kapasitas yang disewakan kepada mereka, sektor industri mereka, lokasi
geografis dan lamanya kontrak jasa mereka dengan Emiten (yang umumnya berkisar satu sampai
tiga tahun). Tarif layanan ini biasanya meliputi komponen-komponen sebagai berikut: biaya instalasi
awal; biaya bulanan (berdasarkan lokasi dan kecepatan akses); biaya per transaksi (berdasarkan
volume, waktu dan/atau jarak yang dilalui untuk trafik jaringan); dan biaya-biaya jasa lainnya,
seperti konsultasi atau manajemen proyek.
Tarif sewa transponder satelit untuk penyewa internasional dinegosiasikan secara sendiri-sendiri
dengan pelanggan dan bergantung pada persediaan dan permintaan jasa di wilayah yang dicakup
oleh satelit Palapa-C2 dan Palapa-D Emiten. Biaya sewa untuk frekuensi C dan Ku Emiten ratarata mencapai US$0,92 juta per tahun untuk satu transponder penuh. Hampir semua pembayaran
sewa untuk luar negeri dilakukan setiap tiga bulan di muka dalam mata uang dolar A.S. dan mata
uang lainnya yang lazim digunakan.
d. Persaingan
Para penyelenggara jasa komunikasi data di Indonesia terutama bersaing dalam hal harga, ragam
jasa yang disediakan dan kualitas jasa pelanggan. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan
di antara para penyelenggara jasa komunikasi data semakin meningkat terutama karena
dikeluarkannya izin-izin baru sebagai dampak dari deregulasi di sektor industri telekomunikasi
Indonesia. Emiten perkirakan persaingan akan terus semakin ketat. Menurut Emiten pesaing utama
Emiten adalah Citra Sari Makmur, Tangara Mitracom, Satkomindo dan Primacom untuk jasa VSAT,
153
dan Telkom, XL, Icon+, dan Citra Sari Makmur untuk jasa sewa jaringan domestik serta Telkom,
XL dan untuk cakupan yang lebih kecil, Matrix Code System, PT Mora Telematika Indonesia
(“Moratel”) dan Icon+ sehubungan dengan jasa sewa jaringan international Emiten. Secara historis
Telkom telah menikmati dominasi untuk layanan MIDI, yang Emiten yakini sebagian di antaranya
disebabkan oleh cakupan wilayah yang luas, sementara Emiten telah menyediakan layanan untuk
segmen industri keuangan, minyak dan gas, serta pertambangan.
ISP di Indonesia bersaing pada dasar kualitas jaringan, harga dan jangkauan jaringan. Sehubungan
dengan Internet terkait dengan jasa nilai tambah, Emiten bersaing dengan Telkom dan ISP yang
telah ada seperti First Media, Biznet, CBN, Berca dan Indonet. Emiten juga menghadapi kompetisi
yang signifikan dari ISP baru yang izinnya disetujui oleh Menkominfo.
Dengan adanya permintaan pasar untuk bandwidth yang lebih besar dengan harga terjangkau,
banyak dari pemasok bandwidth sudah mulai melakukan investasi secara signifikan untuk
pembangunan, infrastruktur superior dengan teknologi baru, seperti teknologi “Dense Wavelength
Division Multiplexing” (DWDM). Teknologi DWDM menawarkan lebih banyak kapasitas bandwidth
dan kualitas layanan yang lebih baik dengan efisiensi biaya yang lebih baik. Permintaan pasar
ini juga memacu ekspansi dari layanan berbasis ethernet yang menawarkan layanan yang lebih
sederhana, harga yang terjangkau dan bandwidth yang lebar.
Industri bandwidth telah menghadapi tantangan baru dari munculnya operator baru dan ekspansi
dari operator yang ada, seperti Moratel dan Matrix Cable System, yang membangun kabel
internasional yang menghubungkan Indonesia dan Singapura pada tahun 2008. Pada Desember
2011, XL dan Moratel merampungkan Sistem Kabel Batam-Dumai-Malaka.
Perusahaan-perusahaan di sektor bisnis satelit terutama bersaing dalam hal cakupan wilayah,
kekuatan transponder, penawaran produk dan tarif. Umumnya, tarif layanan bergantung pada
kombinasi dari kekuatan dan cakupan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, persaingan di sektor
bisnis satelit di wilayah Asia-Pasifik semakin meningkat. Pengoperasian bisnis satelit terutama
meliputi sewa transponder untuk perusahaan penyiaran dan operator layanan VSAT, selular dan
SLI dan ISP. Emiten menghadapi persaingan dari penyelenggara jasa domestik dan asing di
masing-masing bidang ini. Dalam menyewakan transponder Emiten di satelit Palapa-D, Emiten
bersaing sangat ketat di Indonesia dengan Telkom dan PT Pasifik Satelit Nusantara (”Pasifik
Satelit Nusantara”). Pasifik Satelit Nusantara juga memiliki transponder pada Mabuhay Philippines
Satellite. Telkom saat ini mengoperasikan satelitnya sendiri (Telkom-1 dan Telkom-2) dan stasiun
bumi, terutama untuk menyediakan hubungan transmisi backbone untuk jaringannya. Telkom juga
menyewakan kapasitas transponder satelit dan menyediakan layanan stasiun bumi satelit uplinking
dan downlinking kepada para pengguna domestik dan internasional. Satelit swasta lainnya yang
menyediakan kebutuhan bagi perusahaan penyiaran dan berada dalam wilayah cakupan satelit
Palapa adalah AsiaSat-4, AsiaSat-3S, Apstar-5, Apstar-6, Chinasat 10/Sinosat 5 Chinasat 68,
,ThaiCom4, ThaiCom5, Measat-3 dan Measat-3a. APT Satellite yang mengoperasikan satelitsatelir Apstar, China Satellite Communication Co. Ltd yang mengoperasikan satelit-satelit Chinasat,
ThaiCom Public Company Ltd yang mengoperasikan satelit-satelit ThaiCom dan Measat Sdn.
Bhd yang mengoperasikan satelit-satelit Measat, juga bersaing secara langsung dengan Emiten
di dalam pasar regional Asia. Selain itu, dengan meningkatnya popularitas televisi Direct-ToHome atau DTH, bisnis satelit Emiten akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
diluncurkannya satelit-satelit regional yang baru dan berkemampuan tinggi. DTH adalah penerimaan
program satelit dengan piringan satelit/dish tersendiri yang ditempatkan pada masing-masing
rumah. Perusahaan penyiaran nasional berupaya memperoleh izin DTH agar dapat menyediakan
jasa penyiaran yang berskala nasional di Indonesia. Televisi DTH akan memungkinkan para
perusahaan penyiaran untuk menyalurkan isi program mereka tanpa menggunakan dukungan
jaringan telekomunikasi Emiten. Selain itu, karena popularitas DTH yang semakin bertambah,
Emiten menghadapi kemungkinan hilangnya pelanggan karena DTH menggunakan platform satelit
yang tidak Emiten sediakan.
154
3. Jasa Telekomunikasi Tetap
Jasa telekomunikasi tetap Emiten meliputi layanan sambungan langsung jarak jauh domestik dan
internasional serta jasa akses telepon tetap nirkabel. Untuk 31 Desember 2011, Emiten mencatat
pendapatan operasional sebesar Rp1.250,0 miliar dari jasa telekomunikasi tetap, yang mewakili 6,1%
dari total pendapatan usaha konsolidasi Emiten. Kecuali yang berhubungan dengan pembayaran selular,
pelanggan nirkabel tetap dan pelanggan jaringan tetap, Emiten tidak menerima pembayaran langsung
dari pengguna akhir jasa sambungan jarak jauh internasional. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 10,3% dari pendapatan usaha telekomunikasi tetap dihasilkan dari jumlah yang
diterima atau terpiutang dari Telkom dan penyedia layanan telekomunikasi domestik lainnya untuk
panggilan keluar, 64,4% dihasilkan dari pendapatan bersih dengan penyedia layanan telekomunikasi
luar negeri untuk panggilan keluar dan panggilan masuk dan sisanya 25,3% berasal dari layanan akses
nirkabel tetap, tagihan langsung untuk jasa-jasa spesifik, seperti calling card dan pelanggan jaringan
tetap untuk periode yang sama.
a. Layanan
1) Jasa Sambungan Langsung Jarak Jauh Internasional
Emiten menyediakan berbagai jasa telekomunikasi suara internasional dan jasa telekomunikasi
internasional baik switched maupun non-switched. Layanan switched memerlukan interkoneksi
dengan PSTN atau fasilitas milik operator selular lainnya; sedangkan layanan non-switched
dapat dilakukan melalui fasilitas transmisi Emiten tanpa perlu interkoneksi.
Melalui layanan jasa sambungan internasional Emiten, saat ini Emiten menawarkan layanan
SLI premium melalui kode akses “001” dan “008”. Layanan SLI premium Emiten dapat diakses
dari seluruh operator di Indonesia. Emiten juga menawarkan diskon atas layanan VoIP dengan
nama “FlatCall 01016”, yang menawarkan tarif diskon negara tujuan top tertentu, dan hanya
tersedia bagi pelanggan Emiten. Pada tahun 2011, sekitar 22% dari sambungan keluar
internasional jarak jauh (termasuk panggilan yang ditempatkan melalui “FlatCall 01016”)
berasal dari daerah Jawa Timur, diikuti oleh 18% dari Jawa Barat, dan 14% berasal dari
Jakarta dan sekitarnya.
Sambungan keluar internasional jarak jauh Emiten disalurkan melalui tiga dari enam sentral
gerbang internasional Emiten. Dari gerbang ini, layanan sambungan langsung jarak jauh
internasional akan ditransfer via kabel laut berdasarkan program routing yang telah ditetapkan,
yang dikembangkan berdasarkan kolaborasi dengan para operator telekomunikasi asing.
Operator asing yang menerima panggilan melalui sentral gerbang internasional bertanggung
jawab untuk mengakhiri panggilan kepada penerima panggilan. Demikian pula, panggilan
internasional jarak jauh yang diterima oleh sentral gerbang internasional Emiten dialihkan
dari sentral gerbang internasional menuju tujuan mereka di dalam negeri melalui jaringan
lokal Telkom, jaringan selular, jaringan tetap lokal atau operator selular lainnya dimana
Emiten memiliki perjanjian interkoneksinya. Pada 2010, Emiten mulai menawarkan layanan
interkoneksi kepada operator asing dimana Emiten mengarahkan lalu lintas panggilan yang
berasal dan diputus melalui gerbang internasional Emiten. Lalu lintas ini berkontribusi atas
2,6% dan 7,5% dari jumlah menit masuk yang dibayarkan masing-masing untuk 2010 dan
2011.
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, pendapatan Emiten yang berasal dari
jasa sambungan jarak jauh internasional adalah sebesar Rp934,0 milliar.
155
Tabel berikut ini memuat data operasional tertentu dari jasa layanan sambungan internasional
langsung untuk periode berikut:
(dalam ribuan menit, kecuali persentase perubahan)
Keterangan
2011
%
perubahan
31 Desember
2010
%
perubahan
menit
2009
%
perubahan
menit
menit
Jumlah menit masuk yang
1.991,7
15,5
1.723,9
10,6
1.558,5
-1,5
dibayarkan(1)
Jumlah menit keluar yang
dibayarkan
445,3
-3,8
463,0
-7,8
502,0
5,9
Jumlah menit masuk dan
2.437,0
11,4
2.186,9
6,1
2,060.5
0.2
keluar yang dibayarkan(1)
Rasio lalu lintas masuk
terhadap lalu lintas
keluar
4,5
3,7
3,1
Sumber: Emiten
Catatan:
(1) Untuk tahun 2010 dan 2011, Emiten telah memperhitungkan lalu lintas yang layanan interkoneksi internasionalnya
dilayani oleh Emiten sebagai lalu lintas internasional yang masuk; sebelum tahun 2010, Emiten mengeluarkan
lalu lintas ini dari perhitungan lalu lintas masuk internasional. Lalu lintas ini berkontribusi untuk 45,2 dan 149,3
menit masuk yang dibayarkan untuk masing-masing tahun 2010 dan 2011.
Selama tahun 2009, 2010 dan 2011, sambungan keluar internasional Emiten yang diukur
berdasarkan jumlah menit yang dibayarkan meningkat sebesar 5,9%, menurun sebesar 7,8%,
dan menurun sebesar 3,8%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan panggilan
masuk internasional yang diukur berdasarkan jumlah menit yang dibayarkan menurun sebesar
1,5% pada tahun 2009, meningkat sebesar 10,6% pada tahun 2010, dan meningkat sebesar
15,5% pada tahun 2011. Panggilan masuk dan keluar yang dikombinasikan, juga diukur
berdasarkan jumlah menit yang dibayarkan, masing-masing meningkat sebesar 0,2%, 6,1%
dan 11,4% selama tahun 2009, 2010 dan 2011. Emiten percaya pertumbuhan yang lebih kuat
di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh strategi
bisnis agresif Emiten yang menekankan volume penjualan berbasis volume. Emiten percaya
bahwa meningkatnya kompetisi dari Telkom dan operator VoIP, beberapa di antaranya tidak
mempunyai izin, untuk selanjutnya dapat mempengaruhi kegiatan usaha Emiten di masa
depan.
2) Layanan Akses Telepon Tetap Nirkabel
Emiten meluncurkan jasa akses telepon nirkabel tetap Emiten di tahun 2004 untuk
mengembangkan bisnis telekomunikasi tetap Emiten dan untuk memperluas layanan selular
Emiten. Dengan menggunakan teknologi CDMA 2000 1x, jasa telepon tetap nirkabel Emiten
menawarkan alternatif yang lebih ekonomis bagi pelanggan yang memerlukan pergerakan
terbatas. Per tanggal 31 Desember 2011, layanan akses telepon tetap nirkabel Emiten,
“StarOne,” memiliki total basis pelanggan sebanyak 228.884 dengan 53.105 pelanggan pasca
bayar dan 175.779 pelanggan prabayar.
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, pendapatan yang berasal dari layanan
akses telepon tetap nirkabel sebesar Rp192,8 milliar. Pada tanggal 12 Desember 2006,
Pemerintah memberikan izin untuk dua saluran layanan akses telepon tetap nirkabel berskala
nasional pada frekuensi 800MHz. Izin ini menggantikan izin akses telepon tetap nirkabel
1900MHz Emiten yang lama dan pada akhir tahun 2007 Emiten melakukan migrasi frekuensi
CDMA dari 1900MHz ke frekuensi baru 800MHz di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Layanan
StarOne tersedia di 82 kota per tanggal 31 Desember 2011.
156
3) Sambungan Lokal dan Sambungan Langsung Jarak Jauh Domestik
Emiten telah meluncurkan sambungan lokal dan sambungan langsung jarak jauh domestik dari
titik akses Emiten seperti “StarOne” dan ”INDOSAT phone” di bulan Oktober 2005. Emiten saat
ini telah memiliki cakupan sambungan lokal dan sambungan langsung jarak jauh domestik di
152 kota besar di Indonesia.
b. Pelanggan dan Pemasaran
Pelanggan utama dari jasa telekomunikasi tetap Emiten adalah pelanggan korporat, selular,
pelanggan telekomunikasi tetap dan pelanggan akses telepon tetap nirkabel Emiten, serta
pelanggan dari operator telekomunikasi lainnya.
Emiten mempekerjakan tim penjualan yang kuat, yaitu kelompok penjual yang memfokuskan pada
500 pelanggan terbesar Emiten, termasuk hotel, pelanggan korporat besar, kantor pemerintahan
dan kedutaan. Emiten juga mengimplementasikan program loyalitas pelanggan, yang memberikan
insentif kepada pelanggan reguler. Selain itu, Emiten berusaha untuk memperluas basis pelanggan
Emiten dengan melakukan kerjasama promosi dengan perusahaan telekomunikasi internasional
lainnya untuk mempromosikan layanan Emiten. Emiten berusaha untuk memberikan layanan yang
berkualitas tinggi yang dapat memaksimalkan kepuasan pelanggan.
Emiten telah melakukan berbagai inisiatif pemasaran untuk meningkatkan layanan untuk
pelanggan telekomunikasi tetap Emiten. Strategi pemasaran Emiten berfokus pada memperluas
pangsa pasar sementara tetap mempertahankan pelanggan Emiten melalui inisiatif bundling dan
menetapkan komitmen volume untuk lalu lintas masuk dari operator telekomunikasi asing. Emiten
selalu melakukan kampanye iklan nasional melalui media televisi, surat kabar, majalah, website
dan radio untuk meningkatkan kesadaran merek diantara pelanggan bisnis dan ritel. Emiten juga
mengoperasikan 8 lokasi kantor penjualan regional di seluruh Indonesia.
Emiten memiliki database informasi pelanggan, sehingga Emiten dapat menganalisa preferensi
konsumen dan pola penggunaan dan merancang pola pemasaran dan produk. Emiten melakukan
riset pasar sendiri dan juga bekerja sama dengan konsultan untuk melakukan riset yang lebih luas
pada perilaku dan kebutuhan pelanggan.
c. Struktur Tarif, Kewajiban Pelayanan Universal dan Harga
1)Tarif
Sebelum tahun 2008, Menkominfo menetapkan tarif untuk jasa telekomunikasi tetap, yang
berdasarkan pada pembagian untuk seluruh tujuan ke dalam enam zona. Pada tanggal 30
April 2008, Menkominfo menetapkan rumusan tarif untuk layanan-layanan dasar pada jaringan
tetap dan mengharuskan operator untuk menghitung harga menggunakan rumus berbasisbiaya, yang kemudian diserahkan kepada Pemerintah untuk memperoleh persetujuan. Namun,
tarif jarak jauh internasional Emiten tidak mengalami perubahan, dan dengan demikian Emiten
berniat untuk tetap memakai tarif jarak-jauh internasional berdasarkan peraturan sebelumnya
yang mendasarkan tarif pada enam zona untuk tujuan panggilan.
Penyediaan layanan sambungan jarak jauh di antara dua negara biasanya diadakan antara
para penyelenggara telekomunikasi secara bilateral. Emiten biasanya menerapkan sistem
harga berbasis tingkat terminasi pasar, yaitu Emiten setuju untuk menggunakan tarif harga
asimetris untuk panggilan masuk dan keluar. Emiten memiliki sambungan langsung dengan 56
operator telekomunikasi asing di 30 negara. Perjanjian Emiten dengan para penyelenggara ini
menetapkan ketentuan pembayaran dari Emiten kepada operator telekomunikasi asing dalam
rangka penggunaaan fasilitas mereka dalam menghubungkan layanan jarak jauh internasional
yang ditagih di Indonesia dan oleh operator telekomunikasi asing kepada Emiten dalam rangka
157
penggunaan fasilitas (dan jaringan lokal Indonesia) sehubungan dengan layanan internasional
jarak jauh yang akan ditagih di luar negeri. Praktek diantara penyelenggara telekomunikasi ini
adalah untuk tagihan yang telah jatuh tempo sehubungan dengan penggunaan jaringan luar
negeri akan dicatat, ditagihkan dan diteruskan oleh penyelenggara operator telekomunikasi dari
negara dimana panggilan tersebut ditagih. Berdasarkan harga yang dinegosiasikan dengan
setiap operator telekomunikasi asing, Emiten melakukan pembayaran kepada penyelenggara
lalu lintas panggilan keluar yang ditagih di Indonesia, dan Emiten menerima pembayaran
dari penyelenggara tersebut untuk lalu lintas panggilan masuk yang ditagih di luar wilayah
Indonesia. Penyelesaian pembayaran diantara penyelenggara biasanya dilakukan secara
triwulan dengan metode net-basis. Koresponden penyelenggara terbesar Emiten berlokasi di
Malaysia, Singapura, Taiwan, Timur Tengah dan Hong Kong.
Para penyelenggara layanan VoIP dapat menentukan biaya penagihan mereka sendiri, dan
masing-masing penyelenggara harus bernegosiasi dengan penyelenggara jaringan yang
terkait untuk biaya interkoneksi. Emiten telah menandatangani perjanjian dengan Telkom
untuk menjadi penyedia jaringan Emiten untuk sambungan VoIP.
2) Interkoneksi dengan Jaringan Domestik
Meskipun Emiten menyediakan sentral gerbang internasional untuk sambungan telepon
keluar dari dan telepon masuk ke Indonesia, semua layanan sambungan langsung jarak jauh
internasional, kecuali layanan transit internasional, harus berakhir pada salah satu jaringan
telepon tetap domestik atau selular. Menkominfo telah menetapkan biaya interkoneksi untuk
layanan sambungan langsung jarak jauh internasional yang melewati jaringan telepon tetap
domestik dan akses jaringan tetap nirkabel. Emiten memiliki perjanjian interkoneksi terpisah,
yang mencerminkan tarif-tarif ini, dengan para penyelenggara yang berinterkoneksi secara
langsung dengan sentral gerbang internasional Emiten.
3) Kewajiban Pelayanan Universal (Universal Service Obligations)
Pemerintah menetapkan tarif Kewajiban Pelayanan Universal (“USO”), yang sejak tahun 2005
hingga 2009 adalah 0,75% dari pendapatan kotor tahunan dikurangi dari biaya interkoneksi
yang dibayarkan kepada penyelenggara telekomunikasi lainnya dan piutang ragu-ragu. Pada
Januari 2009, Pemerintah meningkatkan tarif USO dari 0,75% dari pendapatan kotor tahunan
menjadi 1,25% dari pendapatan kotor tahunan (setelah dikurangi beban-beban interkoneksi
dan hutang-hutang dengan kinerja buruk).
d. Tagihan Pelanggan dan Biaya Interkoneksi
Para operator domestik melakukan proses penagihan dan penerimaan dari panggilan internasional
jarak jauh yang dilakukan melalui jaringan domestik. Operator domestik akan memotong biaya
interkoneksi yang terhutang kepadanya dari jumlah uang yang diperoleh dan membayar sisanya
(tanpa bunga) dalam mata uang Rupiah kepada Emiten dalam waktu paling lambat 25 hari setelah
perolehan pembayaran dari pelanggan di Indonesia. Siklus perolehan pembayaran untuk sebagian
besar operator domestik adalah sekitar 30 hari. Emiten bertanggung jawab atas penerbitan dan
pengiriman informasi tagihan kepada para operator domestik, melalui modul yang dikenal sebagai
layanan System Online Clearing Interconnection, pada tanggal 12 setiap bulannya, yang kemudian
ditagihkan oleh operator domestik kira-kira lima hari setelah penerimaan dari Emiten, hal ini
menjadikan siklus perolehan pembayaran Emiten menjadi kurang lebih 50 sampai dengan 80 hari.
Untuk keperluan laporan keuangan, Emiten membukukan pendapatan per bulanan berdasarkan
catatan trafik Emiten sendiri. Emiten melakukan penagihan kepada operator selular dalam negeri
pada pertengahan bulan berikutnya dan mewajibkan pembayaran pada akhir bulan. Oleh sebab
itu, siklus penagihan yang normal untuk operator selular domestik adalah kurang lebih 20 sampai
dengan 60 hari.
158
Emiten mengirimkan tagihan interkoneksi kepada operator yang relevan untuk panggilan yang
masuk pada jaringan domestik. Emiten umumnya menagih biaya tersebut dalam waktu 20 sampai
dengan 60 hari dengan melakukan off-set terhadap piutang dari panggilan keluar. Pembayaran
dari operator telekomunikasi asing biasanya dilakukan dalam mata uang dolar AS, yang akan
didepositokan di Indonesia, dan jumlah yang mewakili pembayaran interkoneksi yang dibayarkan
kepada Emiten melalui jaringan operator domestik dibayarkan dalam mata uang Rupiah.
Pemakaian pelanggan atas layanan jaringan tetap nirkabel dan sambungan domestik jarak jauh
dihitung dari awal bulan sampai dengan akhir bulan. Penagihan kepada pelanggan dilakukan
dari awal bulan berikutnya dan diselesaikan pada tanggal kelima dari bulan yang bersangkutan.
Laporan tagihan diterima oleh pelanggan tidak lebih dari tanggal sepuluh tiap bulannya dan
pembayarannya akan jatuh tempo pada tanggal dua puluh setiap bulannya. Untuk layanan akses
tetap nirkabel, Emiten memblokir pelanggan untuk melakukan panggilan apabila mereka belum
melakukan pembayaran dari tagihan yang jatuh tempo pada tanggal dua puluh setiap bulannya.
Emiten memblokir pelanggan untuk melakukan atau menerima panggilan selama empat puluh hari
setelah tanggal penagihan apabila mereka belum melunasi tagihannya. Emiten akan memutuskan
layanan dan menghapuskan akun secara permanen untuk pelanggan dengan tagihan yang telah
melewati enam puluh hari sejak hari pertama diterbitkannya tagihan. Untuk layanan domestik jarak
jauh, Emiten akan memblokir pelanggan untuk melakukan panggilan di akhir bulan apabila mereka
belum membayar tagihannya. Untuk pelanggan yang belum melakukan pembayaran tagihan
yang telah jatuh tempo di bulan kedua, Emiten akan memblokir pelanggan untuk melakukan
atau menerima panggilan. Emiten akan memutuskan layanan dan menghapuskan akun secara
permanen untuk pelanggan dengan tagihan yang telah melewati sembilan puluh hari dari hari
pertama diterbitkannya tagihan.
e. Persaingan
Emiten bukan lagi satu-satunya penyedia resmi jasa sambungan SLI tradisional (i.e., non VoIP) di
Indonesia. Menkominfo telah memberikan izin operasional untuk menyediakan jasa sambungan SLI
kepada Telkom, termasuk hak untuk menggunakan kode akses SLI ”007” untuk memasuki pasar
sambungan internasional jarak-jauh, dan Bakrie Telecom. Pemerintah juga menerbitkan izin-izin
baru untuk penggunaan layanan SLI untuk operator telekomunikasi lain, yang akan meningkatkan
persaingan. Selain itu, Telkom tidak lagi melakukan monopoli untuk jasa layanan SLJJ. Pasar
SLI tradisional telah menjadi semakin kompetitif dengan adanya kenaikan penggunakan teknologi
VoIP. Bisnis VoIP Emiten telah meningkat secara signifikan dari 442,4 juta menit, 411,7 juta menit,
dan 396,1 menit masing-masing pada tahun 2009, 2010, dan 2011.
Pada bulan April 2008, Emiten dan Telkom sepakat untuk membuka akses SLJJ dari pelanggan
Emiten di Balikpapan, dimana pelanggan jaringan tetap Telkom dapat menggunakan ”011”
untuk mengakses jaringan SLJJ Emiten sementara pelanggan jaringan tetap lokal Emiten dapat
menggunakan ”017” untuk mengakses jaringan Telkom. Selain itu, pada tahun 2008, Bakrie
Telecom telah memperoleh izin baru sebagai penyelenggara SLJJ. Pembukaan akses SLJJ
diantara para kompetitor dan dimulainya kegiatan usaha oleh penyelenggara SLJJ baru diharapkan
dapat meningkatkan persaingan dengan memberikan pilihan yang lebih banyak kepada pelanggan
untuk layanan SLJJ.
Emiten juga menghadapi persaingan dari penyedia layanan akses tetap nirkabel lainnya. Pada Mei
2003, Telkom memperkenalkan TelkomFlexi, sebuah layanan CDMA 2000 1x di daerah Jakarta.
Saat ini, Telkom telah menyediakan layanan ini secara nasional. Telkom menawarkan layanan ini
sebagai layanan FWA, namun layanan ini telah memperluas mobilitasnya dan menambahkan fitur
tambahan yang sama dengan pelanggan selular. Setelah mendapatkan permintaan dari industri
asosiasi, BRTI mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan daerah layanan jaringan FWA
harus dibatasi untuk daerah yang sama dengan salah satu kode area layanan jaringan tetap lokal.
Oleh karena itu, layanan FWA dilarang untuk memperluas layanan roamingnya ke kode area
159
lainnya, tapi operator CDMA masih dapat memliki kemampuan untuk mendapatkan hasil yang
serupa dengan memberikan pelanggannya nomor baru saat mereka pergi ke kota lain. Telkom,
Bakrie Telecom dan Smartfren, juga telah diberikan izin baru untuk layanan akses tetap nirkabel
secara nasional, yang meningkatkan persaingan lebih lanjut di dalam segmen ini.
C. FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR
Berikut ini adalah pembahasan mengenai jaringan selular, jaringan telekomunikasi tetap (termasuk
jaringan SLI), serta fasilitas dan infrastruktur komunikasi lainnya milik Emiten, termasuk milik anak
perusahaan utama Emiten yang beroperasi.
1. Jaringan Telepon Selular
Komponen-komponen utama dari jaringan selular Emiten adalah sebagai berikut:
•
•
•
•
base transceiver/Node B stations: terdiri dari transmitter dan receiver dan berfungsi sebagai
jembatan antara para pengguna selular dalam satu cell dan mobile switching centers melalui
base station controllers dan radionetwork controllers;
base station controllers/radio network controllers: merupakan alat untuk menghubungkan ke
dan mengendalikan base station dalam setiap cell site;
mobile switching centers: pusat yang mengendalikan base station controllers dan yang
melakukan routing sambungan telepon; dan
transmission lines: sambungan yang menghubungkan mobile switching centers, base station
controllers, base stations dan PSTN.
Jaringan selular Emiten saat ini beroperasi dengan menggunakan bandwidth frekuensi radio 10
MHz x 2 uplink dan downlink pada spektrum 900 GSM, bandwidth frekuensi 20MHz x 2 uplink
dan downlink pada spektrum 1800 DCS dan 10MHz x 2 uplink dan downlink pada spektrum IMT2000. Berikut adalah tabel yang memuat beberapa informasi mengenai jaringan selular Emiten per
tanggal-tanggal yang disebutkan:
Keterangan
2011
15.816
3.437
19.253
302
75
51
79
Base Transceiver Stations
Node B Stations (3G BTS)(
Jumlah BTS (termasuk 2G dan 3G)
Base Station Controller
Mobile Switching Centers
Radio Network Controllers
Media Gateway
31 Desember
2010
2009
15.216
14.385
2.892
1.968
18.108
16.353
330
315
87
95
34
20
79
73
2008
12.237
1.425
13.662
265
73
14
40
2007
9.324
800
10.124
226
56
12
24
Sumber: Emiten
Emiten membeli peralatan telekomunikasi selular Emiten terutama dari pemasok Eropa dan Cina.
Jaringan Emiten adalah sebuah sistem terintegrasi yang menggunakan peralatan switching, cell
site, dan jaringan transmisi point-to-point microwave radio. Sebagian besar dari cell site dan basis
stasiun radio Emiten berlokasi di atau pada gedung atau di lahan kosong, yang Emiten miliki, atau
yang sewanya telah dinegosiasikan oleh Emiten dengan jangka waktu yang bervariasi dari lima
hingga 20 tahun.
Sebagai hasil pengoperasian tiga jaringan lama yang menggunakan peralatan dari berbagai
pemasok, pengeluaran barang modal Emiten secara historis pernah lebih tinggi dibandingkan
apabila Emiten mengoperasikan suatu jaringan dengan pemasok yang lebih sedikit. Sejak tahun
2009, sebagai bagian dari strategi pengaturan fungsional Emiten, Emiten mulai merasionalisasikan
pengeluaran barang modal dan rencana pengadaan Emiten melalui komite investasi Emiten yang
baru dibentuk. Emiten telah memfokuskan pengadaan Emiten pada jumlah pemasok yang lebih
sedikit dan telah mengadopsi sebuah pendekatan perjanjian utama (framework agreement) dengan
para pemasok tersebut, yang Emiten percaya akan meningkatkan efisiensi program pengeluaran
barang modal Emiten secara signifikan.
160
Pada tanggal 8 Februari 2012, Emiten menandatangani dokumen transaksi dengan PT Tower
Bersama Infrastructure Tbk. (“TBIG”) dan anak perusahaannya PT Solusi Menara Indonesia
(bersama-sama, “Tower Bersama”) untuk penjualan dan penyewaan kembali 2.500 menara,
yaitu sekitar 25% dari aset menara yang telah ada, dengan total potensi transaksi US$519,0 juta,
yang terdiri atas upfront consideration kas sebesar US$406,0 juta dan saham TBIG serta potensi
pembayaran ditangguhkan maksimum US$113,0 juta.
Menurut ketentuan transaksi tersebut, Emiten akan menyewa menara yang dijual untuk minimum
periode 10 tahun dengan harga tetap yang sesuai dengan harga pasar. Dengan mengalihkan
kepemilikan menara tersebut, Emiten meyakini akan menghemat pengeluaran barang modal
dan belanja operasional yang signifikan dan berkelanjutan. Selain itu, Emiten telah menyepakati
ketentuan sewa menyewa yang menguntungkan yang sesuai dengan posisi Emiten sebagai
anchor tenant TBIG yang dapat memberikan nilai tambah yang berarti untuk Emiten dalam bentuk
realisasi penghematan selama masa sewa. Hasil dana dari transaksi tersebut akan diaplikasikan
untuk pembayaran kembali hutang berjalan, investasi modal yang sedang berjalan dan kebutuhan
umum perusahaan. Penyelesaian transaksi bergantung pada berbagai persetujuan termasuk dari
beberapa pemegang obligasi Emiten dan pemegang saham serta kreditur TBIG.
Transaksi ini membentuk sebagian dari strategi Emiten untuk menghasilkan atau menaikkan
produktivitas aset non-inti dan Emiten terus mempertimbangkan berbagai pilihan sehubungan
dengan operasional, kepemilikan, dan penggunaan dari aset-aset menara Emiten yang Emiten
percaya dapat mengoptimalkan nilai dari aset-aset tersebut.
2. Jaringan Telepon Tetap
Emiten telah membangun jaringan telekomunikasi telepon tetap yang terdiri dari enam sentral
gerbang internasional yang didukung oleh sirkit satelit, kabel laut dan transmisi microwave. Pada
akhir tahun 2010, Emiten menyediakan jasa telepon tetap nirkabel di 82 kota di Indonesia.
a. Sentral Gerbang Internasional
Untuk bisnis sambungan langsung jarak jauh internasional, Emiten mengoperasikannya
dengan menggunakan enam gerbang, empat gerbang di Jakarta, dan dua gerbang di
Surabaya, yang menyediakan seluruh koneksi untuk layanan Emiten ke jaringan sambungan
langsung jarak jauh internasional Emiten. Emiten membeli perangkat gateway-switching dari
Lucent Technologies, Inc. (yang telah bergabung dengan Alcatel) dan Siemens.
Per tanggal 31 Desember 2011, Emiten memiliki kapasitas bandwidth internasional sebesar
2.500 Mbps untuk suara dan 22.400 Mbps untuk transmisi data. Seluruh tujuan Emiten terkoneksi
secara digital. Bandwidth yang tersedia untuk Emiten jauh lebih banyak dari kapasitas yang
digunakan sehingga dapat mengakomodasi pertumbuhan trafik di masa mendatang. Emiten
memiliki kebijakan untuk mempertahankan rata-rata penggunaan kurang dari 80,0% dari
kapasitas untuk dapat mengakomodasi peningkatan penggunaan pada jam sibuk.
Setiap sentral gerbang internasional berhubungan dengan sentral gerbang internasional
lainnya, sehingga setiap sambungan telepon mempunyai beberapa pilihan routing dan
menyediakan sistem dengan kemampuan back-up apabila terjadi kerusakan perangkat atau
kesibukan yang luar biasa pada salah satu gateway. Emiten telah menempatkan perangkat
interkoneksi di beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Telkom dan beberapa operator selular
lainnya untuk menghubungkan jaringan sambungan langsung jarak jauh internasional Emiten
ke jaringan telekomunikasi domestik.
Transmisi suara dan data secara internasional antar sentral gerbang internasional terjadi
melalui sirkit satelit atau kabel laut. Sirkit satelit tidak terpengaruh oleh jarak dan menyediakan
jasa penyiaran yang membuatnya bersifat fleksibel sehubungan dengan tujuan sambungan
telepon. Kabel laut, terutama kabel serat optik digital, dapat memberikan layanan berkualitas
tinggi yang lebih murah. Akan tetapi, biaya kabel akan meningkat seiring dengan jauhnya jarak
dan tujuannya harus tetap.
161
Sirkit satelit dapat terpengaruh oleh kondisi atmosfer, sedangkan kabel laut dapat rusak akibat
ulah manusia atau alam. Secara umum, Emiten menggunakan kabel laut dengan cable-to-cable
backup untuk sambungan jarak menengah di Asia dan satellite links backup untuk transmisi
yang berjarak lebih jauh. Emiten menggunakan link microwave dan serat optik untuk koneksi
antara gateway dan stasiun bumi, dan untuk gateway Batam yang memiliki microwave links ke
Singapura. Emiten memiliki kebijakan untuk mempertahankan 100% redundancy untuk semua
sambungan jarak jauh internasional Emiten (yang mungkin membutuhkan routing melalui
negara ketiga) dalam upaya memberikan layanan berkualitas tinggi kepada para pelanggan
Emiten.
b. Kabel Laut
Emiten memiliki hak kepemilikan di dalam dan akses ke kapasitas kabel laut yang
menghubungkan wilayah Asia-Pasifik, Afrika Utara dan Eropa, dan yang menghubungkan
wilayah Asia-Pasifik dengan Amerika Utara. Tabel berikut ini memuat cakupan geografis, umur
dan kapasitas yang dialokasikan dari jaringan kabel Emiten, per tanggal 31 Desember 2011:
Jaringan Kabel
Bawah Laut
APCN-2
SEA-ME-WE3
China-US
Asia America Gateway
Jakabare
Jakabare
Jakabare
Jakabare
Jakasusi
Jakasusi
Jasutra
Jakarta-Surabaya
TOTAL
Cakupan Geografis
(berdasarkan Negara)
Cina, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong,
Korea Selatan, dan Taiwan
Australia, Austria, Belgia, Brunei, Kanada, Cina, Mesir,
Perancis, Jerman, Yunani, Hong Kong, India, Iran, Italia,
Jepang, Macau, Malaysia, Myanmar, Belanda, Oman,
Pakistan, Portugal, Arab Saudi, Qatar, Singapura, Korea
Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Turki, Uni
Emirat Arab, Amerika Serikat dan Inggris
Cina, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat
Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei, Hongkong,
Filipina dan Amerika Serikat
Jawa - Singapura
Jawa - Kalimantan
Kalimantan – Batam
Batam - Singapura
Jawa - Kalimantan
Kalimantan - Sulawesi
Jawa, Sumatera (Indonesia)
Jawa (Indonesia)
Kapasitas
(Mbps)
310,00
107.673,60
1.414,00
2.790,00
80,000,00
80,000,00
80,000,00
80,000,00
80,000,00
40.000,00
120.000,00
50.000,00
722.187,60
Untuk mendukung pengoperasian jaringan Emiten di Surabaya, Emiten telah mengoperasikan
kabel laut serat optik yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya sejak bulan Januari 1997.
Link ini meningkatkan keandalan jaringan dan kualitas layanan Emiten di wilayah Surabaya.
Emiten, bersama dengan Telecommunication Company of Iran (“TCI”), merupakan bagian
dari lebih dari 80 perusahaan lainnya yang mempunyai kepemilikan dan akses kapasitas atas
kabel bawah laut SEA-ME-WE 3. Kepemilikan Emiten di dalam kabel bawah laut SEA-MEWE 3 tersebut adalah sebesar sekitar 3,4%, sementara kepemilikan TCI atas kabel bawah
laut SEA-ME-WE 3 tersebut adalah sebesar sekitar 0,3%. Kabel bawah laut SEA-ME-WE 3
tersebut tidak memiliki titik pendaratan di Iran. Sambungan di Iran dilakukan melalui sistem
kabel bawah laut UEA-Iran yang berujung di Stasiun Pendaratan Kabel Fujairah (UEA).
3. Fasilitas Komunikasi Lainnya
Sistem komunikasi Satelit Palapa-C2 dan Palapa-D Emiten dan kabel serat optik yang terhubung
dengan pusat komersial utama serta daerah padat di Indonesia digunakan dalam pengadaan
layanan MIDI Emiten dan untuk backhaul selular.
162
a. Sistem Komunikasi Satelit
Sistem komunikasi satelit digunakan untuk berbagai hal bergantung pada fitur seperti
jelajah, atau cakupan wilayah; kekuatan transponder (biasanya dinyatakan dalam dBW) dan
bandwidth transponder. Bandwidth transponder, yang dinyatakan dalam megahertz, berbeda
antara C-band dan Ku-band transponder. C-band digunakan di seluruh dunia sebagai standar
komunikasi satelit untuk mengirim sinyal dengan gangguan atmosfir yang minim. C-band
memberikan cakupan yang sangat luas meliputi sebagian besar benua Asia, yang membuatnya
menjadi sangat populer untuk diaplikasikan seperti untuk penyiaran televisi. Sedangkan Kuband transponder beroperasi dengan frekuensi berkisar 11-14 gigahertz. Meskipun frekuensi
Ku-band lebih rentan terhadap gangguan kelembaban dan pengikisan oleh hujan daripada
frekuensi C-band, Ku-band lebih cocok untuk aplikasi IP VSAT yang mencakup aplikasi antena
yang sangat kecil. Ku-band umumnya digunakan untuk tujuan yang sama seperti halnya dengan
C-band, dan juga untuk satellite news gathering (truck-mounted antennas) dan beberapa
aplikasi VSAT. Ku-band terutama digunakan di wilayah yang banyak memakai sistem groundbased microwave. Untuk mengkompensasi atas hilangnya kekuatan sinyal akibat gangguan
kelembaban dan pengikisan oleh hujan, transponder Kuband umumnya mempunyai kekuatan
yang lebih besar dibandingkan transponder C-band dan cakupan layanan yang lebih kecil.
Pada tanggal 31 Agustus 2009, Emiten meluncurkan satelit baru, Palapa-D, untuk menggantikan
Palapa-C2 pada orbital slot 113E, yang secara signifikan akan meningkatkan kapasitas
transponder Emiten dan memberikan cakupan satelit yang lebih luas. Meningkatnya kapasitas
transponder Satelit Palapa-D Emiten memungkinkan Emiten untuk memenuhi persyaratan
satelit transponder Emiten sendiri serta satelit transponder pelanggan yang menyewa kapasitas
transponder dari Emiten. Oleh karena itu per tanggal 31 Desember 2011, sekitar 73,6% dari
kapasitas standard C-Band transponder Palapa-D, 41,2% dari kapasitas Ext. C transponder
dan 85,6& dari kapasitas Ku-Band transponder disewakan kepada pihak ketiga. Per tanggal
31 Desember 2011, Emiten menggunakan 9,1% dari Standard C-Band transponder Palapa-D
dan 54,5% dari kapasitas Extended C-Band untuk memenuhi persyaratan bandwidth dan sisa
17,3% dari kapasitas Standard C-Band transponder, 4,3% kapasitas Extended C-Band, dan
kapasitas 14,4% Ku-Band transponder tersedia untuk disewakan.
Setelah transfer trafik yang berhasil dilakukan dari Palapa-C2 ke Palapa-D pada awal bulan
November 2009, Palapa-C2 berpindah ke orbital slot 150.5E.L dan beroperasi pada inclined
orbit yang membawa cellular backhaul Emiten hingga kira-kira Maret 2014. Per tanggal 31
Desember 2011, Emiten menggunakan 57,85% dari kapasitas Palapa-C2 Standard C-Band
transponder untuk memenuhi kebutuhan bandwidth, dimana 12,5% dari kapasitas disewakan
ke pihak ketiga dan sisanya sebesar 29,7% dari kapasitasnya tersedia untuk disewakan.
Satelit Palapa-D memiliki sebelas extended C-band transponder dengan frekuensi
36-megahertz, serta 24 standar C-band transponder dengan frekuensi 36-megahertz dan lima
Ku-band transponder dengan frekuensi 36-megahertz yang sepenuhnya dimiliki oleh Emiten.
Kekuatan maksimum dari masing-masing C-band dan Ku-band transponder adalah 43 dan
53 dBW. Satelit Palapa-D menyediakan cakupan C-band ke hampir seluruh wilayah Asia
yang membentang dari Arabian Peninsula sampai Jepang dan dari Cina sampai Selandia
Baru, termasuk Australia bagian tengah dan timur. Tingkat dBW-nya berkisar dari beam edge
sebesar 32 dBW sampai dengan beam center sebesar 43 dBW. Dengan kekuatan ini, satelit
Palapa-D mampu memberikan layanan uplink dan downlink dari manapun dalam cakupan
layanan satelit. Lima Ku-band transponder mencakup wilayah Indonesia dan beberapa negara
ASEAN dengan kekuatan transponder tertinggi sebesar 53 dBW.
163
Satelit Palapa-C2 memiliki enam extended C-band transponder 36-megahertz milik Pasifik
Satelit Nusantara, dan dua puluh empat transponder C-band standar 36-megahertz serta empat
Ku-band transponder 72-megahertz yang dimiliki oleh Emiten. Kekuatan maksimum pada
setiap transponder C-band adalah 40 dBW. Karena lokasi baru Palapa-C2 dekat dengan satelit
lain dengan rencana frekuensi Ku-band yang sama, Emiten, konsisten dengan peraturan dari
International Telecommunication Union dan izin Emiten, tidak mengoperasikan transponder Kuband untuk menghindari benturan berbahaya dari satelit lain. Satelit Palapa-C2 menyediakan
cakupan C-band secara substansial di seluruh Asia, dengan jarak yang membentang dari Asia
Tengah ke Jepang dan dari Cina bagian selatan ke Selandia Baru, termasuk beberapa bagian
Australia. Tingkat dBW berkisar dari tepi 32 dBW ke pusat 40 dBW. Dengan kekuatan ini,
satelit Palapa-C2 memiliki kapasitas untuk menyediakan jasa uplink dan downlink dari lokasi
manapun dalam jarak bentangan satelit.
b. Serat Optik dan Microwave Terestrial Links
Backbone serat optik Emiten yang berbasis DWDM telah menghubungkan semua kota
di propinsi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Backbone serat optik
menyediakan 40-60 gigabits per detik untuk lalu lintas selular di dalam maupun antar kotakota dan juga menyediakan peningkatan broadband internet Emiten secara progresif saat ini
melalui 3.5 HSDPA dan akses wireless broadband tetap. Oleh karena pertimbangan kapasitas
dan teknologi, sistem terestrial microwave yang lama telah dipindahkan untuk mencakup
remote spur route areas. Per tanggal 31 Desember 2011, Emiten memiliki fiber optic dan
microwave terrestrial link ke hampir seluruh kota besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi. Jaringan ini pada prinsipnya digunakan untuk layanan jasa Internet dan MIDI kepada
pelanggan perusahaan.
Pada Desember 2010, Emiten menandatangani perjanjian pembelian dengan Alcatel Lucent
Submarine Networks dalam rangka meningkatkan kapasitas sistem kabel bawah laut
JAKASUSI yang ada, yang mana mengharuskan Emiten untuk mengeluarkan biaya modal
sekitar US$ 2,6 juta. Sistem yang telah meningkat ini akan meningkatkan pula kapasitas antar
pulau dari/ke Banyu Urip - Katesung (120 Gbps) dan Takesung – Aeng Batu Batu (90 Gbps).
Sistem yang meningkat ini diharapkan akan siap untuk selesai pada bulan Juni 2011.
Pada Desember 2010, Emiten menandatangani nota pembelian dengan IFactor Sdn Bhd,
Malaysia dalam rangka pembangunan sistem kabel bawah laut JAVALI, suatu sistem kabel
bawah laut baru yang akan menghubungkan pulau Jawa (Jawa Timur) dan pulau Bali dan
memberikan bandwith berkapasitas tinggi, dan yang mana berkaitan dengan proyek berbiaya
total US$ 10,8 juta. Sistem kabel bawah laut JAVALI akan dimiliki sepenuhnya oleh Emiten
dan didesain dengan 24 pita fiber optic (sistem yang tidak berulang). Sistem tersebut akan
mulai dilengkapi dengan kapasitas 50 gigabits per detik dengan kapasitas maksimum sebesar
160 gigabits per detik per pasang fiber. Pembangunan sistem kabel baru ini telah selesai pada
Desember 2011.
c. IP/MPLS Backbone dan Metro Ethernet Network
Per tanggal 31 Desember 2011, Emiten telah menyelesaikan proyek pemasangan jaringan
Metro Ethernet di lebih dari 520 point of presence di Indonesia dengan konektivitas serat optik.
Melalui jaringan ini, Emiten menyediakan leased line virtual yang menawarkan akses pointto-point Ethernet, jasa virtual private LAN yang menawarkan akses multipoint-to-multipoint
Ethernet dan jaringan virtual private routed yang menawarkan IP VPN dan Internet yang
terhubung secara lokal. Emiten juga memakai Jaringan Metro Ethernet Emiten untuk melakukan
backhauling terhadap trafik selular 2G dan 3G Emiten. Dual redundant routers untuk IP-MPLS
backbone di 40 kota telah ditempatkan dan dihubungkan melalui backbone serat optik. Jaringan
Metro Ethernet juga telah ditempatkan di 44 kota besar untuk memberikan akses broadband
bagi pasar korporasi di gedung-gedung pencakar langit dan backhaul selular untuk layanan
3.5 HSDPA. Layanan yang digunakan oleh para pelanggan Emiten, di antaranya adalah akses
Internet, jasa penyiaran dan sambungan pusat data.
164
Karena teknologi saat ini bergerak ke arah “all IP” dan permintaan layanan berbasis IP
meningkat akibat keuntungan atas jaringan lama, Emiten berniat untuk menempatkan jaringan
di masa yang akan datang sehingga layanan-layanan berbasis IP tersedia secara luas di
wilayah tersebut. Pada tahun 2008, Emiten merampungkan pembangunan Disaster Recovery
Center (“DRC”), di Jatiluhur untuk pelanggan perusahaan agar mereka memiliki pusat backup data untuk mengamankan dan melindungi informasi bisnis mereka dan pada 2011 Emiten
meng-upgrade DRC ini untuk mencakup fasilitas ”meet-me-room”. Selain itu, pada tahun 2011,
Emiten menyelesaikan pembangunan pusat data di Jakarta untuk menyediakan infrastruktur
dasar bagi layanan cloud computing Emiten.
D. PROSPEK USAHA
1. Prospek Industri Telekomunikasi Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan industri
Bisnis telekomunikasi dan teknologi informasi nasional diperkirakan akan terus tumbuh seiring
dengan perkembangan dan pemanfaatan teknologi ini dalam berbagai keperluan baik oleh pribadi
(retail) maupun korporasi. Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong peningkatan industri
telekomunikasi Indonesia:
a) Peningkatan kebutuhan dan daya beli pengguna jasa telekomunikasi. Seiring dengan
prospek pertumbuhan ekonomi yang membaik, kemampuan daya beli pengguna jasa
telekomunikasi diperkirakan juga akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan kemampuan
konsumen dalam memenuhi kebutuhan telekomunikasinya. Dengan meningkatnya permintaan
jasa layanan komunikasi ini, akan membuka peluang pasar baru baik bagi operator jasa
komunikasi maupun operator jasa jaringan telekomunikasi.
b) Penetrasi penggunaan jasa telekomunikasi (penetrasi pasar) yang masih relatif rendah.
Berdasarkan data dari International Telecommunication Union (ITU), tingkat penetrasi
penggunaan jasa telekomunikasi (telepon tetap, telepon selular dan internet) di Indonesia relatif
masih rendah dibanding dengan negara-negara ASEAN. Kondisi ini mencerminkan peluang
pasar yang masih besar dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan untuk industri ini.
Rasio Densitas Sambungan Telepon Selular, Telepon Tetap dan Pengguna Internet
Pada Negara-Negara ASEAN
Keterangan
Penetrasi telepon selular
per 31 Desember 2010
Penetrasi telepon tetap
per 31 Desember 2010
Singapura
145,2%
Malaysia
119,2%
Thailand
103,6%
Filipina
85,7%
Indonesia
91,7%
Sumber : Situs ITU-ICT Statistics per Desember 2011
39,2%
16,1%
10,0%
7,3%
15,8%
Penetrasi Pengguna Internet
per 31 Desember 2010
71,0%
56,3%
21,2%
25,0%
9,9%
c) Faktor perkembangan teknologi. Dimana seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan
layanan telekomunikasi, maka kebutuhan akan content dan jaringan telekomunikasi
diperkirakan akan meningkat. Sebagai gambaran dengan diluncurkannya layanan 3G, maka
diperkirakan kebutuhan akan infrastruktur telekomunikasi juga akan meningkat baik fitur yang
dihasilkan atau kebutuhan kapasitas (bandwith) yang diperlukan.
165
2. Proyeksi Pertumbuhan Industri Telekomunikasi
Dengan tingkat penetrasi telekomunikasi yang relatif masih dibawah negara-negara tetangga
seperti Thailand, Malaysia dan Singapura, potensi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia
masih sangat tinggi. Di satu sisi kebutuhan akan sarana telekomunikasi akan meningkat sejalan
dengan tumbuhnya ekonomi dan pendapatan per kapita penduduk, hal ini karena kebutuhan
untuk berkomunikasi serta bertransaksi juga akan meningkat. Di lain sisi, kemajuan teknologi akan
meningkatkan penggunaan sarana telekomunikasi dan menurunkan biaya investasi, sehingga dapat
menjadi semakin terjangkau. Kedua hal ini akan mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi
di Indonesia.
3. Strategi Pengembangan Usaha
Emiten menerapkan strategi yang mencakup bisnis selular, bisnis MIDI dan bisnis telekomunikasi
tetap.
a. Bisnis Selular
Emiten berencana untuk meningkatkan dan mengembangkan pangsa pasar di luar Jawa di
mana masih terdapat potensi pasar yang besar, sekaligus memperkuat bisnis selular di Jawa
dimana Emiten telah memiliki posisi pasar yang kuat. Bisnis selular Emiten akan bertumpu
pada beberapa inisiatif strategis utama yaitu meningkatkan kualitas jaringan, differensiasi
layanan berdasarkan segmen,dan model operasi berbasis cluster. Dalam sisi jaringan, Emiten
akan memperluas dan meningkatkan jaringan dan cakupan, kapasitas serta kualitas layanan
selular. Dari sisi layanan ke pelanggan, Emiten meluncurkan produk Indosat Mobile untuk
segmen profesional dan akan terus menguatkan positioning di segmen tersebut. Dalam sisi
jaringan distribusi, Emiten akan menerapkan sistem operasi berbasis cluster sehingga bisa
lebih beradaptasi terhadap kebutuhan di masing masing cluster. Emiten juga akan berfokus
pada pengembangan bisnis broadband dengan menawarkan jasa/produk yang berkualitas
dan innovatif, dengan harga yang kompetitif.
b. Bisnis MIDI
Emiten berencana untuk meningkatkan pertumbuhan dan pangsa pasar dalam bisnis MIDI.
Jaringan backbone yang ada, akan dimanfaatkan untuk meraih peluang pasar baru antara lain
segmen usaha kecil dan menengah dan kota-kota di luar Jakarta. Emiten bersama dengan
Anak Perusahaan yaitu Lintasarta akan berusaha untuk memperluas cakupan layanan dengan
menyediakan akses data kecepatan tinggi, layanan berbasis IP dan solusi untuk segmen
korporat, Usaha Kecil dan Menengah, serta individu. Emiten juga akan menjajaki kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan lain dalam memberikan Layanan baru ke pelanggan seperti
cloud dan data centre.
c. Bisnis telekomunikasi tetap
Bisnis telekomunikasi tetap Emiten mencakup layanan sambungan internasional dan jaringan
telepon tetap nirkabel. Emiten akan terus mengembangkan peluang yang ada pada layanan
sambungan internasional sekaligus menggunakan layanan ini untuk mendukung bisnis selular
dengan inovasi berupa program-program. Sementara itu, jaringan telepon tetap nirkabel
menjadi aset strategis guna menjaga kualitas jaringan selular serta sebagai sarana untuk
menangkap peluang pasar dalam bisnis jaringan telepon tetap nirkabel.
166
E. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
Berikut ini adalah daftar HAKI yang dimiliki oleh Emiten:
Tanggal
No.
Merek
Nomor Pendaftaran
Penga-
Masa Berakhir
Kelas Barang/ Jasa
Nama
Pemilik
Keterangan
juan
Penerimaan
Permohonan
1.
INDOSAT SLI
001
438246
23 April
1998
23 April
1998
4 Februari
2000
23 April 2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Sertifikat telah terbit
dengan
nomor
IDM000232699 dan
akan berakhir pada
tanggal
17 Juni
2018
2.
INDOSAT TV
Link
438266
23 April
1998
23 April
1998
4 Februari
2000
23 April 2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Sertifikat telah terbit
dengan
nomor IDM000238680 dan
akan berakhir pada
tanggal 17 Juni
2018
3.
INDOSAT World
Link
438269
23 April
1998
23 April
1998
4 Februari
2000
23 April 2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Sertifikat telah terbit
dengan
nomor IDM000238679 dan
akan berakhir pada
tanggal 17 Juni
2018
4.
Mentari
425982
6 Mei
1998
6 Mei 1998
30 Maret
1999
6 Mei 2008
16 (Barang Cetakan
dll)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Terdaftar
ulang
dengan
nomor
DOO.2008.027338
tanggal 28 Juli
2008.
Pendaf-taran
Indosat
telah
membuat
surat
t a n g g a p a n
atas
penolakan
pendaftaran merek
dari
Direktorat
Jenderal
Hak
K e k a y a a n
I n t e l e k t u a l
pada tanggal 2
November
2010
yang
sampai
dengan
saat
ini
belum
ada
tanggapan balasan
atas hal tersebut.
5.
Mentari
425981
6 Mei
1998
6 Mei 1998
30 Maret
1999
6 Mei 2008
38 (Telekomunikasi)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Sertifikat telah terbit
dengan
nomor IDM000238689 dan
akan berakhir pada
tanggal 17 Juni
2018
6.
INDOSAT
Conference Call
438250
23 April
1998
23 April
1998
4 Februari
2000
23 April 2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Sertifikat telah terbit
dengan
nomor JOO 2008 027337
dan berakhir 17
September 2019
7.
INDOSATnet
411606
7 Februari
1997
28 Mei 1997
16 Maret
1998
28 Mei 2007
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Proses pendaftaran
kembali dengan
nomor JOO 2008
043820 tanggal 12
Desember 2008
8.
Mentari
424467
6 Mei
1998
6 Mei 1998
24 Maret
1999
6 Mei 2008
9 (Kartu berkaitan
dengan telepon dll)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
9.
INDOSAT
GROUP
R002011008107
18 Juli
2011
19 Juli 2011
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
10.
Satelindo @
ccess
545449 /
R002011009389
18 Juli
2011
18 Agustus
2011
43 (Empat puluh tiga)
Proses
Pengalihan
hak
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
167
Tanggal
No.
Merek
Nomor Pendaftaran
Pengajuan
Penerimaan
Permohonan
Masa Berakhir
Kelas Barang/ Jasa
Pendaf-taran
11.
Satelindo @
ccess
549422 /
R002011009388
18 Juli
2011
18 Agustus
2011
12.
INDOSATphone
559742
5 Februari
2003
5 Februari
2003
21 Jan 2004
13.
INDOSAT
Multimedia
Access
559743
5 Februari
2003
5 Februari
2003
14.
Satelindo
IDM000036316
16
Oktober
2003
15.
M TRONIC
(Mentari
Isi Ulang
Elektronik)
IDM000039018
16.
M TRONIC
(Mentari
Isi Ulang
Elektronik)
17.
Nama
Pemilik
Keterangan
25 (Duapuluhlima)
Proses
Pengalihan
hak
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
5 Feb 2013
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
21 Jan 2004
5 Feb 2013
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
16 Oktober
2003
2 Mei 2005
15 Oktober
2013
38 (Telekomunikasi)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
7
November
2003
7 November
2003
12 Mei 2005
6 November
2013
16 (Enambelas)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
IDM000039019
7
November
2003
7 November
2003
12 Mei 2005
6 November
2013
9 (Sembilan)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
M TRONIC
(Mentari
Isi Ulang
Elektronik)
IDM000039020
7
November
2003
7 November
2003
12 Mei 2005
6 November
2013
25 (Duapuluhlima)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
18.
M TRONIC
(Mentari
Isi Ulang
Elektronik)
IDM000039581
7
November
2003
7 November
2003
20 Mei 2005
6 November
2013
38 (Telekomunikasi)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
19.
M TRONIC
(Mentari
Isi Ulang
Elektronik)
IDM000039582
7
November
2003
7 November
2003
20 Mei 2005
6 November
2013
41 (Empat Satu)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
20.
M TRONIC
(Mentari
Isi Ulang
Elektronik)
IDM000039830
14
November
2003
14
November
2003
20 Mei 2005
13 November
2013
43 (Empat Tiga)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
21.
Buble
IDM000049801
25
Februari
2004
25 Februari
2004
8 Sep 2005
24 Februari
2014
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
22.
Starone
IDM000049799
25
Februari
2004
25 Februari
2004
8 Sep 2005
24 Februari
2014
9 (Sembilan)
PT Indosat
Tbk
23.
Starone
IDM000049796
25
Februari
2004
25 Februari
2004
8 Sep 2005
24 Februari
2014
16 (Enambelas)
PT Indosat
Tbk
24.
Starone
IDM000049798
25
Februari
2004
25 Februari
2004
8 Sep 2005
24 Februari
2014
35 (Tigapuluhlima)
PT Indosat
Tbk
25.
Starone
IDM000049800
25
Februari
2004
25 Februari
2004
8 Sep 2005
24 Februari
2014
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
26.
Starone
IDM000049797
25
Februari
2004
25 Februari
2004
8 Sep 2005
24 Februari
2014
43 (Empat Tiga)
PT Indosat
Tbk
27.
FMC
IDM000075986
5 Oktober
2004
5 Oktober
2004
6 Juni 2006
04 Oktober
2004
35 (Tigapuluhlima)
PT Indosat
Tbk
28.
FMC
IDM000075988
5 Oktober
2004
5 Oktober
2004
6 Juni 2006
04 Oktober
2004
37 (Tigapuluhtujuh)
PT Indosat
Tbk
29.
FMC
IDM000075987
5 Oktober
2004
5 Oktober
2004
6 Juni 2006
04 Oktober
2004
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
30.
FMC
IDM000075989
5 Oktober
2004
5 Oktober
2004
6 Juni 2006
04 Oktober
2004
41 (Empatpuluh
satu)
PT Indosat
Tbk
31.
Indosat
(Lambang)
IDM000075994
5 Oktober
2004
5 Oct 2004
6 Juni 2006
4 Oktober 2014
9 (Sembilan)
PT Indosat
Tbk
32.
Indosat
(Lambang)
IDM000075990
5 Oktober
2004
5 Oct 2004
6 Juni 2006
4 Oktober 2014
16 (Enambelas)
PT Indosat
Tbk
33.
Indosat
(Lambang)
IDM000075991
5 Oktober
2004
5 Oct 2004
6 Juni 2006
4 Oktober 2014
25 (Duapuluhlima)
PT Indosat
Tbk
168
Tanggal
No.
Merek
Nomor Pendaftaran
Pengajuan
Penerimaan
Permohonan
Pendaf-taran
Masa Berakhir
Kelas Barang/ Jasa
Nama
Pemilik
34.
Indosat
(Lambang)
IDM000075997
5 Oktober
2004
5 Oct 2004
6 Juni 2006
4 Oktober 2014
35 (Tiga puluh lima)
PT Indosat
Tbk
35.
Indosat
(Lambang)
IDM000075995
5 Oktober
2004
5 Oct 2004
6 Juni 2006
4 Oktober 2014
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
36.
Indosat
(Lambang)
IDM000075996
5 Oktober
2004
5 Oct 2004
6 Juni 2006
4 Oktober 2014
42 (Empat puluh
dua)
PT Indosat
Tbk
37.
Sinyal Kuat
Indosat
IDM000098747
28 Maret
2005
28 Maret
2005
20
November
2006
27 Maret 2015
9 (Sembilan)
PT Indosat
Tbk
38.
Sinyal Kuat
Indosat
IDM000098745
28 Maret
2005
28 Maret
2005
20
November
2006
27 Maret 2015
16 (Enam belas)
PT Indosat
Tbk
39.
Sinyal Kuat
Indosat
IDM000098749
28 Maret
2005
28 Maret
2005
20
November
2006
27 Maret 2015
25 (Dua puluh lima)
PT Indosat
Tbk
40.
Sinyal Kuat
Indosat
IDM000098748
28 Maret
2005
28 Maret
2005
20
November
2006
27 Maret 2015
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
41.
Sinyal Kuat
Indosat
IDM000098744
28 Maret
2005
28 Maret
2005
20
November
2006
27 Maret 2015
41 (Empat puluh
satu)
PT Indosat
Tbk
42.
Sinyal Kuat
Indosat
IDM000098746
28 Maret
2005
28 Maret
2005
20
November
2006
27 Maret 2015
42 (Empat puluh
dua)
PT Indosat
Tbk
43.
I-Stock
JOO 2007 036740
/ IDM000206991
8
November
2007
8 November
2007
16 Juni 2009
7
November2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
44.
Conexus Mobile
Alliance
DOO 2007 006024
27
Februari
2007
27 Februari
2007
10
September
2008
26 Februari
2017
35 (Tigapuluhlima)
PT Indosat
Tbk
45.
Conexus Mobile
Alliance
JOO 2007 006025
27
Februari
2007
27 Februari
2007
10
September
2008
26 Februari
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
46.
Conexus Mobile
Alliance
DOO 2007 006026
27
Februari
2007
27 Februari
2007
10
September
2008
26 Februari
2017
25 (Dua puluh lima)
PT Indosat
Tbk
47.
Conexus Mobile
Alliance
DOO 2007 006027
27
Februari
2007
27 Februari
2007
10
September
2008
26 Februari
2017
16 (Enam belas)
PT Indosat
Tbk
48.
Freetalk 5 Jam
JOO 2007 043079
/ IDM000213754
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
12 Agustus
2019
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
49.
IM3 SMS
Bangeetss
JOO 2008 000712
/ IDM000214513
9 Jan
2008
9 Jan 2008
20 Agustus
2009
20 Agustus
2019
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
50.
I-SMS Kita
JOO 2007 043082
/ IDM000213755
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
27 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
51.
Mentari Seru
JOO 2008 000713
/ IDM000214514
9 Jan
2008
9 Jan 2008
20 Agustus
2009
09 Januari
2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
52.
IM3 Lingo
Academy
JOO 2008 000708
/ IDM000214511
9 Jan
2008
9 Jan 2008
20 Agustus
2009
09 Januari
2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
53.
Raja SMS
JOO 2008 000710
/ IDM000214512
9 Jan
2008
9 Jan 2008
20 Agustus
2009
09 Januari
2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
54.
Indosat
Corporate
Solutions
JOO 2008 000716
/ IDM000214245
9 Jan
2008
9 Jan 2008
13 Agustus
2009
09 Januari
2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
55.
Poin Plus Plus
JOO 2007 043094
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
56.
Raja Voucher
JOO 2007 043097
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
57.
I-Menu
JOO 2007 043098
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
58.
Dobel Freetalk
JOO 2007 043084
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
169
Keterangan
Tanggal
No.
Merek
Nomor Pendaftaran
Pengajuan
Penerimaan
Permohonan
Masa Berakhir
Kelas Barang/ Jasa
Pendaf-taran
Nama
Pemilik
Keterangan
59.
I-Mofis
JOO 2007 043081
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
60.
I-SMS Kado
JOO 2007 043086
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
61.
I-Ring 808
JOO 2007 043092
27
Desember
2007
27 Des 2007
13 Agustus
2009
26 Desember
2017
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
62.
I-Room
JOO 2008 015351
29 April
2008
29 April
2008
18
November
2008
28 Aprilil 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
63.
Indosat Arena
JOO 2008 015352
29 April
2008
29 April
2008
18
November
2008
28 Aprilil 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
64.
INDOSAT
Operator 101
/ 104
IDM000238690
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
65.
INDOSAT Info
102
IDM000238688
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
66.
INDOSAT
Indonesia Direct
IDM000238686
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
67.
INDOSAT HCD
IDM000238691
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
68.
008 SLI
IDM000238677
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
69.
008 IDD
IDM000238678
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
70.
Dompetku
IDM000240175
29 April
2008
21 Mei 2008
10 Maret
2010
21 Mei 2018
36 (Keuangan)
PT Indosat
Tbk
71.
INDOSAT Free
Phone
IDM000238676
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
72.
INDOSAT Direct
Link
IDM000238675
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
73.
INDOSAT IDD
001
IDM000238685
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
74.
INDOSAT
Frame Net
IDM000238681
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
75.
INDOSAT TV
Link
IDM000238680
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
76.
INDOSAT World
Link
IDM000238679
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
77.
INDOSAT SLI
001
IDM000232699
17 Jun
2008
17 Jun 2008
14 Januari
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
78.
Satelindo
IDM000238687
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
79.
Mentari
IDM000238689
17 Jun
2008
17 Jun 2008
2 Maret
2010
17 Juni 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
80.
IM3
IDM000285613
22 Des
2010
12 April
2011
22 Des 2010
12 April 2021
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
81.
Matrix
525371
24
Desember
2001
24 Des 2001
18 Des 2002
24 Desember
2011
42 (Empatpuluhdua)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
82.
Matrix
525370
24
Desember
2001
24 Des 2001
18 Des 2002
24 Desember
2011
38 (Telekomunikasi)
PT Satelit
Palapa
Indonesia
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
83.
I-Stock
JOO 2007 036742
8
November
2007
36 (Keuangan)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
84.
I-GPS
JOO 2007 037557
15
November
2007
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
85.
I-Say
JOO 2007 043090
27
Desember
2007
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
86.
Freetalk 10.000
JOO 2007 043088
27
Desember
2007
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
87.
I-Go
JOO 2008 015353
29 April
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
15 11 2007
21 09 2010
170
15 November
2017
Tanggal
No.
Merek
Nomor Pendaftaran
Pengajuan
Penerimaan
Permohonan
Masa Berakhir
Kelas Barang/ Jasa
Pendaf-taran
Nama
Pemilik
Keterangan
88.
Arena Sport
JOO 2008 015350
29 April
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
89.
Arena Film
JOO 2008 015349
29 April
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
90.
Arena Games
JOO 2008 015348
29 April
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
91.
i-klan
JOO 2008 024934
9 Jul 2008
9 Juli 2008
7 Mei 2010
9 Juli 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
92.
i-milis
JOO 2008 024929
9 Juli 2008
9 Juli 2008
7 Mei 2010
9 Juli 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
93.
i-kamus
JOO 2008 024927
9 Juli 2008
9 Juli 2008
7 Mei 2010
9 Juli 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
94.
i-hotnews
JOO 2008 024931
9 Juli 2008
9 Juli 2008
7 Mei 2010
9 Juli 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
95.
Meet Me
JOO 2008 024932
9 Jul 2008
9 Juli 2008
7 Mei 2010
9 Juli 2018
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
96.
Kami Lebih
Peduli !
JOO 2008 026560
22 Jul
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
97.
We Care More !
JOO 2008 026558
22 Jul
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
98.
Mentari
DOO.2008.027338
28 Jul
2008
16 (Barang Cetakan)
PT Indosat
Tbk
99.
INDOSAT
Conference Call
JOO 2008 027337
28 Jul
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
100.
Mentari (Logo
Baru)
DOO 2009 017479
27 Mei
2009
9 (Peralatan Pengolah
Data)
PT Indosat
Tbk
101.
Mentari (Logo
Baru)
JOO 2009 017481
27 Mei
2009
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
102.
Mentari (Logo
Baru)
DOO 2009 017480
27 Mei
2009
16 (Barang Cetakan)
PT Indosat
Tbk
103.
Mentari (Logo
Baru)
DOO 2009 017480
12
Agustus
2010
28
PT Indosat
Tbk
104.
StarOne Pinter
JOO 2009 17482
27 Mei
2009
27 Mei 2009
16 Februari
2011
27 Mei 2019
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
105.
KEJAR!885
J00 2009 17478
27 Mei
2009
27 Mei 2009
16 Februari
2011
05 Mei 2019
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
106.
INDOSATnet
JOO 2008 043820
12
Desember
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
107.
Kami Lebih
Peduli!
J002008026560
22 Juli
2008
38 (Telekomunikasi)
PT Indosat
Tbk
17
September
2009
17
September
2009
27 Mei 2009
17 Sep 2009
19
November
2010
19
November
2010
16 Februari
2011
17 Juni 2011
17 September
2019
17 September
2019
27 Mei 19
17 Sep 2019
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
Dalam tahap
pengajuan /
pemeriksaan
substantif
HAKI yang akan habis masa berlakunya dalam jangka waktu 1 tahun mendatang harus diperpanjang
oleh Emiten.
F. TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan yang baik adalah kunci keberlanjutan usaha. Emiten berupaya agar penerapan
tata kelola perusahaan di Emiten sejajar dengan praktik terbaik di perusahaan-perusahaan global lain.
Selain itu, sebagai perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan New York
Stock Exchange (NYSE), Emiten wajib mematuhi ketentuan pasar modal di Indonesia dan di Amerika
Serikat, termasuk kepatuhan terhadap U.S. Sarbanes-Oxley Act Section 404 mengenai pengendalian
internal atas pelaporan keuangan.Tata kelola perusahaan Emiten dibangun di atas lima pilar utama,
yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan.
171
Untuk membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk
sejumlah komite yang melapor langsung kepada Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite
Remunerasi, Komite Manajemen Risiko dan Komite Anggaran:
-
-
-
Komite Audit
Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tanggung
jawab pengawasan atas kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan pasar modal di Indonesia dan
di Amerika Serikat.
Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kebijakan yang tepat
mengenai evaluasi risiko dan manajemen risiko, serta mereview kewajaran, kelengkapan, dan
keefektifan implementasi proses manajemen risiko, dan merekomendasikan perbaikan kepada
Dewan Komisaris jika dianggap perlu.
Komite Anggaran
Komite Anggaran membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan
penasehat dengan mereview dan memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait dengan
rencana strategis, rencana kerja tahunan dan anggaran Emiten (termasuk rencana belanja modal).
Komite-komite di bawah Direksi adalah sebagai berikut:
-
-
-
-
Komite Komersial dan Harga
Tanggung jawab utama Komite Komersial dan Harga adalah memastikan agar seluruh kinerja
komersial Emiten selaras dengan tujuan strategis dan keuangan Emiten.
Komite Investasi
Tanggung jawab utamanya adalah mereview secara rinci business case dari rencana Belanja
Modal dan Operasional yang membutuhkan persetujuan Direksi menurut Tingkat Kewenangan
Keuangan Emiten saat ini.
Komite Sumber Daya Manusia
Menciptakan lingkungan kerja yang menarik dan mengembangkan karyawan berkualitas tinggi
serta berkontribusi bagi Emiten.
Komite Keterbukaan Informasi
Bertanggung jawab mempertimbangkan informasi material dan menetapkan kewajiban keterbukaan
informasi korporasi secara tepat waktu dan memastikan agar seluruh materi keterbukaan informasi
korporasi adalah akurat serta dikumpulkan, diproses dan dilaporkan secara tepat waktu.
G. TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Pada tahun 2009 Direksi membentuk Komite CSR untuk memastikan pelaksanaan inisiatif-inisiatif CSR
yang bertanggung jawab, etis dan efisien. Komite CSR beranggotakan para Direktur dan Group Head,
dan bertanggung jawab untuk menentukan arah, memimpin dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan CSR.
Selama 3 tahun terakhir, Emiten telah mengembangkan program-program CSR yang komprehensif
sebagai bagian dari usaha menjadi bisnis yang berkelanjutan serta mencerminkan komitmen untuk
membantu mewujudkan potensi Indonesia. Komitmen kami dilaksanakan melalui sejumlah kegiatan
dalam bidang pendidikan (Indonesia Belajar), kesehatan (Indonesia Sehat), penyaluran dana untuk
kegiatan sosial (Berbagi Bersama), pemulihan bencana (Indosat Peduli), dan pelestarian lingkungan
hidup (Indonesia Hijau). Berikut ini adalah rincian singkat kegiatan-kegiatan tersebut:
-
Indonesia Belajar
Indosat berpartisipasi dalam pengembangan generasi muda pintar yang kita semua cita-citakan
melalui program Indonesia Belajar, dengan menyediakan peralatan multimedia di sekolah-sekolah,
mengadakan kompetisi inovasi, memberikan beasiswa, pelatihan guru, dan kegiatan sekolah
lainnya. Kegiatan yang telah dilaksanakan melalui program tersebut antara lain:
172
•
•
•
•
•
-
Indosat Wireless Innovation Application Contest (IWIC). IWIC adalah inisiatif untuk
mempromosikan inovasi di kalangan generasi muda dalam bidang aplikasi wireless yang
bermanfaat secara praktis bagi kegiatan harian dalam bisnis, pendidikan, atau kehidupan
sosial. Emiten sukses menyelenggarakan acara IWIC ke 6 pada tahun 2011 dengan tema
“Inovasi Aplikasi untuk Wujudkan Entrepreneurship.”
Indosat Innovation Lab. Untuk mempromosikan kreativitas dan inovasi dalam teknologi wireless
di kalangan generasi muda, Emiten mengadakan Indosat Innovation Lab yang berfungsi
sebagai forum diskusi dan saling berbagi, dan forum eksperimen praktis oleh pengembang
aplikasi muda dalam berbagai sistem operasi wireless yang ada di pasar saat ini. Indosat
Innovation Lab pertama diadakan tahun 2010 di kantor pusat Emiten di Jakarta, berfokus pada
pengembangan BlackBerryTM.
Indosat Cyber School (ICS). Melaui ICS Emiten menyediakan donasi berupa perangkat
komputer, koneksi internet broadband, proyektor multimedia dan perangkat lunak pendidikan
bagi sekolah-sekolah, dengan tujuan membantu pengajaran IPA dan mendorong minat pelajar
untuk belajar IPA. Pada tahun 2011, Emiten mendonasikan 50 paket ICS bagi 50 Sekolah
Menengah Umum (SMU) sejumlah Rp1.705.000.000 atau rata-rata Rp34,1 juta per sekolah.
Paket terdiri dari broadband Indosat, laptop, peralatan multimedia, perangkat lunak multimedia
IPA, dan program pelatihan 3 hari di 4 wilayah. Total jumlah sekolah yang menerima program
ICS adalah 153.
Pengembangan Kompetensi Guru IPA dan Matematika. Menyadari pentingnya kompetensi
guru dalam sistem pendidikan, Indosat aktif mendukung pengembangan kompetensi guru-guru
SMU dalam bidang fisika, kimia, biologi, dan matematika. Bekerja sama dengan SMU-SMU
di Indonesia, Indosat telah mengadakan serangkaian workshop Pengembangan Kompetensi
bagi Guru IPA dan Matematika sejak tahun 2006. Pada tahun 2011, Emiten mengadakan
pelatihan di Padang bagi 76 guru dari 13 sekolah dari 5 propinsi, yaitu Sumatera Barat, Riau,
Sumatera Utara, Jambi dan Sumatera Selatan, dan juga mengembangkan website untuk
mengakses modul-modul pelatihan tersebut bagi kepentingan masyarakat umum.
Sekolah Dasar (SD) Percontohan di Nanggroe Aceh Darussalam. Sejak tahun 2006 Emiten
telah bersumbangsih dalam pembangunan dan dukungan operasional dua SD yang menjadi
bagian dari program rehabilitasi pasca tsunami di Nangroe Aceh Darussalam. Dua SD tersebut
adalah SD Unggulan (SDU) Iqro di Sigli dan SD Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri di Aceh
Besar. Pada tahun 2011, Emiten memberikan kepada SDU dan SDIT masing-masing dana
sebesar Rp200 juta,15 perangkat komputer dan koneksi internet.
Indonesia Sehat
Sejak tahun 2007 program Indonesia Sehat diadakan dalam bentuk mobil klinik yang menyediakan
layanan kesehatan bagi ibu, anak, dan masyarakat umum. Melalui program ini, Indosat memberikan
dukungannya untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak,
melalui unit-unit mobil klinik kesehatan yang menyediakan layanan kesehatan gratis bagi anggota
masyarakat tidak mampu. Mobil-mobil klinik ini dioperasikan di enam belas kota untuk melayani
masyarakat setempat melalui kunjungan rutin dan terjadwal ke lokasi-lokasi tertentu. Setiap unit
mobil klinik dilengkapi dengan layanan kesehatan dasar, mulai dari konsultasi kesehatan dan
nutrisi, pemeriksaan menggunakan alat USG, alat inhalasi, perawatan medis termasuk operasi
kecil, obat-obatan gratis dan makanan bernutrisi bagi anak kecil, layanan kesehatan bagi ibu dan
anak, serta penyemprotan nyamuk.
-
Berbagi Bersama
Melalui program Berbagi Bersama, Emiten mengajak pelanggan menolong masyarakat kurang
mampu dengan memberikan donasi melalui SMS, panggilan telepon, dan saluran lainnya.
-
Indosat Peduli
Indosat Peduli menolong korban bencana melalui program-program pemulihan pasca bencana.
Pada bulan Januari 2011 pasca bencana Merapi di kabupaten Sleman dan Magelang, Jawa,
Emiten memberikan bantuan pasca bencana antara lain donasi dan peralatan dari karyawan
Emiten, bantuan dana modal kerja, sembako, dan pembangunan kompleks perumahan.
173
-
Indosat Hijau
Program Indonesia Hijau berakar pada kepedulian dan kesungguhan kami untuk melestarikan
lingkungan hidup bagi generasi masa depan. Sejumlah program diselenggarakan untuk mendukung
tujuan ini, antara lain:
• Penanaman Pohon untuk Mendukung Program Pemerintah Menanam 1 Juta Pohon;
• BTS Ramah Lingkungan.
Untuk tahun 2011, 2010, dan 2009, pengeluaran dana Emiten untuk program tanggung jawab sosial
masing-masing adalah sebesar Rp10,6 miliar, Rp13,0 miliar dan Rp13,4 miliar.
174
X. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI
A. TINJAUAN UMUM
Sejak tahun 1961, jasa telekomunikasi di Indonesia diselenggarakan oleh badan usaha milik negara.
Sebagaimana yang terjadi di negara-negara berkembang lainnya, perluasan dan modernisasi
infrastruktur telekomunikasi merupakan hal yang penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia
secara umum. Selain itu, banyaknya penduduk dan meningkatnya perekonomian Indonesia telah
menyebabkan meningkatnya permintaan atas jasa telekomunikasi.
Pada tahun 2010, Indonesia memiliki penduduk sekitar 237,64 juta orang, yang menyebabkan Indonesia
menjadi negara keempat terbanyak penduduknya di dunia berdasarkan perkiraan International
Monetary Fund (“IMF”). Gross Domestic Product atau GDP Indonesia telah meningkat secara signifikan
dari US$285,9 miliar di tahun 2005 menjadi US$706,7 miliar di tahun 2010 dalam mata uang Dolar A.S.
saat ini menurut data IMF, yang memperlihatkan tingkat pertumbuhan keseluruhan per tahun sebesar
19,85%. Tingkat pertumbuhan ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan GDP sekitar
12,58% dan sekitar 11,51% yang dialami oleh Thailand dan Malaysia masing-masing, berdasarkan
perkiraan IMF, dalam periode yang sama.
Pemerintah, melalui Menkominfo, memiliki kewenangan untuk mengatur dan memiliki kendali
pengawasan yang besar atas sektor telekomunikasi. Meskipun Pemerintah secara historis telah
mempertahankan praktik monopoli di sektor jasa telekomunikasi di Indonesia, reformasi hukum barubaru ini yang sebagian besar sudah berlaku sejak tanggal 8 September 2000 telah berupaya untuk
membuat kerangka hukum yang mendukung persaingan usaha dan mempercepat investasi infrastruktur
pada fasilitas-fasilitas telekomunikasi.
Di Indonesia, sebagian besar jasa telepon tetap diselenggarakan oleh Telkom, yaitu badan usaha
yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara, yang memiliki dan menyelenggarakan PSTN dan
titik akses telepon tetap nirkabel. Sebelum pelaksanaan peraturan interkoneksi yang baru, operator
telekomunikasi terinterkoneksi dengan jaringan Telkom guna mengakses semua pengguna telepon
tetap dan selular. Monopoli telepon tetap lokal oleh Telkom berakhir pada tanggal 1 Agustus 2002, dan
Emiten sejak saat itu mulai membangun jaringan tetap tersendiri. Menurut peraturan interkoneksi yang
baru, para operator telekomunikasi dapat mengadakan perjanjian bilateral yang memungkinkan mereka
untuk melakukan interkoneksi secara langsung dengan operator telekomunikasi lainnya.
Meskipun laju penetrasi selular relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia,
berdasarkan estimasi International Telecommunications Union, laju penetrasi selular Indonesia telah
meningkat dari sekitar 41,39% di tahun 2007 menjadi sekitar 92,58% di tahun 2010, dengan tingkat
pertumbuhan keseluruhan per tahun sebesar 30,78%. Profil pertumbuhan GDP dan laju penetrasi
yang relatif rendah menunjukkan adanya potensi peningkatan pelanggan selular di Indonesia. Selain
itu, pada tahun 2010, jumlah telepon tetap, termasuk akses telepon tetap nirkabel, adalah sekitar 38
juta, yang mencerminkan penetrasi telepon tetap sebanyak 15,97%, yaitu salah satu yang terendah di
wilayah Asia dan sebagai akibatnya hal ini mengakibatkan pertumbuhan telepon tetap yang stagnan
berdasarkan sistem peraturan yang lama. Tabel di bawah ini merupakan rangkuman beberapa informasi
mengenai laju penetrasi selular dan telepon tetap di Indonesia dan wilayah Asia pada tahun 2010:
Keterangan
31 December 2010
Populasi (juta)(1)
Penetrasi Fixed Line(2)
Penetrasi Selular (2)(3)
PDB per kapita (US$)(1)
Hong Kong
7,12
61,24%
139,68%
31.514
Singapura
5,17
38,65%
142,97%
43.117
Korea Selatan
48,88
58,40%
103,87%
20.756
Malaysia
28,25
16,19%
119,85%
8.423
Thailand
63,88
10,84%
112,13%
4.992
Filipina
94,01
7,22%
84,98%
2.123
China
1.341,41
21,95%
64,04%
4.382
India
1.190,52
2,95%
63,18%
1.371
Indonesia
237,64
15,97%
92,58%
2.974
(1)
Sumber: IMF World Economic Outlook Databases.
(2)
International Telecommunications Union (ITU) World Telecommunication / ICT Indicators Database.
(3)
Penetrasi selular merupakan jumlah pelanggan selular yang dinyatakan dalam persentase penduduk Indonesia.
175
1. Pasar Layanan Selular
Industri telekomunikasi di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan di sektor
jasa telekomunikasi selular beberapa tahun terakhir ini. International Telecommunications Union
memperkirakan jumlah keseluruhan pelanggan selular di Indonesia meningkat dari sekitar 93,39 juta per
tanggal 31 Desember 2008 menjadi sekitar 220 juta per tanggal 31 Desember 2010, yang merupakan
peningkatan laju penetrasi selular dari sekitar 41,39% menjadi sekitar 92,58%.
Tabel di bawah berisi informasi yang berkaitan dengan industri telekomunikasi di Indonesia:
(dalam jutaan kecuali data persentase)
31 Desember
Keterangan
2007
2008
2009
2010
CAGR
2007-2010
1,74%
33,06%
30,78%
228,52
231,37
237,64
Populasi Indonesia (1) 225,64
93,39
140,58
159,25
220,00
Pelanggan Selular (2)
41,39%
61,52%
68,83%
92,58%
Penetrasi Selular (2)(3)
(1)
Sumber: IMF World Economic Outlook Database.
(2)
Sumber: ITU World Telecommunication / ITU Indicatory Database.
(2)
Penetrasi selular merupakan jumlah pelanggan selular yang dinyatakan dalam persentase penduduk Indonesia.
Pasar nirkabel di Indonesia saat ini telah didominasi oleh tiga operator GSM terbesar: Telkomsel,
Emiten dan XL. Sejak tahun 2002, Pemerintah telah mengeluarkan izin penyelenggaraan jasa selular
yang baru dengan menggunakan teknologi CDMA kepada Mobile-8 dan izin penyelenggaraan jasa
akses telepon tetap nirkabel dengan menggunakan teknologi CDMA kepada Telkom, Emiten, dan
Bakrie Telecom. Per 31 Desember 2011, berdasarkan perkiraan Emiten dan pernyataan publik dari
perusahaan-perusahaan tersebut, para operator GSM berskala nasional ini secara bersama-sama
telah menguasai sekitar 87% dari pangsa pasar nirkabel Indonesia. Per tanggal 31 Desember 2011,
Telkomsel merupakan penyelenggara jasa selular nasional terbesar di Indonesia, dengan jumlah
pelanggannya berkisar 107,0 juta dan menguasai lebih dari sekitar 52,2% dari pangsa pasar GSM
dari tiga operator terbesar. Emiten adalah penyelenggara jasa selular terbesar kedua dengan jumlah
pelanggan berkisar 51,7 juta dan menguasai sekitar 25,2% dari pangsa pasar GSM dari tiga operator
GSM terbesar pada tanggal yang sama. XL, penyelenggara terbesar ketiga, memiliki sekitar 46,4 juta
pelanggan dan menguasai sekitar 22,6% dari pangsa pasar GSM dari tiga operator GSM terbesar
pada tanggal yang sama. Sedangkan jasa akses telepon tetap nirkabel didominasi oleh Telkom dengan
merek Flexi dan Bakrie Telecom dengan merek Esia dengan jumlah pelanggannya sebanyak 14,2 juta
dan 14,6 juta, masing-masing, pada tanggal yang sama. Terdapat juga beberapa pemain lainnya dalam
pasar nirkabel Indonesia seperti HCPT, NTS, Smartfren dan STI. Akses telepon tetap nirkabel Emiten
memiliki jumlah pelanggan sebanyak 0,2 juta dengan merek StarOne. Pertumbuhan jumlah pelanggan
nirkabel di Indonesia sebagian dipacu oleh sistem “calling party pays”, peluncuran jasa pra-bayar, serta
diperkenalkannya layanan SMS. Sistem “calling party pays” mengharuskan pihak asal sambungan
telepon membayar tarif telepon. Berdasarkan pengalaman di lingkungan internasional, negara-negara
yang menjalankan sistem“calling party pays” umumnya mengalami laju penetrasi telepon nirkabel yang
lebih tinggi karena para pelanggan telepon nirkabel lebih besar kemungkinannya untuk memberikan
nomor teleponnya dan tetap membiarkan telepon genggamnya dalam keadaan hidup.
Sejak peluncurannya di tahun 1998, layanan pra-bayar telah populer di Indonesia, sebagaimana
yang terjadi juga di negara-negara lainnya di Asia karena layanan pra-bayar ini memungkinkan para
pelanggannya untuk berlangganan telepon nirkabel tanpa perlu melewati prosedur pemeriksaaan atas
sejarah kredit mereka. Layanan pra-bayar juga memberikan lebih banyak kontrol pada para pelanggan
atas pengeluaran bulanan mereka. SMS telah terbukti populer di Indonesia, terutama pada layanan prabayar karena memberikan alternatif lain yang nyaman dan hemat biaya daripada komunikasi suara dan
e-mail. Persaingan di industri layanan nirkabel Indonesia terutama terjadi dalam hal kualitas layanan,
harga, ketersediaan layanan data dan fitur-fitur nilai tambah seperti voice mail dan sms.
176
2. Pasar Jasa Sambungan Jarak Jauh Internasional
Penyelenggara jasa sambungan jarak jauh internasional di Indonesia memperoleh pendapatan dari trafik
jarak jauh internasional baik ke dalam maupun ke luar negeri. Tiga penyelenggara jasa sambungan jarak
jauh internasional adalah Telkom yang memberikan layanan “007”, Bakrie Telecom dengan kode akses
“009” dan Emiten dengan kode akses “001” dan “008”. Tarif ke luar negeri ditetapkan oleh Menkominfo,
sedangkan tarif ke dalam negeri dihitung berdasarkan accounting rate yang berlaku. Trafik ke luar
negeri berasal dari pelanggan telepon tetap dan selular dan dikirimkan ke tiga penyelenggara layanan
internasional secara langsung melalui international gateway atau secara tidak langsung melalui PSTN
Telkom. Trafik sambungan internasional ke dalam negeri diterima di international gateway dan diarahkan
secara langsung ke tujuan yang dimaksud dari international gateway atau secara tidak langsung melalui
jaringan PSTN Telkom yang pada akhirnya dialihkan ke tujuan yang dimaksud.
Di Indonesia, seperti halnya dengan negara-negara yang pasarnya yang mulai berkembang, trafik
komunikasi ke dalam negeri melebihi trafik komunikasi ke luar negeri dimana banyak negara-negara
maju memperoleh penghasilan dari trafik sambungan jarak jauh internasional yang tidak berimbang.
Secara historis, trafik antar-operator diselesaikan berdasarkan konsep accounting rate yaitu metode
kompensasi penyelenggara asal dan akhir. Umumnya, penyelenggara sambungan jarak jauh
internasional melakukan negosiasi accounting rate per menit atas dasar route-by-route dengan
menggunakan satu tarif yang dipakai oleh semua penyelenggara di route tersebut. Pada tahun 2003,
Emiten mulai mengganti sistem accounting rate dengan sistem berbasis tarif terminasi pasar dengan
beberapa pihak penyelenggara telekomunikasi asing, dimana Emiten menyetujui tarif asimetris untuk
sambungan ke dalam maupun ke luar negeri. Berdasarkan sistem berbasis tarif terminasi pasar, Emiten
dapat mengurangi tarif yang Emiten harus bayar untuk sambungan ke banyak tujuan internasional
dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan pengurangan tarif sambungan dari tujuan tersebut ke
Indonesia. Meskipun sistem tarif ini mengurangi tarif yang Emiten terima untuk sambungan ke dalam
negeri, Emiten yakin bahwa secara keseluruhan hal ini dapat meningkatkan marjin Emiten untuk jasa
sambungan jarak jauh internasional, terutama sambungan ke luar negeri.
Persaingan antar para penyelenggara VoIP yang menawarkan layanan termasuk telepon hemat, seperti
“01017“ yang ditawarkan seperti Telkom dan “FlatCall 01016” yang ditawarkan oleh Emiten, dan kartu
telepon pra-bayar telah mulai dan diperkirakan akan berdampak negatif pada pendapatan yang berasal
dari jasa sambungan jarak jauh internasional yang telah ada.
Seiring dengan berkembangnya infrastruktur komunikasi data di Indonesia, permintaan atas layanan
VoIP meningkat. VoIP menggunakan koneksi komunikasi data untuk memindahkan trafik suara ke
Internet, yang biasanya menghemat banyak biaya bagi para pelanggan.
Meskipun Pemerintah telah memberlakukan sistem perizinan untuk membatasi jumlah operator VoIP
di Indonesia, Pemerintah saat ini tidak lagi mengendalikan tarif yang dikenakan kepada para pengguna
akhir dari layanan VoIP. Akan tetapi, Pemerintah telah mengindikasikan bahwa mereka bermaksud
untuk mengatur tarif tersebut di kemudian hari, dan diperkirakan peraturan tersebut akan membatasi
tarif VoIP menjadi setara dengan tarif diskon maksimum pada kisaran 40,0% dari tarif PSTN yang
berlaku saat ini.
3. Pasar Komunikasi Data
Secara historis, layanan data di Indonesia terutama terdiri dari layanan narrow bandwidth leased line,
layanan x.25, layanan jaringan data digital dan layanan jaringan digital terpadu. Layanan jaringan data
digital merupakan layanan digital leased line untuk transmisi data. Layanan jaringan digital terpadu
merupakan protokol yang memberikan akses dial-in berkapasitas tinggi untuk jaringan publik. Jenis protokol
ini dapat menangani trafik suara dan data dalam bentuk digital secara bersamaan pada sambungan digital
yang sama melalui integrated switches melewati jaringan publik. Layanan x.25 merupakan protokol open
standard packet switching yang dapat membuat terminal berkecepatan rendah sampai menengah untuk
memperoleh akses dial-in atau permanen ke jaringan dari tempat pengguna dan beroperasi pada jaringan.
Tarif untuk layanan-layanan ini menurun pada beberapa tahun terakhir ini.
177
Meningkatnya penggunaan Internet dan meluasnya aplikasi multimedia diharapkan dapat meningkatkan
permintaan atas layanan data broadband yang canggih. Para operator di Indonesia tengah
mempergunakan jaringan broadband tingkat lanjut agar dapat memberikan jasa high-end data, seperti
jasa frame relay, asynchronous transfer mode dan Internet protocol. Secara khusus, layanan virtual
private network, yang menggunakan ATM dan teknologi Internet protocol, dapat mengambil bagian
yang lebih besar dari pangsa pasar karena layanan ini memberikan alternatif lain yang dapat diandalkan
dan hemat biaya bagi jaringan privat yang bergantung pada dedicated leased lines.
4. Pasar Jasa Layanan Satelit
Beberapa tahun terakhir ini, persaingan yang semakin ketat terjadi di pasar satelit Asia-Pasifik.
Perusahaan-perusahaan di bisnis ini bersaing terutama dalam hal kemampuan cakupan, penawaran
produk dan harga. Pada tanggal 6 September 2005, melalui MD No. 13/2005, Pemerintah mengeluarkan
peraturan yang mewajibkan semua operator telekomunikasi yang menggunakan satelit dalam
menyelenggarakan jasa telekomunikasi untuk memiliki izin penyelenggaraan stasiun bumi dan stasiun
luar angkasa. Izin-izin ini hanya diberikan kepada operator telekomunikasi yang memiliki landing right
dan dengan ketentuan bahwa spektrum frekuensi radio yang digunakannya tidak akan menimbulkan
gangguan terhadap para operator yang ada. Satelit asing diperkenankan untuk beroperasi di Indonesia
apabila operator telekomunikasi Indonesia memiliki hak penyelenggaraan yang bersifat timbal balik di
negara asal satelit tersebut.
5. Tren Industri
Emiten meyakini bahwa tren industri telekomunikasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Jasa Nirkabel
•
•
•
•
•
•
Pertumbuhan yang terus berlanjut di sektor telekomunikasi nirkabel. Emiten memperkirakan industri
telekomunikasi nirkabel dan permintaan atas layanan telekomunikasi nirkabel akan terus tumbuh
dengan laju tetap sekitar 9% seiring dengan semakin berkembang dan modernnya Indonesia. Nilai
yang sangat signifikan dari pertumbuhan ini akan tetap datang dari “pasar-pasar” utama tradisional.
Selain dari pertumbuhan pada pasar-pasar utama, terdapat segmen-segmen berukuran besar
yang berkembang dengan pertumbuhan kuat, terutama pada broadband konsumen dan menaramenara telekomunikasi bergerak.
Dibutuhkan satu abad untuk menghubungkan satu miliar tempat dengan sambungan telepon namun
dibutuhkan kurang dari 30 tahun untuk menghubungkan lima miliar orang dengan telekomunikasi
bergerak, dan diharapkan bahwa sampai dengan 90 miliar obyek akan terhubung selama 20
tahun ke depan atau kurang dari itu. Hal ini merupakan suatu cara mudah untuk membandingkan
dimasukinya jasa nirkabel dengan jasa kabel.
Pertumbuhan yang signifikan pada tingkat penetrasi nirkabel di wilayah luar Jawa. Tingkat penetrasi
nirkabel yang relatif rendah di luar Jawa memberikan potensi besar untuk para penyelenggara
layanan nirkabel di Indonesia karena penduduk yang tinggal di luar Jawa semakin makmur.
Pertumbuhan penggunaan jasa nilai tambah. Pertumbuhan tingkat penggunaan jasa nilai tambah,
seperti SMS, content dan akses internet diharapkan meningkat di tahun-tahun mendatang, oleh
karenanya akan membantu menstabilkan penurunan tingkat penggunaan dan ARPU untuk layanan
suara.
Saat ini, terdapat berbagai pelaku jasa telekomunikasi bergerak dan berbagai perusahaan yang
dengan agresif mendorong pelanggan dan jalur telekomunikasi untuk dengan segera meningkatkan
skala bisnis dan mendapatkan pangsa pasar. Emiten berharap konsolidasi tersebut terus berlanjut,
terutama di luar dari tiga pelaku utama (Telkomsel, Emiten, XL). Salah satu dari hambatan utama
terhadap pasar adalah kemerosotan harga lebih lanjut. Penawaran jasa dan inovasi akan menjadi
penentu utama di dalam persaingan yang ada.
178
b. Jasa Sambungan Jarak Jauh Internasional
•
•
Meningkatnya persaingan di sektor jasa sambungan jarak jauh internasional. Emiten memperkirakan
akan terjadi deregulasi Pemerintah dan peningkatan kualitas layanan VoIP untuk meningkatkan
persaingan dengan jasa sambungan jarak jauh internasional.
Pertumbuhan jumlah sambungan telepon yang cukup. Emiten yakin bahwa pertumbuhan ekonomi
dalam negeri yang berkelanjutan dan meningkatnya penggunaan telepon selular akan mendorong
peningkatan jumlah layanan sambungan jarak jauh internasional. Selain itu, pertumbuhan
layanan VoIP juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan atas jasa sambungan jarak jauh
internasional.
c. Jasa MIDI
•
•
•
Meningkatnya permintaan atas layanan komunikasi data tingkat lanjut. Emiten yakin bahwa
meningkatnya penggunaan Internet dan meluasnya pasar untuk aplikasi multimedia dapat
meningkatkan permintaan atas layanan komunikasi data yang canggih.
Semakin ketatnya persaingan di pasar ISP. Sebagai dampak dari liberalisasi pasar dan terus
diterbitkannya izin-izin baru, Emiten mengantisipasi bahwa persaingan di pasar ISP akan meningkat.
Emiten yakin persaingan akan terjadi terutama dalam hal harga, kualitas layanan dan cakupan
jaringan.
Meningkatnya permintaan atas layanan broadband baik kabel dan nirkabel. Emiten yakin akan
terjadi peningkatan preferensi dan permintaan pelanggan atas akses Internet berkecepatan tinggi
yang mana akan mendorong pertumbuhan layanan broadband dalam negeri.
B.REGULASI
Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menkominfo, memiliki kewenangan dan memegang kendali
regulasi dan melaksanakan kebijakan yang mengatur industri telekomunikasi di Indonesia. Kerangka
hukum industri telekomunikasi didasarkan pada beberapa undang-undang, peraturan pemerintah dan
keputusan menteri dan direktorat jenderal yang diberlakukan dan dikeluarkan dari waktu ke waktu.
Sebelum bulan Maret 1998, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi adalah instansi yang
mengatur industri telekomunikasi di Indonesia. Setelah pemilihan umum tahun 1999 dan pergantian
Pemerintahan di tahun 2001, Departemen Perhubungan mengambil alih tanggung jawab pengaturan
industri telekomunikasi. Pada bulan Februari 2005, kewenangan untuk mengatur industri telekomunikasi
dialihkan dari Departemen Perhubungan ke Menkominfo.
Melalui Menkominfo, Pemerintah mengatur penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan
penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Selain itu, Menkominfo mengatur alokasi spektrum frekuensi
radio untuk semua operator telekomunikasi, yang diwajibkan untuk memperoleh izin dari DJPT, untuk
setiap layanan yang menggunakan spektrum frekuensi. Selain tarif spektrum frekuensi radio, Pemerintah
mewajibkan semua operator telekomunikasi untuk membayar biaya hak penggunaan (BHP) sebesar
0,5% dari pendapatan kotor dikurangi biaya interkoneksi dan penyisihan untuk piutang macet, untuk
setiap tahun buku, yang harus dibayar dengan cicilan setiap triwulanan.
Kebijakan reformasi telekomunikasi Pemerintah diformulasi dalam “Cetak Biru Kebijakan Pemerintah
Indonesia tentang Telekomunikasi” tanggal 17 September 1999. Kebijakan-kebijakan yang tercantum
dalam cetak biru tersebut adalah untuk:
• meningkatkan kinerja sektor telekomunikasi;
• meliberalisasi sektor telekomunikasi dengan struktur persaingan melalui penghapusan praktek
monopoli;
• meningkatkan transparansi dan prediktabilitas kerangka peraturan;
• menciptakan peluang bagi operator telekomunikasi nasional untuk membentuk aliansi strategis
dengan mitra asing; dan
• menciptakan peluang bisnis untuk usaha berskala kecil dan menengah dan memfasilitasi peluang
kerja yang baru.
179
Reformasi peraturan di sektor telekomunikasi Indonesia baru-baru ini didasarkan pada Undang-Undang
Telekomunikasi.
1. Undang-Undang Telekomunikasi
Undang-Undang Telekomunikasi mulai berlaku sejak tanggal 8 September 2000 dan mengatur
pedoman penting untuk reformasi industri, termasuk liberalisasi industri, kemudahan bagi para pemain
baru dan mendorong persaingan. Pemerintah menetapkan pedoman melalui peraturan pemerintah,
keputusan atau peraturan menteri dan keputusan-keputusan dari instansi pemerintah. UndangUndang Telekomunikasi memberikan kewenangan kepada Pemerintah, melalui Menteri Perhubungan,
untuk membuat kebijakan dan untuk mengatur, mengawasi dan melakukan kontrol atas industri
telekomunikasi. Sampai pada tahun 2005, Menteri Perhubungan adalah badan pembuat peraturan
untuk industri telekomunikasi, yang memiliki wewenang atas sektor telekomunikasi di Indonesia dan
dapat mengeluarkan peraturan melalui keputusan menteri, membuat kebijakan dan menerbitkan izin
serta membuat formulasi tarif.
Peraturan Pemerintah No. 52/2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (”Peraturan
Penyelenggaraan Telekomunikasi”) dan Peraturan Pemerintah No. 53/2000 tentang Penggunaan
Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit diberlakukan sebagai peraturan-peraturan pelaksana
pertama dari Undang-Undang Telekomunikasi. Departemen Perhubungan juga mengeluarkan berbagai
keputusan, yaitu: (i) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 20 Tahun 2001, yang kemudian digantikan
dengan Peraturan Menkominfo No. 01/PER/M.KOMINFO/01/2010, tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi (”Peraturan Jaringan Telekomunikasi”), (ii) Peraturan Menteri Perhubungan No. 21
Tahun 2001, yang kemudian diubah oleh Peraturan Menkominfo No. 31/PER/M.KOMINFO/09/2008,
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (”Peraturan Jasa Telekomunikasi”), dan (iii) Keputusan
Menteri Perhubungan No. KM 31 Tahun 2003 yang selanjutnya dibatalkan dengan Keputusan
Menkominfo No. 36/PER/M.KOMINFO/2008 dan terakhir diubah dengan Peraturan Menkominfo No.
01/PER/M.KOMINFO/02/2011 tentang Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (”Penetapan Badan
Regulasi Telekomunikasi”).
Berdasarkan Peraturan Menkominfo No. 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, tugas dan fungsi DJPT dibagi dan diserahkan kepada
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (DJPPI) dan Direktorat Jenderal Sumber
Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (DJSDPPI).
Pada tanggal 11 Juli 2003, Menteri Perhubungan mengeluarkan Penetapan Badan Regulasi
Telekomunikasi, berdasarkan mana Menteri Perhubungan mendelegasikan kewenangannya untuk
mengatur, mengawasi dan mengendalikan sektor telekomunikasi di Indonesia kepada BRTI, tetapi
tetap memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan untuk industri telekomunikasi. BRTI terdiri dari
sembilan anggota, termasuk jabatan ketua yang dipegang oleh DJPPI dan wakil ketua dijabat oleh
DJSDPPI. Anggota Komite Regulasi Telekomunikasi diangkat oleh Menkominfo. Seluruh anggota
Komite Regulasi Telekomunikasi: (i) harus berwarga negara Indonesia; (ii) memiliki keahlian profesional
di bidang telekomunikasi, teknologi informasi, ekonomi, hukum atau ilmu sosial; (iii) tidak memiliki
kepentingan apapun di salah satu operator telekomunikasi; dan (iv) tidak diangkat sebagai direktur atau
komisaris di salahsatu operator telekomunikasi.
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 67 Tahun 2003 mengatur hubungan antara Menteri
Perhubungan (dan selanjutnya Menkominfo) dan BRTI. Dalam menjalankan fungsi pengaturan, BRTI
diberikan kewenangan untuk: (i) melakukan pemberian izin untuk jaringan dan jasa telekomunikasi
sesuai dengan kebijakan Menkominfo dan (ii) mengusulkan kepada Menkominfo standar pelaksanaan
operasional, jasa, biaya interkoneksi dan peralatan untuk jaringan dan jasa telekomunikasi. BRTI
diberikan kewenangan untuk mengawasi dan diminta untuk melaporkan kepada Menkominfo atas: (i)
pelaksanaan standar operasional, (ii) persaingan antara operator jaringan dan jasa, dan (iii) pemenuhan
standar penggunaan peralatan telekomunikasi. Dalam menjalankan fungsi pengendalian, BRTI juga
diminta untuk melaporkan kepada Menkominfo atas: (i) perkembangan penyelesaian sengketa diantara
operator jaringan dan jasa, (ii) mengawasi penggunaan peralatan telekomunikasi, dan (iii) pelaksanaan
standar kualitas jasa.
180
2. Penggolongan Penyelenggara Telekomunikasi
Undang-Undang Telekomunikasi menggolongkan penyelenggara telekomunikasi menjadi: (i)
penyelenggara jaringan telekomunikasi, (ii) penyelenggara jasa telekomunikasi, dan (iii) penyelenggara
telekomunikasi khusus. Penyelenggaraan Telekomunikasi lebih lanjut digolongkan ke dalam:
(i) penyelenggara jaringan telekomunikasi tetap dan (ii) penyelenggara jaringan telekomunikasi
bergerak selular. Berdasarkan Undang-Undang Telekomunikasi, untuk setiap kategori penyelenggara
telekomunikasi diperlukan izin. Penyelenggara jaringan telekomunikasi diberikan izin untuk memiliki
dan/ atau menyelenggarakan jaringan telekomunikasi. Sebaliknya, pemilik izin penyelenggara jasa
telekomunikasi diberikan izin untuk menyelenggarakan jasa, tetapi tidak diharuskan untuk memiliki
jaringan sendiri. Izin telekomunikasi khusus diperlukan untuk para penyelenggara jasa telekomunikasi
privat atau untuk keperluan yang berkaitan dengan penyiaran dan keperluan keamanan nasional.
Peraturan Jaringan Telekomunikasi mengatur bahwa izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi
dikeluarkan oleh Menkominfo. Peraturan Jasa Telekomunikasi membedakan izin penyelenggaraan jasa
telepon dasar yang dikeluarkan oleh Menkominfo dan izin penyelenggaraan jasa nilai tambah telepon
dan multimedia yang dikeluarkan oleh DJPT.
3. Pengakhiran Hak Eksklusif
Pada tahun 1995, Telkom diberikan hak monopoli untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi telepon
tetap lokal sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, dan layanan SLJJ sampai dengan tanggal
31 Desember 2005. Sementara Emiten dan Satelindo (yang selanjutnya bergabung dengan Emiten)
diberikan hak duopoli untuk secara eksklusif menyelenggarakan jasa telekomunikasi telepon dasar
internasional sampai dengan tahun 2004.
Sebagai konsekuensi dari berlakunya Undang-Undang Telekomunikasi dan Keputusan Menkominfo No.
21 (2001), Pemerintah mengakhiri hak eksklusif Telkom dan hak duopoli yang sebelumnya diberikan
kepada Emiten dan Satelindo. Pemerintah mengadopsi kebijakan duopoli agar Emiten dan Telkom
bersaing sebagai penyelenggara jasa dan jaringan terpadu.
Pasar untuk penyediaan layanan SLI telah dibebaskan pada bulan Agustus 2003 dengan diakhirinya
hak eksklusif Emiten dan Satelindo. Emiten mulai menyediakan jasa telepon tetap sejak tahun 2002 dan
jasa telepon nirkabel serta SLJJ pada tahun 2003, setelah menerima izin SLJJ Emiten. Telkom telah
menerima izin layanan SLI dan mulai menawarkan layanan SLI dengan kode akses internasional “007”
pada tahun 2004 yang bersaing langsung dengan Emiten.
Dalam rangka liberalisasi di sektor jasa SLJJ, Pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan
yang mengharuskan setiap operator jasa SLJJ untuk menyelenggarakan kode akses tiga digit yang
harus digunakan oleh para pelanggan pada saat mereka melakukan sambungan SLJJ. Pada tanggal
1 April 2005, Menkominfo mengumumkan bahwa kode akses tiga digit untuk telepon SLJJ akan
dilaksanakan secara bertahap dalam waktu lima tahun sejak tanggal tersebut dan bahwa Menkominfo
akan memberikan kode akses “011” kepada Emiten untuk lima kota besar, termasuk Jakarta, dan
mengizinkan Emiten untuk melakukan perluasan secara progresif ke semua kode area lainnya dalam
waktu lima tahun. Telkom telah memperoleh “017” sebagai kode akses SLJJ-nya. Pada tanggal 3
Desember 2007, Menkominfo mengundangkan Keputusan Menteri No. 43/P/M.KOMINFO/12/2007,
sebagaimana diubah kemudian, yang mengundurkan tanggal pelaksanaan kode akses SLJJ menjadi
tanggal 3 April 2008 dan juga menetapkan jadwal pelaksanaan akses sambungan jarak jauh “01X”.
Pada bulan Januari 2007, Pemerintah telah menetapkan peraturan baru mengenai interkoneksi dan
sistem akses kode lima angka untuk jasa VoIP. Pada April 2008, kode akses tersebut telah digunakan
di Balikpapan. Penduduk Balikpapan dapat memilih menggunakan “0”, “01016” atau “01017” pada saat
mereka melakukan telepon jarak jauhnya. Apakah kode akses SLJJ akan dilaksanakan di kota-kota
lain akan tergantung pada studi yang dilakukan oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia atas
pelanggan jasa telepon tetap Emiten dan Telkom.
181
4. Tarif Jasa Jaringan dan Selular
Menkominfo bertanggung jawab untuk mengatur dan menyesuaikan formula tarif. Pada tahun
2006, Menkominfo mengeluarkan keputusan-keputusan kementerian seperti: (i) No. 8/PER/M.
KOMINFO/02/2006 tentang interkoneksi berbasis biaya, (ii) No. 2/PER/M.KOMINFO/1/2006, No. 4/
PER/M.KOMINFO/1/2006, No. 7/PER/M.KOMINFO/2/2006 dan No. 19/ PER/M.KOMINFO/3/2006
tentang Ketentuan Jasa 3G, (iii) No. 5/PER/M.KOMINFO/1/2006 tentang Warung Telekomunikasi,
(iv) No. 09/PER/M.KOMINFO/02/2006 sebagaimana diubah dengan No. 15/PER/M.KOMINFO/4/2008
tentang Tarif Telekomunikasi Telepon Tetap, (v) No. 11/PER/M.KOMINFO/02/2006 tentang Penyadapan
Sah, (vi) No. 12/PER/M.KOMINFO/02/2006 yangdigantikan dengan Peraturan Menkominfo No. 09/
PER/M.KOMINFO/09/2008 tentang Tarif Selular, dan (vii) No. 102/Kep/M.KOMINFO/10/2006 tentang
2G dan 3G Izin Jaringan Selular sebagaimana diubah dengan Keputusan Menkominfo No. 252/Kep/M.
KOMINFO/07/2011, Keputusan Menkominfo No.181/2006 tentang Migrasi Jaringan FWA menuju
Frekuensi Alokasi 800MHz serta Peraturan Menkominfo No. 09/PER/M.KOMINFO/06/2010. Pada tahun
2007, Menkominfo mengeluarkan keputusan-keputusan Menteri, termasuk No. 162/2007 tentang alokasi
aliran frekuensi radio 800 MHz untuk pengoperasian FWA-CDMA dan selular (perubahan Keputusan
Menkominfo No. 181/2006), Peraturan Menkominfo No. 5/PER/M.KOMINFO/2/2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tarif Pada Kontribusi USO, No. 3/PER/M.KOMINFO/1/2007 tentang Sewa Jaringan, No.
11/PER/M.KOMINFO/4/2007 (sekarang No. 38/2007) yang mengatur pelaksanaan pengembangan
infrastruktur menggunakan dana USO dan Peraturan Menkominfo No. 43/PER/M.KOMINFO/12/2007
tentang penggantian keempat FTPs (Rencana Teknis Dasar/Fundamental Technical Plans) – 2000
yang mengundurkan tanggal pelaksanaan dari kode akses jarak jauh di Balikpapan menjadi tanggal
3 April 2008. Pada bulan April 2008, Menkominfo menetapkan Peraturan Menteri No.9/PER/M.
KOMINFO/04/2008 tentang penentuan tarif untuk jasa selular, yang menentukan tarif untuk tipe dan
struktur retail selular berdasarkan formula dan Peraturan Menteri No. 15/PER/M.KOMINFO/04/2008
yang mengatur mengenai tarif baru layanan selular termasuk layanan teleponi dasar melalui jaringan
tetap. Jenis tarif tersebut mencakup jasa layanan telepon dasar, layanan roaming dan multimedia. Tarif
untuk layanan telepon dasar terdiri dari biaya aktivasi, biaya bulanan, biaya pemakaian dan layanan
tambah nilai. Tarif tertinggi untuk layanan selular retail tiap operator akan berbeda sebagai akibat
dari perbedaan metode perhitungan antar operator. Berdasarkan peraturan baru tersebut, tarif untuk
jasa teleponi dasar melalui jaringan tetap dan SMS sebagai fasilitas tambahan harus diperhitungkan
oleh operator dengan menggunakan formula berbasis biaya dengan hasil penghitungan yang
dinyatakan sebagai batas maksimum tarif. Pemerintah diharapkan untuk mengubah tarif formula untuk
telekomunikasi tetap dalam waktu dekat di kemudian hari. Pemerintah mengatur formula tarif untuk
Sewa Jaringan berdasarkan Peraturan Menkominfo No. 03/PER/M.KOMINFO/1/2007.
5. Perlindungan Konsumen
Menurut Undang-Undang Telekomunikasi, masing-masing penyelenggara harus memenuhi tingkat
pelayanan tertentu.Dalam hal terjadi kerugian yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian
penyelenggara telekomunikasi, pihak yang dirugikan dapat mengajukan tuntutan atas kerugian kepada
penyelenggara telekomunikasi.
Peraturan Menkominfo tentang standar penyediaan layanan dapat ditemukan di: (i) Peraturan Menkominfo
No. 11/PER/M.KOMINFO/09/2008 tanggal 21 April 2008 tentang Tingkat Penyediaan Layanan Teleponi
Dasar di Jaringan Tetap Lokal,(ii) Peraturan Menkominfo No. 12/PER/M.KOMINFO/09/2008 tanggal
21 April 2008 tentang Tingkat Penyediaan LayananTeleponi Dasar di Jaringan Bergerak Selular, dan
(iii) Peraturan Menkominfo No. 13/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Tingkat Penyediaan Layanan
Teleponi Dasar di Jaringan Tetap dengan mobilitas terbatas.
6. Telepon Umum
Berdasarkan Peraturan Menkominfo No. 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan
Jaringan Telekomunikasi, Emiten mempunyai kewajiban untuk menyediakan telepon umum sejumlah
3,0% dari total kapasitas jaringan yang dipasang untuk jaringan telekomunikasi tetap yang telah Emiten
bangun.
182
7. Kewajiban Pelayanan Universal (USO)
Berdasarkan Undang-Undang Telekomunikasi, semua penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi
terikat oleh Kewajiban Pelayanan Universal (”USO”), yang mengharuskan semua penyelenggara untuk
ikut serta dalam penyediaan fasilitas dan infrastruktur telekomunikasi di wilayah-wilayah yang ditentukan
sebagai wilayah USO oleh Menkominfo. USO dimaksudkan untuk menyediakan akses telekomunikasi
dan/atau jasa di area-area yang sebelumnya belum ada akses atau jaringan.
Melalui Peraturan Pemerintah No. 28/2005 dan Peraturan Menkominfo No. 15/Per/M.KOMINFO/9/2005,
Pemerintah mengumumkan peraturan-peraturan yang mengatur mengenai pembayaran USO dan
mengubah tarif USO dari Rp750 untuk setiap telepon internasional keluar atau masuk menjadi 0,75%
dari jumlah pendapatan kotor dikurangi biaya interkoneksi yang telah dibayar kepada penyelenggara
telekomunikasi lain dan hutang macet. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/2009, Pemerintah
meningkatkan tarif USO dari 0,75% menjadi 1,25%.
Pada bulan Maret 2004, Menkominfo menerbitkan Keputusan Menteri No. KM 34 Tahun 2004
yang memuat spesifikasi pelaksanaan program dan zona USO, persyaratan teknis, pengoperasian,
pendanaan dan monitor (”KM 34/2004”). KM34/2004 digantikan dengan Peraturan Menkominfo No.
11/PER/M.KOMINFO/4/2007 yang kemudian diubah dengan Peraturan Menkominfo No. 38/PER/M.
KOMINFO/09/2007 yang mengatur prosedur penggunaan dana USO untuk keperluan pembangunan
jaringan dan jasa telekomunikasi di wilayah dimana tidak ada jaringan telekomunikasi. Padatahun 2008
Pemerintah menetapkan Peraturan Menkominfo No. 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 (sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menkominfo No. 03/PER/M.KOMINFO/02/2010) yang menggantikan
Peraturan Menkominfo No. 11/PER/M.KOMINFO/04/2007. Berdasarkan peraturan ini, penyelenggara
jaringan telekomunikasi yang telah memenangkan tender untuk menyediakan jasa telekomunikasi
di daerah yang belum ada jaringan telekomunikasi (“Daerah USO”) akan menggunakan dana yang
dikumpulkan dari tarif USO untuk menyediakan akses dan layanan telekomunikasi, termasuk layanan
teleponi, SMS, dan akses internet. Dalam menyediakan layanan telekomunikasi di Daerah USO,
penyelenggara telekomunikasi memiliki hak untuk: (i) menggunakan teknologi, (ii) menandatangani
perjanjian interkoneksi dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya, dan (iii) menggunakan
frekuensi spektrum 2.390 – 2.400 MHz.
8. Perjanjian Interkoneksi
Sesuai dengan larangan yang secara khusus diatur dalam Undang-Undang Telekomunikasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat,
Undang-Undang Telekomunikasi mewajibkan para penyelenggara jaringan untuk memperbolehkan
para pengguna dari satu jaringan mengakses para pengguna atau layanan pada jaringan lainnya dengan
membayar tarif yang disepakati oleh setiap penyelenggara jaringan. Peraturan Penyelenggaraan
Telekomunikasi mengatur bahwa tarif interkoneksi antara dua atau lebih penyelenggara jaringan harus
bersifat transparan, disepakati bersama dan adil.
Pada tanggal 8 Februari 2006, melalui Peraturan Menkominfo No. 8/PER/M.KOMINFO/02/2006,
Pemerintah mengeluarkan peraturan interkoneksi yang baru yang merupakan peraturan interkoneksi
berbasis biaya untuk menggantikan peraturan interkoneksi berbasis bagi hasil yang berlaku sebelumnya.
Sebagaimana diatur dalam peraturan baru, Pemerintah menetapkan suatu rumusan sebagai panduan
untuk menghitung biaya interkoneksi dari setiap penyelenggara. Hasil perhitungan akan dievaluasi oleh
Pemerintah dan digunakan oleh Pemerintah sebagai rujukan.
Penyelenggara harus memasukkan hasil penghitungan dari formula Pemerintah ke dalam usulan DPI,
bersama dengan usulan-usulan untuk skenario panggilan, penyaluran trafik, titik interkoneksi, tata cara
permohonan dan pemberian interkoneksi, dan lain-lain. Usulan DPI juga harus mengungkapkan jenis
jasa interkoneksi dan tarif yang dikenakan untuk tiap jasa yang ditawarkan. Penyedia akses interkoneksi
harus memberlakukan sistem antri atas dasar First-In - First-Serve. Selain itu, mekanisme interkoneksi
juga harus transparan dan tanpa diskriminasi.
183
Para penyelenggara telekomunikasi SLI yang dominan dan para penyelenggara non-dominan
mengajukan DPI pada bulan September 2006. DPI dari penyelenggara dominan disetujui oleh
Pemerintah pada bulan Oktober 2006 dan pelaksanaan peraturan baru dimulai pada bulan Januari 2007
melalui perjanjian bilateral antar para penyelenggara. Berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini, DPI
akan diubah setiap tahun. Pada tanggal 11 April 2008, Pemerintah menyetujui DPI dari penyelenggara
dominan untuk mengganti DPI sebelumnya.
Rencana Teknis Dasar Nasional Pemerintah mengatur persyaratan teknis seperti rencana routing,
penomoran, dan aspek teknis untuk interkoneksi antar jaringan-jaringan dari berbagai penyelenggara
telekomunikasi, yang dapat membuat semua penyelenggara jaringan berinterkoneksi secara langsung
tanpa harus melalui PSTN.
9. Peraturan mengenai Biaya
Berdasarkan Undang-Undang Telekomunikasi dan sejalan dengan peraturan-peraturan lainnya, setiap
penyelenggara telekomunikasi diwajibkan membayar kepada Pemerintah biaya hak penggunaan
(BHP), biaya frekuensi dan biaya orbit satelit, sebagaimana yang berlaku. BHP untuk masing-masing
penyelenggara telekomunikasi adalah sekitar 0,5% dari pendapatan kotor, yang meliputi hal-hal seperti
pendapatan dari sewa jaringan, tarif interkoneksi, biaya aktivasi pelanggan baru, tarif penggunaan,
tarif roaming dan kartu SIM. Sebagai tambahan, Pemerintah juga mewajibkan seluruh penyelenggara
telekomunikasi untuk membayar tarif USO sebesar 1,25% dari pendapatan kotor dikurangi biaya
interkoneksi dan hutang macet setiap tahunnya, yang dibayarkan secara triwulanan. Tarif frekuensi
untuk jaringan CDMA 800 MHz, GSM 900 MHz, DCS 1800 MHz dan 3G 2100 MHz berdasarkan
bandwidth allocated frequency. Selain itu, para pengguna harus melakukan pembayaran satu kali di
muka untuk biaya koneksi orbit satelit ketika satelit dioperasikan.
10. Pendaftaran Penggunaan Selular Pra-bayar
Pada tanggal 28 Oktober 2005, Pemerintah mulai mewajibkan para penyelenggara telekomunikasi
untuk mengadakan pendaftaran para pengguna selular pra-bayar. Peraturan ini menyatakan bahwa
proses pendaftaran tersebut wajib diselesaikan selambat-lambatnya tanggal 28 April 2006, dimana
kemudian diperpanjang sampai dengan tanggal 28 September 2006. Emiten telah merancang prosedur
agar kewajiban pendaftaran dapat dilakukan pada titik awal penjualan dan Emiten telah menyelesaikan
kewajiban pendaftaran pengguna selular prabayar pada bulan September 2006, dengan membatalkan
rekening sekitar 1,3 juta pelanggan yang tidak mendaftar. Sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menkominfo No. 23/PER/M.KOMINFO/10/2005 tentang Registrasi Terhadap Pelanggan Jasa
Telekomunikasi, semua penyelenggara akan terus mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan setiap
pelanggan baru selular prabayar mereka.
11. Peraturan tentang Satelit
Industri satelit internasional merupakan industri yang diatur secara ketat. Selain perizinan dan peraturan
di dalam negeri, penempatan dan pengoperasian satelit Emiten harus didaftarkan pada Biro Komunikasi
Radio. Setelah diadakannya Konferensi Radio Komunikasi Dunia/World Radiocommunication Conference
(“WRC”) yang diadakan pada tanggal 22 Oktober 2007 sampai dengan 16 November 2007, beberapa
karakteristik satelit Indonesia yang berada pada slot 113E dan 150,5EL telah dinyatakan kembali pada
International Telecommunication Union. Untuk memfasilitasi penggunaan slot orbit 150,5E.L.,Direktorat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi telah menerbitkan Peraturan No. 79/DIRJEN/2009 pada tanggal
12 Maret 2009, mengenai pembentukan kelompok kerja yang terdiri atas DJPT, Telkom dan Emiten.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada 16 Maret 2009, Menkominfo telah mengeluarkan Surat No.
110/M.KOMINFO/03/2009 mengenai persetujuan untuk kerjasama dengan Emiten dan Telkom untuk
memfasilitasi penggunaan slot orbit tersebut secara cepat.
Pada 17 Desember 2011, Menkominfo mengeluarkan Surat No. 460/M.KOMINFO/12/2011 yang
menyetujui penggunaan satelit yang berada pada slot orbit 150,5E.L. oleh Emiten sebagai penyelenggara
jaringan tetap tertutup.
184
12.Frekuensi Fixed Wireless Access-CDMA
Melalui Peraturan Menkominfo No. 181/2006, sebagaimana diubah dari waktu ke waktu, Pemerintah
melakukan realokasi frekuensi 800MHz kepada penyelenggara FWA sebagai bagian dari izin frekuensi
untuk layanan 3G (IMT-2000) kepada Bakrie Telecom, Telkom, Mobile-8 dan Emiten. Emiten sebelumnya
telah diberikan izin 5MHz pada frekuensi uplink dan downlink di frekuensi berikut: frekuensi uplink
1880-1885MHz dan downlink 1960-1965MHz di Jakarta, Banten dan Jawa Barat dan frekuensi uplink
dan downlink di frekuensi 830-835MHz dan downlink 875-880MHz untuk wilayah-wilayah lainnya di
Indonesia. Berdasarkan peraturan baru di atas, Emiten diberikan izin untuk frekuensi 2x1.23MHz (uplink
842.055-844.515MHz dan downlink 887.055-889.515MHz) untuk skala nasional. Migrasi frekuensi telah
diselesaikan pada tanggal 31 Desember 2007.
13. Kewajiban Tower Bersama
Pada tanggal 17 Maret 2008, Menkominfo mengeluarkan Peraturan Menkominfo No. 02/PER/M.
KOMINFO/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi
(“Peraturan Menara”). Berdasarkan Peraturan Menara, pembangunan menara telekomunikasi
memerlukan izin dari institusi pemerintah terkait, sementara pemerintah daerah menentukan penempatan
dan lokasi dimana menara telekomunikasi dapat dibangun. Selain itu, penyedia telekomunikasi
yang memiliki menara telekomunikasi dan pemilik menara diwajibkan untuk mengizinkan operator
telekomunikasi lainnya untuk menggunakan menara telekomunikasi mereka (selain dari menara yang
digunakan untuk jaringan utama), tanpa diskriminasi.
Selanjutnya, pada tanggal 30 Maret 2009, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan
Menkominfo serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal telah mengeluarkan Peraturan Bersama
No. 19/PER/M.KOMINFO/03/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara
Telekomunikasi (“Peraturan Bersama”) yang mewajibkan adanya izin pendirian menara untuk setiap
menara yang dibangun dan digunakan untuk layanan telekomunikasi yang harus memenuhi spesifikasi
teknis tertentu. Namun demikian, melalui pembuatan Peraturan Bersama ini, Peraturan Menara tetap
berlaku sepanjang ketentuan yang di dalamnya tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada di
Peraturan Bersama.
Selain dari Peraturan Bersama dan Peraturan Menara, beberapa pemerintah daerah telah membuat
peraturan-peraturan yang membatasi jumlah dan lokasi menara telekomunikasi dan mewajibkan
operator untuk menggunakan menara telekomunikasi secara bersama.
Pada tanggal 9 September 2009, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui diterbitkannya Undang-undang
No. 28 Tahun 2009 tentang pajak kabupaten/kota dan provinsi yang mulai berlaku pada 1 Januari 2010
dan memberlakukan suatu jenis pajak baru yang dapat menambah biaya regulasi dalam pengoperasian
menara-menara Emiten. Pajak baru ini dibatasi pada nilai maksimum 2% dari nilai jual objek pajak, yang
mana merujuk pada nilai jual kembali menara yang ditentukan oleh pejabat pajak yang bersangkutan.
Pelaksanaan dari pajak baru ini akan berdampak luas pada kebijakan pemerintah provinsi.
185
XI. IKHTISAR DATA KEUANGAN KONSOLIDASIAN PENTING
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Emiten untuk masing-masing
periode di bawah ini.
Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Emiten tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan 2008,
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, bersumber
dari laporan keuangan konsolidasian auditan Emiten untuk tanggal-tanggal dan periode-periode
tersebut, yang seluruhnya telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan
tercantum dalam Prospektus ini, serta telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan
publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian, yang berisi paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2009/31 Desember
2008, sehubungan dengan reklasifikasi akun-akun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK
2011, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Emiten tanggal 31 Desember 2007 dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Emiten untuk tanggal dan periode-periode tersebut, yang telah disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan disajikan kembali sehubungan dengan reklasifikasi akunakun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK 2011, yang tidak diaudit dan tidak direviu, dan
tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember
2008 dan 2007, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sebelum dilakukan
penyajian kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011 telah diaudit oleh KAP Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja (sekarang KAP Purwantono, Suherman & Surja), akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian,
yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini.
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang
Usaha
Pihak-pihak berelasi - setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan
penurunan nilai
Lain-lain - setelah dikurangi cadangan penurunan
nilai
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan keusangan
Aset derivatif
Uang muka
Pajak dibayar di muka
Biaya diba yar di muka
Aset keuangan lancar lainnya bersih
Aset lancar lainnya
Jumlah Aset Lancar
31 Desember
2011
2010
2009
2008
2007*
(tidak diaudit)
2.224.206
2.075.270
2.835.999
5.737.866
8.053.006
257.537
222.506
125.912
76.078
133.345
1.183.532
1.325.920
1.259.213
1.264.628
897.623
5.660
75.890
159.349
48.865
893.216
1.705.652
10.031
105.885
69.334
67.273
701.560
1.527.254
564.859
112.260
224.743
35.173
818.326
1.125.091
16.914
241.991
656.594
39.151
592.880
1.019.703
20.901
161.573
127.717
38.017
714.322
650.893
24.790
742
6.579.439
53.119
702
6.158.854
35.173
2.878
7.139.627
44.777
1.821
9.691.773
24.868
3.861
10.826.126
186
Keterangan
31 Desember
2011
ASET TIDAK LANCAR
Piutang pihak - pihak berelasi - setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai
10.654
Aset pajak tangguhan - bersih
114.114
Aset tetap - bersih
42.573.369
Goodwill dan aset takberwujud
1.366.853
Sewa dibayar di muka jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek
766.349
Izin dibayar di muka jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek
331.868
Uang muka jangka panjang
209.798
Pensiun dibayar di muka jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek
103.181
Piutang jangka panjang
20.677
Aset keuangan tidak lancar lainnya - bersih
90.416
Aset tidak lancar lainnya - bersih
5.593
Jumlah Aset Tidak Lancar
45.592.872
JUMLAH ASET
52.172.311
*Telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
2008
2007*
(tidak diaudit)
8.421
7.215
42.496
95.018
85.812
68.445
43.571.010 44.428.807 38.394.073
1.374.060 1.580.080 1.833.392
56.455
87.118
30.572.773
2.087.178
2010
2009
750.472
735.185
632.566
420.236
397.708
216.643
463.549
294.391
199.289
456.093
231.289
646.997
111.344
147.380
169.986
45.911
50.767
67.081
80.405
102.734
75.368
8.341
5.940
62.761
46.659.333 47.901.860 42.001.550
52.818.187 55.041.487 51.693.323
198.360
64.214
75.290
39.050
34.478.960
45.305.086
(dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
Keterangan
31 Desember
2011
2010
2009
2008
2007*
(tidak diaudit)
1.499.256
-
-
-
-
23.581
295.477
3.429.921
88.563
1.891.477
1.124.995
37.265
138.189
22.260
623.245
3.644.467
169.445
1.710.885
1.143.852
50.279
215.403
38.670
498.806
5.289.782
161.820
1.525.561
941.223
22.463
200.202
12.109
596.645
6.446.357
268.891
1.445.238
822.986
32.121
315.866
40.488
405.962
6.206.649
436.450
1.282.939
709.827
40.947
64.310
3.300.537
41.989
16.072
64.849
11.952.171
3.184.147
1.098.131
23.127
61.612
11.946.853
1.440.259
572.469
2.840.662
56.442
43.721
13.336
68.065
92.785
13.071.234 10.675.245
494.387
1.860.000
42.544
74.078
11.658.581
15.480
1.920.787
22.099
1.772.337
6.425.779
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang jangka pendek
Hutang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Hutang pengadaan
Hutang pajak
Akrual
Pendapatan diterima di muka
Uang muka pelanggan
Liabilitas derivatif
Bagian jangka pendek dari:
Hutang jangka panjang
Hutang obligasi
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Liabilitas jangka pendek lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang pihak-pihak berelasi
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian
jangka pendek
Hutang obligasi - setelah dikurangi bagian jangka
pendek
Kewajiban imbalan kerja - setelah dikurangi bagian
jangka pendek
Liabilitas keuangan jangka panjang
Liabilitas jangka panjang lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
14.699
1.305.185
64.850
1.482.221
7.666.804
12.721.308 10.812.160
4.249.033
12.138.353
12.114.104
8.472.175 10.315.616
10.088.741
787.313
116.455
21.404.167
33.356.338
872.407
187.097
22.634.848
34.581.701
825.714
695.687
52.180
113.807
123.992
23.681.970 23.319.519
36.753.204 33.994.764
541.134
279.658
98.768
16.804.405
28.462.986
187
13.764
1.535.202
31 Desember
Keterangan
2010
2009
2008
2007*
(tidak diaudit)
543.393
1.546.587
543.393
1.546.587
543.393
1.546.587
543.393
1.546.587
134.446
119.464
15.224.843 15.341.773
80.258
13.964.503
2011
EKUITAS
EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN
Modal saham - nilai nominal Rp100 setiap saham
Seri A dan Seri B.
Modal dasar - 1 saham Seri A dan 19.999.999.999
saham Seri B.
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1 saham
Seri A dan 5.433.933.499 saham Seri B
Agio saham
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi/
entitas anak
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
134.446
15.736.227
404.104
(2.326)
404.104
(2.727)
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Pemilik Perusahaan
18.362.431
Kepentingan nonpengendali
453.542
JUMLAH EKUITAS
18.815.973
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
52.172.311
*Telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
404.104
2.369
403.812
6.177
17.850.646 17.957.690
385.840
330.593
18.236.486 18.288.283
52.818.187 55.041.487
16.544.730
297.370
16.842.100
45.305.086
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011
18.824.186
(15.640.528)
3.183.658
(951.665)
2.231.993
(677.265)
1.554.728
2008*
(tidak diaudit)
19.211.523
(14.478.244)
4.733.279
(2.408.164)
2.325.115
(419.830)
1.905.285
2007*
(tidak diaudit)
16.873.750
(12.354.146)
4.519.604
(1.589.988)
2.929.616
(859.517)
2.070.099
1.498.245
56.483
1.554.728
1.878.522
26.763
1.905.285
2.042.043
28.056
2.070.099
2010
2009
Pendapatan usaha
20.576.893
19.796.515
Beban usaha
(17.746.794)
(16.355.165)
Laba usaha
2.830.099
3.441.350
Beban lain-lain - bersih
(1.648.199)
(2.359.533)
Laba sebelum pajak penghasilan
1.181.900
1.081.817
Beban pajak penghasilan
(249.397)
(357.798)
Laba tahun berjalan
932.503
724.019
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada:
Pemilik Perusahaan
834.975
647.174
Kepentingan Nonpengendali
97.528
76.845
Laba tahun berjalan
932.503
724.019
*telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
Rasio-Rasio Konsolidasian Penting (tidak diaudit)
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut
Rasio Usaha
Laba usaha terhadap pendapatan usaha (1)
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik perusahaan terhadap pendapatan usaha (2)
Laba usaha terhadap ekuitas (3)
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik perusahaan terhadap ekuitas (4)
Laba usaha terhadap jumlah aset (5)
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik perusahaan terhadap jumlah aset (6)
2011
13,8%
4,1%
2010
17,4%
3,3%
2009
16,9%
8,1%
2008
24,6%
9,8%
2007
26,8%
12,1%
15,0%
18,9%
17,4%
26,7%
26,8%
4,4%
5,4%
3,5%
6,5%
8,2%
5,8%
10,6%
9,2%
12,1%
10,0%
1,6%
1,2%
2,7%
3,6%
4,5%
188
31 Desember
Rasio Keuangan
Aset lancar terhadap jumlah liabilitas jangka pendek (7)
Liabilitas jangka panjang terhadap ekuitas (8)
Jumlah liabilitas terhadap ekuitas (9)
Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset (10)
2011
55,0%
113,8%
177,3%
63,9%
2010
51,6%
124,1%
189,6%
65,5%
2008
90,8%
131,8%
192,1%
65,8%
2007
92,9%
99,8%
169,0%
62,8%
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut
Rasio Pertumbuhan (11)
Pendapatan usaha
Beban usaha
Laba usaha
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik perusahaan
Jumlah aset
Jumlah liabilitas
Jumlah ekuitas
2011
2010
2009
2008
3,9%
8,5%
(17,8%)
5,2%
4,6%
8,1%
(2,0%)
8,0%
(32,7%)
13,9%
17,2%
4,7%
29,0%
(1,2%)
(3,5%)
3,2%
(56,8%)
(4,0%)
(5,9%)
(0,3%)
(20,2%)
6,5%
8,1%
3,3%
(8,0%)
14,1%
19,4%
5,1%
31 Desember
Rasio Keuangan
Aset lancar terhadap jumlah liabilitas jangka pendek (7)
Liabilitas jangka panjang terhadap ekuitas (8)
Jumlah liabilitas terhadap ekuitas (9)
Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset (10)
2009
54,6%
129,5%
201,0%
66,8%
2011
55,0%
113,8%
177,3%
63,9%
2010
51,6%
124,1%
189,6%
65,5%
2009
54,6%
129,5%
201,0%
66,8%
2008
90,8%
131,8%
192,1%
65,8%
2007
92,9%
99,8%
169,0%
62,8%
31 Desember
Rasio yang Dipersyaratkan
dalam Perjanjian Pinjaman
2011
2010
2009
2008
2007
9.459,2
9.652,0
8.767,8
9.293,6
8.682,8
EBITDA (dalam miliar Rupiah)(12)
2,50
2,53
2,94
2,38
1,94
Total Liabilitas / Ekuitas (x) (13)
2,27
2,31
2,62
1,76
1,01
Liabilitas Bersih / EBITDA (x) (14)
EBITDA / Beban Bunga (x)
5,56
4,64
4,85
5,23
6.22
Keterangan:
1) Dihitung dengan membagi laba usaha dengan jumlah pendapatan usaha, masing-masing untuk periode terkait.
2) Dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dengan jumlah
pendapatan usaha, masing-masing untuk periode terkait.
3) Dihitung dengan membagi laba usaha untuk periode terkait dengan jumlah ekuitas pada akhir periode terkait.
4) Dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan untuk periode terkait
dengan jumlah ekuitas pada akhir periode terkait.
5) Dihitung dengan membagi laba usaha untuk periode terkait dengan jumlah aset pada akhir periode terkait.
6) Dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan untuk periode terkait
dengan jumlah aset pada akhir periode terkait.
7) Dihitung dengan membagi jumlah aset lancar dengan jumlah liabilitas jangka pendek, masing-masing pada akhir periode
terkait.
8) Dihitung dengan membagi jumlah liabilitas jangka panjang dengan jumlah ekuitas, masing-masing pada akhir periode
terkait.
9) Dihitung dengan membagi jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas, masing-masing pada akhir periode terkait.
10) Dihitung dengan membagi jumlah liabilitas dengan jumlah aset, masing-masing pada akhir periode terkait.
11) Seluruh rasio pertumbuhan dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) saldo akun-akun terkait sebagai berikut: (i)
untuk akun-akun posisi keuangan, selisih saldo akun-akun terkait pada tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan
dengan saldo akun-akun tersebut pada tanggal 31 Desember tahun sebelumnya, atau (ii) untuk akun-akun laba rugi
komprehensif, selisih saldo akun-akun terkait, untuk tahun yang bersangkutan dengan saldo akun-akun tersebut untuk
tahun sebelumnya.
12) EBITDA dihitung sebagai laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dikurangi pendapatan
keuangan ditambah biaya keuangan dikurangi pendapatan operasi lainnya ditambah beban operasi lainnya dikurangi
bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ditambah penyusutan dan amortisasi.
13) Dihitung dengan total hutang jangka panjang dan hutang obligasi , biaya emisi yang tidak diamortisasi (hutang jangka
panjang, obligasi, dan surat hutang), biaya consent solicitation yang tidak diamortisasi (hutang jangka panjang dan obligasi)
dan diskon yang tidak diamortisasi (hutang jangka panjang dan surat hutang).
14) Dihitung dengan total liabilitas dikurang kas dan setara kas.
189
XII. EKUITAS
Tabel berikut ini menyajikan data ekuitas konsolidasian Emiten untuk masing-masing tanggal di bawah
ini.
Data ekuitas konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan 2008 bersumber
dari laporan keuangan konsolidasian auditan Emiten tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan
2008, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, yang
seluruhnya telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tercantum
dalam Prospektus ini, serta telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, yang berisi paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2009/31 Desember
2008, sehubungan dengan reklasifikasi akun-akun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK
2011, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
Data ekuitas konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2007 bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2007 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
yang telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan disajikan kembali
sehubungan dengan reklasifikasi akun-akun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK 2011,
yang tidak diaudit dan tidak direviu, dan tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan
konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2007 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
sebelum dilakukan penyajian kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011, telah diaudit oleh
KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (sekarang KAP Purwantono, Suherman & Surja), akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Desember
2011
2.000.000
543.393
1.546.587
2010
2.000.000
543.393
1.546.587
2009
2.000.000
543.393
1.546.587
2008
2.000.000
543.393
1.546.587
Modal dasar
Modal saham - ditempatkan dan disetor penuh
Agio saham
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
134.446
134.446
119.464
100.678
Belum ditentukan penggunaannya
15.736.227 15.224.843 15.341.773 14.801.568
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi/
404.104
404.104
404.104
404.104
entitas anak
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
(2.326)
(2.727)
2.369
13.291
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Pemilik Perusahaan
18.362.431 17.850.646 17.957.690 17.409.621
Kepentingan Nonpengendali
453.542
385.840
330.593
288.938
Jumlah Ekuitas
18.815.973 18.236.486 18.288.283 17.698.559
*telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
2007
(tidak diaudit)*
2.000.000
543.393
1.546.587
80.258
13.964.503
403.812
6.177
16.544.730
297.370
16.842.100
Tidak terdapat penambahan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor penuh setelah tanggal
laporan auditor independen sampai dengan tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran.
190
XIII. PERPAJAKAN
Pajak Penghasilan atas Bunga Obligasi dan Cicilan Imbalan dari Sukuk Ijarah yang diperdagangkan
dan/atau dilaporkan perdagangannya pada Bursa Efek dan diterima atau diperoleh Pemegang Obligasi
dan Sukuk Ijarah diperhitungkan serta diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku
di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009
tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan berupa Bunga Obligasi, penghasilan yang diterima atau
diperoleh bagi Wajib Pajak berupa bunga obligasi dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang
bersifat final sebesar:
(i) Atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing bond) sebesar 15% bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20% atau sesuai tarif berdasarkan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap.
Jumlah yang terkena pajak dihitung dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan
(holding period) obligasi.
(ii) Atas diskonto dari obligasi dengan kupon sebesar 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap (BUT) dan 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena pajak
dihitung dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi dan tidak
termasuk bunga berjalan (accrued interest).
(iii) Atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) sebesar 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20% atau sesuai tarif berdasarkan Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena
pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi.
(iv) Atas bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana
yang terdaftar pada Bapepam dan LK sebesar 0% untuk tahun 2009 – 2010, 5% untuk tahun 2011
– 2013 dan 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya.
Pemotongan pajak yang bersifat final ini tidak dikenakan terhadap bunga atau diskonto obligasi yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak:
(i) Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
(ii) Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
CALON PEMBELI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH DALAM PENAWARAN UMUM INI
DISARANKAN ATAS BIAYA SENDIRI, UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN
PAJAKNYA MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI
PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN ATAU PENGALIHAN DENGAN CARA LAIN
OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN EMITEN
Sebagai Wajib Pajak, Emiten memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Emiten telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.
Emiten telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2010 sesuai dengan
taksiran penghasilan kena pajak.
191
XIV. PENJAMINAN EMISI OBLIGASI DAN SUKUK IJARAH
Berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Perjanjian Penjaminan
Emisi Obligasi Indosat VIII Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap No. 16 tanggal 13 April 2012,
sebagaimana diubah dengan Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Indosat VIII Tahun
2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap No. 50 tanggal 13 Juni 2012, yang keduanya dibuat di hadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Obligasi yang namanya
tercantum di bawah ini telah menyetujui untuk menawarkan kepada masyarakat secara kesanggupan
penuh (full commitment) Obligasi dan masing-masing Penjamin Emisi Obligasi tersebut wajib membeli
sendiri Obligasi yang tidak habis terjual kepada Masyarakat dan yang tidak dibeli/dibayar oleh
Masyarakat, sesuai dengan Bagian Penjaminan masing-masing Penjamin Emisi Obligasi.
Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua
persetujuan yang mungkin telah dibuat sebelumnya dan setelah itu tidak ada perjanjian lain yang dibuat
oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi.
Susunan dan jumlah porsi serta persentase dari anggota sindikasi Penjamin Emisi Obligasi adalah
sebagai berikut:
No.
Penjamin Emisi Obligasi
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi
1.
PT Mandiri Sekuritas (Terafiliasi)
2.
PT DBS Vickers Securities Indonesia
3.
PT HSBC Securities Indonesia
4.
PT Danareksa Sekuritas (Terafiliasi)
5.
PT Standard Chartered Securities Indonesia
Penjamin Emisi Obligasi
1.
PT Victoria Securities Indonesia
Total Penjaminan Emisi Obligasi
Jumlah Penjaminan (Rp)
Persentase (%)
621.000.000.000
498.000.000.000
460.000.000.000
538.000.000.000
538.000.000.000
23,00
18,44
17,04
19,93
19,93
45.000.000.000
2.700.000.000.000
1,66
100,00
Berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Perjanjian Penjaminan
Emisi Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012 No. 19 tanggal 13 April 2012, sebagaimana diubah dengan
Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012 No. 53 tanggal 13 Juni
2012, yang keduanya dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, para
Penjamin Emisi Sukuk Ijarah yang namanya tercantum di bawah ini telah menyetujui untuk menawarkan
kepada masyarakat secara kesanggupan penuh (full commitment) Sukuk Ijarah dan masing-masing
Penjamin Emisi Sukuk Ijarah tersebut wajib membeli sendiri Sukuk Ijarah yang tidak habis terjual
kepada Masyarakat dan yang tidak dibeli/dibayar oleh Masyarakat, sesuai dengan Bagian Penjaminan
masing-masing Penjamin Emisi Sukuk Ijarah.
Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua
persetujuan yang mungkin telah dibuat sebelumnya dan setelah itu tidak ada perjanjian lain yang dibuat
oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah.
192
Susunan dan jumlah porsi serta persentase dari anggota sindikasi Penjamin Emisi Sukuk Ijarah adalah
sebagai berikut:
No.
Penjamin Emisi Sukuk Ijarah
Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah:
1. PT Mandiri Sekuritas (Terafiliasi)
2. PT DBS Vickers Securities Indonesia
3. PT HSBC Securities Indonesia
4. PT Danareksa Sekuritas (Terafiliasi)
5. PT Standard Chartered Securities Indonesia
Penjamin Emisi Sukuk Ijarah:
1. PT Victoria Securities Indonesia
Total Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah
Jumlah Penjaminan (Rp)
Persentase (%)
37.000.000.000
2.000.000.000
42.000.000.000
152.000.000.000
52.000.000.000
12,33
0,67
14,00
50,67
17,33
15.000.000.000
300.000.000.000
5,00
100,00
Selanjutnya Penjamin Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah yang ikut dalam Perjanjian Penjaminan Emisi
Obligasi dan Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya
masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam
Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober
2000 sebagaimana diubah dengan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011
tanggal 30 Desember 2011.
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah dan Penjamin Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah
dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten baik langsung maupun
tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM, kecuali PT Danareksa Sekuritas dan PT
Mandiri Sekuritas.
Berdasarkan UUPM yang dimaksud dengan Afiliasi adalah:
a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal
maupun vertikal;
b. Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari pihak tersebut;
c. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota direksi atau dewan
komisaris yang sama;
d. Hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan
atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung,
oleh pihak yang sama; atau
f. Hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utama
PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas terafiliasi dengan Emiten melalui kepemilikan negara
Republik Indonesia.
193
XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG
RANGKA PENAWARAN UMUM
DALAM
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah
sebagai berikut:
Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (Terafiliasi)
Capital Market & Financial Services
Desk Investment Banking
Divisi Treasury
Gedung BRI II, Lt. 3
Jl. Jend. Sudirman, Kav. 44-46
Jakarta 10210
Tugas Pokok:
Mewakili kepentingan pemegang Obligasi dan Sukuk Ijarah baik di dalam
maupun di luar pengadilan mengenai pelaksanaan hak-hak pemegang
Obligasi dan Sukuk Ijarah sesuai dengan syarat-syarat Obligasi dan Sukuk
Ijarah dan pengelolaan jaminan fidusia untuk kepentingan pemegang
Obligasi dan Sukuk Ijarah, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta peraturan perundangundangan yang berlaku.
Emiten menunjuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berdasarkan
Surat Penunjukan No. B.76-DIM/IPM/03/2012 tanggal 14 Maret 2012.
Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 08/STTD-WA/
PM/1996.
Pedoman kerja yang digunakan oleh Wali Amanat mengikuti ketentuan yang
diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan Undang-Undang Pasar Modal
serta peraturan yang berkaitan dengan tugas Wali Amanat.
Keanggotaan Asosiasi: Asosiasi Wali Amanat Indonesia (AWAI), sesuai surat
Keterangan No. AWAI/03/12/2008 tanggal 17 Desember 2008.
Konsultan Hukum
: Assegaf, Hamzah & Partners
Menara Rajawali Lt. 16
Jl. Mega Kuningan Lot 5.1
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950
Tugas Pokok:
Memberikan Pendapat Hukum mengenai Emiten dalam rangka Penawaran
Umum Obligasi dan Sukuk Ijarah ini. Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan
dari segi hukum atas fakta yang ada mengenai Emiten dan keterangan lain
yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Emiten. Hasil
pemeriksaan tersebut telah dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Dari
Segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang dimuat dalam
Prospektus. Tugas lainnya adalah meneliti informasi yang dimuat dalam
Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas dan fungsi Konsultan
Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan
Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.
194
Pedoman kerja yang digunakan oleh Assegaf, Hamzah & Partners dalam
menjalankan tugasnya sebagai Konsultan Hukum adalah Standar Profesi
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, lampiran Keputusan HKHPM No.
KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005.
Emiten menunjuk Konsultan Hukum berdasarkan Surat Penunjukan
0131/02/01/02/12 tanggal 23 Februari 2012
Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No.343/PM/STTDKH/2000 tanggal 29 Desember 2000.
Keanggotaan Asosiasi: Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKPM)
No. 200101.
Akuntan Publik
: KAP Purwantono, Suherman & Surja
Gedung Bursa Efek Indonesia
Menara 2, Lantai 7
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Nama rekan
No. STTD
Tanggal STTD
Asosiasi Profesi
Standar Profesi
:
:
:
:
:
Hari Purwantono
148/STTD-AP/PM/94
September 1994
Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”)
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
oleh IAPI
Tugas Pokok:
Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI.
Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan
melaksanakan audit agar akuntan publik memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.
Emiten menunjuk KAP Purwantono, Suherman & Surja berdasarkan Surat
Perikatan No. 00744/PSS-AS/2012 tanggal 22 Februari 2012.
Notaris
: Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.
Jl. Panglima Polim V No. 11
Kebayoran Baru
Jakarta 12160
Tugas Pokok:
Membuat akta-akta dalam rangka Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk
Ijarah Indosat VIII Tahun 2012, antara lain Perjanjian Perwaliamanatan,
Pengakuan Hutang dan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Sukuk
Ijarah, serta akta-akta lain sehubungan dengan penerbitan Obligasi dan
Sukuk Ijarah berikut perubahan-perubahannya.
Pedoman kerja yang digunakan oleh Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.
selaku Notaris Emiten adalah sesuai dengan Undang-Undang No. 30 Tahun
2004 tentang jabatan Notaris.
195
Emiten menunjuk Notaris berdasarkan Surat Penunjukan No. 039/E00-E0BD/
FIN/12 tanggal 15 Februari 2012.
Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 04/STTD-N/
PM/1996.
Keanggotaan Asosiasi: Ikatan Notaris Indonesia No. 001-00146-290745
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam Penawaran Umum ini menyatakan
tidak ada hubungan afiliasi dengan Emiten sebagaimana definisi hubungan afiliasi pada Undang-Undang
Pasar Modal. Namun demikian, Lembaga Penunjuang, yaitu Wali Amanat menyatakan terafiliasi dengan
Emiten melalui kepemilikan negara Republik Indonesia.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK No. Kep-309/BL/2008 tanggal 1 Agustus 2008 tentang Hubungan Kredit Dan Penjaminan
Antara Wali Amanat Dengan Emiten, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk selaku Wali Amanat
menyatakan hal-hal berikut ini:
- Tidak mempunyai hubungan kredit dengan Perseroan dan tidak akan memberikan kredit kepada
Perseroan dalam jumlah lebih dari 25% dari jumlah pokok Obligasi dan Sukuk Ijarah yang
diwaliamanati selama menjadi Wali Amanat dalam Penawaran Umum ini;
- Tidak merangkap menjadi penanggung dan/atau pemberi agunan dalam penerbitan Efek bersifat
hutang, Sukuk, dan/atau kewajiban Perseroan dan menjadi Wali Amanat dari pemegang Efek yang
diterbitkan oleh Perseroan.
196
XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
Berikut ini adalah salinan Pendapat Dari Segi Hukum atas Emiten dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi dan Sukuk Ijarah yang telah dibuat oleh Assegaf Hamzah & Partners.
197
Halaman ini sengaja dikosongkan
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
XVII. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN EMITEN
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Berikut ini disajikan laporan keuangan konsolidasian Emiten tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan
2009, dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31
Desember 2011, 2010, dan 2009, yang seluruhnya telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dan telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, yang berisi paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2009/31 Desember
2008, sehubungan dengan reklasifikasi akun-akun tertentu yang disebabkan oleh Penerapan PSAK
2011, beserta laporan auditor independen terkait.
229
Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan
233
234
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2011, 2010 dan 2009
dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
Catatan
31 Desember 2011
31 Desember 2010
31 Desember 2009
1 Januari 2009 /
31 Desember 2008
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang
Usaha
Pihak-pihak berelasi - setelah
dikurangi cadangan
penurunan nilai sejumlah
Rp47.107 pada tanggal
31 Desember 2011,
Rp47.640 pada tanggal
31 Desember 2010,
Rp57.538 pada tanggal
31 Desember 2009 dan
Rp69.444 pada
tanggal 1 Januari 2009
Pihak ketiga - setelah
dikurangi cadangan
penurunan nilai sejumlah
Rp489.544 pada tanggal
31 Desember 2011,
Rp448.470 pada tanggal
31 Desember 2010,
Rp404.272 pada tanggal
31 Desember 2009 dan
Rp426.719 pada
tanggal 1 Januari 2009
Lain-lain - setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai
sejumlah Rp16.702 pada
tanggal 31 Desember 2011,
Rp15.281 pada tanggal
31 Desember 2010,
Rp16.544 pada tanggal
31 Desember 2009 dan
Rp18.867 pada
tanggal 1 Januari 2009
Persediaan - setelah dikurangi
penyisihan keusangan sebesar
Rp18.401 pada tanggal
31 Desember 2011,
Rp13.961 pada tanggal
31 Desember 2010,
Rp10.769 pada tanggal
31 Desember 2009 dan
Rp3.368 pada
tanggal 1 Januari 2009
Aset derivatif
Uang muka
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka
Aset keuangan lancar
lainnya - bersih
Aset lancar lainnya
Jumlah Aset Lancar
2d,2n,2s,
4,21,30,37
2n
5,21,37
2s,30
2.224.206
2.075.270
2.835.999
5.737.866
257.537
222.506
125.912
76.078
1.183.532
1.325.920
1.259.213
1.264.628
5.660
10.031
564.859
16.914
2e
2n,20,21,37
32h
2p,6,16
2f,2j,2m,2s,
29,30
75.890
159.349
48.865
893.216
105.885
69.334
67.273
701.560
112.260
224.743
35.173
818.326
241.991
656.594
39.151
592.880
1.705.652
1.527.254
1.125.091
1.019.073
2d,2n,2s,7,
21,30,37,40
40
24.790
742
53.119
702
35.173
2.878
44.777
1.821
6.579.439
6.158.854
7.139.627
9.691.773
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
235
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2011, 2010 dan 2009
dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
Catatan
ASET TIDAK LANCAR
Piutang pihak-pihak berelasi setelah dikurangi cadangan
penurunan nilai sejumlah
Rp15 pada tanggal
31 Desember 2011, Rp646
pada tanggal 31 Desember
2010, Rp1.182 pada
tanggal 31 Desember 2009
dan Rp2.419 pada
tanggal 1 Januari 2009
Aset pajak tangguhan - bersih
Aset tetap - bersih
31 Desember 2011
31 Desember 2010
31 Desember 2009
1 Januari 2009 /
31 Desember 2008
2n,2s,21,30,37
2p,16
2h,2i,2l,8,
18,26
10.654
114.114
8.421
95.018
7.215
85.812
42.496
68.445
42.573.369
43.571.010
44.428.807
38.394.073
2c,2i,9
1.366.853
1.374.060
1.580.080
1.833.392
2f,2s,10
766.349
750.472
735.185
632.566
2f,2j
2s,11,30,32h
331.868
209.798
397.708
216.643
463.549
294.391
199.289
456.093
2m,2s,29,30
40
103.181
20.677
111.344
45.911
147.380
50.767
169.986
67.081
2d,2n,2s,12,
21,30,32h,37,40
2g,2s,13,30,40
90.416
5.593
80.405
8.341
102.734
5.940
75.368
62.761
Jumlah Aset Tidak Lancar
45.592.872
46.659.333
47.901.860
42.001.550
JUMLAH ASET
52.172.311
52.818.187
55.041.487
51.693.323
Goodwill dan aset takberwujud
lainnya - bersih
Sewa dibayar di muka jangka
panjang - setelah dikurangi
bagian jangka pendek
Izin dibayar di muka jangka
panjang - setelah dikurangi
bagian jangka pendek
Uang muka jangka panjang
Pensiun dibayar di muka jangka
panjang - setelah dikurangi
bagian jangka pendek
Piutang jangka panjang
Aset keuangan tidak lancar
lainnya - bersih
Aset tidak lancar lainnya - bersih
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
236
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2011, 2010 dan 2009
dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
Catatan
31 Desember 2011
31 Desember 2010
1 Januari 2009 /
31 Desember 2008
31 Desember 2009
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang jangka pendek
2n,2s,14,21,
30,37
2n,2s,21,
30,37
1.499.256
-
-
-
23.581
295.477
22.260
623.245
38.670
498.806
12.109
596.645
3.429.921
88.563
3.644.467
169.445
5.289.782
161.820
6.446.357
268.891
1.891.477
1.124.995
37.265
138.189
1.710.885
1.143.852
50.279
215.403
1.525.561
941.223
22.463
200.202
1.445.238
822.986
32.121
315.866
2n,2s,18,
21,30,37
2n,19,21,37
3.300.537
41.989
3.184.147
1.098.131
1.440.259
2.840.662
572.469
56.442
2n,2s,21,
30,37
2s,30,37,40
16.072
64.849
23.127
61.612
43.721
68.065
13.336
92.785
11.952.171
11.946.853
13.071.234
10.675.245
2n,2s,21,
30,37
2p,16
15.480
1.920.787
22.099
1.772.337
13.764
1.535.202
14.699
1.305.185
2n,2s,18,
21,30,37
6.425.779
7.666.804
12.721.308
10.812.160
2n,19,
21,37
12.138.353
12.114.104
8.472.175
10.315.616
787.313
116.455
872.407
187.097
825.714
113.807
695.687
52.180
123.992
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
21.404.167
22.634.848
23.681.970
23.319.519
JUMLAH LIABILITAS
33.356.338
34.581.701
36.753.204
33.994.764
Hutang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Hutang pengadaan
2n,2s,15,
21,30,37
2p,16
2n,2s,17,
21,30,37,40
2k,32g,32h
2n,21,37
2n,20,21,37
Hutang pajak
Akrual
Pendapatan diterima di muka
Uang muka pelanggan
Liabilitas derivatif
Bagian jangka pendek dari:
Hutang jangka panjang
Hutang obligasi
Liabilitas keuangan jangka pendek
lainnya
Liabilitas jangka pendek lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang pihak-pihak berelasi
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Hutang jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek
Hutang obligasi - setelah dikurangi
bagian jangka pendek
Kewajiban imbalan kerja - setelah
dikurangi bagian jangka pendek
Liabilitas keuangan jangka panjang
Liabilitas jangka panjang lainnya
2m,22
2s,30,32h,37
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
237
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2011, 2010 dan 2009
dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
Catatan
31 Desember 2011
31 Desember 2010
31 Desember 2009
1 Januari 2009 /
31 Desember 2008
EKUITAS
EKUITAS YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN
Modal saham - nilai nominal Rp100
setiap saham Seri A dan Seri B
Modal dasar - 1 saham Seri A dan
19.999.999.999 saham Seri B
Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 1 saham
Seri A dan 5.433.933.499
saham Seri B
Agio saham
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Selisih transaksi perubahan ekuitas
entitas asosiasi/entitas anak
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan
Kepada:
Pemilik Perusahaan
Kepentingan nonpengendali
23
2b,2g
2b
543.393
1.546.587
543.393
1.546.587
543.393
1.546.587
543.393
1.546.587
134.446
15.736.227
134.446
15.224.843
119.464
15.341.773
100.678
14.801.568
404.104
404.104
404.104
404.104
2.369
13.291
(2.326 )
(2.727 )
18.362.431
453.542
17.850.646
385.840
17.957.690
330.593
17.409.621
288.938
JUMLAH EKUITAS
18.815.973
18.236.486
18.288.283
17.698.559
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
52.172.311
52.818.187
55.041.487
51.693.323
2b,40
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
238
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
Catatan
PENDAPATAN USAHA
Selular
Multimedia, Komunikasi Data,
Internet (“MIDI”)
Telekomunikasi tetap
2011
2010
2009
2k,2s,24,30,
34,35,36
16.750.879
16.027.062
14.300.163
2.576.032
1.249.982
2.476.276
1.293.177
2.720.984
1.803.039
20.576.893
19.796.515
18.824.186
7.587.708
6.580.754
1.891.940
1.023.698
662.694
7.113.410
6.151.911
1.411.244
986.019
692.581
7.087.850
5.561.390
1.451.560
816.934
722.794
17.746.794
16.355.165
15.640.528
2.830.099
3.441.350
3.183.658
2n,2s,30
81.477
143.402
138.951
2n,20,37
2n,2o,4
2s,18,19,
28,30
2c,9
6,8,16,40
57.944
36.731
(418.092)
492.401
(517.655 )
1.656.407
(1.789.687)
(34.664)
(2.271.628)
(226.380)
(79.236)
(1.872.967 )
(235.420 )
(120.981 )
Beban Lain-lain - Bersih
(1.648.199)
(2.359.533)
(951.665 )
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
1.181.900
1.081.817
32e
Jumlah Pendapatan Usaha
BEBAN USAHA
Beban jasa telekomunikasi
Penyusutan dan amortisasi
Karyawan
Pemasaran
Umum dan administrasi
2s,30
2k,25,32i,
32m,34,35
2h,8,9
2l,2m,26,29
2k
2k,27,40
Jumlah Beban Usaha
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Pendapatan bunga
Laba (rugi) perubahan nilai wajar
derivatif - bersih
Laba kurs - bersih
Beban pendanaan
Amortisasi goodwill
Lain-lain - bersih
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Tahun berjalan
Tangguhan
Jumlah Beban Pajak Penghasilan
2.231.993
2p,16
(120.177)
(129.220)
(128.171)
(229.627)
(460.973 )
(216.292 )
(249.397)
(357.798)
(677.265 )
932.503
724.019
LABA TAHUN BERJALAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
239
1.554.728
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
Catatan
LABA TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Perusahaan
Kepentingan nonpengendali
2011
2b,40
Jumlah
2010
2009
834.975
97.528
647.174
76.845
1.498.245
56.483
932.503
724.019
1.554.728
LABA PER SAHAM DASAR YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK PERUSAHAAN
2r
153,66
119,10
275,72
LABA PER ADS (50 LEMBAR
SAHAM PER ADS) YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK PERUSAHAAN
2r
7.682,97
5.954,93
13.786,01
932.503
724.019
1.554.728
LABA TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAIN
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
Pajak penghasilan terkait
2b
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan - setelah
pajak
JUMLAH PENDAPATAN
KOMPREHENSIF BERSIH
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAIN - SETELAH DIKURANGI
PAJAK YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Perusahaan
Kepentingan nonpengendali
(6.794)
1.698
(14.563 )
3.641
401
(5.096)
(10.922 )
932.904
2b
Jumlah
JUMLAH PENDAPATAN
KOMPREHENSIF BERSIH YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA:
Pemilik Perusahaan
Kepentingan nonpengendali
534
(133)
2b,40
Jumlah
718.923
401
-
(5.096)
-
(10.922 )
-
401
(5.096)
(10.922 )
835.376
97.528
642.078
76.845
1.487.323
56.483
932.904
718.923
1.543.806
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
240
1.543.806
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Uraian
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2009
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan Indosat Finance
Company B.V. dan Indosat
International Finance Company B.V.
dari euro, dan Indosat Singapore
Pte. Ltd. dari dolar A.S. ke rupiah setelah ditambah manfaat pajak
penghasilan terkait masing-masing
sebesar Rp1.172, Rp1.604 dan
Rp3.641
2b
Keputusan pada Rapat Umum
Pemegang Saham pada
tanggal 11 Juni 2009
31
Deklarasi dividen kas
Modal
Saham Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Perusahaan
Saldo Laba
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas Entitas
Asosiasi/Entitas
Telah Ditentukan
Belum Ditentukan
Anak
Penggunaannya
Penggunaannya
Agio
Saham
Selisih Kurs
Karena
Penjabaran
Laporan
Keuangan
Kepentingan
Nonpengendali
Jumlah
Jumlah Ekuitas
543.393
1.546.587
100.678
14.801.568
404.104
13.291
17.409.621
288.938
17.698.559
-
-
-
-
-
(10.922)
(10.922)
-
(10.922)
-
-
-
(939.254)
-
-
(939.254)
-
(939.254)
-
-
18.786
(18.786)
-
-
-
-
-
Laba tahun berjalan
-
-
-
1.498.245
-
-
1.498.245
56.483
1.554.728
Perubahan pada kepentingan
nonpengendali
-
-
-
-
-
-
-
(14.828)
(14.828)
543.393
1.546.587
119.464
15.341.773
404.104
2.369
17.957.690
330.593
-
-
-
-
-
(5.096)
(5.096)
-
(5.096)
(749.122)
Pembentukan dana cadangan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan Indosat Finance Company
B.V., Indosat International Finance
Company B.V. dari euro, dan
Indosat Palapa B.V. dan Indosat
Singapore Pte. Ltd. dari dolar A.S.
ke rupiah - setelah ditambah
manfaat pajak penghasilan terkait
masing-masing sebesar Rp798,
Rp368, Rp301 dan Rp231
2b
Keputusan pada Rapat Umum
Pemegang Saham pada tanggal
22 Juni 2010
31
18.288.283
Deklarasi dividen kas
-
-
-
(749.122)
-
-
(749.122)
-
Pembentukan dana cadangan
-
-
14.982
(14.982)
-
-
-
-
-
-
-
-
647.174
-
-
647.174
76.845
724.019
Laba tahun berjalan
Perubahan pada kepentingan
nonpengendali
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
-
-
-
-
-
-
-
(21.598)
543.393
1.546.587
134.446
15.224.843
404.104
(2.727)
17.850.646
385.840
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
241
(21.598)
18.236.486
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Uraian
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2011
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan Indosat Finance
Company B.V., Indosat International
Finance Company B.V. dari euro,
dan Indosat Palapa Company B.V.
dan Indosat Singapore Pte. Ltd. dari
dolar A.S. ke rupiah - setelah
ditambah manfaat (beban) pajak
penghasilan terkait masing-masing
sebesar Rp108, Rp38, Rp87 dan
(Rp366)
2b
Keputusan pada Rapat Umum
Pemegang Saham pada
tanggal 24 Juni 2011
31
Deklarasi dividen kas
Modal Saham Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Perusahaan
Saldo Laba
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas Entitas
Asosiasi/Entitas
Telah Ditentukan
Belum Ditentukan
Anak
Penggunaannya
Penggunaannya
Agio Saham
Selisih Kurs
Karena
Penjabaran
Laporan
Keuangan
Kepentingan
Nonpengendali
Jumlah
Jumlah Ekuitas
543.393
1.546.587
134.446
15.224.843
404.104
(2.727)
17.850.646
385.840
18.236.486
-
-
-
-
-
401
401
-
401
-
-
-
(323.591))
-
-
(323.591)
-
(323.591)
Laba tahun berjalan
-
-
-
834.975
-
-
834.975
97.528
932.503
Perubahan pada kepentingan
nonpengendali
-
-
-
-
-
-
-
(29.826)
(29.826)
543.393
1.546.587
134.446
15.736.227
404.104
(2.326)
18.362.431
453.542
18.815.973
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
242
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Catatan
ARUS KAS DARI KEGIATAN
USAHA
Penerimaan kas dari:
Pelanggan
Pengembalian pajak
6
Pendapatan bunga
Penyelesaian kontrak
20c,20h,20i-j,20k
forward valuta asing
20aa-ap
Penyelesaian kontrak derivatif 20c,20h-k
Pengeluaran kas kepada/untuk:
Pihak otoritas, operator lain,
pemasok dan lainnya
Karyawan
Beban pendanaan
Pajak penghasilan
Kontrak swap suku bunga
20m-z
Beban swap dari kontrak
swap valuta asing
20a-l
Penyelesaian kontrak
derivatif
20b,20g
Izin dibayar di muka
jangka panjang
1a, 2j
2011
19.707.036
41.753
145.067
18.846.599
84.650
146.826
55.371
20.626
-
-
(9.102.182)
(2.003.642)
(1.739.810)
(563.320)
(119.521)
(9.237.987)
(1.310.556)
(2.175.997)
(215.874)
(117.231)
(9.102.016 )
(1.359.817 )
(1.730.149 )
(910.286 )
(47.715 )
(70.838)
(121.449)
(125.748 )
-
Kas Bersih yang Digunakan
untuk Kegiatan Investasi
12a
8
8
9
2009
20.620.790
141.271
81.336
Kas Bersih yang Diperoleh dari
Kegiatan Usaha
ARUS KAS DARI KEGIATAN
INVESTASI
Penerimaan dividen kas dari
investasi jangka panjang lainnya
Penerimaan dari penjualan aset
tetap
Perolehan aset tetap
Perolehan aset takberwujud
Penerimaan klaim asuransi
Satelit Palapa-D
Pembelian investasi pada
perusahaan asosiasi
2010
(24.431)
-
-
7.320.081
6.690.331
5.463.936
13.790
19.281
26.774
6.708
(6.047.958)
(10.452)
8
-
1d
(6.037.912)
7.741
(6.336.861)
(40.052)
537.657
(194)
(5.812.428)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
243
(338.408 )
2.253
(12.042.509 )
(15.044 )
(12.028.526 )
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Catatan
ARUS KAS DARI KEGIATAN
PENDANAAN
Penerimaan dari hutang jangka
panjang
Penerimaan dari hutang jangka
pendek
Pembayaran hutang jangka
panjang
Pembayaran hutang obligasi
Pembayaran dividen kas oleh
Perusahaan
Pembayaran dividen kas oleh
entitas anak ke kepentingan
nonpengendali
Penerimaan dari hutang obligasi
Penyelesaian kontrak derivatif
Penurunan (kenaikan) kas dan
setara kas yang dibatasi
penggunaannya
Beban swap dari kontrak
swap valuta asing
2011
2010
2009
18
2.322.900
1.092.059
3.892.786
14
1.500.000
-
-
18
19
(3.505.063)
(1.100.000)
(4.098.277)
(3.720.815)
(632.814 )
(14.453 )
31
(323.591)
(749.122)
(939.254 )
19
20a
(29.692)
-
(21.436)
5.851.301
59.925
(9.292 )
1.500.000
-
20a
Kas Bersih yang diperoleh dari
(Digunakan untuk) Kegiatan
Pendanaan
-
2.846
(18.206 )
-
(46.136)
(54.116 )
(1.135.446)
Pengaruh Perubahan Kurs Bersih
dari Kas Dan Setara Kas
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
(1.629.655)
3.724.651
2.213
(9.732)
(54.908 )
148.936
(761.484)
(2.894.847 )
KAS DAN SETARA KAS DARI
PEROLEHAN ENTITAS ANAK
-
755
KAS DAN SETARA KAS DARI
ENTITAS ANAK YANG DILIKUIDASI*
-
-
2.075.270
2.835.999
5.737.866
2.224.206
2.075.270
2.835.999
1.919.227
304.979
1.791.783
283.487
2.611.529
224.470
2.224.206
2.075.270
2.835.999
KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR TAHUN
RINCIAN KAS DAN SETARA KAS:
Deposito berjangka yang jatuh
tempo dalam waktu tiga bulan
atau kurang dan deposito on call
Kas dan bank
4
(7.020 )
4
Kas dan setara kas yang disajikan
pada laporan posisi keuangan
konsolidasian
* PT Satelindo Multi Media (“SMM”) dilikuidasi pada tanggal 23 Juni 2009
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
244
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Indosat Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing
No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No. 55 tanggal
10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Pada tahun 1980,
Perusahaan dijual oleh American Cable and Radio Corporation, entitas anak dari International
Telephone & Telegraph, kepada Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”) dan menjadi
Badan Usaha Milik Negara (Persero).
Pada tanggal 7 Februari 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (“BKPM”) dalam Surat No. 14/V/PMA/2003 atas perubahan status dari Badan
Usaha Milik Negara (Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. Selanjutnya, pada
tanggal 21 Maret 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia atas perubahan Anggaran Dasar yang berkaitan dengan
perubahan status hukum tersebut.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir
diaktakan dengan Akta Notaris No. 123 tanggal 28 Januari 2010 oleh Aulia Taufani, S.H. (sebagai
notaris pengganti Sutjipto, S.H.), sebagaimana disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa tanggal 28 Januari 2010, dengan tujuan memenuhi Peraturan Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) Indonesia No. IX.J.1 tanggal 14 Mei
2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Yang Melakukan Penawaran
Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik dan Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Perubahan terakhir Anggaran Dasar
Perusahaan telah disetujui dan dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-09555.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 20 Februari
2010 dan No. AHU-AH.01.10-04964 tanggal 25 Februari 2010. Perubahan terkait, antara lain,
perubahan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Perusahaan, pengangkatan pejabat Direktur
Utama, jika pemegang jabatan Direktur Utama tidak tersedia dan definisi benturan kepentingan.
Alamat kantor Perusahaan yang teregistrasi adalah di Jl. Medan Merdeka Barat 21 Jakarta dan
memiliki 4 kantor regional berlokasi di Jakarta, Surabaya, Batam dan Balikpapan.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan
kegiatan usaha penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi
informasi dan/atau jasa teknologi konvergensi dengan melakukan kegiatan usaha utama sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi
dan/atau layanan konvergensi teknologi, termasuk tetapi tidak terbatas pada penyediaan jasa
teleponi dasar, layanan multimedia, layanan telepon internet untuk keperluan publik, layanan
interkoneksi internet, layanan akses internet, jaringan telekomunikasi bergerak dan jaringan
telekomunikasi tetap; dan
b. Menyelenggarakan jasa transaksi pembayaran dan layanan transfer uang melalui jaringan
telekomunikasi serta teknologi informasi dan/atau teknologi konvergensi.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas dan dalam rangka mendukung usaha utama
Perusahaan sebagaimana disebutkan di atas, Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha
penunjang, sebagai berikut:
245
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
a. Merencanakan, mengadakan, merekayasa, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, menyewa, menyewakan, serta memelihara prasarana/sarana termasuk
sumber daya untuk mendukung usaha Perusahaan dalam penyelenggaraan jaringan
telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi dan/atau layanan konvergensi
teknologi;
b. Menjalankan usaha dan kegiatan pengoperasian (termasuk pengembangan, pemasaran dan
penjualan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi dan/atau jasa
teknologi konvergensi oleh Perusahaan), termasuk penelitian, layanan pelanggan, pendidikan
dan pelatihan (baik di dalam maupun luar negeri); dan
c.
Menyelenggarakan kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung dan/atau terkait dengan
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi
dan/atau layanan konvergensi teknologi termasuk, tetapi tidak terbatas pada, transaksi
elektronis dan penyediaan piranti keras, piranti lunak, konten serta jasa pengelolaan
telekomunikasi.
Perusahaan saat ini telah menjalankan semua kegiatan usaha sebagaimana yang diatur dalam
pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan.
Perusahaan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1969.
Berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan Peraturan
Pemerintah No. 77 Tahun 1991, Perusahaan telah ditegaskan kembali sebagai Badan
Penyelenggara yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional di bawah otorisasi
Pemerintah.
Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 36 mengenai Telekomunikasi
(“Undang-undang Telekomunikasi”) yang berlaku efektif tanggal 8 September 2000. Berdasarkan
Undang-undang tersebut, penyelenggaraan jasa telekomunikasi meliputi:
·
·
·
Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi
Penyelenggaraan jasa telekomunikasi
Penyelenggaraan telekomunikasi khusus
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi dapat
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Sedangkan penyelenggara telekomunikasi
khusus dapat diselenggarakan oleh perseorangan, instansi pemerintah dan badan hukum, selain
penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi.
Undang-undang Telekomunikasi melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat, dan diharapkan menjadi pembuka jalan bagi
liberalisasi pasar.
Berdasarkan Undang-undang Telekomunikasi tersebut, status Perusahaan sebagai Badan
Penyelenggara tidak berlaku lagi dan Perusahaan harus memperoleh izin dari Pemerintah untuk
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi tertentu.
Pada tanggal 14 Agustus 2000, Pemerintah, melalui Menteri Perhubungan (“Menhub”), memberi
izin prinsip kepada Perusahaan sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi Digital
Communication System (“DCS”) 1800 nasional sebagai kompensasi atas terminasi dini efektif
tanggal 1 Agustus 2003, hak eksklusif jasa telekomunikasi internasional Perusahaan yang
diberikan sebelum izin tersebut. Pada tanggal 23 Agustus 2001, Perusahaan memperoleh izin
246
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
penyelenggaraan dari Menhub. Lebih lanjut, berdasarkan Surat Keputusan Menhub No. KP.247
tanggal 6 November 2001, izin penyelenggaraan tersebut dialihkan kepada entitas anaknya,
PT Indosat Multi Media Mobile (lihat “e” di bawah).
Pada tanggal 7 September 2000, Pemerintah, melalui Menhub, memberikan izin prinsip kepada
Perusahaan untuk menyelenggarakan telepon lokal dan sambungan langsung jarak jauh dalam
negeri sebagai kompensasi atas terminasi hak eksklusif jasa telekomunikasi internasional
Perusahaan. Di lain pihak, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) telah diberikan izin
prinsip untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional sebagai kompensasi atas
terminasi dini hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh
dalam negeri.
Berdasarkan surat Menhub tanggal 1 Agustus 2002, Perusahaan diberikan izin penyelenggaraan
jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya. Izin
penyelenggaraan ini diperbaharui menjadi izin nasional pada tanggal 17 April 2003 berdasarkan
Surat Keputusan Menhub No. KP.130 Tahun 2003. Nilai izin yang diberikan kepada Telkom dan
Perusahaan atas terminasi hak eksklusif mereka, masing-masing atas penyelenggaraan jasa
telekomunikasi lokal/domestik dan internasional telah ditentukan oleh penilai independen.
Berikut adalah beberapa izin penyelenggaraan yang dimiliki Perusahaan dan PT Indosat Mega
Media, entitas anak:
Tanggal
Penerbitan Izin
14 Februari 2006
dan
27 Maret 2006
Pemberi
Izin
Menteri
Komunikasi
dan Informatika
(“Menkominfo”)
Periode
Izin
10 tahun
252/KEP/
M.KOMINFO/07/2011
(sebelumnya
102/KEP/M.KOMINFO/
10/2006)
6 Juli 2011
Menkominfo
Dievaluasi
setiap 5
tahun
181/KEP/M.KOMINFO/12/2006
12 Desember
2006
Menkominfo
-
No. Izin
19/KEP/M.KOMINFO/02/2006
dan
29/KEP/M.KOMINFO/03/2006
(*)
Keterangan
Penetapan sebagai pemenang dan
izin
penyelenggaraan
jaringan
bergerak selular IMT-2000 pada
pita frekuensi radio 2,1 GHz
(dikenal sebagai “3G”) untuk 1 blok
(2 x 5 Mhz) frekuensi (*)
Amandemen
izin
nasional
penyelenggaraan untuk jaringan
bergerak selular GSM (termasuk
layanan teleponi dasar dan hak dan
kewajiban berkaitan dengan jasa
3G) yang menggantikan izin
sebelumnya
No. 102/KEP/M.KOMINFO/10/2006
tanggal 11 Oktober 2006
Pengalokasian dua kanal frekuensi
skala nasional, yaitu kanal 589 dan
630 pada pita frekuensi 800 Mhz
untuk Layanan Jaringan Tetap
Lokal Nirkabel dengan Mobilitas
Terbatas
Sebagai salah satu pemenang dalam seleksi penyelenggara jaringan bergerak selular IMT-2000, Perusahaan berkewajiban, antara
lain, melakukan pembayaran biaya nilai awal (upfront fee) sebesar Rp320.000 (Catatan 2j) dan biaya hak penggunaan pita frekuensi
radio (Catatan 32k).
247
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
No. Izin
01/DIRJEN/2008
Tanggal
Penerbitan Izin
7 Januari 2008
Periode
Izin
Dievaluasi
setiap 5
tahun
9 Januari 2008
Pemberi
Izin
Direktorat
Jenderal Pos
dan
Telekomunikasi
(“DJPT”)
DJPT
51/DIRJEN/2008
52/DIRJEN/2008
9 Januari 2008
DJPT
Dievaluasi
setiap 5
tahun
237/KEP/M.KOMINFO/7/2009
27 Juli 2009
Menkominfo
10 tahun
268/KEP/M.KOMINFO/9/2009
1 September
2009
Menkominfo
10 tahun
198/KEP/M.KOMINFO/05/2010
27 Mei 2010
Menkominfo
Dievaluasi
setiap 5
tahun
311/KEP/M.KOMINFO/8/2010
312/KEP/M.KOMINFO/8/2010
dan
313/KEP/M.KOMINFO/8/2010
24 Agustus 2010
Menkominfo
Dievaluasi
setiap 5
tahun
Dievaluasi
setiap 5
tahun
Keterangan
Izin
penyelenggaraan
internet
layanan
Izin
penyelenggaraan
layanan
interkoneksi
internet
(Network
Access
Point/NAP),
untuk
menggantikan izin sebelumnya
yang diberikan kepada PT Satelit
Palapa Indonesia (“Satelindo”)
Izin
penyelenggaraan
layanan
internet
teleponi
untuk
menggantikan
izin
penyelenggaraan
Voice
over
Internet
Protocol
No. 823/DIRJEN/2002
dengan
cakupan nasional yang telah habis
masa berlakunya di tahun 2007
Izin
penyelenggaraan
untuk
Jaringan Tetap Lokal Berbasis
“Packet
Switched”
yang
menggunakan pita frekuensi radio
2,3 GHz untuk keperluan layanan
pita lebar nirkabel (“BWA”) (**)
Izin
penyelenggaraan
untuk
tambahan 1 blok (2 x 5 Mhz)
frekuensi 3G (***)
Amandemen izin penyelenggaraan
jaringan tetap tertutup nasional
(VSAT, frame relay dan lainnya)
untuk
menggantikan
izin
sebelumnya (No. KP.69/Thn 2004)
yang diberikan kepada Perusahaan
Amandemen izin penyelenggaraan
jaringan tetap dan jasa teleponi
dasar yang meliputi jasa telepon
lokal, sambungan langsung jarak
jauh nasional dan sambungan
internasional, untuk menggantikan
izin sebelumnya (No. KP.203/Thn
2004) yang diberikan kepada
Perusahaan
(**) PT Indosat Mega Media berkewajiban, antara lain, melakukan pembayaran biaya nilai awal sebesar Rp18.408 (Catatan 2j) dan biaya
hak penggunaan pita frekuensi radio (Catatan 32k).
(***) Perusahaan berkewajiban, antara lain, melakukan pembayaran biaya nilai awal sebesar Rp320.000 (Catatan 2j) dan biaya hak
penggunaan pita frekuensi radio (Catatan 32k).
Pada tanggal 9 Januari 2008, berdasarkan surat dari Bank Indonesia (Bank Sentral)
No. 10/14/DASP, Perusahaan mendapat persetujuan untuk mengeluarkan kartu pra-bayar
“Indosat m-wallet” yang berfungsi sebagai alat baru untuk melakukan pembayaran kepada
merchant tertentu. Perusahaan juga ditunjuk sebagai “Special Principal” dan “Technical Acquirer”
untuk kartu pra-bayar tersebut. Pada tanggal 19 November 2009, Perusahaan melakukan
peluncuran “Indosat m-wallet” kepada masyarakat.
248
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
Pada tanggal 17 Maret 2008, Menkominfo mengeluarkan Keputusan Menteri
No. 02/PER/M.KOMINFO/2008 mengenai Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara
Bersama Telekomunikasi. Berdasarkan keputusan tersebut, pembangunan menara
telekomunikasi membutuhkan izin dari instansi pemerintah yang berwenang dan pemerintah
daerah untuk menentukan penempatan dari menara dan lokasi dimana menara bisa dibangun.
Selanjutnya, sebuah penyelenggara telekomunikasi atau penyedia menara yang memiliki menara
telekomunikasi diwajibkan untuk mengijinkan penyelenggara telekomunikasi lainnya untuk
menggunakan menara telekomunikasinya tanpa diskriminasi. Keputusan ini juga mengharuskan
setiap kontraktor, penyedia dan pemilik menara adalah perusahaan yang 100% dimiliki oleh lokal.
Pada tanggal 30 Maret 2009, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menkominfo dan
Kepala BKPM mengeluarkan Peraturan Bersama No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009,
No. 19/PER/M.KOMINFO/03/09 dan No. 3/P/2009 mengenai Pedoman Pembangunan dan
Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi. Peraturan ini menjabarkan persyaratan dan
prosedur baku untuk pembangunan menara. Penyedia menara bisa merupakan penyelenggara
telekomunikasi atau bukan penyelenggara telekomunikasi. Apabila penyedia menara adalah
bukan penyelenggara telekomunikasi, maka perusahaan tersebut harus merupakan perusahaan
yang 100% dimiliki oleh lokal.
Pada tanggal 3 September 2010, berdasarkan surat dari Bank Indonesia (Bank Sentral)
No. 12/67/DASP/25, Perusahaan mendapat persetujuan untuk menjadi “penyelenggara
pengiriman uang” untuk para pelanggan dalam pasar lokal dan internasional.
Pada tanggal 13 Desember 2010, berdasarkan surat dari Badan Standardisasi Nasional
No. 2619/BSN/D3-d3/12/2010, Perusahaan memperoleh Issuer Identification Number (IIN) untuk
aplikasi “Indosat m-wallet” dan “penyelenggara pengiriman uang”. Pada tanggal 23 Maret 2011,
Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah (“PP”) No. 3 Tahun 2011
tentang pengiriman uang. Peraturan ini menjadi panduan operasional Perusahaan sebagai salah
satu penyelenggara pengiriman uang.
Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan memiliki 4 kantor
regional yang terletak di Jakarta, Surabaya, Batam dan Balikpapan.
Qatar Telecom QSC, Qatar (“Qatar Telecom”) adalah entitas induk terakhir Perusahaan dan
Entitas Anak. Perusahaan induk langsung dari Grup adalah Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.,
Singapura.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tahun 1994, semua saham Seri B Perusahaan, sebanyak 1.035.499.999 lembar saham,
dicatatkan dan diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia (entitas baru setelah penggabungan
usaha antara Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada bulan November 2007) dan pada
tahun yang sama, American Depositary Shares (ADS, setiap ADS mewakili 50 saham Seri B)
Perusahaan, mulai diperdagangkan di Bursa Efek New York.
249
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)
Pada tahun 2004, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp500 (angka
penuh) per saham menjadi Rp100 (angka penuh) per saham sehingga jumlah saham ditempatkan
dan disetor penuh menjadi 5.177.500.000 lembar saham.
Pada tahun 2006, Perusahaan menerbitkan 256.433.500 lembar saham baru sehubungan dengan
program pemilikan saham karyawan (Employee Stock Ownership Program), sehingga jumlah
saham ditempatkan dan disetor penuh menjad 5.433.933.500 lembar saham
Pada tanggal 31 Desember 2011, obligasi-obligasi Perusahaan dan Entitas Anak (selanjutnya
secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”) yang diterbitkan ke publik, dengan jumlah masingmasing penerbitan dijelaskan dalam Catatan 19, adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Obligasi (Catatan 19)
Obligasi Indosat Kedua Seri B Tahun 2002
dengan Tingkat Bunga Tetap
Obligasi Indosat Kelima Tahun 2007 dengan
Tingkat Bunga Tetap
Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007
Obligasi Indosat Keenam Tahun 2008 dengan
Tingkat Bunga Tetap
Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008
Obligasi Indosat Ketujuh Tahun 2009 dengan
Tingkat Bunga Tetap
Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009
Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020
Tanggal Efektif
6 November 2002
Didaftarkan dan Diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia
29 Mei 2007
Bursa Efek Indonesia
29 Mei 2007
9 April 2008
Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia
9 April 2008
8 Desember 2009
Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia
8 Desember 2009
29 Juli 2010
Bursa Efek Indonesia
Singapore Exchange Securities Trading
Limited
c. Direktur, Komisaris dan Komite Audit
Berdasarkan keputusan dalam setiap Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 24 Juni
2011, 22 Juni 2010 dan 11 Juni 2009 yang diaktakan masing-masing dengan Akta Notaris
No. 148, No. 164 dan No. 118 oleh Aulia Taufani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.)
pada tanggal yang sama, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009, masing-masing adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
31 Desember 2011
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Komisaris
Komisaris
Abdulla Mohammed
S.A Al Thani
Dr. Nasser Mohd.
A Marafih
Rachmad Gobel
Richard Farnsworth
Seney
Rionald Silaban
Alexander Rusli *
Abdulla Mohammed
S.A Al Thani
Dr. Nasser Mohd.
A Marafih
Rachmad Gobel
Richard Farnsworth
Seney
Rionald Silaban
Alexander Rusli *
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Chris Kanter *
Thia Peng Heok George *
Soeprapto *
-**
Chris Kanter *
Thia Peng Heok George *
Soeprapto *
Jarman
Abdulla Mohammed
S.A Al Thani
Dr. Nasser Mohd.
A Marafih
Rachmad Gobel
Richard Farnsworth
Seney
Rionald Silaban
Setyanto Prawira
Santosa *
Michael Francis Latimer *
Thia Peng Heok George *
Soeprapto *
Jarman
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
*
**
Komisaris independen
Parikesit Suprapto ditunjuk sebagai Komisaris pada tanggal 8 Februari 2011 dan mengajukan surat pengunduran dirinya pada tanggal
14 Oktober 2011, yang berlaku efektif pada tanggal 14 Desember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2011, belum terdapat penunjukkan
untuk menggantikan posisi beliau.
250
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
c. Direktur, Komisaris dan Komite Audit (lanjutan)
Direksi:
31 Desember 2011
Direktur Utama dan
Chief Executive Officer
Direktur dan Chief Financial
Officer
Direktur dan Chief Commercial
Officer
Direktur dan Chief Technology
Officer
Direktur dan Chief Wholesale
and Infrastructure Officer
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Harry Sasongko Tirtotjondro Harry Sasongko Tirtotjondro Harry Sasongko Tirtotjondro
Curt Stefan Carlsson Peter Wladyslaw Kuncewicz Peter Wladyslaw Kuncewicz
Laszlo Imre Barta
Laszlo Imre Barta
Kaizad Bomi Heerjee
Hans Christiaan Moritz
Stephen Edward Hobbs
Stephen Edward Hobbs
Fadzri Sentosa
Fadzri Sentosa
Fadzri Sentosa
Susunan Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Internal Audit Perusahaan pada tanggal 31
Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011 dan 2010
Thia Peng Heok George
Chris Kanter
Soeprapto
Unggul Saut Marupa Tampubolon
Kanaka Puradiredja
Strasfiatri Auliana
Hanna Sitorus
Ketua Komite Audit
Anggota Komite Audit
Anggota Komite Audit
Anggota Komite Audit
Anggota Komite Audit
Sekretaris Perusahaan
Internal Audit
2009
Thia Peng Heok George
Michael Francis Latimer
Soeprapto
Unggul Saut Marupa Tampubolon
Kanaka Puradiredja
Strasfiatri Auliana
Atje Muhammad Darjan
Grup mempunyai sekitar 4.461, 6.694 dan 7.126 karyawan (tidak diaudit), termasuk pekerja harian
lepas, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
d. Struktur Entitas Anak
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai pemilikan langsung
maupun tidak langsung pada Entitas Anak berikut:
Persentase Pemilikan (%)
Entitas Anak
(1)
Indosat Palapa Company B.V.(“IPBV”)
Indosat Mentari Company B.V.(“IMBV”)
(1)
(Catatan 38a dan 38d)
Indosat Finance Company B.V.(“IFB”)
Indosat International Finance
Company B.V. (“IIFB”)
Indosat Singapore Pte. Ltd. (“ISPL”)
PT Indosat Mega Media (“IMM”)
(2)
PT Interactive Vision Media (“IVM”)
PT Starone Mitra Telekomunikasi (“SMT”)
PT Aplikanusa Lintasarta (“Lintasarta”)
(3)
PT Lintas Media Danawa (“LMD”)
PT Artajasa Pembayaran
(4)
Elektronis (“APE”)
Lokasi
Kegiatan Usaha
Mulai
Beroperasi
Amsterdam
Keuangan
2010
100,00
100,00
-
Amsterdam
Amsterdam
Keuangan
Keuangan
2010
2003
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Amsterdam
Singapura
Jakarta
Jakarta
Semarang
Jakarta
2005
2005
2001
2011
2006
1989
100,00
100,00
99,85
99,83
72,54
72,36
100,00
100,00
99,85
72,54
72,36
100,00
100,00
99.85
72,54
72,36
Jakarta
Keuangan
Telekomunikasi
Multimedia
Televisi Berbayar
Telekomunikasi
Komunikasi Data
Layanan Informasi
dan Komunikasi
2008
50,65
50,65
-
Jakarta
Telekomunikasi
2000
39,80
39,80
39,80
251
2011
2010
2009
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan)
d. Struktur Entitas Anak (lanjutan)
Jumlah Aset
(Sebelum Eliminasi)
Entitas anak
2011
6.015.894
6.010.359
20.923
8.688
78.264
746.404
5.198
209.651
1.784.506
5.199
258.745
IPBV(1)
IMBV(1)
IFB
IIFB
ISPL
IMM
IVM(2)
SMT
Lintasarta
LMD(3)
APE(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
2009
5.966.764
5.946.885
21.876
9.635
54.353
815.130
155.297
1.728.931
2.574
221.297
2.261.226
1.044.174
28.779
745.204
139.903
1.419.595
179.681
IPBV dan IMBV didirikan di Amsterdam pada tanggal 28 April 2010 untuk menjalankan kegiatan perbendaharaan, untuk memberikan pinjaman dan
memperoleh pinjaman, baik dalam bentuk surat berharga atau lainnya, untuk melakukan pembiayaan di perusahaan-perusahaan, dan untuk memberikan surat
berharga terkait dengan kewajibannya atau kewajiban kelompok perusahaannya dan kepada pihak ketiga.
IVM, entitas anak IMM, didirikan pada tanggal 21 April 2009 untuk memberikan jasa televisi berbayar. IMM melakukan penyetoran modal kepada IVM pada
tanggal 9 dan 30 Maret 2011, sejumlah Rp4.999. Pada tanggal 12 Juli 2011, IVM memperoleh izin usaha untuk menjalankan layanan jasa TV berbayar.
Namun, pada tanggal 31 Desember 2011, operasi komersial IVM belum berjalan.
Lintasarta secara bertahap meningkatkan kepemilikannya di LMD dari 35% menjadi 55% pada tanggal 24 November 2010 dan dari 55% menjadi 70% pada
tanggal 21 Desember 2010. Efektif pada tanggal 24 November 2010, LMD tidak lagi perusahaan asosiasi, tetapi merupakan Entitas Anak dari Lintasarta.
Lintasarta memiliki kepemilikan langsung sebesar 55% terhadap APE.
e. Penggabungan Usaha Perusahaan, Satelindo, Bimagraha dan IM3
Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha dari notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 57
tanggal 20 November 2003 (“tanggal penggabungan usaha”), Perusahaan, Satelindo,
PT Bimagraha Telekomindo (“Bimagraha”) dan PT Indosat Multi Media Mobile (“IM3”) sepakat
untuk melakukan penggabungan usaha, dengan Perusahaan sebagai entitas yang dipertahankan.
Seluruh aset dan liabilitas yang dimiliki oleh Satelindo, Bimagraha dan IM3 dialihkan kepada
Perusahaan pada tanggal penggabungan. Ketiga perusahaan tersebut bubar secara hukum tanpa
kewajiban untuk melakukan proses likuidasi.
Nama “Satelindo” dan “IM3” dalam catatan atas laporan keuangan berikut mengacu pada entitasentitas tersebut sebelum bergabung dengan Perusahaan, atau sebagai entitas yang mengikatkan
diri dalam suatu perjanjian yang telah diambil alih oleh Perusahaan sebagai akibat dari
penggabungan usaha.
f.
Persetujuan dan Pengesahan untuk Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
Penerbitan laporan keuangan konsolidasian Grup pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan
2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 telah disetujui dan disahkan oleh Direksi pada tanggal
20 Februari 2012, yang telah direviu dan direkomendasikan untuk disetujui oleh Komite Audit.
252
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) serta Peraturan No. VIII.G.7 yang terdapat di dalam
Peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh
BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait laporan keuangan
konsolidasian, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif
tanggal 1 Januari 2011.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diterapkan
pada tanggal 1 Januari 2011.
PSAK 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan,
komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus,
perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang,
informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain,
sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan
komprehensif lainnya dan pernyataan kepatuhan.
Penerapan PSAK 1 (Revisi 2009) memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan
pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian (Catatan 40).
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian selaras
dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan
beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah
diungkapkan pada catatan ini.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan
konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian yang disusun dengan menggunakan metode langsung,
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Laporan keuangan konsolidasian ini ditujukan untuk digunakan sehubungan dengan rencana Grup
untuk menerbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah ke masyarakat pada triwulan kedua tahun 2012.
Untuk ketaatan terhadap peraturan BAPEPAM-LK, Perusahaan menyajikan laporan posisi
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan
2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008 dan laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah rupiah, yang
merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Setiap entitas di dalam Grup menetapkan mata
uang fungsional sendiri dan transaksi-transaksi di dalam laporan keuangan dari setiap entitas di
ukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut.
253
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009),
“Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal
berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit
bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii)
perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv)
hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas entitas
anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk
sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk
investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan
keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang
signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak seperti
yang disebutkan pada Catatan 1d, yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak
langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Grup memperoleh
pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian
dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas
Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas
induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:
a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;
c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara
dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur
setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini
mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup:
· menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak;
· menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
· menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
· mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
· mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
254
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan)
Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan)
· mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan
laba rugi; dan
· mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif lainnya ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing
disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan
posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Bagian pemilikan pemegang saham minoritas pada aset bersih dan laba atau rugi bersih dari
Entitas Anak yang dikonsolidasi sebelumnya disajikan sebagai “Hak Minoritas” pada laporan posisi
keuangan konsolidasian dan sebagai “Hak Minoritas Atas Rugi (Laba) Bersih Anak Perusahaan”
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Entitas Anak dapat
melebihi bagiannya dalam modal disetor Entitas Anak tersebut. Kelebihan tersebut dan kerugian
lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas dibebankan kepada Perusahaan
sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali pemegang saham minoritas memiliki kepentingan
jangka panjang lainnya pada Entitas Anak terkait atau terdapat kewajiban yang mengikat
pemegang saham minoritas dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya.
Apabila selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba, maka laba tersebut harus dialokasikan kepada
pemegang saham mayoritas, dalam hal ini, Perusahaan, sampai seluruh bagian kerugian
pemegang saham minoritas yang sebelumnya dibebankan kepada Perusahaan dapat dipulihkan.
Akun-akun IPBV, IMBV, IFB, IIFB dan ISPL dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca untuk akun neraca dan kurs ratarata selama tahun berjalan untuk akun laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
IPBV, IMBV, IFB, IIFB dan ISPL disajikan sebagai bagian dari “Selisih Kurs Karena Penjabaran
Laporan Keuangan” pada bagian Ekuitas dari laporan posisi keuangan konsolidasian.
c.
Kombinasi Bisnis
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan secara prospektif PSAK 22 (Revisi 2010),
“Kombinasi Bisnis” yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Grup:
· menghentikan amortisasi goodwill (Catatan 9);
· mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan
· melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2009),
“Penurunan Nilai Aset”.
Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK 22 (Revisi 2010) tersebut memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, berikut pengungkapan terkait dalam
laporan keuangan konsolidasian.
255
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis (lanjutan)
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah
akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal
akuisisi, dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak
pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada
proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biayabiaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset
keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan
kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini
termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur
kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar
tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.
Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi.
Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan
sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif
lainnya sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan
kontijensi tidak diukur kembali sampai penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih
lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai
wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada harga perolehan dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi
bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Grup
yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau
liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut
dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk
dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari
pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang
dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Sebagai perbandingan dengan persyaratan-persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi atas
kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut:
i. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang
secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan
akuisisi. KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) diukur berdasarkan proporsi atas
nilai tercatat aset neto teridentifikasi.
ii. Kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah.
Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwil yang telah diakui sebelumnya.
256
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis (lanjutan)
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan)
iii. Ketika Grup mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat yang dipisahkan dari kontrak utama
oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada saat akusisi, kecuali kombinasi bisnis
menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak yang secara signifikan merubah arus kas yang
semula disyaratkan dalam kontrak.
iv. Imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Grup mempunyai kewajiban saat ini, yaitu
kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang dapat secara memadai diestimasi.
Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari
goodwill.
d. Kas dan Setara Kas
Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal
penempatan dan deposito on call diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
Kas dan deposito berjangka yang dijadikan jaminan untuk bank garansi tidak diklasifikasikan
sebagai bagian dari “Kas dan Setara Kas”. Kas dan deposito berjangka ini disajikan sebagai
bagian dari “Aset Keuangan Lancar Lainnya” atau “Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya”.
e. Persediaan
Persediaan, terutama terdiri dari kartu SIM, modem broadband, paket perdana, telepon genggam
selular (cellular handset) dan voucher pulsa isi ulang dinilai menurut nilai yang terendah antara
harga perolehan atau nilai realisasi neto. Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode ratarata tertimbang.
Sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2008), Grup menerapkan panduan untuk menentukan biaya
persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai
realisasi neto, termasuk juga panduan rumus biaya yang digunakan untuk melakukan atribusi
biaya ke persediaan.
f. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka, terutama terdiri dari biaya frekuensi, biaya sewa, biaya nilai awal izin 3G
dan BWA dan asuransi, dibebankan saat aset terkait digunakan. Bagian jangka panjang dari biaya
sewa dan biaya nilai awal izin 3G dan BWA dibayar di muka masing-masing disajikan sebagai
bagian dari “Sewa Dibayar Di Muka Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Jangka Pendek”
dan “Izin Dibayar Di Muka Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Jangka Pendek”.
g. Investasi pada Entitas Asosiasi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas
Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam
entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus
diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri.
Investasi Grup pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas
asosiasi adalah suatu entitas di mana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan
metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba
atau rugi neto, dan penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.
257
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
g. Investasi pada Entitas Asosiasi (lanjutan)
Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari
entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi,
Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat
diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi
sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah
sesuai dengan kepentingan Grup dalam entitas asosiasi.
Grup menentukan apakah perlu untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi
Grup dalam entitas asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat
bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami
penurunan nilai. Dalam hal ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih
antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan
mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
h. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan (termasuk kapitalisasi biaya pinjaman tertentu
selama masa konstruksi), dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai.
Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis aset tetap.
Aset tetap yang diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan
nonmoneter diukur pada nilai wajar, kecuali:
(i) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
(ii) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Aset yang diterima diukur dengan cara demikian, meskipun jika Grup tidak dapat langsung
menghentikan pengakuan dari aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur
secara andal nilai wajarnya, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset
yang diserahkan.
Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007), Grup telah memilih metode biaya untuk pengukuran aset
tetapnya. Grup melakukan penelaahan berkala dan penilaian masa manfaat ekonomis aset.
Berikut adalah taksiran masa manfaat (dalam tahun).
Tahun
Bangunan
Peralatan teknologi informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang bangunan dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan cross-connection
Peralatan teknis jaringan tetap nirkabel
Pusat operasi dan pemeliharaan dan unit pengukuran
Peralatan jaringan akses tetap
Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan.
258
20
3 sampai 5
3 sampai 5
3 sampai 15
5
10
10 sampai 15
10
3 sampai 5
10
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
h. Aset Tetap (lanjutan)
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya; pemugaran
dan penambahan dalam jumlah besar yang meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja
semula, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan
beserta akumulasi penyusutannya dihentikan pengakuannya dari kelompok aset tetap, dan laba
atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang
bersangkutan.
Aset dalam pembangunan dan pemasangan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Semua biaya
pinjaman, termasuk bunga, amortisasi biaya yang terkait dengan perjanjian pinjaman dan selisih
kurs (diestimasi setiap tiga bulanan, sepanjang selisih kurs tersebut sebagai penyesuaian
terhadap biaya bunga dengan membatasi selisih kurs yang diperhitungkan sebagai biaya
pinjaman sebesar jumlah biaya pinjaman atas pinjaman yang setara dalam mata uang fungsional)
yang dapat diatribusikan ke aset tertentu, dikapitalisasi ke harga perolehan aset dalam
pembangunan dan pemasangan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat pembangunan
dan pemasangan selesai dan aset yang dibangun atau dipasang tersebut siap untuk digunakan.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap
ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
i.
Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Berdasarkan kebijakan akuntansi yang diterapkan terhadap penurunan nilai aset non-keuangan
sebelum tanggal 1 Januari 2011, sesuai dengan PSAK 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, Grup
menelaah apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca. Jika terdapat
indikasi penurunan nilai aset, Grup melakukan estimasi terhadap nilai yang dapat dipulihkan dari
aset tersebut. Kerugian atas penurunan nilai aset diakui sebagai beban pada operasi berjalan.
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan secara prospektif PSAK 48 (Revisi 2009),
“Penurunan Nilai Aset”, termasuk goodwill dan aset yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum
tanggal 1 Januari 2011.
PSAK 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat
tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika nilai
tercatatnya melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada
kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan PSAK yang direvisi ini mensyaratkan entitas
mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik
suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK 48 (Revisi 2009) tersebut memberikan
pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan, berikut pengungkapan terkait, terutama atas
uji penurunan nilai bagi goodwill yang diharuskan minimal satu kali setiap tahun atau lebih sering
bila ada indikasi penurunan nilai.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset
(yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum
dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan maka
Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan atas aset tersebut.
259
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
i.
Penurunan Nilai Aset Non-keuangan (lanjutan)
Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan)
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai
pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai
terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat
aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi
yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “rugi
penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas
masa depan neto
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam
menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir,
jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut model penilaian yang sesuai untuk menentukan
nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda (valuation
multiples) atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset
yang diturunkan nilainya.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa
rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui
dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan
asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi
penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah
terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi
penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi
penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan
tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama
sisa umur manfaatnya.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa nilai
tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan
menentukan jumlah tiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah
terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai
terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
Sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010), piranti lunak yang tidak merupakan bagian terkait dari
suatu perangkat keras diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama 5 tahun dan dinilai
untuk penurunan nilai saat terdapat indikasi penurunan nilai. Perusahaan melakukan reviu atas
periode amortisasi dan metode amortisasi untuk piranti lunak setidaknya setiap akhir tahun buku.
Nilai residu diasumsikan sama dengan nol.
260
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
j.
Sewa
Sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007), suatu sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini
dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa
minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama
masa sewa. Aset sewa yang digunakan oleh lessee sesuai dengan sewa pembiayaan disusutkan
secara konsisten dengan menggunakan metode yang sama untuk aset yang disusutkan yang
dimiliki secara langsung atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek
antara masa sewa dan masa manfaat, jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee
akan mendapatkan kepemilikan pada akhir masa sewa.
Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa diakui sebagai
beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK
revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan
dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai
pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan
diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar
pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).
Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:
Selular
Pendapatan selular yang berasal dari pemakaian pulsa dan penjelajahan diakui berdasarkan
durasi percakapan yang berhasil tersambung melalui jaringan selular Perusahaan dan disajikan
secara bruto.
Untuk pelanggan pasca-bayar, pendapatan jasa bulanan diakui pada saat jasa diserahkan.
Komponen aktivasi dari penjualan paket perdana telah ditangguhkan dan diakui sebagai
pendapatan selama rata-rata masa hubungan yang diharapkan dengan pelanggan. Penjualan
voucher pulsa perdana/isi ulang dicatat sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui sebagai
pendapatan pada saat pemakaian pulsa atau pada saat pulsa telah habis masa berlakunya.
Penjualan modem broadband nirkabel dan telepon genggam selular diakui pada saat penyerahan
kepada pelanggan.
261
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
Selular (lanjutan)
Pendapatan dari komunikasi data broadband nirkabel diakui berdasarkan durasi dari pemakaian
atau tagihan tetap bulanan tergantung perjanjian dengan pelanggan.
Pendapatan selular disajikan sebesar jumlah bersih, setelah kompensasi kepada penyedia jasa
nilai tambah.
Program Loyalitas Pelanggan
Perusahaan menyediakan suatu program loyalitas pelanggan yang disebut “Poin Plus Plus”, yang
memperbolehkan para pelanggan untuk mengumpulkan poin dari setiap isi ulang dan pembayaran
yang dilakukan oleh masing-masing pelanggan pra-bayar dan pasca-bayar Perusahaan. Poin
tersebut kemudian dapat ditukarkan dengan produk telekomunikasi atau non-telekomunikasi
secara gratis, tergantung dari jumlah minimum poin yang telah diperoleh. Sejak tanggal 29 Juli
2011, program “Poin Plus Plus” digantikan dengan program “Indosat Senyum”.
Poin penghargaan loyalitas pelanggan diakui sebagai sebuah komponen terpisah dari transaksi
penjualan pada saat diberikan. Perusahaan mengakui liabilitas pada saat isi ulang dan
pembayaran yang dilakukan oleh masing-masing pelanggan pra-bayar dan pasca-bayar,
berdasarkan nilai wajar yang diharapkan akan terjadi untuk menyalurkan produk tersebut di masa
yang akan datang. Penerimaan yang diperoleh dialokasikan antara produk selular yang terjual dan
jumlah poin yang dikeluarkan, di mana penerimaan yang dialokasikan ke poin setara dengan nilai
wajarnya. Nilai wajar poin yang dikeluarkan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan pada
saat poin tersebut ditukarkan atau pada saat periode penukaran berakhir.
Komisi Penjualan untuk Agen Penjual (Dealer)
Imbalan dalam bentuk potongan penjualan yang diberikan oleh Perusahaan kepada agen penjual
diakui sebagai pengurang dari pendapatan.
Apabila Perusahaan menerima, atau akan menerima, suatu manfaat yang teridentifikasi sebagai
pertukaran atas imbalan yang diberikan oleh Perusahaan kepada agen penjual, dan nilai wajar
dari manfaat imbalan tersebut dapat diestimasi secara wajar, maka imbalan akan dicatat sebagai
beban pemasaran.
Sewa Menara
Pendapatan dari sewa menara diakui dengan metode garis lurus selama masa sewa berdasarkan
jumlah yang tercantum dalam perjanjian antara Perusahaan dan lessee.
262
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
Multimedia, Komunikasi Data, Internet (“MIDI”)
Internet
Pendapatan dari jasa instalasi ditangguhkan dan diakui selama rata-rata masa hubungan yang
diharapkan dengan pelanggan. Pendapatan dari biaya jasa bulanan diakui pada saat jasa tersebut
diberikan. Pendapatan dari pemakaian diakui setiap bulan berdasarkan durasi pemakaian internet
atau berdasarkan jumlah tetap, tergantung perjanjian dengan pelanggan.
Frame Net, World Link dan Direct Link
Pendapatan dari jasa instalasi ditangguhkan dan diakui selama rata-rata masa hubungan yang
diharapkan dengan pelanggan. Pendapatan jasa bulanan diakui pada saat jasa diserahkan.
Sewa Satelit
Pendapatan satelit diakui dengan metode garis lurus selama periode sewa.
Pendapatan jasa MIDI lainnya diakui pada saat penyerahan jasa tersebut.
Telekomunikasi Tetap
Telepon Internasional
Pendapatan telepon internasional ke luar negeri dilaporkan secara bruto.
Telepon Jaringan Tetap Nirkabel
Pendapatan telepon jaringan tetap nirkabel dari pemakaian pulsa diakui berdasarkan durasi
percakapan yang berhasil tersambung melalui jaringan tetap Perusahaan.
Untuk pelanggan pasca-bayar, pendapatan jasa bulanan diakui pada saat jasa diserahkan.
Komponen aktivasi dari penjualan paket perdana telah ditangguhkan dan diakui sebagai
pendapatan selama rata-rata masa hubungan yang diharapkan dengan pelanggan. Penjualan
voucher pulsa perdana/isi ulang dicatat sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui sebagai
pendapatan pada saat pemakaian pulsa atau pada saat pulsa telah habis masa berlakunya.
Telepon Jaringan Tetap
Pendapatan dari jasa instalasi telepon jaringan tetap ditangguhkan dan diakui selama rata-rata
masa hubungan yang diharapkan dengan pelanggan. Pendapatan dari pemakaian diakui
berdasarkan durasi percakapan yang berhasil tersambung melalui jaringan tetap Perusahaan.
Pendapatan Interkoneksi
Pendapatan dari interkoneksi jaringan dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri dan
internasional lainnya diakui setiap bulan berdasarkan lalu lintas komunikasi aktual yang tercatat
setiap bulannya.
Beban
Beban Interkoneksi
Beban dari interkoneksi jaringan dengan penyelenggara telekomunikasi
internasional lainnya dicatat sebagai beban usaha pada periode terjadinya.
263
domestik dan
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
Beban (lanjutan)
Beban-beban lainnya
Beban diakui pada saat terjadinya.
l.
Beban Karyawan
Beban karyawan yang langsung berhubungan dengan pengembangan, pembangunan dan
pemasangan aset tetap dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan aset yang
bersangkutan.
m. Dana Pensiun dan Kenikmatan Karyawan
Beban pensiun berdasarkan program dana pensiun manfaat pasti Grup, ditentukan melalui
perhitungan aktuaria secara periodik dengan menggunakan metode projected-unit-credit dan
menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, hasil aset dana pensiun dan tingkat kenaikan manfaat
pasti pensiun tahunan.
Keuntungan atau kerugian aktuarial dari imbalan pasca-kerja diakui sebagai penghasilan atau
beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih dari masing-masing imbalan
yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi mana yang lebih tinggi
diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset dana pensiun,
pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang melebihi 10% batas koridor diakui secara
merata selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari karyawan. Biaya jasa lalu dari
imbalan pascakerja diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata
sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested. Apabila imbalan tersebut vested setelah
program imbalan pasti diperkenalkan atau program tersebut diubah, biaya jasa lalu diakui segera.
Keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu dari imbalan kerja jangka panjang lainnya
langsung diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Grup mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program pensiun manfaat pasti pada saat
kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap
jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun atau apabila terdapat perubahan terhadap
ketentuan-ketentuan program pensiun manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang
diberikan oleh karyawan aktif pada masa depan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program
pensiun, atau akan memenuhi ketentuan untuk manfaat yang lebih rendah). Laba atau rugi dari
kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai wajar aset dana pensiun, perubahan
yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian
aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan
pengungkapan untuk imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya
pembayaran cuti tahunan, pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja jangka panjang (misalnya
cuti-berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pasca-kerja).
264
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan
Grup telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan
Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran”.
PSAK 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan
mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku
terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas
keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen,
kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling
hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang
mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang
terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen
tersebut.
PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan,
liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan items non-keuangan. PSAK
ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan,
pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
n1. Aset keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang,
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, atau mana
yang sesuai. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal.
Semua aset keuangan diakui pertama kali pada nilai wajarnya ditambah dengan biaya-biaya
transaksi, kecuali apabila aset keuangan dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun
waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan
yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Grup berkomitmen untuk membeli
atau menjual aset tersebut.
Aset keuangan Grup meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang
pihak-pihak berelasi, instrumen keuangan derivatif dan aset keuangan lancar dan tidak lancar
lainnya (instrumen keuangan yang memiliki dan tidak memiliki kuotasi).
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai
berikut:
•
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset
keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat
pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
265
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan (lanjutan)
n1. Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh
untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif, termasuk derivatif
melekat dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali
derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat
pada nilai wajar apabila karakteristik ekonomi dan risikonya tidak berkaitan erat dengan
kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak untuk diperdagangkan atau diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan
perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian
kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang
secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
Aset keuangan Grup yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari aset derivatif.
•
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur sebesar biaya
perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif
(Effective Interest Rate) (“EIR”), setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya
perolehan yang diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas
biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari EIR tersebut. Amortisasi
EIR dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul
dari penurunan nilai diakui juga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang pihak-pihak berelasi, aset
keuangan lancar lainnya, dan aset keuangan tidak lancar lainnya Grup termasuk dalam
kategori ini.
•
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo [Held-To-Maturity (“HTM”)]
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Grup memiliki intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode EIR, setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Amortisasi
biaya perolehan dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya
akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari EIR. Amortisasi EIR dicatat dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai
diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Grup tidak memiliki investasi HTM selama tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
266
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan (lanjutan)
n1. Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
•
Aset keuangan tersedia untuk dijual [Available For Sale (“AFS”)]
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah
pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau
kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan
pengakuannya, pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui, atau terjadi
penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan
komprehensif. Bunga yang diterima selama memiliki investasi keuangan tersedia untuk
dijual disajikan sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode EIR.
Grup memiliki investasi berikut yang diklasifikasikan sebagai AFS:
-
Investasi saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dengan pemilikan modal kurang
dari 20%, dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar
biaya perolehan, dikurangi cadangan penurunan nilai.
-
Investasi saham ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dengan pemilikan modal kurang
dari 20% dan yang diklasifikasikan dalam kelompok AFS. Investasi ini dicatat sebesar
nilai wajarnya.
n2. Liabilitas keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan
hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang
efektif, mana yang sesuai. Grup menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat
pengakuan awal.
Seluruh liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal
pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan Grup meliputi hutang usaha, hutang pengadaan, akrual, uang muka
pelanggan, hutang jangka panjang dan hutang obligasi, hutang pihak-pihak berelasi,
instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar lainnya.
267
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan (lanjutan)
n2. Liabilitas keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk
liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada
saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka
diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk
instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Perusahaan yang tidak ditujukan
sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Derivatif melekat dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai
kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
efektif.
Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
•
Pinjaman dan Hutang
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR.
Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi EIR.
n3. Saling hapus dari instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
neraca konsolidasian jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk
menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya
secara simultan.
n4. Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal
pelaporan ditentukan dengan acuan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi harga pedagang
efek (harga penawaran untuk posisi beli dan harga permintaan untuk posisi jual), tidak
termasuk pengurangan apapun untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan yang tidak
memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik
penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh
pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions),
penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas
yang didiskonto, atau model penilaian lain.
268
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan (lanjutan)
n4. Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
Penyesuaian risiko kredit
Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan
adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar
tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai
wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus
diperhitungkan.
n5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode EIR dikurangi dengan
cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan
termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari EIR.
n6. Penurunan nilai dari aset keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
•
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi, Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual,
atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara
individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut
signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset
keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai
kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual,
dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).
Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan EIR awal dari aset
keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang yang memiliki suku bunga
variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah EIR terkini.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah
kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga
tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga yang
digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur
kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan
penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di
masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan
kepada Grup. Jika, pada periode berikutnya, jumlah taksiran kerugian penurunan nilai
bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau
urangi
269
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan (lanjutan)
n6. Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
•
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika penghapusan kemudian
dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
•
Aset keuangan AFS
Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti
obyektif akan meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada
nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini,
dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian - direklas dari ekuitas ke pendapatan
komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan
melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; kenaikan nilai wajar setelah
penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai
dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat
yang telah dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian
penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan Bunga”
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai
wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan
dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus
dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
n7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan
Aset keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari
kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Grup telah
mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban
untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada
pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Grup telah secara substansial
mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Grup secara substansial tidak
mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah
mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau
dibatalkan atau kadaluwarsa.
270
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
n. Instrumen Keuangan (lanjutan)
n7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi
pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi
secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau
modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan
pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
n8. Instrumen keuangan derivatif
Perusahaan menandatangani kontrak swap valuta asing, swap suku bunga, dan instrumen
lainnya yang diperbolehkan, jika dianggap perlu, untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai
tukar mata uang asing dan suku bunga yang berasal dari hutang jangka panjang dan hutang
obligasi Perusahaan dalam mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif, yang mana
memberikan lindung nilai ekonomi efektif dari risiko suku bunga dan nilai tukar mata uang
asing yang spesifik berdasarkan tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
Perusahaan, tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 55 (Revisi 2006) dan pada awalnya diakui pada nilai wajar pada tanggal kontrak
derivatif ditandatangani dan kemudian diukur kembali pada nilai wajarnya.
Derivatif dicatat sebagai aset keuangan saat memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas
keuangan apabila memiliki nilai wajar negatif.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif selama tahun
berjalan, yang ditandatangani sebagai lindung nilai ekonomi yang tidak memenuhi persyaratan
sebagai akuntansi lindung nilai, diakui langsung pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Aset dan liabilitas derivatif disajikan masing-masing sebagai aset lancar dan liabilitas jangka
pendek. Derivatif melekat disajikan bersama dengan kontrak utamanya pada laporan posisi
keuangan konsolidasian yang mencerminkan penyajian yang tepat atas seluruh arus kas pada
masa datang dari instrumen tersebut secara keseluruhan.
Perubahan bersih nilai wajar instrumen derivatif, pendapatan atau beban swap, pendapatan
atau beban terminasi, dan penyelesaian dari instrumen derivatif dikreditkan (dibebankan) pada
“Laba (Rugi) Perubahan Nilai Wajar Derivatif - Bersih”, yang disajikan sebagai Penghasilan
(Beban) Lain-lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam rupiah, yang merupakan mata uang fungsional
Perusahaan dan mata uang penyajian Grup. Transaksi dalam mata uang asing dicatat
berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk
mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang timbul
dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan, kecuali untuk selisih kurs yang dapat
diatribusikan ke aset tertentu dikapitalisasi ke aset dalam pembangunan dan pemasangan.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, kurs yang digunakan (dalam angka penuh)
masing-masing adalah Rp9.068, Rp8.991 dan Rp9.400 untuk AS$1, yang dihitung dengan
menggunakan rata-rata kurs jual dan beli mata uang asing yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
pada tahun tersebut.
271
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
p. Pajak Penghasilan
Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun
yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset
dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak
masa mendatang, seperti rugi pajak yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besar
kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan. Pengaruh pajak untuk suatu tahun
dialokasikan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang
langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif pajak yang akan dikenakan pada
tahun saat nilai aset direalisasikan atau nilai liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan tarif
pajak (dan undang-undang pajak) yang berlaku atau berlaku secara substantif pada tanggal posisi
keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh
perubahan tarif pajak dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk
transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau, jika
Grup mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Untuk setiap entitas yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi
rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih
untuk masing-masing entitas tersebut.
q. Pelaporan Segmen
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.
PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan atas aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat
dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak
memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Segmen adalah bagian khusus Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa
(segmen usaha), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai
dengan segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup dieliminasi.
r.
Laba per Saham / ADS Dasar
Sesuai dengan PSAK 56, “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung dengan membagi
laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam tahun berjalan.
Laba per ADS dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dihitung dengan
mengalikan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dengan
50, sesuai dengan jumlah saham per ADS.
272
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
s. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan secara retrospektif PSAK 7 (Revisi 2010),
“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan,
transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan
konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap
laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK revisi tersebut memberikan pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.
Rincian saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi disajikan dalam
Catatan 30.
t.
Penerapan Standar Akuntansi Revisi dan Interpretasi Lainnya
Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya di atas, Grup juga telah
menerapkan standar akuntansi revisi dan interpretasi berikut pada tanggal 1 Januari 2011, yang
dianggap relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian namun tidak menimbulkan dampak
yang signifikan kecuali untuk pengungkapan terkait:
·
·
·
·
·
·
·
·
PSAK 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”
PSAK 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”
PSAK 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”
PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”
PSAK 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
dihentikan”
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 7, “Konsolidasi - Entitas Bertujuan Khusus”
ISAK 9, “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”
ISAK 10, “Program Loyalitas Pelanggan”
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mensyaratkan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan,
beban, aset dan liabilitas, serta pengungkapan liabilitas kontinjensi, pada akhir tahun pelaporan.
Namun, ketidakpastian asumsi dan estimasi ini dapat menyebabkan hasil yang memerlukan
penyesuaian material atas nilai tercatat aset atau liabilitas yang berdampak pada masa mendatang.
a. Pertimbangan
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbanganpertimbangan berikut ini, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling
signifikan terhadap jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian:
·
Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari
lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang
yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan.
273
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)
a. Pertimbangan (lanjutan)
·
Sewa
Grup mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Grup bertindak sebagai lessor atau
lessee untuk beberapa aset tetap tertentu. Grup mengevaluasi apakah terdapat risiko dan
manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30, “Sewa”, yang
mensyaratkan Grup untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan
manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan pada hasil penelaahan yang dilakukan Perusahaan atas perjanjian sewa menara
yang ada saat ini, maka transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Pada tahun 2006, Perusahaan mendapatkan izin penyelenggaraan untuk menggunakan pita
frekuensi radio 2,1 GHz (teknologi komunikasi bergerak generasi ketiga “3G” - Catatan 1a)
oleh Menkominfo. Perusahaan berkewajiban, antara lain, untuk membayar biaya nilai awal
dan biaya hak penggunaan pita frekuensi radio tahunan untuk masa 10 tahun (Catatan 32k).
Biaya nilai awal diakui sebagai bagian dari Izin Dibayar di Muka Jangka Panjang untuk bagian
jangka panjang dan Biaya Dibayar di Muka untuk bagian jangka pendek dan diamortisasi
sepanjang 10 tahun masa berlaku izin dengan menggunakan metode garis lurus.
Pada tahun 2009, Perusahaan mendapatkan izin tambahan 3G (Catatan 1a) dan IMM
mendapatkan izin penyelenggaraan untuk Jaringan Tetap Lokal berbasis “Packet Switched”
yang menggunakan pita frekuensi radio 2,3 GHz untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel
[Broadband Wireless Access (“BWA”)]. Perusahaan dan IMM berkewajiban, antara lain, untuk
membayar biaya nilai awal dan biaya hak penggunaan pita frekuensi radio tahunan untuk
masa 10 tahun (Catatan 32k). Biaya nilai awal diakui sebagai bagian dari Izin Dibayar di Muka
Jangka Panjang untuk bagian jangka panjang dan Biaya Dibayar di Muka untuk bagian jangka
pendek dan diamortisasi sepanjang 10 tahun masa berlaku izin dengan menggunakan metode
garis lurus.
Manajemen berkeyakinan, dengan didukung konfirmasi tertulis dari DJPT, bahwa izin 3G dan
BWA tersebut dapat dikembalikan setiap saat tanpa adanya kewajiban finansial untuk
membayar biaya penggunaan pita frekuensi radio tahunan yang tersisa (bentuk perizinan
tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan). Oleh karena itu, Perusahaan dan IMM mengakui biaya hak penggunaan pita
frekuensi radio tahunan sebagai sewa operasi yang diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus selama masa hak penyelenggaraan izin 3G dan BWA. Manajemen
melakukan evaluasi atas keberlangsungan penggunaan izin-izin tersebut setiap tahun.
·
Penurunan nilai dari aset non keuangan
Penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat dari aset atau unit penghasil kas melebihi nilai
terpulihkannya, yang lebih tinggi dari nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai.
Perhitungan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual berdasarkan data yang tersedia dari
transaksi penjualan yang mengikat dalam sebuah transaksi wajar (arm's length transaction)
dari aset serupa atau harga pasar yang dapat diobservasi dikurangi biaya pelepasan
(incremental costs) untuk menjual aset tersebut. Perhitungan nilai pakai berdasarkan pada
model arus kas yang didiskontokan. Data arus kas diambil dari anggaran untuk lima tahun
yang akan datang dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum dilakukan oleh Grup
atau investasi signifikan di masa datang yang akan memutakhirkan kinerja aset dari UPK yang
diuji. Nilai terpulihkan paling dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang digunakan dalam model
arus kas yang didiskontokan, sebagaimana juga jumlah arus kas masuk di masa datang
(future cash-inflow) yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan
ekstrapolasi.
274
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)
a. Pertimbangan (lanjutan)
·
Transaksi pertukaran asset
Selama tahun 2010 dan 2011, Grup telah menandatangani beberapa kontrak untuk pertukaran
aset untuk beberapa peralatan teknis selular tertentu dengan pemasok pihak ketiga. Untuk
transaksi pertukaran aset tersebut, Grup melakukan evaluasi apakah transaksi tersebut
mengandung substansi komersial sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”, yang
mengharuskan Grup untuk membuat pertimbangan dan estimasi mengenai arus kas di masa
depan dan nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan sebagai akibat dari transaksi
tersebut. Manajemen memperhitungkan bahwa transaksi pertukaran aset tersebut memenuhi
kriteria substansi komersial, tetapi nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak
dapat diukur secara andal, sehingga nilainya diukur berdasarkan jumlah tercatat dari aset
yang diserahkan.
b. Estimasi dan Asumsi
Asumsi kunci mengenai masa depan dan sumber kunci lainnya untuk estimasi ketidakpastian
pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijabarkan
sebagai berikut:
·
Penentuan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan
Ketika nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian tidak dapat diambil dari pasar yang aktif, maka nilai wajarnya
ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow.
Masukan untuk model tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila
hal ini tidak dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai
wajar. Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko likuiditas, risiko
kredit dan volatilitas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan.
·
Estimasi masa manfaat aset tetap dan aset takberwujud
Grup mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujudnya berdasarkan
utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang
juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar.
Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif
terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara.
Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika
ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik,
keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan
dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara
material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktorfaktor yang disebutkan diatas.
Jumlah dan saat beban dicatat setiap tahun akan terpengaruh oleh perubahan atas faktorfaktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap Grup
akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat.
275
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)
b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
·
Goodwill dan aset takberwujud
Perusahaan menghitung bisnis yang diakuisisi menggunakan metode akuisisi dimulai tanggal
1 Januari 2011 dan metode pembelian untuk akuisisi pada tahun-tahun sebelumnya, yang
mensyaratkan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi untuk mengalokasikan
harga perolehan terhadap nilai pasar wajar dari aset dan liabilitas yang teridentifikasi dari
entitas yang diakuisisi. Setiap kelebihan dari harga perolehan atas nilai pasar wajar yang
diestimasikan dari aset neto yang diakuisisi diakui sebagai goodwill dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian. Dengan demikian, pertimbangan yang dibuat dalam mengestimasi
nilai pasar wajar yang diatribusikan ke aset dan liabilitas entitas yang diakuisisi dapat
mempengaruhi kinerja keuangan Perusahaan secara material.
·
Realisasi dari aset pajak tangguhan
Grup melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir
periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut
tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan
untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan
Grup atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan
untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Grup di masa
lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga
dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian
bahwa Grup dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan
penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut.
·
Estimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang
Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang (piutang
usaha dan lainnya, dan piutang dari pihak-pihak berelasi), Grup mengestimasi cadangan
untuk kerugian penurunan nilai atas piutang yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk
ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini, Grup menggunakan
pertimbangan berdasarkan fakta-fakta terbaik yang tersedia dan situasi-situasi, termasuk
tetapi tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan Grup dengan pelanggan dan status kredit
pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui,
untuk mengakui pencadangan spesifik untuk pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo
untuk menurunkan piutang Grup ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan
secara spesifik ini ditelaah dan diselesaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima
yang mempengaruhi jumlah yang diestimasikan.
Sebagai tambahan atas cadangan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Grup
juga meneliti cadangan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko kredit debitur mereka
yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama, yang meskipun tidak
diidentifikasi secara spesifik memerlukan cadangan tertentu, memiliki risiko yang lebih besar
tidak tertagih dibandingkan dengan piutang yang diberikan kepada debitur. Cadangan secara
kolektif ini dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor
yang bervariasi seperti kinerja historis dari debitur dalam grup kolektif, penurunan kinerja pasar
dimana debitur beroperasi, dan kelemahan struktural yang diidentifikasi atau penurunan kinerja
arus kas dari debitur.
276
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)
b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
·
Estimasi beban pensiun dan imbalan kerja lainnya
Beban dari program pensiun manfaat pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan
dengan menggunakan metode projected-unit-credit. Penilaian aktuaris termasuk membuat
variasi asumsi yang terdiri dari, antara lain, tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana
pensiun yang diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Hasil aktual
yang berbeda dengan asumsi Grup diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi
laba atau rugi aktuarial bersih pada akhir masa periode pelaporan sebelumnya melebihi 10%
dari mana yang lebih tinggi antara nilai kini dari kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar dari
dana pensiun pada tanggal tersebut. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, dasar asumsi
dan periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan
asumsi.
Grup percaya bahwa asumsi mereka adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam
pengalaman aktual Grup atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi
secara material beban dan kewajiban pensiun dan imbalan kerja jangka panjang lainnya.
Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan.
·
Kewajiban pembongkaran dan pemindahan aset tetap
Kewajiban pembongkaran dan pemindahan aset tetap diakui dalam tahun dimana terjadinya
jika estimasi yang memadai terhadap nilai wajar dapat dibuat. Pengakuan kewajiban tersebut
mensyaratkan estimasi terhadap biaya untuk restorasi/membongkar untuk setiap lokasi dan
berdasarkan estimasi terbaik dari pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban dari restorasi/pembongkaran di masa depan, didiskontokan dengan menggunakan
tarif sebelum pajak yang mencerminkan penelaahan pasar saat ini untuk nilai waktu dari uang
dan, dimana sesuai, risiko tertentu dari kewajiban.
·
Pengakuan pendapatan
Kebijakan pengakuan pendapatan Grup mensyaratkan penggunaan estimasi dan asumsi yang
dapat mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan dan piutang.
Perjanjian Perusahaan dengan penyedia jasa domestik dan luar negeri untuk lalu lintas
inbound dan outbound membutuhkan penyelesaian yang mensyaratkan rekonsiliasi lalu lintas
sebelum penyelesaian aktual dilakukan, yang bukan merupakan volume aktual lalu lintas yang
diukur oleh Perusahaan. Pengakuan awal pendapatan adalah berdasarkan lalu lintas yang
diobservasi yang disesuaikan dengan penyesuaian berdasarkan pengalaman normal, dimana
secara historis tidak material terhadap laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Perbedaan antara jumlah yang diakui pertama kali dan jumlah penyelesaian aktual diakui
setelah proses rekonsiliasi. Tetapi, tidak terdapat kepastian apabila penggunaan estimasi
tersebut tidak akan menghasilkan penyesuaian material di masa depan.
Grup mengakui pendapatan dari pemasangan dan aktivasi dan pendapatan lainnya sesuai
dengan masa hubungan rata-rata dengan pelanggan yang diharapkan untuk jasa selular, MIDI
dan telekomunikasi tetap. Grup mengestimasi masa hubungan rata-rata dengan pelanggan
yang diharapkan berdasarkan analisa angka pemutusan terkini.
277
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)
b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
·
Ketidakpastian kewajiban perpajakan
Dalam situasi tertentu, Grup tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak
mereka pada saat ini atau masa depan karena proses keberatan, dan pemeriksaan dari
otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan
perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.
Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti,
Grup menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan
jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontinjensi”. Grup membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak
penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk beban yang belum diakui harus
diakui.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan menjadi subyek pemeriksaan pajak untuk
tahun pajak 2010.
Grup mencatat bunga dan denda untuk kekurangan pembayaran pajak penghasilan, jika ada,
dalam Penghasilan (Beban) Lain-lain sebagai bagian dari “Lain-lain - bersih” dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.
4. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
2011
Kas
Rupiah
Dolar A.S. (AS$13 pada tahun 2011 dan
AS$12 pada tahun 2010)
Bank
Pihak-pihak berelasi (Catatan 30)
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Mandiri”)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”)
PT Bank Pembangunan Daerah Yogyakarta
(“BPD - Yogyakarta”)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”)
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara
(“BPD - Sumut”)
PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (“BPD - DKI”)
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
(“BPD - NTT”)
PT Bank Syariah Mandiri (“Mandiri Syariah”)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (“BTN”)
PT Bank Pembangunan Daerah Papua (“BPD - Papua”)
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1.000)
278
2010
2009
1.465
1.682
1.581
115
110
-
1.580
1.792
1.581
45.441
3.022
45.792
4.461
28.750
10.877
1.473
1.409
256
11.345
896
752
1.134
1.110
662
935
322
4.652
1.033
719
500
299
3.234
4.476
1.215
1.270
2.473
720
2.310
2.190
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2011
Bank (lanjutan)
Pihak-pihak berelasi (Catatan 30) (lanjutan)
Dolar A.S.
Mandiri (AS$3.793 pada tahun 2011,
AS$4.606 pada tahun 2010 dan
AS$4.228 pada tahun 2009)
Lain-lain (AS$12 pada tahun 2011,
AS$120 pada tahun 2010 dan
AS$137 pada tahun 2009)
Pihak ketiga
Rupiah
Citibank N.A., Cabang Jakarta (“Citibank”)
PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (“CIMB Niaga”)
PT Bank Bukopin Tbk (“Bukopin”)
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp5.000)
Dolar A.S.
Fortis Bank N.V., Belanda (AS$6.220 pada tahun 2011,
AS$6.960 pada tahun 2010 dan
AS$4.497 pada tahun 2009)
Citibank N.A., Cabang Singapura (AS$5.256 pada
tahun 2011, AS$4.945 pada tahun 2010 dan
AS$2.343 pada tahun 2009)
Citibank (AS$790 pada tahun 2011, AS$677 pada
tahun 2010 dan AS$948 pada tahun 2009)
CIMB Niaga (AS$697 pada tahun 2011,
AS$160 pada tahun 2010 dan
AS$838 pada tahun 2009)
Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta (“DB”) (AS$296
pada tahun 2011, AS$91 pada tahun 2010 dan
AS$1.121 pada tahun 2009)
Lain-lain (AS$247 pada tahun 2011, AS$52 pada
tahun 2010 dan AS$12 pada tahun 2009)
Deposito berjangka dan deposito on call
Pihak-pihak berelasi (Catatan 30)
Rupiah
Mandiri
BTN
BRI
BNI
Mandiri Syariah
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
(“BPD - Jawa Barat”)
PT Bank BRI Syariah
BPD - Yogyakarta
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
(“BPD - Jawa Tengah”)
279
2010
2009
34.397
41.412
39.748
109
1.090
1.286
52.768
13.247
4.828
1.242
14.959
2.848
2.284
21.845
9.308
13.459
3.102
11.966
10.715
2.353
11.229
56.405
62.577
42.272
47.660
44.464
22.024
7.164
6.087
8.913
6.323
1.435
7.875
2.685
817
10.540
2.238
464
117
303.399
281.695
222.889
245.820
180.400
145.000
143.720
35.000
421.400
88.500
68.500
141.185
31.000
1.379.950
117.000
171.500
195.820
105.000
24.850
7.500
1.000
8.350
5.000
1.000
1.000
-
-
3.500
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2011
Deposito berjangka dan deposito on call (lanjutan)
Pihak-pihak berelasi (Catatan 30) (lanjutan)
Dolar A.S.
BRI (AS$5.000 pada tahun 2011 dan AS$80.000
pada tahun 2010)
Mandiri (AS$3.040 pada tahun 2011,
AS$1.540 pada tahun 2010 dan
AS$265 pada tahun 2009)
Mandiri Syariah (AS$3.000)
BPD - Jawa Barat (AS$75 pada tahun 2011 dan
AS$165 pada tahun 2010)
Pihak ketiga
Rupiah
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk
(“Muamalat”)
BCA
DB
CIMB Niaga
PT Bank DBS Indonesia (“DBS”)
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”)
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (“HS 1906”)
Bukopin
PT Bank Mega Syariah
PT Bank Internasional Indonesia
PT Bank Bumiputera
PT Bank Mega
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp5.000)
Dolar A.S.
DB (AS$17.917 pada tahun 2011,
AS$5.454 pada tahun 2010 dan
AS$17.725 pada tahun 2009)
Muamalat (AS$7.000 pada tahun 2011,
AS$5.000 pada tahun 2010 dan
AS$5.000 pada tahun 2009)
CIMB Niaga (AS$2.000)
Jumlah
2010
2009
45.340
719.280
-
27.566
27.204
13.845
-
2.489
-
680
1.484
-
249.894
200.000
79.354
55.000
50.000
34.500
33.000
32.100
27.500
17.750
12.500
9.500
5.000
3.100
48.500
4.080
5.232
22.500
12.000
15.900
15.400
21.400
13.250
13.000
3.000
6.000
125.500
40.209
81.000
100.000
18.500
22.800
2.000
18.900
5.250
2.000
3.500
2.000
162.473
49.038
166.611
63.476
-
44.955
17.984
47.000
-
1.919.227
1.791.783
2.611.529
2.224.206
2.075.270
2.835.999
Deposito berjangka dan deposito on call dalam rupiah memperoleh bunga per tahun berkisar antara
2,50% sampai 9,75% pada tahun 2011, antara 2,50% sampai 10,00% pada tahun 2010 dan antara
2,50% sampai 14,50% pada tahun 2009, sedangkan deposito berjangka dan deposito on call dalam
dolar A.S. memperoleh bunga per tahun berkisar antara 0,01% sampai 2,75% pada tahun 2011,
antara 0,05% sampai 4,75% pada tahun 2010 dan antara 0,001% sampai 6,00% pada tahun 2009.
280
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
5. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
2011
Pihak-pihak berelasi (Catatan 30)
Telkom (termasuk AS$51 pada tahun 2011,
AS$55 pada tahun 2010 dan AS$75 pada tahun 2009)
Lain-lain (termasuk AS$8.085 pada tahun 2011,
AS$7.764 pada tahun 2010 dan AS$6.322 pada tahun
2009)
2010
2009
19.977
56.108
31.724
284.667
214.038
151.726
Sub-jumlah
Dikurangi cadangan penurunan nilai
304.644
47.107
270.146
47.640
183.450
57.538
Bersih
257.537
222.506
125.912
792.857
628.224
463.069
603.309
842.954
921.595
254.565
22.345
255.973
47.239
252.008
26.813
Sub-jumlah
Dikurangi cadangan penurunan nilai
1.673.076
489.544
1.774.390
448.470
1.663.485
404.272
Bersih
1.183.532
1.325.920
1.259.213
1.441.069
1.548.426
1.385.125
Pihak ketiga
Perusahaan dalam negeri (termasuk AS$16.593 pada
tahun 2011, AS$13.956 pada tahun 2010 dan
AS$15.291 pada tahun 2009)
Perusahaan telekomunikasi internasional
(AS$66.532 pada tahun 2011, AS$93.755
pada tahun 2010 dan AS$98.042 pada tahun 2009)
Pelanggan pasca-bayar dari:
Selular
Telekomunikasi tetap
Jumlah
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
2011
Umur Piutang
Jumlah
2010
Persentase
(%)
Jumlah
2009
Persentase
(%)
Jumlah
Persentase
(%)
Pihak-pihak berelasi
Belum jatuh tempo
77.575
25,46
81.287
30,09
117.391
63,99
Telah jatuh tempo
0 - 6 bulan
7 - 12 bulan
13 - 24 bulan
Lebih dari 24 bulan
119.067
35.252
64.498
8.252
39,08
11,57
21,17
2,71
119.969
47.973
6.913
14.004
44,41
17,76
2,56
5,18
4.131
27.207
2.661
32.060
2,25
14,83
1,45
17,48
Jumlah
304.644
100,00
270.146
100,00
183.450
100,00
Pihak ketiga
Belum jatuh tempo
712.075
42,56
489.818
27,60
557.692
33,53
Telah jatuh tempo
0 - 6 bulan
7 - 12 bulan
13 - 24 bulan
Lebih dari 24 bulan
235.014
208.218
255.648
262.121
14,05
12,44
15,28
15,67
787.871
279.806
308.808
397.905
16,80
15,77
17,40
22,43
262.390
287.533
285.407
270.463
15,77
17,28
17,16
16,26
1.673.076
100,00
1.774.390
100,00
1.663.485
100,00
Jumlah
281
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan)
Perubahan cadangan penurunan nilai piutang usaha (aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas)
adalah sebagai berikut:
Jumlah
Pihak-pihak
Berelasi
Pihak
Ketiga
2011
Saldo awal tahun
Cadangan (pembalikan) - bersih (Catatan 27)
Efek bersih penyesuaian kurs
Penghapusan
496.110
41.051
105
(615)
47.640
(1.509)
976
-
448.470
42.560
(871)
(615)
Saldo akhir tahun
536.651
47.107
489.544
Penurunan nilai secara individual
Penurunan nilai secara kolektif
189.486
347.165
44.086
3.021
145.400
344.144
Jumlah
536.651
47.107
489.544
Jumlah bruto piutang, penurunan nilai secara individual,
sebelum dikurangi dengan cadangan penurunan
nilai yang dinilai secara individual
309.556
117.572
191.984
2010
Saldo awal tahun
Cadangan (pembalikan) - bersih (Catatan 27)
Penghapusan
Efek bersih penyesuaian kurs
461.810
67.041
(23.586)
(9.155)
57.538
(9.712)
(186)
404.272
76.753
(23.586)
(8.969)
Saldo akhir tahun
496.110
47.640
448.470
Penurunan nilai secara individual
Penurunan nilai secara kolektif
182.175
313.935
37.576
10.064
144.599
303.871
Jumlah
496.110
47.640
448.470
Jumlah bruto piutang, penurunan nilai secara individual,
sebelum dikurangi dengan cadangan penurunan
nilai yang dinilai secara individual
405.926
118.486
287.440
2009
Saldo awal tahun
Cadangan (pembalikan) - bersih (Catatan 27)
Penghapusan
Efek bersih penyesuaian kurs
Pengurangan karena likuidasi SMM*
496.163
98.042
(101.586)
(29.560)
(1.249)
69.444
6.635
(9.398)
(9.143)
-
426.719
91.407
(92.188)
(20.417)
(1.249)
Saldo akhir tahun
461.810
57.538
404.272
* Entitas Anak yang dilikuidasi pada tanggal 23 Juni 2009
282
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan)
Efek bersih penyesuaian selisih kurs disebabkan oleh menguatnya atau melemahnya rupiah terhadap
dolar A.S. atas piutang dalam dolar A.S. yang sebelumnya telah disisihkan dan dikreditkan atau
dibebankan pada “Laba Kurs - Bersih”.
Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan yang dibentuk cukup untuk menutup kerugian penurunan
nilai dari tidak tertagihnya piutang.
6. PAJAK DIBAYAR DI MUKA
Akun ini terdiri dari:
2011
2010
2009
Tagihan pajak
PPN
Lain-lain
866.843
25.355
1.018
651.657
47.701
2.202
580.305
232.773
5.248
Jumlah
893.216
701.560
818.326
Tagihan pajak pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terutama terdiri dari pajak
penghasilan badan Perusahaan untuk tahun pajak 2011, 2010, 2009, 2006, 2005, dan 2004, pajak
penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun pajak 2009, 2008, 2005 dan 2004, dan pajak
penghasilan badan untuk tahun pajak 2002 dan pajak penghasilan pasal 26 untuk tahun pajak 2002
dan 2003 Satelindo.
Pada tanggal 4 Juli 2008, Perusahaan menerima Surat Keputusan No. KEP-00080/WPJ.19/KP.
0303/2008 (KEP-00080) dari Pengadilan Pajak yang menerima keberatan Perusahaan atas koreksi
pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2003 sebesar Rp126.403. Pada tanggal 24 Desember
2008, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) No. KEP539/WPJ.19/BD.05/2008 yang meningkatkan jumlah kelebihan pembayaran dari Surat Keputusan
Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) untuk tahun pajak 2004 sebesar Rp84.650, dimana jumlah tersebut lebih
rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam KEP-00080. Pada tanggal 21 Januari 2009, Perusahaan
mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak mengenai peningkatan SKPLB untuk tahun pajak
2004 sebagaimana disebutkan dalam KEP-00080. Pada tanggal 2 Februari 2009, Perusahaan
menerima pengembalian pajak dari Kantor Pajak sebesar Rp84.650 untuk tambahan kelebihan
pembayaran pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2004. Pada tanggal 4 Desember 2009,
Perusahaan menerima Keputusan Pengadilan Pajak No. Put.20644/PP/M.II/2009 yang menyetujui
peningkatan SKPLB untuk tahun pajak 2004. Selanjutnya, pada tanggal 15 Desember 2009, DJP
mengeluarkan Surat Keputusan No. KEP-00101/WPJ.19/KP.0303/2009 untuk melaksanakan
Keputusan Pengadilan Pajak tersebut. Pada tanggal 13 April 2010, Perusahaan menerima
pengembalian pajak dari Kantor Pajak sebesar Rp41.753 atas kelebihan pembayaran pajak
penghasilan badan untuk tahun pajak 2004 yang tersisa tersebut.
Pada tanggal 8 Juni 2009, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”)
dari DJP atas pajak penghasilan badan Satelindo untuk tahun pajak 2002 sebesar Rp105.809
(termasuk denda dan bunga) (Catatan 16). Perusahaan menerima sebagian dari koreksi pajak
penghasilan tahun 2002 sebesar Rp2.646 yang dibebankan pada usaha tahun berjalan pada tahun
2009. Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan di Indonesia, wajib pajak diharuskan membayar
jumlah kekurangan pembayaran pajak yang tertera di SKPKB dalam waktu satu bulan dari tanggal
SKPKB. Wajib pajak dapat meminta kembali pajak yang sudah dibayarkan melalui proses keberatan
283
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
6. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)
atau banding. Pada tanggal 28 Agustus 2009, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada
Kantor Pajak mengenai koreksi pajak penghasilan badan Satelindo untuk tahun pajak 2002 yang
tersisa. Pada tanggal 15 Juli 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari DJP No. KEP357/WPJ.19/BD.05/2010 yang menolak keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan
Satelindo untuk tahun pajak 2002 sebesar Rp105.809 (termasuk denda dan bunga). Selanjutnya pada
tanggal 14 Oktober 2010, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak terkait
keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan Satelindo untuk tahun pajak 2002.
Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012, Perusahaan belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak
terkait surat banding tersebut.
Pada tanggal 8 Juni 2009, Perusahaan juga menerima SKPKB dari DJP atas pajak penghasilan pasal
26 Satelindo untuk tahun pajak 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp40.307 dan Rp51.546
(termasuk denda dan bunga) (Catatan 16). Pada tanggal 27 Agustus 2009, Perusahaan mengajukan
surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai koreksi pajak penghasilan pasal 26 Satelindo untuk
tahun pajak 2002 dan 2003. Pada tanggal 16 Juli 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari
DJP No. KEP-367/WPJ.19/BD.05/2010 dan No. KEP-368/WPJ.19/BD.05/2010 yang menolak
keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan pasal 26 Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan
2003. Selanjutnya, pada tanggal 12 Oktober 2010, Perusahaan mengajukan surat banding kepada
Pengadilan Pajak terkait keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan pasal 26 Satelindo
untuk tahun pajak 2002 dan 2003. Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012, Perusahaan belum menerima
keputusan dari Pengadilan Pajak terkait surat banding tersebut.
Pada tanggal 7 September 2009, Perusahaan menerima Surat Keputusan No. KEP335/WPJ.19/BD.05/2009 dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan atas sisa koreksi pajak
penghasilan badan tahun 2006. Pada tanggal 2 Desember 2009, Perusahaan mengajukan surat
banding kepada Pengadilan Pajak mengenai koreksi yang tersisa atas pajak penghasilan badan
Perusahaan untuk tahun pajak 2006. Pada tanggal 26 April 2011, Perusahaan menerima Surat
Keputusan Pengadilan Pajak yang menerima keberatan Perusahaan mengenai koreksi pajak
penghasilan badan tahun 2006 yang tersisa. Pada tanggal 21 Juni 2011, Perusahaan menerima
pengembalian pajak sebesar Rp82.626. Pada tanggal 22 Agustus 2011, Perusahaan menerima
salinan Memori Permohonan Peninjauan Kembali dari Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung
atas Surat Keputusan Pengadilan Pajak tanggal 26 April 2011 untuk pajak penghasilan badan tahun
pajak 2006. Pada tanggal 21 September 2011, Perusahaan telah menyampaikan Kontra Memori
Permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012,
Perusahaan belum menerima keputusan dari Mahkamah Agung terkait permohonan tersebut.
Pada tanggal 25 Mei 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Pengadilan Pajak yang
menolak keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan pasal 26 untuk tahun pajak 2004 dan
2005 masing-masing sebesar Rp60.493 dan Rp82.186. Perusahaan membebankan koreksi pajak
tersebut pada usaha tahun berjalan, yang disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) - Lainlain - Bersih”.
Pada tanggal 29 Oktober 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Pengadilan Pajak yang
menerima keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2005
sebesar Rp38.155, yang disalinghapuskan dengan jumlah kurang bayar atas pajak penghasilan
pasal 26 Perusahaan untuk tahun pajak 2008 dan 2009 berdasarkan beberapa Surat Tagihan Pajak
(“STP”) yang diterima Perusahaan pada tanggal 17 September 2010 (Catatan 16). Pada tanggal
24 Februari 2011, Perusahaan menerima salinan Memori Permohonan Peninjauan Kembali dari
Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung atas Surat Keputusan Pengadilan Pajak tanggal
29 Oktober 2010 untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2005. Pada tanggal 25 Maret 2011,
Perusahaan telah menyampaikan Kontra Memori Permohonan Peninjauan Kembali kepada
Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012, Perusahaan belum menerima keputusan dari
Mahkamah Agung terkait permohonan tersebut.
284
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
6. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)
Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima SKPLB dari DJP untuk pajak penghasilan badan
Perusahaan tahun 2009 sebesar Rp29.272, dimana jumlah tersebut lebih rendah dari yang diakui oleh
Perusahaan dalam laporan keuangannya. Perusahaan menerima sebagian dari koreksi tersebut
sebesar Rp835 dan dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Mei 2011, Perusahaan
menerima pengembalian pajak dari tagihannya atas pajak penghasilan badan tahun 2009 sebesar
Rp23.695 setelah dikurangi dengan koreksi pajak yang diterima dari PPN untuk periode Januari Desember 2009 (Catatan 16). Pada tanggal 20 Juli 2011, Perusahaan mengajukan surat keberatan
kepada Kantor Pajak mengenai koreksi pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2009 yang
tersisa. Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012, Perusahaan belum menerima keputusan dari Kantor
Pajak terkait surat keberatan tersebut.
Pada tanggal 25 April 2011, IMM menerima SKPLB dari Kantor Pajak untuk pajak penghasilan badan
IMM tahun 2009 sebesar Rp34.950, dimana jumlah tersebut lebih rendah dari yang diakui oleh IMM
dalam laporan keuangannya. IMM membebankan tagihan pajak tahun 2009 yang tidak disetujui
sebesar Rp597 pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal yang sama, IMM juga menerima SKPKB
untuk pajak penghasilan pasal 21 dan 23 dan PPN IMM untuk tahun pajak 2009 sejumlah Rp4.512
(termasuk denda dan bunga). Pada tanggal 26 Mei 2011, IMM menerima pengembalian pajak atas
tagihan pajak untuk penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp30.438, setelah disalinghapuskan
dengan jumlah kurang bayar atas pajak penghasilan pasal 21 dan 23 dan PPN IMM untuk tahun pajak
2009.
7. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA - BERSIH
Akun ini terdiri dari:
2011
Investasi jangka pendek
Dikurangi cadangan penurunan nilai
2010
2009
25.395
25.395
25.395
25.395
25.395
25.395
-
-
-
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya
(termasuk AS$168 pada tahun 2011,
AS$1.645 pada tahun 2010 dan
AS$1.681 pada tahun 2009)
Lain-lain (termasuk AS$10
pada tahun 2011, AS$70
pada tahun 2010 dan AS$5 pada tahun 2009)
18.830
48.165
31.511
5.960
4.954
3.662
Jumlah
24.790
53.119
35.173
Bersih
285
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
8. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2011
Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo
Awal Tahun
Penghentian
Pengakuan
Penambahan
Saldo
Akhir Tahun
Reklasifikasi
Biaya Perolehan
Aset tetap pemilikan langsung
Hak atas tanah
Bangunan
Peralatan teknologi
informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang bangunan
dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan
cross-connection
Peralatan teknis jaringan
tetap nirkabel
Pusat operasi dan pemeliharaan
dan unit pengukuran
Peralatan jaringan akses
tetap
Aset dalam pembangunan
dan pemasangan
Jumlah
541.087
814.191
2.518
3.046.084
1.232.237
16
37.596
11.974.685
24.700
34.850.044
1.975
51.003
543.062
867.712
(42.816)
(37.171)
392.071
2.096
3.395.355
1.234.758
160
400.956
(101.426)
(1.066)
(1.709.433)
340.712
3.871.437
12.213.971
23.794
37.413.004
18.329.220
122.992
(90.488)
1.373.309
19.735.033
1.345.157
-
149
1.345.306
1.355.263
-
97.352
1.452.593
1.126.614
-
40.787
1.167.401
3.461.884
5.517.982*
78.101.166
6.082.220
313.721
34.523
2.349.288
951.792
412.137
51.219
4.802.990
18.646
15.488.516
-
(22)
(1.982.422)
(6.170.891)
2.808.975
-
82.200.964
-
348.244
(42.816)
(37.171)
-
2.718.609
965.840
958.823
2.852
3.250.203
(101.349)
(1.067)
(1.203.195)
-
5.660.464
20.431
17.535.524
8.036.060
1.537.432
(80.036)
-
9.493.456
534.842
122.854
-
657.696
1.093.598
125.789
-
1.219.365
842.092
67.263
-
909.355
34.431.545
6.563.095
-
39.528.984
98.611
-
-
98.611
Akumulasi Penyusutan
Aset tetap pemilikan langsung
Bangunan
Peralatan teknologi
informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang bangunan
dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan
cross-connection
Peralatan teknis jaringan
tetap nirkabel
Pusat operasi dan pemeliharaan
dan unit pengukuran
Peralatan jaringan akses
tetap
Jumlah
Dikurangi Penurunan Nilai Aset
Nilai Buku Bersih
43.571.010
-
(22)
(1.465.656)
-
42.573.369
* termasuk penambahan aset tetap yang dibeli dari Lintasarta sebesar Rp88.371 (setelah dikurangi laba antar perusahaan sebesar Rp27.578)
286
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
8. ASET TETAP (lanjutan)
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: (lanjutan)
2010
Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo
Awal Tahun
Penghentian
Pengakuan
Penambahan
Saldo
Akhir Tahun
Reklasifikasi
Biaya Perolehan
Aset tetap pemilikan langsung
Hak atas tanah
Bangunan
Peralatan teknologi
informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang bangunan
dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan
cross-connection
Peralatan teknis jaringan
tetap nirkabel
Pusat operasi dan pemeliharaan
dan unit pengukuran
Peralatan jaringan akses
tetap
Aset dalam pembangunan
dan pemasangan
Jumlah
504.620
652.677
15.977
4.088
2.663.672
1.181.738
114
50.632
10.924.318
24.389
31.170.449
20.490
157.426
541.087
814.191
(14.159)
(14.998)
396.457
14.865
3.046.084
1.232.237
635
158.285
(70.346)
(1.500)
(1.741.072)
1.120.713
1.176
5.262.382
11.974.685
24.700
34.850.044
16.349.982
205.849
(324.912)
2.098.301
18.329.220
1.284.431
-
(22.070)
82.796
1.345.157
1.286.658
-
(1.315)
69.920
1.355.263
1.069.005
-
(1.851)
59.460
1.126.614
7.706.513
5.039.357*
74.818.452
5.474.937
283.781
29.940
1.983.438
912.383
379.995
54.399
3.952.460
15.761
14.044.917
-
(2.192.223)
(9.283.986 )
3.461.884
-
78.101.166
-
313.721
(14.145)
(14.990)
-
2.349.288
951.792
920.854
3.588
3.026.386
(70.324)
(703)
(1.582.787)
-
4.802.990
18.646
15.488.516
6.925.779
1.435.193
(324.912)
-
8.036.060
434.990
121.922
(22.070)
-
534.842
959.924
134.989
(1.315)
-
1.093.598
777.601
66.342
(1.851)
-
842.092
30.291.034
6.173.608
(2.033.097)
-
34.431.545
98.611
-
-
98.611
Akumulasi Penyusutan
Aset tetap pemilikan langsung
Bangunan
Peralatan teknologi
informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang bangunan
dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan
cross-connection
Peralatan teknis jaringan
tetap nirkabel
Pusat operasi dan pemeliharaan
dan unit pengukuran
Peralatan jaringan akses
tetap
Jumlah
Dikurangi Penurunan Nilai Aset
Nilai Buku Bersih
44.428.807
-
-
43.571.010
* termasuk penambahan aset tetap yang dibeli dari Lintasarta sebesar Rp71.423 (setelah dikurangi rugi antar perusahaan sebesar Rp11.683)
287
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
8. ASET TETAP (lanjutan)
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: (lanjutan)
2009
Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo
Awal Tahun
Penghentian
Pengakuan
Penambahan
Entitas Anak
Yang Dilikuidasi
Reklasifikasi
Saldo
Akhir Tahun
Biaya Perolehan
Aset tetap pemilikan langsung
Hak atas tanah
Bangunan
Peralatan teknologi
informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang
bangunan dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan
cross-connection
Peralatan teknis jaringan
tetap nirkabel
Pusat operasi dan
pemeliharaan dan
unit pengukuran
Peralatan jaringan akses
tetap
Aset dalam pembangunan
dan pemasangan
Jumlah
473.109
551.700
18.922
-
2.319.958
1.141.680
144
56.211
(16.616)
(16.633)
366.233
1.050
(6.047)
(570)
2.663.672
1.181.738
8.651.137
24.171
22.649.669
641
-
(14.604)
(1.258)
(817)
2.287.855
835
8.521.597
(70)
-
10.924.318
24.389
31.170.449
10.750.328
156.742
(88.631)
5.531.543
-
16.349.982
904.347
-
-
380.084
-
1.284.431
1.098.407
2.129
-
186.122
-
1.286.658
986.961
-
-
82.044
-
1.069.005
-
7.706.513
(84.218)
31.511
82.055
504.620
652.677
13.926.944
11.334.716 *
63.478.411
11.569.505
258.796
24.985
1.638.013
868.398
367.055
61.016
(16.616)
(16.630)
-
(5.014)
(401)
1.983.438
912.383
3.130.120
13.930
11.359.453
832.047
2.944
2.686.281
(9.637)
(1.113)
(817)
-
(70)
-
3.952.460
15.761
14.044.917
5.905.416
1.108.994
(88.631)
-
-
6.925.779
312.799
122.191
-
-
-
434.990
791.781
168.143
-
-
-
959.924
707.021
70.580
-
-
-
777.601
24.985.727
5.444.236
98.611
-
(222.777)
(17.470.929)
-
-
(6.687)
74.818.452
Akumulasi Penyusutan
Aset tetap pemilikan langsung
Bangunan
Peralatan teknologi
informasi
Peralatan kantor
Sarana penunjang
bangunan dan partisi
Kendaraan
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan
cross-connection
Peralatan teknis jaringan
tetap nirkabel
Pusat operasi dan
pemeliharaan dan
unit pengukuran
Peralatan jaringan akses
tetap
Jumlah
Penurunan nilai aset
Nilai Buku Bersih
-
(133.444)
-
-
-
-
(5.485)
-
38.394.073
283.781
30.291.034
98.611
44.428.807
* termasuk penambahan aset tetap yang dibeli dari Lintasarta sebesar Rp13.346 (setelah dikurangi laba antar perusahaan sebesar Rp2.092)
Kabel laut merupakan bagian investasi Perusahaan pada sirkit kabel laut yang dibangun,
dioperasikan, dipelihara dan dimiliki bersama-sama dengan negara lain, berdasarkan kontrak dan/atau
perjanjian pembangunan dan pemeliharaan.
Penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebesar
Rp6.563.095, Rp6.173.608 dan Rp5.444.236 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap atau pemulihan cadangan
penurunan nilai sebagaimana dimaksud dalam PSAK 48 (Revisi 2009) selama tahun berjalan.
288
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
8. ASET TETAP (lanjutan)
Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perusahaan meluncurkan Satelit Palapa D. Satelit tersebut
mengalami gangguan kinerja dari kendaraan peluncur (launch vehicle) dalam proses penempatannya
pada posisi orbit yang ditentukan. Akibatnya, masa orbit dari satelit menjadi berkurang. Klaim asuransi
untuk kerusakan sebagian (“partial loss”) telah dibuat dan diakui sebagai pengurang biaya perolehan
Satelit. Satelit tersebut mulai beroperasi pada bulan November 2009 setelah mengalami proses
pengujian dan penempatan pada posisi orbitnya pada bulan September dan Oktober 2009. Pada
tanggal 4 dan 19 Januari 2010, Perusahaan menerima klaim asuransi untuk Satelit Palapa D sebesar
AS$58.008 (setara dengan Rp537.657) sebagai kompensasi kerugian dari penurunan masa manfaat
Satelit dari 15 tahun menjadi 10,77 tahun yang disebabkan karena gangguan kinerja dari kendaraan
peluncur (launch vehicle) dalam proses pengorbitannya.
Pada tanggal 31 Desember 2011, sekitar Rp17.221 aset tetap digunakan sebagai jaminan atas
fasilitas kredit yang diperoleh Lintasarta (Catatan 18i dan 18k).
Pada tanggal 31 Desember 2011, Grup telah mengasuransikan aset tetapnya (kecuali kabel laut dan
hak atas tanah) dengan nilai pertanggungan sebesar AS$215.654 dan Rp40.471.593 termasuk
asuransi atas satelit Perusahaan sebesar AS$132.800 dengan PT Asuransi Central Asia (Pihak
ketiga) dan PT Asuransi Astra Buana (Pihak ketiga). Manajemen berkeyakinan bahwa nilai
pertanggungan ini dapat menutup kemungkinan kerugian akibat kebakaran, ledakan, petir, kerusakan
pesawat udara dan bencana alam lainnya.
Rincian aset dalam pembangunan dan pemasangan Grup pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan
2009 adalah sebagai berikut:
Persentase
Penyelesaian
2011
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan cross-connection
Sarana penunjang bangunan dan partisi
Peralatan teknologi informasi
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50.000)
17 18 20 40 40 -
90
98
95
80
90
Jumlah
2010
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan cross-connection
Sarana penunjang bangunan dan partisi
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50.000)
1.775.032
799.321
141.022
91.182
2.418
Estimasi
Penyelesaian
Januari - Juni 2012
Januari - Juni 2012
Januari - Juni 2012
Januari 2012 - Januari 2013
Januari - September 2012
2.808.975
5565-
99
99
95
95
Jumlah
2009
Peralatan teknis selular
Peralatan transmisi dan cross-connection
Sarana penunjang bangunan dan partisi
Peralatan teknologi informasi
Pusat operasi dan pemeliharaan dan unit
pengukuran
Bangunan teknis jaringan tetap nirkabel
Peralatan teknis jaringan tetap nirkabel
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50.000)
Biaya
Perolehan
2.170.612
955.425
242.194
93.653
Januari - Desember 2011
Januari - Desember 2011
Januari - Desember 2011
Januari - Desember 2011
3.461.884
55690 -
99
95
60
95
5.682.137
912.720
686.883
108.980
40 20 58-
90
75
95
95
102.981
79.709
72.754
60.349
Jumlah
Januari - September 2010
Januari - September 2010
Januari 2010 - Januari 2011
Januari - Juni 2010
Januari - Juni 2010
Januari - Desember 2010
Januari - September 2010
Januari - Juli 2010
7.706.513
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian
aset dalam pembangunan dan pemasangan. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset dalam
pembangunan dan pemasangan adalah masing-masing sebesar Rp2.933, Rp18.698 dan Rp181.522
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
289
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
8. ASET TETAP (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, pertukaran aset tetap
(aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas) dan penjualan aset tetap tertentu adalah sebagai
berikut:
2011
Pertukaran Aset
Proyek Kalimantan (Catatan 32f)
Jumlah tercatat aset yang diterima
Jumlah tercatat aset yang diserahkan
400.956
(400.956)
Proyek Sumatera dan Jawa (Catatan 32c)
Jumlah tercatat aset yang diterima
Jumlah tercatat aset yang diserahkan
2010
2009
158.285
(158.285)
115.734
(115.734)
-
-
-
Penjualan Aset
Penerimaan
Nilai buku bersih
6.708
(78)
7.741
(841)
2.253
(5.115 )
Laba (rugi)
6.630
6.900
(2.862 )
Dalam pertukaran aset di atas, nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal, sehingga nilainya diukur berdasarkan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, beban penyusutan aset
tetap dan beban amortisasi aset takberwujud adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan aset tetap
Beban amortisasi aset takberwujud
(Catatan 9)
Cadangan (pembalikan) penurunan nilai
aset dalam pembangunan dan
pemasangan
Jumlah
2011
6.563.095
2010
6.173.608
2009
5.444.236
17.659
19.692
32.936
6.580.754
(41.389)
6.151.911
84.218
5.561.390
9. GOODWILL DAN ASET TAKBERWUJUD LAINNYA
Goodwill diperoleh dari akuisisi saham Bimagraha dan Satelindo masing-masing pada tahun 2001 dan
2002, dan dari akuisisi tambahan kepemilikan di Lintasarta pada tahun 2005, di SMT pada tahun 2008
dan LMD pada tahun 2010.
Rincian aset takberwujud yang diperoleh dari akuisisi Satelindo pada tahun 2002 adalah sebagai
berikut:
Jumlah
Izin spektrum (Spectrum license)
Basis pelanggan (Customer base)
- Pasca-bayar
- Pra-bayar
Merk (Brand)
222.922
154.220
73.128
147.178
Jumlah
597.448
290
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
9. GOODWILL DAN ASET TAKBERWUJUD LAINNYA (lanjutan)
Perubahan dalam akun goodwill dan aset takberwujud lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Piranti lunak
yang tak
terintegrasi
Aset
takberwujud
lainnya
Goodwill
Jumlah
Biaya Perolehan
1 Januari 2009
Penambahan
220.533
15.044
597.448
-
2.944.362
-
3.762.343
15.044
31 Desember 2009
Penambahan
235.577
40.052
597.448
-
2.944.362
-
3.777.387
40.052
31 Desember 2010
Penambahan
275.629
10.340
597.448
112
2.944.362
-
3.817.439
10.452
31 Desember 2011
285.969
597.560
2.944.362
3.827.891
Akumulasi Amortisasi
1 Januari 2009
Amortisasi
200.818
14.539
569.954
18.397
1.158.179
235.420
1.928.951
268.356
31 Desember 2009
Amortisasi
215.357
10.595
588.351
9.097
1.393.599
226.380
2.197.307
246.072
31 Desember 2010
Amortisasi
225.952
17.608
597.448
51
1.619.979
-
2.443.379
17.659
31 Desember 2011
243.560
597.499
1.619.979
2.461.038
Nilai Buku Bersih
31 Desember 2009
20.220
9.097
1.550.763
1.580.080
31 Desember 2010
49.677
-
1.324.383
1.374.060
31 Desember 2011
42.409
61
1.324.383
1.366.853
Goodwill yang diperoleh melalui kombinasi bisnis telah dialokasikan ke unit usaha selular, yang juga
merupakan salah satu segmen usaha Grup.
Pengujian penurunan nilai atas Goodwill dilakukan berdasarkan analisis dari penilai independen
(PT Deloitte Konsultan Indonesia) secara tahunan (pada tanggal 31 Desember) dan ketika terdapat
suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Ketika menelaah indikasi-indikasi
penurunan nilai, Perusahaan mempertimbangkan hubungan antara kapitalisasi pasar dengan nilai
buku, diantara faktor-faktor lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2011, kapitalisasi pasar Perusahaan
berada di atas nilai buku ekuitasnya. Nilai terpulihkan dari unit usaha selular ditentukan berdasarkan
perhitungan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual [fair value less cost to sell (“FVLCTS”)] dengan
menggunakan Pendekatan Pendapatan (metode diskonto arus kas (discounted cash flow method))
dan Pendekatan Pasar (metode Guideline Public Company).
Asumsi kunci yang digunakan dalam perhitungan FVLCTS pada tanggal 31 Desember 2011:
Tingkat diskonto - Perusahaan memilih menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang [weighted
average cost of capital (“WACC”)] sebagai tingkat diskonto untuk arus kas yang didiskontokan. WACC
yang digunakan untuk mengestimasi nilai terpulihkan dari unit usaha selular tersebut adalah antara
11% dan 12%.
Compounded Annual Growth Rate (“CAGR”) - Proyeksi CAGR untuk anggaran periode 5-tahunan atas
pendapatan unit usaha selular berdasarkan proyeksi analisis pasar adalah antara 3,9% dan 5,6%.
Cost to Sell - Nilai terpulihkan atas unit usaha selular ditentukan berdasar FVLCTS, maka estimasi
biaya untuk menjual usaha tersebut adalah menggunakan persentase tertentu atas nilai buku ekuitas.
Estimasi biaya penjualan yang digunakan dalam perhitungan tersebut adalah sekitar 1,5% dari nilai
Perusahaan.
291
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
9. GOODWILL DAN ASET TAKBERWUJUD LAINNYA (lanjutan)
Dari hasil pengujian penurunan nilai, manajemen tidak mengindikasikan adanya penurunan nilai untuk
unit usaha selular dimana goodwill sebesar Rp1.324.383 dialokasikan.
Ketika menelaah indikasi-indikasi penurunan nilai, Perusahaan mempertimbangkan hubungan antara
kapitalisasi pasar dengan nilai buku, diantara faktor-faktor lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2011,
kapitalisasi pasar Perusahaan berada di atas nilai buku ekuitasnya.
10. SEWA DIBAYAR DI MUKA JANGKA PANJANG - SETELAH DIKURANGI BAGIAN JANGKA
PENDEK
Akun ini terutama merupakan bagian jangka panjang dari sewa dibayar di muka atas lahan dan
menara.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 nilai dan jumlah lahan yang disewa masing-masing
sebesar Rp620.530 untuk 8.810 lahan, Rp614.505 untuk 9.345 lahan, dan Rp615.772 untuk 8.769
lahan.
Pada tanggal
31 Desember 2011
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Periode awal sewa
1 Juli 1992 - 1 Desember 2012
1 Juli 1992 - 1 Januari 2012
1 Juli 1992 - 1 November 2010
Periode akhir sewa
1 Januari 2013 - 31 Januari 2039
1 Januari 2012 - 31 Januari 2039
1 Januari 2011 - 31 Januari 2039
11. UANG MUKA JANGKA PANJANG
Akun ini merupakan uang muka kepada pemasok dan kontraktor untuk pengadaan dan
pembangunan/pemasangan aset tetap, yang akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan
pada saat aset tetap yang dibeli sudah diterima atau setelah pembangunan/pemasangan aset tetap
mencapai tahap penyelesaian persentase tertentu.
12. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH
Akun ini terdiri dari:
2011
Investasi jangka panjang lainnya
Dikurangi cadangan penurunan nilai
Bersih
Kas dan setara kas yang dibatasi
penggunaannya (termasuk AS$290 pada
tahun 2011, AS$155 pada tahun 2010 dan AS$146
pada tahun 2009)
Piutang pinjaman karyawan
Lain-lain (termasuk AS$1.288 pada
tahun 2011, AS$1.272 pada tahun 2010
dan AS$1.246 pada tahun 2009)
Sub-jumlah
Jumlah
292
2010
2009
116.307
113.577
102.707
99.977
102.707
99.977
2.730
2.730
2.730
50.826
13.515
39.595
15.679
52.416
15.844
23.345
22.401
31.744
87.686
77.675
100.004
90.416
80.405
102.734
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
12. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH (lanjutan)
Investasi jangka panjang lainnya - bersih terdiri dari:
a. Rincian dari investasi pada saham yang dicatat dengan metode biaya adalah sebagai berikut:
2011
Lokasi
Kegiatan Usaha
Indonesia
Televisi kabel dan penyelenggara
layanan jaringan internet
Pendrell Corporation
[sebelumnya ICO
Global Communication
(Holdings) Limited*]
Amerika Serikat
Asean Cableship Pte. Ltd.
(“ACPL”)**
Singapura
PT First Media Tbk
Kepemilikan
(%)
Harga Perolehan/
Nilai tercatat
1,07
50.000
Layanan satelit
0,0067
49.977
Perbaikan dan pemeliharaan
kabel laut
16,67
1.265
Lain-lain
12,80 - 18,89
Jumlah
14.966
116.208
113.577
Dikurangi cadangan penurunan nilai
Bersih
2.631
2010
PT First Media Tbk
ICO Global Communication
(Holdings) Limited
Indonesia
Televisi kabel dan penyelenggara
layanan jaringan internet
Amerika Serikat
Singapura
ACPL**
Layanan satelit
Perbaikan dan pemeliharaan kabel
laut
Lain-lain
1,07***
50.000
0,0087
49.977
16,67
1.265
12,80 - 14,29
1.366
Jumlah
102.608
Dikurangi cadangan penurunan nilai
99.977
Bersih
2.631
2009
PT First Media Tbk
ICO Global Communication
(Holdings) Limited
Indonesia
Televisi kabel dan penyelenggara
layanan jaringan internet
Amerika Serikat
ACPL**
Singapura
Layanan satelit
Perbaikan dan pemeliharaan kabel
laut
Lain-lain
Jumlah
2,29
50.000
0,0087
49.977
16,67
1.265
12,80 - 14,29
1.366
102.608
Dikurangi cadangan penurunan nilai
99.977
Bersih
2.631
*
Pada tanggal 15 Maret 2011, kepemilikan Perusahaan di ICO Global Communication (Holdings) Limited terdilusi menjadi 0,0068% karena Perusahaan tidak
menggunakan haknya sehubungan dengan right issue yang dilaksanakan oleh ICO Global Communication (Holdings) Limited. Pada tanggal 21 Juli 2011, ICO
Global Communication mengubah namanya menjadi Pendrell Corporation. Selanjutnya, pada tanggal 31 Desember 2011, kepemilikan Perusahaan di Pendrell
terdilusi menjadi 0,0067%.
** Perusahaan menerima pendapatan dividen dari investasi di ACPL masing-masing sejumlah AS$1.574 (setara dengan Rp13.790), AS$2.140 (setara dengan
Rp19.281) dan AS$2.736 (setara dengan Rp26.774) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
*** Pada tanggal 20 Mei 2010, kepemilikan Perusahaan di PT First Media Tbk terdilusi dari 2,29% menjadi 1,07% karena Perusahaan tidak menggunakan hak
memesan terlebih dahulu sehubungan dengan right issue yang dilaksanakan oleh PT First Media Tbk.
Perusahaan telah membentuk cadangan penurunan nilai investasi saham yang dicatat
dengan metode biaya masing-masing sejumlah Rp113.577 pada tanggal 31 Desember 2011 dan
Rp99.977 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, yang menurut keyakinan Perusahaan
adalah cukup untuk menutup kerugian penurunan nilai atas investasi.
b. Surat berharga ekuitas dari BNI sebesar Rp89 dan Telkom sebesar Rp10 yang tersedia untuk
dijual pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
293
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
13. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, akun ini terdiri dari:
2011
Investasi pada entitas asosiasi
Dikurangi cadangan penurunan nilai
2010
2009
56.300
56.300
56.300
56.300
57.008
56.586
Bersih
Lain-lain
5.593
8.341
422
5.518
Jumlah
5.593
8.341
5.940
14. HUTANG JANGKA PENDEK
Saldo akun ini pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp1.499.256 (setelah dikurangi beban emisi
pinjaman yang belum diamortisasi sebesar Rp744) merupakan pinjaman dari Mandiri, pihak berelasi
(Catatan 30).
Pada tanggal 21 Juni 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian Fasilitas Pinjaman Revolving
Berjangka dengan Mandiri dengan jumlah maksimum Rp1.000.000 untuk membiayai modal kerja
operasional Perusahaan, pengeluaran barang modal dan/atau pendanaan ulang (refinancing).
Fasilitas ini tersedia dari tanggal 21 Juni 2011 sampai dengan tanggal 20 Juni 2014 dan setiap
penarikan dikenakan bunga Jakarta Inter-Bank Offered Rate (“JIBOR”) 1 bulan ditambah 1,4% per
tahun. Setiap penarikan akan jatuh tempo 3 bulan dari tanggal penarikan dan dapat diperpanjang
untuk periode 3 bulan berikutnya dengan mengajukan surat permohonan perpanjangan tertulis kepada
Mandiri.
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan melakukan penarikan pertama sebesar Rp300.000 dari
Fasilitas Pinjaman Revolving Berjangka dengan Mandiri, yang diperpanjang hingga tanggal 2 Februari
2012 (Catatan 38j) berdasarkan surat permohonan perpanjangan tertanggal 25 Oktober 2011.
Selanjutnya, pada tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan menandatangani amandemen perjanjian ini
yang meliputi peningkatan jumlah maksimum fasilitas menjadi Rp1.500.000 dan perubahan tingkat
bunga menjadi JIBOR 1 bulan ditambah 1,25% per tahun.
Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan melakukan penarikan sebesar Rp1.200.000 dari
fasilitas ini.
Pembayaran lebih awal secara sukarela diperbolehkan dengan pemberitahuan tertulis 3 hari
sebelumnya. Perusahaan dapat membayar kembali lebih awal seluruh atau sebagian dari pinjaman.
Berdasarkan perjanjian pinjaman, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan
tertentu, seperti memelihara rasio hutang terhadap pendapatan sebelum beban bunga, beban pajak
penghasilan dan beban penyusutan dan amortisasi (EBITDA) kurang dari 4,0 kali, rasio pinjaman
terhadap ekuitas kurang dari 2,5 kali, rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/Interest) lebih dari
3,0 kali.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah memenuhi semua rasio keuangan yang
dipersyaratkan.
Amortisasi dari biaya emisi pinjaman untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp1.656 (Catatan 28).
294
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
15. HUTANG PENGADAAN
Akun ini terdiri dari jumlah yang jatuh tempo untuk pengeluaran barang modal dan operasional yang
terdiri dari:
2011
2010
2009
Pihak-pihak berelasi (Catatan 30)
(termasuk AS$114 pada tahun 2011, AS$404 pada
tahun 2010 dan AS$631 pada tahun 2009)
Pihak ketiga (termasuk AS$220.674
pada tahun 2011, AS$246.211 pada tahun 2010 dan
AS$309.520 pada tahun 2009)
36.073
68.681
117.284
3.393.848
3.575.786
5.172.498
Jumlah
3.429.921
3.644.467
5.289.782
Hutang pengadaan yang telah ditagih dan yang belum ditagih adalah masing-masing sebesar
Rp555.065 dan Rp2.874.856 pada tanggal 31 Desember 2011, Rp360.508 dan Rp3.283.959 pada
tanggal 31 Desember 2010 dan Rp1.478.057 dan Rp3.811.725 pada tanggal 31 Desember 2009.
16. HUTANG PAJAK
Akun ini terdiri dari:
2011
2010
2009
Taksiran hutang pajak penghasilan,
dikurangi pembayaran pajak di muka
sebesar Rp106.847 pada tahun 2011,
Rp123.281 pada tahun 2010
dan Rp439.147 pada tahun 2009
Pajak penghasilan:
Pasal 4(2)
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
PPN
Lain-lain
13.330
4.890
21.826
10.624
15.366
4.107
14.964
18.863
11.123
186
14.299
14.032
9.177
18.899
88.787
18.107
1.254
22.614
26.290
3.826
8.664
40.122
33.622
3.298
1.558
Jumlah
88.563
169.445
161.820
295
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak (rugi
pajak) Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan sesuai dengan
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan dan
dampak dari eliminasi konsolidasi antar perusahaan
Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan
Koreksi positif
Laba atas penjualan dan pertukaran aset tetap
Kenikmatan karyawan
Sumbangan
Cadangan penurunan nilai piutang - bersih
Amortisasi beban emisi pinjaman dan hutang
obligasi, biaya solicitation dan diskon
(Catatan 14, 18 dan 19)
Representasi dan jamuan
Ketetapan pajak penghasilan dan PPN (termasuk denda)
Penyisihan penyelesaian pemutusan hubungan
kerja dan penetapan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan ganti kerugian
- setelah dikurangi realisasi bersih
Amortisasi goodwill dan aset takberwujud lainnya
Beban pensiun berkala - bersih
Kenikmatan karyawan masih harus dibayar - setelah
dikurangi realisasi
Lain-lain
Koreksi negatif
Penyusutan - bersih
Amortisasi goodwill dan aset takberwujud lainnya
Bagian laba bersih entitas anak/perusahaan asosiasi
Realisasi kenikmatan karyawan masih harus
dibayar - bersih
Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final
Beban pensiun berkala - bersih
Amortisasi izin dibayar dimuka jangka panjang
Rugi atas penjualan dan pertukaran aset tetap
Penghapusan piutang
Amortisasi beban emisi pinjaman dan hutang
Obligasi, biaya solicitation dan diskon
(Catatan 14,18 dan 19)
Lain-lain
Taksiran penghasilan kena pajak (rugi pajak)
Perusahaan - tahun berjalan
2011
2010
1.181.900
1.081.817
2.231.993
(198.392)
(197.537)
983.508
884.280
2.041.324
217.393
52.719
30.788
27.509
54.740
18.653
34.739
51.355
12.774
48.640
14.679
5.516
5.359
10.318
5.709
82.534
7.979
55.347
927
-
32.869
35.811
17.013
30.898
23.118
1.446
23.943
15.278
88.403
115.312
75.287
(1.119.608)
(173.331)
(143.533)
(1.692.108)
(241.230)
(115.677)
(42.008)
(15.387)
(13.255)
-
(109.844)
(35.005)
(344.221)
-
(6.466)
(266.924)
Akumulasi rugi pajak pada awal tahun
(1.142.061)
Akumulasi rugi pajak pada akhir tahun
(1.408.985)
296
2009
(1.142.061)
(1.142.061)
(190.669 )
(888.571)
(224.842)
(119.490 )
(7.435 )
(3.701 )
(98.905 )
(2.620 )
1.117.916
-
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Perhitungan beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011,
2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
2010
2009
Beban pajak penghasilan - tahun berjalan
(sesuai tarif pajak yang berlaku)
Perusahaan
Entitas Anak
120.177
128.171
313.016
147.957
Jumlah beban pajak penghasilan - tahun berjalan
120.177
128.171
460.973
279.902
43.333
32.972
28.919
3.847
3.314
(66.731)
423.027
(8.953)
60.308
(3.820)
(4.253)
8.751
(285.515)
228.846
(6.614 )
56.211
(27.818 )
(115 )
1.722
-
(54.348)
(6.877)
86.055
(8.685)
1.036
15.517
(3.670)
(2.580)
548
(232)
(800)
(8.217)
(19.012)
(7.662 )
(31.608 )
237.106
230.063
-
-
Beban (manfaat) pajak penghasilan - tangguhan - pengaruh
perbedaan temporer pada tarif pajak yang berlaku
Perusahaan
Penyusutan - bersih
Amortisasi goodwill dan aset takberwujud lainnya
Bagian laba bersih entitas anak/perusahaan asosiasi
Realisasi (akrual) kenikmatan karyawan - bersih
Beban pensiun berkala - bersih
Amortisasi izin dibayar dimuka jangka panjang
Rugi pajak
Rugi (laba) atas penjualan dan pertukaran aset
tetap - bersih
Cadangan penurunan nilai piutang - bersih
Amortisasi beban emisi pinjaman dan hutang obligasi,
biaya solicitation dan diskon (Catatan 14, 18 dan 19)
Akrual penyisihan penyelesaian pemutusan hubungan
kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan
masa kerja dan ganti kerugian - bersih
Lain-lain
Bersih
Manfaat pajak penghasilan tangguhan - bersih
yang berasal dari pembalikan liabilitas pajak tangguhan
atas investasi pada IMM, ISPL dan IPBV
259.629
(111.097)
148.532
(19.312)
237.106
(7.479)
230.063
(13.771 )
Beban pajak penghasilan bersih - tangguhan
129.220
229.627
216.292
Jumlah beban pajak penghasilan
249.397
357.798
677.265
Entitas Anak
297
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Perhitungan taksiran hutang pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
2010
2009
Beban pajak penghasilan - tahun berjalan
Perusahaan
Entitas Anak
120.177
128.171
313.016
147.957
Jumlah beban pajak penghasilan - tahun berjalan
120.177
128.171
460.973
Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka Perusahaan
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
80.935
14.275
-
52.126
6.810
28.795
101.137
7.071
299.289
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka Perusahaan
95.210
87.731
407.497
Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka Entitas Anak
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
5.880
187.474
1.107
3.696
194.309
7.534
3.306
151.693
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka Entitas Anak
193.354
199.112
162.533
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
288.564
286.843
570.030
Taksiran hutang pajak penghasilan Entitas Anak
13.330
4.890
21.826
Tagihan pajak (disajikan sebagai bagian
dari “Pajak Dibayar Di muka”)
Perusahaan
Entitas Anak
95.210
86.507
87.731
75.831
94.481
36.402
181.717
163.562
130.883
Jumlah
298
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak 25%
pada tahun 2011 dan 2010 dan 28% pada tahun 2009 terhadap laba sebelum pajak penghasilan dan
beban pajak penghasilan seperti pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan sesuai dengan
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku
Bagian Perusahaan atas laba Entitas Anak sebelum
pajak penghasilan dan pembalikan eliminasi
konsolidasi antar perusahaan
Pengaruh pajak atas perbedaan tetap
Kenikmatan karyawan
Sumbangan
Ketetapan pajak penghasilan dan PPN (termasuk denda)
Representasi dan jamuan
Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final
Lain-lain
Manfaat pajak penghasilan tangguhan yang berasal dari
pembalikan liabilitas pajak tangguhan atas investasi
pada IMM, ISPL dan IPBV
Penyesuaian karena pemeriksaan pajak dan lain-lain
Beban pajak penghasilan sesuai dengan
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
2011
2010
2009
1.181.900
1.081.817
2.231.993
295.475
270.454
624.958
43.485
57.427
66.082
18.501
9.116
3.300
2.218
(21.162)
(353)
16.180
6.037
20.844
2.343
(36.200)
8.818
15.815
3.577
15.497
2.825
(41.764)
(8.451)
(111.097)
9.914
11.895
(1.274)
249.397
357.798
677.265
Jumlah pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan
pajak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Aset pajak tangguhan
Akumulasi rugi pajak
Kenikmatan karyawan masih harus dibayar - bersih
Cadangan penurunan nilai piutang
Cadangan penurunan nilai investasi pada perusahaan
asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya
Beban pensiun
Cadangan penurunan nilai pada investasi
jangka pendek
Lain-lain
Jumlah
299
2010
2009
352.246
206.416
125.073
285.515
235.104
118.195
223.067
109.510
42.469
18.296
39.069
22.143
39.069
17.890
6.349
1.550
6.349
3.300
6.349
1.992
752.399
709.675
397.877
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Liabilitas pajak tangguhan
Aset tetap
Investasi pada entitas anak/perusahaan
asosiasi - setelah dikurangi amortisasi goodwill
dan aset takberwujud lainnya
Izin dibayar dimuka jangka panjang
Beban emisi pinjaman dan hutang obligasi,
biaya solicitation dan diskon tangguhan
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan
asosiasi/entitas anak
Lain-lain
Jumlah
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
2011
2010
2009
2.445.712
2.220.158
1.711.076
195.431
16.876
229.239
13.562
196.498
4.811
6.856
10.526
13.106
1.460
659
1.460
659
1.460
1.448
2.666.994
2.475.604
1.928.399
1.914.595
1.765.929
1.530.522
Rincian saldo aset dan liabilitas pajak tangguhan setiap perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011,
2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Aset Pajak
Tangguhan
Perusahaan
Entitas Anak
Lintasarta
IMM
APE
ISPL
SMT
Jumlah
2010
Liabilitas
Pajak
Tangguhan
2009
Liabilitas
Pajak
Tangguhan
Aset Pajak
Tangguhan
Liabilitas
Pajak
Tangguhan
Aset Pajak
Tangguhan
-
1.914.595
-
1.765.929
-
1.530.522
80.396
33.718
-
5.165
1.027
-
77.755
17.263
-
4.383
428
1.597
74.513
11.299
-
3.070
619
991
114.114
1.920.787
95.018
1.772.337
85.812
1.535.202
Aset pajak tangguhan Lintasarta sebagian besar berkaitan dengan pajak tangguhan atas perbedaan
temporer dalam pengakuan penyusutan aset tetap.
Perbedaan temporer signifikan atas mana aset pajak tangguhan dihitung, tidak dapat dikurangkan
untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan sampai kenikmatan karyawan masih harus dibayar telah
dibayarkan, cadangan penurunan nilai piutang terealisasi pada saat piutang dihapuskan memenuhi
ketentuan tertentu berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan, cadangan penurunan nilai
investasi pada perusahaan asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya terealisasi pada saat
penjualan investasi dan beban pensiun dibayar.
Liabilitas pajak tangguhan signifikan berasal dari perbedaan dasar pencatatan aset tetap, investasi
pada entitas anak/perusahaan asosiasi, izin dibayar di muka jangka panjang, beban emisi pinjaman
dan hutang obligasi, biaya solicitation dan diskon menurut pembukuan dan pelaporan pajak.
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan”,
direvisi untuk keempat kalinya dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 36 Tahun 2008.
Perubahan Undang-undang tersebut mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari
sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak
2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Perubahan Undang-undang ini berlaku efektif
tanggal 1 Januari 2009. Perusahaan dan Entitas Anak mencatat dampak perubahan tarif pajak untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 sebagai dampak dari pengurangan tarif
apapapap
300
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
pajak sebagai pengurang beban pajak penghasilan sebesar Rp257.819 dan kredit sebesar Rp292
pada “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Asosiasi/Entitas Anak” dan Rp886 pada “Selisih
Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan”, yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian.
Sebelum tahun 2011, Perusahaan mencadangkan liabilitas dan aset pajak tangguhan yang berasal
dari perbedaan dasar pencatatan investasi pada entitas anak menurut pembukuan dan pelaporan
pajak karena Perusahaan berkeyakinan bahwa kemungkinan besar investasi pada entitas anak
tertentu akan terpulihkan melalui penjualan saham yang merupakan transaksi kena pajak, dan untuk
entitas anak tertentu, perbedaan tersebut dapat dikurangkan dari pendapatan sebagai akibat
penggabungan usaha. Pada tahun 2011, Perusahaan mengevaluasi kembali strategi investasi
termasuk perlakuan akuntansi terhadap pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan yang berasal
dari perbedaan dasar pencatatan investasi pada entitas anak menurut pembukuan dan pelaporan
pajak dan mengevaluasi pertimbangan atas “masa depan yang dapat diperkirakan (forseeable future)”
dan “kemungkinan besar (probable)”. Berdasarkan peninjauan Perusahaan, liabilitas pajak tangguhan
yang berasal dari perbedaan dasar pencatatan investasi pada entitas anak tertentu (IMM, ISPL dan
IPBV) menurut pembukuan dan pelaporan pajak tidak diakui sebagai perbedaan temporer karena
Perusahaan berkeyakinan bahwa waktu pembalikan perbedaan temporer dapat dikendalikan dan
kemungkinan besar perbedaan temporer tersebut tidak akan dibalik di masa depan yang dapat
diperkirakan. Oleh karena itu, saldo liabilitas pajak tangguhan atas perbedaan temporer kena pajak
dari investasi pada IMM, ISPL dan IPBV pada tanggal 1 Januari 2011 sejumlah Rp111.097 dibalik dan
dikreditkan terhadap manfaat pajak penghasilan tangguhan tahun berjalan.
Pada tanggal 8 Juni 2009, Perusahaan menerima SKPKB dari DJP atas pajak penghasilan pasal 21,
23 dan 4 ayat (2), dan PPN Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan 2003 sejumlah Rp28.960 (termasuk
denda dan bunga), yang dibebankan pada usaha tahun berjalan pada tahun 2009.
Pada tanggal 8 Juni 2009, Perusahaan menerima SKPKB dari DJP atas pajak penghasilan badan
Satelindo untuk tahun pajak 2003 sebesar Rp30.870 (termasuk bunga), yang dibebankan pada usaha
tahun berjalan pada tahun 2009 dalam Penghasilan (Beban) Lain-lain sebagai bagian dari “Lain-lain bersih” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pada tanggal 7 Juli 2009, Perusahaan membayar semua SKPKB yang berasal dari hasil pemeriksaan
pajak dari pajak penghasilan badan, pajak penghasilan pasal 4 ayat (2), 21, 23 dan 26, dan PPN
Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan 2003 sejumlah Rp257.492 (Catatan 6).
Pada tanggal 17 September 2010, Perusahaan menerima beberapa STP dari DJP atas kekurangan
pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun pajak 2008 dan 2009 sejumlah Rp80.018
(termasuk bunga). Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan mengajukan surat pembatalan kepada
Kantor Pajak atas STP tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 16 November 2010, Perusahaan
diwajibkan untuk membayar sebagian tertentu dari STP tersebut dengan menggunakan tagihan pajak
yang telah disetujui atas pajak penghasilan badan perusahaan untuk tahun pajak 2005 sebesar
Rp38.155 (Catatan 6). Pada tanggal 7 Januari 2011, Perusahaan membayar jumlah Rp41.863 yang
tersisa dari kurang bayar Perusahaan untuk pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun
pajak 2008 dan 2009 berdasarkan STP dari DJP. Pada tanggal 11 April 2011, Perusahaan menerima
surat dari Kantor Pajak yang menolak permintaan untuk membatalkan STP tersebut. Pada tanggal
5 Mei 2011, Perusahaan mengajukan surat banding kepada pengadilan pajak mengenai STP tersebut.
Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012, Perusahaan belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak
mengenai banding tersebut.yang
301
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima SKPKB dari DJP untuk PPN Perusahaan periode
Januari - Desember 2009 sejumlah Rp182.800 (termasuk denda). Perusahaan menerima sebagian
dari koreksi tersebut sebesar Rp4.160 yang dibebankan pada operasi tahun berjalan (Catatan 6).
Pada tanggal 15 Juli 2011, Perusahaan membayar kekurangan pembayaran atas PPN periode
Januari - Desember 2009 yang tersisa sebesar Rp178.640. Pada tanggal 19 Juli 2011, Perusahaan
mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode
Januari - Desember 2009 yang tersisa. Sampai dengan tanggal 10 Mei 2012, Perusahaan belum
menerima keputusan dari Kantor Pajak atas surat keberatan tersebut.
Jumlah taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun pajak 2009, 2010 dan 2011 sama
dengan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan yang disampaikan ke Kantor
Pelayanan Pajak.
Akumulasi rugi pajak SMT dan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dapat dikompensasikan
sampai dengan tahun 2016 berdasarkan jadual sebagai berikut:
Tahun Jatuh Tempo
Jumlah
2012
2013
2014
2015
2016
30.205
26.660
31.901
1.192.832
289.695
Jumlah
1.571.293
17. AKRUAL
Akun ini terdiri dari:
2011
Bunga
Perbaikan dan perawatan jaringan telekomunikasi
Biaya hak penggunaan frekuensi radio (Catatan 34)
Pemasaran
Kenikmatan karyawan (Catatan 22 dan 29)
Insentif agen penjual (dealer) (Catatan 2k)
Biaya layanan akses Blackberry
Sewa
Kewajiban pelayanan universal (“USO”) (Catatan 34)
Listrik, gas dan air
Jaringan
Biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi (Catatan 34)
Jasa konsultan
Umum dan administrasi
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp20.000)
Jumlah
302
2010
2009
319.880
288.731
283.588
214.907
180.441
82.615
79.627
59.929
59.716
58.609
55.593
35.370
35.309
31.119
106.043
339.957
265.428
195.686
120.092
216.732
125.836
20.679
28.090
59.899
85.650
31.111
38.005
65.288
27.706
90.726
228.743
301.857
240.718
125.908
152.447
80.778
10.340
18.225
62.378
94.359
7.204
2.468
66.218
25.546
108.372
1.891.477
1.710.885
1.525.561
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG
Akun ini terdiri dari:
2011
2010
2009
8.727.473
9.553.906
11.569.078
998.843
1.297.045
2.592.489
Jumlah hutang jangka panjang
9.726.316
10.850.951
14.161.567
Dikurangi bagian jangka pendek (setelah dikurangi beban
emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp2.295 pada tahun 2011
dan Rp373 pada tahun 2010)
Pihak ketiga
Pihak berelasi
2.301.694
998.843
2.884.147
300.000
1.040.259
400.000
Jumlah bagian jangka pendek
3.300.537
3.184.147
1.440.259
Bagian jangka panjang
Pihak ketiga
Pihak berelasi
6.425.779
-
6.669.759
997.045
10.528.819
2.192.489
Jumlah bagian jangka panjang
6.425.779
7.666.804
12.721.308
2011
2010
2009
2.127.216
1.972.905
1.200.551
2.069.484
4.018.828
4.185.437
1.499.264
-
-
1.356.403
1.500.434
1.736.678
998.862
1.297.097
3.092.945
Pihak ketiga - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan
biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar
Rp146.511 pada tahun 2011, Rp189.979 pada tahun
2010 dan Rp250.888 pada tahun 2009, diskon pinjaman
yang belum diamortisasi sebesar Rp11.891 pada
tahun 2011, Rp19.267 pada tahun 2010 dan Rp25.892
pada tahun 2009
Pihak berelasi (Catatan 30)
Mandiri - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan
biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar
Rp1.157 pada tahun 2011, Rp2.955 pada
tahun 2010 dan Rp7.511 pada tahun 2009
Pinjaman dari pihak ketiga terdiri dari:
AB Svensk Exportkredit, Swedia dengan Jaminan dari
Exportkreditnamnden - setelah dikurangi beban emisi
pinjaman yang belum diamortisasi sebesar Rp26.434
pada tahun 2011, Rp27.593 pada tahun 2010 dan
Rp36.909 pada tahun 2009
Fasilitas Pinjaman Sindikasi Dolar A.S. - setelah dikurangi
beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp11.621 pada tahun 2011,
Rp27.122 pada tahun 2010 dan Rp44.563 pada tahun 2009
BCA Fasilitas Pinjaman Revolving Berjangka - setelah
dikurangi beban emisi pinjaman yang belum
diamortisasi sebesar Rp736
HSBC Perancis - setelah dikurangi beban emisi pinjaman
dan biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar
Rp104.536 pada tahun 2011, Rp129.167 pada tahun 2010
dan Rp156.357 pada tahun 2009
BCA - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan biaya
solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp1.138
pada tahun 2011, Rp2.903 pada tahun 2010 dan Rp7.055
pada tahun 2009
303
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
2011
Goldman Sachs International
Pokok Pinjaman, setelah dikurangi diskon yang belum
diamortisasi sebesar Rp11.891 pada tahun 2011,
Rp19.267 pada tahun 2010 dan Rp25.892 pada tahun
2009
Opsi Konversi Nilai Tukar Mata Uang Asing
[Foreign Exchange (FX)]
Pinjaman Komersial 9 Tahun - setelah dikurangi beban emisi
pinjaman dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
sebesar Rp2.046 pada tahun 2011, Rp2.821 pada tahun
2010 dan Rp3.707 pada tahun 2009
Fasilitas Kredit Investasi 6 dari CIMB Niaga
Finnish Export Credit Ltd. - setelah dikurangi beban emisi
pinjaman dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
sebesar Rp373 pada tahun 2010 dan Rp1.113 pada tahun 2009
Fasilitas Kredit Investasi 5 dari CIMB Niaga
DBS - setelah dikurangi beban emisi pinjaman dan
biaya solicitation yang belum diamortisasi
sebesar Rp1.184
2010
2009
422.409
415.033
408.408
49.518
54.595
103.758
181.834
22.483
203.805
52.483
237.733
23.772
-
33.793
4.933
106.047
24.933
-
-
448.816
Jumlah
Dikurangi bagian jangka pendek (setelah dikurangi beban
emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp2.295 pada tahun 2011
dan Rp373 pada tahun 2010)
8.727.473
9.553.906
11.569.078
2.301.694
2.884.147
1.040.259
Bagian jangka panjang
6.425.779
6.669.759
10.528.819
Rincian hutang dari pihak berelasi dan pihak ketiga adalah sebagai berikut:
Counterparties
a. Mandiri*
Jenis Pinjaman
§ Fasilitas kredit 1 selama
5 tahun tanpa jaminan
§ Pembayaran pokok
pinjaman terhutang
setiap tahun
Jatuh Tempo
18 September
2012
Jumlah
Rp2.000.000
§
§
§
§
Mandiri*
§ Fasilitas kredit selama
5 tahun tanpa jaminan
§ Pembayaran pokok
pinjaman terhutang
setiap tahun
28 Juli 2014
Rp1.000.000
§
§
§
*
pihak berelasi (Catatan 30)
304
Struktur Bunga
Tahun 1: 9,75% per
tahun
Tahun 2: 10,5% per
tahun
Tahun 3-5: rata-rata
JIBOR 3 bulanan +
1,5% per tahun
Terhutang setiap
triwulanan
Rata-rata JIBOR 3
bulanan + 4% per
tahun
Efektif 31 Mei 2010:
rata-rata JIBOR 3
bulanan + 2,25% per
tahun
Terhutang setiap
triwulanan.
Pembayaran Lebih Awal
§ Tidak dikenakan denda jika
pembayaran lebih awal
dilakukan setelah bulan ke24 dari tanggal perjanjian
dengan pemberitahuan
tertulis 7 hari sebelumnya
§ Dikenakan denda sebesar
2% dari jumlah yang
dibayarkan jika
pembayaran lebih awal
dilakukan sebelum bulan
ke-24 dari tanggal
perjanjian.
§ Diperbolehkan dengan
dikenakan denda sebesar
2% dari jumlah yang
dibayarkan
§ Pada tanggal 15 November
2010, Perusahaan
melakukan pelunasan lebih
awal fasilitas kredit ini
sebesar Rp900.000.
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
Counterparties
b. AB Svensk
Exportkredit
(“SEK”),
Swedia
dengan
Jaminan dari
Exportkredit
namnden
(“EKN”)
Jenis Pinjaman
§ Fasilitas kredit ini terdiri
dari Fasilitas A,B dan C
dengan jumlah maksimum
masing-masing sebesar
AS$100.000, AS$155.000
dan AS$60.000
§ Pembayaran pokok
pinjaman terhutang setiap
enam-bulanan
Jatuh Tempo
31 Mei 2016
untuk Fasilitas
A, 28 Februari
2017 untuk
Fasilitas B
dan 30
November
2017 untuk
Fasilitas C
Jumlah
AS$315.000
c. Fasilitas
Pinjaman
Sindikasi
Dolar A.S. 12 Lembaga
Keuangan**
§ Fasilitas kredit selama 5
tahun tanpa jaminan
§ Pembayaran pokok
pinjaman terhutang setiap
enam-bulanan
12 Juni 2013
AS$450.000
d. BCA
§ Fasilitas Pinjaman
Revolving Berjangka
dengan jumlah maksimum
Rp1.000.000
§ Setiap penarikan akan
jatuh tempo 1 bulan dari
tanggal penarikan.
Selanjutnya, pada tanggal
9 Agustus 2011,
Perusahaan mendapat
persetujuan dari BCA
untuk mengubah tanggal
jatuh tempo setiap
penarikan menjadi
selambat-lambatnya pada
tanggal 10 Februari 2014
§ Pada tanggal 1 Desember
2011, fasilitas ini
diamandemen untuk
meningkatkan nilai fasilitas
menjadi Rp1.500.000 dan
merubah suku bunga
10 Februari
2014
Rp1.500.000
Struktur Bunga
§ Fasilitas A: Marjin
sebesar 0,25%,
LIBOR, Biaya
Pendanaan SEK
sebesar 1,05% dan
Marjin Premi EKN
sebesar 1,57%
§ Fasilitas B: Marjin
sebesar 0,05%,
Commercial Interest
Reference Rate
(“CIRR”) dan Marjin
Premi EKN sebesar
1,61%
§ Fasilitas C: Marjin
sebesar 0,05%,
CIRR dan Marjin
Premi EKN sebesar
1,59%.
§ Terhutang setiap
enam-bulanan
§ London Inter-Bank
Offered Rate
(“LIBOR”) dolar A.S.
+ 1,9% per tahun
(onshore lenders);
LIBOR dolar A.S.
+ 1,85% per tahun
(offshore lenders)
§ Terhutang setiap
enam-bulanan
§ JIBOR + 1,4% p.a.
Namun, sejak
tanggal 1 Desember
2011, menjadi
JIBOR + 1,25% p.a.
§ Terhutang setiap
bulan
Pembayaran Lebih Awal
§ Diperbolehkan jika Fasilitas
A, B dan C dibayarkan
pada saat bersamaan dan
dalam jumlah yang
proporsional untuk Fasilitas
A, B dan C setelah hari
terakhir dari periode
ketersediaan dan pada
tanggal pembayaran
kembali dengan
pemberitahuan tertulis 20
hari sebelumnya
§ Dengan jumlah minimum
sebesar AS$5.000 dan
dalam jumlah kelipatan
AS$500
§ Setiap pembayaran lebih
awal akan digunakan untuk
melunasi kewajiban
pembayaran pinjaman
yang terlama lebih dahulu.
§ Hanya diperbolehkan jika
pembayaran dilakukan
setelah bulan ke-6 dari
tanggal perjanjian pinjaman
dengan pemberitahuan
tertulis 15 hari sebelumnya
(dengan jumlah minimum
sebesar AS$10.000 dan
dalam jumlah kelipatan
AS$1.000)
§ Diperbolehkan dengan
pemberitahuan tertulis 1
hari sebelumnya
§ Perusahaan dapat
membayar kembali seluruh
atau sebagian dari
pinjaman (Catatan 38j).
** Pada tanggal 14 Oktober 2011, PT Bank UOB Indonesia (salah satu kreditur di Fasilitas Pinjaman Sindikasi Dolar A.S.) memindahkan hutangnya kepada UOB Limited
(kreditur lain di Fasilitas Pinjaman Sindikasi Dolar A.S.), sehingga jumlah kreditur menjadi 12.
305
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
Counterparties
e. HSBC Perancis
f. BCA
Jenis Pinjaman
§ Fasilitas Berjangka
COFACE 12 tahun
§ Terhutang dalam 20 kali
cicilan tengah tahunan
Jatuh Tempo
30 September
2019
Jumlah
AS$157.243
§ Fasilitas Berjangka
SINOSURE 12 tahun
§ Terhutang dalam 20 kali
cicilan tengah tahunan
30 September
2019
AS$44.200
§ Fasilitas kredit 1 selama
5 tahun tanpa jaminan
§ Penarikan pokok
pinjaman terhutang
setiap tahun
27 September
2012
§
§
§
§
Rp2.000.000
§
§
§
§
306
Struktur Bunga
5,69% per tahun
Terhutang setiap
enam-bulanan
LIBOR A.S.+ 0,35%
per tahun
Terhutang setiap
enam-bulanan
Tahun 1: 9,75% per
tahun
Tahun 2: 10,5% per
tahun
Tahun 3-5: JIBOR
3 bulanan + 1,5%
per tahun
Terhutang setiap
triwulanan
Pembayaran Lebih Awal
§ Diperbolehkan jika
dilakukan bersamaan
dengan pembayaran
secara sukarela untuk
Fasilitas SINOSURE
secara proporsional setelah
hari terakhir dari periode
ketersediaan dan pada
tanggal pembayaran
kembali dengan
pemberitahuan tertulis 30
hari sebelumnya
§ Dengan jumlah minimum
sebesar AS$10.000 dan
dalam jumlah kelipatan
AS$1.000
§ Setiap pembayaran lebih
awal akan digunakan untuk
melunasi kewajiban
pembayaran pinjaman
yang terlama lebih dahulu.
§ Diperbolehkan jika
dilakukan bersamaan
dengan pembayaran
secara sukarela untuk
fasilitas COFACE secara
proporsional setelah hari
terakhir dari periode
ketersediaan dan pada
tanggal pembayaran
kembali dengan
pemberitahuan tertulis 30
hari sebelumnya
§ Dengan jumlah minimum
sebesar AS$10.000 dan
dalam jumlah kelipatan
AS$1.000
§ Setiap pembayaran lebih
awal akan digunakan untuk
melunasi kewajiban
pembayaran pinjaman
yang terlama lebih dahulu.
§ Tidak dikenakan denda jika
pembayaran lebih awal
dilakukan setelah bulan ke24 dari tanggal perjanjian
dengan pemberitahuan
tertulis 7 hari sebelumnya
§ Dikenakan denda sebesar
2% dari jumlah yang
dibayarkan jika
pembayaran lebih awal
dilakukan sebelum bulan
ke-24 dari tanggal
perjanjian.
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
Counterparties
g. Goldman
Sachs
International
(“GSI”)
h. HSBC Cabang
Jakarta, CIMB
Niaga dan
Bank of
China Limited,
Cabang
Jakarta
i. CIMB Niaga
Jenis Pinjaman
§ Pinjaman investasi
§ Memberikan “Opsi
Konversi FX” kepada GSI
untuk melakukan
konversi pinjaman
tersebut menjadi
pinjaman dolar A.S.
sebesar AS$50.000 pada
tanggal 30 Mei 2012
(“Opsi Konversi FX”)
§ Nilai wajar Opsi Konversi
FX pada tanggal
31 Desember 2011,
31 Desember 2010 dan
31 Desember 2009
adalah masing-masing
sebesar AS$5.460,78
(setara dengan
Rp49.518), AS$6.072,20
(setara dengan
Rp54.595) dan
AS$10.419,43 (setara
dengan Rp97.942)
(Catatan 20)
· Fasilitas pinjaman
Komersial 9 tahun tanpa
jaminan
· Pembayaran dalam lima
belas cicilan tengah
tahunan setelah 24 bulan
dari tanggal perjanjian
pinjaman. Untuk lima
cicilan pertama,
Perusahaan akan
membayar masingmasing sebesar
AS$1.351,85; dan
AS$2.027,78 untuk
cicilan berikutnya
§ Fasilitas kredit Investasi
6 yang diperoleh
Lintasarta
§ Terhutang setiap
triwulanan
Jatuh Tempo
30 Mei 2013
Jumlah
Rp434.300
Struktur Bunga
§ 8,75% per tahun
§ Terhutang setiap
triwulanan
§ Apabila GSI
mengambil Opsi
Konversi, mulai
tanggal 30 Mei 2012
pinjaman akan
dikenakan bunga
tetap sebesar 6,45%
per tahun atas pokok
pinjaman AS$50.000
Pembayaran Lebih Awal
§ Perubahan yang
berhubungan dengan
perpajakan di Inggris atau
di Indonesia
§ Kegagalan pelunasan
Guaranteed Notes Jatuh
Tempo 2012
§ Kegagalan pelunasan
Notes dolar A.S. dan
obligasi rupiah Perusahaan
§ Penarikan kembali,
pembelian, atau
pembatalan Guaranteed
Notes Jatuh Tempo 2012
dan tidak terdapat saldo
Notes dolar A.S. Indosat
yang terhutang karena
penarikan kembali,
pembelian atau
pembatalan tersebut
§ Perubahan kendali dalam
Perusahaan.
28 November
2016
AS$27.037
§ LIBOR A.S. dolar +
1,45% per tahun
§ Terhutang setiap
enam-bulanan
24 Agustus
2012
Rp75.000
§ 14,5% per tahun,
yang dapat diubah
oleh CIMB Niaga
tergantung keadaan
pasar
§ Terhutang setiap
triwulanan
§ Diperbolehkan pada setiap
tanggal pembayaran
kembali setelah tanggal
pembayaran pertama
dengan pemberitahuan
tertulis 30 hari sebelumnya
§ Dengan jumlah minimum
sebesar AS$5.000 dan
dalam jumlah kelipatan
AS$1.000
§ Setiap pembayaran lebih
awal akan digunakan untuk
melunasi kewajiban
pembayaran pinjaman
yang terlama lebih dahulu.
§ Diperbolehkan pada
tanggal pembayaran
bunga dengan
pemberitahuan tertulis 15
hari sebelumnya.
Lintasarta boleh membayar
kembali seluruh atau
sebagian dari pinjaman
sebelum tanggal jatuh
tempo hanya dengan
menggunakan dana dari
kegiatan operasional
Lintasarta. Pembayaran
kembali dengan
menggunakan dana yang
diperoleh dari pinjaman
pihak lain diperkenankan
dengan membayar denda
yang ditentukan oleh CIMB
Niaga.
§ Pinjaman ini dijamin
dengan seluruh peralatan
(Catatan 8) yang dibeli dari
penerimaan fasilitas kredit
ini.
307
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
Counterparties
j. Finnish Export
Credit Ltd.
k. CIMB Niaga
l. DBS
Jenis Pinjaman
§ Fasilitas kredit 5 tahun
§ Dibayar setiap enambulanan
Jatuh Tempo
12 Mei 2011
Jumlah
AS$38.000
Struktur Bunga
§ 4,15% per tahun
§ Dibayar setiap enambulanan
§ Fasilitas Kredit Investasi
5 yang diperoleh
Lintasarta
§ Dibayar setiap triwulanan
10 Januari
2011
Rp50.000
§
§ Fasilitas kredit selama 5
tahun tanpa jaminan
§ Pembayaran pokok
pinjaman terhutang
setiap tahun
1 November
2012
§
Rp500.000
§
§
§
§
308
SBI satu-bulanan +
2,25% per tahun
Dibayar setiap
triwulanan
Tahun 1: 9,7% per
tahun
Tahun 2: 10,4% per
tahun
Tahun 3-5: SBI tigabulanan + 1,5% per
tahun
Terhutang setiap
triwulanan
Pembayaran Lebih Awal
§ Diperbolehkan jika
pembayaran dilakukan
setelah 60 hari dari tanggal
pinjaman dengan
pemberitahuan tertulis 15
hari sebelumnya (dengan
jumlah minimum sebesar
AS$10.000 dan dalam
jumlah kelipatan
AS$1.000)
§ Pada bulan Mei 2011,
pinjaman ini telah dilunasi
seluruhnya.
§ Hanya diperbolehkan pada
tanggal pembayaran
bunga dengan
pemberitahuan tertulis 13
hari sebelumnya.
Lintasarta boleh membayar
kembali seluruh atau
sebagian dari pinjaman
sebelum tanggal jatuh
tempo hanya dengan
menggunakan dana dari
kegiatan operasional
Lintasarta. Pembayaran
kembali dengan
menggunakan dana yang
telah diperoleh dari
pinjaman pihak lain
diperkenankan dengan
membayar denda 1% dari
jumlah pembayaran lebih
awal.
§ Pinjaman ini dijamin
dengan seluruh peralatan
(Catatan 8) yang telah
dibeli dari penerimaan
fasilitas kredit ini.
§ Pada bulan Januari 2011,
pinjaman ini telah dilunasi
seluruhnya.
§ Tidak dikenakan denda jika
pembayaran lebih awal
dilakukan setelah bulan ke24 dari tanggal perjanjian
dengan pemberitahuan
tertulis 15 hari sebelumnya
§ Dikenakan denda sebesar
1% dari jumlah yang
dibayarkan jika
pembayaran lebih awal
dilakukan sebelum bulan
ke-24 dari tanggal
perjanjian
§ Pada tanggal 30 Oktober
2010, Perusahaan
melakukan pelunasan lebih
awal fasilitas kredit ini
sebesar Rp400.000.
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
Jadual pembayaran pokok semua pinjaman hutang jangka panjang dari tahun 2012, pada tanggal
31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Dua belas bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012
2013
2014
2016 dan
sesudahnya
2015
Jumlah
Dalam rupiah
Fasilitas pinjaman
revolving berjangka
dengan BCA
Mandiri
BCA - fasilitas 5 tahun
CIMB Niaga
GSI
1.000.000
1.000.000
22.483
-
434.300
1.500.000
-
-
-
1.500.000
1.000.000
1.000.000
22.483
434.300
Sub-jumlah
2.022.483
434.300
1.500.000
-
-
3.956.783
408.060
408.060
408.060
408.060
521.410
2.153.650
652.896
1.428.209
-
-
-
2.081.105
182.617
182.617
182.617
182.617
730.471
1.460.939
36.776
-
36.776
49.518
36.776
-
36.776
-
36.776
-
183.880
49.518
Sub-jumlah
1.280.349
2.105.180
627.453
627.453
1.288.657
5.929.092
Jumlah
3.302.832
2.539.480
2.127.453
627.453
1.288.657
9.885.875
Dalam dolar A.S.
SEK, Swedia
(AS$237.500)
Fasilitas Pinjaman
Sindikasi Dolar A.S.
(AS$229.500)
HSBC Perancis
(AS$161.109,35)
Fasilitas Pinjaman
Komersial 9 Tahun
(AS$20.277,75)
GSI (AS$5.460,78)
Dikurangi:
- beban emisi pinjaman dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
- diskon pinjaman yang belum diamortisasi
Bersih
(147.668)
(11.891)
9.726.316
Jumlah amortisasi beban emisi pinjaman, diskon dan biaya solicitation masing-masing adalah sebesar
Rp63.731, Rp72.091 dan Rp35.838 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010
dan 2009 (Catatan 28).
Berdasarkan perjanjian pinjaman, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan
tertentu, seperti memelihara rasio hutang terhadap pendapatan sebelum beban bunga, beban pajak
penghasilan dan beban penyusutan dan amortisasi (EBITDA) kurang dari 3,5 kali, rasio pinjaman
terhadap ekuitas kurang dari 2,5 kali, rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/Interest) lebih dari
3,0 kali (untuk hutang jangka panjang dari Mandiri dan BCA) dan 2,5 kali (untuk hutang jangka
panjang lainnya).
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Grup telah memenuhi semua rasio keuangan yang
dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman.
309
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
19. HUTANG OBLIGASI
Akun ini terdiri dari:
a. Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020 - setelah
dikurangi beban emisi hutang yang belum diamortisasi
sebesar Rp58.420 pada tahun 2011 dan Rp64.885
pada tahun 2010 dan diskon hutang yang belum
diamortisasi sebesar Rp26.208 pada tahun 2011 dan
Rp29.666 pada tahun 2010
b. Obligasi Indosat Kelima Tahun 2007 dengan Tingkat
Bunga Tetap - setelah dikurangi beban emisi
hutang obligasi dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp9.102 pada tahun 2011,
Rp11.041 pada tahun 2010 dan Rp12.793 pada
tahun 2009
c. Obligasi Indosat Ketujuh Tahun 2009 dengan Tingkat
Bunga Tetap - setelah dikurangi beban emisi
hutang obligasi yang belum diamortisasi
sebesar Rp4.442 pada tahun 2011, Rp5.362
pada tahun 2010 dan Rp6.198 pada tahun 2009
d. Obligasi Indosat Keenam Tahun 2008 dengan Tingkat
Bunga Tetap - setelah dikurangi beban emisi
hutang obligasi dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp3.603 pada tahun 2011, Rp5.414
pada tahun 2010 dan Rp7.050 pada tahun 2009
e.Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008 - setelah dikurangi
beban emisi hutang obligasi dan biaya solicitation yang
belum diamortisasi sebesar Rp1.545 pada tahun 2011,
Rp2.625 pada tahun 2010 dan Rp3.601 pada tahun 2009
f. Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007 - setelah dikurangi
beban emisi hutang obligasi dan biaya solicitation yang
belum diamortisasi sebesar Rp1.124 pada tahun 2011,
Rp1.517 pada tahun 2010 dan Rp1.872 pada tahun 2009
g. Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat
Bunga Tetap dan Mengambang - setelah dikurangi
biaya solicitation yang belum diamortisasi sebesar
Rp649 pada tahun 2011, Rp652 pada tahun 2010 dan
Rp656 pada tahun 2009
h. Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 - setelah dikurangi
beban emisi hutang obligasi yang belum diamortisasi
sebesar Rp754 pada tahun 2011, Rp873 pada
tahun 2010 dan Rp982 pada tahun 2009
i. Obligasi Terbatas II yang diterbitkan oleh Lintasarta*
j. Obligasi Terbatas I yang diterbitkan oleh Lintasarta**
k. Obligasi Indosat Keempat Tahun 2005 dengan Tingkat
Bunga Tetap - setelah dikurangi beban emisi hutang
obligasi dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
sebesar Rp1.382 pada tahun 2010 dan Rp4.050 pada
tahun 2009
*
2011
2010
2009
5.809.572
5.749.599
-
2.590.898
2.588.959
2.587.207
1.295.558
1.294.638
1.293.802
1.076.397
1.074.586
1.072.950
568.455
567.375
566.399
398.876
398.483
398.128
199.351
199.348
199.344
199.246
25.000
16.989
199.127
25.000
16.989
199.018
25.000
16.989
-
813.618
810.950
Setelah eliminasi dari Obligasi Terbatas II yang bernilai Rp35.000 yang diterbitkan kepada Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Lintasarta
melakukan pelunasan lebih awal atas nilai tersebut pada tanggal 29 Desember 2011.
** Setelah eliminasi dari Obligasi Terbatas I yang bernilai Rp9.564 yang diterbitkan kepada Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Lintasarta melakukan
pelunasan lebih awal atas nilai tersebut pada tanggal 29 Desember 2011.
310
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
2011
l. Obligasi Syari’ah Ijarah Indosat Tahun 2005 - setelah
dikurangi beban emisi hutang obligasi dan biaya
solicitation yang belum diamortisasi sebesar Rp487
pada tahun 2010 dan Rp1.429 pada tahun 2009
m.Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2010 - setelah
dikurangi beban emisi hutang yang belum diamortisasi
sebesar Rp3.879
n. Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2012 - setelah
dikurangi diskon hutang yang belum diamortisasi
sebesar Rp3.116 dan beban emisi hutang yang
belum diamortisasi sebesar Rp6.521
o. Obligasi Indosat Ketiga Tahun 2003 dengan Tingkat
Bunga Tetap - setelah dikurangi beban emisi
hutang obligasi dan biaya socilitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp2.081
Jumlah hutang obligasi
Dikurangi bagian jangka pendek (setelah dikurangi beban
emisi hutang dan biaya solicitation yang belum
diamortisasi sebesar Rp1.869 pada tahun 2010
dan Rp5.960 pada tahun 2009)
Bagian jangka panjang
Obligasi
a. Guaranteed
Notes Jatuh
Tempo Tahun
2020
Jumlah
Nominal
AS$650.000
Bunga
§ 7,375% per tahun
§ Terhutang dalam
tahunan
cicilan
311
tengah-
2010
2009
-
284.513
283.571
-
-
2.202.743
-
-
1.018.817
-
-
637.919
12.180.342
13.212.235
11.312.837
41.989
1.098.131
2.840.662
12.138.353
12.114.104
8.472.175
Jatuh Tempo
Catatan
29 Juli 2020
GN dapat ditarik kembali atas opsi IPBV:
§ Setiap saat pada atau setelah
tanggal 29 Juli 2015.
§ Sebelum tanggal 29 Juli 2013, IPBV
dapat menarik kembali sampai
dengan 35% dari seluruh nilai pokok
GN.
§ Setiap saat, dengan pemberitahuan
tidak kurang dari 30 hari atau lebih
dari 60 hari, dengan harga 100% dari
nilai pokok ditambah bunga dan
jumlah tambahan yang belum dan
masih harus dibayar sampai dengan
(tetapi tidak termasuk) tanggal
penarikan kembali, apabila terdapat
perubahan tertentu yang
mempengaruhi potongan pajak di
Indonesia dan Belanda.
§ Atas perubahan kendali dari IPBV,
pemegang GN memiliki hak untuk
meminta IPBV untuk membeli
kembali seluruh atau sebagian GN
miliknya.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir (yang dipublikasikan pada
bulan Desember 2010, September
2011 dan Juli 2011), GN tersebut
memiliki peringkat BB (stable
outlook), Ba1 (stable outlook) dan
BBB- (positive outlook), masingmasing dari Standard & Poor’s
(“S&P”), Moody’s Investors Service
(“Moody’s”) dan Fitch Ratings
(“Fitch”) (Catatan 38l).
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
Jumlah
Nominal
b. Obligasi Indosat Kelima Tahun 2007
Obligasi
§ Seri A
Rp1.230.000
§ Seri B
Rp1.370.000
Bunga
§
§
§
§
Jatuh Tempo
Catatan
10,20% per tahun
Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
10,65% per tahun
Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
29 Mei 2014
§ Perusahaan memiliki hak opsi untuk
membeli kembali sebagian atau
seluruh obligasi, setelah ulang tahun
emisi ke-1, pada harga pasar untuk
dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan awal.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA+ (stable
outlook) dari PT Pemeringkat Efek
Indonesia (“Pefindo”).
29 Mei 2017
c. Obligasi Indosat Ketujuh Tahun 2009
d.
§ Seri A
Rp700.000
§ 11,25% per tahun
§ Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
8 Desember
2014
§ Seri B
Rp600.000
§ 11,75% per tahun
§ Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
8 Desember
2016
§ Perusahaan memiliki hak opsi untuk
membeli kembali sebagian atau
seluruh obligasi, setelah ulang tahun
emisi ke-1, pada harga pasar untuk
dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan awal.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA+ (stable
outlook) dari Pefindo.
Obligasi Indosat Keenam Tahun 2008
§ Seri A
Rp760.000
§ Seri B
Rp320.000
§
§
§
§
10,25% per tahun
Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
10,80% per tahun
Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
9 April 2013
9 April 2015
e. Sukuk Ijarah
Indosat III
Tahun 2008
(“Sukuk Ijarah
III”)
Rp570.000
§ Pemegang obligasi berhak atas
Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan
sejumlah Rp58.425, terhutang setiap
tiga bulanan mulai tanggal 9 Juli 2008
sampai dengan 9 April 2013.
9 April 2013
f. Sukuk Ijarah
Indosat II Tahun
2007 (“Sukuk
Ijarah II”)
Rp400.000
§ Pemegang obligasi berhak atas
Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan
sejumlah Rp40.800, terhutang setiap
tiga bulanan mulai tanggal 29 Agustus
2007 sampai dengan 29 Mei 2014.
29 Mei 2014
g. Obligasi Indosat
Kedua Tahun
2002 Seri B
Rp200.000
§ 16% per tahun
§ Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
6 November
2032
312
§ Perusahaan memiliki hak opsi untuk
membeli kembali sebagian atau
seluruh obligasi, setelah ulang tahun
emisi ke-1, pada harga pasar untuk
dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan awal.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA+ (stable
outlook) dari Pefindo.
§ Perusahaan memiliki hak opsi untuk
membeli kembali sebagian atau
seluruh obligasi, setelah ulang tahun
emisi ke-1, pada harga pasar.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA(sy)+ (stable
outlook) dari Pefindo.
§ Perusahaan memiliki hak opsi untuk
membeli kembali sebagian atau
seluruh obligasi, setelah ulang tahun
emisi ke-1, pada harga pasar.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA(sy)+ (stable
outlook) dari Pefindo.
§ Perusahaan mempunyai hak untuk
membeli kembali pada ulang tahun
emisi ke-10, ke-15, ke-20 dan ke-25
pada tingkat harga 101% dari nilai
nominal obligasi dan pemegang
obligasi mempunyai hak untuk
menjual apabila peringkat obligasi
turun menjadi idAA- atau lebih rendah
pada ulang tahun emisi ke-15, ke-20
dan ke-25.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA+ (stable
outlook) dari Pefindo.
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
Jumlah
Bunga
Nominal
h. Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 (“Sukuk Ijarah IV”)
§ Seri A
Rp28.000
§ Pemegang obligasi berhak atas
Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan
sejumlah Rp3.150, terhutang setiap
tiga bulanan mulai tanggal 8 Maret
2010 sampai dengan 8 Desember
2014.
§ Seri B
Rp172.000
§ Pemegang obligasi berhak atas
Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan
sejumlah Rp20.210, terhutang setiap
tiga bulanan mulai tanggal 8 Maret
2010 sampai dengan 8 Desember
2016.
i. Obligasi
Rp66.150,
§ Rata-rata deposito berjangka rupiah
Terbatas II yang
dengan sisa
tiga-bulanan Mandiri, BNI, BRI dan
diterbitkan oleh
sejumlah
BTN ditambah premi tetap sebesar
Lintasarta
Rp60.000
3% (Batas maksimum tingkat bunga
(diamandemen
sejak tanggal
mengambang sebesar 19% dan batas
pada tanggal 25
14 Juni 2009
minimum sebesar 11% per tahun dan
Agustus 2009)
mulai tanggal 14 Juni 2009, batas
minimum
ditingkatkan
menjadi
12,75%).
§ Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
j. Obligasi
Rp34.856,
§ Rata-rata deposito berjangka rupiah
Terbatas I yang
dengan sisa
tiga-bulanan Mandiri, BNI, BRI dan
diterbitkan oleh
sejumlah
BTN ditambah premi tetap sebesar
Lintasarta
Rp26.553
3% (Batas maksimum tingkat bunga
(diamandemen
sejak tanggal
mengambang sebesar 19% dan batas
pada tanggal 25
2 Juni 2009
minimum sebesar 11% per tahun dan
Agustus 2009)
mulai tanggal 14 Juni 2009, batas
minimum
ditingkatkan
menjadi
12,75%).
§ Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
Obligasi
Jatuh Tempo
Catatan
8 Desember
2014
§ Perusahaan memiliki hak opsi untuk
membeli kembali sebagian atau
seluruh obligasi, setelah ulang tahun
emisi ke-1, pada harga pasar.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Oktober 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA(sy)+ (stable
outlook) dari Pefindo.
8 Desember
2016
14 Juni 2009
diperpanjang
menjadi 14
Juni 2012
· Berdasarkan keputusan Lintasarta
dan persetujuan dari para pemegang
obligasinya, Lintasarta melakukan
pembayaran lebih awal dari bagian
yang diterbitkan kepada Perusahaan
sebesar Rp35.000 pada tanggal
29 Desember 2011. Pelunasan awal
tersebut tidak dikenakan denda.
2 Juni 2009
diperpanjang
menjadi 2 Juni
2012
· Berdasarkan keputusan Lintasarta
dan persetujuan dari para pemegang
obligasinya, Lintasarta melakukan
pembayaran lebih awal dari bagian
yang diterbitkan kepada Perusahaan
sebesar Rp9.564 pada tanggal
29 Desember 2011. Pelunasan awal
tersebut tidak dikenakan denda.
· Selanjutnya, pada tanggal 31 Januari
2012, Lintasarta melakukan
Pembayaran lebih awal dari sisa
obligasi sebesar Rp16.989
(Catatan38i)
§ Perusahaan memiliki opsi pelunasan
awal pada ulang tahun emisi ke-4
obligasi pada 100% dari nilai nominal
obligasi dan opsi membeli kembali
setelah ulang tahun emisi ke-1 dari
obligasi pada harga pasar untuk
dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan awal.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Maret 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA+ (stable
outlook) dari Pefindo.
§ Pada tanggal 21 Juni 2011,
Perusahaan melunasi secara penuh
obligasi ini.
§ Perusahaan memiliki opsi pelunasan
awal pada ulang tahun emisi ke-4
obligasi pada 100% dari nilai nominal
obligasi dan opsi membeli kembali
setelah ulang tahun emisi ke-1 dari
obligasi pada harga pasar untuk
dimiliki sementara atau sebagai
pelunasan awal.
§ Berdasarkan laporan pemeringkat
terakhir yang dipublikasikan pada
bulan Maret 2011, obligasi tersebut
memiliki peringkat idAA(sy)+ (stable
outlook) dari Pefindo.
§ Pada tanggal 21 Juni 2011,
Perusahaan melunasi secara penuh
obligasi ini.
k. Obligasi Indosat
Keempat Tahun
2005
Rp815.000
§ 12% per tahun
§ Dibayar dalam cicilan tiga-bulanan
21 Juni 2011
l. Obligasi Syari’ah
Ijarah Indosat
Tahun 2005
(“Syariah Ijarah
Bonds”)
Rp285.000
§ Pemegang obligasi berhak atas
Cicilan Imbalan Ijarah tetap tahunan
sejumlah Rp34.200, dibayar setiap
tiga-bulanan
mulai
tanggal
21 September 2005 sampai dengan
21 Juni 2011.
21 Juni 2011
313
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
Obligasi
m. Guaranteed
Notes Jatuh
Tempo Tahun
2010
n. Guaranteed
Notes Jatuh
Tempo Tahun
2012
Jumlah
Nominal
AS$300.000
AS$250.000
Bunga
§ 7,75% per tahun
§ Terhutang dalam
tahunan
cicilan
tengah-
§ 7,125% per tahun
§ Terhutang dalam
tahunan
cicilan
tengah-
Jatuh Tempo
Catatan
5 November
2010
GN dapat ditarik kembali atas opsi IFB:
§ Setiap saat pada atau setelah
tanggal 5 November 2008.
§ Setiap saat, apabila terdapat
perubahan tertentu yang
mempengaruhi potongan pajak di
Indonesia dan Belanda yang
mensyaratkan IFB atau Perusahaan
untuk membayar jumlah tambahan
sehubungan dengan jumlah GN di
atas jumlah tertentu.
§ Atas perubahan kendali dari
Perusahaan, pemegang GN berhak
meminta IFB untuk membeli kembali
seluruh atau sebagian GN miliknya.
§ Pada tanggal 19 September 2008,
IFB melakukan pembayaran untuk
bagian GN yang dibeli dengan jumlah
nilai pokok sebesar AS$65.253.
§ Pada tanggal 2 Agustus 2010, IFB
membayar bagian GN 2010 yang
dibeli melalui penawaran tender
dengan jumlah nilai pokok sebesar
AS$167.874.
§ Pada tanggal 10 Agustus 2010, IFB
membayar untuk pembelian GN 2010
yang tersisa yang ditarik (called)
dengan jumlah nilai pokok sebesar
AS$66.873.
GN dapat ditarik kembali atas opsi IIFB:
§ Setiap saat pada atau setelah
tanggal 22 Juni 2010.
§ Setiap saat, apabila terdapat
perubahan tertentu yang
mempengaruhi potongan pajak di
Indonesia dan Belanda yang
mensyaratkan IIFB atau Perusahaan
untuk membayar jumlah tambahan
sehubungan dengan jumlah GN di
atas jumlah tertentu.
§ Atas perubahan kendali dari
Perusahaan, pemegang GN berhak
meminta IIFB untuk membeli kembali
seluruh atau sebagian GN miliknya.
§ Pada tanggal 19 September 2008,
IIFB melakukan pembayaran untuk
bagian GN yang dibeli dengan jumlah
nilai pokok sebesar AS$140.590.
§ Pada tanggal 2 Agustus 2010, IIFB
membayar bagian GN 2012 yang
dibeli melalui penawaran tender
dengan jumlah nilai pokok sebesar
AS$56.035.
§ Pada tanggal 2 September 2010,
IIFB membayar untuk pembelian GN
2012 yang tersisa yang ditarik
(called) dengan jumlah nilai pokok
sebesar AS$53.375.
22 Juni 2012
o. Obligasi Indosat Ketiga Tahun 2003
§ Seri A
Rp1.860.000
§ Seri B
Rp640.000
§
§
§
§
12,5% per tahun
Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
12,875% per tahun
Terhutang dalam cicilan tiga-bulanan
314
21 Oktober
2008
22 Oktober
2010
§ Perusahaan memiliki opsi pelunasan
awal pada ulang tahun emisi ke-6
untuk obligasi seri B pada 100% dari
nilai nominal obligasi dan opsi
membeli kembali setelah ulang tahun
emisi ke-1 dari obligasi pada harga
pasar untuk dimiliki sementara atau
sebagai pelunasan awal.
§ Pada tanggal 22 Oktober 2010,
Perusahaan membayar seluruh
obligasi seri B.
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
Jadual pembayaran pokok hutang obligasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Dua belas bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012
2013
2014
2016 dan
sesudahnya *
2015
Jumlah
Dalam dolar A.S.
Guaranteed Notes *
Jatuh Tempo Tahun 2020
(AS$650.000)
-
-
-
-
5.894.200
5.894.200
Dalam rupiah
Obligasi Indosat Kelima*
Obligasi Indosat Ketujuh*
Obligasi Indosat Keenam*
Sukuk Ijarah III*
Sukuk Ijarah II*
Obligasi Indosat Kedua*
Sukuk Ijarah IV*
Obligasi Terbatas II
Obligasi Terbatas I
25.000
16.989
760.000
570.000
-
1.230.000
700.000
400.000
28.000
-
320.000
-
1.370.000
600.000
200.000
172.000
-
2.600.000
1.300.000
1.080.000
570.000
400.000
200.000
200.000
25.000
16.989
Sub-jumlah
41.989
1.330.000
2.358.000
320.000
2.342.000
6.391.989
Jumlah
41.989
1.330.000
2.358.000
320.000
8.236.200
12.286.189
Dikurangi :
- beban emisi GN yang belum diamortisasi
- diskon GN yang belum diamortisasi
- beban emisi hutang obligasi dan biaya solicitation yang belum diamortisasi
Bersih
*
(58.420)
(26.208)
(21.219)
12.180.342
Mengacu ke pembahasan sebelumnya mengenai opsi pelunasan awal untuk masing-masing obligasi/GN.
Hutang obligasi ini tidak dijamin dengan aset tertentu Perusahaan maupun oleh pihak lain. Seluruh
aset Perusahaan, kecuali aset yang telah ditentukan spesifik merupakan jaminan bagi kreditor lainnya,
digunakan sebagai jaminan pari-passu untuk semua kewajiban Perusahaan termasuk obligasi ini.
Jumlah amortisasi beban emisi, biaya solicitation hutang obligasi, beban emisi GN dan diskon hutang
GN masing-masing adalah sebesar Rp18.057, Rp18.025 dan Rp15.467 untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Catatan 28).
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Grup telah memenuhi semua rasio keuangan yang
dipersyaratkan dalam Ketentuan GN dan Perjanjian Perwaliamanatan.
315
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF
Perusahaan menandatangani beberapa kontrak swap dan forward. Di bawah ini adalah informasi
sehubungan dengan kontrak dan nilai wajarnya (setelah penyesuaian risiko kredit) pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009:
Nilai Wajar (Rp)
Jumlah
Nosional
(AS$)
Kontrak Swap Valuta Asing:
a. Goldman Sachs
(1)
International (“GSI”)
(1)
b. GSI
(4)
c. GSI
d. Standard Chartered
(“StandChart”)
e. StandChart
f. StandChart
(2)
g. HSBC, Cabang Jakarta
h. Merrill Lynch International
Bank Limited, Cabang
(5)
London (“MLIB”)
(9)
i. MLIB
(6)
j. MLIB
(9)
k. DBS
l.
GSI
(3)
n. HSBC, Cabang Jakarta
o. GSI
p. DBS
q. DBS
Piutang
2010
Hutang
Piutang
2009
Hutang
Piutang
Hutang
100.000
25.000
75.000
-
-
50.866
-
88.523
70.588
10.033
-
25.000
25.000
25.000
25.000
1.620
12.608
-
6.981
-
9.443
-
12.055
1.731
-
12.003
22.996
14.451
458
-
50.000
25.000 dengan
jumlah menurun
25.000
25.000 dengan
jumlah menurun
84.000
-
-
-
2.234
-
7.058
3.639
-
-
2.154
3.778
-
3.382
5.541
-
4.271
-
-
3.093
-
-
1.619
5.640
-
22.138
6.981
69.334
16.020
224.743
17.549
-
13.254
-
13.100
-
11.842
-
35.370
60.869
-
29.027
90.273
-
30.144
80.840
-
4.174
-
9.238
-
11.791
-
3.678
-
9.343
-
10.959
-
2.649
-
6.656
-
5.668
-
2.347
-
5.885
-
4.327
-
2.118
-
5.297
-
3.305
-
2.692
-
6.814
-
1.447
-
1.486
-
4.966
-
3.699
-
1.282
-
4.303
-
2.500
-
1.289
-
7.347
-
6.758
-
-
-
4.014
3.120
-
4.459
4.914
-
131.208
-
199.383
-
182.653
Sub-jumlah
Kontrak Swap Suku Bunga:
m. HSBC, Cabang Jakarta
2011
27.037 dengan
jumlah menurun
44.200 dengan
jumlah menurun
100.000
25.000 dengan
jumlah menurun
25.000 dengan
jumlah menurun
r. Bank of Tokyo MUFJ
(“BTMUFJ”)
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
25.000 dengan
Jumlah menurun
BTMUFJ
25.000 dengan
jumlah menurun
BTMUFJ
25.000 dengan
jumlah menurun
StandChart
40.000 dengan
jumlah menurun
DBS
26.000 dengan
jumlah menurun
DBS
26.000 dengan
jumlah menurun
BTMUFJ
36.500 dengan
jumlah menurun
International Netherlands Group (“ING”)
(8)
Bank N.V.
25.000 dengan
jumlah menurun
(7)
ING Bank N.V.
33.500
Sub-jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
kontrak ditandatangani pada bulan Mei 2005 dan diselesaikan pada bulan November 2010
kontrak ditandatangani pada bulan Agustus 2006 dan diselesaikan pada bulan November 2010
kontrak ditandatangani pada bulan Desember 2008 dan diselesaikan pada bulan November 2010
kontrak ditandatangani pada bulan Agustus 2005 dan diterminasi pada bulan Juni 2011
kontrak ditandatangani pada bulan Agustus 2008 dan diterminasi pada bulan Juni 2011
kontrak ditandatangani pada bulan September 2008 dan diterminasi pada bulan Juni 2011
kontrak ditandatangani pada bulan April 2009 dan diselesaikan pada bulan Juni 2011
kontrak ditandatangani pada bulan Maret 2009 dan diselesaikan pada bulan Desember 2011
Pada bulan Desember 2011, Perusahaan menggunakan opsi melakukan pelaksanaan sebesar AS$6.000 dari nilai kontrak.
316
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Nilai Wajar (Rp)
Jumlah
Nosional
(AS$)
Kontrak Forward Valuta Asing
(10)
aa. JP Morgan
(10)
ab. DBS
(10)
ac. Deutsche Bank
(10)
ad. Deutsche Bank
(10)
ae. JP Morgan
(10)
af. StandChart
(10)
ag. JP Morgan
ah. PT Danareksa (Persero)
(10)
(“Danareksa”)
(10)
ai. JP Morgan
(10)
aj. StandChart
(10)
ak. JP Morgan
(11)
al. HSBC, Cabang Jakarta
(12)
am. HSBC, Cabang Jakarta
(11)
an. JP Morgan
(11)
ao. HSBC, Cabang Jakarta
(11)
ap. HSBC, Cabang Jakarta
aq. HSBC, Cabang Jakarta
ar. JP Morgan
as. StandChart
at. JP Morgan
au. HSBC, Cabang Jakarta
av. HSBC, Cabang Jakarta
aw. JP Morgan
ax. StandChart
ay. StandChart
az. StandChart
ba. DBS
bb. ING
bc. DBS
bd. DBS
be. JP Morgan
bf. HSBC
bg. ING
bh. ING
bi. DBS
bj. ING
bk. ING
bl. ING
bm. GSI
bn. GSI
bo. Royal Bank of Scotland (“RBS”)
bp. GSI
bq. GSI
2011
Piutang
2010
Hutang
Piutang
2009
Hutang
Piutang
Hutang
10.000
20.000
20.000
10.000
10.000
5.000
10.000
-
-
-
-
-
-
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
1.000
3.000
10.000
2.000
3.000
9.500
6.000
7.500
13.750
7.000
6.600
8.000
10.000
7.000
7.000
10.000
10.000
10.000
10.000
13.000
13.000
13.500
10.000
10.000
8.000
13.000
12.000
12.000
12.500
5.231
1.011
3.902
4.832
3.222
4.021
6.771
4.542
3.666
1.486
5.010
3.538
3.528
5.497
5.523
4.909
5.330
6.960
6.859
7.386
5.478
5.508
4.558
7.550
6.370
7.185
7.338
-
-
-
-
-
Sub-jumlah
137.211
-
-
-
-
-
Jumlah
159.349
138.189
69.334
215.403
224.743
200.202
(10)
(11)
(12)
kontrak ditandatangani pada bulan Juli 2011 dan diselesaikan pada bulan Desember 2011
kontrak ditandatangani pada bulan Agustus 2011 dan diselesaikan pada bulan November 2011
kontrak ditandatangani pada bulan Agustus 2011 dan diselesaikan pada bulan Desember 2011
Perubahan nilai wajar kontrak swap bersih, kontrak forward valuta asing dan derivatif melekat
(Catatan 18g), pendapatan atau beban swap, pendapatan atau beban terminasi dan penyelesaian dari
instrumen derivatif sejumlah Rp57.944, (Rp418.092) dan (Rp517.655) masing-masing pada tahun
2011, 2010 dan 2009, dikreditkan atau dibebankan ke “Laba (Rugi) Perubahan Nilai Wajar Derivatif Bersih” yang disajikan sebagai bagian dari Penghasilan (Beban) Lain-lain pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
317
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Berikut adalah rincian dari kontrak:
Kontrak Swap Valuta Asing
No.
Counterparties
Periode Kontrak dan Jumlah
Swap
a.
GSI
(1)
13 Mei 2005 - 5 November 2010
Jumlah swap sebesar Rp832.250
untuk AS$100.000
b.
GSI
(2)
c.
GSI
(4)
13 Mei 2005 - 5 November 2010
Jumlah swap sebesar Rp245.000
untuk AS$25.000
22 Agustus 2005 - 22 Juni 2012
Perusahaan akan melakukan swap
sebagai berikut:
§
§
d.
StandChart
e.
StandChart
f.
StandChart
g.
HSBC
(1)
(2)
(3)
(4)
(3)
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
(i) Tingkat bunga tetap sebesar
6,96% per tahun untuk AS$50.000
dan (ii) tingkat bunga LIBOR dolar
A.S. 6 bulanan ditambah 2,62% per
tahun
untuk
AS$50.000
dan
dikurangi dengan (a) tingkat bunga
LIBOR dolar A.S. 6 bulanan per
tahun dikalikan dengan AS$11.750
selama periode 13 Mei 2005 sampai
dengan 13 Mei 2008 dan (b) jumlah
sebesar AS$11.750 pada tanggal
13 Mei 2008. Pada tanggal
14
Mei
2008,
Perusahaan
menerima
pembayaran
dalam
jumlah tetap sebesar AS$11.750
(setara
dengan
Rp109.099)
sehubungan dengan kontrak swap
valuta asing dari GSI.
4,30% dari AS$25.000
Setiap tanggal 5 Mei dan
5 November
Jumlah Pembayaran/ Amortisasi Premi
Swap (Rp)
2011
-
2010
46.136
2009
54.116
Setiap tanggal 5 Mei dan
5 November
-
9.841
10.906
3,28% dari AS$75.000
Setiap tanggal
22 Juni dan
22 Desember
10.689
22.866
24.357
4,78% dari AS$25.000
Setiap tanggal
22 Juni dan
22 Desember
Setiap tanggal
22 Juni dan
22 Desember
Setiap tanggal 22 Juni
dan 22 Desember
10.672
11.034
11.791
8.372
8.657
9.250
7.702
7.964
8.510
Setiap tanggal 5 Mei dan
5 November
-
9.074
10.145
AS$75.000
setara
dengan
AS$75.000 dikalikan dengan
yang paling rendah antara kurs
nilai tukar rupiah/AS$ dari
periode 22 Agustus 2005 22 Juni 2012 jika kurs spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi lebih kecil dari atau
setara dengan yang paling
rendah
dari
nilai
tukar
rupiah/AS$ yang disebutkan di
atas ditambah Rp4.300 (dalam
angka penuh)
AS$75.000
setara
dengan
AS$75.000 dikalikan dengan
kurs spot rupiah/AS$ pada
tanggal
terminasi
dikurangi
Rp4.300 (dalam angka penuh)
jika kurs spot rupiah/AS$ pada
tanggal terminasi lebih besar dari
yang terendah antara kurs nilai
tukar
rupiah/AS$
yang
disebutkan di atas ditambah
Rp4.300 (dalam angka penuh)
11 Januari 2006 - 22 Juni 2012
Jumlah swap sebesar Rp236.250
untuk AS$25.000
15 Maret 2006 - 22 Juni 2012
Jumlah swap sebesar Rp228.550
untuk AS$25.000
12 Mei 2006 - 22 Juni 2012
Jumlah swap sebesar Rp217.500
untuk AS$25.000
8 Agustus 2006 - 5 November 2010
Jumlah swap sebesar Rp225.000
untuk AS$25.000
3,75% dari AS$25.000
3,45% dari AS$25.000
4,00% dari AS$25.000
Pada tanggal 5 November 2010, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak swap valuta asing sebesar Rp59.925.
Pada tanggal 5 November 2010, kontrak ini berakhir dan Perusahaan membayar rugi penyelesaian kontrak swap valuta asing sebesar (Rp21.881).
Pada tanggal 5 November 2010, kontrak ini berakhir dan Perusahaan membayar rugi penyelesaian kontrak swap valuta asing sebesar (Rp2.550).
Pada tanggal 28 Juni 2011, kontrak ini diterminasi dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak swap valuta asing sebesar AS$3.650 atau setara dengan
Rp31.379 pada tanggal 1 Juli 2011.
318
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Swap Valuta Asing (lanjutan)
No.
h.
Counterparties
MLIB
(5)
Periode Kontrak dan Jumlah Swap
8 Agustus 2008 - 22 Juni 2012
Perusahaan akan menerima sebagai
berikut:
§
§
§
i.
MLIB
(6)
§
§
(5)
(6)
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
4,22% dari AS$50.000
Setiap tanggal
22 Juni
dan 22 Desember
4,10% dari AS$25.000 sampai
dengan tanggal 12 Juni 2011 dan
4,10% dari jumlah dolar A.S. yang
menurun sebagaimana telah diatur
di dalam kontrak sampai dengan
tanggal 12 Juni 2013
Setiap tanggal
12 Juni
dan
12 Desember
Jumlah Pembayaran/ Amortisasi Premi
Swap (Rp)
2011
11.326
2010
23.965
2009
22.778
9.968
11.852
11.230
nol apabila kurs spot rupiah/AS$
pada tanggal terminasi kurang
dari atau sama dengan Rp8.950
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu yang
setara
dengan
AS$50.000
dikalikan dengan (1 - Rp8.950
dibagi
dengan
kurs
spot
rupiah/AS$)
(dalam
angka
penuh),
apabila
kurs
spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi
lebih
besar
dari
Rp8.950, tetapi kurang dari atau
sama dengan Rp11.000 terhadap
AS$1 (dalam angka penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu yang
setara
dengan
AS$50.000
dikalikan dengan (Rp11.000 Rp8.950) dibagi dengan kurs spot
rupiah/AS$ (dalam angka penuh),
apabila kurs spot rupiah/AS$
pada tanggal terminasi lebih
besar dari Rp11.000 terhadap
AS$1 (dalam angka penuh)
2 September 2008 - 12 Juni 2013
Perusahaan akan menerima sebagai
berikut:
§
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
nol apabila kurs spot rupiah/AS$
pada tanggal terminasi kurang
dari atau sama dengan Rp8.800
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu
sesuai kontrak dikalikan dengan
(kurs spot rupiah/AS$ - Rp8.800)
dibagi
dengan
kurs
spot
rupiah/AS$ (dalam angka penuh),
apabila kurs spot rupiah/AS$
pada tanggal terminasi lebih
besar dari Rp8.800, tetapi kurang
dari atau sama dengan Rp12.000
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu
sesuai kontrak dikalikan dengan
(Rp3.200 dibagi dengan kurs spot
rupiah/AS$)
(dalam
angka
penuh),
apabila
kurs
spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi
lebih
besar
dari
Rp12.000 terhadap AS$1 (dalam
angka penuh)
Pada tanggal 28 Juni 2011, kontrak ini diterminasi dan Perusahaan membayar rugi penyelesaian kontrak swap valuta asing sebesar (AS$1.456) atau setara dengan
(Rp12.519) pada tanggal 1 Juli 2011.
Pada tanggal 12 Desember 2011, Perusahaan menggunakan opsi melakukan pelaksanaan sebesar AS$6.000 dari nilai kontrak, dan menerima laba penyelesaian
kontrak dari pelaksanaan tersebut sebesar AS$189 atau setara dengan Rp1.716.
319
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Swap Valuta Asing (lanjutan)
No.
j.
Counterparties
MLIB
(7)
Periode Kontrak dan Jumlah
Swap
8 September 2008 - 22 Juni 2012
Perusahaan
akan
menerima
sebagai berikut:
§
§
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
2,52% dari AS$25.000
Setiap tanggal
22 Juni dan
22 Desember
3,945% dari AS$25.000 sampai
dengan tanggal 12 Juni 2011, dan
3,945% dari jumlah dolar A.S.
yang menurun sesuai kontrak
sampai
dengan
tanggal
12 Juni 2013
Setiap tanggal
12 Juni dan
12 Desember
Jumlah Pembayaran/ Amortisasi Premi
Swap (Rp)
2011
3.382
2010
7.156
2009
6.801
8.727
9.044
9.980
nol apabila kurs spot rupiah/AS$
pada tanggal terminasi kurang
dari atau sama dengan Rp9.000
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu
yang setara dengan AS$25.000
dikalikan dengan (1 - Rp9.000
dibagi
dengan
kurs
spot
rupiah/AS$)
(dalam
angka
penuh), apabila kurs spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi lebih besar dari
Rp9.000, tetapi kurang dari atau
sama
dengan
Rp11.000
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
§
k.
DBS
(9)
sejumlah dolar A.S. tertentu
yang setara dengan AS$25.000
dikalikan dengan (Rp11.000 Rp9.000) dibagi dengan kurs
spot rupiah/AS$ (dalam angka
penuh), apabila kurs spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi lebih besar dari
Rp11.000
terhadap
AS$1
(dalam angka penuh)
10 September 2008 - 12 Juni 2013
Perusahaan
akan
menerima
sebagai berikut:
â–  nol apabila kurs spot rupiah/AS$
pada tanggal pembayaran sama
dengan
atau kurang dari
Rp8.800 terhadap AS$1 (dalam
angka penuh)
§
§
(7)
(9)
sejumlah dolar A.S. tertentu
yang setara dengan jumlah
dolar
A.S.
pada
tanggal
pembayaran dikalikan dengan
(kurs
spot
rupiah/AS$
Rp8.800) dibagi dengan kurs
spot rupiah/AS$ (dalam angka
penuh), apabila kurs spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
pembayaran lebih besar dari
Rp8.800, dan sama dengan
atau kurang dari Rp12.000
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu
yang setara dengan jumlah
dolar
A.S.
pada
tanggal
pembayaran dikalikan dengan
(Rp12.000 - Rp8.800) dibagi
dengan kurs spot rupiah/AS$
(dalam angka penuh), apabila
kurs spot rupiah/AS$ pada
tanggal pembayaran lebih besar
dari Rp12.000 terhadap AS$1
(dalam angka penuh)
Pada tanggal 28 Juni 2011, kontrak ini diterminasi dan Perusahaan membayar rugi penyelesaian kontrak swap valuta asing sebesar (AS$194) atau setara dengan
(Rp1.666) pada tanggal 1 Juli 2011.
Pada tanggal 12 Desember 2011, Perusahaan menggunakan opsi melakukan pelaksanaan sebesar AS$6.000 dari nilai kontrak, dan menerima laba penyelesaian
kontrak dari pelaksanaan tersebut sebesar AS$189 atau setara dengan Rp1.716.
320
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Swap Valuta Asing (lanjutan)
No.
l.
Counterparties
GSI
(8)
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
Premi dibayar dimuka sebesar
AS$9.500
(setara
dengan
Rp105.212) yang pembayarannya
dilakukan secara penuh pada
tanggal 19 Desember 2008. Premi
ini (dibebankan pada biaya
dibayar di muka) diamortisasi
selama periode kontrak.
-
Periode Kontrak dan Jumlah
Swap
16 Desember 2008 - 5 November
2010
Perusahaan
akan
menerima
sebagai berikut:
§
§
§
nol
apabila
kurs
spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi kurang dari atau
sama
dengan
Rp11.500
terhadap AS$1 (dalam angka
penuh)
2011
-
2010
47.323
2009
55.899
70.838
214.912
235.763
sejumlah dolar A.S. tertentu
yang setara dengan AS$84.000
dikalikan dengan (kurs spot
rupiah/AS$ - Rp11.500 dibagi
dengan kurs spot rupiah/AS$)
(dalam angka penuh), apabila
kurs spot rupiah/AS$ pada
tanggal terminasi lebih besar
dari Rp11.500, tetapi kurang
dari
atau
sama
dengan
Rp15.000
terhadap
AS$1
(dalam angka penuh)
sejumlah dolar A.S. tertentu
yang setara dengan AS$84.000
dikalikan dengan (Rp3.500
dibagi dengan kurs spot
rupiah/AS$)
(dalam
angka
penuh), apabila kurs spot
rupiah/AS$
pada
tanggal
terminasi lebih besar dari
Rp15.000
terhadap
AS$1
(dalam angka penuh)
Jumlah
(8)
Jumlah Pembayaran/ Amortisasi Premi
Swap (Rp)
Pada tanggal 5 November 2010, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima penyelesaian nol atas kontrak swap valuta asing.
Seluruh kontrak swap valuta asing dengan GSI (kontrak nomor a, b dan c) dirancang dengan
memasukkan credit-linkage dengan Perusahaan sebagai entitas referensi dan dengan
(i) kebangkrutan Perusahaan, (ii) kegagalan untuk melakukan pembayaran atas hutang tertentu atau
(iii) restrukturisasi hutang tertentu sebagai peristiwa kredit (credit events) yang relevan. Atas terjadinya
salah satu dari peristiwa kredit ini, kewajiban Perusahaan dan GSI yang timbul dari kontrak swap
tersebut akan diterminasi tanpa pembayaran atau penyelesaian lebih lanjut dari atau ke masingmasing pihak, termasuk pembayaran oleh salah satu pihak atas nilai pasar dari kontrak swap tersebut.
Kontrak Swap Suku Bunga
No.
Counterparties
Periode Kontrak
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
Setiap tanggal
1 April dan 1 Oktober
sampai dengan bulan
Oktober 2009, dan
setiap tanggal 27 Mei
dan 27 November
sampai dengan tanggal
terminasi
Setiap tanggal
28 Januari dan 28 Juli
sampai dengan bulan
Juli 2009, dan setiap
tanggal 29 Maret dan
29 September sampai
dengan tanggal
terminasi
m.
HSBC
23 April 2008 - 27 November 2016
5,42% dari AS$27.037, dengan
jumlah nosional yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah ditetapkan sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,45% per tahun
n.
HSBC
23 April 2008 - 29 September 2019
4,82% dari AS$44.200, dengan
jumlah nosional yang akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah ditetapkan sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. ditambah 0,35% per
tahun
321
Jumlah Beban Swap yang Dibayar
(Rp)
2011
7.034
2010
7.589
2009
4.320
13.799
16.920
7.309
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Swap Suku Bunga (lanjutan)
No.
Counterparties
Periode Kontrak
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
Jumlah Beban Swap yang Dibayar
(Rp)
2011
38.978
2010
39.332
2009
24.051
Setiap tanggal
10 Juni dan
10 Desember sampai
dengan bulan
Desember 2010, dan
setiap tanggal
12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
7.463
7.289
4.539
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal
12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal
12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
8.426
6.676
2.106
5.052
4.778
1.107
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal
12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal
12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
5.000
4.291
935
4.381
3.921
835
3,85% dari AS$40.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal 12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
6.066
5.384
504
4,02% dari AS$26.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal 12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
5.068
3.909
558
o.
GSI
2 September 2008 - 12 Juni 2013
(8,10% - underlyer return) dari
AS$100.000 per tahun, sebagai
pertukaran untuk LIBOR dolar A.S.
6 bulanan ditambah 1,85% per
tahun
Setiap tanggal
10 Juni
dan 10 Desember sampai
dengan bulan Juni 2011,
dan setiap tanggal
12 Juni dan 12 Desember
sampai dengan tanggal
terminasi
p.
DBS
5 September 2008 - 12 Juni 2013
5,625% dari AS$25.000 per tahun,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
q.
DBS
23 Oktober 2008 - 12 Juni 2013
5,28% dari AS$25.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
r.
BTMUFJ
1 Desember 2008 - 12 Juni 2013
4,46% dari AS$25.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
s.
BTMUFJ
4 Desember 2008 - 12 Juni 2013
4,25% dari AS$25.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
t.
BTMUFJ
12 Desember 2008 - 12 Juni 2013
4,09% dari AS$25.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
u.
StandChart
19 Desember 2008 - 12 Juni 2013
v.
DBS
22 Desember 2008 - 12 Desember
2012
322
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Swap Suku Bunga (lanjutan)
No.
Counterparties
Periode Kontrak
Suku Bunga Premi
Swap Tahunan
Tanggal Pembayaran
Premi Swap
Jumlah Beban Swap yang Dibayar
(Rp)
2011
4.510
2010
3.451
2009
302
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal 12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
6.432
5.758
627
4,0094% dari AS$25.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal 12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
4.185
3.734
522
3,75% dari AS$33.500, sebagai
pertukaran untuk LIBOR dolar A.S.
6 bulanan ditambah 1,85% per
tahun
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan tanggal
12 Juni 2011
3.127
4.199
-
119.521
117.231
47.715
w.
DBS
21 Januari 2009 - 12 Desember 2012
3,83% dari AS$26.000, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
Setiap tanggal
25 Maret dan
25 September sampai
dengan bulan
Maret 2011, dan setiap
tanggal 12 Juni dan
12 Desember sampai
dengan tanggal terminasi
x.
BTMUFJ
2 Maret 2009 - 12 Juni 2012
4,10% dari AS$36.500, dengan
jumlah
nosional
yang
akan
menurun berdasarkan jadual yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
sebagai pertukaran untuk LIBOR
dolar A.S. 6 bulanan ditambah
1,85% per tahun
y.
ING Bank N.V.
3 Maret 2009 - 12 Desember 2011
z.
ING Bank N.V.
14 April 2009 - 12 Juni 2011
Jumlah
Kontrak Forward Valuta Asing
Periode Kontrak
Nilai Tukar Tetap IDR/AS$
(dalam angka penuh)
14 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.699 untuk setiap AS$1
19 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.699 untuk setiap AS$1
(16)
19 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.714 untuk setiap AS$1
(17)
21 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.665 untuk setiap AS$1
21 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.665 untuk setiap AS$1
22 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.623 untuk setiap AS$1
(20)
22 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.637 untuk setiap AS$1
(21)
26 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.604 untuk setiap AS$1
(22)
26 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.614 untuk setiap AS$1
26 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.614 untuk setiap AS$1
29 Juli 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.568 untuk setiap AS$1
No.
aa.
ab.
Counter- parties
(14)
JP Morgan
DBS
(15)
ac.
Deutsche Bank
ad.
Deutsche Bank
(18)
ae.
JP Morgan
af.
StandChart
ag.
(19)
JP Morgan
ah.
Danareksa
ai.
JP Morgan
aj.
StandChart
ak.
JP Morgan
(23)
(24)
323
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Forward Valuta Asing (lanjutan)
Periode Kontrak
Nilai Tukar Tetap IDR/AS$
(dalam angka penuh)
(11)
1 Agustus 2011 - 30 November 2011
Rp8.533 untuk setiap AS$1
(25)
1 Agustus 2011 - 12 Desember 2011
Rp8.541 untuk setiap AS$1
No.
Counter- parties
al.
HSBC
am.
HSBC
an.
(12)
JP Morgan
2 Agustus 2011 - 30 November 2011
Rp8.538 untuk setiap AS$1
(10)
4 Agustus 2011 - 28 November 2011
Rp8.547 untuk setiap AS$1
(13)
4 Agustus 2011 - 30 November 2011
Rp8.549 untuk setiap AS$1
ao.
HSBC
ap.
HSBC
aq.
HSBC (Catatan 38f)
10 Agustus 2011 - 24 Januari 2012
Rp8.698 untuk setiap AS$1
ar.
JP Morgan (Catatan 38f)
10 Agustus 2011 - 24 Januari 2012
Rp8.696 untuk setiap AS$1
as.
StandChart (Catatan 38f)
10 Agustus 2011 - 24 Januari 2012
Rp8.696 untuk setiap AS$1
at.
JP Morgan (Catatan 38f)
11 Agustus 2011 - 24 Januari 2012
Rp8.693 untuk setiap AS$1
au.
HSBC
11 Agustus 2011 - 28 Februari 2012
Rp8.714 untuk setiap AS$1
av.
HSBC
11 Agustus 2011 - 28 Februari 2012
Rp8.715 untuk setiap AS$1
aw.
JP Morgan
12 Agustus 2011 - 29 Maret 2012
Rp8.764 untuk setiap AS$1
ax.
StandChart
15 Agustus 2011 - 30 Mei 2012
Rp8.785 untuk setiap AS$1
ay.
StandChart
15 Agustus 2011 - 30 Mei 2012
Rp8.787 untuk setiap AS$1
az.
StandChart
16 Agustus 2011 - 12 Juni 2012
Rp8.788 untuk setiap AS$1
ba.
DBS (Catatan 38g)
19 Agustus 2011 - 27 Januari 2012
Rp8.708 untuk setiap AS$1
bb.
ING (Catatan 38g)
19 Agustus 2011 - 27 Januari 2012
Rp8.706 untuk setiap AS$1
bc.
DBS (Catatan 38g)
19 Agustus 2011 - 27 Januari 2012
Rp8.705 untuk setiap AS$1
bd.
DBS
19 Agustus 2011 - 12 Juni 2012
Rp8.819 untuk setiap AS$1
be.
JP Morgan
19 Agustus 2011 - 12 Juni 2012
Rp8.826 untuk setiap AS$1
bf.
HSBC
19 Agustus 2011 - 12 Juni 2012
Rp8.832 untuk setiap AS$1
bg.
ING (Catatan 38b)
22 Agustus 2011 - 12 Januari 2012
Rp8.662 untuk setiap AS$1
bh.
ING (Catatan 38h)
22 Agustus 2011 - 30 Januari 2012
Rp8.679 untuk setiap AS$1
bi.
DBS
22 Agustus 2011 - 28 Februari 2012
Rp8.715 untuk setiap AS$1
bj.
ING
22 Agustus 2011 - 28 Maret 2012
Rp8.737 untuk setiap AS$1
bk.
ING (Catatan 38b)
23 Agustus 2011 - 12 Januari 2012
Rp8.644 untuk setiap AS$1
bl.
ING (Catatan 38b)
23 Agustus 2011 - 12 Januari 2012
Rp8.647 untuk setiap AS$1
bm.
GSI (Catatan 38b)
23 Agustus 2011 - 12 Januari 2012
Rp8.640 untuk setiap AS$1
bn.
GSI (Catatan 38g)
24 Agustus 2011 - 27 Januari 2012
Rp8.645 untuk setiap AS$1
bo.
RBS (Catatan 38m)
24 Agustus 2011 - 10 Februari 2012
Rp8.666 untuk setiap AS$1
bp.
GSI
24 Agustus 2011 - 29 Februari 2012
Rp8.663 untuk setiap AS$1
bq.
GSI
24 Agustus 2011 - 29 Februari 2012
Rp8.675 untuk setiap AS$1
324
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
20. DERIVATIF (lanjutan)
Kontrak Forward Valuta Asing (lanjutan)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
Pada tanggal 28 November 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 30 November 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 30 November 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 30 November 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
Pada tanggal 12 Desember 2011, kontrak ini berakhir dan Perusahaan menerima laba penyelesaian kontrak
forward valuta asing sebesar Rp553.
forward valuta asing sebesar Rp3.185.
forward valuta asing sebesar Rp3.160.
forward valuta asing sebesar Rp1.863.
forward valuta asing sebesar Rp3.860.
forward valuta asing sebesar Rp7.720.
forward valuta asing sebesar Rp7.420.
forward valuta asing sebesar Rp4.200.
forward valuta asing sebesar Rp4.200.
forward valuta asing sebesar Rp2.310.
forward valuta asing sebesar Rp4.480.
forward valuta asing sebesar Rp2.405.
forward valuta asing sebesar Rp2.355.
forward valuta asing sebesar Rp2.355.
forward valuta asing sebesar Rp2.585.
forward valuta asing sebesar Rp2.720.
21. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Grup memiliki berbagai aset keuangan seperti piutang usaha dan lain-lain, kas dan setara kas dan
investasi jangka pendek yang timbul secara langsung dari kegiatan usaha Grup. Liabilitas keuangan
pokok Grup, selain derivatif, terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang obligasi, hutang
pengadaan, dan hutang usaha dan lain-lain. Tujuan utama dari liabilitas keuangan tersebut adalah
untuk membiayai kegiatan usaha Grup. Perusahaan juga mengadakan transaksi derivatif, terutama
swap valuta asing dan swap suku bunga dengan tujuan untuk mengelola risiko valuta asing dan suku
bunga yang berasal dari hutang jangka panjang dan hutang obligasi Perusahaan dalam mata uang
asing.
Tabel berikut menyajikan aset keuangan
31 Desember 2011, 2010 dan 2009:
dan
liabilitas
keuangan
2011
Aset Keuangan
Kelompok diperdagangkan
Aset derivatif
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang - usaha dan lain-lain - bersih
Aset keuangan lancar lainnya - bersih
Piutang pihak-pihak berelasi - bersih
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Tersedia untuk dijual
Aset keuangan lancar lainnya investasi jangka pendek - bersih
Aset keuangan tidak lancar lainnya investasi jangka panjang lainnya - bersih
Jumlah Aset Keuangan
325
Grup
2010
pada
tanggal
2009
159.349
69.334
224.743
2.224.206
1.446.729
24.790
10.654
87.686
2.075.270
1.558.457
53.119
8.421
77.675
2.835.999
1.949.984
35.173
7.215
100.004
-
-
-
2.730
2.730
2.730
3.956.144
3.845.006
5.155.848
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
21. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
2011
Liabilitas Keuangan
Kelompok diperdagangkan
Liabilitas derivatif
Liabilitas dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Hutang jangka pendek
Hutang usaha
Hutang pengadaan
Akrual
Uang muka pelanggan
Hutang jangka panjang - bagian jangka pendek
Hutang obligasi - bagian jangka pendek
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Hutang pihak-pihak berelasi
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian
jangka pendek
Hutang obligasi - setelah dikurangi bagian jangka
pendek
Jumlah Liabilitas Keuangan
2010
2009
138.189
215.403
200.202
1.499.256
319.058
3.429.921
1.891.477
37.265
3.300.537
41.989
16.072
15.480
645.505
3.644.467
1.710.885
50.279
3.184.147
1.098.131
23.127
22.099
537.476
5.289.782
1.525.561
22.463
1.440.259
2.840.662
43.721
13.764
6.425.779
7.666.804
12.721.308
12.138.353
12.114.104
8.472.175
29.253.376
30.374.951
33.107.373
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Grup yang
dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:
Nilai Tercatat
2011
Nilai Wajar
2010
2011
2010
Aset Keuangan Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha dan lain-lain - bersih
Aset derivatif
Aset keuangan lancar lainnya - bersih
2.224.206
1.446.729
159.349
24.790
2.075.270
1.558.457
69.334
53.119
2.224.206
1.446.729
159.349
24.790
2.075.270
1.558.457
69.334
53.119
Jumlah aset keuangan lancar
3.855.074
3.756.180
3.855.074
3.756.180
10.654
2.730
87.686
8.421
2.730
77.675
8.967
2.730
86.065
7.176
2.730
73.309
101.070
88.826
97.762
83.215
3.956.144
3.845.006
3.952.836
3.839.395
1.499.256
319.058
3.429.921
1.891.477
37.265
138.189
645.505
3.644.467
1.710.885
50.279
215.403
1.499.256
319.058
3.429.921
1.891.477
37.265
138.189
645.505
3.644.467
1.710.885
50.279
215.403
3.300.537
41.989
16.072
3.184.147
1.098.131
23.127
3.927.062
43.137
16.072
3.155.634
1.110.737
23.127
10.673.764
10.571.944
11.301.437
10.556.037
Aset Keuangan Tidak Lancar
Piutang pihak-pihak berelasi
Investasi jangka panjang lainnya - bersih
Aset keuangan tidak lancar lainnya - bersih
Jumlah aset keuangan tidak lancar
Jumlah Aset Keuangan
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Hutang jangka pendek
Hutang usaha
Hutang pengadaan
Akrual
Uang muka pelanggan
Liabilitas derivatif
Hutang jangka panjang - bagian
jangka pendek
Hutang obligasi - bagian jangka pendek
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Jumlah liabilitas keuangan jangka pendek
326
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
21. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
Nilai Tercatat
2011
Nilai Wajar
2010
2011
2010
Liabilitas keuangan tidak lancar
Hutang pihak-pihak berelasi
Hutang jangka panjang - bagian jangka
panjang
Hutang obligasi - bagian jangka panjang
15.480
22.099
13.030
18.833
6.425.779
12.138.353
7.666.804
12.114.104
5.864.354
13.334.903
7.510.510
13.228.171
Jumlah liabilitas keuangan tidak lancar
18.579.612
19.803.007
19.212.287
20.757.514
Jumlah liabilitas keuangan
29.253.376
30.374.951
30.513.724
31.313.551
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan disajikan dalam jumlah di mana instrumen tersebut dapat
dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties), bukanlah
dalam penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan.
Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok
instrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut:
Aset dan liabilitas keuangan jangka pendek:
·
Instrumen keuangan jangka pendek dengan jatuh tempo satu tahun atau kurang (kas dan
setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, aset keuangan lancar lainnya, hutang jangka
pendek, hutang usaha, hutang pengadaan, akrual, uang muka pelanggan dan liabilitas
keuangan jangka pendek lainnya)
Instrumen keuangan ini mendekati nilai tercatat mereka sebagian besar karena jatuh tempo
mereka dalam jangka pendek.
·
Instrumen Keuangan Derivatif
Kontrak swap valuta asing (termasuk derivatif melekat yang dipisahkan)
Derivatif ini diukur pada nilai wajarnya dengan menggunakan teknik penilaian internal karena
tidak terdapat kuotasi harga pasar untuk instrumen tersebut. Teknik utama yang digunakan
untuk menilai instrumen tersebut adalah penggunaan diskonto arus kas (discounted cash
flows). Data masukan termasuk kurva imbalan suku bunga (interest rate yield curves), nilai
tukar mata uang asing, Credit Default Spread (“CDS”), dan harga spot dari instrumen yang
dijadikan acuan (underlying instruments).
Kontrak swap suku bunga
Derivatif ini diukur pada nilai wajarnya, dihitung menggunakan diskonto arus kas berdasarkan
masukan dari pasar yang dapat diamati yang meliputi kurva imbalan suku bunga (interest rate
yield curves) dan tanggal pembayaran.
Kontrak forward valuta asing
Derivatif ini diukur pada nilai wajarnya, dihitung menggunakan diskonto arus kas berdasarkan
masukan dari pasar yang dapat diamati yang meliputi nilai tukar mata uang asing, tanggal tanggal pembayaran dan harga spot dari instrumen yang dijadikan acuan (underlying
instruments).
327
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
21. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
Aset dan liabilitas keuangan jangka panjang:
·
Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variabel (hutang jangka
panjang dan hutang obligasi yang tidak dikuotasikan)
Nilai wajar dari liabilitas keuangan ini ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa
datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk
instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
·
Aset dan liabilitas keuangan jangka panjang lainnya (piutang / hutang pihak-pihak berelasi,
investasi jangka panjang lainnya dan aset keuangan tidak lancar lainnya)
Estimasi nilai wajar didasarkan pada nilai diskonto dari arus kas masa datang yang disesuaikan
untuk mencerminkan risiko pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Grup (untuk
liabilitas keuangan) dan menggunakan suku bunga bebas risiko (risk-free rates) untuk
instrumen yang serupa.
·
Instrumen keuangan yang dikuotasikan dalam pasar aktif
Nilai wajar dari obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan yang diperdagangkan di pasar aktif
ditentukan dengan mengacu pada harga pasar kuotasi.
Untuk investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia-untuk-dijual, nilai wajarnya
ditentukan berdasarkan kuotasi harga pasar terakhir yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
22. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA - SETELAH DIKURANGI BAGIAN JANGKA PENDEK
Akun ini terdiri dari bagian jangka panjang dari kewajiban imbalan kerja sebagai berikut:
2011
2010
2009
Jaminan kesehatan masa pensiun (Catatan 17 dan 29)
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13
(Catatan 17 dan 29)
Penghargaan (Catatan 17)
Akumulasi manfaat cuti
Manfaat masa pensiun atas kelanjutan
gaji sebelum pensiun*
555.752
639.271
549.007
194.329
35.071
2.161
187.944
43.058
2.134
147.790
31.265
1.391
-
-
96.261
Jumlah
787.313
872.407
825.714
* Sebelum tanggal 31 Desember 2010, bagian jangka pendek dari manfaat masa pensiun atas kelanjutan gaji sebelum pensiun termasuk sebagai
akrual (Catatan 17) sebesar Rp1.412 dan bagian jangka panjang termasuk sebagai kewajiban imbalan kerja sebesar Rp117.773, sebelum
dikurangi pembayaran manfaat selama tahun berjalan sebesar Rp852. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Serikat Pekerja
mencapai Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”) untuk pembatalan manfaat masa pensiun atas kelanjutan gaji sebelum pensiun efektif pada tanggal
1 Januari 2011. Pembatalan ini menghapus kewajiban legal atau konstruktif Perusahaan atas manfaat tersebut. Sebagai akibatnya, Perusahaan
membalik saldo cadangan atas manfaat tersebut pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp118.333.
328
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
23. MODAL SAHAM
Pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Persentase
Kepemilikan
(%)
Jumlah
2011
Saham Seri A
Pemerintah
Saham Seri B
Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
Pemerintah
SKAGEN Funds (SKAGEN AS)
Direksi:
Fadzri Sentosa
Publik lainnya (persentase
pemilikan di bawah 5%)
1
-
-
3.532.056.600
776.624.999
305.498.450
353.206
77.662
30.550
65,00
14,29
5,62
10.000
1
0,00
819.743.450
81.974
15,09
Jumlah
5.433.933.500
543.393
100,00
2010
Saham Seri A
Pemerintah
Saham Seri B
Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
Pemerintah
SKAGEN Funds (SKAGEN AS)
Direksi:
Fadzri Sentosa
Publik lainnya (persentase
pemilikan di bawah 5%)
1
-
-
3.532.056.600
776.624.999
277.824.400
353.206
77.662
27.782
65,00
14,29
5,11
10.000
1
0,00
847.417.500
84.742
15,60
Jumlah
5.433.933.500
543.393
100,00
1
-
-
3.532.056.600
776.624.999
-
353.206
77.662
-
65,00
14,29
-
2009
Saham Seri A
Pemerintah
Saham Seri B
Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
(sebelumnya Indonesia Communications
Pte. Ltd., Singapore (ICLS))
Pemerintah
SKAGEN Funds (SKAGEN AS)
Direksi:
Fadzri Sentosa
Publik lainnya (persentase
pemilikan di bawah 5%)
10.000
1
0,00
1.125.241.900
112.524
20,71
Jumlah
5.433.933.500
543.393
100,00
Saham “Seri A” adalah saham khusus yang dimiliki oleh Pemerintah dan mempunyai hak suara
khusus. Hak dan batasan yang berlaku pada saham “Seri B” juga berlaku bagi saham “Seri A”, kecuali
bahwa Pemerintah tidak dapat mengalihkan saham “Seri A”, dan mempunyai hak veto sehubungan
dengan (i) perubahan maksud dan tujuan Perusahaan; (ii) penambahan modal tanpa hak memesan
terlebih dahulu; (iii) penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan; (iv) perubahan atas
ketentuan-ketentuan yang mengatur hak-hak saham “Seri A” sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar; dan (v) pembubaran, kepailitan dan likuidasi Perusahaan. Saham “Seri A” juga memiliki hak
untuk menunjuk satu orang direktur dan satu orang komisaris Perusahaan.
329
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
23. MODAL SAHAM (lanjutan)
Pada tanggal 8 Januari 2009, Qtel melakukan pendaftaran pernyataan penawaran tender (tender offer
statement) kepada United States Securities and Exchange Commission (“U.S. SEC”) dan BAPEPAMLK untuk pembelian tambahan saham Perusahaan yang efektif pada tanggal 16 Januari 2009.
Selanjutnya, seperti yang dipersyaratkan oleh U.S. SEC, pada tanggal 20 Januari 2009, Perusahaan
melakukan pendaftaran schedule 14D-9, Solicitation/Recommendation Statement, kepada U.S. SEC
sebagai tanggapan atas penawaran tender yang dilakukan oleh Qtel di Amerika Serikat dan Indonesia
melalui ICLS, entitas anak yang dimiliki secara tidak langsung oleh Qtel, untuk melakukan pembelian
Saham Seri B (termasuk Saham Seri B yang dimiliki dalam bentuk ADS, yang masing-masing
mewakili 50 Saham Seri B) yang mewakili kurang lebih 24,19% dari jumlah Saham Seri B Perusahaan
yang diterbitkan dan beredar. Pada tanggal 4 Maret 2009, ICLS meningkatkan kepemilikannya pada
Perusahaan dari 0,85% menjadi 25,04%.
Pada tanggal 29 Mei 2009, Indonesia Communication Limited (ICL) menandatangani Perjanjian Jual
Beli Saham (Share Purchase Agreement) untuk menjual 39,96% kepemilikannya di Perusahaan
kepada ICLS. Proses penutupan dari penjualan tersebut dilakukan pada tanggal 4 Juni 2009; sebagai
akibatnya, semenjak tanggal tersebut ICLS menjadi pemegang 3.532.056.600 saham seri B yang
mewakili 65,00% kepemilikan di Perusahaan.
Pada tanggal 11 September 2009, ICLS berganti nama menjadi Qatar Telecom (Qtel Asia) Pte. Ltd.
24. PENDAPATAN USAHA
Akun ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 yang terdiri dari:
Selular
Pendapatan pemakaian
Jasa nilai tambah
Jasa interkoneksi (Catatan 35)
Sewa menara (Catatan 32g)
Pendapatan langganan bulanan
Pendapatan jasa penyambungan
Penjualan telepon genggam Blackberry
Potongan harga di muka dan
Program Loyalitas Pelanggan (Catatan 2k)
Lain-lain
2011
2010
8.203.788
7.502.140
1.182.384
419.720
134.032
14.217
1.706
7.943.960
7.039.243
1.252.751
251.981
200.519
2.926
34.956
(952.976)
245.868
Sub-jumlah
MIDI
Internet Protocol Virtual Private Network (IP VPN)
Internet
World link dan direct link
Sewa jaringan (Catatan 32e)
Jasa aplikasi
Sewa satelit
Jasa nilai tambah
Frame net
Digital data network
Multiprotocol Label Switching (MPLS)
TV link
Lain-lain
Sub-jumlah
330
(868.428)
169.154
2009
7.085.741
5.998.963
1.709.193
62.365
184.174
9.282
206.481
(1.087.064 )
131.028
16.750.879
16.027.062
14.300.163
695.947
375.743
294.956
261.376
192.562
150.894
148.677
123.249
103.098
89.937
6.127
133.466
605.685
519.553
278.788
189.112
168.196
136.008
38.506
227.051
94.686
66.579
5.126
146.986
566.105
677.375
394.189
211.092
146.137
113.060
13.664
276.477
144.619
67.141
6.230
104.895
2.576.032
2.476.276
2.720.984
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
24. PENDAPATAN USAHA (lanjutan)
2011
Telekomunikasi Tetap
Telepon Internasional
Telepon Jaringan Tetap Nirkabel
Telepon Jaringan Tetap
Sub-jumlah
Jumlah
2010
2009
934.021
192.776
123.185
993.165
174.157
125.855
1.422.268
249.886
130.885
1.249.982
1.293.177
1.803.039
20.576.893
19.796.515
18.824.186
Pendapatan usaha dari pihak-pihak berelasi berjumlah Rp1.554.780, Rp1.640.591 dan Rp1.473.961
masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. Jumlah
ini merupakan 7,56%, 8,29% dan 7,83% dari jumlah pendapatan usaha, masing-masing untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Catatan 30).
Pendapatan usaha dari jasa interkoneksi disajikan secara bruto (Catatan 2k).
25. BEBAN USAHA - JASA TELEKOMUNIKASI
Akun ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terdiri dari:
2011
2010
2009
Biaya hak penggunaan frekuensi radio (Catatan 34)
Interkoneksi (Catatan 35), terdiri dari:
_ Selular
_ Telekomunikasi Tetap
Pemeliharaan
Listrik, gas dan air
Sewa (Catatan 32h dan 32i)
Biaya layanan akses Blackberry
Sewa sirkit
Harga pokok penjualan kartu SIM dan voucher pulsa isi ulang
USO (Catatan 34)
Pemasangan
Biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi (Catatan 34)
Pengiriman dan transportasi
Penagihan dan penerimaan
Perizinan
Harga pokok modem dan telepon genggam
Lain-lain
1.839.193
1.612.375
1.331.416
1.016.734
689.787
921.990
730.328
661.765
371.229
331.390
285.812
228.693
141.420
122.178
83.073
57.780
32.225
12.500
61.611
1.023.752
712.190
943.503
715.349
517.432
197.434
377.580
259.323
214.636
133.746
112.404
84.075
54.816
31.543
74.266
48.986
1.418.195
461.910
922.225
772.450
449.759
50.068
487.074
326.472
218.210
97.142
83.970
80.157
44.297
67.030
247.135
30.340
Jumlah
7.587.708
7.113.410
7.087.850
Interkoneksi terkait dengan beban untuk interkoneksi antara jaringan telekomunikasi Perusahaan
dengan jaringan yang dimiliki Telkom atau penyelenggara telekomunikasi lainnya (Catatan 2k).
331
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
26. BEBAN USAHA - KARYAWAN
Akun ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terdiri dari:
2011
Manfaat pesangon dari Skema Pemutusan Kerja Sukarela
[“Voluntary Separation Scheme” (“VSS”)]*
Gaji
Insentif dan tunjangan lainnya
Tunjangan pajak penghasilan karyawan
Bonus
Pengobatan
Tenaga kontrak
Beban pensiun (Catatan 29)
Pensiun dini**
Penyelesaian pemutusan hubungan kerja, uang
penghargaan masa kerja dan ganti kerugian
berdasarkan UU Ketenagakerjaan
No. 13 Tahun 2003 (Catatan 29)
Beban (pendapatan) kesehatan masa pensiun (Catatan 29)
Manfaat masa pensiun atas kelanjutan gaji sebelum
masa pensiun***
Lain-lain
Jumlah
2010
2009
579.301
472.826
262.153
260.104
199.043
60.819
36.264
15.943
15.170
492.452
277.361
131.630
236.950
69.509
60.858
45.688
16.253
451.150
260.884
145.421
207.690
68.471
74.809
32.336
38.106
10.344
(74.253)
42.833
104.600
40.972
88.615
54.226
(96.820)
29.930
14.933
28.173
1.891.940
1.411.244
1.451.560
*
Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 28 Desember 2011, Direksi Perusahaan dan Lintasarta mengeluarkan Keputusan Direksi
No. 003/Direksi/2011 dan No. 020/Direksi/40000/2011 mengenai Program Restrukturasi Organisasi melalui skema
penawaran dengan dasar kesepakatan bersama antara Perusahaan dan pegawai tertentu (VSS) yang efektif pada tanggal
yang sama. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, terdapat 994 dan 54 pegawai Perusahaan dan
Lintasarta yang mengikuti skema tersebut, dan pesangon yang dibayar Perusahaan dan Lintasarta masing-masing sejumlah
Rp566.034 dan Rp13.267.
** Pada tanggal 27 Juni 2006, Direksi Perusahaan mengeluarkan Keputusan No. 051/DIREKSI/2006 tentang “Manfaat
Tambahan bagi Karyawan yang mengajukan Pengunduran Diri Sukarela”. Berdasarkan keputusan ini, karyawan yang
memenuhi syarat untuk pensiun dini dan sukarela mengundurkan diri setelah mendapat persetujuan dari Direksi diberikan
manfaat tambahan berupa tambahan gaji, uang perjalanan dan paket pelatihan. Untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, terdapat masing-masing 9, 19 dan 66 karyawan yang mengambil opsi tersebut.
*** Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Serikat Pekerja mencapai kesepakatan Perjanjian Kerja Bersama
(“PKB”) tentang pencabutan manfaat masa pensiun atas kelanjutan gaji sebelum masa pensiun yang berlaku efektif mulai
tanggal 1 Januari 2011. Pencabutan ini menghilangkan kewajiban hukum atau konstruktif Perusahaan untuk manfaat
tersebut.
Beban karyawan yang dikapitalisasi ke aset dalam pembangunan dan pemasangan masing-masing
sebesar Rp46.575, Rp38.688 dan Rp34.092 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011, 2010 dan 2009.
332
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
27. BEBAN USAHA - UMUM DAN ADMINISTRASI
Akun ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terdiri dari:
2011
2010
2009
Sewa
Honorarium tenaga ahli
Listrik, gas dan air
Transportasi
Asuransi
Cadangan penurunan nilai piutang (Catatan 5)
Kantor
Pelatihan, pendidikan dan penelitian
Makan karyawan
Kegiatan sosial
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp10.000)
113.277
109.523
106.525
65.807
44.539
41.051
34.956
23.371
22.693
16.620
84.332
120.428
109.374
99.642
64.485
39.807
67.041
48.370
18.541
25.585
24.991
74.317
144.585
103.916
78.152
58.882
29.183
98.042
44.710
17.289
20.730
23.988
103.317
Jumlah
662.694
692.581
722.794
28. BEBAN LAIN-LAIN - BEBAN PENDANAAN
Akun ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terdiri dari:
2011
2010
2009
Bunga pinjaman
Amortisasi beban emisi pinjaman dan hutang obligasi,
biaya solicitation dan diskon (Catatan 14, 18 dan 19)
Biaya bank
Kelebihan atas harga pembelian di atas harga nominal
sehubungan dengan pelunasan GN 2010 dan 2012
1.700.091
2.080.274
1.808.620
83.444
6.152
90.116
4.751
51.305
13.042
-
96.487
-
Jumlah
1.789.687
2.271.628
1.872.967
29. DANA PENSIUN
Perusahaan, Satelindo dan Lintasarta menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran
pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang memenuhi syarat.
Program Pensiun Manfaat Pasti
Perusahaan, Satelindo dan Lintasarta menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk
karyawannya dimana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan gaji pokok terakhir dan
masa kerja karyawan. PT Asuransi Jiwasraya (“Jiwasraya”), perusahaan asuransi jiwa milik negara,
mengelola program pensiun ini. Kontribusi pensiun ditentukan dengan perhitungan aktuaria secara
periodik yang dilakukan oleh Jiwasraya.
333
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan)
Berdasarkan amandemen program pensiun Perusahaan tanggal 22 Desember 2000, yang
diamandemen lebih lanjut pada tanggal 29 Maret 2001, pola manfaat dan pembayaran premi diubah.
Sebelum amandemen tersebut, premi dibayar tahunan sampai program tersebut dibiayai penuh dan
manfaat terdiri dari manfaat pensiun (pensiun rutin bulanan atau lump-sum) dan asuransi kematian.
Sehubungan dengan amandemen tersebut, jumlah premi yang jatuh tempo pada tanggal
1 September 2000 untuk membiayai penuh program ini dihitung dan dibayarkan dalam beberapa
tahap sampai dengan bulan Januari 2002. Amandemen tersebut juga mencakup tambahan manfaat
dalam bentuk Pensiun Hari Tua bulan ketigabelas yang dibayarkan setiap tahun yaitu empat belas hari
menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Amandemen ini berlaku bagi karyawan yang tercatat sebagai peserta program pensiun pada tanggal
1 September 2000 dan termasuk kenaikan gaji dasar pensiun sebesar 9% secara majemuk setiap
tahun terhitung sejak 1 September 2001. Amandemen ini juga menyatakan bahwa tidak akan
dilakukan kenaikan premi, termasuk jika terjadi pemberhentian karyawan secara massal atau
perubahan status perkawinan.
Jumlah cicilan premi keseluruhan berdasarkan amandemen perjanjian adalah sebesar Rp355.000 dan
dibayarkan Perusahaan pada tanggal jatuh tempo.
Pada tanggal 1 Maret 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Jiwasraya untuk penyediaan
program asuransi kematian pasti untuk 1.276 karyawan pada tanggal 1 Januari 2007, yang tidak
tercatat sebagai peserta program pensiun manfaat pasti seperti yang dijelaskan di atas. Berdasarkan
perjanjian tersebut, seorang karyawan akan menerima:
·
·
·
Jaminan ekspirasi setara dengan nilai tunai pada usia pensiun normal, atau
Jaminan kematian bukan karena kecelakaan setara dengan 100% uang asuransi ditambah nilai
tunai ketika karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan, atau
Jaminan kematian karena kecelakaan setara dengan 200% uang asuransi ditambah nilai tunai
ketika karyawan meninggal dunia karena kecelakaan.
Premi sebesar Rp7.600 dibayarkan secara penuh pada tanggal 29 Maret 2007. Selanjutnya, pada
bulan Agustus 2007, bulan Februari sampai Desember 2008, bulan Januari sampai Desember 2009,
dan bulan Januari sampai Desember 2010 dan bulan Januari sampai Desember 2011, Perusahaan
melakukan pembayaran premi tambahan masing-masing sebesar Rp275 untuk tambahan 55 orang
karyawan, Rp805 untuk tambahan 161 orang karyawan, Rp415 untuk tambahan 81 orang karyawan,
dan Rp120 untuk tambahan 14 orang karyawan dan Rp378 untuk tambahan 41 orang karyawan.
Pada tanggal 25 Juni 2003, Satelindo menandatangani perjanjian dengan Jiwasraya untuk mengubah
pola manfaat dan pembayaran premi program pensiun sebelumnya. Amandemen ini berlaku bagi
karyawan yang tercatat sebagai peserta program pensiun pada tanggal 25 Desember 2002 sampai
dengan tanggal 25 Juni 2003. Ketentuan lain yang baru mencakup hal-hal berikut:
·
·
·
·
Kenaikan gaji dasar pensiun sebesar 6% secara majemuk setiap tahun terhitung sejak tanggal
25 Desember 2002
Tunjangan pensiun bulan ketigabelas yang dibayarkan setiap tahun yaitu empat belas hari
menjelang Hari Raya Idul Fitri
Kenaikan pembayaran berkala manfaat pensiun sebesar 6% secara majemuk setiap tahun
terhitung satu tahun setelah menerima manfaat pensiun berkala yang pertama
Apabila tingkat bunga rata-rata tahunan deposito berjangka bank pemerintah melebihi 15%,
manfaat pensiun peserta program pensiun akan meningkat sebesar persentase tertentu sesuai
dengan formula yang disetujui oleh kedua belah pihak.
334
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan)
Pada tanggal 15 April 2005, Lintasarta menandatangani perjanjian dengan Jiwasraya untuk
menggantikan perjanjian yang ada. Berdasarkan pada perjanjian yang baru, pola manfaat dan
pembayaran premi diubah. Perjanjian ini mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2005. Jumlah cicilan
premi berdasarkan perjanjian adalah sebesar Rp61.623, yang terhutang dalam 10 cicilan tahunan
mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2015.
Perjanjian baru ini berlaku bagi karyawan yang tercatat sebagai peserta program pensiun pada
tanggal 1 April 2003. Ketentuan lain yang baru mencakup hal-hal berikut:
·
·
·
Kenaikan gaji dasar pensiun sebesar 3% (sebelumnya diproyeksikan 8%) secara majemuk setiap
tahun terhitung sejak 1 April 2003
Kenaikan pembayaran berkala manfaat pensiun sebesar 5% secara majemuk setiap tahun dimulai
sejak satu tahun setelah menerima manfaat pensiun berkala yang pertama
Apabila tingkat bunga rata-rata tahunan deposito berjangka bank pemerintah melebihi 15%,
manfaat pensiun peserta program pensiun akan meningkat sebesar persentase tertentu sesuai
dengan formula yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Pada tanggal 2 Mei 2005, Lintasarta menandatangani perjanjian dengan Jiwasraya untuk mengubah
perjanjian di atas. Amandemen ini berlaku bagi karyawan yang tercatat sebagai peserta program
pensiun pada tanggal 1 April 2003 sampai dengan tanggal 30 November 2004 dengan jumlah
tambahan 10 cicilan premi tahunan sejumlah Rp1.653 yang terhutang mulai tahun 2005 sampai
dengan tahun 2015.
Jumlah kontribusi yang dilakukan Lintasarta ke Jiwasraya berjumlah Rp9.653 masing-masing untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
Beban pensiun berkala bersih program pensiun Perusahaan dan Lintasarta untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dihitung berdasarkan penilaian aktuaria masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. Penilaian aktuaria dilakukan oleh aktuaris
independen (PT Eldrigde Gunaprima Solution) dengan menggunakan metode “projected-unit-credit”
dan dengan menerapkan asumsi berikut:
Tingkat diskonto tahunan
Ekspektasi tingkat pengembalian aset dana
pensiun tahunan
Tingkat kenaikan kompensasi tahunan
Tabel kematian (Tabel Mortalitas Indonesia - TMI)
2011
2010
7,0 - 7,5%
8,5 - 9,0%
10,5 - 10,7%
4,5 - 9,0%
3,0 - 9,0%
TMI 1999
4,5 - 9,0%
3,0 - 9,0%
TMI 1999
4,5 - 9,0%
3,0 - 9,0%
TMI 1999
a. Komposisi beban pensiun berkala bersih untuk tahun
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Beban bunga
Beban jasa
Rugi penyelesaian
Amortisasi atas rugi aktuaria yang belum diakui
Pengembalian aset dana pensiun
Laba kurtailmen
Beban pensiun berkala bersih (Catatan 26)
335
yang
berakhir
2010
2009
pada
tanggal
2009
47.975
31.006
4.655
1.194
(52.213)
(16.674)
74.558
41.749
850
(71.469)
-
63.648
39.510
(1.429 )
(69.393 )
-
15.943
45.688
32.336
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan)
b. Status pendanaan program pensiun pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
2011
Nilai wajar aset dana pensiun
Kewajiban pensiun yang diproyeksikan
Kelebihan aset dana pensiun atas kewajiban
pensiun yang diproyeksikan
Rugi aktuaria yang belum diakui
Jumlah pensiun dibayar di muka
2010
2009
538.902
(463.074)*
852.958
(750.625)
813.588
(726.427 )
75.828
29.464
102.333
10.928
87.161
62.659
105.292
113.261
149.820
*Setelah dikurangi dampak kurtailmen selama 2011 sehubungan dengan VSS (Catatan 26)
c.
Perubahan beban pensiun dibayar di muka untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Saldo awal tahun
Perusahaan
Lintasarta
2010
2009
82.871
30.390
124.720
25.100
154.441
18.659
Beban pensiun berkala bersih
Perusahaan
Lintasarta
(5.887)
(10.056)
(41.505)
(4.183)
(29.487 )
(2.849 )
Pengembalian dari Jiwasraya
Perusahaan
Lintasarta
(1.631)
(426)
(464)
(180)
(649 )
(363 )
Kontribusi ke Jiwasraya
Perusahaan
Lintasarta
Saldo akhir tahun
Perusahaan
Lintasarta
378
9.653
120
9.653
415
9.653
75.731
82.871
124.720
29.561
30.390
25.100
d. Pensiun dibayar di muka terdiri dari:
2011
2010
2009
Bagian jangka pendek (disajikan sebagai bagian dari
“Biaya Dibayar di Muka”)
Perusahaan
Lintasarta
336
1.730
381
1.401
516
1.715
725
2.111
1.917
2.440
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan)
d.
Pensiun dibayar di muka terdiri dari: (lanjutan)
2011
2010
2009
Bagian jangka panjang (disajikan sebagai “Pensiun
dibayar di muka jangka panjang - setelah dikurangi
bagian jangka pendek”)
Perusahaan
Lintasarta
Jumlah beban pensiun dibayar di muka
74.001
29.180
81.470
29.874
123.005
24.375
103.181
111.344
147.380
105.292
113.261
149.820
Aset dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terutama terdiri dari deposito
berjangka, efek hutang, investasi jangka panjang dalam bentuk saham dan properti.
Program Pensiun Iuran Pasti
Pada bulan Mei 2001 dan Januari 2003, Perusahaan dan Satelindo membantu karyawan mereka
untuk memiliki program pensiun iuran pasti, sebagai tambahan atas program pensiun manfaat pasti
seperti disebut di atas. Mulai bulan Juni 2004, Perusahaan juga membantu karyawan eks-IM3 untuk
memiliki program pensiun iuran pasti. Berdasarkan program pensiun iuran pasti tersebut, kontribusi
karyawan adalah sebesar 10% - 20% dari gaji pokoknya, sedangkan Perusahaan tidak memberikan
kontribusi. Jumlah kontribusi karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011,
2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp43.709, Rp46.557 dan Rp19.451. Aset dana
pensiun dikelola oleh tujuh lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Perusahaan dan Satelindo,
berdasarkan pilihan karyawan.
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
Perusahaan, Lintasarta dan IMM mencatat beban manfaat karyawan sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan (“UUK”) No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Karyawan mereka akan menerima
manfaat sejumlah yang ditetapkan dalam Undang-undang ini atau program pensiun manfaat pasti,
mana yang lebih tinggi.
Beban pensiun berkala bersih Perusahaan dan entitas anak berdasarkan UUK untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dihitung berdasarkan penilaian aktuaria
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. Penilaian aktuaria dilakukan oleh
aktuaris independen (PT Eldrigde Gunaprima Solution) dengan menggunakan metode “projected-unitcredit” dan dengan menggunakan asumsi berikut:
Tingkat diskonto tahunan
Tingkat kenaikan kompensasi tahunan
337
2011
2010
2009
7,5%
8,0 - 9,0%
8,5 - 9,0%
8,0 - 9,0%
10,5%
9,0 - 10,0%
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (lanjutan)
a.
Komposisi beban pensiun berkala berdasarkan UUK untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Beban jasa
Beban bunga
Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui
Amortisasi rugi aktuaria yang belum diakui
Laba kurtailmen
Pengakuan segera biaya jasa lalu - manfaat
tertanam
2010
29.355
15.888
716
18
(35.633)
Jumlah beban pensiun berkala
berdasarkan UUK - bersih (Catatan 26)
2009
21.747
19.586
1.500
-
19.587
18.639
1.842
-
-
-
904
10.344
42.833
40.972
b. Komposisi beban pensiun yang masih harus dibayar berdasarkan UUK pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
2010
2009
Kewajiban pensiun yang diproyeksikan
Rugi aktuaria yang belum diakui
Biaya jasa lalu yang belum diakui
291.135*
(83.494)
(8.612)
217.754
(17.245)
(9.632)
187.888
(27.147 )
(10.348 )
Beban pensiun masih harus dibayar
berdasarkan UUK - bersih
199.029
190.877
150.393
*Setelah dikurangi dampak kurtailmen selama 2011 sehubungan dengan VSS (Catatan 26)
c. Perubahan beban pensiun yang masih harus dibayar berdasarkan UUK untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Saldo awal tahun
Perusahaan
Lintasarta
IMM
Beban pensiun berkala berdasarkan UUK - bersih
Perusahaan
Lintasarta
IMM
Pembayaran manfaat
Perusahaan
Lintasarta
IMM
Saldo akhir tahun
Perusahaan
2010
2009
164.285
17.648
8.944
131.416
12.771
6.206
100.518
8.609
4.202
2.754
3.952
3.638
35.019
4.974
2.840
34.739
4.209
2.024
(1.826)
(111)
(255)
(2.150)
(97)
(102)
(3.841 )
(47 )
(20 )
165.213
164.285
131.416
Lintasarta
21.489
17.648
12.771
IMM
12.327
8.944
6.206
338
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, bagian jangka pendek dari beban pensiun
berdasarkan UUK disajikan sebagai bagian dari akrual (Catatan 17) masing-masing sebesar
Rp4.700, Rp2.933 dan Rp2.603 dan untuk bagian jangka panjang masing-masing sebesar
Rp194.329, Rp187.944 dan Rp147.790 dalam kewajiban imbalan kerja (Catatan 22).
Jaminan Kesehatan Masa Pensiun
Perusahaan menyediakan jaminan kesehatan masa pensiun untuk para karyawannya yang
meninggalkan Perusahaan setelah memenuhi persyaratan pensiun dini. Pasangan dan anak-anak
dari karyawan yang telah terdaftar secara resmi dalam catatan administrasi Perusahaan juga
memenuhi syarat untuk menerima manfaat tersebut. Jika karyawan tersebut meninggal dunia,
pasangan dan anak-anak dari karyawan tersebut masih memenuhi syarat untuk menerima jaminan
kesehatan masa pensiun sampai dengan pasangan tersebut meninggal atau menikah kembali dan
anak-anak tersebut mencapai usia 25 atau telah menikah.
Pemanfaatan dari jaminan kesehatan masa pensiun ini dibatasi sampai dengan batas maksimum
tahunan yang mengacu ke pensiun bulanan dari Jiwasraya sebagai berikut:
·
·
·
16 kali dari pensiun bulanan Jiwasraya untuk pensiunan yang menerima pensiun bulanan dari
Jiwasraya
16 kali setara dengan pensiun bulanan untuk pensiunan yang menjadi pegawai tetap setelah
tanggal 1 September 2000
16 kali dari pensiun bulanan terakhir untuk pensiunan yang pensiun setelah tanggal 1 Juli 2003
dan tidak menerima pensiun bulanan Jiwasraya.
Beban jaminan kesehatan masa pensiun berkala bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dihitung berdasarkan penilaian aktuaria masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. Penilaian aktuaria dilakukan oleh aktuaris
independen (PT Eldrigde Gunaprima Solution) dengan menggunakan metode “projected-unit-credit”
dan dengan menggunakan asumsi berikut:
2011
Tingkat diskonto tahunan
Tingkat tren biaya maksimum
Tingkat tren tahun depan
Periode untuk mencapai tingkat tren biaya maksimum
8,0%
6,0%
12,0%
4 tahun
2010
9,5%
6,0%
14,0%
4 tahun
2009
11,0%
6,0%
16,0%
5 tahun
a. Komposisi beban (pendapatan) jaminan kesehatan masa pensiun berkala untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Beban bunga
Beban jasa
Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui
Amortisasi rugi aktuaria yang belum diakui
Laba kurtailmen
Beban (pendapatan) jaminan kesehatan masa
pensiun berkala - bersih (Catatan 26)
339
2010
2009
68.955
24.149
9.096
5.369
(181.822)
65.919
28.229
10.452
-
58.535
19.628
10.452
-
(74.253)
104.600
88.615
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
29. DANA PENSIUN (lanjutan)
Jaminan Kesehatan Masa Pensiun (lanjutan)
b. Komposisi beban jaminan kesehatan masa pensiun masih harus dibayar pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
Kewajiban pensiun yang diproyeksikan
Rugi aktuaria yang belum diakui
Biaya jasa lalu yang belum diakui
Beban jaminan kesehatan masa
pensiun masih harus dibayar - bersih
2010
2009
687.789*
(103.679)
(15.401)
846.636
(161.443)
(31.253)
605.660
(2.150 )
(41.705 )
568.709
653.940
561.805
*Setelah dikurangi dampak kurtailmen selama Januari - Juni 2011 sehubungan dengan program VSS (Catatan 26)
c. Perubahan beban jaminan kesehatan masa pensiun masih harus dibayar untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2011
2010
2009
Saldo awal tahun
Beban (pendapatan) jaminan kesehatan masa pensiun
berkala bersih
Pembayaran manfaat
653.940
561.805
483.772
(74.253)
(10.978)
104.600
(12.465)
88.615
(10.582 )
Saldo akhir tahun
568.709
653.940
561.805
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, bagian jangka pendek dari jaminan kesehatan
masa pensiun disajikan sebagai bagian dari akrual (Catatan 17) masing-masing sebesar
Rp12.957, Rp14.669 dan Rp12.798 dan untuk bagian jangka panjang, masing-masing sebesar
Rp555.752, Rp639.271 dan Rp549.007 dalam kewajiban imbalan kerja (Catatan 22).
d. Efek dari perubahan satu poin persentase dalam tingkat tren biaya jaminan kesehatan masa
pensiun yang diasumsikan akan menghasilkan beban jasa dan bunga untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan akumulasi kewajiban jaminan kesehatan
masa pensiun pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 sebagai berikut:
2011
2010
2009
Kenaikan
Beban jasa dan bunga
Akumulasi kewajiban jaminan kesehatan masa pensiun
118.454
844.612
116.581
1.030.938
95.709
725.664
Penurunan
Beban jasa dan bunga
Akumulasi kewajiban jaminan kesehatan masa pensiun
73.626
566.627
76.868
702.632
64.493
510.522
340
PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009 / 31 Desember 2008
dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Disajikan dalam jutaan rupiah, dan ribuan dolar A.S., kecuali data saham dan tarif)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Rincian akun dan transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Persentase terhadap Jumlah
Aset/Liabilitas (%)
Jumlah
2011
2010
2009
977.960
1.615.651
2.068.042
1,87
3,06
3,76
Piutang usaha (Catatan 5)
Entitas berelasi dengan pemerintah:
Badan usaha milik negara
Entitas induk:
Qatar Telecom
297.717
267.319
179.990
0,57
0,51
0,32
6.927
2.827
3.460
0,01
0,00
0,01
Jumlah
Dikurangi cadangan penurunan nilai
304.644
47.107
270.146
47.640
183.450
57.538
0,58
0,09
0,51
0,09
0,33
0,10
Bersih
257.537
222.506
125.912
0,49
0,42
0,23
8.222
205
11.683
-
9.041
-
0,01
0,00
0,02
-
0,02
-
3.681
3.294
2.306
0,01
0,01
0,00
12.108
14.977
11.347
0,02
0,03
0,02
71.825
87
91.231
87
66.397
-
0,14
0,00
0,17
0,00
0,12
-
71.912
91.318
66.397
0,14
0,17
0,12
6.012
5.958
5.958
0,01
0,01
0,01
3.020
1.362
68
0,01
0,00
0,00
1.583
1.693
2.371
0,00
0,01
0,00
54
54
-
0,00
0,00
-
Jumlah
Dikurangi cadangan penurunan nilai
10.669
15
9.067
646
8.397
1.182
0,02
0,00
0,02
0,00
0,01
0,00
Bersih
10.654
8.421
7.215
0,02
0,02
0,01
21.587
24.672
27.705
0,04
0,05
0,05
9.962
12.817
11.982
0,02
0,02
0,03
31.549
37.489
39.687
0,06
0,07
0,08
Kas dan setara kas (Catatan 4)
Entitas berelasi dengan pemerintah:
Bank-b
Download