analisis kualitas pelayanan - MMT – ITS

advertisement
D-8-1
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK DAN PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI GUDANG
(Studi Kasus : PT. X, Bandung)
VIVI TRIYANTI
Jurusan Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya – Jakarta
Email: [email protected]
ABSTRAK
PT. X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kemasan karton
atau biasa disebut carton packaging. Perusahaan mempunyai 3 buah gudang, yaitu
gudang bahan baku, gudang bahan pembantu dan gudang barang jadi. Terdapat dua
masalah utama dalam sistem gudang saat ini: Satu, sistem pendataan item yang masih
dilakukan secara manual sering kali menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Dua,
ketidakteraturan sistem pendataan itu sedikit banyak juga dikarenakan tata letak gudang
yang berantakan.
Sebelum dapat melakukan perbaikan sistem pendataan - yang berarti perbaikan
sistem informasi gudang - perlu dibuat perbaikan tata letak gudang. Perbaikan tata letak
gudang mencakup pembuatan sistem pengkodean tiap item serta standarisasi
penyusunan letak tiap item sesuai dengan sumber daya ruang yang tersedia. Setelah
mengukur kebutuhan luas lantai gudang, penyusunan letak dibuat berdasarkan
klasifikasi ABC, activity relationship chart dan activity relationship diagram.
Dalam melakukan perbaikan sistem pendataan, suatu sistem database yang
terkomputerisasi dirancang dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft
Access dan Crystal Report. Sesuai analisa kebutuhan, sistem informasi gudang akhirnya
dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu : penerimaan material, penerimaan barang jadi,
pengeluaran material, pengeluaran barang jadi, dan penerimaan retur konsumen.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa masalah tata letak yang dihadapi perusahaan
bukan masalah kurang tersedianya ruangan, melainkan masalah penyusunan material di
dalamnya. Sistem informasi gudang yang dirancang diharapkan memberikan banyak
keuntungan bagi perusahaan dibandingkan dengan sistem pendataan manual yang ada
sekarang, terutama dalam penghematan waktu proses pencarian maupun identifikasi
ketersediaan suatu item.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-2
Gambar 1. Layout PT. X.
PENDAHULUAN
PT. X merupakan salah satu produsen yang bergerak dalam industri carton
packaging. Perusahaan ini mengerjakan order yang berhubungan dengan pengemasan
menggunakan bahan kartun / dus.
Salah satu masalah yang sering kali dihadapi perusahaan adalah masalah
penyimpanan material atau pergudangan. PT. X mempunyai 3 gudang, yaitu gudang
bahan baku, gudang bahan pembantu, dan gudang barang jadi. Bahan bakun utama
adalah kertas dari berbagai jenis dan ukuran.
Saat ini perusahaan masih menggunakan sistem pendataan semi manual dalam
melakukan pencatatan aliran informasi di gudang. Artinya pencatatan administrasi
gudang sudah menggunakan computer, hanya saja belum dalam bentuk database
(Ms.Word dan Excel), sehingga aliran data belum terintegrasi/
Lebih lanjut, untuk menghasilkan tata letak gudang efektif, perlu didukung oleh
pendataan yang baik. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa posisi barang-barang di tiap
gudang kurang tertata rapi dan pengelompokannya belum jelas. Bahkan ada beberapa
barang jadi yang terletak di gudang bahan baku. Akibatnya, bahan baku ada yang harus
diletakkan di luar, dekat gudang bahan pembantu. Ketidakteraturan ini tentu saja hal ini
akan menyulitkan dalam proses pergudangan, baik dalam hal pencarian barang maupun
pendataan.
Berdasarkan pengamatan, masalah yang sering timbul karena masalah tata letak
dan pendataan ini diantaranya adalah waktu yang terbuang karena harus mencari barang
yang tercampur aduk, pembelian barang yang sebenarnya masih ada tetapi tersimpan
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-3
terpisah dari kelompoknya, serta ketidakcocokan data yang dicatat dengan keadaan
sebenarnya, dan lain-lain.
METODE
Dalam tulisan ini digunakan metodologi system life cycle (SLC). SLC terdiri dari
lima tahap yaitu perencanaan (planning), analisa (analysis), perancangan (design),
implementasi implementation), dan penggunaan (use). Karena penelitian tidak sampai
tahap implementasi, maka tahap ke empat dan lima tidak dibahas dan dijadikan satu
tahap, yaitu tahap penerapan.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penelitian pendahuluan, identifikasi masalah. Selanjutnya
tujuan penelitian ditetapkan sebagai berikut:
1. Memberikan usulan perbaikan tata letak pengaturan material dan barang jadi di
gudang. Dengan adanya tata letak yang baik dan penomoran pallet/rak dapat
diketahui secara jelas letak dari masing-masing material.
2. Membuat sistem informasi material dan barang jadi yang terkomputerisasi di
gudang.
Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan identifikasi orang, barang, proses, serta interaksi yang
terjadi dalam sistem pergudangan. Pengetahuan akan interaksi ini akan membantu
dalam perancangan tata letak maupun sistem informasi, data-data apa yang harus
dikumpulkan, serta informasi apa yang harus disediakan untuk tiap pengguna.
Manajemen
Pengguna :
- Manajer Pembelian
- Manajer PPC
- Direktur Operasional
Kebutuhan :
- Laporan persediaan
- Laporan pembelian
- Laporan penjualan
Gudang
Produksi
Input :
- Jumlah material yang dibutuhkan
- Jumlah barang yang selesai diproduksi
Pengguna :
- Kepala Bagian Produksi
- Manajer Produksi
Kebutuhan :
- Stock material dan barang jadi
- Transfer barang jadi
- Pengeluaran material
Supplier / Konsumen
Input :
- Data supplier/konsumen
- Material yang dipesan
- Tanggal pengiriman
- Barang yang diklaim
Kebutuhan :
- Surat penerimaan material
- Surat delivery order konsumen
- Surat komplain/retur
Gambar 2. Diagram Kebutuhan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada pihak perusahaan, secara garis besar
dapat diketahui kebutuhan dari masing-masing pihak tersebut:
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-4
 Supplier membutuhkan data material yang akan dipesan perusahaan dan kapan
perusahaan membutuhkan material tersebut
 Konsumen membutuhkan data barang jadi yang dipesan dan kapan dikirim
 Produksi membutuhkan data material yang digunakan untuk produksi, barang jadi
yang akan diproduksi dan kapan harus selesai diproduksiManajemen membutuhkan
laporan-laporan, seperti laporan persediaan, pembelian dan penjualan
Pada sistem sekarang, pencatatan sudah dilakukan melalui komputer (Ms.Excell dan
Ms. Word), karena itu pengembangan sistem informasi diarahkan menggunakan Sistem
Informasi Berbasis Komputer menggunakan Data Base Information System. Sistem
input output dari sistem informasi yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar 3
Input
-
data material dan barang jadi
data konsumen dan supplier
penerimaan material
pengeluaran material
penerimaan barang jadi
pengeluaran barang jadi
komplain dan retur
data persediaan material
data persediaan barang jadi
data jenis komplain
Output
Metode
Database
Management
System
(DBMS)
Sistem Informasi
Manajemen
-
Laporan tentang material
Laporan tentang barang jadi
Laporan komplain dan retur
Laporan pembelian
Laporan Penjualan
Batasan
- Luas gudang yang tersedia
- Sistem informasi yang dibuat hanya
berlaku di gudang
Gambar 3. Sistem Input Output
Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut, tentu saja sebelumnya
perlu dibangun dulu sistem tata letak gudang yang lebih rapi, supaya aliran data dan
proses dapat berlangsung sesuai yang direncanakan.
Tahap Perancangan
a. Sistem Pengkodean
Karena saat ini belum ada pengkodean yang unik untuk setiap jenis item, maka
sebelum dilakukan perbaikan tata letak maupun sistem informasi, perlu dibangun sistem
kode pengkodean untuk tiap jenis material maupun barang jadi. Pengkodean material
menggunakan struktur hybrid, yang digunakan merupakan perpaduan antara monocode
dan polycode. Cara penyusunan kodenya adalah sebagai berikut :
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-5
1. Digit pertama melambangkan penempatannya di gudang:
 Angka 1 untuk Gudang Bahan Baku
 Angka 2 untuk Gudang Bahan Pembantu
2. Digit kedua dan ketiga melambangkan jenis material
3. Digit keempat dan kelima menunjukkan klasifikasi dari material
4. Digit keenam dan ketujuh melambangkan warna
Tabel 1. Format
Kodifikasi
Material
Tabel 4.6. Format
Kodifikasi Material
Letak Gudang
Digit 1
1
2
Gudang
Bahan
Baku
Gudang
Bahan
Pembantu
Jenis Material
Digit 2 dan 3
01
Medium
02
Kraft
01
Bubuk
02
Kawat
01
02
03
01
02
03
04
01
02
03
04
01
02
02
07
Klasifikasi
Digit 4 dan 5
112 gram
125 gram
150 gram
125 gram
150 gram
200 gram
300 gram
Dan seterusnya
Tapioka
Borax
Caustic Soda
SP Powder
Kawat Stitch
Soto Mie
Soto Ayam
Indomie
Warna
Digit 6 dan 7
00
Tidak ada
00
Tidak ada
00
Tidak ada
00
Tidak ada
00
Tidak ada
00
Tidak ada
00
Tidak ada
00
00
00
00
00
01
01
01
02
03
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hijau
Hijau
Hijau
Biru
Merah
Dan seterusnya
b. Tata letak Pabrik
Hasil akhir yang diharapkan dari sistem tata letak pergudangan ini adalah susunan tata
letak gudang yang baik sesuai luas gudang yang dibutuhkan. Untuk itu data yang
dibutuhkan adalah delivery order, purchased order, ukuran pallet dan ukuran material.
Karena yang akan dihitung adalah kebutuhan maksimum dari gudang, maka data
diambil dari 4 bulan berturut-turut dimana permintaan membentuk satu siklus dengan
rata-rata dan puncak demand tertinggi. Berdasarkan data tersebut kemudian dapat
dihitung frekuensi keluar – masuk material dan jumlah pallet / rak maksimum untuk
setiap jenis material dan barang jadi. Dari frekuensi keluar – masuk material kemudian
dihitung Total Average Movement, untuk kemudian material tersebut dikelompokkan
berdasarkan seringnya keluar – masuk material dengan menggunakan Klasifikasi ABC.
Untuk membuat susunan tata letaknya, dilakukan berdasarkan kelompok material serta
hubungan kedekatan antar material yang digambarkan dalam Activity Relationship
Chart dan Activity Relationship Diagram. Sedangkan untuk mendapatkan luas total
gudang yang dibutuhkan, dihitung dari kebutuhan space total yang dibutuhkan untuk
semua pallet / rak yang digunakan.
Apabila setelah dilakukan perhitungan, luas total gudang yang dibutuhkan lebih
besar dari luas ruang gudang yang tersedia maka pallet yang berlebih akan dialokasikan
di tempat lain yang memungkinkan.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-6
Input
Purchased Order,
Delivery Order, Ukuran
pallet, Ukuran material
Hitung frekuensi keluar – masuk barang
Hitung jumlah pallet/rak maksimum
untuk setiap material dan barang jadi
Hitung Total Average Movement
Hitung kebutuhan space untuk setiap
material dan barang jadi
Klasifikasi ABC
Output
ARC dan ARD
Hitung kebutuhan space total
Output
Susunan tata letak material dan barang jadi
Tata letak dan luas total gudang
Gambar 3.2. Flow Chart Pengolahan Data Tata Letak
Gambar 4. Flow Chart Pengolahan Data Tata Letak
c. Sistem Informasi
Setelah mengidentifikasi tiap elemen,proses, serta interaksinya, maka perancangan
data base dilakukan dengan beberapa proses
1. Pembuatan diagram konteks, dimana sistem informasi perusahaan dipetakan dalam
suatu diagram yang berfungsi untuk menempatkan sistem database gudang dalam
konteks lingkungannya, berisi tiap informasi yang dibutuhkan atau dihasilkan oleh
masing-masing elemen. Diagram konteks dapat dilihat pada gambar 5.
2. Process Modeling
Diagram konteks yang telah dibuat pada proses sebelumnya dikomposisi dalam
sebuah Data Flow Diagram.
Diagram ini berupa simbol-simbol atau lambang-lambang yang memberikan
gambaran arus data melalui proses penyimpanan data.
Gambar 5. Diagram Konteks
3. Data Modeling
Berdasarkan kebutuhan informasi dari Process Modeling, data yang dibutuhkan
dapat diidentifikasi dan dikelompokkan ke dalam entitas. Hubungan antar entitas
disebut Entity
Relationship Diagram, menggambarkan jenis dan interaksi entitas yang ada di
dalam program aplikasi yang akan dirancang. Sebagian dari jasil akhir dari data
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-7
model, dapat dilihat pada Physical Data Model (PDM) pada gambar 6. Model inilah
yang akan menjadi dasar pembuatan tabel-tabel pada aplikasi program yang akan
dibuat
4. Perancangan Output
Pada tahap ini dilakukan perancangan fisik dari program, termasuk perancangan
tampilan, otoritas masing-masing pengguna, serta laporan yang harus dibuat. Pada
tahap ini juga dilakukan validasi
5. Pengembangan
Data base dikembangkan menggunakan software Visual Basic 6.0 dan didukung
penggunaan Crystal Report untuk menampilkan Laporan sesuai format yang
diinginkan.
Tahap Penerapan
Tahap Penerapan mencakup
1. validasi dan verifikasi
Validasi dilakukan dilakukan sebelum dan sesudah pembuatan database dengan cara
Gambar 6. Contoh Physical Data Model Diagram
bertanya pada pengguna, berguna untuk mengecek apakah
aliran informasi serta output yang dihasilkan sudah sesuai dengan harapan pengguna.
Selanjutnya verifikasi dilakukan dengan cara menelusuri hasil database, apakah sudah
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Usulan penerapan
Berdasarkan keadaan yang ada pada perusahaan dan pengolahan data yang telah
dibuat maka penulis kemudian membuat usulan perbaikan khususnya untuk perbaikan
tata letak gudang. Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data dibandingkan dengan
keadaan yang sebenarnya ada dalam perusahaan kemudian dianalisis kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-8
HASIL DAN DISKUSI
Tata Letak Pabrik
Setelah dilakukan perhitungan, ternyata jumlah pallet yang dibutuhkan di
gudang bahan baku adalah 507 buah, jumlah pallet yang dibutuhkan di gudang bahan
pembantu adalah 73 buah, jumlah rak yang dibutuhkan di gudang bahan pembantu
adalah 31 buah, dan jumlah pallet yang dibutuhkan di gudang barang jadi adalah 584
buah.
Dengan mengetahui jumlah pallet yang dibutuhkan dan bagaimana
penyusunannya di dalam gudang maka dapat dihitung luas lantai yang dibutuhkan.
Tabel 2. Kebutuhan Luas Gudang
Gudang
Kebutuhan
Tersedia
(m2)
(m2)
Bahan baku
3130
4350
Bahan
365
490
pembantu
3598
3707
Barang jadi
Ternyata kebutuhan luas lantai gudang bahan baku, bahan pembantu, maupun barang
jadi, masing-masing masih lebih kecil daripada luas ruangan yang tersedia. Maka dapat
disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi perusahaan bukanlah masalah tidak
tersedianya ruangan untuk menyimpan material, melainkan penyusunan material yang
banyak membuang tempat secara percuma. Usulan perbaikan tata letak untuk Gudang
Bahan Baku dapat dilihat pada gambar 7.
Sistem Database Gudang
Hasil akhir dari pembangunan sistem informasi pergudangan adalah rancangan
program database. Database ini dibuat dengan menggunakan program Visual Basic 6.0.
Dalam data base yang dibangun, terdapat 3 menu utama, yaitu Data, Proses, Inventory,
dan Report. Dalam menu Data terdapat 2 sub menu:
1. Data Barang , terdiri dari
a. Data Material
b. Data Barang Jadi
c. Data Komplain
2. Data Kontak.
a. Data Konsumen
b. Data Supplier.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-9
gambar 7. Usulan Tata Letak Gudang Bahan Baku
Menu Data digunakan untuk mendata (tambah, simpan, edit, hapus) material, barang
jadi, komplain, konsumen, dan supplier yang digunakan oleh PT. X.
Gambar 2. Data Material
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-10
Gambar 8. Laporan Data Material
Menu Proses terdiri dari 3 buah menu, yaitu menu Penerimaan, Pengeluaran dan
menu Inventory. Masing-masing menu tersebut mempunyai beberapa sub menu yang
akan dirinci sebagai berikut :
1. Menu Penerimaan, terdiri dari :
 Sub menu Penerimaan Material, terdiri dari : Delivery Order, Terima Material
dan Klaim Material
 Sub menu Penerimaan Barang Jadi
2. Menu Pengeluaran, terdiri dari :
 Sub menu Pengeluaran Material
 Sub menu Pengeluaran Barang Jadi, terdiri dari : Purchases Order, Delivery
Order Konsumen dan Retur Konsumen
3. Menu Inventory, terdiri dari :
 Sub menu Persediaan Material
 Sub menu Persediaan Barang Jadi
Gambar 9. Form Delivery Order
Gambar 10. Surat Delivery Order
Menu Report terdiri dari 2 sub menu yaitu Laporan Pembelian dan Laporan
Penjualan. Pembuatan laporan ini dapat dibedakan menjadi 3 pilihan, yaitu :
 Laporan per bulan
 Laporan per tahun
 Laporan per konsumen
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-11
Di dalam laporan per bulan dan laporan per tahun, secara otomatis akan digambarkan
grafik penjualan atau pembelian baik per jenis material maupun secara keseluruhan
material. Sedangkan di dalam laporan per konsumen juga akan secara otomatis
digambarkan grafik penjualan untuk semua konsumen dan untuk setiap konsumennya.
Gambar 11. Laporan Penjualan
Sistem database gudang ini mempunyai banyak kelebihan apabila dibandingkan
dengan pendataan yang dilakukan secara manual. Kelebihan-kelebihannya antara lain
adalah sebagai berikut :
 pengoperasiannya lebih cepat dan praktis apabila dibandingkan dengan pendataan
manual
 dapat mengetahui supplier yang mempunyai performance buruk dengan melihat
database komplain
 dapat mengetahui konsumen lama yang sudah tidak lagi melakukan kerja sama
sehingga dapat melakukan pendekatan ulang
 dapat mengetahui kemajuan dan kemunduran perusahaan dengan melihat laporan
penjualan
 dapat mengetahui banyaknya retur konsumen dan penyebabnya sehingga dapat
dilakukan perbaikan agar tidak terulang
 dapat mengetahui status persediaan secara tepat dan up to date
 lebih mudah untuk menelusuri apabila terjadi kesalahan pencatatan dan mudah juga
untuk memperbaikinya
 kemudahan dalam mencari data historis perusahaan
 dapat digunakan sebagai bahan analisa bagi pihak manajemen dengan melihat
laporan pembelian dan laporan penjualan
Untuk menerapkan sistem database gudang ini, perusahaan harus memiliki
seperangkat komputer di setiap gudangnya, dan akan sangat didukung apabila
perusahaan mempunyai jaringan di komputer-komputer tersebut. Alangkah baiknya
apabila jaringan ini sampai pada pihak manajemen karena sistem database ini juga dapat
digunakan sebagai bahan analisa perusahaan. Hal ini dapat dilaksanakan karena saat ini
perusahaan sudah mempunyai jaringan pada bagian pembelian dan bagian keuangan,
jadi tinggal memperluas jaringan tersebut ke bagian gudang dan pihak manajemen.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-12
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dan analisa yang dibuat,
maka dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu :
1. Perusahaan mempunyai masalah tata letak dan aliran informasi di ketiga gudang
yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan dan analisis dapat disimpulkan bahwa
masalah tata letak yang dihadapi perusahaan bukanlah masalah tidak tersedianya
ruangan untuk menyimpan material, melainkan masalah penyusunannya. Hal ini
dapat diatasi dengan memperbaiki lay out sesuai dengan yang diusulkan.
2. Perusahaan belum memiliki sistem pengkodean secara menyeluruh, khususnya
untuk material, sehingga perlu dibuat sistem pengkodean baru. Kode material yang
diusulkan terdiri dari 7 digit angka.
3. Perancangan sistem informasi dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic
6.0, Microsoft Access dan Crystal Report. Sistemnya terdiri dari 5 proses, yaitu :
penerimaan material, penerimaan barang jadi, pengeluaran material, pengeluaran
barang jadi, dan penerimaan retur konsumen.
Lebih lanjut, untuk menerapkan usulan perbaikan, maka perlu dibuat prosedur
penyimpanan material di gudang, sebagai contoh adalah sebagai berikut:
1. Setiap penerimaan dan pengeluaran material harus didata pada bagian administrasi
gudang.
2. Bagian administrasi gudang wajib memeriksa material yang masuk ataupun yang
keluar baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
3. Petugas memasukkan dan mengeluarkan material dari gudang sesuai dengan letak
yang telah didata sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Apple, J.M. Tata Letak dan Pemindahan Barang, ITB, Bandung, 1990.
2. Chang, T.C., et all. Computer Integrated Design and Manufacturing, McGrawHill Inc., Singapore, 1991.
3. Davis, Gordon. Management Information System : Conceptual Foundations,
Structure and Development, Second Edition, McGraw-Hill Inc., New York, 1984.
4. Foston, Arthur L., Carolena L., Smith, Tony Au. Fundamentals of ComputerIntegrated Manufacturing, Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1991.
5. Laudon, Keneth C., Jane P. Management Information System : Organization and
Technology, Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1996.
6. Lucas, Henry C. Jr. Information System Concepts for Management, International
Student Edition, Tokyo, McGraw-Hill., Kogakusha Ltd., Tokyo, 1982.
7. McLeod, Raymond Jr. Sistem Informasi Manajemen : Studi Sistem Informasi
Berbasis
Komputer, Jilid I dan II, alih bahasa Hendra Teguh, SE, SK, PT.
Prenhallindo, Jakarta, 1995.
8. Meyers, Fred E. Plant Layout and Material Handling, Prentice-Hall Inc., New
Jersey, 1993.
9. Pohan, Iskandar Husni, Pengantar Perancangan Sistem, Erlangga, Jakarta, 1997.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
D-8-13
10. Tompkins, James A. & White, John A. Facilities Planning, John Willey & Sons,
New York, 1984.
11. Whitten L. Jeffry, System Analysis and Design Methods, Mc Graw Hill,
Singapore, 2004
12. Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit
Guna Widya, Surabaya, 1996.
_____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Download