SEHAT #3 | DESEMBER 2010 | MENGENALI PEMBUNUH UTAMA WANITA Kerap tidak disadari, kanker serviks bisa dideteksi dengan pop smear. PHOTOGRAPHERSDIRECT.COM sti (bukan nama sebenarnya) kerap merasa kesakitan ketika buang air kecil. Sakitnya tak tertahankan. Organ intimnya pun berdarah dan berbau tak sedap. Makin hari sakit itu makin hebat dan menjalar ke panggul. Perempuan 30 tahun itu minum macam-macam obat, termasuk obat herbal dan menjalani pengobatan alternatif. Namun sakit tak kunjung hilang, bahkan makin parah. Tubuh orang tua tunggal satu anak itu makin lemah, badannya kurus kering. Akhirnya pekerja klub malam itu dibawa temannya ke sebuah rumah sakit swasta. Dokter menyatakan Asti mengidap kanker serviks stadium IV. Dokter menyarankannya segera menjalani operasi meski tindakan itu juga tidak menjamin Asti sembuh. Dokter juga memvonis Asti tidak akan mampu bertahan menghadapi kanker itu. “Penyakit ini pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia,” kata Boy Abidin, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Diperkirakan 20 wanita setiap hari karena penyakit ganas ini. Sedangkan di A dunia, setiap 2 menit seorang wanita meninggal akibat kanker serviks. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim, bagian terendah rahim yang menonjol ke puncak vagina. Kanker ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Sejak terinfeksi virus hingga menjadi kanker, diperlukan waktu sekitar 10-20 tahun. “Pada beberapa kasus, ada yang hanya membutuhkan waktu 1-2 tahun,” ujar Boy. HPV terdiri atas beberapa tipe, yakni 16, 18, 45, 32, dan 52, yang secara bersamaan menjadi penyebab lebih dari 80 persen kasus kanker serviks. Kebanyakan infeksi HPV berlangsung tanpa gejala. Tapi, jika kanker mengalami progresivitas, gejala-gejala yang mungkin timbul adalah perdarahan di vagina, keputihan bercampur darah dan berbau tak sedap, nyeri panggul, dan tidak dapat buang air kecil. Faktor-faktor berisiko kanker serviks adalah wanita yang menikah kurang dari 20 tahun, kehamilan atau persalinan lebih dari lima kali, serta perokok aktif dan pasif. Merokok pasif, kata Boy, empat kali lebih berbahaya dari- HALAMAN 10 pada perokok aktif. Selain itu, mereka yang berisiko adalah orang yang sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim dan pecandu narkoba, terutama yang memakai jarum suntik. “Setiap wanita berisiko terkena kanker serviks tanpa pandang usia dan gaya hidup. Sekitar 80 persen wanita di dunia akan terkena.” Deteksi kanker serviks dilakukan dengan screening, satusatunya cara untuk mendeteksi pra-kanker atau tanda-tanda awal sehingga mudah diobati. Namun, kata Boy, screening tidak dapat mencegah penyakit itu. Ia menyarankan setiap perempuan melakukan pap smear saban tahun. Vaksinasi dengan screening bersama-sama dapat mengurangi risiko kanker serviks secara efektif. Rekomendasi pemberian vaksin dan panduan onkologi disarankan bagi perempuan berusia 10-55 tahun, sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan vaksin untuk wanita usia kurang dari 10 tahun. Akan halnya Boy menyarankan pap smear setahun sekali diimbangi vaksin. ● SRI SUGIARTI Stadium I-IV dan Efeknya Stadium I: ■ Kanker hanya terbatas pada daerah mulut dan leher rahim (serviks). Stadium I terbagi dua. Pada stadium I-A baru didapati karsinoma mikro invasif di mulut rahim. Pada stadium I-B, kanker sudah mengenai leher rahim. ■ Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium I diperkirakan 70-95 persen. ■ Angka harapan hidup 95 persen. Stadium II: ■ Kanker sudah mencapai badan rahim (korpus) dan sepertiga vagina. Pada stadium II-A, kanker belum mengenai jaringan-jaringan di seputar rahim (parametrium). Stadium II-B mengenai parametrium. ■ Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium II diperkirakan 60 persen. ■ Angka harapan hidup 60 persen. Stadium III: ■ Pada stadium III-A, kanker sudah mencapai dinding panggul. Stadium III-B kanker mencapai ginjal. ■ Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium III diperkirakan 30 persen. - Angka harapan hidup 35-40 persen. Stadium IV: ■ Pada stadium IV-A, kanker menyebar ke organ-organ terdekat, seperti anus, kandung kemih, dan ginjal. Pada stadium IV-B, kanker sudah menyebar ke organ-organ jauh, mulai hati, paru-paru, hingga otak. ■ Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium IV diperkirakan nol persen. ■ Angka harapan hidup 5-10 persen. Sumber: RSKD/RSCM