BAB I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT SINDIKASI
A. Pengertian dan Syarat-syarat Kredit Sindikasi
I. Pengertian Kredit Sindikasi
Kredit sindikasi atau ”Syndicated Loan” ialah pinjaman yang di berikan oleh
beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembagalembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan
hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek (pembangunan gedung atau
pabrik) milik debitur. Pinjaman tersebut di berikan secara sindikasi mengingat jumlah
yang di butuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga tidak
mungkin di biayai oleh kreditur tunggal.
Stanley Hurn dalam bukunya Syndicated Loan : A Handbook for Banker and
Borrower memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagai berikut : A
syndicated loan is a loan made by two or more lending institution, on similar terms
and condition, using common documentation and administered by common agent. 21
Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur – unsur yang penting dari
suatu kredit sindikasi, yaitu :
22
1) Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam
suatu fasilitas sindikasi.
2) Definisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang di
berikan berdasarkan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang sama
bagi masing – masing peserta sindikasi. Hal ini di wujudkan dalam
21
22
Stanley Hurn, Log. Cit.
Sutan Remy Syahdeni, Log. Cit.
Universitas Sumatera Utara
bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah bank
peserta sindikasi.
3) Definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit,
karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua bank
peserta sindikasi secara bersama – sama.
4) Sindikasi tersebut di administrasikan oleh satu agen (agent) yang sama
bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak, maka terpaksa harus ada
serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama tetapi mandiri,
antara masing – masing bank peserta dengan nasabah. Kredit yang
berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh bank ini,
berbeda dari kredit – kredit yang biasa di berikan oleh bank kepada
nasabahnya.
Dan karena kredit sindikasi di berikan dalam rangka membiayai suatu proyek,
yang dapat di tentukan kapan di mulainya dan saat berakhirnya pembangunan proyek
tersebut, maka di tinjau dari sifatnya, suatu kredit sindikasi dapat di golongkan
sebagai Project Financing yaitu proyek-proyek berskala besar dan memerlukan
pembiayaan jangka panjang, oleh karena itu pembayaran kembali hutang pokok akan
dilakukan dengan menggunakan jadwal yang di setujui oleh kedua belah pihak
(debitur dan kreditur) yang di analisa dari projected cash flow debitur, namun tidak
menutup kemungkinan kredit juga di berikan dalam jangka waktu yang relatif
singkat, misalnya 1 (satu) tahun dan harus clean up atau lunas pada akhir/tanggal
jatuh waktunya serta tidak bersifat aflopen (tidak dapat di perbaharui).
II. Ciri - Ciri Utama Kredit Sindikasi
Ada beberapa ciri – ciri utama dari suatu kredit sindikasi. Ciri – ciri tersebut adalah
: 23
a) Terdiri atas lebih dari satu pemberi kredit.
23
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kredit sindikasi selalu di berikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai
peserta dari sindikasi kredit. Sepanjang mengenai jumlah pesertanya, kredit sindikasi
di bagi dalam dua jenis yaitu : club loan dan consortium lending. Club loan adalah
kredit yang di berikan oleh beberapa bank saja. Club loan biasanya mengandung
pengertian bahwa jumlah kredit yang di berikan oleh bank-bank anggota club banks
itu sama besarnya, sekalipun tidak selalu harus demikian. Apabila jumlah kredit
sangat besar sehingga tidak mungkin di berikan dalam bentuk suatu club transactioan
atau club deal, maka perlu kredit itu di berikan oleh banyak bank. Pemberian kredit
yang demikian ini di namakan consortium lending.
b) Besarnya jumlah kredit
Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan
resiko dalam pemberian kredit. Oleh karena itu biasanya tidak cocok untuk kredit
yang jumlahnya kecil, dimana tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak
membiayai sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu. Namun ada keadaan –
keadaan dimana suatu pinjaman mencapai suatu jumlah sedemikian rupa besarnya
sehingga dirasakan terlalu besar bagi bank tersebut untuk dapat memikulnya sendiri.
Apabila bank tersebut merasa bahwa resikonya terlalu besar bagi bank tersebut bila
seluruh permintaan sesuatu nasabah tertentu di pikul sendiri, sekalipun mungkin dari
segi ketentuan legal lending limit atau batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
dari bank tersebut belum terlampaui. Dan pertimbangan terbatasnya likuiditas bank
tersebut pada waktu permohonan kredit di ajukan oleh nasabah, sehingga perlu bank
tersebut mengajak bank-bank lain untuk membiayai permintaan nasabahnya.
Universitas Sumatera Utara
c) Jangka waktu
Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah (medium term)
atau berjangka waktu panjang (long-term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak
mungkin kredit sindikasi di berikan juga dalam jangka waktu pendek (short-term).
Dalam termonologi kredit sindikasi belum ada kesamaan mengenai apa yang di
maksudkan short, medium dan long. Namun pada umumnya short berarti sampai
dengan 1 tahun, medium berarti antara 1- 5 tahun dan long berarti diatas 5 tahun.
d) Bunga
Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang (floating
rate) yang di sesuaikan setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali.
Untuk menetapkan bunga kredit sindikasi dalam kurs rupiah yaitu berpatokan pada
JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate). Sekalipun bunga dari kredit sindikasi
bersifat mengambang (floating rate), namun di mungkinkan pula pemberian kredit
sindikasi dengan bunga yang tetap sepanjang jangka waktu kredit. Penetapan bunga
secara mengambang di rasakan lebih adil bagi bank-bank peserta sindikasi dan
nasabah, di samping itu juga bagi bank dapat lebih memberikan kepastian
sehubungan dengan kemampuan bank itu untuk memperoleh dana yang harus di
sediakan bagi pemberian kredit sindikasi. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.
6/11/PBI/2004, JIBOR adalah bank-bank yang di tetapkan oleh Bank Indonesia yang
menjadi acuan dalam menetapkan suku bunga JIBOR.
e) Tanggung jawab berbagi
Meskipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan bukannya
kombinasi dari sejumlah fasilitas bilateral, namun bertanggung jawab dari masing –
Universitas Sumatera Utara
masing bank peserta dalam sindikasi itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya,
bahwa masing – masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah
kredit yang menjadi komitmennya. Tanggung jawab dari masing – masing bank di
dalam sindikasi tidak merupakan tanggung jawab dimana suatu bank menjamin bank
lainnya.
f) Dokumentasi Kredit
Dokumentasi kredit (loan documentation) yang sama bagi semua peserta
sindikasi merupakan ciri yang penting dari suatu kredit sindikasi. Dokumentasi kredit
tersebut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut selama jangka
waktunya. Untuk mencapai keseragaman dalam pelaksanaannya di antara bank –
bank peserta sindikasi, maka di tunjuklah satu bank diantara bank – bank peserta itu
sebagai agen (agent bank) untuk bertindak sebagai kuasa dari bank – bank peserta
sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah perjanjian
kreditnya di tandatangani.
g) Publisitas
Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit sindikasi
adalah keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk di publikasikan (diketahui oleh
umum). Publisitas ini dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi di tandatangani.
h) Setiap kali hanya satu tingkat bunga bagi nasabah
Tidak semua bank dapat meminjam dana dari pasar uang dengan tingkat
bunga yang sama. Apabila beberapa bank memberikan kredit kepada seorang nasabah
berdasarkan perjanjian bilateral antara masing-masing bank dengan nasabahnya, tidak
menjadi masalah dan memang biasa dilakukan apabila tingkat bunga kredit sindikasi
Universitas Sumatera Utara
masing-masing bank peserta tidak sama besarnya. Namun apabila bebrapa bank itu
memberikan kredit kepada seorang nasabah berdasarkan perjanjian kredit dalam
suatu kredit sindikasi, maka akan sulit pelaksanaannya jika masing-masing bank
peserta sindikasi menghendaki tingkat bunga yang berbeda yang harus di bayar oleh
nasabah kepada masing-masing bank.
Kredit sindikasi di tinjau dari asal pembiayaannya dapat di bedakan menjadi
”offshore loan” dan ”onshore loan”. Offshore loan adalah pinjaman yang
pembiayaannya berasal dari luar negeri. Artinya asal dari dana pinjaman sindikasi
tersebut barasal dari devisa yang beredar di luar negeri. Dengan perkataan lain
offshore loan pastilah di berikan dalam bentuk valuta asing (devisa). Para krediturnya
biasanya terdiri dari bank-bank asing/lembaga-lembaga keuangan asing yang
beroperasi di luar negeri. Cabang dari bank/lembaga keuangan nasional yang
beroperasi di luar negeri di mungkinkan untuk memberikan offshore loan, asal
dananya benar-benar berasal dari devisa yang beredar di luar negeri, bukan devisa
yang ada di dalam negeri.
Sedangkan yang di maksud dengan onshore loan adalah pinjaman yang
dananya berasal dari negara debitur sendiri. Jadi suatu onshore loan dapat di berikan
dalam bentuk valuta asing atau rupiah. Para kreditur sindikasinya biasanya terdiri dari
beberapa bank/lembaga keuangan nasional. Tetapi cabang/lembaga keuangan asing
dapat menjadi kreditur sindikasi dari suatu onshore loan dengan catatan dana yang di
pinjamkannya benar-benar dari dalam negeri (negara debitur dimana cabang
bank/lembaga keuangan asing tersebut berkedudukan).
Universitas Sumatera Utara
Kredit sindikasi dalam bentuk offshore loan biasanya dibuat dengan akte di
bawah tangan dan dalam bahasa Inggris. Draft biasanya dibuat oleh agen dari para
kreditur sindikasi (dalam hal ini agent’s lawyer). Sedangkan untuk onshore loan, ada
yang dibuat di bawah tangan, tetapi ada juga yang dibuat dengan akte notaris
walaupun ada yang berbahasa Indonesia, tetapi kebanyakan ditulis dalam bahasa
Inggris. Hal ini dapat dimengerti karena kebanyakan bank yang menjadi agen dari
onshore loan tersebut adalah cabang dari bank asing. Hanya onshore loan yang tidak
melibatkan cabang asinglah yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
III. Syarat-Syarat Perjanjian Kredit Sindikasi
Menurut Von Holger Langer, LL.M menyebutkan bahwa syarat-syarat dalam
perjanjian kredit sindikasi antara lain :
1) Conditions Precedent
yaitu : klausul yang harus di penuhi terlebih dahulu oleh debitur sebelum bank
berkewajiban untuk menyediakan dana bagi kredit tersebut, dan debitur berhak untuk
pertama kalinya menggunakan kredit tersebut.
2) Representation and Warranties
yaitu : bagian awal dari fakta-fakta yang menjadi dasar bank memutuskan
untuk memberikan kredit, yaitu klausul yang berisi pernyataan debitur mengenai
fakta-fakta yang menyangkut status hukum, keadaan keuangan dan harta kekayaan
debitur pada waktu kredit diberikan.
Universitas Sumatera Utara
3) Financial Arangement
yaitu : mekanisme dan prosedur-prosedur penyerahan dana, pembayaran
bunga dan aspek-aspek administrasi lainnya antara lain menyangkut tentang :
a) currency of the loan (mata uang).
b) period of the loan (jangka waktu kredit).
c) amaount of the loan (jumlah kredit).
d) drawdown of funds (penarikan kredit).
e) repayment of the loan.
f) prepayment of the loan.
4) Covenant
yaitu : suatu persetujuan atau janji oleh penerima kredit dalam suatu
perjanjian untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan-tindakan tertentu.
Covenants ini membebankan kewajiban kepada perusahaan penerima kredit yang
bertujuan untuk melindungi kepentingan pemberi kredit.
Covenant ini terbagi menjadi enam bagian yaitu :
24
a) Financial covenant.
yaitu untuk memastikan penerima kredit memenuhi kriteria-kriteria kinerja
keuangan dasar (debt of equity ratio, minimun net worth, current ratio,
minimum working capital, debt service ratio).
b) Financial Information Covenant.
Memungkinkan bank-bank peserta sindikasi untuk memperoleh informasi
keuangan dari penerima kredit bukan saja yang telah di publikasikan tetapi
24
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
juga informasi keuangan lainnya yang di perlukan oleh bank-bank peserta
sindikasi yang menurut bank tersebut dapat di jadikan alat pemantauan atas
kinerja perusahaan penerima kredit.
c) Asset Disposal Covenant.
Untuk memastikan kuantitas dan kualitas dari aset perusahaan penerima kredit
tetap terpelihara.
d) Merger control Covenant.
Yaitu untuk melarang penerima kredit untuk melakukan merger dengan
perusahaan korporasi lainnya tanpa persetujuan bank-bank peserta sindikasi.
Tujuan dasar klausul ini adalah untuk memastikan tidak terjadinya perubahan
identitas dari perusahaan penerima kredit.
e) Pari Passu Covenant.
Untuk memastikan bahwa penerima kredit tidak memberikan prioritas kepada
seorang kreditur konkuren.
f) Negative Pledge.
Yaitu jaminan atau kepastian agar debitur tidak mengalihkan aset-aset yang
telah di jaminkan.
5) Even of Default
Klausul tentang ingkar janji yaitu klausul yang menentukan suatu peristiwa
yang apabila terjadi memberikan hak kepada bank untuk seketika dan sekaligus
menagih outstanding credit.
Even of default ini terbagi menjadi 16 bagian yaitu :
1.
Payment Default
Universitas Sumatera Utara
Yaitu : debitur tidak membayar hutang-hutangnya baik hutang bunga maupun
hutang pokok, pada tanggal jatuh temponya.
2.
Representation Default
Debitur memberikan dokumen-dokumen sebagaimana di sebutkan dalam
pasal yang mengatur ”Representation and Warranties” yang isinya tidak
benar.
3.
Negative Covenant Default
Debitur tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang di atur dalam pasal
mengenai ”Negative Covenant”.
4.
Other Provision Default
Debitur tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan lain dari perjanjian ini,
(selain daripada ketentuan mengenai ”Negative covenant Default” dan
”Payment Default” yang telah di atur dalam pasal-pasal tersendiri).
5.
Authorization and Approval Default
Penarikan atau pembatasan atas segala kuasa dan/atau izin dari pihak-pihak
yang berwenang merupakan suatu wanprestasi oleh debitur, kecuali jika
keputusan tentang penarikan/pembatasan tersebut di batalkan selambatlambatnya
dalam
waktu
misalnya
90
hari
sejak
keputusan
penarikan/pembatasan tersebut, artinya kuasa/izin tersebut di berlakukan
kembali.
6.
Illegaly Default
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya keadaan dimana menurut hukum yang berlaku, debitur menjadi
tidak berwenang lagi untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya
sebagaimana di atur dalam perjanjian kredit sindikasi.
7. Cross Default
Wanprestasi terhadap kreditur lain di anggap wanprestasi terhadap para
kreditur sindikasi. Konstruksi hukum ini di buat mengingat para kreditur
sindikasi mengkhawatirkan bahwa:
a) Ketidak mampuan debitur untuk membayar kepada kreditur lain
mencerminkan juga ketidak mampuan debitur untuk memenuhi kewajibankewajibannya kepada para kreditur sindikasi.
b) Jaminan-jaminan yang di berikan debitur untuk menjamin kredit
sindikasi akan di eksekusi terlebih dahulu untuk melunasi hutang-hutang
debitur kepada kreditur lain tersebut, sehingga mengurangi jaminan
kredit sindikasi.
8. Judgement Default, di sebabkan oleh :
a) Adanya Keputusan Pengadilan yang mewajibkan debitur membayar
denda di atas jumlah tertentu dan debitur tidak mampu melaksanakan
keputusan tersebut setelah jangka waktu tertentu misalnya dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah keputusan di keluarkan, maka
hal ini di anggap wanprestasi debitur terhadap perjanjian kredit
sindikasi, atau;
b) Adanya penetapan Pengadilan yang isinya menyita kekayaan debitur dan
penetapan sita tersebut tidak di angkat setelah jangka waktu tertentu
Universitas Sumatera Utara
misalnya penetapan sita tidak juga diangkat setelah 30 hari sejak
ditetapkannya, maka hal ini dianggap wanprestasi debitur terhadap
perjanjian kredit sindikasi.
9. Nationalization Default
Dalam hal terjadi nationalization atau pengambil alihan assets debitur
oleh pemerintah dimana agen menganggap bahwa hal tersebut sangat
mempengaruhi (meterially affect):
a) jalannya usaha debitur;
b) kemampuan debitur untuk membayar hutangnya.
10. Bankruptcy Default
Debitur wanprestasi karena pada saat hutangnya jatuh tempo debitur dalam
keadaan pailit atau debitur atau pihak ketiga telah memohon kepailitan atas
diri debitur.
Universitas Sumatera Utara
11. Security Default
Terjadinya
kesalahan
pada
akte-akte
jaminan
yang
sangat
mempengaruhi kekuatan hukum dari jaminannya.
12. Articles of Asociation Default
Debitur merubah anggaran dasarnya sehingga memberikan dampak
negatif terhadap perjanjian kredit sindikasi, promissory note dan akteakte jaminan, atau mempengaruhi kemampuan debitur untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya
berdasarkan
perjanjian
kredit
sindikasi,
promissory note dan akte-akte jaminan tersebut.
13. Project Performance Default
Projek yang di biayai oleh dana kredit sindikasi tidak selesai pada waktu
yang telah di sepakati dalam perjanjian kredit sindikasi atau setelah
perpanjangan waktu yang telah di sepakati oleh debitur dan agen.
14. Contracts Default
Terjadinya kesalahan yang sangat mempengaruhi kontrak-kontrak yang
di buat debitur dengan pihak kontraktor atau pihak ketiga lainnya dalam
rangka pembangunan proyek yang di biayai oleh kredit sindikasi.
15. Consequence of Default
Dalam hal terjadi wanprestasi mengenai hal-hal tersebut di atas (yang di
anggap materiil oleh debitur), kecuali payment default, maka agen dapat
memberi kesempatan kepada debitur misalnya selama 90 hari untuk
memulihkan keadaan wanprestasi tersebut, atau dalam hal terjadi
payment default, maka agent dengan pemberitahuan tertulis kepada
Universitas Sumatera Utara
debitur dapat menyatakan bahwa kredit sindikasi berikut segala bunga
yang terhutang dan pembayaran-pembayaran lain yang di wajibkan
kepada debitur harus di bayar lunas, atau agent dengan pemberitahuan
tertulis dapat menyatakan bahwa sisa commitment yang belum di ambil
oleh debitur di batalkan.
B. Para Pihak Dalam Kredit Sindikasi
Para pihak dalam kredit sindikasi adalah sebagai berikut :
1) Pihak Debitur (borrower).
Adalah sebagai pihak yang menerima pinjaman/kredit yang pada umumnya
berstatus sebagai badan hukum (PT).
2) Pihak Kreditur (lenders).
Sering di sebut juga dengan the lenders atau participant. Pihak kreditur adalah
pihak yang memberikan kredit atau bank-bank yang ikut serta membiayai kredit
sindikasi. Bank-bank yang ikut serta dalam kredit sindikasi biasanya mempunyai
kelompok-kelompok tertentu. Kelompok tertentu ini dengan sendirinya terbentuk,
karena persamaan persepsi tentang bidang yang akan di biayai, tentang tata cara
penganalisaan kredit dan tentang peringkat bank itu sendiri.
25
3) Pihak Lead Manager.
Adalah sebagai pihak yang memberikan dana atau mengaproach bank-bank
lain untuk ikut berpartisipasi. Pada umumnya lead bank merangkap sebagai arranger.
25
Herlina Suyati Bachir, aspek Legal Kredit Sindikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),
2000, hal. 18.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi tidak di tangan satu bank, bilamana lead bank ini hanya berfungsi
mengumpulkan bank-bank peserta sindikasi atau menawarkan suatu proyek tetapi
untuk selanjutnya di serahkan ke bank lain untuk melakukan arrangement sehingga
bank lead lebih bisa mengkonsentrasikan dirinya untuk proyek-proyek lainnya yang
juga akan di handelnya.
26
4) Pihak Agent Bank
Mewakili bank dan bertindak untuk kepentingan serta untuk dan atas nama
para kreditur (lenders). Pihak agen bank ini di tunjuk dan di angkat oleh para kreditur
(lenders), yang mempunyai tanggung jawab secara operasional mengelola pinjaman
sindikasi, di mulai dari menerima angsuran, bunga, dan mengatur serta membagi dana
pada waktu memberikan pinjaman kepada debitur. Dengan kata lain, pihak agen ini
hanya mengatur administrasi operasional saja. Dalam praktek perbankan yang
menduduki posisi sebagai agen bank ini pada umumnya adalah bank yang menjadi
lead manager.
C. Manfaat Kredit Sindikasi
Adapun manfaat dari kredit sindikasi ini adalah sebagai berikut : 27
1. Manfaat bagi bank
Kredit sindikasi merupakan salah satu jalan bagi bank untuk memenuhi
permintaan kredit dari nasabah yang jumlahnya besar, meskipun bank mempunyai
kemampuan untuk memikul sendiri seluruh jumlah kredit tersebut. Ataupun
sebaliknya jika bank tidak sanggup memenuhi permintaan kredit dari nasabah yang
jumlahnya besar, bank tidak akan kehilangan nasabahnya itu. Sebagaimana telah di
kemukakan, pembentukan sindikasi dalam pemberian kredit memungkinkan bagi
suatu bank untuk mengatasi masalah batas maksimum pemberian kredit (BMPK) atau
26
27
ibid, hal. 17.
Sutan Remi Sjahdeni, Op.Cit, Hal. 13-14.
Universitas Sumatera Utara
legal lending limit. Apabila permintaan kredit yang di ajukan oleh nasabah bank
sedemikian besar jumlahnya sehingga tidak mungkin di biayai seluruhnya oleh bank
itu sendiri, dan apabila bank tersebut tidak dapat mengajak bank lain untuk ikut
membiayai permintaan nasabahnya itu, maka tentu saja bank tersebut terpaksa harus
melepaskan nasabahnya itu. Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu bank untuk
menyebarkan resiko dengan cara berbagi resiko dengan bank – bank lain. Hal ini
dilakukan apabila terjadi kredit macet, maka kerugian bank tidak akan terlalu besar
karena hanya sebesar jumlah kredit yang diberikannya saja.
2. Manfaat bagi nasabah
a) Apabila bank tersebut tidak bersedia untuk memberikan kredit yang
terlalu besar kepada seorang nasabah, maka sindikasi merupakan jalan
keluar bagi nasabah tersebut.
b) Kredit sindikasi memungkinkan bagi nasabah untuk memperoleh kredit
yang berjumlah besar tanpa harus berhubungan dengan banyak bank.
Nasabah tersebut hanya cukup berhubungan dengan satu bank saja yang
telah bertahun-tahun menjadi banknya.
c) Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu nasabah untuk memupuk
record dengan banyak bank melalui pengaturan oleh banknya sendiri yang
bertindak sebagai arranger untuk kredit sindikasi itu.
d) Kredit sindikasi menambah kredibilitas dari nasabah tersebut. Lebih –
lebih lagi apabila para peserta sindikasi terdiri dari bank – bank besar
ternama.
D. Pengaturan Kredit Sindikasi Dalam Perspektif Undang-Undang Perbankan
Sejak pemerintah menerapkan kebijaksanaan deregulasi di bidang keuangan,
moneter, dan perbankan pada tanggal 27 Oktober 1988 (pakto 27), jumlah bank dan
kantor bank meningkat dengan pesat. Sejalan dengan itu jumlah dana masyarakat
yang di himpun oleh perbankan juga meningkat, produk perbankan juga bervariasi
dan meningkat dengan pesat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan
teknologi.
Sebagaimana diketahui bank adalah lembaga perantara keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Dalam
menghimpun dana masyarakat ini bank memerlukan kepercayaan dari masyarakat
Universitas Sumatera Utara
yang akan menyimpan uangnya di bank. Oleh karena itu bank wajib memelihara
kesehatan bank sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan.
Oleh sebab itu Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Sebagaimana diketahui bahwa pemberian
kredit oleh bank mengandung banyak resiko kegagalan seperti kemacetan dalam
pelunasannya sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan bank mengingat kredit
tersebut berasal dari dana masyarakat maka resiko yang di hadapi bank dapat
berpengaruh juga kepada keamanan dana masyarakat. Maka bank wajib untuk
menyebar resiko dengan mengatur penyeluran kreditnya, sehingga tidak terpusat pada
debitur atau kelompok debitur tertentu.
Menurut Pakto 27, bank tidak boleh memberikan kredit yang melampaui batas
meksimum pemberian kredit sebagai berikut : 28
1) Sebesar 20% dari modal sendiri bank untuk fasilitas yang di berikan
kepada satu debitur.
2) Sebesar 50% dari modal bank untuk fasilitas yang di sediakan bagi suatu
debitur grup.
3) Bagi anggota dewan komisaris yang bukan pemegang saham :
a) 5% dari modal bank bagi individu atau perusahaan yang di milikinya.
b) 15% dari midal bank bagi komisaris beserta grup yang di milikinya.
Bagi pemilik saham :
a) 10% dari penyertaannya pada bank bagi pemegang saham atau
perusahaan yang di milikinya.
b) 25% dari penyertaannya pada bank beserta grup yang di milikinya.
Memang terlihat batas maksimum pemberian kredit menurut Pakto ini masih
longgar, misalnya legal lending limit debitur grup perusahaan di batasi maksimum
50% dari modal bank. Hal ini cukup berbahaya karena 50% dari modal bank yang di
28
Marulak Pardede, Hukum Pidana Bank, (Jakarta : Pustaka Sinar harapan), 1995, Hal . 76.
Universitas Sumatera Utara
berikan kepada perusahaan tergolong jumlah kredit yang besar dan berisiko tinggi.
Ketentuan legal lending limit dalam Pakto 27 ini selanjutnya di sempurnakan dalam
Paket Februari 1991 (Pakfeb). Pada intinya batas maksimum pemberian kredit yang
di atur dalam Pabfeb ini tidak bebeda dengan Pakto 27. Kemudian selanjutnya
pengaturan mengenai legal lending limit ini di atur dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 7/3/PBI/2005 yaitu tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Adapun
kredit sindikasi ini ada kaitannya dengan BMPK, dimana di berikannya kredit
sindikasi tersebut kepada seorang nasabah/debitur di karenakan jumlah kredit yang di
minta oleh si debitur tersebut sangat besar. Dan bank tidak mungkin memberikannya,
sebab bank tersebut akan terkena dampak legal lending limit/BMPK. Dimana setiap
bank itu mempunyai batasan di dalam memberikan kredit kepada seorang
nasabah/debitur. Apabila bank memberikan semua dananya kepada satu debitur saja
maka bank itu akan mengalami kerugian. Oleh karena itu di tetapkanlah BMPK
kepada setiap bank. Karena adanya BMPK ini maka bank harus memberikan kredit
secara sindikasi kepada debitur yang memerlukannya.
Di dalam Pasal 1 PBI Nomor 7/3/PBI/2005 di jelaskan mengenai pengertian
BMPK, ialah : persentase maksimum penyediaan dana yang di perkenankan terhadap
modal bank. Adapun yang di maksud dengan penyediaan dana ialah penanaman dan
bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan, surat berharga yabg di beli
dengan janji di jual kembali, tagihan akseptasi, derivatif kredit, transaksi rekening
administratif, tagihan derivatif, potential future credit axposure, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, dan bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat di
persamakan dengan yang tertera di atas (Pasal 1 angka 3).
Di dalam menyelenggarakan penyediaan dana bank di larang untuk membuat
suatu perjanjian atau perikatan atau menetapkan persyaratan yang mewajibkan bank
untuk memberikan penyediaan dana yang akan mengakibatkan terjadinya
Universitas Sumatera Utara
pelanggaran BMPK, dan memberikan penyediaan dana yang mengakibatkan
pelanggaran BMPK (Pasal 3). Bank juga dilarang memberikan penyediaan dana
kepada pihak terkait yang bertentangan dengan prosedur umum penyediaan dana
yang berlaku, dilarang juga memberikan penyediaan dana kepada pihak terkait tanpa
persetujuan dewan komisaris bank, dan dilarang membeli aktiva berkualitas rendah
dari pihak terkait (Pasal 5).
Adapun yang di maksud pihak terkait ialah : perseorangan/perusahaan atau
badan yang merupakan pengendali bank, perusahaan/badan dimana bank bertindak
sebagai pengendali, perseorangan/perusahaan lain yang bertindak sebagai pengendali
dari perusahaan (Pasal 8). Seluruh portofolio penyediaan dana kepada pihak terkait
dengan bank di tetapkan paling tinggi 10% dari modal bank (Pasal 4). Sedangkan
untuk peminjam yang bukan merupakan pihak terkait di tetapkan paling tinggi 20%
dari modal bank, dan untuk satu kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak
terkait di tetapkan paling tinggi 25% dari modal bank (Pasal 11).Penghitungan
BMPK untuk kredit di dasarkan pada baki debet (Pasal 13 ayat 2).
Suatu bank di kategorikan sebagai pelampauan BMPK apabila di sebabkan
oleh hal-hal berikut (Pasal 23 ayat 1) :
a) Penurunan modal bank;
b) Perubahan nilai tukar;
c) Perubahan nilai wajar;
d) Penggabungan usaha dan atau perubahan struktur kepengurusan yang
menyebabkan perubahan pihak terkait dan atau kelompok peminjam;
e) Perubahan ketentuan.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan ada di
jelaskan mengenai BMPK ini yaitu dalam Pasal 11 yang menyatakan :
1. Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai BMPK atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, pamberian jaminan, penempatan investasi,
surat berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh bank
kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait termasuk
kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank
yang bersangkutan.
2. Batas maksimum sebagaimana yang di maksud dalam ayat 1 tidak boleh
melebihi 30% dari modal namk yang sesuai dengan ketentuan yang di
tetapkan oleh BI.
3. BI menetapkan ketentuan mengenai BMPK, atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga,
atau hal lain yang serupa yang dapat di lakukan oleh bank kepada :
a) pemegang saham yang memiliki 10% atau lebih dari modal di setor
bank;
b) anggota dewan komisaris;
c) anggota direksi;
d) keluarga dari pihak sebagaimana di maksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c;
e) pejabat bank lainnya;
f) perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari
pihak-pihak sebagaiman di maksud dalam huruf a, b, c, d, dan e.
4. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
bank dilarang melampaui batas maksimum pemberian kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana di atur dalam ayat
(1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4).
E.
Perbedaan Antara Kredit Sindikasi dengan Sindikasi Kredit
Harus di bedakan antara “sindikasi kredit” atau loan syndication dan “kredit
sindikasi” atau syndicated loan. Sindikasi kredit adalah suatu sindikasi yang peserta –
pesertanya terdiri dari lembaga – lembaga pemberi kredit yang di bentuk dengan
tujuan untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan yang memerlukan kredit
untuk membiayai suatu proyek. Sedangkan yang di maksud dengan kredit sindikasi
(Syndication Loans) adalah kredit yang di berikan secara bersama-sama oleh dua
Universitas Sumatera Utara
bank atau lebih atau perusahaan pembiayaan lainnya dengan pembagian dana, risiko
dan pendapatan (bunga dan provisi/komisi) sesuai dengan porsi kepesertaan masingmasing anggota sindikasi.
Kredit sindikasi disebut juga kredit dalam rangka
pembiayaan bersama. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang
dilakukan oleh bank ini, berbeda dari kredit – kredit yang biasa di berikan oleh bank
kepada nasabahnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI PADA PT. BANK SUMUT MEDAN
Untuk lebih memahami mengenai kredit sindikasi maka ada baiknya
mengetahui istilah-istilah yang lazim di gunakan di dalam kredit sindikasi. Istilah
tersebut bukanlah istilah yang baku karena memang saat ini belum ada istilah yang
baku dalam bahasa Indonesia, sehingga masih sering di gunakan istilah-istilah asing.
Istilah-istilah tersebut yaitu :
29
1. Borrower
Ialah : nasabah peminjam kredit sindikasi.
Nasabah tersebut pada umumnya berbentuk perseroan terbatas (PT). Berbeda
dengan kredit biasa yang nasabahnya dapat berbentuk perorangan, PT, koperasi,
firma, CV, dan lainnya.
2. Proyek
Artinya : proyek yang akan di biayai dari dana hasil sindikasi.
Proyek yang akan di biayai ini bisa bermacam-macam, bisa berupa hotel, pabrik,
perumahan, apartemen, shopping centre, mall, jalan/jembatan, maupun rumah sakit.
3. Proyek Cost
Artinya : total keseluhuran biaya proyek.
Total keseluruhan biaya proyek tersebut harus di perkirakan pada awal
pembuatan memorandum oleh marketing/account officer, setelah dilakukan
penganalisaan kredit secara matang dan lengkap serta memperhatikan kemungkinan
29
Herlina Suyati Bachir, Op. Cit, Hal. 15-26.
Universitas Sumatera Utara
yang akan terjadi di dunia bisnis serta cash flow dari si borower tersebut. Jangan
sampai salah memprediksi jumlah biaya yang harus di keluarkan untuk proyek
tersebut, karena akibatnya akan sangat besar sekali dan kemungkinan bisa menjadi
kredit macet. Proyek cost ini bisa dalam jumlah rupiah Indonesia atau bisa juga dalam
mata uang asing yang umumnya di pakai ialah dalam Dollar US.
4. Purpose
Artinya : tujuan penggunaan dana dari hasil kredit sindikasi.
Tujuan ini harus dengan jelas-jelas di cantumkan dalam memorandum
maupun di dalam pengikatan kredit sindikasi. Hal ini untuk menjaga jangan sampai
dana yang akan di berikan di salah-gunakan oleh si borrower, sehingga akan
mengganggu kelangsungan berjalannya proyek. Untuk lebih mengontrol, maka ada
baiknya pada waktu pelaksanaan di lapangan di awasi secara ketat setiap pencairan
kredit yang di minta oleh si borower, apakah sesuai dengan hasil proyek yang telah di
bangun.
5. Arranger
Artinya : bank yang mengatur segala sesuatunya, dari mulai kredit di proses,
menawarkan ke ikutsertaan kepada bank-bank lain, memonitor sampai dengan
penandatanganan kredit sindikasi dan memonitor setelah kredit sindikasi di tanda
tangani.
Tugas sebagai arranger ini cukup berat. Arranger ini mendapat arranger fee,
untuk itulah dia harus pintar menawarkan proyek yang akan di biayai sehingga bisa
terjual/diambil oleh bank-bank peserta sindikasi, juga menyiapkan segala sesuatunya
dari mulai awal sampai akhir sindikasi, dan tak lupa menyiapkan dokumen kredit
Universitas Sumatera Utara
yang di perlukan sehingga aman untuk bank-bank peserta sindikasi dan terakhir
memonitor jalannya sindikasi sehingga tidak ada yang tidak terkontrol.
6. Lead Manager
Artinya : bank yang memimpin sindikasi. Bisa juga merangkap sebagai
arranger.
Hampir sedikit sekali perbedaan antara lead bank dan arranger. Umumnya
lead bank merangkap sebagai arranger. Tetapi bisa juga tidak di tangan satu bank,
bilamana lead bank ini hanya berfungsi mengumpulkan bank-bank peserta sindikasi /
menawarkan suatu proyek, tetapi untuk selanjutnya di serahkan ke bank lain untuk
melakukan arrangement sehingga bank lead bisa lebih mengkonsentrasikan dirinya
untuk proyek-proyek lainnya yang juga akan di handelnya.
7. Facility Agent
Artinya : bank yang bertindak sebagai agent fasilitas kredit.
Umumnya untuk kredit sindikasi akan di tunjuk satu bank selaku agen
fasilitas kredit, dimana agen ini bertugas untuk memberitahukan kepada bank-bank
peserta sindikasi tentang kapan uang harus di setorkan ke rekening agen fasilitas dan
selanjutnya agen fasilitas baru menyetorkan ke rekening si borrower. Begitu juga
dengan pembayaran bunga, maka borrower harus membayarkan kepada rekening
agen fasilitas, baru kemudian agen fasilitas membagikan kepada bank-bank peserta
sesuai dengan ke ikutsertaan bank-bank tersebut.
8. Lender
Artinya : bank-bank yang ikut serta membiayai kredit sindikasi.
Universitas Sumatera Utara
Bank-bank yang ikut serta dalam kredit sindikasi biasanya mempunyai
kelompok-kelompok tertentu. Kelompok ini terbentuk dengan sendirinya, karena
persamaan persepsi tentang bidang yang akan di biayai, tentang tata cara
penganalisaan kredit dan tentang peringkat bank itu sendiri.
9. Tenor
Artinya : jangka waktu berapa lama fasilitas kredit akan di gunakan.
Penentuan berapa lama jangka waktu kredit sindikasi ini harus di lakukan
dengan analisa yang mendalam oleh marketing/account officer. Harus di lihat
perjanjian pemborongan kerjaan sesuai dengan berapa lama proyek itu, dan di hitung
berapa lama jangka waktu untuk pengembalian hutang berikut dengan cicilannya, dan
apakah perlu di berikan masa tenggang waktu untuk tidak melakukan cicilan.
10. Grace Period
Artinya : jangka waktu dimana nasabah tidak membayar angsuran kepada
bank-bank peserta sindikasi, dan biasanya hanya membayar bunga saja.
Grace period ini biasanya juga telah di pertimbangkan pada waktu akan di
berikan kredit sindikasi. Mengingat pada suatu proyek yang telah selesai tidak akan
langsung menghasilkan keuntungan. Harus ada tenggang waktu untuk mendapatkan
keuntungan. Untuk itulah perlu di berikan tenggang waktu dimana nasabah hanya
membayar bunga saja, tetapi tidak membayar cicilan. Bila telah lewat masa krisisnya
barulah di bebankan cicilan berikut bunga yang harus di bayar oleh nasabah.
11. Interest Rate
Artinya : tingkat suku bunga yang akan di pakai, misalnya Libor, Sibor, suku
bunga rata-rata dari bank-bank peserta sindikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat suku bunga yang di tetapkan kepada nasabah sangat bervariasi. Hal
ini juga melihat kepada situasi perekonomian di Indonesia.
12. Draw Down
Artinya : syarat-syarat pencairan kredit sindikasi dapat dilakukan.
Mengenai syarat-syarat draw down dapat di lihat dari kelengkapan dokumen
yang di minta apakah sudah di penuhi atau tidak. Dan mengenai tata cara untuk
pencairan kredit pun harus di tentukan di awal, apakah perlu instrumen tertentu, atau
apakah perlu di buatkan surat tertentu dan di setujui oleh bank-bank peserta sindikasi.
13. Commitment Fee
Artinya : biaya yang di keluarkan oleh nasabah sebagai kompensasi dari
fasilitas dana yang di sediakan, tetapi belum di gunakan.
Hal ini sangat berbeda dengan kredit biasa. Commitment fee di kenakan
karena dana yang di ambil oleh bank-bank peserta sinidikasi biasanya dana dari luar
negeri. Apabila dana tersebut tidak di gunakan tentu saja bank-bank tersebut akan
rugi, untuk itulah dikenakan commitment fee kepada nasabah.
14. Facility Fee
Artinya : biaya yang di bayar oleh nasabah atas jumlah fasilitas kredit yang di
pakai.
Biasanya di lakukan perhitungan sesuai dengan jumlah dana yang di pakai
oleh nasabah. Apabila pengerjaan proyek baru sebagian tentu saja dana yang di pakai
pun baru sebagian, sehingga perhitungan bunga pun di kenakan atas bagian yang
telah di pakai oleh nasabah. Perhitungan tersebut sama dengan perhitungan pada
kredit biasa.
Universitas Sumatera Utara
15. Loan Repayment
Artinya : cara pembayaran kredit yang harus di lakukan oleh nasabah,
biasanya di buatkan tabel atau datanya.
Dalam kredit sindikasi biasanya telah di tentukan bagaimana cara pembayaran
kredit sidikasi. Umumnya di lakukan per kwartal atau per semester. Berbeda dengan
kredit biasa yang harus di bayar setiap bulan sesuai dengan daftar angsuran yang
telah di buatkan oleh bank untuk nasabah.
Bilamana nasabah mempunyai kelebihan dana ia pun bisa melakukan
pembayaran kembali yang di percepat. Tetapi pada umumnya pembayaran kembali
yang di percepat pun di kenai biaya denda. Karena dengan pembayaran yang di
percepat, bank tidak memperoleh untung karena dana yang di kembalikan lebih cepat
dari jadwalnya, tentu saja akan sulit untuk di lempar kembali ke nasabah yang lain.
16. Prepayment
Artinya : pembayaran yang di percepat sebelum waktunya pembayaran itu
harus di lakukan. Hal ini bisa di lakukan oleh nasabah apabila proyeknya sangat
berhasil. Pada umumnya prepayment ini di kenakan penalti oleh bank-bank sindikasi.
17. Security
Artinya : jaminan-jaminan yang di berikan sehubungan dengan kredit
sindikasi tersebut.
18. Condition
Artinya : syarat-syarat yang harus di penuhi oleh nasabah, baik itu sebelum
penandatanganan maupun untuk pencairan kredit sindikasi dan selama kredit
sindikasi berjalan.
Universitas Sumatera Utara
19. Financial Covenant
Artinya : syarat-syarat keuangan yang harus di penuhi oleh nasabah.
Syarat-syarat tersebut biasanya di tentukan oleh marketing/account officer
setelah di lakukan analisa yang mendalam.
20. Covenant
Artinya : ketentuan-ketentuan yang harus di penuhi, baik sebagai affirmative
covenant (yang harus di lakukan) maupun sebagai negative covenant (yang tidak
boleh di lakukan).
Syarat yang harus di penuhi maksudnya bilamana nasabah tidak melakukan
atau memenuhi syarat tersebut maka nasabah di anggap wanprestasi. Tetapi untuk
syarat yang tidak boleh di lakukan malah bersifat sebaliknya, yaitu bilamana nasabah
melakukan hal-hal yang tidak boleh di lakukan dan tetap di lakukan oleh nasabah,
maka nasabah itu di anggap wanprestasi.
21. Taxes
Artinya pajak yang harus di bayar oleh nasabah.
22. Expences dan Fees
Artinya : pengeluaran dan biaya-biaya lainnya yang harus di bayar oleh
nasabah.
Biaya ini meliputi biaya pembuatan information memorandum, biaya
mengadakan meeting-meeting maupun surat menyurat yang berhubungan dengan
kredit sindikasi, biaya lawyer, dan lain-lain. Selain itu ada biaya untuk acara
penandatanganan kredit sindikasi yang pada umumnya di lakukan di hotel-hotel,
kesemua biaya itu di anggung oleh nasabah.
Universitas Sumatera Utara
23. Governing Law
Artinya : pemilihan hukum di negara mana.
24. Court of Yurisdiction
Artinya : pemilihan domisili hukum di pengadilan negara mana.
Apabila bank-bank peserta sindikasi adalah bank-bank di Indonesia atau bank
perwakilan di Indonesia, maka selain memilih hukum negara Indonesia, juga harus
menentukan pengadilan negeri mana yang yang akan di pilih. Hal ini perlu untuk
menguatkan apabila di kemudian hari terjadi kemacetan kredit maka tidak akan
mengalami kesulitan pada saat eksekusinya karena sudah memilih domisili hukum di
pengadilan negeri yang sama.
25. Consultant
Artinya : konsultan yang di tunjuk sehubungan dengan proyek yang di
bangun. Misalnya konsultan penilai, konsultan arsitek, konsultan untuk arsitek
bangunan, dan lain-lain. Pemilihan konsultan yang di perlukan tergantung dari proyek
dan untuk kepentingan apa. Jika memang di perlukan maka di pilih konsultan yang
sudah biasa menangani proyek-proyek, sehingga tidak akan timbul kesulitan atau
kerugian akibat ulah konsultan yang yang tidak cakap dan tidak profesional.
26. Stamp Duties
Artinya : biaya yang harus di bayarkan oleh nasabah yang di haruskan oleh
pemerintah. Misalnya materai.
Universitas Sumatera Utara
27. Escrow Account
Artinya : rekening untuk menampung hasil dari proyek. Dimana lead bank
nantinya akan memotong angsuran yang harus di bayar oleh nasabah dari
rekening escrow account ini.
Pada umumnya di dalam kredit sindikasi di syaratkan untuk membuka satu
rekening yang di sebut dengan rekening escrow account. Rekening inilah yang
nantinya akan di aktifkan sebagai tempat pemasukan atau pengeluaran dana dari
nasabah. Tujuannya adalah untuk mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana serta
untuk kepentingan apa dana tersebut di keluarkan. Begitu pun hasil yang kelak akan
di peroleh nasabah dari proyeknya, maka hasil tersebut akan di blokir oleh bank
penyimpan dana untuk kepentingan pemotongan cicilan yang harus/di bayar oleh
nasabah bila telah tiba waktunya.
Setelah mengetahui apa saja istilah yang sering di pergunakan dalam kredit
sindikasi, maka akan mempermudah untuk lebih memahami mengenai kredit
sindikasi. Pada dasarnya proses kerja atau pembentukan kredit sindikasi sama saja
seperti proses kredit biasa yang di lakukan oleh bank-bank. Apabila kredit biasa di
berikan oleh hanya satu bank, sedangkan kredit sindikasi di berikan oleh lebih dari
satu bank, dan di sinilah letak perbedaan antara kredit biasa dengan kredit sindikasi.
Oleh karena dalam kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu bank maka
dalam prosesnya tentulah memerlukan perhatian yang khusus dalam hal
penandatanganannya, terutama hal-hal yang menyangkut hubungan dengan bankbank calon peserta sindikasi. Hubungan antara bank yang satu dengan yang lainnya
harus terjalin dengan baik dan harmonis, dan harus di cari jalan tengahnya agar dapat
Universitas Sumatera Utara
di capai titik temu yang dapat memuaskan masing-masing bank, dengan tidak
menimbulkan kekurang-amanan bagi bank yang lain.
A. Prosedur Pemberian Kredit Sindikasi Pada PT. Bank Sumut Medan
I. Proses Sebelum Pemberian Kredit Sindikasi.
Prosedur pembentukan sindikasi di awali sebelum surat mandat sampai
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan sebelum surat mandat.
30
Kegiatan sebelum surat mandat ini di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1.1 Deal Organization
Ialah mengorganisasikan segala sesuatu yang perlu untuk menunjang
terbentuknya dan terselenggaranya kredit sindikasi. Dalam tahap ini ada beberapa hal
yang perlu untuk di bahas antara lain :
a) Tentang jumlah kredit yang harus di berikan. Harus di rencanakan secara
matang dan baik, jangan sampai jumlah kredit yang di berikan terlalu
banyak atau bahkan terlalu sedikit.
b) Tentang hubungan debitur dengan bank-bank peserta. Harus pula di
perhatikan bentuk hubungan yang telah terjalin sebelumnya antara debitur
dengan bank-bank calon peserta sindikasi. Jangan sampai terjadi bahwa
ternyata debitur pernah menjadi nasabah macet di salah satu bank. Apabila
hal ini terjadi maka ada kemungkinan bank tersebut tidak akan mau
menjadi bank yang akan membiayai proyek debitur, dan bisa saja bank
30
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
tersebut memberitahukan kepada bank-bank yang lain mengenai track
record si debitur. Dan hal ini akan sangat merugikan si debitur sendiri.
c) Tentang informasi mengenai proyek yang akan di biayai. Informasi
mengenai proyek yang akan di biayai harus di berikan secara jelas,
lengkap dan terbuka, jangan sampai ada hal-hal yang di tutupi. Sebab akan
menimbulkan masalah di kemudian hari. Dan yang paling utama adalah
jangan sampai ada rekayasa data dan informasi yang bisa menyesatkan
bank-bank peserta sindikasi.
d) Tentang kebaikan dari proyek tersebut. Bilamana ada kebaikan dari
proyek tersebut yang bisa disampaikan kepada bank-bank peserta, hal
tersebut dapat di sampaikan. Sebab akan menjadi salah satu daya tarik dari
berhasilnya kredit sindikasi untuk di pasarkan.
e) Tentang menyiapkan memorandum informasi. Harus ada kerjasama yang
baik antara nasabah dengan lead bank dalam menyiapkan information
memorandum yang di kenal dengan istilah info memo. Info memo ini
umumnya berbentuk baku yang di buat menarik agar bisa di tawarkan atau
mempunyai nilai jual di kalangan bank-bank peminat kredit sindikasi.
1.2 Credit Evaluation
Ialah kegiatan untuk mengevaluasi kredit yang akan di berikan. Cara untuk
melakukan evaluasi ini sama dengan evaluasi kredit biasa. Untuk dapat mengevaluasi
ini perlu di lihat beberapa hal yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a) Latar belakang dari perusahaan yang akan di biayai.
Harus juga dil ihat bagaimana latar belakang dari perusahaan yang akan di
biayai, apakah mempunyai latar belakang yang cacat atau tidak. Apabila
perusahaan tersebut latar belakangnya tidak baik maka akan sangat
mempengaruhi perjalanan perusahaan ini selanjutnya.
b) Siapa saja pemegang sahamnya
Perlu di ketahui siapa saja pemegang sahamnya. Apakah pemegang saham
ini memang ahli di bidang perusahaan tersebut. Misalnya : A adalah
seorang pemegang saham yang ahli di bidang perhotelan dan proyek yang
akan di biayai adalah hotel, maka sesuai dengan bidangnya. Bisa saja
suatu perusahaan jatuh karena pemegang sahamnya tidak mempunyai
keahlian di bidang perusahaan yang di bangunnya. Hal ini tentu
mempunyai pengaruh yang cukup berat untuk kelangsungan perusahaan
tersebut. Terkadang pemegang saham juga mempengaruhi kredit sindikasi
akan di berikan atau tidak.
c) Bagaimana managementnya
Perlu di ketahui juga management dari perusahaan tersebut, apakah
memang mempunyai keahlian memanage perusahaan yang sejenis. Karena
apabila perusahaan telah mempunyai keahlian memanage yang baik tentu
akan ikut melancarkan jalannya proyek tersebut.
d) Bagaimana laporan keuangannya
Laporan keuangan harus di lihat dari tahun-tahun sebelumnya sebagai
bahan masukan dan referensi. Bila hanya di lihat dari laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
tahun berjalan kadang kala tidak terlihat adanya kejelekan atau kebaikan
dari perusahaan tersebut.
e) Bagaimana struktur modalnya, apakah milik sendiri atau pinjaman
Mengenai struktur modal dapat di lihat dari neracanya, apakah modal
yang ada dalam anggaran dasar sesuai dengan yang ada di neraca. Dan
perlu adanya kerjasama dengan bagian hukum untuk melihat anggaran
dasar perusahaan tersebut, berapa modal yang di setor dan berapa modal
yang di tempatkan.
f) Bagaimana prospek market dari perusahaan tesebut
Hal ini perlu di lihat apakah proyek yang akan di biayai dapat
menghasilkan atau tidak, apakah produknya terkena larangan dari
pemerintah yang akan mengakibatkan kredit tersebut macet karena
produksinya mengalami hambatan. Karena akan percuma dan sia-sia saja
apabila produk yang di hasilkannya di larang oleh pemerintah atau
produknya terganjal masalah, sebab hal ini akan merugikan bukan hanya
perusahaan tersebut tetapi juga bank-bank yang membiayainya, sebab ada
kemungkinan perusahaan itu tidak mampu mengembalikan pinjamannya.
g) Bagaimana aspek operasional dari perusahaan tersebut
Aspek operasional sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan,
karena kinerja suatu perusahaan sangat mempengaruhi keberhasilan
perusahaan itu. Apakah perusahaan sering terjadi pemogokan kerja oleh
para karyawannya sehingga kelangsungan perusahaan juga menjadi
terganggu.
Bagaimana pula dengan pembayaran kewajiban dari
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, seperti listrik, air, telepon. PBB. Bila pernah terjadi
tunggakan, bisa saja terjadi penutupan pabrik oleh instansi terkait. Hal ini
tentunya akan sangat mempengaruhi jalannya perusahaan
h) Bagaimana record pinjamannya dari bank-bank lain
Hal ini juga sangat penting untuk di perhatikan. Karena apabila
perusahaan itu pernah menjadi debitur macet di salah satu bank, maka
kredit sindikasi pun akan di tolak. Sebab di khawatirkan akan terjadi hal
yang sama, apalagi kredit sindikasi jumlahnya sangat banyak, tidak sama
seperti kredit biasa yang jumlah pinjamannya tidak sebesar pada kredit
sindikasi. Tetapi sekarang ini para pengusaha atau debitur sudah sangat
pintar, mereka tidak akan menggunakan nama PT yang sama dengan PT
yang pernah mengalami macet di salah satu bank. Oleh sebab itu perlu di
lakukan cross check anatar bank, untuk memastikan agar hal seperti itu
tidak terjadi. Dan juga pihak bank harus sangat teliti dalam memeriksa
berkas-berkas permohonan.
i) Bagaimana proyeksi keuangan selanjutnya
Proyeksi keuangan harus di analisa dengan teliti, sebab apabila terjadi
kesalahan dalam mnganalisa dan memproyeksikan maka akan berakibat
fatal bagi kelangsungan perusahaan itu, yang tentunya juga akan
mempengaruhi kemampuannya untuk mengembalikan kredit kepada bankbank peserta sindikasi.
j) Bagaiman tentang jaminan yang akan di berikan, apakah mengcover
jumlah pinjaman
Universitas Sumatera Utara
Mengenai jaminan harus di lihat dengan seksama, dan jika perlu di
lakukan pengecekan ketempat dimana jaminan itu berada. Agar terdapat
kepastian dan nantinya tidak akan terjadi kekecewaan bagi bank-bank
peserta sindikasi. Jaminan itu juga harus dapat meng-cover jumlah kredit
yang, apabila terjadi kredit macet. Karena pada saat kredit macet maka
para bank peserta sindikasi hanya berpegang pada jaminan yang ada.
k) Bagaimana dengan penutupan asuransinya
Pada umumnya suatu proyek yang akan di bangun di asuransikan, maka
jaminan pun harus di asuransikan. Dalam kredit biasanya hanya di tutup
asuransi kebakaran. Sedangkan dalam kredit sindikasi selain di tutup
asuransi atas kebakaran juga di tutup asuransi atas gempa. Selain itu juga
claim atas asuransi tersebut (bilamana terjadi hal-hal yang di
pertanggungkan) di serahkan kepada bank-bank peserta sindikasi. Sejak
saat itu bila terjadi claim, maka hasil claim menjadi milik dari bank-bank
peserta sindikasi.
1.3 Structuring the credit
Setelah menganalisa hal-hal di atas secara mendetail, maka baru di tentukan
struktur kredit apa yang
baik untuk di berikan kepada nasabah. Jangan salah
memberikan struktur kredit, karena akan menjadi salah satu penyebab kredit macet.
Misalnya : nasabah memerlukan kredit modal kerja untuk pembelian mesin-mesin
baru, tetapi yang di berikan kredit PRK/rekening koran, dimana nasabah bisa
mengambil kapan saja uangnya tapa perlu di kontrol oleh pihak bank. Maka hal ini
akan mengakibatkan kreditnya macet, karena ternyata uang kredit yang di berikan
Universitas Sumatera Utara
tidak di belikan mesin baru tetapi di pakai untuk pelunasan hutang-hutangnya di
tempat lain. Oleh sebab itu penentuan bentuk/struktur kredit sangat penting. Jadi
harus di bedakan kapan harus di berikan kredit investasi, kredit modal kerja, kredit
berjangka, atau kredit rekening koran.
Adapun jenis-jenis kredit kita kenal tergantung dari sudut pendekatan yang di
lakukan, yaitu berdasarkan tujuan, jangka waktu, macam dan jaminan.
Jenis-jenis kredit tersebut ialah :
31
1) Berdasar tujuan
Kredit ini terbagi menjadi kredit konsumtif, kredit modal kerja, dan kredit
investasi.
a) Kredit konsumtif ialah kredit yang akan di pergunakan dalam memenuhi
kebutuhan kreditur. Dapat juga di katakan dengan kredit non produktif.
Misalnya kredit rumah atau mobil yang di pakai sendiri bersama keluarga,
jadi bukan untuk di sewakan.
b) Kredit modal kerja ialah kredit untuk menambah modal suatu perusahaan.
Jadi kredit ini sifatnya produkti/menghasilkan. Disebut juga dengan kredit
perdagangan.
c) kredit investasi di artikan jika kredit itu di gunakan/di investasikan pada
proyek yang sifatnya produktif, tetapi baru menghasilkan dalam jangka waktu
yang relatif lama. Misalnya kredit itu di investasikan pada perkebunan kelapa
sawit, yang baru menghasilkan setelah kelapa sawit itu berbuah.
31
H. Malayu S.P hasibuan, Manajemen Perbankan Dasar dan Kunci Keberhasilan
Perekonomian, (jakarta : CV. Haji Masagung), 1993, hal. 93-94.
Universitas Sumatera Utara
2) Berdasar jangka waktu
Berdasarkan waktu kredit di bagi atas kredit jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang.
a) Kredit jangka pendek ialah kredit yang jangka waktu maksimumnya satu
tahun.
b) Kredit jangka menengah ialah kredit yang jangka waktunya satu sampai tiga
tahun.
c) Kredit jangka panjang ialah kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun.
3) Berdasar macamnya
Berdasar macamnya di kenal ada tiga yaitu kredit aksep, kredit penjual, dan kredit
pembeli.
a) Kredit aksep ialah kredit yang di berikan oleh bank yang pada hakikatnya
hanya merupakan pinjaman uang biasa sebanyak persetujuan fasilitas kredit.
b) Kredit penjual ialah kredit yang di berikan penjual kepada pembeli, artinya
barang telah di terima terlebih dahulu baru kemudian pembayarannya.
Misalnya kredit rumah, mobil, dan lain-lain.
c) Kredit pembeli artinya kredit kepada penjual yaitu uang sudah di serahkan
dahulu kepada penjual tetapi barangnya di terima belakangan. Misalnya
pembelian dengan uang muka.
4) Berdasar jaminan
Jika kredit di lihat dari segi jaminan, yang dapat di golongkan jenis kredit yaitu
kredit dengan jaminan orang, kredit dengan jaminan efek, kredit jaminan barang, dan
kredit jaminan dokumen.
Universitas Sumatera Utara
a) Kredit jaminan orang adalah pinjaman yang dapat di golongkan berdasarkan
jaminan dari seseorang. Biasanya penjamin itu telah di kenal kejujuran dan
bonafiditasnya. Kredit yang semacam ini tidak di perkenankan oleh Bank
Indonesia untuk di lakukan oleh suatu bank.
b) Kredit jaminan efek atau kredit dengan agunan efek-efek yang di artikan
bahwa kredit yang di berikan oleh bank kepada debiturnya di jamin dengan
efek-efek atau surat-surat berharga, seperti bilyet giro, deposito, sertifikat
deposito, dan lain sebagainya.
c) Kredit jaminan barang adalah kredit yang di berikan bank kepada debiturnya
dan yang menjadi jaminannya ialah barang tetap atau barang bergerak.
Misalnya jaminan barang tetap ialah sertifikat tanah, izin dan gambar rumah.
Barang tersebut harus telah di asuransikan. Jaminan berupa barang bergerak
ialah perhiasan, BPKB mobil, dan lain-lain. Kredit jaminan barang harus
memperhatikan ketentuan dalam Hukum Perdata Pasal 1132 – 1139.
d) Kredit jaminan dokumen adalah kredit yang di berikan bank devisa dalam
perdagangan internasional dengan agunan dokumen-dokumen yang terdapat
pada L/C (letter of credit) bersangkutan.
2. Pemberian Surat Mandat
Dalam hal ini nasabah memberikan surat mandat kepada lead manager untuk
memproses dan mengarrange kredit sindikasi tersebut dengan bank-bank lain yang
akan ikut serta dalam membiayai suatu proyek.
Adapun surat mandat ini biasanya menyebutkan hal-hal sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jumlah kredit yang harus di arrange oleh lead manager
Sebelum di ajukannya kredit sindikasi maka nasabah terlebih dahulu harus
sudah memastikan berapa jumlah kredit yang di butuhkan dan apabila terjadi
kekurangan pembiayaan dari bank-bank lain, maka biasanya lead yang mengambil
bagian yang lebih besar dari bank-bank lain.
2. Tujuan dari peminjaman uang
Harus di sebutkan pula tujuan dari peminjaman uang tersebut di sertai
dengan segala analisis cara pemgembaliannya dan juga proyek apa yang akan di
bangun serta prospek dari proyek tersebut kedepannya.
3. Kapan batas waktu dari surat mandat itu
Hal ini perlu agar lead manager mempunyai batas waktu untuk
melaksanakan segalanya, sehingga nasabah memperoleh kepastian. Apabila di
berikan tanpa batasan waktu maka mungkin saja nasabah akan mengalami kerugian
karena waktunya yang terlalu lama. Bilamana lead bank tidak sanggup dengan waktu
yang telah di berikan maka lead bank akan mengatakannya secara terus terang akan
ke tidaksanggupannya sehingga nasabah bisa mencari lead yang lain.
4. Syarat-syarat tambahan untuk pembatalan
Dalam hal lead manager lewat batas waktunya maka nasabah berhak
membatalkan kredit yang sedang di arrange oleh lead manager. Hal ini dapat di
lakukan oleh nasabah karena biasanya nasabah sering memberikan surat mandat
kepada beberapa bank besar, sehingga ban-bank sebagai lead manager bersaing
memberikan service yang cepat tetapi tidak melupakan segi-segi pengamanan yang
harus tetap di jaga oleh bank.
Universitas Sumatera Utara
5. Bagaimana cara pembayaran dan berapa lama jangka waktu grace period
yang di minta oleh nasabah
Umumnya dalam kredit sindikasi ada masa grace period yang artinya
nasabah meminta waktu agar sejak kredit sindikasi di cairkan maka nasabah tidak
langsung menbayar angsuran, karena proyek yang di biayai belum langsung
menghasilkan profit atau keuntungan. Umumnya grace period ini berkisar antara 1,5
– 2 tahun tergantung kepada proyeknya, namum ada juga yang lebih dari itu.
6. Bagaimana apabila ada tambahan pembayaran yang di percepat
Pada umumnya untuk pembayaran yang di percepat nasabah di kenakan
penalti oleh bank-bank peserta sindikasi. Mengapa ? Karena umumnya bank-bank
membiayai kredit sindikasi dalam mata uang Dollar US, maka bank sudah
mempunyai planing jangka panjang. Bila nasabah mendadak melunasi kredit dalam
US dollar tersebut, maka bank-bank akan mengalami kerugian, karena tidak ada
rencana untuk menyalurkan tambahan pembayaran yang di peroleh dari nasabah.
7. Bunga yang akan di gunakan kepada nasabah
Banyak macam untuk menentukan bunga di dalam kredit sindikasi,
biasanya bunga yang di gunakan adalah berpatokan pada Sibor + 2% atau Libor + 2%
kadang-kadang juga langsung di sebutkan 11% (karena dalam dollar US) atau bunga
berdasarkan bunga tertinggi dari para peserta sindikasi / bunga rata-rata yang di
serahkan oleh bank-bank peserta sindikasi kepada lead manager.
8. Surat referensi dari bank
Surat referensi dari bank inilah yang menunjukkan bahwa nasabah
tersebut bukanlah termasuk nasabah dalam daftar black list. Selain itu umumnya bank
Universitas Sumatera Utara
juga melakukan pengecekan secara bank to bank dengan bank lainnya (cross check
antar bank).
9. Comitment Fee
Besarnya comitment fee ini umumnya 1-2 % tetapi hal tersebut masih
dapat di negosiasikan.
10. Pajak (tax) dan lain-lain potongan yang di setujui oleh nasabah
Umumnya sudah lazim biaya-biaya yang akan di kenakan kepada nasabah,
misalnya biaya administrasi, biaya profisi, pengikatan kredit, biaya lawyer, biaya
notaris, dan lain sebagainya.
11. Dokumen yang ada pada nasabah sehubungan dengan proyek yang akan di
biayai
Dokumen-dokumen ini sangat penting untuk di perhatikan karena
merupakan bukti mengenai proyek yang akan di biayai. Misalnya hotel, maka ada
tanah dan bangunan tempat hotel itu di dirikan, izin-izin yang di perlukan, dan
dokumn-dokumen lain yang dapat di jadikan penunjang untuk pembangunan proyek
tersebut.
12. Pemilihan domisili hukum
Pemilihan domisili hukum ini berlangsung pada saat legal meeting,
dimana pemilihannya tergantung pada letak jaminan yang terbesar. Karena hal ini
akan memudahkan pihak bank untuk mengeksekusi apabila terjadi kredit macet.
13. Management Fee/Arranger fee umumnya fee yang di terima agen bank
adalah sebesar 1- 1,5 % pa.
14. Biaya-biaya lainnya yang harus di keluarkan oleh nasabah
Universitas Sumatera Utara
Misalnya biaya peninjauan lokasi proyek , biaya transportasi, biaya hotel,
uang saku, termasuk juga biaya untuk acara signing dan penyewaan ruangan hotel
untuk signing kredit sindikasi.
15. Bank yang menjadi agent
Harus di tentukan di awal bank mana yang akan menjadi agent, apakah itu
agen pembayaran, agen jaminan atau agen apa saja harus dengan jelas di sebutkan
fungsi dan tanggug jawabnya selain fee yang di dapatnya.
16. Agency fee
Misalnya ada agent jaminan/security agent, agent pembayaran/paying
agent, yang umumnya 1% PA.
17. Kondisi-kondisi lainnya yang di masukkan sebagai klausula. Baik sebagai
klausula tambahan atau klausula yang harus tetap di penuhi dan merupakan syaratsyarat untuk pencairan kreditnya. Hal ini tergantung dari proyek apa yang di biayai
dan sangat banyak variasinya.
18. Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh nasabah selama fasilitas kredit
berjalan.
Syarat-syarat tersebut misalnya tidak boleh di bagikan deviden kepada
para pemegang saham, tidak boleh ada pembayaran hutang lebih dulu kepada
pemegang saham atau bank-bank lain selain bank peserta sindikasi, tidak boleh
melakukan pinjaman dalam bentuk apapun kepada bank lain tanpa sepengetahuan
bank-bank peserta sindikasi. Dan masih banyak lagi syarat-syarat lainnya.
Universitas Sumatera Utara
II. Mekanisme Pemberian Kredit Sindikasi
1. Penyiapan Information Memorandum dan Perjanjian Kredit
Setelah lead manager memperoleh mandate dari penerima kredit, lead
manager kemudian bertanggung jawab untuk menyiapkan dua perangkat dokumen
hukum. Dokumen yang pertama adalah dokumen yang di sebut dengan information
memorandum yang memuat rincian mengenai pinjaman yang di maksud, informasi
mengenai financial condition dan business profile dari calon pemerima kredit.
Dokumen ini biasanya hanya di siapkan dalam hal calon penerima kredit adalah
pendatang baru di pasar sindikasi.
Di dalam information memorandum tersebut di muat hal-hal sebagai berikut :
32
1. Transaksi yang di maksud.
2. Latar belakang dari transaksi itu, biasanya sangat detail agar bank yang di
undang dapat melakukan analisis dan mengambil keputusan untuk
menentukan apakah bersedia atau tidak untuk ikut dalam sindikasi.
3. Informasi mengenai keadaan keuangan dan posisi bisnis dari calon
penerima kredit.
Dokumen yang kedua yaitu perjanjian kredit sindikasi yang akan merupakan
perjanjian antara sindikasi dengan penerima kredit dan antara para bank-bank
sindikasi itu sendiri. Biasanya dokumen ini di siapkan oleh eksternal lawyer dari lead
manager.
32
Sutan Remi Syahdeni, Op. Cit,Hal. 55.
Universitas Sumatera Utara
Setelah sindikasi dari kredit yang di inginkan oleh calon nasabah debitur
tersebut terbentuk dan kesepakatan mengenai syarat-syarat dari pemberian kredit itu
antara bank-bank pemberi kredit dan calon penerima kredit telah pula di capai, maka
di tuangkanlah kesepakatan itu dalam suatu perjanjian yang di sebut dengan
perjanjian kredit sindikasi. Di dalam perjanjian kredit sindikasi di atur segala hak dan
kewajiban dari masing-masing pihak, baik itu pihak pemberi kredit maupun pihak
penerima kredit. Juga di tentukan kewenangan dan kewajiban dari agent bank yang di
tunjuk. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka perjanjian kredit sindikasi itulah
yang di jadikan dasar dan rujukan bagi para pihak untuk menyelesaikan perbedaan
pendapat atau sengketa di antara mereka.
Di dalam perjanjian kredit sindikasi terdapat klausul-klausul penting yaitu
yang mengatur mengenai hal-hal sebagai berikut : 33
1. Jumlah kredit dan self financing penerima kredit.
2. Jangka waktu kredit.
3. Mata uang dari kredit dan angsurannya.
4. Tujuan penggunaan kredit.
5. Penarikan kredit (drawdown).
6. Tingkat bunga.
7. Angsuran oleh penerima kredit.
8. Pelunasan kredit sebelum jangka waktunya (prepayment).
9. Tugas-tugas aen bank.
10. Jaminan bagi agen bank.
33
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
11. Condition precedent atau syarat-syarat tangguh.
12. Representaties and warranties.
13. Covenant.
14. Sharing clauses.
15. Default (ingkar janji) and cross default (ingkar janji silang).
16. Choice of law and jurisdiction.
Kedua dokumen ini akan di bagi-bagikan dalam bentuk konsep kepada bankbank pendatang baru atau bank-bank yang tidak sering muncul di pasar sindikasi
yang telah secara jelas menyatakan minatnya untuk ikut dalam sindikasi. Terutama
pada international syndicated loan, berkaitan dengan penyiapan perjanjian kredit
sindikasi, para pihak dari perjanjian kredit sindikasi itu harus terlebih dahulu
bersepakat mengenai hukum negara mana yang di pilih oleh para pihak yang akan
mengadili apabila terjadi perbedaan pendapat atau persengketaan di antara para pihak
dalam rangka pelaksanaan perjanjian sindikasi kredit tersebut.
2. Penunjukan Agen Bank
Setelah perjanjian kredit sindikasi di tanda-tangani, penyediaan dana akan
berlangsung melalui suatu proses dimana bank-bank sindikasi akan mentransfer
jumlah dana yang telah di setujuinya untuk di berikan sebagai kredit kepada penerima
kredit ke dalam suatu rekening khusus yang di tata usahakan oleh suatu bank yang
bertugas sebagai agent bank. Agen bank adalah kuasa dari bank-bank para anggota
atau peserta sindikasi. Agen bank bukan mewakili penerima kredit tetapi mewakili
para peserta sindikasi dan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan administrasi
Universitas Sumatera Utara
pemakaian kredit selama jangka waktunya. Peranan agen bank ini sangat penting bagi
peserta sindikasi sehingga beberapa bank hanya bersedia berpartisipasi dalam suatu
sindikasi kredit apabila agen bank-nya telah berpengalaman dalam transaksi-transaksi
kredit sindikasi.
Ada beberapa agen dalam kredit sindikasi. Namun apabila hanya di tulis
dengan sebutan agen saja maka yang di maksud adalah facility agen. Bila tugas
arranger adalah membentuk sindikasi dan tugasnya itu hanya berlangsung sampai
dengan sebelum perjanjian kredit sindikasi di tanda tangani, maka tugas dari agen
adalah mengadministrasikan penggunaan kredit sindikasi setelah perjanjiannya di
tanda-tangani oleh nasabah dan bank-bank peserta sindikasi. Dalam sindikasi
internasional yang arrangernya adalah bank di Indonesia, maka di samping facility
agent di tunjuk pula oleh bank-bank peserta luar negeri suatu security agent untuk
bertanggung jawab atas penyelesaian pengikatan jaminan dan dokumentasinya.
Adapun tugas-tugas dari agent bank ini yaitu :
34
1. Memastikan bahwa condition precedent atau syarat-syarat tangguh dari
perjanjian kredit sindikasi telah di penuhi oleh nasabah sebelum
penggunaan kredit. Syarat-syarat tangguh di sini maksudnya ialah syaratsyarat yang harus di penuhi terlebih dahulu sebelum nasabah berhak
menarik kredit. Syarat-syarat itu misalnya bahwa semua pengikatan
jaminan telah di lakukan dengan baik, semua perizinan yang di perlukan
telah di peroleh dari pihak yang berwenang, dan lain-lain.
34
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2. Menagih dana untuk kredit sindikasi dai bank-bank peserta dan
membayarkan dana itu kepada nasabah.
3. Menghitung dan memungut bunga dan fee dari nasabah dan selanjutnya
membagikan kepada bank-bank peserta sindikasi sesuai dengan bagiannya
masing-masing.
4. Mengawasi penggunaan kredit dan pembangunan proyek.
5. Melaporkan kepada masing-masing peserta sindikasi atas penggunaan
kredit dan pembangunan proyek yang di biayai.
6. Melaporkan dan memintakan untuk di perolehnya persetujuan dari
masing-masing peserta sindikasi apabila nasabah meminta untuk dapat
melakukan sesuatu sehubungan dengan organisasi perusahaan dan
usahanya yang di dalam perjanjian kredit hal itu merupakan negative
covenant.
Negative covenant maksudnya ialah klausula di dalam perjanjian kredit
sindikasi yang menentukan bahwa hal-hal yang di sebutkan di dalam
klausula tersebut tidak boleh di lakukan oleh nasabah tanpa terlebih
dahulu memperoleh persetujuan dari bank-bank peserta sindikasi.
7.
Melaporkan kepada masing-masing peserta sindikasi mengenai
penyimpangan atas penggunaan kredit. Dengan kata lain agent bertugas
mengkoordinasikan setiap negosiasi, setiap pembayaran dan penagihan,
dan administrasi kredit seketika setelah perjanjian kredit di laksanakan.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa pedoman bagi agen yang telah di tentukan oleh hukum yang
harus di patuhi oleh agen, kecuali di tentukan sebaliknya dalam perjanjian kredit
sindikasi yang bersangkutan. Pedoman itu adalah :
35
1. Kuasanya tidak dapat dicabut.
Tanpa sepakat dari agen, kuasa suatu agen yang telah di berikan oleh para
peserta sindikasi tidak dapat di cabut kembali sekalipun seluruh peserta sindikasi
secara bulat menyepakati untuk mencabut kuasa tersebut. Kuasa tersebut hanya dapat
di cabut kembali dalam hal :
a) Di setujui oleh agen itu sendiri.
b) Di dalam perjanjian terdapat suatu klausul yang disebut dengan power of
removal clause, yaitu klausul yang memberikan kekuasaan kepada para
peserta sindikasi untuk menarik kembali kuasa yang telah di berikan
oleh agent tanpa persetujuan agent.
c) Apabila agent telah melakukan ingkar janji yaitu melakukan atau tidak
melakukan hal-hal yang di tentukan di dalam perjanjian kredit sindikasi
yang merupakan penyimpangan atas kewajiban-kewajibannya.
2. Agen harus melaksanakan kewajibannya dengan due deligence dan due
care and skill.
Apabila waktu merupakan sesuatu yang esensial maka hal itu harus di
perhatikan sesuai seperti yang di entukan. Dalam hal suatu jangka waktu atau batas
waktu tertentu tidak di tentukan, maka pelaksanaan kewajiban itu harus di lakukan
dalam batas waktu yang di anggap wajar. Apabila agent tidak dapat melaksanakan
35
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban-kewajibnnya di dalam batas waktu yang telah di tentukan maka agent
harus memberitahukan hal itu kepada para peserta sindikasi.
Peranan agen bank tidak berhenti sampai disini saja dan akan berlangsung
terus selama jangka waktu kredit. Peranan dari agen bank menghendaki bank yang
bersangkutan untuk menyelenggarakan sejumlah kewajiban administratif dan
biasanya melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit dalam arti yang luas
untuk dan atas nama sindikasi.
3. Upacara penendatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi
Perjanjian kredit merupakan dokumen hukum yang terpenting pada kredit
sindikasi, karena merupakan dokumen yang akan menjadi rujukan bagi seluruh
pelaksanaan kredit sindikasi tersebut dan juga di dalam perjanjian kredit sindikasi itu
tercantum hal-hal penting mengenai pelaksanaan kredit, tercantum juga aturan-aturan
yang harus di penuhi oleh para pihak beserta hak dan kewajiban masing-masing.
Suatu perjanjian kredit itu agar mempunyai kekuatan berlaku dan mengikat,
harus di tanda-tangani oleh para pihak yang terlibat, karena tanda-tangan tersebut
merupakan bukti dari para pihak bahwa mereka telah setuju dan sepakat mengenai
perjanjian tersebut. Oleh karena pentingnya dokumen tersebut, maka penanda
tanganan oleh para pihak yang terdiri dari bank-bank peserta sindikasi dan calon
penerima kredit di lakukan dengan menyelenggarakan suatu upacara khusus yang di
sebut loan signing ceremony.
Universitas Sumatera Utara
4. Pelaksanaan Publisitas
Setelah perjanjian kredit sindikasi di tanda-tangani, maka di lakukan
publisitas atas terbentuknya sindikasi kredit itu dan pemberian kredit sindikasi itu
kepada penerima kredit (nasabah debitur). Memang tidak semua kredit sindikasi di
beritahukan kepada masyarakat, namun bagi kredit sindikasi yang sangat besar
jumlahnya perlu di informasikan kepada masyarakat. Yang tujuannya adalah agar
masyarakat dapat mengukur tingkat resiko dari nasabah yang bersangkutan. Hal ini
terutama apabila masyarakat ingin membeli saham atau obligasi yang di terbitkan
oleh nasabah tersebut sebagai emiten di pasar modal.
Sebaliknya,
bagi
penerima
kredit
di
lakukannya
publisitas
sangat
menguntungkannya, karena akan menunjukkan bahwa nasabah tersebut di nilai
mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, terlebih lagi apabila bank-bank peserta
sindikasi itu adalah bank-bank yang ternama dan besar.
Tujuan dari publisitas tersebut bagi bank-bank pemberi kredit adalah untuk
memastikan bahwa mengenai pinjaman itu tidak di salah-artikan oleh media dan
komentar-komentar dari media selama berlangsungnya proses sindikasi dapat
menguntungkan atau setidak-tidanya tidak sampai merugikan.
Perwujudan dari publisitas ini adalah di terbitkannya apa yang di sebut
dengan istilah tombstone. Tetapi bagi bank-bank atau lembaga keuangan lainnya
yang tidak ikut serta dalam kredit sindikasi, tombstone tersebut di catat sebagai
informasi untuk keperluan di kemudian hari apabila bank-bank tersebut berhubungan
dengan nasabah yang bersangkutan. Sehubungan dengan di lakukannya publisitas
bagi pemberian kredit sindikasi , maka timbul pertanyaan apakah publisistas ini tidak
Universitas Sumatera Utara
melanggar ketentuan mengenai rahasia bank? Bagi negara-negara yang menganut
sistem common law publisitas itu tidak di anggap melanggar rahasia bank. Sebab di
negara-negara yang menganut common law system berlakunya ketentuan rahasia
bank mengacu kepada putusan Pengadilan Inggris dalam perkara Tournier v. National
Provincial Bank (1942). dimana dalam kasus tersebut telah di putuskan bahwa bank
berhak untuk mengungkapkan informasi mengenai urusan-urusan nasabahnya dalam
4 keadaan yaitu :
a) Apabila pengungkapan itu di haruskan oleh hukum.
b) Apabila bank berkewajiban untuk melakukan pengungkapan kepada
masyarakat.
c) Apabila pengungkapan di kehendaki demi kepentingan bank.
d) Apabila nasabah memberikan persetujuannya.
B. Dokumen Dalam Kredit Sindikasi
Setelah di capai kesepakatan mengenai paket sindikasi dan bank-bank peserta
yang mendukungnya telah ada dan telah menyetujui untuk ikut membiayai suatu
proyek, maka pekerajaan selanjutnya adalah masalah legal dan dokumentasi. Para
legal officer masing-masing peserta sindikasi bersama-sama mendiskusikan aspek
legal dan dokumen-dokumen apa saja yang harus di lengkapi untuk keamanan bank
karena memberikan kredit dalam jumlah yang sangat besar. Tidak jarang perbedaan
visi dari masing-masing bank mengenai aspek legal atau yuridis menyebabkan
penandatanganan kredit tertunda cukup lama. Karena masing-masing legal bank
harus dapat mempertanggung jawabkan kepada pimpinan banknya masing-masing
Universitas Sumatera Utara
bahwa apa yang telah di siapkan dan di sarankan telah memenuhi atau menjamin
keamanan banknya di dalam memberikan kredit sindikasi.
Aspek legal maupun dokumentasi dalam perjanjian kredit sindikasi
merupakan hal-hal yang penting untuk di perhatikan, dan untuk itulah di dalam
penyusunannya harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak ada bank yang
merasa di rugikan atau terancam keamanan banknya.
Adapun aspek legal dalam perjanjian kredit sindikasi itu langkah-langkah
kerjanya adalah sebagai berikut : 36
1. Setelah menerima information memorandum/info memo dan draft
pengikatan, maka legal officer harus memberikan ringkasan (yang
merupakan
gabungan
dari
information
memorandum dan
credit
memorandum dari masing-masing bank). Hal ini di perlukan karena
kadang-kadang ada bank yang ingin menambahkan klausula tertentu di
dalam kredit sindikasi yang di ikutinya.
2. Kemudian di buatlah analisis yuridis dari sudut debitur, penjamin,
pemegang saham. Cara pembuatannya sama seperti di dalam kredit biasa,
hanya saja harus lebih teliti dan hati-hati agar jangan sampai ada yang
terlewatkan dan tidak di minta. Kemudian meminta data-data yang di
perlukan baik itu dari sudut debitur, penjamin, pemegang saham, dari
sudut jaminan dan dari sudut information memorandum. Dari sudut
debitur, penjamin, pemegang saham data-data yang di perlukan misalnya
anggaran dasar perusahaan secara lengkap beserta dengan perubahan36
Herlina Suyati Bachir, Op. Cit. Hal. 60-61
Universitas Sumatera Utara
perubahannya, SIUP, NPWP, dan izin-izin lainnya beserta KTP dari
pihak-pihak yang akan menadatangani perjanjian, SK Menteri Kehakiman
(bila berbentuk PT), dan berita negara Repubik Indonesia. Dari sudut
jaminan data-data yang di perlukan misalnya data tanah atau sertifikat
yang di agunkan, izin-izinnya (IMB), izin lokasi, dan data-data lainnya
tergantung dari jaminan yang di berikan sehubungan dengan kredit
sindikasi tersebut. Sedangkan dari sudut information memorandum harus
di lihat secara teliti dan satu persatu syarat apa yang di minta maka harus
ada dokumennya. Apabila ada kekurangan dokumen yang di minta maka
akan menimbulkan masalah di kemudian hari apabila terjadi kredit macet.
setelah semuanya di siapkan maka langkah kemudian adalah menyiapkan
draft pengikatan yang biasanya di minta oleh notaris untuk membuatnya,
misalnya pengakuan hutang, surat kuasa membebankan hak tanggungan,
kuasa untuk menjual, perjanjian subordinasi, cessie, dan akte-akte lain
yang di anggap perlu untuk keamanan bank tersebut.
3. Setelah menerima draft akte pengikatan maka kemudian harus di pelajari
dan di buat komentar-komentar tentang usulan adanya perubahan.
Adapun dokumen-dokumen/akte-akte yang lazim di buat dalam kredit
sindikasi ialah :
37
1. Akte perjanjian kredit sindikasi dan pengakuan hutang. Dalam akte ini yang di
muat antara lain :
37
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
a) Pihak nasabah.
b) Pihak penjamin.
c) Bank-bank peserta sindikasi.
d) Pasal tentang defenisi dari istilah-istilah yang akan di paki di dalam
akte.
e) Tentang jumlah fasilitas kredit dan bagian dari masing-masing bank
peserta sindikasi, struktur kredit dan bagaiman cara pembayaran
kembalinya.
f) Tentang bunga, penalti, dan denda-denda.
g) Tentang provisi kredit dan agency fee.
h) Tentang syarat-syarat pencairan pinjaman.
i) Tentang pembayaran yang di percepat.
j) Tentang pengakuan berhutang dan pembukuan dari masing-masing
bank tentang jumlah hutang.
k) Tentang pajak-pajak dan cara-cara pembayaran, ongkos-ongkos serta
biaya lainnya yang harus di bayar dan waktu pembayaran harus
dilakukan.
l) Tentang perubahan-perubahan dalam Undang-Undang Negara
Indonesia sehingga kredit tidak dapat di berikan (hanya sebagai
klausula).
m) Tentang prasyarat pemberian pinjaman.
n) Tentang pernyataan-pernyataan dan jaminan.
o) Tentang kewajiban debitur.
Universitas Sumatera Utara
p) Tentang pembatasan-pembatasan.
q) Tentang pelanggaran/kelalaian.
r) Tentang jaminan yang akan di berikan.
s) Tentang agen dan kreditur.
t) Tentang perubahan dan penghentian pinjaman.
u) Tentang hukum yang berlaku.
v) Tentang pemilihan domisili hukum di negara mana.
w) Tentang domisili hukum di pengadilan negara mana.
x) Dan tentang lain-lain ketentuan.
2. Akte kuasa untuk membebankan hak tanggungan dan akte kuasa untuk menjual.
Di dalam akte ini di muat antara lain :
a) Nama pemilik jaminan.
b) Nama bank-bank yang menerima jaminan.
c) Tentang pemberian kuasa untuk membebankan hak tanggungan
kesatu, kedua, tiga, dan selanjutnya.
d) Tentang pemberian kuasa untuk menjual jaminan.
e) Tentang biaya-biaya bila hak bank di jalankan merupakan
tanggungan debitur.
f) Tentang jaminan dari pemilik jaminan bahwa objek jaminan bebas
dari sitaan dan benar milik penjamin.
g) Domisili hukum yang di pakai.
3. Akte pemberian jaminan borg/personal quarantee. Dalam akte ini yang di muat
antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a) Nama pihak yang memberikan jaminan.
b) Nama bank yang menerima jaminan perorangan/perusahaan.
c) Janji penjamin akan membayar hutang debitur, bila debitur
wanprestasi.
d) Alamat penjamin dalam hal ada pemberitahuan dari bank.
e) Domisili hukum yang di pilih.
4. Akte penyerahan hak milik secara fidusia. Yang di muat dalam akte ini yaitu :
a) Nama pihak baik perorangan/perusahaan yang memberikan jaminan.
b) Nama bank yang menerima jaminan.
c) Nama barang-barang jaminan yang di berikan dalam Feo, misalnya
mesin, alat-alat perlengkapan, kendaraan, dan lainnya.
d) Tentang jaminan bahwa barang-baang yang di jaminkan adalah
pemilik penjamin dan belum pernah di jaminkan kepada pihak lain.
e) Tentang bahwa dengan adanya Feo ini penjamin menyerahkan
kepemilikannya dan berubah menjadi peminjam pakai saja.
f) Tentang laporan yang harus di buat oleh penjamin.
g) Tentang apabila debitur wanprestasi, bank berhak menjual barangbarang jaminan.
h) Tentang kuasa dari pemilik jaminan, bila bank menjual maka hasil
penjualan untuk membayar hutang debitur.
i) Tentang kewajiban penjamin untuk memelihara barang-barang yang
telah di berikan sebagai jaminan.
Universitas Sumatera Utara
j) Tentang penjamin tidak berhak lagi bertindak atas barang yang telah
di jaminkan dalam Feo ini.
k) Tentang pajak-pajak dan ongkos-ongkos atas barang yang di
jaminkan adalah tanggungan penjamin.
l) Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negara mana.
5. Akte cessie tagihan asuransi. Yang di muat yaitu :
a) Pihak yang menberikan jaminan berupa tagihan asuransi.
b) Bank-bank yang menerima jaminan.
c) Tentang pemberian hak untuk memperoleh tagihan-tagihan/claim
dari asuransi yang telah di tutup sehubungan dengan proyek yang di
biayai.
d) Tentang pemberlakuan cessie di mulai pada tanggal akte.
e) Tentang laporan yang harus di buat oleh si penjamin.
f) Tentang pemberian kuasa kepada bank-bank untuk memindahkan
kuasa yang di peroleh kepada pihak lain (ada hak substitusi).
g) Tentang hak bank untuk menagih sendiri bila ada claim.
h) Tentang urutan pembayaran-pembayaran yang harus di lakukan dan
di jaminkan kepada pihak lain.
i) Tentang nilai asuransi yang di pasang/di tutup sedikitnya sama
dengan harga jual barang yang di asuransikan.
j) Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negeri mana.
6. Akte cessie untuk jaminan atas tagihan. Yang di muat antara lain :
a) Pihak yang menberikan jaminan.
Universitas Sumatera Utara
b) Bank-bank yang menerima jaminan.
c) Tentang hak bank untuk menerima cessie atas tagihan-tagihan yang
ada dari penjamin.
d) Adanya daftar lampiran tentang tagihan-tagihan yang ada.
e) Tentang berlakunya cessie tagihan adalah mulai tanggal akte.
f) Tentang kewajiban membuat laporan dari tagihan yang ada.
g) Tentang pemberian hak substitusi dari bank tagihan yang ada.
h) Tentang nilai minimal cessie tagihan yang tetap harus ada.
i) Tentang kuasa untuk memotong rekening penjamin, bila ada tagihan
yang langsung di setorkan rekening penjamin.
j) Tentang ururtan-urutan pembayaran yang harus di lakukan.
k) Tentang jaminan bahwa cessie tagihan ini benar-benar milik
penjamin dan belum pernah di jaminkan kepada pihak lain.
l) Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negeri mana.
7. Akte gadai saham, penyerahan deviden dan kuasa serta berita acara rapat.
Untuk sahnya suatu gadai saham, harus di lihat secara teliti dari anggaran
dasar perusahaan, bagaimana prosedur untuk sahnya suatu gadai saham. Umumnya
harus selalu ada rapat umum pemegang saham/RUPS yang menyetujui suatu saham
bisa di gadaikan atau tidak. Persetujuan RUPS tersebut di buat dalam bentuk berita
acara rapat. Setelah di buat berita acara rapat kemudian baru di buat gadai sahamnya.
Di dalam akte gadai saham tersebut memuat antara lain :
a) Pihak bank menerima jaminan.
Universitas Sumatera Utara
b) Pihak pemegang saham yang menjaminkan sahamnya (bisa
perorangan/bisa badan hukum).
c) Saham di PT mana yang di jaminkan.
d) Berapa jumlah saham yang di jaminkan.
e) Pemberian kuasa dari pemegang saham untuk menggunakan hak
suara di dalam RUPS.
f) Menerima deviden-deviden bila ada.
g) Kuasa untuk menjual saham kepada pihak lain bila terjadi
wanprestasi dari debitur.
h) Bahwa gadai saham ini beralih juga kepada ahli waris yang sah (bila
perorangan) dan kepada wakil-wakil yang sah (bila badan hukum).
i) Pemilihan domisili hukum di pengadilan negara mana.
8. Akte perjanjian penunjukan agent. Akte seperti lazim di buat dalam kredit
sindikasi, adapun yang termuat di dalamnya yaitu :
a) Pihak debitur yang bertindak sebagai penjual promese.
b) Pihak bank-bank yang ikut dalam sindikasi sebagai pembeli promes.
c) Bank yang di tunjuk sebagai agen.
d) Alasan di buat akte ini.
e) Kuasa kepada agen untuk membeli promes yang di jual penjual.
f) Penerimaan kuasa kepada agen yang di berikan oleh bank-bank
peserta sindikasi.
g) Bank tidak berhak menunjuk agen lain, tanpa persetujuan dari agen.
Universitas Sumatera Utara
h) Tentang tata cara penjualan surat-surat promes selama jangka waktu
penarikan.
i) Tentang pembayaran yang di percepat oleh penjual/debitur sebelum
berakhirnya jangka waktu promes, di kenakan beberapa syarat.
j) Tentang bunga, biaya dan bunga denda.
k) Tentang pembukuan dan cara pembayaran.
l) Tentang prasyarat pembelian setiap surat-surat promes.
m) Tentang domisili hukum di pengadilan negeri mana yang dipilih.
9. Akte perjanjian pembagian jaminan. Yang di muat dalam akte ini antara lain:
a) Nama bank-bank peserta kredit sindikasi sebagai para pihak.
b) Tentang pembagian secara pari passu atas jaminan-jaminan.
c) Tentang penyebutan seluruh jaminan secara terperinci dan satu
persatu yang ada dan untuk menjamin hutang siapa.
d) Defenisi-defenisi yang di pergunakan.
e) Tentang pengangkatan satu atau lebih sebagai agen untuk
jaminan/security agent.
f) Tentang biaya-biaya bila agen bertindak dalam kapasitasnya sebagai
agen.
g) Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negeri mana.
h) Tentang bahwa penunjukan agen ini juga di setujui oleh debitur.
10. Akte perjanjian subordinasi. Dalam akte ini di muat antara lain :
a) Nama-nama pemegang saham sebagai kreditur.
b) Debitur.
Universitas Sumatera Utara
c) Nama-nama bank peserta kredit sindikasi.
d) Inti dari perjanjian ini : bila hutang bank belum di bayar lunas oleh
debitur, maka pemegang saham tidak dapat menerima pembayaran
lebih dulu dari debitur. Bila pemegang saham menerima pembayaran
dari debitur, maka pembayaran tersebut harus di berikan kepada
bank. Artinya kreditur mensubordinasikan hutang-hutang yang ada
kepada bank.
e) Domisili hukum di pengadilan mana yang di pilih.
11. Akte cost over run. Yang tercantum dalam akte ini antara lain :
a) Pihak-pihak pemegang saham.
b) Pihak bank-bank peserta kredit sindikasi.
c) Tentang pelepasan untuk eksepsi/protes bilamana bank meminta
pembayaran bila terjadi cost over run.
d) Tentang tempat dan cara pembayaran.
e) Tentang kuasa kepada bank-bank/agen fasilitas untuk menuntut dan
melaksanakan segala kewajiban dari pemegang saham.
f) Tentang tanggung jawab renteng dari pemegang saham tentang
kewajiban cross over run.
g) Tentang domisili hukum di pengandilan negeri mana yang di pilih.
C. Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian Kredit Sindikasi
Cara penyelesaian sengketa dalam kredit sindikasi biasanya telah di tentukan
di dalam perjanjian kredit sindikasinya, begitu juga dengan pemilihan domisili
Universitas Sumatera Utara
hukum dan pemilihan pengadilan negeri mana yang nantinya akan menyelesaikan
sengketa dalam kredit sindikasi. Bahwa kredit sindikasi itu dapat di bentuk dengan
para pesertanya hanya terdiri dari lembaga-lembaga pemberi kredit dalam negeri saja,
atau dengan para pesertanya yang terdiri dari lembaga-lembaga pemberi kredit
internasional yang berasal dari berbagai negara. Apabila kredit sindikasi tersebut
merupakan sindikasi kredit internasional maka muncullah masalah mengenai hukum
siapa atau hukum negara mana yang akan di berlakukan bila terjadi sengketa di antara
para pihak yang terkait dalam perjanjian kredit sindikasi. Apakah hukum yang akan
di berlakukan itu adalah hukum dari agent bank, ataukah hukum dari pihak penerima
kredit, ataukah hukum dari salah satu pemberi pinjaman (lenders), ataukah hukum
dari tempat di tanda-tanganinya perjanjian kredit sindikasi atau hukum di salah satu
negara yang tidak ada sama sekali kaitannya dengan kredit sindikasi tersebut ? Hal ini
dapat di tentukan sendiri oleh para pihak yang membuat perjanjian kredit sindikasi
dengan cara mencantumkan klausul khusus di dalam perjanjian kredit sindikasi yang
menentukan mengenai sistem hukum yang di pilih oleh para pihak dalam hal
menyelesaikan hal-hal yang menyangkut pelaksanaan perjanjian kredit sindikasi.
Sedangkan bagi sindikasi kredit dalam negeri maka hukum yang berlaku adalah
hukum negara setempat. Namun tidak menutup kemungkinan di perjanjikan atau di
tentukan bahwa hukum dari negara tertentu yang di berlakukan bagi penyelesaian
sengketa yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian kredit sindikasi
tersebut adalah sistem hukum dari negara asing.
Apabila di dalam perjanjian kredit sindikasi klausul pilihan hukum tidak di
cantumkan, maka apabila terjadi sengketa yang berkaitan dengan pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
perjanjian kredit sindikasi yang di maksud, maka terhadap sengketa itu ada
kemungkinan dapat di terapkan sejumlah sistem hukum. Sistem-sistem hukum yang
di maksud termasuk hukum dari negara dimana perjanjian kredit itu secara resmi di
tanda-tangani, hukum dari tempat kedudukan pihak yang meminjam, atau bahkan
hukum dari negara yang seringkali atau biasanya sengketa semacam itu di adili.
Ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan dalam hal para pihak
memilih sistem hukum yang di berlakukan bagi suatu kredit sindikasi. Faktor-faktor
tersebut antara lain :
38
1. Kebebasan untuk memilih hukum yang akan di berlakukan.
2. Kepastian dan harapan atas hasil yang di inginkan berdasarkan dokumen-
doumen hukum yang di maksud.
3. Kecanggihan dari sistem hukum yang di pilih.
4. Bahasa.
5. Forum litigasi.
6. Pengenalan dan pemahaman atas sistem hukum yang di pilih.
Setelah di uraikan mengenai kemungkinan sistem hukum yang di pilih oleh
para pihak dalam perjanjian kredit sindikasi, maka hal yang perlu di persatukan
adalah mekanisme yang di tempuh para pihak dalam mencari penyelesaian dari
sengketa yang timbul antara kreditur dan debitur dalam perjanjian krdit sindikasi.
Adapun mekanisme yang di tempuh para pihak dalam menyelesaikan perselisihan
yang timbul dalam perjanjian kredit sindikasi yaitu :
38
Sutan Remi Syahdeni, Op. Cit, Hal.111-117.
Universitas Sumatera Utara
1. Penyelesaian secara perdamaian.
Dalam hal ini para pihak yaitu pihak kreditur dan debitur mengadakan
perundingan secara damai untuk mencari jalan keluar dari perselisihan yang terjadi.
Tetapi pada umumnya penyelesaian secara perdamaian ini adalah menyangkut
permasalahan yang ringan, bukan permasalahan yang besar yang melawan hukum
yang dapat menimbulkan kerugian besar kepada salah satu pihak.
2. Penjadwalan kembali pemenuhan kewajiban.
Hal ini di tempuh dalam hal debitur tidak mampu memenuhi kewajiban
pembayaran angsuran maupun bunga yang di sebabkan oleh suatu keadaan yang di
luar kemampuan si debitur. Dalam hal ini si debitur harus berterus terang dengan
keadaan yang terjadi kepadanya dan segera memberitahukannya kepada pihak
kreditur, agar dapat di carikan solusi yang tepat bagi kedua pihak. Dan biasanya oleh
pihak kreditur atau pihak bank akan melakukan penjadwalan ulang mengenai
pemenuhan kewajiban.
3. Penyelesaian lewat pengadilan.
Jalur pengadilan biasanya merupakan jalan terakhir yang di pilih oleh para
pihak untuk menyelesaikan perselisihan di antara para pihak apabila kedua cara di
atas sudah tidak mampu menyelesaikan perselisihan tersebut. Penyelesaian melalui
pengadilan di tempuh apabila telah terdapat indikasi bahwa salah satu pihak benarbenar telah melakukan perbuatan hukum atau ingkar janji (wanprestasi), sehingga
tidak melakukan kewajiban-kewajibannya sebagaimana yang telah di perjanjikan
dalam perjanjian kredit sindikasi yang telah mereka buat. Namun selain di selesaikan
melalui jalur pengadilan, penyelesaian sengketa antara debitur dan kreditur dalam
Universitas Sumatera Utara
perjanjian kredit sindikasi dapat juga di selesaikan melalui Badan Arbitrase dengan
catatan harus di setujui oleh para peserta sindikasi.
Yang di maksud dengan arbitrase ialah : pemutusan suatu sengketa oleh
seorang atau beberapa orang yang di tunjuk oleh para pihak yang bersengketa sendiri
di luar hakim atau pengadilan. Orang yang di tunjuk untuk memutus sengketa ini di
namakan dengan arbiter.
39
Putusan arbitrase ini oleh Undang-Undang di berikan
kekuatan yang sama dengan suatu putusan pengadilan. Di Indonesia atas prakarsa
Kamar Dagang dan Industri Indonesia maka pada tanggal 3 Desember 1977 telah di
dirikan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
39
Prof. R. Subekti, SH, Aneka Hukum Perjanjian, (Bandung: Citra Aditya Bakti), 1989, hal.
181.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapatlah di tarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kredit sindikasi merupakan kredit yang di berikan oleh dua atau lebih bank
kepada satu debitur. Debitur dalam kredit sindikasi ini biasanya berbentuk badan
hukum atau perseroan terbatas (PT). Pada umumnya proyek-proyek yang di
biayai oleh kredit sindikasi ini adalah proyek-proyek yang berskala besar yang
membutuhkan banyak dana dan jangka waktunya relatif lama. Di adakannya
sindikasi kredit ini bertujuan agar pihak bank/kreditur tidak terkena larangan
batas maksimun pemberian kredit, dimana setiap bank tidak boleh memberikan
kredit melebihi kapasitas yang telah di tentukan kepada satu debitur saja.
2. Dalam perjanjian kredit sindikasi, pihak kreditur yang terdiri dari beberapa
perusahaan
perbankan secara
tersendiri
mempunyai
kesepakatan
untuk
mengangkat salah satu di antara kreditur menjadi agen bank, yang bertugas untuk
menatausahakan perjanjian kredit sindikasi sehingga kredit sindikasi tersebut
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan telah di sepakati. Dan agen bank
inilah juga sebagai penghubung antara debitur dengan kreditur-kreditur yang lain.
3. Proses pembentukan kredit sindikai ini di mulai dari pembentukan arrangers,
penunjukan lead manager, penyampaian offer dan penerimaan mandate,
penyiapan information memorandum, penunjukan agen bank, penanda-tanganan
Universitas Sumatera Utara
perjanjian kredit sindikasi dan pelaksanaan publisitas. Dan apabila terjadi
sengketa dalam perjanjian kredit sindikasi ini akan di selesaikan sesuai dengan
cara yang telah di sepakati bersama. Adapun mekanisme penyelesaian sengketa di
lakukan melalui beberapa altenatif yaitu : penyelesaian dengan cara perdamaian,
penjadwalan kembali pemenuhan kewajiban,
dan penyelesaian melalui
pengadilan.
B. Saran
1. Hendaknya kepada pihak bank untuk lebih mensosialisasikan mengenai kredit
sindikasi ini dengan lebih intensif sebagai salah satu alternatif pembiayaan,
sehingga dapat di ketahui apa saja manfaat dan keuntungan kredit sindikasi bagi
masing-masing pihak.
2. Kepada pemerintah maupun Bank Indonesia hendaknya lebih memperhatikan
mengenai peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan kredit sindikasi.
Karena dengan adanya peraturan hukum yang jelas maka pelaksanaan pejanjian
kredit sindikasi itu dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya akan
menumbuhkan kepercayaan dan minat para investor/pemilik modal.
Universitas Sumatera Utara
Download