Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal 22-25 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI TURUNAN KELAS XI IPS SMAN 1 PARIAMAN Risa Ulfa Sari 1), Mukhni2), Mirna3) 1) FMIPA UNP: email: [email protected] 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP Abstract The ability of understanding the concepts, problem solving and mathematic communication is the parts of the purpose of learning mathematics. However, the ability of student of Class XI IPS SMAN 1 Pariaman to understanding the concepts, problem solving, and communication mathematics have not been a concern to the fullest. These can be seen from the results of the first daily test which there are still some students who don’t achieve desired score yet. The purpose of this research is to looking at the ability of understanding the concepts, problem solving, and communication in class XI Social SMAN 1 Pariaman. The type of research is descriptive research. The subjects were student of class XI IPS 2 SMAN 1 Pariaman. The research instrument used was a test of mathematic ability of Student. The results showed that the average comprehension of student’s mathematic concept is 34,49, categorized as poorly, the average of student’s ability of mathematic problem solving is 32,84, categorized as poorly, and the average of student' mathematic communication skills is 34,01, categorized as poorly. Keywords – concepts, problem solving, mathematic communication PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Matematika juga berfungsi dalam mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan memecahkan masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 diungkapkan juga bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Berdasarkan Permendiknas Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tujuan dari pembelajaran matematika yaitu agar siswa mampu: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah [1]. Berdasarkan kelima tujuan pembelajaran matematika tersebut, guru diharapkan dapat merencanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran matematika. Oleh karena itu guru dan siswa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Pada proses pembelajaran yang memperhatikan tujuan pembelajaran matematika, guru menjelaskan keterkaitan antar konsep dalam suatu materi, serta mengaplikasikannya dengan menyajikan soal-soal yang membutuhkan penalaran yang baik dalam memecahkan persoalan tersebut, dan dapat dinilai dari cara siswa mengkomunikasikan jawabannya. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 28 Agustus sampai dengan 4 September 2013 di kelas XI IPS SMAN 1 Pariaman, terlihat bahwa pembelajaran matematika yang dilaksanakan masih berpusat pada guru bukan pada siswa karena siswa cenderung pasif sewaktu pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran diawali dengan pemberian materi oleh guru, kemudian guru memberikan contoh soal beserta penyelesaiannya. Siswa hanya menyalin apa yang diberikan oleh guru. Ketika guru memberi contoh soal lagi dan meminta siswa untuk menyelesaikan soal tersebut di papan tulis, hanya beberapa orang siswa yang berpartisipasi. Siswa yang dipilih untuk menyelesaikan soal di papan tulis, meniru langkah penyelesaian yang dilakukan oleh guru. Soal-soal tersebut bersifat rutin dan lebih menekankan kepada kemampuan pemahaman konsep. Sedangkan 22 Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal 22-25 kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan komunikasi belum terlihat dalam proses pembelajaran. Ini menunjukkan, bahwa belum semua tujuan pembelajaran matematika menjadi perhatian bagi guru. Untuk mengetahui lebih lanjut kemampuan siswa, dapat dilihat dari ulangan harian I (UH I) pada materi statistika dengan soal sebagai berikut: Diberikan data sebagai berikut Nilai 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 Frekuensi 3 7 18 13 6 2 1 Buatlah Histogram dan Poligon UH I ini diberikan dengan data yang berbeda, tetapi pertanyaannya sama. Dari soal yang diberikan kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1: tentang kesalahan siswa yang tidak memahami konsep, mengklasifikasikan suatu objek maka dapat disimpulkan kemampuan pemahaman konsep siswa tentang materi statistika masih rendah. Dari Gambar 1 dapat juga dilihat kemampuan komunikasi siswa dalam menyajikan data dari tabel kedalam gambar berbentuk persegi panjang yang saling berimpit dan diagram garis dikerjakan dengan baik. Jadi, dari informasi di atas dalam 1 soal dapat dianalisis beberapa kemampuan yaitu kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika. Untuk kemampuan lainnya dapat disesuaikan dari soal yang diberikan. Permasalahan tersebut berdampak pada persentase ketuntasan siswa pada Ulangan Harian I materi Statistika berikut: Tabel 1 Persentase Ketuntasan Siswa pada Ulangan Harian I materi Statistika Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XIIPS 4 Rata-rata Jumlah siswa 32 31 31 32 Tuntas (nilai ≥76) Jumlah (%) 29 90,63 16 51,61 18 58,06 22 68,75 67,26 Persentase Tidak tuntas (nilai < 76) Jumlah (%) 3 9,38 15 48,39 13 41,94 10 31,25 32,74 Sumber : Guru Matematika SMAN 1 Pariaman Gambar 1 Lembar Jawaban Siswa X Dari Gambar 1 terlihat kesalahan jawaban yang dilakukan siswa adalah: 1. Siswa salah dalam menentukan nilai titik tengah (Xi) 2. Siswa salah dalam menentukan histogram dan poligon dari gambar. Kesalahan tersebut jika dilihat dari tujuan pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep siswa mengenai nilai titik tengah. Seharusnya untuk mencari Xi menurut konsep yang ada adalah: Siswa juga salah dalam mengklasifikasikan histogram dan poligon. Siswa seharusnya mengklasifikasikan histogram dan poligon sesuai dengan konsepnya. Menurut konsepnya histogram adalah sajian tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan gambar berbentuk persegi panjang yang saling berimpit. Sedangkan poligon adalah diagram garis yang dihubungkan dari titik–titik tengah bagian sisi atas persegi panjang pada histogram.Informasi Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS pada materi statistika yang telah mencapai ketuntasan mempunyai rata-rata 67,26%. Jadi, masih ada beberapa orang siswa yang belum mencapai ketuntasan dan perlu untuk meningkatkan kemampuan matematika agar hasil belajar mereka lebih baik. Kemampuan siswa seperti ini akan berdampak juga pada materi matematika lainnya. Oleh karena itu, dilakukan analisis kemampuan siswa dalam memahami materi matematika. Kemampuan siswa yang dianalisis adalah kemampuan pemahaman konsep, pemecahan masalah, dan komunikasi matematika. Materi matematika yang dipilih adalah turunan. Tujuan yang diteliti dikhususkan pada memahami konsep matematika, memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan. Masing-masing tujuan tersebut mempunyai penilaian yang mengacu pada indikator pencapaiannya. Indikator pencapaian kemampuan pemahaman konsep adalah: (1) Menyatakan ulang sebuah konsep. (2) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. (3) Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep. (4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. (5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep. (6) Menggunakan, memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. (7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah[2]. 23 Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal 22-25 Indikator pencapaian pemecahan masalah adalah: (1) Memahami masalah. (2) Merencanakan penyelesaian. (3) Menyelesaikan masalah sesuai rencana. (4) Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan[3]. Indikator pencapaian komunikasi adalah: (1) Menyajikan pernyataan matematika dengan lisan, tertulis, tabel, gambar, diagram. (2) Mengajukan dugaan. (3) Melakukan manipulasi matematika. (4) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi. (5) Menarik kesimpulan dari pernyataan. (6) Memeriksa kesahihan suatu argumen. (7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi[4]. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk melihat masalah-masalah fakta yang sedang terjadi, yang diungkapkan tanpa ada manipulasi, kemudian mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi matematika siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pariaman, dan mengambil kesimpulan setelah analisis. Subjek penelitian adalah kelas XI IPS 2 SMAN 1 Pariaman yang berjumlah 31 orang, dengan pertimbangan persentase ketuntasannya lebih rendah dibandingkan dengan kelas lainnya. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Tes ini dirancang untuk melihat kemampuan pemahaman konsep, penalaran, pemecahan masalah, dan komunikasi matematika siswa. Soal tes yang diberikan berupa soal essay. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tes kemampuan matematika siswa dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2 Kemampuan Matematika Siswa Kemampuan Siswa Pemahaman Konsep Pemecahan Masalah Komunikasi N S Persentase Ketuntasan Xmaks Xmin 31 98,28 4,02 34,49 22,64 6,45 % 31 97,50 5,00 32,84 21,43 6,45 % 31 97,92 4,17 34,01 22,16 6,45 % Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi. Rata-rata kemampuan komunikasi lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemecahan masalah. Nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep kelas XI IPS 2 adalah 34,49 dikategorikan kurang. Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas XI IPS 2 adalah 32,84 dikategorikan kurang. Nilai rata-rata kemampuan komunikasi kelas XI IPS 2 adalah 34,01 dikategorikan kurang. Dari hasil analisis ini terlihat bahwa siswa kelas XI IPS 2 memiliki kemampuan pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah, dan kemampuan komunikasi yang hampir sama. Data kemampuan pemahaman konsep, pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diperoleh dari tes, dianalisis terhadap masing-masing butir soal menggunakan rubrik penilaian yang terdiri dari skala 0, 1, 2, 3 dan 4. Sehingga diperoleh data tes kemampuan matematika siswa berdasarkan skala pada setiap indikator, pada Tabel 2, 3, 4: Tabel 3 Data Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Berdasarkan Skala Pada Setiap Indikator No Indikator 1 2 4 5 6 7 Persentase Siswa berdasarkan Skala (%) 0 1 2 3 4 58,99 1,38 9,22 14,28 16,13 50,00 3,23 24,19 14,52 8,06 43,55 6,45 15,73 18,15 16,12 49,19 3,23 20,97 8,87 17,74 47,99 4,03 16,53 14,92 16,53 51,62 4,60 14,28 19,82 9,68 Keterangan: 1) Menyatakan ulang sebuah konsep 2) Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa persentase siswa berdasarkan skala berbeda-beda, berkisar dari 1,38% sampai 58,99%. Persetase siswa pada skala 0 lebih tinggi dibandingkan skala 1, 2, 3, dan 4. Untuk indikator menyatakan ulang sebuah konsep, persentase siswa pada skala 0 adalah 58,99%. Indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, persentase siswa pada skala 0 adalah 50,00%. Indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, persentase siswa pada skala 0 adalah 43,55%. Indikator mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, persentase siswa pada skala 0 adalah 49,19%. Indikator menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, persentase siswa pada skala 0 adalah 47,99%. Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah, persentase siswa pada skala 0 adalah 51,62%. 24 Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal 22-25 Tabel 4 Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Skala Pada Setiap Indikator No Indikator 1 2 3 4 Persentase Siswa berdasarkan Skala (%) 0 1 2 3 4 6,29 0 0 15,05 23,66 53,41 2,15 11,11 11,47 21,86 50,18 4,30 13,62 16,13 15,77 77,78 0 4,66 4,66 12,90 Keterangan: 1) Memahami masalah. 2) Merencanakan penyelesaian. 3) Menyelesaikan masalah sesuai rencana. 4) Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Berdasarkan Tabel 4 persentase siswa berdasarkan skala berkisar dari 0% sampai 77,78%. Untuk indikator memahami masalah, persentase siswa pada skala 4 yang lebih tinggi yaitu 23,66%. Untuk indikator merencanakan penyelesaian, persentase siswa pada skala 0 yang lebih tinggi yaitu 53,41%. Untuk indikator menyelesaikan masalah sesuai rencana, persentase siswa pada skala 0 yang lebih tinggi yaitu 50,18%. Untuk indikator melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan, persentase siswa pada skala 0 yang lebih tinggi yaitu 77,78%. Tabel 5 Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Berdasarkan Skala Pada Setiap Indikator No Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Persentase Siswa berdasarkan Skala (%) 0 1 2 3 4 61,29 0 0 15,05 23,66 46,37 4,03 11,29 14,52 23,79 50,54 4,30 11,47 12,90 20,79 51,97 3,94 11,83 19,00 13,26 93,55 0 0 0 6,45 93,55 0 0 0 6,45 46,77 6,45 19,36 22,58 4,84 Keterangan: 1) Menyajikan pernyataan matematika dengan tulisan. 2) Mengajukan dugaan. 3) Melakukan manipulasi matematika. 4) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, membe rikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi. 5) Menarik kesimpulan dari pernyataan. 6) Memeriksa kesahihan suatu argumen. 7) Menepukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa persentase siswa berdasarkan skala berbeda-beda, berkisar dari 0% sampai 93,55%. Persetase siswa pada skala 0 lebih tinggi dibandingkan skala 1, 2, 3, dan 4. Untuk indikator menyajikan pernyataan matematika dengan tulisan, persentase siswa pada skala 0 adalah 61,29%. Indikator mengajukan dugaan, persentase siswa pada skala 0 adalah 46,37%. Indikator melakukan manipulasi matematika, persentase siswa pada skala 0 adalah 50,54%. Indikator menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi, persentase siswa pada skala 0 adalah 51,97%. Indikator menarik kesimpulan dari pernyataan, persentase siswa pada skala 0 adalah 93,55%. Indikator memeriksa kesahihan suatu argumen, persentase siswa pada skala 0 adalah 93,55%. Untuk indikator menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisai, persentase siswa pada skala 0 adalah 46,77%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPS 2 pada materi turunan dikategorikan kurang. Kategori tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dilihat dari rata-rata kelas yang memperoleh nilai 34,49. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPS 2 pada materi turunan memiliki persentase ketuntasan 6,45%. 2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI IPS 2 pada materi turunan dikategorikan kurang. Kategoti tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat dilihat dari ratarata kelas yang memperoleh nilai 32,84. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI IPS 2 pada materi turunan memiliki persentase ketuntasan 6,45%. 3. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI IPS 2 pada materi turunan dikategorikan cukup baik. Kategori tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilihat dari rata-rata kelas yang memperoleh nilai 34,01. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI IPS 2 pada materi turunan memiliki persentase ketuntasan 6,45%. REFERENSI [1] Depdiknas. 2004. Permendiknas Nomor 22 tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas [2] Nizar, Achmad. (2007). “Kontribusi Matematika dalam membangun daya nalar dan komunikasi siswa.” Jurnal Pendidikan Inovatif (Nomor 2). Hlm.74-80 [3] Nizarwati, dkk.2009.”Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA” Jurnal Pendidikan Matematika (Nomor 2). Hlm.64 [4] Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 25