Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan disebut juga sebagai manajemen dana, baik yang
berkaitan dengan pengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara
efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi bagi suatu
perusahaan atau perseorangan. Manajemen keuangan diperlukan oleh setiap
perusahaan untuk memperlancar kegiatan operasinya. Menurut Sutrisno (2005:2)
pengertian manajemen keuangan adalah :
“ Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien. “
Sedangkan menurut Darsono (2006:1) adalah :
“ Manajemen Keuangan ialah aktivitas pemilik dan manajemen
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurahmurahnya dan menggunakan seefektif, seefisien dan seproduktif
mungkin untuk menghasilkan laba. “
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana-dana
yang akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang akan dilakukan
perusahaan.
Aktivitas-aktivitas
tersebut
diantaranya
aktivitas
investasi,
pendanaan, dan pengelolaan aktiva.
2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Irawati (2006:3)
terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan,
yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan
dalam allocation of find atau pengalokasian dana ke dalam bentuk investasi
yang dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang. Keputusan investasi
ini akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan mempengaruhi struktur
kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara current assets dan fixed
assets.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam
melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana
yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan pendanaan
akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat baik jangka
pendek atau jangka panjang, sedangkan perbandingan yang terjadi disebut
dengan struktur financial. Dan jika yang diperhatikan hanya dana investasi
dalam jangka panjang saja, maka perbandingannya disebut struktur modal.
Dalam keputusan pendanaan mempengaruhi baik struktur modal maupun
struktur financial.
3. Keputusan Dividen
Keputusan bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan kepada
para pemegang saham. Keputusan dividen adalah keputusan manajemen
keuangan dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan proporsi dana yang akan disimpan di
perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan.
2.1.3
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang
digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan
keuangan. Untuk mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer
keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Tujuan manajemen
keuangan menurut Irawati (2006:4) adalah untuk memaksimalkan profit atau
keuntungan dan meminimalkan biaya (expense atau cost) guna mendapatkan suatu
pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan ke arah
perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion.
Menurut Sutrisno (2005:5) mengatakan bahwa :
“ Tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan
mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana
guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran pemegang
saham. “
2.2
Pasar Modal
2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal hampir sama dengan pasar lain. Untuk setiap
pembeli yang berhasil, selalu harus ada penjual yang berhasil. Jika jumlah orang
ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin menjual,
harga akan semakin tinggi dan bila sedikit orang yang ingin membeli dan banyak
yang ingin menjual maka harga akan turun/jatuh. Yang membedakan pasar modal
dengan pasar lain adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal
dapat dikatakan sebagai pasar abstract, karena yang diperjual-belikan adalah danadana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari
satu tahun. Menurut Husnan (2005:3) mendefinisikan bahwa pasar modal yaitu :
“ Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta. “
Sedangkan definisi pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) yaitu :
“ Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjual belikan sekuritas. ”
2.2.2 Fungsi Pasar Modal
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument. Sumber
dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
2.2.3 Jenis Pasar Modal
Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar
modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan. Menurut Sunariyah (2006:12)
jenis- jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan
saham kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum
saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Dari pengertian tersebut
menunjukkan
bahwa
pasar
perdana
merupakan
pasar
modal
yang
memperdagangkan saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama
kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa.
2. Pasar Sekuder (Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati
masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.
Jadi perdagangan saham sudah melewati pasar perdana, sehingga hasil
penjualan saham biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan
ke dalam kas para pemegang saham yang bersangkutan.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu system
perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk
pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan
Uang dan Efek (PPUE) dengan diawasai dan dibina oleh Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM).
4. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi
dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar
(block sale).
2.2.4 Instrumen-instrumen Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Bentuk dari instrumen keuangan tersebut dinamakan
dengan surat berharga. Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas
merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang
memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Menurut Hartono (2008:98) mendefinisikan instrumen pasar modal
adalah sebagai berikut :
“ Instrumen pasar modal pada prisipnya adalah semua surat-surat
berharga (efek) yang umum diperjual belikan pasar modal
diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi
konversi, right issue, dan waran. “
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrumen pasar modal
sebagai berikut:
1. Saham Biasa adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten
yang menerbitkan surat berharga, saham biasa juga merupakan sekuritas
yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat.
Secara sederhana, saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut.
2. Saham preferent merupakan saham yang akan menerima dividend dalam
jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman
(emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan
bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman sebagai kreditor
kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.
4. Obligasi Konversi adalah obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar)
menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya.
5. Right Issue adalah alat investasi ini merupakan produk turunan dari
saham. Right issue merupakan pemberian hak kepada para pemegang
saham untuk membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu
dan dalam batas waktu tertentu. Kebijakan Right issue ini merupakan
upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah
modal perusahaan.
6. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga
lain, misalnya obligasi atau saham
2.2.5 Pihak-pihak yang Terkait dengan Pasar Modal
Adanya pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal menurut Tandelilin
(2010:62) sebagai berikut :
1. Bapepam
Bapepam mempunyai kewenangan untuk mengatur dan memberikan izin serta
mencabutnya bagi lembaga atau perorangan yang terlibat dipasar modal.
2. Perusahaan go public (Emiten)
Perusahaan go public adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah
melakukan penawaran umum untuk surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana
membelanjai operasi rencana investasi.
3. Pelaksanaan Bursa (BEI)
Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
4. Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah perusahaan yang memiliki satu atau gabungan tiga
kegiatan berikut ini antara lain sebagai berikut :
a. Penjamin Emisi Efek adalah salah satu aktivitas pada perusahaan efek
yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakan penawaran
umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak
terjual.
b. Perantara Perdagangan Efek atau Perusahaan Pialang adalah salah satu
aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha jual-beli
efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
c. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan
Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan adalah suatu lembaga yang
menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa, serta
penyimpanan efek dan penitipan harta untuk pihak lain.
6. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga yang
menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat.
a. Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek.
b. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan
hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
c. Penasihat Investasi
Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain
mengenai penjualan atau pembelian efek.
d. Pemeringkat Efek
Perusahaan pemeringkat efek merupakan lembaga yang dapat menjembatani
kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan
informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.
7. Profesi Penunjang Pasar Modal
Profesi penunjang pasar modal terdiri dari :
a. Akuntan publik membantu emiten dalam menyusun prospectus dan
laporan tahunan sehingga tersaji memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bapepam dan bursa efek.
b. Notaris berperan ketika emiten, perusahaan sekuritas dan pihak-pihak
lainnya menyusun anggaran dasar dan kontrak-kontrak kegiatan.
c. Konsultan hukum membantu dalam melakukan kegiatannya agar sesuai
dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku dan aspek hukum lainnya.
d. Perusahaan penilai berperan dalam penentuan nilai wajar atas suatu aktiva
perusahaan dalam proses emisi.
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Husnan (2005:8) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain:
1. Supply sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal.
2. Demand sekuritas
Faktor ini berarti harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki
jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas
yang ditawarkan.
3. Kondisi Politik Ekonomi
Kondisi
politik
dan
ekonomi
yang stabil
akan
ikut membantu
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi supply
dan demand akan sekuritas.
4. Masalah Hukum dan Peraturan
Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
Kebenaran, kecepatan dan kelengkapan informasi menjadi hal yang
sangat penting. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang
tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan.
5. Keberadaan Lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar
modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi
secara efisien
2.2.7 Efesiensi Pasar Modal
Pasar modal dikatakan efesien bila informasi dapat diperoleh dengan
mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan
terpercaya telah tercermin dalam harga-harga saham. Selain itu, suatu pasar
dilakukan efesien apabila harga barang-barang yang dijual telah menunjukan
semua informasi yang ada sehingga tidak bisa menjadi terlalu murah atau terlalu
mahal. Perubahan harga di masa mendatang hanya tergantung dari datangnya
informasi baru di masa mendatang yang tidak diketahui sebelumnya. Perubahan
harga terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak diduga, maka perubahan harga
pun tidak bisa diduga. Ciri penting efesiensi pasar adalah pergerakan acak dari
harga pasar saham. Harga saham secara bereaksi terhadap berita-berita baru yang
tidak terduga, sehingga arah gerakannya tidak bisa diduga. Sepanjang suatu
kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga saham.
Menurut Ross, Westerfield, dan Jordan (2009:563), ada tiga bentuk
efesiensi pasar, yaitu:
1. Pasar efesien bentuk kuat (strong form)
Pasar modal yang efesien dalam bentuk merupakan tingkat efesien pasar
yang tertinggi (konsep pasar yang tertinggi). Konsep pasar efesien bentuk
kuat mengandung arti bahwa semua informasi di refleksikan dalam harga
saham baik informasi yang dipublikasikan maupun informasi yang tidak
dipublikasikan (private/inside information). Private/inside information
adalah informasi yang hanya diketahui oleh orang dalam dan bersifat
rahasia karena alasan strategi.
2. Pasar efesien bentuk setengah kuat (semi strong)
Pasar efesien bentuk setengah kuat adalah pasar dimana harga saham pada
pasar modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan
(seperti: earning, deviden, pengumuman stock split, penerbit saham baru
dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan) sampai ke masyarakat
keuangan. Tujuan adalah untuk meminimalkan ketidak tahuan mengenai
operasi dan dimaksudkan untuk menjelaskan dan menggambarkan
kebenaran nilai dari suatu efek yang telah dikeluarkan oleh suatu institusi,
maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang
dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang
lama.
3. Pasar efesien bentuk lemah (weakform)
Pasar efesien bentuk lemah adalah pasar dimana harga saham sekarang
merefleksi semua informasi historis (seperti: harga dan volume
perdagangan di masa lalu). Maka nilai masa lalu tidak dapat digunakan
untuk memprediksikan harga sekarang. Ini berarti investor tidak dapat
menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang
tidak normal
2.3
Indeks LQ45
2.3.1 Definisi Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui
beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Indeks LQ45 berisi 45
saham yang disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan
Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan
selalu berubah
2.3.2 Tujuan Indeks LQ45
Tujuan dari adanya Indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan
khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis
keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam
memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
2.3.3 Kriteria Pemilihan Saham yang Masuk di LQ45
Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas
transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan
pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan
Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan
sebagai ukuran likuiditas. Menurut Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa
Efek Indonesia (2010:11) kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam
perhitungan Indeks LQ45 adalah sebagai berikut :
a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
b. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi
transaksi.
c. Jumlah hari perdagangan di pasar regular.
d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
e. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar
tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan tersebut.
2.3.4 Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja
komponen saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45. Setiap tiga
bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut.
Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus.
2.3.5 Komisi Penasehat
Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat
meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari
Bapepam-LK, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang
independen.
2.4
Investasi
2.4.1 Pengertian Investasi
Investor biasanya menginvestasikan
dananya melalui
wahana yang
diharapkan dapat memberikan return yang memadai dan pasar modal merupakan
wahana alternatif bagi para investor. Penginvestasian pada pasar modal dalam hal
ini adalah penempatan dana dalam bentuk saham-saham perusahaan.
Definisi investasi secara umum adalah penundaan konsumsi pada saat ini
dengan tujuan untuk mendapatkan pengembalian berdasarkan preferensi
waktu penundaan dan tingkat biaya oppurtunitas yang dimiliki investor atas
satuan uang yang mereka miliki. Menurut Tandelilin (2010:2) menjelaskan
bahwa :
“ Investasi sebagai suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. “
Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2007:138) :
“ Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu
perusahaan
ke dalam suatu
asset
(aktiva)
dengan harapan
memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. “
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian investasi
adalah komitmen meningkatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke
masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengompensasi
pengorbanan investor.
2.4.2 Jenis Investasi
Investasi merupakan penempatan dana pada berbagai aktiva sebagai upaya
untuk meningkatkan modal atau kekayaan, baik melalui investasi pada real asset
maupun investasi melalui financial asset dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan optimal.
Menurut Sunariyah (2006:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua
bagian utama, yaitu :
1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real asset)
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable
securities atau financial asset)
Pemilihan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah institusi
atau perusahaan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
1. Investasi langsung (Direct investing)
Investasi langsung diartikan sebagai suatu kepemilikan surat berharga
secara langsung dalam institusi atau perusahaan yang secara resmi telah go
public dengan harapan dapat memperoleh keuntungan berupa penghasilan
dividen atau capital gain.
2. Investasi tidak langsung (Indirect investing)
Investasi tidak langsung terjadi bila surat-surat berharga yang dimiliki
diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company)
yang berfungsi sebagai perantara.
2.4.3 Tujuan Investasi
Pada dasarnya, investor berinvestasi dengan tujuan untuk menghasilkan
sejumlah uang. Tujuan yang lebih luas dari investasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Menurut Tandelilin (2010:7) ada beberapa tujuan
mengapa seseorang berinvestasi, antara lain adalah :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang
b. Mengurangi tekanan inflasi
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Dalam berinvestasi di pasar modal khususnya, investor mempunyai dua
tujuan, yaitu untuk investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek.
Investasi jangka pendek diharapkan akan memberikan keuntungan dari adanya
selisih harga jual dan beli yang dimilikinya (capital gain). Sedangkan investasi
jangka panjang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari deviden dan selisih
harga jual dan beli (capital gain).
2.4.4 Proses Investasi
Menurut Husnan (2005:47), proses investasi menunjukkan bagaimana
pemodal melakukan investasi dalam sekuritas. Untuk mengambil keputusan
tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan kebijakan investasi
Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa besar
investasi tersebut dilakukan.
b. Analisis sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individu atau sekelompok
sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama,
mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced. Kedua,
adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar,
kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu mendeteksinya.
c. Pembentukan portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih
dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing
sekuritas
tersebut.
Pemilihan
banyak
sekuritas
dimaksudkan
untuk
mengurangi resiko yang ditanggung.
d. Melakukan revisi portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya dengan
maksud kalau perlu melakukan perubahan terhada portofolio yang telah
dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi
optimal atau tidak sesuai dengan prefensi resiko pemodal maka pemodal
dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk
portofolio tersebut.
e. Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio
baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang
ditanggung.
2.5
Saham
2.5.1 Pengertian Saham
Saham merupakan satu instrument keuangan yang diperdagangkan dipasar
modal yang paling populer dan paling banyak diminati masyarakat walupun
memiliki resiko yang besar. Keuntungan yang akan diperoleh dari penanaman
modal dalam bentuk ini adalah dividen selain mendapatkan keuntungan berupa
dividen para pemegang saham akan memiliki hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Untuk memperoleh modal, perusahaan menerima setoran dari para
investor. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk
saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetorkan modal. Pemilik
perusahaan merupakan pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang
saham. Pengertian saham menurut Rusdin (2008:68) adalah sebagai berikut :
“ Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan
suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. ”
Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:5) yang dimaksud
dengan saham :
“ Sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. ”
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
2.5.2 Jenis-Jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:6) jenis-jenis saham
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim :
a. Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas.
Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung
oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor. Saham preferen dipandang sebagai surat
berharga dengan pendapatan tetap.
2. Ditinjau dari cara peralihannya :
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah
dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara
hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam rapat umum
pemegang saham.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,
dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan :
a. Blue-Chip Stock
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen.
b. Income Stock
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mempu menciptakan
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
tunai. Emiten ini tidak suka menelan laba dan tidak mementingkan
potensi pertumbuhan harga saham.
c. Growth Stock
Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stocks yaitu saham dari
emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri
growth stock.
d. Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stock
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini
tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
2.5.3 Harga Saham
Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham,
perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor, selain
kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan
dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari
mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Menurut Rusdin
(2008:66) harga saham yaitu :
“ Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran
atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin
membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik.
Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka
saham tersebut akan bergerak turun. “
Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang
akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai
dari suatu saham tersebut.
2.5.3.1 Jenis-Jenis Harga Saham
Harga suatu saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan
kekayaan perusahaan yang menerbitkannya. Rusdin (2008:109) mengemukakan
bahwa :
“ Harga saham ada dua yaitu ketika pertama kali dijual yaitu pada
saat perusahaan melakukan IPO (initial public offering) dan yang
kedua yaitu pada saat dijual ke pasar sekunder (lantai bursa). ”
2.5.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor yang menentukan harga saham adalah karena jumlah permintaan
dan penawaran akan saham yang terjadi di pasar bursa. Seperti yang dikemukakan
oleh Martono dan Harjito (2007:373) :
“ Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi
oleh penawaran dan permintaan. Pada gilirannya, permintaan dan
penawaran merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal. ”
Faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam.
Namun yang paling utama adalah berdasarkan permintaan dan penawaran akan
saham itu sendiri.
2.5.4 Analisis Saham
Pergerakan harga saham selalu berubah-ubah, sehingga diperlukan alat
analisis untuk membantu para investor dalam menganalisis dan memilih saham
yang akan memberikan return yang tinggi. Terdapat dua tipe dasar analisis pasar
untuk pedoman para pelaku pasar dipasar modal, setiap tipe memiliki kelebihan
sendiri-sendiri. Kedua tipe tersebut adalah analisis fundamental dan analisis
teknikal.
2.5.4.1 Analisis Fundamental
Menurut Husnan (2005:307) mengatakan bahwa :
“ Analisis
fundamental
dimasa yang akan datang
mencoba memperkirakan
dengan
harga saham
(i) mengestimasi nilai faktor-
faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang
akan
datang, dan
(ii) menetapkan
hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. “
Sedangkan menurut Sunariyah (2006:170) mengatakan bahwa :
“Analisis fundamental merupakan pendekatan yang didasarkan pada
suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai
intrinsik inilah yang diestimasi oleh para investor atau analisis.“
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik benang merah bahwa
analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham
dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi ekonomi
dan kondisi industri suatu perusahaan.
2.5.4.2 Analisis Teknikal
Menurut Husnan (2005:341) mengatakan bahwa :
“ Analisis Teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga
saham dan kondisi pasar dengan mengamati perubahan harga
saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu. “
Sedangkan menurut Sunariyah (2006:168) mengatakan bahwa :
“
Analisis
teknikal
merupakan
suatu
teknik
analisis
yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk
berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham
tertentu maupun pasar secara keseluruhan. “
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis teknikal merupakan
analisis terhadap pola pergerakan saham di masa lampau dengan tujuan untuk
meramalkan pergerakan harga di masa yang akan datang.
2.5.5 Nilai Saham
Terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan saham, dimana konsep
nilai ini merupakan hal yang perlu dan berguna karena dapat digunakan untuk
mengetahui saham-saham yang sedang bertumbuh dan murah. Menurut Hartono
(2008:117) ada berbagai jenis nilai saham, yaitu :
1) Nilai par / Nilai nominal (par value / face value)
2) Nilai buku (book value)
3) Nilai intrinsik / Nilai riil (fair value / reasonable value)
4) Nilai pasar (market value)
Nilai nominal dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal adalah
untuk kaitannya dengan hukum. Nilai nominal ini merupakan modal per lembar
yang secara hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor
yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham.
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki
oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih
adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar
saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai
intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham yang diperdagangkan.
Sedangkan nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.
2.6
Likuiditas Saham
Likuiditas saham merupakan ukuran mudah sukarnya suatu saham
dipasarkan. Dalam hal ini instrumen keuangan mudah dipasarkannya (saham)
diukur dengan dapat di jualnya sejumlah surat-surat berharga dalam waktu
singkat dengan pengorbanan harga yang kecil. Semakin mudah surat berharga
dipasarkan,
semakin tinggi kemampuan untuk melakukan untuk melakukan
transaksi besar dengan harga yang dikehendaki. Secara umum semakin sukar
surat-surat berharga dipasarkan, semakin besar hasil (return) yang diperlukan
untuk menarik investor.
Setelah surat berharga atau efek dijual dipasar perdana maka tahap
selanjutnya akan terjadi transaksi atau dijual di pasar sekunder. Sebab apabila
ditinjau dari sudut pandang investor, pasar sekunder (pasar modal itu sendiri)
dapat menjamin likuiditas efek. Karena investor dapat membeli kembali sekuritas
untuk mendapatkan uang tunai. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan, pasar
sekunder merupakan wadah untuk menghimpun para investor, baik investor
lembaga maupun perorangan.
Secara umum likuiditas saham ditentukan oleh frekuensi saham yang
bersangkutan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap volume dan nilai
transaksinya. Semakin likuid suatu saham, tentunya harus ditunjukkan oleh
semakin banyaknya volume transaksi, demikian pula dengan nilai transaksinya.
Semakin likuid suatu
saham
haruslah
ditunjukkan
oleh
besarnya
nilai
transaksi karena saham yang likuid akan disukai investor yang menyebabkan
banyaknya permintaan yang pada gilirannya akan meningkatkan harga saham
yang bersangkutan.
Likuiditas secara sederhana, menunjukkan kemudahan untuk menjual
dan membeli efek pada harga yang wajar. Jadi jika untuk menjual dan membeli
sejumlah tertentu saham harus menunggu atau kalau spread antara permintaan
dan penjualan relatif besar, atau penjualan saham dalam jumlah relatif besar
akan mempengaruhi harga pasar secara substansial, bisa dikatakan bahwa saham
tidak likuid. Pemecahan saham sebagai suatu aksi dilakukan oleh perusahaan,
juga memuat informasi diasumsikan mempengaruhi keputusan jual beli yang
dilakukan
investor,
yang pengaruh tersebut dapat dilihat dalam aktivitas
perdagangan saham. Perubahan pada volume perdagangan akan terlihat bila
aksi
tersebut
mempengaruhi
preferensi
para investor dalam keputusan
investasinya. Atas dasar pemikiran-pemikiran di atas dapat diperoleh pengertian
bahwa pemecahan saham akan mempengaruhi likuiditas saham.
Menurut Larry Harris (2003) konsep
likuiditas
memiliki sekurang-
kurangnya empat dimensi :
1. Immediacy merupakan biaya melakukan transaksi dalam jumlah dan
tingkat harga tertentu dengan segera.
2. Width menunjukkan market spread atau selisih antara minat beli terbaik
dan minat jual terbaik dalam jumlah tertentu.
3. Depth mengungkapkan jumlah
atau
dilaksanakan pada tingkat harga tertentu.
nilai
transaksi
yang dapat
4. Resiliency menyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat
yang semestinya apabila pada suatu saat terdapat arus order (order flow)
yang tidak seimbang.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa likuiditas saham
adalah seberapa mudah dan cepat, berapa lama dibutuhkan waktu untuk
melepaskan asset yang diinvestasikan dengan harga yang wajar. Perhitungan
tingkat likuiditas saham dihitung melalui volume perdagangan saham.
Menurut
Robert
Ang (2010),
faktor-faktor
yang mempengaruhi
likuiditas saham :
1. Jumlah saham tercatat
2. Faktor fundamental tercatat
3. Harga saham
4. Keterbukaan informasi (information disclousure)
5. Sentimen pasar
Harga saham yang terlalu mahal tentunya tidak terjangkau oleh pemodal
kecil sehingga
mereka tidak
mampu
ikut membeli saham tersebut. Yang
tentunya pada akhirnya didominasi oleh segelintir pemodal dan menyebabkan
saham tidak likuid menginvestasikan uang mereka pada saham tersebut, apalagi
kalau emiten tersebut sudah mengalami kerugian beberapa tahun berturut-turut.
Faktor keterbukaan informasi ini penting, karena walaupun fundamental
perusahaan yang baik tetapi jika investor tidak mengetahui tentunya peminatnya
juga tidak ada. Faktor yang terakhir adalah sentimen pasar. Kadang-kadang
adanya suatu rumor sehingga menyebabkan sentimen positif terhadap suatu
saham. Sentimen positif yang demikian sehingga menyebabkan saham yang
sedang tidur tiba-tiba melaju dengan kencang yang kadang-kadang dalam
beberapa hari transaksi bursa bisa mengalami kenaikan di atas 30%.
2.6.1 Pengertian Likuiditas Saham
Dalam berinvestasi terkadang investor memperhitungkan juga tingkat
likuiditas dari investasi yang mereka tanamkan. Semakin likuid maka semakin
baik, karena investor akan lebih tertarik pada saham yang likuid. Oleh karena itu,
menurut Ali Arifin (2007:16) :
“ Likuiditas saham diartikan sebagai tingkat kecepatan sebuah
sarana investasi (asset) untuk dicairkan menjadi dana cash (uang)
atau ditukar dengan suatu nilai. “
Sedangkan menurut E.A.Koetin (2000:106) :
“ Likuiditas saham merupakan mudahnya suatu saham yang dimiliki
seseorang untuk dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme
pasar modal. “
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aset yang likuid
adalah aset yang mudah untuk diperdagangkan, aset tersebut tidak akan
mengalami penurunan harga jika dicairkan dengan cepat dan merupakan saham
yang berada di pasar modal yang dapat diubah menjadi uang dengan harga
tertentu.
Likuiditas saham merupakan kemampuan saham untuk ditransaksikan
setiap saat dengan harga yang sesuai. Likuiditas saham menjadi sangat penting
bagi investor karena likuiditas akan menentukan apakah suatu investasi pada
saham suatu perusahaan dapat dengan mudah dicairkan menjadi uang atau bentuk
lainnya.
2.6.2 Turnover Rate sebagai Alat Ukur Likuiditas Saham
Untuk sekuritas, likuiditas saham dapat diukur dengan menggunakan
indikator turnover rate. Rumus yang digunakan untuk menghitung turnover rate
menurut A.W. Lo and J. Wang (2000) adalah sebagai berikut :
Tjt =
Xjt
Nj
Keterangan :
Tjt : Turnover Rate dari saham j pada periode t
Xjt : Total jumlah saham yang diperdagangkan dari saham j pada periode t
Nj : Total jumlah saham yang beredar dari saham j
Dengan demikian Turnover Rate merupakan indikator yang perlu diteliti
guna mengetahui aktivitas di pasar modal. Volume perdagangan saham yang
diperdagangkan di pasar dalam norma umum merupakan cerminan dari pertemuan
harapan investor dan emiten. Harapan investor ini berkaitan dengan keputusan
investasinya, sedangkan harapan emiten adalah memberikan informasi terbaik
kepada investor sehingga investor tertarik untuk membeli sahamnya. Harapan
akan masa depan yang positif dari investor akan meningkatkan harga-harga saham
yang ada. Sebaliknya, bila harga akan masa depan dilihat secara negatif oleh para
investor, maka akan terlihat pula volume saham yang diperdagangkan pun
cenderung menurun.
2.7
Volume Perdagangan Saham
Kinerja suatu saham dapat diukur dengan volume perdagangannya.
Semakin sering saham tersebut diperdagangkan mengindikasikan bahwa saham
tersebut aktif dan diminati oleh para investor. Aktivitas volume perdagangan
digunakan untuk melihat penilaian suatu info oleh investor individual dalam arti
info tersebut membuat suatu keputusan perdagangan ataukah tidak. Hal ini
berkaitan dengan salah satu motivasi investor dalam melakukan transaksi jual beli
saham yaitu penghasilan yang berkaitan dengan capital gain.
Volume perdagangan yang kecil menunjukkan investor yang sedikit atau
kurang tertarik dalam melakukan investasi di pasar sekunder, sedangkan volume
yang besar menunjukkan banyaknya investor dan banyaknya minat untuk
melakukan transaksi jual dan beli saham. Kenaikan volume perdagangan akan
semakin tinggi dengan semakin tingginya ketidakpastian di antara investor
mengenai interpretasi mereka atas pengumuman tersebut. Namun demikian,
perdagangan tidaklah secara otomatis mengimplikasikan adanya perbedaan
interpretasi di antara investor, kenaikan volume perdagangan tetap bisa saja
terjadi apabila investor mempunyai informasi yang berbeda-beda.
Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembar saham atau emiten
yang diperjual belikan di pasar modal setiap hari bursa dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker)
perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting
bagi investor, karena volume perdagangan saham menggambarkan efek yang
diperjual belikan di pasar modal. Bagi investor sebelum melakukan investasi hal
terpenting terlebih dahulu adalah likuiditas suatu efek. ( Wiyani, Wahyu dan
Wijayanto, 2005 )
Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis
teknikal. Volume menggambarkan jumlah aktivitas transaksi (buy/sell) yang
terjadi di pasar dalam waktu tertentu. Volume yang meningkat menandakan
adanya suatu tekanan, apakah itu tekanan beli maupun tekanan jual. Apabila
menggunakan Daily Chart, satu garis vertikal volume menggambarkan volume
untuk satu hari.
Menurut Husnan (2005:344) kegiatan perdagangan dalam volume yang
sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik
(bullish). Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga
merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi yang bullish. Jika penurunan
harga disertai dengan tekanan jual yang juga besar, pergerakan dapat disimpulkan
akan melemah (bearish).
Volume perdagangan merupakan ukuran besarnya volume saham tertentu
yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan
saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan
mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator
aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity). Menurut Widayanto
dan Sunarjanto (2005) :
“ Trading Volume Activity merupakan suatu indikator yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi
melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham
di pasar modal ”.
Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal
menunjukkan
aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi
investor.
2.8
Pengaruh Likuiditas Saham dan Volume Perdagangan Saham
terhadap Harga Saham pada penelitian terdahulu
Penelitian yang menguji tentang keterkaitan likuiditas saham dan volume
perdagangan saham terhadap harga saham telah dilakukan oleh banyak peneliti
diantaranya oleh :
Deden Mulyana (2009) dalam jurnal yang berjudul Analisis Likuiditas
Saham Serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham Pada perusahaan yang berada
pada Indeks LQ45.
Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) dalam jurnal yang berjudul
Pengaruh Volume Perdagangan, EPS, dan PER terhadap Harga Saham Sektor
Pertambangan pada periode 2000-2005 di Bursa Efek Jakarta.
Ahmad Ripai Purba (2009) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Faktor
Teknikal terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Nidar dan Adyatmika (2007) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Beta
dan Likuiditas Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Saham LQ45
di Bursa Efek Jakarta Periode 2005-2006.
Annio Indah Lestari Nasution (2006) dalam jurnal yang berjudul
Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Properti yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tabel berikut menyajikan hasil ringkasan
penelitian mereka :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Nama
Peneliti
Judul
Deden
Mulyana
(2009)
Analisis Likuiditas
Saham Serta
Pengaruhnya
terhadap Harga
Saham Indeks
LQ45 periode
2008-2009
Metode
yang
digunakan
Metode
analisis
regresi
sederhana
2
Bram
Hadianto
dan Rony
Setiawan
(2007)
Volume
Perdagangan, EPS,
dan PER terhadap
Harga Saham
Sektor
Pertambangan
periode 2000-2005
Model
regresi
berganda
data
pooling
3
Ahmad
Ripai Purba
(2009)
Pengaruh Faktor
Teknikal terhadap
Harga Saham
Metode
analisis
regresi
Hasil Penelitian
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara likuiditas
saham terhadap harga
saham pada
Indeks LQ45 di Bursa efek
Indonesia periode tahun
2008 – 2009
Bahwa volume
perdagangan, laba per
lembar saham (EPS) dan
rasio harga terhadap laba
(PER) menunjukkan
pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham
Secara simultan variabel
IHSI dan volume
perdagangan berpengaruh
Sektor Perbankan
dan Manufaktur
periode 2005-2008
4
5
Nidar dan
Adyatmika
(2007)
Annio Indah
Lestari
Nasution
(2006)
Pengaruh Beta dan
Likuiditas Saham
Terhadap Tingkat
Pengembalian
Saham Pada Saham
LQ45 Periode
2005-2006
Pengaruh Faktor
Fundamental dan
Teknikal Terhadap
Harga Saham
Sektor Properti
linier
berganda
Metode
analisis
regresi
sederhana
Metode
analisis
regresi
linier
berganda
Sumber : Berbagai jurnal yang dipublikasikan
terhadap harga saham
sedangkan secara parsial
hanya volume perdagangan
yang berpengaruh terhadap
harga saham
Secara simultan variabel
beta dan likuiditas saham
mempengaruhi tingkat
pengembalian saham di
Bursa Efek Jakarta secara
signifikan
Secara parsial faktor
fundamental yang terdiri
dari leverage ratio,
operating profit margin,
price book value dan faktor
teknikal yang terdiri dari
volume perdagangan
saham dan indeks harga
saham individu memiliki
pengaruh signifikan
terhadap harga saham
Download