BAB IV KESIMPULAN Pergantian pemerintahan di negara manapun termasuk Australia akan berdampak terhadap perubahan kebijakan. Hal ini juga terlihat dalam kebijakan luar negeri Australia ketika Kevin Rudd dari Partai Buruh resmi menjabat seabagai Perdana Menteri Australia pada tahun 2007 menggantikan John Howard dari Partai Koalisi Liberal. Meskipun pada dasarnya, kebijakan luar negeri kedua Perdana Menteri dari dua Partai yang berbeda ini memiliki pedoman yang sama dalam melaksanakan kebijakan luar negerinya, yakni bertujuan melindungi dan meningkatkan kepentingan nasional Australia. Namun ada perbedaan yang signifikan dalam nuansa penekanan pada politik luar negeri serta gaya kepemimpinan yang diambil kedua Perdana Menteri tersebut yang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor utama yang mempengaruhi adanya perbedaan pola kebijakan itu adalah faktor ideologi partai yang berkuasa di parlemen dan sifat psikologis Personal characteristics of political leader seorang pemimpin, yang dipengaruhi oleh nuansa politik yang timbul secara eksternal, telah memberikan arah serta landasan di dalam pengejaran tujuan-tujuan nasional negara. Perdana Menteri sebagai aktor utama dalam pembuatan kebijakan luar negeri, merupakan representasi dari kekuatan partai yang berkuasa di parlemen yaitu Liberal Party dan Australian Labor Party. Dimana kedua Partai besar di Australia ini mempunyai peran yang signifikan dalam pendangannya terhadap adanya perbedaan politik luar negeri Australia pada masa pemerinthan Kevin Rudd dan John Howard. Perbedaan gaya kepemimpinan yang berbeda antara Howard dan Rudd terlihat pada pendekatan kebijakan luar negerinya. Howard hanya memakai satu pilar pendekatan yakni aliansi dengan Amerika Serikat serta skeptis terhadap organisasi-organisasi internasional dan juga pendekatan multilateral serta lebih memilih pendekatan bilateral. Sedangkan Rudd memilih tiga pendekatan yakni aliansi dengan Amerika Serikat, keterikatan dengan Asia, dan keterikatan dengan PBB dengan melakukan pendekatan multilateral. Kevin Rudd dengan Comprehensive Engagement sebagai salah satu pilar politik Luar negerinya diharapkan akan banyak membantu Australia dalam mengurangi ancaman pada tingkat regional. Meskipun begitu, Australia juga tidak serta merta melepaskan begitu saja kerjasama keamanannya 43 dengan Amerika Serikat untuk mengamankan kawasan. Namun Australia lebih memiliki kebebasan untuk menentukan keputusan yang berhubungan dengan keamanannya. Gaya kepemimpinan, persepsi dan cara pandang John Howard yang merupakan sintesis dari Partai koalisi Liberal dan Kevin Rudd yang memiliki pandangan mandiri dan internasionalistik mempengaruhi kebijakan luar negeri Australia khususnya pada Indonesia. Hal ini dikarenakan kebijakan luar negeri Australia menurut Smith (1992: 23) sebagian besar memang dimainkan oleh Perdana Menteri yang memiliki hak prerogatif dan merupakan aktor utama dalam pembuatan kebijakan luar negeri. Berbeda dengan Howard yang merupakan sintesis dari Partai Liberal, Kevin Rudd merupakan seorang pemimpin Partai Buruh yang memiliki pandangan lebih internasional dan mandiri serta memilih kedekatan dengan Asia, namun tidak berarti meninggalkan aliansinya dengan Amerika Serikat. Hal ini yang menyebabkan kebijakan luar negeri Australia di bawah pemerintahan Kevin Rudd dari Partai Buruh lebih kooperatif dan low profile dengan Indonesia. Hal ini dituangkan Rudd ketika bernegosiasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait masalah Bali Nine, di mana Rudd mendatangi langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sertamenawarkan dan memberikan sejumlah bantuan dan kerjasama. Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa masalah keamanan tidak mendominasi dan menjadi isu utama dalam kebijakan politik luar negeri Australia di bawah pemerintahan Kevin Rudd. Pemerintahan Rudd berusaha menjalin kerjasama secara komprehensif di semua aspek, tanpa harus menimbulkan kontradiksi dengan lingkungannya. Tidak seperti Howard yang cenderung skeptis dengan lingkungan sehingga membentuk aliansi militer yang kuat dengan Amerika Serikat sehingga banyak menimbulkan ketegangan hubungan dengan Indonesia. Pada prinsipnya, berasal dari partai manapun pemimpin Australia berkuasa, hubungan bilateral dengan Indonesia yang tertuang dalam kebijakan politik luar negeri akan selalu dipandang penting. Hanya saja pendekatan dan prioritas yang akan berubah seiring dengan perubahan yang terjadi di tubuh pemerintahan dan aktor yang berperan di tingkat eksekutif. Indonesia merupakan negara tetangga terdekat yang dari dan dimana ancaman bagi Australia berasal. Perdana Menteri Kevin Rudd memandang Indonesia dengan pandangan yang lebih positif. Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir menunjukkan berbagai perkembangan yang mengagumkan. Indonesia tidak hanya tumbuh sebagai sebuah negara demokrasi, tetapi juga telah mampu bangkit dari krisis ekonomi yang parah pada 1998. Pada saat yang sama, Indonesia juga mampu mengatasi ancaman terorisme dan berbagai bencana alam. Kemitraan Australia-Indonesia ini jelas vital bagi terwujudnya kawasan Asia Tenggara, dan bahkan Asia 44 Pasifik yang stabil sehingga akan memberikan dampak positif bagi pencapain kepentingan nasional Australia. Engagement dengan negara-negara di kawasan terutama Indonesia dianggap lebih menguntungkan oleh pemerintahan Kevin Rudd. 45