BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Trust Trust atau

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Trust
Trust atau kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi
sebuah komitmen atau janji. Penting bagi sebuah perusahaan untuk
memiliki trust, baik untuk dirinya sendiri maupun trust kepada pihak
lain. Trust yang dimiliki oleh masing-masing pelaku dalam kemitraan
berpengaruh pada kepuasan terhadap kerjasama yang dilakukan
(Anderson dan Narus, 1990). Lau dan Lee (1999) mengemukakan
pengertian kepercayaan sebagai kesediaan (willingness) seseorang
untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko
tertentu. Kepercayaan terhadap merek terbentuk dari pengalaman
masa lalu dan interaksi sebelumnya (Garbarino dan Johnson, 1999).
Sedangkan menurut Anderson dan Narus (2005) menekankan bahwa
trust terjadi ketika suatu kelompok percaya bahwa tindakan kelompok
yang lain akan memberikan hasil yang positif baginya.
Morgan dan Hunt (1994) menjelaskan beberapa manfaat dari
adanya kepercayaan:
a) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk berusaha menjaga
hubungan yang terjalin dengan bekerjasama dengan rekan
perdagangan.
b) Kepercayaan menolak pilihan jangka pendek dan lebih memilih
keuntungan
jangka
panjang
yang
diharapkan
dengan
mempertahankan rekan yang ada.
c) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk mendatangkan
risiko besar dengan bijaksana karena percaya bahwa rekannya
tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan pasar.
Lebih lanjut, Ganesan dan Shankar (1994) menyatakan bahwa
kepercayaan itu merupakan refleksi dari 2 komponen, yaitu :
a) Credibility: Yang didasarkan kepada besarnya kepercayaan
kemitraan dengan organisasi lain dan membutuhkan keahlian
untuk menghasilkan efektivitas dan kehandalan pekerjaan.
b) Benevolence: Yang didasarkan pada besarnya kepercayaan
kemitraan yang memiliki tujuan dan motivasi yang menjadi
kelebihan untuk organisasi lain pada saat kondisi yang baru
muncul, yaitu kondisi di mana commitment tidak terbentuk.
Trust atau kepercayaan merupakan hal yang penting karena
membantu
mengatur
kompleksitas
dari
kemampuan
sebuah
perusahaan dalam bekerjasama dengan mitra bisnis mereka dan
merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kepuasan
perusahaan sebagai pelanggan (Lewicki dan Bunker, 1995) .
2. Informartion Sharing
Penyebaran informasi merupakan hal penting dalam proses
komunikasi yang terjalin pada SCM. Mohr dan Nevin (1990),
mengemukakan bahwa penyebaran informasi merupakan hal yang
fundamental dalam banyak aspek organisasi. Intensitas komunikasi
sejalan dengan intensitas information sharing antara pemasok dan
apotek, di mana kedua pihak melakuak komunikasi aktif untuk saling
menunjukkan maksud dan tujuan mereka. Hunt dan Morgan (1994),
berpendapat bahwa kesediaan untuk berbagi informasi tepat waktu
adalah penting manakala memilih suatu mitra, karena komunikasi
adalah suatu hal yang penting dan merupakan bagian dari
pemecahan
perselisihan paham. Hal ini juga penting untuk
mengembangkan kepercayaan, pengertian dan commitment diantara
mitra.
Mohr dan Nevin (1990) mengatakan komunikasi adalah
hubungan timbal balik yang terstruktur, terencana dan rutin antara
perusahaan dengan pemasok. Lebih lanjut, komunikasi dapat
diibaratkan sebagai lem atau perekat yang akan mempererat
hubungan antar anggota di dalam saluran distribusi.
3. Relationship Commitment
Supply chain management menekankan pada pola terpadu
aliran proses produk dari supplier, manufaktur, apotek hingga pada
konsumen akhir. Dalam konsep SCM rangkaian aktivitas antara
supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa
sekat yang besar. Mekanisme berbagi informasi antara berbagai
komponen tersebut berlangsung secara transparan dan sesuai
dengan commitment dari pemasok dan pembeli. Commitment
merupakan unsur penting dalam membangun hubungan jangka
panjang. Adanya commitment mendorong pemasok dan apotek untuk
saling menjaga pola hubungan yang telah mereka bangun bersama.
Commitment didefinisikan (Morgan dan Hunt, 1994) sebagai
keyakinan salah satu pihak bahwa membina hubungan dengan pihak
lain merupakan hal yang penting dan berpengaruh terhadap manfaat
optimal yang akan didapatkan oleh kedua belah pihak yang
berhubungan. Commitment sama seperti halnya dengan keterbukaan
untuk menyatakan maksud dan tujuan secara langsung kepada mitra
bisnis melalui pola komunikasi dan sistem kerja yang telah dibangun
bersama.
Lebih lanjut Morgan dan Hunt (1994) berpendapat bahwa
commitment dengan kerjasama diartikan sebagai sebuah keinginan
abadi untuk mempertahankan kerjasama yang bernilai. Menurut
Mowday, Steers, dan Porter (1979) commitment adalah bentuk
perilaku hubungan kerjasama, dimana kecenderungan partner
kepadanya berada pada posisi yang kuat dan bahkan melebihi
hubungan kerjasama dengan pihak lain. Kesetiaan dalam kerjasama
ini menjadi sangat penting di era kompetisi yang sangat ketat seperti
sekarang ini. Oleh karena itu, beberapa commitment dapat
memunculkan kerjasama yang melebihi batasan formal yang telah
disepakati sebelumnya, meskipun secara tidak langsung juga
terdapat bentuk-bentuk commitment lain yang menyatakan bahwa
trust yang akan diberikan mitra bisnisnya terbatas pada integritas
tertentu saja.
Secara fungsi, commitment akan memunculkan keyakinan yang
tinggi
kepada
partner
bahwa
kerjasama
yang
terjalin
akan
menghasilkan kualitas konten hubungan yang sejalan dengan
keinginan
masing-masing
pemasok
dan
apotek.
Commitment
merupakan jaminan secara implisit maupun eksplisit terhadap
berlanjutnya hubungan (Dwyer, 1999). Semakin tinggi commitment
yang dibangun atas trust dan kepuasan layanan maka semakin tinggi
kualitas hubungan yang berkesinambungan (Morgan dan Hunt,
1994).
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang mengemukakan tentang trust,
information
sharing,
dan
relationship
commitment
dalam
sebuah
hubungan bisnis. Dalam penelitian yang dilakukan Abdullah dan Musa
(2013) melalui observasi pada proses SCM bisnis apotek di Lembah
Klang, Malaysia, menyatakan bahwa trust dan information sharing secara
positif mempengaruhi tingkat relationhsip commitment. Hal ini dipengaruhi
oleh komitmen hubungan yang dari grosir, distributor, pengecer, dan mitra
dagang utama mereka. Ini sejalan dengan temuan Wu et al., (2014) yang
menyatakan bahwa tingkat komitmen dan berbagi informasi akan
meningkatkan komitmen. Tingkat komitmen dari mitra SCM memfasilitasi
integrasi rantai pasokan (Kwon dan Suh, 2005).
Dalam penelitian yang dilakukan Stefani dan Sunardo (2014)
tentang “Peran Dependency, Commitment, Trust, dan Communication
terhadap Kolaborasi Rantai Pasok dan Kinerja Perusahaan”, peneliti
melakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi faktor psikologi
sosial yang dapat mempengaruhi hubungan kolaboratif dalam suatu
rantai pasok, dalam konteks usaha pengolahan makanan skala
menengah. Kolaborasi rantai pasok memiliki pengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian ini menggunakan sudut pandang buyer, hasil dari
penelitian ini adalah bahwa komitmen dan kepercayaan berpengaruh
positif pada kolaborasi rantai pasok, dan kolaborasi rantai pasok memiliki
pengaruh yang berarti pada kinerja perusahaan.
Penelitian Morgan dan Hunt (1994) menguji teori trust dan
commitment yang mencakup pentingnya kedua faktor tersebut dalam
membangun hubungan bisnis yang berkelanjutan. Hubungan bisnis yang
berkelanjutan adalah sakah satu hal penting yang yang patut diperhatikan
oleh para pelaku bisnis karena suatu keberhasilan dalam suatu kemitraan
tidak dapat diraih begitu saja.
Lebih lanjut, Johnson (1994) dan Parson (1999) mengemukakan
bahwa kualitas hubungan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan
suatu kerjasama dengan memandang suatu rantai pasokan sebagai
rantai nilai.
Penelitian yang dilakukan Verdiar dan Slagian (2014) tentang
“Pengaruh Ketergantungan dan Kepercayaan Terhadap Pemasok” studi
pada perusahaan manufaktur, menyatakan bahwa faktor yang paling
berkontribusi
memepengaruhi
kepercayaan
dan
ketergantungan
perusahaan adalah strategi jangka panjang dengan pemasok utama.
Apabila perusahaan ingin menjaga startegi jangka panjang dengan
pemasok berjalan baik, maka perlu menjalin hubungan bisnis yang lebih
baik lagi.
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu tersebut, peneliti dalam
penelitian ini menggunakan model penelitian yang dilakukan oleh
Abdullah dan Musa (2013) melalui observasi pada proses SCM bisnis
apotek di Lembah Klang, Malaysia. Selanjutnya unit penelitian yang dipilih
oleh peneliti adalah apotek di Kota Surakarta.
C. Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini,
selanjutnya model kerangka pemikiran dapat digambarkan secara visual
ke dalam model berikut:
Gambar II.1 Model Penelitian
Hubungan antara Trust, Information Sharing, dan Relationship
Commitment
Sumber: Abdullah dan Musa (2014)
Model ini mereplikasi model dari penelitian terdahulu oleh Abdullah
dan Musa (2014) dimana trust berpengaruh secara signifikan terhadap
relationship commitment dan information sharing berpengaruh pula
secara signifikan terhadap relationship commitment.
a) Trust
Konsep
trust
pada
model
mengambil
dari
penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh Chang et al., (2008), Kwon and
Suh (2005) dan Ryssel et al., (2004) yang diformulasikan ke dalam
lima item pertanyaan.
b) Information sharing
Konsep Information sharing pada model mengambil dari
penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Chang et al., (2008) dan
Simatupang dan Sridharan (2005) yang diformulasikan ke dalam
tujuh item pertanyaan.
c) RelationshipCommitment
Konsep RelationshipCommitment pada model mengambil
penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Roslid dan Melewar
(2004), Kwon dan Suh (2005), dan Ryssel et al., (2004) yang
diformulasikan ke dalam lima item pertanyaan.
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Trust terhadap RelationshipCommitment
Trust
secara
umum
dianggap
sebagai
fondasi
bagi
keberhasilan suatu hubungan. Mustahil tanpa adanya trust, suatu
hubungan atau relationship tidak akan dapat bertahan dalam waktu
yang lama. Dalam menjalin hubungan, kedua belah pihak baik
pemasok dan apotek pasti terdapat timbal balik yang diharapkan.
Timbal balik yang diharapkan adalah buah dari trust yang telah
diberikan oleh kedua belah pihak.
Trust telah berkembang menjadi suatu topik atau tema yang
mendasar dalam sebuah hubungan organisasi, khususnya dalam
perubahan desain struktur organisasi yang semakin datar (Ahda,
2009). Trust akan muncul dari sebuah keyakinan bahwa hubungan
kerjasama akan memberikan manfaat seperti yang diharapkan oleh
kedua belah pihak yang berhubungan (Wahyuni et al., 2004). Pada
penelitian Abdullah dan Musa (2013), menyatakan bahwa trust
berpengaruh signifkan terhadap relationship commitment yang terjalin
pada rantai bisnis ritel di Malaysia. Trust yang muncul akan membuat
hubungan bisnis yang terjalin menjadi lebih baik. Morgan dan Hunt
(1994) mengemukakan bahwa Trust adalah faktor yang paling
berpengaruh terhadap relationship commitment pada suatu hubungan
bisnis. Dengan penjelasan seperti di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1:
Trust
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
RelationshipCommitment
2. Pengaruh Information sharing terhadap RelationshipCommitment
Hubungan yang terjadi antara pemasok dan mitra bisnis pasti
melibatkan komunikasi diantara mereka. Johlke dan Duhan (2001),
menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang digunakan
untuk menukar informasi dan pengaruh dari pihak satu dengan pihak
lainnya. Berbagi informasi atau information sharing merupakan proses
yang memfasilitasi anggota SCM untuk menangkap dan menyebarkan
informasi secara tepat waktu, relevan, dan akurat untuk tingkat
informasi operasi rantai pasokan, sehingga penerima informasi dapat
merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol pasokan. Berbagi
informasibertujuan
untuk
perencanaandanmengendalikanrantai
pasokan(Simatupang &Sridharan, 2005).
Information sharingsangat penting untukefisiensi, efektivitas
dankeunggulan kompetitifdarirantai pasokan(Stock &Lambert, 2001).
Aktivitas information sharing antara pemasok dan ritel merupakan
kunci
dalam
hubungan
bisnis
yang
terjalin
karena
dapat
menghindarkan diri dari ketidakakuratan ritel menentukan pemesanan
terhadap pemasok mereka dalam mengestimasi permintaan dari
konsumen (Mentzer, 1999). Information sharing merupakan salah
satu cara menunjukkan kepercayaan yang terbangun atas komitmen
dari hubungan yang terjalin. Dengan penjelasan seperti di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Information sharing berpengaruh secara signifikan terhadap
RelationshipCommitment
Download