BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1

advertisement
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar rongga uteri.
Lokasi tersering terjadinya kehamilan ektopik adalah tuba fallopi (98%), ovarium,
serviks dan rongga abdomen.11 Sedangkan kehamilan ektopik terganggu adalah
kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus.12 Kehamilan
ektopik terganggu merupakan suatu keadaan yang mengancam jiwa dan berkaitan
dengan kecacatan serta kematian ibu pada trimester pertama kehamilan.4
2.1.2 Epidemiologi
Secara umum, kehamilan ektopik terganggu terjadi pada 1-2% dari total
kehamilan. Menurut data yang didapat kehamilan ektopik terganggu terjadi 2% dari
seluruh kehamilan di Amerika. Kehamilan ektopik terganggu merupakan penyebab
kematian dan kecacatan ibu pada trimester pertama kehamilan, seperti yang terjadi
di Indonesia khusunya Jawa Barat kejadian kehamilan ektopik terganggu
menyumbang salah satu dari 2,7% penyebab kematian ibu.5
repository.unisba.ac.id
25
2.1.3 Etiologi dan Faktor Risiko
1.
2.1.4
Usia
2.
Ras
3.
Paritas
4.
Penyakit Ginekologi
5.
Penggunaan alat kontrasepsi
6.
Merokok
Patogenesis dan Patofisiologi
1.
Usia
Faktor risiko kehamilan ektopik terganggu meningkat seiring dengan
bertambahnya usia ibu dan meningkat 4 kali lebih tinggi pada wanita
dengan usia diatas 35 tahun. Faktor risiko untuk terjadinya kekambuhan
dari kehamilan ektopik meningkat pada wanita dengan usia diatas 30
tahun, hal tersebut berkaitan dengan proses penuaan dan penurunan
fungsi
organ-
organ
reproduksi
yang
dialami
seiring
dengan
bertambahnya usia.3,13,14,15,16,17
2.
Ras
Insidensi kehamilan ektopik pada wanita kulit hitam meningkat 1,4 kali
dibandingkan dengan wanita kulit putih. Hal itu dihubungkan dengan
meningkatnya kejadian infeksi menular seksual di kalangan wanita kulit
hitam yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi dan kerusakan tuba
fallopi.3,13
repository.unisba.ac.id
26
3.
Paritas
Wanita dengan status multipara memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami kehamilan ektopik. Ibu dengan paritas lebih dari satu
mempunyai risiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik terganggu,
hal ini berkaitan dengan kondisi segmen bawah rahim yang telah rapuh
dan banyak pembuluh darah kecil yang mengalami kerusakan akibat
riwayat persalinan.3,11,12,18
4.
Penyakit Ginekologi
Penyakit ginekologi yang meningkatkan risiko terjadinya kehamilan
ektopik diantaranya adalah gangguan pada tuba seperti infeksi tuba,
penyempitan tuba fallopi yang dapat menyebabkan hambatan dan
gangguan pada proses perpindahan ovum menuju ke rongga uteri serta
penyakit radang panggul kronis:
a) Penyakit radang panggul kronis
Penyakit radang panggul kronis biasanya dapat mengenai dan
mempengaruhi fungsi dari tuba fallopi sehingga terjadi penurunan dari
fungsi tuba dan dapat menyebabkan peningkatan terjadinya risiko
kehamilan ektopik.19,20
b) Infeksi tuba fallopi
Infeksi pada tuba fallopi dapat menyebabkan terjadinya fibrosis dan
pembentukan jaringan parut yang dapat mengakibatkan terjadinya
konstriksi atau penyempitan pada tuba fallopi, gangguan silia dan
abnormalitas dari gerakan otot di tuba fallopi. Hal ini dapat
repository.unisba.ac.id
27
mengganggu proses fertilisasi ketika ovum melewati tuba fallopi untuk
mencapai uterus, oleh sebab itu sering terjadi kesalahan implantasi
yang berakibat pada kehamilan ektopik yang terjadi di tuba fallopi.3,18
c) Penyempitan dari tuba fallopi
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya penyempitan dari
tuba fallopi adalah:
Defek kongenital dari tuba, seperti divertikuli dan sakulasi.
Tumor atau kista di tuba fallopi.
Endometriosis dari tuba fallopi.
Jaringan fibroid pada perbatasan antara uterus dan tuba fallopi.
Perlekatan dari peritubal, sering disebabkan akibat riwayat operasi
pelvis atau abdomen.
Tindakan pembedahan pada tuba fallopi.18
5.
Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi dapat menjadi faktor risiko yang sangat
berpengaruh pada insidensi kehamilan ektopik. Wanita hamil yang
memiliki riwayat pemakaian intrauterine device (IUD) memiliki risiko
kehamilan ektopik yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
hamil yang tidak memiliki riwayat pemakaian IUD. Hal ini dapat
terjadi berkaitan dengan efek yang ditimbulkan dari alat kontrasepsi
yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan intrauteri.4,21
repository.unisba.ac.id
28
6.
Merokok
Wanita perokok memiliki peningkatan risiko mengalami kehamilan
ektopik empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
merokok. Bahan kimia yang terkandung didalam rokok terbukti dapat
menyebabkan reaksi yang dapat meningkatkan dua kali lebih banyak
protein yang disebut sebagai PROKR1 yang terdapat di tuba fallopi.
Berlebihnya
protein
PROKR1
yang
terdapat
di
tuba
fallopi
menyebabkan terhambatnya kontraksi otot di tuba fallopi sehingga
mengganggu perpindahan ovum menuju ke uterus, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik.22
2.1.5
Tanda dan Gejala
Tanda yang terdapat pada kehamilan ektopik adalah nyeri tekan pada
abdomen, pelvis, adnexal, pergerakan servikal dan distensi abdomen.23
Gejala yang terdapat pada kehamilan ektopik adalah:
1. Gejala seperti kehamilan normal
Pasien dengan kehamilan ektopik ditandai dengan tanda-tanda seperti
kehamilan normal diantaranya mual, rasa tidak nyaman pada payudara dan
amenorrhea (tidak mengalami menstruasi pada waktu yang seharusnya).23
2. Nyeri
Kehamilan ektopik dapat menyebabkan terjadinya nyeri panggul yang
dapat bersifat tajam maupun tumpul.11
repository.unisba.ac.id
29
3. Perdarahan
Gejala yang sering muncul pada kehamilan ektopik adalah perdarahan
abnormal atau pun berupa noda darah yang biasanya muncul pada 7
sampai 14 hari setelah keterlambatan menstruasi. Perdarahan dapat
muncul pada trimester awal kehamilan yang menandai adanya ruptur pada
kehamilan ektopik terganggu. 11,23,24
4. Sakit Kepala dan Pingsan
Pasien dengan kehamilan ektopik dapat mengalami sakit kepala dan
pingsan berkaitan dengan keadaan hipotensi akibat adanya perdarahan.11
5. Disuria/ Perubahan Frekuensi Urinasi
Dapat terjadi perubahan frekuensi urinasi pada pasien dengan kehamilan
ektopik berkaitan dengan iritasi kantung kemih.
6. Nyeri Defekasi
Pasien dengan kehamilan ektopik dapat mengalami rasa nyeri pada saat
defekasi akibat adanya darah yang terkumpul di kavum Douglas.23
2.1.6
Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis pasien mengenai faktor risiko serta tanda dan gejala yang
dialami pasien seperti terlambat menstruasi, mual, nyeri ataupun
perdarahan.25
2. Pemeriksaan Fisik
Kondisi umum pasien terlihat lemah dan pucat.
repository.unisba.ac.id
30
Tanda vital menunjukan keadaan hipotensi dan takikardia.
Pada pemeriksaan fisik dan ginekologi ditemukan adanya distensi
abdomen, nyeri tekan pada abdomen, pelvis, pergerakan servikal
dan adnexal serta terdapatnya perdarahan pervaginam.23
3. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan hasil positif pada pemeriksaan β-hCG (Human Chorionic
Gonadotrophin).26 Diagnosis kehamilan ektopik dapat ditentukan jika
pada pemeriksaan kadar β-hCG mencapai 1.500mIU/mL atau lebih
tetapi
pada
pemeriksaan
transabdominal
ultrasonografi
tidak
ditemukan adanya kantung gestasi.27 Kadar β-hCG yang yang didapat
pada kehamilan ektopik sering lebih rendah dibandingkan dengan
kehamilan normal.17
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan metode
ultrasonografi, diantaranya yaitu dengan menggunakan transvaginal
ultrasonografi atau
Colour Doppler sonografi yang memiliki
sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi dibandingkan dengan
transvaginal ultrasonografi.28
repository.unisba.ac.id
31
2.1.7
Diagnosis Banding
Diagnosis banding kehamilan ektopik terganggu antara lain:
-
Apendisitis
Apendisitis memiliki gejala yang sama dengan kehamilan ektopik
terganggu yaitu rasa nyeri yang terdapat disekitar bagian abdomen.29
-
Terancam abortus
Kehamilan ektopik terganggu terjadi ketika kehamilan ektopik yang
dialami berakhir dengan ruptur atau abortus. Keadaan tersebut dapat
didiagnosis banding dengan keadaan terancam abortus karena
memiliki tanda dan gejala yang sama, diantaranya adalah terjadinya
perdarahan.30
-
Kehamilan mola
Kehamilan
mola
merupakan
salah
satu
penyebab
terjadinya
perdarahan pada trimester pertama kehamilan yang memiliki
kesamaan dengan tanda dan gejala dari kehamilan ektopik terganggu.31
-
Kanker serviks
Pasien dengan kanker serviks memiliki gejala yang sama dengan
pasien
yang
mengalami
kehamilan
ektopik
terganggu
yaitu
terdapatnya rasa nyeri didaerah sekitar panggul dan terdapat adanya
perdarahan.31
repository.unisba.ac.id
32
2.1.8
Penatalaksanaan
Kehamilan
ektopik
terganggu
dapat
ditangani
dengan
tindakan
pembedahan. Pembedahan yang sering dilakukan adalah salpingektomi
dengan metode laparoskopi. Metode laparoskopi merupakan metode awal
dalam tindakan pembedahan ini, dilakukan dengan cara membuat sayatan
kecil pada daerah sekitar tempat yang mengalami gangguan, setelah itu
proses pembedahan dilanjutkan dengan tindakan salpingektomi yaitu
pengangkatan tuba fallopi yang mengalami gangguan.23
2.1.9
Prognosis
Kehamilan ektopik terganggu dapat mengakibatkan kecacatan dan
kematian ibu yang terjadi pada trimester pertama kehamilan. Kematian
yang disebabkan oleh kehamilan ektopik terganggu dikarenakan
perdarahan yang terus-menerus terjadi. Prognosis lain yang dapat terjadi
pada pasien dengan kehamilan ektopik terganggu antara lain yaitu
infertilitas dan kehamilan ektopik berulang. Dilaporkan sebanyak 40%
pasien dengan riwayat kehamilan ektopik terganggu mengalami infertilitas
di kemudian hari dan 12% pasein mengalami kehamilan ektopik kembali
pada kehamilan berikutnya.18,17,30
repository.unisba.ac.id
33
2.2 Kerangka Penelitian
2.2.1
Kerangka Teori
Wanita Hamil
Faktor Risiko
Usia
Ras
Paritas
Merokok
Riwayat Kehamilan ektopik sebelumnya
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Riwayat Medis:
(riwayat operasi dan riwayat penyakit ginekologi)
Kehamilan Ektopik Terganggu
Gambar 2.1 Kerangka Teori
repository.unisba.ac.id
34
2.2.2
Kerangka Pemikiran
Usia, paritas dan riwayat medik yang mencakup riwayat operasi atau penyakit
ginekologi memiliki pengaruh terhadap kehamilan ektopik terganggu yang
berkaitan dengan penurunan fungsi organ-organ reproduksi seiring dengan
bertambahnya usia seseorang, terjadinya kerapuhan pada segmen bawah
rahim akibat riwayat persalinan, dan fungsi dari alat reproduksi yang
mengalami gangguan atau kerusakan akibat riwayat operasi atau penyakit
goinekologi yang dialami.3,11,18 Kerangka penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup faktor risiko yang diteliti yaitu usia, paritas dan
riwayat medik yang dihubungkan dengan kehamilan ektopik terganggu.
Usia
Paritas
Kehamilan Ektopik Terganggu
Riwayat
Medik
Faktor yang diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
repository.unisba.ac.id
Download