Analisis dan Uji Stabilitas Ekstrak Mahkota Bunga Dadap Merah

advertisement
Analisis dan Uji Stabilitas Ekstrak Mahkota Bunga Dadap Merah
(Eritrina crista-galli L.)
Jauharus Sholikhin1, Betty lukiati2, Balqis3
1. Mahasiswa Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.
2. Dosen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.
3. Dosen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen merah, pigmen dominan, dan
stabilitas pigmen dominan pada mahkota bunga dadap merah. Hasil penelitian menunjukkan
jenis pigmen yang terkandung adalah pigmen delfinidin dan α-karoten, sedangkan pigmen
yang dominan adalah delfinidin. Oksidator H2O2, sinar matahari, pH, cahaya lampu, dan
suhu berpengaruh terhadap mahkota bunga dadap merah.
Kata Kunci: Pigmen merah delfinidin dan karoten, stabilitas pigmen, mahkota bunga dadap
merah
Abstract
The research aims to determine the content of the red pigment, the dominant pigment, and
the stability of the dominant pigment in petals of red dadap. The results showed that the
kinds of pigment is delfinidin and α-carotene. Dominant pigment is delfinidin. The effect of
oxidant H2O2, sunlight, pH, light lamp, and temperature cause pigment delfinidin become
unstable.
Keywords: Red pigment , pigment stability, crown flowers red dadap
1. PENDAHULUAN
Kesadaran
masyarakat
mencari
alternative pengganti pewarna sintetik untuk
makanan pada masa sekarang meningkat, dengan
menggunakan bahan alami.
Warna merah pada mahkota bunga dadap
merah mempunyai potensi sebagai bahan pewarna
alami, tetapi pemanfaatannya masih sedikit Pigmen
merah pada tumbuhan ada dua jenis yaitu
antosianin dan karotenoid. Antosianin memiliki
warna yang cerah, larut dalam air, relatif stabil
pada pH asam, sehingga antosianin cocok dijadikan
sebagai pengganti pawarna makanan sintetik,
karena adanya pembatasan penggunaan bahan
pewarna merah sintetik (Leimena, 2008). Potensi
sebagai pewarna makanan dari mahkota bunga
dadap merah tidak hanya dipengaruhi oleh warna
yang cerah, larut dalam air, relatif stabil pada pH
asam tetapi juga dipengaruhi oleh stabilitas
warnanya. Stabilitas warna pigmen antosianin
dipengaruhi oleh oksidator, sinar matahari, lampu,
pH dan kondisi penyimpanan (Nurlela dan Siregar,
2011).
Zat warna yang diperoleh dari ekstrak
mahkota bunga dadap merah berpotensi sebagai
pewarna makanan dan minuman sebagai alternatif
pengganti pewarna sintetik, namun belum diketahui
jenis pigmen apa saja yang terkandung di dalamnya
dan sejauh mana stabilitas zat warna dari ekstrak
mahkota bunga dadap merah, sehingga perlu
adanya pengujian stabilitasnya.
Zat warna dari tanaman dapat diambil
dengan menggunakan teknik ekstraksi dengan
pelarut air, dan analisis tanaman menggunakan
teknik kromatografi kertas dan spektrofotometik,
serta uji stabilitas dengan spektrofotometrik.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui jenis pigmen yang tekandung dalam
mahkota bunga dadap merah, pigmen yang
dominan dan stabilitas pigmen pigmen dominan
mahkota bunga dadap merah.
2. METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
(Ruang 203) Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Malang. Penelitian dilakukan pada bulan
April 2012 - Juni 2012.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan meliputi serangkaian
alat gelas, alat kromatografi kertas, dan alat analisa
spektofotometer D20+. Bahan baku yang
digunakan adalah mahkota bunga dadap merah.
Pelarut yang digunakan meliputi petroleum eter,
aseton, alkohol 96%, HCl 1N, metanol, aquades,
n-Butanol, asam asetat glacial, serta kertas
kromatografi Genuine Whatman, kertas saring
halus, mahkota bunga dadap merah, H2O2, buffer
sitrat pH 3, pH 4, dan pH 5.
Prosedur Penelitian
Prosedur percobaan meliputi persiapan
bahan, analisis kandungan pigmen, pengujian
pigmen yang dominan, dan uji stabilitas pigmen
dominan. Pada tahap ekstraksi mahkota bunga
dadap merah sebanyak 2g dipotong kecil-kecil,
kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 10
ml. Tahap analisis kandungan diidentifikasi dengan
metode kromatografi kertas dan spektrofotometrik.
Uji stabilitas warna
Pada uji stabilitas ini didasarkan pada prosedur
yang dilakukan oleh Nurlela dan Siregar (2011)
hanya pelarut yang digunakan untuk melarutkan
bahan adalah aquades. Perbandingan antara bahan
dan pelarut adalah 1 g bahan dilarutkan dalam 10
ml aquades. Parameter uji stabilitas dengan
menggunakan kadar antosianin.
a. Pengaruh sinar matahari.
Sepuluh mililiter dari ekstrak pigmen (antosianin)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
dijemur di bawah sinar matahari dengan interval
waktu 3 jam sekali dilakukan pengukuran
absorbansi pada panjang gelombang 510 nm,
ulangan dilakukan sebanyak tiga kali.
b. Pengaruh sinar lampu.
Sepuluh mililiter dari larutan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian disinari dengan lampu
kekuatan 20 Watt selama 48 jam dan setiap 24 jam
sekali,
dilakukan
pengamatan
terhadap
absorbanasinya pada gelombang 510 nm, ulangan
dilakukan sebanyak tiga kali.
c. Pengaruh pH
Ekstrak pigmen dibuat dalam 3 tingkatan keasaman
(pH: 3, 5 dan 7). Sampel pigmen sebanyak 2 ml
dilarutkan dalam 100 ml buffer asam sitrat sesuai
dengan variasi pH. Kemudian dilakukan
pengukuran absorbansi pada panjang gelombang
510 nm dan pengulangan dilakukan sebanyak tiga
kali.
d. Pengaruh oksidator
Sepuluh
mililiter
larutan
masing-masing
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan oksidator H2O2 sebanyak 1 ml
kemudian setiap 3 jam sekali dilakukan
pengukuran absorbansi pada panjang gelombang
510 nm dan ulangan dilakukan sebanyal tiga kali.
e. Pengaruh kondisi penyimpanan
Sampel disimpan pada temperatur kamar,
temperatur 9°C dan 40°C. Setelah 2 hari dilakukan
pengenceran yaitu dengan cara pigmen cair
dilarutkan sebanyak 2 ml dalam 100 ml air
kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 510 nm dan pengulangan dilakukan
sebanyak tiga kali.
3. HASIL
Hasil Identifkasi Pigmen Karotenoid Mahkota
Bunga Dadap Merah (Eritrina crista-galli L.)
Jenis Pigmen
Antosianin
Kadar
(mg/L)
Pigmen
12338,62
α-karoten
19,52
Data hasil identifikasi pigmen karotenoid
bunga dadap merah (Eritrina crista-galli L.) dapat
dilihat pada Lampiran 1. Gambar hasil penelitian
tersaji pada Lampiran 3. Berdasarkan data yang
diperoleh kemudian dihitung nilai Rf-nya. Rerata
nilai Rf yang diperoleh adalah 0,97 dengan warna
kuning kehijauan.
Hasil Identifkasi Pigmen Antosianin Mahkota
Bunga Dadap Merah (Eritrina crista-galli L.)
Data hasil identifikasi pigmen antosianin
mahkota bunga dadap merah (Eritrina crista-galli
L.) dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan
data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Rfnya. Rerata nilai Rf adalah 0,47 dengan warna
merah lembayung.
Hasil Penghitungan Kadar Pigmen Mahkota
Bunga Dadap Merah (Eritrina crista-galli L.)
Data hasil pengukuran absorbansi macammacam pigmen mahkota bunga dadap merah dan
hasil penghitungan kadar dapat dilihat pada
Lampiran 1. Rerata kadar pigmen tersaji pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Rerata Hasil Penghitungan Kadar
Pigmen Mahkota Bunga Dadap Merah.
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
kadar antosianin lebih tinggi, sehingga untuk uji
stabilitas dilakukan hanya pada pigmen antosianin.
Hasil Uji Stabilitas Pigmen Mahkota Bunga
Dadap Merah (Eritrina crista-galli L.)
Hasil uji stabilitas diperoleh berdasarkan
nilai kadar pigmen antosianin mahkota bunga
dadap merah, seperti tersaji pada Lampiran 2.
Gambar hasil penelitian tersaji pada Lampiran 3.
Hasil perhitungan kadar pigmen ditunjukkan pada
Tabel 4.2 sampai 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Kadar Pigmen Antosianin Mahkota
Bunga Dadap Merah (mg/L) dalam Uji Stabilitas
Terhadap H2O2.
Perlakuan
Ulangan
H2O2
1
2
3
Lama Pendedahan (Jam)
0
3
6
3924.24
4057.83 3907.54
3801.78
3640.36 3718.29
3590.26
3523.46 3523.46
11316.28 11221.65 11149.29
3772.093
3740.55 3716.43
Jumlah
Rata-Rata
Tabel 4.3 Kadar Pigmen Antosianin Mahkota
Bunga Dadap Merah (mg/L) dalam Uji Stabilitas
Terhadap Sinar Matahari.
Perlakuan
Ulangan
Sinar Matahari
1
2
3
Jumlah
Rata-Rata
Lama Pendedahan (jam)
0
3
6
3929,80 4124,62 4620,02
3773,95 4057,83 4425,20
4091,23 3985,47 7330,81
11794,98 12167,92 16376,03
3931,66
4055,97
5458,68
Tabel 4.4 Kadar Pigmen Antosianin Mahkota
Bunga Dadap Merah (mg/L) dalam Uji Stabilitas
Terhadap pH.
pH
3
5
7
1
4208,12 4091,23 3840,74
2
3974,33 3840,74 3840,74
3
3957,64 3840,74 3840,74
11772,71 Mahkota
11522,22
Pigmen12140,09
Antosianin
4046,70 3924,24 3840,74
Perlakuan
Ulangan
pH
Tabel Jumlah
4.5 Kadar
Rata-Rata
Bunga Dadap Merah (mg/L) dalam Uji Stabilitas
Terhadap Cahaya Lampu.
Perlakuan
Ulangan
Cahaya Lampu
1
2
3
Jumlah
Rata-Rata
Lama Pendedahan (Jam)
0
24
48
3940.94
4675.69 4174.72
3863.01
4575.49 3874.14
3824.04
4464.17 3874.14
11627.99 13715.35 11923.00
3876.00
4571.78 3974.33
Tabel 4.6 Kadar Pigmen Antosianin Mahkota
Bunga Dadap Merah (mg/L) dalam Uji Stabilitas
Terhadap Suhu.
Perlakuan
Ulangan
Suhu
1
2
3
Jumlah
Rata-Rata
Lama Pendedahan (Jam)
0
24
48
4325.01
4425.20 5260.15
4325.01
4542.10 5059.76
4325.01
4542.10 5243.45
12975.03 13509.40 15563.36
4325.01
4503.13 5187.79
4. PEMBAHASAN
Jenis Pigmen Mahkota Bunga Dadap Merah
Jenis pigmen yang terkandung dalam
mahkota bunga dadap merah dapat diketahui
dengan metode kromatogafi kertas (KKt).
Berdasarkan warna yang tampak pada uji
kromatografi kertas terdapat 2 pigmen. Dua jenis
pigmen yang tampak pada uji KKt adalah
antosianin (definidin) dengan warna
merah
lembayung dan α-karoten yang merupakan salah
satu pigmen golongan karotenoid dengan warna
kuning kehijauan.
Nilai Rf hasil metode KKt juga menjadi
penentu jenis pigmen. Berdasarkan data pengujian
nilai Rf dari pigmen definidin adalah 0,47 dengan
eluat campuran n-butanol-asam asetat–air dan αkaroten adalah 0,98 dengan eluat campuran aseton
dan petrolium eter.
Pigmen definidin tidak muncul pada
kertas Whatman ketika menggunakan eluat
campuran aseton- petrolium eter, begitu juga
sebaliknya α-karoten tidak muncul pada kertas
whatman ketika eluat yang digunakan adalah
campuran n-butanol-asam asetat-air, hal ini
disebabkan partikel-partikel pigmen definidin tidak
mampu dibawa oleh eluat campuran asetonpetrolium eter, begitu juga sebaliknya yang terjadi
pada pigmen α-karoten.
Perbedaan pergerakan
dari jenis pigmen atau jarak yang ditempuh oleh
jenis pigmen dipengaruhi oleh macam eluat, berat
molekul dan afinitas pigmen terhadap eluat.
Kadar Pigmen Mahkota Dadap Merah
Data hasil penghitungan kadar pigmen
pada mahkota bunga dadap merah menunjukkan
bahwa kadar pigmen antosianin lebih dominan dari
pada kadar pigmen α-karoten. Kadar pigmen
definidin adalah 12.338,62 mg/L, sedangkan
pigmen α-karoten 19,52 mg/L. Kadar pigmen
definidin yang tinggi menyebabkan mahkota bunga
dadap merah secara morfologi berwarna merah tua.
Stabilitas Pigmen Mahkota Dadap Merah
Kadar pigmen dominan yang terkandung
dalam mahkota bunga dadap merah adalah
antosianin, sehingga yang diuji untuk mengetahui
pengaruh lingkungan terhadap stabilitas pigmen
dalam penelitian ini adalah pigmen antosianin.
Stabil atau tidaknya pigmen dapat diketahui
berdasarkan perubahan nilai kadar pigmen.
Pengaruh Penambahan Oksidator Hidrogen
Peroksida (H2O2) terhadap Kadar Antosianin
Hasil
pengukuran
dengan
spektrofotometer menunjukkan adanya penurunan
nilai absorbansi yang berakibat menurunnya kadar
antosianin mahkota bunga dadap merah. Penurunan
nilai absorbansi sebanding dengan penurunan
intensitas warna (warna pigmen menjadi semakin
pudar). Berkurangnya intensitas warna akibat
penambahan oksidator (H2O2), karena oksidator
H2O2 bereaksi pada gugus reaktif pigmen, sehingga
warna pigmen antosianin berubah, dan tidak lagi
berwarna merah cerah. Oksidator dalam larutan
pigmen menyebabkan kation flavilium yang
berwarna merah kehilangan proton dan berubah
menjadi karbinol yang menyebabkan antosianin
menjadi tidak warna .
Antosianin atau antosianidin yang tidak
mengandung gugus-gugus hidroksil bebas dan
terikat bersebelahan, bereaksi dengan hidrogen
peroksida menghasilkan turunan asam benzoat.
Reaksi penguraian oleh hidrogen peroksida ini
terjadi karena pemutusan ikatan antara atom C-2
dan atom C- 3 dari cincin piroksinum (Gambar 5.1)
(Nurlela dan Siregar, 2011).
Gambar
kadarnya berkurang akibat pengaruh pH, semakin
meningkat nilai pH maka
kadarnya semakin
menurun. Warna ekstrak juga tampak semakin
pudar dengan meningkatnya nilai pH. Hal ini
disebabkan antosianin merupakan zat warna merah
yang stabil pada pH rendah, dan stabilitasnya akan
turun apabila pH dinaikkan. Winarti dan Fidaus
(2010) menyatakan bahwa stabilitas warna yang
ditunjukkan oleh nilai absorbansi sangat
dipengaruhi oleh nilai pH.
Reaksi yang terjadi akibat penambahan pH
ditunjukkan pada Gambar 5.2. Perubahan warna
akibat pengaruh pH terjadi karena kation flavilium
yang berwarna merah berubah dari hidrat menjadi
basa karbinol atau pseudobase (bentuk awal kalkon
) tak berwarna dan akhirnya menjadi kalkon yang
tidak berwarna (Winarti dan Fidaus 2010).
5.1. Reaksi yang terjadi karena
penambahan Hidrogen peroksida.
(Sumber: Achmad, 1986) dalam
Nurlela dan Siregar (2011)
Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kadar
Antosianin
Hasil pengukuran kadar antosianin
mahkota bunga dadap merah menunjukkan
kadarnya bertambah akibat pengaruh penyinaran
dengan sinar matahari. Hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa dengan pendedahan sinar
matahari 0 jam sampai dengan 6 jam
mempengaruhi stabilitas pigmen antosianin
mahkota bunga dadap merah, hal ini juga dikuatkan
dengan hasil uji KK.
Berdasarkan uji KK, pengaruh perubahan
kadar antosianin terhadap stabilitas pigmen
antosianin mahkota bunga dadap merah adalah
tinggi yaitu 24,51%, sehingga sinar matahari
dengan pendedahan waktu 0 jam, 3 jam dan 6 jam
mempengaruhi stabilitas pigmen mahkota bunga
dadap merah. Sinar matahari merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
warna. Samsudin & Khoruddin (2011) dalam
Nurlela dan Siregar (2011), menyatakan bahwa
energi yang datang dari matahari disebut insolasi.
Insolasi ini tediri atas sinar-sinar radiasi yang
tersusun
dari
bermacam-macam
panjang
gelombang. Sinar dengan panjang gelombang lebih
pendek akan menghasilkan efek fitokimia tertentu
dan mampu mempercepat proses oksidasi
biomolekul juga proses kematangan buah.
Pengaruh pH Terhadap Kadar Antosianin
Hasil pengukuran kadar antosianin
mahkota bunga dadap merah menunjukkan
Gambar 5.2. Perubahan struktur akibat pengaruh
penambahan buffer pH (Sumber:
Lee, et. al, 2005 dalam Nurlela dan
Siregar (2011) ).
Sari (2005), menyatakan bahwa pada pH
rendah sebagian besar antosianin terdapat dalam
bentuk kation flavilium yang berwarna merah,
sedangkan senyawa basa karbinol yang tidak
berwarna relatif kecil jumlahnya. Peningkatan pH
memperbanyak senyawa basa karbinol dan kalkon
yang tidak berwarna. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan Sudarmanto (1989), bahwa inti
flavilium pigmen antosianin bersifat defisien
elektron sehingga sangat reaktif dan mudah
mengalami reaksi yang umumnya menyebabkan
dekolorasi warna yang tidak disukai dalam
pengolahan buah dan sayuran (Winarti dan Firdaus,
2010).
Pengaruh Cahaya Lampu Terhadap Kadar
Antosianin
Hasil pengukuran kadar antosianin
mahkota bunga dadap merah menunjukkan
kadarnya bertambah akibat pengaruh cahaya
lampu. Kadar pigmen cenderung mengalami
kenaikan. Cahaya lampu menyebabkan perubahan
warna pada ekstrak. Hal ini disebabkan antosianin
memiliki kecenderungan yang kuat mengabsorbsi
sinar tampak dan energi radiasi sinar menyebabkan
efek fotokimia pada spektrum tampak dan
mengakibatkan perubahan warna (Lydia, dkk
2001).
Samsudin dan Khoiruddin (2008)
menyatakan
bahwa
penyinaran
lampu
mempengaruhi kestabilan antosianin. Perubahan
absorbansi akibat penyinaran lampu cukup besar
hampir dua kali dari absorbansi semula. Absorbansi
naik (pada 24 jam), kemudian turun (pada 48 jam).
Hal ini menunjukkan bahwa sinar lampu
mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kestabilan warna.
Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Antosianin
Hasil pengukuran kadar pigmen antosianin
mahkota bunga dadap merah menunjukkan
peningkatan sebagai akibat pengaruh suhu, tetapi
warnanya berubah menjadi kecoklatan. Menurut
Adam (1973) dalam Yudiono (2011) bahwa suhu
tinggi menyebabkan antosianin membentuk kalkon
yang cincinnya terbuka, dan bersifat labil.
Keberadaan O2 pada suhu tinggi menyebabkan
antosianin berubah menjadi coklat.
Menurut Wijaya (2001), menurunnya
stabilitas warna karena suhu yang tinggi diduga
karena terjadinya dekomposisi antosianin dari
bentuk aglikon menjadi kalkon. Hal ini diperkuat
oleh pernyataan Sutrisno (1987), bahwa suhu dan
lama pemanasan menyebabkan dekomposisi dan
peru bahan struktur sehingga terjadi pemucatan
(Winarti dan Fidaus, 2010)
Kadar antosianin mengalami kenaikan
seiring dengan bertambahnya suhu. Perubahan
kadar antosianin saat penyimpanan dimungkinkan
karena: 1) Reaksi kopigmentasi, 2) Diduga ekstrak
masih mengandung enzim polifenolase yang
mengkatalis reaksi pencoklatan (Lydia, 2001).
Penyimpanan pada kondisi kamar mengakibatkan
terjadinya perubahan intensitas zat warna yang
cukup besar akibat reaksi kopigmentasi dan kerja
enzim polifenolase, sedangkan penyimpanan pada
kondisi dingin dapat menghambat terjadinya reaksi
kopigmentasi dan reaksi pencoklatan (Samsudin
dan Khoiruddin, 2008).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil
penelitian
ini
dapat
disimpulkan: Pigmen merah yang terdapat di dalam
mahkota bunga dadap merah adalah definidin dan
α-karoten.Pigmen delfinidin merupakan pigmen
yang dominan pada mahkota bunga dadap merah.
Pengaruh oksidator H2O2, sinar matahari, lampu,
pH dan suhu terhadap pigmen mahkota bunga
dadap merah secara umum menyebabkan pigmen
menjadi tidak stabil berdasarkan jumlah kadar
antosianin dan warna yang tampak pada ekstrak.
Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
menguji toksisitas ekstrak mahkota bunga dadap
merah untuk dijadikan pertimbangan sebagai
alternatif pengganti zat warna sintetis untuk
makanan.
DAFTAR RUJUKAN
Ariviani, S. 2010. Total antosianin ekstrak buah
salam dan korelasinya dengan kapasitas
anti peroksidasi pada sistem linoelat.
Surakarta. AGROINTEK.
Franciss F. J. 1999. Colorants. Minnesota, Eagen
Press. United State of Amerika.
Leimena B. B. 2008. Karakterisasi Dan Purifikasi
Antosianin
Pada
Buah
Duwet
(Syzygium cumini). Bogor. Fakultas
Teknologi Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Skripsi.
Lydia S. Wijaya, Simon B. Widjanarko, Tri
Susanto.
2001,
Ekstraksi
dan
Karakterisasi Pigmen dari Kulit Buah
Rambutan (Nephelium Lappaceum),
Var. Binjai Biosain, Vol. 1 No. 2, hal.
42-53.
Natalia, D. dkk. 2006. Ekstraksi Pewarna Alami
Dari Buah Arben (Rubus idaeus (Linn.))
Dan Aplikasinya Pada Sistem Pangan .
Nurlela, Siregar, D. I. Y. 2011. Ekstraksi dan Uji
Stabilitas Zat Warna Alami dari Bunga
Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis L) dan Bunga Rosela (Hibiscus
sabdariffa L). Jakarta. Program Studi
Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Valensi Vol. 2
No. 3.
Sari K. W. 2005, Studi Kemampuan Pengikatan
Kolesterol Oleh Ekstrak Daun Suji
(Pleomele Angustifolia N. E. Brown)
Dalam Simulasi Sistem Pencernaan In
Vitro. SKRIPSI ITB.
Winarti S. dan Firdaus A., 2010. Stabilitas Warna
Merah Ekstrak Bunga Rosela Untuk
Pewarna Makanan Dan Minuman.
Surabaya. Jurnal Teknologi Pertanian
Vol. 11 No. 87 – 93.
Yudiono. K. 2011. Ekstraksi Antosianin Dari
Ubijalar Ungu (Ipomoea Batatas Cv.
Ayamurasaki) Dengan Teknik Ekstraksi
Subcritical Water. Jurnal Teknologi
Pangan.
Download