SIARAN PERS IMPLEMENTASI PERDAGANGAN DERIVATIF 01 Februari 2016 Per 1 Februari 2016 industri pasar modal Indonesia kembali diramaikan dengan perdagangan produk derivatif di Bursa Efek. Produk derivatif yang diperdagangkan kembali adalah Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE). Berbagai pihak terkait, termasuk KPEI telah menjalankan sejumlah langkah persiapan, sesuai dengan peranan masing-masing. Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI terlibat aktif dalam menyiapkan mekanisme kliring, penyelesaian, serta penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk suksesnya reaktivasi pasar derivatif. Berikut penjelasan mengenai mekanisme kliring, penyelesaian serta penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk produk Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE). Mekanisme Kliring Proses kliring transaksi KBIE dilakukan dengan metode netting yang dilakukan untuk transaksi yang berasal dari Pasar Reguler. Proses kliring secara netting ini akan menghasilkan Daftar Hasil Kliring (DHK) yang berisi informasi mengenai posisi hak terima dana atau kewajiban serah dana dan posisi terbuka (Open Position) dari masing-masing Anggota Kliring. KPEI menyediakan DHK ini selambatlambatnya pukul 19.30 WIB pada setiap hari bursa (T+0) dilaksanakannya transaksi KBIE. Mekanisme Penyelesaian Jangka waktu penyelesaian untuk transaksi KBIE adalah 1 hari bursa dari waktu transaksi (T+1) dan dilakukan secara tunai. Anggota Kliring wajib memenuhi kewajibannya ke KPEI selambat-lambatnya pada hari bursa setelah dilakukannya transaksi KBIE (T+1) paling lambat pukul 12.00 WIB. Sementara itu, pemenuhan hak Anggota Kliring oleh KPEI, dilakukan selambat-lambatnya pukul 14.30 WIB. Proses penyelesaian untuk transaksi derivatif secara tunai dilakukan oleh KPEI dengan melibatkan bank pembayaran. Proses kliring dan penyelesaian transaksi produk KBIE KPEI menggunakan aplikasi web Sistem Kliring Derivatif (SKD). SKD juga menyediakan informasi hasil kliring derivatif tidak hanya di level AK, namun sampai dengan level nasabah. Mekanisme Penjaminan Penyelesaian Sebagai LKP dan sebagaimana terlampir pada UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 1 angka 9, KPEI diamanatkan menjalankan fungsi penjaminan yaitu memberikan kepastian pemenuhan hak dan kewajiban AK yang timbul dari transaksi bursa. Ketentuan tentang fungsi penjaminan juga tertuang dalam Peraturan OJK No. 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. Peraturan tersebut juga berlaku untuk jasa penjaminan penyelesaian produk KBIE. Dalam menjalankan fungsi penjaminan ini, KPEI menggunakan beberapa perangkat manajemen risiko untuk produk KBIE, yaitu: Keanggotaan Untuk mendapatkan jasa kliring, penyelesaian dan penjaminan transaksi KBIE, Anggota Kliring (AK) harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya memenuhi kriteria Siaran Pers KPEI – Implementasi Derivatif 1/2 kelayakan risiko berdasarkan penilaian KPEI terutama dari segi risiko kredit, menyetor Dana Pengaman sekurang-kurangnya Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) pada Rekening Dana Pengaman dan memiliki sistem untuk mendukung operasional dan pengendalian risiko. Untuk mendukung proses kliring dan penyelesaian transaksi, KPEI akan melakukan pembukaan Rekening Penyelesaian Kontrak Berjangka, Rekening Jaminan Kontrak Berjangka, dan Rekening Dana Pengaman di Bank Pembayaran untuk kepentingan AK. Sementara itu, AK wajib melakukan pembukaan Rekening Operasional Kontrak Berjangka di Bank pembayaran. Pengendalian Risiko Dalam mekanisme pengendalian risiko, KPEI membandingkan nilai agunan yang diserahkan AK dengan posisi terbuka AK. Untuk agunan, saat ini KPEI hanya menerima agunan berupa uang yang ditempatkan AK di Rekening Jaminan AK di Bank Pembayaran. Agunan tersebut juga digunakan untuk pemenuhan kewajiban atas penyelesaian transaksi bursa yang sudah dilakukan AK maupun nasabah AK. Dari sisi risiko, KPEI menggunakan konsep marjin, yang dihitung dengan metode stress test. Penanganan Kegagalan Penyelesaian Transaksi Bursa Jika AK tidak dapat memenuhi kewajibannya yang menyebabkan AK tersebut gagal bayar, KPEI secara seketika dan langsung akan mengambil alih tanggung jawabnya. KPEI akan menggunakan sumber keuangan dalam menanggulangi gagal bayar AK guna menjamin penyelesaian transaksi bursa tetap terlaksana. Sumber keuangan yang digunakan KPEI tertuang dalam Peraturan OJK No. 26/POJK.04/2014 adalah sebagai berikut: 1. Cadangan Jaminan, yang merupakan sejumlah dana yang disisihkan dari laba bersih KPEI dan ditetapkan dalam RUPS; 2. Fasilitas Kredit Bank, jika KPEI sudah memiliki kontrak dengan Bank; 3. Dana Jaminan, yakni kumpulan dana dan/atau efek yang digunakan sebagai last resort untuk menutupi kegagalan penyelesaian transaksi, jika Cadangan Jaminan dan Fasiitas Kredit Bank tidak cukup. Adapun kutipan untuk transaksi KBIE adalah sebesar 0,0006% dari setiap transaksi yang dilakukan; 4. Jaringan kredit, yakni AK lain secara bersama-sama (mutual) menanggung kerugian yang timbul akibat kegagalan AK. Informasi lebih lanjut Suryadi Sekretaris Perusahaan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I, Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Telp: +61.21.515 5115 Fax: +62.21.515 5120 www.kpei.co.id Siaran Pers KPEI – Implementasi Derivatif 2/2