D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proyek pembangunan gedung bukanlah sesuatu yang baru dilakukan di daerah Kota Bandung, apa yang berubah dan yang merupakan hal baru adalah dimensi dari proyek tersebut, baik dari kualitas maupun kuantitas. Dalam hal ini mengelola kegiatan dengan menggunakan konsep manajemen proyek merupakan langkah yang relative baru, dimana konsep ini ditandai dengan menerapkan suatu pendekatan, metode, dan teknik tertentu pada pemikiran-pemikiran manajemen dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam rangka menghadapi kegiatan yang dinamis dan non-rutin, yaitu kegiatan proyek konstruksi (Soeharto, 1999). 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Pengertian manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Sedangkan arti dari proses sendiri yaitu mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi (soeharto, 1999). Pada suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan orang-orang yang terlibat didalam proyek itu sendiri. Pengertian proyek sendiri itupun luas, adapun pengertian-pengertian proyek yaitu sebagai berikut : Tabel 2.1 Pengertian-pengertian Proyek Menurut Soeharto (1999) Definisi proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Yamit (2000) setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan kegiatan Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 7 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG akhir, dengan kata lain setiap pekerjaan yang dimulai pada waktu tertentu dan direncanakan selesai atau berakhir pada waktu yang telah ditetapkan disebut proyek. Subagya (2000) proyek adalah suatu pekerjaan yang memiliki tanda-tanda khusus sebagai berikut, yaitu : 1. Waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan. 2. Merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang dapat dipisahkan dari yang lain. 3. Biasanya volume pekerjaan besar dan hubungan antar aktifitasnya kompleks. Eddy Herjanto Proyek meliputi tugas-tugas tertentu yang dirancang secara (2003) khusus dengan hasil dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan keterbatasan sumber daya. Mahendra Sultan Proyek yaitu suatu rangkaian kegiatan terencana dan Syah (2004) dilaksanakan secara berurutan dengan logika serta menggunakan sumber daya yang dibatasi oleh dimensi biaya, mutu, dan waktu. Zulian Suatu sistem yang komplek yang melibatkan koordinasi dari (2005:308) sejumlah bagian yang terpisah dari organisasi, dan didalamnya terdapat shedule dan syarat-syarat dimana kita harus bekerja. Manajemen proyek mempunyai tahapan-tahapan, yaitu perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan. Tujuan manajemen proyek adalah melakukan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu dan biaya yang telah ditetapkan agar penyelesaian proyek tepat sesuai rencana. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 8 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Manajemen proyek merupakan suatu perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan secara teliti menyangkut berbagai macam kegiatan. Secara umum manajemen proyek mempunyai tiga tahapan sebagai berikut : 1. Perencanaan, yang meliputi identifikasi kegiatan, perkiraan waktu kegiatan, dan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, yaitu dengan menggunakan metode CPM dan PERT yang menghasilkan diagram Network. 2. Penjadwalan, berdasarkan tahapan-tahapan perencanaan lalu dibuatlah penjadwalan sumber daya yang diperlukan seperti tenaga kerja. Peralatan yang dibutuhkan dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap pekerjaan. 3. Pengawasan, tahapan ini meliputi laporan perkembangan proyek, memperbaharui diagram Network dalam setiap perubahan selama proyek berlangsung. Render den Heizer dalam Ariyoto (2001) menyatakan : Manajemen proyek besar mencakup tiga fase, yaitu : 1. Perencanaan, meliputi penetapan tujuan, pendefenisian proyek dan organisasi proyek. 2. Penjadwalan, ini menghubungkan orang, uang dan supplies ke aktifitas khusus dan menghubungkan aktifitas-aktifitas yang lainnya. Pengendalian, disinilah perusahaan mengawasi sumberdayanya, biayanya, kualitas dan anggarannya. Hal ini juga merevisi atau mengubah rencana dan mengganti sumberdaya untuk menepati waktu dan permintaan biaya. Menurut siswanto (2007), dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar perencanaan yang lainnya, yaitu : 1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgetting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber daya yang lain. 2. Proses pengendalian (controlling). Menurut Handoko (1998:98) menyatakan tujuan manajemen proyek adalah sebagai berikut : Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 9 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 1. Tepat waktu (on time), yaitu waktu dan jadwal yang merupakan salah satu sasaran utama proyek, keterlambatan akan mengalami kerugian, seperti penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar. 2. Tepat anggaran (on budget), yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. 3. Tepat spesifikasi (on spesification), yaitu dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 2.1.1 Karakteristik Proyek Dari pengertian-pengertian proyek yang sudah dijelaskn diatas, bahwa proyek mempunyai karakteristik yang berbeda dari kegiatan operasional rutin dimana karakteristik yang dimaksud dalam pengertian diatas antara lain : a. Kegiatan proyek bersifat sementara, yang artinya bahwa proyek mempunyai batas waktu yang jelas, yaitu adanya titik awal (starting point) dan titik akhir (ending point), pada kegiatan operasional rutin, batasan waktu tidak diketahui dengan pasti. Arti dari kegiatan sementara adalah bahwa kegiatan tersebut tifak diharapkan untuk diulangi lagi, dikarenakan akan memberikan penambhan biaya dan penambahan waktu yang telah ditentukan. b. Kegiatan proyek harus diselesaikan berdasarkan anggaran biaya yang telah ditentukan. c. Kegiatan proyek mempunyai satu tujuan khusus dalam penyelesaian proyek meskipu terdiri dari bermacam-macam kegiatan. Dengan adanya sasaran yang jelas, jadwal yang ketat, serta keberadaannya bersifat sementara, maka kegiatan proyek sering dianggap sebagai kegiatan crash program (program kilat). d. Kegiatan proyek hanya dihasilkan oleh sistem yang penerapanna tidak berulang-ulang (non-rutin). Sedangkan jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang berlangsungnya proyek. Sedangkan pada kegiatan operasional kegiatan relatif sama. Dapat disimpulkan bahwa satu hal yang sangat mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dari kegiatan operasional seperti Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 10 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG pekerjaan administrasi kantor, perbengkelan dan sebagainya. Kegiatan proyek mempunyai tujuan untuk mewujudkan sistem yang belum ada, sedangkan kegiatan operasional mempunyai kegiatan yang mendayagunakan sistem yang ada. telah 2.2 Sistem Manajemen Waktu Adapun pengertian manajemen waktu proyek adalah suatu proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadualan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadualan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efesien (Clough dan Scars, 1991). 2.3 Aspek-Aspek Manajemen Waktu Dasar yang dipakai pada sistem manajemen waktu yaitu perencanaan operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini penjadwalan digunakan untuk mengontrol aktivitas proyek setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukan penjadwalan proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan setiap pekerjaan di proyek, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya dilapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan akibat yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada akhir dari penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut, yang terakhir memperbaharui kembali penjadwalan proyek (Clough dan Scars, 1991). Sedangkan aspek-aspek manajemen waktu itu sendiri merupakan proses yang saling berurutan satu dengan yang lainnya (Gambar 2.1). Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 11 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menentukan penjadwalan Mengukur dan membuat laporan kemajuan Membandingkan kemajuan dilapangan dengan penjadualan Menentukan akibat yang ditimbulkan pada akhir penyelesaian Merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut Memperbaharui penjadwalan proyek Gambar 2.1 Sistem Manajemen Waktu (Clough dan Scars, 1991) 2.3.1 Menentukan Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan suatu daftar urutan waktu operasional yang berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat suatu proyek dilaksanakan. Pada tahap ini harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas. Tujuan memecah lingkup aktivitas dan menyusun urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun waktu penyelesaian proyek (Clough dan Scars, 1991). Adapun langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan proyek, yaitu (Soeharto, 1991) : 1. Mengidentifikasi aktivitas pekerjaan (Work Breakdown Structure) 2. Penyusunan urutan-urutan kegiatan 3. Perkiraan kurun waktu (durasi) 4. Penyusunan jadwal. 2.3.1.1 Identifikasi Aktivitas (Work Breakdown Structure) Pada suatu proyek proses penjadwalan diawali dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas proyek. Setiap aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan mudah dan dapat dimngerti pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek yang telah ditentukan dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan atau tepat waktu. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 12 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya tidak terlalu sedikit dalam pembagiannya karena akan membatasi keefektifan dalam perencanaan dan kontrol, juga sebaiknya tidak terlalu banyak dalam pembagiannaya karena juga akan membingungkan bagi penggunanya. Dalam penentuan jumlah level detail WBS sebaiknya berdasarkan : 1. Tipe aktivitas (biaya, keamanan, kualitas) 2. Kebutuhan pengguna penjadwalan 3. Ukuran, kompleksitas, dan tipe proyek 4. 5. Persediaan informasi yang didapat Karakteristik sumber daya. Dalam pengembangan Work Breakdown Structure sebaiknya berdasarkan beberapa pembagian, yaitu : 1. Area konstruksi atau lahan proyek 2. Jenis-jenis pekerjaan 3. Wilayah geografi proyek atau tata letaknya 4. Elemen-elemen bangunan. Hal-hal yang dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan WBS (Ervianto, 2004), yaitu : 1. Susunan WBS dibuat bertingkat (level) menurut ketelitian spesifikasi pekerjaannya. 2. Susunan WBS dibuat atas dasar penguraian dan diskrit dan logis. 3. Jumlah level sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolanya. 4. Jumlah setiap elemen pekerjaan tiap level sesuai dengan kebutuhan pengelolanya. 5. Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 13 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2.3.1.2 Penyusunan Urutan-Urutan Kegiatan Setelah dilakukannya penguraian komponen-komponen atau jenis-jenis pekerjaan, lingkup proyek diususn kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan ketergantungan (jaringan kerja). logika Dalam penyusunan urutan kegiatan hendaknya meletakkan kegiatan- kegiatan tersebut pada tempat yang benar, apakah harus bersamaan, setelah pekerjaan yang lainnya selesai terlebih dahulu atau sebelum pekerjaan yang lain harus sudah selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan sendiri ada beberapa hal harus diperhatikan, yaitu : yang 1. Technological constraint, yang meliputi metode konstruksi, prosedur dan kualitas. 2. Managerial constraint, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya dan kualitas (mutu). 3. External constraint, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana alam. 2.3.1.3 Perkiraan Kurun Waktu (Durasi) Setelah terbentuknya jaringan kerja, maka masing-masing komponen kegiatan diberikan perkiraan kurun waktu (durasi) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Pengertian dari durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek (Maharany dan Fajarwati, 2006). Faktor yang berpengaruh dalam menentukan durasi pekerjaan adalah volume pekerjaan, metoda kerja (construction method), keadaan lapangan, serta keterampilan tenaga kerja dalam melaksanakaan pekerjaan proyek tersebut, dalam hal ini produktivitas dari sumber daya sangat berpengaruh. 2.3.1.4 Penyusunan Jadwal (Schedule) Setelah masing-masing kegiatan proyek sudah diberi kurun waktu (durasi) kemudian secara keseluruhan dianalisa dan dihitung kuurn waktu penelesaian Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 14 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan jadwal uintuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Di dalam penyusunan jadwal (schedule) hal-hal yang diperlukan yaitu jenis-jenis pekerjaan, urutan pekerjaan, durasi waktu pekerjaan dan asumsi-asumsi yang diperlukan. Penyusunan jadwal (schedule) dibagi menjadi dua bagian, yaitu Master Shedule dan Detailed Shedule. Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari kegiatan suatu proyek, sedangkan Detailed Schedule merupakan bagian dari Master Schedule yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para pelaksana dalam pengerjaan kegiatan dilapangan. 2.4 Metode Penjadwalan Proyek Perencanaan dan penjadwalan proyek merupakan salah satu proses yang harus dilakukan oleh project manager dalam mengatur waktu pelaksanaan proyek (time management). Perencanaan jadwal suatu proyek terdiri dari lima tahapan (Duncan, 1996) : 1. Activity Definition Mengidentifikasi aktivias-aktivitas yang harus dilakukan dengan menggunakan WBS. 2. Activity Sequencing Mengurutkan aktivitas-aktivitas yang telah dikumpulkan pada tahap identifikasi sehingga proyek dapat berjalan dengan secara logis. 3. Activity Duration Estimating Menentukan durasi aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas tersebut. 4. Schedule Development Menentukan kapan dimulai dan kapan berakhirnya suatu kegiatan dengan menggunakan analisis matematis, dan dalam tahap inilah proses penjadwalan CPM dapat diterapkan. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 15 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 5. Schedule Control Mengontrol pelaksanaan jadwal di lapangan agar sesuai dengan rencana setiap satuan waktu (hari,minggu,bulan atau tahun),sehingga jika terjadi keterlambatan dapat segera diambil tindakan. Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Berikut ini merupakan suatu metode-metode penjadwalan pada proyek, yaitu sebagai berikut : 2.4.1 Jaringan Kerja (Network Planning) Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-Pont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relatif sulit, hubungan antarkegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yaitu dengan memperbarui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif. Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya dan sebisa mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam suatu proyek dapat diselesaikan dengan efesien. Semua kegiatan-kegiatan tersebut diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya network (Jaringan) Kerja, manajemen dapat menyusun perncanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efesien. Pada prinsipnya network digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan/proyek. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 16 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Terdapat beberapa macam sistem jaringan yang dikenal, akan tetapi yang umum digunakan adalah CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation Review Technique). Keduanya merupakan cara penjadwalan jaringan yang berorientasi pada waktu dan secara prinsip tidak berbeda diantara kerja keduanya. Hanya saja, pada CPM kelangsungan kegiatan-kegiatan diketahui, sedangkan pada PERT diberikan sebagai distribusi probabilitas. Metode CPM sangat bermanfaat untuk memperlihatkan adanya saling ketergantungan antar kegiatan. Ahyari (1986) menyatakan : Pada prinsipnya network Planning digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan/proyek. Dengan menggunakan Network sebagai alat perencanaan, sistem ini dapat menyusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan relokasi tenaga kerja. Adapun keuntungan menggunakan analisis network adalah sebagai berikut : 1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis 2. Penentuan urutan pekerjaan 3. Dapat menemukaan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapt dihemat tenaga, waktu dan biaya. 4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan. 5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal. 6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di subkontrak agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan owner. Network Planning ini juga mempunyai beberapa kelemahan dan juga kelebihan. Hal ini seperti dikatakan oleh Jay Heizer dan Barry Render (2004), yang menyatakan bahwa : Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 17 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 1. Kelebihannya : a. Sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar. b. Konsep yang lugas atau secara langsung (straight forward) dan tidak memerlukan perhitungan yang matematis dan rumit. c. Jaringan-jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan proyek secara cepat. d. Analisis jalur kritis dan waktu. e. Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa yang bertanggung jawab untuk kegiatan yang beragam. f. Dapat diterapkan proyek yang bervariasi. g. Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya. 2. Kekurangannya : a. Networking Planning ini sulit untuk dibuat. b. Hubungan antar kegiatan proyek harus ditentukan dengan jelas. c. Sulit dimengerti oleh kalangan pekerja proyek, tidak seperti metode kurva s atau Gant Chart yang lebih mudah dimengerti. Di dalam menjalankan suatu pekerjaan/proyek dengan menggunakan metode network Planning, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi network Planning. Menurut Iman Soeharto (2001), hal-hal yang mempengaruhinya antara lain : 1. Rencana Rencana yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan proyek, penentuan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan serta logika ketergantungan antar kegiatan pekerjaan satu sama lain. 2. Waktu Pihak perusahaan/kontraktor harus dapat menentukan berapa lama waktu yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing kegiatan dan proyek Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 18 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG secara keseluruhan. Satuan waktu dapat menggunakan ; minggu, hari, jam, menit 3. Sumber Daya Tenaga kerja, peralatan dan material apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan proyek. 4. Biaya Keseluruhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek secara keseluruhan. Dalam pembuatan network Planning ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, menurut Subagyo, Asri dan Handoko (2000) ,mengemukakan halhal sebagai berikut : 1. Sebelum sesuatu pekerjaan dimulai, semua kegiatan yang mendahuluinya harus sudah selesai dilakukan. 2. Gambar anak panah hanya sekedar menunjukkan urutan-urutan didalam mengerjakan pekerjaan saja dan arahnya tidak menunjukkan letak pekerjaan. 3. Nodes (Lingkaran yang menunjukkan kejadian) diberi nomor sedemikian rupa sehingga tidak terdapat nodes yang mempunyai nomor yang sama. 4. Dua buah kejadian hanya bisa dihubungkan oleh satu kejadian (anak panah). 5. Jaringan hanya dimulai dari satu kejadian yang sebelumnya tidak ada pekerjaan yang mendahuluinya. Disamping itu jaringan diakhiri oleh satu kejadian saja. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 19 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2.4.2 Kurva S Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) kumulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu absis, dimana sumbu X menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu Y menyatakan nilai % (persen) kumulatif biaya selama durasi proyek tesebut. Cara membuat kurva S : 1. Melakukan pembobotan nilai pada setiap item pekerjaan. 2. Bobot item pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi biaya total pekerjaan dikalikan 100% 3. Setelah bobot masing-masing item pekerjaan dihitung, lalu didistribusikan bobot pekerjaan selama durasi aktivitas yang bersangkutan 4. Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlahkan secara kumulatif 5. Angka kumulatif pada setiap periode ini diplotkan pada sumbu X sebagai sumbu waktu dan sumbu Y dalam grafik. Data yang dibutuhkan dalam pembuatan kurva S adalah : 1. Diagram balok (barchart) Pada umumnya kurva S diplot pada diagram balok dengan tujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek. 2. Distribusi biaya dan metode pelaksanaan Metode pelaksaanaan konstruksi akan memberikan urutan-urutan kegiatan dan karakteristik kegiatannya. 2.4.3 Bagan Balok atau Barchart Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok sebegai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan balok ini bersifat sangat informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana. Bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan suatu proyek. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 20 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Bagan balok atau bar chart terdiri dari sumbu x dan sumbu y yang menyatakan kegiatan kerja dalam proyek, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasinya. Pada bagan ini juga dapat ditentukan milestone/baseline sebagai bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktivitas proyek secara keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal. Gambar 2.2 Contoh Bagan Balok/ Barchart Pada metode bagan balok informasi yang ditunjukkan agak terbatas, misalnya pada hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis (critial path) kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan yang kurang terperinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas menjadi sulit untuk dilakukan. Keuntungan dan kerugian metode bagan balok (bar chart), yaitu : 1. Keuntungan metode bagan balok antara lain : a. Mudah dibuat dan dipahami. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 21 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG b. Sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan pengendalian waktu. 2. Kerugian metode bagan balok diantaranya : a. Tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan anata satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal secara keseluruhan proyek. b. Untuk proyek berukuran besar dan sedang, lebih-lebih bersifat kompleks, penggunanaan bagan balok akan menghadapi kesulitan menyusun sedemikian besar jumlah kegiatan yang ada di proyek. c. Sukar untuk mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok yang baru. 2.4.4 Penjadwalan Linier (Diagram Vektor) Metode penjadwalan ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan yang relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runaway, bandar udara, terowongan/tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini juga sangat baik untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi pada suatu kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Gambar 2.3 Penjadwalan Metode Linier Proyek Konstruksi Jalan Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 22 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2.5 PERT dan CPM (Critical Path Method) 2.5.1 Pengertian PERT dan CPM PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), sedangkan CPM adalah singkatan dari Critical Path Method (metode jalur kritis) dimana keduanya merupakan suatu teknik manajemen. Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Dalam metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya. CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity oriented anak-panah menunjukkan activity atau Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 23 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas. Pengertian PERT dan CPM seperti yang dikemukakan oleh para ahli dikutipkan seperti berikut : “Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan maupun konflik dan gangguan produksi, serta mengkoordinasikan dan mengsingkronisasikan berbagai bagian dari keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek. Sedangkan CPM adalah suatu teknik perencanaan dan pengendalian yang dipergunakan dalam proyek berdasarkan pada data biaya dari masa lampau (past cost data)”. T. Hari Handoko (1993 hal. : 401) mengemukakan bahwa : “PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya, sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin” 2.5.2 Karakteristik Metode PERT dan CPM Didalam pengembangan dari metode PERT dan CPM ini, ada beberapa karakteristik dari kedua metode tersebut, yaitu : 1. Digunakan untuk aktivitas-aktivitas proyek yang mempunyai awal (start) dan akhir (end) 2. Proyek terbentuk atas kumpulan aktivitas-aktivitas atau berbentuk jaringan (network) 3. Mempunyai hubungan urutan waktu dari satu aktivitas satu ke aktivitas yang lainnya. 4. Tersedia estimasi waktu/kurun waktu, dimana PERT menggunakan waktu pesimis, optimis dan terbaik (triple duration) karena Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 24 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG mengandung ketidak pastian, sedangkan CPM menggunakan waktu tunggal (single duration). Perbedaan PERT dan CPM 2.5.3 Ada beberapa perbedaan antara PERT dan CPM, untuk dapat lebih mengetahui perbedaannya pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut : 1. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator. 2. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu kurun waktu optimistik, kurun waktu paling mungkin serta kurun waktu pesimistik. Sedangkan pada metode CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek. 3. PadaPERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan biaya. 4. Didalam PERT anak panah menunjukkan tat urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah menunjukkan kegiatan suatu pekerjaan. 2.5.4 Manfaat Metode PERT dan CPM Menurut Srivastava (1995 :663) : manfaat metode PERT dan CPM adalah kemampuannya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan kepada pimpinan proyek, pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab adalah sebagai berikut : 1. Kapan suatu proyek dapat selesai Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 25 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2. Kapan setiap bagian masing-masing proyek direncanakan untuk dimulai serta harus diakhiri 3. Dari sejumah pekerjaan pada proyek tersebut mana yang diantaranya tepat waktu untuk mencegah keterlambatan 4. Apakah mungkin untuk menggeser sumber daya kearah pekerjaan kritis dari proyek (yang harus selesai tepat waktu) dari pekerjaan proyek yang tidak begitu kritis lainnya (pekerjaan yang dapat ditunda) tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek 2.6 Critical Path Method (CPM) CPM (Critical Path Method) merupakan salah satu metode penjadwalan dengan menggunakan sistem jaringan kerja yang termasuk dalam kategori AOA (Activities On Arrow). CPM ini dikenal juga dengan metode jalur krits yang dikembangkan oleh J.E Kelly dari perusahaan Pennington Rand dan M.R Walker dari perusahaan “Do Pont” dalam rangka mengembangkan sistem pengontrolan manajemen. Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain dan konstruksi. CPM memperkirakan kurun waktu kegiatan atau aktivitas proyek dengan pendekatan deterministik atau satu angka yang mencerminkan adanya kepastian. Didalam CPM sendiri ada beberapa proses perhitungan yang harus dilakukan, yaitu forward pass, backward pass, dan float analyses. Yang kemudian menghasilkan overall project duration, start dan finish dates, activity dates (ES, EF, LS dan LF), activity floats, critical path (jalur kritis). Pada penyusunan jaringan CPM dibagi menjadi beberapa langkah, dapat dilihat pada Gambar 2.4. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 26 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Identifikasi lingkup proyek dan menguraikannya menjadi komponen-komponen kegiatan Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai urutan logika ketergantungan menjadi jaringan kerja Memberikan perkiraan kurun waktu masing-masing kegiatan Identifikasi jalur kiritis, float, dan kurun waktu penyelesaian proyek Meningkatkan daya guna dan pemakaian sumber daya Gambar 2.4 Proses Menyusun CPM (Sumber : Soeharto, 1999) 2.6.1 Simbol-simbol dalam Critical Path Method (CPM) Dalam pembuatan CPM ini ada syarat-syarat yang digunakan, antara lain : 1. Anak Panah Anak panah menggambarkan suatu kegiatan, arah anak panah menunjukkan suatu kegiatan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang mendahului ataupun kegiatan yang mengikutinya. Berikut ini beberapa cara penulisan nama kegiatan dan waktunya. x t Dimana : x = Nama kegiatan t = Waktu pelaksanaan/durasi x,t x, (t) Dalam suatu diagram jaringan kerja, panjang anak panah tidak berbanding secara proposional dengan besar waktu kegiatan, tetapi lebih berfungsi untuk menggambarkan hubungan antar kegiatan. Dengan demikian mungkin terjadi suatu kegiatan yang memerlukan Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 27 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG waktu lebih lama dari suatu kegiatan lain, tetapi digambarkan dalam anak panah yang lebih pendek. 2. Lingkaran Lingkaran ini melambangkan kejadian (event), setiap kegiatan selalu dimulai dengan kejadian dan diakhiri dengan kejadian juga. Ada dua model lingkaran yang menggambarkan kejadian. a. Lingkaran model 1 EET NE LET Gambar 2.5 Lingkaran model 1 1) Ruang sebelah kiri lingkaran merupakan indeks unit dari saat kejadian (event) awal sampai dengan kejadian akhir. Disimbolkan dengan NE (Number of Event) 2) Ruang sebelah kanan atas merupakan waktu mulai paling awal dari suatu kejadian. Disimbolkan denga EET (Earliest Event Time). 3) Ruang sebelah kanan bawah merupakan waktu mulai paling lambat dari suatu kejadian. Disimbolkan dengan LET (Latest Event Time). b. Lingkaran model 2 ES DD LS S a d EF LF Gambar 2.6 Lingkaran model 2 Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 28 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Keterangan : a = merupakan nama dari suatu kegiatan D = waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu kegiatan atau durasi ES = waktu mulai paling awal dari suatu kegiatan (earliest start time) EF = waktu selesai paling awal kegiatan (earliest finish time) LS = waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (latest start time) LF = waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (latest finish time) Dari kedua model lingkaran yang sudah dijelaskan tadi, biasanya lingkaran model ke-1 lebih banyak digunakan daripada model lingkaran yang ke-2 karena lebih mudah dalam perhitungannya nanti. 3. Anak panah terputus-putus (dummy) Simbol anak panah terputus-putus melambangkan hubungan antara peristiwa kegiatan, anak panah terputus-putus (dummy) ini menunjukkan suatu kegiatan semu. Dummy diperlukkan untuk menggambarkan adanya hubungan antara dua kegiatan. Gambar 2.7 Anak panah terputus-putus (dummy) Berbeda dengan kegiatan yang membutuhkan waktu (anak panah tidak terputus), hubungan antar kegiatan dummy tidak membutuhkan waktu. Oleh karena itu hubungan antar kejadian tidak perlu diperhitungkan dan karenanya tidak memilki nama dalam perhitungan waktu, yang dimana lamanya adalah sama dengan 0 (nol). Meskipun tidak perlu diperhitungkan, hubungan antar kegiatan harus ada (jika diperlukan) untuk menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 29 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2.6.2 Hubungan antar simbol kegiatan Adapun logika ketergantungan kegiatan-kegiatan itu dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Kegiatan A harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai dan kegiatan C dimulai setelah kegiatan B selesai. Gambar 2.8 Kegiatan A pendahulu kegiatan B dan B pendahulu kegiatan C b. Kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai atau kegiatan C tidak dapat dimulai sebelum kegiatan A dan B selesai. Gambar 2.9 Kegiatan A dan B pendahulu kegiatan C c. Kegiatan B dan C dapat dimulai setelah kegiatan A selesai (kegiatan memencar). Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 30 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Gambar 2.10 Kegiatan A pendahulu kegiatan B dan C d. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dimulai, tetapi kegiatan D sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai. Gambar 2.11 Kegiatan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D e. Jika kegiatan A,B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama, maka kita tidak boleh menggambarkannya seperti pada gambar di berikut. Gambar 2.12 Gambar salah bila kegiatan A,B, dan C mulai dan selessai pada kegiatan yang sama. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 31 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Untuk membedakan ketiga kegiatan itu, maka masing-masing harus digambarkan dengan menggunakan dummy, seperti gambar dibawah ini. atau Gambar 2.13 Kegiatan A,B dan C mulai dan selesai pada kejadian yang sama Menurut Heizer dan Render (2005), ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek, yaitu kegiatan-pada-titik (activity-on-node – AON) dan kegiatan-pada-panah (activity-on-arrow – AOA). Pada pendekatan AON, titik menunjukkan kegiatan, sedangkan pada AOA, panah menunjukkan kegiatan. Gambar dibawah ini mengilustrasikan kedua pendekatan tersebut. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 32 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Gambar 2.14 Perbandingan Dua pendekatan Menggambarkan Jaringan Kerja Sumber : Principles of operations Management, 2004 2.6.3 Lintasan Kritis (Critical Path) Heizer dan Render (2005) menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses perhitungan, yang terdiri dati forward pass dan backward pass. ES (Early Start) dan EF (Early Finish) ditentukan selama forward pass. Dan untuk perhitungan LS (Late Start) dan LF (Late Finish) ditentukan selama backward pass. ES (Early Start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua kegiatan pendahulu sudah selesai. EF (Early Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 33 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Finish) merupakan waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. LS (Late Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai. Dan LF (Late Finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Dalam metode CPM (Critical Path Method - Metode Jalur Kritis)dikenal dengan adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaiankomponenkomponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama. Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek (Soeharto, 1999). Lintasan kritis (Critical Path) merupakan aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan anak panah tebal (Badri,1997). Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut : 1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya. 2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada lintasan kritis tertunda penyelesaiannya. 3. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepatdalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan biaya yang efesien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur. 4. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat dan biaya ke kegiatan-kegiatan yang ada pada jalur kritis agar efektif dan efesien. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 34 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2.6.4 Perhitungan EET dan LET Suatu Peristiwa (Event) Perhitungan Maju (Forward Pass) untuk Menghitung EETj Dimulai dari event paling awal dengan EETi = 0 menuju event terakhir (EETj), selanjutnya dirunut maju ke kanan untuk menghitung EET peristiwa berikutnya yang sebagaimana dijelaskan dalam gambar berikut ini. EETj = EETi +D ij Gambar 2.15 Menghitung EET Suatu Peristiwa (Event) Untuk menghitung perhitungan maju yang berarti EETi pada node i, yang merupakan waktu mulainya kegiatan X yang paling awal, ditambah durasi kegiatan A akan menjadi EETj, yang merupakan waktu aling cepat untuk memulai kegiatan sesudah kegiatan A. Apabila terdapat lebih dari dua kegiatan yang menuju suatu peristiwa maka EETj suatu kegiatan selalu diambil nilai yang terbesar. 2.6.5 Perhitungan Mundur (Backward Pass) Untuk Menghitung LETj Untuk menghitung perhitungan mundur harus dimulai dari peristiwa paling akhir dengan LET = EET yang didapat dari perhitungan maju, selanjutnya dirunut mundur ke kiri untuk menghitung LET peristiwa berikutnya sebagaimana yang dijelaskan pada gambar berikut ini. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 35 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG LETi = LETj – D ij Gambar 2.16 Menghitung LET Suatu Peristiwa (Event) Menghitung mundur yang berarti LETj pada node j, yang merupakan waktu selesainya kegiatan A yang paling lama, dikurangi durasi kegiatan A maka akan menjadi LETi, yang merupakan waktu paling terlambat untuk memulai kegiatan A dan sekaligus merupakan waktu selesai paling lambat bagi kegiatan yang mendahului kegiatan A. Apabila terdapat lebih dari dua kegiatan yang mundur tersebut menuju ke satu peristiwa maka =LETi suatu kegiatan selalu diambil nilai yang terkecil. 2.6.6 Tenggang Waktu Kegiatan atauWaktu Ambang (Float) Didalam metode critical path method (CPM) ini terdapat jalur kritis dan jalur non-kritis, dimana setiap kegiatan yang berada pada jalur kritis tidak memiliki float (TF = 0) dan jika kegiatan yang berada pada jalur kritis ini tidak diutamakan, maka akan mengakibatkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu manajer proyek perlu memperhatikan pada pekerjaan-pekerjaan yang ada pada jalur kritis. Definisi float adalah waktu tunda yang masih diijinkan, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.Kegiatan yang ada pada lintasan kritis mempunyai total float (TF) = 0, lintasan inilah yang menentukan durasi proyek, dalam lintasan kritis ini semua kegiatan tidak dapat ditunda, jika mengalami ketertundaan akan mengakibatkan durasi proyek terlambat secara keseluruhan. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 36 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Kegunaan tenggang waktu (float) untuk mengetahui keamanan dan segi waktu yang masih ada agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengendalikkan kegiatan proyek konstruksi. Ada beberapa waktu float, diantaranya : 1. Total Float (TF) Total float (TF) adalah float yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian proyek, TF ini merupakan selisih antara late start (LS) dengan early start (ES) suatu kegiatan, atau bisa juga selisih antara late finish (LF) dengan early finish (EF) suatu kegiatan. TFij = LETj – EETi –Dij = LFij – ESij – Dij 2. Free Float (FF) Free float adalah float yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat tanpa mempengaruhi total float kegiatan sesudahnya FFij = EETj- EETi – Dij = EFij – Esij – Dij 3. Independent Float (IF) Independent float adalah float yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat tanpa mempengaruhi total float kegiatan sebelum dan sesudahnya. IF = EETj –LETi –Dij = Efij – Lsij – Dij Penundaan atau keterlambatan yang terjadi pada jalur kegiatan yang non- kritis tidak akan mengakibatkan kegiatan proyek terlambat, selama penundaan atau keterlambatan proyek tidak melebihi total float kegiatan yang bersangkutan. Meski tidak mengakibatkan keterlambatan, penggunaan total float pada kegiatan non-kritis akan berpengaruh terhadap float aktivitas non-kritis sesudahnya. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 37 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2.7 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Aktivitas Proyek Hal-hal tak terduga atau diluar rencana yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan jadwal dan menyebabkan keterlambatan dalam pengerjaan aktivitas, dinyatakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pelaksanaan penjadwalan (Arditi and Patel, 1989). Ditinjau dari sudut pandang kontraktor, faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu faktor eksternal yang disebabkan oleh pihak lain di luar kontraktor dan faktor internal yang disebabkan oleh intern kontraktor. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang disebabkan oleh hal-hal/kondisi di luar kontraktor, bisa disebabkan oleh pemilik ataupun hal-hal di luar kuasa manuasia (the acts of God). Faktor-faktor yang termasuk dalam golongan ini antara lain (Aditi and Patel, 1989): a. Keterlambatan pemilik menyediakan akses ke tapak. b. Perubahan lingkup pekerjaan atau detail konstruksi. c. Kegagalan pemilik untuk menyetujui gambar kerja, jadwal, dan contoh bahan pada waktunya. d. Penundaan atau penghentian pekerjaan oleh pemilik, baik yang bersifat sementara ataupun yang permanen. e. Kegagalan tim Manajemen Konstruksi (MK) untuk mengkoordinasi sejumlah kontraktor atau sub kontraktor yang bekerja dalam proyek tersebut. f. Tidak ada pembayaran dari pihak pemilik kepada kontraktor. g. Investasi atau campur tangan yang tidak perlu dari pemilik. h. Keterlambatan kontraktor menerima desain atau material dari pemilik. i. Cacat atau kesalahan dalam rencana dan spesifikasi. j. Permintaan perubahan yang terlambat atau tidak wajar. k. Tidak lengkapnya informasi dan supervisi dari pemilik. l. Cuaca yang sangat buruk. m. Kebakaran, banjir. n. Pemogokan atau huru hara atau perang atau epidemi. o. Kerusakan oleh pihak lain di luar owner dan kontraktor. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 38 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG p. Harga bahan melambung atau proyek mengalami decaluasi. q. Tindakan pemerintah berkaitan dengan ketentuan pelaksanaan proyek, aturan, hukum, perijinan, dll. Faktor internal adalah faktor-faktor penyebab keterlambatan yang disebabkan oleh kontraktor. Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya antara lain (Arditi and Patel, 1989): a. Kekurangan tenaga kerja yang bermutu. b. Kekurangan personel teknis (elektrikal dan mekanikal). c. Mobilisasi pekerja yang lambat. d. Produktivitas kontraktor yang lambat. e. Hasil pekerjaan cacat dan harus diulang-kerjakan. f. Keterlambatan membuat desain pada pekerjaan desain bangun. g. Kegagalan mengkoordinasi pekerjaan. h. Keterlambatan yang disebabkan oleh sub-kontraktor. i. Kekurangan bahan atau material akibat kelalaian kontraktor. j. Kesulitan finansial kontraktor. Adapun juga faktor-faktor keterlambatan dalam aktivitas proyek yang bersumber dari beberapa sumber literatur seperti Pasiphol (1998), Bramble and Callahan (1987), dan Proboyo (1998). Menurut Pasiphol (1998). Faktor-faktor keterlambatan antara lain adalah sebagai berikut: a. Kondisi site. b. Cacat desain dan change orders. c. Produktivitas rendah. d. Cuaca. e. Pemilik terlalu ikut campur. f. Pekerja yang berontak. g. Pengiriman yang terlambat. h. Pengerjaan ulang. Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 39 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menurut Bramble dan Callahan (1987), faktor-faktor penyebab keterlambatan dalam aktivitas proyek adalah: a. Slow mobilization. b. Tenaga kerja yang tidak cukup. c. Perkelahian antar pekerja. d. Kurangnya pengalaman kerja. e. Terlambatnya pengiriman material dan komponen. f. Kegagalan mengkoordinasi pekerjaan. Menurut Kraiem dan Dickmann (1987) berbagai jenis keterlambatan umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga kategori keterlambatan yakni (Praboyo, 1998): a. Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi (compensable delay). b. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (non-excusable delay). c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (excusable delay). CONSTRUCTION DELAY COMPENSABLE NONEXCUSABLE EXCUSABLE Caused by the owner Caused by contractor Caused by the third party Gambar 2.17 Kategori jenis-jenis keterlambatan proyek Sumber: Proboyo (1998) Muhamad Saddam, Manajemen Waktu Pada….. 40