bab ii landasan teori

advertisement
 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem SCADA
Sistem pengontrolan merupakan sistem yang tidak bisa dipisahkan dari
sebuah sistem ketenaga listrikan. Dimulai dari sistem konvensional yang
semuanya dilakukan secara manual sampai pada sistem pengontrolan otomatis
yang dapat mengefisiensikan waktu, tenaga dan juga biaya.
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka sistem pengontrolan secara
otomatis
menjadi pilihan yang tepat sesuai dengan kondisi dan keadaan sistem
saat ini. Salah satu sistem pengontrolan yang dikenal dan biasa digunakan pada
sistem tenaga listrik adalah sistem SCADA.
2.1.1 Pengertian sistem SCADA
SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and Data
Acquisition merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan informasi atau datadata dari lapangan dan kemudian mengirimkannya ke sebuah komputer pusat
yang akan mengatur, mengolah mengontrol, data-data tersebut. Sistem SCADA
digunakan dalam berbagai industri dan sistem proses, khususnya dalam bidang
ketenagalistrikan. Sistem SCADA diperlukan untuk menangani suatu sistem plant
dengan melakukan pengendalian, pengawasan, penandaan, perekaman dan
pengambilan data dengan tingkat kompleksitas yang tinggi bahkan bisa
menangani hingga ratusan ribu I/O secara terpusat.
Gambar 2.1. Konfigurasi sistem SCADA
5
6
Sebuah sistem SCADA terdiri dari Master Terminal Unit (MTU), Human
Machine Interface (HMI), Front End Processor (FEP), Media Komunikasi Data,
Remote Terminal Unit (RTU), dan plant. semua itu menjadi satu sistem, istilah
SCADA
merujuk pada sistem pusat keseluruhan. Sistem pusat ini biasanya
melakukan
pemantauan data-data dari berbagai macam sensor di lapangan atau
bahkan dari tempat yang lebih jauh.
2.1.2 Komponen sistem SCADA
Sistem SCADA digunakan untuk memonitor dan mengendalikan pabrik
atau alat-alat pada bidang industri seperti telekomunikasi, kendali air dan limbah,
energi, minyak, pemurnian gas, transportasi, dan dibidang ketenagalistrikan .
sistem SCADA ini dibentuk oleh empat komponen yang memiliki sinergitas
fungsi satu sama lain, komponen tersebut antara lain:
1) Peralatan Lapangan : Peralatan instrumentasi di lapangan pada sebuah plant
berupa sensor digunakan untuk membaca sinyal analog atau digital yang
diukur, sedangkan aktuator digunakan untuk mengendalikan peralatan seperti
motor, saklar, katup, dan sebagainya.
2) Remote Terminal Unit (RTU) umumnya berupa sebuah unit yang dilengkapi
dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang ditempatkan pada lokasi
dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul
data lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan
perintah langsung ke
peralatan di
lapangan
yang berfungsi
untuk
mengendalikan aktuator, membaca sinyal dari sensor dan berkomunikasi
dengan pengendali.
3) Jaringan komunikasi digunakan untuk menghubungkan RTU dengan stasiun
pusat pengendali MTU yang dapat berupa jaringan kabel, atau radio
4) Master Terminal Unit (MTU) merupakan komputer yang digunakan sebagai
pengolah pusat dari sistem SCADA. MTU ini menyidiakan Human Machine
Interface (HMI) bagi pengguna, dan secara otomatis mengatur sistem sesuai
dengan masukan-masukan dari sensor yang diterima.
7
2.1.3 Aplikasi sistem SCADA
SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih merupakan sebuah
aplikasi, SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks
secara
otomatis, menggantikan tenaga manusia, dan biasanya merupakan prosesproses
yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor
kontrol dengan gerakan cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana
pengontrolan oleh manusia menjadi tidak efektif lagi. Sebagai contoh, SCADA
digunakan di seluruh dunia misalnya antara lain:
1) Pembangkit,
transmisi dan distribusi listrik, SCADA digunakan untuk
mendeteksi
besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit
breaker, dan untuk mematikan atau menghidupkan the power grid.
2) Penampungan dan distribusi air, SCADA digunakan untuk pemantauan dan
pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam
faktor lainnya.
3) Bangunan, fasilitas dan lingkungan, manajer fasilitas menggunakan SCADA
untuk mengontrol unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.
4) Produksi, sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur
otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas
5) Transportasi KA listrik, menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan
pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan
menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
6) Lampu lalu lintas, SCADA memantau lampu lalu lintas, mengontrol laju lalu
lintas, dan memdeteksi sinyal-sinyal yang salah.
2.1.4 SCADA pada sistem tenaga listrik
Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga
listrik terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri
dari sejumlah RTU, sebuah MTU, dan jaringan telekomunkasi data antara RTU
dan FEP. RTU dipasang disetiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang
hendak dipantau. RTU ini bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan
tegangan tinggi melalui pengumpulan data besaran-besaran listrik, status
peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke FEP melalui jaringan
8
telekomunikasi data. RTU juga dapat menerima dan melaksanakan perintah untuk
merubah status peralatan tegangan tinggi melalui sinyal-sinyal perintah yang
dikirim dari FEP.
Dalam sistem SCADA dispatcher kita dapat mendapatkan data dengan
cepat
setiap saat atau realtime bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat
dengan cepat memberikan peringatan pada dispatcher bila terjadi gangguan pada
sistem sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi atau
dinormalkan. Data yang dapat diamati berupa kondisi ON/OFF peralatan
transmisi
daya, kondisi sistem SCADA sendiri, dan juga kondisi tegangan dan
arus pada setiap bagian di komponen transmisi. Setiap kondisi memiliki indikator
bebeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang tidak valid maka operator akan
mengetahui dengan mudah.
MTU secara berurutan memindai seluruh RTU dengan mengirimkan pesan
pendek pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang
perlu dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan
mengirim pesan balik pada MTU, dan data akan diterima dan dimasukan ke dalam
memori komputer.
Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik
(maksimal 10 detik). Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh remote terminal unit
dalam sistem. Ketika MTU memberikan perintah kepada sebuah RTU, maka
semua RTU akan menerima perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang alamatnya
sesuai dengan perintah itulah yang akan menjalankannya. Sistem ini dinamakan
dengan istem polling. Pada pelaksanaanya terdapat waktu tunda untuk mencegah
kesalahan yang berkaitan dengan umur data analog. Selain dengan pemindaian,
pertukaran data juga dapat terjadi secara incidental (segera setelah aksi manuver
terjadi) misalnya terjadi penutupan CB oleh operator gardu induk, maka RTU
secara otomatis akan segera mengirimkan status CB di gardu induk tersebut ke
MTU. Dispatcher akan segera mengetahui bahwa CB telah tertutup. Secara umum
pengaplikasian SCADA pada sistem tenaga listrik memilki fungsi antara lain:
1) Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dioperasikan secara jarak jauh pada
peralatan yang berada di gardu dan memberikan sinyal balik dan memberitahukan
9
aksi kendali telah dilaksanakan. Fungsi-fungsi pengawasan dan pengendalian
diantaranya adalah:
a) Telesignallling (TS) berfungsi untuk pengiriman sinyal atas gejala atau
perubahan keadaan pada sistem turbin kepada pusat pengaturan
pembangkit, serta pembacaan data status peralatan di plant, seperti status
dari turbin close atau open. Dengan ini diharapkan gangguan pada plant
bisa dideteksi lebih cepat karena pemantauan dari pusat kontrol terhadap
saklar pembebanan bisa diketahui dalam waktu yang realtime.
b) Telecontrol (TC) berfungsi mengeluarkan dan memasukan beban turbin
pada plant turbin. TC dilaksanakan dari pusat pengaturan pembangkit.
Sistem ini sebelumnya melakukan aktivitas polling yaitu aktivitas rutin
selama waktu tertentu untuk menanyakan informasi dari setiap RTU.
Seleksi ini memastikan ada atau tidaknya hubungan dari RTU ke pusat
kontrol. Jika ada hubungan akan di jawab siap (in scan), sebaliknya jika
tidak ada hubungan akan dijawab (out scan). Kondisi out of scan atau
tidak adanya hubungan dengan RTU dengan pusat kontrol bisa
disebabkan oleh beberapa sebab, misalnya kerusakan pada sisi kabel atau
media transmisi, RTU yang bermasalah. Pada kondisi out of scan tidak
dapat dilakukan Remote Control.
c) Telemetering (TM) yang berfungsi sebagai pembaca data. Hasil
pemantauan ini selain digunakan sebagai pencatat data, beroperasinya
tegangan plant turbin juga dapat digunakan kaitannya untuk melakukan
Remote Control.
2) Pengarsipan Data
Fungsi lainnya dari sistem SCADA yang terdapat di pusat kontrol yaitu
pencatat status dan data pengukuran yang ada di bawah pengendalinya. Pencatatan
ini berisi status dari plant turbin, data pengukuran semua turbin, energi total yang
digunakan dan dibangkitkan pada periode tertentu, kondisi darurat, yang
semuanya dilengkapi dengan waktu terjadinya peristiwa. Hasil pencatatan akan
dicetak oleh printer, sehingga tersedia dokumentasi yang tetap. Selain itu juga
dapat ditampilkan pada layar peraga bila diinginkan oleh operator. Pusat kontrol
mampu melakukan perhitungan besaran yang diperoleh dengan waktu yang relatif
10
singkat. Hal ini yang menyebabkan sistem dapat dioperasikan dengan tingkat
keandalan dan keamanan yang lebih tinngi.
2.2 Sistem Pembangkitan
Sistem pembangkitan merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga
listrik. Sistem ini merupakan sistem yang paling awal dari sistem tenaga listrik
dimana sistem ini berfungsi sebagai penghasil energi listrik. Tenaga listrk ini
diperoleh dari proses konversi dari energi mekanik menjadi energi listrik.
Pada dasarnya proses pembangkitan tenaga listrik adalah proses memutar
generator
sinkron sehingga didapatkan tenaga listrik arus bolak –balik tiga fasa.
Generator dapat diputar oleh tenaga mekanik, tenaga ini didapat dari mesin
penggerak generator listrik atau biasa disebut penggerak mula (primover). Mesin
penggerak generator listrik yang banyak digunakan adalah mesin diesel, turbin
uap, turbin air, dan turbin gas.
Mesin penggerak generator melakukan konversi tenaga primer menjadi
tenaga mekanik. Tenaga primer ini dapat dihasilkan dari bahan bakar, potensi
tenaga air, panas bumi bahkan reaksi nuklir. Energi yang terkandung dalam
tenaga primer digunakan sebagai tenaga penggerak untuk turbin, kemudian turbin
ini akan menjadi mesin yang menggerakan generator. Ketika generator berputar
akibat mesin penggerak generator, generator akan mengalami induksi yang pada
akhirnya generator akan menghasilkan tenaga listrik.
Gambar 2.1 menunjukan diagram proses pembangkitan tenaga listrik,
mulai dari tenaga primer sampai dengan konsumen : (a) Pusat Listrik Tenaga Air
(PLTA); (b) Pusat Listrik Tenaga Panas(PLTP); dan (c) Pusat Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN).
11
Gambar 2.2 Diagram Proses Pembangkitan Tenaga Listrik
2.3
Motor Listrik Induksi Tiga Fasa
Secara umum motor listrik adalah suatu alat yang dapat merubah energi
listrik menjadi enegi mekanik yang berupa tenaga putar dan motor ini
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling
banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar yang dihasilkan oleh arus rotor.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tenaga tiga fasa
akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Medan putar stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus, rotor pun akan berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban,
akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula
arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor
12
pun akan bertambah besar. Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor
cenderung menurun.
2.3.1
Konstruksi Motor Listrik Induksi Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang
diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Untuk berbagai motor induksi
tiga fasa konstruksi statornya adalah sama, akan tetapi halnya dengan rotor.
Rotor motor induksi tiga fasa secara garis besar terbagi dua jenis yaitu rotor
sangkar dan rotor belitan.
Diantaranya rotor dan stator terdapat celah udara yang merupakan
ruang tempat lewat fluks stator sehingga menyebabkan rotor berputar. Celah udara
terdapat antara stator dan rotor yang diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan
hasil kerja motor yang optimum, bila celah udara antara stator dan rotor
tertalu besar akan mengakibatkan efesiensi motor induksi menjadi rendah.
Sebaiknya bila jarak celah terlalu kecil atau sempit akan menimbulkan kerusakan
mekanis pada mesin.
Gambar 2.3 Bentuk Fisik Dari Motor Induksi Tiga Fasa
Rangka stator motor induksi didesain dengan baik dengan 4 tujuan
yang jelas yaitu:
1) Menutupi inti dan kumparan.
2) Melindungi bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan
manusia dan dari goresan yang disebabkan gangguan objek atau gangguan
udara terbuka.
13
3) Menyalurkan torsi kebagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu
stator disesain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4) Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara motor, sehingga
pendinginan
motor lebih efektif.
berikut:
2.3.1.1 Stator
Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga
Mengenai bagian utama dari motor tersebut, dapat dijelaskan sebagai
fasa. Bagian dari stator ini terdiri dari laminasi-laminasi tipis yang
disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga segmen yang berbentuk
silinder berhubungan satu sama lainnya serta mempunyai alur-alur (slot)
sebagai tempat konduktor, lubang pada lapisan laminasi yang berbentuk
slot pada inti stator berupa kawat tembaga atau batang tembaga. Kumparan
stator pada umumnya terdiri dari kawat tembaga untuk motor
berdaya kecil, sedangkan untuk motor berdaya besar kumparan
statornya terdiri dari lempengan tembaga. Kumparan stator berfungsi
untuk menghasilkan fluks magnet pada saat diberikan tegangan tiga fasa.
Konstruksi stator motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
1) Rumah stator dari besi tulang.
2) stator dari besi lunak atau baja silikon.
3) Alur dan gigi, bahannya sama dengan inti stator
dimana alur ini merupakan tempat meletakkan belitan stator.
4) Belitan stator dari tembaga.
5) Bantalan poros.
Gambar 2.4 Bentuk Fisik Stator Dari Motor Induksi Tiga Fasa
14
2.3.1.2 Rotor
Rotor merupakan bagian yang bergerak dari suatu motor induksi.
Sebagaimana halnya dengan stator, inti rotor juga merupakan susunan dari
laminasi-laminasi tipis yang umumnya terbuat
bermutu tinggi.
Laminasi
dari baja silikon
yang
tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
merupakan segmen yang berbentuk silinder serta memiliki alur sebagai tempat
konduktor rotor. Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut
:
1) Inti rotor, bahannya sama dengan inti stator.
2) Alur dan gigi, bahannya sama dengan inti, Alur merupakan
tempat meletakkan belitan atau kumparan rotor.
3) Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4) Poros atau as.
Gambar 2.5 Bentuk Fisik Rotor Dari Motor Induksi Tiga Fasa
2.3.2 Prinsip Kerja Motor Induksi
Prinsip kerja motor induksi adalah berdasarkan induksi elektromagnetik,
yakni bila kumparan stator diberi sumber tegangan bolak-balik tiga fasa maka
arus
akan
mengalir
pada
kumparan
tersebut,
sehingga menimbulkan
medan putar (garisgaris gaya fluksi) yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Garis-garis gaya fluksi (medan putar) dari stator tersebut yang berputar
akan memotong konduktor-konduktor pada rotor sehingga timbul EMF
(elektro motive force) atau GGL (gaya gerak listrik) atau tegangan induksi.
15
Berhubung kumparan motor merupakan rangkaian tertutup maka pada
kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada konduktor rotor
yang berada pada medan magnet berputar dari stator, maka pada penghantar
rotor tersebut timbul gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah, dimana
gaya-gaya
tersebut berusaha menggerakkannya dalam arah tegak lurus terhadap
medan.
Penampang stator dan rotor motor induksi dengan medan magnet
diumpamakan berputar searah jarum jam. Untuk arah fluksi dan gerak yang
ditunjukkan
oleh penggunaan aturan tangan kanan flemming menunjukkan
arus induksi dengan konduktor
bahwa
dalam konduktor pembaca dengan
konduktor mengalir arus berada dalam medan magnet dan gaya yang
ditimbulkan
pada konduktor mengarah ke atas karena medan magnet dibawah
konduktor lebih kuat dari medan yangn diatasnya. Agar sederhana, hanya satu
konduktor yang dijelaskan atau diperhatikan. Tetapi konduktor-konduktor rotor
yang berdekatan lainnya dalam medan stator juga mengalirkan arus dalam arah
seperti konduktor yang ditunjukkan dan juga mempunyai suatu gaya kearah atas.
Pada setengah siklus berikutnya, arah medan stator akan dibalik arus rotor
juga akan dibalik, sehingga gaya pada rotor tetap keatas. Demikian pula
konduktor dibawah kutub-kutub medan stator lain akan mempunyai gaya
yang
semuanya cenderung memutar rotor searah jarum jam. Jika kopel yang
dihasilkan cukup besar untuk mengatasi kopel beban yang menahan, motor
akan
melakukan
percepatan searah jarum jam atau dalam arah
yang
sama dengan perputaran medan magnet stator.
2.4 Perangkat keras
Perangkat keras merupakan salah satu komponen pembentuk sebuah
sistem. perangkat ini merupakan perangkat yang dapat dilihat dan dirasakan oleh
indera peraba.
2.4.1. Definisi trafo tegangan
Trafo tegangan / voltage transformator / potensial transformator adalah
suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi trafo
16
tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan
yang hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan
tegangan tinggi ( yang selanjutnya disebut sirkuit primer) terhadap siskut dimana
terdapat
alat ukur (instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit
sekunder).
Perbedaan dengan transformator tenaga adalah pada transformator
tenaga yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya tetapi pada
transformator tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya dan
penurunan tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur.
Gambar 2.6 Transformator tegangan
2.4.2 Definisi trafo arus
Trafo arus / current transformator (CT) adalah suatu peralatan listrik yang
dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang digunakan dalam
rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang
sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk
memisahkan sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di
sebut sirkuit primer) tehadap sirkuit dimana instrument tersambung (yang
selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Berbeda dari transformator tenaga yang
arusnya tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus seperti haknya
ampere meter yang disisipkan ke dalam sirkuit primer, arusnya tidak tergantung
beban disisi sekunder, melainkan tergantung pada arus disisi primernya.
17
Gambar . 2.7 Transformator Arus
2.4.3. Sensor tegangan
Variabel tegangan mempunyai satuan volt yang merupakan satuan standar
kelistrikan. Pendeteksi tegangan sangatlah penting dalam instrumentasi. Hampir
semua sensor mengeluarkan keluaran dalam bentuk tegangan.
Terdapat dua cara dalam melakukan pengukuran tegangan yaitu : metode
elektronik, dan metode mekanik. Metode mekanik adalah yang biasa digunakan
pada voltmeter analog, dimana besarnya beda potensial itu menggerakan
kumparan dan membuat jarum meter menyimpang hingga bila dikalibrasi dapat
menunjukan besarnya tegangan yang terukur. Metode digital memanfaatkan
komponen analog to digital converter atau ADC yang besarnya beda potensial
akan di tampilkan menggunakan display seperti led, seven segmen, atau LCD.
Sensor tegangan
Gambar 2.8 Rangkaian sensor tegangan
18
Gambar 2.9. Bentuk Gelombang keluaran Rangkaian Sensor Tegangan
Perhitungan nilai resistor :
Vefektif = 6 Volt
Vp peak = 6 . 2
= 6.8484 Volt
Vout =
10 𝑘Ω
12,2 𝑘Ω
x 6.4848 Vdc
= 5.31 Vdc
Nilai yang diinginkan = 5 Vdc , maka :
19
5.31 Vdc – 5Vdc = 0.31 Vdc
I =
5.31 𝑉𝑑𝑐
10 𝑘Ω
= 0.53 x 10-3
R1 =
0.31
0.53 x 10−3
= 1k22 Ω
R2 = 10KΩ - 1K22 Ω
= 8K22 Ω
Atau dengan perhitungan sebaga berikut :
5 Vdc =
𝑅1
𝑅1+2𝑘2
x 6,4848 Vdc
5 (R1 + 2k2Ω) = R1.6,4848 Vdc
5 R1 + 11 KΩ = R1. 6,4848 Vdc
11 KΩ = 6,4848 – 5 .R1
11 KΩ = 1,4848 .R1
R1 = 11kΩ / 1,4848
= 7408 Ω
Maka digunakan lah resistor 2k2Ω dan trimpot 10KΩ disesuaikan dengan
komponen yang ada di pasaran.
2.4.4 Sensor arus
Sensor arus adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu bentuk
besaran fisik menjadi suatu bentuk besaran listrik sehingga dapat dianalisa
menggunakan rangkaian listrik tertentu.
Dalam suatu rangkaian elektronik terdapat tegangan, arus, dan hambatan
yang saling berhubungan. Amperemeter adalah alat untuk megukur arus yang
mengalir pada suatu rangkaian elektronik. Arus listrik yang mengalir pada
konduktor menimbulkan medan magnet. Oleh sebab itu arus listrik dapat diukur
dengan besarnya medan magnet. Medan magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
20
1. Besar arus listrik
2. Jarak medan magnet terhadap suatu titik pengukuran
3. Arah medan magnet yang terbentuk
Medan magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan
listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik
yang bergerak lainnya. Putaran mekanika kuantum dari suatu partikel membentuk
medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik.
Sebuah medan magnet adalah medan vektor, yaitu berhubungan dengan setiap
titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini
searah
dengan arah jarum kompas yang terletak didalam medan tersebut.
Secara konvensional kuat arus dapat diukur dengan menghubungkan alat
secara seri pada rangkaian. Cara ini memilki kelemahan karena mengganggu
aliran arus yang akan diukur. Kemajuan teknologi digital menngkatkan
kemampuan alat ukur.
Sensor arus adalah sebatang kawat teraliri arus listrik menuju beban
dilewatkan diantara cincin toroid dan sejumlah kawat email digulung pada cincin
toroid tersebut maka kumparan kawat pada cincin tersebut akan menginduksikan
arus listrik dari sebatang kawat. Dengan mengolah sinyal induksi pada kawat
kumparan toroid tersebut maka akan diperoleh nilai arus yang dilewatkan untuk
mensuplay beban pada ujung kawat arus. Dengan metode ini arus yang dilewatkan
akan terbaca pada fungsi besaran tegangan berbentuk gelombang sinusoidal.
Jenis penguat yang digunakan pada pengolah sinyal arus diatas merupakan
penguat non inverting, pada bagian belakang diberikan sebuah dioda terpasang
sebagai callper yang memotong sinyal dibawah sumbu nol dan kapasitor
berfungsi sebagai pemurni tegangan DC. Sehingga pada rangkaian pengkondisi
sinyal ini menghasilkan tegangan DC yang kompatibel terhadap kebutuhan
tegangan ADC.
21
Sensor arus
Gambar 2.10. Rangkaian sensor arus
Gambar 2.11. Bentuk gelombang keluaran rangkaian sensor arus
22
Perhitungan nilai resistor :
Vp peak = 6 . 2
= 6.8484 Volt
Vout =
10 𝑘Ω
12,2 𝑘Ω
x 6.4848 Vdc
= 5.31 Vdc
Nilai yang diinginkan = 5 Vdc , maka :
Vefektif = 6 Volt
5.31 Vdc – 5Vdc = 0.31 Vdc
I =
5.31 𝑉𝑑𝑐
10 𝑘Ω
= 0.53 x 10-3
R1 =
0.31
0.53 x 10−3
= 1k22 Ω
R2 = 10KΩ - 1K22 Ω
= 8K22 Ω
Atau dengan perhitungan sebaga berikut :
5 Vdc =
𝑅1
𝑅1+2𝑘2
x 6,4848 Vdc
5 (R1 + 2k2Ω) = R1.6,4848 Vdc
5 R1 + 11 KΩ = R1. 6,4848 Vdc
11 KΩ = 6,4848 – 5 .R1
11 KΩ = 1,4848 .R1
R1 = 11kΩ / 1,4848
= 7408 Ω
Maka digunakan lah resistor 2k2Ω dan trimpot 10KΩ disesuaikan dengan
komponen yang ada di pasaran.
23
2.4.5 Sensor suhu
LM35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek,
karena selain harganya cukup murah, linearitasnya lumayan bagus, LM35 tidak
1
membutuhkan
kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ± 4 ℃ pada
5
temperatur
ruangan dan ± 4 ℃ pada kisaran -55 to + 150℃. LM35 dimaksudkan
untuk beroperasi pada -55° hingga +150℃, sedangkan LM35 pada -40°C hingga
+110℃, dan LM35D pada kisaran 0-100℃. LM35D juga tersedia pada paket 8
kaki dan paket TO-220. Sensor LM35 umumnya akan naik sebesar 10mV setiap
kenaikan 1℃ (300mV pada 30℃)
Gambar 2.12a Gambar tampak bawah
Gambar 2.12b Rangkaian Skematik LM35
Gambar 2.12 Bentuk fisik LM35
Untuk menggunakan LM35, cukup menyadap keluaran pin Vout untuk
dapat dihubungkan ke ADC seperti gambar.
Jika anda ingin standar pengukuran dalam Fahrenheit, maka dapat
menggunakan sensor bertipe LM34A yang mempunyai kisaran pengukuran dari
50F hingga 300F dengan akurasi +2.0F. skala outputnya juga sama yaitu 10mV/F
IC LM35 sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk integrated
Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadan dengan
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memilki koefisien sebesar 10mV/℃ yang berati bahwa
kenaikan suhu 1℃ maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10mV.
IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar
karena ketelitiannya lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur
ruang. Jangkauan sensor suhu mulai dari 0℃ - 100℃. IC LM35 penggunaanya
24
sangat mudah, difungikan sebagi kontrol dari indikator tampilan catu daya
terbelah.
LM35 memiliki kelebihan – kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat
dikalibrasi langsung dalam celcius
faktor skala linear +10.0mV/℃
2. Memilki
3. Memiliki kecepatan 0.5℃ pada suhu 25℃
4. Jangkauan maksimal suhu antara -55℃ sampai 150℃
5. Cocok untuk aplikasi jarak jauh
cukup murah
6. Harganya
7. Bekerja
pada tegangan catu daya 4 sampai 20 Volt
8. Memilki arus drain kurang dari 60𝜇Amp
9. Pemansan sendiri yang lambat (low self-heating)
10. 0.08℃ diudara diam
11. Impedansi keluaran yang sangat kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1m Amp
Penggunaan sensor suhu ini dilengkapi dengan penguat operational
dimana penguat operational ini akan menaikan nilai tegangan 10 mV keluran
sensor menjadi 0.1 V. Berikut adalah penjelasan mengenai penguat operational.
Penguat operasional (op-amp) merupakan kumpulan puluhan transistor
dan resistor dalam bentuk satu chip IC. Op-Amp merupakan komponen aktif
linear yang merupakan penguat gandeng langsung (direct coupling), dengan
penguatan terbuka (open gain) yang sangat besar dan dapat dipakai untuk
menjumlahkan, mengalikan,membagi, mendiferensialkan, serta mengintegralkan
tegangan listrik. IC OP-Amp sering dipakai untuk perhitungan-perhitungan
analog, instrumentasi, maupun berbagai macam aplikasi kontrol. IC LM358
didesain secara sempurna dalam hal penggunaan dua buah OP-Amp secara
bersamaan dalam satu buah chip.
IC OP-Amp LM358 memiliki keunggulan dalam pemakaian daya yang
lebih rendah, kemampuan penggunaan saluran input yang berkolerasi dengan
saluran pentanahan, dan dapat dicatu menggunakan mode catu daya tunggal
maupun catu daya ganda.
25
Tabel 2.1 Fungsional pin LM358
No Pin
Fungsi
1
Keluaran A (Output A)
2 Masukan menjungkir ( Input inverting)
3
Masukan tak menjungkir (Inverting non-inverting)
4
Dihubungkan dengan terminal negatif pencatu daya (V-)
5
Masukan tak menjungkir (Inverting non-inverting)
6
Masukan menjungkir ( Input inverting)
7 Keluaran B (Output B)
8 Dihubungkan dengan terminal positif pencatu daya (V+)
a.Symbol diagram
b. Bentuk fisik LM 358
Gambar 2.13 Simbol diagram dan bentuk fisik LM358
2.4.6 Sensor Kecepatan (Proximity Sensor)
Secara bahasa Proximity switch berarti, proximity artinya jarak atau
kedekatan, definisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang mendeteksi logam
berdasarkan jarak yang diperolehnya, artinya sejauhmana kedekatan objek yang
dideteksinya dengan sensor, sebab karakter dari sensor ini, mendeteksi objek
yang cukup dekat dengan satuan mili meter, umumnya sensor ini mempunyai
jarak deteksi yang bermacam-macam seperti 5,7,10,12, dan 20 mm tergantung
dari type sensor yang digunakan, semakin besar angka yang tercantum pada
typenya,maka semakin besar pula jarak deteksinya, selain itu sensor ini
mempunyai tegangan kerja antara 10-30
menggunakan tegangan AC 100-200Vac.
Vdc
atau
ada juga
yang
26
2.4.6.1 Cara kerja Proximity Sensor
Proximity sensor bekerja berdasarkan jarak objek terhadap sensor, ketika
ada objek logam yang mendekat kepadanya dengan jarak yang sangat dekat 5
mm misalkan, maka sensor akan bekerja dan menghubungkan kontaknya,
kemudian melalui kabel yang tersedia bisa dihubungkan ke perangkat lainnya
seperti lampu indikator, relay dll. Pada saat sensor ini sedang bekerja atau
mendeteksi adanya logam (besi) maka akan ditandai dengan lampu kecil
berwarna merah atau hijau yang ada dibagian bawah sensor, sehingga
memudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau ketika melakukan
preventive maintenace.
Hampir setiap mesin - mesin produksi yang ada di setiap industri, baik itu
industri kecil ataupun besar, menggunakan sensor jenis ini, sebab selain praktis
sensor ini termasuk tahan terhadap benturan ataupun goncangan, selain itu mudah
pada saat melakukan perawatan ataupun penggantian, sebab talah dirancang
demikian oleh produsennya, adapun salah satu contoh pengunaan atau
penerapan dari sensor jenis ini adalah digunakan untuk mendeteksi banyaknya
putaran tiap menit (Rpm) dari suatu penggerak yang dapat berupa motor listrik,
turbin atau generator.
2.4.6.2 Klasifikasi Proximity Sensor
Berdasarkan prinsip kerja, proximity sensor dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Induktif yaitu memakai 2 lempeng dengan 1 bagian lempeng pembuat
medan dari sistem induksi. Bila objek mendekat maka medan akan
dipantulkan dan menghasilkan induktansi tertentu sesuai jaraknya. Objek
yang dideteksi umumnya dari metal dan repon frekuensi switch umumnya
tinggi.
2) Kapasitif yaitu memakai sistem 2 lempeng dan dialiri suatu frekuensi. Bila
objek mendekat diantara lempeng tersebut maka akan timbul kapasitansi
dengan nilai sesuai jarak objek. Objek yang dapat dideteksi bisa dari metal
atau nonmetal seperti cairan, tepung dan plastic. Respon frekuensi swtch
27
ini rendah tetapi stabilitas switching tinggi. Ketika akan memasang, faktor
lingkungan juga ditentukan. Harga jenis ini lebih mahal dan jarak sensingnya
bisa diatur.
3) Magnetik yaitu memakai magnet permanen sebagai pemancar medan
magnet. Objek yang mendekat akan memantulkan medan magnet ke
keping berikutnya. Switch yang digunakan dalam pneumatic cylinder
adalah permanent magnet. Magnet tersebut digunakan untuk pengukuran
posisi tetap dalam cylinder. Harganya sangat mahal dan saklarnya dapat
digunakan dengan range tegangan yang lebar. Outputnya dibuat dari
kontak relai.
Untuk memasang proximity sensor harus memperhatikan faktor dibawah
ini :
1)
Kondisi operasi, berupa: arah pergerakan yang membutuhkan jarak
sensing dan menimbulkan vibrasi, bentuk objek yang dideteksi (bulat,
kotak dll.), jarak sensor.
2)
Kondisi Listrik, berupa : tegangan kerja dan sumber tegangan yang dipakai
(AC/DC).
3)
Kondisi lingkungan berupa : temperature atau kelambaban, lingkungan
sekitar dan udara, bahan kimia khusus.
4)
Kondisi lain, berupa: keekonomisan harga, pemakaian yang sangat
penting.
Berikut ini merupakan rumus perhitungan kecepatan putar permenit pada turbin :
n=
120𝑓
𝑝
................................................. (2.1)
dimana :
n = Dalam putaran permenit
f = Frekuensi dalam Hz
p = Jumlah kutub
28
2.4.7. AVR ATMega 16
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi
dieksekusi
dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,
timer/Counter
fleksibel dengan mode
compare, interrupt internal dan
eksternal,serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving,
ADC danPWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash
on-chipyang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam
sistemmenggunakan
hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai
throughput
mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk
mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
Beberapa keistimewaan dari AVR ATMega16 antara lain:
1) Sistem Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi dengan
daya rendah.
2) CPU yang terdiri atas 32 register.
3) Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16
MHz.
4).Memiliki kapasitas flash memori 16 Kbyte, SRAM 1 Kbyte, dan EEPROM 512
byte.
5) Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
6) Unit interupsi internal dan eksternal.
7) Port USART untuk komunikasi serial.
8) Fitur Peripheral, antara lain:
a) Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan.
b) Analog to Digital Converte (ADC)) 10 bit sebanyak 8 channel.
c) Real time Counter dengan Oscilator tersendiri.
d) Empat channel PWM.
e) Watchdog timer dengan Oscilator internal.
f) Byte-oriented Two-Wire Serial Interface.
g) Port antarmuka SPI.
h) Tagangan operasi 2,7 V – 5,5 V pada ATMega16L.
29
2.4.7.1. Konfigurasi pin AVR ATMega16
Pin-pin pada ATmega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual inline
package) ditunjukkan oleh gambar 2.10 Kemasan pin tersebut terdiri dari 4Port
yaitu
Port A, Port B, Port C,Port D yang masing masing Port terdiri dari 8buah
pin. Selain itu juga terdapat RESET, VCC, GND 2 buah, VCC, AVCC,XTAL1,
XTAL2 dan AREF.
Gambar 2.14 Konfigurasi pin ATMega 16
Diskripsi dari pin-pin ATmega16 adalah sebagai berikut :
1) VCC : Suplai tegangan digital.
2) GND : Ground
3) Port A : Port A sebagai input analog ke A/D konverter. Port A juga sebagai
8-bit bi-directional port I/O, jika A/D konverter tidak digunakan. Pin-pin port
dapat menyediakan resistor-resistor internal pull-up. Ketika port A digunakan
sebagai input dan pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika
30
resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port A adalah tri-state ketika
kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif.
4) Port B : Port B adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor
internal pull-up. Buffer output port B mempunyai karakteristik drive yang
simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai
input, port B yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi
sumber arus jika resistor- resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port B adalah
tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif.
5) Port C : Port C adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor
internal pull-up. Buffer output port C mempunyai karaketristik drive yang
simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai
input, port C yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi
sumber arus jika resistor- resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port C adalah
tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock tidak aktif. Jika
antarmuka JTAG enable, resistor- resistor pull-up pada pin-pin PC5(TDI),
PC3(TMS), PC2(TCK) akan diktifkan sekalipun terjadi reset.
6)
Port D : Port D adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor
internal pull-up. Buffer output port D mempunyai karaketristik drive yang
simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai
input, port D yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi
sumber arus jika resistor- resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port D adalah
tri- state ketika kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif.
7) Reset : Sebuah low level pulsa yang lebih lama daripada lebar pulsa minimum
pada pin ini akan menghasilkan reset meskipun clock tidak berjalan.
8) XTAL1: Input inverting Oscilator dan input intenal clock operasi rangkaian.
9) XTAL2: Output dari inverting penguat Oscilator.
10) AVCC : Pin supply tegangan untuk Port A dan A/D converter. Sebaiknya
eksternalnya dihubungkan ke VCC meskipun ADC tidak digunakan. Jika
ADC digunakan seharusnya dihubungkan ke VCC melalui low pas filter.
11) AREF : Pin referensi analog untuk A/D konverter.
31
2.4.7.2. Arsitektur ATMega 16
Mikrokontroler AVR menggunakan konsep arsitektur Harvard yang
memisahkan memori dan bus untuk data dan program untuk memaksimalkan
kemampuan
dan kecepatan. Instruksi dalam memori program dieksekusi dengan
pipelining
single level. Dimana ketika satu instruksi dieksekusi, instruksi
berikutnya diambil dari memori program. Konsep ini mengakibatkan instruksi
dieksekusi
setiap
clock
Selain
itu,
mikrokontroler
AVR
juga
mengimplementasikan RISC sehingga eksekusi instruksi dapat berlangsung
cepat dan efisien.
sangat
cycle.
32
Gambar 2.15 Diagram blok ATMega 16
33
2.4.7.3. Serial pada ATMega16
Universal synchronous dan asynchronous pemancar dan penerima serial
adalah suatu alat komunikasi serial sangat fleksibel.
Jenis
yang utama adalah :
1) Operasi
full duplex (register penerima dan pengirim serial berdiri sendiri)
2) Operasi Asychronous atau synchronous
3) Master atau Slave mendapat clock dengan operasi synchronous
4) Pembangkit baud rate dengan resolusi tinggi
5) Dukung
frames serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2 Stop bit
6) Tahap
odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware
7) Pendeteksian data overrun
8) Pendeteksi framing error
9) Pemfilteran gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan
pendeteksian low pass filter digital
10) Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX register empty dan RX complete.
11) Mode komunikasi multi-processor
12) Mode komunikasi double speed asynchronous
2.4.8 Liquid crystal display (LCD)
Tampilan kristal cair (Inggris: Liquid Crystal Dislay) juga dikenal sebagai
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai
penampil data.
Gambar 2.16 Bentuk fisik LCD
LCD dengan jumlah segmen yang kecil, seperti yang digunakan dalam
jam digital dan kalkulator saku, memiliki kontak listrik individu untuk setiap
34
segmen. Sebuah sirkuit berdedikasi eksternal pasokan muatan listrik untuk
mengontrol setiap segmen. Struktur layar berat selama lebih dari beberapa elemen
layar. Menampilkan monokrom kecil seperti yang ditemukan dalam organizer
pribadi,
timbnagan lktronik, layar laptop lebih tua, dan nitendo nematic (STN)
atau double-layer STN (DSTN) teknologi (ini memecahkan masalah dengan
perubahan warna) dan warna-STN (CSTN), di mana warna ditambahkan dengan
menggunakan filter internal. Setia baris atau kolom dari layar memiliki sirkuit
listrik tunggal. Pixel ditangani satu per satu waktu dengan alamat baris dan kolom.
2.5 Perangkat Lunak Bahasa BASIC (BASCOM)
BASCOM-8051 adalah program BASIC compiler berbasis windows untuk
mikrikontroler keluarga 8051 seperti AT89C2051,AT89C51, dan yang lainnya.
BASCOM-8051 merupakan pemograman dengan bahasa tingkat BASIC yang
dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Elektronik.
2.5.1 Karakter dalam BASCOM
Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet
(A-Z dan a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special (lihat tabel)
Tabel 2.2 Karakter Spesial
Karakter
Nama
Blank
„
Apostrophe
*
Asteriks (Symbol perkalian)
+
Plus sign
.
Comma
-
Minus sign
.
Peiod (decimal point)
/
Slash (division symbol) will be handled as/
:
Colon
Karakter
“
Nama
Double quotation mark
35
;
Semicolon
<
Less than
/
Backspace (integer or word division symbol)
2.5.2
Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukan
daya
tampungnya.
Hal
ini
berhubungan
dengan
penggunaan
memori
mikrokontroler. Berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya
Tabel 2.3 Tipe data BASCOM
Tipe data
Ukuran (byte)
Range
Bit
1/8
-
Byte
1
0 – 225
Integer
2
-32,2768 - +32,767
Word
2
0 -65535
Long
4
-214783648 - + 214783647
Single
4
-
String
Hingga 254 byte
-
2.5.3 Variabel
Variabel
dalam
sebuah
pemograman
berfungsi
sebagai
tempat
penyimpanan data atau penampung data sementara, misalnya menampung hasil
perhitungan dan menampung data hasil pembacaan register. Variabel merupakan
pointer yang menunjukan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.
Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variabel:
1. Nama Variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
2. Karakter bisa berupa angka atau huruf
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunakan oleh BASCOM
sebagai perintah, pernyataan, internal register, dan nama operator
Sebelum digunakan, maka variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu.
36
dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarsikan sebuah variabel. Cara
pertama adalah dengan menggunakan pernyataan „DIM‟ diikuti nama tipe
datanya. Contoh pendeklasian menggunakan DIM sebagai berikut:
Dim nama as byte
Dim tombol as integer
Dim Kas as string*10
2.5.4 Alias
Dengan menggunakan alias, variabel yang sama dapat diberikan nama
yang
lain. Tujuannya adalah mempermudah proses pemograman. Umumnya, alias
digunakan untuk mengganti nama variabel yang baku, seperti port mikrokontroler.
LEDBAR alias PI
Tombol1 alias P0.1
Tombol2 alias P0.2
Dengan deklarsi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah
kondisi P0.1 selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias
untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variabel yang telah dideklarasikan. Dim
LedBar as byte, Led1 as LedBar.0, LedBar.1, LedBar as LedBar.2
2.5.5 Konstanta
Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta.
Konstanta merupakan variabel juga. Perbedaannya dengan variabel biasa adalah
nilai yang dikandung tetap. Dengan konstanta, kode pemograman yang dibuat
akan lebih mudah dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program
kita. Misalnya, kita akan lebih mudah menulis phi dari pada menulis 3,14159867.
Sama seperti variabel, agar konstanta bisa dikenali oleh program, maka harus
dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah
konstanta
Dim A as Const 5
Dim B1 as Const &B1001
Cara lain yang paling mudah:
Const Cbyte =&HF
37
Const Cint=-1000
Const Csingle 1.1
Const Cstring = “test”
2.5.6
Array
Dengan Array, kita bisa menggunakan sekumpulan variabel dengan nama
dan tipe yang sama. Untuk mengakses variabel tertentu dalam array, kita harus
menggunakan indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer.
word. Artinya, nilai maksimum sebuah indeks sebesar 6553.
Atau
Proses pendeklarasian sebuah array hampir sama dengan variabel, namun
perbedaanya kita pun mengikutkan jumlah elemenya. Berikut adalah conth
pemakaian array
Dim kelas(10) as byte, c as integer
For C =1 to 10 a(c) = c p1 =a(c)
Next
Program diatas membuat sebuah array dengan nama kelas yang berisi 10
elemen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang
berurutan. Untuk membacanya, kita menggunakan indeks dimana elemen
disimpan. Pada pogram diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke port 1 dari
mikrokontroler.
2.5.7 Analog to Digital Converter
Proses konversi data analog menjadi digital merupakan proses penting
dalam proses akusisi data. Proses konversi ini dilakukan oleh sebuah komponen
yang dinamakan analog to digital converter (ADC). ADC memiliki dua karakter
prinsip yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC
menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital
pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam
sample persecond (SPS). Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi
ADC. Sebagai contoh :
1. ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, berarti sinyal input dapat
dinyatakan dalam 255 (2n-1) nilai diskrit
38
2. ADC 12 bit memiliki 12 bit utput data digital, ini berarti sinyal input dapat
dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit
Dari contoh di atas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil
konversi
yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Jenis-jenis ADC yaitu successsive approximaition, integritas, pencacahan
dan servo, parallel. Pada ADC ini digunakan tegangan referensi (Vreff) sebesar 5
Vdc. Contohnya untuk dapat mengetahui besarnya tegangan yang diterima oleh
mikrikontroler dapat menggunkan persamaan di bawah ini:
=
VAD
𝑉1
𝑉2
. Vit................................................................................ ..(2.2)
N i l A D (desain) =
𝑉𝐴𝐷
𝑉𝑖
. V. Resol..................................
...(2.3)
Keterangan :
Vadc = tegangan terukur yang masuk ke mikrokontroler
Vin = Tegangan analog yang msuk ke ADC
Vi
= Nilai tegangan yagn terukur
V2
= Nilai niminal tegangan
2.6 Komunikasi Data
Komunikasi data merupakan bagian dari telekominikasi yang secara
khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang
dikirim melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan
oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital karena sistem ini
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat
berkomunikasi satu sama lain.
2.6.1 Jenis komuniksi data
Terdapat dua jenis cara komunikasi data yaitu:
1. Komunikasi Data Parallel
Komunikasi data parallel adalah pengiriman data diantara beberapa komputer
dan ke terminal lainnya dengan merubah besaran tegangan dan arus dalam
39
kanal atau kabel. Dalam komunikasi data ini bit berpindah secara satu demi
satu melewati beberapa saluran pada saat bersamaan
2. Komunkasi Data Serial
Perbedaan
yang paling mendasar antara komunikasi serial dengan parallel
adalah
proses perpindahan bit melewari satu saluran saja. Ada 2 macam cara
komunikasi data serial yaitu sinkron dan Asinkron. Pada komunikasi data serial
sinkron, clock dikirimkan bersama sama dengan data serial, tetapi clock
tersebut dibankitkan sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim maupun penerima.
Sedangkan
pada komunikasi serial asinkron tidak diperlukan clock karena data
dikirikmkan
dengan kecepatan tertentu yang sama baik pada pengirim dan juga
penerima. Kecepatan pengirim data (atau yang sering disebut baud rate) dan
fasa clock pada sisi transmiter dan Receiver harus sinkron. Untuk itu
diperlukan sinkronisasi antara transmiter dan receiver. Kecepatan transmisi
(baud rate) dapat dipilih bebas dalam rentang tertentu. Baud rate yang umum
dipakai adalah 110,135,150,300.600,1200,2400,9600,dan 19200 (bit/detik),
jadi jika waktu satu bit=3,33 ms, maka baud rate nya =1/3,33 ms atau 300
baud. Dalam komunikasi data serial, baud rate dari kedua alat yang
berhubungan
harus diatur pada kecepatan yang sama. Selanjutnya harus
ditentukan panjang data (6,7 atau 8 bit), paritas (genap,ganjil,atau tanpa
paritas), dan jumlah stop bit (1,15 atau 2 bit).
2.6.2
Recomended Standard 485
Recommended Standard 485 (RS485) adalah standar komunikasi yang
paling serbaguna dalam seri standar yang ditentukan oleh EIA. Itu sebabnya
RS485 saat ini digunakan secara luas antar muka komunikasi data akusisi dan
kontrol aplikasi di mana beberapa node berkomuniksi satu sama lain.
Komunikasi RS 485 bisa mencpai jarak maksimal 4000 kaki, atau setara
dengan 1,2 Km. Selainitu RS485 merupakan standar komunikasi serial
asyncrons yang menyediakan kemampuan komunikasi, seperti perangkat
keras kontrol aliran, kontrol aliran perangkat lunak, dan paritas cek.
40
Gambar 2.17 Konfigurasi IC MAX485
Tabel 2.4 Spesifikasi dari komunikasi RS485
Spesifikasi
RS485
Mode operasi
Differential
Toyal jumlah driver dan receivers pada satu jalur
1 DRIVER, 32 RECEIVER
Maksimum panjang kabel
4.000 FT
Maximum data rate
10Mb/s
Voltase Driver Output Maksimum
-7V s/d +12V
Driver Output Signal Level (Loaded Min)
+ /-1.5V
Driver Output Signal Level (diturunkan Max)
+/-6V
Driver Load Impedance (Ohms)
54
Driver Current in High Z satate Power On
+/-100uA
Driver Current in High Z state POWER
+/-100uA
Slew Rate (Max)
N/A
Receiver Input Voltage Range
-7V s/d +12V
Receiver Inpur Sensitivity
+/-200mV
Receiver Input Resistance (Ohms)
>= 12k
41
2.6.3 Topologi Jaringan RS-485
Topologi jaringan merupakan alasan mengapa RS485 kini menjadi favorit
dari empat interface dalam akusisi data dan kontrol aplikasi. Rs485 adalah satusatunya
dari interface internetworking yang mampu bekerja pada pemancar dan
penerima
dalam jaringan yang sama. Bila menggunakan standar RS 485 receiver
dengan resistansi masukan dari 1200Ω adalah mungkin untuk menghubungkan 32
perangkat ke jaringan. RS485 repeater memungkinkan untiuk meningkatkan
jumlah node menjadi beberapa ribu, dalam beberapa kilometer.
1. Single
twisted pair RS485
Dalam
versi ini, semua perangkat yang terhubung ke satu Twisted Pair, dengan
demikian, semuanya harus memiliki driver dengan output tri-state (temasuk
Master). Komunikasi berjalan di atas satu baris di kedua arah. Penting untuk
mencegah lebih banyak dari pemancaran perangkat sekaligus masalah
perangkat lunak
2. Double Twisted Pair RS-485
Jika menggunakan jenis ini tidak perlu menggunakan output tri-state, karena
perangkat Slave mengirim lebih dari twisted pair yang kedua, yang
dimaksudkan untuk mengirim data dari Slave ke Master. Solusi ini sering
memungkinkan pelaksanaan dalam sistem komunikasi multipoint, yang pada
awalnya dirancang (HW dan juga SW) untuk RS-232. Tentu saja, master
perangkat lunak harus dimodifikasi, sehingga Master query secara periodik
mengirim paket ke semua perangkat Slave.
Download