Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa

advertisement
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D
SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN
PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
LEARNING CYCLE
ARTIKEL
OLEH
YOSEP
NIM 608311454752
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FEBRUARI 2013
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D
SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN
PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
LEARNING CYCLE
ARTIKEL
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Matematika
Oleh
Yosep
NIM 608311454752
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FEBRUARI 2012
Artikel oleh Yosep ini
Telah diperiksa dan disetejui
Malang, 18 Februari 2013
Pembimbing II
Malang, 18 Februari 2013
Mahasiswa
Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd
NIP 198012072008012010
Yosep
NIM 608311454752
Malang, 18 Februari 2013
Pembimbing I
Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si
NIP 196711301991031001
ABSTRAK
Yosep. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 10
Malang Pada Materi Gradien dan Persamaan Garis Lurus Melalui Model
Pembelajaran Learning Cycle. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika
FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Toto Nusantara,
M.Si. Pembimbing: (II) Aning Wida Yanti, S.Si. M.Pd
Kata Kunci : Model pembelajaran learning cycle, Keaktifan belajar siswa.
Paradigma baru tentang pendidikan sekarang ini menekankan pada peserta didik
sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Berdasarkan
informasi dari guru matematika kelas VIII-D di SMPN 10 Malang, diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran matematika di kelas tersebut masih didominasi oleh guru sehingga siswa
kurang aktif dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tersebut, persentase siswa yang
aktif sebesar 40%, dengan kategori keaktifan berada dalam tahap “kurang aktif’.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah model
pembelajaran learning cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa
kelas VIII-D di SMPN 10 Malang. Keaktifan belajar matematika siswa ini adalah yang akan
diteliti pada penelitian ini secara berkelompok dengan menerapkan lima langkah dalam
model pembelajaran learning cycle yaitu fase Engagement, fase Exploration, fase
Explanation, fase Extention/elaboration dan fase Evaluation.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data
penelitian berupa nilai aktivitas guru dan keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar
observasi dan hasil aktivitas guru dan keaktifan siswa pada siklus I secara klasikal adalah
76,6% hal ini menunjukkan aktivitas guru dalam kategori baik sedangkan keaktifan belajar
siswa secara klasikal sebesar 65,3% hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti yaitu
minimal yang diperoleh adalah “aktif”. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, peneliti
memaksimalkan lagi dalam pendampingan diskusi kelompok untuk siklus II. Pada siklus II
ini, menunjukkan peningkatan berdasarkan hasil lembar observasi dengan kegiatan aktivitas
guru secara klasikal diperoleh 81,5% dan berkategori baik sedangkan keaktifan belajar siswa
secara klasikal diperoleh sebesar 88%, hal ini melebihi dengan harapan peneliti karena
mencapai kategori “sangat aktif”.
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si
NIP 19671130 199103 1001
Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd
NIP 19801207 2008012010
Penguji
Drs. Erry Hidayanto, M.Si
NIP 196609061992031004
ABSTRACT
Yosep. 2013. Efforts to Improve Student’s Learning Activeness of Class VIII-D SMP N 10
Malang on Content of Gradients and Straight Line Equation through Learning
Cycle Instructional Model. Thesis. Mathematics Education Study Program FMIPA
State University of Malang. Advisors: (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si.
Advisors: (II) Aning Wida Yanti, S.Si. M.Pd
Keyword: Learning Cycle Instructional Model, Students' Learning Activeness.
The new paradigm of current educational is emphasized on learners as human
beings who have the potential to learn and grow. Based on information of math teacher of
class VIII-D in SMP 10 Malang, it is known that the mathematics learning activities in the
classroom is still dominated by the teachers so that students are less active in the classroom.
Based on these results, the percentage of students who are active is 40%, which is the
category of activity in the stage of "less active".
This study aimed to describe the steps of learning cycle instructional model which
can improve students' mathematics learning activity of class VIII-D in SMP 10 Malang. The
activeness of students’ mathematics learning is to be investigated in this study in groups by
applying the five steps in the learning cycle instructional model, that is, Engagement,
Exploration, Explanation, Extention/elaboration and Evaluation phase.
The study is a qualitative descriptive. The research data are in the form of the value
of student and teacher activity sheets obtained from the observations and results of activities
of the student and teacher activity in the first cycle which is 76.6% in the classical. It shows
that the activities of teachers are good, while activity of students in the classical is at 65.3%.
This result does not meet the expectations of the researcher, that is, at least "active". Based on
the reflection of the cycle I, the researcher maximizes again in a mentoring group discussion
for cycle II. It indicates an increase based on the observation sheet by activities of teachers in
the classical which is earned 81.5% and categorized good whereas the activeness of student
learning in the classical is obtained by 88%. It exceeded the expectations of the researcher as
it reaches the category of "very active".
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si
NIP 19671130 199103 1001
Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd
NIP 19801207 2008012010
Penguji
Drs. Erry Hidayanto, M.Si
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D
SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN PERSAMAAN
GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
Yosep
Universitas Negeri Malang
Pembimbing (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si
Pembimbing (2) Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah
model pembelajaran learning cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa kelas VIII-D di SMPN 10 Malang. Keaktifan belajar
matematika siswa ini adalah yang akan diteliti pada penelitian ini secara
berkelompok dengan menerapkan lima langkah dalam model pembelajaran
learning cycle yaitu fase Engagement, fase Exploration, fase Explanation, fase
Extention/elaboration dan fase Evaluation. Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa nilai aktivitas
guru dan keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan hasil
aktivitas guru dan keaktifan siswa pada siklus I secara klasikal adalah 76,6% hal
ini menunjukkan aktivitas guru dalam kategori baik sedangkan keaktifan belajar
siswa secara klasikal sebesar 65,3% hasil ini belum sesuai dengan harapan
peneliti yaitu minimal yang diperoleh adalah “aktif”. Berdasarkan hasil refleksi
dari siklus I, peneliti memaksimalkan lagi dalam pendampingan diskusi
kelompok untuk siklus II. Pada siklus II ini, menunjukkan peningkatan
berdasarkan hasil lembar observasi dengan kegiatan aktivitas guru secara
klasikal diperoleh 81,5% dan berkategori baik sedangkan keaktifan belajar
siswa secara klasikal diperoleh sebesar 88%, hal ini melebihi dengan harapan
peneliti karena mencapai kategori “sangat aktif”.
Kata Kunci : Model pembelajaran learning cycle, Keaktifan belajar siswa.
Untuk mewujudkan keberhasilan di bidang pendidikan, proses pembelajaran
harus diperhatikan dan diawasi dengan seksama agar tidak terjadi hambatan yang
berarti dalam pelaksanaannya. Jika proses pembelajaran baik maka tujuan
pembelajaran akan segera tercapai, begitu juga sebaliknya, dimana tujuan
pembelajaran adalah kegiatan untuk membelajarkan siswa. Menurut Fahmi (2009)
seorang siswa dinilai telah berhasil dalam proses pembelajaran jika setelah selesai
mengikuti proses pembelajaran di kelas, ia yang asalnya tidak tahu kemudian menjadi
tahu serta dapat menggunakan konsep, teorema maupun ketrampilan.
Metode pembelajaran behavioristik yang diterapkan oleh sebagian guru
khususnya guru matematika di SMP Negeri 10 Malang di kelas VIII-D, membuat
siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif dalam pembelajaran,
apalagi keinginan untuk membangun pemahaman atau mengaplikasikan apa yang
telah diketahuinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan.
Keaktifan selama pembelajaran yang dimaksud meliputi menjelaskan serta
mengemukakan gagasan seputar materi, dan mempresentasikan hasil kerja di depan
kelas.
Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan metode pembelajaran yang
menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui pembelajaran
yang menggunakan pendekatan konstruktivisme, siswa akan terlibat aktif dalam
segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri atau
mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka. Learning Cycle merupakan salah satu
metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi masalah keaktifan
siswa, karena terdiri atas rangkaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperan aktif.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran melalui learning cycle, agar
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini juga
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh dalam
bentuk verbal. Sehingga penelitian ini hasilnya berupa pendeskripsian data apa
adanya dan peristiwa atau kejadian saat di lapangan.
Kehadiran peneliti sangat dibutuhkan dan bertindak sebagai pemberi tindakan
untuk melihat peningkatan keaktifan siswa di kelas VIII-D di SMP Negeri 10
Malang. Peneliti bertugas sebagai perencana tindakan, penyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, pemberi tindakan, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil
penelitian.
Bagi para observer menganalisis aktivitas guru selama proses pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru. Cara menghitung persentase
keterlaksanaan pembelajaran oleh observer yaitu:
PK=
PK
: Persentase Keterlaksanaan
SDP
: Skor yang diperoleh guru
SM
: Skor Maksimal
𝑆𝐷𝑃
𝑆𝑀
𝑥 100%
Pendoman penentuan kategori keterlaksanaan pembelajaran oleh guru ada
pada tabel sebagai berikut:
Tabel Pendoman Penentuan Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran Guru
No. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Kategori
1.
81-100
Sangat Baik
2.
3.
4.
5.
61-80
41-60
21-40
0-20
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Adapun rumus yang digunakan oleh observer dalam menetukan persentase
keaktifan siswa yaitu sebagai berikut.
P=
𝐾
𝑁
x 100
Keterangan:
P
: Presentase keaktifan siswa
K
: Banyaknya siswa yang menunjukkan keaktifan pada deskriptor
N
: Nilai maksimum
Setelah dihitung persentasenya, kemudian ditentukan aktivitas siswa dalam
diskusi kelompok dengan penentuan kategori keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok berdasarkan pendoman sebagai berikut.
Tabel Pendoman Penentuan Kategori Keaktifan Siswa dalam Kelompok
Presentase
Klasifikasi
Keterangan Keaktifan
85-100
Baik Sekali
Sangat Aktif
70-84
Baik
Aktif
55-69
Cukup
Cukup Aktif
40-54
Kurang
Kurang Aktif
0-39
Sangat Kurang
Tidak Aktif
Hasil
Hasil penelitian pada siklus I yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan
pengamatan berupa data dari observer yaitu hasil observasi aktivitas guru dan hasil
observasi keaktifan siswa yang tersaji sebagai berikut.
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I
Pertemuan
Jumlah Skor
Ke
Rata-rata
Observer
Skor
Observer I
13
1
Observer II
14
14
Prosentase
keterlaksanaan
(PK)
Kategori
Aktivitas
Guru
70%
Baik
2
3
Observer III
15
Observer I
Observer II
Observer III
Observer I
Observer II
Observer III
15
16
17
14
16
18
16
80%
Baik
16
80%
Baik
Berdasarkan tabel di atas, terlihat skor pencapaian aktivitas guru secara yaitu
klasikal sebesar 76,6%. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas guru (dalam hal ini
peneliti) berada dalam kategori baik. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti sudah
tepat dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle, meski diperlukan
peningkatan oleh peneliti dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle.
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
Pertemuan
Jumlah Skor
Ke
Rata-rata
Observer
Skor
Observer I
16
Observer II
24
1
23
Observer III
29
Observer I
17
2
Observer II
23
23,6
Observer III
31
Observer I
30
3
Observer II
32
32
Observer III
34
Prosentase
keterlaksanaan(PK)
Kategori
Keaktifan Siswa
57%
Cukup Aktif
59%
Cukup Aktif
80%
Aktif
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa persentase keaktifan siswa
secara klasikal sebesar 65,3%. Hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti,
sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah “aktif”.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti perlu melanjutkan pada siklus II.
Berbagai temuan yang didapat pada siklus I tersebut dapat dijadikan sebagai
acuan untuk berbagai perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Perbaikanperbaikan yang harus dilakukan adalah peneliti lebih meningkatkan motivasi agar
siswa berinsiatif untuk menunjukkan keaktifannya pada proses pembelajaran.
Bentuk motivasi yang dilakukan bisa dengan memberikan pertanyaan yang
menarik minat siswa untuk mencari kebenaran konsep dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan dari pertanyaan yang diajukan peneliti, selain itu juga bisa
dengan bentuk penghargaan seperti pemberian tambahan nilai bagi yang aktif saat
pembelajaran berlangsung, dan tidak kalah pentingnya adalah penguatan positif pada
diri siswa bahwa dengan aktif di kelas, siswa akan lebih cepat memahami dan
menemukan konsep yang benar seputar materi yang disampaikan, sehingga jangan
pernah malu untuk manujukkan kekatifan dalam pembelajaran di kelas.
Pada siklus II diperoleh hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang
tersaji sebagai berikut.
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
Pertemuan
Jumlah Skor
Ke
Rata-rata
Observer
Skor
Observer I
14
Observer II
16
4
15,6
Observer III
17
Observer I
15
5
Observer II
17
17
Observer III
19
Prosentase
keterlaksanaan
(PK)
Kategori
Aktivitas
Guru
78%
Baik
85%
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, terlihat skor pencapaian aktivitas guru pada
pertemuan ke-4 dan pertemuan ke-5 secara klasikal berkisar 81,5% Aktivitas peneliti
berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti sudah
tepat dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle, meski diperlukan
peningkatan oleh peneliti dalam menerapkan melalui model pembelajaran learning
cycle.
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
Pertemuan
Jumlah Skor
Ke
Rata-rata
Observer
Skor
Observer I
30
Observer II
36
1
34,6
Observer III
38
Observer I
32
2
Observer II
37
36
Observer III
39
Prosentase
keterlaksanaan
(PK)
Kategori
Aktivitas Siswa
86%
Sangat Aktif
90%
Sangat Aktif
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa prosentase keaktifan siswa
secara klasikal yaitu 88%. Hal ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti,
sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah “sangat
aktif”. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tidak perlu melanjutkan kesiklus
selanjutnya.
Pembahasan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang mengunakan model pembelajaran
learning cycle untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-D
di SMPN 10 Malang, dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dimana lima kali
pertemuan ini untuk pembelajaran dengan menggunakan LKS sebanyak tiga LKS
yaitu LKS I, LKS II dan LKS III yang berkaitan dengan materi gradien dan
persamaan garis dan berdasarkan fase-fase learning cycle.
Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh peneliti maupun
observer, diketahui awal mulanya keaktifan siswa hanya mencapai 40%. Peneliti
kemudian menggunakan model pembelajaran learning cycle terhadap siklus I dan
siklus II. Pada siklus I terlihat skor pencapaian aktivitas peneliti pada pertemuan ke-1,
ke-2 dan pertemuan ke-3 secara klasikal mencapai 76,6%, data ini menunjukkan
bahwa aktivitas peneliti dalam kategori baik. Sedangkan keaktifan siswa secara
klasikal pada siklus I mencapai 65,3%, hasil ini belum sesuai dengan harapan
peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah
“aktif”. Dalam hal ini peningkatan keaktifan siswa sebesar 25,5%, dibandingkan
keaktifan siswa pada awal.
Peningkatan yang terjadi pada siklus I masih belum memenuhi kriteria yang
diiinginkan peneliti, sehingga pada siklus berikutnya peneliti lebih memaksimalkan
lagi dalam pendampingan sewaktu diskusi kelompok dilaksanakan dan
mempersiapkan siswa sebelum presentasi dilaksanakan.
Pada siklus II, keaktifan belajar siswa terlihat meningkat. Sebenarnya secara
garis besar, tindakan yang dilkukan pada siklus II hampir sama dengan tindakan yang
dilakukan pada siklus I, tetapi pada siklus II tindakan dilakukan berdasarkan pada
hasil refleksi siklus I. Siklus II mengharuskan peneliti lebih banyak memotivasi siswa
untuk lebih aktif seperti memberikan nilai tambahan bagi siswa yang paling aktif,
Yamin (2008:96) mengungkapkan bahwa memberikan motivasi kepada siswa berarti
kita memberdayakan afeksi atau rasa suka mereka agar dapat melakukan sesuatu
melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri
sendiri.
Pada siklus II, terlihat skor pencapaian aktivitas peneliti pada pertemuan ke-4
dan pertemuan ke-5 secara klasikal berkisar 81,5% Aktivitas peneliti berada dalam
kategori sangat baik. Sedangkang kekatifan siswa secara klasikal mencapai 88%, Hal
ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan
kategori minimal yang didapat adalah “aktif”. Hal ini menunjukkan terjadi
peningkatan sebesar 48% dibandingkan keaktifan siswa pada siklus I. Peningkatan ini
juga tidak terlepas dari usaha peneliti untuk selalu memperhatikan dan memahami
betul langkah-langkah dan aktivitas pengajar dalam tiap tahap yang terdapat pada
model pembelajaran learning cycle, sehingga peluang keberhasilan yang diharapkan
saat pembelajaran di kelas semakin besar.
Kesimpulan
1. Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di kelas VIII-D SMPN 10
Malang, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui
tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut.
a) Fase pendahuluan (Enganggement)
b) Fase eksplorasi (Exploration)
c) Fase penjelasan (Explanation)
d) Fase penerapan konsep (Elaboration)
e) Fase evaluasi (Evaluation)
2. Penerapan melalui model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa di SMP N 10 Malang. Peningkatan dari hasil pembelajaran
learning cycle adalah peningkatan keaktifan belajar matematika siswa dari siklus I
ke siklus II. Siklus I memperlihatkan ketercapaian keaktifan siswa mencapai
65,3%, hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti, sementara peneliti
menginginkan kategori minimal yang didapat adalah “aktif”. Sementara siklus II
rata-rata ketercapaian keaktifan siswa mencapai 88%, Hal ini sangat sesuai dan
melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang
didapat adalah “aktif”.
Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, melalui model
pembelajaran learning cycle yang terdiri 5 fase ini layak dipertimbangkan bagi
para guru dan praktisi sebagai pembelajaran alternatif strategi untuk membuat
siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Penerapan melalui model pembelaran learning cycle ini dilaksanakan pada materi
gradien dan persamaan garis lurus. Bagi peneliti lain diharapkan mampu
mengembangkan model pembelajaran learning cyle pada materi lain sehingga
akan lebih diketahui keefektifan dan keakuratan model pembelajaran learning
cycle dalam pelaksanaannnya .
3. Bagi peneliti lainnya yang juga melakukan pengamatan tentang keaktifan siswa,
dan tertarik melakukan penelitian yang seperti penulis lakukan. Diharapkan
mampu merancang dan mampu menentukan keaktifan siswa yang sudah
mencakup karakter dan per kriteria siswa yang beragam pada proses pembelajaran
di lapangan.
DAFTAR RUJUKAN
Fahmi, Syariful. 2009. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif ,(Online)
(http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/09/pembelajaran-aktif-kreatif-efektifdan.html, diakses pada 19 Januari 2011)
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.Jakarta: GP Press.
Download