BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1) Manajemen Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan mempertahankan oleh para pengusaha dalam usahanya hidupnya, untuk berkembang dan kelangsungan untuk mendapatkan laba. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tersebut akan sangat tergantung pada keahlian para manajemen dibidang lain. selain itu juga tergantung pada kemampuan pengambilan keputusan untuk mengkombinasikan fungsi - fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar sesuai yang telah direncanakan. Dengan kondisi pada saat ini dimana perusahaan – perusahaan menghadapi situasi persaingan yang sangat ketat, maka dibutuhkan suatu konsep pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen agar perusahaan dapat memenangkan persaingan. Philip Kotler mendefinisikan “Manajemen Pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan nilai konsumen yang unggul”. ( Kotler dan Keller, 2009 ). Dengan demikian Manajemen Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang berhubungan langsung dengan analisis atau perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dengan tujuan untuk 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 menghasilkan kepuasaan bagi pihak – pihak yang terlibat. Dimana dalam hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahukan, mendorong serta melayani pasar. 2) Konsep Pemasaran Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasaran, yaitu : a. Konsep Berwawasan Produksi Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan harganya murah. Manager perusahaan yang berwawasan produksi lebih memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas. b. Konsep Berwawasan Produk Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal - hal inovatif lainnya. Manager dalam perusahaan yang berwawasan produk memusatkan perhatiannya untuk membuat produk yang bai dan terus menyempurnakannya. c. Konsep Berwawasan Menjual Konsep berwawasan menjual berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja, maka konsumen tidak akan membeli http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 produk perusahaan dalam jumlah cukup. Organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif yang dapat menjangkau semua lapisan. d. Konsep Berwawasan Pemasaran Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari pada saingannya. e. Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat Konsep beranggapan berwawasan bahwa tugas Pemasaran pemasaran adalah bermasyarakat menentukan kebutuhan dan keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif serta lebih efisien dari para pesaingnya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen, masyarkat dan menjaga kelestarian lingkungan ( Kotler, 2005 ) 3) E-commerce 1. Pengertian E-commerce Menurut Turban et al (2012), Perdagangan elektronik (electronic commerce, disingkat EC, atau e-commerce) mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. Beberapa orang memandang istilah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 perdagangan (e-commerce) hanya untuk menjelaskan transaksi yang dapat dilakukan antar mitra bisnis. Jika definisi ini digunakan, beberapa orang menyadari bahwa istilah e-commerce sangat sempit. Sehingga, banyak yang menggunakan istilah e-bussines sebagai istilah penggantinya. Bisnis elektronik (electronic bussines atau e-bussines) mengarah pada definisi EC yang lebih luas, tidak adanya pembelian dan penjualan barang saja. Tetapi juga layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis. Lainnya memandang e-bussines sebagai “aktivitas selain pembelian dan penjualan” di internet, seperti kolaborasi dan aktivitas intra bisnis. 2. Jenis E-commerce Menurut Turban et al (2012), e-commerce dapat dilakukan berbagai pihak, Jenis umum dari transaksi e-commerce dijelaskan di bawah ini. 1) Bisnis ke bisnis (bussines-to-bussines - B2B) Dalam transaksi b2b, baik penjual maupun pembeli adalah organisasi bisnis. Kebanyakan dari EC adalah jenis ini. 2) Perdagangan kolaborasi (collaborative - c - commerce) Dalam c-commerce para mitra bisnis berkolaborasi (alih - alih membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan. 3) Bisnis ke konsumen (bussines-to-consumer - B2C) Dalam B2C, penjual adalah perusahaan dan pembeli adalah perorangan. B2C disebut juga e-tailing . http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 4) Konsumen-ke-konsumen (consumer-to-consumer - C2C) Dalam C2C, seorang menjual produk ke orang lain. (Anda juga) dapat melihat C2C digunakan sebagai “customer -to-customer” (pelanggan ke pelanggan). Kedua istilah ini dapat dianggap sama, dan keduanya akan digunakan untuk menjelaskan orang - orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. 5) Konsumen-ke-bisnis (consumer-to-bussines - C2B) Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menuediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen, Contohnya di Priceline.com, di mana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan Priceline mencoba untuk menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut. 6) Perdagangan intrabisnis (intraorganisasional) Dalam situasi ini perusahaan menggunakan EC secara internal untuk memperbaiki operasinya, Kondisi khusus dalam hal ini disebut juga sebagai EC B2E (business-to-its-employees). 7) Pemerintah-ke-warga (government-tocitizen - G2C) Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui teknologi EC. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). 8) Perdagangan mobile (mobile commerce - m-commerce ) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon seluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce. 3. Kelebihan E-commerce Menurut Turban et al (2012), kelebihan e-commerce dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Kelebihan e-commerce bagi perusahaan : 1) Ketersediaan pasar nasional dan internasional 2) Penurunan biaya pemprosesan, distiribusi dan penarikan informasi. 2. Kelebihan e-commerce bagi pelanggan Akses ke sejumlah besar produk dan jasa, 24 jam sehari. 3. Kelebihan e-commerce bagi masyarakat Dengan mudah dan nyaman memberikan layanan informasi, serta berbagai produk ke orang - orang di kota, di desa, dan berbagai Negara berkembang. 4. Kekurangan E-commerce Menurut Turban et al (2012), e-commerce memiliki beberapa keterbatasan, secara teknologi dan nonteknologi, yang telah memperlambat pertumbuhan dan penerimaanya. Keterbatasan teknologi meliputi kurangnya standar keamanan yang diterima secara universal, bandwidth telekomunikasi yang tidak cukup dan mahalnya akses. Keterbatasan nonteknologi meliputi persepsi bahwa EC tidak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 aman, segi hukumnya yang belum lengkap, serta kurangnya penjual dan pembeli besar yang penting. 4) Warna Menurut Gobe (2003), warna adalah tentang menyampaikan informasi penting kepada konsumen anda (yang mungkin, selanjutnya, berhubungan dengan kecantikan atau keindahan yang menyenangkan). Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut : 1. Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian. 2. Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna. 3. Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut. Warna merupakan elemen desain yang sangat berpengaruh terhadap desain, karena akan membuat suatu komposisi desain tampak lebih menarik. Tetapi apabila pemakaian warna kurang tepat maka dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan dan bahkan dapat menghilangkan gairah baca. Jika dapat menggunakan warna dengan tepat dapat membantu menciptakan mood dan membuat teks lebih berbicara. Warna dianggap sebagai faktor situs yang signifikan,positif mempengaruhi frekuensi konsumen mengunjungi sebuah situs web (Lemoine, 2008) dan mempengaruhi tanggapan belanja online (Eroglu et al., 2001; 2003). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Warna yang dipilih secara tepat mengidentifikasikan logo, produk, tampilan merek, serta merangsang ingatan yang lebih baik terhadap merek seiring dengan pemahaman yang semakin akurat terhadap apa yang diwakilkan oleh merek anda. Efek warna timbul dari proses akulturasi dan fisiologi dan kedua pengaruh ini saling memperkuat satu sama lain. Contohnya, warna dengan gelombang yang panjang berarti memprovokasi (misalnya, merah adalah warna yang paling merangsang yang akan menarik perhatian mata lebih cepat dibandingkan warna yang lainnya) dan warna dengan gelombang yang pendek berarti menenangkan (misalnya, biru yang benar – benar dapat menurunkan tekanan darah, denyut dan tempo pernafasan). Mengingat pentingnya warna dari sebuah situs online, maka mari kita mengetahui arti-arti warna dalam desain grafis / desain logo : 1. Kuning : matahari, cahaya, kejayaan dan keluhuran budi. 2. Merah : api, semangat dan keberanianm bahaya, keamanan. 3. Biru : kejujuran, ketekunan, kedamaian, ketenangan, kepercayaan. 4. Hijau : uang, keberuntungan, keindahan, menyejukkan. 5. Putih : lambang kesucian dan kejujuran, kesopanan. 6. Oranye : optimisme dan dinamika. 7. Hitam : berwibawa, elegan. Warna selalu digunakan oleh manusia sebagai bantuan untuk membedakan informasi penting dari penting atau tidak relevan informasi. Hal ini penting dalam strategi kamuflase, misalnya. Hal ini juga membantu memori individu dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 banyak kegunaan seperti penyajian informasi, membantu dalam pendidikan atau bahkan dengan niat untuk membeli. Warna mengandung tiga komponen utama (Trouve 1999): 1. Rona Warna (atau nada suara berwarna), yang merupakan atribut dari sensasi visual yang didefinisikan warna denominasi seperti biru, hijau, merah. 2. Saturasi, yang menyediakan proporsi warna chromatically murni yang terkandung dalam total sensasi. 3. Kecerahan, komponen yang memancarkan lebih atau kurang cahaya dari sebuah warna. Sohier (2004) memilih Rona warna sebagai variabel utama dalam eksperimen mereka dan menunjukkan bahwa Kecerahan dan saturasi harus dipertimbangkan ketika melakukan percobaan tentang warna. Valdez (1993), Drugeon-Lichtle (2002), Camgoz dkk. (2002) dan Gorn dkk. (2004) menunjukkan tentang kecerahan komponen warna, warna percobaan yang melibatkan harus membandingkan warna dan kecerahan daripada hangat dan warna dingin ketika mencoba untuk mencari tahu apa yang konsumen ingat dan mempegaruhi niat beli mereka. Pada sebuah situs web, tampilan depan desain di tampilkan dalam bentuk sebuh grafik. Bagian dari sebuah wbesite terdiri dari yang dua warna yaitu warna latar depan juga disebut "tonik" atau "dinamis" dan warna latar belakang, berlabel "warna dominan" oleh webmaster. Warna-warna ini mengungkapkan kontras, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 yang sesuai dengan oposisi yang kuat antara latar depan dan warna latar belakang, seperti yang didefinisikan oleh W3C (Accessiweb, 2008) 5) Suasana Hati Konsumen (Consumer Mood) Berdasarkan APA Dictionary of Psychology (2007:590-591) suasana hati didefinisikan sebagai: 1. “Mood : 1. any short-lived emotional state, usually of low intensity (e.g. a cheerful mood, an irritable mood). 2. a disposition to repond emotionally in particular way that may last for hours, days, or even weeks, perhaps at a low level and without the person knowing what prompted the state. Moods differ from emotions in lacking an object; for example, the emotion of anger can be aroused by an insult, but angry mood may arised when one does not know what one is angry about or what elicited the anger. Disturbances in mood are characteristics of mood disorders. 3. in linguistics, a category of a verb used to identify a clause or sentance as being a statement, questions, commands, expression of wish, and so on. ” Suasana hati seseorang dapat berlangsung dalam jangka pendek, beberapa jam, atau beberapa hari. Suasana hati dipengaruhi oleh banyak kejadian tak terduga. Suasana hati juga berbeda dari temperamen atau watak personal. Optimis dan neurotisisme mempengaruhi beberapa tipe dari suasana hati. Pada gangguan jangka panjang, suasana hati dapat mengakibatkan stres atau bahkan depresi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Suasana hati adalah hal yang penting, karena suasana hati dapat menentukan bagaimana menghadapi tantangan. Orang-orang yang suasana hatinya sedang tidak baik biasanya tidak mau melakukan aktivitas. Sebaliknya, orang yang memiliki suasana hati yang baik, akan melakukan aktivitas dengan riang, lebih berkonsentrasi dan juga mau berempati pada orang lain. Jika suasana hati positif, seseorang cenderung merasa senang dan bahagia namun tidak berlebih. Perasaan marah, kecewa dan sedih cenderung mempengaruhi dalam suasana hati negatif. Menurut Odom dan Sholtz (2004), warna yang berbeda cenderung dikenakan suasana hati yang berbeda. Suasana hati berlangsung lama, lebih umum dan lebih dapat meresap. Suasana hati menjalar secara merata dan tidak memperdulikan suasana lingkungan. Suasana hati memiliki banyak keuntungan, yaitu dapat meningkatkan rasa altruisme (membantu orang tanpa mengharapkan pamrih), membantu mengambil keputusan dengan tepat, meningkatkan kreativitas dan meningkatkan kualitas interpersonal. Selain itu susana hati yang baik dapat menghentikan seseorang untuk memikirkan hal-hal yang buruk. Suasana hati sebagai afek positif dan negatif ( Stephen Robbins 2008 ) 1. Afek positif adalah dimensi suasana hati yang terdiri atas emosi-emosi positif spesifik seperti kesenangan, ketenangan diri dan kegembiraan serta kebosanan, kemalasan dan kelelahan. Afek positif tinggi (Awas, senang, gembira, bahagia) Afek positif rendah (sedih, depresi, bosan, capai) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2. Afek negatif adalah dimensi suasana hati yang terdiri atas kegugupan, stress dan kegelisahan, serta relaksasi, ketenangan dan keseimbangan. Afek negatif tinggi ( tegang, gugup, tertekan, marah ) Afek negatif rendah (puas, tentram, rileks, tenang). Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh para ahli psikologi kognitif mengenai bagaimana pengaruh atau efek yang ditimbulkan oleh emosi-emosi tertentu terhadap proses-proses kognitif khususnya ingatan. 1. Suasana Hati dan Pemilihan Informasi Gagasan mengenai pengaruh suasana hati terhadap pemilihan informasi disebut sebagai moodconqruence effect. Pengaruh tersebut menunjuk pada penemuan bahwa orang-orang lebih cenderung mengingat informasi yang sesuai atau sama seperti keadaan suasana hati yang sedang dialami pada waktu mereka mempelajari suatu materi atau memproses informasi. 2. Suasana Hati dan Proses Mengingat Kembali Efek ketergantungan terhadap suasana hati muncul apabila materi yang dipelajari dalam suasana hati tertentu diingat kembali dengan baik apabila seseorang diuji dalam suasana hati yang serupa dengan ketika ia mempelajari materi atau menerima informasi tersebut. 3. Suasana Hati dan Proses Transformasi Informasi Salah satu bagian awal yang amat penting dari keseluruhan proses kognitif ialah melakukan transformasi informasi untuk disimpan di http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 dalam gudang ingatan setelah informasi itu diterima melalui alat indera (sensory). Kesimpulan keadaan emosional seperti suasana hati yang sedih atau gembira dapat mempengaruhi proses transformasi informasi yang netral. Suasana hati yang sedih dapat mengganggu seseorang melakukan transformasi informasi ke dalam gudang ingatan. 4. Suasana Hati dan ProKetepatan Menilai Hubungan Jika pada beberapa proses kognisi yang lain orang melihat pengaruh dari keadaan emosi sedih seperti depresi dan stres lebih bersifat merusak atau mengganggu daripada menguntungkan. Namun pada kesempatan ini orang akan melihat segi positif dari keadaan depresi terhadap pengendalian aktifitas membuat keputusan dan penilaian mengenai hubungan antar objek atau peristiwa (contingency judgment). Alloy dan Abramson (1979) dalam Davison (2006) semula merasa terkejut atas hasil serangkaian eksperimen yang dilakukan. Hasil eksperimen tersebut ternyata ditemukan bahwa para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok depresi benar-benar menunjukkan lebih akurat atau tepat dalam membuat penilaian mengenai suatu hubungan daripada mahasiswa dari kelompok bukan depresi. 5. Suasana Hati dan Penggalian Informasi Studi tentang peranaan hati dalam proses penggalian informasi didalam ingatan (retrieual) harus http://digilib.mercubuana.ac.id/ dibedakan dengan proses 23 transformasi informasi (encoding) pada proses informasi dan transformasi dilakukan perekayasaan suasana hati sebelum subtek melakukan tugas-tugas kohnitif sebaliknya dalam proses penggalian informasi dilakukan rekayasa suasana emosional seyelah subyek selesai melakukan tugas (output of information). 6. Suasana Hati dan Proses Berusaha Suasana hati mempengaruhi proses berusaha dalam menjalankan sesuatu tugas yang menggunakan kapasitas kignitif pengaruh ini sangat tergantung pada jenis tigas yang di berikan kepada seseorang. Suasana hati yang negatif mesalnya stres dan depresi semakin mengganggu hal ini berarti semakin banyak suatu tugas makin besar pengaruh suasana hati yang buruk di dalamnya yang dapat memperlemah usaha-usaha penyelesaian tugas. 7. Kecemasan dan kinerja Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari – hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005). Kecemasan dalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 terganggu. Kedua- duanya merupakan pernyataan, penampilan, poenjelmaan, dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut ( Singgih D. Gunarsa, 2008:27). 8. Emosi dan Kesaksian Isu praktis yang sering muncul adalah seberapa jauh ketepatan informasi mengenai suatu kejadian yang diberikan oleh saksi mata diruang pengadilan proses pengadilan kesaksian sangat berhubungan dengan ingatan dan persepsi orang yang melihat langsung sekitar kejadian misalnya kecelakaan lalu lintas, perkelaian, dan penganiayaan. Dengan kata lain kondisi emosi saksi mata pada saat siruang pengadilan ikut mempengaruhi ketepatan dan kesalahan informasi yang diberikan sering diakui bahwa keadaan stres atau cemas dapat menyebabkan ingatan seseorang terganggu. 9. Suasana Hati dan Atribusi Suasana hati yang baik atau buruk dapat mempengaruhi atribusi seseorang mengenai keberhasilan atau kegagalan dari kinerjanya. Penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan oleh Current dan Harich (1993) secara umum penelitian tersebut menemukan bahwa suasana hati mempunyai pengaruh yang bersifat moderat terhadap atribusi yang dilakukan oleh seseorang perbedaan suasana hati hanya mempengaruhi atribusi seseorang terhadap hasilhasi kerja yang di anggap tidak penting. 10. Suasana Hati dan Pemecahan masalah secara kreatif http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Suasana hati tertentu (emosi positif atau negatif) yang tengah dialani seseorang berperan penting dalam menyelesaikan tugas pemecahan masalah secara kreatif. Secara umum dapat dikatakan bahwa suasana hati positif lebih meningkatkan perilaku kreatif sedangkan suasana hati yang netral, sedangkan suasana hati uang negatif cenderung menurunkan perilaku kreatif. 11. Suasana Hati dan Pembuatan Keputusan Proses pembuatan keputusan dapat dipengaruhi oleh faktor efeksi faktor efeksi yang sering dijadikan sebagai variabel penelitian adalah suasana hati (mood) misalnya marah, sedih, atau cemas (negatif) juga sebaliknya bahagia atau senang (positif) hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa orang yang membuat keputusan dalam suasana hati yang baik (good mood) ia cenderung mempersepsi kejadian negatif sebagai sesuatu yang relatif jarang atau tidak mungkin terjadi. (Jhonson dan Tversky, 1983) dan bersedia mengambil resiko kecil yang hal ini tidak dilakukan oleh orang lain. Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa suasana emosi yang negatif seperti depresi, stres, dan kecemasan, dapat mengganggu atau menurunkan kapasitas ingatan dalam memproses informasi mengurangi akurasi yang tidak efisien dalam melakukan tugas-tugas kognitif sekalipun ada segi positif dari emosi negatif yang tengah dialami seseorang orang yang dalam keadaan depresi lebih akurat dalam membuat pertimbangan atau penilaian yang berkenaan dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 hubungan berbagai peristiwa dan objek sehingga menghasilkan keputusan yang lebih bijaksana. 6) Daya Ingat (Memorization) Memorization merupakan proses kognitif yang dinamik di mana informasi dimanipulasi di antara memori yang ada di otak terutama memori dalam jangka panjang yang sifatnya belum menyeluruh. Memorizing adalah upaya aktif untuk memasukkan informasi ke dalam otak. Lorayne (2008) mengatakan bahwa ada orang yang bisa mengingat suatu informasi dengan cepat, tetapi tidak dapat mempertahankannya untuk dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut disebabkan kurangnya memberdayakan kemampuan memori. Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu (Afiatin, 2001). Drever (dalam Walgito, 2004) menjelaskan memori adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh makhluk hidup, pengalaman berguna apa yang kita lupakan yang mana mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan datang, yang mana ingatan itu bukan hanya meliputi recall (mengingat) dan recognition (mengenali) atau apa yang disebut dengan menimbulkan kembali ingatan. Sebagai suatu proses, memori menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 (Bjorklund, Schneider, & Hernández Blasi, 2003; Crowder, 1976, dalam Stenberg, 2006). Santrock (2005) mendefinisikan ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui tahap : pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali (retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu informasi-informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui tahapan : pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk tidak terbuang secara siasia. Daya ingat (memory) merujuk pada kemampuan individu memiliki dan mengambil kembali suatu informasi dan juga struktur yang mendukungnya serta suatu bentuk kompetensi, memori juga memungkinkan individu memiliki identitas diri (Wade, 2008). Menurut Tulving, daya ingat adalah cara-cara yang dengannya individu dapat mempertahankan dan menarik pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini (Sternberg, 2006). Sedangkan Porter & Hernacki menjelaskan bahwa daya ingat adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Dapat disimpulkan bahwa daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan, memproses dan memunculkan kembali pengalaman, data, informasi yang telah didapatkan pada masa lalu untuk masa yang akan datang dengan mempertimbangkan situasi dan kondisinya sendiri. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Memorization (daya ingat) merupakan faktor yang sangat penting bagi sejumlah besar situs berbasis informasi yang saat ini ada. Hal ini penting untuk aplikasi e-learning, karena tujuan pengguna biasanya untuk mempertahankan informasi di luar waktu halaman sedang dibaca. Hal ini juga berlaku untuk informasi termasuk dalam situs e-commerce, karena konsumen dapat dipengaruhi oleh warna e-commerce situs. Untuk memahami efek warna pada memorization konsumen kita harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas informasi konsumen saat mengunjungi sebuah situs web e-commerce. Kapasitas memorization bervariasi sesuai dengan warna website, dan terutama menurut kontras antara latar belakang dan teks warna. 6.1. Tahap-Tahap Memorization ( Daya Ingat ) Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa lalu, ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk dapat muncul kembali. Santrock (2005) berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi tiga tahapan ingatan, yaitu: 1. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding). Mengacu pada cara individu mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi mental dalam memori. 2. Penyimpanan ingatan (storage). Mengacu pada cara individu menahan informasi yang sudah disimpan dalam memori. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 3. Mengingat kembali (retrieval). Mengacu pada bagaiman individu memperoleh akses menuju informasi yang sudah disimpan dalam memori. Para ahli sepakat bahwa proses memori tidak hanya seperti yang dijelaskan pada tersebut diatas tetapi tergantung dari mana memori dilihat, seperti penjelasan Davis (dalam Hamberg, 2006), menurutnya informasi yang masuk harus melalui tiga tahapan yang belum disimpan dalam waktu yang lama. Tiga tahapan tersebut adalah: 1. Sebagian besar aliran diterima alat indera-percakapan, sensasi sentuhan ataupun bau yang masuk ke hidung, semuanya mampir ke otak hanya sedetik saja dan selanjutnya lenyap lagi. Dapat dikatakan kesan tersebut tampak lenyap. 2. Tahap kedua disebut memori jangka pendek (short term memory). Memori ini terpilih untuk disimpan karena individu memberikan perhatian padanya. Ketertarikan, kegelisahan dan kegembiraanlah yang membedakannya. 3. Tahap selanjutnya adalah memori jangka panjang (long term memory). Memori jangka panjang biasanya rentan terhadap kelemahan otak seiring usia beranjak tua. Menurut Sangkanparan (2010) meningkatnya daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam waktu yang singkat. Ada beberapa keuntungan disaat memberdayakan kemampuan memori dalam mengelola informasi antaralain adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 1. Merekam lebih mudah dan retensi lebih baik menjadi mampu mengingat apa yang dibutuhkan. 2. Mengurangi stres dan kecemasan 3. Membangun pengetahuan yang tahan Memori merupakan suatu yang abstraksi. Ia merujuk pada seperangkat atribut, aktivitas, serta keterampilan, dan bukan mengacu pada satu benda. Keterampilan-keterampilan ini bisa sangat bervariasi, tidak ada standar tunggal untuk menentukan memori mana yang ”baik” dan memori mana yang “buruk”. 7) Minat Beli Konsumen (Buying Intention) Minat beli Konsumen ( buying intention ) adalah sesuatu diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu (Mowen dalam Oliver (2006). Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor dalam Tjiptono (2003), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Mowen dalam Oliver (dalam Adriansyah, 2012) efek hierarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs). Sikap (attitudes) dan perilaku pengetahuan kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan atribut, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 manfaat, dan obyek (dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap mengacu pada perasaan atau respon efektifnya. Sikap berlaku sebagai acuan yang mempengaruhi dari lingkungannya (Loudon dan Dela Bitta, 1993). Perilaku menurut Mowen dalam Oliver (2006) adalah segala sesuatu yang dikerjakan konsumen untuk membeli, membuang, dan menggunakan produk dan jasa. Secara teoritis urutan ketiga komponen efek hierarki bisa berbeda‐beda bergantung pada tingkat involvement‐nya (Loudon dan Dela Bitta, 2004), atau bahkan masing‐masing unsur bisa berbentuk secara parsial (Mowen dalam Oliver (2006) namun dalam penelitian ini bahwa ketiga komponen bergerak dalam formasi standar, yakni kognisi, sikap, dan perilaku. Munculnya ketiga komponen tersebut tidak lepas dari informasi yang diterima konsumen. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Menurut Mowen dalam Oliver (2006) efek hierarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs). Sikap (attitudes) dan perilaku pengetahuan kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan atribut, manfaat, dan objek (dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap mengacu pada perasaan atau respon efektifnya. Sikap berlaku http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 sebagai acuan yang mempengaruhi dari lingkungannya (Loudon dan Dela Bitta, 2004). Stigler dalam Cobb‐Walgren (1995) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan pembelian. Dampak dari simbol suatu produk memberikan arti didalam pengambilan keputusan konsumen sebab simbol dan image merupakan hal penting dalam periklanan dan mempunyai pengaruh dalam minat untuk membeli. Penelitian yang dilakukan oleh Dodds dan Monroe (1991), secara khusus melakukan kajian ulang mengenai pengaruh harga, merek, dan informasi toko pada evaluasi produk. Penelitian lain yang hampir sama dengan Dodds dan Monroe (1991) dilakukan oleh Grewal, Krishnan, Baker, dan Borin (1998) dan Grewal, Monroe, dan Krishnan (1998) sama‐sama mengembangkan model yang berkaitan dengan harga, citra merek, dan nama toko pada minat beli. Penilaian konsumen terhadap atribut produk tergantung pada pengetahuannya akan informasi tentang fungsi sebenarnya dari atribut produk tersebut, dengan demikian niat beli konsumen terhadap suatu produk secara tidak langsung dipengaruhi oleh pengetahuannya akan informasi atribut suatu produk. Sebelum pembelian, konsumen mulai dengan mengumpulkan informasi produk berdasarkan pengalaman pribadi dan lingkungan eksternal. Ketika jumlah informasi mencapai tingkat tertentu, konsumen memulai penilaian dan proses evaluasi, dan membuat keputusan pembelian setelah perbandingan dan penilaian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Oleh karena itu, niat beli sering digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dalam mempelajari hubungan. Niat beli konsumen berarti memiliki kecenderungan subjektif terhadap produk tertentu, dan telah terbukti menjadi faktor kunci untuk memprediksi perilaku konsumen (Fishhbein dan Ajzen, 1975) dalam Nan-Hong Lin (2007) Menurut Kotler (2000: 205) dalam proses pembelian, Minat konsumen ini berkaitan erat dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk tertentu. Motif pembelian ini berbedabeda untuk setiap konsumen. Konsumen akan memilih produk yang mengandung atribut-atribut yang diyakininya relevan dengan yang dibutuhkannya. 7.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu : 1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah. 3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya. 4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja. 5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang. Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999) terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu : 1. Situasi tidak terduga (Unexpected situation) 2. Sikap terhadap orang lain (Respect to Others) Niat diaktifkan oleh keinginan atau kebutuhan (Darpy, 1997) dan keinginan dipandang sebagai proses aktif (O'Shaughnessy, 1992). Meskipun membeli niat lebih dari keinginan belaka, ibukan janji untuk membeli (O'Shaughnessy, 1992), itu adalah hasil dari keinginan kognitif ditangani. Berikut adalah definisi yang diberikan oleh Darpy (1997) menggemakan studi O'Shaughnessy (1992), Howard (1994) dan Belk (1985): "Niat Hasil dari keinginan atau kebutuhan ditangani pada tingkat kognitif dan memimpin niat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 untuk membeli". Di antara faktor lingkungan diakui untuk menghasilkan reaksi emosi dan perilaku penting konsumen, warna tampaknya memainkan peran besar. Ini berfungsi untuk mempertahankan konsumen lama pada e-commerce situs menurut kriteria tertentu yang berkaitan dengan persepsi mereka tentang situs online. Durasi ini berkat penggunaan yang tepat dari warna dapat membantu mempertahankan minat pengguna di sebuah situs online (Bucklin dan Sismeiro 2003, Hanson, 2000) dan memberikan pengguna lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan dan transaksi pembelian lengkap (Bucklin dan Sismeiro, 2003). 7.2. Indikator Minat Beli Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikatorindikator sebagai berikut : 1. Minat transaksional : kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat referensial : kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain 3. Minat preferensial : minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. 4. Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang Selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 7 . Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu,terdapat referensi – referensi untuk menjadi landasan dan pedoman untuk melakukan sebuah penelitian. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu No. Judul Penelitian Peneliti Hasil Penelitian 1. The Effect Of Colors of E Commerce Website On Consumer Mood, Memorization and buying intention Jean Eric Pelet and Panagiota Papadopoulo (2012) Dalam Jurnal European Journal of Information System (2012) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikasi warna pada situs belanja online terhadap consumer mood, meorization and buying intention. 2. Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Biologi Retno Sulistyowati (2012) Ada pengaruh yang positif dan signifikan kemampuan memori dan minat belajar terhadap prestasi belajar biologi . 3. Pengaruh persepsi harga, efektivitas iklan internet dan promosi penjualan terhadap minat beli konsumen pada toko online zalora Febby Swisstiani (2014) Persepi harga, iklan internet dan promosi penjualan bersamasama berpengaruh pada minat beli konsumen ZALORA, 4. Pengolahan pola citra background Sutrisno dkk (2013) Hasil analisis menunjukkan bahwa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 color pada web ecommerce 5. Pengaruh musik tradisional batak toba terhadap mood Maria siagian (2014) Pola Citra Warna Dominan Web Ecommerce pada tampilan awal dihasilkan warna dominan pertama kurang lebih 60% dari keseluruan area objek, warna dominan ke dua kurang lebih 10% kese luruan area objek, warna dominan ke tiga kurang lebih 2% dan sisanya warna dominan selanjutnya. Musik tradisional Batak Toba tidak berpengaruh secara signifikan pada afek negatif mood. Ansambel gondang sabangunan menaikkan afek positif dan afek negatif mood, sedangkan ansambel gondang hasapi menurunkan afek positif namun menaikkan afek negatif mood. B . Rerangka Pemikiran Rerangka berfikir merupakan alur yang akan peneliti lakukan sebagai dasar penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengawali rerangka berfikir berdasarkan kemajuan setiap harinya yang membuat semua orang lebih memilih transaksi belanja online dikarenakan kemudahan akan semua fasilitasnya mulai dari efisiensi waktu sampai dengan kemudahan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 pembayaran. Salah satu situs belanja online yang ingin peneliti bahas adalah Groupon.co.id . Saat ini, Groupon co.id menjadi salah satu situs belanja online terbesar yang banyak di kunjungi oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu Groupon.co.id juga harus memiliki standarisasi yang baik dalam menampilkan produk dan tampilan website yang menarik sehingga semua orang tertarik untuk masuk kedalam situs belanja online tersebut. Dengan tampilan situs belanja online yang menarik , konsumen akan memudahkan konsumen dalam mengingat situs belanja online tersebut yang akhirnya akan menimbulkan niat beli pada masing - masing konsumen. Variabel penelitian yang digunakan adalah warna dalam situs belanja online sebagai independen variabel, sedangkan consumer mood, memorization dan buying intention sebagai dependen variabel. kerangka pemikiran dalam penilitian ini dapat digambarkan : H1 X H2 Y1 Y2 H3 Y3 X= Warna Y1= Consumer Mood Y2= Memorization Y3= Buying Intention C . Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah :”Warna pada situs belanja online memiliki pengaruh terhadap consumer mood, memorization dan buying intention pada situs Groupon.co.id”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Maka hipotesis dalam penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: H1 = Warna pada situs belanja online berpengaruh terhadap consumer mood pada situs belanja Groupon.co.id H2 = Warna pada situs belanja online berpengaruh terhadap memorization pada situs belanja Groupon.co.id H3 = Warna pada situs belanja online berpengaruh terhadap buying intention pada situs belanja Groupon.co.id http://digilib.mercubuana.ac.id/