ISBN : 978 – 979 – 96964 – 6 – 5 Yogyakarta, 14 November 2009 Alat Pendeteksi Warna Berdasarkan Warna Dasar Penyusun RGB Dengan Sensor TCS230 Colour Detector Device Based of Basic Composer RGB by TCS230 Censor Muhammad Andang Novianta 1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND1) Jl. Kalisahak No.28, Kompleks Balapan Yogyakarta Telepon (0274) 563029 ekst 214 E-mail : [email protected]) Abstrak Pada umumnya pengukuran variabel warna dilakukan menggunakan LDR ataupun fototransistor. Warna disusun dari warna dasar, salah satunya untuk cahaya dengan warna dasar penyusunnya adalah warna merah, hijau dan biru (RGB), adapun parameter warna tersebut memiliki gelombang cahaya yang berbeda. Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini memungkinkan pendeteksian atau pengukuran warna dilakukan berdasarkan warna dasar penyusun salah satunya menggunakan sensor TCS230. Penelitian ini adalah untuk merancang suatu prototipe berbasis sensor TCS230 yang memanfaatkan perubahan arus yang besarnya sebanding dengan parameter warna dasar cahaya yang menimpanya dan kemudian arus tersebut dikonversikan menjadi sinyal kotak dengan frekuensi sebanding dengan besarnya arus. Hasil pengujian menunjukkan bahwa keakurasian alat berfungsi dengan baik, hal ini berdasarkan dari sensitivitas sensor warna TCS230 terhadap pengkonversian warna cahaya ke frekuensi baik untuk warna putih, warna hitam, warna primer serta warna-warna sekunder. Kata Kunci : sensor, warna, TCS230, RGB, gelombang cahaya pendeteksian warna yang dapat mengukur warna dalam bentuk satuan relativitas. Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi elektronika memberi dampak peningkatan yang sangat signifikan terhadap usaha meringankan beban kerja manusia selaku subjek pelaksana. Sejalan dengan kemajuan teknologi tersebut, metode teknik pengukuran modern juga berkembang. Pengukuran variabel warna umumnya dilakukan dengan menggunakan LDR atau pun fototransistor. Dengan perkembangan teknologi elektronika, dimungkinkan untuk melakukan pendeteksian atau pengukuran warna berdasarkan warna dasar penyusun dengan menggunakan sensor TCS230. Photodiode pada IC TCS230 disusun secara array 8x8 dengan konfigurasi: 16 photodiode untuk menapis warna merah, 16 photodiode untuk menapis warna hijau, 16 photodiode untuk menapis warna biru, dan 16 photodiode tanpa penapisan. Setiap warna bisa diukur atau pun dideteksi. Jika melihat dengan mata telanjang, warna yang sejenis dapat susah membedakannya, misalnya antara biru kehijau-hijauan dengan hijau paling muda, dan sebagainya. Dalam ilmu fisika, warna disusun dari warna dasar. Untuk cahaya, warna dasar penyusunnya adalah warna merah, hijau dan biru, atau lebih dikenal dengan istilah RGB (Red-Green-Blue). Adapun parameter warna tersebut memiliki gelombang cahaya yang berbeda. Perumusan masalah pada artikel makalah ini adalah bagaimana merancang rangkaian pendeteksi warna berdasarkan warna dasar penyusun RGB, cara kerja alat, dan pengukuran warna mengunakan variabel warna dasar penyusun. Untuk pendeteksian warna dasar menggunakan fototransistor dan LDR, tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, membutuhkan sensor yang peka terhadap perubahan warna pada warna dasar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan artikel ini adalah untuk pembuktian pengukuran dan pendeteksian warna berdasarkan gelombang yang dihasilkan dari warna dasar penyusun dengan aplikasi yang nyata. Bahwa warna dapat dideteksi dengan memanfaatkan pancaran gelombang yang dihasilkan oleh warna dasar penyusun. Budi Setiawan Santosa (2007) pada penelitian yang telah dilakukannya berkaitan dengan pembuatan robot Dalam pembuatan artikel makalah ini, penulis ingin memaparkan suatu perancangan suatu instrumen ukur dengan memanfaatkan warna dasar RGB dalam D- 47 Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2009 Bidang Teknik Elektro mesin sortir dengan embedded system. Hasil yang diperoleh penulis dari pembuatan embedded system ini berupa alat scanning warna dan mekanisme sortir benda setelah di-scan. Robot ini digunakan sebagai alat bantu dalam menyeleksi warna suatu benda. Sehingga warna dari setiap benda yang disensor akan terlihat nilai RGBnya. Nilai yang didapat akan dicocokan dengan tabel data yang ada dengan batasan nilai untuk masing-masing nilai R, G, dan B. Dari hasil sensor dapat diketahui nilai warnanya yang kemudian benda hasil sensor akan diletakkan pada tabung yang ditentukan. Tabung-tabung tersebut akan segera menyesuaikan dengan nilai warna dengan bergerak menggunakan motor servo sebagai penggeraknya sesuai dengan posisi yang ditentukan. Penentuan gerak motor servo ini diperoleh dengan mengatur jarak pulsa sesuai dengan tabung yang dibuat. Antara tabung yang satu dengan lainnya akan mempunyai jarak pulsa yang berbeda pula. warna secara benar. Berhasil atau tidak dalam mengenal warna juga bergantung pada intensitas dari warna tersebut. Ronald Indrajaya (2002) pada penelitian yang telah dilakukannya berupa prototipe alat pencampur cat otomatis. Prototipe ini terdiri atas sebuah konveyor untuk menggerakkan kontainer, solenoida untuk membuka dan menutup valve pada tangki, sensor infrared LED sebagai proximity switch, dan motor DC untuk mengangkat dan menurunkan timbangan A dan timbangan B, menggerakkan lengan Z, dan mengaduk cat. Sistem kerja dari prototipe ini adalah mengisi kontainer dengan cat yang terdapat pada tangki A dan tangki B. Metode yang dipakai untuk mendapatkan perbandingan warna cat tertentu itu, yaitu dengan menimbang berat masing-masing warna cat dengan suatu transduser LVDT, sesuai dengan setting point yang di-input-kan. Hasil pengujian yang telah dilakukan, sistem dapat mencampurkan dua warna cat sesuai dengan setting point yang di-input-kan meskipun warna cat hasil pencampuran kurang bagus, hal ini disebabkan karena error berat rata-rata sebesar 7.42 %. Gambar 1. Blok diagram rangkaian pendeteksi warna dasar RGB Dalam perancangan dan pembuatan alat pendeteksi warna dasar penyusun RGB ini perlu dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkannya, dari tahap awal sampai akhir seperti yang ditunjukkan pada diagram alir Gambar 2. Metodologi Penelitian Pada perancangan ini, alat pendeteksian warna berdasarkan warna dasar penyusun RGB dengan sensor TCS230. Secara keseluruhan diagram blok pendeteksian warna dasar RGB ditunjukkan pada Gambar 1. Catu daya Sensor pendeteksi warna Mikrokontroler AT89S52 Display Mulai Perumusan Masalah Studi Pustaka Perancangan Alat Albert Gunadhi (2002) tentang perancangan sistem sensor yang dapat mengenali suatu warna serta dapat mengetahui perbandingan persentase warna dasar dari suatu warna yang dikenali tersebut. Untuk mengambil data dari suatu objek gambar digunakan suatu kamera video analog. Kamera video ini merupakan jenis CCD (Charge Coupled Devices) berwarna dengan ukuran ¼”. Untuk mengubah sinyal video analog menjadi citra digital diperlukan sebuah frame grabber. Implementasi rancangan dilakukan ke dalam bahasa pemrograman dengan data 24 bit. Bahasa program yang digunakan adalah bahasa Pascal. Ada 10 macam warna yang digunakan dalam verifikasi, yaitu: hitam, coklat, merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, abu-abu dan putih. Dalam pengujian sistem, sistem dapat mengenali warna dengan benar jika citra yang diujikan merupakan citra yang mempunyai warna yang homogen atau berupa tekstur yang tidak dominan. Bila citra berupa tekstur yang dominan, sistem tidak dapat mengenali Perancangan Hardware Perancangan Software Implementasi Hardware Implementasi Software Pengujian Hardware Pengujian Software Integrasi Sistem Pengujian alat Proses pengujian Akhir Gambar 2. Blok diagram perancangan alat D-48 ISBN : 978 – 979 – 96964 – 6 – 5 Yogyakarta, 14 November 2009 warna yang akan diukur. Hasil pengamatan nampak pada Tabel 3. Hasil dan Perancangan Untuk mengetahui hasil unjuk kerja dari alat ukur ini dilakukan beberapa pengujian yang nantinya dapat diambil suatu kesimpulan dari hasil penelitian ini. Tabel 3. Pengamatan pada warna sekunder Pengamatan pada warna putih dan hitam Pada pengamatan ini dilakukan pendeteksian warna putih dan hitam. untuk mengetahui persentase RGB yang terkandung dalam warna yang akan diukur. Hasil pengamatan nampak pada Tabel 1. Tabel 1. Pengamatan pada warna putih dan hitam No 1 2 Warna PUTIH HITAM Output R (%) Output G (%) Output B (%) 1 40 28 34 2 49 32 21 No Warna Output R (%) Output G (%) Output B (%) 3 46 39 17 88 91 95 4 43 29 30 35 30 38 5 39 24 39 6 15 40 46 7 26 32 43 8 19 35 48 9 35 36 31 10 28 35 38 Pada pengamatan warna putih, output RGB tinggi karena warna putih kaya spektrum warna yang merupakan gabungan dari spektrum cahaya. Pada pengamatan warna hitam, output RGB rendah karena hitam termasuk warna gelap dan kurang menyerap cahaya. Pengamatan pada warna primer Pada pengamatan ini dilakukan pendeteksian warnawarna primer yaitu merah, hijau dan biru untuk mengetahui persentase RGB yang terkandung dalam warna yang akan diukur. Hasil pengamatan nampak pada Tabel 2. Tabel 2. Pengamatan pada warna primer No Warna Output R (%) Output G (%) Output B (%) 1 Merah 59 19 24 2 Hijau 26 41 34 3 Biru 18 28 55 Pada pengamatan warna primer, nampak bahwa pada warna merah persentase tertinggi pada output R, warna hijau persentase tertinggi pada output G, warna biru persentase tertinggi pada output B. Pengamatan pada warna sekunder Pada pengamatan ini dilakukan pendeteksian warnawarna sekunder yaitu merah, hijau dan biru untuk mengetahui persentase RGB yang terkandung dalam Gambar 3. Bagian rangkaian alat D- 49 Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2009 Bidang Teknik Elektro spektrum cahaya. Pada pengamatan warna hitam, output RGB rendah karena hitam termasuk warna gelap dan kurang menyerap cahaya. Pada pengamatan warna primer, dapat kita lihat bahwa pada warna merah persentase tertinggi pada output R, warna hijau persentase tertinggi pada output G, warna biru persentase tertinggi pada output B. Pada pengamatan warna-warna sekunder, tinggi output R, output G, dan output B tergantung dari dominan warna penyusunnya. Warna sekunder yang telah diukur tidak hanya terbentuk dari 2 warna primer saja tetapi juga dari perpaduan 3 warna atau lebih. Daftar Pustaka [1] Blocher, Richard (2003). Dasar Elektronika. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. [2] Gunadhi, Albert (2002). Sensor Warna Dengan Menggunakan kamera Video Berbasis Komputer Pribadi, Jakarta. [3] Indrajaya, Ronald (2002). Pembuatan prototipe alat pencampur cat berbasis MCS-51, Surabaya. [4] Nalwan, Paulus Andi (2003). Mikrokontroler AT89C51. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. [5] Putra, Agfianto Eko (2002). Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55. Penerbit Gava Media, Yogyakarta. [6] Santosa, Budi Setiawan (2007). Scanning Warna Dengan TCS230 Color Sensor Pada Mesin Sortir, Yogyakarta. Gambar 4. Bagian sensor alat Kesimpulan Dari hasil perancangan dan pengujian alat didapat kesimpulan bahwa sistem pendeteksi warna menggunakan sensor TCS230 yang dibangun dapat bekerja dengan baik dan hasil implementasi menunjukkan bahwa tingkat akurasi alat sangat tergantung beberapa hal seperti pencahayaan, jenis benda berwarna yang akan dideteksi, jarak antara sensor dengan obyek warna. Pada pengamatan warna putih, output RGB tinggi karena warna putih kaya spektrum warna yang merupakan gabungan dari D-50