SKRIPSI ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, KURS, PDB, DAN INFLASI TERHADAP KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP Oleh : HASTRI NURDIANTI NIM : 106081002421 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, KURS, PDB, DAN INFLASI TERHADAP KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh HASTRI NURDIANTI NIM : 106081002421 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP 196902032001121003 Indoyama Nasarudin, SE., MAB NIP 197411272001121002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010 i Hari ini Tanggal 8 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas nama Hastri Nurdianti NIM : 106081002421 dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh IHSG, SBI, Kurs, PDB, dan Inflasi terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. Jakarta, 8 Maret 2010 Tim Penguji Ujian Komprehensif Herni Ali HT, SE., MM Ketua Suhendra, S.Ag.,MM Sekretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli ii Hari ini Tanggal 28 Bulan April Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas nama Hastri Nurdianti NIM : 106081002421 dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh IHSG, SBI, Kurs, PDB, dan Inflasi terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. Jakarta, 28 April 2010 Tim Penguji Ujian Skripsi Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP 19690203 200112 1 003 Indoyama Nasarudin, SE., MAB NIP 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli I, Penguji Ahli II, Dr. Pudji Astuty, SE, MM NIP : 19770122 2003 121 001 Arief Mufraini, Lc, Msi NIP : 19770122 2003 121 001 iii ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Penelitian ini menggunakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan reksadana pendapatan tetap yang terdaftar di Bapepam-LK, serta data bulanan IHSG dari Bursa Efek Indonesia dan data bulanan SBI, kurs, PDB, inflasi yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia. Dengan menggunakan metode purposive sampling terpilih tiga reksadana pendapatan tetap yang masih aktif dan selalu ada selama enam tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel SBI,Kurs,PDB,Inflasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Dan variabel SBI dan PDB yang paling signifikan untuk mempengaruhi kinerja reksadana pendapatan tetap.Sedangkan variabel IHSG tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Kata Kunci : Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap, IHSG, SBI, kurs, PDB, inflasi vi ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of IHSG, SBI, exchange rate, GDP, and inflation toward the performance of Fixed Income Mutual Funds. This research uses the Net Asset Value (NAV) monthly Fixed Income Mutual Funds that registered in Bapepam-LK, monthly data of IHSG that registered in the Indonesia Stock Exchange and monthly data of SBI, exchange rate, GDP, and inflation was got from monthly report of Bank Indonesia. By using the purposive sampling method was chosen three fixed-income mutual funds are still active and always exist during six years of research to analyze the sample. Statistical tests used in this study is Multiple Regression Test. The results of this study indicate that SBI, exchange rate, GDP and inflation variables significantly affect the performance of fixed-income mutual funds. And SBI and GDP are most significantly affect the performance of fixed-income mutual funds. Meanwhile, IHSG variables have no significant influence on the performance of fixed-income mutual funds. Keywords: Fixed Income Mutual Fund Performance, IHSG, SBI, exchange rate, GDP, inflation vii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh IHSG, SBI, kurs, PDB, dan Inflasi terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Keluarga besarku yang senantiasa membantu, mendukung, dan mendoakan penulis, hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Motivasi dari kalian bagai mata air yang tak pernah kering bagi penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen pembimbing I yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini. 3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan viii mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar bagi penulis. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang secara tidak langsung telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menggali ilmu di FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu manajemen dari pengantar sampai lanjutan. 6. Segenap tata usaha FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Ibu Siska, Pak Rahmat, Ibu Umi, Pak Heri yang telah membantu penulis dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain. 7. Teman-teman FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006 Manajemen C dan Keuangan A yang selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya Hery Hardjanto teman seperjuangan dalam banyak hal, Firman, Arifin, Nita, Murni, Shanti, Sendhot. 8. Kakak-kakakku : Mbak Ana, Kak Karyawansyah, Kak Bani, Kak Dani, Kak Herman, Kak Herawan yang rajin banget nanyain perkembangan skripsi. 9. Staf Kantor KUIN MART Ciputat tempat penulis melakukan kegiatan magang. Terima kasih atas segala ilmu dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis selama melaksanakan magang. 10. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca ix yang tertarik dengan penelitian tentang kinerja reksadana pendapatan tetap serta bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri. Jakarta, Maret 2010 Penulis x DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 1 Kerangka Pemikiran 60 2 Mekanisme Reksadana 77 3 Grafik Rata-Rata Nilai Aktiva Bersih Per Unit 80 4 Grafik Rata-Rata Hasil Return dan Standar Deviasi 81 5 Rata-Rata Kinerja Niaga Pendapatan Tetap B 83 6 Rata-Rata Kinerja Schroder Dana Mantap Plus 83 7 Rata-Rata Kinerja Trimegah Dana Tetap 84 8 Output Uji Normalitas Analisis Histogram 88 9 Output Uji Normalitas Analisis Grafik 89 10 Output Uji Heterokedastisitas 93 xi DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 1 Contoh Hasil Lelang SBI Target Lelang Rp 5 38 Miliar 2 Penelitian Sebelumnya 55 3 Daftar Reksadana Pendapatan Tetap 78 (Januari 2003 s/d Desember 2008) 4 Daftar Reksadana Pendapatan Tetap yang 79 Terpilih untuk Penelitian 5 Rata-Rata Nilai Aktiva Bersih Per Unit 80 6 Rata-Rata Hasil Return dan Standar Deviasi 81 7 Rata-Rata Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap 82 Metode Sharpe (Januari 2003 s/d Desember 2008) 8 Nilai Rata-rata IHSG, SBI, KURS, PDB, 85 INFLASI dan Kinerja RDPT 9 Output Uji Normalitas Analisis Statistik 90 10 Output Uji Multikolinearitas 91 11 Output Uji Autokorelasi 92 12 Tabel Durbin Watson Test Bound 92 13 Output Uji Glejser pada Uji Heteroskedastisitas 94 14 Output Uji t 95 15 Output Uji F 97 16 Output Uji Koefisien Determinasi 98 xii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman 1 Nilai NAV/UNIT Reksadana Pendapatan 108 Tetap Periode Januari 2003 s/d Desember 2008 2 Hasil Return dan Standar Deviasi Reksadana 110 Pendapatan Tetap Periode Januari 2003 s/d Desember 2008 3 Hasil Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap 113 Metode Sharpe dan Nilai IHSG, SBI, Kurs, PDB, dan Inflasi Periode Januari 2003 s/d Desember 2008 4 Uji Normalitas 123 5 Uji Multikolinearitas 125 6 Uji Autokorelasi 127 7 Uji Heterokedastisitas 127 8 Analisis Regresi 129 xiii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................iv ABSTRAK ................................................................................................................vi KATA PENGANTAR..............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR................................................................................................xi DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiii DAFTAR ISI.............................................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. Latar Belakang .......................................................................................1 Perumusan Masalah...............................................................................9 Tujuan Penelitian ...................................................................................10 Manfaat Penelitian .................................................................................10 BAB II LANDASAN TEORI A. Teoritis ..................................................................................................11 1. Pengertian Investasi dan Pasar Modal ....................................... 11 2. Peranan Pasar Modal ................................................................... 14 3. Macam-Macam Pasar Modal....................................................... 17 4. Manfaat Pasar Modal ................................................................... 20 5. Return and Risk ............................................................................ 21 6. Pengertian Reksadana .................................................................. 22 7. Jenis-Jenis Reksadana .................................................................. 23 8. Manfaat dan Risiko Reksadana................................................... 26 9. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Reksadana ........................... 27 10. Reksadana Pendapatan Tetap ..................................................... 28 11. Mengukur Kinerja Reksadana .................................................... 29 12. Pengertian IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi........................... 33 B. Penelitian Terdahulu ...........................................................................51 C. Kerangka Pemikiran ...........................................................................58 D. Pengembangan Hipotesis.....................................................................61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................63 B. Metode Pengumpulan Data.................................................................63 C. Metode Analisis Data...........................................................................64 xiv BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................72 B. Analisis dan Pembahasan....................................................................78 1. Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap .........................78 2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana Pendapatan Tetap....79 3. Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap dengan Metode Sharpe82 4. Deskriptif Variabel ........................................................................84 5. Pengujian Asumsi Klasik ..............................................................88 a. Uji Normalitas.........................................................................88 b. Uji Multikolinieritas ...............................................................90 c. Uji Autokorelasi......................................................................92 d. Uji Heteroskedastissitas .........................................................93 6. Pengujian Statistik........................................................................95 a. Pengaruh variabel IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap (Uji t)........................................................................................95 b. Pengaruh variabel IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap (Uji F )......................................................................................97 c. Pengujian Koefisien Determinasi (Adjust R-Square) .........98 d. Pengujian Koefisien Regresi ..................................................98 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan...........................................................................................103 B. Implikasi ...............................................................................................104 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................105 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................108 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 11 April 2005-Redemption Obligasi, ”Gempa”Reksa Dana Sejak akhir tahun 2004 beberapa indikator telah menunjukkan adanya kemungkinan perubahan trend suku bunga. Misalnya, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, China, Australia dan Negara-negara Eropa. Sepanjang tahun 2004 bank sentral AS (The Fed) telah menaikan Fed Fund Target Rate sebesar 1,25 persen.Tingginya harga minyak mentah juga menjadi indikator kenaikan inflasi yang sejalan rencana kenaikan harga BBM yang telah didengungkan pemerintah sejak akhir 2004. Sayangnya, kebijakan suku bunga Bank Indonesia melalui SBI tidak memberikan konfirmasi akan hal ini. Dengan perubahan SBI yang sangat tidak signifikan sampai akhir maret lalu, BI seolah-olah menunjukkan kepada pasar bahwa suku bunga tidak akan naik. Ini memberikan sinyal yang tidak jelas kepada pelaku pasar. Akibat optimisme yang berlebihan, banyak pelaku pasar yang memburu obligasi. Harga obligasipun terus naik sampai mencapai puncaknya pada bulan Januari 2005. Kenaikan harga obligasi juga didorong oleh masuknya dana baru ke reksa dana dalam jumlah yang sangat besar. Beberapa manager investasi ”terpaksa” membeli obligasi yang telah over valued tersebut meski sebenarnya mereka mempunyai pilihan untuk membeli obligasi dengan tenor pendek yang mempunyai resiko suku bunga lebih rendah dibandingkan 1 obligasi jangka panjang. Namun pilihan ini sering dilakukan untuk menyenangkan nasabah dengan tingkat pengembalian tinggi yang diberikan obligasi jangka panjang. Akibatnya portofolio didominasi obligasi dengan tenor jangka panjang yang berpotensi sebagai Bom waktu. Karena suku bunga naik, harga obligasi mengalami penurunan. Ini hal wajar karena pemilik modal ingin yield (imbal hasil) yang sesuai. Akibatnya, banyak Reksadana khususnya yang jenis pendapatan tetap (fixed income) yang berbasis Obligasi Negara dijual. Penawaran membludak, dampaknya harga obligasi ini turun dan NAB (nilai Aktiva Bersih) ikut merosot. Banyaknya “investor” reksadana yang masih terbiasa dengan karakter produk perbankan deposito semakin mendorong terjadinya Redemption (penarikan unit penyertaan reksadana oleh nasabah) besar-besaran plus “kehebohan2” akibat salah paham nasabah. “Ini kan “pendapatan tetap” tetapi kok nilai investasi saya malah minus”? Padahal yang “berpendapatan tetap” adalah kupon obligasi yang dibayarkan secara berkala oleh penerbit obligasi (emiten) kepada investor/pemegang surat berharga itu. Adapun harga obligasi berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar. “Gempa” ini direspon BI dengan Intervensi Bank Indonesia yang mencoba meredam gejolak dengan membeli obligasi Negara Rp. 4,306 triliun di pasar. Namun ternyata tak mampu meredam hasrat investor mencairkan reksadananya.Akibat Redemption ini, per 11-April 2005 total dana turun sebesar Rp.18 trilliun dari posisi akhir Januari 2005. (Sumber : ”Redemption” yang menghantui Reksa Dana-Andi Suruji, Kompas Reksa Dana dan 2 Penurunan Harga Obligasi-Reslian Pardede, Kompas “Gempa” Reksa DanaSusidiarto, Kompas). September 2005, Rontoknya Reksa Dana Terpuruk sejak beberapa bulan lalu Nilai Aktiva Bersih (NAB) bahkan tinggal setengah dibanding posisi 2005. Bank sentral kembali mengambil langkah mengeringkan likuiditas dengan menaikkan Giro Wajib Minimum perbankan, menaikkan BI rate yang kemudian memicu kenaikan bunga deposito, semakin membuat pasar obligasi di Indonesia tidak kondusif. Pasar semakin gonjang-ganjing akibat pernyataan-pernyataan pejabat yang juga kurang kondusif. Januari 2005 data Bapepam menyebutkan NAB sebesar Rp. 108,22 triliun. Akhir Agustus 2005 NAB Rp. 62,97 triliun7 September 2005 NAB tinggal Rp. 48,44 triliun. Dana eks reksadana masuk ke valas karena dollar terus menguat dan deposito karena kebijakan BI yang mengakibatkan suku bungan naik. Kebanyakan nasabah enggan membaca prospektus dan masih berjiwa sebagai deposan. Sehingga tidak bisa menerima saat NAB turun. Kebanyakan dari mereka merasa harus terus memperoleh keuntungan seperti layaknya deposito. Beberapa nasabah BNI Securities yang sempat memprotes karena NAB nya turun drastis, mengatakan tidak mau tahu kalau modal awal investasinya tergerus. Sebab saat menandatangani kontrak, nasabah dijanjikan agen penjualan bahwa modalnya tidak akan berkurang. Akan tetapi janji agen hanya disampaikan secara lisan. Inilah pentingnya proses edukasi bagi setiap pelaku dalam industri reksa dana. Ketua Bapepam Darmin Nasution mengatakan akan memeriksa sejumlah manager investasi perusahaan reksa dana terkait dugaan 3 pelanggaran pengelolaan dana nasabah. Menurut Darmin, Bapepam memiliki data portofolio masing masing perusahaan reksa dana sehingga mudah melakukan penyelidikan. Dijelaskannya, pihaknya mencermati secara khusus masalah ini, dan jika benar ada penyelewengan yang dilakukan manager investasi, akan ditindak. Banyak pelajaran,tetapi jangan sampai ada moral hazard (Sumber : Rontoknya Reksa Dana-Tiur Santi Oktavia, Kompas) September 2005 Reksa Dana, Pemerintah Harus Segera Turun Tangan ikut Berperan Aktif mempengaruhi SUN Peran edukasi, sosialisasi, Pengawasan terus ditingkatkan agar kredibilitas industri investasi khususnya reksadana kembali pulih dan terjaga. Karena bergairahnya kembali reksa dana adalah untuk kepentingan bersama. (Sumber : Reksa Dana Kepentingan Bersama,Ardhian Novianto-Kompas). Penurunan drastis NAB, menjadikan reksa dana yang menjadi primadona sampai Januari 2005 dengan puncak dana kelolaan Rp. 110 triliun, sulit diharapkan bangkit ditahun 2006. Ada pengalaman, edukasi hingga optimisme. Turunnya inflasi dan hadirnya “inovasi” reksa dana terproteksi yang konon imbalannya sedikit lebih tinggi dari deposito tetapi pokoknya tak berkurang mudah-mudahan akan menjadi jawaban trauma investor/nasabah akibat turun drastis NAB. (Sumber : Reksa dana sulit kembali berjaya-Joice Tauris Santi, Kompas) Kejatuhan pasar saham pada Agustus 2007 disebabkan adanya krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Secara definisi subprime mortgage adalah surat utang kredit pemilikan rumah atau KPR kepada masyarakat yang 4 memiliki kualitas kredit yang rendah namun memberikan imbal hasil tinggi. Adapun yang dimaksud dengan kualitas kredit yang rendah adalah debitur tidak punya penghasilan pasti dan tidak memiliki asset. Subprime mortgage sendiri merupakan salah satu jenis produk dari Asset Backed Securities. Apa yang dimaksud dengan ABS-Asset Backed Securities? ABS adalah efek utang beragunan asset yang dapat diperjual belikan investor di pasar obligasi (dapat berupa KPR, KKB-Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit) Aset-aset berupa piutang ini mengalami proses sekuritisasi sehingga menjadi efek. Proses sekuritisasi sebagai berikut : 1. Ada penjualan kumpulan piutang oleh kreditor yaitu bank ataupun lembaga keuangan yang mempunyai asset keuangan. 2. Kreditor asal ini kemudian menunjuk perseroan terbatas (pihak ketiga) yang berbentuk Special Purpose Vehicle (SPV) untuk membeli asset keuangan dari kreditor asal. 3. SPV menerbitkan surat hutang atau surat partisipasi yang pembayarannya terutama bersumber dari kumpulan surat piutang. Surat inilah yang disebut dengan ABS (Asset Backed Securities). Penawaran ABS ini dapat dilakukan baik melalui private placement ataupun penawaran publik pada investor. ABS sampai saat ini belum bisa diterapkan di Indonesia. Permasalahan utama karena UU Perseroan Terbatas di Indonesia belum mengatur mengenai bentuk special purpose vehicle (SPV). Tahun 2003 Badan Pengawas Pasar Modal/Bapepam akhirnya mengatur mengenai SPV 5 melalui peraturan Bapepam No.IX.K.I tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Asset (Asset Backed Securities) sebagaimana dimuat dalam Surat keputusan(SK) Ketua Bapepam Nomor Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003. Pada Peraturan ini dijelaskan bahwa SPV untuk ABS di Indonesia menggunakan bentuk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK-EBA). Dari segi investor sendiri, investasi di KIK EBA akan mendatangkan keuntungan berupa imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan SUN atau obligasi korporasi. (Sumber:ABS Sebagai Instrumen Investasi,Priyo Santoso-Kompas) Harga obligasi rupiah akhirnya mengalami pemulihan minggu lalu setelah tertekan sejak Juli 2007. Kenaikkan harga tersebut mengindikasikan pasar obligasi domestik telah melewati titik terdalam pada potret lembah pergerakan harga dalam episode krisis finansial global 2007-2008. Selisih yield antara SUN dan US Treasury berjangka waktu sama-sama 10 tahun bertambah lebar dari waktu ke waktu sejak September 2007, saat ini mencapai 9 persen, ini menarik investor lokal membeli obligasi SUN. Pemerintah sangat diharapkan bisa menjaga kondisi kondusif ini. (Sumber : Obligasi Rupiah Bangkit Dari Titik Terendah,Budi Susanto –Kompas) Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bias diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Pasar Modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah 6 satunya ditandai dengan berkembangnya secara pesat Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) di Pasar Modal Indonesia. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 telah diberikan definisi “Reksa Dana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Dengan kata lain, Reksa Dana merupakan wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manajer atau manajer investasi. Salah satunya yang bisa dipertimbangkan menaikkan portofolio di pasar modal adalah reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang investasinya fokus pada instrumen pendapatan tetap yaitu obligasi. Jenis reksa dana pendapatan tetap mengandalkan penghasilannya dari tingkat suku bunga (kupon) yang sifatnya stabil dari instrumen obligasi tersebut. Komposisi investasi reksa dana pendapatan tetap bisa berbanding 80% investasi pada obligasi dan sisanya 20% pada instrumen perbankan seperti tabungan dan deposito. Setelah sempat menuai badai pencairan yang cukup besar pada pasar reksa dana berbasis obligasi akibat penurunan harga obligasi secara signifikan pada 2005 sebagai dampak langsung dari kenaikan tingkat suku bunga SBI, 7 maka sebaliknya tren penurunan suku bunga sepanjang 2006 mengakibatkan naiknya nilai obligasi di pasar, sehingga berdampak terhadap peningkatan kinerja reksa dana pendapatan tetap. Karena itu reksa dana pendapatan tetap masih dapat menjadi sarana investasi yang layak dipertimbangkan. Contohnya, reksa dana yang sebagian besar portofolio investasi dialokasikan pada obligasi pemerintah Republik Indonesia. Baik buruknya suatu investasi tidak terlepas dari faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, faktor-faktor yang diduga memiliki pengeruh terhadap kinerja reksadana adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), perubahan kurs mata uang (Rupiah terhadap Dollar), tingkat PDB suatu negara, dan tingkat inflasi dalam negeri. Faktor-faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio reksadana sehingga diharapkan dapat menjadi indikator kuat bagi investor untuk mengetahui kinerja reksadana pendapatan tetap. Penting bagi para pelaku investasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh faktor-faktor tersebut, agar para pelaku investasi terutama yang melakukan investasi pada reksadana pendapatan tetap dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat ataupun melakukan antisipasi lebih lanjut terkait keputusan investasinya pada saat terjadi perubahan yang signifikan pada faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu penulis mengambil judul skripsi, “Analisis Pengaruh IHSG, SBI, Kurs, PDB, dan Inflasi Terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap”. 8 B. Perumusan Masalah Untuk berinvestasi dalam reksadana perlu melihat beberapa indikator makro ekonomi sebagai tolok ukur kinerja reksadana terebut. Oleh karena itu kita perlu mengetahui sejauh mana fakto-faktor seperti IHSG, SBI, kurs, PDB dan inflasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Maka yang menjadi perumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana kinerja reksadana pendapatan tetap setiap bulannya berdasarkan Metode Sharpe. 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari IHSG, SBI, Kurs, PDB, dan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. 3. Variabel manakah yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas meka tujuan penelitian ini adalah : 1. Memberi penjelasan mengenai kinerja reksadana pendapatan tetap berdasarkan data NAB (bulanan), return dan risiko (bulanan). 2. Menganalisa pengaruh yang signifikan IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. 3. Menganalisa variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap. 9 D. Manfaat Penelitian a. Dunia investasi : Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menentukan strategi yang tepat dalam menanamkan investasi di reksadana pendapatan tetap. b. Dunia akademisi : Sebagai kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan manajemen keuangan, khususnya mahasiswa, penelitian ini akan menambah keragaman referensi atas fakta-fakta ekonomi di Indonesia. c. Penulis : Motivasi untuk mengembangkan pengetahuan dan mengaktualisasikan keilmuan yang diperoleh di bangku kuliah. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Teoritis 1. Pengertian Investasi dan Pasar Modal a. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau fiancial assets). Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. Sedangakan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas. (Sunariyah, 2006 : 4) Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : investasi langsung (direct investing) dan investasi tidak langsung (indirect investing). Investasi langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah 11 go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital gains. Sedangkan investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara. Pemilikan aktiva tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan terdaftar, yang bertindak sebagai perantara atau intermediary. Dalam peranannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara (pialang) mendapatkan dividen dan capital gain seperti halnya dalam invesatsi langsung, selain itu juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara tersebut. (Sunariyah, 2006 : 4) b. Pengertian Pasar Modal Menurut Iskandar Z. Alwi (2003 : 14), secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan. Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek, yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. 12 Selanjutnya, definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan pihak yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun ke atas. Abstrak dalam pengertian pasar modal berarti transaksi dilakukan melalui mekanisme over the counter (OTC). Menurut David L. Scott, pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang tempat saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan. Menurut Sunariyah (2006 : 5), pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang kauangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Pasar modal yang diuraikan disini adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan (entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di 13 pasar modal sebagai emiten. Dengan wawasan yang luas, proses transaksi pada dasarnya tidak dibatasi oleh lokasi dan dinding gedung pasar modal, mengingat transaksi dapat terjadi dimanapun juga. Meskipun demikian, dalam rangka menciptakan iklim usaha yang sehat dan dapat dipercaya, maka transaksi diatur dalam kerangka sistem yang terpadu di bawah kendali suatu pasar modal yang secara legal dijamin oleh undang-undang negara, maka transaksi investasi tidak akan terlaksana dan tidak akan menghasilkan iklim yang kondusif. Jaminan yang diberikan negara akan mendorong pasar modal menjadi efisien. Menurut Prof. Dr. Ahmad Rodoni (2008 : 40), pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari 1 (satu) tahun) dan merupakan pasar yang konkret. 2. Peranan Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Terkecuali dalam negara dengan perekonomian sosialis ataupun tetutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. (Sunariyah, 2006 : 7) 14 Seberapa besar peranan pasar modal dalam suatu negara dapat dilihat dari 5 (lma) segi sebagai berikut ini: 1) Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi sehingga keua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara tidak langsung). Pada dewasa ini, kemudahan tersebuut dapat dilakukan dengan lebih sempurna setelah adanya sistem perdagangan efek melalui fasilitas perdagangan berkomputer. 2) Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para pemodal. Pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan untuk memuaskan keinginan para pemegang saham, kebijkan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal. Pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin dalam harga sekuritas. Tingkat kepuasan hasil yang diharapkan akan menentukan bagaimana pemodal menanam dananya dalam surat berharga atau sekuritas dan tingkat harga sekuritas di pasar mencerminkan kondisi perusahaan. 3) Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal para investor dapat melikuidasi surat 15 berharga yang dimiliki tersebut pada setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada, maka investor terpaksa harus menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan saat likuidasi perusahaan. Keadaan semacam ini akan menjadikan investor kesulitan menerima uangnya kembali, bahkan tertunda-tunda dan berakibat menerima risiko rugi yang sulit diprediksi sebelumnya. Eksistensi operasi pasar modal memberikan kepastian dalam menghindarkan risiko rugi, yang pada dasarnya tidak seorangpun investor yang bersedia menanggung kerugian tersebut. Jadi, operasi pasar modal dapat menghindarkan ketidakpastian dimasa datang dan segala bentuk risiko dapat diantisipasi sebelumnya dengan baik. 4) Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal dan beralih ke investasi yaitu dengan membeli sebagian kecil saham perusahaan publik. Apabila sebagian kecil saham tersebut sedikit demi sedikit berkembang dan meningkat jumlahnya maka ada kemungkinan bahwa masyarakat dapat memiliki saham mayoritas. 5) Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal 16 dapat menyediakan kebutuhan terhadap iformasi bagi para pemodal secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat mahal. Dengan adanya pasar modal tersebut biaya memperoleh informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa, yang dengan sendirinya akan jauh lebih murah. Biaya informasi tersebut diklasifikasikan menjadi dua yaitu: 1) biaya pencarian (search costs) informasi tentang perusahaan (emiten). Termasuk didalamnya adalah biaya eksplisit, seperti biaya iklan untuk mengumumkan jual/beli saham. Disamping itu, harus diperhitungkan pula adanya biaya implisist, seperti waktu mencari calon pembeli atau calon investor. 2) biaya informasi termasuk mencari informasi tentang kelebihan atau dkielemahan surat berharga. Misalnya, dividen dari suatu saham perusahaan. Dalam pasar modal yang efisien informasi itu dicerminkan dalam harga saham. 3. Macam-Macam Pasar Modal Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekurutas tersebut diperjualbelikan. (Sunariyah, 2006 : 12) Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu: 17 a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah : “Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder”. Pengertian tersebut menunjukkan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Perdagangan pasar sekunder bila dibandingkan dengan pasar perdana mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar. Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham sesudah melewati pasar perdana. Sehingga 18 hasil penjualan saham disini tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang bersangkutan. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat perdagagan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada dalam pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut “ trading information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi : harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Dalam sistem perdagangan ini pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai pemegang efek maupun sebagai perantara pedagang. d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perentara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan 19 dalam jumlah besar (block sale). Meskipun transaksi pengalihan saham tersebut terjadi secara langsung antara pemodal satu dengan pemodal lain, mekanisme kerja dalam pasar modal menghendaki pelaporan terhadap transaksi block sale tersebut kepada Bursa Efek secara terbuka. Jadi, pada akhirnya transaksi antar pemodal tersebut harus dicatatkan pula di bursa efek. (Sunariyah, 2006 : 15) 4. Manfaat Pasar Modal Menurut Iskandar Z. Alwi (2003 : 18), pasar modal menawarkan beberepa manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan investor. Manfaat ini adalah : a. Pasar modal adalah sumber pendapatan bagi negara karena perusahaan yang go public membayar pajak kepada negara. b. Bagi dunia usaha (perusahaan), pasar modal dapat menjadi alternatif penghimpunan dana, selain dari sistem perbankan dari masyarakat, untuk membiayai kehidupan perusahaan. c. Pasar modal adalah leding indicator bagi trend ekonomi negara. d. Pasar modal memungkinkan pemodal melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang ia bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang diharapkannya. e. Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme. f. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, membuka peluang bagi kontrol sosial oleh masyarakat pemodal dan pemerintah. 20 g. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik. 5. Return and Risk a. Hasil yang Diharapkan (Expected Return) Kalau kita mengatakan bahwa suatu investasi mempunyai risiko, berarti bahwa investasi tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Oleh karena itu, investor perlu memperkirakan langsung hasil yang diharapkannya. Dalam meramal hasil portofolio yang diharapkan, investor menggunakan beberapa variabel. Anggap saja, bahwa investor menghendaki investasi pada suatu perusahaan. Maka investor terlebih dahulu harus melakukan estimasi hasil yang diharapkan. Formula untuk menghitung estimasi hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut (Iskandar Z. Alwi, 2003 : 128) : E (R1) = DIV1 + (P1 – P0) P0 keterangan : E (R1) = Hasil yang diharapkan DIV1 = Dividen yang diharapkan perlembar saham P1 = Harga yang diharapkan pada akhir tahun pertama P0 = Harga saham sekarang (harga pasar) b. Risiko Portofolio yang diharapkan Yang dimaksud dengan risiko portofolio adalah kemungkinan bahwa hasil yang diharapkan dari investasi berbeda dengan hasil yang dicapai. Markowitz menyatakan bahwa risiko yang diharapkan tergantung pada keanekaragaman kemungkinan hasil yang diharapkan. 21 untuk mengukur risiko yang diharapkan digunakan standar deviasi. Standar deviasi dalam matematika digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan. Secara statistika, standar deviasi yang digunakan untuk mengukur risiko yang diharapkan adalah sebagai berikut (Sunariyah, 2006 : 198) : σ = ∑ P [r – E (r) ]2 Dimana : σ = Standar deviasi hasil yang diharapkan P = Probabilitas kejadian dari setiap hasil yang diharapkan r = Kemungkinan tingkat hasil E (r) = Hasil yang diharapkan 6. Pengertian Reksadana Reksadana dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. (Ps. 1, UU PM dalam Dwina Septiani, 2003 : 20) Dalam Kamus Keuangan Reksadana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya. (Adler Haymans Manurung, 2008 : 1) Reksadana merupakan perusahaan yang menanamkan modalnya dalam berbagai portofolio saham yang beragam (diversified portofolio). 22 Seorang investor yang melakukan investasi dapat menaikkan keuntungan yang diharapkan (expected return) dan menimalkan risiko. Sebagai suatu perusahaan, reksadana memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan perusahaan lain yang berbentuk PT. (Ahmad Rodoni, 2008 : 79) Reksadana merupakan kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional. Dana yang diinvestasikan pada reksadana dari pemodal akan disatukan dengan dana yang berasal dari pemodal lainnya untuk menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibanding mereka harus melakukan investasi sendiri. (Sunariyah, 2006 : 234) 7. Jenis-Jenis Reksadana Membedakan reksadana dapat dilakukan dengan melihat beberapa sudut pandang, antara lain, sebagai berikut (Iskandar Z. Alwi, 2003 : 144145): Reksadana dilihat dari bentuk badan hukum : a. Reksadana berbentuk perseroan (Corporate Type). dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan di pasar uang. Reksadana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifaatnya menjadi reksadana perseroan yang tertutup, dan reksadana perseroan yang terbuka. 23 b. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (Contractual Type). Reksadana bentuk ini merupakan kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan. Dalam hal ini manajer investasi diberi wewenang intuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk perseroan. Bentuk ini bercirikan : 1) bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif 2) pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak 3) penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian berdasarkan kontrak. Reksadana dilihat dari sifatnya : a. Reksadana bersifat tertutup (closed-end funds). Ini adalah reksadana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada pemodal. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini harus dilakukan melalui bursa efek tempat saham reksadana bersangkutan dicatatkan. b. Reksadana bersifat terbuka (open-end funds). Ini adalah reksadana yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang 24 saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Manajer investasi reksadana, melalui bank kustodian, wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saat tersebut. Reksadana dilihat berdasarkan tujuan investasi Tujuan investasi yang dimaksud adalah apakah orientasi investasinya pada efek pasar modal atau pasar uang atau kombinasi dari kedua-duanya. Tentunya kondisinya akan memberikan perbedaan, baik dari segi pendapatan dan risiko maupun jangka waktu investasi. Adapun jenis-jenis reksadana berdasarkan tujuan investasi adalah : a. Reksadana pertumbuhan (Growth Funds). Reksadana pertumbuhan mengkhususkan investasi pada efek pasar modal berupa saham-saham likuid, dengan harapan dapat memberikan capital gain yang tinggi walaupun mendapat dividen yang tidak memadai. Tentunya investasi ini mengandung risiko yang cukup tinggi. b. Reksadana pendapatan (Income Funds). Reksadana ini mengkhususkan investasinya pada efek pasar modal berupa saham obligasi, terutama efek yang dapat memberikan dividen atau bunga yang tinggi. Investasi dalam efek saham, tentunya tim pengelola akan memperhitungkan kemungkinan dividen yang akan diperoleh lebih tinggi dari rata-rata dan juga dalam hal obligasi akan memperhatikan peringkat obligasi tersebut yang tentunya diberikan oleh perusahaan pemeringkat yang telah disetujui Bapepam. 25 c. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds). Investasi ini akan dikhususkan pada instrumen pasar uang sseperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) maupun berupa surat utang yang dapat memberikan pendapatan bunga lebih tinggi, tentunya dengan memperhatikan segala kemungkinan risiko. d. Reksadana Berimbang (Balanced Funds). Investasi ini akan mengutamakan penganekaragaman jenis efek seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang dan instrumen lain dengan harapan akan mendapatkan dividen, bunga dan capital gain. Jenis reksadana ini lebih banyak disukai oleh pemodal karena lebih stabil. 8. Manfaat dan Risiko Reksadana Menurut Dwina Septiani (2003 : 22) manfaat reksadana antara lain : a. Mendapat keuntungan pajak b. Diversifikasi dan akses investasi yang lebih luas dengan dana terbatas c. Dapat dicairkan setiap saat d. Risiko terkontrol dengan baik e. Bebas dari pekerjaan Administrasi dan Analisa Investasi f. Investasi dengan mudah dan fleksibel g. Informasi yang transparan dan laporan yang rutin h. Potensi keuntungan yang lebih tinggi dari tingkat bunga deposito i. Pendapatan berkala berupa pembagian unag tunai j. Biaya pengelolaan yang relatif lebih rendah 26 Sedangkan risiko utama reksadana antara lain sebagai berikut : a. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik b. Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan yang disebabkan oleh : 1) Perubahan harga efek 2) Perubahan tingkat bunga deposito 3) Biaya pembelian dan Penjualan Kembali 4) Wanprestasi pihak-pihak terkait c. Risiko likuiditas d. Risiko atas pertanggungan kekayaan reksadana 9. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Reksadana a. Manajer Investasi Adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah dan pengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah : 1) Menyiapkan KIK, prospektus sampai efektif 2) Mengelola dana nasabah 3) Memberikan training untuk produk reksadana dan back-office settlement 4) Memberikan ulasan pasar secara periodik 5) Data support untuk customer maintenance 6) Marketing support : ikut memasarkan produk 27 b. Bank Kustodian Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek. 1) Sale keeping-Settlement-Fund Accounting/ perhitungan NAB 2) Transfer Agent 3) Data Support c. Mitra Penjualan (misal : bank) Dapat bertindak sebagai sponsor 1) Selling Agent 2) Client administrator 3) Melakukan promosi dan pemasaran produk 4) Memodifikasi produk hingga dapat “link” ke produk bank lainnya (Dwina Septiani, 2003 : 23) 10. Reksadana Pendapatan Tetap Menurut Sapto Rahardjo (2004 : 159-160), reksadana Fixed Income adalah reksadana yang portofolio investasinya fokus pada instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi. Jenis reksadana pendapatan tetap mengandalkan penghasilan dari tingkat suku bunga (kupon) yang sifatnya stabil dari instrumen obligasi tersebut. Sebagai contoh, komposisi investasi reksadana pendapatan tetap bisa berbanding 80% investasi pada instrumen obligasi dan sisanya, sebanyak 20% pada instrumen pasar uang berbentuk deposito perbankan. 28 Kebijakan investasi reksadana pendapatan tetap, biasanya mengalokasikan dana investasinya pada instrumen obligasi yang bisa dibeli melalui proses penawaran umum (pasar perdana) atau dengan melakukan transaksi pembelian obligasi pada pasar sekunder ; harga pokok obligasi bisa di atas nilai harga par (nilai nominal obligasi). 11. Mengukur Kinerja Reksadana a. Metode Sharpe Menurut Eko Priyo Pratomo, dkk, (2004 : 195-196), pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut premium atas risiko (risk premium). Risk premium adalah perbedaan antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko. Dalam pembahasan ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari SBI. Pengukuran Sharpe diformulasikan sebagai ratio risk premium terhadap standar deviasinya : SRD = KINERJARD-KINERJARF σ Keterangan : SRD = nilai ratio Sharpe KinerjaRD = rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu KinerjaRF = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub perode tertentu σ = standar deviasi reksadana untuk sub periode tertentu. 29 Standar deviasi (σ) merupakan risiko fluktuasi reksadana yang dihasilkan karena berubah-ubahnya laba yang dihasilkan dari sub periode ke sub periode lainnya selama seluruh periode. Dalam teori portofolio standar deviasi merupakan penjumlahan dari risiko pasar (systematic risk) dan unsystematic risk. Dengan membagi risk premium dengan standar deviasi, Sharpe mengukur risk premium yang dihasilkan per unit risiko yang diambil. Pengetiannya adalah sebagai berikut. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan jaminan bunga sebesar Rf. Invesatsi pada portofolio reksadana mengandung risiko sehingga diharapkan menghasilkan tingkat laba yang lebih besar dari Rf. Sharpe mengukur berapa perbedaan Rj – Rf atau risk premium yang dihasilkan untuk tiap unit risiko yang diambil. Dengan memperhitungkan risiko, makin tinggi nilai pengukuran Sharpe, makin baik kinerja reksadana. (Eko Priyo Pratomo, dkk, 2004 : 195-196) b. Metode Treynor Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan pada risk premium, seperti halnya Sharpe. Namun, dalam Treynor digunakan pembagi beta (β) yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Beta dalam konsep CAPM merupakan risiko sistematik (risiko pasar). (Agus Dharma, 1997 : 148) Pengukuran dengan metode Treynor diformulasikan sebagai berikut : TRD = KINERJARD-KINERJARF β 30 Keterangan : TRD = nilai ratio Treynor KinerjaRD = rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu KinerjaRF = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub perode tertentu β = slope persamaan garis hasil regresi linier Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksadana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Portofolio reksadana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. Oleh karenanya kedua pengukuran tersebut sebaiknya dilakukan bersama. (Agus Dharma, 1997 : 149) c. Metode Jensen Sama halnya dengan metode Treynor, Jensen menggunakan faktor beta dalam mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Jensen mengemukakan hasil penelitiannya terhadap 115 Reksadana dalam kurun waktu 1945-1964. Pengukuran dengan metode Jensen menilai kinerja Manajer Investasi berdasarkan atas seberapa besar 31 Manajer Investasi tersebut mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Kelebihan inilah yang digambarkan oleh Jensen sebagai perpotongan garis regresi linier pada sumbu y (pada grafik [KinerjaRD-KinerjaRF] vs [KinerjaP-KinerjaRF]) dan disebut dengan perpotongan Jensen dengan notasi Alfa (α). Semakin tinggi nilai α positif, semakin baik kinerjanya. (Eko Priyo Pratomo, dkk, 2004 : 197-198) (KinerjaRD-KinerjaRF)=α+β x (KinerjaP-KinerjaRF) Ket : α = nilai perpotongan Jensen KinerjaRD = kinerja reksadana KinerjaRF = kinerja investasi bebas risiko Kinerja p = kinerja pasar β = slope persamaan garis hasil regresi linier Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang menggunakan rata-rata kinerja untuk sub periode tertentu, metode Jensen menggunakan data setiap periode (dalam hal ini mingguan) dari waktu ke waktu. Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk α positif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja yang semakin baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko akan lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih 32 reksadana, investor tersebut dapat menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya. (Eko Priyo Pratomo, dkk, 2004 : 197-198) 12. Pengertian IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi a. IHSG IHSG menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. Meksud gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut (Sunariyah, 1997 : 126). Menurut Ronny Pramulia (2009 : 30) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan suatu indikator yang secara umum mencerminkan kecenderungan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia. IHSG di BEI disebut juga composite index yang dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh saham yang listing di BEI. 33 Indeks komposit merupakan indikator yang secara umum mencerminkan kecenderungan pergerakan harga saham di Bursa Efek. Perhitungan Indeks Saham dilakukan secara terus-menerus dengan berpatok pada harga saham terakhir yang terjadi di Bursa Efek yang bersangkutan. Indeks = Harga pasar Harga Dasar Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan dengan indeks saham yang mengalami kenaikan. Sedangkan keadaan stabil ditunjukkan indeks harga saham yang tetap, dan keadaan pasar lesu ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan. Indeks Harga Saham Gabungan / IHSG (Indeks Bursa Indonesia) mempunyai dasar perhitungan sebagai berikut : IHSG = Nilai Pasar x 100 Nilai dasar Keterangan : Nilai Pasar = Jumlah Saham Tercatat x Harga Pasar Terakhir Nilai Dasar = Jumlah Saham Tercatat x Harga Perdana Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini dikali harga pasar hari ini (kapitalisasi pasar), atau ditulis dengan formula : Nilai Pasar = 34 Dimana : c = Closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i. n = jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks (jumlah saham yang tercatat) untuk emiten ke-i N = jumlah emiten yang tercatat di BEI Nilai dasar adalah kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali harga perdana. Perhitungan Indeks di BEI menggunakan metode weighted average (pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar). Kelemahannya, jika ada saham yang mempunyai jumlah saham yang sangat besar, maka saham tersebut akan sangat mendominasi pergerakan indeks, sehingga tidak lagi menggambarkan pergerakan pasar secara keseluruhan. Contohnya : pada tanggal 5 April 2009, Bank Syariah X mencatatkan saham sebanyak 217,3 miliar lembar atau 53% dari jumlah seluruh saham yang tercatat di BEI. Akibatnya bobot Bank Syariah X sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan indeks. Jika harganya berubah 1 point (Rp 25) maka indeks akan berubah sebesar 10.862 point atau 2,75%. b. SBI Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga. 35 SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. Beberapa uraian penting tentang SBI dijelaskan sebagai berikut (Khomarul Hidayat, 2006 : 43) : 1) Pengertian SBI SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. 2) Tujuan Penerbitan SBI Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal + uang giral di SBI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut. 36 3) Karakteristik SBI Terdapat beberapa karakteristik SBI, antara lain : (Siamat : 2004) a) Jangka waktu maksimum 12 bulan bulan dan sementara diterbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan. b) Denominasi : dari yang terendah Rp 50 juta sampai ynag tertinggi Rp 100 miliar. c) Pembelian SBI oleh masyrakat minimal Rp 100 juta, dan selebihnya dengan kelipatan Rp 50 juta. d) Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai yang diperoleh dari rumus berikut ini : Nilai nominal x 360 360 + (Tingkat Diskonto x Jangka Waktu) e) Pembeli SBI memeroleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka. Besarnya diskonto adalah nominal dikurangi dengan nilai tunai. f) Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15% 4) Tata cara transaksi penjualan SBI a) penjualan SBI dilakukan melalui lelang. Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari selasa 37 b) lelang dilakukan setiap hari rabu dan dapat diikuti oleh seluruh bank umum, pialang pasar uang dan pilanag pasar modal dengan penyelesaian transaksi hari kamis. c) dalam pelaksanaan lelang, masing-masing peserta mengajukan penawaran jumlah SBI yang ingin dibeli beserta tingkat diskontonya. Pemenang lelang akan di prioritaskan pada peserta yang mengajukan penawaran tingkat diskonto yang relatif rendah, dengan batasan atas jumlah SBI yang dilelang. Contoh ada 6 peserta lelang, dan jumlah SBI yang dilelang adalah Rp 5 miliar. Peserta A, B, dan C sudah dinyatakan sebagai pemenang dengan jumlah total penawaran Rp 4,5 miliar dan tingkat diskonto yang lebih rendah dari peserta DEF. sisanya Rp 500 juta diperebutkan oleh peserta DEF, dan pemenangnya adalah D karena tingkat diskontonya lebih rendah dari peserta EF. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Contoh Hasil Lelang SBI Target Lelang Rp 5 Miliar Peserta Jumlah penawaran Suku bunga A Rp 1.500.000.000 20% B 1.000.000.000 26% C 2.000.000.000 30% D 2.000.000.000 34% E 730.000.000 37% F 1.200.000.000 40% Sumber : Khomarul Hidayat, 2006 38 Jumlah kumulatif 1.500.000.000 2.500.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000 - Keterangan : Peserta A, B, dan C menang lelang Peserta D menang sebagian (Rp 500 juta) Peserta E dan F kalah lelang c. Kurs Kurs mata uang menunjukkan bagaimana nilai uang tersebut terhadap mata uang asing. Nilai tukar uang antara satu negara dengan negara lain cenderung berbeda-beda. Perbedaan ini ditimbulkan oleh perbedaan antara permintaan dan ketersediaan dari mata uang yang diminta oleh suatu negara dalam melakukan hubungan dengan negara lain. Hubungan tersebut dapat berupa kegiatan meminjam, atau kegiatan investasi atau penyediaan pinjaman. Dari perbedaan inilah mata uang bisa mengalami apresiasi (naik) ataupun depresiasi (turun) terhadap nilai mata uang asing. Faktor-faktor yang mempengaruhi nlai tukar mata uang antara lain : • Tingkat inflasi • Tingkat suku bunga • Tingkat pendapatan masyarkat • Pengendalian oleh pemerintah • Harapan/ekspektasi dari spekulan Menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2000 : 503-504) dalam Ronny Pramulia (2009 : 34). Nilai tukar 1 kurs (exchange rate) adalah harga, dimana mata uang suatu negara dapat dikonversikan manjadi 39 mata uang negara lain. Tipe rate yang digunakan di sini adalah indirect exchange rate, dimana rate itu merefleksikan jumlah suatu mata uang lokal terhadap satu unit US$. Indirect exchange rate diformulasikan dalam persamaan berikut : VCA/US = VCA US$ Keterangan : VCA/US$ : value of 1 units of currency A in units of currency B (nilai 1 unit mata uang A dalam unit mata uang B) VCA : value of currency A (nilai mata uang lokal A) Nilai tukar mata uang suatu negara diukur dari value satu unit mata uang terhadap mata uang negara lain. Apabila kondisi ekonomi negara berubah, maka nilai tukarnya pun akan berubah secara substansial. Penurunan nilai suatu mata uang disebut depresiasi dan kenaikannya disebut apresiasi. Apabila “S” adalah nilai spot rate dan “St-1” adalah nlai tukar mata uang waktu sebelumnya, maka prosentase perubahan nilai tukar terhadap mata uang asing tersebut adalah S-St-1/St1 (Madura 2000 dalam Asmila, 2001). Jika presentasenya positif, maka akan dikatakan apresiasi dan depresiasi apabila nilai persentasenya negatif. Perubahan nilai tukar (kurs) akan mempengaruhi konsumen karena pengaruh dari harga barang-barang impor. Pada saat kurs 40 tinggi maka barang-barang impor menjadi mahal sehingga masyarakat tidak akan membeli barang impor melainkan menggantinya dengan mengkonsumsi produk dalam negeri, baik itu berupa barang modal ataupun barang konsumsi. Bagi barang yang diproduksi dengan menggunakan faktor produksi impor kondisi ini akan meningkatkan biaya produksi yang akhirnya akan menyebabkan harga jual barang yang tinggi. Meningkatnya harga barang tersebut tentunya akan menyebabkan masyarakat atau perusahaan harus menambah jumlah dana yang disediakan untuk dikonsumsi. Sehingga secara tidak langsung dapatlah dinyatakan daya beli masyarakat melemah, dalam arti pendapatan riil mengalami penurunan. Dari sudut pandang mikroekonomi, perubahan nilai tukar mata uang asing akan diikuti oleh perubahan pada portofolio perusahaanperusahaan multinasional. Apresiasi dari mata uang domestik cenderung akan menurunkan keuntungan dari perusahaan, yang kemudian akan tercermin dari menurunnya harga sahamnya. Dari perspektif makro ekonomi, apresiasi nilai tukar mata uang asing yang menganut nilai tukar fleksibel akan mengurangi daya saing dari produknya dan akan menurunkan harga sahamnya. Dari sudut pandang ini, perubahan nilai tukar mata uang akan diikuti dengan perubahan harga saham dan hal ini dikenal dengan pendekatan tradisional (Granger, 1990 dalam Ronny Pramulia 2009 : 36). 41 Perubahan nilai tukar pun akan mempengaruhi perkembangan ekspor impor yang tentunya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan semakin baik, maka harga saham semakin mahal. Perubahan nilai tukar pun akan dapat mendorong investor asing pasar finansial untuk menambah pembelian dan penjualan sekuritas dari suatu negara. Saat nilai tukar USD melemah, investor asing akan membeli saat nilai tukar menguat. (Ronny Pramulia 2009 : 36). Akan tetapi pasar modal semakin berkembang. Perubahan harga saham dan nilai tukar mata uang lebih merfleksikan pergerakan arus modal. Poin penting dari pendekatan portofolio adalah penurunan harga saham mengakibatkan penurunan kekayaan para investor domestik di mana pada gilirannya akan mendorong permintaan akan uang dam hampir dipastikan akan menurunkan tingkat suku bunga. d. PDB PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan output semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu yang dihitung adalah semua barang dan jasa yang digunakan oleh pengguna akhir dan bukan yang digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Beberapa definisi tentang PDB/GDP (Gross Domestic Product), meliputi (Blancard, 2000 dalam Hamid Ponco Wibowo, 2006 : 37) : 42 1) GDP adalah nilai “barang dan jasa final” yang dihasilkan dalam suatu ekonomi dalam periode tertentu. 2) GDP adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oelh suatu ekonomi dalam periode tertentu. 3) GDP adalah jumlah pendapatan dalam suatu ekonomi pada periode tertentu. Mankiw (2006) merumuskan persamaan indentitas yang menggambarkan komponen-komponen dari PDB. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut: Y = C+ I + G +NX Keterangan : Y = PDB C = konsumsi I = investasi G = belanja Negara NX = ekspor neto 1. Konsumsi Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. “Barang” mencakup pembelanjaan rumah tangga pada barang yang tahan lama, seperti kendaraan dan perlangkapan,dan barang tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. “ Jasa” mencakup barang yang tidak berwujud konkret, seperti pangkas rambut dan perawatan kesehatan. Pembelanjaan 43 rumah tangga atas pendidikan juga dimaksudkan sebagai konsumsi jasa (walaupun seseorang dapat saja berpendapat bahwa hal itu lebih cocok berada di komponen selanjutnya). 2. Investasi Investasi (investment) adalah pembelian barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Inveetasi adalah jumlah dari pembelian peralatan modal, persediaan, dan bangunan atau struktur. Investasi pada bangunan mencakup pengeluaran untuk mendapatkan tempat tinggal baru. Menurut kesepakatan bersama, pembelian tempat tinggal baru. Menurut kesepakatan bersama, pembelian tempat tinggal baru merupakan satu bentuk pembelanjaan rumah tangga yang dikategorikan sebagai investasi dan bukan sebagai konsumsi. 3. Belanja Pemerintah Belanja pemerintah (government purchase) mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. Belanja pemerintah mencakup upah pekerja pemerintah dan pembelanjaan untuk kepentingan umum. 4. Ekspor Neto Ekspor neto (neto exports) sama dengan pembelian produk dalam negeri oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelian produk luar negeri oleh warga Negara (impor). Penjualan yang dilakukan sebuah perusahaan dalam negeri kepada pembeli di 44 Negara lain seperti penjuaan Boeing kepada British Airways akan meningkatkan ekspor neto AS. e. Inflasi Definisi inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan harga tersebut meluas kemana-mana. (Abimanyu, 2004 : 13 dalam Khomarul Hidayat, 2006 : 46) Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kenaikan satu atau beberapa barang pada saat tertentu dan hanya “sementara” belum tentu menimbulkan inflasi. Menurut Murni (2006 : 203) dalam Khomarul Hidayat (2006 : 46) mendefinisikan inflasi sebagai suatu kejadian yang menunjukkkan kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Berdasarkan definisi ini ada tiga kriteria yang perlu diamati untuk melihat telah terjadinya inflasi, yaitu kenaikan harga, bersifat umum dan terjadi terus menerus. Inflasi merupakan bagian dari keadaan perekonomian yang akan dialami oleh suatu negara, hanya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat inflasi dapat menggunakan Indeks Harga Konsumen. Selain itu dalam beberapa istilah penggunaan inflasi digunakan untuk mengartikan peningkatan persedian uang, yang kadangkala 45 dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Beberapa ekonom (dari beberapa sekolah di Austria) masih menggunakan arti ini dan peningkatan harga-harga. Inflasi yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda-beda. Babarapa penyebab inflasi diantaranya bisa disebabkan oleh sektor ekspor impor, tabungan atau investasi, pengeluaran dan penerimaan negara, sektor pemerintah dan swasta. Menurut Ronny Pramulia (2009 : 23), inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Tingkat harga yang melambung sampai 100% atau lebih dalam setahun (hyperinflasi), akan menyebankan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mata uang, sehingga masyarakat akan cenderung untuk menyimpan aktiva mereka dalam bentuk lain instrumen investasi selain deposito. Menurut Sukirno (2004), berdasarkan derajatnya, inflasi dibedakan menjadi sebagai berikut: a. Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada dibawah angka 10% setahun. b. Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 10%30% setahun. c. Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 30%100% setahun. 46 d. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali), terjadi apabila berada di atas 100% setahun. Menurut Sukirno (2004:333), berdasarkan kepada sumber atau penyebabnya kenaikan harga-harga berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut: a. Inflasi Tarikan Permintaan Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran-pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. b. Inflasi Desakan Biaya Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalambiaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Inflasi ini terurama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika pengangguran adalah sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerjaan baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini 47 mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang. c. Inflasi Diimpor Kenbaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-arga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. Inflasi ini aka nada apabila barng-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran-pengeluaran perusahaan. Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut : 1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud. Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barangbarang Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selamjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi 48 menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk. 2. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat. 3. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individuindividu yang berpendaptan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun. 4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunia, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riinya akan menurun apabila inflasi berlaku. 5. Memperburuk pembagian kekayaan Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan 49 pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata Menurut Sukirno (2004 :354), kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu: 1. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah. 2. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit. 3. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produkso dan perkembangan teknologi 50 B. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Homan Tanamas, Thomas Hartono, dan Ronald (2006) menyatakan bahwa dari hasil pengujian yang dilakukan, faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan return Reksadana Pendapatan Tetap adalah return SBI, diikuti oleh perubahan kurs rupiah dan harga emas. Sebagian besar variabel ekonomi makro yang diuji hanya memberikan pengaruh yang tidak besar terhadap tingkat return RDPT, mungkin hal ini karena di Indonesia, para nasabah reksadana menggunakan informasi yang salah yang ada di pasar atau hanya ikut-ikutan, tanpa melihat pasar secara keseluruhan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Muthalib (2005) ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh secara simultan dari variabel variabel makro ekonomi yaitu pertumbuhan pendapatan nasional bersih,pertumbuhan jumlah uang yang beredar,tingkat inflasi,tingkat suku bunga SBI dan perubahan nilai rupiah terhadap kurs dollar terhadap tingkat kinerja reksadana saham dalam menghasilkan return NAB, akan tetapi terdapat pengaruh secara parsial/individu dari variabel variabel makro ekonomi yaitu pertumbuhan pendapatan nasional bersih terhadap tingkat kinerja reksadana saham dalam menghasilkan return NAB. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar variabel makro ekonomi yang diuji ternyata hanya memberikan kontribusi atau pengaruh yang sangat kecil terhadap pergerakan tingkat pengembalian investasi reksadana saham 51 Dalam penelitian yang dilakukan oleh M. Shun’an (2002) ditarik kesimpulan bahwa terdapat inkonsistensi model dari sharpe measure, treynor measure, dan jensen measure manakala diaplikasikan pada reksadana Indonesia sebelum dan semasa krisis ekonomi hal ini terbukti dengan uji F yang secara keseluruhn menghasilkan angka yang signifikan. Dari ketiga model yang diuji hanyalah sharpe measure yang terbukti mampu mendeteksi adanya perbedaan antara kinerja reksadana Indonesia sebelum dan semasa krisis. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa difersifikasi yang dilakukan oleh para manajer investasi Indonesia memang belum optimal sehingga kandungan Unsistematic Risk. risiko Treynor satu portofolio measure dan masih didominasi Jensen measure oleh hanya memperhitungkan Sistematic Risk dalam menilai kinerja reksadana, karenanya kedua model ini tidak mampu mendeteksi adanya perbedaan kinerja reksadana Indonesia sebelum dan semasa krisis ekonomi yang dipicu oleh meningkatnya total risk akibat krisis ekonomi. Tinur Fajar Gumilang dan Heru Subiyantoro (2008) menyatakan bahwa investasi pada produk reksadana pendapatan tetap bisa dikatakan masih menawarkan keuntungan yang menarik bagi investor apabila dibandingkan produk deposito. Hal ini bisa dibuktikan dengan return reksadana di atas SBI. Jika diperhatikan lebih lanjut, reksadana pendapatan tetap (fixed income) akan mempunyai kinerja yang sangat baik ke depannya. Hal pertama, suku bunga yang tinggi jelas tidak akan terus menerus, tren ke depannya akan turun. Kedua, kalaupun suku bunga tetap tinggi, nilai NAB/unit reksadana fixed 52 income akan meningkat karena harga obligasi-obligasi di dalam portofolio reksadana akan meningkat, seiring dengan makin dekatnya obligasi-obligasi tersebut ke jatuh temponya. Tapi, hancurnya reksadana pada tahun 2005 menyebabkan banyak investor tidak mau melirik reksadana pendapatan tetap (fixed income), hal ini bisa dilihat dengan makin turunnya NAB keseluruhan untuk reksadana pendapatan tetap. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Deden Mulyana (2003) diketahui bahwa setelah diketahui tingkat return dan tingkat risiko reksadana pendapatan tetap maka dapat ditentukan kinerja masing-masing reksadana tersebut. Pengukuran kinerja reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Sharpe Ratio. Kinerja yang diperoleh masing-masing reksadana pendapatan tetap tersebut bila dibandingkan dengan patok-duda (benchmark), yakni tingkat return suku bunga deposito 12 bulan selama tahun 2001 sampai dengan 2003 yang besarnya adalah -0,002512, menjelaskan bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap sebagian besar memiliki kinerja lebih tinggi daripada patok-duga (benchmark) yang digunakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendriyanto (2008) ditarik kesimpulan bahwa IHSG pada Bursa Efek Jakarta dan Kurs rupiah terhadap dolar US memiliki pebgaruh yang signifikan pada α = 5 % terhadap imbal hasil reksadana syariah, sementara suku bunga SBI dan Resiko tidak mempengaruhi secara signifikan pada α = 5 %..Pada reksadana konvensional terlihat hanya IHSG dan Suku bunga SBI yang memiliki pengaruh signifikan 53 pada α = 5 %, sedangkan Kurs Rupiah terhadap Dollar US tidak memberikan pengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,terlihat bahwa pada α = 5 % terdapat satu factor yang sama- sama secara signifikan mempengaruhi reksadana syariah dan reksadana konvensional yaitu IHSG pada Bursa Efek Jakarta.Suku bunga SBI yang secara teoritis mempengaruhi reksadana konvensional dan tidak berpengaruh pada reksadana syariah dengan korelasi negatif ternyata terbukti. Dalam penelitiannya Annisa Sholihah (2008) menyatakan bahwa berdasarkan perolehan return dan pengukuran kinerja dengan metode Sharpe dapat terlihat bahwa reksadana syariah memliki kinerja yang semakin baik setiap tahun. Variabel yang paling dominan mempengaruhi reksadana syariah adalah inflasi. Artinya variabel ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap baik buruknya kinerja reksadana syariah. 54 Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya No. Nama Peneliti 1. Homan Tanamas, Thomas Hartono, dan Ronald (2006) 2. Abdul Muthalib (2005) 3. M. Shun’an (2002) Variabel Alat yang statistik diteliti Analisis Kurs, SBI, Regresi kinerja tingkat berganda reksadana inflasi, pendapatan harga tetap seputar minyak krisis 2005 dunia, harga emas dunia, PDB Judul penelitian Analisis PNB, MI, pengaruh inflasi, variabel SBI, kurs makro ekonomi terhadap tingkat kinerja reksadana saham periode 19982004 Analisis regresi linier berganda, analisis regresi linier berganda dengan metode Stepwise (Stepwise Method) Kinerja Reksa dana Nilai-K reksadana saham, (kinerja) Indonesia reksa dana Sharpe (studi empiris pendapatan Ratio, mengenai tetap, dan Treynor konsistensi reksadana Measure, model campuran Jensen pengukuran Measure kinerja di olah reksadana dengan serta Microsoft sensitivitas Excel dan Benchmark di SPSS Bursa Efek dengan Jakarta) test of 55 Hasil penelitian faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan return Reksadana Pendapatan Tetap adalah return SBI, diikuti oleh perubahan kurs rupiah dan harga emas. sebagian besar variabel makro ekonomi yang diuji ternyata hanya memberikan kontribusi atau pengaruh yang sangat kecil terhadap pergerakan tingkat pengembalian investasi reksadana saham terdapat inkonsistensi model dari sharpe measure, treynor measure, dan jensen measure manakala diaplikasikan pada reksadana Indonesia sebelum dan semasa krisis ekonomi hal ini terbukti dengan uji F yang secara keseluruhn menghasilkan angka yang signifikan. 4. Tinur Fajar Gumilang dan Heru Subiyantoro (2008) Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia: Analisis Market Timing dan Stock Selection Periode 2006 - 2008 NAB, SBI, IDMA 5. Deden Mulyana (2003) Pengaruh kebijakan alokasi asset dan pemilihan sekuritas terhadap kinerja reksadana terbuka berbentuk kontrak investasi kebijakan alokasi asset, pemilihan sekuritas 56 Concorda nce Kendall’s W metode pengukura n tingkat pengemba lian (investme nt return measures) maupun metode pengukura n dengan penyesuai an risiko (riskadjusted measures), dan dilengkapi dengan analisis dengan metode Henriksso n-Merton (1981) dan TreynorMazuy (1966) Metode deskriptif dan metode verivikatif dengan analisis Sharpe Ratio perhitungan kinerja dari reksadana yang dikelola oleh kelompok Manajemen Investasi II lebih baik dibandingkan dengan kelompok Manajemen Investasi I dan kelompok III, karena terbukti menghasilkan tingkat average return dan risk-adjusted performance yang lebih tinggi. Kinerja yang diperoleh masing-masing reksadana pendapatan tetap tersebut bila dibandingkan dengan patok-duda (benchmark), yakni tingkat return suku bunga deposito 12 bulan selama tahun 2001 sampai dengan 2003 yang besarnya adalah - kolektif 6. Hendriyanto (2008) Pengaruh IHSG, suku bunga, kurs dan risiko terhadap imbal hasil reksadana syariah dan reksadana konvensional IHSG, suku bunga, kurs Analisis regresi berganda 7. Annisa Sholihah (2008) Analisis pengaruh JII, SWBI, IHSG, dan inflasi terhadap kinerja reksadana syariah JII, SWBI, IHSG, dan inflasi Analisis regresi berganda 57 0,002512, menjelaskan bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap sebagian besar memiliki kinerja lebih tinggi daripada patok-duga (benchmark) yang digunakan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,terlihat bahwa pada α = 5 % terdapat satu factor yang samasama secara signifikan mempengaruhi reksadana syariah dan reksadana konvensional yaitu IHSG pada Bursa Efek Jakarta.Suku bunga SBI yang secara teoritis mempengaruhi reksadana konvensional dan tidak berpengaruh pada reksadana syariah dengan korelasi negatif ternyata terbukti. perolehan return dan pengukuran kinerja dengan metode Sharpe dapat terlihat bahwa reksadana syariah memliki kinerja yang semakin baik setiap tahun. Variabel yang paling dominan mempengaruhi reksadana syariah adalah inflasi. Artinya variabel ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap baik buruknya kinerja reksadana syariah. C. Kerangka Pemikiran Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana.Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama,yaitu:investasi dalam bentuk aktiva riil dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (Sunariah,1997:4). Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manjer investasi. Dana yang diinvestasikan pada reksadana dari pemodal akan disatukan dengan dana yang berasal dari pemodal lainnya untuk menciptakan kekuatan membeli yang lebih besar dibanding mereka yang harus melakukan investasi sendiri. Sebab dengan reksadana dapat memiliki ratusan sekuritas yang berbeda, kesuksesan reksadana tidak hanya tergantung pada satu atau dua saham. Dalam Reksadana obligasi atau reksadana pendapatan tetap adalah menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk obligasi. Reksadana ini menghasilkan pendapatan reguler tetapi tidak memiliki tanggal jatuh tempo seperti halnya obligasi dan tidak ada jaminan pembayaran kembali atas investasi yang ditanamkan.Keuntungan dari reksadana ini adalah dividen dapat diinvestasikan kembali dalam reksadana untuk meningkatkan nilai pokoknya dan para pembeli dapat berinvestasi 58 dalam jumlah uang yang lebih kecil daripada yang diperlukan untuk membeli obligasi. Pada bagian ini penyusun mencoba memberi gambaran/kerangka pemikiran yaitu Reksadana Pendapatan Tetap terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti IHSG, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), kurs Rupiah terhadap Dollar, tingkat PDB, dan tingkat inflasi yang dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja suatu portofolio investasi/reksadana. Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 59 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Data NAB bulanan RDPT Return dan Risiko bulanan RDPT Kinerja bulanan RDPT dengan metode Sharpe Data bulanan IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi Uji Model Regresi Uji asumsi klasik • Normalitas • Multikolinearitas • Autokorelasi • Heteroskestisitas Regresi Berganda Uji Statistik Koefisien Regresi • Uji t • Uji f • Pengujian Adjust R-Square Interpretasi 60 D. Pengembangan Hipotesis Mengacu kepada pemaparan mengenai penelitian yang akan dilakukan maka diturunkan hipotesis sebagai berikut : 1. Ho 1: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari IHSG terhadap kinerja RDPT. Ha 1 : terdapat pengaruh yang signifikan dari IHSG terhadap kinerja RDPT. 2. Ho 2: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari SBI terhadap kinerja RDPT. Ha 2 : terdapat pengaruh yang signifikan dari SBI terhadap kinerja RDPT. 3. Ho 3: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kurs terhadap kinerja RDPT. Ha 3 : terdapat pengaruh yang signifikan dari kurs terhadap kinerja RDPT. 4. Ho 4: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari PDB terhadap kinerja RDPT. Ha 4 : terdapat pengaruh yang signifikan dari PDB terhadap kinerja RDPT. 5. Ho 5: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari inflasi terhadap kinerja RDPT. Ha 5 : terdapat pengaruh yang signifikan dari inflasi terhadap kinerja RDPT. 61 6. Ho 6 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Ha 6 : terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu dimana penyusun langsung melakukan penelitian di empat lokasi : Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Bank Indonesia (BI), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Biro Pusat Statistik (BPS). Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh variabel Index Harga Saham Gabungan (IHSG), tingkat suku bunga SBI, kurs, Produk Domestik Bruto (PDB), dan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap periode 2003-2008. B. Metode Pengumpulan Data Di dalam pengumpulan data, penulis menggunakan statistik inferential yaitu pengumpulan data dari hasil penelitian, melalui artikel-artikel ekonomi, buku-buku, internet. Selanjutnya data-data tersebut diolah menjadi informasi yang kemudian digunakan dalam analisis penelitian ini. Data-data sekunder yang dipergunakan oleh penyusun adalah sebagai berikut : 1. NAB RDPT dari BAPEPAM Data nilai aktiva bersih per unit (NAB/unit) bulanan diperoleh langsung dari Biro Riset BAPEPAM periode 2003 hingga 2008. 63 2. IHSG dari BURSA EFEK INDONESIA Data IHSG bulanan diperoleh dari BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2003 hingga 2008. 3. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Data tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah suku bunga satu bulan yaitu pada periode 2003 hingga 2008 dari data statistik Bank Indonesia. 4. Nilai Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah Data kurs yang digunakan merupakan data kurs tengah bulanan yang merupakan data nilai tukar pada periode 2003 hingga 2008 yang diperoleh dari Bank Indonesia. 5. Produk Domestik Bruto Data PDB yang digunakan dalam penelitian merupakan data triwulan untuk periode tahun 2003 hingga 2008 yang diperoleh dari data statistik Biro Pusat Statistik (BPS) 6. Tingkat Inflasi Besar inflasi di Bank Indonesia selama periode januari 2003-2008 C. Metode Analisis Data 1. Mendata NAB RDPT yang masih aktif selama periode 2003-2008 a. Menghitung return dan risiko Dalam penelitian ini penulis menggunakan microsoft excel untuk membantu dalam melakukan proses perhitungan return and risk. 64 1) Menghitung return RDPT dari NAB RDPT dengan rumus : Ri = NAVt-NAVt-1 NAVt-1 Dimana : NAVt = Net Asset Value (NAB) pada periode NAVt-1 = Net Asset Value (NAB) pada periode sebelum t 2) Perhitungan Risiko NAB RDPT dengan rumus : σ i2 = ∑ [(ri-r)2] (n-1) 3) Mengevaluasi Kinerja RDPT dengan metode sharpe : Setelah didapatkan variebel variabel untuk perhitungan kinerja reksadana dapat dilakukan evaluasi untuk mengukur kinerja reksadana dengan menggunakan metode Sharpe.Penulis lebih memilih menggunakan Metode Sharpe untuk mengukur kinerja reksadana pendapatan tetap dikarenakan dalam metode Sharpe membagi resiko premium dengan standar deviasi dari portofolio.Dan standar deviasi merupakan resiko total yang berasal dari resiko pasar (Systematic risk) dan risiko unik (Unsystematic risk). Sehingga kinerja reksadana pendapatan tetap yang diperoleh dapat lebih signifikan. Rumus yang digunakan dalam metode Sharpe adalah sebagai berikut : 65 SRD = KINERJARD-KINERJARF σ Rata-rata kinerja investasi bebas risiko (Kinerja RF) yang digunakan adalah sertifikat Bank Indonesia (SBI) setiap bulannya dikarenakan nilai SBI cenderung lebih stabil dalam setiap bulannya selama periode penelitian. 2. Uji asumsi klasik a. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu/residual memiliki distribusi normal. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen, yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya/error akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai means sama dengan 0. (Ghozali, 2005 : 27). Cara mendeteksi normalitas suatu variabel dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas dengan analisis grafik adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005 : 112). Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan, jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik dapat sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi 66 dengan uji statistik. Uji statistik dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). dasar pengambilan keputusan dari uji K-S ini adalah jika Asymp. Sig > 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normal (Ghozali, 2005 : 407). b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. (Ghozali, 2005 : 91-92). c. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), untuk menguji adanya korelasi digunakan Durbin-Watson (D-W) dengan catatan hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 96). Model regresi yang baik terhindar dari masalah autokorelasi, menurut Singgih Santoso kriteria dari uji autokorelasi secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut : 67 a. Apabila D-W < -2 atau D-W > +2 berarti terdapat autokorelasi b. Apabila -2 < D-W < +2 berarti tidak terdapat autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksinya dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2005 : 105). Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2005 : 107). Uji heteroskedastisitas berdasarkan scatter plots cenderung memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Glejser. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi 68 terjadi heteroskedastisitas. Apabila variabel independen tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005 :108) 3. Uji Statistik Koefisien Regresi Penggunaan analisis regresi untuk menaksir pengaruh antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2005 : 160). Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis. Persamaan regresinya adalah : LnY = a + b1 LnX1 + b2 LnX2 + b3 LnX3 + b4 LnX4 + b5 LnX5 + ei Keterangan : LnY : kinerja reksadana a : konstanta b : slope atau koefisien regresi atau intersep LnX1 : IHSG LnX2 : SBI LnX3 : kurs LnX4 : PDB LnX5 : inflasi ei : error 69 a. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2005 : 85). penentuan nilai kritis atau t tabel dapat dilihat dari tabel distribusi t (S. Santoso, 2003 : 157) : (degree of freedom) df = n-k-1 Dimana : Df = tarif signifikan K = numerator (jumlah variabel bebas) n = jumlah data sampel uji statistik t hitung aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : - jika nilai t hitung < (lebih kecil) t tabel, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). - jika nilai t hitung > (lebih besar) t tabel, artinya ada pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). b. Uji F (Fisher) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independennya yang dimaksudkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05, jika nilai signifikansi < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2005 : 84) 70 c. Koefisien Determinasi (Ajusted R-Square) Dugunakan untuk membuat persentase variance variable independen terjadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, jika nilai ajusted R-Square adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Singgih Santoso, 2004). 71 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Reksa Dana Pendapatan Tetap Sesuai dengan Peraturan Bapepam IV.C.3, Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah reksadana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Intinya, reksadana ini mempunyai portofolio dalam obligasi dan pendapatan tetap lainnya. Reksadana ini juga harus menyiapkan dana dalam bentuk kas untuk membayar investor yang keluar dari reksadana tersebut. Banyak pihak berpandangan bahwa RDPT sanagat layak untuk investor berumur 50 tahun sampai dengan 60 tahun sampai dengan investasi pada instrumen berisiko. (Adler Haymans Manurung, 2008 : 22) Menurut Sapto Rahardjo (2004 : 159-160), reksadana Fixed Income adalah reksadana yang portofolio investasinya fokus pada instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi. Jenis reksadana pendapatan tetap mengandalkan penghasilan dari tingkat suku bunga (kupon) yang sifatnya stabil dari instrumen obligasi tersebut. Sebagai contoh, komposisi investasi reksadana pendapatan tetap bisa berbanding 80% investasi pada instrumen obligasi dan sisanya, sebanyak 20% pada instrumen pasar uang berbentuk deposito perbankan. 72 Kebijakan investasi reksadana pendapatan tetap, biasanya mengalokasikan dana investasinya pada instrumen obligasi yang bisa dibeli melalui proses penawaran umum (pasar perdana) atau dengan melakukan transaksi pembelian obligasi pada pasar sekunder ; harga pokok obligasi bisa di atas nilai harga par (nilai nominal obligasi). RDPT merupakan jenis reksadana terbesar dibandingkan reksadana jenis lain. Besarnya minat investor terhadap reksadana ini tidak terlepas dari ciri khas investor Indonesia yang menginginkan risiko rendah, aman, dan tingkat pengembalian cukup ; semua hal tersebut terpenuhi reksadana ini. RDPT dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu : a. Reksadana Pendapatan Tetap berdasarkan penerbit b. Reksadana Pendapatan Tetap berdasarkan kupon Salah satu RDPT berdasarkan penerbit yaitu Reksadana Obligasi Pemerintah (RDOP). Reksadana ini mempunyai portofolio yang semuanya obligasi yang dikeluarkan pemerintah, walaupun ada sedikit alokasi untuk kas atau pasar uang dalam menjaga penarikan dari investor, dan sesuai dengan peraturan serta etika mengelola portofolio. RDPT yang berdasarkan kupon yaitu dikenal dengan reksadana berisiko tinggi yaitu portofolionya merupakan obligasi yang memberikan kupon tinggi tetapi kemungkinan tidak bayar juga tinggi. (Adler Haymans Manurung, 2008 : 23-24) Investor yang membeli reksadana pendapatan tetap akan mendapatkan keuntungan dan risiko berikut. 73 Keuntungan membeli reksadana pendapatan tetap : a. Tingkat risiko yang relatif stabil Tingkat penghasilan obligasi adalah berbentuk kupon yang jumlahnya telah ditetapkan sebelumnya. Dengan tingkat penghasilan kupon yang dapat diprediksi sebelumnya, tipe investor reksadana fixed income kebanyakan adalah tipe investor yang konservatif. b. Alternatif memiliki obligasi dengan modal relatif kecil Dengan membeli reksadana pendapatan tetap investor individu yang memiliki dana terbatas bisa merasa memiliki obligasi dengan nominal yang biasanya sebesar Rp 1 Miliar. Investor hanya mengandalakan modal kecil senilai Rp 1 juta/Unit penyertaan. Dengan demikian, investor dapat dikatakan telah memiliki obligasi. c. Kinerja berdasarkan pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga Indikator dan faktor penentu reksadana pendapatan tetap bergantung pada tren fluktuasi tingkat suku bunga di pasar uang. Apabila tingkat suku bunga naik, harga obligasi cenderung mengalami penurunan dan apabila tingkat suku bunga turun, harga obligasi cenderung meningkat. 74 Kelemahan membeli reksadana pendapatan tetap : Tingkat return yang tidak bisa berfluktuasi tinggi Dengan memiliki reksadana obligasi, invvestor jangan berharap mendapatkan keuntungan yang tinggi dan cukup melonjak, seperti yang didapatkan dari keuntungan reksadana saham. Keuntungan investasi pada reksadana pendapatan tetap cenderung diasumsikan berdasarkan tingkat pendapatan suku bunga obligasi yang ada. (Sapto Rahardjo, 2004 : 161-164) Investor yang melakukan investasi pada reksadana ini akan menghadapi risiko sebagai berikut : a. Risiko perubahan tingkat bunga Risiko ini timbul karena pemerintah (Bank Indonesia) melakukan kebijakan kenaikan (penurunan) tingkat bunga. Naiknya tingkat bunga menyebabkan harga obligasi dalam portofolio mengalami penurunan dan juga sebaliknya. Peurunan harga obligasi mengakibatkan NAB mengalami penurunan. b. Risiko penarikan secara bersamaan Penarikan secara bersamaan yang cukup besar membuat pengelola harus menjual portofolio dengan harga tidak wajar, sehingga NAB yang diperoleh investor lebih kecil. NAB yang kecil ini bukan saja diterima oleh investor yang 75 akan keluar dari reksadana tetapi juga diterima oleh investor yang masih belum keluar dari reksadana. c. Risiko kelangkaan instrumen investasi sejenis Risiko ini merupakan risiko hilangnya kesempatan investasi pada instrumen yang sejenis dengan risiko yang sama. d. Risiko daya beli Adanya inflasi yang terus dan inflasi tersebut secara kumulatif melebihi tingkat pengembalian yang diberikan oleh reksadana. Akibatnya, perkembangan kekayaan atas investasi tidak mampu membeli barang yang sama sebelum dana diinvestasikan pada reksadana, dikenal dengan risiko daya beli. (Adler Haymans Manurung, 2008 : 24-26) Jumlah reksadana dengan jenis produk obligasi cenderung meningkat karena kinerja pendapatan yang cukup membaik dibandingkan kinerja reksadana yang mengelola peroduk saham. Reksadana yang berbasis saham memberikan potensi risiko yaitu tingkat fluktuasi pendapatannya searah dengan fluktuasi harga saham yang ada di Bursa Efek Jakarta. Selama lima tahun terakhir ini, kinerja harga saham di BEJ masih terpuruk, sehingga memberikan potensi kerugian yang cukup tinggi bagi investor dan mengakibatkan kinerja reksadana portofolio saham mengalami keterpurukan. Berbeda dengan reksadana yang berbasis obligasi, tingkat return yang diberikan minimal bisa mendekati tingkat 76 kupon yang ada pada obligasi setelah dikurangi manajemen fee atas pengelolaan reksadana tersebut. (Sapto Rahardjo, 2004 : 200) 2. Mekanisme Reksadana Gambar 4.1 Mekanisme Reksadana BAPEPAM PENGAJUAN IZIN USAHA & PERNYATAAN PENDAFTARAN PERNYATAAN EFEKTIF PENEMPATAN UANG MINIMAL 1% DARI MODAL DISETOR PENGAWASAN DIREKSI PT PROMOTOR (Pendiri) MANAJER REKSADANA (PT) PEMEGANG SAHAM (INVESTOR) INVESTASI KONTRAK PENGELOLAAN PENJUALAN SAHAM MELALUI PENAWARAN UMUM INSTRUKSI JUAL BELI PEMBELIAN KONFIRMASI KONTRAK PENYIMPANAN PERANTARA PEDAGANG EFEK UNDERWRITER (jika ada) SETORAN TUNAI PASAR UANG BANK KUSTODIAN Sumber : Iskandar Z. Alwi, 2003 : 146 77 PASAR MODAL B. Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksadana pendapatan tetap yang selalu ada dan aktif selama enam tahun, yaitu Januari 2003 – Desember 2008. Adapun reksadana pendapatan tetap yang terdaftar sampai pada tahun 2008 dapat dilihat pada table sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar Reksadana Pendapatan Tetap (Januari 2003 s/d Desember 2008) No Nama Reksa Dana Pendapatan Tetap 1 AAA Bond Fund 2 BNI Berbunga Dua 3 Corfina Capita 4 Danamas Pasti 5 Ekofix 6 GMT Dana Pasti 7 Mahanusa Obligasi Pemerintah 8 Mahanusa Pendapatan Tetap Negara 9 Mandiri Dana Pendapatan Tetap 10 Manulife Obligasi Negara Indonesia 11 Manulife Obligasi Unggulan 12 Manulife Pendapatan Bulanan 13 Niaga Pendapatan Tetap B 14 Nikko Bond Nusantara 15 Nikko Bunga Nusantara 16 Nikko Gebyar Indonesia 17 Nikko Indah Nusantara 18 ITB Niaga 19 Permata invest 20 Premier optima 21 Samuel Dana Pasti 22 Schroder Dana Andalan 23 Schroder Dana Mantap plus 24 Telur Emas 25 Trimegah dana tetap 26 Trimegah Dana Stabil Sumber : Data Olahan 78 Dari reksadana pendapatan tetap yang terdaftar di atas hanya ada tiga reksadana pendapatan tetap yang dijadikan obyek penelitian yakni sebagai berikut: Tabel 4.2 Daftar Reksadana Pendapatan Tetap yang Terpilih untuk Penelitian No 1 2 3 Nama Reksadana Pendapatan Tetap Niaga Pendapatan Tetap B Schroder Dana Mantap plus Trimegah dana tetap Sumber : Data Olahan Ketiga reksadana pendapatan tetap diatas terpilih dikarenakan hanya ketiga reksadana tersebut yang aktif dan selalu ada selama enam tahun masa penelitian untuk selanjutnya ketiga reksanadana pendapatan tetap inilah yang digunakan oleh penulis sebagai objek penelitian. Reksadana pendapatan tetap tersebut akan dilihat nilai aktiva bersih ( NAB Bulanan Masing-masing Reksadana selama periode penelitian enam tahun). Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, SBI, KURS, PDB, dan Inflasi. IHSG (Index Harga Saham Gabungan) diperoleh dari BEI (Bursa Efek Indonesia), Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Kurs, Inflasi yang diperoleh dari Bank Indonesia, Produk Domestik Bruto (PDB) diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). 2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana Pendapatan Tetap Dalam perhitungan return dan standar deviasi reksadana pendapatan tetap, penulis menggunakan program Microsoft excel untuk 79 memudahkan perhitungan-perhitungan standar return dan standar deviasi masing-masing reksadana pendapatan tetap setiap bulannya return reksadana pendapatan tetap di peroleh dari perhitungan nilai aktiva bersih perunit (NAB perunit) bulanan yaitu dengan cara NAB perunit pada hari ke-t dikurangi NAB perunit pada hari sebelum t, kemudian dicari data rata-rata return. Tabel dibawah ini akan memperlihatkan nilai aktiva bersih perunit : Tabel 4.3 Rata-Rata Nilai Aktiva Bersih Per Unit Niaga Pendapatan Tetap B 1. 2003 1,089.63 2. 2004 1,214.26 3. 2005 1,342.44 4. 2006 1,465.90 5. 2007 1,671.39 6. 2008 1,759.45 Sumber : Data Olahan Schroder Dana Mantap Plus 1,153.31 1,239.12 1,255.18 1,394.92 1,641.05 1,672.58 No. Periode Trimegah Dana Tetap 1,241.28 1,437.33 1,605.99 1,864.33 2,086.85 2,183.42 Gambar 4.2 Rata-Rata Nilai Aktiva Bersih Per Unit Rata-Rata NAB/ Unit RDPT Rata-Rata NAB Per Unit 2,500.00 2,000.00 1,500.00 Niaga Pendapatan Tetap B 1,000.00 Schroder Dana Mantap Plus Trimegah Dana Tetap 500.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pada tabel di atas terlihat bahwa setiap reksadana pendapatan tetap yang menjadi sampel mengalami kenaikan NAB setiap tahunnya. 80 Reksadana pendapatan tetap yang memiliki NAB tertinggi setiap tahunnya adalah Trimega Dana Tetap, terutama pada tahun 2008 dengan rata- rata NAB/UNIT sebesar 2,183.42. Standar deviasi diperoleh dengan menggunakan formula yang telah disebutkan yaitu menggunakan Microsoft excel. Nilai return dan standar deviasi terdapat dalam tabel berikut : Tabel 4.4 Rata-Rata Hasil Return dan Standar Deviasi No. Periode 1. 2. 3. 2003 2004 2005 4. 5. 6. 2006 2007 2008 Niaga Pendapatan Tetap B Return Sd Schroder Dana Mantap Plus return sd Trimegah Dana Tetap Return sd 0.010172864 0.002088220 0.008699307 0.005503888 0.021557404 0.009948845 0.007659233 0.000392496 0.005846671 0.000511031 0.007366793 0.000641246 0.002563199 0.025225601 0.004077116 0.001893215 0.012298556 0.001784036 0.002012921 0.002287841 0.019568860 0.002016770 0.012132504 0.000297546 0.008167466 0.000293427 0.005888282 0.001485679 0.007863004 0.000565893 0.000924614 0.000915100 0.003527349 0.001899627 0.000024893 0.001213340 Sumber : Data Olahan Gambar 4.3 Rata-Rata Hasil Return dan Standar Deviasi 81 Pada tabel dan grafik di atas dapat terlihat bahwa setiap tahunnya return reksadana pendapatan tetap yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan yang berbanding lurus dengan standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap tersebut memiliki kinerja yang baik berdasarkan returnnya. Return tertinggi diperoleh pada tahun 2006. 3. Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap dengan Metode Sharpe Dalam pembentukan kinerja reksadana pendapatan tetap dengan menggunakan metode sharpe yakni dengan melakukan perhitungan ratarata kinerja reksadana pendapatan tetap pada periode tertentu di kurangi rata-rata kinerja investasi bebas resiko pada periode yang sama lalu dibagi dengan standar deviasi dari reksadana pendapatan tetap yang bersangkutan. Kinerja investasi bebas resiko yang digunakan oleh penulis adalah tingkat suku bunga bank Indonesia atau( SBI ). Table dibawah ini akan memperlihatkan kinerja perbulan: Tabel 4.5 Rata-Rata Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Metode Sharpe (Januari 2003 s/d Desember 2008) Niaga Pendapatan Tetap B 1. 2003 2.651543388 2. 2004 106.490314182 3. 2005 57.074383330 4. 2006 -17176.950810427 5. 2007 -137110.125442172 6. 2008 -45980.973996070 Sumber : Data Olahan Schroder Dana Mantap Plus -0.572361879 2.652575653 -3.389696697 2.173099768 1.043499020 -4.893071263 No. Periode 82 Trimegah Dana Tetap 31.129323034 13.513806191 14.567065368 7.890727725 0.189600536 -6.015982556 Gambar 4.4 Rata-Rata Kinerja Niaga Pendapatan Tetap B Gambar 4.5 Rata-Rata Kinerja Schroder Dana Mantap Plus 83 Gambar 4.6 Rata-Rata Kinerja Trimegah Dana Tetap Setelah diperoleh kinerja reksadana pendapatan tetap dengan menggunakan metode sharpe langkah selanjutnya adalah masuk kedalam uji regresi dengan menggunakan SPSS 17 for windows. Adapun yang menjadi variabel terikatnya (variabel dependen) adalah kinerja. Sedangkan yang menjadi variabel bebasnya (variabel independen adalah IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI) 4. Deskriptif Variabel Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dijelaskan variabel-variabel yang terdapat dalam regresi berganda seperti tabel berikut : 84 Tabel 4.6 Nilai Rata-rata IHSG, SBI, KURS, PDB, INFLASI dan Kinerja RDPT No. Tahun IHSG 1. 2003 517.220 2. 2004 85.694 3. 2005 1089.729 4. 2006 1442.938 5. 2007 2210.982 6. 2008 2087.590 Sumber : Data Olahan SBI 0.0083 0.0062 0.0077 0.0099 0.0072 0.0076 KURS 8,577 8,985 9,751 9,141 9,164 9,757 PDB INFLASI Rata-rata kinerja 131,013.3 0.0057 11.069501515 138,381.6 0.0050 40.885565342 145,795.6 0.0087 22.750584000 153,887.9 0.0111 -5722.295660978 163,664.5 0.0053 -45702.964114205 173,508.6 0.0086 -15330.627683297 a. Variabel Dependen (Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap) Berdasarkan tabel di atas yang diperoleh dari pengumpulan data selama periode januari 2003 s/d desember 2008, nilai dari kinerja reksadana pendapatan tetap cenderung menurun dari tahun ke tahun. Nilai rata-rata reksadana pendapatan tetap untuk tahun 2003 sebesar 11.069501515 pada tahun 2004 kinerja reksadana pendapatan tetap mengalami perubahan menjadi 40.885565342. tahun 2005 kinerja reksadana pendapatan tetap kembali berubah menjadi 22.750584000 kemudian pada tahun 2006 kinerja reksadana pendapatan tetap (-5722.295660978). selanjutnya tahun 2007 kinerja reksadana pendapatan tetap (45702.964114205). terakhir pada tahun 2008 kinerja reksadana pendapatan tetap (15330.627683297). Nilai rata-rata tertinggi terjadi pada tahun 2004 dengan angka sebesar 40.885565342. b. Variabel Independen 1) IHSG Pada tabel di atas dapat terlihat nilai rata-rata IHSG setiap tahunnya selama periode penelitian dari januari 2003- sampai 85 desember 2008.Tahun 2003 nilai IHSG adalah sebesar 517.220, lalu terjadi peningkatan pada tahun 2004 menjadi 805.694.Pada tahun 2005 nilai IHSG adalah sebesar 1089.729, lalu terjadi peningkatan pada tahun 2006 menjadi 1442.938.pada tahun 2007 nilai IHSG adalah sebesar 2210.982, lalu terjadi penurunan pada tahun 2008 sebesar 2087.590. Nilai tertinggi terjadi pada tahun 2007. 2) SBI Pada tabel di atas dapat terlihat rata- rata SBI setiap tahunnya. Pada tahun 2003 nilai rata-rata SBI adalah 0.0083, lalu terjadi penurunan nilai SBI pada tahun 2004 menjadi 0.006204167. Terus terjadi peningkatan lagi pada tahun 2005 menjadi 0.007652083, terjadi peningkatan lagi pada tahun 2006 menjadi 0.009858333. Pada tahun 2007 terjadi penurunan lagi menjadi 0.0072, dan terakhir terjadi peningkatan pada tahun 2008 menjadi 0.0076.Nilai tertinggi terjadi pada tahun 2006 3) Kurs Pada tabel di atas dapat terlihat rata- rata nilai KURS setiap tahunnya. Pada tahun 2003 nilai rata-rata KURS adalah 8,577 , kemudian terjadi penigkatan pada tahun 2004 dengan nilai sebesar 8,985. Pada tahun 2005 nilai kurs terjadi peningkatan yang cukup besar dengan nilai 9,751, kemudian terjadi penurunan pada tahun 2006 dengan nilai sebesar 9,141. Pada tahun 2007 terjadi sedikit 86 peningkatan nilai KURS sebesar 9,164, dan pada tahun 2008 terjadi peningkatan dengan nilai sebesar 9,757. Nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008. 4) PDB Pada tabel di atas dapat terlihat rata- rata nilai PDB setiap tahunya. Pada tahun 2003 nilai rata-rata PDB adalah sebesar 131,013.3, kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2004 dengan nilai sebesar 138,381.6. pada tahun 2005 terjadi peningkatan nilai sebesar 145,795.6, kemudian pada tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 153,887.9. pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 163,664.5, kemudian pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 173,508.6. kemudian nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008. 5) Inflasi Pada tabel di atas dapat terlihat rata- rata nilai INFLASI setiap tahunya. Pada tahun 2003 nilai rata-rata Inflasi adalah sebesar 0.005658, kemudian terjadi penurunan pada tahun 2004 dengan nilai sebesar 0.005048 pada tahun 2005 terjadi peningkatan nilai sebesar 0.008669, kemudian pada tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 0.01111. pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 0.005337, kemudian pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 0.00859. kemudian nilai tertinggi terjadi pada tahun 2006. 87 5. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis grafik histogram dan normal probability plots, maka diperoleh hasil sebagai gambar berikut : Gambar 4.7 Output Uji Normalitas Analisis Histogram 88 Gambar 4.8 Output Uji Normalitas Analisis Grafik Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,2005:112) Pada grafik histogram tampak bahwa residual terdistribusi secara normal karena tidak menceng ke kanan dan ke kiri (Ghozali,2005:112) 89 Akan tetapi karena uji normalitas dengan grafik dan histogram cenderung dapat menyesatkan, oleh sebab itu uji grafik di atas dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan oleh penulis adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Output Uji Normalitas Analisis Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 72 .0000000 1.68424400 .104 .047 -.104 .882 .418 0,882 dan tingkat signifikansi 0,05 (karena p = 0,418 > 0,05) jadi kita tidak dapat menolak H0 yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal dengan kata lain residual terdistribusi normal. Sekali lagi, hal ini konsisten dengan uji sebelumnya. b. Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, Seperti terlihat pada table berikut : 90 Tabel 4.8 Output Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) LNIHSG .128 7.831 LNSBI .427 2.341 LNKURS .601 1.664 LNPDB .111 9.029 LNINFLASI .370 a. Dependent variable : LNKINERJA 2.701 Pada tabel diatas tidak memiliki nilai tolerence kurang dari 0,10. Untuk variabel IHSG memiliki tolerence sebesar 0,128, kemudian nilai SBI sebesar 0,427, kemudian nilai KURS sebesar 0,601, nilai PDB sebesar 0,111, dan nilai INFLASI sebesar 0,370. Hasil dari perhitungan nilai variance inflation faktor (VIF) juga menunjukan hal yang sama yaitu tidak terdapat nilai VIF lebih dari 10 dari variabel independen. Nilai VIF IHSG adalah sebesar 7.831, nilai SBI adalah sebesar 2.341, nilai KURS sebesar 1.664, nilai PDB sebesar 9.029, dan nilai INFLASI adalah sebesar 2.701. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. 91 c. Uji Autokorelasi Tabel 4.9 Output Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate DurbinWatson a 1 .884 .782 .766 1.74688 2.006 a. Predictors: (Constant), LNINFLASI, LNIHSG, LNKURS, LNSBI, LNPDB b. Dependent Variable: LNKINERJA Nilai DW sebesar 2,006, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel 72 (n) dan jumlah variabel independen 5 (k = 5) maka tabel DurbinWatson akan didapatkan nilai sebagai berikut : Tabel 4.10 Tabel Durbin Watson Test Bound k=5 DI 0,562 . . 1,487 N 15 . . 72 DF 2,220 . . 1,770 Oleh karena nilai DW 2,006 lebih besar dari batas atas (du) 1,770 dan kurang dari 4-1,770 (4-du), maka dapat disimpulakan bahwa kita tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif dan negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 92 d. Uji Heteroskedastissitas Gambar 4.9 Output Uji Heterokedastisitas Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastissitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk dijadikan sebagai alat untuk memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap. Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. (Ghozali, 2005) 93 Uji statistik yang digunakan oleh penulis adalah uji Glejser : TABEL 4.11 Output Uji Glejser pada Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) -44449.295 88141.017 ABSIHSG 12.690 16.483 3601297.283 4471244.196 ABSSBI ABSKURS T Beta Sig. -.504 .616 .234 .770 .444 .145 .805 .423 -3.732 9.196 -.063 -.406 .686 .432 .838 .174 .516 .608 ABSINFLA -2778123.690 2243705.843 SI a. Dependent Variable: ABSKINERJA -.236 -1.238 .220 ABSPDB Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil tampilan di atas menjelaskan bahwa tidak ada satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut. Hal ini terlihat probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 94 6. Pengujian Statistik a. Pengaruh variabel IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap (Uji t) Tabel 4.12 Output Uji t Coefficients(a) Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error t tabel t hitung Beta Sig. -299.905 63.391 .205 1.073 .031 .191 1.9966 .849 6.508 1.727 .331 3.769 1.9966 .000 -12.424 4.142 -.222 -2.999 1.9966 .004 36.298 6.330 .990 5.735 1.9966 .000 LNINFLA -3.318 SI a Dependent Variabel : Kinerja .915 -.342 -3.624 1.9966 .001 LNIHSG LNSBI LNKURS LNPDB -4.731 .000 Berdasarkan tabel koefisien di atas dapat terlihat bahwa variabel IHSG berdasarkan pada daerah penerimaan H0 dan Ha, t hitung berada di dalam daerah penerimaan H0, hal ini dikarenakan t hitung = 0,191 < (lebih kecil dari) t tabel = 1,9966 sehingga H01 diterima dan Ha1 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan IHSG terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Nilai sebesar 0, 849 pada kolom sig/significance mengartikan bahwa tingkat kesalahan variabel IHSG untuk memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap terlalu besar (di atas 0,05). 95 Variabel SBI berdasarkan pada daerah penerimaan H0 dan Ha, t hitung berada di dalam daerah penolakan H0, hal ini dikarenakan t hitung = 3,769 > (lebih besar dari) t tabel = 1,9966 sehingga H02 ditolak dan Ha2 diterima atau dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan SBI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Nilai sebesar 0,000 pada kolom sig/significance mengartikan bahwa tingkat kesalahan variabel SBI untuk memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap terlalu kecil (di bawah 0,05). Sedangkan variabel kurs berdasarkan pada daerah penerimaan H0 dan Ha, t hitung berada di dalam daerah penolakan H0, hal ini dikarenakan t hitung = -2,999 > (lebih besar dari) t tabel = 1,9966 sehingga H03 ditolak dan Ha3 diterima atau dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan kurs terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Nilai sebesar 0,004 pada kolom sig/significance mengartikan bahwa tingkat kesalahan variabel kurs untuk memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap terlalu kecil (di bawah 0,05). Variabel PDB berdasarkan pada daerah penerimaan H0 dan Ha, t hitung berada di dalam daerah penolakan H0, hal ini dikarenakan t hitung = 5,735 > (lebih besar dari) t tabel = 1,9966 sehingga H04 ditolak dan Ha4 diterima atau dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan PDB terhadap kinerja reksadana 96 pendapatan tetap. Nilai sebesar 0,000 pada kolom sig/significance mengartikan bahwa tingkat kesalahan variabel PDB untuk memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap terlalu kecil (di bawah 0,05). Variabel inflasi berdasarkan pada daerah penerimaan H0 dan Ha, t hitung berada di dalam daerah penolakan H0, hal ini dikarenakan t hitung = 3,624 > (lebih besar dari) t tabel = 1,9966 sehingga H05 ditolak dan Ha5 diterima atau dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Nilai sebesar 0,001 pada kolom sig/significance mengartikan bahwa tingkat kesalahan variabel inflasi untuk memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap terlalu kecil (di bawah 0,05). b. Pengaruh variabel IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap ( Uji F ) Tabel 4.13 Output Uji F ANOVAb Sum of Squares Model 1 Df Mean Square Regression 722.943 5 144.589 Residual 201.404 66 3.052 F 47.382 Sig. .000a Total 924.347 71 a. Predictors: (Constant), LNINFLASI, LNIHSG, LNKURS, LNSBI, LNPDB b. Dependent Variable: LNKINERJA 97 Pada pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh Fsign sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa secara simultan (bersama-sama) terdapat pengaruh variabel IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis alternative Ha pada hipotesis keenam yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari variabel IHSG, SBI, KURS, PDB, dan INFLASI terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. c. Pengujian Koefisien Determinasi (Adjust R-Square) Tabel 4.14 Output uji koefisien determinasi Model R R Square a 1 .884 .782 Adjusted R Square .766 Std. Error of the Estimate 1.74688 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0,766 yang berarti bahwa sebanyak 76,6% variasi atau perubahan kinerja reksadana pendapatan tetap dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari IHSG, SBI, kurs, PDB, dan inflasi. d. Pengujian Koefisien Regresi Pada hasil statistik diatas diperoleh persamaan sebagai berikut: LnKinerja = -299.905 + 6.508 LnSBI - 12.424 LnKurs + 36.298 LnPDB - 3.318 LnInflasi 98 Konstanta sebesar -299.905 yang menyatakan bahwa variabelvariabel independent dianggap nol, maka rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap sebesar -299.905. Artinya secara keseluruhan kinerja reksadana pendapatan tetap tidak terlalu baik. 1. Koefisien regresi 6.508 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 poin X2 (SBI) akan menaikkan kinerja reksadana sebesar 6.508 poin. 2. Koefisien regresi -12.424 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 poin X3 (Kurs) akan menurunkan kinerja reksadana sebesar 12.424 poin. 3. Koefisien regresi 36.298 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 poin X4 (PDB) akan menaikkan kinerja reksadana sebesar 36.298 poin. 4. Koefisien regresi -3.318 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 poin X4 (Inflasi) akan menurunkan kinerja reksadana sebesar 3.318 poin. 5. Variabel SBI dan PDB adalah yang memiliki pengaruh paling signifikan bagi kinerja reksadana pendapatan tetap. Artinya variabel ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap baik atau buruknya kinerja reksadana pendapatan tetap. Hal ini menunjukkan bahwa secara agregatif naik atau turunnya SBI dan PDB akan menaikkan atau menurunkan return reksadana pendapatan tetap. 99 Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Eduardus Tandelilin dalam bukunya yang berjudul Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio (2001 : 214) yang menyatakan PDB, SBI, kurs, dan inflasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, dalam hal ini reksadana merupakan perusahaan investasi yang kinerjanya dilihat dari tingkat profitabilitas/return. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian penulis yang menyatakan bahwa PDB, SBI, kurs, dan inflasi memberikan pengaruh signifikan terhadap return dan kinerja reksadana pendapatan tetap. Sedangkan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Adler Haymans Manurung (2008 : 140-141) menyatakan bahwa kinerja reksadana dipengeruhi oleh beberapa faktor yaitu PDB, SBI, dan faktor pengelolaan aset investasi reksadana. Teori ini konsisten dengan hasil penelitian penulis yang menyatakan bahwa PDB dan SBI berpengaruh paling signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Kemudian diperkuat oleh penelitian-penelitian sebelumnya diantaranya, Abdul Muthalib (2005) menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial atau individu dari variabel-variabel makro ekonomi yaitu Pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih terhadap tingkat kinerja reksadana saham dalam menghasilkan return NAB. 100 Homan Tanamas dan Ronald (2006) menyatakan bahwa dari hasil pengujian yang dilakukan, faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan return reksadana pendapatan tetap adalah return SBI. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu terdapat perbedaan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh Thomas Hartono (2005) hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa SBI, perubahan kurs, dan harga emas berpengaruh terhadap perubahan return reksadana pendapatan tetap. Sedangkan variabel inflasi dan PDB tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa inflasi dan PDB berpengaruh terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Perbedaan tersebut dapat saja terjadi dikarenakan dalam penelitian ini penulis mengembangkan penelitian sebelumnya. Dalam hal ini penulis lebih memperpanjang rentang waktu penelitian dan memperbanyak sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dianalisis bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap dari tahun 2003 s/d 2008 cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor ekonomi. Dimana berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDB memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap sehingga jika nilai PDB naik maka kinerja reksadana pendapatan tetap akan naik. Berdasarkan teori, PDB 101 merupakan indikator makro yang menyatakan jumlah income yang diperoleh masyarakat Indonesia per kapita. Kenaikan income masyarakat memungkinkan masyarakat/investor menanamkan dananya ke reksadana sehingga memacu kinerja reksadana meningkat yang direpresentasikan oleh peningkatan return. Begitu pula sebaliknya, jika PDB turun maka kinerja reksadana berpotensi turun. Pengaruh positif dan signifikan dari SBI berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa setiap kenaikan SBI akan berpengaruh pada kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap. Sebaliknya, jika SBI turun maka kinerja reksadana pendapatan tetap kemungkinan turun. Hal ini disebabkan SBI digunakan sebagai suku bunga acuan bagi lembaga keuangan seperti reksadana untuk menetapkan tingkat imbal hasilnya. 102 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pengaruh IHSG, SBI, Kurs, PDB, dan Inflasi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap dari bulan januari 2003 sampai dengan bulan desember 2008 dengan menggunakan regresi berganda dan pengujian statistic dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perolehan return dan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Sharpe dapat terlihat bahwa reksadana pendapatan tetap memiliki kinerja yang menurun setiap tahunnya. 2. Hasil uji regresi ditemukan bahwa PDB dan SBI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap, sedangakan variabel IHSG, kurs, dan inflasi tidak memilki pengaruh yang signifkan. 3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksadana pendapatan tetap adalah PDB. Artinya variabel ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap baik buruknya kinerja reksadana pendapatan tetap. 103 B. Implikasi Dengan melihat perilaku data selama periode penelitian, analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengganti atau menambahkan variabel independent seperti harga emas, harga minyak, jumlah uang beredar, dan lainlain. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya menambah periode penelitian sehingga jumlah sampel yang diteliti pun akan bertambah, guna memperoleh hasil penelitian yang lebih signifikan. 1. Dunia investasi Kepada para investor dapat menggunakan variabel SBI dan PDB sebagai parameter kinerja reksadana pendapatan tetap. 2. Dunia akademisi Memberikan kontribusi dan pengembangan teori terutama faktor faktor yang mempengaruhi kinerja reksadana pendapatan tetap. 3. Dunia perusahaan Sebagai pertimbangan bagi Manajer Investasi untuk membandingkan tingkat return dan risiko pasar dengan tingkat return dan risiko dari reksadana pendapatan tetap. 104 DAFTAR PUSTAKA Abdul Muthalib. “Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Tingkat kinerja Reksadana Saham Periode 1998-2004”. Tesis Strategi dan Keuangan, Universitas Indonesia.Jakarta 2005 Abimanyu, Yoopi. “Memahami Kurs Valuta Asing”. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 2004. Ahmad,Rodoni. “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”.Progam Studi Manajemen.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta 2008 Ang Robert, “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”, Media Soft Indonesia, 1997 Annisa, Sholihah. “Analisis Pengaruh JII,SWBI,IHSG,dan Inflasi Terhadap Kinerja Reksadana Syariah”.Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Manajemen.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta 2008 Blanchard. “Economics”, Prentice Hall International, Inc.,New Jersey. 2000. Deden,Mulyana. “Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemillihan Sekuritas Terhadap Kinerja Reksadana Terbuka Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif( Reksadana Saham,Reksadana Pendapatan Tetap,Reksadana Campuran)”.Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya 2003 Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Balai Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2005. Ghufron, Sofiyani, dkk. “Investasi Halal di Reksadana Syariah”. RENAISAN. Jakarta. 2005. Hendriyanto. “Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan,Suku bunga,Kurs dan Resiko Terhadap Imbal Hasil Reksadana Syariah dan Konvensional”. Tesis Ekonomi dan Keuangan Syariah, Universitas Indonesia.Juli 2008 Hidayat, Khomarul. “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Fluktuasi Kurs Dolar AS dan Tingkat Inflasi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan”. Magister Sains. Universitas Indonesia. 2006. 105 Homan,Tanamas,dkk. “Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Seputar Krisis 2005”.Program Studi Magister Manajemen Finance & Investment.Universitas Bina Nusantara.Jakarta 2006 M.Shun’an. “Kinerja Reksadana Indonesia”.Manajemen Universitas Gajah Mada.Jogjakarta 2002 Magister Sains Mankiw, Gregory. “Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro)”. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat. 2006. Murni, Asfia. “Ekonomi Makro”. Refika Aditama. Bandung. 2006. Ponco Wibowo, Hamid. “Pengaruh Variabel Ekonomi Makro (PDB, Suku Bunga, Kurs) terhadap Kinerja Perbankan Syariah”. Magister Manajemen. Universitas Indonesia. 2006. Pramulia, Ronny. “Pengaruh Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan IHSG terhadap Deposito Perbankan Syariah”. Magister Manajemen. Universitas Indonesia. Jakarta. 2009. Santoso, Singgih. “Latihan SPSS : Statistik Parametrik”. Alex Media Komputindo. Jakarta. 2001. Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”. Edisi keempat. LP-FEUI. Jakarta. 2004. Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”. PT. Raja Grafindo. Jakarta. 2004. Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. UUP AMP YPKN. Yogyakarta.1997. Tinur,Fajar,dkk. “Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia:Analisis Market Timing dan Stock Selection-Periode 2006-2008”.Magister Manajemen.Universitas Indonesia. Jakarta 2008. Manurung, Adler Haymans. “Reksadana Investasiku”. Jakarta : Kompas. 2008 Rodoni, Ahmad. “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”. Jakarta : Program Studi Manajemen FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008 Dharma, Agus. “Mengapa Harus Reksadana”. Jakarta : Majalah Uang & Efek. 1997 Rahardjo, Sapto. “Panduan Investasi Obligasi”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004 106 Rahardjo, Sapto. “Panduan Investasi Reksadana”. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2004 Alwi, Iskandar Z.,”Panduan Praktis Pasar Modal Teori dan Aplikasi”. Jakarta. 2003 Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. 2006 Septiani, Dwina. “Reksadana:Perkembangan & Prospek”. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia. 2003 Pratomo, Eko Priyo, dkk. “Reksadana : Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern”. Jakarta : Mees Pierson Finas. 2004 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN NILAI NAV / UNIT REKSADANA PENDAPATAN TETAP PERIODE JANUARI 2003 s/d DESEMBER 2008 Tahun Dan Bulan Nama Perusahaan 2003 NAB/Unit 2004 NAB/Unit 2005 NAB/Unit 2006 NAB/Unit 2007 NAB/Unit 2008 Niaga Pendapatan Tetap B Januari 1,030.62 Januari 1,163.67 Januari 1,287.25 Januari 1,287.88 Januari 1,588.69 Januari 1,752 desember 2002: Februari 1,054.15 Februari 1,173.82 Februari 1,304.04 Februari 1,399.49 Februari 1,603.51 Februari 1,760 Maret 1,000.00 Maret 1,180.57 Maret 1,382.77 Maret 1,419.39 Maret 1,621.92 Maret April 1,075.73 April 1,193.17 April 1,380.44 April 1,434.26 April Mei 1,085.97 Mei 1,202.58 Mei 1,391.50 Mei 1,447.41 Mei Juni 1,096.12 Juni 1,212.85 Juni 1,401.67 Juni 1,462.44 Juni Juli 1,104.90 Juli 1,218.12 Juli 1,411.18 Juli 1,476.12 Juli Agustus 1,112.58 Agustus 1,228.03 Agustus 1,423.27 Agustus 1,494.91 Agustus September 1,090.41 September 1,228.03 September 1,428.65 September 1,513.78 September Oktober 1,133.89 Oktober 1,248.07 Oktober 1,437.08 Oktober 1,530.04 Oktober Nopember 1,140.28 Nopember 1,261.09 Nopember 1,087.39 Nopember 1,549.68 Nopember Desember 1,150.89 Desember 1,261.09 Desember 1,174.10 Desember 1,575.42 Desember 1024.301 108 NAB/U 1,762 1,757 1,641.01 April 1,765 1,660.72 Mei 1,749 1,674.72 Juni 1,766 1,684.82 Juli 1,760 1,691.95 Agustus 1,704.27 September 1,760 1,760 1,722.44 Oktober 1,725.81 Nopember 1,760 1,736.86 Desember 1,755 Schroder Dana Mantap plus Januari 1,120.88 Januari 1,195.83 Januari 1,301.82 Januari 1,267.57 Januari 1,569.37 Januari desember 2002: Februari 1,138.34 Februari 1,211.18 Februari 1,302.92 Februari 1,303.02 Februari 1,570.08 Februari Maret 1,013.69 Maret 1,223.18 Maret 1,285.14 Maret 1,322.79 Maret April 1,162.09 April 1,237.01 April 1,285.04 April 1,353.43 April Mei 1,172.36 Mei 1,228.24 Mei 1,292.74 Mei 1,342.52 Mei Juni 1,189.55 Juni 1,233.46 Juni 1,293.87 Juni 1,345.10 Juni Juli 1,198.33 Juli 1,240.63 Juli 1,280.10 Juli 1,382.62 Juli Agustus 1,206.15 Agustus 1,248.41 Agustus 1,192.48 Agustus 1,408.09 Agustus September 1,071.60 September 1,248.41 September 1,179.85 September 1,457.36 September Oktober 1,205.77 Oktober 1,260.45 Oktober 1,199.37 Oktober 1,500.57 Oktober Nopember 1,175.29 Nopember 1,271.32 Nopember 1,215.99 Nopember 1,502.03 Nopember Desember 1,185.64 Desember 1,271.32 Desember 1,232.83 Desember 1,553.93 Desember Trimegah dana tetap Januari 1,207.61 Januari 1,376.16 Januari 1,562.14 Januari 1,744.43 Januari desember 2002: Februari 1,221.58 Februari 1,387.58 Februari 1,545.27 Februari 1,763.31 Februari Maret 1,004.77 Maret 1,401.15 Maret 1,560.59 Maret 1,787.82 Maret 1,681.0 1,653.6 1,600.97 Maret 1,609.9 1,627.82 April 1,616.5 1,676.03 Mei 1,600.8 1,666.99 Juni 1,702.2 1,666.26 Juli 1,697.1 1,638.91 Agustus 1,668.13 September 1,697.1 1,697.1 1,692.55 Oktober 1,650.48 Nopember 1,697.1 1,665.08 Desember 1,732.2 2,192.0 2,000.78 Januari 2,197.3 2,013.16 Februari 2,193.2 2,025.84 Maret April 1,252.48 April 1,401.12 April 1,574.12 April 1,808.40 April 2,039.99 April 2,172.0 Mei 1,266.91 Mei 1,428.17 Mei 1,596.59 Mei 1,832.23 Mei 2,077.37 Mei 2,178.9 Juni 1,282.67 Juni 1,432.42 Juni 1,610.20 Juni 1,849.45 Juni 2,084.82 Juni 2,181.0 Juli 1,296.74 Juli 1,439.66 Juli 1,622.69 Juli 1,874.12 Juli 2,096.53 Juli Agustus 1,310.08 Agustus 1,463.43 Agustus 1,636.80 Agustus 1,893.52 Agustus September 1,004.15 September 1,463.43 September 1,573.03 September 1,912.13 September Oktober 1,337.90 Oktober 1,477.43 Oktober 1,599.46 Oktober 1,950.83 Oktober Nopember 1,346.97 Nopember 1,488.69 Nopember 1,672.12 Nopember 1,969.41 Nopember Desember 1,363.46 Desember 1,488.69 Desember 1,718.83 Desember 1,986.36 Desember 1101.781 1189.793 109 1,685.9 2,181.0 2,181.0 2,105.76 Agustus 2,117.40 September 2,181.0 2,181.0 2,131.57 Oktober 2,167.11 Nopember 2,181.0 2,181.85 Desember 2,181.0 HASIL RETURN DAN STANDAR DEVIASI REKSADANA PENDAPATAN TETAP PERIODE JANUARI 2003 s/d DESEMBER 2008 No 1 2 3 4 5 Periode tahun bulan 2003 Januari Februari Maret April Mei Niaga Pendapatan Tetap B Return Schroder Dana Mantap plus sd return Sd Trimegah dana tetap return sd 0.006169085 0.022834697 -0.051371906 0.075731754 0.009518047 0.000248672 0.001729173 0.007077531 0.008006898 0.000148777 0.017334069 0.015573210 -0.109501644 0.146397735 0.008843700 0.001241409 0.001032433 0.013811221 0.016558448 0.000233787 0.014976723 0.011568836 -0.177483408 0.246529761 0.011523046 0.000567024 0.000162582 0.022273791 0.028047314 0.000157148 6 Juni 0.009347246 0.000128507 0.014656838 0.000923680 0.012436805 0.000265591 7 Juli 0.008006126 0.000030655 0.007387300 0.000060945 0.010971279 0.000091665 0.006957473 -0.019934505 0.039875921 0.005636969 0.009303465 0.011111493 0.008722211 0.005746387 0.010674894 0.007886125 0.008536396 0.004346691 0.008132841 0.000155107 0.003346598 0.003751594 0.000311822 0.000123311 0.000337884 0.000054329 0.000298837 0.000286069 0.000044897 0.000032276 0.000464950 0.000015617 0.006519574 -0.111549802 0.125204668 -0.025279329 0.008805368 0.008596826 0.012838944 0.009905860 0.011307149 -0.007088796 0.004249037 0.005811106 0.006272547 0.000042036 0.014054293 0.014043294 0.003815871 0.000229238 0.000204489 0.000707936 0.000359843 0.000526145 0.001657052 0.000311499 0.000126115 0.000071352 0.010290307 -0.233525888 0.332379809 0.006774270 0.012247310 0.009314265 0.008297247 0.009778725 -0.000024243 0.019312041 0.002969849 0.005056093 0.016512535 0.000010849 0.028924810 0.038235840 0.000406428 0.000243102 0.000104986 0.000225684 0.000049865 0.001213263 0.001081532 0.000857930 0.000610338 0.000749291 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Agustus September Oktober Nopember Desember 2004 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 110 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 September Oktober Nopember Desember 2005 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2006 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober 0.000000000 0.016323995 0.010429767 0.000000000 0.020740711 0.013047868 0.060375668 -0.001691049 0.008017137 0.007303660 0.006785561 0.008572750 0.003773693 0.005902852 -0.243332964 0.079745728 0.096906755 0.086660143 0.014217455 0.010474306 0.009174953 0.010379378 0.009354486 0.012730546 0.012620117 0.010741789 0.000980807 0.000956494 0.000256978 0.000980807 0.001480662 0.000567690 0.006184466 0.001181498 0.000029348 0.000114022 0.000175509 0.000036591 0.000532952 0.000280268 0.029859117 0.008483269 0.010519909 0.009303859 0.000706494 0.000262264 0.000108059 0.000250998 0.000129366 0.000530030 0.000516925 0.000294008 0.000000000 0.009640030 0.008627351 0.000000000 0.023987162 0.000848569 -0.013644898 -0.000082623 0.005991411 0.000874667 -0.010644590 -0.068444788 -0.010592346 0.016544734 0.013860335 0.013848280 0.028176893 0.027969127 0.015170671 0.023166946 -0.008061121 0.001918338 0.027892675 0.018420913 0.034996008 0.029644905 111 0.000815767 0.000328294 0.000208112 0.000815767 0.002030986 0.000715060 0.002435118 0.000825572 0.000104717 0.000711963 0.002079047 0.008938669 0.002072847 0.001147732 0.000829153 0.000827722 0.002528215 0.002503558 0.000984661 0.001933644 0.001772446 0.000588102 0.002494485 0.001370394 0.003337495 0.002702436 0.000000000 0.009568150 0.007616850 0.000000000 0.049341642 -0.010799217 0.009916725 0.008664814 0.014279477 0.008518873 0.007759505 0.008692841 -0.038958659 0.016805275 0.045427724 0.027933672 0.014894392 0.010820658 0.013903669 0.011507268 0.013179669 0.009396874 0.013338626 0.010351138 0.009830376 0.020240384 0.001210386 0.000074856 0.000306432 0.001210386 0.004645389 0.002492017 0.000033487 0.000182062 0.000484276 0.000199382 0.000289502 0.000178736 0.005833928 0.000784033 0.004180893 0.002104731 0.000557253 0.000073790 0.000439676 0.000155275 0.000353753 0.000095182 0.000372618 0.000018068 0.000043735 0.001191706 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 Nopember Desember 2007 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 0.012835630 0.016611651 0.008424475 0.009330975 0.011477751 0.011772072 0.012008090 0.008431211 0.006031251 0.004230978 0.007282691 0.010659407 0.001957903 0.006402791 0.009125664 0.004518717 0.000863327 -0.002502625 0.004335112 -0.008734762 0.009628902 -0.003537489 0.000000000 0.000000000 0.000000000 -0.002601475 0.000542502 0.000990633 0.000018994 0.000126576 0.000381351 0.000416281 0.000444291 0.000019793 0.000265030 0.000478683 0.000116511 0.000284231 0.000748447 0.000220936 0.000102210 0.000444534 0.000878349 0.001277814 0.000466324 0.002017433 0.000161933 0.001400630 0.000980807 0.000980807 0.000980807 0.001289546 0.000973002 0.034557963 0.009933613 0.000449654 0.019674349 0.016770353 0.029620202 -0.005392743 -0.000440061 -0.016416567 0.017829090 0.014641258 -0.024855671 0.008845911 0.012521921 -0.002870819 -0.016340589 -0.026390586 0.004074585 -0.009724473 0.063342537 -0.003001962 0.000000000 0.000000000 0.000000000 0.020717573 112 0.000700292 0.003285509 0.000363136 0.000762402 0.001519149 0.001174508 0.002699505 0.001455767 0.000867992 0.002764055 0.001300157 0.000921831 0.003765592 0.000234050 0.000670312 0.001156470 0.002755038 0.003947753 0.000332202 0.001969849 0.006701610 0.001172034 0.000815767 0.000815767 0.000815767 0.001642957 0.009519870 0.008607124 0.007258842 0.006191526 0.006297943 0.006986088 0.018319253 0.003590640 0.005613599 0.004403540 0.005529172 0.006690766 0.016672988 0.006801685 0.004684098 0.002394997 -0.001843154 -0.009670492 0.003158292 0.000977549 0.000000000 0.000000000 0.000000000 0.000000000 0.000000000 0.000000000 0.000080585 0.000188908 0.000348920 0.000475587 0.000462958 0.000381290 0.000963709 0.000784256 0.000544174 0.000687782 0.000554194 0.000416338 0.000768333 0.000403175 0.000654486 0.000926152 0.001429128 0.002358062 0.000835566 0.001094372 0.001210386 0.001210386 0.001210386 0.001210386 0.001210386 0.001210386 HASIL KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP METODE SHARPE DAN NILAI IHSG, SBI, KURS, PDB, DAN INFLASI PERIODE JANUARI 2003 s/d DESEMBER 2008 Nama Perusahaan Tahun 2003 2004 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Niaga Pendapatan Tetap B KINERJA IHSG SBI KURS PDB INFLASI -17.717798460 7.306787786 -8.600726190 8.307222737 5.498478489 10.937796356 388.443 399.22 398.004 450.861 494.776 505.499 0.0106 0.0102 0.0095 0.0092 0.0087 0.0079 8940.00 8905.00 8908.00 8675.00 8279.00 8285.00 128907.37 128907.37 128907.37 130869.07 130869.07 130869.07 0.007233 0.006333 0.005975 0.00635 0.005958 0.005817 Juli 13.791950600 507.985 0.0076 8505.00 134220.63 0.005225 Agustus -3.014216620 529.675 0.0074 8535.00 134220.63 0.005425 September Oktober Nopember Desember -8.113066652 8.745417639 -4.611700502 19.288375477 2.651543388 597.652 625.546 617.084 691.895 0.0072 0.0071 0.0071 0.0069 8389.00 8495.00 8537.00 8465.00 134220.63 130056.03 130056.03 130056.03 0.005275 0.0054 0.004608 0.0043 32.885504255 160.545562880 19.229184779 752.932 761.081 735.677 0.0066 0.0064 0.0062 8441.00 8447.00 8587.00 134978.67 134978.67 134978.67 0.004017 0.003833 0.004258 Januari Februari Maret 113 April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2005 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2006 Januari Februari Maret 37.315738011 175.651020946 264.477817277 9.348727070 520.777548147 0.000000000 17.066483053 40.586183765 0.000000000 106.490314182 14.007726969 22.984157847 9.762470457 -1.431275226 273.172697239 64.054617877 38.662079936 234.286936287 7.080730488 21.061473874 -8.149368985 9.400353197 57.074383330 9.211748805 -98.167848125 -2810.756189766 783.413 732.516 732.401 756.983 754.704 820.134 860.487 977.767 1000.233 0.0061 0.0061 0.0061 0.0061 0.0061 0.0062 0.0062 0.0062 0.0062 8661.00 9210.00 9415.00 9168.00 9328.00 9170.00 9090.00 9018.00 9290.00 137174.03 137174.03 137174.03 141783.30 141783.30 141783.30 139590.27 139590.27 139590.27 0.004933 0.005392 0.005692 0.006 0.005558 0.005225 0.005183 0.00515 0.005333 1045.435 1073.828 1080.165 1029.613 1088.169 1122.376 1182.301 1050.09 1079.275 1066.224 1096.641 1162.635 0.0062 0.0062 0.0062 0.0064 0.0066 0.0069 0.0071 0.0079 0.0083 0.0092 0.0102 0.0106 9165.00 9260.00 9480.00 9570.00 9495.00 9713.00 9819.00 10240.00 10310.00 10090.00 10035.00 9830.00 142586.77 142586.77 142586.77 144999.63 144999.63 144999.63 149429.17 149429.17 149429.17 146166.73 146166.73 146166.73 0.0061 0.005958 0.007342 0.006767 0.006167 0.006183 0.006533 0.006942 0.00755 0.014908 0.015317 0.014258 1232.321 1230.664 1322.974 0.0106 0.0106 0.0106 9395.00 9230.00 9075.00 149425.60 149425.60 149425.60 0.014192 0.014933 0.013117 114 April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2007 -11398.914267660 -36931.852900185 -19879.115523852 -46307.782324845 -13182.770304350 -15451.721757132 -30574.834338360 -18409.462257995 -11087.243761664 -17176.950810427 Januari 443.536030277 110532.152281119 Februari Maret -39303.737774636 April -38407.340759227 Mei -38236.207481979 908976.152947177 Juni Juli -71667.356438357 Agustus -41772.489391434 September 180177.928204944 Oktober -77364.207688709 Nopember -30727.681695202 Desember 108599.786673557 137110.125442172 1464.406 1329.996 1310.263 1351.649 1431.262 1534.615 1582.626 1718.961 1805.523 0.0106 0.0104 0.0104 0.0102 0.0098 0.0094 0.0090 0.0085 0.0081 8775.00 9220.00 9300.00 9070.00 9100.00 9235.00 9110.00 9165.00 9020.00 152574.90 152574.90 152574.90 158265.83 158265.83 158265.83 155285.30 155285.30 155285.30 0.012833 0.013 0.012942 0.012625 0.012417 0.012125 0.005242 0.004392 0.0055 1757.258 0.0079 9090.00 158608.00 0.005217 1740.971 1830.924 1999.167 2084.324 0.0077 0.0075 0.0075 0.0073 9160.00 9118.00 9083.00 8828.00 158608.00 158608.00 162367.63 162367.63 0.00525 0.005433 0.005242 0.005008 2139.278 2348.673 2194.339 0.0071 0.0069 0.0069 9054.00 9186.00 9410.00 162367.63 168652.53 168652.53 0.004808 0.00505 0.005425 2359.206 2643.487 2688.332 0.0069 0.0069 0.0069 9137.00 9103.00 9376.00 168652.53 165029.93 165029.93 0.005792 0.005733 0.005592 2745.826 0.0067 9419.00 165029.93 0.005492 115 2008 Januari Februari Maret 89.283803247 -60727.544419548 -31876.995895589 2627.251 2721.944 2447.299 0.0067 0.0066 0.0066 9291.00 9051.00 9217.00 168414.20 168414.20 168414.20 0.006133 0.006167 0.006808 April Mei Juni -22696.962111431 -64323.624084501 -15370.391643892 197553.150994764 -23563.350388532 -34665.317821963 -35684.885993197 -36704.454164431 -28694.294238239 2304.516 2444.349 2349.105 0.0067 0.0069 0.0073 9234.00 9318.00 9225.00 173119.77 173119.77 173119.77 0.007467 0.00865 0.009192 2304.508 2165.943 1832.507 1256.704 1241.541 1355.408 0.0077 0.0077 0.0073 0.0092 0.0094 0.0090 9118.00 9153.00 9378.00 10995.00 12151.00 10950.00 179522.27 179522.27 179522.27 172978.33 172978.33 172978.33 0.009917 0.009875 0.010117 0.009808 0.009733 0.009217 Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Nama Perusahaan Tahun Bulan 2003 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Schroder Dana Mantap plus KINERJA 5.444675735 5.204413323 -8.616301571 8.284657337 IHSG 388.443 399.22 398.004 450.861 SBI 0.0106 0.0102 0.0095 0.0092 KURS 8940.00 8905.00 8908.00 8675.00 PDB 128907.37 128907.37 128907.37 130869.07 INFLASI 0.007233 0.006333 0.005975 0.00635 0.614659720 7.270018825 -3.216576452 -21.539548557 -8.450547668 8.412414025 494.776 505.499 507.985 529.675 597.652 625.546 0.0087 0.0079 0.0076 0.0074 0.0072 0.0071 8279.00 8285.00 8505.00 8535.00 8389.00 8495.00 130869.07 130869.07 134220.63 134220.63 134220.63 130056.03 0.005958 0.005817 0.005225 0.005425 0.005275 0.0054 116 Nopember Desember 2004 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2005 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober -8.478884388 8.202677127 -0.572361879 10.009470260 9.071836672 10.344871946 9.880954141 -7.959193070 -5.995625893 -2.555023574 1.834285424 -7.549136442 10.554640103 11.783826066 -7.589997803 2.652575653 8.766102023 -7.472237015 -8.149460311 -7.872467284 -6.050491381 -8.427875267 -8.522938582 -8.543754368 -9.130283739 6.428388072 617.084 691.895 0.0071 0.0069 8537.00 8465.00 130056.03 130056.03 0.004608 0.0043 752.932 761.081 735.677 783.413 732.516 732.401 756.983 754.704 820.134 860.487 977.767 1000.233 0.0066 0.0064 0.0062 0.0061 0.0061 0.0061 0.0061 0.0061 0.0062 0.0062 0.0062 0.0062 8441.00 8447.00 8587.00 8661.00 9210.00 9415.00 9168.00 9328.00 9170.00 9090.00 9018.00 9290.00 134978.67 134978.67 134978.67 137174.03 137174.03 137174.03 141783.30 141783.30 141783.30 139590.27 139590.27 139590.27 0.004017 0.003833 0.004258 0.004933 0.005392 0.005692 0.006 0.005558 0.005225 0.005183 0.00515 0.005333 1045.435 1073.828 1080.165 1029.613 1088.169 1122.376 1182.301 1050.09 1079.275 1066.224 0.0062 0.0062 0.0062 0.0064 0.0066 0.0069 0.0071 0.0079 0.0083 0.0092 9165.00 9260.00 9480.00 9570.00 9495.00 9713.00 9819.00 10240.00 10310.00 10090.00 142586.77 142586.77 142586.77 144999.63 144999.63 144999.63 149429.17 149429.17 149429.17 146166.73 0.0061 0.005958 0.007342 0.006767 0.006167 0.006183 0.006533 0.006942 0.00755 0.014908 117 Nopember Desember 2006 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2007 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober 4.404499334 3.894158155 -3.389696697 6.942404125 6.931119470 4.633410481 6.490480594 -10.425023594 -14.450439075 7.089376094 6.296911015 7.676716986 7.654785890 -10.807862092 8.045317316 2.173099768 5.554238862 -9.520797133 8.013926574 7.892966155 8.271345389 -8.570102593 -8.427565094 -8.426594224 8.425204897 8.424817113 1096.641 1162.635 0.0102 0.0106 10035.00 9830.00 146166.73 146166.73 0.015317 0.014258 1232.321 1230.664 1322.974 1464.406 1329.996 1310.263 1351.649 1431.262 1534.615 1582.626 1718.961 1805.523 0.0106 0.0106 0.0106 0.0106 0.0104 0.0104 0.0102 0.0098 0.0094 0.0090 0.0085 0.0081 9395.00 9230.00 9075.00 8775.00 9220.00 9300.00 9070.00 9100.00 9235.00 9110.00 9165.00 9020.00 149425.60 149425.60 149425.60 152574.90 152574.90 152574.90 158265.83 158265.83 158265.83 155285.30 155285.30 155285.30 0.014192 0.014933 0.013117 0.012833 0.013 0.012942 0.012625 0.012417 0.012125 0.005242 0.004392 0.0055 1757.258 1740.971 1830.924 1999.167 2084.324 2139.278 2348.673 2194.339 2359.206 2643.487 0.0079 0.0077 0.0075 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0069 0.0069 0.0069 9090.00 9160.00 9118.00 9083.00 8828.00 9054.00 9186.00 9410.00 9137.00 9103.00 158608.00 158608.00 158608.00 162367.63 162367.63 162367.63 168652.53 168652.53 168652.53 165029.93 0.005217 0.00525 0.005433 0.005242 0.005008 0.004808 0.00505 0.005425 0.005792 0.005733 118 Nopember Desember 2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Nama Perusahaan Tahun Bulan 2003 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus -8.426476013 9.311024311 1.043499020 8.735117604 -8.196625317 -8.338877580 -8.371577416 -8.580358458 -8.629834643 8.304105188 -9.159543047 -8.897561354 -11.216443590 -11.482042437 7.116785890 2688.332 2745.826 0.0069 0.0067 9376.00 9419.00 165029.93 165029.93 0.005592 0.005492 2627.251 2721.944 2447.299 2304.516 2444.349 2349.105 2304.508 2165.943 1832.507 1256.704 1241.541 1355.408 0.0067 0.0066 0.0066 0.0067 0.0069 0.0073 0.0077 0.0077 0.0073 0.0092 0.0094 0.0090 9291.00 9051.00 9217.00 9234.00 9318.00 9225.00 9118.00 9153.00 9378.00 10995.00 12151.00 10950.00 168414.20 168414.20 168414.20 173119.77 173119.77 173119.77 179522.27 179522.27 179522.27 172978.33 172978.33 172978.33 0.006133 0.006167 0.006808 0.007467 0.00865 0.009192 0.009917 0.009875 0.010117 0.009808 0.009733 0.009217 PDB 128907.37 128907.37 128907.37 130869.07 130869.07 130869.07 134220.63 134220.63 INFLASI 0.007233 0.006333 0.005975 0.00635 0.005958 0.005817 0.005225 0.005425 Trimegah dana tetap KINERJA 7.762852670 8.419351125 -8.394772328 8.461170168 17.964266666 16.925035877 36.960026328 264.115554750 IHSG 388.443 399.22 398.004 450.861 494.776 505.499 507.985 529.675 SBI 0.0106 0.0102 0.0095 0.0092 0.0087 0.0079 0.0076 0.0074 119 KURS 8940.00 8905.00 8908.00 8675.00 8279.00 8285.00 8505.00 8535.00 September Oktober Nopember -8.323047005 8.508068413 -0.739932850 597.652 625.546 617.084 0.0072 0.0071 0.0071 8389.00 8495.00 8537.00 134220.63 130056.03 130056.03 0.005275 0.0054 0.004608 Desember 21.893302596 691.895 0.0069 8465.00 130056.03 0.0043 752.932 761.081 735.677 783.413 732.516 732.401 756.983 754.704 820.134 860.487 977.767 1000.233 0.0066 0.0064 0.0062 0.0061 0.0061 0.0061 0.0061 0.0061 0.0062 0.0062 0.0062 0.0062 8441.00 8447.00 8587.00 8661.00 9210.00 9415.00 9168.00 9328.00 9170.00 9090.00 9018.00 9290.00 134978.67 134978.67 134978.67 137174.03 137174.03 137174.03 141783.30 141783.30 141783.30 139590.27 139590.27 139590.27 0.004017 0.003833 0.004258 0.004933 0.005392 0.005692 0.006 0.005558 0.005225 0.005183 0.00515 0.005333 1045.435 1073.828 1080.165 1029.613 1088.169 1122.376 0.0062 0.0062 0.0062 0.0064 0.0066 0.0069 9165.00 9260.00 9480.00 9570.00 9495.00 9713.00 142586.77 142586.77 142586.77 144999.63 144999.63 144999.63 0.0061 0.005958 0.007342 0.006767 0.006167 0.006183 1182.301 1050.09 0.0071 0.0079 9819.00 10240.00 149429.17 149429.17 0.006533 0.006942 31.129323034 2004 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2005 Januari Februari Maret April Mei Juni 26.329787203 8.332804595 72.102466321 -5.054613080 12.216048289 -3.667919297 -1.764989634 13.840903599 -5.087908126 45.329262912 4.705279061 -5.115447547 13.513806191 9.290568426 -6.818124079 110.988910209 12.348252837 15.806021190 8.244844207 Juli Agustus 2.364420947 4.295960293 120 September Oktober Nopember Desember -8.106371875 9.742711515 8.423892200 8.223698542 1079.275 1066.224 1096.641 1162.635 0.0083 0.0092 0.0102 0.0106 10310.00 10090.00 10035.00 9830.00 149429.17 146166.73 146166.73 146166.73 0.00755 0.014908 0.015317 0.014258 7.661496511 2.764491876 7.494921250 5.735626848 7.810544804 -10.714095087 8.400819049 30.964795138 10.412127778 9.467146301 12.138702192 2.552156035 7.890727725 1232.321 1230.664 1322.974 1464.406 1329.996 1310.263 1351.649 1431.262 1534.615 1582.626 1718.961 1805.523 0.0106 0.0106 0.0106 0.0106 0.0104 0.0104 0.0102 0.0098 0.0094 0.0090 0.0085 0.0081 9395.00 9230.00 9075.00 8775.00 9220.00 9300.00 9070.00 9100.00 9235.00 9110.00 9165.00 9020.00 149425.60 149425.60 149425.60 152574.90 152574.90 152574.90 158265.83 158265.83 158265.83 155285.30 155285.30 155285.30 0.014192 0.014933 0.013117 0.012833 0.013 0.012942 0.012625 0.012417 0.012125 0.005242 0.004392 0.0055 14.567065368 2006 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2007 Januari -1.885315497 1757.258 0.0079 9090.00 158608.00 0.005217 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus -3.189335516 -2.596471480 -1.347824140 11.442856196 -4.453514310 -2.318008500 -3.593376447 1740.971 1830.924 1999.167 2084.324 2139.278 2348.673 2194.339 0.0077 0.0075 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0069 9160.00 9118.00 9083.00 8828.00 9054.00 9186.00 9410.00 158608.00 158608.00 162367.63 162367.63 162367.63 168652.53 168652.53 0.00525 0.005433 0.005242 0.005008 0.004808 0.00505 0.005425 121 2008 September Oktober Nopember Desember -2.428441850 -0.442509711 12.752259199 0.334888485 0.189600536 2359.206 2643.487 2688.332 2745.826 0.0069 0.0069 0.0069 0.0067 9137.00 9103.00 9376.00 9419.00 168652.53 165029.93 165029.93 165029.93 0.005792 0.005733 0.005592 0.005492 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September -3.029199374 -4.549291448 -5.931229378 -6.924679168 -4.507972795 -5.754395136 -6.354721516 -6.389145792 -5.996709036 2627.251 2721.944 2447.299 2304.516 2444.349 2349.105 2304.508 2165.943 1832.507 0.0067 0.0066 0.0066 0.0067 0.0069 0.0073 0.0077 0.0077 0.0073 9291.00 9051.00 9217.00 9234.00 9318.00 9225.00 9118.00 9153.00 9378.00 168414.20 168414.20 168414.20 173119.77 173119.77 173119.77 179522.27 179522.27 179522.27 0.006133 0.006167 0.006808 0.007467 0.00865 0.009192 0.009917 0.009875 0.010117 Oktober Nopember Desember -7.559571207 -7.738577447 -7.456298376 1256.704 1241.541 1355.408 0.0092 0.0094 0.0090 10995.00 12151.00 10950.00 172978.33 172978.33 172978.33 0.009808 0.009733 0.009217 122 UJI NORMALITAS 123 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,,b 72 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .0000000 1.68424400 Absolute .104 Positive .047 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z .882 Asymp. Sig. (2-tailed) .418 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 124 UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error -299.905 63.391 .205 1.073 6.508 Standardized Coefficients Collinearity Statistics T Beta Sig. Tolerance VIF -4.731 .000 .031 .191 .849 .128 7.831 1.727 .331 3.769 .000 .427 2.341 -12.424 4.142 -.222 -2.999 .004 .601 1.664 LNPDB 36.298 6.330 .990 5.735 .000 .111 9.029 LNINFLASI -3.318 .915 -.342 -3.624 .001 .370 2.701 LNIHSG LNSBI LNKURS a. Dependent Variable: LNKINERJA Coefficient Correlationsa Model 1 LNINFLASI Correlations Covariances LNIHSG LNKURS LNSBI LNPDB LNINFLASI 1.000 -.041 -.290 -.718 -.063 LNIHSG -.041 1.000 .330 .220 -.920 LNKURS -.290 .330 1.000 .145 -.440 LNSBI -.718 .220 .145 1.000 -.117 LNPDB -.063 -.920 -.440 -.117 1.000 .838 -.040 -1.099 -1.136 -.368 -.040 1.151 1.466 .408 -6.245 LNINFLASI LNIHSG 125 LNKURS -1.099 1.466 17.156 1.035 -11.528 LNSBI -1.136 .408 1.035 2.981 -1.282 LNPDB -.368 -6.245 -11.528 -1.282 40.066 a. Dependent Variable: LNKINERJA Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Dimensi Model on Eigenvalue Condition Index 1 1 5.990 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 2 .007 29.310 .00 .05 .00 .00 .00 .14 3 .003 47.606 .00 .09 .00 .00 .00 .18 4 .000 110.931 .00 .01 .97 .00 .00 .56 5 2.022E-5 544.219 .14 .01 .01 .93 .03 .11 6 4.664E-6 1133.215 .86 .84 .02 .07 .97 .01 (Constant) LNIHSG a. Dependent Variable: LNKINERJA 126 LNSBI LNKURS LNPDB LNINFLASI UJI AUTOKORELASI Model Summaryb Model 1 R .884a R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .782 .766 Durbin-Watson 1.74688 a. Predictors: (Constant), LNINFLASI, LNIHSG, LNKURS, LNSBI, LNPDB b. Dependent Variable: LNKINERJA UJI HETEROKEDASTISITAS 127 2.006 Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) -44449.295 88141.017 ABSIHSG 12.690 16.483 3601297.283 ABSSBI ABSKURS t Beta Sig. -.504 .616 .234 .770 .444 4471244.196 .145 .805 .423 -3.732 9.196 -.063 -.406 .686 .432 .838 .174 .516 .608 -2778123.690 2243705.843 -.236 -1.238 .220 ABSPDB ABSINFLASI Coefficients a. Dependent Variable: ABSKINERJA 128 ANALISIS REGRESI Variables Entered/Removed Model 1 Variables Entered Variables Removed LNINFLASI, LNIHSG, LNKURS, LNSBI, LNPDBa Method . Enter a. All requested variables entered. ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 722.943 5 144.589 Residual 201.404 66 3.052 Total 924.347 71 a. Predictors: (Constant), LNINFLASI, LNIHSG, LNKURS, LNSBI, LNPDB b. Dependent Variable: LNKINERJA 129 F 47.382 Sig. .000a Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error .031 .191 .849 1.727 .331 3.769 .000 -12.424 4.142 -.222 -2.999 .004 LNPDB 36.298 6.330 .990 5.735 .000 LNINFLASI -3.318 .915 -.342 -3.624 .001 LNKURS .205 1.073 6.508 Sig. .000 LNSBI 63.391 t Beta -4.731 LNIHSG -299.905 Standardized Coefficients 130 Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.0997 11.1727 5.6542 3.19097 72 Std. Predicted Value -1.427 1.729 .000 1.000 72 .358 1.039 .490 .120 72 .8394 11.4990 5.6490 3.18959 72 Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual -5.88106 3.34226 .00000 1.68424 72 Std. Residual -3.367 1.913 .000 .964 72 Stud. Residual -3.456 1.988 .001 1.005 72 -6.19758 3.60742 .00521 1.83508 72 -3.790 2.034 -.003 1.032 72 Mahal. Distance 1.995 24.129 4.931 3.439 72 Cook's Distance .000 .171 .015 .027 72 Centered Leverage Value .028 .340 .069 .048 72 Deleted Residual Stud. Deleted Residual a. Dependent Variable: LNKINERJA 131